SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... ·...
Transcript of SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... ·...
SKRIPSI
RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
PERSEBARAN SITUS ARKEOLOGI BERBASIS WEB DI
WILAYAH PULAU JAWA
(Studi Kasus : Pusat Arkeologi Nasional)
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sistem Informasi
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh:
MUHAMAD ICKWAN SANTOSO
1110093000052
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2016 M / 1437 H
i
SKRIPSI
RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
PERSEBARAN SITUS ARKEOLOGI BERBASIS WEB DI
WILAYAH PULAU JAWA
(STUDI KASUS: PUSAT ARKEOLOGI NASIONAL)
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sistem Informasi
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh:
MUHAMAD ICKWAN SANTOSO
1110093000052
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2016 M / 1437 H
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
PERSEBARAN SITUS ARKEOLOGI BERBASIS WEB DI
WILAYAH PULAU JAWA
(STUDI KASUS: PUSAT ARKEOLOGI NASIONAL)
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer
Program Studi Sistem Informasi pada Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh:
MUHAMAD ICKWAN SANTOSO
1110093000052
Menyetujui
Pembimbing I Pembimbing II
Zainul Arham, M.Si Eva Khudzaeva, M.Si
NIP: 19740730 200710 002 NIP:
Mengetahui
Ketua Prodi Sistem Informasi
Nia Kumaladewi, MMSI
NIP: 19750412 200710 2 002
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi yang berjudul “Rancang Bangun Sistem Informasi Geografis Persebaran
Situs Arkeologi Berbasis Web Di Wilayah Pulau Jawa (Studi Kasus: Pusat
Arkeologi Nasional)” telah diuji dan dinyatakan lulus dalam sidang munaqosyah
Fakultas Sains dan Teknologi pada hari Rabu, 11 November 2015. Skripsi ini telah
diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana strata satu (S1) pada
Program Studi Sistem Informasi.
Menyetujui,
Penguji I
Zulfiandri, MMSI
NIP. 19700130 200501 1003
Penguji II
Eri Rustamaji, MBA
NIP.
Pembimbing I
Zainul Arham, M.Si
NIP. 19740730 200710 1002
Pembimbing II
Eva Khudzaeva, M.Si
NIP.
Mengetahui,
Dekan Fakultas Sains dan Teknologi
Dr. Agus Salim,S.Ag.,M.Si
NIP. 19720816 199903 1 003
Ketua Prodi Sistem Informasi
Nia Kumaladewi, MMSI
NIP: 19750412 200710 2 002
iv
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-
BENAR HASIL DARI KARYA SAYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH
DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA
PERGURUAN TINGGI LAIN ATAU LEMBAGA MANAPUN.
Jakarta, Januari 2016
Muhamad Ickwan Santoso
NIM: 1110093000029
v
ABSTRAK
MUHAMAD ICKWAN SANTOSO – 1110093000052, Perancangan Sistem
Informasi Geografis Persebaran Situs Arkeologi Berbasis Web di Wilayah Pulau
Jawa dibawah bimbingan ZAINUL ARHAM dan EVA KHUDZAEVA.
Pusat Arkeologi Nasional merupakan kelembagaan pemerintah yang sekarang ini
bernaung dibawah Kementerian Pendidikan dan Budaya. Lembaga ini telah
melakukan banyak penelitian, berbagai macam temuan warisan budaya bangsa
telah di teliti dan disimpan. Salah satu warisan budaya yang diteliti adalah
mengenai situs Arkeologi. Jumlah situs arkeologi untuk daerah pulau jawa dari
tahun 2006-2014 saja mencapai 1016 situs. Melihat dari data statistik yang
dimiliki oleh Pusat Arkeologi Nasional, begitu banyak hasil temuan yang telah
dilakukan oleh para peneliti dan begitu banyak warisan budaya yang dimiliki
bangsa Indonesia. Namun dalam hal pelestarian, pencatatan, dan dalam
memberikan informasi kepada masyarakat terhadap pentingnya warisan budaya
untuk saat ini masih kurang. Untuk itu peran teknologi sangat dibutuhkan
khususnya dalam pencatatan database situs dan memberikan informasi mengenai
situs arkeologi. Oleh karena itu peneliti membangun suatu sistem yang bertujuan
untuk menghasilkan suatu sistem geografis yang berbasis web mengenai
persebaran lokasi-lokasi penemuan situs arkeologi serta dapat memberikan
informasi mengenai situs arkeologi kepada publik. Untuk metode pengembangan
sistem menggunakan Rapid Application Development (RAD) yang dimodelkan
dengan tools Unified Modelling Language (UML). Menggunakan bahasa
pemrograman PHP dan database menggunakan MySQL serta untuk tampilan peta
menggunakan Google Maps API. Penelitian ini menghasilkan suatu sistem
informasi geografis mengenai persebaran dan pencarian lokasi penemuan situs
sejarah di wilayah pulau jawa.
Kata Kunci: Sistem Informasi Geografis, Persebaran, situs arkeologi, RAD
(Rapid Application Development), UML (Unified Modelling Language), Peta,
Google Maps API, PHP.
V Bab + 185 Halaman + ci Halaman + 71 Gambar + 4 Simbol + 34 Tabel + 4
Lampiran + Pustaka
Pustaka acuan (21, 2002 - 2014)
vi
KATA PENGANTAR
Bismillaahirrahmaanirrahiim …
Alhamdulillah wa kabiratun sukru illa Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan nikmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
akhir (skripsi) ini. Shalawat beserta salam tak lupa dicurahkan kepada junjungan
kita nabi besar yakninya baginda Muhammad SAW yang telah memberikan
petunjuk kepada manusia dari manusia belum ada di dunia sampai nanti akhir
zaman, serta keluarga dan sahabat Nabi yang dicintainya.
Penulis sangat menyadari bahwa tugas akhir (skripsi) ini masih jauh dari
kata “sempurna” dan banyak kekurangan didalamnya. Namun dengan demikian
penulis berharap dengan skripsi ini dapat memperoleh gelar sarjana (S-1) dalam
bidang Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Skripsi yang berjudul “Rancang Bangun Sistem Informasi Geografi
Spasial Persebaran Situs Arkeologi Berbasis Web Di Wilayah Pulau Jawa
(Studi Kasus: Pusat Arkeologi Nasional)”, yang akhirnya dapat diselesaikan
sesuai yang diharapkan oleh penulis. Selama penyusunan skripsi ini tentu banyak
kesulitan dan hambatan yang dihadapi penulis, baik dalam pengumpulan data,
materi tulisan dan lain sebagainya. Namun berkat kesungguhan hati dan bantuan
dari berbagai pihak, sehingga segala kesulitan tersebut dapat diatasi. Kebahagiaan
yang tak ternilai bagi penulis secara pribadi adalah dapat mempersembahkan yang
terbaik untuk orangtua dan keluarga serta pihak-pihak yang turut membantu dan
mendoakan penulis.
vii
Sebagai bentuk penghargaan maka izinkanlah penulis menuangkan dalam
bentuk ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Dr. Agus Salim, S.Ag, M.Si selaku Dekan Fakultas Sains dan
Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Nia Kumala Dewi, MMSI selaku Ketua Program Studi Sistem
Informasi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Zainul Arham, M.Si selaku dosen pembimbing pertama yang
telah sabar membimbing dan banyak memberi masukan dan
pengarahannya kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
4. Ibu Eva Khudzaeva, M.Si selaku dosen pembimbing kedua yang telah
sabar membimbing dan banyak memberi masukan dan pengarahannya
kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
5. Ibu dan Bapak tercinta yang tak hentinya memberikan dukungan,
semangat dan doa restu sehingga penulis ingin selalu mempersembahkan
yang terbaik untuk mereka. Terima kasih juga kakak satu-satunya yaitu
M. Nur Ichsan yang terus memberikan semangat dan do’a kepada
penulis.
6. Terima kasih juga untuk Bapak Frandus selaku pembimbingan lapangan
yang telah bersedia memberikan data-data yang penulis butuhkan serta
meluangkan waktunya untuk diwawancara oleh penulis.
7. Terimakasih Sahabat-sahabat PMII KOMFAST yang telah banyak
memberikan ilmu yang bermanfaat dan pengalaman yang berharga bagi
viii
penulis, serta motivasi yang baik sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini.
8. Terimakasih kepada teman-teman yang telah meluangkan waktu dan
pikirannya untuk membantu penulis dalam menyelesaikan aplikasi,
velan, gilang, dan latif. Serta sahabat-sahabat SI B 2010 yang juga
banyak membantu dan terus memberikan semangat, dukungan dan
kebersamaan yang dirindukan. Untuk teman-teman SI A 2010 juga
terimakasih karena sudah banyak memberikan semangat khususnya
Olow.
9. Seluruh pihak yang telah banyak berjasa terhadap proses penyelesaian
skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu namun tidak
mengurangi sedikitpun rasa terima kasih terhadap penulis.
Akhirnya atas segala bantuan dari semua pihak, Penulis
mengucapkan terima kasih dan berdoa kepada Allah SWT semoga apa
yang telah diberikan dijadikan amal kebaikan dan bermanfaat, serta
mendapatkan balasan yang setimpal di akhirat kelak. Dan mudah-
mudahan tugas akhir (skripsi) ini bermanfaat bagi kita semua.
Aamiin ya rabbal’alamin…
Jakarta, Januari 2016
Muhamad Ickwan Santoso
NIM: 1110093000052
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. iii
PERNYATAAN .................................................................................................... iv
ABSTRAK .............................................................................................................. v
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xvii
DAFTAR SIMBOL ............................................................................................ xix
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1
1.2 Identifikasi Masalah ........................................................................................ 11
1.3 Rumusan Masalah ........................................................................................... 12
1.4 Batasan Masalah ............................................................................................. 12
1.5 Tujuan Penelitian ........................................................................................... 14
1.6 Manfaat Penelitian .......................................................................................... 14
1.6.1 Bagi Penulis .............................................................................................. 14
1.6.2 Bagi Universitas ....................................................................................... 15
1.6.3 Bagi Pusat Arkeologi Nasional ............................................................... 15
1.6.4 Bagi Masyarakat Umum ......................................................................... 16
1.7 Metodologi Penelitian ..................................................................................... 16
1.7.1 Metode Pengumpulan Data .................................................................... 16
1.7.2 Metode Pengembangan Sistem............................................................... 18
1.8 Sistematika Penulisan ..................................................................................... 18
BAB II ................................................................................................................... 20
LANDASAN TEORI ........................................................................................... 20
2.1 Pengertian Rancang Bangun .......................................................................... 20
2.2 Konsep Dasar Sistem Informasi ..................................................................... 21
x
2.2.1 Pengertian Sistem .................................................................................... 21
2.2.2 Karakteristik Sistem ............................................................................... 22
2.2.3 Data dan Informasi ................................................................................. 25
2.2.4 Atribut Informasi .................................................................................... 27
2.2.5 Kriteria Sistem Informasi ....................................................................... 28
2.2.6 Komponen Sistem Informasi .................................................................. 29
2.2.7 Kegiatan Sistem Informasi ..................................................................... 30
2.3 Pengertian Geografi dan Peta ........................................................................ 30
2.3.1 Pengertian Geografi ................................................................................ 30
2.3.2 Pengertian Peta ........................................................................................ 31
2.3.3 Klasifikasi Peta ........................................................................................ 32
2.3.4 Penyusunan Peta ..................................................................................... 33
2.3.5 Komponen Peta ....................................................................................... 33
2.4 Sistem Informasi Geografi .............................................................................. 35
2.4.1 Pengertian Sistem informasi Geografi .................................................. 35
2.4.2 Komponen Sistem Informasi Geografi .................................................. 35
2.4.3 Fungsi Sistem Informasi Geografis ........................................................ 37
2.4.4 Kemampuan SIG ..................................................................................... 37
2.4.5 Jenis Data dalam Sistem Informasi Spasial .......................................... 40
2.5 Pengertian Persebaran .................................................................................... 42
2.6 Pendekatan Membangun Web GIS ................................................................ 43
2.6.1 Arsitektur Web GIS ................................................................................. 43
2.4.1 Client Server ............................................................................................. 45
2.7 Database dan DBMS........................................................................................ 46
2.7.1 Database ................................................................................................... 46
2.7.2 Keuntungan Database ............................................................................. 47
2.7.3 Database Management Sistem (DBMS) ................................................. 48
2.7.4 Keuntungan DBMS ................................................................................. 48
2.7.5 Database Spasial ...................................................................................... 49
2.8 SIG Berbasis Web ........................................................................................... 51
2.9 Metode Pengumpulan Data ............................................................................ 51
2.9.1 Observasi .................................................................................................. 52
2.9.2 Studi Pustaka ........................................................................................... 52
xi
2.9.3 Wawancara .............................................................................................. 52
2.10 Metode Pengembangan Sistem ...................................................................... 53
2.10.1 Rapid Application Development ............................................................ 53
2.10.2 UML (Unified Modelling Language) ...................................................... 54
2.10.3 Diagram dalam UML .............................................................................. 55
2.11 Pengujian dengan Black Box .......................................................................... 60
2.12 Tools Pembuatan Aplikasi .............................................................................. 61
2.12.1 ArcGIS ..................................................................................................... 61
2.12.2 Google Maps API .................................................................................... 63
2.12.3 Direction (Arah) ...................................................................................... 65
2.12.4 Pengertian Keyhole Markup Language (KML) ................................... 65
2.13 Tools Pengembangan Aplikasi Web ............................................................... 67
2.13.1 Adobe Photoshop ..................................................................................... 67
2.13.2 Macromedia Dreamweaver .................................................................... 67
2.13.3 XAMPP .................................................................................................... 68
2.13.4 MySQL ..................................................................................................... 69
2.13.5 PHP ........................................................................................................... 69
2.13.6 Kemampuan PHP .................................................................................... 70
2.14 Pengertian Situs ............................................................................................... 71
2.15 Periodisasi Sejarah Kebudayaan Indonesia .................................................. 74
2.16 Pengertian Arkeologi ...................................................................................... 76
2.16.1 Bentuk/Jenis Data Arkeologi .................................................................. 77
BAB III ................................................................................................................. 79
METODOLOGI PENELITIAN ......................................................................... 79
3.1 Waktu Dan Tempat penelitian ....................................................................... 79
3.2 Perangkat dan Data Penelitian ...................................................................... 79
3.2.1. Perangkat Penelitian ............................................................................... 79
3.2.2. Data Penelitian ......................................................................................... 80
3.3 Metode Penelitian ............................................................................................ 81
3.3.1. Metode Pengumpulan Data .................................................................... 81
3.3.1.1. Observasi .................................................................................................. 81
3.3.1.2. Studi Pustaka ........................................................................................... 81
3.3.1.3. Wawancara .............................................................................................. 85
xii
3.4. Metode Pengembangan Sistem ...................................................................... 85
3.4.1 Proses Perencanaan Syarat (Requirements Planning) .......................... 86
3.4.2 Proses Desain (Workshop Desain) ......................................................... 87
3.4.3 Implementation ......................................................................................... 88
3.5. Kerangka Penelitian ........................................................................................ 88
BAB IV ................................................................................................................. 90
PEMBAHASAN ................................................................................................... 90
4.1 Requirement Planning .................................................................................... 90
4.1.1 Tahap Identifikasi Tujuan dan Syarat Informasi ................................ 90
4.1.2 Tahap Identifikasi Sistem ..................................................................... 101
4.2 Workshop Design ........................................................................................... 105
4.2.1 Desain Sistem ......................................................................................... 105
4.2.2 Cardinality mapping ............................................................................. 149
4.2.3 Logical Record Structured ................................................................... 150
4.2.4 Sequence Diagram ................................................................................. 151
4.2.5 Spesifikasi Database .............................................................................. 159
4.2.6 Desain Interface ..................................................................................... 167
4.3 Implementation ............................................................................................... 175
4.3.1 Implementation Workflow (Pengkodean) ............................................ 175
4.3.2 Pengujian Sistem ................................................................................... 176
BAB V ................................................................................................................. 181
PENUTUP .......................................................................................................... 181
5.1. Kesimpulan .................................................................................................... 181
5.2. Saran ............................................................................................................... 182
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 183
LAMPIRAN ....................................................................................................... xxii
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. 1 Grafik Penemuan Situs Arkeologi Di Wilayah Jawa Tahun 2006-
2014 (Sumber: Pusat Arkeologi Nasional, 2014) .......................................... 3
Gambar 1. 2 Grafik Statistik Situs Arkeologi Berdasarkan Periodesasi 2006-2014
(Sumber: Pusat Arkeologi Nasional, 2014) ................................................... 3
Gambar 2. 1 Karakteristik Sistem (Jogiyanto, 2008) ............................................ 23
Gambar 2. 2 Atribut Informasi (Prahasta, 2005) ................................................... 27
Gambar 2. 3 Komponen Sistem Informasi (Ladjamudin, 2005) ........................... 29
Gambar 2. 4 Bentuk Data Geografis (Sumber: Riyanto,2009).............................. 33
Gambar 2. 5 Komponen SIG (Prahasta, 2009) ...................................................... 37
Gambar 2. 6 Sistem Koordinat UTM (Prahasta, 2009) ......................................... 39
Gambar 2. 7 Sistem Proyeksi UTM (Prahasta, 2009) ........................................... 39
Gambar 2. 8 Arsitektur Web GIS (Sanjaya, 2005) ................................................ 43
Gambar 2. 9 Thin Vs Thick Sistem pada Client Server (Sumber: Sanjaya, 2005) . 44
Gambar 2. 10 Fase-fase RAD (Sumber: Kendall & Kendall ,2010) ..................... 53
Gambar 2. 11 Contoh Diagram Usecase (Whitten et al., 2004) ........................... 56
Gambar 2. 12 Diagram Activity (Whitten et al., 2004) .......................................... 58
Gambar 2. 13 Diagram Class (Whitten et al., 2004) ............................................ 59
Gambar 2. 14 Diagram Sequence (Whitten et al., 2004) ...................................... 59
Gambar 2. 15 Struktur KML (Purvis, 2006) ......................................................... 66
Gambar 2. 16 Contoh Menhir (Sumber : http://psb.sman82-jakarta.sch.id/cgi-
bin/mo_full.cgi?moid=55&fname=sej102_05.htm, (2010)) ........................ 73
xiv
Gambar 2. 17 Contoh Dolmen (Sumber : http://psb.sman82-jakarta.sch.id/cgi-
bin/mo_full.cgi?moid=55&fname=sej102_05.htm, (2010)) ........................ 73
Gambar 2. 18 Punden berundak-undak dan ilustrasinya (Sumber
http://psb.sman82-jakarta.sch.id/cgi-
bin/mo_full.cgi?moid=55&fname=sej102_05.htm, (2010)) ........................ 74
Gambar 3. 1 Kerangka Berfikir ............................................................................. 89
Gambar 4. 1 Struktur Organisasi Pusat Arkeologi Nasional (Pusarkenas, 2014) . 95
Gambar 4. 2 Analisis Sistem Berjalan Dalam Pencatatan Hasil Penelitian
(Pusarkenas, 2014) ....................................................................................... 98
Gambar 4. 3 Sistem Berjalan Publik Dalam Mendapatkan Data (Pusarkenas,
2014) .......................................................................................................... 100
Gambar 4. 4 Analisis Sistem Usulan ................................................................... 103
Gambar 4. 5 Laporan Document of Flow ............................................................ 104
Gambar 4. 6 Diagram Usecase ............................................................................ 109
Gambar 4. 7 Diagram Activity Registrasi ............................................................ 128
Gambar 4. 8 Diagram Activity Login ................................................................... 129
Gambar 4. 9 Diagram Activity Konfirmasi Registrasi ......................................... 130
Gambar 4. 10 Diagram Activity Konfirmasi Registrasi ....................................... 131
Gambar 4. 11 Diagram Activity Kelola Data Situs .............................................. 132
Gambar 4. 12 Diagram Activity Lihat Grafik ...................................................... 134
Gambar 4. 13 Diagram Activity Verifikasi Data Situs........................................ 135
Gambar 4. 14 Diagram Activity Kelola Peta....................................................... 136
Gambar 4. 15 Diagram Activity Lihat Peta .......................................................... 137
xv
Gambar 4. 16 Diagram Activity Cari Lokasi ....................................................... 138
Gambar 4. 17 Diagram Activity Kelola Profil ..................................................... 139
Gambar 4. 18 Diagram Activity Lihat Profil........................................................ 140
Gambar 4. 19 Diagram Activity Kelola Pesan ..................................................... 141
Gambar 4. 20 Diagram Activity Kelola Berita dan Artikel.................................. 142
Gambar 4. 21 Diagram Activity Lihat Berita dan Artikel .................................... 143
Gambar 4. 22 Diagram Activity Lihat Pesan ....................................................... 144
Gambar 4. 23 Diagram Activity Mengisi Contact us ........................................... 145
Gambar 4. 24 Class Diagram .............................................................................. 148
Gambar 4. 25 Desain Database ........................................................................... 149
Gambar 4. 26 Logical Record Structured ............................................................ 150
Gambar 4. 27 Diagram Sequence Registrasi ...................................................... 151
Gambar 4. 28 Diagram Sequence Login .............................................................. 152
Gambar 4. 29 Diagram Sequence Input Data Situs ............................................. 153
Gambar 4. 30 Diagram Sequence Input Data Peta .............................................. 154
Gambar 4. 31 Diagram Sequence Pesan .............................................................. 155
Gambar 4. 32 Diagram Sequence Kelola Profil .................................................. 156
Gambar 4. 33 Diagram Sequence Input Berita dan Artikel ................................. 157
Gambar 4. 34 Diagram Sequence Contact us ...................................................... 158
Gambar 4. 35 Interface Registrasi ....................................................................... 167
Gambar 4. 36 Interface Login ............................................................................. 168
Gambar 4. 37 Interface Verifikasi Data Klien .................................................... 168
Gambar 4. 38 Interface Kelola Data Klien .......................................................... 169
xvi
Gambar 4. 39 Interface Kelola Data Situs ........................................................... 169
Gambar 4. 40 Interface Verifikasi Data Situs ..................................................... 170
Gambar 4. 41 Interface Kelola Peta .................................................................... 170
Gambar 4. 42 Interface Kelola Profil .................................................................. 171
Gambar 4. 43 Interface Kelola Berita dan Artikel .............................................. 171
Gambar 4. 44 Interface Contact us ..................................................................... 172
Gambar 4. 45 Interface Kelola Pesan ................................................................. 172
Gambar 4. 46 Interface Beranda Publik .............................................................. 173
Gambar 4. 47 Interface Lihat Peta Publik ........................................................... 173
Gambar 4. 48 Interface Contact us Publik .......................................................... 174
Gambar 4. 49 Interface Lihat Berita .................................................................... 174
Gambar 4. 50 Interface Cari Lokasi .................................................................... 175
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. 1 Data Temuan Situs Arkeologi Wiayah Jawa Tahun 2006-2014
(Sumber: Pusat Arkeologi Nasional, 2014) ................................................... 2
Tabel 2. 1 Tabel Keterangan Sumber Data Spasial (Prahasta, 2009) .................... 40
Tabel 2. 2 Daftar database (Betha, 2006) ............................................................. 70
Tabel 3. 1 Peneletian Sejenis ................................................................................. 84
Tabel 4. 1 Tabel Nama Balar Pada Pusat Arkeologi Nasional (Pusarkenas, 2014)
...................................................................................................................... 95
Tabel 4. 2 Identifikasi Aktor................................................................................ 105
Tabel 4. 3 Identifikasi Usecase............................................................................ 106
Tabel 4. 4 Narasi Usecase Registrasi .................................................................. 110
Tabel 4. 5 Narasi Usecase Login ......................................................................... 111
Tabel 4. 6 Narasi Usecase Konfirmasi Registrasi ............................................... 112
Tabel 4. 7 Narasi Usecase Kelola Data Klien ..................................................... 113
Tabel 4. 8 Narasi Usecase Kelola Data Situs ...................................................... 114
Tabel 4. 9 Narasi Usecase Lihat Grafik .............................................................. 115
Tabel 4. 10 Narasi Usecase Verifikasi Data Situs ............................................... 116
Tabel 4. 11 Narasi Usecase Kelola Peta .............................................................. 117
Tabel 4. 12 Narasi Usecase Lihat Peta ................................................................ 119
Tabel 4. 13 Narasi Usecase Cari Lokasi ............................................................. 120
Tabel 4. 14 Narasi Usecase Kelola Profil ........................................................... 121
xviii
Tabel 4. 15 Narasi Usecase Lihat Profil .............................................................. 121
Tabel 4. 16 Narasi Usecase Kelola Pesan ........................................................... 122
Tabel 4. 17 Narasi Usecase Kelola Berita dan Artikel ........................................ 123
Tabel 4. 18 Narasi Usecase Lihat Berita dan Artikel .......................................... 124
Tabel 4. 19 Narasi Usecase Contact us ............................................................... 125
Tabel 4. 20 Narasi Usecase Kelola Contact us ................................................... 126
Tabel 4. 21 Keterangan Class Diagram .............................................................. 146
Tabel 4. 22 Tabel User ....................................................................................... 159
Tabel 4. 23 Tabel Klien ....................................................................................... 160
Tabel 4. 24 Tabel Situs ........................................................................................ 161
Tabel 4. 25 Tabel Peta ......................................................................................... 163
Tabel 4. 26 Tabel Pesan ....................................................................................... 164
Tabel 4. 27 Tabel Berita ...................................................................................... 165
Tabel 4. 28 Tabel Profil ....................................................................................... 165
Tabel 4. 29 Tabel Contact us ............................................................................... 166
Tabel 4. 30 Tabel Pengujian Metode Blackbox Level Administrator ................. 177
Tabel 4. 31 Tabel Pengujian Metode Blackbox Level Kasubbid ........................ 177
Tabel 4. 32 Tabel Pengujian Metode Blackbox Level Publik ............................. 178
Tabel 4. 33 Tabel Pengujian Metode Blackbox Level Klien .............................. 179
Tabel 4. 34 Tabel Pengujian Metode Blackbox Level Kabid .............................. 179
Tabel 4. 35 Tabel Pengujian Metode Blackbox Level Kasat ............................... 180
Tabel 4. 36 Tabel Pengujian Metode Blackbox Level Peneliti............................ 180
xix
DAFTAR SIMBOL
SIMBOL USE-CASE MODEL DIAGRAM
(Whitten et al, 2004)
Simbol Keterangan
Actor
Use case
Association
Extends
Uses (includes)
System boundary
xx
SIMBOL ACTIVITY DIAGRAM
(Whitten et al, 2004)
Simbol Keterangan
State
Control Flow
Initial State
Final State
Transition
Decision
Swimlane
xxi
SIMBOL SEQUENCE DIAGRAM
(Whitten et al, 2004)
Simbol Keterangan
Object
Lifeline
Behaviors (operations)
Messages
SIMBOL CLASS DIAGRAM
(Whitten et al, 2004)
Simbol Keterangan
Class :
1. Class name
2. Attribute
3. Operation
Associotion
Generalization
Agregation
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pusat Arkeologi Nasional yang berdiri sekitar tahun 1901 merupakan
kelembagaan pemerintah yang sekarang ini bernaung dibawah Kementerian
Pendidikan dan Pariwisata. Lembaga yang didirikan pada masa kolonial
belanda ini terbentuk atas perhatian pemerintah kolonial Belanda yang melihat
banyaknya warisan budaya yang terbengkalai dan tidak ada institusi
pengelolanya. Karena melihat begitu pentingnya warisan budaya bagi ilmu
pengetahuan dan sebagai jatidiri bangsa Indonesia.
Berangkat dari pemahaman tersebut, Pusat Arkeologi Nasional
mengemban misi yang tidak ringan yang secara garis besar meliputi penelitian
dan pemasyarakatan hasil-hasilnya. Penelitian sebagai tugas pokok, memiliki
sifat dimensional yaitu di satu sisi penelitian ditujukan untuk kepentingan
akademis, di sisi lain untuk kepentingan ideologis dan praktis. Penelitian
untuk akademis adalah penelitian untuk kemajuan ilmu pengetahuan.
Penelitian untuk kepentingan ideologis adalah penelitian untuk menggali
kerifan atau nilai-nilai luhur masa lampau untuk memperkokoh jatidiri
bangsa. Penelitian untuk kepentingan praktis ialah pemanfaatan hasil
penelitian untuk kepentingan masyarakat. Sesuai dengan tugas pokok dan
fungsi lembaga, yakni menyelenggarakan penelitian, maka penelitian
2
2
arkeologi harus dapat menjangkau di seluruh pelosok wilayah Kepulauan
Nusantara, guna mengaktualisasikan budaya lokal dan daerah. Saat ini Pusat
Arkeologi Nasional telah memiliki 10 Unit PelaksanaTeknis, yaitu Balai
Arkeologi sebagai perpanjangan tangan Pusat Arkeologi Nasional untuk
mengakselerasi kemajuan arkeologi lokal-kewilayahan.
Pusat Arkeologi Nasional telah melakukan banyak penelitian di
belahan bumi Nusantara, berbagai macam temuan warisan budaya bangsa
telah di teliti dan disimpan dan ada juga yang dijadikan sebagai tempat
pariwisata. Karena banyaknya hasil temuan yang dilakukan oleh Pusat
Arkeologi Nasional, maka untuk saat ini peneliti mengambil hasil temuan
situs arkeologi yang berada khusus di wilayah Pulau Jawa.
Tabel 1. 1 Data Temuan Situs Arkeologi Wiayah Jawa Tahun 2006-2014
(Sumber: Pusat Arkeologi Nasional, 2014)
Tahun Prasejarah Klasik Islam
Kolonial Tidak Jelas
Asal-usulnya Jumlah
Penelitian
2006 8 4 14 2 28
2007
29 29
2008 8 13 6 8 35
2009 83 80 71
234
2010 59 79 71
209
2011
186 186
2012
13
83 96
2013 1
17
18
2014 18 156
7 181
Total 177 345 179 315 1016
3
3
Gambar 1. 1 Grafik Penemuan Situs Arkeologi Di Wilayah Jawa Tahun
2006-2014 (Sumber: Pusat Arkeologi Nasional, 2014)
Gambar 1. 2 Grafik Statistik Situs Arkeologi Berdasarkan Periodesasi 2006-
2014 (Sumber: Pusat Arkeologi Nasional, 2014)
Tahun Penelitian
Jumlah Penemuan Situs
Tahun Penelitian
Jumlah Penemuan Situs
4
4
Dengan keterangan : (1) Tahun 2006 situs Prasejarah mencapai 8 situs,
situs Klasik mencapai 4 situs, situs Islam/Kolonial mencapai 14 situs, dengan
jumlah temuan situs purbakala mencapai 28 temuan situs. (2) Tahun 2007
temuan situs yang tidak diketahui asal-usulnya mencapai 29 situs, dengan
jumlah temuan situs purbakala mencapai 29 situs. (3) Tahun 2008 situs
Prasejarah mencapai 8 situs, situs Klasik mencapai 13 situs, situs
Islam/Kolonial mencapai 6 situs, dan situs yang tidak diketahui asal-usulnya
mencapai 8 situs, dengan jumlah temuan situs purbakala mencapai 35 situs.
(4) Tahun 2009 situs Prasejarah mencapai 83 situs, situs Klasik mencapai 80
situs, situs Islam/Kolonial mencapai 71 situs, dengan jumlah temuan situs
purbakala mencapai 234 situs. (5) Tahun 2010 situs Prasejarah mencapai 59
situs, situs Klasik mencapai 79 situs, situs Islam/Kolonial mencapai 71 situs,
dengan jumlah temuan situs purbakala mencapai 209 situs. (6) Tahun 2011
jumlah penemuan situs purbakala yang tidak diketahui asal-usulnya mencapai
186 situs. (7) Tahun 2012 situs Klasik mencapai 13 situs, dan situs yang tidak
diketahui asal-usulnya mencapai 83 jumlah temuan situs purbakala mencapai
96 situs. (8) Tahun 2013 situs Prasejarah mencapai 1 situs, situs
Islam/Kolonial mencapai 17 situs, dengan jumlah temuan situs purbakala
mencapai 18 situs. (9) Tahun 2014 situs Prasejarah mencapai 18 situs, situs
Klasik mencapai 156 situs, dan situs yang tidak diketahui asal-usulnya
mencapai 7 situs, dengan jumlah temuan situs purbakala mencapai 181 situs.
Melihat jumlah temuan mencapai 1016 situs, Pulau Jawa dikategorikan
5
5
memiliki peninggalan situs terbanyak dan sebagai titik pusat penelitian
arkeologi.
