PENERAPAN METODE ANDRAGOGI DAN DIALOGIS DALAM …PENGESAHAN SKRIPSI Skripsi saudari Hernawati, NIM....

78
ii PENERAPAN METODE ANDRAGOGI DAN DIALOGIS DALAM PENINGKATAN MINAT BELAR SISWA SMP IT AL-FITYAN SCHOOL KEC. SOMBAOPU KAB. GOWA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.I) pada Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar HERNAWATI 291900019 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 1435 H/2013 M

Transcript of PENERAPAN METODE ANDRAGOGI DAN DIALOGIS DALAM …PENGESAHAN SKRIPSI Skripsi saudari Hernawati, NIM....

  • ii

    PENERAPAN METODE ANDRAGOGI DAN DIALOGIS DALAM

    PENINGKATAN MINAT BELAR SISWA SMP IT AL-FITYAN

    SCHOOL KEC. SOMBAOPU KAB. GOWA

    SKRIPSI

    Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.I) pada Program Studi

    Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar

    HERNAWATI

    291900019

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS

    MUHAMMADIYAH MAKASSAR 1435 H/2013 M

  • UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS AGAMA ISLAM

    Kantor : Jl. Sultan Alauddin No. 259 Gedung Iqra Lt. IV Telp. (0411) 851914 Makassar 90223

    iii

    PENGESAHAN SKRIPSI

    Skripsi saudari Hernawati, NIM. 291900019 yang berjudul “ Penerapan Metode

    Andragogi dan Dialogis dalam Meningkatkan Minat Belajar Siswa SMPIT Al-

    Fityan School Kec. Sombaopu Kab. Gowa” telah diujikan pada hari Selasa, 26

    November 2013 M / 22 Muharram 1435 H, dihadapan tim penguji dan dinyatakan

    telah dapat diterima dan disahkan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

    gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah

    Makassar.

    25 Muharram 1435 H Makassar, ------------------------------

    29 November 2013 M

    DEWAN PENGUJI 1. Ketua : Drs. H. Mawardi Pewangi, M.Pd.I (...................................)

    2. Sekertaris : Dr. Abd Rahim Razaq, M.Pd (...................................)

    Penguji I : Dra. Mustahidang Usman, M.Si (...................................)

    Penguji II : Drs. Muri Khalik, M.Pd.I (...................................)

    Pembimbing I : Dr. Rusli Malli, M.Ag (...................................)

    Pembimbing II : Amirah Mawardi, S.Ag M.Si (...................................)

    Disahkan Oleh:

    Dekan FAI Unismuh Makassar

    Drs. H. Mawardi Pewangi, M.Pd.I

    NIDN : 0931126249

  • UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS AGAMA ISLAM

    Kantor : Jl. Sultan Alauddin No. 259 Gedung Iqra Lt. IV Telp. (0411) 851914 Makassar 90223

    iv

    BERITA ACARA MUNAQASYAH

    Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar telah

    mengadakan sidang Munaqasyah pada hari Selasa, 26 November 2013 M / 22

    Muharram 1435 H yang bertempat di Kampus Universitas Muhammadiyah Makassar

    Jl. Sultan Alauddin No. 259 Makassar Gedung Iqra Lantai 4 Fakultas Agama Islam.

    MEMUTUSKAN

    Bahwa saudari

    Nama : Hernawati

    Nim : 291900019

    Judul Skripsi : PENERAPAN METODE ANDRAGOGI DAN DIALOGIS DALAM

    MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA SMPIT AL-FITYAN

    SCHOOL KEC. SOMBAOPU KAB. GOWA

    Dinyatakan : LULUS

    Ketua Sekertaris

    Drs. H. Mawardi Pewangi, M.Pd.I Dr. Abd. Rahim Razaq, M.Pd

    NIDN : 0931126249 NIDN : 9909005374

    Dewan Penguji

    1. Dra. Mustahidang Usman, M.Si (...................................)

    2. Drs. Muri Khalik, M.Pd (...................................)

    3. Dr. Rusli Malli, M.Ag (...................................)

    4. Amirah Mawardi, S.Ag M.Si (...................................)

    Disahkan Oleh: Dekan FAI Unismuh Makassar

    Drs. H. Mawardi Pewangi, M.Pd.I NIDN : 0931126249

  • PERSETUJUAN PEMBIMBING

    Judul Skripsi : Penerapan Metode Andragogi dan Dialogis dalam

    Meningkatkan Minat Belajar Siswa SMP Islam

    Terpadu School Kec Somba Opu Kab Gowa

    Nama : Hernawati

    Nim : 291900019

    Fakultas/Jurusan : Agama Islam/Pendidikan Agama Islam

    Setelah dengan seksama memeriksa dan meneliti, maka skripsi ini

    dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diujikan di depan tim penguji

    ujian skripsi pada Prodi Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam

    Universitas Muhammadiyah Makassar.

    25 Muharram 1435 H Makassar, -----------------------------

    29 November 2013 M

    Disetujui

    Pembimbing I Pembimbing II

    Dr. Rusli Malli, M.Ag Amirah Mawardi, S.Ag., M.Si NIDN : 0921017002 NIDN : O906077301

  • PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

    Dengan penuh kesadaran dan tanggungjawab, penulis atau peneliti yang

    bertanda tangan di bawah ini, menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar

    adalah hasil karya penulis atau peneliti sendiri. Jika kemudian hari terbukti

    bahwa iini merupakan duplikat, tiruan, plagiat, dibuat atau dibantu secara

    langsung maupu tidak langsung oleh orang lain baik keseluruhan maupun

    sebagian, maka skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya maka batal

    demi hukum.

    25 Muharram 1435 H Makassar, -----------------------------

    29 November 2013 M

    Yang membuat pernyataan

    H e r n a w a t i NIM: 291900019

  • i

    ABSTRAK

    HERNAWATI. 291900019. 2020. Penerapan Metode Andragogi dan Dialogis dalam Peningkatan Minat Belajar Siswa SMP Islam Terpadu Al-Fityan School Kec Sombaopu Kab Gowa . Dibimbing oleh Rusli Malli dan Amirah Mawardi.

    Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana Penerapan Metode Andragogi dan Dialogis dalam Peningkatan Minat Belajar Siswa SMP Islam Terpadu Al-Fityan School Kec Sombaopu Kab Gowa.

    Jenis penelitian ini merupakan penelitian lapangan (fiel research), yaitu pengumpulan data dimana penulis turun langsung ke lapangan penelitian untuk mengumpulkan data yang diperlukan dengan menggunakan teknik Observasi, wawancara, dokumentasi, dan angket. Selanjutnya data yang dikumpulkan dilapangan diolah dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk menggambarkan secara utuh dan mendalam tentang realitas dan berbagai fenomena yang terjadi di lembaga pendidikan yang menjadi objek penelitian.

    Hasil penelitian ini membuktikan bahwa dengan menggunakan metode andragogi dan dialogis dalam meningkatkan minat belajar siswa SMP Islam Terpadu Al-Fityan School Kec Sombaopu Kab Gowa. Siswa jauh lebih berminat dalam dalam hal ini respon siswa terhadap pembelajaran sangat bagus, ini dibuktikan dengan keaktifan siswa berbicara dan bertanya di dalam kelas pada saat digunakan atau diterapkan metode andragogi dan dialogis, hal ini juga disebabkan karena adanya faktor pendukung baik dari guru, siswa maupun fasilitas yang tersedia. Selain itu juga ada faktor penghambat diantaranya mengenai kedisiplinan dan sikap siswa yang tidak menghargai guru, bermain-main, dan kurangnya perhatian terhadap pelajaran. Oleh karena itu diperlukan solusi agar siswa bisa fokus dalam proses pembelajaran dengan guru menerapkan metode andragogi dan dialogis sehingga menemukan dan menyelesaikan persoalan siswa serta meningkatkan minat belajarnya kembali.

    Kata Kunci: Metode andragogi dan dialogis serta minat belajar.

  • KATA PENGANTAR

    Alhamdulillahi Robbil Alamin, segala puji tercurah hanya kepada

    Allah SWT. Tuhan yang senantiasa mengiringi setiap langkah ummat-Nya,

    dengan segala Nikmat dan Rahmat-Nya yang diberikan kepada penulis

    sehingga dapat menyelesaikan Proposal ini dengan baik. Salawat serta

    salam tercurah kepada baginda Rasulullah SAW. Para sahabat, dan

    keluarganya serta ummat yang senantiasa istiqomah dijalan-Nya.

    Tiada pencapaian yang sempurna dalam setiap langkah, karena

    rintangan tak akan meninggalkan harapan dan cita-cita agung. Segalanya

    penulis lalui dengan segenap keyakinan dan kesungguhan bersama

    dorongan dari beberapa pihak yang senantiasa mendukung, baik secara

    moril maupun materil. Maka melalui kesempatan ini penulis mengucapkan

    banyak terima kasih kepada yang terhormat:

    1. Prof Dr. H. Abd Rahman Rahim, SE.,MM. Rektor Universitas

    Muhammadiyah Makassar.

    2. Drs. H. Mawardi Pewangi, M.Pd.I., Dekan Fakultas Agama Islam.

    3. Dr. Amirah Mawardi, S.Ag.,M.Si Ketua Prodi Pendidikan Agama

    Islam. Nurhidaya M, S.Pd.I.,M.Pd.I Sekretaris Prodi Pendidikan

    Agama Islam yang senantiasa memberikan arahan-arahan selama

    menempuh pendidikan.

  • 4. Dr. Rusli Malli, S.Ag., MA dan Dr. Amirah Mawartdi, S.Ag., M.Si.

    Pembimbing yang telah memberikan arahan dalam penyusunan

    skripsi penulis.

    5. Para Dosen Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah

    Makassar yang senantiasa membimbing penulis selama

    menempuh pendidikan S1 pendidikan Agama Islam.

    6. Kedua orang tua penulis Nuking dan Mondeng yang telah

    membesarkan dan memberikan pendidikan penulis hingga saat ini,

    selalu memberikan do’a, limpahan kasih sayang, motivasi baik

    secara moril maupun materil dan semangat setiap waktu.

    Terimakasih atas perjuangan ayah dan ibunda tercinta.

    Penulis senantiasa mengharapkan kritikan dan saran dari

    berbagai pihak yang sifatnya membangun guna dalam menyelasaikan

    proposal ini ke tahap skripsi nantinya. Mudah-mudahan proposal ini

    dapat memberikan manfaat bagi pembaca, terutama bagi diri pribadi

    penulis. Aamiin.

    25 Muharram 1435 H Makassar, -----------------------------

    29 November 2013 M

    Penulis

    H e r n a w a t i NIM: 291900019

  • i

    DAFTAR ISI

    HALAMAN SAMPUL ......................................................................... i

    HALAMAN JUDUL ............................................................................. ii

    PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................... iii

    BERITA ACARA MUNAQASYAH ...................................................... iv

    PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................................... v

    SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ................................... vi

    ABSTRAK ......................................................................................... vii

    KATA PENGANTAR .......................................................................... viii

    DAFTAR ISI ....................................................................................... x

    DAFTAR TABEL ................................................................................ xii

    BAB I PENDAHULUAN .................................................................... 1

    A. Latar Belakang ................................................................... 1

    B. Rumusan Masalah ............................................................. 5

    C. Tujuan Penelitian ............................................................... 6

    D. Manfaat Penelitian ............................................................. 6

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................ 7

    A. Pengertian dan Macam-macam Metode ............................. 7

    B. Metode Andragogi dan Dialohis ......................................... 7

    C. Minat Belajar ....................................................................... 19

    1. Pengertian Minat Belajar ............................................... 19

    2. Peran dan Fungsi Minat ................................................ 21

    3. Cara meningkatkan Minat Belajar .................................. 22

    BAB III METODE PENELITIAN ...................................................... 29

  • ii

    A. Jenis Penelitian ............................................................. 29

    B. Lokasi dan Objek Peneltian ........................................... 29

    C. Fokus Penelitian ............................................................ 30

    D. Variabel Penelitian ......................................................... 31

    E. Definisi Oprasional Variabel .......................................... 32

    F. Populasi dan Sampel .................................................... 34

    G. Teknik Pengumpulan Data ............................................ 34

    H. Teknik Analisis Data........................................................

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................ 36

    A. Kondisi Obyektif Lokasi Penelitian ................................. 36

    B. Penerapan Metode Andragogi dan Dialogis dalam

    Meningkatkan Minat Siswa smp Islam Terpadu Al-Fityan

    School Kec Sombaopu Kab Gowa ................................. 43

    C. Faktor yang Menjadi Pendukung dan Penghambat

    Penerapan Metode Andragogi dan Dialogis dalam

    Meningkatkan Minat Siswa smp Islam Terpadu Al-Fityan

    School Kec Sombaopu Kab Gowa ................................. 47

    D. Langkah-langkah yang dilakukan Guru dalam Mengatasi

    Hambatan-hambatan Penerapan Metode Andragogi dan

    Dialogis dalam Meningkatkan Minat Siswa smp Islam

    Terpadu Al-Fityan School Kec Sombaopu Kab Gowa .... 54

    BAB V PENUTUP ........................................................................... 58

    A. Kesimpulan.................................................................... 58

    B. Saran ............................................................................. 59

    DAFTAR PUSTAKA ........................................................................ 61

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP .............................................................. 63

    LAMPIRAN ....................................................................................... 64

  • i

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1 Populasi Guru dan Siswa SMP Islam Terpadu Al-Fityan School Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa

    Tabel 2 Sampel Guru dan Siswa SMP Islam Terpadu Al-Fityan School

    Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa Tabel 3 Keadaan Guru SMP Islam Terpadu Al-Fityan School Kecamatan

    Somba Opu Kabupaten Gowa Tabel 4 Sarana dan Prasarana SMP Islam Terpadu Al-Fityan School

    Kecamatan Somba opu Kabupaten Gowa

    Tabel 5 Daftar jawaban responden tentang penerapan metode andragogi dan dialogis dalam proses pembelajaran

    Tabel 6 Daftar jawaban responden tentang penerapan metode andragogi

    dan dialogis dalam peningkatan minat belajar siswa Tabel 7 Daftar jawaban responden tentang penerapan metode andragogi

    dan dialogis dalam menjalin komunikasi dan hubungan yang baik antara guru dan siswa

    Tabel 8 Daftar Jawaban Responden tentang Metode Andragogi dan

    Dialogis adalah metode yang menyenangkan dalam proses belajar mengajar

    Tabel 9 Daftar jawaban responden tentang perasaan siswa yang senang terhadap metode andragogi dan dialogis yang diterapkan guru

    Tabel 10 Daftar jawaban responden yang pernah bermain-main di kelas

    disebabkan metode pengajaran guru guru yang tidak disukai Tabel 11 Daftar jawaban responden tentang metode andragogi dan

    dialogis mampu membuat siswa lebih kreatif dan inovatif dalam mengikuti pembelajaran

    Tabel 12 Daftar jawaban responden tentang metode andragogi dan

    dialogis sebagai metode terbaik dalam proses belajar mengajar

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Pada dasarnya guru adalah seorang pendidik. Pendidik adalah orang

    dewasa dengan segala kemampuann yang dimilikinya untuk dapat

    mengubah psikis dan pola pikir anak didiknya dari tidak tahu menjadi tahu

    serta mendewasakan anak didiknya. Salah satu hal yang harus dilakukan

    oleh pendidik adalah mengajar di kelas, dan yang harus diperhatikan

    adalah penampilan serta bagaimana seorang pendidik dapat menguasai

    keadaan kelas sehingga tercipta suasana belajar yang menyenangkan.

    Dengan demikian pendidik harus menerapkan metode pembelajaran

    yang sesuai dengan karakteristik peserta didiknya.

    Memudahkan pembelajaran bagi peserta didik adalah tugas utama

    seorang pendidik. Untuk itu, pendidik tidak saja untuk membuat suasana

    pembelajaran menjadi nyaman dan menarik, akan tetapi juga harus

    mampu menciptakan metode pembelajaran yang sesuai dengan keadaan

    diri masing-masing peserta didik. Pendidik juga dituntut untuk benar-benar

    mengetahui karakteristik tiap peserta didiknya, sehinga metode dan

    pendekatan yang diterapkan pun benar-benar sesuai dengan

    perkembangan diri peserta didik yang menjadi subjek sekaligus objek

    pendidikan itu sendiri.

    Dalil yang mendukung tentang metode atau cara-cara

    penyampaian salah satunya adalah terdapat dalam firman Allah QS. An-

    Nahl: 125.

  • 2

    َكُۡهوَۡٱدۡ َۡربَّ ۡإِنَّ َسُنُۚ ُهمِۡبٱلَِّتيِۡهَيۡأَح ِدل َۡوَجٰ َحَسَنِةِۖ ۡٱل ِعَظِة َمو َۡوٱل َمِة ِحك َكِۡبٱل ۡإَِلٰىَۡسِبيِلَۡربِّ َلُمُۡۡع أَع

    َتِديَنۡۡ ُمه َلُمِۡبٱل ِبَمنَۡضلََّۡعنَۡسِبيلِِهۦَۡوُهَوۡأَع

    Artinya: Seruhlah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesunggungnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk.

    Dalam ayat ini menjelaskan bahwa pendidik harus mengatakan

    segala sesuatu dengan hikmah yaitu dengan perkataan tegas dan benar

    yang dapat membedakan antara yang hak dan batil. Dalam hal perkataan

    tentunya berkaitan dengan metode dan yang lebih khususnya adalah

    metode ceramah serta bagaimana caranya menyampaikan sesuatu

    kepada semua orang dengan perkataan yang baik, khususnya kepada

    peserta didik kita yang akhirnya akan mempengaruhi pola pikir dan

    tingkah laku peserta didik dalm proses pembelajaran.

    Memang pendidik bukan hanya melalui penerapan teori belajar dan

    pembelajaran diruang kelas akan tetapi pendidikan merupakan ikhtiar

    yang kompleks untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia suatu

    bangsa. Namun demikian, ketepatan dalam memilih metode dan

    pendekatan tersebut merupakan suatu keniscayaan dalam sukses

    tidaknya pendidik mengantarkan peserta didiknya menjadi generasi yang

    dapat diandalkan dan dibanggakan dimasa-masa yang akan datang. Oleh

    karna itu, pendidik harus menggunkan metode dan pendekatan

    pembelajaran yang tidak saja membuat proses pembelajaran menarik, tapi

    juga memberikan ruang bagi peserta didik untuk berkreativitas dan terlibat

    secara aktif selama proses pembelajaran berlangsung.

    Sehingga aspek kognitif, afektif dan psikomotorik peserta didik dapat

    berkembang maksimal secara bersamaan tanpa mengalami pendistorsian

    salah satunya.

  • 3

    Pada umumnya peningkatan minat belajar siswa ditinjau, didukung

    dengan beberapa metode yang digunakan oleh para pendidik, sehingga

    dalam suatu proses pembelajaran tercipta suasana pembelajaran yang

    pariatif, yang pada akhirnya dapat menunjang keberhasilan peserta didik,

    tidak monoton yang bisa membuat peserta didik merasa bosan, jenuh dan

    tidak lagi memiliki minat belajar yang lebih.

    Pekerjaan yang selalu menjadi tonggak dalam pendidikan adalah

    membaca. Membaca sebagai proses awal dalam pendidikan menjadi

    sangat penting, membaca juga salah satu perwujudan dari aktifitas

    belajar, sehingga Allah SWT menurunkan firmanNya melalui malaikat

    pembawa wahyu yaitu malaikat Jibril dan Allah menjadikan ayat yang

    pertama diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW adalah membaca. Hal

    ini dapat dilihat dalam QS. Al-Alaq : 1-5.

    َكۡٱلَِّذيَۡخَلَقۡ ِمَۡربِّ ِۡبٱس َرأ َۡعَلٍقۡۡ(١)ٱق َنِۡمن ِنَسٰ َرمُۡۡ(٢)َخَلَقۡٱۡل َك َۡوَربَُّكۡٱۡل َرأ ٱلَِّذيَۡعلََّمۡۡ(٣)ۡٱق

    َقلَۡ ۡۡۡ(٤)ۡمِِۡبٱل َلم َۡيع َنَۡماَۡلم ِنَسٰ (٥)َعلََّمۡٱۡل

    Artinya: 1).Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. 2).Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. 3).Bacalah, dan Tuhanmulah yang Mahamulia. 4).Yang mengajar (Manusia) dengan pena. 5).Dia yang mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.

    Menurut Quraish Shihab (2007), Iqra’ berasal dari akar kata yang berarti

    menghimpun. Dari menghimpun inilah lahir aneka makna seperti

    menyampaikan, menelaah, mendalami, meneliti, mengetahui ciri-ciri dan

    membaca baik teks tertulis maupun tidak. Berbagai makna yang muncul

    dari kata tersebut sebenarnya secara tersirat menunjukkan perintah untuk

    melakukan kegiatan belajar, karna dalam belajar juga terdapat kegiatan-

    kegiatan seperti mendalami, meneliti, membaca, menelaah dan lain

    sebagainya. Jadi dapat disimpulkan bahwa Allah SWT memerintahkan

    Nabi Muhammad dan manusia secara keseluruhan untuk membaca, dan

  • 4

    yang dimaksud disini adalah belajar dan menuntut ilmu. Karna barang

    siapa yang menuntut ilmu maka Allah akan memudahkan dan

    membimbingnya. Allah mengajarkan ilmu kepada manusia dengan

    perantaraan tulis baca.

    Sejalan dengan ayat diatas, Allah juga berjanji akan mengangkat

    orang-orang yang beriman dan berilmu pengetahuan beberapa derajat

    dari yang lainnya. Sebagaimana firman Allah SWT dalam QS. Al

    Mujadalah : 11:

    َۡوإِۡ ِۖ َۡلُكم َُسِحۡٱَّللَّ َۡيف َسُحوْا َۡفٱف لِِس َمَجٰ ۡٱل ۡفِي ُحوْا َۡتَفسَّ َۡلُكم ۡقِيَل ۡإَِذا ْا َۡءاَمُنوَٰٓ ۡٱلَِّذيَن َها أَيُّ َٰٓ وْاَۡيٰ ُُ ُُ ۡٱن ۡقِيَل َذا

    ۡ ت ُۚ َمَۡدَرَجٰ ِعل َۡوٱلَِّذيَنۡأُوُتوْاۡٱل ُۡٱلَِّذيَنَۡءاَمُنوْاِۡمنُكم َفِعۡٱَّللَّ وْاَۡير ُُ ُُ َملُوَنَۡخِبيرۡ َفٱن ُِۡبَماَۡتع َۡوٱَّللَّ

    ۡ

    Artinya: Wahai orang-orang yang beriman apabila dikatakan kepadamu, “berilah kelapangan dalam majelis-majelis,” maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberikan kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, “berdirilah kamu,” maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah maha teliti terhadap apa yang kamu kerjakan.

    Dari kedua dalil diatas, jelaslah bahwa Allah memerintahkan

    manusia untuk belajar dan menuntut ilmu, dan Allah akan selalu

    menuntun dan memberikan kemudahan bagi orang yang selalu menuntut

    ilmu, serta memberikan derajat yang lebih tinggi terutama bagi ereka yang

    beriman dan berilmu pengetahuan dibanding yang lainnya. Tentu ini bagi

    siapa saja yang menggunakan ilmunya untuk kebaikan atau sesuatu yang

    bermanfaat.

    Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua

    situasi yang ada disekitar individu. Belajar dapat dipandang sebagai

    proses yang diarahkan kepada tujuan dan proses berbuat melalui

    berbagai pengalaman. Belajar juga merupakan proses melihat,

    mengamati dan memahami sesuatu (Sudjana, 1989: 28). Kegiatan

    pembelajaran dilakukan oleh dua orang pelaku, yaitu pendidik dan peserta

  • 5

    didik perilaku pendidik adalah mengajar dan perilaku peserta didik adalah

    belajar. Untuk mencapai keberhasilan dalam kegiatan pembelajaran,

    terdapat beberapa komponen yang dapat menunjang, yaitu komponen

    tutjuan, komponen materi, komponen strategi belajar mengajar dan

    komponen evaluasi. Masing-masing komponen saling terkait dan saling

    mempengaruhi antara satu dan yang lainnya.

    Pembelajaran merupakan suatu sistem yang terdiri atas berbagai

    komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lain. Komponen

    tersebut meliputi: tujuan, materi, metode, dan evaluasi. Dan dalam skripsi

    karya ini dibahas tentang metode.

    Suatu metode mengajar tertentu tidak dapat serbaguna, karena ia

    hanya mungkin cocok untuk suatu kegiatan tertentu. Pemilihan metode

    mengajar ditentukan oleh hasil yang hendak dicapai. Beberapa metode

    yang lazim digunakan dalam proses mengajar, proses pembelajaran,

    seperti metode paedagogi atau ceramah, metode eksperimen atau

    penelitian, metode andragogi atau tanya jawab metode artikulasi atau

    demonstrasi, metode dialogis atau diskusi, metode sosiodrama, metode

    karya wisata dan lain-lain. Tetapi untuk meneliti semua metode tersebut

    akan membutuhkan dana, waktu, dan tenaga cukup banyak. Tanpa

    mengesampingkan metode-metode yang lainnya, penelitian ini hanya

    akan difokuskan pada metode andragogi dan dialogis yang dihubungkan

    dengan peningkatan minat belajar siswa.

    Dipilihnya SMP Islam Terpadu Al-Futyan School Kecamatan

    Somba Opu Kabupaten Gowa sebagai tempat penelitian karena sekolah

    tersebut merupakan sekolah swasta yang ada di kabupaten Gowa, juga

    karena lulusan (out put) para siswanya dibekali kompetensi atau

    keterampilan berbahasa asing (bahasa arab dan inggris) serta ilmu

    keagamaan yang luas bila dibandingkan dengan tamatan SMP atau MTS

    lainnya.

  • 6

    Berdasarkan uraian diatas, maka pada dasarnya penelitian ini dilakukan

    sebagai upaya untuk menegetahui bagaimana penerapan Metode

    Andragogi dan Dialogis dalam Meningkatkan Minat Belajar Siswa SMP

    Islam Terpadu Al Fityan School Kecamatan Somba Opu Kabupaten

    Gowa.

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka peneliti menarik

    suatu permasalahan yang aka dijawab melalui penelitian ilmiah dan

    menjadi pembahasan dalam Skripsi sebagai berikt:

    1. Bagaimana penerpan metode andragogi dan dialogis dalam

    peningkatan minat belajar siswa SMP Islam Terpadu Al Fityan

    School Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa...?

    2. Faktor apa yang menjadi pendukung dan penghambat dalam

    penerapan metode andragogi dan dialogis dalam peningkatan

    minat belajar siswa SMP Islam Terpadu Al Fityan School

    Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa...?

    3. Langkah-langkah apa saja yang dilakukan guru dalam mengatasi

    hambatan-hambatan penerapan metode andragogi dan dialogis

    dalam peningkatan minat belajar siswa SMP Islam Terpadu Al

    Fityan School Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa...?

    C. Tujuan Penelitian

    Untuk mengantisipasi terjadinya kesimpangsiuran dalam penelitian

    ini, maka peneliti memiliki sasaran, tujuan yang ingin dicapai, yaitu

    mencari titik temu atau jawaban yang ada relevansinya dengan

    permasalahan di atas. Adapun tujuan penelitian yang dimaksud adalah:

    1. Untuk mengetahui penerapan metode andragogi dan dialogis

    dalam peningkatan minat belajar siswa SMP Islam Terpadu Al

    Fityan School Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa.

  • 7

    2. Untuk mengetahui faktor yang menjadi pendukung dan

    penghambat penerapan metode andragogi dan dialogis dalam

    peningkatan minat belajar siswa SMP Islam Terpadu Al Fityan

    School Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa.

    3. Untuk mengetahui langkah-langkah yang dilakukan guru dalam

    mengatasi hambatan-hambatan yang terjadi di dalam penerapan

    metode andragogi dan dialogis dalam peningkatan minat belajar

    siswa SMP Islam Terpadu Al Fityan School Kecamatan Somba Opu

    Kabupaten Gowa.

    D. Manfaat / Kegunaan Penelitian

    Selain penelitian ini memilki tujuan dan sasaran, maka penelitian ini

    juga memiliki target atau manfaat penelitian yakni:

    1. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi referensi tambahan bagi

    peneliti-peneliti selanjutnya, khususnya bagi peneliti dalam bidang

    peningkatan minat belajar siswa dengan menggunakan metode

    andragogi dan dialogis.

    2. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi solusi dari berbagai masalah

    tentang peningkatan minat belajar siswa dengan melalui metode

    yang dibahas.

    3. Hasil penelitian ini dimaksudkan untuk dapat memberikan masukan

    bagi orang tua, siswa, guru, kepala sekolah, pemerintah dan

    institusi pendidikan dan lainnya, dan juga dapat bermanfaat bagi

    kita semuanya.

  • 8

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Pengertian dan Macam-macam Metode

    1. Pengertian Metode

    Departemen Sosial Republik Indonesia mendefinisikan bahwa

    metode adalah cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan

    pekerjaan agar tercapainya hasil yang sesuai dengan yang diharapkan.

    Sedangkan dalam kamus bahasa Indonesia metode adalah cara kerja

    yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna

    mencapai tujuan yang ditentukan.

    Pengertian secara bahasa, kata metode berasal dari bahasa

    Yunani yaitu methodos yang berarti cara atau jalan yang ditempuh.

    Secara etimologis metode berasal dari kata met dan hodes yang berarti

    melalui. Sedangkan secara terminologi istilah metode adalah jalan atau

    cara yang harus ditempuh untuk mencapai suatu tujuan. Sehubungan

    dengan adanya uoaya ilmiah maka metode menyangkut masalah cara

    kerja untuk dapat memahami obyek yang menjadi sasaran ilmu yang

    bersangkutan, sehingga dua hal yang penting yang terdapat dalam

    sebuah metode adalah cara melakukan sesuatu dan rencana dalam

    pelaksanaannya.

    Pengertian metode menurut Hardjana adalah suatu cara yang

    sudah dipikirkan masak-masak dan dilakukan dengan mengikuti langkah-

  • 9

    langkah tertentu guna mencapai tujuan yang hendak dicapai. Definisi ini

    memberikan gambaran bahwa sahnya metode itu harus lahir dari ide-ide

    yang terstruktur dan terukur kemudian ditindak lanjuti dengan tahapan-

    tahapan implementatif yang terukur pula dalam mengorientasikan tujuan

    dan capaian tertentu, jadi metode dalam definisi harjana itu tidak insidentil

    dan seadanya tapi lahir dari pemikiran yang matang dan terimplementasi.

    Metode merupakan kegiatan ilmia yang berkaitan dengan suatu

    cara kerja sistematis untuk memahami suatu subjek atau objek penelitian,

    sebagai upaya untuk menemukan jawaban yang dapat dipertanggung

    jawabkan secara ilmiah dan termasuk keabsahannya (Arikunto, 1998).

    Dari penegrtian metode tersebut, maka penulis dapat menyimpulkan

    bahwa metode adalah segala cara atau jalan yang ditempuh seseorang

    untuk mencapai suatu tujuan dan menemukan solusi-solusi atas setiap

    permasalahan yang ada, khususnya dalam proses pembelajaran.

    2. Macam-macam Metode

    Macam-macam dan ragam metode yang terdapat di dalam suatu

    sistem pembelajaran dan prose belajar sebenarnya pariatif dan

    sangat banyak sekali, namun yang dibahas pada skripsi ini

    hanyalah dua metode sebagai fokus peneliti didalam penelitian,

    yaitu:

    1) Metode Andragogi

    2) Metode Dialogis

    B. Metode Adragogi dan Dialogis

  • 10

    1. Metode Andragogi

    Metode Andragogi atau tanya jawab adalah suatu cara mengajar

    dimana guru dan siswa aktif bersama, guru bertanya dan siswa mencari

    jawabannya. Siswa mengemukakan ide-ide baru dan dengan ini guru

    bertujuan menayakan

    1) Apakah siswa mengetahui fakta-fakta tertentu yang telah diajarkan

    2) Mengamati proses berpikir siswa yang bertingkat-tingkat

    3) Mencari jawaban yang tepat dan faktual

    4) Membawa siswa pada pengetahuan yang baru dan terbarukan

    Metode tanya jawab adalah suatu metode dimana guru

    menggunakan atau memberi pertanyaan kepada siswa dan siswa

    menjawab, atau sebaliknyasiswa yang bertanya pada guru dan guru

    menjawab pertanyaan siswa tersebut (Rohani Ahmad, 2010)

    Metode tanya jawab merupakan carapenyajian pelajaran dalam

    bentuk pertanyaan yang harus dijawab terutama dari guru kepada siswa,

    akan tetapi dapat pula dari siswa kepada gurunya (Saiful Bahri, 2010).

    Metode ini dipandang lebih baik dari pada metode pembelajaran

    konvensional yaitu metode ceramah. Alasan dan argumentasinya adalah

    karena metode ini dapat memberikan stimulus kepada siswa untuk berpikir

    dan berkreatifitas dalam proses pembelajaran. Metode tanya jawab ini

    juga dapat digunakan untuk mengukur atau mengetahui seberapa jauh

    materi pembelajaran atau bahan pengajaran yang telah diserap, diketahui,

    dan dikuasai oleh siswa.

  • 11

    2. Metode dialogis

    Metode dialogis atau metode diskusi adalah interaksi antara siswa,

    atau atau siswa dengan gurunya dalam rangka untuk menganalisis,

    memecahkan masalah, menggali atau memperdebatkan topik dan

    permasalahan tertentu.

    Terkadang kita diperhadapkan dengan persoalan atau

    permaslahan yang tidak dapat atau belum bisa diselesaikan dengan satu

    jawaban saja, untuk mencari jawaban yang tepat maka diperlukan ruang-

    ruang diskursus untuk mendiskusikan jawaban-jawaban alternatif dalam

    menyelesaikan persoalan atau permaslahan yang ada. Semua jawaban

    ditampung dan dipertahankan, dan kemuadian dilihat yang mana paling

    banyak mendekati kebenaran atau layak sehingga dengan musyawarah

    mufakat dan demokratis maka dapat diambil kesimpulan.

    Diskusi kelas merupakan prosedur, metode atau strategi mengajar

    yang bermanfaat dan banyak dipakai sebagai bagian langkah dari banyak

    model atau metode pembelajaran yang lain. Perlu juga dipahami bahwa

    diskusi merupakan titik sentral dalam semua aspek pembelajaran, maka

    diskusi kelas merupakan bagian penting dalam suatu proses

    pembelajaran, dengan kata lain interaksi antara guru dengan siswanya,

    siswa yang satu dengan siswa yang lainnya dalam proses pembelajaran

    sangat ditentukan oleh bagaimana proses diskusi kelas dioptimalkan.

    Diskusi adalah sebagai komunikasi seseorang berbicarasatu

    dengan yang lainnya, saling berbagi gagasan dan pendapat (Arends,

  • 12

    1997). Dalam kamus besar bahasa Indonesia mendefinisikan bahwa

    diskusi adalah melibatkan saling tukar pendapat secara lisan, teratur, dan

    untuk mengekspresikan pikiran tentang pokok pembicaraan tertentu.

    Diskusi adalah suatu percakapan ilmiah oleh beberapa orang yang

    tergabung dalam satu kelompok, untuk saling bertukar pendapat tantang

    suatu masalah atau bersama-sama mencari pemecahan, mendapatkan

    jawaban dan kebenaran atas suatu masalah (Sardiman, 2012).

    Dengan demikian penulis dapat menyimpulkan bahwa metode

    dialogis atau diskusi adalah bagian metode atau strategi mengajar yang

    sangat penting dalam proses pembelajaran, yang kemudian mampu

    menjadi acuan atau tolak ukur atas berminatnya siswa dalam menerima

    pelajaran.

    Dalam pembelajaran diskusi mempunyai arti suatu situasi dimana

    guru dengan siswa atau siswa dengan siswa yang lainnya saling bertukar

    pendapat secara lisan, salin berbagi gagasan, dan pendapat. Pertanyaaan

    yang ditujukan untuk membangkitkan diskusi berada pada tingkat kognitif

    lebih tinggi (Mujiono, 2009).

    Jadi metode dialogis atau diskusi ini digunakan oleh guru apabila

    hendak:

    a. Memanfaatkan berbagai kemampuan yang ada dan dimiliki oleh

    siswa,

    b. Memberikan kesempatan kepada para siswa untuk menyalurkan

    kemampuannya masing-masing,

  • 13

    c. Memperoleh umpan balik dari para siswa tentang apakah tuang

    yang telah dirumuskan telah tercapai,

    d. Membantu para siswa belajar berfikir teoritis dan praktis lewat

    berbagai mata pelajaran dan kegiatan sekolah,

    e. Membantu para siswa belajar menilai kemampuan dan peranan diri

    sendiri maupun teman-temannya atau orang lain,

    f. Membantu para siswa menyadari dan mampu merumuskan

    berbagai masalah yang dilihat baik dari pengalaman diri sendiri

    maupun dari pelajaran sekolah, dan

    g. Mengembangkan motivasi untuk belajar lebih lanjut atau

    pembelajaran yang berkelanjutan.

    Berdasarkan pengertian tersebut maka pemanfaatan dan

    penggunaan metode dialogis atau diskusi oleh guru mempunyai arti untuk

    memahami apa yang ada di dalam pemikiran siswa dan bagaimana

    memperoses gagasan dan informasi yang diajarkan melalui komunikasi

    yang terjadi selama pembelajaran berlangsung baik antar siswa maupun

    komunikasi ru dengan siswanya. Sehingga diskusi menyediakan tatanan

    sosial dimana guru dapat membantu siswa meganalisis proses berpikir

    mereka.

    Tujuan metode dialogis atau diskusi dalam pembelajaran dikelas

    secara umum digunakan untuk memperbaiki cara berpikir dan

    keterampilan komunikasi siswa dan untuk menggalakkan keterlibatan

    siswa di dalam pelajaran. Namun secara khusus metode dialogis atau

  • 14

    diskusi digunakan oleh para guru untuk setidaknya tiga tujuan

    pembelajaran yang penting, yaitu:

    1. Meningkatkan cara berpikir sisw dengan jalan membantu siswa

    membangkitkan pemehaman isi pelajaran

    2. Menumbuhkan keterlibatan dan partisipasi siswa

    3. Membantu siswa mempelajari keterampilan komunikasi dan proses

    berpikir.

    Keuntungan dan kelemahan penggunaan metode dialogis atau diskusi

    dalam proses pembelajaran, setiap pembelajaran mempunyai ciri

    tersendiri dan mempunyai keuntugan dan kelemahan. Demikian juga

    dengan metode dialogis atau diskusi ini didalam model pembelajaran

    diskusi kelas, seperti yang dikemukakan dalam penyajian tebel berikut

    (Akhmad Muhaimin, 2011).

    Keuntungan metode dialogis atau

    diskusi

    Kelemahan metode dialogis atau

    diskusi

    a) Diskusi melibatkan semua

    siswa secara langsung dalam

    kegiatan belajar mengajar

    b) Setiap siswa dapat menguji

    tingkat pengetahuan dan

    penguasaan bahan belajarnya

    masing-masing

    c) Diskusi dapat menumbuhkan

    dan mengembangkan cara

    cara berpikir dan sikap ilmiah

    a) Suatu diskusi dapat diramalkan

    sebelumnya mengenai bagaimana

    hasilnya sebab tergantung kepada

    kepemimpinan dan partisipasi

    anggota-anggotanya

    b) Suatu diskusi memerlukan

    keterampilan-keterampilan

    tertentu yang belum pernah

    dipelajari sebelumnya

    c) Jalannya diskusi dapat dikuasai

  • 15

    d) Dengan mengajukan dan

    mempertahankan pendapatnya

    dalam diskusi diharapkan para

    siswa akan dapat memperoleh

    kepercayaan akan

    kemampuan diri sendiri

    e) Diskusi dapat menunjang

    usaha-usaha pengembangan

    sikap sosial dan demokratis

    para siswa.

    atau didominasi oleh beberapa

    siswa yang menonjol

    d) Tidak semua topik dapat dijadikan

    pokok diskusi akan tetapi hanya

    hal-hal yang bersifat problematis

    sja yang dapat untuk didiskusikan

    e) Diskusi yang mendalam

    memerlukan waktu yang banyak

    f) Apabila suasana diskusi hangat

    dan siswa sudah berani

    mengemukakan buah pikiran

    mereka, maka biasanya sulit

    untuk membatasi pokok maslah

    g) Jumlah siswa yang terlalu besar di

    dalam kelas akan mempengaruhi

    kesempatan setiap siswa untuk

    mengemukakan pendapatnya.

    C. Minat Belajar

    1. Pengertian Minat Belajar

    Untuk mencapai prestasi yang baik disamping kecerdasan juga

    minat menjadi penting untuk diperhatikan oleh tenaga pendidik dalam

    proses pengajarannya, sebab tanpa minat segala kegiatan pembelajaran

    yang akan dilakukan kurang efektif dan efisien. Dalam percakapan sehari-

    hari pengertian perhatian dikacaukan dengan minat dalam pelaksanaan,

    perhatian seolah-olah kita menonjolkan fungsi pikiran, sedangkan dalam

    minat seolah-olah menonjolkan fungsi rasa, tetapi kenyataan apa yang

    menarik minat menyebabkan pula kita berperhatian, dan apa yang

  • 16

    menyebabkan perhatian kita tertarik minatpun meyertai kita (Astuti D,

    2003).

    Dari pengertian minat diatas memberikan pengertian bahwa minat

    menyebabkan perhatian dimana minat seolah-olah menonjolkan fungsi

    rasa dan perhatian seolah-olah menonjolkan fungsi pikiran. Hal ini

    menegaskan bahwa apa yang menarik minat menyebabkan pula kita

    berperhatian dan apa yang menyebabkan perhatian kita tertarik, maka

    minatpun menyetainya jadi ada hubungan antara minat dan perhatian.

    Dalam kamus besar bahasa Indonesia minat secara bahasa adalah

    kecendrungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. Minat adalah suatu rasa

    lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hala atau aktifitas tanpa ada

    yang menyuruh, minat ini pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu

    hubungan antara diri sendiri dengan dengan sesuatu di luar diri, semakin

    kuat atau dekat hubungan tersebut maka semakin besar pula minatnya

    (Slameto, 2003). Minat juga diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi

    apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang

    dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya

    sendiri (Sudirman, 2012).

    Pengertian minat secara istilah telah banyak dikemukakan oleh

    para ahli, di antaranya yang dikemukakan oleh Hilgard dalam

    pernyataannya “Interest is persisting tendency topay attention to end enjoy

    some activity and content” yang memiliki arti bahwa minat adalah

  • 17

    kencenderungan yang gigih untuk memperhatikan, engakhiri, menikmati

    beberapa inti kegiatan tersebut (AnisaH B, 2003).

    Selanjutnya dalan definisi yang lain bahwa minat adalah keadaan

    emosi yang ditujuksn kepada sesuatu. Minat adalah keinginan yang

    didorong oleh sesuatu keinginan setelah melihat, mengamati, dan

    membandingkan serta mempertimbangkan dengan kebutuhan yang

    diinginkannya. Minat adalah gejala psikologis yang menunjukkan

    pemusatan perhatian terhadap suatu obyek sebab ada perasaan senang

    (Parjono, 2002). Dari pengertian tentang minat tersebut jelaslah bahwa

    minat itu adalah sebagai pemusatan perhatian atau reaksi terhadap

    sesuatu obyek seperti benda tertentu atau situasi tertentu yang didahului

    oleh perasaan senang terhadap obyek tersebut.

    Minat adalah sebagai sebab yaitu kekuatan pendorong yang

    memaksa seseorang untuk menaruh perhatian pada orang, situasi atau

    aktifitas tertentu dan bukan pada yang lain, atau minat sebagai akibat

    yaitu pengalaman afektif yang distimular oleh hadirnya seseorang atau

    sesuatu obyek atau karena berpartisipasi dalam suatu aktifitas (Sudjana,

    1999).

    Berdasarkan beberapa definisi dari minat tersebut di atas maka

    penulis dapat mengemukakan bahwa minat mengandung unsur-unsur

    sebagai berikut:

    1. Minat adalah suatu gejala psikologis

  • 18

    2. Adanya pemusatan perhatian, perasaan dan pikiran dari subyek

    karena tertarik

    3. Adanya perasaan senang terhadap obyek yang menjadi sasaran

    4. Adanya kemauan atau kecenderungan pada diri subyek untuk

    melakukan kegiatan guna mencapai tujuan.

    Berdasarkan beberapa pengertian tentang minat menurut para ahli

    tersebut maka penulis menyimpulkan bahwa minat adalah gejala

    psikologis yang menunjukkan bahwa minat adalah adanya pengertian

    subyek terhadap obyek yang menjadi sasaran karena obyek tersebut

    menarik perhatian dan menimbulkan perasaan senang sehingga

    cenderung kepada subyek tersebut.

    Dari beberapa pengertian di atas dapat juga disimpulkan bahwa minat

    adalah kecendrungan seseorang terhadap obyek atau sesuatu kegiatan

    yang digemari dan disertai dengan perasaan senang, adanya perhatian,

    dan keaktifan berbuat. Berbuat. Minat mengandung unsur kognisi

    (mengenal), emosi (perasaan), dan konasi (kehendak). Oleh sebab itu,

    minat dianggap sebagai respon yang sadar, sebab jika tidak demikian

    maka minat tidak akan mempunyai arti apa-apa. Unsur kognisi maksudnya

    adalah minat itu didahului oleh pengetahuan dan informasi mengenai

    obyek yang dituju oleh minat tersebut dan ada unsur emosi karena dalam

    partisipasi atau pengalaman itu disertai oleh perasaan tertentu, seperti

    rasa senang, sedangkan unsur konasi merupakan kelanjutan dari unsur

    kognisi. Dari ketiga unsur inilah yang diwujudkan dalam bentuk kemauan

  • 19

    dan hasrat untuk melakukan suatu kegiatan termasuk kegiatan yang ada

    di sekolah seperti belajar.

    Pengertian belajar menurut Ernest R Hilgard adalah merupakan

    proses yang dengan sengaja menimbulkan perubahan yang keadaannya

    berbeda dari perubahan yang ditimbulkan sebelumnya. Sedangkan

    menurut Gagne bahwa belajar merupakan perubahan yang diperlihatkan

    dalam tingkah laku, yang keadaannya berbeda dari sebelum individu

    berada dalam situasi belajar dan sesudah melakukan tindakan yang

    sempurna itu (Supriadi D, 2001). Belajar merupakan usaha penguasaan

    materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagai kegiatan menuju

    terbentuknya kepribadian seutuhnya. Dari beberapa definisi di atas, dapat

    disimpulkan bahwa belajar itu menimbulkan suatu perubahan tingkah laku

    yang relatif tetap dan perubahan itu dilakukan lewat kegiatan atau usaha

    yang disengaja.

    Minat sangat erat hubungannya dengan belajar, belajar tanpa minat

    akan terasa menjemukan, dalam kenyataannya tidak semua siswa yang

    belajar didorong oleh faktor minatnya sendiri, ada yang mengembangkan

    minatnya terhadap materi pelajaran dikarenakan pengaruh dari gurunya,

    temannya, orang tuanya. Oleh sebab itu, sudah menjadi kewajiban dan

    tanggung jawab sekolah untuk menyediakan situasi dan kondisi yang bisa

    merangsang minat siswa terhadap belajar. Jadi yang dimaksud dari minat

    belajar adalah aspek psikologi seseorang yang menampakkan diri dalam

    beberapa gejala, seperti gairah, kemauan, perasaan suka untuk

  • 20

    melakukan proses perubahan tingkah laku melalui berbagai kegiatan yang

    meliputi mencari pengetahuan dan pengalaman, dengan kata lain bahwa

    minat belajar itu mempunyai ketergantungan pada faktor internal seorang

    siswa seperti perhatian, kemauan dan kebutuhan terhadap belajar yang

    ditunjukkan melalui keantusiasan, partisipasi dan keaktifan dalam belajar.

    Dalam keseluruhan proses belajar di sekolah, kegiatan belajar

    merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil

    tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak tidaknya tergantung

    kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai

    peserta didik.kemudian timbul pertanyaan apakah belajar itu sebenarnya ?

    samakah belajar dengan latihan, dengan menghafal, denga pengumpulan

    fakta dan studi ? tentu saja terhadap pertanyaan tersebut banyak

    pendapat yang mungkin satu sama lainnya berbada dan disisi lain

    memiliki kesamaan presepsi. Untuk memperoleh pengertian yang obyektif

    tentang belajar terutama belajar disekolah, perlu dirumuskan secara jelas

    pengertian belajar, pengertian belajar ini sudah sangat banyak

    dikemukakan oleh para ahlipsikologi termasuk termasuk ahli psikologi

    pendidikan.

    Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu

    proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari

    interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

    Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah

    laku. Pengertian belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses usaha

  • 21

    yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah

    laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri

    dalam interaksi dengan lingkungannya.

    Dalam kamus besar bahasa Indonesia secara etimologis bahwa

    belajar memiliki arti berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu. Definisi

    ini memiliki pengertian bahwa belajar adalah sebuah kegiatan untuk

    mencapai kepandaian atau ilmu. Disini ada usaha untuk mencapai

    kepandaian atau ilmu merupakan usaha manusia untuk memenuhi

    kebutuhannya mendapat ilmu atau kepandaian yang belum dimiliki

    sebelumnya. Sehingga dengan belajar itu manusia sebelumnya tidak tahu

    menjadi tahu, memahami, mengerti, dapat melaksanakan dan memiliki

    tentang sesuatu (Ishak Abdulhak, 2000).

    Sedangkan menurut hilghar dan Bower (Fudyartanto, 2002).

    Memandang bahwa belajar (to learn) memiliki arti:

    1) To gain knowledge, comprehension, or mastery of trough

    experience or study,

    2) To fix in the mind or memory memorize,

    3) To acquire trough experience,

    4) To became informe of to find out.

    Menurut definisi tersebut, belajar memiliki pengertian memperoleh

    pengetahuan atau menguasai pengetahuan melalui pengalaman,

    mengigat, menguasai pengalaman, dan mendapatkan informasi. Dengan

  • 22

    demikian belajar memiliki arti dasar adanya aktivitas atau kegiatan dan

    penguasaan tentang sesuatu.

    Definisi secara etimologis di atas mungkin sangat singkat dan

    sederhana, sehingga masih diperlukan penjelasan secara terminologisnya

    dan pendapat para ahli mengenai definisi belajar yang lebih mendalam

    dalam hal ini banyak ahli yang mengemukakan pengertian belajar.

    Pertama, learning is shown by change in behavior as result of

    experience. Belajar yang terbaik adalah melalui pengalaman, dengan

    pengalaman tersebut pelajaran menggunakan seluruh panca inderanya.

    Pendapat ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Speats yang

    menyatakan bahwa learning is to observe, to read, to imitate, to try

    something themselves, to listen, to follow direction.

    Kedua, yang menyatakan bahwa belajar adalah perubahan tingkah

    laku yang relatif tetap dan terjadi sebagai hasil latihan atau pengalaman.

    Pernyataan ini senada dengan apa yang dikemukakan oleh para ahli yang

    menyatakan bahwa belajar merupakan proses yang dapat menyebabkan

    perubahan tingkah laku disebabkan adanya reaksi terhadap suatu situasi

    tertentu atau adanya proses internal yang terjadi dalam diri seseorang.

    Perubahan ini tidak terjadi karena adanya warisan genetik atau respon

    secara alamiah, kedewasaan atau keadaan orgasma yang bersifat

    temporer seperti kelelahan pengaruh obat-obatan rasa takut dan

    sebagainya. Melaingkan perubahan dalam pemahaman, perilaku,

  • 23

    persepsi, motivasi, atau gabungan dari semuanya. Sedangkan pengertian

    belajar dapat dikemukakan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku

    sebagai hasil pengalaman kecuali perubahan tingkah laku yang

    disebabkan oleh proses menjadi matangnya seseorang atau perubahan

    yang intensif atau bersifat temporer.

    Pendapat lain seperti yang dikemukakan (Suprijanto, 2002), bahwa

    belajar adalah pada hakekatnya suatu perubahan, baik sikap maupun

    tingkah laku kearah yang baik, kuantitatif dan kualitatif yang fungsinya

    lebih tinggi dari semula. Disamping itu juga dikemukakan bahwa Belajar

    terdiri dari melakukan sesuatu yang baru, kemudian sesuatu yang baru

    tersebut dicamkan atau dipahami oleh individu kemudian ditampilkan

    kembali dalam kegiatan selanjutnya.

    Belajar adalah perubahan yang terjadi melalui proses dan ini bisa

    saja ke arah yang lebih baik dan atau malah sebaliknya, ke arah yang

    salah. Yang jelas kualitas belajar seseorang ditentukan oleh pengalaman-

    pengalaman yang diperolehnya saat berinteraksi dengan lingkungan

    sekitarnya. Karena itu, kadang belajar itu menghasilkan perubahan yang

    sederhana, tetapi juga kadang menghasilkan perubahan yang kompleks

    (Aidia MJ, 2011).

    Dari berbagai definisi diatas, kita dapat menemukan kesamaan-

    kesamaan pengertian yang dikemukakan oleh para ahlipsikologi maupun

    ahli pendidikan. Bedanya, ahli psikologi memandang belajar sebagai

  • 24

    perubahan yang dapat dilihat dan tidak peduli apakah hasil belajar

    menghambat atau tidak menghambat proses adaptasi seseorang

    terhadap kebutuhan-kebutuhan dengan masyarakat dan lingkungannya.

    Sedangkan para ahli pendidikan memandang bahwa belajar adalah

    proses perubahan manusia kearah tujuan yang lebih baik dan bermanfaat

    bagi dirinya maupun orang lain.

    Penulis juga dapat mengambil kesimpulan dari beberapa pendapat

    para ahli, behwa Belajar adalah proses dari tidak tahu menjadi tahu dan

    ada perubahan tingkah laku bagi si pelajar serta sangat dipengaruhi oleh

    ada atau banyaknya pengalaman yang telah dilalui. Setelah membahas

    tentang pengertian minat dan belajar maka yang dimaksud dengan minat

    belajar itu ialah kondisi kejiwaan yang dialami oleh siswa untuk menerima

    atau melakukan suatu aktivitas belajar.

    Minat belajar ini merupakan suatu kerangka mental yang terdiri dari

    kombinasi gerak perpaduan dan campuran dari perasaan, prasangka,

    cemas dan kecenderungan-kecenderungan lain yang bisa mengarahkan

    individu kepada suatu pilihan tertentu (Suprijanto, 2002).

    Pembelajaran merupakan proses interaksi antara siswa dengan

    lingkungannya sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih

    baik. Dalam pembelajaran maka tugas guru yang paling utama adalah

    mengondisikan lingkungan belajar agar menunjang terjadinya perubahan

    perilaku bagi siswa. Metode atau model pembelajaran memberikan

  • 25

    peluang bagi guru untuk mengembangkan situasi pembelajaran yang

    utuh, menyeluruh, dinamis dan bermakna sesuai dengan harapan dan

    kemampuan guru serta kebutuhan dan kesiapan siswa dalam proses

    pembelajaran. Metode atau model pembelajaran dapat mempermudah

    dan memotivasi siswa untuk mengenal, menerima, menyerap, dan

    memahami keterkaitan atau hubungan antara konsep pengetahuan dan

    nilai atau tindakan yang termuat dalam tema tersebut. Dengan model atau

    metode pembelajaran yang sesuai dengan kehidupan sehari-hari maka

    siswa digiring untuk berpikir dan berwawasan luas dan mendalam untuk

    menangkap, menyerap dan memahami hubungan konseptual yang

    disajikan guru dalam proses pembelajaran. Selanjutnya siswa akan lebih

    termotivasi an berminat dalam belajar bila mereka merasa bahwa

    pembelajaran itu bermakna baginya dan jika mereka berhasil menerapkan

    apa yang telah dipelajarinya (Achmad Rifa’i, 2003).

    2. Peranan dan Fungsi Minat

    Minat memegang peranan penting dalam kehidupan siswa dan

    mempunyai dampak yang besar atas prilaku dan sikap, minat menjadi

    sumber motivasi yang kuat untuk belajar. Seorang anak yang berminat

    terhadap suatu kegiatan baik itu bekerja maupun belajar maka akan

    sekuat tenaga untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Konsentrasi tidak

    ada apabila tidak ada minat yang memadai, seseorang tidak akan

    melakukan kegiatan jika tidak ada minat untuk mencapai sekses dalam

    hidup seseorang (Asri, 2005).

  • 26

    Peranan minat dlam proses belajar mengajar adalah untuk

    pemusatan pemikiran dan juga untuk menimbulkan kegembiraan dalam

    usaha belajar seperti adanya kegairahan hati dapat memperbesar daya

    kemampuan belajar dan juga membantunya untuk tidak melupakan apa

    yang dipelajarinya, jadi belajar dengan penuh gairah dapat membuat rasa

    kepuasan dan kesenangan tersendiri. Dalam hubungannya dengan

    pemusatan pemikiran maka minat mempunyai peranan dalam

    memudahkan terciptanya pemusatan perhatian dan mencegah gangguan

    perhatian dari luar (Asri, 2005). Oleh karena itu minat mempunyai

    pengaruh yang sangat besar dalam belajar karena bila bahan pelajaran

    yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa maka siswa tersebut tidak

    akan belajar dengan sebaik-baiknya, sebab tidak ada daya tarik bagi

    siswa dalam proses pembelajaran. Sedangkan bila bahan belajar itu

    menarik minat siswa maka ia akan mudah dipelajari dan disimpan karena

    adanya minat sehingga menambah kegiatan belajar.

    Fungsi minat dalam belajar lebih besar sebagai motivating force yaitu

    sebagai kekuatan yang mendorong siswa untuk belajar. Siswa yang

    berminat kepada pelajaran akan tampak terdorong terus untuk tekun

    belajar, berbeda dengan siswa yang sikapnya hanya menerima pelajaran.

    Mereka hanya tergerak untuk mau belajar tetapi sulit untuk terus tekun

    karena tidak ada pendorongnya. Oleh sebab itu untuk memperoleh hasil

    yang baik dalam belajar seorang siswa harus mempunyai minat terhadap

    pelajaran sehingga akan mendorong ia untuk terus belajar.

  • 27

    3. Cara Meningkatkan Minat Belajar

    Campbell dalam (Suhaena S, 2001) berpendapat bahwa usaha yang

    dapat dilakukan untuk membina minat anakn agar menjadi lebih produktif

    dan efektif antara lain sebagai berikut:

    1) Memperkaya ide atau gagasan

    2) Memberikan hadiah yang merangsang

    3) Berkenalan dengan orang-orang yang kreatif

    4) Petualangan dalam arti berpetualangan kealam sekeliing secara

    sehat

    5) Mengembangkan fantasi

    6) Melatih sikap positif

    Pendapat lain yang dikemukakan oleh W. Olson dalam (Samosir, 2000)

    bahwa untuk memupuk dan meningkatkan minat belajar anak dapat

    dilakukan sebagai berikut:

    a. Perubahan dalam lingkungan, kontak, bacaan, hobbi dan olahraga,

    pergi berlibur kelokasi yang berbeda-beda. Mengikuti pertemuan

    yang dihadiri oleh orang-orang yang harus dikenal, membaca

    artikel yang belum pernah dibaca dan membawa hobbi dan

    olahraga yang beraneka ragam, hal ini akan membuat lebih

    berminat.

  • 28

    b. Latihan dan praktek sederhana dengan cara memikirkan

    pemecahan-pemecahan masalah dan minat dalam memecahkan

    persoalan-persoalan.

    c. Membuat orang lain supaya lebih memngembangkan diri yang

    pada hakekatnya mengembangkan diri sendiri.

  • 29

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian

    Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, yaitu penelitian yang

    memberikan gambaran tentang objek penelitian. Dalam penelitian ini

    peneliti membahas tentang Penerapan Metode Andragogi danDialogis

    dalam Meningkatkan Minat Belajar Siswa SMP Islam Terpadu Al-Fityan

    School kec Sombaopu kab. Gowa.

    B. Lokasi dan Objek Penelitian

    Lokasi penelitian ini bertempat di SMP Islam Terpadu Al-Fityan

    School kec Sombaopu kab. Gowa, sedangkan Objek penelitian ini adalah

    Guru dan Siswa SMP Islam Terpadu Al-Fityan School kec Sombaopu kab.

    Gowa. Peneliti mengangkat judul skripsi ini dilatarbelakangi oleh beberapa

    alasan berikut:

    1. Peneliti ingin memperkenalkan lebih jauh bahwa SMP Islam

    Terpadu Al-Fityan School kec Sombaopu kab. Gowa.memiliki

    sistem pembelajaran yang berbeda dengan sekolah lain (melalui

    metode-metode yang dibahas),

    2. Menarik minat masyarakat khususnya pembaca agar

    menyekolahkan anak mereka di SMP Islam Terpadu Al-Fityan

    School kec Sombaopu kab. Gowa.

  • 30

    3. Peneliti ingin menjadi partisipan dan memberikan sumbangsih di

    SMP Islam Terpadu Al-Fityan School kec Sombaopu kab. Gowa.

    C. Variabel Penelitian

    Variabel penelitian dalam skripsi ini adalah:

    1. Penerapan metode andragogi dan dialogis sebagai variabel bebas

    (X)

    2. Peningkatan minat belajar siswa sebagai sebagai variabel terikat

    (Y)

    D. Definisi Oprasional Variabel

    Untuk memudahkan pemahaman dan menghindari kesalahan

    dalam pembahasan skripsi ini, maka dianggap perlu dikemukakan

    beberapa definisi variabel judul, sebagai berikut:

    1. metode adalah jalan atau cara yang harus ditempuh untuk

    mencapai suatu tujuan, juga bisa diartikan segala cara atau jalan

    yang ditempuh seseorang untuk mencapai suatu tujuan dan

    menemukan solusi-solusi atas setiap permasalahan yang ada,

    khususnya dalam proses pembelajaran.

    Sedangkan jenis-jenis metode yang dibahas pada penelitian ini

    adalah:

    1) metode andragogi yaitu suatu cara mengajar dimana guru

    dan siswa aktif bersama, guru bertanya siswa mencari

  • 31

    jawaban dan menjawab, begitupun sebaliknya siswa

    bertanya dan guru yang menjawab.

    2) Metode dialogis atau metode diskusi adalah interaksi antara

    siswa dan siswa lainnya, atau siswa dengan gurunya untuk

    menganalisis, memecahkan masalah, menggali atau

    memperdebatkan topik atau masalah tertentu. Juga bisa

    berarti suatu cara mengajar dimana guru memberikan

    wacana atau bahan kepada siswa dan kemudian untuk

    dibicarakan bersama baik permasalahannya maupun

    solusinya.

    2. Minat belajar adalah kondisi kejiwaan yang dialami oleh siswa

    untuk menerima atau melakukan suatu perubahan melalui aktivitas

    belajar.

    Jadi definisi oprasional dari judul skripsi ini adalah

    peningkatan minat belajar siswa melalui penerapan metode yang

    dibahas yakni metode andragogi

    E. Popilasi dan Sampel

    1. Populasi

    Setiap kegiatan penelitian yang dilakukan di lapangan tidak

    terlepas dari keadaan subyek yang hendak dijadikan sebagai sumber data

    yang biasa disebut dengan populasi, penentuan sumber data tersebut

    tergantung pada maslah yang akan ditelit. Untuk mengantar penulis pada

    pemahaman terhadap suatu obyek populasi penelitian dalam skripsi ini,

  • 32

    maka terlebih dahulu penulis memberikan pengertian populasi

    berdasarkan rumusan para pakar.

    Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian dan apabila

    seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada di dalam wilayah

    penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi, studi

    penelitiannya adalah studi sensor (Suharsimi Arikunto, 1998).definisi lain

    tentang populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau

    subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

    ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

    kesimpulannya (Sugiono, 2010). Lainnya juga mendefinisikan populasi

    adalah sejumlah kasus yang memenuhi seperangkat kriteria yang

    ditentukan peneliti (S Nasution, 2004).

    Menyimak beberapa pengertian yang telah dikemukakan di atas,

    maka penulis menyimpulkan bahwa yang dimaksud dengan populasi

    dalam suatu penelitian adalah keseluruhan elemen atau aspek yang

    menjadi obyek penelitian sesuai kriteria yang telah ditentukan oleh

    penulis. Dalam hal ini penulis mengadakan penelitian mengenai

    “Penerapan Metode Andragogi dan Dialogis dalam Meningkatkan Minat

    Belajar Siswa SMP IT Al-FityanSchool Kec. Sombaopu Kab Gowa” maka

    yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas

    VII SMP IT Al-Fityan School Kec. Sombaopu Kab Gowa, hal ini dapat

    dilihat pada tabel sebagai berikut:

  • 33

    Tabel 1 Populasi Guru dan Siswa SMP Islam Terpadu Al-Fityan School

    Kecamatan Sombaopu Kabupaten Gowa

    No Obyek Jenis Kelamin Jumlah

    Laki-laki Perempuan

    1. Siswa 53 53 106

    2. Guru 19 20 39

    Jumlah 145

    Sumber Data: Kantor SMP IT Al-Fityan School Kec. Sombaopu Kab Gowa

    Dari tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah keseluruhan populasi

    sebanyak 145 orang, yang terdiri dari siswa sebanyak 106 orang, laki-laki

    53 orang dan perempuan 53 orang, serta guru sebanyak 39 orang, 19

    laki-laki dan 20 perempuan.

    2. Sampel

    Dalam penelitian secara umum, sebagian dari populasi yang ada

    diambil sebagai wakil atau sampel yang akan diteliti dengan syarat bahwa

    sampel yang diambil tersebut dapat mewakili seluruh karakteristik

    populasinya. Yang menjadi obyek sesungguhnya dari suat penelitian,

    itulah yang disebut sampel dan sebagai metodologi untuk mewakili

    individu-individu masuk ke dalam sampel yang representatif maka itulah

    yang disebut sampling (J Moleong, 2001).

    Untuk menemukan besarnya sampel yang akan diteliti maka

    penulis mengambil landasan teori bahwa populasi yang obyeknya kurang

    dari 100, lebih baik diambil semuanya sehingga menjadi penelitian

    populasi, selanjutnya jika jumah subyeknya lebih besar dapat diambil

    antara 10-15 % atau 20-25 % atau lebih (Suharsimi Arikunto, 1998).

  • 34

    Berdasarkan teori di atas maka sampel penelitian ini adalah 20 %,

    yaitu 22 orang siswa dan 4 orang guru yang kemudian disebut sebagai

    informan utama, umtuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel sebagai

    berikut:

    Tabel 2 Sampel Guru dan Siswa SMP Islam Terpadu Al-Fityan School Kecamatan

    Sombaopu Kabupaten Gowa

    No Obyek Jenis Kelamin Jumlah

    Laki-laki Perempuan

    1. Siswa 10 12 22

    2. Guru 2 2 4

    Jumlah 26

    Sumber Data: Kantor SMP IT Al-Fityan School Kec. Sombaopu Kab Gowa

    Dari tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah keseluruhan sampel

    yang akan dijadikan kelas eksperimen sebanyak 26 orang, yang terdiri

    dari siswa sebanyak 22 orang, laki-laki 10 orang dan perempuan 12

    orang, serta guru sebanyak 4 orang, 2 laki-laki dan 2 perempuan.

    F. Instrumen Penelitian

    Instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan oleh peneliti

    dalam melaksanakan tugas yang disesuaikan dengan instrumen yang

    digunakan. Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih

    dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatan pengumpulan data agar

    kegiatan tersebut menjadi sistematis.

    Instrumen penelitian erat kaitannya dengan teknik pengumpulan

    data, karena instrumen merupakan alat bantu bagi peneliti di dalam

    melaksanakan penelitiannya dan mempermudah mendapatkan informasi-

  • 35

    informasi guna melengkapi penelitiannya. Adapun instrumen yang

    digunakan peneliti adalah sebagai beriku:

    1. Pedoman Observasi

    Metode pengumpulan data degan cara mengamati dan

    mengadakan komunikasi secara langsung dengan sumber informasi atau

    informan tentang kondisi obyektif lokasi penelitian dalam hal ini peneliti

    berkomunikasi dengan guru dan kepala sekolah SMP IT Al-Fityan Islam

    Terpadu School Kecamatan Sombaopu Kabupaten Gowa.

    2. Anket

    Metode pengumpulan data dengan memberikan pertanyaan tertulis

    dalam bentuk miltiple choice kepada sumber informasi atau informan

    untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian.

    3. Pedoman Wawancara

    Metode yang dilakukan dengan cara melakukan tanya jawab atau

    percakapan dengan responden untuk memperoleh data yang di inginkan

    dalam penelitian, baik dengan menggunakan daftar pertanyaan ataupun

    percakapan bebas yang berhubungan dengan permasalahan yang telah

    dirumuskan sebelumnya.

    4. Catatan Dokumentasi

  • 36

    Pengumpulan data dengan cara mengumpulkan data yang

    berhubungan dengan permasalahan melalui dokumentasi-dokumentasi

    tertulis maupun arsip.

    G. Teknik Pengumpulan Data

    Dalam pengumpulkan data-data yang diperlukan dan dipergunakan

    untuk penyusunan skripsi ini maka peneliti menggunakan beberapa teknik.

    Teknik pengumpulan data yang dimaksudkan adalah sebagai berikut:

    1. Library Research atau penelitian kepustakaan, teknik pengumpulan

    data ini adalah penulis memperoleh data dengan jalan membaca

    dan menelaah buku-buku, majalah, dan karya ilmiah yang ada

    kaitannya dengan pembahasan skripsi ini dengan cara kutipan

    langsung dan tidak langsung.

    2. Field Research atau penelitian lapangan, teknik pengumpulan data

    ini adalah dimana penulis terjung langsung ke lapangan untum\k

    mengumpulkan data yang diperlukan dengan menggunakan

    metode observasi, wawancara dan pemberian lembar angket.

    H. Teknik Analisis Data

    Hasil penelitian ini akan dianalisis dengan cara deskriptif kualitatif

    yang akan menggambarkan data yang terkumpul dengan cara

    menggambarkan melalui tabel-tabel sederhana dan disimpulkan dengan

    cara deskriptif kualitatif.

  • 37

    Sedangkan dalam menganalisis data maka peneliti menggunakan

    beberapa metode sebagai berikut:

    1. Metode induktif, yaitu teknik analisis data melalui penjelasan yang

    bersifat khusus kemudian menarik kesimpulan secara umum.

    2. Metode deduktif, yaitu teknik analisis adat melalui penjelasan yang

    bersifat umum kemudian menarik kesimpulan secara khusus.

    3. Deskriptif interpretasi, yaitu teknik analisis data melalui penjelasan,

    melalui tabel kemudian selanjutnya diberikan komentar.

    4. Komparatif, yaitu teknik dengan membandingkan beberapa teori

    atau pendapat dan kemudian mengambil suatu kesimpulan.

    Adapun langkah-langkah yang penulis tempuh dalam penelitian ini

    adalah sebagai berikut:

    1. Memeriksa data untuk melihat kelengkapan berkas sebagai acuan

    dalam pengelolaan dalam penelitian.

    2. Memasukkan data kedalam tabel kemudian menghitung dan

    memberikan penjelasan-penjelasan.

    3. Membahas pertemuan-pertemuan lapangan untuk menjawab

    maslah penelitian .

    4. Mengelompokkan data berdasarkan karakteristik dan kategori yang

    digunakan dalam penelitian.

    5. Menyusun data-data yang ada kedalam tabel-tabel yang sesuai

    dengan peruntukannya.

  • 38

    6. Membuat tabel distribusi frekuensi yang dilengkapi dengan

    presentase masing-masing kategori dengan menggunakan rumus:

    F P = X 100 % N Keterangan:

    P : Angka Persentase

    F : Frekuensi masing-masing kategori

    N : Jumlah Sampel

  • 39

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN

    A. Kondisi Obyektif Lokasi Penelitian

    Pada pembahasan ini penulis akan menguraikan tentang hasil

    penelitian,namun sebelum terlalu jauh menguraikannya maka penulis

    terlebih dahulu mengemukakan kondisi obyektif lokasi penelitian sebagai

    berikut:

    1. Sejarah Berdirinya

    SMP Islam Terpadu Al-Fityan School berdiri pada awal tahun 2009,

    yang mana berangkat dari kesederhanaan konsep untuk pengembangan

    kemuliaan dan keunikan anak dalam pendidikan serta keutuhan diri

    mencapai peradaban Islam yang tinggi dan universal, dengan kepala

    sekolah Alimin, Lc, M.Fil.I. Sekolah ini beralamat di Jalan Pallantikang 1 /

    Belibis, Kelurahan Katangka Kecamatan Somba Upu Kabupaten Gowa.

    SMP Islam Terpadu Al-Fityan School adalah lembaga pendidikan

    Islam yang berkomitmen untuk mendidik anak bangsa Indonesia untuk

    menjadi pribadi yang islami, shaleh, cerdas, kreatif, mandiri dan

    berkarakter. Dalam perkembangannya secara umum SMP Islam Terpadu

    Al-Fityan School Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa mengalami

    kemajuan demi kemajuan yang cukup pesat sampai sekarang, hal ini

    ditandainya dengan jumlah siswanya yang semakin meningkat dari tahun

  • 40

    ke tahun. Begitu juga dengan perbaikan dan pengembangan sarana dan

    prasarananya serta kualitas mutu lulusan atau keluarannya disetiap

    tahunnya.

    2. Sasaran Pendidikan SMP Islam Terpadu Al-Fityan School

    Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa.

    Keberadaan SMP Islam Terpadu Al-Fityan School Kecamatan

    Somba Opu Kabupaten Gowa ini berangkat dari kesederhanaan konsep

    untuk pengembangan kemuliaan dan keunikan anak dalam pendidikan

    serta keutuhan diri mencapai peradaban Islam yang tinggi dan universal.

    Output dari SMP Islam Terpadu Al-Fityan School Kecamatan Somba Opu

    Kabupaten Gowa nantinya diharapkan memiliki keunggulan dan menjadi

    intelektual yang cerdas, sebagai visi SMP Islam Terpadu Al-Fityan School

    Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa itu sendiri, menjadi lemnbaga

    pendidikan Islam terpadu yang berkualitas untuk mewujudkan generasi

    muslim yang unggul dan cerdas.

    Berdasarkan hal tersebut diatas SMP Islam Terpadu Al-Fityan

    School Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa menuangkan ide,

    gagasan, serta tujuan kelembagaannya ke dalam visi misi sebagai berikut:

    a. Tujuan SMP Islam Terpadu Al-Fityan School Kecamatan Somba Opu

    Kabupaten Gowa

    a) Tujuan Umumnya adalah “Membangun kepribadian Islami yang

    komprehensif dan seimbang”

  • 41

    b) Tujuan Khusus

    1. Meningkatkan keimanan dan penyucian jiwa

    2. Berupaya memperoleh ilmu syar’i, menumbuhkan kesadaran,

    mengembangkan wawasan dan memperkuat peran tarbiyah.

    3. Mengatasi perilaku negatif dalam kepribadian

    4. Membekali para guru dan musyrif dengan skill dan kemampuan

    yang dibutuhkan untuk menunjang profesionalisme kerja

    5. Menyediakan lingkungan berakhlak Islami yang terhindar dari

    penyimpangan moral

    6. Memberikan perhatian kepada para siswa berprestasi dan

    membantu mereka dalam penyelesaian studi

    7. Memberikan perhatian kepada anak yatim dan meningkatkan

    martabatnya ditegah-tegah masyarakat

    8. Mencetak generasi terpelajar, memiliki skill dan mampu mencari

    penghidupan dan kebebasan finansial

    9. Membekali siswa dengan kemampuan berbahasa arab dan

    inggris sebagai alat untuk memperoleh berbagai ilmu

    pengetahuan, seni, dan melakukan inovasi yang bermanfaat

    10. Memberikan perhatian kepada siswa yang berbakat dan

    berprestasi

    b. Visi SMP Islam Terpadu Al-Fityan School Kecamatan Somba Opu

    Kabupaten Gowa adalah “Menjadi lembaga pendidikan Islam terpadu

  • 42

    yang berkualitas untuk mewujudkan generasi muslim yang unggul dan

    cerdas”

    c. Misi SMP Islam Terpadu Al-Fityan School Kecamatan Somba Opu

    Kabupaten Gowa adalah sebagai berikut:

    1) Mempersiapkan pelajar yang memiliki keseimbangan zikir, fikir dan

    amal sholeh

    2) Melaksanakan kegiatan belajar mengajar (KBM) yang dapat

    mengembangkan bakat-bakat pribadi untuk produktifitas, kreatifitas

    dan kemandirian

    3) Mempersiapkan pelajar yang memiliki ilmu pengetahuan

    kontemporer dan mampu beradabtasi dengan perkembangan

    teknologi

    4) Mengembangkan budaya mutu yang dilandasi nilai-nilai Islam

    3. Program Unggulan

    Sejalan dengan tuntutan masyarakat secara umum dan dunia

    pendidikan Islam secara khusus serta sarana dan prasarana yang dimiliki

    oleh SMP Islam Terpadu Al-Fityan School Kecamatan Somba Opu

    Kabupaten Gowa membina beberapa program unggulan sebagai berikut:

    1) Tahfidz Al-Qur’an

    2) Bahasa Arab

    3) Bahasa Inggris

    4) Komputer

    5) Sains

  • 43

    4. Keadaan Guru

    Guru adalah pendidik profesional yang sebagaimana diamanatkan

    oleh Undang-undang yang tertuang dalam UU guru dan dosen tahun

    2002.hal ini dikarenakan secara implisit bahwa guru telah merelakan

    dirinya menerima dan memikul sebagian dari tanggung jawab pendidikan

    yang dipikul oleh guru, sehingga ketika orang tua menitipkan,

    menyerahkan atau memasukkan anaknya kesebuah lembaga pendidikan,

    ke sekolah hal ini menandakan mereka telah melimpahkan sebagian

    tanggung jawab pendidikan anaknya kepada guru.

    Guru memiliki peranan yang sangat penting dalam pendidikan, ia

    merupakan salah satu komponen yang tidak dapat dipisahkan dalam

    sebuah proses pendidikan, sehingga keberadaannya sangat dibutuhkan.

    Bahkan tanpa guru, proses belajar mengajar tidak akan bisa terwujud

    secara efektif dan efisien, keberadaan sarana dan prasarana yang

    modern dan canggih saat ini tidak serta merta mengenyampingkan tugas

    dan fungsi seorang guru sebagai orang yang dengan rela mentransfer

    ilmu yang dimilikinya kepada kepada siswanya, hal ini terjadi karena

    seorang guru lebih kepada sosok yang juga mampu mentransfer nilai-nilai

    religi, budaya dan akhlak atau budi pekerti yang berlaku di tegah-tengah

    masyarakat.

    Mengenai keadaan guru di SMP Islam Terpadu Al-Fityan School

    Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa maka penulis akan memberikan

    gambaran sebagaimana yang tercantum pada tabel berikut ini:

  • 44

    Tabel 3 Keadaan Guru SMP Islam Terpadu Al-Fityan School Kecamatan

    Sombaopu Kabupaten Gowa

    No Nama Pendidikan Terakhir

    Mengajar atau Jabatan

    Status

    1 Aliman, Lc., M.Fil.I Strata 2 Kepala Sekolah GT

    2 Fadly Zainal, Lc Strata 1 Wakasek kurikulum GT

    3 Ahmad Nuhin, S.Pd Strata 1 Waksek kesiswaan GTT

    4 Fachriyani, S.T Strata 1 Kepala Tata Usaha GT

    5 Husnilawati, S.Pd Strata 1 Tata Usha GTT

    6 Putra Hasnawi, S.Kom Strata 1 Maintenance GT

    7 Hasanuddin, S.Pd.I Strata 1 Tahfidz Al-Qur’an GT

    8 Marwan, S.Pd Strata 1 Wali Kelas IX B GT

    9 Hasniah, S.Pd Strata 1 Wali Kelas VII C GT

    10 Iskandar, S.Pd Strata 1 Wali Kelas IX A GT

    11 Hamriah, S.Pd Strata 1 Wali Kelas VII D GT

    12 Manshur Taswin, Lc Strata 1 Koordinator Tahfidz GT

    13 Rahmayani, S.Pd Strata 1 Wali Kelas IX D GT

    14 Suardi, S.Pd Strata 1 Kepandua/Pramuka GT

    15 Fakhri Tajuddin M, Lc Strata 1 Wali Kelas VII A GT

    16 Amirullah, S.Pd Strata 1 Wali Kelas VII B GT

    17 Ikrimah, S.Pd Strata 1 Wali Kelas VIII A GT

    18 Mutmainnah, S.Pd Strata 1 Wali Kelas VIII C GT

    19 Hafida Abbas, S.Pd Strata 1 Wali Kelas IX C GT

    20 Nurliah Nurdin, S.Pd Strata 1 Wali Kelas VIII D GT

    21 Muh Takbir, S.Pd Strata 1 Kepala Lab Kom GT

    22 Jumriah, S.Pd Strata 1 Seni Budaya Honor

    23 Gibran El-Hafidy, Lc Strata 1 Bahasa Inggris Honor

    24 Amrin Andra, S.Pd Strata 1 Bahasa Inggris Honor

    25 Mustafa, M.A Strata 2 Bahasa Arab Honor

    26 Muhammad Shaleh, Lc Strata 1 Bahasa Arab Honor

    27 Yusdina, S.Pd Strata 1 Biologi Honor

    28 Harisal, S.Si Strata 1 Matematika Honor

    29 Aswani Asnawi, S.Pd Strata 1 Matematika Honor

    30 Hadijah, S.Pd Strata 1 Bahasa Indonesia Honor

    31 Arika Rahmawati, S.Pd Strata 1 Bahasa Indonesia Honor

    32 Nurul Ayuni, S.Pi., M.Si Strata 2 IPS Honor

    33 Sunniati, S.Pd Strata 1 PKn Honor

    34 Muzakkir Abidi, Lc Strata 1 Bahasa Arab Honor

    35 Hajar Ratnaningtias Strata 1 TIK Honor

    36 Laila Majdah, M.Pd Strata 2 Fisika Honor

    37 Marlina, S.Pd Strata 1 PAI Honor

    38 Urwatul Usqa A, S.Pd Strata 1 Tahfidz Al-Qur’an Honor

    Sumber Data: Kantor SMP IT Al-Fityan School Kec. Sombaopu Kab Gowa

  • 45

    Dari tabel di atas menunjukkan bahwa guru yang ada pada SMP

    Islam Terpadu Al-Fityan School Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa

    sebanyak 38 orang, pendidikan terakhir yang didominasi berada dijenjang

    pendidikan starata satu yang berjumlah 34 orang dan selebihnya strata

    dua yang berjumlah 4 orang. Adapun status guru tetap berjumlah 19

    orang, guru tidak tetap berjumlah 2 orang, dan selebihnya berstatus

    honorer yang berjumlah 17 orang sehingga jumlah keseluruhan guru di

    SMP Islam Terpadu Al-Fityan School Kecamatan Somba Opu Kabupaten

    Gowa berjumlah 38 orang.

    5. Sarana dan Prasarana

    Sarana dan prasarana sangat menunjang proses belajar mengajar,

    dengan kata lain bahwa tingkat keberhasilan pengajaran dan

    pembelajaran bukanlah semata-mata ditentukan oleh tingkat kemampuan

    siswa semata dalam penerimaan pelajaran dan kepiawaian guru dalam

    mengajar atau dalam proses pembelajaran, namun ada faktor lain yang

    menunjang dan tidak bisa diabaikan dan dikesampingkan, yakni fasilitas

    atau saran dan prasarana yang ada pada lembaga pendidikan atau

    sekolah tersebut.

    Fasilitas yang dimiliki SMP Islam Terpadu Al-Fityan School

    Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa lebih dari cukup atau sangat

    memadai dalam rangka menunjang proses belajar mengajar yang efektif

    dan efisien. Hal ini dapat dilihat dari adanya fasilitas laboratorium,

  • 46

    perpustakaan, aula, masjid, ruang belajar, ruangan guru dan fasilitas

    pendukung lainnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:

    Tabel 4

    Sarana dan Prasarana SMP Islam Terpadu Al-Fityan School Kecamatan

    Sombaopu Kabupaten Gowa

    No Sarana dan Prasarana Jumlah Keterangan

    1.

    2.

    3.

    4.

    5.

    6.

    Tanah atau Areal Sekolah

    Kantor

    Ruangan Kepala Sekolah

    Ruangan Tata usaha

    Ruangan Guru

    Ruangan BK

    Ruangan Belajar

    Kelas

    Laboratorium IPA

    Perpustakaan

    Laboratorium Komputer dan Bahasa

    Penunjang

    Aula

    Kantin

    Ruangan Keterampilan

    Galeri seni

    Lapangan Bed Minton

    Ruangan Rapat

    Lapangan Basket

    Lapangan Futsal

    Gedung Olah Raga

    Sarana Umum

    Toilet

    Tempat wudhu

    Masjid

    Tempat Parkir

    Gedung

    1

    1

    2

    1

    17

    1

    1

    1

    1

    1

    1

    1

    2

    1

    1

    1

    1

    14

    24

    1

    Luas

    1

    Bersertifikat

    Berfungsi

    Berfungsi

    Berfungsi

    Berfungsi

    Berfungsi

    Berfungsi

    Berfungsi

    Berfungsi

    Berfungsi

    Berfungsi

    Berfungsi

    Berfungsi

    Berfungsi

    Berfungsi

    Berfungsi

    Berfungsi

    Berfungsi

    Berfungsi

    Berfungsi

    Berfungsi

    Berfungsi

    Berfungsi

    Sumber Data: Kantor SMP IT Al-Fityan School Kec. Sombaopu Kab Gowa

    Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa fasilitas atau sarana dan

    prasarana yang dimiliki SMP Islam Terpadu Al-Fityan School Kecamatan

  • 47

    Sombaopu Kabupaten Gowa sangat memadai meskipun masih ada yang

    diperlukan beberapa sarana dan prasarana yang mampu menunjang

    tercapainya kondisi pembelajaran yang ideal sebagai penunjang kualitas

    pendidikan.

    B. Penerapan Metode Andragogi dan Dialogis dalam Meningkatkan

    Minat Belajar Siswa SMP Islam Terpadu Al-Fityan School

    Kecamatan Sombaopu Kabupaten Gowa.

    Penerapan pembelajaran dengan metode tanya jawab dan diskusi

    atau doalog akan sangat menarik untuk dikaji secara detai. Metode tanya

    jawab menawarkan keterampilan dalam mengkaji masalah pendidikan

    dengan cara diskusi sebagai solusi menghidupkan proses pembelajaran.

    Sebagian besar siswa berfikir bahwa belajar merupakan aktivitas yang

    sangat menjenuhkan, banyak siswa beranggapan duduk diruang kelas

    ibarat sebuah ruang tahanan. Masalah demikian mungkin ada benarnya

    sebab siswa harus duduk berjam-jam dengan kerja pikiran pada sebuah

    pembahasan, bahkan beranggapan belajar lebih menjadi beban yang

    menimbulkan gejolak daripada upaya mendapatkan ilmu pengetahuan.

    Mungkin diantara siswa yang masih mau mengenyam pendidikan yang

    tidak lebih dari sekedar menyatakan kehadiran dikelas atau sekedar

    mendapatkan nilai tanpa kesadaran mengembangkan pebegtahuan atau

    mengasah keterampilan berfikir.

    Lenyapnya motivasi belajar siswa mungkin berakar pada penyebab

    keterbatasan metode yang diterapkan oleh guru yang membatasi

  • 48

    kemampuan dalam mengasah keterampilan. Beberapa resep yang boleh

    dipakai dalam menciptakan hasrat positif yaitu menetapkan siswa secara

    nyaman dan memposisikan siswa yang cocok saat pembelajaran

    berlangsung, meningkatkan partisipasi aktif pribadi siswa dan memakai

    media yang melahirkan kesan yang baik sembari menekankan ilmu

    pengetahuan serta menyiapkan fasilitator yang telaten dalam menerapkan

    proses pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan.

    Mendesaian proses pengajaran yang memuaskan siswa

    merupakan salah satu aspek lingkungan serta pengawasan turut

    menekankan rasa aman dan nyamannya proses pembelajaran di kelas.

    Selain itu juga guru harus menciptakan motivasi dan menyiapkan siswa

    untuk meraih sukses melalui tanya jawab dan diskusi serentak mengasah

    keterampilan berpikir siswa. Sebagaimana dalam sebuah pernyataan

    bahwa metode bertanya merupakan teknik penyajian pelajaran dalam

    bentuk pertanyaan yang harus dan mesti dijawab, terutama dari guru

    kepada siswanya dan dapat pula dari siswa bertanya kepada gurunya

    (Djamarah, 1996). Pemikiran yang lain yang memiliki kesamaan

    menganggap bahwa metode tanya jawab adalah penyampaian pelajaran

    oleh guru dengan jalan mengajukan pertanyaan dan siswa menjawab

    (Alipandie, 1985). Definisi yang sama juga memandang bahwa tanya

    jawab merupakan suatu cara menyampaikanbahan pelajaran dalam

    bentuk pertanyaan yang harus dijawab oleh murid pada saat itu juga,

  • 49

    metode tanya jawab ini dilakukan dengan cara lisan (Djajojodisastro,

    1984).

    Bertolak dari beberapa definisi di atas maka dapat dipahami bahwa

    metode tanya jawab merupakan suatu metode yang dimana sebagai guru

    mengajukan pertanyaan secara lisan kepada siswanya untuk dijawab dan

    sebalikya demikian pertanyaan menciptakan sugesti untuk menggiatkan

    pola berpikir siswa jika ada ketidak jelasan sesuatu agar memotivasi

    seseorang untuk berupaya memaknainya.

    Observasi awal dilakukan pada bulan september 2013 dimana

    proses pembelajaran yang berlangsung di SMP Islam Terpadu Al-Fityan

    School Kecamatan Sombaopu Kabupaten Gowa secara keseluruhan

    menggunakan metode caramah sebagaimana yang sering kita lihat dan

    ketahui bersama dan juga sudah menggunakan metode andragogi atau

    tanya jawab, akan tetapi masih sangat kurang dalam menerapkan metode

    dialogis atau diskusi, hal ini disebabkan karena siswa kelas VII atau kelas

    I SMP Islam Terpadu Al-Fityan School Kecamatan Sombaopu Kabupaten

    Gowa masih sangat kurang terampil dalam berdebat dalam menanggapi

    pertanyaan-pertanyaan yang di ajukan baik dari guru maupun dari siswa

    itu sendiri.

    Tabel 5 Daftar jawaban responden tentang penerapan metode andragogi dan

    dialogis dalam proses pembelajaran

    No Jawaban Frekuensi Persentasi %

    1. Iya 10 45 %

    2. Kadang-kadang 12 56 %

    3. tidak 0 0 %

  • 50

    Jumlah 22 100 %

    Sumber Data: Hasil olah data dari angket nomor 01 tahun 2013

    Berdasarkan tabel di atas maka dapat dilihat bahwa 10 siswa yang

    menjawab iya atau sering