SKRIPSI - digilibadmin.unismuh.ac.idPENGESAHAN SKRIPSI Skripsi Saudari RATNA M, NIM 105 27 00113 15...
Transcript of SKRIPSI - digilibadmin.unismuh.ac.idPENGESAHAN SKRIPSI Skripsi Saudari RATNA M, NIM 105 27 00113 15...
-
i
PERANAN BIMBINGAN KONSELING ISLAM TERHADAP KECERDASAN SPIRITUAL SISWA DI SEKOLAH
MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 TOILI SULAWESI TENGAH
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sosial
(S.sos) Pada Program Studi Komunikasi Dan Penyiaran Islam
Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh
RATNA M
NIM : 105270011315
PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
1442 H/ 2020
-
FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
Kantor: JI. Sultan Alauddin No. 259 Gedung lqra Lt. IV Telp. (0411) 851914 Makassar 90223
PENGESAHAN SKRIPSI
Skripsi Saudari RATNA M, NIM 105 27 00113 15 yang berjudul "Peranan
Bimbingan Konseling Islam Terhadap Kecerdasan Spiritual Siswa Di
Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Toili Sulawesi Tengah" telah
diujikan pada hari Senin, 16 Rabi'ul Awwal 1442 H, bertepatan dengan 2
November 2020 M di hadapan tim penguji dan dinyatakan telah dapat diterima dan disahkan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sosial (S.Sos) pada Fakultas Agama Islam Universitas
Muhammadiyah Makassar.
Makassar, 16 Rabi'ul Awwal 1442 H 02 November 2020 M
Dewan Penguji :
Ketua Dr. Abbas, Lc., M.A.
Sekretaris Dr. Abdul Fattah, S. Th. I., M. Th.I.
Penguji
1. Dr. Abbas , Lc., M.A.
2. Dr. Abdul Fattah, S. Th. I., M. Th.l.
3. Dr. Muhammad Ali Bakri, S.Sos., M. Pd. (..P ..)
4 Dr. Meisil B. Wulur, S.Kom.l., M. Sos.I
Disahkan Oleh:
Dekan FAI Unismuh Makassar MU
AA
DrHMawardi Pewanci, M.Pd. NBM554 612
-
FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
Kantor: J Sultan Alauddin No. 259 Gedtung Iqra Lt. V Telp. (0411) 851914 Makassar 90223
BERITA ACARA MUNAQASYAH Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar telah
mengadakan sidang Munaqasyah pada Hari/Tanggal Senin, 2 November 2020 M 7 16 Rabi'ul Awwal 1442 H Tempat Gedung Ma'had Al-Birr
Kampus Universitas Muhammadiyah Makassar JI. Sultan Alauddin No. 259 Makassar.
MEMUTUSKAN Bahwa Saudara Nama RATNA M NIM 105 27 00113 15 Judul Skripsi PERANAN BIMBINGAN KONSELING ISLAM
TERHADAP KECERDASAN SPIRITUAL SIsWA DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 TOILI SULAWESI TENGAH
Dinyatakan: LULUS Sekretaris, Ketua
DrS. H. Mawardi Pewanat, M.Pd.! NIDN 09311262499
Dr. Amirah Mawardi, S.Ag. M.Si NIDN 0906077301
Dewan Penguji:
1. Dr. Abbas, Lc., MA.
2. Dr. Abdul Fattah, S. Th. I., M. Th.l.
.
3 Dr. Muhammad Ali Bakri, S.Sos., M.Pd
4 Dr. Meisil B. Wulur, S.Kom.l., M.Sos.I
Disahkan Oleh: MUHA Dekan EAI Unismuh Makassar
Drs:H/Mawardi Pewangi, M.Pd. TULTAS NBM: 554 612
-
v
ABSTRAK
RATNA M. 105270011315. 2020. Peranan Bimbingan Konseling
Islam Terhadap Kecerdasan Spiritual Siswa Di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Toili Sulawesi Tengah. Dibimbing oleh Abdul Fattah, dan Meisil B Wulur
Penelitian ini dilaksanakan di kecamatan Toili, Kabupaten Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah, yang berlangsung selama 1 bulan sejak tanggal 10 Juli sampai 10 Agustus 2018. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yaitu bertujuan untuk mengetahui bagaimana “Peranan Bimbingan Konseling Islam Terhadap Kecerdasan Spiritual siswa di sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Toili Sulawesi Tengah. Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik kumpulan data yaitu : observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Sumber data yang penulis gunakan yaitu data primer dan sekunder. Data primer yaitu data yang diambil dari subjek penelitian sececara langsung dengan orang-orang yang bersangkutan langsung dengan skripsi yang di buat penulis.seperti wawancara dengan Kepala Sekolah, Guru Bimbingan Konselin, dan siswa SMKN 1 Toili Sulawesi Tengah. Data skunder atau data pelengkap yang digunakan dalam penulisan skripsi, seperti pustaka-pustaka yang memiliki reverensi berupa buku-buku, internet, jurnal dan dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa peranan bimbingan konseling Islam terhadap kecerdasan spiritual siswa di sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Toili memiliki peranan yang sangat penting dalam pembinaan kecerdasan spiritual siswa. Dimana bimbingan konseling juga memiliki sebuah pelayanan-pelayan yang di terapkan guna membina kecerdasan spiritual siswa yaitu : individu, kelompok, klasikal, dan perubahan karakter. Namun tidak dipungkiri bahwa dalam pembinaan kecerdasan spiritual siswa terdapat hambatan, seperti dari diri siswa sendiri (individu), keluarga, pergaulan dan lingkungan.
.
Kata kunci : Bimbingan Konseling, kecerdaan Spiritual , SMKN 1 Toili Sulawesi Tengah
-
vi
KATA PENGANTAR
هللا الرحمن الرحيمبسم
Alhamdulillahirabbil ‘aalamiin, puji syukur penulis panjatkan kehadirat
Allah Subhana wa Ta’ala yang telah melimpahkan rahmat, taufik serta hidayah-
Nya kepada kita semua. Serta nikmat yang begitu banyak, terutama nikmat
kesehatan karena dengan nikmat kesehatanlah penulis dapat menyelesaikan
skripsi dengan Judul “Peranan Bimbingan Konseling Islam Terhadap
Kecerdasan Spiritual siswa Di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Toili
sulawesi Tengah”. Bingkisan salam dan shalawat tercurah kepada Kekasih
Allah, Nabiullah Muhammad SAW, para sahabat dan keluargannya serta umat
yang senantiasa istiqomah dijalan-Nya.Tiada jalan tanpa rintangan, tiada
puncak tanpa tanjakan,tiada kesuksesan tanpa perjuangan.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari banyak terdapat
kekurangan dan keterbatasan ilmu yang penulis miliki. Namun karena adanya
dorongan semangat, doa serta bantuan dari berbagai pihak yang turut
membantu dalam penyelesaian skripsi dan tersusunlah karya ilmiah. Skripsi ini
penulis persembahkan kepada seluruh keluarga terutama kedua orang tua
tercinta, ayah Dahrin, Ibu Sumarmiati, kakak Wontini, Nasrun, dan Harianto
Serta kedua Ponakan Adebar Irsyandy dan Fitral. Karena berkat doa dan
dukungan motivasinyalah sehingga penulis sampai pada tahap ini. Kepada
saudara-saudara saya, semoga Allah membalas semua kebaikan dengan
surga-Nya diakhirat kelak.
-
vii
Dengan kerendahan hati [enulis juga haturkan rasa terima kasih dan
penghargaan setinggi-tingginya kepada :
1. Prof. Dr. H. Ambo Asse, M. A.g., Selaku Rektor Universitas Muhammadiyah
Makassar, serta segenap Pembantu Rektor I, II, III, dan IV Universitas
Muhammadiyah Makassar yang telah membina perguruan ini dengan
penuh pengabdian dan rasa tanggung jawab sehingga dapat memberikan
pelayanan yang terbaik bagi segenap aktivitas akademik.
2. Syekh Dr.(Hc) Mohammad Ibn Mohammad al-Thayyib Khoory, selaku
Pembina Asia Muslim Charity Foundation (AMCF) Jakarta, yang telah
memberikan biaya siswa kepada penulis sehingga proses penyelesaian
studi dapat berjalan dengan lancar.
3. Drs. H. Mawardi pewangi, M. Pd. I, selaku dekan Fakultas agama Islam
Universitas Muhammadiyah Makassar beserta seluruh pimpinan dan
stafnya.
4. Dr. Abbas B. Miro, Lc, M. A., selaku ketua Prodi Komunikasi Penyiaran
Islam fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar beserta
seluruh stafnya.
5. Dr. Abdul Fattah, S. Th. I., M. Th.I, dan Dr. Meisil B. Wulur, S. Kom., S.
Sos. I, selaku pembimbing I dan II yang telah memberikan bimbingan
sampai penulisan skripsi ini selesai.
6. Seluruh dosen Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam Universitas
Muhammadiyah Makassar dan para ustadzah ma’had Al-Birr, yang telah
-
viii
7. membekali penulis dengan berbagai ilmu pengetahuan yang bermanfaat
bagi penulis.
8. Seluruh dewan guru SMKN 1 Toili Sulawesi Tengah yang telah membantu
penulis dengan memberikan informasi menegnai penelitian dan ilmu yang
bermanfaat bagi penulis.
9. Sekolah tahfidz Metode Tabarak, yang telah mendukung penulis dalam
penyelesaian skripsi dan memberikan ilmu yang bermaanaat bagi penulis.
10. Teman-teman kelas seperjuangan Prodi Komunikasi Penyiaran Islam
Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah mendukung, membantu,
serta memberikan semangat dalam penyelesaian skripsi.
11. Kepada seluruh pihak yang tidak sempat penulis sebutkan namanya satu-
persatu.
Dengan segala kerendahan hati, penulis menerima saran dan kritik yang
bersifat membangun, guna kesempurnaan karya ilmiah ini. Karena penulis
menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini.
Semoga karya ilmiah yang sederhana ini dapat bermanfaat untuk kita semua.
Aamin Yaa Robbal ‘Aalamiin.
