skripsi perilaku merokok

16
1 HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN SIKAP TERHADAP PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA PEROKOK Ulfatun Hasanah 01320209 INTISARI Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah ada hubungan negatif antara konsep diri dan sikap terhadap perilaku merokok pada remaja perokok. Dugaan awal yang diajukan dalam penelitian ini ada hubungan negatif antara konsep diri dan sikap terhadap perilaku merokok pada remaja perokok. Semakin baik konsep diri maka semakin rendah atau negatif sikap terhadap perilaku merokoknya dan semakin buruk konsep diri maka semakin tinggi atau positif sikap terhadap perilaku merokoknya. Subjek dalam penelitian ini adalah remaja perokok yang berusia 12-15 tahun yang sedang duduk di bangku sekolah menengah pertama, berjenis kelamin laki-laki dan perempuan. Pengambilan data dilakukan dengan metode angket. Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala sikap terhadap perilaku merokok yang mengacu pada teori yang dikemukakan oleh Mann (Azwar, 2005) dan skala konsep diri yang mengacu pada teori Huitt(1998). Metode analisis data menggunakan fasilitas program SPSS versi 11,5 untuk menguji apakah ada hubungan negatif antara konsep diri dan sikap terhadap perilaku merokok pada remaja perokok. Korelasi product moment dari Pearson menunjukkan korelasi sebesar -0,347 yang artinya ada hubungan negatif yang signifikan antara antara konsep diri dan sikap terhadap perilaku merokok pada remaja perokok. Jadi hipotesis diterima. Kata Kunci: Remaja, Konsep diri, Sikap dan Perilaku Merokok

description

Skripsi

Transcript of skripsi perilaku merokok

Page 1: skripsi perilaku merokok

1

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN SIKAP TERHADAP PERILAKU

MEROKOK PADA REMAJA PEROKOK

Ulfatun Hasanah

01320209

INTISARI

Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah ada hubungan negatif antara konsep diri dan sikap terhadap perilaku merokok pada remaja perokok. Dugaan awal yang diajukan dalam penelitian ini ada hubungan negatif antara konsep diri dan sikap terhadap perilaku merokok pada remaja perokok. Semakin baik konsep diri maka semakin rendah atau negatif sikap terhadap perilaku merokoknya dan semakin buruk konsep diri maka semakin tinggi atau positif sikap terhadap perilaku merokoknya.

Subjek dalam penelitian ini adalah remaja perokok yang berusia 12-15 tahun yang sedang duduk di bangku sekolah menengah pertama, berjenis kelamin laki-laki dan perempuan. Pengambilan data dilakukan dengan metode angket. Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala sikap terhadap perilaku merokok yang mengacu pada teori yang dikemukakan oleh Mann (Azwar, 2005) dan skala konsep diri yang mengacu pada teori Huitt(1998).

Metode analisis data menggunakan fasilitas program SPSS versi 11,5 untuk menguji apakah ada hubungan negatif antara konsep diri dan sikap terhadap perilaku merokok pada remaja perokok. Korelasi product moment dari Pearson menunjukkan korelasi sebesar -0,347 yang artinya ada hubungan negatif yang signifikan antara antara konsep diri dan sikap terhadap perilaku merokok pada remaja perokok. Jadi hipotesis diterima.

Kata Kunci: Remaja, Konsep diri, Sikap dan Perilaku Merokok

Page 2: skripsi perilaku merokok

2

PENGANTAR

Perilaku merokok sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, merokok

bagi sebagian orang merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi, meskipun

demikian hampir semua orang mengetahui bahwa perilaku merokok itu

merugikan, baik dari segi kesehatan maupun ekonomi, tidak hanya bagi dirinya

sendiri tapi juga orang-orang yang ada disekitarnya. Setiap bungkus rokok dan

iklan rokok di televisi maupun media massa lainnya terdapat peringatan tentang

bahaya merokok yaitu bahwa merokok dapat menyebabkan kanker, penyakit

jantung, impotensi dan kelainan pada janin, tetapl hal tersebut hanya sebuah

pesan klise yang tidak digubris karena pada kenyataannya jumlah perokok terus

meningkat.

