REKAYASA MEDIA TANAM, NUTRISI DAN PEMANGKASAN … · pengaruh perbedaan komposisi media tanam,...

82
REKAYASA MEDIA TANAM, NUTRISI DAN PEMANGKASAN UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS VISUAL DAN FUNGSIONAL RUMPUT LAPANGAN SEPAKBOLA EMY JUNATAN MUAKHOR SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

Transcript of REKAYASA MEDIA TANAM, NUTRISI DAN PEMANGKASAN … · pengaruh perbedaan komposisi media tanam,...

Page 1: REKAYASA MEDIA TANAM, NUTRISI DAN PEMANGKASAN … · pengaruh perbedaan komposisi media tanam, pemberian nutrisi, dan pemangkasan terhadap pertumbuhan rumput ditinjau dari kualitas

REKAYASA MEDIA TANAM, NUTRISI DAN PEMANGKASAN

UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS VISUAL DAN

FUNGSIONAL RUMPUT LAPANGAN SEPAKBOLA

EMY JUNATAN MUAKHOR

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 2: REKAYASA MEDIA TANAM, NUTRISI DAN PEMANGKASAN … · pengaruh perbedaan komposisi media tanam, pemberian nutrisi, dan pemangkasan terhadap pertumbuhan rumput ditinjau dari kualitas
Page 3: REKAYASA MEDIA TANAM, NUTRISI DAN PEMANGKASAN … · pengaruh perbedaan komposisi media tanam, pemberian nutrisi, dan pemangkasan terhadap pertumbuhan rumput ditinjau dari kualitas

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Rekayasa Media Tanam,

Nutrisi dan Pemangkasan untuk Meningkatkan Kualitas Visual dan Fungsional

Rumput Lapangan Sepakbola adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi

pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi

mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan

maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan

dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, Maret 2014

Emy Junatan Muakhor

NIM A451110061

Page 4: REKAYASA MEDIA TANAM, NUTRISI DAN PEMANGKASAN … · pengaruh perbedaan komposisi media tanam, pemberian nutrisi, dan pemangkasan terhadap pertumbuhan rumput ditinjau dari kualitas

RINGKASAN

EMY JUNATAN MUAKHOR. Rekayasa Media Tanam, Nutrisi dan

Pemangkasan untuk Meningkatkan Kualitas Visual dan Fungsional Rumput

Lapangan Sepakbola. Dibimbing oleh NIZAR NASRULLAH dan AFRA DN.

MAKALEW.

Permainan sepakbola merupakan salah satu jenis olahraga yang sudah

populer di seluruh dunia. Olahraga ini membutuhkan kondisi lapangan yang prima

untuk perfomance para pemain. Lapangan sepakbola harus memenuhi kualitas

standar, baik standar nasional maupun standar internasional. Masalah terkait

rumput lapangan sepakbola di Indonesia yaitu kesesuaian pemilihan jenis rumput,

media tanam, dan pertumbuhan rumput yang dipengaruhi kondisi iklim dan

ketersediaan nutrisinya. Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi kualitas

rumput dengan melihat pengaruh komposisi media tanam, pemberian nutrisi, dan

pemangkasan di tiga lapangan sepakbola yang digunakan kompetisi, mempelajari

pengaruh perbedaan komposisi media tanam, pemberian nutrisi, dan pemangkasan

terhadap pertumbuhan rumput ditinjau dari kualitas visual dan fungsional rumput

lapangan sepakbola, memberikan rekomendasi pada pengelola lapangan

sepakbola terkait media tanam, nutrisi, dan pemangkasan yang dapat

menghasilkan performa yang prima bagi rumput lapangan sepakbola. Metode

penelitian yang digunakan yaitu metode survei dan eksperimental. Survei lapang

dilakukan dengan mengunjungi tiga lapangan sepakbola untuk mengidentifikasi

teknik pengelolaan dan permasalahan lapangan sepakbola. Penelitian

eksperimental dilakukan dengan menanam rumput manila dan menerapkan

perlakuan berupa rekayasa media tanam, pemberian nutrisi dengan level yang

berbeda, dan pemangkasan dengan ketinggian yang berbeda. Parameter yang

digunakan yaitu kepadatan, warna, tekstur, elastisitas, hasil pangkasan, panjang

akar, dan berat kering akar.

Survei dilakukan di tiga stadion yaitu Stadion Gelora Bung Karno, Stadion

Si Jalak Harupat, dan Stadion Maguwoharjo. Hasil survei menyatakan bahwa

kualitas rumput di lapangan sepakbola Stadion Maguwoharjo memiliki kualitas

yang lebih rendah dibandingkan dua stadion lainnya. Hal ini disebabkan oleh

kondisi kesuburan media tanam yang kurang sehingga mempengaruhi

pertumbuhan dan performa rumput di stadion tersebut. Perlu dilakukan perbaikan

kesuburan media tanam pada Stadion Maguwoharjo. Hasil percobaan lapang di

kebun percobaan menunjukkan bahwa interaksi ketiga faktor perlakuan yang

diberikan tidak memberikan pengaruh yang nyata. Pengaruh nyata hanya

ditunjukkan satu atau dua interaksi faktor perlakuan dan pengaruh tersebut tidak

semuanya terlihat nyata pada setiap variabel yang diamati. Rekomendasi

pengelolaan rumput Zoysia matrella yaitu menggunakan media tanam pasir,

pemupukan dengan dosis 5 g/m2 N, 2,5 g/m

2 P2O5, dan 2,5 g/m

2 K2O yang

diberikan setiap satu bulan sekali serta pemangkasan dengan ketinggian 2 cm.

Kata kunci: kualitas lapangan sepakbola, pengelolaan, Zoysia matrella

Page 5: REKAYASA MEDIA TANAM, NUTRISI DAN PEMANGKASAN … · pengaruh perbedaan komposisi media tanam, pemberian nutrisi, dan pemangkasan terhadap pertumbuhan rumput ditinjau dari kualitas

SUMMARY

EMY JUNATAN MUAKHOR. Planting Medium, Nutrition and Mowing

Engineering to Improve Visual and Functional Qualities of Soccer Field’s

Grass. Guided by the NIZAR NASRULLAH and AFRA DN. MAKALEW.

Soccer is one of the popular sport around the world. Soccer requires field

with excellent performance for the player perfomance. Soccer field have to

comply quality standards, including national and international standards. The

problems of soccer field occurred in Indonesia were the suitability of grass type

election, planting medium, and grass growth which were influenced by climate

and nutrition availability. This was conducted to evaluate the effect of planting

medium composition, nutrient, and mowing on grass quality of three soccer fields,

to observe the effect of different planting medium composition, nutrition, and

mowing on visual and functional qualities of grass growth, to give suggestion for

management of soccer field related planting medium, nutrient, and mowing in

order to produce excellent grass field. The methods consisted of survey and

experiment. Survey method involves visiting three soccer fields to identify

management techniques and soccer field issues. Experiment method was divided

into planting manila grass and applying the treatment namely planting medium

modification, different level of nutrient, and different height of mowing. The

parameter of this method was density, color, texture, elasticity, yield, root length,

and dry weight of root.

The survey was conducted in three soccer stadiums namely Gelora Bung

Karno Stadium, Si Jalak Harupat Stadium, and Maguwoharjo Stadium. Grass

quality of Maguwoharjo Stadium has the lowest quality than the others because

the shortage of fertilizers condition in planting medium. Consequently, it affected

grass growth and performance. Based on the existing problems, some

improvements of planting medium fertility were needed to get the optimal growth

and performance in Maguwoharjo Stadium. As for the results, the interaction of

three treatment factors was not significant. Significant influence was only detected

in one or two treatment factors interaction, but the significant influence was not

seen at all in each observation variables. It was recommended for manila turfgrass

using medium of sand, fertilizing 5 g/m2 of N, 2,5 g/m

2 of P2O5, and 2,5 g/m

2 of

K2O once a month, and mowing at height of 2 cm.

Keywords: management, soccer field quality, Zoysia matrella

Page 6: REKAYASA MEDIA TANAM, NUTRISI DAN PEMANGKASAN … · pengaruh perbedaan komposisi media tanam, pemberian nutrisi, dan pemangkasan terhadap pertumbuhan rumput ditinjau dari kualitas

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2014

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan

atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,

penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau

tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan

IPB

Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini

dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB

Page 7: REKAYASA MEDIA TANAM, NUTRISI DAN PEMANGKASAN … · pengaruh perbedaan komposisi media tanam, pemberian nutrisi, dan pemangkasan terhadap pertumbuhan rumput ditinjau dari kualitas

Tesis

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Magister Sains

pada

Program Studi Arsitekstur Lanskap

REKAYASA MEDIA TANAM, NUTRISI DAN PEMANGKASAN

UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS VISUAL DAN

FUNGSIONAL RUMPUT LAPANGAN SEPAKBOLA

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

EMY JUNATAN MUAKHOR

Page 8: REKAYASA MEDIA TANAM, NUTRISI DAN PEMANGKASAN … · pengaruh perbedaan komposisi media tanam, pemberian nutrisi, dan pemangkasan terhadap pertumbuhan rumput ditinjau dari kualitas

Penguji Tesis Luar Komisi: Dr Dwi Guntoro, SP, MSi

Page 9: REKAYASA MEDIA TANAM, NUTRISI DAN PEMANGKASAN … · pengaruh perbedaan komposisi media tanam, pemberian nutrisi, dan pemangkasan terhadap pertumbuhan rumput ditinjau dari kualitas

Judul Tesis : Rekayasa Media Tanam, Nutrisi dan Pemangkasan untuk

Meningkatkan Kualitas Visual dan Fungsional Rumput Lapangan

Sepakbola

Nama : Emy Junatan Muakhor

NIM : A451110061

Disetujui oleh

Komisi Pembimbing

Dr Ir Nizar Nasrullah, MAgr

Ketua

Dr Ir Afra DN. Makalew MSc

Anggota

Diketahui oleh

Ketua Program Studi

Arsitekstur Lanskap

Dr Ir Nizar Nasrullah, MAgr

Dekan Sekolah Pascasarjana

Dr Ir Dahrul Syah, MScAgr

Tanggal Ujian: 06 Februari 2014

(tanggal pelaksanaan ujian tesis)

Tanggal Lulus:

(tanggal penandatanganan tesis

oleh Dekan Sekolah

Pascasarjana)

Page 10: REKAYASA MEDIA TANAM, NUTRISI DAN PEMANGKASAN … · pengaruh perbedaan komposisi media tanam, pemberian nutrisi, dan pemangkasan terhadap pertumbuhan rumput ditinjau dari kualitas

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas

segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang

dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Januari 2013 ini ialah

rumput lapangan sepakbola, dengan judul Rekayasa Media Tanam, Nutrisi dan

Pemangkasan terhadap Kualitas Visual dan Fungsional Rumput Lapangan

Sepakbola.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Ir Nizar Nasrullah, MAgr

dan Ibu Dr Ir Afra DN. Makalew, MSc selaku pembimbing. Di samping itu,

penghargaan penulis sampaikan kepada pihak pengelola Stadion Gelora Bung

Karno (Jakarta), pihak pengelola Stadion Si Jalak Harupat (Bandung), dan pihak

pengelola Stadion Maguwoharjo (Kabupaten Sleman) yang telah membantu

selama pengumpulan data. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah,

ibu, serta seluruh keluarga, atas segala doa, kasih sayang dan bantuan yang telah

diberikan. Terima kasih juga penulis sampaikan kepada Yudha Kartana,

Florenthius Agung, Vina Pratiwi, Ratsio Wibisono, E. Yusuf Tammara, dan

Oktaviana Herlin yang telah membantu pelaksanaan penelitian ini dari awal

hingga penelitian ini selesai terlaksana, serta teman-teman Pascasarjana

Arsitekstur Lanskap yang telah memberikan doa dan dukungan kepada penulis

sehingga penelitian ini berjalan dengan baik.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Maret 2014

Emy Junatan Muakhor

Page 11: REKAYASA MEDIA TANAM, NUTRISI DAN PEMANGKASAN … · pengaruh perbedaan komposisi media tanam, pemberian nutrisi, dan pemangkasan terhadap pertumbuhan rumput ditinjau dari kualitas

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan Penelitian 2

Manfaat Penelitian 3

TINJAUAN PUSTAKA 4

Media Tanam Rumput Lapangan 10

Kebutuhan Nutrisi Rumput 12

METODE 15

Waktu dan Tempat 15

Metode Survei 15

Metode Rancangan Percobaan 16

Metode Eksperimental 18

KONDISI UMUM 21

Lokasi Penelitian Survei 21

Iklim 22

Pengelola 23

Jenis Rumput 23

HASIL DAN PEMBAHASAN 25

Penilaian Kualitas Tiga Lapangan 25

Penilaian Kualitas Rumput Percobaan 51

SIMPULAN DAN SARAN 62 Simpulan 62

Saran 62

DAFTAR PUSTAKA 63

LAMPIRAN 665

RIWAYAT HIDUP 66

Page 12: REKAYASA MEDIA TANAM, NUTRISI DAN PEMANGKASAN … · pengaruh perbedaan komposisi media tanam, pemberian nutrisi, dan pemangkasan terhadap pertumbuhan rumput ditinjau dari kualitas

DAFTAR TABEL

1. Rancangan faktorial 3 faktor 17 2. Parameter dan teknik pengamatan kualitas visual 20

3. Parameter dan teknik pengamatan kualitas fungsional 20 4. Standar penilaian rumput lapangan sepakbola 20

5. Kondisi iklim bulanan tahun 2011 pada ketiga lokasi survei 23 6. pH dan KTK media tanam di ketiga stadion 26

7. BD, porositas, dan permeabilitas media tanam di ketiga stadion 26 8. Kelas permeabilitas dan perkolasi tanah 27

9. Jenis dan susunan material konstruksi lapangan di ketiga stadion 29 10. Hasil penghitungan jumlah tunas di ketiga stadion 31

11. Hasil pengukuran warna daun di ketiga stadion 32 12. Hasil analisis laboratorium total klorofil daun di ketiga stadion 34

13. Hasil pengukuran tekstur daun di ketiga stadion 35 14. Hasil pengukuran elastisitas rumput di ketiga stadion 36

15. Hasil pengukuran berat kering pucuk di ketiga stadion 37 16. Hasil pengukuran panjang akar di ketiga stadion 39

17. Hasil pengukuran berat kering akar di ketiga stadion 41 18. Jenis, Dosis, dan Waktu Pemupukan 43

19. Intensitas Penyiraman pada ketiga stadion 45 20. Intensitas pemangkasan rumput pada ketiga stadion sepakbola 46

21. Jenis gulma da intensitas penyiangan di ketiga stadion 48 22. Jenis hama atau penyakit pada ketiga stadion 49

23. Korelasi antarvariabel Stadion Gelora Bung Karno 50 24. Korelasi antarvariabel Stadion Si Jalak Harupat 50

25. Korelasi antarvariabel Stadion Maguwoharjo 50 26. pH dan KTK media tanam 51

27. BD, porositas, dan permeabilitas media tanam 51 28. Pengaruh faktor pemupukan (F) terhadap pH media tanam 52

29. Jumlah tunas rumput 52 30. Pengaruh faktor pemangkasan (M) terhadap jumlah tunas/100 cm

2 53

31. Pengaruh interaksi faktor pemupukan dan pemangkasan (F*M)

terhadap jumlah tunas/100 cm2 53

32. Skor warna daun rumput 54 33. Ukuran tekstur daun rumput 55

34. Hasil pengamatan jarak pantulan bola 55 35. Pengaruh faktor pemupukan (F) terhadap elastisitas 56

36. Pengaruh faktor pemangkasan (M) terhadap elastisitas 56 37. Pengaruh interaksi faktor pemupukan dan pemangkasan (F*M)

terhadap elastistas 56 38. Berat kering pucuk rumput 57

39. Pengaruh faktor pemangkasan (M) terhadap hasil pangkasan 57 40. Korelasi antarvariabel pengamatan rumput plot percobaan 59

41. Skoring dan selang kelas variabel pengamatan 60 42. Hasil skoring variabel pada setiap interaksi perlakuan 61

Page 13: REKAYASA MEDIA TANAM, NUTRISI DAN PEMANGKASAN … · pengaruh perbedaan komposisi media tanam, pemberian nutrisi, dan pemangkasan terhadap pertumbuhan rumput ditinjau dari kualitas

DAFTAR GAMBAR

1. Kerangka pikir penelitian 3 2. Tipe pertumbuhan rumput 4

3. Alat pengukur pantulan bola 6 4. Alat pengukur sudut pantulan bola 6

5. Alat pengukur jarak gelinding bola 7 6. Kualitas densitas rumput yang baik dan buruk 7

7. Kualitas tekstur rumput yang baik dan buruk 8 8. Kualitas keseragaman rumput yang baik dan buruk 8

9. Ilustrasi konstruksi media tanam lapangan sepakbola (a) Stadion

Siliwangi, (b) Stadion Singaperbangsa, (c) Stadion Haji Agus Salim 11

10. Lokasi penelitian eksperimental 15 11. Ilustrasi titik sampel survei lapangan sepakbola 16

12. Lay out plot percobaan yang diacak 17 13. Ilustrasi konstruksi media tanam plot percobaan 18

14. Lokasi Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta 21 15. Lokasi Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung 22

16. Lokasi Stadion Maguwoharjo, Kabupaten Sleman 22 17. Ilustrasi media tanam Stadion Gelora Bung Karno 29

18. Ilustrasi media tanam Stadion Si Jalak Harupat 30 19. Ilustrasi media tanam Stadion Maguwoharjo 30

20. Warna rumput pada Stadion Gelora Bung Karno 33 21. Warna rumput pada Stadion Si Jalak Harupat 33

22. Warna rumput pada Stadion Maguwoharjo 33 23. Hubungan jumlah klorofil dengan warna daun 35

24. Perbandingan panjang akar rumput 58 25. Perbandingan berat kering akar rumput 59

Page 14: REKAYASA MEDIA TANAM, NUTRISI DAN PEMANGKASAN … · pengaruh perbedaan komposisi media tanam, pemberian nutrisi, dan pemangkasan terhadap pertumbuhan rumput ditinjau dari kualitas
Page 15: REKAYASA MEDIA TANAM, NUTRISI DAN PEMANGKASAN … · pengaruh perbedaan komposisi media tanam, pemberian nutrisi, dan pemangkasan terhadap pertumbuhan rumput ditinjau dari kualitas

DAFTAR LAMPIRAN

1. Analisis ragam pengaruh perlakuan terhadap tunas rumput 65 2. Analisis ragam pengaruh perlakuan terhadap elastisitas rumput 65

3. Analisis ragan pengaruh perlakuan terhadap berat kering pucuk 65

Page 16: REKAYASA MEDIA TANAM, NUTRISI DAN PEMANGKASAN … · pengaruh perbedaan komposisi media tanam, pemberian nutrisi, dan pemangkasan terhadap pertumbuhan rumput ditinjau dari kualitas
Page 17: REKAYASA MEDIA TANAM, NUTRISI DAN PEMANGKASAN … · pengaruh perbedaan komposisi media tanam, pemberian nutrisi, dan pemangkasan terhadap pertumbuhan rumput ditinjau dari kualitas

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Permainan sepakbola merupakan salah satu jenis olahraga yang sudah

populer di seluruh dunia. Permainan yang dilakukan oleh dua tim dengan masing-

masing anggota tim berjumlah sebelas pemain dengan cara menggiring bola di

lapangan rumput dan memasukkannya ke gawang lawan. Di Indonesia, permainan

ini sangat populer dan dimainkan oleh semua kalangan dan tingkatan usia.

Indonesia kurang lebih memiliki 170 buah lapangan sepakbola, baik yang berupa

stadion maupun gelanggang olahraga, dan sebagian memiliki fungsi lain (multi

use). Stadion-stadion tersebut berada di bawah pengawasan lembaga sepakbola

resmi Indonesia yaitu PSSI, diantaranya terdapat 7 stadion yang memiliki daya

tampung penonton mencapai 40.000 hingga 88.000 orang (Riezkan 2012).

Berbagai jenis pertandingan banyak dilakukan di lapangan sepakbola Indonesia,

baik pertandingan nasional maupun internasional. Pertandingan tingkat nasional

yang rutin dilaksanakan yaitu Indonesia Super League (ISL). Selain itu,

pertandingan internasional juga kerap dilaksanakan di Indonesia seperti ASEAN

Games, Asian Football Cup (AFC), Liga Champions Asia, pertandingan pra-

musim maupun pertandingan amal yang mendatangkan klub-klub internasional

bermain di Indonesia.

Olahraga ini membutuhkan kondisi lapangan yang prima untuk perfomance

para pemain. Lapangan sepakbola harus memenuhi kualitas standar, baik standar

nasional maupun standar internasional. Kondisi lapangan yang prima tercipta

melalui kondisi topogafi dan rumput sebagai faktor utamanya. Kondisi topogafi

dan rumput mempengaruhi kelancaran pertandingan. Kondisi topogafi yang

kurang baik akan memengaruhi gerakan bola dan saat terjadi hujan akan terjadi

genangan air yang akan mengganggu permainan. Untuk itu diperlukan drainase

yang efektif untuk mengatasi genangan air (Puhalla et al. 1999). Masalah terkait

rumput lapangan sepakbola di Indonesia yaitu kesesuaian pemilihan jenis rumput,

media tanam, dan pertumbuhan rumput yang dipengaruhi kondisi iklim dan

ketersediaan nutrisinya.

Pertumbuhan rumput yang baik memiliki kriteria tipe pertumbuhan yang

seragam, warna rumput yang hijau, daun yang lentur dan kuat, serta mampu

tumbuh prima seperti sediakala setelah digunakan dalam pertandingan (Turgeon

2005). Salah satu teknik untuk menghasilkan kondisi rumput yang prima yaitu

dengan memberikan pupuk untuk meningkatkan performa rumput. Menurut

Emmons (2000), rumput membutuhkan tujuh belas nutrisi esensial untuk

pertumbuhan dan memenuhi siklus hidupnya. Tiga nutrisi utama yang dibutuhkan

adalah nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K) karena nutrisi tersebut perlu

ditambahkan ke dalam tanah secara teratur. Rumput membutuhkan nitrogen,

fosfor, dan kalium dalam jumlah besar dibanding jenis nutrisi lainnya.

Perbandingan jumlah pupuk yang tepat diberikan tergantung pada jumlah nutrisi

yang tersedia dalam tanah. Jumlah fosfor dan kalium yang tersedia dalam tanah

dapat diketahui melalui uji tanah. Hasil uji tanah dimanfaatkan oleh pengelola

rumput untuk menentukan kegiatan pemupukan yang efektif dan efisien. Saat ini

Page 18: REKAYASA MEDIA TANAM, NUTRISI DAN PEMANGKASAN … · pengaruh perbedaan komposisi media tanam, pemberian nutrisi, dan pemangkasan terhadap pertumbuhan rumput ditinjau dari kualitas

2

banyak terjadi kerusakan kondisi lapangan rumput yang salah satunya disebabkan

oleh pemberian nutrisi dengan komposisi yang tidak tepat.

Turgeon (2005) menyatakan bahwa nitrogen merupakan komponen penting

dari klorofil. Ketersediaan nitrogen yang cukup akan memberikan hasil rumput

yang berwarna hijau. Pada saat ini banyak pengelola lapangan sepakbola yang

terus menerus memberikan pupuk nitrogen dalam jumlah yang banyak demi

menghasilkan visual rumput yang hijau dan terlihat segar. Namun, kondisi

tersebut tidak diikuti dengan pemberian nutrisi lain yang seimbang sehingga

menyebabkan pertumbuhan rumput yang tidak prima yaitu rumput mudah rusak

(daun sobek dan perakaran lemah). Hal ini dapat mengganggu kelancaran

permainan sepakbola dan menyebabkan kondisi visual yang buruk bagi suatu

lapangan sepakbola. Perlu adanya suatu solusi pemberian nutrisi dengan

komposisi yang tepat dan dapat mengatasi masalah-masalah tersebut sehingga

dihasilkan rumput yang berkualitas, baik secara estetik maupun fungsional.

Menurut Puhalla et al. (1999), respon bola merupakan faktor paling penting

dalam permainan sepakbola maka rumput yang pendek lebih diutamakan.

Pengelola lapangan harus memilih jenis spesies rumput yang baik dan cara

budidaya yang tepat dengan pemangkasan yang pendek. Selain itu, pengelola juga

harus mempertimbangkan waktu yang tepat untuk memangkas. Pemangkasan

berguna untuk mempertahankan ketinggian rumput sesuai dengan standar

sehingga bola dapat memantul dan menggelinding sesuai dengan perkiraan

pemain. Kondisi Indonesia yang berada di wilayah tropis dengan tingkat curah

hujan cukup tinggi memicu pertumbuhan tanaman yang lebih cepat. Pada

lapangan sepakbola, kondisi curah hujan memicu pertumbuhan rumput cepat dan

memerlukan pemangkasan yang tepat untuk menjaga kualitas rumput tetap prima

saat digunakan dalam pertandingan.

Permasalahan terkait kondisi pertumbuhan rumput lapangan sepakbola di

Indonesia dapat disebabkan oleh faktor seperti media tanam rumput yang kurang

sesuai, dan komposisi nutrisi bagi pertumbuhan rumput yang kurang tepat. Untuk

itu, penelitian kesesuaian dan keefektifan media tanam dan pemberian nutrisi bagi

pertumbuhan rumput lapangan sepak bola sangatlah penting dilakukan sehingga

dapat menciptakan kondisi rumput lapangan yang prima, fungsional dan estetik.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini memiliki tujuan, yaitu:

1) mengevaluasi kualitas rumput dengan melihat pengaruh komposisi media

tanam, pemberian nutrisi, dan pemangkasan di tiga lapangan sepakbola,

2) menganalisis pengaruh perbedaan komposisi media tanam, pemberian nutrisi,

dan pemangkasan terhadap pertumbuhan rumput ditinjau dari kualitas visual

dan fungsional rumput lapangan sepakbola,

3) memberikan rekomendasi media tanam, nutrisi, dan pemangkasan dalam

pengelolaan lapangan sepakbola agar memenuhi kualitas visual dan fungsional.

Page 19: REKAYASA MEDIA TANAM, NUTRISI DAN PEMANGKASAN … · pengaruh perbedaan komposisi media tanam, pemberian nutrisi, dan pemangkasan terhadap pertumbuhan rumput ditinjau dari kualitas

3

Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah mendapatkan

komposisi media tanam, nutrisi dan pemangkasan yang tepat dan efektif bagi

pertumbuhan rumput lapangan sepakbola, untuk menghasilkan kualitas rumput

lapangan sepakbola yang prima secara visual dan fungsional, serta menjadi acuan

bagi para pengelola lapangan sepakbola/stadion/gelanggang olahraga.

Kerangka Pikir

Gambar 1 Kerangka pikir penelitian

Lapangan olahraga harus memberikan rasa aman dan nyaman. Kualitas

lapangan rumput alami dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Penelitian

didahului dengan melakukan survei di tiga lapangan sepakbola untuk

menganalisis kondisi eksisting dan permasalahan terkait faktor eksternal,

kemudian dilakukan percobaan dengan memberikan perlakuan pada rumput untuk

mengetahui pengaruh media tanam, nutrisi, dan pemangkasan sehingga

menghasilkan kualitas rumput lapangan yang estetik dan fungsional. Kerangka

pemikiran dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.

Page 20: REKAYASA MEDIA TANAM, NUTRISI DAN PEMANGKASAN … · pengaruh perbedaan komposisi media tanam, pemberian nutrisi, dan pemangkasan terhadap pertumbuhan rumput ditinjau dari kualitas

TINJAUAN PUSTAKA

Rumput

Rumput merupakan jenis tanaman yang termasuk dalam kelompok tanaman

monokotiledon atau biasa disingkat monokotil.Tanaman monokotil adalah

tanaman berbunga yang hanya memiliki satu buah benih (kotiledon) disetiap biji

mereka. Biasanya jaringan meristematik pada tanaman berada pada bagian ujung

tanaman. Namun, hal yang berbeda terdapat pada rumput. Jaringan meristem pada

rumput berada dibawah pucuk. Hal ini yang memungkinkan rumput memiliki

toleransi tinggi terhadap pemangkasan dan tekanan. Selain itu, rumput memiliki

bagian yang disebut crown yang merupakan pusat aktivitas dari rumput, apabila

bagian ini mati maka rumput pun ikut mati (Christians 2004).

