SKRIPSI PENGELOLAAN PEMANGKASAN TEH - Aktifitasblog.ub.ac.id/chafidarch/files/2013/05/156-57.pdf ·...

88
PENGELOLAAN PEMANGKASAN TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) DI KEBUN TAMBAK SARI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VIII SUBANG, JAWA BARAT Oleh: ASRIMELWATI A 34104014 PROGRAM STUDI AGRONOMI FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

Transcript of SKRIPSI PENGELOLAAN PEMANGKASAN TEH - Aktifitasblog.ub.ac.id/chafidarch/files/2013/05/156-57.pdf ·...

Page 1: SKRIPSI PENGELOLAAN PEMANGKASAN TEH - Aktifitasblog.ub.ac.id/chafidarch/files/2013/05/156-57.pdf · PT PERKEBUNAN NUSANTARA VIII SUBANG, JAWA BARAT Oleh: ASRIMELWATI A 34104014 ...

PENGELOLAAN PEMANGKASAN TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze)

DI KEBUN TAMBAK SARI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VIII

SUBANG, JAWA BARAT

Oleh: ASRIMELWATI

A 34104014

PROGRAM STUDI AGRONOMI FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

Page 2: SKRIPSI PENGELOLAAN PEMANGKASAN TEH - Aktifitasblog.ub.ac.id/chafidarch/files/2013/05/156-57.pdf · PT PERKEBUNAN NUSANTARA VIII SUBANG, JAWA BARAT Oleh: ASRIMELWATI A 34104014 ...

PENGELOLAAN PEMANGKASAN TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze)

DI KEBUN TAMBAK SARI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VIII

SUBANG, JAWA BARAT

Skripsi sebagai salah satu syarat Untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian

Pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

Oleh: ASRIMELWATI

A 34104014

PROGRAM STUDI AGRONOMI FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

Page 3: SKRIPSI PENGELOLAAN PEMANGKASAN TEH - Aktifitasblog.ub.ac.id/chafidarch/files/2013/05/156-57.pdf · PT PERKEBUNAN NUSANTARA VIII SUBANG, JAWA BARAT Oleh: ASRIMELWATI A 34104014 ...

RINGKASAN

ASRIMELWATI. Pengelolaan Pemangkasan Pengelolaan Pemangkasan Teh (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) di Kebun Tambaksari PT Perkebunan Nusantara VIII, Subang, Jawa Barat. (Dibimbing oleh ADIWIRMAN dan SUPIJATNO).

Kegiatan pemangkasan membutuhkan pengelolaan yang baik supaya tidak mengakibatkan kerusakan atau kematian pada tanaman teh yang bisa menyebabkan penurunan produksi. Keberhasilan suatu pemangkasan ditentukan oleh jenis dan waktu pangkas serta gilir pangkas. Dalam menetukan waktu yang tepat untuk pelaksanaan pemangkasan, kondisi tanaman harus diperhatikan meliputi tinggi tanaman, diameter tanaman sebelum dipangkas, umur pangkas dan persentase pucuk burung.

Kegiatan magang dilaksanakan selama 4 bulan, mulai tanggal 18 Februari 2008 sampai tanggal 18 Juni 2008 di Kebun Tambaksari, PT Perkebunan Nusantara VIII. Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah metode langsung (pengamatan, bekerja langsung di lapang dan wawancara dengan pimpinan kebun, karyawan dan pekerja kebun) dan metode tidak langsung (laporan manajemen kebun, arsip kebun yang berhubungan dengan pemangkasan dan studi pustaka). Pengamatan dilakukan pada 5 tanaman contoh yang diambil secara acak pada blok Pasir Malang 1, blok F3 dan blok E3 di Afdeling Kasomalang, Kebun Tambaksari. Jenis pangkasan yang dilakukan di Kebun Tambaksari adalah pangkasan jambul dan pangkasan kepris, waktu pemangkasan dibagi menjai dua semester yaitu semester I (Januari-Juni) dan semester II (September-Desember) dengan gilir pangkas 3 tahun, rata-rata luas areal yang direncanakan untuk dipangkas setiap tahun adalah 28. 86% dari total areal yang akan dipangkas selama setahun sedangkan realisasinya hanya 27. 60%, dan alat pangkas yang digunakan adalah gaet untuk semua ukuran cabang. Tinggi pangkasan yang ditetapkan adalah 50-65 cm dari permukaan tanah. Sistem upah menggunakan sistem borongan dimana tenaga pemangkas dibayar menurut prestasi kerja masing-masing. Hasil uji t-student menunjukkan bahwa tinggi pangkasan pada blok F3 dan E3 berbeda nyata dengan standar sedangkan blok Pasir Malang 1 tidak berbeda nyata dengan standar.

Berdasarkan pengamatan, tanaman teh di Kebun Tambaksari dipangkas pada saat umur pangkas mendekati 3 tahun, rata-rata ketinggian tanaman 109. 6 cm dengan diameter sebelum pangkas 165. 3 cm, rata-rata persentase pucuk burung 77. 33% dan produktivitas pucuk basah yang sudah berkurang mencapai setengah dari produksi tahun sebelumnya. Kapasitas kerja pemangkas (0. 046 ha/HK) lebih besar dari kapasitas standar (0. 04 ha/HK) dan tenaga pemangkas di lapangan lebih sedikit dari pada tenaga pemangkas yang dihitung secara teoritis. Rata-rata bobot brangkasan adalah 5.9 kg/pohon tapi banyak diambil oleh penduduk untuk dijadikan kayu bakar. Rata-rata persentase kerusakan cabang akibat pemangkasan 13. 46%, lebih kecil dari persentase kerusakan cabang di Unit Perkebunan Tambi, Wonosobo, Jawa Tengah. Pemetikan jendangan dilakukan pada 9 MSP.

Page 4: SKRIPSI PENGELOLAAN PEMANGKASAN TEH - Aktifitasblog.ub.ac.id/chafidarch/files/2013/05/156-57.pdf · PT PERKEBUNAN NUSANTARA VIII SUBANG, JAWA BARAT Oleh: ASRIMELWATI A 34104014 ...

LEMBAR PENGESAHAN

Judul : PENGELOLAAN PEMANGKASAN TEH (Camellia

sinensis (L.) O. Kuntze) di KEBUN TAMBAKSARI PT

PERKEBUNAN NUSANTARA VIII, SUBANG, JAWA

BARAT

Nama : ASRIMELWATI

Program Studi : AGRONOMI

Nomor pokok : A 34104014

Menyetujui,

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Dr. Ir. Adiwirman, MS. Ir. Supijatno, MSi. NIP. 131 699 943 NIP. 131 578 789

Mengetahui,

Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir Didy Sopandie, M Agr.

NIP. 132 124 019

Tanggal Lulus:

Page 5: SKRIPSI PENGELOLAAN PEMANGKASAN TEH - Aktifitasblog.ub.ac.id/chafidarch/files/2013/05/156-57.pdf · PT PERKEBUNAN NUSANTARA VIII SUBANG, JAWA BARAT Oleh: ASRIMELWATI A 34104014 ...

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kubang, Kabupaten Limapuluh Kota, Provinsi

Sumatera Barat pada tanggal 23 Juni 1986. Penulis merupakan anak ketiga dari

tiga bersaudara dari pasangan Bapak Asri dan Ibu Erniwati.

Penulis memulai pendidikan pada tahun 1992 di SD Negeri 1 Kubang,

Payakumbuh. Pada tahun 1998 penulis melanjutkan pendidikan ke SLTP Negeri 1

Kecamatan Guguk, Kabupaten 50 Kota dan lulus tahun 2001. Penulis melanjutkan

pendidikan ke SMU Negeri 1 Kecamatan Guguak, Kabupaten 50 Kota dan lulus

pada tahun 2004.

Penulis diterima pada Program Studi Agronomi, Departemen Agronomi

dan Hortikultura, Fakultas Pertanian Bogor pada tahun 2004, melalui Undangan

Seleksi Masuk Institut Pertanian Bogor (USMI). Penulis melaksanakan kegiatan

Kuliah Kerja Profesi (KKP) pada tahun 2007 di Desa Bunder, Kecamatan

Widasari, Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat. Pada tahun 2008 Penulis

melaksanakan kegiatan magang di Kebun Tambaksari, PT Perkebunan Nusantara

VIII, Subang, Jawa Barat.

Page 6: SKRIPSI PENGELOLAAN PEMANGKASAN TEH - Aktifitasblog.ub.ac.id/chafidarch/files/2013/05/156-57.pdf · PT PERKEBUNAN NUSANTARA VIII SUBANG, JAWA BARAT Oleh: ASRIMELWATI A 34104014 ...

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan

karunia-Nya, sehingga penulis sudah bisa menyelesaikan penulisan skripsi yang

berjudul “Pengelolaan Pemangkasan Teh (Camellia sinensis (l.) O. Kuntze) di

Kebun Tambaksari PT Perkebunan Nusantara VIII, Subang, Jawa Barat”

ini dengan baik dan lancar.

Penulisan skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat tugas akhir untuk

meraih gelar Sarjana Pertanian di Program Studi Agronomi, Departemen

agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Penulis

mengucapkan terimakasih kepada:

1. Ayah, Ibu dan kakak-kakak tercinta yang senantiasa mendukung dan

memberikan dorongan kepada penulis secara moril maupun materil.

2. Dr. Ir. Adiwirman, MS dan Ir. Supijatno, MSi selaku dosen pembimbing

skripsi yang telah memberikan bimbingan, arahan dan saran kepada

penulis.

3. Dr. Ir. Sudradjat, MS selaku dosen pembimbing akademik atas nasehat

dan bimbingannya.

4. Dwi Guntoro, SP, Msi selaku dosen penguji atas saran dan masukannya

untuk penyusunan skripsi ini.

5. Direksi PT. Perkebunan Nusantara VIII, Bandung, Jawa Barat yang telah

memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan magang.

6. Ir. H. Aan Burhanudin selaku Administratur dan seluruh staf Kebun

Tambaksari atas segala masukan, arahan dan kemudahan yang telah

diberikan.

7. Keluarga besar Bapak Aip atas segala kasih sayang dan dorongan yang

diberikan kepada penulis selama kegiatan magang.

Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada

umumnya dan penulis pada khususnya.

Bogor, Agustus 2008

Penulis

Page 7: SKRIPSI PENGELOLAAN PEMANGKASAN TEH - Aktifitasblog.ub.ac.id/chafidarch/files/2013/05/156-57.pdf · PT PERKEBUNAN NUSANTARA VIII SUBANG, JAWA BARAT Oleh: ASRIMELWATI A 34104014 ...

DAFTAR ISI halaman

DAFTAR TABEL................................................................................. vii DAFTAR GAMBAR............................................................................ ix PENDAHULUAN

Latar Belakang ............................................................................. 1 Tujuan ........................................................................................... 2 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Teh ..................................................................... 3 Syarat Tumbuh .............................................................................. 3 Pemangkasan ................................................................................. 4 METODE MAGANG Tempat dan Waktu ........................................................................ 5 Metode Pelaksanaan ...................................................................... 5 Pengumpulan Data ........................................................................ 5 Pengolahan Data ........................................................................... 7 KEADAAN UMUM KEBUN TAMBAKSARI Sejarah Perkebunan ....................................................................... 8 Deskripsi Geografis ....................................................................... 9 Potensi Kebun ............................................................................... 9 Luas Areal Konsesi dan Produksi.................................................. 10 Jenis dan Volume Produksi Teh yang Dihasilkan ........................ 10 Karakter dan Keunggulan Mutu Teh yang Dihasilkan ................. 10 Manajemen Karyawan dan Kebun ................................................ 11 Ketenagakerjaan ............................................................................ 12 Kesejahteraan Karyawan ............................................................... 12 Upaya Meningkatkan Kerja Kebun ............................................... 13 Program Kepedulian Masyarakat .................................................. 14 PELAKSANAAN TEKNIS LAPANG Aspek teknis .................................................................................. 16 Persemaian .............................................................................. 16 Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan ................................... Pengendalian Gulma........................................................ Pengendalian Hama dan Penyakit................................... Pemupukan....................................................................... Pemangkasan....................................................................

19 19 23 26 29

Pemetikan ................................................................................ Jenis Pemetikan................................................................ Jenis Petikan..................................................................... Perlengkapan Pemetikan.................................................. Rotasi dan Hanca Petik....................................................

38 38 39 39 40

Page 8: SKRIPSI PENGELOLAAN PEMANGKASAN TEH - Aktifitasblog.ub.ac.id/chafidarch/files/2013/05/156-57.pdf · PT PERKEBUNAN NUSANTARA VIII SUBANG, JAWA BARAT Oleh: ASRIMELWATI A 34104014 ...

Pelaksanaan Pemetikan.................................................... Kapasitas Pemetik............................................................ Penimbangan Pucuk Basah di Kebun.............................. Pengangkutan Pucuk ke Pabrik........................................

40 41 41 42

Proses Pengolahan Teh Hitam CTC ........................................ Penerimaan Pucuk dan Penimbangan.............................. Analisis Petik dan Pucuk................................................. Pelayuan........................................................................... Penggilingan..................................................................... Fermentasi........................................................................ Pengeringan...................................................................... Sortasi Kering.................................................................. Pengepakan......................................................................

42 42 43 43 45 46 47 47 48

Aspek Manajerial .......................................................................... 49 Sinder Afdeling..... .................................................................. 49 Mandor Besar Pemeliharaan ................................................... 50 Mandor Besar Pemetikan ........................................................ 52 PEMBAHASAN Jenis Pangkasan ............................................................................. 55 Tinggi Pangkasan .......................................................................... 55 Luas Areal Pangkasan ................................................................... 56 Waktu Pemangkasan ..................................................................... 57 Alat Pangkas ................................................................................. 58 Kriteria Saat Pangkas .................................................................... 58 Gilir Pangkas ........................................................................... 58 Ketinggian Bidang Petik ......................................................... 59 Persentase Pucuk Burung ........................................................ 59 Tingkat Produksi ..................................................................... 60 Kerusakan Akibat Pemangkasan................................................... 61 Tenaga Pemangkas ........................................................................ 61 Penanganan Sisa Pangkasan .......................................................... 62 Pertumbuhan Tunas Setelah Pemangkasan ................................... 63 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ................................................................................... 64 Saran .............................................................................................. 65 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 66 LAMPIRAN .......................................................................................... 67

Page 9: SKRIPSI PENGELOLAAN PEMANGKASAN TEH - Aktifitasblog.ub.ac.id/chafidarch/files/2013/05/156-57.pdf · PT PERKEBUNAN NUSANTARA VIII SUBANG, JAWA BARAT Oleh: ASRIMELWATI A 34104014 ...

DAFTAR TABEL No halaman

Teks

1. Luas Areal Konsesi Kebun Tambaksari, PTPN VIII …………. 10 2. Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan Umur di Kebun

Tambaksari Tahun 2008 …………………………………..….. 12

3 Kombinasi Penyiangan Manual dan Kimia di Kebun

Tambaksari ................................................................................ 20

4. Rata-rata Tinggi Pangkasan dan Diameter Bidang Pangkas

Beberapa Blok Kebun di Afdeling Kasomalang, Kebun Tambaksari..................................................................................

31

5. Rencana dan Realisasi Luas Areal Pangkasan di Afdeling

Kasomalang, Kebun Tambaksari ……………………………... 31

6. Gilir Pangkas Enam Blok Kebun Di Afdeling Kasomalang,

KebunTambaksari ……………………………………………. 32

7. Rata-rata Tinggi Tanaman Sebelum Dipangkas dan Diameter

Bidang Petik Beberapa Blok Kebun di Afdeling Kasomalang ……...…………………………………………………………

33

8. Persentase Pucuk Burung Beberapa Blok Kebun di Afdeling

Kasomalang, Kebun Tambaksari ……………………………. 33

9. Persentase Kerusakan Cabang Akibat Pemangkasan ………… 35 10. Kapasitas Kerja Tenaga Pemangkas di Tiga Blok Kebun

Afdeling Kasomalang, Kebun Tambaksari …………………... 35

11. Bobot Brangkasan Sisa Pangkasan Beberapa Blok Kebun di

Afdeling Kasomalang, Kebun Tambaksari …………………… 37

12. Hasil Sortasi Kering Pengolahan Pucuk Basah Menjadi Teh

Kering di Pabrik Tambaksari .................................................... 48

Page 10: SKRIPSI PENGELOLAAN PEMANGKASAN TEH - Aktifitasblog.ub.ac.id/chafidarch/files/2013/05/156-57.pdf · PT PERKEBUNAN NUSANTARA VIII SUBANG, JAWA BARAT Oleh: ASRIMELWATI A 34104014 ...

Lampiran

1. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Karyawan Harian Lapang (KHL) di Afdeling Kasomalang, Kebun Tambaksari PTPN VIII, Subang, Jawa Barat ……………………………...

68

2. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Pendamping

Mandor/Mandor Besar di Afdeling Kasomalang, Kebun Tambaksari PTPN VIII, Subang, Jawa Barat ………………...

69

3. Jurnal Harian Magang sebagai Pendamping sinder Afdeling

Kasomalang, Kebun Tambaksari PTPN VIII, Subang, Jawa Barat ………………………………………………………….

70

4. Data Hari Hujan dan Curah Hujan 10 Tahun Terakhir di

Perkebunan Tambaksari ……………………………………... 71

5. Jumlah Pemakaian Pupuk di Afdeling Kasomalang Perkebun-

an Tambaksari 2007 ………..................................................... 72

Page 11: SKRIPSI PENGELOLAAN PEMANGKASAN TEH - Aktifitasblog.ub.ac.id/chafidarch/files/2013/05/156-57.pdf · PT PERKEBUNAN NUSANTARA VIII SUBANG, JAWA BARAT Oleh: ASRIMELWATI A 34104014 ...

DAFTAR GAMBAR Nomor Halaman

Teks

1. Kegiatan Pengendalian Gulma secara Manual.......................... 21 2. Kegiatan Pengendalian Gulma secara Kimia………………… 22 3 Kegiatan Pengendalian Hama dan Penyakit………………….. 23 4 Kegiatan Pemupukan Melalui Tanah dengan Cara Disebar….. 27 5 Kegiatan Pemangkasan……………………………………….. 29 6 Pangkasan Jambul…………………………………………….. 30 7 Pangkasan Kepris……………………………………………... 30 8 Produksi Pucuk Basah Berdasarkan Umur Pangkas………….. 34 9 Gaet Pangkas………………………………………………….. 34 10 Pertumbuhan Tinggi Tunas Setelah Pemangkasan pada Blok

E2……………………………………………………………… 36

11 Pertumbuhan Tunas Setelah Dipangkas………………………. 36 12 Kegiatan Pemetikan Menggunakan Gunting………………….. 38 13 Kegiatan Penimbangan Pucuk Basah di Kebun………………. 41 14 Kegiatan Pembeberan…………………………………………. 45 15 Kegiatan Turun Layu………………………….......................... 45

Lampiran

1. Struktrur Organisasi Kebun Tambaksari .................................. 73

Page 12: SKRIPSI PENGELOLAAN PEMANGKASAN TEH - Aktifitasblog.ub.ac.id/chafidarch/files/2013/05/156-57.pdf · PT PERKEBUNAN NUSANTARA VIII SUBANG, JAWA BARAT Oleh: ASRIMELWATI A 34104014 ...

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tanaman teh termasuk genus Camellia yamg memiliki sekitar 82 spesies.

Jenis teh yang biasa dikonsumsi sebagai minuman adalah Camellia sinensis.

Tanaman teh (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) pertama kali masuk ke Indonesia

pada tahun 1684 (Setyamidjaja, 2000). Pada saat itu tanaman teh pertama kali

masuk ke Indonesia berupa biji teh dari Jepang. Perkebunan teh di Indonesia

mulai dibangun pada tahun 1910. Pada tahun 1958 dilakukan pengambilalihan

perkebunan untuk perusahaan-perusahaan Belanda dan Inggris oleh pemerintah

Indonesia. Selanjutnya secara bertahap dilaksanakan usaha rehabilitasi terhadap

perkebunan teh yang telah menjadi milik Negara tersebut.

Komoditi teh Indonesia diusahakan dalam tiga bentuk yaitu Perkebunan

Besar Negara (PBN), Perkebunan Besar Swasta (PBS), dan Perkebunan Rakyat

(PR). Luas areal perkebunan teh pada tahun 2005 mencapai 140 538 ha dengan

produksi 167 276 ton dan produktivitas 1 426 kg/ha/tahun, sedangkan pada tahun

2006 luas areal perkebunan teh mengalami penurunan sebanyak 1. 69% menjadi

138 169 ha, namun produksi meningkat 0. 36% menjadi 167 811 ton dan produk-

tivitas meningkat 1. 09% menjadi 1 478 kg/ha/tahun. Volume ekspor teh tahun

2005 sebesar 102 000 ton mengalami penurunan menjadi 95 339 ton pada tahun

2006 (Direktorat Jenderal Perkebunan, 2006). Sentra produksi teh di Indonesia

yaitu di Jawa Barat sekitar 65% dari total produksi teh Indonesia kemudian Jawa

tengah (Putranto, 1978).

Tanaman teh dibudidayakan untuk menghasilkan pucuk yaitu daun muda

dengan tunas apikalnya. Oleh karena teh mempunyai sifat genetis bukan peng-

hasil pucuk maka pengelolaan tanaman teh sifatnya melawan kehendak tanaman

atau memaksa menghasilkan pucuk yang banyak. Salah satu sifat genetis tanaman

teh yang menghambat pertumbuhan pucuk tersebut adalah sifat pertumbuhan kayu

yang lebih besar dari pertumbuhan daun yang bisa menyebabkan tanaman teh bisa

tumbuh menjadi pohon yang tinggi mencapai ketinggian 15 m atau lebih. Masalah

ini dapat dipecahkan melalui proses pemangkasan (Sukasman, 1988).

Page 13: SKRIPSI PENGELOLAAN PEMANGKASAN TEH - Aktifitasblog.ub.ac.id/chafidarch/files/2013/05/156-57.pdf · PT PERKEBUNAN NUSANTARA VIII SUBANG, JAWA BARAT Oleh: ASRIMELWATI A 34104014 ...

Pemangkasan merupakan salah satu kegiatan budidaya dalam

pemeliharaan teh menjadi perdu, agar teh dapat dipetik dengan mudah, cepat, dan

efisien sehingga diperoleh jumlah pucuk yang banyak. Kegiatan ini bertujuan

membentuk bidang petik seluas mungkin dan merangsang pertumbuhan tunas-

tunas baru sehingga mampu menghasilkan pucuk dalam jumlah yang besar

(Setyamidjaja, 2000). Pembentukan bidang petik ini dilakukan pemangkasan de-

ngan maksud untuk meningkatkan produktivitas tanaman teh (Setyamidjaja,

2000). Manfaat pemangkasan adalah pertumbuhan tanaman teh tetap pada fase

vegetatif dan terbentuknya bidang petik yang luas sehingga pucuk yang dihasilkan

semakin banyak.

Kegiatan pemangkasan membutuhkan pengelolaan yang baik supaya tidak

mengakibatkan kerusakan atau kematian pada tanaman teh yang bisa me-

nyebabkan penurunan produksi. Keberhasilan suatu pemangkasan ditentukan oleh

jenis dan waktu pangkas serta gilir pangkas. Dalam menetukan waktu yang tepat

untuk pelaksanaan pemangkasan, kondisi tanaman harus diperhatikan meliputi

tinggi tanaman, diameter tanaman sebelum dipangkas, umur pangkas dan

persentase pucuk burung.

Tujuan

Kegiatan magang ini dilakukan dengan tujuan:

1. Memperluas pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang komoditas per-

kebunan khususnya tanaman teh.

2. Meningkatkan keterampilan mahasiswa baik yang menyangkut aspek

teknis maupun manajemennya.

3. Mahasiswa dapat melihat dan mengetahui langsung masalah yang ada di

perkebunan.

4. Mahasiswa dapat membandingkan dan menghubungkan teori yang didapat

di bangku kuliah dengan keadaan yang sebenarnya yang ada di lapang.

5. Mahasiswa dapat mempelajari teknik pemangkasan yang baik, macam-

macam pemangkasan pada tanaman teh dan meningkatkan keterampilan

khususnya dalam memangkas tanaman teh.

Page 14: SKRIPSI PENGELOLAAN PEMANGKASAN TEH - Aktifitasblog.ub.ac.id/chafidarch/files/2013/05/156-57.pdf · PT PERKEBUNAN NUSANTARA VIII SUBANG, JAWA BARAT Oleh: ASRIMELWATI A 34104014 ...

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman Teh

Tanaman teh termasuk genus Camellia dari famili Theaceae. Tanaman ini

memiliki sekitar 82 species, terutama tersebar di kawasan Asia Tenggara pada

garis lintang 30o sebelah utara maupun selatan khatulistiwa (Pusat Penelitian

Perkebunan Gambung, 1992). Tanaman teh berbentuk pohon dengan tinggi 90 cm

sampai dengan 120 cm, perakaran dangkal, berupa akar tunggang, dan peka ter-

hadap keadaan fisik tanah (PT Perkebunan XI, 1993).

Daun teh berupa daun tunggal yang berbentuk lanset dengan ujung

meruncing, berwarna hijau, dan tepinya bergerigi. Daun tua bertekstur seperti

kulit, permukaan atasnya berkilat dan berwarna hijau kelam. Bunga teh termasuk

bunga sempurna yang mempunyai putik (calyx) dengan 5 sampai dengan 7 mah-

kota (sepal). Daun bunga (petal) berjumlah sama dengan mahkota, berwarna putih

halus berlilin, berbentuk lonjong cekung. Tangkai sari panjang dengan benang sari

(anthera) kuning bersel kembar, 2 mm sampai dengan 3 mm ke atas

(Setyamidjaja, 2000).

Buah yang masih muda berwarna hijau, bersel tiga, dan berdinding tebal.

Mula-mula berkilat, tetapi semakin tua bertambah suram dan kasar. Bijinya ber-

warna cokelat beruang tiga, berkulit tipis, berbentuk bundar di satu sisi dan datar

di sisi lain. Biji berbelah dua dengan kotiledon besar, yang jika dibelah akan se-

cara jelas memperlihatkan embrio akar dan tunas (Setyamidjaja, 2000).

Syarat Tumbuh

Tanaman teh berasal dari daerah subtropik yang terletak pada 25o – 35o

Lintang Utara dan 95o – 105o Bujur Timur, terutama terpusat pada kawasan antara

29o Lintang Utara dan 98o Bujur Timur. Daerah ini berada pada daerah miring

berbentuk kipas, terletak diantara Pegunungan-pegunungan Naga, Manipuri, dan

Lushai di sepanjang perbatasan Assam-Birma di ujung barat, membentang melalui

wilayah China sampai propinsi Chekiang di ujung timur, dan ke selatan melalui

Pegunungan-pegunungan di Birma (sekarang Myanmar), Thailand, terus ke

Vietnam (Setyamidjaja, 2000).

Page 15: SKRIPSI PENGELOLAAN PEMANGKASAN TEH - Aktifitasblog.ub.ac.id/chafidarch/files/2013/05/156-57.pdf · PT PERKEBUNAN NUSANTARA VIII SUBANG, JAWA BARAT Oleh: ASRIMELWATI A 34104014 ...

Tanaman teh di Indonesia lebih cocok ditanam di daerah pegunungan.

Suhu udara yang baik bagi tanaman teh adalah suhu harian yang berkisar antara

13o C sampai dengan 25o C yang diikuti oleh cahaya matahari yang cerah dan

kelembaban relatif pada siang hari tidak kurang 70%. Tanaman teh tidak tahan

terhadap kekeringan sehingga hanya cocok ditanam pada daerah yang mempunyai

curah hujan yang cukup tinggi dan merata sepanjang tahun (>2000 mm) dengan

rata-rata curah hujan sepuluh tahun terakhir menunjukkan bulan kemarau yang

curah hujannya <60 mm tidak lebih dari dua bulan serta tidak ada bulan yang

sama sekali tidak ada hujan. Di Indonesia kebun teh terdapat pada keserasian

elevasi yang cukup luas yaitu dari 400 mdpl sampai dengan 2000 mdpl. Tanah

yang sesuai untuk ditanami teh adalah tanah-tanah yang mempunyai kedalam

efektif lebih dari 40 cm dan berstruktur remah.

Pemangkasan

Tanaman teh dapat berkembang menjadi pohon yang tinggi sampai ke-

tinggian 15 meter jika dibiarkan tumbuh secara alami. Tanaman teh yang de-

mikian tidak akan menghasilkan pucuk yang banyak dan pemetikannya sulit dila-

kukan (Pusat Penelitian Perkebunan Gambung, 1992). Agar teh dapat dipetik

dengan mudah dan diperoleh jumlah daun muda/pucuk yang banyak, tanaman teh

harus dibentuk menjadi perdu yang memiliki bidang petik yang luas. Pem-

bentukan bidang petik ini dilakukan dengan jalan pemangkasan (Setyamidjaja,

2000).

Pemangkasan teh merupakan salah satu tindakan kultur teknis dalam pe-

ngelolaan kebun teh dengan tujuan untuk menjaga, meningkatkan produksi,

produktivitas dan mutu (Rusmana, 2000). Pangkasan pada tanaman teh harus di-

lakukan dengan baik. Agar didapat tanaman yang sehat dan hasil pucuk yang

banyak. Daur pangkas, jenis, waktu dan tinggi pangkasan harus ditentukan dengan

tepat (Tobroni dan Suliasih, 1990). Pemangkasan dilakukan pada tinggi 50 cm

dan sisa pangkasan dihamparkan sebagai mulsa di sekitar tanaman teh

(Setyamidjaja, 2000).

Page 16: SKRIPSI PENGELOLAAN PEMANGKASAN TEH - Aktifitasblog.ub.ac.id/chafidarch/files/2013/05/156-57.pdf · PT PERKEBUNAN NUSANTARA VIII SUBANG, JAWA BARAT Oleh: ASRIMELWATI A 34104014 ...

METODE MAGANG

Tempat dan Waktu

Kegiatan magang ini dilaksanakan di Kebun Tambaksari, PT Perkebunan

Nusantara VIII, Subang, Jawa Barat selama 4 bulan yang dimulai dari tanggal 18

Februari 2008 sampai 18 Juni 2008

Metode Pelaksanaan

Selama kegiatan magang, penulis bekerja sebagai Karyawan Harian Lepas

(KHL) selama dua bulan, pendamping mandor selama dua minggu, pendamping

mandor besar selama dua minggu, dan pendamping Sinder Afdeling selama dua

minggu. Kegiatan tersebut bersifat fleksibel disesuaikan dengan kegiatan yang

sedang berlangsung di kebun dan pada setiap kegiatan mengisi jurnal harian

magang yang diketahui serta ditandatangani oleh pembimbing lapang (Tabel

Lampiran 1, 2, dan 3). Selain melakukan kegiatan di atas, penulis secara khusus

juga melakukan pengamatan terhadap kegiatan pemangkasan.

Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dilakukan dengan metode langsung

(primer) dan metode tidak langsung (sekunder). Metode langsung untuk

memperoleh data primer dilaksanakan dengan cara melakukan pengamatan dan

bekerja langsung di lapangan serta dengan cara wawancara dan diskusi dengan

dengan pimpinan kebun, karyawan dan pekerja kebun. Metode tidak langsung

untuk mendapatkan data sekunder diperoleh laporan manajemen kebun, arsip

kebun terutama yang berhubungan dengan pemangkasan, dan studi pustaka.Untuk

pengamatan di lapang, data yang diambil difokuskan pada kegiatan pemangkasan.

Pengamatan dilakukan pada 5 tanaman contoh yang diambil secara acak pada blok

Pasir Malang 1, F3 dan E3 di Afdeling Kasomalang. Beberapa variabel yang

diamati dalam kegiatan magang dengan aspek pemangkasan adalah sebagai

berikut:

Page 17: SKRIPSI PENGELOLAAN PEMANGKASAN TEH - Aktifitasblog.ub.ac.id/chafidarch/files/2013/05/156-57.pdf · PT PERKEBUNAN NUSANTARA VIII SUBANG, JAWA BARAT Oleh: ASRIMELWATI A 34104014 ...

a. Pengamatan Sebelum Pemangkasan

1. Tinggi tanaman/tinggi bidang petik

Dilakukan dengan mengukur tinggi dari permukaan tanah sampai ke pun-

cak bidang petik

2. Diameter bidang petik

Dilakukan dengan cara mengukur bidang petik kedua arah Timur – Barat

dan Utara – Selatan dari bidang petik masing-masing tanaman contoh ke-

mudian diambil rata-rata keduanya dengan rumus:

DBP= diameter (utara-selatan) + diameter (timur-barat) 2

3. Persentase pucuk burung

Dilakukan dengan menghitung jumlah pucuk burung dan pucuk peko yang ter-

dapat pada tanaman yang akan dipangkas menggunakan lingkaran dengan dia-

meter 75 cm, kemudian dihitung persentase pucuk burung dengan rumus:

% pucuk burung =           Jumlah pucuk burung × 100% Jumlah pucuk (burung+peko)

4. Tingkat produksi tahun sebelumnya (data sekunder).

b. Pengamatan pada Saat Pemangkasan

1. Tinggi pangkasan

Dilakukan dengan mengukur tinggi dari permukaan tanah sampai luka

bekas pangkasan pada tanaman contoh yang telah dipangkas

2. Bobot Brangkasan.

Dilakukan dengan menimbang dan membandingkan berat brangkasan tiap

tanaman contoh menurut pangkasan ke n.

3. Persentase kerusakan akibat pemangkasan

Dilakukan dengan menghitung jumlah cabang bekas pangkasan yang

pecah atau rusak dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

% kerusakan = ∑ bekas pangkasan yang rusak atau pecah × 100% ∑ bekas pangkas seluruhnya

4. Kebutuhan tenaga pangkas per hari

Dihitung berdasarkan jumlah tenaga pangkas yang riil dengan menghitung

langsung atau wawancara dengan mandor. Hasil pengamatan dibanding-

kan dengan standar berdasarkan rumus sebagai berikut :

Page 18: SKRIPSI PENGELOLAAN PEMANGKASAN TEH - Aktifitasblog.ub.ac.id/chafidarch/files/2013/05/156-57.pdf · PT PERKEBUNAN NUSANTARA VIII SUBANG, JAWA BARAT Oleh: ASRIMELWATI A 34104014 ...

Σ Pemangkas/hari = Luas areal pangkasan (ha) HKE 1 bulan × kapasitas standar

HKE = Hari Kerja Efektif (hari)

Kapasitas Standar = kemampuan yang harus dicapai seorang pemangkas

5. Diameter bidang pangkasan

Dilakukan dengan mengukur diameter bidang pangkas kedua arah timur –

barat dan utara – selatan dari masing-masing tanaman contoh dan diambil

rata-rata keduanya dengan rumus :

DBP = diameter (utara-selatan) + diameter (timur-barat) 2

c. Pengamatan Setelah Pemangkasan

1. Pertumbuhan tunas baru setelah pemangkasan

Dilakukan dengan mengukur tinggi tunas mulai dari pangkal tunas sampai

titik tumbuh. Pengamatan dilakukan 2 minggu sekali mulai 3 minggu sete-

lah pemangkasan (MSP) hingga dilakukan pemetikan jendangan. Peng-

amatan dilakukan terhadap 5 buah tunas pada 5 tanaman contoh yang di-

ambil secara acak pada patok-patok yang terdapat pada blok E2.

Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan uji t – student pada taraf

nyata 0.05 yang dilakukan pada variabel tinggi pangkasan terhadap standar kebun.

Ada pun rumus t - student yang digunakan yaitu:

Keterangan:

x1 , x2 = Rata-rata pengamatan 1 dan 2

S12, S2

2 = Ragam contoh 1 dan 2

n1 , n2 = Jumlah pengamatn 1 dan 2

Sp = Simpangan baku gabungan

( ) ( )2

11

11

21

22

12

21

21

−+−+−

=

⎟⎠⎞

⎜⎝⎛ +

⎟⎠⎞

⎜⎝⎛ −

=−

−−

nnSnSn

Sp

nnSp

xxstudentt

Page 19: SKRIPSI PENGELOLAAN PEMANGKASAN TEH - Aktifitasblog.ub.ac.id/chafidarch/files/2013/05/156-57.pdf · PT PERKEBUNAN NUSANTARA VIII SUBANG, JAWA BARAT Oleh: ASRIMELWATI A 34104014 ...

KEADAAN UMUM KEBUN TAMBAKSARI

Sejarah Perkebunan

Kebun Tambaksari merupakan penggabungan dari Perkebunan Tambakan,

Perkebunan Bukanagara, Perkebunan Kasomalang dan Perkebunan Sarireja.

Perkebunan Tambakan didirikan oleh Pamanoekan dan Tjiasem Lands (P&T)

milik Kerajaan Inggris pada tahun 1812. Perkebunan ini meliputi daerah Pe-

kalongan, Bandung, Garut, Cianjur, Banten dan Sumatera Selatan dengan kantor

pusat di Subang, dan kedudukan pemegang sahamnya berada di London. Tahun

1839 diambil alih pengelolaannya oleh pemerintah Belanda. Selanjutnya

pemerintah Belanda tahun 1902 melakukan pembukaan perkebunan Bukanagara.

Untuk mengelola pucuk yang dihasilkan, tahun 1906 mulai didirikan Pabrik Teh

Ortodok Kasomalang. Kemudian pada tahun 1910 pengelolaannya diambill alih

kembali oleh pemerintah Inggris, dan mulai didirikan Pabrik Ortodok Tambakan.

Pada tahun 1964 dinasionalisasi menjadi PNP Dwikora IV (1964-1970),

dengan kantor Direksi berada di Subang. Selanjutnya beberapa kali pengalihan

pengelolaan menjadi PP Subang (1970-1973), PT Perkebunan XXX (1973 -

1979), PT Perkebunan XIII (1979-1995). Saat pengelolaan oleh PT Perkebunan

XIII dilakukan penggabungan keempat perkebunan tersebut tahun 1979 menjadi

Kebun Tambaksari, dan dengan pertimbangan pasar teh CTC untuk tahun men-

datang lebih baik maka dilakukan perubahan sistem pengolahan menjadi Pabrik

CTC Tambaksari.

Mulai tanggal 11 Maret 1996 melebur dengan PTP XI dan XII menjadi PT

Perkebunan Nusantara VIII yang berkantor pusat di Jalan Sindangsirna nomor 4

Bandung. Saat ini Kebun Tambaksari mengelola 5 Afdeling Komoditas Teh yaitu

Afdeling Tambaksari, Kasomalang, Palasari, Kasomalang dan Bukanagara, serta

mengelola 1 Afdeling Kakao yaitu Sindangsari. Komoditas lainnya yang ditanam

adalah Kina (Afdeling Bukanagara) dan Kelapa Sawit (Afdeling Tambaksari,

Sindangsari dan Kasomalang).

Tanggal 14 April 1999, guna meningkatkan mutu dan kapasitas olah teh

jadi, didirikan Pabrik Teh CTC Bukanagara. Awal pengelolaan, Pabrik

Page 20: SKRIPSI PENGELOLAAN PEMANGKASAN TEH - Aktifitasblog.ub.ac.id/chafidarch/files/2013/05/156-57.pdf · PT PERKEBUNAN NUSANTARA VIII SUBANG, JAWA BARAT Oleh: ASRIMELWATI A 34104014 ...

Bukanagara hanya mengolah Teh Jadi sampai kering “belong” dan dipasarkan

dengan nama Pabrik Tambaksari. Kemudian secara bertahap diadakan pe-

nambahan mesin sortasi dan perbaikan proses, sehingga mulai tahun 2001 telah

memiliki “brand name” Pabrik Teh Hitam CTC Bukanagara.

Deskripsi Geografis

Perkebunan Tambaksari terletak pada ketinggian 480–1200 m diatas per-

mukaan laut dengan suhu maksimum 28° C dan suhu minimum 15°C. Rata-rata

hujan didaerah ini berkisar 2000 - 5000 mm per tahun dengan kelembaban 60-

90%. Secara umum Perkebunan Tambaksari bertopografi datar dan ber-

gelombang. Jenis tanahnya berupa tanah vulkanik dan andosol dengan PH ber-

kisar antara 5.5-6.5. Perkebunan Tambaksari terletak di beberapa Desa dan 3

(tiga) Kecamatan, yaitu Desa Tambakan,Desa Bunihayu, Desa Jalan Cagak, Desa

Palasari, Desa Kumpay masuk wilayah Kecamatan Jalan Cagak; Desa Sarireja,

Desa Kasomalang Wetan, Desa Kasomalang Kulon masuk wilayah kecamatan

Kasomalang; dan Desa Cupunagara masuk wilayah Kecamatan Cisalak. Jarak

Pabrik Teh Tambaksari dari ibukota propinsi 45 km, jarak dari ibukota kabupaten

15 km, 3 km dari kecamatan, Pabrik Pengolahan Tambaksari terletak di Desa

Tambakan, dan Kantor Induknya terletak di Desa Kasomalang Kulon, Kecamatan

Kasomalang serta Pabrik Bukanagara terletak di Desa Cupunagara, Kecamatan

Cisalak.

Potensi Kebun

Bidang usaha PT.Perkebunan Nusantara VIII Kebun Tambaksari adalah

membudidayakan dan mengolah komoditi hasil perkebunan berupa teh, kakao,

kelapa sawit dan kina.Bidang usaha lain diluar core business yang sedang dirintis

adalah agrowisata, dalam bentuk wisata proses pembuatan teh ke Pabrik

Tambaksari dan Tea Walk. Juga melayani permintaan penggunaan bangunan dan

areal perusahaan untuk kegiatan shooting film atau pembuatan iklan.

Page 21: SKRIPSI PENGELOLAAN PEMANGKASAN TEH - Aktifitasblog.ub.ac.id/chafidarch/files/2013/05/156-57.pdf · PT PERKEBUNAN NUSANTARA VIII SUBANG, JAWA BARAT Oleh: ASRIMELWATI A 34104014 ...

Luas Areal Konsesi dan Produksi

PT Perkebunan Nusantara VIII Kebun Tambaksari mempunyai luas areal seperti tercantum pada Tabel 1:

Tabel 1. Luas Areal Konsesi Kebun Tambaksari, PTPN VIII

Uraian Luas (ha) Tanaman teh menghasilkan Tanaman kina menghasilkan Tanaman sawit belum menghasilkan Tanaman sawit tahun ini Persemaian teh Persemaian sawit Tanaman lancuran teh Tanaman kepedulian lingkungan Lahan cadangan Emplasemen/perumahan Jalan/jembatan Fasilitas olahraga Fasilitas pemakaman (tpu) Hutan/jurang/sungai Pihak ke 3

1 154.343 204.514 355.670 194.041 1.109 8.424 53.250 62.470 529.792 32.433 39.257 7.350 6.181 430.683 14.074

Jumlah 3 093.591 Sumber: Selayang Pandang Kebun Tambaksari 2008

Jenis dan Volume Produksi Teh yang dihasilkan

Produksi teh kering yang dihasilkan pabrik teh CTC Tambaksari dan

Bukanagara sebesar 2.800 ton/tahun. Jumlah produksi yang dihasilkan 75%

kualitas ekspor dan 25% kualitas lokal. Jenis teh yang dihasilkan adalah BP 1, PF

1, PD, D 1, Fann, D 2, FNGS 2, BM 2 dan Pluff.

Karakter dan Keunggulan Mutu Teh yang Dihasilkan

Keunggulan mutu teh Pabrik Tambaksari dari segi appereance yang di-

dukung oleh liquor khas low land. Untuk Pabrik Bukanagara keunggulan mutu

teh yang dihasilkan segi appereance dan liquor khas medium land. Dalam rangka

menjaga konsistensi kualitas teh hasil jadi serta menjaga keamanan produk dan

hubungan ketenagakerjaan. Kebun Tambaksari telah mengimplementasikan

sistem manajemen mutu SNI (Standar Nasional Indonesia) di Pabrik Tambaksari

dan ISO 22000:2005 (Food Safety Management) di Pabrik Bukanagara. Serta me-

nerapkan ETP (Ethical Tea Partnership) di semua lini Kebun Tambaksari.

Page 22: SKRIPSI PENGELOLAAN PEMANGKASAN TEH - Aktifitasblog.ub.ac.id/chafidarch/files/2013/05/156-57.pdf · PT PERKEBUNAN NUSANTARA VIII SUBANG, JAWA BARAT Oleh: ASRIMELWATI A 34104014 ...

Manajemen Karyawan dan Kebun

Struktur manajemen Kebun Tambaksari dipimpin oleh seorang

Administratur yang bertanggung jawab pada Direksi PTPN VIII. Seorang Admi-

nistratur dalam menjalankan tugasnya menggunakan sistem organisasi garis yang

membagi wewenang dan tanggung jawab di dalam setiap tingkat. Wewenang dan

tanggung jawab yang didelegasikan menjadi tanggung jawab bagi pemegangnya

sekaligus memberi wewenang untuk menentukan kebijakan mengenai tugas yang

diberikan. Dalam pekerjaannya seorang Administratur dibantu seorang Sinder

Kepala, 1 Sinder TUK, 6 Sinder Kebun, 1 Sinder Teknik dan 2 Sinder Pe-

ngolahan. Berikut merupakan tugas dan wewenang dari masing-masing jabatan:

1. Administratur, bertugas menyusun rencana kerja dan anggaran belanja,

mengelola kebun berdasarkan rencana, kebijakan dan peraturan direksi,

serta menetapkan kebijaksanaan dalam mengelola kebun dan bertanggung

jawab terhadap direksi PTPN

2. Sinder Kepala bertugas mengelola dan mengkoordinir pekerjaan yang ber-

ada dibawah pengawasannya serta bertanggung jawab pada Administratur.

3. Sinder Pengolahan bertugas melaksanakan kegiatan pengolahan dan me-

nyelenggarakan administrasi produksi pengolahan sesuai kebijakan Admi-

nistratur serta bertanggung jawab pada Administratur.

4. Sinder Afdeling bertugas melaksanakan dan mengelola kebun sehari-hari

serta bertanggung jawab pada Administratur.

5. Sinder Teknik bertugas menyelesaikan pekerjaan yang berhubungan de-

ngan mesin-mesin produksi, kendaraan, bangunan, anstalasi listrik dan air,

serta melaksanakan administrasi teknik sesuai dengan kebijakan Admi-

nistratur serta bertanggung jawab pada Administratur.

6. Sinder Tata Usaha Kebun (TUK) bertugas menyelenggarakan dan me-

nyelesaikan pekerjaan yang berhubungan dengan tata usaha personalia,

keuangan dan penggudangan serta bertanggung jawab pada Administratur.

Page 23: SKRIPSI PENGELOLAAN PEMANGKASAN TEH - Aktifitasblog.ub.ac.id/chafidarch/files/2013/05/156-57.pdf · PT PERKEBUNAN NUSANTARA VIII SUBANG, JAWA BARAT Oleh: ASRIMELWATI A 34104014 ...

Tabel 2. Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan Umur di Kebun Tambaksari Tahun 2008

No Gol Umur (tahun) Jumlah

18-25 26-35 36-45 46-55 >55

1

2

3

4

IIIA-IVD (Staf)

IB-IID (Bulanan)

IA (KHT)

KHL

2

8

13

294

1

20

118

37

2

54

205

484

9

73

215

362

1

20

-

295

15

175

551

1812

Jumlah 317 516 745 659 316 2553

Sumber: Kantor Induk Kebun Tambaksari 2008

Ketenagakerjaan

Peraturan ketenagakerjaan di Perkebunan Tambaksari selalu berdasarkan

kepada peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah. Untuk karyawan staf berdasar-

kan PKB (Perjanjian Kerja Bersama) dan Undang-Undang No 13 tahun 2003.

Bagi karyawan yang memperlihatkan prestasi kerja yang baik dan dedikasi yang

tinggi maka terbuka kemungkinan untuk meningkatkan karirnya dalam status ke-

pegawaian yang lebih tinggi. Karyawan wanita maupun laki-laki disamakan

dalam Peraturan Perusahaan (tidak didiskriminasi). Bagi karyawan staf dan harian

diberikan tunjangan pensiun dari Dapenbun (Dana Pensiunan Perkebunan) yang

dihitung berdasarkan masa kerja dan tingkat karyawan bulanan dan harian juga di-

asuransikan kepada PT Jamsostek. Tenaga kerja pelaksana seperti pemetikan

umumnya berasal dari desa-desa di sekitar Kebun Tambaksari.

Jumlah jam kerja berlaku di Perkebunan Tambaksari adalah 7 jam kerja

setiap harinya, kecuali pada hari Jumat hanya 6 jam atau kurang lebih 38-40 jam

setiap minggunya. Kelebihan jam kerja kerja dihitung sebagai lembur. Jumlah hari

kerja setiap minggunya adalah 6 hari kerja, dengan 1 hari libur yaitu pada hari

minggu. Bagian pengolahan libur pada hari Senin karena pada hari Minggu pe-

metikan tidak dilakukan sehingga tidak ada pucuk yang akan diolah.

Kesejahteraan Karyawan

Sistem upah, tunjangan, santunan sosial dan jaminan sosial karyawan

Kebun Tambaksari mengacu pada Perjanjian Kerja Bersama (PKB) antara

Page 24: SKRIPSI PENGELOLAAN PEMANGKASAN TEH - Aktifitasblog.ub.ac.id/chafidarch/files/2013/05/156-57.pdf · PT PERKEBUNAN NUSANTARA VIII SUBANG, JAWA BARAT Oleh: ASRIMELWATI A 34104014 ...

Direksi PTPN VIII dengan Serikat Pekerja Perkebunan (SP-BUN) PTPN VIII.

Pembayaran upah dilaksanakan dengan berpedoman kepada Upah Minimum

Sektor Perkebunan (UMSP) Jawa Barat yaitu Rp 629 000,-/bulan. Dengan ber-

lakunya PKB maka bagi semua pegawai diberikan tunjangan cuti, tunjangan

khusus, tunjangan jabatan, tunjangan kesehatan, tunjangan hari besar keagamaan

(THR), bonus, pakaian dan Insentif Prestasi (IP). Selain itu, setiap karyawan juga

mendapatkan hak cuti tahunan (12 hari kerja dengan tunjangan cuti sebesar 50 %

dari gaji dan tunjangan tetap), cuti panjang setiap 6 tahun (30 hari kalender

dengan tunjangan cuti sebesar satu kali gaji ditambah tunjangan tetap), bantuan

pemondokan bagi anak sekolah, bantuan kematian, pengharagaan masa kerja 25,

30 dan 35 tahun, santunan hari tua, fasilitas perumahan dan listrik dan air.

Perusahaan Perkebunan juga menyediakan sarana dan prasarana untuk ke-

giatan olahraga, kesenian dan pembinaan mental karyawan. Saat ini sarana

olahraga terdiri dari : lapangan tenis, tenis meja, lapangan sepak bola dan lapang-

an volley ball sedangkan sarana kesenian yang dimiliki yaitu keyboard. Kegiatan

pembinaan mental secara rutin dilaksanakan baik bekerja sama dengan Biltandam

Siliwangi maupun dengan Mubaligh baik dari karyawan Perkebunan, tokoh

agama sekitar Perkebunan maupun dari luar Kecamatan Jalan Cagak dimesjid

yang ada dilingkungan Kebun Tambaksari. Untuk memenuhi kebutuhan keluarga,

pihak perkebunan juga memiliki Koperasi Karyawan yang menyediakan dan me-

masok kebutuhan bahan pokok keluarga serta simpan pinjam.

Upaya Meningkatkan Kerja Kebun

PT Perkebunan Nusantara VIII menyadari tanggung jawabnya untuk men-

capai tujuan unit kerja yaitu :

a. Mengelola tanaman sesuai dengan teknis dan dapat berproduksi secara

berkelanjutan.

b. Menghasilkan produk jadi yang berkualitas dan mempunyai daya saing

tinggi di pasar teh dunia.

c. Memberikan konstribusi keuntungan bagi perusahaan, menambah devisa

negara serta memberikan konstribusi terhadap pembangunan masyarakat

sekitar perkebunan.

Page 25: SKRIPSI PENGELOLAAN PEMANGKASAN TEH - Aktifitasblog.ub.ac.id/chafidarch/files/2013/05/156-57.pdf · PT PERKEBUNAN NUSANTARA VIII SUBANG, JAWA BARAT Oleh: ASRIMELWATI A 34104014 ...

Beberapa upaya yang telah dilakukan untuk memperbaiki kinerja kebun adalah:

a. Melaksanakan program new planting dan re-planting, Compacting dan

Suplaying TBM

b. Penanaman pohon pelindung yang berfungsi untuk wind breaker, pe-

lindung tanaman, mempertahankan iklim mikro dan sebagai penambah ba-

han organik tanah.

c. Melaksanakan konservasi tanah dan air dengan pembuatan rorak, perbaik-

an struktur tanah (penggarpuhan, benam serasah pangkasan), penambahan

bahan organik dan pembuatan embung-embung.

d. Meningkatkan kualitas bahan baku pucuk yang diolah dipabrik, untuk me-

ningkatkan persentase mutu I, meminimalisasi off grade dan meningkat-

kan skoring mutu teh jadi sehingga harga jual meningkatkan diapresiasi

oleh pasar.

e. Melaksanakan proses pengolahan sesuai dengan sistem manajemen mutu

yang didukung oleh peralatan yang selalu dalam keadaan siap pakai.

f. Penggunaan tenaga kerja sesuai dengan kepentingan sehingga efektif dan

efisien.

g. Melaksanakan monitoring pengendalian biaya baik mingguan maupun

bulanan.

Program Kepedulian Masyarakat

Manajemen Kebun Tambaksari menyadari sepenuhnya bahwa untuk

mempertahankan kelangsungan usaha dalam jangka panjang diperlukan kemitraan

yang harmonis dengan masyarakat sekitar perkebunan. Untuk itu beberapa ke-

giatan kepedulian masyarakat dilaksanakan oleh pihak kebun, antara lain:

a. Pembentukan Forum Komunikasi Peduli Kebun (FKPK) yang melibatkan

Serikat Pekerja Pekerbunan (SP-BUN), Muspida, Kepala Desa, tokoh

masyarakat dan ulama sekitar perkebunan.

b. Pelaksanaan program tumpang sari untuk Ketahanan Pangan, yaitu

memberi kesempatan kepada masyarakat sekitar perkebunan yang tidak

memiliki lahan untuk menggarap di lahan HGU kebun dengan sistem

Page 26: SKRIPSI PENGELOLAAN PEMANGKASAN TEH - Aktifitasblog.ub.ac.id/chafidarch/files/2013/05/156-57.pdf · PT PERKEBUNAN NUSANTARA VIII SUBANG, JAWA BARAT Oleh: ASRIMELWATI A 34104014 ...

tumpang sari melalui perjanjian pinjam pakai lahan garapan yang apabila

suatu saat diperlukan perkebunan harus diserahkan kembali.

c. Pembentukan kelompok-kelompok tani penggarap lahan dan pemberian

penyuluhan usaha tani terhadap anggota petani penggarap.

d. Pemberian bantuan dalam pembangunan sarana ibadah seperti mesjid,

madrasah, pondok pesantren, dsb.

e. Perbaikan sarana jalan dan jembatan umum, serta penanaman tanaman

pelindung untuk resapan air yang bekerjasama dengan masyarakat sekitar.

f. Latihan olah raga bersama dengan masyarakat dan instansi terkait sekitar

perkebunan.

g. Pagelaran hiburan baik musik maupun qasidah bagi masyarakat sekitar

perkebunan.

Page 27: SKRIPSI PENGELOLAAN PEMANGKASAN TEH - Aktifitasblog.ub.ac.id/chafidarch/files/2013/05/156-57.pdf · PT PERKEBUNAN NUSANTARA VIII SUBANG, JAWA BARAT Oleh: ASRIMELWATI A 34104014 ...

PELAKSANAAN KEGIATAN LAPANG

Aspek Tenis

Persemaian

Persemaian adalah tempat penyediaan bibit untuk new planting, re-

planting dan supplying khususnya untuk kebutuhan di PTPN VIII dan kalau

masih ada sisa dijual ke perkebunan lain. Perkebunan Tambaksari memiliki areal

persemaian teh di Afdeling Tambaksari yang berlokasi di belakang salah satu

pabrik pengolahan teh Perkebunan Tambaksari yaitu di Desa Tambakan. Syarat

lokasi yang baik untuk persemaian adalah terbuka dari cahaya matahari dan

drainasenya baik, dekat dengan sumber air, dekat dengan sumber tanah untuk

pengisian polybag serta dekat dengan jalan untuk memudahkan dalam peng-

angkutan.

Lahan yang akan digunakan sebagai tempat persemaian harus bersih dari

tunggul-tunggul pohon dan batu. Bangunan untuk naungannya dibuat setinggi 2 m

dari permukaan tanah. Dinding dan atapnya terbuat dari bambu dengan persentase

sinar matahari yang masuk sekitar 25% sampai dengan 35% dengan kelembaban

>80%. Bangunan dilengkapi dengan selokan, bak air dan jalan control. Luas areal

persemaian di Afdeling Tambaksari ini adalah 14 patok yaitu sekitar 5 600 m2

yang bisa menampung 350 000 bibit .

Media tanam yang digunakan adalah tanah yang sudah diberakan lebih

dari dua tahun atau bisa juga dari tanah hutan. Derajat keasaman (pH) tanah yang

diisyaratkan sebagai media tanam persemaian adalah 4.5 sampai dengan 5.5.

Untuk tanah dengan pH >5.5 diberi tawas dengan dosis 600 g/m3 untuk top soil

dan 1000 g/m3 untuk sub soil. Tanah lapisan atas (top soil) harus dipisahkan dari

tanah lapisan bawah (sub soil). Kemudian tanah tersebut diayak dengan ayakan

berdiameter 1 cm untuk memisahkan tanah dari sisa-sisa akar, rumput, batu-batu

dan kotoran lainnya. Kegiatan pengayakan ini dimaksudkan juga untuk me-

mutuskan gaya kapiler sehingga evapotranspirasi turun agar tanah relatif lebih

tahan terhadap kondisi kekurangan air. Sebelum tanah dimasukkan ke dalam

polybag, top soil harus dicampur dengan pupuk TSP 500 g dan KCl 300 g untuk

1 m3 tanah.

Page 28: SKRIPSI PENGELOLAAN PEMANGKASAN TEH - Aktifitasblog.ub.ac.id/chafidarch/files/2013/05/156-57.pdf · PT PERKEBUNAN NUSANTARA VIII SUBANG, JAWA BARAT Oleh: ASRIMELWATI A 34104014 ...

Bedengan dibuat dengan ukuran lebar 1 × 20 m serta jarak antar bedengan

sekitar 50 cm. Selang beberapa bedengan dibuat bak sederhana untuk penampung-

an air. Untuk klon dengan jenis berbeda ditanam pada bedengan yang terpisah.

Polybag atau bekong yang digunakan berukuran 12 × 25 cm dengan tebal 0. 04

mm dan berwarna putih. Bekong dilubangi sebanyak 12 buah tersebar beraturan

10 buah di badan bekong dan 2 buah di bagian bawahnya. Pengisian tanah dilaku-

kan dengan cara memasukkan 2/3 bagian top soil terlebih dahulu dan 1/3 bagian

lagi diisi dengan sub soil. Hal ini dimaksudkan agar pergerakan akar bisa lebih

cepat menuju tanah pada bagian bawah yang diisi dengan top soil karena me-

ngandung lebih banyak unsur hara dibanding sub soil. Tanah yang dimasukkan

harus dalam keadaan lembab, tidak boleh kering atau terlalu basah. Pengisian

tanah tidak boleh terlalu padat tapi cukup digejlug beberapa kali saja. Setelah itu

dilakukan fumigasi dengan larutan fumigant yang berbahan aktif Natrium Metan

dosis 150 cc/ 20 l untuk 700 bekong, lalu disungkup dengan plastik sungkup yang

berukuran 2 × 20 m. Rangka sungkup dibuat dengan ketinggian 50 cm sampai

dengan 60 cm dari permukaan bekong. Tujuan dilakukan fumigasi ini adalah untu

mensterilkan tanah dari Nematoda. Setelah itu dibiarkan selama 1 sampai dengan

2 minggu, dan diangin-anginkan selama 1 sampai dengan 2 minggu.

Metode pembibitan yang dilakukan di Kebun Tambaksari ini adalah me-

tode stek satu buku (single node cutting). Klon yang dijadikan bahan tanam

adalah klon Gambung 7 dengan pertimbangan tingkat produktivitasnya yang

tinggi dan Gambung 3 dengan pertimbangan tingkat kandungan zatnya seperti

katekin dan riboflavin yang tinggi. Pemilihan klon untuk perbanyakan karena

tingkat keseragamannya yang tinggi dalam hal produktivitas, lebih tahan ke-

keringan dan tahan terhadap serangan hama dan penyakit.

Stek yang biasa dipakai adalah bagian tengah stekres yang berwarna hijau

tua, diharapkan dalam satu stekres bisa dihasilkan 3 sampai dengan 4 cutting. Pe-

motongan stekres dilakukan kurang lebih 0. 5 cm diatas dan 3 cm sampai dengan

4 cm di bawah ketiak daun dengan kemiringan 45o menggunakan pisau stek yang

tajam. Stekres yang sudah dipotong direndam dulu ke dalam larutan fungisida

Dithane selama 2 sampai dengan 3 menit.

Page 29: SKRIPSI PENGELOLAAN PEMANGKASAN TEH - Aktifitasblog.ub.ac.id/chafidarch/files/2013/05/156-57.pdf · PT PERKEBUNAN NUSANTARA VIII SUBANG, JAWA BARAT Oleh: ASRIMELWATI A 34104014 ...

Luka bekas irisan bagian bawah dicelupkan dulu ke dalam larutan zat

pengatur tumbuh Rootone, kemudian ditiriskan beberapa saat. Stekres ditanam ke

dalam bekong yang sudah disiram air secukupnya lalu ditekan dengan 2 jari pada

pangkal batang agar tidak goyah. Penyiraman dilakukan lagi setelah stekres

selesai ditanam. Bedengan segera disungkup dengan membenamkan bagian tepi

dan samping lembaran sungkup pada sisi bedengan, kemudian ditimbun tanah.

Plastik sungkup tidak boleh bocor dan harus rapat.

Pemeliharaan dilakukan setiap 1 minggu sampai 2 minggu sekali dengan

pemberian pupuk daun Bayfolan konsentrasi 10 ml/ 20 l air (satu pompa). Setelah

bibit sudah berumur 5 sampai dengan 6 bulan pemupukan dapat diselingi dengan

pupuk Urea konsentrasi 0. 5%, 1%, 2% dengan giliran dua minggu sekali. Selain

itu setiap 3 bulan sekali diberikan pupuk Urea 2.5 kg + 2.5 kg TSP + 2.5 kg KCl +

50 kg pupuk kandang untuk 2 drum (200 l). Pupuk ini cukup untuk 350 000 bibit

dengan takaran 1 botol balsem untuk tiap bibit.

Setelah bibit berumur 3 sampai dengan 4 bulan dlakukan pembukaan

sungkup secara bertahap yaitu 2 minggu pertama yang dibuka ujung-ujungnya

saja dari jam 07.00-10.00 pagi, 2 minggu kemudian setengah sungkup memanjang

dibuka dari jam 07.00-10.00 pagi dan sungkup baru dibuka seluruhnya secara ber-

tahap dengan pembukaan ditingkatkan setiap 2 minggu dari 4 jam, 6 jam, 8 jam

dan 12 jam sampai tanpa sungkup. Sungkup dibuka seluruhnya pada umur 6 sam-

pai dengan 7 bulan.

Pada saat bibit berumur 3 sampai dengan 4 bulan dilakukan inventarisasi

bibit yang hidup dan mati tanpa memindahkan bekong. Jika sudah mencapai ke-

tinggian 25 cm dilakukan tipping pada ketinggian 20 cm untuk membentuk per-

cabangan. Setelah berumur 6 sampai dengan 7 bulan dilakukan seleksi bibit me-

nurut ketinggian dengan kriteria sebagai berikut: tinggi >25 cm dengan jumlah

minimal 5 sampai dengan 6 helai daun termasuk kelas A, tinggi 15-25 cm dengan

jumlah minimal 3 sampai dengan 4 helai daun termasuk kelas B dan tinggi <15

cm dengan jumlah minimal 2 helai daun termasuk kelas C. Perlakuan selanjutnya

yaitu untuk bibit kelas C disungkup kembali selama 1 sampai dengan 1.5 bulan,

dan untuk bibit kelas A dan B disusun menurut kelasnya dengan jarak yang lebih

renggang (setiap dua baris bekong diselingi jarak 10 cm). Khusus untuk bibit

Page 30: SKRIPSI PENGELOLAAN PEMANGKASAN TEH - Aktifitasblog.ub.ac.id/chafidarch/files/2013/05/156-57.pdf · PT PERKEBUNAN NUSANTARA VIII SUBANG, JAWA BARAT Oleh: ASRIMELWATI A 34104014 ...

kelas A sudah mulai diadaptasikan dengan kondisi luar dengan cara mengurangi

naungan kolektif. Hasil seleksi setiap klon harus dipisahkan agar tidak tercampur

dengan klon lainnya.

Selama kegiatan magang, mahasiswa mengikuti kegiatan persemaian

selama 3 hari. Kegiatan yang diikuti adalah pengambilan stekres dan penanaman

stekres dengan prestasi kerja 375 bekong/HK, sedangkankan standarnya adalah

500 bekong/HK.

Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan

Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan untuk tanaman menghasilkan

terdiri dari pengendalian gulma, pengendalian hama dan penyakit, pemupukan,

dan pemangkasan.

Pengendalian Gulma. Gulma diartikan sebagai jenis tumbuhan yang

tumbuh pada tempat yang tidak diinginkan, tidak dikehendaki kehadirannya

karena kemampuan bersaingnya dengan tanaman pokok dan salah satu penyebab

rendahnya hasil tanaman akibat persaingan dalam penyerapan unsur makanan, air

sinar matahari dan ruangan tempat tumbuh. Pengendalian gulma bertujuan

menekan kerugian yang ditimbulkan oleh gulma hingga serendah mungkin

melalui tindakan pemberantasan (eradikasi) jenis-jenis gulma yang sulit dan

mahal dikendalikan atau penekanan pertumbuhan jenis-jenis gulma tertentu yang

relatif kurang merugikan. Jenis, komposisi dan kondisi vegetasi gulma

menentukan kebijakan pengendalian gulma yang efektif. Program pengendalian

dilakukan berdasarkan monitoring penyebaran gulma (populasi), identifikasi jenis

gulma, evaluasi program pengendalian sebelumnya dan perbaikan cara

pengendalian yang akan dilakukan.

Sistem pengendalian gulma di Perkebunan Tambaksari khususnya

Afdeling Kasomalang secara manual dan kimiawi sedangkan pelaksanaannya di-

sesuaikan dengan keadaan di lapang. Pembagian waktu pengendalian ini berdasar-

kan kerapatan gulma yang ada di areal tersebut areal Tahun Pangkas Pertama

(TP1) merupakan areal yang banyak ditumbuhi gulma karena tajuk tanamannya

belum terlalu lebar. Sehingga biji-biji gulma yang terdapat di dalam tanah

Page 31: SKRIPSI PENGELOLAAN PEMANGKASAN TEH - Aktifitasblog.ub.ac.id/chafidarch/files/2013/05/156-57.pdf · PT PERKEBUNAN NUSANTARA VIII SUBANG, JAWA BARAT Oleh: ASRIMELWATI A 34104014 ...

mendapatkan pencahayaan yang cukup untuk pertumbuhannya. Sedangkan di

areal TP2 dan TP3, gulma lebih jarang ditemukan karena tajuk tanaman sudah

menutupi tanah jadi gulma menjadi sulit berkembang, Akan tetapi. Afdeling

Kasomalang populasi tanamannya jarang sehingga kerapatan gulma di TP2 dan

TP3 tetap saja tinggi. Berdasarkan analisis ekonomi, untuk kombinasi penyiangan

manual dan kimia yang efektif secara teknis dan efisien secara ekonomi dapat

dilihat pada Tabel 3:

Tabel 3. Kombinasi Penyiangan Manual dan Kimia di Kebun Tambaksari

Umur Pangkas (Bulan)

Kombinasi Jumlah aplikasi 1

tahun (kali)

Daur Pengendalian

(hari)

% Areal yang disiang per

bulan Manual (kali)

Kimia (kali)

TP 1 (0-12) 3 6 9 40 75

TP 2 (13-24) 3 5 8 45 67

TP 3 (25-36) 3 3 6 60 50

TP 4 (>36) 2 3 5 70 40

Sumber: Petunjuk Teknis Budidaya Tanaman Teh, PT Perkebunan Nusantara VIII 2003

Jenis gulma yang terdapat di Perkebunan Tambaksari beragam, antara lain

adalah Mikania micrantha (arei), Ageratum conyzoides (rumput bau/ babadotan),

Borreria latifolia (bayakyak/goletrak), Clidemia hirta (harendong), Clibadium

surinamense (kirinyuh), Cyperus rotundus (teki), Drymaria cordata (rumput

ibun), Brachiara mutica (rumput jampang), Erechtites valerianifolia (sintrong),

dan Setaria palmifora (sauhen).

Pengendalian gulma secara manual dilakukan dengan cara mencabut

gulma, membabad atau memotong gulma sampai ketinggia 5-10 cm dari permuka-

an tanah dan jojo untuk gulma yang berada di atas bidang petik. Alat yang diguna-

kan sabit yang dibawa sendiri oleh pekerja atau tidak disediakan oleh kebun.

Biasanya kegiatan pengendalian secara manual ini hanya dilakukan pada areal

TP1 kemudian dimanual lagi setelah memasuki TP3. Pengendalian gulma pada

TP1 dilakukan 2 BSP (Bulan Setelah Pangkas) setelah dilakukan beres cabang

dan gosok lumut pada 1 BSP. Prestasi kerja untuk pengendalian gulma secara

Page 32: SKRIPSI PENGELOLAAN PEMANGKASAN TEH - Aktifitasblog.ub.ac.id/chafidarch/files/2013/05/156-57.pdf · PT PERKEBUNAN NUSANTARA VIII SUBANG, JAWA BARAT Oleh: ASRIMELWATI A 34104014 ...

manual adalah 0. 08 sampai dengan 0. 1 ha (2 - 2. 5 patok)/HK dengan sistem

kerja borongan.

Pengendalian secara manual dilakukan untuk mengeradikasi atau hanya

untuk menekan pertumbuhan gulma (Gambar 1). Pengendalian manual atau

mekanis ini bersifat tidak efektif untuk mengendalikan atau mengeradikasi

populasi jenis gulma tahunan terutama yang berkembang biak secara vegetatif,

tidak selektif terhadap target gulma dan tidak mengubah komposisi gulma. Hasil

pengendalian masih menunjukkan potensi pertumbuhan kembali gulma-gulma

tersebut. Pengendalian secara manual lebih diutamakan pada gulma yang tidak

mati oleh herbisida.

Gambar 1. Kegiatan Pengendalian Gulma secara Manual

Pengendalian gulma secara kimia adalah kegiatan pengendalian

menggunakan bahan-bahan kimia (herbisida) dengan tujuan menekan atau me-

ngurangi kegiatan gulma dalam pertumbuhannya (Gambar 2). Penggunaan jenis

herbisida harus memperhatikan keuntungan dan efek sampingnya tehadap

tanaman. Pengendalian gulma secara kimia sebaiknya dilakukan pada saat gulma

sedang tumbuh aktif. Selain itu arah penyemprotan hendaknya searah dengan arah

angin agar jangkauan semprot lebih luas dan tidak boleh mengenai daun teh

karena bisa meracuni daun teh.

Page 33: SKRIPSI PENGELOLAAN PEMANGKASAN TEH - Aktifitasblog.ub.ac.id/chafidarch/files/2013/05/156-57.pdf · PT PERKEBUNAN NUSANTARA VIII SUBANG, JAWA BARAT Oleh: ASRIMELWATI A 34104014 ...

Gambar 2. Kegiatan Pengendalian Gulma secara Kimia

Herbisida yang digunakan ditentukan oleh perusahaan, biasanya yang di-

gunakan adalah jenis herbisida sistemik berbahan aktif glifosat. Dosis herbisida

yang digunakan adalah 1. 5 l/ha untuk TP 1, 1. 25 l/ha untuk TP 2 dan 0. 75 - 1

l/ha untuk TP 3. Pada musim kemarau dosis dikurangi menjadi 1. 2 l/ha untuk

TP1, 1 l/ha untuk TP 2 dan 0. 75 l/ha untuk TP 3. Pengurangan dosis ini dilakukan

karena pada musim kemarau herbisida lebih mudah bereaksi.

Alat semprot yang digunakan adalah alat semprot gendong bertekanan

tetap (level operated knapsack sprayer) dengan kapasitas 20 l dengan nozel

merah, kuning, biru dan hijau. Alat bantunya berupa derigen plastik kapasitas 20 l

sebanyak 2 buah per laden, gelas ukur plastic 150 cc dan perlengkapan keselamat-

an kerja. Pelaksanaan penyemprotan dimulai dari tepi atau pinggir kebun dan

mengarah ke tempat air dan air yang digunakan sebagai pelarut herbisida harus

bersih. Sebelum dilakukan penyemprotan alat semprot gendong terlebih dahulu

dipompa sebanyak 8 kali untuk mencapai tekanan yang konstan dan selanjutnya

dipompa 1 kali setiap 2 langkah pada saat penyemprotan. Untuk hasil yang baik

posisi nozel kurang lebih 40 cm di atas permukaan tanah, setiap penyemprot

mengisi satu gawangan antar barisan tanaman teh. Setelah selesai alat semprot

berikut kelengkapannya harus dicuci setiap habis digunakan, penyemprot me-

Page 34: SKRIPSI PENGELOLAAN PEMANGKASAN TEH - Aktifitasblog.ub.ac.id/chafidarch/files/2013/05/156-57.pdf · PT PERKEBUNAN NUSANTARA VIII SUBANG, JAWA BARAT Oleh: ASRIMELWATI A 34104014 ...

laporkan hasil kerja kepada mendor dan kerusakan alat semprot harus segera di-

laporkan kepada mandor untuk dapat segera diperbaiki

Aplikasi herbisida dilakukan dibawah pengawasan seorang mandor

herbisida dengan 12 orang pekerja yang terdiri dari 8 orang penyemprot dan 4

orang laden (tukang angkut air). Areal yang bisa dikendalikan dengan 1 pompa

yang berkapasitas 20 l adalah seluas 500 m2 dalam waktu 11 menit/ 20 l atau 1

menit 8 detik/ 1 liter. Standar kerja pengendalian gulma secara kimia adalah 10

pompa per hari untuk areal seluas 0. 5 ha (12. 5 patok)/HK dengan sistem kerja

borongan. Selama keiatan magang, mahasiswa mengikuti kegiatan pengendalian

gulma ini selama 5 hari. Pengendalian gulma manual selama 2 hari dengan

prestasi kerja 0. 004 ha (0.1 patok)/HK dan pengendalian gulma secara kimia

selama 3 hari dengan prestasi kerja 0. 02 ha (0. 5 patok)/HK

Pengendalian Hama dan Penyakit. Hama dan penyakit dapat merusak

kualitas dan menurunkan nilai ekonomi hasil tanaman. Kerugian langsung dapat

berupa berkurangnya produksi dan secara tidak langsung berupa merananya

tanaman. Tujuan pengendalian hama dan penyakit ini adalah untuk menekan

populasi serangga yang merugikan tanaman. Sasarannya adalah produktivitas

tanaman dapat tetap optimal sesuai dengan potensinya, menekan kerugian akibat

Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) hingga sekecil mungkin dan

meminimalkan penggunaan pestisida. Kegiatan pengendalian hama dan penyakit

dilaksanakan bersamaan dengan pemupukan daun yaitu sehari setelah dilakukan

pemetikan apabila terdapat serangan (Gambar 3).

Gambar 3. Kegiatan Pengandalian Hama dan Penyakit

Page 35: SKRIPSI PENGELOLAAN PEMANGKASAN TEH - Aktifitasblog.ub.ac.id/chafidarch/files/2013/05/156-57.pdf · PT PERKEBUNAN NUSANTARA VIII SUBANG, JAWA BARAT Oleh: ASRIMELWATI A 34104014 ...

Hama yang menyerang tanaman teh di Perkebunan Tambaksari khususnya

Afdeling Kasomalang adalah Empoasca sp dan Helopeltis antonii, masih terdapat

jenis hama lainnya yang keberadaannya belum mempengaruhi produksi pucuk.

Sedangkan jenis penyakit yang menyerang tanaman teh adalah cacar daun teh

(Blister blight) yang disebabkan oleh jamur Exobasidium vexans. Biasanya areal-

areal yang terserang hama sudah ditandai oleh pengamat dengan memberikan

tanda berupa plastik berwarna putih untuk Helopeltis antonii, warna merah untuk

Empoasca dan warna hijau untuk tanaman yang terserang Blister blight. Pemetik

juga turut berperan dalam pengendalian hama dan penyakit dengan ikut

mengamati keberadaan hama dan penyakit pada saat mereka memetik pucuk teh

Empoasca sp. adalah hama yang menyerang daun muda dengan menghi-

sap cairan daun terutama melalui tulang daun dari bagian bawah permukaan daun.

Gejala serangan ringan menimbulkan warna coklat tua pada tulang daun dengan

luas areal yang terserang kurang dari 5% per patok. Gejala serangan sedang dapat

dilihat dari pinggir daun yang mengeriting dengan areal yang terserang 5% sampai

dengan 10% per patok. Gejala serangan yang berat menyebabkan daun muda ber-

warna kuning kusam dan terjadi kematian pada pinggir daun dengan areal

serangan lebih dari 10% per patok. Penyebaran dapat bersifat aktif maupun pasif

melalui tiupan angin dan terbawa oleh pekerja.

Helopeltis antonii menyerang pucuk, daun muda dan internodia dengan

cara menusuk dan menghisap. Pada bagian yang terserang timbul bercak coklat

kehitaman dan akhirnya mengering. Bila ranting yang terserang maka kulit ranting

akan membengkak karena pertumbuhan kalus yang tidak teratur pada tempat-

tempat tusukan hama sehingga terjadi kanker cabang. Serangan ringan disebabkan

oleh serangga pada stadia mikung dengan luas areal serangan kurang dari 5% per

patok. Gejala serangan sedang dan berat disebabkan oleh serangga pada stadia

mikung dan indung dengan luas areal serangan sedang sekitar 5% sampai dengan

10% per patok dan luas areal serangan berat lebih dari 10% per patok.

Pengendalian Empoasca sp. dilakukan dengan menggunakan insektisida

berbahan aktif Imidakloprid dengan dosis 100 g/ha dan konsentrasi 20 g/ 15 l air.

Sedangkan Helopeltis dengan insektisida berbahan aktif propagid dengan

konsentrasi 0. 5-1 ml/l air. Alat yang digunakan yaitu motor sprayer kapasitas 15

Page 36: SKRIPSI PENGELOLAAN PEMANGKASAN TEH - Aktifitasblog.ub.ac.id/chafidarch/files/2013/05/156-57.pdf · PT PERKEBUNAN NUSANTARA VIII SUBANG, JAWA BARAT Oleh: ASRIMELWATI A 34104014 ...

sampai dengan 20 liter dengan jarak semprot mencapai 9 gawang (9 × 1. 2 m). Pe-

ngendalian hama dan penyakit dilakukan pada pagi hari sebelum jam 10.00 WIB

atau sore hari karena pada siang hari hama-hama ini bersembunyi di balik daun

sehingga pengendalian menjadi tidak efektif. Hama berkembang biak dengan

pesat pada waktu musim hujan sedangkan musim kemarau populasinya menurun

sehingga pengendalian akan lebih efektif dilakukan pada musim kemarau.

Selain menggunakan bahan-bahan kimia atau insektisida untuk me-

ngendalikan hama, Perkebunan Tambaksari telah mengembangkan penggunaan

insektisida alami yaitu biosin. Bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat satu

tong biosin adalah 1 ons terasi, 1 ons bawang merah, 1 ons bawang putih, Urea 2

kg, pupuk kandang 5 kg, daun-daunan (daun kacang babi, daun kirinyuh, daun

suren, daun marigol) sebanyak 25 kg dan air 200 l. Bahan-bahan ini kemudian di-

campur dan didiamkan selama 2 minggu sampai daun-daunan hancur. Penggunan

biosin dimaksudkan untuk menekan penggunaan insektisida, selain itu juga

berfungsi sebagai tambahan pupuk.

Penyakit yang menyerang tanaman teh di Perkebunan Tambaksari adalah

cacar daun teh (Blister blight) yang disebabkan oleh jamur Exobasidium vexans.

Bagian yang diserang adalah daun atau ranting yang masih muda. Gejala

serangannya yaitu infeksi pada peko dan daun ke 1-2-3, timbul bintik kecil tembus

cahaya dengan diameter 0. 25 mm, titik pusat bercak tidak berwarna dibatasi

cincin berwarna hijau (diameter 2-6 mm), menonjol ke bawah dengan permukaan

utuh, bercak akan semakin membesar sampai diameter 1 cm dan terbentuk spora

pada permukaan tonjolan. Kemudian lama kelamaan pusat bercak berwarna coklat

akhirnya mati dan warnanya coklat tua. Bercak bisa lepas sehingga daun menjadi

berlubang. Penyebarannya terjadi akibat spora yang diterbangkan angin dan ter-

bawa serangga atau manusia. Penyakit ini paling banyak menyerangi pada saat

musim hujan. Perkebunan Tambaksari sekarang menetapkan gilir petik 10 hari se-

hingga secara tidak langsung bisa menekan berkembangnya penyakit cacar daun

teh (Blister blight) ini karena spora blister berkembang setelah 9 hari.

Selain hama dan penyakit yang disebutin di atas masih ada jenis hama dan

penyakit lain yang menyerang tanaman teh di Perkebunan Tambaksari yaitu

rayam dan penyakit jamur akar yang disebabkan oleh cendawan Ganoderma

Page 37: SKRIPSI PENGELOLAAN PEMANGKASAN TEH - Aktifitasblog.ub.ac.id/chafidarch/files/2013/05/156-57.pdf · PT PERKEBUNAN NUSANTARA VIII SUBANG, JAWA BARAT Oleh: ASRIMELWATI A 34104014 ...

pseudoferreum. Akan tetapi tingkat serangannya masih belum terlalu merugikan

sehingga kegiatan pengendaliannya tidak dilakukan seintensif pengendalian

Helopeltis, Empoasca dan penyakit Blister Blight. Prestasi kerja pengendalian

hama dan penyakit adalah 2. 08 ha (52 patok)/HK. Selama kegiatan magang,

mahasiswa mengikuti kegiatan pengendalian hama dan penyakit selama 3 hari

dengan prestasi kerja 0. 04 ha (1 patok)/HK.

Pemupukan. Pemupukan adalah memberikan unsur-unsur hara ke dalam

tanah dalam jumlah yang cukup sesuai dengan yang dibutuhkan oleh tanaman.

Tujuannya yaitu untuk meningkatkan daya dukung tanah terhadap peningkatan

pertumbuhan tanaman, produksi tanaman teh dan kesehatan tanaman. Prinsip-

prinsip yang harus diperhatikan pada saat pemupukan adalah pemberian unsur

hara ke dalam tanah dan daun dalam jumlah yang cukup sesuai dengan kebutuhan

tanaman. Agar pemupukan yang dilakukan efektif dan efisien maka pemupukan

yang dilakukan harus tepat jenis, tepat dosis, tepat cara, tepat waktu dan tepat

sasaran serta harus berwawasan lingkungan. Pemupukan yang dilakukan di

Perkebunan Tambaksari melalui dua cara yaitu melalui daun dan melalui akar.

Dosis dan jenis pupuk yang digunakan mengacu kepada surat edaran dari Direksi

PTPN VIII.

Pemupukan melalui daun dilakukan sehari setelah pemetikan bersamaan

dengan pengendalian hama dan penyakit. Pupuk daun yang digunakan adalah

pupuk Zn dengan konsentrasi yang digunakan 100 g/ 15 l air. Selain itu untuk

tambahan pupuk ditambahkan biosin yang dibuat sendiri oleh pekerja di kebun

dengan konsentrasi 500 cc/ 15 l air. Pemupukan melalui daun ini dimaksudkan

untuk mempercepat penyembuhan dari serangan hama atau penyakit, merangsang

pertumbuhan pucuk dan persiapan untuk menghadapi musim kemarau.

Pekerjaannya dimulai dari jam 05.30 sampai dengan jam 10.00 pagi WIB

karena stomata masih dalam keadaan terbuka sehingga pupuk bisa diserap dengan

sempurna. Apilikasi pupuk daun ini tergantung cuaca, kalau turun hujan biasanya

pemupukan tidak dilakukan karena pupuk akan tercuci oleh air hujan. Pemupukan

akan dilakukan pada sore hari atau keesokan harinya. Alat yang digunakan adalah

motor sprayer dengan kapasitas 20 l dan 15 l. Pekerjanya 4 orang yang terdiri dari

Page 38: SKRIPSI PENGELOLAAN PEMANGKASAN TEH - Aktifitasblog.ub.ac.id/chafidarch/files/2013/05/156-57.pdf · PT PERKEBUNAN NUSANTARA VIII SUBANG, JAWA BARAT Oleh: ASRIMELWATI A 34104014 ...

1 orang pencampur pupuk, 2 orang tenaga penyemprot dan 1 orang laden (tukang

angkut air). Prestasi kerja pemupukan daun adalah 2. 5 ha/HK dengan sistem kerja

borongan.

Pemupukan melalui akar dilakukan dengan cara disebar di sekitar

perakaran tanaman teh menggunakan tangan (Gambar 4). Pemupuk berdiri sejajar

kemudian bergerak bersamaan setelah diberi perintah oleh mandor. Pemupukan

lebih efektif dilakukan pada musim hujan yaitu apabila selama 10 hari curah hujan

sudah mencapai 60 mm dan tidak melebihi 300 mm. Kalau pemupukan dilakukan

pada musim kemarau hasilnya tidak akan efektif karena pupuk yang diberikan

akan lebih cepat menguap. Blok kebun yang akan dipupuk harus dalam kondisi

gulma yang terkendali. Kalau pengendalian gulmanya secara manual, pemupukan

sudah bisa dilaksanakan 1 sampai dengan 2 hari sesudahnya. Sedangkan

pengendalian gulma secara kimia, pemupukan baru boleh dilaksanakan setelah 8

sampai dengan 9 hari. Prinsip pengendaliannya adalah perakaran gulma tidak

boleh lebih dangkal dari perakaran tanaman teh supaya pupuk tidak lebih dulu

diambil oleh gulma.

Gambar 4. Kegiatan Pemupukan Melalui Tanah dengan Cara Disebar

Kegiatan pemupukan dimulai dari jam 06.00 pagi dan selesai tidak boleh

lebih dari jam 11.00 WIB. Pekerjanya ada 23 orang yang terdiri dari 16 orang

tenaga pemupuk semuanya wanita dan 7 orang tukang angkut pupuk. Kebutuhan

Page 39: SKRIPSI PENGELOLAAN PEMANGKASAN TEH - Aktifitasblog.ub.ac.id/chafidarch/files/2013/05/156-57.pdf · PT PERKEBUNAN NUSANTARA VIII SUBANG, JAWA BARAT Oleh: ASRIMELWATI A 34104014 ...

tenaga kerja pemupukan disesuaikan dengan luas areal blok kebun dan tonase

pupuk dan perbandingan antara tenaga pemupuk, pemikul dan tukang congkong

disesuaikan dengan kebutuhan. Sinder Afdeling, Mandor Besar, Mandor, Petugas

Gudang dan Satpam terlibat langsung dalam pelaksanaan pemupukan. Prestasi

kerja untuk pemupukan akar dengan cara disebar adalah 0. 48 ha (12 patok)/HK

dengan sistem kerja borongan. Selama kegiatan magang, mahasiswa mengikuti

kegiatan pemupukan selama 2 hari. Pemupukan daun selama 1 hari dengan

prestasi kerja 0. 05 ha (1. 25 patok)/HK dan pemupukan akar selama 1 hari

dengan prestasi kerja 0. 2 ha (5 patok)/HK.

Pupuk yang akan diaplikasikan sudah dicampur (dioplos) terlabih dahulu

oleh tenaga pencampur di gudang. Jumlah pupuk yang dicampur harus sesuai

dengan yang tercantum di AU-58 (bon pengambilan barang), pencampuran

dilakukan maksimal 24 jam sebelum aplikasi, sebelum pencampuran dibuat

sampel campuran pupuk ± 1-2 kg sesuai dengan komposisi pupuk yang akan

diaplikasikan, pencampuran harus homogen, tidak boleh ada bongkahan-

bongkahan dan harus sama dengan sampel yang dibuat. Kemudian pupuk oplosan

tersebut dimasukkan ke dalam karung sebanyak 25 sampai dengan 30 kg per

karung, diikat dan dihitung jumlahnya serta diberi nomor. Pupuk diangkut ke

kebun menggunakan truk kemudian diturunkan di pinggir-pinggir blok kebun

untuk diangkut oleh tenaga angkut ke bagian-bagian blok yang akan dipupuk.

Jumlah pupuk peraplikasi ditentukan oleh dosis unsur hara N/ha/tahun,

dengan ketentuan 60-90 kg N/ha/aplikasi. Kalau jumlah pupuk N yang diberikan

adalah 270 kg/ha/tahun, berarti pengaplikasian pupuk dalam satu tahun tersebut

harus dilakukan sebanyak tiga kali. Pupuk yang sering digunakan adalah Urea,

ZA, KCl, Kieserit dan TSP. Untuk dosis per tanamannya, jumlah pupuk yang

akan diaplikasikan dibagi dengan jumlah populasi tanaman. Untuk areal yang

terserang hama dan penyakit cukup berat diberikan pupuk ekstra KCl sebanyak

150 kg/ha, sedangkan areal yang mengalami kekahatan dapat diberikan pupuk

yang sesuai dengan jenis kekahatannya.

Page 40: SKRIPSI PENGELOLAAN PEMANGKASAN TEH - Aktifitasblog.ub.ac.id/chafidarch/files/2013/05/156-57.pdf · PT PERKEBUNAN NUSANTARA VIII SUBANG, JAWA BARAT Oleh: ASRIMELWATI A 34104014 ...

Pemangkasan. Pemangkasan merupakan kegiatan yang dilakukan dengan

tujuan untuk mendapatkan ketinggian bidang petik yang memudahkan dalam

pekerjaan pemetikan dan mendapatkan produktivitas tanaman yang tinggi

(Gambar 5). Tujuan pemangkasan adalah untuk memelihara bidang petik tetap

rendah untuk memudahkan pemetikan, mendorong pertumbuhan tanaman teh agar

tetap pada fase vegetatif, membentuk bidang petik seluas mungkin, merangsang

pertumbuhan tunas-tunas baru, membuang cabang-cabang yang tidak produktif,

dan mengatur fluktuasi produksi harian pada masa flush dan masa minus

(kemarau).

Pekerjaan pemangkasan merupakan pekerjaan dengan sistem borongan

sehingga pemangkas diupah berdasarkan hasil yang bisa dikerjakannya. Tenaga

pemangkas semuanya berstatus Karyawan Harian Lepas (KHL) dengan jam kerja

5 jam/HK. Standar kerja pemangkasan adalah 0. 04 ha (1 patok)/HK. Selama

kegiatan magang, mahasiswa mengikuti kegiatan pemangkasan selama 2 hari

dengan prestasi kerja 1 tanaman/HK.

Gambar 5. Kegiatan Pemangkasan

Jenis pangkasan

Jenis pangkasan yang dilakukan di perkebunan Tambaksari khususnya

Afdeling Kasomalang adalah pangkasan kepris di blok Pasir Malang 1 (Gambar 6)

dan pangkasan jambul di blok E3 dan F3 (Gambar 7).

Page 41: SKRIPSI PENGELOLAAN PEMANGKASAN TEH - Aktifitasblog.ub.ac.id/chafidarch/files/2013/05/156-57.pdf · PT PERKEBUNAN NUSANTARA VIII SUBANG, JAWA BARAT Oleh: ASRIMELWATI A 34104014 ...

Gambar 6. Pangkasan Jambul

Gambar 7. Pangkasan Kepris

Tinggi Pangkasan

Pemangkasan yang dilakukan di Afdeling Kasomalang dilakukan pada

ketinggian 50 cm sampai dengan 65 cm. Untuk blok Pasir Malang (PM) 1, F3 dan

E3 pada gilir pangkas sekarang ketinggian standarnya ditetapkan 60 cm dari

permukaan tanah. Pada Tabel 4 dapat dilihat pemangkasan pada blok-blok kebun

di Afdeling Kasomalang tidak selalu sama dengan standar kebun. Perbedaan

ketinggian pangkasan standar dengan hasil pengamatan di blok F3 dan E3

menunjukkan hasil yang berbeda nyata. Sedangkan untuk blok Pasir Malang 1,

tinggi pangkasannya tidak berbeda nyata dengan standar yang ditetapkan.

Page 42: SKRIPSI PENGELOLAAN PEMANGKASAN TEH - Aktifitasblog.ub.ac.id/chafidarch/files/2013/05/156-57.pdf · PT PERKEBUNAN NUSANTARA VIII SUBANG, JAWA BARAT Oleh: ASRIMELWATI A 34104014 ...

Tabel 4. Rata-rata Tinggi Pangkasan dan Diameter Bidang Pangkas Beberapa Blok Kebun di Afdeling Kasomalang, Kebun Tambaksari

Blok Tahun

tanam Umur

Pangkas (Bulan)

Diameter Setelah

Pangkas (cm)

Tinggi Pangkasan (cm) Pengamatan Standar

x s PM 1

F3

E3

1955

1985

1981

29

35

35

102.1

96.3

90.15

64.2tn

51.6*

55.3*

2.02

3.64

1.78

60

60

60

Sumber: Hasil Pengamatan Ket : tn) = tidak berbeda nyata terhadap standar pada taraf 5% *) = berbeda nyata terhadap standar pada taraf 5%

Waktu Pemangkasan

Waktu pemangkasan di perkebunan Tambaksari khususnya Afdeling

Kasomalang dibagi dalam dua semester yaitu semester I pada bulan Januari- Juni

dan semester II pada bulan September-Desember.

Luas areal pangkasan

Tabel 5. Rencana dan Realisasi Luas Areal Pangkasan di Afdeling Kasomalang, Kebun Tambaksari

Tahun Luas Areal

TM (ha) Rencana Luas Areal

Pangkasan Realisasi Luas Areal

Pangkasan Ha % Ha %

2003

2004

2005

2006

2007

2008

233.686

233.686

233.686

233.686

233.686

223.632

60. 07

74. 15

80. 66

46. 19

68. 06

72. 32

25. 70

31. 73

34. 51

19. 77

29. 12

32. 33

60. 07

74. 15

63. 09

46. 19

68. 06

72. 32

25. 70

31. 73

26. 99

19. 77

29. 12

32. 33

Rata-rata 28. 86 27. 60

Sumber: Kantor Induk Perkebunan Tambaksari 2008

Afdeling Kasomalang, Kebun Tambaksari gilir pangkasnya 3 tahun

sehingga setiap tahun areal yang dipangkas sebesar 33. 33% dari total luas areal

Tanaman Menghasilkan (TM). Tabel 5 menunjukkan bahwa realisasi luas areal

pangkasan dalam satu tahun tidak selalu sama dengan ketentuan yang ditetapkan

Page 43: SKRIPSI PENGELOLAAN PEMANGKASAN TEH - Aktifitasblog.ub.ac.id/chafidarch/files/2013/05/156-57.pdf · PT PERKEBUNAN NUSANTARA VIII SUBANG, JAWA BARAT Oleh: ASRIMELWATI A 34104014 ...

sebesar 33. 33% . Berdasarkan data yang diperoleh, rata-rata luas areal yang

direncanakan untuk dipangkas setiap tahun di Afdeling Kasomalang, Kebun

Tambaksari hanya 28. 86% dari total luas areal tanaman menghasilkan sedangkan

realisasinya 27. 60% dari total luas areal tanaman menghasilkan (Tabel 5).

Kriteria Saat Pangkas

Faktor yang diperhatikan untuk menentukan apakah blok kebun sudah

layak dipangkas di Perkebunan Tambaksari khususnya Afdeling Kasomalang,

adalah umur pangkas dan ketinggian bidang petik tanaman.

Gilir Pangkas. Gilir pangkas ialah jangka waktu antara pemangkasan

yang terdahulu dengan pemangkasan berikutnya pada blok yang sama (Pusat

Penelitian Perkebunan Gambung, 1992). Perkebunan Tambaksari khususnya

Afdeling Kasomalang berada pada ketinggian <800 m dpl yang tergolong ke

dalam dataran rendah sehingga gilir pangkasnya 3 tahun. Akan tetapi realisasinya

seringkali tidak sesuai dengan ketentuan. Sebagai contoh blok F3 dipangkas pada

saat umur pangkas baru 35 bulan (Tabel 6).

Tabel 6. Gilir Pangkas Enam Blok Kebun Di Afdeling Kasomalang, Kebun Tambaksari

Blok Luas (ha) Pemangkasan

Sebelumnya Pemangkasan

Berikutnya Gilir Pangkas

(bulan) I2

PM2

E2

F3

E3

PM1

13.570

12.120

16.617

17.452

10.000

8.410

Agus2004

Jan 2005

Juni 2005

Juli 2005

Agus 2005

Nov 2005

Juni 2007

Jan 2008

Feb2008

Mei 2008

Juni 2008

April 2008

35

36

33

35

35

29

Sumber: Kantor Afdeling tambaksari 2008

Ketinggian bidang petik. Tinggi tanaman merupakan salah satu faktor

yang ikut menentukan kebun sudah layak atau belum untuk dipangkas. Hasil

pengamatan menunjukkan bahwa tinggi rata-rata tanaman yang sudah dipangkas

Page 44: SKRIPSI PENGELOLAAN PEMANGKASAN TEH - Aktifitasblog.ub.ac.id/chafidarch/files/2013/05/156-57.pdf · PT PERKEBUNAN NUSANTARA VIII SUBANG, JAWA BARAT Oleh: ASRIMELWATI A 34104014 ...

adalah 109. 6 cm dengan rata-rata diameter bidang petik yang sudah mencapai

165. 3 cm (Tabel 7).

Tabel 7. Rata-rata Tinggi Tanaman Sebelum Dipangkas dan Diameter

Bidang Petik Beberapa Blok Kebun di Afdeling Kasomalang

Blok Tahun Tanam

Umur Pangkas (bulan)

Tinggi Tanaman (cm)

Diameter Sebelum Pangkas (cm)

PM1

F3

E3

1955

1985

1981

31

35

35

106. 2

117. 2

105. 4

155. 0

166. 5

174. 5

Rata-rata 109. 6 165. 3

Sumber: Hasil Pangamatan

Persentase Pucuk Burung. Pucuk burung adalah pucuk yang

mengandung tunas dalam keadaan dorman. Jumlah atau persentase pucuk burung

ini akan meningkat pada kebun yang sudah mendekati waktu pangkas. Hasil

pengamatan menunjukkan blok yang sudah mendekati waktu pangkas persentase

pucuk burungnya 77. 33% (Tabel 8).

Tabel 8. Persentase Pucuk Burung Beberapa Blok Kebun di Afdeling Kasomalang, Kebun Tambaksari

Blok Tahun Tanam Umur Pangkas (bulan) % Pucuk Burung

PM1

F3

E3

1955

1985

1981

31

35

35

72. 00

80. 00

80. 00

Rata-rata 77. 33

Sumber: Hasil Pengamatan

Tingkat Produksi. Pemangkasan dilakukan apabila produksi mengalami

penurunan setengah dari produksi tahun sebelumnya. Pola produksi tanaman

klonal pada tahun-tahun setelah dipangkas sama dengan pola produksi pada

tanaman seedling. Tahun pertama setelah dipangkas produktivitas mulai

meningkat, produktivitas tertinggi diperoleh pada tahun kedua setelah pangkas

dan pada tahun ketiga produktivitas kembali turun (Gambar 8).

Page 45: SKRIPSI PENGELOLAAN PEMANGKASAN TEH - Aktifitasblog.ub.ac.id/chafidarch/files/2013/05/156-57.pdf · PT PERKEBUNAN NUSANTARA VIII SUBANG, JAWA BARAT Oleh: ASRIMELWATI A 34104014 ...

Gambar 8. Produksi Pucuk Basah Berdasarkan Umur Pangkas

Alat Pangkas

Alat Pangkas yang digunakan di Perkebunan Tambaksari Khususnya

Afdeling Kasomalang adalah gaet pangkas (Gambar 9). Gaet yang digunakan

harus selalu dalam keadaan tajam sehingga tenaga pemangkas selalu membawa

batu asahan agar cabang yang dipotong tidak pecah atau rusak.

Gambar 9. Gaet Pangkas

Kerusakan Akibat Pemangkasan

Persentase kerusakan cabang akibat pemangkasan di Kebun Tambaksari

lebih kecil dibandingkan persentase kerusakan cabang akibat pemangkasan di

Unit Perkebunan Tambi (Tabel 9).

Page 46: SKRIPSI PENGELOLAAN PEMANGKASAN TEH - Aktifitasblog.ub.ac.id/chafidarch/files/2013/05/156-57.pdf · PT PERKEBUNAN NUSANTARA VIII SUBANG, JAWA BARAT Oleh: ASRIMELWATI A 34104014 ...

Tabel 9. Persentase Kerusakan Cabang Akibat Pemangkasan

Perkebunan n % Kerusakan Cabang

Tambaksari PTPN VIII, Subang, Jawa Barat

Unit Perkebunan Tambi, Wonosobo, Jawa Tengah

3

3

13. 46

15. 24

Sumber: Hasil Pengamatan dan Studi Pustaka

Tenaga Pemangkas

Tenaga Pemangkas di Afdeling Kasomalang semuanya merupakan KHL

dengan sistem upah borongan. Hal ini menyebabkan tenaga pemangkas lebih

memperhatikan banyaknya hasil yang diperoleh dari pada kualitas pangkasannya

karena kurangnya pengawasan dari mandor. Untuk kegiatan pemangkasan Per-

kebunan Tambaksari menetapkan kapasitas standar kerja 0. 04 ha/HK. Tabel 10

menunjukkan rata-rata kapasitas kerja pemangkas adalah 0. 046 ha/HK. Namun

tenaga pemangkas riil di lapangan pada blok F3 dan E3 lebih rendah dibanding-

kan kebutuhan tenaga pemangkas yang dihitung secara teori.

Tabel 10. Kapasitas Kerja Tenaga Pemangkas di Tiga Blok Kebun Afdeling Kasomalang, Kebun Tambaksari

Blok Luas Pangkas

(ptk/hari) Tenaga Pemangkas

(HK) Teoritis*) Riil

KapasitasKerja (ha/HK)

Standar Riil PM 1

F3

E3

0. 32

0. 66

0. 92

8 8

16 15

23 18

0. 04 0.04

0. 04 0.044

0. 04 0.0508

Jumlah 1. 90 47 41 0. 12 0.1384

Rata-rata 0. 63 16 14 0.04 0.0460

Sumber: Diolah dari Lembar Hasil Kerja Harian (LKHK) Pemeliharaan di Afdeling Kasomalang, Perkebunan Tambaksari 2008

Ket : *) = Jumlah tenaga pemangkas berdasarkan perhitungan

Pertumbuhan Tunas Setelah Pemangkasan

Gambar 10 menunjukkan pertumbuhan tunas baru setelah pemangkasan

pada blok E2. Pada Gambar 11 dapat dilihat bahwa pemetikan jendangan

dilakukan pada 9 Minggu Setelah Pemangkasan (MSP).

Page 47: SKRIPSI PENGELOLAAN PEMANGKASAN TEH - Aktifitasblog.ub.ac.id/chafidarch/files/2013/05/156-57.pdf · PT PERKEBUNAN NUSANTARA VIII SUBANG, JAWA BARAT Oleh: ASRIMELWATI A 34104014 ...

Gambar 10. Pertumbuhan Tunas Setelah Dipangkas

Gambar 11. Pertumbuhan Tinggi Tunas Setelah Pemangkasan pada Blok E2

Penanganan Sisa Pangkasan

Areal pangkasan yang terbuka karena sudah tidak adanya ranting atau

cabang akan meningkatkan penguapan tanah, terjadinya erosi, kelembaban tanah

menurun dan menghambat aktivitas penyerapan air dan hara. Untuk itu

brangkasan sisa pangkasan diusahakan tidak keluar dari areal pangkasan dan juga

bias untuk meningkatkan kadar bahan organik tanah. Tabel 11 menunjukkan

bobot brangkasan sisa pangkasan di 3 blok kebun di Afdeling Kasomalang. Bobot

brangkasan sisa pangkasan di blok F3 memiliki bobot yang paling tinggi dan Blok

E3 memiliki bobot yang paling rendah (Tabel 11).

Page 48: SKRIPSI PENGELOLAAN PEMANGKASAN TEH - Aktifitasblog.ub.ac.id/chafidarch/files/2013/05/156-57.pdf · PT PERKEBUNAN NUSANTARA VIII SUBANG, JAWA BARAT Oleh: ASRIMELWATI A 34104014 ...

Tabel 11. Bobot Brangkasan Sisa Pangkasan Beberapa Blok Kebun di Afdeling Kasomalang, Kebun Tambaksari

Blok Tahun

Tanam Umur Pangkas

(bulan) Bobot Brangkasan

(kg/pohon) PM 1

F3

E3

1955

1985

1981

31

35

35

5.8

9.0

2.9

Rata-rata 5.9

Sumber: Hasil Pengamatan

Beres cabang. Beres cabang merupakan kegiatan yang dilakukan untuk

membereskan sisa pangkasan dengan cara meletakkan cabang atau ranting

pangkasan di gawangan selang beberapa baris tanaman tergantung populasi

tanaman dan banyaknya ranting sisa pangkasan. Sistem ini dilaksanakan pada

blok yang kira-kira aman terhadap pengambilan sisa pemangkasan untuk kebutuh-

an masayarakat. Selain itu perlu diperhatikan juga dampaknya terhadap kegiatan

pemeliharaan tanaman dan pemetikan. Beres cabang dilakukan satu Bulan Sete-

lah Pangkas (1 BSP). Prestasi kerja untuk kegiatan beres cabang ini adalah 0. 14

ha (3. 5 ptk)/HK dengan sistem kerja borongan. Mahasiswa mengikuti kegiatan

beres cabang selama 1 hari dengan prestasi kerja 0. 02 ha (0. 5 patok/HK).

Gosok Lumut. Gosok Lumut merupakan salah satu kegiatan yang

dilakukan setelah pemangkasan, dilaksanakan setelah kegiatan berse regang

selesai (1 BSP). Pada cabang atau ranting bekas pangkasan biasanya tumbuh jeis

paku-pakuan dan lumut sehingga akan mengganggu pertumbuhan tunas baru.

Lumut dibersihkan menggunakan sabut kelapa dengan cara digosok-gosokkan ke

bagian tanaman yang ditumbuhi lumut, sedangkan paku-pakuan diambil dengan

tangan. Prestasi kerja untuk gosok lumut adalah 0. 06 ha(1. 5) ptk/HK dengan

sistem upah borongan. Mahasiswa mengikuti kegiatan gosok lumut selama 1 ghari

dengan prestasi kerja 0. 02 ha (0. 5 patok)/HK

Page 49: SKRIPSI PENGELOLAAN PEMANGKASAN TEH - Aktifitasblog.ub.ac.id/chafidarch/files/2013/05/156-57.pdf · PT PERKEBUNAN NUSANTARA VIII SUBANG, JAWA BARAT Oleh: ASRIMELWATI A 34104014 ...

Pemetikan

Pemetikan merupakan kegiatan pengambilan hasil berupa pucuk teh yang

memenuhi syarat olah yang berfungsi membentuk kondisi tanaman agar mampu

berproduksi tinggi secara berkesinambungan (Gambar 12). Pucuk yang dipetik

mengakibatkan tanaman teh kehilangan salah satu alat fotosintesis untuk

pembuatan zat pati yang sangat penting bagi kehidupan dan pertumbuhan

tanaman. Besarnya zat pati yang hilang akibat pemetikan sekitar 7.5%, semakin

kasar pemetikan semakin tinggi kehilangan zat pati. Untuk mengurangi

terganggunya pertumbuhan tanaman akibat pemetikan, diusahakan ketebalan

lapisan daun pemeliharaan (maintenance leaf) sekitar 20 cm sampai dengan 25

cm.

Gambar 12. Kegiatan Pemetikan Menggunakan Gunting

Jenis Pemetikan. Jenis pemetikan yang dilakukan di Perkebunan

Tambaksari khususnya Afdeling Kasomalang adalah pemetikan bentangan atau

pemetikan jendangan, pemetikan produksi dan pemetikan rampasan (gendesan).

Pemetikan bentangan merupakan pemetikan yang dilakukan pada tahap awal

setelah tanaman dipangkas untuk membentuk bidang petik yang lebar dan rata.

Sebenarnya pemetikan bentangan ini sama dengan pemetikan jendangan, hanya

saja di Afdeling Kasomalang jendangan pertama itu disebut dengan bentangan.

Alat yang digunakan namanya jidar dengan ketinggian 75 cm. Pucuk yang dipetik

adalah pucuk yang berada di atas jidar, artinya kalau ketinggian pangkasan 60 cm

berarti pucuk yang tertinggal sekitar 15 cm. Pemetikan bentangan dapat dimulai

Page 50: SKRIPSI PENGELOLAAN PEMANGKASAN TEH - Aktifitasblog.ub.ac.id/chafidarch/files/2013/05/156-57.pdf · PT PERKEBUNAN NUSANTARA VIII SUBANG, JAWA BARAT Oleh: ASRIMELWATI A 34104014 ...

bila 25% sampai dengan 30% dari luas areal, pertumbuhan pucuk sudah melebihi

15 cm sampai dengan 20 cm dari luka pangkas. Standar petikan yang dilakukan

pada petikan bentangan adalah petikan medium. Pucuk dari tunas yang mengarah

ke samping (selewer) dan di bawah bidang petik tidak boleh dipetik. Pemetikan

ini dilakukan oleh tenaga pemetik yang terlatih dan terampil di bawah

pengawasan mandor yang khusus untuk pemetikan bentangan ini. Pemetikan

bentangan atau jendangan dilakukan 4 sampai dengan 5 kali dengan rotasi petik

tergantung pertumbuhan pucuk.

Pemetikan produksi adalah pemetikan yang dilakukan setelah lepas

pemetikan jendangan sampai menjelang pemetikan gendesan yang dilaksanakan

secara rutin menurut gilir petik tertentu dengan memperhatikan kesehatan

tanaman. Pemetikan produksi dilakukan secara manual dan menggunakan gunting

petik. Pelaksanaannya diselang-seling antara manual dan gunting tergantung

kondisi pucuk di lapang. Pucuk yang dipanen adalah pucuk yang telah manjing

dan berada di atas bidang petik. Agar pucuk teh yang dipetik tidak rusak, pucuk

teh harus segera dimasukkan ke dalam waring setelah dipetik atau tidak boleh ter-

lalu banyak dalam kepalan. Pemetikan gendesan adalah pemetikan yang dilakukan

pada tanaman teh yang akan dipangkas dengan cara dipetik habis semua pucuk

yang layak olah tanpa memperhatikan bagian pucuk yang ditinggalkan pada perdu

dan hanya dilakukan satu kali menjelang pemangkasan.

Jenis Petikan. Jenis petikan adalah macam pucuk yang dihasilkan pada

saat pemetikan. Standar pemetikan yang ditetapkan di Perkebunan Tambaksari

adalah petikan medium. Untuk petikan medium pucuk, yang diambil adalah peko

dengan dua daun (p+2), peko dengan tiga daun (p+3), burung dengan satu daun

muda (b+1m) dan burung dengan dua daun muda (b+2m).

Perlengkapan Pemetikan. Perlengkapan yang dibawa pemetik setiap hari

adalah celemek plastik, sarung tangan, gunting petik, waring dan sepatu boot.

Celemek plastik berguna untuk melindungi pemetika agar tidak basah. Sarung

tangan digunakan untuk melindungi tangan pada saat pemetikan. Gunting petik

digunakan sebagai alat bantu untuk memetik. Waring merupakan tempat untuk

Page 51: SKRIPSI PENGELOLAAN PEMANGKASAN TEH - Aktifitasblog.ub.ac.id/chafidarch/files/2013/05/156-57.pdf · PT PERKEBUNAN NUSANTARA VIII SUBANG, JAWA BARAT Oleh: ASRIMELWATI A 34104014 ...

menyimpan pucuk yang terbuat dari plastik jala berbentuk segi empat yang ujung-

ujungnya bisa diikatkan dengan kapasitas 25 kg. Waring di Afdeling Kasomalang

juga digunakan untuk penyimpanan pucuk sementara yang dibawa pemetik berke-

liling kebun pada saat pemetikan. Penggunaan waring ini sering melebihi

kapasitas sehingga pucuk mengalami kerusakan.

Rotasi dan Hanca Petik. Rotasi petik atau gilir petik adalah selang waktu

antara pemetikan sebelumnya dengan pemetikan berikutnya pada suatu blok yang

dinyatakan dalam hari. Perkebunan Tambaksari menetapkan gilir petik kurang

dari 10 hari untuk semua afdeling. Panjang pendek gilir petik ini dipengaruhi oleh

kecepatan pertumbuhan pucuk dan sisa petikan yang ditinggalkan. Kecepatan per-

tumbuhan pucuk dipengaruhi oleh cuaca, umur pangkasan, jenis tanaman, ke-

tinggian tempat dan kondisi kesehatan tanaman. Pada musim hujan pertumbuhan

pucuk akan lebih cepat sehingga gilir petiknya menjadi lebih pendek. Blok yang

umur pangkasnya lebih pendek, gilir petiknya juga pendek. Semakin tinggi letak

kebun maka pertumbuhan pucuknya akan semakin lambat sehingga gilir petik se-

makin panjang. Tanaman yangs sehat gilir petiknya akan lebih pendek karena

pertumbuhan pucuk yang lebih cepat.

Hanca petik adalah luas areal yang harus dipetik oleh pemetik dalam satu

hari. Penentuan hanca petik merupakan tanggung jawamb mandor pemetikan.

Biasanya pemetik sudah mengerti hanca masing-masing sehingga mandor tidak

perlu mengatur hanca petik ini setiap hari.

Pelaksanaan Pemetikan. Pemetikan dimulai pada pukul 06.00 pagi

sampai selesai tergantung kondisi pucuk di lapang. Pemetik melakukan pemetikan

mulai dari pinggir kebun menuju tempat penimbangan. Pemetik harus bersyaf ber-

ada pada setiap baris teh. Selama pemetikan berlangsung, pucuk dimasukkan ke

dalam waring yang digendong oleh pemetik. Apabila waring tersebut sudah penuh

maka pemetik memindahkan pucuk ke waring yang lainnya untuk disimpan.

Untuk penyimpanan pucuk sebelum penimbangan di kebun, pucuk harus

diletakkan di tempat yang teduh untuk mencegah pucuk layu akibat sinar

matahari.

Page 52: SKRIPSI PENGELOLAAN PEMANGKASAN TEH - Aktifitasblog.ub.ac.id/chafidarch/files/2013/05/156-57.pdf · PT PERKEBUNAN NUSANTARA VIII SUBANG, JAWA BARAT Oleh: ASRIMELWATI A 34104014 ...

Pemetikan secara manual harus dilakukan dengan ditaruk dengan kedua

belah tangan. Pucuk yang diambil adalah pucuk yang sudah manjing dan berada

diatas bidang bidang petikan. Pemetik tidak boleh memetik pucuk yang berada di

bawah bidang petik ataupun di samping bidang petik. Pemetikan dengan gunting

dilakukan pada tanaman TP3 atau tanaman yang memasuki umur pangkas 24

sampai dengan 36 bulan. Mandor harus selalu berada di belakang pemetik

bergerak dari ujung ke ujung barisan untuk memeriksa bekas petikan, cara kerja

pemetik dan ketelitian pemetik serta kualitas pucuk.

Kapasitas Pemetik. Kapasitas pemetik adalah bobot pucuk yang mampu

dipetik oleh seorang pemetik dalam satu hari kerja. Kapasitas pemetik ini bisa ber-

ubah-ubah setiap harinya menurut kondisi pucuk, cuaca, keterampilan pemetik,

dan populasi tanaman. Sedangkan kapasitas standarnya adalah 42 sampai dengan

47 kg (Basic Yield), yang ditentukan dengan cara mengalikan target produksi

bulan ini dengan jumlah total pemetik satu afdeling kemudian dibagi dengan Hari

Kerja Efektif (HKE) selama 1 bulan.

Penimbangan Pucuk Basah di Kebun. Sebelum penimbangan pucuk

harus disortir terlebih dahulu oleh pemetik agar tidak ada pucuk yang tidak layak

olah yang terbawa (ngirab) dibawah pengawasan mandor. Sebelum ditimbang pu-

cuk dimasukkan ke dalam waring sack yang disediakan oleh pabrik dengan isian

maksimal 25 kg. Penimbangan dilakukan setelah kegiatan pemetikan selesai dan

bisa dilakukan 1 sampai dengan 2 kali tergantung banyaknya pucuk (Gambar 13).

Gambar 13. Kegiatan Penimbangan Pucuk Basah di Kebun

Page 53: SKRIPSI PENGELOLAAN PEMANGKASAN TEH - Aktifitasblog.ub.ac.id/chafidarch/files/2013/05/156-57.pdf · PT PERKEBUNAN NUSANTARA VIII SUBANG, JAWA BARAT Oleh: ASRIMELWATI A 34104014 ...

Pengangkutan Pucuk ke Pabrik. Kondisi pucuk sejak dipetik sampai ke

pabrik harus dalam keadaan mulus dan segar agar dapat menghasilkan kualitas

tinggi. Oleh karena itu diperlukan penanganan pengangkutan pucuk yang baik.

Truk pengangkut pucuk harus bersih dengan kapasitas standar maksimal 2 500 kg

atau disesuaikan dengan jenis dan kapasitas truk. Pengangkutan pucuk basah dari

kebun ke pabrik harus sesegera mungkin dan setelah sampai di pabrik harus

segera dibongkar untuk mencegah kerusakan pucuk.

Proses Pengolahan Teh Hitam CTC

Perkebunan Tambaksari memiliki dua pabrik pengolahan yang terletak di

Afdeling Tambaksari dan Afdeling Bukanagara. Sistem pengolahan yang

dilakukan adalah sistem pengolahan teh hitam CTC (Crushing, Tearing dan

Curling). Kegiatan pengolahan yang dilaksanakan meliputi penerimaan pucuk dari

kebun, pelayuan, penggilingan, fermentasi, pengeringan, sortasi dan pengepakan.

Pabrik pengolahan teh yang terletak di Afdeling Tambaksari menggunakan bahan

bakar dari kayu karet yang diperoleh dari Perkebunan Karet Cikumpay dan limbah

sawit yang diperoleh dari pabrik pengolahan sawit di Banten. Perbandingan

pemakaiannya adalah 70 : 30. Untuk pengolahan 700 kg pucuk basah diperlukan

700 kg kayu karet dan limbah sawit. Hal ini dilakukan untuk penghematan biaya

pengolahan karena harga bahan bakar yang semakin meningkat. Pembelian bahan

bakar untuk pengolahan menghabiskan sekitar 20% dari seluruh total biaya

pengolahan.

Penulis mengikuti kegiatan pengolahan ini selama satu minggu, kegiatan

yang diikuti antara lain penerimaan pucuk dan penimbangan, analisis petik dan

pucuk, pelayuan, penggilingan, fermentasi, pengeringan, sortasi dan pengepakan.

Penerimaan Pucuk dan Penimbangan. Penimbangan pucuk basah

dilakukan dua kali, penimbangan pertama dilakukan di kebun dengan tujuan untuk

mengetahui berat pucuk yang dihasilkan. Penimbangan kedua dilakukan pabrik

dengan tujuan utnuk mengetahui selisih timbangan kebun dengan penimbangan di

pabrik. Penimbangan di pabrik dilakukan di jembatan timbang dengan kapasitas

menimbang 15 000 kg dan minimum menimbang 300 kg. Meskipun sebelum

Page 54: SKRIPSI PENGELOLAAN PEMANGKASAN TEH - Aktifitasblog.ub.ac.id/chafidarch/files/2013/05/156-57.pdf · PT PERKEBUNAN NUSANTARA VIII SUBANG, JAWA BARAT Oleh: ASRIMELWATI A 34104014 ...

pucuk diangkut dari kebun telah dilakukan penimbangan tetapi seringkali terjadi

kesalahan dalam proses penimbangan tersebut seperti kelebihan atau kekurangan

bobot atau sering juga orang-orang kebun melakukan kecurangan dengan

menyiramkan air ke pucuk sehingga pada saat penimbangan di kebun pucuk

menjadi lebih berat. Penentuan selisih timbang dilakukan menurut kesepakatan

orang kebun dengan pihak pabrik. Di Pabrik Pengolahan Tambaksari selisih

timbang ditetapkan sebesar 10 kg.

Analisis Petik dan Pucuk. Untuk mengevaluasi pelaksanaan pemetikan

setiap hari, baik cara pemetikan, bekas petikan maupun hasilnya, perlu dilakukan

analisis pemetikan yang terdiri dari analisis petik dan analisis pucuk. Analisis

petik dan pucuk dilakukan setiap hari oleh bagian pabrik dengan mengambil

sekitar 1 kg pucuk basah dari masing-masing kemandoran. Kemudian dari 1 kg

pucuk tersebut diambil 100 g pucuk basah untuk dianalisis.

Analisis petik atau antik adalah pengelompokan pucuk berdasarkan rumus

petiknya. Kegunaan analisis petik adalah untuk menilai ketepatan pelaksanaan ke-

bijakan pemetikan dan kondisi tanaman. Yang termasuk antik adalah pucuk

dengan rumus petik p+1, p+2, p+3 dan bm (burung muda). Standar analisis petik

di Pabrik Tambaksari adalah 60%.

Analisis pucuk atau ancuk adalah pengelompokkan pucuk hasil petikan

kedalam dua golongan yaitu memenuhi syarat dan tidak memenuhi syarat. Standar

untuk ancuk adalah 70%. Yang termasuk ancuk adalah hasil antik dan bagian-

bagian muda yang diambil dari petikan kasar. Tujuan dari analisis pucuk adalah

untuk mengevaluasi jenis petikan dan mutu pucuk yang merupakan dasar pen-

dugaan mutu hasil olahan.

Pelayuan. Proses pelayuan merupakan tahap awal dari pengolahan teh.

Dalam proses ini perlu dijaga kelembaban, panas dan udara yang berada di sekitar

pucuk. Pucuk diangkut ke bak pelayuan menggunakan monorail dengan dua

warna kursi yaitu hijau untuk pucuk basah dari kebun dan kuning untuk pucuk

layu. Tujuan dari proses pelayuan ini adalah untuk menurunkan kadar air dari

80% menjadi 69-70%, menghilangkan air embun yang menempel di permukaan

Page 55: SKRIPSI PENGELOLAAN PEMANGKASAN TEH - Aktifitasblog.ub.ac.id/chafidarch/files/2013/05/156-57.pdf · PT PERKEBUNAN NUSANTARA VIII SUBANG, JAWA BARAT Oleh: ASRIMELWATI A 34104014 ...

daun dan melenturkan daun untuk mempermudah proses penggilingan. Pada

proses pelayuan ini terjadi perubahan fisik dan kimia pada pucuk teh. Perubahan

fisik ditandai dengan keadaan daun teh yang lemas dan mudah digulung.

Perubahan kimia ditandai dengan meningkatnya aktivitas enzim, terurainya

protein menjadi asam amino bebas dan meningkatnya kandungan kafein sehingga

menimbulkan aroma yang harum.

Setiap hari jumlah pucuk basah yang diterima oleh bagian pelayuan rata-

rata sekitar 20 ton. Bagian pelayuan memiliki 17 bak pelayuan (Withering

Through/ WT) dengan kapasitas 1 800 kg untuk masing-masing WT. Kegiatan

pelayuan ini dibagi kedalam tiga tahap yaitu pembeberan pucuk, pelayuan dan

turun layu. Sekitar 5 sampai dengan 10 menit sebelum pucuk dibeberkan, WT

diberi udara segar dengan menyalakan fan. Proses pembeberan dilakukan terhadap

pucuk basah yang sudah ditimbang yang dihamparkan di bak pelayuan (Gambar

14). Ketebalan pucuk yang dibeberkan di WT adalah 40 cm. Kegiatan

pembeberan ini menghabiskan waktu sekitar 25 samapi dengan 30 menit.

Kemudian dilakukan proses pelayuan menggunakan udara dengan kecepatan 20

kubik feet/menit/kg. Proses ini berlangsung selama 14 jam tapi terkadang ada

yang kurang dan lebih dari waktu tersebut. Pelayuan yang lebih dari 14 jam

disebabkan karena kondisi pucuk yang terlalu basah. Untuk kondisi ini proses

pelayuan dilakukan selama 18-20 jam. Apabila WT sudah tidak bisa lagi

menampung pucuk basah dari pabrik maka pucuk yang belum mencapai waktu

pelayuan 14 jam sudah diturun layukan. Kadang kala pucuk sering ditumpuk di

bak pelayuan melebihi kapasitas bak yaitu bisa mencapai 3-4 ton, apabila WT

tidak bisa menampung pucuk basah dari kebun lagi. Selama proses pelayuan,

dilakukan proses pembalikan setelah 7 jam jam agar hasil pelayuan merata.

Setelah kadar air yang dikehendaki ini tercapai maka pucuk akan segera

diturunlayukan (Gambar 15). Pekerjaan yangn dilakukan di pelayuan ini dibagi ke

dalam 3 shift dengan waktu untuk masing-masing shift sekitar 7 jam.

Page 56: SKRIPSI PENGELOLAAN PEMANGKASAN TEH - Aktifitasblog.ub.ac.id/chafidarch/files/2013/05/156-57.pdf · PT PERKEBUNAN NUSANTARA VIII SUBANG, JAWA BARAT Oleh: ASRIMELWATI A 34104014 ...

Gambar 14. Kegiatan Pembeberan

Gambar 15. Kegiatan Turun Layu

Penggilingan. Pucuk teh yang sudah mengalami proses pelayuan dengan

kadar air 69% sampai dengan 70% akan masuk ke dalam ruangan penggilingan

untuk digiling. Proses penggilingan ini bertujuan untuk mencampur zat-zat yang

ada di dalam daun sehingga memungkinkan terjadinya reaksi oksidasi enzimatis,

mengecilkan bentuk daun dan membentuk jeli yang lengket sehingga

menghasilkan bentuk butir-butir khas teh hitam CTC . Kelembaban di ruang

giling diusahan sekitar 90% dengan suhu standar 18o C sampi dengan 23o C

menggunakan Humidifier (pengkabut). Alat ini dinyalakan 60 menit sebelum

proses penggilingan dimulai. Selain itu ruang giling juga dilengkapi dengan

Exhaust fan yang berfungsi untuk menghisap udara-udara kotor yang berada di

dalam rung giling.

Page 57: SKRIPSI PENGELOLAAN PEMANGKASAN TEH - Aktifitasblog.ub.ac.id/chafidarch/files/2013/05/156-57.pdf · PT PERKEBUNAN NUSANTARA VIII SUBANG, JAWA BARAT Oleh: ASRIMELWATI A 34104014 ...

Setelah masuk ke dalam ruang giling pucuk layu akan mengalami

pengayakan menggunakan Green Leaf Shifter (GLS) yang berfungsi untuk

memisahkan pucuk layu dari kotoran-kotoran seperti biji-bijian, daun-daunan,

kerikil dan lain-lain. Pucuk layu yang telah bersih melalui Conveyor BLC akan

dibawa ke Barbora Leaf Conditioner (BLC) untuk diperkecil ukurannya. Suhu teh

pada BLC adalah 24o C samapai dengan 26o C. Proses penggilingan akan

dilanjutkan oleh Triplex CTC (Crushing, Tearing and Curling) yang terdiri dari

tiga mesin yang disebut dengan CTC I, CTC II, dan CTC III untuk memotong,

merobek dan menggulung sehingga diperoleh partikel yang dikehendaki. Mesin

CTC I memiliki ukuran TPI 8 dengan suhu 30o C sampai dengan 32o C, mesin

CTC II memiliki ukuran TPI 10 dengan suhu 32o C sampai dengan 34o C dan

mesin CTC III memiliki ukuran TPI 10 dengan suhu 34o C sampai dengan 36o C.

Kapasitas giling masing-masing mesin sama yaitu 700 sampai dengan 750 kg/jam.

Fermentasi. Proses fermentasi ini sudah dimulai sejak awal penggilingan

merupakan proses oksidasi senyawa polifenol dengan bantuan enzim polifenol

oksidasi. Proses ini terjadi di Fermenting Unit (FU) yang berlangsung selama

kurang lebih 80 sampai dengan 90 menit. Teh yang berasal dari mesin CTC III

akan dihamparkan di FU menggunakan spiral yang berfungsi untuk melebarkan

hamparan teh, kemudian teh masuk ke dalam sumgkup yang berfungsi untuk

mendinginkan pucuk teh. Suhu awal pada Fermenting Unit adalah 31o C sampai

dengan 33o C, suhu tengah 28o C sampai dengan 30o C dan suhu akhir 26o C

sampai dengan 28o C. Suhu akhir yang terlalu tinggi yaitu sekitar 29o C sampai

dengan 30o C akan mengakibatkan hasil akhir teh menjad berwarna merah. Untuk

mengatasinya maka waktu fermentasi harus dipercepat. Tanda-tanda proses

fermentasi sudah selesai adalah perubahan warna dari hijau menjadi coklat,

perubahan aroma, perubahan rasa dan perubahan suhu menjadi lebih dingin. Jika

waktu oksidasi enzimatisnya kurang maka akan terjadi under fermentation

sehingga dihasilkan warna yang masih hijau, rasa yang mentah dan aromanya

kurang. Sedangkan jika oksidasi enzimatisnya terlalu lama maka akan terjadi over

fermentation yang menghasilkan warna tua dan aromanya hilang.

Page 58: SKRIPSI PENGELOLAAN PEMANGKASAN TEH - Aktifitasblog.ub.ac.id/chafidarch/files/2013/05/156-57.pdf · PT PERKEBUNAN NUSANTARA VIII SUBANG, JAWA BARAT Oleh: ASRIMELWATI A 34104014 ...

Pengeringan. Butiran teh yang telah mengalami proses fermentasi akan

masuk ke dalam Fluid Bed Dryer (FBD) untuk dikeringkan. Tujuan dari proses

pengeringan ini adalah untuk menghentikan proses oksidasi enzimatis dan

menurunkan kadar air teh dari 86% menjadi 2. 5% sehingga menyebabkan daya

simpan teh semakin lama. Kapasitas FBD sekitar 200 sampai dengan 240 kg/jam

dengan kecepatan alir FBD 12 menit. Suhu inlet yang dibutuhkan di ruangan

pengeringan 100o C sampai dengan 120o C dan suhu outletnya 80o C sampai

dengan 100o C. Kelemahan penggunaan FBD untuk pengeringan teh adalah

mengeluarkan debu yang banyak sedangkan keuntungannya yaitu keringan teh

tidak langsung terkena udara lembab dan panas.

Sortasi Kering. Proses sortasi bertujuan untuk memisahkan teh kering

menjadi beberapa grade berdasarkan ukuran fraksi. Sortasi teh pada dasarnya

merupakan upaya untuk memperoleh teh hitam yang seragam baik ukuran, bentuk

maupun berat disamping teh tersebut harus bersih dari kotoran. Karena sifat

bubuk teh higroskopis, maka perlu penanganan yang cepat (sortasi yang pendek)

serta menjaga ruang sortasi agar selalu dalam keadaan kering dimana kelembaban

relatif maksimum 70%.

Proses sortasi dilakukan setelah teh keluar dari mesin pengering FBD

menuju Midletone untuk memisahkan bahan dari ukuran yang terlalu besar dan

memisahkan berdasarkan berat jenis, bahan yang lolos dari ayakan dilanjutkan ke

sortasi berikutnya sedangkan bahan yang tertahan dipisahkan untuk dihancurkan

kembali menjadi ukuran yang kecil dan disortasi ulang. Teh yang sudah lolos

disortasi lagi dengan vibrex I dan II untuk memisahkan bubuk teh dari tulang serat

dan kotoran lainnya. teh yang tidak lolos dari mesin vibrex akan dipisahkan lagi

berdasarkan berat jenisnya dengan menggunakan theewan. Teh yang keluar dari

vibrex disortasi dengan cason berdasarkan ukuran dan sekaligus menentukan jenis

mutu produk. Mesin cason yang digunakan memiliki beberapa ukuran mesh yaitu

mesh 10, mesh 12, mesh 16, mesh 18, mesh 24 dan mesh 36. Setelah disortasi teh

ditimbang menurut mutu yang dihasilkan kemudian dengan menggunakan V Belt

Conveyor, teh dimasukkan dan disimpan dalam peti miring (teabin ).

Page 59: SKRIPSI PENGELOLAAN PEMANGKASAN TEH - Aktifitasblog.ub.ac.id/chafidarch/files/2013/05/156-57.pdf · PT PERKEBUNAN NUSANTARA VIII SUBANG, JAWA BARAT Oleh: ASRIMELWATI A 34104014 ...

Perkebunan Tambaksari menghasilkan teh jenis BP1 (Broken Pekoe 1),

PF1 (Pekoe Fanning 1), PD (Pekoe Dust), Dust1, dan Fann (Fanning) yang

termasuk teh mutu I; FNGS2 (Fingers 2) dan Dust2 yang termasuk teh mutu II;

BM (Burung Muda) dan Pluff termasuk mutu III. Teh mutu I setelah diseduh lama

kelamaan rasanya tetap sama sedangkan teh mutu II lama kelamaan akan

bertambah pahit. Contoh hasil sortasi kering pengolahan pucuk basah 18 165 kg

pada tanggal 30 Maret 2008, hasil petikan pada tanggal 29 Maret 2008:

Tabel 12. Hasil Sortasi Kering Pengolahan Pucuk Basah Menjadi Teh Kering di Pabrik Tambaksari

Jenis Teh Bobot (kg)

BP

PF

PD

Dust 1

Fann

Dust II

FNGS

507

560

432

379

663

658

365

Jumlah 3 564

Sumber: Pabrik Teh Tambaksari 2008

Berdasarkan Tabel 12 bisa dilihat bahwa dari 18 165 kg pucuk basah bisa

dihasilkan 3 564 kg teh kering dengan jenis yang berbeda.

Pengepakan. Pengepakan merupakan tahap terakhir dalam proses

pengolahan yang dilakukan dengan tujuan agar teh lebih tahan lama, melindungi

produk dari kerusakan, tidak tercemar atau terkontaminasi oleh kondisi sekitarnya,

agar lebih mudah diangkut, memudahkan dalam penyimpanan dan pemasaran.

Teh yang sudah disimpan dalam peti miring dimasukkan ke dalam teabulker

untuk mencampurkan teh agar diperoleh campuran yang seragam saat

pengemasan produk.

Pengepakan dilakukan menggunakan alat teapacker dengan kapasitas 52

kg sampai 65 kg/kemasan. Bahan pengemas yang digunakan yaitu paper sack dan

karung. Teh yang dikemas dengan paper sack merupakan teh untuk ekspor

Page 60: SKRIPSI PENGELOLAAN PEMANGKASAN TEH - Aktifitasblog.ub.ac.id/chafidarch/files/2013/05/156-57.pdf · PT PERKEBUNAN NUSANTARA VIII SUBANG, JAWA BARAT Oleh: ASRIMELWATI A 34104014 ...

sedangkan yang dikemas dengan karung untuk dipasarkan di dalam negeri. Paper

sack yang digunakan diimpor langsung dari Kenya dengan ukuran 113 cm × 20

cm × 77 cm. Keunggulan paper sack buatan Kenya adalah lebih tebal, di

dalamnya ada alumunium foil dan permukaannya lebih kasar. Setelah teh

dimasukkan ke dalam paper sack kemudian ditimbang dan dilakukan

penggojlokan untuk menyeragamkan ukuran ketinggian sack. Kemudian sack

disusun sebanyak 20 sack untuk 1 chop dan disungkup dengan plastik yang

berukuran 173 cm × 123 cm mencapai ketinggian maksimal 2. 15 m (2 m sack

dan 0. 15 m pallet). Chop diliit dengan strapping band dengan panjang 32

m/pallet.

Untuk pemasaran dalam negeri, pengemasan dilakukan menggunakan

karung. Di dalam karung dilapisi binder berupa plastik biasa. 1 chop untuk karung

terdiri dari 40 karung tetapi tidak disungkup dengan platik. Ukuran karung yang

digunakan yaitu 109 cm × 75 cm × 30 cm.

Aspek Manajerial

Sinder Afdeling

Sinder Afdeling merupakan kepala afdeling yang bertugas membantu

Administratur dalam mengelola dan mengawasi afdelingnya masing-masing setiap

hari dengan dibantu oleh Mandor Besar dan Mandor. Tugas Sinder Afdeling

dalam mengelola kebunnya meliputi Planning, Organizing, Actuating,

Controlling dan Evaluating (POACE). Planning dilaksanakan pada saat

pembuatan RKB dan menetukan kegiatan mana yang harus diprioritaskan. Setelah

itu Sinder afdeling bertugas mengatur (organizing) kegiatan-kegiatan yang ada

agar dapat berjalan sesuai dengan ya ng direncanakan. Untuk pelaksanaan

(actuating) Sinder Afdeling mendelegasikan kepada bawahannya. Akan tetapi

Sinder Afdeling tetap melakukan pengawasan (controlling) terhadap semua

kegiatan yang dilaksanakan di afdeling. Terakhir Sinder Afdeling melakukan

evaluasi (evaluating) pada semua kegiatan yang sudah dilaksanakan. Selain itu

Sinder Afdeling juga mempunyai kewajiban untuk menjaga/menata ketertiban

lingkungan, baik dari segi kebersihan dan keamanan emplasemen tempat Sinder

yang bersangkutan berdomisili, maupun menciptakan kerukunan dan

Page 61: SKRIPSI PENGELOLAAN PEMANGKASAN TEH - Aktifitasblog.ub.ac.id/chafidarch/files/2013/05/156-57.pdf · PT PERKEBUNAN NUSANTARA VIII SUBANG, JAWA BARAT Oleh: ASRIMELWATI A 34104014 ...

keharmonisan masyarakat lingkungan sekitarnya dan urusan-urusan keluar

afdeling.

Sinder Afdeling dibantu oleh Mandor Besar Pemeliharaan menyusun

Rencana Kerja Bulanan (RKB) setiap bulannya. RKB merupakan rencana

kegiatan yang akan dilakukan oleh afdeling dalam satu bulan yang berisi jenis

pekerjaan yang akan dilakukan, waktu pelaksanaan, jumlah tenaga kerja, rasio

upah, volume pekerjaan dan volume bahan. Penyusunan RKB dilakukan

berdasarkan Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) untuk satu tahun yang

sudah diperkecil lagi menjadi Permintaan Modal Kerja (PMK) untuk triwulan.

RKAP dan PMK disusun oleh Administratur dan dan dibantu oleh bagian

tanaman dan sinder-sinder termasuk Sinder Kepala, Sinder TUK dan Sinder

Pengolahan, kemudian direvisi dan disetujui oleh Direksi.

Setelah penyusunan selesai, RKB disahkan oleh Sinder Afdeling dan

Sinder Kepala serta disetujui oleh Administratur. Kemudian awal bulan akan

dikeluarkan Surat Perintah Kerja (SPK), kalau SPK belum keluar maka RKB

belum bisa dilaksanakan. Setiap perencanaan dalam RKB yang telah dilaksanakan

akan diperiksa oleh Pemeriksa Intern Kebun (PIK) sebagai pedoman untuk

pengisian Berita Acara Pemeriksaan Hasil Kerja (BAPHK).

Sinder Afdeling dan Mandor Besar selalu melakukan survey dan kontrol

serta memeriksa laporan-laporan kondisi kebun sehingga bisa menentukan

kegiatan pemeliharaan apa yang harus dilakukan untuk masing-masing blok

kebun. Apabila kondisi tanaman dengan bidang petik yang sudah tidak terjangkau

lagi oleh pemetik, maka blok afdeling tersebut harus dipangkas. Setelah itu dalam

RKB, Sinder afdeling dengan dibantu oleh Mandor Besar Pemeliharaan akan

membuat perencanaan blok-blok mana saja yang harus dipangkas, kebutuhan

tenaga kerja, jenis pangkasan, dan dana yang dibutuhkan.

Mandor Besar Pemeliharaan

Mandor pemeliharaan merupakan pembantu Sinder Afdeling yang

bertugas mengurus bagian pemeliharaan kebun dengan dibantu oleh mandor-

mandor dan bertanggung jawab langsung terhadap Sinder Afdeling. Mandor besar

pemeliharaan bertugas mengkoordinasikan pengawasan pelaksanaan kerja

Page 62: SKRIPSI PENGELOLAAN PEMANGKASAN TEH - Aktifitasblog.ub.ac.id/chafidarch/files/2013/05/156-57.pdf · PT PERKEBUNAN NUSANTARA VIII SUBANG, JAWA BARAT Oleh: ASRIMELWATI A 34104014 ...

mandor–mandor dan karyawan bawahannya yang menjadi binaannya. Mandor

Besar juga bertugas untuk mengurus permohonan AU58 untuk pengambilan obat

dan pupuk ke bagian gudang. Pengangkatan menjadi Mandor Besar melalui dua

Surat Keputusan (SK) yaitu Surat Keputusan Pengangkatan Jabatan dan Surat

Keputusan Berkala Kenaikan Upah (tiap tahun) yang isinya tergantung prestasi

kerja dan keputusan pimpinan setempat.

Jenis pekerjaan yang berada dibawah pengawasan Mandor Pemeliharaan

adalah pemangkasan, pemupukan, babad, pengendalian hama dan penyakit serta

pengendalian gulma secara kimia. Pengendalian gulma secara kimia dan

pengendalian hama dan penyakit memilki mandor sendiri sedangkan babad,

pemangkasan dan pemupukan dilaksanakan oleh bagian pemeliharaan umum.

Pekerjaan pemeliharaan semuanya merupakan sistem borongan dengan status

pekerja KHL.

Pekerjaan yang dilakukan oleh mandor besar pemeliharaan mengacu

kepada Rencana Kerja Bulanan (RKB) yang sudah disusun meskipun

pelaksanaannya disesuaikan dengan keadaan atau kondisi kebun. Mandor Besar

pemeliharaan memberikan instruksi kepada mandor-mandor pemeliharaan

mengenai pekerjaan yang harus dikerjakan. Setelah itu mandor pemeliharaan

mengatur pelaksanaan kerja dilapangan antara lain memberikan contoh jenis

pekerjaan yang akan dilaksanakan hari itu, mengatur hanca pekerjaan, mengamati

prestasi tenaga kerja sesuai kondisi lapangan, meluruskan cara maupun hasil kerja

yang salah, memeriksa dan menerima/menolak hasil kerja dan menghentikan/me-

neruskan atau mengalihkan pekerjaan yang diakibatkan perubahan cuaca.

Kemudian melakukan pengawasan langsung terhadap kuantitas maupun kualitas

tenaga kerja per hari, cara kerja, kuantitas dan kualitas alat serta barang bahan

yang digunakan dan kuantitas dan kualitas hasil yang dikerjakan sesuai persyarat-

an teknis yang telah ditetapkan.

Untuk kegiatan pemangkasan, sesuai dengan RKB maka Mandor Besar

Pemeliharaan memberikan instruksi kepada Mandor Pangkas untuk melakukan

pemangkasan. Sebelumnya dilakukan percontohan yang dihadiri oleh Admi-

nistratur, Sinder kepala, Sinder afdeling, Mandor Besar, Mandor dan tenaga

pemangkas dengan mengambil satu tanaman untuk dipangkas di beberapa pinggir

Page 63: SKRIPSI PENGELOLAAN PEMANGKASAN TEH - Aktifitasblog.ub.ac.id/chafidarch/files/2013/05/156-57.pdf · PT PERKEBUNAN NUSANTARA VIII SUBANG, JAWA BARAT Oleh: ASRIMELWATI A 34104014 ...

blok. Pembagian hanca dilakukan oleh mandor dan setiap 2 atau 3 hari mandor

akan mengukur hasil pangkasan dan membagi hasil tersebut dengan waktu yang

dibutuhkan untuk menyelesaikannya. Hal ini dilakukan untuk menghitung berapa

luas yang bisa dikerjakan oleh tenaga pemangkas dalam satu hari untuk

menentukan upah. Mandor Pangkas harus selalu mengawasi tenaga pemangkas

supaya tidak melakukan kesalahan selama kegiatan pemangkasan berlangsung.

Pengisian Lembar Hasil Kerja Harian (LHKH) dilakukan setiap hari

meliputi jenis pekerjaan yang dilakukan, hasil yang dapat dikerjakan dalam satu

hari tersebut, jumlah tenaga kerja dan absensi pekerja. LKHK diserahkan kepada

JTU Afdeling untuk direkap dalam buku asisten dan sebagai bahan pembuatan

laporan harian di Kantor Induk. Selesai tugas dilapangan, mandor pemeliharaan

kembali ke kantor afdeling untuk melaksanakan pekerjaan lainnya seperti

menyelesaikan administrasi pemeliharaan hari itu, merencanakan kegiatan untuk

besok, saling tukar informasi dengan pekerja lainnya dan mengadakan evaluasi

hasil kerja hari ini terhadap rencana anggaran yang tersedia.

Mandor Besar Pemetikan

Mandor pemeliharaan merupakan pembantu Sinder Afdeling yang

bertugas mengurus bagian pemetikan dengan dibantu oleh mandor-mandor dan

bertanggung jawab langsung terhadap Sinder Afdeling. Mandor Besar bertugas

mengkoordinasikan pengawasan pelaksanaan kerja mandor–mandor dan

karyawan bawahan yang menjadi binaannya. Kendala yang sering dihadapi oleh

Mandor Besar Pemetikan adalah mandor-mandor petik yang tidak mematuhi

aturan yang telah ditentukan dan pemetik yang tidak imeut pada waktu memetik

dan ngirab. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, Mandor Besar memberikan

teguran atau pekerja yang melakukan kesalahan tersebut diberi sanksi atau

dipindahkan. Akan tetapi sebelum memberikan sanksi, Mandor Besar sebelumnya

lapor dulu ke Sinder Afdeling karena yang memiliki wewenang untuk

memutuskan tetap Sinder Afdeling.

Mandor Besar Pemetikan bertanggung jawab terhadap pucuk yang

dihasilkan, kalau hasil analisis petik dan analisis pucuk jelek maka bagian

pengolahan akan memberitahukan kepada Mandor Besar. Kemudian Mandor

Page 64: SKRIPSI PENGELOLAAN PEMANGKASAN TEH - Aktifitasblog.ub.ac.id/chafidarch/files/2013/05/156-57.pdf · PT PERKEBUNAN NUSANTARA VIII SUBANG, JAWA BARAT Oleh: ASRIMELWATI A 34104014 ...

Besar akan menegur Mandor Petik supaya pengawasan lebih ditingkatkan.

Laporan Mandor Besar kepada Sinder Afdeling setiap harinya meliputi total hasil

pucuk per hari dari keseluruhan mandor dan masalah-masalah yang terjadi di

afdeling.

Perencanaan merupakan hal pertama yang harus dilakukan sebelum

kegiatan pemetikan dilakukan, agar kegiatan pemetikan dapat dilakukan dengan

baik. Perencanaan yang dibuat merupakan perencanaan harian dan bulanan

meliputi jumlah pemetik, cara metik, gilir petik berdasarkan faktor cuaca dan

umur tanaman (TP1 dan TP2 biasanya memiliki gilir petik yang lebih pendek),

kapasitas pemetik, kondisi blok pemetikan, dan asumsi–asumsi (cuaca, hajatan,

hari libur, hari Jum’at, kebijakan dll). Perencanaan ini dibuat oleh mandor

pemetikan berdasarkan hasil pencatatan data hasil monitoring plot hanca contoh

mandor (satu patok) setiap gilir petiknya.

Tanaga kerja pemetik di Perkebunan Tambaksari Khususnya afdeling

Kasomalang berjumlah 195 orang dengan 7 orang Mandor Petik dibawah

pengawasan seorang Mandor Besar Petik. Dua kemandoran tenaga kerja

pemetiknya sudah berstatus Karyawan Harian Tetap (KHT) dengan jam kerja 7

jam/hari, sedangkan lima kemandoran lainnya pemetiknya masih berstatus

Karyawa Harian Lepas (KHL) dengan jam kerja 5 jam/hari. Perbedaan antara

KHT dengan KHL adalah KHT mendapatkan uang sosial disamping upah yang

diberikan berdasarkan hasil kerjanya dan untuk hari Minggu upah tetap

dibayarkan meskipun tidak bekerja. Sedangkan untuk KHL upah yang diberikan

berdasarkan hasil petikan dan THR Pakaian dan Bonus (TPB). Pengangkatan

KHL menjadi KHT dilakukan berdasarkan lama kerja, prestasi dan usia pekerja.

Sistem kerja yang ditetapkan adalah sistem kerja borongan dimana

pemetik diupah berdasarkan hasil pucuk yang dipetiknya. Sedangkan harga pucuk

ditentukan berdasarkan hasil analisis petik dan pucuk serta Basic Yield (BY). BY

dihitung dengan mengalikan target produksi satu bulan dengan jumlah tenaga

pemetik kemudian dibagi Hari Kerja Efektif (HKE) 1 bulan. Sehingga BY per

bulan tidak selalu sama, bergantung pada target produksi bulan itu. Kalau

produksi pucuk sudah melebihi target biasanya BY diperbesar untuk menjaga

Page 65: SKRIPSI PENGELOLAAN PEMANGKASAN TEH - Aktifitasblog.ub.ac.id/chafidarch/files/2013/05/156-57.pdf · PT PERKEBUNAN NUSANTARA VIII SUBANG, JAWA BARAT Oleh: ASRIMELWATI A 34104014 ...

kestabilan upah dan pengeluaran perusahaan untuk pembayaran upah. BY yang

diberlakukan di Afdeling Kasomalang adalah 42 sampai dengan 47 kg.

Mandor harus memonitoring kebutuhan tenaga pemetik yang harus

dihitung secara berkala dengan memperhitungkan cuaca, kecepatan pertumbuhan

pucuk, sehingga bisa diketahui lebih dini kekurangan dan kelebihan pemetik.

Kekurangan tenaga pemetik dapat dilihat dari kapasitas pemetik yang jauh

melampaui Basic Yield (BY), gilir petik kaboler (pucuk sudah terlewat masa

petiknya),dan pemetikan yang kurang imeut (banyak yang terlewat). Sedangkan

kelebihan tenaga pemetik dapat dilihat dari kapasitas pemetik dibawah BY, pucuk

yang belum manjing banyak yang terambil dan waktu pemetikan relatif cepat.

Mandor mengatur pelaksanaan kegiatan pemetikan mulai dari arah dan

awal lokasi, cara dan tempat penyimpanan, waktu penimbangan, istirahat, jajaran,

pindah hanca, ngirab, cara metik, dan pengangkutan. Pengawasan dilakukan

dengan selalu berdiri di belakang pemetik pada saat pemetikan dilakukan

sehingga setiap saat bisa langsung meluruskan kesalahan yang dilakukan pemetik.

Pada saat penimbangan pucuk mandor selalu mengawasi karena mandor

bertanggung jawab terhadap hasil pucuk yang diperoleh untuk menghitung jumlah

upah para pemetik. Setiap hasil pucuk dari pemetik yang ditimbang dicatat oleh

mandor dalam buku mandor. Selain itu setiap hari mandor juga harus mengisi

Laporan Hasil Kerja Harian (LKHK) yang berisi absensi dan hasil kerja setiap

hari kemudian diserahkan kepada JTU Afdeling untuk direkap dalam buku asisten

dan sebagai bahan pembuatan laporan harian di Kantor Induk

Setelah semua pekerjaan di lapangan selesai, mandor akan kembali ke

kantor afdeling untuk menyelasaikan tugas-tugas lainnya meliputi menyelesaikan

administrasi pemetikan hari itu, merencanakan kegiatan besok hari (produksi,

antik, blok, jumlah angkutan lokasi penimbangan, jumlah pemetik dll), saling

tukar informasi dengan pekerja lainnya di Afdeling dan mengadakan evaluasi

hasil kerja.

Page 66: SKRIPSI PENGELOLAAN PEMANGKASAN TEH - Aktifitasblog.ub.ac.id/chafidarch/files/2013/05/156-57.pdf · PT PERKEBUNAN NUSANTARA VIII SUBANG, JAWA BARAT Oleh: ASRIMELWATI A 34104014 ...

PEMBAHASAN

Jenis Pangkasan

Jenis pangkasan adalah bentuk-bentuk pangkasan yang dilakukan pada

tanaman teh. Tipe pemangkasan memberikan ciri secara kualitatif kepada suatu

jenis pemangkasan tentang adanya daun-daun tua yang tersisa di perdu teh setelah

pemangkasan selesai (Sukasman, 1998). Jenis pangkasan yang digunakan di

Kebun Tambaksari khususnya Afdeling Kasomalang adalah pangkasan kepris dan

pangkasan jambul

Pangkasan kepris ialah pangkasan dengan bidang pangkas rata seperti

meja tanpa melakukan pembersihan atau pembuangan ranting. Pangkasan kepris

dilakukan pada ketinggian 60 cm sampai dengan 70 cm dari permukaan tanah.

Pangkasan ini lebih efektif dilakukan pada tanaman yang kondisinya kurang baik.

Pangkasan ini dilaksanakan di blok Pasir Malang 1 pada ketinggian 60 cm.

Pangkasan jambul adalah pangkasan bersih dengan meninggalkan 1

sampai dengan 2 cabang di bagian pinggir perdu. Pangkasan jambul ini hanya

dilaksanakan pada beberapa blok termasuk pada blok F3 dan E3. Hal ini

dilakukan dengan tujuan agar tanaman masih bisa melakukan fotosintesis karena

jenis tanah pada blok tersebut berbatu sehingga menghambat kerja akar. Selain

itu, pangkasan jambul juga dilakukan karena akan memasuki musim kemarau.

Menurut Sukasman (1988), pada pangkasan jambul pertumbuhan tunas lebih kuat

jika dibandingkan dengan pangkasan tanpa jambul. Jumlah daun pada jambul

yang optimal kira-kira 100 daun.

Tinggi Pangkasan

Tinggi pangkasan merupakan ukuran pemangkasan yang bersifat

kuantitatif yang dapat diukur dengan satuan panjang, biasanya cm (Sukasman,

1988). Tinggi pangkasan harus memberikan kesempatan agar tanaman dapat

dipetik dengan mudah dalam jangka waktu sepanjang mungkin. Serendah-

rendahnya tinggi pangkasan untuk daerah rendah, sedang maupun tinggi adalah 40

cm dan yang paling tinggi adalah 80 cm. Kurang dari 40 cm akan menyulitkan

pemetik pada saat pemetikan. Pemangkasan yang dilakukan terlalu rendah

Page 67: SKRIPSI PENGELOLAAN PEMANGKASAN TEH - Aktifitasblog.ub.ac.id/chafidarch/files/2013/05/156-57.pdf · PT PERKEBUNAN NUSANTARA VIII SUBANG, JAWA BARAT Oleh: ASRIMELWATI A 34104014 ...

mengakibatkan tajuk tanaman memerlukan waktu lama untuk menutup sehingga

menyebabkan pemborosan sumberdaya (cahaya, matahari, air dan udara). Keluhan

yang datang dari pihak kebun pada pemangkasan dengan tinggi 70 cm atau lebih

adalah cepat menimbulkan pucuk burung (Sukasman, 1988).

Pemangkasan yang dilakukan di Afdeling Kasomalang dilakukan pada

ketinggian 50 cm sampai dengan 65 cm. Untuk blok Pasir Malang (PM) 1, F3 dan

E3 pada gilir pangkas sekarang ketinggian standarnya ditetapkan 60 cm dari

permukaan tanah. Pada Tabel 4 dapat dilihat pemangkasan pada blok-blok kebun

di Afdeling Kasomalang tidak selalu sama dengan standar kebun. Perbedaan

ketinggian pangkasan standar dengan hasil pengamatan di blok F3 dan E3

menunjukkan hasil yang berbeda nyata, hal ini disebabkan karena sistem kerja

yang digunakan untuk pemangkasan adalah sistem upah borongan sehingga

tenaga pemangkas lebih memperhatikan kuantitas yang diperoleh dibandingkan

kualitas hasil pangkasan. Sedangkan untuk blok Pasir Malang 1, tinggi

pangkasannya tidak berbeda nyata dengan standar yang ditetapkan.

Luas Areal Pangkasan

Perkebunan Tambaksari tepatnya Afdeling Kasomalang memilki gilir

pangkas 3 tahun sehingga setiap tahun areal yang dipangkas sebesar 33.33% dari

total luas areal Tanaman Menghasilkan (TM). Realisasi luas areal pangkasan

dalam satu tahun tidak selalu sama dengan ketentuan yang ditetapkan sebesar

33.33%. Berdasarkan data yang diperoleh, rata-rata luas areal yang direncanakan

untuk dipangkas setiap tahun di Afdeling Kasomalang, Kebun Tambaksari hanya

28.86% sedangkan realisasinya 27.60% (Tabel 5). Hal ini disebabkan oleh

kondisi kebun, faktor iklim, ketersediaan dana dan prioritas pekerjaan yang harus

didahulukan.

Pemangkasan dibagi menjadi dua periode yaitu semester I (Januari-Juni)

dan semester II (September-Desember). Hal ini dilakukan untuk menstabilkan

produksi pucuk harian agar tidak terjadi fluktuasi produksi yang terlalu besar

antara saat flush dan saat minus (musim kemarau) maka perlu diatur areal pangkas

yang tepat. Pada saat flush (semester I) dilakukan pemangkasan dengan areal yang

lebih besar (55%-65%) daripada pemangkasan semester II, sehingga pada waktu

Page 68: SKRIPSI PENGELOLAAN PEMANGKASAN TEH - Aktifitasblog.ub.ac.id/chafidarch/files/2013/05/156-57.pdf · PT PERKEBUNAN NUSANTARA VIII SUBANG, JAWA BARAT Oleh: ASRIMELWATI A 34104014 ...

flush produksi tidak terlalu melimpah dan pada waktu kemarau tidak terlalu

sedikit. Pembagian areal pangkas hendaknya diatur menurut blok-blok yang

berekatan secara berturut-turut (Pusat Penelitian Perkebunan Gambung, 1992).

Pertimbangan dilakukannya pangkasan yang lebih luas pada semester I adalah

bahwa musim berpengaruh lebih baik atau musim plus. Jadi walaupun areal

pangkasannya lebih luas. Produksi tidak akan terlalu menurun sebaliknya

pangkasan tersebut sudah bisa dipetik penuh pada musim kemarau (Juli, Agustus,

September). Dengan demikian diharapkan produksi bulanan tidak akan terlalu

besar turun naiknya. Oleh karena itu produksi relatif stabil karena pemangkasan

akan menyebabkan berkurangnya areal produksi. Disamping itu menurut hasil

penelitian mutu teh pada musim kemarau lebih baik dibandingkan pada musim

hujan (Tobroni, 1985).

Waktu Pemangkasan

Waktu pemangkasan adalah waktu yang tepat untuk pelaksanaan

pemangkasan sehingga diperoleh hasil pangkasan yang seoptimal mungkin.

Menurut Sukasman (1988), secara agronomi tanaman dikatakan sehat jika di

dalamnya cukup mengandung hara yang diperlukan untuk tumbuh kembali.

Lingkungan yang mendukung adalah kelembaban tanah dan suhu udara. Untuk

kondisi iklim Indonesia tanaman dalam keadaan sehat adalah pada periode bulan

Maret-Juni dan September-November. Demikian juga periode lingkungan yang

mendukung pertumbuhan. Antara periode Juli-Agustus meskipun tanaman cukup

hara tetapi kondisi lingkungan kering dan panas. Antara bulan Desember-Februari

tanaman dalam keadaan sangat lemah karena terlalu banyak hujan dan kabut.

Waktu pemangkasan di perkebunan Tambaksari khususnya Afdeling

Kasomalang dibagi dalam dua semester yaitu semester I pada bulan Januari- Juni

dan semester II pada bulan September-Desember. Sedangkan pada bulan Juli dan

Agustus tidak dilakukan pemangkasan karena musim kemarau. Akan tetapi

berdasarkan data curah hujan 10 tahun terakhir di Kebun Tambaksari, pada bulan

Juli masih bisa dilakukan pemangkasan karena curah hujan masih cukup (> 60

mm). Pemangkasan pada musim kemarau dapat menyebabkan terbakarnya kulit

cabang yang tadinya terlindung oleh lapisan daun mendadak terkena sinar

Page 69: SKRIPSI PENGELOLAAN PEMANGKASAN TEH - Aktifitasblog.ub.ac.id/chafidarch/files/2013/05/156-57.pdf · PT PERKEBUNAN NUSANTARA VIII SUBANG, JAWA BARAT Oleh: ASRIMELWATI A 34104014 ...

matahari langsung. Selain itu persediaan air di dalam tanah dan persediaan

makanan di dalam akar sudah menipis untuk pertumbuhan tunas (Iskandar, 1984).

Alat Pangkas

Alat Pangkas yang digunakan di Perkebunan Tambaksari Khususnya

Afdeling Kasomalang adalah gaet pangkas. Gaet yang digunakan harus dalam

kondisi sangat tajam untuk mencegah adanya luka pangkasan. Untuk itu tenaga

pemangkas selalu membawa batu asahan untuk memelihara ketajaman gaetnya.

Selain gaet dan batu asahan, tenaga pemangkas hendaknya juga menggunakan

tongkat ukur. Tongkat ukur digunakan sebagai patokan ukuran tinggi pangkasan,

namun pada prakteknya di lapang tenaga pemangkas hanya menggunakan lutut

sebagai patokan.

Alat pangkas yang digunakan harus tajam agar batang atau cabang yang

dipangkas tidak pecah atau rusak (Sartika, 2003). Menurut Setyamidjaja (2000),

untuk pemotongan cabang atau ranting yang berukuran lebih kecil dari ibu jari

(diameter < 2 cm), digunakan gaet pangkas sedangkan untuk cabang atau ranting

yang berukuran lebih besar (diameter ≥2 cm) digunakan gergaji pangkas.

Kriteria Saat Pangkas

Faktor-faktor yang harus diperhatikan untuk menentukan kebun layak

untuk dipangkas adalah gilir pangkas, ketinggian bidang petik tanaman,

persentase pucuk burung, dan tingkat produksi tahun sebelumnya. Di Perkebunan

Tambaksari khususnya Afdeling Kasomalang, yang diperhatikan untuk

menentukan apakah blok kebun sudah layak dipangkas adalah umur pangkas dan

ketinggian bidang petik tanaman.

a. Gilir Pangkas

Gilir pangkas ialah jangka waktu antara pemangkasan yang terdahulu

dengan pemangkasan berikutnya pada blok yang sama (Pusat Penelitian

Perkebunan Gambung, 1992). Perkebunan Tambaksari khususnya Afdeling

Kasomalang berada pada ketinggian <800 m dpl yang tergolong ke dalam dataran

rendah sehingga gilir pangkasnya 3 tahun. Akan tetapi realisasinya seringkali

Page 70: SKRIPSI PENGELOLAAN PEMANGKASAN TEH - Aktifitasblog.ub.ac.id/chafidarch/files/2013/05/156-57.pdf · PT PERKEBUNAN NUSANTARA VIII SUBANG, JAWA BARAT Oleh: ASRIMELWATI A 34104014 ...

tidak sesuai dengan ketentuan. Sebagai contoh blok F3 dipangkas pada saat umur

pangkas baru 35 bulan (Tabel 6). Hal ini disebabkan oleh ketinggian bidang petik

hampir mencapai 120 cm dan diameter bidang petik yang sudah terlalu lebar

menyebabkan pemetik mengalami kesulitan pada saat pemetikan.

Menurut Sukasman (1988), gilir pangkas yang paling baik untuk daerah

rendah (<800 m dpl) dengan tinggi pangkasan 60 cm sampai dengan 70 cm dan

kenaikan bidang petik rata-rata 15 cm per tahun adalah 2.5 sampai dengan 3

tahun. Tanaman asal biji yang frame (percabangan) dasarnya lebih tinggi

dibandingkan tanaman klonal mungkin daur pangkasnya lebih pendek

dibandingkan tanaman klonal. Untuk daerah sedang (800-1 00 m dpl) dengan

tinggi pangkasan 45 cm sampai dengan 50 cm dan laju kenaikan tinggi bidang

petik 12 cm maka untuk mencapai tinggi bidang petk 120 cm diperlukan gilir

pangkas 4 tahun.

b. Ketinggian Bidang Petik

Tinggi tanaman merupakan salah satu faktor yang ikut menentukan kebun

sudah layak atau belum untuk dipangkas. Menurut Sukasman (1988), tinggi

tanaman 120 cm merupakan tinggi maksimal untuk ukuran tinggi badan pemetik

di Indonesia (155-165 cm). Jika lebih dari 120 cm maka hasil pucuk rendah

karena bidang petik dalam jangkauan pemetik.

Hasil pengamatan pada Tabel 7 menunjukkan bahwa meskipun tanaman

belum mencapai ketinggian 120 cm, pemangkasan sudah dilakukan. Tinggi

bidang petik blok E3 lebih rendah dibandingkan blok Pasir Malang 1 meskipun

umur pangkasnya lebih tinggi daripada blok Pasir Malang 1. Blok F3 Tinggi

bidang petiknya lebih tinggi dibandingkan blok E3 mskipun umur pangkasnya

sama. Hal ini disebabkan oleh sering dilakukan keprasan untuk meratakan bidang

petikan yang tidak rata akibat pemetikan yang kurang imeut. Sehingga semakin

lama ketinggian tanaman semakin berkurang dari ketinggian seharusnya.

c. Persentase Pucuk Burung

Pucuk burung adalah pucuk yang mengandung tunas dalam keadaan

dorman sehingga beberapa waktu tidak menghasilkan daun baru. Tanaman yang

Page 71: SKRIPSI PENGELOLAAN PEMANGKASAN TEH - Aktifitasblog.ub.ac.id/chafidarch/files/2013/05/156-57.pdf · PT PERKEBUNAN NUSANTARA VIII SUBANG, JAWA BARAT Oleh: ASRIMELWATI A 34104014 ...

sudah mendekati gilir pangkas jumlah pucuk burungnya akan meningkat. Hal ini

disebabkan oleh semakin tingginya persaingan antar pucuk untuk mendapatkan

fotosintat. Pada saat kondisi pucuk burung tinggi maka kadar pati di akar semakin

banyak karena pada saat ini tanaman mengakumulasikan hasil fotosintesisnya di

dalam akar. Apabila persentase pucuk burung mencapai 70% maka pemangkasan

pada areal tersebut dapat dilakukan (Sukasman, 1988).

Hasil pangamatan penunjukkan bahwa di Perkebunan Tambaksari

khususnya Afdeling Kasomalang rata-rata persentase pucuk burung tanaman

yang dipangkas adalah 77.33% (Tabel 8). Blok Pasir Malang 1, F3 dan E3

meskipun belum memasuki gilir pangkas tetapi persentase pucuk burung sudah

lebih dari 70%, hal ini disebabkan oleh pemetikan yang kurang imeut, umur

pangkas yang semakin tua dan pemetik yang selalu meninggalkan pucuk burung

pada saat pemetikan.

d. Tingkat Produksi

Tingkat produksi merupakan salah satu kriteria untuk melakukan

pemangkasan. Pemangkasan akan dilakukan apabila secara ekonomis tanaman

sudah tidak menguntungkan lagi atau sudah terjadi penurunan produksi mancapai

setengah dari produksi pucuk basah pada tahun sebelumnya.  Berdasarkan data

produktivitas pucuk basah Afdeling Kasomalang, Kebun Tambaksari delapan

tahun terakhir menunjukkan bahawa tanaman sudah dipangkas meskipun

penurunan produktivitas pucuk basah tidak mencapai setengah dari produktivitas

tahun sebelumnya.

Pola produksi tanaman klonal pada tahun-tahun setelah dipangkas sama

dengan pola produksi pada tanaman seedling. Tahun pertama setelah dipangkas

produktivitas mulai meningkat, produktivitas tertinggi diperoleh pada tahun kedua

setelah pangkas dan pada tahun ketiga produktivitas kembali turun (Gambar 1).

Produktivitas pucuk basah tanaman seedling lebih tinggi dari pada tanaman klonal 

meskipun umur tanamannya sama. Hal ini disebabkan karena pada umur 1 dan 2

tahun setelah pemangkasan masih terdapat banyak daun muda yang memiliki

kemampuan yang cukup tinggi untuk melakukan fotosintesis. Sedangkan dengan

semakin tua umur pangkas maka jumlah daun tua akan semakin banyak dengan

Page 72: SKRIPSI PENGELOLAAN PEMANGKASAN TEH - Aktifitasblog.ub.ac.id/chafidarch/files/2013/05/156-57.pdf · PT PERKEBUNAN NUSANTARA VIII SUBANG, JAWA BARAT Oleh: ASRIMELWATI A 34104014 ...

kemampuan fotosintesis yang sudah mulai berkurang sehingga pucuk yang

dihasilkan lebih sedikit.

Kerusakan Akibat Pemangkasan

Pemangkasan merupakan salah satu kegiatan pemaliharaan tanaman

menghasilkan yang menentukan produksi tanaman untuk tiga tahun berikutnya.

Oleh karena itu dibutuhkan tenaga pemangkas yang terlatih dan terampil untuk

mencegah tingginya tingkat kerusakan yang terjadi akibat pemangkasan.

Kerusakan cabang akibat pemangkasan bisa juga disebabkan oleh kurang

tajamnya alat yang digunakan.

Hasil pengamatan di Kebun Tambaksari rata-rata persentase kerusakan

cabangnya sekitar 13.46% lebih kecil dari kerusakan cabang akibat pemangkasan

hasil pengamatan Rahadiani (2007) di Unit Perkebunan Tambi yaitu 15. 24%

(Tabel9). Hal ini disebabkan karena tenaga pemangkas kedua perkebunan tersebut

merupakan pekerja yang sudah terampil dan mengerti tentang tata cara

pemangkasan karena sudah lama bekerja sebagai tenaga pemangkas.

Tenaga Pemangkas

Tenaga pemangkas di Perkebunan Tambaksari khususnya Afdeling

Kasomalang adalah karyawan harian lepas. Berdasarkan hasil pengamatan

kapasitas kerja tenaga pemangkas di Afdeling Kasomalang melebihi kapasitas

standar yaitu 0.046 ha/HK (Tabel 10). Sedangkan kapasitas standar yang

ditetapkan oleh perusahaan adalah 0.04 ha/HK. Kapasitas kerja tenaga pemangkas

blok Pasir Malang 1 sama dengan kapasitas standar, sedangkan kapasitas kerja

tenaga pemangkas pada blok F3 dan E3 melebihi standar. Hal ini disebabkan

karena kegiatan pemangkasan merupakan kerja borongan sehingga tenaga

pemangkas lebih mementingkan kuantitas dari pada kualitas hasil pangkasan.

Jumlah tenaga pemangkas riil di lapangan pada blok Pasir Malang 1 sama

dengan jumlah tenaga pemangkas yang dihitung secara teoritis. Sedangkan pada

Blok F3 dan E3 jumlah tenaga pemangkas yang riil di lapangan lebih sedikit

dibandingkan dengan jumlah tenaga pemangkas yang dihitung secara teoritis.

Kekurangan atau kelebihan tenaga pemangkas ini tidak menimbulkan kerugian

Page 73: SKRIPSI PENGELOLAAN PEMANGKASAN TEH - Aktifitasblog.ub.ac.id/chafidarch/files/2013/05/156-57.pdf · PT PERKEBUNAN NUSANTARA VIII SUBANG, JAWA BARAT Oleh: ASRIMELWATI A 34104014 ...

bagi perusahaan karena upah dibayar menurut hasil kerja masing-masing tenaga

pemangkas bukan menurut jumlah tenaga kerja.

Penanganan Sisa Pangkasan

Brangkasan sisa pangkasan merupakan hasil dari pertumbuhan selama satu

daur pangkasan yang terdiri dari ranting-ranting, cabang-cabang dan daun tua

yang jumahnya cukup banyak. Menurut teori, bobot brangkasan sisa pangkasan

pada blok E3 seharusnya lebih tinggi karena umurnya lebih tua dibanding

tanaman pada blok F3. Tanaman teh pada blok E3 frekuensi pemangkasannya

lebih besar dibanding tanaman pada blok F3 sehingga tajuk tanamannya

seharusnya lebih lebar dengan bobot yang lebih tinggi. Akan tetapi Tabel 11

menunjukkan bahwa bobot brangkasan tertinggi terdapat pada blok F3 dan yang

terendah di blok E3. Hal ini disebabkan karena daun pemeliharaan pada tanaman

di blok E3 lebih tipis dan banyak terdapat ranting-ranting kecil yang hanya

memiliki sedikit daun.

Tanaman teh pada blok Pasir Malang 1 merupakan tanaman seedling yang

sudah berumur 52 tahun yang memiliki frekuensi pangkasan yang lebih sering

dari pada blok F3 dan E3. Sehingga memiliki bobot brangkasan yang paling tinggi

karena memiliki tajuk yang lebih lebar akibat lebih sering dipangkas. Akan tetapi

hasil pengamatan menunjukkan bahwa bobot brangkasan sisa pangkasannya lebih

kecil dibandingkan blok F3. Hal ini terjadi karena tanaman teh pada blok Pasir

Malang 1 sudah melewati masa produktifnya sehingga kemampuan

fotosintesisnya sudah menurun.

Menurut Hainsworth (1972) dalam Rachmiati dan Sri Wibowo (1988),

bobot brangkasan sisa pangkasan berkisar antara 20 - 80 ton/ha yang setara de-

ngan pupuk NPK sebesar 800 – 2 400 kg. Selain itu menurut hasil penelitian

Angkapradipta (1973) dalam Rachmiati dan Sri Wibowo (1988) diperoleh bahwa

bobot brangkasan sisa pangkasan sebanyak 23 750 kg/ha setara dengan Urea 235

kg + 48 kg TSP + 106 kg ZK. Unsur hara dalam abu daun teh yang terdapat dalam

jumlah yang besar (makro) adalah: kalium 1. 75% - 2. 25 %, 0. 30% - 0. 50% fos-

for, kapur 0. 40% - 0. 50%, magnesium 0. 20%, dan belerang 0. 10% - 0. 30% da-

ri berat kering. Unsur-unsur mikro yang terkandung adalah Fe 1 500 ppm, Mn 500

Page 74: SKRIPSI PENGELOLAAN PEMANGKASAN TEH - Aktifitasblog.ub.ac.id/chafidarch/files/2013/05/156-57.pdf · PT PERKEBUNAN NUSANTARA VIII SUBANG, JAWA BARAT Oleh: ASRIMELWATI A 34104014 ...

ppm – 1000 ppm, B, Zn, serta Cl masing-masing 30 ppm – 50 ppm dan Mo dalam

jumlah sangat sedikit (Setyamidjaja, 2000). Dari hasil penimbangan brangkasan

sisa pangkasan pada tiga blok kebun di Afdeling Kasomalang diperoleh rata-rata

bobot brangkasan 5. 9 kg/ pohon (Tabel 10). Blok E3 yang memiliki rata-rata bo-

bot brangkasan 2. 9 kg/ pohon (Tabel 10) dengan populasi 12 315 tanaman/ha ber-

arti bobot brangkasan sisa pangkasannya adalah 35 713. 5 kg/ha. Jumlah tersebut

bisa menjadi sumber dan menambah jumlah unsur hara yang terdapat di dalam

tanah.

Afdeling Kasomalang sisa pangkasan ini sering diambil oleh penduduk

sekitar untuk dijadikan kayu bakar. Dengan diambilnya bahan pangkasan dari

kebun, unsur-unsur hara tanaman yang hilang secara teoritis bisa diganti dengan

pemberian pupuk. Tanaman yang tidak dipupuk sebelum dipangkas dan bahan

pangkasannya dikeluarkan dari kebun dapat menyebabkan penurunan produksi

sebesar 17.4% dibandingkan tindakan sebaliknya (Rachmiati dan Sri Wibowo,

1988).

Pertumbuhan Tunas Setelah Pemangkasan

Gambar 2 menunjukkan pertumbuhan tunas baru setelah pemangkasan

pada blok E2. Perkebunan Tambaksari menetapkan tinggi jendangan 75 cm

artinya pada pemangkasan yang dilakukan dengan ketinggian 60 cm maka

pemetikan jendangan dilakukan saat tunas sudah mencapai ketinggian 15 cm.

Berdasarkan Gambar 2, jendangan sudah bisa dilaksanakan pada 7 MSP.

Sedangkan realisasinya, jendangan baru dilaksanakan pada 9 MSP.

Pertumbuhan tunas baru pada tanaman yang dipangkas tergantung pada

cadangan hara pada cabang-cabang yang ditinggalkan. Menurut Natahaniel (1982)

dalam Sukasman (1988), cadangan hara pada cabang-cabang tersebut dipengaruhi

oleh besarnya cabang atau luas permukaan kulit cabang tersebut. Semakin besar

cabang semakin banyak cadangan haranya. Selain itu, pertumbuhan tunas baru

juga dipengaruhi oleh umur cabang. Semakin tua umur cabang tingkat dormansi

tunas semakin kuat sehingga semakin lama pertumbuhan tunasnya.

Page 75: SKRIPSI PENGELOLAAN PEMANGKASAN TEH - Aktifitasblog.ub.ac.id/chafidarch/files/2013/05/156-57.pdf · PT PERKEBUNAN NUSANTARA VIII SUBANG, JAWA BARAT Oleh: ASRIMELWATI A 34104014 ...

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Kegiatan magang yang dilakukan di Kebun Tambaksari, PT Perkebunan

Nusantara VIII memberikan manfaat yang cukup banyak. Penulis mengikuti

semua kegiatan yang dilaksanakan di kebun selama menjadi KHL sampai menjadi

pendamping Sinder Afdeling sehingga menambah pengalaman, pengetahuan dan

keterampilan tentang kegiatan teknis di lapang dan kegiatan manajerialnya.

Selain itu penulis juga bisa memahami kalau teori tidak bisa diterapkan secara

total di lapang karena kondisi yang ditemukan di lapang tidak selalu sama.

Kegiatan pemangkasan memerlukan pengelolaan yang baik karena

pemangkasan menentukan produksi untuk tiga tahun berikutnya. Pelaksanaan

pemangkasan yang dilakukan di Kebun Tambaksari belum memenuhi standar

yang ditetapkan. Jenis pangkasan yang dilaksanakan di Kebun Tambaksari adalah

pangkasan kepris dan pangkasan jambul. Tinggi pangkasan pada blok PM1 tidak

berbeda nyata dengan standar yang ditetapkan kebun, sedangkan pada blok F3 dan

E3 berbeda nyata dengan standar tinggi pangkasan yang ditetapkan kebun. Rata-

rata luas areal yang direncanakan untuk dipangkas setiap tahun di Afdeling

Kasomalang, Kebun Tambaksari hanya 28. 86% sedangkan realisasinya 27. 60%.

Waktu pemangkasan dibagi menjadi dua semester yaitu semester I (Januari-Juni)

dan semester II (September-Desember). Alat pangkas yang digunakan adalah gaet

pangkas.

Berdasarkan pengamatan tanaman teh di Kebun Tambaksari dipangkas

saat umur pangkas mendekati 3 tahun, rata-rata ketinggian tanaman 109. 6 cm

dengan diameter sebelum pangkas 165. 3 cm, rata-rata persentase pucuk burung

77. 33% dan produktivitas pucuk basah yang sudang berkurang. Prestasi kerja

tenaga pemangkas 0. 046 ha/HK melebihi standar kebun yang hanya sebesar 0. 04

ha/HK. Brangkasan sisa pangkasan sering diambil penduduk sekitar untuk

dijadikan kayu bakar. Rata-rata persentase kerusakan cabang akibat pemangkasan

13. 46%, lebih kecil dari persentase kerusakan cabang di Unit Perkebunan Tambi,

Wonosobo, Jawa Tengah. Pemetikan jendangan dilakukan pada 9 MSP.

Page 76: SKRIPSI PENGELOLAAN PEMANGKASAN TEH - Aktifitasblog.ub.ac.id/chafidarch/files/2013/05/156-57.pdf · PT PERKEBUNAN NUSANTARA VIII SUBANG, JAWA BARAT Oleh: ASRIMELWATI A 34104014 ...

Saran

Brangkasan sisa pangkasan sebaiknya tidak keluar dari kebun karena bisa

menjadi sumber unsur hara bagi tanaman. Selain itu sebaiknya brangkasan sisa

pangkasan diletakkan di atas luka pangkasan selama 2 minggu untuk mencegah

luka pangkasan terbakar sinar matahari. Untuk cabang yang berukuran >2 cm

sebaiknya menggunakan gergaji pangkas. Pengawasan harus lebih intensif agar

pekerjaan bisa berjalan lancar dan diperoleh hasil yang baik. Penulis juga

menyarankan agar kegiatan pemeliharaan lebih ditingkatkan agar tanaman bisa

berproduksi lebih optimal.

Page 77: SKRIPSI PENGELOLAAN PEMANGKASAN TEH - Aktifitasblog.ub.ac.id/chafidarch/files/2013/05/156-57.pdf · PT PERKEBUNAN NUSANTARA VIII SUBANG, JAWA BARAT Oleh: ASRIMELWATI A 34104014 ...

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jenderal Bina Produksi Perkebunan. 2006. Statistika Perkebunan

Indonesia: Teh 2003 - 2006. Direktorat Jenderal Bina Produksi Perkebunan. Departemen Pertanian. Jakarta.

Iskandar. 1984. Pemangkasan Pohon Teh. Wina Guna pt. 26 hal. PT Perkebunan XI (Persero). 1993. Vademecum Budidaya Teh (Camellia

sinensis). PT Perkebunan XI (Persero). Jakarta. 140 hal. PT Perkebunan Nusantara VII. 2003. Petunjuk Teknis Budidaya Tanaman Teh.

PTPN VIII. Bandung. 65 hal. Pusat Penelitian Perkebunan Gambung. 1992. Petunjuk Kultur Teknis Tanaman

Teh. APPPI-Puslitbun Gambung. Bandung. Putranto, Siswo. 1978. Perkembangan Teh, Kopi dan Cokelat Internasional. PT

Gramedia. Jakarta. 125 hal. Rachmiati dan Wibowo. 1988. Pengaruh Bahan Pangkasan dan Dosis Pupuk

Setelah Pemangkasan terhadap Produksi. Prosiding Seminar Pemangkasan Teh, 12 Desember 1988. Gambung. Hal 87.

Rahadiani, I.O. 2007. Pengelolaan Tanaman Teh (Camellia sinensis (L.) O.

Kuntze) di PT Perkebunan Tambi, Wonosobo, Jawa Tengah. Skripsi. Program Studi Agronomi, Faperta. IPB. 77 hal.

Rusmana, H. 2000. Pangkasan. Makalah Kultur Teknis Eksploitasi Tanaman Teh,

14 – 17 November 2000. Perkebunan Rancabali. Bandung. 10 hal. Sartika, D. 2003. Pengelolaan Pemangkasan Tanaman Teh (Camellia sinensis (L.)

O. Kuntze) Di Perkebunan Rumpun Kemuning PT. Astra Agro Lestari Tbk, Karang Anyar, Jawa Tengah. Skripsi. Budidaya Pertanian, Faperta, IPB.

Setyamidjaja, D. 2000. Budidaya dan Pengolahan Pasca Panen Teh. Kanisius,

Yogyakarta. 154 hal. Sukasman. 1988. Pemangkasan pada Tanaman Teh Menghasilkan. Prosiding

Seminar Pemangkasan Teh, 12 Desember 1988. Gambung. Hal 49-63. Tobroni dan Suliasih. 1990. Pengaruh tinggi pangkasan dan tinggi jendangan

terhadap kadar pati dalam akar, pertumbuhan pucuk dan hasil tanaman teh. Simposium Teh V. BPTK Gambung.

Page 78: SKRIPSI PENGELOLAAN PEMANGKASAN TEH - Aktifitasblog.ub.ac.id/chafidarch/files/2013/05/156-57.pdf · PT PERKEBUNAN NUSANTARA VIII SUBANG, JAWA BARAT Oleh: ASRIMELWATI A 34104014 ...

LAMPIRAN

Page 79: SKRIPSI PENGELOLAAN PEMANGKASAN TEH - Aktifitasblog.ub.ac.id/chafidarch/files/2013/05/156-57.pdf · PT PERKEBUNAN NUSANTARA VIII SUBANG, JAWA BARAT Oleh: ASRIMELWATI A 34104014 ...

Tabel Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Karyawan Harian Lapang (KHL) di Afdeling Kasomalang, Kebun Tambaksari PTPN VIII, Subang, Jawa Barat

Tanggal Kegiatan Prestasi Kerja (Satuan HK) Lokasi

Penulis Karyawan Standar 18/02/08

19/02/08

20/02/08

21/02/08

22/02/08

23/02/08

25/02/08

27/02/08

28/02/08

01/03/08

03/03/08

04/03/08

05/03/08

06/03/08

10/03/08

11/03/08

12/03/08

13/03/08

14/03/08

17/03/08

18/03/08

19/03/08

22/03/08

25/03/08

26/03/08

27/03/08

28/03/08

29/03/08

31/03/08

01/04/08

02/04/08

03/04/08

04/04/08

07/04/08

08/04/08

09/04/08

10/04/08

11/04/0

Kunjungan ke kantor

Pemetikan produksi

Pemetikan produksi

Pengendalian gulma manual

Pengendalian gulma kimia

Pengendalian hama dan penyakit

Pemetikan

Persemaian teh

Persemaian teh

Kunjungan ke afdeling lain

Pengamatan 10 HSA

Pengamatan pertumbuhan tunas 3 MSP

Pemupukan akar

Pengendalian gulma kimia

Kunjungan ke Pabrik Tambaksari

Pemetikan Produksi

Gosok lumut

Beres cabang

Pemetikan

Pemangkasan

Pengendalian hama dan penyakit

Pemangkasan

Wawancara dengan Sinder Afdeling

Pengamatan tunas 5 MSP

Pengamatan gulma

Wawancara dengan Mandor Petik

Kunjungan ke Pabrik

Pengepakan (Pabrik)

Kunjungan ke Pabrik

Kunjungan ke Afdeling lain

Pengamatan tunas 7 MSP

Pembeberan (pabrik)

Turun layu (Pabrik)

Penyablonan sack (Pabrik)

Pengepakan (Pabrik)

Pengendalian gulma kimia

Pembagian upah karyawan

Kunjungan ke kantor afdeling

Kunjungan ke Pabrik Bukanagara

Pengendalian hama dan penyakit

Pemupukan daun

Pengendalian gulma manual

Pemetikan

3kg

3.5 kg

0.004 ha

0.02 ha

0.04 ha

2.5 kg

375 polibag

300 polibag

-

-

-

0.2 ha

0.016 ha

-

3 kg

0.02 ha

0.02 a

0.02 ha

1 tanaman

-

-

-

-

-

0.15 chop

-

-

-

174 kg/jam

5 sack

0.125 chop

0.02 ha

-

-

-

0.05 ha

0.05 ha

0.02 ha

2.5 kg

38 kg

36 kg

0.1 Ha

0.36 ha

2ha

0.1 ha

34 kg

42 kg

42 kg

0.12 ha

0.5 ha

2.08 ha

42 kg

500 polibag

500 polibag

-

-

-

0.48 ha

0.5 ha

-

42 kg

0.06 ha

0.14 ha

42 kg

0.04 ha

1.5 ha

0.04 ha

-

-

-

-

-

6 chop

-

-

-

-

-

120 sack

8 chop

0.5 ha

-

-

-

2.08 ha

2.08 ha

0.12 ha

42 kg

Kantor induk

Blok I1

Blok G1

Blok F1

Blok F2

Blok E1

Blok D2

Tas

Tas

Sar

Blok E1

Blok E2

Blok H1

Blok I2

Pabrik

Blok G3

Blok E2

Blok E2

Blok G1

Blok PM 1

Blok G1

Blok PM1

Blok D2

Blok E2

Blok F4

Blok G1

Pabrik

Pabrik

Pabrik

Buk

Blok E2

Pabrik

Pabrik

Pabrik

Pabrik

Blok G2

Kantor afd

Kantor Afd

Pabrik Buk

Blok E1

Blok E1

Blok E2

Blok I2

Page 80: SKRIPSI PENGELOLAAN PEMANGKASAN TEH - Aktifitasblog.ub.ac.id/chafidarch/files/2013/05/156-57.pdf · PT PERKEBUNAN NUSANTARA VIII SUBANG, JAWA BARAT Oleh: ASRIMELWATI A 34104014 ...

Tabel Lampiran 2. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Pendamping Mandor/Mandor Besar di Afdeling Kasomalang, Kebun Tambaksari PTPN VIII, Subang, Jawa Barat

Tanggal Kegiatan Prestasi Kerja Lokasi

Jumlah KHL yang Diawasi

(Orang)

Luas Areal yang Dikontrol (ha)

Lama Kegiatan

(jam) 15/04/08

16/04/08

17/04/08

18/04/08

21/04/08

22/04/08

23/04/08

24/04/08

25/04/08

28/04/08

29/04/08

30/04/08

02/05/08

05/05/08

06/05/08

07/05/08

08/05/08

09/05/08

12/05/08

14/05/08

19/05/08

21/05/08

22/05/08

23/05/08

12/06/08

13/06/08

Pengendalian gulma manual

Pemetikan jendangan

Pemetikan jendangan

Pemetikan produksi

Juru tulis afdeling

Kunjungan ke kantor induk

Pemetikan produksi

Pengendalian hama dan penyakit

Pengendalian gulma kimia

Pemetikan produksi

Pemetikan produksi

Pemetikan jendangan

Pemangkasan

Administrasi afdeling

Pengendalian hama dan penyakit

Pemetikan produksi

Pemupukan daun

Pemangkasan

Pemangkasan

Wawancara dengan Mandor Besar

Pemeliharaan

Pengendalian hama dan penyakit

Pemupukan daun

Pengendalian gulma kimia

Pemupukan akar

Pelayuan

Pembeberan

Pengeringan

Sortasi

Pengepakan

60

25

25

28

-

-

27

4

12

193

193

25

1

-

4

193

4

12

12

-

4

4

12

63

5

7

3

3

8

16.617

16.617

16.617

9.467

-

-

16.561

1.5

15.561

13.214

9.467

16.617

0.04

-

15.561

10.513

15.561

17.452

17452

-

2

2

16.617

13.214

-

-

-

-

-

5

6

6

5

-

-

5

2

5

5

5

5

2

-

5

5

5

5

5

-

5

5

5

5

2

2

2

2

2

Blok E2

Blok E2

Blok E2

Blok E1

Kantor Afdeling

Kantor induk

Blok F4

Blok E3

Blok F4

Blok F2

Blok E1

Blok E2

Blok F3

Kantor Afdeling

Blok F4

Blok I1

Blok F4

Blok F3

Blok F3

Blok F3

Blok G1

Blok G1

Blok E2

Blok F2

Pabrik

Pabrik

Pabrik

Page 81: SKRIPSI PENGELOLAAN PEMANGKASAN TEH - Aktifitasblog.ub.ac.id/chafidarch/files/2013/05/156-57.pdf · PT PERKEBUNAN NUSANTARA VIII SUBANG, JAWA BARAT Oleh: ASRIMELWATI A 34104014 ...

Tabel Lampiran 3. Jurnal Harian Magang sebagai Pendamping Sinder Afdeling Kasomalang, Kebun Tambaksari PTPN VIII, Subang, Jawa Barat

Tanggal Kegiatan Prestasi Kerja Lokasi

Jumlah Mandor (orang)

Lama Kegiatan (jam)

26/05/08

27/05/08

28/05/08

29/05/08

30/05/08

02/06/08

03/06/08

04/06/08

05/06/08

06/06/08

07/06/08

09/06/08

11/06/08

12/06/08

16/06/08

17/06/08

18/06/08

Kontrol kebun (pemetikan)

Kontrol kebun (pengendalian gulma kimia)

Kontrol Kebun (pemetikan)

Kontrol Kebun (pengendalian gulma kimia)

Kontrol kebun (pengendalian hama dan

penyakit)

Kontrol kebun (pengendalian gulma kimia)

Kontrol kebun (pemetikan)

Kontrol kebun (pemupukan daun)

Kontrol kebun (pemangkasan)

Kontrol kebun (pengendalian gulma manual)

Pengambilan data pangkasan

Kontrol kebun (pengendalian gulma manual)

Kontrol kebun (pemetikan)

Administrasi kebun (penyusunan RKB)

Pengumpulan data

Pengumpulan data

Pengumpulan data

7

1

7

1

1

1

7

1

2

2

-

1

7

-

-

-

-

5

5

5

5

2

5

5

2

5

5

-

5

5

-

-

-

-

Blok I2, D3

Blok F1

Blok G1, H1

Blok E2

Blok G3

Blok H1

Blok F1,D3

Blok F1

Blok E3

Blok G3

Blok E3

Blok G2

Blok G1, H1

Kantor Afdeling

Kantor induk

Kantor induk

Kantor induk

Page 82: SKRIPSI PENGELOLAAN PEMANGKASAN TEH - Aktifitasblog.ub.ac.id/chafidarch/files/2013/05/156-57.pdf · PT PERKEBUNAN NUSANTARA VIII SUBANG, JAWA BARAT Oleh: ASRIMELWATI A 34104014 ...

Tabel Lampiran 4. Data Hari Hujan dan Curah Hujan 10 Tahun Terakhir di Perkebunan Tambaksari

Bulan 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 Rata-rata HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH

JAN

PEB

MRT

APR

MEI

JUN

JUL

AGS

SPT

OKT

NOV

DES

12

15

14

18

8

15

8

4

4

11

10

17

422

433

457

522

175

285

298

100

124

279

486

470

10

6

11

18

12

6

6

3

1

16

25

16

387

139

379

320

264

130

70

12

7

310

535

472

17

13

12

16

20

7

2

3

6

15

24

16

429

166

184

452

623

119

47

142

173

321

820

338

21

19

20

20

16

14

9

5

7

21

24

13

589

225

369

344

269

265

92

57

78

641

633

419

26

24

21

15

6

3

6

3

0

3

16

20

721

383

690

337

82

67

112

43

0

18

474

599

21

15

21

15

10

2

0

2

5

17

14

15

236

561

469

176

176

36

0

72

175

295

277

527

20

21

21

10

7

9

5

0

2

4

13

11

278

478

336

448

348

452

40

0

45

26

326

259

12

29

14

16

7

18

8

3

7

14

11

8

206

817

541

496

86

237

172

108

145

171

104

130

16

25

17

20

17

3

0

0

1

0

7

17

580

868

443

370

632

50

0

0

10

0

96

538

16

10

14

16

6

6

2

0

0

0

14

14

486

597

330

690

106

166

8

0

0

0

585

618

17.7

17.7

16.5

16.4

10.9

8.3

5.1

2.56

3.3

11.2

15.8

14.7

433.4

466.7

419.8

415.5

276.1

180.7

83.9

53.4

75.7

206.1

433.6

437

Jumlah 136 4051 130 3025 151 3814 189 3981 143 3526 137 3000 123 3036 147 3213 123 3587 98 3586 138 3481.9 BB 12 9 11 9 7 9 8 11 6 8 9 BK 0 2 1 1 3 2 4 0 2 4 2. 2

Sumber: Kantor Induk Perkebunan Tambaksari 2008 Keterangan: HH = Hari Hujan CH = Curah Hujan Q = Rata-rata Bulan Kering x 100% BB = Bulan Basah (>100 mm) Rata-rata Bulan Basah BK = Bulan Kering (<60 mm)

= 2. 2/9 × 100% = 24. 44% Tipe Iklim B menurut Scmidth dan Ferguson

Page 83: SKRIPSI PENGELOLAAN PEMANGKASAN TEH - Aktifitasblog.ub.ac.id/chafidarch/files/2013/05/156-57.pdf · PT PERKEBUNAN NUSANTARA VIII SUBANG, JAWA BARAT Oleh: ASRIMELWATI A 34104014 ...
Page 84: SKRIPSI PENGELOLAAN PEMANGKASAN TEH - Aktifitasblog.ub.ac.id/chafidarch/files/2013/05/156-57.pdf · PT PERKEBUNAN NUSANTARA VIII SUBANG, JAWA BARAT Oleh: ASRIMELWATI A 34104014 ...

Tabel Lampiran 5. Jumlah Pemakaian Pupuk Afdeling Kasomalang, Kebun Tambaksari 2007

Blok Luas areal

TM Jumlah

Urea (kg) (CO(NH2)2)

TSP (kg) (Ca(H2PO4)3)

KCl (kg) Kieserit (kg) (CaMgCO3)

E1 E2 E3 F1 F2 F3 F4 I1 I2 D1 D2 D3

PSM1 PSM2 PSM3

G1 G2 G3 H1

11. 00 15. 96 8. 00 16. 23 12. 20 16. 58 14. 71 10. 00 13. 57 4. 09 8. 15 16. 13 4. 43 12. 12 6. 00 17. 05 5. 79 14. 57 17. 06

5000 4900 2500 5000 5550 5150 6700 2750 5650 1300 2650 7350 1350 3750 1900 7700 2650 6600 5500

1000 1450 750 1450 1100 1500 1350 0 0 350 750 1450 400 1100 550 1550 550 1300 1550

1550 1550 750 1550 1700 1550 2050 850 1750 400 800 2250 450 1150 600 2400 800 2050 1700

250 0 200 350 300 0 350 450 1000 100 200 400 0 250 0 800 300 650 400

Jumlah 223. 64 83950 18150 25900 6000

Page 85: SKRIPSI PENGELOLAAN PEMANGKASAN TEH - Aktifitasblog.ub.ac.id/chafidarch/files/2013/05/156-57.pdf · PT PERKEBUNAN NUSANTARA VIII SUBANG, JAWA BARAT Oleh: ASRIMELWATI A 34104014 ...

Gambar Lampiran 1. Struktur Organisasi Kebun Tambaksari

Sinder Afdeling

Kasomalang

Sinder Afdeling

Bukanagara

Sinder Afdeling

Tambaksari

Sinder Afdeling

Sindangsari

Sinder Afdeling Palasari

Sinder Afdeling Sarireja

Asisten Sinder Pabrik

Bukanagara

Sinder Tata

Usaha Kebun

Sinder Pabrik

Tambaksari

Asisten Sinder Pabrik

Tambaksari

Asisten Sinder TUK

Sinder Pabrik

Bukanagara

Sinder Teknik

Asisten Sinder Teknik

Administratur

Sinder Kepala Petugas Tanaman

Juru Tulis Umum

Tanaman

Petugas Pemeriksa

Intern Kebun (PIK)

Juru Tulis Umum PIK

Page 86: SKRIPSI PENGELOLAAN PEMANGKASAN TEH - Aktifitasblog.ub.ac.id/chafidarch/files/2013/05/156-57.pdf · PT PERKEBUNAN NUSANTARA VIII SUBANG, JAWA BARAT Oleh: ASRIMELWATI A 34104014 ...
Page 87: SKRIPSI PENGELOLAAN PEMANGKASAN TEH - Aktifitasblog.ub.ac.id/chafidarch/files/2013/05/156-57.pdf · PT PERKEBUNAN NUSANTARA VIII SUBANG, JAWA BARAT Oleh: ASRIMELWATI A 34104014 ...
Page 88: SKRIPSI PENGELOLAAN PEMANGKASAN TEH - Aktifitasblog.ub.ac.id/chafidarch/files/2013/05/156-57.pdf · PT PERKEBUNAN NUSANTARA VIII SUBANG, JAWA BARAT Oleh: ASRIMELWATI A 34104014 ...