Adapun penelitian mengenai sistem informasi spasial pernah
dilakukan sebelumnya oleh beberapa peneliti, seperti penelitian yang
dilakukan oleh Fadhila (2012) dalam penelitiannya yang berjudul “Pembuatan
Sistem Informasi Situs Purbakala Berbasis Webgis (Studi Kasus: Delta
Brantas)”. Dalam penelitian saya yang membedakan dengan penelitian
tersebut adalah metodologinya menggunakan System Development Life Cycle
(SDLC) waterfall melalui 4 tahapan, dari perencanaan, analisis, perancangan
dan implementasi. hasil produk dari karya tulis ini mampu menyajikan peta
sebaran situs purbakala di Delta Brantas khususnya Kabupaten Sidoarjo,
Menggunakan tools ArcGis dan mampu menganalisa jarak terjauh antara
situs-situs berada pada lokasi Candi Tawangalun-Situs Kedungklinter dan
untuk jarak terdekat situs-situs berada pada lokasi Candi Pamotan 1-Candi
Pamotan II.
Menurut penelitian oleh Damayantie F.H. (2013) dalam penelitiannya
yang berjudul “Rancang Bangun Sistem Informasi Spasial Objek Wisata
Cagar Budaya Berbasis Web di Provinsi DKI Jakarta”. Metode yang
digunakan sama yaitu menggunakan RAD (Rapid Aplication Development)
yang meliputi 3 tahap yaitu fase requirement planning, fase workshop design,
dan fase implementation. Hasil produk dari penelitian tersebut yakni mampu
menampilkan peta spasial untuk mengetahui posisi geografis cagar budaya
yang ada di DKI Jakarta, dan dapat menampilkan informasi mengenai objek
6
6
wisata cagar budaya yang ada di DKI Jakarta. Dalam penelitian saya yang
membedakan dengan penelitian tersebut adalah memberikan informasi situs
sejarah menggunakan peta sebagai media visualisai lokasi titik penemuan
situs itu berada.
Menurut penelitian Romadhon, M. (2014) dalam penelitiannya yang
berjudul “Perancangan Aplikasi Sistem Informasi Geografis Lokasi Situs
Bersejarah Peninggalan Kerajaan Majapahit Di Kabupaten Mojokerto
Berbasis Android”. Metodologi yang digunakan System Development Life
Cycle (SDLC) waterfall melalui 4 tahapan analisis sistem, desain sistem,
pengujian sistem, implementasi. Produk dari karya tulis ini dapat memberikan
informasi mengenai peta letak Situs Bersejarah peninggalan kerajaan
Majapahit yang ada di Kabupaten Mojokerto dengan aplikasi yang ada di
smartphone android. Dalam penelitian saya yang membedakan dengan
penelitian tersebut adalah memberikan informasi yang lebih lengkap dan
detail mengenai sejarah dan lokasi penemuan situs sejarah, dan data yang
ditampilkan lebih luas bukan hanya satu wilayah saja tapi wilayah pulau jawa.
Menurut penelitian Agnes Rusnalia Trisnawati dan Bangun Muljo
Sukojo (2011) dalam penelitiannya yang berjudul “Pembuatan Sistem
Informasi Bangunan Cagar Budaya Berbasis Webgis (Studi Kasus : Kota
Surabaya)”. Metode pengembangan sistem yang akan digunakan dalam
penelitian ini adalah model Waterfall menurut Whitten (2004) yang memiliki
tahapan permulaan sistem, analisis sistem, desain sistem dan implementasi
sistem. Hasil yang diperoleh dari pembuatan sistem informasi bangunan
7
7
cagar budaya Kota Surabaya ini adalah program aplikasi berbasis web
yang dapat menunjukkan persebaran bangunan cagar budaya sebanyak
153 bangunan dan tersebar di wilayah Surabaya Pusat yang merupakan
pusat perkembangan kota lama serta beberapa pilihan jalur alternatif yang
telah ditentukan berdasarkan proses AHP. Dalam penelitian saya yang
membedakan dengan penelitian tersebut adalah dalam penelitian tersebut
memberikan informasi mengenai jalur lokasi situs, sedangkan dalam skripsi
yang saya buat informasi yang ditampilkan lebih lengkap dan detail mengenai
sejarah dan lokasi penemuan situs sejarah, dan data yang ditampilkan lebih
luas bukan hanya satu wilayah saja tapi wilayah pulau jawa, dan sudah
terintegrasi dengan google maps sehingga bisa menunjukan arah dimana
lokasi situs berada.
Menurut penelitian Rachmawati, V. (2010) dalam penelitiannya yang
berjudul “Aplikasi Web Pemetaan Informasi Wisata Sejarah Dan Budaya
Pada Wilayah DKI Jakarta”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Waterfall, yang menggunakan tahapan permulaan sistem, analisis
sistem, desain sistem, dan implementasi sistem. Web aplikasi pemetaan wisata
sejarah dan budaya DKI Jakarta ini menyajikan peta digital yang didalamnya
terdapat informasi mengenai lokasi wisata pada DKI Jakarta diantaranya
sejarah, lokasi, keunggulan, tarif, fasilitas yang ada. Pada aplikasi web
pemetaan ini dilengkapi dengan informasi pelengkap diantaranya profil,
berita-berita mengenai pariwisata, sejarah, masyarakat dan budaya. Dalam
penelitian saya yang membedakan dengan penelitian tersebut adalah
8
8
memberikan informasi yang lebih lengkap dan detail mengenai sejarah dan
lokasi penemuan situs sejarah, dan data yang ditampilkan lebih luas bukan
hanya satu wilayah saja tapi wilayah pulau jawa.
Melihat dari data statistik yang dimiliki oleh Pusat Arkeologi
Nasional dari tahun 2006 sampai 2014 menunjukkan bahwa begitu banyak
hasil temuan situs arkeologi yang telah dilakukan oleh para peneliti dan begitu
banyak warisan budaya yang dimiliki bangsa Indonesia khususnya pada pulau
jawa. Dalam hal pencatatan data situs arkeologi sesuai dengan UU No. 11
tahun 2010 Bab VI Register Nasional Cagar Budaya bagian keempat pasal 39
tentang pemerintah dan pemerintah daerah melakukan upaya aktif mencatat
dan menyebarluaskan informasi tentang cagar budaya dengan tetap
memperhatikan keamanan dan kerahasiaan data yang dianggap perlu sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, ini adalah sebagai acuan
bahwa data situs merupakan data penting milik Negara. Pada pusat arkeologi
nasional dalam mencatat data situs arkeologi masih mengunakan cara lama
dengan mencatat menggunakan form dalam bentuk kertas, kemudian baru
dipindahkan kedalam Microsoft excel oleh seorang peneliti, kemudian data
situs diserahkan kepada subbidang program untuk di ditribusikan ke pada
subbagian kepegawaian dan keuangan, subbagian rumah tangga, dan bidang
data dan informasi, kemudian subbagian data mengumpulkan data situs dan
memverifikasi data situs dari laporan penelitian yang di distribusikan oleh
program dengan cara memisahkan data koordinat yang benar-benar situs
dengan data koordinat yang bukan situs. Karena masih menggunakan
9
9
Microsoft excel pusat arkeologi nasional menemukan banyak kesulitan seperti
data yang tercecer dan sulit menemukan data yang sedang dibutuhkan karena
banyaknya data situs arkeologi, kemudian banyak data yang kosong tidak
terisi dengan benar pada saat pencatatan dilapangan, dan hilangnya data yang
bersifat kertas dan belum sempat terinput ke dalam database yag
mengakibatkan penelitian jadi sia-sia. Kemudian dalam memverifikasi data
situs, Subbagian data kesulitan dalam memverifikasi data situs arkeologi
karena seharusnya yang memverifikasi data situs harus orang yang melakukan
penelitian dilapangan yaitu peneliti dan harus menunggu sampai data di
distribusikan oleh subbagian program baru data diverifikasi.
Kemudian masyarakat yang ingin mendapatkan data situs arkeologi
untuk kebutuhan penelitian, mereka harus datang ke pusat arkeologi nasional
dengan membawa surat permohonan, dan harus menunggu surat balasan dari
kepala pusat arkeologi nasional baru data tersebut bisa diberikan kepada
masyarakat yang membutuhkan data tersebut. Dan regulasi lain yakni
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 1993 tentang
perlindungan benda cagar budaya juga menjelaskan bahwa melindungi benda
cagar budaya sebagai salah satu upaya bagi pelestarian warisan budaya
bangsa, merupakan ikhtiar untuk memupuk kebanggaan nasional dan
memperkokoh jatidiri bangsa. Upaya pelestarian benda cagar budaya tersebut,
sangat besar artinya bagi kepentingan pembinaan dan pengembangan sejarah,
ilmu pengetahuan, dan kebudayaan, serta pemanfaatan lainnya dalam rangka
memajukan kebudayaan bangsa demi kepentingan nasional. Untuk saat ini
10
10
peran pemerintah dan masyarakat terhadap peninggalan situs arkeologi di
pulau jawa masih belum maksimal, karena kurangnya pengetahuan
masyarakat terhadap pelestarian dan informasi mengenai situs arkeologi
menjadikan masyarakat kurangnya kepedulian dalam menjaga dan
memanfaatkan kelestarian situs arkeologi apalagi di pulau jawa memiliki
banyak peninggalan-peninggalan bersejarah yang berpotensi menjadi tempat
wisata dan bisa membangun perekonomian masayarakat setempat.
Sangat disayangkan apabila informasi mengenai lokasi persebaran
situs arkeologi tersebut belum tersebar luas kepada masyarakat, termasuk
informasi mengenai sejarah situs arkeologi yang dapat dijadikan sebagai
bahan pengetahuan dalam mengungkap situs yang ada di pulau jawa oleh
masyarakat luas. Dengan perkembangan teknologi, penyebaran informasi
lokasi dan sejarah mengenai situs arkeologi di pulau jawa dapat dipermudah
dengan menggunakan teknologi sistem informasi geografis (SIG).
Dari uraian latar belakang tersebut penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dan akan membuat sistem informasi spasial berbasis web dengan
diperluas lokasi persebaran tentang situs arkeologi dan menggunakan sebaran
point yang dilengkapi dengan location direct yaitu dapat memberikan
penunjuk arah sampai ketempat dimana situs itu berada dan data situs yang di
tampilkan berupa gambar dan sejarah rinci dari situs tersebut, kemudian
dengan menggunakan tools Google API yang terkoneksi langsung dengan
Googgle melalui jaringan internet, untuk sebaran data yang ditampilkan
adalah wilayah pulau jawa karena di wilayah tersebut memiliki begitu banyak
11
11
terdapat situs arkeologi, dan sistem ini lebih menekankan pada proses
pencatatan dan pendokumentasian data temuan situs pada Pusat Arkeologi
Nasional. Maka untuk membangun sistem tersebut dan untuk dijadikan
sebagai bahan skripsi bagi peneliti, judul yang diambil adalah “ Rancang
Bangun Sistem Informasi Spasial Persebaran Situs Arkeologi di Wilayah
Pulau Jawa Berbasis Web (Studi Kasus: Pusat Arkeologi Nasional) ”.
1.2 Identifikasi Masalah
Dari latar belakang tersebut, dapat diidentifikasi masalah yang akan
diangkat pada tugas akhir ini, yaitu :
1. Pencatatan data situs arkeologi pada Pusat Arkeologi Nasional
yang menggunakan Microsoft Excel yang mengakibatkan data
tercecer dan hilang sehingga sulit mencari data yang sedang
dibutuhkan.
2. Tidak tersedianya sistem informasi spasial web persebaran situs
arkeologi di Pulau Jawa yang menampilkan informasi mengenai
sejarah situs dan penunjuk arah lokasi situs berada.
3. Sulitnya masyarakat dalam mendapatkan informasi dan data situs
arkeologi.
4. Subbidang data kesulitan dalam memverifikasi data situs arkeologi
karena harus menunggu data di distribusikan oleh subbagian
program, dan data yang diverifikasi belum tentu valid karena
seharusnya yang memverifikasi adalah peneliti langsung.
12
12
1.3 Rumusan Masalah
Maka dari itu penulisan tugas akhir ini menitikberatkan pada
perancangan sistem yang akan memberikan informasi secara visual sebaran
lokasi penemuan situs arkeologi di Indonesia. Berdasarkan latar belakang yang
telah dipaparkan, maka dapat dirumuskan bahan permasalahannya adalah “
Bagaimana merancang bangun sistem informasi spasial yang
menginformasikan lokasi penemuan situs arkeologi dan informasi mengenai
sejarah situs arkeologi yang terdapat di Indonesia khsusunya Pulau Jawa? ”.
1.4 Batasan Masalah
Dalam tugas akhir ini ada beberapa hal yang menjadi batasan masalah, yaitu :
1. Tempat yang menjadi obyek penelitian adalah Pusat Arkeologi Nasional
bidang Data dan Informasi.
2. Merancang sistem informasi spasial situs arkeologi yang meliputi:
a) Pengolahan data lokasi penemuan situs arkeologi kedalam bentuk
peta.
b) Mengelola informasi berita dan artikel seputar peninggalan situs
arkeologi.
c) Data yang ditampilkan hanya mengenai temuan situs arkeologi saja
dan data detailnya seperti gambar, informasi sejarah mengenai situs,
dan lokasi penemuan situs arkeologi di daerah pulau Jawa.
13
13
d) Sistem yang dirancang bukan untuk forum diskusi, hanya sekedar
memberikan informasi mengenai situs saja.
3. Informasi yang ditampilkan bersifat spasial dan nonspasial berbasiskan
WebGIS.
4. Objek penelitian ini adalah wilayah Pulau Jawa yang mempunyai luas
126.700 km² (48.919,1 mil²), dengan letak astronomi 7°30′10″LS,
111°15′47″BT.
5. Peta yang digunakan dalam pembuatan sistem ini yaitu peta Pulau Jawa
saja yang berbentuk file .shp yang di-convert menjadi kml yang di
terbitkan oleh Google tahun 2015, yang menggunakan proyeksi projectit,
dengan skala 1:25000 dan dengan koordinat UTM (Universal Traverse
Mercator) dengan acuan WGS 84 zona 48 S. Wilayah.
6. Metode pengembangan sistem yang digunakan untuk perancangan sistem
informasi spasial adalah metode berorientasi objek dengan model
pengembangan RAD (Rapid Application Development) yang meliputi
tahap Perencanaan Syarat (Requirements Planning), proses Desain
(Workshop Design) dan Penerapan (Implementation), proses design dalam
pengembangan sistem pada penelitian ini menggunakan bantuan tools
UML (Unified Modelling language).
7. Tools yang digunakan untuk mengolah data spasial adalah ArcView GIS
9.3, untuk menampilkan hasil olahan peta berupa system informasi
spasial berbasis web menggunakan Adobe Dreamweaver CS5 sebagai text
editor, bahasa pemrogaram yang digunakan adalah PHP, MySQL sebagai
14
14
database system, Google Maps API sebagai Map server, XAMPP sebagai
running localhost.
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini terbagi 2 bagian, yaitu tujuan umum dan
tujuan khusus. Tujuan umum dari penelitian ini adalah menghasilkan sebuah
sistem informasi spasial persebaran situs arkeologi wilayah Pulau Jawa
berbasis web pada Pusat Arkeologi Nasional. Sedangkan tujuan khusus dari
penelitian ini adalah untuk menghasilkan :
1. Melakukan proses webmapping pada lokasi penemuan situs yang ada di
pulau Jawa.
2. Mendesign hasil webmapping ke dalam halaman web
3. Melakukan Pencatatan data situs secara komputerisasi dan terintegrasi
langsung dengan sistem.
4. Menyatukan hasil web yang berfungsi sebagai interface yang akan
ditampilkan.
5. Menyatukan Sistem Informasi Spasial Berbasis Web Sebaran Situs
Sejarah di Pulau Jawa.
1.6 Manfaat Penelitian
1.6.1 Bagi Penulis
1. Sebagai sarana aktualisasi diri bagi penulis untuk menunjukkan
kemampuannya di bidang pembangunan sistem informasi spasial.
15
15
2. Untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan Strata 1 (S1) Sistem
Informasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Mahasiswa mampu merancang dan membangun sistem informasi
spasial persebaran situs arkeologi berbasis web.
1.6.2 Bagi Universitas
1. Mengetahui kemampuan mahasiswa dalam menguasai materi
pelajaran yang diperoleh di bangku kuliah dan sebagai bahan
evaluasi.
2. Berguna sebagai penambah hasil-hasil penelitian yang dapat
dijadikan bahan bacaan bagi peneliti lain yang berminat mengkaji
permasalahan atau topik serupa.
3. memperkenalkan fakultas sains dan teknologi khususnya jurusan
sistem informasi kepada instansi terkait.
1.6.3 Bagi Pusat Arkeologi Nasional
1.6.3.1 Kepala Pusat Arkeologi
1. Meningkatkan kualitas pelayanan dalam mengakses informasi
mengenai persebaran situs arkeologi kepada masyarakat umum.
2. Dapat mengenalkan sejarah situs arkeologi yang ada di Indonesia.
1.6.3.2 Kabid Data dan Informasi
1. Memberikan kemudahan dalam mengelola data mengenai
persebaran situs arkeologi.
1.6.3.3 Kabid Data
1. Mempermudah dalam melakukan penginputan data situs sejarah.
16
16
2. Memberikan kemudahan dalam pengarsipan database mengenai
situs.
3. Mempermudah dalam membuat laporan.
1.6.4 Bagi Masyarakat Umum
a. Memberikan kemudahan dalam mengakses informasi mengenai
persebaran situs arkeologi.
b. Memudahkan masyarakat dalam melihat dan mengetahui lokasi
titik persebaran situs arkeologi secara spasial beserta data rinci dari
situs tersebut.
1.7 Metodologi Penelitian
Dalam penulisan ini penulis menggunakan beberapa metode yang
bertujuan yang mempermudah dalam melakukan analisa dan pengembangan
Sistem, yaitu sebagai berikut :
1.7.1 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data tidak lain dari suatu proses pengadaan data
primer untuk keperluan penelitian. Metode yang digunakan untuk
mengumpulkan data pada penelitian yang saya buat adalah sebagai
berikut:
A. Studi Pustaka
Studi pustaka adalah metode pengumpulan data dengan cara
menelaah dan melihat, membaca, mencatat dan mengutip kepada suatu
hasil penulisan penelitian yang sudah dicetak dan dijadikan referensi
17
17
data dalam pemecahan suatu masalah yang ada. Maka studi pustaka
tersebut, penulis mempelajari berbagai ilmu yang terkait dalam
penelitian ini dari berbagai sumber bacaan mengenai situs arkeologi,
regulasi, sistem informasi spasial, analisa dan perancangan sistem,
metode pengembangan sistem Rapid Application Development
(RAD) terutama yang bersumber dari buku, artikel, jurnal, dan
juga penelitian sejenis. Penulis juga mengunjungi website untuk
mendapatkan informasi ataupun referensi.
B. Observasi
Observasi merupakan teknik atau pendekatan untuk
mendapatkan data primer dengan cara mengamati langsung objek
datanya. Maka dalam melakukan penelitian ini, penulis melaksanakan
pengamatan langsung untuk mengumpulkan data dan informasi.
Pengamatan ini dilakukan dengan melihat langsung proses dan
kegiatan pengolahan data situs arkeologi yang berjalan pada Pusat
Arkeologi Nasional. Observasi ini dilakukan di bagian data dan
informasi pada Pusat Arkeologi Nasional.
C. Wawancara
Mengumpulkan data dengan mewawancarai orang yang terkait
langsung dengan kajian penelitian yang sedang dilakukan. Maka
kegiatan wawancara ini, penulis mewawancarai Bapak Frandus selaku
kepala Subbidang Data. Wawancara ini berguna untuk memperoleh
data-data yang diperlukan dalam perancangan dan pembuatan sistem.
18
18
1.7.2 Metode Pengembangan Sistem
Metode pengembangan sistem yang digunakan dalam penelitian
ini adalah metode OOAD (Object Oriented Analysis and Design) dengan
model pengembangan Rapid Application Development (pengembangan
aplikasi cepat) dan UML sebagai tools. Diagram yang digunakan yaitu use
case diagram, class diagram, sequence diagram, statechart diagram dan
Activity Diagram. (Kendall & Kendall, 2010). Metode yang digunakan
untuk model Rapid Application Development dalam penelitian ini antara
lain:
1. Perencanaan Persyaratan (Requirements Planning).
2. Desain Workshop RAD (RAD Workshop Design).
3. Implementasi Sistem (System Implementation).
1.8 Sistematika Penulisan
Penyusunan pada skripsi ini penulis membagi dalam beberapa bab yang
secara singkat dapat dijelaskan sebagai berikut:
BAB I. PENDAHULUAN
Bab ini berisikan latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan
masalah, tujuan, manfaat, serta sistematika penulisan.
BAB II. LANDASAN TEORI
Pada bab ini menguraikan teori yang terkait dengan konsep sistem
informasi, database, dan analisis perancangan sistem, serta metode
yang digunakan.
19
19
BAB III. METODELOGI PENELITIAN
Dalam bab ini akan diuraikan tentang metodologi apa yang akan
digunakan untuk membahas dan menganalisis suatu penelitian.
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan membahas perancangan sistem informasi spasial
persebaran situs arkeologi yang tersebar di Indonesia.
BAB V. PENUTUP
Bab ini berisi kan tentang kesimpulan dari hasil penelitian serta saran
sebagai bahan perbaikan.
20
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Rancang Bangun
Rancang merupakan serangkaian prosedur untuk menerjemahkan hasil
analisis dari sebuah sistem ke dalam bahasa pemrograman untuk
mendeskripsikan dengan detail bagaimana komponen-komponen sistem
diimplementasikan (Pressman, 2002). Perancangan adalah kegiatan yang
memiliki tujuan untuk mendesain sistem baru yang dapat menyelesaikan
masalah-masalah yang dihadapi perusahaan yang diperoleh dari pemilihan
alternatif sistem yang terbaik (Ladjumudin, 2005). Sedangkan pengertian
bangun atau pembangunan sistem adalah kegiatan menciptakan sistem baru
maupun mengganti atau memperbaiki sistem yang telah ada baik secara
keseluruhan maupun sebagian (Pressman, 2002). Bangun sistem adalah
membangun sistem informasi dan komponen yang didasarkan pada spesifikasi
desain (Whitten et al, 2004).
Dengan demikian pengertian rancang bangun merupakan kegiatan
menerjemahkan hasil analisis ke dalam bentuk paket perangkat lunak
kemudian menciptakan sistem tersebut ataupun memperbaiki sistem yang
sudah ada.
21
21
2.2 Konsep Dasar Sistem Informasi
2.2.1 Pengertian Sistem
Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang
saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu
kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran tertentu (Jogiyanto, 2008).
Secara umum, sistem dapat didefinisikan sebagai sekumpulan
objek, ide, berikut saling keterkaitannya (inter-relasi) di dalam (usaha)
mencapai suatu tujuan (atau sasaran bersama tertentu). Atau, dengan
kata lain, sistem dapat disebutkan sebagai kumpulan komponen (sub-
sistem fisik maupun non-fisik/logika) yang saling berhubungan satu
sama lainnya dan bekerja sama secara harmonis untuk mencapai suatu
tujuan. (Prahasta, 2009).
Sistem dapat diartikan sebagai kumpulan dari elemen-elemen
yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu sebagai satu
kesatuan. (Mulyanto, 2009). Menurut Turban (2005), sistem merupakan
kumpulan objek seperti orang, sumber daya, konsep, dan prosedur yang
dimaksudkan untuk melakukan suatu fungsi yang dapat diidentifikasi
atau untuk melayani suatu tujuan.
Menurut Prahasta (2005), sistem adalah suatu jaringan kerja dari
prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama
untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran
tertentu. Esensinya sistem terdiri dari:
1. Komponen-komponen dalam sistem tersebut, mencakup :
22
22
a) Perangkat keras/hardware
b) Perangkat lunak/software
c) Prosedur-prosedur/procedure
d) Perangkat manusia/brainware
e) Informasi/information
2. Serta fungsi-fungsi teknologi di dalamnya yaitu:
a) Input
b) Proses/process
c) Output
d) Penyimpanan/storage
e) Komunikasi/communication
Jadi dapat disimpulkan dari penjelasan menurut para ahli diatas
pengertian sistem adalah sekumpulan elemen-elemen atau sekelompok
komponen yang saling berpadu bersama-sama untuk mencapai sebuah
tujuan.
2.2.2 Karakteristik Sistem
Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat yang
tertentu, yaitu mempunyai komponen-komponen (component), batas
sistem (boundary), lingkungan luar sistem (enviroments), penghubung
(interface), masukan (input), keluaran (output), pengolahan (process)
dan sasaran ( objectives) atau tujuan (goal) (Jogiyanto, 2008).
23
23
Gambar 2. 1 Karakteristik Sistem (Jogiyanto, 2008)
Penjelasan dari gambar diatas sebagai berikut:
1. Komponen-komponen Sistem (Components)
Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling
berinteraksi, yang artinya saling bekerjasama membentuk suatu
kesatuan. Komponen-komponen sistem atau elemen-elemen sistem
dapat berupa subsistem atau bagian-bagian dari sistem.
2. Batasan Sistem (Boundary).
Batasan sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu
sistem dengan sistem lainnya atau dengan lingkungan luarnya.
Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem dipasang sebagai
suatu kesatuan. Batas suatu sistem menunjukkan ruang lingkup
(scope) dari sistem tersebut.
24
24
3. Lingkungan luar (Environment).
Lingkungan luar merupakan apapun diluar batas sistem yang
mempengaruhi operasi sistem yang dapat bersifat menguntungkan
atau merugikan sistem tersebut.
4. Penghubung (Interface).
Penghubung merupakan media penghubung antara satu subsistem
dengan subsistem lainnya. Melalui penghubung ini memungkinkan
sumber-sumber daya mengalir dari suatu subsistem ke subsistem
yang lain.
5. Masukan Sistem (Input).
Masukan sistem merupakan energi yang dimasukkan kedalam
sistem. Masukan dapat berupa peralatan (maintenance input) dan
masukan sinyal (signal input). Maintenance input adalah energi
yang diproses agar didapatkan keluaran. Sebagai contoh didalam
sistem komputer, program adalah maintenance input yang
digunakan untuk mengoperasikan komputernya sedangkan data
adalah signal input untuk diolah menjadi informasi.
6. Keluaran sistem (Output).
Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah yang akan
merubah masukan menjadi keluaran. Suatu sistem produksi akan
mengolah masukan berupa bahan baku dan bahan-bahan yang lain
menjadi keluaran barang jadi yang dibutuhkan oleh manajemen.
25
25
7. Tujuan (Goal).
Suatu sistem pasti mempunyai tujuan (goal) atau sasaran
(objective). Kalau sistem tidak mempunyai sasaran maka operasi
sistem tidak akan ada gunanya. Sasaran dari sistem sangat
menentukan sekali karena masukan yang dibutuhkan sistem dan
keluaran yang dihasilkan sistem.
2.2.3 Data dan Informasi
Data merupakan bahasa mathematical, dan atau simbol-simbol
pengganti lain yang telah disepakati secara umum di dalam usaha
menggambarkan suatu objek, manusia, peristiwa, aktivitas, konsep atau
objek-objek penting lainnya. Singkatnya, data merupakan suatu
kenyataan apa adanya (raw facts). Sedangkan informasi adalah data
yang telah ditempatkan pada konteks yang penuh arti oleh penerimanya.
(Prahasta, 2009).
Informasi terbagi menjadi dua yaitu informasi formal dan
informasi non-formal. Informasi formal mencakup antara lain peraturan
pemerintah (PP) dan undang-undang (UU), surat keputusan (SK), surat
perintah (SP), surat perjanjian atau kontrak, prosedur akuntansi,
persyaratan perencanaan, anggaran dasar organisasi, permintaan
pekerjaan (lamaran), kebutuhan-kebutuhan pengendalian dan kontrol
dan proses-proses pengambilan keputusan yang umum. Sedangkan
informasi non-formal antara lain mencakup pendapat-pendapat individu,
pengesahan, intuisi, firasat, prasangka, dugaan, kabar, isu, desas-desus,
26
26
pengalaman pribadi, selentingan, rules of thumbs, anggapan atau asumsi
dan lain sejenisnya.
Data secara etimologi merupakan bentuk jamak dari datum yang
dalam bahasa latin berarti pernyataan atau nilai dari suatu kenyataan.
Pernyataaan atau nilai ini berasal dari proses pengukuran atau
pengamatan atas suatu variabel dan dipresentasikan dalam bentuk
tunggal atau jamak dari angka (numeric), karakter (text), gambar
(image) atau suara (sound). Datum pada bahasa inggris digunakan
sebagai titik acuan terhadap penunjukan sebuah referensi, terutama pada
pembuatan peta di bidang geologi dan drafting.
Secara umum sampai saat ini kita belum bisa menggunakan
istilah informasi dengan tepat, informasi sering disalah artikan dengan
data mentah, data tersusun, dan kapasitas saluran komunikasi. Informasi
digunakan dalam segala bidang dan memegang peranan yang penting
dalam segala aspek kehidupan. Informasi diperlukan untuk membantu
pengambilan keputusan dengan cepat dan akurat sehingga pada akhirnya
dapat menunjang pencapaian tujuan organisasi secara lebih efektif dan
efisien. Secara makro, peranan informasi hubungannya dengan adanya
kemajuan teknologi yang pesat dewasa ini, masalah yang dihadapi pun
semakin besar dan bervariasi serta harus ditangani dalam waktu yang
singkat. Oleh karena itu, proses pengambilan keputusan juga semakin
rumit, sehingga diperlukan dukungan informasi yang berkualitas untuk
mengambil keputusan dalam melakukan pemecahan masalah.
27
27
Informasi dan data sebenarnya berbeda, tetapi walaupun
demikian keduanya berkaitan erat dengan waktu. Data adalah
merupakan kumpulan dari simbol-simbol yang teratur yang menyatakan
jumlah aktivitas, benda dan sebagainya. Sedangkan definisi informasi
adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi
penerimanya dan bermanfaat dalam mengambil keputusan saat ini atau
kemudian. Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat diketahui bahwa
informasi merupakan keluaran dari proses transformasi dimana data
adalah masukannya. (Putra dan Subiyakto, 2006).
2.2.4 Atribut Informasi
Menurut Prahasta (2005), banyak atribut atau kualitas-kualitas
yang berkaitan dengan konsep informasi mambantu kita di dalam
mengidentifikasi dan mendeskripsikan kebutuhan-kebutuhan informasi
yang spesifik. Gambar 2.2 mengilustrasikan beberapa atribut informasi.
INFORMASI
TEPAT WAKTU
JELAS
DIBUTUHKAN
COMPREHENSIVE
NON-BIAS
ACCESSIBLE
VERIFIABLE
QUNTIFIABLE
AKURAT
PRESISI
Gambar 2. 2 Atribut Informasi (Prahasta, 2005)
28
28
Berikut ini penjelasan dari Gambar 2.2:
1. Akurat adalah derajat kebebasan informasi dari kesalahan.
2. Presisi adalah ukuran detil yang digunakan di dalam penyediaan
informasi.
3. Tepat Waktu adalah penerimaan informasi masih dalam jangkauan
waktu yang dibutuhkan oleh si penerima.
4. Jelas adalah derajat kebebasan informasi dari keraguan.
5. Dibutuhkan tingkat relevansi informasi yang bersangkutan dengan
kebutuhan pengguna.
6. Quantifiable adalah tingkat atau kemampuan dalam menyatakan
informasi dalam bentuk numerik.
7. Verifiable adalah tingkat kesepakatan atau kesamaan nilai sebagai
hasil pengujian informasi yang sama oleh berbagai pengguna.
8. Accessible adalah tingkat kemudahan dan kecepatan dalam
memperoleh informasi yang bersangkutan.
9. Non-bias adalah derajat perubahan yang sengaja dibuat untuk
merubah atau memodifikasi informasi dengan tujuan
mempengaruhi para penerimanya.
10. Comprehensive adalah tingkat kelengkapan informasi.
2.2.5 Kriteria Sistem Informasi
Kriteria Sistem Informasi merupakan variabel keluaran sistem
yang dianggap sebagai ukuran unjuk kerja. Kriteria-kriteria tersebut
mencakup (Prahasta, 2005):
29
29
1. Debit
Jumlah data dan informasi yang mengalir (bits) per-satuan waktu.
2. Response Time
Waktu antara event, reaksi terhadap event sampai dengan proses
terhadap event selesai dilakukan.
3. Cost
Biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh informasi dari data.
4. Pemenuhan Fungsi (Function Compliance)
Fungsi yang didefinisikan harus dapat dijalankan sebagaimana
direncanakan.
2.2.6 Komponen Sistem Informasi
Komponen dasar sistem informasi dapat diklasifikasikan sebagai
berikut (Ladjamudin, 2005) :
Gambar 2. 3 Komponen Sistem Informasi (Ladjamudin, 2005)
1. Hardware dan Software yang berfungsi sebagai mesin.
2. People dan Procedure yang merupakan manusia dan tatacara
menggunakan mesin.