Makassar, 10 Rabi’ul Awwal 27 Oktober 2020
RATNA M NIM : 105270011315
-
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................................... ii
BERITA ACARA MUNAQASYAH........................................................................iii
PERYATAAN KEASLIAN SKRIPSI.....................................................................iv
ABSTRAK........................................................................................................... v
KATA PENGANTAR............................................................................................vi
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................ 7
C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 8
D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 9
BAB II TINJAUAN TEORITIS.............................................................................10
A. Kajian Teori...................................................................................10
B. Kerangka Konseptual...................................................................24
BAB III METODE PENELITIAN.........................................................................26
A. Jenis Penelitian............................................................................26
B. Lokasi dan Objek Penelitian.........................................................28
C. Fokus dan Deskripsi Fokus Penelitian.........................................28
-
x
D. Sumber Data................................................................................30
E. Instrumen Penelitian.....................................................................31
F. Teknik Pengumpulan Data...........................................................32
G. Teknik Analisis Data.....................................................................34
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...........................................36
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian.............................................36
B. Peranan Bimbingan Konseling Islam Terhadap Kecerdasan
Spiritual Siswa di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Toili
Sulawesi Tengah..........................................................................40
C. Pelayanan Bimbingan Konseling Islam Terhadap Kecerdasan
Spiritual Siswa di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Toili
Sulawesi Tengah..........................................................................45
D. Hambatan Bimbingan Konseling Islam Terhadap Kecerdasan
Spiritual Siswa di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Toili
Sulawesi Tengah..........................................................................52
BAB V PENUTUP..............................................................................................56
A. Simpulan .....................................................................................56
B. Saran ...........................................................................................57
DAFTRAR PUSTAKA........................................................................................58
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BIODATA PENULIS
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bimbingan konseling sangat erat hubungannya engan pendidikan yang
mana dapat dilakukan dalam lembaga pendidikan formal (sekolah/madrasah),
keluarga, masyarakat, organisasi, industri, dan lain sebagainya.1
Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu upaya yang secara sadar
dan terencana dalam bentuk untuk mewujudkan suasana proses pembelajaran
agar peserta didik dapat secara aktif mengembangkan potensi didalam dirinya
untuk mencapai kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat dan Negara.2
Dalam kebijakan kurikulum pendidikan dasar dan menengah di
Indonesia keberadaan bimbingan konseling dilembaga pendidikan formal
sangat penting. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha yang secara sadar
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang dibutuhkan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan memiliki peranan yang
1Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah, (Jakarta : PT. Grafindo
Persada, 2009). h.1
2UU no 20 Tahun 2003. “System Pendidikan Nasional Bab I, Pasal I Ayat I”. 2003. h. 3
-
2
sangat penting dalam membentuk pribadi unggul dan berkwalitas baik segi
jasmani dan rohani.
Kwalitas seorang yaitu memiliki keseimbangan dalam segala aspek baik
fisik, intelektual, emosi, spiritual, sosial dan sebagainya. Hal inilah yang menjadi
keinginan dan tujuan dari bimbingan konseling. Demi mencapai tujuan tersebut
pendidikan seharusnya meliputi kegiatan yang menjamin peserta didik secara
pribadi mendapatkan perkembangan diri secara optimal. Bimbingan konseling
memiliki peranan yang sangat penting dalam pendidikan dalam
mengembangkan kwalitas pribadian, agar menjadi pribadi yang memiliki
kecerdasan spiritual secara optimal.
Siswa adalah individu yang memiliki perbedasan antara satu dengan
yang lainnya, dalam perkembangannya setiap siswa pasti memiliki perbedaan
dalam dirinya begitu pula dengan masalah-masalah yang dihadapinnya baik
dalam hal pribadi, sosial maupun akademiknya. Masalah-masalah siswa
disekolah dapat dikategorikan diantaranya perbedaan individu, perkembangan
individu (kecerdasan, hasil belajar, bakat, sikap, kebiasaan, pengetahuan,
kepribadian, fisik, dan latar belakang lingkungan), kebutuhan individu,
penyesuaian diri dan tingkah laku, masalah belajar.3 Tidak semua siswa
memahami masalahnya dan mampu menghadapi masalahnya dan mencapai
solusinya secara individu dalam dirinya. Banyak siswa yang belum memgetahui
bagaimana peran mereka dan bahkan tidak melaksanakan kewajibannya.
3 Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah, (Jakarta : PT. Grafindo
Persada, 2009). h.111-112
-
3
Sehingga dibutuhkannya bimbingan konseling yang bertujuan membantu siswa
dalam memahami masalahnya dan membantu mencari solusi dari masalah
yang dihadapinya baik secara individu maupun kelompok.
Peranan bimbimbingan konseling dalam hal ini bukan hanya sebagai
menyelesaikan masalah siswa tetapi juga membantu mengembangkan kwalitas
pribadi siswa agar mampu berkembang secara optimal seperti yang dijelaskan
diatas. Karena siswa merupakan individu yang sedang berkembang menuju
dewasa maka bimbingan konseling diharapkan mampu memiliki guru yang
yang dapat memberikan pelayanan dalam bidang bimbingan konseling yang
mengarahkan siswa kepada keberhasilan dalam aspek kecerdasan spiritual
siswa.
Toto Tasmara memahami bahwa kecerdasan spiritual bahwa
kecerdasan spiritual didasarkan atas nilai-nilai agama, sebuah kecerdasan
yang berpusat pada nilai keagamaan. Apapun langkah yang diambil mengarah
kepada kecintaannya kepada Allah.4 selanjutnya kecerdasan spiritual siswa
diartikan sebagai kemampuan untuk menyadari dirinya dalam berhubungan
dengan Tuhan. Membangun kecerdasan spiritual berarti membangun
kesadaran sebagai pengembangan upaya. Kemampuan dalam menghadapi
beban hidup bak yang ringan maupun yang berat. Dengan demikian
kecerdasan spiritual menciptakan motivasi diri dalam mencapai tujuan dan
aktivitas diri.
4 Toto Tasmara, Kecerdasan Spiritual (Tradental Intelegence) membentuk kepribadian
yang bertanggung jawab, profesional, dan berakhlak, (Jakarta : Gema Insani press, 2001), h.10
-
4
Kecerdasan spiritual harus diutamakan dari pada kecerdasan intelektual
dan emosional karena kecerdasan spiritual selalu di dasarkan pada ketuhanan
dan hati nurani setiap orang dalam bertindak. Kecerdasan spiritual dibutuhkan
oleh siswa sebagai jalan memehami kegiatan belajar yang dilakukan. Siswa
yang cerdas secara spiritual maka memahami bahwa belajar merupakan salah
satu cara untuk menjalin hubungan dengan Tuhan Allah SWT. Sehingga
melalui aktivitas belajar siswa memahami bahwa belajar merupakan sebuah
kewajiban yang harus ditempuh sebagai langkah menjalankan perintahnya.
Bukan semata-mata untuk mendapatkan nilai yang tinggi melainkan mampu
menjadi siswa yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Kecerdasan Spiritual (SQ) kini menjadi hal yang sangat penting dan
prioritas dalam mengembangkan potensi diri siswa dalam hal keberhasilan dan
mendekatkan diri kepada Tuhan guna mencapai keberhasilan dalam akademis.
Mengigat pentingnya kecerdasan spiritual siswa ini maka di butuhkannya guru
bimbingan konseling yang dapat mengarahkan siswa agar dapat melaksankan
tugas dan kewajiban guna membentuk pribadi siswa yang berkwalitas dan
tumbuh secara optimal dan dapat mengembangkan dirinya.
Terkait dengan kecerdasan spiritual dan pembinaanx melalui bimbingan
konseling diharapkan agar siswa mampu menlaksanakan tugasnya lebih
melasanakan kegiatan yang mendekatkan diri kepada Allah dan
mengembangkan potensi dirinya agar menjadi pribadi yang dapat memberikan
motivasi dirinya untuk tidak malas dalam melaksanakan kewajibannya guna
-
5
tercapainya tujuan yang di inginkan. kecerdasan spiritual dapat terbentuk
hingga keselarasan antara manusia sebagai makhluk dengan Khaliq-Nya,
antara manusia dengan manusia lainnya sebagai makhluk sosial bahkan antara
manusia dan alam semesta. Sementara manusia sebagai makhluk mempunyai
hubungan yang sangat erat dengan Khalik-Nya dalam agama. Kebutuhan
spiritual merupakan kebutuhan manusia terhadap pedoman hidup yang dapat
menunjukkan jalan kearah kebahagiaan kearah duniawi dan ukhrawi. Ketika
manusia lahir telah membawa fitrah beragama seperti dijelaskan dalam Al-
Qur’an surah Ar-Rum Ayat 30 yang berbunyi :
يِن َحنِيٗفۚا فِۡطَرَت ٱّللَِ ِكَن ٱلَتِي فَطَ فَأَقِۡم َوۡجَهَك ِللد ِ يُن ٱۡلقَي ُِم َوَلَٰ ِلَك ٱلد ِ َر ٱلنَاَس َعلَۡيَهۚا ََل تَۡبِديَل ِلَخۡلِق ٱّلَلِۚ ذََٰ
أَۡكثََر ٱلنَاِس ََل يَۡعَلُموَن
Terjemahannya :
Maka hadapkanlah wajahmu dengan Lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”.5
Dalam hadist Nabi juga disebutkan :
يمجسانه )رواه مسلم( ما من مولود يولد اَل على الفطرة فا بواه يهودانه أو ينصرانه او
Artinya :
Tidaklah anak yang dilahirkan itu kecuali telah membawa fitrah (kecenderungan untuk percaya kepada Allah). Maka kedua orang tuanyalah yang menjadikan anak tersebut beragama Yahudi, Nasrani dan Majusi’.(HR.Muslim)6
5Depertemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahan (Jakarta : Darus Sunnah, 2010). Cet.
ke- 1 h. 407
6Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 2009), cet. ke-5, h.96
-
6
Berdasarkan ayat dan hadist bahwa fitrah beragama pada setiap
manusia telah ada sejak lahir dan fitrah inilah yang merupakan intisari
kecerdasan yang disebut kecerdasan spiritual dalam agama Islam. Kecerdasan
spiritual jika dimiliki oleh setiap siswa, mereka akan lebih memahami berbagai
macam persoalan yang timbul dalam proses belajar mengajar disekolah.
Dengan adanya kecerdasan spiritual ini para siswa akan lebih mampu
memotivasi diri untuk giat belajar dan menuntut ilmu sehingga dapat
menemukan makna arti dari pelajaran yang diajarkan seorang guru.
Berdasarkan penjelasan diatas dan pengamatan singkat yang penulis
lakukan di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Toili membuat penulis tertarik
untuk menganggakat julul penelitian “PERANAN BIMBINGAN KONSELING
ISLAM TERHADAP KECERDASAN SPIRITUAL SISWA DI SEKOLAH
MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 TOILI SULAWESI TENGAH”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana peranan bimbingan konseling Islam terhadap kecerdasan
spiritual siswa di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Toili Sulawesi
Tengah?
2. Bagaimana pelayanan bimbingan konseling Islam terhadap kecerdasan
spiritual siswa di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Toili Sulawesi
Tengah?
-
7
3. Bagaimana hambatan bimbingan konseling Islam terhadap kecerdasan
spiritual siswa di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Toili Sulawesi
Tengah?
C. Tujuan penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui peranan bimbingan koseling Islam terhadap kecerdasan
spiritual siswa di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Toili Sulawesi
Tengah.
2. Untuk mengetahui pelayanan bimbingan konseling Islam terhadap
kecerdasan spiritual siswa di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Toili
Sulawesi Tengah.
3. Untuk mengetahui hambatan bimbingan konseling Islam terhadap
kecerdasan spiritual siswa di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Toili
Sulawesi Tengah.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dalam penelitian ini terjadi atas manfaat Teoritis dan manfaat
Praktis :
1. Manfaat Teoritis
Bagi penulis merupakan suatu pelajaran yang berharga, karena dengan
penelitian ini kita dapat mengetahui peranan bimbingan konseling Islam
-
8
terhadap kecerdasan spiritual siswa di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1
Toili Sulawesi Tengah.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat berguna dan menjadi bahan referensi
bersama untuk melihat bagaimana peranan bimbingan konseling Islam
terhadap kecerdasan spiritual siswa dan sekaligus merupakan sumbangan
pemikiran dan evaluasi bagi Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Toili
Sulawesi Tengah dalam memajukan dan mencerahkan bangsa menjadi lebih
baik di tengah perkembangan dunia pendidikan yang modern ini.