Perilaku merokok sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, merokok

bagi sebagian orang merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi, meskipun

demikian hampir semua orang mengetahui bahwa perilaku merokok itu

merugikan, baik dari segi kesehatan maupun ekonomi, tidak hanya bagi dirinya

sendiri tapi juga orang-orang yang ada disekitarnya. Setiap bungkus rokok dan

iklan rokok di televisi maupun media massa lainnya terdapat peringatan tentang

bahaya merokok yaitu bahwa merokok dapat menyebabkan kanker, penyakit

jantung, impotensi dan kelainan pada janin, tetapl hal tersebut hanya sebuah

pesan klise yang tidak digubris karena pada kenyataannya jumlah perokok terus

meningkat.

Page 3: skripsi perilaku merokok

3

Secara ilmiah rokok terbukti berhubungan dengan paling sedikit 25 jenis

penyakit berbagai alat tubuh. Rokok mengandung kurang lebih 4.000 bahan

kimia. Di antaranya tar yang menyebabkan kanker (karsinogenik) dan nikotin,

bahan adiktif yang menimbulkan ketagihan. Pola kebiasan merokok pada usia

remaja memang tidak akan berdampak langsung, tetapi butuh waktu 10-20

tahun dan baru mulai terasa akibatnya. Yang terpenting, rokok telah terbukti

mengakibatkan 90 persen kanker paru dan 50 persen serangan jantung serta

berbagai penyakit lain. Mendiang senator Robert Kennedy berkata, ''Setiap tahun

rokok membunuh orang Amerika lebih banyak daripada yang terbunuh dalam

Perang Dunia I, Perang Korea, dan Perang Vietnam yang digabung menjadi

satu.'' (Harian Umum Suara Merdeka, 10 Desember 2001)

Bukti-bukti diatas menunjukkan bahwa perilaku merokok merupakan

perilaku yang berbahaya, selain itu bahaya rokok tak hanya terbatas pada

perokok saja tetapi juga menimpa orang-orang yang ada disekitar perokok atau

yang lebih dikenal dengan sebutan “perokok pasif”. Sayangnya sikap orang

terhadap perokok masih sangat toleran tidak seperti pada orang yang menghisap

ganja ataupun minum minuman keras, merokok masih dianggap sebagai sesuatu

yang lumrah.

Perilaku merokok biasanya dimulai ketika seseorang masih remaja, masa

dimana seorang individu sedang berada pada proses transisi dari masa kanak-

kanak menuju masa dewasa. Remaja sebagai generasi penerus bangsa

sepatutnya memiliki derajat kesehatan fisik dan mental yang baik namun pada

kenyataannya banyak perilaku remaja sekarang ini yang membahayakan

kesehatan mereka sendiri salah satunya adalah perilaku merokok. Perilaku

Page 4: skripsi perilaku merokok

4

merokok bagi remaja sering diasosiasikan dengan kedewasaan, menarik bagi

lawan jenis, kemampuan bersosialisasi dan berani.

Penelitian di Jakarta menunjukkan bahwa 64,8 persen pria dan 9,8 persen

wanita dengan usia di atas 13 tahun adalah perokok. Bahkan, pada kelompok

remaja, 49 persen pelajar pria dan 8,8 persen pelajar wanita di Jakarta sudah

merokok (Kompas Cyber Media, 30 Juni 2003). Di Indonesia sendiri peningkatan

drastis konsumsi tembakau para remaja terjadi pada tahun 1995 dan 2000, yakni

13,7 persen (1995) menjadi 24,2 persen (2001), presentasi peningkatan itu

terjadi pada remaja laki-laki usia 15-19 tahun yang merupakan perokok tetap

(smoking regularly)(Kompas Cyber Media, 14 Juni 2004).

Meningkatnya jumlah remaja yang merokok dan usia yang semakin dini

dalam merokok sekarang ini dapat dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain

orang tua, lingkungan teman sebaya, kepuasaan psikologis dari merokok, iklan di

media massa, peraturan pemerintah yang masih longgar tentang merokok dan

masih banyak lagi yang lainnya. Faktor-faktor tersebut saling berkaitan satu

sama lain seperti penelitian yang dilakukan oleh Komasari (2000) yaitu bahwa

sikap permisif orang tua dan teman sebaya memberikan sumbangan sebesar

38,4 persen, sedangkan kepuasaan psikologis menyumbang sebesar 40,9 persen.

