ANALISIS PERILAKU MEROKOK PADA PEROKOK DI BUMIJO …

104
i ANALISIS PERILAKU MEROKOK PADA PEROKOK DI BUMIJO JETIS YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Ekonomi Oleh: Cicilia Paramita Puspa Astri NIM: 131324012 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2019 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of ANALISIS PERILAKU MEROKOK PADA PEROKOK DI BUMIJO …

Page 1: ANALISIS PERILAKU MEROKOK PADA PEROKOK DI BUMIJO …

i

ANALISIS PERILAKU MEROKOK PADA PEROKOK DI

BUMIJO JETIS YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi

Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Ekonomi

Oleh:

Cicilia Paramita Puspa Astri

NIM: 131324012

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN EKONOMI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2019

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: ANALISIS PERILAKU MEROKOK PADA PEROKOK DI BUMIJO …

Pembimbing

!-*-z--_=-Y

SKRIPSI

ANALISIS PERILAKU MEROKOK PADA PEROKOK DIBUMIJO JETIS YOGYAKARTA

Oleh:

Cicilia Paramita Puspa Astri

NIM: 131324012

Telah disetujui oleh:

Yohanes Maria Vianey Mudayen, S. Pd., M.Sc Tanggal: 17 Juli20l9

l**,#e4$irs#u

*.&1 i.rb4@ qr*l

a*' t

'V*i!"1 I'-i:j ,

,lttl ,f '

-"fV.' / di{*p:t } ; fitrr[* I #;D f 34

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

CPU-1
Rectangle
CPU-1
Rectangle
Page 3: ANALISIS PERILAKU MEROKOK PADA PEROKOK DI BUMIJO …

SKRIPSI

ANALISIS PERILAKU MEROKOK PADA PEROKOK DIBT]MIJO JETIS YOGYAKARTA

Dipersiapkan dan ditulis oleh:

Cicilia Paramita Puspa AstriNIM: l3n24Al2

Telah dipertahankan di depan Panitia Pengujipada tanggal29 Juli 2019

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Ketua

Sekretaris

Anggota

Anggota

Anggota

Susunan Panitia Penguj i

Nama Lengkap

Ig. Bondan Suratno, S.Pd., M.Si.

Dra. C. Wigati Retno Astuti, M.Si., M.Ed.

Y. M. V. Mudayen, S.Pd., M.Sc.

Dr. C. Teguh Dalyono, M.S.

Dra. C. Wigati Retno Astuti, M.Si., M.Ed.

Tanda Tangan

Yogyakarta, 29 Juli 2019

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma

ill

. Yohanes Harsoyo, S.Pd". M.Si.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Administrator
Rectangle
Administrator
Rectangle
Page 4: ANALISIS PERILAKU MEROKOK PADA PEROKOK DI BUMIJO …

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Kepersembahkan hasil karya ini untuk:

Tuhan Yesus yang selalu menuntun dan mendampingi di

dalam setiap langkah hidupku.

Ibu tercinta, terimaksih atas segala doa, pengorbanan,

kesabaran, dan dukungan baik secara moril maupun

materi. Semoga dengan terselesaikannya skripsi ini dan

kelulusan ini dapat memberikan sedikit kebahagiaan dan

kebanggaan untukmu.

Terimakasih pula untuk almamaterku tercinta Universitas

Sanata Dharma.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: ANALISIS PERILAKU MEROKOK PADA PEROKOK DI BUMIJO …

v

MOTTO

“Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang,

sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan

menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan

kanan-Ku yang membawa kemenangan.”

-Yesaya 41:10-

”Success is not final, failure is not fatal: it is the courage to continue

that counts.”

-Winston Churchill-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: ANALISIS PERILAKU MEROKOK PADA PEROKOK DI BUMIJO …

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sungguh bahwa skripsi yang saya tulis tidak memuat

karya atau bagian karya dari orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan daftar sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 29 Juli 2019

Penulis

Cicilia Paramita Puspa Astri

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: ANALISIS PERILAKU MEROKOK PADA PEROKOK DI BUMIJO …

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAHUNTUK KEPENTINGAI\ AKADEMIS

Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama

Nomor Mahasiswa

: Cicilia Paramita Puspa Astri

:131324012

Demi pengembangan ilmu pengetahuan. saya memberikan kepada Petpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

ANALISIS PERILAKU MEROKOK PADA PEROKOK DI BUMIJO JETIS

YOGYAKARTA

besefta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya mernberikan

kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,

mengalihkan dalam bentuk media lain, rnengelolanya dalam bentuk pangkalan

data, mendistribusikannya secara terbatas, dan mempublikasikannya di Intemet

atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya

maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya

sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal:29 Juli 2019

Yang menyatakanl"l

Lfl+Cicilia Paiafnita Puspa Astri

vil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: ANALISIS PERILAKU MEROKOK PADA PEROKOK DI BUMIJO …

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah

melimpahkan berkat dan limpahan kasih – Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Perilaku Konsumsi Rokok Pada

Masyarakat Kecamatan Bumijo JetisYogyakarta”

Skripsi ini untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan studi guna

memperoleh gelar Strata 1 (S1) pada Program Studi Pendidikan Ekonomi,

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Dalam kesempatan ini penulis tidak lupa menyampaikan ucapan terima

kasih yang tak terhingga kepada:

1. Tuhan Yesus yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk

melaksanakan dan menyelesaikan tugas skripsi ini dengan segala Rahmat-

Nya skripsi dapat terselesaikan.

2. Bapak Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si, Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak Ig. Bondan Suratno, S.Pd., M.Si, Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma.

4. Ibu Dra. Chatarina Wigati Retno Astuti, M.Si., M.Ed, Ketua Program

Pendidikan Ekonomi.

5. Bapak Yohanes Maria Vianey Mudayen S.Pd., M.Sc, dosen pembimbing

yang telah membantu memberi arahan, masukan, dan bimbingan dalam

menyelesaikan skripsi ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: ANALISIS PERILAKU MEROKOK PADA PEROKOK DI BUMIJO …

xi

6. Segenap Bapak Ibu Dosen Progran Studi Pendidikan Ekonomi yang telah

banyak memberikan pengetahuan, nasehat serta motivasi selama proses

perkuliahan.

7. Segenap Staff Sekretariat Program Pendidikan Ekonomi yang telah

membantu penulis dalam melengkapi semua persyaratan menjelang

pendadaran, yudisium dan segala urusan akademik yang dibutuhkan.

8. Segenap Staff Perpustakaan Universitas Sanata Dharma yang telah membantu

menyediakan buku-buku yang diperlukan oleh penulis.

9. Orang tua khususnya Ibu yang telah sangat hebat dan sabar dalam mendidik

dan memberikan dukungan untuk menyelesaikan skipsi ini yaitu Dra. Anna

Endang Sriyati, dan juga untuk (alm) bapak, terimakasih.

10. Saudara perempuanku Bernadetta Galuh Sekar Ratri yang selalu

mengingatkan untuk segera menyelesaikan skripsi dan memberi motivasi.

11. Para sahabatku Angela Flora Puspita, Povy Amelia, Ratri Septiana, Hellena

Hildaria, Maria Diah Krisnandari, Inggi Eka Sari yang selalu membantu

dalam menyelesaikan skripsi ini, terimakasih atas tenaga dan motivasi yang

telah kalian berikan.

12. Segenap teman-teman mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi

angkatan 2013 yang telah menghabiskan waktu bersama dalam kegiatan

pembelajaran dan motivasi serta semangat yang telah kalian berikan untuk

penulis.

13. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung penulis dalam menyusun

skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: ANALISIS PERILAKU MEROKOK PADA PEROKOK DI BUMIJO …

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh karena

itu, kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak sangat diharapkan.

Semoga tugas akhir ini memberikan manfaat bagi pembaca. Selain itu, segala

kelemahan dan kesalahan dalam penulisan penelitian ini merupakan tanggung

jawab penulis.

Yogyakarta, 29 Juli 2019

/\l// I Ii I I

\ .444

Y1Cicilia Paramitla Puspa Astri

xil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: ANALISIS PERILAKU MEROKOK PADA PEROKOK DI BUMIJO …

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... iv

MOTO ................................................................................................................. v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................. vi

LEMBAR PUBLIKASI ...................................................................................... vii

ABSTRAK .......................................................................................................... viii

ABSTRACK ......................................................................................................... ix

KATA PENGANTAR ........................................................................................ x

DAFTRA ISI ....................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .......................................................................... 6

C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 6

D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 6

xiii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: ANALISIS PERILAKU MEROKOK PADA PEROKOK DI BUMIJO …

BAB II KAJIAN TEORI

A. Pengertian Perilaku Merokok ....................................................... 8

B. Perkembangan Industri Rokok Dunia dan Nasional ..................... 9

C. Penyebab Masyarakat Merokok .................................................... 14

D. Bahaya Konsumsi Rokok .............................................................. 18

E. Regulasi Produksi dan Konsumsi Rokok ...................................... 23

F. Perilaku Konsumsi Rokok Masyarakat ......................................... 28

G. Kebijakan Mengatasi Konsumsi Rokok yang Tinggi ................... 29

H. Hal yang Dilakukan jika Harga Rokok Dinaikkan ....................... 31

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian.............................................................................. 33

B. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 33

C. Subjek dan Objek Penelitian ......................................................... 33

D. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling ....................................... 34

E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ............................ 35

F. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 37

G. Teknik Analisis Data..................................................................... 38

H. Penelitian Terdahulu ..................................................................... 39

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN .................................................... 41

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................... 71

B. Saran ............................................................................................. 71

C. Keterbatasan ................................................................................. 72

xiv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: ANALISIS PERILAKU MEROKOK PADA PEROKOK DI BUMIJO …

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 74

LAMPIRAN ........................................................................................................ 76

xv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: ANALISIS PERILAKU MEROKOK PADA PEROKOK DI BUMIJO …

DAFTAR TABEL

Tabel 1.2 Penduduk Miskin Menurut Kabupaten/Kota di Yogyakarta............... 5

Tabel 3.1 Penelitian Terdahulu ........................................................................... 35

Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden ................................................................... 42

Tabel 4.2 Pekerjaan Responden .......................................................................... 42

Tabel 4.3 Usia Responden................................................................................... 43

Tabel 4.4 Usia dan Jenis Pekerjaan ..................................................................... 44

Tabel 4.5 Biaya Konsumsi Rokok Per Bulan ..................................................... 45

Tabel 4.6 Biaya Konsumsi Rokok dan Merk Rokok .......................................... 46

Tabel 4.7 Biaya Konsumsi Rokok dan Jenis Pekerjaan ...................................... 47

Tabel 4.8 Proporsi Penghasilan yang Digunakan untuk Konsumsi Rokok ........ 48

Tabel 4.9 Proporsi Penghasilan dan Biaya Konsumsi Rokok ............................. 49

Tabel 4.10 Faktor Pendorong untuk Berhenti Merokok ..................................... 50

Tabel 4.11 Usia dan Faktor Pendorong Berhenti Merokok ................................ 50

Tabel 4.12 Penyebab Masyarakat Merokok ........................................................ 51

Tabel 4.13 Penyebab Merokok dan Usia ............................................................ 52

Tabel 4.14 Merk Rokok yang Dikonsumsi Masyarakat...................................... 53

Tabel 4.15 Merk Rokok dan Jenis Pekerjaan ...................................................... 55

Tabel 4.16 Merk Rokok dan Proporsi Penghasilan ............................................. 56

Tabel 4.17 Tingkat Harga Perokok Berhenti Merokok ....................................... 57

Tabel 4.18 Tingkat Harga Rokok dan Jenis Pekerjaan ....................................... 58

Tabel 4.19 Daftar Harga Rokok .......................................................................... 68

xvi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: ANALISIS PERILAKU MEROKOK PADA PEROKOK DI BUMIJO …

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Presentase Perokok di Negara ASEAN ........................................... 1

xvii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: ANALISIS PERILAKU MEROKOK PADA PEROKOK DI BUMIJO …

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ................................................................ 59

Lampiran 2 Data Penelitian .......................................................................... 64

xviii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: ANALISIS PERILAKU MEROKOK PADA PEROKOK DI BUMIJO …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut The Tobacco atlas 3rd

edition (2009), ASEAN merupakan

sebuah kawasan dengan 10% dari sepuluh perokok dunia dan 20%

penyebab kematian global akibat tembakau. Persentase perokok pada

penduduk di negara ASEAN terbesar adalah Indonesia (46,16%), Filipina

(16,62%), Vietnam (14,11%), Myanmar (8,73%), Thailand (7,74%),

Malaysia (2,90%), Kamboja (2,07%), Laos (1,23%), Singapura (0,39%),

dan Brunei (0,04%).

Gambar 1.1 Persentase Perokok di Negara ASEAN

Sumber: The Tobacco Atlas 3rd edition, 2009

Indonesia merupakan salah satu negara dengan konsumsi rokok

terbesar di dunia. Konsumsi rokok dan produk tembakau lainnya di

0.00%

5.00%

10.00%

15.00%

20.00%

25.00%

30.00%

35.00%

40.00%

45.00%

50.00%

presentase

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: ANALISIS PERILAKU MEROKOK PADA PEROKOK DI BUMIJO …

2

Indonesia cenderung meningkat dari tahun ke tahun dari Survei Sosial

Ekonomi Nasional (SUSENAS), Survei Kesehatan Rumah Tangga

(SKRT), Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS), Global Youth Tobacco

Survey (GYTS), Global Adult Tobacco Survey (GATS), laporan World

Health Organization (WHO) dan TobaccoAtlas. Peningkatan konsumsi

tembakau di Indonesia disebabkan oleh rendahnya harga rokok,

peningkatan jumlah penduduk, peningkatan pendapatan rumah tangga,

proses mekanisasi industri rokok, dan perilaku masyarakat. Konsumsi

rokok ini memiliki potensi menjebak pekerja berpenghasilan rendah

masuk kedalam lingkaran setan kemiskinan.

Beberapa penelitian membuktikan bahwa pengeluaran rumah

tangga miskin masih menempatkan rokok sebagai porsi pengeluaran

pangan terbesar setelah padi-padian. Konsumsi rokok yang cukup tinggi

ini menyebabkan kekhawatiran bagi negara berkembang seperti Indonesia

karena dapat menyebabkan kemiskinan.

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskedas) 2013, prevalensi

perokok menurut pendapatan, yakni pendapatan termiskin sebesar 43,8%

sedangkan pendapatan terkaya sebesar 29,4%. Kemudian prevalensi

perokok di Indonesia menurut pendidikan adalah tidak tamat sekolah atau

sekolah dasar (SD) sebesar 37,7% dan tamat perguruan tinggi sebesar

26,7%. Lebih lanjutnya untuk proporsi umur lebih dari 10 tahun menurut

jenis pekerjaan adalah kelompok petani, nelayan dan buruh adalah proposi

perokok aktif setiap hari yang terbesar dengan presentase 44,5%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: ANALISIS PERILAKU MEROKOK PADA PEROKOK DI BUMIJO …

3

dibandingkan dengan kelompok kerja lainnya, seperti pegawai sebesar

33,6% dan wiraswasta sebesar 39,8%. Dan kemudian menurut

karakteristik usia proporsi terbanyak perokok aktif setiap hari pada usia

30-34 tahun sebesar 33,4%, usia 35-39 tahun sebesar 32,2%, sedangkan

proposi perokok setiap hari pada laki-laki lebih banyak dibandingkan

dengan perokok wanita yakni 47,5% banding 1,1%.

Dari data tersebut dapat dilihat bahwa jumlah perokok terbanyak

justru berasal dari kalangan dengan pendapatan termiskin sebesar 43,8%

dan kelompok petani, nelayan, buruh dengan proporsi merokok setiap hari

sebesar 44,5%. Dari kedua data tersebut jumlah perokok aktif justru

berasal dari kalangan masyarakat menengah kebawah dengan pendapatan

yang tergolong rendah. Berbekal data Badan Pusat Statistik (BPS),

Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) beranggapan bahwa

harga rokok yang tinggi akan menurunkan tingkat konsumsi rokok di

rumah tangga miskin. Bila konsumsi rokok di rumah tangga miskin

menurun maka akan berdampak positif bagi perekonomian rumah tangga

miskin tersebut. Teorinya adalah uang yang selama ini digunakan untuk

membeli rokok dapat digunakan untuk membeli bahan pangan. Efek dari

tingginya tingkat konsumsi rokok dikalangan masyarakat berpenghasilan

rendah adalah makin memperdalam kemiskinan.

