SKRIPSI PENGARUH PSYCHORELIGIUS CARE : …repository.unair.ac.id/77614/2/full text.pdf · TINGKAT...
Transcript of SKRIPSI PENGARUH PSYCHORELIGIUS CARE : …repository.unair.ac.id/77614/2/full text.pdf · TINGKAT...
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PSYCHORELIGIUS CARE : . . . AHMAD ASYROFUL ANAM
SKRIPSI
PENGARUH PSYCHORELIGIUS CARE : MENDENGARKAN MUROTAL
AL-QURAN DENGAN IRAMA NAHAWAND TERHADAP PENURUNAN
TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA DI UPTD GRIYA WERDHA
JAMBANGAN KOTA SURABAYA
PENELITIAN QUASY EXPERIMENT
OLEH :
AHMAD ASYROFUL ANAM
NIM. 131611123031
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KOTA SURABAYA 2017
ii
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PSYCHORELIGIUS CARE : . . . AHMAD ASYROFUL ANAM
SKRIPSI
PENGARUH PSYCHORELIGIUS CARE : MENDENGARKAN MUROTAL
AL-QURAN DENGAN IRAMA NAHAWAND TERHADAP PENURUNAN
TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA DI UPTD GRIYA WERDHA
JAMBANGAN KOTA SURABAYA
PENELITIAN QUASY EXPERIMENT
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Keperwatan (S. Kep)
Pada Program Studi Pendidikan Ners Fakultas Keperawatan
Universitas Airlangga
OLEH :
AHMAD ASYROFUL ANAM
NIM. 131611123031
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KOTA SURABAYA 2017
iii
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PSYCHORELIGIUS CARE : . . . AHMAD ASYROFUL ANAM
LEMBAR PERNYATAAN
Saya bersumpah bahwa skripsi ini adalah hasil karya sendiri dan belum pernah
dikumpulkan oleh orang lain untuk memperoleh gelar dari berbagai jenjang
pendidikan di Perguruan Tinggi manapun
Surabaya, 8 Desember 2017
Yang Menyatakan
Ahmad Asyroful Anam
131611123031
LEMBAR PERNYATAAN
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
iv
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PSYCHORELIGIUS CARE : . . . AHMAD ASYROFUL ANAM
HALAMAN PERNYATAAN
PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN
AKADEMIS
Sebagai civitas akademik Universitas Airlangga. Saya yang bertanda tangan di
bawah ini:
Nama : Ahmad Asyroful Anam
NIM : 131611123031
Program Studi : P endidikan Ners
Fakultas : Keperawatan
Jenis Karya : Skripsi
demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Universitas Airlangga Hak Bebas Royalti Non – eksklusif (Non – exclusive
Royalty Free Right) atas karya saya yang berjudul:
“Pengaruh Psychoreligius Care : Mendengarkan Murotal Al-Quran Dengan Irama
Nahawand Terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan Pada Lansia Di UPTD Griya
Werdha Jambangan Kota Surabaya”beserta perangkat yang ada (jika diperlukan).
Dengan Hak Bebas Royalti Non – esklusif ini Universitas Airlangga berhak
menyimpan, alihmedia / format, mengelola dalam bentuk pangkalan data
(database), merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap
dicantumkan nama saya sebagai penulis / pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya
Surabaya, 8 Desember 2017
yang menyatakan
Ahmad Asyroful Anam
NIM. 131611123031
v
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PSYCHORELIGIUS CARE : . . . AHMAD ASYROFUL ANAM
SKRIPSI
PENGARUH PSYCHORELIGIUS CARE : MENDENGARKAN MUROTAL
AL-QURAN DENGAN IRAMA NAHAWAND TERHADAP PENURUNAN
TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA DI UPTD GRIYA WERDHA
JAMBANGAN KOTA SURABAYA
Oleh:
Ahmad Asyroful Anam
NIM. 131611123031
SKRIPSI INI TELAH DISETUJUI
TANGGAL 8 Desember 2017
Oleh
Pembimbing Ketua
Eka Mishbahatul M. Has, S.Kep.Ns., M.Kep
NIP. 198509112012122001
Pembimbing
Candra Panji Asmoro, S.Kep.Ns., M.Kep
NIP. 198706032016113101
Mengetahui
An. Dekan
Wakil Dekan I
LEMBAR PERSETUJUAN
vi
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PSYCHORELIGIUS CARE : . . . AHMAD ASYROFUL ANAM
Dr.H. Kusnanto, S.Kp., M.Kes
NIP. 196808291989031002
SKRIPSI
PENGARUH PSYCHORELIGIUS CARE : MENDENGARKAN MUROTAL
AL-QURAN DENGAN IRAMA NAHAWAND TERHADAP PENURUNAN
TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA DI UPTD GRIYA WERDHA
JAMBANGAN KOTA SURABAYA
Oleh :
Ahmad Asyroful Anam
NIM. 131611123031
Telah diuji
Pada tanggal, 12 Desember 2017
PANITIA PENGUJI
Ketua : Dr. Hj. Hanik Endang N, S.Kep,Ns,M.Kep ………………….
NIP. 197606162014092006
Anggota :
1. Eka Mishbahatul M. Has, S.Kep.Ns., M.Kep ………………….
NIP. 198509112012122001
2. Candra Panji Asmoro, S.Kep.Ns., M.Kep ………………….
NIP. 197803162008122002
Mengetahui
a.n Dekan
Wakil Dekan 1
Dr. H.Kusnanto, S.Kp.,M.Kes.
NIP.196808291989031002
SKRIPSI
PENGARUH PSYCHORELIGIUS CARE : MENDENGARKAN MUROTAL AL-
QURAN DENGAN IRAMA NAHAWAND TERHADAP PENURUNAN TINGKAT
KECEMASAN PADA LANSIA DI UPTD GRIYA WERDHA JAMBANGAN KOTA
SURABAYA
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
vii
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PSYCHORELIGIUS CARE : . . . AHMAD ASYROFUL ANAM
MOTTO
“Hidup Mulia atau Mati Sahid”
Sehingga Datang Penuh Semangat Pergi Meninggalkan Manfaat
viii
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PSYCHORELIGIUS CARE : . . . AHMAD ASYROFUL ANAM
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur kehadirat Allah SWT, berkat rahmat, hidayah dan limpahan
karunia – Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“Pengaruh Psychoreligius Care: Mendengarkan Murotal Al-Quran Dengan Irama
Nahawand Terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan Pada Lansia Di UPTD Griya
Werdha Jambangan Kota Surabaya”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) di Fakultas Keperawatan
Universitas Airlangga Surabaya.
Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang setinggi-
tingginya penulis ucapkan kepada Ibu Eka Mishbahatul M. Has, S.Kep.Ns., M.Kep.
selaku pembimbing I dan Bapak Candra Panji Asmoro, S.Kep.Ns., M.Kep. selaku
pembimbing II yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan,
masukan, arahan serta motivasi dalam penulisan skripsi ini.
Penyusunan skripsi ini tak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu
bersama ini perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Nursalam, M. Nurs., (Hons), selaku Dekan Fakultas Keperawatan
Universitas Airlangga.
2. Dr. H. Kusnanto, S.Kp., M. Kes., selaku Wakil Dekan I Fakultas Keperawatan
Universitas Airlangga yang telah memberikan kesempatan pada
penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
3. Ibu Dr. Hj. Hanik Endang N, S.Kep,Ns,M.Kep., selaku penguji yang telah
memberikan saran dan masukan yang bermanfaat dalam menyempurnakan
skripsi ini.
4. Seluruh responden yang telah berpartisipasi selama proses pengambilan data
berlangsung di UPTD Griya Werdha Jambangan Surabaya
5. Kepala UPTD Griya Werdha Jambangan Surabaya Ibu Septarti Handayani
yang telah memberikan izin bagi penulis untuk melakukan penelitian.
6. Seluruh responden yang telah berpartisipasi selama proses pengambilan data
berlangsung di UPTD Griya Werdha Jambangan Surabaya.
7. Kedua orang tua (Muhammad Khozzin dan Ulfatin Nadziroh) dan adik
(Liberta Isnanida Alkausari) yang telah memberikan doa sepanjang waktu,
ix
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PSYCHORELIGIUS CARE : . . . AHMAD ASYROFUL ANAM
menguatkan, memberi dukungan dan memotivasi dalam menyelesaikan
penyusunan skripsi ini.
8. Traveler Group yang telah memberikan dukungan, bantuan, semangat,
motivasi, dan canda tawa dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
9. Teman seperjuangan kost (Adib Huda, Budi C, Agus S)
10. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf pengajar Program Studi Pendidikan Ners
Fakultas Keperawatan UNAIR yang telah mendidik dan membimbing serta
memberikan ilmu selama masa perkuliahan.
11. Teman – teman seperjuangan Angkatan B19, yang telah memberikan
dukungan, bantuan dan semangat.
12. Terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang tidak dapat saya
sebutkan satu persatu, yang telah memberi motivasi dan bantuan hingga
skripsi ini dapat terselesaikan.
Semoga Allah membalas semua kebaikan yang telah membantu penulis.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena
itu kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak sangat penulis harapkan
demi perbaikan-perbaikan ke depan. Semoga penelitian ini bermanfaat bagi
profesi keperawatan. Aamiin Allaahumma Aamiin
Surabaya, 8 Desember 2017
Ahmad Asyroful Anam
NIM. 131611123031
x
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PSYCHORELIGIUS CARE : . . . AHMAD ASYROFUL ANAM
ABSTRAK
PENGARUH PSYCHORELIGIUS CARE : MENDENGARKAN MUROTAL
AL-QURAN DENGAN IRAMA NAHAWAND TERHADAP PENURUNAN
TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA DI UPTD GRIYA WERDHA
JAMBANGAN KOTA SURABAYA
Ahmad Asyroful Anam
Penelitian Quasy Experiment
Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga
Pendahuluan: Upaya untuk mengatasi kecemasan dapat dilakukan dengan
pendekatan aspek spiritual yaitu psychoreligius care: mendengarkan murotal Al-
Quran dengan irama nahawand untuk meningkatkan koping individu. Tujuan
penelitian ini untuk mengetahui pengaruh psychoreligius care: mendengarkan
murotal Al-Quran dengan irama nahawand terhadap penurunan tingkat kecemasan
pada lansia di UPTD Griya Werdha Jambangan Kota Surabaya. Metode: Penelitian
ini berdesain quasi-experimental pretest-posttest with control group. Populasi
adalah Lansia yang tinggal di UPTD Griya Werdha Jambangan Kota Surabaya.
Sampel adalah 50 lansia diperoleh dengan teknik purposive sampling. Selanjutnya
dibagi dalam 2 kelompok kontrol dan perlakuan masing-masing 25 orang. Variabel
independent pada penelitian ini adalah Psychoreligius Care: Murottal Al-Quran
irama Nahawand dan variabel dependen-nya yaitu kecemasan. Instrumen pada
penelitiasn ini yaitu kuesioner GAI (Geriatric Anxiety Inventory). Sedangkan
Analisis yang digunakan yaitu Wilcoxon Signed Ranks Test dan Mann-Whitney U
Test dengan tingkat signifikan p=0.05. Hasil: Analisis data dengan uji statistik
Wilcoxon Signed Ranks Test pada kelompok perlakuan didapatkan p value = 0,001
yang artinya terdapat perubahan tingkat kecemasan sebelum dan sesudah diberikan
Psychoreligius Care : Murottal Al-Quran Irama Nahawand, sedangkan pada
kelompok kontrol didapatkan p value = 1,000 yang artinya tidak terjadi perubahan
tingkat kecemasan pada lansia. Uji statistik Mann-Whitney U Test didapatkan hasil
p value = 0,022 yaitu terdapat perbedaan signifikan antara posttest kelompok
perlakuan dan kontrol. Diskusi: Psychoreligius care: mendengarkan murotal Al-
Quran dengan irama nahawand mengandung kekuatan spiritual keagamaan yang
mampu memberikan efek relaksasi, ketenangan dan kepasrahan yang mendalam
terhadap Allah SWT sehingga lansia tidak lagi merasa cemas dalam menjalani masa
tua mereka. Perawat dapat menggunakan psychoreligius care: mendengarkan
murotal Al-Quran dengan irama nahawand sebagai alternatif terapi non
farmakologis untuk menurunkan tingkat kecemasan lansia yang tinggal di panti.
Kata Kunci: Psychoreligius Care, Murottal Al-Quran,Kecemasan, Lansia
xi
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PSYCHORELIGIUS CARE : . . . AHMAD ASYROFUL ANAM
ABSTRACT
THE EFFECT OF PSYCHORELIGIOUS CARE : LISTENING TO
MUROTAL AL-QURAN WITH NAHAWAND RHYTHM ON THE LEVEL
OF ANXIETY ON ELDERLY AT UPTD GRIYA WERDHA JAMBANGAN
KOTA SURABAYA
Ahmad Asyroful Anam
Quasy Experiment Research
Faculty of Nursing Universitas Airlangga
Introduction: Elderly in nursing home often had anxiety psychological problem.
Anxiety of elderly in nursing home can caused by afraid to death with symptom of
worried, afraid, and nervous. The efforts to resolve anxiety could be done with
spiritual aspect approach that used murottal Al-Quran psychoreligious therapy to
increase individual coping. The purpose of this research was to know
psychoreligious care : listening to murotal Al-Quran with nahawand rhythm
Towards Anxiety level of Elderly living in UPTD Griya Werdha Jambangan Kota
Surabaya. Method: This research was used quasy-experiment pretest-posttest with
control group design. Total population was 105 elderly and obtained 50 samples of
elderly. Instrument used questionnaire GAI (Geriatric Anxiety Inventory).
Independent variables was murottal Al-Quran with Nahawand rhtym and Dependent
variables was anxiety of elderly. Data were collected by using GAI (Geriatric
Anxiety Inventory). Data then analyzed by using Wilcoxon Signed Ranks Test and
Mann-Whitney U Test with significant value p=0.05. Result: Analysis data with
statistical tests of Wilcoxon Signed Ranks Test on treatment group showed p-value
= 0.001 which means there was change of anxiety level before and after Listening
Murottal psychoreligious therapy, while the control group showed p-value = 1.000
which mean there was not change to anxiety level of elderly. Mann-Whitney U Test
showed the result p-value = 0,022 which means there was significant difference
between posttest of treatment and control groups. Discussion: Murotal
psychoreligious care contain religious spiritual strength gave relaxation effect,
calmness, and deep resignation to Allah SWT, so elderly didn’t feel anxiety in the
future age. Nurses could apply Murottal psychoreligious care as alternative non-
pharmacologic therapy to decrease level of anxiety level on elderly at nursing home.
Keywords: Psychoreligious Care, Murottal Al-Quran ,Anxiety, Elderly
xii
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PSYCHORELIGIUS CARE : . . . AHMAD ASYROFUL ANAM
DAFTAR ISI
Halaman Judul .................................................................................................... i
Halaman Judul dan Prasyarat Gelar .................................................................. ii
Lembar pernyataan ........................................................................................... iii
Halaman pernyataan ......................................................................................... iv
Lembar Persetujuan ........................................................................................... v
Lembar Penetapan Panitia Penguji................................................................... vi
Motto ............................................................................................................... vii
Ucapan terima kasih ....................................................................................... viii
Abstrak .............................................................................................................. x
Abstract ............................................................................................................ xi
Daftar isi .......................................................................................................... xii
Daftar tabel ...................................................................................................... xv
Daftar gambar................................................................................................. xvi
Daftar lampiran ............................................................................................. xvii
BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................ 1
1.1. Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .................................................................................... 4
1.3. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 5
1.3.1 Tujuan umum ........................................................................................... 5
1.3.2 Tujuan khusus .......................................................................................... 5
1.4. Manfaat Penelitian ................................................................................... 5
1.4.1 Teoritis ..................................................................................................... 5
1.4.2 Praktis ....................................................................................................... 5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 7
2.1. Konsep Lansia (lanjut usia) ...................................................................... 7
2.1.1 Pengetian lansia ........................................................................................ 7
2.1.2 Klasifikasi lansia ...................................................................................... 7
2.1.3 Teori proses penuaan................................................................................ 7
2.1.4 Perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia ........................................ 8
2.1.5 Tugas perkembangan lansia ................................................................... 10
2.2. Konsep Kecemasan ................................................................................ 10
2.2.1. Pengertian kecemasan ............................................................................ 10
2.2.2. Klasifikasi tingkat kecemasan ................................................................ 11
Hal
xiii
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PSYCHORELIGIUS CARE : . . . AHMAD ASYROFUL ANAM
2.2.3. Faktor yang Mempengaruhi Kecemasan ................................................ 12
2.2.4. Tindakan untuk Mengatasi Kecemasan ................................................. 14
2.2.5. Gambaran kecemasan pada lansia .......................................................... 16
2.3. Konsep Psikoreligus ............................................................................... 17
2.3.1. Psikoreligius ........................................................................................... 17
2.3.2. Pengertian murotalAl-Quran .................................................................. 17
2.3.3. Jenis tilawah murotalAl-Quran .............................................................. 20
2.3.4. Irama Nahawand .................................................................................... 20
2.3.5. Murotal Al-Quran sebagai terapi dalam gangguan kecemasan.............. 21
2.4. Teori Konsekuensi Fungsional Miller 2012 ........................................... 22
2.4.1. Pengertian teori konsekuensi fungsional ................................................ 22
2.4.2. Komponen teori konsekuensi fungsional ............................................... 23
2.5. Keaslian penelitian ................................................................................. 26
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN .... 33
3.1 Kerangka Konseptual ............................................................................. 33
3.2 Hipotesis Penelitian ................................................................................ 34
BAB 4 METODE PENELITIAN.................................................................... 35
4.1 Desain Penelitian .................................................................................... 35
4.2 Populasi, Sampel, Besar Sampel dan Sampling ..................................... 36
4.2.1 Populasi .................................................................................................. 36
4.2.2 Sampel .................................................................................................... 36
4.2.3 Besar sampel .......................................................................................... 37
4.2.4 Sampling ................................................................................................. 38
4.3 Variabel Penelitian ................................................................................. 38
4.4 Definisi Operasional............................................................................... 39
4.5 Instrumen Penelitian............................................................................... 41
4.5.1. Satuan acara kegiatan (sak) .................................................................... 41
4.5.2. Pengeras suara ........................................................................................ 41
4.5.3. Kuesioner ............................................................................................... 41
4.6 Waktu Dan Tempat Penelitian ............................................................... 42
4.7 Pengumpulan Data ................................................................................. 42
4.7.1. Prosedur administrasi ............................................................................. 42
4.7.2. Prosedur teknis pengumpulan data ........................................................ 43
4.8 Analisis Data .......................................................................................... 44
4.9 Kerangka Operasional Penelitian ........................................................... 46
xiv
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PSYCHORELIGIUS CARE : . . . AHMAD ASYROFUL ANAM
4.10 Masalah Etik (ethical clearance) ........................................................... 47
4.11. Keterbatasan Penelitian .......................................................................... 49
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 50
5.1. Data Umum ............................................................................................ 50
5.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ...................................................... 50
5.1.2 Karakteristik Responden ........................................................................ 52
5.1.3 Karakteristik Tingkat Kecemasan .......................................................... 54
5.2. Pembahasan ............................................................................................ 55
BAB 6 SIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 60
6.1 Simpulan ................................................................................................ 60
6.2 Saran ....................................................................................................... 61
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 62
Lampiran
xv
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PSYCHORELIGIUS CARE : . . . AHMAD ASYROFUL ANAM
52
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Keyword developmet ………………………………………………. 26
Tabel 2. 2 Keaslian Data………………………………………………………. 27 Tabel 4. 1 Desain Penelitian…………………………………………………… 35 Tabel 4. 2 Definisi Operasional………………………………………………... 39
Tabel 5.1 Distribusi responden menurut karakteristik demografi di UPTD Griya
Werdha Jambangan Surabaya ,November 2017…………….……….
Tabel 5. 2 Distribusi tingkat kecemasan pada responden kelompok perlakuan
dan kontrol di UPTD Griya Werdha Jambangan Surabaya
November2017……………………………………………………...
Hal Hal
54
xvi
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PSYCHORELIGIUS CARE : . . . AHMAD ASYROFUL ANAM
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Teori Konsekuensi Fungsional oleh Carol A. Miller ........................
Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Pengaruh Psychoreligius Care :
mendengarkan murotal Al-Quran dengan irama nahawand
terhadap penurunan tingkat kecemasan pada lansia di UPTD
Griya Werdha Jambangan kota Surabaya Berdasarkan Teori
Konsekuensi Fungsional Miller (2012) ................................. 33
Gambar 4.1 Kerangka Operasional Penelitian Pengaruh Psychoreligius Care
: mendengarkan murotal Al-Quran dengan irama nahawand
terhadap penurunan tingkat kecemasan pada lansia di UPTD
Griya Werdha Jambangan kota Surabaya 2017 ...................... 46
Hal
33
46
25
xvii
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PSYCHORELIGIUS CARE : . . . AHMAD ASYROFUL ANAM
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Penjelasan Penelitian BagiRespondenPenelitian……………… 65 Lampiran 2 InformedConsent……………………………………………… 67
Lampiran 3Kuesioner……………………………………………………… 68 Lampiran 4 Satuan Acara Kegiatan………………………………………… 71 Lampiran 5 Surat Permohonan Fasilitas Pengambilan Data di UPTD Griya
Werdha Jambangan Kota Surabaya…………………………… 79 Lampiran 6 AnalisisData……………………………………………………
Lampiran 7 Surat Permohonan Fasilitas Pengambilan Data di UPTD Griya
Wreda Jambangan Kota Surabaya…………………………….. 89 Lampiran 8 Surat Izin Penelitian BAKESBANGPOL Kota Surabaya……. 90 Lampiran 9 Surat Selesai Penelitian dari UPTD Griya Wreda Jambangan Kota
Surabaya……………………………………………………….. 91
Lampiran 10 EthicalApproval……………………………………………… 92
Hal
81
82
1
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PSYCHORELIGIUS CARE : . . . AHMAD ASYROFUL ANAM
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Lansia merupakan individu yang berusia di atas 60 tahun yang umumnya
memiliki tanda-tanda terjadinya penurunan fungsi-fungsi biologis, psikologis,
sosial, dan ekonomi (Okatiranti, 2015). Perubahan psikologis yang terjadi pada
lansia di antaranya dalam menghadapi masa pensiun, takut akan kesepian, sadar
akan kematian. Serta lansia yang tinggal di panti sering mengalami masalah-
masalah seperti kesepian, stres, depresi, penarikan diri, acuh tak acuh terhadap diri
dan lingkungan serta kecemasan (Manaf 2016).
Kecemasan merupakan kondisi kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar
yang berhubungan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya (Stuart, 2009).
Kecemasan pada lansia di panti sering disebabkan karena faktor kurangnya
kunjungan keluarga, ketakutan akan datangnya kematian (Heningsih, 2014;
Okatiranti, 2015). Kunjungan keluarga sebagain dari dukungan keluarga yang
merupakan harapan lansia di hari tuanya agar anak- anaknya tetap menghormati,
menghargai dan menyayangi lansia tersebut, melalui sikap patuh anak terhadap
orang tua itu merupakan hal yang dapat membahagiakan perasaan lansia, bila anak
bisa membuatnya senang maka lansia tersebut yakin bisa panjang umur (Syam’ani,
2013).
Apabila kecemasan tersebut tidak ditangani dapat berakibat terhadap
kondisi lansia yang semakin terpuruk, merasa terasingkan, merasa tidak berarti,
depresi bahkan dapat menimbulkan gangguan-gangguan mental lain yang bersifat
2
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PSYCHORELIGIUS CARE : . . . AHMAD ASYROFUL ANAM
kronis (Laili and Nida, 2014). Upaya dalam mengatasi masalah kecemasan pada
lansia di panti diantaranya teknik distraksi dan relaksasi, terapi tertawa dan terapi
musik. Selain terapi tersebut saat ini telah banyak dikembangkan melalui berbagai
penelitian penangaan masalah kecemasan dengan pendekatan aspek spiritual.
Menurut Subandi et al. (2013) Bentuk psikoterapi terapi yang dimaksudkan yaitu
psychorelgius care, terapi tersebut menggabungkaan antara pendekatan kesehatan
jiwa modern dan pendekatan aspek keagamaan yang bertujuan untuk meningkatkan
mekanisme koping dan mengatasi masalah kecemasan individu. Psychorelgius
care mempunyai kedudukan yang lebih tinggi dari psikoterapi lainnya, karena
mengandung unsur spiritual yang dapat membangkitkan harapan, percaya diri dan
keimanan seseorang. Jenis psikoreligius yang dimaksud diantaranya sholat,
membaca atau mendengarkan ayat Al-Quran, do’a dan dzikir (Hawari, 2013).
Beberapa terapi psikoreligius pernah dilakukan dan mendengarkan murottal Al-
Quran diyakini sebagai salah satu terapi yang mampu menumbuhkan rasa aman,
tentram dan ketenangan yang mendalam sebagai anugerah dari Allah. Secara
psikologis suara yang bersumber dari firman Sang Pencipta akan menumbuhkan
penghayatan akan kehadiran Allah SWT yang senantiasa hadir dalam diri manusia
dalam kondisi apapun dan saat kesadaran tersebut muncul maka manusia tidak lagi
merasa dalam kesendirian dalam kehidupannya di dunia. Selain itu mendengarkan
murottal Al-Quran selama 15 menit dengan tempo yang lambat serta
harmonis dapat menurunkan hormon stress, mengaktifkan hormon endofrin alami
(serotonin) (Lasalo, 2016).
Menurut WHO (2012) di kawasan Asia Tenggara populasi lansia sebesar
8% atau sekitar 142 juta jiwa. Jumlah lansia di Indonesia sebesar 8,9% di tahun
3
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PSYCHORELIGIUS CARE : . . . AHMAD ASYROFUL ANAM
2013 dan akan meningkat menjadi 21,4% pada tahun 2050 (Pusat Data dan
Informasi Kemenkes RI, 2014). Angka kejadian kecemasan pada lansia di negara
berkembang sebanyak 50%, sedangkan angka kejadian gangguan kecemasan di
Indonesia sekitar 39 juta jiwa dari 238 juta jiwa penduduk (WHO, 2012). Hasil
penelitian Manaf et al. (2016) menunjukan bahwa prevalensi terjadinya kecemasan
pada lansia di daerah melayu sebesar 22,6%. Penelitian yang dilakukan oleh
Harahap (2014) menjelaskan bahwa sebagian besar lansia yang tinggal di panti
werdha mengalami kecemasan sebesar 47,25% dibandingkan lansia yang tinggal
bersama keluarga yaitu sebesar 31,59%. Berdasarkan hasil survey data awal peneliti
pada tanggal 19 September 2017 di UPTD Griya Werdha Jambangan Kota
Surabaya terhadap 10 lansia ditemukan dari 10 lansia yang di wawancara terdapat
terdapat 7 orang lansia yang mengalami kecemasan dengan keluhan khawatir
terhadap kematian, 3 lansia merasa khawatir dan sedih dengan keadaan penyakit
yang tidak kunjung sembuh dan 2 lansia yang mengalami kecemasan merasa
khawatir barangnya diambil oleh orang lain.
Murottal merupakan rekaman suara Al-Quran yang dilagukan oleh
seorang Qori’ (pembaca Al-Quran) (Rohmi Handayani et al, 2014). Harmonisasi
dalam murottal yang indah akan menarik telinga dalam bentuk suara menggetarkan
gendang telinga, mengguncangkan cairan di telinga dalam, serta menggetarkan sel-
sel rambut didalam coglea untuk selanjutnya melalui saraf koklearis menuju otak
dan menciptakan imajinasi keindahan di otak kanan otak kiri yang akan
memberikan dampak berupa kenyamanan dan perubahan perasaan (Nataliza, 2012).
Salah satu irama dari 7 tilawah Al-Quran yang bersifat menenangkan,
mendamaikan, dan menentramkan yaitu irama Nahawand (Kristriyono, 2017).
4
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PSYCHORELIGIUS CARE : . . . AHMAD ASYROFUL ANAM
Pemberian murrotal Al-Quran irama nahawand akan menimbulkan rasa percaya
diri, rasa optimisme, mendatangkan ketenangan, damai, dan merasakan kehadiran
Allah SWT sehingga mengakibatkan ransangan ke hipotalamus untuk menurunkan
produksi CRF (Cortikotropin Releasing Faktor). CRF akan merangsang kelenjar
pituitary anterior untuk menurunkan produksi ACTH (Adeno Cortiko Tropin
Hormon) dan menstimulasi produksi endorphin yang akan membuat klien menjadi
rileks. Penurunan ACTH dan peningkatan endorphin juga dapat menurunkan
tahanan perifer dan cardiac output sehingga tekanan darah menurun (Valentino &
Bockstaele, 2008)
Berdasarkan latar belakang di atas, mekanisme psychoreligius care :
mendengarkan murotal Al-Quran dengan irama nahawand dapat digunakan
sebagai intervensi keperawatan lain yang dimaksudkan dalam teori konsekuensi
fungsional miller. Menurut Miller (2012) perawat dapat meningkatkan
kesejahteraan lansia melalui tindakan promosi kesehatan dan tindakan keperawatan
lain untuk mengatasi terjadinya konsekuensi fungsional negatif. Psychoreligius
care : mendengarkan murotal Al-Quran dengan irama nahawand sebagai
intervensi keperawatan lain belum terbukti dapat menurunkan kecemasan. Oleh
karena itu, penulis ingin melakukan penelitian untuk pengaruh psychoreligius care
: mendengarkan murotal Al-Quran dengan irama nahawand terhadap penurunan
tingkat kecemasan pada lansia di UPTD Griya Werdha Jambangan Kota Surabaya.
1.2. Rumusan Masalah
Bagaimana pengaruh psychoreligius care : mendengarkan murotal Al-
Quran dengan irama nahawand terhadap penurunan tingkat kecemasan pada lansia
di UPTD Griya Werdha Jambangan Kota Surabaya ?
5
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PSYCHORELIGIUS CARE : . . . AHMAD ASYROFUL ANAM
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan umum
Menjelaskan pengaruh psychoreligius care : mendengarkan murotal
Al-Quran dengan irama nahawand terhadap penurunan tingkat kecemasan
pada lansia di UPTD Griya Werdha Jambangan Kota Surabaya.
1.3.2 Tujuan khusus
1. Mengidentifikasi tingkat kecemasan pada lansia yang tinggal di UPTD
Griya Werdha Jambangan Kota Surabaya sebelum dan sesudah
diberikan psychoreligius care : mendengarkan murotal Al-Quran
dengan irama nahawand.
2. Menganalisis pengaruh psychoreligius care : mendengarkan murotal
Al-Quran dengan irama nahawand terhadap penurunan tingkat
kecemasan pada lansia di UPTD Griya Werdha Jambangan Kota
Surabaya sebelum dan sesudah intervensi.
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1 Teoritis
Hasil penelitian ini memberikan alternatif solusi bagi keilmuan
Keperawatan Gerontik khususnya sebagai pendekatan terapeutik untuk
menurunkan kecemasan pada lansia di UPTD Griya Werdha Jambangan
Kota Surabaya.
1.4.2 Praktis
1. Bagi Lansia
Lansia mendapatkan manfaat dalam upaya menurunkan tingkat
kecemasan untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal.
6
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PSYCHORELIGIUS CARE : . . . AHMAD ASYROFUL ANAM
2. Bagi Perawat Panti
Perawat mendapatkan alternatif solusi terapi non farmakologis untuk
menurunkan tingkat kecemasan lansia yang tinggal di panti.
3. Bagi Panti
Psychoreligius care : mendengarkan murotal Al-Quran irama
nahawand dapat digunakan sebagai program kegiatan rutin di panti
untuk menurunkan tingkat kecemasan lansia yang tinggal di panti.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan bagi
penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan psychoreligius care
dalam mengatasi masalah-masalah keperawatan.
7
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PSYCHORELIGIUS CARE : . . . AHMAD ASYROFUL ANAM
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Konsep Lansia (lanjut usia)
2.1.1 Pengetian lansia
Lansia (lanjut usia) merupakan suatu proses alamiah yang harus
dilalui setiap individu (Kristyaningsih, 2011). Lansia merupakan tahap
akhir perkembangan dalam kehidupan manusia yang merupakan proses
alami yang tidak dapat dihindari oleh setiap individu dimana terjadi
perubahan-perubahan fisiologis maupun psikososisal dan berpotensi
terhadap masalah kesehatan baik secara umum maupun kesehatan jiwa
(Maryam et al., 2008).
2.1.2 Klasifikasi lansia
Batasan-batasan umur pada lansia menurut Departemen Kesehatan
RI (2003) dalam (Maryam et al., 2008) membagi lansia sebagai berikut:
1. Kelompok menjelang usia lanjut (45-54 tahun) sebagai masa virilitas
2. Kelompok usia lanjut (55-64 tahun) sebagai presenium
3. Kelompok usia lanjut (lebih dari 65 tahun) sebagai senium.
2.1.3 Teori proses penuaan
1. Teori genetik dan mutasi
Proses penuaan disebabkan karena mutasi somatik akibat dari pengaruh
lingkungan yang buruk sehingga terjadi kesalahan dalam proses
transkripsi DNA atau RNA dan proses translasi RNA protein atau
enzim. Kesalahan tersebut apabila terjadi secara terus menerus maka
8
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PSYCHORELIGIUS CARE : . . . AHMAD ASYROFUL ANAM
dapat menurunkan fungsi organ atau perubahan sel kanker (Nugroho,
2012).
2. Teori imunologi
Teori ini menjelaskan dengan bertambahnya usia seseorang maka
kemampuan sistem imun untuk menghancurkan bakteri, virus dan jamur
melemah. Disfungsi sistem imun ini diperkirakan menjadi faktor dalam
perkembangan penyakit kronis, seperti kanker, diabetes, infeksi dan
penyakit kardiovaskuler (Potter and Perry, 2009).
3. Teori radikal bebas
Menurut teori ini penuaan disebabkan karena akumulasi kerusakan yang
bersifat irreversible akibat senyawa oksidator (Potter and Perry, 2009).
Radikal bebas dapat terbentuk di alam bebas dan apabila radikal bebas
tidak stabil dapat mengakibatkan oksidasi oksigen bahan-bahan organik
sehingga menyebabkan sel-sel tidak dapat regenerasi.
4. Teori rantai silang
Menurut teori ini proses menua disebabkan oleh karbohidrat, protein,
lemak dan asam nukleat. Reaksi kimia ini menyebabkan ikatan yang
kuat pada jaringan kolagen sehingga mengakibatkan kurangnya
elastisitas dan hilangnya fungsi sel (Nugroho, 2012).
2.1.4 Perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia
Perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia diantaranya (Santoso
and Ismail, 2009):
9
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PSYCHORELIGIUS CARE : . . . AHMAD ASYROFUL ANAM
1. Perubahan kondisi fisik
Perubahan kondisi fisik pada lansia meliputi perubahan dari tingkat sel
sampai ke seluruh sistem organ tubuh, diantaranya sistem pernafasan,
pendengaran, penglihatan, kardiovaskuler, sistem pengaturan tubuh,
muskolosketal, gastrointestinal, urogenital, endokrin, dan integumen.
Masalah fisik sehari-hari yang sering ditemukan pada lansia diantaranya
lansia mudah jatuh, mudah lelah, nyeri pada dada, berdebar-debar, sesak
nafas pada saat melakukan aktifitas/kerja fisik, pembengkakan pada kaki
bawah, nyeri pinggang atau punggung, nyeri sendi pinggul, sulit tidur,
sering pusing, berat badan menurun, gangguan fungsi penglihatan dan
pendengaran, serta sulit menahan kencing.
2. Perubahan kondisi mental
Lansia pada umumnya mengalami penurunann fungsi kognitif dan
psikomotor. Perubahan-perubahan ini erat sekali kaitannya dengan
perubahan fisik, keadaan kesehatan, tingkat pendidikan atau pengetahuan,
dan situasi lingkungan. Dalam segi mental dan emosional lansia sering
muncul perasaan pesimis, perasaan tidak aman dan cemas, adanya
kekacauan mental akut, merasa terancam akan timbulnya suatu penyakit
atau takut ditelantarkan karena tidak berguna lagi.
3. Perubahan psikososial
Masalah perubahan psikososial serta reaksi individu terhadap perubahan ini
sangat beragam, bergantung pada kepribadian individu yang bersangkuatan.
10
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PSYCHORELIGIUS CARE : . . . AHMAD ASYROFUL ANAM
4. Perubahan kognitif
Perubahan fungsi kognitif pada lansia di antaranya adalah kemunduran pada
tugas-tugas yang membutuhkan kecepatan dan memerlukan memori jangka
pendek, kemampuan intelektual tidak mengalami kemunduran dan
kemampuan verbal akan menetap apabila tidak diikuti dengan penyakit
penyerta.
5. Perubahan spiritual
Menurut Maslow (1970) menyatakan bahwa agama dan kepercayaan lansia
seiring bertambahnya usia akan semakin terintegrasi dalam kehidupannya.
2.1.5 Tugas perkembangan lansia
Menurut Potter and Perry (2009) tugas perkembangan lansia yaitu sebagai
berikut :
1. Beradaptasi terhadap penurunan kesehatan dan kekuatan fisik
2. Beradaptasi terhadap masa pensiun dan penurunan pendapatan
3. Beradaptasi terhadap kematian pasangan
4. Menerima diri sebagai individu yang menua
5. Mempertahankan kehidupan yang memuaskan
6. Menetapkan kembali hubungan dengan anak yang telah dewasa
7. Menemukan cara mempertahankan kualitas hidup.
2.2. Konsep Kecemasan
2.2.1. Pengertian kecemasan
Kecemasan merupakan kondisi kekhawatiran yang tidak jelas dan
menyebar yang berhubungan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya
(Stuart, 2009). Sedangkan menurut PPNI (2017) kecemasan adalah kondisi
11
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PSYCHORELIGIUS CARE : . . . AHMAD ASYROFUL ANAM
emosi dan pengalaman subyektif individu terhadap objek yang tidak jelas dan
spesifik akibat antisipasi bahaya yang memungkinkan individu melakukan
tindakan untuk menghadapi ancaman.
2.2.2. Klasifikasi tingkat kecemasan
Stuart (2009) membagi kecemasan menjadi 4 tingkatan yaitu:
1. Kecemasan ringan
Tanda dan gejalanya kecemasan tingkat ini yaitu persepsi dan perhatian
meningkat, waspada, sadar akan stimulus internal dan eksternal, mampu
mengatasi masalah secara efektif serta terjadi kemampuan belajar.
Perubahan fisiologi ditandai dengan gelisah, sulit tidur, hipersensitif
terhadap suara, tanda vital dan pupil normal.
2. Kecemasan sedang
Kecemasan pada tahap ini memungkinkan seseorang berfokus pada hal
yang penting dan mengesampingkan yang lain, sehingga lapang persepsi
seseorang menjadi sempit. Respon fisiologi yang terjadi di antaranya:
sering bernafas pendek, nadi dan tekanan darah naik, mulut kering,
gelisah, konstipasi. Sedangkan respon kognitif yang terjadi yaitu lapang
persepsi menyempit, rangsangan luar tidak mampu diterima, berfokus
pada apa yang menjadi perhatiaannya.
3. Kecemasan berat
Kecemasan berat sangat mengurangi lapang persepsi. seseorang
cenderung untuk berfokus pada sesuatu yang terinci dan spesifik serta
tidak dapat berpikir tentang hal lain. Semua perilaku ditujukan untuk
mengurangi ketegangan. Tanda dan gejala dari kecemasan berat ini yaitu
12
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PSYCHORELIGIUS CARE : . . . AHMAD ASYROFUL ANAM
persepsi sangat kurang, berfokus pada hal yang detail, rentang perhatian
sangat terbatas, tidak dapat berkonsentrasi atau menyelesaikan masalah,
serta tidak dapat belajar secara efektif. Pada tingkatan ini individu
mengalami sakit kepala, pusing, mual, gemetar, insomnia, palpitasi,
takikardi, hiperventilasi, sering buang air kecil maupun besar, dan diare.
Secara emosi individu mengalami ketakutan serta seluruh perhatian
terfokus pada dirinya.
4. Kecemasan tingkat panik
Pada tingkat panik dari kecemasan berhubungan dengan rasa ketakutan
dan teror. Individu dengan kecemasan tingkat panik mengalami
kehilangan kendali dan tidak mampu melakukan sesuatu walaupun
dengan arahan. Panik menyebabkan peningkatan aktivitas motorik,
menurunnya kemampuan berhubungan dengan orang lain, persepsi yang
menyimpang, kehilangan pemikiran yang rasional. Kecemasan ini tidak
sejalan dengan kehidupan, dan jika berlangsung lama dapat
mengakibatkan kelelahan bahkan sampai kematian.
2.2.3. Faktor yang Mempengaruhi Kecemasan
1. Faktor Predisposisi
Menurut Stuart (2009) faktor predisposisi merupakan faktor yang
mempengaruhi jenis dan jumlah sumber yang dapat digunakan individu
untuk mengatasi stres.
