SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5620/1/194281011201109481.pdf · 36 siswa dengan...

87
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) BERBANTUAN ANIMASI FLASH UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA SKRIPSI Oleh : Nur Kholis Novianto K.2307043 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Transcript of SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5620/1/194281011201109481.pdf · 36 siswa dengan...

Page 1: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5620/1/194281011201109481.pdf · 36 siswa dengan penelitian dikhususkan pada materi Gerak. Data ... HALAMAN JUDUL ... Media Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT

TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) BERBANTUAN ANIMASI

FLASH UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN

KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA

SKRIPSI

Oleh :

Nur Kholis Novianto

K.2307043

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5620/1/194281011201109481.pdf · 36 siswa dengan penelitian dikhususkan pada materi Gerak. Data ... HALAMAN JUDUL ... Media Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT

TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) BERBANTUAN ANIMASI

FLASH UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN

KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA

Oleh :

Nur Kholis Novianto

K.2307043

Skripsi

Ditulis Dan Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Guna

Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Fisika

Jurusan Pendidikan Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 3: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5620/1/194281011201109481.pdf · 36 siswa dengan penelitian dikhususkan pada materi Gerak. Data ... HALAMAN JUDUL ... Media Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji di

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Univesitas Sebelas Maret Surakarta.

Pada hari : Kamis

Tanggal : 21 Juli 2011

Persetujuan Pembimbing

Page 4: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5620/1/194281011201109481.pdf · 36 siswa dengan penelitian dikhususkan pada materi Gerak. Data ... HALAMAN JUDUL ... Media Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi sebagian dari persyaratan guna mendapatkan gelar Sarjana

Pendidikan.

Pada hari : Kamis

Tanggal : 21 Juli 2011

Page 5: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5620/1/194281011201109481.pdf · 36 siswa dengan penelitian dikhususkan pada materi Gerak. Data ... HALAMAN JUDUL ... Media Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

ABSTRAK

Nur Kholis N. K2307043. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS

(STAD) BERBANTUAAN ANIMASI FLASH UNTUK MENINGKATKAN

AKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA. Skripsi,

Surakarta : Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret

Surakarta, Juli 2011.

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah meningkatnya

aktivitas belajar dan kemampuan kognitif siswa kelas VII.B SMP Negeri 10

Surakarta tahun ajaran 2010/2011 dengan model pembelajaran kooperatif tipe

Student Team Achievement Divisions (STAD) berbantuan animasi flash pada

materi Gerak.

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action

Research) dengan model Kurt Lewin dan model Kolaboratif yang dilaksanakan

dalam tiga siklus. Setiap siklus diawali tahap persiapan kemudian dilanjutkan

tahap pelaksanaan, tahap pengamatan dan tahap refleksi. Subyek penelitian adalah

siswa kelas VII.B SMP Negeri 10 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011 sebanyak

36 siswa dengan penelitian dikhususkan pada materi Gerak. Data diperoleh

melalui pengamatan, wawancara dan diskusi dengan guru, observer dan siswa,

pre-test & post-test, catatan observer, kamera & handycam dan kajian dokumen.

Data-data dari hasil penelitian diolah dan dianalisis secara kualitatif yang

dilakukan dalam tiga komponen yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan

kesimpulan.

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD)

berbantuan animasi flash dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dan

kemampuan kognitif siswa pada materi Gerak kelas VII.B SMP Negeri 10

Surakarta tahun pelajaran 2010/2011. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengamatan

aktivitas belajar pada tiap siklus. Dari indikator aktivitas yang ditentukan terjadi

peningkatan aktivitas belajar positif tiap siklus, dari 72,43% di siklus I menjadi

84,23% di siklus II dan 89,75% di siklus III. Sedangkan aktivitas belajar

negatifnya semakin berkurang dalam tiap siklus, yaitu 27,57% di siklus I menjadi

Page 6: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5620/1/194281011201109481.pdf · 36 siswa dengan penelitian dikhususkan pada materi Gerak. Data ... HALAMAN JUDUL ... Media Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

15,77% di siklus II dan 10,25% di siklus III. Kemampuan kognitif siswa juga

meningkat dalam setiap siklus dengan peningkatan nilai rata-rata pre-test ke post-

test, yakni 58,82 menjadi 88,68 dengan rata-rata gain ternormalisasi 0,73 pada

siklus I, 49,00 menjadi 88,68 dengan rata-rata gain ternormalisasi 0,78 pada

siklus II dan 50,43 menjadi 77,86 dengan rata-rata gain ternormalisasi 0,55 pada

siklus III.

Kata Kunci : pembelajaran kooperatif, STAD, flash, aktivitas belajar, kemampuan

kognitif

Page 7: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5620/1/194281011201109481.pdf · 36 siswa dengan penelitian dikhususkan pada materi Gerak. Data ... HALAMAN JUDUL ... Media Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

ABSTRACT

Nur Kholis N. K2307043. THE APPLICATION OF COOPERATIVE

LEARNING MODEL STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION

(STAD) TYPE ASSISTED BY FLASH ANIMATION TO IMPROVE THE

STUDENT LEARNING ACTIVITIES AND COGNITIVE ASPECT. Thesis.

Surakarta : Teacher Training and Education Faculty , Sebelas Maret University,

july 2011.

The aims of this research to improve the students learning activity and

cognitive aspect by using cooperatif learning model Student Team Achievement

Divisions (STAD) type assisted by flash animation media in VIIB class of SMP

10 Surakarta at academic year 2010/ 2011 on subject matter “Motion”.

This research is a classroom action research with kurt lewin and

collaborative model that was held in three cycles. The cycles were started by

preparation phase then were continued by implementation phase, observation

phase and reflection phase.. The research subject is the student of VII.B of smp

10 surakarta at academic year of 2010/2011, which is consist of 36 studentsand

the research was specialized on motion chapter. The data was collected through

observation, interview and discusion with the teacher, observer and the student,

the result of pretest and post-test, observer notes, documentation using camera and

handycam and referrence document. The datas of research result were processed

and analized qualitatively into three component,they were reduction data,

reserving data and making conclution.

Based on result of research, it can be concluded that The application

using cooperatif learning model Student Team Achievement Divisions (STAD)

type assisted by flash animation media can improve the student learning activities

on subject matter Motion at VIIB class of SMP 10 Surakarta of academic year

2010/2011. It can be seen from the observation result of learning activities each

cycle. Based on the indicators of activities which have been determined,its

occured incresing of positif learning activities each cycle, from 72.43% in cycle I

become 84.23% in cycle II and 89.75% in cycle III. While the negatif learning

activities more decrese in each cycle, they are 27.57% in cycle I become 15,77%

in cycle II and 10.25% in cycle III. Student’s cognitif aspect also increase each

cycle with the incresing average point of pre-test to post-test is 58.82 become

Page 8: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5620/1/194281011201109481.pdf · 36 siswa dengan penelitian dikhususkan pada materi Gerak. Data ... HALAMAN JUDUL ... Media Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

88.68 in cycle I with 0.73 of normalized gain, 49.00 become 88.68 with 0.78 of

normalized gain in cycle II, and 50.43 become 77.86 with 0.55 of normalized gain

in cycle III.

Keyword : Cooperatif learning, STAD, Flash Animation, Learning activities,

kognitif aspect.

Page 9: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5620/1/194281011201109481.pdf · 36 siswa dengan penelitian dikhususkan pada materi Gerak. Data ... HALAMAN JUDUL ... Media Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

MOTTO

“Khoirunnas ,anfa’uhu linnas”, Sebaik-baik manusia adalah manusia yang

berguna bagi orang lain. (HR Bukhari Muslim)

“Aku adalah pribadi yang BEDA, karena BEDA itu hanya mempunyai dua

kemungkinan (The Best & The Worst). Dan kalaupun saat ini aku menjadi pribadi

yang terjelek, setidaknya dalam setiap langkahku adalah langkah menuju yang

terbaik”. ( Penulis)

“ Menjadi Ahli Ilmu itu lebih mulia daripada Ahli Harta, maka tuntutlah ilmu, gali

sedalam-dalamnya dan gunakan untuk kemaslahatan orang banyak. Semakin

diamalkan, insyaalloh semakin banyak pahala yang terkumpul, amiiin”. (Penulis)

”Suatu saat nanti kita pasti MENYESAL, bukan atas seberapa banyaknya

kesalahan yang kita perbuat, tetapi karena kita TIDAK BERBUAT APA-APA ”.

Jadilah orang yang bermanfaat bagi orang lain, buatlah karya yang besar dan

berikan yang terbaik yang kita miliki. (Penulis)

Page 10: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5620/1/194281011201109481.pdf · 36 siswa dengan penelitian dikhususkan pada materi Gerak. Data ... HALAMAN JUDUL ... Media Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

PERSEMBAHAN

Makalah Skripsi ini dipersembahkan kepada :

Orangtua ku, Ibu Siti Waidah, S.Pd.SD dan

Bapak Panut, S.Pd.SD yang telah memberikan

kasih sayang, doa restu dan nasehat yang belum

bisa terbalas.

Page 11: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5620/1/194281011201109481.pdf · 36 siswa dengan penelitian dikhususkan pada materi Gerak. Data ... HALAMAN JUDUL ... Media Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT yang telah memberikan

rahmat dan hidayah-Nya, sehingga Skripsi ini dapat diselesaikan untuk memenuhi

sebagian dari persyaratan guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam penulisan Skripsi

ini. Namun, berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan tersebut dapat

dapat teratasi. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada yang

terhormat :

1. Bapak Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. Selaku Dekan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang

telah memberikan ijin penelitian.

2. Bapak Sukarmin, S.Pd.,M.Si.,Ph.D. Selaku Ketua Jurusan P.MIPA Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang

telah menyetujui permohonan penyusunan Skripsi ini.

3. Bapak Drs. Supurwoko, M.Si. Selaku Ketua Program Fisika Jurusan P. MIPA

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Bapak Drs. Edy Wiyono, M.Pd. Selaku Dosen Pembimbing I Program Fisika

Jurusan P. MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

5. Ibu Elvin Yusliana Ekawati, S.Pd.,M.Pd. Selaku Dosen Pembimbing II yang

telah memberikan bimbingan dalam penyusunan Skripsi ini.

6. Bapak Haryanto, S.Pd. Selaku Kepala SMP Negeri 10 Surakarta yang telah

memberikan izin untuk mengadakan penelitian.

7. Ibu Endang Purwaningsih,S.Pd. Selaku guru mata pelajaran Fisika SMP Negeri

10 Surakarta yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan selama penulis

melakukan penelitian.

8. Siswa-siswi kelas VII.B SMP Negeri 10 Surakarta. Terima kasih atas bantuan

dan kerjasamanya, salam kompak selalu.

9. Ibu dan Bapak yang telah memberikan do’a restu dan dorongan sehingga

penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini.

Page 12: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5620/1/194281011201109481.pdf · 36 siswa dengan penelitian dikhususkan pada materi Gerak. Data ... HALAMAN JUDUL ... Media Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

10. Adik-adikku (Nisa dan Farhan) yang memberi warna di sela-sela waktu

luangku.

11. Saudari Atna Fresh Violina Marrysca, terimakasih atas segala doa, kesabaran dan

semangat yang telah diberikan.

12. Mbak Nufy dan mbak Ana yang telah banyak memberi saran dalam proses

penelitian ini

13. Sahabat-sahabatku Fisika 2007 untuk segala dukungan, persahabatan, dan

bantuannya.

14. Keluarga besar Pendidikan Fisika FKIP UNS, semoga dapat mencetak generasi

pendidik yang dapat bermanfaat bagi agama, nusa dan bangsa.

15. Keluarga besar Karang Taruna, Ikatan Pemuda-pemudi Karangturi (IKPK) yang

memberi banyak motivasi untuk berkembang.

16. Teman-teman dari Teacher Training Programs of PASIAD, terimakasih atas

segala ilmu dan semangat yang sudah diberikan.

17. Teman-teman kost An-Nur putra yang selalu memberi warna tersendiri untuk

segala dukungan dan kekeluargaannya.

18. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini.

Semoga amal baik semua pihak tersebut mendapatkan imbalan dari Allah SWT.

Penulis menyadari sepenuhnya skripsi yang telah dikerjakan ini masih

jauh dari kesempurnaan. Penulis berharap semoga karya ini bermanfaat bagi

perkembangan ilmu pengetahuan.

Surakarta, Juli 2011

Penulis

Page 13: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5620/1/194281011201109481.pdf · 36 siswa dengan penelitian dikhususkan pada materi Gerak. Data ... HALAMAN JUDUL ... Media Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN PENGAJUAN ........................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ....................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iv

HALAMAN ABSTRAK ................................................................................ v

HALAMAN ABSTRACT ............................................................................. vii

HALAMAN MOTTO .................................................................................... ix

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... x

KATA PENGANTAR ................................................................................... xi

DAFTAR ISI .................................................................................................. xiii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xvi

DAFTAR GAMBAR …………………………………………………… .... xvii

DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………… . xviii

BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah.................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah .......................................................................... 3

C. Pembatasan Masalah ......................................................................... 3

D. Perumusan Masalah .......................................................................... 5

E. Tujuan Penelitian .............................................................................. 5

F. Manfaat Penelitian ............................................................................ 6

BAB II. LANDASAN TEORI ....................................................................... 7

A. Tinjauan Pustaka ............................................................................... 7

1. Hakikat Belajar dan Pembelajaran .............................................. 7

2. Pembelajaran Kooperatif............................................................. 8

a. Tipologi Pembelajaran Kooperatif ........................................ 9

b. Tujuan Pembelajaran Kooperatif .......................................... 10

c. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif.......................... 12

3. Metode Pembelajaran Student Teams Achievement

Divisions (STAD) ....................................................................... 13

4. Media Pembelajaran .................................................................... 17

Page 14: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5620/1/194281011201109481.pdf · 36 siswa dengan penelitian dikhususkan pada materi Gerak. Data ... HALAMAN JUDUL ... Media Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

a. Media Pembelajaran Berbasis Komputer .............................. 19

b. Media Pembelajaran Berbasis Penggunaan Animasi

Macromedia Flash ................................................................ 20

c. Karakteristik Pembelajaran Fisika Menggunakan

Animasi Flash ...................................................................... 21

5. Aktivitas Belajar ………………………………………. ........... 22

6. Kemampuan Kognitif .................................................................. 23

7. Penelitian Tindakan Kelas .......................................................... 24

B. Penelitian Relevan ............................................................................ 28

C. Kerangka Pemikiran .......................................................................... 29

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ..................................................... 31

A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................... 31

1. Tempat Penelitian ....................................................................... 31

2. Waktu Penelitian ......................................................................... 31

B. Subjek dan Objek Penelitian ............................................................. 31

C. Metode Penelitian ............................................................................. 32

D. Prosedur Penelitian ........................................................................... 33

E. Data dan Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen ........................ 36

1. Data Penelitian ............................................................................ 36

2. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 36

a. Pengamatan/ Observasi ......................................................... 36

b. Wawancara atau Diskusi ....................................................... 37

c. Kajian Dokumen ................................................................... 38

d. Kamera dan Handycam ........................................................ 38

e. Tes ........................................................................................ 38

F. Analisis Data ..................................................................................... 38

1. Reduksi Data .............................................................................. 38

2. Penyajian Data ............................................................................ 39

3. Penarikan Kesimpulan atau Verifikasi ....................................... 39

G. Pemeriksaan Validitas Data .............................................................. 40

H. Kriteria Keberhasilan Penelitian ....................................................... 41

Page 15: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5620/1/194281011201109481.pdf · 36 siswa dengan penelitian dikhususkan pada materi Gerak. Data ... HALAMAN JUDUL ... Media Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …………… ......... 43

A. Keadaan Pra Siklus ……………………………………………… 43

B. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I ……………………………. .... 45

1. Tahap Perencanaan ………………………….. .......................... 45

2. Tahap Pelaksanaan …………………………. ............................ 46

3. Tahap Pengamatan…………………………….. ........................ 48

4. Tahap Refleksi …………………………………….................... 50

C. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II …………………………….. . 51

1. Tahap Perencanaan ………………………….. .......................... 51

2. Tahap Pelaksanaan …………………………. ............................ 52

3. Tahap Pengamatan…………………………….. ........................ 55

4. Tahap Refleksi …………………………………….................... 56

D. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus III …………………………….. 57

1. Tahap Perencanaan ………………………….. .......................... 58

2. Tahap Pelaksanaan …………………………. ............................ 58

3. Tahap Pengamatan…………………………….. ........................ 61

4. Tahap Refleksi …………………………………….................... 63

E. Pembahasan dan Pengambilan Keputusan ....................................... 64

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN …………………………………… 68

A. Kesimpulan ……………………………………………………… 68

B. Saran ……………………………………………………………… 68

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………… 70

LAMPIRAN ……………………………………………………………….. 73

Page 16: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5620/1/194281011201109481.pdf · 36 siswa dengan penelitian dikhususkan pada materi Gerak. Data ... HALAMAN JUDUL ... Media Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 2.1 Perbedaan Kelompok Belajar Kooperatif dengan Kelompok

Belajar Konvensional ……………………… ............................. 11

Tabel 2.2 Perbedaan Antara Penelitian Formal Dengan Classroom

Action Research .......................................................................... 28

Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa Siklus I ................. 48

Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siklus II .......................... 55

Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siklus III ......................... 62

Tabel 4.4 Perbandingan Aktivitas Belajar Siswa ..................................... 64

Tabel 4.5 Kemampuan Kognitif Siswa .................................................... 65

Page 17: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5620/1/194281011201109481.pdf · 36 siswa dengan penelitian dikhususkan pada materi Gerak. Data ... HALAMAN JUDUL ... Media Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 2.1 Prosedur Pelaksanaan PTK..................................................... 25

Gambar 2.2 Kerangka Berpikir .................................................................. 30

Gambar 3.1 Skema Analisis Data .............................................................. 39

Gambar 3.2 Skema pemeriksaan Validitas Data ........................................ 41

Gambar 4.1 Animasi Gerak Bersifat Relatif ……… ................................. 47

Gambar 4.2 Kegiatan Diskusi Kelompok................................................... 48

Gambar 4.3 Animasi Flash Siklus II …………………… ......................... 53

Gambar 4.4 Kegiatan Diskusi Kelompok Siklus II .................................... 54

Gambar 4.5 Animasi Flash Siklus III ......................................................... 59

Gambar 4.6 Kegiatan Diskusi Kelompok Siklus III …………….............. 60

Gambar 4.7 Grafik Perbandingan Aktivitas Belajar Siswa ........................ 65

Gambar 4.8 Grafik Perbandingan Nilai Rata-rata Siswa ……. ................. 66

Page 18: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5620/1/194281011201109481.pdf · 36 siswa dengan penelitian dikhususkan pada materi Gerak. Data ... HALAMAN JUDUL ... Media Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Hal

Lampiran 1 Silabus .................................................................................... 73

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ............................ 80

Lampiran 3 Lembar Kerja Diskusi (LKD) ................................................ 115

Lampiran 4 Tes Kognitif ............................................................................ 127

Lampiran 5 Hasil Tes Kognitif ……… ..................................................... 138

Lampiran 6 Lembar Observasi ................................................................... 141

Lampiran 7 Hasil Wawancara …………………… ................................... 152

Lampiran 8 Surat Validasi Isi .................................................................... 160

Lampiran 9 Dokumentasi Penelitian .......................................................... 171

Lampiran 10 Lain-lain …………… ............................................................ 175

Lampiran 11 Surat-surat............................................................................... 178

Page 19: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5620/1/194281011201109481.pdf · 36 siswa dengan penelitian dikhususkan pada materi Gerak. Data ... HALAMAN JUDUL ... Media Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) merupakan penyempurnaan

kurikulum berbasis kompetensi (KBK) sebagai suatu upaya untuk meningkatkan

prestasi siswa didik. KTSP dikembangkan oleh setiap kelompok atau satuan

pendidikan di bawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan atau propinsi untuk

pendidikan menengah sesuai dengan relevansinya. KTSP bukanlah kurikulum yang

hanya menekankan pada penguasaan materi atau konsep (based concept) tapi juga

pencapaian kompetensi (based competency). Dengan demikian diharapkan

pencapaian kompetensi siswa juga meningkat sehingga sesuai dengan standar isi dan

standar kelulusan pada KTSP.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru bidang studi Fisika

di SMP Negeri 10 Surakarta, Ibu Endang Purwaningsih, S.Pd., beliau mengemukakan

bahwa untuk kelas VII.B materi Pemuaian yang lulus hanya 10 % dengan batas tuntas

kelulusan dengan nilai 62. Hal ini menunjukkan hasil belajar Fisika siswa rendah dan

belum mencapai target standart ketuntasan karena kriteria ideal ketuntasan untuk

masing-masing indikator dalam KTSP adalah 75 %. Selain itu, dari beberapa siswa

yang kami wawancarai mengemukakan bahwa pembelajaran Fisika dalam

pembelajaran tersebut berlangsung kurang menarik bagi siswa. Terbukti dari

observasi yang dilakukan ternyata beberapa siswa asyik bermain sendiri dan hampir

semua siswa bersikap pasif dan kurang banyak bertanya tentang materi yang siswa

merasa belum jelas.

