Skripsi Program Traffic Light Siemens s7

52
PERANCANGAN MINIATUR TRAFFIC LIGHT PADA SIMPANG EMPAT DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Elektro Program Studi Strata (S-1) Pada Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas HKBP Nommensen OLEH : SETIA FERNANDO SIHOMBING 0 2 3 3 0 0 3 8 PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO KONSENTRASI TEKNIK KENDALI UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN 2007

description

trafficlight

Transcript of Skripsi Program Traffic Light Siemens s7

  • PERANCANGAN MINIATUR TRAFFIC LIGHT PADA SIMPANG EMPAT

    DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL

    TUGAS AKHIR

    Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Elektro

    Program Studi Strata (S-1) Pada Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

    Universitas HKBP Nommensen

    OLEH :

    SETIA FERNANDO SIHOMBING

    0 2 3 3 0 0 3 8

    PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO

    KONSENTRASI TEKNIK KENDALI

    UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN

    2007

  • i

    ABSTRAK

    Kemacetan pada jalan raya tidak bisa kita hindari saat ini, apalagi pada

    perempatan jalan atau pada perhentian lampu lalu-lintas, sementara kondisi fase

    lampu lalu-lintas, badan jalan dan peralatan pengendali lampu lalu-lintas kurang

    memadai yang merupakan jadi masalah yang umum terjadi di kota-kota padat. Untuk

    itu diperlukan suatu alat yang dapat mengatur lalu-lintas kendaraan tersebut. Alat itu

    harus mampu bekerja dalam jangka waku 24 jam tanpa henti.

    Di dalam Laboratorium Rangkaian Logika dan Microprosesor telah ada alat

    yang baru yaitu PLC (Programmable Logic Control). Alat ini tidak asing lagi kita

    dengar apalagi di dalam lingkungan industri. Sebelum nya Simulasi Traffic light

    sudah pernah di uji di laboratorium dengan menggunakan Microprosesor yang

    didisain secara terprogram untuk empat persimpangan dan simulasi dapat lilakukan

    dengan mode yang dapat divariasi untuk jalan satu arah dan dua arah. tetapi simulasi

    traffic light degan menggunakan microprosesor ini tidak dapat melakukan perubahan

    dan pelacakan program jika terjadi kesalahan

    Maka penulis melakukan perancangan dan mengembangkan fasilitas

    percobaan traffic light pada laboratorium dengan menggunakan PLC (Programmable

    Logic Control) sebagai alat pengendalian traffic light tersebut. Dengan penambahan

    panel yang baru untuk simulasi traffic light yang lebih besar dan sesuai dengan alur

    alur kendaraan Indonesia, serta membuat pengujian dan program simulasi yang dapat

    dimodifikasi, melalui penelitian ini akan dirancang suatu sistem traffic light dengan

    perempatan jalan empat simpang dengan sistem 12 bit keluaran.

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang Penulisan

    Peningkatan alat transportasi darat semakin meningkat dan mengakibatkan

    kemacetan lalulintas pada perhentian lampu lalulintas yang semakin lama semakin

    bertambah padat dan merupakan masalah yang umum yang terjadi di kotakota besar.

    Untuk itu diperlukan suatu peralatan traffic light yang memegang peranan yang

    sangat penting dalam menjaga kelancaran lalulintas terutama pada persimpangan

    jalan yang rawan dengan kemacetan. Kadang kala walaupun di suatu persimpangan

    sudah ada traffic light, namun masih seringkali terjadi kemacetan. Hal ini dapat

    terjadi karena lamanya pengendalian lampu merah dan hijau pada masingmasing

    persimpangan yang tidak sesuai dengan kondisi kepadatan kendaraan pada setiap

    persimpangan jalan.

    Sistem Traffic Light adalah suatu suatu sistem mode pengendalian Traffic

    Light di persimpangan jalan raya seperti yang kita lihat sehari- hari. Sistem Traffic

    Light sangat beraneka ragam, salah satunya pada persimpangan 4 simpang dengan 12

    arah (seperti Jl. Kol. Yos Sudarso simpang Glugur dengan mode setiap jalan menuju

    3 arah, belok kiri, lurus dan belok kanan di atur dengan Traffic Light dan termasuk

    lagi jalan kaki), jika semakin banyak jumlah simpang jalan atau jalur lalu lintas

    yang dilalui maka semakin rumit sistem pengendalian yang dilakukan untuk sebuah

    sistem Traffic Light.

    Alat Traffic Light yang ada di Laboratorium Rangkaian Logika dan

    Mikroprosessor ini didukung perkembangan teknologi mikroprosessor yang sampai

    sekarang masih umum untuk industri dengan jenis mikroprosessor ini yaitu dengan

    seri 8085 dengan 256 jenis perintah program. Hingga saat ini, salah satu seri

    mikroprosessor yaitu seri 8085 dengan satu unit mikrokomputer seri LN 8085lah

    yang masih digunakan dalam praktikum mikroprosessor namun dengan fasilitas dan

    percobaan yang sangat minimum.

  • 2

    Laboratorium Mikroprosessor Universitas HKBP Nommensen memiliki

    fasilitas simulasi Traffic Light terprogram untuk 2 pola, yaitu satu jalur lurus dengan

    dua arah dan satu persimpangan jalan yang juga untuk dua arah, tetapi dapat

    dilakukan dengan mode yang dapat divariasikan untuk jalan satu arah atau untuk

    jalan dua arah dan ditambah dengan keberadaan satu Zebra Cross (penyeberangan

    bagi pejalan kaki) pada posisi jalan utama. Laboratorium ini memiliki program

    khusus yang dapat menjalankan langsung Traffic Light yang dimaksud dengan alamat

    memori G8800H CR untuk kondisi awal atau start, dan alamat 1000H untuk kondisi

    Cold Start. Akan tetapi program yang sudah ada ini tidak bisa dimodifikasi dengan

    cara program ulang, dan alur program ini mengikuti pola Traffic Light di Eropa

    dengan posisi berkendaraan di jalur kanan jalan raya.

    Untuk itu melalui penelitian di lapangan maka akan dirancang suatu sistem

    Traffic Light yang dalam bentuk umum menggunakan Programmable Logic Control

    yang dapat divariasikan, terutama dalam urutan fase penggunaan alur Traffic Light

    menurut jalan yang dikehendaki serta dapat mengatur waktu pergeseran fase sesuai

    dengan yang dikehendaki dimana pengaturan waktu adalah variable dan sistem nya

    pemograman sistemnya dapat diubah dengan mudah dan efisien.

    1.2. Perumusan Masalah

    Pada umumnya sistem traffic light memiliki 3 pola yaitu: Pertama bahwa

    sistem traffic light yang ada mengikuti pola eropa. Kedua sistem traffic light tersebut

    hanya bisa untuk tiga simpang dengan kondisi yang ada dan ketiga programnya

    permanen atau tidak dapat dimodifkasi. Untuk itu diasumsikan suatu rancangan baru

    terdapat suatu fase lampu lalu lintas yang mengalami kepadatan lalu lintas pada

    perhentian dan persimpangan jalan empat simpang. Melalui proses survei data

    lapangan, tentang kepadatan traffic di lokasi yang dipilih dan proses pemilihan fase

    lampu lalu lintas sedemikian rupa sehingga diperoleh fase sistem yang diinginkan.

  • 3

    1.3. Tujuan Penulisan

    Sesuai dengan latar belakang permasalahan yang dinyatakan sebelumnya,

    maka tujuan penulisan ini antara lain :

    Untuk mengembangkan sistem traffic light tiga simpang menjadi empat

    simpang dengan alat pada sistem pengaturan fase lampu lalu lintas empat simpang

    dengan menggunakan Programable Logic Control (PLC) pada Laboratorium

    Rangkaian Logika FT. UHN. Dan membangun suatu program dengan menggunakan

    bahasa pemogramannya STEP 7 yaitu bahasa pemograman dari PLC Siemens yang

    bervariasi sesuai dengan hasil survei data dilapangan, tentang proses pemilihan fase

    dan waktu yang diperlukan untuk sinkronisasi Traffic Light yang diperlukan.

    1.4. Batasan Masalah

    Mengingat bahwa pembahasan dalam perancangan yang dilakukan dapat

    meluas, maka tulisan ini mempunyai batasan sebagai berikut :

    1. Kasus yang diasumsikan adalah perempatan jalan yang padat pada

    perhentian lampu lalu lintasnya (contoh kasus pada perempatan Jalan

    Sutomo, bambu, pelita, krakatau) di kota Medan.