2. Stresor presipitasi
Stresor presipitasi merupakan semua ketegangan dalam kehidupan yang
dapat menimbulkan kecemasan (Suliswati et al., 2005). Menurut Stuart,
13
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PSYCHORELIGIUS CARE : . . . AHMAD ASYROFUL ANAM
(2009) stresor pencetus digambarkan sebagai stimulus yang dipersepsikan
oleh individu sebagai tantangan, ancaman atau tuntutan yang memerlukan
energi ekstra untuk koping. Stresor pencetus dapat berasal dari sumber
internal maupun eksternal.
Stressor pencetus dapat disebabkan karena adanya ancaman terhadap
integritas fisik meliputi disabilitas fisiologis atau penurunan kemampuan
untuk melakukan aktivitas sehari-hari dan adanya ancaman terhadap sistem
diri yang dapat membahayakan identitas, harga diri, dan fungsi sosial yang
terintegrasi pada individu (Stuart, 2009).
Stresor pencetus kecemasan dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu:
1) Biologi
Kecemasan dapat mengancam integritas seseorang baik ancaman
secara eksternal maupun internal. Ancaman eksternal misalnya
masuknya kuman, virus, polusi lingkungan, rumah yang tidak
memadai, pakaian, makanan atau trauma injuri. Sedangkan ancaman
internal berupa kegagalan mekanisme fisiologis tubuh seperti jantung,
sistem kekebalan, pengaturan suhu dan kehamilan (Stuart, 2009).
2) Psikologi
Ancaman terhadap integritas fisik dapat mengakibatkan
ketidakmampuan psikologis atau penurunan aktivitas sehari-hari
seseorang. Apabila penanganan tersebut menyangkut identitas diri dan
harga diri seseorang maka dapat mengakibatkan ancaman terhadap
self system. Ancaman eksternal yang terkait dengan kondisi psikologis
dan dapat mencetuskan terjadinya kecemasan diantaranya adalah
14
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PSYCHORELIGIUS CARE : . . . AHMAD ASYROFUL ANAM
peristiwa kematian, perceraian, dilema etik, pindah kerja, perubahan
dalam status kerja. Sedangkan yang termasuk ancaman internal yaitu
gangguan hubungan interpersonal dirumah, ditempat kerja atau ketika
menerima peran baru (istri, suami, dan sebagainya).
3) Sosial budaya
Menurut Tarwoto & Wartonah (2015) status ekonomi dan pekerjaan akan
mempengaruhi timbulnya stres dan selanjutnya dapat menimbulkan
kecemasan. Orang dengan status ekonomi yang kuat akan lebih susah
mengalami stres dibanding orang yang status ekonominya lemah.
Sehingga secara tidak langsung dapat mempengaruhi seseorang
mengalami kecemasan. Setiap budaya memilki norma-norma yang
mengatur cara untuk mengekspresikan dan menghadapi kecemasan
(Videbeck’s, 2012).
2.2.4. Tindakan untuk Mengatasi Kecemasan
1. Mekanisme koping
Menurut Mayne & Bonano (2003) dalam Widianti (2011) menjelaskan
bahwa saat individu mengalami kecemasan, maka mereka menggunakan
berbagai mekanisme koping untuk mengatasinya. Ketidakmampuan
dalam mengatasi kecemasan secara konstruktif merupakan penyebab
utama terjadinya perilaku patologis. Koping memiliki dua fungsi umum
(Lazarus, 1999 dalam Safaria & Saputra, 2009) yaitu:
1) Emotion focused coping adalah usaha untuk mengatasi suatu masalah
dengan cara mengontrol respon emosional terhadap situasi yang
menekan. Sarafino (1998) dalam Widianti (2011) menyebutkan bahwa
emotion focused coping pada individu dapat mengatur respon
15
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PSYCHORELIGIUS CARE : . . . AHMAD ASYROFUL ANAM
emosionalnya dengan cara mencari dukungan emosi dari sahabat atau
keluarga, melakukan aktivitas yang disukai dan lain-lain.
2) Problem focused coping adalah usaha untuk mengurangi stressor dengan
cara mempelajari keterampilan-keterampilan yang baru yang
digunakan untuk mengubah situasi, keadaan atau pokok pemasalahan.
Menurut Smer (1994) dalam Safaria & Saputra (2009) problem focused
coping ini digunakan apabila individu merasa yakin akan dapat
mengubah situasi.
2. Tindakan Keperawatan
McCloskey & Bulechek (2008) dalam buku Nursing Intervention
Clasification (NIC) menjelaskan tentang tindakan keperawatan yang
dapat dilakukan untuk mengurangi kecemasan yaitu dengan cara
memberikan ketenangan atau mententramkan hati, menyatakan dengan
jelas harapan dari perilaku klien, menjelaskan semua prosedur termasuk
dampak maupun akibat selama perawatan, memahami klien dalam
mencari pandangan hidup terhadap situasi yang menyebabkan stress,
memberikan informasi mengenai hasil diagnosa keperawatan dan
prognosisnya, merawat klien di rumah demi keselamatan dan mengurangi
ketakutan.
3. Psikofarmaka
Terapi obat yang digunakan untuk mengatasi gangguan kecemasan yaitu
obat anti ansietas yang terdiri dari ansiolitik, transquilizer minor, sedative,
hipnotik dan anti konfulsan. Mekanisme kerja obat tersebut yaitu dengan
mendepresi susunan saraf pusat (SSP), kecuali buspiron (buspar).
16
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PSYCHORELIGIUS CARE : . . . AHMAD ASYROFUL ANAM
Meskipun mekanisme kerja yang tepat tidak diketahui, obat ini mungkin
menimbulkan efek yang di inginkan melalui reaksi dengan serotonin,
dopamine dan reseptor neurotransmitter lainnya. Obat anti ansietas
digunakan dalam penatalaksanaan gangguan kecemasan, gangguan
somatoform, ganggguan disosiatif, gangguan kejang (Videbeck’s, 2012).
2.2.5. Gambaran kecemasan pada lansia
Perubahan baik dari aspek fisik maupun psikis yang terjadi pada
lansia akan memicu munculnya kecemasan yang kadang dapat bersifat
kronis. Kondisi kecemasan pada lansia tersebut merupakan sebuah
konsekuensi yang wajar karena pemicu utama gangguan kecemasan
bersumber dari persepsi individu akan keadaan yang diduga dapat
merugikan dan mengancam individu tersebut sehingga ia merasa tidak
berdaya untuk menghadapinya (Nida 2014).
Menurut beberapa hasil survey yang telah dilakukan menunjukkan
bahwa peluang gangguan kecemasan pada lansia dua kali lipat lebih besar
daripada individu muda serta lansia wanita lebih mungkin untuk mengalami
gangguan cemas. Hal tersebut berkaitan dengan penyakit yang dialami,
perasaan sedih atas meninggalnya pasangan dan penerimaan kehidupan
pernikahan yang sudah berlangsung cukup lama (Byrne, 2002; Putri, 2012).
Menurut Meares (1965) dalam Putri (2012) menjelaskan bahwa
kecemasan pada lansia muncul dikarenakan penurunan homeostatis pada
tubuh sehingga terjadi penurunan fungsi indra manusia. Kecemasan pada
lansia juga muncul karena kurangnya sikap menerima lansia terhadap
keadaan baru yang diciptakan oleh keluarga dengan tujuan untuk
memberikan kenyamanan bagi lansia, tetapi hal tersebut bukan membuat
17
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PSYCHORELIGIUS CARE : . . . AHMAD ASYROFUL ANAM
lansia bahagia tetapi membuat lansia dituntut untuk melakukan adaptasi
lagi terhadap lingkungan barunya
2.3. Konsep Psikoreligus
2.3.1. Psikoreligius
Psikoreligius merupakan bentuk psikoterapi yang
menggabungkaan antara pendekatan kesehatan jiwa modern dan
pendekatan aspek keagamaan dengan tujuan untuk meningkatkan
mekanisme koping dan mengatasi masalah individu (Yosep 2010 dalam
Subandi et al. 2013). Menurut Fanada (2012) terapi psikoreligius
merupakan sebuah terapi melalui pendekatan keagamaan yang dianut oleh
klien dan cenderung menyentuh sisi spiritual manusia. Menurut Hawari
(2013) jenis psikoreligius yang dimaksud diantaranya sholat, do’a, dzikir,
membaca atau mendengarkan ayatAl-Quran.
2.3.2. Pengertian murotal Al-Quran
1. Terapi murotal Al-Quran
a. Pengertian Al-Quran
Al-Quran merupakan wahyu dari ilahi dan kitab suci yang
ditujukan untuk bimbingan spiritual manusia. Al-Quran memiliki
saran dan rekomendasi penting untuk kesejahteraan manusia baik
dalam kehidupan duniawi dan akhirat(Mahjoob, 2014). Dalam Q.S.
Yunus (10) ayat 57 disebutkan bahwa “Wahai manusia, sungguh
telah datang kepada kalian nasihat dari Rabb kalian dan penyembuh
untuk apa yang ada di dalam dada serta petunjuk dan rahmat bagi
kaum mukminin”
18
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PSYCHORELIGIUS CARE : . . . AHMAD ASYROFUL ANAM
b. Pengertian terapi murotal Al-Quran
Lantunan Ayat-ayat Al-Quran (Murotal) merupakan bagian dari
suara manusia yang merupakan instrumen penyembuhan yang
menakjubkan (Lasalo, 2016). Sama seperti terapi musik, suara melodi
yang bersumber dari Al-Quran memiliki efek terapeutik terhadap
emosioanal, kognitif, dan kebutuhan sosial individu (Tumiran et al.,
2013). Terapi murottal Al-Quran selama 15 menit dengan tempo yang
lambat serta harmonis dapat menurunkan hormon stress, mengaktifkan
hormon endofrin alami (serotonin)(Lasalo, 2016)
Murrotal Al-Qur’an adalah salah satu musik dengan intensitas 50
desibel yang membawah pengaruh positif bagi pendengaran (Wijaya
dalam Hudayana.2014). Intensitas suara yang rendah merupakan
intensitas suara kurang 60 desible sehingga menumbuhkan kenyamanan
dan tidak nyeri. Terapi murrotal Al-Qur’an dapat menstimulasi
gelombang alpha yang akan menyebabkan pendengarnya mendapat
keadaan yang kurang tentram dan damai (Permana sari dalam Wahida,
Nooryanto & Andrami.2015)
Bacaan murrotal Al-Quran mempunyai irama yang konstan, teratur
dan tidak ada perubahan irama yang mendadak. Tempo murrotal Al-
Quran juga berada antara 60 -70 db/menit serta nadanya rendah sehingga
mempunyai efek meningkatkan ketenangan(Rohmi Handayani, Dyah,
Retno, 2014). Manfaat terapi murotal Al-Quran dibuktikan dalam
berbagaipenelitian. Manfaat tersebut di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Memberikan ketenangan jiwa
19
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PSYCHORELIGIUS CARE : . . . AHMAD ASYROFUL ANAM
BacaanAl-Quran yang diperdengarkan kepada seseorang
menurut Hidayatullah (2012) menimbulkan efek relaksasi hingga
65%, dibandingkan bacaan berbahasa Arab nonAl-Quran hanya
mencapai 33%.
2. Menurunkan kecemasan
Penelitian yang dilakukan oleh Hassan Sotodehas (2015)
menunjukkan bahwa pemberian pengaruh terapi murotal Al Quran
memiliki pengaruh terhadap tingkat kecemasan pasien hemodialisa.
Pada penelitian tersebut responden yang diberikan terapi murotal Al
Quran memiliki tingkat kecemasan yang lebih rendah daripada
pasien yang tidak diberikan terapi.
3. Menurunkan perilaku kekerasan
Penelitian yang dilakukan oleh Widhowati (2010)
menunjukkan bahwa penambahan terapi audio dengan
murottal surah Ar Rahman pada kelompok perlakuan lebih
efektif dalam menurunkan perilaku kekerasan dibandingkan
dengan kelompok kontrol yang tidak mendapatkan terapi audio
tersebut.
4. Mengurangi tingkat nyeri
Terapi murotal Al Quran terbukti dapat menurunkan
tingkat nyeri. Hal ini berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
Andarini et al., (2015) menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
pemberian terapi murotal Al Quran terhadap tingkat nyeri. Pada
penelitian tersebut kelompok yang diberikan terapi murotal Al
20
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PSYCHORELIGIUS CARE : . . . AHMAD ASYROFUL ANAM
Quran memiliki tingkat nyeri yang lebih rendah dibandingkan
kelompok yang tidak diberikan terapi murotal Al Quran.
5. Efektif dalam perkembangan kognitif anak autis
Penelitian yang dilakkan oleh Hartati (2013) menyebutkan bahwa
terapi musik murotal mempunyai pengaruh yang jauh lebih baik
dariapada terapi musik klasik terhadap perkembangan kognitif anak
autis.
2.3.3. Jenis tilawah murotal Al-Quran
Menurut Muhsin Salim dalam Hasrul (2013) terdapat 7 macam
tilawah Murotal Al-Quran yang sering digunakan dalam membaca Al-
Quran. Irama yang dimaksudkan yaitu : Bayyati, Shoba., Nahawand, Hijaz,
Rost, Sika, Jiharka.
2.3.4. Irama Nahawand
Menurut Muhsin Salim dalam Hasrul (2013) Dalam melagukan Al-
Quran irama Nahawand memiliki 3 tingkatan nada yaitu :
1. Jawab (tinggi)
Pembacaan pada ayat pertama dengan irama nahawand dibaca dengan nada
tinggi
2. Nawab (menengah/ datar)
Tingkatan kedua yaitu datar, setelah diawali dengan irama tinggi
dilanjutkan dengan irama dengan nada menengah/ datar
21
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PSYCHORELIGIUS CARE : . . . AHMAD ASYROFUL ANAM
3. Nada rendah
Pada tahapan ini pembacaan ayat ketiga di iramakan dengan nada rendah,
selanjutnya itu ayat ke empat dan seterusnya mengulang dari tiunggi,rendah
dan rendah
Menurut Kristriyono (2017) irama nahawand adalah irama yang dapat
menenangkan, mendamaikan, dan menentramkan yaitu irama Nahawand. Serta
merupakan irama yang digunakan qari internasional Mohammed Rashed Al-Afasy.
2.3.5. Murotal Al-Quran sebagai terapi dalam gangguan kecemasan
Salah satu tehnik distraksi yang digunakan untuk mengatasi kecemasan
adalah berupa murrotal Al-Quran. Murrotal Al-Quran merupakan bagian instrumen
musik yang memiliki proses untuk menurunkan kecemasan. Harmonisasi dalam
musik yang indah akan menarik telinga dalam bentuk suara menggetarkan gendang
telinga, mengguncangkan cairan di telinga dalam, serta menggetarkan sel-sel rambut
didalam coglea untuk selanjutnya melalui saraf koklearis menuju otak dan
menciptakan imajinasi keindahan di otak kanan otak kiri yang akan memberikan
dampak berupa kenyamanan dan perubahan perasaan (Nataliza, 2012). Menurut
Kristriyono (2017) dari 7 tilawah alquran yang bersifat menenangkan,
mendamaikan, dan menentramkan yaitu irama Nahawand . Terapi murottal selama
15 menit dengan tempo yang lambat serta harmonis dapat menurunkan hormon
stress, mengaktifkan hormon endofrin alami (serotonin) (Lasalo, 2016).
22
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PSYCHORELIGIUS CARE : . . . AHMAD ASYROFUL ANAM
2.4. Teori Konsekuensi Fungsional Miller 2012
2.4.1. Pengertian teori konsekuensi fungsional
Teori dan model functional consequences disusun berdasarkan
konsep dan penelitian berdasarkan pengkajian fungsional lansia yang
berfokus pada kemampuan aktivitas sehari-hari lansia sehingga dapat
memberikan pengaruh bagi kelangsungan dan kualitas hidup lansia
Teori keperawatan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan lansia
yang menggabungkan peningkatan pemahaman kesehatan berkembang
sebagai aspek integral perawatan.
Menurut Miller (2012) dasar pikiran Teori Konsekuensi Fungsional yaitu
sebagai berikut :
1. Asuhan keperawatan yang holistik menjadikan tubuh, jiwa dan
semangat lansia saling berkaitan satu sama lain serta ruang lingkup
kesejahteraan lansia lebih dari fungsi fisiologis.
2. Meskipun perubahan usia merupakan hal yang tidak bisa terelakkan,
sebagian besar masalah yang terjadi pada lansia disebabkan oleh
adanya faktor risiko.
3. Konsekuensi fungsional positif dan negatif pada lansia dapat terjadi
karena dipengaruhi oleh kombinasi antara perubahan usia dan adanya
faktor risiko tambahan.
4. Penerapan perencanaan tindakan dapat diberikan untuk
menghilangkan atau memodifikasi faktor risiko yang dapat
menimbulkan konsekuensi fungsional negatif.
23
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PSYCHORELIGIUS CARE : . . . AHMAD ASYROFUL ANAM
5. Para perawat dapat meningkatkan kesejahteraan lansia melalui
tindakan promosi kesehatan dan tindakan keperawatan lain untuk
mengatasi terjadinya konsekuensi fungsional negatif.
6. Perencanaan tindakan keperawatan yang tepat dapat menghasilkan
konsekuensi fungsional positif yang juga disebut sebagai
kesejahteraan, sehingga setiap lansia mampu mencapai level terbaik
dalam menjalankan setiap fungsinya walaupun efek perubahan usia
dan faktor risikonya dapat memberikan ancaman bagi mereka.
2.4.2. Komponen teori konsekuensi fungsional
Menurut Miller (2012) Teori Konsekuensi Fungsional mempunyai
beberapa komponen, yaitu :
1. Functional Consequence yaitu mengobservasi akibat dari tindakan,
faktor resiko, dan perubahan terkait usia yang mempengaruhi
kualitas hidup atau aktivitas sehari-hari dari lansia. Efek tersebut
berhubungan dengan semua tingkat fungsi, termasuk tubuh, pikiran,
dan semangat Negative Functional Consequences yaitu semua hal
yang dapat mempengaruhi tingkat ketergantungan atau kualitas
hidup lansia.
2. Positive Functional Consequences (Wellness Outcomes) yaitu Hal-
hal yang memfasilitasi tingkat tertinggi fungsi dari lansia secara
baik, sedikit ketergantungan, dan kualitas hidup terbaik.
3. Age Related Changes yaitu perubahan yang progresif dan
irreversible yang terjadi selama proses kehidupan dan kondisi
ekstrinsik yang independen atau patologis.
24
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PSYCHORELIGIUS CARE : . . . AHMAD ASYROFUL ANAM
4. Risk Factor yaitu kondisi yang meningkatkan kerentanan lansia
terhadap konsekuensi fungsional negatif. Faktor-faktor risiko
tersebut adalah penyakit, obat-obatan, lingkungan, gaya hidup,
sistem pendukung, keadaan psikososial dan sikap berdasarkan
kurangnya pengetahuan.
5. Person (Older Adults) yaitu kondisi-kondisi yang kemungkinan
terjadi pada orang dewasa lansia yang memiliki efek merugikan
signifikan terhadap kesehatan dan fungsi mereka. Faktor-faktor
resiko umumnya muncul dari kondisi lingkungan, akut dan kronis,
kondisi psikososial, atau efek pengobatan yang buruk.
6. Nursing mempunyai tujuan yaitu meminimalkan dampak negatif
dari perubahan yang berkaitan dengan usia dan faktor risiko, serta
mempromosikan dampak fungsional positif. Hal ini dilakukan
melalui proses keperawatan, dengan menekankan interaksi antara
lansia dan pemberi perawatan pada lansia yang tergantung untuk
menghilangkan faktor risiko atau meminimalkan efek yang terjadi.
7. Health yaitu Kemampuan lansia untuk mengenali fungsi
kesehatannya. Tidak terbatas pada fungsi fisiologis tetapi meliputi
fungsi psikologis dan spiritual. Dengan demikian, kesejahteraan dan
kualitas hidup lansia dapat terpenuhii dengan baik
8. Environment yaitu kondisi eksternal termasuk pemberi asuhan yang
mempengaruhi fungsi lansia. Kondisi ini merupakan faktor risiko
ketika lingkungan mengganggu peningkatan fungsi.