3. Data merupakan jembatan penghubung antara manusia dan
mesin agar terjadi suatu proses pengolahan data.
30
30
2.2.7 Kegiatan Sistem Informasi
Sistem informasi mengumpulkan, memproses, menyajikan,
menganalisis dan mendistribusikan informasi untuk tujuan tertentu.
Seperti sistm lain, kegiatan sistem informasi meliputi (Ladjamudin,
2005):
1. Input
Menggambarkan suatu kegiatan untuk menyediakan data untuk
diproses.
2. Proses
Menggambarkan bagaimana suatu data diproses untuk
menghasilkan suatu informasi yang bernilai tambah.
3. Output
Suatu kegiatan untuk menghasilkan laporan dari proses tersebut.
4. Penyimpanan
Suatu kegiatan untuk memelihara dan menyimpan data.
5. Control
Suatu aktivitas untuk menjamin bahwa sistem informasi tersebut
berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
2.3 Pengertian Geografi dan Peta
2.3.1 Pengertian Geografi
Geografi adalah ilmu yang mempelajari permukaan bumi sesuai
dengan referensinya atau studi mengenai area-area yang berbeda
31
31
dipermukaan bumi didalam pengertian karakteristiknya
(Prahasta[Richthoffen], 2009). Geografi berasal dari Bahasa Yunani
yaitu “geo” yang berarti bumi dan “graphein” yang berarti
“menjelaskan”. Dengan demikian semakin berkembangnya konsep dan
cakupan geografi, maka geografi dapat diartikan sebagai suatu cakupan
studi mengenai permukaan bumi terutama dalam hal keanekaragaman
area permukaan bumi dan hubungannya sebagai tempat tinggal manusia.
Geografis memiliki istilah lain yaitu spasial atau keruangan dan
Geospasial. Penggunaan kata “Geografis” mengandung pengertian suatu
persoalan mengenai bumi; permukaan bumi yang dua atau tiga dimensi
(Prahasta, 2009). Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
Geografi merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang permasalahan
bumi secara luas dalam hubungan dengan keruangannya. Dalam hal ini
geografis memerlukan peta, data spasial dan SIG untuk mengolahnya
menjadi informasi. Ada beberapa hal yang dikaji oleh geografi
diantaranya (Prahasta, 2009):
1. Terbentuknya bumi dan bumi sebagai tempat tinggal.
2. Hubungan antara manusia dengan lingkungannya.
3. Pendekatan, spasial (keruangan), ekologi (kelingkungan) dan
regional (kewilayahan).
2.3.2 Pengertian Peta
Untuk mengelola data geografis diperlukan peta untuk
mengetahui informasi tentang suatu daerah tersebut. Peta merupakan
32
32
penyajian grafis dari permukaan bumi dalam skala tertentu dan
digambarkan pada bidang datar melalui sistem proyeksi peta dengan
menggunakan simbol-simbol tertentu sebagai perwakilan dari objek-
objek spasial di permukaan bumi (Riyanto,2009).
2.3.3 Klasifikasi Peta
Adapun klasifikasi peta dapat dilihat dari 4 segi (Riyanto, 2009)
yaitu:
1. Peta dari Segi Jenisnya
a. Peta Foto, dihasilkan dari foto udara/ortofoto yang dilengkapi
garis kontur, nama, dan legenda.
b. Peta Garis, menyajikan detil alam dan buatan manusia dalam
bentuk titik, garis dan luasan.
2. Peta dari Segi Skalanya
a. Peta Skala besar ( 1:50.000 atau > 1:25.000 )
b. Peta Skala kecil ( 1: 500.00 atau lebih kecil )
3. Peta dari Segi Fungsinya
a. Peta Umum, berisi penampakan umum, seperti: jalan, batas
wilayah, garis pantai dll.
b. Peta Tematik, menunjukkan hubungan ruang dalam bentuk
atribut tunggal atau hubungan atribut.
c. Kart, peta yang didesain untuk keperluan navigasi, nautical
dan aeronautical.
33
33
4. Peta dari Segi Macam Persoalannya (maksud dan tujuan),
misalnya: peta geologi, peta tanah, peta kependudukan dll.
2.3.4 Penyusunan Peta
Dalam penyusunan peta dapat dilakukan dengan penyederhanann
objek geografis dengan data geografis dan proyeksi peta (Riyanto,2009).
1. Data Geografis bisa berupa titik (point) contohnya : ibukota daerah,
menara, tugu; garis (line) contohnya: sungai, jalan atau jaringan dan
luasan (polygon/ boundary) contohnya: penggunaan tanah, danau
dan lain sebagainya.
Gambar 2. 4 Bentuk Data Geografis (Sumber: Riyanto,2009)
2. Proyeksi peta merupakan teknik yang digunakan untuk
menggambarkan sebagian atau keseluruhan permukaan tiga dimensi
yang secara kasar berbentuk bola ke permukaan datar dua dimensi
dengan distorsi seminimal mungkin.
2.3.5 Komponen Peta
Peta mempunyai beberapa komponen (Riyanto, 2009) sebagai
berikut:
1. Isi (data frame) peta menunjukkan isi dari makna ide penyusun peta
yang akan disampaikan kepada pengguna peta.
34
34
2. Skala pada peta menjelaskan hubungan dari data frame yang ada
dipeta dengan dunia nyata dalam sebuah rasio perbandingan. Skala
sangat penting dicantumkan untuk melihat tingkat ketelitian dan
kedetailan objek yang dipetakan.
3. Simbol arah dicantumkan dengann tujuan untuk orientasi peta. Arah
juga penting karena akan mempermudah bagi si pemakai untuk
membacanya dan dapat dengan mudah mencocokkan objek di peta
dengan objek yang sebenarnya dilapangan.
4. Legenda atau keterangan bertugas untuk menjelaskan simbol-simbol
yang digunakan dalam sebuah peta pada setiap lapisan datanya. Agar
pembaca mudah memahami isi peta.
5. Sumber menunjukkan agar pembaca dapat mengetahui sumber data
atau peta yang digunakan, kapan peta dibuat.
6. Judul peta sangat penting karena sebuah judul akan memberikan
gambaran secara singkat mengenai subjek-subjek yang ada dalam
peta tersebut.
7. Proyeksi, sebuah peta membutuhkan kedetailan informasi sebuah
sistem proyeksi yang digunakan untuk kebutuhan pemakaian sistem
koordinat yang akan dipakai.
8. Kartografer atau pembuat peta dan waktu pembuatan. Dalam
pengolahan peta juga ditemukan identitas pembuat peta dan kapan
pertama kali peta tersebut dihasilkan.
35
35
2.4 Sistem Informasi Geografi
2.4.1 Pengertian Sistem informasi Geografi
Sistem informasi geografi adalah kumpulan yang terorganisir
dari perangkat keras komputer, perangkat lunak, data geografis, metode,
dan personil yang dirancang secara efisien untuk memperoleh,
menyimpan, memperbarui, memanipulasi, menganalisis dan
menampilkan semua bentuk informasi yang bereferensi geografis
(Riyanto, 2010).
Sistem informasi geografik merupakan pengaturan terhadap
perangkat keras komputer, perangkat lunak, dan data geografik yang
berinteraksi dengan orang-orang untuk mengintegrasikannya,
menganalisis, dan memvisualisasikan data. SIG juga menentukan
hubungan-hubungan (relationships) pola-pola dalam geografis dan
menemukan solusi untuk bermacam masalahnya.
Sistem Informasi Geografis dirancang untuk menangkap
(capture), menyimpan, memperbarui, memanipulasi, menganalisis, dan
menampilkan informasi geografik. SIG biasanya digunakan untuk
menyatakan peta-peta sebagai layer-layer data yang dapat dikaji dan
digunakan untuk melakukan analisis.
2.4.2 Komponen Sistem Informasi Geografi
Secara umum SIG bekerja bersama 4 komponen sebagai berikut
dengan berbagai karakteristiknya (Prahasta, 2009) :
1. Perangakat keras atau Hardware
36
36
Untuk perangkat keras SIG tidak terlalu berbeda dengan perangkat
pada umumnya yaitu seperti : CPU, RAM, Storage, Input Device
(perangkat untuk memasukkan data seperti keyboard, mouse, GPS,
scanner dan kamera digital), Output Device (layar monitor, printer
dan plotter), Pheriperal (merupakan perangkat lain yang diperlukan
untuk mempresentasikan SIG yaitu: jaringan internet, kabel jaringan,
modem, ISP router, Ethernet dll).
2. Perangkat lunak atau Software
SIG juga merupaka sistem perangkat lunak yang tersusun secara
modular dimana sistem basis datanya memegang peranan kunci.
Pemilihan perangkat luak bergantung pada sejumlah factor,
termasuk tujuan-tujuan penggunaan dan kemampuan dari perangkat
lunak tersebut. Standar umum yang digunakan untuk SIG yaitu:
Operating System (UNIX atau Windows), model data spasial (raster
dan vektor), Basis data (DBMS).
3. Data dan Informasi geografi
SIG dapat mengumpulkan dan menyimpan data atau informasi yang
diperlukan baik secara tidak langsung (mengimport dari format
software SIG) maupun secara langsung dengan cara mendijitasi data
spasialnya.
4. Manajemen (Sumber Daya Manusia)
37
37
Suatu proyek SIG akan berhasil jika dikelola dengan baik dan
dikerjakan oleh orang-orang memiliki keahlian yang tepat pada
semua tingkatannya.
Hardware
Database
Manajemen
Software
SIG
Gambar 2. 5 Komponen SIG (Prahasta, 2009)
2.4.3 Fungsi Sistem Informasi Geografis
SIG memiliki 4 fungsi sebagai berikut (Prahasta, 2009):
1. Sistem Informasi Geografis Sebagai Bank Data Geografis.
2. Sistem Informasi Geografis sebagai Sarana Bantu Pengambilan
Keputusan.
3. Sistem Informasi Geografis sebagai Sarana Pengendalian
Operasional dan Pemantauan.
2.4.4 Kemampuan SIG
Beberapa kemampuan SIG yang dapat diambil menurut beberapa
definisinya (Prahasta, 2005) adalah sebagai berikut:
38
38
1. Memasukkan dan mengumpulkan data geografi (atribut dan spasial)
2. Mengintegrasikan data geografi (spasial dan atribut)
3. Memeriksa, mem-update (mengedit) data geografi (spasial dan
atribut)
4. Menyimpan dan memanggil kembali data geografi (spasial dan
atribut)
5. Merepresentasikan atau menampilkan data geografi (spasial dan
atribut)
6. Mengelola data geografi (spasial dan atribut)
7. Memanipulasi data geografi (spasial dan atribut)
8. Menganalisa data geografi (spasial dan atribut)
9. Menghasilkan keluaran data geografi dalam bentuk; peta tematik
(view dab layout), tabel, grafik (chart) laporan (report), dan lainnya.
Data non spasial adalah data yang dapat dihubungkan dengan
data geografis atau peta untuk menampilkan informasi yang dibutuhkan
(Prahasta, 2009). Untuk menyimpan data non spasial bisa dilakukan
dengan membentuk tabel di dalam database dan ditabelkan pada peta
dengan pola titik tertentu atau simbol tertentu. Selain itu basis data juga
diperlukan dalam SIG Basis data spasial adalah sekumpulan bentuk data
spasial, operator, indeks, strategi pemrosesan dan dapat bekerja dengan
banyak DBMS relasional demikian juga dengan bahasa pemrograman
seperti Java, Visual Basic, Sistem Koordinat UTM.
39
39
Untuk menghindari koordinat negatif dalam proyeksi UTM
setiap meridian tengah dalam tiap zone diberi harga 500.000 mT (meter
timur). Untuk harga-harga ke arah utara, ekuator dipakai sebagai garis
datum dan diberi harga 0 mU (meter utara). Untuk perhitungan ke arah
selatan ekuator diberi harga 10.000.000 mU.
Gambar 2. 6 Sistem Koordinat UTM (Prahasta, 2009)
Gambar 2. 7 Sistem Proyeksi UTM (Prahasta, 2009)
40
40
Pada Gambar 2.3 digambarkan bahwa Wilayah Indonesia
(90° – 144° BT dan 11° LS – 6° LU) terbagi dalam 9 zone UTM,
dengan demikian wilayah Indonesia dimulai dari zona 46 sampai
zona 54 (meridian sentral 93° – 141° BT).
2.4.5 Jenis Data dalam Sistem Informasi Spasial
Sistem informasi spasial membagi keberadaan data menjadi dua
bagian yaitu data spasial (Keruangan) dan data Non Spasial (Atribut).
1. Data Spasial
Menurut Aziz dan Slamet (2007), data spasial adalah data
yang berhubungan dengan ruang atau bersifat keruangan. Data
spasial mendeskripsikan sekumpulan entity baik yang memiliki
lokasi atau posisi yang tetap mampu yang tidak tetap (memiliki
kecenderungan untuk bertambah, bergerak, atau berkembang). Data
spasial dapat disajikan dalam dua bentuk yaitu raster dan vektor.
Data spasial dapat dihasilkan dari berbagai macam sumber
diantaranya adalah citra satelit, peta analog, foto udara, data tabular
dan data survei. Penjelasan dari masing-masing sumber dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2. 1 Tabel Keterangan Sumber Data Spasial (Prahasta, 2009)
No Sumber Data Spasial Keterangan
1. Citra Satelit
Data ini menggunakan satelit sebagai wahananya.
Satelit tersebut menggunakan sensor untuk dapat
41
41
merekam kondisi atau gambaran dari permukaan bumi.
2. Foto Udara
Data ini didapat dengan menggunakan pesawat udara
sebagai wahananya dengan cakupan wilayah yang
tidak luas.
3. Peta Analog
Peta analog merupakan bentuk tradisional dari data
spasial, dimana data ditampilkan dalam bentuk kertas
atau film. Oleh karena itu dengan perkembangan
teknologi saat ini peta analog tersebut dapat di scan
menjadi format digital untuk kemudian disimpan
dalam basis data.
4. Data GPS
Data yang dihasilkan dari GPS (Global Positioning
System) yang memberikan informasi nilai koordinat
dimana kita berada.
5. Data Survei
Data ini dihasilkan dari hasil survei atau pengamatan
lapangan. Contohnya adalah pengukuran persil lahan
dengan menggunakan metode survei terestris.
a. Model Data Raster
Menampilkan, menempatkan dan menyimpan data spasial
dengan menggunakan struktur matriks atau piksel-piksel yang
membentuk grid. Setiap piksel atau sel grid memiliki nilai tunggal.
Akurasi data raster tergantung pada resolusi atau ukuran
42
42
pikselnya. Semakin kecil ukuran piksel maka semakin banyak
informasi yang disajikan dan semakin tinggi akurasi data. Model
data raster merupakan model data spasial yang paling sederhana.
b. Model Data Vektor
Menampilkan, menempatkan dan menyimpan data spasial
dengan menggunakan titik-titik, garis-garis atau polygon beserta
atribut-atributnya.
c. Data Non Spasial
Sedangkan data non spasial menurut Aziz dan Slamet (2007)
adalah jenis data yang merepresentasikan aspek-aspek deskripstif
dari fenomena-fenomena yang dimodelkan. Aspek deskriptif ini
mencakup items atau properties dari fenomena yang bersangkutan
hingga dimensi waktu.
2.5 Pengertian Persebaran
Bila dilihat dari geografisnya maksud dari persebaran, yaitu suatu
gejala dan fakta yang tersebar tidak merata di permukaan bumi yang meliputi
bentang alam, tumbuhan, hewan, manusia atau lokasi-lokasi tertentu
(http://prinsip-prinsipgeografikelasxsma.blogspot.com/). Contoh persebaran
adalah persebaran jenis tanah di Indonesia yang berbeda-beda pada setiap
wilayah.
43
43
2.6 Pendekatan Membangun Web GIS
2.6.1 Arsitektur Web GIS
Untuk dapat melakukan komunikasi dengan komponen yang
berbeda-beda di lingkungan web maka dibutuhkan sebuah web server.
Karena standar dari geodata berbeda-beda dan sangat spesifik maka
pengembangan arsitektur sistem mengikuti arsitektur ‘Client Server’.
Gambar 2. 8 Arsitektur Web GIS (Sanjaya, 2005)
Gambar diatas menunjukkan arsitektur minimum sebuah sistem
Web GIS. Applikasi berada di sisi client yang berkomunikasi dengan
Server sebagai penyedia data melalui web Protokol seperti HTTP (Hyper
Text Transfer Protocol). Aplikasi seperti ini bisa dikembangkan dengan
web browser (Mozzila Firefox, Opera, Internet Explorer, dll). Untuk
menampilkan dan berinteraksi dengan data GIS, sebuah browser
membutuhkan Pug-In atau Java Applet atau bahkan keduanya. Web
Server bertanggung jawab terhadap proses permintaan dari client dan
mengirimkan tanggapan terhadap respon tersebut.
Dalam arsitektur web, sebuah web server juga mengatur
komunikasi dengan server side GIS Komponen. Server side GIS
Komponen bertanggung jawab terhadap koneksi kepada Database
44
44
spasial seperti menterjemahkan query ke dalam SQL dan membuat
representasi yang diteruskan ke server. Dalam kenyataannya Side Server
GIS Komponen berupa software libraries yang menawarkan layanan
khusus untuk analisis spasial pada data. Selain komponen hal lain yang
juga sangat penting adalah aspek fungsional yang terletak di sisi client
atau di server. Gambar berikut dua pendekatan yang menunjukan
kemungkinan distribusi fungsional pada sistem client/server berdasarkan
konsep pipeline visualization.
Gambar 2. 9 Thin Vs Thick Sistem pada Client Server (Sumber: Sanjaya,
2005)
Pendekatan-1: Thin Client: Memfokuskan diri pada sisi server.
Hampir semua proses dan analisa data dilakukan berdasarkan request
disisi server. Data hasil pemrosesan dikirimkan ke client dalam format
HTML, yang didalamnya terdapat file gambar sehingga dapat dilihat
dengan browser. Pada pendekatan ini interaksi pengguna terbatas dan
tidak fleksibel.
45
45
Pendekatan-2: Thick / Fat Client: Pemrosesan data dilakukan di
sisi client, data dikirim dari server ke client dalam bentuk data vektor
yang disederhanakan. Pemrosesan dan penggambaran kembali dilakukan
di sisi client. Cara ini menjadikan user dapat berinteraksi lebih interaktif
dan fleksibel.
2.4.1 Client Server
Menurut Mulyanto (2009) mendefinisikan client-server sebagai
arsitektur yang paling banyak digunakan saat ini. Dimana client dapat
melakukan proses sendiri, ketika client meminta data, server akan
mengirimkan data sesuai yang diminta, kemudian proses akan dilakukan
di client. Arsitektur client-server memiliki kelebihan sebagai berikut:
1. Pemrosesan dapat dilakukan di komputer client, sehingga data
dapat diproses sesuai dengan kebutuhan client.
2. Proses bisnis tetap akan berjalan meskipun terjadi kemacetan
mesin.
3. Pada arsitektur client-server hanya dibutuhkan mesin-mesin yang
sederhana, sehingga dapat mengurangi biaya dalam membangun
sistem.
4. Mudah dalam melakukan up-grade pada perangkat sistem.
5. Dapat menggunakan berbagai platform aplikasi pada client.
46
46
2.7 Database dan DBMS
2.7.1 Database
Definisi basis data dari beberapa ahli basis data adalah sebagai
berikut (Ladjamudin, 2005):
1. Database adalah sekumpulan data store (bisa dalam jumlah yang
sangat besar) yang tersimpan dalam magnetic disk, optical disk,
magnetic drum atau media penyimpanan sekunder lainnya.
2. Database adalah sekumpulan program-program aplikasi umum
yang bersifat “batch” yang mengeksekusi dan memproses data
secara umum (seperti pencarian, penambahan dan penghapusan
terhadap data).
3. Database terdiri atas data yang akan digunakan atau diperuntukkan
terhadap banyak “user”, di mana masing-masing “user” (baik
menggunakan teknik pemrosesan yang bersifat batch atau on-line)
akan menggunakan data tersebut sesuai dengan data dan fungsinya
dan “user” lain dapat juga menggunakan data tersebut dalam
waktu yang bersamaan.
4. Database adalah koleksi terpadu dari data-data yang saling
berkaitan dari suatu enterprise (instansi, instansi pemerintah atau
swasta).
5. Database sering didefinisikan sebagai kumpulan data yang terkait.
Secara teknis, yang berada dalam sebuah database adalah
sekumpulan tabel atau objek lain (indeks, view dan lain-lain) yang berisi
47
47
sejumlah baris dan kolom. Tujuan utama pembuatan database adalah
untuk memudahkan dalam mengakses data. Data dapat ditambahkan,
diubah, dihapus atau dibaca dengan relatif mudah dan cepat. Saat ini
tersedia banyak perangkat lunak yang ditujukan untuk mengelola
database. Perangkat lunak seperti itu biasa dinamakan DBMS
(Database Management Sistem). MySQL merupakan segelintir contoh
produk pengelola database.
2.7.2 Keuntungan Database
Keuntungan database (Simarmata dan Paryudi, 2006):
1. Mampu berbagi data yang sama pada banyak aplikasi dan sistem.
2. Dapat membangun super database yang terdiri atas semua item
data yang diperlukan oleh sebuah organisasi.
3. Penyimpanan data dalam format yang fleksibel karena database
didefinisikan secara terpisah dari sistem informasi dan program-
program aplikasi yang akan menggunakan database.
4. Secara teoritis, database memperbolehkan kita untuk
menggunakan data dengan cara tidak seperti yang telah ditentukan
oleh pengguna akhir.
5. Data independent dari aplikasi akan meningkatkan adaptibilitas
dan fleksibilitas.
6. Teknologi database menyediakan skalabilitas superior, dalam arti
database dan sistem yang menggunakan dapat ditingkatkan atau
48
48
dikembangkan untuk menemukan kebutuhan-kebutuhan perubahan
pada sebuah organisasi.
7. Kemampuan untuk sharing data antar aplikasi
8. Redudansi lebih sedikit dan terkontrol.
2.7.3 Database Management Sistem (DBMS)
DBMS merupakan koleksi terpadu dari database dan program-
program komputer (utilitas) yang digunakan untuk mengakses dan
memelihara database. Program-program tersebut menyediakan berbagai
fasilitas operasi untuk memasukkan, melacak dan memodifikasi data ke
dalam database, mendefinisikan data baru serta mengolah data menjadi
informasi yang dibutuhkan (DBMS = Database + Program Utilitas)
(Ladjamudin, 2005).
2.7.4 Keuntungan DBMS
DBMS memungkinkan Instansi maupun individu untuk
(Simarmata dan Prayudi, 2006):
1. Mengurangi pengulangan data
Apabila dibandingkan dengan file-file komputer yang disimpan
terpisah di setiap aplikasi komputer, DBMS mengurangi jumlah
total file dengan menghapus data terduplikasi di berbagai file. Data
terduplikasi selebihnya dapat ditempatkan dalam satu file.
2. Mencapai independensi data
49
49
Spesifikasi data disimpan dalam skema pada tiap program aplikasi.
Perubahan dapat dibuat pada struktur data tanpa mempengaruhi
program yang mengakses data.
3. Mengintegrasikan data beberapa file
Saat file dibentuk sehingga menyediakan kaitan logis, maka
organisasi fisik bukan merupakan kendala. Organisasi logis,
pandangan pengguna dan program aplikasi tidak harus tercermin
pada media penyimpanan data.
4. Mengambil data dan informasi dengan cepat
Hubungan-hubungan logis, bahasa manipulasi data, serta bahasa
query memungkinkan pengguna mengambil data dalam hitungan
detik atau menit.
5. Meningkatkan Keamanan
DBMS mainframe maupun komputer mikro dapat menyertakan
beberapa lapis keamanan seperti kata sandi (password), direktori
pemakai dan bahasa sandi (encryption) sehingga data yang
dikelola akan lebih aman.
2.7.5 Database Spasial
Database spasial mendeskripsikan sekumpulan entity yang
memilki lokasi atau posisi yang tetap maupun yang tidak tetap. Tipe-tipe
entity spasial ini memiliki properties topografi dasar meliputi lokasi
dimensi, dan bentuk (shape). (Prahasta, 2005).
50
50
Basisdata spasial adalah suatu kumpulan data yang tidak
berulang yang dapat digunakan secara bersama-sama oleh aplikasi yang
berbeda-beda. Basisdata spasial perlu ada karena data geografis
mempunyai aneka tipe data, seperti gambar, kata-kata, koordinat dan
obyek-obyek yang kompleks. Geodatabase adalah membangun sebuah
basis data yang terintegrasi, menjadi pusat sumber data dan dapat
diakses oleh berbagai aplikasi yang telah ada maupun yang akan
dibangun selanjutnya untuk kebutuhan informasi dan analisis.
Geodatabase merupakan sebuah konsep manajemen data relasional yang
berisikan data spasial dan nonspasial. Geodatabase membantu dalam
proses penyimpanan dan managemen informasi geografis pada sistem
managemen data yang standar (dalam bentuk tabel). (Sulaeman, 2005).
Kemudian Riyanto et al. (2009), ada beberapa fasilitas
geodatabase antara lain:
1. Mampu menangani tipe data yang beragam
2. Menggunakan aturan relasional yang sudah baku, seperti
pembuatan relasi antar tipe data, topologi, jaringan geometik, dan
lain-lain.
3. Mampu mengakses data geografis yang besar, baik yang disimpan
dalam bentuk berkas maupun dalam sebuah DBMS.
Keuntungan dalam menerapkan konsep geodatabase, antara lain yaitu:
1. Data geografis yang tersimpan memiliki keseragaman data.
2. Proses entry dan editing data menjadi lebih akurat
51
51
3. Data-data ditampilkan secara lebih dinamis
4. Hasil peta yang lebih baik akan terbentuk.
5. Bentuk dari tiap fitur didefinisikan lebih baik.
6. Banyak user dapat melakukan proses editing secara simultan.
Tipe dari geodatabase ada dua yaitu Personal geodatabase, yaitu
konsep geodatabase yang diperuntukan single user dan Enterprise
Geodatase yaitu konsep geodatabase untuk multi user dan memiliki
skala yang lebih besar dengan menggunakan database application
software seperti: ORACLE dan Ms.SQL Server.
2.8 SIG Berbasis Web
Sistem ini merupakan aplikasi yang berjalan pada media jaringan LAN
dan atau internet; khususnya dengan layanan web-nya.dengan demikian, para
pengguna yang memanfaatkan aplikasi browser internet dapat mengirimkan
beberapa request terhadap server-nya untuk memperoleh informasi pada
umunya tersedia dalam bentuk teks dan file gambar dengan format HTML
(Prahasta, 2009).
2.9 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk
memperoleh data yang diperlukan. Pengumpulan data merupakan suatu proses
pengadaan data yang diperlukan dalam melakukan penelitian (Nazir, 2005).
52
52
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
2.9.1 Observasi
Observasi merupakan teknik atau pendekatan untuk
mendapatkan data primer dengan cara mengamati langsung obyek
datanya (Jogiyanto, 2008).
2.9.2 Studi Pustaka
Studi pustaka adalah metode pengumpulan data dengan cara
menelaah dan melihat, membaca, mencatat dan mengutip kepada suatu
hasil penulisan penelitian yang sudah dicetak dan dijadikan referensi
data dalam pemecahan suatu masalah yang ada. (Nazir, 2005).
Studi literatur merupakan kegiatan menelusuri literatur yang ada
serta menelaahnya secara tekun. Dengan mengadakan survey terhadap
data yang telah ada, peneliti harus mencari teori-teori yang telah
berkembang dalam ilmu yang diteliti, mencari metode-metode serta
teknik penelitian, baik dalam pengumpulan data atau dalam analisa data
yang pernah dilakukan oleh peneliti terdahulu (Nazir,2005).
2.9.3 Wawancara
Mengumpulkan data dengan mewawancarai orang yang terkait
langsung dengan kajian penelitian yang sedang dilakukan (Jogiyanto
:2008).
53
53
2.10 Metode Pengembangan Sistem
2.10.1 Rapid Application Development
Rapid Application Development (RAD) adalah suatu pendekatan
berorientasi objek terhadap pengembangan sistem yang mencakup suatu
metode pengembangan serta perangkat-perangkat lunak (Kendall &
Kendall, 2010). Fase-fase RAD yaitu:
Identified
Objectives and
Informations
Requirement
Work With Users
to Design SystemBuild The System
Introduced The
New System
Requirement Planning
Workshop Design
Implementation
Gambar 2. 10 Fase-fase RAD (Sumber: Kendall & Kendall ,2010)
1. Requirement Planning
Dalam fase ini, pengguna dan penganalisis bertemu untuk
mengidentifikasikan tujuan-tujuan aplikasi atau sistem serta untuk
mengidentifikasi syarat-syarat informasi yang ditimbulkan dari
tujuan-tujuan tersebut. Orientasi dalam fase ini adalah
menyelesaikan problem-problem perusahaan.
2. Workshop Design
Fase ini mengidentifikasi solusi alternatif dan memilih solusi
yang terbaik. Kemudian membuat desain proses bisnis dan desain
54
54
pemrograman untuk data-data yang telah didapatkan dan
dimodelkan dalam arsitektur sistem informasi.
3. Implementation
Setelah Workshop Design dilakukan, selanjutnya sistem
diimplementasi (coding) ke dalam bentuk yang dimengerti oleh
mesin yang diwujudkan dalam bentuk program atau unit program.
Tahap implementasi sistem merupakan tahap meletakkan sistem
supaya siap untuk dioperasikan. Software yang digunakan adalah
software Web server, bahasa pemrograman dan tools perangkat
lunak untuk database. Selain itu juga membutuhkan Software untuk
desain interface dan software-software untuk editor. Kemudian
mengevaluasi sistem informasi yang telah dibuat.
2.10.2 UML (Unified Modelling Language)
Unified Modeling Language (UML) adalah salah satu alat bantu
yang sangat handal di dunia pengembangan sistem yang berorientasi
obyek. Hal ini di sebabkan karena UML menyediakan bahasa
pemodelan visual yang memungkinkan bagi pengembang sistem untuk
membuat cetak biru atas visi mereka dalam bentuk yang baku, mudah di
mengerti, serta di lengkapi dengan mekanisme yang efektif untuk
berbagi (sharing) dan mengkomunikasikan rancangan mereka dengan
yang lain (Whitten et al., 2004).
55
55
2.10.3 Diagram dalam UML
UML merupakan kesatuan dari bahasa pemodelan yang di
kembangkan oleh Booch, Object Modeling Technique (OMT) dan
Object Oriented Software Engineering (OOSE). Metode Booch dari
Grady Booch sangat terkenal dengan nama metode Design Object
Oriented. Metode ini menjadikan proses analisis dan desain ke dalam 4
(empat) tahapan iterative, yaitu: identifikasi kelas-kelas dan obyek-
obyek, identifikasi semantik dari hubungan obyek dan kelas tersebut,
perincian interface dan implementasi. Keunggulan metode Booch
adalah pada detil dan kayanya dengan notasi dan elemen. Pemodelan
OMT yang dikembangkan oleh Rumbaugh di dasarkan pada analisis
terstruktur dan pemodelan entity-relationship (Whitten et al., 2004).
Desain sistem pada UML di susun oleh simbol-simbol yang
terbentuk menjadi sebuah diagram model. UML memiliki beberapa
diagram, di antaranya (Whitten et al., 2004):
1. Use case Diagram menggambarkan interaksi antara sistem, sistem
eksternal dan actor. Simbol yang digunakan dalam use case diagram
diantaranya (Whitten et al., 2004):
a. Use case merupakan urutan langkah-langkah yang secara
tindakan saling terkait baik otomatis maupun manual.
b. Aktor merupakan segala sesuatu yang berinteraksi dengan
sistem untuk pertukaran informasi. Aktor dapat berupa orang,
peralatan atau sistem lain yang berinteraksi dengan sistem yang
56
56
sedang dibangun. Dengan mengidentifikasi aktor, pembuatan
sistem yang akan dibuat dan yang tidak akan dibangun dapat
lebih terkonsentrasi. Fokus pada aktor membantu untuk
memperbaiki dan selanjutnya menentukan ruang lingkup dan
batas-batas sistem. aktor juga menentukan kelengkapan
persyaratan sistem. manfaat mengidentifikasi aktor pertama
adalah bahwa hal tersebut mengidentifikasi calon kemudian
kita dapat mewawancarai dan mengamati untuk
menyelesaikan upaya pemodelan use case.
c. Hubungan yaitu hubungan antara aktordengan use case di
mana terjadi interaksi di antara mereka.
Gambar 2. 11 Contoh Diagram Usecase (Whitten et al., 2004)
57
57
Berikut ini adalah perbedaan relationship pada use case
diagram (Whitten et al., 2004) :
a) Association
Association merupakan relationship antara actor dengan use
case, digambarkan sebagai sebuah garis lurus tanpa putus
antara actor dan use case.
b) Extends
Extends digunakan untuk menggambarkan hubungan antara
use case yang menunjukkan bahwa satu use case merupakan
fungsionalitas dari use case yang lain jika kondisi atau syarat
tertentu terpenuhi.
c) Uses (Includes)
Hubungan uses menggambarkan bahwa satu use case
seluruhnya meliputi fungsionalitas dari use case lainnya.
d) Depends On
Hubungan depends on sangat membantu untuk mengetahui use
case mana yang memiliki ketergantungan pada use case
lainnya yang bertujuan untuk menentukan urutan dalam
pengembangan use case.
e) Inheritance
Hubungan inheritance terjadi ketika dua atau lebih actor
menggunakan use case yang sama. Setiap use case pada use
58
58
case diagram dijelaskan secara detail pada documenting
abstract and extension use case narrative.
2. Activity diagram memodelkan langkah-langkah proses atau kegiatan
sistem. Diagram ini serupa dengan flowchart di mana secara grafis
diagram ini menggambarkan aliran sekuensial dari kegiatan entah itu
proses bisnis atau sebuah use case. Diagram ini berbeda dari
flowchart dimana diagram ini menyediakan sebuah mekanisme
untuk menggambarkan kegiatan yang tampak secara paralel
(Whitten et al., 2004).
Gambar 2. 12 Diagram Activity (Whitten et al., 2004)
3. Class diagram menggambarkan struktur objek sistem. Diagram ini
menunjukkan kelas objek yang menyusun sistem dan juga
hubungan antara kelas objek tersebut (Whitten et al., 2004).
59
59
Gambar 2. 13 Diagram Class (Whitten et al., 2004)
4. Sequence diagram menggambarkan dengan sangat detail
bagaimana sebuah objek berinteraksi satu sama lain sepanjang
waktu. Diagram ini memodelkan logika sebuah use case
dengan cara menggambarkan interaksi pesan di antara objek-
objek dalam rangkaian waktu (Whitten et al., 2004).
Gambar 2. 14 Diagram Sequence (Whitten et al., 2004)
60
60
5. Logical Record Structure (LRS) adalah sebuah model sistem yang
digambarkan dengan sebuah diagram class akan mengikuti
pola/aturan pemodelan tertentu dalam kaitannya dengan konversi
ke LRS, maka perubahan yang terjadi adalah mengikuti aturan-
aturan berikut ini, Setiap entitas akan diubah ke bentuk kotak,
sebuah atribut relasi disatukan dalam sebuah kotak bersama entitas
jika hubungan yang terjadi pada diagram class 1:M (relasi bersatu
dengan cardinality M) atau tingkat hubungan 1:1 (relasi bersatu
dengan cardianlity yang paling membutuhkan referensi), sebuah
relasi dipisah dalam sebuah kotak tersendiri (menjadi entitas baru)
jika tingkat hubungannya M:M (many to many) dan memiliki
foreign key sebagai primary key yang ambil dari kedua entitas yang
sebelumnya saling berhubungan (Sugiarti, 2013).
2.11 Pengujian dengan Black Box
Pengujian adalah proses eksekusi suatu program dengan maksud untuk
menemukan kesalahan (Bahra, 2006). Pada siste m ini untuk pengujian
aplikasi dilakukan meggunakan “Black Box” atau kotak hitam. Black Box
adalah pengujian yang memperlakukan perangkat lunak yang tidak diketahui
kinerja internalnya. Sehingga penguji memandang perangkat lunak seperti
layaknya sebuah “kotak hitam” yang tidak penting dilihat isinya, tapi cukup
dikenai proses pengujiannya dibagian luar (Rizky, 2011).
61
61
Pengujian black box berfokus pada persyaratan fungsional perangkat
lunak. Pengujian black box memungkinkan perekayasa perangkat lunak
mendapatkan serangkaian kondisi input yang sepenuhnya menggunakan
semua persyaratan fungsional untuk suatu program. Pengujian black box
merupakan pendekatan komplementer yang kemungkinan besar mampu
mengungkap kesalahan.
Pengujian black box berusaha menemukan kesalahan dalam kategori
sebagai berikut (Bahra, 2006):
a. Fungsi-fungsi yang tidak benar atau hilang.
b. Kesalahan interface.
c. Kesalahan dalam struktur data atau akses eksternal.
d. Kesalahan kinerja.
e. Inisialisasi dan kesalahan terminasi.
2.12 Tools Pembuatan Aplikasi
2.12.1 ArcGIS
ArcGIS merupakan perangkat lunak desktop Sistem Informasi
Geografis dan pemetaan. Software ini diluncurkan oleh ESRI
(Environmental System Research Institute Inc.) dengan sistem operasi
windows. Struktur data yang digunakan adalah data raster dan data
vektor. Data grafis yang disimpan dalam rangkaian bujursangkar yang
disimpan sebagai pasangan angka menyatakan baris dan kolom dalam
62
62
suatu matriks. Resolusi dari data raster ditentukan oleh ukuran grid-cell.
Data digital yang disimpan dalam rangkaian koordinat (x,y).
Resolusi data vektor tergantung dari jumlah titik yang
membentuk garis. Format data atau file yang dapat digunakan yaitu SHP
sebagai file utama, SHX sebagai file index, dan DBF sebagai file table
atributte. Fasilitas pada software inti (core) yaitu masukan dan editing,
prosesing, dan keluaran (layout). Masukan berupa on screen digitizing
yaitu proses pengubahan data grafis digital, dalam struktur data vektor
yang disimpan dalam bentuk point, garis dan area. Editing dari hasil
konversi data analog menjadi data digital masih merupakan data mentah
yang belum dapat dilakukan pemprosesan lebih lanjut. Selain itu, hasil
digitasi tidak terbebas dari kesalahan kenampakan (error feature),
sehingga perlu dilakukan koreksi atau editing.
Prosesing meliputi query yaitu kemampuan SIG untuk
menjawab pertanyaan spasial maupun non-spasial atau pertanyaan yang
harus dijawab oleh SIG dengan bantuan basis datanya maupun
atributnya., mengelompokkan dan mengagregasikan data-data, bekerja
dengan grafik, bekerja dengan HotLinks, bekerja dengan citra digital,
buffer, overlay dan skoring. Keluaran (layout) merupakan fungsi untuk
membuat komposisi peta untuk dicetak.
Fasilitas paket program yang terintegrasi dengan software inti
yaitu pertukaran data dengan membaca dan menuliskan data dari dan ke
dalam format perangkat lunak SIG yang lainnya. Format data ada dua
63
63
yaitu format masukan data dan format keluaran data. Format masukan
data antara lain berupa data citra satelit dengan format BSQ, BIL, BIP,
data raster dengan format BMP, JPG, TIFF, data ERDAS, dan data
ArcInfo.
ArcGIS menyediakan sebuah kerangka kerja bertingkat bagi satu
atau lebih pengguna pada dekstop, server, Web, dan untuk di lapangan.
ArcGIS merupakan integrasi dari produk-produk software GIS untuk
membangun sebuah Sistem Informasi Geografi yang lengkap, terdiri
dari 4 lingkungan kerja utama untuk pengembangan GIS yaitu ArcGIS
Desktop, ArcView, ArcEditor, ArcInfo.
Terdapat pula produk ArcGIS berbasis server, serta produk
ArcGIS untuk PDA. Ekstensi dapat dibeli secara terpisah untuk
meningkatkan fungsionalitas ArcGIS. Perangkat lunak ArcGIS
merupakan perangkat lunak SIG yang baru dari ESRI, yang
memungkinkan kita memanfaatkan data dari berbagai format data.
Dengan ArcGIS kita memanfaatkan fungsi desktop maupun jaringan.
Dengan ArcGIS pula kita bisa memakai fungsi pada level ArcView, Arc
Editor, Arc/Info dengan fasilitas ArcMap, Arc Catalog dan Toolbox
(Nugraha, 2013).
2.12.2 Google Maps API
Google Maps adalah layanan aplikasi dan teknologi peta berbasis
web yang disediakan google secara gratis, termasuk didalamnya website
Google Maps (http:i/maps.google.com), Google Ride Fonde, Google
64
64
transit, dan peta yang disisipkan pada website lain melalui Google Maps
API.
Google Maps di buat dengan menggunakan kombinasi dari
gambar peta, database, serta objek – objek interatif yang di buat dengan
bahasa pemrograman HTML, javascript dan AJAX, serta beberapa
bahasa pemrograman lainnya. Gambar – gambar yang muncul pada peta
merupakan hasil komunikasi dengan database pada web server Google
untuk menampilkan gabungan dari potongan – potongan gambar yang di
minta. Keseluruhan citra yang akan diintegrasikan ke dalam database
google server, nantinya akan dapat dipanggil sesuai kebutuhan
permintaan.
Google juga menyedikan layanan Google Maps API yang
memungkinkan para pengembang untuk menintegrasikan Google Maps
ke dalam website masing – masing dengan menggunakan data point
sendiri.
API atau Application Programming Interface merupakan suatu
dokumentasi yang terdiri dari interface, fungsi, kelas, struktur dan
sebagainya untuk membangun sebuah perangkat lunak. Dengan adanya
API ini, maka memudahkan programmer untuk “membongkar” suatu
software untuk kemudian dapat dikembangkan atau diintegrasikan
dengan perangkat lunak yang lain (Amri, M. Syaitul, 2011).
API dapat dikatakan sebagai penghubung suatu aplikasi dengan
aplikasi lainnya yang memungkinkan programmer menggunakan sistem
65
65
function. Proses ini dikelola melalui operating system. Keunggulan dari
API ini adalah memungkinkan suatu aplikasi dengan aplikasi lainnya
dapat saling berhubungan dan berinteraksi. Bahasa pemrograman yang
digunakan oleh Google Maps, yang terdiri dari HTML, Javascript dan
AJAX serta XML, memungkinkan untuk menampilkan peta Google
Maps di website lain.
2.12.3 Direction (Arah)
Google Direction API adalah layanan untuk menghitung arah
antar lokasi dengan permintaan HTTP. Direction dapat menetapkan
asal-usul, tujuan dan waypoints baik berupa string teks (misalnya ",
Chicago IL" atau "Darwin, NT, Australia") atau sebagai
longitude/latitude. Atau bisa juga multiside menggunakan serangkaian
waypoint (Gabriel, 2010).
Layanan ini umumnya dirancang untuk menghitung arah statis
(diketahui di level tinggi). Pengalamatan untuk penempatan konten
aplikasi pada peta, layanan ini tidak dirancang untuk merespon secara
real time untuk input pengguna, misalnya. Untuk perhitungan arah yang
dinamis (misalnya, dalam elemen user interface) (Gabriel, 2010).
2.12.4 Pengertian Keyhole Markup Language (KML)
KML adalah XML yang berfokus pada visualisasi geografis,
termasuk anotasi peta dan citra. Visualisasi geografisnya mencakup
tidak hanya penyajian data grafik di peta dunia tetapi juga dalam hal
navigasi kendali dalam mengarahkan pengguna saat penggunaan peta.
66
66
KML mempunyai suatu set terstruktur berupa tempat, gambar,
polygon, model 3D, teks keterangan dan lain – lain untuk ditampilkan
dalam Google Earth, Google Maps, dan mobile. Setiap tempat memiliki
bujur dan lintang. Dari data XML inilah dapat dipetakan ke dalam
Google Maps menjadi sebuah layer KML (Purvis et. all, 2006).
2.12.4.1 Struktur Keyhole Markup Language (KML)
Seperti yang sudah dijelaskan oleh Purvis (2006) secara
umum, struktur penulisan file KML adalah sebagai berikut:
Gambar 2. 15 Struktur KML (Purvis, 2006)
67
67
2.13 Tools Pengembangan Aplikasi Web
2.13.1 Adobe Photoshop
Dalam pngembangan sebuah aplikasi terutama aplikasi berbasis
web, agar tampilan aplikasi web tersebut menarik dan interaktif serta
nyaman untuk dibaca, dibutuhkan sebuah aplikasi yang dapat mengolah
dan memanipulasi gambar. Photoshop adalah software yang digunakan
untuk memodifikasi gambar atau poto secara profesional baik meliputi
modifikasi obyek yang sederhana maupun yang sulit sekalipun
(Purwanto, 2007). Photoshop merupakan salah satu software yang
berguna untuk mengolah gambar berbasis bitmap, yang mempunyai tool
dan efek yang lengkap sehingga dapat menghasilkan gambar atau poto
yang berkwalitas tinggi. Kelengkapan fitur yang ada di dalam Photoshop
inilah yang akhirnya membuat software ini banyak digunakan oleh
desainer grafis profesional. Dan mungkin juga sampai saat ini masih
belum ada software desain grafis lain yang bisa menyamai kelengkapan
fitur dalam Photoshop.
2.13.2 Macromedia Dreamweaver
Macromedia Dreamweaver adalah sebuah web editor
professional yang digunakan untuk mendesain dan mengelola situs web
atau halaman web (Herlambang, 2005). Macromedia Dreamweaver
yang paling sering digunakan oleh web designer atau web programmer
dalam mengembangkan suatu situs web.
68
68
Hal ini disebabkan area kerja, fasilitas dan kemampuan
Dreamweaver yang makin powerfull dan menunjang peningkatan
produktifitas dan efektifitas untuk mendesain atau membangun situs
web. Dreamweaver juga dilengkapi dengan fasilitas untuk manajemen
situs yan cukup lengkap. Pembahasan mencakup:
1. Mendesain halaman web.
2. Bekerja dengan teks.
3. Menggunakan CSS.
4. Bekerja dengan gambar.
5. Bekerja dengan frame.
6. Bekerja dengan form.
7. Bekerja dengan media lain-lain.
2.13.3 XAMPP
XAMPP merupakan paket aplikasi yang memudahkan dalam
meng-install modul PHP, Apache dan MySQL. Selain itu XAMPP
dilengkapi oleh berbagai fasilitas lain yang akan memberikan
kemudahan dalam mengembangkan situs web berbasis PHP. XAMPP
merupakan aplikasi gratis dan tersedia untuk platform Linux, Windows,
MacOS dan Solaris. Aplikasi ini dikembangkan oleh Kay Vogelgeang,
Carsten Wiedmann dan Kai ’Oswand’ Saidler di bawah lisensi GNU
(General Public Lisence). Aplikasi ini dapat diperoleh pada situs
http://apachefriends.org (Wibowo, 2007).
69
69
2.13.4 MySQL
MySQL (baca: mai-se-kyu-el) adalah software yang tergolong
sebagai Database server yang sangat terkenal. Kepopulerannya
disebabkan MySQL menggunakan SQL sebagai dasar untuk mengakses
Database-nya. Hal menarik lainnya adalah MySQL juga bersifat
multiplatform (dapat dijalankan pada berbagai sistem operasi). MySQL
juga termasuk jenis RDBMS (Relational Database Management
System). Itulah sebabnya istilah seperti tabel, baris dan kolom digunakan
pada MySQL (Kadir, 2009).
2.13.5 PHP
PHP/FI merupakan nama awal dari PHP. PHP-Personal Home
Page, FI adalah Form Interface. Dibuat pertama kali oleh Rasmus
Lerdoff. PHP, awalnya program CGI yang dikhususkan untuk menerima
input melalui form yang ditampilkan dalam browser web.(Betha, 2006).
PHP merupakan script untuk pemrograman script web server-
side, script yang membuat dokumen HTML (Hyper Text Markup
Language) secara on the fly, dokumen HTML yang dihasilkan dari suatu
aplikasi bukan HTML yang dibuat dengan menggunakan editor teks atau
editor HTML. PHP secara resmi merupakan kependekan dari HyperText
Preprocessor, merupakan bahasa script server-side yang disisipkan pada
HTML.(Betha, 2006)
70
70
2.13.6 Kemampuan PHP
PHP secara mendasar dapat mengerjakan semua yang dapat
dikerjakan oleh program CGI, seperti mendapatkan data dari form,
menghasilkan isi halaman web yang dinamik, dan menerima cookies.
Kemampuan(Feature) PHP yang paling diandalkan dan signifikan
adalah dukungan kepada banyak database. Membuat halaman web yang
menggunakan data dari database dengan sangat mudah dapat dilakukan.
Berikut adalah daftar database yang didukung oleh PHP : (Betha, 2006)
Tabel 2. 2 Daftar database (Betha, 2006)
1. Adabas D 12. Interbase
2. dBase 13. MSQL
3. Empress 14. Direct MS SQL
4. FilePro (Read-Only) 15. MySQL
5. FrontBase 16. ODBC
6. Hyperwave 17. Oracle
7. IBM DB2 18. Ovrimos
8. Informix 19. PostgreSQL
9. Ingres 20. Solid
10. Velocies 21. SQLite
11. Unix DBM 22. Sybase
Berikut ini merupakan contoh koding dari PHP:
1. Embedded Script
<html>
<head>
<title>Contoh Embedded Script</title>
</head>
<body>
<?php
echo “<strong>ini skrip php<strong>”;
?> </body> </html>
71
71
Script diatas menunjukan contoh script PHP sederhana,
yang disebut dengan embedded script. (Betha, 2006)
2.14 Pengertian Situs
Dalam Undang-Undang Nomor 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya,
pengertian situs dijelaskan sebagai berikut: “Situs Cagar Budaya adalah lokasi
yang berada di darat dan/atau di air yang mengandung Benda Cagar Budaya,
Bangunan Cagar Budaya, dan/atau Struktur Cagar Budaya sebagai hasil
kegiatan manusia atau bukti kejadian pada masa lalu”.
Situs diartikan sebagai sebuah “lokasi”, yaitu tempat ditemukannya
tinggalan arkeologi. Tinggalan itu sendiri dapat berupa benda, bangunan, atau
kompleks yang menjadi bukti aktivitas manusia masa lalu. Dan juga arti situs
yaitu sebagai tempat ditemukannya tinggalan-tinggalan arkeologi yang
memerlihatkan hubungan kontekstual antara satu dengan lainnya. Sehingga
dapat dimaknai bahwa situs sebagai ruang geografis yang menyimpan
informasi tentang aktivitas manusia di masa lalu. Di dalam cakupan ruang itu
tersimpan hasil-hasil pemikiran manusia dan peristiwa-peristiwa yang
menjadi identitas masyarakat yang pernah tinggal di tempat itu. Juga
ditemukanya benda-benda arkeologi pada masa lampau yang masih utuh
bentuk dan keadaanya, dan Situs tersebut menjadi sebuah sejarah. Menurut
(Janus, 2009).
Menurut William Haviland (dalam Warsito 2012) mengatakan bahwa
“tempat-tempat dimana ditemukan peninggalan-peninggalan arkeologi di
72
72
kediaman makhluk manusia pada zaman dahulu dikenal dengan nama situs.
Situs biasanya ditentukan berdasarkan survey suatu daerah”.
Lebih lanjut William Haviland (dalam Warsito 2012) juga mengatakan
bahwa “ artefak/artefac adalah sisa-sisa alat bekas suatu kebudayaan zaman
prehistori yang digali dari dalam lapisan bumi. Artefak ialah objek yang
dibentuk atau diubah oleh manusia”.
Dalam UU RI No. 11 Th 2010 Bab III Pasal 5 tentang benda,
bangunan, atau struktur dapat diusulkan sebagai benda cagar budaya,
bangunan cagar budaya, atau struktur cagar budaya apabila memenuhi
kriteria:
a. Berusia 50 (lima puluh) tahun atau lebih;
b. Mewakili masa gaya paling singkat berusia 50 (lima puluh) tahun;
c. Memiliki arti khusus bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama,
dan/atau kebudayaan.
d. Memiliki nilai budaya bagi penguatan kepribadian bangsa.
Berdasarkan pasal 9, lokasi dapat ditetapkan sebagai Situs Cagar
Budaya apabila:
a. Mengandung Benda Cagar Budaya, Bangunan Cagar Budaya, dan/atau
Struktur Cagar Budaya.
b. Menyimpan informasi kegiatan manusia pada masa lalu.
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa Situs
diketahui karena adanya artefak. Ahli arkeologi mempelajari peninggalan-
peninggalan yang berupa benda untuk menggambarkan dan menerangkan
73
73
perilaku manusia. Jadi situs sejarah adalah tempat dimana terdapat informasi
tentang peninggalan-peninggalan bersejarah. Salah satu contoh situs sejarah
adalah candi-candi yang berada di Indonesia. Contoh situs peninggalan pada
zaman Arkeologi:
A. Menhir
Gambar 2. 16 Contoh Menhir (Sumber : http://psb.sman82-jakarta.sch.id/cgi-
bin/mo_full.cgi?moid=55&fname=sej102_05.htm, (2010))
Menhir adalah bangunan yang berupa tugu batu yang didirikan untuk
upacara menghormati roh nenek moyang, sehingga bentuk menhir ada yang
berdiri tunggal dan ada yang berkelompok serta ada pula yang dibuat bersama
bangunan lain yaitu seperti punden berundak-undak.
B. Dolmen
Gambar 2. 17 Contoh Dolmen (Sumber : http://psb.sman82-
jakarta.sch.id/cgi-bin/mo_full.cgi?moid=55&fname=sej102_05.htm, (2010))
74
74
Dolmen merupakan meja dari batu yang berfungsi sebagai tempat
meletakkan saji-sajian untuk pemujaan. Adakalanya di bawah dolmen dipakai
untuk meletakkan mayat, agar mayat tersebut tidak dapat dimakan oleh
binatang buas maka kaki mejanya diperbanyak sampai mayat tertutup rapat
oleh batu. Dengan demikian dolmen yang berfungsi sebagai tempat
menyimpan mayat disebut dengan kuburan batu.
C. Punden berundak
Gambar 2. 18 Punden berundak-undak dan ilustrasinya (Sumber
http://psb.sman82-jakarta.sch.id/cgi-
bin/mo_full.cgi?moid=55&fname=sej102_05.htm, (2010))
Punden berundak-undak adalah bangunan dari batu yang bertingkat-
tingkat dan fungsinya sebagai tempat pemujaan terhadap roh nenek moyang
yang telah meninggal. Bangunan tersebut dianggap sebagai bangunan yang
suci.
2.15 Periodisasi Sejarah Kebudayaan Indonesia
Dalam periodisasi sejarah kebudayaan Indonesia dikenal adanya
beberapa tahapan secara garis besar, yaitu masa prasejarah yang merupakan
perkembangan kebudayaan yang paling awal, seluruh kepulauan Indonesia
75
75
mengalami tahapan prasejarah tersebut. Masa prasejarah kira-kira berakhir
dalam abad ke 4 M dengan ditemukannya bukti tertulis awal di Nusantara.
Masa prasejarah mempunyai suatu era penting yang dinamakan megalitik,
dalam era itu penduduk kepulauan Indonesia telah menghasilkan bermacam
monumen megalitik sebagai sarana pemujaan kepada arwah leluhur (ancestor
worship). Aktivitas dalam era megalitik tersebut tidaklah terhenti, melainkan
di beberapa tempat terus berlanjut hingga masa sejarah sudah dikenal oleh
penduduk kepulauan Nusantara, bahkan ada yang terus bertahan hingga
dewasa ini.
Kemudian disusul masa transisi antara periode prasejarah dan sejarah
yang dinamakan proto-sejarah. Pada prinsipnya proto-sejarah mempunyai dua
ciri, yaitu (a) di suatu tempat telah dijumpai bukti tertulis yang diduga aksara
namun belum dapat dibaca, dan (b) berita tentang suatu wilayah telah dicatat
oleh bangsa lain yang telah mengenal tulisan, sementara itu penduduk wilayah
tersebut belum mengenal tulisan. Masa proto-sejarah terjadi secara berbeda-
beda di wilayah Indonesia, ada yang hanya singkat saja, namun ada pula yang
berlangsung selama beberapa abad. (Munandar, 1995).
Ketika penduduk kepulauan ini telah mengenal aksara dan
meninggalkan berita tertulisnya, maka sejak itulah penduduk kepulauan
Nusantara memasuki era sejarahnya. Dalam masa sejarah perkembangan
kebudayaan Indonesia dapat dibagi menjadi periode Hindu-Buddha, periode
masuk dan berkembangnya Islam, kolonialisme Belanda, dan kemerdekaan
Indonesia. (Munandar, 1995).
76
76
2.16 Pengertian Arkeologi
Arkeologi muncul pada awal abad ke-19. Ilmu ini muncul diawali
dengan adanya kelompok masyarakat di Eropa yang memburu barang-barang
antik atau para kolektor yang disebut sebagai Kelompok Antiquarian.
Kelompok Delletanty yaitu kelompok masyarakat yang selain mengoleksi
barang-barang antik yang bernilai seni juga berusaha untuk mencari latar
belakang sejarah dari benda-benda seni yang mereka kumpulkan. Secara
etimologi, kata Arkeologi berasal dari kata archeosdan logos. Sedangkan
secara terminology, Balai arkeologi bandung (2010) menjelaskan bahwa ada
beberapa pengertian mengenai Arkeologi, yaitu:
1. ilmu yang mempelajari masa lampau melalui benda-benda tinggalan
manusia.
2. Studi aspek-aspek sosial dan kultural masa lampau melalui sisa-sisa
material dengan tujuan untuk menyusun dan menguraikan peristiwa yang
terjadi pada masa lampau dan menjelaskan arti peristiwa tersebut.
3. Sisa-sisa material ataupun benda-benda tinggalan manusia merupakan data
penting.
Akbar (2010) menjelaskan bahwa Arkeologi adalah ilmu yang
mempelajari kebudayaan masyarakat masa lalu melalui peninggalannya.
Meskipun mengkaji sesuatu yang telah lalu, namun sebenarnya Arkeologi
sangat dinamis. Dinamika tersebut terjadi karena penelitian terhadap data
arkeologi belum terungkap semuanya. Dalam mempelajari tentang budaya
77
77
masa lalu, arkeologi merupakan salah satu disiplin ilmu yang berdiri sendiri
dengan seperangkat ilmu bantu, baik yang berasal dari ilmu-ilmu keras (hard
sciences), dan ilmu-ilmu lunak (soft sciences). Disiplin ilmu bantu yang
berasal dari kelompok ilmu keras, yaitu:
1. Geologi mengembangkan studi geoarkeologi.
2. Kimia mengembangkan studi kemikoarkeolog.
3. Biologi mengembangkan studi bioarkeologi dan ekologi.
4. Metalurgi dalam kajian teknologi dan bahan.
5. Arsitektur dalam kajian rancang bangun.
2.16.1 Bentuk/Jenis Data Arkeologi
Data arkeologi terus mengalami perluasan dari waktu ke
waktu. Akbar (2010) menjelaskan bahwa data arkeologi dapat berupa:
(1) Artefak (Artifact), (2) Fitur (Feature), (3) Ekofak (Ecofact), (4)
Situs (Site), (5) Kawasan Arkeologis (Area) yang mencakup beberapa
situs sekaligus di suatu bentang geografis.
Artefak dan fitur dapat dipisahkan berdasarkan sifatnya yang
dapat dipindahkan atau tidak dapat dipindahkan tanpa merusak
kedudukannya, tetapi keduanya jelas menunjukan adanya modifikasi
secara fisik oleh manusia. Ekofak adalah benda alam yang diintervensi
oleh manusia melalui konsep atau makna, sehingga terkesan tidak ada
perubahan fisik pada benda alam tersebut. Situs (Site) yaitu bidang
tanah yang mengandung tinggalan purbakala dan pernah dijadikan
sebagai tempat kegiatan masyarakat masa lalu. Peninggalan yang
78
78
terdapat di sebuah situs dapat terdiri dari gabungan antara artefak,
fitur, dan ekofak. Sementara itu, Kawasan Arkeologi (Region) yaitu
Suatu daerah yang di dalamnya mengandung situs-situs arkeologi.
Bentuk kawasan geografis yang termasuk dalam kelompok ini dapat
berupa Permukiman (seperti perkotaan, perkampungan, hunian tepi
danau, perbukitan, dsb). (Akbar, 2010)
Sebuah situs bisa pernah dihuni sekali (single site), dan juga
bisa dihuni secara berkelanjutan (multy component site) sepanjang
sejarahnya. Suatu situs juga mempunyai batasan-batasan tertentu,
yaitu: Pertama, batas cultural, yaitu batas satuan ruang yang dibuat
dengan sengaja atau tidak sengaja oleh manusia masa lalu atau masa
kini (pagar keliling candi, benteng, patok, batas pemilikan lahan,
ketiadaan temuan dll). Kedua, batas geografikal, yaitu batas satuan
ruang yang dibentuk oleh alam berwujud bentukan geografis (laut,
sungai, gunung, bukit, selokan, tanggul alam, dll). Ketiga, batas
arbitrer yaitu batas satuan ruang yang ditentukankan oleh arkeolog
dalam proses penelitian (batas ekskavasi, cakupan pandangan, dan
lain-lain). Keempat, batas administrasi, yaitu batas satuan ruang yang
ditentukan secara administratif. (Akbar, 2010).
79
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Waktu Dan Tempat penelitian
Tempat Penelitian : Bidang Arkeologi
Pusat Arkeologi Nasional, Jl. Raya Condet Pejaten
No.4, Pasar Minggu Kota Jakarta Selatan 12510
Waktu Penelitian : Maret 2015 – Agustus 2015
3.2 Perangkat dan Data Penelitian
3.2.1. Perangkat Penelitian
Perangkat yang di pergunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Perangkat Keras
a. Intel(R) Core (TM) i5-3210M [email protected]
b. Hardisk 750GB
c. Memory 4GB
d. VGA 2GB
e. Perangkat keras lainnya (Keyboard, Mouse dan lain-lain)
2. Perangkat Lunak
a. Windows 8.1 sebagai Sistem Operasi komputer
b. Arcview 9.3 sebagai pengolah data spasial
c. Google Maps API sebagai Map Server.
d. Macromedia Dreamweaver 8 sebagai text editor
e. XAMPP sebagai Local Server sebagai running localhost
80
80
f. Paket XAMPP (MYSQL sebagai database server,
PhpMyAdmin sebagai webserver).
g. StarUML sebagai alat desain perancangan sistem dan database.
h. Browser internet: Mozilla Firefox, Google Chrome sebagai
web browser untuk menjalankan aplikasi.
3.2.2. Data Penelitian
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder,
yaitu data yang sudah ada di Pusat Arkeologi Nasional. Data tersebut
berupa peta yang digunakan sebagai berikut:
1. Data spasial yaitu Peta Pulau Jawa dalam format shapefile dengan
extention *shp yang di-convert menjadi data kml, sehingga dapat
ditampilkan di Google maps.
2. Data nonspasial yaitu data informasi objek peninggalan situs
sejarah di wilayah Pulau Jawa dengan format file excel, berupa
table lengkap dengan nama situs, alamat ditemukan situs,
koordinat bujur, koordinat longitude (bujur timur), koordinat
latitude (lintang selatan), koordinat X (bujur timur), koordinat Y
(lintang selatan), zona UTM, ketinggian dpal, kategori, bentuk,
periodesasi, sejarah situs, dan gambar.
3. Data mengenai profil perusahaan Pusat Arkeologi Nasional.
81
81
3.3 Metode Penelitian
3.3.1. Metode Pengumpulan Data
3.3.1.1. Observasi
Dalam melakukan penelitian ini, penulis melaksanakan
pengamatan langsung untuk mengumpulkan data dan informasi.
Pengamatan ini dilakukan dengan melihat langsung proses dan
kegiatan pengolahan data situs arkeologi yang berjalan pada Pusat
Arkeologi Nasional . Observasi ini dilakukan di bagian bidang data
dan informasi.
Dari observasi tersebut peneliti mendapatkan beberapa data di
antaranya:
1. Data berupa informasi dan dokumentasi mengenai situs serta data
koordinat persebaran situs arkeologi.
2. Data mengenai sistem berjalan pencatatan situs arkeologi pada
Pusat Arkeologi Nasional.
3. Data profil perusahaan Pusat Arkeologi Nasional.
Data-data tersebut dikumpulkan peneliti sebagai bahan
penelitian dan untuk mengetahui dan memahami bagaimana alur
proses pengelolaan data persebaran situs arkeologi.
3.3.1.2. Studi Pustaka
Studi kepustakaan adalah studi yang dilakukan dengan
mempelajari berbagai pustaka yang menyangkut dengan masalah yang
akan dibahas dengan menggali teori-teori yang telah berkembang
82
82
dalam bidang ilmu yang berkepentingan, mencari metode-metode serta
teknik penelitian, baik dalam mengumpulkan data atau dalam
menganalisis data, yang telah pernah dipergunakan oleh peneliti-
peneliti terdahulu sehingga memperoleh orientasi yang lebih luas
dalam permasalahan yang dipilih dan diangkat (Nazir, 2005).