Masyarakat berpenghasilan rendah merupakan gambaran dari

masyarakat yang memiliki tingkat pendapatan rendah atau dibawah UMR

yang sudah ditetapkan. Atau bisa digambarkan dengan seseorang yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: ANALISIS PERILAKU MEROKOK PADA PEROKOK DI BUMIJO …

4

tidak dapat memenuhi kebutuhan dasar atau kebutuhan pokok mereka

yaitu sandang, pangan dan papan. Pengukuran kemiskinan menurut Badan

Pusat Statistik (BPS) menggunakan konsep kemampuan memenuhi

kebutuhan dasar. Dengan pendekatan ini kemiskinan dipandang sebagai

ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar

makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Jadi

penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran

perkapita dalam perbulan dibawah garis kemiskinan.

Badan Pusat Statistik (BPS) mengidentifikasi kelompok pangan

yang cukup mendominasi pengeluaran masyarakat miskin adalah nasi

dengan lauk dan rokok kretek filter. Demografi UI juga mencatat

pengeluaran rumah tangga miskin selalu menempatkan tembakau pada

peringkat kedua setelah padi-padian. Fakta ini menunjukkan bahwa

sebagian besar pendapatan penduduk miskin baik di pedesaan maupun

perkotaan selain dialokasikan untuk membeli beras juga dialokasikan

untuk membeli rokok.

Dalam penelitian ini alasan peneliti memilih tema mengenai

perilaku konsumsi rokok pada masyarakat karena adanya fenomena

kebiasaan merokok baik di kalangan masyarakat berpenghasilan menengah

ke atas maupun menengah ke bawah. Selain itu, banyak pula ditemui anak

di bawah umur (pelajar SD, SMP dan SMA) sudah dengan santainya

merokok di depan umum. Berdasarkan hasil temuan penelitian

sebelumnya, diketahui bahwa jumlah perokok justru sebagian besar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: ANALISIS PERILAKU MEROKOK PADA PEROKOK DI BUMIJO …

5

didominasi oleh kalangan masyarakat miskin atau berpengasilan

menengah ke bawah (Agnes Marisca Diansari. 2016). Peneliti memilih

lokasi penelitian di Daerah Istimewa Yogyakarta dengan jumlah penduduk

pada tahun 2015 sebesar 3.679.176 orang dan jumlah penduduk miskin

sebesar 485.560 orang.

Tabel 1.2

Penduduk Miskin Menurut Kabupaten/Kota di Yogyakarta

Kabupaten/Kota

JUMLAH PENDUDUK MISKIN

2013 2014 2015

D.I. Yogyakarta 541.90 532.59.00 485.56.00

Kulonprogo 86.50.00 84.67 84.67

Bantul 156.60 153.49.00 153.49.00

Gunungkidul 152.40.00 148.39.00 148.39.00

Sleman 110.80 110.44.00 110.44.00

Yogyakarta 35.60 36.60 36.60

Sumber: BPS Yogyakarta, 2018

Perhitungan penduduk miskin yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS)

tersebut berdasarkan pada hasil survey sosial ekonomi nasional (Susenas). Dalam

penelitian ini peneliti akan menganalisis mengenai pola konsumsi rokok pada

masyarakat di Kecamatan Jetis Bumijo Pingit Yogyakarta, dikarenakan daerah

tersebut merupakan salah satu daerah padat penduduk dan merupakan salah satu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: ANALISIS PERILAKU MEROKOK PADA PEROKOK DI BUMIJO …

6

dari 36 kawasan kumuh di Yogyakarta (Surat Putusan Walikota Yogyakarta

No.216 Tahun 2016).

B. Rumusan Masalah

1. Berapa biaya konsumsi rokok per bulan?

2. Berapa proporsi penghasilan yang digunakan untuk konsumsi rokok?

3. Faktor apa saja yang dapat mendorong seorang perokok untuk berhenti

merokok?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui berapa biaya konsumsi rokok yang dikeluarkan per

bulan.

2. Untuk mengetahui berapa jumlah penghasilan yang digunakan untuk

konsumsi rokok.

3. Untuk mengetahui faktor yang dapat mendorong perokok berhenti

merokok.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Pemerintah

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat membantu pemerintah

untuk mengetahui fenomena kebiasaan merokok yang ada di kalangan

masyarakat dan nantinya pemerintah dapat mengeluarkan kebijakan

yang layak untuk mengatasi masalah ini.

2. Bagi Perokok

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perokok agar nantinya

mereka dapat mengetahui apa bahaya atau dampak negatif yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: ANALISIS PERILAKU MEROKOK PADA PEROKOK DI BUMIJO …

7

ditimbulkan dari kebiasaan merokok serta perkok dapat mengetahui

bahwa pengeluaran yang digunakan untuk membeli rokok dapat

mengganggu proporsi penghasilan yang seharusnya digunakan untuk

mencukupi kebutuhan pokok dalam rumah tangga.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: ANALISIS PERILAKU MEROKOK PADA PEROKOK DI BUMIJO …

8

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Pengertian Perilaku Merokok

1. Pengertian Rokok

Rokok adalah salah satu zat adiktif yang bila digunakan

mengakibatkan bahaya bagi kesehatan individu dan masyarakat.

Kemudian ada juga yang menyebutkan bahwa rokok adalah hasil

olahan tembakau terbungkus, termasuk cerutu atau bahan lainnya yang

dihasilkan dari tanaman Nicotiana Tabacum, Nicotiana Rustica dan

spesies lainnya atau sintesisnya yang mengandung nikotin dan tar

dengan atau tanpa bahan tambahan. (Hans Tendra, 2003)

2. Pengertian Perilaku Merokok

Perilaku merokok adalah aktivitas seseorang yang merupakan

respon orang tersebut terhadap rangsangan dari luar yaitu faktor yang

mempengaruhi seseorang untuk merokok dan dapat diamati secara

langsung. Menurut Ogawa (dalam triyanti, 2006) dahulu perilaku

merokok disebut sebagai suatu kebiasaan atau ketagihan, akan tetapi

dewasa ini merokok disebut sebagai tobacco dependency yang dapat

didefinisikan sebagai perilaku penggunaan tembakau yang menetap,

biasanya lebih dari setengah bungkus per hari, dengan adanya

tambahan distress yang disebabkan oleh kebutuhan akan tembakau

secara berulang-ulang. Perilaku merokok dapat didefinisikan sebagai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: ANALISIS PERILAKU MEROKOK PADA PEROKOK DI BUMIJO …

9

aktivitas subjek yang berhubungan dengan perilaku merokoknya, yang

diukur melalui intensitas merokok, waktu merokok, dan fungsi

merokok dalam kehidupan sehari-hari (Komalasari dan Helmi, 2000).

B. Perkembangan Industri Rokok Dunia dan Nasional

1. Perkembangan Indsutri Rokok Dunia

Pada era 1600’an tembakau mulai ditanam dengan tujuan

komersial. Bahkan kononkabarnya Presiden Amerika Serikat pertama,

George Washington juga memiliki kebun tembakau. Di era berikutnya,

sekitar 1800’an, konsumsi tembakau mulai bervariasi, yakni dengan

cara dikunyah maupun dihisap dengan pipa atau dengan melinting

tembakau tersebut dengan tangan. Kemudian nikotin sebagai zat

berbahaya dalam tembakau mulai ditemukan pada tahun 1826.

Selanjutnya mesin tembakau pertama kali diperkenalkan oleh

James Bonsack pada tahun 1881. Era ini menandai berkembangnya

produk olahan tembakau dengan skala besar. Produksi yang dihasilkan

oleh mesin Bonsack ini bisa menghasilkan 120 ribu produk tembakau

(sigaret) setiap harinya. Dikurun waktu sesudah itu, yakni diawal tahun

1900 perusahaan tembakau modern mulai didirikan, diantaranya

adalah The American Tobacco Company dan satu nama terkenal

lainnya, yakni Philip Morris Company. dengan brand rokok Mallboro.

Sampai dengan tahun 1944 produksi rokok mencapai 300 miliar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: ANALISIS PERILAKU MEROKOK PADA PEROKOK DI BUMIJO …

10

batang per tahun (Jacobs, M, From The First To The Lash Ash: The

History, Economics, & Hazards of Tobacco, 2005).

Penjualan rokok meluas ke pasar baru, pasar insdustri saham

berkonsolidasi, dan pasar semakin dikendalika oleh beberapa

perusahaan internasional. Pada tahun 2001 sedikitnya 50% penjualan

pasar global dikuasai oleh perusahaan rokok internasional (TTC).

Selama dekade terakhir pasar rokok internasional telah didominasi

oleh lima perusahaan yakni, China National Tobacco Corporation,

Philip Morris International, British American Tobacco, Japan Tobacco

International dan Imperial Tobacco. China National Tobacco

Coporation (CNTC) dimiliki dan dioperasikan oleh pemerintah China

dan menjadi produsen rokok terbesar didunia dengan presentase

sebesar 44% dari pasar global. CNTC menjual mayoritas produknya di

China dan lebih dari 1% dari rokok yang diproduksi diekspor di

beberapa negara. Untuk meningkatkan upaya penjualan CNTC

menghasilkan beberapa merk, seperti RDG, Dubliss and Harmony

Internationally

Philip Morris International (PMI) sebuah perusahaan publik milik

Amerika dengan kantor pusat di Lausanne, Swiss. PMI memproduksi

rokok 15% dari pasar rokok global. Sejak berpisah dari perusahaan

induknya, Altira, pada tahun 2008 PMI hanya menjual produk

tembakau di luar Amerika Serikat. Perusahaan ini beroprasi dilebih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: ANALISIS PERILAKU MEROKOK PADA PEROKOK DI BUMIJO …

11

dari 180 negara, dan produknya menjadi 6 dari top 15 merk rokok di

dunia termasuk Mallboro.

Berikut beberapa perusahaan rokok di dunia :

a.) British American Tobacco (BAT)

Perusahaan public yang berbasis di London, beroprasi di 200

negara dan menjadi perusahaan terbesar ketiga di pasar tembakau

global dan mengendalikan 11% dari market. Top merk dari

perusahaan ini adalah Pall Mall, Kent, Lucky Strike dan Dunhill.

b.) Japan Tobacco International (JTI)

Perusahaan ini bermarkas di Jenewa, Swiss. Pemerintah jepang

memegang 33% saham di JTI, JTI beroprasi di 120 negara.

Perusahaan ini menjadi perusahaan rokok terbesar keempat di

dunia atau 9% dari pasar rokok global. Merk yang terkenal dari

perusahaan ini adalah Winston, Mervius (sebelumnya dikenal

dengan nama Mild Seven) dan Camel. JTI terus memperluas

kehadirannya di pasar negara berkembang.

c.) Imperial Tobacco Group

Salah satu perusahaan rokok di Inggris, termasuk perusahaan

terbesar kelima yang berpartisipasi di pasar tembakau global dan

mengendalikan 5% dari market. Imperial Tobacco Group

beroperasi dilebih dari 160 pasar, dengan 65% dari produk yang

dijual dipasar negara berkembang, antara lain Afrika, Timur

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: ANALISIS PERILAKU MEROKOK PADA PEROKOK DI BUMIJO …

12

Tengah dan Asia. Merk yang terkenal dari perusahaan ini adalah

Davidoff dan Gauloises.

2. Perkembangan Industri Rokok Nasional

Dari total 1.664 unit usaha di industry rokok di Indonesia, ternyata

enam perusahaan rokok menguasai pangsa pasar terbesar. Keenam

perusahaan rokok tersebut adalah PT HM Sampoerna Tbk (HMSP)

dengan pangsa pasar sebesar 31,1% pada 2012, diikuti oleh PT

Gudang Garam Tbk (GGRM) dengan pangsa pasar 20,7%, PT Djarum

dengan pangsa pasar 20,2%, PT Bentoel Internasional Investama Tbk

(RMBA) dengan pangsa pasar 8,0%, PT Nojorono dengan pangsa

pasar sebesar 5,8% dan PT Wismilak Inti Makmur (WIIM) memegang

pangsa 1% berdasarkan duniaindustri.com .

Pasar rokok di Indonesia cukup unik, karena penjualan didominasi

oleh rokok kretek ( rokok yang dibuat dengan campuran tembakau, dan

cengkeh). Antara 2013 dan 2014, pasar rokok Indonesia tumbuh

hampir 8%. Perusahaan rokok terkemuka di Indonesia adalah

sampoerna, yang diakuisisi oleh PMI pada tahun 2015 telah

mendapatkan persebaran pasar terbesar di Indonesia mengalahkan

perusahaan milik negeri. Beberapa perusahaan TTC mencoba untuk

membuat keuntungan di Indonesia.

Berikut daftar merk rokok yang ada di Indonesia:

a. Malboro Merah 20

b. Malboro Light 20

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: ANALISIS PERILAKU MEROKOK PADA PEROKOK DI BUMIJO …

13

c. Malboro Black Menthol 20

d. Dunhil Merah 20

e. Dunhil Light 20

f. Dunhil Mild 20

g. Dunhil Switch 20

h. Gudang Garam Surya 16

i. Gudang Garam Surya 12

j. Gudang Garam Internasional 12

k. Gudang Garam Profesional 16

l. LA Lights 16 (Djarum)

m. LA Lights 12 (Djarum)

n. LA Menthol 16 (Djarum)

o. LA Lights Ice 16 (Djarum)

p. Sampoerna Mild 16

q. Sampoerna A Mild 12

r. Sampoerna A Mild Menthol 16

s. Djie Sam Soe 12

t. Djarum Super 16

u. Djarum Super 12

v. Djarum 76 (16)

w. Djarum 76 (12)

x. Djarum Black 16

y. Djarum Black 12

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: ANALISIS PERILAKU MEROKOK PADA PEROKOK DI BUMIJO …

14

C. Penyebab Masyarakat Merokok

1. Penyebab Masyarakat Merokok

Komoditas rokok menurut Barber et al. (2008) dalam Ruhyana

merupakan barang normal karena semakin tinggi harga barang tersebut

maka jumlah permintaannya akan semakin berkurang. Akan tetapi

pengaruh kenaikan harga terhadap permintaan rokok diperkirakan

kecil, artinya elastisitas permintaan karena harganya kecil, karena

barang tersebut bersifat adiktif.

