SKRIPSI - Sultan Ageng Tirtayasa Universityeprints.untirta.ac.id/1446/1/MANAJEMEN PROGRAM... ·...
Transcript of SKRIPSI - Sultan Ageng Tirtayasa Universityeprints.untirta.ac.id/1446/1/MANAJEMEN PROGRAM... ·...
MANAJEMEN PROGRAM PENGEMBANGAN INDUSTRI KREATIF
MELALUI PEMANFAATAN LIMBAH RUMAH TANGGA DI DINAS
PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KOTA TANGERANG
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Administrasi Publik pada Konsentrasi Manajemen Publik
Program Studi Ilmu Administrasi Publik
Oleh:
Sinta Rahmayanti
6661122009
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
SERANG, APRIL 2019
ii
ABSTRAK
Sinta Rahmayanti. NIM 6661122009. Skripsi. Manajemen Program
Pengembangan Industri Kreatif melalui Pemanfaatan Limbah Rumah Tangga
di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang. Pembimbing I: Dr.
Abdul Apip, M.Si dan Pembimbing II: Riny Handayani, S.Si., M.Si. Program
Studi Ilmu Administrasi Publik. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Penelitian ini membahas tentang Manajemen Program Pengembangan Industri
Kreatif melalui Pemanfaatan Limbah Rumah Tangga di Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Kota Tangerang. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana
manajemen yang dilakukan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang
dalam Menerapkan Program Pengembangan Industri Kreatif. Penelitian ini
menggunakan Metode Kualitatif Deskriptif. Teknik pengumpulan data dengan
melakukan Observasi, wawancara langsung, dan dokumentasi. Pengujian keabsahan
data dengan triangulasi dan member check yang didasarkan dari teori Fungsi
Manajemen menurut Luther Gollich (Hasibuan, 2007:38) dengan Indikator
Perencanaan, Pengorganisasian, Personalia, Pengarahan, Pengkoordinasian,
Pelaporan, Pembuatan Anggaran. Hasil penelitian menunjukan bahwa tentang
Manajemen Program Pengembangan Industri Kreatif melalui Pemanfaatan Limbah
Rumah Tangga di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang sudah baik,
namun masih pembenahan dalam berbagai aspek. Pada aspek perencanaan sudah baik
tetapi dalam penetapan pihak lain yang terlibat hanya mengundang 2 tenaga ahli.
Pada aspek penyusunan pegawai, dalam hal Penetapan ketua pelaksana (bertanggung
jawab) sudah baik. Namun dalam pelaksanaan kegiatan yang ikut serta hanya 3
anggota saja. Pada aspek koordinasi antara Dinas Perindustrian dan Perdagangan
dengan Pihak Kelurahan kurang baik, karena tim hanya memberikan sosialisasi
kepada pihak kelurahan saja. Sarannya adalah menambahkan tenaga ahli,
menambahkan jumlah tim pelaksana, dan melakukan sosialisasi secara langsung
kepada masyarakat.
Kata Kunci: Manajemen, Industri Kreatif, Pemanfaatan Limbah.
iii
ABSTRACT
Sinta Rahmayanti. NIM 6661122009. Essay. Management of the Creative Industry
Development Program through the Utilization of Household Waste in the
Department of Industry and Trade Tangerang City. The First Advisor: Dr. Abdul
Apip, M.Si and The Second Advisor: Riny Handayani, S.Si., M.Si. Departement of
Public Administration. Faculty of Sosial and Political Sciences. Sultan Ageng
Tirtayasa University.
This study discusses the Management of the Creative Industry Development Program
through the Utilization of Household Waste in the Department of Industry and Trade
Tangerang City. The purpose of this study is to find out how management is carried
out by the Tangerang Industry and Trade Service in Implementing the Creative
Industry Development Program. This study uses a descriptive qualitative method.
Testing the validity of the data by triangulation and member check based on the
theory of Management Functions according to Luther Gollich (Hasibuan, 2007:38)
with Indicators of Planning, Organizing, Personnel, Direction, Coordination,
Reporting, Budget Making. The results of the study show that the Management of the
Creative Industry Development Program through the Utilization of Household Waste
in the Department of Industry and Trade Tangerang City is already good, but still
improving in various aspects. The planning aspect is good but in the determination of
other parties involved only invited 2 experts. In the aspect of preparing employees, in
terms of the appointment of the chief executive (responsible) is good. But only 3
employees participated in the participating activities. The coordination between the
Tangerang City Industry and Trade Office with staff of Urban Village it was not
good, because the creative industry development program team only provided
socialization to staff of Urban Village. The recommendations are recruiting more
expert, recruiting more staff participated, and giving socialization to public society.
Keywords: Management, Creative Industries, Utilization of Waste.
vii
MOTTO DAN LEMBAR PERSEMBAHAN
Tidak ada kata terlambat untuk memulai.
Begitu juga untuk mengakhiri.
Be better than you were yesterday.
Skripsi ini aku persembahkan untuk Ayah sekaligus ibu bagi ku,
yang telah membesarkan ku seorang diri, tidak pernah mengenal
lelah untuk terus berusaha, sosok yang aku kagumi dan sangat
kusayangi. Serta untuk kakak-kakak ku dan juga teman-teman ku
tersayang.
.
Terimakasih atas dukungan serta motivasi yang diberikan dalam
menyelesaika skripsi ini.
viii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan anugerah-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini
dengan baik.
Penyusunan skripsi ini diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk
memperoleh gelar Sarjana Administrasi Publik pada konsentrasi Manajemen
Publik Program Studi Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
,Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dengan judul “Manajemen Program
Pengembangan Industri Kreatif melalui Pemanfaatan Limbah Rumah
Tangga di Dinas Perindustrian dan Perdagangan dalam Menerapkan Kota
Tangerang.”
Dalam penyusunan skripsi ini penulis tidak akan berhasil tanpa bantuan
dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu penulis mengucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang turut terlibat di dalam penyusunan skripsi
ini dan dalam kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih atas
bantuan dan dukungan dalam berbagai bentuk kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Sholeh Hidayat, M.Pd., Rektor Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa.
2. Bapak Dr. H. Agus Sjafari, M.Si Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
3. Ibu Rahmawati, S.Sos., M.Si Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
ix
4. Bapak Iman Mukhroman, S.Ikom., Wakil Dekan II Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
5. Bapak Kandung Sapto Nugroho, S.Sos., M.Si., Wakil Dekan III
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa.
6. Ibu Listyaningsih, S.Sos, M.Si., Ketua Program Studi Administrasi
Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa Banten
7. Ibu Dr. Arenawati, M.Si., Sekretaris Program Studi Administrasi
Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa Banten.
8. Bapak Dr. Abdul Apip, M.Si., Dosen Pembimbing I yang
mengarahkan, memberikan masukan atau kritikan yang membangun,
serta memberikan semangat dan motivasi untuk cepat lulus.
9. Ibu Riny Handayani, S.Si., M.Si., Dosen Pembimbing II yang selalu
mengarahkan, memberikan masukan atau kritikan yang membangun,
serta memberikan semangat dan motivasi agar skripsi ini dapat
terselesaikan dengan cepat.
10. Ibu Dr. Ipah Ema Jumiati, S.IP., M.Si., Dosen Penguji Skripsi yang
telah memberikan masukan, kritik, dan saran atas skripsi yang telah
dibuat oleh peneliti, agar hasil skripsinya menjadi lebih baik. Saya
ucapakan terima kasih banyak.
x
11. Ibu Racmawati S.Sos., M.Si., Dosen Penguji Skripsi yang telah
memberikan masukan, kritik, dan saran atas skripsi yang telah
dibuat oleh peneliti, agar hasil skripsinya menjadi lebih baik. Saya
ucapakan terima kasih banyak.
12. Seluruh Dosen dan Staff jurusan Administrasi Publik Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik yang membekali penulis dengan ilmu
pengetahuan selama perkuliahan.
13. Pegawai Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang yang
telah menjadi informan dan memberikan banyak informasi dan data
yang saya butuhkan selama penyusunan skripsi.
14. Teruntuk Ayah dan Almarhum ibu serta kakak-kakak tercinta yang
selalu mendoakan dan memberikan kasih sayang serta perhatian penuh,
memberikan dukungan baik secara materi maupun moral, dan yang
paling bawel agar peneliti sesegera mungkin menyelesaikan skripsi.
15. Sahabat-sahabatku di masa perkulihan genk borjuis, terutama untuk
Fauziah dan Windha yang sudah menjadi teman seperjuangan, teman
dalam bertukar pikiran, teman berbagi beban dan canda tawa, serta
menemani penulis selama penulis mengerjakan skripsi ini.
16. Teman-teman di luar Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang selalu
memberikan dukungan serta tidak henti-hentinya mengingatkan
peneliti unruk menyelesaikan skripsi ini.
17. Teman-teman seperjuangan kelas B Administrasi Publik angkatan
2012. Semoga kita semua menjadi orang-orang yang sukses.
xi
18. Semua yang telah membantu dan mendukung penulis yang tidak dapat
bisa penulis sebutkan satu-persatu.
Akhirnya, kiranya Tuhan Yang Maha Esa memberikan berkat dan rahmat-
Nya senantiasa kepada kita semua. Dalam penyusunan skripsi ini penulis juga
menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan. Oleh sebab itu, kritik dan
saran yang sangat membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan
penelitian ini. Penulis berharap semoga penelitian ini sangat bermanfaat,
khususnya bagi penulis dan bagi para pembaca pada umumnya. Terima Kasih.
Serang, 28 Maret 2019
Sinta Rahmayanti
6661122009
xii
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ……………………………..…………………………………………… ii
ABSTRACK ………………………………..……………………………………… iii
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS …….…………………………….. iv
LEMBAR PERSETUJUAN …………………………….………………………… v
LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................... vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .......................................................................... vii
KATA PENGANTAR .............................................................................................. viii
DAFTAR ISI .............................................................................................................. xii
DAFTAR TABEL ..................................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah................................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah ....................................................................................... 20
1.3 Batasan Masalah ............................................................................................ 21
1.4 Rumusan Masalah .......................................................................................... 21
1.5 Tujuan Penelitian ........................................................................................... 22
1.6 Manfaat Penelitian ......................................................................................... 22
xiii
BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN
ASUMSI DASAR PENELITIAN
2.1 Landasan Teori ............................................................................................... 24
2.1.1 Manajemen ........................................................................................... 22
2.1.1.1 Definisi Manajemen ................................................................. 24
2.1.1.2 Asas-asas Manajemen .............................................................. 28
2.1.1.3 Fungsi Manajemen ................................................................... 29
2.1.1.4 Tujuan Manajemen .................................................................. 40
2.1.2 Industri Kreatif ..................................................................................... 40
2.1.3 Bimbingan Teknis ................................................................................ 41
2.1.4 Bank Sampah ....................................................................................... 42
2.2 Penelitian Terdahulu ...................................................................................... 50
2.3 Kerangka Pemikiran ....................................................................................... 53
2.4 Asumsi Dasar ................................................................................................. 55
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian .......................................................................................... 56
3.2 Ruang Lingkup/Fokus Penelitian ................................................................... 57
3.3 Lokasi Penelitian ............................................................................................ 58
3.4 Fenomena yang diamati ................................................................................. 58
3.4.1 Definisi Konsep ................................................................................... 58
xiv
3.4.2 Definisi Operasional ............................................................................ 58
3.5 Instrumen Penelitian ...................................................................................... 60
3.6 Informan Penelitian ........................................................................................ 61
3.6.1 Teknik Pengumpula Data ..................................................................... 62
3.6.2 Jenis dan Sumber Data ......................................................................... 69
3.7 Teknik Pengolahan dan Analisis Data ........................................................... 69
3.7.1 Teknik Analisis Data............................................................................ 69
3.7.2 Uji Keabsahan Data ............................................................................. 72
3.8 Jadwal Penelitian ........................................................................................... 73
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Objek Penelitian ............................................................................ 75
4.2 Desekripsi Data .............................................................................................. 96
4.3 Analis Data ................................................................................................... 101
4.4 Manajemen Pengembangan Industri Kreatif di Kota Tangerang................. 103
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan .................................................................................................. 151
5.2 Saran ............................................................................................................ 152
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………… 154
LAMPIRAN …………………………………………………………………….. 157
xv
DAFTAR TABEL
Halaman
3.1 Informan Penelitian ………………………................................. 62
3.2 Pedoman Wawancara ................................................................. 64
3.3 Jadwal Penelitian ........................................................................ 74
4.1 Luas wilayah Kota Tangerang .................................................... 78
4.2 Kepadatan Penduduk Wilayah Kota Tangerang ......................... 86
4.3 Kelurahan Uwung Jaya ............................................................... 94
4.4 Kelurahan Cibodas ...................................................................... 95
4.5 Spesifikasi Informan Penelitian .................................................. 100
4.6 Susunan Keanggotaan Tim Panitia ............................................ 119
4.7 Ringkasan Hasil Penelitian ......................................................... 147
xvi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1.1 Jumlah Penduduk Kota Tangerang Tahun 2006-2016……… 3
1.2 Laju Pertumbuhan Penduduk Kota Tangerang..……………. 5
1.3 Jumlah Timbunan Sampah di Kota Tangerang....................... 6
1.4 Tingkat Pengangguran Terbuka di Provinsi Banten................ 13
1.5 Tingkat Pengangguran Kota Tangerang.................................. 13
1.6 Angka Kemiskinan Kota Tangerang…….………………….. 15
2.1 Kerangka Berfikir…………………………………………… 54
3.1 Aktifitas Dalam Analisis Data ……………………………… 70
4.1 Peta Wilayah Kota Tangerang ……………………………… 87
4.2 Struktur Organisasi DISINDAG …………………………… 92
4.3 Peta Kecamatan Cibodas Kota Tangerang ………………… 93
4.4 Foto Pelaksanaan Program Industri Kreatif ………………… 112
4.5 Foto Pelaksanaan Program Industri Kreatif ………………… 113
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Globalisasi ekonomi, politik dan sosial membawa hubungan antar negara
semakin dekat dan erat serta membawa dampak yang positif maupun negatif bagi
suatu negara. Salah satu akibat yang paling nyata dari globalisasi adalah
berkembangnya pusat-pusat industri yang tanpa disadari dapat memberikan
dampak negatif bagi lingkungan jika tidak ditangani dengan tepat. Oleh karena itu,
kegiatan pembangunan yang dilaksanakan seharusnya selain berwawasan sosial
dan ekonomi juga harus berwawasan lingkungan. Pembangunan yang berwawasan
lingkungan adalah upaya sadar dari bencana menggunakan serta mengelola
sumberdaya secara bijaksana dalam pembangunan yang terencana dan
berkesinambung untuk meningkatan mutu hidup. (Manik, 2009:32)
Salah satu permasalahan lingkungan hidup yang sering kali menjadi
sorotan masyarakat saat ini ialah mengenai masalah sampah. Permasalahan
sampah yang terlihat hingga saat ini yaitu sampah masih menjadi sumber polusi
udara karena baunya dan juga menjadi masalah pulusi air yang dikarenakan
pengelolaan air yang kurang tepat. Permasalahn sampah dapat disebabkan oleh
beberapa hal yaitu pertambahan dan arus urbaniasi yang pesat menyebabkan
timbulnya sampah yang semakin tinggi. Hal ini bukan saja diakibatkan karena
pertumbuhan penduduk tetapi juga karena meningkatnya timbunan sampah
perkapita yang disebabkan oleh perbaikan tingkat ekonomi dan kesejahteraan.
2
(World Healty Organization, 2001:299). Selain itu permasalahan sampah juga
disebabkan oleh kendaraan pengangkut yang jumlah maupun kondisinya kurang
memadai, sistem pengelolaan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dan Tempat
Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) yang kurang tepat dan tidak ramah
lingkungan .
Faktor yang paling utama dalam permasalahan lingkungan ialah karena
besarnya populasi manusia. Pertumbuhan populasi ini telah mengakibatkan
perubahan yang besar dalam lingkungan hidup. Pada dasarnya sampah memiliki
hubungan yang abadi dengan manusia, karena sampah merupakan zat sisa dari
pemenuhan kebutuhan manusia baik itu berupa organik, non organik, maupun
olahan dari pabrik. Dengan pertumbuhan populasi manusia yang tinggi, kebutuhan
akan pangan, bahan bakar, tempat pemukiman dan kebutuhan lain serta limbah
domestik juga bertambah dengan cepat. (Soemarwoto, 2001:9).
Dengan adanya pertumbuhan kota yang pesat dan tingkat sosial yang
berubah serta teknologi yang semakin berkembang, sampah menjadi masalah yang
serius dan diperlukan penanganan secara seksama secara integritas dengan
inovasi-inovasi baru yang lebih memadai ditinjau dari segala aspek, baik itu aspek
sosial, aspek ekonomi maupun aspek teknis. Dalam kondisi sekarang ini
penanganan menjadi masalah yang kian mendesak di kota-kota di Indonesia,
sebab pertumbuhan kota di Indonesia terus berlangsung dengan percepatan yang
tidak juga melambat bahkan berkecenderungan terus meningkat tiap tahunnya.
Begitu pula pertumbuhan penduduk di Kota Tangerang yang pada tiap tahunnya
pertumbuhan penduduk di Kota Tangerang selalu meningkat.
3
Gambar 1.1
Jumlah Penduduk Kota Tangerang Tahun 2006 - 2016
Sumber: Website resmi Badan Pusat Statistik Kota Tangerang, 2016
Dari gambar 1.1 terlihat bahwa jumlah penduduk Kota Tangerang selalu
meningkat dari tahun ke tahun. Peneliti mengambil contoh gambar dari website
Badan Pusat Statistik Kota Tangerang yang menggambarkan peningkatan jumlah
penduduk Kota Tangerang pada setiap tahunnya. Pada tahun 2006 tertera dalam
gambar tersebut bahwa jumlah penduduk Kota Tangerang mencapai angka 1,5
juta jiwa penduduk, pada tahun tahun berikutnya jumlah penduduk Kota
Tangerang selalu bertambah hingga akhirnya di tahun 2016 tercacat jumlah
penduduk Kota Tangerang mencapai lebih dari 2 juta jiwa penduduk. Persentase
pertambahan penduduk di Kota Tangerang ini mencapai 34% dalam 10 tahun.
4
Kota Tangerang menjadi gerbang masuk dan keluar orang, barang dan jasa
ke dan dari Provinsi Banten. Posisi strategis ini dipandang sebagai potensi yang
selanjutnya diformulasikan dalam visi Kota Tangerang yaitu “Kota Tangerang
sebagai Kota Industri, Perdagangan dan Pemukiman yang Ramah Lingkungan
dalam Masyarakat yang Berakhlak Mulia”. (Website tangerangkota.go.id)
Kota Tangerang merupakan salah satu kota di wilayah Provinsi Banten
yang berbatasan langsung dengan Kota Jakarta (ibukota negara). Kota Tangerang
dibagi dalam 13 kecamatan, yaitu Ciledug (8,769 Km2), Larangan (9,611 Km2),
Karang Tengah (10,474Km2), Cipondoh (17,91 Km2), Pinang (21,59 Km2),
Tangerang (15,785 Km2), Karawaci (13,475 Km2), Jatiuwung (14,406 Km2),
Cibodas (9,611 Km2), Periuk (9,543 Km2), Batuceper (11,583 Km2), Neglasari
(16,077 Km2), dan Benda (5,919 Km2), serta meliputi 104 kelurahan dengan 981
rukun warga (RW) dan 4.900 rukun tetangga (RT). Dengan 13 kecamatan ini Kota
tangerang tercatat menduduki posisi kedua dalam jumlah kepadatan penduduk di
Provinsi Banten setelah Kabupaten Tangerang dengan jumlah penduduk pada
tahun 2018 sebanyak 2.139.891 jiwa. (Penduduk Warga Banten Tahun 2018,
tomoutounews.com).
5
Gambar 1.2
Laju Pertumbuhan Penduduk Menurut Kecamatan di Kota Tangerang
Sumber: Buku Kota Tangerang Dalam Angka 2017
Pada gambar 1.2 terlihat laju pertumbuhan penduduk di Kota Tangerang
berdasarkan kecamatan di Kota Tangerang dari tahun 2000 sampai dengan tahun
2016. Dalam gambar yang peneliti ambil dari buku Kota Tangerang Dalam Angka
2017 dapat disimpulkan bahwa laju pertumbuhan penduduk berdasarkan
kecamatan di Kota Tangerang selalu meningkat dari tahun 2000 sampai dengan
tahun 2016. Dalam gambar tersebut laju pertumbuhan penduduk dengan
presentasi tertinggi berada di Kecamatan Cipondoh sedangkan laju pertumbuhan
penduduk dengan persentase terendah berada di Kecamatan Jatiuwung.
6
Sebagai wilayah yang sumber perekonomian yang didominasi oleh sektor
industri pengolahan dan sektor jasa-jasa, serta mempunyai laju pertumbuhan
ekonomi dan pendapatan per kapita yang semakin meningkat, tentunya menarik
minat para pendatang untuk tinggal dan mencari pekerjaan di kota ini. Hal ini
berdampak pada beberapa aspek kehidupan salah satunya adalah masalah limbah
rumah tangga. Limbah rumah tangga merupakan bahan sisa yang dihasilkan
dari kegiatan rumah tangga. Contoh limbah rumah tangga adalah sampah, baik
organik maupun anorganik, detergen, kotoran, dan asap hasil pembakaran.
Sampah ini merupakan masalah yang cukup pelik untuk diselesaikan, karena
belum ada alat untuk mengolah sampah yang canggih dan ramah lingkungan.
Akibatnya, yang terjadi adalah pembuangan sampah yang tidak teratur dan
menyebabkan pencemaraan air, udara, dan tanah.
Gambar 1.3
Jumlah Timbulan Sampah di Kota Tangerang
Sumber: Data dari Dinas Kebersihan dan Pertanaman Kota Tangerang, 2013
Timbulan Sampah
3458
4027 4173 4319
5931
-500
500
1500
2500
3500
4500
5500
6500
2009 2010 2011 2012 2013Tahun
m3/h
ari
66%
68%
70%
72%
74%
76%%
Pela
yan
an
Jumlah Timbulan Sampah (m3/hari)
Jumlah Sampah Terangkut (m3/hari)
Tingkat Pelayanan (%)
7
Berdasarkan gambar 1.3 dapat disimpulkan bahwa jumlah timbulan
sampah dari tahun ke tahun mengalami peningkatan jumlahnya, pada awal tahun
2009 jumlahnya menjadi 3458 m3 hingga pada akhir tahun 2013 jumlahnya
menjadi 5931 m3. Kemudian untuk jumlah sampah yang dapat terangkut oleh
Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Tangerang pada awal tahun 2009
jumlahnya 2500 m3 hingga pada akhir tahun 2013 menjadi 4.500 m3. Kemudian
untuk tingkat pelayanan dari Dinas Kebersihan dan Pertanaman Kota Tangerang
pada awal tahun 2009 jumlahnya 70% hingga pada akhir tahun 2013 menjadi
74%.
Akibat dari pembuangan sampah yang tidak teratur dan menimbulkan
banyak pencemaran memicu keprihatinan masyarakat akan lingkungan hidup yang
semakin lama dipenuhi dengan sampah. Sampah yang semakin banyak tentu akan
meninbulkan banyak masalah. Untuk mengantisipasi terjadinya permasalahan
akibat sampah, maka perlu adanya pengelolaan sampah yang terprogram dengan
baik. Upaya untuk mencegah atau mengurangi timbulnya limbah, dimulai sejak
pemilihan bahan, teknologi proses, penggunaan materi dan energi serta
pemanfaatan produk sampingan pada suatu sistem produksi. Minimisasi limbah
dapat dilakukan dengan cara reduce, reuse, recycle, recovery.
Dalam upaya mengoptimalkan siklus hidup sampah 4R tersebut, maka
Pemerintah beserta dengan Kementrian Lingkungan Hidup menciptakan suatu
wadah yang di sebut dengan bank sampah. Bank sampah merupakan konsep
pengumpulan sampah kering dan dipilah serta mmemiliki manajemen layaknya
perbankan tapi yang di tabung bukan uang melaikan sampah. Tujuan utama
8
pendirian bank sampah adalah untuk membantu menangani pengolahan sampah
di Indonesia. Bank sampah merupakan suatu tempat yang digunakan untuk
mengumpulkan sampah yang sudah dipilah-pilah. Hasil dari pengumpulan sampah
yang sudah dipilah akan disetorkan ke tempat pembuatan kerajinan dari sampah
atau ke tempat pengepul sampah. (Sumber: wikipedia.org//banksampah).
Bank Sampah sudah tersebar di sebagian besar wilayah Indonesia
termasuk di Kota Tangerang. Di Kota Tangerang Bank sampah telah di miliki
oleh setiap wilayah, untuk memaksimalkan fungsi serta tujuan dari bank sampah
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang membuat program
pengembangan industri kreatif melalui pemanfaatan limbah industri yang
bertujuan untuk meminimalisir sampah limbah industri, khususnya sampah rumah
tangga serta mengoptimalkan bank sampah yang telah berjalan di Kota Tangerang.
Dalam upaya mengambangkan program industri kreatif melalui pemanfaatan
limbah industri tersebut kegiatan yang dilakukan DISINDAG yaitu adalah dengan
melakukan kegiatan pelatihan pembuatan kerajinan dari daur ulang sampah
plastik. Sampah yang digunakan adalah sampah dari bungkusan seperti bungkus
kopi, bungkus minuman instan dan botol-botol minuman plastik. Program ini telah
diadakan oleh DISINDAG sejak tahun 2016 dan sudah dua lokasi yang telah
terealisasikan dari kegiatan ini yaitu di Kelurahan Panunggangan Barat dan
Kelurahan Karawaci Baru. Dalam satu tahun program ini hanya mengambil dua
lokasi untuk kegiatan program industri kreatif. Pada pelaksanaan kegiatan ini
pihak DISINDAG tidak melakukan kerjasama dengan instansi lainnya,
9
DISINDAG hanya berkoordinasi dengan tenaga ahli kerajinan dan penduduk
kelurahan setempat agar kegiatan dapat berjalan dengan baik.
Program industri kreatif ini diatur dalam Undang-undang Nomor 3 Tahun
2014 tentang Perindustrian, menimbang; a. bahwa untuk mewujudkan masyarakat
adil dan makmur yang merdeka, bersatu, dan berdaulat berdasarkan Pancasila dan
Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dilaksanakan
pembangunan nasional berdasar atas demokrasi ekonomi; b. bahwa pembangunan
nasional di bidang ekonomi dilaksanakan dalam rangka menciptakan struktur
ekonomi yang kukuh melalui pembangunan industri yang maju sebagai motor
penggerak ekonomi yang didukung oleh kekuatan dan kemampuan sumber daya
yang tangguh; c. bahwa pembangunan industri yang maju diwujudkan melalui
penguatan struktur industri yang mandiri, sehat, dan berdaya saing, dengan
mendayagunakan sumber daya secara optimal dan efisien, serta mendorong
perkembangan industri ke seluruh wilayah Indonesia dengan menjaga
keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional yang berlandaskan pada
kerakyatan, keadilan, dan nilai-nilai luhur budaya bangsa dengan mengutamakan
kepentingan nasional; d. bahwa Undang-undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang
Perindustrian sudah tidak sesuai dengan perubahan paradigma pembangunan
industri sehingga perlu diganti dengan undang-undang yang baru; e. bahwa
berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c,
dan huruf d perlu membentuk Undang-undang tentang Perindustrian. (Sumber:
Undang-undang Nomor 3 Tahun 2014)
10
Dasar hukum yang menjadi pedoman pelaksanaan kegiatan program ini
selain dari Undang-undang Nomor 3 Tahun 2014 juga mengikutsertakan Undang-
undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan serta PERMENDAGRI
Nomor 56 Tahun 2014 tentang Pedoman Penataan dan Pembinaan Pasar
Tradisional, Pusar Pembelanjaan dan Toko Modern. Namun dalam Manajemen
Program Industri Kreatif melalui pemanfaatan limbah rumah tangga di Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang perbedoman pada Undang-
undang Nomor 3 Tahun 2014 dengan skema pemberdayaan industri kecil dan
industri menengah yang mengacu pada 3 insurumen utama, yaitu terdapat pada
Pasal 73, Pasal 74, dan Pasal 75.
Pada 3 instrumen utama, yaitu yang terdapat pada pasal 73, 74 dan pasal
75. Isi dari 3 Instrumen utama itu adalah sebagai berikut; Pasal 73, dalam rangka
merumuskan kebijakan sebagaimana dimaksud delam Pasal 72 ayat (2) huruf a,
Menteri menetapkan prioritas pengembangan Industri kecil dan Industri
menengah dengan mengacu paling sedikit kepada: merupakan sebagai perumusan
kebijakan yang mengacu pada; a. sumber daya industri daerah; b. penguatan dan
pendalaman struktur nasional dan; c. perkembangan ekonomi nasional dan global.
Instrumen kedua yaitu dalam Pasal 74 (1) Penguatan kapasitas kelembagaan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 72 ayat (2) huruf b paling sedikit dilakukan
melalui: a. peningkatan kemampuan sentra, unit pelayanan teknis, tenaga
penyuluh lapangan, serta konsultan Industri kecil dan Industri menengah dan; b.
kerja sama dengan lembaga pendidikan, lembaga penelitian dan pengembangan,
serta asosiasi industri dan asosiasi profesi terkait. Dalam instrumen ketiga yaitu
11
Pasal 75 (1) Pemberian fasilitas sebagaiman dimaksud dalam Pasal 72 ayat (2)
huruf c diberikan dalam bentuk: a. peningkatan kompetensi sumber daya manusia
dan sertifikasi kompetensi; b. bantuan dan bimbingan teknis; c. bantuan Bahan
Baku dan bahan penolong; d. bantuan mesin atau peralatan; e. pengembangan
produk; f. bantuan pencegahan pencemaran lingkungan hidup untuk Industri
Hijau; g. bantuan Informasi pasar, promosi, dan pemasaran; h. akses pembiayaan,
termasuk penyediaan modal awal bagi wirausaha baru; i. penyediaan Kawasan
Industri untuk Industri kecil dan Industri menengah yang berpotensi mencemari
lingkungan dan/atau; j. pengembangan, penguatan keterkaitan, dan hubungan
kemitraan antara Industri kecil dengan Industri menengah, Industri kecil dengan
Industri besar, dan Industri menengah dengan Industri besar, serta Indusri kecil
dan Industri menengah dengan sektor ekonomi leinnya dengan prinsip saling
menguntungkan. (Sumber: Undang-undang Daar Nomor 3 Tahun 2014, pasal 73,
pasal 74 dan pasal 75).
Tujuan dari pengembangan industri kreatif ini untuk mewujudkan isi Pasal
72 ayat (1) Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah melakukan pembangunan dan
pemberdayaan Industri kecil dan Industri menengah untuk mewujudkan Industri
kecil dan Industri menengah yang: a. berdaya saing; b. berperan signifikan dalam
penguatan struktur Industri nasional; c. berperan dalam pengentasan kemiskinan
melalui perluasan kesempatan kerja dan; d. menghasilkan barang dan/atau Jasa
industri untuk diekspor. (2) untuk mewujudkan Industri kecil dan industri
menengah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan: a. perumusan
12
kebijakan; b. penguatan kapasitas kelembagaan dan; c. pemberian fasilitas.
(sumber: Undang-undang Nomor 3 tahun 2014 Pasal 72).
Program pengembangan industri kreatif oleh DISINDAG Kota Tangerang
ini perlu dilakukan di Kota Tangerang. Alasan mengapa perlunya program ini
dilakukan yaitu sebagai kontribusi ekonomi yang signifikan. Seperti yang tertera
dalam halaman berita harian pada website koran merdeka bahwa di tahun 2017
industri kreatif sumbang 7,38 persen terhadap PDB nasional. (sumber: website
merdeka.com, Oktober 2017)
Mengingat banyaknya jumlah penduduk produktif di Kota Tangerang yang
tidak memiliki pekerjaan serta angka kemiskinan yang tiap tahun selalu
meningkat.
