Skripsi Rizky Dahliyani Putri
description
Transcript of Skripsi Rizky Dahliyani Putri
i
GAMBARAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KEJADIAN
OSTEOARTRITIS PADA PASIEN YANG MENDERITA
OSTEOARTRITIS DI POLI KLINIK PENYAKIT
DALAM RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
MEURAXA BANDA ACEH
TAHUN 2015
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran
Pada Fakultas Kedokteran Universitas Abulyatama Aceh
OLEH
RIZKY DAHLIYANI PUTRI
NIM : 12171024
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ABULYATAMA ACEH
LAMPOH KEUDE - ACEH BESAR
TAHUN 2015
i
PERSETUJUAN
PEMBIMBING PENELITIAN SKRIPSI
GAMBARAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KEJADIAN
OSTEOARTRITIS PADA PASIEN YANG MENDERITA
OSTEOARTRITIS DI POLI KLINIK PENYAKIT
DALAM RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
MEURAXA BANDA ACEH TAHUN 2015
OLEH
RIZKY DAHLIYANI PUTRI
NIM : 12171024
Di Setujui untuk Diajukan ke Sidang Penelitian Dalam rangka memperoleh
Gelar Sarjana Kedokteran pada fakultas Kedokteran Universitas
Abulyatama Aceh
PEMBIMBING
PENELITIAN SKRIPSI
PEMBIMBING I
(dr. libya husen, Sp.PD)
PEMBIMBING II
(dr. satria safirza)
ii
PENGESAHAN
PENELITIAN SKRIPSI
GAMBARAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KEJADIAN
OSTEOARTRITIS PADA PASIEN YANG MENDERITA
OSTEOARTRITIS DI POLI KLINIK PENYAKIT
DALAM RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
MEURAXA BANDA ACEH
TAHUN 2015
OLEH
RIZKY DAHLIYANI PUTRI
NIM : 121710124
Disahkan Menjadi Laporan
Hasil Penelitian Skripsi dan Dinyatakan Memenuhi
Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran
Pada Fakultas Kedokteran Universitas Abulyatama aceh
Dalam sidang skripsi yang berlangsung
pada hari Jumat tanggal 7 Agustus 2015
LAMPOH KEUDE, ACEH BESAR
TIM PENGUJI SIDANG SKRIPSI
Pembimbing I
(dr. Libya husen, Sp.PD)
Penguji I
(dr. Izzidin fadhil)
Pembimbing II
(dr. Satria safirza)
Penguji II
(dr. Siti supliana)
Mengetahui/Menyetujui:
Dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Abulyatama Aceh
(dr. Feriyani, Sp.M)
iii
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa laporan penelitian skripsi saya yang
berjudul GAMBARAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KEJADIAN
OSTEOARTRITIS PADA PASIEN YANG MENDERITA OSTEOARTRITIS DI
POLI KLINIK PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
MEURAXA BANDA ACEH TAHUN 2015. Ini berdasarkan seluruh isinya
adalah benar karya saya sendiri. Dalam penyusunan laporan ini saya tidak
melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai
dengan etika keilmuwan yang berlaku dalam masyarakat keilmuwan.
Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan
kepada saya apabila di kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap
etika keilmuwan dalam karya saya ini atau ada klaim dari pihak lain terhadap
keaslian laporan penelitian saya ini.
Lampoh keude,7 Agustus 2015
Yang membuat pernyataan
RIZKY DAHLIYANI PUTRI
NIM : 12171024
iv
” Pelajarilah ilmu pengetahuan sesungguhnya mempelajari ilmu pengetahuan adalah
tanda langkah kepada Allah SWT, menuntut ilmu adalah ibadah, mengingatnya adalah tasbih, membahasnya adalah jihat, mengajarkannya kepada yang tidak
mengetahui adalah sedekah dan menebarkannya adalah pengorbanan”. ( Al-Hadist : Tarmidzi )
Ya Allah… Kepadamu aku bersujud dan bersyukur dengan kelemahanku Sebagai manusia Akhirnya aku mampu menempuh sebuah cita-cita walaupun dengan cobaan
Rintangan dan air mata, tetapi aku tak pernah bosan untuk terus berusaha dan berdoa kepadaMu, Mudahkanlah setiap langkahku
Dengan segala kerendahan hati yang tulus dan segenap rasa hormat aku persembahkan karya tulis ini untuk kedua orang tua dan orang-orang yang aku cintai
Ayahanda Amiruddahri Hanya cinta yang menguatkan ku
Jerih payah mu yang menyadarkan ku Tak ada cinta yang terindah selain cinta mu
Tak ada kasih sayang yang melebihi sayang mu pada ku
Ibunda Erliani Tak ada kata yang dapat di ungkapkan
Dan aku tak akan berarti apa-apa tanpa diri mu Pengorbanan mu, kasih sayang mu,
Dan semua yang telah ibunda berikan kepada ku Sepanjang hidup ku Sampai hembusan nafas terakhir mu
Di atas sajadah aku bersimpuh, melafalkan tasbih dan doa,
Menangis memohon maaf dan restumu, engkau yang telah Membuka matahatiku, memberikan obor penerang dalam
Meniti jembatan ini. Kini daku persembahkan sebuah Kesuksesan yang telah kuraih, untuk mu pengering
Keringat Yang engkau cucurkan dalam membesarkan dan mengantarkan
Daku ke titian panjang sebuah keberhasilan.
. Keluargaku…
Aku rindu kebersamaan kita, hari-hari yang pernah kita lalui selalu disertai tawa dan canda
Kepada Seluruh keluarga tercinta, Adikku yang tercinta Muhammad Kasyful Warist(My litte boy),dan kepada sahabat-sahabatku Nurul Hafsah (cacar),Ayu Muliyana (maklang),Rika Musliha dan Nova Lisda Rifka yang telah memberi
motivasi dan mendampingiku selama ini dan untuk fk unaya 012. By
Rizky dahliyani putri
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT atas nikmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul
“Gambaran Indeks Massa Tubuh dengan Kejadian Osteoartritis pada pasien
yang menderita Osteoartritis di Poli Klinik Penyakit Dalam Rumah Sakit
Umum Daerah Meuraxa Banda Aceh Tahun 2015” dengan baik dan tepat
waktunya. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda
Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari alam
kebodohan ke alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan.
Dalam penulisan skripsi ini penulis mendapat banyak bantuan, bimbingan
dan arahan dari berbagai pihak. Atas semua jasa yang diberikan kepada penulis,
penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan kepada yang
terhormat :
1. Ayahanda : Amiruddahri, Ibunda : Erliani, dan Adik tercinta : Muhammad
kasyful warist, terima kasih atas jasa, kepercayaan, doa dan dorongan
semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini
2. Bapak R. Agung Efriyo Hadi, M. Sc, Ph. D selaku Rektor Universitas
Abulyatama Aceh Besar.
3. dr. Feriyani Sp. M selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas
Abulyatama Aceh Besar.
4. dr. Satria Safirza selaku pembimbing yang telah banyak meluangkan
waktu untuk memberikan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
v
5. Dr. libya husen sp.pd selaku pembimbing 1 yang telah banyak membantu
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Seluruh dosen dan staf pengajar Program Studi Fakultas Kedokteran
Universitas Abulyatama Aceh Besar.
7. Teman-teman sepejuanganku di Fakultas Kedokteran angkatan 2012
Universitas Abulyatama Aceh Besar yang telah memberikan motivasi dan
bantuan dalam menulis skripsi ini.
8. Para sahabatku nurul hafsah, ayu muliyana, nova lisda rifka, dan rika
musliha yang telah memberikan motivasi dalam penulisan skripsi ini.
9. Adik-adik Fakultas Kedokteran angkatan 2013-2014 yang telah banyak
memberikan semangat dan dorongan dalam menyelesaikan skripsi ini.
Banda Aceh, 7 Agustus 2015
Penulis
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN......................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... ii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ................................................... iii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... iv
DAFTAR ISI ..................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL............................................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... x
ABSTRAK ....................................................................................................... xi
ABSTRACT ...................................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................. 4
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................. 4
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................ 5
BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN .......................................................... 7
2.1 Osteoartritis ......................................................................................... 7
2.1.1 Definisi ....................................................................................... 7
2.1.2 Etiologi ...................................................................................... 7
2.1.3 Sendi-sendi yang Terkena ......................................................... 11
2.1.4 Patofisiologi .............................................................................. 11
2.1.5 Manifestasi Klinik ..................................................................... 13
2.1.6 Diagnosis ................................................................................... 17
2.1.7 Diagnosis Banding .................................................................... 17
2.1.8 Pemeriksaan Fisik ..................................................................... 18
2.1.9 Pemeriksaan Penunjang ............................................................ 18
2.1.10 Penatalaksanaan ........................................................................ 19
2.1.11 Prognosis ................................................................................... 21
2.2 Indeks Massa Tubuh ............................................................................ 22
2.2.1 Klasifikasi Indeks Massa Tubuh (IMT) ..................................... 22
2.3 Indeks Massa Tubuh sebagai Faktor Risiko Osteoartritis ................... 23
2.4 Kerangka Teori .................................................................................... 26
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...................................................... 27
3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian ............................................................ 27
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................... 27
3.2.1 Lokasi ........................................................................................ 27
3.2.2 Waktu ........................................................................................ 27
3.3 Populasi, Sampel dan Tehnik Pengambilan Sampel ............................ 27
3.3.1 Populasi ..................................................................................... 27
3.3.2 Sampel ........................................................................................ 28
3.4 Variabel Penelitian .............................................................................. 28
vii
3.5 Kerangka Konsep Pemikiran ............................................................... 28
3.6 Definisi Operasional Variabel ............................................................. 29
3.7 Prosedur Pengumpulan Data ............................................................... 29
3.8 Cara Pengolahan Data dan Analisa Data ............................................. 30
3.8.1 Cara Pengolahan Data ............................................................... 30
3.8.2 Analisa Data ............................................................................. 30
3.9 Penyajian Data ..................................................................................... 31
BAB IV HASIL PENELITIAN ....................................................................... 33
4.1 Hasil Penelitian .................................................................................... 33
4.1.1 Karakteristik Subjek Penelitian ................................................. 33
BAB V PEMBAHASAN .................................................................................. 35
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 38
6.1 Kesimpulan .......................................................................................... 38
6.2 Saran .................................................................................................... 38
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 39
LAMPIRAN – LAMPIRAN ........................................................................... 41
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel ....................................................... 29
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Teori ........................................................................... 26
Gambar 3.1 Kerangka Konsep ....................................................................... 28
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian ...................................................... 41
Lampiran 2. Lembar Persetujuan Menjadi Responden ....................................... 42
Lampiran 3. Checklist Penelitian ....................................................................... 43
Lampiran 4. Master Tabel Responden ............................................................... 44
Lampiran 5. Hasil Statistik ................................................................................ 46
Lampiran 6. Surat Pengantar Pengambilan Data Awal ........................................ 49
Lampiran 7. Izin Pengambilan Data ..................................................................... 50
Lampiran 8. Surat Izin Penelitian ...................................................................... 51
Lampiran 9. Surat Izin Penelitian ...................................................................... 52
Lampiran 10. Surat Selesai Penelitian .................................................................. 53
Lampiran 11.Dokumentasi Penelitian ................................................................. 54
Lampiran 12. Biodata Penulis .............................................................................. 57
xi
ABSTRAK
Latar belakang : Osteoartritis merupakan penyakit sendi degeneratif dari
golongan penyakit reumatik yang sering menjadi salah satu penyebab kecacatan di
indonesia. Kasus Osteoartritis meningkat seiring dengan peningkatan berat badan.