Rendahnya hasil belajar siswa diduga karena beberapa faktor diantaranya

siswa kurang memperhatikan saat guru mengajar karena pembelajaran Fisika masih

diajarkan secara konvensional. Selain itu pemahaman materi Fisika siswa juga masih

rendah karena siswa kurang dilibatkan secara aktif dalam proses penemuan suatu

konsep seperti melakukan kegiatan pengamatan, siswa cenderung lebih banyak

1

Page 20: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5620/1/194281011201109481.pdf · 36 siswa dengan penelitian dikhususkan pada materi Gerak. Data ... HALAMAN JUDUL ... Media Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

menerima informasi (Teacher Center) sehingga konsep yang didapat siswa tersebut

tidak tertanam dalam ingatan siswa. Selama proses pembelajaran siswa seharusnya

ikut dilibatkan secara langsung agar siswa memperoleh pengetahuan dari pengalaman

belajarnya.

Pada PP No 19 tahun 2005 pasal 19 ayat (1) dijelaskan bahwa proses

pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif,

menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta

memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai

dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Sedangkan ayat (3) menyatakan bahwa setiap satuan pendidikan melakukan

perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil

pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses

pembelajaran yang efektif dan efisien. Untuk itu maka perlu dikembangkan suatu

model pengajaran yang menyenangkan, efektif dan efisien.

Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan untuk mengatasi

kondisi pembelajaran Fisika di atas adalah model pembelajaran kooperatif STAD

(Student Teams Achievement Divisons). Hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa

teknik-teknik pembelajaran kooperatif lebih unggul dalam meningkatkan hasil belajar

dibandingkan dengan pengalaman-pengalaman belajar individual atau kompetitif.

Pada model pembelajaran ini, bukan lagi guru yang mendominasi jalannya

pembelajaran Teacher Center tetapi siswa yang dituntut lebih aktif dalam

pembelajaran sehingga lebih cenderung ke Student Center.

Perkembangan teknologi yang pesat menghasilkan media pembelajaran yang

menarik dan lebih interaktif. Salah satunya dengan memanfaatkan program

Macromedia Flash, tetapi program tersebut jarang dimanfaatkan pada pembelajaran

Fisika karena pembuatannya cukup rumit dan membutuhkan banyak waktu.

Pembelajaran yang menggunakan media Flash ini juga membutuhkan persiapan lebih

karena harus memakai laptop/ perangkat komputer dan LCD .

Page 21: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5620/1/194281011201109481.pdf · 36 siswa dengan penelitian dikhususkan pada materi Gerak. Data ... HALAMAN JUDUL ... Media Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Berdasarkan latar belakang dan tinjauan terhadap beberapa hasil penelitian

yang sejenis maka dalam mengajarkan mata pelajaran Fisika di kelas VII.B SMP

Negeri 10 Surakarta tim peneliti sepakat untuk menerapkan MODEL

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (Student Teams Achievement

Divisions) BERBANTUAN ANIMASI FLASH UNTUK MENINGKATKAN

AKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA .

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, maka masalah dapat

diidentifikasi permasalahan yang dihadapi guru IPA Fisika kelas VII.B SMP Negeri

10 Surakarta tahun ajaran 2010/ 2011 yaitu:

1. Fisika sebagai salah satu ilmu dalam bidang sains merupakan salah satu mata

pelajaran yang sering kali disajikan kurang menarik dalam pembelajaran.

2. Pembelajarann Fisika jarang disajikan secara Student Centre dan lebih cenderung

disajikan secara Teacher Centre.

3. Model Pembelajaran kooperatif masih jarang digunakan dalam pembelajaran

Fisika.

4. Kurang tepatnya model pembelajaran Fisika dalam menyampaikan materi tertentu

selama ini menyebabkan aktivitas belajar dan prestasi belajar siswa kurang

optimal.

5. Pemanfaatan program Macromedia Flash belum dilakukan guru dalam

pembelajaran Fisika.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah di atas, maka

dalam penelitian ini penulis membatasi masalah agar penelitian ini dapat mencapai

tujuan, ruang lingkup dan arahan yang jelas. Adapun pembatasan masalah tersebut

adalah sebagai berikut:

Page 22: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5620/1/194281011201109481.pdf · 36 siswa dengan penelitian dikhususkan pada materi Gerak. Data ... HALAMAN JUDUL ... Media Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

1. Subyek Penelitian :

Subyek penelitian adalah siswa kelas VII.B SMP Negeri 10 Surakarta tahun

ajaran 2010/ 2011.

2. Model dan Media Pembelajaran

Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah model

pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD)

berbantuan media animasi flash.

3. Materi Pelajaran

Materi pelajaran IPA Fisika dibatasi pada materi pokok Gerak.

4. Obyek Penelitian

a. Aktivitas Belajar Siswa

Aktivitas belajar siswa terdiri dari aktivitas positif dan aktivitas negatif

dengan indikator sebagai berikut:

Tabel 1.1. Indikator Aktivitas Belajar Siswa

ASPEK INDIKATOR ITEM ITEM

+ -

Oral activities

Siswa bertanya jika ada hal yang kurang jelas kepada

guru.

1 1

Siswa memberikan ide/ gagasan untuk memecahkan

masalah dalam diskusi kelompok.

1 1

Visual activities Siswa membaca buku materi Fisika 2 2

Writing Activities

Siswa menulis hasil pemecahan masalah dalam

diskusi.

3 3

Siswa membuat ringkasan materi / catatan 3 3

Mental Activities

Siswa menganalisa soal yang ada di LKS 4 4

Siswa mengerjakan soal yang ada di LKS 4 4

Listening activities Siswa mendengarkan penjelasan dari teman yang

sedang diskusi dalam kelompok.

5 5

Page 23: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5620/1/194281011201109481.pdf · 36 siswa dengan penelitian dikhususkan pada materi Gerak. Data ... HALAMAN JUDUL ... Media Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

b. Kemampuan Kognitif Siswa.

Kemampuan kognitif siswa yang dimaksud adalah kemampuan kognitif siswa

dari pre-test dan post-test.

5. Target Ketercapaian

a. Aktivitas Belajar Siswa

- Rata-rata aktivitas positif siswa lebih dari 85,00 %

- Rata-rata aktivitas negatif siswa kurang dari 15,00 %

b. Kemampuan Kognitif Siswa

Peningkatan kemampuan kognitif siswa dengan rata-rata gain ternormalisasi

kelas lebih dari 0,50.

D. Perumusan masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan

masalah dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams

Achievement Divisions) berbantuan animasi flash dapat meningkatkan aktivitas

belajar siswa kelas VII.B SMP Negeri 10 Surakarta pada materi pokok Gerak?

2. Bagaimana penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams

Achievement Divisions) berbantuan animasi flash dapat meningkatkan

kemampuan kognitif siswa kelas VII.B SMP Negeri 10 Surakarta pada materi

pokok Gerak?

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah, maka tujuan yang hendak dicapai dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

“Meningkatnya aktivitas belajar dan kemampuan kognitif siswa kelas VII.B SMP

Negeri 10 Surakarta dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD

(Student Teams Achievement Divisions) berbantuan animasi flash.“

Page 24: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5620/1/194281011201109481.pdf · 36 siswa dengan penelitian dikhususkan pada materi Gerak. Data ... HALAMAN JUDUL ... Media Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Bagi siswa

a) Memberikan suasana baru dalam pembelajaran sehingga siswa lebih aktif

dan berpartisipasi dalam proses pembelajaran.

b) Siswa lebih mudah dalam menerima atau menyerap materi pelajaran

sehingga diharapkan agar tujuan pembelajaran Fisika dapat tercapai secara

optimal.

2. Bagi guru

a) Sebagai masukan bagi guru untuk dapat memilih model pembelajaran yang

tepat sehingga dapat meningkatkan partisipasi dan prestasi siswa dalam

proses pembelajaran .

b) Memberikan kesempatan guru untuk lebih menarik perhatian siswa dalam

proses belajar mengajar.

3. Bagi sekolah

Sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun strategi pembelajaran pada

bidang studi Fisika di Sekolah Menengah Pertama (SMP).

4. Bagi peneliti

a) Meningkatkan efektifitas penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

STAD (Student Teams Achievement Divisions) berbantuan animasi flash .

b) Sebagai bahan referensi yang dapat digunakan untuk penelitian lebih lanjut.

Page 25: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5620/1/194281011201109481.pdf · 36 siswa dengan penelitian dikhususkan pada materi Gerak. Data ... HALAMAN JUDUL ... Media Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Hakikat Belajar dan Pembelajaran

Belajar pada prinsipnya adalah proses perubahan tingkah laku sebagai akibat

dari interaksi antara siswa dengan sumber-sumber atau objek belajar baik secara

sengaja dirancang atau tanpa sengaja dirancang (Suliana dalam penelitian supardi,

2005: 5). Kegiatan belajar tersebut dapat dihayati (dialami) oleh orang yang sedang

belajar. Selain itu kegiatan belajar juga dapat diamati oleh orang lain. Belajar yang

dihayati oleh seorang pelajar (siswa) ada hubungannya dengan usaha pembelajaran,

yang dilakukan oleh pembelajar (guru). Effandi Zakaria dan Zanaton Iksan, dalam

Jurnalnya yang berjudul Promoting Cooperatif Learning in Science and Mathematics

Education (2006: 35) mengemukakan bahwa :

”The quality of education that teachers provide to student is highly

dependent upon what teachers do in the classroom”

Jadi, kualitas pendidikan yang didapat siswa tergantung pada apa yang dikerjakan

guru di dalam kelas. Pada satu sisi, belajar yang dialami oleh pelajar terkait dengan

pertumbuhan jasmani yang siap berkembang. Pada sisi lain, kegiatan belajar yang

juga berupa perkembangan mental tersebut juga didorong oleh tindakan pendidikan

atau pembelajaran. Dengan kata lain, belajar ada kaitannya dengan usaha atau

rekayasa pembelajar.

Dari segi siswa, belajar yang dialaminya sesuai dengan pertumbuhan

jasmani dan perkembangan mental, akan menghasilkan hasil belajar sebagai dampak

pengiring. Selanjutnya, dampak pengiring tersebut akan menghasilkan program

belajar sendiri sebagai perwujudan emansipasi siswa menuju kemandirian. Dari segi

guru, kegiatan belajar siswa merupakan akibat dari tindakan pendidikan atau

pembelajaran. Proses belajar siswa tersebut menghasilkan perilaku yang dikehendaki,

suatu hasil belajar sebagai dampak pengajaran (Dimyati&Mudjiono, 2008: 38).

Page 26: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5620/1/194281011201109481.pdf · 36 siswa dengan penelitian dikhususkan pada materi Gerak. Data ... HALAMAN JUDUL ... Media Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

2. Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang

berdasarkan faham konstruktivis. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar

dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya

berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok

harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran.

Effandi Zakaria dan Zanaton Iksan, dalam Jurnalnya yang berjudul Promoting

Cooperatif Learning in Science and Mathematics Education (2006: 36)

mengemukakan bahwa :

Cooperative learning is grounded in the belief that learning is most

effective when students are actively involved in sharing ideas and work

cooperatively to complete academic tasks.

Jadi, pembelajaran kooperatif berlandaskan kepercayaan bahwa pembelajaran paling

efektif yaitu saat siswa aktif terlibat dalam mengutarakan ide dan bekerja secara kerja

sama untuk mengerjakan tugas akademik. Dalam pembelajaran kooperatif, belajar

dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai

bahan pelajaran.

Menurut Anita Lie (2005: 32-35), unsur-unsur dasar dalam pembelajaran

kooperatif adalah sebagai berikut:

a. Saling ketergantungan positif.

Keberhasilan suatu karya sangat bergantung pada usaha setiap anggotanya.

Untuk menciptakan kelompok kerja yang efektif, pengajar perlu menyusun tugas

sedemikian rupa sehingga setiap anggota kelompok harus menyelesaikan

tugasnya sendiri agar yang lain bisa mencapai tujuan,

b. Tanggung Jawab Perseorangan.

Unsur ini merupakan akibat langsung dari unsur yang pertama. Jika tugas dan

pola penilaian dibuat menurut prosedur pembelajaran kooperatif, setiap siswa

akan merasa bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik.

Page 27: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5620/1/194281011201109481.pdf · 36 siswa dengan penelitian dikhususkan pada materi Gerak. Data ... HALAMAN JUDUL ... Media Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

c. Tatap Muka.

Setiap kelompok harus diberikan kesempatan untuk bertemu muka dan

berdiskusi. Hasil pemikiran beberapa kepala akan lebih kaya daripada hasil

pemikiran dari satu kepala saja.

d. Komunikasi Antar Anggota.

Keberhasilan suatu kelompok bergantung pada kesediaan para anggotanya untuk

saling mendengarkan dan kemampuan mereka untuk mengutarakan pendapat.

e. Evaluasi Proses Kelompok.

Pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi

proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka agar selanjutnya bisa bekerja

dengan lebih efektif.

Pembelajaran kooperatif bukan hanya sebuah teknik pengajaran yang

ditujukan untuk meningkatkan pencapaian prestasi para siswa, ini juga merupakan

cara untuk menciptakan keceriaan, lingkungan yang pro-sosial di dalam kelas, yang

merupakan salah satu manfaat penting untuk memperluas perkembangan

interpersonal dan keefektifan. (Slavin, 2008: 100).

a. Tipologi Pembelajaran Kooperatif

Metode pembelajaran kooperatif (Slavin, 2008: 26-28) memiliki berbagai

macam perbedaan, tetapi dapat dikategorisasikan menurut enam karakteristik

prinsipal berikut ini:

1) Tujuan Kelompok. Kebanyakan metode pembelajaran kooperatif menggunakan

beberapa bentuk tujuan kelompok. Dalam metode pembelajaran tim siswa, ini

bisa berupa sertifikat atau rekognisi lainnya yang diberikan kepada tim yang

memenuhi kriteria yang telah ditentukan sebelumnya.

2) Tanggung jawab individual. Ini dilaksanakan dalam dua cara. Yang pertama

adalah dengan menjumlah skor kelompok atau nilai rata-rata kuis individual atau

penilaian lainnya., seperti dalam model pembelajaran siswa. Yang kedua adalah

Page 28: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5620/1/194281011201109481.pdf · 36 siswa dengan penelitian dikhususkan pada materi Gerak. Data ... HALAMAN JUDUL ... Media Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

spesialisasi tugas, dimana tiap siswa diberikan tanggung jawab khusus untuk

sebagian tugas kelmpok.

3) Kesempatan sukses yang sama. Karakteristik unik dari metode pembelajaran tim

siswa adalah penggunaan metode skor yang memastikan semua siswa mendapat

kesempatan yang sama untuk berkontribusi dalam timnya.

4) Kompetisi tim. Studi tahap awal dari STAD dan TGT menggunakan kompetisi

antar Tim sebagai sarana untuk memotivasi siswa untuk bekerjasama dengan

anggota timnya.

5) Spesialisasi Tugas. Unsur utamamnya adalah tugas untuk melaksanakan subtugas

terhadap masing-masing anggota kelompok.

6) Adaptasi terhadap kebutuhan kelompok. Kebanyakan metode pembelajaran

kooperatif menggunakan pengajaran yang mempercepat langkah kelompok.

b. Tujuan Pembelajaran Kooperatif

Tujuan pembelajaran kooperatif berbeda dengan kelompok tradisional yang

menerapkan sistem kompetisi, di mana keberhasilan individu diorientasikan pada

kegagalan orang lain. Sedangkan tujuan dari pembelajaran kooperatif adalah

menciptakan situasi di mana siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk

saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran. Dalam kelas

kooperatif para siswa diharapkan dapat saling membantu, saling mendiskusikan dan

berargumentasi, untuk mengasah pengetahuan yang mereka kuasai saat itu dan

menutup kesenjangan dalam pemahaman masing-masing. Pembelajaran kooperatif

dapat membantu membuat perbedaan menjadi bahan pebelajaran dan bukannya

menjadi masalah. (Slavin, 2008: 4-5).

Dengan bekerja secara kolaboratif untuk mencapai tujuan bersama, maka

siswa akan mengembangkan keterampilan berhubungan dengan sesama manusia yang

akan sangat bermanfaat bagi kehidupan di luar sekolah. Killen dalam Trianto (2007:

43-44) membandingkan beberapa hal terkait kelompok belajar kooperatif dengan

kelompok belajar konvensional sebagai berikut :

Page 29: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5620/1/194281011201109481.pdf · 36 siswa dengan penelitian dikhususkan pada materi Gerak. Data ... HALAMAN JUDUL ... Media Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

Tabel 2.1 Perbedaan Kelompok Belajar Kooperatif dengan Kelompok Belajar

Konvensional

Kelompok Belajar Kooperatif Kelompok Belajar Konvensional

Adanya saling ketergantungan positif,

saling membantu, dan saling

memberikan motivasi sehingga ada

interaksi promotif

Guru sering membiarkan adanya siswa

yang mendominasi kelompok atau

menggantungkan diri pada kelompok

Adanya akuntabilitas individual yang

mengukur penguasaan materi pelajaran

tiap anggota kelompok, dan kelompok

diberi umpan balik tentang hasil belajar

para anggotanya sehingga dapat saling

mengetahui siapa yang memerlukan

bantuan dan siapa yang dapat

memberikan bantuan

Akuntabilitas individual sering diabaikan

sehingga tugas-tugas sering diborong

oleh salah seorang anggota kelompok

sedangkan anggota kelompok lainnya

hanya ”mendompleng” keberhasilan

”pemborong”

Kelompok belajar heterogen, baik dalam

kemampuan akademis, jenis kelamin,

ras, etnik, dan sebagainya sehingga

dapat saling mengetahui siapa yang

memerlukan bantuan dan siapa yang

memberikan bantuan

Kelompok belajar biasanya homogen

Pimpinan kelompok dipilih secara

demokratis atau bergilir untuk

memberikan pengalaman memimpin

bagi para anggota kelompok

Pemimpin kelompok sering ditentukan

oleh guru atau kelompok dibiarkan untuk

memilih pimpinannya dengan cara

masing-masing

Keterampilan sosial yang diperlukan

dalam kerja gotong-royong seperti

Keterampilan sosial sering tidak secara

langsung diajarkan

Page 30: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5620/1/194281011201109481.pdf · 36 siswa dengan penelitian dikhususkan pada materi Gerak. Data ... HALAMAN JUDUL ... Media Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

kepemimpinan, kemampuan

berkomunikasi, mempercayai orang

lain, dan mengelola konflik secara

langsung diajarkan

Pada saat belajar kooperatif sedang

berlangsung guru terus melakukan

pemantauan melalui observasi dan

melakukan intervensi jika terjadi

masalah dalam kerja sama antar anggota

kelompok

Pemantauan melalui observasi dan

intervensi sering tidak dilakukan oleh

guru pada saat belajar kelompok sedang

berlangsung

Guru memperhatikan secara proses

kelompok yang terjadi dalam kelompok-

kelompok belajar

Guru sering tidak memperhatikan proses

kelompok yang terjadi dalam kelompok-

kelompok belajar

Penekanan tidak hanya pada

penyelesaian tugas tetapi juga hubungan

interpersonal (hubungan antar pribadi

yang saling menghargai)

Penekanan sering hanya pada

penyelesaian tugas

(Killen (1996) dalam Trianto, 2007: 43-44)

c. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif

Terdapat enam langkah utama atau tahapan di dalam pelajaran yang

menggunakan pembelajaran kooperatf. Langkah-langkah itu menurut Trianto

(2007:48-49) terbagi menjadi fase-fase sebagai berikut:

Fase-1. Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa; guru menyampaikan semua

tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dan memotivasi siswa agar lebih bersemangat

dalam belajar Fisika.