Gambar 1.4
Tingkat Pengangguran Terbuka di Provisin Banten Tahun 2008-2014
Sumber: Buku Kota Tangerang Dalam Angka 2015
13
Pada gambar 1.4 tingkat pengangguran terbuka di Provinsi Banten
mendapati penurunan dalam tiap tahunnya. Hal dapat dikatakan baik karena dari
awal tahun 2008 pengangguran terbuka di Provinisi Banten tercatat 15,18 dan di
ujung tahun 2014 mengalami penyusutan hingga ke angka 9,07.
Gambar 1.5
Tingkat Pengangguran Kota Tangerang Tahun 2015
Sumber : Buku Kota Tangerang Dalam Angka 2015
Pada gambar 1.5 tingkat pengangguran di Kota Tangerang pada tahun
2015 mencapai angka 79 puluh ribu jiwa. Dari dua gambar di atas gambar 1.4 dan
gambar 1.5 dapat kita lihat jumlah tingkat pengangguran di Provinsi Banten dari
tahun 2008 sampai dengan tahun 2015, yang pada gambar 1.4 dapat peneliti
simpulkan bahwa tiap tahunnya di Provinsi Banten, khususnya Kota Tangerang
14
yang sebagai acuan fokus penelitian peneliti mengalami penurunan dalam jumlah
pengangguran. Hal ini merupakan pertanda baik, namun dengan jumlah yg mulai
meurun itu tetap saja angka tersebut masih dalam angka masih tingginya jumlah
pengangguran atau masyarakat yang belum memiliki pekerjaan. Kemudian pada
gambar 1.5 terlihat bahwa di tahun 2015 jumlah pengangguran di Kota Tangerang
mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya, yang pada tahun 2014 jumlah
pengangguran berada di angka 7,8 puluh ribu jiwa menjadi 7,9 puluh ribu jiwa di
tahun 2015. Meskipun jika diurutkan dengan Kota/Kabupaten lainnya yang berada
di Provinsi Banten, jumlah pengangguran di Kota Tangerang tidak memilki rasio
tinggi seperti di Kota/Kabupaten lainnya. Namun dengan angka 7,9 puluh ribu
jiwa ini masih terhitung tinggi, maka dari itu Pemerintah harus terus berupaya
meminimalkan jumlah pengangguran yang ada jangan samapai di tahun
berikutnya mengalami peningkatan dan salah satu upaya Pemerintah untuk
meminimalkan jumlah pengangguran tersebut adalah dengan adanya program
industri kreatif.
15
Gambar 1.6
Angka Kemiskinan Kota Tangerang dalam Buku
Kota Tangerang dalam Angka 2017
Sumber: Buku Kota Tangerang Dalam Angka 2017
Gambar 1.4 merupakan gambar angka kemiskinan Kota Tangerang yang
terekam dalam buku Kota Tangerang Dalam Angka 2017. Dalam gambar tersebut
terlihat bahwa garis kemiskinan serta jumlah penduduk miskin di Kota Tangerang
terus meningkat dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2016 lalu. Dalam kaitannya
jumlah penduduk miskin dengan jumlah pengangguran di Kota Tangerang yang
terlihat dalam Gambar 1.3 tentu memiliki hubungan, karena ada dasarnya jumlah
pengangguran di suatu kota akan berakibatkan garis kemiskinan pada kota
tersebut. Karena masih terbilang cukup tinggi jumlah pengangguran di Kota
Tangerang maka berakibatkan pada angka kemiskinan di Kota Tangerang yang
hingga kini masih tercatatan cukup tinggi. Oleh karena itu Pemerintah beserta
16
dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang membuat program
industri kreatif ini guna untuk meminimalkan jumlah angka pengangguran dan
kemiskinan tersebut.
Program ini merupakan suatu cara untuk mengatasi masalah tersebut.
Dengan adanya program ini akan menciptakan lapangan pekerjaan untuk
masyarakat, serta dapat meningkatkan pertumbuhan PDB. Selain itu program ini
juga dapat menciptakan iklim bisnis yang positif sebagai penciptan lapangan
usaha dengan penyerapan tenaga kerja sekitar 7,74% dari total tenaga kerja
nasional. Program ini juga sebagai alat untuk membangun citra dan identitas
bangsa, dalam konteks ini industri kreatif berpotensi untuk menciptakan
kreatifitas seni yang akan menjadi icon dari suatu kota atau menjadi ciri khas dari
kota itu sendiri. Program ini berbasis kepada sumber daya yang terbarukan, yang
memberikan pengetahuan kepada masyarakat dan membekali masyarakat dengan
keterampilan serta sebagai green community dengan mendaur ulang sampah.
Selain itu alasan lain dari perlunya program ini adalah untuk menciptakan inovasi
dan kreatifitas yang merupakan keunggulan kompetitif dari suatu bangsa yang
akan melahirkan ide dan gagasan serta penciptaan nilai. Kemudian alasan yang
terakhir ialah sebagai dampak sosial yang positif. Dengan program ini masyarakat
terdidik untuk selalu inovasi dan menciptakan suatu kreatifitas yang dapan
membatu masyarakat meningkatkan pendapatannya yang serta merta akan
meningkatkan kualitas hidupnya. Lalu pemerataan kesejahteraan dan peningkatan
toleransi saosial akan terjalin.
17
Terkait dengan program industri kreatif ini Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Kota Tangerang menggunakan limbah rumah tangga untuk di daur
ulang sebagai alat utama atau bahan dalam pemenuhan kebutuhan pada proses
berlangsungnya kegiatan tersebut. Sebagaimana yang tercantum dalam Undang-
undang Nomor 3 tahun 2014 Pasal 75 Pemerintah sebagai pemberi fasilitas yang
termasuk didalamnya yaitu, pemberian bantuan berupa bimbingan teknis serta
penyediaan bahan baku serta peralatan yang diperlukan dalam pelaksanaan
kegiatan program tersebut.
Adapun tujuan dari menggunakan limbah rumah tangga sebagai bahan
dalam pelaksanaan kegiatan ini antara lain ialah; untuk menghindari pencemaran
atau kerusakan lingkungan, melestarikan kehidupan makhluk hidup yang terdapat
di suatu lingkungan tertentu, menjaga keseimbangan ekosistem makhluk hidup
yang terdapat di dalam lingkungan, mengurangi sampah anorganik, menambah
penghasilan dengan menjual hasil daur ulang, mendapatkan sumber energi
alternatif. Misalnya, sebagai sumber pembangkit listrik, mendapatkan bahan baku
untuk beberapa produk.
Sebelumnya peneliti sudah melakukan penelitian terkait dengan
manajemen program industri kreatif melalui pemanfaatan limbah rumah tangga di
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang merupakan salah satu
program baru yang dilakukan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota
Tangerang. Awalnya kegiatan program industri kreatif melalui pemanfaatan
limbah rumah tangga dilakukan pada bulan Agustus tahun 2016 dilakukan
kegiatan program industri kreatif melalui pemanfaatan limbah rumah tangga di
18
Kelurahan Karawaci dimana diikuti oleh 60 peserta. Kemudian pada bulan
Oktober tahun 2016 dilakukan kegiatan program industri kreatif melalui
pemnfaatan limbah rumah tangga di Kelurahan Panunggan Barat dimana diikuti
oleh 60 peserta. (sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang,
2016).
Berdasarkan observasi awal dimana peneliti melakukan wawancara secara
tidak terstruktur di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang, maka
peneliti menemukan beberapa masalah penting untuk mendukung penelitian ini,
yaitu:
Permasalahan yang pertama adalah kurangnya sosialisasi perencanaan
program industri kreatif dalam pemanfaatan limbah rumah tangga di Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang. Hal ini disebabkan karena
kegiatan program ini masih baru sehingga ditahun pertamanya pada tahun lalu
yaitu tahun 2016, kegiatan berjalan belum cukup baik. Dimana pada bulan
Agustus tahun 2016 dilakukan kegiatan program industri kreatif melalui
pemanfaatan limbah rumah tangga di Kelurahan Karawaci dimana diikuti oleh 60
peserta. Kemudian pada bulan Oktober tahun 2016 dilakukan kegiatan program
industri kreatif melalui pemnfaatan limbah rumah tangga di Kelurahan
Panunggangan Barat dimana diikuti oleh 60 peserta. Dalam penghimbauan untuk
memanggil masyarakat ikut serta dalam kegiatan tersebut Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Kota Tangerang melakukan kordinasi dengan Kepala Desa pada
kelurahan tersebut bahwasanya Dinas Perindustrian dan Perdagangan akan
melaksanakan kegiatan program industri kratif di kelurahan tersebut. kemudian
19
pihak Kepala Desa akan menginformasikan acara kegiatan tersebut pada tokoh
masyarakat dan kemudian dari tokoh masyarakat tersebut akan mengajak
penduduk aktif setempat untuk ikut serta dalam kegiatan tersebut, kemudian
mendata masyarakat yang terarik dan ingin mengikuti kegiatan program tersebut.
Maka dari itu pihak DISPERINDAG tidak bisa memberikan sosialisasi akan
dampak atau hasil guna dari program yang akan dilaksanakannya, sehingga para
peserta yang mengikuti kegiatan ini kurang mengetahui apa maksut dan tujuan
dari kegiatan program tersebut. (Berdasarkan Observasi Awal yang dilakukan
peneliti pada bulan agustus tahun 2017 dengan pegawai di Dinas Perindustrian
dan Perdagangan Kota Tangerang yang bernama Ibu Kiki sebagai salah satu
PPTK Industri Kreatif).
Permasalahan yang kedua adalah kurangnya jumlah pegawai Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang dalam kegiatan pengembangan
industri kreatif melalui pemanfaatan limbah rumah tangga. Berdasarkan data serta
hasil wawancara obserfasi awal penelitian, bahwa dalam kegiatan jumlah pegawai
yang ikut terjun dalam kegiatan tersebut hanya 10 orang dan 2 diantaranya adalah
pihak ketiga yang merupakan pengerajin atau tim kreatif yang menjadi kuci atau
guru yang akan memberikan pelatihan seni berkreasi kepada masyarakat. Hal ini
tentu menjadi tidak seimbang karena jumlah penduduk yang mengikuti kegiatan
tersebut rata-rata diatas 50 peserta, maka kegiatan tersebut menjadi tidak efisien.
(Berdasarkan Observasi Awal yang dilakukan peneliti pada bulan agustus tahun
2017 dengan pegawai di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang
yang bernama Ibu Kiki sebagai salah satu PPTK Industri Kreatif).
20
Permasalahan yang ketiga adalah peserta kegiatan program industri kreatif
dalam pemanfaatan limbah rumah tangga di Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Kota Tangerang tidak tepat sasaran, kurangnya antusias masyarakat muda dalam
mengikuti kegiatan program ini. Kurangnya partisipasi masyarakat khususnya
kaum muda dalam mengikuti kegiatan program ini. Program dari DISINDAG ini
telah dilakukan di dua Kelurahan di Kota Tangerang dengan jumlah masing-
masing peserta yang terdaftar dalam satu Kelurahan ialah 60 orang peserta. Dari
60 orang peserta tersebut didominasi dengan ibu-ibu serta bapak-bapak yang
lanjut usia. Jarang ditemukan dari dua Kelurahan tersebut para kaum muda dalam
mengikuti kegiatan program ini. Target atau sasaran utama dari Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang dalam program ini adalah kaum
muda. (Berdasarkan Observasi Awal yang dilakukan peneliti pada bulan agustus
tahun 2017 dengan pegawai di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota
Tangerang yang bernama Ibu Kiki sebagai salah satu PPTK Industri Kreatif).
Berawal dari latar belakang di atas peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai Manajemen Program Pengembangan Industri Kreatif melalui
Pemanfaatan Limbah Rumah Tangga di Dinas Perindustrian dan Perdagangan
dalam Menerapkan Kota Tangerang.
21
1.2 Identifikasi Masalah
Adapun identifikasi masalah yang peneliti temukan dari latar belakang
dan penelitian awal ke lapangan adalah sebagai berikut :
1. Masih kurangnya sosialisasi perencanaan program industri kreatif dalam
pemanfaatan limbah rumah tangga di Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Kota Tangerang.
2. Kurangnya jumlah pegawai Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota
Tangerang dalam kegiatan program pengembangan industri kreatif melalui
pemanfaatan limbah rumah tangga
3. Tidak tepatnya sasaran untuk peserta kegiatan program industri kreatif
dalam pemanfaatan limbah rumah tangga di Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Kota Tangerang.
1.3 Batasan Masalah
Agar penelitian dapat lebih terarah, maka penelitian akan dibatasi yakni
berfokus pada bagaimana Manajemen Program Pengembangan Industri Kreatif
melalui Pemanfaatan Limbah Rumah Tangga di Dinas Perindustrian dan
Perdagangan dalam Menerapkan Kota Tangerang.
22
1.4 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang muncul adalah bagaimana Manajemen
Program Pengembangan Industri Kreatif melalui Pemanfaatan Limbah Rumah
Tangga di Dinas Perindustrian dan Perdagangan dalam Menerapkan Kota
Tangerang?
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang penulis lakukan secara umum adalah
untuk mengetahui Manajemen Program Pengembangan Industri Kreatif melalui
Pemanfaatan Limbah Rumah Tangga di Dinas Perindustrian dan Perdagangan
dalam Menerapkan Kota Tangerang..
1.6 Manfaat Penelitian
Penelitian yang diharapkan mampu memberikan manfaat kepada semua
pihak, terutama bagi yang mempunyai kepentingan langsung terhadap
permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini. Adapun manfaat penelitian
ini meliputi:
1.6.1 Manfaat Teoritis
Beberapa manfaat secara praktis dari penelitian ini, yaitu sebagai berikut:
1. Bagi peneliti, yakni untuk mengembangkan kemampuan dan
penguasaan ilmu pengetahuan yang pernah diperoleh selama
perkuliahan pada Program Studi Ilmu Administrasi Publik
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
23
2. Bagi pembaca, penelitian ini dapat memberikan informasi secara
tertulis maupun sebagai referensi mengenai Manajemen Industri
Kreatif melalui Pemanfaatan Limbah Rumah Tangga di Dinas
Perindustrian dan Perdagangan dalam Menerapkan Program
Pengembangan Kota Tangerang.
1.6.2 Manfaat Praktis
1. Pengembangan Ilmu Administrasi Publik
Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk wawasan dan
pengetahuan, yang dapat digunakan dalam pengembangan ilmu
pengetahuan yang berkaitan dengan Ilmu Administrasi Publik,
khususnya tentang Manajemen Industri Kreatif melalui
Pemanfaatan Limbah Rumah Tangga di Dinas Perindustrian dan
Perdagangan dalam Menerapkan Program Pengembangan Kota
Tangerang.
2. Penelitian Lebih lanjut
Hasil dari penelitian ini diharapkan semoga dapat dijadikan refrensi
bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian lebih lanjut
dengan topik yang sama.
24
BAB II
LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN ASUMSI DASAR
PENELITIAN
2.1 Landasan Teori
Snelbecker (Moleong, 2005 : 57) mendefinisikan teori sebagai seperangkat
proposisi yang berinteraksi secara sintaksi yaitu yang mengikuti aturan tertentu
yang dapat dihubungkan secara logis dengan data yang diamati dan berfungsi
sebagai wahana untuk meramalkan dan menjelaskan fenomena yang diamati.
Snelbecker menyatakan ada empat fungsi teori yaitu : 1) mensistematiskan
penemuan-penemuan penelitian, 2) menjadi pendorong untuk menyusun hipotesis
dan membimbing peneliti mencari jawaban, 3) membuat ramalan atas dasar
penemuan, 4) menjelaskan pertanyaan mengapa.
Dalam bagian ini dikemukakan deskripsi dan kajian teori-teori yang
relevan. Disamping itu, dalam bagian ini juga dibahas secara sistematis hasil-hasil
penelitian sebelumnya yang relevan dengan masalah penelitian. Adapun teori-teori
yang dianggap relevan dengan penelitian ini diantaranya definisi manajemen,
definisi industri kreatif, definisi bimbingan teknis (BIMTEK), definisi limbah
rumah tangga.
2.1.1 Manajemen
2.1.1.1 Definisi Manajemen
Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur.
Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dari fungsi-
25
fungsi manajemen itu. Jadi manajemen itu merupakan suatu proses untuk
mewujudkan tujuan yang diinginkan. Menurut Hasibuan (2009:1), manajemen
diartikan mengatur maka timbul beberapa pertanyaan bagi kita:
1. Apa yang diatur? Yang diatur adalah semua unsur-unsur manajemen yang
terdiri dari men, money, methods, material, machines, and markets, disingkat
dengan 6M dari semua aktivitas yang ditimbulkan dalam proses manajemen
itu.
2. Kenapa harus diatur? Agar 6M itu lebih berdaya guna, terintegrasi, dan
terkordinasi dalam mencapai tujuan yang optimal.
3. Siapa yang mengatur? Yang mengatur adalah pemimpin dengan wewenang
kepemimpinannya melalui intruksi atau persuasi, sehingga 6M dan semua
proses manajemen tertuju serta terarah kepada tujuan yang diinginkannya.
4. Bagaimana mengaturnya? Mengaturnya yaitu melalui proses dari urutan
fungsi-fungsi manajemen (Perencaanan, Pengorganisasian, Pengarahan, dan
Pengendalian).
5. Dimana harus diatur ? Dalam suatu organisasi atau perusahaan, karena
organisasi merupakan “alat” dan “wadah” (tempat) untuk mengatur 6M dan
semua aktivitas proses manajemen alam mencapai tujuannya.
Perlu dihayati bahwa manajemen dan organisasi bukan tujuan, tetapi hanya
alat untuk mencapai tujuan yang diinginkan, karena tujuan yang ingin dicapai itu
adalah pelayanan dan atau laba (profit). Walaupun manajemen dan organisasi
hanya merupakan “alat” dan “wadah” saja, tetapi harus diatur dengan sebaik-
baiknya. Karena jika manajemen dan organisasi ini baik maka tujuan optimal
26
dapat diwujudkan, pemborosan terhindari, dan semua potensi yang dimiliki akan
lebih bermanfaat.
Sebagai perbandingan lebih lanjut, berikut ini pendapat para ahli mengenai
definisi manajemen.
Menurut Hasibuan (2011 : 2) manajemen adalah ilmu dan seni yang
mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya
secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Sikula (Hasibuan, 2011 : 2) menjelaskan bahwa manajemen pada
umumnya dikaitkan dengan aktivitas-aktivitas perencanaan, pengorganisasian,
pengendalian, penempatan, pengarahan, pemotivasian, komunikasi, dan
pengambilan keputusan yang dilakukan oleh setiap organisasi dengan tujuan
untuk mengkoordinasikan berbagai sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan
sehingga akan dihasilkan suatu produk atau jasa secara efisien.
Koontz dan O’Donnel (Hasibuan, 2011 : 3) menyebutkan bahwa
manajemen adalah usaha mencapai suatu tujuan tertentu melalui kegiatan orang
lain. Dengan demikian manajer mengadakan koordinasi atas sejumlah aktivitas
orang lain yang meliputi perencaaan, pengorganisasian, penempatan, pengarahan,
dan pengendalian.
Stoner dan Wankel (Siswanto. 1986 : 4) mendefinisikan manajemen
sebagai berikut :
“Management is the process of planning, organizing, leading, and
controlling the efforts of organization members and of using all other
organizational resources to achieve stated organizational goals.”
(Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasisan,
kepemimpinan, dan pengendalian upaya anggota organisasi dan
27
penggunaan seluruh sumber daya organisasi lainnya demi tercapainya
tujuan organisasi.
Harold dan O’Donnel (2001: 92) mendefinisikan Manajemen sebagai
berikut:
“Management is getting things done through people. In bringing about this
coordinating of group activity, the manager, as a manager plans,
organizes, staffs, direct, and control the activities other people”.
(Manajemen adalah usaha mencapai suatu tujuan tertentu melalui kegiatan
orang lain. Dengan demikian manajer mengadakan koordinasi atas
sejumlah aktifitas orang lain yang meliputi perencanaan, pengorganisasian,
penempatan, pengarahan dan pengendalian).
Luther Gullick (Handoko, 2003 : 11) mendefinisikan manajemen sebagai
suatu bidang ilmu pengetahuan yang berusaha secara sistematis untuk memahami
mengapa dan bagaimana manusia bekerjasama ini lebih bermanfaat bagi
kemanusiaan. Sedangkan Terry mengemukakan pendapatnya bahwa manajemen
adalah suatu pemilahan proses perencaaan, pengorganisasian, penggerakan, dan
pengawasan dengan memanfaatkan baik ilmu maupun seni untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan sebelumnya. (Salam, 2004 : 13)
Pada dasarnya kemampuan manusia itu terbatas (fisik, pengetahuan, waktu
dan perhatian), sedangkan kebutuhannya tidak terbatas. Usaha untuk emmenuhi
kebutuhan dan terbatasnya kemampuan dalam melakukan pekerejaan mendorong
manusia membagi pekerjaan, tugas, dan tanggungjawab ini maka terbentuklah
kerjasama dan keterikatan formal dalam suatu organisasi. Dalam organisasi maka
pekerjaan yang berat dan sulit akan dapat diselesaikan dengan baik serta tujuan
yang diinginkan tercapai.
28
2.1.1.2 Asas-asas Manajemen
Asas (prinsip) merupakan suatu pernyataan fundamental atau kebenaran
umum yang dapat dijadikan pedoman pemikiran dan tindakan. Asas-asas muncul
dari hasil penelitian dan tindakan. Asas sifatnya permanen, umum dan setiap ilmu
pengetahuan memiliki asas yang mencerminkan intisari kebenaran-kebenaran
dasar dalam bidang ilmu tersebut. Asas adalah dasar tetapi bukanlah sesuatu yang
absolut atau mutlak. Artinya penerapan asas harus mempertimbangkan keadaan-
keadaan khusus, situasi dan keadaan yang berubah.
Asas bukanlah hukum atau dogma, tetapi hanya hanya sebagai hipotesis
yang harus diterapkan secara fleksibel, praktis, relevan, dan konsisten. Dengan
menggunakan asas manajemen, seorang manajer dapat mengurangi atau
menghindari kesalahan-kesalahan dasar dalam menjalankan pekerjaannya dan
kepercayaan pada diri sendiri pun akan semakin besar. Menurut Henry Fayol
dalam Hasibuan (2011: 10) Asas-asas Umum Manajemen (General Principles of
Management) adalah :
1. Division of work (asas pembagian kerja)
2. Authority and responsibility (asas wewenang dan tanggung jawab)
3. Discipline (asas disiplin)
4. Unity of command (asas kesatuan perintah)
5. Unity of Direction (asas kesatuan jurusan atau arah)
6. Subordination of individual interest into general interest (asas kepentingan
umum diatas kepentingan pribadi)
7. Renumeration of Personnel (asas pembagian gaji yang wajar)
8. Centralization (asas pemusatan wewenang)
9. Scalar of Chain (asas hierarki atau asas rantai berkala)
10. Order (asas keteraturan)
11. Equity (asas keadilan)
12. Iniative (asas inisiatif)
13. Esprit de Corps (asas kesatuan)
14. Stability of Turn – over Personnel (asas kestabilan masa jabatan)
29
Dalam bukunya Taylor The Principle of Scienific Management (Hasibuan,
2011: 7) menunjukkan bahwa asas-asas dasar ilmu manajemen dapat dipakai
untuk segala macam kegiatan manusia. Taylor juga menunjukkan suatu filsafat
manajemen yang baru, yaitu manajer akan lebih banyak bertanggung jawab dalam
perencanaan dan pengendalian dalam menafsirkan kepandaian-kepandaian para
pekerja dan mesin-mesin menurut aturan-aturan, hukum-hukum, dan formula-
formula, sehingga dengan jalan demikian akan membantu pekerja-pekerja
melakukan pekerjaannya dengan biaya yang rendah bagi majikan dan penghasilan
yang lebih besar bagi buruh. Taylor mengemukakan asas-asas manajemen sebagai
berikut :
1. Pengembangan metode-metode kerja yang terbaik.
2. Pemilihan serta pengembangan para pekerja.
3. Usaha untuk menghubungkan serta mempersatukan metode kerja yang terbaik
serta para pekerja yang terpilih dan terlatih.
4. Kerja sama yang harmonis antara manajer dan non-manajer, meliputi
pembagian kerja dan tanggung jawab manajer untuk merencanakan pekerjaan.
2.1.1.3 Fungsi Manajemen
Untuk mencapai tujuan yang telah diciptakan disusunlah suatu rangkaian
kegiatan yang sistematis sehingga tujuan tersebut dapat tercapai dengan efektif
dan efisien. Pelaksanaan kegiatan yang merupakan operasional dari peran yang
melekat padanya disebut dengan fungsi. Fungsi manajemen adalah segenap
kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan
cara yang diatur sedemikian rupa dan sistematis sehingga tujuan dapat tercapai
(Salam, 2004 :14)
30
Robbins (2009 :10) menjelaskan bahwa fungsi manajemen terdiri dari
kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, dan mengendalikan
untuk mencapai tujuan yang telah dinyatakan dalam organisasi. Merencanakan
berarti mendefinisikan sasaran, menetapkan strategi, dan menyusun bagian-bagian
rencana untuk mengkoordinasikan sejumah kegiatan. Mengkoordinasikan berarti
menentukan apa yang perlu dilakukan, bagaimana cara melakukan, dan siapa yang
harus melakukannya. Memimpin dimaksudkan untuk mengarahkan dan
memotivasi seluruh pihak yang terlibat dan menyelesaikan konflik.
Mengendalikan berarti memantau kegiatan guna meyakinkan bahwa kegiatan
tersebut diselesaikan seperti yang direncanakan.
Farland (Salam, 2004 : 15) mengemukakan bahwa fungsi manajemen ada
tiga yang disingkat dengan akronim POCO, yaitu :
1. Planning (Perencanaan)
2. Organizing (Pengorganisasian)
3. Controlling (Pengawasan)
Terry (Hasibuan, 2011 : 38) mengatakan bahwa fungsi manajemen ada
empat yang disingkat dengan akronim POAC, yaitu :
1. Planning (Perencanaan)
2. Organizing (Pengorganisasian)
3. Actuiting (Penggerakkan)
4. Controlling (Pengawasan)
Koontz dan O’Donnel dalam Handayaningrat (1990: 22) fungsi-fungsi
manajemen yang disingkat POSDICO yaitu:
1. Planning (Perencanaan),
2. Organizing (Pengorganisasian),
3. Staffing (Pengadaan Tenaga Kerja),
4. Directing (Pemberian Bimbingan), dan
5. Controlling (Pengawasan).
31
Newman dalam Handayaningrat (1990: 20) menyebutkan fungsi
manajemen dengan akronim POASCO, yaitu:
1. Planning (Perencanaan),
2. Organizing (Pengorganisasian),
3. Leading (Kepemimpinan), dan
4. Measuring And Controlling (Pengukuran dan Pengendalian).
Sedangkan fungsi manajemen menurut Mee dalam Handayaningrat (1990:
26) biasa dikenal dengan akronim POMCO, yaitu:
1. Planning (Perencanaan),
2. Organizing(Pengorganisasian),
3. Motivating (Pemberian Motivasi), dan
4. Controlling (Pengawasan).
Secara sedehana fungsi-fungsi manajemen menurut Luther Gulick yang
dikenal dengan akronim POSDCORB, adalah:
1. Planning (Perencanaan),
2. Organizing (Pengorganisasian),
3. Staffing(Pengadaan Tenaga Kerja),
4. Directing (Pemberian Bimbingan),
5. Coordinating (Pengkoordinasian),
6. Reporting(Pelaporan), dan
7. Budgeting (Penganggaran).
Terry dalam Siagian (2005:35) mengatakan bahwa fungsi-fungsi
manajemen terbagi dalam beberapa item sebagai berikut :
A. Planning (Perencanaan)
Planning atau perencanaan adalah proses memutuskan tujuan-tujuan apa
yang akan dikejar selama suatu jangka waktu yang akan datang dan apa yang
32
dilakukan agar tujuan-tujuan itu dapat tercapai. Perencanaan tidak bersangkut paut
dengan keputusan-keputusan yang akan datang, tetapi dengan dampak yang akan
datang dari keputusan-keputusan yang sekarang.
Terry dalam Hasibuan (2011:91) mendefinisikan perencanaan sebagai
berikut:
“Planning is the selecting and relating of facts and the making and using
of assumptions regarding the future in the visualization and formulation of
porposed activitions believed necessary to achieve desired results”.
(Perencanaan adalah memilih dan menghubungkan fakta dan membuat
serta menggunakan asumsi-asumsi mengenai masa datang dengan jalan
menggambarkan dan merumuskan kegiatan yang diperlukan untuk
mencapai hasil yang diinginkan).
Perencanaan efektif haruslah didasarkan atas fakta-fakta dan informasi dan
tidak atas emosi dan keinginan. Mengapa perlu adanya perencanaan karena untuk
mencari fakta-fakta, menentukan jalan kegiatan yang akan diikuti, dan
memperkirakan waktu, tenaga dan bahan yang diperlukan dengan sendirinya
merup akan kekuatan-kekuatan positif menuju manajemen yang baik. Perencanaan
diproses oleh perencana (planner), hasilnya menjadi rencana (plan). Perencanaan
adalah suatu proses untuk menentukan rencana.
Terry mengatakan bahwa ada beberapa pihak yang menyatakan
perencanaan (planning) merupakan suatu pendekatan yang terorganisir untuk
menghadapi berbagai problema di masa yang akan datang dan mengembangkan
rancangan kegiatan hari ini untuk tindakan di masa mendatang dan Planning
menjembatani jurang pemisah antara posisi sekarang dan tujuan yang ingin
dicapai.
33
a. Aspek Rencana
Perencanaan merupakan suatu proses mempersiapkan serangkaian
pengambilan keputusan untuk dilakukannya tindakan dalam mencapai tujuan
organisasi dengan dan tanpa menggunakan sumber-sumber yang ada. Rudy
Kipling dalam Athoillah (2010:106) mengatakan bahwa cara-cara terbaik dalam
membuat perencanaan adalah mengawalinya dengan pertanyaan sebagai berikut :
1) What, apa yang akan direncanakan ?
2) When, kapan rencana tersebut akan dilaksanakan ?
3) Where, di mana kegiatan tersebut akan dilaksanakan ?
4) How, bagaimana cara melaksanakan rencana yang dimaksudkan ?
5) Who, siapa yang akan melaksanakan rencana bersangkutan ?
Sedangkan langkah – langkah yang perlu dilakukan dalam membuat
perencanaan adalah sebagai berikut :
1) Menetapkan sasaran atau perangkat tujuan
Langkah ini berkaitan dengan kebutuhan organisasi dan tujuan yang handak
dicapai. Dalam penentuan tujuan, disusun pula prioritas utama dan sumber
daya yang dimiliki sehingga memudahkan pelaksanaan rencana.
2) Menentukan keadaan, situasi, dan kondisi sekarang
Situasi sekarang perlu diperhatikan sebelum perencanaan dibuat,kemudian
ukur menurut kemampuan organisasi dari seluruh komponen yang ada secara
sistematik.
3) Mengidentifikasi faktor pendukung dan penghambat
Memperkuat semua faktor yang mendukung terlaksananya perencanaan dan
meminimalisasikan semua faktor yang akan menghambat. Demikian pula
dengan antisipasi terhadap gangguan yang datang secara tidak terduga.
4) Mengembangkan rencana dan menjabarkannya
Pengembangan rencana dan penjabarannya harus dipahami oleh seluruh
pelaksana kegiatan sehingga memudahkan tercapainya tujuan.