    2. Prinsip kerja sistem secara sederhana dari PLC sebagai memproses data

    serta menambah variasi percobaan Traffic Light yang sesuai dengan

    pola Traffic Light di Indonesia dan sebagai tambahan untuk keperluan

    percobaan pada praktikum di Laboratorium Mikroprosessor UHN.

    3. Fase lampu diatur secara terus menerus tanpa memperhatikan waktu

    siangmalam, penyesuaian perhitungan waktu tunda sebenarnya di

    lapangan dan interupt (permintaan dari pengguna jalan). Dan fase ini

    berlaku hanya sesuai dengan kondisi jalan seperti yang diasumsikan.

    1.5. Metode Pemecahan Masalah

    Peralatan PLC digunakan menjalankan fase secara terus menerus yang

    digerakkan oleh bahasa program yang telah dibuat dalam bahasa pemprograman yang

    dijalankan sehingga menghasilkan bitbit keluaran yang diharapkan yang sesuai

  • 4

    dengan fase dalam menyalakan LED (Light Emiting Diode) yang digunakan dalam

    perancangan ini sebagai lampu jalan dengan kapasitas tegangan 5 Volt.

    Adapun metode pemecahan masalah yang dilakukan penulis dalam

    menyelesaikan rancangan tugas akhir ini adalah:

    1. Membuat suatu fase lampu lalu lintas seperti kasus yang diasumsikan.

    2. Mengadakan survei daftar komponen dan literatur yang berhubungan

    dengan perancangan berbasis PLC..

    3. Merancang sistem pengaturan fase Traffic Light pada simpang empat

    berbasis PLC di Laboratorium Mikroprocessor UHN.

    4. Mengadakan uji coba dan analisa rangkaian.

    1.6. Kontribusi Penelitian

    Dengan tulisan ini diharapkan perancangan ini dapat mencakup hal yang

    lebih luas, khususnya bagi para mahasiswa di Program Studi Teknik Elektro

    Konsentrasi Teknik Kendali (Pengaturan), karena setiap mahasiswa diwajibkan

    melakukan praktikum di Laboratorium Mikroprocessor dan dapat mengembangkan

    sistem Traffic Light (lampu lalu lintas). Dan di sisi lain mengundang minat dan bakat

    para praktikan sehingga para mahasiswa tertarik untuk mempelajari dan mendalami

    aplikasi PLC.

    1.7 Sistematika Penulisan

    Materi pembahasan dalam tugas akhir ini diurutkan dalam lima bab yang

    diuraikan sebagai berikut :

    a. Bab I yaitu PENDAHULUAN

    Pada bab ini diuraikan tentang latar belakang masalah, perumusan

    masalah, tujuan penulisan, batasan masalah, metode penulisan,

    kontribusi penelitian, dan sistematika penulisan.

    b. Bab II yaitu DASAR TEORI

    Pada bab ini diuraikan tentang dasardasar teori yang digunakan

    sebagai landasan pembuatan rancangan dan penulisan laporan tugas

  • 5

    akhir ini yang berisikan penjelasan mengenai PLC dan LED (Light

    Emiting Dioda).

    c. Bab III yaitu PERANCANGAN TRAFFIC LIGHT

    Pada bab ini diuraikan tentang dasardasar teori yang digunakan

    sebagai landasan pembuatan rancangan. Dimulai dengan pembuatan

    blok diaram sampai pembuatan rangkaian plan sistem, serta program

    yang diisikan pada MMC (Multimedia Memori Card) yang berada

    pada PLC untuk menjalankan program yang di download dari

    komputer untuk menjalankan PLC.

    d. Bab IV yaitu PENGUJIAN SISTEM

    Pada bab ini diuraikan tentang pengujian rangkaian dari sistem yang

    dirancang.

    e. Bab V yaitu KESIMPULAN DAN SARAN

    Pada bab ini diuraikan tentang Kesimpulan dan saran penulis setelah

    perealisasian rancangan sebagai hasil rancangan yang dilakukan.

  • 6

    BAB II

    DASAR TEORI

    2.1. Sistem Traffic Light

    Kemacetan lalulintas darat merupakan suatu hal yang umum yang terjadi

    di kotakota yang berpenduduk padat. Untuk itu diperlukan suatu alat yang dapat

    mengendalikan lalulintas kendaraan. Alat ini haruslah dapat bekerja secara otomatis

    dalam jangka waktu dua puluh empat jam tanpa henti.

    Sistem Traffic Light adalah suatu sistem yang digunakan untuk mode

    pengendalian lampu lalulintas di persimpangan jalan raya seperti yang kita lihat

    seharihari. Dengan semakin berkembangnya teknologi, pengendalian fase sistem

    Traffic Light di beberapa negara maju dalam menerapkan suatu sistem yang dapat

    memberikan sinyal atau tanda yang jelas serta waktu yang tepat untuk bergerak

    hingga memungkinkan timbulnya suatu keadaan yang teratur dan nyaman

    sebagaimana yang diharapkan.

    Salah satu bentuk pengendalian yang dilakukan di Laboratorium Rangakian

    Logika dan Mikroprosessor Fakultas Teknik UHN adalah dengan menggunakan

    Mikroprosessor INTEL 8085 . Pada prinsipnya fungsi dari Mikroprosessor adalah

    memberikan intruksi dalam keperluan untuk mengirimkan sinyal ke sistem Traffic

    Light melalui I/O portnya, dalam hal ini Port A untuk menyalakan Traffic Light

    dalam jangka waktu tertentu secara terus menerus sampai sistem ke reset.

    Dalam sistem ini diperlukan suatu program looping untuk delay waktu

    (waktu tunda) dalam satu fase yang berfungsi untuk menentukan lamanya masing

    masing nyala lampu yang sesuai dengan keluaran port yang telah ditentukan. Untuk

    itu diperlukan pembatasan penggunaan dalam jangkauan yang sesuai.

    2.2. Prinsip Kerja Traffic Light

    Prinsip kerja traffic light pada suatu persimpangan tidak selalu sama, hal

    tersebut tergantung dari banyak persimpangan dan kondisi tata tertib jalan yang telah

    diatur oleh pemerintah yang berwenang. Begitupun dengan lamanya waktu kendaraan

  • 7

    bergantian berjalan, hal tersebut disesuaikan dengan tingkat kepadatan dari

    kendaraan-kendaraan yang lalu-lalang di jalan tersebut.

    Sebelum melewati suatu persimpangan para pengemudi diwajibkan untuk

    mematuhi rambu-rambu yang telah ditetapkan, rambu-rambu tersebut berupa lampu

    petunjuk yang terdiri dari tiga buah warna. Lampu tersebut dipasang dalam sebuah

    box yang diberi tiang dan ditempatkan diujung sebelah kiri, ditengah-tengah ruas

    jalan atau diatas setiap jalan pada suatu persimpangan sehingga memudahkan para

    pengemudi untuk melihatnya. Adapun warna lampu yang digunakan pada traffic light

    untuk memberikan rambu-rambu kepada para pengemudi adalah lampu merah,

    kuning dan hijau.

    Gambar 2.1 di bawah memperlihatkan arti dari kode-kode warna yang

    digunakan pada traffic light.

    Gambar 2.1 Bentuk urutan fase dan arti warna-warna lampu lalu lintas

    Merah = Berhenti

    Kuning = Hati-hati

    Hijau = Jalan

  • 8

    Gambar 2.2 Penempatan traffic light pada jalan simpang empat.

    Lampu lalu lintas yang dikendalikan oleh PLC digunakan untuk mengontrol

    jalan simpang empat. Adapun lamanya waktu kendaraan bergantian berjalan penulis

    mengambil salah satu sampel lampu lalu lintas yang ada dikota medan yaitu lampu

    hijau menyala selama 30 detik, lampu kuning menyala selama 3 detik dan lampu

    merah menyala selama kira-kira 50 detik. Gambar 52 di bawah memperlihatkan

    penempatan traffic light pada jalan simpang empat.

    Berikut dijelaskan prinsip kerja traffic light pada jalan simpang empat.

