Skripsi) - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22610/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Jika...

72
Partisipasi Lembaga Perlindungan Anak (LPA) dalam Upaya Perlindungan Anak di Kabupaten Pringsewu (Skripsi) Oleh Yuli Kurnia Sari JURUSAN ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG 2016

Transcript of Skripsi) - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22610/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Jika...

Page 1: Skripsi) - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22610/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Jika seseorang bepergian dengan tujuan untuk mencari ilmu, maka Allah SWT akan menjadikan

Partisipasi Lembaga Perlindungan Anak (LPA) dalam Upaya Perlindungan

Anak di Kabupaten Pringsewu

(Skripsi)

Oleh

Yuli Kurnia Sari

JURUSAN ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

2016

Page 2: Skripsi) - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22610/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Jika seseorang bepergian dengan tujuan untuk mencari ilmu, maka Allah SWT akan menjadikan

ABSTRACT

Participation of Lembaga Perlindungan Anak (LPA) in the Protection of

Children in Pringsewu Regency

By

Yuli Kurnia Sari

Child protection is one of the efforts that continue to be made by the government

Pringsewu Regency in reducing the amount of violence that occurred. Child

protection efforts can not be done only by the government but there needs to be

participation of the community and community organizations focused on child

protection issues. One of the institutions that participated in the child protection

efforts is the Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Pringsewu Regency. LPA

participation in the protection of children in the District Pringsewu showed

significant gains against the violence which occurred in 2014. Therefore, it is

important to do research on the forms of participation and supporting factors and

inhibitors of LPA participation in child protection efforts. The goal is to determine

the LPA forms of participation and to identify enabling and inhibiting factors. The

method used is a qualitative research method.

The results show that the LPA form of participation in the planning stages are on

the ladder of participation Citizen Power. During the implementation phase, LPA

is able to mobilize resources, able to carry out coordination and elaboration of

programs but funding is limited. LPA form of participation in decision benefits is

horizontal participation. In the evaluation of child protection including child

protection program evaluation, evaluation data on the number of cases of

violence, the number of cases and monitoring of victims assisted. In the

implementation of this program there are several obstacles ranging from

enthusiastic people, lack of partner institutions, facilities and infrastructure, yet

there is no target. It is necessary to increase public participation, adding

infrastructure, targeting protection program.

Keywords: Participation, child protection agencies

Page 3: Skripsi) - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22610/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Jika seseorang bepergian dengan tujuan untuk mencari ilmu, maka Allah SWT akan menjadikan

ABSTRAK

Partisipasi Lembaga Perlindungan Anak (LPA) dalam Upaya Perlindungan

Anak di Kabupaten Pringsewu

Oleh

Yuli Kurnia Sari

Perlindungan anak merupakan salah satu upaya yang terus dilakukan oleh

pemerintah Kabupaten Pringsewu dalam mengurangi jumlah kekerasan yang

terjadi. Upaya perlindungan anak tidak dapat dilakukan hanya oleh pemerintah

saja, namun perlu ada peran serta masyarakat dan lembaga masyarakat yang

fokus terhadap masalah perlindungan anak.Salah satu lembaga yang ikut

berpartisipasi dalam upaya perlindungan anak tersebut adalah Lembaga

Perlindungan Anak(LPA) Kabupaten Pringsewu.Partisipasi LPA dalam upaya

perlindungan anak di Kabupaten Pringsewu menunjukkan hasil yang signifikan

terhadap jumlah kekerasan yang terjadi pada tahun 2014. Oleh karena itu

penting dilakukan penelitian tentang bentuk partisipasi dan faktor pendukung

serta penghambat partisipasi LPA dalam upaya perlindungan anak. Tujuannya

untuk mengetahuibentuk partisipasi LPA serta mengidentifikasi faktor

pendukung dan penghambat. Metode penelitian yang digunakan adalah metode

penelitian kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk partisipasi LPA dalam tahap

perencanaan berada pada tangga partisipasi CitizenPower. Pada tahap

pelaksanaan, LPA mampu menggerakkan sumber daya, mampu melaksanakan

koordinasiserta penjabaran program namun dana yang dimiliki terbatas. Bentuk

partisipasi LPA dalam pengambilan manfaat adalah partisipasi horizontal.

Dalam evaluasi perlindungan anak meliputi evaluasi program perlindungan

anak, evaluasi data jumlah kasus kekerasan, jumlah kasus yang didampingi serta

pemantauan korban.Dalam pelaksanaan program ini terdapat beberapa kendala

mulai dari antusias masyarakat, kurangnya lembaga mitra, sarana dan prasarana,

belum ada target. Maka perlu meningkatkan partisipasi masyarakat, menambah

sarana dan prasarana,penentuan target program perlindungan.

Kata kunci: Partisipasi, lembaga perlindungan anak.

Page 4: Skripsi) - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22610/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Jika seseorang bepergian dengan tujuan untuk mencari ilmu, maka Allah SWT akan menjadikan

Partisipasi Lembaga Perlindungan Anak (LPA) dalam Upaya Perlindungan

Anak di Kabupaten Pringsewu

Oleh

Yuli Kurnia Sari

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA ILMU ADMINISTRASI NEGARA

Pada

Jurusan Ilmu Administrasi Negara

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2016

Page 5: Skripsi) - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22610/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Jika seseorang bepergian dengan tujuan untuk mencari ilmu, maka Allah SWT akan menjadikan
Page 6: Skripsi) - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22610/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Jika seseorang bepergian dengan tujuan untuk mencari ilmu, maka Allah SWT akan menjadikan
Page 7: Skripsi) - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22610/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Jika seseorang bepergian dengan tujuan untuk mencari ilmu, maka Allah SWT akan menjadikan
Page 8: Skripsi) - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22610/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Jika seseorang bepergian dengan tujuan untuk mencari ilmu, maka Allah SWT akan menjadikan

RIWAYAT HIDUP

Penulis adalah anak keempat dari lima bersaudara yang

dilahirkan di Desa Bumiratu, Kec. Pagelaran, Kab. Pringsewu

pada tanggal 30juli 1994 dari pasangan Bapak Karimin dan

Ibu Sumarni. Pendidikan yang ditempuh oleh penulis dimulai

dari SD Negeri 2 Bumiratu pada tahun 2000-2006, kemudian

penulis melanjutkan pendidikan ke jenjang menengah pertama di SMP Negeri

1Pagelaran pada tahun 2006-2009. Pendidikan jenjang menengah atas penulis

tempuh di SMA Negeri 1 Pringsewu pada tahun 2009-2012. Pada tahun 2012,

penulis diterima di Universitas Lampung pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik jurusan Administrasi Negara melalui jalur undangan.

Selama masa kuliah penulis mencoba untuk ikut aktif pada organisasi

kemahasiswaan yang ada di kampus. Keikutsertaan penulis dalam organisasi

kampus dimulai sejak penulis bergabungdengan BEM F, penulis tergabung dalam

anggota Garda Muda. Selanjutnya penulis juga bergabung dalam divisi KPK

(Kajian Pengembangan Keilmuan) Himagara FISIP Universitas Lampung. Selama

masa perkuliahan penulis mendapatkan beasiswa BidikMisi. Pada bulan Januari

2015 penulis melaksanakan kuliah kerja nyata (KKN) selama 40 hari di Kampung

Bumi Dipasena Sejahtera, Kecamatan Rawajitu Timur, Kabupaten Tulang

Bawang.

Page 9: Skripsi) - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22610/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Jika seseorang bepergian dengan tujuan untuk mencari ilmu, maka Allah SWT akan menjadikan

MOTTO

Barang siapa bersungguh-sungguh, sesungguhnya kesungguhannya itu adalah

untuk dirinya sendiri.

(Q.S Al-Ankabut: 6)

Jika seseorang bepergian dengan tujuan untuk mencari ilmu, maka Allah SWT

akan menjadikan perjalanannya bagaikan perjalanan menuju surga

(Nabi Muhammad SAW)

Kita berdoa kalau kesusahan dan membutuhkan sesuatu, mestinya kita juga

berdoa dalam kegembiraan besar dan saat rezeki melimpah

(Kahlil Gibran)

Perlakukan orang lain sebagaimana kamu ingin diperlakukan

(Penulis)

Page 10: Skripsi) - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22610/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Jika seseorang bepergian dengan tujuan untuk mencari ilmu, maka Allah SWT akan menjadikan

PERSEMBAHAN

Dengan mengucap rasa syukur kepada Allah SWT

Kupersembahkan karyaku ini untuk orang-orang yang menyayangiku:

Bapak dan Mamakku Tersayang

Yang selalu menjadi sumber kekuatan untuk menjalani semua proses ini serta

yang selalu memberikan doa, dukungan, nasehat, dan kasih sayang yang tiada

henti.

Mamas-mamasku serta adikku

Yang telah memberikan dukunganuntukku selama ini, baik kuliah maupun di luar

kuliah. Terimakasih untuk kasih sayang yang telah kalian berikan.

Segenap keluarga besar yang selalu memberikan

dukungan dan doa kepadaku

Sahabat-sahabat yang selalu ada dalam perjalanan

hidupku

Para dosen dan Civitas Akademika

Yang telah memberikan bekal ilmu, dukungan, dan doa agar bisa sukses

kedepannya

Almamater tercinta Universitas Lampung

Page 11: Skripsi) - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22610/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Jika seseorang bepergian dengan tujuan untuk mencari ilmu, maka Allah SWT akan menjadikan

SANWACANA

Assalamuala’ikum warahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillah, puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT atas segala

limpahan rahmat, karunia, dan kasih sayang-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul “Partisipasi Lembaga Perlindungan Anak

(LPA) dalam Upaya Perlindungan Anak di Kabupaten Pringsewu”.Skripsi ini

disusun sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana (S1) pada Jurusan

Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

Penulis menyampaikan ucapan terimakasih sebesar-besarnya pada semua pihak

yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa karya

ini masih jauh dari kesempurnaan untuk itu penulis selalu mengharapkan saran

dan kritik yang membangundari pihak pembaca yang arif guna tugas selanjutnya

di masa yang akan datang. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan

terimakasih kepada:

1. Allah SWT;

2. Bapak Drs. Agus Hadiawan M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Lampung yang telah banyak membantu dan

memberikan kemudahan kepada penulis selama kuliah.

Page 12: Skripsi) - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22610/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Jika seseorang bepergian dengan tujuan untuk mencari ilmu, maka Allah SWT akan menjadikan

3. Bapak Dr. Dedi Hermawan S.Sos, M.Si selaku Kepala Jurusan Administrasi

Negara serta selaku dosen pembimbing akademik penulis yang telah banyak

membantu dan memberikan kemudahan kepada penulis selama kuliah.

4. Bapak Nana Mulyana, S.Ip., M.Si. Selaku dosen pembimbing utama skripsi

yang telah banyak memberikan masukan, saran dan nasehat serta kesabaran

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Ibu Dewie Brima Atika S.IP, M.Si selaku dosen pembimbing pembantu

skripsi yang telah banyak memberikan masukan, saran dan nasehat serta

kesabaran sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

6. Ibu Meiliyana, S.IP., M.A.Selaku dosen penguji yang telah memberikan

kritik, saran, dan pengarahan kepada penulis dalam menyelesaikan dan

menyempurnakan skripsi ini.

7. Segenap dosen pengajar atas bimbingan dan ilmu yang telah diberikan, dan

para karyawan yang telah banyak memberikan kemudahan kepada penulis

selama kuliah.

8. Ibu Nuraini selaku staf adminstrasi jurusan S-1 ilmu administrasi negara yang

telah banyak membantu dan mendukung penulis selama menyelesaikan

program study.

9. Kedua orang tuaku, Bapak Karimin sebagai bapak terhebat, bapak tersabar,

bapak tersayang bagi penulis.Bapak yang dalam diam tersimpan sejuta

impian untuk anak-anaknya. Terimakasih pak atas semua doa, dukungan,

keringat, pengorbanan bapak bagi anakmu ini dan mamak Sumarni, sosok

seorang ibu, sahabat, teman curhatpenulis. Sosok yang tidak pernah

menampakkan kesedihan kepada anak-anaknya. Sosok yang selalu

Page 13: Skripsi) - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22610/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Jika seseorang bepergian dengan tujuan untuk mencari ilmu, maka Allah SWT akan menjadikan

mendukung cita-sita anaknya, serta sosok yang tidak pernah lelah

memberikan nasehat kepada penulis. Terimakasih mak atas segala doa,

dukungan, kesabaran, wejangan-wejangannya. Terimakasih untuk bapak dan

mamak, dua sosok yang sangat menginspirasi penulis dalam segala hal.

Semoga ini menjadi awal yang baik bagi penulis untuk mencapai semua yang

dicita-citakan serta membahagiakan bapak dan mamak lebih dari sekarang.

Semoga dengan usaha, ikhtiar, dan doa restu mamak bapak, penulis akan

sukses dan bisa membahagiakan serta menjadi kebanggaan keluarga.