Merokok telah menjadi hal yang wajar dikalangan masyarakat

mulai dari kalangan menengah keatas hingga kalangan menengah

kebawah. Banyak hal yang mempengaruhi masyarakat untuk merokok,

menurut Juniarti (1992) dalam Mu’tadi (2002) dalam Poltekes Depkes

Jakarta I (2012), faktor yang mempengaruhi kebiasaan merokok adalah

sebagai berikut :

a. Pengaruh Orang Tua

Pengaruh orang tua menjadi salah satu penyebab seseorang

menjadi seorang perokok. Karena kebiasaan orang tua merokok

didepan anak maka anak akan meniru kebiasaan orang tuanya, jika

orang tua tidak memberikan pemahaman kepada anak tentang

bahaya yang ditimbulkan dari merokok hal tersebut akan semakin

mempermudah anak untuk meniru kebiasaan orang tuanya

merokok.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: ANALISIS PERILAKU MEROKOK PADA PEROKOK DI BUMIJO …

15

b. Pengaruh teman

Seperti halnya pengaruh orang tua, teman juga sangat

mendominasi seseorang untuk merokok. Karena kita cenderung

lebih sering bersama teman, jika kita bersama dengan teman atau

lingkungan yang rata-rata mereka adalah perokok maka orang

tersebut akan cenderung mengikuti kebiasan dari teman dan

lingkungan sekitarnya.

c. Faktor kepribadian

Seseorang mencoba untuk merokok karena alasan ingin tahu

atau ingin melepaskan diri dari rasa sakit fisik atau jiwa, dan

membebaskan diri dari kebosanan.

d. Pengaruh iklan

Iklan menjadi salah satu penyebab masyarakat

mengkonsumsi rokok karena melalui iklan tersebut masyarakat

mengetahui berbagai jenis rokok, dan seakan-akan iklan rokok

tersebut justru mengharuskan masyarakat untuk mengkonsumsinya

atau dari pihak produsen justru membangun pemikiran bahwa

seseorang khususnya laki-laki harus merokok, walaupun didalam

bungkus rokok tersebut sudah disertakan beberapa gambar yang

menunjukkan dampak dari merokok.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: ANALISIS PERILAKU MEROKOK PADA PEROKOK DI BUMIJO …

16

2. Strategi perusahaan rokok melakukan regenerasi perokok

a. Iklan langsung

Iklan langsung industri rokok di luar ruang sangat beragam,

dari papan reklame raksasa hingga stiker. Papan reklame raksasa,

papan reklame elektronik dan lampu hias jalan (lampost) di

tempatkan pada posisi strategis yang banyak dilewati dan menarik

perhatian orang, seperti lintasan jalan utama dan jalan tol, pusat

niaga, terminal atau stasiun, bandara udara, tempat rekreasi, pintu

gerbang jalan tol, pintu gerbang perbatasan wilayah, jembatan

penyeberangan, di sekitar kampus atau sekolah, taman kota, halte

bis, tempat pengisian BBM, petunjuk arah, pembatas jalan dan

sebagainya. Sedangkan umbul-umbul ditempatkan di pinggir jalan

utama dengan jumah yang sangat banyak berjejer mendominasi

sepanjang jalan atau tempat-tempat tertentu dimana kegiatan

promosi rokok sedang berlangsung, seperti mall, kampus, stadion

olah raga, gedung pertunjukan. Adapun spanduk, poster dan stiker

seringkali ditempel/dipasang tumpang tindih dan sembarangan, di

sepanjang jalan, dinding, pagar pohon, tiang penyangga jalan tol,

tiang listrik, pembatas jalan dan sebagainya

b. Iklan di Tempat Penjualan Rokok dan Kendaraan

Toko, warung dan kios biasanya menempati posisi yang

strategis di pinggir jalan yang banyak dilewati orang. Selain

menjual rokok, biasanya juga menjual kebutuhan pokok seharihari,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: ANALISIS PERILAKU MEROKOK PADA PEROKOK DI BUMIJO …

17

bahkan makanan, minuman dan jajanan anak-anak. Dengan

mengiklankan rokok di toko, warung atau kios maka akan

menjangkau banyak orang yang berkunjung dan melewati tempat

tersebut. Iklan yang dilakukan dengan mengecat toko, warung dan

kios dengan warna, logo dan nama rokok Rak penjualan biasanya

ditempatkan di dekat kasir dan didesain menarik dengan

menggunakan bahan yang transparan sehingga pembeli dapat

melihat berbagai jenis rokok yang diatur (display) didalamnya

dengan jelas. Di rak penjualan ditempatkan iklan rokok seperti

halnya di papan reklame dengan menggunakan warna (colour

image), logo dan merek rokok. Selain itu, penempatan rak

penjualan rokok juga berdekatan dengan rak penjualan permen dan

coklat yang biasanya dikonsumsi anak-anak. Sedangkan kotak

asongan dan kendaraan (mobil atau motor), seluruh permukaannya

ditempel dengan stiker atau cat dengan warna, logo dan merek

rokok.

c. Promosi Penjualan Rokok

Kegiatan promosi rokok dilakukan bersamaan dengan

berlangsungnya kegiatan sponsorship, pameran, bazar, pesta rakyat

dan perayaan tertentu dengan membuat konter khusus untuk

promosi. Kegiatan promosi ini menawarkan untuk mencoba rasa

rokok baru, harga diskon, bahkan diberikan secara gratis dengan

menukarkan tiket masuk. Kegiatan promosi ini melibatkan sales

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: ANALISIS PERILAKU MEROKOK PADA PEROKOK DI BUMIJO …

18

promotion girl, berpenampilan menarik dan mengenakan pakaian

yang didesain sama dengan warna rokok (colour image). Industri

rokok juga memanfaatkan kegiatan promosi ini untuk lebih

mendekatkan diri kepada masyarakat dengan mengadakan aneka

games yang bisa diikuti oleh siapa saja, bahkan anakanak

sekalipun. Para pemenang games akan mendapat hadiah berupa

barang-barang fungsional yang didesain dengan logo, warna atau

merek rokok. Seperti, T-shirt, payung, cangkir, jam dinding, tas,

topi, diary, ballpoint dan lain-lain.

d. Sponsorship

Mensponsori sebuah event merupakan salah satu strategi

andalan industri rokok dalam memasarkan produk dan mendekati

target pasar mereka. Dengan mensponsori sebuah event (acara

musik, pameran seni, promosi film, pesta rakyat dan lainnya),

maka memungkinkan bagi industri rokok untuk berinteraksi secara

langsung dengan target pasar mereka.

D. Bahaya Konsumsi Rokok

1. Jenis Rokok

Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah perokok

terbanyak didunia, dikarenakan beberapa hal salah satunya adalah

karena harga rokok yang murah dan banyaknya petani tembakau di

Indonesia, dari banyaknya rokok atau tembakau yang diproduksi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: ANALISIS PERILAKU MEROKOK PADA PEROKOK DI BUMIJO …

19

menyebabkan berbagai jenis rokok bermunculan, berikut beberapa

jenis rokok yang ada di Indonesia:

a. Rokok Putih

Rokok putih adalah rokok yang hanya berisi daun tembakau yang

dicacah dan diberi aroma tertentu. Kandungan nikotin dan tar pada

rokok mild ini berbeda-beda tergantung merk rokok. Rata-rata,

rokok mild yang ada di pasaran mengandung 0,8-1,1 mg nikotin

dan 10-18 mg tar. Jumlah kandungan nikotin dan tar pada setiap

batang rokok mild memang lebih rendah dari batas maksimal yang

telah ditetapkan di Indonesia.

b. Rokok Kretek

Rokok kretek adalah rokok yang berisikan daun tembakau dan

cengkeh. Disebut rokok kretek karena mengeluarkan bunyi

“kretek..kretek..” ketika telah dibakar. Jumlah kandungan rokok

kretek cukup bervariasi. Ada rokok kretek yang memiliki

kandungan nikotin dan tar yang rendah yaitu 0,1-0,85 mg nikotin

dan 0,98-19,93 mg tar per batang rokok. Akan tetapi, ada pula

rokok kretek yang mengandung lebih dari batas maksimal dan

cukup tinggi. Ada rokok kretek yang mengandung nikotin hingga

4,04 mg/ batang dan tar sebanyak 57,26 mg/ batang. Secara rata-

rata, rokok kretek yang merupakan rokok khas Indonesia memiliki

rata-rata jumlah kandungan nikotin. Pada sigaret kretek tangan,

rata-rata kandungan nikotin adalah 2,11 mg/ batang dan kandungan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: ANALISIS PERILAKU MEROKOK PADA PEROKOK DI BUMIJO …

20

tar sebesar 41,09 mg/ batang. Pada sigaret kretek mesin,

kandungan nikotin dan tar memang lebih rendah. Rata-rata

kandungan pada rokok sigaret kretek mesin adalah 1,38 mg nikotin

dan 23,7 mg tar untuk setiap batang rokok.

c. Rokok Cerutu

Cerutu adalah rokok yang merupakan gulungan daun tembakau.

Jadi, cerutu tidak berisi cacahan daun tembakau melainkan daun

tembakau utuh yang telah dikeringkan. Cerutu mengandung nikotin

dan tar yang paling tinggi. Bayangkan, kandungan nikotin pada

cerutu adalah 10 kali lipat dan kandungan tar sebanyak 2 kali lipat

dari rokok filer. Cerutu yang paling terkenal adalah cerutu kuba

dan harganya cukup mahal.

d. Rokok Elektrik

Rokok elektrik adalah rokok yang menggunakan larutan nikotin

dan campuran zat lain untuk kemudian dipanaskan. Rokok elektrik

atau vape diklaim memiliki kandungan nikotin yang rendah yaitu 0

mg. Meskipun ada juga rokok elektrik yang memiliki kandungan

nikotin sebanyak 6 mg, 11 mg, 16 mg, dan 30 mg per satu ml

cairan.

e. Shisha

Shisha atau hookah adalah rokok khas Timur Tengah yang hampir

mirip dengan rokok elektrik karena sama-sama menggunakan

larutan yang kemudian dipanaskan. Kandungan nikotin dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: ANALISIS PERILAKU MEROKOK PADA PEROKOK DI BUMIJO …

21

cairan shisha adalah 0,8 mg/ml, sedangkan kandungan tar di dalam

70 L asap shisha adalah 319 mg. Jumlah kandungan nikotin pada

shisha memang terbilang rendah tetapi tidak pada kandungan tar.

Selain itu, shisha sebenarnya lebih berbahaya daripada rokok

karena perokok shisha bisa menghirup lebih banyak asap dari

perokok batangan, yaitu hingga 50 sampai 80 L asap setiap kali.

Angka ini sepuluh kali lipat daripada perokok batang yang hanya

menghirup 0,5 sampai 0,8 L asap.

Mengkonsumsi rokok tentunya akan menimbulkan berbagai

penyakit, seharusnya sudah menjadi hal umum yang wajib diketahui oleh

masyarakat terutama para perokok. Salah satu penyakit berbahaya yang

ditimbulkan dari konsumsi rokok secara berlebihan adalah kanker.

Menurut Dr. dr. Sita Andarini, PhD, SpP(K), Pulmonologist dari Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia, kanker yang ditimbulkan dari

kebiasaan merokok itu berbeda-beda, tergantung dari jenis rokok yang

diisap. Menurutnya semua jenis rokok itu berbahaya, tapi kretek lebih

berbahaya lagi. Rokok jenis ini diberi spice atau cengkeh yang

mengandung minyak atsiri.

Kandungan di dalam minyak inilah yang dapat memicu timbulnya

sel kanker jika dihisap secara terus-menerus. Sita menjelaskan, kanker

yang disebabkan oleh rokok kretek meliputi kanker mulut hingga rongga

besar. Sementara untuk rokok filter sendiri, cenderung menyasar sistem

darah perifer sehingga bisa memicu kanker adenokarsinoma. Jadi, pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: ANALISIS PERILAKU MEROKOK PADA PEROKOK DI BUMIJO …

22

dasarnya semua rokok memilik dampak yang buruk bagi kesehatan karena

adanya kandungan nikotin dan tar yang tidak baik bagi kesehatan.

2. Kesempatan yang Hilang Akibat Konsumsi Rokok

Peningkatan konsumsi rokok berdampak pada makin tingginya

beban penyakit akibat rokok dan bertambahnya angka kematian.

Dampak yang dirasakan akibat dari kebiasaan merokok adalah

timbulnya penyakit, maka akan timbul beban biaya untuk pengobatan

maupun biaya yang hilang akibat tidak dapat bekerja atau beraktivitas.

Merokok dalam jangka pendek juga berdampak pada menurunnya

standar hidup rumah tangga dengan teralihkannya sumber pendapatan

rumah tangga untuk kebutuhan dasar. Pengeluaran rokok dapat

mengurangi status kecukupan gizi bagi rumah tangga berpenghasilan

rendah karena berkurangnya alokasi pengeluaran untuk makanan dan

perawatan kesehatan. Besarnya alokasi pengeluaran tembakau pada

rumah tangga miskin dengan mengorbankan kebutuhan pokok, juga

berdampak pada status gizi anak. Lebih dari 70 juta orang dewasa di

Indonesia merokok secara rutin dan 90% diantaranya merokok di

rumah dan disekitar anaknya (Thabrany, 2012).

Hasil penelitian diberbagai negara didunia menunjukkan bahwa

kebiasaan merokok dikalangan mereka yang miskin berhubungan

dengan banyaknya kasus gizi buruk yang dialami anak-anak (Semba et

al. 2007; Collishaw 2010). Sumber pendapatan rumah tangga miskin

yang terbatas ketika dibelanjakan untuk konsumsi tembakau, maka

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: ANALISIS PERILAKU MEROKOK PADA PEROKOK DI BUMIJO …

23

dipastikan akan mengorbankan kebutuhan pokok rumah tangga yang

jauh lebih bermanfaat.

3. Konsumsi Rokok dan Lingkaran Kemiskinan

Konsumsi rokok pada masyarakat berpenghasilan rendah sudah

menjadi sebuah kebiasaan yang nantinya akan berpengaruh pada

kondisi ekonomi dari para perokok tersebut. Hal ini dari beberapa fakta

jika masyarakat mengkonsumsi rokok secara berlebihan akan

berpengaruh pada kurangnya alokasi pemenuhan kebutuhan barang

dasar (sandang, pangan dan papan), kebutuhan kesehatan dan

pendidikan yang berujung pada keterbatasan ekonomi. Kebiasaan

merokok akan berdampak pada buruknya kondisi kesehatan, dampak

dari konsumsi tembakau terhadap kesehatan dimasa yang akan datang

akan berdampak pada human capital yang rendah (rokok

menyebabkan berbagai penyakit bahkan kematian). Human capital

yang rendah ini menyebabkan tingkat produktivitas yang rendah,

dengan rendahnya produktivitas masyarakat akan sulit memperoleh

penghasilan yang layak. Kebiasaan merokok dikalangan masyarakat

berpenghasilan rendah ini nantinya dapat menyebabkan sulitnya

mereka untuk keluar dari lingkaran kemiskinan.

E. Regulasi Produksi dan Konsumsi Rokok

Regulasi terkait industri rokok dalam negeri maupun internasional

makin ketat karena pertimbangan perlindungan konsumen dan kesehatan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: ANALISIS PERILAKU MEROKOK PADA PEROKOK DI BUMIJO …

24

Kondisi ini menyebabkan industri rokok nasional tertekan. Pemerintah

akan membatasi produksi rokok dalam negeri mulai tahun 2015 menjadi

hanya sekitar 260 miliar batang, sejalan dengan “roadmap” industry hasil

tembakau (IHT) 2007-2020 hal tersebut disampaikan oleh Direktur

Industri Minuman dan Tembakau Departemen Perindustrian Warsono di

Jakarta. Peraturan pemerintah ini dirasa sangat mematikan oleh para

produsen / pabrik rokok di Indonesia. Tidak bisa dipungkiri cukai rokok

adalah pendapatan terbesar bagi negara tetapi dari kacamata produsen

rokok pemerintah tidak memberikan kebijakan yang layak untuk para

produsen rokok dengan adanyab pemerintah yang seperti itu.

Regulasi konsumsi rokok dirasa perlu untuk lebih ditekankan,

karena pada kenyataannya tingkat kesadaran masyarakat akan bahaya

konsumsi rokok masih sangat rendah. Jadi, pemerintah perlu lebih ketat

dalam pengendalian konsumsi rokok. Pengendalian konsumsi rokok ini

dapat dilakukan dengan cara membatasi jumlah iklan rokok, membatasi

sponsorship rokok diberbagai event, menaikkan harga rokok secara

signifikan, atau dengan menggunakan cara tidak menampilkan rokok

dalam iklan rokok. Hal semacam ini sudah dilakukan oleh pemerintah

terlihat dari ada beberapa iklan rokok yang tidak menampilkan seseorang

sedang merokok.

Untuk menyelesaikan permasalahan ini pemerintah telah berupaya

dengan mengeluarkan beberapa kebijakan yang berfokus pada

pengamanan rokok terhadap dampak kesehatan, diantaranya adalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: ANALISIS PERILAKU MEROKOK PADA PEROKOK DI BUMIJO …

25

1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen

Yaitu segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk

member perlindungan kepada konsumen, konsumen yang dimaksud

adalah setiap orang yang menggunakan barang atau jasa yang tersedia

dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang

lain dan tidak untuk diperdagangkan. Meskipun undang-undang ini

tidak secara khusus mengatur tentang pengamanan tembakau terkait

dengan bahaya rokok, tetapi undang-undang ini mewajibkan pemerintah

untuk melindungi warganya dari segala ancaman termasuk kesehatan

warganya.

2. Undang-Undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009

Undang-Undang ini dibuat dengan salah satu pertimbangn bahwa setiap

hal yang menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan pada masyarakat

Indonesia akan menimbulkan kerugian ekonomi bagi negara, dan setiap

upaya peningkatan derajad kesehatan masyarakat dapat berarti sebagai

investasi bagi pembagunan negara. Pasal 116 disebutkan bahwa

ketentuan lebih lanjut mengenai pengaman bahan yang mengandung zat

adiktif ditetapkan dalam peraturan pemerintah.

3. Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2002 tentang pengamanan

tembakau

Peraturan ini merupakan kebijakn yang dibuat pemerintah untuk

melaksanakan ketentuan pasal 116 undang-undang nomor 39 tahun

2009 tentang kesehatan. Undang-undang nomor 3.9 tahun 2012

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: ANALISIS PERILAKU MEROKOK PADA PEROKOK DI BUMIJO …

26

mengatur tentang bahan yang mengandung zat adiktif, iklan niaga

produk tembakau, spomsor produk tembakau, label dan kemasan

produk tembakau. Dasar hukum yang digunakan dalam peraturan

pemerintah ini adalah pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945 dan Undang-Undang Nomor 36 Tahun

2009 tentang kesehatan (Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun

2009 Nomor 144, Tambahan Lembaga Negara Republik Indonesia

Nomor 5063).