Peningkatan Indeks Massa Tubuh dapat menyebabkan terjadinya Osteoartritis dan
diduga dapat mempengaruhi Osteoartritis pada lutut.
Tujuan : penelitian ini untuk mengetahui Gambaran Indeks Massa Tubuh dengan
kejadian Osteoartritis pada pasien yang menderita osteoartritis di Poli Klinik
Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Daerah Meuraxa Banda Aceh.
Metode : Jenis penelitian ini adalah deskriptif eksploratif dengan pendekatan
cross sectional. Penelitian dilakukan pada tanggal 25 Mei sampai 25 Juni 2015 di
Poli Klinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Daerah Meuraxa Banda Aceh.
Sampel sebanyak 42 orang pasien yang menderita Osteoartritis. Analisa data yang
digunakan adalah chi-square.
Hasil : penelitian diketahui bahwa berat badan yang berlebih lebih sering
mengalami Osteoartritis daripada dengan berat badan yang normal.
Kesimpulan : dari penelitian ini adalah terdapat gambaran indeks massa tubuh
yang berlebih seperti obesitas dengan kejadian Osteoartritis di Poli Klinik
Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Daerah Meuraxa Banda Aceh pada tanggal
25 Mei sampai 25 Juni 2015.
Kata kunci : Osteoartritis , Indeks Massa Tubuh.
xii
ABSTRACT
Background : Osteoarthritis is a degenerative joint disease of rheumatic disease
group is often one of the causes of disability in Indonesia. Cases of osteoarthritis
increases with increasing body weight. Increased body mass index can lead to
osteoarthritis and could be expected to affect osteoarthritis of the knee.
purpose : this study to determine the Body Mass Index description with the
incidence of osteoarthritis in patients suffering from osteoarthritis in Clinic
Internal Medicine Meuraxa General Hospital in Banda Aceh.
Metdhods : This type of research is descriptive exploratory with cross sectional
approach. The study was conducted on May 25 until June 25, 2015 at the Clinic
Internal Medicine General Hospital of Banda Aceh Meuraxa. Sample 42 patients
suffering from osteoarthritis. Data analysis using chi-square.
Results : show that excess body weight is more often experienced osteoarthritis
than with normal weight.
conclusion : from this study is that there is an idea that excess body mass index
such as obesity with the incidence of osteoarthritis in Poly Clinic Internal
Medicine General Hospital of Meuraxa Banda Aceh on May 25 until June 25,
2015.
Keywords: Osteoarthritis, Body Mass Index.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.
Osteoathritis (OA) berasal dari bahasa Yunani yaitu osteo yang berarti
tulang, arthro yang berarti sendi dan itis yang berarti inflamasi, adalah
penyakit degeneratif sendi yang bersifat kronik, berjalan progresif lambat,
seringkali tidak meradang atau hanya menyebabkan inflamasi ringan, dan
ditandai dengan adanya deteriorasi dan abrasi rawan sendi serta oleh 2 faktor
resiko yaitu: faktor resiko yang tidak dapat diubah yakni faktor genetik, jenis
kelamin, suku/ras dan usia. Sedangkan faktor resiko yang dapat diubah yakni
obesitas, hormonal, aktivitas fisik berlebihan, kelemahan otot dan
trauma/cedera.1
Para ahli yang meneliti penyakit ini sekarang sepakat bahwa
Osteoartritis merupakan penyakit gangguan homeostasis metabolisme
kartilago dengan kerusakan struktur proteoglikan kartilago yang penyebabnya
diperkirakan multifaktorial antara lain oleh karena faktor umur, stres mekanis
atau kimia, penggunaan sendi yang berlebihan, defek anatomik, obesitas,
genetik dan humoral.2 Lebih dari 80 persen penderita mengalami keterbatasan
gerak. Dampak ekonomi, psikologi dan sosial dari sangat besar, tidak hanya
untuk penderita tapi juga keluarga dan lingkungannya.3
Indeks massa tubuh merupakan epidemi global pada negara-negara
maju dan negara berkembang seperti di Indonesia, terutama di daerah
perkotaan. Keadaan ini diakibatkan karena pemasukan energi tidak seimbang
dengan pengeluaran energi dan kelebihan energi ini disimpan dalam bentuk
2
2
lemak tubuh dalam jangka waktu tertentu.1 Pasien OA dengan obesitas sering
mengeluhkan nyeri pada sendi lutut dibandingkan dengan pasien yang Non
Obesitas.4
Peningkatan dari rasa nyeri dan ketidakmampuan fungsi pada lutut
pasien penderita Osteoartritis semakin meningkat seiring dengan berjalannya
waktu.1
Penelitian epidemiologi pada tahun 2005 menunjukkan bahwa 27 juta
orang atau lebih dari 10% jumlah orang dewasa di Amerika menderita
Osteoartritis dan pada tahun 2009 Osteoartritis menjadi penyebab keempat
pasien dirawat inap dirumah sakit.4
Berdasarkan data Center for Disease Control and Prevention (CDC)
(2011) prevalensi Osteoartritis secara keseluruhan di Amerika adalah 13,9%
pada orang dewasa usia lebih dari 25 tahun dan 33,6% pada orang dewasa usia
lebih dari 65 tahun. Berdasarkan gejala Osteoartritis yang dirasakan
(Osteoartritis simptomatis) prevalensi-Osteoartritis pada tangan yakni 8% (8,9
% wanita; 6.7% laki-laki) pada 2,9 juta penduduk berusia 60 tahun. Prevalensi
Osteoartritis pada kaki yakni 2% (3.6% wanita; 1.6% laki) pada penduduk usia
15-74 tahun. Prevalensi Osteoartritis pada lutut yakni 12% (13,6%
wanita;10% laki-laki) pada 4,3 juta penduduk usia 60 tahun atau lebih dan
16% (18,7% wanita: 13.5% laki) pada penduduk usia lebih dari 45 tahun.
Prevalensi OA pada pinggul yakni 4,4% (3,6% wanita; 5,5% laki-laki) pada
penduduk usia lebih dari 55 tahun.1
Diperkirakan 1 sampai 2 juta orang berusia lanjut di Indonesia
menderita kecacatan karena Osteoartritis. Osteoartritis dapat mempengaruhi
kualitas hidup seseorang baik akibat rasa nyeri yang ditimbulkan maupun
3
3
karena cacat fisik yang diderita, sehingga osteoartritis memberikan dampak
sosial-ekonomi yang besar, baik negara maju maupun di negara berkembang.5
Prevalensi lutut radiologis di Indonesia cukup tinggi yaitu mencapai
15,5% pada pria dan 12,7% pada wanita. Di Kabupaten Malang dan
Kotamadya Malang ditemukan prevalensi sebesar 10 % dan 13,5%.
Sedangkan di Poliklinik Sub bagian Reumatologi FKUI/RSCM ditemukan
pada 43,82% dari seluruh penderita baru penyakit rematik yang berobat
selama kurun waktu 1991-1994.6
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2007
prevalensi nasional untuk penyakit sendi adalah 30,3% dan salah satu provinsi
dari 11 provinsi yang mempunyai prevalensi penyakit sendi di atas angka
nasional adalah Provinsi Aceh. Dari berbagai macam jenis penyakit sendi
yang ada, penyakit sendi yang paling umum dijumpai adalah Osteoartritis.1
Osteoartritis adalah salah satu penyakit yang terkait dengan penuaan
dan kemungkinan besar akan mempengaruhi sendi yang digunakan terus-
menerus seperti daerah lutut, panggul, tangan dan tulang belakang.
Osteoartritis biasanya dimulai pada usia 40 tahun dan prevalensi tertinggi pada
usia diatas 60 tahun. Osteoartritis juga lebih banyak terjadi pada wanita
dibandingkan dengan pria.7
Pada orang dewasa, kekurangan atau kelebihan gizi dapat
mempengaruhi produktivitas kerja dan meningkatnya risiko menderita
penyakit-penyakit tertentu. Kelebihan gizi pada orang dewasa meningkatkan
faktor risiko utama untuk penyakit degeneratif seperti penyakit kardiovaskular
(terutama jantung dan stroke), hipertensi, diabetes dan Osteoartritis. Salah satu
4
4
cara penilaian Indeks Massa Tubuh adalah dengan mengukur Indeks Massa
Tubuh (IMT). Berdasarkan WHO untuk Asia Pasifik klasifikasi Indeks Massa
Tubuh dibagi menjadi : underweigh, normal, overweight, berisiko, obesitas I,
obesitas II.8
Berdasarkan data yang ada dan meningkatnya penyakit Osteoartritis
tersebut, maka penulis ingin membuat sebuah penelitian tentang Gambaran
Indeks Massa Tubuh dengan Kejadian Osteoartritis di Rumah Sakit Umum
Daerah Meuraxa Kota Banda Aceh Tahun 2015. Beberapa alasan sehingga
peneliti merasa tertarik melakukan penelitian di Rumah Sakit Meuraxa Kota
Banda Aceh adalah selama ini belum ada yang melakukan penelitian di
Rumah Sakit Umum Daerah Meuraxa Kota Banda Aceh yang berkaitan
dengan judul “Gambaran Indeks Massa Tubuh dengan kejadian Osteoartritis
di Poli Klinik Penyakit Osteoarthritis pada pasien yang menderita Dalam
Rumah Sakit Umum Daerah Meuraxa Kota Banda Aceh”.
1.2 Rumusan Masalah.
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas. maka
rumusan masalah yang diajukan adalah: Bagaimana Gambaran Indeks Massa
Tubuh dengan Kejadian Osteoartritis di Rumah Sakit Umum Daerah Meuraxa
Kota Banda Aceh?