Aamiinn.

10. Ketiga mamasku, Miswanto mamas pertama penulis. Sosok yang selalu

berusaha membuat penulis tertawa dengan canda dan tawa diciptakan. Meri

Yanto mamas kedua penulis, sebagai seorang kakak yang selalu memberikan

perhatian kepada penulis. Serta Deddy Safriandi mamas ketiga penulis yang

selalu memberi dukungan penuh terhadappendidikan adiknya. Terimakasih

untuk kalian telah menjadi kakak-kakak terbaik dan terhebat bagi penulis.

Terimakasih untuk dukungan baik secara moral dan material yang telah

kalian berikan bagi penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan kuliah.

11. Adikku tercinta Rizki Pangestu, adik dengan segala cita-cita besarnya. Adik

termanja tapi sok dewasa yang selalu mengingatkan penulis jika melakukan

kesalahan. Adik sekaligus tempat keluh kesah penulis selama ini. Inget dek

perjalanan kamu masih panjang, terus berjuang raih cita-cita kamu. Alloh

selalu bersama orang-orang yang senantiasa berusaha dek, inget itu.

Terimakasih sudah menjadi teman bagi penulis, menjadi penyemangat bagi

penulis.

Page 14: Skripsi) - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22610/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Jika seseorang bepergian dengan tujuan untuk mencari ilmu, maka Allah SWT akan menjadikan

12. Mbak iparku, mbak Uus dan mbak feri terimakasih untuk semua doa dan

dukungan yang diberikan kepada penulis. Tak lupa kepada dua ponakan

tercinta, Farent Rendra Pratama keponakan tante yang pinter banget di

sekolahnya. Serta Devcha Almahira Sakhi cucu perempuan mbah kakung dan

mbah uti, sekaligus keponakan tante yang tomboy. Terimakasih untuk canda

dan tawa yang kalian buat, terus menjadi keponakan yang membanggakan

yaa.

13. Sahabat-sahabat terhebatku, Ana Triatun Amaliyah (kak ana) satu SMA tapi

gak saling kenal sebelumnya dan akhirnya diperkenalkan di bangku kuliah

yang membuat kita lebih dekat sekarang, yang selalu bersama dari awal

prariset kemana-mana bareng tapi lulus duluan. Terimakasih banyak untuk

semua bantuannya, jadi tempat curhat tentang segala hal, tempat ngadu,

sampe jadi asisten turlap terhebat, maaf membuatmu selalu kerepotan sampe

harus bolak-balik pandansari-pringsewu demi menemani penulis. Nur Azizah

(njul)salah satu sosok yang paling dewasa diantara kita, selalu kangen saat

ngobrol bareng dia, nasehat-nasehat dia, ceplas-ceplosnya tapi semua sifat

kamu itu yang buat aku jadi pengen kayak kamu, tetap jadi sosok yang

menyenangkan.Kholifatul Munawaroh, S.A.N sosok yang sangat keibuan,

sabar, ramah, baik, sholehah, dan semua sifat baik mamak. Tetap jadi mamak

buat kita. Anggi Herliani, S.A.N (Sitik) yang suka galau tapi wisuda duluan.

Sahabat yang paling rajin mengingatkanskripsipenulis, pinter, baik, dan

semuanya.

14. Sahabat-sahabat kolam pemancingan haji, Nita Rianayang paling ceplas

ceplos. Sosok yang dewasa, menyenangkan serta care dengan penulis.

Page 15: Skripsi) - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22610/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Jika seseorang bepergian dengan tujuan untuk mencari ilmu, maka Allah SWT akan menjadikan

Sahabat yang sudah 4 tahun hidup bersama dengan penulis, mulai di Pondok

Ratu sampe sekarang di kontrakankolam haji.Arum Nilasari, tujuh tahun

kebersamaan dengan penulis. Sahabat yang paling sabar mendengarkan cerita

serta keluh kesah penulis, sabar banget liat drama yang sering banget terjadi.

Salah satu orang yang baik banget, yang selalu menemani penulis

kemanapun, dan selalu direpotin. Selanjutnya Lintang Yunita Afriana (si

bawel) yang kalo dateng bikin kosan gempar, selalu bikin ribut di kosan tapi

salah satu orang yang punya semangat tinggi banget apalagi buat lanjut S2

nya dan jalan-jalan keliling dunianya. Salah satu sahabat yang baik banget

walaupun ngeselin memang, tularin semangatnya lintang biar bisa sukses

bareng. Satu lagi si tomboyPrimadya Rosa Ayu A. walaupun baru gabung

setelah di kolam pemancingan haji tapi tetapmenjadi sahabat yang baik bagi

penulis. Terimakasih buat kalian semua, terimakasih untuk kebersamaan kita

selama ini, terimakasih untuk dukungan kalian, motivasi kalian selama ini.

15. Teman-teman kolam pemancingan haji lainnya, Dini Gunawan (Digun) dan

Diko Wijaya (Dijay)yang memperkenalkan kita dengan kolam pemancingan

haji ini sekaligus temen satu SMA penulis. Serta Rizky Alfareza, Herfian

Syahputra, Galuh, dan iwan. Terimakasih untuk kebersamaan kalian.

16. Kawan-kawan AMPERA, Rifki (nyum yang selalu senyum apapun

keadaannya) maaf ya motor pernah dirusakin,Bli Putu (pembahas setia dari

proposal sampe hasil) serta yeen dan yuyun pembahaslainnya.Ikhwan, Mas

Ageng, Quma,Bung Andre, Yogi, Ihsan, Arie rekza, Pak Endri, Serly, Putri,

Dara, Frisca, Purnama, Kirana, Melda, Chairani,Guruh, Erna, Firda, Fitri,

Lena, Anisa, Lina, Johan, Melisa, Merita, Dian, Novaria, Stephani, Si kembar

Page 16: Skripsi) - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22610/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Jika seseorang bepergian dengan tujuan untuk mencari ilmu, maka Allah SWT akan menjadikan

(Imam-Ipul), Eko, Icay, Ajeng, Meri, Ali, Sholeh, si cantik OlivaValerin,

Novita Sari,Silvia Tika, Dewi, Betty, Yolanda, Fadila, Rida, Topik, Bayu,

Fajar, Yoanita, Ayu, Tiara, Emi, Widji, Maya, Ariswan, Nadiril, Firdaus,

Sulaiman, Akbar, Ashita, Elin, Annisa Rachma, Berry, Rezki Anantama, dan

yang lainnya yang tidak dapat disebut satu per satu. Terima kasih atas

kebersamaannya selama ini.

17. Saudara serumah selama 40 hari serta keluarga baru di Dipasena Sejahtera

(Tulang Bawang), “Busuk” Edi Ristanto, S.T selaku kordesyang palingbaik,

walaupun kadang ngeselin. Serta sosok yang setia banget, yang mau di ajak

kemana-mana bareng.Abang Rizky Kurnia Ramadhan, abang paling manja

tapi bertanggung jawab sama adik-adiknya, abang yang dalam diam semua

kerjaan kelar talk less do more, sosok yang baik, dan selalu melindungi.

Suliswati (Bisul), teman ngobrol yang luar biasa, teman curhat sekaligus

partnermasak selama KKN. Terakhir Megayana Masta, si bungsu baik di

rumahnya maupun di tempat KKN. Sosok yang manja dan pemalu, suka salah

tingkah sendiri kalo lagi di keramaian. Terimakasih buat kalian, terimakasih

atas kebersamaan, canda tawa serta dukungannya selama ini, semoga

silaturahmi tetap terjaga.

18. Keluarga baru Bumi Dipasena Sejahtera, Ayah dan Ibu (orang tua kami

selama disana) serta Erlambang dan Duta yang udah kaya adek kita disana.

Pak wawan dan Raihan, motivator kita disana dan sampai saat ini. Pak Apri

selaku kepala pekon, Pak Nursit beserta Ibu, Pak Johan beserta keluarga, Mas

Agus, bulek afni, Bu Mar dan Abah, Ambo, serta seluruh pihak yang tidak

Page 17: Skripsi) - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22610/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Jika seseorang bepergian dengan tujuan untuk mencari ilmu, maka Allah SWT akan menjadikan

dapat penulis sebutkan satu per satu. Terimakasih telah menerima kami dan

membantu kami selama disana.

19. Terimakasih kepada seseorang yang pernah, sedang dan akan menjadi

pendamping bagi penulis.

20. Seluruh pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini yang

tidak bisa penulis sebutkan satu persatu namanya. Terimakasih atas segala

dukungannya.

Akhir kata semoga segala kebaikan dan bantuan yang diberikan kepada penulis

mendapat balasan dari Allah SWT dan penulis meminta maaf apabila ada

kesalahan yang disengaja ataupun tidak disengaja. Semoga skripsi ini bermanfaat.

Bandar Lampung, 09Juni 2016

Penulis

Yuli Kurnia Sari

Page 18: Skripsi) - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22610/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Jika seseorang bepergian dengan tujuan untuk mencari ilmu, maka Allah SWT akan menjadikan

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................. ii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... iii

DAFTAR TABEL ........................................................................................ iv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 10

1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................... 10

1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................. 10

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Tentang Partisipasi

2.1.1 Konsep Partisipasi .................................................................... 12

2.1.2 Bentuk Partisipasi ..................................................................... 14

2.1.3 Tipe Partisipasi ......................................................................... 19

2.1.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Partisipasi ... 21

2.1.5 Faktor Penghambat Partisipasi ................................................. 21

2.1.6 Tangga Partisipasi ..................................................................... 23

2.2 Tinjauan Tentang Anak

2.2.1Pengertian Anak ......................................................................... 24

2.3 Kerangka Pikir ......................................................................................... 26

BAB III. METODE PENELITIAN

3.1 Tipe dan Pendekatan Penelitian ......................................................... 29

3.2 Fokus Penelitian ................................................................................ 30

3.3 Lokasi Penelitian ................................................................................ 31

3.4 Jenis data ............................................................................................ 31

3.5 Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 32

3.6 Teknik Analisis Data ......................................................................... 35

3.7 Teknik Keabsahan Data .................................................................... 37

Page 19: Skripsi) - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22610/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Jika seseorang bepergian dengan tujuan untuk mencari ilmu, maka Allah SWT akan menjadikan

BAB IVGAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

4.1. Lembaga Perlindungan Anak ............................................................ 40

4.1.1. Latar Belakang ........................................................................... 40

4.1.2. Visi dan Misi LPA .................................................................... 41

4.1.3. Struktur Organisasi .................................................................... 42

4.1.4 Sejarah LPA ................................................................................ 43

4.2 Gambaran Umum Kabupaten Pringsewu ........................................... 43

4.2.1 SejarahKabupaten Pringsewu ................................................ 43

4.2.2Pembagian Administratif ........................................................... 45

BAB VHASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil ................................................................................................... 47

5.1.1Keterlibatan LPA DalamPengambilan Keputusan

Dalam Perlindungan Anak ................................................................... 47

5.1.2Keterlibatan LPA DalamPelaksanaan Perlindungan Anak ......... 54

5.1.3Keterlibatan LPA DalamPengambilan Manfaat

Dalam Perlindungan Anak ................................................................... 66

5.1.4 Keterlibatan LPA DalamEvaluasi Perlindungan Anak……. ..... 71

5.1.5 Faktor Pendukung dan Penghambat Partisipasi .......................... 74

5.2 Pembahasan ......................................................................................... 79

5.2.1Keterlibatan LPA DalamPengambilan Keputusan

Dalam Perlindungan Anak ................................................................... 79

5.2.2Keterlibatan LPA DalamPelaksanaan Perlindungan Anak ......... 83

5.2.3Keterlibatan LPA DalamPengambilan Manfaat

Perlindungan Anak ............................................................................... 91

5.2.4 Keterlibatan LPA DalamEvaluasi Perlindungan Anak……. ..... 94

5.2.5 Faktor Pendukung dan Penghambat Partisipasi .......................... 96

BAB VIKESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan ........................................................................................ 101

6.1. Saran .................................................................................................. 102

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 20: Skripsi) - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22610/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Jika seseorang bepergian dengan tujuan untuk mencari ilmu, maka Allah SWT akan menjadikan

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka Pikir ............................................................................................. 28

2. Struktur Kepengurusan LPA ........................................................................ 42

3. Pembagian Wilayah Kabupaten Pringsewu ................................................. 45

4.Pembentukan Forum Anak Kecamatan ......................................................... 53

5. Kegiatan Forum Anak pringsewu ............................................................... 56

6.Pelatihan Bagi Forum Anak .......................................................................... 57

7. Formulir Biodata Klient .............................................................................. 63

8. Kegiatan Pendampingan Korban Pemerkosaan .......................................... 64

9. Kegiatan Pendampingan Kasus Anak .......................................................... 65

10. Kegiatan Peningkatan Kreatifitas Anak ..................................................... 67

11. Kegiatan Anak Bersama Masyarakat ........................................................ 69

12. Data Jumlah Kasus yang Didampingi LPA dan P2TP2A ........................ 72

Page 21: Skripsi) - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22610/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Jika seseorang bepergian dengan tujuan untuk mencari ilmu, maka Allah SWT akan menjadikan

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.Data Jumlah Kasus Kekerasan Terhadap Anak..………………………..3

Tabel 2. Data Jenis Kekerasan Anak...................…………………………………4

Tabel 3. Macam-macam Partisipasi ...................………………………………..16

Tabel 4. Tangga Partisipasi………......................………………………………..23

Tabel 5. Daftar Informan…………………………………………………………33

Tabel 6. Dokumentasi Penelitian…………………………………………….…..35

Tabel 7. Batas Wilayah Kabupaten Pringsewu………………………………………46

Page 22: Skripsi) - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22610/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Jika seseorang bepergian dengan tujuan untuk mencari ilmu, maka Allah SWT akan menjadikan

\

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Anak adalahamanah sekaligus karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang senantiasa

harus kita jaga karena dalam dirinya melekat harkat, martabat, dan hak-hak

sebagai manusia yang harus dijunjung tinggi. Anak adalah tunas, potensi, dan

generasi muda penerus perjuangan bangsa, memiliki peran yang strategis dan

mempunyai sifat dan ciri khusus yang menjamin kelangsungan eksistensi bangsa

dan negara di masa depan.