-
9
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Kajian Teoritis
1. Pengertian Peranan
Berdasarkan kamus besar bahasa Indonesia, peranan adalah sesuatu
yang menjadi bagian atau memegang pimpinan terutama dalam terjadinya
suatu hal atau peristiwa. Atau sebagai tindakan yang dilakukan seseorang atau
sekelompok orang dalam suatu peristiwa atau bagian yang dimainkan
seseorang dalam peristiwa.7
Menurut Soejono dalam buku sosiologi sesuatu pengantar menjelaskan
bahwa peranan adalah aspek dinamis kedudukan (status). Suatu rangkaian
prilaku yang teratur, yang ditimbulkan karena suatu jabatan tertentu, Ambarwati
menunjukkan bahwa cakupan peranan sebagai suatu konsep perihal apa yang
dapat dilakukanya. Sedangkan Levinson mengatakan bahwa peranan adalah
konsep hubungan sosisal tentang apa yang di lakukan oleh seorang individu
bagi struktur masyarakat meliputi norma yang berlaku di lingkungan masyarakat
tersebut.8
Menurut Bidle dan Thomas peranan adalah serangkaian rumusan yang
membatasi prilaku-prilaku yang diharapkan dari pemegang kedudukan tertentu,
7Kepustakaan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta ; Media Pustaka
Phoenix, 2012). h. 652
8Soejiono Soekamto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta : Rajagrofindo Persada, 1982)
h.213
-
10
secara umum dapat dilihat sesuai urgensi dan kedudukannya, maka ia
berperan sebagai penunjang kegiatan pendidikan dalam proses pemberian
bantuan guna mencapai tujuan pendidikan yang telah digariskan melalui
undang-undang. Peranan ini dimanifestasikan dalam bentuk membantu peserta
didik untuk mengembangkan kompetensi religius, kompetensi kemanusiaan
dan kompetensi sosial, serta membantu kelancara para peserta didik dalam
pengembangan kompetensi akademik dan profesional sesuai dengan bidang
yang ditekuninya melalui pelayanan bimbingan konseling.9
Bimbingan konseling dalam dunia lembaga pendidikan atau sekolah
memiliki peranan yang sangat penting bagi pembentukan pribadi dan karakter
peserta didik. Sehingga dibutuhkan kerjasama yang harmonis dari segala pihak
baik dari administator, konselor, guru, pekerja sosial, orang tua dan lain-lain.
Sehingga program bimbingan itu dikoordinasi secara efektif dan
bergerak serta bertindak sebagai satu sama lain. Untuk dapat mengatasi segala
masalah yang timbul dari kesulitan diberbagai bidang. Dengan demikian,
peserta didik dapat mengatasi masalahnya dan menentukan cita-cita yang
diinginkan sesuai dengan harapan.10
9Samsul Munir Amin, Bimbingan dan Konseling Islam, (Jakarta : Amzah, 2015) cet. ke-3
h.325
10Oemar Hamalik, Psikologi Belajar dan Mengajar, (Bandung : Sinar Baru, 1992), h.198
-
11
2. Pengertian Bimbingan dan Konseling
a. Pengertian Bimbingan
Bimbingan merupakan terjemahan dari bahasa Inggris “ guidance’’. Kata
“guidance” adalah kata dalam bentuk mashdar (kata benda) yang berasal dari
kata kerja “to guide” yaitu menunjukkan, membimbing, atau menuntun orang
lain ke jalan yang benar.11 Jadi, kata “guidance” berarti pemberian petunjuk,
bimbingan atau tuntunan kepada orang lain yang membutuhkan.
Secara harfiah diartikan sebagai “suatu tindakan menolong, menunjukkan
jalan, memberikan bantuan dan pertolongan menuntun orang lain kepada
tujuan yang bermanfaat bagi hidupnya masa kini dan masa mendatang”.
Pertolongan atau bantuan yang dimaksud bukan berarti memberikan sesuatu
yang di butuhkan, seperti memberi makanan kepada individu yang lapar atau
menuntun anak yang menyebrang jalan. Bantuan atau pertolongan yang
dimaksud dalam bimbingan adalah memberdayakan individu agar ia dapat
memenuhi kebutuhan sendiri.
Bimbingan konseling berdasarkan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1989
tentang Sistem Pendidikan Nasional serta Peraturan Pemerintah Nomor 28 dan
Nomor 29 Tahun 1990 masing-masing tentang Pendidikan Dasar dan
Pendidikan Menengah. Sebagai contoh, dalam PP Nomor 28 disebutkan secara
eksplisit bahwa pelayanan bimbingan oleh tenaga pendidik yang kompeten
merupakan bagian dari penyelenggaraan pendidikan. Selanjutnya, dalam PP
11Arifin, Pokok-Pokok Pikiran tentang Bimbingan dan Penyuluhan Agama, (Jakarta :
Bulan Bintang, 1979), h. 18
-
12
Nomor 28 pasal 25 disebutkan bahwa bimbingan merupakan bantuan yang
diberikan kepada peserta didik dalam rangka menemukan pribadi, mengenal
lingkungan, dan merencanakan masa depan.12
Depertemen pendidikan Amerika Serikat mengatakan pelayanan bimbingan
adalah kegiatan-kegiatan yang terorganis untuk memberikan bantuan secara
sistematis kepada murid dalam membuat penyelesain diri terhadap berbagai
bentuk problem yang dihadapi, misalnya problem pendidikan
jabatan/kekaryaan, kesehatan, sosial, dan perseorangan. Dalam
pelaksanaannya maka bimbingan harus mengarahkan segala kegiatannya
kepada pertolongan terhadap murid agar mengetahui tentang diri pribadinya
sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. Dimana Allah-lah
sebagai pemberi petunjuk kepada manusia akan jalan kebenaran. Hal ini juga
sesuai dengan firman Allah dalam surah Al-Kahfi ayat 17 :
⧫ ◆ ◆❑⬧ ⧫☺ ⧫◆ ◼⬧
⬧ ◆ Terjemahannya :
Barang siapa yang diberi petunjuk oleh Allah, Maka Dialah yang mendapat petunjuk; dan Barang siapa yang disesatkan-Nya, Maka kamu tidak akan mendapatkan seorang pemimpinpun yang dapat memberi petunjuk kepadanya.13
12Muhamad Nursalim, Pengembangan profesi Bimbingan dan konseling, (Jakarta : PT.
Gelora Aksara Pratama, 2015), h. 19
13Depertemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahan, (Jakarta : Darus Sunnah, 2009), h.
295
-
13
Crow & Crow 1962 klasik berpendapat bahwa bimbingan adalah bantuan
yang diberikan seseorang yang terlatih dengan baik serta memiliki kepribadian
dan pendidikan memadai, bimbingan diberikan kepada berbagai individu dari
berbagai kelompok usia agar individu tersebut dapat mengola kehidupannya
sendiri, mengembangkan pandangan hidupnya sendiri, membuat keputusan
sendiri, dan menanggung konsekuensi dari pilihan atau keputusan hidup yang
telah di buatnya.
Sedangkan Pietrofesa 1987 mendefinisikan bimbingan dalam penerapannya
di sekolah yaitu sebagai suatu sistem komprehensif dari fungsi, pelayanan, dan
program sekolah yang dirancang untuk memengaruhi perkembangan pribadi
dan kompetensi psikologis peserta didik. Disamping itu Shetzer dan Stone 1994
mendefinisikan bimbingan sebagai proses membantu individu untuk memahami
dari lingkungannya.
W.S.Winkel berpendapat bahwa bimbingan berarti pemberian bantuan
kepada sekelompok orang dalam membuat pilihan-pilihan secara bijaksana dan
dalam mengadakan penyesuian diri terhadap tuntutan-tuntutan hidup. Bantuan
ini bersifat psikis (kejiwaan) bukan “pertolongan” finansial, media, dan lain
sebagainya. Dengan adanya bantuan ini, seseorang akhirnya dapat mengatasi
sendiri masalah yang di hadapinya sekarang dan menjadi lebih mapan untuk
menghadapi masalah yang akan dihadapinya kelak dan hal inilah yang menjadi
tujuan bimbingan. Jadi, yang memberikan bantuan mengenggap orang lain
-
14
mampu menuntun dirinya sendiri, meskipun kemampuan itu mungkin harus
digali dan dikembangkan melalui bimbingan.14
Rachman Natawidjaja bimbingan konseling adalah suatu proses
pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan
supaya individu tersebut dapat memahami dirinya dan dapat bertindak secara
wajar sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga, dan
masyarakat serta kehidupan pada umumnya. Dengan demikian ia dapat
memberikan sumbangan yang berarti bagi kehidupan masyarakat pada
umumnya. Bimbingan bantuan individu mencapai perkembangan diri secara
optimal sebagai makhluk sosial.15
Menurut Hallen dalam buku Bimbingan dan Konseling, bimbingan
merupakan proses pemberian bantuan yang terus-menerus dari seorang
pembimbing, yang dipersiapkan kepada individu yang membutuhkannya dalam
rangka mengembangkan seluruh potensi yang dimilikinya secara optimal
dengan menggunakan berbagai macam media dan teknik bimbingan dalam
suasana asuhan yang normatif agar tercapai kemandirian sehingga individu
dapat bermanfaat bagi dirinya sendiri maupun lingkungan.16
14Winkel, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah Menengah , (Jakarta : Gramedia, 1989) h.17
15 15Samsul Munir Amir, Bimbingan Konseling Islam, (Jakarta : Amzah, 2005) h.6
16Samsul Munir Amir, Bimbingan Konseling Islam, (Jakarta : Amzah, 2005) h. 6 - 7
-
15
b. Konseling
Konseling berasal dari kata “counseling” adalah bentuk mashdar dari “to
counsel” secara etimologis berarti “to give advice” atau memberikan saran dan
nasihat. Konseling dapat diartikan memberikan nasihat, atau menjadi anjuran
kepada orang lain secara tatap muka (face to face). konseling juga
diterjemahkan dari bahasa Inggis ‘counseling’, merupakan suatu bentuk model
pendekatan dalam bidang pelayanan atau intervensi psikologi.
Konseling merupakan suatu hubungan profesional antara seorang
konselor yang terlatih dan klien. Hubungan itu selalu bersifat antar pribadi
(person-to-person), meskipun sering kali dapat melibatkan lebih dari dua orang.
Hubungan tersebut dirancang untuk membantu klien memperoleh pemahaman
tentang kehidupannya dan untuk belajar mencapai tujuan-tujuan yang
ditetapkannya sendiri dengan cara memanfaatkan sumber-sumber informasi
yang terpecaya dan melalui pemecahan masalah-masalah emosional dan
interpersonal.
Defenisi diatas menegaskan bahwa konseling merupakan hubungan
yang bersifat profesional dan pribadi antara konselor dan klien dengan maksud
mendorong perkebangan pribadi klien dan membantu memecahkan masalah
yang sedang dihadapi. Dapat ditegaskan bahawa konseling dilakukan dalam
suasana hubungan tatap muka antara dua orang, dan dilakukan oleh seorang
yang ahli (memiliki keahlian dibidang konseling). Konseling dapat dijadikan
-
16
sebagai media pembelajaran terhadap diri sendiri dalam penyusunan rencana
masa depan dan penyelesaian masalah.
Konseling merupakan salah satu teknik dalam pelayanan bimbingan
dimana proses pemberian bantuan secara langsung melalui wawancara dalam
serangkaian pertemuan. Tatap muka antara guru pembimbing/konselor dengan
klien dengan tujuan agar klien itu mampu memperoleh pemahaman yang lebih
baik terhadap dirinya, mampu memecahkan masalah yang dihadapi, dan
mampu mengarahkan dirinya untuk mengembangkan potensi yang dimiliki
kearah perkembangan yang optimal, sehingga ia dapat mencapai kebahagiaan
pribadi dan kemanfaatan sosial.17
Edward Hoffman mengatakan konseling adalah perjumpaan secara
berhadapan muka antara konselor dengan konseli atau orang yang disuluh
sedang dalam pelayanan bimbingan, konseling dapat dianggap sebagai intinya
proses pemberian pertolongan yang esensial bagi usaha pemberian bantuan
kepada murid pada saat mereka berusaha memecahkan permasalahan yang
mereka hadapi. Namun demikian, konselor tidak dapat memadai bilamana hal
tersebut tidak dibentuk dasar persiapan yang tersusun dalam struktur
organisasi antara bimbingan dan konseling tampak tidak dapat dipisahkan.
Hallen mengatakan bahwa konseling adalah salah satu teknik dalam
pelayanan bimbingan dimana proses pemberian bantuan itu berlangsung
melalui wawancara dalam serangkaian pertemuan langsung tatap muka antara
17Hallen, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta : Quantum Teaching, 2005), h. 8-9
-
17
guru pembimbing/konselor dengan klien dengan tujuan agar klien itu mampu
memeperoleh pemahaman yang lebih terhadap dirinya, mampu memecahkan
masalah yang dihadapinya, dan mampu mengarahkan dirinya untuk
mengembangkan potensi yang dimiliki ke arah perkembangan yang optimal,
sehingga ia dapat mencapai kebahagiaan pribadi dan manfaat sosial.18
Sedang dalam Islam bimbingan konseling adalah proses pemberian
bantuan terarah, kontinu dan sistematis kepada setiap individu agar ia dapat
mengembangkan potensi atau fitrah beragama yang dimilikinya secara
mengembangkan potensi atau fitrah beragama yang dimilikinya secara optimal
dengan cara menginternalisasikan nila-nilai yang terkandung didalam Al-Qur’an
dan Hadist kedalam dirinya, sehingga ia dapat hidup selaras dan sesuai
dengan tuntunan Al-Qur’an dan Hadist.
Di dalam Islam bimbingan dan konseling di disampaikan melalui
penjelasan Al-Qur’an diantaranya adalah
1. Al - Qur’an Surah An- Nahl 16 : 125
ِدۡلُهم بِ ِإَن َربََك هَُو أَۡعَلُم بَِمن َضَل ٱۡدعُ ِإلَىَٰ َسبِيِل َرب َِك بِٱۡلِحۡكَمِة َوٱۡلَمۡوِعَظِة ٱۡلَحَسنَِةِۖ َوَجَٰٱلَتِي ِهَي أَۡحَسُنۚ
َعن َسبِيِلِهۦ َوهَُو أَۡعَلُم بِٱۡلُمۡهتَِديَن
Terjemahanya :
serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari
18Samsul Munir Amir, Bimbingan dan Konseling Islam, (Jakarta : Amzah, 2005) h. 12-13
-
18
jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.19
2. Al – Qur’an Surah Al-Isra’ 17 : 82
ۡلُمۡؤِمنِيَن َوََل يَِزيدُ ُل ِمَن ٱۡلقُۡرَءاِن َما هَُو ِشفَاٞٓء َوَرۡحَمٞة ل ِ ِلِميَن إََِل َخَساٗراَونُنَز َِٰ ٱلَظ
Terjemahan :
Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al-Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.20
3. Al-Qur’an Surah At-Tahrim 66 : 6
ٓ َمَلَٰ َعَلۡيَها َوٱۡلِحَجاَرةُ ٱلنَاُس َوقُوُدَها نَاٗرا َوأَۡهِليُكۡم أَنفَُسُكۡم قُٓوْا َءاَمنُواْ ٱَلِذيَن ٓأَيَُّها ََل يََٰ ِشَداٞد ِغََلٞظ ئَِكةٌ
ٱّلَلَ َمآ أََمَرهُۡم َويَۡفعَلُوَن َما يُۡؤَمُروَن يَۡعُصونَ
Terjemahan :
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.21 Sehingga berdasarkan fungsinya bimbingan konseling disekolah bukan
hanya bersifat memberi sebuah bantuan terhadap peserta didik setelah terjadi
suatu masalah namun juga sebagai sarana pencegahan masalah. Bimbingan
disekolah memiliki fungsi sebagai pembinaan situasi yang baik dalam proses
19Depertemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahan (Jakarta : Darus Sunnah, 2010). h.
320
20Depertemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahan (Jakarta : PT Sygma Examedia
Arkanleema, 2009). h. 290
21Depertemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahan (Jakarta : Darus Sunnah, 2010). h.
560
-
19
belajar, mencegah sebelum terjadinya sebuah masalah, pembetulan masalah-
masalah, dan mengadakan tindak lanjut serta pendekatan sesudah diadakan
pendekatan yang memadai.
Berdasarkan beberapa pengertian dan fungsi bimbingan konseling
penulis menarik kesimpulan bahwa bimbingan konseling adalah bantuan yang
di berikan kepada individu dalam memecahkan masalah kehidupannya dengan
wawancara, atau dengan cara-cara yang sesuai dengan keadaan individu yang
dihadapi untuk mencapai kesejahteraan hidup dan memiliki fungsi sebagai
pencegahan sebelum terjadinya sebuah masalah guna mencapai suatu tujuan
yang lebih baik lagi.
Berdasarkan teknik pelaksanaannya untuk membentuk kecerdasan
spiritual ALLAH berfirman dalam surah Al-Baqoroh Ayat 112 yaitu :
◼⧫ ⧫ ◼ ◆ ◆❑➔◆ ⧫➔ ⬧⬧ ◼ ◼◆ ◆ ❑
◼⧫ ◆ ➔ ⧫❑⧫⧫⬧ Terjemahannya :
‘’(tidak demikian) bahkan Barang siapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedang ia berbuat kebajikan, maka baginya pahala pada sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati’’.22 Berdasarkan fungsi spiritual bimbingan konseling Islam Allah
ditempatkan sebagai Konselor Yang Maha Agung, satu-satunya tempat
manusia menyerahkan diri dari berbagai macam masalah sebagai sumber
22Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahan, (Jakarta : Raja Publishing, 2011).
h. 17
-
20
penyelesaian masalah, sumber kekuatan, pertolongan dan sebagai
penyembuh. Dalam proses pelakanaannya ada cara yang paling sering
digunakan yaitu dengan melakukan pendekatan secara langsung yang terpusat
pada konselor untuk menunjukkan bahwa dalam pelaksanaannya konselor
lebih banyak berperan untuk memahami klien sebagai proses pengumpulan
data, menyimpulkan penyebab timbulnya suatu masalah, guna dapat
menyelesaikan pemecahan masalah terhadap klien.
kemudian dalam proses pelaksanaan konseling yang paling banyak
berhak memilih, merencanakana dan memutuskan nilai-nilai yang paling
bermakna adalah klien itu sendiri dimana konselor hanya membantu
memberikan kondisi-kondisi kemudahan terhadap klien untuk mengembangkan
prilaku secara lebih produktif.
Wiliamson mengatakan dalam pelaksanaan bimbingan konseling
disekolah yang berperan penting sebagai konseleor yaitu konselor sekolah atau
lebih dikenal dengan tenaga ahli yang mendapatkan pendidikan dalam bidang
bimbingan konseling, guru bimbingan konseling yang ditunjuk dari sekolah
sebagai pelaksana layanan jika tidak ada tenaga ahli, kepala sekolah sebagai
penanggung jawab akhir tentang maju mundurnya pendidikan yang
diselengarakan disekolah karena bimbingan tidak akan berjalan tanpa adanya
izin dari kepala sekolah.23 Guru wali kelas memiliki peran andil dalam
pelayanan karena guru wali kelas mengetahui keluh kesah peserta didiknya,
23Ariyani Siswohardjo, Perspektif Bimbingan dan konseling dan peranannya di Berbagai
Institusi, (Semarang : Satya wacana, 1990) h. 384
-
21
guru mata pelajaran akan lebih mengetahui tentang keadaan peserta didik jika
memperoleh kesulitan dalam proses belajar, kemudian wali murid tidak kalah
pentingnya dalam hal pelaksanaan bimbingan konseling karena tidak semua
masalah berasal dari sekolah. Sehingga wali murid atau orang tua siswa
memiliki peranan yang sangat penting demi kemajuan klien kearah yang lebih
terarah.
3. Kecerdasan Spiritual
kecerdasan spiritual berasal dari dua kata “kecerdasan” dan “spiritual”.
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia Kecerdasan yaitu kesempurnaan
akal budi seperti : kepandaian, ketajaman pikiran.24 Sementara kecerdasan
menurut kamus psikologi yaitu kemampuan menghadapi dan menyesuaikan diri
terhadap situasi baru secara tepat dan efektif.25 Dalam istilah moderen
mengacu pada energi batin yang non jasmani meliputi emosi dan karakter.
Berdasarkan bahasa Inggris kecerdasan yaitu intelligence dan dalam
bahasa arab Al-Dzaka menurut arti bahasa adalah pemahaman, kecepatan dan
kesempurnaan sesuatu. Didalam arti sebuah kemampuan al-Qudrah dalam
memahami segala sesuatu secara cepat dan sempurna, begitu pula dengan
24Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa edisi Keempat,
(Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 2008), cet. Ke-4 h. 262
25J.P Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi Terjemahan kartini Kartono, (Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada, 2008) h. 253
-
22
Ibnu Sina seorang psikolog falasafi mengatakan kecerdasan sebagai kekuatan
intuatif (al-hads).26
Rodolf Otto, sebagaiamana yang di kutip oleh Sayyed Hossein Nasr,
mendefenisikan spiritual sebagai pengalaman yang suci. Sementara Danah
Zohar dan Ian Marshall, Kecerdasan spiritual (SQ) adalah kecerdasan untuk
menghadapi persoalan makna atau value, yaitu kecerdasan untuk
menempatkan prilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan
kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang
lebih luas dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup
seseorang lebih bermakna dibandingkan dengan yang lain.27 Spiritual Quetion
(SQ) adalah landasan yang diperlukan untuk memfungsikan Intelligent Quetion
(IQ) dan Emotional quetion (EQ) secara efektif Bahkan SQ merupakan
kecerdasan tertinggi dimiliki oleh manusia.28
Marsha Sinetar menafsirkan kecerdasan spiritual sebagai pemikiran
yang terilhami maksudnya adalah kecerdasan yang di ilhami oleh dorongan dan
efektivitas, keberadaan atau hidup keilahian yang mempersatukan kita sebagai
bagian-bagiannya.29
26Abdul Mujib, Nuansa-Nuansa Psikologi Islam, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,
2002), cet. Ke-2 h. 317
27Saifuddin Aman, Tren Spiritual Millenium Ketiga, (Larangan Tangerang Banten :
Ruhama, 2013), cet. Ke-1 h. 25
28Ary Ginanjar A. Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual ESQ
berdasarkan 6 rukun Iman dan 5 rukun Islam, (Jakarta : Arga, 2001) cet ke-1 h. 57
29Abdul wahab dan Umiarso, Kepemimpinan pendidikan dan Kecerdasan Spiritual,
(Jakarta : Ar-Ruzz Media, 2013), cet. Ke-1 h. 45
-
23
Kecerdasan Spiritual adalah kemampuan yang sempurna dari
perkembangan akal budi untuk memikirkan hal-hal diluar alam materi yang
bersifat kekuatan yang memancarkan energi batin untuk memotivasi lahirnya
ibadah dan moral. Dalam ESQ adalah kemampuan untuk memberi makna
spiritual terhadap pemikiran, prilaku dan kegiatan, secara mampu
menyinergikan IQ, EQ, dan SQ secara komperensif.30
Berdasarkan pengertian kecerdasan spiritual siswa penulis
menyimpulkan bahwa kecerdasan Spiritual adalah kemampuan untuk
menghadapi persoalan dengan konteks yang lebih luas untuk menjalankan IQ
dan EQ. Dalam dunia pendidikan untuk pembentukan kecerdasan spiritual
siswa maka peserta didik diperlukan adanya kejujuran, kasih sayang, percaya
diri dan pendidikan sabar. Kecerdasan spiritual dalam indikatornya seseorang
dapat memiliki kecerdasan spiritual yaitu, mempunyai visi dan misi dalam
hidupnya, merasakan kehadiran Allah, berzikir dan berdoa, memiliki kwalitas
sabar, dan berjiwa besar.
B. Kerangka Konseptual
Bimbingan konseling memiliki peranan yang penting dalam dunia
pendidikan yaitu sebagai penunjuk arah hidup generasi muda dalam berbagai
bidang yang menyangkut ilmu pengetahuan, keterampilan, sikap dan mental.
Setiap manusia memiliki kecerdasan intelektual (IQ) yang peranannya sangat
30Ary Ginanjar Agustian, Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual
ESQ Emotional spiritual Quotient The Best ESQ Way 165 1 Ihsan, 6 Rukun Iman dan 5 Rukun
Islam, (Jakarta : Arga Publishing, 2007) cet ke-40 h.13
-
24
besar dalam penentuan suatu keberhasilan siswa dalam mencapai prestasi
yang di inginkan dalam dunia pendidikan. Karena pada umumnya setiap orang
yang memiliki kecerdasan yang tinggi mampu belajar diberbagai bidang apapun
dibandingkan orang yang memiliki tingkat kecerdasan yang rendah.
Kecerdasan intelektual tindak menjamin seseorang untuk mencapai
sebuah keberhasilan, tanpa adanya kecerdasan emosional. Karena,
kecerdasan emosional merupakan salah satu faktor yang mengacu untuk
mencapai kecerdasan yang mencakup kesadaran diri dan kendali dorongan
hati, ketekunan, semangat dan motivasi diri, empati dan kecakapan sosial.
Kecerdasan spiritual (SQ) merupakan landasan yang diperlukan untuk
memfungsikan IQ dan EQ secara efektif yang membuat kita mampu
menempatkan prilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan
kaya. Spiritual Quotien (SQ) memberikan potensi kepada setiap orang untuk
tumbuh dan berubah, bersikap kreatif, luwes, berwawasan luas bahkan
memungkinkan setiap orang untuk menyatukan hal yang bersifat intrapersonal
dan interpersonal serta menjembatani kesenjangan dalam bermasyarakat.
Sebab, kecerdasan utama pada setiap orang terdapat pada kecerdasan
spiritual. Kecerdasan spiritual difungsikan untuk memecahkan segala masalah
dan menghadapi segala masalah yang bersifat nilai dan makna.
Apabila kecerdasan spiritual (SQ) dimiliki oleh setiap siswa/siswi maka
mereka akan lebih mampu dalam menghadapi berbagai bentuk masalah dalam
proses belajar mengajar disetiap harinya. Dengan kecerdasan spiritual yang
-
25
dimiliki oleh setiap siswa/siswi maka mereka akan lebih mampu mencapai
prestasinya dan memotivikasi diri untuk menemukan apa arti dari pembelajaran
yang telah diajarkan oleh seorang guru dalam setiap harinya. SQ mendorong
siswa menjadi kreatif dan serta memiliki cita rasa hingga meningkatnya
prestasi. Peranan bimbingan konseling dan kecerdasan spiritual dapat
memupuk sikap positif, semangat, motivasi, kepemimpinan, kecerdasan
emosional dan sikap positif lainnya.31
31Tridhonanto dan Beranda Agency, Melejitkan Kecerdasan Emosi (EQ) Buah Hati,
(Jakarta : PT Elex Media Komputindo, 2009), cet. Ke-1, h.4
-
26
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian menurut Nana Syaodih Sukmadinata penelitian yaitu
rancangan yang berisi rumusan tentang objek atau subjek yang akan diteliti,
teknik-teknik pengumpulan data, prosedur pengumpulan data dan analisis data
berkenaan dengan fokus masalah tertentu.32
Pendekatan utama yang digunakan dalam pendekatan ini yaitu deskriptif
kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang diarahkan untuk
memberikan gejala-gejala, fakta-fakta, atau kejadian-kejadian, secara
sistematis dan akurat.33 Pada penelitian ini penulis berusaha menggambarkan
kegiatan penelitian yang dilakukan pada objek tertentu secara jelas dan
sistematis.34
Metode penelitian deskriptif bertujuan untuk membuat deskriptif, yaitu
menggambarkan sifat suatu keadaan yang berjalan pada saat penelitian, dan
memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu. Jadi, metode penelitian
menekankan gambaran objek yang diselidiki dalam keadaan sekarang atau
32Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya,
2006), cet. Ke-2 h. 5
33Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Teori-Aplikasi (Jakarta : PT.
Bumi Aksara, 2006), h.47
34Sukardi, Metodologi Penelitian Kompetensi dan Praktiknya, (Jakarta : Bumi Aksara,
2014) h.14
-
27
waktu penelitian dilakukan.35
Penelitian kulitatif adalah pelopor penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku
yang dapat diamati. Penelitian kualitatif berakar alamiah sebagai keutuhan,
mengandalkan manusia sebagai alat penelitian, memanfaatkan mode kualitatif,
mengadakan analisis secara induktif, lebih mementingkan proses dari hasil,
membatasi studi dengan fokus, memiliki seperangkat kriteria untuk memeriksa
keabsahan data, rancangan penelitiannya bersifat sementara, dan hasil
penelitiannya disepakati oleh kedua belah pihak, yakni peneliti dan subyek yang
di teliti.
Menurut M. Nasir Penelitian deskriptif kualitatif adalah suatu dalam
meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu seri kondisi, suatu set
kondisi suatu sistem pemikiran adapun suatu kelas peristiwa pada masa
sekarang.36 Tujuannya adalah untuk membuat deskriptif, gambaran suatu lokasi
secara sistematis, factual, dan akurat dengan fakta-fakta sifat serta hubungan
fenomena yang diselidiki.
Berdasarkan judul yang peneliti pilih yaitu “Peranan Bimbingan Konseling
Islam Terhadap Kecerdasan Spiritual siswa di Sekolah Menegah Kejuruan
Negeri 1 Toili Sulawesi Tengah”. Penelitian jenis ini merupakan jenis penelitian
yang mengungkap suatu peristiwa yaitu bagaimana peranan bimbingan
35Imam Suprayono dan Tobroni, Metodologi Penelitian Sosial dan Agama, (Bandung :
PT. Remaja Rosdakarya, 2003) h.136
36Lexy J.Moleong, Metode penelitian kualitatif, Metodologi Kualitatif,(Bandung :
PT.Remaja Rosdakarya, 2005) h. 4
-
28
konseling Islam terhadap kecerdasan spiritual siswa, dan pelayanan bimbingan
konseling Islam terhadap kecerdasan spiritual siswa, serta hambatan
bimbingan konseling lsam terhadap kecerdasan spiritual siswa khususnya di
Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Toili Sulawesi Tengah. Oleh karena itu,
untuk memahami fenomena secara menyeluruh tentunya harus memahami
segenap konteks dan penjabarannya dengan dideskriptifkannya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan bimbingan konseling
Islam yang dilakukan oleh guru bimbingan konseling terhadap kecerdasan
spiritual siswa dan untuk menetahui pelayanan bimbingan konseling Islam
terhadap kecerdasan spiritual siswa dan hambatan bimbingan konseling Islam
terhadap kecerdasan spiritual siswa setelah dilakukannya pembinaan. Jenis
penelitian yang dilakukan adalah deskriptif kualitatif.
B. Lokasi Objek Penelitian
Lokasi penelitian adalah tempat di mana penelitian akan dilakukan, dan
peneliti mengambil lokasi di Kecamatan Toili, Kabupaten Banggai, Provinsi
Sulawesi Tengah. Adapun objeknya adalah siswa dan guru pembina bimbingan
konseling Islam di Sekolah Menegah Kejuruan Negeri 1 Toili Sulawesi Tengah ,
dimana peneliti akan meneliti tentang peranan bimbingan konseling Islam
terhadap kecerdasan spiritual siswa.
C. Fokus Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan yang peneliti buat maka
peneliti memfokuskan penelitian yaitu pada peranan bimbingan konseling Islam
-
29
terhadap kecerdasan spiritual siswa, pelayanan bimbinangan konseling Islam
dan hambatan bimbingan konseling Islam.
D. Deskripsi Fokus Penelitian
Berdasarkan fokus penelitian maka peneliti akan mendeskripsikan dari
pada fokus penelitian yaitu :
1. Peranan bimbingan konseling Islam yaitu sebagai penunjang kegiatan
pendidikan dalam mencapai tujuan pendidikan yang telah digariskan
melalui Undang-Undang. Peranan ini dimanifestasikan dalam bentuk
pemberian bantuan, pembinaan, pencerahan, teladan, motivasi dan
pemecahan masalah, terhadap para peserta didik untuk mengembangkan
kompetensi religius, kemanusiaan dan sosial, serta membantu kelancaran
para peserta didik dalam pengembangan kompetensi akademik dan
profesional sesuai bidang yang ditekuninya melalui pelayanan bimbingan
konseling Islam terhadap kecerdasan spiritual adalah kecerdasan untuk
menghadapi dan memecahkan persoalan makna kehidupan, nilai-nilai, dan
kebutuhan diri yaitu kecerdasan untuk menempatkan prilaku dan kehidupan
kita dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya, kecerdasan untuk
menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna
dibandingkan dengan orang lain.
2. Pelayanan bimbingan konseling Islam adalah sebuah proses pemberian
bantuan yang terus menerus dari seorang pembimbing yang telah
dipersiapkan kepada individu, kelompok, klasikal, yang membutuhkan
-
30
dalam rangka mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki secara optimal
dengan menggunakan berbagai macam media dan teknik bimbingan dalam
suasana asuhan yang normatif agar tercapai kemandirian sehingga
individu, kelompok dan klasikal bermanfaat baik bagi dirinya sendiri
maupun bagi lingkungan.
3. Hambatan bimbingan konseling adalah hal apa saja yang melatar belakangi
tidak terlaksananya/terhambatnya peranan bimbingan konseling Islam
terhadap kecerdasan spiritul siswa.
E. Sumber Data
Data merupakan hal yang sangat penting untuk mengetahui suatu
permasalahan, dan data juga diperlukan untuk menjawab masalah penelitian
yang sudah dirumuskan. Dalam melakukan penelitian data-data yang
diperlukan diperoleh dari dua sumber yaitu :
1. Data Primer
Data primer atau data tangan pertama adalah data yang diperoleh
langsung dari subjek penelitian dengan menggunakan alat pengukuran atau
alat pengambilan data langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang
dicari.37 Data primer juga merupakan salah satu ciri penelitian kualitatif, data ini
diperoleh dari informasi, dimana guru dan siswa yang lain sebagai sumber
informasinya data-data diperoleh dari wawancara terbuka dan mendalam yang
berpedoman pada daftar pertanyaan yang sudah disiapkan.
37Saifuddin Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2015), cet. Ke-16 h.
91
-
31
2. Data Sekunder
Data sekunder atau data tangan ke dua adalah data yang diperoleh dari
pihak lain, tidak langsung diperoleh peneliti dari subjek penelitiannya. Data
sekunder juga merupakan data yang sudah ada dan mempunyai hubungan
masalah yang diteliti yaitu meliputi literatur-literatur yang ada, dokumen-
dokumen berupa catatan-catatan, perekam, foto-foto atau data laporan yang
telah tersedia yang dapat digunakan sebagai pelengkap.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan
data penelitian dalam suatu penelitian.38 Selain itu instrumen juga merupakan
alat yang digunakan untuk mendapatkan informasi kuantitatif dan kualitatif
tentang variasi karakteristik variabel penelitian secara objektif. Instrumen dalam
penelitian ini yaitu :
1. Pedoman Observasi
Pedoman observasi merupakan bentuk pengamatan awal sebelum
melakukan penelitian. Atau aktivitas terhadap suatu proses atau objek
dengan maksud merasakan dan kemudian memahami pengetahuan dari
sebuah fenomena berdasarkan pengetahuan dan gagasan yang sudah
diketahui sebelumnya, untuk mendapatkan informasi-informasi yang
dibutuhkan untuk melanjutkan suatu penelitian.
38Wina Sanjaya, Penelitian Pendidikan Jenis Metode dan prosedur, (Jakarta : Kharisma
Putra Utama, 2013), cet. Ke-1 h. 247
-
32
2. Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara yaitu teknik mengumpulkan informasi dengan cara
menayakan beberapa pertanyaan secara terstruktur terhadap responden
atau pedoman yang berisi sejumlah pertanyaan yang berkaitan dengan
bagaimana peranan bimbingan konseling Islam terhadap kecerdasan
spiritual siswa di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Toili Sulawesi
Tengah.
3. Acuan Dokumentasi
Acuan dokumentasi yaitu berupa catatan tambahan khususnya yang
berkaitan dengan peranan bimbingan konseling Islam terhadap kecerdasan
spiritual siswa di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Toili Sulawesi
Tengah.
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara kerja yang harus dilalui oleh
setiap peneliti. Peneliti memerlukan cara tertentu agar semua data dapat
terkumpul, setelah data terkumpul akan dianalisis berdasarkan prosedur yang
ada. Data merupakan hal yang penting dalam suatu penelitian. Jika dalam
suatu penelitian tidak disertai data, maka penelitian tersebut masih
dipertanyakan validitasnya. Hasil dari penelitiannya pun tidak akan bersifat
objektif, sehingga tidak dapat dipertangung jawabkan. Dalam usaha
mengumpulkan data, peneliti menggunakan tiga teknik diantarnya teknik
observasi, teknik interview (wawancara), dan dokumentasi.
-
33
1. Teknik Observasi
Teknik observasi adalah metode penelitian yang menggunakan cara
pengamatan terhadap objek yang menjadi pusat perhatian penelitian.39 Secara
sistematis terhadap fakta-fakta yang diselidiki. Dalam bukunya Sanafiah Faisal
menjelaskan bahwa metode ini menggunakan sebuah pengamatan atau
penginderaan langsung terhadap benda, kondisi, situasi, prose atau prilaku.40
Teknik penelitian ini digunakan untuk memperoleh data tentang peranan
bimbingan konseling Islam terhadap kecedasan spiritual siswa di Sekolah
Menengah Kejuruan Negeroi 1 Toili Sulawesi Tengah.
2. Teknik Interview (wawancara)
Teknik interview atau wawancara adalah teknik penelitian yang
menggunakan cara tanya jawab. Dalam penelitian ini dimana peneliti terlibat
langsung dengan objek yang diteliti, untuk memperoleh informasi dari
terwawancara.41
Metode interview merupakan suatu bentuk komunikasi verbal seperti
percakapan yang digunakan untuk memperoleh data tentang : bagaimana
peranan bimbingan konseling Islam terhadap kecerdasan spiritual siswa di
Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Toili Sulawesi Tengah.
39Jasa Unggah Mulyawan, Metodologi penelitian Pendidikan, (Yogyakarta : Penerbit
Gava Media, 2014) cet. Ke-1 h. 62
40Sanafiah Faisal, Format-Format Social, (Jakarta : Raja Wali Pers, 1995) h. 52
41Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta : Rineka
Cipta, 1998) h. 132
-
34
3. Teknik Dokumentasi
Teknik dokumentasi adalah metode penelitian untuk meperoleh suatu
keterangan dengan cara memeriksa dan mencatat laporan data yang telah
didokumentasikan dalam bentuk buku yang ditulis seperti : buku induk,
pribadi.42
H. Teknik Analisis Data
Setelah semua data yang diperlukan terkumpul maka langkah
selanjutnya adalah menganalisis data. Analisis data merupakan upaya untuk
mencapai serta menata secara sistematis catatan hasil wawancara, observasi,
dokumentasi dan yang lainnya untuk meningkatkan pemahaman peneliti.43
Dalam karya ilmiah ini melihat dari judul dan latar belakang penelitian
deskriptif kualitatif. Menurut Suharmisi Arikunto pada umumnya penelitian
deskriptif kualitatif merupakan penelitian non hipotesis, sehingga dalam langkah
penelitiannya tidak diperlukan lagi penelitian hipotesa.
Data yang dipergunakan dalam penelitian ini bersifat kualitatif yaitu
penulis mengelola data yang selanjutnya akan diintrepetasikan dalam bentuk
konsep yang dapat mendukung pembahasan. Dalam pengelolaan data
tersebut, penulis menggunakan metode sebagai berikut:
1. Metode Deduktif
Metode deduktif adalah cara analisis dari kesimpulan umum yang diuraikan
42Djumhur, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, (Bandung : CV. Ilmu, 1975), h. 64
43Neon Muhajirin, Metode Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Rake Sarasin, 1998), h.183
-
35
menjadi contoh-contoh kongrit atau fakta-fakta untuk menjelaskan
kesimpulan atau generelisasi yang bersifat khusus tersebut atau yang lebih
dikenal yaitu teknik menganalisis data dari yang umum ke yang khusus.
2. Metode Induktif
Metode induktif yaitu metode yang menekankan pada pengamatan dahulu,
lalu menarik kesimpulan berdasarkan pengamatan tersebut atau metode ini
sering disebut pengambilan data dari yang bersifat umum kemudian di tarik
kesimpulan yang bersifat khusus.
-
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Latar Belakang Sekolah
Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Toili (SMKN 1 Toili) Sulawesi
Tengah merupakan sekolah berstandar kejuruan pertama yang beralamatkan di
Jl. Ahmad Yani No. 68 wilayah Kec. Toili, Kab.Banggai, Prov. Sulawesi Tengah.
Berdasarkan izin operasional dari Dinas Pendidikan Kabupaten Banggai No. SK
Pendi : 624.2/373/Dis. PDK tanggal 12 April 2004 MPSN/Statistik Sekolah
301180408006, dengan kode pos. 94763.
SMKN 1 Toili didirikan atas dasar kebutuhan lapangan kerja sehingga
para tokoh masyarakat dan pendidik mengajukan pembangunan sekolah. Pada
tanggal 12 April 2004 sekolah diresmikan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten
Banggai dengan kepala sekolah pejabat sementara bernama Arsad Nonci,
S.Pd, dengan jumlah siswa 32 orang dari 2 jurusan yaitu : Teknik Audio Vidio
(TAV) dan Teknik Mekanik Otomotif (TMO). Pada tahun 2005 SMKN 1 Toili
Sulawesi Tengah sudah memiliki Kepala Sekolah tetap yaitu bapak Hamka
Puasa, S. Pd. Dengan jumlah siswa sekitar 50 orang dari 4 jurusan.
Pada tahun 2012-2019 SMKN 1 Toili Sulawesi Tengah memiliki jumlah
siswa/siswi sebanyak 654 dari 6 jurusan yaitu diantaranya TKJ (Teknik
Komunikasi dan Jaringan), TAV (Teknik Audio Vidio), TKR (Teknik Kendaraan
Ringan), TGB (Teknik Gambar Bagunan), Pemasaran, dan TSM (Teknik
-
37
Sepeda Motor), dengan jumlah guru sebanyak 34 orang, jumlah ruang kelas
sebanyak 22 ruangan, 6 ruang lap praktek di masing-masing jurusan dan
dipimpin oleh kepala Sekolah bernama H. Awaluddin Abdullah, S. Pd.44
2. Letak Geografis
Berdasarkan letak geografis Sekolah SMKN 1 Toili Sulawesi Tengah
berada di lingkungan masyarakat dengan pekerjaan petani dan Pengawai
Negeri sipil (PNS). Sekolah didirikan diatas sebidang tanah seluas 2.907 meter
persegi adapun status sekolah yaitu milik Pemda Provinsi Sulawesi Tengah
dengan nomor pokok Sekolah Nasional (NPSN : 4020989). Sekolah SMKN 1
Toili dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan beroda dua maupun
empat. Adapun letak geografis Sekolah SMKN 1 Toili Sulawesi Tengah adalah :
Sebelah Timur : Berbatasan dengan SMPN 1 Toili
Sebelah selatan : Berbatasan dengan Balai Desa Sentral Timur
Sebelah Utara : Berbatasan dengan Rumah Masyarakat
Sebelah Barat : Berbatasan dengan Lapangan Bola Sentralsari.45
3. Visi dan Misi SMKN 1 Toili Sulawesi Tengah
Setiap sekolah memiliki tujuan pendidikan demi menghasilkan lulusan
Siswa/siswi yang berpotensi dan berkualitas tinggi, profesional, produktif, dan
kompetitif. Adapun visi Sekolah yaitu :
44H. Awaluddin Abdullah (47 th), wawancara, Kepala Selolah, 14 Juli 2018
45Haris Fahmi (38 th), Kepala Bagian Tata Usaha, Wawancara, 15 Juli 2018
-
38
Visi : “ Kreatif, terampil, inovatif, dan produktif berjiwa enterpreneur yang
mandiri dan berakhlak mulia (AKTIP E-MAN)”
Misi :
1. Melaksanakan kegiatan dan pelatihan tenaga pendidikan yang berjiwa
wirausaha.
2. Bersikap proaktif dalam kegiatan pembelajaran untuk menghasilkan
tamatan yang profisioanal, produktif, dan kompetitif.
3. Membudayakan kemampuan berbahasa Nasional dan Internasional.
4. Memanfaatkan sumber daya secara efektif dan efesien untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat dan industri akan tenaga Kerja Madya ditingkat
Lokal dan Nasional.
5. Menghasilkan tamatan yang dapat berilmu amaliah dan ilmiah
6. Membangun budaya Enterpreneur bagi siswa.
4. Struktur Organisasi
Struktur yang ada di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Toili
menunjukkan bahwa adanya manajemen kerja masing-masing dalam
menjalankan tugasnya. Agar dapat terlaksana dengan baik guna mencapai
sebuah tujuan yaitu membangun sekolah yang lebih baik, terdepan dan
tercapaian tujuan secara umum bersama-sama.46
Adapun susunan struktur organisasi Sekolah Menengah Kejuruan Negeri
1 Toili Tahun Ajaran 2017-2018 adalah sebagai berikut :
46Awaluddin Abdullah (47 th), Kepala Sekolah, Wawancara, 16 Juli 2019
-
39
Struktur Organisasi SMKN 1 Toili Sulawesi Tengah
Kab. Prodi TGB
KABAG TAS Haris Fahmi, S. Sos
Kepala Sekolah H.Awaluddin Abdullah, S.pd. MM
Nip : 19581020 198703 1 007
Kab.Prodi Pemasaran
Kab. Prodi TKJ
Kab. Prodi
TAV
Kab. Prodi TSM
Kab. Prodi TSM
ASS. Sarpras
ASS. Wakasek Kesiswaan
K
WAKASEK
Humas
WAKASEK Sarpras
Wakasek Kesiswaan
Ass Wakasek
Kurikulum
Komite Sekolah
Marwan S . P
WAKASEK
Kurikulum
Bendahara
Sri Lestari A. Md
Kordinator BK
Siswa SMKN 1 TOILI
Fungsional
Guru
Wali
Kelas
-
40
B. Peranan Bimbingan Konseling Islam Terhadap Kecerdasan Spiritual
Siswa di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Toili Sulawesi Tengah
Setiap sekolah pasti memiliki sebuah peranan penting terhadap
siswa/siswinya begitu pula dengan sekolah kejuruan. Sekolah kejuruan
merupakan salah satu bentuk satuan pendidkan formal yang memiliki tujuan
umum yaitu menyiapkan peserta didik agar menjadi produktif dan mampu
bekerja mandiri dan berprestasi dalam bidang keahliannya. Namun dalam hal
ini seorang peserta didik bukan hanya di harapakan pandai pada bidangnya
dan memiliki kecerdasan Intelligence Quotient (IQ) dan Emotional Intelegence
saja seorang siswa juga harus dapat memiliki kecerdasan Spiritual Quotien.
Kecerdasan IQ dan EQ tidak akan dapat berjalan dengan baik tanpa
adanya SQ, karena SQ merupakan kecerdasan yang paling utama yang harus
dimiliki dalam diri peserta didik. Sehingganya, disekolah dibutuhkannya satu
wadah pembinaan terhadap siswa agar dapat menjalankan itu semua. Seperti
yang kita ketahui bahwa di setiap sekolah memiliki tempat pembinaan khusus
terhadap siswa yaitu Bimbingan Konseling (BK), maka disinilah siswa akan
dilakukan pembinaan secara mendalam tersebut. Sehingga dibutuhkannya
seorang guru atau tenaga ahli yang memiliki peranan dalam bidangnya untuk
dapat mencerdaskan siswa bukan hanya IQ, EQ dan yang paling utama guru
harus dapat melakukan pembinaan SQ terhadap siswa.
Dari hasil observasi yang peneliti lakukan pada Sekolah Menengeh
Kejuruan Negeri 1 Toili Sukawesi Tengah (SMKN 1 TOILI), maka sudah tentu
-
41
sekolah memiliki sebuah peranan dalam bidang Bimbingan Konseling dalam
pembinaannya terhadap siswa. Sekolah SMKN 1 Toili tentu memiliki cara-cara
tertentu dalam membina siswanya agar mencapai kecerdasan Spiritual. Hal ini
sesuai dengan hasil wawancara peneliti kepada informan pertama yang
mengakatakan bahwa:
“....Setiap sekolah tentu memiliki peranan pendidikan yang penting terhadap siswa bukan hanya masalah pelajaran saja yang di utamakan dan prestasinya tetapi sekolah juga memiliki peranan penting dalam bidang bimbingan konseling apalagi mengenai bimbingan konseling Islam. Bimbingan konseling sangat dibutuhkan disekolah oleh siswa/siswi dalam menentukan arah hidup yang menjadi tujuan mereka dimasa depan dan mencapai kecerdasan spiritual dirinya sendiri. Sehingganya diperlukan seorang guru bimbingan konseling yang berperan secara langsung untuk pembinaan’’.47
Hal ini juga diperkuat oleh peryataan kedua dari guru Bimbingan Konseling
(BK) SMKN 1 Toili Sulawesi Tengah bahwa :
“....Di Sekolah SMKN 1 Toili Sulawesi Tengah guru bimbingan konseling memiliki sebuah peranan yang penting dalam proses pembinaan peserta didik. Sekolah juga melakukan bimbingan konseling yang dikemas dalam bentuk bimbingan konseling Islam. Dalam bimbingan ini selaku guru tentu memiliki peranan penting dalam pembinaan siswa diantaranya adalah pemberian bantuan, pembinaan/pengarahan, pencerahan, teladan, motivasi dan pemecahan masalah”.48
Hal yang sama diungkapkan oleh siswa SMKN 1 Toili Sulawesi Tengah bahwa:
“....Guru bimbingan konseling memiliki banyak peranan terhadap kami dalam pembinaan, kami di berikan bantuan dalam menyelesaikan masalah yang sedang kami hadapi, kami diarahkan untuk melakukan
47Awaluddin Abdullah (47), Kepala Sekolah, Wawancara, 17 Juli 2019
48Citro (33 th), Guru Bimbingan Konseling, Wawancara, 18 Juli 2018
-
42
hal-hal positif misalnya guru BK memberikan contoh ke kami jika tiba waktu sholat untuk melakukan secara bersama.49 Hal ini juga diperkuat oleh peryataan teori dari crow & crow, dalam buku
Bimbingan dan Konseling Islam bahwa :
“....Crow & Crow 1962 klasik berpendapat bahwa bimbingan adalah bantuan yang diberikan seseorang yang terlatih dengan baik serta memiliki kepribadian dan pendidikan memadai, bimbingan diberikan kepada berbagai individu dari berbagai kelompok usia agar individu tersebut dapat mengola kehidupannya sendiri, mengembangkan pandangan hidupnya sendiri, membuat keputusan sendiri, dan menanggung konsekuensi dari pilihan atau keputusan hidup yang telah di buatnya.50 Berdasarkan dari hasil wawancara dari tiga informan dan peryataan teori
bimbingan konseling yang penulis peroleh tentang “peranan bimbingan
konseling Islam terhadap kecerdasan spiritual siswa di Sekolah Menengah
Kejuruan Negeri 1 Toili Sulawesi Tengah, maka pada peranannya bimbingan
konseling sangat penting terhadap siswa dalam proses pemberian bantuan,
pembinaan/pengarahan, pencerahan, teladan, motivasi dan pemecahan
masalah. Sehingga dalam peranannya bimbingan konseling sebagai :
1. Pemberian Bantuan
Pemberian bantuan dilakukan oleh guru bimbingan konseling terhadap
siswa/siswi secara efektif untuk mengetahui tugas dan potensi diri dalam
proses pendidikan dan lingkungan sehingga tercapainya tujuan dari pendidikan
dan mencapai kecerdasan sprituial.
49Ahmad Zaenul Hasan Annur (18 th), Siswa SMKN 1 Toili Sulawesi Tengah,
wawancara, 19 Juli 2019
50Samsul Munir Amir, Bimbingan dan Konseling Islam, (Jakarta : Amzah, 2015) cet. ke-3,
h.4
-
43
2. Pembinaan/pengarahan
Pembinaan/pengarahan dilakukan terhadap siswa/siswi dalam mencapai
kecerdasan spiritual biasanya berupa pembinaan akhlak, akidah, dan cara
dalam bermuamalah. Dalam pembinaan siswa akan diajarkan bagaimana cara
bertingkah laku/bersikap yang baik terhadap guru, teman dan lainnya.
Pengarahan dalam pembentukan kecerdasan spiritual biasanya guru
bimbingan konseling akan mengarahkan siswa/siswi untuk melakukan
kegiatan-kegiatan yang bersifat kearah positif dan menjauhi segala hal yang
menjadi larangan. Pengarahan juga dilakukan terhadap siswa agar mereka
dapat lebih mudah dalam mengarahkan diri baik dalam belajar di sekolah dan
lingkungan.
3. Pencerahan
Pencerahan dilakukan terhadap siswa/siswi terbimbing untuk
memberikan mereka kesempatan mengungkapkan segala-sesuatu yang
menjadi beban pemikiran dalam pendidikan. Kemudian guru pembimbing akan
mengarahkan dan memberikan pemahaman terhadap siswa/siswi untuk
kembali mengimani Allah karena tidak ada masalah yang tidak dapat dihadapi
dengan seizin Allah.
4. Teladan
Guru bimbingan konseling dalam membentuk kecerdasan spiritual siswa
ketika proses pembinaan siswa/siswi akan menempatkan dirinya sebagai
seorang teladan yaitu memberikan contoh terhadap siswa untuk mengarahkan
-
44
diri melakukan hal-hal yang baik. Misalnya mengajak siswa/siswi ketika tiba
waktu sholat dzuhur untuk melakukan secara berjamaah dimusholla.
5. Motivasi dan Pemecahan Masalah
Pemberian motivasi dan pemecahan masalah dilakukan guru bimbingan
konseling SMKN 1 Toili Sulawesi Tengah dalam peranannanya untuk
menjadikan siswa/siswi cerdas secara spiritual yaitu siswa/siswi diberikan
motivasi untuk menentukan arah dan tujuan. Motivasi juga dijadikan sebagai
pendorong untuk melakukan sesuatu sehingga menjadi unsur yang penting
terhadap tingkah laku dan tindakan dalam menguji sikap siswa/siswi dalam
beramal benar atau salah sehingga dapat melihat dimana letak kebenaran dan
kesalahan dalam proses penyelesaian masalah yang sedang dihadapi. Hal ini
dapat dilihat berdasarkan penjelasan ayat Al-Qur’an dalam surah Ar-Ra’d ayat
11 yaitu :
⧫ ⧫ ❑⬧
⧫ ⧫
→
Terjemahannya :
“Sesungguhnya Allah tidak merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga
mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri”.51
51Depertemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahan, (Jakarta : PT.Sygma Examedia
Arkanleema), h. 250
-
45
Berdsarkan hasil paparan penelitian maka penulis menarik kesimpulan
bahwa bimbingan konseling Islam memiliki peranan yang sangat penting
terhadap pembinaan siswa/siswi didik. Dimana guru BK memiliki peranan
dalam pemberian bantuan, pembinaan/pengarahan, pencerahan, teladan,
motivasi dan pemecahan masalah. Sehingga dalam pencapaian kecerdasan
spiritual siswa dapat dibentuk secara terstruktur dan terintegral, dan saling
mendukung dalam proses bimbingan demi kelancaran pembinaan siswa/siswi
kearah kecerdasan spiritual.
C. Pelayanan Bimbingan Konseling Islam Terhadap Kecerdasan Spiritual
Siswa di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Toili Sulawesi Tengah
Pelayanan merupakan bagian yang integral dalam pendidikan. Dimana
bimbingan konseling sebagai sebuah pelayanan nyata dalam bidang
pendidikan yang dilakukan oleh guru bimbingan terhadap siswa untuk dapat
membatu siswa dalam menghadapi berbagai bentuk persoalan mengenai
pendidikan terutama kecerdasan spiritual siswa. Hal ini diungkapkan oleh guru
bimbingan konseling bahwa :
“....Bimbingan konseling Islam di SMKN 1 Toili Sulawesi Tengah dalam pelayanannya terhadap siswa ditujukan untuk perkembangan siswa/siswi guna membantu mengatasi problematika dalam berbagai bidang. Berdasarkan pelayanan bimbingan konseling (BK) untuk mencapai kecerdasan spiritual Siswa di SMKN 1 Toili Sulawesi Tengah, terdapat beberapa pelayanan yang dilakukan oleh guru BK diantaranya adalah pelayanan secara individu (pribadi), pelayanan kelompok, pelayanan klasikal (menyeluruh), dan pelayanan perubahan karakter. Pelayanan dilakukan agar siswa dapat menemukan pribadi, mengenal lingkungan, dan mengetahui potensi dirinya dengan pengarahan pendekatan diri terhadap Allah agar tercipainya kecerdasan spiritual. Dalam pelayananya juga kami akan melakukan bimbingan konseling melakukan bimbingan
-
46
terhadap siswa diantara bimbingan akidah, akhlak, ibadah dan muamalah. Biasanya kita pihak BK buat kegiatan lain juga untuk membentuk kecerdasan spiritual siswa, diantaranya membiasakan mereka mengucapkan salam, membaca doa, sholat dzuhur berjamaah, jumat sero dan seja dan menghafal surah pendek”.52 Hal yang sama di ungkapkan oleh siswa SMKN 1 Toili Sulawesi Tengah
bahwa : “....Pelayanan bimbingan sangat kami butuhkan sebagai siswa karena dengan adanya pelayanan bimbingan konseling, kami merasa terbantu dalam menghadapi masalah dan kesulitan-kesulitan yang sedang kami alami. Disekolah biasanya kami juga dibimbing kearah untuk melakukan hal-hal positif. Disekolah kami diajarkan oleh guru untuk membiasakan mengucapkan salam, membaca doa sebelum belajar, sholat dzuhur berjamaah, pengajian biasanya pada kegiatan jumat sero dan seja dan juga hafalan surah pendek.53
Berdasarkan hasil wawancara dari dua informan bahwa dinyatakan
bimbingan konseling dalam pelayanannya saat pembinaan siswa memiliki
beberapa bentuk diantaranya yaitu : pelayanan individu (Pribadi), pelayanan
kelompk, pelayanan klasikal (menyeluruh), dan pelayanan perubahan karakter.
Dan juga adanya pelayanan bimbingan yang lainnya berupa bimbingan akidah,
akhlak, ibadah dan muamalah. Bimbingan konseling dalam pelayanannya
sangat dibutuhkan untuk membantu siswa/siswi memahami tentang dirinya
sendiri, terhadap kemungkinan perkembangannya dalam mencapai kecerdasan
spiritual dan membantu perkembangan sosial (berkelompok) kearah yang lebih
positif. Guru bimbingan konseling dalam pelayanannya dalam kecerdasan
52Citro (33 th), Guru Bimbingan Konseling, Wawancara, 25 Juli 2019
53Ahmad Zaenul Hasan Annur (18 th), Siswa SMKN 1 Toili Sulawesi Tengah, Wawancara, 26 Juli 2018
-
47
spiritual siswa SMKN 1 Toili Sulawesi Tengah maka akan melakukan beberapa
bentuk pelayanan diantaranya adalah :
1. Pelayanan Individu (Pribadi)
Pelayanan secara individu dilakukan oleh guru BK terhadap siswa SMKN
1 Toili Sulawesi Tengah, secara pribadi untuk membantu siswa dalam
menemukan dan mengembangkan diri pribadi yang beriman dan bertakwa
kepada Allah secara mandiri, sehat jasmani dan rohani dalam mencapai
kecerdasan spiritual. Bimbingan konseling berdasarkan pelayanannya
mengarahkan siswa untuk melakukan pemantapan pemahaman tentang
kelemahan diri, pengambilan keputusan, kemampuan mengarahkan diri dalam
penyelesaian masalah agar tercapainya kecerdasan spiritual.
2. Pelayanan Kelompok
Pelayanan bimbingan konseling secara kelompok diberikan terhadap
siswa SMKN 1 Toili Sulawesi Tengah secara menyeluruh di ruang bimbingan
berdasarkan tahapan dalam pencapaian kecerdasan spiritual siswa. Hal ini
dilakukan guru Bk dengan tujuan agar siswa dapat saling menghargai dan
menghormati pendapat, kreativitas, siswa lannya. Siswa diajarkan bagaimana
cara dalam mengemukakan pendapat, memperluas wawasan, dan memberikan
pelajaran mengenai lingkungan dalam menghadapi suatu tugas secara
bersama (kelompok) dalam pemecahkan masalah secara bersama serta
berdiskusi.
-
48
Pelayanan kelompok dilakukan agar siswa dapat menemukan pribadi,
mengenal lingkungan, dan pengetahui tentang potensi dirinya dengan
pengarahan pendekatan diri terhadap Allah agar tercapainya kecerdasan
spiritual.
3. Pelayan secara Klasikal (menyeluruh)
Pelayanan klasikal dilakukan guru bimbingan konseling dalam pencapaian
kecerdasan spiritual siswa secara menyeluruh biasanya akan didatangkan
tenaga ahli atau jika tidak maka Kepala Sekolah yang akan melakukan
pembinaan. Pelayanan klasikal ini biasanya siswa akan diberikan sebuah
nasehat. Dimana dalam pelayanan klasikal siswa akan diarahkan untuk
melakukan kegiatan-kegiatan keagamaan seperti jumat sero (jumat sehat
rohani) dan jumat Seja (sehat Jasmani)
Kegiatan jumat sero yaitu kegiatan dalam bentuk pengajian yang
dilaksanakan secara bersama dari siawa kelas X-XII biasanya pengajian
dilakukan di lapangan dan aula sekolah. Dan kegiatan jumat sero juga
biasanya siswa akan diajarkan mengaji, baca surah yasin. Sementara untuk
jumat seja (sehat jasmani) yaitu biasanya akan melakukan senam dan juga
kerja bakti dan juga dalam bentuk lomba-lomba lainnya
4. Pelayanan Perubahan Karakter
Pelayanan perubahan karakter dilakukan guru bimbingan konseling
terhadap siswa SMKN 1 Toili Sulawesi Tengah untuk mencapai kecerdasan
-
49
spiritual maka guru BK akan melakukan pembinaan terhadap karakter siswa
diantara lain yaitu :
a. Sopan Santun, guru bimbingan konseling memberikan pengarahan
terhadap siswa bagaimana cara bersikap atau bertingkah laku serta
berbicara yang ramah terhadap guru, orang tua, dan teman dalam situasi
dan kondisi apapun dalam menjalankan norma-norma yang berlaku dalam
lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat dimanapun berada.
Melakukan sikap sopan santun juga di sebutkan dalam Hadis Riwayat
Imam Muslim yang berbunyi “Berkatalah kalian dengan sopan dan jujur
Niscaya Allah akan menambahkan Ampunan-Nya kepada kalian”. Sehingga
dalam pelayanan karakter guna mencapai kecerdasan spiritual dibutuhkan
pembinaan karakter tentang sopan santun.
b. Kejujuran, dalam pelayanannya dilakukan guru konseling terhadap siswa
dalam proses keterbukaan pemecahan masalah, sehingga siswa didik tidak
menyembunyiakan hal apapun baik berupa informasi pengenai
permasalahan yang dialaminya.
c. Keimanan, dalam pembinaannya sangat dibutuhkan oleh siswa agar dapat
membina dirinya menjadi manusia yang berbudi luhur. Keimanan sangat
mempegaruhi prilaku siswa dalam pencapaian kecerdasan spiritual. Dalam
pembinaan keimanan siswa akan diarahkan melakukan aktivitas sholat
dzuhur berjamaah, menghafal Ayat Al-Qur’an dan mengucapkan salam.
-
50
d. Ketakwaan, dalam pelaksanaannya guru bimbingan konseling akan
melakukan pembinaan sejak siswa mulai masuk sekolah melalui berbagai
kegiatan, karena ketakwaan merupakan cerminan dari keimanan siswa
dalam menjalankan perintah agama dan menjauhi larangannya.
e. Kepedulian, berdasarkan pembinaan bimbingan konseling kepedulian
sangat penting, dimana guru BK akan memberikan arahan terhadap siswa
untuk memiliki sikap empati dan simpati terhadap orang lain.
Selain itu untuk mencapai kecerdasan spiritual siswa di Sekolah
Menengah kejuruan Negeri 1 Toili Sulawesi Tengah maka ada juga program
pelayanan bimbingan yang akan dilakukan dalam pembinaan bimbingan untuk
mencapai kecerdasan spiritual siswa diantaranya adalah :
1. Bimbingan akidah merupakan bimbingan pelayanan yang dilakukan guru
agama islam yang membantu siswa konseling dalam proses mengenal,
memahami, menghayati, mengamalkan. Kemudian mengembangkan
dirinya untuk menjadi pribadi yang lebih baik, beriman kepada ALLAH SWT,
istikomah, mandiri, sehat dan bahagia baik lahiriah dan batiniah
berdasarkan rukun islam seperti yang di ajarkan dalam ajaran Agama
Islam.
2. Bimbingan akhlak merupakan bimbingan dalam bentuk pelayanan
membentuk akhlak dari siswa (konseli) dalam mengembangkan sikap dan
tingkah laku kearah yang lebih baik dan positif. Mengarahkan untuk
mematuhi peraturan seperti melaksanakan kewajiban dan menjauhi