Dalam peraturan pemerintah ini disebutkan tidak ada larangan

mengenai penjualan rokok di Indonesia. Namun disebutkan beberapa

bentuk pengaman penjualan termasuk pembatan iklan produk tembakau

di Indonesia agar tidak terlalu luas seperti yang terjadi di Indonesia saat

ini dan sebelumnya. Hal ini bertujuan agar hukum mengenai penjualan

produk tembakaudi Indonesia menjadi tegas, jelas dan memiliki batas.

Beberapa pasal dalam PP Nomor 109 Tahun 2012 mengenai tujuan

pengamanan tembakau adalah :

a.) Pasal 2 ayat (1) PP Nomor 109 Tahun 2012

Penyelenggaraan pengamanan penggunaan bahan yang mengandung

zat adiktif berupa tembakau bagi kesehatan diarahkan agar tidak

menganggu dan membahayakan kesehatan perseorangan, kelurga,

masyarakat dan lingkungan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: ANALISIS PERILAKU MEROKOK PADA PEROKOK DI BUMIJO …

27

b.) Pasal 2 ayat (2)

Penyelenggaraan pengamanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

bertujuan untuk :

1.) Melindungi kesehatan perseorangan, keluarga, masyarakat dan

lingkungan dari bahaya bahan yang mengandung karsinogen dan

zat adiktif dalam produk tembakau yang dapat menyebabkan

penyakit, kematian, dan menurunkan kualitas hidup.

2.) Melindungi penduduk usia produktif, anak, remaja dan perempuan

hamil dari dorngan lingkungan dan pengaruh iklan atau promosi

untuk inisiasi penggunaan dan ketergantungan terhadap bahan yang

mengandung zat adiktif berupa hidup tanpa tembakau.

3.) Meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan masyarakat terhadap

bahaya merokok dan manfaat hidup tanpa rokok.

4.) Melindungi kesehatan masyarakat dari asap rokok orang lain.

Dalam aturan pemerintah ini diperjelas perihal mengenai gambar

pembungkus mengandung nilai edukasi dengan tujuan pengamanan.

Dijelaskan pula bahwa pemerintah akan mendukung segala bentuk

pengujian dan penelitian mengeanai rokok. Pemerintah bertanggungjawab

mengatur, menyelenggarakan, membina dan mengawasi pengamanan bahan

yang mengandung zat adiktif berupa produk tembakau bagi kesehatan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: ANALISIS PERILAKU MEROKOK PADA PEROKOK DI BUMIJO …

28

F. Perilaku Konsumsi Rokok Masyarakat

Berdasarakan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 jumlah

prevalensi rokok menurut pendapatan yakni pendapatan termiskin sebesar

43,8% sedangkan pendapatan terkaya sebesar 29,4%. Kemuadian

pravelensi perokok di Indonesia menurut pendidikan adalah tidak tamat

sekolah dasar sebesar 37,7% dan tamat perguruan tinggi sebesar 26,7%.

Untuk proporsi umur lebih dari 10 tahun menurut pekerjaan, yakni

kelompok petani, nelayan dan buruh sebesar 44,5%, sedangkan untuk

pegawai sebesar 33,6% dan wiraswasta sebesar 39,8%. Kemudian menurut

karakteristik proporsi terbanyak perokok aktif stiap hari pada umur 30-34

tahun sebesar 33,4%, umur 35-39 tahun sebesar 32,2%, sedangkan untuk

nproporsi perokok setiap hari pada laki-laki lebih banyak dibandingkan

dengan perokok perempuan yakni 47,5% disbanding 1,1%. Konsumsi

rokok memilik potensi menjebak orang miskin dalam lingkaran setan

kemiskinan dan kesehatan yang buruk. Konsekuensi kesehatan yang

merugikan dri penggunaan tembakau terkonsentrasi lebih banyak pada

kaum miskin (Bbak et al. 1996).

Konsumsi rokok merupakan salah satu masalah atau kekhawatiran

bagi negara berkembang seperti Indonesia, karena tingkat kesadaran

masyarakat akan bahaya merokok masih sangat rendah, adapun beberapa

orang yang menyadari bahayanya mengkonsumsi rokok, mereka tidak

akan berhenti merokok sampai mereka merasakan akibatnya seperti

terserang suatu penyakit akibat merokok. Sebagian besar perokok aktif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: ANALISIS PERILAKU MEROKOK PADA PEROKOK DI BUMIJO …

29

justru berasal dari golongan masyarakat menengah kebawah atau

berpenghasilan rendah. Dengan banyaknya masyarakat mengkonsumsi

rokok terutama masyarakat berpenghasilan rendah sedikit banyak juga ikut

serta menyumbang kemiskinan di Indonesia. Menurut BPS kemiskinan di

Indonesia dapat berkurang jika konsumsi rokok di Indonesia juga

berkurang.

Beberapa cara sudah dilakukan oleh pemerintah untuk mengurangi

jumlah konsumsi rokok tersebut, salah satunya adalah dengan

diterbitkannya Undang-undang Cukai yang berisi tentang penetapan tarif

tembakau yang bertujuan untuk menurunkan konsumsi tembakau dan

mengendalikan distribusinya. Peningkatan tarif cukai tembakau adalah

cara yang paling efektif untuk mengurangi kerugian kesehatan dan

ekonomi akibat konsumsi tembakau. Tetapi tetap saja pada kenyataannya

konsumsi rokok di Indonesia tetap meningkat. Komoditas rokok Barber et

al (2008) merupakan barang normal karena semakin tinggi harga barang

tersebut maka jumlah permintaannya akan semakin berkurang. Akan tetapi

pengaruh kenaikkan harga terhadap permintaan rokok diperkirakan kecil,

artinya elastisitas permintaan karena harganya kecil, karena barang

tersebut bersifat adiktif (Hidayat & Thabrany 2010).

G. Kebijakan Mengatasi Konsumsi Rokok yang Tinggi

Tingginya tingkat konsumsi rokok oleh masyarakat cukup

membuat resah pemerintah karena dapat meyebabkan berbagai macam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: ANALISIS PERILAKU MEROKOK PADA PEROKOK DI BUMIJO …

30

masalah, dari masalah kesehatan hingga masalah ekonomi dalam

masyarakat. Karena tingkat konsumsi rokok yang relatif tinggi pemerintah

telah memberikan beberapa kebijakan dan solusi agar tingkat konsumsi

rokok dapat berkurang, salah satu kebijakannya seperti yang tercantum

dalam Undang-Undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009 tentang

Pengamanan Produk Tembakau sebagai Zat Adiktif bagi kesehatan yang

terdapat dalam pasal 114 bahwa setiap orang yang memproduksi atau

memasukkan rokok ke wilayah Indonesia wajib mencantumkan peringatan

kesehatan.

Dalam peringatan kesehatan ini produsen dapat mencantumkan

bahaya yang ditimbulkan dari mengkonsumsi rokok seperti, penyakit apa

saja yang dapat timbul jika mengkonsumsi rokok dan produsen dapat pula

mencantumkan gambar yang menjelaskan bahaya apa saja yang

ditimbulkan dari mengkonsumsi rokok tersebut.

Selain kebijakan diatas pemerintah juga sudah mulai melakukan

beberapa hal yang diharapkan dapat menurunkan tingkat atau jumlah

konsumsi rokok oleh masyarakat, antara lain :

1. Menaikkan harga rokok.

2. Membatasi produksi rokok dalam jumlah besar.

3. Melakukan penyuluhan ketengayh masyarakat secara intensif dengan

berbagai media.

4. Menetapkan peraturan yang lebih ketat terhadap segala bentuk iklan,

sponsor dan sarana promosi lainnya terutama didaerah yang tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: ANALISIS PERILAKU MEROKOK PADA PEROKOK DI BUMIJO …

31

terdapat industri rokok dan bukan penghasil tembakau, karena akan

membebani anggaran pemerintah daerah dalam menanggulangi

dampak buruk akibat rokok.

H. Hal yang Dilakukan Perokok Jika Dikeluarkannya Kebijakan

Menaikkan Harga Rokok

Baru-baru ini pemerintah telah mengeluarkan wacana bahwa harga

rokok akan dinaikkan menjadi Rp. 50.000,- per bungkus. Wacana tersebut

dikeluarkan dengan banyak pertimbangan salah satunya yaitu jumlah

perokok di Indonesia sudah mencapai angka yang sangat tinggi yaitu

mencapai 34-35% dari jumlah penduduk. Dengan menaikkan harga rokok

pemerintah berharap nantinya jumlah perokok di Indonesia akan

berkurang.

Respon masyarakat terutama perokok sangat menentang akan

adanya wacana tersebut. Wacana kenaikkan ropkok berawal dari penelitian

yang dilakukan oleh Profesor Hasbullah Yhabrany, Kepala Pusat Kajian

Ekonomi dan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Indonesia.

Tujuan yang ingin dicapai yaitu meminimalisir jumlah perokok di

Indonesia terutama pelajar dan kalangan yang perekonomiannya

menengah kebawah (kalangan miskin). Dari penelitian yang dilakukan

sejak Desember 2015 sampai Januari 2016 memeperoleh hasil yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: ANALISIS PERILAKU MEROKOK PADA PEROKOK DI BUMIJO …

32

berasal dari responden sejumlah 1000 orang, 82% responden setuju jika

harga rokok dinaikkan.

Wacana tersebut telah menimbulkan pro dan kontra dikalangan

masyarakat, ada beberapa masyarakat yang setuju jika harga rokok

dinaikkan dan adapula yang tidak setuju terutama dari kalangan perokok

dengan penghasilan rendah. Ada beberapa kemungkinan yang dapat terjadi

jika harga rokok dinaikkan, salah satunya adalah sebagai berikut :

1. Mengkonsumsi rokok dari hasil penanaman tembakau sendiri.

2. Membeli rokok ilegal yang tidak membayar cukai pada negara.

Ketika konsumsi rokok ilegal meningkat maka jumlah produksi rokok

di perusahaan-perusahaan rokok ilegal akan meningkat yang menyebabkan

perusahaan legal akan mengalami kemerosotan dari segi produksi yang

mana akan mempengaruhi pendapatan negara. Akibat lain yang

ditimbulkan dari naiknya harga rokok adalah akan semakin banyak jumlah

pengangguran dikarenakan banyak pabrik legal yang mengalami

kebangruktan. Hal ini akan berpengaruh terhadap pendapatan pabrik

tersebut, jika perusahaan bangkrut, maka perusahaan tentu akan

melakukan PHK terhadap karyawannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: ANALISIS PERILAKU MEROKOK PADA PEROKOK DI BUMIJO …

33

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian diskriptif karena suatu

metode penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan fenomena-

fenomena yang ada dan berlangsung saat ini atau saat yang lampau.

Penelitian ini tidak mengadakan manipulasi atau pengubahan pada

variabel bebas, tetapi menggambarkan suatu kondisi apa adanya.

Penggambaran kondisi bisa individual atau menggunakan angka-angka

(Sukmadinata).

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Metode survei

dipilih sebagai sumber data primer. Metode survei fokus pada

pengumpulan data responden yang memiliki informais tertentu sehingga

memungkinkan peneliti untuk menyelesaikan masalah. Pengumpulan data

dilakukan menggunakan kuesioner atau angket.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat : Kecamatan Jetis, Bumijo, Pingit, Yogyakarta

2. Waktu : September 2018

C. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah masyarakat dengan jenis

pekerjaan sebagai tukang becak, tukang parkir, pedagang asongan di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: ANALISIS PERILAKU MEROKOK PADA PEROKOK DI BUMIJO …

34

daerah Kecamatan Bumijo Jetis Yogyakarta yang berjumlah 50 orang.

Objek penelitian yaitu perilaku konsumsi rokok pada masyarakat.

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi dalam penelitian ini yaitu pekerja berpenghasilan rendah

seperti buruh, tukang becak, tukang parkir, pedagang asongan.

2. Sampel Penelitian

Sampel penelitian adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang

dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2010: 62). Pengambilan sampel

dalam penelitian ini dengan teknik non probability sampling yaitu

quota sampling. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 50 orang

yang meliputi tukang becak, tukang parkir, pedagang asongan.

3. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah quota

sampling. Quota sampling Menurut Margono (2004: 127)

dalam teknik ini jumlah populasi tidak diperhitungkan akan tetapi

diklasifikasikan dalam beberapa kelompok. Sampel diambil dengan

memberikan jatah atau quorum tertentu terhadap kelompok.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: ANALISIS PERILAKU MEROKOK PADA PEROKOK DI BUMIJO …

35

Pengumpulan data dilakukan langsung pada unit sampling. Setelah

kuota terpenuhi, pengumpulan data dihentikan.

E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

1. Definisi Operasional

Untuk memberikan pemahaman pada variabel penelitian ini maka,

variabel penelitian dalam penelitian ini didefinisikan secara operasional

sebagai berikut.

a. Perilaku Konsumsi Rokok Masyarakat

Menurut Ogawa (dalam triyanti, 2006) dahulu perilaku merokok

disebut sebagai suatu kebiasaan atau ketagihan, akan tetapi dewasa

ini merokok disebut sebagai tobacco dependency yang dapat

didefinisikan sebagai perilaku penggunaan tembakau yang

menetap, biasanya lebih dari setengah bungkus per hari, dengan

adanya tambahan distress yang disebabkan oleh kebutuhan akan

tembakau secara berulang-ulang. Perilaku konsumsi rokok

dikategorikan menjadi 4 kategori yaitu:

1) Perokok ringan : <6 batang per hari

2) Perokok sedang : 6-12 batang per hari

3) Perokok berat : 13-24 batang per hari

4) Perokok sangat berat : >24 batang per hari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: ANALISIS PERILAKU MEROKOK PADA PEROKOK DI BUMIJO …

36

b. Biaya Konsumsi Rokok Per Bulan

Konsumsi menurut Mankiw (2000) “Konsumsi adalah

barang atau jasa yang dibeli oleh rumah tangga konsumsi terdiri

dari barang tidak tahan lama (Non Durable Goods) pertama adalah

barang yang habis dipakai dalam waktu pendek, seperti makanan

dan pakaian, Kedua adalah barang tahan lama (Durable Goods)

adalah barang yang dimiliki usia panjang seperti mobil, televisi,

alat-alat elektronik, Ketiga adalah jasa (Services) meliputi

pekerjaan yang dilakukan untuk konsumen oleh individu dan

perusahaan seperti potong rambut dan berobat ke dokter”.

Biaya konsumsi rokok yang dimaksud dalam penelitian ini

adalah beban atau sejumlah uang yang digunakan seseorang untuk

membeli atau mengkonsumsi rokok per bulan. Berikut klasifikasi

biaya rokok yang dikeluarkan selama satu bulan berdasarkan

jumlah batang rokok yang dihabiskan :

1) < 6 batang per hari

2) 6-12 batang per hari

3) 13-24 batang per hari

4) >24 batang per hari

c. Proporsi Penghasilan yang Digunakan Untuk Konsumsi Rokok

Banyaknya rokok yang dikonsumsi oleh perokok mengakibatkan

banyaknya proporsi penghasilan yang dialokasikan untuk

memenuhi kebutuhan merokok tersebut. Dalam penelitian ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: ANALISIS PERILAKU MEROKOK PADA PEROKOK DI BUMIJO …

37

proporsi penghasilan yang digunakan untuk konsumsi rokok

diklasifikasikan menjadi (dalam presentase):

1) ,25% dari pendapatan

2) 25-50% dari pendapatan

3) 51-75% dari pendapatan

4) >75% dari pendapatan

d. Faktor pendorong Untuk Berhenti Merokok

Faktor pendorong seseorang untuk berhenti meorkok dapat berasal

dari beberapa faktor, dalam penelitian ini faktor tersebut

diklasifikasikan menjadi faktor ekonomi dan faktor kesehatan.

2. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari

orang, objek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. Dalam penelitian ini variable penelitian terdiri dari

merk rokok, biaya konsumsi dan harga rokok.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan

kuesioner. Kuesioner merupakan suatu teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara member seperangkat pertanyaan tertulis kepda

responden untuk dijawab (Sugiono, 2012: 199). Dalam hal ini responden

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: ANALISIS PERILAKU MEROKOK PADA PEROKOK DI BUMIJO …

38

hanya menjawab dengan cara member tanda tertentu pada alternatif

jawaban yang disediakan.

Untuk penelitian ini peneliti menggunakan instrumen berupa

keusioner mengenai tanggapan masyarakat mnegenai rokok dan pola atau

kebiasaan mereka mengkonsumsi rokok.

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data untuk penelitian ini menggunakan teknik

diskriptif kuantitatif yang bertujuan menjelaskan fenomena yang ada

dengan menggambarkan angka-angka untuk mencandarkan karakteristik

individu atau kelompok (Syamsudin & Damiyanti: 2011). Penelitian ini

menilai sifat dan kondisi yang tampak, tujuan dalam penelitian ini dibatasi

untuk menggambarkan karakteristik sesuatu sebagaimana adanya. Tahap-

tahap pengolahan data hasil penelitian yaitu :

1. Pemeriksaan kelengkapan jawaban, yaitu data yang diperoleh akan

diperiksa kembali.

2. Tally, yaitu menghitung jumlah atau frekuensi dari masing-masing

jawaban.

3. Menghitung presentase dari jawaban responden dengan menggunakan

rumus.

Dimana :

P : Persentase

P = f/N x 100%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: ANALISIS PERILAKU MEROKOK PADA PEROKOK DI BUMIJO …

39

f : Frekuensi

N : Jumlah sampel yang diolah

4. Mendeskriptifkan hasil perhitungan jawaban yang telah dibentuk

kedalam bentuk presentase, sehingga mendapatkan penjelasan yang

kompleks untuk menjawab permasalahan yang ada.

H. Penelitian Terdahulu

Tabel 3.1

Penelitian Terdahulu

No Nama/Judul Variabel & Alat Analisis Hasil

1 Surjono, Nasaruddin Djoko

dan Piping Setyo

Handayani. 2013. Dampak

Pendapatan dan Harga

Rokok Terhadap Konsumsi

Rokok Pada Rumah Tangga

Miskin di Indonesia. Badan

Pendidikan dan Pelatihan

Keuangan Kementrian

Republik Indonesia.

Badan Pendidikan dan

Pelatihan Keuangan

Kementrian Keuangan

Pengeluaran rumah tangga,

harga-harga komoditi.

Linear Aproximation Almost

Ideal Demand System

(LA/AIDS)

Rokok merupakan barang

normal bagi rumah tangga

miskin, ketika ada kenaikan

pendapatan maka konsumsi

rokok akan meningkat.

Permintaan rokok pada rumah

tangga miskin bersifat

inelastis. Ketika terjadi kenikan

harga rokok, maka konsumsi

rokok pada rumah tangga

miskin berkurang sebesar

0,4204 persen (2008), 0,7040

(2009), dan 0,7799 (2010).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: ANALISIS PERILAKU MEROKOK PADA PEROKOK DI BUMIJO …

40

Republik Indonesia.

2 Faktor-faktor yang

mempengaruhi

pengeluaran konsumsi

rokok pada rumah tangga

miskin di Provinsi Aceh.

Penelitian ini dilakukan

oleh Haifa Sari, Sofyan

Syahnur, dan Chenny

Seftrarita dari Universitas

Syiah Kuala Banda Aceh,

Fakultas Ekonomi &

Bisnis, Jurusan Ekonomi

Pembangunan.

metode yang digunakan

untuk analisis data

menggunakan OLS

(Ordinary Least Square)

dengan model regresi

linier berganda

Hasil penelitian tersebut

pengeluaran konsumsi rokok

pada rumah tangga miskin

pada tahun 2010

dipengaruhi oleh dua

variabel bebas yaitu

pendapatan rumah tangga

dan pengeluaran konsumsi

makanan tanpa rokok,

sedangkan pada tahun 2015

terdapat empat variabel

bebas yang berpengaruh

yaitu pendapatan rumah

tangga, pengeluaran

konsumsi makanan tanpa

rokok, pengeluaran

pendidikan dan pengeluaran

kesehatan. Kesimpulannya

pada tahun 2010

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: ANALISIS PERILAKU MEROKOK PADA PEROKOK DI BUMIJO …

41

pengeluaran untuk

pendidikan dan kesehatan

tidak mempengaruhi secara

signifikan terhadap

pengeluaran konsumsi

rokok. Sedangkan tahun

2015 kedua variabel tersebut

berpengaruh secara

signifikan.

3 Analisis pengaruh

konsumsi rokok dengan

kemiskinan di Provinsi

Jawa Tengah. Penelitian

ini dilakukan oleh Agnes

Marisca Dianasari

Hasil penelitiannya ada

pengaruh positif dan

signifikan antara kemiskinan

dan konsumsi rokok, jika

pajak rokok naik maka

konsumsi rokok akan

menurun dan garis

kemiskinan serta pajak

rokok berpengaruh terhadap

tingkat konsumsi rokok

masyarakat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: ANALISIS PERILAKU MEROKOK PADA PEROKOK DI BUMIJO …

42

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Penelitian dilakukan pada bulan September 2018 objek penelitian adalah

masyarakat di daerah Jetis, Bumijo, Pingit, Yogyakarta dengan sampel 50 orang.

Data dalam penelitian ini diperoleh dengan cara menyebarkan instrument berupa

kuesioner kepada masyarakat berpenghasilan rendah.

A. Diskripsi Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer yang

diperoleh dengan cara menyebarkan instrumen penelitian berupa kuesioner..

Berikut ini akan disajikan analisis deskriptif variabel.

1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif yang bertujuan untuk menjelaskan fenomena yang ada

dengan menggambarkan angka-angka untuk mencandarkan karakteristik

individu atau kelompok (Syamsydin & Damiyanti: 2011). Penelitian ini

menilai sifat dan kondisi yang tampak, tujuan dalam penelitian ini dibatasi

untuk menggambarkan karakteristik sesuatu sebagaimana adanya.Berikut

analisis deskriptif mengenai pola konsumsi rokok pada masyarakat

berpenghasilan rendah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: ANALISIS PERILAKU MEROKOK PADA PEROKOK DI BUMIJO …

43

a. Karakteristik Responden

Tabel 4.1

Jenis Kelamin

NO. Jenis Kelamin Frekuensi Persentase

1 Laki – laki 50 100%

2 Perempuan - -

JUMLAH 50 100%

Sumber : data primer, 2018

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah responden

yang mengkonsumsi rokok mayoritas adalah laki-laki dengan

jumlah 50 responden dari total 50 responden atau 100% responden

berjenis kelamin laki-laki.

Tabel 4.2

Pekerjaan

NO Pekerjaan Frekuensi Persentase

1 Tukang Parkir 25 50%

2 Tukang Becak 15 30%

3 Pedagang Asongan 10 20%

JUMLAH 50 100%

Sumber : data primer, 2018

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa responden

terbanyak adalah responden dengan pekerjaan tukang parkir

sebesar 50% dengan jumlah 25 orang responden. Sedangkan untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: ANALISIS PERILAKU MEROKOK PADA PEROKOK DI BUMIJO …

44

jumlah terbanyak berikutnya adalah tukang becak dengan jumlah

15 orang responden, dan untuk jumlah terkecil adalah pedagang

asongan dengan jumlah 10 orang atau sebesar 20% dari jumlah

responden.

Tabel 4.3

Usia

NO Usia Frekuensi Persentase

1 20 tahun – 30 tahun 12 24%

2 31 tahun – 40 tahun 10 20%

3 41 tahun – 50 tahun 11 22%

4 50 tahun keatas 17 34%

JUMLAH 50 100%

Sumber : data primer, 2018

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa

pengkonsumsi rokok terbanyak adalah responden dengan rentan

usia sekitar 50 tahun ke atas dengan jumlah frekuensi sebanyak 17

orang dari total 50 orang responden. Sedangkan untuk urutan

kedua adalah perokok dengan rentan usia sekitar 20 tahun sampai

30 tahun dengan jumlah frekuensi sebanyak 12 orang dari total 50

orang responden. Untuk urutan berikutnya adalah perokok dengan

rentan usia antar 41 tahun sampai 50 tahun dan terakhir adalah

perokok dengan rentan usia sekitar 31 tahun sampai 40 tahun

dengan frekuensi sebanyak 10 orang dari total 50 orang responden.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: ANALISIS PERILAKU MEROKOK PADA PEROKOK DI BUMIJO …

45

Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa usia tidak

menentukan atau berpengaruh pada pola konsumsi rokok

seseorang, seseorang dengan usia lebih muda nyatanya merupakan

salah satu jumlah perokok terbanyak dalam penelitian ini.

Tabel 4.4

Usia dan Jenis Pekerjaan

Pekerjaan

Total

Tukang

Parkir

Tukang

Becak

Pedagang

Asongan

Usia 20-30 tahun Count 7 2 3 12

% of

Total

14,0% 4,0% 6,0% 24,0%

31-40 tahun Count 3 6 1 10

% of

Total

6,0% 12,0% 2,0% 20,0%

41-50 tahun Count 6 4 1 11

% of

Total

12,0% 8,0% 2,0% 22,0%

50 tahun ke

atas

Count 9 3 5 17

% of

Total

18,0% 6,0% 10,0% 34,0%

Total Count 25 15 10 50

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: ANALISIS PERILAKU MEROKOK PADA PEROKOK DI BUMIJO …

46

% of

Total

50,0% 30,0% 20,0% 100,0%

Sumber: data primer, 2018

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa perokok yang

berusia 20–30 tahun sebagian besar bekerja sebagai tukang parkir, pada

usia 31–40 tahun jenis perkerjaan terbanyak adalah tukang becak, pada

rentan usia 41–50 tahun jenis pekerjaan terbanyak adalah tukang parkir

dan terakhir pada rentan uisa 50 tahun ke atas jenis pekerjaan terbanyak

adalah sebagai tukang parkir dengan jumlah 9 orang.

b. Biaya konsumsi yang dikeluarkan per bulan

Tabel 4.5

Biaya Konsumsi Rokok per Bulan

No Jumlah Konsumsi Frekuensi Persentase

1 <6 batang 7 14%

2 6-12 batang 18 36%

3 12-24 batang 25 50%

4 >24 batang - -

JUMLAH 50 100%

Sumber : data primer, 2018

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar

masyarakat mengkonsumsi rokok sebanyak 12 sampai 24 batang per

harinya dengan persentase sebesar 50% dengan total responden

sebanyak 25 orang. Selanjutnya banyaknya rokok yang dikonsumsi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: ANALISIS PERILAKU MEROKOK PADA PEROKOK DI BUMIJO …

47

oleh masyarakat adalah sebanyak 6 sampai 12 batang per hari dengan

presentase sebesar 36% atau setara dengan 18 orang responden, dan

untuk urutan terakhir atau jumlah terkecil yang dikonsumsi oleh

masyarakat adalah kurang dari 6 batang per hari dengan presentase

sebesar 14% atau setara dengan 7 orang responden.

Tabel 4.6

Biaya Konsumsi Rokok dan Merk Rokok

merk_rokok

Total Mallboro Dunhil

Gudang

Garam LA Djarum

Merk

lainnya

Biaya_konsumsi < 6

batang

Count 5 2 0 0 0 0 7

% of

Total

10,0% 4,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 14,0%

6 - 12

batang

Count 1 3 4 5 3 2 18

% of

Total

2,0% 6,0% 8,0% 10,0% 6,0% 4,0% 36,0%

13 -

24

batang

Count 3 3 7 3 3 6 25

% of

Total

6,0% 6,0% 14,0% 6,0% 6,0% 12,0% 50,0%

Total Count 9 8 11 8 6 8 50

% of

Total

18,0% 16,0% 22,0% 16,0% 12,0% 16,0% 100,0%

Sumber: data primer, 2018

Berdasarkan data hasil tabulasi di atas diketahui bahwa biaya

konsumsi rokok terbanyak adalah untuk membeli rokok dengan merk

Gudang Garam sebanyak 13–24 batang per hari atau setara dengan 2

bungkus rokok per hari, selanjutnya adalah merk rokok lainnya seperti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: ANALISIS PERILAKU MEROKOK PADA PEROKOK DI BUMIJO …

48

rokok lintingan atau merk rokok dengan harga yang sangat murah

dikonsumsi oleh masyarakat sebanyak 13–24 batang per hari, dan

jumlah rokok yang paling sedikit dikonsumsi adalah mallboro dengan

jumlah kurang dari 6 batang rokok per hari.

Tabel 4.7

Biaya Konsumsi Rokok dan Jenis Pekerjaan

Pekerjaan

Total

Tukang

Parkir

Tukang

Becak

Pedagang

Asongan

Biaya_konsumsi < 6 batang Count 3 2 2 7

% of

Total

6,0% 4,0% 4,0% 14,0%

6 - 12 batang Count 9 7 2 18

% of

Total

18,0% 14,0% 4,0% 36,0%

13 - 24

batang

Count 13 6 6 25

% of

Total

26,0% 12,0% 12,0% 50,0%

Total Count 25 15 10 50

% of

Total

50,0% 30,0% 20,0% 100,0%

Sumber: data primer, 2018

Berdasarkan data tabulasi di atas, diketahui bahwa biaya

konsumsi berdasarkan jenis pekerjaan terbanyak adalah tukang parkir

dengan total rokok yang dihabiskan dalam sehari sekitar 13–24 batang

atau sekitar 2 bungkus rokok per hari. Berikutnya adalah tukang becak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: ANALISIS PERILAKU MEROKOK PADA PEROKOK DI BUMIJO …

49

dengan jumlah 6–12 batang rokok per hari dan terakhir adalah

pedagang asongan dengan jumlah rokok yang dikonsumsi sebanyak

13–24 batang per hari.

c. Jumlah penghasilan yang digunakan untuk konsumsi rokok

Tabel 4.8

Proporsi Penghasilan yang Digunakan Untuk Konsumsi Rokok

No Pendapatan Frekuensi Persentase

1 <25% dari pendapatan 33 66%

2 25%-50% dari pendapatan 16 32%

3 51%-75% dari pendapatan 1 2%

4 >75% dari pendapatan - -

JUMLAH 50 100%

Sumber : data primer, 2018

Dari tabel di atas jumlah presentase pendapatan terbanyak yang

digunakan untuk membeli rokok dalam satu bulan adalah <25% dari

pendapatan dengan jumlah persentase sebesar 66% dari total 50

responden. Urutan kedua jumlah persentase pendapatan yang

digunakan untuk membeli rokok dalam satu bulan adalah 25% - 50%

dari pendapatan dengan jumlah persentase sebesar 32% dari total 50

orang responden atau sekitar 16 orang. Untuk urutan terakhir jumlah

persentase pendapatan yang digunakan untuk membeli rokok dalam

satu bulan adalah >75% pendapatan dengan jumlah persentase 2% dari

50 orang responden.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: ANALISIS PERILAKU MEROKOK PADA PEROKOK DI BUMIJO …

50

Tabel 4.9

Proporsi Penghasilan dan Biaya Konsumsi Rokok

Biaya_konsumsi

Total

<6

batang

6 - 12

batang

13 -

24

batang

Proporsi_penghasilan <25% dari

pendapatan

Count 3 15 15 33

% of

Total

6,0% 30,0% 30,0% 66,0%

25% - 50% dari

pendapatan

Count 3 3 10 16

% of

Total

6,0% 6,0% 20,0% 32,0%

51% - 75% dari

pendapatan

Count 1 0 0 1

% of

Total

2,0% 0,0% 0,0% 2,0%

Total Count 7 18 25 50

% of

Total

14,0% 36,0% 50,0% 100,0%

Sumber: data primer, 2018

Jika kita bandingkan antara biaya konsumsi rokok dan proporsi

penghasilan yang digunakan untuk konsumsi rokok maka diperoleh

data sebagai berikut masyarakat dengan proporsi penghasilan <25%

dari pendapatan menghabiskan sekitar 2 bungkus rokok tiap harinya,

sedangkan masyarakat dengan proporsi penghasilan 25% - 50% dari

pendapatan menghabiskan sekitar 2 bungkus rokok tiap hari, dan untuk

masyarakat dengan proporsi penghasilan 51% - 75% dari pendapatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: ANALISIS PERILAKU MEROKOK PADA PEROKOK DI BUMIJO …

51

hanya menghabiskan kurang dari 6 batang rokok per hari.

d. Faktor yang dapat mendorong seorang perokok berhenti merokok

Tabel 4.10

Faktor Pendorong Untuk Berhenti Merokok

No Penyebab Frekuensi Persentase

1 Faktor Ekonomi 31 62%

2 Faktor Kesehatan 19 38%

JUMLAH 50 100%

Sumber : data primer, 2018

Dari data di atas dapat diketahui jika alasan terbesar seorang

perokok memutuskan untuk berhenti merokok adalah karena faktor

ekonomi dengan jumlah persentase sebesar 62% atau setara dengan 31

orang dari total responden sebanyak 50 orang. Dan alasan kedua

adalah karena faktor kesehatan dengan jumlah persentase sebesar 38%

atau setara dengan 19 orang dari total responden sebanyak 50 orang.