Disini penulis mempelajari tiap konsep yang berkaitan dengan
topik bahasan penelitian, antara lain :
1. Data-data yang berasal dari buku-buku dan pustaka lainnya
diperlukan untuk membantu memecahkan masalah dalam
penelitian ini yang meliputi Definisi Aplikasi, Sistem, Cagar
Budaya khususnya mengenai peninggalan Situs Arkeologi,
peninggalan-peninggalan mengenai cagar budaya yang ada di
Indonesia, Location based service, Metode Pengembangan Sistem
Rapid Application Development (RAD), Operating system dan
Android terutama yang bersumber dari buku, artikel serta jurnal-
jurnal
Dari hasil pengamatan pustaka tersebut didapatkan
bagaimana membangun suatu aplikasi spasial persebaran situs
arkeologi berbasis web.
Kemudian mengamati regulasi yang memperkuat penelitian
ini harus dilakukan adalah UU No. 11 tahun 2010 bab 5 tentang
perlindungan dan pemeliharaan cagar budaya, (1) Setiap orang
yang memiliki atau menguasai benda cagar budaya wajib
83
83
melindungi dan memeliharanya. (2) Perlindungan dan
pemeliharaan benda cagar budaya sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) wajib dilakukan dengan memperhatikan nilai sejarah dan
keaslian bentuk serta pengamanannya. Serta tentang pengelolaan
cagar budaya yang terdapat pada pasal 18, (1) Pengelolaan benda
cagar budaya dan situs adalah tanggung jawab Pemerintah. (2)
Masyarakat, kelompok, atau perorangan berperanserta dalam
pengelolaan benda cagar budaya dan situs. (3) Ketentuan mengenai
tata cara pengelolaan benda cagar budaya dan situs ditetapkan
dengan Peraturan Pemerintah.
Dan Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia No. 19 Tahun 1993 tentang perlindungan benda cagar
budaya menjelaskan bahwa melindungi benda cagar budaya
sebagai salah satu upaya bagi pelestarian warisan budaya bangsa,
merupakan ikhtiar untuk memupuk kebanggaan nasional dan
memperkokoh jatidiri bangsa. Upaya pelestarian benda cagar
budaya tersebut, sangat besar artinya bagi kepentingan pembinaan
dan pengembangan sejarah, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan,
serta pemanfaatan lainnya dalam rangka memajukan kebudayaan
bangsa demi kepentingan nasional.
Selain itu penulis juga mengambil lima buah karya ilmiah yang
menjadi acuan dalam penulisan karya ilmiah ini. Berikut penelitian
sejenis pendukung skripsi ini :
84
84
Tabel 3. 1 Peneletian Sejenis
No. Peneliti Judul Penelitian Pembahasan
1
Fadhila dan
Berliani
Apriga Nur
(2012)
Pembuatan Sistem
Informasi Situs
Arkeologi Berbasis
Webgis (Studi Kasus:
Delta Brantas)
Hasil produk dari karya tulis ini mampu
menyajikan peta sebaran situs arkeologi
di Delta Brantas khususnya Kabupaten
Sidoarjo, dan mampu menganalisa jarak
terjauh antara situs-situs berada pada
lokasi Candi Tawangalun-Situs
Kedungklinter dan untuk jarak terdekat
situs-situs berada pada lokasi Candi
Pamotan 1-Candi Pamotan II.
2 Damayantie
F. H. (2013)
Rancang Bangun
Sistem Informasi
Spasial Objek Wisata
Cagar Budaya
Berbasis Web di
Provinsi DKI Jakarta
Hasil produk dari penelitian tersebut
yakni mampu menampilkan peta spasial
untuk mengetahui posisi geografis cagar
budaya yang ada di DKI Jakarta, dan
dapat menampilkan informasi mengenai
objek wisata cagar budaya yang ada di
DKI Jakarta.
3
Muzakki
Romadhon
(2014)
Perancangan Aplikasi
Sistem Informasi
Geografis Lokasi Situs
Bersejarah
Peninggalan Kerajaan
Majapahit Di
Kabupaten Mojokerto
Berbasis Android
Produk dari karya tulis ini dapat
memberikan informasi mengenai peta
letak Situs Bersejarah peninggalan
kerajaan Majapahit yang ada di
Kabupaten Mojokerto dengan aplikasi
yang ada di smartphone android.
4
Agnes
Rusnalia
Trisnawati
dan Bangun
Muljo
Sukojo
(2011)
Pembuatan Sistem
Informasi Bangunan
Cagar Budaya
Berbasis Webgis
(Studi Kasus : Kota
Surabaya)
Program aplikasi berbasis web yang
dapat menunjukkan persebaran
bangunan cagar budaya sebanyak 153
bangunan dan tersebar di wilayah
Surabaya Pusat yang merupakan pusat
perkembangan kota lama serta
beberapa pilihan jalur alternatif yang
telah ditentukan berdasarkan proses
AHP.
85
85
5
Venia
Rachmawati
dan Setia
Wirawan
(2010)
Aplikasi Web
Pemetaan Informasi
Wisata Sejarah Dan
Budaya Pada Wilayah
DKI Jakarta
Web aplikasi pemetaan wisata sejarah
dan budaya DKI Jakarta ini menyajikan
peta digital yang didalamnya terdapat
informasi mengenai lokasi wisata pada
DKI Jakarta diantaranya sejarah, lokasi,
keunggulan, tarif, fasilitas yang ada. Pada
aplikasi web pemetaan ini dilengkapi
dengan informasi pelengkap diantaranya
profil, berita-berita mengenai pariwisata,
sejarah, masyarakat dan budaya.
3.3.1.3. Wawancara
Kegiatan wawancara ini, penulis mewawancarai Bapak
Frandus selaku Kepala Subbidang Data Pusat Arkeologi Nasional.
Berdasarkan wawancara dan pengamatan yang penulis lakukan,
penulis mengumpulkan informasi mengenai sistem yang sedang
berjalan di Pusat Arkeologi Nasional dan permasalahan-permasalahan
yang ada pada Pusat Arkeologi Nasional yang berhubungan dengan
sistem pengolahan data situs arkeologi. Wawancara ini berguna untuk
memperoleh data-data yang diperlukan dalam perancangan dan
pembuatan sistem.
3.4. Metode Pengembangan Sistem
Rapid Application Development (RAD) merupakan salah satu metode
prototyping Tahapan metode pengembangan sistem dengan rapid application
development yang dilakukan adalah sebagai berikut.
86
86
3.4.1 Proses Perencanaan Syarat (Requirements Planning)
Dalam fase ini penulis melakukan beberapa kegiatan
diantaranya:
1. Pengumpulan data dan syarat-syarat informasi, yaitu tahap
mengumpulkan data-data hasil observasi untuk dapat
mempermudah dalam identifikasi sistem, diantaranya mengenai:
a. Profil Pusat Arkeologi Nasional yang berada dibawah naungan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, yaitu data
mengenai profil, sejarah, visi dan misi, tujuan, struktur
organisasi, kegiatan, dan layanan Pusat Arkeologi Nasional.
b. Data mengenai sistem yang sedang berjalan, yaitu data dan
informasi mengenai sistem berjalan yang digunakan oleh
Pusat Arkeologi Nasional dalam menghasilkan informasi.
2. Identifikasi sistem untuk mengembangkan sistem yang sudah ada
yaitu :
a) Identifikasi masalah pada sistem yang lama Menganalisis dan
mengidentifikasi apa saja kelemahan dari sistem berjalan.
b) Identifikasi tujuan pengembangan sistem, yaitu tahap
mengidentifikasi apa saja tujuan yang ingin dicapai dalam
pembuatan sistem.
c) Identifikasi kebutuhan sistem yang baru, yaitu tahap
mengidentifikasi kebutuhan apa saja yang diperlukan untuk
membangun sistem yang akan diusulkan.
87
87
3.4.2 Proses Desain (Workshop Desain)
Dalam proses ini penulis melakukan beberapa kegiatan diantaranya:
1. Perancangan Sistem
A. Merancang Spesifikasi Actor dan Usecase.
Disini penulis mengidentifikasikan aktor dan use case yang akan
di buat pada use case diagram.
B. Merancang Use Case Diagram.
Ditahap ini penulis mencoba untuk menangkap requirements
aplikasi.
C. Merancang Narasi Use Case.
Disini penulis mendeskripsikan use case yang telah dibuat pada
use case diagram.
D. Merancang Activity Diagram.
Penulis membuat sebuah alur kerja dari satu aktivitas ke aktivitas
lainnya. Tahap ini berguna ketika kita ingin menjelaskan
bagaimana perilaku dalam berbagai use case berinteraksi.
E. Merancang Class diagram.
Penulis memvisualisasikan struktur kelas-kelas dari sistem dan
memperlihatkan hubungan antar kelas dan penjelasan detail tiap-
tiap kelas didalam model desain (dalam logical view) dari sistem.
F. Merancang Sequence Diagram.
Penulis menjelaskan interaksi objek yang disusun dalam suatu
urutan waktu.
88
88
2. Perancangan Database
A. Logical Record Structured
Logical Record Structured ini dimaksudkan agar alur penurun
Primary Key menjadi Foreign Key ditabel lain menjadi lebih
terlihat jelas.
B. Spesifikasi database
Penulis merancang data dengan memperlihatkan detail isi
database pada sistem berupa record data.
3.4.3 Implementation
1. Implementation Workflow (Pengkodean)
Melakukan pengkodean aplikasi, dalam tahap ini sistem dibangun
dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP dan basis data
MySql.
2. Testing Application (Uji coba aplikasi)
Dalam tahap ini penulis melakukan pengujian sistem dengan metode
blackbox, dengan melakukan input data pada sistem dan melihat
apakah outputnya sesuai dengan perancangan sistem yang dibangun.
3.5. Kerangka Penelitian
Penulisan rancang bangun sistem informasi spasial persebaran situs
arkeologi berbasis web ini disusun melalui beberapa tahapan yang digambarkan
pada Gambar dibawah ini.
89
89
Tahap pengumpulan
data
Mulai Observasi
Studi Literatur
Wawancara
Tahap Pengembangan
RAD
Workshop Design
Desain Sistem
Desain Database
Desain Interface
Selesai
Data Situs Purbakala
Requirement Planning
Regulasi
Standar
Penelitian Sejenis
UU RI no. 11 tahun 2010 tentang cagar budaya
PP RI No.10 Tahun 1993 tentang Perlindungan benda cagar budaya sebagai salah satu upaya bagi pelestarian warisan budaya bangsa.
UU No. 5 tahun 1992 bab 5 tentang perlindungan dan pemeliharaan cagar budaya
Permendikbud No 1 Tahun 2012 tentang tugas dan wewenang Pulit arkenas
Pembuatan Sistem Informasi Situs Purbakala Berbasis Webgis (Studi Kasus: Delta Brantas)
Sistem Informasi Situs Purbakala Di Jawa Timur Berbasis Web
Perancangan Aplikasi Sistem Informasi Geografis Lokasi Situs Bersejarah Peninggalan Kerajaan Majapahit Di Kabupaten Mojokerto Berbasis Android
Sistem Berjalan Pengelolaan Data Situs
Purbakala
Tahap Identifiksai Tujuan dan Syarat
Informasi
Tahap Identifiksai Sistem
Profil Pusat Arkeologi Nasional
Analisis Sistem Berjalan
Identifikasi Kebutuhan
Identifikasi Masalah
Tujuan Pengembangan SIstem
Sistem yang diusulkan
Implementation
Pengkodean
Pengujian Sistem
Usecase Diagram
Activity Diagram
Sequence Diagram
Class Diagram
Logical Record Structured
Spesifikasi Database
Perancangan User Interface
Blackbox Texting
Identifikasi Aktor
Perancangan Usecase
Usecase
Narasi Usecase
Gambar 3. 1 Kerangka Berfikir
90
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Requirement Planning
4.1.1 Tahap Identifikasi Tujuan dan Syarat Informasi
Pengumpulan data dan syarat-syarat informasi, yaitu tahap
mengumpulkan data hasil observasi untuk dapat mempermudah dalam
identifikasi sistem, diantaranya mengenai:
4.1.1.1 Gambaran Umum Pusat Arkeologi Nasional
Pusat Arkeologi Nasional adalah suatu bidang ilmu yang
mempelajari kehidupan manusia di masa lampau melalui tinggalan
budaya materialnya. Kegiatan arkeologi di Indonesia telah dilakukan
sejak abad XVIII, yaitu sejak kedatangan bangsa-bangsa Eropa ke
Indonesia dan terus berkembang hingga abad XXI ini.
Ketika Indonesia merdeka, kegiatan penelitian arkeologi mulai
dikembangkan di bawah payung Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan dengan nama Pusat Penelitian Arkeologi Nasional dan
kemudian di era reformasi dikembangkan di bawah Kementerian
Kebudayaan dan Pariwisata dengan nama Pusat Penelitian dan
Pengembangan Arkeologi Nasional dan sekarang bernaung di bawah
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan nama Pusat
91
91
Arkeologi Nasional. Gedung Pusat Arkeologi Nasional beralamat Jl.
Condet Pejaten No. 4, Pasar Minggu Jakarta Selatan 12510.
4.1.1.2 Visi
Terwujudnya lembaga penelitian yang mampu
mengembangkan dan memasyarakatkan arkeologi untuk kemajuan
ilmu pengetahuan, pencerdasan bangsa, dan pengembangan budaya
nasional guna memperkokoh jati diri bangsa.
4.1.1.3 Misi
Demi mewujudkan visi tersebut maka Pusat Arkeologi Nasional
juga memiliki misi sebagai berikut:
1. Melaksanakan penelitian arkeologi.
2. Memasyarakatkan hasil-hasil penelitian.
3. Merekomendasikan hasil penelitian untuk pelestarian dan
pemanfaatan sumberdaya arkeologi.
4. Melaksanakan kerjasama bertaraf nasional maupun internasional
untuk pengembangan arkeologi.
4.1.1.4 Tujuan
Pusat Arkeologi Nasional memiliki beberapa tujuan, yaitu:
1. Mengembangkan teori, metode dan teknik-teknik penelitian, agar
dapat meningkatkan kualitas analisis, interpretasi, dan
pemasyarakatannya.
92
92
2. Merekonstruksi sejarah dan keanekaragaman budaya bangsa
untuk menumbuhkan rasa kebangaan nasional dan memperkokoh
jati diri bangsa.
3. Membangun jaringan pengetahuan arkeologi dalam lingkup
internal maupun global dalam rangka melestarikan sumber daya
arkeologi
4. Memanfaatkan dan mengembangkan sumber daya arkeologi
untuk kepentingan masayarakat.
4.1.1.5 Sasaran
Pusat arkeologi nasional memiliki sasaran sebagai berikut:
1. Terlaksananya penelitian arkeologi secara lintas disiplin.
2. Terlaksananya penelitian tentang peradaban secara tematis.
3. Terlaksananya penelitian kemitraan dengan pemangku
kepentingan, baik di dalam maupun di luar negeri.
4. Terselenggaranya penyebaran informasi hasil penelitian
arkeologi.
4.1.1.6 Garis Besar Kebijakan Pusat Arkeologi Nasional
Garis besar kebijakan Pusat Arkeologi Nasional dalam
menjalankan organisasi, diantaranya:
1. Menciptakan profesionalisme dalam sistem pengelolaan dan
penangannya
2. Mendorong pelaksanaan misi yang baik secara optimal
93
93
3. Melakukan penelitian secara holistik, tematis dan kewilayahan
mencakup akademis, ideologis-strategis, dan praktis yang
bermuara pada kepentingan publik.
4. Melakukan kemitraan berupa kegiatan penelitian dan
pemasyarakatan arkeologi, baik dengan instansi dalam dan luar
negeri, swasta maupun lembaga masyarakat, dengan
mengutamakan kepentingan nasional.
5. Mengembangkan sistem informasi arkeologi berbasis teknologi
informasi dalam upaya meningkatkan upaya: sinergi pengelolaan
penelitian arkeologi, kualitas dan pengembangan aspek akademis
dan praktis, efektifitas dan efisiensi, serta pengambilan
keputusan.
6. Pemasyarakatan arkeologi yang menjangkau masyarakat lokal,
nasional, dan internasional, melalui berbagai sarana yang
tersedia.
7. Peningkatan dan pengembangn SDM yang berorientasi pada
profesionalisme dalam penelitian, administrasi, dan
pemasyarakatan hasil penelitian.
4.1.1.7 Kedudukan, Tugas dan Fungsi Pusat Arkeologi Nasional
Pusat Arkeologi Nasional dipimpin oleh seorang kepala, yang
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri melalui
Sekretaris Jendral. Wilayah kerja Pusat Arkeologi Nasional meliputi
seluruh Indonesia. Pusat Arkeologi Nasional mempunyai tugas
94
94
melaksakan penyusunan kebijakan teknis dan penelitian di bidang
arkeologi, sedangkan fungsinya adalah:
1. Penyusunan kebijakan teknis di bidang penelitian arkeologi.
2. Penyusunan program penelitian di bidang arkeologi.
3. Pelaksanaan penelitian di bidang arkeologi.
4. Pelaksanaan konservasi dan arkeometri di bidang arkeologi.
5. Fasilitasi pelaksanaan penelitian di bidang arkeologi.
6. Pelaksanaan kerja sama penelitian di bidang arkeologi.
7. Pengumpulan, pengolahan, dan penyajian data dan informasi di
bidang arkeologi.
8. Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan penelitian di
bidang arkeologi.
9. Pelaksanaan administrasi Pusat Arkeologi Nasional.
95
95
4.1.1.8 Struktur Organisasi Pusat Arkeologi Nasional
PUSAT ARKEOLOGI NASIONAL
BAGIAN TATA USAHA
BIDANG PROGRAM & KERJASAMA
BIDANG DATA & INFORMASI
UPT BALAI-BALAI ARKEOLOGI
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
SUB BAGIAN RUMAH TANGGA &
PERLENGKAPAN
SUB BAGIAN KEUANGAN &
KEPEGAWAIAN
SUB BIDANG PROGRAM
SUB BIDANG KERJASAMA
SUB BIDANG DATA
SUB BIDANG INFORMASI
Gambar 4. 1 Struktur Organisasi Pusat Arkeologi Nasional (Pusarkenas,
2014)
4.1.1.9 Unit Pelaksanaan Teknis
Pusat Arkeologi Nasional dalam pelaksanaan kegiatannya
memiliki wilayah kerja di seluruh wilayah Indonesia dan di daerah
memiliki 10 unit pelaksana teknis yang disebut Balai Arkeolgi. Lokasi
dan wilayah kerja Balai-balai Arkeologi (Balar) tersebut terdapat di:
Tabel 4. 1 Tabel Nama Balar Pada Pusat Arkeologi Nasional (Pusarkenas,
2014)
No. Nama Balar Wilayah Penelitian
1 Balar Medan Sumatera Utara, Sumatera Barat,
Riau, Aceh
2 Balar Palembang Sumatera Selatan, Jambi, Bengkulu,
96
96
Bangka-Belitung
3 Balar Bandung DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten,
Lampung
4 Balar Yogyakarta DI Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa
Timur
5 Balar Denpasar Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa
Tenggara Timur
6 Balar
Banjarmasin
Kalimantan Selatan, Kalimantan
Timur, Kalimantan Barat,
Kalimantan Tengah
7 Balar Makassar Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara
8 Balar Manado Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi
Tengah
9 Balar Ambon Ambon
10 Balar Papua Papua
4.1.1.10 Analisis Sistem Berjalan Pencatatan Penelitian Situs
Setiap perusahaan pasti memiliki suatu sistem dalam mengatur
sebuah adminitratif perusahaan, berikut sistem yang berjalan pada
Pusat Arkeologi Nasional:
1. Peneliti mencatat data administrasi dan koordinat lokasi penelitian
di lapangan.
97
97
2. Peneliti memasukkan seluruh titik koordinat lokasi penelitian di
lapangan ke dalam tabel Ms Exel untuk disertakan pada laporan
penelitian.
3. Laporan penelitian yang didalamnya berisi data situs di serahkan
ke Subbagian Program dalam bentuk cetak dan softcopy.
4. Subbidang program mendistribusikan laporan penelitian (cetak) ke
Subbagian Kepegawaian dan Keuangan, Subbagian Rumah
Tangga, dan Bidang Data dan Informasi.
5. Subbidang data mengumpulkan data situs dan memverifikasi data
situs dari laporan penelitian yang di distribusikan oleh program
dengan cara memisahkan data koordinat yang benar-benar situs
dengan data koordinat yang bukan situs.
98
98
Peneliti Subbidang
ProgramExcel
1. Mencatat hasil penelitian kedalam excel
2. Diserahkan dalam bentuk cetak dan softcopy
3. Mmverifikasi DataPenelitian Situs
Subbidang Data
Subbidang Kepegawaian dan Keuangan,
Subbidang Rumah Tangga,
Bidang Data dan Informasi
4. Mendistribusikan Data Situs
Gambar 4. 2 Analisis Sistem Berjalan Dalam Pencatatan Hasil Penelitian
(Pusarkenas, 2014)
4.1.1.11 Analisis Sistem Berjalan Meminta Data Situs
Berikut sistem berjalan untuk meminta data pada pusat arkeologi
nasional yang dilakukan oleh klien:
1. Klien yang ingin meminta data situs harus membuat surat
permintan terlebih dahulu yang ditujukan kepada Kepala Pusat
Arkeologi Nasional.
2. Kepala Pusat (Kasat) Arkeologi Nasional akan mendisposisikan
surat permintaan kepada Kepala Bagian Tata Usaha.
3. Kepala Bagian Tata Usaha akan mengkoordinasikan permintaan
data kepada Kepala Bidang Data dan Informasi.
4. Kepala Bidang (Kabid) Data dan Informasi memerintahkan
kasubbid data untuk mempelajari dan memeriksa permintaan data
yang dibutuhkan.
99
99
5. Kepala Sub Bidang (Kasubbid) Data akan memberikan masukan
boleh atau tidaknya data yang diminta oleh Klien kepada Kapala
bidang data dan informasi. Jika boleh data akan disiapkan, jika
tidak kasubid data akan memberikan alasan tidak bolehnya data
tersebut dikeluarkan kepada Kepala Bidang Data dan Informasi.
6. Kasubbid Data akan menyampaikan jawaban kepada Kepala
bagian tata usaha mengenai boleh tidaknya data tersebut diberikan
kepada Klien.
7. Kepala Bagian Tata Usaha akan memberikan surat jawaban tertulis
kepada Klien mengenai permintaan data situs yang dimaksud.
100
100
1. Membuat Surat Yang ditujukan ke Kepala Pusat
Arkeologi Nasional
2. Diberikan Surat permintaan ke bagian tatausaha
3. Bagian tata usaha memberikankepada kepala pusat
4. Kepala Pusat mendisposisikanke bagian tata usaha
5. Bidang tata usaha melakukan koordinasi kepada Kabid data dan informasi
6. Memerintahkan untuk mempelajari dan memeriksa data yang diminta
7. Kasubid data memberikan masukanboleh atau tidaknya data diberikan
8. Menyampaikan boleh atau tidaknya data diberikan
9. Publik menerima balasan surat permohonan
PublikSurat Permintaan
Bagian Tata Usaha
Kepala Pusat Arkeologi Nasional
Kabid Data dan Informasi
Kasubbid Data
Gambar 4. 3 Sistem Berjalan Publik Dalam Mendapatkan Data (Pusarkenas,
2014)
Kelemahan dari sistem yang berjalan saat ini adalah sebagai
berikut :
1. Pencatatan data temuan situs dan pengumpulan data situs
arkeologi masih kurang efektif, hal ini dikarenakan subid data
harus menunggu terlebih dahulu laporan penelitian
diselesaikan oleh peneliti kemudian harus menunggu lagi subid
program mendistribusikannya ke subbid data.
2. Validitas data belum sepenuhnya valid, hal ini dikarenakan
verifikasi data situs dilakukan oleh staf teknis di bidang data,
seharusnya yang melakukan verifikasi adalah peneliti itu
101
101
sendiri, karena yang lebih mengetahui substansi sebuah lokasi
dikatakan situs adalah penelitinya itu sendiri.
3. Sulitnya mencari data yang sedang dibutuhkan, karena belum
adanya sistem terintegrasi yang mengelola data situs.
4. Klien atau publik harus menunggu lama untuk mendapatkan
informasi mengenai data temuan situs arkeologi.
4.1.2 Tahap Identifikasi Sistem
4.1.2.1 Identifikasi Kebutuhan
Mengidentifikasi kebutuhan merupakan langkah awal pada
tahap perencanaan sistem. Dari hasil penelitian diperoleh kebutuhan
yang diharapkan, diantaranya adalah:
1. Sistem yang mampu mengintegrasikan dan mengelola
database berupa atribut-atribut dan data spasial persebaran
situs kedalam bentuk peta yang bisa diakse secara online.
2. Sistem Informasi spasial yang dirancang dapat tersaji secara
interaktif dan efisien dalam penggunaannya.
3. Pengelolaan data yang secara efektif dapat membantu user
dalam mendapatkan data situs.
4. Sistem yang mampu memverifikasi data situs secara valid yang
dilakukan langsung oleh peneliti.
5. Sistem informasi spasial yang mampu memberikan informasi
mengenai situs kepada publik, dengan tetap memperhatikan
kerahasiaan data situs.
102
102
4.1.2.2 Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah dilakukan pada sistem yang berjalan
selama ini. Adapun hasil dari identifikasi adalah sebagai berikut :
1. Pencatatan data temuan situs dan pengumpulan data situs arkeologi
masih kurang efektif, hal ini dikarenakan subid data harus
menunggu terlebih dahulu laporan penelitian diselesaikan oleh
peneliti kemudian harus menunggu lagi subid program
mendistribusikannya ke subbid data.
2. Validitas data belum sepenuhnya valid, hal ini dikarenakan
verifikasi data situs dilakukan oleh staf teknis di bidang data,
seharusnya yang melakukan verifikasi adalah orang yang
melakukan penelitian langsung ke tempat penemuan situs, karena
yang lebih mengetahui substansi sebuah lokasi dikatakan situs
adalah penelitinya itu sendiri.
3. Sulitnya mencari data yang sedang dibutuhkan, karena belum
adanya sistem terintegrasi yang mengelola data situs.
4. Klien atau publik harus menunggu lama untuk mendapatkan
informasi mengenai data temuan situs arkeologi.
4.1.2.3 Tujuan Pengembangan Sistem
Tujuan dari penelitian ini adalah membangun sistem
informasi spasial berbasis web persebaran situs sejarah di Pulau
Jawa sehingga membantu dalam mengelola database secara efisien,
103
103
efektif, dan memudahkan masyarakat dalam mendapatkan informasi
mengenai persebaran situs arkeologi di Pulau Jawa.
4.1.2.4 Sistem Yang Diusulkan
Sistem yang diusulkan dalam menyelesaikan permasalahan
tersebut adalah dengan menerapkan sistem informasi spasial
persebaran situs arkeologi berbasis web (studi kasus: Pusat
Arkeologi Nasional). Adapun alur kerja dari perancangan sistem
SIPERSIRAH yang diusulkan oleh penulis adalah sebagai berikut:
AdminKasubbid Data
Database
Kabid Data dan Informasi
Klien
Publik
Kepala Pusat
Peneliti
Gambar 4. 4 Analisis Sistem Usulan
Gambar diatas merupakan prosedur sistem usulan yang akan
dikembangkan. Berikut Penjelasannya:
1. Admin melakukan kelola profil, kelola berita dan artikel, contact
us.
104
104
2. Kepala Pusat memvalidasi laporan penelitian data situs sejarah dari
Kabid Data dan Informasi, kelola data klien, lihat grafik, dan
contact us.
3. Kasubbid Data melakukan kelola data situs, kelola peta, dan
melakukan kelola laporan penelitian data situs sejarah.
4. Kepala Bidang Data dan Informasi melakukan lihat grafik, contact
us, dan memvalidasi laporan dari Kasubbid Data.
5. Klien dapat mendownload data situs dan mencari akses lokasi
persebaran situs yang ditampilkan.
6. Publik mendapatkan informasi mengenai situs arkeologi dan
registrasi untuk menjadi klien.
7. Peneliti mengelola data situs dan memverifikasi data situs
Laporan Pemantauan Data Penelitian Situs
Kasubbid DataKabid Data dan
Informasi
Kepala Pusat
ARKENAS
Laporan Pemantauan
Laporan Pemantauan
Validasi Laporan
Pemantauan
Laporan Pemantauan yang sudah divalidasi
oleh Kabid
Validasi Laporan
Laporan Pemantauan yang sudah divalidasi
Gambar 4. 5 Laporan Document of Flow
105
105
4.2 Workshop Design
4.2.1 Desain Sistem
Alur proses sistem yang akan dibangun dengan menggunakan
pendekatan sistem berorientasi objek, yakni menggunakan tools Unified
Modeling Language (UML) yang terdiri atas usecase diagram, activity
diagram, class diagram, dan sequence diagram.
4.2.1.1 Use case Diagram
Usecase diagram dibawah ini yaitu menggambarkan
mengenai interaksi antara sistem, eksternal sistem dan user.
4.2.1.1.1 Identifikasi Aktor
Tabel 4. 2 Identifikasi Aktor
No. Aktor Deskripsi
01 Admin Aktor Admin merupakan aktor yang dapat
melakukan aktivitas, yaitu: login, kelola berita
dan artikel, kelola profil, dan contact us.
02 Kepala Pusat
(Kasat)
Aktor Kepala Pusat adalah aktor yang dapat
melakukan beberapa aktivitas, seperti: login, lihat
grafik, memvalidasi laporan pemantauan data
penelitian situs, dan lihat laporan.
03 Kepala Bidang
Data dan Informasi
(Kabid)
Kepala Bidang Data dan Informasi merupakan
User yang dapat mengakses Login, Lihat Profil,
Lihat Berita dan Artikel, Lihat Grafik, Lihat Peta,
Lihat Data Situs, Lihat Gambar, konfirmasi
registrasi klien, cetak Laporan Data Situs, kelola
data klien, dan kelola pesan.
106
106
04 Kepala Subbidang
Data (Kasubbid)
Kepala Subbidang Data merupakan actor yang
dapat mengakses Login, Lihat Profil, Lihat Berita
dan Artikel, Lihat Grafik, Lihat Peta, Lihat Data
Situs, Lihat Gambar, cetak Laporan Data Situs,
dan kelola pesan, Kelola Data Situs, Validasi
Laporan Data Situs.
05 Klien Klien merupakan user yang dapat melihat semua
informasi yang terdapat di dalam sistem, login,
dan mencetak data situs.
06 Publik Publik adalah user yang dapat melihat semua
informasi yang terdapat di dalam sistem
persebaran situs arkeologi di wilayah Jawa.
07 Peneliti Peneliti adalah user yang dapat mengelola data
situs dan memverifikasi data situs.
4.2.1.1.2 Identifikasi Usecase
Tabel 4. 3 Identifikasi Usecase
No Use Case Name Description Actor
1 Registrasi Usecase ini menggambarkan kegiatan
untuk mendaftar menjadi Klien.
Publik
2 Login Use Case ini menggambarkan proses input
data username dan password untuk dapat
masuk ke dalam halaman masing-masing
User.
Admin,
Kasubbid Data,
Kabid Data dan
Informasi,
Kepala Pusat,
dan Klien
107
107
3 Logout Use Case ini menggambarkan proses
keluar halaman masing-masing User.
Admin,
Kasubbid Data,
Kabid Data dan
Informasi,
Kepala Pusat,
dan Klien
4 Konfirmasi
Registrasi
Usecase ini menggambarkan kegiatan
mengkonfirmasi data klien.
Kabid data dan
Informasi
5 Kelola Data
Klien
Usecase ini menggambarkan kegiatan
kelola data klien termasuk mengkonfirmasi
registrasi Klien.
Kepala Pusat.
6 Kelola Data
Situs
Use Case ini menggambarkan proses input,
edit dan delete, data Situs Sejarah didalam
halaman admin.
Kasubid Data,
Peneliti
7 Cetak Data Situs Usecase ini menggambarkan untuk
mencetak data situs arkeologi.
Kasubbid Data
8 Verifikasi Data
Situs
Usecase ini menggambarkan proses
verifikasi data situs arkeologi
Peneliti
9 Kelola Peta Use Case ini menggambarkan proses input,
edit dan delete, peta persebaran situs
didalam halaman admin.
Kasubid Data
10 Lihat Peta Usecase ini menggambarkan untuk melihat
data situs melalui peta
Kasubbid Data,
Klien, dan Publik
11 Download Situs Usecase ini menggambarkan untuk
mendownload data situs
Klien
108
108
12 Lihat Grafik Usecase ini menggambarkan untuk melihat
grafik temuan situs sejarah.
Kasubbid Data,
Kepala Pusat,
Kabid Data dan
Informasi
13 Cari Lokasi Usecase ini menggambarkan proses
mencari lokasi dimana situs sejarah berada.
Kasubbid data,
dan Klien
14 Kelola Pesan Usecase ini menggambarkan proses
mengelola pesan dari buat pesan baru, lihat
pesan, dan hapus pesan.
Kasubbid,
Peneliti, Kabid,
dan Kasat
15 Kelola Profil Use Case ini menggambarkan proses
Input, dan Edit profil instansi melalui
halaman admin.
Admin
16 Lihat Profil Usecase ini menggambarkan untuk melihat
profil.
Admin, Klien,
dan Publik
17 Kelola Berita
dan Artikel
Usecase ini menggambarkan proses Input,
Edit dan delete berita dan artikel.
Admin
18 Lihat berita dan
artikel
Usecase ini menggambarkan untuk melihat
dan mencari berita dan artikel mengenai
situs dan kegiatan yang ada di Pusat
Arkeologi Nasional.
Admin, Klien,
dan Publik
19 Contact us Use case ini menggambarkan untuk
mengirimkan pesan kepada admin.
Admin, Klien,
dan Publik
20 Kelola Contact
us
Use case ini menggambarkan untuk
mengelola pesan yang masuk ke admin.
admin
109
109
4.2.1.1.3 Diagram Use case
System
Admin
Kabid Data dan Informasi
Kasubbid Data
Klien
Login
Logout
Kelola Profil
kelola Berita dan Artikel
Registrasi
Kelola Data Situs
Contact Us
Verifikasi Data Situs
Konfirmasi Rgistrasi
Kelola Peta
Lihat Grafik
Cetak Data Situs
Lihat Berita dan Artikel
Lihat Profil
<<include>>
<<extend>>
Publik
Kasat
Lihat Peta
<<extend>>
Download Data Situs
Peneliti
Kelola Pesan
Kelola Contact Us
<<extend>>
Cari lokasi
<<extend>>
<<extend>>
<<extend>>
<<include>>
<<extend>>
<<extend>>
Kelola Data Klien
<<extend>>
<<include>>
Gambar 4. 6 Diagram Usecase
110
110
4.2.1.1.4 Narasi Usecase
1. Narasi Use case Registrasi
Tabel 4. 4 Narasi Usecase Registrasi
Use case Name Registrasi
Use case Id 1
Actor Publik
Description Use case ini menggambarkan kegiatan untuk mendaftar
menjadi klien, dan melakukan proses transaksi seperti
mendownload dan cari lokasi situs.
Pre condition Masuk kehalaman utama
Trigger Use case ini dilakukan untuk mendaftar menjadi klien
Typical course of
events
ActorAction System Response
1. Input data registrasi
2. Pilih tombol “Daftar” 3. Verifikasi data
4. Menyimpan kedalam
database
5. Menampilkan form login
Alternate courses Alt Langkah 2a: Pilih Batal
Alt Langkah 2b: Jika pilih batal sistem akan kembali ke
form login
Alt Langkah 3: Jika data yg terisi tidak lengkap sistem
akan menampilkan pesan pemberitahuan data yang
dimasukkan masih ada yang kosong
Conclusion Publik dapat mendaftar menjadi Klien
Post condition Login
111
111
2. Narasi Use case Login
Tabel 4. 5 Narasi Usecase Login
Use case Name Login
Use case Id 2
Actor Admin, Kepala Pusat, Kasubbid Data, Kabid Data dan
Informasi, dan Klien.
Description Use Case ini menggambarkan proses input data username,
password serta level untuk dapat masuk kedalam sistem.
Pre condition Registrasi.
Trigger Use case ini dilakukan agar actor terkait dapat mengakses
sistem.
Typical course of
events
ActorAction System response
1. Input username dan
password.
2. Klik Login 3. Sistem memvalidasi
username dan password
tersebut.
4. Menampilkan halaman
utama sesuai user terkait
Alternate courses Alt Langkah 3: Jika username dan password salah maka
system akan menampilkan pesan “username dan password
yang anda masukan salah, silahan coba lagi”
Alt Langkah 5: Klik Logout
Alt Langkah 6: Jika pilih menu Logout, maka akan keluar
sistem dan akan kembali ke nomor 1
Conclusion Aktor berhasil masuk ke dalam halaman admin.
Post condition Menampilkan Halaman utama sesuai aktor
112
112
3. Narasi Use case Konfirmasi Registrasi
Tabel 4. 6 Narasi Usecase Konfirmasi Registrasi
Use case Name Konfirmasi Registrasi
Use case Id 3
Actor Kepala Pusat
Description Use case ini menggambarkan kegiatan konfirmasi data
klien. Dalam use case ini kepala pusat dapat menerima atau
menolak registrasi
Pre condition Login
Trigger Use case ini dilakukan untuk mengelola data klien.
Typical course of
events
ActorAction System Response
1. Pilih menu konfirmasi
registrasi
2. Menampilkan list data klien
3. Klik detail pada salah
satu data klien
4. menampilkan detail data
klien
5. Pilih terima 6. data disimpan ke dalam
database
7. menampilkan halaman
konfirmasi Registrasi data
klien
Alternate courses Alt Langkah 5: Pilih Tolak, maka sistem akan mengirim
pesan penolakan melalui email
Alt Langkah 5a: menampilkan form input pesan
Alt Langkah 5b: Input pesan
Alt Langkah 5c: klik kirim
Alt Langkah 5d: sistem akan menampilkan pesan
terkirim, kemudian sistem kembali ke halaman utama
konfirmasi registrasi
Conclusion Kepala Pusat mengelola data klien
113
113
Post condition Kelola Data Klien
4. Narasi Use case Kelola Data Klien
Tabel 4. 7 Narasi Usecase Kelola Data Klien
Use case Name Kelola Data Klien
Use case Id 4
Actor Kepala Pusat
Description Use case ini menggambarkan kegiatan kelola data klien.
Dalam use case ini ada beberapa proses untuk mengelola
diantaranya, Block, terima dan hapus.
Pre condition Login
Trigger Use case ini dilakukan untuk mengelola data klien.
Typical course of
events
ActorAction System Response
1. Pilih menu kelola data
klien
2. Menampilkan list data klien
yang sudah diterima sebagai
klien
3. Pilih Blokir pada salah
satu data klien
4. Menampilkan form blokir
data klien
5. Pilih Yes
6. Pilih Simpan 7. Menyimpan ke dalam
database
8. Menampilkan halaman
kelola data klien
Alternate courses Alt Langkah 3: Jika pilih detail, maka sistem akan
menampilkan detail data klien
Alt Langkah 3a: Klik kembali
Alt Langkah 3b: Sistem akan menampilkan halaman
kelola data klien
114
114
Alt Langkah 5: Pilih No, sistem akan langsung
menampilkan halaman kelola data klien
Conclusion Kepala Pusat mengelola data klien
Post condition -
5. Narasi Use case Kelola Data Situs
Tabel 4. 8 Narasi Usecase Kelola Data Situs
Use case Name Kelola Data Situs
Use case Id 5
Actor Kasubbid Data dan Peneliti
Description Use case ini menggambarkan kegiatan melihat, merubah,
menghapus dan menambah data situs sejarah.
Pre condition Kasubbid Data dan Peneliti harus melakukan Login
terlebih dahulu untuk bisa mengolah data situs arkeologi.
Trigger Use case ini dilakukan setelah Kasubbid Data memilih
menu input data situs arkeologi
Typical course of
events
ActorAction System Response
1. Pilih tombol “Tambah
Situs Sejarah”
2. Menampilkan form input
data situs arkeologi
3. Input data situs
4. Klik tombol “Simpan” 5. Menyimpan data situs ke
database
6. Menampilkan halaman
kelola data situs
Alternate courses Alt Langkah 1a: Pilih Import Data Excel
Alt Langkah 7: sistem akan menampilkan halaman import
data
Alt Langkah 8: masukan data excel yang ada pada folder
komputer
115
115
Alt Langkah 9: Klik simpan
Alt Langkah 10: data disimpan ke database
Alt Langkah 11: sistem akan menampilkan listdata situs
Alt Langkah 1b: Pilih Cetak
Alt Langkah 12: menampilkan halaman cetak
Alt Langkah 13: input range tahun
Alt Langkah 14: menampilkan data situs yang ingin
dicetak
Alt Langkah 15: cetak data dalam bentuk excel
Alt Langkah 16: data berhasil tercetak
Alt Langkah 17: sistem akan menampilkan listdata situs
Alt Langkah 1c: Pilih Edit
Alt Langkah 18: Menampilkan form edit data situs
Alt Langkah 19 edit data situs
Alt Langkah 20: Klik simpan
Alt Langkah 21: data disimpan ke database
Alt Langkah 22: sistem akan menampilkan list data situs
Alt Langkah 1d: Pilih Hapus
Alt Langkah 23: menyimpan ke database
Alt Langkah 24: sistem akan menampilkan listdata situs
Conclusion Data situs arkeologi bertambah.
Post condition Lihat grafik, dan verifikasi data situs.
6. Narasi Use case Lihat Grafik
Tabel 4. 9 Narasi Usecase Lihat Grafik
Use case Name Lihat Grafik
Use case Id 7
Actor Kabid Data dan Informasi, Kasubbid Data, Kepala Pusat
Description Use case ini menggambarkan kegiatan melihat Grafik
116
116
Temuan Situs. Grafik ini bisa dilihat berdasarkan tahun
penemuan situs
Pre condition Kelola Data Situs
Trigger Use case ini dilakukan untuk melihat grafik data situs
Typical course of
events
ActorAction System Response
1. Pilih menu Grafik 2. Menampilkan list data situs
3. masukan range tahun
situs dan kategori yang
ingin dilihat
4. Menampilkan grafik dan list
data situs
Alternate courses -
Conclusion Grafik berhasil ditampilkan
Post condition -
7. Narasi Use case Verifikasi Data Situs
Tabel 4. 10 Narasi Usecase Verifikasi Data Situs
Use case Name Verifikasi Data Situs
Use case Id 8
Actor Peneliti
Description Use case ini menggambarkan kegiatan verifikasi data situs
yang dilakukan oleh peneliti
Pre condition Kelola Data Situs
Trigger Use case ini dilakukan untuk memverifikasi data situs
Typical course of
events
ActorAction System Response
1. Memilih data situs
yang ingin di verifikasi
2. Pilih menu Verifikasi 3. Menampilkan form
verifikasi data situs
4. Ubah Status menjadi
117
117
Verifikasi
5. Klik simpan 6. Data berhasil disimpan
dalam database
7. Menampilkan list data situs
Alternate courses Alt Langkah 2a: Pilih edit
Alt Langkah 7: menampilkan form edit data situs
Alt Langkah 8: edit data situs
Alt Langkah 9a: Pilih simpan
Alt Langkah 10: menyimpan ke database
Alt Langkah 11: kemudian sistem akan menampilkan list
data situs
Alt Langkah 9b: Pilih kembali
Alt Langkah 12: sistem akan kembali ke list data situs
Alt Langkah 2b: Pilih hapus
Alt Langkah 13: menyimpan ke database
Alt Langkah 14: kemudian sistem akan menampilkan list
data situs
Conclusion Peneliti dapat memverifikasi data situs
Post condition -
8. Narasi Use case Kelola Peta
Tabel 4. 11 Narasi Usecase Kelola Peta
Use case Name Kelola Peta
Use case Id 9
Actor Kasubbid Data
Description Use case ini menggambarkan kegiatan mengelola data situs
dan menampilkannya dalam bentuk peta dan tabel yang
dapat diakses untuk publik dan klien. Dalam use case ini
118
118
ada beberapa proses untuk mengelola diantaranya, tambah,
edit dan hapus.
Pre condition Login
Trigger Use case ini dilakukan untuk mengelola data peta
Typical course of
events
ActorAction System Response
1. Pilih tombol tambah 2. Menampilkan form input
data situs
3. Mengisi form data
situs
5. Pilih “Simpan” 6. Menyimpan data kedalam
database
7. Menampilkan peta dan list
data situs
Alternate courses Alt Langkah 1a: Pilih Import data excel
Alt Langkah 8: menampilkan halaman import data
Alt Langkah 9: masukan data excel situs yang ada pada
folder komputer
Alt Langkah 10: klik simpan
Alt Langkah 11: data disimpan ke database
Alt Langkah 12: menampilkan peta dan list data situs
Alt Langkah 1b: Pilih Cetak Situs
Alt Langkah 13: menampilkan halaman cetak
Alt Langkah 14: input range tahun
Alt Langkah 15: klik cetak
Alt Langkah 16: data berhasil tercetak
Alt Langkah 17: menampilkan peta dan list data situs
Conclusion Kasubbid Data mengelola data Peta Persebaran Situs
Arkeologi
Post condition Lihat Peta
119
119
9. Narasi Use case Lihat Peta
Tabel 4. 12 Narasi Usecase Lihat Peta
Use case Name Lihat Peta
Use case Id 10
Actor Kasubbid Data, Klien, dan Publik
Description Use case ini menggambarkan kegiatan melihat peta
persebaran situs arkeologi, data yang ditampilkan
merupakan data secara keseluruhan
Pre condition Kelola Peta
Trigger Use case ini dilakukan untuk melihat data situs
Typical course of
events
ActorAction System Response
1. Memilih menu “Peta
Situs”
2. Menampilkan peta dan list
data situs
3. Pilih Detail 4. Menampilkan informasi data
situs secara detail
Alternate courses Alt Langkah 3a: Pilih Cari
Alt Langkah 5: input nama situs
Alt Langkah 6: menampilkan data situs yang dicari
Alt Langkah 3b: Pilih Download Situs
Alt Langkah 7: sistem akan menampilkan pesan
konfirmasi
Alt Langkah 8a: Pilih Iya
Alt Langkah 9: data berhasil didownload
Alt Langkah 10: sistem akan menampilkan peta dan list
data situs
Alt Langkah 8b: Pilih Tidak
Alt Langkah 11: sistem akan menampilkan peta dan list
data situs
Conclusion Aktor dapat melihat peta
120
120
Post condition -
10. rasi Use case Cari Lokasi
Tabel 4. 13 Narasi Usecase Cari Lokasi
Use case Name Cari Lokasi
Use case Id 11
Actor Klien.
Description Use case ini menggambarkan kegiatan mencari lokasi situs
arkeologi berada
Pre condition Login
Trigger Use case ini dilakukan untuk menunjukan lokasi dimana
situs itu berada dari tempat klien berada
Typical course of
events
ActorAction System Response
1. Pilih menu cari lokasi 2. Menampilkan halaman cari
lokasi
3. Masukan alamat kita
berada dan masukan
alamat situs yang kita
tuju.
4. Klik cari 5. Menampilkan direct location
untuk menuju ke alamat situs.
Alternate courses -
Conclusion Aktor dapat melihat direct location Situs
Post condition -
121
121
11. Narasi Use case Kelola Profil
Tabel 4. 14 Narasi Usecase Kelola Profil
Use case Name Kelola Profil
Use case Id 12
Actor Admin
Description Use case ini menggambarkan kegiatan melihat, merubah,
dan menambah profil instansi.
Pre condition Login
Trigger Use case ini dilakukan setelah admin memilih menu Edit
profil.
Typical course of
events
ActorAction System Response
1. Memilih menu “Kelola
Profil”
2. Menampilkan isi profil
3. Input data profil
perusahaan
4. Klik tombol “Update” 5. menyimpan kedalam
database
6. Menampilkan isi profil
perusahaan
Alternate courses -
Conclusion Data profil terisi.
Post condition Lihat Profil
12. Narasi Use case Lihat Profil
Tabel 4. 15 Narasi Usecase Lihat Profil
Use case Name Lihat Profil
Use case Id 13
Actor Admin, Klien, dan Publik
122
122
Description Use case ini menggambarkan kegiatan melihat profil Pusat
Arkeologi Nasional
Pre condition Kelola Profil
Trigger Use case ini dilakukan untuk melihat profil perusahaan
Typical course of
events
ActorAction System Response
1. Memilih menu
“Profil”
2. Menampilkan halaman
Profil Pusat Arkeologi
Nasional
Alternate courses -
Conclusion Semua Aktor dapat melihat profil
Post condition -
13. Narasi Use case Kelola Pesan
Tabel 4. 16 Narasi Usecase Kelola Pesan
Use case Name Kelola Pesan
Use case Id 14
Actor Admin, Kepala Pusat, Kasubbid Data, dan Kabid Data dan
Informasi
Description Use case ini menggambarkan kegiatan untuk mengirim
pesan apabila ingin menghubungi antar user internal.
Dalam usecase ini ada beberapa prsoes seperti buat pesan,
balas, dan hapus.
Pre condition Aktor melakukan Login
Trigger Use case ini dilakukan untuk melakukan pengiriman pesan
antar user internal.
Typical course of
events
ActorAction System Response
1. Memilih menu “Kelola
Pesan”
2. Menampilkan halaman
Kelola Pesan
123
123
3. Pilih pesan baru 4. Menampilkan form input
pesan
5. input pesan
6. Klik kirim 7. data disimpan dalam
database
8. Menampilkan list data pesan
Alternate courses Alt Langkah 3a: Pilih pesan masuk
Alt Langkah 9: menampilkan list pesan masuk
Alt Langkah 10: Pilih salah satu pesan
Alt Langkah 11: menghubungkan database
Alt Langkah 12: menampilkan isi pesan
Conclusion Kasubbid, Kabid, Peneliti, dan Kasat mengirim pesan
Post condition Pesan berhasil dikirim
14. Narasi Use case Kelola Berita dan Artikel
Tabel 4. 17 Narasi Usecase Kelola Berita dan Artikel
Use case Name Kelola Berita dan Artikel
Use case Id 15
Actor Admin
Description Use case ini menggambarkan kegiatan melihat, merubah,
dan menambah Berita dan Artikel.
Pre condition Login
Trigger Use case ini dilakukan setelah Admin memilih menu
Kelola Berita dan Artikel.
Typical course of
events
ActorAction System Response
3. Memilih menu “Kelola
Berita dan Artikel”
4. Menampilkan tabel Berita
dan Artikel
5. Pilih tombol “Tambah 6. Menampilkan form input
124
124
Berita dan Artikel” Berita dan Artikel
7. Mengisi form input
Berita dan Artikel
8. Klik tombol “Simpan” 9. Menyimpan Berita dan
Artikel
10. Menampilkan tabel Berita
dan Artikel
Alternate courses Alt Langkah 5a: Pilih Edit jika ingin mengedit Berita dan
Artikel
Alt Langkah 11: menampilkan form edit berita
Alt Langkah 12: edit berita dan artikel
Alt Langkah 13: Klik simpan
Alt Langkah 14: menyimpan kedalam database
Alt Langkah 15: menampilkan list data berita dan artikel
Alt Langkah 5b: Pilih Hapus jika ingin menghapus Berita
dan Artikel.
Alt Langkah 16: menyimpan kedalam database
Alt Langkah 17: menampilkan list data berita dan artikel
Conclusion Berita dan Artikel berhasil bertambah.
Post condition Lihat Berita Dan Artikel
15. Narasi Use case Lihat Berita dan Artikel
Tabel 4. 18 Narasi Usecase Lihat Berita dan Artikel
Use case Name Lihat Berita dan Artikel
Use case Id 16
Actor Admin, publik, dan klien
Description Use case ini menggambarkan kegiatan melihat Berita dan
Artikel
125
125
Pre condition Kelola Berita dan Artikel
Trigger Use case ini dilakukan untuk melihat data berita dan artikel
Typical course of
events
ActorAction System Response
1. Memilih menu berita
dan artikel
2. Menampilkan halaman
berita dan artikel
3. Memilih salah satu
berita dan klik pada judul
berita
4. Menampilkan berita secara
lengkap
Alternate courses -
Conclusion Semua Aktor melihat Berita dan Artikel dan Berita dan
Artikel akan tampil.
Post condition -
16. Narasi Use case Contact us
Tabel 4. 19 Narasi Usecase Contact us
Use case Name Contact us
Use case Id 17
Actor Klien, dan Publik
Description Use case ini menggambarkan kegiatan untuk mengisi form
contact us apabila ingin menghubungi admin
Pre condition Masuk halaman utama
Trigger Use case ini dilakukan untuk mengirim pesan berupa kritik
dan saran kepada admin
Typical course of
events
ActorAction System Response
1. Memilih menu
“Contact us”
2. Menampilkan halaman
Contact us
3. Mengisi form contact
us
126
126
4. Klik “Kirim” untuk
mengirimkan pesan ke
admin
5. menyimpan kedalam
database
Alternate courses -
Conclusion Klien, Publik berhasil mengisi contact us
Post condition Kelola Contact us
17. Narasi Use case Kelola Contact us
Tabel 4. 20 Narasi Usecase Kelola Contact us
Use case Name Kelola Contact us
Use case Id 18
Actor Admin
Description Use case ini menggambarkan kegiatan untuk mengelola
contact us apabila ingin membaca dan membalas pesan
yang masuk ke admin
Pre condition Contact us
Trigger Use case ini dilakukan untuk membaca dan mengirim
pesan kepada klien dan publik
Typical course of
events
ActorAction System Response
1. Memilih menu “Kelola
Contact us”
2. Menampilkan halaman
Kelola Contact us
3. Pilih salah satu pesan
yang masuk
4. Menampilkan pesan secara
rinci
5. Pilih tombol balas 6. menampilkan form pesan
7. klik tombol kirim 8. pesan dikirm melalui email
9. pesan berhasil diproses
Alternate courses Alt Langkah 5a: Pilih Hapus maka pesan akan terhapus.
Alt Langkah 10: sistem akan menghapus pesan
127
127
Alt Langkah 11: menyimpan kedalam database
Alt Langkah 12: menampilkan halaman contact us
Conclusion Admin mengelola pesan contact us yang masuk
Post condition Pesan berhasil dikirim
4.2.1.2 Activity diagram
Activity diagram menggambarkan aktifitas–aktifitas yang
terjadi dalam Sistem Informasi Persebaran Situs Arkeologi Wilayah
Pulau Jawa.
1. Activity Diagram Registrasi
128
128
Publik Sistem
input data registrsasi
Pilih daftar Verifikasi data
menyimpan kedalam database
Valid
Batal
Menampilkan pesanpemberitahuan data
masih ada yang kosong
Tidak valid
Menampilkan form login
Gambar 4. 7 Diagram Activity Registrasi
Dalam gambar diatas tersebut Publik melakukan aktifitas
mendaftar menjadi klien dengan terlebih dahulu memilih menu Data
Situs lalu memilih Download Data Situs pada halaman data situs,
maka sistem akan menampilkan form login, kemudian publik
memilih tombol Registrasi dan publik mengisi data pada form
pendaftaran, jika data tidak lengkap maka pendaftaran gagal, jika
data lengkap maka data berhasil disimpan dan berhasil masuk ke
halaman utama klien.
129
129
2. Activity Diagram Login
Admin, Kepala Pusat, Kabid, Kasubbid, Klien Sistem
Input username dan password
Validasi username dan password
Logout
Klik Login
Menampilkan halaman utama sesuai user terkait
Menampilkan pesan“username dan password
yang anda masukan salah,silahan coba lagi”
Tidak valid
Valid
Gambar 4. 8 Diagram Activity Login
Aktivitas pada gambar 4.6 dilakukan oleh Kasubbid Data dan
Informasi, Kabid Data, Kepala Pusat, dan Klien agar dapat masuk ke
halaman admin dan mengakses menu khusus dalam halaman admin.
Untuk itu admin harus melakukan pengisian username dan password
pada menu login memilih login sebagai admin pada halaman utama
sistem. Jika username dan password yang dimasukkan salah, maka
sistem akan menampilkan peringatan username dan password yang
dimasukkan salah, dan jika benar maka sistem akan menampilkan
130
130
halaman utama admin dan selanjutnya admin dapat mengakses
menu-menu yang disediakan sistem. Selanjutnya admin melakukan
logout jika iya sistem akan menampilkan form login.
3. Activity Diagram Konfirmasi Registrasi
Kepala Pusat Sistem
Memeilih menu Konfirmasi Registrasi
Klik detail pada salah satu data klien
Menampilkan list data klien
Menampilkan detail data klien
Menampilkan halaman konfirmasi registrasi
TerimaTolak data disimpan ke dalam database
menampilkan form input pesan
input pesan
klik kirim menampilkan pesan sudah terkirim
Gambar 4. 9 Diagram Activity Konfirmasi Registrasi
Dalam gambar diatas tersebut pengguna melakukan aktivitas
konfirmasi data klien dengan terlebih dahulu memilih menu
konfirmasi data klien pada halaman utama sistem, maka sistem akan
menampilkan daftar data, selanjutnya pengguna dapat memilih data
yang diinginkan dan sistem akan menampilkan detail data,
131
131
selanjutnya pengguna dapat melakukan konfirmasi registrasi
tersebut.
4. Activity Diagram Kelola Data Klien
Kepala Pusat Sistem
Pilih menu kelola data klien Menampilkan list data klien yangsudah diterima sebagai klien
Detail
Menampilkan form blokir data klien
Blokir
Menampilkan halaman kelola data klien
YesNo
Menyimpan kedalam databaseKlik Simpan
Menampilkan detail data klien
Klik kembali
Gambar 4. 10 Diagram Activity Konfirmasi Registrasi
Dalam gambar diatas tersebut pengguna melakukan aktivitas
kelola klien dengan terlebih dahulu memilih menu kelola klien pada
halaman utama sistem, maka sistem akan menampilkan daftar data,
selanjutnya pengguna dapat memilih data yang diinginkan dan
132
132
sistem akan menampilkan detail data, selanjutnya pengguna dapat
melakukan pemblokiran data klien.
5. Activity Diagram Kelola Data Situs
Kasubbid Data Sistem
Cetak
import data excel
Tambah Menampilkan form input data situs
input data situs
Klik Simpan
Menampilkan halaman import data
masukan data excel situsdari dalam folder komputer
data disimpan ke database
menampilkan halaman cetak
input range tahunmenampilkan data situs
yang ingin di cetak
Cetak Data
data berhasil tercetak
menampilkan list data situs
Edit
Hapus
Klik Simpan
Menampilkan form edit data situs
Edit data situs
Klik Simpan
Menyimpan ke database
Gambar 4. 11 Diagram Activity Kelola Data Situs
Aktifitas pada gambar 4.9 ini dilakukan oleh admin. Dalam
aktifitas ini admin melakukan pencatatan data situs arkeologi,
133
133
sebelum melakukan pencatatan data situs, Kasubbid Data harus login
terlebih dahulu dan memilih menu Kelola Data Situs, maka sistem
akan menampilkan halaman Kelola Data Situs. Kasubbid Data dapat
melakukan Input , edit dan hapus data situs arkeologi. Jika
Kasubbid Data ingin menambahkan data situs arkeologi, Kasubbid
Data dapat memilih button “tambah” maka kemudian sistem akan
menampilkan kolom input yang dapat diisi oleh admin kemudian
Kasubbid Data juga dapat memilih menu “edit”, lalu sistem akan
menampilkan halaman edit data situs sejarah, selanjutnya sistem
akan menyimpan dan memperbaharui data situs tersebut tersebut.
Bila diperlukan Kasubbid Data dapat menghapus data situs dengan
memilih button “hapus”, maka sistem akan menghapus data dari
database. Kemudian untuk aksi import data excel Kasubbid Data
dapat melakukan tambah data situs dengan menginport data excel
yang sudah ada dengan mencari nya di folder kemudian di import
secara otomatis data akan masuk ke dalam database, kemudian
simpan. Yang terakhir aksi ceta data situs, ini merupakan aksi
dimana kasubbid melakukan cetak data ke dalam bentuk excel.
134
134
6. Activity Diagram Lihat Grafik
Kasubbid, Kepala Pusat dan Kabid Sistem
Pilih Menu Lihat Grafik
masukan Range Tahun dan Kategori Situs
Menampilkan Halaman Lihat Grafik
Menampilkan Data Grafik yang dibutuhkan
Gambar 4. 12 Diagram Activity Lihat Grafik
Dalam gambar diatas tersebut Kasubbid, Kabid, dan Kepala
Pusat melakukan aktifitas melihat grafik data situs dengan terlebih
dahulu memilih menu grafik, maka sistem akan menampilkan data
dalam bentuk grafik dan tabel data situs, pengguna dapat mencari
data situs yang sedang dibutuhkan berdasarkan tahun dan kategori,
selanjutnya pengguna mengklik tombol lihat grafik untuk
menampilkan grafik.
135
135
7. Activity Diagram Verifikasi Data Situs
Peneliti Sistem
Pilih Situs Yang Ingin di verifikasi
Menampilkan Form Verifikasi Data situsVerifikasi
Ubah Status MenjadiVerifikasi
menyimpan ke database
Menampilkan list data situs
EditHapus
Klik Simpan
Menampilkan form edit data situs
Edit data situs
SimpanKembali
Gambar 4. 13 Diagram Activity Verifikasi Data Situs
Aktifitas pada gambar diatas proses ini dilakukan oleh
Peneliti. Dalam aktifitas ini peneliti melakukan verifikasi data situs,
sebelum melakukan verifikasi data situs, Peneliti harus login terlebih
dahulu dan memilih menu kelola data situs, maka sistem akan
menampilkan halaman kelola data situs. Peneliti dapat melakukan
verifikasi data jika ada data situs yang belum di verifikasi. Maka
Peneliti memilih data situs yang ingin diverifikasi, setelah dipilih
136
136
maka akan tampil data situs tersebut dan kemudian klik “Verifikasi”
dan data situs secara otomatis telah diverifikasi. Setelah data situs
diverifikasi sistem akan kembali ke halaman menu kelola data situs
arkeologi.
8. Activity Diagram Kelola Peta
SistemKasubbid Data
Tambah Menampilkan form input data situs
Mengisi form input situs
Simpan
Menyimpan data kedalam database
Kembali
Menampilkan peta dan list data situs
Import data excel
Cetak
Menampilkan form import data excel
masukan data yang adadi file dalam komputer
Menampilkan alamat folder
Simpan
menampilkan halaman cetak
input range tahun
klik cetak data berhasil tercetak
Gambar 4. 14 Diagram Activity Kelola Peta
Aktifitas ini dilakukan oleh Kasubbid Data. Dalam aktifitas
ini Kasubbid melakukan pencatatan data situs sejarah, sebelum
melakukan pencatatan data situs, melakukan “tambah” maka
kemudian sistem akan menampilkan kolom input yang dapat diisi
137
137
oleh Kasubbid, kemudian Kasubbid juga dapat memilih menu “edit”,
lalu sistem akan menampilkan halaman edit data situs sejarah,
selanjutnya sistem akan menyimpan dan memperbaharui data situs
sejarah tersebut tersebut. Bila diperlukan Kasubbid dapat menghapus
data situs dengan memilih button “hapus”, maka sistem akan
menghapus data dari database.
9. Activity Diagram Lihat Peta
Kasubbid, Klien, dan Publik Sistem
Pilih Menu Peta Situs Menampilkan Peta dan list data situs
Detail Menampilkan Data Situs Secara Rinci
Pilih Cari Situs
Input Nama Situs Menampilkan data situs yang dicari
Download
Menampilkan pesan konfirmasi
IyaTidak data berhasil didownload
menampilkan peta dan list data situs
Gambar 4. 15 Diagram Activity Lihat Peta
Dalam gambar diatas tersebut Kasubbid, Klien, dan Publik
melakukan aktifitas melihat Peta Sebaran Situs dengan terlebih
138
138
dahulu memilih menu peta situs pada halaman utama sistem, maka
sistem akan menampilkan Peta Sebaran Situs Arkeologi, pilih point-
point yang terdapat pada peta untuk menampilkan informasi situs
secara rinci, selanjutnya pengguna dapat mencari data situs untuk
ditampilkan pada peta dan menggunakan tools yang terdapat pada
peta.
10. Activity Diagram Cari Lokasi
Klien Sistem
pilih menu cari lokasi Menampilkan halaman cari lokasi
masukan lokasi anda dan lokasi tujuan
Menampilkan direct location yanganda inginkanKlik cari
Gambar 4. 16 Diagram Activity Cari Lokasi
Dalam gambar diatas tersebut pengguna melakukan aktivitas
cari lokasi dengan terlebih melakukan login, kemudian masuk ke
halaman menu lihat peta, user mengisi lokasi dimana user berada
dan tujuan, kemudian klik tombol cari, maka sistem akan
139
139
menampilkan direct location yang user inginkan, jika user tidak
mengisi secara lengkap lokasi maka sistem akan menampilkan
pemberitahuan “data yang anda isi belum lengkap, silahkan isi
dengan benar!”.
11. Activity Diagram Kelola Profil
SistemAdmin
Pilih Kelola Profil Menampilkan form isi profil
Isi data profil
Klik Update menyimpan kedalam database
Menampilkan halaman kelola profil
Gambar 4. 17 Diagram Activity Kelola Profil
Aktifitas pada gambar diatas ini dilakukan oleh admin.
Dalam aktifitas ini admin melakukan pengaturan profil, sebelum
melakukan pengaturan profil, admin harus login terlebih dahulu dan
memilih menu Manage profil, maka sistem akan menampilkan
halaman Kelola Profil. Admin dapat melakukan edit profil instasi.
Jika admin ingin mengedit klik button “edit” maka kemudian sistem
140
140
akan menampilkan kolom editor yang dapat diisi oleh admin
selanjutnya sistem akan menyimpan dan memperbaharui profil
instansi.
12. Activity Diagram Lihat Profil
Admin, Publik, dan Klien SIPERSIRAH
Pilih Menu Profil Menampilkan Profil Instansi Secara Lengkap
Gambar 4. 18 Diagram Activity Lihat Profil
Dalam gambar diatas tersebut Admin, Publik, dan Klien
melakukan aktifitas melihat profil instansi dengan terlebih dahulu
memilih menu profil pada halaman utama sistem, maka sistem akan
menampilkan profil instansi secara lengkap.
141
141
13. Activity Diagram Kelola Pesan
Kasubbid, Kasat, Kabid, Peneliti Sistem
pilih menu kelola pesan menampilkan halaman kelola pesan
pesan masuk pesan baru menampilkan form input pesan
Input pesan
Klik kirim menyimpan ke database
menampilkan list data pesan
menampilkan list pesan
menghubungkan database
pilih pesan
menampilkan isi pesan
Gambar 4. 19 Diagram Activity Kelola Pesan
Aktifitas pada gambar diatas dapat dilakukan oleh user
internal Kasubbid, Kabid, Kasat, dan Peneliti untuk mengirim pesan,
kemudian user tersebut bisa membalas atau menghapus pesan dari
pengirim. Untuk masuk ke halaman ini, user harus login terlebih
dahulu lalu memlih menu kelola pesan pada halaman admin. User
142
142
dapat melihat siapa saja yg mengirim pesan, kemudian user
membalas pesan tersebut dan dikirimkan ke akun pengirim. Terdapat
menu hapus apabila user ingin menghapus pesan.
14. Activity Diagram Kelola Berita dan Artikel
SistemAdmin
Edit
menyimpan ke dalam database
Hapus
Menampilkan Form Edit Berita dan Artikel
Edit Data Berita dan Artikel
pilih menu kelola berita dan artikel menampilkan halaman kelola berita dan artikel
Tambah menampilkan form input berita dan artikel
mengisi form input berita dan artikel
Menampilkan list data berita dan artikel
Klik Simpan
Klik Simpan
Gambar 4. 20 Diagram Activity Kelola Berita dan Artikel
Aktifitas pada gambar diatas ini dilakukan oleh admin.
Dalam aktifitas ini admin melakukan pengaturan berita, sebelum
melakukan pengaturan berita, admin harus login terlebih dahulu dan
memilih menu Kelola berita dan artikel, maka sistem akan
143
143
menampilkan halaman Kelola berita dan artikel. admin dapat
melakukan penambahan berita, edit berita dan hapus berita. Jika
admin ingin menambahkan data berita, admin dapat memilih button
“tambah” maka kemudian sistem akan menampilkan kolom Input
berita dan artikel yang dapat diisi oleh admin. Kemudian admin
dapat memilih menu “edit”, maka sistem akan menampilkan
halaman editor untuk selanjutnya melakukan pengeditan berita dan
sistem akan menyimpan serta memperbaharui data berita tersebut.
Bila diperlukan admin dapat menghapus berita dengan memilih
button “hapus”, maka sistem akan menghapus berita dari database.
15. Activity Diagram Lihat Berita dan Artikel
Publik dan Klien sistem
Pilih Menu Berita dan Artikel Menampilkan Halaman Berita Artikel
Pilih Berita yang dibutuhkan dan klikpada judul berita
Menampilkan Berita Secara Lengkap
Gambar 4. 21 Diagram Activity Lihat Berita dan Artikel
Dalam gambar diatas tersebut publik dank lien melakukan
aktifitas melihat berita dan artikel dengan terlebih dahulu memilih
144
144
menu berita dan artikel pada halaman utama sistem, maka sistem
akan menampilkan daftar headline berita, selanjutnya pengguna
dapat memilih berita yang ingin dilihat secara lengkap dengan
mengklik judul berita, maka sistem akan menampilkan berita yang
dipilih secara lengkap.
16. Activity Diagram Mengelola Contact Us
Admin Sistem
Memilih menu kelola contact us Menampilkan halaman Kelola Contact us
Klik salah satu pesan
Klik tombol kirim menampilkan pesan terkirim
menyimpan data kedalam database
Pilih Hapus
Menghapus pesan
Menampilkan pesan secara detail
Pilih balas
menampilkan halaman contact us
Menampilkan form input pesan
input pesan
Gambar 4. 22 Diagram Activity Lihat Pesan
145
145
Aktifitas pada gambar diatas dapat dilakukan oleh admin
untuk melihat siapa yang mengirimkan pesan kepada admin,
kemudian admin bisa membalas atau menghapus pesan dari
pengirim. Untuk masuk ke halaman ini, admin harus login terlebih
dahulu lalu memlih menu contact us pada halaman admin. Admin
dapat melihat siapa saja yg menghubungi admin, kemudian admin
membalas pesan tersebut dan dikirimkan ke email pengirim.
Terdapat menu hapus apabila admin ingin menghapus pesan user.
17. Activity Diagram Mengisi Contact us
SIPERSIRAHPublik dan Klien
Memilih menu contact us
Mengisi form contact us
Pilih Kirim
Menampilkan Halaman contact us
menyimpan kedalam database
menampilkan halaman contact us
Gambar 4. 23 Diagram Activity Mengisi Contact us
146
146
Aktifitas pada gambar diatas dilakukan oleh pengguna untuk
mengirimkan pesan pertanyaan, kritik dan saran kepada admin.
Sebelumnya publik memilih menu contact us dan mengisi form yang
telah disediakan, selanjutnya memilih button kirim untuk
mengirimkannya. Selanjutnya, sistem akan menampilkan “pesan
terkirim”.
4.2.1.3 Class Diagram
Class Diagram menjelaskan tentang hubungan antara class
yang terdapat pada sistem informasi persebaran situs sejarah. Class
tersebut dibentuk oleh entity/object yang mempunyai atribut dan
operasi. Dari class tersebut dapat terbentuk sebuah tabel yang dapat
bersosialiasi dengan tabel lainnya.
Tabel 4. 21 Keterangan Class Diagram
Nama Class Deskripsi
Admin Salah satu anggota staff subbidang data
Pusat Arkeologi Nasional yang
berwenang untuk input data, edit,
delete, save, dan view data (data situs,
berita, gambar, profil).
Kepala Subbidang Data Kepala Sub Bidang Data merupakan
user yang dapat mengakses Menu Data
Situs, Laporan, dan Peta.
Kepala Bidang Data dan
Informasi
Kepala Bidang Data dan Informasi
merupakan user yang dapat mengakses
Menu Validasi laporan.
147
147
Peneliti Peneliti merupakan user yang dapat
mengakses menu Verifikasi Data Situs.
Klien Merupakan kelas yang menggambarkan
aktor dalam sistem dapat bisa
melakukan kirim pesan, serta dapat
melakukan aksi view dan cetak.
Publik Merupakan kelas yang menggambarkan
aktor dalam sistem dapat bisa
melakukan kirim pesan, serta dapat
melakukan aksi view.
Profil Kelas ini dapat dilihat oleh semua aktor
tapi hanya dapat di input, edit dan
delete oleh admin.
Data Situs Kelas ini dapat dilihat oleh Kasubbid
Data, dan Peniliti tapi hanya dapat di
input, edit dan delete oleh admin.
Pesan Kelas ini merupakan kelas untuk pesan
Berita Kelas ini dapat dilihat oleh semua aktor
tapi hanya dapat di input, edit dan
delete oleh admin.
Peta Kelas yang menggambarkan fungsi peta
dan data situs yang bisa ditampilkan
untuk publik.
Contact Us Kelas yang menggambarkan fungsi
mengirimkan pesan antara publik dan
admin
148
148
Dibawah ini merupakan gambar yang menunjukan relasi
tiap-tiap class dalam Sistem Informasi Persebaran Situs Arkeologi
untuk Pulau Jawa.
Data_situs
#idsitus+kode_situs+judul_penelitian+nama_situs+zona_utm+Lat+Long+koordinat_dpal+tahun_penelitian+foto+video+keterangan+status+kecamatan+desa+kelurahan+provinsi+kategori
+tambah()+hapus()+edit()+cari()
user
#id_user+username+password+nama+no_telp+level
+edit()+hapus()+tambah()
Klien
#id_klien+username+password+nama+alamat+jenis_kelamin+no_telp+email
+tambah()+edit()+blokir()+hapus()+cari()
Berita
#id_berita+isi_berita+gambar+hari+tanggal+jam+judul_berita
+tambah()+edit()+hapus()
Kontak
#id_kontak+nama+subjek+isi_pesan+email+tanggal
+tambah()+edit()+hapus()
Peta
#id_peta+nama_situs+alamat+longitude+latitude+kategori+gambar+sejarah+tanggal
+tambah()+edit()+hapus()
Profil
#id_profil+judul_profil+isi_profil
+tambah()+edit()+hapus()
LoginPesan
#id_pesan+pengirim+penerima+tittlepesan+isipesan+tanggal+status+file
+buat()+balas()+hapus()
1..* 1
1
1
1..*
1
1..*
1
1..*
1
1..*1
1..*
1
KabidKasubbid AdminPenelitiKasat
1
1..*
Gambar 4. 24 Class Diagram
149
149
4.2.2 Cardinality mapping
Setelah class diagram dibuat menggunakan pemodelan data
konseptual, maka pada riset ini penulis menggunakan Cardinality
Mapping sebagai acuan dalam menentukan hubungan antar class dan
key apa saja yang dijadikan foreign key.
Data_situs
#id_situs (PK)#id_user+kode_situs+judul_penelitian+nama_situs+zona_utm+Lat+Long+koordinat_dpal+tahun_penelitian+foto+video+keterangan+status+kecamatan+desa+kelurahan+provinsi
+id_user(FK)
user
#id_user (PK)
+username()+password()+nama()+no_telp()+level()
Berita
#id_berita (PK)+isi_berita+gambar+hari+tanggal+jam+judul_berita
+id_user(FK)
Kontak
#id_kontak (PK)+nama+subjek+isi_pesan+email+tanggal#id_user
+id_user(FK)
Profil
#id_profil (PK)
+id_user(FK)+gambar()+isi_profil()
Klien
#id_klien (PK)+username+password+nama+alamat+jenis_kelamin+no_telp+email
+id_user(FK)
Peta
#id_situs (PK)+nama_situs+Lat+Long+alamat+sejarah+kategori+tanggal+gambar#id_user
+id_user(FK)
Pesan
#id_pesan (PK)+pengirim+penerima+tittlepesan+isipesan+tanggal+status+file
+id_user(FK)
id_user
id_user
id_user
id_userid_user
id_user
id_user
Gambar 4. 25 Desain Database
150
150
4.2.3 Logical Record Structured
Setelah class diagram dibuat menggunakan pemodelan data
konseptual, maka pada riset ini penulis menggunakan Logical Record
Structured sebagai acuan dalam menentukan hubungan antar class dan
key apa saja yang dijadikan foreign key.
Data_situs
#id_situs (PK)#id_user+kode_situs+judul_penelitian+nama_situs+zona_utm+Lat+Long+koordinat_dpal+tahun_penelitian+foto+video+keterangan+status+kecamatan+desa+kelurahan+provinsi
+id_user(FK)
user
#id_user (PK)
+username()+password()+nama()+no_telp()+level()
Berita
#id_berita (PK)+isi_berita+gambar+hari+tanggal+jam+judul_berita
+id_user(FK)
Kontak
#id_kontak (PK)+nama+subjek+isi_pesan+email+tanggal#id_user
+id_user(FK)
Profil
#id_profil (PK)
+id_user(FK)+gambar()+isi_profil()
Peta
#id_situs (PK)+nama_situs+Lat+Long+alamat+sejarah+kategori+tanggal+gambar#id_user
+id_user(FK)
Pesan
#id_pesan (PK)+pengirim+penerima+tittlepesan+isipesan+tanggal+status+file
+id_user(FK)
id_user 1..*1
id_user
1..*
1
id_user
1..*
1
id_user
1..*
1
id_user
1..*
1
id_user
1..* 1
Klien
#id_klien (PK)+username+password+nama+alamat+jenis_kelamin+no_telp+email
+id_user(FK)
+id_user1..*
1
Gambar 4. 26 Logical Record Structured
151
151
4.2.4 Sequence Diagram
Pada sistem yang diajukan, terdapat interaksi antar object
melalui pesan pada eksekusi sebuah use case yang digambarkan
dalam diagram sekuensi. Berikut ini adalah sequence diagram dari
sistem.
1. Sequence Diagram Registrasi
Publik
Data Klien
Klien
Data Klien Valid
Data Klien Tidak Valid
Verifikasi Data
Gambar 4. 27 Diagram Sequence Registrasi
Pada sequence diatas menjelaskan rangkaian urutan aktor
untuk melakukan registrasi. Dimana aktor memasukan data registrasi
terlebih dahulu. Kemudian sistem akan memverifikasi ke database,
setelah itu akan menampilkan pesan data registrasi salah apabila data
152
152
yang diisi tidak sesuai. Jika sesuai maka akan menampilkan pesan
data registrasi benar dan akan melanjutkan masuk ke dalam sistem.
2. Sequence Diagram Login
LoginKasat, Kabid, Kasubbid, Admin, Klien (User)
Username & Password
Verifikasi
Username & Password Benar
Username & Password Salah
Gambar 4. 28 Diagram Sequence Login
Pada sequence diatas menjelaskan rangkaian urutan aktor
untuk masuk ke dalam object login. Dimana aktor memasukan
username dan password terlebih dahulu. Kemudian sistem akan
memverifikasi ke database, setelah itu akan menampilkan pesan
username & password salah apabila data yang diisi tidak sesuai. Jika
153
153
sesuai maka akan menampilkan pesan username dan password benar
dan akan melanjutkan masuk ke dalam sistem.
3. Sequence Diagram Input Data Situs
Kasubbid data, Peneliti (User) Data_Situs
get id_situs
Data Situs
Gambar 4. 29 Diagram Sequence Input Data Situs
Pada sequence diatas menjelaskan rangkaian urutan aktor
untuk melakukan input data situs. Dimana aktor memasukan data
situs terlebih dahulu. Kemudian sistem akan memverifikasi ke
database, setelah itu akan menampilkan pesan data situs yang anda
masukan salah apabila data yang diisi tidak sesuai. Jika sesuai maka
akan menampilkan pesan data situs yang anda masukan benar dan
akan melanjutkan masuk ke dalam sistem.
154
154
4. Sequence Diagram Input Data Peta
Kasubbid data (User) Peta
get id_peta
Data Peta
Gambar 4. 30 Diagram Sequence Input Data Peta
Pada sequence diatas menjelaskan rangkaian urutan aktor
untuk melakukan input data peta. Dimana aktor memasukan data
peta terlebih dahulu. Kemudian sistem akan memverifikasi ke
database, setelah itu akan menampilkan pesan data peta yang anda
masukan salah apabila data yang diisi tidak sesuai. Jika sesuai maka
akan menampilkan pesan data peta yang anda masukan benar dan
akan melanjutkan masuk ke dalam sistem.
155
155
5. Sequence Diagram Pesan
Kasubbid data, Peneliti, Kasat, Kabid (User) Pesan
Get id_pesan
Data Pesan
Gambar 4. 31 Diagram Sequence Pesan
Pada sequence diatas menjelaskan rangkaian urutan aktor
untuk melakukan melihat pesan. Dimana aktor internal dapat melihat
dan mengirim pesan.
156
156
6. Sequence Diagram Kelola Profil
Admin (User) Profil
get id_profil
Data Profil
Gambar 4. 32 Diagram Sequence Kelola Profil
Pada sequence diatas menjelaskan rangkaian urutan aktor
untuk melakukan kelola data profil. Dimana aktor memasukan data
profil terlebih dahulu. Kemudian sistem akan memverifikasi ke
database, setelah itu akan menampilkan pesan data profil yang anda
masukan salah apabila data yang diisi tidak sesuai. Jika sesuai maka
akan menampilkan pesan data profil yang anda masukan benar dan
akan melanjutkan masuk ke dalam sistem.
157
157
7. Sequence Diagram Input Data Berita dan Artikel
Admin (User) Berita
get id_berita
data berita
Gambar 4. 33 Diagram Sequence Input Berita dan Artikel
Pada sequence diatas menjelaskan rangkaian urutan aktor
untuk melakukan input data berita dan artikel. Dimana aktor
memasukan data berita dan artikel terlebih dahulu. Kemudian sistem
akan memverifikasi ke database, setelah itu akan menampilkan
pesan data berita yang anda masukan salah apabila data yang diisi
tidak sesuai. Jika sesuai maka akan menampilkan pesan data berita
yang anda masukan benar dan akan melanjutkan masuk ke dalam
sistem..
158
158
8. Sequence Diagram Contact Us
Admin (User) Kontak
Get id_kontak
Data Kontak
Gambar 4. 34 Diagram Sequence Contact us
Pada sequence diatas menjelaskan rangkaian urutan aktor
untuk melakukan melihat pesan contact us. Dimana admin dapat
melihat dan mengirim pesan contact us.
159
159
4.2.5 Spesifikasi Database
1. Nama tabel : User
Kunci utama : id_user
Kunci tamu : -
Tabel 4. 22 Tabel User
No Atribut Tipe Data Null Indeks Keterangan
1 id_user Integer (9) Not Null (PK) Urutan jenis user
2 username Varchar (30) Not Null - Username
3 password Varchar (30) Not Null - Password
4 nama Varchar (25) Not Null - Nama user
5 email Varchar (30) Not Null - Alamat email
6 no.tlp Varchar (15) Not Null - Nomor telepon
7 level Varchar (15) Not Null - Level user
160
160
2. Tabel : Klien
Kunci utama : id_klien
Kunci tamu : id_user
Tabel 4. 23 Tabel Klien
No Atribut Tipe Data Null Indeks Keterangan
1 id_klien Integer (9) Not Null (PK) Urutan jenis user
2 username Varchar (30) Not Null - Username
3 password Varchar (30) Not Null - Password
4 nama Varchar (25) Not Null - Nama user
5 alamat Text Not Null - Alamat klien
6 Jenis_kelamin Varchar (25) Not Null - Jenis kelamin
7 email Varchar (30) Not Null - Alamat email
8 no_tlp Varchar (15) Not Null - Nomor telepon
9 Blokir Enum (Y, N) Not Null - Status klien
9 Id_user Integer (9) Not Null FK Urutan jenis user
161
161
3. Nama table : Data_situs
Kunci utama : id_situs
Kunci tamu : id_user
Tabel 4. 24 Tabel Situs
No Atribut Tipe Data Null Indeks Keterangan
1 Kode_situs Varchar (6) Not Null PK Karakter 1-3 =
singkatan dari
nama situs
Karakter 4-6 =
urutan sesuai
jenis situs
2 Nama_situs Varchar (30) Not Null - Nama situs
3 kelurahan Varchar (25) Not Null - Nama kelurahan
4 kecamatan Varchar (25) Not Null - Nama
kecamatan
5 Kota Varchar (25) Not Null - Nama kota
6 provinsi Varchar (25) Not Null - Nama provinsi
7 Zona_utm Varchar (30) Not Null - Letak zona utm
8 koordinat _x Varchar (15) Not Null - Letak koordinat
x
9 Koordinat_y Varchar (15) Not Null - Letak koordinat
y
10 longtitude Varchar (15) Not Null - Letak longitude
situs
162
162
11 latitude Varchar (15) Not Null - Letak latitude
situs
12 ketinggian_dpal Varchar (15) Not Null - Ketinggian
diatas
permukaan air
laut
13 Kategori Varchar (15) Not Null - Nama kategori
14 Bentuk Varchar (15) Not Null - Nomor bentuk
situs
15 periodesasi Varchar (15) Not Null - Nama periode
situs
16 tahun_penelitian Date Not Null - Tahun penelitian
17 foto Varchar (15) Not Null - Gambar situs
18 video Varchar (15) Not Null - Video situs
19 keterangan Varchar (15) Not Null - Keterangan situs
20 Status Enum
(Verifikasi,
Belum
diverifikasi)
Not Null - Satatus
keberadaaan
situs
20 id_user Integer (9) Not Null (FK) Urutan jenis user
163
163
4. Nama tabel : Peta
Kunci utama : id_peta
Kunci tamu : id_user
Tabel 4. 25 Tabel Peta
No Atribut Tipe Data Null Indeks Keterangan
1 id_peta integer (9) Not Null (PK) Urutan jenis peta
2 Nama_situs varchar (30) Not Null - Nama situs
3 Alamat Text Not Null - Alamat ditemukan
situs
4 Longtitude varchar (15) Not Null - Letak longitude
situs
5 Latitude varchar (15) Not Null - Letak latitude situs
6 Sejarah Text Not Null - Sejarah situs
7 Gambar varchar (15) Not Null - Gambar situs
8 Keterangan varchar (15) Not Null - Keterangan situs
9 Tanggal Date Not Null - Tanggal
ditemukannya situs
10 id_user Integer (9) Not Null (FK) Urutan jenis user
164
164
5. Nama tabel : pesan
Kunci utama : id_pesan
Kunci tamu : id_user
Tabel 4. 26 Tabel Pesan
No Atribut Tipe Data Null Indeks Keterangan
1 id_pesan Integer (9) Not Null (PK) Urutan jenis pesan
2 Pengirim Varchar (30) Not Null - Nama pengirim
3 Penerima Varchar (30) Not Null - Nama penerima
4 Tittle pesan Varchar (30) Not Null - Judul pesan
5 Isi pesan Text Not Null - Isi pesan
6 Tanggal Date Not Null - Tanggal dikirim
7 Status Varchar (15) Not Null - Status pesan
8 File Varchar (30) Not Null - File pesan
9 id_user Integer (9) Not Null (FK) Urutan jenis user
165
165
6. Nama tabel : Berita
Kunci utama : id_berita
Kunci tamu : id_kategori
Tabel 4. 27 Tabel Berita
No Atribut Tipe Data Null Indeks Keterangan
1 id_Berita Integer (9) Not Null (PK) Urutan jenis berita
2 judul_berita Varchar (30) Not Null - Judul berita
3 isi_berita Text Not Null - Isi berita
4 gambar Varchar (15) Not Null - Gambar berita
5 tanggal Date Not Null - Tanggal posting
6 jam Time Not Null - Jam posting
7 id_user Integer (9) Not Null (FK) Urutan jenis user
7. Nama tabel : Profil
Kunci utama : id_profil
Kunci tamu : id_user
Tabel 4. 28 Tabel Profil
No Atribut Tipe Data Null Indeks Keterangan
1 Id_profil Integer (9) Not Null (PK) Urutan jenis profil
2 Isi profil Text Not Null - Isi profil
166
166
3 Gambar Varchar (30) Not Null - Gambar profil
4 id_user Integer (9) Not Null (FK) Urutan jenis user
8. Nama tabel : Kontak
Kunci utama : id_kontak
Kunci tamu : id_user
Tabel 4. 29 Tabel Contact us
No Atribut Tipe Data Null Indeks Keterangan
1 Id_kontak Integer (9) Not Null (PK) Urutan jenis pesan
contact us
2 Nama Varchar (30) Not Null - Nama pengirim
3 Email Varchar (30) Not Null - Alamat email
4 Subjek Varchar (15) Not Null - subjek
5 Isi Text Not Null - Isi pesan
6 Tanggal Date Not Null - Tanggal dikirim
pesan
7 id_user Integer (9) Not Null (FK) Urutan jenis user
167
167
4.2.6 Desain Interface
4.2.6.1 Perancangan User Interface
Berikut ini adalah perancangan user interface sistem
informasi persebran situs arkeologi di Pulau Jawa, yang
dikumpulkan dalam penyajian sebagai berikut:
1. Tampilan Registrasi
Gambar 4. 35 Interface Registrasi
168
168
2. Tampilan Login
Gambar 4. 36 Interface Login
3. Tampilan Verifikasi Data Klien
Gambar 4. 37 Interface Verifikasi Data Klien
169
169
4. Tampilan Kelola Data Klien
Gambar 4. 38 Interface Kelola Data Klien
5. Tampilan Kelola Data Situs
Gambar 4. 39 Interface Kelola Data Situs
170
170
6. Verifikasi Data Situs
Gambar 4. 40 Interface Verifikasi Data Situs
7. Tampilan Kelola Peta
Gambar 4. 41 Interface Kelola Peta
171
171
8. Tampilan Kelola Profil
Gambar 4. 42 Interface Kelola Profil
9. Tampilan Kelola Berita dan Artikel
Gambar 4. 43 Interface Kelola Berita dan Artikel
172
172
10. Tampilan Contact us
Gambar 4. 44 Interface Contact us
11. Tampilan Kelola Pesan
Gambar 4. 45 Interface Kelola Pesan
173
173
12. Tampilan Beranda Publik
Gambar 4. 46 Interface Beranda Publik
13. Tampilan Lihat Peta Publik
Gambar 4. 47 Interface Lihat Peta Publik
174
174
14. Tampilan Contact Us Publik
Gambar 4. 48 Interface Contact us Publik
15. Tampilan Lihat Berita
Gambar 4. 49 Interface Lihat Berita
175
175
16. Tampilan Cari Lokasi
Gambar 4. 50 Interface Cari Lokasi
4.3 Implementation
4.3.1 Implementation Workflow (Pengkodean)
Melakukan pengkodean aplikasi , dalam tahap ini sistem
dibangun dengan menggunakan :
1. Bahasa Pemrograman Hypertext Preprocessor (PHP)
2. Perangkat Keras
a. Intel(R) Core (TM) i5-3210M [email protected]
b. Hardisk 750GB
c. Memory 4GB
d. VGA 2GB
176
176
e. Perangkat keras lainnya (Keyboard, Mouse dan lain-lain)
3. Perangkat Lunak
a. Windows 8 sebagai Sistem Operasi komputer
b. Arcview 9.3 sebagai pengolah data spasial
c. Google Maps API sebagai Map Server.
d. Macromedia Dreamweaver 8 sebagai text editor
e. XAMPP sebagai Local Server sebagai running localhost
f. Paket XAMPP (MYSQL sebagai database server, PhpMyAdmin
sebagai webserver).
g. StarUML sebagai alat desain perancangan sistem dan database
h. Browser internet: Mozilla Firefox, Google Chrome sebagai web
browser untuk menjalankan aplikasi.
4.3.2 Pengujian Sistem
Tahapan ini bertujuan untuk melakukan pengujian atau testing
pada setiap unit program agar dapat di ketahui apakah dapat berfungsi
dengan baik sesuai dengan perancangan dan untuk memastikan bahwa
tidak ada kesalahan atau bugs program.
Metode testing yang digunakan adalah blackbox testing.
Metode ini merupakan metode pengujian yang memfokuskan pada
keperluan fungsional dari software. Karena itu pengujian blackbox
memungkinkan pengembang software untuk membuat himpunan
kondisi input yang akan melatih seluruh syarat-syarat fungsional suatu
177
177
program. Berikut ini merupakan tabel hasil pengujian setiap unit-unit
program dengan menggunakan metode blackbox testing.
Tabel 4. 30 Tabel Pengujian Metode Blackbox Level Administrator
No Rancangan Input/Output Hasil yang diharapkan Hasil actual
1 Membuka Program Masuk ke dalam halaman
login administrator
OK
2 Login submit Menampilkan halaman utama
administrator
OK
3 Klik menu Kelola Berita dan
Artikel
Menampilkan tabel Berita OK
4 Klik Tambah Berita Menampilkan form tambah
berita
OK
5 Klik Edit berita Menampilkan form edit berita OK
6 Klik Hapus berita Menghapus berita OK
7 Klik menu Kelola Profil Instansi Menampilkan form edit profil
instansi
OK
8 Klik menu Contact Us Menampilkan tabel pesan
contact us
OK
9 Klik Balas pesan Menampilkan form balas
pesan
OK
10 Klik Hapus Pesan Menghapus pesan OK
Tabel 4. 31 Tabel Pengujian Metode Blackbox Level Kasubbid
No Hasil Input/Output Hasil yang di harapkan Hasil aktual
1 Klik menu Laporan Menampilkan tabel laporan OK
2 Klik menu Lihat Pesan Menampilkan tabel pesan OK
3 Klik menu baca Menampilkan detail pesan yang
dikirim
OK
178
178
4 Klik menu reply Membalas pesan OK
5 Klik menu Hapus pesan Menghapus pesan OK
6 Klik menu Kelola Data Situs Menampilkan tabel data situs OK
7 Klik Tambah data situs Menampilkan form tambah data
situs
OK
8 Klik Edit data situs Menampilkan form edit data situs OK
9 Klik Cetak Data Situs Mencetak Data Situs OK
10 Klik Lihat Grafik Menampilkan grafik dan tabel
data situs
OK
11 Klik menu Kelola Data Peta Menampilkan tabel data situs
yang dikonsumsi untuk publik dan
klien
OK
12 Klik Tambah data situs Menampilkan form tambah data
situs
OK
13 Klik Edit data situs Menampilkan form edit data situs OK
14 Klik menu Logout Keluar dari halaman admin OK
Tabel 4. 32 Tabel Pengujian Metode Blackbox Level Publik
No Hasil Input/Output Hasil yang di harapkan Hasil aktual
1 Membuka program Masuk ke dalam halaman utama
Web Persebaran Situs Sejarah
Pulau Jawa
OK
2 Klik menu Profil Menampilkan profil Pusat
Akeologi Nasional
OK
3 Klik menu Berita dan
Artikel
Menampilkan Berita dan Artikel OK
4 Klik menu Contact us Menampilkan form pengisian
pesan
OK
5 Klik menu Lihat Data Situs Menampilkan halaman Lihat OK
179
179
Data Situs
8 Klik menu Lihat Data Situs
Cari
Menampilkan data Situs yang
dicari
OK
9 Klik menu Lihat Data Situs
Lihat Grafik
Menampilkan grafik OK
10 Klik menu Lihat Data
Situs Cetak Registrasi
Menampilkan form registrasi OK
Tabel 4. 33 Tabel Pengujian Metode Blackbox Level Klien
No Hasil Input/Output Hasil yang di harapkan Hasil aktual
1 Membuka Program Masuk ke dalam halaman utama
web Persebaran Situs Sejarah
OK
2 Klik tombol Lihat Data
Situs Cetak Login
Mencetak data situs OK
3 Klik tombol Cari Lokasi Menampilkan peta data situs dan
form input alamat
OK
Tabel 4. 34 Tabel Pengujian Metode Blackbox Level Kabid
No Hasil Input/Output Hasil yang di harapkan Hasil aktual
3 Klik menu Lihat Pesan Menampilkan tabel pesan OK
4 Klik menu baca Menampilkan detail pesan yang dikirim OK
5 Klik menu reply Membalas pesan OK
6 Klik menu Hapus
pesan
Menghapus pesan OK
180
180
Tabel 4. 35 Tabel Pengujian Metode Blackbox Level Kasat
No Hasil Input/Output Hasil yang di harapkan Hasil aktual
3 Klik menu Lihat Pesan Menampilkan tabel pesan OK
4 Klik menu baca
Menampilkan detail pesan
yang dikirim
OK
5 Klik menu reply Membalas pesan OK
6 Klik menu Hapus pesan Menghapus pesan OK
Tabel 4. 36 Tabel Pengujian Metode Blackbox Level Peneliti
No Hasil Input/Output Hasil yang di harapkan Hasil aktual
1 Klik menu Kelola Data Situs Menampilkan tabel data situs OK
2 Klik Tambah data situs Menampilkan form tambah
data situs
OK
3 Klik Edit data situs Menampilkan form edit data
situs
OK
4 Klik Verifikasi data situs Menampilkan form verifikasi
data situs
OK
181
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dipaparkan pada bab-bab sebelumnya,
maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Sistem Informasi Persebaran Situs Arkeologi ini dapat membantu para
user untuk menemukan lokasi dimana ditemukannya situs arkeologi dan
sistem ini dapat menjadi nilai tambah pelayanan kepada masyarakat luas.
2. Sistem informasi spasial ini dapat dirancang berdasarkan data-data situs
arkeologi yang terdapat di pulau jawa, dan sistem ini dibangun
menggunakan sistem webBase menggunakan Google Maps API yang
langsung tersambung dengan Google Maps sehingga memudahkan user
untuk mencari lokasi situs sejarah, selain itu sistem ini juga dilengkapi
dengan direct location yang dapat menunjukan arah dari tempat asal
sampai ke tempat dimana situs itu berada.
3. Sistem persebaran situs arkeologi ini dapat memudahkan user internal
dalam melakukan verifikasi data situs, karena sistem ini sudah terintegrasi
melalui internet.
4. Dengan adanya sistem ini maka penyampaian informasi akan data-data
penemuan situs arkeologi untuk wilayah pulau Jawa disajikan dalam
bentuk tampilan peta interaktif dan tabel, disertai dengan fitur download
182
182
data situs yang berguna bagi pihak terkait, khususnya klien dalam
memanfaatkan data-data situs sejarah sebagai bahan pembelajaran dan
untuk pelestarian warisan budaya yang ada di Indonesia khususnya di
Pulau Jawa.
5.2. Saran
Sistem yang dibangun masih memiliki kekurangan dan keterbatasan,
oleh karena itu dapat dikembangkan oleh beberapa hal agar sekiranya menjadi
lebih baik dan berguna, antara lain :
1. Scope untuk pembuatan sistem ini diperluas lagi tidak hanya mengenai
persebaran situs saja tetapi semua yang mengenai cagar budaya, serta
Informasi yang diberikan lebih banyak dan beragam.
2. Sistem yang sudah ada belum memaksimalkan komunikasi dua arah,
untuk pengembangannya harus ditambahkan forum diskusi di dalam
sistem agar lebih komunikatif.
3. Untuk memudahkan para pengguna yang banyak memiliki rutinitas di luar
ruangan, alangkah baiknya jika sistem ini dapat dikembangkan menjadi
sistem berbasis mobile.
183
DAFTAR PUSTAKA
Jeffery L. Whitten, Lonnie D. Bentley, Kevin C. Dittman. 2004. Metode Desain Dan
Analisis Sistem. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Prahasta, Eddy. 2009. Sistem Informasi Geografi Tutorial ArcView. Bandung:
Informatika.
Hartono, Jogiyanto. 2005. Analisis & Desain Sistem Informasi: Pendekatan
terstruktur Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis. Andi Yogyakarta.
Jogiyanto HM. 2008. Metodologi Penelitian Sistem Informasi. Yogyakarta: ANDI.
Mulyanto, Agus. 2009. Sistem Informasi: Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Ladjamudin AL. 2005. Analisa dan desain sistem informasi. Yogyakarta : Graha
ilmu.
Rizky, Soetam. 2011. Konsep Dasar Rekayasa Perangkat Lunak (Software
Reengineering). Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.
Riyanto. 2010. Sistem Informasi Geografis Berbasis Mobile.Yogyakarta: GAVA
MEDIA.
Riyanto. Prinali Eka Putra. Hendi Inderlako. 2009. Pengembangan Aplikasi Sistem
Informasi Geografis Berbasis Dekstop dan Web. Yogyakarta: Gava Medika.
Kendall, Kendall. 2010. Analisis dan Perancangan Edisi Ke Lima. Jakarta: Indeks.
Munandar, Agus Aris, 1994, “Penataan Wilayah pada Masa Kerajaan Sunda”,
dalam Berkala Arkeologi Tahun XIV Edisi Khusus: Evaluasi Data dan
Interpretasi Baru Sejarah Indonesia Kuna (Dalam Rangka Purna Bhakti
Drs.M.M.Soekarto Karto Atmodjo, Yogyakarta, 23-24 Maret 1994.
Yogyakarta: Balai Arkeologi.
Herlambang, Ferry. 2005. Desain dan editing Web dengan Photoshop CS,
ImageReady CS, dan Dreamweaver MX. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Wibowo, Angga. 2007. 16 Aplikasi PHP Gratis untuk Pengembangan Situs Web.
Yogyakarta: Andi; Semarang: SmitDev.
Abdul Kadir. 2009. Membuat Aplikasi Web dengan PHP+Database MySQL. Andi.
Yogyakarta.
184
Sidik, Betha. 2006. Pemrograman ITEB dengan PHP. Bandung: Informatika.
Sugiarti, Yuni. 2013. ANALISIS DAN PERANCANGAN UML (Unified Modeling
Language). Graha Ilmu. Yogyakarta
Al-bahra, 2006. Rekayasa Perangkat Lunak. Graha Ilmu. Yogyakarta.
Svennerberg, Gabriel. 2010. Beginning Google Maps API . New York: Apress.
Akbar, Ali. 2010. Arkeologi Masa Kini. Jatinangor: ALQAPRINT.
Purvis et. all, 2006. Beginning Google Maps Applications with PHP and Ajax from
novice to professional.
SUMBER PEMERINTAH
Anonim, 2010. UU RI No. 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya. Pada Bab I Pasal 1.
Anonim, 1995. PP RI No. 19 Tahun 1995 Tentang Pemeliharaan Dan Pemanfaatan
Benda Cagar Budaya Di Museum. Pada Bab I dan Bab 2.
Balai arkeologi bandung. 2010. Brosur tentang Potensi Tinggalan Prasejarah di
Kawasan Jawa Bagian Barat. Bandung: Kementrian Kebudayaan dan
Pariwisata-Balai arkeologi bandung.
SUMBER SKRIPSI
Trisnawati, Agnes Rusnalia. 2013. Pembuatan Sistem Informasi Bangunan Cagar
Budaya Berbasis Web GIS Pada Kota Surabaya. Institute Teknologi Sepuluh
Nopember (ITS).
Ramadhon, Muzakki. 2013. Perancangan Aplikasi Sistem Informasi Geografis
Lokasi Situs Bersejarah Peninggalan Kerajaan Majapahit Di Kabupaten
Mojokerto Berbasis Android. Sekolah Tinggi Manajemen Informatika Dan
Komputer Amikom Yogyakarta.
Rachmawati, Venia. 2013. Aplikasi Web Pemetaan Informasi Wisata Sejarah Dan
Budaya Pada Wilayah DKI Jakarta. Universitas GUNADARMA.
F.H. Damayantie. (2013). Rancang Bangun Sistem Informasi Spasial Objek Wisata
Cagar Budaya Berbasis Web di Provinsi DKI Jakarta. Universitas Islam
Negeri Jakarta.
185
SUMBER INTERNET
http://purbakalayogya.com/bppp-detail.html diakses pada tanggal 15 Maret 2015 pada
pukul 6:30
Purwanto, Edi. 2007. Sekilas Tentang Adobe Photoshop CS,
https://edipsw.files.wordpress.com/2007/08/sekilas-tentang-photoshop.pdf,
diakses tanggal 19 Desember 2009.
Nugraha, Zakinudin. 2013. http://teamgeoinformatika.blogspot.co.id/2013/06/arcgis-gis-
programmer-geoinformatika.html diakses pada tanggal Juni 2013 pada pukul
19.03.
http://prinsip-prinsipgeografikelasxsma.blogspot.com diakses pada tanggal 15 Maret
pada pukul 16:30.
xxii
LAMPIRAN
Lampiran A - Surat-menyurat
xxiii
xxiv
xxv
Lampiran B – Wawancara
Laporan Hasil Wawancara
Interviewer : Frandus
Jabatan : Kepala Sub Bidang Data
Tanggal : 14 Maret 2015
Waktu : 10.00 WIB
Tempat : Pusat Arkeologi Nasional
Subjek : Teori dasar mengenai penelitian situs sejarah yang sedang
berjalan.
No Pertanyaan Jawaban
1 Data penelitian mengenai
penemuan situs sejarah yang
dilakukan di pulau jawa saja,
dari tahun berapa sajakah yang
tersedia pada Pusat Arkeologi
Nasional?
Data penemuan situs sejarah yang dilakukan
di pulau jawa, dari tahun 2006 sampai tahun
2014 adalah data yang tersedia untuk daerah
pulau jawa. Data tersebut merupakan data
hasil penelitian langsung yang dilakukan oleh
Pusat Arkeologi Nasional dalam rangka
melakukan penelitian mengenai peninggalan
warisan budaya yang ada di Indonesia
khususnya di pulau jawa.
2 Apakah pulau jawa termasuk
lokasi yang memiliki
penemuan situs sejarah
terbanyak dari pulau-pulau
yang lain yang ada di
Indonesia?
Untuk lokasi penemuan situs terbanyak,
berdasarkan dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Pusat Arkeologi Nasional dari
tahun 2006-2014 memang pulau jawa yang
banyak ditemukannya situs-situs sejarah
peninggalan zaman dahulu kala, karena sudah
banyak data yang kita terima dari semua
wilayah Indonesia itu mencapai 3387 situs
yang didapat dari setiap Balai Arkeologi
disetiap wilayah, untuk penelitian yang
dilakukan PUSARKENAS sendiri di seluruh
Indonesia mencapai 3030 situs, jadi jumlah
penemuan situs mencapai 6417 situs. Dan data
untuk pulau jawa mencapai 1016 situs, ini
jumlah terbanyak dibandingkan wilayah-
xxvi
wilayah yang lain diluar pulau jawa.
3 Apakah sudah ada perda atau
undang-undang yang mengatur
tentang perlindungan dan
pelestarian situs sejarah?
Setiap daerah pasti mempunyai perda yang
mengatur tentang pelestarian dan
perlindungan situs sejarah atau masuknya
kedalam cagar budaya, karena pemerintah
pusat sudah membuat Undang-Undang
Nomor 11 Tahun 2010 tentang pelestarian dan
perlindungan cagar budaya, dalam hal
pendokumentasian pun telah diatur
didalamnya.
4 Bagaimana cara masyarakat
yang ingin mengetahui
informasi situs sejarah atau
mendapatkan data spasial?
Selama ini masyarakat datang ke kantor dinas
Pusat Arkeologi Nasional dengan harus
menyertakan surat tertulis.
5 Bagaimana cara pemerintah
untuk mensosialisasikan perda
atau Undang-undang yang
mengatur tentang Cagar
Budaya?
Selama ini kami selalu menginformasikan
mengenai undang-undang tentang pelestarian
dan perlindungan cagar budaya, lewat baliho
seta banner-banner yang ada di seluruh kantor
pemerintah dari level kabupaten/kota sampai
ke kantor kelurahan, serta melakukan seminar-
seminar baik dari kalangan pelajar sampai
masyarakat sekitar lokasi penemuan situs
berada.
6 Apakah informasi yang selama
ini dilakukan pemerintah
sudah menyebar keseluruh
lapisan masyarakat?
Kalau menyebar sampai keseluruh masyarakat
kita yakin pasti sudah, tetapi masalahnya
informasi tersebut belum bisa diakses setiap
saat. Walaupun sudah banyak website atau
situs-situs yang memberikan informasi
mengenai situs sejarah yang ada di Indonesia,
tapi itu belum menjelaskan secara detail
mengenai sejarah dan data spasial yang
diberikan belum tentu valid. Maka dari itu
kami selalu berusaha untuk memperkenalkan
peninggalan-peninggalan yang ada di
Indonesia agar kesadaran masyarakat tentang
cagar budaya lebih baik lagi dan banyak para
wisatawan asing yang datang ke Indonesia.
7 Bagaimana dalam hal Dalam pencatatan data situs kami masih
xxvii
pencatatan atau
pendokumentasian mengenai
data situs yang ada di Pusat
Arkeologi Nasional?
menggunakan Microsoft Excel.
8 Bagaimana sistem yang
berjalan dalam hal pencatatan
situs sejarah di Pusat
Arkeologi Nasional?
1. Peneliti mencatat data administrasi dan
koordinat lokasi penelitian di lapangan
2. Peneliti memasukkan seluruh titik
koordinat lakasi penelitian di lapangan ke
dalam tabel Ms Exel untuk disertakan
pada laporan penelitian
3. Laporan penelitian yang didalamnya berisi
data situs di serahkan ke Subbagian
Program dalam bentuk cetak dan softcopy.
4. Subbidang program mendistribusikan
laporan penelitian (Cetak) ke Subbagian
Kepegawaian dan Keuangan, Subbagian
Rumah Tangga, dan Bidang Data dan
Informasi.
5. Subbidang data mengumpulkan data situs
dan memverifikasi data situs dari laporan
penelitian yang di distribusikan oleh
program dengan cara memisahkan data
koordinat yang benar-benar situs dengan
data koordinat yang bukan situs.
9 Apakah ada kendala dalam hal
pencatatan situs sejarah?
Kendala pasti ada karena kita masih
menggunakan Microsoft Excel dengan data
yang banyak ada saja data yang hilang,
kemudian untuk masalah verifikasi situs
seharusnya dari pihak peneliti yang
memverifikasi agar tingkat kevalidannya
benar-benar valid.
10 Apakah dari Pusat Arkeologi
Nasional sudah memiliki
website resmi?
Untuk website sendiri kami sudah ada, sejak
tahun 2014 kami memiliki website resmi.
Website kami hanya untuk memberikan
informasi seputar kegiatan yang ada di Pusat
Arkeologi Nasional, profil perusahaan, kolom
berita, dan masih ada beberapa fasilitas yang
lain tapi masih dalam pengembangan seperti
forum diskusi.
11 Harapan apa yang anda
inginkan pada sistem informasi
Diharapkan sistem yang diusulkan bisa
memberikan informasi yang lebih lengkap dan
xxviii
spasial yang akan diusulkan
nanti oleh penulis?
lebih mudah dipahami oleh masyarakat.
Kemudian sistem yang diusulkan bisa
terintegerasi dengan user lain dalam hal
pencatatan situs.
xxix
Lampiran C – Tampilan Aplikasi
1. Publik dan Klien (Masyarakat)
1. Halaman Beranda
2. Halaman Profil
xxx
3. Halaman Peta Sebaran Situs
4. Halaman Berita
xxxi
2. User Admin
1. Halaman Form Login
2. Halaman Hubungi Kami
xxxii
3. Halaman Beranda
4. Halaman Kelola Profil
xxxiii
5. Halaman Kelola Berita
6. Halaman Kelola Contact Us
xxxiv
3. User Kasubbid
1. Halaman Data Situs
2. Halaman Input Data Situs
xxxv
3. Halaman Lihat Grafik
4. Halaman Lihat Peta
xxxvi
5. Halaman Kelola Pesan
6. Halaman Kelola Laporan
xxxvii
7. Halaman Cari Lokasi Situs
4. User Kasat (Kepala Pusat)
1. Halaman Konfirmasi Data Klien
xxxviii
2. Halaman Kelola Data Klien
3. Halaman Validasi Laporan
xxxix
4. Halaman Verifikasi Data Situs
5. Halaman Buat Pesan Baru
lxxxix
Lampiran D – Koding Aplikasi
<?php include "config/koneksi.php";
?>
<!-- Content Wrapper. Contains page
content -->
<div class="content-wrapper">
<!-- Content Header (Page header) --
>
<section class="content-header">
<h1>
Kelola Data Situs
<small>Pusat Arkeologi
Nasional</small>
</h1>
<ol class="breadcrumb">
<li><a href="#"><i class="fa fa-
dashboard"></i> Home</a></li>
<li class="active">Kelola Data
Situs</li>
</ol>
</section>
<!-- Main content -->
<section class="content">
<div class="row">
<div class="col-xs-12">
<div class="box">
<div class="box-header">
<h3 class="box-title">Input Data
Situs Sejarah</h3>
<div class="box-tools">
<div class="input-group">
<input type="text"
name="table_search" class="form-
control input-sm pull-right"
style="width: 150px;"
placeholder="Search"/>
</div>
</div>
</div><!-- /.box-header -->
<div class="box-body">
<?php
if($_GET[action]=="berhasil"){echo
"<br><div class='information msg'>
Data Berhasil Disimpan.
</div> ";}
switch($_GET['act']){
default:
echo"
<div class='margin'><tr>
<th><button type='button' class='btn
btn-default'
onclick=\"window.location.href='me
dia.php?menu=kelolasitus&act=tamb
ahsitus';\" > Tambah Situs</button>
</th>
<th><button type='button' class='btn
btn-default'
onclick=\"window.location.href='me
dia.php?menu=kelolasitus&act=imp
ortdatasitus';\" > Import
Excel</button></th>
xci
<th><button type='button' class='btn
btn-default'
onclick=\"window.location.href='me
nu/exel_export.php';\" >
Cetak</button>
</th>
<th><button type='button' class='btn
btn-default'
onclick=\"window.location.href='me
dia.php?menu=grafik';\" > Lihat
Grafik</button>
</th></tr></div>";
echo"<div class='box-body table-
responsive no-padding'>";?>
<table id="example1" class="table
table-bordered table-striped table-
hover">
<thead>
<tr>
<th>No</th>
<th>IDsitus</th>
<th>Judul</th>
<th>NamaSitus</th>
<th>Kota</th>
<th>Kelurahan</th>
<th>Kecamatan</th>
<th>Provinsi</th>
<th>ZonaUTM</th>
<th>Lon</th>
<th>Lat</th>
<th>Dpal</th>
<th>Kategori</th>
<th>Bentuk</th>
<th>Periodesasi</th>
<th>Tanggal</th>
<th>Keterangan</th>
<th>Gambar</th>
<th>Video</th>
<th>Status</th>
<th>Aksi</th>
</tr>
</thead>
<tbody>
<?php
$p = new Paging;
$batas = 10;
$posisi = $p->cariPosisi($batas);
$no = 1;
$noj=0;
$query=mysql_query("select * from
situs order by situsID DESC");
while($r=mysql_fetch_array($query)
){
echo"<tr>
<td> $no </td>
<td><a
href='media.php?menu=kelolasitus&
act=verifikasi&id=$r[situsID]'>$r[sit
usID]</a></td>
<td>$r[judulpenelitian]</td>
<td>$r[namasitus]</td>
xcii
<td>$r[kota]</td>
<td>$r[kelurahan]</td>
<td>$r[kecamatan]</td>
<td>$r[provinsi]</td>
<td>$r[zonautm]</td>
<td>$r[Lng]</td>
<td>$r[Lat]</td>
<td>$r[dpal]</td>
<td>$r[kategori]</td>
<td>$r[bentuk]</td>
<td>$r[periodesasi]</td>
<td>$r[tanggal]</td>
<td>$r[keterangan]</td>
<td>$r[gambar]</td>
<td>$r[video]</td>
<td>";
if($_SESSION['level']=='kasubbid'){
echo"$r[status]";} else { echo"<a
href='media.php?menu=kelolasitus&
act=verifikasi&id=$r[idsitus]'>$r[stat
us]</a>";} echo"</td>
<td><a
href=media.php?menu=kelolasitus&
act=editsitus&id=$r[situsID]>edit</a
> |"; ?> <a
href=menu/aksi_kelolasitus.php?acti
on=hapus&id=<?php
echo"$r[situsID]"; ?>
onclick="return confirm('Apakah
anda yakin Hapus Data
?')">hapus</a><?php echo"</td>
</tr>";
?>
<?php $no++;}?>
</tbody>
</table>
<?php
break;
case"tambahsitus":
?>
<div class="box-body">
<form role="form" method="POST"
action="menu/aksi_kelolasitus.php?a
ction=input1"
enctype="multipart/form-data">
<fieldset>
<div class="col-xs-3">
<dt><label>ID Situs :</label></dt>
<input type="text" name="situsID"
size="40" id="" class="form-control"
placeholder="ID Situs..." /></div>
<div class="col-xs-3">
<dt><label>Judul Penelitian
:</label></dt>
<input type="text"
name="judulpenelitian" size="40"
class="form-control"
placeholder="Judul Penelitian..."
/></div>
<div class="col-xs-3">
<dt><label>Nama Situs
:</label></dt>
xciii
<input type="text"
name="namasitus" size="40"
class="form-control"
placeholder="Nama situs..."
/></div>
<div class="col-xs-3">
<dt><label>Provinsi :</label></dt>
<select name="provinsi"
id="provinsi" class="form-control"
placeholder="Provinsi..." />
<option>--Pilih Propinsi--</option>
<?php $sql =
mysql_query("SELECT * FROM
provinsi ORDER BY
provinsiNama");
while($p=mysql_fetch_array($sql)){
echo "<option
value=$p[provinsiId]>$p[provinsiNa
ma]</option>"; } ?>
</select></div>
<div class="col-xs-3">
<div id="loader"></div>
<dt><label>Kota :</label></dt>
<select name="kota" id="kota"
class="form-control"
placeholder="Kota..." />
<option>--Pilih Kota--</option>
</select></div>
<div class="col-xs-3">
<dt><label>Kecamatan
:</label></dt>
<select name="kecamatan"
id="kecamatan" class="form-
control" placeholder="Kecamatan..."
/>
<option>--Pilih Kecamatan--
</option>
</select></div>
<div class="col-xs-3">
<dt><label>Kelurahan
:</label></dt>
<select name="kelurahan"
id="kelurahan" class="form-control"
placeholder="Kelurahan..." />
<option>--Pilih Kelurahan--
</option>
</select></div>
<div class="col-xs-3">
<dt><label>Zona UTM
:</label></dt>
<input type="text" name="zonautm"
size="40" id="" class="form-control"
placeholder="Zona UTM..."
/></div>
<div class="col-xs-3">
<dt><label>Lon(BT) :</label></dt>
<input type="text" name="Lng"
size="40" class="form-control"
placeholder="Koordinat 'X'..."
/></div>
<div class="col-xs-3">
<dt><label>Lat(LS) :</label></dt>
xciv
<input type="text" name="Lat"
size="40" class="form-control"
placeholder="Koordinat 'Y'..."
/></div>
<div class="col-xs-3">
<dt><label>Ketinggian Dpal
:</label></dt>
<input type="text" name="dpal"
size="40" id="" class="form-control"
placeholder="Ketinggian Dpal..."
/></div>
<div class="col-xs-3">
<dt><label>Kategori :</label></dt>
<select name="kategori"
class="form-control"
placeholder="Kategori..." />
<option>Candi</option>
<option>Masjid</option>
<option>Gereja</option>
<option>Benteng</option>
<option>Taman Megalitik</option>
<option>Pudenberundak</option>
<option>Hunian</option>
<option>Perbengkelan</option>
<option>Makam</option>
</select></div>
<div class="col-xs-3">
<dt><label>Bentuk :</label></dt>
<select name="bentuk" class="form-
control" placeholder="Bentuk..." />
<option>Bangunan</option>
<option>Bukan Bangunan</option>
</select></div>
<div class="col-xs-3">
<dt><label>Periodesasi</label></dt
>
<select name="periodesasi"
class="form-control"
placeholder="Tanggal..." />
<option>Prasejarah</option>
<option>Hindu Budha</option>
<option>Islam</option>
<option>Kolonial</option>
<option>Tradisi</option>
</select></div>
<div class="col-xs-3">
<label>Tanggal:</label>
<div class="input-group">
<div class="input-group-addon">
<i class="fa fa-calendar"></i>
</div>
<input type="text" class="form-
control" data-inputmask="'alias':
'yyyy-mm-dd'" data-mask/>
</div><!-- /.input group -->
</div><!-- /.form group -->
<div class="col-xs-4">
<dt><label
for="exampleInputFile">Input
Gambar</label></dt>
xcv
<input type="file"
id="exampleInputFile"
name="gambar">
<p class="help-block">Example
block-level help text here.</p>
<dt><label for="exampleInputFile">
Input Video </label> </dt>
<input type="file"
id="exampleInputFile"
name="video">
<p class="help-block">Example
block-level help text here.</p>
<dt><label>Keterangan
:</label></dt>
<textarea name="keterangan"
class="form-control" rows="5"
placeholder="Isi Keterangan
..."></textarea>
<div class="margin">
<tr><input type="submit" class='btn
btn-primary' value="Simpan"/></tr>
<tr><input type="submit" class='btn
btn-primary'
value="Kembali"/></tr></div>
</fieldset></form>
</div>
<?php
break;
case"importdatasitus":
?>
<div class="box-header">
<form method="post"
enctype="multipart/form-data"
action="menu/proses_import_data.p
hp">
Silakan Pilih File Excel:<br />
<input name="userfile" type="file"
/>
<input name="upload"
type="submit" class="btn btn-info
btn-flat"value="Import">
</form>
</div>
<?php
break;
case"verifikasi":
echo"<form
action='menu/aksi_kelolasitus.php?a
ction=update' method=post>";
$q=mysql_query("select * from situs
where idsitus='$_GET[id]'");
$t=mysql_fetch_array($q);?>
<table width="312" border="0">
<tr>
<td width="153">Kode Situs</td>
<td width="43">:</td>
<td width="102"><?php
echo"$t[situsID]";?></td>
</tr>
<tr>
<td>Judul Penelitian</td>
<td>:</td>
xcvi
<td><?php
echo"$t[judulpenelitian]";?></td>
</tr>
<tr>
<td>Nama Situs</td>
<td>:</td>
<td><?php
echo"$t[nama_situs]";?></td>
</tr>
<tr>
<td>Kelurahan</td>
<td>:</td>
<td><?php
echo"$t[keluruhan]";?></td>
</tr>
<tr>
<td>Kecamatan</td>
<td>:</td>
<td><?php
echo"$t[kecamatan]";?></td>
</tr>
<tr>
<td>Kota</td>
<td>:</td>
<td><?php echo"$t[kota]";?></td>
</tr>
<tr>
<td>Provinsi</td>
<td>:</td>
<td><?php
echo"$t[provinsi]";?></td>
</tr>
<tr>
<td>Zona UTM</td>
<td>:</td>
<td><?php
echo"$t[zona_utmm]";?></td>
</tr>
<tr>
<td>Koordinat Bujur</td>
<td>:</td>
<td><?php echo"$t[Lng]";?></td>
</tr>
<tr>
<td>Koordinat Lintang</td>
<td>:</td>
<td><?php echo"$t[Lat]";?></td>
</tr>
<tr>
<td>Ketinggian Dpal</td>
<td>:</td>
<td><?php echo"$t[dpal]";?></td>
</tr>
<tr>
<td>Kategori</td>
<td>:</td>
<td><?php
echo"$t[kategori]";?></td>
</tr>
<tr>
<td>Bentuk</td>
<td>:</td>
xcvii
<td><?php echo"$t[bentuk]";?></td>
</tr>
<tr>
<td>Periodesasi</td>
<td>:</td>
<td><?php
echo"$t[periodesasi]";?></td>
</tr>
<tr>
<td>Tanggal Penelitian</td>
<td>:</td>
<td><?php
echo"$t[tanggal]";?></td>
</tr>
<tr>
<td>Gambar</td>
<td>:</td>
<td><?php echo"<img
src='images/$t[gambar]'>"; ?></td>
</tr>
<tr>
<td>Video</td>
<td>:</td>
<td>><?php echo"<img
src='images/$t[video]'>"; ?></td>
</tr>
<tr>
<td>Keterangan</td>
<td>:</td>
<td><?php
echo"$t[keterangan]";?></td>
</tr>
<tr>
<td>Status</td>
<td>:</td>
<td><select name="status">
<?php if($t['status']=='Verifikasi'){
echo"
<option value='Verifikasi'
selected='selected'>Verifikasi
</option>
<option value='Belum
diverifikasi'>Belum
Diverifikasi</option>"; }
else { echo"
<option value='Verifikasi'
selected='selected'>Verifikasi
</option>
<option value='Belum diverifikasi'
selected='selected'>Belum
Diverifikasi</option>"; }
?></select>
</td>
</tr>
</table>
<input type="text" name="id"
value="<?php echo"$t[idsitus]"; ?>"
/>
<br /><br />
<input value="Simpan"
type="submit" />
</form>
xcviii
<?php
break;
case"editsitus":
$query=mysql_query("select * from
situs where situsID='$_GET[id]'");
$r=mysql_fetch_array($query);
if(!empty($r['gambar'])){$gambar="
<img
src='foto_produk/small_$r[gambar]'c
lass='tooltip' title='klik untuk
memperbesar
gambar'>";}else{$gambar="<b>Tida
k Ada Gambar</b>";}
?>
<div class="box-body">
<form role="form" method="POST"
action="menu/aksi_kelolasitus.php?a
ction=updatesitus"
enctype="multipart/form-data">
<fieldset>
<input type="hidden" name="id"
value="<?php echo"$r[situsID]"; ?>"
/>
<div class="col-xs-3">
<dt><label>ID Situs :</label></dt>
<input type="text" name="situsID"
size="40" id="" class="form-control"
value="<?php echo"$r[situsID]";?>"
/></div>
<div class="col-xs-3">
<dt><label>Judul Penelitian
:</label></dt>
<input type="text"
name="judulpenelitian" size="40"
class="form-control" value="<?php
echo"$r[judulpenelitian]";?>"
/></div>
<div class="col-xs-3">
<dt><label>Nama Situs
:</label></dt>
<input type="text"
name="nama_situs" size="40"
class="form-control" value="<?php
echo"$r[namasitus]";?>" /></div>
<div class="col-xs-3">
<dt><label>Provinsi :</label></dt>
<select name="provinsi"
id="provinsi" class="form-control"/>
<option>--Pilih Provinsi--</option>
<?php $sql =
mysql_query("SELECT * FROM
provinsi ORDER BY
provinsiNama");
while($p=mysql_fetch_array($sql)){
if($r['provinsi']==$p['provinsiNama']
){
echo "<option
value=$p[provinsiNama]
selected>$p[provinsiNama]</option
>"; }
else {
xcix
echo "<option
value=$p[provinsiNama]>$p[provins
iNama]</option>"; }
} ?> </select></div>
<div class="col-xs-3">
<div id="loader"></div>
<dt><label>Kota :</label></dt>
<select name="kota" id="kota"
class="form-control" />
<option>--Pilih Kota--</option>
</select></div>
<div class="col-xs-3">
<dt><label>Kecamatan
:</label></dt>
<select name="kecamatan"
id="kecamatan" class="form-
control" value="<?php
echo"$r[kecamatan]";?>" />
<option>--Pilih Kecamatan--
</option>
</select></div>
<div class="col-xs-3">
<dt><label>Kelurahan
:</label></dt>
<select name="kelurahan"
id="kelurahan" class="form-control"
value="<?php
echo"$r[kelurahan]";?>" />
<option>--Pilih Kelurahan--
</option>
</select></div>
<div class="col-xs-3">
<dt><label>Zona UTM
:</label></dt>
<input type="text"
name="zona_utm" size="40" id=""
class="form-control" value="<?php
echo"$r[zonautm]";?>" /></div>
<div class="col-xs-3">
<dt><label>Lon(BT) :</label></dt>
<input type="text" name="Lng"
size="40" class="form-control"
value="<?php echo"$r[Lng]";?>"
/></div>
<div class="col-xs-3">
<dt><label>Lat(LS) :</label></dt>
<input type="text" name="Lat"
size="40" class="form-control"
value="<?php echo"$r[Lat]";?>"
/></div>
<div class="col-xs-3">
<dt><label>Ketinggian Dpal
:</label></dt>
<input type="text" name="dpal"
size="40" id="" class="form-control"
value="<?php echo"$r[dpal]";?>"
/></div>
<div class="col-xs-3">
<dt><label>Kategori :</label></dt>
<select name="kategorii"
class="form-control" value="<?php
echo"$r[kategori]";?>" />
c
<option>Candi</option>
<option>Masjid</option>
<option>Gereja</option>
<option>Benteng</option>
<option>Taman Megalitik</option>
<option>Pudenberundak</option>
<option>Hunian</option>
<option>Perbengkelan</option>
<option>Makam</option>
</select></div>
<div class="col-xs-3">
<dt><label>Bentuk :</label></dt>
<select name="bentuk" class="form-
control" value="<?php
echo"$r[bentuk]";?>" />
<option>Bangunan</option>
<option>Bukan Bangunan</option>
</select></div>
<div class="col-xs-3">
<dt><label>Periodesasi
:</label></dt>
<select name="periodesasi"
class="form-control" value="<?php
echo"$r[periodesasi]";?>" />
<option>Prasejarah</option>
<option>Hindu Budha</option>
<option>Islam</option>
<option>Kolonial</option>
<option>Tradisi</option>
</select></div>
<div class="col-xs-3">
<dt><label>Tanggal :</label></dt>
<input type="text" class="form-
control pull-right" id="reservation"
value="<?php
echo"$r[tanggal]";?>"/></div>
<div class="col-xs-4">
<dt><label for="exampleInputFile"
>Input Gambar</label></dt>
<input type="file"
id="exampleInputFile"
name="gambar" value="<?php
echo"$r[gambar]";?>" >
<p class="help-block">Example
block-level help text here.</p>
<dt><label
for="exampleInputFile">Input
Video</label></dt>
<input type="file"
id="exampleInputFile"
name="video" value="<?php
echo"$r[video]";?>">
<p class="help-block">Example
block-level help text here.</p>
<dt><label>Keterangan
:</label></dt>
<textarea name="keterangan"
class="form-control" rows="5"
><?php
echo"$r[keterangan]";?></textarea>
<div class="margin">
ci
<tr><input type="submit" class='btn
btn-primary' value="Simpan"/></tr>
<tr><input type="submit" class='btn
btn-primary'
value="Kembali"/></tr></div>
</fieldset></form>
</div>
<?php
break;}?>