Rumput memiliki beberapa tipe pertumbuhan, yaitu anakan (bunch type),

rhizom (rhizomes), dan stolon (stoloniferous) (Gambar 2). Tipe pertumbuhan

rumput dengan anakan (bunch type) terjadi ketika tunas mulai berkembang

menjadi anakan baru yang disebut tiller. Setelah musim pertumbuhan dari rumput

dengan tipe anakan, beberapa tiller akan tumbuh dalam kelompok yang rapat di

sekitar crown tanaman induknya. Setiap tiller memiliki crown masing-masing

sehingga ketika tiller dipisahkan dari tanaman induk maka dapat tumbuh dan

berkembang sendiri menjadi tanaman baru.

Pada beberapa rumput, perkembangan tunas mungkin juga muncul secara

lateral dan menembus sheat dari tanaman induk. Perkembangan tunas yang

menembus sheat secara lateral menghasilkan batang yang dapat menjadi struktur

reproduktif, yang dibedakan menjadi dua jenis. Pertama, batang lateral tersebut

tumbuh lateral disepanjang permukaan tanah. Bentuk cabang permukaan tanah ini

disebut stolon. Stolon memiliki panjang jarak yang bervariasi yang menghasilkan

tunas baru sebagai struktur reproduktif. Tunas tersebut dapat tumbuh dengan akar

Gambar 2 Tipe pertumbuhan rumput

Sumber: Anonim (2014)

Page 21: REKAYASA MEDIA TANAM, NUTRISI DAN PEMANGKASAN … · pengaruh perbedaan komposisi media tanam, pemberian nutrisi, dan pemangkasan terhadap pertumbuhan rumput ditinjau dari kualitas

5

baru dan tanaman baru yang sangat mirip dengan tanaman induknya. Kedua,

batang lateral yang muncul dari tanaman induk tumbuh di bawah permukaan

tanah, yang disebut dengan rhizom. Rhizom tidak memiliki klorofil dan terlihat

seperti akar berwarna putih, tetapi bukan akar. Rhizom memiliki node seperti pada

stolon yang setiap node dapat tumbuh akar dan tunas baru. Setiap jenis rumput

memiliki tipe pertumbuhan yang berbeda-beda. Terdapat rumput yang memiliki

tipe pertumbuhan hanya dengan stolon atau rhizome ataupun memiliki kedua-

duanya (Christians 2004).

Menurut Emmons (2000), rumput merupakan penutup tanah yang sangat

baik untuk lapangan olahraga dan tempat rekreasi. Rumput dapat membuat

permukaan yang kuat dan tahan injakan. Ketika luka, rumput mempunyai

kemampuan menyembuhkan diri yang baik. Rumput juga dapat menyediakan

permukaan yang baik untuk pijakan atlet dan permukaan yang lembut untuk

menahan atlet ketika jatuh.

Pemain sepakbola melakukan gerakan berlari dan berhenti dengan cepat dan

frekuensi perubahan arah yang sering merupakan taktik dasar permainan

sepakbola. Hal ini memberikan stres lokal atau pada daerah-daerah tertentu saja

pada permukaan lapangan sepakbola. Kerusakan sekecil apapun pada permukaan

rumput dapat menyebabkan pantulan yang buruk dan gelindingan bola yang tidak

tepat arah sehingga permainan tidak berjalan dengan baik (Puhalla et al. 1999).

Rumput Lapangan Sepakbola

Puhalla et al. (1999) menjelaskan bahwa respon bola merupakan faktor

paling penting maka rumput yang pendek lebih diutamakan. Selain itu, pengelola

lapangan tidak hanya harus memilih jenis spesies rumput yang baik dan cara

budidaya yang tepat dengan pemangkasan yang pendek, tetapi pengelola juga

harus mempertimbangkan kebutuhan waktu yang tepat untuk memangkas.

Drainase yang efektif merupakan bagian yang penting dalam permainan sepakbola,

karena pada lokasi yang menggenang pada permukaan rumput dapat

menghentikan bola yang sedang menggelinding.

Terdapat tiga faktor penting yang berpengaruh terhadap permukaan

lapangan sepakbola, yaitu kondisi permukaan, pemain, dan interaksi bola. Kondisi

permukaan lapangan dipengaruhi oleh lingkungan, jenis lapangan, lokasi

geografis, dan pengelolaan lapangan. Kondisi permukaan lapangan akan

mempengaruhi interaksi bola. Faktor yang berpengaruh terhadap pemain yaitu

pengalaman masa lalu, atribut psikologi, atribut fisik, dan karakter bermain.

Interaksi bola dilihat dari faktor kecepatan bola, pantulan bola, dan gelindingan

bola. Ketiga karakteristik bola tersebut yang dirasakan signifikan berbeda

antarlapangan, terutama antarjenis permukaan lapangan, dan banyak pemain

berpikir perbedaannya cukup mencolok tiap jenis permukaan lapangan

(Ronkainen et al. 2012)

FIFA (2012a) menyebutkan tiga kategori yang menentukan kinerja bola di

permukaan lapangan yaitu pantulan bola, gelindingan bola dan sudut lengkung

bola. Perilaku bola di permukaan berkorelasi dengan antisipasi yang harus

dilakukan oleh pemain. Seorang pemain mengharapkan untuk menerima bola dan

Page 22: REKAYASA MEDIA TANAM, NUTRISI DAN PEMANGKASAN … · pengaruh perbedaan komposisi media tanam, pemberian nutrisi, dan pemangkasan terhadap pertumbuhan rumput ditinjau dari kualitas

6

dapat memperkirakan pantulan bola, laju bola di permukaan, dan kecepatan sudut

pantul bola di permukaan.

Pantulan bola vertikal (vertical ball rebound). Jika bola memantul lebih

tinggidari perkiraan,pemain mungkin gagal untuk mengontrol bola atau

mungkin memantul tinggi melampaui kepala atau memantul terlalu rendah dan

melewati kaki saat terangkat. Oleh karena itu, perlu untuk mengukur

ketinggian pantulan bola ketika jatuh kepermukaan dari ketinggian tertentu.

Pantulan bola vertikal diukur dengan menjatuhkan bola dari ketinggian 2 meter

dan diukur ketinggian pantulan bola (Gambar 3). Rumput memiliki nilai

pantulan antara 50-100 cm, tetapi idealnya rumput memiliki nilai pantulan

antara 60-85 cm.

Perilaku sudut lengkung bola (angled ball behaviour). Efek gabungan pantulan

dan gelindingan ketika bola diluncurkan ke udara dan membentur permukaan

di sudut disebut sebagai Perilaku sudut lengkung bola (Gambar 4). Perilaku

sudut lengkung bola adalah interaksi yang kompleks antara bola dan

permukaan melibatkan gesekan antara bola dan permukaan, kecepatan

horizontal dan pantulan bola vertikal. Hantaman bola memiliki nilai sudut dan

kecepatan, khususnya bola panjang, akan memantul dari permukaan pada sudut

dan kecepatan tertentu. Jika bola datang pada lintasan dan kecepatan yang

berbeda dari yang diperkirakan, hal tersebut menyebabkan kesulitan dalam

mengontrol bola. Oleh karena itu, perlu untuk mengukur efek gabungan dari

Perilaku sudut lengkung bola.

Gambar 4 Alat pengukur sudut pantulan bola

Gambar 3 Alat pengukur pantulan bola

Sumber: FIFA (2012a)

Sumber: FIFA (2012a)

Page 23: REKAYASA MEDIA TANAM, NUTRISI DAN PEMANGKASAN … · pengaruh perbedaan komposisi media tanam, pemberian nutrisi, dan pemangkasan terhadap pertumbuhan rumput ditinjau dari kualitas

7

Gelindingan Bola (ball roll). Bola yang bergerak di atas tanah menuju pemain

dapat bergerak lebih cepat atau lambat dari yang diperkirakan akan

mengakibatkan pemain gagal mengontrol bola dengan benar. Pemain yang

mengoper menganggap bola akan memperlambat di atas permukaan dan

kemudian akan menendang dengan kekuatan tertentu. Tes untuk memprediksi

perlambatan dari bola melewati permukaan disebut Gelinding Bola (Gambar 5).

Permukaan lapangan diklasifikasikan dalam hal kecepatan permukaan atau

perlambatan bola melewati permukaan lapangan. Nilai gelinding bola untuk

rumput bervariasi antara 4-10 meter. Rumput yang ideal memiliki nilai

gelinding dari 4-8 m. Semakin rendah nilai, semakin lambat lapangan.

Fungsional dan Estetika Rumput

Menurut Turgeon (2005), banyak faktor yang mempengaruhi kualitas

rumput. Turgeon membedakan kualitas rumput menjadi dua bagian yaitu kualitas

visual dan kualitas fungsional. Hal yang paling berpengaruh terhadap kualitas

visual rumput yaitu kepadatan (density), tekstur (texture), keseragaman

(uniformity), warna (color), perilaku pertumbuhuan (growth habit), dan

kelembutan (smoothness).

Kepadatan (density) adalah ukuran atau jumlah dari tunas per satuan area.

Jumlah tunas yang tumbuh tiap individu rumput sangat bervariasi tergantung

genotip, lingkungan sekitar, dan teknik budidaya. Rumput lapangan sepakbola

akan menjadi jarang jika pertumbuhannya buruk. Ilustrasi mengenai

perbandingan kualitas densitas rumput yang baik dan buruk dapat dilihat pada

Gambar 6.

Rendah Tinggi

Gambar 6 Kualitas densitas rumput yang baik dan buruk

Gambar 5 Alat pengukur jarak gelinding bola

Sumber: FIFA (2012a)

Sumber: Turgeon (2005)

Page 24: REKAYASA MEDIA TANAM, NUTRISI DAN PEMANGKASAN … · pengaruh perbedaan komposisi media tanam, pemberian nutrisi, dan pemangkasan terhadap pertumbuhan rumput ditinjau dari kualitas

8

Tekstur (texture) merupakan ukuran lebar dari helaian daun. Rumput dengan

lebar daun yang kecil dianggap lebih menarik. Tekstur rumput berpengaruh

pada penggunaan tiap jenis rumput untuk digunakan secara bersama (mixtures).

Rumput yang memiliki tekstur halus dan kasar tidak dapat digunakan secara

bersama karena akan menyebabkan penampilan rumput yang tidak seragam.

Kepadatan dan tekstur rumput merupakan faktor yang saling terkait, pada saat

kepadatan rumput meningkat maka tekstur daun akan semakin halus.

Kehalusan adalah tampilan permukaan rumput yang berpengaruh pada kualitas

visual dan kualitas permainan. Kecepatan dan durasi perputaran bola

akanberkurang apabila rumput tidak halus dan tidak seragam. Ilustrasi

mengenai perbandingan tekstur rumput yang baik dan buruk dapat dilihat pada

Gambar 7.

Keseragaman (uniformity) merupakan pekiraan penilaian terhadap tampilan

rumput yang terlihat. Dua hal terkait dengan keseragaman tampilan rumput

yaitu komposisi dan karakteristik permukaan. Komposisi terkait dengan jumlah

cabang dari anakan, sedangkan karakteristik permukaan terkait dengan

kesamaan jenis rumput yang digunakan. Keseragaman rumput tidak dapat

dinilai secara akurat seperti menilai tekstur dan kepadatan. Keseragaman

rumput dipengaruhi oleh tekstur, kepadatan, komposisi spesies, warna,

ketinggian pangkasan, dan faktor lain yang menyebabkan keseragaman.

Ilustrasi mengenai perbandingan keseragaman rumput yang baik dan buruk

dapat dilihat pada Gambar 8.

Warna (color) merupakan ukuran cahaya yang direfleksikan oleh rumput.

Spesies rumput yang berbeda dan variasi budidaya rumput mempengaruhi

warna rumput dari yang berwarna terang hingga hijau gelap. Warna dapat

digunakan sebagai indikator kondisi umum dari rumput. Warna rumput yang

menguning bisa mengindikasikan bahwa rumput kekurangan nutrisi, terkena

penyakit, atau faktor lain yang tidak sesuai dalam pertumbuhannya. Kualitas

pemangkasan juga dapat berpengaruh terhadap warna dari rumput.

Rendah Tinggi

Gambar 8 Kualitas keseragaman rumput yang baik dan buruk

Kasar Halus

Gambar 7 Kualitas tekstur rumput yang baik dan buruk

Sumber: Turgeon (2005)

Sumber: Turgeon (2005)

Page 25: REKAYASA MEDIA TANAM, NUTRISI DAN PEMANGKASAN … · pengaruh perbedaan komposisi media tanam, pemberian nutrisi, dan pemangkasan terhadap pertumbuhan rumput ditinjau dari kualitas

9

Perilaku pertumbuhan (growth habit) dideskripsikan sebagai tipe pertumbuhan

tunas pada tiap bagian individu rumput. Tiga tipe dasar pertumbuhan rumput

yaitu anakan (bunch type), rhizome (rhizomatous), dan stolon (stoloniferous).

Kelembutan (smoothness) adalah fitur permukaan dari rumput yang

mempengaruhi kualitas visual dan kemampuan penggunaan dalam permainan.

Percepatan dan durasi bola yang menggelinding akan berkurang jika

permukaan rumput tidak lembut dan tidak seragam.

Kualitas fungsional dari rumput dipengaruhi oleh kekakuan (rigidity),

elastisitas (elasticity), keempukan (resiliency), hasil pangkasan (yield), pertunasan

(verdure), perakaran (rooting), dan kemampuan memulihkan diri (recuperative

capacity).

Kekakuan (rigidity) adalah ketahanan daun rumput terhadap tekanan dan

berhubungan dengan ketahanan rumput. Hal ini dipengaruhi oleh komposisi

kimiawi dari jaringan tanaman, kandungan air, suhu, ukuran tanaman, dan

densitas.

Elastisitas (elasticity) adalah kemampuan rumput untuk kembali tegak setelah

tekanan diatasnya berpindah. Elastisitas rumput akan berkurang secara

dramatis apabila rumput membeku.

Keempukan (resiliency) adalah kemampuan rumput dalam menyerap beban

tanpa merubah karakteristik permukaannya. Pada beberapa kasus, ketahanan

dipengaruhi oleh kondisi daun dan akar. Pada lapangan golf, ketahanan ini

dapat menahan bola secara baik sehingga dapat dibidikkan sesuai target. Pada

lapangan sepakbola, ketahanan ini membantu dalam mengurangi potensi

cedera pada pemain.

Hasil pangkasan (yield) adalah ukuran jumlah sisa potongan rumput yang telah

dipangkas. Hal ini merupakan indikasi pertumbuhan rumput dipengaruhi oleh

pemupukan, irigasi, dan faktor-faktor alami lainnya. Jumlah yield yang

berlebihan, mengindikasi penggunaan pupuk yang berlebihan, terutama

nitrogen dan indikasi lainnya seperti perakaran lemah, toleransi terhadap stres,

dan ketahanan terhadap penyakit.

Pertunasan (verdure) adalah jumlah rumpun rumput yang masih tertanam

setelah pemotongan. Pada beberapa genotip rumput tertentu, peningkatan

verdure berhubungan dengan peningkatan rigiditas dan kemampuan menahan

beban.

Perakaran (rooting) adalah jumlah pertumbuhan akar dalam suatu masa tanam.

Hal ini dapat dilihat dari banyaknya jumlah akar yang berwarna putih dan dari

kedalamannya. Semakin banyak jumlah dan semakin dalam perakarannya,

maka semakin baik kualitas rumputnya.

Kemampuan memulihkan diri (recuperative capacity) adalah kemampuan

rumput dalam memulihkan diri setelah terserang hama penyakit, penggunaan

diatasnya, dan sebagainya. Kemampuan memulihkan diri sangat bervariasi

bergantung pada genotip rumput dan dipengaruhi oleh kondisi alam maupun

buatan. Faktor-faktor yang mengurangi kemampuan memulihkan diri adalah

kepadatan tanah yang kurang baik, pemupukan yang berlebihan ataupun

kurang, kelembaban, suhu yang kurang baik, penyinaran yang kurang baik,

tanah yang masih menyimpan residu racun dan penyakit.

Page 26: REKAYASA MEDIA TANAM, NUTRISI DAN PEMANGKASAN … · pengaruh perbedaan komposisi media tanam, pemberian nutrisi, dan pemangkasan terhadap pertumbuhan rumput ditinjau dari kualitas

10

FIFA (2012b) menyebutkan bahwa kebutuhan pengelolaan lapangan

sepakbola sangat mendasar untuk beberapa alasan yaitu estetika, keamanan,

penampilan permainan, dan daya tahan.

Estetika. Lapangan yang bagus akan menarik untuk bermain dan mendorong

pengguna menggunakan lapangan dengan cara yang baik. Lapangan yang

buruk tidak menarik untuk bermain, akan mengurangi pengguna lapangan

bermain dalam waktu yang lama, dan mengundang perilaku vandalisme.

Keamanan. Lapangan yang tidak dikelola dengan baik akan menyebabkan

bahaya bagi pengguna. Selain itu, bisa menyebabkan kecelakaan dan kerugian

lain.

Penampilan bermain. Pengelolaan yang buruk akan menyebabkan

ketidaknyamanan dan rasa frustasi bagi pemain karena bola bergerak lebih

cepat, ketidakpastian arah gelinding bola, pantulan bola bervariasi, pemain

berlari dipermukaan yang kasar, dan rendahnya cekaman permukaan.

Daya tahan. Jangka waktu dari rumput sepakbola akan berkurang dengan cepat

disebabkan oleh buruknya perawatan, atau investasi pengelolaan yang

diabaikan.

Menurut Brosnan dan Deputy (2008) pemangkasan Zoysia sp. tidak boleh

melebihi ketinggian 5 cm. Pemangkasan yang baik dilakukan setiap 7-10 hari

dengan ketinggian antara 1,25 cm hingga 4,75 cm.

Media Tanam Rumput Lapangan

Menurut Christians (2004), uji tanah merupakan proses pengukuran status

kandungan nutrisi dalam tanah yang mungkin diperoleh oleh tanaman dan dapat

dijadikan dasar rekomendasi dalam progam penyuburan tanah. Proses pengujian

dapat juga menggunakan alat yang dapat menilai tingkat salinitas dan untuk

mengidentifikasi potensi terkena penyakit/racun. Pengujian tanah dapat

memberikan informasi yang sangat berguna yang dapat menentukan kesuksesan

atau kegagalan dalam progam pengelolaan rumput.

Jika uji tanah telah dilakukan, perlakuan pemberian pupuk yang tepat dapat

diberikan sesuai tingkat rekomendasi. Jika uji tanah tidak dapat dilakukan

keseluruhan, minimal harus dapat diketahui tingkat pH tanah sehingga dapat

diketahui pH tanah yang sesuai untuk kebutuhan material/jenis tanaman yang

akan digunakan. Tanah berpasir memiliki kapasitas penyangga yang rendah

(porous), kurang respon terhadap perubahan tingkat keasaman, dan membutuhkan

sedikit kapur (lime) per unit untuk merubah pH. Tanah yang mengandung bahan

organik tinggi memiliki kapasitas penyangga sangat tinggi dan biasanya tidak

membutuhkan perlakuan untuk merubah pH (Carpenter et al. 1975).

Menurut Emmons (2000), permasalahan utama pada lapangan olahraga

yaitu pemadatan dan kualitas rumput yang buruk. Permasalahan ini dapat diatasi

dengan konstruksi lapangan yang baik dan pemilihan spesies dan kultivar rumput

yang sesuai. Kunci utama dalam membuat lapangan olahraga yang baik adalah

dengan menyediakan zona akar yang cukup. Drainase dan irigasi yang baik

diperlukan untuk menjaga rumput agar tetap padat dan subur.

Lapangan dengan media pasir memerlukan irigasi yang hati-hati karena

zona perakaran sangat mudah kehilangan air. Penyiraman sebaiknya tidak

Page 27: REKAYASA MEDIA TANAM, NUTRISI DAN PEMANGKASAN … · pengaruh perbedaan komposisi media tanam, pemberian nutrisi, dan pemangkasan terhadap pertumbuhan rumput ditinjau dari kualitas

11

dilakukan sehari sebelum lapangan digunakan agar lapangan tidak digenangi air.

Penyiraman segera setelah lapangan digunakan sangat disarankan untuk

mempercepat pemulihan rumput. Lapangan yang menggunakan tanah liat akan

mengeras jika tidak disiram secara regular. Coring untuk mengurangi kepadatan

sangat penting. Coring adalah pembuatan lubang pada tanah untuk menjaga agar

tanah menjadi gembur, terjaga porositasnya, terjaga kestabilan oksigen dalam

tanah, dan mengurangi kepadatan tanah (Emmons 2000).

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Fatmasari (2011), terdapat

tiga tipe media tanam yang digunakan pada lapangan sepak bola pada tiga lokasi

yang menjadi lokasi penelitian, yaitu Stadion Siliwangi (Bandung),

Singaperbangsa (Karawang), dan Haji Agus Salim (Padang). Pada Stadion

Siliwangi konstruksi media tanam lapangan terdiri dari pipa paralon (ø 10 cm),

batu kali, ijuk, kerikil, serta campuran tanah andosol dan pasir. Pada Stadion

Singaperbangsa konstruksi media tanam lapangan terdiri dari pipa paralon (ø 10

cm), batu kali, ijuk dan kerikil, serta campuran tanah latosol, pasir, dan pupuk

kandang.Pada Stadion Haji Agus Salim konstruksi media tanam terdiri dari pipa

paralon (ø 10 cm), kerikil, ijuk, serta campuran tanah entisol dan pasir. Ketiga

ilustrasi konstruksi media tanam masing-masing stadion dapat dilihat pada

Gambar 9.

Gambar 9 Ilustrasi konstruksi media tanam lapangan sepakbola (a) Stadion

Siliwangi, (b) Stadion Singaperbangsa, (c) Stadion Haji Agus Salim

Sumber: Fatmasari (2011)

Page 28: REKAYASA MEDIA TANAM, NUTRISI DAN PEMANGKASAN … · pengaruh perbedaan komposisi media tanam, pemberian nutrisi, dan pemangkasan terhadap pertumbuhan rumput ditinjau dari kualitas

12

Zeolit alam merupakan mineral yang jumlahnya banyak tetapi distribusinya

tidak merata, seperti klinoptilolit, mordenit, phillipsit, chabazit dan laumontit.

Zeolit alam banyak mengandung mineral seperti Na, K, Ca, Mg dan Fe, namun

kristalinitasnya kurang baik. Zeolit merupakan suatu mineral berupa kristal silika

alumina yang terdiri dari tiga komponen yaitu kation yang dapat dipertukarkan,

kerangka alumina silikat dan air. Struktur yang khas dari zeolit, yakni hampir

sebagian besar merupakan kanal dan pori, menyebabkan zeolit memilki luas

permukaan yang besar. Keadaan ini dapat dijelaskan bahwa masing-masing pori

dan kanal dalam maupun antar kristal dianggap berbentuk silinder, maka luas

permukaan total zeolit adalah akumulasi dari luas permukaan (dinding) pori dan

kanal-kanal penyusun zeolit. Semakin banyak jumlah pori yang dimiliki, semakin

besar luas permukaan total yang dimiliki zeolit. Zeolit alam mempunyai rasio

Si/Al sebesar 4,96 (Lestari 2010).

Sifat kimia yang penting dari zeolit alam adalah kemampuannya dalam

pertukaran anion dan kation. Manfaat dari zeolit sendiri adalah mampu

menangkap NH4+

sehingga tidak mudah tercuci atau hilang, serta meningkatkan

kapasitas tukar kation. Pemanfaatan zeolit dalam pembuatan kompos ini dapat

memperbaiki sifat fisik kompos dan mengurangi bau yang menyengat dari gas

amonia serta dapat meningkatkan kadar nitrogen kompos. Hal ini terjadi melalui

penjerapan nitrogen oleh zeolit yang dapat dilepas kembali secara berlahan untuk

keperluan tanaman. Pemberian zeolit dapat meningkatkan pH kompos, N total

kompos, N tersedia kompos, dan P tersedia kompos. Pemberian zeolit juga dapat

menurunkan nisbah C/N kompos (Susanti dan Panjaitan, 2010). Penambahan

zeolit pada media tanam akan meningkatkan jumlah basa-basa K, Na, Ca dan Mg

serta meningkatkan KTK tanah, walaupun media tanam tersebut sudah dipakai

oleh tanaman selama masa pertumbuhannya. Zeolit tidak meningkatkan pH tanah

(Estiaty 2012).

Menurut Nasrullah dan Ansari (2000) penambahan zeolit pada media tanam

pasir dapat menurunkan kadar air dalam tanah. Selain itu, penambahan zeolit juga

meningkatkan permeabilitas tanah dibandingkan media tanam pasir yang

ditambahkan dengan serbuk gergaji pada taraf yang sama. Secara umum,

penambahan zeolit pada media tanam rumput bermuda (Cynodon dactylon var.

Tifdwarf) pada taraf 25% - 50% menghasilkan kualitas fungsional yang lebih

rendah dibandingkan media tanam pasir yang dicampur dengan serbuk gergaji

dilihat pada variabel berat kering pucuk, kepadatan, kepegasan, warna daun,

panjang akar, dan berat kering akar.

Kebutuhan Nutrisi Rumput

Menurut Carpenter et al. (1975) nutrisi dasar kebutuhan tanaman harus

diberikan. Jumlah dan rasio kebutuhan nutrisi yang harus ditambahkan tergantung

pada kebutuhan dasar kesuburan tanah dilihat pada hasil uji tanah, jenis rumput

yang akan ditanam, kondisi iklim seperti curah hujan dan suhu, penggunaan

irigasi dan jenis tanah. Nutrisi dasar yang dibutuhkan tanaman yaitu yang

mengandung unsur nitrogen (N), fosfor (P), dan potasium (K). Woods (2012)

menyatakan bahwa kebutuhan nutrisi rumput berkaitan dengan tingkat

pertumbuhan dari rumput tersebut. Jumlah dari elemen yang diperlukan untuk

Page 29: REKAYASA MEDIA TANAM, NUTRISI DAN PEMANGKASAN … · pengaruh perbedaan komposisi media tanam, pemberian nutrisi, dan pemangkasan terhadap pertumbuhan rumput ditinjau dari kualitas

13

diberikan sebagai pupuk dapat dihitung berdasarkan pada jumlah elemen tersebut

di dalam tanah dan potensi pertumbuhan dari rumput pada waktu tertentu.

Kebutuhan nutrisi rumput yang akan diberikan harus melihat kondisi awal tanah

berupa pH tanah, kapasitas tukar kation (KTK) dan ketersediaan nutrisi di tanah.

pH tanah merupakan ukuran dari aktivitas ion hidrogen (H+) di dalam tanah dan

biasanya diukur dalam perbandingan 1:1 antara tanah dan air terionisasi. Tanaman

rumput dapat tumbuh dengan baik pada pH tanah antara 5,5-8,3. Kapasitas tukar

kation (KTK) adalah ukuran dari kemampuan tanah untuk melakukan pertukaran

penyerapan kation. Mineral seperti kalsium, magnesium, dan potasium (kalium)

terdegradasi dalam tanah, dan diambil tanaman dalam bentuk ion Ca2+

, Mg2+

, dan

K+. KTK tanah sangat penting karena sebagai indikator jumlah mineral tersebut

yang terdapat di dalam tanah.

Nutrisi dasar kebutuhan tanaman harus diberikan, berdasarkan pada hasil uji

tanah, jika dibutuhkan untuk membentuk level tanah pada level yang dapat

diterima untuk pertumbuhan rumput. Jumlah dan rasio kebutuhan nutrisi yang

harus ditambahkan tergantung pada kebutuhan dasar kesuburan tanah dilihat pada

hasil uji tanah, jenis rumput yang akan ditanam, kondisi iklim seperti curah hujan

dan suhu, penggunaan irigasi dan jenis tanah. Nitrogen merupakan unsur utama

yang sangat dibutuhkan dalam jumlah cukup banyak. Rasio perbandingan yang

biasa digunakan dalam pemupukan rumput yaitu 1:2:1 atau 1:3:1. Namun

penambahan unsur fosfor dan potasium jumlahnya tergantung ketersediaan di

tanah. Jika jumlahnya di dalam tanah sudah mencukupi, hanya unsur nitrogen

yang perlu ditambahkan (Carpenter et al. 1975).

Brosnan dan Deputy (2008) menyebutkan bahwa pemberian pupuk N untuk

rumput manila sebesar 4,84 g/m2 dengan perbandingan dosis NPK dalam pupuk

majemuk sebesar 2:1:1. Unsur N paling banyak dibutuhkan oleh rumput yang

berfungsi untuk meningkatkan jumlah klorofil daun sehingga daun terlihat hijau,

sedangkan unsur P dibutuhkan rumput dalam jumlah yang sedikit. Selain itu,

unsur P banyak terkandung dalam tanah sehingga penambahan unsur P melalui

pupuk tidak perlu dalam jumlah besar. Unsur K dibutuhkan rumput dalam jumlah

yang sedang karena unsur K berpengaruh terhadap kelenturan/kekakuan daun

yang akan mempengaruhi performa rumput lapangan.

Pupuk organik hasil fermentasi EM4 memberikan pengaruh perbedaan

jumlah unsur hara pada setiap level pupuk yang diberikan terutama kandungan

unsur nitrogen, dimana unsur hara nitrogen, fosfor, dan kalium yang terkandung

dalam pupuk tersebut sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan

perkembangan rumput gajah dwarf. Semakin tinggi konsentrasi pupuk organik

yang diberikan pada media tanam, semakin besar pengaruh yang terlihat pada

pertumbuhan rumput. Pengaruh tersebut terlihat pada setiap variabel pengamatan

seperti tinggi tanaman, lingkar batang, lebar daun, jumlah anakan, dan panjang

daun (Lasamadi et al. 2013)

Penjadwalan irigasi yang tidak menyebabkan air bergerak di luar zona

perakaran menunjukkan hasil dapat mengurangi jumlah nitrat dan amonium yang

hilang pada lapangan rumput di daerah beriklim sedang, tanpa merugikan

pertumbuhan dan kualitas rumput. Pemberian pupuk N pada tingkat dan frekuensi

yang sesuai kebutuhan rumput dapat menurunkan kehilangan N dari lapangan

rumput, meskipun manfaatnya mungkin kurang terlihat pada aturan irigasi yang

optimal. Pemberian pupuk yang larut dalam air mengurangi kehilangan N,

Page 30: REKAYASA MEDIA TANAM, NUTRISI DAN PEMANGKASAN … · pengaruh perbedaan komposisi media tanam, pemberian nutrisi, dan pemangkasan terhadap pertumbuhan rumput ditinjau dari kualitas

14

dibanding menggunakan pupuk lambat larut. Pertumbuhan dan kualitas rumput

juga sering lebih konsisten ketika pupuk larut air diberikan secara hemat dan

teratur. Rumput yang sehat, bebas dari defisiensi pupuk lainnya dan bebas dari

hama dan penyakit, juga harus mampu mengambil N yang diberikan secara

maksimal (Barton dan Colmer 2005).

Rusdy (2010) menyebutkan bahwa peningkatan dosis N akan meningkatkan

produksi bahan kering, rasio daun (tunggul-bagian tanaman bawah tanah),

konsentrasi N, dan pengambilan N pada rumput alang-alang (Imperata

cylindrical), rumput bahia (Paspalum notatum), dan rumput benggala (Panicum

maximum). Pemupukan nitrogen tidak mempunyai pengaruh yang konsisten

terhadap kandungan karbohidrat cadangan, proporsi nitrogen pada tanaman, dan

efisiensi penggunaan nitrogen. Pemangkasan 70 hari setelah pemupukan nitrogen

meningkatkan produksi bahan kering dan pengambilan nitrogen, tetapi

menurunkan konsentrasi nitrogen pada ketiga rumput.

Inokulasi cendawan mikiroza arbuskula (CMA) dan bakteri Azospirillum

meningkatkan serapan hara, efisiensi pemupukan pada turfgrass, dan kepadatan

pucuk Tifdwarf. Inokulasi CMA pada dosis pupuk 25% RD (recommended

dosage) meningkatkan efisiensi pemupukan N sebesar 1069% dibandingkan

control. Inokulasi Azospirillum efektif pada dosis pupuk 75% RD dengan

meningkatkan kandungan N tajuk, tetapi tidak meningkatkan serapan N dn

efisiensi pemupukan N dibandingkan control. Penggunaan CMA+Azospirillum

efektif pada dosis 100% RD (Guntoro et al. 2006).

Nasrullah dan Tunggalini (2000) menyebutkan bahwa pemupukan Polymer

Coated Urea (PCU) sebesar 13,5 g N/m2 memberikan hasil kualitas rumput

Bermuda yang tertinggi. Nilai tertinggi terlihat pada variabel tinggi tanaman,

jumlah pucuk, berat basah dan berat kering pangkasan. Pertumbuhan rumput yang

dipupuk menggunakan pupuk slow release menunjukkan pertumbuhan yang lebih

baik dibandingkan pertumbuhan rumput menggunakan pupuk quick release.

Pemberian pupuk hayati mikoriza pada tanaman rumput dapat

meningkatkan pertumbuhan tanaman dengan meningkatkan persentase penutupan

rumput dan meningkatkan bobot kering clipping. Pemberian pupuk hayati

mikoriza mulai dosis 300 g/pot menghasilkan pertumbuhan tanaman rumput yang

lebih baik dibandingkan dengan control. Pemberian pupuk hayati mikoriza pada

semua tingkat dosis yang dicobakan tidak menunjukkan peningkatan serapan hara

N dan P pada tajuk tanaman serta kualitas rumput (Guntoro et al. 2007)

Page 31: REKAYASA MEDIA TANAM, NUTRISI DAN PEMANGKASAN … · pengaruh perbedaan komposisi media tanam, pemberian nutrisi, dan pemangkasan terhadap pertumbuhan rumput ditinjau dari kualitas

METODE

Waktu dan Tempat

Penelitian dilaksanakan mulai bulan Januari 2013 hingga bulan Agustus

2013. Tahap pengambilan data terdiri dari dua bagian yaitu tahap survei dan tahap

percobaan. Penelitian tahap percobaan dilakukan pada mulai Mei-Agustus 2013 di

University Farm Institut Pertanian Bogor yang berada di Desa Loji, Sindang

Barang, Kota Bogor Barat (Gambar 10). Pemilihan lokasi didasarkan karena

Kebun Percobaan Pagentongan pernah dikelola oleh Departemen Arsitekstur

Lanskap serta menjadi lokasi penelitian dan budidaya rumput. Pada lokasi tersebut

telah dilengkapi dengan fasilitas pembudidayaan rumput.

Metode Survei

Tahap awal penelitian dilakukan survei pengelolaan lapangan sepakbola

pada bulan Januari-Februari 2013. Survei dilakukan untuk mengetahui kondisi

dan permasalahan di lapangan sepakbola, khususnya terkait media tanam, nutrisi

dan pemangkasan. Permasalahan yang ditemukan kemudian dipelajari solusinya

dengan melakukan percobaan di lapang. Lapangan sepakbola yang dipilih yaitu

lapangan berstandar internasional dan menggunakan jenis rumput manila (Zoysia

matrella). Ketiga lapangan yang dipilih sebagai lokasi survei yaitu (1) Stadion

Gelora Bung Karno (Jakarta), (2) Stadion Maguwoharjo (Yogyakarta), dan (3)

Stadion Si Jalak Harupat (Bandung). Pemilihan ketiga lokasi survei juga

didasarkan pada kemudahan jangkauan (jarak) peneliti menuju lokasi survei.

Pengambilan data tahap survei dilakukan dengan dua cara, yaitu wawancara

dan pengamatan langsung. Wawancara dilakukan terhadap pengelola stadion

untuk mengetahui kondisi pengelolaan terkait kualitas visual, fungsional, dan

pemeliharaan rumput lapangan sepakbola. Jenis data yang dikumpulkan antara

lain jenis media tanam, intensitas pemupukan, jenis dan dosis pupuk yang

Gambar 10 Lokasi penelitian eksperimental Sumber: Wikimapia.com

Page 32: REKAYASA MEDIA TANAM, NUTRISI DAN PEMANGKASAN … · pengaruh perbedaan komposisi media tanam, pemberian nutrisi, dan pemangkasan terhadap pertumbuhan rumput ditinjau dari kualitas

16

diberikan, waktu pemupukan, intensitas penyiraman, intensitas pemangkasan,

ketinggian pemangkasan, kualitas rumput lapangan, hama dan penyakit yang

menyerang rumput lapangan, serta masalah-masalah terkait pengelolaan rumput.

Tahap survei dengan metode pengamatan lapang secara langsung dilakukan

dengan mengamati parameter kualitas yang mencakup kepadatan rumput, warna,

tekstur, elastisitas, hasil pangkasan, dan perakaran. Pengamatan dilakukan pada

sampel rumput di lapang kemudian parameter diukur dan dibandingkan dengan

standar rumput lapangan sepak bola (Tabel 4). Selain itu, dilakukan pengambilan

sampel tanah dan daun pada ketiga lokasi survei untuk dilakukan uji laboratorium.

Pengamatan lapang, sampel daun, dan sampel tanah diambil dari tiga area

lapangan sepakbola yaitu area gawang, area back, dan area striker. Keenam titik

sampel dipilih secara acak dan diperoleh titik sampel pada titik 2, 4, 8, 12, 14, dan

17 yang masing-masing diberi tanda kotak merah mewakili ketiga area lapangan

sepakbola (Gambar 11). Sampel tanah dari keenam titik pengambilan tersebut

kemudian dikompositkan dan dilakukan uji laboratorium untuk mengetahui KTK

dan pH, sedangkan uji porositas, bulk density, dan permeabilitas diambil masing-

masing dari enam titik sampel menggunakan ring sampler. Sampel daun yang

diambil dari keenam titik sampel kemudian dilakukan uji laboratorium untuk

mengetahui jumlah total klorofil daun. Uji media tanam dilakukan di laboratorium

tanah Departemen Manajemen Sumberdaya Lahan IPB, sedangkan uji klorofil di

lakukan di laboratorium Departemen Agronomi dan Hortikultura IPB.

Gambar 11 Ilustrasi titik sampel survei lapangan sepakbola

Metode Rancangan Percobaan

Secara rinci dapat disebutkan bahwa percobaan dilakukan dengan tiga jenis

faktor yang akan diteliti yaitu media tanam, pupuk, dan pemangkasan. Masing-

masing faktor dilakukan dalam dua taraf yaitu dua taraf media tanam, dua taraf

pupuk, dan dua taraf pemangkasan, sehingga diperoleh jumlah perlakuan

sebanyak delapan perlakuan. Dalam penelitian ini digunakan percobaan faktorial

dengan tiga faktor, yaitu:

Page 33: REKAYASA MEDIA TANAM, NUTRISI DAN PEMANGKASAN … · pengaruh perbedaan komposisi media tanam, pemberian nutrisi, dan pemangkasan terhadap pertumbuhan rumput ditinjau dari kualitas

17

media tanam (T) dengan 2 taraf : T1 (pasir) dan T2 (pasir:zeolit= 4:1)

nutrisi (F) dengan 2 taraf : F1 (NPK=5:2,5:2,5) dan F2 (NPK=15:2,5:7,5)

tinggi pemangkasan (M) dengan 2 taraf : M1 (2 cm) dan M2 (4 cm)

Percobaan dilakukan dengan menggunakan rancangan acak kelompok

(RAK) dengan tiga ulangan sehingga dalam percobaan terdapat 24 plot percobaan

(Tabel 1). Ukuran plot percobaan yang digunakan yaitu 1 m x 1 m. Penentuan

letak plot untuk masing-masing perlakuan dilakukan dengan metode pengacakan.

Hasil pengacakan yang dilakukan dapat dilihat pada Gambar 12.

Tabel 1 Rancangan faktorial 3 faktor

Media Tanam Pemupukan Pemangkasan

M1 M2

T1 F1 T1 F1 M1 T1 F1 M2

F2 T1 F2 M1 T1 F2 M2

T2 F1 T2 F1 M1 T2 F1 M2

F2 T2 F2 M1 T2 F2 M2

Rumus yang digunakan dalam statistik untuk mengetahui interaksi perlakuan

terhadap pertumbuhan tanaman yaitu sebagai berikut:

Yijkl = µ + Kl + Ti + €il + Fj + (TF)ij + ßijl + Mk + (TM)ik + (FM)jk + (TFM)ijk + γijkl

dengan:

Yijkl = pengamatan pada perlakuan ke-i faktor T, perlakuan ke-j faktor F,

perlakuan ke-k faktor M pada kelompok ke-l

µ = mean populasi

Kl = pengaruh aditif dari kelompok ke-l

Ti = pengaruh aditif dari perlakuan ke-i faktor T

€il = pengaruh acak dari perlakuan ke-i faktor T pada kelompok ke-l

Fj = pengaruh aditif dari perlakuan ke-j faktor F

(TF)ij = pengaruh interaksi perlakuan ke-i faktor T dan perlakuan ke-j faktor F

ßijl = pengaruh acak dari perlakuan ke-i faktor T dan perlakuan ke-j faktor F

pada kelompok ke-l

Mk = pengaruh aditif dari perlakuan ke-k faktor M

Gambar 12 Lay out plot percobaan yang diacak

Page 34: REKAYASA MEDIA TANAM, NUTRISI DAN PEMANGKASAN … · pengaruh perbedaan komposisi media tanam, pemberian nutrisi, dan pemangkasan terhadap pertumbuhan rumput ditinjau dari kualitas

18

(TM)ik = pengaruh interaksi perlakuan ke-i faktor T dan perlakuan ke-k faktor M

(FM)jk = pengaruh interaksi perlakuan ke-j faktor F dan perlakuan ke-k faktor M

(TFM)ijk = pengaruh interaksi perlakuan ke-i faktor T, perlakuan ke-j faktor F, dan

perlakuan ke-k faktor M

γijkl = pengaruh acak dari perlakuan ke-i faktor T, perlakuan ke-j faktor F,

perlakuan ke-k faktor M pada kelompok ke-l

Selanjutnya, hasil analisis ragam Rancangan Acak Kelompok kemudian

dilakukan uji lanjut dengan menggunakan uji jarak berganda Duncan pada taraf

5% untuk mengetahui beda nyata antara perlakuan satu dengan lainnya.

Metode Eksperimental

Pada tahap ini dilakukan percobaan (eksperimen) dengan memberikan

perlakuan pada rumput manila (Zoysia matrella) untuk mengetahui respon

pertumbuhan rumput terhadap perlakuan yang dilakukan dalam kaitannya untuk

memperoleh kualitas rumput yang sesuai dan memenuhi kriteria rumput

pertandingan sepakbola. Rekayasa pertama dilakukan dengan memodifikasi media

tanam rumput. Penanaman rumput menggunakan media tanam tanah yang

dicampur dengan bahan lain yang telah dipilih sebagai campuran media tanam.

Penyiapan Media Tanam

Jenis media tanam yang digunakan yaitu pasir dan zeolit. Kedua jenis bahan

tersebut memiliki sifat porositas yang tinggi sehingga dapat memperbaiki drainase

media tanam rumput. Ukuran pasir yang akan digunakan dalam penelitian ini

sebagai media tanam yaitu pasir berukuran 1-2 mm (8-20 mesh), sedangkan

ukuran zeolit yang digunakan yaitu sebesar 2 mm (8-16 mesh). Perlakuan media

tanam yang akan dilakukan yaitu (1) media tanam pasir (T1) dan (2) media tanam

pasir-zeolit (T2) dengan perbandingan sebesar 4:1 (𝑣 𝑣 ).

Media tanam diatur sesuai standar konstruksi lapangan sepakbola, yaitu

pada bagian dasar terdapat pipa paralon dengan diameter 10 cm, kemudian kerikil

setinggi 10 cm, ijuk setinggi 5 cm, dan media tanam sesuai perlakuan yang telah

dicampur setinggi 10 cm. Ilustrasi konstruksi media tanam dapat dilihat pada

Gambar 13.

Gambar 13 Ilustrasi konstruksi media tanam plot percobaan

T1

T2

Page 35: REKAYASA MEDIA TANAM, NUTRISI DAN PEMANGKASAN … · pengaruh perbedaan komposisi media tanam, pemberian nutrisi, dan pemangkasan terhadap pertumbuhan rumput ditinjau dari kualitas

19

Penanaman

Setelah media tanam disiapkan, selanjutnya dilakukan penanaman rumput

Zoysia matrella. Metode budidaya yang dilakukan yaitu penanaman

menggunakan sodding, dengan menanam lempengan-lempengan rumput

berukuran 10 cm x 10 cm dan ditanam dengan jarak 5 cm. Setelah rumput ditanam

kemudian diratakan untuk mendapatkan permukaan yang datar dan rata.

Pemeliharaan

Pemeliharaan yang dilakukan meliputi pemupukan, pemangkasan,

penyiraman, dan penyiangan gulma. Pemberian pupuk dilakukan dengan

penambahan NPK. Jenis pupuk yang digunakan merupakan pupuk tunggal dengan

pupuk sumber N adalah urea (45%), pupuk sumber P2O5 adalah SP36 (36%), dan

pupuk sumber K2O adalah KCl (60%). Pada penelitian ini dibuat perlakuan dosis

pupuk N:P:K dua taraf, taraf 1 (F1) N:P:K = 5:2,5:2,5 g/m2 dan taraf 2 (F2) N:P:K

= 15:2,5:7,5 g/m2. Pupuk diberikan pada rumput dengan cara ditebarkan

dipermukaan rumput dan dilakukan satu bulan sekali pada minggu pertama,

kelima, kesembilan, dan ketigabelas.

Perlakuan pemangkasan pada rumput manila (Zoysia matrella) dibedakan

dalam dua taraf ketinggian, yaitu ketinggian 2 cm (M1) dan 4 cm (M2). Setelah

tanaman menutup 100%, pemangkasan dilakukan setiap dua minggu sekali pada

minggu kedua, keempat, dan keenam pengamatan.

Penyiraman dilakukan setiap hari pada pagi dan sore hari saat tidak terjadi

hujan dan penyiangan gulma dilakukan secara rutin tiga hari sekali. Penyiraman

dilakukan secara manual menggunakan gembor, sedangkan penyiangan gulma

dilakukan dengan mencabut gulma yang terdapat pada plot percobaan dan

sekitarnya.

Pengamatan

Pengamatan rumput di ketiga stadion dan kebun percobaan dilakukan

berdasarkan variabel kualitas visual dan fungsional menurut Turgeon (2005). Pada

penelitian ini, pengamatan terhadap parameter visual dan fungsional dibatasi

hanya beberapa variabel. Variabel yang dipilih merupakan variabel yang memiliki

pengaruh penting terhadap kualitas visual dan fungsional rumput lapangan dan

mudah untuk dilakukan pengukuran. Variabel parameter visual yang diamati yaitu

kepadatan (density), warna (color), tekstur (texture) dan tipe pertumbuhan (growth

type), sedangkan variabel parameter fungsional yang diamati yaitu elastisitas

(elasticity), hasil pangkasan (yield), panjang akar (root lenght), dan berat kering

akar (dry weight of root). Variabel tipe pertumbuhan diamati secara deskriptif.

Teknik pengamatan setiap variabel dapat dilihat pada Tabel 2 dan Tabel 3.

Pada akhir penelitian dilakukan uji laboratorium pada media tanam untuk

mengetahui sifat fisik media tanam yang mencakup berat jenis, porositas, KTK,

pH, bulk density, permeabilitas, dan total pori tanah. Selain itu, dilakukan

penilaian rumput dengan standar yang didapat dari berbagai sumber (Tabel 4)

terhadap kondisi lapangan sepakbola untuk memperoleh kesimpulan dari hasil

pengamatan lapang yang dilakukan.

Page 36: REKAYASA MEDIA TANAM, NUTRISI DAN PEMANGKASAN … · pengaruh perbedaan komposisi media tanam, pemberian nutrisi, dan pemangkasan terhadap pertumbuhan rumput ditinjau dari kualitas

20

Tabel 2 Parameter dan teknik pengamatan kualitas visual

Parameter Satuan Waktu

Amatan Teknik Pengamatan

Kepadatan buah Setiap minggu

Menghitung jumlah pucuk dalam luasan sampel 10 cm x 10 cm dengan tiga ulangan.

Warna daun warna Setiap

minggu

Melihat mayoritas warna rumput didalam setiap plot

percobaan kemudian ditentukan skor warna rumput

dengan Munsell Color Chart for Marketing and

Merchandising.

Tekstur cm Setiap

minggu

Menghitung lebar rata-rata daun rumput secara acak

dengan tiga ulangan.

Tabel 3 Parameter dan teknik pengamatan kualitas fungsional

Parameter Satuan Waktu Amatan Teknik Amatan

Elastisitas cm Setiap minggu Mengukur jarak pantulan bola yang dijatuhkan

dari ketinggian 2 m

Hasil

Pangkasan

g Setiap dua

minggu

Mengambil sampel rumput seluas 10 cm x 10 cm

dengan cara menggunting permukaan rumput.

Hasil pangkasan dikeringkan dengan oven selama

24 jam dengan suhu 60oC dan kemudian ditimbang.

Perakaran

- Panjang

akar

- Berat kering

cm

g

Minggu akhir

pengamatan

Sampel diambil dengan hole sampler (diameter

10 cm dan kedalaman 10 cm)

- Sampel akar diukur panjangnya dengan

penggaris

- Sampel akar dipisahkan dari stolon, kemudian dikeringkan dengan suhu 60oC selama 24 jam,

kemudian ditimbang.

Tabel 4 Standar penilaian rumput lapangan sepakbola

No Parameter Penilaian Penilaian Baik Sumber

1 Kepadatan per 100 cm2 >30 pucuk Ayuningtyas (2007)

2 Warna rumput Hijau tua Brosnan & Deputy (2008)

3 Tekstur rumput (mm) < 2 Patton (2010)

4 Berat kering pucuk (g/100 cm2) >1,5 Fatmasari (2011)

5 Berat kering akar (g/100 cm2) >1,5 Fatmasari (2011)

6 Panjang akar (cm) 4-15 Christians (2004)

6 Jarak pantul bola (cm) 50-100 FIFA (2012)

Page 37: REKAYASA MEDIA TANAM, NUTRISI DAN PEMANGKASAN … · pengaruh perbedaan komposisi media tanam, pemberian nutrisi, dan pemangkasan terhadap pertumbuhan rumput ditinjau dari kualitas

KONDISI UMUM

Lokasi Penelitian Survei

Stadion Gelora Bung Karno (GBK) terletak di Kota Madya Jakarta Pusat,

Provinsi DKI Jakarta. Stadion ini merupakan salah satu bagian sarana olahraga

dari komplek Gelanggang Olahraga Bung Karno atau yang sering disebut dengan

nama Gelora Bung Karno. Stadion ini merupakan stadion yang berstandar

internasional dengan kapasitas penonton duduk sekitar 88.000 orang atau

kapasitas penonton berdiri mencapai 100.800 orang. Secara geografis, Stadion

Gelora Bung Karno ini terletak pada koordinat 6o13’7” LS dan 106

o48’9” BT

dengan batas wilayah bagian utara yaitu Jalan Gerbang Pemuda, batas bagian

timur yaitu tol dalam kota Semanggi, batas bagian barat yaitu Jalan Asia Afrika,

serta batas bagian selatan yaitu Jalan Jenderal Sudirman dan Jalan Pintu Satu

Senayan (Gambar 14).

Stadion Si Jalak Harupat terletak di Kecamatan Soreang, Kabupaten

Bandung, Provinsi Jawa Barat. Stadion ini menjadi kandang tim sepakbola milik

Kabupaten Bandung yaitu Persikab dan menjadi homebase bagi tim sekota dari

Persikab, yaitu Persib. Stadion ini mampu menampung kapasitas penonton duduk

hingga 40.000 orang. Secara geografis, Stadion Si Jalak Harupat ini terletak pada

koordinat 6o59’48” LS dan 107

o31’47” BT dengan batas wilayah bagian utara,

barat, dan selatan yaitu area pertanian milik masyarakat sekitar, dan batas bagian

timur yaitu Jalan Raya Soreang-Cipatik (Gambar 15).

Stadion Maguwoharjo terletak di Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman,

Provinsi DI Yogyakarta. Stadion ini menjadi kandang dari tim sepakbola milik

Kabupaten Sleman yaitu PSS Sleman. Stadion ini mampu menampung kapasitas

penonton duduk hingga 40.000 orang. Secara geografis, Stadion Maguwoharjo

terletak pada koordinat 7o45’2” LS dan 110

o25’5” BT dengan batas wilayah

bagian utara, barat, selatan yaitu area pertanian dan permukiman penduduk

setempat, dan batas bagian timur yaitu Jalan Utara Stadion Maguwoharjo

(Gambar 16).

Gambar 14 Lokasi Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta

Sumber: Wikimapia.com

Page 38: REKAYASA MEDIA TANAM, NUTRISI DAN PEMANGKASAN … · pengaruh perbedaan komposisi media tanam, pemberian nutrisi, dan pemangkasan terhadap pertumbuhan rumput ditinjau dari kualitas

22

Iklim

Data iklim dari ketiga lokasi survei stadion diperoleh melalui data sekunder.

Berdasarkan sumber data pada tahun 2012, diketahui ketiga lokasi stadion yang

dipilih sebagai lokasi survei penelitian memiliki karakter iklim yang berbeda.

Kondisi iklim ini akan mempengaruhi pertumbuhan dan teknik pengelolaan

rumput lapangan sepakbola, terutama saat pelaksanaan penyiraman rumput.

Stadion Si Jalak Harupat yang berada di Kabupaten Bandung memiliki curah

hujan cukup tinggi sehingga membutuhkan penyiraman yang lebih rendah

dibandingkan dengan dua stadion yang lainnya. Kabupaten Sleman yang memiliki

curah hujan rendah maka rumput Stadion Maguwoharjo membutuhkan

penyiraman yang lebih intensif dibandingkan dua stadion yang lainnya. Tingkat

curah hujan pada suatu daerah juga akan mempengaruhi pertumbuhan rumput

lapangan sepakbola, semakin tinggi curah hujan semakin cepat pertumbuhan

rumput. Hal ini akan mempengaruhi intensitas perawatan yang harus dilakukan,

seperti pemangkasan. Pada Tabel 6 dapat dilihat data iklim pada ketiga lokasi

survei penelitian.

Gambar 16 Lokasi Stadion Maguwoharjo, Kabupaten Sleman

Gambar 15 Lokasi Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung

Sumber: Wikimapia.com

Sumber: Wikimapia.com

Page 39: REKAYASA MEDIA TANAM, NUTRISI DAN PEMANGKASAN … · pengaruh perbedaan komposisi media tanam, pemberian nutrisi, dan pemangkasan terhadap pertumbuhan rumput ditinjau dari kualitas

23

Pengelola

Ketiga stadion yang menjadi lokasi survei penelitian dikelola oleh pihak

yang berbeda. Namun, pada dasarnya ketiga stadion tersebut berada di bawah

pengawasan PSSI sebagai organisasi sepakbola di Indonesia. Stadion Gelora Bung

Karno dikelola oleh pihak swasta di bawah Badan Pengelola Komplek Gelora

Bung Karno. Pihak pengelola memberikan perhatian dan melakukan pengelolaan

stadion utama dengan cukup intensif. Selain digunakan untuk pertandingan

sepakbola, stadion utama Gelora Bung Karno juga sering digunakan untuk acara

sosial lainnya, seperti konser musik, acara keagamaan, hingga acara partai politik.

Diantara ketiga stadion yang menjadi lokasi survei, Stadion Gelora Bung Karno

memiliki harga sewa yang paling mahal.

Berbeda dengan Stadion Gelora Bung Karno, Stadion Si Jalak Harupat dan

Stadion Maguwoharjo dikelola langsung di bawah pemerintah daerah (PEMDA)

setempat. Stadion Si Jalak Harupat dikelola oleh Pemerintah Daerah Kabupaten

Bandung yang ditanggungjawabkan kepada Dinas Pemuda, Olahraga dan

Pariwisata (DISPOPAR) Kabupaten Bandung. Stadion Maguwoharjo dikelola

oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman yang ditanggungjawabkan kepada

Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Sleman. Masing-masing

Unit Pengelola Terpadu (UPT) dari ketiga stadion memiliki sistem dan teknik

pengelolaan lapangan yang berbeda.

Jenis Rumput

Jenis rumput yang digunakan pada ketiga lokasi stadion merupakan jenis

rumput yang sama yaitu rumput manila yang memiliki nama ilmiah Zoysia

matrella Linn merr. Rumput ini digunakan sebagai rumput lapangan sepakbola

karena memiliki tekstur yang lebih halus sehingga dapat menunjang permainan

sepakbola. Rumput Zoysia merupakan jenis rumput yang toleran pada daerah

yang memiliki iklim panas (tropis). Rumput manila memiliki ciri warna daun

hijau tua, tekstur daun yang halus, kaku, dan tipe helai daun yang datar. Jenis

rumput Zoysia memiliki tipe pertumbuhan yang lambat dan lebih toleran terhadap

stres panas, kekeringan, dan naungan (Brosnan dan Deputy 2008).

Tabel 5 Kondisi iklim bulanan tahun 2011 pada ketiga lokasi survei

Jenis iklim Kriteria Lokasi Stadion Sepakbola

Jakarta1)

Kab. Bandung2)

Kab. Sleman3)

Suhu udara (oC) Minimum 23,4 12 20,2

Maksimum 35,4 24 33,6

Curah hujan (mm/bln) Minimum 1,5 2 0

Maksimum 230,7 33 100,4

Hari hujan Minimum 2 0 0

Maksimum 25 34 29

Kelembaban nisbi (%) Minimum 60 70 41 Maksimum 91 78 96

Sumber data: 1) BPS Provinsi DKI Jakarta; 2) BPS Kab. Bandung; 3) BPS Kab. Sleman

Page 40: REKAYASA MEDIA TANAM, NUTRISI DAN PEMANGKASAN … · pengaruh perbedaan komposisi media tanam, pemberian nutrisi, dan pemangkasan terhadap pertumbuhan rumput ditinjau dari kualitas

24

Menurut Brosnan dan Deputy (2008), rumput Zoysia sp. ditemukan di

daerah Asia Timur hingga wilayah Pasifik Selatan. Rumput Zoysia sp. merupakan

rumput yang paling toleran yang banyak digunakan di antara jenis rumput daerah

tropis lainnya, tetapi memiliki daya pemulihan yang rendah. Terdapat tiga spesies

Zoysia yang banyak digunakan yaitu Z. matrella, Z. Japonica, dan Z. tenuifolia.Z.

japonica biasa disebut dengan nama rumput jepang, Z. matrella biasa disebut

dengan rumput manila, dan Z. tenuifolia biasa disebut dengan rumput korea atau

rumput velvet. Perbedaan di antara ketiganya yaitu pada tekstur daun dan warna

daunnya. Z. japonica memiliki tekstur daun sedanghingga kasar dan warna daun

hijau gelap, Z. matrella memiliki tekstur daun yang halus dan warna daun hijau

tua, sedangkan Z. tenuifolia memiliki tekstur yang halus dan warna daun hijau.

Menurut Higgins (1998), rumput Zoysia sp. beradaptasi pada kondisi tanah

dan iklim yang beragam. Rumput tersebut memiliki toleransi yang bagus pada

suhu rendah, area ternaungi, dan angin yang mengandung garam. Zoysia sp.

memiliki pertumbuhan yang rapat dan pertumbuhan lempeng yang lambat

sehingga tidak membutuhkan pemangkasan yang sangat intensif. Namun,

pertumbuhan yang lambat ini juga merupakan kelemahan yang menyebabkan

rumput Zoysia sp. lambat pulih jika terserang penyakit atau kerusakan.

Rumput Manila memiliki stolon dan rhizome yang kuat dan bercabang ke

segala arah. Rumput ini memiliki panjang ruas stolon yang seragam.Biasanya,

ujung daun Rumput Manila selalu menggulung ke dalam. Helaian daun halus dan

berwarna hijau tua ataupun hijau kebiruan. Rumput ini memiliki bunga yang

membentuk sebuah bulir (Christians 2004). Berdasarkan hasil pengamatan, tipe

pertumbuhan yang relatif banyak terdapat pada rumput manila yaitu tipe rhizome.

Tipe pertumbuhan ini mendukung kualitas visual rumput lapangan sepakbola

karena rumput dapat tumbuh lebih rapat dan tidak terlihat banyak cabang stolon

dibandingkan jenis rumput dengan tipe pertumbuhan stolon seperti rumput gajah

(Axonopus compressus) yang juga banyak digunakan pada lapangan sepakbola.

Dengan karakter yang demikian maka rumput manila sangat cocok untuk

digunakan sebagai rumput lapangan sepakbola dengan intensitas pemeliharaan

yang tidak tinggi dan dapat beradaptasi dengan baik pada kondisi iklim di

Indonesia, terutama di Pulau Jawa lokasi survei ketiga stadion. Jenis rumput

manila merupakan jenis rumput tahan injakan. Menurut Brosnan dan Deputy

(2008), rumput Zoysia merupakan rumput yang toleran terhadap berbagai jenis

tipe tanah tetapi pertumbuhan yang baik yaitu pada jenis tanah dengan drainase

baik dengan pH berkisar antara 5,8-7,5. Rumput ini tumbuh baik pada area yang

terkena sinar matahari penuh, tetapi toleran terhadap naungan juga.

Nurisyah et al. (1994) menyebutkan bahwa jarak tanam dan ukuran lempeng

berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan serta kualitas penampilan

rumput manila (Zoysia matrella). Rumput manila dengan jarak tanam 20 cm x 20

cm dan ukuran lempeng 10 cm x 10 cm memberikan respon pertumbuhan dan

perkembangan yang lebih baik. Semakin besar ukuran lempeng maka waktu

penutupan semakin cepat dan keseragaman pertumbuhan semakin baik tetapi

kualitas penampilan berkurang. Ukuran lempeng rumput yang ditanam

berpengaruh terhadap persentase penutupan tanah, kecepatan penutupan tanah,

kualitas penampilan, dan keseragaman tumbuh.

Page 41: REKAYASA MEDIA TANAM, NUTRISI DAN PEMANGKASAN … · pengaruh perbedaan komposisi media tanam, pemberian nutrisi, dan pemangkasan terhadap pertumbuhan rumput ditinjau dari kualitas

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penilaian Kualitas Tiga Lapangan

Media Tanam Lapangan

Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak pengelola lapangan sepakbola

di ketiga stadion diketahui bahwa masing-masing lapangan menggunakan media

tanam pasir, namun terdapat perbedaan pada jenis pasir yang digunakan.

Pemilihan pasir sebagai media tanam didasarkan pada kebutuhan rumput Zoysia

matrella yang tidak toleran terhadap genangan air dan sifat fisik pasir yang

memiliki ukuran butiran lebih besar dibanding dengan ukuran tanah liat atau debu

dan banyak memiliki ruang pori besar di antara butir-butirnya sehingga memiliki

daya permeabilitas yang tinggi. Menurut Emmons (2000), lapangan olahraga

dengan media tanam berupa pasir merupakan lapangan yang paling aman karena

lebih mudah dalam memelihara kepadatan rumput dan permukaan yang tidak

padat. Tanah berpasir merupakan media yang memiliki drainase baik karena

memiliki pori besar dan memiliki aliran udara yang baik sehingga pertukaran

udara dari tanah ke atmosfir menjadi lebih mudah. Karakter tanah berpasir yang

tidak melekat juga baik untuk zona perakaran. Hal ini diperkuat hasil penelitian

Ayuningtyas (2007) yang menyatakan media tanam yang baik untuk lapangan

sepakbola adalah jenis tanah berpasir dibandingkan jenis tanah berliat. Tanah

berpasir lebih baik karena memiliki partikel yang tidak mudah melekat satu sama

lain sehingga permukaan lapangan tidak menjadi padat jika traffic diatasnya berat.

Pada Stadion Gelora Bung Karno, media tanam rumput yang digunakan

adalah pasir pasang dan pasir beton. Media tanam rumput yang digunakan pada

Stadion Si Jalak Harupat adalah pasir galunggung yang dicampur dengan sekam

dengan perbandingan 10:1. Pada Stadion Maguwoharjo, jenis media tanam

rumput yang digunakan adalah pasir pantai yang berasal dari Pantai Parangtritis.

Hasil uji laboratorium media tanam untuk ketiga stadion dapat dilihat pada Tabel

6 dan Tabel 7.

Menurut Hanafiah (2007), bobot tanah (bulk density) merupakan kerapatan

tanah per satuan volume yang dinyatakan dalam dua batasan, yaitu kerapatan

partikel dan kerapatan massa. Kerapatan partikel (bobot partikel, BP) adalah

bobot massa partikel padat per satuan volume tanah, sedangkan kerapatan massa

(bobot isi, BI) adalah bobot massa tanah pada kondisi lapang yang dikering-

ovenkan per satuan volume. Tanah yang bertekstur kasar berBI antara 1,3-1,8

g/cm3. Lebih lanjut Hanafiah (2007) menjelaskan bahwa porositas adalah proporsi

ruang pori total (ruang kosong) yang terdapat dalam satuan volume tanah yang

dapat ditempati oleh air dan udara, sehingga merupakan indikator kondisi drainase

dan aerasi tanah. Tanah yang porous berarti tanah yang cukup mempunyai ruang

pori untuk pergerakan air dan udara masuk-keluar secara leluasa, demikian

sebaliknya.

Page 42: REKAYASA MEDIA TANAM, NUTRISI DAN PEMANGKASAN … · pengaruh perbedaan komposisi media tanam, pemberian nutrisi, dan pemangkasan terhadap pertumbuhan rumput ditinjau dari kualitas

26

Berdasarkan hasil uji laboratorium dapat diketahui bahwa nilai kerapatan

tanah (bulk density) ketiga lapangan memiliki nilai yang cenderung tidak jauh

berbeda yang juga mempengaruhi nilai porositas dari ketiga media tanam di ketiga

lokasi survei. Perbedaan nilai bulk density dan porositas di ketiga lokasi stadion

terkait dengan jenis media tanam yang digunakan. Pada stadion Maguwoharjo

dengan media tanam berupa pasir pantai memiliki bobot isi yang lebih berat

dibandingkan dengan media tanam yang digunakan pada dua stadion lain.

Menurut Chilton (1996) bahwa porositas pasir berada pada nilai antara 25% - 50%.

Nilai uji sifat fisik ketiga media tanam menunjukkan angka mendekati 50% yang

masih termasuk di dalam jangkauan nilai porositas tersebut. Porositas

mencerminkan tingkat kesarangan tanah untuk dilalui aliran massa air

(permeabilitas, jarak per waktu) atau kecepatan aliran air untuk melewati massa

tanah (perkolasi, waktu per jarak). Kelas permeabilitas dan perkolasi tanah

menurut USSCS tertera pada Tabel 8 (Hanafiah 2007).

Mengacu pada tabel kelas permeabilitas tanah dibandingkan dengan hasil uji

ketiga media tanam dapat dinyatakan bahwa ketiga media rumput lapangan

sepakbola memiliki klasifikasi permeabilitas tanah kelas cepat. Sehingga tingkat

peresapan airnya tinggi dan tidak menyebabkan air tergenang dipermukaan tanah,

namun keberadaan air di dalam pori tanah sangat sedikit karena air mudah cepat

hilang. Pada Stadion Gelora Bung Karno dan Stadion Si Jalak Harupat memiliki

kelas permeabilias sangat cepat, sedangkan pada Stadion Maguwoharjo memiliki

kelas permeabilitas cepat. Perbedaan ini disebabkan karena perbedaan jenis media

tanam pasir yang digunakan pada ketiga stadion. Pada Stadion Maguwoharjo

menggunakan jenis pasir pantai (Pantai Parangtritis) yang memiliki ukuran

Tabel 6 pH dan KTK media tanam di ketiga stadion

No Parameter

Kesuburan Tanah Satuan

Stadion

Gelora Bung

Karno

Si Jalak

Harupat

Maguwo-

harjo

1 pH - 6,60 6,60 5,40 2 KTK me/100g 11,06 16,08 3,99

Tabel 7 BD, porositas, dan permeabilitas media tanam di ketiga stadion

No Parameter Sifat

Fisik Tanah Satuan

Area

Sampel

Stadion

Gelora Bung

Karno

Si Jalak

Harupat

Maguwo-

harjo

1 Bulk Density g/cm3

Gawang 1,21 1,00 1,43 Back 1,15 1,16 1,37

Striker 1,44 1,40 1,29

Rataan 1,27 1,19 1,36

2 Porositas %

Gawang 51,60 62,36 46,12

Back 53,94 53,81 48,20

Striker 42,24 24,03 51,34

Rataan 49,26 46,73 48,55

3 Permeabilitas cm/jam

Gawang 38,35 53,81 16,20

Back 27,77 48,17 23,28

Striker 23,80 36,38 14,62

Rataan 29,97 46,12 18,03

Page 43: REKAYASA MEDIA TANAM, NUTRISI DAN PEMANGKASAN … · pengaruh perbedaan komposisi media tanam, pemberian nutrisi, dan pemangkasan terhadap pertumbuhan rumput ditinjau dari kualitas

27

partikel lebih kecil dibandingkan jenis pasir yang digunakan pada Stadion Gelora

Bung Karno dan Stadion Si Jalak Harupat. Jenis pasir pantai yang memiliki

ukuran partikel lebih kecil menyebabkan banyaknya total pori mikro yang dimiliki

sehingga kemampuan menahan airnya juga lebih tinggi dibandingkan dengan

pasir yang memiliki ukuran partikel lebih besar (Sutanto 2005).

Nilai permeabilitas dan perkolasi lebih jauh dapat dikaitkan dengan praktik

pemupukan atau amelioran (bahan penyubur tanah, seperti kapur dan pupuk

organik) maka pada tanah yang memiliki permeabilitas dan perkolasi cepat akan

mengakibatkan bahan-bahan yang diberikan akan cepat hilang sehingga menjadi

tidak efisien (Hanafiah 2007), sehingga pada ketiga lapangan sepakbola dapat

dikatakan bahwa nutrisi tanah yang diberikan melalui pemupukan cenderung

mudah hilang dari dalam tanah karena sifat fisik tanah yang memiliki kelas

permeabilitas cepat sehingga pupuk yang diberikan mudah tercuci dan terbuang

ketika penyiraman atau terjadi hujan. Hal demikian menyebabkan perlunya

pemberian nutrisi secara intensif sehingga nutrisi yang dibutuhkan tanaman tetap

tersedia di dalam tanah. Selain itu, jenis media tanam pasir merupakan tanah yang

cukup miskin hara dan nutrisi dan memiliki KTK yang cukup rendah. KTK

(Kapasitas Tukar Kation) merupakan nilai yang menunjukkan tingkat pertukaran

ion-ion dalam tanah menjadi unsur yang mudah diserap oleh tanaman. Semakin

kecil nilai KTK, maka pertukaran ion menjadi semakin sukar sehingga unsur hara

dalam tanah menjadi sulit diserap oleh tanaman. Menurut AgSource Laboratories

(2012) tanah pasir memiliki nilai KTK sebesar 1-5 me/100g.

Nilai pH dan KTK di ketiga lokasi survei memiliki nilai yang relatif berbeda,

terutama pada lokasi Stadion Maguwoharjo yang memiliki nilai pH di bawah 6,0

dan KTK yang sangat rendah yaitu 3,99 me/100g. Pada dasarnya, nilai pH tanah

dapat digunakan sebagai indikator kesuburan kimiawi tanah karena dapat

mencerminkan ketersediaan hara dalam tanah tersebut. pH optimum untuk

ketersediaan unsur hara tanah adalah sekitar 7,0 karena pada pH ini semua unsur

makro tersedia secara maksimum, sedangkan unsur hara mikro tidak maksimum

kecuali Mo, sehingga kemungkinan terjadinya toksisitas unsur mikro tertekan.

Pada pH di bawah 6,5 dapat terjadi defisiensi P, Ca, dan Mg serta toksisitas B, Mn,

Cu, Zn, dan Fe; sedangkan pada pH di atas 7,5 dapat terjadi defisiensi P, B, Fe,

Mn, Cu, Zn, Ca, dan Mg, juga keracunan B dan Mo (Hanafiah 2007).

Menurut Gardner et al. (1991), pH tanah merupakan faktor utama yang

mempengaruhi daya larut dan mempengaruhi ketersediaan nutrisi tanaman.

Kebanyakan nutrisi lebih banyak tersedia dalam nilai pH antara 6,0 dan 7,0.

Pemupukan N berjumlah besar yang umum pada tanaman budidaya rumput-

Tabel 8 Kelas permeabilitas dan perkolasi tanah

Kelas Permeabilitas

(mm/jam)

Perkolasi (menit/inchi

(=2,54cm))

LAMBAT: 1. sangat lambat < 1,25 < 1200 2. lambat 1,25 – 5,0 300 – 1200

SEDANG: 3. agak lambat 5,0 - 16 75 – 300

4. sedang 16 - 50 24 – 75

5. agak cepat 50 - 160 12 – 24

CEPAT: 6. cepat 160 - 250 6 - 12

7. sangat cepat > 250 < 6

Sumber: Sutanto 2005

Page 44: REKAYASA MEDIA TANAM, NUTRISI DAN PEMANGKASAN … · pengaruh perbedaan komposisi media tanam, pemberian nutrisi, dan pemangkasan terhadap pertumbuhan rumput ditinjau dari kualitas

28

rumputan (jagung dan gandum) dapat meningkatkan keasaman dan mungkin

merangsang keracunan Al, penjenuhan basa yang rendah, dan defisiensi Ca, K,

dan Mg. Nutrifikasi pupuk N merupakan penyebab utama timbulnya tanah-tanah

pertanian yang asam dan defisiensi Ca, Mg, dan K pada umumnya berhubungan

dengan pemupukan N yang tinggi.

Lebih lanjut Sutedjo dan Kartasapoetra (2005) menjelaskan peran penting

pH dalam menentukan tingkat kesuburan tanah. Menurutnya, kemasaman tanah

(pH) berakibat langsung terhadap tanaman karena meningkatkan kadar ion-ion

hidrogen bebas. Masing-masing tanaman akan tumbuh dan berkembang dengan

baik pada pH optimum yang dikehendaki. Bila pH jenis tanaman itu tidak sesuai

dengan persyaratan fisiologinya, pertumbuhan tanaman akan terhambat atau

bahkan mati. pH tanah berakibat pula pada baik atau buruknya dan cukup atau

kurangnya unsur hara yang tersedia. Brosnan dan Deputy (2008) menyebutkan

bahwa Rumput Zoysia sp. memiliki toleransi yang cukup tinggi pada berbagai

jenis tipe tanah tetapi akan tumbuh dengan baik pada tanah yang memiliki

drainase baik dengan tingkat pH antara 5,8-7,5.

Hasil uji laboratorium menunjukkan bahwa pH tanah pada Stadion Gelora

Bung Karno dan Stadion Si Jalak Harupat memiliki nilai pH 6,60. Nilai ini

mendekati pH normal (7,0) dan berada dalam rentang pH tanah yang terdapat

banyak bahan atau nutrisi bagi pertumbuhan tanaman, sehingga dapat dikatakan

bahwa media tanam pada kedua stadion tersebut memiliki tingkat kesuburan yang

tinggi. Terutama hal ini didukung dengan nilai kapasitas tukar kation (KTK)

media tanam di kedua stadion yang memiliki nilai cukup tinggi, yaitu pada

Stadion Gelora Bung Karno sebesar 11,06 me/100g dan pada Stadion Si Jalak

Harupat sebesar 16,08 me/100g. Nilai KTK yang cukup tinggi ini mempengaruhi

tanaman dalam proses penyerapan unsur hara atau nutrisi yang ada di dalam tanah

karena tanaman menyerap nutrisi dalam bentuk ion-ion dan semakin besar nilai

KTK menunjukkan semakin mudah terjadi pertukaran unsur/nutrisi menjadi ion-

ion yang tersedia bagi tanaman.

Hasil uji yang berbeda terlihat pada media tanam Stadion Maguwoharjo.

Pada lokasi ini memiliki pH yang cukup rendah di bawah 6,0 yaitu sebesar 5,40

yang berarti media tanam bersifat asam. Kondisi yang demikian menyebabkan

unsur hara atau nutrisi tanaman sedikit tersedia di dalam tanah. Selain itu, nilai

KTK media tanam lapangan juga menunjukkan nilai yang rendah sebesar 3,99

me/100g. Rendahnya nilai KTK ini dapat menyebabkan sulitnya pertukaran unsur

dalam tanah dan sulit untuk diserap oleh tanaman. Kedua faktor ini sangat

mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan cenderung menyebabkan defisiensi

nutrisi pada tanaman.

Konstruksi Media Tanam

Wawancara dengan pihak pengelola ketiga stadion dilakukan untuk

mengetahui jenis dan susunan media tanam yang digunakan di masing-masing

stadion.Jenis dan susunan material konstruksi lapangan sepakbola pada ketiga

stadion lokasi survei berdasarkan hasil wawancara dapat lihat pada Tabel 9.

Konstruksi lapangan sepakbola merupakan salah satu bagian yang sangat penting

yang dapat mempengaruhi permainan sepakbola. Lapangan yang memiliki

konstruksi baik dapat digunakan diberbagai musim, terutama pada saat musim

hujan, permainan sepakbola dapat terganggu jika terjadi genangan air di lapangan.

Page 45: REKAYASA MEDIA TANAM, NUTRISI DAN PEMANGKASAN … · pengaruh perbedaan komposisi media tanam, pemberian nutrisi, dan pemangkasan terhadap pertumbuhan rumput ditinjau dari kualitas

29

Konstruksi lapangan yang baik dan sesuai juga dapat mempengaruhi pertumbuhan

rumput menjadi lebih baik dan tahan lama. Dasar pertimbangan utama pemilihan

materi/bahan konstruksi lapangan bola yaitu mampu mengalirkan atau

meresapkan air ke dalam tanah dengan cepat, terutama pada saat musim hujan.

Ilustrasi konstruksi media tanam pada Stadion Gelora Bung Karno dapat

dilihat pada Gambar 17. Stadion Gelora Bung Karno memiliki lima lapisan media

tanam, yaitu pasir pasang, pasir beton, geotekstil, kerikil, dan pipa paralon.

Sususan lapisan dari halus ke kasar membantu infiltrasi air saat penyiraman

ataupun saat terjadi hujan sehingga tidak terjadi genangan air. Pasir beton

merupakan pasir dengan ukuran 0,075-5 mm, sedangkan pasir pasang memiliki

ukuran yanglebih halus. Ketebalan lapisan pasir pasang dan pasir beton mencapai

40 cm memberikan ruang tumbuh yang luas bagi akar dan keluasan jangkauan

dalam penyerapan nutrisi oleh rumput. Lapisan geotekstil berfungsi memisahkan

lapisan material halus dengan material yang kasar agar tidak terbawa bersama

aliran air. Geotekstil juga berfungsi untuk mengurangi kecepatan infiltrasi air ke

dalam tanah sehingga menjaga kelembaban media tanam, sehingga air tetap

tersedia bagi pertumbuhan rumput lapangan.

Media tanam Stadion Si Jalak Harupat memiliki susunan yang sederhana

dibandingkan dua stadion lainnya. Pada stadion ini, media tanam lapangan

sepakbola hanya terdapat tiga lapisan, yaitu campuran pasir dan sekam, flanel,

serta pipa paralon. Ilustrasi konstruksi media tanam Stadion Si Jalak Harupat

dapat dilihat pada Gambar 18. Pada lapisan paling atas, pengelola menggunakan

campuran pasir dan sekam, yang tidak dilakukan pada dua stadion lainnya. Sekam

Gambar 17 Ilustrasi media tanam Stadion Gelora Bung Karno

Tabel 9 Jenis dan susunan material konstruksi lapangan di ketiga stadion

Gelora Bung Karno Si Jalak Harupat Maguwoharjo

Jenis Material Ketebalan

(cm) Jenis Material

Ketebalan

(cm) Jenis Material

Ketebalan

(cm)

Rumput 2 Rumput 2 Rumput 2

Pasir Pasang 20 Pasir+Sekam 30 Pasir Pantai 30

Pasir Beton 20 Flanel 0,5 Geotekstil 0,5

Geotekstil 0,5 Pipa Paralon ø 10 Koral 2/3 20

Kerikil 20 Tanah 20

Pipa Paralon ø 10 Geotekstil 0,5

Batu Split 30 Pipa Paralon ø 10

Page 46: REKAYASA MEDIA TANAM, NUTRISI DAN PEMANGKASAN … · pengaruh perbedaan komposisi media tanam, pemberian nutrisi, dan pemangkasan terhadap pertumbuhan rumput ditinjau dari kualitas

30

merupakan sumber bahan organik karena berasal dari sisa tanaman yang akan

terdegradasi menjadi humus dan menjadi sumber nutrisi bagi tanaman yang akan

mempengaruhi kesuburan tanah serta pertumbuhan tanaman. Menurut Sutedjo dan

Kartasapoetra (2005), sumber bahan organik tanah ialah jaringan tanaman baik

yang berupa serasah atau sisa-sisa tanaman, yang setiap tahunnya dapat tersedia

dalam jumlah yang besar sekali. Bentuk hasil perombakan bahan organik (limbah

nabati) di dalam tanah yang relatif tahan terhadap pelapukan adalah humus. Bahan

ini memiliki kapasitas pengikatan hara maupun air yang tinggi, melampaui

kapasitas liat. Flanel pada lapisan kedua berfungsi seperti geotekstil yaitu untuk

memisahkan material yang halus dengan yang kasar untuk menjaga agar tidak

terbawa aliran air dan membantu menahan ketersediaan air di dalam tanah.

Pada Stadion Maguwoharjo, konstruksi media tanam yang digunakan

memiliki tujuh lapisan, yaitu pasir pantai, geotekstil, coral, tanah, geotekstil, split,

dan pipa paralon. Tebal lapisan pasir yang mencapai 30 cm dan jenis pasir yang

digunakan adalah pasir pantai yang memiliki ukuran partikel lebih kecil. Hal ini

mempengaruhi pertumbuhan tanaman, terutama pada bagian perakaran. Kedua

faktor tersebut memberikan keluasan area pertumbuhan akar dan mendorong

pertumbuhan akar untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan. Lapisan geotekstil

digunakan untuk memisahlan lapisan material yang halus dengan material yang

Gambar 19 Ilustrasi media tanam Stadion Maguwoharjo

Gambar 18 Ilustrasi media tanam Stadion Si Jalak Harupat

Page 47: REKAYASA MEDIA TANAM, NUTRISI DAN PEMANGKASAN … · pengaruh perbedaan komposisi media tanam, pemberian nutrisi, dan pemangkasan terhadap pertumbuhan rumput ditinjau dari kualitas

31

kasar. Stadion ini menggunakan dua lapisan geotekstil. Lapisan geotekstil atas

berupa lembaran geotekstil seperti yang digunakan pada stadion yang lain, namun

lapisan geotekstil bagian bawah memiliki bentuk yang bergelombang seperti

tempat penyimpanan telur. Kedua lapisan geotekstil ini dibuat untuk menjaga

ketersediaan air mengingat curah hujan di Kabupaten Sleman relatif rendah.

Konstruksi media tanam Stadion Maguwoharjo dapat dilihat pada Gambar 19.

Kualitas Visual

Kepadatan

Kepadatan rumput diketahui dari jumlah tunas yang tumbuh pada luasan

area sampel. Hasil penghitungan jumlah tunas rumput Zoysia matrella di ketiga

lokasi stadion dapat dilihat pada Tabel 10 di bawah ini.

Pada area dengan lingkungan yang mendukung maka rumput dapat tumbuh

dan berkembang dengan baik. Intensitas pemeliharaan juga akan

mempengaruhi pertumbuhan dan kepadatan rumput, semakin tinggi

intensitasnya maka kepadatan rumput juga akan semakin tinggi. Hasil survei

pada ketiga lapangan sepakbola menunjukkan bahwa rata-rata jumlah tunas

pada ketiga stadion cenderung tidak memiliki perbedaan jumlah yang besar.

Stadion Gelora Bung Karno dan Stadion Maguwoharjo memiliki jumlah tunas

per satuan luas yang sama yaitu 32 pucuk/100 cm2. Pada Stadion Si Jalak

Harupat memiliki jumlah tunas per satuan luas yaitu 30 pucuk/100 cm2.

Stadion Gelora Bung Karno memiliki intensitas pemeliharaan dan pemakaian

yang lebih tinggi dibandingkan dengan dua stadion lainnya. Pada stadion

Maguwoharjo dengan tingkat pemeliharaan yang relatif rendah dan pemakaian

lapangan cukup rendah, sehingga pertumbuhan rumput baik karena stres yang

diterima lebih sedikit. Stadion Si Jalak Harupat memiliki tingkat penggunaan

lapangan sedang tetapi memiliki kepadatan tunas yang lebih rendah karena

tingkat pemeliharaan yang masih kurang terutama pada perlakuan penyiangan

gulma. Namun, ketiga stadion lokasi survei memiliki tingkat kepadatan tunas

yang memenuhi standar yaitu lebih dari 30 pucuk/100 cm2 yang berarti tingkat

pertumbuhan rumput di ketiga stadion termasuk pertumbuhan yang baik.

Pada survei Stadion Si Jalak Harupat terlihat memiliki gulma yang banyak

dibandingkan dua stadion lainnya. Banyaknya jumlah gulma pada stadion ini

dapat dipengaruhi oleh jenis media tanam yang digunakan yaitu campuran

pasir dan sekam sehingga memiliki kondisi tanah yang lebih subur

Tabel 10 Hasil penghitungan jumlah tunas di ketiga stadion

Titik

Sampel

Jumlah Tunas (pucuk/100 cm2)

Gelora Bung Karno Si Jalak Harupat Maguwoharjo

2 30 29 28

4 34 32 31

8 31 37 30

12 29 28 33 14 32 24 27

17 35 28 44

Rataan 32 30 32

Page 48: REKAYASA MEDIA TANAM, NUTRISI DAN PEMANGKASAN … · pengaruh perbedaan komposisi media tanam, pemberian nutrisi, dan pemangkasan terhadap pertumbuhan rumput ditinjau dari kualitas

32

dibandingkan dua stadion lain. Selain itu, tingkat curah hujan di Kabupaten

Bandung memiliki jumlah yang paling tinggi dibandingkan dua stadion lain,

hal ini dapat memicu mempercepat pertumbuhan gulma. Namun, hal ini tidak

diimbangi dengan tingkat penyiangan atau pencabutan gulma yang intensif.

Keberadaan gulma pada lapangan sepakbola dapat memicu terjadinya

persaingan dalam penyerapan hara atau nutrisi dari dalam tanah oleh rumput

manila dan menyebabkan terhambatnya tingkat pertumbuhan rumput, salah

satunya adalah terhambatnya pertumbuhan tunas rumput.

Warna Daun

Warna merupakan salah satu indikator penilaian visual yang paling mudah

dinilai, bahkan oleh orang awam dalam hal ini penonton, sehingga warna

menjadi indikator yang cukup penting. Hasil pengamatan warna daun pada

ketiga stadion dapat dilihat pada Tabel 11 berikut ini.

Penonton sepakbola yang melihat dari jarak cukup jauh dapat melakukan

penilaian kualitas rumput melalui warna terlihat baik atau tidak. Kualitas

lapangan sepakbola yang baik memiliki keseragaman warna rumput. Warna

dapat digunakan sebagai indikator kondisi umum dari rumput. Warna rumput

yang menguning bisa mengindikasikan bahwa rumput kekurangan nutrisi,

terkena penyakit, atau faktor lain yang tidak sesuai dalam pertumbuhannya.

Pengukuran skor warna daun dilakukan dengan bantuan tabel Munsell Color

Chart for Marketing and Merchandising. Data warna rumput kemudian

dibandingkan dengan standar warna daun rumput Zoysia matrella. Menurut

Brosnan dan Deputy (2008), rumput Zoysia matrella memiliki warna daun

hijau tua atau skor warna 5. Gambar 20, Gambar 21, dan Gambar 22

menunjukkan kondisi warna rumput lapangan sepakbola ketiga stadion.

Stadion Gelora Bung Karno dan Stadion Si Jalak Harupat memiliki rata-rata

warna daun sesuai standar warna daun rumput manila. Hal yang berbeda terjadi

pada Stadion Maguwoharjo. Pada stadion tersebut memiliki warna daun hijau

gelap dengan skor warna 6. Pada dasarnya warna hijau daun sangat

dipengaruhi oleh klorofil daun. Lebih lanjut, dilakukan analisis daun di dalam

laboratorium untuk mengetahui jumlah klorofil daun. Hasil analisis total

klorofil daun ketiga stadion dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 11 Hasil pengukuran warna daun di ketiga stadion

Titik

Sampel

Warna Daun (skor warna)

Gelora Bung Karno Si Jalak Harupat Maguwoharjo

2 4 5 6

4 5 5 6

8 5 4 6

12 5 5 6 14 5 5 6

17 5 5 5

Rataan 5 5 6 Ket warna: 1 : Kuning; 2 : Hijau Kuning; 3 : Hijau Muda

4 : Hijau; 5 : Hijau Tua; 6 : Hijau Gelap

Page 49: REKAYASA MEDIA TANAM, NUTRISI DAN PEMANGKASAN … · pengaruh perbedaan komposisi media tanam, pemberian nutrisi, dan pemangkasan terhadap pertumbuhan rumput ditinjau dari kualitas

33

Gambar 22 Warna rumput pada Stadion Maguwoharjo

Gambar 21 Warna rumput pada Stadion Si Jalak Harupat

Gambar 20 Warna rumput pada Stadion Gelora Bung Karno

Page 50: REKAYASA MEDIA TANAM, NUTRISI DAN PEMANGKASAN … · pengaruh perbedaan komposisi media tanam, pemberian nutrisi, dan pemangkasan terhadap pertumbuhan rumput ditinjau dari kualitas

34

Klorofil merupakan zat hijau daun yang sangat berperan bagi proses

fotosintesis. Jumlah klorofil daun salah satunya dipengaruhi oleh ketersediaan

unsur nitrogen (N) dalam tanah, karena nitrogen sangat berperan dalam

pembentukan klorofil daun (Sutedjo dan Kartasapoetra 2005). Berdasarkan

jumlah total klorofil daun rumput manila pada tabel di atas dapat dilihat bahwa

jumlah klorofil tertinggi di antara ketiga area pengambilan sampel terdapat

pada area gawang. Perbedaan jumlah klorofil tersebut dipengaruhi oleh

intensitas penggunaan pada area gawang lebih tinggi dibandingkan area

lainnya, sehingga mengakibatkan stres pada rumput lapangan dan tidak jarang

rumput mati. Pada kondisi demikian rumput lapangan terlihat botak sehingga

pengelola melakukan penyulaman. Penyulaman tersebut diduga mempengaruhi

jumlah klorofil karena usia rumput dan kondisinya berbeda dengan rumput area

lainnya.

Secara keseluruhan, rata-rata jumlah klorofil paling tinggi dimiliki oleh

sampel daun yang diambil dari Stadion Maguwoharjo. Salah satu faktor yang

mempengaruhi kandungan klorofil daun rumput manila di Stadion

Maguwoharjo tinggi adalah dosis pemupukan yang diterapkan. Teknik

pemupukan yang dilakukan pada Stadion Maguwoharjo yaitu dengan

memberikan pupuk nitrogen sebanyak 49,8 g/m2, fosfor sebanyak 31,2 g/m

2,

dan kalium sebanyak 9,6 g/m2 setiap tiga bulan yang bersumber dari pupuk

NPK, urea, ZA, dan SP36. Berdasarkan jumlah pupuk yang diberikan dapat

dilihat bahwa pihak pengelola memberikan pupuk yang mengandung nitrogen

(N) dalam jumlah yang cukup tinggi. Sumber pupuk N yang diberikan yaitu

berasal dari pupuk NPK, urea, dan ZA. Hal ini dapat dinyatakan sebagai

pemborosan pupuk.

Berdasarkan data jumlah klorofil dalam daun dan warna daun dari ketiga

lokasi stadion kemudian dibuat grafik hubungan antara jumlah klorofil daun

dengan warna daun yang dapat dilihat pada Gambar 23. Berdasarkan hasil

perhitungan didapatkan persamaan regresi linier hubungan jumlah klorofil

daun dengan warna daun Y = 0,1621X + 4,6812 dan R2 = 0,1186. Persamaan

regresi linier tersebut menyatakan bahwa dengan peningkatan 1 µmol/100cm2

jumlah klorofil dalam daun akan mempengaruhi peningkatan warna daun

rumput manila. Sedangkan nilai R2 menunjukkan koefisien determinasi, yaitu

seberapa besar pengaruh peningkatan jumlah klorofil terhadap perubahan

warna daunrumput manila. Dari nilai persamaan regresi linier dan nilai R2,

dapat disimpulkan bahwa perubahan warna daun dipengaruhi oleh jumlah

klorofil sebesar 11,86%.

Tabel 12 Hasil analisis laboratorium total klorofil daun di ketiga stadion

Titik

Sampel

Total Klorofil (µmol/100cm2)

Gelora Bung Karno Si Jalak Harupat Maguwoharjo

2 1,97 4,48 3,32

4 1,79 1,96 6,45

8 2,23 2,94 3,06

12 0,17 3,00 2,74

14 2,56 2,78 3,08

17 4,78 3,10 4,02

Rataan 2,25 3,04 3,78

Page 51: REKAYASA MEDIA TANAM, NUTRISI DAN PEMANGKASAN … · pengaruh perbedaan komposisi media tanam, pemberian nutrisi, dan pemangkasan terhadap pertumbuhan rumput ditinjau dari kualitas

35

Tekstur

Tekstur rumput menunjukkan penilaian kasar atau halusnya karakter fisik

hamparan rumput yang terlihat secara visual. Menurut Turgeon (2005), tekstur

merupakan ukuran lebar dari helaian daun. Hasil pengamatan terhadap tekstur

daun melalui pengukuran lebar daun pada ketiga stadion dapat dilihat pada

Tabel 13 berikut ini.

Rumput dengan lebar daun yang kecil dianggap lebih menarik.Tekstur

rumput berpengaruh pada penggunaan tiap jenis rumput untuk digunakan

secara bersama (mixtures). Rumput yang memiliki tekstur halus dan kasar tidak

dapat digunakan secara bersama karena akan menyebabkan penampilan rumput

yang tidak seragam. Kepadatan dan tekstur rumput merupakan faktor yang

saling terkait, pada saat kepadatan rumput meningkat maka tekstur daun akan

semakin halus. Kehalusan adalah tampilan permukaan rumput yang

berpengaruh pada kualitas visual dan kualitas permainan. Kecepatan dan durasi

perputaran bola akan berkurang apabila rumput tidak halus dan tidak seragam.

Hasil perhitungan rata-rata tekstur daun rumput manila pada ketiga lapangan

sepakbola memiliki nilai yang cenderung tidak berbeda. Lebar daun masing-

masing, yaitu Stadion Gelora Bung Karno sebesar 2,5 mm, Stadion Si Jalak

Harupat sebesar 2,3 mm, dan Stadion Maguwoharjo sebesar 2,4 mm. Ketiga

ukuran tekstur atau lebar daun tersebut tidak termasuk dalam standar ukuran

Tabel 13 Hasil pengukuran tekstur daun di ketiga stadion

Titik

Sampel

Tekstur Daun (cm)

Gelora Bung Karno Si Jalak Harupat Maguwoharjo

2 0,25 0,27 0,25

4 0,26 0,25 0,26

8 0,24 0,23 0,26

12 0,29 0,22 0,23

14 0,26 0,22 0,27

17 0,23 0,20 0,22

Rataan 0,25 0,23 0,24

Gambar 23 Hubungan jumlah klorofil dengan warna daun

y = 0,162x + 4,681R² = 0,118

0

1

2

3

4

5

6

0 1 2 3 4 5 6 7

Sko

r W

arn

a D

aun

Jumlah Klorofil (µmol/100cm2)

Page 52: REKAYASA MEDIA TANAM, NUTRISI DAN PEMANGKASAN … · pengaruh perbedaan komposisi media tanam, pemberian nutrisi, dan pemangkasan terhadap pertumbuhan rumput ditinjau dari kualitas

36

tekstur daun yang disebutkan oleh Patton (2010) yaitu sebesar kurang dari 2

mm. Menurut hasil pengamatan lapang rumput manila (Zoysia matrella)

memiliki ukuran daun lebih dari 2 mm. Perbedaan ukuran tekstur daun pada

kondisi lapang dan standar yang disebutkan dapat disebabkan oleh perbedaan

kondisi cuaca dan iklim lingkungan tumbuh rumput manila. Standar yang

disebutkan oleh Patton mengacu pada pertumbuhan dan perkembangan rumput

Zoysia matrella yang ditanam di Amerika yang memiliki jenis iklim subtropis

dan 4 musim yang berbeda, sedangkan Indonesia merupakan negara yang

beriklim tropis dan hanya memiliki 2 perbedaan musim yang memiliki tingkat

curah hujan yang tinggi sehingga akan mempengaruhi pertumbuhan dan

perkembangan rumput manila.

Rata-rata tekstur daun berukuran kecil pada ketiga stadion terdapat pada

area sampel gawang. Pada area ini memiliki intensitas injakan dari pemain

paling tinggi sehingga tekanan yang diterima rumput lebih besar dan

berpengaruh terhadap pertumbuhan rumput, terutama perkembangan dan

pertumbuhan daun rumput manila. Pada area back, rata-rata tekstur daun

berukuran besar pada ketiga stadion. Area back merupakan area dengan

intensitas injakan paling rendah dibandingkan dua area lainnya, sehingga

pertumbuhan daun rumput dapat secara optimal.

Kualitas Fungsional

Elastisitas

Hasil pengukuran pantulan di ketiga stadion masing-masing menunjukkan

hasil yang cukup berbeda. Hasil yang terlihat jelas berbeda terdapat pada

Stadion Maguwoharjo yang memiliki pantulan rendah dan tidak memenuhi

standar kriteria pantulan bola yang telah ditetapkan FIFA. Hasil pengukuran

pantulan bola dan grafik perbandingan pantulan bola di ketiga stadion dapat

dilihat pada Tabel 14.

Berdasarkan Tabel 14 terlihat rata-rata nilai elastisitas rumput ketiga stadion

lapangan sepakbola. Standar nilai elastisitas rumput terhadap pantulan bola

menurut FIFA yaitu mampu memantulkan kembali bola dalam jarak 50-100 cm,

namun nilai optimal pantulannya antara 60-85 cm. Stadion Gelora Bung Karno

dan Stadion Si Jalak Harupat memiliki nilai rata-rata yang baik dan memenuhi

standar yang telah ditentukan FIFA dan keduanya memiliki jarak pantulan bola

Tabel 14 Hasil pengukuran elastisitas rumput di ketiga stadion

Titik Sampel

Tinggi Pantulan Bola (cm)

Gelora Bung Karno Si Jalak Harupat Maguwoharjo

2 90,0 78,0 64,0 4 62,0 39,0 35,0

8 65,0 86,0 33,0

12 65,0 68,0 30,0

14 89,0 73,0 30,0

17 89,0 65,0 84,0

Rataan 76,7 68,2 46,0

Page 53: REKAYASA MEDIA TANAM, NUTRISI DAN PEMANGKASAN … · pengaruh perbedaan komposisi media tanam, pemberian nutrisi, dan pemangkasan terhadap pertumbuhan rumput ditinjau dari kualitas

37

dalam jangkauan optimal. Hal berbeda terlihat pada Stadion Maguwoharjo

yang memiliki jarak pantulan bola rata-rata kurang dari 50 cm.

Jarak pantulan bola yang berbeda dipengaruhi oleh jenis media tanam pada

Stadion Maguwoharjo. Stadion ini menggunakan media tanam pasir pantai

yang memiliki ukuran partikel lebih kecil (< 1 mm) dibandingkan pasir yang

digunakan pada dua stadion yang lainnya (1 mm), serta memiliki kandungan

liat yang rendah sehingga bersifat sangat remah karena tidak menempel satu

dengan lainnya. Hal ini menyebabkan media tanam di Stadion Maguwoharjo

bersifat empuk dan mempengaruhi pantulan bola. Turgeon (2005) menyatakan

bahwa kepegasan merupakan gambaran secara luas tentang media tanam

rumput. Selain itu, dapat dilihat berdasarkan hasil uji tanah yang dilakukan di

ketiga stadion. Pada Stadion Maguwoharjo memiliki pH tanah yang cukup

rendah dan bersifat asam, serta nilai KTK media tanam yang rendah. Kondisi

tersebut berpengaruh terhadap ketersediaan nutrisi yang dapat diserap tanaman.

Hal lain yang terlihat pada Stadion Maguwoharjo yaitu adanya perbedaan

ketinggian pantulan bola pada area gawang dibandingkan dengan pantulan bola

pada area back dan striker. Hal tersebut tidak terlihat pada dua stadion lain

yang memiliki jarak pantulan bola pada ketiga area lapangan yang relatif

berbeda tidak terlalu mencolok (Gambar 27). Pada area gawang Stadion

Maguwoharjo memiliki jarak pantulan bola yang cukup tinggi dengan rata-rata

pantulan bola 74 cm. Jarak pantulan tersebut merupakan jarak pantulan yang

optimal menurut FIFA. Namun, pada area back jarak rata-rata pantulan bola

yaitu 32,5 cm dan pada area striker yaitu 31,5 cm. Berdasarkan pengamatan

lapang pada area gawang pada ketiga stadion memiliki jarak pantulan bola

lebih tinggi dan memiliki media tanam yang lebih padat dibandingkan pada

area back dan striker. Hal ini dikarenakan area gawang memiliki intensitas

penggunaan tinggi sehingga media tanam pada area gawang akan memadat

karena mendapat banyak tekanan.

Hasil Pangkasan (yield)

Berat kering pucuk dihitung dari hasil pangkasan rumput sampel dengan

ketinggian pangkas 2 cm dan dikeringkan dengan oven. Hasil pengambilan

sampel berat kering pucuk dapat dilihat pada Tabel 15.

Berat kering pucuk merupakan indikator dari pertumbuhan rumput yang

dipengaruhi oleh pemupukan, penyiraman, dan jenis pemeliharaan lainnya,

serta adanya pengaruh faktor alami dari lingkungan sekitar. Berat kering pucuk

Tabel 15 Hasil pengukuran berat kering pucuk di ketiga stadion

Titik Sampel

Berat Kering Pucuk (g/100 cm2)

Gelora Bung Karno Si Jalak Harupat Maguwoharjo

2 0,37 0,51 1,12 4 0,32 0,54 0,76

8 0,40 0,66 1,07

12 0,33 0,51 0,73

14 0,39 0,61 0,70

17 0,35 0,81 0,48

Rataan 0,36 0,61 0,81

Page 54: REKAYASA MEDIA TANAM, NUTRISI DAN PEMANGKASAN … · pengaruh perbedaan komposisi media tanam, pemberian nutrisi, dan pemangkasan terhadap pertumbuhan rumput ditinjau dari kualitas

38

juga dapat menunjukkan efektifitas pemberian pupuk yang diserap oleh

tanaman yang digunakan dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

Berat kering pucuk merupakan salah satu indikator kualitas fungsional

rumput lapangan sepakbola. Hal ini dilihat dari semakin tinggi nilai berat

kering pucuk, artinya pertumbuhan rumput di lapangan tersebut semakin baik

atau subur. Penjelasan dari sisi manajemen pengelolaan lapangan, artinya

pemberian pupuk kepada rumput dapat efektif meningkatkan pertumbuhan

rumput yang mendukung kualitas atau performa lapangan permainan sepakbola.

Berdasarkan hasil pengukuran laboratorium diketahui bahwa Stadion

Maguwoharjo memiliki nilai berat kering pucuk tertinggi dibandingkan dua

stadion yang lain, yaitu rata-rata seberat 0,81 g/100 cm2. Namun, nilai berat

kering pucuk ini berbanding terbalik dengan kondisi kesuburan tanah Stadion

Maguwoharjo yang memiliki pH masam dan memiliki nilai KTK rendah.

Tingginya nilai berat kering pucuk pada stadion ini dipengaruhi oleh teknik

pengelolaan, terutama pada kegiatan pemangkasan. Pada saat penelitian ini

dilakukan dan sampel pucuk diambil, kondisi lapangan rumput sudah lama

tidak dilakukan pemangkasan bahkan kondisi rumput dalam keadaan berbunga

diseluruh hamparan lapangan sepakbola, sehingga rumput lapangan memiliki

ketebalan lebih dari 5 cm. Hal ini tentunya mempengaruhi hasil pangkasan

yang diperoleh sebagai sampel. Teknik pemangkasan yang dilakukan di

Stadion Maguwoharjo berdasarkan hasil wawancara yaitu pemangkasan

dilakukan seminggu sebelum digunakan pertandingan dan seminggu setelah

pertandingan. Jika tidak ada pertandingan, rumput dibiarkan tumbuh.

Pada Stadion Gelora Bung Karno dan Stadion Si Jalak Harupat memiliki

berat kering pucuk yang lebih kecil. Pada kedua stadion ini teknik

pemangkasan dilakukan secara rutin setiap minggunya. Sehingga ketinggian

maksimum rumput lapangan tetap terjaga dan tidak diharapkan rumput

mencapai fase generatif (berbunga). Pada kondisi rumput yang berbunga,

nutrisi yang diberikan melalui pemupukan cenderung digunakan untuk

memproduksi biji dibandingkan untuk pertumbuhan tunas dan daun baru.

Stadion Gelora Bung Karno memiliki rata-rata berat kering pucuk sebesar 0,36

g/100 cm2 dan Stadion Si Jalak Harupat memiliki rata-rata berat kering pucuk

sebesar 0,61 g/100 cm2. Perbedaan jumlah berat kering pucuk pada kedua

stadion ini dipengaruhi oleh kondisi kesuburan tanah di kedua lokasi tersebut.

Pada Stadion Si Jalak Harupat hasil uji laboratorium menyatakan bahwa media

tanam memiliki nilai KTK yang lebih tinggi dibandingkan dengan media tanam

pada Stadion Gelora Bung Karno. Hal ini tentunya sangat mempengaruhi

ketersediaan dan kemudahan penyerapan unsur hara di dalam tanah bagi

tanaman. Semakin tinggi nilai KTK maka ketersediaan nutrisi bagi tanaman

semakin banyak dan mudah diserap dalam bentuk kation. Hal kedua yang

mempengaruhi perbedaan berat kering pucuk pada kedua stadion yaitu adanya

perbedaan panjang akar.

Menurut Gardner et al. (1991), pertumbuhan panjang akar umumnya

beranalogi dengan pertumbuhan panjang dan lingkar pada pucuk. Pada Stadion

Gelora Bung Karno rata-rata panjang akar rumput manila sebesar 8,1 cm dan

rata-rata panjang akar pada Stadion Si Jalak Harupat sebesar 12,1 cm. Panjang

akar juga mempengaruhi area jangkauan dan luas permukaan akar dalam

menyerap nutrisi. Hal ini juga dikemukakan oleh Gardner et al. (1991) bahwa

Page 55: REKAYASA MEDIA TANAM, NUTRISI DAN PEMANGKASAN … · pengaruh perbedaan komposisi media tanam, pemberian nutrisi, dan pemangkasan terhadap pertumbuhan rumput ditinjau dari kualitas

39

Salah satu cara tanaman mendapatkan nutrisi yaitu dengan pemanjangan akar

ke sumber ion. Pemanjangan akar menempatkan jaringan penyerap yang baru

terbentuk, terutama daerah rambut akar, di dalam medium tanah yang tidak

terekspolitasi, meningkatkan kesempatan untuk mengambil ion.

Panjang Akar

Panjang akar rumput diketahui dengan mengukur akar terpanjang dari

sampel rumput yang diambil dari lokasi survei penelitian. Pada ketiga lokasi

survei diketahui bahwa Stadion Gelora Bung Karno memiliki rumput manila

dengan panjang akar terpendek dibandingkan dengan dua stadion lainnya.

Hasil pengukuran panjang akar dapat dilihat pada Tabel 16. Rumput manila

pada tadion Si Jalak Harupat dan Stadion Maguwoharjo memiliki rata-rata

panjang akar yang tidak berbeda. Pada Stadion Si Jalak Harupat pertumbuhan

panjang akar dipengaruhi oleh tingkat kesuburan media tanam yang dicampur

dengan sekam yang menjadi sumber bahan organik. Selain itu, pada Stadion Si

Jalak Harupat dilakukan pemupukan nitrogen sebanyak 10,8 g/m2, fosfor

sebanyak 6,2 g/m2, dan kalium sebanyak 1,6 g/m

2 setiap tiga bulan yang

bersumber dari pupuk NPK, urea, dan TSP.

Stadion Maguwoharjo memiliki rata-rata panjang akar yang tidak berbeda

dengan panjang akar pada Stadion Si Jalak Harupat. Teknik pemupukan yang

dilakukan pada Stadion Maguwoharjo yaitu dengan memberikan nitrogen

sebanyak 49,8 g/m2, fosfor sebanyak 31,2 g/m

2, dan kalium sebanyak 9,6 g/m

2

setiap tiga bulan yang bersumber dari pupuk NPK, urea, ZA, dan SP36.

Panjang akar di Stadion Maguwoharjo dipengaruhi oleh jenis media tanam

yang digunakan berupa pasir pantai yang sangat remah sehingga memudahkan

pertumbuhan dan perkembangan akar. Selain itu, defisiensi unsur hara yang

terjadi pada stadion ini juga dapat memicu pertumbuhan akar. Akar tumbuh

memanjang dalam usaha mencari sumber nutrisi bagi kebutuhan pertumbuhan

dan perkembangan tanaman. Menurut Gardner et al. (1991) bahwa salah satu

cara tanaman mendapatkan nutrisi yaitu dengan pemanjangan akar ke sumber

ion. Pemanjangan akar menempatkan jaringan penyerap yang baru terbentuk,

terutama daerah rambut akar, di dalam medium tanah yang tidak terekspolitasi,

meningkatkan kesempatan untuk mengambil ion.

Stadion Gelora Bung Karno memiliki ukuran panjang akar yang paling

pendek dibandingkan dengan dua stadion yang lainnya, sebesar 8,1 cm. Hal ini

dipengaruhi oleh pemberian pupuk yang lebih sedikit dibandingkan dengan dua

stadion lainnya. Kondisi kesuburan media tanam pada Stadion Gelora Bung

Tabel 16 Hasil pengukuran panjang akar di ketiga stadion

Titik

Sampel

Panjang Akar (cm)

Gelora Bung Karno Si Jalak Harupat Maguwoharjo

2 7,6 12,6 10,8

4 7,6 13,5 11,8

8 7,4 11,2 12,2

12 10,6 11,5 10,2 14 7,5 10,1 14,0

17 7,9 13,5 12,8

Rataan 8,1 12,1 12,0

Page 56: REKAYASA MEDIA TANAM, NUTRISI DAN PEMANGKASAN … · pengaruh perbedaan komposisi media tanam, pemberian nutrisi, dan pemangkasan terhadap pertumbuhan rumput ditinjau dari kualitas

40

Karno memiliki nilai KTK yang lebih kecil dibandingkan dengan KTK pada

media tanam Stadion Si Jalak Harupat. Hal ini menunjukkan bahwa

ketersedian nutrisi kebutuhan rumput dalam tanah dalam bentuk ion jumlahnya

lebih sedikit dibandingkan pada Stadion Si Jalak Harupat. Teknik pemupukan

pada Stadion Gelora Bung Karno yaitu memberikan nitrogen sebanyak 6,3

g/m2, fosfor sebanyak 3,2 g/m

2, dan kalium sebanyak 3,2 g/m

2 yang ersumber

dari NPK dan urea. Hal ini sangat terlihat kontras dengan teknik pemupukan

yang dilakukan pada dua stadion lainnya, sehingga dapat mempengaruhi

pertumbuhan dan perkembangan akar.

Pertumbuhan akar yang kuat lazim diperlukan untuk kekuatan dan

pertumbuhan pucuk pada umumnya. Akar yang mengalami kerusakan karena

gangguan secara biologis, fisik atau mekanis dan menjadi kurang berfungsi

maka pertumbuhan pucuk juga akan kurang berfungsi. Akar melayani tanaman

dalam fungsi penting seperti: penyerapan, penambahan (anchorage),

penyimpanan, transpor, dan pembiakan (propagation). Akar juga merupakan

sumber utama beberapa pengatur pertumbuhan tanaman tertentu. Panjang akar

merupakan hasil perpanjangan sel-sel di belakang meristem ujung, sedangkan

lebar akibat dari pembesaran sel-sel ujung merupakan hasil dari meristem

lateral atau pembentukan kambium (Gardner et al. 1991). Akar rumput yang

panjang dan mampu menembus jauh ke dalam tanah serta membuat jalinan

akar di dalam tanah mampu menjadikan kesuburan dan kekuatan dari rumput.

Akar yang mengikat kuat atau membuat jalinan di dalam tanah dapat menjadi

kekuatan rumput sehingga tidak mudah tercabut pada saat digunakan dalam

pertandingan sepakbola.

Pemberian pupuk NPK dan TSP yang merupakan sumber nutrisi fosfor (P)

bagi tanaman adalah salah satu pemicu pertumbuhan akar. Menurut Sutedjo

dan Kartasapoetra (2005), fosfor bagi tanaman berfungsi untuk mempercepat

pertumbuhan akar semai, memacu dan memperkuat pertumbuhan tanaman

dewasa pada umumnya, dan meningkatkan produksi biji-bijian, sehingga

pemberian atau penambahan unsur fosfor ke dalam tanah dapat meningkatkan

pertumbuhan akar. Pemupukan P meningkatkan hasil panen dan pengambilan P,

tetapi juga sangat meningkatkan panjang akar, kehalusan akar, dan

kerapatannya. Peningkatan pengambilan P mungkin disebabkan karena adanya

konsentrasi P yang lebih tinggi dalam medium, atau karena peningkatan

panjang akar, ataupun keduanya (Gardner et al. 1991). Selain itu, semakin

panjang akar, maka semakin luas jangkauan akar dalam menyerap nutrisi,

sehingga nutrisi yang diserap juga semakin banyak.

Berat Kering Akar

Pada ketiga stadion lokasi survei diambil sampel akar rumput dan dilakukan

uji berupa pengukuran berat kering akar. Berdasarkan hasil pengovenan akar

yang dilakukan di laboratorium diperoleh hasil seperti yang dapat dilihat pada

Tabel 17 berikut.

Page 57: REKAYASA MEDIA TANAM, NUTRISI DAN PEMANGKASAN … · pengaruh perbedaan komposisi media tanam, pemberian nutrisi, dan pemangkasan terhadap pertumbuhan rumput ditinjau dari kualitas

41

Berat kering akar yang diperoleh berdasarkan pengovenan akar

menunjukkan bahwa terdapat kaitan antara panjang akar dan berat kering

akarnya. Ukuran panjang akar sebanding dengan berat kering akar. Semakin

panjang akar, maka berat kering akar semakin tinggi. Pada Stadion Gelora

Bung Karno dengan panjang akar 8,1 cm memiliki berat kering akar sebesar

0,80 g/100 cm2. Pada Stadion Maguwoharjo dengan panjang akar 12,0 cm

memiliki berat kering akar sebesar 1,00 g/100 cm2. Pada Stadion Si Jalak

Harupat dengan panjang akar 12,1 cm memiliki berat kering akar sebesar 1,40

g/100 cm2. Seperti yang telah dijelaskan pada bagian panjang akar, bahwa

panjang akar terkait dengan pemupukan yang diberikan atau kondisi

lingkungan sekitar, seperti media tanam dan iklim. Pada rumput yang memiliki

akar yang panjang-panjang tentunya jumlahnya akan semakin banyak dan berat

kering akarnya pun semakin besar, begitu pula sebaliknya. Menurut Gardner et

al. (1991), panjang akar merupakan hasil perpanjangan sel-sel di belakang

meristem ujung, sedangkan lebar akibat dari pembesaran sel-sel ujung

merupakan hasil dari meristem lateral atau pembentukan kambium. Hal

tersebut merupakan hasil dari nutrisi yang diserap oleh tanaman dan diproses

dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Secara umum dapat

dikatakan bahwa berat kering akar dapat menunjukkan efektifitas penyerapan

nutrisi oleh tanaman dari dalam tanah. Stadion Si Jalak Harupat memiliki berat

kering akar yang paling tinggi karena pada stadion tersebut memiliki tingkat

kesuburan media tanam yang tinggi pula.

Terdapat perbedaan berat kering akar pada setiap area sampel. Pada Stadion

Gelora Bung Karno dan Stadion Si Jalak Harupat terlihat perbedaan berat

kering akar pada area striker memiliki berat yang lebih tinggi dibandingkan

pada area gawang dan area back. Pada kedua area tersebut merupakan area

yang intensif digunakan oleh pemain sepakbola sehingga intensitas injakan

menyebabkan stres yang diterima oleh rumput lebih tinggi dibandingkan

dengan area striker. Stres injakan yang diterima oleh rumput tentunya

mempengaruhi pertumbuhan rumput, termasuk pertumbuhan akar. Akibat stres

yang diakibatkan oleh lingkungan sekitar sehingga pertumbuhan akar pada area

gawang dan back menjadi lebih lambat dibandingkan pada area striker. Hal

yang berbeda terjadi di Stadion Maguwoharjo. Pada Stadion Maguwoharjo

berat kering akar tertinggi ditemukan pada area gawang. Hal ini dapat

disebabkan oleh pertumbuhan akar area gawang pada Stadion Maguwoharjo

lebih banyak ditemukan akar baru sehingga ukuran akar lebih pendek namun

kerapatannya tinggi sehingga berat kering akarnya tinggi.

Tabel 17 Hasil pengukuran berat kering akar di ketiga stadion

Titik

Sampel

Berat Kering Akar (g/100 cm2)

Gelora Bung Karno Si Jalak Harupat Maguwoharjo

2 0,67 1,40 1,03

4 0,56 1,32 0,68 8 1,03 1,11 0,76

12 1,08 2,33 0,89

14 0,78 0,96 0,79

17 0,67 1,30 1,85

Rataan 0,80 1,40 1,00

Page 58: REKAYASA MEDIA TANAM, NUTRISI DAN PEMANGKASAN … · pengaruh perbedaan komposisi media tanam, pemberian nutrisi, dan pemangkasan terhadap pertumbuhan rumput ditinjau dari kualitas

42

Selain itu, salah satu faktor yang mempengaruhi berat kering akar adalah

media tanam yang digunakan pada ketiga stadion. Pada Stadion Si Jalak

Harupat yang menggunakan media tanam pasir dicampur sekam memiliki berat

kering akar yang paling tinggi dibandingkan dua stadion lainnya. Hal ini terkait

dengan nilai KTK yang dimiliki Stadion Si Jalak Harupat paling tinggi

sehingga nutrisi dan hara yang dibutuhkan bagi pertumbuhan rumput lebih

banyak tersedia, termasuk bagi pertumbuhan akar. Pada Stadion Maguwoharjo

memiliki berat kering akar tertinggi kedua setelah Stadion Si Jalak Harupat.

Meskipun nilai KTK media tanam di Stadion Maguwoharjo sangat rendah,

jenis media tanam yang digunakan merupakan pasir pantai yang memiliki

tekstur halus dan remah karena rendah mengandung liat. Kondisi media tanam

yang demikian memudahkan akar untuk tumbuh karena banyak ruang pori

tanah yang dapat ditembus oleh akar sehingga pertumbuhan akar semakin

banyak. Hal ini juga terkait dengan fungsi akar untuk mendapakan nutrisi bagi

pertumbuhan rumput. Pada Stadion Gelora Bung Karno memiliki berat kering

akar paling rendah. Hal ini dapat disebabkan oleh media tanam yang digunakan

yaitu pasir pasang. Ukuran material pasir pada pasir pasang tentunya lebih

besar dibandingkan ukuran pasir pantai, dan intensitas penggunaan Stadion

Gelora Bung Karno yang cukup tinggi menyebabkan media tanam lebih padat,

serta dosis pupuk yang diberikan paling rendah diantara dua stadion lainnya.

Ketiga hal tersebut tentunya mempengaruhi pertumbuhan rumput lapangan

sepakbola.

Pemeliharaan Rumput Lapangan Sepakbola

Lapangan sepakbola yang merupakan sarana olahraga membutuhkan suatu

perawatan atau pemeliharaan yang baik. Penggunaan material rumput sebagai alas

lapangan membutuhkan pemeliharaan yang intensif terutama untuk menjaga dan

memenuhi kualitas visual dan kualitas fungsional rumput lapangan sehingga

mendukung permainan sepakbola. Jenis-jenis pemeliharaan yang penting

dilakukan seperti pemupukan, penyiraman, pemangkasan, penyulaman,

penyiangan gulma, serta pengendalian hama dan penyakit.

Pemupukan

Hasil wawancara terhadap pihak pengelola lapangan sepakbola di ketiga

stadion menunjukkan adanya perbedaan jumlah atau dosis pemupukan terhadap

rumput lapangan sepakbola. Perbedaan pemupukan pada ketiga lapangan

sepakbola terlihat jelas pada pemberian jenis pupuk pada rumput lapangan.

Jenis pupuk yang digunakan pada ketiga stadion sepakbola terdiri dari pupuk

majemuk dan pupuk tunggal, seperti NPK, urea, TSP, ZA, dan SP36. Jumlah

dan jenis pupuk yang diterapkan pada masing-masing stadion dapat dilihat

pada Tabel 18 berikut.

Page 59: REKAYASA MEDIA TANAM, NUTRISI DAN PEMANGKASAN … · pengaruh perbedaan komposisi media tanam, pemberian nutrisi, dan pemangkasan terhadap pertumbuhan rumput ditinjau dari kualitas

43

Pemupukan dilakukan untuk menyediakan nutrisi tambahan yang

dibutuhkan oleh tanaman karena ketersediaan di dalam tanah terbatas.

Tanaman membutuhkan nutrisi yang dibedakan sebagai unsur makro dan unsur

mikro. Unsur makro dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang cukup banyak

dan jika mengalami defisiensi akan menghambat pertumbuhan tanaman,

sedangkan unsur mikro adalah unsur yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah

sedikit. Menurut Hanafiah (2007), unsur hara makro esensial mempunyai

karakter jika kurang tersedia akan menyebabkan tanaman defisiensi, tetapi jika

sedikit berlebihan tidak menjadi masalah karena unsur-unsur ini mempunyai

zona serapan mewah (luxury’s consumption zone). Unsur hara mikro esensial

dan penunjang mempunyai karakter jika kurang tersedia akan menyebabkan

tanaman defisiensi, tetapi jika sedikit saja berlebihan akan menjadi racun

(toxics) bagi tanaman karena unsur-unsur ini tidak mempunyai zona serapan

mewah. Berdasarkan kaitan pH dan ketersediaan unsur hara tanah, pH yang

paling ideal untuk tanaman secara umum adalah 6,5-7,0.

Pada ketiga stadion teknik aplikasi pupuk ke lapangan dilakukan dengan

cara ditabur. Pada Stadion Gelora Bung Karno dilakukan dengan bantuan

gerobak yang diisi dengan pupuk kemudian didorong ke lapangan untuk

membantu menebarkan pupuk. Data pemupukan lapangan sepakbola di atas

terlihat bahwa pada Stadion Maguwoharjo diberikan pupuk dengan dosis yang

paling tinggi dibandingkan dua stadion lainnya, yaitu sebesar 40 g/m2 setiap 2

minggu sekali. Tingkat pemupukan tertinggi kedua terdapat pada Stadion Si

Jalak Harupat dengan dosis pemupukan 40 g/m2 setiap 3 bulan sekali. Pada

Stadion Gelora Bung Karno pemupukan dilakukan dengan dosis paling rendah

yaitu 26,8 g/m2 setiap 3 bulan sekali.

Dapat dilihat bahwa pada Stadion Maguwoharjo dosis pupuk dengan

kandungan unsur nitrogen (N) diberikan dalam jumlah yang sangat tinggi

dikarenakan pihak pengelola memberikan empat jenis pupuk yang tiga

diantaranya mengandung unsur N, yaitu pupuk NPK, Urea, dan ZA. Brosnan

dan Deputy (2008) menyebutkan bahwa pemberian pupuk N untuk rumput

manila sebesar 4,84 g/m2setiap 3 bulan dengan perbandingan dosis NPK dalam

pupuk majemuk sebesar 2:1:1. Total dosis pupuk nitrogen (N) yang diberikan

pada rumput Stadion Maguwoharjo sebesar 8,3 g/m2 yang diberikan setiap dua

minggu atau 49,8 g/m2 setiap 3 bulan. Total dosis tersebut lebih dari sepuluh

Tabel 18 Jenis, Dosis, dan Waktu Pemupukan

No Stadion Jenis

Pupuk

Dosis

(g/m2)

Waktu

Pemupukan

Dosis N

(g/m2)

Dosis P2O5

(g/m2)

Dosis K2O

(g/m2)

1 Gelora Bung

Karno

NPK

Urea

20

6,8

3 bulan

sekali 6,3 3,2 3,2

2 Si Jalak

Harupat

NPK

Urea

TSP

10

20

10

3 bulan

sekali 10,8 6,2 1,6

3 Maguwoharjo NPK

Urea

ZA

SP36

10

10

10

10

2 minggu

sekali 8,3 5,2 1,6

Page 60: REKAYASA MEDIA TANAM, NUTRISI DAN PEMANGKASAN … · pengaruh perbedaan komposisi media tanam, pemberian nutrisi, dan pemangkasan terhadap pertumbuhan rumput ditinjau dari kualitas

44

kali lipat standar kebutuhan nitrogen yang disebutkan oleh Brosnan dan Deputy.

Dalam hal ini pengelola Stadion Maguwoharjo banyak melakukan pemborosan

pupuk, terutama dikaitkan dengan KTK media tanam yang rendah dan indikasi

terjadinya defisiensi hara pada rumput karena jumlah pupuk yang diberikan

sangat banyak namun hanya sedikit yang diserap tanaman dan sebagian besar

lainnya terbuang. Pupuk yang tidak diserap terbawa air hujan atau penyiraman

ke dalam tanah dan masuk saluran drainase hingga saluran pembuangan. Pupuk

NPK adalah pupuk majemuk yang mengandung tiga unsur makro yang penting

bagi tanaman yaitu nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K), sehingga hanya

membutuhkan jumlah atau takaran yang tepat untuk memenuhi kebutuhan

nutrisi bagi tanaman sesuai dosis. Stadion Si Jalak Harupat dan Maguwoharjo

menggunakan pupuk TSP dan SP36, merupakan pupuk yang mengandung

unsur fosfor (P). Sebaiknya penambahan pupuk tunggal seperti urea, ZA, TSP,

dan SP36 dilakukan jika dosis dari pupuk majemuk kurang terpenuhi.

Pada Stadion Si Jalak Harupat jumlah pupuk nitrogen yang diberikan setiap

tiga bulannya dibandingkan dengan standar kebutuhan pupuk nitrogen bagi

rumput manila yang disebutkan oleh Brosnan dan Deputy maka jumlah pupuk

yang diberikan dua kali lipat dari standar kebutuhan. Dalam kondisi ini,

pengelola Stadion Si Jalak Harupat juga melakukan pemborosan dengan

memberikan jumlah pupuk melebihi kebutuhan rumput manila. Pengelola

memberikan tiga jenis pupuk yang dua diantaranya mengandung sumber

nitrogen bagi tanaman, yaitu pupuk NPK dan urea. Pupuk NPK diberikan

sebanyak 10 g/m2, sedangkan pupuk urea diberikan dua kali lebih banyak yaitu

20 g/m2. Pupuk urea merupakan pupuk tunggal yang memiliki kandungan

nitrogen sebesar 46%. Sebaiknya pupuk NPK yang diberikan jumlahnya lebih

banyak karena merupakan pupuk majemuk dan pupuk urea diberikan sebagai

tambahan dengan takaran kebutuhan nitrogen yang diperlukan.

Pada Stadion Gelora Bung Karno jumlah pupuk nitrogen yang diberikan

sebesar 6,3 g/m2. Jumlah tersebut sedikit lebih banyak dibandingkan standar

kebutuhan pupuk nitrogen yang dibutuhkan oleh rumput manila menurut

Brosnan dan Deputy. Pihak pengelola memberikan dua jenis pupuk yang

mengandung nitrogen yaitu NPK dan urea.

Fungsi dari masing-masing ketiga unsur makro yang dibutuhkan oleh

tanaman menurut Sutedjo dan Kartasapoetra (2005), yaitu nitrogen (N)

berfungsi untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman, menyehatkan hijau daun

(klorofil), meningkatkan kadar protein dalam tubuh tanaman, meningkatkan

kualitas tanaman yang menghasilkan daun, dan meningkatkan

perkembangbiakan mikro organisme dalam tanah yang penting bagi

kelangsungan pelapukan bahan organik. Fosfor (P) bagi tanaman berfungsi

untuk mempercepat pertumbuhan akar semai, memacu dan memperkuat

pertumbuhan tanaman dewasa pada umumnya, dan meningkatkan produksi

biji-bijian. Kalium (K) berfungsi bagi tanaman untuk mempercepat

pembentukan zat karbohidrat dalam tanaman, memperkokoh tubuh tanaman,

mempertinggi resistansi terhadap serangan hama/penyakit dan kekeringan, dan

meningkatkan kualitas biji.

Page 61: REKAYASA MEDIA TANAM, NUTRISI DAN PEMANGKASAN … · pengaruh perbedaan komposisi media tanam, pemberian nutrisi, dan pemangkasan terhadap pertumbuhan rumput ditinjau dari kualitas

45

Penyiraman

Teknik aplikasi penyiraman pada ketiga stadion lokasi survei memiliki

kesamaan yaitu menggunakan bantuan mekanik. Penyiraman dilakukan

menggunakan mesin pompa air yang terpasang sambungan pipa-pipa ke titik-

titik di sekeliling lapangan bola sehingga intensitas dan jumlah air yang

diterima pada setiap bagian lapangan sama. Pompa diatur dengan tekanan

tertentu sehingga memiliki jangkauan semburan air yang mampu menyiram

lapangan dengan merata.yang sedikit membedakan pada ketiga stadion dalam

hal penyiraman adalah waktu (intensitas) penyiraman dan sumber air yang

digunakan untuk menyiram (Tabel 19).

Penyiraman dilakukan untuk memenuhi kebutuhan air tanaman.Tanpa

adanya air dalam tanah, suatu jenis tanaman apapun tidak mungkin dapat

tumbuh dan berkembang, demikian pula semua mahluk hidup di dalam tanah.

Air secara mutlak dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhan dan

perkembangannya. Peran air bagi tanaman seperti sebagai pengangkut hara

tanaman dari tanah ke tempat fotosintesa, mengedarkan hasil fotosintesis dan

metabolisme, mempertahankan ketegangan sel-sel tanaman untuk menjamin

berlangsungnya berbagai mekanisme dalam tubuh tanaman, serta menjamin

berlangsungnya fotosintesa karbohidrat (Sutedjo dan Kartasapoetra 2005).

Penyiraman di Stadion Maguwoharjo dilakukan lebih sering dibandingkan

dengan dua stadion yang lainnya. Hal ini dilakukan karena Kabupaten Sleman

memiliki curah hujan yang cukup rendah dibandingkan stadion lainnya. Pada

stadion Gelora Bung Karno dan Stadion Si Jalak Harupat, pada musim hujan

tidak dilakukan penyiraman, namun jika selama dua hari tidak terjadi hujan

maka akan dilakukan penyiraman.

Penyiraman lapangan sepakbola dengan intensitas yang tinggi diperlukan

terkait dengan media tanam yang digunakan untuk menanam rumput yaitu

pasir yang memiliki tekstur kasar sehingga memiliki permeabilitas yang tinggi

dibandingkan liat dan debu. Pada ketiga lokasi stadion dengan jenis pasir yang

digunakan sebagai media tanam berbeda tentunya juga akan memberi pengaruh

pada pertumbuhan tanaman, terutama terhadap kebutuhan dan ketersediaan air.

Media tanam yang memiliki nilai permeabilitas tinggi membutuhkan

penyiraman yang lebih intensif dibandingkan media dengan nilai permeabilitas

lebih rendah. Namun, pelaksanaan penyiraman perlu disesuaikan dengan

kondisi iklim pada masing-masing wilayah, mengingat tingkat curah hujan di

ketiga lokasi penelitian berbeda.

Gardner et al. (1991) menyatakan karena adanya kebutuhan air yang tinggi

dan pentingnya air, tumbuhan memerlukan sumber air yang tetap untuk

tumbuh dan berkembang. Setiap kali air menjadi terbatas, pertumbuhan

berkurang dan biasanya berkurang pula hasil panen pada tanaman budidaya.

Tabel 19 Intensitas Penyiraman pada ketiga stadion

No Stadion Musim Hujan Musim Panas Sumber Air

1 Gelora Bung Karno Tidak disiram 1 kali/hari Air PDAM

2 Si Jalak Harupat Tidak disiram 2 kali/hari Air tanah 3 Maguwoharjo 1 kali/hari 2 kali/hari Air sungai melalui

pengolahan

Page 62: REKAYASA MEDIA TANAM, NUTRISI DAN PEMANGKASAN … · pengaruh perbedaan komposisi media tanam, pemberian nutrisi, dan pemangkasan terhadap pertumbuhan rumput ditinjau dari kualitas

46

Pertumbuhan sel merupakan fungsi tanaman yang paling sensitif terhadap

kekurangan air. Pengaruh kekurangan air selama tingkat vegetatif ialah

berkembangnya daun-daun yang lebih kecil. Tanaman yang kekurangan air

yang tumbuh di tanah dengan tingkat air pada pelayuan permanen biasanya

akan segar kembali setelah diairi bila pelayuannya hanya sebentar. Kekurangan

air menurunkan perkembangan vegetatif dan hasil panen dengan cara

mengurangi pengembangan daun dan penurunan fotosintesis daun yang

berakibat menurunnya fotosintesis tajuk. Hal ini dapat dilihat pengaruhnya

pada parameter pengamatan seperti pertumbuhan akar tanaman dan ukuran

tekstur daun rumput.

Pemangkasan

Pemangkasan penting dilakukan untuk menjaga kondisi rumput tetap prima

dan mendukung permainan sepakbola.Pemangkasan juga akan merangsang

pertumbuhan tanaman. Pihak pengelola di ketiga stadion secara umum

menerapkan ketinggian pangkas yang sama, namun perbedaan terlihat pada

jadwal dan teknik pemangkasan rumput lapangan, terutama dalam upaya

membentuk pola rumpt lapangan yang memiliki gradasi warna. Hasil survei

dan wawancara terhadap ketiga pengelola stadion diperoleh data pemangkasan

seperti terlihat pada Tabel 20.

Pemangkasan akan mempengaruhi kualitas visual dan kualitas fungsional

rumput. Rumput yang tidak dipangkas akan tumbuh tinggi yang dapat

mempengaruhi gerakan bola di lapangan. Pemangkasan rumput lapangan

olahraga harus memperhatikan intensitas, teknik, dan waktu pemangkasan.

Rumput yang terlalu sering dipangkas dalam jangka waktu yang dekat akan

mengurangi kualitas visual rumput karena tidak ada waktu yang cukup untuk

memulihkan diri bagi rumput saat mengalami stres akibat pemangkasan.

Teknik pemangkasan terkait dengan alat pangkas yang digunakan.

Pemangkasan rumput harus menggunakan pisau (blade) yang sangat tajam.

Jika pemangkasan menggunakan pisau yang tumpul akan menyebabkan hasil

pangkasan yang tidak rapi pada ujung daun. Hal ini menyebabkan ujung daun

akan menguning atau kecoklatan sehingga mengurangi kualitas warna rumput

lapangan. Waktu pemangkasan yang harus diperhatikan adalah kondisi rumput

yang dipangkas secara rutin karena rumput yang sudah dewasa saat dipangkas

Tabel 20 Intensitas pemangkasan rumput pada ketiga stadion sepakbola

No Stadion Ketinggian

Pangkas (cm) Intensitas Keterangan

1 Gelora Bung Karno 2 1 kali/minggu Setiap hari selasa

2 Si Jalak Harupat 2 2 kali/minggu Setiap hari selasa dan

kamis dan dilakukan pada

jalur yang berbeda untuk

mengasilkan gradasi

warna. 3 Maguwoharjo 2-3 2 kali/bulan Pemangkasan dilakukan

terutama menjelang

pertandingan

Page 63: REKAYASA MEDIA TANAM, NUTRISI DAN PEMANGKASAN … · pengaruh perbedaan komposisi media tanam, pemberian nutrisi, dan pemangkasan terhadap pertumbuhan rumput ditinjau dari kualitas

47

akan menyisakan bagian batang yang keras dan membutuhkan waktu yang

lama untuk kembali seperti semula. Pemangkasan yang baik akan memicu

tumbuhnya tunas-tunas rumput yang baru sehingga menghasilkan kepadatan

yang mendukung kualitas visual lapangan sepakbola. Ketiga stadion

menerapkan ketinggian pangkas rumput yang sama dan dipertahankan,

terutama selama pekan pertandingan, yaitu ketinggian antara 2-3 cm.

Ketinggian pangkas 2-3 cm merupakan ketinggian pangkas yang optimal untuk

rumput Zoysia matrella. Menurut Brosnan dan Deputy (2008) pemangkasan

Zoysia sp. tidak boleh melebihi ketinggian 5 cm. Pemangkasan yang baik

dilakukan setiap 7-10 hari dengan ketinggian antara 1,25 cm hingga 4,75 cm.

Pada Stadion Gelora Bung Karno pemangkasan dilakukan dengan membuat

pola gradasi warna (hijau muda-hujau tua) dengan ketinggian pangkas 2 cm.

Pemangkasan dilakukan dengan menerapkan arah pangkas yang berbeda. Satu

jalur warna dipangkas menggunakan mesin Jacobsen GK IV Plus dengan arah

pangkas yang sama. Pada minggu berikutnya pemangkasan dilakukan dengan

arah yang berlawanan.Hal ini dilakukan untuk mempertahankan pertumbuhan

daun tegak ke atas.

Pada Stadion Si Jalak Harupat pemangkasan dilakukan untuk membentuk

pola gradasi warna (hijau muda-hijau tua) dilakukan pada hari yang berbeda

dengan ketinggian pangkas 2 cm. Satu jenis warna dilakukan pemangkasan di

hari selasa dan warna lain dipangkas pada hari kamis, sehingga perbedaan

warna dihasilkan dari perbedaan ketinggian. Pemangkasan dilakukan dengan

menggunakan mower. Pada satu jalur pola warna pemangkasan dilakukan

dengan arah yang berlawanan. Hal ini cenderung mengurangi kualitas visual

rumput lapangan karena arah tegakan rumput yang tidak seragam.

Pada Stadion Maguwoharjo pemangkasan dilakukan menggunakan mesin

pangkas Rancher.Pemangkasan dilakukan dengan menerapkan perbedaan

ketinggian yaitu ketinggian 2 cm dan ketinggian 3 cm secara berselang.

Pemangkasan dilakukan 2 kali dalam satu bulan, namun pemangkasan lebih

sering dilakukan pada saat menjelang pertandingan. Pada saat pengambilan

data, rumput lapangan dalam kondisi yang cukup tinggi dan sudah mencapai

fase pembungaan di seluruh area lapangan. Hal ini terjadi karena rumput sudah

lebih dari dua minggu tidak dipangkas. Tentunya hal ini dapat mempengaruhi

kualitas visual terutama kualitas fungsional rumput sebagai arena olahraga

sepakbola. Karena pemangkasan pada kondisi rumput yang sudah tua akan

meninggalkan bagian batang rumput yang keras setelah pemangkasan dan

membutuhkan waktu yang lebih lama untuk kembali pulih.

Penyiangan Gulma

Gulma merupakan salah satu gangguan yang menjadi pesaing rumput

manila dalam memperoleh nutrisi bagi pertumbuhannya. Gulma di area

lapangan sepakbola harus dihilangkan karena akan mengganggu pertumbuhan

rumput yang seharusnya. Selain itu, secara visual kehadiran gulma juga akan

sangat mengganggu terutama gulma yang memiliki perbedaan tekstur dan

warna karena akan terlihat berbeda dengan rumput aslinya. Secara fungsional,

kehadiran gulma di antara rumput manila yang ditanam juga akan sangat

mengganggu karena akan mempengaruhi kualitas atau kecepatan gelindingan

Page 64: REKAYASA MEDIA TANAM, NUTRISI DAN PEMANGKASAN … · pengaruh perbedaan komposisi media tanam, pemberian nutrisi, dan pemangkasan terhadap pertumbuhan rumput ditinjau dari kualitas

48

bola. Hasil pengamatan lapang pada ketiga stadion diperoleh data jenis gulma

yang terdapat pada masing-masing lapangan sepakbola dan intensitas

penyiangan gulma (Tabel 21).

Berdasarkan hasil pengamatan dapat diketahui bahwa pada Stadion Si Jalak

Harupat memiliki jenis gulma yang cukup beragam dan intensitas kehadiran

gulma di lapangan cukup tinggi dan jenis gulma yang terdapat merupakan

rumput dengan tekstur yang kasar (daun lebar). Hal ini sangat perlu

diperhatikan karena keberadaan gulma tersebut akan mengganggu

pertumbuhan rumput manila, mengganggu kualitas visual lapangan, dan

mengganggu kelancaran pertandingan. Perlu dilakukan usaha yang lebih

intensif untuk menghilangkan gulma tersebut. Selain penyiangan gulma secara

manual, pihak pengelola melakukan penghilangan gulma secara kimiawi

dengan melakukan penyemprotan DMA dan gramokson setiap tiga bulan sekali.

Pada Stadion Gelora Bung Karno jenis rumput yang cukup sulit dihilangkan

adalah rumput teki (Cyperus rotundus) karena akar rumput ini cukup kuat dan

pertumbuhannya yang cukup cepat, namun intensitas keberadaan gulma pada

stadion ini cukup rendah. Pihak pengelola melakukan pencabutan gulma setiap

hari. Pada Stadion Maguwoharjo memiliki intensitas gulma yang cukup rendah.

Keberadaan gulma yang cukup terlihat adalah rumput grinting (Cynodon

dactylon) yang tumbuh merumpun pada titik-titik tertentu. Jika keberadaan

rumput ini sudah cukup luas, pihak pengelola melakukan penyiangan dengan

cara mencangkul area yang ditumbuhi rumput tersebut dan kemudian

menyulam dengan rumput manila yang diambil dari bagian luar lapangan

(nursery). Pada level keberadaan yang rendah, rumput grinting tidak terlalu

mengganggu kualitas lapangan karena rumput grinting memiliki tekstur daun

yang halus atau cenderung lebih kecil dibandingkan dengan rumput manila dan

warna daun yang tidak berbeda dengan rumput manila.

Penyulaman

Penyulaman rumput merupakan kegiatan menambahkan atau mengganti

rumput lapangan yang telah mati atau rusak. Hal ini dilakukan untuk menjaga

kualitas visual rumput lapangan sepakbola. Pada ketiga stadion, penyulaman

dilakukan secara insidental pada area-area yang terlihat mengalami kerusakan

Tabel 21 Jenis gulma da intensitas penyiangan di ketiga stadion

No Stadion Jenis Gulma Teknik

Penyiangan

Waktu

Penyiangan

1 Gelora Bung

Karno

R. Teki (Cyperus rotundus)

R. Embun (Polystrias amaura)

Cabut manual Setiap hari

2 Si Jalak

Harupat

R. Teki (Cyperus rotundus)

R. Gajah (Axonopus compressus)

R. Belulang (Eleusine indica)

R. Embun (Polytrias amaura)

Cabut manual

Kimiawi

Insidental

3 Maguwoharjo R. Grinting (Cynodon dactylon)

R. Mutiara (Hedyotis corymbosa)

Cabut manual Insidental

Page 65: REKAYASA MEDIA TANAM, NUTRISI DAN PEMANGKASAN … · pengaruh perbedaan komposisi media tanam, pemberian nutrisi, dan pemangkasan terhadap pertumbuhan rumput ditinjau dari kualitas

49

rumput. Area yang paling sering membutuhkan penanganan penyulaman

adalah area gawang. Pada area ini rumput sering mengalami kerusakan akibat

intensitas penggunaan yang sangat tinggi. Penyulaman dilakukan dengan

memotong bagian rumput yang rusak kemudian ditanam rumput dengan luasan

yang sama yang diambil dari bagian luar area lapangan sepakbola (nursery).

Pengendalian Hama dan Penyakit

Hama dan penyakit rumput merupakan salah satu masalah yang banyak

dihadapi pada pengelolaan lapangan olahraga, termasuk lapangan sepakbola.

Keberadaan hama dan penyakit tanaman sangat mengganggu pertumbuhan

rumput lapangan olahraga yang akan mempengaruhi kualitas visual dan

kualitas fungsional rumput lapangan. Namun berdasarkan hasil wawancara

dengan pihak pengelola, pada ketiga stadion lokasi survei jarang terjadi

serangan hama atau penyakit yang berakibat fatal bagi kondisi rumput. Jenis

hama atau penyakit yang ditemui atau pernah dialami oleh masing-masing

stadion dapat dilihat pada Tabel 22.

Pengendalian hama pada ketiga stadion dilakukan secara insidental pada

saat terjadi serangan dari hama tertentu. Berdasarkan keterangan pihak

pengelola, ketiga stadion tidak pernah terjadi masalah pada rumput akibat

serangan penyakit. Pada Stadion Si Jalak Harupat saat pengamatan ditemukan

beberapa jenis hama lain seperti bekicot. Kehadiran belalang dan bekicot di

dalam area lapangan bola dipicu karena lahan di sekitar stadion masih

merupakan area persawahan. Saat ini jumlah hama tersebut masih sedikit,

namun perlu dilakukan penanganan untuk menghindari ledakan jumlah hama.

Korelasi Variabel

Untuk mengetahui hubungan antarvariabel pengamatan dilakukan analisis

nilai korelasi. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui kuat atau lemahnya

hubungan linier antarvariabel. Korelasi yang kuat memiliki nilai mendekati atau

sama dengan 1 atau -1, sedangkan korelasi yang lemah memiliki nilai mendekati

atau sama dengan 0. Nilai korelasi dari ketiga stadion dapat dilihat pada Tabel 23,

Tabel 24, dan Tabel 25.

Berdasarkan hasil uji korelasi antarvariabel pada setiap stadion diketahui

bahwa pada setiap stadion tidak terdapat korelasi antarvariabel yang kuat.

Tabel 22 Jenis hama atau penyakit pada ketiga stadion

No Stadion Jenis Hama/Penyakit Pestisida yang Digunakan

1 Gelora Bung Karno Cacing

Kupu-kupu putih

Furadan 3G

Curacron 500 EC

2 Si Jalak Harupat Ulat grayak

Belalang

Dursban 20 EC

3 Maguwoharjo Wereng

Uret

Cacing

Diasinon 60 EC

Furadan 3G

Furadan 3G

Page 66: REKAYASA MEDIA TANAM, NUTRISI DAN PEMANGKASAN … · pengaruh perbedaan komposisi media tanam, pemberian nutrisi, dan pemangkasan terhadap pertumbuhan rumput ditinjau dari kualitas

50

Korelasi yang terjadi antarvariabel memiliki kecenderungan korelasi yang lemah

karena nilai korelasi memiliki kecendurngan mendekati 0. Lemahnya nilai

korelasi dapat disebabkan oleh jumlah data yang digunakan sedikit karena

pengambilan data sampel hanya dilakukan pada titik-titik pengamatan tertentu.

Tabel 23 Korelasi antarvariabel Stadion Gelora Bung Karno

Parameter Kepadatan Tekstur Elastisitas BK Daun Panjang Akar BK Akar

Kepadatan 1

Tekstur -0,67695 1 Elastisitas 0,17155 0,17407 1

BK Daun -0,21417 -0,15915 0,37860 1 Panjang Akar -0,51683 0,45672 -0,35093 -0,52178 1

BK Akar -0,68734 0,08774 -0,40893 0,28773 0,58368 1

Tabel 24 Korelasi antarvariabel Stadion Si Jalak Harupat

Parameter Kepadatan Tekstur Elastisitas BK Daun Panjang Akar BK Akar

Kepadatan 1

Tekstur 0,09704 1 Elastisitas 0,09656 0,04516 1

BK Daun 0,04036 -0,87561 0,14258 1 Panjang Akar 0,21013 -0,23189 -0,59914 0,18459 1

BK Akar -0,11329 0,73869 -0,12381 -0,43614 0,10085 1

Tabel 25 Korelasi antarvariabel Stadion Maguwoharjo

Parameter Kepadatan Tekstur Elastisitas BK Daun Panjang Akar BK Akar

Kepadatan 1 Tekstur -0,59258 1

Elastisitas 0,69011 -0,25778 1 BK Daun -0,69470 0,13126 -0,18462 1

Panjang Akar -0,63553 0,25377 -0,88378 0,01889 1 BK Akar 0,88271 -0,42297 0,89844 -0,54395 -0,70016 1

Pada Stadion Gelora Bung Karno korelasi yang cukup kuat terlihat antara

varibael kepadatan dengan tekstur daun dan kepadatan dengan berat kering akar

yang masing-masing memiliki nilai -0,677 dan -0,687. Kedua nilai tersebut

memiliki korelasi negatif yang berarti jika kepadatan rumput semakin tinggi akan

menyebabkan tekstur daun dan berat kering akar semakin kecil.

Pada Stadion Si Jalak Harupat nilai korelasi yang cukup kuat terlihat antara

variabel tekstur daun dengan berat kering daun dan tekstur daun dengan berat

kering akar. Nilai korelasi tekstur daun dengan berat kering daun memiliki

korelasi negatif sebesar -0,877 berarti jika tekstur daun semakin besar

menyebabkan berat kering daun semakin kecil. Nilai korelasi tekstur daun dengan

berat kering akar memiliki korelasi positif berarti jika tekstur daun semakin tinggi

akan menyebabkan bertambah berat kering akar.

Page 67: REKAYASA MEDIA TANAM, NUTRISI DAN PEMANGKASAN … · pengaruh perbedaan komposisi media tanam, pemberian nutrisi, dan pemangkasan terhadap pertumbuhan rumput ditinjau dari kualitas

51

Stadion Maguwoharjo memiliki nilai korelasi antarvariabel yang lebih

banyak dibandingkan dua stadion lainnya. Beberapa nilai korelasi yang cukup

kuat seperti terlihat antara variabel kepadatan dengan berat kering akar, elastisitas

dengan panjang akar, dan elastisitas dengan berat kering akar. Nilai korelasi

kepadatan dengan berat kering akar memiliki korelasi positif sebesar 0,883 berarti

semakin tinggi kepadatan tunas yang tumbuh menyebabkan berat kering akar juga

semakin bertambah. Nilai korelasi elastisitas dengan panjang akar memiliki

korelasi negatif sebesar -0,884 berarti peningkatan panjang akar dapat

menyebabkan menurunnya tingkat elastisitas bola. Nilai korelasi elastisitas

dengan berat kering akar memiliki korelasi positif sebesar 0,898 berarti semakin

tinggi pantulan bola dapat disebabkan oleh berat kering akar yang semakin tinggi.

Penilaian Kualitas Rumput Percobaan

Media Tanam Lapangan

Hasil uji laboratorium media tanam rumput di Kebun Percobaan Sindang

Barang terdapat empat macam kombinasi media tanam dengan karakter kesuburan

dan sifat fisik yang dapat dilihat pada Tabel 26 dan Tabel 27 di bawah ini.

Pada perlakuan T2F1 dan T2F2 memiliki nilai bulk density di bawah 1,3

g/cm3. Pada percobaan lapang digunakan jenis pasir yang sama, namun pada

perlakuan T1 hanya menggunakan pasir sebagai media tanam dan pada perlakuan

T2 pasir dicampur dengan zeolit. Hal ini menunjukkan bahwa adanya zeolit dapat

menurunkan kerapatan media tanam dan meningkatkan jumlah pori dalam tanah

karena karakter fisik zeolit yang berongga-rongga. Hasil uji laboratorium pada

media tanam rumput percobaan di Kebun Sindang Barang menunjukan bahwa

keempat perlakuan memiliki kelas permeabilitas tanah yang sangat cepat. Jenis

pasir yang digunakan adalah pasir sungai yang memiliki tekstur cukup besar

sehingga memiliki nilai permeabilitas yang tinggi. Secara umum, terdapat

perbedaan pada media tanam yang hanya menggunakan pasir dibandingkan

dengan media tanam campuran pasir dan zeolit. Pada media tanam yang

menggunakan campuran zeolit memiliki nilai permeabilitas yang lebih rendah.

Hal ini disebabkan oleh karakter zeolit yang mampu menyimpan air pada porinya.

Tabel 27 BD, porositas, dan permeabilitas media tanam

No Parameter Sifat

Fisik Tanah Satuan

Jenis Media Tanam

T1F1 T1F2 T2F1 T2F2

1 Bulk Density g/cm3 1,47 1,75 1,27 1,27

2 Porositas % 44,75 33,97 52,06 52,18

3 Permeabilitas cm/jam 86,61 75,30 81,42 68,59

Tabel 26 pH dan KTK media tanam

No Parameter

Kesuburan Tanah Satuan

Jenis Media Tanam

T1F1 T1F2 T2F1 T2F2

1 pH - 6,35 5,85 6,15 5,60

2 KTK me/100g 14,27 12,67 13,07 11,66

Page 68: REKAYASA MEDIA TANAM, NUTRISI DAN PEMANGKASAN … · pengaruh perbedaan komposisi media tanam, pemberian nutrisi, dan pemangkasan terhadap pertumbuhan rumput ditinjau dari kualitas

52

Berdasarkan hasil uji laboratorium, studi literatur, dan pembahasan yang

telah dilakukan diketahui bahwa media tanam pasir merupakan media tanam yang

memiliki nilai KTK rendah dan daya tahan air yang rendah. Nilai KTK yang

rendah mempengaruhi kesuburan media dalam hal perubahan hara menjadi ion

yang mudah diserap oleh tanaman, dan rendahnya daya tahan air pada media pasir

berkaitan dengan rendahnya ketersediaan air dalam tanah bagi tanaman karena air

mudah lepas dan hilang sehingga membutuhkan intensitas penyiraman yang tinggi.

Penambahan zeolit dapat meningkatkan ketersediaan air dalam tanah hal ini

terbukti dengan nilai permeabilitas media tanam pasir campur zeolit lebih rendah

dibandingkan media tanam hanya menggunakan pasir.

Berdasarkan hasil uji kesuburan media tanam rumput di kebun percobaan

dapat diketahui bahwa secara umum penambahan zeolit pada media tanam tidak

terlalu berpengaruh pada peningkatan pH dan KTK media tanam. Hal ini terlihat

dari nilai hasil laboratorium yang menunjukkan pH dan KTK media tanam pasir

campur zeolit memiliki nilai yang sedikit lebih rendah dibandingkan media yang

hanya menggunakan pasir. Namun secara statistik menunjukkan bahwa dosis

pemupukan yang diberikan memberi pengaruh nyata terhadap pH (Tabel 28).

Pada dosis pupuk yang rendah (F1) memberikan pengaruh nyata yang lebih besar

dibandingkan pemupukan dosis tinggi (F2).

Tabel 28 Pengaruh faktor pemupukan (F) terhadap pH media tanam

Pemupukan (F) Rataan

F1 6.25 a

F2 5.73 b Ket: angka-angka disertai huruf yang sama tidak berbeda nyata pada uji Duncan taraf 5%

Kualitas Visual

Kepadatan

Hasil pengamatan pertumbuhan jumlah tunas rumput pada kebun percobaan

mengalami peningkatan pada minggu-minggu awal selanjutnya menunjukkan

angka yang mendekati stabil. Hasil pengamatan jumlah tunas pada kebun

percobaan dapat dilihat pada Tabel 29.

Tabel 29 Jumlah tunas rumput

Perlakuan Jumlah Tunas per Minggu (pucuk/100 cm2)

I II III IV V VI

T1F1M1 18 23 23 32 32 32

T1F1M2 18 25 30 30 29 29

T1F2M1 20 24 28 29 31 31

T1F2M2 19 25 31 33 32 31

T2F1M1 18 25 27 32 31 31

T2F1M2 19 24 29 30 30 30

T2F2M1 18 22 25 31 31 30

T2F2M2 19 25 28 35 32 31

Page 69: REKAYASA MEDIA TANAM, NUTRISI DAN PEMANGKASAN … · pengaruh perbedaan komposisi media tanam, pemberian nutrisi, dan pemangkasan terhadap pertumbuhan rumput ditinjau dari kualitas

53

Pada awal minggu terlihat jumlah pertumbuhan tunas pada semua perlakuan

memiliki nilai yang cukup rendah, namun pada minggu selanjutnya mengalami

pertumbuhan yang cukup signifikan yang pada akhirnya menunjukkan jumlah

yang mendekati stabil. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa jumlah tunas

rumput pada semua perlakuan menunjukkan nilai + 30 pucuk/100cm2 setelah

minggu kedua. Selanjutnya dilakukan uji statistik data hasil pengamatan di atas

untuk mengetahui faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan tunas

rumput manila.

Faktor yang berpengaruh nyata (P<0.05) terhadap pertumbuhan rumput

rumput adalah pemangkasan (M) dan interaksi perlakuan pemupukan dengan

pemangkasan (F*M). Pemangkasan secara teori akan merangsang

pertumbuhan tunas baru. Selanjutnya, pada kedua faktor dilakukan uji lanjut

Duncan pada taraf 5% untuk mengetahui faktor yang signifikan berpengaruh

terhadap pertumbuhan tunas muda. Hasil uji lanjut Duncan pada kedua faktor

dapat dilihat pada Tabel 30 dan Tabel 31.

Pada Tabel 30 dapat diketahui bahwa tipe pemangkasan M1 dan M2

memiliki nilai mean yang berbeda nyata. Hal ini ditandai dengan huruf pada

kolom pertama yang berbeda. Uji lanjut Duncan menunjukkan bahwa tipe

pemangkasan M2 memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap pertumbuhan

tunas baru dibandingkan tipe pemangkasan M1. Pada Tabel 31 diketahui

terdapat interaksi pemupukan dan pemangkasan memiliki beda nyata terhadap

pertumbuhan tunas rumput manila. Interaksi F2M2 memiliki mean yang lebih

tinggi dan berbeda nyata dibandingkan interaksi perlakuan yang lainnya. Hal

ini berarti untuk menumbuhkan tunas yang tinggi diperlukan dosis pupuk yang

tinggi (F2) dengan pemangkasan tipe tinggi 4 cm (M2). Pada pemupukan F2

memiliki kandungan nitrogen yang lebih tinggi dibanding pemupukan F1.

Salah satu fungsi nitrogen yaitu membantu meningkatkan pertumbuhan

tanaman, dalam hal ini dengan memacu pertumbuhan tunas baru.

Tabel 31 Pengaruh interaksi faktor pemupukan dan pemangkasan (F*M)

terhadap jumlah tunas/100 cm2

Interaksi Rataan

F2M2 28.37 a

F1M1 27.03 b

F1M2 26.94 b

F2M1 26.62 b Ket: angka-angka disertai huruf yang sama tidak berbeda nyata pada uji Duncan taraf 5%

Tabel 30 Pengaruh faktor pemangkasan (M) terhadap jumlah tunas/100 cm2

Pemangkasan (M) Rataan

M2 27.65 a

M1 26.82 b Ket: angka-angka disertai huruf yang sama tidak berbeda nyata pada uji Duncan taraf 5%

Page 70: REKAYASA MEDIA TANAM, NUTRISI DAN PEMANGKASAN … · pengaruh perbedaan komposisi media tanam, pemberian nutrisi, dan pemangkasan terhadap pertumbuhan rumput ditinjau dari kualitas

54

Warna Daun

Hasil pengamatan warna daun pada percobaan penanaman rumput di Kebun

Sindang Barang menghasilkan data yang cukup fluktuatif seperti dapat dilihat

pada Tabel 32. Berdasarkan kedua informasi tersebut diketahui warna daun

rumput hasil percobaan terlihat nilai yang fluktuatif pada kisaran nilai 5 dan 6.

Perubahan warna pada daun rumput manila tersebut dipengaruhi oleh kondisi

cuaca, terutama intensitas hujan yang terjadi. Hal ini disebabkan oleh media

tanam pada kebun percobaan memiliki nilai permeabilitas yang tinggi sehingga

membuat tanaman mudah terkena stres cekaman air. Penyiraman yang

dilakukan pada pagi dan sore hari sepertinya kurang intensif, terutama pada

saat tidak turun hujan cuaca di Kota Bogor menjadi sangat panas dan

meningkatkan evaporasi tanah sehingga ketersediaan air dalam tanah menjadi

terbatas. Kondisi cekaman air yang demikian mempengaruhi warna daun

rumput manila.

Hasil uji statistik menyatakan bahwa tidak ada faktor yang berpengaruh

nyata terhadap warna daun dari setiap perlakuan yang diberikan pada setiap

plot percobaan. Uji statistik juga dilakukan terhadap jumlah total klorofil daun

yang juga menghasilkan kesimpulan tidak ada perlakuan yang berpengaruh

nyata terhadap jumlah klorofil daun.

Tekstur Daun

Hasil pengamatan tekstur daun rumput manila di kebun percobaan

menunjukkan kisaran nilai + 2 mm (Tabel 33). Nilai tersebut berada pada

kisaran standar lebar tekstur daun yang disebutkan oleh Patton. Lebih lanjut,

dilakukan uji statistik untuk mengetahui faktor perlakuan percobaan yang

mempengaruhi tekstur daun. Hasil analisis keragaman dari uji statistik

menunjukkan bahwa tidak ada faktor yang mempengaruhi ukuran tekstur daun

secara nyata. Hal ini berarti setiap perlakuan memberikan pengaruh yang sama

terhadap ukuran tekstur daun.

Tabel 32 Skor warna daun rumput

Perlakuan Skor Warna Daun per Minggu

I II III IV V VI

T1F1M1 5 5 5 5 6 6

T1F1M2 5 5 6 5 5 5

T1F2M1 6 6 6 5 6 6

T1F2M2 6 6 6 5 5 5

T2F1M1 5 5 6 5 6 5

T2F1M2 6 6 5 6 6 5

T2F2M1 6 6 5 6 5 5

T2F2M2 5 5 6 5 5 5 Ket warna: 1 : Kuning; 2 : Hijau Kuning; 3 : Hijau Muda

4 : Hijau; 5 : Hijau Tua; 6 : Hijau Gelap

Page 71: REKAYASA MEDIA TANAM, NUTRISI DAN PEMANGKASAN … · pengaruh perbedaan komposisi media tanam, pemberian nutrisi, dan pemangkasan terhadap pertumbuhan rumput ditinjau dari kualitas

55

Kualitas Fungsional

Elastisitas

Hasil pengukuran elastisitas rumput terhadap pantulan bola di kebun

percobaan menunjukkan hasil yang beragam. Namun, pantulan tersebut

menunjukkan nilai yang masih terdapat dalam jangkauan nilai standar pantulan

yang disebutkan oleh FIFA yaitu antara 50-100 cm. Pantulan bola di rumput

plot percobaan berada pada kisaran nilai + 60 cm. Hasil pengukuran elastisitas

bola di kebun percobaan dapat dilihat pada Tabel 34.

Hasil pengamatan tersebut kemudian dilakukan uji statistik untuk

mengetahui faktor yang mempengaruhi elastisitas rumput di setiap perlakuan

dalam plot percobaan. Terdapat tiga faktor yang berpengaruh nyata (P<0.05)

terhadap elastisitas rumput, yaitu faktor pemupukan, pemangkasan, serta

interaksi faktor pemupukan dan pemangkasan. Lebih lanjut lagi, dilakukan uji

lanjut Duncan terhadap ktiga faktor yang berpengaruh nyata untuk mengetahui

taraf perlakuan yang memberikan pengaruh lebih besar pada elastisitas rumput

manila pada taraf 5%.

Uji lanjut Duncan bagi perlakuan pemupukan (F) menunjukkan terdapat

perbedaan yang nyata antara perlakuan F1 dan F2 terhadap elastisitas.

Tabel 34 Hasil pengamatan jarak pantulan bola

Perlakuan Jarak Pantulan Bola per Minggu (cm)

I II III IV V VI

T1F1M1 57,0 59,0 62,3 62,3 62,0 60,3

T1F1M2 53,3 55,3 56,7 60,3 60,0 59,0

T1F2M1 50,7 54,7 57,3 61,7 61,7 59,3

T1F2M2 50,0 55,0 57,0 59,0 58,7 57,3

T2F1M1 57,0 59,3 62,0 62,0 62,0 61,0

T2F1M2 52,7 54,7 56,0 59,0 60,3 59,0

T2F2M1 53,3 54,7 59,0 59,3 59,0 60,3

T2F2M2 59,0 57,7 57,3 58,3 59,3 59,7

Tabel 33 Ukuran tekstur daun rumput

Perlakuan Tekstur Warna Daun per Minggu (mm)

I II III IV V VI

T1F1M1 1,9 2,0 2,2 2,1 2,1 2,1

T1F1M2 2,0 2,0 1,9 2,0 2,0 2,0

T1F2M1 2,0 2,1 2,1 2,1 2,0 2,0

T1F2M2 1,8 1,9 1,9 2,2 2,0 2,2

T2F1M1 2,3 2,1 2,0 2,0 2,0 2,0

T2F1M2 2,0 2,1 2,4 2,0 2,0 2,2

T2F2M1 1,9 1,9 2,0 2,2 2,0 2,0

T2F2M2 2,2 2,0 2,1 1,9 2,0 2,0

Page 72: REKAYASA MEDIA TANAM, NUTRISI DAN PEMANGKASAN … · pengaruh perbedaan komposisi media tanam, pemberian nutrisi, dan pemangkasan terhadap pertumbuhan rumput ditinjau dari kualitas

56

Perlakuan F1 memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap elastisitas

dibandingkan dengan perlakuan F2 (Tabel 35). Dalam hal ini dapat

disimpulkan bahwa pada taraf dosis pemupukan yang lebih rendah (F1) dapat

menghasilkan pantulan bola yang lebih baik dibandingkan dosis pemupukan

yang lebih tinggi.

Pada uji lanjut terhadap perlakuan pemangkasan (M) menunjukkan terdapat

perbedaan yang nyata antara perlakuan M1 dan M2 terhadap elastisitas.

Perlakuan M1 memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap elastisitas

dibandingkan dengan perlakuan M2 (Tabel 36). Hal ini menunjukkan bahwa

pemangkasan ketinggian 2 cm (M1) mampu memberikan hasil pantulan yang

lebih baik dibandingkan pemangkasan ketinggian 4 cm (M2). Pada rumput

yang dipangkas tinggi tentunya akan lebih meredam pantulan bola sehingga

pantulan yang dihasilkan akan berbeda dibandingkan dengan pantulan bola

yang dilakukan pada rumput yang dipangkas rendah. Uji lanjut Duncan pada

interaksi pemupukan dan pemangkasan menunjukkan adanya pengaruh yang

berbeda nyata, pada interaksi perlakuan pemupukan dosis rendah dan

pemangkasan rendah (F1M1) memberikan pengaruh lebih nyata terhadap

elastisitas rumput dibandingkan dengan interaksi yang lain (Tabel 37).

Hasil Pangkasan (Yield)

Hasil pangkasan (yield) pucuk rumput di kebun percobaan menunjukkan

hasil yang berbeda nyata, terutama hasil pangkasan yang dipengaruhi oleh

ketinggian pangkasan. Hasil pengamatan lapang yang dilanjutkan dengan

pengovenan di laboratorium dapat dilihat pada Tabel 38. Pada Tabel 38 terlihat

perbedaan pada perlakuan pemangkasan M2 memiliki berat kering pucuk yang

Tabel 35 Pengaruh faktor pemupukan (F) terhadap elastisitas

Pemupukan (F) Rataan

F1 58.85 a

F2 57.47 b Ket: angka-angka disertai huruf yang sama tidak berbeda nyata pada uji Duncan taraf 5%

Tabel 36 Pengaruh faktor pemangkasan (M) terhadap elastisitas

Pemangkasan (M) Rataan

M1 59.05 a

M2 57.28 b Ket: angka-angka disertai huruf yang sama tidak berbeda nyata pada uji Duncan taraf 5%

Tabel 37 Pengaruh interaksi faktor pemupukan dan pemangkasan (F*M) terhadap

elastistas

Interaksi Rataan

F1M1 60.52 a

F2M1 57.58 b

F2M2 57.36 b

F1M2 57.19 b Ket: angka-angka disertai huruf yang sama tidak berbeda nyata pada uji Duncan taraf 5%

Page 73: REKAYASA MEDIA TANAM, NUTRISI DAN PEMANGKASAN … · pengaruh perbedaan komposisi media tanam, pemberian nutrisi, dan pemangkasan terhadap pertumbuhan rumput ditinjau dari kualitas

57

lebih rendah dibandingkan dengan berat kering pucuk dengan perlakuan M1.

Hal ini dipengaruhi oleh ketinggian pangkas pada perlakuan M2 rumput

dipangkas dengan ketinggian 4 cm yang tentunya memiliki hasil pangkas yang

lebih sedikit dibandingkan dengan perlakuan M1 yang dipangkas dengan

ketinggian 2 cm.

Pada tabel di atas juga terlihat pola pertumbuhan rumput yang meningkat.

Berat kering pucuk pada minggu awal pemangkasan memiliki nilai yang

rendah pada semua perlakuan dan mengalami peningkatan pada minggu-

minggu berikutnya. Hasil uji statistik diketahui faktor yang berpengaruh nyata

(P<0.05) terhadap berat kering pucuk adalah pemangkasan. Selanjutnya,

dilakukan uji lanjut Duncan untuk mengetahui taraf pemangkasan yang

memiliki pengaruh lebih besar terhadap berat kering pucuk. Berdasarkan hasil

uji lanjut Duncan (Tabel 39) dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang

nyata antara taraf pemangkaan M1 dan M2. Taraf perlakuan M1 memiliki

pengaruh yang lebih besar terhadap berat kering pucuk dibandingkan dengan

perlakuan M2.

Panjang Akar

Pertumbuhan akar pada rumput manila yang ditanam di kebun percobaan

dapat dilihat pada Gambar 24. Secara uji statistik diketahui bahwa tidak ada

perlakuan yang berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan pajang akar.

Kecenderungan rata-rata panjang akar rumput manila berdasarkan Gambar 36

yaitu sepanjang 8 cm. Panjang akar rumput manila ini dapat dipengaruhi oleh

ketebalan media tanam yang digunakan dalam penelitian, namun tipe arah

pertumbuhan akar rumput manila yang tidak teratur menghasilkan akar rumput

yang kuat mencengkeram tanah sehingga rumput tidak mudah tercabut.

Tabel 39 Pengaruh faktor pemangkasan (M) terhadap hasil pangkasan

Pemangkasan (M) Rataan

M1 0.63 a

M2 0.32 b Ket: angka-angka disertai huruf yang sama tidak berbeda nyata pada uji Duncan taraf 5%

Tabel 38 Berat kering pucuk rumput

Perlakuan Berat Kering Pucuk di Minggu ke- (g)

II IV VI

T1F1M1 0,35 0,63 0,87

T1F1M2 0,09 0,46 0,51

T1F2M1 0,37 0,6 0,83

T1F2M2 0,08 0,44 0,43

T2F1M1 0,53 0,65 0,65

T2F1M2 0,10 0,34 0,37

T2F2M1 0,50 0,71 0,92

T2F2M2 0,10 0,47 0,48

Page 74: REKAYASA MEDIA TANAM, NUTRISI DAN PEMANGKASAN … · pengaruh perbedaan komposisi media tanam, pemberian nutrisi, dan pemangkasan terhadap pertumbuhan rumput ditinjau dari kualitas

58

Rata-rata akar rumput terpanjang dimiliki oleh rumput dengan perlakuan

T2F2M2. Pada perlakuan tersebut digunakan media tanam campuran pasir

dengan zeolit dan pemberian dosis pupuk yang tinggi. Hal ini relatif

berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan akar karena kebutuhan

nutrisi dan kesuburan tanah yang dimiliki oleh media tanam pada perlakuan

tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Sedangkan,

pertumbuhan akar terpendek dimiliki oleh rumput dengan perlakuan T1F2M1.

Pada perlakuan tersebut meskipun dosis pemupukan tinggi, namun media

tanam hanya menggunakan pasir sehingga penyerapan nutrisi dari dalam tanah

cenderung kurang efektif. Selain itu, faktor yang berpengaruh terhadap

pertumbuhan akar yaitu perlakuan pemangkasan. Pada perlakuan T2F2M2

pemangkasan dilakukan dengan ketinggian 4 cm, sedangkan pada perlakuan

T1F2M1 pemangkasan dilakukan dengan ketinggian 2 cm. Ketinggian

pemangkasan tersebut terkait dengan sisa tanaman yang dipangkas untuk

melakukan fotosintesis. Pada rumput dengan pemangkasan tinggi artinya masih

banyak daun yang tersisa sehingga hasil fotosintesis yang digunakan untuk

pertumbuhan jaringan tanaman, termasuk akar, lebih banyak dibandingkan

dengan rumput yang dipangkas pendek.

Berat Kering Akar

Perbandingan hasil penimbangan berat kering akar setiap perlakuan dapat

dilihat pada Gambar 25. Hasil uji statistik menyatakan bahwa tidak terdapat

faktor perlakuan yang berpengaruh nyata terhadap berat kering akar atau semua

perlakuan memiliki pengaruh yang sama terhadap berat kering akar.

Kecenderungan berat kering akar hasil pengamatan menunjukkan bahwa rata-

rata berat kering akar antara 0,8-1,0 gram. Pengamatan yang dilakukan pada

awal-awal minggu penanaman dapat mempengaruhi berat kering akar tersebut

karena berdasarkan pengamatan banyak akar muda yang masih terbentuk yang

diduga akan mempengaruhi berat kering akar terkait pertumbuhan dan

perkembangan akar.

Gambar 24 Perbandingan panjang akar rumput

0,0

1,0

2,0

3,0

4,0

5,0

6,0

7,0

8,0

9,0

10,0

T1F1M1 T1F1M2 T1F2M1 T1F2M2 T2F1M1 T2F1M2 T2F2M1 T2F2M2

Pan

jan

g A

kar

(cm

)

Perlakuan

Page 75: REKAYASA MEDIA TANAM, NUTRISI DAN PEMANGKASAN … · pengaruh perbedaan komposisi media tanam, pemberian nutrisi, dan pemangkasan terhadap pertumbuhan rumput ditinjau dari kualitas

59

Rata-rata berat kering akar tertinggi dimiliki oleh rumput dengan perlakuan

T2F2M2. Hal ini berbanding lurus dengan panjang akar yang dimiliki oleh

perlakuan tersebut yang berarti rumput pada perlakuan tersebut relatif memiliki

efektivitas penyerapan nutrisi baik yang kemudian digunakan pada

pertumbuhan jaringan-jaringan tanaman. Hal yang berbeda terjadi pada berat

kering akar terendah yang dimiliki oleh perlakuan T2F2M1. Perlakuan tersebut

relatif memiliki panjang akar terpendek kedua setelah perlakuan T1F2M1. Hal

yang dapat mempengaruhi perlakuan T2F2M1 memiliki berat kering akar lebih

rendah adalah kandungan air dalam akar pada perlakuan T2F2M1 lebih tinggi

dibandingkan kandungan air pada perlakuan T1F2M1. Hal ini dipengaruhi oleh

media tanam pada perlakuan T2F2M1 menggunakan campuran pasir dengan

zeolit sehingga akar lebih banyak memiliki cadangan air untuk diserap

dibandingkan media tanam yang menggunakan pasir.

Korelasi Variabel

Uji korelasi antarvariabel juga dilakukan terhadap data hasil pengamatan

rumput pada percobaan lapang. Nilai korelasi antarvariabel rumput hasil

percobaan lapang dapat dilihat pada Tabel 40.

Tabel 40 Korelasi antarvariabel pengamatan rumput plot percobaan

Parameter Kepadatan Tekstur Elastisitas BK Daun Panjang Akar BK Akar

Kepadatan 1 Tekstur -0,221 1

Elastisitas 0,40677 0,13921 1 BK Daun 0,05975 -0,18083 0,54635 1

Panjang Akar 0,76917 0,05475 0,37726 -0,39138 1 BK Akar 0,16474 0,28161 -0,02403 -0,72093 0,50509 1

Gambar 25 Perbandingan berat kering akar rumput

0,00

0,20

0,40

0,60

0,80

1,00

1,20

T1F1M1 T1F1M2 T1F2M1 T1F2M2 T2F1M1 T2F1M2 T2F2M1 T2F2M2

Ber

at

Ke

rin

g A

kar

(g)

Perlakuan

Page 76: REKAYASA MEDIA TANAM, NUTRISI DAN PEMANGKASAN … · pengaruh perbedaan komposisi media tanam, pemberian nutrisi, dan pemangkasan terhadap pertumbuhan rumput ditinjau dari kualitas

60

Berdasarkan hasil uji korelasi antarvariabel data hasil pengamatan rumput di

kebun percobaan tidak terdapat korelasi antarvariabel yang kuat. Korelasi yang

terjadi antarvariabel memiliki kecenderungan korelasi yang lemah karena nilai

korelasi memiliki kecendurngan mendekati 0. Hasil uji korelasi yang cukup kuat

terlihat antara varibael kepadatan dengan panjang akar dan berat kering daun

dengan berat kering akar yang masing-masing memiliki nilai 0,769 dan -0,721.

Korelasi tersebut berarti jika kepadatan rumput semakin besar akan menyebabkan

panjang akar bertambah dan jika berat kering daun semakin besar menyebabkan

nilai berat kering akar semakin kecil.

Skoring

Berdasarkan hasil uji statistik terdapat dua interaksi perlakuan yang

memberikan pengaruh nyata terhadap kualitas visual dan fungsional rumput

Zoysia matrella. Interaksi perlakuan F1M1 meningkatkan performa elastisitas

rumput dan interaksi perlakuan F2M2 meningkatkan performa kepadatan rumput

(densitas). Lebih lanjut dilakukan penilaian (skoring) terhadap semua perlakuan

untuk menentukan interaksi perlakuan yang memberikan pengaruh lebih baik

berdasarkan data yang diperoleh dari pengamatan lapang. Skoring dilakukan

dengan memberikan nilai pada masing-masing perlakuan untuk setiap variabel

pengamatan, kemudian dijumlahkan untuk memperoleh nilai total dari masing-

masing perlakuan.

Skoring dengan membagi nilai hasil pengamatan menjadi tiga kelas dengan

menentukan masing-masing nilai selang di setiap kelas. Skor 3 diberikan pada

variabel yang memiliki nilai sesuai atau mendekati standar nilai yang telah

ditentukan sebelumnya, skor 2 diberikan pada variabel yang termasuk dalam

selang kelas kedua, dan skor 1 diberikan pada variabel yang memiliki nilai jauh

dari standar yang telah ditentukan. Variabel yang dilakukan penilaian yaitu warna

daun, tekstur daun, elastisitas, kepadatan, berat kering pucuk (yield), panjang akar

rumput, dan berat kering akar. Skoring dan selang untuk masing-masing varibel

telah ditentukan dan dapat dilihat pada Tabel 41. Skoring khusus dilakukan pada

variabel panjang akar karena selang standar panjang akar rumput telah ditentukan

pada nilai 4-15 cm (Christian 2004). Selain itu, pada variabel berat kering pucuk

dan berat kering akar memiliki nilai di bawah standar sehingga skor tertinggi

Tabel 41 Skoring dan selang kelas variabel pengamatan

Varibael

Pengamatan Satuan

Skoring

1 2 3

Warna daun - 5,7-6,0 5,4-5,6 5,0-5,3

Tekstur daun cm 2,07-2,10 2,04-2,06 2,00-2,03

Elastisitas cm 58,3-59,4 59,5-60,5 60,6-61,7

Kepadatan pucuk/100cm2 29-30,3 30,4-31,7 31,8-33,1

Berat kering pucuk g 0,27-0,42 0,43-0,58 0,59-0,74

Panjang akar cm 0,00-1,99 2,00-3,99 4,00-15,00

Berat kering akar g 0,60-0,75 0,76-0,91 0,92-1,07

Page 77: REKAYASA MEDIA TANAM, NUTRISI DAN PEMANGKASAN … · pengaruh perbedaan komposisi media tanam, pemberian nutrisi, dan pemangkasan terhadap pertumbuhan rumput ditinjau dari kualitas

61

diberikan pada perlakuan yang memiliki nilai mendekati standar. Hasil skoring

dapat dilihat pada Tabel 42.

Berdasarkan hasil skoring pada masing-masing interaksi perlakuan

percobaan diperoleh hasil bahwa interaksi perlakuan T1F1M1 memiliki jumlah

skor yang tertinggi. Hal ini menunjukkan bahwa interaksi perlakuan media tanam

pasir, pemupukan dengan dosis rendah, dan pemangkasan dengan ketinggian 2 cm

mampu menghasilkan performa rumput lapangan sepakbola yang lebih baik

diukur berdasarkan variabel-variabel pengamatan kualitas visual dan fungsional.

Tabel 42 Hasil skoring variabel pada setiap interaksi perlakuan

Variabel

Pengamatan

Interaksi Perlakuan

T1F1M1 T1F1M2 T1F2M1 T1F2M2 T2F1M1 T2F1M2 T2F2M1 T2F2M2

Warna daun 3 3 1 3 3 1 1 3

Tekstur daun 1 3 3 3 1 1 3 3

Elastisitas 3 2 3 1 3 1 2 1

Kepadatan 3 1 1 3 2 1 2 3

Berat Kering

pucuk 3 1 3 1 3 1 3 1

Panjang akar 3 3 3 3 3 3 3 3

Berat Kering

akar 2 3 2 2 2 3 1 3

Jumlah 18 16 16 16 17 11 15 17

Page 78: REKAYASA MEDIA TANAM, NUTRISI DAN PEMANGKASAN … · pengaruh perbedaan komposisi media tanam, pemberian nutrisi, dan pemangkasan terhadap pertumbuhan rumput ditinjau dari kualitas

62

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil survei dan analisis di tiga lokasi stadion, Stadion

Maguwoharjo memiliki kualitas rumput lapangan yang lebih rendah dibandingkan

dengan dua stadion lainnya. Hal ini terlihat dari pH dan KTK tanah di Stadion

Maguwoharjo yang cukup rendah sehingga mempengaruhi pertumbuhan dan

perkembangan dari rumput Zoysia matrella. Dari tujuh variabel pengamatan,

Stadion Gelora Bung Karno dan Si Jalak Harupat memenuhi empat kriteria

standar, yaitu kepadatan tunas, warna daun, elastistas, dan panjang akar,

sedangkan Stadion Maguwoharjo hanya memenuhi dua kriteria standar, yaitu

kepadatan tunas dan panjang akar.

Hasil percobaan lapang di kebun percobaan diketahui bahwa interaksi ketiga

faktor perlakuan yang diberikan tidak memberikan pengaruh yang nyata. Pada

variabel kepadatan, faktor pemangkasan ketinggian 4 cm dan interaksi

pemupukan dosis tinggi dengan pemangkasan ketinggian 4 cm secara nyata

memberikan pengaruh yang lebih besar. Pada variabel elastisitas, faktor

pemupukan dosis rendah, pemangkasan ketinggian 2 cm, dan interaksi

pemupukan dosis rendah dengan pemangkasan ketinggian 2 cm memberikan

pengaruh secara nyata yang lebih besar. Pada variabel berat kering pucuk, faktor

pemangkasan ketinggian 2 cm secara nyata memberikan pengaruh yang lebih

besar. Faktor media tanam tidak berpengaruh nyata pada semua variabel

pengamatan.

Interaksi media tanam pasir, pemupukan dengan dosis 5 g/m2

N, 2,5 g/m2

P2O5, dan 2,5 g/m2 K2O yang diberikan satu bulan sekali, serta pemangkasan

dilakukan dengan ketinggian 2 cm (T1F1M1) mampu menghasilkan rumput yang

memenuhi standar kualitas visual dan fungsional berdasarkan hasil skoring. Hal

ini menjadi dasar rekomendasi pengelolaan rumput Zoysia matrella pada lapangan

sepakbola.

Saran

Perlu dilakukan beberapa tindakan untuk meningkatkan performa lapangan

sepakbola di Stadion Maguwoharjo, seperti penambahan kapur pada media tanam

untuk meningkatkan pH tanah serta mencampurkan zeolit atau kompos ke dalam

media tanam untuk meningkatkan KTK dan ketersediaan air dalam tanah

mengingat media tanam pasir pantai yang digunakan serta curah hujan di

Kabupaten Sleman yang cukup rendah. Pemupukan pada ketiga stadion sebaiknya

mengikuti rekomendasi pemupukan dengan dosis 5 g/m2 N, 2,5 g/m

2 P2O5, dan

2,5 g/m2 K2O setiap satu bulan sekali sehingga tidak terjadi pemborosan pupuk

dan mampu menghasilkan kualitas rumput lapangan sepakbola yang prima.

Penggunaan media tanam campuran pasir dan zeolit dengan perbandingan 4:1

pada percobaan lapang tidak menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada

variabel pengamatan. Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan menambahkan

jumlah zeolit dalam campuran media tanam untuk melihat peran zeolit dalam

memberikan pengaruh yang nyata pada pertumbuhan rumput Zoysia matrella.

Page 79: REKAYASA MEDIA TANAM, NUTRISI DAN PEMANGKASAN … · pengaruh perbedaan komposisi media tanam, pemberian nutrisi, dan pemangkasan terhadap pertumbuhan rumput ditinjau dari kualitas

63

DAFTAR PUSTAKA

AgSource Laboratories. 2012. Soil Cation Exchange Capacity (CEC). Lincoln

(US): Cooperative Resources International.

Anonim. 2014. Weed Identification [Internet]. [diacu 2014 Maret 7]. Tersedia

dari: http://plantscience.psu.edu/research/centers/turf/extension/factsheets/

weed- management/weed-id

Ayuningtyas A. 2007. Kajian Kualitas Rumput Lapangan Sepakbola di Jakarta

dan Bogor [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

[BPS] Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung. 2012. Kabupaten Bandung

Dalam Angka Tahun 2012. Bandung (ID): BPS Kabupaten Bandung.

[BPS] Badan Pusat Statistik Kabupaten Sleman. 2012. Kabupaten Sleman Dalam

Angka 2012. Sleman (ID): BPS Kabupaten Sleman.

[BPS] Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta. 2012. Jakarta Dalam Angka

2012. Jakarta (ID): BPS Provinsi DKI Jakarta.

Barton L, Colmer TD. 2006. Irrigation and Fertiliser Strategies for Minimising

Nitrogen Leaching from Turfgrass. Agricultural Water Management 80:160-

175.

Brosnan JT, Deputy J. 2008. Zoysiagass. Manoa (US): College of Tropical

Agiculture and Human Resources.

Carpenter PL, Walker TD, Lanphear FO. 1975. Plants in The Landscape. San

Fransisco (US): W H Freeman and Company. 481p.

Christians N. 2004. Fundamental of Turfgass Management, Second Edition. New

Jersey (US): John Wiley & Sons, Inc.

Emmons R. 2000. Turfgass Science and Management, Third Edition. New York

(US): Delmar, Thomson Learning.

Estiaty LM. 2012. Pengaruh Zeolit terhadap Media Tanam [Internet]. [diacu 2012

Desember 16]. Tersedia dari: http://www.geotek. lipi.go.id/?p=90

Fagerness MJ. 2001. Turfgass Identification. Kansas (US): Kansas State

University.

Fatmasari YD. 2011. Evaluasi Kualitas Fungsional dan Visual Lapangan Bola

yang Dipakai untuk Kompetisi Liga Super [skripsi]. Bogor (ID): Institut

Pertanian Bogor.

[FIFA] Federation Internationale de Football Association. 2012. FIFA Quality

Concept for Football Turf. Switzerland (CH): FIFA

[FIFA] Federation Internationale de Football Association. 2012. FIFA Quality

Concept for Football Turf, How to Maintain Football Turf. Switzerland (CH):

FIFA

Gardner FP, Pearce RB, Mitchell RL.1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. Susilo

Herawati, penerjemah. Jakarta (ID): UI-Press. Terjemahan dari: Culture Plants

Phsyology.

Guntoro D, Chozin MA, Tjahjono B, Mansur I. 2006. Pemanfaatan Cendawan

Mikoriza Arbuskula dan Bakteri Azospirillum sp. untuk Meningkatkan

Efisiensi Pemupukan pada Turfgrass. Buletin Agronomi 34(1):62-70.

Guntoro D, Purwoko BS, Hurriyah RG. 2007. Pertumbuhan, Serapan Hara dan

Kualitas Turfgrass pada Beberapa Dosis Pemberian Pupuk Hayati Mikoriza.

Buletin Agronomi 35(2):142-147.

Page 80: REKAYASA MEDIA TANAM, NUTRISI DAN PEMANGKASAN … · pengaruh perbedaan komposisi media tanam, pemberian nutrisi, dan pemangkasan terhadap pertumbuhan rumput ditinjau dari kualitas

64

Hanafiah KA. 2007. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Jakarta (ID): PT Raja Grafindo

Persada.

Higgins J. 1998. Zoysiagrass Lawns. Alabama (US): Alabama Cooperative

Extension System.

Lasamadi RD, Malalantang SS, Rustandi, Anis SD. 2013. Pertumbuhan dan

Perkembangan Rumput Gajah Dwarf (Pennisetum purpureum cv. Mott) yang

Diberi Pupuk Organik Hasil Fermentasi EM4. Jurnal Zootek 32(5):158-171.

Lestari DY. 2010. Kajian Modifikasi dan Karakterisasi Zeolit Alam dari Berbagai

Negara.Prosiding. Yogyakarta (ID): Universitas Negeri Yogyakarta.

Maharijaya A. 2003. Pengaruh Paclobutrazol dan Pemupukan NPK Slow Release

(18-3-18) Terhadap Retardasi Pertumbuhan dan Kualitas Rumput Lapangan

Golf (Cynodon dactylon var Tifdwarf) [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian

Bogor.

Nasrullah N, Ansari KA. 2000. Pengaruh Kombinasi Zeolit, Serbuk Gergaji, dan

Pasir sebagai Media Tanam Rumput Bermuda (Cynodon dactylon Cv.

Tiffdwarf) terhadap Kualitas Fungsionalnya. Buletin Agronomi 28(1): 15-21.

Nasrullah N,Tunggalini NKW. 2000. Pengaruh Pemupukan Urea dan Nitrogen

Slow Release terhadap Pertumbuhan dan Kualitas Rumput Lapangan Golf.

Buletin Agronomi 28(2):62-65.

Nurisyah S, Mattjik NA, Wulansari W. 1994. Pengaruh Pengaturan Populasi dan

Ukuran Lempeng Rumput Manila (Zoysia matrella (L) Merr) terhadap

Pertumbuhan dan Perkembangannya. Buletin Agronomi 22(2):16-23.

Patton A. 2010. Selecting Zoysiagass cultivars: Turf Quality and Stress Tolerance.

GCM: 90-95.

Puhalla J, Krans J, Goatley M. 1999. Sports Fields: A Manual for Design

Construction and Maintenance. New Jersey (US): John Wiley & Sons, Inc.

Riezkan A. 2012. Stadion Sepakbola Indonesia [Internet]. [diacu 2012 November

2]. Tersedia dari: http://stadion-nusantara.blogspot.com/

Ronkainen J, Osei-Owusu P, Webster J, Harland A, Roberts J. 2012. Elite Player

Assessment of Playing Surface for Football. Procedia Engineering 34:837-842.

Rusdy M. 2010. Dry Matter Production, Carbohydrate Reserve Content and

Nitrogen Utilization in Some Tropical Grasses as Influenced by Nitrogen

Fertilization and Age of Plants. Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan 1(1):28-

34.

Susanti PD, Panjaitan S. 2010. Manfaat Zeolit dan Rock Phosphat dalam

Pengomposan Limbah Pasar. Prosiding. Banjarmasin (ID).

Sutanto R. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah: Konsep dan Kenyataan. Yogyakarta

(ID): Kanisius.

Sutedjo MM, Kartasapoetra AG. 2005. Pengantar Ilmu Tanah: Terbentuknya

Tanah dan Tanah Pertanian. Jakarta (ID): PT Rineka Cipta.

Turgeon AJ. 2005. Turfgass Management, Seventh Edition. New Jersey (US):

Pearson Prentice Hall.

Woods MS. 2012. Understanding Turfgass Nutrient Requirements. Osaka.

Page 81: REKAYASA MEDIA TANAM, NUTRISI DAN PEMANGKASAN … · pengaruh perbedaan komposisi media tanam, pemberian nutrisi, dan pemangkasan terhadap pertumbuhan rumput ditinjau dari kualitas

65

LAMPIRAN

Lampiran 1 Analisis ragam pengaruh perlakuan terhadap tunas rumput

Source DF Type III SS Mean Square F Value Pr > F

T 1 0.003333 0.003333 0.00 0.9673

F 1 3.100833 3.100833 1.59 0.2157

T*F 1 3.000000 3.000000 1.54 0.2232

M 1 8.333333 8.333333 4.27 0.0462

T*M 1 0.140833 0.140833 0.07 0.7897

F*M 1 10.083333 10.083333 5.17 0.0292

T*F*M 1 1.140833 1.140833 0.58 0.4496

r 5 1016.492500 203.298500 104.21 <.0001

Lampiran 2 Analisis ragam pengaruh perlakuan terhadap elastisitas rumput

Source DF Type III SS Mean Square F Value Pr > F

T 1 3.0000000 3.0000000 1.41 0.2429

F 1 22.9633333 22.9633333 10.80 0.0023

T*F 1 6.0208333 6.0208333 2.83 0.1013

M 1 37.8075000 37.8075000 17.78 0.0002

T*M 1 2.4300000 2.4300000 1.14 0.2924

F*M 1 28.8300000 28.8300000 13.56 0.0008

T*F*M 1 6.3075000 6.3075000 2.97 0.0938

r 5 246.4750000 49.2950000 23.18 <.0001

Lampiran 3 Analisis ragan pengaruh perlakuan terhadap berat kering pucuk

Source DF Type III SS Mean Square F Value Pr > F

T 1 0.00106667 0.00106667 0.18 0.6793

F 1 0.00601667 0.00601667 1.01 0.3330

T*F 1 0.02041667 0.02041667 3.41 0.0860

M 1 0.58281667 0.58281667 97.41 <.0001

T*M 1 0.00881667 0.00881667 1.47 0.2449

F*M 1 0.00060000 0.00060000 0.10 0.7562

T*F*M 1 0.00000000 0.00000000 0.00 1.0000

r 2 0.58223333 0.29111667 48.65 <.0001

Page 82: REKAYASA MEDIA TANAM, NUTRISI DAN PEMANGKASAN … · pengaruh perbedaan komposisi media tanam, pemberian nutrisi, dan pemangkasan terhadap pertumbuhan rumput ditinjau dari kualitas

66

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada 26 Juli 1988 di Kabupaten Banjarnegara. Penulis

merupakan putra kesebelas dari duabelas bersaudara dari pasangan orang tua

Bapak Suchemi dan Ibu Marchamah. Pendidikan sarjana ditempuh penulis di

Departemen Arsitekstur Lanskap, Fakultas Pertanian IPB dan memperoleh gelar

sarjana pada tahun 2011. Pada tahun yang sama, penulis memperoleh kesempatan

untuk melanjutkan pendidikan di Program Studi Arsitekstur Lanskap, Sekolah

Pascasarjana IPB melalui program Beasiswa Unggulan yang diselenggarakan oleh

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (DIKTI).

Selama mengikuti masa studi di Sekolah Pascasarjana IPB, penulis

bergabung dalam kegiatan paduan suara mahasiswa Pascasarjana IPB (GITA

Swara). Selain itu, penulis juga mengikuti beberapa kegiatan penunjang seperti

menjadi peserta seminar dan ikut serta dalam kepanitiaan beberapa kegiatan yang

dilaksanakan oleh Departemen Arsitekstur Lanskap. Pada tahun 2012 penulis

mengirimkan sebuah artikel dan berhasil terpilih dalam kegiatan IFLA-APR

Conference, Shanghai-China dengan judul artikel The Myth of Keraton Plantation

and Ecological Functions. Pada tahun 2013 penulis mengikuti lomba desain

taman Alun-Alun Kota Malang dalam tim dan berhasil memperoleh Juara Kedua

pada kategori umum.