Skripsi nurul khomariyah eka putri (092.101.030)

122
EFEKTIVITAS LATIHAN FISIK RESISTANCE EXERCISE TERHADAP PENURUNAN GLUKOSA DARAH SEWAKTU (GDS) PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE IIDI RS. UMUM DAERAH KOTA SEMARANG SKRIPSI Untuk memenuhi persyaratan mencapai Sarjana Keperawatan Oleh: Nurul Khomariyah Eka Putri NIM: 092.101.030

description

Efektivitas Latihan Fisik Resistance Exercise Terhadap Penurunan Glukosa Darah Sewaktu pada Pasien DM tipe II di RSUD Kota Semarang.

Transcript of Skripsi nurul khomariyah eka putri (092.101.030)

Page 1: Skripsi nurul khomariyah eka putri (092.101.030)

EFEKTIVITAS LATIHAN FISIK RESISTANCE EXERCISE TERHADAP

PENURUNAN GLUKOSA DARAH SEWAKTU (GDS) PADA PASIEN

DIABETES MELITUS TIPE IIDI RS. UMUM DAERAH

KOTA SEMARANG

SKRIPSIUntuk memenuhi persyaratan mencapai Sarjana Keperawatan

Oleh:

Nurul Khomariyah Eka PutriNIM: 092.101.030

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG

SEMARANG

2014

Page 2: Skripsi nurul khomariyah eka putri (092.101.030)

EFEKTIVITAS LATIHAN FISIK RESISTANCE EXERCISE TERHADAP

PENURUNAN GLUKOSA DARAH SEWAKTU (GDS) PADA PASIEN

DIABETES MELITUS TIPE IIDI RS. UMUM DAERAH

KOTA SEMARANG

SKRIPSI

Oleh:

Nurul Khomariyah Eka PutriNIM: 092.101.030

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG

SEMARANG

2014

i

Page 3: Skripsi nurul khomariyah eka putri (092.101.030)

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME

Saya yang bertanda tangan dibawah ini dengan sebenarnya menyatakan bahwa

skripsi saya ini saya susun tanpa tindakan plagiatisme sesuai dengan ketentuan

yang berlaku di Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Islam Sultan Agung

Semarang. Jika dikemudian hari ternyata saya melakukan plagiatisme, saya

bertanggungjawab sepenuhnya dan menerima sanksi yang dijatuhkan oleh

Universitas Islam Sultan Agung Semarang.

Semarang, April 2014

Nurul Khomariyah Eka Putri

ii

Page 4: Skripsi nurul khomariyah eka putri (092.101.030)

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi berjudul :

EFEKTIVITAS LATIHAN FISIK RESISTANCE EXERCISE

TERHADAP PENURUNAN GLUKOSA DARAH SEWAKTU PADA

PASIEN DIABETES MELITUS TIPE II DI RS. UMUM DAERAH

KOTA SEMARANG

Dipersiapkan dan disusun oleh :

Nama : Nurul Khomariyah Eka Putri

NIM : 092101030

Telah disahkan dan disetujui oleh pembimbing pada :

Pembimbing I Pembimbing II

Tanggal :……………………. Tanggal : …………………….

Ns. Dwi Retno S., M.Kep., Sp.KMB Ns. Furaida Khasanah , S. Kep

NIK.210998005 NIK. 210910022

iii

Page 5: Skripsi nurul khomariyah eka putri (092.101.030)

iv

Page 6: Skripsi nurul khomariyah eka putri (092.101.030)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Motto : “ Allah selalu bersama orang-orang yang berusaha keras”

Skripsi saya persembahkan kepada :

1. Ibu Supatri yang senantiasa hadir disaat senang maupun sedihnya penyusun

dan selalu menguatkan penyusun, adik Elma Kamila Salsabila, Rizad Fawaid

Fikiryansyah dan Ebit Nauval Fikaryansyah yang selalu memberikan

keceriaan di tengah kejenuhan penyusun dan Bapak Mukayat yang juga turut

memberikan dukungan kepada penyusun.

2. Sahabat-sahabat penyusun Utami, Mbak Nana, Helmiza, Miranti, Suis, Navia,

Syifa, Pitri, dan Anita yang juga selalu hadir disisi penyusun untuk

memberikan motivasi besar kepada penulis.

Saya berharap Skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca kedepannya.

v

Page 7: Skripsi nurul khomariyah eka putri (092.101.030)

PROGRAM STUDI SI KEPERAWATANFAKULTAS ILMU KEPERAWATANUNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNGSkripsi, April 2014

ABSTRAK

Nurul Khomariyah Eka Putri

EFEKTIVITAS LATIHAN FISIK RESISTANCE EXERCISE TERHADAP PENURUNAN GLUKOSA DARAH SEWAKTU PADA PASIEN RAWAT INAP DENGAN DIABETES MELITUS TIPE II DI RS.UMUM DAERAH KOTA SEMARANG

45 hal + 10 tabel + 2 gambar + 11 lampiran + xv Latar Belakang: Kadar glukosa darah pada pasien diabetes melitus tipe II cenderung tinggi akibat kelainan sekresi hormon insulin, kelainan kerja insulin atau keduanya serta karena kurangnya aktivitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai GDS sebelum dan sesudah dilakukan latihan fisik resistance exercise pada kelompok perlakuan dan juga untuk mengetahui perbedaan nilai GDS yang dilakukan latihan fisik resistance exercise pada kelompok perlakuandan pada kelompok kontrol. Metode: Desain penelitian menggunakan Quasy experimen dengan rancangan pretest-postest with control group dan metode pengambilan sampel dengan purposive sampling. Perbedaan nilai GDS sesudah dilakukan latihan fisik resistance exercise pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol di uji dengan uji t independent.Hasil: Hasil uji t independent menunjukkan ada perbedaan nilai GDS setelah dilakukan latihan pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan (p = 0,001)Simpulan: Institusi pelayanan perlu mengembangkan latihan fisik resistance exercise sebagai bagian dari program terapi pada pasien rawat inap dengan diabetes melitus tipe II serta perawat menjadikannya sebagai bagian integral dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien rawat inap dengan diabetes melitus tipe II.

Kata kunci : diabetes melitus tipe II, latihan fisik resistance exercise, glukosa darah.

Daftar pustaka : 40 ( 2000 – 2011 )

vi

Page 8: Skripsi nurul khomariyah eka putri (092.101.030)

PROGRAM STUDY S1 NURSINGFACULTY OF NURSINGSULTAN AGUNG ISLAMIC UNIVERSITYSkripsi, April 2014

ABSTRACT

Nurul Khomariyah Eka Putri

The Effectiveness of Physical Resistance Exercise for Lowering blood glucose on staying care patient with Diabetes Mellitus type II in General Hospital Semarang Area.

45 Pages + 10 tabels + 2 pictures + 11 appendixes +xv

Background: The blood glucose content in melitus diabetic type II tended to high arising out of anomaly insulin secretion, anomaly of insulin activity or both of them and because less activity. This study is aimed to find the value of random blood glucose before and after having physical resistance exercise in treatment group dan also to know the difference value of random blood glucose that got physical resistance exercise on treatment group and control group.

Method: This study used quasi experimen design with pretest-postest on control group and the sample method used proposive sampling. The difference value of random blood glucose after getting resistance exercise on treatment group and control group was tested with t independent testResult: The result of t independent showed there was difference value of random blood glucose after getting treatment on control group and treatment group (p=0,001)Conclusion: The service Institution need to develop physical resistance exercise as a part of theraphy program for staying care patients with diabetes melitus type II and also nurse should make it as integral part on doing nursing service on staying care patients with diabetic type II.Keywords: diabetes melitus type II, Physical resistance exercise,Blood glucose.Bibliography : 40 ( 2000 – 2011 )

vii

Page 9: Skripsi nurul khomariyah eka putri (092.101.030)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Segala puji bagi Allah SWT, yang telah memberikan rahmat, nikmat, dan

ridhoNya, sehingga penulis telah diberi kesempatan untuk menyelesaikan

proposal skripsi dengan judul “Efektivitas latihan fisik resistance exercise

terhadap penurunan glukosa darah sewaktu pada pasien diabetes melitus tipe di

RS. Umum Daerah Kota Semarang”.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa

penulis banyak mendapatkan bimbingan dan saran yang bermanfaat dari berbagai

pihak, sehingga penyusunan proposal skripsi ini dapat terselesaikan sesuai dengan

yang telah penulis rencanakan. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis ingin

menyampaikan terima kasih pada:

1. Anis Malik Thoha, M. A, Ph. D., selaku rector Universitas Islam Sultan

Agung Semarang.

2. Ibu Ns. Retno Setyawati, M.Kep, Sp.KMB, selaku Dekan Fakultas Ilmu

Keperawatan Universitas Islam Sultan Agung Semarang.

3. Ibu Ns. Sri Wahyuni, M.Kep, Sp.Mat selaku Kaprodi S1 Keperawatan

Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Islam Sultan Agung Semarang.

4. Ibu Ns. Dwi Retno Sulistyaningsih, M.Kep, Sp.KMB, selaku Pembimbing I

yang telah sabar dan meluangkan waktu serta tenaganya dalam memberikan

bimbingan dan memberikan ilmu serta nasehat yang bermanfaat dalam

penyusunan skripsi ini.

viii

Page 10: Skripsi nurul khomariyah eka putri (092.101.030)

5. IbuNs. Furaida Khasanah, S. Kep. selaku pembimbing II yang telah sabar dan

meluangkan waktu dan tenaganya dalam memberikan bimbingan, ilmu dan

nasehat yang sangat berharga guna penyusunan skripsi ini.

6. Seluruh Dosen pengajar dan Staff Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas

Islam Sultan Agung Semarang yang telah memberikan bekal ilmu

pengetahuan serta bantuan kepada penulis selama menempuh studi.

7. Kepala Ruang beserta staff di ruang penyakit dalam RS. Umum Daerah Kota

Semarang atas bantuan dan kerjasamanya.

8. Kedua orang tuaku, untuk bimbingan, semangat, nasehat, waktu, biaya, dan

semua yang telah dicurahkan padaku dengan segenap kasih dan sayangnya.

9. Pihak Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang yang telah berkenan

memberikan izin untuk melakukan penelitian ditempat tersebut

Peneliti menyadari bahwa proposal skripsi ini masih sangat membutuhkan

saran dan kritik demi kesempurnaannya. Peneliti berharap proposal skripsi

keperawatan ini bermanfaat bagi banyak pihak.

Akhir kata, semoga bantuan yang telah diberikan oleh semua pihak

mendapatkan imbalan dari Allah SWT.

Semarang, April 2014

Penulis

ix

Page 11: Skripsi nurul khomariyah eka putri (092.101.030)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME....................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ....................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iv

HALAMAN PERSEMBAHAN....................................................................... v

ABSTRAK........................................................................................................ vi

ABSTRACT..................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR .................................................................................... viii

DAFTAR ISI .................................................................................................. x

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ......................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................... 3

C. Tujuan Penelitian .................................................................... 4

D. Manfaat Penelitian .................................................................. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori........................................................................... 5

1. Diabetes Melitus................................................................ 5

a. Pengertian .................................................................. 5

b. Klasifikasi .................................................................. 5

c. Tanda dan gejala......................................................... 6

x

Page 12: Skripsi nurul khomariyah eka putri (092.101.030)

d. Factor resiko ............................................................... 8

e. Komplikasi ................................................................. 9

f. Patofisiologi................................................................ 10

g. Penatalaksanaan ......................................................... 11

2. Latihan fisik....................................................................... 12

a. Definisi........................................................................ 12

b. Manfaat ...................................................................... 12

c. Jenis ............................................................................ 13

d. Tahapan ...................................................................... 14

e. Prosedure .................................................................... 15

3. Glukosa darah.................................................................... 16

a. Pengertian................................................................... 16

b. Faktor- faktor ............................................................. 16

c. Nilai uji laboratorium ................................................. 18

d. Mekanisme Transportasi glukosa............................... 18

e. Fisiologi ..................................................................... 19

B. Kerangka Teori ........................................................................ 20

C. Hipotesis .................................................................................. 21

BAB III METODE PENELITIAN

A. Kerangka konsep ...................................................................... 22

B. Variabel Penelitian .................................................................. 22

C. Desain Penelitian ..................................................................... 22

D. Populasi dan Sampel ............................................................... 23

1. Populasi ............................................................................ 23

2. Sampel .............................................................................. 23

3. Teknik Pengambilan Sampel ........................................... 24

E. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................. 25

F. Definisi Operasional ................................................................ 25

G. Instrumen/Alat Pengukuran Data ............................................ 25

H. Metode Pengumpulan Data ..................................................... 25

I. Analisa Data ............................................................................ 27

xi

Page 13: Skripsi nurul khomariyah eka putri (092.101.030)

1. Pengolahan Data .............................................................. 27

2. Analisa Data ..................................................................... 28

J. Etika Penelitian ....................................................................... 29

BAB IV HASIL PENELITIAN...................................................................... 30

A. Analisis univariat...................................................................... 30

B. Analisis Bivariat........................................................................ 32

BAB V PEMBAHASAN.............................................................................. 36

A. Interpretasi dan hasil diskusi..................................................... 36

B. Keterbatasan penelitian............................................................. 39

C. Implikasi keperawatan.............................................................. 39

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN........................................................ 41

A. Simpulan................................................................................... 41

B. Saran.......................................................................................... 41

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 43

LAMPIRAN

xii

Page 14: Skripsi nurul khomariyah eka putri (092.101.030)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Operasional ..................................................................... 25

Tabel 4.1 Hasil analisis rata – rata usia (tahun) pada kelompok perlakuan

dan kontrol .................................................................................... 30

Tabel 4.2 Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin dan pendidikan

pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol.......................... 31

Tabel 4.3 Hasil analisis rata – rata nilai glukosa darah sewaktu (mg/dl)

untuk pengukuran pretest pada kelompok perlakuan dan control. 31

Tabel 4.4 Hasil analisis nilai glukosa darah sewaktu untuk pengukuran

posttest pada kelompok perlakuan dan control.............................. 31

Tabel 4.5 Hasil analisis distribusi kesetaraan responden berdasarkan jenis

kelamin pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan

dengan DM tipe II ......................................................................... 32

Tabel 4.6 Distribusi kesetaraaan responden berdasarkan umur pada

kelompok perlakuan dan kelompok kontrol dengan DM tipe II ... 33

Tabel 4.7 Perbedaan rata rata nilai glukosa darah sewaktu (mg/dl) pada

kelompok perlakuan Dengan DM tipe II ...................................... 33

Tabel 4.8 Perbedaan rata rata nilai glukosa darah sewaktu (mg/dl) pada

kelompok control Dengan DM tipe II ........................................... 34

Tabel 4.9 Perbedaan rata – rata nilai glukosa darah sewaktu (mg/dl) pada

kelompok perlakuan dan kelompok kontrol sebelum dan setelah

dilakukan latihan fisik resistance exercise pada pasien DM tipe

II .................................................................................................... 34

xiii

Page 15: Skripsi nurul khomariyah eka putri (092.101.030)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori............................................................................ 20

Gambar 3.1 Kerangka Konsep ....................................................................... 22

xiv

Page 16: Skripsi nurul khomariyah eka putri (092.101.030)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Permohonan menjadi responden kelompok perlakuan dan

kelompok kontrol

Lampiran 2 Surat pernyataan bersedia berpartisipasi sebagai responden dalam

penelitian

Lampiran 3 Hasil pengukuran GDS pada kelompok perlakuan dan kelompok

kontrol

Lampiran 4 Alat Dan Gerakan latihan resistance exercise

Lampiran 5 Rekapitulasi Data Responden

Lampiran 6 Surat Permohonan Ijin Survey RSUD Kota Semarang

Lampiran 7 Surat Permohonan Ijin Survey Dinas Kesehatan Kota

Lampiran 8 Surat Penelitian RSUD Kota Semarang

Lampiran 9 Ethical Clearance

Lampiran 10 Riwayat Hidup

Lampiran 11 Jadwal Kegiatan Penelitian

xv

Page 17: Skripsi nurul khomariyah eka putri (092.101.030)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Diabetes Melitus (DM) atau yang lebih dikenal dengan penyakit gula

adalah kelompok penyakit metabolik yang ditandai dengan tingginya kadar

glukosa darah (hiperglikemia) yang terjadi akibat gangguan sekresi insulin,

penurunan kerja insulin, atau akibat dari keduanya (American Diabetes

Association, 2011). Berdasarkan klasifikasinya DM dibedakan menjadi 4 tipe,

yaitu DM tipe I (T1DM), DM tipeII (T2DM), DM yang berhubungan dengan

keadaan atau sindrom lainnya (diabetes sekunder) dan DM gestasional (ADA

2005 ; Black & Hawks, 2009).

Prevalensi DM setiap tahunnya semakin meningkat. Data dari WHO

menunjukkan bahwa penderita DM dunia di tahun 2000 berjumlah 171 juta

dan diperkirakan meningkat menjadi 3 kali lipatnya yaitu sekitar 366 juta

penderita di tahun 2030 (WHO, 2012). Penderita Diabetes Melitus (DM)

diIndonesia secara epidemiologi diperkirakan pada tahun 2030 prevalensi

mencapai 21,3 juta orang atau merupakan negara urutan keempat dengan

jumlah perkiraan penderita DM didunia (Wild et.al, 2004). Menurut Dinas

Kesehatan Kota Semarang (2012) penyakit DM tipe II pada tahun 2011

sebanyak 45551kasus dan pada tahun 2012, rekapitulasi penyakit DM tipe II

di kota Semarang sebanyak 2408.

Diabetes Melitus dapat menimbulkan komplikasi akut ataupun

komplikasi kronis (Black &Hawks, 2009). Komplikasi akut terdiri atas

hiperglikemia, sindrome hiperglikemik dan hipoglikemia. Komplikasi kronis

terdiri atas komplikasi makrovaskuler dan komplikasi mikrovaskuler.

Komplikasi makrovaskuler dapat berupa Coronary Artery Disease (CAD),

penyakit serebrovaskuler, hipertensi penyakit vaskuler perifer dan infeksi.

Komplikasi mikrovaskuler dapat berupa retinopati, nefropati, ulkus kaki,

neuropati sensorik dan neuropati otonom. Komplikasi diatas sering terjadi

akibat tidak terkontrolnya kadar glukosa darah.

1

Page 18: Skripsi nurul khomariyah eka putri (092.101.030)

2

Glukosa merupakan bentuk karbohidrat yang paling penting dalam

makanan yang di serap dalam jumlah besar ke dalam darah serta di

konversikan ke dalam hati (Meyes, 2000). Salah satu pemeriksaan glukosa

darah adalah glukosa darah sewaktu yaitu glukosa darah yang pengukurannya

diambil kapan saja sesuai dengan kebutuhan tanpa memperhatikan waktu

makan atau puasa terlebih dahulu ( Yullizar, 2005). Kadar glukosa darah

pada pasien DM cenderung tinggi, sehingga dibutuhkan penatalaksanaan

khusus untuk meminimalkan terjadinya komplikasi.

Penatalaksanaan dapat berupa penatalaksanaan medis dan non medis.

Penatalaksanaan medis dengan mengkonsumsi obat ataupun dengan

pemberian insulin. Penatalaksanaan non medisdengan melakukan olahraga

atau latihan fisik yang merupakan salah satu pilar dari ke empat pilar

pengelolaan pada diabetes melitus (Soebardi dalam Sudoyo, 2006).

Latihan fisik merupakan aktivitas fisik yang dilakukan secara terencana

dengan tujuan untuk meningkatkan atau memelihara kebugaran fisik (Powers,

2007). Salah satu olah raga yang dapat dilakukan oleh penderita diabetes

adalah resistance exercise (latihan angkat beban).

Resistance exercise (latihan angkat beban) merupakan suatu latihan

sekelompok otot melawan beban dalam satu usaha (Irianto, 2006). Resistance

exercise akan melibatkan banyak otot yang aktif bergerak. Pada otot yang

aktif bergerak terjadi peningkatan kebutuhan glukosa, tetapi kadar insulin

tidak meningkat. Otot yang aktif bergerak akan meningkatkan aliran darah

sehingga lebih banyak jala-jala kapiler yang terbuka. Terbukanya jala-jala

kapiler menyebabkan lebih banyak tersedianya reseptor insulin dan reseptor

menjadi lebih aktif (Soebardi dalam Sudoyo, 2006).

Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Dustan et al (2002) tentang

intensitas tinggi resistance exercise terhadap peningkatan pengontrolan

glukosa darah pada pasien dengan DM tipe II menunjukkan bahwa terjadi

penurunan AIC 1,2 % - 0,9 % .

Page 19: Skripsi nurul khomariyah eka putri (092.101.030)

3

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di Rumah Sakit Umum

Daerah Kota Semarang tercatat kasus Diabetes Melitus tipe II selama periode

tahun 2012 sebanyak 323 kasus pasien rawat inap. Berdasarkan survei awal,

terdapat 4 pasien dengan DM tipe II yang dirawat di dua bangsal didapatkan

rata - rata glukosa darah sewaktu mencapai lebih dari 230mg/dl. Pasien

mengatakan tidak melakukan olahraga selama dirawat dan sebelum dirawat.

Pasien mengatakan bahwa resistance exercise tidak diberikan selama

menjalani perawatan di rumah sakit. Pasien tidak mengetahuibahwa latihan

fisik atau olahraga selain dapat menjaga kebugaran, juga merupakan

penatalaksanaan yang tepat untuk penyakit DM. Ketidaktahuan ini

dikarenakan kurangnya informasi sehingga peran perawat sangat dibutuhkan.

Peran perawat pada pasien diabetes melitus adalah sebagai pemberi

asuhan keperawatandan pemberi pendidikan kesehatan yaitu mampu

memberikan informasi terhadap pasien DM tipe II tentang konsep dasar

penyakit DM dan bagaimana penatalaksanaanya, salah satunya dengan latihan

fisik. Perawat memberitahukan dan mencontohkan bagaimana cara latihan

fisik yang benar dan tepat.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan penulis ingin

melakukan penelitian terkait efektivitas latihan fisikresistance exercise

terhadap penurunan glukosa darah sewaktu pada pasien DM tipe II.

B. Perumusan Masalah

Diabetes melitus adalah penyakit akibat kelainan insulin yang ditandai

dengan hiperglikemia. Diabetes melitus dapat menimbulkan berbagai

komplikasi akibat tidak terkontrolnya glukosa darah. Latihan fisik adalah

salah satu cara yang tepat untuk mengontrol kadar glukosa darah pada pasien

diabetes melitus yaitu dengan resistance exercise. Berdasarkan latar belakang

tersebut, perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana

efektivitas latihan fisik yang dilakukan terhadap penurunan kadar glukosa

darah sewaktu pada pasien diabetes melitus tipe II.

Page 20: Skripsi nurul khomariyah eka putri (092.101.030)

4

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui efektivitas latihan fisik resistance exercise terhadap

penurunan glukosa darah sewaktu (GDS) pada penderita DM tipe II

2. Tujuan Khusus

a. Mendeskripsikan karakteristik responden

b. Mengetahui kadar glukosa darah sewaktu pada kelompok perlakuan

sebelum dan setelah dilakukan latihan fisikresistance exercise

c. Mengetahui kadar glukosa darah sewaktu pada kelompok kontrol

sebelum dan setelah dilakukan latihan ROM

d. Menganalisis perbedaan kadar glukosa darah sewaktu pada

kelompok kontrol dan kelompok perlakuansetelah dilakukan latihan

fisik resistance exercise

D. Manfaat Penelitian

1. Profesi Keperawatan

Hasil penelitian diharapkan dapat di gunakan sebagai masukan bagi

perawat untuk tindakan keperawatan profesional dalam upaya

peningkatan mutu pelayanan didalam pemberian asuhan keperawatan

khususnya asuhan keperawatan medikal bedah

2. Institusi

Hasil penelitian diharapkan dapat menambah pengetahuan mahasiswa

tentang efektivitas latihan fisik resistance exercise terhadap penurunan

glukosa darah sewaktu pada pasien DM tipe II untuk di jadikan bahan

penelitian selanjutnya

3. Masyarakat

Untuk memberikan informasi terhadap masyarakat mengenai efektivitas

latihan fisik resistance exercise terhadap penurunan glukosa darah

sewaktu pada pasien DM tipe II.

Page 21: Skripsi nurul khomariyah eka putri (092.101.030)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

Konsep dan teori yang berkaitan dengan aspek yang akan diteliti sangat

penting sebagai dasar dalam melaksanakan penelitian. Pada bab ini akan

dibahas teori dan konsep mengenai diabetes melitus, latihan fisik serta gula

darah sewaktu.

1. Diabetes Melitus

a. Definisi

Menurut American Diabetes Association (ADA), diabetes

melitus (DM) adalah kelompok penyakit metabolik yang ditandai

dengan tingginya kadar glukosa darah (hiperglikemia) yang terjadi

akibat gangguan sekresi insulin, penurunan kerja insulin, atau akibat

dari keduanya (ADA, 2011). Diabetes melitus ditandai oleh kenaikan

kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia secara terus menerus

dan disertai gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein

akibat kekurangan insulin baik kuantitatif ataupun kualitatif,

kelainan sekresi hormon insulin, kelainan kerja insulin atau

keduanya (Yullizar, 2005; Topan,2005).

b. Klasifikasi dan etiologi diabetes melitus

Menurut ADA, 2011 klasifikasi DM ada 4 tipe penyakit

diabetes melitus, yaitu :

1) Tipe I (T1DM)

Pada diabetes tipe I terdapat ketidakmampuan untuk

menghasilkan insulin oleh sel beta oleh pankreas yang rusak

karena proses autoimun, sehingga pada tipe ini pasien sangat

tergantung dengan pemberian insulin.

2) Tipe II (T2DM)

Pada dabetes tipe II terdapat dua masalah yang berhubungan

dengan insulin, yaitu resistensi insulin dan gangguan sekresi

5

Page 22: Skripsi nurul khomariyah eka putri (092.101.030)

6

insulin. Pada kondisi resistensi insulin terjadi gangguan ikatan

antara insulin dan reseptornya pada dinding sel sehingga insulin

menjadi tidak efektif untuk menstimulasi pengambilan glukosa

oleh jaringan. Untuk mengatasi resistensi insulin dan

peningkatan glukosa dalam darah, sel sel beta pankreas akan

meningkatkan produksi insulin sehingga kadar glukosa darah

akan di pertahankan dalam keadaan normal. Namun jika sel sel

beta tidak mampu mengimbangi peningkatan kebutuhan

terhadap insulin, maka kadar glukosa darah meningkat dan

terjadi diabetes tipe II.

3) DM Gestasional (GDM)

Diabetes ini terjadi pada masa kehamilan, biasanya terjadi pada

trimester kedua atau ketiga, disebabkan oleh hormon yang

disekresikan oleh plasenta dan menghambat kerja insulin.

Biasanya mengakibatkan komplikasi perinatal seperti

melahirkan bayi makrosomia (bayi yang berukuran besar di atas

rata rata bayi normal).

4) DM yang berhubungan dengan keadaan atau sindrom lainnya

Diabetes ini disebut juga diabetes sekunder, kemungkinan

disebabkan oleh penyakit tertentu seperti pankreatitis, neoplasia

pankreas, trauma pankreas, efek obat-obatan seperti

glukokortikoid, hormon tiroid, dilantin, tiazid dan reparat yang

mengandung estrogen. Pada kondisi cacat genetik juga dapat

terjadi, seperti sindrom down, sindrom klinefelter, dan sindrom

huntington’s chorea.

c. Tanda dan gejala

Adanya penyakit diabetes melitus pada awalnya sering tidak di

rasakan dan tidak di sadari oleh pasien. Beberapa tanda dan gejala

yang perlu di perhatikan bagi pasien diabetes melitus menurut

Gustaviani (2007) dalam Sudoyo yaitu :

Page 23: Skripsi nurul khomariyah eka putri (092.101.030)

7

1) Poliuria

Jika kadar gula darah meningkat, maka glukosa akan

dikeluarkan melalui air kemih. Jika kadarnya lebih tinggi lagi,

ginjal akan membuang air tambahan untuk mengencerkan

sejumlah besar glukosa yang hilang, karena ginjal menghasilkan

air kemih dalam jumlah yang berlebih maka klien sering

berkemih dalam jumlah yang banyak.

2) Polidipsi

Rasa haus sering dialami oleh penderita karena banyaknya

cairan yang keluar melalui air kemih. Untuk menghilangkan rasa

haus tersebut klien banyak minum.

3) Penurunan berat badan dan rasa lemah

Penurunan berat badan berlangsung dalam waktu yang relative

singkat. Hal ini disebabkan karena sejumlah besar kalori hilang

ke dalam air kemih. Juga disebabkan karena glukosa dalam

darah tidak dapat masuk ke dalam sel, sehingga sel kekurangan

bahan bakar untuk menghasilkan tenaga. Untuk kelangsungan

hidup, sumber tenaga terpaksa di ambil dari cadangan lain yaitu

sel lemak dan otot. Akibatnya, klien kehilangan jaringan lemak

dan otot sehingga menjadi kurus.

4) Polifagi

Pasien sering kali merasa lapar yang luar biasa karena kalori

dari makanan yang di makan, setelah di metabolisasikan

menjadi glukosa darah tidak seluruhnya dapat dimanfaatkan,

serta akibat dari sejumlah besar kalori telah hilang ke dalam air

kemih. Untuk mengkompensasi hal ini, pasien banyak makan.

5) Lemah

Pendapat yang sama juga disampaikan oleh Suyono (2002),

bahwa penyakit diabetes melitus tidak hanya ditandai dengan

glukosuria, poliuria, polidipsi, polifagi dan penurunan berat

badan serta lemah. Tanda dan gejala lain dari diabetes melitus

adalah :

Page 24: Skripsi nurul khomariyah eka putri (092.101.030)

8

a) Gangguan saraf tepi / kesemutan

Pasien mengeluh rasa sakit atau kesemutan terutama pada

kaki di waktu malam sehingga mengganggu tidur.

b) Gangguan penglihatan

Gangguan penglihatan pada pasien diabetes melitus sering

di jumpai pada fase awal.

c) Gatal atau bisul

Kelainan kulit berupa gatal, biasanya terjadi pada daerah

kemaluan atau daerah lipatan kulit seperti ketiak dan di

bawah payudara. Sering pula dikeluhkan timbulnya bisul

dan luka yang lama sembuhnya.

d) Keputihan

e) Gangguan ereksi

f) Pusing

g) Mual, dan berkurangnya ketahanan tubuh

d. Faktor resiko

Kriteria individu yang beresiko terkena diabetes melitus tipe II

menurut ADA (2010) dan PERKENI (2006) adalah individu yang

belum terkena diabetes melitus tetapi berpotensi untuk menderita

diabetes. Faktor resiko meliputi:

1) Faktor resiko yang tidak dapat dimodifikasi

a) Ras dan etnik

b) Genetik ( keluarga penderita diabetes melitus)

c) Usia lebih dari 45 tahun

d) Riwayat melahirkan bayi dengan berat lebih dari 4 kg atau

pernah menderita diabetes gestasional

e) Riwayat lahir dengan berat badan rendah ( kurang dari 2,5

kg)

2) Faktor resiko yang dapat dimodifikasi

a) Kurangnya aktivitas fisik

b) Obesitas

Page 25: Skripsi nurul khomariyah eka putri (092.101.030)

9

c) Hipertensi ( tekanan darah lebih dari 140 / 90 mmHg)

d) Dislipidemia ( kadar trigliserida lebih dari 250 mg/dl)

e) Diit tinggi gula dan rendah serat

3) Faktor lain terkait resiko diabetes

a) Memiliki riwayat penyakit kardiovaskuler seperti stroke,

penyakit jantung koroner (PJK)

b) Memiliki riwayat toleransi glukosa terganggu (TGT) atau

riwayat glukosa darah puasa (GDP) sebelumnya

c) Penderita sindrom metabolik

e. Komplikasi

Hiperglikemia yang berkepanjangan dapat menimbulkan

komplikasi, komplikasi makrovaskuler ataupun mikrovaskuler

kronis Komplikasi mikrovaskuler kronis seperti nefropati, retinopati,

renopati. Komplikasi makrovaskuler seperti infark miokard, stroke

dan penyakit vaskuler perifer (Smeltzer & Bare, 2002).

Black & Hawks (2009) membagi komplikasi DM menjadi dua

kelompok yaitu :

1) Komplikasi akut, terdiri atas:

a) Hiperglikemia dan ketoasidosis diabetikum

Kondisi ini disebabkan oleh tidak adanya insulin atau

insulin yang tersedia dalam darah tidak cukup untuk

metabolisme karbohidrat, keadaan ini mengakibatkan

gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein.

Gejala klinis yang tampak pada ketoasidosis yaitu

dehidrasi, kehilangan elektrolit dan asidosis.

b) Sindrom hiperglikemik hiperosmolar nonketotik

Merupakan suatu kondisi dimana pasien mengalami

hiperosmolaritas dan hiperglikemia yang disertai perubahan

tingkat kesadaran. Yang membedakan sindrom ini dengan

ketoasidosis adalah tidak terdapat gejala ketosis dan

asidosis. Gambaran klinis pada kondisi ini biasanya ditandai

Page 26: Skripsi nurul khomariyah eka putri (092.101.030)

10

dengan hipotensi, dehidrasi berat, takikardi dan tanda –

tanda defisit neurologis yang bervariasi (perubahan sensori,

kejang dan hemiparesis).

c) Hipoglikemik

Terjadi bila kadar glukosa darah kurang dari 50-60 mg/dl,

hal ini dapat terjadi akibat pemberian obat diabetes oral atau

insulin yang berlebihan, asupan makanan yang terlalu

sedikit atau karena aktivitas fisik yang terlalu berat.

2) Komplikasi kronis, terdiri atas :

a) Komplikasi makrovaskuler

Merupakan komplikasi yang mengenai pembuluh

darah arteri yang lebih besar sehingga dapat menyebabkan

aterosklerosis. Kondisi aterosklerosis dapat menimbulkan

penyakit seperti:

Coronary Artery Disease (CAD), penyakit

serebrovaskuler, hipertensi, penyakit vaskuler perifer dan

infeksi

b) Komplikasi mikrovaskuler

Merupakan komplikasi pada pembuluh darah kecil

dan komplikasi unik yang hanya terjadi pada penderita DM.

Penyakit mikrovaskuler diabetik terjadi akibat penebalan

membran basalis pembuluh kapiler. Beberapa akibat dari

gangguan pembuluh darah kapiler, antara lain : retinopati,

nefropati, ulkus kaki, neuropati sensorik dan neuropati

otonom.

f. Patofisiologi

Karbohidratterdapat dalam berbagai bentuk termasuk gula

sederhana atau monosakarida dan unit unit kimia yang kompleks

seperti disakarida dan polisakarida. Karbohidrat yang sudah ditelan

akan dicerna menjadi monosakarida akan diabsorpsi kedalam

duodenum dan jejunum proksimal. Pengabsorpsian ini menyebabkan

Page 27: Skripsi nurul khomariyah eka putri (092.101.030)

11

peningkatan kadar glukosa darah untuk sementara waktu dan

akhirnya akan kembali lagi ke kadar semula. Pengaturan fisiologis

kadar glukosa darah sebagian besar bergantung pada hati yang

berperan mengekstrasi glukosa, mensintesis glikogen dan melakukan

glikogenolisis. Jumlah glukosa yang diambil dan dilepaskan oleh

hati untuk digunakan oleh jaringan-jaringan perifer otot dan adiposa

bergantung pada insulin (Schteingart, 2003).

Kelainan yang mendasar pada diabetes melitus tipe II adalah

menurunnya respon sel beta pankreas dan resistensi insulin.

Penurunan respon sel beta pankreas disebabkan karena kondisi

hiperglikemia yang cukup lama sehingga saat terjadi peningkatan

glukosa darah responnya tidak efisien lagi. Resistensi insulin terjadi

akibat penurunan aktivitas biologi dihepar atau jaringan perifer yang

menyebabkan sensitifitas reseptor insulin akan menurun sehingga

respon terhadap kadar gula darah menurun walaupun produksi oleh

hepar meningkat (Guyton & Hall, 2008).

Penurunan respon sel beta pankreas dan resistensi insulin

mengakibatkan berkurangnya pemakaian glukosa oleh sel-sel tubuh

sehingga konsentrasi glukosa darah akan naik, terjadi metabolisme

lemak abnormal disertai endapan kolesterol pada pembuluh darah

yang menyebabkan munculnya gejala aterosklerosis serta

berkurangnya protein dalam jaringan tubuh (Guyton & Hall, 2008;

Black, Hawk, Keene 2008).

g. Penatalaksanaan

Tujuan utama penatalaksanaan pada diabetes melitus adalah

pengendalian kadar glukosa darah dengan harapan timbulnya

komplikasi dapat dicegah atau diperlambat (Waspadji, 2004).

Penatalaksanaan pada diabetes melitus meliputi 4 pilar yaitu

perencanaan makanan atau terapi gizi, latihan jasmani atau aktifitas

fisik, pengobatan dengan obat anti diabetes oral serta injeksi insulin,

dan pendidikan kesehatan (PERKENI, 2006). Penatalaksanaan

Page 28: Skripsi nurul khomariyah eka putri (092.101.030)

12

berupa medis dan non medis. Penatalaksanaan medis adalahdengan

pemberian obat anti diabetes oral dan injeksi insulin.Penatalaksaan

non medis adalah dengan melakukan perubahan gaya hidup dengan

melakukan pengaturan pola makan yang dikenal sebagai terapi gizi

medis. Terapi gizi medis lebih difokuskan pada perubahan pola

makan yang didasarkan pada perubahan gaya hidup dan pola

kebiasaan makan serta status nutrisi. Penatalaksanaan non medis

lainnya adalah dengan meningkatkan aktivitas jasmanidengan

melakukan kegiatan sehari – hari atau olahraga serta edukasi terkait

penyakit diabetes melitus (Soebardi,2006).Salah satu komponen

penatalaksanaan diabetes melitus adalah dengan melakukan latihan

fisik (Smeltzer & Bare, 2002).

2. Latihan fisik

Latihan fisik adalah suatu kegiatan pergerakan yang dapat

meningkatkan kebugaran tubuh.

a. Definisi

Latihan fisik merupakan aktivitas fisik yang dilakukan secara

terencana dengan tujuan untuk meningkatkan atau memelihara

kebugaran fisik (Powers, 2007).

Latihan fisik atau olahraga sebaiknya dilakukan sesuai dengan

kemampuan tubuh dalam menanggapi stres yang diberikan. Jika

beban latihan yang diberikan terhadap tubuh terlalu ringan maka

tidak akan terjadi proses adaptasi. Bila diberikan beban yang terlalu

berat dan tubuh tidak mampu mentolerir akan menyebabkan

terganggunya proses homeostasis pada sistem tubuh yang dapat

berakibat kerusakan.

b. Manfaat

Pada pasien dengan diabetes melitus tipe II,latihan fisik secara

teratur dapat berpengaruh besar terhadap kondisi tubuh. Menurut

Syahbudin (2001), manfaat latihan fisik pada pasien diabetes

melitus adalah:

Page 29: Skripsi nurul khomariyah eka putri (092.101.030)

13

1) Menormalkan kadar glukosa darah dan lipid darah

2) Meningkatkan kerja insulin

3) Menurunkan berat badan

4) Mengurangi resiko penyakit kardiovaskuler.

Manfaat lain latihan fisik bagi diabetisi menurut

Djokromoelyanto (2007) yaitu:

1) Menurunkan kadar glukosa darah selama olahraga sampai 24

jam setelah olahraga

2) Menurunkan kadar insulin basal dimana setelah makan

3) Meningkatkan sensitivitas organ tubuh terhadap insulin

4) Memperbaiki profil lipid

5) Mengintensifkan penggunaan sumber energi tubuh

6) Memperbaiki kondisi kardiovaskuler

7) Meningkatkan kebugaran jasmani.

Latihan fisik yang dilakukan pada pasien diabetes melitus tipe

II berpengaruh terkadap penurunan kadar gula darah yaitu pada otot

otot yang aktif bergerak tidak diperlukan insulin untuk memasukkan

glukosa ke dalam sel karena pada otot yang aktif sensitivitas reseptor

insulin menjadi meningkat sehingga ambilan glukosa meningkat 7 –

20 kali lipat (Irianto, 2000).

c. Jenis latihan fisik

Jenis latihan fisik dibagi menjadi 2 kategori yaitu aerobik dan

anaerobik.

1) Aerobik

Latihan fisik aerobik adalah olahraga yang bergantung

dengan oksigen. Terdapat banyak jenis latihan fisik aerobik,

yaitu :

a) Berjalan

b) Jogging

c) Renang

d) Bersepeda

Page 30: Skripsi nurul khomariyah eka putri (092.101.030)

14

e) Lari

f) Aktivitas olahraga seperti sepak bola, bulu tangkis

g) Melakukan aktivitas rumah tangga seperti menyapu,

mencuci, mengepel dan berkebun

2) Latihan fisik anaerobik

Latihan fisik anaerobik adalah olahraga yang tidak

tergantung oksigen. Terdapat 2 jenis latihan anaerobik, yaitu lari

cepat dan angkat beban. Latihan fisik anerobik resistance

exercise (latihan angkat beban). Latihan anaerobik seperti

angkat beban dapat meningkatkan massa otot yang

meningkatkan penggunaan glukosa dan membantu pengendalian

glukosa darah (Devlin dalam Barnes, 2009).

Serupa dengan latihan aerobik, resistance exercise telah

dilaporkan mampu meningkatkan sensitivitas insulin ,

pengeluaran energi harian dan kualitas hidup (Poehlman, 2000;

Kell, 2001; Ades, 2005).

Latihan ini dapat dilakukan dengan mengangkat dumble

yang beratnya 0,5 kg secara berulang ulang,biasanya 8-15 kali

per latihan, dengan kontraksi otot yang berirama, kecepatan

yang bertahap dan dilakukan paling tidak 2 kali seminggu setiap

hari secara terus menerus (Barnes, 2009).

d. Tahapan latihan

Tahapan latihan adalah serangkaian proses dalam setiap

latihan, meliputi pemanasan, latihan inti, dan pendinginan. Tahapan

ini dikerjakan secara berurutan.

1) Pemanasan

Merupakan kegiatan awal yang harus dilakukan oleh

siapapun sebelum melakukan latihan fisik. Tujuan dari

pemanasan adalah menyesuaikan otot rangka untuk beradaptasi

Page 31: Skripsi nurul khomariyah eka putri (092.101.030)

15

terhadap pergerakan yang akan dilakukan selama latihan agar

tidak terjadi cedera. Pemanasan akan memperlebar pembuluh

darah pada daerah otot yang digerakkan sehingga meningkatkan

sirkulasi pada otot otot yang bergerak.

Pergerakan pada pemanasan meliputi gerakan ringan yang

dikerjakan secara kontinue seperti jalan ditempat atau dengan

gerakan meregang sendi dan mengulur otot (stretching).

2) Latihan inti

Latihan inti dilakukan setelah melakukan pemanasan.

Pada tahap ini dilakukan latihan secara bertahap sesuai dengan

kemampuan berdasarkan usia,jenis kelamin dan tingkat

kesehatan masing masing.

Pergerakan pada latihan inti meliputi gerakan mengangkat

beban pada ekstremitas atas yang dilakukan 8-10 kali

pengulangan setiap setnya.

3) Pendinginan

Merupakan penurunan aktivitas secara bertahap. Pada

tahap ini diharapkan tekanan darah, nadi,dan pernafasan turun

secara perlahan. Pendinginan dilakukan agar otot otot yang

digunakan selama latihan menjadi melemas sehingga

memulihkan otot otot yang baru digunakan latihan serta

mengeluarkan sisa pembakaran dalam tubuh.

Pergerakan pada pendinginan meliputi pergerakan kecil

seperti menggerakkan pergelangan tangan secara kontinue dan

dengan relaksasi panjang.

e. Prosedure latihan

1) Peralatan yang digunakan

Dalam resistance exercise ini menggunakan dumbleuntuk

tubuh bagian atas dan bagian bawah.Berat beban yang

digunakan yaitu 0,5 kg yang aman untuk usia pertengahan

( Rebecca A. et all, 2002)

Page 32: Skripsi nurul khomariyah eka putri (092.101.030)

16

2) Frekuensi dan intensitas

Latihan dilakukan paling tidak 2 kali dalam seminggu.

Latihan diawali dengan pemanasan dan diakhiri dengan

pendinginan. Latihan inti terdiri dari 6 pergerakan dengan

setiap pergerakan sebanyak 2 set yang melibatkan kelompok

otot utama sebanyak 8 – 10 kali pengulangan dan setiap set

dilakukan istirahat 1 menit.

3) Waktu pelaksanaan.

Latihan dengan durasi 15 – 30 menit dan dilakukan 2kali

dalam seminggu sesuai dengan prinsip latihan fisik bagi

diabetisi.

3. Glukosa darah

a. Pengertian

Glukosa darah merupakan bentuk karbohidrat yang paling

penting. Glukosa merupakan karbohidrat dalam makanan yang di

serap dalam jumlah besar ke dalam darah serta di konversikan ke

dalam hati (Meyes, 2000).

Kadar glukosa darah adalah istilah yang mengacu kepada

tingkat glukosa di dalam darah. Konsentrasi gula darah, atau tingkat

glukosa serum, diatur dengan ketat di dalam tubuh. Terdapat

beberapa pembagian pemeriksaan glukosa didalam darah salah

satunya yaitu glukosa darah sewaktu.Glukosa darah sewaktu

merupakan pemeriksaan glukosa darah kapan saja tanpa

memperhatikan makan atau puasa terlebih dahulu (Yullizar, 2005).

b. Faktor-faktor yang berhubungan dengan terkendalinya kadar glukosa

darah:

1) Faktor internal

a) Stres

Merupakan situasi dimana tuntutan non spesifik

mengharuskan individu untuk berespon yang muncul ketika

adanya ketidakcocokan antara tuntutan yang dihadapi

Page 33: Skripsi nurul khomariyah eka putri (092.101.030)

17

dengan kemampuan yang dimiliki. Stres pada diabetisi

dapat merubah pola makan, latihan, dan penggunaan obat

yang biasa dipatuhi sehingga menyebabkan hiperglikemia

(Smeltzer&Bare, 2002).

b) Obesitas

Obesitas menyebabkan reseptor insulin pada target sel

diseluruh tubuh kurang sensitif dan jumlahnya berkurang

sehingga insulin dalam darah tidak dapat dimanfaatkan.

c) Asupan makanan

Kadar glukosa darah sebagian tercantum dari apa

yang kita makan sehingga sewaktu makan diperlukan akan

adanya keseimbangan diet. Mempertahankan kadar gula

darah agar mendekati nilai normal dapat dilakukan dengan

asupan makanan yang seimbang sesuai dengan kebutuhan.

d) Jumlah latihan fisik atau olahraga yang dilakukan

Manfaat latihan fisik atau olahraga sebagai

penatalaksanaan diabetes sudah lama dikenal sebagai salah

satu penanggulangan penyakit DM disamping obat.

e) Perawatan, baik dengan tablet penurun glukosa darah

maupun insulin.

2) Faktor eksternal

a) Pendidikan

Pendidikan bagi pasien diabetes melitus berhubungan

dengan perilaku pasien dalam pengendalian terhadap kadar

glukosa darah agar tetap stabil. Perubahan perilaku dalam

hal ini butuh waktu yang lama namun hasil yang dicapai

bersifat tahan lama karena didasari oleh kesadaran sendiri.

b) Pengetahuan

Pasien diabetes melitus akan mampu melakukan

pengendalian kadar gula darah dengan baik bila didasari

pengetahuan tentang penyakit diabetes melitus.

Page 34: Skripsi nurul khomariyah eka putri (092.101.030)

18

c) Kedekatan dan keterpaparan terhadap sumber informasi

Sumber informasi adalah suatu perantara sebagai

penyampaian informasi.

c. Nilai uji laboratorium glukosa darah:

1) Menurut ADA(2005) glukosa darah pada penderita diabetes

dikatakan normal atau regulasi baik bila:

a) Glukosa darah sebelum makan 90-130 mg/dl

b) Glukosa darah setelah makan kurang dari 180 mg/dl

c) Glukosa darah sewaktu kurang dari 200 mg/dl

d) Glukosa darah puasa kurang dari 126 mg/dl dengan kadar

HbAIc (hemoglobin glikat) kurang dari 7%.

2) Kriteria diagnostik diabetes melitus

Menurut konsesus PERKENI 2002, seseorang dinyatakan

diabetes melitus bila:

a) Kadar glukosa darah sewaktu (plasma vena)lebih dari 200

mg/dl disertai dengan gejala poliuri,poliphagi dan polidipsi

dan penurunan berat badan yang tidak jelas sebabnya

b) Kadar glukosa darah (plasma vena) lebih dari 126 mg/dl

c) Kadar glukosa plasma lebih dari 200 mg/dl pada 2 jam

sesudah makan atau beban glukosa 75 gram pada TTGO

(Test Toleransi Glukosa Oral).

d. Mekanisme Transportasi Glukosa pada DM

Pada orang normal karbohidrat yang dimakan akan diubah

menjadi glukosa didalam saluran cerna kemudian glukosa dibawa

oleh darah keseluruh tubuh. Glukosa dalam tubuh dipecah untuk

menyediakan energi pada sel atau jaringan dan dapat disimpan untuk

simpanan energi dalam sel sebagai glikogen (Pocock, 2004).

Glukosa pada penderita diabetes melitus sukar masuk kedalam

sel dikarenakan sedikitnya hormon insulin yang diproduksi oleh

kelenjar pankreas atau karena sel tidak dapat memberikan respon

yang baik terhadap insulin walaupun insulinnya sendiri cukup.

Page 35: Skripsi nurul khomariyah eka putri (092.101.030)

19

Keadaan tersebut menjadikan glukosa menumpuk di dalam darah

dan tidak dapat dimanfaatkan oleh tubuh dan akhirnya dibuang

melalui urin atau tersisa di dalam darah (SoebardidalamSudoyo,

2007).

e. Fisiologi latihan fisik terhadap penurunan gula darah sewaktu pada

DM tipe II

Latihan fisik pada diabetisi akan menimbulkan perubahan

metabolik, yang dipengaruhi oleh selain lama, berat latihan dan

tingkat kebugaran juga oleh kadar insulin plasma, kadar glukosa

darah, kadar benda keton dan imbangan cairan tubuh.

Pada diabetisi dengan gula darah tak terkontrol, latihan fisik

akan menyebabkan terjadi peningkatkan kadar gula darah dan benda

keton yang dapat berakibat fatal. Satu penelitian menunjukkan

bahwa pada kadar glukosa darah sekitar 332mg/dl, bila tetap

melakukan latihan fisik atau olahraga akan berbahaya bagi yang

bersangkutan. Pemberian atau keinginan untuk melakukan latihan

fisik atau olahraga sebaiknya dilakukan pada seorang diabetisi yang

kadar glukosa darah tidak lebih dari 250 ml/dl agar tidak terjadi

ketosis diabetikum (Soebardi dalam Sudoyo, 2007).

Pada otot yang aktif bergerak terjadi peningkatan kebutuhan

glukosa tetapi kadar insulin tidak meningkat. Keadaan tersebut

disebabkan karena peningkatan kepekaan reseptor insulin otot dan

pertambahan reseptor insulin otot pada saat melakukan latihan fisik

sehingga jaringan otot yang aktif disebut sebagai jaringan non-

insulin dependent. Kepekaan ini akan berlangsung lama hingga

latihan berakhir.

Pada latihan fisik akan terjadi peningkatan aliran darah,

menyebabkan lebih banyak jala-jala kapiler yang terbuka hingga

menyebabkan lebih banyak tersedia reseptor insulin dan reseptor

menjadi lebih aktif.Keadaan tersebut menyebabkan glukosa akan

dibakar untuk kebutuhan energi sehingga glukosa darah

akandipindahkan dari darah ke ototyang menyebabkan glukosa darah

akan turun (Tandra, 2008).

Page 36: Skripsi nurul khomariyah eka putri (092.101.030)

Diabetes melitus tipe II

Penatalaksanaan:Non medisLatihan fisikResistance exerciseTerapi giziMedisObatPemberian insulin

Manfaat latihan fisik:Menormalkan kadar glukosa darah dan lipid darah Meningkatkan sensitivitas organ tubuh terhadap insulinMemperbaiki kondisi kardiovaskulerMeningkatkan kebugaran jasmani

Penurunan glukosa darah sewaktu

20

B. Kerangka Teori

Bagan 2.1. Kerangka Teori

Keterangan : = tidak diteliti

=diteliti

Sumber : (Soebardi, 2007), (Syahbudin, 2001), (Djokromoelyanto, 2007)

Page 37: Skripsi nurul khomariyah eka putri (092.101.030)

21

C. Hipotesis

1. Ho : Latihan fisik resistance exercisetidak efektif terhadap penurunan

glukosa darah sewaktu (GDS) pada DM tipe II

2. Ha : latihan fisik resistance exercise efektif terhadap penurunan glukosa

darah sewaktu (GDS) pada DM tipe II

Page 38: Skripsi nurul khomariyah eka putri (092.101.030)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah suatu hubungan atau keterkaitan antar variabel

yang terkait dengan masalah yang diteliti dan sesuai dengan tinjauan teori dan

rumusan masalah. Kerangka konsep seringkali digambarkan dalam bagan.

Variable independent Variable dependent

Bagan 3.1 : Kerangka konsep

B. Variabel penelitian

1. Variabel independent : latihan fisik resistance exercise

2. Variabel dependent : glukosa darah sewaktu pada pasien DM tipe II

C. Desain penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasy

experimental design dengan rancangan pretest posttest with control group

karena pada penelitian ini dilakukan pengukuran glukosa darah sewaktu

sebelum diberikan perlakuan dan sesudah diberikan perlakuan. Test dilakukan

dengan melakukan pengukuran glukosa darah sewaktu menggunakan alat

glucotest. Penelitian ini melibatkan 2 kelompok yaitu kelompok pasien DM

tipe II yang dilakukan resistance exercise sebagai kelompok perlakuan dan

kelompok pasien DM tipe II yang dilakukan latihan ROM sebagai kelompok

kontrol.

22

Penurunan glukosa darah sewaktu pada pasien DM tipe II

Latihan fisik resistance exercise

Page 39: Skripsi nurul khomariyah eka putri (092.101.030)

23

Pretest perlakuan post test

Kelompok perlakuan:

Kelompok kontrol :

Keterangan:X : latihan fisik resistance exercise yang dilakukan selama 15

– 30 menit pada pasien rawat inap dengan DM tipe II01 dan 03 : hasil pengukuran glukosa darah sewaktu untuk kelompok

kontrol dan kelompok perlakuan pada pasien DM tipe II sebelum melakukan latihan fisik resistance exercise( pre test)

02 dan 04 : hasil pengukuran glukosa darah sewaktu untuk kelompok kontrol dan kelompok perlakuan pada pasien rawat inap dengan DM tipe II setelah melakukan latihan fisik resistance exercise ( post test )

D. Populasi dan sampel penelitian

1. Populasi

Pasien rawat inap dengan DM tipe II di Rumah Sakit Umum

Daerah Kota Semarang pada bulan Januari hingga Desember 2012

sebanyak 323 pasien. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini

adalah pasien rawat inap dengan DM tipe II pada bulan Januari 2014

yaitu sebanyak 22 pasien.

2. Sampel

Sampel merupakan bagian dari jumlah populasi dan karakteristik

yang dimiliki oleh populasi tersebut, dimana sampel yang di ambil dari

populasi harus betul-betul representatif atau mewakili populasi tersebut

(Sugiyono, 2011).

Sampel dalam penelitian ini diambil 15 orang yang berasal dari

pasien rawat inap dengan diabetes melitus tipe II di RS. Umum Daerah

Kota Semarang. Antisipasi terhadap kemungkinan terjadinya drop out

atau lost of follow up dilakukan koreksi dengan menambahkan 10 % dari

01 X 0 2

2

03 04

Page 40: Skripsi nurul khomariyah eka putri (092.101.030)

24

jumlah sampel yaitu menjadi 17 orang sampel ( Demsey, 2002 ). Sampel

yang didapatkan dalam penelitian ini adalah 34 responden. Dari 34

responden tersebut dibagi menjadi 2 kelompok yaitu 17 orang sebagai

kelompok perlakuan dan 17 orang sebagai kelompok kontrol.

3. Teknik pengambilan sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan

teknik non probability sampling dengan teknik purposive sampling yaitu

mengambil responden dengan tujuan tertentu, yang dibuat sendiri oleh

peneliti berdasarkan karakteristik populasi dari penelitian tersebut

(Notoatmojo, 2007)

Sampel yang digunakan adalah responden yang memenuhi kriteria

inklusi dan eksklusi.

Kriteria inklusi:

a. Pasien rawat inap dengan DM tipe IIdi RS Umum Daerah Kota

Semarang

b. Pasien mampu berkomunikasi verbal dan non verbal

c. Pasien dengan usia 45 - 55 tahun

d. Pasien yang rutin minum obat anti diabetes (OAD)

Kriteria eksklusi:

a. Pasien dengan penurunan kesadaran

b. Pasien dengan gangguan muskuloskeletal

c. Pasien dengan glukosa darah sewaktu lebih dari 250 mg/dl dan

kurang dari 100 mg/dl

d. Pasien dengan pemberian terapi insulin

e. Pasien dengan tekanan darah lebih dari 150/80 mmHg

Jumlah sampel yang diambil berdasarkan kriteria inklusi. Jumlah

sampel yang didapatkan yaitu 17 responden sebagai kelompok perlakuan

dan 17 responden sebagai kelompok kontrol.

Peneliti menjadikan pasien di ruang Yudistira dan Nakula sebagai

kelompok perlakuan dan pasien di ruang Bima sebagai kelompok

kontrol. Pembagian kelompok ini dilakukan untuk memungkinkan kedua

kelompok tidak bertemu.

Page 41: Skripsi nurul khomariyah eka putri (092.101.030)

25

E. Tempat dan waktu pelaksanaan

Tempat penelitian dilakukan di RS Umum Daerah Kota Semarang.

Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Februari hingga Maret 2014.

F. Definisi Operasional

Variabel Definisi operasional Instrument Hasil ukur Skala

Latihan fisik resistance exercise pada pasien DM tipe II

Latihan fisik menggunakan beban berupa dumble dengan berat 0.5 kg,dengan 8 hingga 10 kali pengulangan setiap gerakan selama 15 - 30 menit, yang dilakukan minimal 2 kali selama 2 hari pada pasien rawat inap dengan DM tipe II.

Lembar observasi

0 = tidak dilakukan latihan fisik1 = dilakukan latihan fisik

Nominal

Glukosa darah sewaktu (GDS) pada pasien DM tipe II

Hasil pengukuran glukosa dalam darah pada pasien DM yang diukur sebelum latihan dimulai dan setelah 2 hari latihan

Glucotest dengan merk accucheck

Pengukuran glukosa darah sewaktu dengan menggunakan alat glucotest yang dinyatakan dalam satuan mg/dl.

Rasio

G. Instrumen penelitian

Penelitian ini menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner yang

digunakan untuk mengetahui gambaran karakteristik responden (umur, jenis

kelamin) dan hasilnya dicatat dalam tabel. Untuk pengukuran glukosa darah

sewaktu dengan menggunakan alat glucotest dengan merk accucheck yang

sebelumnya dilakukan kalibrasi terlebih dahulu kemudian hasilnya dicatat

dan dimasukkan dalam tabel.

H. MetodePengumpulan Data

1. Prosedur administrasi

a. Peneliti mengajukan surat permohonan ijin penelitian kepada

Kaprodi Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Islam Sultan Agung

Semarang untuk Direktur RS Umum Daerah Kota Semarang dan

untuk Dinas Kesehatan Kota Semarang.

Page 42: Skripsi nurul khomariyah eka putri (092.101.030)

26

b. Peneliti mengurus surat ijin penelitian ke RS umum Daerah Kota

Semarang untuk memperoleh ijin pengambilan data pasien dan

melakukan penelitian di ruang Yudistira, ruang Bima dan ruang

Nakula RS Umum Daerah Kota Semarang.

c. Peneliti mengikuti kode etik kepererawatan, setelah dinyatakan lolos

uji etik kemudian peneliti memulai penelitian

2. Prosedur teknis

a. Peneliti melakukan riset di ruang Yudistira, ruang Bima dan ruang

Nakula RSUD Kota Semarang.

b. Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian yang akan

dilakukan serta bagaimana proses pelaksanaan penelitian kepada

kepala ruang Yudistira, Bima dan Nakula

c. Peneliti menentukan calon responden yang sesuai dengan kriteria

inklusi dan eksklusi

d. Peneliti meminta persetujuan dan menjelaskan kegiatan yang akan

dilakukan pada responden (melakukan latihan fisik resistance

exercise pada responden)

e. Menemui responden, responden setuju untuk berpartisipasi dalam

penelitian.

f. Melakukan penelitian dengan mengukur nilai GDS terlebih dahulu

sebelum memulai latihan lalu memasukkannya ke dalam lembar

observasi

g. Memulai latihan pada kelompok perlakuan yang dimulai dengan

pemanasan, pergerakan inti dengan mengangkat dumbbel 0,5 kg

untuk satu dumbbel, dan diakhiri dengan pendinginan.

h. Latihan dilakukan selama 15 menit – 30 menit dengan waktu istirahat

1 menit setiap setelah melakukan satu set.

i. Latihan dilakukan selama 2 hari dengan rentang latihan kedua

dilakukan setelah 24 jam dari latihan pertama (Eriksson et all, 2001)

j. Untuk mengetahui nilai GDS setelah dilakukan latihan fisik

resistance exercise, pengukuran dilakukan setelah 24 jam dari latihan

Page 43: Skripsi nurul khomariyah eka putri (092.101.030)

27

hari kedua karena effect dari resistance exercise yaitu 24 jam, lalu

memasukkan nilai GDS setelah melakukan resistance exercise

kedalam lembar observasi.

k. Terimakasih dan salam

l. Pada kelompok kontrol peneliti meminta persetujuan untuk dijadikan

sebagai kelompok kontrol.

m. Lalu peneliti mengukur GDS pada kelompok kontrol dan mencatat

hasilnya pada lembar observasi yang sudah dibuat

n. waktu pengukuran GDS kembali sama seperti kelompok perlakuan,

namun pada kelompok kontrol tidak dilakukan latihan fisik resistance

exercise dan hanya melakukan aktivitas seperti kesehariannya.

o. Memasukkan nilai GDS setelah 2 hari latihan pada lembar observasi

p. Terimakasih dan salam

I. Analisa data

1. Pengolahan data

Pengolahan data dilakukan setelah proses pengumpulan data

selesai dilakukan. Tahapan pengolahan data terbagi atas 4 tahap

(Hidayat, 2009). Tahap yang harus dilalui adalah sebagai berikut:

a. Editing

Peneliti melakukan pengecekan kelengkapan isian kuesioner,

kejelasan jawaban, dan relevansi dengan pertanyaan, peneliti

mengklarifikasi kepada responden.

b. Coding

Mengklasifikasikan data yang diperoleh dengan cara menandai

masing-masing jawaban dengan kode berupa angket, kemudian

dimasukkan kedalam lembar tabel kerja guna mempermudah

membacanya dan pengolahan data

c. Processing

Peneliti memproses data dengan cara melakukan entry data

dari masing masing responden kedalam program komputer. Data

Page 44: Skripsi nurul khomariyah eka putri (092.101.030)

28

dimasukkan sesuai dengan nomor responden pada kuesioner

kemudian hasil glukosa darah sewaktu dimasukkan kekomputer

dalam bentuk angka sesuai dengan yang ditentukan ketika

melakukan koding.

d. Cleaning

Peneliti mengecek kembali data yang telah dimasukkan setelah

dipastikan tidak ada kesalahan, dilakukan ditahap analisis data sesuai

jenis data.

2. Analisis data

Pengolahan analisa data dilakukan dengan komputer. Analisa data

dilakukan melalui uji statistik data.

a. Analisa univariat

Analisa univariat adalah analisis yang dilakukan untuk

menggambarkan variabel-variabel penelitian termasuk karakteristik

sampel penelitian yang meliputi umur, jenis elamin dan pendidikan

pada pasien, kadar glukosa darah sewaktu pada kelompok perlakuan

dan kelompok kontrol.

b. Analisa bivariat

Sebelum dilakukan uji statistik yang bertujuan untuk

mengetahui efektivitas latihan fisik resistance exercise sebelum dan

sesudah dilakukan perlakuan maka dilakukan uji normalitas terlebih

dahulu dengan syarat p = > 0,05. Dari penelitian ini didapatkan hasil

data pada kelompok perlakuan data terdistribusi normal dengan nilai

p = 0,175 sehingga selanjutnya dilakukan uji t berpasangan (paired-t

test). Pada kelompok kontrol data terdistribusi normal dengan nilai p

= 0,278 sehingga selanjutnya dilakukan uji t berpasangan (paired t –

test). Selanjutnya dilakukan uji t tak berpasangan (independent t-

test)antara kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol.

Page 45: Skripsi nurul khomariyah eka putri (092.101.030)

29

J. Etika Penelitian

Menurut Hidayat (2009), penelitian keperawatan adalah hal yang

krusial, karena berhadapan langsung dengan manusia, maka dari itu perlunya

etika penelitian perlu diperhatikan. Masalah etika penelitian meliputi :

1. Informed consent

Informed consent merupakan cara persetujuan antara peneliti dengan

responden.Peneliti menemui calon responden yang sesuai dengan kriteria

inklusi dan eksklusi kemudian memperkenalkan diri dan menjelaskan

maksud dan tujuan peneliti. Peneliti menjelaskan prosedure penelitian

yang akan dilakukan kepada calon responden. Setelah calon responden

bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian, peneliti mengisi data

responden yang meliputi nama, umur, serta jenis kelamin dan meminta

tanda tangan pada responden sebagai bukti bersedia ikut serta dalam

penelitian.

2. Anonymity

Masalah dalam penelitian keperawatan dengan cara tidak memberikan

nama responden pada lembar data dan hanya menuliskan kode pada

lembar pengumpulan data.

3. Confidentiality

Kerahasiaan merupakan masalah etika dengan menjamin kerahasiaan dari

hasil penelitian baik informasi, ataupun masalah-masalah lain. Semua

informasi yang dikumpulkan dari responden dijaminkerahasiaan oleh

peneliti.

4. Justify

Hak responden untuk mendapatkan perlakuan yang adil dan untuk

privasi. Dalam penelitian ini responden memiliki hak untuk mendapatkan

perlakuan yang adil dan sama sebelum, selama dan setelah ikutserta

dalam penelitian. Untuk menjaga prinsip ini maka setelah penelitian

selesai dilaksanakan peneliti mengajarkan dan melatih latihan resistance

exercise pada kelompok kontrol.

Page 46: Skripsi nurul khomariyah eka putri (092.101.030)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Pada bab ini diuraikan hasil penelitian tentang efektivitas latihan fisik

resistance exercise terhadap penurunan glukosa darah sewaktu pada pasien

diabetes melitus tipe II di RS. Umum Daerah Kota Semarang. Berdasarkan data

yang diperoleh selama 4 minggu pengumpulan data, diperoleh 34 responden yang

memenuhi kriteria inklusi. Dari jumlah tersebut terdapat 2 responden yang dalam

proses penelitian menolak untuk latihan dikarenakan pusing sehingga peneliti

mencari responden lain agar jumlah responden terpenuhi. Terjadinya pusing

dikarenakan penderita diabetes sangat mudah mengalami fluktuasi metabolisme

tubuh, dalam hal ini disebabkan karena tingginya tekanan darah. Dari 34 orang

responden, 17 orang merupakan kelompok perlakuan yaitu kelompok yang

diberikan latihan fisik resistance exercise dan 17 orang sebagai kelompok kontrol

yaitu kelompok yang mendapat latihan ROM. Kedua kelompok dilakukan pretest

dan posttest kemudian hasilnya dibandingkan. Analisis statistik data hasil

penelitian ditampilkan sebagai berikut :

A. Analisis univariat

Tabel 4.1Hasil analisis rata – rata usia (tahun) pada kelompok perlakuan dan kontrol di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang tahun 2014

(n=34)Standar deviasi

variabel Mean ( SD ) Min – Mak umurKelompok perlakuan 48 2,49 45,00 – 53,00Kelompok kontrol 48 2,30 45,00 – 53,00

Berdasarkan tabel diatas diperoleh data rata – rata umur responden pada

kelompok perlakuan adalah 48 tahun dengan standar deviasi 2,49. Usia

termuda pada kelompok perlakuan adalah 45 tahun sedangkan usia tertua

adalah 53 tahun. Rata rata usia pada kelompok kontrol adalah 48 tahun

dengan standar deviasi 2,30. Usia termuda pada kelompok kontrol adalah 45

tahun dan usia tertua adalah 53 tahun.

30

Page 47: Skripsi nurul khomariyah eka putri (092.101.030)

31

Tabel 4.2Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin pada

kelompok perlakuan dan kelompok kontrol di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang tahun 2014

(n=34)

VariabelKelompok perlakuan Kelompok kontrol Jumlah

n % n % n %Jenis kelamin

Laki - laki 10 58,8% 8 47,1% 17 50 %Perempuan 7 41,2 % 9 52,9 % 17 50 %

Total 17 100 % 17 100% 34 100%

Berdasarkan tabel diatas diperoleh data bahwa jenis kelamin terbanyak

pada kelompok perlakuan adalah laki- laki (58,8 %) dan pada kelompok

kontrol jenis kelamin terbanyak adalah perempuan (52,9 %).

Tabel 4.3Hasil analisis rata – rata nilai glukosa darah sewaktu (mg/dl) untuk

pengukuran pretest pada kelompok perlakuan dan kontrol di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang tahun 2014

(n=34)

Variabel MeanStandar deviasi

(SD)Min-Mak

Glukosa darah sewaktu (pre test)Kelompok perlakuan 178 11,2 160 - 200Kelompok kontrol 182 8,97 165 - 200

Berdasarkan tabel diatas diperoleh rata rata nilai glukosa darah sewaktu

pada kelompok perlakuan saat pretest adalah 178 dengan standar deviasi 11,2.

Nilai glukosa darah sewaktu terendah adalah 160 dan tertinggi adalah 210.

Sementara itu rata rata nilai glukosa darah sewaktu pada kelompok kontrol

saat pretest adalah 182 dengan standar deviasi ( 8,97). Nilai glukosa darah

terendah adalah 165 dan tertinggi adalah 200.

Tabel 4.4Hasil analisis nilai glukosa darah sewaktu untuk pengukuran posttest pada kelompok perlakuan dan kontrol di Rumah Sakit Umum Daerah

Kota Semarang tahun 2014(n=34)

Variabel Mean Standar deviasi (SD) Min-MakGlukosa darah sewaktu (post test)Kelompok perlakuan 152 10,7 140 - 162Kelompok kontrol 176 10,2 155 - 190

Page 48: Skripsi nurul khomariyah eka putri (092.101.030)

32

Berdasarkan tabel diatas diperoleh data rata rata nilai glukosa darah

sewaktu pada kelompok perlakuan setelah dilakukan latihan fisik resistance

exercise adalah 152 dengan standar deviasi 10,7. Nilai glukosa darah terendah

setelah dilakukan latihan adalah 140 dan tertinggi adalah 162. Sementara itu

pada kelompok kontrol yang tidak dilakukan latihan fisik resistance exercise

rata rata nilai glukosa darah sewaktu adalah 176 dengan standar deviasi 10,2.

Nilai glukosa darah sewaktu terendah adalah 155 dan tertinggi adalah 190.

B. Analisis Bivariat

Analisis bivariat pada penelitian ini memperlihatkan ada atau tidak

perbedaan nilai glukosa darah sewaktu sebelum dan sesudah latihan fisik

resistance exercise. Analisis bivariat juga diperlukan untuk menganalisis ada

tidaknya perbedaan nilai glukosa darah sewaktu sesudah dilakukan latihan

fisik pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Sebelum dilakukan uji

statistik pada analisis bivariat terlebih dahulu dilakukan uji normalitas data.

Jika didapatkan nilai p = > 0,05 maka data terdistribusi normal. Dari uji

normalitas data didapatkan hasil p = 0,175 pada kelompok perlakuan dan p =

0,278 pada kelompok kontrol sehingga dapat disimpulkan bahwa data

terdistribusi normal.

Setelah dilakukan uji normalitas maka selanjutnya dilakukan uji

statistik analisa bivariat yang sebelumnya dilakukan uji homogenitas atau uji

kesetaraan untuk membandingkan karakteristik pada kelompok responden

yang dinilai memiliki kesamaan varians (homogen) atau tidak. Apabila hasil

homogenitas menunjukkan nilai p > 0,05 dapat disimpulkan bahwa tidak ada

perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok sehingga kelompok

tersebut dinyatakan sebanding atau sama.

Tabel 4.5Hasil analisis distribusi kesetaraan responden berdasarkan jenis

kelaminpada kelompok perlakuan dan kelompok kontroldengan DM tipe II di RS. Umum Daerah Kota Semarang

( n = 34 )

VariabelKelompok perlakuan Kelompok kontrol

P valueN % N %

Jenis kelamin Laki - laki 10 58,8% 8 47,9% 0,507

perempuan 7 41,2% 9 52,9%

Page 49: Skripsi nurul khomariyah eka putri (092.101.030)

33

Hasil analisis kesetaraan jenis kelamin didapatkan nilai p = 0,507

sehingga dapat disimpulkan bahwa kelompok perlakuan dan kelompok

kontrol memiliki kesetaraan jenis kelamin.

Tabel 4.6Distribusi kesetaraaan responden berdasarkan umur pada kelompok

perlakuan dan kelompok kontrol dengan DM tipe II di RS. Umum Daerah Kota Semarang

(n = 34)Variabel kelompok n mean SD P value

Umur Perlakuan 17 48 2,49 0,944Kontrol 17 48 2,30

Hasil analisis kesetaraan umur didapatkan nilai p = 0,944 sehingga

dapat disimpulkan bahwa kelompok perlakuan dan kelompok kontrol

memiliki kesetaraan umur.

Setelah dilakukan uji homogenitas atau kesetaraan kemudian dilakukan

analisis bivariat selanjutnya. Analisis bivariat setelah dilakukan latihan fisik

dengan hasil sebagai berikut:

1. Rata – rata nilai glukosa darah sewaktu saat pretest dan post test pada

kelompok perlakuan :

Tabel 4.7Perbedaan rata rata nilai glukosa darah sewaktu (mg/dl) pada

kelompok perlakuan Dengan DM tipe II di RS.Umum Daerah Kota Semarang

(n=17)Variabel Mean SD SE n p value

Sebelum latihan fisik resistance exercise

178 11,2 2,7 17

Setelah latihan fisik resistance exercise

152 9,0 2,1 17 0,001

Berdasarkan tabel diatas diperoleh rata-rata nilai pre test glukosa

darah sewaktu (sebelum dilakukan latihan fisik resistance exercise ) pada

kelompok perlakuan adalah 178 dengan standar deviasi 11,2. Pada

pengukuran post test (sesudah dilakukan latihan fisik resistance exercise )

pada kelompok perlakuan rata – rata nilai glukosa darah sewaktu adalah

152 dengan standar deviasi 9,0. Hasil uji statistik sebelum dan sesudah

Page 50: Skripsi nurul khomariyah eka putri (092.101.030)

34

latihan fisik resistance exercisedidapatkan nilai p = 0,001 maka dapat

disimpulkan ada perbedaan antara sebelum dan sesudah dilakukan latihan

fisik resistance exercise.

2. Rata – rata nilai glukosa darah sewaktu saat pre test dan post test pada

kelompok kontrol.

Tabel 4.8Perbedaan rata rata nilai glukosa darah sewaktu (mg/dl) pada

kelompok kontrolDengan DM tipe II di RS.Umum Daerah Kota Semarang

(n=17)

Variabel Mean SD SE N P value Sebelum latihan ROM 183 9,8 2,37 17Sesudah latihan ROM 170 8,9 2,14 17 0,344

Berdasarkan tabel diatas diperoleh rata – rata nilai pre test glukosa

darah sewaktu pada kelompok kontrol adalah 183 dengan standar deviasi

9,8. Pada pengukuran pos test rata – rata nilai glukosa darah sewaktu

pada kelompok kontrol adalah 170 dengan standar deviasi 8,9. Hasil uji

statistik pre test dan post test didapatkan nilai p = 0,344 yang berarti

tidak terdapat perbedaan yang berarti.

3. Perbedaan rata – rata nilai glukosa darah sewaktu pada kelompok

perlakuan dan kelompok kontrol setelah dilakukan latihan fisik

resistance exercise

Tabel 4.9Perbedaan rata – rata nilai glukosa darah sewaktu (mg/dl) pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol sebelum dan setelah

dilakukan latihan fisik resistance exercise pada pasien DM tipe II di RS. Umum Daerah Kota Semarang

(n = 34)Variable mean Standar deviasi (SD) n p value

Kelompok perlakuan 152 9,0 17 0,001Kelompok kontrol 176 10,1 17

Berdasarkan tabel diatas diperoleh rata – rata nilai glukosa darah

sewaktu pada kelompok perlakuan adalah 152 dengan standar deviasi

9,0. Pada kelompok kontrol diperoleh rata – rata nilai glukosa darah

Page 51: Skripsi nurul khomariyah eka putri (092.101.030)

35

sewaktu adalah 176 dengan standar deviasi 10,1. Hasil uji statistik pada

kelompok perlakuan dan kelompok kontrol setelah dilakukan latihan fisik

menunjukkan nilai p = 0,001sehingga dapat disimpulkan adanya

perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok. Dari data diatas dapat

disimpulkan bahwa Ho ditolak, Ha diterima.

Page 52: Skripsi nurul khomariyah eka putri (092.101.030)

BAB V

PEMBAHASAN

Pada bab ini membahas hasil – hasil penelitian yang telah didapatkan

berdasarkan literature yang telah diperoleh. Selain itu pada pembahasan ini juga

dijelaskan tentang keterbatasan penelitian yang telah dilakukan serta implikasi

hasil penelitian ini untuk pelayanan dan penelitian keperawatan.

A. Interpretasi dan hasil diskusi

1. Karakteristik responden

a. Umur

Hasil penelitian menunjukkan rentang umur responden pada

kelompok perlakuan berada pada rentang 45 sampai 53 tahun dengan

rata – rata 48 tahun. Sedangkan umur responden pada kelompok

kontrol juga berada pada rentang usia yang sama yaitu 45 sampai 53

tahun dengan rata – rata 48 tahun.DM tipe II terjadi pada usia setelah

30 tahun dan semakin meningkat setelah usia 40 tahun dan terjadi

prevalensi 6% pada individu dengan usia 45 sampai 64

tahunIgnavicius (2006) . Degenerasi akibat proses menua dapat

mengakibatkan perubahan anatomis, fisiologis, biokimia yang

dimulai dari jaringan, sel maupun organ termasuk sel beta pankreas

yang menghasilkan hormon insulin.

b. Jenis kelamin

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jenis kelamin

responden pada kelompok perlakuan 58,8% adalah laki - laki dan

pada kelompok kontrol 52,9 % adalah perempuan. Hal ini sesuai

dengan penelitian yang dilakukan oleh Esayas H. H (2011) di South

Africa bahwa jenis kelamin tidak mempengaruhi seseorang terkena

diabetes melitus. Diabetes melitus terjadi karena gaya hidup yang

salah dan tergantung bagaimana orang tersebut menjaga

kesehatannya.

36

Page 53: Skripsi nurul khomariyah eka putri (092.101.030)

37

c. Perbedaan nilai glukosa darah sewaktu sebelum dan sesudah latihan

fisik resistance exercise pada kelompok perlakuan

Penelitian ini menunjukkan bahwa latihan fisik resistance

exercise pada pasien dengan diabetes melitus tipe II mampu

menurunkan glukosa darah sewaktu. Rata – rata terjadi penurunan

glukosa darah sewaktu dari 178 mg/dl menjadi 152 mg/dl ( p = 0,000

dengan standar deviasi 9,0). Hasil ini mendukung sebuah studi

bahwa latihan fisik resistance exercise mampu mengontrol glukosa

darah pada pasien diabetes melitus tipe II (Irvine & Taylor 2009).

Tidak terkontrolnya glukosa darah pada pasien dengan

diabetes melitus II dapatdisebabkan oleh penurunan fungsi sel beta

pankreas, gaya hidup yang tidak sehatdan juga dikarenakan

kurangnya melakukan aktivitas atau latihan fisik. Penelitian ini

menunjukkan bahwa latihan fisik resistance exercise yang dilakukan

pada pasien diabetes melitus tipe II mampu menurunkan glukosa

darah sewaktu. Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh (Dunstan, 2001) dengan hasil p value = < 0,01 yang

mengatakan bahwa pada pasien dengan DM tipe II yang melakukan

latihan fisik resistance exercise dapat mengontrol peningkatan

glukosa darah. Manfaat latihan fisik pagi diabetisi adalah

meningkatkan kebugaran jasmani, meningkatkan sensitivitas organ

tubuh terhadap insulin dan menurunkan kadar glukosa darah

( Djokromoelyanto, 2007).

Pada kelompok perlakuan dilakukan latihan fisik resistance

exercisedengan menggunakan beban berupa dumble seberat 0,5 kg

yang dilakukan selama 2 hari.Latihan dimulai dengan pemanasan

yang berupa gerakan melemaskan leher dan ekstremitas lainnya

kemudian latihan inti dengan mengangkat dumble 0,5 kg selama

beberapa sesi latihan dan diakhiri dengan pendinginan. Latihan

pertama dilakukan pada pagi atau siang hari dan latihan pada hari

kedua dilakukan dari 24 jam sejak dimulainya latihan pada hari

Page 54: Skripsi nurul khomariyah eka putri (092.101.030)

38

pertama. Pemberian jeda 24 jam ini dilakukan karena metabolisme

glukosa darah dalam tubuh terjadi secara berkelanjutan selama 24

jam (J.W van djick et all, 2011). Selanjutnya pengukuran kembali

nilai GDS dilakukan 24 jam dari selesai latihan pada hari kedua.

d. Perbedaan nilai glukosa darah sewaktu pada kelompok perlakuan

dan kelompok kontrol setelah dilakukan latihan fisik resistance

exercise

Setelah dilakukan latihan fisik resistance exercise selama 2

hari pada kelompok perlakuan rata – rata menunjukkan penurunan

glukosa darah hampir 30 mg/dl. Glukosa darah sewaktu ini berbeda

20 mg/dl dibanding dengan kelompok kontrol. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa ada perbedaan antara kelompok perlakuan ( p =

0,001) dengan kelompok kontrol (p = 0,344).

Hasil penelitian ini menjadi bukti bahwa nilai glukosa darah

sewaktu pada kelompok perlakuan yang dilakukan latihan fisik

resitance exercise terjadi penurunan glukosa darah sewaktu yang

lebih banyak dibanding dengan kelompok kontrol yang tidak

dilakukan latihan fisik. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian

yang dilakukan oleh Ibanez et all (2005)dengan judul Twice –

Weekly Progressive Resistance Training Decreases Abdominal Fat

and Improves Insulin Sensitivity in Older Men With Type II Diabetes

yang dimuat dalam Diabetes Careyang menyebutkan bahwa latihan

fisik resitance exercise mampu meningkatkan sensitivitas insulin

pada pasien DM tipe II sehingga dapat menurunkan glukosa darah

dengan rata – rata penurunan glukosa darah 20 – 30 mg/dl (nilai p <

0,01 ).

Hasil yang dicapai pada kelompok perlakuan menunjukkan

hasil bahwa terjadi penurunan nilai glukosa darah sewaktu akibat

peningkatan aliran darah pada saat melakukan latihan fisik sehingga

banyak jala – jala kapiler yang terbuka dan menyebabkan reseptor

insulin menjadi lebih aktif.

Page 55: Skripsi nurul khomariyah eka putri (092.101.030)

39

Latihan fisik resistance exercise belum banyak dilakukan pada

pasien rawat inap dengan diabetes melitus tipe II dikarenakan

keterbatasan alat. Latihan fisik juga efektif untuk mengisi kejenuhan

pada pasien rawat inap dengan diabetes melitus tipe II disamping

dapat menurunkan atau mengontrol nilai glukosa darah.

B. Keterbatasan penelitian

1. Sampel

Peneliti menerapkan kriteria dalam pemilihan sampel yang

digunakan dalam proses penelitian ini. Dalam penelitian ini peneliti

membutuhkan 34 sampel untuk penelitian. Namun ketika penelitian

sudah berjalan terdapat responden yang tidak mau melanjutkan latihan

fisik resistance exercise sehingga mencari responden lain yang sesuai

dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Penelitian ini menggunakan 2

kelompok yaitu kelompok kontrol dan kelompok perlakuan. Kelompok

perlakuan terdiri dari 17 orang dan kelompok kontrol juga sebanyak 17

orang.

C. Implikasi keperawatan

1. Implikasi terhadap pelayanan keperawatan di rumahsakit

Pasien rawat inap adalah pasien yang memerlukan penanganan

khusus terlebih pada pasien dengan diabetes melitus tipe II. Pada pasien

DM tipe II harus dijaga pola makanan, penanganan yang tepat dan selalu

memantau kadar glukosa darah agar tidak semakin meningkat.

Penatalaksanaan yang tepat pada pasien dengan diabetes melitus mampu

mencegah terjadinya komplikasi seperti coronary artery disease atau

ulcus diabetikum.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa latihan fisik resistance

exercise dapat menjadi wacana baru dalam pemberian asuhan

keperawatan pada pasien dengan diabetes melitus tipe II. Latihan fisik

resistance exercise ini belum banyak diterapkan pada rumah sakit di

Page 56: Skripsi nurul khomariyah eka putri (092.101.030)

40

Indonesia sebagai salah satu intervensi pemberian asuhan keperawatan.

Latihan fisik resistance exercise tidak terlalu menguras tenaga,

menggunakan alat yang mudah digunakan, serta gerakan yang mudah di

mengerti dan dihafal sehingga latihan ini efektiv untuk dilakukan di

ruang rawat inap. Perawat dapat mengupayakan supaya latihan ini dapat

dilakukan pada pasien rawat inap dengan diabetes melitus tipe II, serta

dapat memberikan edukasi terkait latihan fisik resistance exercise. Alat

latihan ini (dumble) di berikan ke ruangan untuk fasilitas latihan pada

pasien DM tipe II.

Page 57: Skripsi nurul khomariyah eka putri (092.101.030)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini menguraikan tentang kesimpulan dan saran berkaitan dengan hasil

pembahasan penelitian. Bagian ini menjelaskan secara sistematis upaya menjawab

hipotesa penelitian dan tujuan.

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan

sebelumnya maka simpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Rata – rata umur responden pada kelompok perlakuan adalah 48 tahun

demikian juga pada kelompok kontrol. Sebagian besar responden berjenis

kelamin laki laki pada kelompok perlakuan (58,8 %) dan sebagian besar

responden berjenis kelamin perempuan pada kelompok kontrol (52,9 %).

2. Terbukti adanya perbedaan yang signifikan rata - rata nilai glukosa darah

sewaktu pada sebelum dan sesudah di lakukan latihan fisik resistance

exercise pada kelompok perlakuan ( p = 0,001)

3. Tidak ada perbedaan yang signifikan rata – rata nilai glukosa darah

sewaktu pada sebelum dan setelah dilakukan latihan ROM pada

kelompok kontrol ( p = 0,344).

4. Latihan fisik resistance exercise terbukti mampu menurunkan nilai

glukosa darah sewaktu pada pasien dengan diabetes melitus tipe II.

B. Saran

1. Bagi pelayanan keperawatan

a. Institusi pelayanan kesehatan perlu memfasilitasi diterbitkannya

prosedur tetap (protap) tentang latihan fisik resistance exercise pada

pasien dengan diabetes melitus tipe II dan mengembangkan latihan

fisik resistance exercise sebagai salah satu program terapi dalam

pemberian asuhan keperawatan bagi pasien rawat inap dengan

diabetes melitus tipe II.

41

Page 58: Skripsi nurul khomariyah eka putri (092.101.030)

42

b. Institusi pelayanan kesehatan menyediakan sarana dan prasarana

yang diperlukan termasuk edukasi untuk lebih meningkatkan

manfaat latihan fisik resistance exercise pada pasien rawat inap

dengan diabetes melitus tipe II.

c. Institusi pelayanan kesehatan memfasilitasi perawat untuk

mengembangkan diri guna untuk meningkatkan pengetahuan dan

ketrampilan dalam melakukan latihan fisik resistance exercise pada

pasien rawat inap dengan diabetes melitus tipe II.

d. Perawat ruangan memberikan pendidikan kesehatan tentang latihan

fisik resistance exercise, mengajarkan dan memotivasi pasien untuk

melakukan latihan sesuai dengan protap yang telah ditetapkan.

e. Perawat ruangan dan dokter secara periodik memperhatikan aktivitas

fisik pasien dan menyediakan pelayanan konsultasi terkait masalah

kesehatan dan latihan fisik resistance exercise.

2. Bagi perkembangan ilmu keperawatan

a. Institusi pendidikan dan pelayanan perlu mengadakan diskusi dalam

mengembangkan tindakan keperawatan latihan fisik resistance

exercise pada pasien rawat inap dengan diabetes melitus tipe II

karena latihan fisik pada pasien rawat inap dengan DM tipe II masih

hal yang baru.

b. Organisasi profesi atau perkumpulan perawat medikal bedah perlu

memfasilitasi pengembangan ilmu dengan mengadakan pelatihan

atau seminar tentang latihan fisik resistance exercise pada pasien

rawat inap dengan diabetes melitus tipe II.

c. Masyarakat

Perawat ruangan memberikan informasi dan edukasi kepada pasien

dengan DM tipe II terkait latihan fisik resistance exercise dalam

menurunkan glukosa darah sewaktu sehingga dapat disebarkan pada

masyarakat lainnya.

Page 59: Skripsi nurul khomariyah eka putri (092.101.030)

DAFTAR PUSTAKA

Ades PA, Savage PD, Brochu M, TischlerMD, Lee NM, Poehlman ET. (2005). Resistance training increases total daily energy expenditurein disabled older women with coronary heart disease. J Appl Physiol 98:1280–1285, 2005

American Diabetes Association. ( 2005 ). Diagnosis and Clasification of Diabetes Melitus. Diabetes Care, 28 : 37 – 42

American Diabetes Association. (2011). Standards of Medical Care in Diabetes. Journal Diabetes Care, 34: 511 – 561

Barnes, D.E. (2009 ). Program Olahraga Diabetes : Panduan untuk mengendalikan Kadar Glukosa Darah. Yogyakarta : Citra Aji Parama

Black J., Hawks J., Keene A. M. (2009). Medical Surgical Nursing : Clinical for Management Positive Outcomes. 8 Edition. USA : Elsevier Saunders Company

Dempsey, P.A., & Dempsey A.D. (2002). Riset Keperawatan Buku Ajar dan Latihan Edisi 4. Jakarta: EGC

Diabetes Care. ( 2006 ). Resistance Training and Type 2 Diabetes. Volume 29 no 8.

Djokomelyanto RJ. (2007). Diabetes melitus ditinjau dari berbagai aspek penyakit dalam. Badan Penerbit UNDIP Semarang : CV Agung

Dunstan DW, Zimmet PZ, Wellborn TA, et all. (2002) The Raising Prevalence of Diabetes and Impaired Glucose Tolerance The Australia Diabetes Obesity and Lifestyle. Study Diabetes Care 25: 829 – 834

Erikson J., Tuominen J., Valle T., et all. (2001). Aerobic Endurance Exercise or Circuit Type Resistance Training for Individual With Impaired Glucose Tolerance. Harm, Metab. Res 30:37 - 41

Guyton, C. A., Hall, J. E. (2008). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC

Hidayat, A.A. (2009). Metodelogi Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data. Jakarta : Salemba Medika

Ibanez J, izquirdo M, Arguelles I, Forga L, Larrion JL Garcia, Unciti M. Idoale F, Gorostiaga EM. (2005). Twice – Weekly Progressive Resistance Training Decreases Abdominal Fat and Improves Insulin Sensitivity in Older Men With Type II Diabetes, Diabetes Care 28: 662 – 667

43

Page 60: Skripsi nurul khomariyah eka putri (092.101.030)

44

Ignatavicius, D.,Workman, M.L. (2006). Medical Surgical Nursing: Critical Thinking For Collaborative Care .5th ed. St Louis: Missouri.

Irianto, D. P. ( 2000 ). Panduan Latihan Kebugaran Fisik. Yogyakarta : Lukman Offet

Irvine, C. and Taylor, N.F. (2009). Progressive Resistance Exercise improves Glycaemic Control in People With Type 2 Diabetes Mellitus: a systematic review. Australian Journal of Physiotherapy, 55, 237-246.

J.W. Van Dijk. R.J.F Manders et all. (2011). Both Resistance and Endurance Type Exercise Reduce the Prevalence of Hyperglicemia in Individuals With Impaired Glucose Tolerence and in Insulin Treated and Non Insulin Treated Type II Diabetic Patient. Article Diabetologia 55: 1273 - 1282

Kell RT, Bell G, Quinney A. (2001). Musculoskeletal fitness, health outcomes and quality of life. Hunter GR, McCarthy JP, Bamman MM: Sports Med 31. 863– 873.

Mayes, PA., Murray, RK., Granner, DK. ( 2000 ). Harper;s Biochemistry. 25th ed. New York : Mc. Graw – Hill

Notoatmodjo Soedjo., Dr. Prof. (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan . Jakarta: Rineka Cipta

Notoatmojo, S. (2010). Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

Perkumpulan Endokrinologi Indonesia. ( 2006 ). Konsesus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus tipe II di Indonesia. Jakarta : PB. PERKENI

Pocock, G., Richard, CD. ( 2004 ). Human Physiology The Basic of Medicine. II Edition. New York : Oxford University

Poehlman ET, Dvorak RV, DeNino WF,Brochu M, Ades PA. (2000). Effects of resistance training and endurance training on insulin sensitivity in nonobese, young women controlled randomized trial. J Clin Endocrinol Metab 85:2463–2468

Powers, SK., Howley, ET. ( 2007 ). Exercise Physiology : Theory and Aplication to Fitness and Performance. 6 Edition. USA : Mc. Graw – Hill

Quratuaeni. ( 2009 ). Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Terkendalinya Kadar Gula Darah pada Pasien Diabetes Melitus di Rumah Sakit Umum Pusat ( RSUP ) Jakarta : UIN

Rebecca A.S., Jacqueline N.E., Davit M., et all. ( 2002 ). Strength Training for Older Adult. Tufts University.

Page 61: Skripsi nurul khomariyah eka putri (092.101.030)

45

Schteingart, D. E. ( 2003 ). Patofisiologi Konsep Klinis Proses Proses Penyakit . Edisi 6. Jakarta : EGC

Smeltzer, SC., Bare, BG. ( 2002 ).Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner and Suddarth. Edisi 8. Volume 2. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC

Sudoyo A. W., Setiyohadi B., Alwi Idrus,. dkk. ( 2007 ). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III. Edisi IV. Jakarta : Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI

Suyono, S. ( 2002 ). Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu. Jakarta : Balai Penerbit FKUI

Syahbudin, S. ( 2001 ). Pedoman Diabetes Melitus. Jakarta : Depkes RI

Tandra, H. (2008). Segala sesuatu yang harus anda ketahui tentang Diabetes Melitus : Panduan lengkap mengenal dan mengatasi Diabetes Melitus dengan cepat dan mudah. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Topan, E. ( 2005 ). Penyakit Degeneratif. Jakarta : Elex Media Komputindo

Waspadji, S. ( 2004 ). Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu. Jakarta : Balai penerbit FKUI

WHO. ( 2006 ). Definition and Diagnosis of Diabetes Mellitus and Intermediate Hyperglicemia. Switzerland

Wilds, S., Roglic, G., Green, A., Sicree, R., et all. ( 2004 ). Global prevalence of diabetes : estimates for the year 2000 and projections for 2030. Diabetic Care

World Health Organisation ( 2012 ). Prevalence of Diabetes Worldwide. www. who. int di akses pada 11 agustus 2013

Yullizar, D. ( 2005 ). Pedoman Pemeriksaan Laboratorium untuk Penyakit Diabetes Melitus. Jakarta : Departemen Kesehatan RI

Page 62: Skripsi nurul khomariyah eka putri (092.101.030)
Page 63: Skripsi nurul khomariyah eka putri (092.101.030)

Lampiran 1

SURAT PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

KELOMPOK PERLAKUAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Nurul Khomariyah Eka Putri

NIM : 092101030

Status : Mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Islam Sultan

Agung Semarang

Dengan ini mengajukan permohonan kepada Bapak/Ibu untuk bersedia

menjadi responden penelitian yang akan saya lakukan dengan judul “ Efektivitas

latihan fisik resistance exercise terhadap penurunan glukosa darah sewaktu pada

pasien diabetes melitus tipe II di RS. Umum Daerah Kota Semarang “.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penurunan glukosa darah sewaktu

pada pasien diabetes melitus tipe II setelah dilakukan latihan fisik resistance

exercise.

Keikutsertaan Bapak/Ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela dan tanpa

paksaan. Peneliti menjamin bahwa penelitian ini tidak akan menimbulkan

kerugian pada Bapak/Ibu sebagai responden. Penelitian ini diharapkan dapat

menurunkan glukosa darah sewaktu pada pasien diabetes melitus tipe II. Peneliti

sangat menghargai hak Bapak/Ibu sebagai responden. Peneliti menjaga

kerahasiaan identitas atau informasi yang Bapak/Ibu berikan.

Demikian surat permohonan ini peneliti buat, atas kesediaan dan kerjasama

Bapak/Ibu peneliti mengucapkan banyak terimakasih.

Semarang, 2014

Peneliti

Nurul Khomariyah Eka Putri

Page 64: Skripsi nurul khomariyah eka putri (092.101.030)

SURAT PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

KELOMPOK KONTROL

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Nurul Khomariyah Eka Putri

NIM : 092101030

Status : Mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Islam Sultan

Agung Semarang

Dengan ini mengajukan permohonan kepada Bapak/Ibu untuk bersedia

menjadi responden penelitian yang akan saya lakukan dengan judul “ Efektivitas

latihan fisik resistance exercise terhadap penurunan glukosa darah sewaktu pada

pasien diabetes melitus tipe II di RS. Umum Daerah Kota Semarang “.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penurunan glukosa darah sewaktu

pada pasien diabetes melitus tipe II setelah dilakukan latihan fisik resistance

exercise.

Keikutsertaan Bapak/Ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela dan tanpa

paksaan. Peneliti menjamin bahwa penelitian ini tidak akan menimbulkan

kerugian pada Bapak/Ibu sebagai responden. Penelitian ini diharapkan dapat

menurunkan glukosa darah sewaktu pada pasien diabetes melitus tipe II. Peneliti

sangat menghargai hak Bapak/Ibu sebagai responden. Peneliti menjaga

kerahasiaan identitas atau informasi yang Bapak/Ibu berikan.

Demikian surat permohonan ini peneliti buat, atas kesediaan dan kerjasama

Bapak/Ibu peneliti mengucapkan banyak terimakasih.

Semarang, 2014

Peneliti

Nurul Khomariyah Eka Putri

Page 65: Skripsi nurul khomariyah eka putri (092.101.030)

Lampiran 2

SURAT PERNYATAAN BERSEDIA BERPARTISIPASI

SEBAGAI RESPONDEN DALAM PENELITIAN

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : ....................................................................

Umur : ....................................................................

Pekerjaan : ....................................................................

Setelah membaca surat permohonan dan mendapat penjelasan dari peneliti

dengan ini saya bersedia berpartisipasi menjadi responden dalam penelitian yang

berjudul “ Efektivitas latihan fisik resistance exercise terhadap penurunan glukosa

darah sewaktu pada pasien diabetes melitus tipe II di RS. Umum Daerah Kota

Semarang”. Saya percaya peneliti akan menjaga kerahasiaan saya sebagai

responden.

Keikutsertaan saya dalam penelitian ini tidak ada unsur paksaan dari pihak

manapun.

Demikian surat pernyataan ini saya buat untuk digunakan sebagaimana

mestinya

Semarang, 2014

Yang membuat pernyataan

.........................................

Nama dan tanda tangan

Page 66: Skripsi nurul khomariyah eka putri (092.101.030)

Lampiran 3

Hasil pengukuran glukosa darah sewaktu pada kelompok kontrol

No Inisial/ umurGDS sebelum dilakukan

latihan fsik resistance exercise

GDS setelah 2 hari

Ttd

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17.

Page 67: Skripsi nurul khomariyah eka putri (092.101.030)

Hasil pengukuran glukosa darah sewaktu pada kelompok perlakuan

No Inisial/ umur

GDS sebelum dilakukan latihan

fsik resistance exercise

GDS setelah dilakukan latihan fsik resistance exercise selama 2 kali

dalam 2 hari

Ttd

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17.

Page 68: Skripsi nurul khomariyah eka putri (092.101.030)

Lampiran 4

Alat :1. Dumble 0,5 Kg 2 Buah

Page 69: Skripsi nurul khomariyah eka putri (092.101.030)
Page 70: Skripsi nurul khomariyah eka putri (092.101.030)
Page 71: Skripsi nurul khomariyah eka putri (092.101.030)
Page 72: Skripsi nurul khomariyah eka putri (092.101.030)

Lampiran 5

A. Data responden kelompok perlakuan dan kelompok kontrol

nama sebelum sesudah nama sebelum sesudahny.n 200 170 Ny.s 200 190Ny.s 190 160 tn.t 190 190Ny.d 180 150 tn.m 185 175tn.s 170 140 Ny.j 190 181tn.j 188 120 Ny.n 180 180tn.p 175 155 Ny.n 177 170tn.k 191 162 tn.p 190 190tn.r 160 145 Ny.w 175 185tn.t 175 155 Ny.i 180 170tn.b 162 150 tn.k 165 180Ny.i 160 143 tn.y 179 160ny.m 180 145 Ny.a 180 180ny.s 177 150 Ny.k 190 190ny.e 182 150 tn.h 180 170tn.h 173 141 tn.i 193 180tn.z 171 150 tn.r 175 190tn.p 185 150 tn.d 170 185

B. Kelompok Perlakuan

1. Rata – rata umur responden

Frequency Percent Valid PercentCumulative

PercentValid 45 3 17,6 17,6 17,6

46 2 11,8 11,8 29,447 4 23,5 23,5 52,949 3 17,6 17,6 70,650 2 11,8 11,8 82,451 1 5,9 5,9 88,252 1 5,9 5,9 94,153 1 5,9 5,9 100,0Total 17 100,0 100,0

2. Rata – rata jenis kelamin responden

Frequency Percent Valid PercentCumulative

PercentValid lakilaki 10 58,8 58,8 58,8

perempuan 7 41,2 41,2 100,0Total 17 100,0 100,0

Page 73: Skripsi nurul khomariyah eka putri (092.101.030)

Paired Samples Test

25,471 7,341 1,780 21,696 29,245 14,306 16 ,000sebelum - esudahPair 1Mean Std. Deviation

Std. ErrorMean Lower Upper

95% ConfidenceInterval of the

Difference

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed)

3. Uji normalitas pre test

Kolmogorov-Smirnov(a) Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.sebelum ,093 17 ,200(*) ,971 17 ,836

4. Uji normalitas post test

Kolmogorov-Smirnov(a) Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.esudah ,240 17 ,010 ,906 17 ,084

5. Uji t paired

C. Kelompok kontrol

1. Rata – rata umur responden

N Valid 17Missing 0

Mean 48,06Std. Deviation 2,304Minimum 45Maximum 53

2. Rata – rata jenis kelamin responden

Frequency Percent Valid PercentCumulative

PercentValid LAKI LAKI 8 47,1 47,1 47,1

PEREMPUAN 9 52,9 52,9 100,0Total 17 100,0 100,0

Page 74: Skripsi nurul khomariyah eka putri (092.101.030)

Paired Samples Test

2,529 10,684 2,591 -2,964 8,022 ,976 16 ,344sebelum - sesudahPair 1Mean Std. Deviation

Std. ErrorMean Lower Upper

95% ConfidenceInterval of the

Difference

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed)

Independent Samples Test

,030 ,864 -6,455 32 ,000 -24,556 3,804 -32,304 -16,807

-6,452 31,473 ,000 -24,556 3,806 -32,313 -16,798

Equal variancesassumed

Equal variancesnot assumed

dataF Sig.

Levene's Test forEquality of Variances

t df Sig. (2-tailed)Mean

DifferenceStd. ErrorDifference Lower Upper

95% ConfidenceInterval of the

Difference

t-test for Equality of Means

3. Uji normalitas pre test

Kolmogorov-Smirnov(a) Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.sebelum ,204 17 ,059 ,955 17 ,544

4. Uji normalitas post test

Kolmogorov-Smirnov(a) Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.sesudah ,190 17 ,104 ,894 17 ,053

5. Uji t paired

6. Uji t independen

7. Uji homogenitas umur responden kelompok perlakuan dan

kelompok kontrol

Levene Statistic df1 df2 Sig.

,183 1 32 ,672

Page 75: Skripsi nurul khomariyah eka putri (092.101.030)

8. Uji homogenitas Jenis Kelamin responden kelompok perlakuan dan

kelompok kontrol

Levene Statistic df1 df2 Sig.

,452 1 32 ,506

9. Uji homogenitas Uji homogenitas nilai GDS Pretest pada kelompok

kontrol dan kelompok perlakuan

Levene Statistic df1 df2 Sig.

,012 1 32 ,913

Lampiran 6

Page 76: Skripsi nurul khomariyah eka putri (092.101.030)

Lampiran 7.

Page 77: Skripsi nurul khomariyah eka putri (092.101.030)

Lampiran 8

Page 78: Skripsi nurul khomariyah eka putri (092.101.030)

Lampiran 9

Page 79: Skripsi nurul khomariyah eka putri (092.101.030)

Lampiran 10

Page 80: Skripsi nurul khomariyah eka putri (092.101.030)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Nurul Khomariyah Eka Putri

Tempat, Tanggal Lahir : Tuban, 01 September 1992

Jenis Kelamin : Perempuan

Pekerjaan : Mahasiswa

Alamat Rumah : Ds. Punggul Rejo, RT 02/ RW 04, Kec. Rengel

Kab. Tuban

Alamat Institusi : Jalan Raya Kaligawe KM.4 Semarang, Jawa

Tengah

Riwayat Pendidikan :

1. TK Bhayangkari Rengel

2. SDN Punggul Rejo 01

3. Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Rengel

4. Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Rengel

Page 81: Skripsi nurul khomariyah eka putri (092.101.030)

Lampiran 11.