Tabel 4.11

Usia dan Faktor Pendorong Berhenti Merokok

Faktor_pendorong

Total Faktor Eonomi Faktor Kesehatan

Usia 20 - 30 tahun Count 10 2 12

% of Total 20,0% 4,0% 24,0%

31 - 40 tahun Count 6 4 10

% of Total 12,0% 8,0% 20,0%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: ANALISIS PERILAKU MEROKOK PADA PEROKOK DI BUMIJO …

52

41 - 50 tahun Count 5 6 11

% of Total 10,0% 12,0% 22,0%

50 tahun ke atas Count 10 7 17

% of Total 20,0% 14,0% 34,0%

Total Count 31 19 50

% of Total 62,0% 38,0% 100,0%

Sumber: data primer, 2018

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui hasil dari faktor

pendorong berhenti merokok berdasarkan usia didominasi karena

faktor ekonomi dengan jumlah masing-masing 10 responden pada

rentan usia 20–30 tahun, 6 responden pada rentan usia 31–40 tahun, 10

responden pada rentan usia 50 tahun ke atas. Dan untuk rentan usia

41–50 tahun faktor kesehatan menjadi faktor dominan untuk berhenti

merokok.

b. Penyebab masyarakat merokok

Tabel 4.12

Penyebab Masyarakat Mengkonsumsi Rokok

No Penyebab Frekuensi Persentase

1 Enak 27 54%

2 Ikut-ikutan 14 28%

3 Agar dianggap keren 4 8%

4 Iseng 5 10%

JUMLAH 50 100%

Sumber: data primer, 2018

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: ANALISIS PERILAKU MEROKOK PADA PEROKOK DI BUMIJO …

53

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar

responden merokok karena merasakan enak atau nikmat dengan

frekuensi sebanyak 27 orang atau persentase sebesar 54%,

sedangkan sisanya merokok karena ikut-ikutan dengan persentase

sebesar 28% dengan frekuensi 14 responden dari jumlah responden

50 orang, berikutnya responden merokok karena iseng dengan

jumlah presentase sebesar 10% dengan frekuensi sebanyak 5 orang

dari jumlah responden 50 orang, dan penyebab terendah

masyarakat merokok adalah karena ingin dianggap keren dengan

jumlah persentase sebesar 8% atau setara dengan 5 orang

responden dari jumlah responden 50 orang.

Tabel 4.13

Penyebab Merokok dan Usia

Penyebab_Merokok

Total Enak

Ikut-

ikutan Keren Iseng

Usia 20 - 30

tahun

Count 4 4 4 0 12

% of

Total

8,0% 8,0% 8,0% 0,0% 24,0%

31 - 40

tahun

Count 7 2 0 1 10

% of

Total

14,0% 4,0% 0,0% 2,0% 20,0%

41 - 50 Count 4 5 0 2 11

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: ANALISIS PERILAKU MEROKOK PADA PEROKOK DI BUMIJO …

54

tahun % of

Total

8,0% 10,0% 0,0% 4,0% 22,0%

50 tahun

ke atas

Count 12 3 0 2 17

% of

Total

24,0% 6,0% 0,0% 4,0% 34,0%

Total Count 27 14 4 5 50

% of

Total

54,0% 28,0% 8,0% 10,0% 100,0%

Sumber: data primer, 2018

Berdasarkan tabel di atas diketahui data tentang penyebab

merokok dengan usia sebagai berikut: penyebab merokok pada

rentan usia 20–30 tahun adalah karena enak, ikut-ikutan, dan keren

dengan jumlah masing-masing 4 orang; sedangkan pada rentan usia

31–40 tahun penyebab merokok didominasi karena enak dengan

jumlah 7 orang; dan terakhir pada rentan uisa 50 tahun keatas

penyebab merokok didominasi karena enak dengan jumlah 12

orang.

d. Merk rokok yang banyak dikonsumsi masyarakat

Tabel 4.14

Merk Rokok yang Dikonsumsi Masyarakat

No Merk Frekuensi Persentase

1 Mallboro 9 18%

2 Dunhil 8 16%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: ANALISIS PERILAKU MEROKOK PADA PEROKOK DI BUMIJO …

55

3 Gudang Garam 11 22%

4 LA 8 16%

5 Sampoerna - -

6 Djie Sam Soe - -

7 Djarum 6 12%

8 Merk Lainnya 8 16%

JUMLAH 50 100%

Sumber : data primer, 2018

Dapat dilihat jika merk rokok yang terbanyak dikonsumsi

oleh masyarakat adalah rokok dengan merk gudang garam dimana

jumlah persentasenya sebesar 22% dengan jumlah 11 orang dari

total 50 orang responden, Sedangkan untuk urutan kedua merk

rokok yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat berpenghasilan

rendah adalah mallboro dengan persentase sebesar 18% dengan

jumlah 9 orang dari total responden sebanyak 50 orang.

Urutan ketiga merk rokok yang banyak dikonsumsi oleh

masyarakat adalah dunhill, LA dan merk lainnya (merk local atau

rokok lintingan) dengan jumlah persentase sebesar 16% dengan

jumlah 8 orang dari total responden sebanyak 50 orang. Dan untuk

urutan terakhir merk rokok yang dikonsumsi oleh masyarakat

adalah Djarum dengan jumlah persentase sebesar 12% dengan

jumlah 6 orang dari total responden 50 orang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: ANALISIS PERILAKU MEROKOK PADA PEROKOK DI BUMIJO …

56

Tabel 4.15

Merk Rokok dan Jenis Pekerjaan

merk_rokok

Total mallboro dunhil

gudang

garam LA djarum

merk

lainnya

pekerjaan pedagang

asongan

Count 1 3 2 0 2 2 10

% of

Total

2,0% 6,0% 4,0% 0,0% 4,0% 4,0% 20,0%

tukang

becak

Count 2 1 2 6 2 2 15

% of

Total

4,0% 2,0% 4,0% 12,0% 4,0% 4,0% 30,0%

tukang

parkir

Count 6 4 7 2 2 4 25

% of

Total

12,0% 8,0% 14,0% 4,0% 4,0% 8,0% 50,0%

Total Count 9 8 11 8 6 8 50

% of

Total

18,0% 16,0% 22,0% 16,0% 12,0% 16,0% 100,0%

Sumber: data primer, 2018

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa merk rokok yang

sering dikonsumsi oleh masyarakat berdasarkan pekerjaan adalah

sebagai berikut: merk rokok yang sering dikonsumsi oleh tukang

parkir adalah gudang garam dengan total 7 orang, sedangkan merk

rokok yang sering dikonsumsi oleh tukang becak didominasi oleh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: ANALISIS PERILAKU MEROKOK PADA PEROKOK DI BUMIJO …

57

merk rokok LA dengan jumlah 6 orang, dan terakhir merk rokok

yang sering dikonsumsi oleh pedagang asongan adalah dunhill

dengan jumlah 3 orang.

Tabel 4.16

Merk Rokok dan Proporsi Penghasilan

merk_rokok

Total mallboro dunhil

gudang

garam LA djarum

merk

lainnya

proporsi_penghasilan < 25% dari

pendapatan

Count 4 5 8 7 3 6 33

% of

Total

8,0% 10,0% 16,0% 14,0% 6,0% 12,0% 66,0%

25% - 50%

dari

pendapatan

Count 4 3 3 1 3 2 16

% of

Total

8,0% 6,0% 6,0% 2,0% 6,0% 4,0% 32,0%

51% - 75%

dari

pendapatan

Count 1 0 0 0 0 0 1

% of

Total

2,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 2,0%

Total Count 9 8 11 8 6 8 50

% of

Total

18,0% 16,0% 22,0% 16,0% 12,0% 16,0% 100,0%

Sumber: data primer, 2018

Berdasarkan tabel di atas diperoleh data tentang merk rokok

yang sering dikonsumsi oleh masyarakat berdasarkan jumlah

proporsi penghasilan yang digunakan untuk konsumsi rokok

sebagai berikut: masyarakat dengan jumlah proporsi pendapatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: ANALISIS PERILAKU MEROKOK PADA PEROKOK DI BUMIJO …

58

<25% lebih banyak mengkonsumsi rokok dengan merk gudang

garam sebanyak 8 orang lalu disusul dengan LA sebanyak 7 orang,

selanjutnya masyarakat dengan proporsi penghasilan 25% - 50%

lebih sering mengkonsumsi rokok dengan merk mallboro sebanyak

4 orang, dan masyarakat dengan proporsi penghasilan 51% - 75%

mengkonsumsi rokok dengan merk dunhill sejumlah 1 orang.

e. Perokok akan berhenti mengkonsumsi rokok pada tingkat

harga.

Tabel 4.17

Tingkat Harga Perokok akan Berhenti Merokok

No Tingkat Harga Frekuensi Persentase

1 Rp 20.000 – Rp 25.000 5 10%

2 Rp 26.000 – Rp 30.000 11 22%

3 Rp 31.000 – Rp 35.000 14 28%

4 >Rp 35.000 20 40%

JUMLAH 50 100%

Sumber : data primer, 2018

Dari tabel di atas persentase terbesar perokok akan berhenti

merokok terdapat pada tingkat harga >Rp 35.000 dengan jumlah

persentase sebesar 40% dari total 50 orang responden atau sekitar

20 orang. Urutan kedua presentase perokok akan berhenti merokok

terdapat pada tingkat harga Rp 31.000–Rp 35.000 dengan jumlah

persentase sebesar 28% dari 50 orang responden yakni sejumlah 14

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: ANALISIS PERILAKU MEROKOK PADA PEROKOK DI BUMIJO …

59

orang, urutan ketiga pada tingkat harga Rp 26.000–Rp 30.000

dengan jumlah persentase sebesar 22% dari 50 orang responden

yakni sekitar 11 orang dan pada urutan terakhir perokok akan

berhenti merokok pada tingkat harga Rp 20.000–Rp 25.000 dengan

jumlah persentase sebesar 10% dari total 50 orang responden yakni

sekitar 5 orang.

Tabel 4.18

Tingkat Harga Rokok dan Jenis Pekerjaan

tingkat_harga_rokok

Total

Rp

20.000

- Rp

25.000

Rp

26.000

- Rp

30.000

Rp

31.000

- Rp

35.000

>Rp

35.000

pekerjaan tukang parkir Count 4 5 7 9 25

% of

Total

8,0% 10,0% 14,0% 18,0% 50,0%

tukang becak Count 1 5 4 5 15

% of

Total

2,0% 10,0% 8,0% 10,0% 30,0%

pedagang

asongan

Count 0 1 3 6 10

% of

Total

0,0% 2,0% 6,0% 12,0% 20,0%

Total Count 5 11 14 20 50

% of

Total

10,0% 22,0% 28,0% 40,0% 100,0%

Sumber: data primer, 2018

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: ANALISIS PERILAKU MEROKOK PADA PEROKOK DI BUMIJO …

60

Berdasarkan tabel di atas diperoleh data tentang tingkat

harga rokok dan jenis pekerjaan sebagai berikut: masyarakat

dengan jenis pekerjaan sebagai tukang parkir, tukang becak, dan

pedagang asongan akan berhenti merokok pada tingkat harga rokok

mencapai lebih dari Rp 35.000 dengan jumlah masing-masing

responden sebanyak 9, 5, dan 6 responden.

B. Pembahasan

1. Biaya konsumsi rokok yang dikeluarkan per bulan

Dari prenelitian yang telah dilakukan dapat dilihat jumlah rokok

yang dikonsumsi oleh masyarakat terbanyak adalah sejumlah 12 sampai

24 batang per hari dengan persentase sebesar 50% yang berarti setengah

dari responden mengkonsumsi rokok sekitar 12 sampai 24 batang per

harinya atau sekitar 1 bungkus sampai 2 bungkus per harinya. Jika

dijumlahkan total pengeluaran atau biaya yang dikeluarkan dalam sehari

adalah sekitar Rp 18.000 diambil dari harga merk rokok yang paling

banyak dikonsumsi oleh responden (Gudang Garam). Dalam sehari

perokok dapat menghabiskan sejumlah uang berkisar Rp 18.000 jika

diakumulasikan untuk sebulan jumlah yang dikeluarkan menjadi berkisar

antara Rp 540.000. Jumlah yang tidak sedikit tersebut adalah jumlah

minimal karena rokok dengan merk gudang garam termasuk dalam rokok

dengan harga yang cukup terjangkau. Jika kita hitung menggunakan harga

rokok yang paling tinggi yaitu rokok dengan merk Mallboro tentunya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: ANALISIS PERILAKU MEROKOK PADA PEROKOK DI BUMIJO …

61

biaya yang dikeluarkan akan semakin besar. Jika kita akumulasikan maka

akan diperoleh biaya sebesar Rp 24.000 sampai Rp 26.000 per hari jika

kita akumulasikan lagi dalam jangka waktu satu bulan maka akan

diperoleh biaya sebesar Rp 720.000 sampai Rp 780.000 per bulan.

Pengeluaran yang terhitung cukup mengejutkan atau cukup tinggi hanya

untuk biaya konsumsi rokok.

Berdasarkan hasil tabulasi silang antara biaya konsumsi dengan

jenis pekerjaan dan merk rokok dengan jenis pekerjaan, peneliti dapat

mengetahui perkiraan biaya konsumsi yang dikeluarkan oleh masyarakat

selama satu bulan. Pertama adalah tukang parkir, mereka dapat

mengkonsumsi rokok sekitar 13–24 batang per hari, jika dihitung

menggunakan harga merk rokok yang paling sering dikonsumsi (Gudang

Garam dan Mallboro) maka akan diperoleh hasil sebesar Rp 1.080.000 per

bulan dan Rp 2.880.000 per bulan. Sedangkan untuk tukang becak, mereka

dapat mengkonsumsi rokok sekitar 1-2 bungkus per hari, jika

diakumulasikan menggunakan harga rokok yang paling sering dikonsumsi

(LA) maka akan diperoleh nominal sebesar Rp 970.000 hingga Rp

1.140.000 per bulan. Terakhir adalah pedagang asongan, pedagang

asongan dapat mengkonsumsi rokok sekitar 2 bungkus per hari, jika

diakumulasikan menggunakan harga rokok yang paling sering dikonsumsi

maka diperoleh nominal sebesar Rp 1.080.000 per bulan. Dari hasil yang

sudah diperoleh menunjukkan bahwa biaya konsumsi yang dikelurakan

untuk membeli rokok terhitung cukup besar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: ANALISIS PERILAKU MEROKOK PADA PEROKOK DI BUMIJO …

62

2. Jumlah atau proporsi penghasilan yang digunakan untuk membeli

rokok per bulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan proporsi penghasilan

terbanyak yang digunakan untuk membeli atau mengkonsumsi rokok

adalah < 25% dari pendapatan, ada beberapa responden yang masih

menyadari akan kebutuhan pokok yang seharusnya mereka penuhi.

Mereka mengatakan bahwa nomor satu tetap memenuhi kebutuhan pokok

dan sisanya digunakan untuk membeli rokok. Adapula beberapa responden

yang menggunakan 25% sampai 50% dari pendapatannya untuk membeli

rokok, dengan alasan rokok itu penting setara dengan kebutuhan pokok

lainnya, adapula yang mengatakan bahwa dengan merokok mereka

menjadi semangat bekerja dan jika tidak mengkonsumsi rokok mereka

menjadi lemas dan tidak bersemangat, jadi sebisa mungkin mereka tetap

mengutamakan rokok sebagai pengeluaran yang penting atau pokok.

Jika kita tabulasikan antara proporsi penghasilan dengan biaya

konsumsi maka kita akan mengetahui bahwa masyarakat dengan proporsi

pendapatan <25% menghabiskan setidaknya 1 sampai 2 bungkus rokok

per hari, sudah disebutkan sebelumnya bahwa perkiraan akumulasi

pengeluaran untuk konsumsi rokok dihitung dengan harga rokok yang

paling banyak dikonsumsi (Gudang Garam) diperoleh nomimal sebesar Rp

540.000. Jika dikatakan bahwa masyarakat mengalokasikan kurang dari

25% dari pendapatan mereka untuk merokok sejumlah Rp 540.000 maka

dapat diperkirakan total penghasilan mereka selama satu bulan adalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: ANALISIS PERILAKU MEROKOK PADA PEROKOK DI BUMIJO …

63

sekitar Rp 2.160.000, dengan jumlah tersebut tidak bisa dikatakan bahwa

mereka adalah masyarakat dengan penghasilan menengah kebawah.