Selama masa remaja, khususnya masa remaja awal, kita lebih mengikuti

standar-standar teman sebaya daripada yang kita lakukan pada masa kanak-

kanak. Para peneliti telah menemukan bahwa pada kelas delapan dan sembilan,

konformitas dengan teman sebaya-khususnya dengan standar-standar anti sosial

mereka-memuncak (Santrock, 2002). Konformitas dengan teman sebaya ini salah

Page 5: skripsi perilaku merokok

5

satunya adalah perilaku merokok, namun demikian tidak semua remaja mudah

terpengaruh untuk merokok karena ajakan teman-temannya.

Remaja mulai mempertanyakan nilai-nilai yang ada selama ini, akibatnya

remaja mengalami berbagai konflik yang berkaitan dengan dirinya, mereka mulai

mempertanyakan tentang konsep diri mereka, selain itu remaja juga mulai

berpikir tentang ciri-ciri ideal bagi mereka sendiri dan orang lain dan

membandingkan diri mereka dan orang lain dengan standar-standar ideal ini

(Santrock, 2002).

Pemikiran yang ideal tentang diri dari remaja menyebabkan mereka mulai

berperilaku seperti orang dewasa dan seringkali perilaku yang ditiru tersebut

adalah merokok, karena citra perokok yang selalu menjadi tema dalam setiap

iklan rokok adalah pemberani, tangguh, disukai lawan jenis, populer dan modern.

Remaja yang merokok percaya bahwa merokok dapat merepresentasikan

harapan mereka tentang diri ideal.

Diri ideal atau diri yang diharapkan oleh remaja adalah bagian dari

konsep diri mereka, menurut Calhoun dan Cocella (Saad, 2003) konsep diri

adalah bagaimana orang memandang dirinya dengan caranya masing-masing

yang meliputi dimensi-dimensi berikut: pertama adalah pengetahuan tentang diri

yang dipahami oleh dirinya (self knowledge), kedua, harapan yang diletakkan

pada diri oleh individu yang bersangkutan (self expectations) dan ketiga adalah

penilaian terhadap dirinya sendiri (self evaluations). Berdasarkan pengertian

tersebut maka dapat diambil kesimpulan bahwa konsep diri remaja adalah

bagaimana remaja melihat dirinya sendiri, baik fisik, psikologis maupun sosial

dan konsep diri ini merupakan bagian yang penting dari kepribadian sehingga

Page 6: skripsi perilaku merokok

6

akan mempengaruhi perilaku remaja dalam kehidupan sehari-harinya termasuk

perilaku merokok.

Konsep diri merupakan bagian yang penting dari kepribadian seseorang,

yaitu sebagai penentu bagaimana seseorang bersikap dan bertingkah laku.

Dengan kata lain jika remaja memandang dirinya tidak mampu, tidak berdaya

dan hal-hal negatif lainnya, ini akan mempengaruhi remaja dalam berusaha.

Misalnya, jadi malas mengerjakan PR karena merasa pasti gagal, malas belajar

menjelang ujian karena merasa yakin akan dapat nilai jelek. Hal itu juga berlaku

sebaliknya jika remaja merasa dirinya baik, bersahabat maka perilaku yang

ditunjukkan juga akan menunjukkan sifat itu, misalnya dengan rajin menyapa

teman atau menolong orang lain (Wahyurini dan Mashum, 2003)

Rakhmat (2004) mendefinisikan konsep diri ke dalam dua bagian yaitu

konsep diri positif dan konsep diri negatif. Brooks (Rakhmat, 2002) mengatakan

bahwa orang dengan konsep diri negatif sangat peka terhadap kritik, ia

mempersepsi kritik sebagai usaha untuk menjatuhkan dirinya, sangat senang

menerima pujian dan menjadi pusat perhatian, selalu mengeluh, mencela, atau

meremehkan apapun dan siapapun, cenderung merasa tidak disenangi orang

lain, merasa tidak diperhatikan, bersikap pesimis dan menganggap dirinya tidak

berdaya. Sebaliknya orang dengan konsep diri positif mempunyai keyakinan

mampu mengatasi masalah, merasa setara dengan orang lain, menerima pujian

tanpa rasa malu, menyadari bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan,

mampu memperbaiki dirinya. Rakhmat (2004) juga mengatakan bahwa dari

konsep diri yang positiflah lahir pola perilaku yang positif.

Page 7: skripsi perilaku merokok

7

Menurut Bruno (2001) konsep diri adalah penilaian menyeluruh tentang

kepribadian seseorang yang berasal dari evaluasi subjektif diri sendiri, tentang

perilaku sendiri. Individu cenderung menilai secara subjektif ciri-ciri perilakunya

sendiri, oleh sebab itu, konsep diri dapat bersifat positif atau negatif. Positif atau

negatifnya konsep diri tergantung dari penilaian remaja itu sendiri, remaja yang

mempunyai konsep diri yang positif cenderung lebih percaya diri sehingga

perilaku yang ditampilkan akan lebih produktif. Sementara itu remaja dengan

konsep diri negatif biasanya akan menjadi remaja yang rendah diri, perasaan

rendah diri ini menyebabkan remaja menjadi tidak puas dengan konsep dirinya

sehingga perilaku yang ditampilkannya cenderung negatif dalam kaitannya

dengan perilaku merokok.

Menurut Bruno (2001) konsep diri adalah penilaian menyeluruh tentang

kepribadian seseorang yang berasal dari evaluasi subjektif diri sendiri, tentang

perilaku sendiri. Individu cenderung menilai secara subjektif ciri-ciri perilakunya

sendiri, oleh sebab itu, konsep diri dapat bersifat positif atau negatif. Positif atau

negatifnya konsep diri tergantung dari penilaian remaja itu sendiri, remaja yang

mempunyai konsep diri yang positif cenderung lebih percaya diri sehingga

perilaku yang ditampilkan akan lebih produktif. Sementara itu remaja dengan

konsep diri negatif biasanya akan menjadi remaja yang rendah diri, perasaan

rendah diri ini menyebabkan remaja menjadi tidak puas dengan konsep dirinya

sehingga perilaku yang ditampilkannya cenderung negatif dalam kaitannya

dengan perilaku merokok.

Konsep diri negatif mendorong remaja untuk berperilaku yang dapat

membuat mereka merasa lebih baik, remaja yang merokok percaya bahwa

Page 8: skripsi perilaku merokok

8

merokok mempunyai karakteristik yang positif. Perokok cenderung

mengasosiasikan merokok dengan kemampuan bergaul, bersenang-senang dan

mandiri (Sprinthall & Collins, 1995)

Berdasarkan uraian diatas, penulis bermaksud mengungkap apakah ada

hubungan antara konsep diri dengan sikap terhadap perilaku merokok pada

remaja perokok.

METODE PENELITIAN

Subjek dalam penelitian ini adalah remaja awal yang merokok yang masih

duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama yang berusia 12-15 tahun berjenis

kelamin laki-laki dan perempuan.

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan menggunakan angket yang terdiri dari dua buah skala yaitu skala sikap

terhadap perilaku merokok dan skala konsep diri. Metode ini dipergunakan

dengan alasan efisiensi, Walgito (2001) mengatakan bahwa metode angket

merupakan metode yang praktis, dalam waktu singkat dapat dikumpulkan data

yang relatif banyak dan orang dapat menjawab dengan leluasa sehingga tidak

dipengaruhi orang lain. Skala-skala tersebut akan direncanakan untuk diuji

validitas dan reliabilitasnya.

Skala sikap terhadap perilaku merokok remaja yang digunakan dalam

penelitian ini disusun oleh penulis yang mengacu pada teori Mann (Azwar, 2005)

dan berdasarkan pada tiga aspek yaitu aspek kognitif, aspek afektif dan aspek

konatif dan skala konsep diri remaja yang digunakan dalam penelitian ini juga

disusun oleh penulis yang mengacu pada teori Huitt (1998) yang terdiri dari

Page 9: skripsi perilaku merokok

9

empat aspek yaitu aspek fisik, aspek akademis, aspek sosial, aspek

transpersonaL.

Metode yang digunakan adalah metode statistik. Teknik analisis data

yang digunakan adalah korelasi product moment dengan menggunakan program

statistik SPSS 11.5 for windows. Sebelum dilakukan uji korelasi maka dilakukan

terlebih dahulu uji asumsi meliputi uji normalitas dan linieritas.