Berdasarkan uraian di atas, perencanaan pada hakekatnya merupakan
proses pemikiran yang sistematis, analisis, dan rasional untuk menentukan apa
yang akan dilakukan, kapan kegiatan tersebut dilakukan, bagaimana
34
melakukannya, siapa pelaksananya, dan mengapa dilakukan. Jadi, perencanaan
merupakan usaha konkretisasi langkah-langkah yang harus ditempuh yang dasar-
dasarnya telah ditetapkan dalam strategi organisasi.
Suatu rencana tidak akan timbul dengan sendirinya melainkan lahir
sebagai hasil pemikiran yang bersumber pada individu atau kelompok yang
memiliki keberanian mengambil keputusan dengan segala resikonya di dalam
penyusunan rencana. Orientasi suatu rencana ialah masa depan walaupun
perjalanan organisasi merupakan suatu kontinum yang artinya masa depan yang
diinginkan oleh suatu organisasi merupakan kelanjutan dari masa sekarang dan
masa sekarang merupakan kelanjutan dari masa lalu. Hal tersebut tentunya
dijadikan bahan pemikiran dalam menentukan arah dimasa yang akan datang.
Serta rencana harus mempunyai makna untuk mempermudah usaha yang akan
dilakukan dalam pencapaian tujuan.
B. Organizing (Pengorganisasian)\
Menurut Hasibuan (2011:118) Organizing berasal dari kata “organize”
yang berarti menciptakan bagian-bagian yang diintegrasikan sedemikian rupa
sehingga hubungannya satu sama lain terikat oleh hubungan terhadap
keseluruhannya. Dengan kata lain bahwa Organizing atau pengorganisasian
adalah keseluruhan proses pengelompokan orang-orang, alat-alat, tugas-tugas,
serta wewenang dan tanggung jawab sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat
digerakkan sebagai suatu kesatuan yang utuh dalam rangka pencapaian tujuan
yang telah ditentukan sebelumnya.
35
Terry dalam Hasibuan (2011:119) mendefinisikan pengorganisasian
sebagai berikut :
“Organizing is the estabilishing of effective behavioral relationship
amongpersons so that they may work together efficiently and gain
personal satisfaction in doing selected tasks under given environmental
conditions for the purpose of achieving some goal or objective”.
(Pengorganisasian adalah tindakan mengusahakan hubungan yang efektif
antara orang-orang sehingga mereka dapat bekerjasama secara efisien dan
dengan demikian memperoleh kepuasan pribadi dalam hal melaksanakan
tugas tertentu dalam kondisi lingkungan tertentu guna mencapai tujuan
tertentu).
Hasil pengorganisasian adalah organisasi. Organisasi merupakan alat yang
digunakan oleh manusia untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Dalam
penyelenggaraan fungsi pengorganisasian terdapat beberapa pertanyaan yang
mencakup: siapa melakukan apa?, siapa bertanggungjawab kepada siapa?, siapa
yang berhubungan dengan siapa dan dalam hal apa?, saluran komunikasi apa yang
terdapat dalam organisasi?, dan jaringan informasi apa yang terdapat dalam
organisasi?.
a. Prinsip-prinsip Organisasi
Siagian (2005:69) mengatakan bahwa cara lain yang dapat digunakan
untuk menyelenggarakan fungsi pengorganisasian ialah dengan mengetahui dan
menerapkan prinsip-prinsip organisasi. Hasil penyelenggaraan fungsi
pengorganisasian adalah terciptanya suatu organisasi yang bentuk, struktur, dan
bagian-bagiannya diselesaikan dengan kebutuhan sekelompok orang yang terikat
secara formal dan berinteraksi satu sama lain dalam mencapai tujuan. fungsi
36
pengorganisasian juga berkaitan erat dengan sikap dan perilaku para anggotanya
dalam pemanfaatan organisasi tersebut.
Pemahaman tersebut dapat terwujud dengan lima belas prinsip organisasi
berikut :
1. kejelasan tujuan yang ingin dicapai;
2. pemahaman tujuan oleh para anggota organisasi;
3. penerimaan tujuan oleh para anggota organisasi;
4. kesatuan arah;
5. kesatuan perintah;
6. fungsionalisasi;
7. delinasi berbagai tugas;
8. keseimbangan antara wewenang dan tanggung jawab;
9. pembagian tugas;
10. kesederhanaan struktur;
11. pola dasar organisasi yang relatif permanen;
12. adanya pola pendelegasian wewenang;
13. rentang pengawasan;
14. jaminan pekerjaan; dan
15. keseimbangan antara jasa dan imbalan. (Siagian,2005:69)
Memerhatikan dan menerapkan kelima belas prinsip organisasi tersebut
merupakan faktor yang sangat penting dalam menciptakan suatu organisasi yang
dapat digerakan dengan tingkat efisiensi, efektivitas dan produktifitas yang tinggi
dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasaran yang telah ditetapkan
sebelumnya oleh organisasi bersangkutan.
C. Staffing (Pengadaan Tenaga Kerja)
Menurut Gullick, Staffing adalah fungsi manajemen berupa penyusunan
personalia pada suatu organisasi sejak dari merekrut tenaga kerja, pengembangan
sampai dengan usaha agar setiap petugas member daya guna maksimal pada
organisasi. Sedangkan menurut Terry, staffing adalah mencakup, mendapatkan,
37
menempatkan, dan mempertahankan anggota pada posisi yang ditentukan oleh
pekerja organisasi yang bersangkutan.
Berdasarkan pendapat diatas organizing dan staffing merupakan fungsi
manajemen yang sangat erat hubungannya: pengorganisasian (organizing) berupa
penyusunan wadah untuk menampung berbagai kegiatan yang harus dilakukan
pada suatu organisasi, sedangkan penyusunan personalia (staffing) berhubungan
dengan penempatan orang-orang yang memangku jabatan yang ada didalam
organisasi tesebut.
D. Directing (Pemberian Bimbingan)
Menurut Syamsi (1994:24) mendefinisikan bahwa pengarahan
merupakan kegiatan pimpinan yang berupa pemberian bimbingan atau petunjuk
kepada bawahan dalam melaksanakan tugas dan mengusahakan agar terdapat
kesatuan kepentinngan sehingga tujuan dpat tercapai dengan efisien dan efektif.
Kesimpulannya bahwa pada dasarnya pengarahan merupakan kegiatan
pimpinan yang berupa pemberian bimbingan dan petujuk agar tujuan organisasi
dapa tercapai sesuai dengan ketentuan bersama.
E. Coordinating (Pengkoordinasian)
Menurut Handoko (1998:195) Koordinasi adalah proses
pengintegrasian tujuan-tujuan dan kegiatan-kegiatan pada satuann yang terpisah
(departemen atau bidang-bidang fungsional) suatu organisasi untuk mencapai
tujuan secara efisien. Sedangkan menurut Soekanto, koordinasi adalah usaha
38
mengsingkronkan dan menyatukan segala kegiatan dalam organisasi agar tujuan
organisasi dapat tercapai.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa fungsi
pengkoordinasi adalah mengusahakan terjadinya kerjsama yang selaras dan tertib
agar tujuan-tujuan organisasi dapat tercapai secara keseluruhan.
F. Reporting (Pelaporan)
Pelaporan merupakan fungsi manajemen berupa hasil kegiatan
ataupun pemberian keterangan mengenai segala hal yang berkaitan ataupun
pemberian keterangan mengenai segala hal yang berkaitan dengan tugas dan
fungsi-fungsi kepada pejabat yang lebih tinggi baik lisan maupun tertulis,
sehingga yang menerima laporan dapat memperoleh gambaran tentang
pelaksanaan tugas kepada orang yang memberikan laporan. Menurut Manulang,
penyusunan laporan merupakan fungsi manajemen berupa hasil kegiatan atau
pemberian keterangan mengenai segala hal yang berkaitan dengan tugas dan
fungsi kepada pejabat yang lebih tinggi baik berupa lisan maupun tertulis,
sehingga yang menerima laporan dapat memperoleh gambaran tentang
pelaksanaan tugas kepada orang yang member laporan.
Berdasarkan pendapat tersebut, penyusunan laporan merupakan hasil
kegiatan yang dilaporkan dalam bentuk lisan atau tertulis yang dilakukan oleh
anggota organisasi dan di pertanggung jawabkan kepada wewenang yang lebih
tinggi agar kegiatan selanjutnya terdapat gambaran rencana yang akan di jalankan
sesuai yang diharapkan.
39
G. Budgeting (Penganggaran).
Menurut Syamsi (1994: 26) pendanaan (budgeting) adalah suatu
rencana yang dinyatakan dalam pengeluaran tertentu untuk keperluan-keperluan
tertentu. Menurut Manulang, pendanaan berarti fungsi manajemen berupa
penetapan tujuan suatu oragnisasi, menetapkan perarturan, dan pedoman
pelaksanaan tugas, menetapkan biaya yang diperlukan dan pemasukan keuangan
yang diharapkan akan diperoleh dan rangkain yang akan dilakukan di masa
datang. Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan kegiatan organisasi dengan
jalan koordinasi kegiatan, pengawasan biaya dan meningkatkan keuntungan.
Dari pengertian diatas memberikan pandangan bahwa pada dasarnya
pendanaan merupakan suatu rencana yang menggambarkan penerimaan dan
pengeluaran yang dilakukan oleh organisasi agar dapat berjalannnya suatu
kegiatan dan program untuk mencapai tujuanorganisasi.
Berdasarkan hasil pemaparan mengenai fungsi manajemen dari
beberapa para ahli yaitu dapat ditarik kesimpulan yaitu bahwa fungsi manajemen
itu diantaranya terdapat perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing),
pengarahan (directing), pengkoordinasian (coordinating), serta pengendalian
(controlling). Jika fungsi-fungsi manajemen tersebut bisa berjalan dengan
maksimal, maka sebuah instansi negara ataupun swasta akan mencapai kepada
tujuan yang diinginkan.
40
2.1.1.4 Tujuan Manajemen
Manajemen dibutuhkan semua organisasi, karena tanpa manajemen semua
usaha akan sia-sia dan pencapaian tujuan akan lebih sulit (Handoko, 2003: 6). Ada
tiga alasan utama diperlukannya manajemen yaitu:
1. Mencapai tujuan
2. Menjaga keseimbangan diantara tujuan-tujuan yang saling bertentangan
3. Mencapai efisiensi dan efektifitas
2.1.2 Industri Kreatif
Definisi idustri kratif sendiri menurut Departemen Perdagangan pada studi
pemetaan industri kreatif tahun 2007 dalam buku Pengembangan Ekonomi Kreatif
Indonesia 2025 (2008) adalah:
“Industri yang berasal dari pemanfaatan kreativitas, keterampilan, serta
bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan
melalui penciptaan dan pemanfaatan daya kreasi dan daya cipta individu
tersebut.”
Definisi lain dari industri kreatif menurut Simatupang (2007):
“Industri kreatif yang mengandalkan talenta, ketrampilan, dan kreativitas
yang merupakan elemen dasar setiap individu. Unsur utama industri kreatif
adalah kreativitas, keahlian, dan talenta yang berpotensi meningkatkan
kesejahteraan melalui kesejahteraan melalui penawaran kreasi intelektual.”
Adapun definisi menurut UK DCMS Task Force (1998:4):
“Industri kreatif merupakan industri yang berasal dari kreativitas individu,
ketrampilan, dan bakat yang secara potensial menciptakan kekayaan, dan
lapangan pekerjaan melalui eksploitasi dan pembangkitan kekayaan
intelektual dan daya cipta individu.”
“Creatives Industries as those which have their origin in individual
creativity,skill and talent, ad which have a potential for wealth and job
creation through the generation and exploitation of intellectual property
and content.”
41
Menurut UNCTAD dan UNDP dalam Creative Economy Report (2008:4)
“Industri kreatif dapat didefinisikan sebagai siklus kreasi, produksi, serta
distribusi barang dan jasa yang menggunakan kreativitas dan modal
intelektual sebagai input utama. Industri kreatif terdiri dari seperangkat
pengetahuan berbasis aktivitas yang menghasilkan barang-barang riil dan
intelektual nonriil atau jasa-jasa artistik yang memiliki kandungan kreatif
tersusun dari suatu bidang yang heterogen yang saling mempengaruhi dari
kegiatan-kegiatan kreatif yang bervariasi, yang tersusun dari seni dan
kerajinan tradisional, penerbitan, musik, visual dan pembentukan seni
sampai dengan penggunaan teknologi yang intensif dan jasa-jasa yang
berbasis kelompok, seperti fil, televisi, dan siaran radio, serta media baru
dan desain.”
2.1.3 Bank Sampah
Bank sampah adalah suatu tempat yang digunakan untuk
mengumpulkan sampah yang sudah dipilah-pilah. Hasil dari pengumpulan sampah
yang sudah dipilah akan disetorkan ke tempat pembuatan kerajinan dari sampah
atau ke tempat pengepul sampah. Bank sampah dikelola menggunakan sistem
seperti perbankkan yang dilakukan oleh petugas sukarelawan. Penyetor adalah
warga yang tinggal di sekitar lokasi bank serta mendapat buku tabungan seperti
menabung di bank.
Bank sampah berdiri karena adanya keprihatinan masyarakat akan
lingkungan hidup yang semakin lama semakin dipenuhi dengan sampah baik
organik maupun anorganik. Sampah yang semakin banyak tentu akan
menimbulkan banyak masalah, sehingga memerlukan pengolahan seperti
membuat sampah menjadi bahan yang berguna. Pengelolaan sampah dengan
sistem bank sampah ini diharapkan mampu membantuk pemerintah dalam
menangani sampah dan meningkatkan ekomoni masyarakat.
42
Tujuan utama pendirian bank sampah adalah untuk membantu menangani
pengolahan sampah di Indonesia. Tujuan bank sampah selanjutnya adalah untuk
menyadarkan masyarakat akan lingkungan yang sehat, rapi, dan bersih.[2]
Bank
sampah juga didirikan untuk mengubah sampah menjadi sesuatu yang lebih
berguna dalam masyarakat, misalnya untuk kerajinan dan pupuk yang memiliki
nilai ekonomis.
Bank sampah memiliki beberapa manfaat bagi manusia dan lingkungan
hidup, seperti membuat lingkungan lebih bersih, menyadarkan masyarakat akan
pentingnya kebersihan, dan membuat sampah menjadi barang ekonomis.
2.1.4 Definisi Limbah
Limbah merupakan buangan atau sisa yang dihasilkan dari suatu proses
atau kegiatan dari industri maupun domestik. Berdasarkan keputusan Menteri
Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia Nomor 231/MPP/kep/7/1997
Pasal I tentang prosedur impor limbah, menyatakan bahwa limbah adalah
bahan/barang sisa atau bekas dari suatu kegiatan atau proses produksi yang
fungsinya sudah berubah dari aslinya.
Anonim (2006) mendefinisikan limbah sebagai buangan yang dihasilkan
dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga).
Dimana masyarakat bermukim, disanalah berbagai jenis limbah akan dihasilkan.
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 101 tahun 2014, limbah adalah sisa
suatu usaha dan/ atau kegiatan. Berdasarkan wujud fisik limbah yang dihasilkan,
43
limbah dibagi menjadi tiga wujud yaitu limbah padat, limbah cair dan limbah gas
dengan penjelasan sebagai berikut:
a. Limbah padat
Limbah yang berwujud padat, limbah padat bersifat kering, tidak dapat
berpindah kecuali ada yang memindahkan. Contoh limbah padat seperti sisa
makanan, sayuran, potongan kayu, sampah kertas, plastik, dan logam.
b. Limbah cair
Limbah yang berwujud cair. Limbah cair terlarut dalam air, selalu
berpindah. Contoh limbai cair adalah air bekas cuci pakaian, air bekas pencelum
warna, dsb.
c. Limbah gas
Limbah gas atau limbah zat (zat buangan) yang berwujuw gas. Limbah gas
selalu bergerak sehingga penyebarannya sangat luas. Contoh limbah gas adalah
gas pembuangan dari kendaraan.
Limbah digolongkan menjadi dua berdasarkan jenis senyawanya atau
polimer penyusunan mudah dan tidaknya terdegradasi.
1. Limbah Organik
Limbah organik merupakan limbah yang berasal dari makhluk hidup yang
sifatnya mudah membusuk/terurai atau dapat mengalami perubahan secara
alami (degradable waste), misalnya seperti daun-daunan, sisa makanan, dan
sisa kotoran.
2. Limbah Anorganik
44
Limbah anorganik merupakan jenis limbah yang tidak dapat atau sangat sulit
terurai (nondegradable waste) misalnya seperti besi, plastik, kaca, dan kaleng.
Menurut Haghi, 2011 menyatakan bahwa berdasarkan sumber yang
menghasilkan limbah dapat dibedakan menjadi lima, yaitu: (1)
1. Limbah Rumah Tangga
Limbah rumah tangga adalah limbah yang dihasilkan oleh kegiatan rumah
tangga limbah ini bisa berupa sisa-sisa sayuran seperti wortel, kol, bayam, slada
dan lain-lain bisa juga berupa kertas, kardus atau karton. Limbah ini juga memiliki
daya racun tinggi jika berasal dari sisa obat dan aki.
Limbah rumah tangga dapat dibedakan menjadi 3 jenis. Yang pertama
berupa sampah, kemudian ada air limbah yang dihasilkan dari kegiatan mandi dan
mencuci. yang terakhir adalah kotoran yang dihasilkan manusia. Limbah-limbah
ini, jika tak dikelola baik, berpotensi tinggi mencemari lingkungan sekitar..
Ada 3 jenis limbah rumah tangga yang dihasilkan dalam sehari-hari, yaitu:
1) Sampah
Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah
berakhirnya suatu proses. Sampah merupakan didefinisikan oleh manusia
menurut derajat keterpakaiannya, dalam proses-proses alam sebenarnya tidak
ada konsep sampah, yang ada hanya produk-produk yang dihasilkan setelah
dan selama proses alam tersebut berlangsung
2) Air limbah
45
Air Limbah adalah air buangan yang dihasilkan dari suatu proses
pruduksi industri maupun domestik (rumah tangga), yang terkadang
kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki
lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis. Dalam konsentrasi dan
kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat berdampak negative terhadap
lingkungan tertutama kesehatan manusia sehingga dilakukan penanganan
terhadap limbah. Air kotor adalah air bekas pakai yang sudah tidak
memenuhi syarat kesehatan lagi dan harus dibuang agar tidak menimbulkan
wabah penyakit.
3) Sampah manusia
Sampah manusia (Inggris: human waste) adalah istilah yang biasa
digunakan terhadap hasil-hasil pencernaan manusia, seperti feses dan urin.
Sampah manusia dapat menjadi bahaya serius bagi kesehatan karena dapat
digunakan sebagai vektor (sarana perkembangan) penyakit yang disebabkan
virus dan bakteri. Salah satu perkembangan utama pada dialektika manusia
adalah pengurangan penularan penyakit melalui sampah manusia dengan cara
hidup yang higienis dan sanitasi. Termasuk didalamnya adalah perkembangan
teori penyaluran pipa (plumbing). Sampah manusia dapat dikurangi dan
dipakai ulang misalnya melalui sistem urinoir tanpa air.
Selain itu sampah manusia juga dapat berupa sampah konsumsi.
Sampah konsumsi merupakan sampah yang dihasilkan oleh (manusia)
pengguna barang, dengan kata lain adalah sampah-sampah yang dibuang ke
46
tempat sampah. Ini adalah sampah yang umum dipikirkan manusia. Meskipun
demikian, jumlah sampah kategori ini pun masih jauh lebih kecil
dibandingkan sampah-sampah yang dihasilkan dari proses pertambangan dan
industri.
2. Limbah Industri
Limbah industri merupakan sisa dari bahan- bahan hasil proses
industri tertentu. limbah ini tentunya tidak mempunyai manfaat sama sekali,
bahkan keberadaannya harus ditangani dengan sangat selektif. Limbah
industri ini bisa berbentuk padat, cair maupun gas.
Adapun limbah-limbah hasil industri ini jenisnya ada bermacam-
macam. Berdasar pada karakteristiknya, limbah industri ini dibagi menjadi
empat macam, diantaranya adalah:
a. Limbah cair
Jenis limbah yang pertama adalah limbah cair. Limbah cair ini juga
dikenal sebagai entitas pencemar air. Sesuai dengan namanya, yang disebut
sebagai limbah cair adalah limbah yang mempuyai bentuk cair. Biasanya limbah
industri cair ini akan dibuang langsung ke saluran air seperti selokan, sungai
(baca: manfaat sungai) bahkan lautan. Limbah cair ini sifatnya ada yang
berbahaya dan ada pula yang dapat dinetralisir secara cepat. Limbah industri yang
berbahaya yang dibuang langsung ke saluran seperti laut, maupun selokan tanpa
dinetralisir terlebih dahulu pada akhirnya akan mencemari saluran- saluran
tersebut sehingga akan menyebabkan ekosistem air menjadi rusak, bahkan banyak
47
makhluk hidup yang akan mati dibuatnya. Contoh limbah cair dari industri ini
antara lain adalah sisa pewarna pakaian cair, sisa pengawet cair, limbah tempe,
limbah tahu, kandungan besi pada air, kebocoran minyak di laut, serta sisa- sisa
bahan kimia lainnya.
b. Limbah padat
Limbah padat merupakan buangan dari hasil- hasil industri yang tidak
terpakai lagi yang berbentuk padatan, lumpur maupun bubur yang berasal dari
suatu proses pengolahan, ataupun sampah yang dihasilkan dari kegiatan- kegiatan
industri, serta dari tempat- tempat umum.
Limbah padat seperti ini apabila dibuang di dalam air (baca: jenis air)
pastinya akan mencemari air tersebut dan dapat menyebabkan makhluk hidup
yang tinggal di dalamnya akan mati. Sementara apabila dibuang di wilayah
daratan (baca: ekosistem darat) tanpa adanya proses pengolahan, maka akan
mencemari tanah di wilayah tersebut. Beberapa contoh dari limbah industri padat
antara lain adalah plastik, kantong, sisa pakaian, sampah kertas, kabel, listrik,
bubur- bubur sisa semen, lumpur- lumpur sisa industri, dan lain sebagainya.
c. Limbah gas
Selain limbah cair dan limbah padat, ada pula jenis limbah industri lainnya
yakni limbah gas. Limbah gas merupakan limbah yang disebabkan oleh sumber
alami maupun sebagai hasil aktivitas manusia yang berbentuk molekul- molekul
gas dan pada umumnya memberikan dampak yang buruk bagi kehidupan makhluk
hidup yang ada di Bumi. Limbah gas ini tentu saja berbentuk gas. Oleh karena
bentuknya gas, maka limbah pabrik gas ini biasanya mencemari udara. Beberapa
48
contoh limbah gas ini antara lain adalah kebocoran gas, pembakaran pabrik, asap
pabrik sisa produksi dan lain sebagainya.
d. Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)
Yang dimaksud dengan limbah B3 adalah sisa suatu usaha atau kegiatan
yang mengandung bahan- bahan berbahaya dan atau beracun yang karena sifatnya,
konsentrasinya, maupun jumlahnya baik secara langsung maupun tidak langsung
dapat mencemarkan, merusak, dan dapat membahayakan lingkungan hidup,
kesehatan, kelangsungan hidup manusia dan juga makhluk hidup lainnya.
Khusus untuk limbah B3 ini dilakukan upaya- upaya pengelaolaan secara
khusus, mengingat jenis limbah ini merupakan limbah yang berbahaya yang dapat
merugikan berbagai macam pihak. Adapaun pengelolaan limbah B3 ini meliputi
rangkaian kegiatan yang mencakup reduksi, penyimpanan, pengumpulan,
pengangkutan, pemanfaatan, pengolahan dan penimbunan limbah B3 tersebut.
Pengolahan limbah B3 ini tentu saja mempunyai tujuan untuk mencegah,
menanggulanagi pencemaran dan juga kerusakan lingkungan, memulihkan
kualitas lingkungan yang telah tercemar, serta meningkatkan kemampuan dan juga
fungsi dan kualitas lingkungan.
Itulah beberapa macam limbah- limbah industri yang dihasilkan dari
proses- proses industri itu sendiri. dari setiap macam limbah tersebut tetu saja
mempunyai pengolahan yang berbeda- beda, mengingat karakteristik yang
dimiliki setiap jenis limbah juga berbeda- beda, agar sesuai dengan peruntukannya
masing- masing.
49
3. Limbah Pertanian
Limbah Pertanian diartikan sebagai bahan yang dibuang di sektor
pertanian, misalnya sabut dan tempurung kelapa, jerami dan dedak padi, kulit,
tulang pada ternak potong serta jeroan & darah pada ikan. Secara garis besar
limbah pertanian itu dibagi ke dalam limbah pra dan saat panen serta limbah pasca
panen. Limbah pasca panen juga bisa terbagi dalam kelompok limbah sebelum
diolah dan limbah setelah diolah atau limbah industri pertanian.
Pengertian limbah pertanian pra panen yaitu materi-materi biologi yang
terkumpul sebelum atau sementara hasil utamanya diambil. Sebagai contoh daun,
ranting, atau daun yang gugur sengaja atau tidak biasanya dikumpulkan sebagai
sampah dan ditangani umumnya hanya dibakar saja. Kotoran ternak umumnya
hanya dijadikan pupuk kandang saja walaupun sebenarnya masih bisa diolah
menjadi bahan bakar langsung, difermentasi menjadi gas bio, media atau
campuran media jamur, campuran makanan ternak lainnya (seperti misalnya pada
peternakan sistem longyam atau peternakan di atas kolam ikan).
4. Limbah Kontruksi
Limbah konstruksi didefinisikan sebagai material yang sudah tidak
digunakan yang dihasilkan dari proses konstruksi, perbaikan atau
perubahan.Material limbah konstruksi dihasilkan dalam setiap proyek konstruksi,
baik itu proyek pembangunan maupun proyek pembongkaran (contruction and
domolition). Limbah yang berasal dari perobohan atau penghancuran bangunan
digolongkan dalam domolition waste, sedangkan limbah yang berasal dari
50
pembangunan perubahan bentuk (remodeling), perbaikan (baik itu rumah atau
bangunan komersial), digolongkan ke dalam construction waste.
5. Limbah Radioaktif
Limbah radioaktif berasal dari setiap pemanfaatan tenaga nuklir, baik
pemanfaatan untuk pembangkitan daya listrik menggunakan reaktor nuklir,
maupun pemanfaatan tenaga nuklir untuk keperluan industri dan rumah sakit.
Bahan atau peralatan terkena atau menjadi radioaktif dapat disebabkan karena
pengoperasian instalasi nuklir atau instalasi yang memanfaatkan radiasi pengion.
2.2 Penelitian Terdahulu
Untuk menghasilkan suatu penelitian yang komprehensip dan berkolerasi,
maka penelitian ini mencoba mengambil beberapa penelitian awal sebagai bahan
rujukan yang bahasan penelitiannya memiliki relevensi yang sama dengan
penelitian ini. Diharapkan dengan rujukan tersebut dapat membentuk kerangka
dasar berpikir dalam melakukan kajian. Berikut ini bahan rujukan penelitian
tersebut:
1. R. Wing Widjatmiko PJ (2011) dalam penelitian skripsinya di Universitas
Sebelas Maret Surakarta yang berjudul Industri Kreatif Kaos Studi Deskriptif
Kualitatif Proses Pengelolaan Kreatif dan Hubungan Kerja dalam Industri
Kreatif Kaos di Kabupaten Sleman Yogyakarta. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui proses kreatif pengelolaan produksi dan pemasaran dalam
industri kaos dan mengetahui hubungan kerja dalam industri kreatif kaos
untuk mengembangkan dan menjaga kelangsungan usaha. Dari penelitian ini
dapat ditarik kesimpulan bahwaproses kreatif pengelolaan produksi dan
51
pemasaran yang dilakukan oleh industri kreatif kaos merupakan proses kreasi
dan seni dalam menciptakan produk bernilai estetis. Proses tersebut meliputi
bagaimana konsep desain yang akan dipakai pada kaos, namun tidak berhenti
pada konsep atau gagasan saja. Konsep atau gagasan tersebut harus dapat
diwujudkan dan digunakan oleh masyarakat. Artinya industri kreatif harus
memperhatikan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat saat menciptakan
suatu konsep desain. Kemudian terdapat bentuk hubungan subkontrak di
dalam industri kreatif kaos ini. Ada hubungan subkontrak komersial antara
perusahaan FIBERS sebagai principal dengan perusahaan RUSTER sebagai
perusahaan subkontraktor. Fibers mensubkontrakkan produksinya pada
RUSTER karena tidak memiliki faktor produksi seperti alat-alat produksi kaos
dan tenaga kerja produksi kaos. Kemudian terdapat hubungan subkontrak
industrial antara perusahaan MCK sebagai subkontraktor dan perusahaan
DEMON.INC sebagai principal. DEMON.INC mensubkontrakkan
produksinya pada MCK karena tidak memiliki faktor produksi seperti alat-alat
produksi kaos dan tenaga kerja produksi kaos. Selain itu dalam industri kreatif
kaos ini terdapat hubungan patron dan klien. Hal ini ditandai dengan pegawai
yang bekerja diusaha FIBERS yang merupakan rekan pengusaha yang tinggal
di lingkungan sekitar usaha tersebut. Dalam hal ini pengusaha merupakan
patron yang memiliki aset usaha dan pegawai adalah klien yang bekerja pada
pengusaha.
52
2. Lia Rifany Sebayang (2012) dalam penelitian skripsinya di Universitas
Sumatera Utara yang berjudul Analisis Prospek Ekspor Industri Kreatif dalam
Meningkatkan Perekonomian Indonesia. Adapun tujuan penelitian ini adalah
untuk menganalisis perkembangan industri kreatif serta prospek ekspornya
dalam meningkatkan perekonomian Indonesia. Data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data time series dari tahun 2002-2010 (Juni 2010).
Metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis deskriptif
kuantitatif dan metode ramalan kuantitatif yaitu metode trend parabola. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa industri kreatif sudah dikembangkan dengan
baik dan berpengaruh positif dalam meningkatkan perekonomian Indonesia
sehingga industri kreatif merupakan solusi baru bagi perekonomian nasional di
masa yang akan datang. Selama tahun 2002-2010 (Juni 2010) industri kreatif
menyumbang rata-rata kontribusi per tahun terhadap nilai tambah (PDB)
sebesar 7,74% dari total PDB nasional, 7,76 % dari total penyerapan tenaga
kerja nasional dan 9,77% dari total ekspor nasional. Hasil pengujian dengan
menggunakan metode ramalan kuantitatif yang berkaitan dengan data time
series (trend parabola) adalah ekspor industri kreatif menunjukkan tren
meningkat selama 6 tahun (cateris paribus). Hal ini menunjukkan bahwa
industri kreatif memiliki prospek ekspor yang cerah di masa yang akan datang.
53
2.3 Kerangka Berfikir
Kerangka berfikir adalah gambaran mengenai hubungan antar variabel
dalam suatu penelitian, yang diuraikan menurut jalan pikiran kerangka logis.
Kerangka berfikir memuat teori, dalil atau konsep-konsep yang akan dijadikan
dasar dalam penelitian.menurut Sugiyono (2007:60) kerangka berfikir adalah
sintesis hubungan antar variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah
dideskripsikan. Sehingga dengan adanya kerangka berfikir ini, baik peneliti
maupun pembaca dari penelitian ini mudah memahami dan mengetahui tujuan
yang ingin dicapai dari penelitian. Peneliti menggunakan teori Luther Gullick.
Fungsi Manajemen menurut Luther Gullick (Hasibuan, 2007:38) adalah Planning
(Perencanaan), Organizing (Pengorganisasian), Staffing (Penyusunan Pegawai),
Directing (Pengarahan), Coordinating (Koordinasi), Reportating (Pelaporan), dan
Budgeting (Pembuatan Anggaran).