Anak merupakan makhluk yang lemah dan belum dapat melindungi dirinya

sendiri terhadap ancaman yang muncul dari lingkungan sekitarnya.Selain itu, anak

masih tergantung dengan orang lain. Disinilah peran orang tua sebagai orang

terdekat anak bertanggung jawab atas perlindungan terhadap anak. Sehingga anak

dapat merasa aman dan nyaman berada di lingkungan sekitarnya.

Sebagai generasi penerus bangsa, tumbuh kembang anak tidak hanya menjadi

tanggung jawab orang tua, melainkan anak juga menjadi tanggungan bagi

pemerintah dan masyarakat. Seperti yang dijelaskan dalam Undang-undang

Nomor35 tahun 2014 tentang perlindungan anak pasal 20 dijelaskan bahwa

negara, pemerintah, masyarakat, keluarga dan orang tua berkewajiban dan

bertanggung jawab terhadappenyelenggaraan perlindungan anak. Peran serta

masyarakat tersebut baik secara perseorangan maupunkelompok. Hal ini

Page 23: Skripsi) - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22610/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Jika seseorang bepergian dengan tujuan untuk mencari ilmu, maka Allah SWT akan menjadikan

2

dijelaskan pada pasal 72 Undang-undang Nomor 35 tahun 2014 ayat 1 dan 2 yang

berbunyi (1) masyarakat berperan serta dalam perlindungan anak, baik secara

perorangan maupun kelompok.(2)peran serta masyarakat sebagaimana yang

dimaksud pada ayat 1 dilakukan oleh perseorangan, lembaga perlindungan anak,

lembaga kesejahteraan sosial, organisasi kemasyarakatan, lembaga pendidikan,

media massa dan dunia usaha.

Undang-undang Nomor 35 tahun 2014 tentang perlindungan terhadap anak

menegaskan bahwa pertanggungjawaban orang tua, keluarga,masyarakat,

pemerintah dan negara merupakan rangkaian kegiatan yang dilaksanakan secara

terus-menerus demi terlindunginya hak-hak anak. Rangkaian kegiatan tersebut

harusberkelanjutan dan terarah guna menjamin pertumbuhan dan perkembangan

anak, baik fisik, mental, spiritual maupun sosial. Tindakan ini dimaksudkan untuk

mewujudkan kehidupan terbaik bagi anak yang diharapkan sebagai penerus

bangsa yang potensial, tangguh, memiliki nasionalisme yang dijiwai oleh akhlak

mulia dan nilai Pancasila, serta berkemauankeras menjaga kesatuan dan persatuan

bangsa dan negara.

Adanya undang-undang yang mengatur tentang perlindungan terhadap anak

tersebut tidak serta merta menjamin seorang anak akan aman dari tindak

kekerasan. Dewasa ini angka kekerasan terhadap anak menunjukkan peningkatan

yang cukup signifikan.Seperti yang terjadi di Kabupaten Pringsewu, jumlah

kekerasan terhadap anak menunjukkan peningkatan. Peningkatan kekerasan anak

di Kabupaten Pringsewu tersebut dapat di lihat pada tabel di bawah ini.

Page 24: Skripsi) - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22610/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Jika seseorang bepergian dengan tujuan untuk mencari ilmu, maka Allah SWT akan menjadikan

3

Tabel 1. Data Jumlah Kasus Kekerasan TerhadapAnak

Kabupaten Pringsewu kurun waktu 2012-2014

No Tahun Jumlah Kasus

1 2012 5

2 2013 9

3 2014 19

4 2015 9

Sumber: Unit Pelayanan Perempuan dan AnakKabupaten Pringsewu,

2015

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa jumlah kekerasan terhadap anak di

Kabupaten Pringsewu dalam kurun waktu 2012-2014 mengalami peningkatan

yang cukup signifikan. Khususnya pada tahun 2014 jumlah kekerasan meningkat

dari 9 kasus di tahun 2013 menjadi 19 kasus di tahun 2014. Jika dibandingkan

dengan tahun sebelumnya yang hanya mengalami peningkatan sebesar 4 kasus

kekerasan.Baru pada tahun 2015, angka kekerasan anak mengalami penurunan

yang cukup banyak. Dimana pada tahun 2015 hanya terjadi 9 kasus kekerasan di

Kabupaten Pringsewu.

Kasus kekerasan yang terjadi di Kabupaten Pringsewu tersebut di atas meliputi

kekerasan fisik, kekerasan seksual hingga kekerasan mental yang menimpa anak-

anak dibawah umur.Kasus kekerasan yang sering menimpa anak-anak misalnya

pemukulan yang di lakukan oleh keluarga korban, pembunuhan oleh ibu tiri,

pelecehan seksual hingga pemerkosaan. Pelaku kekerasan pada anak-anak

seringkali merupakan orang-orang terdekat sang anak, misalnya teman sekolah,

tetangga bahkan yang lebih parah saat ini orang tua anak menjadi pelaku tindak

kekerasan pada anak-anaknya. (http://lampost.co/berita/2014-kasus-pencabulan-

anak-di-bawah-umur-meningkat. diakses pada 18 Oktober 2015, pukul 22:32).

Jenis kasus kekerasan yang terjadi dapat dilihat dalam tabel di bawah ini.

Page 25: Skripsi) - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22610/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Jika seseorang bepergian dengan tujuan untuk mencari ilmu, maka Allah SWT akan menjadikan

4

Tabel 2.DataJenis Kekerasan Anak

Kabupaten Pringsewu

No Jenis Kasus Rentan Usia Jumlah Persentase

1 Pemerkosaan dan Pelecehan seksual 14-16 tahun 5 35,71%

2 Pelecehan seksual 6-15 tahun 4 28,57%

3 Pembunuhan 15 tahun 1 7,15%

4 Hamil di luar nikah 17 tahun 4 28,57%

total 14 100%

Sumber: Olah Data dari Lembaga Perlindungan AnakKabupaten Pringsewu,

2014-2015

Tabel diatas menunjukkan angka kekerasan terhadap anak yang terjadi di

Kabupaten Pringsewu dalam kurun waktu Juni 2014-Mei 2015. Dari tabel

tersebut, diketahui bahwa Jenis kasus kekerasan terhadap anak yang terjadi di

Kabupaten Pringsewu dapat dikelompokkan menjadi:

1. Pemerkosaan dan Pelecehan seksual

2. Pelecehan seksual

3. Pembunuhan

4. Hamil di luar nikah

Kekerasan terhadap anak terjadi di Kabupaten Pringsewu sebagian besar

merupakan tindak kekerasan seksual yang dilakukan oleh orang-orang terdekat,

misalnya orang tua kandung korban. Anak-anak yang seharusnya mendapat

perlindungan dari orang tua dan keluarga, dewasa ini telah berbanding terbalik

dengan kenyataan yang ada. Keluarga bahkan orang tua yang bertanggung jawab

penuh terhadap kehidupan anak kini berubah menjadi tersangka dalam kasus

kekerasan terhadap anak. Walaupun tidak semua kekerasan dilakukan oleh orang

tua kandung sang anak, namun sebagian besar kasus-kasus tersebut dilakukan

oleh orang tua korban. Banyak alasan yang menyebabkan orang tua menganiaya

anaknya. Orang tua tidak lagi memperdulikan kelangsungan hidup anaknya,

Page 26: Skripsi) - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22610/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Jika seseorang bepergian dengan tujuan untuk mencari ilmu, maka Allah SWT akan menjadikan

5

namun hanya demi memuaskan nafsu dan amarahnya banyak orang tua tega

mencelakakan anaknya.

Perlu adanya tindakan tegas dari aparat dan pemerintah dalam upaya mengurangi

tindak kekerasan terhadap anak. Jika ini hanya dibiarkan maka tidak menutup

kemungkinan jika kasus kekerasan yang menimpa anak akan terus meluas.

Dampak yang ditimbulkan dari kasus kekerasan sangatlah besar. Bagi mental

anak, jika kasus kekerasan ini terus berlanjut maka anak akan merasa khawatir di

lingkungan keluarganya, berkurangnya rasa aman di masyarakat yang akan

menimbulkan anak sulit bergaul dengan masyarakat sekitar karena takut terjadi

kasus serupa.

Upaya perlindungan terhadap anak di Indonesia telah dilakukan sejak lama,hal ini

dapat dilihat dengan dikeluarkannya Undang-undang Nomor 39 tahun 1999

tentang Hak Asasi Manusia. Dalam undang-undang tersebut sudah di bahas

mengenai perlindungan terhadap anak. Undang-undang Nomor 39 tahun 1999

telah mencantumkan tentang hak anak, pelaksanaan kewajiban dan tanggung

jawaborang tua, keluarga, masyarakat, pemerintah dan negara memberikan

perlindungan pada anak. Selain itu, pemerintah juga telah mengeluarkan undang-

undang tentang perlindungan terhadap anak yaitu Undang-Undang Nomor 23

tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.

Namun dalam rangka meningkatkan perlindungan terhadap anak perlu dilakukan

penyesuaian beberapa ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 23 tahun 2002

tentang Perlindungan Anak. Oleh karena itu, pemerintah membentuk Undang-

undang Nomor35 tahun2014 tentang perlindungan anak. Dengan demikian

Page 27: Skripsi) - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22610/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Jika seseorang bepergian dengan tujuan untuk mencari ilmu, maka Allah SWT akan menjadikan

6

pembentukan undang-undang ini berdasarkan pada pertimbangan bahwa

perlindungan anak dalam segala aspeknya merupakan bagian dari kegiatan

pembangunan nasional, khususnya dalam memajukan kehidupan berbangsa dan

bernegara. Diharapkan dengan dibentuknya undang-undang ini kehidupan

berbangsa dan bernegara akan terus maju bersama dengan perkembangan anak-

anak bangsa.

Hingga saat ini pemerintah telah berupaya dalam mengurangi jumlah kekerasan

terhadap anak. Upaya Pemerintah Kabupaten Pringsewu dalam mengurangi

jumlah kekerasan terhadap anak di Kabupaten Pringsewu yaitu melalui melalui

Badan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

(Badan KB, PP dan PA), pemerintah membentuk beberapa program, diantaranya

sosialisasi, peningkatan kapasitas anak dengan membentuk forum anak, dan

workshop.

Namun program-program yang telah dibuat oleh pemerintah belum mampu

memberi dampak yang positif dalam implementasi Undang-Undang Nomor 35

tahun 2014.Hal ini dapat dilihat dari masih banyaknya jumlah kekerasan terhadap

anak yang terjadi di Kabupaten Pringsewu. Bahkan terjadi kenaikan jumlah kasus

kekerasan yang terjadi dari tahun 2012 hingga 2014. Disinilah peran lembaga-

lembaga yang fokus terhadap masalah perlindungan anak dibutuhkan dalam

implementasi undang-undang ini.Upaya perlindungan anak tidak bisa hanya

dilakukan oleh pemerintah, namun masyarakat dan lembaga masyarakat juga

dibutuhkan dalam upaya perlindungan anak ini.

Page 28: Skripsi) - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22610/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Jika seseorang bepergian dengan tujuan untuk mencari ilmu, maka Allah SWT akan menjadikan

7

Undang-undang Nomor35 tahun 2014 tentang perlindungan anak pasal 20

menjelaskan bahwa negara, pemerintah, masyarakat, keluarga dan orang tua

berkewajiban dan bertanggung jawab terhadappenyelenggaraan perlindungan

anak. Peran serta masyarakat tersebut baik secara perseorangan maupun

kelompok. Hal ini dijelaskan pada pasal 72 Undang-undang Nomor 35 tahun 2014

ayat 1 dan 2 yang berbunyi (1) masyarakat berperan serta dalam perlindungan

anak, baik secara perorangan maupun kelompok.(2)peran serta masyarakat

sebagaimana yang dimaksud pada ayat 1 dilakukanoleh perseorangan, lembaga

perlindungan anak, lembaga kesejahteraan sosial, organisasi kemasyarakatan,

lembaga pendidikan, media massa dan dunia usaha.

Lembaga Perlindungan Anak Kabupaten Pringsewu merupakan salah satu contoh

lembaga swadaya masyarakat dan merupakan lembaga yang bergerak di bidang

perlindungan anak. LPAmerupakanlembaga masyarakat yang bersifat independen,

guna pemantauan, pemajuan dan perlindungan hak-hak asasi anak.LPA dibentuk

atas inisiatif masyarakat yang peduli terhadap masalah anak yang berkumpul dan

membentuk suatu lembaga swadaya masyarakat yang bergerak dalam bidang

perlindungan anak dan membantu pemerintah dalam upaya perlindungan anak.

LPA sebagai salah satu lembaga swadaya masyarakat (LSM), ikut andil

membantu pemerintah dalam upaya perlindungan anak.Berdasarkan Undang-

Undan Nomor35 tahun 2014, LPA sebagai lembaga swadaya masyarakat menjadi

implementor dalam undang-undang tersebut.Dimana LPA menjadi mitra

pemerintah dalam upaya perlindungan anak di Kabupaten Pringsewu.

Page 29: Skripsi) - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22610/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Jika seseorang bepergian dengan tujuan untuk mencari ilmu, maka Allah SWT akan menjadikan

8

Hal ini sesuai dengan konsep tata pemerintahan yang baik atau yang sering

disebut Good Governance.Billah dalam Azra (2005: 180) mengatakan bahwa

Good Governancedapat diartikan sebagai tindakan atau tingkah laku yang

didasarkan pada nilai-nilai yang bersifat mengarahkan, mengendalikan dan

mempengaruhi masalah publik untuk mewujudkan nilai-nilai itu dalam tindakan

dan kehidupan keseharian.Dengan demikian ranah Good Governance tidak

terbatas pada negara atau birokrasi pemerintahan, tetapi juga pada ranah

masyarakat sipil yang direpresentasikan oleh organisasi non-pemerintah (Ornop)

seperti lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan juga sektor swasta.Artinya dalam

konsepGood Governnance ini upaya pemerintah dalam perlindungan anak tidak

hanya sebatas tugas dan kewajiban pemerintah saja. Namun masyarakat serta

organisasi non-pemerintah juga memiliki tanggungjawab yang sama besarnya

dalam upaya perlindungan anak. Dalam hal ini Lembaga Perlindungan Anak

Kabupaten Pringsewu merupakan aktor dalam perlindungan anak.

Selain partisipasi, keterlibatan LPA dalam upaya perlindungan anak di Kabupaten

Pringsewu merupakan salah satu bentuk transparansi pemerintah dalam

perlindungan anak.Yang mana transparansi dilaksanakan untukmenciptakan

kepercayaan timbal-balik antara pemerintah dan masyarakat melalui penyediaan

informasi dan menjamin kemudahan didalam memperoleh informasi.Kaitannya

dengan penelitian ini yaitu upaya menciptakan kepercayaan timbal balik anatara

pemerintah melalui Badan KB dan PP kepada masyarakat melalui LPA dalam

menyediakan informasi mengenai perlindungan anak.

Page 30: Skripsi) - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22610/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Jika seseorang bepergian dengan tujuan untuk mencari ilmu, maka Allah SWT akan menjadikan

9

Jumlah LSM yang ada di Kabupaten Pringsewu terbilang banyak

jumlahnya.Alasan dipilihnya LPA dalam penelitian ini adalah LPA merupakan

LSM yang yang memiliki fokus di bidang advokasi anak.Selain itu, sejak

dibentuknya LPA, upaya perlindungan anak terus dilakukan pemerintah dengan

melibatkan lembaga tersebut.Dengan adanya partisipasi tersebut upaya

perlindungan anak menunjukkan hasil yang positif.Hal ini dapat dilihat pada tabel

1 dimana jumlah kekerasan yang terjadi di Kabupaten Pringsewu berkurang

menjadi 9 kasus pada tahun 2015.Penurunan jumlah kasus anak tersebut

merupakan salah satu prestasi bagi lembaga perlindungan anak dalam

melaksanakan kegiatannya. Diharapkan dengan adanya prestasi ini dapat menjadi

pembelajaran dan contoh bagi LSM lain dalam melaksanakan tugas dan

fungsinya.

Selain itu Kabupaten Pringsewu merupakan daerah otonomi baru yang diresmikan

pada 2009, sebagai daerah otonomi baru membutuhkan dukungan dari berbagai

aspek dalam melaksanakan pembangunan.Salah satunya adalah dukungan dari

lembaga-lembaga non pemerintah.LPA dibentuk pada tahun 2014 dan

berpartisipasi dengan pemerintah pada tahun 2014. Keberadaan LPA di Pringsewu

menjadi salah satu upaya pembangunan di Kabupaten Pringsewu khususnya

dalam perlindungan anak.Sebagai daerah otonomi baru apakah keberadaan LPA

sesuai dengan kebutuhan dalam upaya perlindungan anak di Kabupaten

Pringsewu.

Page 31: Skripsi) - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22610/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Jika seseorang bepergian dengan tujuan untuk mencari ilmu, maka Allah SWT akan menjadikan

10

Dari latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan

judul “Partisipasi Lembaga Perlindungan Anak(LPA) dalam Upaya

Perlindungan Anak di Kabupaten Pringsewu”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah:

1. Bagaimana Partisipasi Lembaga Perlindungan Anak(LPA) dalamUpaya

Perlindungan Anakdi Kabupaten Pringsewu?

2. Apa saja faktor penghambat dan faktor pendukung partisipasi Lembaga

Perlindungan Anak (LPA) dalamUpaya Perlindungan Anakdi Kabupaten

Pringsewu?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui partisipasi Lembaga Perlindungan (LPA) dalamUpaya

Perlindungan Anakdi Kabupaten Pringsewu.

2. Untuk mengetahui faktor penghambat dan faktor pendukung partisipasi

Lembaga Perlindungan Anak(LPA) dalamUpaya Perlindungan Anakdi

Kabupaten Pringsewu.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah:

1. Manfaat teoritis

Page 32: Skripsi) - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22610/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Jika seseorang bepergian dengan tujuan untuk mencari ilmu, maka Allah SWT akan menjadikan

11

Secara teoritis penlitian ini akan lebih memperkaya kajian-kajian yang

berhubungan dengan kajian Ilmu Administrasi Negara yaitu Administrasi

Pembangunan yang terkait dengan partisipasi. Selain itu, sebagai pedoman

atau referensi bagi peneliti lain yang tertarik untuk mengadakan penelitian

di bidang atau permasalahan yang sama di masa yang akan datang,

khususnya yang berkaitan dengan partisipasi lembaga.

2. Manfaat praktis

Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan bagi

Lembaga Perlindungan Anak dalam melaksanakan tugas selanjutnya

dalam upaya perlindungan anak.

Page 33: Skripsi) - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22610/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Jika seseorang bepergian dengan tujuan untuk mencari ilmu, maka Allah SWT akan menjadikan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Tentang Partisipasi

2.1.1 Konsep Partisipasi

Dalam sebuah pembangunan, partisipasi masyarakat merupakan salah satu aspek

yang perlu diperhatikan. Pembangunan masyarakat diarahkan pada perbaikan

kondisi hidup masyarakat. Pembangunan masyarakat sebagai upaya untuk

mengubah keadaan dari yang kurang dikehendaki menuju keadaan yang lebih

baik. Oleh karena itulah partisipasi masyarakat merupakan salah satu aspek yang

dapat menentukan keberhasilan suatu pembangunan tersebut. Hal ini sejalan

dengan konsep-konseppartisipasi yang dikemukakan oleh beberapa ahli di bawah

ini.

Konsep partisipasi dikemukakan oleh beberapa ahli, di antaranya yaitu Pidarta

dalam Dwiningrum (2011:50) menyatakan bahwa partisipasi adalah pelibatan

seseorang atau beberapa orang dalam suatu kegiatan. Keterlibatan tersebut dapat

berupa keterlibatan mental dan emosional serta fisik dalam menggunakan segala

kemampuan yang dimilikinya (berinisiatif) dalam segala kegiatan yang

dilaksanakan serta mendukung pencapaian tujuan dan tanggung jawab atas segala

keterlibatan. Hal senada dikemukakan oleh Webster dalam Theresia (2014: 196)

yang mengartikan partisipasi sebagai tindakan untuk “mengambil bagian” yaitu

Page 34: Skripsi) - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22610/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Jika seseorang bepergian dengan tujuan untuk mencari ilmu, maka Allah SWT akan menjadikan

13

kegiatan atau pernyataan untuk mengambil bagian dari kegiatan dengan maksud

memperoleh manfaat.

Beberapa ahli lain yang juga ikut mendefinisikan partisipasi adalah Cohen dan

Uphoff dalam Dwiningrum (2011:51) yang menjelaskan bahwa partisipasi

sebagai keterlibatan dalam proses pembuatan keputusan, pelaksana program,

memperoleh kemanfaatan dan mengevaluasi program. Partisipasi dapat

ditunjukkan melalui ide-ide pembangunan yang akan dijalankan, ketanggapan

masyarakat akan fenomena-fenomena sosial yang terjadi. Hal ini yang dibutuhkan

dalam setiap pembangunan yang berbasis pada partisipasi masyarakat.

Selanjutnya menurut Chandra (2003:5) menjelaskan bahwa partisipasi sebagai

pengetahuan dan teknik yang ditunjukkan sebagai alat penyelesaian masalah-

masalah pembangunan, berjalan dan tidaknya, bergantung pada konteks-konteks

spesifik yang terkait dengan faktor-faktor struktural, norma-norma yang berlaku,

organisasi sosial, pola hubungan kekuatan, pola-pola tindakan serta intuisi-intuisi

politik yang telah digunakan sebelumnya didalam komunitas.

Dari pengertian-pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa partisipasi dapat

diartikan sebagai keikutsertaan atau keterlibatan individu atau kelompok dalam

suatu aktivitas untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan. Dengan

harapan, dengan adanya partisipasi ini suatu tujuan yang telah ditentukan akan

tercapai dengan maksimal.

Page 35: Skripsi) - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22610/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Jika seseorang bepergian dengan tujuan untuk mencari ilmu, maka Allah SWT akan menjadikan

14

Bila dikaitkan dengan penelitian ini, yang dimaksud dengan partisipasi adalah

tindakan atau perilaku yang dilaksanakan Lembaga Perlindungan Anak

Kabupaten Pringsewu dalamproses implementasi Undang-Undang Nomor 35

tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak. Yang mana keterlibatan ini sebagai salah

satu upaya mengurangi jumlah kekerasan terhadap anak yang terjadi di Kabupaten

Pringsewu.

2.1.2. Bentuk Partisipasi

Cohen dan Uphoff dalam Dwiningrum (2011:61) membedakan partisipasi

menjadi empat jenis, yaitu pertama, partisipasi dalam pengambilan keputusan.

Kedua, partisipasi dalam pelaksanaan. Ketiga, partisipasi dalam pengambilan

pemanfaatan. Keempat, partisipasi dalam evaluasi. Keempat jenis partisipasi

tersebut bila dilakukan bersama-sama akan memunculkan aktivitas pembangunan

yang terintegrasi secara potensial.

Pertama, partisipasi dalam pengambilan keputusan.Partisipasi dalam pengambilan

keputusan ini terutama berkaitan dengan penentuan alternatif dengan masyarakat

untuk menuju kata sepakat tentang berbagai gagasan yang menyangkut

kepentingan bersama.Partisipasi dalam hal pengambilan keputusan ini sangat

penting, karena masyarakat menuntut untuk ikut menentukan arah dan orientasi

pembangunan.Wujud dari partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan

ini bermacam-macam, seperti kehadiran rapat, diskusi, sumbangan pemikiran,

tanggapan atau penolakan terhadapprogram yang di tawarkan Cohen dan Uphoff

dalam Dwiningrum (2011:61). Dengan demikian partisipasi masyarakat dalam

Page 36: Skripsi) - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22610/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Jika seseorang bepergian dengan tujuan untuk mencari ilmu, maka Allah SWT akan menjadikan

15

pengambilan keputusan ini merupakan suatu proses pemilihan alternatif

berdasarkan pertimbangan yang menyeluruh dan rasional.

Kedua, partisipasi dalam pelaksanaan.Partisipasi dalam pelaksanaan program

merupakan lanjutan dari rencana yang telah disepakati sebelumnya, baik yang

berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, maupun tujuan.Di dalam pelaksanaan

program, sangat dibutuhkan keterlibatan berbagai unsur, khususnya pemerintah

dalam kedudukannya sebagai fokus atau sumber utama pembangunan. Menurut

Ndraha (1983) dan Cohen dan Uphoff dalam Dwiningrum (2011:62) ruang

lingkuppartisipasi dalam pelaksanaan suatu program meliputi: 1) Menggerakkan

sumber daya dan dana. 2) Kegiatan administrasi dan koordinasi, syarat-syarat

koordinasi antara lain sense of cooperation (perasaan untuk bekerjasama),

Rivalre, Team Spirit, dan Esprit De Corps(Hasibuan, 2006). 3)Penjabaran

program. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa partisipasi dalam

pelaksanaan suatu program merupakan suatu unsur penentu keberhasilan program

itu sendiri.

Ketiga, partisipasi dalam pengambilan manfaat.Partisipasi dalam pengambilan

manfaat ini tidak terlepas dari kualitas dan kuantitas dari hasil pelaksanaan

program yang bisa dicapai. Dari segi kualitas keberhasilan suatu program akan

ditandai dengan adanya peningktan output, sedangkan dari segi kualitas dapat

dilihat seberapa besar presentase keberhasilan program yang dilaksanakan, apakah

sesuai dengan target yang telah ditetapkan.

Page 37: Skripsi) - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22610/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Jika seseorang bepergian dengan tujuan untuk mencari ilmu, maka Allah SWT akan menjadikan

16

Keempat, partisipasi dalam evaluasi.Partisipasi dalam evaluasi ini berkaitan

dengan masalah pelaksanaan program secara menyeluruh.Partisipasi ini bertujuan

untuk mengetahui apakan pelaksanaan program telah sesuai dengan rencana yang

ditetapkan atau ada penyimpangan.Secara singkat partisipasi menurut Cohen dan

Uphoff dijelaskan dalam tabel di bawah ini.

Tabel 3. Macam-macam Partisipasi

Tahap Deskripsi

1. Pengambilan Keputusan Penentuan alternatif dengan masyarakat untuk

menuju sepakat dari berbagai gagasan yang

menyangkut kepentingan bersama.

2. Pelaksanaan Penggerakan sumber daya dan dana dalam

pelaksanaan merupakan penentuan keberhasilan

program yang dilaksanakan.

3. Pengambilan Manfaat Partisipasi berkaitan dari kualitas dan kuantitas

hasil pelaksanaan program yang bisa dicapai.

4. Evaluasi Berkaitan dengan pelaksanaan program secara

menyeluruh. Partisipasi ini bertujuan mengetahui

bagaimana pelaksanaan program berjalan.

Sumber: Cohen dan Uphoff dalam Dwiningrum (2011:63)

Menurut Effendi dalam Dwiningrum (2011:58) membagi partisipasi dalam dua

bentuk, yaitu:

1) Partisipasi vertikal

Disebut partisipasi vertikal karena terjadi dalam bentuk kondisi tertentu

masyarakat terlibat atau mengambil bagian dalam suatu program pihak

lain, dalam hubungan dimana masyarakat berada sebagai status bawahan,

pengikut atau klien.

2) Partisipasi horizontal

Dalam partisipasi horizontal, masyarakat mempunyai prakarsa sendiri

dimana setiap orang atau kelompok masyarakat berpartisipasi horizontal

Page 38: Skripsi) - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22610/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Jika seseorang bepergian dengan tujuan untuk mencari ilmu, maka Allah SWT akan menjadikan

17

satu dengan yang lainnya. Partisipasi semacam ini merupakan tanda

pemulaan timbulnya masyarakat yang mampu berkembang secara mandiri.

Sedangkan Menurut Yadav dalam Theresia (2014:198), empat bentuk partisipasi

dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Partisipasi dalam pembuatan keputusan

Setiapprogram pembangunan masyarakat (termasuk pemanfaatan

sumberdaya lokal dan alokasi anggarannya) selalu ditetapkan sendiri oleh

pemerintah pusat, yang dalam banyak hal lebih mencerminkan sifat

kebutuhan kelompok-kelompok elit yang berkuasa dan kurang

mencerminkan keinginan dan kebutuhan masyarakat banyak. Karena itu,

partisipasi masyarakat dalam pembangunan perlu ditumbuhkan melalui

dibukanya forum yang memungkinkan masyarakat banyak berpartisipasi

langsung dalam proses pengambilan keputusan tentang program-program

pembangunan di wilayah setempat atau tingkat lokal.

b. Partisipasi dalam pelaksanaan kegiatan

Partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan harus diartikan

sebagai pemerataan sumbangan masyarakat dalam bentuk tenaga kerja,

uang tunai, dan atau beragam bentuk lainnya yang sepadan dengan

manfaat yang akan diterima oleh masing-masing warga masyarakat yang

bersangkutan. Selain partisipasi dalam pelaksanaan kegiatan, partisipasi

masyarakat juga diperlukan dalam pemeliharaan proyek-proyek

pembangunan.Karena hal ini selama ini sering dilupakan dan pada

akhirnya mengakibatkan pembangunan yang telah terlaksana tidak

berumur lama.

Page 39: Skripsi) - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22610/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Jika seseorang bepergian dengan tujuan untuk mencari ilmu, maka Allah SWT akan menjadikan

18

c. Partisipasi dalam pemantauan dan evaluasi pembangunan

Kegiatan pemantauan dan evaluasi program dan proyek pembangunan

sangat diperlukan.Bukan saja agar tujuannya dapat dicapai seperti yang

diharapkan, tetapi juga diperlukan untuk memperoleh umpan balik tentang

masalah-masalah dan kendala yang muncul dalam pelaksanaan

pembangunan yang bersangkutan.Dalam hal ini partisipasi masyarakat

untuk mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan perkembangan

kegiatan serta perilaku aparat pembangunan sangat diperlukan.

d. Partisipasi dalam pemanfaatan hasil pembangunan

Partisipasi dalam pemanfaatan hasil pembangunan, merupakan unsur

terpenting yang sering terlupakan. Sebab tujuan pembangunan adalah

untuk memperbaiki mutu hidup masyarakat banyak sehingga pemerataan

hasil pembangunan merupakan tujuan utama.Pemanfaatan hasil

pembangunan akan merangsang kemauan dan kesukarelaan masyarkat

untuk selalu berpartisipasi dalam setiapprogram pemabngunan yang akan

datang. Namun pemanfaatan hasil pembangunan sering kurang mendapat

perhatian pemerintah dan administrator pembangunan pada umumnya,

yang seringkali menganggap bahwa dengan selesainya pelaksanaan

pembangunan itu otomatis manfaatnya akan pasti dapat dirasakan oleh

masyarakat sasarannya. Padahal seringkali masyarakat sebagai sasaran

tidak memahami manfaat dari setiapprogram pembangunan secara

langsung, sehingga hasil pembangunan yang dilaksanakan menjadi sia-sia.

Page 40: Skripsi) - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22610/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Jika seseorang bepergian dengan tujuan untuk mencari ilmu, maka Allah SWT akan menjadikan

19

Dari macam-macam partisipasi yang telah di jelaskan diatas, dapat ditarik

kesimpulan bahwa partisipasi dapat dibedakan menjadi empat yaitu partisipasi

dalam pengambilan keputusan, partisipasi dalam pelaksanaan kegiatan, partisipasi

dalam pengambilan manfaat serta partisipasi dalam evaluasi.

2.1.3Tipe Partisipasi

Menurut Hobley dalam Theresia (2014) ada tujuhtipologi partisipasi, yaitu:

a. Partisipasi pasif atau manipulatif

Karakteristik partisipasi pasif atau manipulatif yaitu masyarakat diberitahu

apa yang sedang atau telah terjadi, pengumuman sepihak oleh pelaksana

proyek tanpa memperhatikan tanggapan masyarakat serta informasi yang

dipertukarkan terbatas pada kalangan profesional di luar kelompok

sasaran.

b. Partisipasi informatif

Dalam partisipasi informatif masyarakat hanya menjawab pertanyaan-

pertanyaan penelitian, namun tidak berkesempatan untuk terlibat dan

mempengaruhi proses penelitian. Selain itu, akurasi hasil studi

(penelitian), tidak dibahas bersama masyarakat.

c. Partisipasi konsultatif

Karakteristik partisipasi konsultatif yaitu masyarakat berpartisipasi dengan

cara berkonsultasi, orang luar mendengarkan menganalisis masalah dan

pemecahannya, tidak ada peluang untuk pembuatan keputusan bersama,

para profesional tidak berkewajiban untuk mengajukan pandangan serta

masyarakat (sebagai masukan) untuk ditindaklanjuti.

Page 41: Skripsi) - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22610/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Jika seseorang bepergian dengan tujuan untuk mencari ilmu, maka Allah SWT akan menjadikan

20

d. Partisipasi intensif

Masyarakat memberikan korban dan jasa untuk memperoleh imbalan

insentif berupa upah walaupun tidak dilibatkan dalam proses

pembelanjaan atau eksperimen-eksperimen yang dilakukan.Selain itu,

masyarakat tidak memiliki andil untuk melakukan kegiatan-kegiatan

setelah intensif dihentikan.

e. Partisipasi fungsional

Dalam partisipasi ini masyarakat membentuk kelompok untuk mencapai

tujuan proyek, setelah ada keputusan-keputusan utama yang disepakati.

Pada tahap awal , masyarakat tergantung pada pihak luar, tetapi secara

bertahap menunjukkan kemandiriannya.

f. Partisipasi interaktif

Dalam partisipasi ini masyarakat berperan dalam proses analasis untuk

perencanaan kegiatan dan pembentukan atau penguatan kelembagaan.

Pola ini cenderung melibatkan metode interdisipliner yang mencari

keragaman perspektif dalam proses belajar yang terstruktur dan

sistematis. Masyarakat memiliki peran untuk mengontrol atas pelaksanaan

keputusan-keputusan mereka, sehingga memiliki andil dalam keseluruhan

proses kegiatan.

g. Mandiri (self mobilization)

Dalam tahap ini masyarakat mengambil inisiatif sendiri secara bebas

(tidak dipengaruhi oleh pihak luar) untuk merubah sistem atau nilai-nilai

yang mereka miliki. Masyarakat mengembangkan kontak dengan

lembaga-lembaga lainuntuk mendapatkan bantuan-bantuan teknis serta

Page 42: Skripsi) - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22610/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Jika seseorang bepergian dengan tujuan untuk mencari ilmu, maka Allah SWT akan menjadikan

21

sumberdaya yang diperlukan.Dalam partisipasi ini, masyarakat memegang

kendali atas pemanfaatan sumberdaya yang ada dan atau digunakan.

2.1.4Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Partisipasi

Menurut Subakti dalam Ernis (2007:29), partisipasi publik memeiliki dua faktor

yang turut mendukung, yaitu:

a. Kesempatan, dalam hal ini adalah adanya akses untuk komunikasi dengan

pemerintah, tersedianya sarana yang mampu menampung dan

mempertimbangkan aspirasi dan kepentingan warga masyarakat dimana

kesempatan tersebut dapat dirumuskan sebagai keikutsertaan yang tidak

dihalang-halangi ataupun tidak dianggap oleh pemerintah sebagai

pengganggu keharmonisan dan kestabilan dalam masyarakat.

b. Motivasi, kaitannya adalah sebagai alat dorong yang berupa tanggung

jawab sebagai warga masyarakat. Sedangkan sumber-sumber yang

diperlukan untuk berkomunikasi dengan pemerintah diantaranya seperti

pengetahuan aparat pemerintah yang harus dihubungi, keterampilan

menulis dan berbicara, dana, harta benda dan koneksi.

2.1.5 Faktor Penghambat Partisipasi

Faktor yang dapat menghambat partisipasi menurut Dwiningrum (2011:57-58)

antara lain:

a. Sifat malas, apatis, masa bodoh, dan tidak mau melakukan perubahan di

tingkat anggota masyarakat.

Page 43: Skripsi) - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22610/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Jika seseorang bepergian dengan tujuan untuk mencari ilmu, maka Allah SWT akan menjadikan

22

b. Aspek-aspek tipologis

c. Geografis

d. Demografis (jumlah penduduk)

e. Ekonomi

Solekhan (2012:135) mengatakan ada dua kategori yang dapat menghambat

partisipasi, yakni:

a. Terbatasnya ruang partisipasi masyarakat

Ruang partisipasi masyarakat merupakan arena bagi masyarakat baik

individu maupun kelompok untuk dapat berpartisipasi dalam proses

penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan desa. Makna ruang disini

tidak terbatas pada makna spasial (tempat) saja, namun dapat berupa

forum, pertemuan maupun media lain yang dapat memberi peluang

masyarakat untuk mengakses secara terbuka dan adil.

b. Melemahnya modal sosial

Modal sosial merupakan serangkaian norma, jaringan dan organisasi, di

mana masyarakat mendapat akses pada kekuasaan dan sumber daya serta

di mana pembuatan keputusan dan kebijakan dilakukan (Bardhan dalam

Sholekhan, 2012:139). Dalam konteks interaksi sosial, modal sosial

terwujud dalam bentuk jaringan atau asosiasi informal seperti arisan,

jemaah tahlil dan lain sebagainya.

Page 44: Skripsi) - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22610/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Jika seseorang bepergian dengan tujuan untuk mencari ilmu, maka Allah SWT akan menjadikan

23

2.1.6 Tangga Partisipasi

Praktik partisipasi sebagai hak politik memerlukan keterlibatan langsung

dari warga dalam pembuatan kebijakan publik sehingga terjalin sinergi

antara warga, pemerintah dan masyarakat dalam membangun kepercayaan

publik yang menjadi modal penting dalam pemerintahan yang

desentralistik.Partisipasi masyarakat juga berarti adanya keterlibatan

langsung bagi warga dalam proses pengambilan keputusan dan kontrol

serta koordinasi dalam mempertahankan hak-hak sosialnya. Peran serta

masyarakat dapat dibedakan dalam anak tangga sebagai berikut.

Tabel 4. Tangga Partisipasi

Klasifikasi Uraian Tingkatan

Citizen Power Pada tahap ini sudah

terjadi pembagian hak,

tanggung jawab dan

wewenang antara

masyarakat dengan

pemerintah dalam

pengambilan keputusan

Kontrol masyarakat

(citizen control)

Pelimpahan kekuasaan

(delegated control)

Kemitraan

(partnership)

Tokenism Hanya sekedar formalitas

yang memungkinkan

masyarakat mendengar

dan memiliki hak untuk

memberikan suara, tetapi

pendapat mereka belum

menjadi bahan dalam

pengambilan keputusan

Penetraman (placation)

Konsultasi (consultation)

Informasi (information)

Non participation Masyarakat hanya

dijadikan objek

Terapi (therapy)

Manipulasi

(manipulation)

Sumber: Arstein dalam Dwiningrum (2011: 64)

Page 45: Skripsi) - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22610/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Jika seseorang bepergian dengan tujuan untuk mencari ilmu, maka Allah SWT akan menjadikan

24

2.2Tinjauan Tentang Anak

Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk

anak yang masih dalam kandungan (Undang-undang Nomor 23 tahun 2002).

Dalam undang-undang ini yang dimaksud dengan anak adalah semua orang yang

belum berumur 18 tahun termasuk yang masih dalam kandungan orang tuanya.

Hal ini berarti setiap orang yang masih di dalam kandungan sampai yang belum

berusia 18 tahun masih dalam lindungan undang-undang perlindungan anak. Hal

ini dijelaskan pula pada Undang-undang Nomor 4 tahun 1979 tentang

kesejahteraan anak, yang berarti makna anak (pengertian tentang anak) yaitu

seseorang yang harus memproleh hak-hak yang kemudian hak-hak tersebut dapat

menjamin pertumbuhan dan perkembangan dengan wajar baik secara rohaniah,

jasmaniah, maupun sosial. Atau anak juga berahak atas pelayanan untuk

mengembangkan kemampuan dan kehidupan sosial.Anak juga berhak atas

pemelihraan dan perlindungan baik semasa dalam kandungan maupun sesuadah ia

dilahirkan.

Pengerian Dari Apek Sosiologis:

Kedudukan anak dalam pengertian sosiologis memposisikan anak sebagai

kelompok sosial yang berstatus lebih rendah dari masyarakat tempat

lingkungannya berinteraksi. Pengertian anak dalam makna sosial ini lebih

mengarahkan pada perlindungan kodrati karena keterbatasan-keterbatasan yang

dimiliki oleh si anak sebagai wujud untuk berekspresi sebagaimana orang dewasa

(Fadilah, 2002:35).

Page 46: Skripsi) - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22610/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Jika seseorang bepergian dengan tujuan untuk mencari ilmu, maka Allah SWT akan menjadikan

25

Anak menurut Konvensi Hak Anak (KHA)

Dalam pasal 1 KHA, anak didefinisikan sebagai manusia yang umurnya belum

mencapai 18 tahun, namun diberikan juga pengakuan terhadap batasan umur yang

berbeda yang mungkin diterapkan dalam perundangan nasional.

Page 47: Skripsi) - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22610/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Jika seseorang bepergian dengan tujuan untuk mencari ilmu, maka Allah SWT akan menjadikan

26

2.2 Kerangka Pikir

Undang-undang Nomor 35 tahun 2014 tentang perlindungan anak merupakan

salah satu undang-undang yang dibentuk dengan tujuan mengurangi jumlah

kekerasan yang terjadi di Indonesia. Dengan demikian pembentukan undang-

undang ini berdasarkan pada pertimbangan bahwa perlindungan anak dalam

segala aspeknya merupakan bagian dari kegiatan pembangunan nasional,

khususnya dalam memajukan kehidupan berbangsa dan bernegara. Diharapkan

dengan dibentuknya undang-undang ini kehidupan berbangsa dan bernegara akan

terus maju bersama dengan perkembangan anak-anak bangsa.

Upaya perlindungan terhadap anak di Indonesia telah dilakukan sejak lama, hal ini

dapat dilihat dengan dikeluarkannya Undang-undang Nomor 39 tahun 1999

tentang Hak Asasi Manusia. Dalam undang-undang tersebut sudah di bahas

mengenai perlindungan terhadap anak. Undang-undang No 39 tahun 1999 telah

mencantumkan tentang hak anak, pelaksanaan kewajiban dan tanggung

jawaborang tua, keluarga, masyarakat, pemerintah dan negara memberikan

perlindungan pada anak. Namun masih memerlukan suatu undang-undang

mengenai perlindungan anak sebagai landasan yuridis bagi pelaksanaan kewajiban

dan tanggung jawab tersebut.Oleh karena itu, pemerintah membentuk Undang-

undang No 35 tahun 2014 tentang perlindungan anak.

Hingga saat ini peran pemerintah belum cukup efektif dalam implementasi

Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014.Hal ini dapat dilihat dari jumlah

kekerasan yang terjadi di Kabupaten Pringsewu menunjukkan peningkatan yang

cukup signifikan pada tahun 2014.Disinilah peran lembaga-lembaga yang konsen

Page 48: Skripsi) - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22610/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Jika seseorang bepergian dengan tujuan untuk mencari ilmu, maka Allah SWT akan menjadikan

27

terhadap masalah perlindungan anak dibutuhkan.Salah satu lembaga yang

dibentuk dalam upaya perlindungan terhadap anak di Kabupaten Pringsewu

adalah Lembaga Perlindungan Anak (LPA).

Dalam upaya perlindungan anak di Kabupaten Pringsewu, partisipasi Lembaga

Perlindungan Anak sangat dibutuhkan.Diharapkan dengan adanya LPA dapat

membantu pemerintah dalam upaya perlindungan terhadap anak.Sehingga dengan

adanya partisipasi LPA jumlah kekerasan yang terjadi di Kabupaten Pringsewu

dapat berkurang jumlahnya.Bentuk partisipasi yang dilakukan oleh LPA dapat

berupa Keterlibatan LPA dalam pengambilan keputusan dalam perlindungan

anak, Keterlibatan LPA dalam dalam pelaksanaan perlindungan anak,

Keterlibatan LPA dalam pengambilan manfaat perlindungan, serta keterlibatan

LPA dalam evaluasi perlindungan anak(Cohen dan Uphoff dalam Dwiningrum,

2011:61).

Namun dalam proses partisipasi tersebut terdapat faktor-faktor yang dapat

mendukung dan menghambat proses partisipasi. Faktor-faktor tersebut yang akan

mempengaruhi partisipasi LPA dalam melaksanakan perlindungan anak di

kabupaten pringsewu. Diharapkan dengan adanya faktor pendukung dan

penghambat dalam partisipasi tersebut, kekerasan terhadap anak di kabupaten

pringsewu berkurang.

Page 49: Skripsi) - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22610/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Jika seseorang bepergian dengan tujuan untuk mencari ilmu, maka Allah SWT akan menjadikan

28

Gambar 1. Kerangka Pikir

Sumber: Diolah oleh peneliti

Faktor penghambat partisipasi

Faktor pendukung partisipasi

Partisipasi LPA

Keterlibatan LPA dalam pengambilan keputusan perlindungan anak

Keterlibatan LPA dalam dalam pelaksanaan perlindungan anak

Keterlibatan LPA dalam pengambilan manfaat perlindungan anak

Keterlibatan LPA dalam evaluasi perlindungan anak

(Cohen dan Uphoff dalam Dwiningrum, 2011:61).

Dibentuklah Lembaga Perlindungan Anak (LPA)

sebagai salah satu lembaga yang konsen

terhadapperlindungan anak.

Jumlah kekerasan

anak tinggi

Undang-Undang No 35 Tahun

2014 Tentang Perlindungan Anak

Jumlah kekerasan

masih tinggi

Page 50: Skripsi) - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22610/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Jika seseorang bepergian dengan tujuan untuk mencari ilmu, maka Allah SWT akan menjadikan

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1Tipe dan Pendekatan Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian, penelitian ini bertujuan untuk meneliti bagaimana

partisipasi Lembaga Perlindungan Anak Kabupaten Pringsewu dalam

implementasi Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan

Anak. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hal ini dikarenakan penelitian ini

menggambarkan fenomena atau kejadian sesuai dengan apa yang terjadi di

lapangan, di mana data yang dihasilkan berupa kata-kata tertulis berupa dokumen

serta dari orang-orang dan perilaku yang diamati (Moleong, 2011: 6)

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yakni prosedur penelitian yang

menghasilkan data-data yang deskriptif berupa kata-kata tertulis atau tulisan yang

dapat diamati. Penelitian ini bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa

yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku persepsi, motivasi,

tindakan-tindakan lain, secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk

kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

memanfaatkan berbagai metode alamiah.

Page 51: Skripsi) - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22610/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Jika seseorang bepergian dengan tujuan untuk mencari ilmu, maka Allah SWT akan menjadikan

30

Penulis menggunakan metode tersebut adalah untuk mendapat pengetahuan

tentang partisipasi Lembaga Perlindungan Anak dalam implementasi UU No 35

tahun 2014 dengan menggambarkan fenomena atau kejadian sesuai dengan apa

yang terjadi di lapangan yang dideskripsikan melalui kata-kata tertulis atau

tulisan.

3.2 Fokus Penelitian

Sugiyono (2012: 207) menyebutkan bahwa batasan masalah dalam penelitian

kualitatif disebut dengan fokus, yang berisi pokok masalah yang masih bersifat

umum.Dengan demikian, dalam penelitian kualitatif hal yang harus diperhatikan

adalah masalah dan fokus penelitian, karena untuk memberikan batasan penelitian

yang seharusnya diteliti dan mendapatkan data sesuai dengan yang dibutuhkan

dalam penelitian tersebut.

Adapun fokus dari penelitian ini adalah:

A. Bentuk partisipasi tersebut meliputi:

1. Keterlibatan Lembaga Perlindungan Anak dalam pengambilan

keputusan dalam perlindungan anak.

2. Keterlibatan lembaga perlindungan anak dalam pelaksanaan

perlindungan anak.

3. Keterlibatan lembaga perlindungan anak dalam pengambilan manfaat

perlindungan terhadap anak.

4. Keterlibatan lembaga perlindungan anak dalam evaluasi terhadap

perlindungan anak.

(Cohen dan Uphoff dalam Dwiningrum 2011:61)

Page 52: Skripsi) - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22610/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Jika seseorang bepergian dengan tujuan untuk mencari ilmu, maka Allah SWT akan menjadikan

31

B. Faktor pendukung dan penghambat partisipasi.

3.3 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat dimana penelitian ini dilakukan agar peneliti

dapat mengetahui bagaimana keadaan yang sebenarnya terhadap apa yang hendak

diteliti. Lokasi penelitian ini dilakukan di Lembaga Perlindungan Anak (LPA)

Kabupaten Pringsewu. Penulis memilih lokasi penelitian di Kabupaten Pringsewu

dikarenakan jumlah kekerasan yang terjadi di Kabupaten Pringsewu mengalami

peningkatkan yang signifikan dalam kurun waktu 2012-2014.Sehingga perlu

adanya perlindungan anak serta tindak tegas terhadappelaku tindak kekerasan

terhadap anak.

3.4 Jenis Data

Menurut Loftland dan Loftland dalam Moleong (2011:157) sumber data utama

dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata, tindakan dan selebihnya adalah data

tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Sama halnya dengan yang diungkapkan

sugiyono (2012:225) dikelompokkan menjadi dua, yakni jenis data primer dan

jenis data sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung

memberikan data kepada pengumpul data, sedangkan data sekunder merupakan

sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data

misalnya melalui orang lain atau dokumen.

Page 53: Skripsi) - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22610/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Jika seseorang bepergian dengan tujuan untuk mencari ilmu, maka Allah SWT akan menjadikan

32

Berdasarkan sumber diatas, sumber-sumber data pada penelitian ini adalah:

A. Data Primer

Sumber data primer adalah sumber data yang langsung dapat memberikan data

kepada pengumpul data dengan menggunakan teknik baik terstruktur maupun

mendalam, serta observasi langsung oleh peneliti mengenai partisipasi LPA dalam

implementasi Undang-undang Nomor 35 tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak.

B. Data Sekunder

Data Sekunder adalah data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan oleh

pihak pengumpul data primer atau pihak lain. Data ini diperoleh melalui dokumen

organisasi meliputi profil organisasi, struktur organisasi, dan studi dokumentasi

yang diperoleh dari buku, jurnal, majalah, dan internet yang dapat menjadi

referensi bagi penelitian ini.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Menurut Lofland dalam Moleong (2005:157) mengatakan bahwa sumber data

utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah

data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Berkaitan dengan hal ini, jenis data

dibagi kedalam kata-kata, tindakan, sumber data tertulis, foto dan lainnya. Dalam

penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Wawancara

Wawancara adalah pengumpulan data primer yang diperoleh langsung dari

hasil tanya jawab dengan informan. Menurut Stewart & Cash dalam

Hendriansyah (2012:118), wawancara diartikan sebagai sebuah interaksi yang

Page 54: Skripsi) - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22610/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Jika seseorang bepergian dengan tujuan untuk mencari ilmu, maka Allah SWT akan menjadikan

33

di dalamnya terdapat pertukaran atau berbagai aturan, tanggung jawab,

perasaan, kepercayaan, motif, dan informasi.

Responden atau informan yang diwawancarai dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

Tabel 5. Daftar Informan

NO NAMA INFORMAN SUBSTANSI TANGGAL

WAWANCARA

1 Fauzi, S.E, M.Kom

Akt

(Ketua LPA)

1. PartisipasiLPA

dalam pengambilan

keputusan,

pelaksanaan

kegiatan,

pemantauan dan

evaluasi kegiatan,

serta pemanfaatan

hasil.

2. Faktor pendukung

dan penghambat

partisipasi

19 Maret 2016

2 Rizal Bahrul Mustofa,

S.Kom

(sekretaris LPA)

1. PartisipasiLPA

dalam pengambilan

keputusan,

pelaksanaan

kegiatan,

pemantauan dan

evaluasi kegiatan,

serta pemanfaatan

hasil.

2. Faktor pendukung

dan penghambat

partisipasi

16 Maret 2016

3 Suktari Margayani,

S.H

(Kepala bidang

pemberdayaan

perempuan dan

perlindungan anak,

Badan KB dan PP)

PartisipasiLPA

dalam pengambilan

keputusan,

pelaksanaan

kegiatan,

pemantauan dan

evaluasi kegiatan,

serta pemanfaatan

hasil.

14 Maret 2016

Page 55: Skripsi) - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22610/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Jika seseorang bepergian dengan tujuan untuk mencari ilmu, maka Allah SWT akan menjadikan

34

3 Ibu Sayidah

(Ibu Korban kasus

anak)

PartisipasiLPA

dalam pengambilan

keputusan,

pelaksanaan

kegiatan,

pemantauan dan

evaluasi kegiatan,

serta pemanfaatan

hasil.

14 Mei 2016

4. Bapak Imam PartisipasiLPA

dalam pengambilan

keputusan,

pelaksanaan

kegiatan,

pemantauan dan

evaluasi kegiatan,

serta pemanfaatan

hasil.

14 Mei 2016

Sumber: Diolah oleh peneliti, 2016

2. Dokumentasi

Menurut Hendriansyah (2012:143), dokumentasi adalah salah satu metode

pengumpulan data kualitatif dengan melihat atau menganalisis dokumen-

dokumen yang dibuat oleh subjek itu sendiri atau oleh orang lain tentang

subjek. Teknik ini dilakukan untuk melengkapi data yang tidak didapatkan

dari proses wawancara. Data-data tersebut berupa data sekunder yang memuat

informasi tertentu yang bersumber dari dokumen-dokumen tertulis seperti

surat-menyurat, notulensi rapat, berita acara dan dokumen yang berupa foto-

foto.

Page 56: Skripsi) - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22610/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Jika seseorang bepergian dengan tujuan untuk mencari ilmu, maka Allah SWT akan menjadikan

35

Tabel 6. Dokumen Penelitian

NO DOKUMENTASI SUBSTANSI

1 Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga

Lembaga Perlindungan Anak Kabupaten

Pringsewu.

Dasar terbentuknya LPA,

bentuk organisasi LPA.

2 SK Lembaga Perlindungan Anak Kabupaten

Pringsewu

Dasar terbentuknya LPA,

bentuk organisasi LPA,

struktur kepengurusan

LPA

3 SK Forum Anak Pringsewu Dasar pembentukan forum

anak, struktur

kepengurusan forum

anak,maksud dan tujuan

dibentuknya forum anak,

manfaat forum anak.

4 Jumlah kekerasan terhadap anak yang

didampingi oleh LPA dan P2TP2A periode

januari 2014 sampai dengan 2015

Berisi data jumlah

kekerasan yang

didampingi oleh LPA dan

P2TP2A

Sumber: Diolah oleh peneliti, 2016

3. Observasi

Observasi adalah proses pengamatan dalam penelitian kualitatif untuk

mendapatkan informasi sesuai dengan tujuan penelitian. Dalam penelitian ini,

hal-hal yang diamati adalah aktifitas atau kegiatan LPA itu sendiri.

3.6 Teknik Analisis Data

Menurut Sugiyono (2012: 245) Analisis Data adalah proses mencari dan

menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan

lapangan dan dokumentasi, gambar, foto dan sebagainya dengan cara

mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit,

melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan

yang akan dipelajari kemudian membuat kesimpulan yang mudah dipahami oleh

diri sendiri maupun orang lain. Aktivitas dalam menganalisis data kualitataif

yaitu:

Page 57: Skripsi) - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22610/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Jika seseorang bepergian dengan tujuan untuk mencari ilmu, maka Allah SWT akan menjadikan

36

1. Reduksi Data

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemisahan, perhatian

pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang

muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Data yang diperoleh di

lokasi penelitian kemudian dituangkan dalam uraian atau laporan yang

lengkap dan terinci. Laporan lapangan selanjutnya direduksi, dirangkai,

dipilih hal-hal pokok, difokuskan pada hal-hal penting kemudian dicari

tema atau polanya.

2. Penyajian Data

Penyajian data merupakan sekumpulan informasi tersusun yang berguna

untuk memudahkan peneliti memahami gambaran secara keseluruhan atau

bagian tertentu dari penelitian. Batasan yang diberikan dalam penyajian

data adalah sekumpulan informasi yang tersusun dan memberi

kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.

Dalam penelitian ini, penyajian data diwujudkan dalam dalam bentuk

bentuk uraian dengan teks normatif, bagan, foto atau gambar dan

sejenisnya.

3. Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan yaitu melakukan verifikasi secara terus menerus

sepanjang proses penelitian berlangsung. Peneliti berusaha untuk

menganalisis dan mencari pola, tema, hubungan persamaan, hal-hal yang

sering timbul, yang kemudian dituangkan dalam kesimpulan.

Page 58: Skripsi) - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22610/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Jika seseorang bepergian dengan tujuan untuk mencari ilmu, maka Allah SWT akan menjadikan

37

3.7 Teknik Keabsahan Data

Keabsahan data merupakan standar validitas dari data yang diperoleh. Untuk

menentukan keabsahan data dalam penelitian kualitatif harus memenuhi beberapa

persyaratan. Menurut moleong (2011: 324) terdapat empat kriteria keabsahan

data, yaitu:

1. Derajat Kepercayaan

Pada dasarnya derajat kepercayaan (kredibilitas) menggantikan konsep

validitas internal dari nonkualitatif. Kriteria ini berfungsi pertama,

melaksanakan inkuiri sedemikian rupa sehingga tingkat kepercayaan

penemuannya dapat dicapai; kedua, mempertunjukkan derajat kepercayaan

hasil-hasil penemuan dengan jalan pembuktian oleh peneliti pada kenyataan

ganda yang sedang diteliti. Kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan oleh

peneliti untuk memeriksa kredibilitas atau derajat kepercayaan antara lain:

a. Triangulasi

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain. Teknik triangulasi yang paling banyak

digunakan adalah pemeriksaan melalui sumber lain. Denzin dalam

moleong (2011:330) membedakan empat macam triangulasi sebagai

teknik pemerinksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode,

penyidik, teori. Peneliti menggunakan teknik keabsahan data triangulasi

dikarenakan triangulasi merupakan cara terbaik untuk menghilangkan

perbedaan-perbedaan konstruksi kenyataan yang ada dalam konteks suatu

studi sewaktu mengumpulkan data tentang berbagai kejadian dan

Page 59: Skripsi) - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22610/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Jika seseorang bepergian dengan tujuan untuk mencari ilmu, maka Allah SWT akan menjadikan

38

hubungan dari berbagai pandangan. Dengan kata lain penelitian ini dapat

di rechecktemuannya dengan jalan membandingkannya dengan berbagai

sumber, metode, atau teori.

b. Kecukupan Referensial

Mengumpulkan berbagai bahan-bahan, catatan, atau rekaman-rekaman

yang dapat digunakan sebagai referensi dan patokan untuk menguji

sewaktu diadakan analisis dan penafsiran data.

2. Keteralihan (transferability)

Keteralihan menyatakan bahwa generalisasi suatu penemuan dapat berlaku

atau diterapkan pada semua jenis konteks dalam populasi yang sama atas

dasar penemu yang diperoleh pada sampel yang secara representatif

mewakili populasi.

3. Kebergantungan (dependability)

Kebergantungan merupakan substitusi realibilitas dalam penelitian

nonkualitatif. Realibilitas merupakan syarat bagi validitas. Dalam

penelitian kualitataif, uji kebergantungan dilakukan dengan pemeriksaan

terhadap keseluruhan proses penelitian. Sering terjadi peneliti tidak

melakukan pemeriksaan terhadap keseluruhan proses penelitian di

lapangan, tetapi bisa memberikan data. Peneliti ini perlu di uji

dependabilit-nya. Kalau proses penelitiannya tidak dilakukan tetapi

datanya ada, maka penelitian ini tidak dependebel.

Page 60: Skripsi) - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22610/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Jika seseorang bepergian dengan tujuan untuk mencari ilmu, maka Allah SWT akan menjadikan

39

4. Kepastian (confirmability)

Menguji kepastian data berarti menguji hasil penelitian, dikaitkan dengan

proses yang ada dalam penelitian, jangan sampai proses tidak ada tetapi

hasilnya ada. Derajat ini dapat dicapai melalui audit atau pemeriksaan

yang cermat terhadap seluruh komponen dan proses penelitian serta hasil

penelitian.

Page 61: Skripsi) - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22610/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Jika seseorang bepergian dengan tujuan untuk mencari ilmu, maka Allah SWT akan menjadikan

BAB IV

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Lembaga Perlindungan Anak Kabupate Pringsewu

Berdasarkan informasi yang didapat peneliti dari profil LPA tahun 2015 dapat

diketahui bahwa Lembaga Perlindungan Anak merupakan suatu lembaga

independen di bidang perlindungan anak dan pemenuhan hak-hak anak yang

berbasis masyarakat, untuk melakukan serangkaian keguatan atau program

perlindungan anak dan memperkuat mekanisme nasional yang kondusif bagi

perlindungan anak, selain itu juga mengenai data anggota di setiap bidang-bidang

serta data jumlah kasus kekerasan pada anak yang terjadi di Kabupaten

Pringsewu.

4.1.1 Latar Belakang

Lembaga Perlindungan Anak (LPA) berdiri pada 28 juni 2009, secara umum

dilatarbelakangi oleh masih banyaknya jumlah anak yang dilanggar hak nya dan

menjadi korban dari berbagai diskriminasi, perlakuan salah bahkan tindak

kekerasan yang tidak manusiawi terhadap anak. Selain itu dalam rangka

mengimplementasikan gerakan nasional perlindungan anak yang dicanangkan

oleh Presiden Republik Indonesia pada tanggal 23 juli 1998, maka dibentuklah

Page 62: Skripsi) - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22610/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Jika seseorang bepergian dengan tujuan untuk mencari ilmu, maka Allah SWT akan menjadikan

41

LPA dengan SK Mensos No. 81/HUK/1998 Tentang Pembentukan Lembaga

Perlindungan Anak Indonesia (LPA).

Dalam perjalanannya melalui hasi Forum Nasional ke II tahun 2pp1 di Aula

Gedung Depsos RI, disepakati bahwa LPA berubah menjadi Komisioner dengan

nama Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA). Adapun untuk LPA

daerah tidak ada perubahan nama, yaitu tetap Lembaga Perlindungan Anak

Provinsi/Kabupaten/Kota/ Kecamatan.

4.1.2 Visi dan Misi LPA

Visi

Terwujudnya kondisi perlindungan anak yang optimum dalam mewujudkan anak

yang handal, berkualitas, dan berwawasan menuju masyarakat yang sejahtera dan

mandiri, terpenuhi hak-haknya dan bermartabat sebagai anak Indonesia,

terbangunnya kesadaran bahwa demi ank selamatkan bangsa, dan demi bangsa

selamatkan NKRI.

Misi

a. Meningkatkan upaya perlindungan anak melalui peningkatan

kesadaran, pengetahuan dan kemampuan masyarakat serta

meningkatkan kualitas lingkungan yang memberi peluang, dukungan

dan kebebasan terhadap mekanisme perlindungan anak memberikan

pelayanan advokasi hukum dan pendampingan pada anak agar

terpenuhi akan hak-haknya.

b. Membangun jejaring gerakan bersama untuk mencegah dan

menghapus eksploitasi, kekerasan dan trafficking terhadap anak.

Page 63: Skripsi) - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22610/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Jika seseorang bepergian dengan tujuan untuk mencari ilmu, maka Allah SWT akan menjadikan

42

c. Membangun kesadaran bahwa demi anak selamatkan bangsa, dan demi

bangsa selamatkan NKRI.

4.1.3 Struktur Organisasi

Struktur organisasi Lembaga Perlindungan Anak Kabupaten Pringsewu periode

2014-2018 seperti gambar di bawah ini:

Gambar 2. Struktur Kepengurusan LPA

Sumber: Dokumentasi LPA, 2016

Page 64: Skripsi) - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22610/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Jika seseorang bepergian dengan tujuan untuk mencari ilmu, maka Allah SWT akan menjadikan

43

4.1.4 sejarah Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Kabupate Pringsewu

Dalam rangka mengimplementasikan gerakan nasional perlindungan anak yang

dicanangkan oleh Preside RI pada tanggal 23 juli1998, maka dibentuklah

Lembaga Perlindungan Anak Indonesia yang di singkat dengan dengan SK

MENSOS NO. 81/HUK/1998 Tetang Perlindungan Anak Indonesia. Dalam

perjalanannya melalui hasil Forum Nasional ke II tahun 2001 di Aula

4.2 Gambaran Umum Kabupaten Pringsewu

Pringsewu adalah salah satu kabupaten di Provinsi Lampung,

Indonesia.Kabupaten ini disahkan menjadi kabupaten dalam Rapat Paripurna DPR

tanggal 29 Oktober 2008, sebagai pemekaran dari Kabupaten Tanggamus.

Kabupaten ini Terletak 37 kilometer sebelah barat Bandar Lampung, ibu kota

provinsi.Saat ini Pringsewu disetujui menjadi kabupaten tersendiri karena

perkembangannya yang bagus, baik dari segi pendapatan daerah, taraf ekonomi

maupun pendidikan penduduk.Mata pencaharian yang utama di Pringsewu adalah

bertani dan berdagang.

4.2.1 Sejarah Kabupaten Pringsewu

Sejarah Pringsewu diawali dengan berdirinya sebuah perkampungan (tiuh)

bernama Margakaya pada tahun 1738 Masehi, yang dihuni masyarakat asli suku

Lampung-Pubian yang berada di tepi aliran sungai Way Tebu (4 km dari pusat

Kota Pringsewu ke arah selatan saat ini).Selanjutnya, 1787 tahun berikutnya yakni

pada tahun 1925 sekelompok masyarakat dari Pulau Jawa, melalui program

kolonisasi oleh pemerintah Hindia Belanda, juga membuka areal permukiman

Page 65: Skripsi) - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22610/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Jika seseorang bepergian dengan tujuan untuk mencari ilmu, maka Allah SWT akan menjadikan

44

baru dengan membabat hutan bambu yang cukup lebat di sekitar tiuh Margakaya

tersebut. Karena begitu banyaknya pohon bambu di hutan yang mereka buka

tersebut, oleh masyarakat desa yang baru dibuka tersebut dinamakan Pringsewu,

yang berasal dari bahasa Jawa yang artinya Bambu Seribu.

Pada tahun 1964, dibentuk pemerintahan Kecamatan Pringsewu yang merupakan

bagian dari wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Lampung Selatan sesuai dengan

Undang-undang Nomor 14 Tahun 1964, yang sebelumnya Pringsewu juga pernah

menjadi bagian dari Kecamatan Pagelaran yang juga beribukota di Pringsewu.

Dalam sejarah perjalanan berikutnya, Kecamatan Pringsewu bersama sejumlah

kecamatan lainnya di wilayah Lampung Selatan bagian barat yang menjadi bagian

wilayah administrasi Pembantu Bupati Lampung Selatan Wilayah Kotaagung,

masuk menjadi bagian wilayah Kabupaten Tanggamus berdasarkan Undang-

undang Nomor 2 Tahun 1997, hingga terbentuk sebagai daerah otonom yang

mandiri.

Kabupaten Pringsewu mempunyai luas wilayah 625 km2, berpenduduk 377.857

jiwa (data 2011) terdiri dari 195.400 laki–laki dan 182.457 perempuan.Kabupaten

Pringsewu terdiri dari 96 pekon (desa) dan 5 kelurahan, yang tersebar di 9

kecamatan, yaitu Kecamatan Pringsewu, Pagelaran, Pardasuka, Gadingrejo,

Sukoharjo, Ambarawa, Adiluwih, Kecamatan Banyumas dan Pagelaran Utara.

Page 66: Skripsi) - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22610/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Jika seseorang bepergian dengan tujuan untuk mencari ilmu, maka Allah SWT akan menjadikan

45

4.2.2 Pembagian administratif

Gambar 3.Pembagian wilayah kabupaten Pringsewu per kecamatan.

Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Pringsewu, 2016

Kabupaten Pringsewu terdiri dari sembilan wilayah kecamatan, yaitu:

1. Kecamatan Pardasuka

2. Kecamatan Ambarawa

3. Kecamatan Pagelaran

4. Kecamatan Pagelaran Utara

5. Kecamatan Pringsewu

6. Kecamatan Gading Rejo

7. Kecamatan Sukoharjo

8. Kecamatan Banyumas

9. Kecamatan Adiluwih

Page 67: Skripsi) - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22610/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Jika seseorang bepergian dengan tujuan untuk mencari ilmu, maka Allah SWT akan menjadikan

46

Geografi

Secara geografis Kabupaten Pringsewu terletak diantara 104045'25"–10508'42"

BT dan 508'10"-5034'27" LS.Batas-batas wilayah Kabupaten Pringsewu adalah:

Tabel 7. Batas Wilayah Kabupaten Pringsewu

Utara Kecamatan sendang agung dan Kecamatan Kalirejo (kabupaten

lampung tengah)

Selatan Kecamatan Bulok dan Kecamatan Cukuh Balak (Kabupaten

Tanggamus)

Barat Kecamatan Pugung dan Kecamatan Air Naningan (Kabupaten

Tanggamus)

Timur Kecamatan Negeri Katon, Kecamatan Gedongtataan, Kecamatan

Waylima dan Kecamatan Kedondong (Kabupaten Pesawaran)

Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Pringsewu, 2016

Page 68: Skripsi) - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22610/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Jika seseorang bepergian dengan tujuan untuk mencari ilmu, maka Allah SWT akan menjadikan

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan sebgaia berikut:

6.1.1 Bentuk Partisipasi Lembaga Perlindungan Anak dalam upaya

Perlindungan Anak di Kabupaten Pringsewu yaitupartisipasi penuh

dimana LPA terlibat dalam pengambilan keputusan, pelaksanaan kegiatan,

pengambilan manfaat dan evaluasi perlindunan anak.

6.1.2 Faktor pendukung dan penghambat partisipasi

a. Faktorpendukung

1. Stakeholder memiliki visi dan misi yang sama

Stakeholder dengan visi dan misi yang sama akan lebih mendorong

upaya perlindungan anak.

2. Adanya dukungan dari pemerintah

Dukungan pemerintah diberikan dalam bentuk finansial berupa

dana hibah pemerintah dan dukungan non-finansial yaitu lembaga

P2TP2A (lembaga pemerintah) yang fokus terhadapperlindungan

anak.

Page 69: Skripsi) - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22610/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Jika seseorang bepergian dengan tujuan untuk mencari ilmu, maka Allah SWT akan menjadikan

102

b. Faktor penghambat

1. Antusias masyarakat kecil

Antusiasme masyarakat dalam upaya perlindungan anak di

Kabupaten Pringsewu masih relatif kecil.

2. Lembaga mitra masih sedikit

Stakeholder atau lembaga mitra yang memiliki visi dan misi yang

sama akan memudahkan upaya perlindungan anak. Namun jumlah

lembaga mitra yang ada di Pringsewu masih sangat sedikit.

3. Sarana dan prasarana kurang

Sarana dan prasarana pendukung mobilisasi dan publikasi yang

dimiliki kurang.

4. Belum ada target

Belum ada target dalam program-program yang dilaksanakan.

Sehingga hasil dari suatu program tidak dapat dihitung.

6.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan tersebut, maka peneliti memberikan saran sebagai

berikut:

1. Bagi LPA perlu adanya peningkatan program sosialisasi tentang

perlindungan anak kepada masyarakat. Sehingga masyarakat lebih

mengerti akanpentingnya perlindungan anak. Dimana dengan adanya

kegiatan ini baik secara langsung maupun tidak langsung akan

mempengaruhi tingkat antusias masyarakat dalam upaya perlindungan

anak di Kabupaten Pringsewu.

Page 70: Skripsi) - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22610/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Jika seseorang bepergian dengan tujuan untuk mencari ilmu, maka Allah SWT akan menjadikan

103

2. Bagi LPAdan Pemerintah perlu adanya terget dalam suatu kebijakan atau

program. Sehingga presentase hasil dari suatu kebijakan dapat dihitung.

3. Bagi pemerintah lebih serius dalam mendukung perlindungan anak di

Kabupaten Pringsewu dengan segera membuat peraturan daerah maupun

peraturan bupati dalam perlindungan anak.

4. Bagi LPA perlu adanya peningkatan sarana dan prasarana yang

mendukung kegiatan perlindungan anak, baik sarana mobilisasi maupun

sarana publikasi. Sehingga memudahkan dalam upaya perlindungan anak.

Page 71: Skripsi) - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22610/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Jika seseorang bepergian dengan tujuan untuk mencari ilmu, maka Allah SWT akan menjadikan

DAFTAR PUSTAKA

Chandra,Eka dkk. 2003. Membangun Forum Warga”Implementasi Partisipasi

dan Penguatan Masyarakat Sipil”. Bandung: Yayasan AKATIGA.

Dwiningrum, Siti Irene Astuti. 2011.Desentralisasi dan Partisipasi Masyarakat

dalam Perndidikan: Suatu Kajian Teoritik dan Emprik. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Ernis.2007. Partisipasi Masyarakat Pekon dalam Program Gerakan

Pembangunan Begawi Jejama Sebetik.Skripsi.Unila.

Hasibuan, Malayu S.P. 2006. Manajemen Dasar,Pengertian, dan masalah.

Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Hendriansyah, Haris. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta:Salemba

Humanika.

Kaho, Josef Riwu. 1988. Prospek Otonomi Daerah di Indonesia. Jakarta: PT.

Bumi Aksara.

Moleong, Lexy J. 2005. Metode Penelitian kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya Pelajar.

_______. 2011. Metode Penelitian kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya

Pelajar.

Nazir, Moh. 1988. Metode Penelitian. Tarsito: Bandung.

Ndraha, Taliziduhu. 1987. Pembangunan Masyarakat mempersembahkan

masyarakat tinggal landas. Jakarta: Bina Aksara

Sugiyono. 2012.Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: CV

Alfabeta.

Syahyuti.2006. 30 KonsepPenting Dalam Pembangunan Pedesaan dan Pertanian

.Jakarta: Bina Rena Pariwara.

Page 72: Skripsi) - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/22610/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Jika seseorang bepergian dengan tujuan untuk mencari ilmu, maka Allah SWT akan menjadikan

Solekhan, Moch. 2012. Penyelenggaraan Pemerintahan Desa. Malang: Setara

Pers.

Theresia, Aprilia dkk. 2014. Pembngunan Berbasis Masyarakat. Bandung:

Alfabeta.

Kepada Kepala Jurusan Administrasi Negara, Fisip, Universitas Lampung. Saya

lampirkan artikel jurnal ilmiah.

Sumber Lain

Http://lampost.co/berita/2014-kasus-pencabulan-anak-di-bawah-umur-

meningkat.diakses pada 18 Oktober 2015, pukul 22:32.

Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Pringsewu. diakses pada 18

Oktober 2015, pukul 21:15.

Undang-undang Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak

Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002Tentang Perlindungan Anak