HASIL PENELITIAN

Hasil Uji Asumsi

a. Uji Normalitas

Uji normalitas sebaran dilakukan dengan menggunakan teknik One-Sample

Kolmogorov-Smirnov Test . Uji normalitas menunjukkan hasil sebaran untuk

sebaran skor konsep diri adalah normal (K-S Z= 0,634; p= 0,817 atau p > 0,05)

dan skor sikap terhadap perilaku merokok adalah normal (K-S Z= 0,344; p=

1,000 atau p > 0,05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa kedua variabel dalam

penelitian ini berdistribusi normal.

b. Uji Linieritas

Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui apakah skor konsep diri dan

sikap terhadap perilaku merokok mengikuti garis linier atau tidak. Uji linieritas

dilakukan dengan menggunakan fasilitas Mean Linierity. Hasil uji linieritas

menunjukkan bahwa kedua variabel tersebut mengikuti garis linier (F Lin=

10,069 dengan p= 0,003 atau p < 0,05 dan pada Measures of Association nilai R

sebesar 0, 120.

c. Uji Hipotesis

Page 10: skripsi perilaku merokok

10

Analisis data untuk mengetahui korelasi antara variabel konsep diri dan

variabel sikap terhadap perilaku merokok menggunakan korelasi product moment

dari Pearson melalui program SPSS 11.5 for Windows. Hasil analisis menunjukkan

koefisien korelasi adalah – 0,347 dengan p= 0,001 atau (p < 0,05). Hasil tesebut

menunjukkan bahwa antara konsep diri dan sikap terhadap perilaku merokok

terdapat hubungan yang negatif dimana semakin tinggi atau baik konsep dirinya

maka semakin rendah atau negatif sikap terhadap perilaku merokoknya dan

semakin rendah atau buruk konsep dirinya maka semakin tinggi atau positif sikap

terhadap perilaku merokoknya. Hipotesis penelitian yang menyatakan adanya

hubungan negatif antara konsep diri dan sikap terhadap perilaku merokok adalah

terbukti atau dterima.

PEMBAHASAN

Hasil analisis menunjukkan adanya hubungan negatif yang signfikan antara

konsep diri dan sikap terhadap perilaku merokok. Hasil analisis yang menyatakan

adanya hubungan negatif kedua variabel yang berarti tinggi rendahnya atau baik

buruknya konsep diri mempengaruhi sikap terhadap perilaku merokok pada

subjek penelitian yang ditunjukkan oleh nilai koefisien korelasi sebesar – 0,347

dengan p= 0,001 atau (p < 0,05).

Dari hasil rerata empirik yang telah dihasilkan didapatkan

pengkategorisasian pada subjek penelitian yaitu konsep diri subjek sebagian

besar digolongkan dalam kategori tinggi atau positif yang ditunjukkan oleh

norma kategori skor yang mencapai 60,2%, hal ini disebabkan sebagian subjek

mempunyai penilaian yang positif terhadap dirinya, mereka memiliki pandangan

Page 11: skripsi perilaku merokok

11

yang baik tentang orang tua, prestasi akademik, guru, hubungan dengan teman

sebaya dan juga hubungan dengan Tuhannya sehingga mereka mempunyai

konsep diri yang baik.

Sementara sikap terhadap perilaku merokok subjek digolongkan dalam

kategori sedang atau cukup baik, yang dapat dilihat dari presentase norma

kategori yang mencapai 67 %. Hal tersebut terjadi karena sebagian besar subjek

mempercayai bahwa dengan merokok mereka memiliki karakteristik yang positif

seperti merokok dapat membuat mereka terlihat keren, dewasa, bersenang-

senang, dan menarik bagi lawan jenis. Konsep diri subjek yang cenderung

mengarah ke positif menyebabkan perilaku merokok subjek sedang.

Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang diungkapkan Brigham

(1991) yang mengatakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku

merokok dan sikap terhadap perilaku merokok pada remaja adalah konsep diri.

Konsep diri merupakan inti dari kepribadian seperti yang diungkapkan Hurlock

(1973) bahwa konsep diri yang dimiliki seseorang akan menentukan perilakunya

termasuk perilaku merokok. Brooks (Rakhmat, 2004) mendefinisikan konsep diri

sebagai persepsi mengenai diri individu sendiri baik yang bersifat fisik, sosial,

dan psikologis yang diperoleh melalui pengalaman dan interaksi individu dengan

orang lain.

Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Chassin

(Fuhrmann, 1990) yang menemukan bahwa perilaku merokok berhubungan erat

dengan konsep diri. Dalam penelitian ini 175 remaja menilai dirinya sendiri,

teman kencan yang ideal bagi mereka dan persepsi mereka terhadap perokok.

Chassin menyimpulkan bahwa remaja yang merokok percaya bahwa merokok itu

Page 12: skripsi perilaku merokok

12

sesuai dengan persepsi diri mereka menjadi tangguh, group oriented, dan

disobedient.

Penelitian ini hanya mengungkap tentang perilaku merokok pada remaja

awal dan sikap mereka terhadap perilaku merokoknya, dimana remaja yang

merokok menggunakan rokok untuk mendefinisikan dan mengekspresikan diri

mereka dengan kedewasaan, keren, menarik bagi lawan jenis dan kemampuan

bersosialisasi. Pengaruh konsep diri terhadap sikap terhadap perilaku merokok

subjek dalam penelitian ini dapat dilihat pada Measures of Association yaitu

sebesar 0.120 atau 12% yang artinya bahwa konsep diri memberikan pengaruh

sebesar 12% pada sikap terhadap perilaku merokok pada subjek dan sisanya

adalah 88% adalah karena faktor-faktor lain.

Faktor-faktor lain yang ikut mempengaruhi perilaku merokok dan sikap

terhadap perilaku merokok menurut penelitian yang dilakukan oleh Komasari

(2000) adalah sikap permisif orang tua dan teman sebaya memberikan

sumbangan sebesar 38,4 persen, sedangkan faktor kepuasaan psikologis

menyumbang sebesar 40,9 persen terhadap perilaku merokok remaja. Biglan

(Taylor, 1995) mengatakan remaja akan mencoba perilaku merokok jika orang

tuanya juga merokok, mempunyai favourable image (gambaran yang baik)

tentang perokok, berasal dari kelas sosial bawah dan mendapat tekanan sosial

untuk merokok.

Hasil penelitian yang menunjukkan rendahnya hubungan antara konsep

diri dan sikap terhadap perilaku merokok pada remaja perokok menjelaskan

bahwa penelitian ini masih memiliki kekurangan. Selain itu konsep diri

merupakan konsep yang masih umum sehingga hanya mengukur hal-hal yang

Page 13: skripsi perilaku merokok

13

bersifat umum karenanya bagi peneliti selanjutnya yang tertarik dengan tema

yang sama untuk mempertimbangkan variabel-variabel lain yang lebih spesifik

seperti possible selves, sensation seeking dan lain sebagainya agar didapat hasil

yang lebih akurat.

KESIMPULAN

Hipotesis yang berbunyi ada hubungan negatif antara konsep diri dan

sikap terhadap perilaku merokok pada remaja perokok adalah terbukti. Semakin

tinggi atau baik konsep diri yang dimiliki remaja maka semakin rendah atau

negatif sikap terhadap perilaku merokoknya dan semakin rendah atau buruk

konsep diri remaja maka semakin tinggi atau positif sikap terhadap perilaku

merokoknya.

SARAN

Saran yang diajukan penulis berdasarkan hasil penelitian adalah sebagai

berikut:

1. Saran bagi remaja

Remaja sebaiknya memiliki konsep diri yang baik caranya adalah dengan

lebih menghargai diri sendiri dan mensyukuri apa yang telah dimiliki, selain itu

remaja juga harus lebih meningkatkan kemampuan yang dimiliki sehingga dapat

memiliki kebanggan pada diri sendiri.

2. Saran untuk peneliti selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik dengan tema yang sama dengan

penelitian ini diharapkan untuk mempertimbangkan variabel yang lebih spesifik

Page 14: skripsi perilaku merokok

14

yang mempengaruhi perilaku merokok dan sikap terhadap perilaku merokok

pada remaja seperti possible selves, sensation seeking, invulnerability dan lain

sebagainya.

Page 15: skripsi perilaku merokok

15

DAFTAR PUSTAKA

Ariesi, Wida. 2002. Perilaku Merokok dengan Strategi Menghadapi Masalah (Coping) pada Remaja Putri. Skripsi (tidak diterbitkan). Jogjakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada.