Industri kreatif adalah pemanfaatan kreativitas, keterampilan, serta bakat
individu untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan melalui
penciptaan dan pemanfaatan daya kreasi dan daya cipta individu tersebut.
Oleh karena itu, dalam penelitian ini maka dibuatlah kerangka berfikir
sebagai berikut
54
Gambar 2.1
Kerangka Berfikir
Sumber: Peneliti 2017
Masalah :
1. Masih kurangnya sosialisasi perencanaan program industri kreatif dalam
pemanfaatan limbah rumah tangga di Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Kota Tangerang.
2. Kurangnya jumlah pegawai Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota
Tangerang dalam kegiatan program pengembangan industri kreatif melalui
pemanfaatan limbah rumah tangga
3. Tidak tepatnya sasaran untuk peserta kegiatan program industri kreatif
dalam pemanfaatan limbah rumah tangga di Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Kota Tangerang.
Fungsi Manajemen Menurut
Luther Gullick (Hasibuan, 2007 :
38) adalah :
Planning (Perencanaan)
Organizing (Pengorganisasian)
Staffing (Penyusunan Pegawai)
Directing (Pengarahan)
Coordinating (Koordinasi)
Reportating (Pelaporan)
Budgeting (Pembuatan Anggaran)
Output :
Mengetahui faktor yang menghambat
serta mengoptimalkan manajemen
program industri kreatif melalui
pemanfaatan limbah rumah tangga di
Kota Tangerang
55
2.4 Asumsi Dasar
Asumsi dasar merupakan pernyataan yang dapat diuji kebenarannya secara
empiris. Asumsi harus bersifat operasional dan merupakan dasar bagi pengkajian
teoritis. Asumsi harus menyatakan kenyataan yang sebenarnya. Asumsi juga harus
dinyatakan secara tersurat sebab asumsi yang tersirat dapat menyebabkan
interpretasi yang berbeda. (Usman, 2009 : 36)
Berdasarkan kerangka berfikir di atas maka dapat dibuat asumsi dasar
dalam penelitian ini, yang merupakan anggapan peneliti terhadap permasalahan
penelitian. Berdasarkan rumusan masalah, maka peneliti mengasumsikan bahwa
Manajemen Dinas Perindustrian dan Perdagangan dalam Menerapkan Program
Pengembangan Industri Kreatif melalui Pemanfaatan Limbah Rumah Tangga di
Kota Tangerang belum maksimal dan masih membutuhkan telaah yang lebih
lanjut serta harus dapat menerapkan teori Fungsi Manajemen menurut Luther
Gollich sebagai berikut : 1.Planning (Perencanaan), 2.Organizing
(Pengorganisasian), 3.Staffing (Personalia), 4.Directing (Pengarahan)
5.Coordinating (Pengkoordinasian), 6.Reporting (Pelaporan), 7.Budgeting
(Pembuatan Anggaran) atau yang dikenal dengan akromin POSDCORB.
56
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Dalam penelitian Manajemen Dinas Perindustrian dan Perdagangan dalam
Menerapkan Program Pengembangan Industri Kreatif melalui Pemanfaatan
Limbah Rumah Tangga di Kota Tangerang, peneliti mengunakan metode
penelitian kualitatif. Menurut Kirk dan Miller dalam Moleong (2006:4)
mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu
pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung dari pengamatan pada
manusia dalam kawasannya maupun peristilahannya. Menurut Bogdadan Taylor
dalam Moleong (2006:4) jenis penelitian ini berupaya menggambarkan kejadian
atau fenomena sesuai dengan apa yang terjadi di lapangan, dimana data yang
dihasilkan berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang
dapat diamati.
Moleong (2006:6) mendefinisikan penelitian kualitatif adalah penelitian
yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek
penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara
holistik, dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu
konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfatakan berbagai metode
alamiah.
Penelitian ini mengunakan metode kualitatif deskriptif karena peneliti
bermaksud untuk mendeskripsikan hal-hal terkait Manajemen Program Industri
57
Kreatif melalui pemanfaatan limbah rumah tangga di Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Kota Tangerang, guna memahami fenomena apa yang dialami oleh
subyek penelitian secara holistik dan dengan cara deskriptif dalam bentuk kata-
kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
menggunakan metode ilmiah berupa wawancara, studi dokumentasi dan observasi.
3.2 Ruang Lingkup/ Fokus Penelitian
Ruang lingkup/fokus penelitian merupakan bagian yang membatasi dan
menjelaskan substansi materi kajian penelitian yang akan dilakukan. Ruang
lingkup digunakan sebagai batasan penelitian agar dapat fokus pada fokus
penelitian yang akan dijalankan. Jadi dapat memudahkan peneliti untuk lebih
fokus dengan penelitian yang akan dijalankan, maka ruang lingkup dan fokus
penelitian terhadap penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:
a. Menurut Luther Gullick (Handoko, 2003 : 11) mendefinisikan manajemen
sebagai suatu bidang ilmu pengetahuan yang berusaha secara sistematis
untuk memahami mengapa dan bagaimana manusia bekerjasama ini lebih
bermanfaat bagi kemanusiaan.
b. Manajemen menurut Luther Gullick (Hasibuan, 2011 : 38) memiliki
fungsi-fungsi yakni :
1) Planning (Perencanaan)
2) Organizing (Pengorganisasian)
3) Staffing (Penyusunan Pegawai)
4) Directing (Pengarahan)
58
5) Coordinating (Koordinasi)
6) Reporting (Pelaporan)
7) Budgeting (Pembuatan Anggaran).
3.3 Lokasi Penelitian
Lokasi yang digunakan peneliti untuk melakukan penelitian adalah di
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang yang berlokasi di gedung
Cisadane Kota Tangerang.
3.4 Fenomena yang diamati
3.4.1 Definisi Konsep
Definisi konseptual digunakan untuk menegaskan konsep-konsep yang
jelas, yang digunakan supaya tidak menjadi perbedaan penafsiran antara penulis
dan pembaca. Konsep-konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
Menurut Luther Gullick (Handoko, 2003 : 11) mendefinisikan manajemen
sebagai suatu bidang ilmu pengetahuan yang berusaha secara sistematis untuk
memahami mengapa dan bagaimana manusia bekerjasama ini lebih bermanfaat
bagi kemanusiaan.
3.4.2 Definisi Oprasional
Definisi oprasional merupakan penjabaran konsep atau variabel penelitian
dalam rincian yang terukur (indikator penelitian). Dalam penelitian Manajemen
Dinas Perindustrian dan Perdagangan dalam menerapkan program pengembangan
59
industri kreatif melalui pemanfaatan limbah rumah tangga di Kota Tangerang
peneliti mengunakan pendekatan peneliti menggunakan pendekatan Fungsi
Manajemen dari Luther Gullick. Adapun dimensi dan indikator yang digunakan
adalah sebagai berikut:
1. Planning (perencanaan) adalah perincian dalam garis besar untuk
memudahkan pelaksanaannya dan metode yang digunakan dalam
menyelesaikan maksud atau tujuan badan usaha itu.
2. Organizing (pengorganisasian). Menetapkan struktur formal dari pada
kewenangan dimana pekerjaan dibagi-bagi sedemikian rupa, ditentukan
dan dikoordinasikan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
3. Staffing (penyusunan pegawai). Keseluruhan fungsi dari pada kepegawaian
sebagai usaha pelaksanaannya, melatih para staf dan memelihara situasi
pekerjaan yang menyenangkan.
4. Directing (pembinaan kerja). Merupakan tugas yang terus menerus di
dalam pengambilan keputusan, yang berwujud suatu perintah khusus atau
umum dan instruksi-instruksi, dan bertindak sebagai pemimpin dalam
suatu badan usaha atau organisasi.
5. Coordinating (pengorganisasian). Merupakan kewajiban yang penting
untuk menghubungkan berbagai kegiatan pekerjaan.
6. Reporting (pelaporan). Dalam hal ini pimpinan yang bertanggungjawab
harus mengetahui apa yang sedang dilakukan, baik bagi keperluan
pimpinan maupun bawahannya melalui catatan, penelitian, maupun
inspeksi.
60
7. Budgeting (anggaran). Semua kegiatan akan berjalan dengan baik bila
disertai dengan usaha pembiayaan dalam bentuk anggaran, perhitungan
anggaran dan pengawasan anggaran.
3.5 Instrumen Penelitian
Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian
adalah peneliti itu sendiri. Oleh karena itu peneliti sebagai instrumen juga harus
“divalidasi” seberapa jauh peneliti kualitatif siap melakukan penelitian yang
selanjutnya terjun ke lapangan. Validasi terhadap peneliti sebagi instrumen
meliputi validasi terhadap pemahaman metode penelitian kualitatif penguasaan
wawasan terhadap bidang yang diteliti, kesiapan peneliti untuk memasuki obyek
penelitian, baik secara akademik maupun logistiknya. Validasi dilakukan oleh
peneliti itu sendiri, melalui evaluasi diri seberapa jauh pemahaman terhadap
metode kualitatif, penguasaan teori dan wawasan terhadap bidang yang diteliti,
serta kesiapan dan bekal memasuki lapangan (Sugiyono, 2012:222).
Jenis data yang dikumpulkan berupa jenis data pimer dan sekunder.
Menurut Lofland dalam Moleong (2006:157) sumber data utama dalam penelitian
kualitatif ialah kata-kata dan tindakan, sebaliknya adalah data tambahan seperti
dokumen dan lain-lain. Berkaitan dengan hal itu pada bagian ini jenis datanya
dibagi ke dalam kata-kata dan tindakan, sumber data tertulis, foto dan statistik.
Adapun alat-alat bantu yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data adalah
alat perekam (handphone), pedoman wawancara, buku catatan, kamera handphone
61
yang digunakan untuk membantu peneliti mengumpulkan data di tempat
penelitian.
3.6 Informan Penelitian
Dalam penelitian kualitatif, pengambilan sampel sumber data berkaitan
dengan siapa yang hendak dijadikan informan dalam penelitian. Menurut Bungin
(2009:76-77) menjelaskan objek dan informan penelitian kualitatif adalah
menjelaskan objek penelitian yang fokus dan lokus penelitian, yaitu apa yang
menjadi sasaran. Sasaran penelitian tak tergantung pada judul dan topik penelitian,
tetapi secara konkrit menggambarkan dalam rumusan masalah penelitian.
Sedangkan informan penelitian adalah subyek yang memahami informasi objek
penelitian sebagai pelaku maupun orang lain yang memahami objek penelitiannya.
Informan penelitian merupakan sumber data yang digunakan pada
penelitian ini. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik purposive, yaitu
teknik pengambilan data dari informan dengan pertimbangan bahwa orang yang
dijadikan informan penelitian merupakan orang yang mengetahui tentang
Manajemen Dinas Perindustrian dan Perdagangan dalam menerapkan program
pengembangan industri kreatif melalui pemanfaatan limbah rumah tangga di Kota
Tangerang, sehingga memudahkan peneliti untuk mendapatkan data yang
diharapkan. Adapun informan dalam penelitian ini sebagai berikut:
62
Tabel 3.1
Informan Penelitian
No Kode
Informan Kategori Informan Keterangan
1 I1-1 Penangungjawab PPTK Key Informan
2 I2-1 Panitia PPTK Key Informan
3 I2-2 Pegawai DISINDAG Secondary Informan
4 I3-1 Tenaga Ahli (Pengerajin) Secondary Informan
5 I4-1 Peserta Kel. Cibodas Secondary Informan
6 I4-2 Peserta Kel. Cibodas Secondary Informan
7 I5-1 Peserta Kel. Uwung Jaya Secondary Informan
8 I5-2 Peserta Kel. Uwung Jaya Secondary Informan
Sumber : Peneliti, 2017
3.6.1 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu dengan cara
mengumpulkan data primer dan sekunder yang berkaitan dengan masalah
penelitian yang akan dibahas. Sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini
meliputi:
1. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu
dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan
pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memeberikan jawaban atas
pertanyaan itu (Moleong, 2006:186). Wawancara digunakan sebagai teknik
pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk
63
menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin
mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah
respondennya sedikit/kecil (Sugiyono, 2012:137).
Dalam penelitian kualitatif, wawancara dilakukan secara mendalam.
Ada dua jenis wawancara dalam penelitian kualitatif, yaitu wawancara
terstruktur dan tidak terstruktur. Wawancara terstruktur digunakan sebagai
teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui
dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Sedangkan
wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti
tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis
dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang
digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan
(Sugiyono, 2012:138-140). Adapun pedoman wawancara sebagai acuan dalam
wawancara sebagai berikut.
64
Tabel 3.2
Pedoman Wawancara Penelitian
No Dimensi Teori Indikator Informan
1. Perencanaan
(Planning)
1. Penetapan tujuan dari program
pengembangan industri kreatif.
2. Penetapan strategi dalam
mencapai tujuan dari program
pengembangan industri kreatif.
3. Penetapan pihak lain yang
terlibat dalam program
pengembangan industri kreatif.
1. Kepala Bidang
Perindustrian
DISINDAG
2. Ketua PPTK
3. Pegawai PPTK
4. Tenaga Ahli
5. Peserta
Kegiatan
2. Pengorganisasian
(Organizing)
1. Pembentukan tim pelaksana
dalam program pengembangan
industri kreatif.
2. Penetapan pembagian tugas
dalam program pengembangan
industri kreatif.
1. Kepala Bidang
Perindustrian
DISINDAG
2. Ketua PPTK
3. Pegawai PPTK
4. Tenaga Ahli
5. Peserta
Kegiatan
65
No Dimensi Teori Indikator Informan
3. Penyusunan
Personalia
(Staffing)
1. Penetapan ketua pelaksanaan
(bertanggung jawab) dalam
program pengembangan industri
kreatif.
2. Penetapan jumlah pegawai yang
terlibat dalam program
pengembangan industri kreatif.
1. Kepala Bidang
Perindustrian
DISINDAG
2. Ketua PPTK
3. Pegawai
DISINDAG
4. Pengarahan
(Directing)
1. Adanya pengarahan bagi seluruh
pegawai dalam pelaksanaan
program pengembangan industri
kreatif.
1. Kepala Bidang
Perindustrian
DISINDAG
2. Ketua PPTK
3. Pegawai PPTK
4. Tenaga Ahli
5. Pengkoordinasia
n (Coordinating)
1. Adanya koordinasi antara Dinas
Perindustrian dan Perdagangan
Kota Tangerang dengan Tenaga
Ahli.
2. Adanya koordinasi antara Dinas
perindustrian dan Perdagangan
Kota Tangerang dengan
Kelurahan Uwung jaya.
1. Kepala Bidang
Perindustrian
DISINSDAG
2. Ketua PPTK
3. Pegawai PPTK
4. Tenaga Ahli
5. Peserta
Kegiatan
66
No Dimensi Teori Indikator Informan
3. Adanya koordinasi antara Dinas
perindustrian dan Perdagangan
Kota Tangerang dengan
Kelurahan Cibodas.
6. Pelaporan
(Reporting)
1. Pembuatan laporan akhir dalam
pelaksanaan program
pengembangan industri kreatif.
1. Ketua PPTK
2. Pegawai PPTK
7. Pembuatan
Anggaran
(Budgeting)
1. Penetapan jumlah anggaran
yang dibutuhkan dalam program
pengembangan industri kreatif.
1. Kepala Bidang
Perindustrian
DISINDAG
2. Ketua PPTK
3. Pegawai PPTK
Sumber : Peneliti, yang dikembangkan dari teori Luther Gullick (Hasibuan,
2007:38)
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode wawancara secara
trstruktur dengan mengunakan pedoman wawancara sebagai acuan dalam
melakukan wawancara dengan informan. Jadi bahan untuk melakukan wawancara
dengan informan sudah jelas dan tersusun secara sistematis di dalam pedoman
wawancara yang akan dijadikan acuan bagi peneliti untuk wawancara.
67
2. Observasi
Menurut Basrowi dan Suwandi (2008:94) menyatakan bahwa, observasi
merupakan salah satu metode pengumpulan data dimana peneliti melihat,
mengamati secara visual sehingga validitas data sangat tergantung pada
kemampuan observer. Apabila orang yang akan melakukan observasi
subjektivitasnya tinggi, hal ini akurasi data sangat terganggu, sehingga harus
diadakan lebih dari satu orang yang melakukan observasi dalam satu fenomena.
Menurut Sugiyono (2012:145) observasi sebagai teknik pengumpulan data
mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu
wawancara dan kuesioner selalu berkomunikasi dengan oang, maka observasi
tidak terbatas pada orang, tetapi juga obyek-obyek alam yang lain. Teknik
pengumpulan data dengan observasi digunakan bila, penelitian berkenaan dengan
perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang
diamati tidak terlalu besar. Dari segi pelaksanaan pengumpulan data, observasi
dapat dibedakan menjadi participant observation (observasi berperan serta) dan
non participant observation, selanjutnya dari segi instrumentasi yang digunakan,
maka observasi dapat dibedakan menjadi observasi terstruktur dan tidak
terstruktur.
Ada beberapa alasan mengapa dalanm penelitian kualitatif pengamatan
dimanfaatkan sebesar-besarnya seperti apa yang dikemukakan oleh Guba dan
Lincoln dalam Moleong (2006;216-217) yaitu :
1. Teknik ini didasarkan pada pengalaman secara langsung.
68
2. Memungkinkan melihat dan mengamati sendiri, kemudian mencatat
perilaku dan kejadian sebagaimana yang terjadi pada keadaan sebenarnya.
3. Memungkinkan peneliti mencatat peristiwa dalam situasi yang berkaitan
dengan pengetahuan proporsional maupun pengetahuan yang langsung
diperoleh dari data.
4. Sering terjadi ada keraguan pada peneliti, jangan-jangan pada data yang
didapatnya ada yang bias.
5. Memungkinkan peneliti mampu memahami situasi-situasi yang rumit,
karena harus memperhatikan beberapa tingkah laku yang komleks
sekaligus.
6. Dalam kasus-kasus tertentu dimana teknik komunikasi lainnya tidak
dimungkinkan, pengamatan dapat menjadi alat yang sangat bermanfaat.
3. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi merupakan salah satu sumber data sekunder yang
diperlukan dalam sebuah penelitian. Studi dokumentasi adalah setiap bahan
tertulis ataupun film, gambar, dan foto-foto yang dipersiapkan karena adanya
permintaan seorang peneliti. Selanjutnya studi dokumentasi dapat diartikan
sebagai teknik pengumpulan data melalui bahan-bahan tertulis yang diterbitkan
oleh lembaga-lembaga yang menjadi bahan objek penelitian. Baik berupa
prosedur, peraturan-peraturan, gambar, laporan hasil pekerjaan serta berupa foto
ataupun dokumen elektronik (rekaman) dalam Fuad dan Nugroho, 2012:89.
69
3.6.2 Jenis dan Sumber Data
Sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah data primer dan data
sekunder. Sumber data primer adalah data-data yang diperoleh langsung dari
lapangan dan masih bersifat data mentah. Sumber data sekunder merupakan
sumber data yang diperoleh dari studi kepustakaan dan studi dokumentasi.
Adapun alat pendukung lainnya yang digunakan peneliti dalam melakukan
penelitian ini berupa alat perekam, kamera, dan catatan lapangan.
3.7 Teknik Pengolahan dan Analisis Data
3.7.1 Teknik Analisis Data
Analisis data kualitatif menurut Bodgan dan Biklen dalam Sugiyono
(2012:88) adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja data,
mengorganisasikan data, memilih-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola,
mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting
dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang
lain.
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode model Miles dan
Hubermen yaitu selama proses pengumpulan data dilakukan tiga kegiatan penting
diantaranya dan reduction (reduksi data), data display (penyajian data),
verification (verfikasi). Seperti pada gambar di bawah ini:
70
Gambar 3.1
Aktifitas Dalam Analisis Data
Sumber : Sugiyono, 2012:88
Dari gambar tersebut kita dapat melihat bahwa proses penelitian ini
dilakukan secara berulang terus-menerus dan saling berkaitan satu sama lain, baik
dari sebelum saat dilapangan hingga selesainya penelitian.
1. Pengumpulan Data
Pengumpulan data yaitu proses memasuki lingkungan penelitian dan
melakukan pengumpulan data penelitian. Ini merupakan tahap awal yang
harus dilakukan oleh peneliti agar peneliti dapat memperoleh informasi
mengenai masalah-masalah yang terjadi di lapangan.
2. Reduksi Data
Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, sehingga
perlu dicatat secara teliti dan rinci. Semakin lama peneliti dilapangan,
maka jumlah data yang akan didapat juga semakin banyak, komleks dan
rumit, untuk itu perlu direduksi data. Reduksi data memiliki makna
Pengumpula
n Data Penyajian
Data
Penarikan
Kesimpulan
Reduksi
Data
71
merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang
penting, lalu dicari tema dan polanya. Reduksi data berlangsung selama
peoses pengambilan data itu berlangsung, pada tahap ini juga akan
berlangsung kegiatan pengkodean, meringkas dan membuat partisi
(bagian-bagian) proses transformasi ini berlanjut terus sampai laporan
akhir penelitian tersusun lengkap.
3. Penyajian Data
Setelah mereduksi data, langkah yang dilakukan peneliti adalah melakukan
penyajian data. Penyajian data dapat diartikan sebagai sekumpulan
informasi yang tersusun, yang kemungkinan memberi adanya penarikan
kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian data ini dilakukan dalam
bentuk uraian singkat, bagan, dan hubungan antar kategori. Penyajian data
juga bertujuan agar peneliti dapat memahami apa yang terjadi dalam
merencanakan tindakan selanjutnya yang akan dilakukan.
4. Penarikan Kesimpulan/ Verivikasi
Langkah terakhir dalam pengumpulan data adalah verifikasi. Dari awal
pendataan peneliti mencari hubungan-hubungan yang berkaitan dengan
permasalahan yang ada, melakukan pencatatan hingga menarik
kesimpulan. Kesimpulan masih bersifat sementara dan akan selalu
mengalami perubahan selama proses pengumpulan data masih
berlangsung, akan tetapi bila kesimpulan yang dibuat didukung dengan
data yang valid dan konsisten yang ditemukan kembali oleh peneliti
72
dilapangan, maka kesimpulan tersebut merupakan kesimpulan yang
kredibel.
3.7.2 Uji Keabsahan Data
Adapun uji keabsahan data bahwa setiap keadaan harus memenuhi 3 hal,
yaitu (1) mendemonstrasikan nilai yang benar, (2) menyediakan dasar agar hal itu
dapat diterapkan, dan (3) memperbolehkan keputusan luar yang dapat dibuat
tentang konsistensi dari prosedurnya dan kenetralan dari temuan dan keputusan-
keputusannya (Moleong, 2006:320). Pada penelitian ini, peneliti menggunakan uji
keabsahan data dengan teknik triangulasi dan pengecekan anggota (member
check).
Triangulasi adalah teknik pemerikasaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau
sebagai pembanding terhadap data itu (Moleong, 2006:330). Adapun dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan 2 jenis teknik triangulasi, yaitu:
1. Triangulasi sumber, yaitu triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas
data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui
beberapa sumber.
2. Triangulasi teknik, untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara
mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda
(Sugiyono, 2012:273).
Berdasarkan penjelasan di atas peneliti menggunakan 2 jenis pendekatan
triangulasi yaitu triangulasi sumber dimana peneliti akan mendapatkan data dari
73
sudut pandang Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang. Selain itu,
peneliti mengunakan triangulasi teknik dimana peneliti menggunakan teknik
observasi, wawancara, dan studi dokumentasi untuk memperoleh data dimana
teknik-teknik itu untuk mengetahui apakah terjadi perbedaan atau tidak. Peneliti
juga mengunakan member check dalam menguji keabsahan data yang didapatkan
dari informan. Peneliti melakukan pengecekan kembali data-data yang telah
diperoleh dari informan penelitian, sehingga data menjadi valid dan dapat
dipercaya.
3.8 Jadwal Penelitian
Jadwal penelitian berisi aktivitas yang dilakukan dan berapa lama akan
dilakukan proses penelitian (Sugiyono, 2012:286). Berikut ini merupakan jadwal
penelitian Manajemen di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang
dalam Menerapkan Program Pengembangan Industri Kreatif melalui Pemanfaatan
Limbah Rumah Tangga.
74
Tabel 3.3
Jadwal dan Waktu Penelitian
Sumber : Peneliti, 2017
No Kegiatan
Waktu Pelaksanaan
2017 2018 20
19
M
a
r
A
p
r
M
e
i
J
u
n
J
u
l
A
g
s
S
e
p
O
k
t
N
o
v
D
e
s
J
a
n
F
e
b
M
a
r
A
p
R
M
e
i
J
u
n
J
u
l
A
g
s
S
e
p
O
k
t
N
o
v
D
e
s
J
a
n
F
e
b
1 Pengajuan Judul
2 Perizinan dan
Observasi
3
Pengumpulan
data dan
wawancara
4 Bimbingan Bab
I-III
5 ACC Seminar
6 Seminar
Proposal
7 Revisi Proposal
8 ACC Lapangan
9
Proposal
Pengumpulan
Data di
Lapangan
10 Reduksi Data
11
Penyajian Data
dan Penyusunan
Laporan
12 Sidang Skripsi
75
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Objek Penelitian
Deskripsi objek penelitian ini akan menjelaskan tentang objek penelitian
yang meliputi lokasi penelitian yang diteliti dan memberikan gambaran umum
wilayah Kota Tangerang, gambaran umum Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Kota Tangerang, gambaran umum Kelurahan Uwung Jaya dan gambaran umum
Kelurahan Cibodas. Hal tersebut dipaparkan dibawah ini.
4.1.1 Gambaran Umum Wilayah Kota Tangerang
Kota Tangerang yang memiliki luas wilayah 17.729.94 hektar dibentuk
berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1993 tentang Pembentukan Kota
Tangerang.Sebelumnya Kota Tangerang merupakan bagian dari wilayah
Kabupaten Tangerang dengan status wilayah Kota Administratif Tangerang
berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 1981.
Secara administratif, luas wilayah Kota Tangerang sekitar 18.378 Ha (termasuk
Kawasan Bandara Internasional Soekarno Hatta 1.969 Ha), Kota Tangerang
merupakan wilayah dataran rendah dengan ketinggian rata-rata 30 mdpl. Kota
Tangerang terbagi mejadi 13 Kecamatan, 104 Kelurahan yang terdiri dari 981
RW dan 4.900 RT, yang meliputi:
76
Tabel 4.1
Luas Wilayah Kota Tangerang
No Kecamatan Luas
(Km²)
Luas Kota Tangerang
(%)
1 Ciledug 8.77 4.87 %
2 Larangan 9.4 4.47 %
3 Karang Tengah 10.47 5.64 %
4 Cipondoh 17.91 9.72 %
5 Pinang 21.59 12.13 %
6 Tangerang 15.79 8.6 %
7 Karawaci 13.48 7.28 %
8 Jatiuwung 14.41 7.93 %
9 Cibodas 9.61 5.08 %
10 Periuk 9.54 6.34 %
11 Batuceper 11.58 4.99 %
12 Neglasari 16.08 8.12 %
13 Benda 5.92 14.84 %
Kota Tangerang 164.55 100
Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Tangerang
Dari 13 Kecamatan di atas terdapat 104 Kelurahan/Desa. Berikut daftar
nama Kelurahan/Desa di Kota Tangerang yang terbagi dalam:
1. Kecamatan Ciledug:
Daftar nama Desa/Kelurahan di Kecamatan Ciledug di Kota Tangerang,
Provinsi Banten :
- Kelurahan/Desa Sudimara Barat
77
- Kelurahan/Desa Sudimara Jaya
- Kelurahan/Desa Sudimara Selatan
- Kelurahan/Desa Sudimara Timur
- Kelurahan/Desa Tajur
- Kelurahan/Desa Paninggilan
- Kelurahan/Desa Paninggilan Utara
- Kelurahan/Desa Parung Serab
2. Kecamatan Larangan
Daftar nama Desa/Kelurahan di Kecamatan Larangan di Kota Tangerang,
Provinsi Banten :
- Kelurahan/Desa Gaga
- Kelurahan/Desa Larangan Indah
- Kelurahan/Desa Larangan Selatan
- Kelurahan/Desa Larangan Utara
- Kelurahan/Desa Cipadu
- Kelurahan/Desa Cipadu Jaya
- Kelurahan/Desa Kreo
- Kelurahan/Desa Kreo Selatan
3. Kecamatan Karang Tengah
Daftar nama Desa/Kelurahan di Kecamatan Karang Tengah di Kota
Tangerang, Provinsi Banten :
78
- Kelurahan/Desa Karang Mulya
- Kelurahan/Desa Karang Tengah
- Kelurahan/Desa Karang Timur
- Kelurahan/Desa Pondok Pucung
- Kelurahan/Desa Padurenan (Pedurenan)
- Kelurahan/Desa Parung Jaya
- Kelurahan/Desa Pondok Bahar
4. Kecamatan Cipondoh
Daftar nama Desa/Kelurahan di Kecamatan Cipondoh di Kota Tangerang,
Provinsi Banten :
- Kelurahan/Desa Poris Plawad
- Kelurahan/Desa Poris Plawad Indah
- Kelurahan/Desa Poris Plawad Utara
- Kelurahan/Desa Gondrong
- Kelurahan/Desa Kenanga
- Kelurahan/Desa Ketapang
- Kelurahan/Desa Petir
- Kelurahan/Desa Cipondoh
- Kelurahan/Desa Cipondoh Indah
- Kelurahan/Desa Cipondoh Makmur
79
5. Kecamatan Pinang
Daftar nama Desa/Kelurahan di Kecamatan Pinang / Penang di Kota
Tangerang, Provinsi Banten :
- Kelurahan/Desa Cipete
- Kelurahan/Desa Pakojan
- Kelurahan/Desa Panunggangan
- Kelurahan/Desa Panunggangan Timur
- Kelurahan/Desa Panunggangan Utara
- Kelurahan/Desa Kunciran
- Kelurahan/Desa Kunciran Indah
- Kelurahan/Desa Kunciran Jaya
- Kelurahan/Desa Nerogtog
- Kelurahan/Desa Pinang
- Kelurahan/Desa Sudimara Pinang
6. Kecamatan Tangerang
Daftar nama Desa/Kelurahan di Kecamatan Tangerang di Kota Tangerang,
Provinsi Banten :
- Kelurahan/Desa Suka Asih
- Kelurahan/Desa Sukarasa
- Kelurahan/Desa Cikokol
- Kelurahan/Desa Kelapa Indah)
- Kelurahan/Desa Babakan
80
- Kelurahan/Desa Sukasari
- Kelurahan/Desa Buaran Indah
- Kelurahan/Desa Tanah Tinggi
7. Kecamatan Karawaci
Daftar nama Desa/Kelurahan di Kecamatan Karawaci di Kota Tangerang,
Provinsi Banten :
- Kelurahan/Desa Koang Jaya
- Kelurahan/Desa Nambo Jaya
- Kelurahan/Desa Pabuaran Tumpeng
- Kelurahan/Desa Pasar Baru
- Kelurahan/Desa Bugel
- Kelurahan/Desa Gerendeng
- Kelurahan/Desa Marga Sari
- Kelurahan/Desa Suka Jadi
- Kelurahan/Desa Cimone
- Kelurahan/Desa Pabuaran
- Kelurahan/Desa Sumur Pancing (Pacing)
- Kelurahan/Desa Bojong Jaya
- Kelurahan/Desa Karawaci
- Kelurahan/Desa Cimone Jaya
- Kelurahan/Desa Karawaci Baru
- Kelurahan/Desa Nusa Jaya
81
8. Kecamatan Jatiuwung
Daftar nama Desa/Kelurahan di Kecamatan Jatiuwung di Kota Tangerang,
Provinsi Banten :
- Kelurahan/Desa Alam Jaya
- Kelurahan/Desa Keroncong
- Kelurahan/Desa Pasir Jaya
- Kelurahan/Desa Jatake
- Kelurahan/Desa Manis Jaya
- Kelurahan/Desa Gandasari
9. Kecamatan Cibodas
Daftar nama Desa/Kelurahan di Kecamatan Cibodas di Kota Tangerang,
Provinsi Banten :
- Kelurahan/Desa Jatiuwung
- Kelurahan/Desa Cibodas
- Kelurahan/Desa Cibodas Baru
- Kelurahan/Desa Cibodas Sari
- Kelurahan/Desa Uwung Jaya
- Kelurahan/Desa Panunggangan Barat
82
10. Kecamatan Priuk
Daftar nama Desa/Kelurahan di Kecamatan Periuk di Kota Tangerang,
Provinsi Banten :
- Kelurahan/Desa Periuk
- Kelurahan/Desa Periuk Jaya
- Kelurahan/Desa Gebang Raya
- Kelurahan/Desa Sangiang Jaya
- Kelurahan/Desa Gembor
11. Kecamatan Batuceper
Daftar nama Desa/Kelurahan di Kecamatan Batuceper di Kota Tangerang,
Provinsi Banten :
- Kelurahan/Desa Batu Jaya
- Kelurahan/Desa Batu Sari
- Kelurahan/Desa Batu Ceper
- Kelurahan/Desa Kebon Besar
- Kelurahan/Desa Poris Gaga
- Kelurahan/Desa Poris Gaga Baru
- Kelurahan/Desa Poris Jaya
12. Kecamatan Neglasari
Daftar nama Desa/Kelurahan di Kecamatan Neglasari di Kota Tangerang,
Provinsi Banten :
83
- Kelurahan/Desa Karang Anyar
- Kelurahan/Desa Karang Sari
- Kelurahan/Desa Selapajang Jaya
- Kelurahan/Desa Kedaung Baru
- Kelurahan/Desa Kedaung Wetan
- Kelurahan/Desa Mekar Sari
- Kelurahan/Desa Neglasari
13. Kecamatan Benda
Daftar nama Desa/Kelurahan di Kecamatan Benda di Kota Tangerang,
Provinsi Banten :
- Kelurahan/Desa Belendung
- Kelurahan/Desa Jurumudi
- Kelurahan/Desa Jurumudi Baru
- Kelurahan/Desa Benda
- Kelurahan/Desa Pajang
Kota Tangerang selama lima tahun terakhir mengalami peningkatan dalam
hal jumlah kependudukan di wilayahnya yang sekarang pada Tahun 2015
berjumlah 13.299 jiwa/Km². Dimana jumlah penduduk Kota Tangerang
berdasarkan sensus Badan Pusat Statistik Provinsi Banten pada tahun 2010-2015,
sebagai berikut:
84
No
Kabupaten/Kota
Kepadatan Penduduk Menurut
Kabupaten/Kota
2010 2011 2012 2013 2014 2015
1 Kab Pandeglang 419 427 430 431 433 435
2 Kab Lebak 351 359 362 364 368 371
3 Kab Tangerang 2801 2926 3015 3121 3227 3331
4 Kab Serang 809 827 835 837 844 850
5 Kota Tangerang 11685 12147 12464 12684 12992 13299
6 Kota Cilegon 2134 2198 2236 2270 2309 2348
7 Kota Serang 2166 2244 2294 2320 2366 2412
8 Kota Tangerang Selatan 8766 9212 9547 9806 10143 10484
Provinsi Banten 1100 1139 1164 1185 1211 1237
Tabel 4.2
Kepadatan Penduduk Wilayah Kota Tangerang
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Banten, 2015.