1.3 Tujuan Penelitian.
Penelitian ini bertujuan untuk: Mengetahui Gambaran Indeks Massa
Tubuh dengan Kejadian Osteoartritis pada pasien yang menderita
5
5
osteoarthritis di poli klinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Daerah
Meuraxa Kota Banda Aceh.
1.4 Manfaat Penelitian.
1.4.1 Manfaat bagi peneliti.
Hasil penelitian ini untuk meningkatkan pengetahuan, memberikan
pengalaman nyata bagi peneliti dalam proses penelitian serta untuk
melengkapi tugas akhir.
1.4.2 Manfaat bagi papulasi sampel.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipakai sebagai tambahan
pengetahuan tentang kejadian osteoartritis.
1.4.3 Manfaat bagi Universitas Abulyatama.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah bahan pengetahuan
di perpustakaan, sehingga dapat digunakan sebagai tambahan
rujukan dosen dan mahasiswa tentang gambaran Indeks Massa
Tubuh dengan kejadian Osteoartritis.
1.4.4 Manfaat bagi tempat penelitian.
Memberi gambaran profil penderita Osteoartritis yang dapat
dipergunakan sebagai acuan dalam membuat program perencanaan,
peningkatan pelayanan dan perbaikan kinerja dalam penanganan
Osteoartritis.
1.4.5 Manfaat bagi Masyarakat.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan
kepada masyarakat mengenai segala sesuatu tentang gambaran
6
6
Indeks Massa Tubuh dengan kejadian osteoartritis. Sehingga
diharapkan angka kejadian Osteoartritis tidak meningkat tajam.
1.4.6 Manfaat bagi pemerintah.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi
mengenai data prevalensi terjadinya osteoartritis dikalangan
masyarakat. Sehingga masyarakat dapat mengantisipasi osteoartritis.
1.4.7 Manfaat bagi penelitian lain.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan
dan sebagai contoh untuk selanjutnya yang akan membuat penelitian.
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
2.1 Osteoartritis.
2.1.1 Definisi.
Osteoartritis merupakan suatu penyakit degenerative pada
persendian yang disebabkan oleh beberapa faktor. Penyakit ini
mempunyai karakteristik berupa terjadinya kerusakan pada kartilago
(tulang rawan sendi). Kartilago meupakan suatu jaringan keras bersifat
licin yang melingkupi sekitar bagian akhir tulang keras di dalam
persendian. Jaringan ini berfungsi sebagai penghalus gerakan antar-
tulang dan sebagai peredam (shock absorder) pada saat persendian
melakukan aktivitas atau gerakan.9
2.1.2 Etiologi.
Untuk penyakit dengan penyebab yang tak jelas, istilah faktor
risiko (faktor yang meningkatkan risiko penyakit) adalah lebih tepat.
Secara garis besar faktor risiko untuk timbulnya Osteoartritis (primer)
adalah seperti di bawah ini. Harus di ingat bahwa masing-masing sendi
mempunyai biomekanik, cedera dan persentase gangguan yang
berbeda, sehingga peran faktor-faktor risiko tersebut untuk masing-
masing Osteoartritis tertentu berbeda. Dengan melihat faktor-faktor
risiko ini, maka sebenarnya semua Osteoartritis individu dapat
dipandang sebagai.
a. faktor yang mempengaruhi predisposisi generalisata.
8
8
b. faktor-faktor yang menyebabkan beban biomekanis tak normal
pada sendi-sendi tertentu.
Kegemukan, faktor genetik dan jenis kelamin adalah faktor
risiko umum yang penting.9
1. Umur.
Dari semua factor risiko untuk timbulnya Osteoartritis, faktor
ketuaan adalah yang terkuat. Prevalensi dan beratnya Osteoartritis
semakin meningkat dengan bertambahnya umur. Osteoartritis
hampir tak pernah pada anak-anak, jarang pada umur di bawah 40
tahun dan sering pada umur di atas 60 tahun. Akan tetapi harus
diingat bahwa Osteoartritis bukan akibat ketuaan saja. Perubahan
tulang rawan sendi pada ketuaan berbeda dengan perubahan ada
Osteoartritis.5
2. Jenis kelamin.
Wanita lebih sering terkena Osteoartritis lutut dan
Osteoartritisbanyaksendi,dan lelaki lebih sering terkena
Osteoartritis paha pergelangan tangan dan leher.Secara
keseluruhan, di bawah 45 tahun frekuensi Osteoartritis kurang
lebih sama pada laki-laki dan wanita, tetapi di atas 50 tahun
(setelah menopause) frekuensi Osteoartritis lebih banyak pada
wanita daripada pria. Hal ini menunjukkan adanya peran hormonal
pada patogenesis Osteoartritis.5
9
9
3. Suku bangsa.
Prevalensi dan pola terkenanya sendi pada Osteoartritis
nampaknya terdapat perbedaan di antara masing-masing suku
bangsa. Misalnya Osteoartritis pada lebih jarang diantara orang-
orang kulit hitam dan Asia daripada kaukasia. Osteoartritis lebih
sering dijumpai pada orang-orang Amerika asli (Indian) daripada
orang-orang kulit putih. Hal ini mungkin berkaitan dengan
perbedaan cara hidup maupun perbedaan pada frekuensi kelainan
kongenital dan pertumbuhan.5
4. Genetik.
Faktor herediter juga berperan pada timbulnya Osteoartritis
misalnya, pada ibu dari seorang wanita dengan Osteoartritis pada
sendi-sendi interfalang distal (nodus Heberden) terdapat 2 kali
lebih sering Osteoartritis pada sendi-sendi tersebut, dan anak-
anaknya perempuan cenderung mempunyai 3 kali lebih sering,
daripada ibu dan anak perempuan-perempuan dari wanita tanpa
Osteoartritis tersebut. Adanya mutasi dalam gen prokolagen II atau
gen-gen struktural lain untuk unsur-unsur tulang rawan sendi
seperti kolagen tipe IX dan XII, protein pengikat atau proteoglikan
dikatakan berperan dalam timbulnya kecenderungan familial pada
Osteoartritis tertentu (terutama Osteoartritis banyak sendi).5
5. Kegemukan dan penyakit metabolik.
Berat badan yang berlebih nyata berkaitan dengan
meningkatnya resiko untuk timbulnya Osteoartritis. Baik pada
10
10
wanita maupun pada pria. Kegemukan ternyata tak hanya berkaitan
dengan Osteoartritis pada sendi yang menanggung beban, tapi juga
dengan Osteoartritis sendi lain (tangan atau sternoklavikula). Oleh
karena itu di samping faktor mekanis yang berperan (karena
meningkatnya beban mekanis), diduga terdapat faktor lain
(metabolik) yang berperan pada timbulnya kaitan tersebut. Peran
faktor metabolik dan hormonal pada kaitan antara Osteoartritis dan
kegemukan juga disokong oleh adanya kaitan antara Osteoartritis
dengan penyakit jantung koroner, diabetes mellitus dan hipertensi.