    Lampu Lalu Lintas

    Zebra Cross

    Jalan Ruas Jalan

    Pembatas Antar Jalan

    Mobil

  • 9

    a. Kondisi pertama

    Pada saat lampu tanda warna hijau di jalan satu menyala dan lampu

    tanda untuk mobil dua, tiga, dan empat berwarna merah. Mobil satu dapat

    menuju arah jalan A2, A3, dan A4 sementara mobil di jalan dua hanya dapat

    menuju jalan A3 dan mobil yang tidak menuju jalan tersebut akan berhenti

    (STOP), mobil di jalan tiga hanya dapat menuju jalan A4 dan mobil yang tidak

    menuju jalan A4 akan berhenti begitupun untuk mobil di jalan empat hanya

    dapat menuju jalan A1 dan mobil yang tidak menuju jalan A1 akan berhenti.

    Sampai lampu tanda berwarna kuning di jalan satu menyala, mobil satu masih

    bisa berjalan dan akan berhenti jika lampu tanda berwarna merah menyala.

    Gambar 2.3 di bawah memperlihatkan skema kerja saat lampu di jalan satu

    berwarna hijau.

    Gambar 2.3. Skema kerja saat lampu di jalan satu berwarna hijau.

    1

    A

    A1

    A2

    A3

    A4

    3

    2

    4 STOP

    Lampu tanda untuk mobil di jalan 1

    Jalan menuju arah A1

    Mobil di jalan 1

    Mobil di jalan 4 Jalan menuju arah A4

    Mobil di jalan 3

    Jalan menuju arah A3

    Mobil di jalan 2

    Jalan menuju arah A2

  • 10

    b. Kondisi kedua

    Saat lampu tanda warna merah pada jalan satu menyala, lampu hijau di

    jalan dua akan menyala dan lampu-lampu tanda di jalan tiga dan empat masih

    tetap lampu berwarna merah menyala. Mobil dua dapat menuju arah A1, A3, dan

    A4 sementara mobil di jalan satu, tiga, dan empat berhenti dan hanya dapat

    berjalan menuju jalan kearah kiri dari jalan masing-masing. Saat lampu tanda

    berwarna kuning di jalan dua menyala mobil dua dapat terus berjalan dan akan

    berhenti sampai lampu tanda berwarna merah menyala. Gambar 54 di bawah

    memperlihatkan skema kerja saat lampu di jalan dua berwarna hijau.

    Gambar 2.4. Skema kerja saat lampu di jalan dua berwarna hijau.

    c. Kondisi ketiga

    Saat lampu tanda di jalan dua berwarna merah menyala, lampu tanda

    berwarna hijau di jalan tiga akan menyala dan lampu tanda di jalan empat , di

    jalan satu masih berwarna merah. Mobil tiga dapat menuju jalan A1, A2, dan A4,

    1

    A1

    A2

    A3

    A4

    3

    2

    4

    B

    Mobil di jalan 4

    Jalan menuju arah A4

    Mobil di jalan 3

    Jalan menuju arah A3 Mobil di jalan 1

    Jalan menuju arah A1

    Jalan menuju arah A2

    Lampu tanda untuk mobil 2

  • 11

    sedangkan mobil di jalan satu, dua, dan empat harus berhenti dan hanya dapat

    menuju jalan kearah kiri dari jalan masing-masing. Saat lampu tanda berwarna

    kuning di jalan tiga menyala mobil tiga dapat terus berjalan dan akan berhenti

    sampai lampu tanda berwarna merah menyala. Gambar 2.5 di bawah

    memperlihatkan skema kerja saat lampu di jalan tiga berwarna hijau.

    Gambar 2.5. Skema kerja saat lampu di jalan tiga berwarna hijau.

    d. Kondisi keempat.

    Saat lampu tanda warna merah di jalan tiga menyala, lampu tanda

    berwarna hijau di jalan empat akan meyala dan lampu tanda di jalan satu dan dua

    masih berwarna merah. Mobil empat dapat menuju jalan A1, A2, dan A3,

    sedangkan mobil di jalan satu, dua, dan tiga harus berhenti dan hanya dapat

    menuju jalan kearah kiri dari jalan masing-masing. Sampai lampu warna kuning

    1

    A1

    A2

    A3

    A4

    3

    2

    4

    C

    Jalan menuju arah A1

    Mobil di jalan 1

    Mobil di jalan 4

    Jalan menuju arah A4

    Mobil di jalan 3

    Jalan menuju arah A3

    Mobil di jalan 2 Jalan menuju arah A2

    Lampu tanda untuk mobil 3

  • 12

    di jalan empat menyala mobil empat dapat terus berjalan dan akan berhenti jika

    lampu tanda berwarna merah menyala. Saat lampu tanda warna merah di jalan

    empat menyala maka lampu tanda berwarna hijau di jalan satu akan menyala dan

    terjadi keadaan pada kondisi satu kemudian diteruskan kondisi dua, tiga, empat,

    dan kembali lagi kekondisi satu demikian seterusnya. Gambar 56 di bawah

    memperlihatkan skema kerja saat lampu di jalan empat berwarna hijau.

    Gambar 2.6. Skema kerja saat lampu di jalan empat berwarna hijau.

    2.3. Diagram Signal Rangkaian

    Untuk lebih memahami sistem kerja lampu lalu lintas pada jalan simpang

    empat, dapat digambarkan dalam bentuk diagram signal. Pada gambar diagram signal

    ini dapat dilihat waktu kerja ( t ) masing-masing beban (lampu).

    1

    A1

    A2

    A3

    A4

    3

    2

    4 D

    Jalan menuju arah A1

    Mobil di jalan 1

    Mobil di jalan 4 Jalan menuju arah A4

    Mobil di jalan 3

    Jalan menuju arah A3

    Mobil di jalan 2

    Jalan menuju arah A2

    Lampu tanda untuk mobil 4

  • 13

    Tabel 2.1. Tabel Signal traffic light pada simpang empat

    LAMPU FASE

    M 1 K 1 H 1 M 2 K 2 H 2 M 3 K 3 H 3 M 4 K 4 H 4

    Ket ;

    Lampu hijau : Menyala selama 30 det ik.

    Lampu kuning : Menyala selama 5 det ik.

    Lampu merah : Menyala selama 50 det ik.

    2.4. Pengertian dan Sejarah Programmable Logic Controller (PLC)

    Programable Logic Controller singkatnya (PLC) merupakan suatu bentuk

    khusus pengontrol berbasis mikroprosessor yang memanfaatkan memori yang dapat

    di program untuk menyimpan instruksiinstruksi dan untuk mengimplementasikan

    fungsifungsi semisal logika, sequencing, pewaktuan (timing), pencacahan (counting)

    dan aritmatika guna mengontrol suatu sistem dan proses-proses.

    Jadi, PLC (Programmable Logic Controller) adalah peralatan elektronik

    yang bekerja secara digital memiliki memori yang dapat diprogram untuk melakukan

    fungsi-fungsi khusus seperti logika, kerja berurutan (Sequencing), pewaktuan

    (Timing), pencacah (Counting) dan aritmatika untuk mengendalikan plant atau sistem

    melalui I/O Modules.

  • 14

    Gambar 2.7 Sebuah Programable Logic Controller

    PLC dapat diprogram ,dikontrol dan dioperasikan oleh seseorang, yang pada

    dasarnya menggambar garis dan peralatan dari diagram tangga (Ladder diagram).

    Hasil penggambaran di komputer menggantikan external wiring (pada rangakaian

    listrik) yang dibutuhkan untuk pengontrolan sebuah proses rangkaian. PLC akan

    mengoperasikan semua sistem yang memiliki output device yang menjadi ON

    ataupun OFF. Juga dapat mengoperasikan segala sistem dengan variabel output. PLC

    dapat dioperasikan pada sisi input dengan peralatan ON-OFF (Switch) atau dengan

    peralatan variabel input.

    Sistem PLC pertama dikembangkan dari komputer konvensional pada akhir

    tahun 1960 dan awal 1970. PLC pertama banyak dipasang pada plan automotive,

    awal PLC digunakan dengan teknik automasi baru untuk mempersingkat jarak waktu

    dari prosedur pengawatan konvensional. Prosedur pengawatan yang baru atau revisi

    dari relay dan panel kontrol. Prosedur reprogram (pemograman ulang ) PLC telah

    menggantikan rewiring (instalasi ulang) dari panel yang penuh kabel, relay, timer dan

    kompenen lainnya. Jadi PLC bisa membantu mengurangi waktu rewiring yang cukup

    rumit dan cukup lama, digantikan dengan cara reprogram yang lebih cepat.