Kota Tangerang sebagai Kota heterogen dimana keragaman agama dan
budaya hadir di tengah-tengah masyarakat Kota Tangerang.Dengan adanya
perbedaan ini diharapkan dapat menjadi kekuatan untuk mewujudkan masyarakat
Kota Tangerang yang bersatu dibawah bingkai akhlakul karimah.Masyarakat Kota
Tangerang secara umum bersuku betawi meskipun ada juga sunda, dan etnis china
benteng.Keberadaaan masyarakat China di Tangerang dan Batavia sudah ada
setidak-tidaknya sejak 1407 NI. Dimulai sejak mendaratnya rombongan pertama
dari dataran China yang dipimpin Tjen Tjie Lung alias Halung di muara sungai
85
cisadane, yang sekarang berubah nama menjadi Teluk Naga. Sejak diakuinnya
etnis toing hoa, kebudayaan masayarakat china benteng seperti Barong Sai
menjadi salah satu kebudayaan masyakarat Kota Tangerang. Selain itu, budaya
pagelaran Festival Cisadane juga sebagi bagian dari kultur kebudayaan yang tak
terpisahkan dengan masyarakat Kota Tangerang.
Gambar 4.1
Peta Wilayah Kota Tangerang
Sumber: Website resmi Kota Tangerang.
86
Letak Kota Tangerang, secara grafis Kota Tangerang terletak pada posisi
106 36 – 106 42 Bujur Timur (BT) dan 66 -6 Lintang Selatan (LS). Perbatasan
Kota Tangerang meliputi: Pertama, Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan
Teluk Naga dan Kecamatan Sepatan di wilayah Kabupaten Tangerang. Kedua,
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Curug dan Kecamatan Serpong di
Wilayah Kota Tangerang Selatan.Ketiga, Sebelah Barat berbatasan dengan
Kecamatan Cikupa di Wilayah Kabupaten Tangerang. keempet, sebelah timur
bervatasan dengan Wilayah Ibu Kota DKI Jakarta.
4.1.2 Gambaran Umum Dinas Perindustrian dan Perdaganagn Kota
Tangerang
Sejak di berlakukannya Otonomi Daerah Tahun 1998 daerah berhak atas
kewenangannya membentuk susunan organisasi sesuai dengan kebutuhannya.
Sebelum tahun 2001 Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang
belum terbentuk. Adapun Dinas ini terdiri dari beberapa Depertemen yaitu
Departemen Perindustrian dan Perdagangan, Departemen Koperasi dan Dinas
Pariwisata. Pada awal tahun 2001 kewenangan daerah untuk membentuk
organisasi dan perangkat daerah lebih besar dan disesuaikan dengan kebutuhan.
Sehingga banyak Departemen-departemen dihapus dan melebur kepada
Pemerintah Daerah.
Berdasarkan Keputusan Walikota Tangerang Nomor 12 Tahun 2001
dibentuk Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perindustrian Perdagangan dan
87
Pemberdayaan Dunia Usaha yang terdiri dari beberapa Departemen dan Dinas
Pariwisata. Dengan perkembangan dan organisasi yang berkembang, Dinas
Perindustrian Perdagangan dan Pemberdayaan Dunia Usaha diubah berdasarkan
Keputusan Walikota Nomor 12 Tahun 2003 Tentang Organisasi dan Tata
Kerja Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Pariwisata Kota
Tangerang. Pada Tahun 2008 diubah kembali Dinas Perindustrian,
Perdagangan, Koperasi dan Pariwisata Kota Tangerang berdasarkan
Keputusan Walikota Nomor 35 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Tangerang
sampai dengan sekarang sedangkan Bidang Pariwisata bergabung dengan Dinas
lain.
4.1.2.1 Visi dan Misi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota
Tangerang
1. Visi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang
“Terwujudnya Industri dan Perdagangan yang Tangguh, Mandiri dan Berdaya
Saing Tinggi serta Ramah Lingkungan”
2. Misi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang
Sejalan dengan hal tersebut, maka Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota
Tangerang merumuskan pernyataan misi sebagai berikut:
88
1. Mewujudkan Tata Pemerintahan yang baik, akuntabel, dan transparan
didukung dengan struktur birokrasi yang berintegritas, kompeten dan
profesional;
2. Mengembangkan system dan jaringan perdagangan barang dan jasa yang
berdaya saing tinggi baik pasar domestik maupun pasar luar negeri dan
peningkatan perlindungan konsumen;
3. Mengembangkan industri yang berdaya saing tinggi dan ramah lingkungan;
4. Peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia dan sarana dan prasarana.
4.1.2.2 Tugas Fungsi dan Struktur Organisasi Dinas Perindustrian
dan Perdagangan Kota Tangerang
Dimana Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi) dari Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Kota Tangerang berdasarkan Rancangan Peraturan Walikota
Tangerang. Tugas Pokok Dinas Perindustrian dan Perdagangan untuk
melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang
perindustrian dan perdagangan sesuai dengan visi, misi dan program walikota
sebagaimana terjabarkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah.Untuk melaksanakan tugas Dinas Perindustrian dan Perdagangan
mempunyai fungsi :
89
1. Perumusan kebijakan teknik pelaksanan urusan di bidang perindustrian,
perdagangan dan koperasi serta usaha kecil menengah
2. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan urusan di bidang
perindustrian, perdagangan, koperasi serta usaha kecil dan menengah
3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang perindustrian, perdagangan,
koperasi serta usaha kecil dan menengah S
4. Pelaksanaan ketatausahaan Dinas F
5. Pengelolaan Unit Pelaksana Teknis; dan
6. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Walikota sesuai dengan lingkup tugas
dan fungsinya
Sumber Daya Manusia dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang berjumlah 58 orang pegawai
yang melakukan pekerjaannya sesuai pembagian pekerjaan. Pegawai PNS yang
terdapat di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang sebanyak 38
orang pegawai dan 20 orang pegawai honorer.
90
Gambar 4.2
Struktur Organisasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Kota Tangerang
Sumber: Dinas perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang, 2018.
91
4.1.3 Gambaran Umum Kecamatan Cibodas
Cibodas adalah sebuah kecamatan di Kota Tangerang, Provinsi
Banten, Indonesia. Kecamatan ini memiliki luas wilayah sebesar 9,54 km²,
dengan jumlah penduduk sebanyak 117.676 jiwa serta kepadatan penduduk
sebesar 12.335 jiwa/km². Keecamatan ini memiliki batas wilayah dengan
perbatasan wilayah sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Karawaci,
disebelah selatan dibatasi dengan Kecamatan Kelapa Dua, sebelah barat dibatasi
dengan Kecamatan Priuk, Kecamatan Jatiuwung, dan Kecamatan Kelapa Dua,
kemudian sebelah timur dibatasi dengan Kecamatan Karawaci dan Kecamatan
Pinang. Kecamatan ini memiliki 6 Kelurahan yang dua diantaranya merupakan
lokus dari penelitian ini, yaitu Kelurahan Uwung Jaya dan Kelurahan Cibodas.
Gambar 4.3
Peta Kecamatan Cibodas Kota Tangerang
warna merah merupakan Peta Kecamatan Cibodas dimana Kelurahan Cibodas dan Uwung Jaya berada.
Sumber: wikipedia Indonesia.
92
4.1.4 Gambaran Umum Kelurahan Uwung Jaya
Uwung Jaya adalah sebuah kelurahan di wilayah Kecamatan cibodas,
Kota Tagerang, Provinsi Banten, Indonesia. Dengan perbatasan wilayah disebelah
Timur dibatasi oleh Kecamatan Karawaci, Kelurahan Cibodas dan Kelurahan
Cibodas Baru, disebelah barat dibatasi oleh Kecamatan Periuk dan Kelurahan Jati
Uwung, Disebelah Utara dibatasi oleh Kecamatan Priuk dan disebelah Selatan
dibatasi oleh Kabupaten Tangerang. Kelurahan ini memiliki 103 Rukun Tetangga
(RT) dan 17 Rukun Warga (RW).
Tabel 4.3
Kelurahan Uwung Jaya
Kelurahan
Uwung Jaya
Provinsi Banten
Kota Tangerang
Kecamatan Cibodas
Kodepos 15138
Luas 1,99 km²
Jumlah penduduk 30.040 jiwa
Kepadatan 14.817 jiwa/km²
Sumber: Kota Tangerang Dalam Angka, 2017.
93
4.1.5 Gambaran Umum Kelurahan Cibodas
Cibodas adalah sebuah kelurahan di wilayah Kecamatan Cibodas, Kota
Tangerang, Provinsi Banten, Indonesia. Dengan perbatasan wilayah disebelah
timur dibatasi oleh Kelurahan ini memiliki 56 rukun tetangga dan 10 rukun warga.
Tabel 4.4
Kelurahan Cibodas
Kelurahan
Cibodas
Provinsi Banten
Kota Tangerang
Kecamatan Cibodas
Kodepos 15138
Luas 1,52 km²
Jumlah penduduk 24.516 jiwa
Kepadatan 16.129 jiwa/km²
Sumber: Kota Tangerang dalam Angka, 2017.
94
4.2 Deskripsi Data
4.2.1 Deskripsi Informan Penelitian
Deskripsi data merupakan penejelasan mengenai data yang didapat dari
hasil penelitian. Data ini didapat dari hasil penelitian dengan menggunakan teknik
analisa data kualitatif. Dalam penelitian ini, mengenai Manajemen di Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang dalam Menerapkan Program
Pengembangan Industri Kreatif melalui Pemanfaatan Limbah Rumah Tangga.
Peneliti menggunakan teori Fungsi Manajemen menurut Luther Gullick. Teori
tersebut memberikan gambaran atas fungsi manajemen yang terdiri dari Planning
(Perencanaan), Organizing (Pengorganisasian), Staffing (Personalia) Directing
(Pengarahan), Coordinating (Pengkoordinasian), Reporting (Pelaporan),
Budgeting (Pembuatan Anggaran) dikenal dengan akronom POSDCORB.
Kemudian data yang peneliti dapatkan lebih banyak berupa kata-kata dan tindakan
yang peneliti peroleh melaui proses wawancara dan observasi. Kata-kata dan
tindakan orang yang diwawancara meupakan sumber utama dalam penelitian.
Sumber data ini kemudian oleh peneliti dicatat dengan menggunakan catatan
tertulis atau melalui alat perekam yang peneliti gunakan dalam penelitian.
Adapun dokumentasi yang peneliti ambil saat melakukan pengamatan
adalah berupa catatan lapangan penelitian, seperti dokumen-dokumen yang
peneliti dapatkan dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang dan
perusahaan di Kota Tangerang yang merupakan data mentah yang harus diolah
dan dianalisis kembali untuk mendapatkan data yang dibutuhkan.
95
Selain itu bentuk data lainnya berupa foto-foto lapangan dimana foto-foto
tersebut merupakan foto kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan Manajemen
Industri Kreatif melalui Pemanfaatan Limbah Rumah Tangga di Dinas
Perindustrian dan Perdagangan dalam Menerapkan Program Pengembangan Kota
Tangerang.
Selanjutnya karena penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, maka
dalam proses menganalisa data peneliti melakukan analisa secara bersamaan.
Seperti yang telah dipaparkan dalam bab 3 (tiga) sebelumnya, bahwa dalam
proses analisa dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan teknik analisa data
menurut Miles dan Huberman yaitu selama proses pengumpulan data dilakukan
tiga kegiatan penting diantaranya dan reduction (reduksi data), data display
(penyajian data), verification (verfikasi).
Transkrip Data, pada tahap ini peneliti merubah catatan data mentah ke
bentuk tertulis. Yang ditulis oleh peneliti pun harus apa adanya tanpa mencampur
adukkan dengan pikiran peneliti.
Pembuatan Koding, ditahap ini peneliti membaca ulang seluruh data yang
telah ditranskrip. Hal-hal penting didalam transkrip dicatat dan diambil kata
kuncinya. Kemudian kata kunci ini nanti diberi kode, peneliti memberikan kode
pada aspek tertentu, yaitu:
a. Kode Q1,2,3 dan seterusnya menandakan daftar urutan pertanyaan;
b. Kode I1-1, menunjukkan daftar urutan informan dari Wakil Ketua Tim
Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK);
96
c. Kode I2-1, menunjukkan daftar urutan informan dari Sekertaris Tim Pejabat
Pelaksana teknis Kegiatan (PPTK);
d. Kode I2-2, menunjukkan daftar urutan informan dari Anggota Tim PPTK
e. Kode I3-1, menunjukkan daftar informan dari Tenaga Ahli (Pengerajin);
f. Kode I4-1, menunjukkan daftar urutan informan dari Peserta Kegiatan di
Kelurahan Uwung Jaya;
g. Kode I4-2, menunjukkan daftar urutan informan dari Peserta Kegiatan di
Kelurahan Uwung Jaya;
h. Kode I5-1, menunjukkan daftar urutan informan dari Peserta Kegaiatan di
Kelurahan Cibodas;
i. Kode I5-2, menunjukkan daftar urutan informan dari Peserta Kegiatan di
Kelurana Cibodas;
Setelah pembuatan koding, langkah selanjutnya adalah kategorisasi data,
dalam tahap ini peneliti mulai menyederhanakan data dengan cara
mengikatkonsep-konsep (kata-kata) kunci dalam satu besaran yang dinamakan
kategori. Kategorisasi data yang dilakukan dengan penyimpulan sementara,
peneliti dapat mengambil kesimpulan yang sifatnya sementara. Selanjutnya
dengan triangulasi yaitu proses check dan recheck antara sumber data dengan
sumber data lainnya. Setelah semua proses analisis data telah dilakukan peneliti
dapat melakukan penyimpulan akhir. Kesimpulan akhir dapat diambil ketika
peneliti telah merasa bahwa data peneliti sudah jenuh dan setiap penambahan data
baru hanya berarti ketumpang tindihan.
97
4.2.2 Data Informan Penelitian
Pada penelitian ini, mengenai Manajemen Industri Kreatif melalui
Pemanfaatan Limbah Rumah Tangga di Dinas Perindustrian dan Perdagangan
dalam Menerapkan Program Pengembangan Kota Tangerang, dalam pemilihan
informan penelitian ini peneliti menggunakan cara pengambilan sumber data yang
sering digunakan pada penelitian kualitatif adalah Purposive. Purposive adalah
teknik pegambilan sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan
tertentu ini, misalnya orang tersebut dianggap paling tahu atau paling menguasai
situasi sosial yang diteliti.
Informan dalam penelitian ini adalah Kepala Bidang Perindustrian Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang, Ketua Pejabat Pelaksana Teknis
Kegiatan (PPTK) serta Pegawai Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK)
terlibat dalam Manajemen di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota
Tangerang dalam Menerapkan Program Pengembangan Industri Kreatif melalui
Pemanfaatan Limbah Rumah Tangga. Informan penelitian ini selain pegawai
Dinas sebagai key informan yaitu Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota
Tangerang, untuk keabsahan data dan untuk dapat menggali secara mendalam
mengenai penelitian ini maka peneliti pun mengambil informan di luar pegawai
Dinas. Informan tersebut diantaranya adalah pengerajin atau sebagai tenaga ahli
yang membatu pelaksanaan kegiatan serta informan lainnya adalah peserta dalam
kegiatan.
98
Adapun informan dalam penelitian ini terdiri dari 1 Wakil Ketua Tim
PPTK, 1 Sekertaris Tim PPTK, 1 Pegawai PPTK, 1 Tenaga Ahli dan 2 orang
peserta dari Kelurahan Uwung Jaya dan 2 orang peserta dari Kelurahan Cibodas.
Tabel 4.5
Spesifikasi Informan Penelitian
Sumber: Peneliti, 2018
No. Kode
Informan Nama Informan Jabatan
Jenis
Kelamin Umur
1. 11-1 Wahyu Sri
Lestari, A.Md
Anggota
(Penangungjawab) Tim
PPTK
Perempuan 44 Tahun
2. 12-1 Yudo Yunuariadi,
S.IP
Sekretariat Tim PPTK Laki-laki 46 Tahun
3. 12-2 Etin Ma’rifah,
A.Md
Pegawai Perindustrian Perempuan 26 Tahun
4. 13-1 Ina Karlina Pengerajin Perempuan 38 Tahun
5. 14-1 Lina Yustiana Peserta Kelurahan Cibodas Perempuan 28 Tahun
6. 14-2 Sudarsono Peserta Kelurahan Cibodas Laki-laki 53 Tahun
7. 15-1 Lilis Suryani Peserta Kelurahan Uwung
Jaya
Perempuan 42 Tahun
8. 15-2 Yoggi Peserta Kelurahan Uwung
Jaya
Laki-laki 30 Tahun
99
4.3 Analisis Data
Deskripsi data merupakan penjelasan mengenai data yang didapat dari
hasil penelitian di lapangan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori
fungsi-fungsi manajemen dari Luther Gullick yang terdiri atas: Planning
(perencanaan), Organizing (pengorganisasian), Staffing (penyusunan pegawai),
Directing (pengarahan), Coordinating (koordinasi), Reporting (pelaporan), dan
Budgeting (Pembuatan Anggaran). Berikut ini merupakan penjelasan dari teori
Luther Gullick:
1. Planning / Perencanaan
a. Penetapan tujuan dari program pengembangan industri kreatif.
b. Penetapan strategi dalam mencapai tujuan dari program pengembangan
industri kreatif.
c. Penetapan pihak lain yang terlibat dalam program pengembangan industri
kreatif.
2. Organizing / Pengorganisasian
a. Pembentukan tim pelaksana dalam program pengembangan industri
kreatif.
b. Penetapan pembagian tugas dalam program pengembangan industri
kreatif.
3. Staffing / Penyusunan Pegawai
a. Penetapan ketua pelaksanaan (bertanggung jawab) dalam program
pengembangan industri kreatif.
100
b. Penetapan jumlah pegawai yang terlibat dalam program pengembangan
industri kreatif.
4. Directing / Pengarahan
a. Adanya pengarahan bagi seluruh pegawai dalam pelaksanaan program
pengembangan industri kreatif.
5. Koordinating / Pengkoordinasian
1. Adanya koordinasi antara Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota
Tangerang dengan Tenaga Ahli.
2. Adanya koordinasi antara Dinas perindustrian dan Perdagangan Kota
Tangerang dengan Kelurahan Uwung jaya.
3. Adanya koordinasi antara Dinas perindustrian dan Perdagangan Kota
Tangerang dengan Kelurahan Cibodas.
6. Reporting / Pelaporan
a. Pembuatan laporan akhir dalam pelaksanaan program pengembangan
industri kreatif.
7. Budgeting / Pembuatan Anggaran
a. Penetapan jumlah anggaran yang dibutuhkan dalam program
pengembangan industri kreatif.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian kualitatif sehingga data yang diperoleh bersifat deskpritif berbentuk
kata dan kalimat dari hasil wawancara, hasil observasi lapangan, dan
dokumentasi. Untuk menganalisa data kualitatif tersebut, peneliti menggunakan
101
teori Miles & Huberman (Moleong, 2013 : 307) yang terdiri dari empat kegiatan
utama yaiu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data.
Untuk mempermudah peneliti dalam menganalisis data, peneliti melakukan
reduksi data dengan memberikan kode pada aspek tertentu, yaitu:
urutan informan
Kode Q1,2,3 dan seterusnya yang menandakan daftar urutan pertanyaan
Kode I1,2,3 dan seterusnya menandakan urutan informan
Langkah selanjutnya adalah menyajikan data dalam bentuk teks naratif,
bagan, matriks, hubungan antar kategori, network, flowchart, dan sejenisnya.
Penarikan kesimpulan apabila peneliti sudah mendapatkan data jenuh, artinya
telah ada pengulangan informasi, maka kesimpulan tersebut dapat dijadikan
jawaban masalah penelitian.
4.4 Manajemen Pengembangan Industri Kreatif di Kota Tangerang
4.4.1 Perencanaan (Planning)
Perencanaan/planning adalah proses memutuskan tujuan-tujuan apa yang
akan dikejar selama suatu jangka waktu yang akan datang dan strategi apa yang
dilakukan agar tujuan-tujuan itu dapat tercapai. Perencanaan merupakan salah satu
fungsi pokok manajemen yang pertama harus dijalankan. Secara umum
perencanaan merupakan proses penentuan tujuan organisasi dan kemudian
menyajikan (mengartikulasikan) dengan jelas strategi-strategi (program), taktik-
taktik (tata cara pelaksanaan program) dan tindakan yang diperlukan untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan secara menyeluruh. Jadi perencanaan
102
dalam penelitian ini dideskripsikan sebagai penetapan tujuan, penetapan strategi
dan penetapan pihak lain yang terlibat dalam dalam program Pegembangan
Industri Kreatif.
4.4.1.1 Penetapan Tujuan dari Program Pengembangan Industri Kreatif.
Penetapan tujuan-tujuan merupakan bagian dari suatu perencanaan dalam
suatu pelaksanaan program atau kegiatan di dalam organisasi. Dalam langkah
penetapan tujuan-tujuan ini berkaitan dengan kebutuhan organisasi dan tujuan apa
yang hendak dicapai dalam suatu program atau kegiatan yang dilaksanakan.
Dalam penentuan tujuan, disusun pula prioritas utama dan sumber daya yang
dimiliki sehingga memudahkan pelaksanaan rencana.
Dalam manajeman industri kreatif ini sangat membutuhkan adanya suatu
penetapan tujuan. Tujuan dari pemerintah sendiri dengan adanya program
pengembangan industri kreatif adalah guna tercapainya industri kreatif yang
berkualitas.
“Tujuan kegiatan ini adalah tersusunnya strategis kebijakan
pengembangan sektor-sektor Industri Kreatif secara konmprehentif pada
Industri Kreatif yang ada di Kota Tangerang serta dalam mendukung
perencanaan pembangunan ekonomi Kota Tangerang guna terarahnya
perkembangan industri Kreatif yang sesuai dengan Rencana Program
Walikota sekarang atau yang akan datang dan tentunya kegiatan ini
berjalan secara berkelanjutan sesuai dengan rencana Program Pemerintah
yang mengacu pada undang-undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang
Perindustrian.” (wawancara dengan informan 11-1 di Dinas Perindustrian
dan Perdagangan Kota Tangerang pukul 10.20, 19 Maret 2018)
Berdasarkan pernyataan informan I1-1 dapat diketahui bahwa tujuan dari
pengembangan industri kreatif ini mengacu pada Undang-Undang Nomor 3 Tahun
103
2014 tentang Perindustrian. Serta menjelaskan bahwa program pengembangan
industri kreatif ini adalah untuk mengembangkan serta terarahnya pengembangan
industri kreatif di Kota Tangerang.
Pernyataan lainnya yang diutarakan oleh informan I1-1 di Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang bahwa tujuan dalam program
pengembangan industri kreatif adalah:
“Program ini bertujuan untuk mengembangkan dan menggali kreatifitas
para masyarakat, yang nantinya berguna untuk penyumbang pemasukan
bagi masyarakat itu sendiri, kita tujuannya ada 4 ya, pertama itu
memberikan kontribusi ekonomi yang signifikan, artinya program
pengembangan industri kreatif ini berkontibusi untuk sebuha kemajuan
dan perkembangan dimana bidang ekonomi bisa memberikan tambahan
pemasukan bagi negara. Kedua yaitu menciptakan iklim bisnis yang
kondusif dan positif. Artinya, memberikan dan menciptakan iklim bisnis
yang dimana semua pihak bersaing dengan sehat yakni dengan
mengembangkan bisnisnya dengan sentuhan kreativitas dan memanfaatkan
limbah rumah tangga. Yang ketiga yaitu menciptakan masyarakat yang
kreatif dan inovatif, artinya menciptakan dan membentuk mental kreatif
dan inovatif pada diri masyarakat. Yang keempat yaitu, mengurangi
tingkat kemiskinan dan jumlah pengangguran, artinya program ini bisa
membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat dengan memberikan bekal
kreativitas agar dapat mengolah limbah rumah tangga menjadi sesuatu
yang dapat bernilai.” (wawancara dengan informan 11-1 di Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang pukul 10.20, 19 Maret
2018).
Berdasarkan pernyataan informan I1-1 dapat diketahui bahwa tujuan dari
pengembangan industri kreatif ini adalah inovasi dan untuk memberikan
kontribusi ekonomi. Dengan adanya kegitan pengembangan industri kreatif ini
yang memanfaatkan limbah rumah tangga diharapkan dapat memberikan
kesempatan pada IKM dan masyarakat untuk mengembangkan kreatifitasnya
104
dalam pemanfaatan limbah industri sehingga dapat meningkatkan keterampilan
yang inovatif.
Pernyataan serupa diungkapkan oleh informan I2-1 di Dinas Perindustrian
dan Perdagangan Kota Tangerang bahwa tujuan dalam program pengembangan
industri kreatif adalah :
“Tujuannya untuk memberikan kesempatan kepada IKM dan masyarakat
untuk mengembangkan kreativitasnya dalam pemanfaatan limbah rumah
tangga, sehingga dapat meningkatkan keterampilan yang inovatif, juga
sebagai implementasi kebijakan pemerintah yang telah di programkan
guna lebih meningkatkan peran IKM dan masyarakat dalam membangun
perekonomian di Kota Tangerang. Kita juga bertujuan untuk mencapai
industri kreatif yang berkualitas, seperti adanya peningkatan pengetahuan
kepada IKM dan masyarakat, peningkatan pendapatan ekonomi keluarga,
menambah inovasi baru dibidang industri kreatif, dan pemanfaatan limbah
menjadi sumber nafkah yang memiliki nilai jual yang baik.” (wawancara
dengan informan 12-1 di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota
Tangerang pukul 01.00, 19 Maret 2018).
Berdasarkan pernyataan informan I2-1 dapat diketahui bahwa tujuan dari
pengembangan industri kreatif ini adalah untuk mencapai industri kreatif yang
berkualitas, dimana IKM serta masyarakat dibimbing untuk berkreasi serta
dibekali pengetauhuan agar dapat memanfaatan limbah untuk disekitarnya
dijadikan sesuatu yang memiliki nilai jual.
Adapun Pernyataan serupa diungkapkan oleh informan I2-2 di Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang bahwa tujuan dalam program
pengembangan industri kreatif adalah:
“Program ini tujuannya untuk membuat suatu produk yang bisa dijual
dengan memanfaatkan limbah rumah tangga yang tak terpakai, agar
nantinya produk tersebut bisa dijual dan menambah pemasukan, serta
untuk membuka lapangan pekerjaan dan mengurangi pengangguran.”
105
(wawancara dengan informan 12-2 di Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Kota Tangerang pukul 02.00, 19 Maret 2018).
Berdasarkan pernyataan yang peneliti dapatkan dari informan I2-2 dapat
diketahui bahwa tujuan dari pengembangan industri kreatif ini adalah untuk
membuka lapangan pekerjaan untuk masyarakat yang tidak memiliki pekerjaan,
dengan dibekali pelatihan untuk dapat memciptakan suatu kerajinan yang bernilai
jual dari memanfaatkan barang-barang bekas atau limbah rumah tangga yang
kemudian dikelola sehingga dapat bernilai jual dan memberikan pemasukan
pendapatan untuk masyarakat khususnya yg tidak memiliki pekerjaan.
Pernyataan berikutnya diungkapkan oleh informan I3-1 di Kelurahan
Cibodas bahwa tujuan dalam program pengembangan industri kreatif adalah:
“Menurut saya program ini memiliki tujuan yang sangat bagus untuk
masyarakat. Masyarakat dibekali ilmu lalu diberikan pelatihan sehingga
masyarakat kita jadi lebih kreatif, kita ajarkan juga memilah limbah yang
masih bisa berguna sehingga masyarakat lebih bisa memanfaatkan limbah
yang ada dengan cara mendaur ulang limbah tersebut menjadi sesuatu
yang berguna. Dari situ kan masyarakat bisa berkembang untuk
menciptakan kreasi yang lebih berinovasi lagi. Banyak keuntungannya
juga, masyarakat jadi dapat penghasilan lebih juga masyarakat bisa
menangani masalah limbah yang ada dilingkungannya sendiri.”