Sedangkan untuk masyarakat dengan proporsi penghasilan 25% -

50% dari pendapatan dapat menghabiskan sekitar 2 bungkus rokok per

harinya. Jika diakumulasikan menggunakan harga rokok yang paling

banyak dikonsumsi (Gudang Garam) maka akan diperoleh nominal

sebesar Rp 1.080.000 per bulan. Maka dalam sebulan pendapatan mereka

adalah sekitar Rp 4.320.000, jumlah ini setara dengan penghasilan

karyawan ataupun PNS. Jika kita telaah kembali jumlah tersebut bukanlah

jumlah yang wajar untuk penghasilan seseorang dengan status ekonomi

menengah kebawah.

Selanjutnya adalah masyarakat dengan proporsi penghasilan 51% -

75% dari pendapatan hanya menghabiskan atau mengkonsumsi rokok

kurang dari 6 batang per hari, jika diakumulasikan akan diperoleh nominal

sebesar Rp 270.000 per bulan untuk konsumsi rokok. Maka dapat

diperkirakan bahwa penghasilan mereka hanya sebesar Rp 540.000 per

bulan, jumlah ini adalah jumlah yang layak untuk disebut sebagai

penghasilan dari masyarakat berpenghasilan rendah (dalam kriteria miskin

menurut BPS jumlah penghasilan dalam rumah tangga dikatakan miskin

jika kurang dari Rp 600.000 per bulan).

Banyaknya masyarakat yang memasukkan rokok sebagai salah satu

kebutuhan pokok mereka menyebabkan kondisi ekonomi mereka menjadi

tidak stabil, karena alokasi dana yang seharusnya digunakan untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: ANALISIS PERILAKU MEROKOK PADA PEROKOK DI BUMIJO …

64

mencukupi kebutuhan kebutuhan pokok mereka seperti sandang, pangan

dan papan kenyataannya malah digunakan untuk membeli sepuntung

rokok.

Penilitian ini tidak sejalan dengan penelian sebelumnya yang

dilakukan oleh Agnes Marisca Dianasari mahasiswi Universitas Negeri

Semarang, Fakultas Ekonomi, Jurusan Ekonomi Pembangunan. Dalam

penelitiannya disebutkan bahwa jika pajak rokok naik maka konsumsi

rokok akan menurun dan garis kemiskinan serta pajak rokok berpengaruh

terhadap tingkat konsumsi rokok masyarakat. Sedangkan dalam penilian

yang peneliti lakukan adanya kenaikan pajak atau harga rokok tidak terlalu

berpengaruh dengan jumlah konsumsi rokok.

3. Faktor yang mendorong perokok untuk berhenti merokok

Faktor terbesar yang menimbulkan rasa ingin berhenti merokok

adalah karena faktor ekonomi,alasan mereka memilih faktor ekonomi

menjadi faktor utama mereka ingin berhenti merokok adalah karena

banyak dari perokok yang mulai merasakan dampak dari banyaknya

penghasilan yang mereka gunakan untuk membeli rokok yang tentunya

menyebabkan tidak terpenuhinya kebutuhan pokok dalam keluarga. Selain

faktor ekonomi juga terdapat faktor kesehatan, ada beberapa responden

yang mengatakan bahwa faktor kesehatanlah yang menjadi faktor yang

mempengaruhi mereka untuk berhenti merokok. Alasannya karena

beberapa diantara mereka mulai merasakan dampak dari mengkonsumsi

rokok seperti, pernapasan yang mulai terganggu (paru-paru menajdi tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: ANALISIS PERILAKU MEROKOK PADA PEROKOK DI BUMIJO …

65

sehat), karena rokok sendiri menyebabkan banyak penyakit seperti

penyakit jantung, paru-paru, kanker, impotensi dan sebagainya.

Sebenarnya banyak responden yang sudah mengetahui apa akibat

yang ditimbulkan dari mengkonsumsi rokok, seperti menyebabkan

berbagai macam penyakit dan membuat kondisi ekonomi dalam rumah

tangga menjadi tidak stabil karena banyaknya jumlah yang dikeluarkan

untuk membeli rokok tiap harinya. Beberapa diantara mereka juga

memiliki keinginan untuk berhenti merokok dengan berbagai alasan,

diantaranya adalah karena faktor ekonomi dan faktor kesehatan.

Tidak sedikit pula dari mereka yang menyangkal bahwa rokok

sama sekali tidak memberi dampak buruk bagi kesehatan atau kondisi

ekonomi mereka, bahkan ada yang beranggapan bahwa rokok dapat

menjadi obat dan dapat menyembuhkan berbagai penyakit seperti kanker

karena menurutnya didalam rokok terdapat kandungan zat nikotin yang

dapat menangkal munculnya penyakit kanker. Walaupun banyak

responden yang telah mengetahui dampak negative dari mengkonsumsi

rokok, namun mereka tetap memilih untuk terus mengkonsumsi rokok

dengan berbagai alasan.

4. Penyebab masyarakat merokok

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan penyebab terbesar

masyarakat merokok adalah karena mereka merasa rokok itu enak atau

nikmat dikonsumsi, alasan mereka mengatakan enak karena dengan

merokok dapat menghilangkan atau meringankan beban pikiran mereka,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: ANALISIS PERILAKU MEROKOK PADA PEROKOK DI BUMIJO …

66

memberikan inspirasi, menenangkan pikiran ketika sedang ada masalah

dan membuat ketagihan. Selain dikarenakan enak, alasan lainnya adalah

ikut-ikutan teman atau lingkungan mereka tinggal, lingkungan tempat

tinggal atau tempat bekerja sangatlah berpengaruh terhadap pola hidup

mereka atau kebiasaan merokok mereka. Adapula yang mengatakan alasan

mereka merokok adalah karena iseng, awalnya mereka melihat teman yang

merokok dan akhirnya mereka mencoba untuk ikut merokok, setelah

merasakan seperti apa rasanya rokok akhinya menjadi ketagihan.

Berdasarkan data tabulasi silang antara penyebab merokok dengan

usia responden diketahui bahwa pada rentan usia 20–30 tahun alasan

mereka merokok adalah karena enak, pada rentan usia 31–40 tahun alasan

mereka merokok juga didominasi karena enak selanjutnya karena iseng

dan ikut-ikutan, pada rentan usia 41–50 tahun alasan mereka merokok

karena ikut-ikutan disusul karena enak dan iseng, terakhir adalah alasan

merokok pada rentan usia 50 tahun keatas dikarenakan menurut mereka

mengkonsumsi rokok itu enak dengan total responden terbanyak yaitu 12

responden. Berdasarkan data yang diperoleh tidak ada yang memilih

alasan merokok dikarenakan ingin dianggap keren.

Saat ini merokok bukanlah suatu hal aneh melainkan suatu hal

yang wajar kita lihat sehari-hari, banyak orang yang merokok mulai dari

orang muda hingga tua, dari golongan orang berada hingga golongan

orang tidak berada. Seakan-akan rokok adalah makanan wajib bagi

beberapa orang, mereka mengkonsumsi rokok layaknya mengkonsumsi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: ANALISIS PERILAKU MEROKOK PADA PEROKOK DI BUMIJO …

67

makanan pokok sehari-hari. Banyak penyebab seseorang mengkonsmsi

rokok, diantaranya karena adanya faktor dari dalam dan dari luar. Faktor

dari dalam meliputi faktor pengaruh dari orang tua, pengaruh dari teman

dan faktor kepribadian, sedangkan pengaruh dari luar meliputi faktor dari

iklan rokok di masyarakat.

5. Merk rokok yang paling banyak dikonsumsi masyarakat

Di Indonesia terdapat enam perusahaan rokok yang menguasai pangsa

pasar, perusahaan tersebut meliputi PT HM Sampoerna Tbk (HMSP), PT

Gudang Garam Tbk (GGRM), PT Djarum, PT Bentoel Internasional

Investama Tbk (RMBA), PT Nojorono dan PT Wismilak Inti Makmur

(WIIM).

Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan diketahui bahwa merk

rokok yang paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat adalah rokok

dengan merk gudang garam dengan harga berkisar antara Rp 18.000 – Rp

25.000 . Untuk range harga tersebut rokok gudang garam tergolong rokok

yang harganya terjangkau untuk kalangan menengah kebawah. Dan untuk

range harga tertinggi rokok yang dikonsumsi adalah rokok dengan merk

mallboro dengan harga berkisar antara Rp 24.000-Rp 26.000 , dengan

harga yang cukup tinggi masih banyak masyarakat berpenghasilan rendah

yang tetap mengkonsumsi rokok dengan merk tersebut dengan berbagai

alasan salah satunya adalah karena selera.

Jika dikategorikan kembali merk rokok yang sering dikonsumsi oleh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: ANALISIS PERILAKU MEROKOK PADA PEROKOK DI BUMIJO …

68

masyarakat berdasarkan usia dan jenis pekerjaan maka akan diperoleh

hasil sebagai berikut: merk rokok yang paling banyak dikonsumsi oleh

tukang parkir adalah Gudang Garam dan Mallboro dengan jumlah 7 dan 6

responden dengan rentan usia antara 31–50 tahun keatas, selanjutnya merk

rokok yang sering dikonsumsi oleh tukang becak adalah LA dengan

jumlah 6 responden dengan rentan usia antara 20–50 tahun, dan terakhir

adalah merk rokok yang sering dikonsumsi oleh tukang becak adalah

Dunhil dengan jumlah 3 orang responden dengan rentan usia antara 20–50

tahun. Untuk rentan usia 20–30 tahun dan 31–40 tahun merk rokok

Gudang Garam dan Dunhill tidak dikonsumsi sama sekali oleh

masyarakat.

Indonesia merupakan negara dengan jumlah perokok yang cukup

tinggi dengan menempati peringkat ketiga diseluruh dunia setelah India

dan Cina. Dengan keadaan yang seperti ini banyak produsen yang

memanfaatkan keadaan ini dengan berbondong-bondong memproduksi

berbagai macam jenis dan merk rokok. Tidak dapat dipungkiri pula bahwa

sebagian besar pendapatan negara berasal dari bea cukai rokok, hal ini

juga mempersulit pemerintah untuk meminimalisir kebutuhan rokok

masyarakat. Berikut beberapa daftar harga rokok di Indonesia:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: ANALISIS PERILAKU MEROKOK PADA PEROKOK DI BUMIJO …

69

Tabel 4.19

Harga Rokok

No Merk Rokok Harga Rokok

1 LA Rp 19.000 – Rp 21.000

2 Gudang Garam Rp 18.000 – Rp 25.000

3 Djarum Rp 15.000 – Rp 12.000

4 Djie Sam Soe Rp 14.000 – Rp 17.000

5 Sampoerna Rp 15.000 – Rp 20.000

6 Dunhil Rp 18.000 – Rp 20.000

7 Mallboro Rp 24.500 – Rp 25.800

8 Merk Lainnya -

Sumber : data primer, 2018

6. Perokok akan berhenti merokok pada tingkat harga

Selain dikarenakan faktor ekonomi dan faktor kesehatan, perokok

akan berhenti merokok jika harga rokok dinaikkan atau ditingkatkan pada

tingkat harga tertentu. Sebelumnya ramai dikatakan bahwa harga rokok

akan dinaikkan menjadi seharga Rp 50.000 per bungkusnya. Hal tersebut

dilakukan karena pemerintah mulai khawatir dengan banyaknya jumlah

perokok di Indonesia.

Dengan adanya kenaikan harga rokok sebenarnya tidak terlalu

memberikan dampak yang signifikan bagi masyarakat berpenghasilan

rendah. Berdasarkan data yang telah diperoleh diketahui sebanyak 20

responden dari total 50 respoden akan tetap mengkonsumsi rokok jika

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: ANALISIS PERILAKU MEROKOK PADA PEROKOK DI BUMIJO …

70

harga rokok dinaikkan menajdi lebih dari Rp 35.00 per bungkus. Jika

diklasifikan berdasarkan jenis pekerjaan makan akan diketahui berapa

jumlah responden yang akan berhenti merokok pada tingkat harga tertentu,

pertama adalah tukang parkir, jika harga rokok dinaikkan menjadi lebih

dari Rp 35.000 per bungkus sebanyak 9 orang memelilih untuk berhenti

membeli rokok. Selanjutnya adalah tukang becak, jika harga dinaikkan

menjadi lebih dari Rp 35.000 per bungkus sebanyak 5 orang memilih

untuk berhenti merokok dan terakhir adalah pedagang asongan, pada

tingkat harga rokok mencapai lebih dari Rp 35.000 maka mereka akan

berhenti merokok dengan total responden 6 orang.

Hal ini membuat kita bertanya kenapa masyarakat sangat berani

mengelurakan begitu banyak uang hanya untuk membeli rokok. Alasannya

adalah mereka tidak harus membeli rokok langsung satu bungkus, tetapi

mereka dapat membeli rokok dengan cara eceran, jadi harga berapapun

tidak masalah selama rokok masih dijual dan dapat dibeli secara eceran.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh

Nasruddin Djoko Surjono, Piping Setyo Handayani tahun 2013 dengan

judul dampak pendapatan dan harga rokok terhadap tingkat konsumsi

rokok pada rumah tangga miskin di Indonesia, dalam penelitian tersebut

dikatakan bahwa permintaan rokok pada rumah tangga miskin bersifat

inelastis. Ketika terjadi kenikan harga rokok, maka konsumsi rokok pada

rumah tangga miskin berkurang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: ANALISIS PERILAKU MEROKOK PADA PEROKOK DI BUMIJO …

71

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan mengenai pola konsumsi

rokok pada masyarakat berpenghasilan rendah di Yogyakarta, dapat

disimpulkan bahwa :

1. Biaya konsumsi yang dikeluarkan oleh masyarakat untuk

mengkonsumsi rokok selama satu bulan sebesar Rp 540.000.

2. Proporsi penghasilan yang digunakan untuk konsumsi rokok (dalam

persentase) sebesar < 25% dari pendapatan.

3. Faktor yang dapat mendorong seorang perokok dapat berhenti

merokok paling banyak disebabkan oleh faktor ekonomi.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan di atas, terdapat

beberapa saran yang ditemukan oleh penulis untuk pengkonsumsi rokok,

untuk pemerintah dan untu peneliti selanjutnya. Saran akan dikemukakan

penulis sebagai berikut:

1. Bagi Pengkonsumsi Rokok

a. Banyak akibat dari merokok yang sudah dikemukakan oleh

berbagai pihak, seharusnya dengan hal tersebut perokok dapat

mengerti apa saja bahaya yang ditimbulkan dari mengkonsumsi

rokok. Akibat dari merokok tidak hanya dirasakan oleh perokok itu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: ANALISIS PERILAKU MEROKOK PADA PEROKOK DI BUMIJO …

72

sendiri tapi juga membahayakan bagi orang lain disekitar mereka

yang tidak merokok (perokok pasif). Diharapkan para perokok

lebih bijaksana dalam mengkonsumsi rokok selain demi kesehatan

diri sendiri juga demi kesehatan orang disekitar mereka.

b. Perokok harus bisa mengambil keputusan yang bijaksana dalam

mengalokasikan penghasilannya, diharapkan masyarakat perokok

lebih mengutamakan terlebih dahulu kebutuhan pokok dalam

rumah tangga.

2. Bagi Pemerintah

Banyaknya akibat dan dampak negatif dari mengkonsumi rokok

oleh masyarakat seharusnya membuat pemerintah menjadi lebih tegas

dalam membuat perturan tentang larangan merokok. Jika sudah dibuat

perundang-undangan tentang larang mengedarkan dan mengkonsumsi

rokok seharusnya peraturan dilaksanakan dengan tegas, tidak hanya

sekedar mebuat peratura. Pemerintah dimohon untuk memberikan

sanksi yang tegas untuk para pelanggar peraturan tersebut agar mereka

mendapat efek jera dari perbuatannya.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Sebaiknya peneliti selanjutnya lebih memperhatikan dan

memodifikasi instrumen penelitian dengan yang lebih mudah

dimengerti oleh responden, misalnya dengan menggunakan bahasa

yang lebih ringan dan mudah dimengerti oleh responden. Selain itu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: ANALISIS PERILAKU MEROKOK PADA PEROKOK DI BUMIJO …

73

peneliti harus melakukan pendampingan kepada responden dalam

mengisi kuesioner atau melakukan wawancara.

b. Sebaiknya peneliti lebih memperhatikan tentang variable-variabel

yang disebutkan, agar nantinya diperoleh data yang konkrit.

C. Keterbatasan

Peneliti sudah berusaha melakukan penelitian semaksimal mungkin

dalam melakukan penelitian, tetapi peneliti menyadari sepenuhnya bahwa

penelitian yang berjudul pola konsumsi rokok masyarakat berpenghasilan

rendah di Kota Yogyakarta tidak lepas dari berbagai keterbatasan, yaitu:

1. Pengolahan data menggunakan tenik analisis deskriptif sehingga

peneliti tidak dapat mengungkapkan faktor-faktor yang berpengaruh

signifikan terhadap perilaku merokok di kalangan masyarakat

berpenghasilan rendah.

2. Sebagian responden keberatan mengisi kuesioner karena alasan tidak

dapat membaca dan tidak paham dengan hal-hal yang ditanyakan

sehingga peneliti perlu membantu mengisi kuesioner sesuai dengan

hal-hal yang diungkapkan responden meskipun bisa jadi ada unsur

subjektif sesuai pemahaman peneliti.

3. Ada kemungkinan responden tidak memahami pertanyaan mengenai

jumlah proporsi penghasilan.

4. Dalam penelitian tidak ada data mengenai hasil pendapatan dari

responden.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: ANALISIS PERILAKU MEROKOK PADA PEROKOK DI BUMIJO …

74

DAFTAR PUSTAKA

Ahsan, A. 2006. “Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi Terhadap Perilaku Merokok

Individu: Analisis Data Susenas 2004”. Tesis, Jakarta: Universitas

Indonesia.

Anwar, Khairil. 2007. “Analisis Determinan Pengeluaran Konsumsi Rumah

Tangga Masyrakat Miskin Di Kabupaten Aceh Utara”. Tesis. Medan:

Magister Ekonomi Pembangunan USU.

BPS Daerah Istimewa Yogyakarta.2018. Penduduk Miskin Menurut

Kabupaten/Kota di Yogyakarta tahun 2013-2015. BPS. Daerah Istimewa

Yogyakarta

BPS .2018. Konsep Kemiskinan. Daerah Istimewa Yogyakarta.

Chriswardani, et al. 2012. Konsumsi Rokok Rumah Tanga Miskin di Indonesia

dan Penyusunan Agenda Kebijakan. Jurnal Kebijakan Kesehatan

Indonesia, Vol. 1 No. 2: hal. 69-76.

Dumairy.1996. Perekonomian Indonesia. Jakarta:Erlangga

Firdaus, M. dan Tri. S. 2010. Kemiskinan dan Tingginya Konsumsi Rokok: Faktor

Penyebab Sulitnya Implementasi Green Economic di Pulau Jawa.

Diunduh tanggal 8 Juni 2018 Jam

09.10,http://fem.ipb.ac.id/b/orange%20book%203-

green%20economykemiskinan%20dan%20tingginya%20konsumsi%20rok

ok.pdf.

Kemenkes, 2015. InfoDATIN Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan

Republik Indonesia Perilaku Merokok.

Komasari dan Helmi, F. 2000. Faktor-Faktor Penyebab Perilaku Merokok Pada

Remaja. Jurnal Psikologi.

Kementrian Kesehatan. Infodatin. Pusat Data dan Informasi Kementrian

Kesehatan RI. Kementrian Keseharan Republik Indonesia.

Margono. 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Marisca, Agnes. 2016. “Analisis Pengaruh Konsumsi Rokok dengan Kemiskinan

Di Provinsi Jawa Tengah”

Nasruddin, D.S dan Piping S.H. 2013. Dampak Pendapatan dan Harga Rokok

terhadap Tingkat Konsumsi Rokok pada Rumah Tangga Miskin di

Indonesia. Jurnal BPPK, Volume 6 Nomor 2,2013. hal. 19-34

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: ANALISIS PERILAKU MEROKOK PADA PEROKOK DI BUMIJO …

75

Purbasari, Triasgani. 2007. “Strategi pemasaran dalam meningkatkan volume

penjualan pada perusahaan rokok Pt. Djarum Kudus”. Thesis. Program

Pascasarjana Magister Manajemen.

Riskesdas. 2013. Laporan Propinsi Jawa Tengah. Badan Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan. Departemen Kesehatan, Republik Indonesia.

Ruhyana, Nugrahana Fitria. “Konsumsi rokok kepala rumah tangga dan

kebutuhan dasar rumah tangga miskin di Indonesia. Tim Website Bappeda

Kabupaten Sumedang.

Salim, Dharmawan. 2013. “IMC: Promosi, Iklan dan Sponsor Rokok Strategi

Perusahaan Menggiring Remaja untuk Merokok.”

Sugiono, Rusdin. 2018. Metodologi Penelitian Sosial. Bandung:Alfabeta

Suhendra. 2016. Dekatnya Rokok dengan Si Miskin. https://tiro.id/dekatnya-

rokok-dengan-si.miskin-beYv. Diakses 27 Maret 2018

Sukmadinata, N. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:PT Remaja

Rosdakarya

Surjono, Nasaruddin Djokok dan Piping Setyo Handayani. 2013. Dampak

Pendapatan dan Harga Rokok Terhadap Konsumsi Rokok Pada Rumah

Tangga Miskin di Indonesia. Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan

Kementrian Keuangan Republik Indonesia.

Syamsudin dan Damaianti. (2011). Metode penelitian pendidikan bahasa.

Bandung: remaja rosdakarya.

Triyanti. 2006.Kebiasaan Merokok.http://triyanti.blogspot.com/2007/07/-

kebiasaan-merokok.html. Diakses pada tanggal 29 April 2018, pukul

11.10WIB

Ulfah, Rafiqah. 2012. Perkembangan Konsumsi Rokok di Kalangan Masyarakat

ekonomi Rendah. Diunduh tanggal 8 Juni 2018 Jam 11.00 WIB,

http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2012/03/18/perkembangan-

konsumsi-rokok dikalangan-masyarakat-ekonomi-rendah/

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: ANALISIS PERILAKU MEROKOK PADA PEROKOK DI BUMIJO …

76

LAMPIRAN I

KUESIONER PENELITIAN

Berikut ini adalah kuesioner yang berkitan dengan penelitian mengenai

pola konsumsi rokok pada masyarakat berpenghasilan rendah. Penelitian ini

dilaksanakan guna memenuhi tugas akhir mahasiswa yaitu skirpsi. Oleh karena itu

saya mengharapkan kesedian bapak, ibu dan saudara/i untuk mengisi kuesioner

ini. Atas kesedian bapak, ibu dan saudara/i saya mengucapkan terimakasih.

IDENTITAS RESPONDEN

Nama :

Jenis Kelamin : a. Laki-laki b. Perempuan

Pekerjaan : a. Pedagang Asongan b. Tukang Parkir

c. Tukang Becak

Umur : a. 20 tahun – 30 tahun c. 41 tahun – 50 tahun

b. 31 tahun – 40 tahun d. 50 tahun ke atas

Alamat :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: ANALISIS PERILAKU MEROKOK PADA PEROKOK DI BUMIJO …

77

PERTANYAAN

Bapak/Ibu dan Saudara/i dimohon untuk memberikan tanggapan yang sesuai atas

pertanyaan-pertanyaan berikut dengan memilih jawaban yang telah tersedia.

1. Apakah anda seorang perokok aktif?

a. Ya

b. Tidak

2. sejak usia berapa anda mulai merokok?

a. < 12 tahun

b. 13-15 tahun

c. 16-18 tahun

d. > 18 tahun

3. Apa alasan anda merokok?

a. Enak

b. Ikut-ikutan

c. Agar dianggap keren

d. Iseng

4. Jenis rokok apa yang biasanya anda konsumsi?

a. Filter

b. Kretek

c. Lintingan

d. Cerutu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: ANALISIS PERILAKU MEROKOK PADA PEROKOK DI BUMIJO …

78

5. Merk rokok apa yang biasanya anda konsumsi?

a. Mallboro

b. Dunhil

c. Gudang Garam

d. LA

e. Sampoerna

f. Djie Sam Soe

g. Djarum

h. Merk lainnya

6. Berapa banyak rokok yang anda konsumsi dalam 1 hari?

a. < 6 batang

b. 6-12 batang

c. 12-24 batang

d. > 24 batang

7. Apakah ada manfaat yang anda dapatkan dari merokok? (jika ya,

pertanyaan dilanjutkan pada nomor 8)

a. Ya

b. Tidak

8. Manfaat atau efek positif apa yang anda dapatkan dari merokok? ( boleh

lebih dari satu jawaban )

a. Menjadi lebih percaya diri

b. Menenangkan pikiran

c. Menjadi lebih keren

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: ANALISIS PERILAKU MEROKOK PADA PEROKOK DI BUMIJO …

79

d. Menghilangkan rasa stres

e. Lainnya

9. Menurut anda apa dampak negatif dari merokok? ( boleh lebih dari satu

jawaban )

a. Tidak ada

b. Menghabiskan uang

c. Merusak tubuh

d. Membuat ketagihan

e. Lainnya

10. Penyakit apa saja yang anda ketahui sebagai dampak dari merokok?

a. Kanker

b. Jantung

c. Paru-paru

d. Impotensi

e. Semuanya

11. Apakah anda pernah mengikuti seminar/diskusi/penyuluhan tentang rokok

di lingkungan anda ?

a. Pernah

b. Tidak pernah

12. Berapak jumlah pengeluaran yang anda gunakan untuk membeli rokok?

a. < 25% dari penghasilan

b. 25% - 50% dari penghasilan

c. 51% - 75% dari penghasilan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: ANALISIS PERILAKU MEROKOK PADA PEROKOK DI BUMIJO …

80

d. > 75% dari penghasilan

13. Apakah anda memiliki keinginan untuk berhenti merokok?

a. Ya

b. Tidak

14. Jika anda memiliki keinginan untuk berhenti merokok,faktor apa yang

membuat anda berhenti merokok ? ( boleh lebih dari satu )

a. Faktor ekonomi

b. Faktor kesehatan

15. Jika harga rokok dinaikkan 50% apakah anda akan berhenti merokok?

(jika ya, pertanyaan dilanjutkan pada nomor 16)

a. Ya

b. Tidak

16. Pada tingkat harga berapa anda akan berhenti merokok?

a. Rp.20.000 – Rp.25.000 per bungkus

b. Rp.26.000 – Rp.30.000 per bungkus

c. Rp.31.000 – Rp.35.000 per bungkus

d. > Rp.35.000 per bungkus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: ANALISIS PERILAKU MEROKOK PADA PEROKOK DI BUMIJO …

81

LAMPIRAN II

PENGOLAHAN DATA

RESPONDEN SKOR

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

1 A D D A G C A D B E B A A A A D

2 A B A D G C A B A E B A A A A D

3 A C B A H C B B B E B B B A A D

4 A B C B H B A A E B B A A A B D

5 A A A D H A A B D E A A A B A D

6 A B B A A C A B C C B B A B A D

7 A B B A C B B E C E A A A A A A

8 A C A A B B A B C E B B A A A D

9 A B A A D C B E B E B B A A B C

10 A B A A A C A D C E A B A B A C

11 A B A A C B A D C E B A A B B B

12 A B A A C C A D E E B C B B A D

13 B C D A D B B E E E B A A A A C

14 A C D A G B A A B C A A A A A C

15 A C A A C B B E C E B A A A A D

16 A B B A H C A B D E B A B A A A

17 A C B A D C A B C B B B A B A C

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: ANALISIS PERILAKU MEROKOK PADA PEROKOK DI BUMIJO …

82

18 A A A A B A B B D E B A A B B C

19 A B A A C C A A C E B A A B A B

20 A B A A A C A A B E B B A A B C

21 A A B A B B B B C E B A A A A B

22 A B A A D B B B C E B A A B B B

23 A B A A C B A D C E B A A B B B

24 A B B A A C A D C E A B A A A C

25 B C A A A A B B B E B A A A A A

26 A C A A B B A B C E B B A A A D

27 A B B A C B B E C E A A A A A A

28 A B B A A C A B C C B B A B A D

29 A A A D H A A A B D E A A A B D

30 A B C C H B B E A E B B A A B D

31 A C B A H C B B B E B B B A A D

32 A B A A G C A D A E B A A A A D

33 A D D A G C A D B E B A A A A D

34 A B A A D B B B C E B A A B B B

35 A A A B B B B B E B A A A A A B

36 A B A A A C A A B E B B A A B C

37 A B A A C C A A C E B A A B A B

38 A A A A B A B B D E B A B B B C

39 A C B A D C A B C B B B A B A C

40 A B B A H C A B D E B A B A A A

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: ANALISIS PERILAKU MEROKOK PADA PEROKOK DI BUMIJO …

83

41 A C B A D C A B C B B B A B A C

42 A A A A B A B B D E A A B B B C

43 A B A A C C A A C E B A A B A B

44 A B A A A C A D B E B B A A B C

45 A A B A B B B B B E B A A A A B

46 A B A A D B B B C E B A A B B B

47 A D A A C A B B A B A A A A A D

48 A B A A G C A B A E B A A A A D

49 A B C A H B A A E B B A A A B D

50 A B D A A C A B C C B A B A A D

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: ANALISIS PERILAKU MEROKOK PADA PEROKOK DI BUMIJO …

84

NO OPSI

JUMLAH A B C D E F G H

1 49 1 50

98% 2% 100%

2 8 28 11 3 50

16% 56% 22% 6% 100%

3 27 14 4 5 50

54% 28% 8% 10% 100%

4 44 2 1 3 50

88% 4% 2% 6% 100%

5 9 8 1 8 6 8 50

18% 16% 22% 16% 12% 16% 100%

6 7 18 25 50

14% 36% 50% 100%

7 32 18 50

64% 36% 100%

8 9 25 9 7 50

18% 50% 18% 14% 100%

9 4 12 22 7 4 50

8% 24% 45% 14% 8% 100%

10 7 4 3 36 50

14% 8% 6% 72% 100%

11 10 40 50

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: ANALISIS PERILAKU MEROKOK PADA PEROKOK DI BUMIJO …

85

20% 80% 100%

12 33 16 1 50

66% 32% 2% 100%

13 42 8 50

84% 16% 100%

14 31 19 50

62% 38% 100%

15 35 15 50

70% 30% 100%

16 5 11 14 20 50

10% 22% 28% 40% 100%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: ANALISIS PERILAKU MEROKOK PADA PEROKOK DI BUMIJO …

86

KARAKTERISTIK RESPONDEN RESPONDEN

1. Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase

Laki-laki 50 100%

Perempuan 0 0

JUMLAH 50 100%

2. Usia

Usia Frekuensi Persentase

20 th - 30 th 12 24%

31 th - 40 th 10 20%

41 th - 50 th 11 22%

>50 th 17 34%

JUMLAH 50 100%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: ANALISIS PERILAKU MEROKOK PADA PEROKOK DI BUMIJO …

87

3. Pekerjaan

Pekerjaan Frekuensi Persentase

Tukang Becak 15 30%

Tukang Parkir 25 50%

Pedagang Asongan 10 20%

JUMLAH 50 100%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: ANALISIS PERILAKU MEROKOK PADA PEROKOK DI BUMIJO …

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

UNIVERSITAS SANATA DHARMAMrican, Tromol Pos 29 Yogyakarta 55002Te1p. (0274) 513301,515352,883037, Fax (0274) 562383

I(epada

Yth. Gubernur Daerah Istitnewa Yogyakarla

c/q. Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (KESB,\NGPOL) DIY

Dengan honnat,

Deugan ini kami memohonkan izin bagi mairasiswa kami,

Nama : Cicilia Paramita Puspa AstriNo. Mahasisr.va : 131321012

Progam Studi : Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Ekonorni

NomorLamp

Hal

Jumsan

Semester

Lokasi

WaktuTopik

, ?i?.L..rpnttiKaj ur/PlP S/.11: :../.llil X

: Proposal Per-relitian

: Permohonan lzin Penelitian

: Pendidikan Ihnu Pengetahuan Sosial

: 13 (Tiga Belas)

: .Jetis Bumrjo Pingit Yogyakarta

: Septen.rber 201 E

: Analisis Perilaku Konsumsi Rokok Pada 1v-.las1'arakat di

Kecamatan Jetis Bumijo Pingit Yogyakarta

Pembimbing :Y.M.V.Mudayen,S.Pd.,M.Scuntuk rnelaksanakan penelitian dalarr rangka persiapan penyusunan Skripsi

dengan ketentuan sebagai berikut:

Atas perhatian dan izinyangdiberikan, kami ucapkan terima kasih.

Yogyakarta, 25 Agustus 201 8

Dekanurusan Penciidikan iPS

n Suratrio, S.Pd., M.Si.

Tembusan

1. Dekan FKIP

2. Mahasisrva ybs

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI