SKRIPSI PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN

106
1 SKRIPSI PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP HASIL BELAJAR SAINS SISWA MI NURUL ISLAMIYAH CISEENG BOGOR Oleh : ASEP SURYADI NIM. 503016029879 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1430 H / 2009 M

Transcript of SKRIPSI PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN

Page 1: SKRIPSI PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN

1

SKRIPSI

PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN

KONSTRUKTIVISME TERHADAP HASIL BELAJAR SAINS

SISWA MI NURUL ISLAMIYAH CISEENG BOGOR

Oleh :

ASEP SURYADINIM. 503016029879

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA)

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1430 H / 2009 M

Page 2: SKRIPSI PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN

2

LEMBAR UJI REFERENSI

Nama : Asep SuryadiNIM : 503016029879Jurusan : Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) BiologiJudul Skipsi : Pengaruh Penggunaan Pembelajaran Dengan

Pendekatan Kontruktivisme Terhadap Hasil BelajarSains Siswa MI. Nurul Islamiyah Ciseeng

No. Judul dan Halaman Buku/ReferensiParaf Pembimbing

1 2I 1. H. Ahmad Sabri, M. Pd., Strategi Belajar Mengajar

dan Micro Teaching, (Jakarta: Quantum Teaching,2005), h.33

2. Nurhasanah, Pengaruh Pembelajaran RemedialTerhadap Hasil Belajar Biologi Siswa (UIN,Jakarta, 2005)h.1

3. Syafarudin dan Irwan Nasution, ManajemenPembelajaran, (Jakarta : Quantum Teaching, 2005),h. 101-102

4. Depag RI, Pedoman Khusus Pengetahuan AlamMadrasah Ibtidaiyah, (Jakarta: Dirjen KelembagaanAgama Islam, 2004), h. 1

5. Depag RI., Standar Kompetensi Kurikulum 2004,(Jakarta : Dirjen kelembagaan agama Islam, 2004),h. 205-206

6. M. Muttaqin, Pembelajaran IPA di SD/MI,(Bandung:IAIN Bandung,2001), h.49

II 7. Zulfiani, M.Pd,Model Pembelajaran Sains BerbasisKonstruktivisme di MI/MTs, Seminar StrategiPembelajaran Sains yang Efektif di Madrasah,(Jakarta : CEQDA UIN, 2008), h.1

8. Depag RI, Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan2006, (Jakarta : Dirjen Kelembagaan Agama Islam,

Page 3: SKRIPSI PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN

3

2006), h. 484- 485

9. Depag RI., Kurikulum 2004, Standar Kompetensi(Jakarta : Dirjen Kelembagaan Agama Islam, 2004),h. 210

10. Margaretha Sri Yuliariatiningsih, The Developmentof Interactive Teaching Model to Enhance TheGrade 3 Students Rational Thinking Scill,(Bandung : Seminar nasional MIPA, 2004), h. 4

11. M. Muttaqin, Pembelajaran IPA di SD/MI,(Bandung : IAIN Bandung, 2001), h. 53-54

12. Judy Mousley and Russel Tyttler, ConstructivismView of Learning, (Deakin University Press,1998), p.2

13. M. Muttaqin, Pembelajaran IPA di SD/MI,(Bandung : IAIN Bandung, 2001), h. 52-53

14. Didik P., Efektivitas Model Pembelajaran BiologiBerbasis Hands-on, Seminar Nasional MIPA,(JICA,2004), h. 2-3

15. M. Muttaqin, Pembelajaran IPA di SD/MI,(Bandung : IAIN Sunan Gunung Djati, 2001), h.51

16. http://www.freewebs.com/hijrahsaputra/25/03/200

17. http:///www.geocities.com/heksagon2001/pendidikankonstruktivisme/25/03/2008

18. M. Muttaqin, Pembelajaran IPA di SD/MI,(Bandung: IAIN Bandung, 2001), h.52-54

19. Ibid, h. 50-57

20. Munas Prianto Ramli, Pembelajaran Sains YangMenyenangkan Dengan Metode Konstruktivisme,(Jakarta: Metamorfosa Pendidikan JurnalPendidikan IPA, 2006), h.52-53

21. H. Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar danMicro Teaching, (Jakarta : Quantum Teaching,

Page 4: SKRIPSI PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN

4

2005), h.33-3422. Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang

Mempengaruhinya (Jakarta : Rineka Cipta, 2003),h.2

23. Drs. Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan,(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,2004), h. 231-232

24. Syafarudin Dan Irwan Nasution, ManajemenPembelajaran, (Jakarta : Quantum Teaching, 2005),h. 104

25. Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses BelajarMengajar, (Bandung : Sinar Baru Algensindo,2004), cet. Ke-4, h.45-54

26. Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan,(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,2004), h. 233-238

27. Slameto, belajar dan Faktor-faktor YangMempengaruhinya, (Jakarta : Rineka Cipta, 2003),h. 54

28. H. Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar danMicro Teaching, (Jakarta : Quantum Teaching,2005), h. 48-49

29. Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses BelajarMengajar, (Bandung : Sinar Baru Algensindo,2004), cet. Ke-4, h.42-43

III 30. Prof. Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar EvaluasiPendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), cet. Ke-4, h.70

31. Anas Sudjiono, Pengantar Evaluasi Pendidikan,(Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada, 2006), h.208

32. M. Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan TeknikEvaluasi Pengajaran, (Bandung : PT. RemajaRosdakarya, 2004) Cet.ke-12, h.119

33. Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses belajarMengajar, (Bandung : Rosdakarya, 2001), h. 137

Page 5: SKRIPSI PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN

5

34. M. Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan TeknikEvaluasi Pengajaran, (Bandung : PT. RemajaRosdakarya, 2004) Cet.ke-12, h.120

35. Prof. Dr. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian,(Jakarta : Rineka Cipta, 2002), h.275

IV 36. Dra. Margareha Sri Yuliariatiningsih, TheDevelopment Of Interactive Teaching Model ToEnhance The Grade 3 Students Rational ThinkingSkill, (Bandung : Seminar nasional MIPA, 2004),h. 9-10

37. Ibid, h. 10

Page 6: SKRIPSI PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN

6

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi berjudul : “ Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Konstruktivisme

Terhadap Hasil Belajar Sains Siswa MI. Nurul Islamiyah Ciseeng Bogor “,

diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam sidang munaqasyah pada

tanggal 22 Januari 2009 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Alam Program Studi Pendidikan Biologi.

Jakarta, Januari 2009

Panitia Ujian Munaqasyah Tanggal Tanda TanganKetua Jurusan Pend. IPA

Ir. Mahmud M. Siregar, M. Si .............................. ............................NIP. 150222933

Sekretaris Jurusan Pend. IPA

Baiq Hana Susanti, M. Sc .............................. .............................NIP. 150299475

Penguji I

Prof. Dr. Aziz Fachrurrozi, M.A ............................... ............................NIP. 150202343

Penguji II

Drs. Ahmad Sofyan, M. Pd ............................... ..............................NIP. 150231502

Mengetahui :Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Prof. Dr. Dede Rosyada, M.ANIP. 150231356

Page 7: SKRIPSI PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN

7

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi berjudul: “Pengaruh Pendekatan Pembelajaran

Konstruktivisme Terhadap Hasil Belajar Sains Siswa MI. Nurul Islamiyah

Ciseeng Bogor “, yang disusun oleh : Asep Suryadi, NIM : 503016029879,

Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam,

telah melalui bimbingan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk

diujikan pada sidang munaqasyah sesuai ketentuan yang ditetapkan fakultas.

Jakarta, Januari 2009

Yang Mengesahkan :

Pembimbing (I) Pembimbing (II)

Ir. Mahmud M. Siregar, M. Si Eny S. Rosyidatun, S. Si., M.ANIP. 150222933 NIP. 150377449

Page 8: SKRIPSI PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN

8

ABSTRACT

Asep Suryadi, The Influence Of Constructivism Teaching to The Result Of

Science Learning Activities; An experiment in Nurul Islamiyah Islamic

Elementary School at Ciseeng Bogor. Department Of Biology Education

Faculty Of Tarbiyah and Teachers Training Syarif Hidayatullah State Islamic

University Jakarta.

This research was aimed to know are the influence of constructivism teaching to

result of science learning activities . This research was established in Nurul

Islamiyah Islamic Elementary School at Ciseeng Bogor. Experiment was used as

the methodology of this research. There were 60 students who invaded to two

groups, experiment group and control group. The hypothesis testing using a "t"

test, and from the result of it calculation obtained "t" count was equal to 2,23

while t table at level of significant 5 % equal to 1,67. There by t-count was bigger

than t-table (t-count>t-table). This matter mean that Ho was refused and Ha was

accepted. Conclusion of this research is there are difference of mean the result of

science learning activities among student which was given the constructivism

teaching to result of learn science accepted or agreed. This matter indicate of

constructivism teaching is bring positive significant to the result of science

learning activities.

Key word : Constructivism Teaching, Result Of Science Learning Activities.

Page 9: SKRIPSI PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN

9

ABSTRAK

Asep Suryadi, Pengaruh Pembelajaran Pendekatan Konstruktivisme

Terhadap Hasil Belajar Sains Siswa, (sebuah eksperimen di MI. Nurul

Islamiyah Ciseeng Bogor), Jurusan Pendidikan IPA Biologi, Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh pembelajaran

pendekatan Konstruktivisme terhadap hasil belajar sains siswa. Penelitian ini

dilaksanakan di MI. Nurul Islamiyah Ciseeng Bogor dengan menggunakan

metode eksperimen. Ada sebanyak 60 orang siswa yang kemudian dibagi menjadi

dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pengujian

hipotesis menggunakan uji "t". Dari hasil perhitungan diperoleh nilai t-hitung

sebesar 2,23, sedangkan t-tabel pada taraf signifikansi 5 % sebesar 1,67. dengan

demikian t-hitung lebih besar daripada t-tabel (t-hitung > t-tabel). Hal ini berarti

Ho ditolak dan Ha diterima. Kesimpulan dari peneliian ini adalah terdapat

perbedaan antara penggunaan pendekatan Konstruktivisme dengan penggunaan

metode ceramah. Hal ini menunjukkan pembelajaran pendekatan konstruktivisme

membawa pengaruh positif terhadap hasil belajar sains siswa.

Kata kunci : Pembelajaran Pendekatan Konstruktivisme, Hasil Belajar Sains

Siswa

Page 10: SKRIPSI PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN

10

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT. Yang telah memberikan

rahmat dan karunia-Nya yang tak terhingga, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan

kepada Junjungan Alam Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa umat

manusia kepada jalan kebenaran, amien.

Dalam penyusunan skripsi ini tentunya tidak luput dari bantuan berbagai

pihak. Oleh karena itu, penulis ingim menyampaikan ucapan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Ir. Mahmud M. Siregar, M.Si., Ketua Jurusan IPA, sekaligus sebagai

Dosen Pembimbing I, yang telah dengan sabar memberikan bimbingan,

pengarahan, ilmu, dan waktunya kepada penulis.

3. Ibu Eny S. Rosyidatun, S. Si. MA., Dosen Pembimbing II, terima kasih atas

segala bimbingan, waktu, saran dan motivasinya.

4. Ibu Baiq Hana Susanti, M. Sc., Sekretaris Jurusan IPA Biologi.

5. Bapak/Ibu Dosen Jurusan IPA Biologi, yang telah dengan sabar dan ikhlas

mendidik penulis, semoga ilmu yang telah diberikan bermanfaat dan dapat

penulis amalkan, amien.

6. Pimpinan dan Staf Admnistrasi Perpustakaan UIN, Perpustakaan FITK dan

CSE, yang telah memberikan fasilitas pustakanya kepada penulis.

7. Bapak Endin, S.Ag. (Kepala Madrasah) dan para guru MI. Nurul Islamiyah,

yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengadakan

penelitian di sekolah tersebut.

8. Bapak dan Ibuku tercinta, yang tiada henti-hentinya mendo'akan,

membimbing, dan memotivasi, sehingga ananda dapat menyelesaikan skripsi

Page 11: SKRIPSI PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN

11

ini. Semoga Allah SWT. senantiasa memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya,

amien.

9. Adikku (Khotib Al Insy) yang selalu setia menemaniku dalam suka dan

duka.

10. Teman-teman mahasiswa scholarship, Nurlaila Khairani (terima kasih atas

segalanya), Ibu Ida Farida, Laelatul Robiah, dan Lita Fuadah, terima kasih

atas kekompakan dan semangatnya.

Serta semua pihak yang tidak disebutkan satu persatu, semoga Allah SWT

membalas segala kebaikan yang lebih banyak lagi, amien. Akhirnya semoga

tulisan ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, dan pembaca pada

umumnya. Mohon maaf atas segala keterbatasan dan kekurangan

Jakarta, Februari 2009

Penulis

Page 12: SKRIPSI PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN

12

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK............................................................................................... i

KATA PENGANTAR............................................................................. iii

DAFTAR ISI ........................................................................................... v

DAFTAR TABEL ................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR............................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... x

BAB I : PENDAHULUAN ........................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah............................................... 1

B. Identifikasi Masalah..................................................... 6

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ........................... 6

D. Kegunaan Penelitian .................................................... 7

BAB II : PENYUSUNAN KERANGKA TEORITIS, KERANGKA

BERPIKIR, DAN PENGAJUAN HIPOTESIS.............. 8

A. Kerangka Teoretis

Konsep Sains ............................................................... 8

B Pembelajaran Sains Melalui Pendekatan

Konstruktivisme.............................................................. 11

1. Teori-teori yang mendasari pandangan konstruktivisme... 11

2. Pengertian pembelajaran pendekatan konstruktivisme ...... 13

Page 13: SKRIPSI PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN

13

3. Model Pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran

Sains di MI/SD ........................................................... 16

a. Kelebihan Pendekatan Konstruktivisme ................ 16

b. Kebermaknaan Pendekatan Konstruktivisme........ 16

c. Prinsip Pembelajaran Pendekatan Konstruktivisme 17

d. Implikasi dalam Pembelajaran Pendekatan

Konstruktivisme.................................................... 18

e. Aplikasi Model Pembelajaran dengan Pendekatan

Konstruktivisme..................................................... 20

B. Hasil Belajar Siswa dan Faktor-faktor yang

Mempengaruhinya ....................................................... 22

1. Hakikat Belajar................................................. 22

2. Bentuk dan Tipe Hasil Belajar .......................... 24

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Siswa................................................................ 32

C. Kerangka Berpikir........................................................ 34

D. Pengajuan Hipotesis..................................................... 37

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN..................................... 38

A. Tujuan Penelitian ......................................................... 38

B. Waktu dan Tempat Penelitian ...................................... 38

C. Sampel Penelitian ........................................................ 38

D. Metode Penelitian ........................................................ 38

Page 14: SKRIPSI PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN

14

E. Variabel Penelitian....................................................... 39

F. Instrumen Penelitian .................................................... 39

G. Teknik Analisis Data.................................................... 40

BAB IV: HASIL DAN PEMBAHASAN........................................ 45

A. Deskripsi Data ............................................................. 45

1. Data Hasil Penelitian................................................. 45

2. Data Hasil Tes........................................................... 46

B. Analisis Data ............................................................... 49

1. Uji Prasyarat .......................................................... 54

2. Uji Hipotesis Penelitian.......................................... 54

C. Interpretasi Hasil Penelitian.......................................... 56

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN........................................ 57

A. Kesimpulan................................................................. 57

B. Saran........................................................................... 58

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 15: SKRIPSI PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN

15

DAFTAR TABEL

1. Langkah-langkah Pembelajaran Pendekatan Konstruktivisme...........

20

2. Kisi-kisi Instrumen Hasil Belajar sains..............................................

39

3. Distribusi Frekuensi Relatif/Persentase Hasil Belajar

Siswa (Kelas Eksperimen)..................................................................

47

4. Distribusi Frekuensi Relatif/Persentase Hasil (Kelas Kontrol)..........

48

5. Perhitungan Uji Normalitas Kelas Eksperimen..................................

50

6. Perhitungan Uji Normalitas Kelas Kontrol .......................................

51

Page 16: SKRIPSI PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN

16

DAFTAR GAMBAR

1. Bagan Proses Perubahan Struktur Kognitif Siswa .................

15

2. Bagan Kerangka Berpikir Pembelajaran Pendekatan

Konstruktivisme dengan Hasil Belajar Siswa.........................

36

3. Grafik Histogram Hasil Belajar (Kelas Eksperimen)..............

47

3. Grafik Histogram Hasil Belajar (Kelas Kontrol)...................

49

Page 17: SKRIPSI PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN

17

LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. Rencana Pembelajaran ................................................................. 65

2. Lembar Kerja Siswa Tentang Tekanan Darah.............................. 67

3. Lembar Kerja Siswa Tentang Tekanan Darah dan Aliran jantung.. 68

4. Kisi-kisi soal tes............................................................................. 69

5. Soal Tes Hasil Belajar Sains.......................................................... 70

6. Kunci Jawaban Tes Soal sains....................................................... 75

7. Tabel Hasil Uji Coba Instrumen.................................................... 76

8. Tabel Validitas Tes........................................................................ 77

9. Tabel Indeks Kesukaran Tes......................................................... 78

10. Soal Terpilih................................................................................. 79

11. tabel Daya Pembeda Tes.............................................................. 80

12. Perhitungan Reliabilitas Tes Hasil............................................... 81

13. Perhitungan Data Distribusi Frekuensi........................................ 82

14. Perhitungan Nilai Rata-rata......................................................... 84

15. Nilai Product moment................................................................. 85

16. Luas di bawah Lengkungan Kurve Normal................................ 86

17. Tabel Harga Kritik D.................................................................. 87

18. Nilai-nilai Data Distribusi t........................................................ 88

19. Nilai-nilai untuk Distribusi F..................................................... 89

Page 18: SKRIPSI PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN

18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Belajar mengajar merupakan dua konsep yang tidak bisa dipisahkan satu

sama lain, belajar menunjukkan apa yang harus dilakukan seseorang sebagai

subjek yang menerima pelajaran (sasaran didik), sedangkan mengajar

menunjukkan apa yang harus dilakukan oleh guru sebagai pengajar.1

Pendidikan sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Sistem

Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003, adalah “Usaha sadar dan terencana

untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik

secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Dalam hal

ini berarti dalam praktik usahanya pendidikan bertujuan untuk mewujudkan

suasana belajar yang aktif sehingga dapat meningkatkan potensi yang dimiliki

oleh peserta didik. Dalam rangka meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan

anak didik dapat dilakukan dengan cara memberikan bimbingan, pengajaran, dan

latihan atau pembiasaan yang diarahkan dalam rangka mengembangkan

kepribadian dan kemampuan peserta didik ke tingkat kedewasaan.2

Dalam pengertian yang agak luas, pendidikan dapat diartikan sebagai

sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh

pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku sesuai dengan kebutuhan.

Jadi pendidikan merupakan usaha sadar yang mengarah kepada tujuan yang

hendak dicapai. Tujuan pendidikan merupakan target atau sasaran yang akan

dicapai dalam setiap kegiatan pendidikan. Perumusan tujuan pendidikan harus

1 H. Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar dan Micro Teaching, (Jakarta: QuantumTeaching, 2005)h.33

2 Nurhasanah, Pengaruh Model Pembelajaran Remedial Terhadap Hasil Belajar BiologiSiswa, (UIN Jakarta, 2005 ) h. 1

Page 19: SKRIPSI PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN

19

diarahkan kepada dasar pendidikan yang ada. Dasar Pendidikan Nasional negara

kita adalah Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Tujuan Pendidikan Nasional tertuang dalam Undang-Undang Tentang

Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003, yang berbunyi :

“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan danmembentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalamrangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untukberkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yangberiman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yangdemokratis serta bertanggung jawab.3

Kebijakan pemerintah menggunakan kurikulum berbasis kompetensi

didasarkan pada Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintah

Daerah, UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dan PP

Nomor 25 tahun 2000 tentang Kewenangan Pusat dan Daerah Otonom. Pada PP

ini, dalam bidang Pendidikan dan Kebudayaan, dinyatakan bahwa kewenangan

pusat adalah dalam hal penetapan standar kompetensi peserta didik warga belajar

serta pengaturan kurikulum nasional dan penilaian hasil belajar secara nasional

serta pedoman pelaksanaannya, dan penetapan standar materi pokok. Berdasarkan

hal itu disusunlah standar nasional untuk seluruh mata pelajaran di Madrasah

Ibtidaiyah, yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok,

dan indikator pencapaian.4

Pendidikan dasar sebagaimana tercantum dalam Tujuan Pendidikan

Nasional, dinyatakan bahwa Pendidikan dasar merupakan pendidikan yang

berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain

yang sederajat serta Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah

Tsanawiyah (MTs) atau bentuk lain yang sederajat, lebih menekankan pada

kemampuan siswa untuk menguasai dasar-dasar ilmu pengetahuan dan teknologi

yang disesuaikan dengan kebutuhan lingkungan.

3 Syafarudin dan Irwan Nasution, Manajemen Pembelajaran, (Jakarta: QuantumTeaching, 2005), h.101-102

4 Depag RI, Pedoman Khusus Pengetahuan Alam Madrasah Ibtidaiyah, (Jakarta: DirjenKelembagaan Agama Islam,2004), h.1

Page 20: SKRIPSI PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN

20

Pengetahuan Alam merupakan cara mencari tahu tentang alam secara

sistematis untuk menguasai pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-

prinsip, proses penemuan, dan memiliki sikap ilmiah. Pendidikan Alam di

Sekolah Dasar atau Madrasah Ibtidaiyah bermanfaat bagi peserta didik untuk

mempelajari diri sendiri dan alam sekitar.

Pendidikan Pengetahuan Alam menekankan pada pemberian

pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar peserta didik

mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan Alam

diarahkan untuk “mencari tahu” dan “berbuat” sehingga dapat membantu peserta

didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.5

Dalam perkembangan pendidikan, siswa Madrasah Ibtidaiyah (MI)

mulai diperkenalkan pada pengertian dasar keilmuan, seperti hukum sebab akibat

dan cara-cara pengamatan yang obyektif dengan menggunakan alat-alat yang

dapat memperluas jangkauan panca indera mereka. Selain itu di MI

diperkenalkan pula rekayasa untuk menumbuhkan dan memupuk kreativitas

produktif dalam pendayagunaan sumber daya alam yang tersedia, dan menjadi ciri

pelajaran sains untuk dapat meningkatkan kesadaran siswa terhadap kebesaran

dan kekuasaan penciptaan-Nya.

Dari tujuan tersebut perlu diciptakan adanya sistem lingkungan

(kondisi) belajar yang lebih kondusif, dan siswa dapat berinteraksi dengan

lingkungan belajar melalui proses pembelajaran yang diatur oleh guru. Mengingat

kedudukan siswa sebagai subyek dalam pembelajaran maka inti proses

pembelajaran adalah kegiatan pembelajaran siswa dalam mencapai suatu tujuan

pengajaran. Tujuan ini penting karena merupakan pedoman untuk mengarahkan

siswa dalam belajar.

Belajar bukan menghafal dan bukan pula mengingat. Belajar adalah

suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri sesorang.

Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk

5 Depag RI, Standar Kompetensi Kurikulum 2004 (Jakarta:Dirjen kelembagaan AgamaIslam,2004)h.205-206

Page 21: SKRIPSI PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN

21

seperti berubah pemahamannya, pengetahuannya, sikap dan tingkah lakunya,

keterampilannya, dan aspek-aspek lain yang ada pada individu.

Proses belajar siswa di sekolah diatur dan direncanakan supaya tujuan

pendidikan tercapai, yaitu sejumlah perubahan dalam kognitif, psikomotor dan

afektif yang terjadi melalui pengalaman-pengalaman belajar yang direncanakan

untuk menunjang perkembangan siswa.

Dari tujuan tersebut perlu dilakukan usaha untuk meningkatkan mutu

pendidikan. Salah satu faktor yang sangat penting adalah melalui penggunaan

berbagai model pendekatan pembelajaran. Dengan berbagai macam model

pembelajaran itu diharapkan dapat memperbaiki proses pembelajaran yang

tradisional (teaching centered), yang hanya menekankan pada penyampaian

informasi dan hanya dilakukan oleh guru. Ini merupakan suatu kekeliruan besar

karena hanya mengajarkan sains hanya dengan mentransfer apa-apa yang terdapat

di dalam buku teks. Pengajaran seperti ini ternyata tidak sesuai dengan keadaan

sekarang. Untuk itu diharapkan guru tidak lagi bersifat demikian, akan tetapi

mengubah teknik pengajaran dengan berpusat pada anak didik (student centered)

yang menekankan bahwa dalam pembelajaran siswa sendirilah yang akan

membangun pengetahuannya. 6

Menurut Gilbert, Osborn, dan Fensham dalam Saptono (1977) terdapat

tiga alternatif kegiatan pembelajaran IPA yang sering terjadi. Pertama, siswa

tidak tahu sama sekali tentang sesuatu konsep sampai akhirnya pembelajaran

dilakukan guru secara informatif dengan metode ceramah. Kedua, siswa

mempunyai pengetahuan namun masih mudah dipengaruhi oleh pengetahuan

guru. Ketiga, siswa menpunyai pengetahuan yang sangat melekat dalam struktur

kognitifnya sehingga tidak mudah dipengaruhi guru. Dalam kondisi seperti ini

guru harus merancang kegiatan pembelajaran yang baik bagi siswa untuk

meningkatkan atau mengubah pengetahuan awalnya.7

6 M. Muttaqin, Pembelajaran IPA di SD/MI (Bandung : IAIN Sunan Gunung DjatiBandung, 2001), h. 49

7 M. Muttaqin, Pembelajaran IPA di SD/MI (Bandung: IAIN Sunan GunungDjati,2001),h.49

Page 22: SKRIPSI PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN

22

Adanya ketidak-selarasan antara pemahaman siswa (struktur kognitif)

dengan konsep sains yang diajarkan, merupakan masalah yang harus diperbaiki

dalam pembelajaran sains.

Permasalahan pembelajaran sains yang sering terjadi diantaranya adalah

siswa tidak tahu sama sekali tentang suatu konsep yang diajarkan, yang pada

akhirnya pembelajaran dilakukan guru secara informatif dengan metode ceramah

saja. Seorang siswa sebelum masuk ke kelas sebenarnya telah memiliki

pengetahuan yang telah ia dapatkan sebelumnya, dan kadang seorang guru tidak

memperhatikan hal ini, sehungga pengetahuan awal siswa diabaikan.

Dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran sains di SD/ MI

guna memperoleh hasil yang maksimal dan bermakna para ahli sains telah

mencoba berbagai model pembelajaran dengan berbagai pendekatan, gaar

diharapkan dapat memperbaiki proses pembelajaran sains yang masih bersifat

tradisional menjadi pembelajaran yang bersifat interaktif. Karena selama ini

seorang guru telah melakukan suatu kekeliruan besar dalam mengajarkan sains

hanya mentransfer apa-apa yang terdapat dalam buku teks. Pengajaran seperti ini

tentunya sudah tidak relevan dengan keadaan sekarang, untuk itu diharapkan

seorang guru harus mengubah teknik mengajarnya dengan cara menekankan

kepada siswa untuk melakukan proses pembelajaran dengan cara mengkonstruk

pengetahuannya.

Bertolak dari uraian di atas, maka dalam merancang kegiatan

pembelajaran sains sebaiknya guru memperhatikan pengetahuan awal siswanya

tentang konsep sains. Salah satu model pembelajaran yang bertolak dari

pengetahuan awal siswa adalah pembelajaran dengan pendekatan konstruktivisme.

Realita yang terjadi dalam konsep pembelajaran masih ada guru sains yang

mengajarkan ilmu sains dengan menerangkan dan menyuruh siswa membaca dan

menghafal. Semua pengetahuan diperlakukan sama seperti mengajarkan

Pengetahuan Sosial, padahal pengetahuan sains harus dimulai dan dibangun oleh

siswa secara langsung, tidak bisa ditransfer dari orang lain (termasuk guru).

Salah satu cara untuk meningkatkan keterampilan berpikir siswa adalah

melalui pembelajaran IPA yang menekankan pada pendekatan konstruktivisme.

Page 23: SKRIPSI PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN

23

Karena penerapan model ini sangat baik dalam memotivasi siswa untuk berpikir

aktif serta mengambil tanggung jawab dalam pembelajaran dirinya.

Berkembangnya keterampilan berpikir akan berdampak pada peningkatan hasil

belajar IPA (sains).

Model konstruktivisme dalam pembelajaran adalah bahwa proses

belajar mengajar siswa sendiri yang aktif secara mental membangun

pengetahuannya yang dilandasi oleh struktur kognitif yang telah dimilikinya.

Guru lebih berperan sebagai fasilitator dan mediator pembelajaran. Penekanan

tentang belajar dan mengajar lebih berfokus pada suksesnya siswa mengorganisasi

pengalaman mereka.

Bertitik tolak pada uraian di atas maka dalam penelitian ini akan dikaji

lebih lanjut tentang berbagai faktor yang berhubungan dengan peningkatan

keterampilan berpikir rasional siswa melalui variasi pembelajaran yang lebih

menekankan pada pengalaman siswa sebelum siswa diajak dalam kegiatan belajar

mengajar, yang dalam penelitian ini akan dilakukan penelitian lebih lanjut

mengenai ‘Pengaruh Pembelajaran Dengan Pendekatan Konstruktivisme

Terhadap Hasil Belajar Sains Siswa MI. Nurul Islamiyah Ciseeng”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan pernyataan pada latar belakang masalah, maka dapat

diidentifikasi beberapa masalah yaitu :

1. Bagaimana guru sains menggunakan metode dalam melakukan kegiatan

pembelajaran di sekolah ?

2. Faktor-faktor apa saja yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada

bidang studi sains ?

3. Bagaimana hasil belajar sains yang dilakukan dengan menggunakan

pembelajaran dengan pendekatan konstruktivisme ?

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Page 24: SKRIPSI PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN

24

1. Pembatasan Masalah

Dari sekian banyak masalah yang terkait dengan hasil belajar

siswa, dalam penelitian ini hanya dibatasi pada: pengaruh pembelajaran

pendekatan konstruktivisme terhadap hasil belajar sains siswa MI. Nurul

Islamiyah, Ciseeng Bogor.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, untuk merumuskan

permasalahannya, yaitu “Bagaimanakah penagruh pembelajaran

pendekatan konstruktivisme terhadap hasil belajar sains siswa MI. Nurul

Islamiyah Ciseeng Bogor?”

D. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan berguna :

1. Bagi penulis khususnya, dan umumnya bagi guru sains untuk

meningkatkan profesionalisme dalam meningkatkan kualitas

pembelajaran sains.

2. Untuk mengetahui pengaruh pembelajaran pendekatan konstruktivisme

tehadap hasil belajar sains..

3. Bagi kepala sekolah dan pengawas diharapkan agar dapat memberikan

pembinaan kepada guru-guru sains dalam mengembangkan pembelajaran

sains di sekolah.

Page 25: SKRIPSI PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN

25

BAB II

PENYUSUNAN KERANGKA TEORETIS

KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Kerangka Teoretis

Konsep Sains

Ilmu Pengetahuan Alam (sains) adalah ilmu yang berhubungan dengan

mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga sains bukan hanya

penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau

prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Oleh

karenanya pendekatan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik

untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan

lebih lanjut dalam menerapkannya sehari-hari.8

Sebagaimana tercantum dalam Kurikulum 2006, Ilmu Pengetahuan Alam

atau sains diartikan sebagai cara untuk mencari tahu tentang alam secara

sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan, fakta-

fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan proses

penemuan. Pendidikan Pengetahuan Alam di tingkat Madrasah Ibtidaiyah/Sekolah

Dasar diharapkan ada penekanan Salingtemas (sains, lingkungan, teknologi, dan

masyarakat) yang diarahkan pada pengalaman belajar untuk merancang dan

membuat suatu karya melalui penerapan konsep IPA dan kompetensi bekerja

ilmiah secara bijaksana.9

Mata pelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inquiri ilmiah

(scientific inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja, dan

bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan

hidup. Oleh karena itu pembelajaran IPA di SD/MI menekankan pada pengalaman

8Zulfiani, “Model Pembelajaran Berbasis Konstruktivisme di MI/MTs”, (Seminar:strategiPembelajaran Sains yang Efektif di Madrasah:CEQDA UIN Jakarta)h.1

9Depag RI, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006, (Jakarta:Direktorat JenderalKelembagaan Islam, 2006), h. 484. 8

Page 26: SKRIPSI PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN

26

langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap

ilmiah.

Mata pelajaran Pengetahuan Alam di Madrasah Ibtidaiyah (MI) bertujuan

agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :

1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa,

berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya.

2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang

bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya

hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan

masyarakat.

4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,

memecahkan masalah, dan membuat keputusan.

5. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga,

dan melestarikan lingkungan alam.

6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya

sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

7. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan proses IPA sebagai

dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs. :10

Konsep-konsep sains maupun proses-proses sains mempunyai kedudukan

penting dalam pelajaran, khususnya siswa-siswi di negara maju. Siswa perlu

mengetahui konsep-konsep Sains agar pengetahuan yang dimiliki lebih luas.

Konsep-konsep sains dapat diperoleh siswa melalui informasi-informasi

yang diberikan oleh guru. Namun demikian, konsep-konsep sains itu juga dapat

diperoleh siswa melalui proses sains yang dikembangkan dalam pembelajaran

pendekatan konstruktivisme yang dilakukan melalui demonstrasi, di samping

melalui eksperimen. Kegiatan siswa dalam pendekatan konstruktivisme dapat

disusun dalam melakukan konsep-konsep sains.

Sains adalah kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematik

dimana dalam penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam.

10 Ibid, h. 484- 485

Page 27: SKRIPSI PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN

27

Perkembangan sains tidak hanya ditunjukkan oleh kumpulan fakta (produk) saja,

tetapi juga timbulnya metode ilmiah dan sikap ilmiah.

Metode pengamatan ilmiah menekankan pada hakikat sains yang dinamis

selama manusia dapat melanjutkan untuk melakukan pengamatan (observasi).

Dan penerapan metode ilmiah sains merupakan pengetahuan yang dinamis dan

berkembang, tidak statis, baik dalam prinsip maupun dalam praktik.

Kondisi yang memungkinkan membawa siswa untuk menuju ke

penguasaan terhadap pengertian struktur sains adalah dengan metode

pembelajaran konstruktivisme yang dapat dilakukan di Madrasah Ibtidaiyah.

Nilai kebenaran sains bersifat relatif dan terbuka. Hukum-hukum sains

dapat diperiksa oleh siapapun. Oleh karena itu dalam melakukan metode ilmiah

harus bersifat obyektif, jujur, dan terbuka.

Hakikat sains mencakup dua aspek yaitu sains sebagai konsep (produk),

dan sains sebagai keterampilan proses (proses). Selain mampu menerapkan kedua

aspek tersebut, harus memiliki sikap dan nilai-nilai sains. Pemberian pengalaman

belajar secara langsung sangat ditekankan melalui pengembangan keterampilan

proses dan sikap ilmiah dengan tujuan untuk memahami konsep-konsep dan

memecahkan masalah. Keterampilan proses yang digunakan dalam pengetahuan

alam adalah : (1) Mengamati, (2) Menggolongkan, (3) Mengukur, (4)

Menggunakan alat, (5) Mengkomunikasikan hasil melalui berbagai bentuk seperti

lisan, tulisan, dan diagram, (6) Menafsirkan, (7) Memprediksi, dan (8) Melakukan

percobaan. 11

Dengan dikembangkannya keterampilan proses pada pendidikan sains,

berarti bahwa proses belajar lebih ditekankan pada keterampilan intelektual dari

pada materi pelajaran, karena materi pelajaran selalu dikaitkan dengan

keterampilan proses, maka keterampilan proses merupakan sejumlah keterampilan

yang memungkinkan siswa memproses lebih lanjut dalam mempelajari sains.

Karena siswa akan lebih berhasil bila proses belajar itu merupakan pengalaman

yang menyenangkan bagi siswa dan dengan belajar diharapkan siswa dapat

11 Kurikulum 2004, Standar Kompetensi, ( Jakarta :Depag RI Direktorat JenderalKelembagaan Islam, 2004), h.210

Page 28: SKRIPSI PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN

28

mengembangkan cara berpikirnya, sehingga siswa dapat memecahkan masalah

yang baru berdasarkan konsep yang sudah ada.

Carin & Sund (1993) seperti dikutip dalam Zulfiani, mendefinisikan

sebagai “Pengetahuan yang sistematis dan tersusun secara teratur, berlaku umum

(universal), dan merupakan kumpulan data hasil observasi dan eksperimen”.

Berdasarkan pernyataan tersebut jadi dapat disimpulkan bahwa hakikat sains

meliputi empat unsur utama, yaitu : 12 (1) sikap, (2) proses, (3) produk, dan (4)

aplikasi, sains sebagai sikap ialah rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam,

makhluk hidup, serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru

yang dapat dipecahkan melalui prosedur yang benar, serta bersifat open ended ;

hakikat IPA sebagai proses dan produk yang diwujudkan dalam bentuk prosedur

pemecahan masalah melalui metode ilmiah yang menghasilkan produk yang

berupa fakta, prinsip, teori dan hukum. Penerapan metode ilmiah dan konsep IPA

dalam kehidupan sehari-hari merupakan perwujudan aplikasi dari hakikat IPA.

B. Pembelajaran Sains Melalui Pendekatan Konstruktivisme

1. Teori-teori yang mendasari pandangan konstruktivisme

Pada dasarnya sebelum memperoleh pelajaran IPA, siswa telah

mempunyai gagasan tentang peristiwa-peristiwa ilmiah yang terbentuk

melalui proses belajar informal dalam memahami pengalaman sehari-hari

(Tytler, 1998:1) seperti dikutip dalam Margaretha, ketika sedang berinteraksi

dengan lingkungannya. Hal ini sangat dipengaruhi oleh kemampuan bahasa,

kebudayaan, pengetahuan intuitif, keadaan fisik, lingkungan, orang tua,

teman sebaya atau orang lain.13

12 Zulfiani, Model Pembelajaran Sains Berbasis Konstruktivisme di MI/MTs,(SeminarStrategi Pembelajaran Sains yang Efektif Di Madrasah:CEQD, UIN Jakarta)h.1

13 Margaretha Sri Yuliariatingsih, The Development Of Interactive Teaching Model ToEnhance The Grade 3 Students Rational Thinking Skills, (Bandung : Seminar Nasional MIPA,2004), h. 4

Page 29: SKRIPSI PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN

29

Berikut ini adalah beberapa teori yang mendasari perkembangan

tentang pembelajaran pendekatan konstruktivisme.14

Teori Piaget

Berdasarkan penelitiannya tentang bagaimana anak -anak

memperoleh pengetahuan Piaget sampai pada kesimpulannya bahwa

pengetahuan itu dibangun dalam pikiran anak sambil anak (yang belajar)

mengatur pengalaman-pengalamannya yang terdiri atas struktur-struktur

mental atau skema yang sudah ada padanya. Dengan kata lain anak-anak

akan siap untuk mengembangkan konsep tertentu hanya bila anak telah

memiliki struktur kognitif (skemata) yang menjadi prasyaratnya.

Teori David Ausubel

Menurut Ausubel faktor yang paling penting yang mempengaruhi

belajar siswa adalah apa yang telah diketahui siswa atau konsep

awal siswa. Hal ini mengandung pengertian bahwa, agar terjadi

pembelajaran yang bermakna, konsep baru atau informasi baru harus

dikaitkan dengan konsep yang sudah ada dalam struktur kognitifnya.

Teori Harlen

Seorang memiliki pengetahuan pribadi yang merupakan pemahaman

sendiri tentang keadaan di sekitar. Pengetahuan ini dapat bersifat ilmiah

yaitu dapat tahan uji terhadap kenyataan dan sebagian bersifat sehari-hari. Di

samping itu, ada pula pengetahuan umum yang dimiliki masyarakat.

Pengetahuan inipun dapat bersifat ilmiah dan sebagian bersifat sehari-hari.

Teori Vigotsky

Menurut Vigotsky, pada saat anak memasuki ruang kelas,

anak telah membawa konsep awal yang diperoleh dari kehidupannya

sehari-hari. Gagasan atau konsep awal tersebut perlu disadari oleh

pendidik dalam kegiatan pembelajaran agar proses pembelajaran

bukanlah sekedar pemindahan gagasan guru kepada anak/siswa,

melainkan sebagai proses untuk mengubah gagasan-gagasan yang ada

14 M. Muttaqin, Pendidikan IPA di SD/MI, Program Kerjasama Peningkatan PendidikanDasar, (Bandung : Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Gunung Djati, 2001), h.53-54

Page 30: SKRIPSI PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN

30

melalui pengalaman di kelas. Dengan kata lain, dasar pemikiran para

konstruktivis ialah bahwa pengajaran efektif menghendaki guru agar

mengetahui bagaimana para siswa memandang fenomena yang

menjadi subyek pengajaran atau bagaimana gagasan anak mengenai

topik yang akan dibahas sebelum pelajaran tentang topik itu dimulai.

2. Pengertian Pembelajaran Pendekatan konstruktivisme

Secara umum pendekatan konstruktivisme adalah ˝Constructivism is

about what can be known and how knowledge develops. Constructivism is a

method of teaching, however constructivism has been a strong driving force

in many areas of education, and has spawned new perspective on the

processes of learning and teaching.˝15 Jadi konstruktivisme adalah tentang

apa-apa yang dapat diketahui dan bagaimana pengetahuan berkembang dan

konstruktivisme juga adalah sebagai perspektif baru dalam proses belajar

mengajar.

Berdasarkan pandangan tersebut, dapat disimpulkan bahwa dalam

kegiatan belajar mengajar pada model konstruktivisme siswa sendiri yang

aktif secara mental membangun pengetahuannya, yang dilandasi oleh

struktur kognitif yang telah dimilikinya. Guru lebih bersifat sebagai

fasilitator dan mediator pembelajaran. Penekanan dalam belajar mengajar

lebih berfokus pada suksesnya siswa dalam memahami atas apa yang

dilakukan.

Secara lebih rinci dapat dikemukakan dalam kegiatan

belajar mengajar yang mengacu pada model konstruktivisme, seorang guru

harus memperlihatkan hal-hal sebagai berikut:16

1. Mengakui adanya konsepsi awal siswa yang dimiliki siswa melalui

pengalamannya.

2. Menekankan pada kemampuan minds on dan hands on.

15Judy Mousley and Russel Tyttler, Constructivism Views Of Learning,(DeakinUniversity ,1998) p. 2

16M. Muttaqin, Pembelajaran IPA di SD/MI, (Bandung : IAIN Sunan Gunung Djati,2001), h. 52-53

Page 31: SKRIPSI PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN

31

Minds on adalah keterampilan berpikir siswa, sedangkan hands on

menurut Haury dan Rillero (dalam Didik) adalah segala aktivitas yang

dilakukan siswa untuk menangani, memanipulasi atau mengobservasi

proses-proses sains.17

3. Mengakui bahwa dalam proses belajar mengajar terjadi perubahan

konseptual.

4. Mengetahui bahwa pengetahuan tidak dapat diperoleh secara pasif.

5. Mengutamakan terjadinya interaksi sosial.

Pembelajaran dengan pendekatan konstruktivisme adalah model

pembelajaran yang memandang belajar sebagai pengaturan diri sendiri (self

regulation) yang dilakukan seseorang dalam mengatasi konflik kognitif.

Konflik kognitif timbul pada saat terjadi ketidak selarasan (disequilibration)

antara informasi yang diterima siswa dengan struktur kognitif yang

dimilikinya. Adapun pengaturan sendiri adalah proses internal untuk

mencapai keselarasan (equilibration) yang dilakukan melalui dua fungsi

yakni organisasi dan adaptasi.

Konflik kognitif tersebut terjadi antara konsepsi awal yang telah

dimiliki siswa dengan fenomena baru yang tidak dapat diintegrasikan begitu

saja, sehingga diperlukan perubahan atau modifikasi struktur kognitif

(skemata) untuk mencapai keseimbangan. Peristiwa ini terjadi secara

berkelanjutan selama siswa menerima pengetahuan baru. Terjadinya proses

struktur kognitif dapat dilukiskan dalam bentuk diagram di bawah ini :18

17 Didik P., Efektivitas Model Pembelajaran Biologi Berbasis Hands on, Seminarnasional Pendidikan MIPA, JICA, 2004, h. 2-3

18 M. Muttaqin, “Pendidikan IPA di SD/MI”, (IAIN SGD, Bandung,2001),h. 51

SKEMATA

Dibandingkan dengan konsepsi awal

Cocok

Hal BaruHasil Interaksi dengan lingkungannya

(dalam pembelajaran)

Page 32: SKRIPSI PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN

32

Bagan 1. Proses Perubahan Strukur Kognitif Siswa

2. Model Pembelajaran Dengan Pendekatan Konstruktivisme Dalam

Pembelajaran Sains di MI

a. Kelebihan Pendekatan Konstruktivisme

Ada beberapa kelebihan pendekatan konstruktivisme dalam

pelaksanaan pembelajaran, di antaranya adalah :19

1. Kelebihan dalam belajar-mengajar. Pendekatan konstruktivismememandang bahwa pengetahuan adalah non objektif, bersifattemporer (selalu berubah-ubah). Belajar konstruktivisme adalahmenyusun pengetahuan dari pengalaman nyata (konkrit). Sedangkanmengajar adalah menciptakan lingkungan agar siswa termotivasidalam menggali cara berpikir rasional.

19 http://www. freeewebs.com./hijrahsaputra, 25/03/08

Tidak Cocok

Ketidak Seimbangan Akomodasi

Jalan Buntu( Tak Mengerti )

Cocok

Mencapai

Keseimbangan

Mengerti Asimilasi

Page 33: SKRIPSI PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN

33

2. Kelebihan dalam tujuan pembelajaran. Pada pembelajaran pendekatankonstruktivisme tujuan pembelajaran ditentukan pada belajar tentangbagaimana belajar sesungguhnya.

3. Kelebihan dalam strategi pembelajaran. Penyajian isi materipembelajaran pendekatan konstruktivisme menekankan padapengetahuan secara bermakna mulai dari urutan yang umum keurutan yang spesifik (bagian-bagian). Pembelajaran lebih banyakdiarahkan untuk melayani pertanyaan-pertanyaan dan pemahamansiswa. Aktivitas belajar lebih banyak didasarkan pada data pentingdan bahan manipulatif dengan penekanan pada keterampilan proses.

4. Kelebihan dalam evaluasi. Evaluasi menekankan pada penyusunanmakna secara aktif yang melibatkan keterampilan terintegrasi, denganmenggunakan masalah dalam konteks nyata. Evaluasi juga menggaliberpikir secara divergen, pemecahan ganda, bukan hanya jawabanbenar, dan evaluasi juga merupakan bagian utuh dari belajar dengancara memberikan tugas-tugas yang menuntut aktivitas belajarbermakna serta menerapkan apa yang dipelajari dalam konteks nyata.

b. Kebermaknaan Pendekatan Konstruktivisme

Ada beberapa kebermaknaan pendekatan konstruktivisme yakni

sebagai berikut :20

1. Siswa memiliki peluang dalam mengemukakan pendapat merekaterhadap suatu konsep.

2. Siswa dapat menyamakan persepsi/pandangan mereka satu sama lain.3. Siswa dapat menghormati semua pendapat teman-temannya.4. Semua pendapat siswa dapat diterima.5. Siswa dapat mengaplikasikan ide baru mereka ke dalam konteks yang

berbeda.6. Siswa dapat mengemukakan hipotesisnya.7. Siswa dapat berinteraksi dengan siswa lain dan juga dengan guru.8. Pembelajaran berpusat kepada siswa.9. Guru lebih bersifat sebagai fasilitator dalam pembelajaran.10. Guru hanya mengarahkan dan siswa yang mencari jawaban.

c. Prinsip Pembelajaran Pendekatan Konstruktivisme

Dalam melaksanakan proses belajar mengajar sains dengan

pendekatan konstruktivisme perlu diperhatikan prinsip-prinsip

sebagai berikut :

20 http;//www.geocities.com/heksagon2001/pendekatan konstruktivisme

Page 34: SKRIPSI PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN

34

1. Sisipkanlah benda - benda nyata untuk digunakan para siswa.

Ada dua alasan prinsip ini, yaitu memperoleh pengetahuan fisik

melalui pengamatan pada benda dan melihat reaksi benda-benda

tersebut, dan pengembangan pengetahuan logika matematika, di

mana anak menghubungkan perubahan- perubahan dalam

perbuatannya dan perubahan-perubahan terhadap benda-benda.

2. Empat pendekatan mengenai berbuat terhadap benda-benda

pilihlah yang sesuai dengan tingkat perkembangan anak :

a. Berbuat terhadap benda-benda untuk menghasilkan bagaimana

benda- benda itu dapat bereaksi.

b. Berbuat terhadap benda – benda untuk menghasilkan efek-efek

yang diinginkan.

c. Menjadi sadar bagaimana sesorang menghasilkan efek-efek yang

yang diinginkan.

d. Menjelaskan.

3. Perkenalkanlah kegiatan yang layak dan menarik dan

berilah para siswa kebebasan untuk menolak saran-saran guru.

4. Tekankan penciptaan pertanyaan-pertanyaan dan masalah-masalah

beserta pemecahannya.

5. Anjurkan siswa untuk saling berinteraksi:

a. Menurut Piaget, pertukaran gagasan tidak dapat dihindari

untuk perkembangan penalaran, juga para siswa hendaknya

dianjurkan untuk mempunyai pendapat sendiri (walaupun mungkin

“salah”), mengemukakannya, mempertahankannya, dan

bertanggung jawab.

b. Guru membangkitkan interaksi dengan meminta seluruh

kelas untuk membandingkan berbagai masalah-masalah

pengamatan dan interpretasi.

6. Hindari istilah-istilah teknis dan tekankan berpikir.

7. Anjurkan para siswa untuk berpikir dengan cara mereka sendiri.

Page 35: SKRIPSI PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN

35

8. Perkenalkan ulang (reintroduce) materi dan kegiatan yang

sama setelah beberapa tahun.21

d. Implikasi Dalam Pembelajaran Pendekatan Konstruktivisme

Kajian epistemologis dari psikologi tentang bagaimana hakikat

seorang siswa dalam memperoleh pengetahuan terus berlangsung hingga

sekarang. Salah satunya adalah kajian terhadap pembelajaran pendekatan

konstruktivisme yang sangat kontributif terhadap pembelajaran sains yang

diharapkan (Dahar, 1991:160).22

Implikasi pembelajaran pendekatan konstruktivisme dalam

pembelajaran sains meliputi empat tahap, di mana langkah-langkah yang

harus dikerjakan adalah :

1. Apersepsi (mengungkapkan konsepsi awal siswa dan membangkitkan

motivasi siswa).

Pada tahap ini siswa didorong agar mampu mengemukakan

pengetahuan awalnya tentang konsep yang akan dibahas. Bila perlu

guru memancing siswa dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan

problematis tentang fenomena yang sering ditemui dalam kehidupan

sehari-hari dengan mengaitkan konsep yang akan dibahas. Siswa

diberi kesempatan untuk mengilustrasikan pemahamannya tentang

konsep itu.

2. Eksplorasi.

Pada tahap ini, siswa diberi kesempatan untuk menyelediki dan

menemukan konsep melalui pengumpulan, pengorganisasian, dan

penginterpretasian data dalam suatu kegiatan dan diskusi. Hasil

temuan kemudian secara kelompok didiskusikan kembali dengan

kelompok lain secara keseluruhan. Tahap ini siswa akan menemui

rasa ingin tahu tentang fenomena alam di sekelilingnya.

21 opcit, h. 52 -5422 M. Muttaqin, Pembelajaran IPA di SD/MI, (Bandung: IAIN SGD Bandung, 2001), h.

52-54

Page 36: SKRIPSI PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN

36

3. Diskusi dan Penjelasan Kelompok.

Tahap ketiga ini, siswa diberikan penjelasan dan solusi yang

didasarkan pada hasil observasinya ditambah dengan penguatan guru,

maka dengan demikian siswa akan membangun pemahamannya yang

sedang dipelajarinya. Hal ini menjadikan siswa tidak ragu-ragu lagi

tentang konsepsinya.

4. Pengembangan dan aplikasi.

Pada tahap ini, guru berusaha menciptakan iklim pembelajaran yang

memungkinkan siswa dapat mengaplikasikan pemahaman

konseptualnya, baik melalui kegiatan atau pemunculan dan

pemecahan masalah-masalah yang berkaitan dengan isu-isu di

lingkungannya.

e. Aplikasi Model Pembelajaran Dengan Pendekatan Konstruktivisme

Untuk mengaplikasikan pembelajaran dengan pendekatan

konstruktivisme dalam kelas, guru diharapkan mampu memahami dan

melaksanakan langkah-langkah dalam pembelajaran dengan pendekatan

konstruktivisme, Alters (2004).23 Seperti dikutip dalam Munas.

Memberikan ilustrasi tentang langkah-langkah tersebut yaitu:

Tabel 1. Langkah-langkah Pembelajaran

Pendekatan Konstruktivisme

No. Langkah/tahap-tahappembelajaran

Uraian Kegiatan

1. Menarik Perhatian Dalam tahapan ini, guru

memberikan pengertian singkat

tentang sebuah fenomena dan

23 Munas Prianto ramli, “Pembelajaran Sains Menyenangkan dengan MetodeKonstruktivisme”,(Jurnal Pendidikan IPA, 2006) , h. 52- 53

Page 37: SKRIPSI PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN

37

menanyakan pengalaman anak

tentang fenomena tersebut.

2. Prediksi Pribadi Pada tahapan ini, siswa diberi

kesempatan untuk membuat

prediksi tentang percobaan yang

akan dilakukan

3. Prediksi Kelompok Guru mengajak anak untuk

membuat kelompok kecil dan

berdiskusi untuk membuat prediksi

kelompok. Kemudian masing-

masing kelompok diharapkan

menyampaikan prediksi mereka.

Prediksi ini berupa keterangan atau

gambar dan bisa ditulis di papan

tulis (jika memungkinkan).

4. Percobaan Ini adalah salah satu bagian

terpenting, karena bagian ini anak

akan melakukan sendiri percobaan

mereka. Mereka akan melakukan

percobaan untuk menguji hipotesa

mereka, dan mengobservasi apakah

prediksi mereka akurat atau tidak.

5. Diskusi Kelompok Setelah melakukan percobaan, anak

didik diajak untuk berdiskusi dalam

kelompok mengenai hasil

percobaan mereka. Mereka

berdiskusi apakah prediksi mereka

akurat atau tidak.

6. Laporan Kelompok Masing-masing kelompok

menyampaikan hasil diskusi

Page 38: SKRIPSI PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN

38

kelompok mereka, dan bermacam

alasan untuk mendukung hipotesa

dan konsep mereka.

7. Penjelasan Pada tahapan ini, guru

menyampaikan penjelasan singkat

tentang teori dan konsep yang

mendasari percobaan serta juga

mengkoreksi sekiranya terdapat

kesalah-pahaman siswa.

8. Aplikasi Pada tahap ini, guru mengajak

siswa untuk berpikir tentang apa

yang bisa mereka lakukan untuk

mengembangkan percobaan yang

tadi dikerjakan atau menjelaskan

fakta lain mengenai percobaan

yang mereka lakukan.

C. Hasil Belajar Siswa dan faktor-faktor yang Mempengaruhinya

1. Hakikat belajar

Belajar merupakan hal yang kompleks, karena definisi atau

pandangan seseorang tergantung pada teori yang dianutnya. Belajar

merupakan unsur yang sangat penting dalam setiap jenjang pendidikan.

Berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan pendidikan tergantung pada proses

belajar yang dialami siswa baik ketika berada di sekolah maupun di luar

lingkungan sekolah.

Oleh sebab itu, belajar adalah proses yang aktif. Belajar adalah

proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar

adalah proses yang diarahkan kepada tujuan, proses berbuat melalui berbagai

Page 39: SKRIPSI PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN

39

pengalaman. Belajar adalah proses melihat, mengamati, memahami sesuatu.

Apabila kita berbicara tentang belajar maka kita berbicara tentang bagaimana

mengubah tingkah laku seseorang.

Oleh karena itu belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan

adanya perubahan pada diri seseorang. Inilah yang merupakan sebagai inti

proses pembelajaran. Perubahan tersebut bersifat intensional, positif-aktif,

dan efektif fungsional.24

1. Perubahan Intensional, yaitu perubahan yang terjadi karena pengalaman

atau praktek yang dilakukan, proses belajar mengajar dengan sengaja dan

disadari buka terjadi secara kebetulan.

2. Perubahan yang bersifat positif-aktif. Perubahan ini bersifat positif yaitu

perubahan yang bermanfaat sesuai dengan harapan pelajar, di samping

menghasilkan sesuatu yang baru dan lebih baik dibanding sebelumnya,

sedangkan perubahan yang bersifat aktif yaitu perubahan yang terjadi

karena usaha yang dilakukan pelajar, bukan terjadi dengan sendirinya.

3. Perubahan yang bersifat efektif, yaitu perubahan yang memberikan

pengaruh dan manfaat bagi pelajar. Adapun yang bersifat fungsional

yaitu perubahan yang relatif tetap serta dapat diproduksi atau

dimanfaatkan setiap kali dibutuhkan.

Sebagai landasan pengertian mengenai apa yang dimaksud dengan

belajar, di bawah ini akan dikemukakan pendapat beberapa ahli :

Menurut Slameto25, bahwa belajar adalah :

“belajar adalah suatu proses yang dilakukan seseorang untukmemperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi denganlingkungannya”.

Cronbach (dalam Sumadi), menyatakan bahwa:

24 H. Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar dan Micro Teaching, (Jakarta: QuantumTeaching,2005), h.33-34

25 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta : Rineka Cipta,2003), h. 2

Page 40: SKRIPSI PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN

40

“Learning is shown by a change in behaviour as a result ofexperience”.26

Senada dengan yang dikemukakan oleh Cronbach di atas itu ialah

pendapat McGeoh (dalam Skinner, 1958:109).27

“Learning is a change in performance as a result of practice.”

Hilgard (dalam Sumadi Suryabrata), mengatakan:

“Learning is the process by which an activity originales or ischanged through training procedures wether in the laboratory orin the natural environment as distinguished from change byfactors not attributable to training .”28

Hamalik (dalam Syafarudin dan Irwan nasution), mengemukakan:

“Proses pendidikan sebagai proses untuk mengubah tingkah lakudan sikap sesuai dengan tujuan kognitif, afektif, dan psikomotormerupakan komponen yang sangat penting dalam pola sistempendidikan.”29

Definisi-definsi yang telah dikemukakan di atas memberikan

kesimpulan pokok tentang belajar, yakni sebagai berikut:

(a). Bahwa belajar itu membawa perubahan (dalam arti behavioural

changes, aktual maupun potensial)

(b). Bahwa perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkannya kecakapan

baru

(c). Bahwa perubahan itu terjadi karena usaha (dengan sengaja).

2. Bentuk dan Tipe Hasil Belajar

Dalam proses belajar-mengajar, tipe hasil belajar yang diharapkan

dapat dicapai siswa penting diketahui oleh guru, agar guru dapat

merancang/mendesain pengajaran secara tepat dan penuh arti. Setiap

26 Sumadi Suryasubrata, Psikolgi Pendidikan, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,2007), h. 231

27 Ibid.23128 Drs. Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

2004), h. 231-23229 Syafarudin dan Irwan, Manajemen Pembelajaran, (Jakarta: Quantum Teaching, 2005),

h. 104

Page 41: SKRIPSI PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN

41

proses belajar-mengajar keberhasilannya diukur dari seberapa jauh hasil

belajar yang dicapai siswa, disamping diukur dari segi prosesnya.

Artinya, seberapa jauh tipe hasil belajar dimiliki siswa. Tipe hasil belajar

harus nampak dalam tujuan pengajaran (tujuan instruksional), sebab

tujuan itulah yang akan dicapai oleh proses belajar-mengajar.

Peristiwa belajar-mengajar adalah alat untuk mencapai tujuan

pengajaran. Ada beberapa pendapat yang melihat proses belajar. Dari

semua pendapat tersebut dapat dibagi menjadi tiga sudut pandang, yakni

(a) melihat belajar sebagai proses, (b) melihat belajar sebagai hasil, (c)

melihat belajar sebagai fungsi. Ketiga cara tentang ini perlu bagi guru,

karena tugas guru adalah membina/membimbing dan mengarahkan

kegiatan belajar siswa, agar memperoleh hasil yang telah dirancang

sebelumnya. Dalam uraian ini peristiwa belajar akan dipandang dari segi

hasil.

Howard Kingsley (Sudjana, 2004) membagi tiga macam hasil

belajar, yakni (a) keterampilan dan kebiasaan, (b) pengetahuan dan

pengertian, (c) sikap dan cita-cita yang masing-masing golongan dapat

diisi dengan bahan yang ditetapkan dalam kurikulum sekolah.30

Sedangkan Gagne (Sudjana,2004) mengemukakan lima kategori

tipe hasil belajar, yakni (a) verbal information, (b) intelektual skill, (c)

cognitive strategy, (d) Attitude, dan (e) motoric skill. Sementara

Benyamin Bloom berpendapat bahwa tujuan pendidikan yang hendak

kita capai digolongkan atau dibedakan (bukan dipisahkan) menjadi tiga

bidang, yakni (a) bidang kognitif, (b) afektif, dan (c) bidang

psikomotor.31

Dalam tulisan ini, hanya akan dibahas tipe hasil belajar

menurut Gagne dan Benyamin Bloom. Sekalipun dalam sistem

pendidikan kita menganut teori yang dikemukakan oleh Benyamin

Bloom, namun ada baiknya dikemukakan pendapat Gagne sebagai bahan

30 Nana Sudjana, ”Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar” (Bandung: Sinar BaruAlgensindo, 2004) h.45.31 Ibid, h. 45-46

Page 42: SKRIPSI PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN

42

perbandingan, sekaligus dapat memperkaya pembaca, sebab pendapat

keduanya banyak persamaannya.

1. Bentuk Perbuatan Belajar

Gagne berpendapat, bahwa belajar dapat dilihat dari segi proses

dan dapat pula dilihat dari segi hasil. Dari segi proses, menurut

Gagne ada delapan tipe perbuatan belajar, yakni:32

(a) Belajar signal. Bentuk belajar ini paling sederhana yaitu

memberikan reaksi terhadap perangsang.

(b) Belajar mereaksi perangsang melalui penguatan, yaitu

memberikan reaksi yang berulang-ulang manakala terjadi

reinforcement atau penguatan.

(c) Belajar membentuk rangkaian, yaitu belajar menghubung-

hubungkan gejala/faktor yang satu dengan yang lain, sehingga

menjadi satu kesatuan (rangkaian) yang berarti.

(d) Belajar asosiasi verbal, yaitu memberikan reaksi dalam bentuk

kata-kata, bahasa, terhadap perangsang yang diterimanya.

(e) Belajar membedakan hal yang majemuk, yaitu memberikan

reaksi yang berbeda terhadap perangsang yang hampir sama

sifatnya.

(f) Belajar konsep, yaitu menempatkan objek menjadi satu

klasifikasi tertentu.

(g) Belajar kaidah atau belajar prinsip yaitu menghubung-

hubungkan beberapa konsep.

(h) Belajar memecahkan masalah, yaitu menggabungkan beberapa

kaidah atau prinsip, untuk memecahkan persoalan.

Kedelapan tipe di atas, disusun mulai dari yang sederhana

sampai kepada yang kompleks. Dengan kata lain mempunyai

hubungan hirarki. Belajar ditinjau dari proses, seperti dikemukakan di

atas memberi petunjuk bagaimana belajar itu dilakukan, atau

32 Nana Sudjana, ”Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar” (Bandung: Sinar BaruAlgensindo, 2004), h. 46-47

Page 43: SKRIPSI PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN

43

bagaimana terjadinya perbuatan belajar. Bukan pada petunjuk

mengenai hasil belajar yang harus dicapai siswa.

Sedangkan belajar yang berkenaan dengan hasil, (dalam

pengertian banyak hubungannya dengan tujuan pengajaran), Gagne

mengemukakan ada lima jenis atau lima tipe, yakni

a Belajar kemahiran intelektual (kognitif)

Dalam tipe ini termasuk belajar diskriminasi belajar konsep dan

belajar kaidah.

Belajar diskriminasi, yakni belajar kesanggupan membedakan

beberapa objek berdasarkan ciri-ciri tertentu. Untuk itu

diperlukan pengamatan yang cermat dan ciri-ciri objek tersebut

seperti bentuknya, ukuran, warna, dan lain-lain. Kemampuan

membedakan objek dipengaruhi oleh kematangan,

pertumbuhan, dan pendidikannya.

b. Belajar informasi verbal

Pada umumnya belajar, berlangsung melalui informasi verbal,

apalagi belajar di sekolah, seperti membaca, mengarang,

bercerita, mendengarkan uraian guru, kesanggupan,

menyatakan pendapat dalam bahasa lisan/tulisan,

berkomunikasi, kesanggupan memberi arti dari setiap

kata/kalimat dan lain-lain.

c. Belajar mengatur kegiatan intelektual

Tipe belajar ini menekankan aplikasi kognitif dalam

memecahkan persoalan. Ada dua aspek penting dalam tipe

belajar ini, yakni prinsip pemecahan masalah dan langkah

berpikir dalam pemecahan masalah (problem solving). Prinsip

pemecahan masalah memerlukan kemahiran intelektual seperti

belajar diskriminasi, belajar konsep dan belajar kaidah.

Kemahiran intelektual tersebut, pada gilirannya akan

membentuk satu kemampuan intelektual yang lebih tinggi,

yakni langkah-langkah berpikir dalam pemecahan masalah.

Page 44: SKRIPSI PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN

44

Dengan kata lain, kemampuan memecahkan masalah

merupakan aspek kognitif tingkat tinggi.

d. Belajar sikap

Sikap merupakan kesiapan dan kesediaan seseorang untuk

menerima atau menolak suatu objek berdasarkan penilaian

terhadap objek itu apakah berarti atau tidak bagi dirinya. Itulah

sebabnya sikap berhubungan dengan pengetahuan, dan

perasaan seseorang terhadap objek. Sikap juga dapat dipandang

sebagai kecenderungan seseorang untuk berperilaku

(predisposisi). Hasil belajar sikap nampak dalam bentuk

kemauan, minat, perhatian, perubahan perasaan, dan lain-lain.

Sikap dapat dipelajari dan dapat diubah melalui proses belajar.

e. Belajar keterampilan motorik

Belajar keterampilan motorik banyak berhubungan dengan

kesanggupan menggunakan gerakan badan, sehingga memiliki

rangkaian gerakan yang teratur, luwes, tepat, cepat, dan lancar.

Misalnya belajar melakukan eksperimen dalam IPA. Belajar

motorik memerlukan kemahiran intelektual dan sikap, sebab

dalam belajar motorik bukan semata-mata hanya gerakan

anggota badan, tetapi juga memerlukan pemahaman dan

penguasaan akan prosedur yang harus dilakukan.

2. Tipe Hasil Belajar

Tujuan pendidikan yang ingin dicapai dapat dikategorikan

menjadi tiga bidang, yakni bidang kognitif (penguasaan intelektual),

bidang afektif (berhubungan dengan sikap dan nilai), serta bidang

psikomotor (kemampuan/keterampilan bertindak/berperilaku). Ketiga

aspek ini tidak berdiri sendiri, tapi merupakan satu kesatuan yang

tidak terpisahkan, bahkan membentuk hubungan hirarki.

Berikut ini dikemukakan unsur-unsur yang terdapat dalam ketiga

aspek hasil belajar : :

1. Tipe Hasil Belajar Bidang Kognitif

Page 45: SKRIPSI PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN

45

Adapun tingkatan belajat tipe bidang kognitif, meliputi :

a. Tipe hasil belajar pengetahuan hafalan (knowledge)

Pengetahuan hafalan dimaksudkan sebagai terjemahan dari

kata ‘knowledge” dari Bloom. Cakupan dalam pengetahuan

hafalan termasuk pula pengetahuan yang sifatnya faktual, di

samping pengetahuan yang mengenai hal-hal yang perlu

diingat kembali seperti batasan, peristilahan, pasal, hukum,

bab, ayat, rumus, dan lain-lain.

b. Tipe hasil belajar pemahaman (comprehension)

Tipe hasil belajar ini lebih tinggi satu tingkat dari tipe hasil

belajar pengetahuan hafalan pemahaman memerlukan

kemampuan menangkap makna atau arti dari sesuatu konsep.

Untuk itu diperlukan hubungan atau pertautan antara konsep

dengan makna yang ada dalam konsep tersebut. Ada tiga

macam pemahaman yang berlaku umum; pertama

pemahaman terjemahan, kedua pemahaman penafsiran, dan

ketiga pemahaman ekstrapolasi (kesanggupan melihat di balik

yang tertulis, tersirat, dan tersurat).

c. Tipe hasil belajar penerapan aplikasi

Aplikasi adalah kesanggupan menerapkan dan mengabstraksi

suatu konsep, ide, rumus, hukum dalam situasi yang baru.

Misalnya, memecahkan persoalan dengan menggunakan

rumus tertentu, menerapkan suatu dalil atau hukum dalam

suatu persoalan. Dengan perkataan lain, aplikasi bukan

keterampilan motorik tapi lebih banyak keterampilan mental.

d. Tipe hasil belajar analisis

Analisis adalah kesanggupan memecah, mengurai suatu

integritas (kesatuan yang utuh) menjadi unsur-unsur atau

bagian yang mempunyai arti, atau mempunyai

tingkatan/hirarki. Analisis merupakan tipe hasil belajar yang

Page 46: SKRIPSI PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN

46

kompleks, yang memanfaatkan unsur tipe hasil belajar

sebelumnya, yakni pengetahuan, pemahaman, dan aplikasi.

e. Tipe hasil belajar sintesis

Sintesis adalah lawan analisis. Bila pada analisis tekanan pada

kesanggupan menguraikan suatu integritas menjadi bagian

yang bermakna, pada sintesis adalah kesanggupan

menyatukan unsur atau bagian menjadi satu integritas. Sudah

barang tentu sintesis memerlukan kemampuan hafalan,

pemahaman, aplikasi, dan analisis. Pada berpikir sintesis

adalah berpikir divergen sedangkan berpikir analisis adalah

berpikir konvergen.

f. Tipe hasil belajar evaluasi

Evaluasi adalah kesanggupan memberikan keputusan tentang

nilai sesuatu berdasarkan judgment yang dimilikinya, dan

kriteria yang dipakainya. Tipe hasil belajar ini dikategorikan

paling tinggi, dan terkandung semua tipe hasil belajar yang

telah dijelaskan sebelumnya.

2. Tipe Hasil Belajar Bidang Afektif

Ada beberapa tingkatan bidang afektif sebagai tujuan dan

tipe hasil belajar. Tingkatan tersebut dimulai dari tingkat yang

sederhana/dasar sampai tingkatan yang kompleks. 33

a. Receiving/attending, yakni semacam kepekaan dalam

menerima rangsangan (stimulasi) dari luar yang datang pada

diri siswa.

b. Responding atau jawaban, yakni reaksi yang diberikan

seseorang terhadap stimulasi yang datang dari luar. Dalam hal

ini termasuk ketepatan reaksi, perasaan, kepuasan dalam

menjawab stimulus tadi.

33 Nana Sudjana, ”Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar” (Bandung : Sinar BaruAlgensindo, 2004), 47-49

Page 47: SKRIPSI PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN

47

c. Valuing (penilaian), yakni berkenaan dengan nilai dan

kepercayaan terhadap gejala atau stimulus tadi. Dalam evaluasi

ini termasuk di dalamnya kesediaan menerima nilai, latar

belakang atau pengalaman untuk menerima nilai, dan

kesepakatan terhadap nilai tersebut.

d. Organisasi, yakni pengembangan nilai ke dalam suatu sistem

organisasi, termasuk menentukan hubungan satu nilai dengan

nilai yang lain dan kemantapan, dan prioritas nilai yang telah

dimilikinya.

e. Karakteristik nilai atau internalisasi nilai, yakni keterpaduan

dari semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang

mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya.

3. Tipe Hasil Belajar Bidang Psikomotorik

Hasil belajar bidang psikomotorik tampak dalam bentuk

keterampilan (skill), kemampuan bertindak individu (seseorang).

Ada 6 tingkatan keterampilan, yakni :

a. Gerakan refleks (keterampilan pada gerakan yang tidak sadar).

b. Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar.

c. Kemampuan perseptual termasuk di dalamnya membedakan

visual, membedakan auditif motorik dan lain-lain.

d. Kemampuan di bidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan,

dan ketepatan.

e. Gerakan-gerakan skill, mulai dari ketrampilan sederhana

sampai keterampilan yang kompleks.

f. Kemampuan yang berkenaan dengan non decursive komunikasi

seperti gerakan ekspresif dan interpretatif.34

3. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Hasil belajar Siswa

34 Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung : Sinar BaruAlgensindo, 2004), h.49-54

Page 48: SKRIPSI PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN

48

Hasil belajar siswa di sekolah dipengaruhi oleh beberapa faktor.

Menurut Sumadi Suryabrata, faktor-faktor tersebut dapat diuraikan

sebagai berikut :35

1. Faktor non sosial dalam belajar.

Kelompok faktor-faktor ini boleh dikatakan juga tak terbilang

jumlahnya, seperti misalnya : keadaan udara, suhu udara, cuaca,

waktu (pagi, siang, ataupun malam), tempat (letaknya,

pengedungannya), alat-alat yang dipakai untuk belajar (seperti alat

tulis–menulis dan sebagainya yang biasa kita sebut sebagai alat-alat

pelajaran.

2. Faktor-faktor sosial dalam belajar.

Yang dimaksud dengan faktor-faktor sosial di sini adalah faktor

manusia (sesama manusia), baik manusia itu ada (hadir) maupun

kehadirannya itu dapat disimpulkan, jadi tidak langsung hadir.

3. Faktor-faktor fisiologis dalam belajar.

Faktor-faktor ini masih dapat dibedakan lagi menjadi dua macam, yaitu :

(a). Tonus jasmani (latar belakang aktivitas belajar), dan

(b). Keadaan fungsi-fungsi fisiologis tertentu.

4. Faktor-faktor psikologi dalam belajar.

Faktor-faktor ini seperti misalnya sifat ingin tahu, sifat kreatif, adanya

keinginan untuk memperbaiki kegagalan dan lain sebagainya.

Selain faktor-faktor di atas, faktor-faktor yang mempengaruhi

hasil belajar banyak jenisnya tetapi dapat digolongkan menjadi dua

golongan saja, yaitu faktor intern (faktor yang ada di dalam diri siswa)

dan faktor ekstern (faktor yang ada dari luar diri siswa).36

Selain itu pula faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah

faktor lingkungan. Salah satu lingkungan belajar yang paling dominan

mempengaruhi hasil belajar di sekolah, ialah kualitas pengajaran. Yang

35 Drs. Suryabrata, Psikologi Pendidikan (Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada, 2004)h.233-238

36 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta : Rineka Cipta,2003), h.54

Page 49: SKRIPSI PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN

49

dimaksud dengan kualitas pengajaran ialah tinggi rendahnya atau efektif

atau tidaknya proses belajar-mengajar dalam mencapai tujuan pengajaran.

Oleh sebab itu hasil belajar siswa pada hakikatnya tersirat dalam tujuaan

pengajaran. Oleh sebab itu hasil belajar siswa di sekolah dipengaruhi oleh

kemampuan siswa dan kualitas pengajaran pendapat ini sejalan dengan

teori belajar di sekolah ( Theory of School Learning ) dari Bloom. Yang

mengatakan ada tiga variabel utama dalam teori belajar di sekolah, yakni

karakteristik individu, kualitas pengajaran dan hasil belajar siswa.

Sedangkan Caroll berpendapat bahwa hasil belajar siswa dipengaruhi oleh

lima faktor yakni ; (a) bakat belajar, (b) waktu yang tersedia untuk belajar,

(c) waktu yang diperlukan siswa untuk menjelaskan pelajaran, (d) kualitas

pengajaran, dan (e) kemampuan individu. Empat faktor di atas (a, b , c, dan

e) berkenaan dengan kemampuan individu, dan faktor (d) adalah faktor di

luar individu (lingkungan).37

Adanya pengaruh kualitas pengajaran, khususnya kompetensi

guru terhadap hasil belajar siswa telah ditunjukkan oleh hasil penelitian,

salah satunya penelitian dalam bidang pendidikan.

Di samping faktor guru, kualitas pengajaran dipengaruhi juga

oleh karakteristik kelas.38diantaranya adalah :

a. Besarnya kelas (class size). Artinya banyak sedikitnya jumlah siswa

yang belajar. Ukuran yang biasa digunakan ialah ratio guru dengan

siswa. Pada umumnya dipakai ratio 1: 40, artinya satu orang guru

melayani 40 orang siswa. Diduga makin besar jumlah siswa yang

harus diajar dalam satu kelas, makin rendah juga kualitas

pengajaran, demikian pula sebaliknya.

b. Suasana belajar. Suasana belajar yang demokratis memberikan

peluang mencapai hasil belajar yang optimal, dibandingkan dengan

37Ahmad Sabri, Strategi Belajar dan Micro Teaching (Jakarta : Quantum Teaching, 2005),h. 48-49

38Nana Sudjana, dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung : Sinar Baru Algensindo,2004) h. 42-43

Page 50: SKRIPSI PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN

50

suasana belajar yang kaku, disiplin yang ketat dengan otoritas ada

pada guru.

c. Fasilitas dan sumber belajar yang tersedia. Sering kita temukan

bahwa guru satu-satunya sumber belajar di kelas. Situasi ini kurang

menunjang kualitas pengajaran, sehingga hasil belajar yang dicapai

tidak optimal.

Faktor lain yang mempengaruhi kualitas pengajaran di sekolah

adalah karakteristik sekolah itu sendiri. Karakteristik sekolah berkaitan

dengan displin sekolah, perpustakaan yang ada di sekolah, letak

geografis, lingkungan sekolah,estetika dalam arti sekolah memberikan

perasaan yang nyaman, dan kepuasaan belajar, bersih dan nyaman.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada tiga unsur dalam

kualitas pengajaran yang berpengaruh terhadap hasil belajar siswa, yaitu :

kompetensi guru, karakteristik kelas, dan karakteristik sekolah.

D. Kerangka Berpikir

Dalam proses belajar mengajar banyak faktor yang mempengaruhinya,

salah satunya pembelajaran pendekatan konstruktivisme. Agar pembelajaran

bukanlah sekedar pemindahan gagasan guru kepada siswa, melainkan sebagai

proses untuk mengubah gagasan-gagasan yang ada melalui pengalaman-

pengalaman siswa baik di luar maupun di dalam kelas. Dengan kata lain dasar

pemikiran para konstruktivisme adalah pengajaran efektif menghendaki guru agar

mengetahui bagaimana para siswa memandang fenomena yang menjadi subjek

pengajaran atau bagaimana gagasan anak mengenai topik yang akan dibahas

sebelum pelajaran tentang topik itu dimulai.

Namun pembelajaran pendekatan konstruktivisme yang digunakan harus

maksimal sesuai dengan langkah-langkah yang jelas sehingga berperan terhadap

meningkatkan minat siswa, rasa ingin tahu siswa, mengembangkan berpikir

kreatif, mampu memecahkan masalah, mengembangkan intelektual siswa, serta

mampu mengembangkan aplikasinya (praktikum). Semuanya itu akan

meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa inilah yang nantinya akan

Page 51: SKRIPSI PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN

51

menjadi suatu hasil nilai yang diperoleh siswa setelah selesai mengikuti proses

pembelajaran yang diukur dengan tes.

Bertolak dari sebuah pemikiran di atas, maka dapat digambarkan dalam

bagan kerangka berpikir di bawah ini :

Mengungkapkan Konsepsi AwalMembangkitkan Motivasi

Eksplorasi

Diskusi dan Penjelasan Konsep

Pengembangan Aplikasi

Konstruktivisme

Page 52: SKRIPSI PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN

52

Bagan 2. Kerangka Berpikir Pembelajaran Pendekatan Konstruktivismedengan Hasil Belajar

Page 53: SKRIPSI PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN

53

E. Pengajuan Hipotesis

Berdasarkan kerangka teori dan kerangka berpikir di atas, maka

dalam penelitian ini dapat diajukan hipotesis sebagai berikut :

Ho = Tidak terdapat pengaruh penggunaan pendekatan

konstruktivisme terhadap hasil belajar sains siswa .

Ha = Terdapat pengaruh penggunaan pendekatan konstruktivisme

terhadap hasil belajar sains siswa.

Page 54: SKRIPSI PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN

54

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui pengaruh pembelajaran dengan pendekatan

konstruktivisme terhadap hasil belajar siswa pada bidang studi sains.

b. Untuk mengetahui efektivitas pembelajaran pendekatan konstruktivisme

pada pembelajaran sains dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

c. Untuk mengetahui usaha peningkatan hasil belajar siswa dalam proses

belajar sains.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester II Tahun Pelajaran 2006/2007.

Adapun tempat penelitian adalah MI. Nurul Islamiyah, kecamatan Ciseeng

Kabupaten Bogor.

C. Sampel Penelitian

Sampel penelitian ini adalah siswa kelas V MI. Nurul Islamiyah Ciseeng

Bogor. Siswa berjumlah 60 orang, yang terdiri dari 30 orang siswa kelas VA, dan

30 orang siswa kelas VB.

D. Metode Penelitian

Metode penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Di mana dari dua

kelas yang berjumlah 60 orang siswa dibagi menjadi kelas kontrol (tanpa

menggunakan pendekatan konstruktivisme), dan kelas eksperimen (menggunakan

pendekatan konstruktivisme). Sedangkan untuk mendapatkan angka sebagai alat

Page 55: SKRIPSI PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN

55

untuk menemukan keterangan yakni dengan menggunakan tes dalam bentuk

postes pada masing-masing kelompok.

E. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini digunakan dua variabel, yakni:

1. Variabel independent ( bebas ) adalah pembelajaran pendekatan

konstruktivisme. Variabel ini disimbolkan dengan huruf X.

2. Variabel dependent ( terikat ) adalah berupa skor hasil belajar pada mata

pelajaran sains yang terdiri dari nilai sebelum dan sesudah dilakukan

pembelajaran pendekatan konstruktivisme. Variabel ini disimbolkan dengan

Huruf Y.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi lembaran soal

(tes). Soal tes yang digunakan disusun berdasarkan ruang lingkup materi yang

disesuaikan dengan ranah kognitif yang meliputi aspek ingatan, pemahaman, dan

aplikasi siswa terhadap materi pelajaran Sauns, yakni pada pokok bahasan Sistem

Peredaran darah Manusia.

Tabel 2.

Kisi-kisi Instrumen Hasil Belajar Sains

NO.PB/SPB Jenjang Kemampuan Jumlah

C1 C2 C3

Sistem Peredaran Darah

Manusia

A. Sistem peredaran Darah

Manusia

B. Penyakit yang Mempengaruhi

1,2,3,4,5,6,7,8

23, dan 24

26 dan 27

9,10,11,

12,13,14

15,16,17

20

19

15

11

Page 56: SKRIPSI PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN

56

Alat Peredaran Darah Pada

Manusia

C. Kebiasaan Hidup Sehat 30 dan 25

18,21

dan 22

28 29 4

14 13 3 30Keterangan :

C1 = Hasil belajar kategori pengetahuan

C2 = Hasil belajar kategori pemahaman

C3 = Hasil belajar kategori aplikasi

G. Teknik Analisis Data

1. Uji Validitas Instrumen

Tes dapat dilakukan baik jika tes tersebut mengukur apa yang

hendak diukur atau tes dapat dikatakan valid atau shahih.

Pengujian validitas tes pada penelitian ini didasarkan pada

pendekatan validitas konten, yaitu instrumen tes yang dibuat

dengan disesuaikan ruang lingkup materi yang disajikan, indikator, dan

aspek yang dikembangkan yang merupakan ranah kognitif yang meliputi

aspek ingatan, pemahaman, dan aplikasi pada pokok bahasan sistem

peredaran darah manusia.

Setelah melakukan penelitian di kelas eksperimen dan kelas kontrol,

instrumen berupa tes hasil belajar pada pokok bahasan Sistem Peredaran

Darah Manusia (yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya), diberikan

kepada siswa di dua kelompok ini. Tes berupa pilihan ganda berjumlah 30

soal. Setelah dilakukan hasil uji coba validitas dan reliabilitasnya hanya 19

soal saja yang dianggap telah memenuhi validitasnya.

2. Uji Reliabilitas

Page 57: SKRIPSI PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN

57

Untuk menguji apakah instrumen yang digunakan pada

penelitian ini tetap konsisten atau tidak untuk digunakan, maka terlebih

dahulu dilakukan uji coba instrumen. Dalam melakukan perhitungan

koefisien reliabilitas dengan menggunakan rumus:39

r 11 = ( n ) ( S² - Σpq )n – 1 S²

Keterangan :

r 11 = koefisien reliabilitas instrumen

n = banyaknya item butir yang dikeluarkan dalam tes

St² = varians total

p = proporsi responden yang menjawab benar

q = propoesi responden yang menjawab salah

3. Perhitungan Analisis Butir Instrimen

Tingkat kesukaran butir soal ialah proporsi tes yang menjawab benar

terhadap butir soal tersebut. Makin besar proporsi yang menjawab benar,

berarti makin rendah kesukaran butir soal itu. Yang selanjutnya berarti

bahwa butir soal itu makin mudah. Tingkat kesukaran butir soal sangat

dipengaruhi oleh tingkat kemampuan anggota kelompok peserta tes.

Dalam penelitian ini untuk mengatur taraf kesukaran digunakan

rumus sebagai berikut:40

TK = U + L

T

Keterangan :

TK = Indeks TK atau tingkat/ taraf kesukaran yang dicari

39 Anas Sudjiono, Pengantar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,2006), h.208

40 M. Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung :PT. Remaja Rosdakarya, 2004), cet.ke-12, h. 119

Page 58: SKRIPSI PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN

58

U = Jumlah siswa yang termasuk kelompok pandai (upper

group) yang menjawab benar untuk tiap soal

L = Jumlah siswa yang termasuk kelompok kurang (lower

group) yang menjawab benar untuk tiap soal

T = Jumlah siswa dari kelompok pandai dan kelompok

kurang (jumlah upper group dan lower group)

Menurut ketentuan yang telah sering diikuti, indeks kesukaran

sering diklasifikasikan sebagai berikut :41

0,00 sampai 0,30 adalah soal kategori sukar

0,31 sampai 0,70 adalah soal kategori sedang

0,71 sampai 1,00 adalah soal kategori mudah

Sedangkan daya pembeda (DP) soal digunakan untuk mengetahui

kemampuan suatu soal dengan membedakan siswa yang pandai dengan

yang kurang pandai. Daya pembeda dapat dihitung dengan menggunakan

rumus :42

DP = U – L

½T

Keterangan :

DP = Indeks DP atau daya pembeda yang dicari

U, L, dan T = sama dengan keterangan pada rumus ‘”taraf kesukaran””

Besarnya daya pembeda memiliki kriteria sebagai berikut :

0,00 – 0,20 = termasuk kategori jelek

0,20 – 0,40 = termasuk kategori cukup

0,40 – 0,70 = termasuk kategori baik

0,70 – 1,00 = termasuk kategori baik sekali

41 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung : Rosdakarya,2001), h.137

42 M. Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung :PT. Remaja Rosdakarya, 2004), cet.ke-12, h. 120

Page 59: SKRIPSI PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN

59

4. Uji Normalitas

Uji Normalitas dimaksud untuk mengetahui apakah sampel yang

diteliti berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas data yang

digunakan dalam penelitian ini menggunakan uji kenormalan yang

dikenal dengan uji Liliefors.

Lo = F ( Zi) - S(Zi)

Keterangan :

Lo/L observasi = harga mutlak terbesar

F (Zi) = peluang angka baku

S (Zi) = proporsi angka baku

Kriteria pengujian :

L hit < L tab data berdistribusi normal

L hit > L tab data berdistribusi tidak normal

5. Uji F untuk mengetahui adanya homogenitas atau variansi populasi antar

dua kelompok

Uji homogenitas atau uji kesamaan dua varians sampel atau dua

kelompok perlakuan dilakukan dengan menggunakan rumus :

Fh = S1² dengan S1 = S2 = N.ŽFx – (ŽFx)²

S2² N(N-1)

Keterangan :

Fh = F hitung

S1² = variasi terbesar

S2² = variasi terkecil

6. Untuk membandingkan perbedaan rata-rata antara kelompok kontrol dan

eksperimen digunakan uji “t”

Dalam mengolah data penulis menggunakan cara analisis statistik

dari data kuantitatif. Untuk melihat apakah ada pengaruh pembelajaran

pendekatan konstruktivisme, penulis menggunakan uji statistik “t”.

Page 60: SKRIPSI PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN

60

Uji “t”adalah tes statistik yang dapat dipakai untuk menguji

perbedaan atau kesamaan dua kondisi perlakuan atau dua kelompok

berbeda atas perlakuan itu.43

Kemudian dengan menggunakan rumus:

12

2

11

1

2122

N

SDX

N

SDX

XXt

Keterangan :

X1 = rata-rata hasil belajar kelompok siswa yang diajar dengan

menggunakan pendekatan konstruktivisme

X2 = rata-rata hasil belajar kelompok siswa yang tidak diajar

dengan pendekatan konstruktivisme

N1 = jumlah sampel pada kelompok eksperimen

N2 = jumlah sampel pada kelompok kontrol

1 = bilangan konstan

SDX1 = standar deviasi kelompok eksperimen

SDX2 = standar deviasi kelompok kontrol

t = hasil hitung uji t

Hasil perhitungan thitung dibandingkan dengan ttabel dengan taraf

signifikansi 0,05.

Kriteria pengujiannya :

Jika thitung > ttabel, maka Ho ditolak, dan Ha diterima

Jika thitung < ttabel, maka Ho diterima, dan Ha ditolak

43 Prof. Dr. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta : Rineka Cipta, 2002), Cet.Ke-12, h. 275.

Page 61: SKRIPSI PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN

61

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

1. Data Hasil Penelitian

Pembelajaran dilaksanakan sebanyak 6 kali pertemuan.Penulis

memberikan perlakuan yang berbeda di dua kelas V MI. Nurul Islamiyah

Ciseeng, yang telah dipilih sebagai kelas penelitian. Kelas VA sebagai kelas

eksperimen mendapat perlakuan pengajaran menggunakan pendekatan

pembelajaran konstruktivisme. Sedangkan kelas VB sebagai kelas kontrol

mendapat perlakuan strategi konvensional. Berikut ini adalah hal-hal yang

terjadi saat pembelajaran berlangsung di kelas eksperimen.

a. Siswa memiliki inisiatif untuk memprediksi manfaat yang akan mereka

peroleh setelah mempelajari Sistem Peredaran Darah Manusia. Hal ini

menunjukkan bahwa jika siswa diberi kesempatan untuk berpendapat

maka secara berkesinambungan maka pelajaran di kelas akan menjadi

lebih aktif. Selain itu manfaat yang dikemukakan dapat meningkatkan

minat belajar bagi siswa yang lain karena mereka akan merasa

membutuhkan pelajaran. Dengan demikian akan muncul secara otomatis

perhatian atau konsentarsi siswa dalam pembelajaran.

b. Siswa tampak menyimak penjelasan guru meskipun diiringi perasaan

tegang karena mereka harus mendemonstrasikan ulang apa yang diajarkan

oleh guru. Ketegangan yang mereka rasakan akan mengakibatkan

konsentrasi dalam memperhatikan guru sehingga materi yang disampaikan

terserap secara optimal.

c. Siswa terlihat penasaran saat penentuan pasangan kelompok karena setiap

pertemuan sistem penentuan akan berganti-ganti. Hal ini mengakibatkan

suasana kelas menjadi seru karena siswa cenderung gembira jika terbentuk

siswa secara berpasangan. Kebanyakan siswa tampak senang tapi sebagian

lagi kurang senang karena mendapat pasangan yang tidak diharapkan.

Page 62: SKRIPSI PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN

62

Misalnya mendapat pasangan yang pendiam, namun semua itu dapat

diatasi dengan diskusi kelompok.

d. Siswa tampak lebih antusias untuk mencoba kesempatan demonstrasi

ulang yang diberikan oleh guru, hal ini mungkin karena mereka

menginginkan nilai yang lebih baik lagi. Dengan tampil di depan kelas

sebagai peraga ulang maupun mengerjakan LKS, siswa tampak terlibat

aktif secara langsung dalam pembelajaran.

e. Review yang diberikan guru turut menyiapkan siswa sebelum masuk ke

materi pelajaran yang baru. Inisiatif juga terlihat ketika mereka

menyampaikan lagi materi yang sudah dipelajari. Pembuatan stetoskop

dengan alat seadanya berperan dalam pengenalan cara kerja sistem

peredaran darah manusia kepada siswa.

f. Siswa terlihat semangat ketika pembelajaran diselingi dengan games

sehingga beberapa siswa yang jenih dengan materi dapat menyegarkan

kembali pikiran mereka menjadi rikleks kembali.

Sedangkan pada kelas kontrol pembelajaran terlihat biasa saja bahkan

cenderung pasif. Siswa tampak jenuh dalam mengikuti proses pembelajaran.

Mereka tampak kurang bergairah dan tidak bersemangat. Guru lebih

mendominasi dalam menentukan semua kegiatan pembelajaran sehingga tidak

terlihat keaktifan siswa.

2. Data Hasil Tes

Setelah melakukan penelitian di kelas eksperimen dan kontrol,

instrumen berupa tes hasil belajar pada pokok bahasan sistem peredaran

darah manusia (yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya) diberikan

kepada siswa di dua kelompok ini. Tes ini berupa 19 item soal sains

berbentuk pilihan ganda. Setelah mendapatkan hasil tes dan memberi

penilaian , keseluruhan nilai tersebut diolah dan disajikan dalam tabel dan

grafik. Berikut ini adalah penyajian data nilai tes hasil belajar siswa pada

kelas eksperimen :

Page 63: SKRIPSI PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN

63

0

2

4

6

8

4,5-20,5 20,5-36,5 36,5-52,552,5-68,5 68,5-84,5 84,5-100,5

Tabel 3.

Distribusi Frekuensi relatif/Persentase

Hasil Belajar Sains Siswa

Pada tabel di atas terlihat bahwa pada kelas eksperimen jumlah siswa

yang mendapat nilai tinggi (69 – 100) lebih banyak ketimbang jumlah siswa

yang mendapat nilai (5 – 36). Pada data tertera bahwa nilai (69 – 84) adalah

nilai terbanyak yang diperoleh siswa. Sedangkan siswa yang mendapat nilai

dengan kategori sedang (37 – 68), jumlah siswa yang memperoleh nilai (37-

52) sama dengan jumlah siswa yang memperoleh nilai (53 – 68). Hal ini

berarti mayoritas siswa berada pada level sedang.

Grafik 1.Histogram Nilai Tes Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen

FREKUENSI

NILAI

Nilai Titik Tengah Batas NyataFrekuensi

Absolut Relatif

5 - 20 12,5 4,5 – 20,5 1 3,33

21 - 36 28,5 20,5 – 36,5 2 6,67

37 – 52 44,5 36,5 – 52,5 7 23,33

53 – 68 60,5 52,5 – 68,5 7 23,33

69 – 84 76,5 68,5 – 84,5 8 26,67

85 - 100 92,5 84,5 – 100,5 5 16,67

Jumlah 30 100

Page 64: SKRIPSI PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN

64

Pada grafik di atas terlihat bahwa kurva cenderung condong ke kanan.

Hal ini berarti bahwa siswa yang mendapat nilai yang baik mendominasi

perolehan nilai di kelas secara keseluruhan.

Berikut ini adalah penyajian data pada kelas kontrol :

Tabel 4.

Distribusi Frekuensi Relatif/ Persentase Hasil Belajar Sains Siswa

Dari tabel di atas terlihat bahwa pada kelas kontrol siswa yang

mendapat nilai yang tinggi (65 - 95) sama dengan siswa yang

mendapatkan nilai rendah (5 – 34). Hal ini berarti perbedaan antara siswa

siswa yang pandai dengan yang kurang pandai tidak signifikan. Pada data

tertera nilai 7 adalah nilai yang terbanyak diperoleh siswa. Sedangkan

siswa yang mendapat nilai dengan kategori sedang (37 – 68), jumlah siswa

yang memperoleh nilai (50 – 64) lebih banyak dari jumlah siswa yang

memperoleh nilai (35 – 49). Hal ini berarti mayoritas siswa berada pada

level sedang berpotensi untuk ditingkatkan menjadi lebih baik lagi.

Nilai Titik Tengah Batas NyataFrekuensi

Absolut Relatif5 - 19 12 4,5 – 19,5 2 6,6,7

20 - 34 27 19,5 – 34,5 7 23,33

35 – 49 42 35,5 – 49,5 5 16,67

50 – 64 57 49,5 – 64,5 7 23,33

65 – 79 72 64,5 – 79,5 7 23,33

80 - 95 87,5 79,5 – 95,5 2 6,67

Jumlah 30 100

Page 65: SKRIPSI PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN

65

0

2

4

6

8

4,5-19,5 19,5-34,5 34,5-49,549,5-54,5 54,5-79,5 79,5-95,5

Grafik 2

Histogram Nilai Hasil Belajar Sains Siswa Kelas Kontrol

FREKUENSI

Nilai

Pada grafik di atas, terlihat bahwa kurva tidak cenderung ke satu

arah. Hal ini berarti bahwa proporsi siswa yang mendapatkan nilai yang

baik belum mendominasi perolehan nilai secara keseluruhan karena masih

banyak siswa yang mendapatkan nilai rendah. Dari kedua tabel dan kedua

grafik di atas, jika dibandingkan proporsi nilai dan arah kecondongan

kurvanya maka jelas terlihat bahwa kelas eksperimen lebih baik hasil

belajarnya dibandingkan dengan kelas kontrol.

B. Analisis Data

1. Uji Prasyarat

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan

pengujian persyaratan analisis yang harus dipenuhi, yaitu :

a. Uji Normalitas

Page 66: SKRIPSI PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN

66

Uji normalitas yang digunakan adalah uji kolmogolov Smirnov.

Untuk data sampel hasil belajar sains yang diberikan pembelajaran

pendekatan konstruktivisme (kelompok eksperimen) sebanyak 30

orang siswa, perhitungan uji normalitasnya adalah sebagai berikut :

Tabel 5

Perhitungan Uji Normalitas Hasil belajar Sains

Kelas Eksperimen

X F fki Zi F(Z<Zi) S(fki)

5 1 1 -2.47 0.0068 0.03 0.03

26 1 2 -1.58 0.0571 0.07 0.01

32 1 3 -1.33 0.0918 0.10 0.01

37 1 4 -1.12 0.1314 0.13 0.00

42 4 8 -0.90 0.1841 0.27 0.08

47 2 10 -0.69 0.2451 0.33 0.09

53 1 11 -0.44 0.3300 0.37 0.04

58 2 13 -0.23 0.4090 0.43 0.02

63 2 15 -0.02 0.492 0.50 0.01

68 2 17 0.19 0.5753 0.57 0.01

74 2 19 0.45 0.6736 0.63 0.04

79 3 22 0.66 0.7454 0.73 0.01

84 3 25 0.87 0.8078 0.83 0.03

89 2 27 1.08 0.8599 0.90 0.04

95 1 28 1.33 0.9082 0.93 0.03

100 2 30 1.54 0.9382 1.00 0.06

Σ 30

Dimana :

X = ΣfXΣf

= 190330

= 63,43

Page 67: SKRIPSI PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN

67

S1 = √ n ΣfX² - (ΣfX)²N(n-1)

= √ (30x137001)-(1903)²30(29)

= √ 4110000-3621409870

= √ 488621870

= 561,63= 23,69

(Lihat tabel perhitungan rata-rata dan simpangan baku kelas eksperimen

pada lampiran 12).

Dari tabel di atas diperoleh nilai tertinggi dari F(Z<Zi) – S(fki)

yaitu 0,09 sehingga jika dilihat dari tabel Z (lampiran 13) diperoleh (D0 =

0,0359) < (Dtabel = 0,240) dengan taraf signifikansi 5 % dan n = 30 (lihat

lampiran 14, tabel kolmogolov Smirnov), maha terima Ho yang berarti

data sampel kelompok eksperimen berasal dari populasi berdistribusi

normal.

Sedangkan untuk data sampel hasil belajar sains yang juga

sebanyak 30 orang siswa pada data kelompok yang diajar secara

konvensional (kelompok kontrol) perhitungan uji normalitasnya adalah

sebagai berikut :

Tabel 6

Perhitungan Uji Normalitas Hasil Belajar Kelas Kontrol

X F fki Zi F(Z<Zi) S(fki) F(Z<Zi) – S(fki)

5 2 2 -2.05 0.0202 0.07 0.05

26 4 6 -1.10 0.1357 0.20 0.06

32 3 9 -0.83 0.2033 0.30 0.10

47 5 14 -0.15 0.4404 0.47 0.03

53 4 18 0.12 0.5478 0.60 0.05

Page 68: SKRIPSI PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN

68

58 3 21 0.35 0.6368 0.70 0.06

65 2 23 0.67 0.7486 0.77 0.02

68 2 25 0.80 0.7381 0.83 0.10

74 1 26 1.07 0.8577 0.87 0.01

79 2 28 1.30 0.9032 0.93 0.03

84 1 29 1.53 0.9370 0.97 0.03

95 1 30 2.03 0,9788 1.00 0.02

Σ 30

Dimana :

X = ΣfXΣf

= 150830

= 50,27

S1 = √ n ΣfX² - (ΣfX)²N(n-1)

= √ (30x89936)-(1508)²30(29)

= √ 2698080-2274064870

= √ 424016870

= √487,38= 22,08

(lihat tabel perhitungan rata-rata dan simpangan baku data kelas

kontrol).

Dari tabel di atas, diperoleh nilai tertinggi dari F(Z<Zi) – S(fki)

yaitu 0.09 sehingga jika dilihat dari tabel Z diperoleh (Do = 0,0398 <

Dtabel = 0,240 ), dengan taraf signifikansi 5 % dan n= 30 (lihat lampiran

14 tbel kolmogolov smirnov), maka terima Ho yang berarti data sampel

kelompok kontrol berasal dari populasi berdistribusi normal.

b. Uji Homogenitas Varians

Page 69: SKRIPSI PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN

69

Uji homogenitas dilakukan dengan uji Fisher dengan langkah-langkah

sebagai berikut :

Ho : Variansi pop[ulasi homogen.

Ha : Variansi populasi tidak homogen.

1). Jumlah sampel

n1 = 30

n2 = 30

2). Derajat kebebasan

Pembilang : dk1 = n – 1 = 29

Penyebut : dk2 = n – 1 = 29

3). F hitung = Varians_ terbesarVarians_terkecil

= 561,63487,38

= 11,52

Dimana :

S1² = n Σf1X1² - (Σf1X1)²n1 (n1 – 1)

= 30 x 137001 – (1903)²30 (29)

= 4110030 – 3621409870

= 488621870

= 561,63

S2² = n Σf2X2² - (Σf2X2)²n1 (n1 – 1)

= 30 x 89936 – (1508)²30 (29)

= 2689080 – 2274064870

= 424016870

= 487,38

4). F (0,05, dk = 29;29) dengan menggunakan tabel distribusi F tidak didapat

Ftabel untuk (0,05,dk = 29;29), maka dipergunakan interpolasi sebagai

berikut :

Page 70: SKRIPSI PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN

70

Dari tabel distribusi F diperoleh nilai F (0,05,dk = 29;29) adalah 1,90

dan F (0,05 dk = 29;29) adalah 1,85 (lihat lampiran 15 tabel distribusi F),

maka :

F(0,05,dk = 29;29) = (5 x 1,85) + (1 x 1,90)5 + 1

= 9,25 + 1,906

= 11,56

= 1,86

Sebelum didapat (Fhitung = 1,152) < (F tabel = 1,86), sehingga terima

Ho yang berarti variansi kedua populasi homogen.

2. Uji Hipotesis Penelitian

a. Dalam penelitian ini digunakan rumus hipotesis :

Ho : Hasil belajar sains antara siswa yang diajar dengan

menggunakan pembelajaran pendekatan konstruktivisme

dengan yang diajar secara konvensional tidak berbeda

secara signifikan.

Ha : Hasil belajar sains siswa yang diajar dengan

pembelajaran pendekatan konstruktivisme lebih baik dari

siswa yang diajar secara konvensional.

b. Dari data sebelumnya didapat ;

X1 = 63,43, X2 = 50,27, S1 = 561,63, S2 = 487,38

Simpangan baku gabungan dari data tersebut adalah :

Sg = √ (n-1)S1² + (n-1)S2²n1 + n2

= √ (30-1)561,63 + (30-1)487,3830 + 30 – 2

= √29 x 561,63 + 487,3858

Page 71: SKRIPSI PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN

71

= √16287,27 + 14134,3858

= √2153,25 = 46,403

Dari data di atas, maka diperoleh nilai ttes :

Ttes = X1 - X2

Sg√(1) + (1)n1 n2

= 63,43 – 50,2746,403√1 - 1

30 30

= 13,1622,9x0,258

= 13,165,9082

= 2,23

c. Tingkat signifikan

Menentukan tingkat signifikan dengan derajat keyakinan 95 % dan

α = 5 %.

Rumus : tα = (dk = n-2)

Maka : t = 0,05 (dk = 60 – 2)

t = (0,05;58), dengan menggunakan tabel distribusi t tidak didapat nilai

t untuk t = (0,05 ; 58), maka digunakan interpolasi sebagai berikut :

40 58 60

18 2

Dari tabel distribusi diperoleh nilai t(0,05;40) adalah 1,67 (lihat tabel

tstudent) maka :

ttabel (0,05;58) = (2 x 1,68) + (18 x 1,67)18 + 2

= 3,36 + 30,0620

= 33,4220

= 1,67

Page 72: SKRIPSI PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN

72

Sebelumnya telah diperoleh thitung = 2,23, jadi dapat dinyatakan

bahwa (thitung = 2,23) > (ttabel = 1,67).

d. Kriteria penerimaan hipotesis.

1,67

e. Karena (thitung = 2,23) > (ttabel = 1,67), digambarkan di atas thitung

jatuh di sebelah kanan nilai ttabel sehingga Ho ditolak.

C. Interpretasi Hasil Penelitian

Nilai α yang dipilih adalah 5 %, maka harga t 0,95 dengan dengan

dk = 58 dari perhitungan interpolasi didapat ttabel = 1,67, sehingga kriteria

pengujiannya adalah terima Ho jika thitung mempunyai harga-harga lain.

Karena hasil perhitungan di atas menunjukkan bahwa nilai thitung sebesar

2,23 yang berada di luar daerah penerimaan Ho maka ho ditolak. Hasil

pengujian di atas menunjukkan bahwa hasil belajar siswa kelas V MI.

Nurul Islamiyah, Ciseeng yang diajar dengan menggunakan pendekatan

pembelajaran konstruktivisme pada taraf signifikansi 5 % lebih baik dari

siswa yang diajar dengan strategi konvensional.

Dengan terujinya hipotesis penelitian yang telah diujikan, yaitu hasil

belajar sains yang menggunakan pendekatan pembelajaran

konstruktivisme ternyata lebih tinggi dari pada hasil belajar sains yang

tidak menggunakan pendekatan pembelajaran konstruktivisme. Ini

menunjukkkan bahwa terdapat pengaruh yang posisif dalam pembelajaran

sains dengan menggunakan pendekatan pembelajaran konstruktivisme

terhadap hasil belajar sains siswa.

Page 73: SKRIPSI PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN

73

Selain hasil yang cukup signifikan, adanya peningkatan hasil belajar

sains ini juga dibuktikan dengan dengan adanya sikap aktif siswa dalam

melakukan eksperimen dan demonstrasi. Tampak mereka begitu antusias

dan rasa ingin tahu yang tinggi. Penggunaan alat indera siswa yang selama

ini hanya terbatas pada proses "melihat" dan "mendengar" saja, bertambah

dengan lebih banyak menggunakan aktivitas berpikirnya, dan kerja sama

siswa juga lebih meningkat.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pendekatan

pembelajaran konstruktivisme dapat memberikan pengaruh yang positif

terhadap hasil belajar sains siswa kelas V MI Nurul Islamiyah Ciseeng

Bogor.

Page 74: SKRIPSI PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN

74

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis dari hasil penelitian serta interpretasi data antara yang

menggunakan pembelajaran pendekatan konstruktivisme dengan yang tidak

menggunakan pembelajaran pendekatan konstruktivisme, maka dapat

disimpulkan bahwa :

1. Hasil belajar sains siswa yang diajar dengan pendekatan pembelajaran

konstruktivisme lebih tinggi dari siswa yang diajar dengan pembelajaran

konvensional. Sehingga dengan demikian terdapat hubungan yang

signifikan antara yang dilakukan dengan pembelajaran pendekatan

konstruktivisme dengan yang tidak menggunakan pendekatan

pembelajaran konstruktivisme.

2. Berdasarkan perhitungan data tes hasil belajar dengan nilai α yang dipilih

adalah 5 %, maka harga t0,95 dengan dk = 58 dari perhitungan interpolasi

didapat ttabel =1,67 sehingga kriteria pengujiannya adalah terima Ho jika

thitung mempunyai harga–harga lain. Karena hasil perhitungan data di atas

menunjukkan bahwa nilai thitung sebesar 2,23 yang berada di luar daerah

penerimaan Ho maka Ho ditolak. Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa

hasil belajar sains siswa kelas V MI. Nurul Islamiyah Ciseeng yang diajar

dengan menggunakan pembelajaran pendekatan konstruktivisme pada

taraf signifikansi 5 % lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar sains

siswa yang diajar dengan cara konvensional. Jadi dapat dikatakan bahwa

penggunaan pembelajaran pendekatan konstruktivisme membawa

pengaruh positif terhadap hasil belajar sains.

3. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa penggunaan pembelajaran

pendekatan konstruktivisme terbukti mampu menjadikan pembelajaran di

kelas menjadi lebih aktif, lebih variatif, lebih dinamis, lebih

Page 75: SKRIPSI PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN

75

membangkitkan minat belajar siswa, dan terutama membuat siswa lebih

perhatian atau lebih konsentrasi. Selain itu pembelajaran pendekatan

konstruktivisme dapat melatih pengetahuan keberanian siswa memberikan

kesempatan untuk tampil di depan kelas, menghargai apresiasi mereka

terhadap pembelajaran dan memperhatikan tingkat pemahaman dan tingkat

kejenuhan siswa.

4. Pembelajaran pendekatan konstruktivisme dalam pengajaran sains

merupakan pendekatan yang memberikan terjadinya pembelajaran student

centered, di mana siswa lebih berperan aktif dan berpikir kritis sehingga

pemahaman siswa terhadap konsep sains menjadi lebih optimal.

B. Saran

Agar tercipta pembelajaran sains yang baik sehingga menghasilkan hasil

belajar yang baik, maka diharapkan :

1. Guru harus dapat menguasai pembelajaran pendekatan konstruktivisme,

sehingga dapat tercipta situasi belajar yang dapat membuat siswa lebih aktif

dan berkonsentrasi, dan tidak merasa jenuh.

2. Dalam rangka menciptakan pembelajaran yang baik dengan menggunakan

pembelajaran pendekatan konstruktivisme, maka sebaiknya guru melibatkan

siswa secara aktif untuk mewujudkannya, misalnya dengan menantang siswa

untuk melakukan demonstrasi.

3. Agar pendekatan pembelajaran konstruktivisme dapat berjalan dengan baik,

maka guru agar lebih meningkatkan prestasi belajar siswanya dengan cara

melakukan perencanaan, langkah-langkah kegiatan pembelajaran, dan

mengevaluasi kegiatan pembelajaran.

4. Guru bidang studi sains harus dapat memberikan motivasi dan disiplin yang

baik kepada siswanya dalam megadakan pembelajaran agar siswa dapat

mengembangkan minat, bakat, dan kemampuannya.

Page 76: SKRIPSI PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN

76

5. Guru bidang studi sains harus lebih meningkatkan bimbingannya dan mampu

merealisasikan materi yang terdapat di dalam kurikulum yang bermanfaat

bagi siswa dengan mengguanakan berbagai media yang dapat membantu

siswa dalam memahami suatu konsep yang diajarkan.

6. Siswa dalam melaksanakan kegiatan belajar-mengajar hendaknya

bersungguh-sungguh, tertib, disiplin, sesuai dengan perencanaan dan

langkah-langkah kegiatan belajar-mengajar yang disarankan oleh guru di

sekolah.

7. Sekolah hendaknya dapat mengawasi keadaan, kondisi sekolah dengan

melengkapi alat-alat dan perlengkapan yang diperlukan dalam menunjang

pembelajaran sains terutama dalam hal pengayaan metode/ model-model

pembelajaran sains.

8. Siswa dalam melaksanakan kegiatan belajar-mengajar hendaknya

bersungguh-sungguh, tertib, disiplin, sesuai dengan perencanaan dan

langkah-langkah kegiatan belajar-mengajar yang disarankan oleh guru di

sekolah.

Page 77: SKRIPSI PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN

77

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S., Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2003.

Departemen Agama RI, Standar Kompetensi Kurikulum 2004, Jakarta:Kelembagaan Agama Islam, 2004.

Departemen Agama RI, Standar Kompetensi Kurikulum 2006, Jakarta DirjenKelembagaan Agama Islam, 2006.

Departemen Agama RI, Pedoman Khusus Pengetahuan Alam MadrasahIbtidaiyah, Jakarta, 2004.

http; //www.freewebs.com./hijrah saputra, 25/03/2008.

http; // www..geocities.com/heksagon/pendekatan konstruktivisme, 25/03/2008.

Muttaqin M., Pembelajaran IPA di SD/MI, Bandung : IAIN Sunan Gunung DjatiBandung, 2001.

Mousley, J., and Tyttler, R., Constructivism and Conceptual Change View ofLearning Science, Deakin University Press 1998.

Murtiningsih, M.S., Bandung : Seminar Nasional MIPA JICA Bandung, 2004.

Nurhasanah, Pengaruh Model Pembelajaran Remedial Terhadap Hasil BelajarBiologi Siswa, UIN Jakarta, 2006.

Purwanto, N., Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Bandung : PT.Remaja Rosdakarya, 2004.

Ramli, M., Pembelajaran Sains Menyenangkan dengan Metode Konstruktivisme,Jakarta : Jurnal Pendidikan IPA, UIN Jakarta, 2006.

Sabri, A., Stategi Belajar Mengajar dan Micro Teaching, Jakarta : QuantumTeaching, 2005.

Sudjana, N., Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta : Sinar Baru Algensindo,2004.

Sudjiono, A., Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta : Bumi Aksara, 2003.

Sudjiono, A., Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta : PT. Raja GrafindoPersada, 2003.

Page 78: SKRIPSI PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN

78

Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta : BumiAksara, 2002.

Suryabrata, S., Psikologi Pendidikan, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2004.

Syafarudin dan Nasution, I., Manajemen Pembelajaran, Jakarta : QuantumTeaching, 2005.

Tyttler, R. and Jane, B., Constructivisme in Science Education, DeakinUniversity Press, 1998.

Zulfiani, Model Pembelajaran Berbasis Konstruktivisme di MI/MTs, Jakarta :Seminar Strategi Pembelajaran Sains yang Efektif di Madrasah, CEQDAUIN Jakarta, 2008.

Page 79: SKRIPSI PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN

79

Lampiran 1

SATUAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : MI. NURUL ISLAMIYAH

Mata Pelajaran : Sains

Konsep : Sistem Peredaran Darah Manusia

Kelas/Semester : V/II

Waktu : 2 x 40 menit

Kompetensi Dasar : mendeskripsikan alat-alat tubuh bagian dalam manusia

dan hewan (organ pernapasan, pencernaan, dan

peredaran darah).

Indikator :

Mengidentifikasi alat peredaran darah melalui gambar.

Mencari informasi tentang penyakit yang mempengaruhi alat peredaran

darah manusia.

Mempraktikkan kebiasaan hidup sehat untuk menghindari penyakit yang

berhubungan denganalat peredaran darah.

Kegiatan Belajar Mengajar :

A. Materi pembelajaran

1. Guna darah antara lain untuk mengedarkan zat-zat makanan ke seluruh

bagian tubuh.

2. Darah sebagai pengedar sari-sari makanan.

3. Jika pembuluh darah mengalami gangguan misalnya menyempit,

tersumbatt, maka tekanan jantung akan meningkat.

4. Untuk menjaga agar aliran darah menjadi teratur antara lain dengan

berolah raga teratur, tidak membiasakan posisis tubuh tertekan terlalu

lama..

B. Pendekatan dan Metode :

Page 80: SKRIPSI PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN

80

Pendekatan : Konstruktivisme

Metode : Ceramah, demonstrasi, eksperimen, tanya jawab, diskusi,

dan penugasan.

C. Alat dan sumber pembelajaran :

1. Alat Pembelajaran :

Lembar Kerja Siswa

Jam tangan

Bekas botol aqua 2 buah

Slang plastik panjangnya 50 cm, sebanyak 2 buah

Air

Gambar sistem peredaran darah manusia

Anatomi jantung

2. Sumber pembelajaran

Kurikulum KTSP, Buku paket Sains kelas V

Ensiklopedia sains

Buku penunjang yang sesuai

D. Langkah-langkah pembelajaran:

1. Appersepsi (mengungkapkan konsepsi awal siswa dan membangkitkan

motivasi.

2. Eksplorasi (memberiakn kesempatan siswa untuk menyelidiki dan

menemukan konsep melalui pengumpulan, pengorganisasian, dan

penginterpretasian data dalam suatu kegiauatan dan diskusi.

3. Diskusi dan penjelasan konsep.

4. Pengembangan dan aplikasi

Menciptakan iklim pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk

mengaplikasikan pemahamannnya dalam bentuk evaluasi dan membuat

laporan.

Page 81: SKRIPSI PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN

81

Lampiran 2

LEMBAR KERJA SISWA

TEKANAN DARAH

Langkah percobaan :

Genggamlah jari-jari tanganmu beberapa saat dan tanganmu menekan

pergelangan tangan kiri.

Bukalah jari-jari tangan kirimu perlahan-lahan.

Amati perubahan warna telapak tanganmu!

Ulangi percobaan ini sebaik-baiknya !

Hasil Pengamatan :

Warna telapakmu akan ................................................................................

Sebab............................................................................................................

Kemudian lepaskan tekanan pada pergelangan tanganmu, apa yang kamu

rasakan? Ualngi sebanyak 2 x !

Setelah tekanan pada tangan dihentikan, apa yang kamu

rasakan............................................................................

Berikan kesimpulanmu !

Page 82: SKRIPSI PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN

82

Lampiran 3

LEMBAR KERJA SISWA

Tekanan Darah dan Aliran Jantung

Langkah percobaan :

1. - Isilah botol berselang dengan air hingga penuh.

- Tekanlah botolnya perlahan-lahan

- Ulangi kegiatan ini sekali lagi !

Hasil pengamatanmu:

..............................................................................................................................

..............................................................................................................................

..............................................................................................................................

2. - Ulangi kegiatan ini sekali lagi, tapi sumbatlah sebagian selangnya dengan

jari-jarimu.

- Tekan botolnya!

- Amati apa yang terjadi?

- Ulangi sekali lagi !

- Bandingkan hasil pengamatan ini dengan percobaan di atas!

Hasil pengamatanmu :

..............................................................................................................................

..............................................................................................................................

..............................................................................................................................

3. - Ulangi kegiatan ini, tapi suruhlah temanmu menutup lubang selang dengan

jarinya.

- Tekanlah botol, amati apa yang terjadi dan bandingkan dengan kegiatan 1

dan 2 !

-Jika selang ditutup rapat, maka tekanan botol

semakin.......................................................................

-Karena.................................................................................................................

Page 83: SKRIPSI PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN

83

Lampiran 2

KISI-KISI SOL TES HASIL BELAJAR

PokokBahasan

Sub PokokBahasan Indikator

NomorButirSoal

Jumlah

SistemPeredaranDarahManusia

A. AlatPeredarandarah

- Siswa dapatmenunjukan salahsatu fungsi alatperedaran darahmanusia dan letak daribagian darah manusia.

4, 2, 3, 4,

5, 6, 7, 8,

9, 10, 11,

12, 13,

14, 20,

23, dan

24

17

B. Penyakityang mem-pengaruhialat per-edaran darahmanusia.

- Siswa dapatmenyebutkanpenyakit yangberhubungan denganalat peredaran darahmanusia.

- Siswa dapat menye-butkan penyebab-penyakit yang mem-pengaruhi alat per-edaran darah manusia.

15, 16,

17, 18,

19, 21,

22, 26, 27 9

C. Kebiasaanhidup sehat.

- Siswa dapat mem-praktikan kebiasaanhidup sehat.

- Siswa dapat menye-butkan cara-carauntuk menghindaripenyakit yang ber-hubungan dengan alatper-edaran darah.

25, 28,

29, dan

304

Page 84: SKRIPSI PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN

84

Lampiran 3

SOAL HASIL BELAJAR

Nama : ..........................

Kelas : V (Lima)

Petunjuk:

Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d di depan jawaban yang kamu

anggap benar pada lembar jawaban yang sudah disediakan.

Page 85: SKRIPSI PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN

85

1. Bagian darah yang mengangkut sari

makanan dari usau halus ke seluruh

tubuh adalah.....

a. Sel darah merah

b. Sel darah putih

c. Plasma darah

d. Keping darah

2. Antibodi yang berada di plasma

darah berfungsi sebagai....

a. Mencegah luka

b. Memberi kekebalan

c. Mengobati luka

d. Membekukan darah

3. Hemoglobin terdapat di.....

a. Plasma darah

b. Keping darah

c. Sel darah putih

d. Sel darah merah

4. Hemoglobin berfungsi.....

a. Mengikat oksigen

b. Membekukan darah

c. Membawa sari makanan

d. Mrembunuh kuman

5. Sumsum darah dalam tulang pipih

menghasilkan.....

a. Hemoglobin

b. Zat anti bodi

c. Sel darah merah

d. Sel darah putih

6. Keping darah berfungsi dalam

proses.....

a. Pembekuan darah

b. Mengikat oksigen

c. Membunuh kuman

d. Mengatur asam basa

7. Sel darah putih juga berfungsi, bila

jumlahnya seimbang, yaitu.....

a. Mengatur suhu badan

b. Mengedarkan oksigen

c. Membunuh kuman

d. Memberi daya tahan tubuh

8. Sel darah merah dibuat dalam

sumsum merah pada .....

a. Tulang keping

b. Tulang rusuk

c. Tualng pipih

d. Tulang tengkorak.

9. Sel darah merah pada bayi

diproduksi pada organ.....

a. Hati

b. Ginjal

c. Jantung

d. Paru-paru

10. Sel darah putih dibentuk di dalam ...

a. Hati

b. Tulang pipih

c. Sumsum tulang belakang

d. Kelenjar limapa

Page 86: SKRIPSI PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN

86

11. Kuman yang masuk ke dalam tubuh

dibasmi oleh.....

a. Sel darah putih

b. Sel darah merah

c. Plasma darah

d. Keping darah

12. Sari makanan dari dingding usus

diedarkan keseluruh tubuh oleh.....

a. Plasma darah

b. Sel darah merah

c. Keping darah

d. Sel darah putih

13. Darah dapat mengikat oksigen

karena memiliki.....

a. Eritrosit

b. Plasma darah

c. Hemoglobin

d. Trombosit

14. Drah dapat mengalair dalam tubuh

kita melalui.....

a. Sel kulit

b. Tulang

c. Kelenjar

d. Pembulu darah

15. Darah dapat memgikat oksigen

karena memiliki....

a. Eritrosit

b. Pasma darah

c. Hemoglobin

d. Trombosit

16. Darah dapat mengalair dalam tubuh

kita melalui.....

a. Sel kulit

b. Tulang

c. Kelenjar

d. Pembulu darah

17. Darah dari jantung diedarkan

melalui.....

a. Pembulu darah

b. Pembulu vena

c. Pembulu balik

d. Pembulu nadi

18. Jantung kita terbagi.....

a. Satu bilik tiga serambi

b. Tiga bilik satu serambi

c. Dua bilik dua serambi

d. Empat serambi

19. Jika pembulu darah dari paru-paru

ke jantung mengenai gangguan

akibatnya.....

a. Paru-paru tidak berfungsi

b. Paru-paru tidak mampu men-

erma oksigen

20. setelah mengambil oksigen diparu-

paru darah menuju jantung, yaitu....

a. Serambi kanan

b. Bilik kanan

c. Bilik kiri

d. Serambi kiri

Page 87: SKRIPSI PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN

87

c. Jantung tidak dapat oksigen

d. Jantung akan berhenti bekerja

21. Peredaran darah manusia disebut ....

a. Terbuka

b. Tertutup

c. Pendek

d. panjang

22. Orang yang menyumbangkan

darahnya disebut....

a. Dermawan

b. Donor

c. Sukarelawan

d. Penyantun

23. Penyakit kangker darah disebut.....

a. Lekuemia

b. Hemofilia

c. Anemia

d. Hepatitis

24. Darah dari seluruh tubuh kembali

ke jantung melalui.....

a. Pembulu darah

b. Pembulu Vena

c. Pembulu nadi

d. Pembulu aotera

25. Kekurangan zat besi dapat men-

yebabkan....

a. Jantung koroner

b. Hemofila

c. Varises

d. Anemia

26. Berikut ini penyakit pada alat per-

edaran darah, kecuali.....

a. Hipertensi

b. Hepatitis

c. Varises

d. Strok

27. Anemia adalah jenis penyakit yang

menyerang darah, yaitu......

a. Kangker darah

b. Kekurangan darah

c. Darah tinggi

d. Darah rendah

28. Bila jumlah sel darah putih dalam

darah terlalu banyak

mengakibatkan, yaitu penyakit.....

a. Darah rendah

b. Drah tinggi

c. Anemia

d. Leukimia

29. di bawah ini adalah cara untuk men-

jaga kesehatan alat peredaran darah,

kecuali.....

30. Di bawah ini yang benar, dampak

positif dari jantung sehat adalah ,

kecuali.....

Page 88: SKRIPSI PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN

88

a. Selalu makan makanan bergizi

b. Memelihara kebersiah tubuh

c. Istirahat yang cukup

d. Makan sesuai dengan keinginan

a. Tubuh menjadi sehat dan kuat

b. Peredaran darah menjadi lancar

c. Mudah terkena penyakit

d. Penyakit tidak akan menyerang

sistem peredaran darah

Page 89: SKRIPSI PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN

89

Lampiran 4

1. C 11. A 21. B

2. B 12. A 22. B

3. D 13. D 23. A

4. A 14. B 24. B

5. C 15. C 25. D

6. A 16. D 26. B

7. D 17. D 27. B

8. C 18. C 28. D

9. C 19. C 29. D

10. C 20. A 30. C

Page 90: SKRIPSI PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN

90

Lampiran 5

Page 91: SKRIPSI PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN

91

Lampiran 6

TABEL VALIDITAS TES MENGGUNAKAN KORELASI BISERIAL

Page 92: SKRIPSI PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN

92

Lampiran 7

TABEL INDEK KESUKARAN TES

No Soal NP P= NP / 30 Keterangan1 24 0.80 MUDAH2 7 0.23 SUKAR3 19 0.63 SEDANG4 21 0.70 SEDANG5 18 0.60 SEDANG6 6 0.20 SUKAR7 18 0.60 SEDANG8 18 0.60 SEDANG9 17 0.57 SEDANG10 10 0.33 SEDANG11 17 0.57 SEDANG12 25 0.83 MUDAH13 18 0.60 SEDANG14 24 0.80 MUDAH15 13 0.43 SEDANG16 12 0.40 SEDANG17 19 0.63 SEDANG18 22 0.73 SEDANG19 23 0.77 MUDAH20 20 0.67 SEDANG21 21 0.70 SEDANG22 16 0.53 SEDANG23 23 0.77 MUDAH24 22 0.73 MUDAH25 17 0.57 SEDANG26 19 0.63 SEDANG27 14 0.47 SEDANG28 19 0.63 SEDANG29 14 0.47 SEDANG30 13 0.43 SEDANG

Page 93: SKRIPSI PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN

93

Lampiran 8

Page 94: SKRIPSI PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN

94

Lampiran 9

TABEL DAYA PEMBEDA TES

Page 95: SKRIPSI PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN

95

Lampiran 10

PERHITUNGAN RELIABILITAS TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA

Menggunakan rumus KR-20

2

2

11 1 S

pqs

n

nr

Langkah 1 mencari nilai S2

nn

XX

S

2

2

3030

3624956

2

2

S

30

133,436849562 S

60,192 S

S = 4,427

Langkah 2 mencari nilai r11

19

05,460,1919

11911r

=

195,15

1918

=361

9,279

= 0,78

Page 96: SKRIPSI PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN

96

Lampiran 11

Perhitungan membuat Daftar Distribusi Frekuensi

1. Untuk kelas eksperimen

a. Banyak data (n) = 30

= data terbesar – data terkecil

= 100 – 0

= 95

b. Banyak kelas interval (k) = 1 + 3,3 Log n

= 1 + 3,3 Log 30

= 5,87

~ 6 (dibulatakan ke atas)

c. Panjang kelas interval (i) =k

r

=6

95

= 15,8

~ 16 (dibulatkan ke atas

d. Menentukan keas interval = Mulai dari data terkecil

= 5 – 20

21 – 36

Dst

Page 97: SKRIPSI PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN

97

2. Untuk kelas kontrol

a. Banyak data (n) = 30

b. Rentangan = data terbesar – data terkecil

= 95 – 5

= 90

c. Banyak kelas interval (k) = 1 + 3,3 Log n

= 1 + 3,3 Log 30

= 5,87

~ 6 (dibulatakan ke atas)

d. Panjang kelas interval (i) =k

r

=6

95

= 15,8

~ 16 (dibulatkan ke atas

e. Menentukan keas interval = Mulai dari data terkecil

= 5 – 20

21 – 36

Dst

Page 98: SKRIPSI PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN

98

Lampiran 12

Page 99: SKRIPSI PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN

99

Lampiran 13

Page 100: SKRIPSI PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN

100

Lampiran 14

TABEL

NILAI-NILAI PRODUCT MOMENT

NTaraf Signif

NTaraf Signif

NTaraf Signif

50% 1% 5% 1% 5% 1%

345

678910

1112131415

1617181920

212223242526

0,9970,9500,878

0,8110,7540,7070,6660,632

0,6020,5760,5530,5530,514

0,4970,4820,4680,4560,444

0,4330,4230,4230,4130,4040,388

0,9990,9900,959

0,9170,8740,8340,7890,765

0,7350,7080,6840,6610,641

0,6230,6060,5900,5750,561

0,5490,5370,5260,5150,5050,496

272829

3031323334

3536373839

4041424344

454647484950

0,3810,3740,367

0,3610,3550,3490,3440,339

0,3340,3290,3250,3200,316

0,3120,3080,3040,3010,297

0,2940,2910,2880,2840,2810,279

0,4870,4780,470

0,4630,4560,4490,4420,436

0,4300,4240,4180,4130,408

0,4030,3980,3930,3890,384

0,3800,3760,3720,3680,3640,361

556065

7075808590

95100125150175

200300400500600

700800900

1000

0,2660,2540,244

0,2350,2270,2200,2130,207

0,2020,1950,1760,1590,148

0,1380,1130,0980,0880,080

0,0740,0700,0650,062

0,3450,3300,317

0,3060,2960,2860,2780,270

0,2630,2560,2300,2100,194

0,1810,1480,1280,1150,105

0,0970,0910,0860,081

Page 101: SKRIPSI PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN

101

Lampiran 15

TABEL

LUAS DIBAWAH LINGKUNGAN KURVE NORMAL

DARI 0 S/D Z

Page 102: SKRIPSI PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN

102

Lampiran 16

Tabel Harga Kritik D

Dalam Ujian Sample Kolmogorov Smirnom

Page 103: SKRIPSI PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN

103

Lampiran 17

TABEL

NILAI-NILAI DALAM DISTRIBUSI t

Page 104: SKRIPSI PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN

104

Lampiran 18

Page 105: SKRIPSI PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN

105

Lampiran 19

Page 106: SKRIPSI PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN

106