Pasien-pasien ternyata mempunyai risiko penyakit jantung koroner
dan hipertensi yang lebih tinggi daripada orang-orang tanpa
Osteoartritis.5
6. Cedera sendi, pekerjaan dan olahraga.
Pekerjaan berat maupun dengan pemakaian satu sendi yang
terus menerus (misalnya tukang pahat, pemetik kapas) berkaitan
dengan peningkatan risiko Osteoartritis tertentu. Demikian juga
cedera sendi dan olahraga yang sering menimbulkan cedera sendi
berkaitan dengan risiko Osteoartritis yang lebih tinggi. Aktivitas-
aktivitas dapat menjadi predisposisi Osteoartritis cedera traumatik
(misalnya robeknya meniscus, ketidak stabilan ligamen) yang dapat
mengenai sendi.5
7. Kelainan pertumbuhan.
11
11
Kelainan kongenital dan pertumbuhan paha (misalnya
penyakit perthes dan dislokasi paha) telah dikaitkan dengan
timbulnya Osteoartritis paha pada usia muda. Dan kepadatan tulang
dikatakan dapat meningkatkan risiko timbulnya Osteoartritis.5
2.1.3 Sendi-sendi yang Terkena.
Sendi yang paling sering terserang oleh adalah sendi-sendi yang
harus memikul beban tubuh, antara lain lutut, panggul vertebra
lumbal dan servikal, dan sendi-sendi pada jari. Gambaran yang khas
adalah lebih seringnya keterlibatan sendi falang distal dan proksimal,
sementara sendi metakarpofalangeal biasanya tidak terserang. Pada
artritis reumatoid, sendi falang proksimal dan sendi metakarpal
keduanya terserang, namun sendi interfalang distal tidak terlibat.10
2.1.4 Patofisiologi.
Berdasarkan patogenesisnya Osteoartritis dibedakan menjadi
dua yaitu Osteoartritis primer Osteoartritis sekunder. Primer disebut
juga Osteoartritis idiopatik yaitu Osteoartritis kausanya tidak
diketahui dan tidak ada hubungannya dengan penyakit sistemik
maupun proses perubahan lokal pada sendi. Osteoartritis sekunder
adalah Osteoartritis yang didasari oleh adanya kelainan endokrin,
inflamasi, metabolik, pertumbuhan, herediter, jejas mikro dan makro
serta imobilisasi yang terlalu lama.5
Osteoartritis merupakan penyakit gangguan homeostasis dari
metabolism kartilago dengan kerusakan struktur proteoglikan
kartilago yang penyebabnya belum jelas. Jejas mekanis dan kimiawi
12
12
pada sinovia sendi yang tejadi multifaktorial antara lain karena faktor
umur, stres mekanis atau penggunaan sendi yang berlebihan, defek
anatomik, obesitas, genetik, humoral dan faktor kebudayaan. Jejas
mekanis dan kimiawi ini diduga merupakan faktor penting yang
merangsang terbentuknya molekul abnormal dan produk degradasi
kartilago di dalam cairan sinovial sendi yang mengakibatkan terjadi
inflamasi sendi, kerusakan kondrosit dan nyeri.5
Osteoartritis terjadi sebagai hasil kombinasi antara degradasi
rawan sendi, remodelling tulang dan inflamasi cairan sendi. Beberapa
penelitian membuktikan bahwa rawan sendi ternyata dapat
melakukan perbaikan sendiri dimana kondrosit akan mengalami
replikasi dan memproduksi matriks baru. Faktor pertumbuhan seperti
insulin-like growth factor (IGF-1) memegang peranan penting dalam
proses perbaikan rawan sendi. Pada keadaan inflamasi, sel menjadi
kurang sensitif terhadap efek IGF-1. Peningkatan degradasi kolagen
akan mengubah keseimbangan metabolisme rawan sendi. Kelebihan
produk hasil degradasi matriks rawan sendi ini cenderung
berakumulasi di sendi menghambat fungsi rawan sendi serta
mengawali suatu respon imun yang menyebabkan inflamasi.5
Pada rawan sendi pasien Osteoartritis juga terjadi proses
peningkatan aktivitas fibrinogenik dan penurunan aktivitas
fibrinolitik. Proses ini menyebabkan terjadinya penumpukan trombus
dan komplek lipid pada pembuluh darah subkondral yang
menyebabkan terjadinya iskemia dan nekrosis jaringan subkondral
13
13
tersebut. Ini mengakibatkan dilepasnya mediator kimiawi seperti
prostaglandin dan interleukin yang selanjutnya menimbulkan bone
angin lewat subkondral yang diketahui mengandung ujung saraf
sensibel yang dapat menghantarkan rasa sakit. Penyebab rasa sakit
dapat juga berupa akibat dari lepasnya mediator kimiawi seperti
kinin dan prostaglandi yang menyebabkan radang sendi. Peregangan
tendo dan ligamentum serta spasmus otot-otot ekstra artikuler
akibat kerja yang berlebihan. Sakit pada sendi juga diakibatkan oleh
adanya osteofit yang menekan periosteum dan radiks saraf yang
berasal dari medula spinalis serta kenaikan tekanan vena intrameduler
akibat statis vena intrameduler karena proses remodeling pada
trabekula dan subkondrial.5
Kelainan disekitar rawan sendi tergantung pada sendi yang
terkena, tetapi prinsipnya adalah adanya tanda-tanda inflamasi sendi,
perubahan fungsi dan struktur rawan sendi seperti persambun-gan
sendi yang tidak normal, gangguan fleksibilitas, pembesaran tulang
serta gangguan fleksi dan ekstensi, terjadinya instabilitas sendi,
timbulnya krepitasi baik pada gerakan aktif maupun pasif.5
2.1.5 Manifestasi Klinik.
Presentasi klinik yang ditampilkan tergantung pada sejauh mana
dampak menyebabkan destruksi pada kartilago. Gejala bersifat
progresif, dimana keluhan terjadi secara perlahan-lahan dan lama-
kelamaan akan memburuk.9
14
14
Pada umumnya pasien Osteoartritis mengatakan bahwa
keluhan-keluhannya sudah berlangsung lama, tetapi berkembang
secara perlahan-lahan.
a. Nyeri sendi.
Gambaran klinis Osteoartritis umumnya berupa nyeri
sendi, terutama apabila sendi digerakkan atau menanggung
beban.10
Pada mulanya hanya terjadi pada pagi hari, tetapi
apabila dibiarkan akan bertambah buruk dan menimbulkan rasa
sakit setiap melakukan gerakan tertentu, terutama pada waktu
menopang berat badan, namun bisa membaik bila diistirahatkan.
Terkadang juga dirasakan setelah bangun tidur di pagi hari.9
Nyeri biasanya bertambah dengan gerakan dan sedikit berkurang
dengan istirahat. Beberapa gerakan tertentu kadang-kadang
menimbulkan rasa nyeri yang lebih di banding gerakan yang
lain. Nyeri pada Osteoartritis juga dapat berupa penjalaran atau
akibat radikulopati, misalnya pada Osteoartritis servikal dan
lumbal.5
b. Hambatan gerak sendi.
Perubahan ini seringkali sudah ada meskipun pada
Osteoartritis yang masih dini (secara radiologis). Biasanya
bertambah berat dengan semakin beratnya penyakit, sampai sendi
hanya bias digoyangkan dan menjadi kontraktur. Hambatan gerak
dapat konsentris (seluruh arah gerakan) maupun eksentris (salah
satu gerakan saja).5
15
15
c. Kaku pagi.
Pada beberapa pasien, nyeri atau kaku sendi dapat timbul
setelah imobilitas, seperti duduk di kursi atau mobil dalam
waktu yang cukup lama atau bahkan setelah bangun tidur.9
d. Krepitasi.
Krepitasi adalah bunyi gesekan tulang yang timbul pada
sendi yang sakit. Gejala ini umum di jumpai pada pasien
Osteoartritis lutut. gejala ini lebih berarti untuk pemeriksaan
klinis Osteoartritis lutut. Pada awalnya hanya berupa perasaan
akan adanya sesuatu yang patah atau remuk oleh pasien atau
dokter yang memeriksanya. Dengan bertambah beratnya
penyakit. Krepitasi dapat terdengar sampai jarak tertentu. Gejala
ini mungkin timbul karena gesekan kedua permukaan tulang
sendi pada saat sendi digerakkan atau secara pasif di
manipulasi.5
e. Pembesaran sendi (deformitas).
Sendi yang permanen pasien mungkin menunjukkan
bahwa salah satu sendinya (seringkali terlihat di lutut atau
tangan) secara peran-pelan membesar. Perubahan ini dapat
timbul karena kontraktur sendi yang lama, perubahan permukaan
sendi, berbagai kecacatan dan gaya berdiri dan perubahan pada
tulang dan permukaan sendi.5
f. Tanda-tanda peradangan.
Tanda-tanda adanya peradangan pada sendi (nyeri tekan,
gangguan gerak, rasa hangat yang merata dan warna kemerahan)
16
16
mungkin dijumpai pada Osteoartitis karena adanya sinovitis.
Biasanya tanda-tanda ini tak menonjol dan timbul belakangan,
seringkali dijumpai di lutut, pergelangan kaki dan sendi-sendi
kecil tangan dan kaki.5
g. Pembengkakan sendi yang asimetris.
Pembengkakan sendi pada Osteoartritis dapat timbul
karena efusi pada sendi yang biasanya perubahan ini dapat
timbul karena kontraktur sendi yang lama, perubahan permukaan
sendi, berbagai kecacatan dan gaya berdiri dan perubahan pada
tulang dan permukaan tak banyak (< 100 cc). Sebab lain ialah
karena adanya osteofit, yang dapat mengubah permukaan sendi.5
h. Perubahan gaya berjalan.
Keadaan ini hampir selalu berhubungan dengan nyeri
karena menjadi tumpuan berat badan. Terutama dijumpai pada
Osteoartritis lutut, sendi paha dan Osteoartritis tulang belakang
dengan stenosis spinal. Pada sendi-sendi lain, seperti tangan
bahu, siku, pergelangan tangan, juga menimbulkan gangguan
fungsi.5
Osteoartritis terutama menyababkan perubahan-perubahan
biomekanika dan biokimia di dalam sendi, penyakit ini buka
suatu gangguan peradangan. Namun, seringkali perubahan-
perubahan didalam sendi ini disertai oleh sinovitis,menyebabkan
nyeri dan perasaan tidak nyaman. Selain dari jenis Osteoartritis
yang lazim, ada beberapa varian lain. Generalisata primer
17
17
berbeda dalam hal adanya peningkatan banyaknya dan beratnya
sendi-sendi yang terserang. Osteoartritis peradangan erosif
terutama menyerang sendi pada jari-jari dan berhubungan
dengan episode peradangan akut yang menimbulkan deformitas
dan alkilosis. Hiperostosis alkilosis menimbulkan penulangan
vertebra. Sekunder terjadi sebagai konsekeunsi dari beberapa
penyakit lain, seperti artritis reumatoid atau gout.10
2.1.6 Diagnosis.
Meskipun Osteoartritis mungkin didiagnosis dengan
sensitivitas dan spesifitas yang cukup tinggi pada pasien-pasien
dengan nyeri sendi menahun yang sudah memenuhi kriteria klinis
tanpa pemeriksaan radigrafi, pada umumnya diagnosis Osteoartritis
didasarkan pada gabungan gejala klinis dan perubahan radiagrafi.
Gejala klinis perlu diperhatikan, oleh karena tak semua pasien dengan
perubahan radiografi Osteoartritis mempunyai keluhan sendi.10
2.1.7 Diagnosis Banding.
1. Penyakit-penyakit metabolik dan herediter yang dapat
menimbulkan gambaran radiografi Osteoartritis (misalnya
hiperparatiroidisme, oochronosis, dan alkaptonuria).
2. Penyakit sendi lain yang cukup berat (tapi jarang) osteonekrosis,
neuropati charcot, sinovitis vilonodular dan kondromatosis
sinovial.
18
18
3. Penyakit sendi peradangan atau kristal : gout, pseudo gout, artritis
bakterial, atau reumatoid artritis. Hal ini terutama pada pasien-
pasien dengan tanda-tanda peradangan yang nyata, mesikpun
terdapat gambaran radiografi untuk Osteoartritis.
4. Penyakit reumatik jaringan ikat (misalnya bursitis anserin,
periartritis bahu, sindrom carpal tunnel dan tenosinovitis).
penyakit-penyakit ini perludipertimbangkan meskipun gambaran
klinis dan radiografi menyokong Osteoartritis.10
2.1.8 Pemeriksaan Fisik.
Pada pemeriksaan fokus, didapatkan hal-hal berikut.
Look : deformitas sendi, deformitas tulang, perubahan kesejajaran
(malalignment) di serta pembesaran sendi,tanda peradangan
(seperti kemerahan pada sendi).
Feel : krepitus, spasme otot perartikular.
Move : keterbatasan rentang gerak.9
2.1.9 Pemeriksaan Penunjang.
Pemeriksaan pada pasien Osteoartritis dapat dilakukan dengan
menggunakan foto rontgen, magnetic resonance imaging (MRI),
artroskopi, dan mielografi.5
Pada pemeriksaan laboratorium darah
tepi, imunologi, dan cairan sendi umumnya tidak ada kelainan,
kecuali yang disertai peradangan. Pada pemeriksaan radiologi
didapatkan penyempitan rongga sendi disertai sklerosis tepi
persendian. Mungkin terjadi deformitas osteofitosis ,atau
pembentukan kista juksta artikular. Kadang-kadang tampak gambaran
19
19
taji (spur formation), liping pada tepi-tepi tulang, dan adanya tulang-
tulang yang lepas.5
2.1.10 Penatalaksanaan.
Pengelolaan Osteoartritis berdasarkan atas distribusinya (sendi
mana yang terkena) dan berat ringannya sendi yang terkena.
Pengelolaannya terdiri dari 3 hal yaitu terapi non farmakologis,
terapi farmakologis, dan terapi bedah.5
Terapi farmakologis yang paling efektif bagi pasien
Osteoartritis adalah menghindari kegiatan yang memicu rasa sakit,
yakni menghindari kegiatan yang membebani sendi. Terapi
farmakologis Osteoartritis bersifat simtomatis. NSAID (Non steroid
anti inflamasi drugs) merupakan obat yang paling populer dalam
pengobatan Osteoartritis, namun asetaminofen (parasetamol) adalah
analgesik pilihan pertama untuk mengurangi rasa nyeri pada
Osteoartritis lutut. NSAID memiliki efek samping pada
gastrointestinal seperti maag, mual, kembung, dan perdarahan pada
gastrointestinal.7
Strategi untuk meminimalkan risiko efek sampingnya yakni:
1. Mengonsumsi obat setelah makan.
2. Menghindari mengonsumsi 2 jenis NSAID.
3. Menggunakan NSAID yang relatif aman untuk gastrointestinal
seperti nonacetylated salicylates, ibuprofen dan nabumetanone.
4. Bagi pasien yang beresiko perdarahan gastrointestinal sebaiknya
memberikan obat-obat gastroprotektif.7
20
20
Terapi bedah diberikan apabila terapi farmakologis tidak
berhasil untuk mengurangi rasa sakit dan juga untuk melakukan
koreksi apabila terjadi deformitas sendi yang mengganggu aktivitas
sehari-hari.9 Operasi umumnya direncanakan untuk pasien-pasien
dengan Osteoartritis yang terutama parah dan tidak merespon pada
perawatan-perawatan konservatif.7
Beberapa prosedur yang mungkin dilakukan adalah :
1. Artroskopi memungkinkan pelaksanaan berbagai macam
prosedur dengan morbiditas yang lebih kecil daripada operasi
biasa. Partikel-partikel cartilago dapat juga dibuang dengan
efisiensi yang sama bila dibandingkan dengan operasi biasa.
2. Osteotomi angulasi dipakai untuk mengobati Osteoartritis lutut
yang hanya mempengaruhi satu kompartemen saja.
3. Fusion (arthrodesis).
4. Penggantian sendi (artroplasti).10
Penatalaksanaan Osteoartritis haruslah bersifat multifokal dan
individual. Tujuan dari penatalaksanaan adalah untuk mencegah atau
menahan kerusakan yang lebih lanjut pada sendi tersebut, dan untuk
mengatasi nyeri dan kaku sendi guna mempertahankan mobilitas.10
Melindungi sendi dari trauma tambahan penting untuk
memperlambat perjalanan penyakit ini. Evaluasi pola bekerja dan
aktivitas sehari-hari membantu untuk menghilangkan segala kegiatan
yang meningkatkan tegangan berat badan pada sendi yang sakit.
Tongkat atau alat pembantu berjalan dapat mengurangi berat badan
21
21
yang harus ditanggung oleh sendi lutut dan panggul secara cukup
berarti. Mengurangi berat badan bila pasien memiliki badan yang
gemuk dapat sangat menurunkan beban yang harus dipikul oleh sendi
lutut dan sendi panggul.10
Fisioterapi penting untuk menghilangkan nyeri dan
mempertahankan kekuatan otot. Pemakaian obat-obatan dirancang
untuk mengontrol nyeri pada sendi dan untuk mengendalikan
timbulnya sinovitis. Obat-obat analgetik yang dapat dibeli bebas
seperti asetaminofen, aspirin dan ibuprofen biasanya cukup untuk
menghilangkan nyeri.10
2.1.11 Prognosis.
Osteoartritis biasanya berjalan lambat. Problem utama yang
sering dijumpai adalah nyeri apabila sendi tersebut dipakai dan
meningkatnya ketidakstabilan bila harus menanggung beban, terutama
pada lutut. Masalah ini berarti bahwa orang tersebut harus
membiasakan diri dengan cara hidup yang baru. Cara hidup yang baru
ini sering kali meliputi perubah pola makan yang sudah terbentuk
seumur hidup dan olahraga, manipulasi obat-obat yang diberikan, dan
pemakaian ala-alat pembantu.10
2.2 Indeks Massa Tubuh.
Indeks Massa Tubuh adalah salah satu indikator kesehatan masyarakat
yang amat penting untuk dievaluasi secara periodik. Kelebihan gizi atau
Indeks Massa Tubuh yang lebih dampak berdampak buruk terhadap kesehatan
seseorang seperti halnya dengan obesitas. Obesitas merupakan suatu kondisi
22
22
yang kronis dengan karakteristik kelebihan lemak tubuh dan sekarang
merupakan masalah medik yang prevalensinya semakin meningkat setiap
waktu.11
2.2.1 Klasifikasi Indeks Massa Tubuh (IMT).
Menurut laporan WHO tahun 1985 menyatakan bahwa batasan
berat badan orang dewasa ditentukan berdasarkan nilai body massa
index (BMI). Dindonesia diterjemahkan menjadi (IMT). Indek massa
tubuh merupakan alat sederhana untuk memantau Indeks Massa Tubuh
orang dewasa khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan
kelebihan berat badan.8
Indeks massa tubuh adalah hasil perhitungan berat badan
(BB) dalam kilogram dibagi kuadrat dari tinggi badan (TB) dalam
meter dengan satuan kg/m2 kuadrat. Hasil ukurnya didasarkan
klasifikasi IMT pada orang dewasa di kawasan Asia pasifik menurut
WHO, dikategorikan dalam :
1. underweight dengan IMT <18,5 kg/m2.
2. normal 18,5 - < 22,9 kg/m2.
3. overweight ≥ 23 kg/m2.
4. Berisiko 23,0 - < 25,0 kg/m2.
5. Obesitas 1 25.0 - < 30,0 kg/m2.
6. Obesitas 2 ≥ 30,0 kg/m2.
2.3 Indeks Massa Tubuh sebagai faktor Risiko Osteoartritis.
Berdasarkan WHO klasifikasi Indeks Massa Tubuh berlebih untuk
orang di kawasan Asia Pasifik ada 2 yakni Overweight dan Obesitas.
23
23
Overweight adalah orang yang memiliki IMT > 23 kg, sedangkan obesitas
adalah orang yang memiliki IMT > 25. Data dari WHO menunjukkan
overweight dan obesitas disebabkan oleh peningkatan asupan makanan
tinggi kalori seperti lemak, karbohidrat dan gula dengan penurunan aktifitas
fisik. Obesitas adalah factor risiko utama untuk penyakit degeneratif seperti
penyakit kardiovaskular (terutama jantung dan stroke), hipertensi, diabetes
dan Osteoartritis.8
Secara garis besar, faktor risiko untuk timbulnya Osteoartritis
dibagi menjadi 2 yaitu faktor yang mempengaruhi predisposisi generalisata
yang memudahkan seseorang terserang Osteoartritis dan faktor biomekanis
yang lebih cenderung kepada faktor mekanis atau gerak tubuh yang
memberikan beban atau tekanan pada sendi sebagai alat gerak tubuh, sehingga
meningkatkan terjadinya Osteoartritis. Obesitas, faktor genetik dan jenis
kelamin adalah faktor risiko umum yang penting.5
Beberapa penelitian yang telah dilakukan mengenai hubungan antara
obesitas dengan Osteoartritis didapatkan hasil adanya hungungan obesitas
dengan Osteoartritis secara bermakna. IMT yang tinggi dapat meningkatkan
resiko terjadinya Osteoartritis. Obesitas merupakan faktor resiko terjadinya
Osteoartritis terutama pada sendi yang menahan berat badan yakni pada
sendi lutut, pinggul dan tulang belakang.12,4
Obesitas menyebabkan
peningkatan beban pada sendi yang menanggung beban seperti sendi
lutut. Pembebanan ini dapat menyebabkan kerusakan kartilago, Kegagalan
ligamen, dan dukungan struktural lainnya pada lutut dan panggul. IMT
yang tinggi berhubungan dengan Osteoartritis lutut dan tangan tapi tidak
24
24
ada hubungan Osteoartritis pada pinggul.13
Pada pria hubungan Osteoartritis
lutut dengan obesitas akan terlihat dalam 20 tahun dan pada wanita akan
terlihat dalam 15 tahun.14
Orang yang memiliki IMT >30 beresiko tujuh kali
lipat menderita Osteoartritis dibanding dengan orang yang memiliki IMT <
25.15
Setiap peningkatan berat badan meningkatkan beban di lutut tiga
sampai enam kali lipat. Penurunan berat badan yang signifikan dapat
mengurangi gejala Osteoartritis lutut.7
Pada penelitian lain dapat disimpulkan
penurunan berat badan yang terus menerus pada pasien Osteoartritis lutut
selama setahun dapat mengurangi nyeri yang dirasakan.16
Niu et al. (2010) di Boston, USA juga mengungkapkan bahwa
obesitas merupakan faktor risiko insiden Osteoartritis lutut, tetapi obesitas
tidak selalu berhubungan dengan progresivitas Osteoartritis lutut. Penelitian
yang dilakukan oleh Graverand et al. (2009) selama 12 bulan di Lyon Schuss
terhadap 60 wanita obesitas yang menderita Osteoartritis lutut dan 81 wanita
yang tidak obesitas dan tidak menderita Osteoartritis lutut. Hasil dari
penelitian ini menunjukkan bahwa peningkatan IMT secara progresif tidak
berhubungan dengan peningkatan penyempitan ruang sendi secara progresif
pada wanita obesitas dengan Osteoartritis lutut. Kedua penelitian yang
dilakukan secara tidak langsung meyatakan bahwa obesitas yang diwakili
dengan Index Massa Tubuh (IMT) tidak selalu berhubungan dengan
progresivitas atau derajat keparahan yang diderita pasien.17,18
25
25
2.4 Kerangka Teori.
Gambar 2.1 Kerangka Teori
1. Umur 2. Jenis kelamin
3. Suku bangsa
4. Obesitas (Indeks Massa
Tubuh yang berlebih)
5. Genetik
6. Cedera sendi
7. Olahraga. (Soeroso, 2009)
Indeks Massa Tubuh yang
tinggi (obesitas) dapat
meningkatkan resiko terjadinya
osteoartritis karena sendi lutut
menahan berat badan yang
berlebih karena pembebanan ini
dapat merusak kartilago dan
kegagalan ligamen. (Murphy,
2012)
Diagnosa
Radiologi : Terdapatnya
penyempitan pada rongga tepi
sendi (Soeroso, 2009)
Osteoartritis
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif eksploratif dengan
menggunakan pendekatan cross sectional, yaitu dengan melakukan
pengumpulan data variabel penelitian dengan cara observasi atau
pengumpulan data sekaligus pada waktu yang bersamaan. Tiap subjek
penelitian hanya diobservasi sekali saja.19
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian.
3.2.1 Lokasi.
Lokasi Penelitian ini direncanakan akan dilakukan di RSUD
Meuraxa Banda Aceh.
3.2.2 Waktu.
Penelitian ini direncanakan akan dilakukan pada tanggal 25 Mei
sampai 25 juni 2015.
3.3 Populasi, Sampel dan Tehnik Pengambilan Sampel.
3.3.1 Populasi.
Berdasarkan hasil pengumpulan data yang didapatkan di Poli
Penyakit Dalam RSUD Meuraxa Banda Aceh bahwa total pasien
kunjungan tersebut ternyata pada tanggal 25 Mei sampai 25 Juni 2015
berjumlah 42 orang.
27
27
3.3.2 Sampel.
Sampel dalam penelitian ini adalah pasien Osteortritis yang
berobat di RSUD Meuraxa Banda Aceh. Tehnik pengambilan sampel
dilakukan dengan cara total sampling yaitu berjumlah 42 responden.19
3.3.2.1 kriteria inklusi.
a. pasien Osteoartritis yang berusia diatas 16 tahun.
b. Pasien Osteoartritis yang berobat di Poli Klinik Penyakit
Dalam Rumah Sakit Umum Daerah Meuraxa.
c. Pasien yang didiagnosa oleh dokter penyakit dalam.
3.3.2.2 Kriteria eksklusi.
a. Pasien Osteoartritis yang menolak melakukan penelitian.
b. Pasien yang memiliki cacat fisik yang bukan disebabkan
oleh Osteoartritis.
3.4 Variabel penelitian.
Variabel dalam penelitian ada 2 yaitu variabel dependen dan
independen;
a. Variabel dependen merupakan variabel terikat yang dipengaruhi atau
yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel dependen
pada penelitian ini adalah kejadian Osteoartritis di Rumah Sakit
Meuraxa.
b. Variabel independen merupakan variabel bebas yang mempengaruhi atau
yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen.
Variabel independen pada penelitian ini adalah Indeks Massa Tubuh.
3.5 Kerangka Konsep Pemikiran.
28
28
Kerangka konsep berguna untuk mengaitkan antar konsep atau
antar variabel yang akan diteliti melalui penelitian yang akan dilakukan.20
Kerangka konsep :
Indeks Massa Tubuh
1. Underweight dengan IMT
<18,5 kg/m2.
2. Normal 18,5 - < 22,9
kg/m2.
3. Overweight ≥ 23 kg/m2.
4. Berisiko 23,0 - < 25,0
kg/m2.
5. Obesitas 1 25.0 - < 30,0
kg/m2.
6. Obesitas 2 ≥ 30,0 kg/m2.
Gambar 3.1 Kerangka Konsep
3.6 Definisi Operasional Variabel.
Variabel
Dependen
Definisi
operasional Cara ukur Alat ukur Hasil ukur
Skala
ukur
Variabel Dependen
Osteoathritis Penyakit
kronis pada
sendi
sinovial,
dimana
terjadi
perlunakan
progresif dan
kerusakan
susunan
tulang
rawan,
diikuti
dengan
pertumbuhan
baru
kartilago dan
tulang pada
tepi sendi (osteofit),
dan
peradangan
Anamnesis
Pemeriksaan
fisik
Pemeriksaan
penunjang
x-ray
Data
primer
Pasien OA
Bukan pasien
OA
Ordinal
Osteoartritis
29
29
synovium
dan fibrosis
pada kapsul
sendi.
Variabel Independen
Indeks
Massa
Tubuh
Keadaan gizi
seseorang
berdasarkan
indeks masa
tubuh yang
diukur
dengan cara
berat badan
dalam satuan
kilogram
(kg) dibagi
dengan
tinggi badan
dalam satuan
meter
kuadrat (m2)
Mengukur
Berat badan
dan
Tinggi badan
Timbangan
Berat
badan
1. Underweight
dengan IMT
<18,5 kg/m2.
2. Normal
18,5 - <
22,9 kg/m2.
3. Overweight
≥ 23 kg/m2.
4. Berisiko
23,0 - <
25,0 kg/m2.
5. Obesitas 1
25.0 - <
30,0 kg/m2.
6. Obesitas 2
≥ 30,0
kg/m2.
Ordinal
3.7 Prosedur Pengumpulan Data.
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer.
Data primer adalah pengambilan data yang dilakukan secara langsung oleh
peneliti terhadap sasaran atau objek penelitian. Data diperoleh dari interview
langsung dengan penderita Osteoartritis dilanjutkan pengukuran langsung
berat badan dan tinggi badan, yang sebelumnya telah didiagnosis Osteoartritis
oleh dokter ahli penyakit dalam berdasarkan pemeriksaan fisik.
3.8 Cara Pengolahan Data dan Analisa Data.
3.8.1 Cara Pengolahan Data.
30
30
Setelah data dikumpulkan maka langkah selanjutnya adalah
pengolahan data. Pengolahan data dilakukan secara manual dengan
mengikuti langkah-langkah berikut ini :
a. Editing.
Editing merupakan pemeriksaan daftar pertanyaan yang
telah di isi oleh responden. Pemeriksaan daftar pertanyaan ini
dapat berupa kelengkapan jawaban, keterbacaan tulisan dan
relevansi jawaban dari responden.20
Peneliti menyusun data yang
sudah terkumpul dengan memeriksa daftar pertanyaan untuk
mengoreksi kelengkapan data mengoreksi kesalahan. Tujuan
editing yaitu untuk mengurangi kesalahan dan kekurangan yang
ada didaftar pertanyaan.19
b. Coding.
Coding yaitu memberikan kode berupa nomor dengan teliti
pada setiap pertanyaan yang sudah dicatat dari hasil interview
untuk mempermudah proses pengolahan data. Peneliti
mengkelompokkan jawaban yang telah diisi oleh responden
kedalam angka berdasarkan dengan klasifikasi yang sudah
ditentukan. Kegiatan ini mempermudah dalam melakukan
pengujian hipotesis.19
c. Transfering.
Transfering yaitu memindahkan jawaban atau kode
jawaban ke dalam bentuk tabel atau memindahkan data coding
31
31
dalam skalating. Memasukkan data ke dalam program di dalam
computer.19
d. Skalating.
Skalating yaitu data yang telah tersedia kemudian di
jumlahkan. Disusun dan disajikan dalam bentuk skala
distribusi frekuensi. Menjumlahkan data melalui program
computer untuk memudahkan hasil yang didapat.19
3.8.2 Analisa Data.
Analisa data pada penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan analisa univariat dengan rumus :
P =
Keterangan :
P = persentase
f1 = frekuensi teramati
n = jumlah responden yang menjadi sampel
3.9 Penyajian Data.
Cara penyajian data penelitian dilakukan melalui berbagai
bentuk. Pada umumnya dikelompokkan menjadi tiga yaitu :
1. Penyajian dalam bentuk teks.
2. Penyajian dalam bentuk tabel.
3. Penyajian dalam bentuk grafik.19
Penyajian cara teks adalah penyajian data hasil penelitian dalam
bentuk uraian kalimat. Penyajian data dalam bentuk tabel merupakan
32
32
suatu penyajian yang sistematik dari pada data numerik, yang tersusun
dalam kolom atau jajaran. Adapun penyajian dalam bentuk grafik adalah
suatu penyajian data secara visual.19
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Hasil Penelitian.
4.1.1 Karakteristik Subyek Penelitian.
Berdasarkan data penelitian yang dikumpulkan dari tanggal 25 mei
2015 sampai 25 juni 2015 di poli penyakit dalam rumah sakit umum
daerah meuraxa banda aceh didapatkan jumlah responden yang menderita
osteoartritis 42 responden.Berdasarkan tabel frekuensi bahwa responden
dengan frekuensi terbesar kelompok lansia akhir dengan rentang usia 56-
65 tahun sebanyak 15 responden atau 35,7%, dan berdasarkan jenis
kelamin responden terbanyak adalah perempuan yakni sebesar 29
responden atau 69,0%, dan pada hasil IMT didapatkan responden yang
menderita Osteoartritis yang mengalami underweight sebesar 2 responden
atau 4,8%, normal sebesar 4 responden atau 9,5%, beresiko 2 responden
atau 4,8%, overweight 3 responden atau 7,1%, dan obesitas 1 sebesar 15
responden atau 35,7%, sedangkan pada obesitas 2 yakni sebesar 16
responden atau 38,1%. Data tersebut menunjukkan pasien yang menderita
Osteoartritis dengan obesitas 2 lebih dominan terhadap penyakit
Osteoartritis.
Tabel 4.1 Distribusi pasien yang menderita Osteoartritis menurut indeks massa
tubuh
Indeks massa tubuh n Persen
Underweight
Normal Overweight Beresiko Obesitas I
2
4 3 2 15
4,8
9,8
7,1
4,8
35,7
34
34
Obesitas II TOTAL
16 42
38,1
100
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar pasien yang
menderita osteoartritis adalah obesitas 2 yaitu 16 (38,1%) sedangkan yang
underweight 2 (4,8%) normal 4 (9,5%) beresiko 2 (4,8%) overweight 3 (7,1%)
dan obesitas 1 15 (35,7%).
Tabel 4.2 Distribusi pasien yang menderita Osteoartritis menurut jenis
kelamin
Jenis Kelamin n Persen
Perempuan
Laki-laki
29 13
69,0
31,0
TOTAL 42 100
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar pasien yang
menderita Osteoartritis adalah perempuan yaitu 29 (69,0%), sedangkan laki-laki
sebanyak 13 (31,0%).
Tabel 4.3 Distribusi pasien yang menderita Osteoartritis menurut umur
Umur n Persen
Dewasa akhir (35-45) Lansia awal (46-55) Lansia akhir (56-65) Manula (>65)
4 14 15 9
9,0 33,3 35,7 21,4
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar pasien yang
menderita Osteoartritis terbanyak adalah kelompok lansia akhir (56-65 tahun)
yaitu 15 (35,7%) sedangkan dewasa akhir (36-45 tahun) 4 (9,5%) lansia awal
(46-55 tahun) 14 (33,3%) dan manula >65 tahun) 9 (21,4).
BAB V
PEMBAHASAN
Hasil dari penelitian yang dilakukan pada tanggal 25 mei 2015 sampai
tanggal 25 juni 2015 pada pasien yang menderita osteoartritis yang berjumlah 42
responden. Dan hasil dari indeks massa tubuh yang dikategorikan dalam
underweight sebesar 2 responden atau 4,8%, normal sebesar 4 responden atau
9,5%, beresiko 2 responden atau 4,8%, overweight 3 responden atau 7,1%, dan
obesitas 1 sebesar 15 responden atau 35,7%, sedangkan pada obesitas 2 yakni
sebesar16 responden atau 38,1%. Data tersebut menunjukan bahwa pasien yang
menderita osteoartritis dengan indeks massa tubuh obesitas 2 lebih dominan
terhadap penyakit osteoartritis. Dan pasien osteoartritis terbanyak adalah pasien
osteoartritis lutut yakni sebanyak 50,0% osteoartritis lumbal sebesar 26,2%.
Penelitian ini sesuai dengan penelitian prospective cohort yang dilakukan
oleh grotle (2008), dengan total pasien 1854 yang berumur 24-76 tahun ditahun
1994 dengan follow-up ditahun 2004, dengan kesimpulan bahwa indeks massa
tubuh yang tinggi berhubungan dengan osteoartritis lutut.
Hasil penelitian menunjukkan indeks massa tubuh osteoartritis terbanyak
adalah obesitas 2. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh pratiwi
(2009) yang dilakukan secara case control di poli klinik penyakit dalam dan
geriatri rumah sakit umum (RSU) dr. Soetomo Surabaya pada bulan november
sampai desember 2008 dengan hasil bahwa seseorang dengan IMT > 25 kg/m2
mempunyai risiko terkena osteoartritis lutut 4,308 lebih besar dari seseorang
dengan IMT < 25 kg/m2.
36
36
Obesitas merupakan faktor resiko terjadinya osteoartritis terutama pada
sendi yang menahan berat badan yakni pada sendi lutut, pinggul dan tulang
belakang.4,12
orang yang memiliki berat badan berlebih memiliki resiko timbulnya
nyeri sendi tepatnya sendi penopang berat badan yang lebih besar, karena
peningkatan beban pada sendi yang menopang berat badan.17
Obesitas menyebabkan peningkatan beban pada sendi yang menanggung
beban seperti sendi lutut. Pembebanan ini dapat menyebabkan kerusakan
kartilago, kegagalan ligamen, dan dukungan struktural lainnya pada lutut dan
panggul. IMT yang tinggi menyebabkan stress abnormal pada sendi lutut. Stres
abnormal menyebabkan terjadinya perubahan biofisika yang berupa fraktur
jaringan kolagen dan degradasi proteoglikan.13
Penelitian lain mengungkapkan bahwa setiap peningkatan berat badan
meningkatkan beban dilutut tiga sampai enam kali lipat. Penurunan berat badan
yang signifikan dapat mengurangi gejala osteoartritis lutut.21
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa pasien osteoartritis tidak semua
dalam indeks massa tubuh yang obesitas pada saat pemeriksaan, walaupun rata-
rata dalam indeks massa tubuh yang obesitas, tetapi dari wawancara yang peneliti
lakukan terhadap pasien osteoartritis, pasien selalu mengungkapkan bahwa
mereka dulunya lebih gemuk dari saat pasien diambil datanya. Hal ini
menunjukkan adanya faktor resiko lain yang yang mempengaruhi terjadinya
osteoartritis yakni faktor resiko usia. Prevalensi osteoartritis semakin meningkat
dengan bertambahnya umur, Osteoartritis jarang terjadi pada usia dibawah 40
tahun, tetapi setelah umur 40 tahun resiko terkena Osteoartritis semakin tinggi,
terutama setelah umur 60 tahun.5 kecendrungan terjadinya Osteoartritis
37
37
meningkat akibat dari perubahan pada jaringan sendi karena proses penuaan.
Namun derajat keparahan penyakit dan lokasi sendi yang terkena paling erat
kaitannya dengan faktor resiko Osteoartritis yang lain seperti cedera sendi,
obesitas, genetika, dan faktor anatomis yang mempengaruhi mekanika sendi.
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada pasien Osteoartritis
di Poli Klinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Daerah Meuraxa Banda
Aceh pada tanggal 25 Mei 2015 sampai tanggal 25 Juni 2015 dapat
disimpulkan bahwa:
1. Terdapat gambaran indeks massa tubuh dengan kejadian Osteoartritis di
poli penyakit dalam rumah sakit umum daerah meuraxa banda aceh tahun
2015.
2. Berdasarkan penelitian didapat indeks massa tubuh obesitas 2 lebih tinggi
yaitu 16 responden atau 38,1% dibandingkan dengan underweight sebesar
2 responden atau 4,8%, normal 4 responden atau 9,5%, overweight 3
responden atau 7,1%, beresiko 2 responden atau 4,8% dan obesitas 1
sebesar 15 responden atau 35,7%.
6.2 Saran
1. Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan dengan populasi yang lebih.
2. Bagi pasien yang menderita Osteoartritis dengan berat badan yang berlebih
dapat menurunkan berat badan agar mengurangi rasa nyeri.
39
39
DAFTAR PUSTAKA
1. Koenjoro sara. Hubungan antara indeks masa tubuh (IMT) dengan
derajat lutut menurut kellgren dan lawrence [Skripsi]. Semarang :
universitas diponegoro; 2010.
2. Rawan, Broto. 2008. Manfaat Glukosamin dan Khondroitin Sulfate untuk
Terapi . http:rawanbroto.com/. (9 Oktober 2008).
3. Agus, S. 2008. Pengukuran BMI Sebaga Indikator Obesitas dalam
Hubungan dengan . http://agussuseno.blogspot.com/. (10 Desember 2008).
4. Murphy, L. Dan helmick, C.G. 2012. The Impact of Osteoarthritis in
the United States: A Population-Health Perspective. AJN 112(3) : 13-19.
5. Soeroso, J; Isbagio, H; Kalim, H; Broto, R et al. 2009. . In : Sudoyo A. W;
Setiohadi, B; Alwi, I; Simadibrata, M; et al. Eds. Buku Ajar Ilmu
Penyakit dalam Fakultas Kedokteran Indonesia.
6. Isbagio, Harry. 2005. Pidato Pengukuhan Guru Besar Ilmu Penyakit Dalam
FKUI. Jakarta : Suara Karya.
7. Abrutyn, E., 2008. Tetanus. In: Fauci, A.S., et al. ed. Harrison’s Principles of
lnternal Medicine. 17th ed. America: McGrawHill, 898-899.
8. World Health Organization. 2011. Obesity and Overweight.
http://www.who.int/mediacenter/factsheets/fs311/en/ [Diakses pada 28 mei
2012].
9. Helmi, Zairin Noor. 2012. Gangguan Muskuloskeletal. Jakarta: salemba
Medika. Hal 308-310
10. Price, S.A. and Wilson, I.M. 2005. Patofisiologi, Konsep Klinis Proses-
Proses Penyakit. Edisi ke-4. Jakarta : EGC.
11. Hadju V. 2003. Gizi dan penyakit Degeneratif, Makassar. FKM Universitas
Hasanuddin. Hal 24-30.
12. Lementowski, P.W and Zelicof, S.B. 2008. Obesity and Oteoarthritis .
Am J Orthop 37(3):148-151.
13. Grotle, M; Hagen, K.B; Natvig, B; Dahl, F.A; et al. 2008. Obesity and
in Knee, Hip and/or Hand: An Epidemiological Study in the General
Pupolation with 10 years Follow-Up. BMC Musculoskelet Disord 9:
132.
14. Wills, A. K; Black, S; Cooper, R; Coppack, R. J; et al. 2011. Life Course
Body Mass Index and Risk of Knee Osteoarthritis at the Age of 53
40
40
Years: evidence from the 1946 British birth cohort study. Ann rheum
dis 1-6.
15. Toivanen, A. T Heliovaara, M; Impivaara, O; Arokoski, J.P.A; et al.
2009. Obesity, Physically Demanding Work and Traumatic Knee Injury
are Major Risk Factors for Knee a Population-Based Study with a
Follow-up of 22 Years. Rheumatology 49:309-314.
16. Bliddal, H; Hleeds, A.R; Stigsgaard, Ll; Astrup, A; et al. 2011. Weight
Loss as Treatment For Knee Osteoarthritis Symptoms in Obese Patients:
1-year result from a randomised controlled trial. Ann rheum dis 1-6.
17. Niu, J; Zhang, J; Torner, Nevitt, M; et al. 2010. Is Obesity a Risk
Factor for Progresive Radiographic Knee Osteoarthritis. Arthritis rheum
61(3): 329-35.
18. Graverand, M.P.H.L; Brandt, K; Mazzuca, S.A; Raunig D; et al. 2009.
Progressive Increase in Body Mass Index is Not Associated with a
Progressive Increase in Joint Space Narrowing in Obese Women with
Osteoarthritis of the Knee. Ann rheum dis 68(11): 1734-8.
19. Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta :Rineka
Cipta. Hal 35-48
20. Setiadi. 2007. Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta.
Graha Ilmu.
41
41
Lampiran 1
Tabel Jadwal Pelaksanaan Penelitian
No Kegiatan
Waktu (Bulan/Tahun)
Tahun 2015
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Studi Perpustakaan
2 Pembuatan Proposal
3 Seminar Proposal
4 Pengambilan Data
5 Pengolahan Data
6 Penulisan Skripsi
7 Sidang Skripsi
8 Perbaikan Skripsi
42
42
Lampiran 2
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Saya yang bertanda tangan di bawah ni:
Nama :
Umur :
Menyatakan bersedia ikut berpartisipasi dalam memberikan data untuk
penelitian yang akan dilaksanakan oleh mahasiswa program studi Kedokteran
Universitas Abulyatama yang berjudul “Gambaran Indeks Massa Tubuh
dengan Kejadian Osteoartritis pada Pasien yang Menderita Osteoartritis di
Poli Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Daerah Meuraxa Banda Aceh
tahun 2015” saya mengerti bahwa catatan/data mengenai penelitian ini akan
dirahasiakan, semua berkas yang dicantumkan identitas subjek penelitian hanya
dipergunakan untuk pengolahan data pada penelitian ini saja.
Demikian secara suka rela dan tidak ada unsur keterpaksaan dari siapapun,
saya bersedia berperan serta dalam penelitian ini.
Aceh Besar, 25 Mei 2015
( )
Tanda Tangan Responden
43
43
Lampiran 3
CHECKLIST PENELITIAN
GAMBARAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KEJADIAN
OSTEOARTRITIS PADA PASIEN YANG MENDERITA OSTEOARTRITIS DI
POLI KLINIK PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
MEURAXA BANDA ACEH
No. Urut :
Tanggal wawancara :
1. Nama :
2. Umur : tahun
3. Jenis kelamin : Laki-laki/Perempuan
4. Alamat :
5. Berat Badan : kg
6. Tinggi Badan : cm
7. IMT : kg/m2
a. underweight
b. normal
c. overweight
d. beresiko
e. obesitas
8. Jenis Osteoartritis
44
44
Lampiran 4
MASTER TABEL PENELITIAN
No Umur
Jenis
Kelamin
Responden
IINDEKS MASA TUBUH
Status OA Berat
Badan
Tinggi
Badan
Hasil
IMT Keterangan
1 67 Perempuan 70 152 30,3 Obesitas 2 OA Lumbal
2 48 Perempuan 74 157 30,0 Obesitas 2
OA Genu
Bilateral
3 62 Perempuan 65 152 28,1 Obesitas 1
OA Genu
Sinistra
4 64 Perempuan 60 140 30,6 Obesitas 2
OA Genu
Bilateral
5 63 Perempuan 60 151 26,3 Obesitas 1
OA Genu
Bilateral
6 60 Perempuan 59 147 27,3 Obesitas 1
OA Genu
Bilateral
7 54 Perempuan 52 148 23,7 Overweight OA Lumbal
8 50 Perempuan 56 143 27,4 Obesitas 1 OA Lumbal
9 65 Perempuan 57 147 26,4 Obesitas 1 OA Lumbal
10 38 Perempuan 72 147 33,3 Obesitas 2
OA Genu
Bilateral
11 58 Perempuan 50 150 22,2 Normal
OA Genu
Bilateral
12 50 Perempuan 65 155 27,1 Obesitas 1
OA Genu
Bilateral
13 62 Perempuan 65 165 23,9 Overweight
OA Genu
Bilateral
14 70 Perempuan 91 168 32,2 Obesitas 2 OA Lumbal
15 50 Perempuan 65 148 29,7 Obesitas 1
OA Genu
Sinistra
16 51 Perempuan 60 155 25,0 Obesitas 1
OA Genu
Sinistra
17 70 Perempuan 54 149 24,3 Obesitas 1
OA Genu
Bilateral
18 70 Perempuan 65 145 30,9 Obesitas 2
OA Genu
Sinistra
19 63 Perempuan 75 146 35,2 Obesitas 2
OA Genu
Bilateral
20 60 Perempuan 46 148 21,0 Normal
OA Genu
Bilateral
21 52 Perempuan 67 162 25,5 Beresiko
OA Genu
Sinistra
22 60 Perempuan 62 161 23,9 Overweight
OA Genu
Bilateral
45
45
23 58 Perempuan 74 153 31,6 Obesitas 2 OA Lumbal
24 65 Perempuan 61 153 26,1 Obesitas 1 OA Genu Dextra
25 53 Perempuan 63 155 26,2 Obesitas 1 OA Genu Dextra
26 49 Perempuan 68 146 31,9 Obesitas 2 OA Genu Dextra
27 59 Perempuan 45 155 18,7 Normal OA Lumbal
28 37 Perempuan 69 162 26,3 Obesitas 1 OA Lumbal
29 54 Perempuan 67 162 25,5 Obesitas 1 OA Lumbal
30 45 Laki-Laki 55 155 22,9 Beresiko OA Lumbal
31 67 Laki-Laki 92 163 34,6 Obesitas 2 OA Lumbal
32 63 Laki-Laki 90 169 31,5 Obesitas 2
OA Genu
Bilateral
33 50 Laki-Laki 57 159 22,5 Normal
OA Genu
Bilateral
34 65 Laki-Laki 60 156 24,7 Beresiko
OA Genu
Bilateral
35 86 Laki-Laki 35 156 14,4 Underweight
OA Genu
Sinistra
36 51 Laki-Laki 80 165 29,4 Obesitas 1
OA Genu
Bilateral
37 58 Laki-Laki 82 162 31,2 Obesitas 2
OA Genu
Bilateral
38 55 Laki-Laki 80 157 32,5 Obesitas 2 OA Genu Dextra
39 69 Laki-Laki 82 156 33,7 Obesitas 2
OA Genu
Bilateral
40 68 Laki-Laki 64 156 26,3 Obesitas 1
OA Genu
Bilateral
41 74 Laki-Laki 61 155 25,4 Obesitas 1
OA Genu
Bilateral
42 42 Laki-Laki 48 167 17,2 Underweight
OA Genu
Bilateral
46
46
Lampiran 5
Hasil Statistik
Frequencies
Statistics
JenisKelamin Umur IMT StatusOA
N Valid 42 42 42 42
Missing 0 0 0 0
Frequency Table
Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Laki-Laki 13 31.0 31.0 31.0
Perempuan 29 69.0 69.0 100.0
Total 42 100.0 100.0
Umur
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Dewasa Akhir (36-45 Tahun) 4 9.5 9.5 9.5
Lansia Awal (46-55 Tahun) 14 33.3 33.3 42.9
Lansia Akhir (56-65 Tahun) 15 35.7 35.7 78.6
Manula ( > 65 Tahun) 9 21.4 21.4 100.0
Total 42 100.0 100.0
Hasil IMT
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Underweight 2 4.8 4.8 4.8
Normal 4 9.5 9.5 14.3
Beresiko 2 4.8 4.8 19.0
Overweight 3 7.1 7.1 26.2
Obesitas 1 15 35.7 35.7 61.9
Obesitas 2 16 38.1 38.1 100.0
Total 42 100.0 100.0
Status OA
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid OA Lumbal 11 26.2 26.2 26.2
OA Genu Bilateral 21 50.0 50.0 76.2
OA Genu Sinistra 6 14.3 14.3 90.5
47
47
OA Genu Dexstra 4 9.5 9.5 100.0
Total 42 100.0 100.0
Crosstabs IMT * Status Osteoartritis
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
IMT * StatusOA 42 100.0% 0 .0% 42 100.0%
IMT * Status OA Crosstabulation
Status OA
Total OA
Lumbal OA Genu Bilateral
OA Genu Sinistra
OA Genu Dexstra
IMT Underweight Count 0 1 1 0 2
Expected Count .5 1.0 .3 .2 2.0
% within IMT .0% 50.0% 50.0% .0% 100.0%
% within Status OA .0% 4.8% 16.7% .0% 4.8%
Normal Count 1 3 0 0 4
Expected Count 1.0 2.0 .6 .4 4.0
% within IMT 25.0% 75.0% .0% .0% 100.0%
% within Status OA 9.1% 14.3% .0% .0% 9.5%
Beresiko Count 1 0 1 0 2
Expected Count .5 1.0 .3 .2 2.0
% within IMT 50.0% .0% 50.0% .0% 100.0%
% within Status OA 9.1% .0% 16.7% .0% 4.8%
Overweight Count 1 2 0 0 3
Expected Count .8 1.5 .4 .3 3.0
% within IMT 33.3% 66.7% .0% .0% 100.0%
% within Status OA 9.1% 9.5% .0% .0% 7.1%
Obesitas 1 Count 4 6 3 2 15
Expected Count 3.9 7.5 2.1 1.4 15.0
% within IMT 26.7% 40.0% 20.0% 13.3% 100.0%
% within Status OA 36.4% 28.6% 50.0% 50.0% 35.7%
Obesitas 2 Count 4 9 1 2 16
Expected Count 4.2 8.0 2.3 1.5 16.0
% within IMT 25.0% 56.2% 6.2% 12.5% 100.0%
% within StatusOA 36.4% 42.9% 16.7% 50.0% 38.1%
Total Count 11 21 6 4 42
Expected Count 11.0 21.0 6.0 4.0 42.0
% within IMT 26.2% 50.0% 14.3% 9.5% 100.0%
48
48
IMT * Status OA Crosstabulation
Status OA
Total OA
Lumbal OA Genu Bilateral
OA Genu Sinistra
OA Genu Dexstra
IMT Underweight Count 0 1 1 0 2
Expected Count .5 1.0 .3 .2 2.0
% within IMT .0% 50.0% 50.0% .0% 100.0%
% within Status OA .0% 4.8% 16.7% .0% 4.8%
Normal Count 1 3 0 0 4
Expected Count 1.0 2.0 .6 .4 4.0
% within IMT 25.0% 75.0% .0% .0% 100.0%
% within Status OA 9.1% 14.3% .0% .0% 9.5%
Beresiko Count 1 0 1 0 2
Expected Count .5 1.0 .3 .2 2.0
% within IMT 50.0% .0% 50.0% .0% 100.0%
% within Status OA 9.1% .0% 16.7% .0% 4.8%
Overweight Count 1 2 0 0 3
Expected Count .8 1.5 .4 .3 3.0
% within IMT 33.3% 66.7% .0% .0% 100.0%
% within Status OA 9.1% 9.5% .0% .0% 7.1%
Obesitas 1 Count 4 6 3 2 15
Expected Count 3.9 7.5 2.1 1.4 15.0
% within IMT 26.7% 40.0% 20.0% 13.3% 100.0%
% within Status OA 36.4% 28.6% 50.0% 50.0% 35.7%
Obesitas 2 Count 4 9 1 2 16
Expected Count 4.2 8.0 2.3 1.5 16.0
% within IMT 25.0% 56.2% 6.2% 12.5% 100.0%
% within StatusOA 36.4% 42.9% 16.7% 50.0% 38.1%
Total Count 11 21 6 4 42
Expected Count 11.0 21.0 6.0 4.0 42.0
% within IMT 26.2% 50.0% 14.3% 9.5% 100.0%
% within StatusOA 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-sided)
Pearson Chi-Square 10.181a 15 .808
Likelihood Ratio 12.291 15 .657
Linear-by-Linear Association .043 1 .835
N of Valid Cases 42
a. 22 cells (91.7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .19.
Lampiran 6
49
49
Lampiran 7
Lampiran 8
Surat Selesai Penelitian
50
50
Lampiran 8
51
51
Lampiran 9
52
52
Lampiran 10
53
53
Lampiran 11
Dokumentasi Penelitian
54
54
55
55
56
56
Lampiran 12
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Pribadi
1. Nama Lengkap : Rizky Dahliyani Putri
2. Tempat dan tanggal lahir : Lhokseumawe, 28 Januari 1994
3. Jenis kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Status perkawinan : Belum Kawin
6. Alamat lengkap : Desa Paya Demam Lhee, Aceh Timur
7. Telphone/hp : 085370647968
8. Email : [email protected]
9. Warga Negara : Indonesia
B. Pendidikan
1. Pendidikan Dasar/Mi : SD N. 1 Paya Demam Dua,Pante Bidari
2. Pendidikan SMP/MTs : SMP N. 1 Tanah Jambo Aye
3. Pendidkan SMA/MA : SMA N.1 Tanah Jambo Aye
C. Orang tua
1. Nama Bapak : Amiruddahri
2. Pekerjaan Bapak : PNS
3. Nama Ibu : Erliani
4. Pekerjaan Ibu : PNS
5. Alamat Orang Tua : Desa Paya Demam Lhee,aceh timur
D. Pengalaman pekerjaan :
E. Pengalaman Organisasi : -
F. Hobbi : -
G. Cita-cita : Ingin Menjadi Dokter