25
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PSYCHORELIGIUS CARE : . . . AHMAD ASYROFUL ANAM
Gambar 2.1 Teori Konsekuensi Fungsional oleh Carol A. Miller (Miller, 2012)
Teori yang dipopulerkan oleh Carol A. Miller ini menjelaskan bahwa lansia
mengalami konsekuensi fungsional karena perubahan yang berkaitan dengan usia
dan faktor risiko tambahan. Tidak adanya intervensi yang dilakukan dapat
mengakibatkan konsekuensi fungsional menjadi negatif, tetapi apabila dilakukan
intervensi konsekuensi fungsional menjadi positif. Konsekuensi fungsional
Nursing Interventions
1. Addressing risk factors
2. Teaching abouth health promotion
3. Referring for additional care
Wellness Outcomes
(Positive Functional Consequences)
1. ↑ Safety and functioning
2. ↑ Quality of life and well-being
Nursing Assessment
1. Age-related changes
2. Risk factors
3. Fungtional consequences
Age Related Changes
1. ↓ Physiologic function
2. ↑ Potential for
psychosocial and
spirituaal growth
Risk Factors
1. Pathological conditions
2. Physiologic and
psychological stressors
3. Enviromental barriers
4. Adverse medication
effects
5. Ageist attitudes
6. Lack of information
Negative Functional
Consequences
1. ↑ Vulnerability to risk
factors
2. ↓ Health and functioning
3. ↓ Quality of life
26
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PSYCHORELIGIUS CARE : . . . AHMAD ASYROFUL ANAM
merupakan efek dari tindakan, faktor risiko, dan perubahan yang mempengaruhi
kualitas kehidupan atau kegiatan sehari-hari lansia berkaitan dengan usia. Faktor
risiko dapat berasal dari lingkungan, pengaruh fisiologis dan psikososial.
Konsekuensi fungsional positif akan terjadi apabila memfasilitasi tingkat kinerja
tertinggi. Sebaliknya, konsekuensi fungsional negatif akan terjadi apabila lansia
mengalami ketergantungan atau penurunan kualitas hidup. Konsekuensi fungsional
negatif biasanya terjadi karena kombinasi dari perubahan yang berkaitan dengan
usia dan faktor risiko (Miller, 2012).
2.5. Keaslian penelitian
Tabel 2. 1 Keyword development
Keyword development
Kecemasan
Anxiety
Ansietas
Psikoreligius
Murottal Al-Quran
Quran Voice
elderly
Lansia
Pencarian artikel ilmiah dengan menggunakan alternatif kata kunci
pada tabel di atas digunakan tiga database yaitu Scopus, Proquest, dan Google
Scholar untuk mencari sumber ilmiah yang memiliki kemiripan sebagai literatur
pendukung utama dalam penelitian ini. Hasil yang ditemukan kemudian dipilih
berdasarkan judul, abstrak, dan hasil penelitian dengan cara memasukkan kata
kunci, full text, dan publication date time yang diinginkan. Hasil pencarian
didapatkan 6 artikel di jurnal internasional dan 8 artikel di jurnal nasional sesuai
dengan keinginan peneliti. Berdasarkan hasil pencarian tersebut didapatkan
keaslian penelitian pada tabel di bawah ini :
27
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PSYCHORELIGIUS CARE : . . . AHMAD ASYROFUL ANAM
Tabel 2. 2 Keaslian Data
No. Judul
Artikel;
Penulis;
Tahun
Metode
(Desain, Sampel, Variabel,
Instrumen, Analisis)
Hasil penelitian
1 The Effect of
Holy Qur’an
Recitation on
Anxiety in
Hemodialysis
Patients: A
Randomized
Clinical Trial;
Hassan 2015
Desain : Quasi-eksperimental
Sample : Besar Sampel Sebesar
60 Responden.
Variabel : Kecemasan pada pasien
Hemodialisa.
Instrumen: State-Trait Anxiety
Inventory (STAI)
Analisis : The data were analyzed
using Student’s t test
and general linear
models
Kelompok pembacaan
Alquran mengalami
penurunan skor
kecemasan
keseluruhan sebesar
46,4 poin,
dibandingkan dengan
kenaikan 1,8 poin pada
kelompok kontrol
(Gambar 1). Perbedaan
antara subjek ada pada
tindak lanjut, tidak
tergantung pada skor
kecemasan awal, jenis
kelamin, usia, dan
kehadiran anak-anak di
rumah (Tabel 3).
Untuk titik akhir
primer, kelompok
pembacaan Alquran
mengalami penurunan
skor kecemasan yang
signifikan pada STAI
dibandingkan dengan
kontrol (F = 15,5, p =
0,0002, Cohen's d =
1,03)
2 The Effect of
Holy Quran
Voice on
Mental Health;
Mahjoob 2014
Desain : Penelitian Experimental
Sample : 81 responden.
Variabel : human with mental
health and stress
Instrumen: standard mental health
questionnaire
Analisis : Wilcoxon and Mann–
Whitney tests
Hasil penelitian
menunjukkan
perbedaan yang
signifikan antara
kelompok uji dan
kelompok kontrol
dengan skor kesehatan
mental rata-rata setelah
mendengarkan Quran
(P = 0,037). Tidak ada
perbedaan jenis
kelamin yang
signifikan pada
kelompok uji sebelum
dan sesudah intervensi
28
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PSYCHORELIGIUS CARE : . . . AHMAD ASYROFUL ANAM
No. Judul
Artikel;
Penulis;
Tahun
Metode
(Desain, Sampel, Variabel,
Instrumen, Analisis)
Hasil penelitian
ditemukan (P = 0,806).
Hasil ini menunjukkan
bahwa mendengarkan
Quran dapat
direkomendasikan oleh
psikolog untuk
memperbaiki
kesehatan mental dan
mencapai ketenangan
yang lebih besar
3 The effects of
music and Holy
Quran on
patient’s anxiety
and vital signs
before
abdominal
surgery;
Ajorpaz,
Mirbagher 2011
Desain : Penelitian
Quasy
Experiment
(experiment
design)
Sample : 51 lansia
Variabel : anxiety, vital
sign
Instrumen: HARS
Analisis : Chi square,
Fisher exact
test and
ANOVA
Mendengarkan musik dan
Alquran juga
menurunkan denyut
jantung pasien (p <0,02)
dan tekanan darah secara
signifikan (p <0,004).
4 The Effect of
Need-Based
Spiritual /
Religious
Intervention on
Spiritual Well-
Being and
Anxiety of
Elderly People ;
Elham 2015
Desain : Penelitian
quasi-
experimental
study with pre-
and posttest
control group
design
Sample : 66 lansia
Variabel : Kecemasan
Lansia;
Religius
Intervention
Instrumen: State-Trait
Anxiety
Inventory
(STAI), the
SWB Scale
(SWBS)
Analisis : Uji statistik chi-
square test
Skor rata-rata
kecemasan S pada
kelompok kontrol
menunjukkan tidak ada
perubahan yang
signifikan secara
statistik, sementara
pada kelompok
intervensi menurun
secara signifikan
setelah intervensi (P
<.001).
29
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PSYCHORELIGIUS CARE : . . . AHMAD ASYROFUL ANAM
No. Judul
Artikel;
Penulis;
Tahun
Metode
(Desain, Sampel, Variabel,
Instrumen, Analisis)
Hasil penelitian
5 Stress
Assessment
While
Mendengarkan
Quran
Recitation;
Alhouseini,
Amjad M R
Alzeer
Al-shaikhli,
Imad Fakhri
Wahab, Abdul
Alarabi, Khamis
2015
Desain : Quantitative
Sample : 97 responden
Variabel : Stress
Instrumen: 7 questions
were allocated
for this section
which includes
educational
level, ethnicity,
mother-tongue,
number of
experience
years, number
of lecturers,
department and
current
position
Analisis : Uji statistik chi-
square test
Hasil dari Penilitian
pertama, kedua dan
ketiga menunjukkan
Peningkatan pada alpha
band sementara subjek
sedang mendengarkan
Yasin. Hal ini
menunjukkan bahwa
peserta lebih santai dan
tenang saat mereka
mendengarkan Yasin
6 The Effect of
Holly Quran
Voice With and
Without
Translation on
Stress , Anxiety
and Depression
During;
Randomized,
Pregnancy A
Trial, Controlled
Jabbari, Batoul
Mirghafourvand,
Mojgan
Sehhatie,
Fahimeh 2017
Desain : Quantitative
Sample : 168 responden
Variabel : Kecemasan,
depresi, stress
Instrumen: EPDS
(Edinburgh
Postnatal
Depression
Scale), PSS
(Perceived
Stress Scale)
and STAI
(State-Trait
Anxiety
Inventory).
Analisis : Uji statistik chi-
square test
Suara Quran, dengan
dan tanpa terjemahan,
efektif dalam
mengurangi stres,
kecemasan dan depresi
selama kehamilan dan
berkaitan dengan
kepercayaan agama
mayoritas masyarakat;
Ini bisa digunakan
untuk merawat wanita
hamil
7 Efektivitas
Terapi
Psikoreligius
terhadap
Penurunan
Tingkat Depresi
Desain : Penelitian
Quasy
Experiment
(experiment
design)
Sample : 34 lansia
Terapi psikoreligius
efektif terhadap
penurunan depresi.
30
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PSYCHORELIGIUS CARE : . . . AHMAD ASYROFUL ANAM
No. Judul
Artikel;
Penulis;
Tahun
Metode
(Desain, Sampel, Variabel,
Instrumen, Analisis)
Hasil penelitian
Lansia di Panti
Sosial Tresna
Werdha Abiyoso
Sleman
Yogyakarta;
Saseno; Siti
Arifah; 2014
Variabel : Terapi
psikoreligius,
tingkat depresi
lansia
Instrumen: Geriatric
Depression
Scale (GDS).
Analisis : Uji statistik t-
test, Wilcoxon
8 Pengaruh
Terapi
Psikoreligius :
Doa Dan
Dzikir
Terhadap
Penurunan
Tingkat
Depresi Pada
Penderita
Gagal Ginjal
Kronik Yang
Menjalani
Hemodialisa
Di Ruang
Hemodialisa
Rumah Sakit
Kota
Semarang
2014; Jauhari,
Januardi
Desain : quasi experiment, using
Non Equivalent Control
Group Design
Sample : Besar Sampel Sebesar
65 Responden.
Variabel : Depresi GGK
Instrumen: Penn State Worry
Questionnaire (PSWQ),
State-Trait Anxiety
Inventory
Analisis : Analysis used t test. The
Terapi psikoreligius:
sholat dan dzikr untuk
menurunkan tingkat
depresi pada pasien
dengan gagal ginjal
kronis yang menjalani
perawatan hemodialisis
pada hemodialisis
ruang. ruang rumah
sakit semarang pada
tahun 2014
9 Pengaruh
terapi
psikoreligius
terhadap
penurunan
tingkat depresi
pada lansia;
Suryanti, Dwi
Ariani S
Desain : Quasy experiment
dengan model rancangan
non equivalent control
group design
Sample : Besar Sampel Sebesar
25 Responden.
Variabel : Depresi Lansia
Instrumen: Geriatric Depresion
Scale (GDS
Analisis : Uji Chi-Square
Hasil penelitian ini
adalah elevasi
ekstremitas bawah
lebih efektif terhadap
peningkatan
penyembuhan Ulkus
Diabetik.
10 Pengaruh
terapi musik
klasik dan
Desain : Quasi-experiment
dengan desain penelitian
Ada pengaruh terapi
musik klasik dan
murottal terhadap
31
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PSYCHORELIGIUS CARE : . . . AHMAD ASYROFUL ANAM
No. Judul
Artikel;
Penulis;
Tahun
Metode
(Desain, Sampel, Variabel,
Instrumen, Analisis)
Hasil penelitian
murotal Al-
Quran
terhadap
penurunan
tingkat depresi
pada lansia;
Ike Rossyam
Wardani. 2015
pre and post test with
control group design
Sample : Besar Sampel Sebesar
10 Responden.
Variabel : Depresi Lansia
Instrumen: Geriatric Depression
Scale (GDS)
Analisis : Uji statistik
menggunakan wilcoxon
test
penurunan tingkat
depresi pada lansia
denga nilai p = 0,042
(< 0,05). Sedangkan
untuk uji beda
pengaruh didapatkan
nilai p = 0,035 (< 0,05)
11 Gambaran
Tingkat
Ansietas pada
Lansia di Panti
Wredha
Darma Bakti
Kasih
Surakarta;
Heningsih;
2014
Desain : Penelitian
Deskriptif Analitik
dengan metode
observasional
Sample : Besar sampel
sebesar 52
responden.
Variabel : Tingkat ansietas
lansia
Instrumen: Kuesioner
Hamilton Anxiety
Rating Scale
(HARS)
Berdasarkan hasil
penelitian didapatkan
bahwa sebagian besar
lansia mengalami
ansietas sedang
sebesar 42,3%.
12 Efektivitas
Terapi
Psikoreligius
terhadap
Penurunan
Tingkat
Depresi Lansia
di Panti Sosial
Tresna
Werdha
Abiyoso
Sleman
Yogyakarta;
Saseno; Siti
Arifah; 2014
Desain : Penelitian Quasy
Experiment
(experiment design)
Sample : 34 lansia
Variabel : Terapi
psikoreligius,
tingkat depresi
lansia
Instrumen: Geriatric
Depression Scale
(GDS).
Analisis : Uji statistik t-test,
Wilcoxon
Terapi psikoreligius
efektif terhadap
penurunan depresi.
13 Pengaruh
mendengarkan
bacaan al-qur’an
sambil membaca
terjemahnya
Desain : Penelitian Quasy
Experiment
(experiment design)
Sample : 70 sampel
Mendengarkan bacaan
Al-Qur’an sambil
membaca terjemahnya
tidak terbukti memiliki
pengaruh terhadap skor
32
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PSYCHORELIGIUS CARE : . . . AHMAD ASYROFUL ANAM
No. Judul
Artikel;
Penulis;
Tahun
Metode
(Desain, Sampel, Variabel,
Instrumen, Analisis)
Hasil penelitian
terhadap skor
cemas perpisahan
dengan orang
;tua pada siswi
kelas 1 mts
mu’allimaat;
Talitha Inas
Lailina 2016
Variabel : Pengaruh
Mendengarkan
Bacaan Al-Qur’an
Sambil Membaca
Terjemahnya ,Skor
Cemas Perpisahan
Dengan Orang
Instrumen: TMAS (Taylor
Manifest Anxiety
Scale)
Analisis : uji Paired Sample t-
Test dan Independent
t-Test
cemas perpisahan pada
anak kelas 1 MTs
Mu’allimaa Kata
14 Pengaruh Terapi
Murottal Al-
Qur’an Surah Ar-
Rahman Terhadap
Skala Nyeri Post
Sectio Caesarea Di
Rsud Panembahan
Senopati Bantul
Yogyakarta;
Narmin Lasalo
2016
Desain : Penelitian Quasy
Experiment
(experiment design)
Sample : 34 sampel
Variabel : Pengaruh
Mendengarkan
Bacaan Al-Qur’an ,
nyeri
Instrumen: -
Analisis : uji Paired Sample t-
Test dan Independent
t-Test
Terapi Murottal Al-
Qur’an surah Ar-
Rahman memiliki
pengaruh
33
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PSYCHORELIGIUS CARE : . . . AHMAD ASYROFUL ANAM
BAB 3
KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN
3.1 Kerangka Konseptual
Keterangan :
Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Pengaruh Psychoreligius Care : mendengarkan
murotal Al-Quran dengan irama nahawand terhadap penurunan
tingkat kecemasan pada lansia di panti griya werdha Jambangan kota
Surabaya Berdasarkan Teori Konsekuensi Fungsional Miller (2012)
: diteliti : tidak diteliti
Negative Functional
Consequences
Kecemasan lansia yang
tinggal di panti
Nursing Interventions
Psychoreligius Care : mendengarkan
murottal Al-quran irama nahawand
selama 15 menit
Wellness Outcomes (Positive Functional Consequences)
1. Hati dan pikiran menjadi tenang 2. Menciptakan keyakinan, kekuatan dan sikap optimisme bagi lansia
Pengkajian Keperawatan
1. Age-related changes
2. Risk factors 3. Fungtional consequences
A
Age Related Changes
1. Bertambahnya usia 2. Perubahan fisik akibat
proses penuaan
3. Penurunan fungsi fisiologis
Risk Factors
1. Penyakit degeneratif (hipertensi, diabetes mellitus, stroke dan penyakit kardiovaskuler)
2. Perasaan takut akan datangnya kematian
3. Tinggal di panti 4. Masa pensiun
Gendang telinga bergetar, melaui saraf koklearis Merangsang otak
untuk bekerja
Otak memproduksi endorfin
meningkat
Tingkat kecemasan menurun
Kekhawatiran dan ketakutan
Ketidakmampuan dalam melakukan penyerahan batiniah kepada Allah
Fisiologis Psikologis
Penghayatan akan kehadiran Allah
Tidak merasa dalam kesendirian dan ringan dalam
setiap langkahnya
34
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PSYCHORELIGIUS CARE : . . . AHMAD ASYROFUL ANAM
Berdasarkan gambar 3.1 dapat dijelaskan pengaruh Psychoreligius Care :
Mendengarkan Murottal irama nahawand terhadap tingkat kecemasan lansia yang
tinggal di panti. Menurut Teori Konsekuensi Fungsional Miller, lansia yang tinggal
di panti mengalami kondisi negative functional consequence yaitu kecemasan
disebabkan karena adanya age related changes dan risk factors. Risk factors yang
dimaksudkan dalam tabel diatas yaitu kecemasan pada lansia yang tinggal di panti
disebabkan penyakit degeneratif (hipertensi, diabetes, stroke, dan penyakit
kardiovaskuler), perasaan takut akan datangnya kematian, tinggal di panti dan
memasuki masa pensiun. Sedangkan Age related changes yang dimaksudkan yaitu
perubahan yang progresif dan bersifat irreversible seperti semakin bertambahnya
usia, perubahan kondisi fisik akibat proses penuaan dan penurunan fungsi fisiologis
pada lansia.
Penanganan masalah kecemasan pada lansia yang tinggal di panti dapat
dilakukan dengan menggunakan pendekatan aspek spiritual yaitu Psychoreligius
Care mendengarkan murotal Al-Quran dengan irama nahawand. Psychoreligius
Care : Mendengarkan Murottal irama nahawand selama 15 menit dengan tempo
yang lambat serta harmonis dapat menurunkan hormon stress, mengaktifkan
hormon endofrin alami (serotonin). Aktifnya hormon endorfin akan memberikan
respom emosi yang positif yang nantinya akan membuat pendengar menjadi lebih
tenang.
3.2 Hipotesis Penelitian
Hipotesis pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
H1: Ada pengaruh Psychoreligius Care : mendengarkan murotal Al-Quran
dengan irama nahawand terhadap penurunan tingkat kecemasan pada lansia.
35
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PSYCHORELIGIUS CARE : . . . AHMAD ASYROFUL ANAM
BAB 4
METODE PENELITIAN
Pada bab ini akan disajikan tentang: 1) Desain penelitian; 2) Populasi,
Sampel, Besar Sampel, dan Sampling; 3) Variabel penelitian 4) Definisi
operasional; 5) Instrumen penelitian; 6) Waktu dan tempat penelitian; 7)
Pengumpulan data; 8) Kerangka operasional; 9) Analisis data; 10) Masalah etik.
4.1 Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan suatu hal yang penting untuk mencapai tujuan
penelitian yang telah diterapkan dan berperan sebagai pedoman atau penuntun
peneliti pada seluruh proses penelitian (Nursalam., 2016). Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Quasy Experiment dengan rancangan pre-post test
control group design. Pada penelitian ini terlebih dahulu dilakukan pretest sebelum
memberikan perlakuan dan melakukan posttest setelah memberikan perlakuan.
Tabel 4. 1 Desain Penelitian
Subjek Pre-test Perlakuan Post-test
K-A O-A I O1-A
K-B O-B - O1-B
Time 1 Time 2 Time 3
Sumber : Pollit (2005)
Keterangan :
K-A : Subjek (lansia cemas yang tinggal di panti) perlakuan
K-B : Subjek (lansia cemas yang tinggal di panti) kontrol
O-A : Pengisian kuesioner oleh kelompok perlakuan sebelum Psychoreligius
Care : Mendengarkan Murottal irama nahawand pada kelompok
perlakuan
O-B : Pengisian kuesioner oleh kelompok kontrol sebelum diberikan
Psychoreligius Care : Mendengarkan Murottal irama nahawand pada
kelompok perlakuan
36
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PSYCHORELIGIUS CARE : . . . AHMAD ASYROFUL ANAM
I : Dilakukan perlakuan Psychoreligius Care : Mendengarkan Murottal
irama nahawand
- : Tidak dilakukan perlakuan
O1-A : Pengisian kuesioner oleh kelompok perlakuan setelah Psychoreligius
Care : Mendengarkan Murottal irama nahawand pada kelompok
perlakuan
O1-B : Pengisian kuesioner oleh kelompok kontrol setelah diberikan
Psychoreligius Care : Mendengarkan Murottal irama nahawand pada
kelompok perlakuan
4.2 Populasi, Sampel, Besar Sampel dan Sampling
4.2.1 Populasi
Populasi penelitian adalah semua objek yang memenuhi kriteria yang telah
ditetapkan(Nursalam., 2016). Populasi pada penelitian ini adalah seluruh lansia
yang tinggal di panti dengan jumlah total 100 orang lansia yang tinggal di panti
Griya Werdha Jambangan Kota Surabaya.