Fase-2. Menyajikan informasi; siswa mendapatkan informasi dari demonstrasi atau

melalui bahan bacaan yang disajikan guru.

Page 31: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5620/1/194281011201109481.pdf · 36 siswa dengan penelitian dikhususkan pada materi Gerak. Data ... HALAMAN JUDUL ... Media Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

Fase-3. Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok belajar; guru menjelaskan

kepada siswa mengenai pembentukan kelompok belajar dan membantu setiap

kelompok agar melakukan transisi secara efisien.

Fase-4. Membimbing kelompok; guru membimbing kelompok-kelompok belajar

pada saat pengerjaan tugas kelompok.

Fase-5. Evaluasi; guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah

dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.

Fase-6. Memberikan penghargaan; guru mencari cara-cara untuk menghargai baik

upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.

3. Metode Pembelajaran Student Teams Achievement Divisions (STAD)

STAD dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya di

Universitas John Hopkin dan merupakan pendekatan pembelajaran kooperatif yang

paling sederhana. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Scott Amstrong dalam

Jurnalnya yang berjudul Effect on Student Achievement and Attitude (2008: 1), beliau

berpendapat

“STAD has been described as the simplest of a group of cooperative learning

techniques referred to as Student Team Learning Methods”.

Jadi, STAD adalah teknik pembelajaran kooperatif paling sederhana dari metode

pembelajaran kelompok. Guru yang menggunakan STAD, juga mengacu kepada

belajar kelompok siswa, menyajikan informasi akademik baru kepada siswa setiap

minggu menggunakan presentasi verbal atau teks. Siswa dalam suatu kelas tertentu

dipecah menjadi kelompok dengan anggota 4-5 orang, setiap kelompok haruslah

heterogen, terdiri dari laki-laki dan perempuan, berasal dari berbagai suku, memiliki

kemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Anggota tim menggunakan lembar kegiatan

atau perangkat pembelajaran yang lain untuk menuntaskan materi pelajarannya dan

kemudian saling membantu satu sama lain untuk memahami bahan pelajaran melalui

tutorial, kuis, satu sama lain dan atau melakukan diskusi. Hal tersebut juga dikuatkan

oleh Joan Benek-Rivera dan Vinita E Mathew dalam Journal of Management

Page 32: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5620/1/194281011201109481.pdf · 36 siswa dengan penelitian dikhususkan pada materi Gerak. Data ... HALAMAN JUDUL ... Media Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

Education (2004: 108) yang berjudul Active Learning with Jeopardy : Students Ask

the Question yang mengungkapkan

“For most class sizes, it is a good idea to have students group compete with

one another. Group can range from 3 to 5 members each. The number of

groups does not to be limited, as scores can be kept for multiple groups….”

Jadi, untuk kelas yang terdiri dari banyak siswa sangat bagus apabila dibuat

kelompok yang kompetitif. Jumlah kelompok dapat disesuaikan, dapat berisi 3

sampai 5 siswa dalam satu kelompok.

Secara individual setiap minggu atau setiap dua minggu siswa diberi kuis.

Kuis itu diskor, dan tiap individu diberi skor perkembangan. Skor perkembangan ini

tidak berdasarkan pada skor mutlak siswa, tetapi berdasarkan pada seberapa jauh skor

itu melampaui rata-rata skor yang lalu. Setiap minggu pada suatu lembar penilaian

singkat atau dengan cara lain, diumumkan tim-tim dengan skor tertinggi, siswa yang

mencapai skor perkembangan tinggi, atau siswa yang mencapai skor sempurna pada

kuis-kuis itu. Kadang-kadang seluruh tim yang mencapai kriteria tertentu

dicantumkan dalam lembar itu.

Menurut Slavin (2008, 143-147) metode STAD terdiri dari lima komponen

utama yaitu:

a. Presentasi kelas

Materi STAD pertama-tama diperkenalkan dalam presentasi di dalam kelas. Ini

merupakan pengajaran langsung seperti yang sering kali dilakukan atau diskusi

pelajaran yang dipimpin oleh guru, tetapi bisa juga memasukkan presentasi

audiovisual. Bedanya presentasi kelas dengan pengajaran biasa hanyalah bahwa

presentasi tersebut haruslah benar-benar berfokus pada unit STAD. Dengan cara

ini, para siswa akan menyadari bahwa siswa harus benar-benar memberi perhatian

penuh selama presentasi kelas, karena dengan demikian akan sangat membantu

siswa mengerjakan kuis-kuis, dan skor kuis siswa menentukan skor tim.

Page 33: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5620/1/194281011201109481.pdf · 36 siswa dengan penelitian dikhususkan pada materi Gerak. Data ... HALAMAN JUDUL ... Media Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

b. Tim atau kelompok

Tim terdiri dari 4-5 siswa yang mewakili seluruh bagian dari kelas dalam hal

kinerja akademik, jenis kelamin, ras dan etnisitas. Fungsi utama dari tim adalah

memastikan bahwa semua anggota tim benar-benar belajar, dan lebih khususnya

lagi adalah untuk mempersiapkan anggotanya untuk bisa mengerjakan kuis

dengan baik.

Tim adalah fitur yang paling penting dalam STAD. Pada tiap poinnya, yang

ditekankan adalah membuat anggota tim melakukan yang terbaik untuk tim, dan

tim pun harus melakukan yang terbaik untuk membantu tiap anggotanya.

c. Kuis

Setelah sekitar satu atau dua periode setelah guru memberikan presentasi dan

sekitar satu atau dua periode praktik tim, para siswa akan mengerjakan kuis

individual. Para siswa tidak diperbolehkan untuk saling membantu dalam

mengerjakan kuis. Sehingga setiap siswa bertanggung jawab secara individual

untuk memahami materinya.

d. Skor Kemajuan Individual

Gagasan dibalik skor kemajuan individual adalah untuk memberikan kepada

setiap siswa tujuan kinerja yang akan dapat dicapai apabila mereka bekerja lebih

giat dan memberikan kinerja yang lebih baik daripada sebelumnya. Tiap siswa

diberikan skor “awal”, yang diperoleh dari rata-rata kinerja siswa tersebut

sebelumnya dalam mengerjakan kuis yang sama. Siswa selanjutnya akan

mengumpulkan poin untuk tim berdasarkan tingkat kenaikan skor kuis siswa

dibandingkan dengan skor awal.

e. Rekognisi Tim

Tim akan mendapatkan sertifikat atau bentuk penghargaan yang lain apabila skor

rata-rata mereka mencapai kriteria tertentu. Skor tim siswa dapat juga digunakan

untuk menentukan dua puluh persen dari peringkat siswa.

Berdasarkan nilai perkembangan yang diperoleh tim terdapat tiga tingkat

penghargaan yang diberikan untuk prestasi tim:

Page 34: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5620/1/194281011201109481.pdf · 36 siswa dengan penelitian dikhususkan pada materi Gerak. Data ... HALAMAN JUDUL ... Media Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

1). Super Team (Tim istimewa)

Diberikan kepada kelompok yang memperoleh skor rata-rata lebih besar dari

kelompok lainnya.

2). Great Team (Tim hebat)

Diberikan kepada kelompok yang memperoleh skor rata-rata terbaik kedua

3). Good Team (Tim baik)

Diberikan kepada kelompok dengan skor rata-rata terbaik ketiga.

Seperti halnya pembelajaran lainnya, pembelajaran kooperatif STAD juga

membutuhkan persiapan yang matang sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan.

Persiapan-persiapan tersebut antara lain :

a) Perangkat Pembelajaran

Sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran perlu dipersiapkan perangkat

pembelajaran yang meliputi Rencana Pembelajaran (RP), buku siswa, Lembar

Kegiatan Siswa (LKS) beserta lembar jawabnya.

b) Membentuk kelompok kooperatif

Menentukan anggota kelompok agar kemampuan siswa dalam kelompok

heterogen dan kemampuan antar satu kelompok dengan kelompok lainnya

relatif homogen.

c) Menentukan skor awal

Skor awal yang dapat digunakan dalam kelas kooperatif adalah nilai ulangan

sebelumnya. Skor awal ini dapat berubah setelah ada kuis/ pre test.

d) Pengaturan tempat duduk

Pengaturan tempat duduk dalam kelas kooperatif perlu juga diatur dengan baik,

hal ini dilakukan untuk menunjang keberhasilan pembelajaran kooperatif

apabila tidak ada pengaturan tempat duduk dapat menimbulkan kekacauan yang

menyebabkan gagalnya pembelajaran pada kelas kooperatif.

Page 35: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5620/1/194281011201109481.pdf · 36 siswa dengan penelitian dikhususkan pada materi Gerak. Data ... HALAMAN JUDUL ... Media Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

e) Kerja kelompok

Untuk mencegah adanya hambatan pada pembelajaran kooperatif STAD,

terlebih dahulu diadakan latihan kerjasama kelompok. Hal ini bertujuan untuk

lebih jauh mengenalkan masing-masing individu dalam kelompok.

(Trianto, 2007: 52-53)

Hal penting yang harus diperhatikan dalam setiap pelaksanaan STAD adalah

pemilihan anggota kelompok. Heterogenitas harus menjadi dasar utama dalam setiap

pemilihan anggota suatu kelompok. Bahan belajar yang diberikan kepada siswa

hendaknya dirancang sedemikian rupa sehingga bahan ajar tersebut bisa dilanjutkan

pada proses pembelajran selanjutnya (kerja kelompok). Dalam hal memberikan

pengakuan atau penghargaan dalam kelompok tidak serta merta berdasarkan

pengamatan saja, guru juga dapat menerapkan prinsip poin individu dan poin

kelompok, yang mana secara individual siswa akan memperoleh poin individu.

Demikian juga dengan poin kelompok yang merupakan gabungan dari poin individu

yang diperoleh setiap anggota kelompok .

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa STAD

adalah model pembelajaran kooperatif yang paling sederhana yang terdiri dari

beberapa komponen atau langkah-langkah dan membutuhkan persiapan yang matang

dalam penerapannya.

4. Media Pembelajaran

Sejalan dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi,

berkembang pula tugas dan peranan guru sejalan dengan jumlah anak yang

memerlukan pendidikan. Harus diakui bahwa guru bukanlah satu-satunya sumber

belajar melainkan hanya salah satunya. Siswa dapat belajar dari beraneka sumber.

Siswa dapat belajar di mana saja dan kapan saja.

Gerlach dan Ely dalam Azhar Arsyad (2007 : 3) mengatakan bahwa media

apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang

membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan,

Page 36: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5620/1/194281011201109481.pdf · 36 siswa dengan penelitian dikhususkan pada materi Gerak. Data ... HALAMAN JUDUL ... Media Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

keterampilan atau sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan

sekolah adalah media. Secara khusus, media dalam proses belajar mengajar

cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis atau elektronis untuk

menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.

Media adalah sebuah menu perantara atau pengantar saja. Media adalah

segala bentuk yang digunakan untuk menyalurkan pesan, pesan itulah yang harus

dapat sampai kepada peserta didik. Andersen dalam Wijaya Kusumah (2008: 31)

mengatakan bahwa media adalah perlengkapan yang digunakan untuk memperjelas

pesan dan memungkinkan terjadinya interaksi antara siswa dengan pesan. Interaksi

akan berjalan baik apabila media yang yang digunakan dapat menyampaikan pesan

yang di inginkan. Jadi pengertian media adalah segala sesuatu yang dapat

menyampaikan pesan dari sumber pesan kepada penerima.

Kegunaan media pembelajaran menurut penelitian Wijaya Kusumah (2008:

32) adalah :

a. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistik (dalam

bentuk kata-kata tertulis atau lisan)

b. Mengatasi keterbatasan ruang,waktu, dan daya indera, misalnya :

1). Objek yang terlalu besar–dapat digantikan dengan realitas, gambar,

film atau model.

2). Objek yang kecil–dibantu dengan proyektor mikro, film atau gambar.

3). Gerak yang terlalu lambat atau cepat, dapat dibantu dengan timelapse

atau highspeed photography.

4). Kejadian atau peristiwa yang terjadi dimasa lampau dapat

ditampilkan lagi lewat rekaman film, video, photo ataupun secara

verbal

5). Objek-objek yang terlalu kompleks (misalnya mesin) dapat disajikan

dalam model, diagram, dan lain-lain.

6). Konsep yang terlalu luas (gunung berapi,gempa bumi, iklim, dan

lain-lain) dapat divisualisasikan dalam bentuk film, gambar, dan

sebagainya.

c. Penggunaan media pembelajaran secara tepat dan bervariasi dapat

mengatasi sikap pasif anak didik. Dalam hal ini media pembelajaran

berguna untuk :

1). Menimbulkan kegairahan belajar

2). Memungkinkan interaksi lebih langsung antara anak didik dengan

lingkungan dan kenyataan,

Page 37: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5620/1/194281011201109481.pdf · 36 siswa dengan penelitian dikhususkan pada materi Gerak. Data ... HALAMAN JUDUL ... Media Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

3). Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut

kemampuan dan minatnya.

Dari uraian di atas, media sangat membantu dalam pembelajaran, terlebih

bagi guru yang ingin melaksanakan pembelajaran yang interaktif dan menarik. Maka

guru dapat memanfaatkan media animasi flash dalam pembelajaran untuk

meningkatkan aktivitas dan kemampuan kognitif siswa terhadap mata pelajaran

Fisika.

a. Media Pembelajaran Berbasis Komputer

Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi juga semakin

mengembangkan bentuk dan variasi media pembelajaran. Menurut Thompson dalam

Dedy Dwitagama (2010: 320) Komputer yang digunakan dalam pembelajaran dapat

memberikan manfaat, yakni saat digunakan komputer meningkatkan motivasi

pembelajaran. Para siswa akan menikmati kerja komputer ini dan komputer

memberikan tantangan disamping komputer menampilkan perpaduan antar teks,

gambar (foto), film (video), animasi gerak, dan suara secara bersamaan maupun

bergantian.

Wankat & Oreonovicz dalam Made Wena (2009: 205) menjelaskan bahwa

keuntungan utama metode pembelajaran berbasis komputer adalah memberi

kemudahan bagi guru dalam mengembangkan materi pembelajaran lebih lanjut.

Demikian pula pembelajaran berbasis komputer memiliki beberapa keuntungan

antara lain sebagai berikut.

1). Dapat mengakomodasi siswa yang lamban karena dapat menciptakan

iklim belajar yang efektif dengan cara yang lebih individual.

2). Dapat merangsang siswa untuk mengerjakan latihan karena

tersedianya animasi grafis, warna, dan musik.

3). Kendali berada pada siswa sehingga kecepatan belajar dapat

disesuaikan dengan tingkat kemampuan.

Disamping itu, menurut Made Wena (2009: 205) pembelajaran komputer

juga memiliki beberapa kelemahan, antara lain sebagai berikut

1). Hanya efektif digunakan oleh satu orang atau kelompok kecil.

Page 38: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5620/1/194281011201109481.pdf · 36 siswa dengan penelitian dikhususkan pada materi Gerak. Data ... HALAMAN JUDUL ... Media Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

2). Jika tampilan fisik isi pembelajaran tidak dirancang dengan baik atau

hanya merupakan tampilan seperti buku teks biasa, maka siswa cepat

bosan.

3). Guru yang tidak memahami aplikasi program komputer tidak dapat

merancang pembelajaran lewat media komputer, ia harus bekerja

sama dengan ahli programmer komputer grafis, juru kamera, dan

teknisi komputer.

Mengacu pada beberapa keuntungan dan kelemahan yang diperoleh, maka

penggunaan komputer dalam pembelajaran diyakini mampu membantu siswa dalam

memahami materi pelajaran. Oleh karena itu, pengembangan pembelajaran berbasis

komputer dalam pembelajaran merupakan hal yang sangat penting dan harus

dilakukan oleh guru.

b. Media Pembelajaran Berbasis Penggunaan Animasi Macromedia Flash

Program Macromedia Flash 8 merupakan software milik perusahaan

Macromedia dan merupakan pengembangan dari Flash versi sebelumnya.

Macromedia Flash sendiri merupakan sebuah program aplikasi standar authoring tool

professional yang digunakan untuk membuat animasi yang sangat menakjubkan

untuk keperluan pembangunan situs web yang interaktif dan dinamis. Selain itu,

aplikasi ini juga dapat digunakan untuk membuat animasi logo, movie, game,

pembuatan navigasi pada situs web, banner, tombol animasi, menu interaktif,

interaktif form isian, e-card, screen saver dan pembuatan keseluruhan isi situs web

atau pembuatan aplikasi-aplikasi web lainnya.

Movie-movie Flash memiliki ukuran file yang kecil sehingga dapat di

download secara cepat dan dapat ditampilkan dengan ukuran layar yang dapat

disesuaikan dengan keinginan. Aplikasi Flash merupakan sebuah standar aplikasi

industri perancangan animasi web yang tak tertandingi dengan peningkatan

pengaturan dan perluasan kemampuan integrasi yang lebih tinggi lagi.

Area kerja Flash dirancang secara khusus agar ruang kerja yang digunakan dapat

diatur dan lebih mudah dipahami oleh pemakai pemula maupun para desainer Flash

Page 39: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5620/1/194281011201109481.pdf · 36 siswa dengan penelitian dikhususkan pada materi Gerak. Data ... HALAMAN JUDUL ... Media Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

yang telah berpengalaman. Hasil yang dihasilkan berupa animasi menarik yang

diharapkan dapat mempermudah peserta didik dalam memahami materi pelajaran,

khususnya Fisika.

c. Karakteristik Pembelajaran Fisika Menggunakan Animasi Flash

Fisika adalah bagian dari Sains, dimana Sains merupakan hasil serangkaian

proses ilmiah yang berupa pengetahuan, gagasan dan konsep dari interaksi manusia

dengan lingkungannya. Proses yang dimaksud meliputi penyelidikan, penyusunan,

dan pengajuan gagasan-gagasan. Pelajaran Sains (termasuk Fisika) berkaitan dengan

kegiatan mengumpulkan data, mengamati, mengukur, menghitung, menganalisis,

mencari hubungan antara dua kejadian, dan menghubungkan konsep-konsep. Oleh

karena itu, dibutuhkan media yang dapat memvisualisasikan kejadian-kejadian alam

ke dalam kelas. Dengan media animasi dari Macromedia Flash, diharapkan dapat

membantu pola pikir siswa (khususnya siswa SMP yang masih sulit berfikir abstrak )

untuk mempelajari Fisika. Siswa akan lebih mudah menangkap konsep-konsep Fisika

yang di animasikan, baik berupa contoh penerapan hukum-hukum Fisika, kejadian

alam yang berkaitan dengan fisika, ataupun konsep-konsep yang berhubungan dalam

bentuk mikro (sangat kecil).