    Pada awal 1970 terjadi permasalahan prosedure pemograman PLC. Program sangat

    sulit untuk dipahami dan membutuhkan seorang programmer ahli untuk melakukan

    suatu perubahan (modifikasi). Pada akhir 1970, pengembangan terhadap pembuatan

    program PLC menjadikannya lebih mudah.

    Pada 1978, pengenalan chip Microprosessor meningkatkan kinerja power komputer

    untuk semua sistem automasi dan menekan biaya pembuatan kompuer robot,

    peralatan automasi, dan semua jenis komputer. PLC juga secara bertahap mengalami

    PLC

    Input Output

    Program

  • 15

    pengembangan. Program PLC menjadi lebih mudah dan dimengerti oleh banyak

    orang, sehingga PLC menjadi lebih mudah digunakan.

    Pada 1980, beberapa perusahaan besar elektronik dan komputer serta beberapa

    perusahaan divisi elektronik menemukan bahwa PLC telah menjadi produk

    manufaktur mereka yang memiliki volume penjualan terbesar. Pasar untuk PLC

    tumbuh dari volume 80 juta dollar pada 1978 menjadi 1 milliar dollar pertahun

    sampai 1990. hal tersebut masih terus mengalami banyak peningkatan. Setiap industri

    manufaktur peralatan mesin seperti computer numerical control (CNC) telah

    menggunakan PLC. PLC juga digunakan pada kontrol otomatis gedung, dan kontrol

    sistem keamanan.

    2.5. Perangkat Keras PLC

    PLC sama seperti sebuah komputer. Karena komputer lebih familiar di

    masyarakat, maka jika ingin memahami tentang sistem PLC, dapat digambarkan

    seperti halnya dengan sistem komputer. Kalau pada komputer yang diproses

    outputnya adalah berbentuk sistem otomasi pada mesin-mesin industri (Machinery,

    Robot, Assembly Line, dan lain-lain).

    Isolation barrier

    Gambar 2.8 Konfigurasi PLC

  • 16

    Perangkat keras PLC dibagi menjadi tiga bagian utama, yakni: Power

    Supply, CPU, dan Input-Output Modul. Pada PLC tipe kecil, prosessor, solid state

    memori, input output modul dan power supply, berada dalam satu paket PLC.

    2.5.1. Power Supply

    Standar power supply yang tersedia di lapangan rata-rata menggunakan

    tegangan 220VAC/50Hz, atau 110 VAC 60 HZ. Sedang kebanyakan PLC

    bekerja pada tegangan +5 VDC dan -5VDC.

    Tapi ada beberapa PLC yang mempunyai catu daya, CPU dan I/O dalam satu

    paket, yang ini biasanya disebut Compact. Sedangkan yang terpisah antara

    satu dengan yang lainnya ini biasanya disebut dengan Modular.

    CPU PLC membutuhkan tegangan input DC yang konstan. Untuk itu

    digunakan filter yang akan menyempurnakan tegangan DC menjadi rata,

    sehingga tidak ada ripple tegangan. Di dalam filter bisa berupa kapasitor dan

    resistor, atau berupa induktor. Agar supaya tegangan tetap stabil kurang lebih

    sebesar +5 VDC dan _5 VDC, serta tidak terpengaruh oleh fluktuasi beban,

    maka digunakan regulator untuk menstabilkan tegangan.

    Gambar 2.9 Rangkaian Power Supply PLC.

    2.5.2. CPU (central Prosessing Unit)

    Prosessor dan memori selalu dalam satu unit yang sama. Unit ini biasanya

    disebut dengan istilah CPU (Central Prosessing Unit). Dalam CPU PLC

  • 17

    terdapat bagian-bagian seperti ROM (Read Only Memory), RAM (Random

    Access Memory), Prosessor, dan Power Supply.

    Gambar 2.10 Sistem Operasional CPU PLC

    a. Jenis-jenis Memori

    Dalam memori terdapat fix memori atau memori permanen yang

    diprogram oleh manufaktur pembuat PLC. Kalau dalam komputer, fix

    memori adalah seperti program DOS yang tersimpan dalam IC ROM.

    Fix memory dalam ROM tidak dapat diganti atau dihapus dalam

    proses operasional CPU. ROM ini bersifat non-volatile memory, yakni

    memori yang tidak akan hilang meskipun terjadi power supply OFF.

    Pada PLC, ROM berisikan data-data seperti fasilitas logic program,

    fasilitas edit program, fasilitas monitor program, fasilitas untuk

    komunikasi, dan lain-lain. Data-data tersebut tersimpan secara

    permanen dan tidak akan hilang meskipun Power Supply OFF.

    ROM Fix memory

    Logic Edit Monitor Communicate Etc.

    RAM Alterable memory Diagram Numerical Fungsi status I/O status Scratch path

    etc

    Prosessor Logic Clock Etc

    Input Module Input

    Keyboard

    Monitor Output Module

  • 18

    Pada CPU juga terdapat memori yang bisa diedit atau dihapus.

    Memori ini tersimpan dalam IC RAM (Random Acsses Memori). Pada

    RAM berisikan data-data program user, seperti ladder diagram, data-

    data memori, status I/O, dan lain-lain. Data-data tersebut bisa ditulis

    atau dibaca.

    Kita sudah membahas sedikit tentang ROM dan RAM, rata-rata tipe

    IC solid state memory yang digunakan pada CPU PLC adalah PROM,

    EPROM, EEPROM, NOVRAM. Untuk PLC siemens s7-300

    menggunakan memori bantu untuk menyimpan data-data yang di

    download ke dalamnya yaitu MMC (Multimedia Memory Card).

    RAM (Random Acces Memory) , berfungsi sebagai tempat

    penyimpanan program. Program yang telah ditulis tersimpan di dalam

    RAM yang ada di dalam PLC sehingga dapat diubah/diedit melalui

    programming unit, namun kerugian penyimpanan di RAM adalah

    progam dan data akan hilang ketika power supply mati dan untuk

    mengatasi hal ini, RAM dapat dibackup dengan batteray lithium,

    sehingga meskipun power suplly mati , program dan data tidak hilang.

    Umumnya bila battery tidak rusak, program dan data bisa disimpan

    selama 30 hari.

    ROM (Read Only Memory) , merupakan tempat penyimpanan

    Operating System yang dibuat oleh pabrik pembuat PLC. Operating

    System ini hanya dapat dibaca oleh prosessor dan berfungsi untuk

    mengeksekusi program yang tersimpan di dalam RAM.

    PROM (Programable Read Only Memory) adalah jenis IC

    yang memiliki sifat hampir sama dengan ROM, yang hanya bisa

    diprogram sekali saja. IC PROM banyak ditinggalkan karena

    kelemahannya adalah jika diinginkan perubahan program pada PLC,

    maka ic PROM tidak bisa diprogram ulang. Jadi harus diganti dengan

    IC PROM yang baru kemudian dibuat lagi programnya. Hal ini sangat

    tidak praktis dan tidak efisien.

  • 19

    EPROM (Eraseable Program Read Only Memory) bisa

    menghapus program dengan menggunakan sinar UV (Ultra Violet).

    Untuk IC tipe EPROM normal, desain fisiknya dilengkapi dengan

    bagian semacam kaca, yang berfungsi untuk penyinaran sinar UV

    selama beberapa menit, maka pada IC EPROM memori bit-nya akan

    ter-reset menjadi 0.

    Penggunaan IC tipe EPROM juga kurang praktis karena pada saat

    reprogram dibutuhkan down time karena program harus dihapus

    dahulu dengan sinar UV, baru kemudian diisi dengan program yang

    baru. Kelemahan yang kedua, pada saat penyinaran UV, maka

    program akan hilang semua, jadi jika diinginkan hanya sedikit

    modifikasi program, itu tidak bisa dilakukan.

    EEPROM (Electrically Eraseable Program Read Only

    Memory) adalah pengembangan dari EPROM. Pada IC EEPROM,

    program bisa dihapus dengan menggunakan sistem elektrik. Jadi IC

    EEPROM sangat praktis dan banyak digunakan oleh user.

    MMC (Multimedia Memory Card) adalah memori teknologi

    terbaru saat ini yang dapat di hapus dan diprogram kembali, mampu

    menyimpan dengan kapasitas besar (tergantung kapasitas memori

    yang dipasang). Memori ini digunakan sebagai memori tambahan

    untuk PLC siemens yang dapat diprogram tanpa PLC harus ikut diikut

    sertakan, artinya kita dapat membawa memori saja jika kita

    memerlukan program yang baru untuk PLC tersebut.

    b. Prosessor

    Prosessor merupakan otak dari PLC atau komputer. Tugas prosesor

    misalnya melakukan fungsi aritmatik, operasi logika, dan laian-lain.

    Sejak tahun 1970 intel engineers memproduksi yang fungsinya seperti

    prosesor, dengan nama mikroprosessor. Faktor yang menentukan

    karakteristik mikroprosessor adalah ukuran bit dan clock speed.

  • 20

    Semakin besar kapsitas bit size, mak mikroprosessor akan bekerja

    semakin cepat. Clock speed menentukan seberapa cepat

    mikroprosessor mengeksekusi instruksi program. Standar clock speed

    adalah dari 1 Mhz sampai 66 Mhz. Semakin tinggi kapasitas clock

    speed, maka akan semakin cepat mikroprosessor dalam mengeksekusi

    instruksi program. Tapi saat ini untuk bit size dan clock speed

    kapasitasnya terus meningkat seiring dengan persaingan indusrti dan

    terus berkembangnya ilmu elektronik.

    Intel sebagai pembuat mikroprosessor, terus melakukan

    pengembangan terhadap ferforma mikroprosessor.

    Tabel 2.2. Data Karakteristik Mikroprosessor

    Microprocessor Bit Size Clock Speed

    8085 8 bit 1 Mhz

    8086 16 bit 4,77 Mhz

    80186 16 bit 8 Mhz

    80286 16 bit 12,5 Mhz

    80386 32 bit 33 Mhz

    80486 32 bit 50 Mhz

    Kebanyakan PLC tipe besar menggunakan IC 80486, sedangkan pada

    PLC tipe kecil menggunakan IC 8085 atau 8086, tapi rata-rata

    menggunakan 16 bit 10 Mhz.

    2.5.3. Input-Output Divice

    Input-Output adalah peralatan yang dihubungkan dengan input-output modul

    PLC.

  • 21

    INPUT adalah merupakan proses pengambilan informasi atau data, yakni ON

    atau OFF. Data bisa berasal dari sensor, kontak relay, tombol, selector dan

    lain-lain.

    OUTPUT adalah merupakan informasi atau data keluaran, yang akan

    kemudian disambungkan keperangkat yang dikendalikan (plant). Contoh

    peralatan output adalah motor, relay, inverter, lampu, selenoid, buzer, dan

    lain-lain.

    2.6. Prinsip Kerja PLC

    Sebuah PLC bekerja dengan cara menerima data-data dari peralatan input

    luar atau input devices. Peralatan input luar secara umum disebut sensor yang terbagi

    menjadi dua jenis yaitu sensor jenis kontak dan sensor jenis non kontak . Sensor jenis

    kontak contohnya yaitu push button, sakelar, limit switch, level switch dan lain-

    lainnya, kemudian sensor jenis non kontak yaitu sensor magnit, sensor induktif,

    sensor kapasitif, LDR dan lain sebagainya. Data-data yang masuk dari peralatan input

    ini berupa sinyal-sinyal analog (berupa besaran listrik), yang selanjutnya melalui

    input modules diubah menjadi sinyal digital untuk kemudian diolah oleh CPU

    berdasarkan intruksi-intruksi program yang telah dibuat dan ditetapkan suatu

    keputusan untuk dikirim ke output modules kemudian oleh output modules sinyal

    digital ini diubah terlebih dahulu menjadi sinyal analog, sinyal analog inilah yang

    akan mengaktifkan output devices yang berupa output kontrol seperti relai, kontaktor,

    selenoid, dll, dan output beban seperti lampu, motor-motor dan lain sebagainya.

    Secara blok diagram, prinsip kerja PLC dapat dilihat pada gambar 5 berikut :

    Gambar 2.11 Skema prinsip kerja PLC

  • 22

    2.7. Instruksi Pemrograman Pada PLC

    2.7.1 Waktu Run Program

    Selama setiap siklus bekerja, prosesor akan membaca semua input,

    mengambil nilai-nilai tersebut, mengeksekusi pogram dan meng-

    update output. Proses ini disebut scanning. Proses scan terjadi secara

    kontinyu dan berurutan dari pembacaan status input, pengevaluasian

    logika kontrol dan memperbaharui output kemudian waktu yang

    diperlukan untuk membuat suatu scan umumnya bervariasi mulai dari

    1 milidetik sampai 30 milidetik hal tersebut tergantung dari

    panjangnya program. Dari gambar 2.7 di bawah dapat dilihat PLC

    akan mengamati inputnya kemudian membangkitkan respon kontrol

    yang tepat pada outputnya.

    Gambar 2.12. Siklus Run secara umum.

    2.7.2 Bahasa Pemrograman Yang Digunakan

    Pada PLC ada empat metode/type bahasa pemrograman yang bisa

    digunakan, namun keempat bahasa pemrograman tersebut tidak semua

    disupport oleh suatu PLC. Bahasa pemrograman yang digunakan

    tersebut adalah Ladder diagram languages (LD), Instruction list

    languages (IL) / Statement List (SL), Sequential Function Chart

  • 23

    (SFC)/Grafcet languages, dan High-level languages (biasanya Visual

    Basic).

    Namun umumnya bahasa pemrograman yang banyak disupport oleh

    PLC adalah ladder diagram languages (LD) dan instruction list

    languages (IL). Pemograman yang akan digunakan penulis hanya

    ladder diagram sebagai bahasa pemrograman pada PLC Siemens.

    Bahasa ladder diagram pada dasarnya adalah suatu perangkat simbol

    dari perintah yang digunakan untuk menciptakan program pengontrol.

    Bahasa pemrograman tersebut dirancang untuk mewakili sedekat

    mungkin penampakan sistem relai yang diberi pengawatan yang secara

    garis besar berfungsi untuk mengontrol output yang didasarkan pada

    kondisi input.

    Dengan adanya ladder diagram, penginstalasian secara hardwire

    seperti pada rancangan kontrol konvensional tidak diperlukan lagi

    karena hubungan kontak-kontak pada ladder diagram yang ada dalam

    CPU PLC sudah terangkai secara elektronik. Program ladder diagram

    dapat ditampilkan pada layar monitor kemudian elemen-elemen seperti

    kontak normally open, kontak normally closed, timer, counter, relai,

    dll, dinyatakan dalam bentuk gambar. Adapun aturan umum

    menggambarkan suatu program ladder diagram sebagai berikut :

    a. Aliran listrik/tenaga dari rel kiri ke rel kanan.

    b. Suatu coil keluaran tidak dihubungkan langsung ke rel (rail)

    sebelah kiri.

    c. Tidak ada kontak yang ditempatkan di kanan dari suatu coil

    keluaran.

    d. Hanya satu dari coil keluaran dalam suatu ladder line. Tiap coil

    keluaran umumnya hanya satu kali dalam suatu program.

    Untuk memudahkan pemahaman suatu program pengontrol,

    pembacaan ladder diagram dapat kita baca seperti suatu diagram sirkit.

  • 24

    Gambar 2.8 di bawah memperlihatkan rangkaian analog (elektrik)

    untuk memudahkan dalam membaca ladder diagram.

    (a)

    (b)

    Gambar 2.13. (a) Diagram secara elektrik , (b) Ladder diagram.

    Pada gambar di atas, diagram elektrik mempunyai dua kontak

    (tombol) dan satu lampu seperti halnya ladder diagram.

    2.7.3 Ladder Diagram

    Ladder diagram atau diagram tangga dibentuk dan dibatasi oleh dua

    garis vertikal. Garis vertikal di sebelah kiri biasanya digunakan untuk

    sisi masukan dan selalu dihubungkan dengan kutub positif (fasa

    sumber arus/tegangan) sedangkan garis vertikal bagian kanan

    digunakan untuk output dan dihubungkan dengan kutub negatif

    sumber.

    Penulisan dengan cara ladder diagram ini paling banyak digunakan

    pada sistem kontrol menggunkan relay-relay atau pada sistem kontrol

  • 25

    yang menggunakan PLC, sehingga pada PLC penulisan ladder

    diagram ini merupakan pengembangan dari penulisan dan

    penggambaran rangkaian dalam sistem kontrol relay elektronik.

    Penulisan dengan ladder diagram bertujuan untuk menampilkan

    urutan-urutan kerja dari sinyalsinyal listrik. Melalui diagram ini

    dapat diperlihatkan hubungan antar peraltan aktif atau tidak aktif

    (hidup atau mati) sesuai dengan urutan yang ditentukan.

    Penggambaran rangkaian kontrol dengan ladder diagram untuk relay

    elektronik (sistem listrik) dan rangkaian kontrol menggunakan PLC,

    dijelaskan melalui gambar 2.13.(a) diatas.

    Penulisan program pada PLC dengan menggunakan ladder diagram,

    bagian kontak-kontaknya ditulis dengan menggunakan simbol-simbol

    Normally Open (NO), Normally Close (NC) dan simbol keluaran

    (output). Untuk fungsi gerbang logika AND, cukup menghubungkan

    secara seri kedua komponen yang terkait. Sedangkan untuk gerbang

    logika OR dihubungkan secara parallel dari kedua komponen yang

    terkait.

    Ladder diagram pada gambar 2.13.(a), pada PLC dapat digambarkan

    seperti gambar 2.13.(b).

    2.7.4 Instruksi Dasar Pemograman

    Instruksi dasar pemrograman merupakan yang digunakan untuk

    membuat rangkaian logic dari diagram tangga atau sebaliknya.

    Instruksi ini ada beberapa bagian yakni :

    a. LOAD, yaitu instruksi untuk memulai program garis atau blok

    pada rangkaian logic yang dimulai dengan kontak NO (Normally

    Open).

  • 26

    b. LOAD NOT, yaitu instruksi yang berfungsi untuk membentuk

    kontak NC (Normally Close).

    c. AND, yaitu instruksi untuk menghubungkan dua atau lebih

    kontak-kontak input/output secara seri.

    d. NAND, yaitu instruksi untuk menghubungkan dua atau lebih

    kontak-kontak input/output secara seri, tetapi kontak relay yang

    kedua adalah NC.

    e. OR, yaitu instruksi untuk menghubungkan dua atau lebih kontak-

    kontak input/output secara paralel.

    f. NOR, yaitu instruksi untuk menghubungkan dua atau lebih kontak-

    kontak input/output secara paralel, tetapi kontak relay yang kedua

    adalah NC.

  • 27

    g. OUT, yaitu instruksi untuk mengakhiri sebuah baris (anak tangga)

    dan tanda pengalamatan output, ada beberapa jenis output didalam

    PLC yaitu output yang dikeluarkan oleh PLC dan ini biasanya

    dikodekan dengan simbol Q (di PLC siemens), sedangkan untuk

    output didalam fungsi nya untuk menyimpan hasil tanpa harus di

    keluarkan dan fungsi ini sering dikodekan dengan simbol M.

    2.7.5. Instruksi Timer

    Ada beberapa bagian yang harus diketahui dalam pembuatan program

    ladder diagram pada PLC, yaitu kita harus terlebih dahulu mengetahui

    apa arti simbol-simbol yang digunakan untuk memberikan pewaktuan

    terhadap timer tersebut, misalnya untuk PLC siemens :

    TV = Time value ( lamanya waktu yang kita inginkan)

    S5T#1S = Instruksi untuk pewaktuan.

    S5T#aH_bM_cS_dMS, dimana H = hours, M =

    minutes, S = seconds, and MS = milliseconds.

    BI = Keluaran biner

    BCD = Binary Code Decimal

    S = Set

    R = Reset

  • 28

    Jenis-jenis timer yang digunakan PLC Siemens ada 5 bagian yaitu :

    a. On Delay Timer

    Jika PB1 ON dan PB2 OFF maka T0 akan mulai dan L akan ON

    setelah waktu T0 selesai. Selama PB1 ON dan PB2 OFF L akan ON.

    b. Retentive On Delay Timer

    Jika PB1 ON dan PB2 OFF maka T0 akan mulai dan L akan ON

    setelah waktu T0 selesai, L akan ON walaupun PB1 OFF.

    c. Off Delay Timer

    Jika PB1 ON dan PB2 OFF maka T0 akan mulai dan L ON, L OFF

    setelah waktu T0 selesai. T0 mulai saat setelah PB1 OFF.

  • 29

    d. Pulse Timer

    Jika PB1 ON dan PB2 OFF maka T0 akan mulai dan L ON saat timer

    sedang berjalan, L OFF setelah waktu T0 selesai. L akan tetap ON

    selama PB1 ON dan PB2 OFF saat T0 berjalan.

    e. Pulse Extended Timer

    Jika PB1 ON dan PB2 OFF maka T0 akan mulai dan L ON saat timer

    sedang berjalan, L OFF setelah waktu T0 selesai. L akan tetap ON

    walaupun PB1 OFF saat T0 berjalan.

    2.7.6. Instruksi Counter

    Instruksi Counter adalah suatu instruksi untuk mencacah atau

    menghitung dalam satu satuan. Ada dua jenis counter yaitu counter up

    dan counter down.

    a. Counter UP

  • 30

    Jika PB2 ON dan PB3 OFF, counter akan aktif dan jika PB1 diubah

    dari 0 ke 1, maka nilai counter akan bertambah.

    L=0 if C0=0 and L=1 if C00

    b. Counter Down

    Counter down adalah kebalikan dari counter up, Jika PB2 ON dan PB3

    OFF, counter akan aktif dan jika PB1 diubah dari 0 ke 1, maka nilai

    counter akan berkurang.

    L=0 if C0=0 and L=1 if C00

    2.8. Program Simatic Step7

    PLC yang digunakan penulis adalah PLC siemens SC-300 yang didapat

    diprogram dengan program Simatic Step7 (S7) adalah software bawaan standart

    pabrikan dari siemens untuk membuat suatu program diagram ladder (LD) dan

    Instruction List (IL) yang dapat memprogram SC-300/400. Adapun konfigurasi dari

    SC-300 adalah seperti gambar 2.9. dibawah ini :

    Gambar 2.14. Konfigurasi PLC Siemens SC-300

  • 31

    Keterangan Gambar :

    PS = Power Supply

    CPU = Central Processing Unit

    DI = Digital Input

    DO = Digital Output

    AI = Analog Input

    AO = Analog Output

    2.8.1. Jendela Program Ladder Diagram S7

    Sebelum kita menjelajah lebih jauh program ladder diagram S7 perlu

    kita ketahui terlebih dahulu kombinasi antara hardware dan software,

    dapat kita lihat seperti gambar 2.10. dibawah ini.

    Gambar 2.15. Kombinasi antara hardware dan software

  • 32

    Diagram ladder dapat dibuat melalui program S7 di dalam PC

    (personal Computer), untuk mengeksekusi atau mentrasfer program

    dari komputer ke PLC digunakan kabel USB (Universal Serial Bus)

    Adapter.

    Ada beberapa langkah untuk membangun suatu diagram ladder dapat

    kita Lihat gambar 2.16.

    Gambar 2.16. Menu Program LAD Simatic S7

    Membuat Program baru

    Membuka Program yang tersimpan Download Program

    Menyimpan Program OUT

    Membuat anak tangga

    Kontaktor NO

    Kontaktor NC

    Instruksi- instruksi Program

    Halaman Program

  • 33

    BAB III

    PERANCANGAN TRAFFIC LIGHT

    3.1. Diagram Blok Sistem

    Perancangan ini dilaksanakan di laboratorium mikroprosessor UHN,

    perancangan sistem pengendali traffic light (lampu lalu lintas) berbasis PLC

    ini mempunyai penampilan atau perlengkapan sederhana, dan didukung

    dengan tersedianya fasilitas, waktu dan PLC siemens SC-300, sehingga

    diperoleh sistem yang didesain dapat bekerja sesuai dengan yang diinginkan.

    Diagram blok sistem yang dibuat akan mempermudah perancangan sistem

    yang akan didesain dan merupakan salah satua penyerdehanaan dari rangkaian

    dan saling berhubung antara beberapa komponen yaitu buffer dan decoder,

    serta penjelasan gambaran umum dari sistem. Diagram blok secara umum

    dilihat pada gambar 3.1, berikut :

    Gambar 3.1 Blok Diagram Secara Umum

    Prinsip kerja diagram blok diatas secara umum adalah, setelah melakukan

    tabulasi dan data survei pada pengalamatan di lapangan (jalan raya) kemudian

    membuat tabel dan disusun dengan program, dimana merupakan input dari

    PLC. Berdasarkan program yang disusun dari PLC yang melakukan tugas

    dengan memberikan output yang sesuai dengan output yang sesuai dengan

    yang diinginkan. Dengan mengeluarkan data dari terminal keluaran PLC dan

    langsung kerangkaian miniatur Traffic Light dengan rangkaian LED (Light

    Emiting Dioda). Sesuai dengan rancangan lampu traffic light berubah menurut

    waktu, maka terdapat tundaan waktu sesuai dengan kondisi jalan tersebut.

    MODUL

    DISPLAY

    Program

    CPU

    Computer

    PLC Traffic Light

  • 34

    Caranya adalah dengan mengeluarkan output yang menyatakan arah jalan

    yang dimulai dan yang mana yang berhenti, dan waktu ditunda sesuai dengan

    kondisi jalan tersebut. Demikian demikian seterusnya dengan perubahan

    output untuk keadaan jalan berikutnya.

    Desain traffic light yang diinginkan adalah dengan mengambil model traffic

    light secara umum, dengan skema gambar 3.2

    Dalam hal ini diperlihatkan gambaran persimpangan jl.Sutomo, jl.Bambu

    terdapat masing-masing 3 buah lampu yaitu:

    Mx = Lampu Merah

    Kx = Lampu Kuning

    Hx = Lampu Hijau

    Gambar 3.2 Model persimpanganTraffic Light

    Jl.Bam

    bu

    Ke G

    aharu

    Ke Nommensen Jl.Sutomo

    Jl.Sutomo

    Jl.Bam

    bu

    Ke Krakatau

    Ke P

    elita I

    L1

    L2

    L3

    L4

  • 35

    Traffic light seperti model gambar diatas dibuat dengan 6 fase utama dimana

    dalam satu fase hanya satu jalan yang aktif 10 detik pertama, fase kedua

    disusul lampu yang sejajar atau satu arah dengan jalan tersebut 20 detik ,fase

    ketiganya lampu kuning selama 3 detik untuk memberi peringatan supaya

    berhenti, fase ke empat lampu merah yang pertama, dan fase kelima lampu

    kuning yang kedua, dan fase ke enam merah yang kedua. Urutan fase dan

    lamanya lampu beroperasi pada sebuah traffic light adalah seperti pada tabel

    3.1.

    Tabel 3.1. Siklus Traffic Light

    LAMPU FASE

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Back to1

    L1

    M1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1

    K1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0

    H1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0

    L2

    M2 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0

    K2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0

    H2 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1

    L3

    M3 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1

    K3 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0

    H3 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0

    L4

    M4 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1

    K4 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0

    H4 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0

    WAKTU (t) 5 3 10 20 3 5 3 10 20 3 5

    Untuk mengetahui selengkapnya lihat keterangan tabel 3.1 sebagai berikut :

    a. Pada saat lampu merah1 atau M1 menyala 5 detik pertama, lampu hijau2 atau

    H2 masih menyala selama 5 detik juga dan semua lampu yang lain menyala

    lampu merah.(fase 1).

  • 36

    b. Pada saat lampu kuning2 (K2) menyala semua lampu yang lainnya masih

    lampu merah. (fase 2)

    c. Selang 3 detik L2 berubah menjadi lampu merah, saat itu juga L3 berubah

    menjadi lampu hijau atau H3 ON dan semua lampu yang lainnya masih lampu

    merah. (fase 3)

    d. Setelah selang waktu 10 detik kemudian L4 berubah menjadi lampu hijau (H4

    ON) dan L1, L2 masih lampu merah. (fase 4).

    e. Setelah H3 ON selama 30 detik, L3 berubah menjadi kuning (K3 ON) selam

    3 detik dan H4 masih ON dan lampu yang lainnya (L1 dan L2) masih lampu

    merah. (fase5)

    f. Setelah 3 detik M3 ON dan H4 masih ON selama 5 detik. (fase 6)

    g. Setelah 5 detik H4 berubah K4 ON selama 3 detik. (fase 7), sementara semua

    lampu yang lainnya masih lampu merah.

    h. Pada saat L4 merah (M4 ON), H1 ON selama 30 detik

    i. H1 ON lebih awal menyala dari H2 selama 10 detik, artinya H1 ON lebih

    dulu ON selama 10 detik kemudian baru disusul oleh H2 ON.

    j. Setelah H1 ON selama 30 detik, H2 masih ON dan L1 Berubah menjadi

    kuning (K1 ON) selam 3 detik. Setelah itu kembali ke awal ( JUMP) secara

    berulang ulang.

    Tabel 3.2 Lamanya lampu Traffic light menyala.

    LAMPU WAKTU

    Merah1 (M1) 49

    Hijau1 (H1) 30

    Merah2 (M2) 51

    Hijau2 (H2) 28

    Merah3 (M3) 49

    Hijau3 (H3) 30

    Merah4 (M4) 51

    Hijau4 (H4) 28

  • 37

    3.2. Desain Rangkaian Komponen

    Laboratorium Rangkaian Logika dan Mikroprosessor UHN memiliki PLC

    Siemens SC-300, dengan 32 I/O yang dapat diprogram. Berarti dapat melayani 16

    buah lampu. Modul traffic light yang ada di laboratorium terdiri dari 1 simpang dan 1

    jalan utama dan zebra cross. Jalan utama memiliki lampu dengan cara hidup yang

    sama, side road dengan hanya jalan persimpangan, 1 Zebra Cross. Jadi jumlah lampu

    yang diperlukan adalah hanya 8 buah dan modul tersebut diprogram dengan

    mikroprosessor.

    Desain yang diinginkan penulis memerlukan 12 lampu seperti pada gambar

    3.2. untuk itu penulis melakukan pengembangan ke 12 lampu dengan PLC Siemens

    SC-300, dimana penulis membutuhkan 12 bit keluaran PLC.

    Karena keluaran PLC adalah tegangan DC 24 V, maka disain rangkaian yang

    dibuat adalah menggunakan LED (Light Emiting Dioda) sebagai display lampu

    traffic light. Karena tegangan keluaran PLC 24V maka dirangkaian diberikan tahanan

    sebagai penurun tegangan karena tegangan LED adalah kecil. Desain rangakaian

    traffic lightnya seperti pada gambar 3.3 berikut.

  • 38

    M1

    M2

    M3

    M4

    K1

    H1

    K2

    H2

    K3

    H3

    K4

    H4

    Q0.0

    Q0.1

    Q0.2

    Q0.3

    Q0.4

    Q0.5

    Q0.6

    Q0.7

    Q1.0

    Q1.1

    Q1.2

    Q1.3

    1K

    1K

    1K

    1K

    1K

    1K

    1K

    1K

    1K

    1K

    1K

    1K

    Gambar 3.3. Desain Traffic Light

  • 39

    3.3. Perencanaan Keseluruhan

    Gambar 3.4 Desain Keseluruhan Sistem Traffic Light Dengan PLC

    3.4. Prinsip Kerja Perencanaan Keseluruhan

    Program yang telah terdownload ke PLC akan diproses oleh CPU, Tanda-

    tanda PLC sudah siap untuk di run ditunjukkan oleh sebuah indikator hijau di modul

    CPU PLC. Pada gambar 3.4 terdapat sebuah saklar, fungsi saklar tersebut sebagai

    pemicu mulainya program yang kita download. Saat saklar ditutup maka program

  • 40

    akan langsung beroperasi dan PLC akan mengirimkan sinyal keluaran melalui port

    keluaran PLC tersebut, maka keluaran PLC akan mengirimkan output yang sesuai

    dengan yang kita program. Sebenarnya tanpa melihat modul traffic light kita dapat

    melihat lampu indikator keluaran PLC, yang terdapat di port keluaran PLC.

    Tetapi karna lampu indikator yang ada di PLC tersebut warna hijau kita tidak dapat

    mengidentifkasi keluaran yang sesuai dengan warna lampu yang sebenarnya. Maka

    kita membuat suatu rangakaian Traffic Light dengan menggunakan LED (Light

    Emiting Diode) sebagai lampu traffic light tersebut. Warna lampu LED yang kita

    gunakan yaitu : Merah, kuning, hijau. Karena tegangan keluaran PLC adalah 24V

    sementara tegangan input LED 3-5 volt maka digunakan tahanan untuk menurunkan

    tegangan terhadap LED. Jumlah port keluaran yang digunakan untuk lampu LED

    sesuai dengan jumlah lampu yang digunakan yaitu 12 bit.

  • 41

    BAB IV

    PENGUJIAN SISTEM

    4.1. Umum

    Pengujian peralatan dari sistem ini sangat penting dilakukan untuk

    mengetahui apakah sistem pengendali taffic light (lampu lalu lintas) ini berfungsi atau

    tidak. Perancangan ini menggunkan pengujian bentuk rangkaian traffic light yang

    didesain setelah melakukan tabulasi data melalui survei jalan raya simpang empat

    secara umum. Apabila terjadi kesalahan pada fase lampu maka akan berakibat fatal

    pada pengguna jalan, contoh kecilnya mungkin terjadi kecelakaan, kemacetan, dan

    lain-lain. Oleh karena itu kita terlebih dahulu harus mengetahui fase lampu atau bit-

    bit keluaran PLC.

    4.2. Pengujian Rangkaian Pada PLC

    Pengujian inilah yang sangat penting dalam merancang sistem pengendali

    lalu-lintas. Tentunya seluruh rangkaian yang ada dihubungkan dan diuji secara

    menyeluruh baik itu secara hardware maupun secara softwarenya. Pengujian ini

    dilakukan untuk mengetahui apakah perangkat keras (rangkaian) dan perangkat lunak

    (bahasa prgram) dapat bekerja. Adapun prosedur pengujian fungsional rangkaian

    secara hardware adalah menghubungkan modul PLC dengan rangkaian lainnya.

    Pada perancangan ini seluruh peralatan bekerja dengan program yang

    diberikan, yang tersimpan pada PLC. Adapun flowchart keseluruhan yang digunakan

    pada perancangan ini digambarkan seperti pada gambar 4.1. Ada 2 pembagian

    flowchart dibawah yaitu bagian yang pertama adalah flowchart untuk Control Rung,

    Control Rung berfungsi sebagai menyimpan fase kedalam memori internal PLC.

    Sedangkan unutk mengeluarkan atau memanggil memori yang disimpan disebut

    dengan Power Rung, Power Rung biasanya diletakkan di akhir program yang

    berfungsi sebagai pengirim logika program yang hasilnya dikirim ke output.

  • 42

    Start

    I.0.0 ON

    T1 = 5s

    M1.0

    T2 = 3s

    M1.1

    T3 = 10s

    M1.2

    1

    Fase 1

    Fase 2

    Fase 3

    T4 = 20s

    M1.3

    Fase 4

    6

  • 43

    T5 = 3s

    M1.4

    Fase 5

    1

    T6 = 5s

    M1.5

    Fase 6

    T7 = 3s

    M1.6

    Fase 7

    T8 = 20s

    M1.7

    Fase 8

    2

  • 44

    2

    T9 = 20s

    M2.0

    Fase 9

    T10 = 20s

    M2.1

    Fase 10

    3

  • 45

    M1.0,M1.1,M1.2,M1.3,M1.4,M1.5,M1.6

    Q0.0

    LM 1

    3

    M2.1

    Q0.1

    LK 1

    M1.7, M2.0

    Q0.2

    LH 1

    M1.2,M1.3,M1.4,M1.5,M1.6,M1.7

    Q0.3

    LM 2

    4

  • 46

    M1.1

    Q0.4

    LK 2

    4

    M1.0,M2.0,M2.1

    Q0.5

    LH 2

    M1.0,M1.1,M1.5,M1.6,M1.7,M2.0,M2.1

    Q0.6

    LM 3

    M1.4

    Q0.7

    LK 3

    5

  • 47

    Gambar 4.1. Flowchart Keseluruhan Sistem

    5

    M1.0,M2.0,M2.1

    Q1.0

    LH 3

    M1.0,M1.1,M1.2,M1,7M2.0,M2.1

    Q1.1

    LM 4

    M1.6

    Q1.2

    LK 4

    M1.3,M1.4,M1.5

    Q1.3

    LH 4

    6

    END

  • 48

    4.2. Pengujian Program

    PLC Siemens SC-300 dapat diprogram dengan 3 bahasa pemrograman yaitu:

    Ladder Diagram (LAD), Instructions List (IL), dan Function Block (FB).

    Dari tiga type bahasa pemrograman tersebut yang paling banyak dan umum dipakai

    adalah Ladder Diagram (LAD), alasan penggunaan Ladder Diagram (LAD) adalah:

    a. LAD adalah yang paling umum dan populer dipakai

    b. LAD relative paling mudah dipahami karena secara umu symbol

    yang dipakai mirip gambar dalam rangkaian relay/kontaktor.

    c. Secara logika listrik mengalir dari rel/garis dikiri ke rel/ garis di

    kanan.

    d. Jalur dari kiri ke kanan ini dikenal dengan istilah ladder line.

    e. LAD yang paling umum disupport oleh semua jenis PLC.

    4.2.1. Program

    Program terbagi dua bagian, yaitu Control Rung dan Power Rung :

    a. Control Rung

    Program yang menyimpan memori yang kita gunakan untuk

    menyimpan waktu (fase) yang kita set, dan kita simpan di memori

    internal PLC, simbol yang biasanya digunakan adalah M, contoh :

    M1.0 dan seterusnya.

    b. Power Rung

    Program ini berfungsi sebagai memanggil memori yang kita

    simpan tadi dan kita gabungkan fase berapa saja yang

    menghidupkan lampu keluaran PLC misalnya : M1.7,M2.0 untuk

    menghidupkan lampu hijau 1.

    Pada perancangan ini seluruh perlatan bekerja dengan program yang

    diberikan, yang tersimpan pada memori yang ter download di PLC. Hasil

    pengujian sistem traffic light pada empat simpang dapat dilihat pada program

    selengkapnya yang dituliskan pada lampiran.

  • 49

    BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1. Kesimpulan

    Setelah dilakukannya pengamatan dari hasil pernacangan dan pengujian alat,

    maka didapat beberapa kesimpulan sebagai berikut:

    1. Perancangan sistem traffic light pada empat simpang berbasis PLC secara

    umum dapat didesain untuk sistem 12bit.

    2. Melalui penelitian ini dapat dirancang suatu sistem traffic light dalam

    bentuk umum dengan menggunkan program yang bervariasi, terutama

    dalam urutan fase pengunaan alur dan menurut jalan yang dikehendaki.

    3. Dapat mengatur waktu pergeseran fase sesuai dengan yang dikehendaki

    dalam arti pengaturan waktu adalah variabel.

    4. Dari hasil perancangan pada Laboratorium Rangkaian Logika dan

    Mikroprosessor memiliki panel percobaan dengan sistem traffic light 4

    simpang berbasis Mikroprosessor dan jumlah fase 8 yang akan

    dimodifikasi atau dikembangkan dengan merancang panel percobaan baru

    menjadi sistem traffic light 4 simpang berbasis PLC dan masing-masing

    simpang adalah maksimum dengan 2 arah lalu-lintas.

    5.2. Saran

    Dari pengamatan seluruh hasil perancangan dan pengujiannya, sampai alat ini

    dapat berjalan dengan baik, di dapat beberapa saran sebagai berikut :

    1. Diperlukan penelitian dilapangan dengan hasil survey yang akurat dalam

    penempatan fase.

    2. Sebaiknya diperlukan komponen sebagai proteksi PLC untuk menghindari

    over load dan terjadinya hubung singkat.

    3. Sebaiknya pada perancangan berikutnya, bengan menggunkan display

    pewaktuan (Counter Down).

  • 50

    4. Hendaknya dari rancangan Traffic light dengan simpang empat dapat

    bermamfaat untuk pengembangan lebih lanjut

    5. untuk dapat melakukan pengembangan dari sistem pengendalian traffic

    light berbasis PLC diperlukan pemahaman dan penguasaan tentang

    kapasitas beban PLC, sehingga dapat memilih komponen lampu yang

    digunakan.