4.2.2 Sampel
Sampel adalah sebagian anggota dari populasi yang dipilih sehingga
diharapkan dapat mewakili populasinya. Sampel yang digunakan harus
memenuhi kriteria sampel. Penentuan kriteria sampel sangat membantu peneliti
untuk mengurangi bias hasil penelitian. Kriteria sampel dapat dibedakan menjadi
dua bagian, yaitu inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi adalah karakteristik umum
subjek penelitian dari suatu populasi target yang terjangkau dan diteliti. Kriteria
eksklusi adalah menghilangkan/ mengeluarkan subjek yang memenuhi kriteria
inklusi dari studi karena berbagai sebab (Nursalam., 2016)
1. Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah:
1) Beragama Islam
2) Memiliki gangguan tingkat kecemasan ringan, sedang,
37
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PSYCHORELIGIUS CARE : . . . AHMAD ASYROFUL ANAM
3) Memiliki tingkat kemandirian dengan nilai A,B,C,D menurut indeks
Katz
2. Kriteria eksklusi penelitian ini adalah:
1) Lansia yang mengalami gangguan pendengaran dan pembicaraan
3. Kriteria drop out dalam penelitian ini adalah:
1) Lansia yang mengundurkan diri ditengah penelitian
2) Lansia yang bergabung dalam penelitian orang lain.
3) Lansia yang meninggal dunia ditengah penelitian
4.2.3 Besar sampel
Penentuan besar sampel dengan menggunakan rumus sebagai beikut
(Lemeshow, S.et. al., 1997) :
n= N.z2.p.q
d2 (N-1) + z2.p.q
n= 100.(1,96)2. 0,5 . 0.5
(0,05)(100-1) + (1,96)2. 0,5 . 0,5
n= 96
3.9896
n= 24.06
n= 25 responden
Jadi jumlah sampel 25 orang menjadi kelompok intervensi, 25 orang
menjadi kelompok kontrol. Jadi total sampel adalah 50 orang
Keterangan:
n = perkiraan jumlah sample
N = Perkiraan jumlah populasi
Z = Nilai standar normal untuk alfa = 0,05 ( 1,96 )
P = Perkiraan proporsi jika tidak diketahui dianggap 50%
38
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PSYCHORELIGIUS CARE : . . . AHMAD ASYROFUL ANAM
q = 1-p ( 100 % - p )
d = Tingkat kesalahan yang dipilih ( d = 0,05 )
4.2.4 Sampling
Teknik sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk
dapat mewakili populasi (Nursalam., 2016). Teknik sampling dalam
penelitian ini menggunakan teknik non-probability sampling dengan tipe
purposive sampling. Purposive sampling merupakan tipe pengambilan
sampel berdasarkan seleksi populasi sesuai yang dikehendaki peneliti (sesuai
dengan tujuan atau masalah dalam penelitian), sehingga sampel tersebut dapat
mewakili karakteristik populasi yang telah ditentukan sebelumnya.
4.3 Variabel Penelitian
Variable independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau
nilainya menentukan variabel lain (Nursalam., 2016). Dalam penelitian ini
variabel independen adalah Psychoreligius Care : Mendengarkan Murottal
irama nahawand. Variabel dependen yaitu variabel yang dipengaruhi nilainya
ditentukan oleh variabel lain (Nursalam, 2016). Variabel dependen dalam
penelitian ini adalah tingkat kecemasan lansia.
39
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PSYCHORELIGIUS CARE : . . . AHMAD ASYROFUL ANAM
4.4 Definisi Operasional
Definisi operasional adalah proses perumusan atau pemberian arti atau
makna pada masing-masing variabel untuk kepentingan akurasi, komunikasi
dan replikasi agar memberikan pemahaman yang sama kepada setiap orang
mengenai variabel-variabel yang mungkin dalam suatu penelitian
(Nursalam, 2016)
Tabel 4. 2 Definisi Operasional
Variabel Definisi
Operasional Parameter
Instrume
n
Ska
la Skor
Independ
en :
Psychoreli
gius Care
:Mendeng
arkan
Murottal
irama
nahawand
Bentuk
terapi musik
yang
berisikan
suara
manusia
yang
bersumber
dari ayat-
ayat al
Quran
Psychoreligius
Care :
Mendengarkan
Murottal irama
nahawand
1 Sebelum
diperdengarkan
murottal
diberikan
bimbingan
keagamaan
tentang faedah
surat-surat
dalam
alqur’an.
2 Setelah
diberikan
bimbingan
keagamaan,
lalu dilakukan
Psychoreligius
Care :
Listening to
Murottal
selama 15
menit.
Dilakukan 1 hari
sekali selama 6
hari berturut-turut
setiap sore hari
yaitu setelah
- Penge
ras
Suara
- -
40
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PSYCHORELIGIUS CARE : . . . AHMAD ASYROFUL ANAM
Variabel Definisi
Operasional Parameter
Instrume
n
Ska
la Skor
sholat ashar
berjamaah / pukul
16.00 WIB di
tempat tidur
masing-masing
1.
2. K
Dependen
:Tingkat
Kecemasa
n
Perasaan
khawatir
atau takut
terhadap
sesuatu yang
mungkin
terjadi
Tanda dan gejala
kecemasan yang
terjadi yaitu
kecemasan
kognitif,
kecemasan
motorik,
kecemasan
somatik dan
kecemasan afektif
yang terdapat
dalam 20
pertanyaan.
Kuesione
r
Geriatric
Anxiety
Inventory
(GAI)
Ord
inal
Hasil pengukuran
dinyatakan dengan
skor 0-20
1) 0 = tidak ada
kecemasan
2) 1-5 = kecemasan
ringan
3) 6-10 = kecemasan
sedang
4) 11-15 = kecemasan
berat
5) 16-20 =
kecemasan berat
sekali atau panik
41
SKRIPSI PENGARUH PSYCHORELIGIUS CARE : . . . AHMAD ASYROFUL ANAM
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
4.5 Instrumen Penelitian
Instrumen pengumpulan data merupakan alat bantu yang dipilih dan
digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi
sistematis dan mudah (Arikunto, 2013). Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Satuan Acara Kegiatan (SAK), Pengeras Suara dan kuesioner.
4.5.1. Satuan acara kegiatan (sak)
Satuan Acara Kegiatan (SAK) digunakan sebagai acuan dalam
melakukan psychoreligius care : mendengarkan Murotal Al – quran dengan
irama nahawand pada lansia yang mengalami kecemasan di panti. Satuan
Acara Kegiatan (SAK) ini berisi tentang topik, sasaran, tempat, waktu,
tujuan, materi, metode, media, pelaksanaan dan evaluasi psychoreligius
care : mendengarkan murotal Al-Quran irama nahawand.
4.5.2. Pengeras suara
Satuan Pengeras suara (Loudspeaker) adalah transduser yang
mengubah sinyal elektrik ke suara dengan cara menggetarkan komponennya
yang berbentuk membran untuk menggetarkan udara sehingga terjadilah
gelombang suara sampai di kendang telinga kita dan dapat kita dengar sebagai
suara.
4.5.3. Kuesioner
Kuesioner yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang hal-hal yang
dia ketahui (Arikunto, 2013). Instrumen untuk mengukur variabel dependen
yaitu tingkat kecemasan pada lansia yang tinggal di panti, peneliti
menggunakan lembar kuesioner Geriatric Anxiety Inventory (GAI).
42
SKRIPSI PENGARUH PSYCHORELIGIUS CARE : . . . AHMAD ASYROFUL ANAM
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Kuisoner Geriatric Anxiety Inventory (GAI) terdiri dari 20 pertanyaan
yang berisi gejala-gejala kecemasan pada lansia yang masing-masing diberi
penilaian antara 0 atau 1, yang artinya adalah nilai 0: “Tidak Setuju” dan nilai
1: “Setuju”. Masing-masing nilai angka dari ke 20 pertanyaan tersebut
dijumlahkan dan hasil dari penjumlahan tersebut dapat diketahui tingkat
kecemasan lansia yaitu: tidak ada kecemasan (0), kecemasan ringan (1-5),
kecemasan sedang (6-10), kecemasan berat (11-15) dan kecemasan berat
sekali / panik (16-20). Alat ukur ini terdiri atas 4 kelompok gejala yaitu
kognitif, motorik, somatik dan afektif. Gejala kognitif terdapat pada
pertanyaan nomor: 1, 2, 4, 5, 8, 9, 11, 14, 16 dan 17. Gejala motorik terdapat
pada pertanyaan nomor: 3 dan 15. Gejala somatik terdapat pada pertanyaan
nomor: 7, 12 dan 18. Sedangkan gejala afektif terdapat pada pertanyaan
nomor: 6, 10, 13, 19 dan 20.
4.6 Waktu Dan Tempat Penelitian
Peneliti melakukan penelitian di UPTD Griya Werdha Jambangan
Kota Surabaya, pada 29 Oktober - 9 November 2017
4.7 Pengumpulan Data
4.7.1. Prosedur administrasi
Langkah awal dalam penelitian ini yaitu permohonan perizinan dari
akademik Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga yang ditujukan
kepada kepala Bakesbangpol dan linmas Kota Surabaya, kemudian ditujukan
ke Kepala UPTD Griya Werdha Jambangan Kota Surabaya. Peneliti
kemudian melakukan penelitian di UPTD Griya Werdha Jambangan Kota
Surabaya. Setelah selesai melakukan penelitian, peneliti mendapatkan surat
43
SKRIPSI PENGARUH PSYCHORELIGIUS CARE : . . . AHMAD ASYROFUL ANAM
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
keterangan bahwa telah melakukan penelitian dari UPTD Griya Werdha
Jambangan Kota Surabaya.
4.7.2. Prosedur teknis pengumpulan data
Peneliti sebelum mengambil responden terlebih dahulu mengikuti uji
etik yang dilaksanakan di Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga dan
dinyatakan lulus kaji etik, peneliti memulai untuk melakukan pengambilan
data. Teknik pengambilan data yaitu sebagai berikut: peneliti melakukan
pemilihan dan perekrutan responden yang dilakukan secara purposive
sampling, dimana lansia dengan kecemasan yang memenuhi kriteria inklusi
dan ekslusi serta bersedia menjadi responden akan diambil sebagai sampel
penelitian.
Tahap selanjutnya, peneliti membagi responden menjadi 2 kelompok
yaitu lansia sebagai kelompok perlakuan dan lansia kelompok kontrol.
Responden yang tinggal di UPTD Griya Werdha Jambangan Kota Surabaya
bersedia mengikuti penelitian dengan menandatangani informed consent serta
mengisi data demografi responden. Peneliti menjelaskan tujuan penelitian
kepada responden sekaligus melakukan pretest untuk menilai tingkat
kecemasan lansia dengan mengisi kuesioner GAI (Geriatric Anxiety
Inventory) yang dibantu dan dibimbing oleh peneliti dan tim. Selama proses
penelitian berlangsung, peneliti dibantu oleh tim peneliti yang terdiri dari 6
orang yang juga menempuh pendidikan di Program Studi Pendidikan Ners
Universitas Airlangga yang sebelumnya diberikan penjelasan tentang
penelitian ini agar tidak terjadi kesalahpahaman antara peneliti, tim peneliti
dan responden.
44
SKRIPSI PENGARUH PSYCHORELIGIUS CARE : . . . AHMAD ASYROFUL ANAM
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Kelompok perlakuan terdiri dari 25 responden. Kelompok perlakuan
diberikan Psychoreligius Care : Mendengarkan Murottal irama nahawand
selama 15 menit dalam 6 hari pukul 16.00 WIB. Intervensi pertama pada
kelompok perlakuan diberikan setelah sholat ashar berjamaah.
Kelompok kontrol terdiri dari 25 responden. Kelompok ini tidak
mendapatkan intervensi Psychoreligius Care : Mendengarkan Murottal Al-
Quran irama nahawand dan hanya mengikuti kegiatan yang ada di panti.
Kegiatan posttest pada kelompok kontrol dilakukan di hari ke-6 setelah
pengambilan data pretest. Pengambilan data posttest menggunakan instrumen
yang sama dengan pengumpulan data pretest yaitu dengan menggunakan
kuesioner GAI (Geriatric Anxiety Inventory). Setelah penelitian selesai
dilakukan kelompok kontrol mendapatkan Loudspeaker dan intervensi
Psychoreligius Care : Mendengarkan Murottal Al-Quran irama nahawand.
Tindakan ini dilakukan agar tidak menimbulkan kesan ketidakadilan antara
kelompok perlakuan dan kelompok kontrol.
4.8 Analisis Data
Pada penelitian ini, data yang telah terkumpul dianalisis Peneliti
menggunakan analisis univariat dan bivariat :
1. Analisis deskriptif
Analisis univariat adalah analisis secara deskriptif yang bertujuan untuk
mendeskripsikan karakteristik variabel yang diteliti yaitu usia, jenis
kelamin, status perkawinan, lama menghuni panti dan pendidikan terakhir.
45
SKRIPSI PENGARUH PSYCHORELIGIUS CARE : . . . AHMAD ASYROFUL ANAM
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
2. Analisis bivariat
Analisis bivariat bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara kedua
variabel (variabel independen dan variabel dependen). Data yang terkumpul
kemudian ditabulasi dengan cara penelitian menggunakan perangkat lunak
dengan uji Wilcoxon Signed Rank Test untuk mengetahui perubahan pretest
dan posttest pada kelompok perlakuan dan kelompok Kontrol, Jika hasil
analisis penelitian didapatkan p ≤ 0,05 berarti terdapat perbedaan tingkat
kecemasan lansia dengan kecemasan antara sebelum dan sesudah diberikan
intervensi. Sedangkan uji Mann-Whitney U Test untuk mengetahui
perbedaan posttest tingkat kecemasan lansia setelah diberikan
Psychoreligius Care : Mendengarkan Murottal Al-Quran irama nahawand
pada kelompok perlakuan dan kontrol dengan derajat kemaknaan p ≤ 0,05.
46
SKRIPSI PENGARUH PSYCHORELIGIUS CARE : . . . AHMAD ASYROFUL ANAM
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
4.9 Kerangka Operasional Penelitian
Populasi:
Lansia yang tinggal di panti di panti Griya Werdha Jambangan Kota Surabaya
(100 responden)
Sampel yang memenuhi kriteria inklusi
25 Responden
Pretest: kelompok perlakuan dengan
kuesioner Geriatric Anxiety Inventory
(GAI)
Pretest: kelompok kontrol dengan
kuesioner Geriatric Anxiety
Inventory (GAI)
Intervensi Psychoreligius Care :
mendengarkan murottal Al-quran surat
arrahman irama nahawand 15 menit
Posttest: kelompok perlakuan
dengan kuesioner Geriatric
Anxiety Inventory (GAI)
Posttest: kelompok kontrol
dengan kuesioner Geriatric
Anxiety Inventory (GAI)
Analisis data univariat (numerik dan kategorik) dan
bivariat (uji Wilcoxon Signed Rank Test dan Mann-
Whitney U Testd) dengan derajat kemaknaan p ≤0,05
erajat kemaknaan p ≤ 0,05
Hasil penelitian
25 Responden
Gambar 4.1 Kerangka Operasional Penelitian Pengaruh Psychoreligius Care : mendengarkan
murotal Al-Quran dengan irama nahawand terhadap penurunan tingkat
kecemasan pada lansia di Panti Griya Werdha Jambangan Kota Surabaya 2017
47
SKRIPSI PENGARUH PSYCHORELIGIUS CARE : . . . AHMAD ASYROFUL ANAM
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
4.10 Masalah Etik (ethical clearance)
Penelitian ini telah lulus etik dari Komisi Etik Penelitian Kesehatan
Fakuktas Keperawatan Universitas Airlangga Surabaya dengan nomor surat 535-
KEPK.
1. Penjelasan sebelum penelitian/Informed Consenttian
Peneliti tidak akan memberikan paksaan terhadap para calon responden untuk
ikut serta dalam penelitian, juga dijelaskan bahwa sudah terdapat tindakan
antisipasi terhadap bahaya yang sudah disiapkan peneliti.
2. Nilai Klinik
Psychoreligius care : mendengarkan murottal Al-Quran dengan irama
nahawand belum pernah dilakukan penelitian sebelumnya karena murottal Al-
Quran dengan irama nahawand dipercaya dapat membuat sesorang menjadi
lebih tenang, murottal Al-Quran dengan irama nahawand merupakan salah satu
jenis seni tilawah yang bersifat menenangkan. Sehingga dapat digunakan dalam
mengatasi kecemasan pada lansia di panti dan dapat digunakan sebagai
alternatif tindakan keperawatan dalam menurunkan tingkat kecemasan.
3. Nilai ilmiah
Tindakan yang diberikan kepada responden merupakan suatu tindakan
komplomenter keperawatan terhadap kecemasan pada lansia. Mendengarkan
Al-Quran irama Nahawand akan menimbulkan rasa percaya diri, rasa optimis,
mendatangkan ketenangan, damai, dan merasakan kehadiran Allah SWT
sehingga mengakibatkan ransangan ke hipotalamus untuk menurunkan
produksi CRF (cortikotropin Releasing Faktor). CRF akan merangsang kelenjar
pituitary anterior untuk menurunkan produksi ACTH (Adeno Cortiko Tropin
48
SKRIPSI PENGARUH PSYCHORELIGIUS CARE : . . . AHMAD ASYROFUL ANAM
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Hormon) dan menstimulasi produksi endhorphin yang akan membuat klien
menjadi rileks. Penurunan ACTH dan peningkatan endorphin juga dapat
menurunkan tahanan perifer dan cardiac output sehingga tekanan darah
menurun.
4. Privacy/kerahasiaan
Peneliti tidak berhak menceritakan mengenai hal apapun dari responden yang
tidak berkaitan dengan penelitian, juga menuliskan nama inisial pada data
demografi responden. Peneliti menghargai data yang diberikan dengan tidak
memaksa responden memberikan informasi sesuai keinginan peneliti dan
menjadi informasi hanya digunakan dalam konteks penelitian.
5. Manfaat dan resiko
Prinsip ini bertumpu pada aspek manfaat, maka segala bentuk penelitian yang
dilakukan dapat memberikan manfaat pada subyek (manusia). Prinsip ini dapat
diterapkan dengan tidak memberikan atau menimbulkan kekerasan pada
manusia dan menjadikan manusia sebagai objek eksploitasi. Pada penelitian ini
subyek penelitian mendapatkan manfaat dalam upaya menurunkan tingkat
kecemasan untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal.
6. Pemerataan beban
Subyek harus diperlakukan secara adil tanpa adanya diskriminasi baik sebelum,
selama dan sesudah keikutsertaannya dan tidak membedakan antara kelompok
perlakuan dan kontrol, sehingga tidak menimbulkan kesenjangan di antara
klien.
49
SKRIPSI PENGARUH PSYCHORELIGIUS CARE : . . . AHMAD ASYROFUL ANAM
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
7. Bujukan/Indocement
Tidak ada bujukan berupa pemberian uang atau barang yang akan disampaikan
di awal, sehingga untuk mengikuti penelitian adalah murni karena keinginannya
atau tertarik pada manfaat penelitian.
4.11.Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti memiliki keterbatasan sebagai berikut:
1. Latar belakang pendidikan setiap responden kebanyakan tidak sekolah jadi
dalam mengisi kuesioner dan informed consent harus dengan metode
wawancara dan bantuan dari anggota peneliti
2. Peneliti kurang bisa mengendalikan situasi saat terjadi kejadian yang tidak
diinginkan selama proses pemberian intervensi mendnegarkan murottal Al-
Quran irama nahawand.
50
50
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PSYCHORELIGIUS CARE : . . . AHMAD ASYROFUL ANAM
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini akan diuraikan hasil penelitian tentang pengaruh psychoreligius care:
mendengarkan murotal Al-Quran dengan irama nahawand terhadap penurunan
tingkat kecemasan pada lansia di UPTD Griya Werdha Jambangan Kota Surabaya
yang dilakukan pada 29 Oktober – 5 November 2017. Penyajian data meliputi
gambaran umum lokasi penelitian, karakteristik responden, kategori tingkat
kecemasan responden dan hasil uji Wilcoxon Signed Rank Test untuk mengetahui
perubahan pretest dan posttest pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol
serta hasil uji Mann-Whitney U Test untuk mengetahui perbedaan posttest tingkat
kecemasan lansia setelah diberikan Psychoreligius Care : Mendengarkan Murottal
Al-Quran irama nahawand pada kelompok perlakuan dan kontrol. Selanjutnya akan
diuraikan pembahasan tentang pengaruh psychoreligius care : mendengarkan
murotal Al-Quran dengan irama nahawand terhadap penurunan tingkat kecemasan
pada lansia pada kelompok perlakuan dan kontrol.
5.1. Data Umum
5.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di UPTD Griya Werdha Jambangan
Surabaya yang berlokasi di Jalan Jambangan baru Tol 15A, Jambangan-
Surabaya 60232. UPTD Griya Werdha Jambangan Surabaya merupakan panti
di bawah naungan Dinas Sosial Kota Surabaya dan Ibu Tri Rismaharini
selaku Walikota Surabaya meresmikannya pada tanggal 16 Juli 2013. UPTD
51
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PSYCHORELIGIUS CARE : . . . AHMAD ASYROFUL ANAM
Griya Werdha Jambangan Surabaya sebelumnya Jalan Medokan Asri Barat
X Blok N-19, Rungkut, Surabaya kemudian dipindah pada bulan Januari 2017
di Jambangan sampai saat in Operasional UPTD Griya Werdha Jambangan
Surabaya dipimpin oleh seorang kepala UPTD dengan jumlah tenaga yang
ada yaitu 29 orang terdiri dari 4 orang tenaga PNS (PLT UPTD, kepala tata
usaha dan 2 staf) dan 25 orang tenaga honorer (10 orang perawat, 2 tenaga
administrasi, 5 tenaga kebersihan, 5 tenaga keamanan, 2 tenaga juru masak
dan 1 ustadz). UPTD Griya Werdha Jambangan Surabaya mempunyai 4
gedung yang terdiri dari 2 kamar untuk lansia laki-laki (Ruang Wijaya
Kusuma dan Ruang Tulip), 4 kamar untuk lansia perempuan (Ruang Melati,
Ruang Anggrek, Ruang Mawar dan Ruang Lavender), 1 kamar untuk lansia
dengan perawatan intensif (Ruang Kamboja). Sarana prasarana yang ada di
UPTD Griya Werdha Jambangan Surabaya terdiri dari aula, ruang makan,
dapur, ruang perawatan, taman, dan kantor Jumlah lansia yang ada di UPTD
Griya Werdha Jambangan Surabaya yaitu sebesar 105 lansia yang terdiri dari
32 lansia laki-laki dan 72 lansia perempuan.
Kegiatan harian lansia di UPTD Griya Werdha Jambangan Surabaya
sudah terjadwal dengan baik diantaranya olah raga, pemeriksaan tekanan
darah, senam pagi, pemenuhan ADL (Activity Daily Living) makan dan
mandi, jalan sehat, senam dan menonton televisi serta fisioterapi bagi lansia
total care. Selain itu, di UPTD Griya Werdha Jambangan Surabaya juga
diadakan kegiatan keagamaan seperti sholat berjamaah, pengajian rutin
setelah sholat magrib dan istigosah yang dilaksanakan setiap malam jumat.
52
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PSYCHORELIGIUS CARE : . . . AHMAD ASYROFUL ANAM
Penanganan masalah kecemasan yang sudah terapkan di sana diantaranya
teknik distraksi dan relaksasi, terapi tertawa dan terapi musik.
5.1.2 Karakteristik Responden
Karakteristik responden di UPTD Griya Werdha Jambangan Surabaya
Surabaya adalah sebagai berikut:
Tabel 5. 1 Distribusi responden menurut karakteristik demografi di
UPTD Griya Werdha Jambangan Surabaya, November 2017
Karakteristik
Kelompok
Perlakuan Kelompok Kontrol
Ʃ % Ʃ %
Usia
1. 60-69 10 40 3 12
2. 70-79 9 36 11 44
3. >=80 6 24 11 44
Total 25 100 25 100
Jenis Kelamin
1. Perempuan 13 52 16 64
2. Laki-laki 12 48 9 36
Total 25 100 25 100
StatusPerkawinan
1. Tidak menikah 8 32 14 56
2. Menikah 5 20 2 8
3. Janda/duda 12 48 9 36
Total 25 100 25 100
Pendidikan
1. Tidak Sekolah 12 48 14 56
2. SD 5 20 7 28
3. SMP 6 24 3 12
4. SMA 2 8 1 4
Total 25 100 25 100
Pekerjaan
1. Tidak Bekerja 7 28 17 68
2. Petani 3 12
3. Wiraswasta 8 32 4 16
4. Lain-lain (Pengamen,Pengemis,
Pemulung) 7 28 4 16
Total 25 100 25 100
53
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PSYCHORELIGIUS CARE : . . . AHMAD ASYROFUL ANAM
Tabel 5.1 menunjukkan distribusi usia responden paling banyak berusia 60-69
tahun dengan jumlah 10 (40%) orang. Sementara itu, distribusi usia pada kelompok
kontrol paling banyak adalah ≥ 80 tahun sebanyak 11 (44%) orang. Sebagian besar
jenis kelamin responden berdasarkan data distribusi menunjukkan bahwa pada
kelompok perlakuan dan kontrol responden adalah perempuan dengan prevalensi
kelompok perlakuan 13 (52%) orang dan pada kelompok kontrol sebanyak 16
(64%) orang. Distribusi status perkawinan responden pada kelompok perlakuan
merupakan Lansia janda atau duda dengan jumlah kelompok perlakuan 12 (48%)
orang sedangkan pada kelompok kontrol adalah tidak menikah sebanyak 14 (56%)
orang.
Distribusi pendidikan terakhir responden kelompok perlakuan dan kontrol
paling banyak adalah tidak sekolah dengan prevalensi kelompok perlakuan
sebanyak 12 (48%) orang dan kelompok kontrol dengan prevalensi 14 (56%) orang.
Sedangkann distribusi pekerjaan responden sebelum menghuni panti pada
kelompok perlakuan dan kontrol adalah tidak bekerja sebanyak 7 (28%) orang pada
kelompok perlakuan sedangkan pada kelompok kontrol sebagian besar tidak
bekerja dengan prevalensi 17 (68%) orang.
54
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PSYCHORELIGIUS CARE : . . . AHMAD ASYROFUL ANAM
5.1.3 Karakteristik Tingkat Kecemasan
Distribusi tingkat kecemasan responden pada kelompok perlakuan dan
kontrol adalah sebagai berikut:
Tabel 5. 2 Distribusi tingkat kecemasan pada responden kelompok
perlakuan dan kontrol di UPTD Griya Werdha Jambangan
Surabaya, November 2017
Kategori Tingkat Kecemasan
Perlakuan Kontrol
Pretest Posttest Pretest Posttest
Ʃ % Ʃ % Ʃ % Ʃ %
1. Tidak Ada Kecemasan 0 0 2 8 0 0 0 0
2. Kecemasan Ringan 6 24 12 48 7 28 7 28
3. Kecemasan Sedang 16 64 10 40 14 56 14 56
4. Kecemasan Berat 3 12 1 4 4 16 4 16
5. Panik 0 0 0 0 0 0 0 0
Total 25 100 25 100 25 100 25 100
Wilcoxon Signed Ranks Test p = 0,001 p = 1,000
Mann-Whitney U Test p = 0,022
Tabel 5.2 menjelaskan tentang distribusi tingkat kecemasan responden pada
kelompok perlakuan dan kontrol. Pada kelompok perlakuan, sebagian besar
tingkat kecemasan responden pada pretest adalah kecemasan pada tingkat sedang
sebanyak 16 (64%) orang dan masih terdapat responden dengan tingkat kecemasan
berat sebanyak 3 (12%) orang. Data distribusi posttest pada kelompok perlakuan
menunjukkan bahwa terdapat penurunan tingkat kecemasan responden.
Sedangkan tingkat kecemasan responden pada posttest kelompok perlakuan adalah
tingkat kecemasan ringan sebanyak12 (48%) orang. Pretest dan posttest pada
kelompok kontrol menujukkan bahwa mayoritas tingkat kecemasan pada
responden adalah tingkat kecemasan sedang sebanyak 14 (56%) orang.
Hasil uji statistik dengan Wilcoxon Signed Ranks Test pada tingkat
kecemasan pada kelompok perlakuan menunjukkan p = 0,001 (p< 0,05) yang
berarti bahwa pretest dan posttest pada kelompok perlakuan terdapat perbedaan
55
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PSYCHORELIGIUS CARE : . . . AHMAD ASYROFUL ANAM
tingkat kecemasan yang signifikan. Sementara itu, pada pretest dan postest pada
kelompok kontrol didapatkan p= 1,000 (p > 0,005) yang berarti bahwa tidak
terdapat perbedaan yang signifikan pada tingkat kecemasan.
Hasil uji statistik dengan Mann – Whitney U Test pada kelompok perlakuan
dan kontrol menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil pada kedua kelompok.
Tabel distribusi menunjukkan perbedaan hasil data posttest tingkat kecemasan
pada kelompok perlakuan dan kontrol sebesar p = 0,022 (p < 0,05).
Kesimpulannya terdapat perbedaan yang signifikan hasil data posttest pada kedua
kelompok (kelompok perlakuan dan kontrol).
5.2. Pembahasan
Kecemasan yaitu gangguan yang terjadi pada alam perasaan yang ditandai
dengan perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan
(Hawari 2013). Kecemasan yang paling banyak terjadi pada kelompok perlakuan
dan kelompok kontrol sebelum diberikan psychoreligius care: mendengarkan
murotal Al-Quran dengan irama nahawand yaitu kecemasan sedang.
Kecemasan yang terjadi pada lansia di UPTD Griya Werdha Jambangan Kota
Surabaya sebagian besar ditandai respon kognitif. Respon kognitif yang di alami
lansia yaitu lansia sulit untuk mengambil keputusan serta memikirkan sesuatu yang
dapat membuat khawatir. Sedangkan respon afektif yang muncul berupa Lansia
mengalami perasaan gelisah, dan perasaan tegang yang berlebihan. Selain kedua
respon ditas ada beberapa lansia yang menunjukkan respon motorik dan somatik
ditandai dengan lansia merasa gemetar dan merasa sakit perut.
Kecemasan pada responden dengan latar belakang pekerjaan Pemulung,
Pengemis, Gelandangan, Pengamen, paling banyak mengalami kecemasan ringan
56
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PSYCHORELIGIUS CARE : . . . AHMAD ASYROFUL ANAM
pada data pretest. Kemudian pada data posttest beberapa tidak mengalami
perubahan kecemasan. Kecemasan ringan yang terjadi pada pretest diduga
disebabkan karena Lansia dengan latar belakang tersebut memiliki pola pemikiran
kehidupan yang bebas, lepas dan tanpa beban. Sehingga dalam menjalankan
kehidupannya tidak memiliki beban yang terlalu tinggi. Sedangkan tidak adanya
perubahan pada hasil posttest di duga disebabkan karena latar belakang pendidikan
yang masih rendah. Menurut Sunaryo (2004) pendidikan dapat mempengaruhi
proses belajar seseorang, dengan tingginya pendidikan seseorang maka semakin
mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Jadi, semakin banyak informasi
yang masuk maka semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang koping
yang adaptif dalam mengatasi kecemasan. Namun, apabila pendidikan seseorang
rendah maka informasi yang masuk juga sedikit sehingga pengetahuan tentang
koping individu dalam mengatasi kecemasan kurang dan beresiko mengalami
kecemasan.
Selain faktor pendidikan ada beberapa faktor yang mempengaruhi penurunan
kecemasan salah satunya yaitu motivasi. Menurut Tamher & Noorkasani (2009)
mendefinisikan motivasi sebagai suatu penggerak dari dalam hati seseorang untuk
mencapai tujuan dan perilaku tertentu. Motivasi yang dimaksud dalam hal ini
adalah keinginan untuk mengikuti Psychoreligius Care : Murottal Al-Quran Irama
Nahawand serta harapan lansia untuk sembuh dari gangguan kecemasan yang
dialami.
Responden yang tidak mengalami perubahan kecemasan pada kelompok
perlakuan dan kontrol yang adalah berjenis kelamin perempuan. Menurut Wiyono
& Widodo (2010) menjelaskan bahwa laki-laki lebih bersifat aktif dan eksploratif
57
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PSYCHORELIGIUS CARE : . . . AHMAD ASYROFUL ANAM
sedangkan perempuan lebih sensitif dibandingkan laki-laki sehingga seseorang
perempuan memiliki tingkat kecemasan yang lebih tinggi dibandingkan laki-laki.
Kuraesin (2009) menyebutkan kembali bahwa pada umumnya seorang laki-laki
memiliki mental yang kuat terhadap sesuatu hal yang dianggap mengancam bagi
dirinya dibandingkan perempuan. Oleh karena itu, pada perempuan lebih banyak
ditemukan kecemasan daripada laki-laki, hal tersebut disebabkan karena dari segi
psikis perempuan memiliki kepribadian yang emosional, sulit mengambil
keputusan dan sensitif terhadap sesuatu sehingga rentan mengalami kecemasan.
Sedangkan tidak adanya perubahan kecemasan pada kelompok kontrol
disebabkan karena tidak adanya perlakuan seperti yang dilakukan pada kelompok
perlakuan dan responden kelompok kontrol hanya melakukan kegiatan rutin yang
diadakan di panti. Pemberian Psychoreligius Care : Murottal Al-Quran Irama
Nahawand pada kelompok perlakuan sebagian besar kecemasannya menjadi
ringan. Psychoreligius Care : Murottal Al-Quran Irama Nahawand ini merupakan
intervensi yang diberikan untuk merubah konsekuensi fungsional dari negatif
menjadi positif. Hal ini karena mendengarkan Murottal Alquran irama Nahawand
dapat menenangkan, mendamaikan, dan menentramkan yaitu irama Nahawand
(Kristriyono 2017).
Secara fisiologis Harmonisasi dalam murottal Al-Quran yang indah akan
menarik telinga dalam bentuk suara menggetarkan gendang telinga,
mengguncangkan cairan di telinga dalam, serta menggetarkan sel-sel rambut
didalam coglea untuk selanjutnya melalui saraf koklearis menuju otak dan
menciptakan imajinasi keindahan di otak kanan otak kiri yang akan memberikan
dampak berupa kenyamanan dan perubahan perasaan (Nataliza, 2012). Selanjutnya
58
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PSYCHORELIGIUS CARE : . . . AHMAD ASYROFUL ANAM
mengakibatkan ransangan kehipotalamus untuk menurunkan produksi CRF
(Cortikotropin Releasing Factor). CRF akan merangsang kelenjar pituitary
anterior untuk menurunkan produksi ACTH (Adeno Cortico Tropin Hormon) dan
menstimulasi produksi endorphin yang akan membuat klien menjadi rileks.
Penurunan ACTH dan peningkatan endorphin juga dapat menurunkan tahanan
perifer dan cardiac output sehingga tekanan darah menurun (Valentino &
Bockstaele, 2008). Secara psikologis Pemberian murrotal Al-Quran irama
nahawand akan menimbulkan rasa percaya diri, rasa optimisme, mendatangkan
ketenangan, damai, dan merasakan kehadiran Allah (Rohmi Handayani et al, 2014).
Hawari (2013) meyakini Mendengarkan Murottal Al-Quran sebagai salah
satu terapi yang mampu menumbuhkan rasa aman, tentram dan ketenangan yang
mendalam sebagai anugerah dari Allah. Adanya God Spot dalam susunan saraf
pusat (otak) membuat seseorang menjadi tenang, merasakan kekhusukan,
kedamaian, dan rasa dekat dengan Allah SWT. Psychoreligius Care : Murottal Al-
Quran Irama Nahawand merupakan bentuk intervensi keperawatan yang diberikan
pada lansia dengan kecemasan agar tercapai konsekuensi fungsional yang positif.
Menurut Miller (2012) konsekuensi fungsional positif merupakan segala hal yang
dapat meningkatkan kualitas hidup lansia atau menurunkan tingkat ketergantungan
lansia. Konsekuensi fungsional positif akan terjadi apabila memfasilitasi tingkat
kinerja tertinggi. Konsekuensi positif (Wellness Outcomes) pada lansia dengan
kecemasan diantaranya hati dan pikiran menjadi tenang serta terciptanya keyakinan
kekuatan dan sikap optimisme bagi lansia sehingga dapan menurunkan kecemasan
pada lansia. Oleh karena itu, Psychoreligius Care : Murottal Al-Quran Irama
Nahawand dipilih sebagai terapi alternatif non farmakologis untuk mengatasi
59
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PSYCHORELIGIUS CARE : . . . AHMAD ASYROFUL ANAM
kecemasan lansia yang tinggal di panti karena mengandung unsur spiritual yang
dapat membangkitkan harapan, percaya diri dan keimanan sehingga lansia akan
merasa tenang dan senantiasa dekat dengan Allah SWT serta menjalani
kehidupannya dalam kondisi sehat dan bahagia
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan
pada tingkat kecemasan responden antara data posttest pada kelompok perlakuan
dan kelompok kontrol yang dibuktikan dari hasil statistik uji Mann Whitney pada
postest kelompok perlakuan dan kontrol menunjukkan (0,022 < p). Hal tersebut
karena intervensi yang telah diberikan oleh peneliti kepada responden berupa
Psychoreligius Care : Murottal Al-Quran Irama Nahawand kepada lansia di panti
yang mengalami kecemasan. Menurut Notoatmodjo (2010) dalam proses
pemberian suatu intervensi atau stimulus akan terjadi proses timbal balik antara
berbagai faktor, antara lain: subjek belajar, pengajar, metode dan teknik belajar, alat
bantu belajar, dan materi atau bahan yang dipelajari.
Pemberian Psychoreligius Care : Murottal Al-Quran Irama Nahawand
merupakan bentuk terapi modalitas yang dapat dilakukan sebagai terapi
komplementer. Aspek religiusitas berupa unsur meditasi dan relaksasi dalam
Psychoreligius Care : Murottal Al-Quran Irama Nahawand dapat digunakan
sebagai mekanisme koping yang dapat membangkitkan ketahanan tubuh secara
alami. Selain itu, tingkat religiusitas yang tinggi dapat juga meningkatkan mood
lansia dan menyehatkan diri seseorang.
60
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PSYCHORELIGIUS CARE : . . . AHMAD ASYROFUL ANAM
BAB 6
SIMPULAN DAN SARAN
Bab ini akan mengemukakan kesimpulan dan saran dari hasil penelitian
tentang Pengaruh Psychoreligius Care : Murottal Al-Quran Irama Nahawand
terhadap Tingkat Kecemasan pada Lansia yang Tinggal di Panti di Surabaya.
6.1 Simpulan
1. Kecemasan pada lansia yang terjadi di UPTD Griya Werdha Jambangan
Kota Surabaya disebabkan beberapa faktor diantaranya yaitu kurangnya
kunjungan keluarga, ketakutan akan datangnya kematian, takut barangnya
daiambil lansia lain. Kecemasn tersebut paling banyak ditandai dengan
respon kognitif dan afektif. Respon kognotifnya yaitu lansia sulit untuk
mengambil keputusan serta memikirkan sesuatu yang dapat membuat
khawatir. Sedangkan respon afektif yang muncul berupa lansia mengalami
perasaan gelisah, dan perasaan tegang yang berlebihan.
2. Pemberian Psychoreligius Care : Murottal Al-Quran Irama Nahawand pada
lansia di UPTD Griya Werdha Jambangan Kota Surabaya dapat menurunkan
kecemasan pada lansia di panti. karena dalam intervensi ini mengandung
kekuatan spiritual kerohanian yang mampu memberikan efek relaksasi,
ketenangan dan kepasrahan yang mendalam terhadap Allah SWT sehingga
lansia tidak lagi merasa cemas dalam menjalani masa tuanya.
61
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PSYCHORELIGIUS CARE : . . . AHMAD ASYROFUL ANAM
6.2 Saran
1. Bagi Lansia
Lansia dapat menerapkan psychoreligius care : mendengarkan muroottal
Al-Quran irama Nahawand untuk menurunkan kecemasan yang dialami.
2. Bagi Perawat Panti
Perawat panti dapat menambahkan intervensi Psychoreligius care :
mendengarkan murotal Al-Quran irama nahawand sebagai alternatif solusi
terapi non farmakologis untuk menurunkan tingkat kecemasan lansia yang
tinggal di panti.
3. Bagi Panti
Bagi Panti dapat menggunakan Psychoreligius care : mendengarkan
murotal Al-Quran irama nahawand sebagai program kegiatan panti untuk
menurunkan tingkat kecemasan lansia yang tinggal di panti.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian tentang Psychoreligius
Care dalam mengatasi masalah-masalah keperawatan di komunitas.
62
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PSYCHORELIGIUS CARE : . . . AHMAD ASYROFUL ANAM
DAFTAR PUSTAKA
Andarini, S. et al. (2015) ‘Terapi Murotal Al-Quran Surat Arrahman Meningkatkan
Kadar β -Endorphin dan Menurunkan Intensitas Nyeri pada Ibu Bersalin
Kala I Fase Aktif’, 28(3), pp. 213–216.
Arikunto, S. (2013) Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta.
Bastaman, H. D. (1995) Integrasi Psikologi dengan Islam Menuju Psikologi Islami.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Byrne, G. J. A. (2002) ‘What Happens to Anxiety Disorder in Later Life? : Que
Ocorre com os Transtornos da Ansiedade na terceire ideda?’, 24, pp. 74–80.
Fanada, M. (2012) Perawat dalam Penerapan Therapi Psikoreligius untuk
Menurunkan Tingkat Stres pada Pasien Halusinasi Pendengaran di Rawat
Inap Bangau Rumah Sakit Ernaldi Bahan Palembang,
www.banyuasinkab.go.id.
Harahap, R. A. (2014) Perbandingan Tingkat Kecemasan Pada Lanjut Usia Yang
Tinggal Di Panti Werdha UPTD Rumoh Seujahtera Geunasah Sayang
Dengan Yang Tinggal Bersama Keluarga Di Desa Lamglumpang Banda
Aceh. Universitas Syiah Kuala.
Hartati, E. D. M. dan E. (2013) ‘Intervensi Terapi Audio Dengan Murottal Surah
Ar-Rahman Terhadap Perilaku Anak Autisi’, Jurnal Keperawatan
Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), 8(2), pp. 69–76.
Hasrul (2013) 7 MAQAM TILAWAH. Jakarta.
Hassan Sotodehasl (2015) ‘The Effect of Holy Qur ’ an Recitation on Anxiety in
Hemodialysis Patients : A Randomized Clinical Trial’. doi:
10.1007/s10943-014-9997-x.
Hawari, D. (2013) Manajemen Stres Cemas dan Depresi. Jakarta: Gaya Baru.
Heningsih (2014) Gambaran Tingkat Ansietas Pada Lansia Di Panti Wredha
Dharma Bhakti Kasih Surakarta. Surakarta.
Hidayatullah, A. insani (2012) Riset fisiologi, psikologi : Keajaiban Pengaruh AL
QUR’AN terhadap Organ Tubuh. Available at:
http://terapi.dzikrullah.org/2012/08/riset-fisiologi-psikologi-keajaiban.html
(Accessed: 9 September 2017).
Kristriyono (2017) Belajar Langgam Alquran, Rumah PLQM. Available at:
http://www.ustadzkris.com/index.php/category/murottal/ (Accessed: 25
September 2017).
Kristyaningsih (2011) ‘Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Tingkat
Depresi Pada Lansia’, Jurnal Keperawatan, 1, p. 1.
Laili, F. and Nida, K. (2014) ‘Zikir sebagai Psikoterapi dalam Gangguan
63
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PSYCHORELIGIUS CARE : . . . AHMAD ASYROFUL ANAM
Kecemasan bagi Lansia’, Jurnal Bimbingan Konseling Islam, 5(1), pp. 133–
150.
Lasalo, N. (2016) ‘Pengaruh Terapi Murottal Al-Qur’an Surah Ar-Rahman
Terhadap Skala Nyeri Post Sectio Caesarea Di Rsud Panembahan Senopati
Bantul Yogyakarta Skripsi’.
Mahjoob, M. (2014) ‘The Effect of Holy Quran Voice on Mental Health’, Journal
of Religion and Health. Springer US, pp. 38–42. doi: 10.1007/s10943-014-
9821-7.
Manaf, M. R. A. et al. (2016) ‘Factors Influencing the Prevalence of Mental Health
Problems among Malay Elderly Residing in a Rural Community : A Cross-
Sectional Study’, pp. 1–13. doi: 10.1371/journal.pone.0156937.
Maryam, R. S. et al. (2008) Mengenai Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta:
Salemba Medika.
Maslow, A. H. (1970) Motivation and Personality. Jakarta: PT Pustaka Binaman
Pressindo.
McCloskey, J. C. and Bulechek, G. M. (2008) Nursing Intervention Clasification
(NIC). 5th edn. St. Louis Mosby.
Miller, C. A. (2012) Nursing for Wellness in Older Adults. 6th edn. Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins Inc.
Nataliza (2012) ‘Pengaruh Pelayanan Kebutuhan Spiritual Rawat RSI Siti Rahmah
Padang’.
Nugroho (2012) Keperawatan Gerontik & Geriatrik. 3rd edn. Edited by M. Ester
& E. Tiar. Jakarta: EGC.
Nursalam. (2016) Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan : Pendekatan Praktis.
3rd edn. Jakarta: Salemba Medika.
Okatiranti, E. D. D. (2015) ‘Hubungan Kecemasan Dengan Kualitas Tidur Lansia
Di Posbindu Anyelir Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung Barat’, III(2),
pp. 87–104.
Potter, P. A. and Perry, A. G. (2009) Fundamental Keperawatan. 7th edn. Jakarta:
Salemba Medika.
PPNI (2017) Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Dewan Pengurus Pusat
PPNI.
Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI (2014) Situasi dan Analisis Lanjut Usia.
Jakarta: Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI.
Putri, M. D. D. (2012) Penggunaan Intervensi Kelompok Cognitive Behavioral
Therapy (CBT) untuk Menurunkan Kecemasan pada Lansia. Universitas
Indonesia.
Rohmi Handayani, Dyah, Retno, D. (2014) ‘Pengaruh Terapi Murottal Al-Qur’an
Untuk Penurunan Nyeri Persalinan Dan Kecemasan Pada Ibu Bersalin Kala
64
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PSYCHORELIGIUS CARE : . . . AHMAD ASYROFUL ANAM
I Fase Aktif Rohmi’, Jurnal Ilmiah Kebidanan, 5, pp. 1–15.
Safaria, T. and Saputra, N. E. (2009) ManajemenEmosi : Sebuah Panduan Cerdas
Bagaimana Mengelola EmosiPositif dalam Hidup Anda. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Santoso, H. and Ismail, A. (2009) Memahami Krisis Lanjut Usia. Jakarta: Gunung
Mulia.
Stuart (2009) Principles and Practice of Psychiatric Nursing. 9th edn. St. Louis:
Mosby.
Subandi, Lestari, R. and Suprianto, T. (2013) ‘Pengaruh Terapi Psikoreligius
Terhadap Penurunan Tingkat Ansietas Pada Lansia di UPT Pelayanan
Sosial Lanjut Usia Sejahtera Pandaan Pasuruan’, BIMIKI, Volume 2, pp.
22–33.
Suliswati et al. (2005) Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Edited by M.
Ester. Jakarta: EGC.
Syam’ani (2013) ‘Studi Fenomenologi Tentang Pengalaman Dalam Menghadapi
Perubahan Konsep Diri: Harga Diri Rendah Pada Lansia Di Kecamatan
Jekan Raya Kota Palangka Raya’, Jurnal Keperawatan jiwa, 1(30), pp. 60–
69.
Tarwoto and Wartonah (2015) Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses
Keperawatan. 5th edn. Jakarta: Salemba Medika.
Tumiran, M. A. et al. (2013) ‘Addressing sleep disorder of autistic children with
Qur ’ anic sound therapy’, 5(8), pp. 73–79. doi:
10.4236/health.2013.58A2011.
Valentino, R. J. and Bockstaele, E. Van (2008) ‘Convergent regulation of locus
coeruleus activity as an adaptive response to stress’, 583, pp. 194–203. doi:
10.1016/j.ejphar.2007.11.062.
Videbeck’s (2012) Mental Health Nursing. Australia: wolters Kluwer health.
WHO (2012) Global Health and Aging. USA: U.S Departement of Health and
Human Services.
Widhowati, S. S. (2010) ‘Efektifitas Terapi Audio dengan Murattal Surah Ar
Rahman Menurunkan Perilaku Kekerasan di RSJD Dr. Amino
Gondohutomo Semarang’, 23.
Widianti, E. (2011) Pengaruh Terapi Logo dan Terapi Suportif Kelompok terhadap
Ansietas Remaja di Rumah Tahanan dan Lembaga Pemasyarakatan
Wilayah Provinsi Jawa Barat. Universitas Indonesia.
65
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PSYCHORELIGIUS CARE : . . . AHMAD ASYROFUL ANAM
Lampiran 1 Penjelasan Penelitian Bagi Responden Penelitian
PENJELASAN PENELITIAN
BAGI RESPONDEN PENELITIAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Ahmad Asyroful Anam
Alamat: : Jalan Mulyorejo Barat Gang 1 No. 23, Kecamatan
Mulyorejo, Surabaya
Pekerjaan : Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga
Nomor Kontak : 081249873797
e-mail : [email protected]
Judul Penelitian : Pengaruh Psychoreligius Care : Mendengarkan Murotal
Al-Quran Dengan Irama Nahawand Terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan
Pada Lansia Di UPTD Griya Werdha Jambangan Kota Surabaya
Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Menjelaskan pengaruh psychoreligius care : Mendengarkan Murotal Al-
Quran dengan Irama Nahawand Terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan
Pada Lansia Di UPTD Griya Werdha Jambangan Kota Surabaya
Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi tingkat kecemasan pada lansia di UPTD Werdha
Jambangan Kota Surabaya sebelum dan sesudah diberikan
psychoreligius care : mendengarkan murotal Al-Quran irama nahawand.
2. Menganalisis pengaruh psychoreligius care : mendengarkan murotal Al-
Quran dengan irama nahawand terhadap penurunan tingkat kecemasan
pada lansia di UPTD Griya Werdha Jambangan kota Surabaya.
Perlakuan yang diterapkan pada subjek
Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen, dalam penelitian ini
responden akan dilakukan:
1. Jika lansia menyetujui untuk ikut serta dalam penelitian ini, peneliti akan
membagi dalam 2 kelompok yaitu kelompok kontrol dan kelompok
perlakuan.
2. Pada tahap awal, kelompok kontrol maupun kelompok intervensi diminta
untuk mengisi kuesioner tentang kecemasan.
3. Lansia kelompok intervensi akan mendapat Loud Speaker untuk
mendengarkan murottal Al-Quran selama 6 hari. Pada hari ke 7 akan
diberikan kuesioner tentang kecemasan dan mengisi kuesioner tersebut.
4. Lansia kelompok kontrol pada hari ke 7 akan diberikan kuesioner tentang
kecemasan dan mengisi kuesioner tersebut. Setelah mengisi kuesioner,
66
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PSYCHORELIGIUS CARE : . . . AHMAD ASYROFUL ANAM
lansia kelompok kontrol juga mendapatkan Loud Speaker untuk
mendengarkan murottal Al-Quran.
Manfaat Penelitian Bagi Subjek Penelitian
Rangkaian kegiatan Psychoreligius Care : Murottal Al-Quran Irama
Nahawand dapat digunakan sebagai upaya menurunkan tingkat kecemasan pada
lansia yang tinggal di panti untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal.
Hak untuk Undur Diri
Keiikutsertaan lansia dalam penelitian ini bersifat sukarela dan lansia-lansia
berhak untuk mengundurkan diri kapan pun, tanpa menimbulkan konsekuensi yang
bersifat merugikan lansia dan apabila dalam penelitian ini tidak bersedia dijadikan
responden, maka peneliti akan mencari responden yang lain.
Jaminan Kerahasiaan Data
Semua data dan informasi identitas lansia akan dijaga kerahasiaannya, yaitu
dengan tidak mencantumkan identitas lansia secara jelas dan pada laporan
penelitian nama lansia diibuat kode.
Adanya Insentif untuk Subyek Penelitian
Seluruh subjek penelitian tidak mendapat insentif berupa uang atau biaya
trasportasi tetapi akan memperoleh Loud Speaker dan Flash disk berisi murottal Al-
Quran
Informasi Tambahan
Penelitian ini akan menyampaikan hasil penelitian kepada lansia. Jika lansia
mengijinkan, hasil penelitian ini juga akan diberikan kepada institusi pendidikan
dimana peneliti sedang belajar serta pada panti werdha setempat.
Pernyataan Kesediaan
Apabila lansia telah memahami penjelasan dan setuju sebagai responden
dalam penelitian ini, mohon menandatangani surat pernyataan bersedia
berpartisipasi sebagai responden penelitian.
Surabaya, Oktober 2017
Hormat saya,
Ahmad Asyroful Anam
67
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PSYCHORELIGIUS CARE : . . . AHMAD ASYROFUL ANAM
Lampiran 2 Informed Consent
SURAT PERNYATAAN
BERSEDIA MENJADI RESPONDEN PENELITIAN
(INFORMED CONSENT)
Saya yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan BERSEDIA / TIDAK
BERSEDIA *) menjadi peserta / responden penelitian yang akan dilakukan oleh
Ahmad Asyroful Anam, mahasiswa Program Studi S1 Pendidikan Ners Fakultas
Keperawatan Universitas Airlangga Surabaya, yang berjudul:
“Pengaruh Psychoreligius Care : Mendengarkan Murotal Al-Quran Dengan Irama
Nahawand Terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan Pada Lansia Di UPTD Griya
Werdha Jambangan Kota Surabaya”.
Nama : ……………………………………………………………………..
Umur : ………… tahun
Alamat : ……………………………………………………………………..
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
……………………No.Telepon/Hp: . ……………….
Kode **) :
Sebagai responden dari penelitian tersebut. Persetujuan ini saya buat dengan sadar
dan tanpa paksaan dari siapa pun. Demikian pernyataan ini saya buat untuk dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya.
*) coret yang tidak perlu
**) diisi oleh peneliti
Surabaya, Oktober 2017
Peneliti Responden
(Ahmad Asyroful Anam) (……………………….)
68
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PSYCHORELIGIUS CARE : . . . AHMAD ASYROFUL ANAM
Lampiran 3 Kuesioner
KUESIONER
DATA DEMOGRAFI RESPONDEN
Petunjuk pengisian:
1. Diisi oleh responden
2. Beri tanda (X) pada jawaban yang benar
3. Kotak “kode responden” hanya diisi oleh peneliti
Pertanyaan
1 Usia responden
1. 60 – 69 tahun
2. 70 – 79 tahun
3. ≥ 80 tahun
2 Jenis kelamin responden
1. Laki-laki
2. Perempuan
3 Status perkawinan
1. Tidak menikah
2. Menikah
3. Janda atau duda
4 Pendidikan terakhir responden
1. Tidak sekolah
2. SD (Sekolah Dasar)
3. SMP (Sekolah Menengah Pertama)
4. SMA (Sekolah Menengah Atas)
5. Sarjana
5 Pekerjaan sebelum menghuni panti
1. Tidak bekerja
2. Petani
3. Guru
4. Wiraswasta
5. Lain-lain
Kode Responden
69
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PSYCHORELIGIUS CARE : . . . AHMAD ASYROFUL ANAM
KUESIONER KECEMASAN LANSIA
GERIATRIC ANXIETY INVENTORY (GAI)
Petunjuk pengisian:
1. Jenis Kelamin :
2. Usia :
Geriatric Anxiety Inventory (GAI)
Jawablah pertanyaan dibawah ini sesuai dengan apa yang Anda rasakan selama satu
minggu terakhir.
Berilah tanda (√) pada kolom Setuju apabila pernyataan tersebut sesuai dengan
keadaan anda.
Berilah tanda (√) pada kolom Tidak Setuju apabila pernyataan tersebut tidak sesuai
dengan keadaan anda.
Nilai jawaban “Setuju” yaitu 1 dan “Tidak Setuju” yaitu 0.
Penyataan Setuju Tidak
Setuju
1 Saya merasa khawatir setiap waktu
2 Saya merasa sulit untuk mengambil keputusan
3 Saya sering merasa gugup
4 Saya merasa sulit untuk bersantai
5 Saya sering tidak dapat menikmati sesuatu karena
khawatir
6 Hal-hal kecil sangat mengganggu saya
7 Saya sering merasa tegang
8 Saya berpikir bahwa saya adalah seorang yang mudah
khawatir
9 Saya tidak dapat menahan kekhawatiran, bahkan pada
hal-hal sepele
10 Saya sering merasa gelisah
Kode Responden
70
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PSYCHORELIGIUS CARE : . . . AHMAD ASYROFUL ANAM
11 Pikiran saya sering membuat saya khawatir
12 Saya merasa sakit perut karena kekhawatiran saya
13 Saya berpikir bahwa saya adalah seorang yang mudah
gelisah
14 Saya selalu merasa hal yang paling buruk akan terjadi
15 Saya sering merasa gemetar
16 Saya berpikir bahwa kekhawatirn mengganggu hidup
saya
17 Kekhawatiran sering menghampiri saya
18 Saya terkadang merasa ada sesuatu yang mengganjal di
perut saya
19 Saya melewatkan suatu hal karena saya terlalu khawatir
20 Saya sering merasa kesal
71
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PSYCHORELIGIUS CARE : . . . AHMAD ASYROFUL ANAM
Lampiran 4 Satuan Acara Kegiatan
SATUAN ACARA KEGIATAN (SAK)
PSYCHORELIGIUS CARE MENDENGARKAN MUROTTAL AL-QURAN
IRAMA NAHAWAND
Pokok bahasan : Psychoreligius Care Mendengarkan Murottal Al-Quran
irama nahawand
Hari, tanggal : 12-19 Oktober 2017
Waktu Pertemuan : 20 menit
Tempat : UPTD Griya Werdha Jambangan Kota Surabaya
Sasaran : Lansia yang Tinggal di UPTD Werdha dengan Tingkat
Kecemasan Ringan Sampai Panik
I. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah mendapatkan Psychoreligius Care mendengarkan murotal Al-Quran
dengan irama nahawand terhadap penurunan tingkat kecemasan pada lansia di panti
Griya Werdha Jambangan kota Surabaya dapat mengaplikasikan dalam kehidupan
sehari-hari untuk menurunkan tingkat kecemasan.
II. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah dilaksanakan kegiatan lansia mampu:
1. Memahami pengertian Murottal Al-Quran
2. Mengatahui manfaat Murottal Al-Quran
3. Klien dapat menumbuhkan rasa syukur atas nikmat Tuhan yang sudah
diberikan
4. Klien memahami bahwa semua hidup kita hanya milik Allah dan akan
kembali kepadanya.
III. Materi Pembelajaran
Pokok Bahasan: Psychoreligius Care Mendengarkan Murottal Al-Quran irama
nahawand,
Sub Pokok Bahasan:
1. Pengertian Murottal Al-Quran irama nahawand
2. Manfaat Murottal Al-Quran irama nahawand
3. Menjelaskan bagaimana cara berserah diri (tawakkal) dan hal- hal yang
bisa merusak tawakkal
IV. Metode Pembelajaran
1. Ceramah
2. Mendengarkan murrotal Ar-Rahman
72
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PSYCHORELIGIUS CARE : . . . AHMAD ASYROFUL ANAM
V. Media
1. Speaker
VI. Kegiatan
No Waktu Kegiatan
1. 3 menit Pembukaan:
- Mengucapkan salam
- Menanyakan kabar
- Melakukan kontrak waktu
- Menyampaikan manfaat dan tujuan pembelajaran dari
materi yang akan disampaiakan
2. 10 menit Pelaksanaan:
- Mendengarkan murrotal Ar- Rahman
- Menjelaskan makna dari surat Ar- Rahman 1-78
- Mengajari cara mensukuri nikmat Allah.
3. 5 menit Evaluasi:
- Memberi kesempatan bertanya
- Perawat menanyakan perasaan klien setelah menjalani
intervensi
- Meminta klien untuk menyampaikan hal yang sudah
dijelaskan
- Mengucapkan terimakasih atas pertisipasinya dalam
kegiatan ini
- Mengucapkan salam
VII. Pengorganisasian
Pelaksana : Ahmad Asyroful Anam
VIII. Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
- Lansia memperhatikan kegiatan dengan baik
- Penyelenggaraan kegiatan dilakukan oleh mahasiswa keperawatan
- Pengorganisasian dilakukan 1 hari sebelum pelaksanaan kegiatan.
b. Evaluasi Proses
- Lansia antusias terhadap materi yang disampaikan pemateri.
- Lansia tidak meninggalkan tempat selama kegiatan berlangsung.
- Lansia terlibat aktif dalam kegiatan.
c. Evaluasi Hasil
73
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PSYCHORELIGIUS CARE : . . . AHMAD ASYROFUL ANAM
- Lansia memahami materi yang telah disampaikan.
- Lansia dapat mempraktekkan Psychoreligius Care mendengarkan
murotal Al-Quran dengan irama nahawand dengan baik.
XI. Lampiran Materi
Pengertian Murotal Al-Quran
1. Terapi Murotal Al Quran
a. Pengertian Al Quran
Al Quran adalah buku ilahi dan kitab suci yang ditujukan untuk
bimbingan spiritual manusia. Al Quran memiliki saran dan rekomendasi
penting untuk kesejahteraan manusia baik dalam kehidupan duniawi dan
akhirat(Mahjoob, 2014). Dalam Q.S. Yunus (10) ayat 57 disebutkan bahwa
“Wahai manusia, sungguh telah datang kepada kalian nasihat dari Rabb kalian
dan penyembuh untuk apa yang ada di dalam dada serta petunjuk dan rahmat
bagi kaum mukminin”
b. Pengertian Terapi Murotal Al Quran
Lantunan Ayat-ayat Al-Quran (Murotal) merupakan bagian dari suara
manusia yang merupakan instrumen penyembuhan yang menakjubkan (Lasalo,
2016). Sama seperti terapi musik, suara melodi yang bersumber dari Al-Quran
memiliki efek terapeutik terhadap emosioanal, kognitif, dan kebutuhan sosial
individu (Tumiran et al., 2013). Terapi murottal Al-Quran selama 15 menit
dengan tempo yang lambat serta harmonis dapat menurunkan hormon stress,
mengaktifkan hormon endofrin alami (serotonin)(Lasalo, 2016)
Murrotal Al – Qur’an adalah salah satu musik dengan intensitas 50
desibel yang membawah pengaruh positif bagi pendengaran (Wijaya dalam
Hudayana.2014). Intensitas suara yang rendah merupakan intensitas suara
kurang 60 desible sehingga menumbuhkan kenyamanan dan tidak nyeri. Terapi
74
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PSYCHORELIGIUS CARE : . . . AHMAD ASYROFUL ANAM
murrotal Al – Qur’an dapat menstimulasi gelombang alpha yang akan
menyebabkan pendengarnya mendapat keadaan yang kurang tentram dan damai
(Permana sari dalam Wahida, Nooryanto & Andrami.2015)
Bacaan murrotal Al – Quran mempunyai irama yang konstan, teratur
dan tidak ada perubahan irama yang mendadak. Tempo murrotal al – Qura’an
juga berada antara 60 -70 db/menit serta nadanya rendah sehingga mempunyai
efek meningkatkan ketenangan (Rohmi Handayani, Dyah, Retno, 2014).
Manfaat terapi murotal Al Quran dibuktikan dalam berbagai penelitian.
Manfaat tersebut di antaranya adalah sebagai berikut :
1. Memberikan ketenangan jiwa
Bacaan Al-Quran yang diperdengarkan kepada seseorang menurut
Hidayatullah (2012) menimbulkan efek relaksasi hingga 65%, dibandingkan
bacaan berbahasa Arab non Al-Quran hanya mencapai 33%.
2. Menurunkan kecemasan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Hassan Sotodehasl (2015)
menunjukkan bahwa pemberian pengaruh terapi murotal Al Quran memiliki
pengaruh terhadap tingkat kecemasan pasien hemodialisa. Pada penelitian
tersebut responden yang diberikan terapi murotal Al Quran memiliki tingkat
kecemasan yang lebih rendah daripada pasien yang tidak diberikan terapi.
3. Menurunkan perilaku kekerasan
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Widhowati (2010) ini
menunjukkan bahwa penambahan terapi audio dengan
murottal surah Ar Rahman pada kelompok perlakuan lebih efektif dalam
75
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PSYCHORELIGIUS CARE : . . . AHMAD ASYROFUL ANAM
menurunkan perilaku kekerasan dibandingkan dengan kelompok kontrol yang
tidak mendapatkan terapi audio tersebut.
4. Mengurangi tingkat nyeri
Terapi murotal Al Quran terbukti dapat menurunkan tingkat nyeri. Hal
ini berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Andarini et al., 2015)
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pemberian terapi murotal Al Quran
terhadap tingkat nyeri. Pada penelitian tersebut kelompok yang diberikan
terapi murotal Al Quran memiliki tingkat nyeri yang lebih rendah
dibandingkan kelompok yang tidak diberikan terapi murotal Al Quran.
5. Efektif dalam perkembangan kognitif anak autis
Penelitian yang dilakkan oleh Hartati (2013) menyebutkan bahwa terapi
music murotal mempunyai pengaruh yang jauh lebih baik dariapada terapi
musik klasik terhadap perkembangan kognitif anak autis.
Jenis Tilawah Murotal Al-Quran
Menurut Muhsin Salim dalam Hasrul (2013) terdapat 7 macamt tilawah
Murotal Alquran yaitu :
1. Bayyati
Dalam tradisi melagukan Al-Quran menempatkan maqom bayyati
sebagai lagu pertama. Adapun lagu makom bayyati memiliki 4 tingkat
nada :
1) Qoror (dasar)
2) Nawab (menengah).
3) Jawab( tinggi)
76
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PSYCHORELIGIUS CARE : . . . AHMAD ASYROFUL ANAM
4) Jawabul Jawab (tertinggi)
2. Shoba.
Memiliki 4 tingkatan / variasi nada
1) Awal Makom Shoba
2) Asyiron (nawa)
3) Ajami (jawab)
4) Quslah Bustanjar
3. Nahawand
Memiliki 4 tingkatan variasi
1) Awal Makom Nahawand
2) Nawa
3) Jawab
4) Quflah Mahur
4. Hijaz
Tingkatan/ variasi nada hijaz
1) Awal Makom
2) Hijaz Karkur
3) Alwan Hijaz
5. Rost
Tingkatan/ variasi nada pada Rost
1) Awal Makom Rost
2) Nawa
3) Jawab
4) Kuflah / Zinjiron
77
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PSYCHORELIGIUS CARE : . . . AHMAD ASYROFUL ANAM
5) Syabir Alarrost
6) Alwan Rost
6. Sika
Tingkatan / Variasi nada pada Sika
1) Awal makom
2) Iraqi (nawa)
3) Turki (jawab)
4) Variasi Rami
7. Jiharka
Tingkatan / variasi nada pada Jiharka
1) Awal Makom
2) Nawa
3) Jawab
Murotal Al-Quran sebagai Terapi dalam Gangguan Kecemasan
Salah satu tehnik distraksi yang digunakan untuk mengatasi kecemasan
adalah berupa murrotal Al-Quran. Murrotal. Al-Quran merupakan bagian
instrumen musik yang memiliki proses untuk menurunkan kecemasan.
Harmonisasi dalam musik yang indah akan menarik telinga dalam bentuk suara
menggetarkan gendang telinga, mengguncangkan cairan di telinga dalam, serta
menggetarkan sel-sel rambut didalam coglea untuk selanjutnya melalui saraf
koklearis menuju otak dan menciptakan imajinasi keindahan di otak kanan otak
kiri yang akan memberikan dampak berupa kenyamanan dan perubahan perasaan
(Nataliza, 2012). Terapi murottal Al-Quran selama 15 menit dengan tempo yang
78
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PSYCHORELIGIUS CARE : . . . AHMAD ASYROFUL ANAM
lambat serta harmonis dapat menurunkan hormon stress, mengaktifkan hormon
endofrin alami (serotonin) (Lasalo, 2016).
79
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PSYCHORELIGIUS CARE : . . . AHMAD ASYROFUL ANAM
Lampiran 5 Surat Permohonan Fasilitas Pengambilan Data di UPTD Griya Werdha
Jambangan Kota Surabaya
80
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PSYCHORELIGIUS CARE : . . . AHMAD ASYROFUL ANAM
Lampiran 6 Analisis Data
1. Data Demografi Kelompok Perlakuan
Usia
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid 60-69 10 40.0 40.0 40.0
70-79 9 36.0 36.0 76.0
>=80 6 24.0 24.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Perempuan 13 52.0 52.0 52.0
Laki-laki 12 48.0 48.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
Status Perkawinan
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak
menikah
8 32.0 32.0 32.0
Menikah 5 20.0 20.0 52.0
Janda/duda 12 48.0 48.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
Pendidikan
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak
Sekolah
12 48.0 48.0 48.0
SD 5 20.0 20.0 68.0
SMP 6 24.0 24.0 92.0
SMA 2 8.0 8.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
Pekerjaan
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak
Bekerja
7 28.0 28.0 28.0
Petani 3 12.0 12.0 40.0
Wiraswasta 8 32.0 32.0 72.0
Lain-lain 7 28.0 28.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
81
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PSYCHORELIGIUS CARE : . . . AHMAD ASYROFUL ANAM
2. Data Demografi Kelompok Kontrol
Usia
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid 60-69 3 12.0 12.0 12.0
70-79 11 44.0 44.0 56.0
>=80 11 44.0 44.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Perempuan 16 64.0 64.0 64.0
Laki-laki 9 36.0 36.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
Status Perkawinan
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak
menikah
14 56.0 56.0 56.0
Menikah 2 8.0 8.0 64.0
Janda/duda 9 36.0 36.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
Pendidikan
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak
Sekolah
14 56.0 56.0 56.0
SD 7 28.0 28.0 84.0
SMP 3 12.0 12.0 96.0
SMA 1 4.0 4.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
Pekerjaan
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak
Bekerja
17 68.0 68.0 68.0
Wiraswasta 4 16.0 16.0 84.0
Lain-lain 4 16.0 16.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
82
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PSYCHORELIGIUS CARE : . . . AHMAD ASYROFUL ANAM
3. Kategori Jumlah Pretest-Posttest Kelompok Perlakuan
Kategori Pre Test Perlakuan
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Kecemasan
Ringan
6 24.0 24.0 24.0
Kecemasan
Sedang
16 64.0 64.0 88.0
Kecemasan Berat 3 12.0 12.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
Kategori Post Test Perlakuan
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak Ada
Kecemasan
2 8.0 8.0 8.0
Kecemasan Ringan 12 48.0 48.0 56.0
Kecemasan Sedang 10 40.0 40.0 96.0
Kecemasan Berat 1 4.0 4.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
4. Kategori Jumlah Pretest-Posttest Kelompok Kontrol
Kategori Pre Test Kontrol
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Kecemasan
Ringan
7 28.0 28.0 28.0
Kecemasan
Sedang
14 56.0 56.0 84.0
Kecemasan Berat 4 16.0 16.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
Kategori Post Test Kontrol
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Kecemasan Ringan 7 28.0 28.0 28.0
Kecemasan Sedang 14 56.0 56.0 84.0
Kecemasan Berat 4 16.0 16.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
83
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PSYCHORELIGIUS CARE : . . . AHMAD ASYROFUL ANAM
5. Wilcoxon Pretest-Posttest Kelompok Perlakuan
Ranks
n Mean
Rank
Sum of
Ranks
Kategori_Post_Test
_Perlakuan -
Kategori_Pre_Test_
Perlakuan
Negative Ranks 12a 6.50 78.00
Positive Ranks 0b .00 .00
Ties 13c
Total 25
a. Kategori_Post_Test_Perlakuan < Kategori_Pre_Test_Perlakuan
b. Kategori_Post_Test_Perlakuan > Kategori_Pre_Test_Perlakuan
c. Kategori_Post_Test_Perlakuan = Kategori_Pre_Test_Perlakuan
Test Statisticsa
Kategori_Post_Test_Perlakuan -
Kategori_Pre_Test_Perlakuan
Z -3.464b
Asymp. Sig. (2-
tailed)
.001
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on positive ranks.
6. Wilcoxon Pretest-Posttest Kelompok Kontrol
Ranks
n Mean
Rank
Sum of
Ranks
Kategori_Post_Test_ko
ntrol -
Kategori_Pre_Test_Ko
ntrol
Negative Ranks 0a .00 .00
Positive Ranks 0b .00 .00
Ties 25c
Total 25
a. Kategori_Post_Test_kontrol < Kategori_Pre_Test_Kontrol
b. Kategori_Post_Test_kontrol > Kategori_Pre_Test_Kontrol
c. Kategori_Post_Test_kontrol = Kategori_Pre_Test_Kontrol
Test Statisticsa
Kategori_Post_Test_kontrol
-
Kategori_Pre_Test_Kontrol
Z .000b
Asymp. Sig. (2-
tailed)
1.000
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. The sum of negative ranks equals the sum of
positive ranks.
84
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PSYCHORELIGIUS CARE : . . . AHMAD ASYROFUL ANAM
7. Mann Whitney Posttest Kelompok Perlakuan-Kontrol
Ranks
Metode n Mean
Rank
Sum of
Ranks
Nilai 1 25 21.20 530.00
2 25 29.80 745.00
Total 50
Test Statisticsa
Nilai
Mann-Whitney U 205.000
Wilcoxon W 530.000
Z -2.284
Asymp. Sig. (2-
tailed)
.022
a. Grouping Variable: Metode
85
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PSYCHORELIGIUS CARE : . . . AHMAD ASYROFUL ANAM
No
Responden
Data Demografi GAI Total Scroe Data Kecemasan
Usia Jenis
Kelamin
Status
Perkawinan
Tingkat
Pendidikan Pekerjaan
GAI Pre
Test
GAI
Post
Tes
Kategori Pretest Kategori Post Test
1 60-69 Perempuan Tidak menikah SMA Gelandangan 9 3 Kecemasan Sedang Kecemasan Ringan
2 70-79 Perempuan Menikah SMP Tidak Bekerja 3 0 Kecemasan Ringan Tidak Ada Kecemasan
3 70-79 Perempuan Tidak menikah SD Tidak Bekerja 9 6 Kecemasan Sedang Kecemasan Sedang
4 >=80 Perempuan Tidak menikah Tidak Sekolah Tidak Bekerja 14 11 Kecemasan Berat Kecemasan Berat
5 70-79 Perempuan Tidak menikah Tidak Sekolah Tidak Bekerja 8 4 Kecemasan Sedang Kecemasan Ringan
6 60-69 Perempuan Menikah Tidak Sekolah Pengemis 4 1 Kecemasan Ringan Kecemasan Ringan
7 60-69 Perempuan Janda/duda Tidak Sekolah Wiraswasta 8 6 Kecemasan Sedang Kecemasan Sedang
8 60-69 Perempuan Janda/duda SD Tidak Bekerja 6 3 Kecemasan Sedang Kecemasan Ringan
9 60-69 Perempuan Menikah SMP Wiraswasta 7 6 Kecemasan Sedang Kecemasan Sedang
10 >=80 Perempuan Tidak menikah SMP Petani 4 0 Kecemasan Ringan Tidak Ada Kecemasan
11 >=80 Laki-laki Janda/duda Tidak Sekolah Gelandangan 9 4 Kecemasan Sedang Kecemasan Ringan
12 70-79 Laki-laki Janda/duda SMA Wiraswasta 10 8 Kecemasan Sedang Kecemasan Sedang
13 60-69 Laki-laki Janda/duda SMP Wiraswasta 5 2 Kecemasan Ringan Kecemasan Ringan
14 70-79 Laki-laki Janda/duda SD Wiraswasta 8 3 Kecemasan Sedang Kecemasan Ringan
15 60-69 Laki-laki Janda/duda SD Wiraswasta 7 3 Kecemasan Sedang Kecemasan Ringan
8. Data Demografi Kelompok Perlakuan
86
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PSYCHORELIGIUS CARE : . . . AHMAD ASYROFUL ANAM
16 70-79 Laki-laki Janda/duda SMP Tidak Bekerja 11 8 Kecemasan Berat Kecemasan Sedang
17 70-79 Laki-laki Menikah Tidak Sekolah Wiraswasta 8 6 Kecemasan Sedang Kecemasan Sedang
18 >=80 Laki-laki Tidak menikah Tidak Sekolah Pengemis 5 2 Kecemasan Ringan Kecemasan Ringan
19 60-69 Laki-laki Janda/duda Tidak Sekolah Pemulung 7 4 Kecemasan Sedang Kecemasan Ringan
20 60-69 Laki-laki Janda/duda SD Wiraswasta 9 8 Kecemasan Sedang Kecemasan Sedang
21 70-79 Laki-laki Menikah Tidak Sekolah Pemulung 7 5 Kecemasan Sedang Kecemasan Ringan
22 >=80 Laki-laki Janda/duda Tidak Sekolah Pengamen 5 3 Kecemasan Ringan Kecemasan Ringan
23 >=80 Perempuan Janda/duda SMP Petani 8 6 Kecemasan Sedang Kecemasan Sedang
24 60-69 Perempuan Tidak menikah Tidak Sekolah Petani 9 6 Kecemasan Sedang Kecemasan Sedang
25 70-79 Perempuan Tidak menikah Tidak Sekolah Tidak Bekerja 11 7 Kecemasan Berat Kecemasan Sedang
87
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PSYCHORELIGIUS CARE : . . . AHMAD ASYROFUL ANAM
8. Data Demografi Kelompok Kontrol
8.
No
Responden
Data Demografi GAI Total
Scroe Data Kecemasan
Usia Jenis
Kelamin
Status
Perkawinan
Tingkat
Pendidikan Pekerjaan
GAI
Pre
Test
GAI
Post
Tes
Kategori Pre Test Kategori Post Test
1 70-79 Perempuan Tidak menikah Tidak Sekolah Tidak Bekerja
9 9 Kecemasan Sedang Kecemasan Sedang
2 >=80 Perempuan Tidak menikah Tidak Sekolah Wiraswasta 7 7 Kecemasan Sedang Kecemasan Sedang
3 >=80 Perempuan Tidak menikah Tidak Sekolah Tidak Bekerja 14 14 Kecemasan Berat Kecemasan Berat
4 70-79 Perempuan Tidak menikah SMA Tidak Bekerja 3 3 Kecemasan Ringan Kecemasan Ringan
5 70-79 Perempuan Tidak menikah Tidak Sekolah Tidak Bekerja 7 7 Kecemasan Sedang Kecemasan Sedang
6 70-79 Perempuan Tidak menikah Tidak Sekolah Gelandangan 7 7 Kecemasan Sedang Kecemasan Sedang
7 >=80 Perempuan Janda/duda Tidak Sekolah Tidak Bekerja 6 6 Kecemasan Sedang Kecemasan Sedang
8 >=80 Perempuan Tidak menikah SD Tidak Bekerja 11 11 Kecemasan Berat Kecemasan Berat
9 >=80 Perempuan Janda/duda Tidak Sekolah Wiraswasta 6 6 Kecemasan Sedang Kecemasan Sedang
10 70-79 Perempuan Tidak menikah SMP Tidak Bekerja 4 4 Kecemasan Ringan Kecemasan Ringan
11 70-79 Perempuan Janda/duda Tidak Sekolah Tidak Bekerja 9 8 Kecemasan Sedang Kecemasan Sedang
12 >=80 Perempuan Tidak menikah Tidak Sekolah Pengemis 5 5 Kecemasan Ringan Kecemasan Ringan
13 70-79 Perempuan Menikah SD Gelandangan 5 5 Kecemasan Ringan Kecemasan Ringan
14 60-69 Perempuan Tidak menikah Tidak Sekolah Tidak Bekerja 3 3 Kecemasan Ringan Kecemasan Ringan
15 70-79 Perempuan Tidak menikah SMP Tidak Bekerja 8 8 Kecemasan Sedang Kecemasan Sedang
88
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PSYCHORELIGIUS CARE : . . . AHMAD ASYROFUL ANAM
16 >=80 Perempuan Janda/duda SD Tidak Bekerja 12 11 Kecemasan Berat Kecemasan Berat
17 60-69 Laki-laki Janda/duda Tidak Sekolah Wiraswasta 5 5 Kecemasan Ringan Kecemasan Ringan
18 60-69 Laki-laki Tidak menikah Tidak Sekolah Tidak Bekerja 4 4 Kecemasan Ringan Kecemasan Ringan
19 70-79 Laki-laki Janda/duda SD Tidak Bekerja 7 7 Kecemasan Sedang Kecemasan Sedang
20 >=80 Laki-laki Janda/duda SD Tidak Bekerja 9 9 Kecemasan Sedang Kecemasan Sedang
21 >=80 Laki-laki Menikah Tidak Sekolah Tidak Bekerja 7 7 Kecemasan Sedang Kecemasan Sedang
22 >=80 Laki-laki Tidak menikah Tidak Sekolah Wiraswasta 8 8 Kecemasan Sedang Kecemasan Sedang
23 >=80 Laki-laki Janda/duda SMP Tidak Bekerja 7 7 Kecemasan Sedang Kecemasan Sedang
24 70-79 Laki-laki Tidak menikah SD Pemulung 9 8 Kecemasan Sedang Kecemasan Sedang
25 70-79 Laki-laki Janda/duda SD Tidak Bekerja 11 11 Kecemasan Berat Kecemasan Berat
89
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PSYCHORELIGIUS CARE : . . . AHMAD ASYROFUL ANAM
Lampiran 7 Surat Permohonan Fasilitas Pengambilan Data di UPTD Griya Wreda
Jambangan Kota Surabaya
90
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PSYCHORELIGIUS CARE : . . . AHMAD ASYROFUL ANAM
Lampiran 8 Surat Izin Penelitian BAKESBANGPOL Kota Surabaya
91
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PSYCHORELIGIUS CARE : . . . AHMAD ASYROFUL ANAM
Lampiran 9 Surat Selesai Penelitian dari UPTD Griya Wreda Jambangan Kota
Surabaya
92
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PSYCHORELIGIUS CARE : . . . AHMAD ASYROFUL ANAM
Lampiran 10 Ethical Approval