Kegunaan lain dari animasi (gambar bergerak) adalah, dapat memperlihatkan

pada siswa contoh perilaku yang diinginkan, atau contoh interaksi manusia, dan dapat

menyajikan masalah yang akan dipecahkan siswa. Dale dalam Azhar Arsyad (2009:

23) mengemukakan bahwa bahan-bahan audio-visual dapat memberikan manfaat

asalkan guru berperan aktif dalam proses pembelajaran. Guru harus selalu hadir

untuk menyajikan materi pelajaran dengan bantuan media apa saja agar bermanfaat,

terlebih lagi dalam pembelajaran Fisika sangat perlu untuk membuat media yang

dapat menggambarkan konsep-konsep Fisika secara nyata. Oleh karena itu, peneliti

memandang animasi Flash ini sangat perlu untuk diterapkan dalam pembelajaran

Fisika.

Page 40: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5620/1/194281011201109481.pdf · 36 siswa dengan penelitian dikhususkan pada materi Gerak. Data ... HALAMAN JUDUL ... Media Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

5. Aktivitas Belajar

Pada prinsipnya belajar adalah berbuat untuk mengubah tingkah laku. Dalam

proses belajar, aktivitas peserta didik merupakan hal yang sangat penting dan perlu

diperhatikan oleh guru agar proses belajar mendapat hasil yang optimal. Menurut

Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008 : 31), “Aktivitas berarti keaktifan, kegiatan,

kesibukan dalam bekerja atau berusaha”. Jadi aktivitas belajar siswa adalah setiap

kegiatan atau kesibukan yang dilakukan oleh siswa dalam kegiatan belajar-mengajar.

Sedangkan menurut Sardiman (2001: 93), “Tidak ada belajar kalau tidak ada

aktivitas”. Jadi orang yang belajar harus aktif, karena tanpa aktivitas kegiatan

pembelajaran tidak mungkin dapat terjadi.

Dalam merancang pembelajarannya, seorang guru harus mampu

mengarahkan dan mengoptimalkan keaktifan yang telah dimiliki oleh setiap siswa.

Banyak jenis aktivitas yang dapat dilakukan oleh siswa di sekolah. Aktivitas siswa

tidak cukup hanya mendengarkan dan mencatat seperti yang lazim terdapat di

sekolah–sekolah tradisional. Menurut Paul B. Diedrich yang dikutip oleh Sardiman

(2010: 101) membuat suatu daftar yang berisi 177 macam kegiatan siswa yang

digolongkan menjadi 8 aktivitas diantaranya :

1) Visual activities meliputi kegiatan membaca, memperhatikan gambar,

demonstrasi, percobaan, atau pekerjaan orang lain,

2) Oral Activities termasuk menyatakan pendapat,

3) Listening activities termasuk kegiatan mendengarkan uraian, percakapan,

diskusi, musik, pidato,

4) Writing activities meliputi menulis karangan, cerita, laporan, angket,

menyalin,

5) Drawing activities meliputi kegiatan menggambar, membuat grafik, peta,

diagram,

6) Motor activities contohnya: melakukan percobaan, membuat konstruksi,

mereparasi, bermain, berkebun, beternak,

7) Mental activities, misalnya menanggapi, mengingat memecahkan soal,

menganalisa, melihat hubungan, mengambil keputusan dan aktivitas,

8) Emosional activities, termasuk menaruh minat, gembira, bersemangat,

bergairah, berani, tegang.

Page 41: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5620/1/194281011201109481.pdf · 36 siswa dengan penelitian dikhususkan pada materi Gerak. Data ... HALAMAN JUDUL ... Media Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

dengan klasifikasi di atas menunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam belajar cukup

kompleks dan bervariasi. Berbagai macam kegiatan tersebut harus berusaha

diciptakan di dalam kelas agar siswa tidak merasa bosan dalam belajar. Aktivitas

yang diamati dalam penelitian ini adalah visual activities, oral activities, listening

activities, writing activities, dan mental activities.

6. Kemampuan Kognitif

Kemampuan kognitif bisa diartikan sebagai kemampuan individu untuk

menggunakan pengetahuan yang dimiliki secara optimal untuk pemecahan masalah

yang berhubungan dengan diri dan lingkungan sekitar. Tanpa kemampuan kognitif,

mustahil siswa dapat memahami faedah dan menangkap pesan-pesan moral yang

terkandung dalam materi pelajaran yang diikuti. Itulah sebabnya pendidikan dan

pembelajaran perlu diupayakan agar kemampuan kognitif para siswa dapat berfungsi

secara positif dan bertanggung jawab.

Berhasil atau tidaknya proses belajar mengajar dapat dilihat dari hasil

belajarnya. Hasil belajar secara umum dikelompokkan menjadi tiga kelompok yaitu

pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Sedangkan menurut Bloom, hasil belajar

dibagi menjadi tiga ranah, yaitu “...ranah kognitif, afektif, dan ranah psikomotorik”

(Nana Sudjana, 2009: 22).

Bloom dan beberapa ahli pendidikan memiliki pendapat yang sama dalam

mengklasifikasikan kemampuan kognitif. Klasifikasi kemampuan kognitif tersebut

dalam Nana Sudjana (2009: 23-29) adalah sebagai berikut:

a. Pengetahuan (knowledge)

Kemampuan kognitif ini mencakup ingatan siswa akan hal-hal

yang pernah dipelajari dan disimpan dalam ingatan. Hal ini dapat

meliputi fakta, kaidah, dan prinsip yang diketahui.

b. Pemahaman (comprehension)

Kemampuan kognitif ini mencakup kemampuan siswa untuk

menangkap makna dan arti dari bahan yang dipelajari. Hal itu

meliputi pengertian terhadap hubungan antar faktor, hubungan

antar konsep, hubungan sebab akibat, dan penarikan kesimpulan.

c. Penerapan (application)

Page 42: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5620/1/194281011201109481.pdf · 36 siswa dengan penelitian dikhususkan pada materi Gerak. Data ... HALAMAN JUDUL ... Media Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Kemampuan kognitif ini mencakup kemampuan siswa untuk

menerapkan suatu kaidah atau prinsip pada suatu kasus atau

masalah yang konkret dan baru atau penggunaan pengetahuan

tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

d. Analisis (analysis)

Kemampuan kognitif ini mencakup kemampuan siswa untuk

merinci suatu kesatuan kedalam bagian-bagian, sehingga struktur

keseluruhan atau organisasinya dapat dipahami dengan baik.

Adapun kemampuan ini dinyatakan dalam penganalisisan bagian-

bagian pokok atau komponen-komponen dasar bersama-sama

dengan hubungan antar bagian-bagian itu.

e. Sintesis (synthesis)

Kemampuan kognitif ini mencakup kemampuan siswa untuk

membentuk suatu kesatuan atau pola baru meliputi

menggabungkan berbagai informasi menjadi suatu kesimpulan

atau konsep.

f. Evaluasi (evaluation)

Kemampuan kognitif ini mencakup kemampuan siswa untuk

membentuk suatu pendapat mengenai sesuatu atau beberapa hal

bersama pertanggungjawaban pendapat tersebut yang berdasarkan

kriteria tertentu, kemampuan ini dinyatakan dalam memberikan

penilaian terhadap sesuatu.

Kemampuan kognitif mempunyai enam tingkatan, tetapi penguasaan tiap

tingkatan itu berdasarkan jenjang perkembangan usia dan kedewasaan anak didik.

Pada jenjang SMP kemampuan kognitif yang harus dikuasai adalah tingkat satu

sampai tingkat tiga, yaitu dari pengetahuan sampai aplikasi.

7. Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) merupakan sebuah

kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas. Menurut Suharsimi Arikunto (2008: 3)

“penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar

berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas

secara bersama”. Hal ini sejalan dengan pendapat Mohammad Ali Salmani

Nodoushan (2009: 220) di dalam papernya yang berjudul Improving Learning and

Teaching Through Action Research . Beliau berpendapat:

Page 43: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5620/1/194281011201109481.pdf · 36 siswa dengan penelitian dikhususkan pada materi Gerak. Data ... HALAMAN JUDUL ... Media Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

“….it was argued that action research, unlike traditional forms of

qualitative and quantitative research, focuses only on classroom

problems that require informed decisions and solutions.”.

Jadi, Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang dilakukan di dalam kelas

yang bertujuan untuk memecahkan masalah yang ada di dalam kelas tersebut.

Kemmis dan Carr dalam Wijaya Kusumah dan Dedy Dwitagama (2010: 8)

mengemukakan Penelitian Tindakan merupakan suatu bentuk penelitian refleksi diri

(self reflective) yang dilakukan oleh para partisipan dalam situasi sosial untuk

memperbaiki rasionalitas dan kebenaran. dalam penjelasan lebih lanjut Kemmis dan

Carr memasukkan bidang pendidikan didalamnya. Ini berarti bahwa guru ikut terlibat

dalam penelitian tindakan kelas. Namun demikian guru peneliti akan belajar banyak

hal tentang proses perubahan itu sendiri, yaitu bahwa mereka memerlukan orang lain

dalam proses belajar mengajar.

Kurt Lewin dalam Wijaya Kusumah dan Dedy Dwitagama (2010: 28) PTK

dilaksanakan melalui proses pengkajian berdaur yang terdiri dari empat tahap seperti

pada gambar berikut ini:

Gambar 2.1. Prosedur pelaksanaan PTK

Mohammad Asrori (2008: 68) mengemukakan bahwa sebenarnya ada beberapa

macam model penelitian tindakan kelas yang dapat digunakan. Namun, model yang

tampaknya tidak terlalu sulit untuk dilakukan oleh guru dikelas adalah penelitian

tindakan model siklus. Model ini dikembangkan oleh Kemmis dam Mc Taggart pada

tahun 1988 dari deaklin University of Australia. Model penelitian tindakan kelas ini

mengandung empat komponen, yaitu :

a. Rencana (Planning)

Pada komponen ini, guru sebagai peneliti merumuskan rencana tindakan yang

akan dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran,

perilaku, sikap, dan prestasi belajar siswa.

Tindakan Observasi Refleksi Perencanaan

Page 44: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5620/1/194281011201109481.pdf · 36 siswa dengan penelitian dikhususkan pada materi Gerak. Data ... HALAMAN JUDUL ... Media Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

b. Tindakan (Action )

Pada komponen ini guru melakukan tindakan berdasarkan rencana tindakan yang

telah direncanakan, sebagai upaya perbaikan dan peningkatan atau perubahan

proses pembelajaran, perilaku, sikap, dan prestasi belajar siswa yang diinginkan.

c. Pengamatan (Observation)

Pada komponen ini guru mengamati dampak atau hasil dari tindakan yang

dilaksanakan atau dikenakan terhadap siswa. Apakah berdasarkan tindakan yang

dilaksanakan tersebut memberikan pengaruh yang meyakinkan terhadap perbaikan

dan peningkatan proses pembelajaran dan hasil belajar siswa atau tidak.

d. Refleksi (Reflection )

Pada komponen ini, guru mengkaji dan mempertimbangkan secara mendalam

tentang hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan itu dengan mendasakan

pada berbagai kriteria yang telah dibuat. Berdasarkan hasil refleksi ini, guru dapat

melakukan perbaikan terhadap rencana awal yang telah dibuatnya jika masih

terdapat kekurangan sehingga belum memberikan dampak perbaikan dan

peningkatan yang meyakinkan.

Komponen-komponen dalam suatu kelas yang dapat dikaji melalui

penelitian tindakan kelas, menurut Suhardjono (2007: 58), meliputi :

1). Siswa, dapat dicermati objeknya ketika siswa yang bersangkutan

sedang asyik mengikuti proses pemebelajaran di kelas/ lapangan/

laboratorium/ bengkel, ketika sedang asyik mengerjakan pekerjaan

rumah di malam hari, atau ketika sedang mengikuti kerja bakti di luar

sekolah.

2). Guru, dapat dicermati ketika guru yang bersangkutan sedang mengajar

di kelas, sedang membimbing siswa-siswa yang sedang

berdarmawisata, atau mengadakan kunjungan ke rumah siswa.

3). Materi pelajaran, dapat dicermati ketika guru sedang mengajar atau

sebagai bahan yang ditugaskan kepada siswa.

4). Peralatan atau sarana pendidikan, dapat dicermati ketika guru sedang

mengajar, dengan tujuan meningkatkan mutu hasil belajar, yang

diamati adalah guru, siswa, atau keduanya.

5). Hasil pembelajaran, merupakan produk yang harus ditingkatkan, pasti

terkait dengan tindakan unsur lain, yaitu proses pembelajaran,

peralatan atau sarana pendidikan, guru, dan siswa itu sendiri.

Page 45: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5620/1/194281011201109481.pdf · 36 siswa dengan penelitian dikhususkan pada materi Gerak. Data ... HALAMAN JUDUL ... Media Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

6). Lingkungan, baik lingkungan siswa di kelas, sekolah, maupun yang

melingkungi siswa di rumahnya. Bentuk perlakuan atau tindakan yang

dapat dilakukan adalah mengubah kondisi lingkungan menjadi lebih

kondusif.

7). Pengelolaan, merupakan kegiatan yang sedang diterapkan dan dapat

diatur/direkayasa dalam bentuk tindakan. Unsur pengelolaan, yang

jelas-jelas merupakan gerak kegiatan sehingga mudah diatur dan

direkayasa dalam bentuk tindakan. Dalam hal ini yang digolongkan

sebagai kegiatan pengelolaan misalnya cara pengelompokan siswa

ketika guru memberikan tugas, pengaturan jadwal, pengaturan tempat

duduk siswa, penempatan papan tulis, penataan peralatan pemilik

siswa, dan sebagainya.

Salah satu ciri penelitian tindakan kelas adalah adanya kolaborasi

(kerjasama) antara praktisi (guru, kepala sekolah, dan siswa) dan peneliti (dosen,

widyaswara) dalam pemahaman, kesepakatan tentang permasalahan, pengambilan

keputusan yang akhirnya melahirkan kesamaan tindakan (action). Suhardjono (2009:

63) menyatakan bahwa ”Kerjasama (kolaborasi) antara guru dengan peneliti sangat

penting dalam bersama menggali dan mengkaji permasalahan nyata yang dihadapi.

Terutama dalam kegiatan mendiagnosis masalah, menyusun usulan, melaksanakan

tindakan, menganalisis data, menyeminarkan hasil dan menyusun laporan”.

Penelitian tindakan kelas berbeda dengan penelitian formal. Penelitian

formal bertujuan menguji hipotesis dan membangun teori yang bersifat umum.

Penelitian tindakan lebih bertujuan memperbaiki kinerja. Perbedaan antara penelitian

tindakan kelas (Classroom Action Research) disajikan dalam tabel 2.2 :

Page 46: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5620/1/194281011201109481.pdf · 36 siswa dengan penelitian dikhususkan pada materi Gerak. Data ... HALAMAN JUDUL ... Media Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

Tabel 2.2. Perbedaan Antara Penelitian Formal Dengan Classroom Action Research

No. Ketentuan Penelitian Formal Penelitian CAR

1. Pelaku Dilakukan orang lain Dilakukan oleh guru yang

bersangkutan

2. Sampel Harus representatif Tidak harus representatif

3. Instrumen Harus valid dan reliabel Tidak harus valid dan reliabel

4. Statistik Analisis statistik yang

baik

Tidak harus menggunakan

statistik

5. Hipotesis Hipotesis harus jelas Tidak mensyaratkan Hipotesis

6. Teori Harus berlandaskan

teori yang telah ada

Teori tidak terlalu berpengaruh

7. Fungsi Menguji Teori Memperbaiki praktik

pembelajaran secara langsung

(Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama, 2010: 10).

Dengan Penelitian tindakan kelas, guru dapat meneliti sendiri terhadap praktik

pembelajaran di kelas. Guru juga dapat melakukan penelitian terhadap siswa dilihat

dari aspek interaksinya dalam proses pembelajaran. Selain itu, dengan melakukan

Penelitian Tindakan Kelas, guru juga dapat memperbaiki praktik pembelajaran yang

dilakukan menjadi berkualitas dan lebih efektif.

B. Penelitian Relevan

Penelitian yang dilakukan oleh Yeni Susilowati (2006), model pembelajaran

kooperatif STAD dilaporkan mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Dalam

penelitian pembelajaran yang dilakukan oleh Dikdik Krisnadi, (2009) bekerjasama

dengan guru SMP N 1 Malang berhubungan dengan penerapan model kooperatif

STAD memperlihatkan bahwa penerapan model ini dapat meningkatkan prestasi dan

motivasi siswa dalam mempelajari Fisika, dan siswa meminta supaya pembelajaran

seperti ini dapat diteruskan oleh guru.

Page 47: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5620/1/194281011201109481.pdf · 36 siswa dengan penelitian dikhususkan pada materi Gerak. Data ... HALAMAN JUDUL ... Media Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

Lilik Sri Wahyuti (2009), dari hasil penelitian dalam thesisnya mengenai

model pembelajaran kooperatif STAD diperoleh beberapa temuan antara lain guru

dalam mengelola pembelajaran cukup baik, dan dapat meningkatkan aktivitas guru

dan siswa selama pembelajaran, guru mampu melatihkan keterampilan proses dengan

baik, mengubah pembelajaran dari Teacher Center menjadi Student Center, serta

dapat meningkatkan proporsi jawaban benar siswa. Siswa dengan aktivitas tinggi

mempunyai prestasi belajar lebih baik dari siswa dengan aktivitas sedang ataupun

rendah, Hasil belajar yang diajar dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD

mempunyai prestasi belajar yang lebih baik daripada siswa mengalami pembelajaran

konvensional. Rosa Dewi Pratiwi (2010) dalam penelitiannya melaporkan bahwa

media pembelajaran berbantuan animasi Flash ternyata dapat mempermudah siswa

dalam memahami materi pelajaran sehingga dapat meningkatkan kualitas proses

(keaktifan) dan hasil belajar siswa (kepuasan belajar dan kemampuan kognitif siswa).

Berdasarkan beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya maka

peneliti menganggap bahwa pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan animasi

Flash dapat meningkatkan aktivitas belajar dan kemampuan kognitif siswa dalam

pembelajaran Fisika.

C. Kerangka Pemikiran

Keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar dipengaruhi oleh banyak

faktor. Apabila input berkualitas namun proses belajar mengajar tidak mendukung,

maka outputnya belum tentu berkualitas pula. Proses belajar mengajar berperan

penting dalam menghasilkan output yang berkualitas.

Guru sebagai pengajar mempunyai tanggung jawab yang besar dalam proses

kegiatan belajar siswa disekolah. Setiap guru harus mengetahui besar kecilnya

partisipasi siswa. Oleh karena itu, dalam proses belajar mengajar melibatkan berbagai

kegiatan dan tindakan yang harus dilakukan seorang guru. Guru dapat menggunakan

metode dan media pembelajaran yang merupakan salah suatu upaya dalam

meningkatkan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran.

Page 48: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5620/1/194281011201109481.pdf · 36 siswa dengan penelitian dikhususkan pada materi Gerak. Data ... HALAMAN JUDUL ... Media Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

Upaya untuk meningkatkan partisipasi pada proses pembelajaran Fisika

masih terdapat kekurangan dari segi proses, yaitu pada saat penyampaian materi

Fisika yang masih menggunakan metode ceramah. Sehingga siswa bersifat pasif

dalam proses belajar mengajar karena hanya mendengar dan mencatat materi yang

diberikan oleh guru. Peneliti ingin mengadakan pembaharuan dalam proses belajar

mengajar dengan menggunakan model pembelajaran yang inovatif yaitu model

kooperatif tipe STAD berbantuan animasi flash yang bertujuan untuk meningkatkan

aktivitas belajar dan kemampuan kognitif siswa melalui diskusi kelompok sehingga

situasi pembelajaran Fisika menjadi lebih menarik dan hidup. Melalui model tersebut,

maka hasil yang diharapkan adalah peningkatan aktivitas siswa sehingga berdampak

terhadap keluaran atau output yang baik pula. Untuk lebih jelasnya, kerangka

pemikiran dapat dilihat pada Gambar 2.2 berikut:

Kondisi Awal Tindakan Kondisi Akhir

Pembelajaran Awal :Masih menerapkan

pembelajaran konvensional(teacher center)

Kondisi Awal Siswa :Aktivitas belajar &

kemampuan kognitif Rendah

Aktivitas belajar & kemampuan kognitif siswa meningkat

Penerapan model pembelajaran (STAD)

berbantuan animasi FlashStudent’s Team Achievement Division

Siklus .1

Refleksi .1

Siklus .2

Refleksi .2

Siklus .3

Refleksi .3

Gambar 2.2. Kerangka Berfikir

Page 49: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5620/1/194281011201109481.pdf · 36 siswa dengan penelitian dikhususkan pada materi Gerak. Data ... HALAMAN JUDUL ... Media Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 10

Surakarta , Jl. Kartini No.12 Surakarta tahun ajaran 2010/2011. Sekolah tersebut

dipilih karena pernah dipakai peneliti untuk magang Praktek Pengalaman

Lapangan (PPL), sehingga peneliti mengetahui kondisi sekolah, siswa, dan

permasalahan dalam pembelajaran di sekolah tersebut (khususnya dalam

pembelajaran IPA Fisika). Sarana dan prasarana di sekolah tersebut juga sangat

mendukung dalam penelitian ini seperti tersedianya perangkat komputer, LCD,

dan laboratorium IPA yang dapat dirancang untuk diskusi kelompok.

2. Waktu Pelaksanaan

Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember sampai dengan April

Tahun ajaran 2010/2011 Adapun tahap-tahap pelaksanaanya sebagai berikut:

a. Tahap persiapan, meliputi: pengajuan judul skripsi, permohonan

pembimbing, pembuatan proposal penelitian, survey ke sekolah yang

digunakan untuk penelitian, permohonan ijin penelitian, menyusun instrumen

penelitian yang terdiri dari Silabus, Rencana Pembelajaran, Lembar Kerja

Siswa, soal-soal kognitif, dan lembar observasi.

b. Tahap pelaksanaan, meliputi: semua kegiatan yang berlangsung di lapangan

seperti, pelaksanaan penelitian dan pengambilan data.

c. Tahap penyelesaian, meliputi: menganalisis data dan menyusun laporan

penelitian.

B. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian adalah siswa kelas VII B SMP Negeri 10 Surakarta

semester genap Tahun Pelajaran 2010/2011. Pemilihan subjek dalam penelitian ini

menggunakan teknik snowball sampling karena didasarkan pada pertimbangan

yaitu subjek tersebut mempunyai permasalahan-permasalahan yang telah

diidentifikasi pada saat observasi awal sehingga penggunaan model dan media

31

Page 50: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5620/1/194281011201109481.pdf · 36 siswa dengan penelitian dikhususkan pada materi Gerak. Data ... HALAMAN JUDUL ... Media Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

yang telah dirancang diterapkan pada subjek yang tepat yaitu kelas VII B. Obyek

penelitian ini adalah aktivitas belajar, kemampuan kognitif siswa, dan penerapan

model pembelajaran STAD (Student Teams Achievement Divisions) berbantuan

animasi flash.

C. Metode Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan dengan model CAR

(Classroom Action Research)/ Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yaitu penelitian

tindakan yang dilakukan dengan tujuan untuk memecahkan masalah yang timbul

dalam kelas dan atau meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran di

kelas. Menurut Suharsimi Arikunto (2007: 16), model penelitian tindakan kelas

secara garis besar terdapat empat tahapan yang dilalui, yaitu (1) perencanaan, (2)

pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Sebelum tahapan-tahapan tersebut

dilaksanakan, terlebih dahulu diawali oleh suatu tahapan Pra PTK.

Tahapan Pra PTK merupakan suatu refleksi terhadap masalah yang ada

di kelas. Permasalahan yang terdapat di kelas diidentifikasi, dianalisis, dan

kemudian dirumuskan. Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah

masih rendahnya aktivitas belajar dan kemampuan kognitif siswa. Tahap

perencanaan adalah kegiatan merancang suatu tindakan yang dapat

menyelesaikan permasalahan kelas. Tahap pelaksanaan merupakan implementasi

dari semua perencanaan yang telah dipersiapkan sebelumnya yaitu berupa

penerapan model kooperatif tipe STAD. Pelaksana dari tindakan adalah peneliti

dan proses jalannya tindakan diamati oleh guru dan observer dengan mengacu

pada lembar observasi yang telah dibuat. Tahap selanjutnya adalah tahap

pengamatan. Pengamatan dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan.

Data yang dikumpulkan berisi tentang pelaksanaan tindakan dari rencana yang

telah dibuat serta dampaknya terhadap proses pembelajaran. Pengamatan

difokuskan pada aktivitas belajar dan kemampuan kognitif yang dicapai siswa.

Tahap refleksi adalah kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah

dilakukan dan memproses data yang diperoleh dari pengamatan. Refleksi

dilakukan guru dan peneliti untuk menganalisis proses, hambatan, kelebihan dan

kekurangan dari tindakan yang dilaksanakan sehingga dapat menjadi

Page 51: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5620/1/194281011201109481.pdf · 36 siswa dengan penelitian dikhususkan pada materi Gerak. Data ... HALAMAN JUDUL ... Media Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

pertimbangan untuk penarikan kesimpulan dan pengambilan keputusan untuk

langkah selanjutnya.

Tahapan-tahapan di atas dalam penelitian tindakan kelas ini adalah unsur

yang membentuk sebuah siklus. Siklus ini dapat diikuti oleh siklus-siklus lain

secara berkesinambungan. Dengan demikian peneliti memiliki kebebasan untuk

mengulang kegiatan yang sudah dilakukan untuk mendapatkan kemantapan atau

memperbaiki hal–hal yang kurang berhasil untuk lebih disesuaikan dengan

kenyataan yang ada.

Rancangan kegiatan yang ditawarkan adalah tindakan berupa penerapan

model pembelajaran STAD (Student Teams Achievement Divisions) berbantuan

animasi flash. Dalam penerapannya digunakan tindakan siklus pada setiap

pembelajaran dengan model STAD dikombinasikan dengan animasi flash. siklus

pertama hampir sama dengan yang diterapkan pada pembelajaran siklus kedua,

tergantung pada fakta dan interpretasi data yang ada pada siklus pertama, artinya

dalam siklus kedua dilakukan perbaikan untuk bagian-bagian yang kurang dari

pembelajaran di siklus pertama, begitupun selanjutnya. Dalam penelitian

dimungkinkan terdapat lebih dari 2 siklus karena dalam mencapai tujuan

penelitian terdapat beberapa kendala menurut situasi dan kondisi objek

penelitiannya.

D. Prosedur Penelitian

Prosedur dan langkah-langkah yang digunakan dalam melaksanakan

penelitian ini mengikuti model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart

yaitu model spiral. Menurut Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama (2010 : 21)

“Model Kemmis dan Mc Taggart pada hakekatnya berupa perangkat-perangkat

atau untaian-untaian dengan satu perangkat terdiri dari empat komponen yaitu:

rencana tindakan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing) dan

refleksi (reflecting). Keempat komponen yang berupa untaian tersebut dipandang

sebagai satu siklus”. Menurut Supardi (2008: 117) “Apabila satu siklus belum

menunjukkan tanda-tanda perubahan ke arah perbaikan (peningkatan mutu),

Page 52: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5620/1/194281011201109481.pdf · 36 siswa dengan penelitian dikhususkan pada materi Gerak. Data ... HALAMAN JUDUL ... Media Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

kegiatan riset dilanjutkan pada siklus kedua dan seterusnya, sampai peneliti

merasa puas.”

Berikut pemaparan tentang hal-hal yang dilakukan dalam tiap-tiap

langkah tersebut :

1. Tahap Persiapan

Pada tahap ini kegiatan yang dapat dilakukan adalah:

a. Observasi untuk mendapatkan gambaran awal mengenai keadaan belajar

mengajar khususnya mata pelajaran Fisika di SMP Negeri 10 Surakarta.

b. Mengidentifikasi permasalan dalam pelaksanaan pembelajaran.

2. Tahap Perencanaan (Planning)

Kegiatan yang dilakukan meliputi :

a. Menyusun serangkaian kegiatan pelaksanaan tindakan berupa penerapan

model pembelajaran STAD (Student Teams Achievement Divisions)

berbantuan animasi flash pada pokok materi Gerak.

b. Menyusun instrumen penelitian meliputi lembar observasi atau

pengamatan aktivitas belajar siswa dan soal tes kognitif yaitu soal pre-test

dan post-test.

3. Tahap Pelaksanaan atau Tindakan (Acting)

Tindakan dilakukan peneliti untuk memperbaiki masalah. Kegiatan yang

dilaksanakan dalam penelitian tindakan kelas ini antara lain :

a. Melaksanakan pembelajaran Fisika sesuai langkah-langkah yang telah

disusun dalam Rencana Pembelajaran.

b. Melakukan kegiatan pemantauan proses pembelajaran melalui observasi

langsung .

c. Menyelenggarakan evaluasi untuk mengukur kemampuan kognitif siswa.

d. Melakukan modifikasi berupa perbaikan atau penyempurnaan alternatif

tindakan apabila aktivitas belajar dan kemampuan kognitif siswa masih

kurang memuaskan.

4. Tahap Observasi dan Evaluasi

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam proses observasi adalah :

Page 53: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5620/1/194281011201109481.pdf · 36 siswa dengan penelitian dikhususkan pada materi Gerak. Data ... HALAMAN JUDUL ... Media Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

a. Pengumpulan data.

b. Sumber data.

c. Critical friend dalam penelitian.

d. Analisis data.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam observasi adalah sebagai

berikut :

1) Pelaksanaan pengamatan baik oleh guru maupun observer.

2) Mencatat semua hasil pengamatan ke dalam lembar observasi.

3) Mendiskusikan dengan observer, guru maupun dosen (sebagai critical

friend) terhadap hasil pengamatan setelah proses pembelajaran selesai.

4) Membuat kesimpulan hasil pengamatan.

Sedangkan langkah-langkah evaluasi yang dilaksanakan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :

a) Menyiapkan alat-alat evaluasi.

b) Melaksanakan evaluasi setelah proses pembelajaran selesai.

c) Melaksanakan analisis hasil evaluasi.

d) Kriteria keberhasilan tindakan.

5. Tahap Refleksi (Reflecting)

Refleksi adalah kegiatan mengulas secara kritis tentang perubahan yang terjadi

pada siswa, suasana kelas dan guru. Langkah-langkah dalam kegiatan analisis

dapat dilakukan sebagai berikut :

a. Menganalisis tanggapan siswa secara langsung melalui wawancara.

b. Mencocokkan pengamatan oleh observer dan guru. Apabila hasil

pengamatan ternyata siswa mengikuti pelajaran dengan antusias yaitu

aktivitas belajar siswa meningkat dan kemampuan kognitifnya juga

meningkat, maka model pembelajaran yang dilaksanakan dinyatakan

menarik dan dapat meningkatkan aktivitas belajar dan kemampuan

kognitif siswa.

Berdasarkan hasil refleksi, peneliti mencoba untuk mengatasi kekurangan

atau kelemahan yang terjadi akibat tindakan yang telah dilakukan. Dari data hasil

refleksi, baik keberhasilan maupun kegagalan dalam pelaksanaan tindakan maka

Page 54: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5620/1/194281011201109481.pdf · 36 siswa dengan penelitian dikhususkan pada materi Gerak. Data ... HALAMAN JUDUL ... Media Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

peneliti dengan guru mengadakan diskusi untuk mengambil kesepakatan

menentukan tindakan perbaikan berikutnya (siklus selanjutnya). Dengan adanya

penelitian ini diharapkan ada tindak lanjut dari guru yang bersangkutan untuk

melakukan perbaikan serta mengembangkan strategi pembelajaran yang tepat agar

proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif sehingga tujuan

pembelajaran dapat tercapai secara maksimal.

E. Data dan Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen

1. Data Penelitian

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data tentang

keadaan siswa dilihat dari aspek kualitatif dan kuantitatif. Aspek kualitatif berupa

data hasil observasi, wawancara, buku catatan observer dan kajian dokumen atau

arsip dengan berpedoman pada lembar pengamatan. Aspek kuantitatif yang

dimaksud adalah hasil penilaian kemampuan kognitif Fisika siswa melalui nilai

pre-test dan post-test pada tiap siklus.

.

2. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen

Teknik pengumpulan data dan instrumen yang digunakan dalam

penelitian ini meliputi:

a. Pengamatan/ Observasi

Pengamatan atau observasi adalah proses pengambilan data dalam

penelitian dimana peneliti atau pengamat melihat situasi penelitian. Observasi

sangat sesuai digunakan dalam penelitian yang berhubungan dengan kondisi/

interaksi belajar–mengajar, tingkah laku, dan interaksi kelompok. Terdapat dua

tipe pengamatan yaitu: pengamatan berstruktur (dengan pedoman) dan

pengamatan tidak berstruktur (tidak berpedoman).

Untuk mencapai tujuan pengamatan diperlukan adanya pedoman

pengamatan (lembar observasi) dan instrumen yang dalam penelitian ini telah

divalidasi oleh dosen ahli. Pengamatan sebagai alat pengumpul data ada

kecenderungan terpengaruh oleh observer atau pengamat sehingga hasilnya tidak

objektif. Biasanya hal tersebut disebut dengan hallo efek (kesan yang dibentuk

Page 55: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5620/1/194281011201109481.pdf · 36 siswa dengan penelitian dikhususkan pada materi Gerak. Data ... HALAMAN JUDUL ... Media Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

oleh pengamat). Untuk menghindari pengaruh ini digunakan dua atau tiga

pengamat yang memiliki latar belakang keilmuan yang sama.

b. Wawancara atau diskusi

Wawancara atau diskusi dilakukan setelah dan atas dasar hasil dan

pengamatan di kelas maupun kajian dokumen. Wawancara atau diskusi dilakukan

oleh peneliti dan guru dilakukan setelah melakukan pengamatan pertama terhadap

kegiatan pembelajaran dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang

berbagai hal yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran Fisika. Dari

wawancara itu serta kegiatan pengamatan dan kajian dokumen yang telah

dilakukan diidentifikasi permasalahan-permasalahan yang ada berkenaan dengan

pembelajaran Fisika khususnya pada materi Gerak.

Selain untuk mengidentifikasi permasalahan, wawancara atau diskusi

dilaksanakan setelah dan atas dasar hasil pengamatan di kelas maupun kajian

dokumen dalam setiap siklus yang ada. Diskusi antara guru, observer dan peneliti

dilakukan di sekolah. Dalam kegiatan diskusi itu peneliti melakukan hal-hal

sebagai berikut: 1) meminta pendapat siswa, guru dan observer tentang

pelaksanaan pembelajaran di kelas, yang antara lain adalah mengungkapkan

kelebihan dan kekurangan serta perasaan-perasaan yang bersangkutan dengan

kegiatan itu. 2) mengemukakan catatan terhadap hasil pengamatannya dalam

pembelajaran yang telah dilakukan sesuai dengan fokus penelitian,

mengemukakan segi-segi kelebihan dan kekurangannya. 3) mendiskusikan hal-hal

yang telah dikemukakan baik guru, observer maupun peneliti untuk menyamakan

persepsi tentang hal-hal yang perlu dilakukan dalam kegiatan pembelajaran Fisika

khususnya pada materi Gerak. Dengan kata lain pada akhir setiap kegiatan diskusi

disepakati hal-hal yang perlu dilakukan pada siklus berikutnya untuk

meningkatkan keefektifan penerapan model pembelajaran STAD (Student Teams

Achievement Divisions) berbantuan animasi flash untuk meningkatkan aktivitas

belajar siswa dan kemampuan kognitif siswa dalam pembelajaran.

Page 56: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5620/1/194281011201109481.pdf · 36 siswa dengan penelitian dikhususkan pada materi Gerak. Data ... HALAMAN JUDUL ... Media Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

c. Kajian dokumen

Kajian juga dilakukan terhadap berbagai dokumen atau arsip yang ada

seperti, rencana pembelajaran yang dibuat, buku catatan observer, hasil ujian

kompetensi dasar sebelumnya dan buku atau materi pelajaran.

d. Kamera dan Handycam

Untuk membantu proses pengamatan digunakan kamera dan handycam

dalam mengabadikan pelaksanaan penelitian.

e. Tes

Pemberian tes dimaksudkan untuk mengukur seberapa jauh hasil yang

diperoleh siswa setelah kegiatan pemberian tindakan. Dalam satu siklus, tes

dilaksanakan pada awal dan akhir proses dalam tiap siklus untuk mengetahui

peningkatan mutu hasil belajar siswa. Dengan perkataan lain tes disusun dan

dilakukan untuk mengetahui tingkat kemampuan kognitif siswa sesuai dengan

siklus yang ada. Tes dilaksanakan dua kali dalam satu siklus dan akan diteliti

peningkatannya dari pre-test dan post-test dengan gain ternormalisasi pada tiap

siklus tersebut.

F. Analisis Data

Analisis data dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dimulai sejak awal

sampai berakhirnya pengumpulan data. Hal ini penting karena akan membantu

peneliti dalam mengembangkan penjelasan dari kejadian atau situasi yang

berlangsung di dalam kelas yang diteliti. Data-data dari hasil penelitian di

lapangan diolah dan dianalisis secara kualitatif. Teknik analisis kualitatif mengacu

pada model analisis Miles dan Huberman dalam Prof. Dr Soegiyono (2010: 336)

yang dilakukan dalam tiga komponen yaitu reduksi data, penyajian data dan

penarikan kesimpulan dan verifikasi.

1. Reduksi data

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian

pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang muncul

dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data bukanlah suatu hal yang

Page 57: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5620/1/194281011201109481.pdf · 36 siswa dengan penelitian dikhususkan pada materi Gerak. Data ... HALAMAN JUDUL ... Media Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

terpisah dari analisis. Proses ini meliputi penyeleksian data melalui ringkasan atau

uraian singkat dan penggolongan data ke dalam pola yang lebih luas.

2. Penyajian data

Penyajian data diartikan sebagai sekumpulan informasi tersusun yang

memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.

Proses ini dilakukan dalam rangka mengorganisasikan data yang merupakan

penyusunan informasi secara sistematik dari hasil reduksi data dimulai dari

perencanaan, pelaksanaan tindakan observasi dan refleksi pada masing-masing

siklus.

3. Penarikan kesimpulan atau verifikasi

Penarikan kesimpulan merupakan upaya pencarian makna data, mencatat

keteraturan dan penggolongan data. Data terkumpul disajikan secara sistematik

dan perlu diberi makna. Selanjutnya untuk mempermudah verifikasi dan analisis

data yang diperlukan untuk menjawab permasalahan yang ada, diidentifikasi

secara khusus pada tiap-tiap siklus pembelajaran.

Adapun model analisis data yang digunakan adalah interaktif model

dapat dilihat dalam skema di bawah ini:

Pengumpulan Data

Sajian DataReduksi Data

simpulan dan Verifikasi

Gambar 3.1 Skema Analisis Data

Page 58: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5620/1/194281011201109481.pdf · 36 siswa dengan penelitian dikhususkan pada materi Gerak. Data ... HALAMAN JUDUL ... Media Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

G. Pemeriksaan Validitas Data

Penelitian tindakan memang tidak mengharap adanya jawaban akhir

untuk pertanyaan/masalah, tetapi menginginkan adanya peningkatan (perubahan)

pada praktik pengajaran melalui pengembangan praktisi/ guru. Validitas adalah

derajat yang menunjukkan sejauh mana hasil tersebut berguna (relevan) sebagai

petunjuk untuk guru tertentu, serta kekuatannya untuk memberi informasi dan

argumen tentang meningkatkan praktik pendidikan di masyarakat profesional

yang lebih luas (Wijaya Kusumah dan Dedy Dwitagama, 2010: 85)

Data yang telah diperoleh, dikumpulkan dan dicatat dalam pelaksanaan

tindakan harus digerakkan kemantapan dan kebenarannya. Cara pengumpulan

data dengan beragam tekniknya harus benar-benar sesuai dan tepat untuk

menggali data yang diperlukan bagi penelitinya. Teknik yang digunakan untuk

memeriksa validasi data antara lain menurut Lather dalam Supardi (2008: 128)

antara lain:

a. Face validity (validitas muka), setiap anggota kelompok peneliti

tindakan saling mengecek/ menilai/ memutuskan validitas suatu

instrumen dalam penelitian tindakan.

b. Triangulation (triangulasi), menggunakan berbagai sumber data

untuk meningkatkan kualitas penilaian.

c. Critical reflection, setiap tahap siklus penelitian tindakan dirancang

untuk meningkatkan kualitas pemahaman

d. Catalytic validity (validitas pengetahuan) yang dihasilkan oleh

peneliti tindakan bergantung pada kemampuan peneliti sendiri

dalam mendorong pada adanya perubahan (improvement).

Validitas data dari penelitian ini menggunakan Trianggulasi. Menurut

Lexy J. Moleong dalam Sarwiji (2008: 69) Triangulasi adalah teknik pemeriksaan

data dengan memanfaatkan sarana di luar data itu untuk keperluan pengecekan

atau pembandingan data itu. Sarana di luar data tersebut dapat berupa observasi

dan wawancara. Menurut Elliot dalam Rochiati (2005: 169) triangulasi dilakukan

berdasarkan tiga sudut pandangan, yakni sudut pandang guru, sudut pandang

siswa, dan sudut pandang yang melakukan pengamatan atau observasi.

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan

sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai

pembanding terhadap data itu. Teknik triangulasi yang digunakan adalah

Page 59: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5620/1/194281011201109481.pdf · 36 siswa dengan penelitian dikhususkan pada materi Gerak. Data ... HALAMAN JUDUL ... Media Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

triangulasi model. Teknik triangulasi model dilakukan dengan mengumpulkan

data tetap, menggunakan model pengumpulam data yang berbeda-beda. Dalam

penelitian ini peneliti menggunakan model pengumpulan data melalui teknik

observasi, wawancara, dan dokumentasi

Adapun skema dari pemeriksaan validitas data yang digunakan dapat

dilihat dalam gambar berikut:

H. Kriteria Keberhasilan Penelitian

Kriteria keberhasilan penelitian merupakan rumusan kinerja yang akan

dijadikan acuan dalam menentukan keberhasilan atau keefektifan penelitian

(Sarwiji Suwandi, 2008: 71). Menurut Suhardjono (2008: 75), “Tidak ada

ketentuan tentang berapa kali siklus harus dilakukan. Banyaknya siklus tergantung

dari kepuasan peneliti sendiri, namun ada saran, sebaiknya tidak kurang dari dua

siklus”. Penelitian dikatakan berhasil apabila terdapat peningkatan aktivitas dan

kemampuan kognitif siswa di dalam pembelajaran. Berikut ini cara mengetahui

keberhasilan dalam upaya meningkatkan aktivitas dan kemampuan kognitif siswa:

a. Perhitungan Aktivitas Belajar Siswa :

Jumlah Aktivitas = ( ) ( )Aktifitas Aktifitas

Persentase Aktivitas positif Aktifitas(+)

= x100%Jumlah Aktifitas

Data

wawancara

observasi

Dokumentasi

Sumber data

Gambar 3.2 Skema pemeriksaan Validitas Data

Page 60: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5620/1/194281011201109481.pdf · 36 siswa dengan penelitian dikhususkan pada materi Gerak. Data ... HALAMAN JUDUL ... Media Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

Persentase Aktivitas negatif Aktifitas(-)

= x100%Jumlah Aktifitas

Penelitian ini mengupayakan adanya peningkatan aktivitas belajar positif siswa

sebesar 85% dan penurunan aktivitas belajar negatif siswa sebesar 15%.

b. Perhitungan Kemampuan Kognitif Siswa:

Penelitian ini mengupayakan adanya peningkatan kemampuan kognitif

siswa dari pre-test ke post-test dengan adanya tindakan penelitian dalam tiap

siklus. Peningkatan kemampuan kognitif siswa dari pre-test ke post-test tersebut

dapat dilihat menggunakan gain ternormalisasi dengan perumusan sebagai

berikut:

Gain ternormalisasi (g) post test - pre test

= x100%100-pre test

Selanjutnya dari nilai gain ternormalisasi diterjemahkan sesuai kategori perolehan

skor sebagai berikut:

Kategori tinggi : g > 0,7

Kategori sedang : 0,3 g 0,7

Kategori rendah : g < 0,3

(Hake dalam Hernani,dkk. 2009)

Penelitian ini mengupayakan rata-rata gain ternormalisasi kelas minimal sebesar

0,50.

Page 61: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5620/1/194281011201109481.pdf · 36 siswa dengan penelitian dikhususkan pada materi Gerak. Data ... HALAMAN JUDUL ... Media Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan diuraikan mengenai keadaan pra siklus, tindakan siklus

I, siklus II, siklus III, serta pembahasan dan hasil dari seluruh tindakan yang telah

dilakukan selama penelitian di kelas VII.B SMP Negeri 10 Surakarta.

A. Keadaan Pra Siklus

Penelitian ini diadakan di pertengahan semester 2 tahun ajaran 2010/

2011 sehingga pengamatan dilakukan pada bulan februari 2011. Berdasarkan

observasi awal penelitian melalui wawancara dan observasi langsung di lapangan

pada mata pelajaran Fisika di kelas VII.B SMP Negeri 10 Surakarta pada tanggal

9 dan 12 Februari 2011 pada materi Pemuaian diketahui bahwa pembelajaran

Fisika masih menggunakan metode konvensional dengan memberikan contoh–

contoh soal yang menguatkan tentang materi tersebut, kemudian menunjuk siswa

untuk maju ke depan dan mengerjakan soal yang diberikan dalam proses

pembelajaran. Pada saat pembelajaran, siswa hanya diam dan mendengarkan

sehingga lama–kelamaan siswa merasa jenuh dan cenderung mengobrol dengan

teman sebangkunya dan bermain–main sendiri di dalam kelas. Selain itu,

pembelajaran Fisika yang demikian juga membuat siswa merasa tegang dalam

mengikuti proses pembelajaran karena khawatir ditunjuk guru untuk mengerjakan

soal di depan kelas.

Pembelajaran Fisika dalam kelas tersebut disajikan kurang menarik bagi

siswa. Sarana dan prasarana yang lengkap dalam membuat media pembelajaran

yang inovatif dan menarik perhatian siswa belum dimanfaatkan, seperti

tersedianya OHP dan LCD. Padahal, dengan adanya fasilitas tersebut dapat

membantu siswa dalam pembelajaran apabila konsep–konsep Fisika disajikan

secara audio-visual. Masalah-masalah tersebut mengakibatkan rendahnya aktivitas

dan prestasi belajar Fisika di kelas VII.B SMP Negeri 10 Surakarta.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru pengampu mata pelajaran

Fisika di SMP Negeri 10 Surakarta, beliau menyampaikan bahwa dari 3 kelas VII

yang beliau ampu (VII.A, VII.B, VII.C) kelas yang paling perlu memerlukan

43

Page 62: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5620/1/194281011201109481.pdf · 36 siswa dengan penelitian dikhususkan pada materi Gerak. Data ... HALAMAN JUDUL ... Media Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

perbaikan adalah kelas VII.B. Beliau menjelaskan bahwa, meskipun pada

umumnya tingkat kemampuan dan keadaan kelas di semua kelas hampir sama,

namun di kelas tersebut siswanya masih sangat pasif. Tingkat ketuntasan siswa

pada pokok materi Pemuaian hanya mencapai 8,33 % (3 dari 36 siswa) dari batas

nilai ketuntasan 63.

Melihat siswa yang terdiri dari berbagai kemampuan cenderung masih

pasif dalam proses pembelajaran serta masih rendahnya kerja sama yang dimiliki

siswa dalam mempelajari materi yang diajarkan guru serta kemampuan kognitif

siswa yang masih rendah, maka guru dan peneliti mendiskusikan bagaimana

supaya dalam pembelajaran, aktivitas belajar siswa tinggi dan kemampuan

kognitif siswa meningkat. Selain itu juga mengupayakan supaya pembelajaran

tidak monoton sehingga siswa tidak pasif dan tidak bosan saat saat pembelajaran

berlangsung yaitu dengan menerapkan suatu model pembelajaran yang bervariasi

dan melibatkan seluruh siswa. Hasil diskusi memutuskan untuk melakukan

tindakan pembelajaran Fisika dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions) dengan tujuan

meningkatkan aktivitas belajar dan kemampuan kognitif siswa pada materi

selanjutnya yaitu tentang Gerak.

Berdasarkan tujuan penelitian, yang akan ditingkatkan dalam penelitian

ini ada dua hal, yaitu aktivitas belajar dan kemampuan kognitif siswa, maka

setelah pengamatan selesai peneliti membuat instrument penelitian. Instrumen

tersebut adalah lembar observasi aktivitas belajar, lembar kerja diskusi, dan tes

prestasi belajar (pre-test dan post-test) yang telah divalidasi oleh dosen ahli.

Setelah instrumen penelitian selesai dibuat, maka peneliti membuat

perencanaan tindakan yang akan diaplikasikan dalam suatu siklus. Karena model

pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah suatu model pembelajaran kooperatif

yang di dalamnya siswa harus melakukan diskusi kelompok maka peneliti

melakukan pengecekan kemampuan siswa berdasarkan prestasi belajar Fisika,

jenis kelamin, dan faktor lain seperti keberanian dan kecakapan berbicara.

Kelompok yang terbentuk adalah kelompok yang heterogen sehingga antar

kelompok memiliki kemampuan yang merata atau hampir berimbang. Setelah

Page 63: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5620/1/194281011201109481.pdf · 36 siswa dengan penelitian dikhususkan pada materi Gerak. Data ... HALAMAN JUDUL ... Media Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

instrumen dan seluruh persiapan siap maka tindakan siklus I siap dilaksanakan,

akan tetapi sebelum tindakan siklus I dilaksanakan, peneliti melakukan tindakan

pra siklus dengan mengajar menggunakan model ceramah seperti biasanya pada

materi Gerak dengan indikator pembelajarannya meliputi; menyebutkan

pengertian kedudukan, pengertian benda bergerak, pengertian benda bersifat

relatif dan pengertian gerak semu. Tindakan tersebut dilakukan pada tanggal 24

Februari 2011 dengan maksud agar siswa merasa terbiasa dengan peneliti sebagai

pengajar walaupun pada waktu peneliti melakukan magang juga pernah mengajar

di kelas tersebut.

B. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I

Siklus 1 dilaksanakan selama dua kali pertemuan yaitu tanggal 26

Februari dan 3 Maret 2011. Indikator yang diharapkan tercapai dalam siklus I ini

adalah tentang pengertian jarak, menghitung jarak yang ditempuh benda,

pengertian perpindahan, menghitung perpindahan suatu benda, mendefinisikan

kecepatan, mendefinisikan kelajuan dan mampu menggunakan rumus kecepatan

dan kelajuan dalam mengerjakan permasalahan Fisika. Kegiatan pada siklus I

meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Berikut adalah

pelaksanaan kegiatan siklus I secara terperinci :

1. Tahap Perencanaan

Perencanaan tindakan siklus I dalam penelitian ini adalah dengan

mempersiapkan beberapa hal seperti :

a. Membuat silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Guru peneliti membuat silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

tentang materi yang akan diajarkan dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan animasi flash.

b. Membuat persiapan mengenai tempat penelitian yang dapat digunakan untuk

diskusi yakni di Laboratorium IPA. Mempersiapkan sarana dan media

pembelajaran yang akan digunakan yaitu laptop, LCD, dan animasi flash.

c. Membuat pedoman observasi untuk siswa. Guru peneliti menyusun dan

mempersiapkan lembar observasi mengenai aktivitas belajar siswa yang akan

Page 64: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5620/1/194281011201109481.pdf · 36 siswa dengan penelitian dikhususkan pada materi Gerak. Data ... HALAMAN JUDUL ... Media Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

diberikan kepada tiga pengamat (satu guru Fisika, dan dua orang observer).

Aktivitas belajar yang diamati meliputi aktivitas positif dan aktivitas negatif

pada oral activities, visual activities, writing activities, mental activities dan

listening activities. Aktivitas belajar siswa tersebut akan diamati pada waktu

diskusi kelompok berlangsung.

d. Membuat Lembar Kerja Diskusi, tes prestasi belajar (pre-test dan post-test)

beserta kuncinya.

e. Pembentukan kelompok secara heterogen sehingga pada tiap siklus, siswa

terbagi menjadi kelompok-kelompok belajar.

f. Menyusun dan mempersiapkan catatan lapangan (diary observer). Guru

peneliti menyusun dan mempersiapkan catatan lapangan untuk diberikan

kepada ketiga observer dalam mengamati proses pembelajaran dan keadaan

siswa saat pembelajaran berlangsung. Catatan lapangan ini sangat penting

untuk mengetahui apa dan bagaimana siswa mengikuti proses pembelajaran

di kelas dengan menggunakan penerapan model pembelajaran dengan diskusi

kelompok.

2. Tahap Pelaksanaan

Tahap pertama dilaksanakan sesuai rencana, yaitu dua kali pertemuan:

tanggal 26 Februari dan 3 Maret 2011. Pada pertemuan pertama jumlah siswa

yang hadir adalah 34 dari 36 siswa dengan 2 orang tidak masuk dikarenakan sakit.

Sedangkan pada pertemuan kedua semua siswa hadir dalam pembelajaran Fisika.

Pada siklus I ini proses pembelajaran berlangsung sesuai dengan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah ditetapkan. Guru peneliti dibantu 3

orang pengamat (observer) yang melakukan pengamatan selama kegiatan

berlangsung. Pengamat adalah guru pengampu mata pelajaran Fisika SMP Negeri

10 Surakarta dan 2 orang pengamat lain adalah mahasiswa program studi

pendidikan Fisika dari Universitas Sebelas Maret Surakarta yang memahami

model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Selama kegiatan pembelajaran, guru

peneliti bertugas menyampaikan pembelajaran di kelas, sedangkan pengamat

melakukan pengamatan di dalam kelas dengan mengambil posisi awal di belakang

tempat duduk siswa.

Page 65: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5620/1/194281011201109481.pdf · 36 siswa dengan penelitian dikhususkan pada materi Gerak. Data ... HALAMAN JUDUL ... Media Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Pertemuan pertama diawali dengan pre-test yang dilaksanakan selama 10

menit. Setelah pre-test selesai, guru peneliti memulai pendahuluan selama 10

menit yang berisi motivasi, apersepsi, opini siswa dan prasyarat konsep. Kegiatan

inti berlangsung setelah pendahuluan selesai yang berisi penjelasan konsep

menggunakan media animasi flash dan kegiatan diskusi kelompok yang secara

keseluruhan berlangsung selama 40 menit. Berikut adalah gambaran animasi flash

yang digunakan dan kegiatan diskusi kelompok pada siklus I :

Gambar 4.1. Animasi Gerak Bersifat Relatif

Page 66: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5620/1/194281011201109481.pdf · 36 siswa dengan penelitian dikhususkan pada materi Gerak. Data ... HALAMAN JUDUL ... Media Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Gambar 4.2 Kegiatan Diskusi Kelompok

Pertemuan pertama ini ditutup dengan memberikan kesempatan bertanya

kepada siswa jika ada yang belum dipahami selama 5 menit, memberikan post-test

kepada siswa selama 10 menit (kegiatan guru adalah menghitung skor tim

berdasarkan skor kelompok), dan 5 menit terakhir untuk mengumumkan

kelompok pemenang lalu memberikan reward berupa tepuk tangan dan hadiah

kado yang berisi makanan yang akhirnya dibagi oleh kelompok pemenang ke

semua siswa. Pertemuan pertama ini ditutup setelah bel istirahat berdering.

Pertemuan kedua berlangsung pada tanggal 3 maret 2011. Pertemuan ini

berisi pendalaman konsep materi pertemuan pertama dengan cara tanya-jawab dan

latihan soal-soal. Guru peneliti juga meminta pendapat secara umum kepada siswa

mengenai pembelajaran Fisika pada pertemuan sebelumnya.

3. Tahap Pengamatan

Selama proses pembelajaran berlangsung, observer melakukan penilaian

proses dan pengamatan terhadap aktivitas belajar positif dan aktivitas belajar

negatif siswa. Pengamatan dilakukan untuk mengetahui aktivitas belajar siswa dan

peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam pembelajaran yang berlangsung di kelas

Page 67: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5620/1/194281011201109481.pdf · 36 siswa dengan penelitian dikhususkan pada materi Gerak. Data ... HALAMAN JUDUL ... Media Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

VII.B tersebut. Dengan pengamatan secara langsung, diharapkan hal-hal yang

mungkin tidak teramati oleh guru peneliti dapat teramati oleh observer. Data hasil

observasi langsung merupakan data akurat yang dapat dijadikan masukan untuk

proses selanjutnya. Data ini diambil oleh 3 pengamat agar hasil pengamatan tidak

subjektif. Berikut adalah rangkuman hasil pengamatan yang diperoleh ketiga

observer:

Tabel 4.1. Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa Siklus I

SIKLUS 1

OBSERVER 1

( Endang .P, S.Pd. )

OBSERVER 2

( Dewanto Kamas )

OBSERVER 3

( Didit Karyadi )

Aktivitas + 72 % 72,8 % 72,5 %

Aktivitas - 28 % 27,2 % 27,5 %

Data tersebut memperlihatkan bahwa rata-rata aktivitas positif siswa sebesar

72,43 % sedangkan aktivitas negatifnya sebesar 27,57 %. Aktivitas positif dan

negatif tersebut didapatkan dari kinerja dalam kegiatan kelompok atau diskusi

kelompok yang meliputi oral activities, listening activities, visual activities,

writing activities, dan mental activities. Berkaitan dengan kemampuan kognitif,

peneliti mengambil data dari nilai pre-test dan post-test siswa sesuai terlampir

dalam lampiran 5. Dari data tersebut terlihat bahwa rata-rata nilai pretest siswa

adalah 58,82 dengan 18 siswa dari 34 siswa belum tuntas (belum mencapai nilai

KKM 63,00), sedangkan pre-test siswa menghasilkan nilai rata-rata 88,68 dengan

3 dari 34 siswa yang belum tuntas. Jadi untuk kemampuan kognitif siswa pada

siklus I ini mengalami kenaikan dengan nilai gain ternormalisasi rata-ratanya

sebesar 0,73 dari pre-test ke post-testnya. Sehingga dapat dikatakan bahwa

pembelajaran pada siklus ini dapat meningkatkan kemampuan kognitif siswa.

Secara garis besar, menurut hasil wawancara degan observer tentang hasil

catatan lapangan siklus pertama ini adalah sebagai berikut:

a. Penyampaian Pembelajaran

1) Penekanan pada materi inti kurang dimaksimalkan

2) Memperhatikan waktu dalam pembelajaran, karena untuk pembelajaran

siklus 1 ini terlalu lama (waktunya mepet). Hal tersebut terjadi karena

Page 68: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5620/1/194281011201109481.pdf · 36 siswa dengan penelitian dikhususkan pada materi Gerak. Data ... HALAMAN JUDUL ... Media Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

proses perhitungan dan pemberian penghargaan dilakukan sekaligus di

pertemuan pertama sedangkan di pertemuan kedua hanya pendalaman

materi yang difokuskan pada penyelesaian soal-soal.

3) Kurang memberikan contoh terapan materi pembelajaran dalam aplikasi

kehidupan sehari-hari.

4) Kurang melibatkan siswa dalam pembelajaran.

5) Dalam pembelajaran kelompok perlu dibuatkan nama punggung agar

observer lebih mudah mengamati aktivitas kelompok.

b. Media Flash

1) Lebih memperhatikan penulisan dalam animasi flash karena masih ada

yang salah tulis.

2) Contoh animasi aplikasi pembelajaran dalam flash diperbanyak dan kalau

bisa disisipkan video.

4. Tahap Refleksi

Secara umum pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan animasi

flash yang telah dilakukan pada siklus I ini berjalan dengan lancar, walaupun ada

beberapa hal yang kurang berjalan seperti rencana seperti: pada saat diskusi para

siswa cenderung bekerja sendiri-sendiri, mereka mencari jawaban Lembar Kerja

Diskusi (LKD) masing-masing bahkan ada yang bekerja sendiri-sendiri. Hal

tersebut mungkin disebabkan karena siswa belum terbiasa dengan metode

pembelajaran yang digunakan karena memang pembelajaran kooperatif tipe

STAD ini baru pertama kali diterapkan di kelas VII.B. Biasanya pembelajaran

dilakukan dengan ceramah setelah itu siswa diminta mencatat dan mengerjakan

soal di buku diktat atau LKD. Selain itu pada saat diskusi kelompok siswa masih

mempunyai kecenderungan langsung bertanya kepada guru jika ada kesulitan atau

pertanyaan yang belum dipahami secara individu sebelum didiskusikan dengan

teman kelompoknya. Namun setelah guru mengingatkan siswa tampak mulai

berdiskusi.

Karena target dalam penelitian ini belum tercapai (aktivitas belajar siswa

belum mencapai target) maka peneliti melanjutkan penelitiannya. Berdasarkan

hasil pengamatan dan hal-hal yang tersebut diatas, maka pada pertemuan

Page 69: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5620/1/194281011201109481.pdf · 36 siswa dengan penelitian dikhususkan pada materi Gerak. Data ... HALAMAN JUDUL ... Media Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

selanjutnya guru merencanakan untuk melakukan hal-hal sebagai berikut pada

siklus selanjutnya :

a. Animasi Flash pada siklus II lebih disempurnakan dan diteliti redaksi/

penulisan kalimat-kalimatnya.

b. Guru membuat nama punggung untuk setiap siswa pada tiap kelompok.

c. Mengingatkan siswa untuk mendiskusikan LKD dengan teman satu

kelompoknya sebelum bertanya kepada guru.

d. Guru tetap memotivasi siswa dan akan memberi penghargaan bagi kelompok

yang mendapat rata-rata skor kenaikan belajar tinggi dan berdasarkan

kecepatan, kekompakan dan ketepatan dalam menyelesaikan soal-soal di

Lembar Kerja Diskusi (LKD).

e. Memberikan penilaian kelompok dan pemberian hadiah kelompok pada

pertemuan kedua pada siklus II agar efisien waktu.

f. Guru memberikan contoh yang lebih banyak tentang aplikasi materi dalam

kehidupan sehari-hari.

C. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II

Siklus 2 dilaksanakan selama dua kali pertemuan yaitu tanggal 10 dan 12

Maret 2011. Indikator yang diharapkan tercapai dalam siklus II ini adalah tentang

pengertian Gerak Lurus Beraturan (GLB), contoh GLB, membuat grafik

hubungan antara jarak dan waktu pada GLB, membuat grafik hubungan antara

kelajuan dan waktu pada GLB . Kegiatan pada siklus II ini merupakan tindakan

dari hasil refleksi siklus pertama yang meliputi perencanaan, pelaksanaan,

pengamatan dan refleksi. Berikut adalah pelaksanaan kegiatan siklus II secara

terperinci :

1. Tahap Perencanaan

Secara umum tahap perencanan pada siklus II ini sama dengan siklus I.

Perbedaannya hanyalah terdapat tambahan beberapa hal yang didapatkan dari

hasil refleksi siklus I, jadi tindakan yang dilakukan pada siklus kedua ini

ditetapkan berdasarkan hasil refleksi pada siklus pertama, yaitu:

Page 70: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5620/1/194281011201109481.pdf · 36 siswa dengan penelitian dikhususkan pada materi Gerak. Data ... HALAMAN JUDUL ... Media Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

a. Membuat nama punggung agar aktivitas siswa lebih mudah diamati oleh

observer dan guru.

b. Memberikan contoh video atau animasi tambahan tentang materi GLB agar

siswa dapat mengerti contoh-contoh riil GLB dalam kehidupan sehari-hari.

c. Memperbaiki media flash yang digunakan dalam pembelajaran materi GLB

d. Memperbaiki cara mengajar dengan membuat skenario pembelajaran dan

membuat instrumen yang lebih melibatkan siswa dalam pembelajaran

misalnya membuat grafik GLB berdasarkan data yang ada di media flash

2. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan siklus II dilaksanakan sesuai rencana, yaitu dua kali

pertemuan: tanggal 10 Maret dan 12 Maret 2011. Pada pertemuan pertama semua

siswa hadir, sedangkan pada pertemuan kedua satu siswa tidak hadir dalam

pembelajaran karena mewakili sekolah dalam lomba macapat di UNS.

Pada siklus II ini proses pembelajaran berlangsung sesuai dengan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah ditetapkan. Guru peneliti dibantu 3

orang pengamat (observer) yang melakukan pengamatan selama kegiatan

berlangsung. Pengamat adalah guru pengampu mata pelajaran Fisika SMP Negeri

10 Surakarta dan 2 orang pengamat lain adalah mahasiswa program studi

pendidikan Fisika dari Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS) yang

memahami model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Selama kegiatan

pembelajaran, guru peneliti bertugas menyampaikan pembelajaran di kelas,

sedangkan pengamat melakukan pengamatan di dalam kelas dengan mengambil

posisi awal di belakang tempat duduk siswa.

Langkah awal pada siklus II ini adalah dengan melakukan pre-test pada

akhir pertemuan kedua pada siklus I, hal tersebut dimaksudkan agar pada siklus

kedua berlangsung lebih lama saat penyampaian materinya. Pertemuan pertama

siklus II di 5 menit pertama diawali dengan salam dari guru dan pemasangan

nama punggung pada siswa agar mempermudah observer dalam mengamati

aktivitas pembelajaran. 5 menit kedua guru memberikan motivasi kepada siswa

melalui video dan meminta opini siswa mengenai video tersebut. Kegiatan inti

dan diskusi kelompok secara keseluruhan berlangsung selama 50 menit. Dalam

Page 71: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5620/1/194281011201109481.pdf · 36 siswa dengan penelitian dikhususkan pada materi Gerak. Data ... HALAMAN JUDUL ... Media Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

kegiatan inti tersebut guru menerangkan konsep GLB secara konstruktivisme, jadi

secara perlahan-lahan siswa dituntun untuk mempelajari konsep GLB secara benar

melalui media flash, media ini menurut beberapa siswa sangat membantu dalam

memahami materi yang di ajarkan. Berikut adalah gambaran animasi flash yang

digunakan dan kegiatan diskusi kelompok pada siklus II :

Gambar 4.3. Animasi Flash Siklus II

Guru peneliti juga mengajak siswa untuk turut serta dalam pembelajaran dengan

cara meminta siswa ke depan untuk membyuat grafik hubungan antara jarak

dengan waktu dan kecepatan dengan waktu dalam GLB, hal tersebut dimaksudkan

agar siswa dapat aktif dan mau untuk menulis di dalam catatannya secara

langsung sekaligus memberi gambaran secara langsung mengenai cara membuat

grafik yang benar kepada siswa.

Kegiatan inti yang lain yakni diskusi kelompok, pada sesi ini guru

memberikan permasalahan dalam Lembar Kerja Diskusi (LKD) kepada tiap

kelompok. Sesi ini dilakukan setelah siswa dianggap mengerti tentang materi yang

diajarkan dalam pembelajaran tersebut dengan melihat bahwa tidak ada siswa

yang bertanya dan apabila diberikan pertanyaan dari guru siswa tersebut dapat

menjawabnya, di sesi diskusi kelompok inilah aktivitas belajar siswa dalam

kelompok mulai diamati. Guru peneliti sebelumnya juga memberikan informasi

Page 72: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5620/1/194281011201109481.pdf · 36 siswa dengan penelitian dikhususkan pada materi Gerak. Data ... HALAMAN JUDUL ... Media Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

akan memberikan reward kepada kelompok yang lebih cepat mengumpulkan LKD

dan benar dalam pengerjaannya. Informasi tersebut membuat siswa lebih

kompetitif lagi dalam belajar kelompok.

Gambar 4.4. Kegiatan Diskusi Kelompok Siklus II

Pertemuan pertama siklus II ini ditutup dengan memberikan kesempatan

bertanya kepada siswa jika ada yang belum dipahami selama 5 menit. Setelah sesi

tanya-jawab guru mempersilahkan beberapa siswa untuk menyampaikan

kesimpulan pembelajaran, pertemuan pertama siklus II ditutup dengan post-test

selama 10 menit dan salam.

Pertemuan kedua berlangsung pada tanggal 13 maret 2011. Pertemuan ini

berisi pendalaman konsep materi pertemuan pertama dengan cara tanya-jawab dan

latihan soal-soal. Guru peneliti juga meminta pendapat secara umum kepada siswa

mengenai pembelajaran Fisika pada pertemuan sebelumnya, pada pertemuan

kedua ini ditutup dengan memberikan pre-test untuk persiapan siklus yang ketiga.

Secara umum pelaksanaan pertemuan kedua siklus kedua ini difokuskan agar

Page 73: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5620/1/194281011201109481.pdf · 36 siswa dengan penelitian dikhususkan pada materi Gerak. Data ... HALAMAN JUDUL ... Media Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

siswa menjadi lebih paham dan mengerti lebih mendalam tentang materi GLB

yang disampaikan di siklus II ini melalui aplikasi soal.

3. Tahap Pengamatan

Selama proses pembelajaran berlangsung, observer melakukan penilaian

proses dan pengamatan terhadap aktivitas positif dan aktivitas negatif siswa.

Pengamatan dilakukan untuk mengetahui aktivitas belajar siswa dan peristiwa-

peristiwa yang terjadi dalam pembelajaran yang berlangsung di kelas VII B

tersebut. Dengan pengamatan secara langsung, diharapkan hal-hal yang mungkin

tidak teramati oleh guru peneliti dapat teramati oleh observer. Data hasil observasi

langsung merupakan data akurat yang dapat dijadikan masukan untuk proses

selanjutnya. Data ini diambil oleh 3 pengamat agar hasil pengamatan tidak

subjektif. Berikut adalah rangkuman hasil pengamatan yang diperoleh ketiga

observer di siklus II dibandingkan dengan hasil pengamatan siklus I :

Tabel 4.2. Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siklus II

SIKLUS 1

OBSERVER 1

( Endang

Purwaningsih, S.Pd )

OBSERVER 2

(Dewanto

Kamas)

OBSERVER 3

( Didit Karyadi ) Rata-rata

Aktivitas + 72 % 72,8 % 72,5 % 72,43%

Aktivitas - 28 % 27,2 % 27,5 % 27,57%

SIKLUS 2

OBSERVER 1

( Endang

Purwaningsih, S.Pd)

OBSERVER 2

( Anggraeni )

OBSERVER 3

( Vita Maftuhah ) Rata-rata

Aktivitas + 86,84 % 76,47 % 89,38 % 84,23%

Aktivitas - 13,16 % 23,53 % 10,62 % 15,77%

Data tersebut memperlihatkan bahwa rata-rata aktivitas positif siswa sebesar naik

dari siklus I sebesar 72,43% menjadi 84% di siklus II, sedangkan aktivitas negatif

siswa turun dari 27,57% di siklusI menjadi 15,77% di siklus II. Aktivitas belajar

positif dan negatif tersebut didapatkan dari kinerja dalam kegiatan kelompok atau

diskusi kelompok yang meliputi oral activities, listening activities, visual

activities, writing activities, dan mental activities. Berkaitan dengan kemampuan

kognitif, peneliti mengambil data dari nilai pre-test dan post-test siswa sesuai

yang terlampir pada lampiran 5. Dari data tersebut terlihat bahwa rata-rata nilai

Page 74: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5620/1/194281011201109481.pdf · 36 siswa dengan penelitian dikhususkan pada materi Gerak. Data ... HALAMAN JUDUL ... Media Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

pretest siswa adalah 49 ( Cheisha Aldama Geisha tidak dihitung karena siswa

tersebut tidak ikut pre-test untuk mengikuti lomba macapat) dengan hanya 4 siswa

yang dapat mencapai standart ketuntasan dan dalam post-test mengalami kenaikan

menjadi 88,86 dengan 2 siswa belum tuntas. Bila dibandingkan dengan siklus I,

pada siklus II ini kemampuan kognitif siswa VIIB meningkat karena pada siklus I

nilai pre-test siswa adalah 58,82 dengan 18 siswa dari 34 siswa belum tuntas

(belum mencapai nilai KKM 63,00), sedangkan pre-test siswa menghasilkan nilai

rata-rata 88,68 dengan 3 dari 34 siswa yang belum tuntas dengan rata-rata gain

ternormalisasi sebesar 0,78. Jadi untuk kemampuan kognitif siswa pada siklus II

ini mengalami kenaikan dibandingkan siklus I, sehingga dapat dikatakan bahwa

pembelajaran pada siklus II ini dapat meningkatkan kemampuan kognitif siswa.

Secara garis besar, menurut hasil wawancara degan observer tentang hasil

catatan lapangan siklus pertama ini adalah sebagai berikut :

a. Penyampaian Pembelajaran

1) Penekanan pada materi inti suadah bagus, disarankan untuk

memberi contoh aplikasi yang lebih banyak.

2) Waktu pembelajaran cukup

3) Keterlibatan siswa dalam pembelajaran sudah optimal

4) Penggunaan nama punggung sebaiknya dikaitkan dengan peniti,

karena dalam siklus II ini sering lepas.

5) Disarankan agar buku pegangan siswa dimaksimalkan saat

pembelajaran berlangsung

b. Media Flash

Penggunaan media Flash di siklus II ini dinilai sudah optimal.

4. Tahap Refleksi

Pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan animasi flash yang telah

dilakukan pada siklus II ini berjalan lebih lancar daripada pembelajaran di siklus I,

pada saat diskusi para siswa sudah tidak lagi bekerja secara sendiri-sendiri,

mereka mencari jawaban Lembar Kerja Diskusi (LKD) secara kerjasama dengan

bantuan arahan dari guru. Nampaknya siswa sudah lebih tahu tentang model

pembelajaran kooperatif tipe STAD ini, mereka sudah tidak asing lagi karena

Page 75: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5620/1/194281011201109481.pdf · 36 siswa dengan penelitian dikhususkan pada materi Gerak. Data ... HALAMAN JUDUL ... Media Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

pada siklus I pertemuan I yang lalu sudah diterapkan model seperti ini. Selain hal

tersebut, siswa menilai bahwa media flash di siklus II ini lebih menarik dan

mudah dipahami apalagi dalam motivasi awal siswa diperlihatkan video tentang

materi yang akan diajarkan.

Karena target dalam penelitian ini belum tercapai (aktivitas belajar siswa

belum mencapai target) maka peneliti melanjutkan penelitiannya. Berdasarkan

hasil pengamatan dan hal-hal yang tersebut di atas, maka pada pertemuan

selanjutnya guru merencanakan untuk melakukan hal-hal sebagai berikut :

a. Guru membuat nama punggung untuk setiap siswa pada tiap kelompok

dengan peniti sebaagai pengaitnya agar tidak mudah lepas dalam

pembelajaran.

b. Mengingatkan siswa untuk mendiskusikan LKD dengan teman satu

kelompoknya sebelum bertanya kepada guru.

c. Guru tetap memotivasi siswa dan akan memberi penghargaan bagi

kelompok yang mendapat rata-rata skor kenaikan belajar tinggi dan

berdasarkan kecepatan, kekompakan dan ketepatan dalam menyelesaikan

soal-soal di LKD.

d. Memberikan penilaian kelompok dan pemberian hadiah kelompok pada

pertemuan kedua pada siklus III agar efisien waktu.

e. Guru memberikan contoh yang lebih banyak tentang aplikasi materi dalam

kehidupan sehari-hari.

f. Dalam penyampaian materi pembelajaran diusahakan mengambil atau

mencocokkannya dengan buku pegangan siswa agar siswa lebih mudah

memahaminya ketika sampai dirumah.

D. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus III

Siklus 2 dilaksanakan selama dua kali pertemuan yaitu tanggal 17 dan 31

Maret 2011. Indikator yang diharapkan tercapai dalam siklus III ini adalah

tentang pengertian Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB), contoh GLBB,

membuat grafik hubungan antara jarak dan waktu pada GLBB, membuat grafik

hubungan antara kelajuan dan waktu pada GLBB . Kegiatan pada siklus III ini

Page 76: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5620/1/194281011201109481.pdf · 36 siswa dengan penelitian dikhususkan pada materi Gerak. Data ... HALAMAN JUDUL ... Media Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

merupakan tindakan dari hasil refleksi siklus kedua yang meliputi perencanaan,

pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Berikut adalah pelaksanaan kegiatan siklus

III secara terperinci:

1. Tahap Perencanaan

Secara umum tahap perencanan pada siklus III ini sama dengan siklus II.

Perbedaannya hanyalah terdapat tambahan beberapa hal yang didapatkan dari

hasil refleksi siklus II, jadi tindakan yang dilakukan pada siklus kedua ini

ditetapkan berdasarkan hasil refleksi pada siklus II, yaitu:

a. Membuat nama dada agar aktivitas siswa lebih mudah diamati oleh observer

atau guru dan mengaitkannya dengan peniti agar tidak mudah lepas.

b. Memberikan contoh video atau animasi tambahan tentang materi GLBB agar

siswa dapat mengerti contoh-contoh riil GLBB dalam kehidupan sehari-hari.

c. Memperbaiki cara mengajar dengan membuat skenario pembelajaran dan

membuat instrumen yang lebih melibatkan siswa dalam pembelajaran

misalnya membuat grafik GLBB berdasarkan data yang ada di media flash.

2. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan siklus III dilaksanakan sesuai rencana, yaitu dua kali

pertemuan: tanggal 17 Maret dan 31 Maret 2011. Pada pertemuan pertama semua

siswa hadir, sedangkan pada pertemuan kedua satu siswa tidak hadir dalam

pembelajaran karena sakit.

Pada siklus III ini proses pembelajaran berlangsung sesuai dengan

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah ditetapkan. Guru peneliti

dibantu 3 orang pengamat (observer) yang melakukan pengamatan selama

kegiatan berlangsung. Pengamat adalah guru pengampu mata pelajaran Fisika

SMP Negeri 10 Surakarta dan 2 orang pengamat lain adalah mahasiswa program

studi pendidikan Fisika dari Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS) yang

memahami model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Selama kegiatan

pembelajaran, guru peneliti bertugas menyampaikan pembelajaran di kelas,

sedangkan pengamat melakukan pengamatan di dalam kelas dengan mengambil

posisi awal di belakang di belakang tempat duduk siswa.

Page 77: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5620/1/194281011201109481.pdf · 36 siswa dengan penelitian dikhususkan pada materi Gerak. Data ... HALAMAN JUDUL ... Media Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

Langkah awal pada siklus III ini adalah dengan melakukan pre-test pada

akhir pertemuan kedua pada siklus II, hal tersebut dimaksudkan agar pada siklus

kedua berlangsung lebih lama saat penyampaian materinya. Pertemuan pertama

siklus III di 5 menit pertama diawali dengan salam dari guru dan pemasangan

nama punggung pada siswa agar mempermudah observer dalam mengamati

aktivitas pembelajaran. 5 menit kedua guru memberikan motivasi kepada siswa

melalui video dan meminta opini siswa mengenai video tersebut. Kegiatan inti

dan diskusi kelompok secara keseluruhan berlangsung selama 50 menit. Dalam

kegiatan inti tersebut guru menerangkan konsep GLBB secara konstruktivisme,

jadi secara perlahan-lahan siswa dituntun untuk mempelajari konsep GLBB secara

benar melalui media flash, media ini menurut beberapa siswa sangat membantu

dalam memahami materi yang diajarkan. Berikut adalah gambaran animasi flash

yang digunakan dan kegiatan diskusi kelompok pada siklus III :

Gambar 4.5. Animasi Flash Siklus III

Guru peneliti juga mengajak siswa untuk turut serta dalam pembelajaran dengan

cara meminta siswa ke depan untuk membuat grafik hubungan antara jarak

dengan waktu dan kecepatan dengan waktu dalam GLBB, hal tersebut

dimaksudkan agar siswa dapat aktif dan mau untuk menulis di dalam catatannya

Page 78: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5620/1/194281011201109481.pdf · 36 siswa dengan penelitian dikhususkan pada materi Gerak. Data ... HALAMAN JUDUL ... Media Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

secara langsung sekaligus memberi gambaran secara langsung mengenai cara

membuat grafik yang benar kepada siswa.

Kegiatan inti yang lain yakni diskusi kelompok, pada sesi ini guru

memberikan permasalahan dalam Lembar Kerja Diskusi (LKD) kepada tiap

kelompok. Sesi ini dilakukan setelah siswa dianggap mengerti tentang materi yang

diajarkan dalam pembelajaran tersebut dengan melihat bahwa tidak ada siswa

yang bertanya dan apabila diberikan pertanyaan dari guru siswa tersebut dapat

menjawabnya, di sesi diskusi kelompok inilah aktivitas belajar siswa dalam

kelompok mulai di amati. Guru peneliti sebelumnya juga memberikan informasi

akan memberikan reward kepada kelompok yang lebih cepat mengumpulkan LKD

dan benar dalam pengerjaannya. Informasi tersebut membuat siswa lebih

kompetitif lagi dalam belajar kelompok.

Gambar 4.6. Kegiatan Diskusi Kelompok Siklus III

Pertemuan pertama siklus III ini ditutup dengan memberikan kesempatan

bertanya kepada siswa jika ada yang belum dipahami selama 5 menit. Setelah sesi

tanya-jawab guru mempersilahkan beberapa siswa untuk menyampaikan

Page 79: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5620/1/194281011201109481.pdf · 36 siswa dengan penelitian dikhususkan pada materi Gerak. Data ... HALAMAN JUDUL ... Media Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

kesimpulan pembelajaran, pertemuan pertama siklus III ditutup dengan post-test

selama 10 menit dan salam.

Pertemuan kedua berlangsung pada tanggal 31 maret 2011. Pertemuan ini

berisi pendalaman konsep materi pertemuan pertama dengan cara tanya-jawab dan

latihan soal-soal. Guru peneliti juga meminta pendapat secara umum kepada siswa

mengenai pembelajaran Fisika pada pertemuan sebelumnya, pada pertemuan

kedua ini ditutup dengan memberikan reward kelompok terbaik pada pertemuan

pertama dan kenang-kenangan dari guru kepada siswa. Walaupun hanya

berlangsung dalam waktu 30 menit karena pihak sekolah akan mengadakan rapat

koordinasi, secara umum pelaksanaan pertemuan kedua siklus III ini berlangsung

lancar. Materi pelajaran difokuskan agar siswa menjadi lebih paham dan mengerti

lebih mendalam tentang materi GLBB yang disampaikan.

3. Tahap Pengamatan

Selama proses pembelajaran berlangsung, observer melakukan penilaian

proses dan pengamatan terhadap aktivitas positif dan aktivitas negatif siswa.

Pengamatan dilakukan untuk mengetahui aktivitas belajar siswa dan peristiwa-

peristiwa yang terjadi dalam pembelajaran yang berlangsung di kelas VII B

tersebut. Dengan pengamatan secara langsung, diharapkan hal-hal yang mungkin

tidak teramati oleh guru peneliti dapat teramati oleh observer. Data hasil observasi

langsung merupakan data akurat yang dapat dijadikan masukan untuk proses

selanjutnya. Data ini diambil oleh 3 pengamat agar hasil pengamatan tidak

subjektif. Berikut adalah rangkuman hasil pengamatan yang diperoleh ketiga

observer di siklus III dibandingkan dengan hasil pengamatan siklus II dan siklus I:

Page 80: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5620/1/194281011201109481.pdf · 36 siswa dengan penelitian dikhususkan pada materi Gerak. Data ... HALAMAN JUDUL ... Media Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Tabel 4.3. Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa Siklus III

SIKLUS

1

OBSERVER 1

( Endang

Purwaningsih, S.Pd

)

OBSERVER 2

( Dewanto Kamas

)

OBSERVER 3

( Didit Karyadi ) Rata-rata

Aktivitas

+ 72 % 72,8 % 72,5 % 72,43

Aktivitas

- 28 % 27,2 % 27,5 % 27,57

SIKLUS

2

OBSERVER 1

( Endang

Purwaningsih,

S.Pd)

OBSERVER 2

( Anggraeni )

OBSERVER 3

( Vita Maftuhah )

Aktivitas

+ 86,84 % 76,47 % 89,38 % 84,23

Aktivitas

- 13,16 % 23,53 % 10,62 % 15,77

SIKLUS

3

OBSERVER 1

( Endang

Purwaningsih,

S.Pd)

OBSERVER 2

( Surani )

OBSERVER 3

( Laila Agustina )

Aktivitas

+ 94,29 % 83,58 % 91,38 % 89,75

Aktivitas

- 5,71 % 16,42 % 8,62 % 10,25

Data tersebut memperlihatkan bahwa rata-rata aktivitas positif siswa sebesar naik

dari siklus I sebesar 72,43% menjadi 84% di siklus II dan 89,75% di siklus III,

sedangkan aktivitas negatif siswa turun dari 27,57% di siklus I menjadi 15,77% di

siklus II dan 10,25% di siklus III. Aktivitas positif dan negatif tersebut didapatkan

dari kinerja dalam kegiatan kelompok atau diskusi kelompok yang meliputi oral

activities, listening activities, visual activities, writing activities, dan mental

activities. Berkaitan dengan kemampuan kognitif, peneliti mengambil data dari

nilai pre-test dan post-test siswa yang dapat dilihat di lampiran 5. Dari data

tersebut terlihat bahwa rata-rata nilai pretest siswa adalah 50,43 (Elfira

Novianingtyas Wibawa Putri tidak dihitung karena siswa tersebut tidak ikut post-test

karena sakit) dengan hanya 7 siswa yang dapat mencapai standart ketuntasan dan

dalam post-test mengalami kenaikan menjadi 77,86 dengan 5 siswa yang belum

tuntas sehingga rata-rata gain ternormalisasi adalah 0,553 yang masuk dalam

kategori sedang. Kemampuan kognitif siswa pada siklus III ini meningkat, tetapi

bila dibandingkan dengan peningkatan kemampuan kognitif siklus II, peningkatan

kemampuan kognitif pada siklus III ini menurun. Menurut beberapa testimoni

Page 81: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5620/1/194281011201109481.pdf · 36 siswa dengan penelitian dikhususkan pada materi Gerak. Data ... HALAMAN JUDUL ... Media Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

siswa, hal ini dikarenakan siswa sudah merasa bosan dengan skenario

pembelajaran yang sama selama tiga siklus penelitian ini.

Secara garis besar, menurut hasil wawancara dengan observer tentang

hasil catatan lapangan siklus III ini adalah sebagai berikut :

a. Penyampaian Pembelajaran

1) Penekanan pada materi inti sudah bagus.

2) Waktu pembelajaran cukup

3) Keterlibatan siswa dalam pembelajaran sudah optimal

4) Penggunaan nama dada sudah tidak lepas-lepas lagi

5) Buku pegangan siswa sudah dioptimalkan

b. Media Flash

Penggunaan media Flash di siklus III ini dinilai sudah optimal.

4. Tahap Refleksi

Pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan animasi flash yang telah

dilakukan pada siklus III ini berjalan lebih lancar daripada pembelajaran di siklus

II, pada saat diskusi para siswa sudah tidak lagi bekerja secara sendiri-sendiri,

mereka mencari jawaban Lembar Kerja Diskusi (LKD) secara kerjasama dengan

bantuan arahan dari guru. Siswa yang lebih tahu tentang model pembelajaran

kooperatif tipe Students Team Achievement Division (STAD) ini sehingga siswa

sudah mempersiapkan pemnbelajaran dari rumah. siswa menilai bahwa media

flash di siklus III ini sudah optimal.

Aktivitas pembelajaran siswa meningkat menjadi 89,75% pada aktivitas

positifnya dan menurun menjadi 10,25% pada aktivitas negatifnya, dan

kemampuan kognitif siswa meningkat dari pre-test ke post-test dengan rata-rata

gain kelas sebesar 0,55 sehingga dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran

kooperatif tipe STAD berbantuan animasi flash dapat meningkatkan aktivitas

belajar dan kemampuan kognitif siswa. Karena target dalam penelitian ini telah

tercapai, maka guru peneliti menghentikan penelitian ini.

Page 82: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5620/1/194281011201109481.pdf · 36 siswa dengan penelitian dikhususkan pada materi Gerak. Data ... HALAMAN JUDUL ... Media Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

E. Pembahasan dan Pengambilan Keputusan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, diperoleh beberapa

hal diantaranya; pada siklus I siswa belum terbiasa dengan model pembelajaran

yang digunakan, bahkan siswa masih kaget dengan metode yang digunakan

meskipun mereka mengaku senang dan dapat memotivasi siswa untuk belajar.

Pada siklus II siswa nampak mulai paham dan terbiasa dengan metode yang

digunakan sehingga banyak siswa yang sudah mulai berani untuk melakukan

tanya jawab dengan guru maupun teman satu kelompoknya, bahkan ada siswa

yang mulai berani mengemukakan pendapatnya. Peningkatan aktivitas belajar

siswa terlihat dari siklus II dan siklus III. Pada siklus III siswa nampak sudah

dapat belajar mandiri, mereka banyak yang berdiskusi dengan temannya bahkan

hampir yang tidak ada yng bertanya pada guru karena telah paham dengan

jawaban guru. Aktivitas belajar siswa dalam tiga siklus dapat dilihat dalam tebel

berikut:

Tabel 4.4. Perbandingan Aktivitas Belajar Siswa

SIKLUS 1

OBSERVER 1

( Endang

Purwaningsih, S.Pd )

OBSERVER 2

( Dewanto

Kamas )

OBSERVER 3

( Didit Karyadi ) Rata-rata

Aktivitas

+ 72 % 72,8 % 72,5 % 72,43 %

Aktivitas

- 28 % 27,2 % 27,5 % 27,57 %

SIKLUS 2

OBSERVER 1

( Endang

Purwaningsih, S.Pd)

OBSERVER 2

( Anggraeni )

OBSERVER 3

( Vita Maftuhah ) Rata-rata

Aktivitas

+ 86,84 % 76,47 % 89,38 % 84,23 %

Aktivitas

- 13,16 % 23,53 % 10,62 % 15,77 %

SIKLUS 3

OBSERVER 1

( Endang

Purwaningsih, S.Pd)

OBSERVER 2

( Surani )

OBSERVER 3

( Laila Agustina ) Rata-rata

Aktivitas

+ 94,29 % 83,58 % 91,38 % 89,75 %

Aktivitas

- 5,71 % 16,42 % 8,62 % 10,25 %

Data tersebut menunjukkan bahwa terjadi peningkatan aktivitas belajar

positif tiap siklus, dari 72,43% di siklus I menjadi 84,23% di siklus II dan 89,75%

di siklus III. Sedangkan aktivitas belajar negatifnya semakin berkurang dalam tiap

Page 83: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5620/1/194281011201109481.pdf · 36 siswa dengan penelitian dikhususkan pada materi Gerak. Data ... HALAMAN JUDUL ... Media Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

siklus, yaitu 27,57% di siklus I menjadi 15,77% di siklus II dan 10,25% di siklus

III. Peningkatan aktivitas positif dan menurunnya aktivitas belajar negatif dalam

pembelajaran Fisika di kelas VIIB SMPN 10 Surakarta selama tiga siklus

penelitian tindakan kelas dapat lebih jelas terlihat pada grafik berikut:

Gambar 4.7. Grafik Perbandingan Aktivitas Belajar Siswa

Penelitian ini juga menghasilkan peningkatan kemampuan kognitif siswa

dari pre-test ke post-test dalam tiap siklus. Berikut adalah data kemampuan

kognitif siswa dalam 3 siklus :

Tabel 4.5. Kemampuan Kognitif Siswa

Tindakan

Pre-test Post-test

Belum

Tuntas Tuntas

Nilai

rata-

rata

Belum

Tuntas Tuntas

Nilai

rata-

rata

Rata-rata

gain-

ternormalisasi

Siklus I 18 16 58,82 2 32 88,68 72,51%

Siklus II 32 4 49,00 2 33 88,86 78,16%

Siklus III 28 8 50,43 5 30 77,86 55,33%

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dalam setiap pre-test jumlah

siswa yang tuntas ( nilai > 63) lebih sedikit daripada siswa yang sudah tuntas.

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Siklus I Siklus II Siklus III

72.5

85.2389.75

27.57

15.7710.25

Ak

tiv

ita

s B

ela

jar

(%)

Tindakan

Grafik Perbandingan Aktivitas Belajar

Aktivitas Positif (%)

Aktivitas Negatif (%)

Page 84: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5620/1/194281011201109481.pdf · 36 siswa dengan penelitian dikhususkan pada materi Gerak. Data ... HALAMAN JUDUL ... Media Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

Akan tetapi setelah dilakukan tindakan berupa pembelajaran kooperatif tipe

STAD berbantuan animasi flash terjadi peningkatan yang sangat signifikan, yakni

hampir semua siswa tuntas atau jumlah siswa yang tuntas jauh lebih besar

daripada siswa yang belum tuntas. Peningkatan kemampuan kognitif siswa dalam

setiap siklus juga dapat dilihat dari nilai rata-rata kelas yang secara lebih jelas

dapat dilihat dalam grafik berikut :

Gambar 4.8. Grafik Perbandingan Nilai Rata-rata Siswa

Berdasarkan grafik tersebut terlihat bahwa selalu terjadi peningkatan nilai rata-

rata siswa dalam dari pre-test ke post-test dalam tiap siklus. Secara umum dalam

tindakan siklus I siswa sudah sedikit lebih tahu tentang materi yang akan

diajarkan karena dalam tindakan pra siklus sudah sedikit disinggung sehingga

jumlah siswa yang tuntas dan belum tuntas hampir berimbang pada pre-testnya.

Tindakan siklus II dilakukan untuk menyempurnakan siklus I dan terlihat siswa

sudah siap untuk melaksanakan pembelajaran sehingga nilai post-test siswa sangat

bagus. Dalam siklus III terjadi penurunan nilai post-test dari siklus-siklus

sebelumnya. Berdasarkan testimoni siswa, hal ini terjadi karena siswa sudah

merasa jenuh karena dalam tiga kali pelaksanaan siklus terjadi di ruang yang

sama, dengan konsep pembelajaran yang sama dan media yang sama, walaupun

begitu masih terjadi peningkatan nilai yang signifikan dari pre-test ke post-test.

58.82

49 50.43

88.68 88.86

77.8672.51

78.16

55.33

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Siklus I Siklus II Siklus III

Nil

ai

Tindakan Siklus

Grafik Perbandingan Nilai Rata-rata Siswa

Rata-rata pre test

Rata-rata post test

Rata-rata Gain ternormalisasi (%)

Page 85: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5620/1/194281011201109481.pdf · 36 siswa dengan penelitian dikhususkan pada materi Gerak. Data ... HALAMAN JUDUL ... Media Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

Dari analisis penelitian ini didapatkan keterangan tambahan bahwa siswa akan

jenuh apabila dalam pembelajaran tidak dilakukan variasi model pembelajaran.

Secara keseluruhan dalam penelitian ini terjadi peningkatan aktivitas

belajar siswa dari siklus ke siklus berikutnya dan terjadi peningkatan kemampuan

kognitif dari pre-test ke post-test dalam tiap tindakan siklus dilihat dari gain

ternormalisasinya, dan penggunaan media pembelajaran dengan animasi flash

dapat meningkatkan dan menarik perhatian siswa terhadap materi pembelajaran.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) berbantuan animasi

Flash dalam meningkatkan aktivitas belajar dan kemampuan kognitif siswa di

kelas VII.B SMP Negeri 10 Surakarta dikatakan berhasil.

Page 86: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5620/1/194281011201109481.pdf · 36 siswa dengan penelitian dikhususkan pada materi Gerak. Data ... HALAMAN JUDUL ... Media Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dan hasil penelitian tindakan kelas ini, dapat

disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams

Achievement Divisions (STAD) berbantuan animasi flash dapat meningkatkan

aktivitas belajar dan kemampuan kognitif siwa kelas VIIB SMP Negeri 10

Surakarta tahun ajaran 2010/2011 semester genap.

Peningkatan aktivitas belajar dan kemampuan kognitif siswa ini dapat

terlihat dari hal-hal sebagai berikut.

1. Meningkatnya rata-rata aktivitas positif siswa di dalam pembelajaran, dari

72,1% di siklus I menjadi 84,23% di siklus II dan 89,75% di siklus III.

2. Menurunnya rata-rata aktivitas negatif siswa di dalam pembelajaran, dari

27,57% di siklus I menjadi 15,77% di siklus II dan 10,25% di siklus III.

3. Nilai kemampuan kognitif siswa meningkat dari pre-test ke post-test yaitu :

58,82 menjadi 88,68 di siklus I; 49,00 menjadi 88,86 di siklus II; dan 50,43

menjadi 77,86 di siklus III.

4. Rata-rata gain ternormalisasi lebih dari 0,50 yaitu, 0,73 di siklus I, 0,78 di

siklus II dan 0,55 di siklus III.

5. Jumlah siswa yang tuntas (nilai > 63) meningkat dalam tiap siklus yakni dari

16 siswa menjadi 32 siswa di siklus I, 4 siswa manjadi 33 siswa di siklus II

dan 8 siswa menjadi 30 siswa di siklus III.

B. Saran

Berdasarkan hasil temuan dan keterbatasan dalam penelitian ini diajukan

beberapa saran yang bermanfaat bagi peneliti selanjutnya, guru dan sekolah

sebagai berikut:

1. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement

Division (STAD) dalam pembelajaran Fisika dapat dijadikan model alternatif

bagi sekolah maupun guru karena dengan model ini siswa dapat terlibat secara

aktif, meningkatkan aktivitas belajar dan kemampuan kognitif siswa.

68

Page 87: SKRIPSI - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5620/1/194281011201109481.pdf · 36 siswa dengan penelitian dikhususkan pada materi Gerak. Data ... HALAMAN JUDUL ... Media Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

2. Penggunaan media animasi flash dalam pembelajaran Fisika sangat dianjurkan

terlebih lagi dalam materi yang abstrak karena siswa akan lebih jelas dalam

memahami konsep Fisika secara audio-visual.

3. Agar kegiatan pembelajaran dapat berhasil dengan baik, seorang guru

hendaknya selalu aktif dalam melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran.

4. Pemahaman siswa terhadap materi akan bertambah apabila diberikan aplikasi

konsep materi tersebut dalam materi sehari-hari atau diberikan tambahan

penyelesaian soal-soal.

5. Model pembelajaran yang paling jelek bukanlah model pembelajaran

konvensional tetapi model pembelajaran yang itu-itu saja sehingga dalam

pembelajaran hendaklah digunakan model pembelajaran yang bervariasi

sehingga siswa tidak jenuh.

6. Pembuatan animasi flash sebaiknya menggunakan berbagai macam variasi

warna, jenis animasi maupun tulisan agar siswa tidak jenuh ketika digunakan

dalam pembelajaran yang selanjutnya.