Ariyani, Budi. 2004. Hubungan antara Kecemasan Dengan Perilaku Merokok.

Skripsi (tidak diterbitkan). Jogjakarta: Fakultas Psikologi Universitas Islam Indonesia

Atkinson, R.L. Pengantar Psikologi Jilid Satu. Bandung: Interaksara Azwar, S. 1999. Reliabilitas dan Validitas: Cetakan Pertama. Jogjakarta: Liberty

Azwar, S. 2005. Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. Edisi Kedua. Jogjakarta: Pustaka Pelajar

Brigham, C. John 1991. Social Psychology. University Of Queensland Press

Carpenter, S. 2001. Smoking and depression perpetuate one another, study indicates. www.apa.org./11-10-2004

Fuhrmann, S. B. 1990. Adolescence Adolescents. Second Edition. London: A

Division of Scott, Foresman and Company. Tandra, H. 2001. Merokok dan Kesehatan. www.antirokok.co.id./21-09-2004 Hurlock, B. E. 1973. Adolescent Development. Fourth Edition. Tokyo: McGraw-Hill

Kogasukha Ltd. Huitt, W. 1998. Self Concept and Self Esteem. www.chiron.valdosta.edu/whuitt.html./ 15-11-2004 Juriana. 2000. Kesesuaian antara Konsep Diri Nyata dan Ideal dengan

Kemampuan Manajemen Diri pada Mahasiswa Pelaku Organisasi. (Jurnal). Jogjakarta. UII Press.

Kartono, K. 2000. Kamus Psikologi. Jakarta: PT Raja Garfindo Persada. Komasari, D. & Helmi, A.F. 2000. Faktor-faktor Penyebab Perilaku Merokok Pada

Remaja. (Jurnal). Jogjakarta: Unit Publikasi Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada.

Kompas. 5 Januari 2004. www.kompas.com./14-10-2004

Kompas. 14 Juni 2004. www.kompas.com./14-10-2004

Kompas. Rokok Timbulkan Lebih Besar Polusi Dibanding Mesin Diesel. 25 Agustus 2004. www.kompas.com./11-11-2004

Page 16: skripsi perilaku merokok

16

Lloyd-Richardson, E. E., Papandonatos, G., Kazura, A., Stanton, C., & Niaura, R. 2002. Differentiating Stages of Smoking Intensity Among Adolescents: Stage-Specific Psychological and Social Influences. Journal of Consulting and Clinical Psychology. Vol. 70, No. 4, 998-1009.

Monks, F. J., Knoers, A.M.P. 2004. Psikologi Perkembangan: Pengantar Dalam

Berbagai Bagiannya. Terjemahan. Haditomo, S.R. Jogjakarta: Gadjah Mada University Press

Pantau. Tahun II. No. 013 Mei 2001. www.pantau.com./14-09-2004

Rakhmat, J. 2004. Psikologi Komunikasi. Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Republika Online. 05 Juni 2003. www.republika.co.id./14-09-2004 Rini, J.F. 2002. Konsep Diri. www.e-psikologi.com./31-05-2004 Sa’ad, M. H. 2003. Perkelahian Pelajar: Potret Siswa SMU di DKI Jakarta. Jakarta:

Galang Press Santrock, W. J. 2002. Life-Span Development: Perkembangan Masa Hidup.Jilid 2.

Terjemahan. Damanik dan Chusairi. Edisi Kelima. Jakarta: Penerit Erlangga.

Sarafino, Edward P. 1994. Health Psychology: Biopsychosocial Interaction. New

York: John Wiley & Sons, Inc. Sarwono, S.W. 2003. Psikologi Remaja. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Sitepoe, M. 2003. Kekhususan Rokok Indonesia. Jakarta: Grasindo Sprinthall, A. N. & Collins, A. W. 1995. Adolescent Psychology: A Developmental

View. New York: McGraw Hill, Inc. Suara Merdeka. 10 Desember.2001. www.suaramerdeka.com Taylor, E. S. 1995. Health Psychology. Third Edition. New Jersey: Prentice-Hall, Inc

Wahyurini, C. & Mashum, Y. 2003. Mau Bagus Atau Jelek, Tergantung Kita. www.kompas.com./31-05-2004

Walgito, B. 2001. Pengantar Psikologi Umum. Jogjakarta: Andi Offset.