(wawancara dengan informan 13-1 di Kelurahan Cibodas pukul 12.00, 28
Maret 2018)
Berdasarkan pernyataan yang peneliti dapatkan dari informan I3-1 dapat
diketahui bahwa tujuan dari pengembangan industri kreatif ini adalah memberikan
ilmu untuk masyarakat menjadi masyarakat yang lebih berinovasi. Yang
106
diharapkan nantinya masyarakat dapat menciptakan pendapatan lebih serta dapat
keuntungan lainnya yaitu menangani masalah limbah di lingkungannya sendiri.
Pernyataan berikutnya diungkapkan oleh informan I4-1 di Kelurahan
Cibodas bahwa tujuan dalam program pengembangan industri kreatif adalah:
“Menurut saya program ini berguna banget buat kita, kita jadi lebih tau
ternyata limbah rumah tangga kayak gini bisa dijadiin Sesuatu yang
berguna, menambah ilmu kita juga lah mba jadi kita bisa berkeasi”
(wawancara dengan informan 14-1 di Kelurahan Cibodas pukul 12.00, 28
Maret 2018)
Berdasarkan pernyataan yang peneliti dapatkan dari informan I4-1 dapat
diketahui bahwa tujuan dari pengembangan industri kreatif ini memberi ilmu
kepada IKM dan Mayerakat setempat menjadi bisa membuat kerajinan yang
dimanfaatkan dari limbah disekitarnya.
Adapun pernyataan serupa diungkapkan oleh informan I5-1 di Kelurahan
Uwung Jaya bahwa tujuan dalam program pengembangan industri kreatif adalah:
“Tujuannya pasti untuk membantu masyarakat jadi lebih kreatif, jadi lebih
bisa memanfatkan limbah yang gak terpakai, bagus banget sih mba
program ini menurut saya.” (wawancara dengan informan 15-1 di
Kelurahan Uwung Jaya pukul 12.00, 8 Agustus 2018)
Jadi berdasarkan penjelasan dari semua informan, bahwa penetapan tujuan
dari program pengembangan industri kreatif mengacu pada Undang-Undang
Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian. Program pengembangan industri
kreatif ini adalah untuk mengembangkan serta terarahnya pengembangan industri
107
kreatif di Kota Tangerang. Selain itu guna tercapainya industri kreatif yang
berkualitas. Serta untuk meningkatkan pengetahuan kepada IKM dan Masyarakat,
peningkatan pendapatan ekonomi keluarga, penambahan inovasi baru dibidang
industri kreatif serta pemanfaatan limbah menjadi sumber nafkah yang memiliki
nilai jual yang lebih baik.
4.4.1.2 Penetapan Strategi dalam Mencapai Tujuan dari Program
Pengembangan Industri Kreatif.
Penetapan strategi adalah proses yang dilakukan suatu organisasi untuk
menentukan strategi atau arahan, serta mengambil keputusan untuk
mengalokasikan sumber daya (manusia,finansial,fisik dan informasi) untuk
mencapai strategi tersebut. Di dalam penetapan strategi ada beberapa tahapan:
dari mulai menentukan visi dan misi, membuat perencanaan strategi, melakukan
evaluasi pelaksanaan.
Dalam manajemen pengembangan industri kreatif ini pastinya
membutuhkan strategi yang matang dalam hal pelaksanaannya, agar strategi yang
sudah ditentukan dapat berjalan sesuai perencanaan yang ditetapkan sebelumnya.
Dimana strategi yang dilakukan dengan membuat perencanaan kegiatan yang
akan dilakukan untuk mencapai tujuan dalam program pengembangan industri
kreatif.
108
“Strategi dalam mencapai tujuan dari program pengembangan industri
kreatif dilakukan dengan bersosialisasi serta memantapkan langkah awal
dengan penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggaran yang berkaitan
dengan program pengembangan industri kreatif dimana kegiatan ini telah
dimulai pada tahun 2016. Strategi lainnya kita juga memilih kelurahan
yang limbahnya sudah mimeliki pengelolaan yang baik.” (wawancara
dengan informan 11-1 di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota
Tangerang pukul 10.20, 19 Maret 2018)
Berdasarkan pernyataan informan I1-1 dapat diketahui bahwa strategi yang
dilakukan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang dalam
mencapai tujuan dari program pengembangan industri kreatif adalah dengan
bersosialisasi serta memantapkan langkah awal membuat penyusunan rencana
kegiatan dan anggaran yang berkaitan dengan program pengembangan industri
kreatif, dimana pada tahun 2016 awal mula dari program kegiatan ini. Strategi
lainnya dengan memilih kelurahan yang sudah memiliki pengelolaan limbahnya
yang baik.
Peneliti mendapatkan penjelasan yang sama atas pernyataan informan I2-2
di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang bahwa strategi yang
dilakukan dalam mencapai tujuan dari program gugus kendali mutu adalah
dengan melakukan sosialisasi:
“Strategi dalam mencapai tujuan dari program pengembangan industri
kreatif adalah melakukan sosialisasi kepada masyarakat setempat untuk
memahami maksut dari adanya kegiatan program pengembangan industri
kreatif ini melalui kelurahan.” (wawancara dengan informan 12-2 di Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang pukul 02.00, 19 Maret
2018)
109
Berdasarkan pernyataan informan I2-2 dapat diketahui bahwa strategi yang
dilakukan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang dalam mencapai
tujuan dari program pengembangan industri kreatif adalah dengan sosialisasi
melalui kelurahan. Sosialisai ini bertujuan agar masyarakat serta IKM tahu maksut
dari diadakannya kegiatan program pengembangan industri kreatif melalui
pemanfaatn limbah rumah tangga dilingkungan tempat tinggal nya.
Adapun pernyataan lainnya yang diungkapkan oleh informan I2-1 di Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang bahwa strategi yang dilakukan
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang dalam mencapai tujuan dari
program pengembangan industri kreatif adalah:
“Kita menetapkan strategi dilihat dan disesuaikan dengan limbah apa yang
paling banyak di kelurahan tersebut. Contoh limbah yang banyak itu
sampah plastik dan kertas. Biasanya limbah bahan plastik bekas makanan
atau minuman instan itu kita buat tas atau dompet kecil. Lalu kita juga
melatih sumber daya manusia alias masyarakatnya agar bisa
memanfaatkan limbah rumah tangga itu jadi sesuatu yang berguna.”
(wawancara dengan informan 12-1 di Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Kota Tangerang pukul 01.00, 19 Maret 2018)
Berdasarkan pernyataan informan I2-1 dapat diketahui bahwa strategi yang
dilakukan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang dalam mencapai
tujuan dari program pengembangan industri kreatif adalah dengan
mengelompokan jenis limbah yang ada. Seperti kegiatan di kelurahan cibodas,
limbah yang mendominasi adalah limbah plastik dan kertas maka limbah plastik
110
tersebut bisa di daur ulang menjadi tas dan dompet sedangkan limbah berbahan
kertas bisa di daur ulang menjadi bunga hias.
Adapun pernyataan lainnya yang diungkapkan oleh informan I2-2 di Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang bahwa strategi yang dilakukan
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang dalam mencapai tujuan dari
program pengembangan industri kreatif adalah:
“Strategi dalam mencapai tujuan dari program pengembangan industri
kreatif adalah dengan cara kita memberikan souvenir kepada peserta yang
mengikuti kegiatan program industri kreatif ini.” (wawancara dengan
informan 12-2 di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang
pukul 02.00, 19 Maret 2018).
Gambar 4.4
Foto Pelaksanaan Program Industri Kreatif
Sumber: Dokumentasi Peneliti.
111
Gambar 4.5
Foto Pelaksanaan Program Industri Kreatif
Sumber: Dokumentasi Peneliti.
Berdasarkan pernyataan informan I2-2 dapat diketahui bahwa strategi yang
dilakukan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang dalam mencapai
tujuan dari program pengembangan industri kreatif adalah dengan memberikan
souvenir bagi setiap masyarakat yang hadir serta mengikuti kegiatan tersebut dari
awal kegiatan serta kegiatan berakhir.
Adapun souvenir yang didapat peserta kegiatan yang mengikuti kegiatan
pengembangan industri keratif ialah tas kecil yang berisikan buku dan pulpen, lalu
peserta juga diberikan box makan siang dan diakhir kegitan peserta diberikan
amplop berisi uang saku.
Jadi berdasarkan penjelasan dari semua informan, bahwa penetapan
strategi dalam mencapai tujuan dari program pengembangan industri kreatif
112
adalah dengan cara memberikan sosialisai kepada masyarakat dan IKM. Dimana
dari sosialisai tersebut masyarakat beserta IKM mengetahu maksut dari tujuan
adanya kegiatan pengembangan industri kreatif ini. Adapun strategi lainnya ialah
dengan memberikan reward kepada setiap peseta yang mengikuti kegiatan
pengembangan industri kreatif. Dimana dalam pemberian reward ini merupakan
salah satu penarik perhatian untuk masyarakat agar banyak masyarakatyang mau
ikut serta dalam kegiatan pengembangan industri kreatif melalui pemanfaat
limbah rumah tangga.
4.4.1.3 Penetapan Pihak lain yang terlibat dalam Program Pengembangan
Industri Kreatif.
Perencanaan yang baik selalu memiliki sasaran yang jelas. Demikian pula
halnya dalam perencanaan, selalu dimulai dengan menetapkan suatu sasaran. Pada
dasarnya setiap orang yang bekerja memerlukan kejelasan tentang apa yang
mereka kerjakan, hasil apa yang diharapkan dan juga alasan mengapa suatu
pekerjaan harus dikerjakan. Dalam hal ini atasan bertanggung jawab untuk
menjelaskan ketiga pertanyaan tersebut. Hal tersebut yang biasanya dituangkan
dalam sasaran kerja.
Di dalam program pengembangan industri kreatif, dimana Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang sebagai pihak yang memberikan
pembinaan industri kreatif pada tiap kelurahan di Kota Tangerang. di Kota
Tangerang yang memberikan sosialisasi mengenai pengembangan industri kreatif
adalah Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang dengan membuat
113
kegiatan yang bernama Pengembangan Industri Kreatif. Sehingga Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang harus menentukan pihak-pihak
mana saja yang akan terlibat dalam pelaksanaan kegiatan pengembangan industri
kreatif.
“Tentu dari kegiatan pengembangan industri kreatif ini kami melibatkan
pihak lain yaitu diantaranya adalah komunitas pengerajin, atau pelatih
yang nantinya akan membantu kita dalam kegiatan program industri
kreatif tersebut. Dan pihak lainnya juga ada dari kelurahan yang nantinya
akan mengajak masyarakat dalam kegiatan ini.” (wawancara dengan
informan 11-1 di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang
pukul 10.20, 19 Maret 2018).
Berdasarkan pernyataan informan I1-1 dapat diketahui bahwa yang
dilakukan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang dalam penetapan
pihak lain yang terlibat dalam program pengembangan industri kreatif adalah
dengan melibatkan pihak luar atau pihak ketiga di luar dari Dinas Perindustrian
dan Perdagangan Kota Tangerang yaitu ada penerajin dan kelurahan.
Adapun Pernyataan serupa diungkapkan oleh informan I2-1 di Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang bahwa penetapan penetapan
pihak lain yang terlibat dalam program pengembangan industri kreatif adalah:
“Biasanya dalam kegiatan industri kreatif ini kami bekerjasama pengerajin
sebagai pengajar/pelatih yang memberikan contoh dalam proses
pembuatan kerajinan tersebut. Pengerajin ini lah yang memberikan arahan
kepada masyarakat bagaimana membuat sebuah kerajinan.” (wawancara
dengan informan 12-1 di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota
Tangerang pukul 01.00, 19 Maret 2018).
Berdasarkan pernyataan informan I2-1 dapat diketahui bahwa yang
dilakukan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang dalam penetapan
114
pihak lain yang terlibat dalam program pengembangan industri kreatif adalah
memanggil pihak lain yang disebut sebagai pengerajin yang membantu Dinas
Perindustrian dan Perdagngan Kota Tangerang dalam memberikan arahan kepada
masyarakat/peserta kegiatan bagaimana cara menciptakan suatu kerajinan atau
barang yang bernilai jual dari limbah rumah tangga dilingkungannya.
Adapun Pernyataan serupa diungkapkan oleh informan I2-2 di Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang bahwa penetapan penetapan
pihak lain yang terlibat dalam program pengembangan industri kreatif adalah:
“Kita ada pihak lain selain dari dalam Disindag sendiri, biasanya kita
mengajak komunitas pengerajin untuk ikut serta dalam kegiatan ini. Jadi
yang melatih masyarakat itu dari pihak pengerajin bukan kita yang
mengarjak. Pihak lainnya juga ada dari kelurahan, kita bekerjasama
dengan kelurahan juga pastinya. Peserta yang hadir ini kelurahan yang
menghimbau mereka untuk hadir.” (wawancara dengan informan 12-2 di
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang pukul 02.00, 19
Maret 2018).
Berdasarkan pernyataan informan I2-2 dapat diketahui bahwa yang
dilakukan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang dalam penetapan
pihak lain yang terlibat dalam program pengembangan industri kreatif adalah
dengan mengajak komunitas pengerajin di Kota Tangerang serta Dinas
Perindustrian dan Perdaganagn Kota Tangerang juga bekerjasama dengan
Kelurahan.
Maka berdasarkan semua penyataan tersebut dapat diketahui bahwa yang
dilakukan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang dalam penetapan
pihak lain yang terlibat dalam program pengembangan industri kreatif adalah
dengan memanggil pihak lain di luar dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan
115
Kota Tangerang itu sendiri, yaitu bekerja sama dengan komunitas pengerajin Kota
Tangerang dan bekerjasama dengan Kelurahan. Komunias pengerajin ini
mendatangkan satu atau dua anggotanya untuk ikut serta dalam kegiatan program
pengembangan industri kreatif sebagai pelatih/guru yang akan memberikan
pelatihan kepada peserta yang mengikuti kegiatan tersebut. Adapun kerjasama
lainnya yang dilakukan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang
adalah dengan pihak Kelurahan. Dimana kelurahan diminta untuk mengumpulkan
masyarakat untuk menjadi peserta dalam kegiatan program pengembangan
industri kreatif.
4.4.2 Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian diartikan sebagai kegiatan pembagian tugas tugas pada
orang yang terlibat dalam kerjasama pada suatu hal. Kegiatan pengorganisasian
menentukan siapa yang akan melaksanakan tugas sesuai prinsip pengorganisasian.
Hasil penyelenggaraan fungsi pengorganisasian adalah terciptanya suatu
organisasi yang bentuk, struktur, dan bagianbagiannya diselesaikan dengan
kebutuhan sekelompok orang yang terikat secara formal dan berinteraksi satu
sama lain dalam mencapai tujuan. Dalam hal mengenai pengembangan industri
kriatif, pengorganisasian berkaitan dengan pembentukan tim pelaksana dalam
program pengembangan industri kreatif dan penetapan pembagian tugas dalam
program pengembangan industri kreatif.
116
4.4.2.1 Pembentukan tim pelaksana dalam program pengembangan
industri kreatif.
Pembentukan tim pelaksana pengembangan industri kreatif merupakan
salah satu bagian dari organizing atau pengorganisasian. Hal ini sangat perlu
dilakukan guna menjalankan program pengembangan industri kreatif agar dapat
berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan. Maka yang berkedudukan sebagai
ketua pelaksana dari program pengembangan industri kreatif ini adalah Kepala
Bidang Perindustrian Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang.
Dalam pembentukan tim pelaksana pengembangan industri kreatif
sepenuhnya diserahkan kepada kepala bidang perindustrian Dinas Perindustrian
dan Perdagangan Kota Tangerang selaku ketua dari tim dalam program
pengembangan industri kreatif, maka kepala bidang perindutrian yang
menentukan siapa saja yang menjadi bagian anggota dari tim pengembangan
industri kreatif namun tetap dengan sepengetahuan serta persetujuan dari kepala
dinas.
“Pembentukan tim pelaksanaan kegiatan ini dibentuk oleh Kepala Dinas
berdasarkan Surat Keputusan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Kota Tangerang. Saya disini berkedudukan sebagai penanggung jawab
dari program gugus kendali mutu yang diselenggarakan oleh Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang.” (wawancara dengan
informan 11-1 di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang
pukul 10.20, 19 Maret 2018).
117
Tabel 4.6
Susunan Keanggotaan Tim Panitia
No Nama Jabatan Dalam Tim
1 Dr. H. Agus Sugiono, SE, MM.AK.,CA Ketua
2 Drs. H. Wawan Kuswanto Wakil Ketua
3 Sonia Ganiawati, SE, M.Si Sekretaris
4 Yana Hendiana, A.Md Anggota
5 Herry Sukarnapura Anggota
6 Wahyu Sri Lestari, A.Md Anggota
7 Musokib, S.E.T, M.Si, ME Anggota
8 Tri Ismayani, S.Sos Anggota
9 Yeni Yuniati, SE Sekretariat
10 Tari Safari, S.IP Sekretariat
11 Yudo Yanuariadi, S.IP Sekretariat
Sumber : Dinas Perindustrian dan perdagangan Kota Tangerang, 2018.
Berdasarkan pernyataan informan I1-1 dapat diketahui bahwa Pembentukan
tim pelaksana dalam program pengembangan industri kreatif ini berdasarkan dari
Keputusan Kepala Dinas dengan adanya Surat Keputusan Kepala Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang tentang Penunjukan Pejabat
Pelaksana Tugas Kegiatan (PPTK) dan Pejabat Pelaksananya. Adapun Pernyataan
serupa diungkapkan oleh informan I2-1 di Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Kota Tangerang bahwa:
118
“Pembentukan tim pelaksanaan kegiatan ini dibentuk oleh Kepala Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang berdasarkan Surat
Keputusan Kepala Dinas. Dari surat keputusan tersebut ada 11 orang yang
ditunjuk dalam program pengembangan indurtri kreatif ini, saya salah
satunya yang ikut dalam kegiatan program ini.” (wawancara dengan
informan 12-1 di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang
pukul 01.00, 19 Maret 2018).
Maka berdasarkan pernyataan informan I1-1 dan I2-1 dapat diketahui bahwa
pembentukan tim pelaksana dalam program pengembangan industri kreatif
berdasarkan Surat Keputusan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota
Tangerang. Dimana dalam surat keputusan tersebut menyebutkan bahwa Kepala
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang sebagai ketua dalam Tim
kegiatan pengembangan industri kreatif, dan Kepala Bidang Perindustrian sebagai
wakil ketua dalam tim pengembangan industri kreatif ini. Dalam surat tersebut
susunan keanggotaan tim terdiri dari 11 anggota yang terdiri dari ketua, wakil
ketua, sekertaris, anggota dan sekretariat.
4.4.2.2 Penetapan pembagian tugas dalam program pengembangan
industri kreatif.
Penetapan pembagian tugas anggota tim pelaksana pengembangan industri
kreatif merupakan salah satu bagian dari organizing atau pengorganisasian. Hal
ini sangat perlu dilakukan guna menjalankan program pengembangan industri
kreatif agar dapat dilaksanakan dengan efektif dan efisien oleh para anggota tim
pelaksana sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing.
“Kita menetapkan anggota tim pelaksana kegiantan pengembangan
industri kreatif itu berdasarkan tugas dan fungsi masing-masing sub bagian
119
ya, jadi misalkan jabatan dalam tim nya itu sekretaris dia biasanya
memang sudah biasa menangani tugas-tugas sebagai sekertaris. Penentuan
penetapan pembagian tugas ini juga biasanya atas rekomendasi dari
panitia-panitia dalam rapat lalu tetap yang memutuskan ialah kepala
dinas.” (wawancara dengan informan 11-1 di Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Kota Tangerang pukul 10.20, 19 Maret 2018)
Berdasarkan pernyatan dari informan I1-1 dapat diketahui bahwa Penetapan
pembagian tugas dalam program pengembangan industri kreatif adalah keputusan
bersama dan juga keputusan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota
Tangerang saat rapat berlangsung. Penetapan pembagian tugas diberikan
berdasarkan keahlian dan kemampuan dari setiap anggota panitia yang terbiasa
dalam memegang jabatan tersebut. Maka penetapan pembagian tugas diserahkan
kepada orang-orang yang telah terbiasa akan jabatan tersebut.
Adapun Pernyataan serupa yang diungkapkan oleh informan I2-1 di Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang dapat diketahui bahwa Penetapan
pembagian tugas dalam program pengembangan industri kreatif adalah:
“Penetapan anggota tim pelaksana itu berdasarkan rapat, jadi nanti
sebelum program itu berjalan kan kita ada perencanaan dulu nih, kita
disana rapat untuk menunjuk anggota tim mana saja yang memungkinkan
memiliki kemampuan untuk menjalankan program tersebut.” (wawancara
dengan informan 12-1 di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota
Tangerang pukul 01.00, 19 Maret 2018).
Berdasarkan pernyataan informan I2-1 yang tak jauh berbeda dengan
informan I1-1 dapat diketahui bahwa Penetapan pembagian tugas dalam program
pengembangan industri kreatif ini adalah berdasarkan keputusan dalam rapat yang
120
dilakukan dan juga berdasarkan kemampuan dari tiap anggota panitia dalam
kegiatan pengembangan industri kreatif yang terbiasa dalam jabatan tersebut.
Adapun Pernyataan yang sedikit berbeda yang diungkapkan oleh informan
I2-2 di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang dapat diketahui
bahwa Penetapan pembagian tugas dalam program pengembangan industri kreatif
adalah:
“Kita sih pembagian tim nya udah diatur sama kepala dinas yang telah
ditetapkan saat rapat, kita tinggal terima tugas yang diberikan, lalu
menjalankan tugas sesuai dengan perintah atasan.” (wawancara dengan
informan 12-2 di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang
pukul 02.00, 19 Maret 2018).
Berdasarkan pernyataan informan I2-2 dapat diketahui bahwa Penetapan
pembagian tugas dalam program pengembangan industri kreatif adalah diputuskan
oleh Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang yang telah
ditetapkan saat kegiatan rapat berlangsung. Pernyataan informan ini sedikit
berbeda dengan yang lainnya, karna menurut informan lainnya penetapan
bembagian tugas ini berdasarkan dari kemampuan dari setiap panitia yang telah
terbiasa dalam memegang suatu jabatan, kemudian Kepala Dinas Perindustrian
dan Perdagangan Kota Tangerang lah yang memutuskannya.
Maka berdasarkan penyataan informan dapat diketahui bahwa Penetapan
pembagian tugas dalam program pengembangan industri kreatif dilakukan saat
rapat berlangsung dimana ada Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota
Tangerang beserta seluruh panitia kegiatan pengembangan industri kreatif hadir
121
didalamnya. Kemudian disitulah penetapan pembagian jabatan dilakukan yang
berdasarkan dari kemampuan dari tiap anggota atau panitia dalam program
pengembangan industri kreatif yang mana tiap anggota atau panitia tersebut telah
terbiasa dan mampu memegang suatu tanggungjawab dalam jabatan yang
diberikan pedanya.
4.4.3 Penyusunan Pegawai (Staffing)
Staffing merupakan fungsi yang tidak kalah pentingnya, penekanan dari
fungsi ini lebih difokuskan pada sumber daya manusia yang akan melakukan
kegiatan-kegiatan yang telah direncanakan dan diorganisasikan secara jelas pada
fungsi perencanaan dan pengorganisasian. Aktifitas yang dilakukan dalam fungsi
ini antara lain: menentukan, memilih, mengangkat, membina, dan membimbing
sumber daya manusia. Dalam manajemen pengembangan industri kreatif
dilakukan dalam hal penetapan ketua pelaksana (bertanggung jawab) dalam
program pengembangan industri kreatif dan penetapan jumlah pegawai yang
terlibat dalam program pengembangan industri kreatif.
4.4.3.1 Penetapan Ketua Pelaksanaan (bertanggung jawab) dalam Program
Pengembangan Industri Kreatif.
Ketua pelaksana (bertanggung jawab) adalah pimpinan penyelenggaraan
program pengembangan industri kreatif yang akan bertanggung jawab terhadap
kelancaran pelaksanaan program pengembangan industri. Ketua diharapkan dapat
122
mencari jalan keluar untuk menyelesaikan berbagai masalah yang timbul sejak
perencanaan hingga pelaksanaan sosialisasi kegiatan tersebut.
Seorang ketua seyogianya memiliki sikap kepemimpinan yang tegas dan
jujur yang disertai sifat sabar dan bijaksana penuh rasa tanggung jawab terhadap
tugas dan kewajiban yang telah menjadi garapannya. Dalam menjalankan
tugasnya, seorang ketua harus mampu berkomunikasi dan bekerja sama dengan
semua pihak, yang mendukung kegiatan pameran.
Dalam manajemen pengembangan industri kreatif ini penetapan ketua
pelaksana (bertanggung jawab) harus dipilih dengan benar dan baik, serta memilih
seseorang yang paham mengenai bidang perindustrian agar dalam pelaksanaannya
dapat berjalan untuk mencapai tujuan.
“Pada tahun 2016 sampai tahun 2017 penanggungjawab dalam kegiatan
Pengembangan industri kreatif ini adalah Bapak yudo tapi ditahun 2018
digantikan oleh saya. Dimana pemilihannya berdasarkan pada hasil rapat
bersama seluruh tim dari program industri kreatif dan juga sesuai
pengalaman dalam kegiatan ini.” (wawancara dengan informan 11-1 di
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang pukul 10.20, 19
Maret 2018).
Berdasarkan pernyataan informan I1-1 dapat diketahui bahwa Penetapan
ketua pelaksanaan (bertanggung jawab) dalam program pengembangan industri
kreatif ini merupakan hasil dari rapat seluruh anggota tim kegiatan pengembangan
industri kraatif yang diputuskan berdasarkan pengalaman dari setiap anggota tim.
Ketua pelaksana atau yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan kegiatan ini
123
ialah Bu Wahyu, namun di tahun sebelumnya penanggung jawab dari kegiatan
industri kreatif ini adalah Bapak Yudo.
Adapun Pernyataan serupa diungkapkan oleh informan I2-1 di Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang dapat diketahui bahwa Penetapan
ketua pelaksanaan (bertanggung jawab) dalam program pengembangan industri
kreatif adalah:
“Ketua pelaksana (yang bertanggung jawab) dalam kegiatan
pengembangan industri kreatif adalah berdasarkan hasil rapat yang
dilaksanaakan bersama seluruh panitia dalam tim kegiatan industri kreatif,
dan pada tahun 2016 dalam kegiatan penegmbangan industri kreatif oleh
Bapak Saya sediri tetapi pada tahun 2018 ini Ibu wahyu yang
menggantikannya.” (wawancara dengan informan 12-1 di Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang pukul 01.00, 19 Maret
2018).
Berdasarkan pernyataan informan I2-1 dapat diketahui bahwa Penetapan
ketua pelaksanaan (bertanggung jawab) dalam program pengembangan industri
kreatif ialah dari hasil rapat yang dilaksanakan bersama seluruh tim dari kegiatan
industri kreatif yang ditahun 2018 ini telah digantikan oleh Ibu Wahyu yang
sebelumnya kegiatan ini di berikan tanggung jawab kepada Bapak Yudo.
Adapun pernyataan sedikit berbeda yang diungkapkan oleh informan I2-2
di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang dapat diketahui bahwa
Penetapan ketua pelaksanaan (bertanggung jawab) dalam program pengembangan
industri kreatif adalah:
124
“Ketua pelaksana itu udah ditentuin sama kepala bidang, kita dapat
perintah dan diinstruksikan untuk menjadi ketua pelaksana yang biasanya
di pilih karna berpengalaman dalam kegiatan ini.” (wawancara dengan
informan 12-2 di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang
pukul 02.00, 19 Maret 2018).
Berdasarkan pernyataan informan I2-2 dapat diketahui bahwa Penetapan
ketua pelaksanaan (bertanggung jawab) dalam program pengembangan industri
kreatif ditentukan oleh kepala bidang yang mana penangungjawab telah
berpengalaman dalam kegiatan pengambangan industri kreatif ini.
Maka berdasarkan penyataan seluruh informan dapat diketahui bahwa
Penetapan ketua pelaksanaan (bertanggung jawab) dalam program pengembangan
industri kreatif ini ditentukan sesuai dengan pengalaman. Dimana pengalaman ini
penangungjawab telah mengetahui banyak akan kegiatan ini. Penanggungjawab
dipilih oleh kepala bidang yang dilakukan saat rapat sesuai dengan kesepakatan
dari setiap anggota dalam tim pengambangan industri kreatif.
4.4.3.2 Penetapan jumlah pegawai yang terlibat dalam program
pengembangan industri kreatif.
Setelah melakukan penetapan ketua pelaksana, tahap selanjutnya adalah
ketua pelaksana harus menentapkan dan memilih berapa dan siapa saja pegawai
yang akan terlibat dalam manajemen pengembangan industri kreatif. Jumlah
pegawai yang akan terlibat harus sesuai dengan jumlah pegawai ya ng ada. Dalam
manajemen pengembangan industri kreatif, pegawai yang dipilih harus memiliki
125
kemampuan dan pengetahuan yang memadai di bidang perindustrian agar dapat di
sesuaikan dengan pekerjaannya.
“Jumlah pegawai yang terlibat dalam program penegmbangan industri
kreatif adalah berdasarkan surat tugas keputusan Kepala Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang tentang pembentukan
panitia kegiatan di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang
yang terdiri dari 11 orang dalam satu tim ini.” (wawancara dengan
informan 11-1 di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang
pukul 10.20, 19 Maret 2018).
Berdasarkan pernyataan informan I1-1 dapat diketahui bahwa Penetapan
jumlah pegawai yang terlibat dalam program pengembangan industri kreatif
adalah berdasarkan surat tugas keputusan Kepala Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Kota Tangerang tentang pembentukan panitia kegiatan di Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang yang dalam kegiatan
pengembangan industri kreatif ini terdiri dari 11 orang dalam satu tim.
Adapun Pernyataan serupa diungkapkan oleh informan I2-1 di Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang dapat diketahui bahwa Penetapan
jumlah pegawai yang terlibat dalam program pengembangan industri kreatif
adalah:
“Pegawai yang terlibat dalam program ini ada 11, itu termasuk ketua dan
wakil ketua, untuk jumlah yang ditentukan itu berdasarkan surat tugas
keputusan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang.”
(wawancara dengan informan 12-1 di Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Kota Tangerang pukul 01.00, 19 Maret 2018).
126
Berdasarkan pernyataan informan I2-1 dapat diketahui bahwa Penetapan
jumlah pegawai yang terlibat dalam program pengembangan industri kreatif
adalah berdasarkan surat tugas keputusan Kepala Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Kota Tangerang yang berisikan 11 pegawai yang terlibat. Dari 11
pegawai yang terlibat ini sudah termasuk dari ketua dan wakilnya.
Adapun Pernyataan serupa diungkapkan oleh informan I2-2 di Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang dapat diketahui bahwa Penetapan
jumlah pegawai yang terlibat dalam program pengembangan industri kreatif
adalah:
“Kalau penetapan jumlah pegawai yang ditetapkan sih kita dapet perintah
dari ketua tim pelaksana yaitu dari kepala dinas langsung sih mba, berapa
pegawai yang akan diikutsertakan itu semua diatur dalam surat tugas
keputusan Kepala Dinas. Biasanya sih tiap kegiatan seluruh pegawai di
bidang industri ikut serta.” (wawancara dengan informan 12-2 di Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang pukul 02.00, 19 Maret
2018).
Berdasarkan pernyataan informan I2-2 dapat diketahui bahwa Penetapan
jumlah pegawai yang terlibat dalam program pengembangan industri kreatif telah
diatur dalam surat tugas Keputusan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Kota Tangerang.
Maka berdasarkan penyataan seluruh informan dapat diketahui bahwa
Penetapan jumlah pegawai yang terlibat dalam program pengembangan industri
kreatif telah diaturs dalam surat tugas Keputusan Kepala Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Kota Tangerang yang mana dalam surat keputusan tersebut terdapat
127
11 orang anggota yang menjadi tim dalam pengembangan industri kreatif. Dari 11
orang anggota tersebut ketua tim serta wakilnya seudah termasuk dalam jumlah 11
keanggotaan tersebut.
4.4.4 Pengarahan (Dircting)
Kegiatan yang terdapat dalam dimensi pengarahan atau directing adalah
pemberian penjelasan, petunjuk, serta pertimbangan dan bimbingan para petugas
yang terlibat, baik secara struktural maupun fungsional agar pelaksanaan tugas
dapat berjalan dengan lancar, dengan pengarahan staff yang telah diangkat dan
dipercayakan melaksanaan tugas dibidangnya masing-masing tidak menyimpang
dari program yang telah ditentukan.
Dalam manajemen pengembangan industri kreatif, pengarahan yang
dilakukan berkaitan dengan adanya pengarahan bagi seluruh pegawai dalam
pelaksanaan program pengembangan industri kreatif.
4.4.4.1 Adanya pengarahan bagi seluruh pegawai dalam pelaksanaan
program pengembangan industri kreatif.
Pengarahan seluruh pegawai dalam pelaksanaan adalah kegiatan
memberikan pengetahuan dan arahan kepada pegawai mengenai apa yang harus
dilakukan oleh para pegawai mengenai pelaksanaan kegiatan. Dalam sosialisasi
program pengembangan industri kreatif yang melakukan pengarahaan dilakukan
oleh ketua pelaksana. Ketua pelaksana menjelaskan semua hal terkait dengan
pelaksanaan program pengembangan industri kreatif ini.
128
“Pasti ada pengarahan dong, sebelum program itu berjalan kita
sosialisasikan dulu sama tim pelaksana apa saja yang akan dilakukan, dan
membuat rencana-rencana atau strategi apa yang akan dilakukan.
Pengarahan itu biasanya kita ada rapat bersama seluruh anggota tim
pelaksana kegiatan program pengembangan industri kreatif ini.”
(wawancara dengan informan 11-1 di Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Kota Tangerang pukul 10.20, 19 Maret 2018).
Berdasarkan pernyataan informan I1-1 dapat diketahui bahwa pengarahan
bagi seluruh pegawai dalam pelaksanaan program pengembangan industri kreatif
adalah dengan melakukan sosialisasi kepada seluruh tim dan membuat rencana-
rencana yang akan dilakukan pada saat kegiatan pengembangan industri kreatif
berlangsung.
Adapun Pernyataan serupa diungkapkan oleh informan I2-1 di Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang dapat diketahui bahwa
pengarahan bagi seluruh pegawai dalam pelaksanaan program pengembangan
industri kreatif adalah:
“Ya kita melakukan pengarahan, kita sudah menentukan alur kegiatan
program apa yang akan dijalankan, kita sosialisasikan itu kepada pegawai
tim pelaksana. Melatih mereka agar bisa menjalankan tugas dan fungsinya
dengan baik.” (wawancara dengan informan 12-1 di Dinas Perindustrian
dan Perdagangan Kota Tangerang pukul 01.00, 19 Maret 2018).
Berdasarkan pernyataan informan I2-1 dapat diketahui bahwa adanya alur
kegiatan dalam program pengambangan industri kreatif ini untuk mengarahkan
seluruh pegawai dalam pelaksanaan program pengembangan industri kreatif yang
129
bertujuan agar setiap anggota mengetahui jalan kegiatan program pengembangan
industri kreatif dan juga mengetahui tugas masing-masing serta dapat
menjalankan tugasnya dengan baik.
Adapun Pernyataan serupa diungkapkan oleh informan I2-2 di Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang dapat diketahui bahwa
pengarahan bagi seluruh pegawai dalam pelaksanaan program pengembangan
industri kreatif adalah:
“Iya kita dapet pengarahan sebelum program itu dimulai, biasanya saat
rapat dibicarakan alur kegiatan yang akan dilakukan, jadi saat program itu
mulai kita sudah paham dengan tugas dan fungsi kita masing-masing di
program ini.” (wawancara dengan informan 12-2 di Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Kota Tangerang pukul 02.00, 19 Maret 2018).
Berdasarkan pernyataan informan I2-2 dapat diketahui bahwa pengarahan
bagi seluruh pegawai dalam pelaksanaan program pengembangan industri kreatif
ini dilakukan saat berlangsungnya rapat. Dalam rapat tersebut dibicarakannya alur
kegiatan yang akan dilakukan saat pelaksanaan program pengembangan industri
kreatif maka saat program itu mulai anggota sudah paham dengan tugas dan
fungsi masing-masing dalam program pengembengan industri kreatif.
Maka berdasarkan penyataan seluruh informan dapat diketahui bahwa
pengarahan dalam pelaksanaan bagi seluruh pegawai dalam pelaksanaan program
pengembangan industri kreatif ini telah disosialisasikan dalam rapat persiapan.
Dalam rapat tersebut dibahasnya alur kegiatan yang akan dilakukan saat
pelaksanaan kegiatan pengembangan industri kreatif. Jadi setiap anggota
130
mengetahui kegaiatan apa saja yang akan dilakukan saat berlangsungnya program
pengembangan industri kreatif ini
4.4.5 Pengkoordinasian (Coordinating)
Koordinasi merupakan satu dari beberapa fungsi-fungsi manajemen untuk
melakukan berbagai kegiatan agar tidak terjadi kekacauan, kekosongan kegiatan
dengan jalan menghubungkan, menyatukan dan menyelaraskan pekerjaan
bawahan sehingga terdapat kerja sama yang terarah dalam upaya mencapai tujuan
organisasi. Kewenangan untuk menggerakkan, menyelaraskan, menyerasikan dan
menyeimbangkan kegiatan-kegiatan yang spesifik atau berbeda, agar nantinya
semua terarah pada pencapaian tujuan tertentu pada waktu yang telah ditetapkan.
Dari sudut fungsionalnya, koordinasi dilakukan guna mengurangi dampak negatif
spesialisasi dan mengefektifkan pembagian kerja.
Proses Koordinasi dalam manajemen pengembangan industri kreatif
berkaitan dengan koordinasi antara Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota
Tangerang dengan Tenaga Ahli serta koordinasi antara Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Kota Tangerang dengan Kelurahan Uwung Jaya dan Kelurahan
Cibodas.
4.4.5.1 Adanya koordinasi antara Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Kota Tangerang dengan Tenaga Ahli.
Koordinasi pelaksanaan manajemen pengembangan industri kreatif harus
dilakukan sebelum pelaksanaan akan dimulai. Hal ini dibutuhkan agar dalam
131
pelaksanaannya tidak mengalami suatu kendala atau kesalahan. Koordinasi sangat
diperlukan supaya para anggota serta tim yang melaksanakannya dapat
mempersiapkan segala keperluan yang dibutuhkan dalam pelakasanaan program
pengembangan industri kreatif.
“Ya pasti kita koordinasi dulu dengan pihak terkait. Seperti contohnya
dalam program ini kan tentang pengembangan industri kreatif melalui
pemanfaatan limbah rumah tangga ya, nah kita cari tenaga ahli/pengerajin
yang memang berkecimpung didunia kreatifitas pemanfaatan limbah untuk
kita ajak kerjasama dan memberikan pelatihan kepada IKM dan
masyarakat bagaimana sih cara memanfaatkan limbah rumah tangga agar
menjadi suatu produk yang bernilai jual.” (wawancara dengan informan 11-
1 di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang pukul 10.20, 19
Maret 2018).
Berdasarkan pernyataan informan I1-1 dapat diketahui bahwa adanya
koordinasi antara Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang dengan
Tenaga Ahli/pengerajin yanga mana dalam kegiatan ini Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Kota Tangerang mengajak tenaga ahli yang memiliki kreatifitas
tentang pemanfaatan limbah rumah tangga untuk ikut serta dalam kegiatan
industri kreatif.
Adapun Pernyataan serupa diungkapkan oleh informan I2-1 di Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang dapat diketahui bahwa koordinasi
antara Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang dengan Tenaga Ahli
adalah:
132
“Iya ada koordinasi, kita bekerja sama dengan tenaga ahli untuk dapat
memberikan pelatihan kepada peserta kegiatan. Koordinasi yang berjalan
selama ini sudah cukup baik. Biasanya kita temukan tenaga ahli ini dari
komunitas pengerajin Kota Tangerang.” (wawancara dengan informan 12-1
di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang pukul 01.00, 19
Maret 2018).
Berdasarkan pernyataan informan I2-1 dapat diketahui bahwa adanya
koordinasi antara Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang dengan
Tenaga Ahli yang telah berjalan cukup baik. Tenaga ahli ini membantu Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang dalam memberikan pelatihan
kepada peserta yang mengikuti kegiatan pengembangan industri kreatif. Tenaga
ahli itu sendiri berasal dari komunitas pengerajinyang ada di Kota Tangerang.
Adapun Pernyataan serupa diungkapkan oleh informan I2-2 di Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang dapat diketahui bahwa koordinasi
antara Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang dengan Tenaga Ahli
adalah:
“Kita ada koordinasinya sama tenaga ahli atau pengrajin biasanya anggota
tim kita menemui komunitas pengerajin Kota Tangerang untuk ikut serta
dalam kegiatan ini. Selama ini koordinasi sudah berjalan dengan baik.”
(wawancara dengan informan 12-2 di Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Kota Tangerang pukul 02.00, 19 Maret 2018).
Berdasarkan pernyataan informan I2-2 dapat diketahui bahwa adanya
koordinasi antara Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang dengan
Tenaga Ahli atau pengerajin. Koordinasi yang berlangsung selama ini dengan
133
tenaga ahli yang merupakan dari komunitas pengerajin Kota Tangerang sudah
berjalan dengan baik.
Adapun Pernyataan yang diungkapkan oleh informan I3-1 di Kelurahan
Cibodas dapat diketahui bahwa koordinasi antara Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Kota Tangerang dengan Tenaga Ahli adalah
“Ya saya diajak kerjasama oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota
Tangerang untuk dapat memberikan pelatihan terkait bagaimana caranya
bisa memanfaatkan limbah menjadi suatu produk yang dapat memiliki
nilai jual. Saya biasanya memberikan pelatihan cara membuat tas dari
bahan plastik, membuat dompet, dan produk-produk lainnya yang dapat
kita hasilkan dari timbunan limbah rumah tangga. Koordinasi yang
berjalan selama ini sudah cukup baik.” (wawancara dengan informan 13-1
di Kelurahan Cibodas pukul 12.00, 28 Maret 2018)
Berdasarkan pernyataan informan I3-1 dapat diketahui bahwa adanya
koordinasi antara Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang dengan
Tenaga Ahli. Dimana tenaga ahli ini sebagai pelatih yang memberikan pelatihan
untuk masyarakat.
Maka berdasarkan penyataan seluruh informan dapat diketahui bahwa
adanya koordinasi antara Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang
dengan Tenaga Ahli atau pengerajin dalam kegiatan program pengembangan
industri kreatif. Tenaga ahli atau pengerajin merupakan pelatih yang dalam
kegiatan akan memberikan pelatihan kepada masyarakat untuk menglola limbah
sampah rumah tangga. Tenaga ahli/pengerajin ini bersal dari komunitas
pengerajin yang ada di Kota Tangerang. Dinas Perindustrian dna oerdagangan
134
Kota Tangerang memanggil bantuan dari Komunitas Pengerajin Kota Tangerang
untuk ikut serta dalam pelaksanaan program kegiatan pengembangan industri
kreatif.
4.4.5.2 Adanya koordinasi antara Dinas perindustrian dan Perdagangan
Kota Tangerang dengan Kelurahan Cibodas.
Koordinasi pelaksanaan manajemen pengembangan industri kreatif harus
dilakukan sebelum pelaksanaan akan dimulai. Hal ini dibutuhkan agar dalam
pelaksanaannya tidak mengalami suatu kendala atau kesalahan. Koordinasi sangat
diperlukan supaya para anggota serta tim yang melaksanakannya dapat
mempersiapkan segala keperluan yang dibutuhkan dalam pelakasanaan program
pengembangan industri kreatif.
“Pasti kita ada koordinasi. Kita tim pelaksana datang ke kelurahan
memberikan surat pemohonan bantuan untuk melaksanakan kegiatan di
kelurahan tersebut serta melakukan sosialisasi ke kelurahan tentang
program apa yang akan kita lakukan di kelurahan tersebut, nanti bagian
pegawai di kelurahan itu yang mengkoordinasikan kepada masyarakat
yang ada di kelurahan tersebut. setelah dapat konfirmasi dari kelurahan
baru deh kita laksanakan program tersebut. selama ini koordinasinya sudah
berjalan dengan baik, kelurahan sangat antuasias dalam menyambut
program kami karena program itu akan sangat bermanfaat bagi
masyarakat. Selain menambah kreatifitas juga pasti akan menambah
pemasukan bagi masyarakat disana.” (wawancara dengan informan 11-1 di
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang pukul 10.20, 19
Maret 2018).
135
Berdasarkan pernyataan informan I1-1 dapat diketahui bahwa Adanya
koordinasi antara Dinas perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang dengan
Kelurahan Cibodas. Koordinasi yang dilakukan oleh Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Kota tangerang dengan Kelurahan Cibodas dengan mendatangkan
tim pengembangan industri kreatif yang memebrikan surat permohonan bantuan
kepada pihak kelurahan. Dalam pemberian surat tersebut tim pelaksana
pengembangan industri kreatif memberikan sosialisasi kepada pihak kelurahan
tentang maksud dati diadakannya kegiatan pengembangan industri kreatif ini.
Adapun Pernyataan serupa diungkapkan oleh informan I2-1 di Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang dapat diketahui bahwa Adanya
koordinasi antara Dinas perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang dengan
Kelurahan Cibodas adalah:
“Iya kita koordinasi dulu pastinya, engga mungkin kalau kita ngga
koordinasi dulu dengan kelurahan. Tidak mungkin kan kita tiba-tiba
langsung melaksanakan program tanpa koordinasi, pasti rencana kegiatan
yang udah dibuat ngga akan jalan. Kita koordinasi dengan pegawai
kelurahan tentang program kita, kita lihat bagaimana sih antusisme
masyarakat dalam menyambut program ini. Mensosialisasikan kegiatan
apa aja yang akan kita lakukan di program pengembangan industri kreatif
dalam pemanfaatan limbah rumah tangga ini. Kalau koordinasi sudah
berjalan dengan baik kita langsung menjalankan program ini.” (wawancara
dengan informan 12-1 di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota
Tangerang pukul 01.00, 19 Maret 2018).
Berdasarkan pernyataan informan I2-1 dapat diketahui bahwa Adanya
koordinasi antara Dinas perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang dengan
Kelurahan Cibodas sebelum kegiatan berlangsung. Dinas perindustrian dan
136
Perdagangan Kota Tangerang berkoordinasi dengan pegawai kelurahan tentang
program yang akan dilaksanakan.
Adapun Pernyataan serupa diungkapkan oleh informan I2-2 di Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang dapat diketahui bahwa Adanya
koordinasi antara Dinas perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang dengan
Kelurahan Cibodas adalah:
“Iya kita pasti lakukan koordinasi dulu. Kita tim pelaksana ini ke
kelurahan, kita menjelaskan program apa yang akan kita lakukan,
melakukan sosialisasi ke kelurahan, kerjasama dengan pegawai sana,
mencari tenaga ahli. Itu semua kita lakukan demi berjalannya program
pengembangan industri kreatif ini.” (wawancara dengan informan 12-2 di
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang pukul 02.00, 19
Maret 2018).
Berdasarkan pernyataan informan I2-2 dapat diketahui bahwa Adanya
koordinasi antara Dinas perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang dengan
Kelurahan Cibodas. Sebelumnya tim pelaksana kegiatan program pengembangan
industri kreatif pasti datang ke Kelurahan Cibodas untuk menjelaskan maksud dari
kegiatan program pengembangan industri kreatif.
Adapun Pernyataan serupa diungkapkan oleh informan I4-1 di Klurahan
Cibodas dapat diketahui bahwa Adanya koordinasi antara Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Kota Tangerang dengan Kelurahan Cibodas adalah:
137
“Iya saya sebagai peserta dapet kabar soal program ini dari rt, mereka
dapet dari kelurahan katanya sih akan ada program pengembangan industri
kreatif melalui limbah rumah tangga. Saya antusias sih soalnya kegiatan
ini pasti berguna banget buat masyarakat sini. Kita jadi lebih kreatif dan
produktif.” (wawancara dengan informan 14-1 di Kelurahan Cibodas pukul
12.30, 28 Maret 2018)
Berdasarkan pernyataan informan I4-1 dapat diketahui bahwa Adanya
koordinasi antara Dinas perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang dengan
Kelurahan Cibodas. Dari koordinasi tersebut peserta tahu akan adanya kegiatan
program pengembangan industri kreatif yang akan dilaksanakan di kelurahannya.
Adapun Pernyataan serupa diungkapkan oleh informan I4-2 di Kelurahan
Cibodas dapat diketahui bahwa Adanya koordinasi antara Dinas perindustrian dan
Perdagangan Kota Tangerang dengan Kelurahan Cibodas adalah
“Saya dipanggil sama orang kelurahan untuk mengajak masyarakat yang
lainnya untuk ikut acara kegiatan yang dilakukan di kelurahan, lalu saya
infokan kepada warga dan alhamdulilah neng banyak yang mau dateng ke
kegiatan ini.” (wawancara dengan informan 14-2 di Kelurahan Cibodas
pukul 14.30, 28 Maret 2018)
Berdasarkan pernyataan informan I4-2 dapat diketahui bahwa Adanya
koordinasi antara Dinas perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang dengan
Kelurahan Cibodas. Kelurahan mengarahkan tokoh masyarakat untuk mengajak
masyarakat lainnya untuk mengikuti kegitana pengembangan industri kreatif yaga
akan berlangsung di keluarahan.
138
Maka berdasarkan penyataan seluruh informan dapat diketahui bahwa
adanya koordinasi yang dilakukan Dinas perindustrian dan Perdagangan Kota
Tangerang dengan Kelurahan Cibodas dengan memberikan surat permohonan
bantuan yang diberikan kepada pihak kelurahan. Yang kemudian pihak dari
kelurahan menghimbau masyarakat untuk mengikuti kegiatan pengembangan
industri kreatif ini.
4.4.5.3 Adanya koordinasi antara Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Kota Tangerang dengan Kelurahan Uwung Jaya.
Koordinasi pelaksanaan manajemen pengembangan industri kreatif harus
dilakukan sebelum pelaksanaan akan dimulai. Hal ini dibutuhkan agar dalam
pelaksanaannya tidak mengalami suatu kendala atau kesalahan. Koordinasi sangat
diperlukan supaya para anggota serta tim yang melaksanakannya dapat
mempersiapkan segala keperluan yang dibutuhkan dalam pelakasanaan program
pengembangan industri kreatif.
“Di Kelurahan Uwung Jaya juga sama ya, kita koordinasi dulu pastinya ke
kelurahan. Menjelaskan program apa yang akan kita kerjakan di kelurahan
tersebut. Kelurahan Uwung Jaya juga sudah berkoordinasi dengan baik
dengan kami.” (wawancara dengan informan 11-1 di Dinas Perindustrian
dan Perdagangan Kota Tangerang pukul 10.20, 19 Maret 2018).
Berdasarkan pernyataan informan I1-1 dapat diketahui bahwa Adanya
koordinasi antara Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang dengan
Kelurahan Uwung Jaya.
139
Adapun Pernyataan serupa diungkapkan oleh informan I2-1 di Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang dapat diketahui bahwa Adanya
koordinasi antara Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang dengan
Kelurahan Uwung Jaya adalah
“Iya ada. Sama kaya Kelurahan Cibodas. Koordinasi dulu sama pihak
sana. Alhamdulilahnya kelurahan mereka sangat antusias dalam
menyambut program ini.” (wawancara dengan informan 12-1 di Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang pukul 01.00, 19 Maret
2018).
Berdasarkan pernyataan informan I2-1 dapat diketahui bahwa Adanya
koordinasi antara Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang dengan
Kelurahan Uwung Jaya. Koordinasi yang dilakukan Dinas perindustrian dan
Perdagangan Kota Tangerang dengan Kelurahan Uwung Jaya sama saja dangan
koordinasi yang dilakukan di kelurahan sebelumnya.
Adapun Pernyataan serupa diungkapkan oleh informan I5-1 di Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang dapat diketahui bahwa Adanya
koordinasi antara Dinas perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang dengan
Kelurahan Uwung Jaya adalah
“Iya kita dapet kabar dari kelurahan tentang program apa yang akan
dilakukan dikelurahan kita, saya sebagai peserta sih seneng-seneng aja ya
mba akan adanya program ini, karena untuk mengisi waktu luang dan
menambah kreatifitas aja. Hasil produknya juga bisa dijual, lumayan kan
untuk menambah pemasukan kita.” (wawancara dengan informan 15-1 di
Kelurahan Uwung Jaya pukul 12.30, 8 Agustus 2018)
140
Berdasarkan pernyataan informan I5-1 dapat diketahui bahwa Adanya
koordinasi antara Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang dengan
Kelurahan Uwung Jaya. Dinas perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang
berkooerdinasi dengan pihak Kelurahan Uwung Jaya lalu pihak Kelurahan Uwung
Jaya berkordinasi kepada masyarakat.
Maka berdasarkan penyataan seluruh informan dapat diketahui bahwa
adanya koordinasi yang dilakukan antara Dinas perindustrian dan Perdagangan
Kota Tangerang dengan Kelurahan Uwung Jaya. Dinas perindustrian dan
Perdagangan Kota Tangerang memberikan ssosialisasi kepada pihak kelurahan
serta memberikan surat permohona bantuan untuk mengadakan kegiatan di
kelurahan tersebut kemudian pihak dari Kelurahan Uwung Jaya memberitahukan
epada masyarakat setempat tentang akan adanya acara kegiatan pengembangan
industri kreatif yang akan dilakukan dikelurahan.
4.4.6 Pelaporan (Reporting)
Pelaporan dimaksudkan sebagai fungsi yang berkaitan dengan pemberian
informasi kepada manajer, sehingga yang bersangkutan dapat mengikuti
pekembangan dan kemajuan kerja. Jalur pelaporan dapat bersifat vertikal, tetapi
dapat juga bersifat horizontal. Pentingnya pelaporan terlihat dalam hal pembuatan
keputusan oleh manajer.
141
Pada proses pelaporan dalam manajemen gugus kendali mutu berkaitan
dengan pembuatan laporan akhir dalam pelaksanaan program pengembangan
industri kreatif.
4.4.6.1 Pembuatan Laporan Akhir dalam Pelaksanaan Program
Pengembangan Industri Kreatif.
Pembuatan laporan akhir adalah sebagai salah satu pelaporan pemenuhan
dalam akhir acara atau kegiatan. Laporan sebaiknya disajikan dengan ringkas,
jelas, terperinci dan dilampiri pula dengan tabel, diagram, peta, gambar, dan/atau
foto-foto kegiatan untuk memperjelas uraian yang dilakukan. Yang dimaksud
dengan jelas disini adalah laporan ya ng disusun dapat membuat pembaca dengan
cepat dan mudah mengetahui jalannya proyek, permasalahan yang dihadapi,
metode pemecahan masalah yang digunakan, dan hasil yang dicapai sedangkan
yang dimaksud dengan terperici adalah laporan disusun berdasarkan tanggal dan
waktu pelaksanaan.
Laporan akhir manajemen pengembangan industri kreatif menyajikan
selain uraian lengkap jalannya pelaksanaan pengembangan industri kreatif,
pelaksanaan pengembangan industri kreatif pada saat di lapangan, ketercapaian
indikator yang telah ditetapkan, hambatan/masalah yang dihadapi dalam
pelaksanaan pengembangan industri kreatif, dan penggunaan dana, juga evaluasi.
142
“Pembuatan laporan akhir dalam pelaksanaan program pengembangan
industri kreatif adalah dengan dibuatkan laporan evaluasi dan pelaporan
kegiatan sosialisasi pengembangan industri kreatif mulai dari surat
penanggung jawaban, surat permohonan bantuan tenaga ahli, surat
permohonan ijin ruangan, surat undangan peserta dan biodata peserta. Lalu
dilakukannya rapat evaluasi dan ada notulennya.” (wawancara dengan
informan 11-1 di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang
pukul 10.20, 19 Maret 2018).
Berdasarkan pernyataan informan I1-1 dapat diketahui bahwa Pembuatan
Laporan Akhir dalam Pelaksanaan Program Pengembangan Industri Kreatif
adalah dengan pembuatan laporan evaluasi kegiatan gugus kendali mutu yang
telah dilakukan, dari mulai awal kegaiatan hingga akhir kegiatan.
Jadi, dalam pembuatan laporan akhir yang dilakukan oleh Dinas
Perindsutrian dan Perdagangan Kota Tangerang dalam pelaksanaan manajemen
penegmbangan industri kreatif adalah dengan pembuatan laporan evaluasi
kegiatan pengembangan industri kreatif yang telah dilakukan, dari mulai awal
kegaiatan hingga akhir kegiatan.
4.4.7 Pembuatan Anggaran (Budgeting)
Pembuatan anggaran atau pendanaan adalah fungsi yang berkenaan
dengan pengendalian organisasi melalui perencanaan fiskal dan akuntansi.
Pendanaan (budgeting) adalah suatu rencana yang dinyatakan dalam pengeluaran
tertentu untuk keperluan-keperluan tertentu. Pembuatan anggaran harus
ditentukan sesuai apa saja yang diperlukan dalam pelaksanaan manajemen
143
pengembangan industri kreatif, dari mulai anggaran mengenai fasilitas-fasilitas,
anggaran tenaga ahli, maupun anggaran peralatan dan perlengkapan, dan lain-lain.
Anggaran harus dibuat secara bersama-sama dan harus transparansi. Tujuan
utamanya adalah untuk meningkatkan kegiatan organisasi dengan jalan koordinasi
kegiatan, dan pengawasan biaya.
Dalam manajemen pengembangan industri kreatif ini pembuatan anggaran
berkaitan dengan penetapan jumlah anggaran yang dibutuhkan. Pada proses
pembuatan atau penetapan anggaran dilakukan pada saat sebelum
dilaksanakannya kegiatan sosialisasi pengembangan industri kreatif.
4.4.7.1 Penetapan Jumlah Anggaran yang dibutuhkan dalam Program
Pengembangan Industri Kreatif.
Dalam pembuatan anggaran ini ditentukan jumlah anggaran yang
dibutuhkan. Hal ini menjadi suatu hal yang penting dalam pelaksanaan kegiatan
dikarenakan anggaran dibutuhkan untuk tercapainya pelaksanaan yang baik.
Namun jumlah anggaran yang dibuat harus sesuai dengan kebutuhan yang
dibutuhkan.
“Anggaran untuk program pengembangan industri kreatif ini kita
mengeluarkan biaya sebesar Rp. 39.719.000,- atau sebesar 50.37% untuk
satu kelurahan dari anggaran awal Rp.78.828.000,-. Anggaran tersebut
ditetepakan oleh Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen
Pelaksanaan Anggaran (DPA).” (wawancara dengan informan 11-1 di
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang pukul 10.20, 19
Maret 2018).
144
Berdasarkan pernyataan informan I1-1 dapat diketahui bahwa Penetapan
Jumlah Anggaran yang dibutuhkan dalam Program Pengembangan Industri
Kreatif jumlahnya ditetapkan oleh Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan
Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA). Yaitu sebesar 50,37% untuk satu
kelurahan dari anggaran awal.
Adapun Pernyataan serupa diungkapkan oleh informan I2-1 di Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang dapat diketahui bahwa Penetapan
Jumlah Anggaran yang dibutuhkan dalam Program Pengembangan Industri
Kreatif adalah:
“Penetapan anggaran itu berdasarkan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA)
dan Dokumen Pelaksana Anggaran (DPA) yang diambil dari APBD Kota
Tangerang. Anggaran itu digunakan untuk satu tahun di dua kali kegiatan
pada dua kelurahan.” (wawancara dengan informan 12-1 di Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang pukul 01.00, 19 Maret
2018).
Berdasarkan pernyataan informan I2-1 dapat diketahui bahwa Penetapan
Jumlah Anggaran yang dibutuhkan dalam Program Pengembangan Industri
Kreatif adalah berdasarkan Penetapan anggaran itu berdasarkan Rencana Kerja
dan Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksana Anggaran (DPA) yang diambil
dari APBD Kota Tangerang. Anggaran tersebut digunakan untuk satu tahun di dua
kali kegiatan pada dua kelurahan.
Maka berdasarkan penyataan seluruh informan dapat diketahui bahwa
Penetapan Jumlah Anggaran yang dibutuhkan dalam Program Pengembangan
Industri Kreatif adalah berdasarkan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan
145
Dokumen Pelaksana Anggaran (DPA) yang diambil dari APBD Kota Tangerang.
Yang mana anggaran tersebut dipakai untuk dua kali kegiatan di dua kelurahan
dalam satu tahun.
Tabel 4.7
Ringkasan Hasil Penelitian
Teori Indikator Kesimpulan
Fungsi
Manajemen
menurut
Luther
Gullick
1 Perencanaan /
Planning
Pada segi perencanaan manajemen
pengembangan industri kreatif dapat dikatakan
sudah baik dalam poin pertama dan kedua
namun kurang baik dalam poin ketiga. Dimana
peneliti menemukan beberapa temuan lapangan
antara lain: Pertama, pada penetapan tujuan dari
program pengembangan industri kreatif adalah
tujuan dari pengembangan industri kreatif ini
mengacu pada Undang-Undang Nomor 3 Tahun
2014 tentang Perindustrian. Kedua, pada
penetapan strategi yang dilakukan Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang
dalam mencapai tujuan dari program
pengembangan industri kreatif adalah dengan
bersosialisasi serta memantapkan langkah awal
146
membuat penyusunan rencana kegiatan dan
anggaran yang berkaitan dengan program
pengembangan industri kreatif. Ketiga,
penetapan pihak lain yang terlibat dalam
program pengembangan industri kreatif adalah
dengan melibatkan pihak luar atau pihak ketiga
di luar dari Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Kota Tangerang. Namun dalam
hal ini masih kurang baik karena Disindag Kota
Tangerang hanya mengundang 1-2 orang dari
pihak lain dalam keikutsertaan pelaksanaan
kegiatan pengembangn industri kreatif. Selain
itu pihak lain yang diikut sertakan ialah
kelurahan yang mana pemilihan kelurahan yang
akan dijadikan tempat kegiatan merupakan
kelurahan yang telah memiliki pengelolaan
sampah yang sudah baik.
2 Pengorganisasian /
Organizing
Dalam proses ini dapat dikatakan sudah
terlaksana dengan baik. Hal ini dikarenakan
pada proses pembentukan tim pelaksana
program pengembangan industri kreatif dan
proses pembagian tugas antar anggota tim
pelaksana program pengembangan industri
147
kreatif berjalan dengan baik mereka
mendapatkan peran sesuai dengan keahliannya
sehingga mereka dapat menyelesaikan tupoksi
mereka masing-masing secara maksimal.
3 Penyusunan
Pegawai / Staffing
Dalam hal penyusunan pegawai yang dilakukan
sudah baik dan jelas dalam poin pertama namun
belum baik pada poin kedua. Hal ini dapat
dilihat dari: Pertama, Penetapan ketua
pelaksana (bertanggung jawab) dalam program
pengembangan industri kreatif sudah memiliki
ketua pelaksana (bertanggung jawab) pada
manajemen pengembangan industri kreatif yang
di tunjuk oleh Kepala Dinas. Penetapan ketua
pelaksanaan (bertanggung jawab) dalam
program pengembangan industri kreatif ini
ditentukan sesuai dengan pengalaman. Kedua,
Penetapan jumlah pegawai yang terlibat dalam
program pengembangan industri kreatif telah
diatur dalam surat tugas Keputusan Kepala
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota
Tangerang yang mana dalam surat keputusan
tersebut terdapat 11 orang sesuai dengan jumlah
pegawai di bidang perindustrian berjumlah 11
148
orang. Namun dalam pelaksanaan kegiatan
yang ikut serta hanya 3 anggota dari 11 anggota
yang terdapat dalam surat keputusan.
4 Pengarahan /
Directing
Secara keseluruhan dalam pengarahan atau
directing yang telah dilakukan sudah berjalan
dengan baik. Adanya pengarahan bagi seluruh
pegawai dalam pelaksanaan pengembangan
industri kreatif dari Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Kota Tangerang selalu
mengadakan rapat persiapan sebelum
pelaksanaan kegiatan dimulai, dalam rapat
tersebut dibahasnya alur kegiatan yang akan
dilakukan saat pelaksanaan kegiatan
pengembangan industri kreatif.
5 Pengkoordinasian /
Koordinating
Pada aspek pengkoordinasian dapat dikatakan
sudah berjalan dengan kurang baik. Pertama,
koordinasi antara Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Kota Tangerang dengan tenaga
ahli cukup baik, dimana tim pelaksanaan
program pengembangan industri kreatif mencari
dan mengajak pengerajin untuk ikut serta dalam
kegiatan tersebut. Kedua, koordinasi antara
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota
149
Tangerang dengan Pihak Kelurahan kurang
baik, karena tim program pengembangan
industri kreatif hanya memberikan sosialisasi
kepada pihak kelurahan saja tanpa memberikan
sosialisasi kepada masyarakat langsung.
6 Pelaporan /
Reporting
Dalam hal pelaporan sudah berjalan dengan
baik. Hal ini dapat dilihat dari Pembuatan
laporan akhir dalam pelaksanaan program
pengembangan industri kreatif yang dilakukan
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota
Tangerang adalah dengan pembuatan laporan
evaluasi untuk evaluasi program pengembangan
industri kreatif ke depannya.
7 Pembuatan
Anggaran /
Budgeting
Pada pembuatan anggaran dapat dikatakan telah
berjalan dengan baik karena dalam pembuatan
anggaran program pengembangan industri
kreatif dilakukan berdasarkan jumlah yang
dibutuhkan dengan kebutuhan pada kegiatan
dan sesuai yang ditetapkan dalam Dokumen
Pelaksanaan Anggaran (DPA) serta harus sesuai
dengan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA)
berdasarkan APBD Kota Tangerang.
150
Dimana setelah adanya program pengembangan industri kreatif melalui
pemanfaatan limbah rumah tangga di Kota Tangerang ini harapan bagi
Pemerintah Kota Tangerang dapat memberikan dampak yang positif bagi
peningkatan kemampuan Masyarakat dalam mengembangkan kreatifitasnya
dengan memanfaatkan limbah rumah tangga disekitarnya sehingga munculnya
kesadaran akan pentingnya pemahaman masyarakat dalam hal pemanfaatan
limbah serta pemahaman penanganan limbah. Berdasarkan hasil analisi data dan
informasi program Pengembangan Industri Kreatif dalam pemanfaatan limbah
rumah tangga yang ada di Kota Tangerang diperoleh kesimpulan bahwa kegiatan
program penegmbangan industri yang dilakukan Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Kota Tangerang dalam pelaksanan kegiatan berjalan dengan baik
pada setiap tahunnya, namun dalam beberapa indikator sesuai dengan teori yang
peneliti gunakan dalam kegiatan pengembangan industri kreatif ini masih
memiliki kekurangan. Kegiatan pengembangan industri kreatif ini tidak
mengembangkan industri kreatif melainkan mengajarkan masyarakat untuk
memiliki kreatifitas dengan memberi pelatihan untuk mendaur ulang limbah
rumah tangga didaerahnya.
151
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan temuan-temuan yang ditemukan
dilapangan maka dapat disimpulkan bahwa Manajemen di Dinas Perindustrian
dan Perdagangan Kota Tangerang dalam Menerapkan Program Pengembangan
Industri Kreatif melalui Pemanfaatan Limbah Rumah Tangga masih kurang baik.
Kurang baik tersebut terdapat dalam beberapa indikator seperti Perencanaan,
Penyusunan Pegawai, dan indikator Koordinasi.
Pada indikator perencanaan dalam poin penetapan pihak lain yang terlibat
pada DISINDAG mengundang 1 orang dari tenaga ahli dalam pelaksanaan
kegiatan program pengembangan industri kreatif, yang mana dalam kegiatan
tersebut dihadiri oleh banyak peserta yang kurang lebih terdapat 60 peserta
sehingga dalam pelaksanaan kegiatan kurang efektif dalam memberikan
pembelajaran/pelatihan untuk seluruh perserta yang hadir. Dalam penetapan pihak
lain yang terlibat pada indikator perencaraan lainnya adalah dalam menentukan
lokasi kegiatan. DISINDAG menentukan lokasi berdasarkan Kelurahan yang telah
memiliki sistem pengelolaan bank sampah yang sudah berjalan dengan baik.
Pada indikator penyusunan pegawai dalam keseluruhan dapat disimpulkan
kurang baik, karena dalam pelaksanaan kegiatan program pengembangan industri
kreatif anggota yang ikut serta dalam pelaksanaan kegiatan tersebut hanya dihadiri
152
oleh 3 orang anggota yang mana dalam penyusunan anggota terdapat 11 anggota
yang telah ditetapkan dalam surat keputusan.
Pada indikator Koordinasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota
Tangerang dalam program pengembangan industri kreatif ini masih ada
kekurangan yaitu dalam hal koordinasi antara Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Kota Tangerang dengan pihak kelurahan, karena panitia dalam
prorgram pengembangan industri kreatif dari Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Kota Tangerang berkoordinasi dengan kelurahan dengan cara
memberikan surat permohonan mengadakan kegiatan yang di kirimkan langsung
ke pada pihak kelurahan tanpa adanya interaksi langsung pada masyarakat
setempat sebelum pelaksanaan kegiatan.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah peneliti berikan di atas, maka peneliti
memberikan beberapa saran sebagai bahan masukan untuk instansi terkait adalah
sebagai berikut:
1. Pada indikator Perencanaan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota
Tangerang mengajak lebih dari dua orang tenaga ahli/pengerajin, karna
peserta yang megikuti kegiatan mencapai lebih dari 50 peserta agar
seluruh peserta dapat pelatihan dengan baik. Saran lainnya dalam
perencanaan pemilihan lokasi kegiatan, Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Kota Tangerang sebaiknya melihat ke Kelurahan yang
153
tertinggal, agar masyarakat disana dapat pelatihan untuk menciptakan
industri kreatif pada daerahnya yang tertinggal.
2. Pada indikator Penyusunan Pegawai, Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Kota Tangerang dalam bidang perindustrian sebaiknya segera menambah
jumlah pegawai yang benar-benar memiliki kompetensi yang sesuai dan
dibutuhkan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang.
3. Pada indikator Koordinasi, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota
Tangerang sebaiknya melakukan sosialisasi terlebih dahulu dengan
masyarakat setempat sembelum kegiatan prorgam ini dilaksanakan agar
masyarakat lebih mengetahui akan maksud dan tujuan dari program
pengembangan industri kreatif.
154
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Abdurahmat Fathoni, 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia, Bandung: Rinek
Cipta.
Athoillah, Anton. (2010). Dasar-dasar Manajemen. Bandung: C.V Pustaka Setia.
Bungin, M. Bungin. 2008. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana.
Gulick, L. H. 1965. Management is a Science (terjemahan). Academy of
Management.
Handoko, T. Hani. 2003. Manajemen. Yogyakarta: BPFE.
Hasibuan, Malayu. S.P. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT
Bumi Aksara.
Hasibuan, Malayu S.P. 2009. Manajemen: Dasar, Pengertian, dan Masalah.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
Harold Koontz, Cyril O’Donnel and Weihrich. 1994. Management, 7th Edition,
McGraw-Hill, Kogakusha Ltd.
Keban, Jeremias T. 2008. Enam Dimensi Strategis Administrasi Publik: Konsep
dan Teori dan Isu. Yogyakarta: Penerbit Gava Media.
Komariah, Aan & Satori, Djam’an. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif.
Bandung: ALFABETA, CV.
Moleong, Lexy J. 2013. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.
155
Prihantoro, Rudy. 2012. Konsep Pengendalian Mutu. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya Offset.
Reksohadiprodjo, Sukanto dan Indriyo Gitosudarmo. 1986. Manajemen Produksi.
Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.
Siagian, Sondang P. 2005. Fungsi-Fungsi Manajerial. Jakarta: Sinar Graffika
Offset.
Siagian, Sondang P. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi I, Cetakan
Ketiga Belas. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Siswanto. 2009. Pengantar Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitiaan Administrasi. Bandung: Alfabeta.
Sukarno K. 1968. Dasar-Dasar Manajemen, Jakarta: CV Telaga Bening.
Syamsi, Ibnu. (1994). Pokok-Pokok Organisasi dan Manajemen. Jakarta: Rineka
Cipta.
Terry, G.R, dan Leslie. 2007. Dasar-Dasar Manajemen (terjemahan). Jakarta: PT
Bumi Aksara.
Tjiptono, Fandy dan Anastasia Diana. 2001. Total Quality Managment.
Yogyakarta: Andi Offset.
Usman, Husaini. 2003. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara.
156
Dokumen
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 Tentang Perindustrian.
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 Tentang Perdagangan.
Undang-Undang No. 56 Tahun 2014 tentang Pedoman Penataan dan Pembinaan
Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern.
Sumber Lain
https://eprints.uns.ac.id// mengenai penelitian Skripsi mahasiswa dari Universitas
Sebelas Maret Surakarta, R. Wing Widjatmiko PJ tentang penelitiannya yang
berjudul Industri Kreatif Kaos Studi Deskriptif Kualitatif Proses Pengelolaan
Kreatif dan Hubungan Kerja dalam Industri Kreatif Kaos di Kabupaten
Sleman Yogyakarta.
http://repository.usu.ac.id// mengenai peelitian Skripsi mahasiswa Universitas
Sumatera Utara, Lia Rifany Sebayang tentang penelitiannya yang berjudul
Analisis Prospek Ekspor Industri Kreatif dalam Meningkatkan Perekonomian
Indonesia.
MATRIX HASIL WAWANCARA
1. Perencanaan
a. Penetapan tujuan dari program pengembangan industry kreatif
Q1 Apa tujuan dari dilaksanakannya program pengembangan industri kreatif
ini?
I1-1 Tujuan kegiatan ini adalah tersusunnya strategis kebijakan pengembangan
sektor-sektor Industri Kreatif secara konmprehentif pada Industri Kreatif
yang ada di Kota Tangerang serta dalam mendukung perencanaan
pembangunan ekonomi Kota Tangerang guna terarahnya perkembangan
industri Kreatif yang sesuai dengan Rencana Program Walikota sekarang
atau yang akan datang dan tentunya kegiatan ini berjalan secara
berkelanjutan sesuai dengan rencana Program Pemerintah yang mengacu
pada undang-undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian.
Program ini bertujuan untuk mengembangkan dan menggali kreatifitas
para masyarakat, yang nantinya berguna untuk penyumbang pemasukan
bagi masyarakat itu sendiri, kita tujuannya ada 4 ya, pertama itu
memberikan kontribusi ekonomi yang signifikan, artinya program
pengembangan industri kreatif ini berkontibusi untuk sebuha kemajuan
dan perkembangan dimana bidang ekonomi bisa memberikan tambahan
pemasukan bagi negara. Kedua yaitu menciptakan iklim bisnis yang
kondusif dan positif. Artinya, memberikan dan menciptakan iklim bisnis
yang dimana semua pihak bersaing dengan sehat yakni dengan
mengembangkan bisnisnya dengan sentuhan kreativitas dan memanfaatkan
limbah rumah tangga. Yang ketiga yaitu menciptakan masyarakat yang
kreatif dan inovatif, artinya menciptakan dan membentuk mental kreatif
dan inovatif pada diri masyarakat. Yang keempat yaitu, mengurangi
tingkat kemiskinan dan jumlah pengangguran, artinya program ini bisa
membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat dengan memberikan bekal
kreativitas agar dapat mengolah limbah rumah tangga menjadi sesuatu
yang dapat bernilai.
I2-1 Tujuannya untuk memberikan kesempatan kepada IKM dan masyarakat
untuk mengembangkan kreativitasnya dalam pemanfaatan limbah rumah
tangga, sehingga dapat meningkatkan keterampilan yang inovatif, juga
sebagai implementasi kebijakan pemerintah yang telah di programkan
guna lebih meningkatkan peran IKM dan masyarakat dalam membangun
perekonomian di Kota Tangerang. Kita juga bertujuan untuk mencapai
industri kreatif yang berkualitas, seperti adanya peningkatan pengetahuan
kepada IKM dan masyarakat, peningkatan pendapatan ekonomi keluarga,
menambah inovasi baru dibidang industri kreatif, dan pemanfaatan limbah
menjadi sumber nafkah yang memiliki nilai jual yang baik.
I2-2 Program ini tujuannya untuk membuat suatu produk yang bisa dijual
dengan memanfaatkan limbah rumah tangga yang tak terpakai, agar
nantinya produk tersebut bisa dijual dan menambah pemasukan, serta
untuk membuka lapangan pekerjaan dan mengurangi pengangguran
I3-1 Menurut saya program ini memiliki tujuan yang sangat bagus untuk
masyarakat. Masyarakat dibekali ilmu lalu diberikan pelatihan sehingga
masyarakat kita jadi lebih kreatif, kita ajarkan juga memilah limbah yang
masih bisa berguna sehingga masyarakat lebih bisa memanfaatkan limbah
yang ada dengan cara mendaur ulang limbah tersebut menjadi sesuatu
yang berguna. Dari situ kan masyarakat bisa berkembang untuk
menciptakan kreasi yang lebih berinovasi lagi. Banyak keuntungannya
juga, masyarakat jadi dapat penghasilan lebih juga masyarakat bisa
menangani masalah limbah yang ada dilingkungannya sendiri.
I4-1 Menurut saya program ini berguna banget buat kita, kita jadi lebih tau
ternyata limbah rumah tangga kayak gini bisa dijadiin Sesuatu yang
berguna, menambah ilmu kita juga lah mba jadi kita bisa berkeasi
I5-1 Tujuannya pasti untuk membantu masyarakat jadi lebih kreatif, jadi lebih
bisa memanfatkan limbah yang gak terpakai, bagus banget sih mba
program ini menurut saya.”
b. Penetapan Strategi dalam mencapai tujuan dari program pengembangan
industri kreatif.
Q2 Bagaimana penetapan strategi dalam mencapai tujuan dari program
pengembangan industry kreatif ini?
I1-1 Strategi dalam mencapai tujuan dari program pengembangan industri
kreatif dilakukan dengan bersosialisasi serta memantapkan langkah awal
dengan penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggaran yang berkaitan
dengan program pengembangan industri kreatif dimana kegiatan ini telah
dimulai pada tahun 2016. Strategi lainnya kita juga memilih kelurahan
yang limbahnya sudah mimeliki pengelolaan yang baik.
I2-2 Strategi dalam mencapai tujuan dari program pengembangan industri
kreatif adalah melakukan sosialisasi kepada masyarakat setempat untuk
memahami maksut dari adanya kegiatan program pengembangan industri
kreatif ini melalui kelurahan..
I2-1 Kita menetapkan strategi dilihat dan disesuaikan dengan limbah apa yang
paling banyak di kelurahan tersebut. Contoh limbah yang banyak itu
sampah plastik dan kertas. Biasanya limbah bahan plastik bekas makanan
atau minuman instan itu kita buat tas atau dompet kecil. Lalu kita juga
melatih sumber daya manusia alias masyarakatnya agar bisa
memanfaatkan limbah rumah tangga itu jadi sesuatu yang berguna.
I2-2 Strategi dalam mencapai tujuan dari program pengembangan industri
kreatif adalah dengan cara kita memberikan souvenir kepada peserta yang
mengikuti kegiatan program industri kreatif ini.
c. Penetapan Pihak lain yang terlibat dalam Program Pengembangan Industri
Kreatif
Q3 Penetapan Pihak lain yang terlibat dalam Program Pengembangan Industri
Kreatif ini?
I1-1 Tentu dari kegiatan pengembangan industri kreatif ini kami melibatkan
pihak lain yaitu diantaranya adalah komunitas pengerajin, atau pelatih
yang nantinya akan membantu kita dalam kegiatan program industri
kreatif tersebut. Dan pihak lainnya juga ada dari kelurahan yang nantinya
akan mengajak masyarakat dalam kegiatan ini
I2-1 Biasanya dalam kegiatan industri kreatif ini kami bekerjasama pengerajin
sebagai pengajar/pelatih yang memberikan contoh dalam proses
pembuatan kerajinan tersebut. Pengerajin ini lah yang memberikan
arahan kepada masyarakat bagaimana membuat sebuah kerajinan.
I2-2 Kita ada pihak lain selain dari dalam disindag sendiri, biasanya kita
mengajak komunitas pengerajin untuk ikut serta dalam kegiatan ini. Jadi
yang melatih masyarakat itu dari pihak pengerajin bukan kita yang
mengarjak. Pihak lainnya juga ada dari kelurahan, kita bekerjasama
dengan kelurahan juga pastinya. Peserta yang hadir ini kelurahan yang
menghimbau mereka untuk hadir
2. PENGORGANISASIAN
a. Pembentukan tim pelaksana dalam program pengembangan industry kreatif
Q3 Bagaimana Pembentukan tim pelaksana dalam program pengembangan
industry kreatif ini?
I1-1 Pembentukan tim pelaksanaan kegiatan ini dibentuk oleh Kepala Dinas
berdasarkan Surat Keputusan Kepala Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Kota Tangerang. Saya disini berkedudukan sebagai
penanggung jawab dari program gugus kendali mutu yang
diselenggarakan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota
Tangerang
I2-1 Pembentukan tim pelaksanaan kegiatan ini dibentuk oleh Kepala Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang berdasarkan Surat
Keputusan Kepala Dinas. Dari surat keputusan tersebut ada 11 orang
yang ditunjuk dalam program pengembangan indurtri kreatif ini, saya
salah satunya yang ikut dalam kegiatan program ini.
I2-2 Kita ada pihak lain selain dari dalam disindag sendiri, biasanya kita
mengajak komunitas pengerajin untuk ikut serta dalam kegiatan ini. Jadi
yang melatih masyarakat itu dari pihak pengerajin bukan kita yang
mengarjak. Pihak lainnya juga ada dari kelurahan, kita bekerjasama
dengan kelurahan juga pastinya. Peserta yang hadir ini kelurahan yang
menghimbau mereka untuk hadir
b. Penetapan pembagian tugas dalam program pengembangan industry kreatif.
Q3 Bagaimana pembagian tugas dalam program pengembangan industry
kreatif ini?
I1-1 Kita menetapkan anggota tim pelaksana kegiantan pengembangan industri
kreatif itu berdasarkan tugas dan fungsi masing-masing sub bagian ya,
jadi misalkan jabatan dalam tim nya itu sekretaris dia biasanya memang
sudah biasa menangani tugas-tugas sebagai sekertaris. Penentuan
penetapan pembagian tugas ini juga biasanya atas rekomendasi dari
panitia-panitia dalam rapat lalu tetap yang memutuskan ialah kepala
dinas.
I2-1 Penetapan anggota tim pelaksana itu berdasarkan rapat, jadi nanti
sebelum program itu berjalan kan kita ada perencanaan dulu nih, kita
disana rapat untuk menunjuk anggota tim mana saja yang memungkinkan
memiliki kemampuan untuk menjalankan program tersebut
I2-2 Kita sih pembagian tim nya udah diatur sama kepala dinas yang telah
ditetapkan saat rapat, kita tinggal terima tugas yang diberikan, lalu
menjalankan tugas sesuai dengan perintah atasan.
3. PENYUSUNAN PERSONALIA (STAFFING)
a. Penetapan ketua pelaksana (bertanggung jawab) dalam program
pengembangan industry kreatif.
Q4 Bagaimana penetapan ketua pelaksana dalam program pengembangan
industry kreatif ini?
I1-1 Pada tahun 2016 sampai tahun 2017 penanggungjawab dalam kegiatan
Pengembangan industri kreatif ini adalah Bapak yudo tapi ditahun 2018
digantikan oleh saya. Dimana pemilihannya berdasarkan pada hasil rapat
bersama seluruh tim dari program industri kreatif dan juga sesuai
pengalaman dalam kegiatan ini.
I2-1 Ketua pelaksana (yang bertanggung jawab) dalam kegiatan
pengembangan industri kreatif adalah berdasarkan hasil rapat yang
dilaksanaakan bersama seluruh panitia dalam tim kegiatan industri
kreatif, dan pada tahun 2016 dalam kegiatan penegmbangan industri
kreatif oleh Bapak Saya sediri tetapi pada tahun 2018 ini Ibu wahyu yang
menggantikannya
I2-2 Ketua pelaksana itu udah ditentuin sama kepala bidang, kita dapat
perintah dan diinstruksikan untuk menjadi ketua pelaksana yang biasanya
di pilih karna berpengalaman dalam kegiatan ini
b. Penetapan jumlah pegawai yang terlibat dalam program pengembangan
industri kreatif
Q5 Bagaimana penetapan jumlah pegawai yang terlibat dalam program
pengembangan industry kreatif ini?
I1-1 Jumlah pegawai yang terlibat dalam program penegmbangan industri
kreatif adalah berdasarkan surat tugas keputusan Kepala Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang tentang pembentukan
panitia kegiatan di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota
Tangerang yang terdiri dari 11 orang dalam satu tim ini
I2-1 Pegawai yang terlibat dalam program ini ada 11, itu termasuk ketua dan
wakil ketua, untuk jumlah yang ditentukan itu berdasarkan surat tugas
keputusan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang.
I2-2 Kalau penetapan jumlah pegawai yang ditetapkan sih kita dapet perintah
dari ketua tim pelaksana yaitu dari kepala dinas langsung sih mba, berapa
pegawai yang akan diikutsertakan itu semua diatur dalam surat tugas
keputusan Kepala Dinas. Biasanya sih tiap kegiatan seluruh pegawai di
bidang industri ikut serta.
4. PENGARAHAN
a. Adanya pengarahan bagi seluruh pegawai dalam pelaksanaan program
pengembangan industri kreatif
Q6 Bagaimana pengarahan untuk seluruh pegawai dalam pelaksanaan program
pengembangan industry kreatif ini?
I1-1 Pasti ada pengarahan dong, sebelum program itu berjalan kita
sosialisasikan dulu sama tim pelaksana apa saja yang akan dilakukan, dan
membuat rencana-rencana atau strategi apa yang akan dilakukan.
Pengarahan itu biasanya kita ada rapat bersama seluruh anggota tim
pelaksana kegiatan program pengembangan industri kreatif ini.
I2-1 Ya kita melakukan pengarahan, kita sudah menentukan alur kegiatan
program apa yang akan dijalankan, kita sosialisasikan itu kepada pegawai
tim pelaksana. Melatih mereka agar bisa menjalankan tugas dan fungsinya
dengan baik.
I2-2 Iya kita dapet pengarahan sebelum program itu dimulai, biasanya saat
rapat dibicarakan alur kegiatan yang akan dilakukan, jadi saat program
itu mulai kita sudah paham dengan tugas dan fungsi kita masing-masing di
program ini.
5. PENGKOORDINASIAN
a. Adanya koordinasi antara Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota
Tangerang dengan Tenaga Ahli
Q7 Bagaimana koordinasi yang berjalan antara Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Kota Tangerang dengan Tenaga Ahli?
I1-1 Ya pasti kita koordinasi dulu dengan pihak terkait. Seperti contohnya
dalam program ini kan tentang pengembangan industri kreatif melalui
pemanfaatan limbah rumah tangga ya, nah kita cari tenaga
ahli/pengerajin yang memang berkecimpung didunia kreatifitas
pemanfaatan limbah untuk kita ajak kerjasama dan memberikan pelatihan
kepada IKM dan masyarakat bagaimana sih cara memanfaatkan limbah
rumah tangga agar menjadi suatu produk yang bernilai jual.
I2-1 Iya ada koordinasi, kita bekerja sama dengan tenaga ahli untuk dapat
memberikan pelatihan kepada peserta kegiatan. Koordinasi yang berjalan
selama ini sudah cukup baik. Biasanya kita temukan tenaga ahli ini dari
komunitas pengerajin Kota Tangerang.
I2-2 Kita ada koordinasinya sama tenaga ahli atau pengrajin biasanya anggota
tim kita menemui komunitas pengerajin Kota Tangerang untuk ikut serta
dalam kegiatan ini. Selama ini koordinasi sudah berjalan dengan baik
I3-1 Ya saya diajak kerjasama oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Kota Tangerang untuk dapat memberikan pelatihan terkait bagaimana
caranya bisa memanfaatkan limbah menjadi suatu produk yang dapat
memiliki nilai jual. Saya biasanya memberikan pelatihan cara membuat
tas dari bahan plastik, membuat dompet, dan produk-produk lainnya yang
dapat kita hasilkan dari timbunan limbah rumah tangga. Koordinasi yang
berjalan selama ini sudah cukup baik.
b. Adanya koordinasi dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota
Tangerang dengan Kelurahan Cibodas
Q8 Bagaimana koordinasi antara Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota
Tangerang dengan Kelurahan Cibodas?
I1-1 Pasti kita ada koordinasi. Kita tim pelaksana datang ke kelurahan
memberikan surat pemohonan bantuan untuk melaksanakan kegiatan di
kelurahan tersebut serta melakukan sosialisasi ke kelurahan tentang
program apa yang akan kita lakukan di kelurahan tersebut, nanti bagian
pegawai di kelurahan itu yang mengkoordinasikan kepada masyarakat
yang ada di kelurahan tersebut. setelah dapat konfirmasi dari kelurahan
baru deh kita laksanakan program tersebut. selama ini koordinasinya
sudah berjalan dengan baik, kelurahan sangat antuasias dalam
menyambut program kami karena program itu akan sangat bermanfaat
bagi masyarakat. Selain menambah kreatifitas juga pasti akan menambah
pemasukan bagi masyarakat disana.
I2-1 Iya kita koordinasi dulu pastinya, engga mungkin kalau kita ngga
koordinasi dulu dengan kelurahan. Tidak mungkin kan kita tiba-tiba
langsung melaksanakan program tanpa koordinasi, pasti rencana kegiatan
yang udah dibuat ngga akan jalan. Kita koordinasi dengan pegawai
kelurahan tentang program kita, kita lihat bagaimana sih antusisme
masyarakat dalam menyambut program ini. Mensosialisasikan kegiatan
apa aja yang akan kita lakukan di program pengembangan industri kreatif
dalam pemanfaatan limbah rumah tangga ini. Kalau koordinasi sudah
berjalan dengan baik kita langsung menjalankan program ini.
I2-2 Iya kita pasti lakukan koordinasi dulu. Kita tim pelaksana ini ke kelurahan,
kita menjelaskan program apa yang akan kita lakukan, melakukan
sosialisasi ke kelurahan, kerjasama dengan pegawai sana, mencari tenaga
ahli. Itu semua kita lakukan demi berjalannya program pengembangan
industri kreatif ini.
I4-1 Iya saya sebagai peserta dapet kabar soal program ini dari rt, mereka
dapet dari kelurahan katanya sih akan ada program pengembangan
industri kreatif melalui limbah rumah tangga. Saya antusias sih soalnya
kegiatan ini pasti berguna banget buat masyarakat sini. Kita jadi lebih
kreatif dan produktif.
I4-2 Saya dipanggil sama orang kelurahan untuk mengajak masyarakat yang
lainnya untuk ikut acara kegiatan yang dilakukan di kelurahan, lalu saya
infokan kepada warga dan alhamdulilah neng banyak yang mau dateng ke
kegiatan ini.
c. Adanya Koordinasi antara Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota
Tangerang dengan Kelurahan Uwung Jaya
Q9 Bagaimana koordinasi antara Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota
Tangerang dengan Kelurahan Uwung Jaya?
I1-1 Di Kelurahan Uwung Jaya juga sama ya, kita koordinasi dulu pastinya ke
kelurahan. Menjelaskan program apa yang akan kita kerjakan di
kelurahan tersebut. Kelurahan Uwung Jaya juga sudah berkoordinasi
dengan baik dengan kami.
I2-1 Iya ada. Sama kaya Kelurahan Cibodas. Koordinasi dulu sama pihak sana.
Alhamdulilahnya kelurahan mereka sangat antusias dalam menyambut
program ini.
I5-1 Iya kita dapet kabar dari kelurahan tentang program apa yang akan
dilakukan dikelurahan kita, saya sebagai peserta sih seneng-seneng aja ya
mba akan adanya program ini, karena untuk mengisi waktu luang dan
menambah kreatifitas aja. Hasil produknya juga bisa dijual, lumayan kan
untuk menambah pemasukan kita
6. PELAPORAN (REPORTING)
a. Pembuatan laporan akhir dalam pelaksanaan program pengembangan
industri
Q10 Bagaimana pembuatan lapora akhir dalam pelaksanaan program
pengembangan industry kreatif ini?
I1-1 Pembuatan laporan akhir dalam pelaksanaan program pengembangan
industri kreatif adalah dengan dibuatkan laporan evaluasi dan pelaporan
kegiatan sosialisasi pengembangan industri kreatif mulai dari surat
penanggung jawaban, surat permohonan bantuan tenaga ahli, surat
permohonan ijin ruangan, surat undangan peserta dan biodata peserta.
Lalu dilakukannya rapat evaluasi dan ada notulennya.”
7. PEMBUATAN ANGGARAN (BUDGETING)
a. Penetapan jumlah anggaran yang dibutuhkan dalam program
pengembangan industry kreatif.
Q11 Bagaimana penetapan jumlah anggaran yang dibutuhkan dalam program
pengembangan industry kreatif ini?
I1-1 Anggaran untuk program pengembangan industri kreatif ini kita
mengeluarkan biaya sebesar Rp. 39.719.000,- atau sebesar 50.37% untuk
satu kelurahan dari anggaran awal Rp.78.828.000,-. Anggaran tersebut
ditetepakan oleh Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen
Pelaksanaan Anggaran (DPA).
I2-1 Penetapan anggaran itu berdasarkan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA)
dan Dokumen Pelaksana Anggaran (DPA) yang diambil dari APBD Kota
Tangerang. Anggaran itu digunakan untuk satu tahun di dua kali kegiatan
pada dua kelurahan
DOKUMENTASI
Ibu Wahyu Sri Lestari, A.Md
Sebagai Penangungjawab Tim Program Pengembangan
Industri Kreatif
Bapak Yudo Yunuariadi, S.IP
Sebagai Sekretariat Tim Program Pengembangan Industri Kreatif
Ibu Etin Ma’rifah, A.Md
Sebagai Pegawai Perindustrian
Foto Kegiatan di Kelurahan Cibodas
Foto kegiatan di Kelurahan Uwung Jaya
Foto contoh hasil Kegiatan Industri
Kreatif
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Sinta Rahmayanti
Tempat Tanggal Lahir: Tangerang, 24 Oktober 1994
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Kavling Pemda V Nomor 141, Panunggangan Barat,
Cibodas – Kota Tangerang
E-mail : [email protected]
Latar Belakang Pendidikan:
1. SD Negeri Panunggangan 2
2. SMP Negeri 13 Kota Tangerang
3. SMA Negeri 14 Kota Tangerang
4. S1 Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa