Skripsi Rasmini Nim 4105066

121
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam era globalisasi dituntut tenaga kerja yang terampil dan bermutu tinggi. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat berperan. Salah satu ilmu yang mendukung kemajuan teknologi adalah ilmu fisika. Fisika adalah ilmu yang mempelajari kejadian-kejadian alam, atau yang berhubungan dengan alam, baik secara nyata maupun abstrak. Untuk mendapatkan pengetahuan tentang ilmu fisika, maka siswa harus menempuh proses belajar mengajar yang baik. Belajar akan lebih berhasil bila telah diketahui tujuan yang ingin dicapai. Salah satu cara untuk memperoleh pengetahuan fisika yang baik dan untuk mengatasi berbagai kelemahan dalam proses belajar mengajar adalah menerapkan pembelajaran dengan pendekatan dan metode mengajar yang berbeda. Untuk mencapai suatu hasil belajar yang maksimal, banyak aspek yang mempengaruhinya, di antaranya aspek guru, siswa, metode pembelajaran dan

Transcript of Skripsi Rasmini Nim 4105066

Page 1: Skripsi Rasmini Nim 4105066

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam era globalisasi dituntut tenaga kerja yang terampil dan bermutu

tinggi. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat berperan. Salah

satu ilmu yang mendukung kemajuan teknologi adalah ilmu fisika. Fisika

adalah ilmu yang mempelajari kejadian-kejadian alam, atau yang berhubungan

dengan alam, baik secara nyata maupun abstrak. Untuk mendapatkan

pengetahuan tentang ilmu fisika, maka siswa harus menempuh proses belajar

mengajar yang baik. Belajar akan lebih berhasil bila telah diketahui tujuan

yang ingin dicapai. Salah satu cara untuk memperoleh pengetahuan fisika

yang baik dan untuk mengatasi berbagai kelemahan dalam proses belajar

mengajar adalah menerapkan pembelajaran dengan pendekatan dan metode

mengajar yang berbeda.

Untuk mencapai suatu hasil belajar yang maksimal, banyak aspek yang

mempengaruhinya, di antaranya aspek guru, siswa, metode pembelajaran dan

lain-lain. Pelajaran fisika adalah pelajaran yang mengajarkan berbagai

pengetahuan yang dapat mengembangkan daya nalar, analisa, sehingga hampir

semua persoalan yang berkaitan dengan alam dapat dimengerti. Untuk dapat

mengerti fisika secara luas, maka harus dimulai dengan kemampuan

pemahaman konsep dasar yang ada pada pelajaran fisika. Berhasil atau

tidaknya seorang siswa dalam memahami pelajaran fisika sangat ditentukan

oleh pemahaman konseptual. Pelajaran fisika menurut sebagian pelajar,

merupakan pelajaran yang sulit dipahami dan tidak menarik sehingga hasil

belajar fisika siswa menjadi kurang baik.

1

Page 2: Skripsi Rasmini Nim 4105066

Hal ini dapat dilihat dari masih rendahnya hasil belajar fisika siswa di

SMP Negeri 2 Lubuklinggau kelas VIII pada semester II 2009/2010. Di kelas

VIII 3 yang mendapat nilai 6,5 sebanyak 30 siswa dan yang mendapat nilai

sebanyak 10 siswa, sedangkan dikelas VIII 4 yang mendapatkan nilai

6,5 sebanyak 25 siswa dan yang mendapat nilai sebanyak 15 siswa

(Sumber: Guru Mata Pelajaran Fisika SMP Negeri 2 Lubuklinggau, tahun

2009/2010).

Dari data tersebut siswa yang mendapat nilai kurang dari 50 %.

Hal ini berarti bahwa ketuntasan belajar belum tercapai, karena siswa

dikatakan tuntas perorangan apabila mendapat nilai 6,5 keatas. Secara klasikal

ketuntasan belajar secara perorangan mencapai 85 % lebih dari jumlah

seluruh siswa kelas tersebut (Depdikbud, 1994 : 37).

Rendahnya tingkat pemahaman siswa terhadap pembelajaran sangat

tergantung oleh banyak hal, secara umum dapat dikatakan kesulitan dalam

memahami suatu pelajaran dapat ditinjau dari beberapa hal yaitu dari segi

materi, guru, siswa, dan strategi pengajaran. Sedangkan rendahnya hasil tes

dapat disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu kurangnya sarana

dan prasarana belajar mengajar, kurangnya kreatifitas siswa dalam belajar

serta tidak adanya variasi dalam penggunaan metode pendekatan

pembelajaran. Sesuai dengan penyataan Hudoyo (dalam Rena, 2004:1) :

“Guru seharusnya memilih pendekatan mengajar yang sesuai dengan pokok bahasan yang diajarkan. Karena apabila guru tidak tepat memilih pendekatan mengajar dengan pokok bahasan yang diajarkan dapat menimbulkan kesulitan siswa dalam memahami pengajaran. Selain memilih pendekatan mengajar yang sesuai dengan pokok bahasan yang diajarkan, guru harus mempertimbangkan perkembangan intelektual siswa serta kemampuan dan kesiapan siswa tersebut ”.

2

Page 3: Skripsi Rasmini Nim 4105066

Pendekatan mengajar yang akan digunakan adalah pendekatan formal

dan informal. Melalui pendekatan formal, pembahasan pelajaran fisika dalam

mengenal suatu rumus dengan membahas turunannya atau membuktikan

terlebih dahulu kebenarannya dengan menggunakan definisi-definisi atau

rumus-rumus dan sifat-sifatnya. Dan pendekatan informal, pembahasan

pelajaran fisika dalam mengenalkan suatu rumus atau definisi-definisi tanpa

membahas penurunannya atau membuktikan terlebih dahulu kebenarannya.

Kelebihan dari pendekatan formal adalah siswa dapat memahami darimana

dan bagaimana rumus itu diperoleh sehingga pembelajaran akan lebih

bermakna. Sedangkan kelebihan dari pendekatan informal adalah tidak banyak

menghabiskan waktu.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti menetapkan dan memilih

judul penelitian : “ Perbandingan Hasil Belajar Fisika Antara Penggunaan

Pendekatan Formal dan Informal Pada Materi Tekanan Kelas VIII Di

Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Lubuklinggau Tahun Pelajaran

2009/2010”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, yang menjadi permasalahan dalam

penelitian ini adalah : “Adakah perbedaan dari perbandingan hasil belajar

siswa antara penggunaan pendekatan formal dan pendekatan informal pada

kelas VIII di Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Lubuklinggau ?”

C. Ruang Lingkup Penelitian

Agar permasalahan tidak terlalu luas dan tidak menyimpang dari

3

Page 4: Skripsi Rasmini Nim 4105066

sasaran yang sebenarnya, maka masalah yang akan dibahas dalam penelitian

ini adalah :

1. Penelitian ini dilakukan di SMP N 2 Lubuklinggau pada kelas VIII

semester dua tahun pelajaran 2009/2010

2. Materi yang diajarkan adalah tekanan

3. Hasil belajar fisika yang dimaksud dalam penelitian ini hanya dibatasi

pada aspek kognitif siswa yang dapat dilihat dari nilai yang diperoleh dari

tes hasil belajar.

D. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan latar belakang dan masalah maka tujuan penelitian ini

adalah untuk mengetahui perbandingan hasil belajar siswa yang diajarkan

dengan menggunakan pendekatan formal dan informal.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah

1. Bagi siswa, dapat meningkatkan keaktifan siswa, menumbuhkan rasa

kebersamaan siswa, dan tentunya peningkatan hasil belajar dan

keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar.

2. Bagi guru, sebagai informasi bagi guru, khususnya guru fisika mengenai

pembelajaran dengan menggunakan metode pendekatan formal dan

informal.

3. Bagi penulis, menambah pengalaman dan wawasan berpikir bagi penulis

terutama tentang penelitian ilmiah.

4. Bagi sekolah, menjadi bahan acuan dalam meningkatkan mutu

pendidikan sekolah.

4

Page 5: Skripsi Rasmini Nim 4105066

F. Penjelasan Istilah

1. Pendekatan pembelajaran adalah arah atau kebijaksanaan yang ditempuh

oleh guru atau siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran dilihat dari

materi itu disajikan.

2. Pendekatan berdasarkan cara menjelaskannya adalah pendekatan

formal dan pendekatan informal (Suyitno dkk, 1997:23-25).

5

Page 6: Skripsi Rasmini Nim 4105066

BAB IIKAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teoretik

1. Belajar dan Pembelajaran

Ausubel (dalam Nasution, 2005:158) menyatakan bahwa belajar

dapat diklasifikasikan ke dalam dua dimensi, yaitu dimensi yang

berhubungan dengan penyajian informasi atau materi pelajaran kepada

siswa dan dimensi yang menyangkut bagaimana para siswa

menghubungkan informasi yang diperoleh dengan struktur kognitif yang

telah ada. Usaha untuk mencapai perubahan-perubahan tingkah laku

dinamakan belajar. Hal ini sesuai dengan pernyataan Slameto ( 2003:2)

bahwa : “Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang

untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,

sebagai hasil pengalaman sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.

Dalam pembelajaran fisika dikenal istilah-istilah pendekatan,

metode, teknik dan strategi pembelajaran. Untuk membedakan istilah-

istilah tersebut, Suyitno dkk (1997:22) menjelaskan :

a. Pendekatan pembelajaran adalah arah atau kebijaksanaan yang

ditempuh oleh guru atau siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran

dilihat dari materi itu disajikan.

b. Metode mengajar adalah cara megajar yang digunakan untuk

mengajarkan semua materi pembelajaran misalnya : metode ceramah,

inquiry, tanya jawab dan sebagainya.

c. Teknik mengajar adalah cara mengajar yang memerlukan bakat khusus

(keahlian khusus)

6

6

Page 7: Skripsi Rasmini Nim 4105066

d. Strategi pembelajaran adalah siasat yang dipandang tepat dalam

pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Untuk memilih strategi dalam proses belajar mengajar yang

melingkupi pemilihan metode, teknik, dan pendekatan mengajar fisika,

guru harus menguasai teori belajar fisika. Hal ini sesuai dengan pernyataan

Hudoyo (dalam Rena, 2004:8) bahwa :

“Teori belajar dapat membantu guru dalam menyampaikan bahan pengajaran pada siswa, dengan memahami teori guru akan memahami proses terjadinya belajar manusia, guru mengerti bagaimana memberikan stimulasi sehingga siswa menyukai belajar, guru dapat memprediksi secara jitu tentang keberhasilan siswa”.

Agar siswa lebih memahami konsep maka pembelajaran dibantu

dengan alat peraga yang berfungsi untuk lebih mengefektifkan komunikasi

antara guru dengan siswa dalam proses pembelajaran di sekolah.

Dalam proses pembelajaran guru mempunyai peranan yang sangat

menentukan karena dalam proses terjadinya hubungan timbal balik antara

guru dengan siswa. Walau bagaimanapun baiknya sistem pendidikan di

sekolah, alat apapun yang digunakan dan bagaimanapun anak didiknya,

pada akhirnya tergantung pada guru dan pemanfaatan semua komponen

yang ada (tujuan, bahan, metode, dan alat penilaian).

Dalam pembelajaran fisika, ketika guru melakukan demonstrasi

suatu eksperimen yang memberikan hasil yang tidak terduga, hal ini akan

menimbulkan perbedaan konseptual dalam diri siswa, dan ini akan

memotivasi siswa untuk mengerti mengapa hasil eksperimen tersebut

berbeda dengan apa yang dipikirkannya. Dengan demikian, keadaan

ketidakpastian yang diciptakan oleh guru telah menimbulkan rasa ingin

tahu siswa, dan siswa akan termotivasi untuk mengurangi ketidakpastian

7

Page 8: Skripsi Rasmini Nim 4105066

dalam dirinya tersebut.

2. Mengajar Fisika

Mengajar adalah tugas yang berat, karena guru harus berhadapan

dengan sekelompok siswa yang memiliki karakter serta daya tangkap yang

berbeda-beda, yang masing-masingnya memerlukan bimbingan dan

pembinaan untuk mencapai tahap kedewasaan. Setelah terjadinya

pendidikan dan pengajaran diharapkan para siswa dapat menjadi manusia

yang sadar akan tanggungjawabnya.

Hal yang perlu diperhatikan oleh guru adalah tidak setiap materi

pelajaran merupakan hal menarik bagi para siswa dan juga setiap siswa

tidak memiliki perhatian yang sama pada mata pelajaran yang sama pula.

Oleh karena itu, guru diharuskan untuk memberikan motivasi dalam

membangkitkan bakat, minat dan perhatian siswa terhadap materi

pelajaran yang sedang diajarkan. Selain itu, adanya pemusatan kepada

materi pelajaran juga sangat diperlukan. Untuk mencapai tujuan tersebut,

seorang guru dapat melakukan berbagai cara, antara lain:

a.     Mengadakan selingan yang menarik, namun tetap sesuai dengan etika

mengajar.

b.     Menggunakan alat peraga yang tepat guna.

c.     Memaparkan tujuan dan manfaat yang akan dicapai dalam mempelajari

materi tersebut.

d.     Mengaplikasikannya dengan contoh yang sering terjadi dalam

kehidupan sehari-hari, dan lain sebagainya.

Usaha dalam memberikan variasi mengajar dengan mewujudkan

bahan yang diajarkan secara nyata, baik dalam bentuk benda aslinya

maupun benda tiruan berupa model. Diharapkan dengan peragaan para

8

Page 9: Skripsi Rasmini Nim 4105066

siswa dapat mengamati dengan jelas dan pengajaran pun lebih tertuju pada

tercapainya hasil yang diinginkan. Upaya untuk mewujudkan dan

menggunakan alat-alat peraga siswa harus aktif memperhatikan,

mengamati, mencatat, mengatur dan mencoba. Sehingga kekhawatiran

akan sifat yang cenderung hanya verbalistis dapat dihindari.

Dalam mempelajari semua bidang pelajaran atau ilmu

pengetahuan, siswa sebaiknya dibiasakan untuk berkonsentrasi.

Konsentrasi adalah menentukan suatu pokok tertentu dari keseluruhan

bahan pelajaran dalam rangka melaksanakan tujuan sekolah serta

memperhatikan kebutuhan siswa dalam lingkungan tersebut.

Konsentrasi sebagai usaha pemusatan perhatian dan kegiatan siswa

dalam mencari jawaban serta menemukan cara pemecahan masalah yang

dihadapi, dapat mendorong pemusatan perhatian siswa serta kesediaan

mereka dalam melakukan penyelidikan dan menemukan sesuatu yang

mempunyai arti dan nilai bagi kehidupannya kelak. Untuk

pelaksanaannya, siswa dihadapkan pada suatu pemusatan perhatian yang

merupakan suatu unit yang pemecahannya melibatkan beberapa pelajaran.

Dengan begitu, siswa akan dapat mengetahui keterkaitan yang erat di

antara mata pelajaran yang satu dengan mata pelajaran yang lain.

Setiap siswa merupakan individu yang berbeda-beda, hal tersebut

terlihat dari perbedaan jasmani, karakter, intelegensi, bakat, minat, hobi,

daya tangkap dalam menerima materi pelajaran,kecepatan dan ketepatan

dalam menganalisa.

Pengembangan hal-hal tesebut sangat memerlukan adanya

dukungan dari guru, sehingga semua hal tersebut mencapai arah

perkembangan yang diharapkan. Harapan itu dapat ditunjang melalui

9

Page 10: Skripsi Rasmini Nim 4105066

rencana pengajaran individu di samping yang utama (yaitu perencanaan

pengajaran yang bersifat klasikal). Maka diperlukan pengelompokan siswa

dengan kriteria kemampuan masing-masing individu.

Evaluasi juga diperlukan yang bertujuan untuk mengukur sejauh

mana perkembangan siswa dalam materi pada mata pelajaran yang

dimaksud. Selain dari hal tersebut, evaluasi memiliki arti penting dalam

dunia pendidikan, yaitu untuk memperoleh data pembuktian yang akan

menunjukkan tingkat kemampuan dan keberhasilan siswa dalam mencapai

tujuan instruksional dan kurikuler. Hasil evaluasi tersebut juga dapat

dijadikan untuk mengukur ataupun menilai sejauh mana efektivitas dan

efisiensi kegiatan belajar mengajar dengan metode yang dilaksanakan.

3. Pendekatan dalam Pembelajaran Fisika

Pelajaran fisika adalah pelajaran yang mengajarkan berbagai

pengetahuan yang dapat mengembangkan daya nalar, analisa, sehingga

hampir semua persoalan yang berkaitan dengan alam dapat dimengerti.

Untuk dapat mengerti fisika secara luas, maka harus dimulai dengan

kemampuan pemahaman konsep dasar yang ada pada pelajaran fisika.

Berhasil atau tidaknya seorang siswa dalam memahami tentang pelajaran

fisika sangat ditentukan oleh pemahaman konsep.

Untuk mendapatkan pengetahuan tentang ilmu fisika, maka siswa

harus menempuh proses belajar mengajar yang baik. Belajar akan lebih

berhasil bila telah diketahui tujuan yang ingin dicapai. Salah satu cara

untuk memperoleh pengetahuan fisika yang baik dan untuk mengatasi

berbagai kelemahan dalam proses belajar mengajar adalah menerapkan

pembelajaran dengan pendekatan yang berbeda. Disini penulis

10

Page 11: Skripsi Rasmini Nim 4105066

memaparkan 2 pendekatan yang berbeda yaitu pendekatan formal dan

informal.

Kata Pendekatan secara harfiah berarti hampiran, jalan, tindakan

mendekati. Menurut Suyitno dkk (1997:23-25) : “ Pendekatan berdasarkan

cara berpikirnya yaitu pendekatan deduktif dan induktif. Pendekatan

berdasarkan kedalaman materinya yaitu pendekatan spiral dan pendekatan

non spiral. Pendekatan berdasarkan cara menjelaskannya yaitu pendekatan

formal dan pendekatan informal. Pendekatan berdasarkan teknik

pemecahan soalnya yaitu pendekatan sintetik dan pendekatan analitik”.

4. Pendekatan formal dan informal

Menurut Sudjana (dalam Rena, 2004:10) “Pendekatan formal

adalah pembahasan pelajaran fisika yang berdasarkan sistem aksioma

unsur dan istilah yang didefinisikan, serta sifat-sifat yang sudah dibuktikan

kebenarannya”. Sedangkan menurut Suyitno dkk (1997:27)” Pendekatan

formal adalah pembahasan pelajaran fisika yang diberi secara urut dan

rinci atau lengkap, terstruktur serta bukti yang lengkap dijiwai oleh

kebenaran konsisten”. Pendekatan formal / khusus adalah pelaksanaan

latihan artikulasi secara khusus atau formal serta memiliki program untuk

masing-masing anak. Program tersebut didasarkan pada hasil asesmen

pengucapan bunyi bahasa masing-masing anak (Hernawati, 2010:1).

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan, pendekatan

formal adalah cara pembahasan pelajaran fisika secara khusus dalam

mengenalkan suatu rumus dengan membahas penurunannya atau

membuktikan terlebih dahulu kebenarannya dengan menggunakan

11

Page 12: Skripsi Rasmini Nim 4105066

definisi-definisi atau rumus-rumus atau sifat-sifat terdahulu yang susah

terbukti kebenarannya.

Sedangkan pendekatan informal adalah cara pembahasan pelajaran

fisika dalam mengenal suatu rumus atau definisi-definisi atau sifat-sifat

tanpa membahas penurunannya atau membuktikan terlebih dahulu

kebenarannya (Suyitno dkk, 1997:30). Sedangkan menurut Hernawati

(2010:1) bahwa pendekatan informal atau umum, merupakan pelaksanaan

latihan artikulasi yang tidak diprogramkan secara khusus, namun

terintegrasi dalam pembelajaran mata pelajaran lainnya dan dilaksanakan

oleh guru kelas/bidang studi.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan, pendekatan

informal adalah cara pembahasan pelajaran fisika secara umum dalam

mengenalkan suatu rumus tanpa membahas penurunannya atau

membuktikan terlebih dahulu kebenarannya.

5. Langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan formal dan

informal

a. Langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan formal

Berdasarkan pengertian pendekatan formal diatas diatas, maka

langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan formal adalah :

1. Prainstruksional

Sebagai bahan apersepsi dengan menggunakan metode

ekspositori, siswa diingatkan tentang definisi-definisi atau rumus-rumus

yang telah dipelajari siswa sebelumnya sebagai bahan guru dan siswa

untuk membahas penurunan rumus yang baru dikenal siswa

2. Intruksional

12

Page 13: Skripsi Rasmini Nim 4105066

Kegiatan belajar mengajar yang harus ditempuh dalam proses

pembelajaran dengan menggunakan pendekatan formal adalah

a. Dengan menggunakan metode ekspositori, guru dan siswa harus

membahas terlebih dahulu penurunan rumus atau membuktikan

rumus-rumus yang baru dikenal siswa dengan menggunakan

definisi-definisi atau rumus-rumus atau sifat-sifat terdahulu yang

telah terbukti kebenarannya.

b. Setelah guru dan siswa membahas penurunan rumus yang baru

dikenal siswa, guru langsung memberikan contoh penyelesaian soal-

soal yang berkaitan dengan rumus yang dibahas

c. Guru memberikan soal-soal latihan kepada seluruh siswa, dan siswa

yang mengerjakan soal-soal yang diberikan guru.

3. Evaluasi atau Tindak lanjut

a. Penilaian proses belajar mengajar

b. Guru melakukan pemantauan dan penilaian proses belajar mengajar

melalui pengamatan

c. Penilaian hasil belajar

Untuk memeriksa pekerjaan siswa dalam mengerjakan soal-soal

latihan yang diberkan guru, guru menunjuk beberapa siswa untuk

mengemukakan hasil pekerjaannya secara tertulis dipapan tulis,

dengan cara setiap siswa mengerjakan satu soal.

d. Guru dan siswa menarik kesimpulan dari proses pembelajaran yang

dilakukan.

e. Jika penilaian hasil belajar belum berhasil, guru hendaknya

memberikan pekerjaan rumah. Jika penilaian hasil belajar berhasil,

13

Page 14: Skripsi Rasmini Nim 4105066

guru perlu memberikan PR, agar penguasaan siswa terhadap bahan

pengajaran lebih dalam dan lebih luas.

b. Langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan informal

Berdasarkan pengertian pendekatan informal maka langkah-langkah

pembelajaran dengan pendekatan informal adalah :

1. Instruksional

Kegiatan belajar mengajar yang harus ditempuh dalam proses

pembelajaran dengan menggunakan pendekatan informal adalah :

a. Dengan metode ekspositori, guru dan siswa membahas rumus yang

baru dikenal siswa, guru langsung memberikan contoh penyelesaian

soal-soal yang berkaitan dengan rumus yang dibahas.

b. Guru memberikan soal-soal latihan kepada seluruh siswa, dan siswa

mengerjakan soal-soal yang diberikan guru.

2. Evaluasi atau Tindak lanjut

a. Penilaian proses belajar mengajar

b. Guru melakukan pemantauan dan penilaian proses belajar

mengajar melalui pengamatan

c. Penilaian hasil belajar

Untuk memeriksa pekerjaan siswa dalam mengerjakan

soal-soal latihan yang diberkan guru, guru menunjuk beberapa siswa

untuk mengemukakan hasil pekerjaannya secara tertulis

dipapan tulis, dengan cara setiap siswa mengerjakan satu soal.

d. Guru dan siswa menarik kesimpulan dari proses pembelajaran yang

dilakukan.

Jika penilaian hasil belajar belum berhasil, guru hendaknya

memberikan pekerjaan rumah. Jika penilaian hasil belajar berhasil,

14

Page 15: Skripsi Rasmini Nim 4105066

guru perlu memberikan PR, agar penguasaan siswa terhadap

bahan pengajaran lebih dalam dan lebih luas.

6. Kelebihan dan kelemahan pendekatan formal dan informal

Menurut Sudjana (1996:27) kelebihan pendekatan formal yaitu

siswa dapat memahami darimana dan bagaimana rumus itu diperoleh

sehingga pembelajaran akan lebih bermakna, pembelajaran dengan

pendekatan formal sesuai dengan ciri-ciri dan karakteristik pengajaran

fisika modern, sedangkan pada pendekatan informal tidak banyak

menghabiskan waktu.

Adapun kelemahan pendekatan formal dan informal, yaitu pada

pendekatan formal lebih banyak menghabiskan waktu dan sulit diikuti

oleh siswa yang kurang atau tidak menguasai pengetahuan prasyarat,

sehingga pembelajaran kurang bermakna. Sedangkan kelemahan

pendekatan informal yaitu tidak sesuai dengan sifat fisika sebagai sistem

deduktif, siswa kurang memahami dari mana dan bagaimana rumus itu

diperoleh sehingga pembelajaran kurang bermakna dan pembelajaran

dengan pendekatan informal tidak sesuai dengan ciri-ciri dan karakteristik

pengajaran fisika yang modern.

7. Materi Pokok Tekanan

a. Pengertian Tekanan

Tekanan adalah besarnya gaya yang bekerja pada benda tiap satuan

luas permukaan bidang tekan. Bidang atau permukaan yang dikenai gaya

disebut bidang tekan, sedangkan gaya yang diberikan pada bidang tekan

disebut gaya tekan.

15

Page 16: Skripsi Rasmini Nim 4105066

b. Tekanan pada zat padat

Besarnya suatu tekanan pada suatu benda tergantung pada besarnya

gaya tekan yang kita berikan terhadap benda tersebut, namun semakin

besar luas bidang tekan suatu benda maka semakin kecil tekanan yang

terjadi. Dengan demikian, tekanan berbanding lurus dengan gaya tekan

dan berbanding terbalik dengan luas bidang tekan. Secara matematis,

besaran tekanan dapat dituliskan dalam persamaan sebagai berikut :

(Subiyanto, 1991:73-74)

Keterangan :

P = tekanan (N/m2)

F = gaya tekanan ( N)

A = luas bidang (m2)

Satuan tekanan dalam Sistem International (SI) adalah N/m2. Satuan

ini juga disebut pascal (Pa).1 Pa = 1 N/m2.

c. Tekanan pada zat cair

Tekanan Hidrostatis adalah tekanan yang terjadi di bawah air.

Tekanan ini terjadi karena adanya berat air yang membuat cairan tersebut

mengeluarkan tekanan. Tekanan di dalam zat cair bergantung pada

kedalamannya, semakin dalam maka semakin besar tekanannya. Tekanan

juga bergantung pada kepekatan zat cairnya, semakin besar massa jenis

suatu zat cair, semakin besar pula tekanan pada kedalaman tertentu.

Dengan kata lain tekanan suatu zat cair sebanding dengan besarnya massa

jenis.

Zat cair massa jenisnya lebih besar akan memberikan tekanan

hidrostatis yang lebih besar pula. Selain kedalaman atau ketinggian dari

16

Page 17: Skripsi Rasmini Nim 4105066

permukaan dan massa jenis, tekanan hidrostatis juga dipengaruhi

oleh percepatan gravitasi bumi sehingga tekanan hidrostatis juga

dipengaruhi oleh percepatan gravitasi bumi sehingga tekanan hidrostatis

dirumuskan:

P = ρ.g.h (Nurgana, 2006:185)

Keterangan :

p = tekanan (N/m2)

=

g = percepatan gravitasi (m/s2)

h = tinggi zat cair (m)

Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa tekanan berbanding lurus

dengan massa jenis zat cair dan kedalaman di dalam zat cair. Pada

umumnya tekanan pada kedalaman yang sama dalam zat cair yang serba

sama adalah sama.

1. Hukum Pascal

Hukum pascal menyatakan bahwa tekanan yang diberikan pada

zat cair di ruang tertutup akan diteruskan ke segala arah dengan

sama rata. Sehingga dapat ditulis persamaan sebagai berikut:

P1 = P2

(Nurgana, 2006:186)

2. Bejana berhubungan

Bentuk permukaan dasar atau bentuk tabung yang saling

berhubungan tidak mempengaruhi permukaan air.

17

Page 18: Skripsi Rasmini Nim 4105066

Adapun alat-alat yang menggunakan prinsip bejana berhubungan

di antaranya adalah sebagai berikut:

a. Cerek

Cerek adalah alat untuk memudahkan ketika menumpahkan air

minum pada gelas. Ketika cerek dimiringkan permukaan air di dalam

cerek selalu rata sehingga memudahkan air keluar dari corong sesuai

dengan kemiringannya.

b. Penyimpat Datar

Penyimpat datar adalah alat yang terbuat dari selang plastik yang

diisi air. Alat ini digunakan oleh tukang bangunan untuk mengukur

ketinggian suatu tempat pada permukaan tanah yang tidak rata.

Penyimpat datar yang dibuat pabrik disebut water pass.

c. Sumur

Keberadaan air di dalam sumur pompa ataupun sumur

tradisional disebabkan oleh berlakunya prinsip bejana berhubungan.

Oleh karena itu, sumur harus berada di bawah permukaan air tanah

supaya airnya tidak pernah kering.

3. Hukum Archimedes

Berdasarkan percobaan seorang ahli fisika yang bernama

Archimedes, yakni berat benda ketika di dalam air menjadi lebih

ringan. Gaya ini disebut gaya apung atau gaya ke atas (FA). Jadi gaya

apung sama dengan berat benda di udara di kurangi dengan berat

benda di dalam air.

FA = wu-wa (Subiyanto, 1991:94)

Keterangan :

FA = gaya apung atau gaya ke atas (N)

18

Page 19: Skripsi Rasmini Nim 4105066

wu = gaya berat benda di udara (N)wa = gaya berat benda di dalam air (N)

Besarnya gaya apung ini bergantung pada banyaknya air yang

didesak oleh benda tersebut. Semakin besar air yang didesak maka

semakin besar pula gaya apungnya. Hukum Archimedes yang

menyatakan bahwa apabila suatu benda dicelupkan ke dalam zat cair,

baik sebagian atau seluruhnya, benda akan mendapat gaya apung (gaya

ke atas) yang besarnya sama dengan berat zat cair yang didesaknya

(dipindahkan) oleh benda tersebut. Secara matematis ditulis sebagai

berikut:

FA = wf

Karena wf = mf.g

dan

maka (Subiyanto, 1991:94)

Keterangan:

FA = gaya apung (N) = massa jenis zat cair (kg/m3)

V = volume zat cair didesak atau volume benda yang tercelup (m3)g = konstanta gravitasi atu percepatan gravitasi (m/s2)

Massa jenis suatu benda adalah massa persatuan volume. Massa

jenis benda yang terapung di permukaan air lebih kecil dari pada

massa jenis air. Keadaan benda di dalam air dapat disimpulkan

sebagai berikut:

a. Benda terapung jika massa jenis benda lebih kecil dari pada massa

jenis zat cair.

b. Benda melayang jika massa jenis benda sama besar dengan massa

jenis zat cair.

19

Page 20: Skripsi Rasmini Nim 4105066

c. Benda tenggelam jika massa jenis benda lebih besar dari massa jenis

zat cair.

d. Tekanan Udara

Tekanan udara sangat mempengaruhi cuaca. Terjadinya angin

merupakan salah satu hal yang disebabkan oleh perbedaan tekanan udara.

Semakin besar perbedaan tekanan udaranya, semakin kencang angin yang

berhembus sehingga terjadi keseimbangan tekanan. Perbedaan tekan ini

dipicu oleh perbedaan suhu akibat pemanasan sinar matahari.

1. Ketinggian Mempengaruhi Tekanan Atmosfer.

Tekanan udara (tekanan atmosfer) disebabkan oleh berat udara

yang menekan lapisan atmosfer bagian bawah sampai ke ketinggian

tertentu. Tekanan atmosfer dapat dimisalkan sebagai tekanan zat cair.

Semakin dalam suatu zat cair maka semakin besar tekanannya, begitu

pula tekanan atmosfer. Mulai dari bagian atas atmosfer bumi hingga ke

bawah akan semakin besar sehingga beratnya semakin besar. Dengan

kata lain semakin rendah permukaannya semakin besar tekanan

udaranya. Sebaliknya semakin tinggi permukaannya bumi semakin akan

semakin rendah tekanan udaranya. Tekanan udara dipermukaan laut

sama dengan satu atmosfer (1 atm = 76cmHg), setiap kenaikan 100 m,

tekanan udara berkurang sebesar 1 cmHg.

2. Alat Ukur Tekanan

a. Barometer fortin

Barometer raksa disebut barometer fortin karena yang

pertama membuatnya adalah seorang ahli fisika berkebangsaan

Prancis Nicolas Fortin. Barometer ini dapat mengukur dengan teliti

20

Page 21: Skripsi Rasmini Nim 4105066

karena dilengkapi engan skala nonius atau skala vernier seperti

halnya dalam jangka sorong.

b. Barometer logam

Barometer logam disebut barometer aneroid. Barometer ini

banyak digunakan di badan meteorologi dan geofisika untuk

memperkirakan cuaca dengan mengukur tekanan udaranya.

Barometer logam bisa juga disebut barometer kering, barometer ini

lebih praktis untuk dibawa dan skalanya mudah dibaca karena

berbentuk lingkaran.

8. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah produk tingkah laku siswa yang dikehendaki

yang benar-benar terjadi. Menurut Abdurrahman (dalam Rena, 2004:5),

hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui

kegiatan belajar.

Prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai dari yang

dikerjakan dan diusahakan sedangkan belajar adalah kegiatan manusia

yang bersifat manusiawi. Berdasarkan pengertian ini dapat diartikan

bahwa prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai oleh siswa dalam

proses belajar. Menurut Slameto (2003:11) yaitu:

“ Belajar merupakan interaksi antara “keadaan internal dan proses kognitif siswa” dengan “stimulus dari lingkungan”, proses kognitif tersebut menghasilkan suatu hasil belajar. Hasil belajar tersebut terdiri dari informasi verbal, keterampilan intelek, keterampilan motorik, sikap, dan siasat kognitif. ”

Dari kutipan di atas dapat dinyatakan bahwa proses pembelajaran

sangat berpengaruh terhadap hasil belajar, sehingga guru dituntut untuk

21

Page 22: Skripsi Rasmini Nim 4105066

dapat menggunakan strategi yang tepat dalam proses pembelajaran.

Strategi yang digunakan guru selama proses belajar mengajar

diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar siswa.

Hasil belajar adalah suatu yang diperoleh siswa setelah melakukan

kegiatan belajar. Hasil belajar meliputi aspek kognitif, afektif, dan

psikomotorik. Pada penelitian ini peneliti hanya mengamati aspek kognitif.

Hasil belajar dari aspek kognitif merupakan kemampuan siswa dalam

bidang pengetahuan, pengalaman, penerapan, analisis, sintesis, dan

evaluasi, baik secara proses maupun di akhir pembelajaran. Hasil akhir

dapat diketahui dengan menggunakan salah satu indikator yaitu tes. Hasil

tes ini kemudian dianalisis oleh peneliti dan diberi penilaian.

Slameto (2003:55) menyatakan bahwa '”berhasil atau tidaknya

seseorang dalam belajar disebabkan beberapa faktor yang mempengaruhi

pencapaian hasil belajar yaitu berasal dari dalam diri orang yang belajar

dan ada pula dari luar dirinya”. Faktor yang berasal dari dalam diri orang

yang belajar disebut faktor internal, yang tergolong faktor internal antara

lain:

a) faktor kesehatan, meliputi faktor kesehatan jasamani dan rohani,

b) faktor intelegensi dan bakat,

c) faktor minat dan motivasi,

d) cara belajar.

Sedangkan faktor yang berasal dari luar diri orang yang belajar disebut

faktor eksternal, yang tergolong faktor eksternal antara lain:

a) keluarga, meliputi ayah, ibu dan anak-anak serta famili yang menjadi

penghuni rumah;

b) sekolah, meliputi keadaan sekolah tempat belajar;

22

Page 23: Skripsi Rasmini Nim 4105066

c) masyarakat, meliputi keadaan masyarakat di sekitar tempat tinggal;

d) lingkungan sekitar, meliputi keadaan lingkungan, bangunan rumah,

suasana sekitar, keadaan lalu lintas, iklim dan sebagainya.

B. Hipotesis dan Kriteria Pengujian Hipotesis

Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap suatu

permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul

(Arikunto, 2002:64). Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :

“ ada perbedaan dari perbandingan hasil belajar fisika antara penggunaan

pendekatan formal dan informal. pada kelas VIII di Sekolah Menengah

Pertama Negeri 2 Lubuklinggau ”.

Untuk menguji hipotesis tersebut digunakan hipotesis sebagai berikut :

Ho = Tidak ada perbedaan yang signifikan dari perbandingan hasil belajar

siswa yang diajarkan dengan pendekatan formal dan informal di

kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Lubuklinggau Tahun

ajaran 2009/2010.

Ha = Ada perbedaan dari perbandingan hasil belajar siswa yang diajarkan

dengan pendekatan formal dan informal di kelas VIII Sekolah

Menengah Pertama Negeri 2 Lubuklinggau Tahun ajaran 2009/2010.

Dalam penelitian ini menggunakan uji t dengan derajat kebebasan 5%,

dengan kriteria pengujian terima Ha jika thitung > t tabel dan Ho ditolak.

23

Page 24: Skripsi Rasmini Nim 4105066

BAB IIIMETODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen, dimana

siswa dikelompokkan menjadi dua kelas, yaitu kelas yang diberi

pembelajaran dengan pendekatan formal dan kelas yang diberi pembelajaran

dengan pendekatan informal.

Metode eksperimen merupakan metode yang digunakan untuk

mengetahui ada tidaknya akibat dari perlakuan yang diberikan pada subjek

selidik (Arikunto, 2002:272). Didalam suatu eksperimen ilmiah dituntut

sedikitnya dua grup, yang satu ditugaskan sebagai grup pembanding,

sedangkan grup yang satu lagi sebagai grup yang dibandingkan (Supardi,

2007:3-4).

Pada penelitian ini dilaksanakan pretest-posttest dengan melibatkan

dua kelompok yang membandingkan antara pendekatan formal dengan

pendekatan informal. Desain penelitian menunjukkan kerangka konseptual

yang akan dilakukan dalam penelitian. Desain penelitian yang digunakan

adalah control group pretest-posttest design secara umum menurut Supardi

(2007:4)

Tabel 3.1Desain Penelitian

Group pretest Treatment posttest

E1 T1 Xf T2

E2 T1 Xi T2

24

24

Page 25: Skripsi Rasmini Nim 4105066

Keterangan :

E1 : Eksperimen dengan menggunakan pendekatan formalE2 : Eksperimen dengan menggunakan pendekatan informalT1 : Pretest T2 : PosttestXf : Pembelajaran dengan pendekatan formalXi : Pembelajaran dengan pendekatan infomal

B. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah gejala yang bervariasi, yang menjadi objek

penelitian (Arikunto,2002:104). Variabel eksperimental adalah kondisi yang

hendak diteliti bagaimana pengaruhnya terhadap suatu gejala. Maka variabel

penelitian ini adalah :

1. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi. Variabel bebas dalam

penelitian ini yaitu pendekatan formal dan pendekatan informal.

2. Variabel terikat adalah variabel yang terpengaruh. Variabel terikat dalam

penelitian ini adalah hasil belajar fisika setelah diberi perlakuan.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, baik hasil

menghitung maupun penghitung pengukuran kuantitatif maupun kualitatif

mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang

lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya (Sudjana,1996:6).

Adapun populasi dalam penelitian ini seluruh siswa kelas VIII SMP N 2

Lubuklinggau tahun Pelajaran 2009/2010.

25

Page 26: Skripsi Rasmini Nim 4105066

Tabel 3.2Populasi Penelitian

Sumber : TU SMP Negeri 2 Lubuklinggau, Tahun pelajaran 2009/2010

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang dipilih

(Arikunto, 2001:104) dari seluruh siswa kelas VIII secara acak untuk

dijadikan sebagai sampel penelitian. Digunakan teknik ini karena setiap

kelas dari seluruh subjek mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih

sebagai sampel (Arikunto, 2002:120). Kemudian dari dua kelas yang

dipilih dan diundi secara acak untuk menentukan kelas yang diberi

pembelajaran dengan pendekatan formal, dan kelas yang diberi

pembelajaran dengan pendekatan informal.

Tabel. 3.3Jumlah Sampel

Kelas JumlahPendekatan Formal VIII.3 42Pendekatan Informal VIII.4 41

Jumlah 3Sumber : TU SMP Negeri 2 Lubuklinggau, Tahun pelajaran 2009/2010

D. Teknik Pengumpulan Data

Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah

VIII.1 20 20 40

VIII.2 21 19 40

VIII.3 22 20 42

VIII.4 22 19 41

VIII.5 22 20 42

VIII.6 20 20 40

VIII.7 20 20 40

VIII.8 21 20 41

VIII.9 21 19 40

26

Page 27: Skripsi Rasmini Nim 4105066

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data menggunakan

instrumen berupa lembar tes.

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk

mengukur ketrampilan, pengetahuan, kemampuan atau bakat yang dimiliki

oleh individu (Arikunto,2002:103).

Metode ini diberikan pada siswa sampel setelah pembelajaran pokok

bahasan tekanan dilakukan. Tes ini disusun dalam bentuk soal-soal essai yang

terdiri dari 5 butir soal dan dilaksanakan pada jam pelajaran fisika, sehingga

tidak mengganggu jam pelajaran lain. Penilaian diberikan berdasarkan skor

yang telah ditentukan oleh penulis.

E. Teknik Analisis Data

Setelah data terkumpul, maka data tersebut diolah sehingga dari hasil

pengolahan tersebut nantinya dapat diambil suatu kesimpulan untuk

membuktikan kebenaran hipotesis yang telah dirumuskan.

Penelitian ini menggunakan teknik analisis data hasil belajar siswa

sebagai berikut :

1. Mencari rata-rata hitung yang disusun dalam daftar distribusi frekuensi,

dengan menggunakan rumus:

(Sudjana, 1996:67)

Keterangan :

= Nilai rata-rata sampelfi = Frekuensi xi = Titik tengah nilai tes

Berdasarkan daftar distribusi frekuensi pada Lampiran B, maka

didapat nilai rata-rata kemampuan awal kelas yang diberi pembelajaran

dengan pendekatan formal dan kelas yang diberi pembelajaran

27

Page 28: Skripsi Rasmini Nim 4105066

dengan pendekatan informal adalah 8,4 dan 8,175. Sedangkan nilai

rata-rata kemampuan akhir untuk kelas yang diberi pembelajaran

dengan pendekatan formal dan kelas yang diberi pembelajaran

dengan pendekatan informal adalah 38,5 dan 32,4.

2. Menghitung simpangan baku, dengan rumus:

(Sudjana, 1996:93)

Keterangan :

S = Simpangan baku xi = Titik tengah nilai tes

= Nilai rata-rata sampeln = Banyaknya siswa dalam sampelfi = Frekuensi

Berdasarkan data pada Lampiran B, didapat simpangan baku untuk

kemampuan awal kelas yang diberi pembelajaran dengan pendekatan

formal dan kelas yang diberi pembelajaran dengan pendekatan

informal adalah 3,58 dan 3,84. Sedangkan untuk kemampuan akhir kelas

yang diberi pembelajaran dengan pendekatan formal dan kelas

yang diberi pembelajaran dengan pendekatan informal dengan

simpangan baku 7,05 dan 6,09.

3. Menentukan Uji Normalitas Data ( )

Uji normalitas ini digunakan untuk mengetahui kenormalan data.

Rumus yang digunakan dalam uji normalitas adalah uji kecocokan chi-

kuadrat ( ) yaitu:

(Arikunto, 2002: 290)

Keterangan :

= Harga chi-kuadrat yang dicari

28

Page 29: Skripsi Rasmini Nim 4105066

fo = Frekuensi dari hasil observasi fe = Frekuensi dari hasil estimasi

Selanjutnya hitung dibandingkan dengan tabel dengan derajat

kebebasan (dk) = k - 1. Dimana k adalah banyaknya kelas interval.

Adapun kriteria pengujiannya : jika hitung < tabel, maka dapat dinyatakan

bahwa data berdistribusi normal. Dari data yang didapat pada Lampiran B

menunjukkan bahwa nilai data tes awal maupun tes akhir untuk

kelas yang diberi pembelajaran dengan pendekatan formal dan

kelas yang diberi pembelajaran dengan pendekatan informal lebih kecil

daripada , maka data terdistribusi normal.

4. Uji Homogenitas

(Sudjana, 1996:249)

Keterangan :

= Varians Terbesar

= Varians Terkecil

Kriteria pengujiannya adalah F hitung < Ftabel , maka kedua kelompok

data mempunyai varians sama.

Dari data yang didapat pada Lampiran B menunjukkan bahwa varians

kedua kelompok yang dibandingkan pada tes awal dan tes akhir pada

taraf kepercayaan = 5% adalah homogen karena Fhitung < Ftabel.

5. Uji t

(Sudjana, 1992:241)

Keterangan :

29

Page 30: Skripsi Rasmini Nim 4105066

= Perbedaan rata-rata kedua sampel1 = Nilai rata-rata hasil belajar siswa yang diajarkan dengan

pendekatan formal2 = Nilai rata-rata hasil belajar siswa yang diajarkan dengan

pendekatan informal

= Simpangan baku hasil belajar siswa yang diajarkan dengan pendekatan formal

= Simpangan baku hasil belajar siswa yang diajarkan dengan pendekatan informal

= Jumlah sampel hasil belajar siswa yang diajarkan dengan pendekatan formal

= Jumlah sampel hasil belajar siswa yang diajarkan dengan pendekatan informal

Sesuai dengan kriteria pengujian Jika < tabelt maka tidak

berbeda secara signifikan, artinya tidak ada perbedaan yang berarti atau

hipotesis ditolak dan Ho diterima, jika > tabelt atau tabelt < maka

terdapat perbedaan sehingga Ha diterima dan Ho ditolak.

Berdasarkan hasil perhitungan data pada Lampiran B, didapat

harga thitung lebih besar dibandingkan dari t tabel ( 4,122 > 1,66) sehingga Ha

diterima dan Ho ditolak. Jadi hipotesis yang menyatakan ada perbedaan

hasil belajar fisika antara penggunaan pendekatan formal dan informal

pada kelas VIII di Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Lubuklinggau dan

dapat diterima kebenarannya.

F. Uji Validitas dan Reliabelitas Instrumen

Untuk mendapatkan alat evaluasi yang kualitasnya baik Instrumen

penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar. Tes

tersebut digunakan untuk mengetahui pemahaman siswa mengenai tekanan.

Sebelum instrumen digunakan dalam penelitian instrumen tersebut di uji coba

30

Page 31: Skripsi Rasmini Nim 4105066

terlebih dahulu pada siswa soal tes yang diambil dari materi tekanan. Uji

coba instrumen dilaksanakan dikelas X SMA Bakti Keluarga Lubuklinggau

yang diikuti 30 siswa. Uji coba ini dimaksudkan untuk mengetahui validitas,

reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran soal. Dengan demikian

instrumen yang digunakan dalam penelitian ini telah diketahui validitas,

reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran soal.

1. Uji Validitas Tes

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat

kevalidan suatu instrument. Dengan demikian uji validitas bertujuan

untuk mengukur valid tidaknya suatu instrument. Rumus yang digunakan

dalam uji validitas ini adalah rumus koefisien Produk Moment yaitu :

rxy = (Arikunto,

2002:225)

Keterangan :

rxy = Koefisien korelasiN = Jumlah sampelX = Skor untuk tiap butir soalY = Skor total

Interprestasi yang lebih rinci mengenai nilai tersebut terbagi

dalam kategori sebagai berikut :

tidak valid validitas sangat rendah validitas rendah validitas sedang validitas tinggi validitas sangat tinggi

Hasil perhitungan uji validitas dapat dilihat pada Tabel berikut :

Tabel 3.4Hasil Analisis Validitas

31

Page 32: Skripsi Rasmini Nim 4105066

NoSoal

rxy Ket thitung ttabel Ket

1 0,40 Tidak Valid 1,85 2,05 Tidak Signifikan

2 0,51 Valid 3,77 2,05 Signifikan

3 0,50 Valid 3,06 2,05 Signifikan

4 0,58 Valid 3,77 2,05 Signifikan

5 0,33 Tidak Valid 1,85 2,05 Tidak Signifikan

6 0,55 Valid 3,48 2,05 Signifikan

7 0,54 Valid 3,32 2,05 Signifikan

8 0,65 Valid 4,53 2,05 Signifikan

9 0,44 Valid 2,60 2,05 Signifikan

10 0,54 Valid 3,40 2,05 Signifikan

Berdasarkan analisis hasil uji coba tes hasil belajar, nilai r product

moment untuk N = 30 dengan derajat kepercayaan ( ) diperoleh

rtabel = 0,312 ternyata rhitung > rtabel maka korelasi tersebut adalah signifikan

dalam arti soal yang digunakan merupakan alat ukur yang sudah valid.

2. Uji Reliabilitas

1) Menghitung jumlah varians tiap butir soal dengan rumus:

Suherman dan Sukjaya (1990:193)

Hasil perhitungan varians butir-butir soal dapat dilihat pada

Tabel 3.5 sebagai berikut :

Tabel 3.5Perhitungan Varians Dari Data Hasil Uji Coba Tes

No Soal

32

Page 33: Skripsi Rasmini Nim 4105066

1 57 93 81,225 0,394

2 48 68 57,600 0,360

3 43 57 46,225 0,323

4 42 58 44,100 0,386

5 30 38 22,500 0,386

220 314 251,65 1,809

Untuk mengetahui reliabilitas tes berbentuk uraian digunakan

rumus Alpa, yang dikemukakan oleh Suherman dan Sukjaya (1990:194)

sebagai berikut :

Keterangan :

= Reliabilitas instrument = Banyak butir soal

= Jumlah varians skor tiap butir soal

= Jumlah varians skor total

Interpretasi mengenai nilai r11 dibagi ke dalam kategori-kategori

sebagai berikut: ( dalam Sukjaya dan Suherman, 1990:177)

r11 = 0,20 Reliabilitas sangat rendah 0,20 < r11 < 0,40 Reliabilitas rendah 0,40 < r11 < 0,60 Reliabilitas sedang 0,60 < r11 < 0,80 Reliabilitas tinggi 0,80 < r11 < 1,00 Reliabilitas Sangat baik

Setelah hasil data uji coba dianalisis dengan menggunakan rumus

Alpa diatas (Lampiran A) diperoleh koefisien reliabelitas sebesar 0,58. Ini

berarti soal tes tersebut mempunyai derajat reliabelitas yang sedang,

sehingga dipercaya sebagai alat ukur.

3. Tingkat Kesukaran

33

Page 34: Skripsi Rasmini Nim 4105066

Tingkat kesukaran adalah kemampuan tes tersebut dalam menjaring

banyaknya subjek peserta tes yang dapat mengerjakan dengan betul. Jika

banyak subjek peserta tes yang dapat menjawab dengan benar maka taraf

kesukaran tes tersebut tinggi. Sebaliknya jika hanya sedikit dari subjek yang

dapat menjawab dengan benar maka taraf kesukarannya rendah. Karena

jumlah data lebih dari 30, maka untuk keperluan perhitungan tingkat

kesukaran (IK) butir soal tersebut diambil 27% kelompok atas dan 27%

kelompok bawah. Untuk taraf kesukaran dinyatakan dengan IK dan dicari

dengan rumus:

(Sukjaya dan Suherman, 1990:213)

Keterangan :

IK : Indeks kesukaran JSA : Jumlah skor kelompok atasJSB : Jumlah skor kelompok bawahSIA : Jumlah skor ideal kelompok atasSIB : Jumlah skor ideal kelompok bawah

Klasifikasi Interpretasi untuk indeks kesukaran adalah sebagai

berikut: (Sukjaya dan Suherman, 1990:213)

IK = 0,00 Soal terlalu sukar0,00 < IK < 0,30 Soal sukar0,30 < IK < 0,70 Soal sedang 0,70 < IK < 1,00 Soal mudah

IK < 1,00 Soal terlalu mudah

Dari hasil perhitungan (Lampiran A) dapat dikemukakan

rekapitulasi hasil analisis tingkat kesukaran tes seperti pada Tabel 3.5

berikut :

Tabel 3.6Tingkat Kesukaran

No Soal

JSA  JSB   SIA   SIB   IK 

Kriteria 

34

Page 35: Skripsi Rasmini Nim 4105066

1 32 28 120 120 0.5 Sedang

2 37 26 120 120 0.53 Sedang

3 63 38 150 150 0.70 Mudah

4 52 35 150 150 0.58 Sedang

5 49 32 150 150 0.54 Sedang

6 71 50 180 180 0.70 Mudah

7 54 39 150 150 0.71 Mudah

8 40 31 150 150 0.47 Sedang

9 57 42 150 150 0.76 Mudah

10 60 33 180 180 0.20 Sukar

4. Daya Pembeda

Daya pembeda adalah kemampuan tes tersebut dalam memisahkan

antara subjek yang pandai dengan subjek yang kurang pandai. Rumus yang

digunakan untuk mengetahui daya pembeda setiap butir tes adalah

(Sukjaya dan Suherman, 1990:201)

Keterangan :

DP : Daya pembeda JSA : Jumlah skor kelompok atasJSB : Jumlah skor kelompok atasSIA : Jumlah skor ideal kelompok atasKlasifikasi interpretasi untuk daya pembeda adalah: (Sukjaya dan

Suherman, 1990:202)

DP = 0,00 Sangat jelek0,00 < DP < 0,20 Jelek 0,20 < DP < 0,40 Cukup 0,40 < DP < 0,70 Baik 0,70 < DP < 1,00 Sangat baik

35

Page 36: Skripsi Rasmini Nim 4105066

Dari hasil perhitungan (Lampiran A) dapat dikemukakan

rekapitulasi hasil analisis daya pembeda tes seperti pada Tabel 3.6

Tabel 3.7Daya Pembeda

No Soal Daya Pembeda Kriteria

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

0,18

0,35

0,27

0,20

0,18

0,22

0,23

0,24

0,32

0,38

Jelek

Cukup

Cukup

Jelek

Jelek

Cukup

Cukup

Cukup

Cukup

Cukup

Dari hasil perhitungan di atas ternyata rhitung > rtabel dimana rtabel =

0,312 dengan N = 30 derajat kepercayaan = 5% hal ini berarti bahwa

korelasi tersebut adalah signifikan. Dalam arti bahwa alat ukur yang

digunakan untuk mengumpulkan data reliabel dengan kata lain alat ukur

tersebut dapat digunakan untuk mendapatkan data penelitian.

36

Page 37: Skripsi Rasmini Nim 4105066

BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 2

Lubuklinggau kelas VIII yaitu kelas VIII.3 sebagai kelas yang diberi

pembelajaran dengan pendekatan formal dan kelas VIII.4 sebagai kelas yang

diberi pembelajaran dengan pendekatan informal. Pelaksanaan tes awal kelas

yang diberi pembelajaran dengan pendekatan formal diikuti oleh semua

siswa dan kelas yang diberi pembelajaran dengan pendekatan informal juga

diikuti oleh semua siswa. Sebelum dilaksanakan tes akhir terlebih dahulu

dilaksanakan pre-test yang berfungsi untuk mengetahui kemampuan awal

siswa tentang materi tekanan dari masing-masing siswa sebelum dilakukan

kegiatan pembelajaran. Data tersebut digunakan untuk menentukan perbedaan

hasil belajar antara kedua kelas. Dari data hasil tes akhir, peneliti dapatkan

setelah kedua kelas mendapat perlakuan yang berbeda dalam pembelajaran

fisika pada materi tekanan.

B. Analisis Data

1. Kemampuan Awal Siswa

Kemampuan awal siswa sebelum mengikuti pembelajaran materi

tekanan merupakan data penelitian yang diperoleh dari tes awal. Tes awal

berfungsi untuk mengetahui kemampuan awal siswa pada suatu materi

tekanan. Soal tes awal menggunakan lima buah soal berbentuk essay.

Dari hasil tes awal diperoleh nilai rata-rata untuk kelas yang diberi

pembelajaran dengan pendekatan formal dengan nilai rata-rata 8,4

37

37

Page 38: Skripsi Rasmini Nim 4105066

dan simpangan baku 3,58. Sedangkan untuk kelas yang diberi

pembelajaran dengan pendekatan informal dengan nilai rata-rata 8,175 dan

simpangan baku 3,84. Untuk lebih jelasnya nilai rata-rata dan simpangan

baku hasil tes awal ditunjukkan pada Tabel 4.1 berikut :

Tabel 4.1Rata-Rata ( ) Dan Simpangan Baku (S)

Hasil Pretes Siswa

KelasRata-rata

( )Simpangan Baku

(S)

Pembelajaran dengan pendekatan formal

Pembelajaran dengan pendekatan informal

8,4

8,175

3,58

3,84

2. Kemampuan Akhir Siswa

Kemampuan siswa dalam penguasaan materi tekanan merupakan

hasil belajar setelah mengikuti proses pembelajaran. Dibandingkan dengan

kemampuan awal siswa maka terdapat peningkatan pada kemampuan

akhir.

Dari perhitungan pada lampiran B, diperoleh hasil rekapitulasi dari

hasil tes akhir dengan nilai rata-rata dan simpangan baku kelas yang diberi

pembelajaran dengan pendekatan formal masing-masing 38,5 dan 7,05

sedangkan nilai rata-rata dan simpangan baku kelas yang diberi

pembelajaran dengan pendekatan informal 32,4 dan 6,09. Untuk lebih

jelasnya nilai rata-rata dan simpangan baku hasil tes akhir ditunjukkan

pada Tabel 4.2 berikut :

38

Page 39: Skripsi Rasmini Nim 4105066

Tabel 4.2Rata-Rata ( ) dan Simpangan Baku (S)Hasil Post-test Kemampuan Akhir Siswa

Kelas Rata-rata ( ) Simpangan Baku (S)

Pembelajaran dengan pendekatan formal

38,5 7,05

Pembelajaran dengan pendekatan informal

32,4 6,09

3. Perbandingan Hasil Tes Awal dan Tes Akhir

Berdasarkan data hasil tes awal diketahui bahwa perbandingan

hasil tes awal antara kelas pembelajaran dengan pendekatan formal dan

kelas pembelajaran dengan pendekatan informal adalah 1:1 dengan

masing-masing simpangan baku untuk kelas pembelajaran dengan

pendekatan formal dan kelas pembelajaran dengan pendekatan informal :

3,58 dan 3,84.

Dari hasil analisis data didapat bahwa perbandingan hasil belajar

fisika antara kelas pembelajaran dengan pendekatan formal dan kelas

pembelajaran dengan pendekatan informal adalah 38 : 32. Hal ini ditinjau

dari nilai rata-rata kelas pembelajaran dengan pendekatan formal adalah

38,5 dan nilai rata-rata kelas pembelajaran dengan pendekatan informal

adalah 32,4 dengan masing-masing simpangan baku untuk kelas

pembelajaran dengan pendekatan formal dan kelas pembelajaran dengan

pendekatan informal 7,05 dan 6,09. Untuk lebih jelasnya, perbandingan

hasil belajar fisika antara kelas pembelajaran dengan pendekatan formal

dan kelas pembelajaran dengan pendekatan informal ditunjukkan pada

Grafik 4.1 berikut :

39

Page 40: Skripsi Rasmini Nim 4105066

Grafik 4.1 : Perbandingan hasil belajar fisika antara pendekatan formal dan pendekatan informal

4. Pengujian Hipotesis

Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah ” ada perbedaan

dari perbandingan antara hasil belajar fisika dengan menggunakan

pendekatan formal dan informal pada kelas VIII di Sekolah Menengah

Pertama Negeri 2 Lubuklinggau”.

Untuk menguji hipotesis tersebut maka dilakukan pengujian

hipotesis secara statistik sebagai berikut :

a. Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data hasil tes

berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas adalah uji kecocokan chi-

kuadrat ( ) dan berdasarkan ketentuan perhitungan statistik mengenai

40

Page 41: Skripsi Rasmini Nim 4105066

uji normalitas data dengan taraf kepercayaan = 5 %, jika

, maka masing-masing data berdistribusi normal, di luar itu maka data

tidak berdistribusi normal.

Tabel 4.3Uji Normalitas Tes Awal Dan Tes Akhir

Kelas dk Kesimpulan

Pembelajaran dengan

pendekatan informal

1. Tes Awal

2. Tes Akhir

4,1493

4,13945

4

4

9,49

9,49

Normal

Normal

Pembelajaran dengan

pendekatan formal

1. Tes Awal

2. Tes Akhir

2,234468

7,84168

4

4

9,49

9,49

Normal

Normal

Berdasakan Tabel 4.3, dapat dikemukakan bahwa untuk kelas

pembelajaran dengan pendekatan informal data tes awal yaitu

4,1493 dan tes akhir yaitu 4,13945, sedangkan untuk kelas

pembelajaran dengan pendekatan formal data tes awal yaitu

2,234468 dan tes akhir yaitu 7,84168. Sesuai ketentuan pengujian

normalitas dengan menggunakan uji (Chi Kuadrad) bahwa pada taraf

kepercayaan = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = 4, untuk tes awal

dan tes akhir kelas pembelajaran dengan pendekatan informal

sedangkan untuk kelas pembelajaran dengan pendekatan formal masing

masing tes awal dan akhir mempunyai (dk) = 4, dengan untuk

kelas pembelajaran dengan pendekatan informal 9,49 dan 9,49.

Dari data yang terdapat pada Tabel menunjukkan bahwa nilai

data tes awal maupun tes akhir untuk kelas yang diberi

41

Page 42: Skripsi Rasmini Nim 4105066

pembelajaran dengan pendekatan formal dan kelas yang diberi

pembelajaran dengan pendekatan informal lebih kecil daripada

sehingga tes awal dan tes akhir berdistribusi normal.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan bertujuan untuk menguji tentang

kesamaan varians dan varians yang sama menunjukan varians yang

homogen. Berdasarkan ketentuan perhitungan statistik tentang

homogenitas varians dengan taraf kepercayaan = 0,05 jika Fhitung < Ftabel,

maka varians kedua kelompok homogen. Hasil uji homogenitas varians

tes awal dan akhir kedua kelompok dapat dilihat pada Tabel 4.4

Tabel 4.4Hasil Uji Homogenitas Skor Tes Awal dan Tes Akhir

F hitung dk Ftabel Kesimpulan

Tes Awal 1,02 (40;40) 1,69 Homogen

Tes Akhir 1,344 (40;40) 1,69 Homogen

Dari Tabel 4.4, dapat dikemukakan bahwa varians kedua

kelompok yang dibandingkan pada tes awal Fhitung = 1,02 dan tes akhir

Fhitung = 1,344 dengan taraf kepercayaan = 0,05 dan Ftabel = 1,69.

Karena Fhitung < Ftabel , maka kedua varians tersebut dinyatakan homogen.

c. Uji Kesamaan Dua Rata-rata

42

Page 43: Skripsi Rasmini Nim 4105066

Berdasarkan uji normalitas dan homogenitas, maka kedua

kelompok data tes awal adalah normal dan homogen begitu juga hasil

tes akhir adalah normal dan homogen. Dengan demikian uji kesamaan

dua rata-rata antara kelas yang diberi pembelajaran dengan pendekatan

formal dan kelas yang diberi pembelajaran dengan pendekatan

informal untuk data tes awal dan tes akhir dapat dilihat pada Tabel 4.5

Pada Tabel 4.5 menunjukkan bahwa hasil analisis uji t mengenai

kemampuan awal siswa menunjukkan bahwa hasil belajar siswa kelas

yang diberi pembelajaran dengan pendekatan formal dan kelas yang

diberi pembelajaran dengan pendekatan informal tidak mempunyai

perbedaan karena thitung < ttabel dengan kepercayaan = 0,05.

Tabel 4.5Uji Kesamaan Rata-Rata Tes Awal Dan Tes Akhir

thitung dk ttabel Kesimpulan

Tes Awal 0,263 78 1,66 thitung < ttabel Ho diterima

Tes Akhir 4,122 78 1,66 thitung > ttabel Ho ditolak

Setelah diberikan pembelajaran yang berbeda untuk kelas yang

diberi pembelajaran dengan pendekatan formal dan kelas yang diberi

pembelajaran dengan pendekatan informal terdapat peningkatan skor

hasil belajar. Peningkatan hasil belajar tersebut dianggap sebagai hasil

belajar siswa untuk kelas yang diberi pembelajaran dengan pendekatan

formal dan kelas yang diberi pembelajaran dengan pendekatan

informal.

43

Page 44: Skripsi Rasmini Nim 4105066

Dari hasil uji normalitas tes awal dan tes akhir kemudian data

dianalisis dengan menggunakan uji-t. Dalam penelitian ini

menggunakan hipotesis komparatif yang ditentukan berdasarkan bunyi

kalimat hipotesis itu sendiri. Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini

adalah ” Ada perbedaan dari perbandingan hasil belajar siswa antara

penggunaan pendekatan formal dan informal”.

Dengan kriteria pengujian hipotesis diperlakukan hipotesis nol

(Ho) dan hipotesis kerja (Ha) yaitu :

Ho = Tidak ada perbedaan yang signifikan dari perbandingan hasil

belajar antara penggunaan pendekatan formal dan informal.

Ha = Ada perbedaan yang signifikan dari perbandingan hasil belajar

antara penggunaan pendekatan formal dan informal.

Dari Tabel 4.5, dapat dikemukakan bahwa thitung pada tes awal

adalah 0,263 dengan ttabel = 1,66 dan dk = 78, sesuai dengan kriteria

dapat disimpulkan bahwa thitung < ttabel, maka Ho diterima sedangkan pada

tes akhir dengan thitung = 4,122 dan dk = 78, karena thitung > ttabel maka

Ho ditolak.

Maka dari hasil pengujian hipotesis dapat dikatakan bahwa

hipotesis yang menyatakan ada perbedaan dari perbandingan hasil

belajar fisika antara penggunaan pendekatan formal dan informal dan

dapat diterima kebenarannya.

44

Page 45: Skripsi Rasmini Nim 4105066

C. Pembahasan

Berdasarkan data tes kemampuan awal siswa didapat nilai rata-rata

kelas yang diberi pembelajaran dengan pendekatan formal dan kelas yang

diberi pembelajaran dengan pendekatan informal yaitu 8,4 dan 8,175. Hal ini

berarti hasil tes awal siswa antara kelas yang diberi pembelajaran dengan

pendekatan formal dan kelas yang diberi pembelajaran dengan pendekatan

informal relatif sama. Demikian juga dengan data tes kemampuan akhir siswa

yaitu nilai rata-rata kelas yang diberi pembelajaran dengan pendekatan

formal dan kelas yang diberi pembelajaran dengan pendekatan informal yaitu

38,5 dan 32,4, perbedaan yang sangat signifikan ini dapat ditunjukkan pada

Lampiran B.

Dari hasil analisis data tes akhir diketahui bahwa perbandingan hasil

belajar fisika antara kelas pembelajaran dengan pendekatan formal dan kelas

pembelajaran dengan pendekatan informal adalah 38 : 32. Hal ini ditinjau dari

nilai rata-rata kelas pembelajaran dengan pendekatan formal adalah 38,5 dan

nilai rata-rata kelas pembelajaran dengan pendekatan informal adalah 32,4

dengan masing-masing simpangan baku untuk kelas pembelajaran dengan

pendekatan formal dan kelas pembelajaran dengan pendekatan informal 7,05

dan 6,09. Hal ini berarti bahwa ada perbedaan dari perbandingan hasil belajar

fisika antara penggunaan pendekatan formal dan informal dan dapat diterima

kebenarannya.

Dan berdasarkan Tabel Chi Kuadrad ( ) yang ada pada Lampiran B,

dapat diketahui bahwa bila dk = 4 dan kesalahan 5%, maka harga Chi Kuadrad

tabel ( ) adalah 9,49. Dari hasil uji normalitas tes awal kelas yang diberi

pembelajaran dengan pendekatan formal didapat nilai Chi Kuadrad hitung (

) adalah 2,234468. Karena (2,234468) lebih kecil dibandingkan

45

Page 46: Skripsi Rasmini Nim 4105066

harga (9,49) maka data tes awal kelas yang diberi pembelajaran dengan

pendekatan formal dinyatakan berdistribusi normal. Sedangkan untuk tes

akhir kelas yang diberi pembelajaran dengan pendekatan formal sesuai

dengan Tabel Chi Kuadrad yang ada pada Lampiran B, dapat diketahui

bahwa bila dk = 4 dan kesalahan 5%, maka harga Chi Kuadrad tabel ( )

adalah 9,49. Dari hasil uji normalitas tes akhir kelas yang diberi pembelajaran

dengan pendekatan formal didapat nilai Chi Kuadrad hitung ( ) adalah

7,84168. Karena (7,84168) lebih kecil dibandingkan harga

(9,49) maka data tes akhir kelas yang diberi pembelajaran dengan

pendekatan formal dinyatakan berdistribusi normal.

Untuk hasil tes awal dan akhir kelas yang diberi pembelajaran dengan

pendekatan informal berdasarkan Tabel Chi Kuadrad pada Lampiran B,

diketahui bahwa bila dk = 4 dan kesalahan 5%, maka harga Chi Kuadrad tabel

( ) adalah 9,49. Dari hasil uji normalitas tes awal kelas yang diberi

pembelajaran dengan pendekatan informal didapat nilai Chi Kuadrad hitung (

) adalah 4,1493. Karena (4,1493) lebih kecil dibandingkan harga

(9,49) maka data tes awal kelas yang diberi pembelajaran dengan

pendekatan informal dinyatakan berdistribusi normal sedangkan tes akhir

kelas yang diberi pembelajaran dengan pendekatan informal mempunyai dk

= 4 dan kesalahan 5%, maka harga Chi Kuadrad tabel ( ) adalah 9,49.

Dari hasil uji normalitas tes akhir kelas yang diberi pembelajaran dengan

pendekatan informal didapat nilai Chi Kuadrad hitung ( ) adalah

4,13945. Karena (4,13945) lebih kecil dibandingkan harga

46

Page 47: Skripsi Rasmini Nim 4105066

(9,49) maka data tes akhir kelas yang diberi pembelajaran dengan

pendekatan informal dinyatakan berdistribusi normal.

Dari hasil uji homogenitas varians dengan taraf kepercayaan α = 0,05

< , maka varians kedua kelompok homogen. Hasil uji

homogenitas varians tes awal = 1,02 dan = 1,69 dan varians tes

akhir = 1,344 dan = 1,69 maka karena Fhitung < Ftabel , maka kedua

varians tersebut dinyatakan homogen.

Berdasarkan hasil analisis data dari dua kelas, terdapat perbedaan hasil

belajar antara kelas yang diberi pembelajaran dengan pendekatan formal dan

kelas yang diberi pembelajaran dengan pendekatan informal. Dengan

menggunakan uji t didapat thitung pada tes awal adalah 0,263 dengan ttabel = 1,66

dan dk = 78, sesuai dengan kriteria jika thitung < ttabel, maka Ho diterima

sedangkan pada tes akhir dengan thitung = 4,122 dan dk = 78, karena thitung >

ttabel maka Ho ditolak.

Maka dari hasil pengujian hipotesis dapat dikatakan bahwa hipotesis

yang menyatakan ada perbedaan dari perbandingan hasil belajar fisika antara

penggunaan pendekatan formal dan informal dapat diterima.

47

Page 48: Skripsi Rasmini Nim 4105066

BAB VSIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat

perbedaan dari perbandingan hasil belajar fisika antara yang diajarkan dengan

pendekatan formal dan hasil belajar fisika yang diajarkan dengan pendekatan

informal di kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Lubuklinggau

tahun ajaran 2009/2010 pada pokok bahasan tekanan.

B. Saran

Sehubungan dengan hasil penelitian ini, maka peneliti

mengemukakan saran sebagai berikut :

1. Dalam menyampaikan materi guru hendaknya dapat menentukan

pendekatan yang tepat agar dapat mengetahui pengetahuan prasyarat yang

dimiliki oleh siswa.

2. Sebelum membahas pelajaran yang baru, hendaknya guru menjelaskan

terlebih dahulu pelajaran sebelumnya yang ada kaitannya dengan pelajaran

yang akan dibahas agar guru mengetahui apakah pelajaran tersebut bisa

dilanjutkan.

48

48

Page 49: Skripsi Rasmini Nim 4105066

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi.2001. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi.2002. Penelitian Tidakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara

Depdikbud. 1994. GBPP (Garis-garis Besar Program Pengajaran) SMU, Jakarta: Depdikbud.

Hernawati Tati. 2010. Pendekatan dan Metode Pembelajaran Artikulasi dan Optimalisasi Fungsi Pendengaran.online.

Karnoto .1996. Mengenal Analisis Tes (ANATES). Bandung : FIP IKIP Bandung.

Karnoto. 1991. Buku Fisika Kelas II SMP. Jakarta : Erlangga.

Nurgana, Endi. 2006. Buku Fisika SMA Kelas X. Bandung: Yudistira.

Nasution, 2005. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Pepi Rena, 2004. Studi Perbandingan Hasil Belajar Menggunakan Pendekatan Formal dan Informal Di SMA Swasta Lubuklinggau. Skripsi tidak diterbitkan. Palembang: Jurusan MIPA Universitas PGRI Palembang.

Slameto, 2003. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta.

Sudjana. 1996. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Sudjana. 1992. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. 2007. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Suherman dan Sukjaya.1990. Penunjuk Praktik Untuk Melaksanakan Evaluasi Pendidikan Matematika. Bandung: Wijaya Kusuma.

Supardi. 2007. Penelitian Eksperimen Di Bidang Pendidikan. Online.

Suyitno, dkk.1997. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Malang : IKIP Malang

49

Page 50: Skripsi Rasmini Nim 4105066

PERHITUNGAN VALIDITAS TES UJI COBA

dan

Validitas soal butir 1

= 0,40 Validitas rendah = 5,8

Validitas soal butir 2

=

=

50

Page 51: Skripsi Rasmini Nim 4105066

=

= 0,51 Validitas Sedang

Validitas soal butir 3

Validitas tinggi

Validitas soal butir 4

Validitas soal butir 5

51

Page 52: Skripsi Rasmini Nim 4105066

Validitas Sedang

Validitas soal butir 6

55 Validitas Sedang

Validitas soal butir 7

52

Page 53: Skripsi Rasmini Nim 4105066

46 Validitas Sedang

Validitas soal butir 8

46 Validitas Sedang

Validitas soal butir 9

53

Page 54: Skripsi Rasmini Nim 4105066

40 Validitas Sedang

Validitas soal butir 10

73 Validitas Sedang

54

Page 55: Skripsi Rasmini Nim 4105066

PERHITUNGAN RELIABILITAS TES UJI COBA

dengan

55

Page 56: Skripsi Rasmini Nim 4105066

= 0,52 = 0,85

= 1,7 = 1,97

= 1,05 = 2,27

56

Page 57: Skripsi Rasmini Nim 4105066

= 1,53 = 1,31

= 1,17 = 2,12

= 13,18

=

=

=

= 57,02

Masukkan ke rumus Alpha :

57

Page 58: Skripsi Rasmini Nim 4105066

=

=

=

=

= 0,85

DAYA PEMBEDA

1. 2.

= =

=0,06 (Jelek) = 0,18 (Jelek)

3. 4.

= =

= 0,33 (Cukup) = 0,22 (Cukup)

5. 6.

= =

58

Page 59: Skripsi Rasmini Nim 4105066

= 0,22 (Cukup) = 0,23 (Cukup)

7. 8.

= =

= 0,20 (Cukup) = 0,12 (Jelek)

9. 10.

= =

= 0,20 (Cukup) = 0,30 (Cukup)

TINGKAT KESUKARAN

1. 2.

= =

= 0,5 (Sedang) = 0,525 (Sedang)

3. 4.

= =

= 0,67 (Mudah) = 0,58 (Sedang)

5. 6.

= =

= 0,54 (Sedang) = 0,67 (Sedang)

7. 8.

59

Page 60: Skripsi Rasmini Nim 4105066

= =

= 0,62 (Sedang) = 0,47 (Sedang)

9. 10.

= =

= 0,66 (Sedang) = 0,52 (Sedang)

Panjang Kelas

Data tertinggi = 16 dan data terendah = 3

Rentang = data tertinggi – data terendah

= 16 - 3

= 13

Banyak kelas ditentukan dengan rumus sturges, yaitu:

K = 1+ 3,3 log n

= 1+ 3,3 (log 40)

= 1+(3,3) (1,602599)

= 1+ 5,286797971

= 6,286797971 (dibulatkan menjadi 6)

Dengan demikian banyak kelas ada 9, selanjutnya penulis

menentukaan panjang kelas interval dengan rumus sebagai berikut:

Panjang kelas (P) =

60

Page 61: Skripsi Rasmini Nim 4105066

=

= 2,2 (dibulatkan menjadi 2)

Tabel 4.1Perhitungan Rata-rata dan Simpangan Baku

Tes Awal Kelas Pendekatan Formal

Kelas Interval

fi xi fi . xi xi - (xi - )2 fi (xi - )2

2 - 4 7 3 21 - 5,4 29,16 204,125 - 7 8 6 48 - 2,4 5,76 46,088 - 10 14 9 126 0,6 0,36 5,0411 - 13 8 12 96 3,6 12,96 103,6814 - 16 3 15 45 6,6 43,56 130,68Jumlah 40 45 336 3,25 91,18 489,6Rata-rata ( ) = 8,4Simpangan Baku (s) = 3,58

=

= 8,4

Harga varians ( ) adalah sebagai berikut :

=

61

Page 62: Skripsi Rasmini Nim 4105066

=

=

= 3,58

Jadi dari pengolahan diatas didapat harga varians (S )= 3,58

Panjang Kelas

Data tertinggi = 48 dan data terendah = 30

Rentang = data tertinggi – data terendah

= 48 - 30

= 18

Banyak kelas ditentukan dengan rumus sturges, yaitu:

K = 1+ 3,3 log n

= 1+ 3,3 (log 40)

= 1+(3,3) (1,602599)

= 1+ 5,286797971

= 6,286797971 (dibulatkan menjadi 6)

Dengan demikian banyak kelas ada 9, selanjutnya penulis

menentukaan panjang kelas interval dengan rumus sebagai berikut:

Panjang kelas (P) =

=

= 3

Tabel 4.3Perhitungan rata-rata dan simpangan baku

Tes akhir kelas pendekatan formalKelas fi xi fi . xi xi - (xi - )2 fi (xi

- )2

62

Page 63: Skripsi Rasmini Nim 4105066

Interval30 - 33 5 31,5 157,5 - 7 49 24534 - 37 15 35,5 532,5 - 8,04 64,64 969,638 – 41 10 39,5 395 - 4,04 16,32 163,242 - 45 5 43,5 217,5 -0,04 0,0016 0,00846 - 49 5 47,5 237,5 3,96 15,68 78,4Jumlah 40 201,5 1540 - 20,2 241,60 1456,208

Rata-rata ( ) = 38,5

Simpangan Baku (s) = 7,05

=

= 38,5

Harga varians ( ) adalah sebagai berikut :

=

=

=

= 7,05

63

Page 64: Skripsi Rasmini Nim 4105066

Panjang Kelas

Data tertinggi = 15 dan data terendah = 3

Rentang = data tertinggi – data terendah

= 15 - 3

= 12

Banyak kelas ditentukan dengan rumus sturges, yaitu:

K = 1+ 3,3 log n

= 1+ 3,3 (log 40)

= 1+(3,3) (1,602599)

= 1+ 5,286797971

= 6,286797971 (dibulatkan menjadi 6)

Dengan demikian banyak kelas ada 9, selanjutnya penulis

menentukaan panjang kelas interval dengan rumus sebagai berikut:

Panjang kelas (P) =

=

= 2

Tabel 4.4Perhitungan rata-rata dan simpangan baku

Tes awal pendekatan informalKelas

Intervalfi xi fi . xi xi - (xi - )2 fi (xi

- )2

2 - 4 8 3 24 -5,175 26,78 214,24

5 - 7 10 6 60 - 2,175 4,73 47,3

8 – 10 12 9 108 0,825 0,68 8,16

11 - 13 5 12 60 3,825 14,63 73,15

14 - 16 5 15 75 6,825 46,58 232,9

Jumlah 40 60 327 4,225 93,4 575,75

Rata-rata ( ) = 8,175Simpangan Baku (s) = 3,84

64

Page 65: Skripsi Rasmini Nim 4105066

= 8,175

Jadi nilai rata-rata kelas VIII 4 (X2) = 8,175

Harga varians ( ) adalah sebagai berikut :

=

=

=

= 3,84

Berdasarkan pengelolaan diatas didapat harga varians ( ) = 3,84

Panjang Kelas

65

Page 66: Skripsi Rasmini Nim 4105066

Data tertinggi = 42 dan data terendah = 22

Rentang = data tertinggi – data terendah

= 43 - 22

= 21

Banyak kelas ditentukan dengan rumus sturges, yaitu:

K = 1+ 3,3 log n

= 1+ 3,3 (log 40)

= 1+(3,3) (1,602599)

= 1+ 5,286797971

= 6,286797971 (dibulatkan menjadi 6)

Dengan demikian banyak kelas ada 9, selanjutnya penulis

menentukaan panjang kelas interval dengan rumus sebagai berikut:

Panjang kelas (P) =

=

= 3,5 (Dibulatkan menjadi 4)

Tabel 4.5Perhitungan rata-rata dan simpangan baku

Tes akhir kelas pendekatan informalKelas

Intervalfi xi fi . xi xi - (xi - )2 fi (xi

- )2

21 - 25 7 23 161 - 9,4 88,36 618,5226 - 30 9 28 252 - 4,4 19,36 112,3631 - 35 9 33 297 0,6 0,36 3,2436 - 40 12 38 456 5,6 31,36 376,3241 - 45 3 43 129 10,6 112,36 337,08Jumlah 40 167,5 1295 3 251,8 1447,52Rata-rata ( ) = 32,4Simpangan Baku (s) = 6,09

66

Page 67: Skripsi Rasmini Nim 4105066

=

= 32,4

Harga varians ( ) adalah sebagai berikut :

=

=

=

= 6,09

Berdasarkan pengelolaan diatas didapat harga varians ( ) = 6,09

67

Page 68: Skripsi Rasmini Nim 4105066

UJI NORMALITAS TES AWAL KELAS FORMAL

Kelas Interval

Batas Kelas xi - L ( )2

1,5 - 6,9 - 1,93 0,47322 - 4 0,1111 7 4,444 2,556 6,533 1,470

4,5 - 3,9 - 1,09 0,36215 - 7 0,2634 8 10,536 - 2,536 6,43 0,6102ssss 7,5 - 0,9 - 0,25 0,0987

8 - 10 0,3211 14 12,844 1,156 1,336 0,10410,5 2,1 0,59 0,2224

11 - 13 0,1998 8 7,992 0,008 0,000064 0,00000813,5 5,1 1,42 0,4222

14 - 16 0,0659 3 2,636 0,364 0,1325 0,0502616,5 8,1 2,26 0,4881

Jumlah 40 2,234468

2,234468 < 9,49

Kesimpulan : Data berdistribusi Normal

68

Page 69: Skripsi Rasmini Nim 4105066

UJI NORMALITAS TES AKHIR KELAS FORMAL

Kelas Interval

Batas Kelas xi - L ( )2

29,5 - 9 - 1,27 0,398030 - 33 0,14 5 5,6 - 0,6 0,36 0,0643

33,5 - 5 - 0,70 0,258034 - 37 0,2023 15 8,092 6,908 47,720 5,8972

37,5 - 1 - 0,14 0,055738 – 41 0,2185 10 8,74 1,26 1,5876 0,1816

41,5 3 0,42 0,162842 - 45 0,1757 5 7,028 - 2,028 4,113 0,5852

45,5 7 0,99 0,338546 - 49 0,1021 5 4,084 0,916 0,839 0,20544

49,5 11 1,56 0,4406Jumlah 40 7,84168

7,84168 < 9,49

Kesimpulan : Data berdistribusi Normal

69

Page 70: Skripsi Rasmini Nim 4105066

UJI NORMALITAS TES AWAL KELAS INFORMAL

Kelas Interval

Batas Kelas xi - L ( )2

1,5 - 6,675 - 1,73 0,45822 - 4 0,1293 8 5,172 2,825 8,1567 1,5771

4,5 - 3,675 - 0,95 0,32895 - 7 0,2614 10 10,456 - 0,456 0,2079 0,0198

7,5 - 0,675 - 0,17 0,06758 – 10 0,2933 12 11,732 0,268 0,0718 0,006

10,5 2,325 0,60 0,225811 - 13 0,1904 5 7,616 - 2,264 5,1256 0,673

13,5 5,325 1, 38 0,416214 - 16 0,068 5 2,736 2,264 5,126 1,8734

16,5 8,325 2,16 0,4846Jumlah 40 4,1493

4,1493 < 9,49

Kesimpulan : Data berdistribusi Normal

70

Page 71: Skripsi Rasmini Nim 4105066

UJI NORMALITAS TES AKHIR KELAS INFORMAL

Kelas Interval

Batas Kelas xi - L ( )2

20,5 - 11,9 - 1,95 0,474421 - 25 0,1036 7 4,144 2,856 8,1567 1,9683

25,5 - 6,9 - 1,13 0,370826 - 30 0,2491 9 9,964 - 0,964 0,9292 0,0932

30,5 - 1,9 - 0,31 0,121731 - 35 0,3096 9 12,384 - 3,384 11,451 0,9246

35,5 3 0,49 0,187936 - 40 0,2203 12 8,812 3,188 10,1633 1,1533

40,5 8,1 1,33 0,408241 - 45 0,076 3 3,04 - 0,04 0,0016 0,0005

45,5 13,1 2,15 0,4842Jumlah 40 4,13945

4,13945 < 9,49

71

Page 72: Skripsi Rasmini Nim 4105066

Kesimpulan : Data berdistribusi Normal

72

Page 73: Skripsi Rasmini Nim 4105066

UJI HOMOGENITAS

1. Skor Tes Awal Kelas pendekatan formal dan Kelas pendekatan Informal

a. Data : = 3,8

= 3,84

b. Hipotesis yang diuji

Ho = Hipotesis pembanding, kedua Varians sama/homogen

Ha = Hipotesis kerja, kedua varians tidak sama/tidak homogen

c. Nilai Fhitung

Simpangan baku pendekatan Informal lebih besar dari pada simpangan

baku kelas pendekatan formal maka :

=

= 1,02

d. Nilai F tabel

Nilai F tabel dengan derajat kebebasan (dk) = 40 – 1 = 39 dan 40 - 1 = 39 dan

= 0,05. Nilai F dengan dk = (39;39) tersebut tidak terdapat didalam tabel,

maka nilai Ftabel ditentukan dengan menggunakan harga F yang lain yang

ber-dk = (40;40). Jadi nilai Ftabel = 1,69

73

Page 74: Skripsi Rasmini Nim 4105066

e. Uji Hipotesis

F hitung = 1,02 dan Ftabel = 1,69 karena F hitung < Ftabel, maka Ho diterima. Dengan

demikian kedua varians skor tes awal adalah sama (homogen)

2. Skor Tes Akhir Kelas pendekatan formal dan Kelas pendekatan Informal

a. Data : = 7,05

= 6,09

b. Hipotesis yang diuji

Ho = Hipotesis pembanding, kedua varians sama/homogen

Ha = Hipotesis kerja, kedua varians tidak sama/tidak homogen

c. Nilai Fhitung

Simpangan baku kelas pendekatan Informal lebih besar dari pada

simpangan baku kelas pendekatan formal maka :

=

= 1,344

d. Nilai F tabel

Nilai F tabel dengan derajat kebebasan (dk) = 40 – 1 = 39 dan 40 - 1 = 39 dan

= 0,05. Nilai F dengan dk = (39;39) tersebut tidak terdapat didalam tabel,

maka nilai Ftabel ditentukan dengan menggunakan harga F yang lain yang

ber-dk = (40;40). Jadi nilai Ftabel = 1,69

e. Uji Hipotesis

74

Page 75: Skripsi Rasmini Nim 4105066

F hitung = 1,344 dan Ftabel = 1,69 karena F hitung < Ftabel, maka Ho diterima.

Dengan demikian kedua varians skor tes akhir adalah sama (homogen)

UJI KESAMAAN DUA RATA-RATA

75

Page 76: Skripsi Rasmini Nim 4105066

1. Uji kesamaan rata-rata skor tes awal

Hipotesis yang akan diuji adalah :

Ho = Hipotesis pembanding, rata-rata skor tes awal kelas pendekatan formal

dan kelas pendekatan Informal adalah sama.

Ha = Hipotesis kerja, rata-rata skor tes akhir kelas pendekatan formal lebih

besar dari skor tes kelas pendekatan Informal.

a. Data:

8,4 = 3,8

8,175 = 3,84

Indeks e untuk kelas pendekatan formal dan indeks k untuk kelas

pendekatan Informal.

b. Nilai thitung

Berdasarkan hasil analisis untuk skor tes awal maka:

dengan s2 =

Terlebih dahulu dicari simpangan baku gabungan antara dua kelompok

yaitu :

s2 =

=

=

76

Page 77: Skripsi Rasmini Nim 4105066

=

s =

s = 3,82

=

=

=

= 0,263

2. Uji kesamaan rata-rata skor tes akhir

Hipotesis yang akan diuji adalah :

Ho = Hipotesis pembanding, rata-rata skor tes awal kelas pendekatan formal

kurang dari atau sama dengan rata-rata kelas pendekatan Informal.

Ha = Hipotesis kerja, rata-rata skor tes akhir kelas pendekatan formal lebih

besar dari skor tes kelas pendekatan Informal.

a. Data:

38,5 = 7,05

32,4 = 6,09

Indeks e untuk kelas pendekatan formal dan indeks k untuk kelas

pendekatan Informal .

b. Nilai thitung

77

Page 78: Skripsi Rasmini Nim 4105066

Berdasarkan hasil analisis untuk skor tes awal maka:

dengan s2 =

Terlebih dahulu dicari simpangan baku gabungan antara dua kelompok

yaitu :

s2 =

=

=

=

s =

s = 6,59

=

=

=

= 4,122

78

Page 79: Skripsi Rasmini Nim 4105066

Lampiran 1DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Rasmini dilahirkan di lubuklinggau, propinsi Sumatera Selatan pada tanggal 6

juli 1986. Dia putrid dari keempat dari enam bersaudara dari pasangan Sulaiman

dan Hadida.

Pada tahun 1992 Sekolah Dasar Negeri 1 lubuklinggau,tamat tahun 1998.

Kemudian meneruskan studinya di Sekolah Menengah Pertama BK

Lubuklinggau, tamat tahun 2000. Kemudian melanjutkan studinya di Sekalah

Menengah Umum BK Lubuklinggau, tamat tahun 2004. Selanjutnya ia mengikuti

studi program S1 pada STKIP-PGRI Lubuklinggau, Jurusan MIPA, Program studi

Pendidikan FISIKA.

Sedangkan menurut djamarah (2000: ) : “Biasanya orang menginginkan

pendekatan yang lebih formal”. Pendekatan yang ditempuh oleh guru atau siswa

dalam memahami dan memperjelas materi untuk mencapai tujuan pembelajaran

secara sungguh-sungguh (Nasution, 2005:139)

79

Page 80: Skripsi Rasmini Nim 4105066

Berdasarkan analisis hasil uji coba tes hasil belajar, maka

rekapitulasi hasilnya sebagai berikut :

Tabel 3.4Rekapitulasi Hasil Uji Coba Tes Hasil Belajar

No Soal

ValiditasTingkat

KesukaranDaya Pembeda Keterangan

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

0,40

0,51

0,80

0,70

0,49

0,55

0,46

0,46

0,40

0,73

Rendah

Sedang

Tinggi

Tinggi

Sedang

Sedang

Sedang

Sedang

Rendah

Tinggi

0,5

0,53

0,67

0,58

0,54

0,67

0,62

0,47

0,66

0,52

Mudah

Sedang

Sedang

Sedang

Mudah

Mudah

Sedang

Mudah

Sedang

Sedang

0,18

0,35

0,27

0,20

0,18

0,22

0,23

0,24

0,32

0,38

Jelek

Cukup

Cukup

Jelek

Jelek

Cukup

Cukup

Cukup

Cukup

Cukup

Tidak Dipakai

Dipakai

Dipakai

Dipakai

Tidak Dipakai

Dipakai

Dipakai

Dipakai

Dipakai

Dipakai

80