SKRIPSI PEMETAAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE …
Transcript of SKRIPSI PEMETAAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE …
i
SKRIPSI
PEMETAAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE
TAHUN 2016 DI KABUPATEN MAJENE
PROVINSI SULAWESI BARAT
J U F R I
K 111 15 713
Skripsi Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk
Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
ii
iii
iv
RINGKASAN
Universitas Hasanuddin
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Kesehatan Lingkungan
April 2017
Jufri
“Pemetaan Kejadian Demam Berdarah Dengue Tahun 2016 Di Kabupaten
Majene Provinsi Sulawesi Barat”
( xii + 78 Halaman + 12 Tabel + 15 Gambar)
Kabupaten Majene adalah daerah endemis demam berdarah dengue.
Adapun beberapa faktor yang berperan dalam peningkatan ataupun penurunan
kasus demam berdarah dengue adalah curah hujan, tingkat kepadatan penduduk
dan kepadatan vektor penyebab penyakit DBD dalam persentase angka bebas
jentik (ABJ).Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tentang
penderita penyakit demam berdarah dengue tahun 2016 di Kabupaten Majene
Provinsi Sulawesi Barat.
Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional dengan rancangan
deskriptif. Populasi dari penelitian ini yaitu seluruh penderita positif demam
berdarah dengue tahun 2016 yang tercatat dalam laporan P2PL Dinkes Majene.
Sampel yang diambil adalah total penderita positif sebanyak 119 penderita atau
total sampel. Data dianalisis secara univariat dan kemudian diolah dengan SPSS
dan ArcGis.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pola kecenderungan spasial kasus
demam berdarah dengue cenderung berkumpul disuatu daerah yaitu di kawasan
pesisir terutama daerah perkotaan yang mempunyai curah hujan tinggi 100 -200
mm dan di daerah dengan curah hujan ekstrim. Pada kawasan yang memiliki
curah hujan tinggi juga mempunyai penduduk yang sangat padat sehingga
membuat penularan lebih mudah menyebar. Angka bebas jentik (ABJ) secara
umum belum memenuhi persyaratan yang dikeluarkan oleh Kementerian
Kesehatan yaitu >95%.
Agar program pemberantasan DBD lebih di prioritaskan pada daerah
dengan curah hujan tinggi dan padat penduduk. Agar capaian ABJ lebih
ditingkatakan lagi dengan menambah alokasi anggaran dan menjadikan sebagai
kegiatan lintas program.
Daftar Pustaka : 32 (2000 – 2016)
Kata Kunci : DBD, Curah hujan, Kepadatan Penduduk,GIS
v
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat kepada penulis berupa kesehatan dan kesempatan sehingga penulis dapat
menyusun hasil penelitian ini dengan judul “Pemetaan kejadian demam berdarah
dengue tahun 2016 di Kabupaten Majene Provinsi Sulawesi Barat” sebagai tugas
akhir yang merupakan salah satu syarat penyelesaian studi S1 di Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin.
Penulis menyadari sebagai manusia biasa yang takluput dari kesalahan
atau pun kekurangan bahwa hasil penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan.
Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya konstruktif dan
solutif dari semua pihak demi perbaikan di masa mendatang.
Hasil penelilitian ini penulis persembahkan untuk orang tua tercinta
penulis, serta kepada isteri tercinta, terimakasih atas segala dukungan, doa,
kesabaran, dan pengorbanannya baik berupa moril dan materil yang tak terhitung
jumlahnya. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan perlindungan dan berkah-
Nya
Dalam proses penelitian maupun penulisan skripsi ini banyak kendala
yang dihadapi, namun berkat bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak akhirnya
penulis bisa melewatinya. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan terimakasih yang tak terhingga kepada:
vi
1. Bapak dr. Makmur Selomo, MS selaku penasehat akademik yang
senantiasa memberikan nasehat selama mengikuti perkuliahan di
Fakultas Kesehatan Masyarakat Unhas
2. Bapak Dr. Agus Bintara Birawida, S.Kel,. M.Kes sebagai
pembimbing utama dan Bapak Fajaruddin Natsir,SKM,.M.Kes
sebagai pembimbing kedua yang seantiasi memberikan arahan dan
masukan bagi penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi
3. Bapak Syamsuar,SKM,.M.ScPH. Bapak Yahya
Thamrin,SKM,.M.Kes,.MOSH,.Ph.D Bapak Dian Sidik
Arsyad,SKM,.MKM sebagai tim penguji, dalam setiap ujian
senantiasa memberikan saran dan masukan dalam pembuatan skripsi.
4. Seluruh dosen dan staf pengajar di Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Hasanuddin, khususnya di Konsentrasi Kesehatan
Lingkungan yang telah mentransfer ilmunya kepada penulis, semoga
bisa diaplikasikan.
5. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Majene Ibu drg.Nurwan
Katta,MARS beserta jajaran staf P2PL yang senantiasa memberikan
bantuan dalam proses penelitian.
6. PPSDM Kementrian Kesehatan RI yang telah memberikan bantuan
dana selama proses Tugas Belajar di Universitas Hasanuddin
Makassar.
7. Teman – teman Tubel 2015 Edha, Ria, Putra, Pak Arul, Rahma, Isti,
Ridwan, Rudi, Rini, Mega, Riski. sukses terus bagi kita semua.
vii
8. Ananda tercinta Muh.Daffa Al Jufri.
Semoga segala sesuatu yang diberikan kepada penulis senantiasa
bernilai ibadah dan mendapat imbalan yang sesuai baik di dunia lebih –
lebih diakhirat kelak, Amin Ya Rabbal Alamin.
Makassar, Mei 2017
Penulis
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................ .......... iii
KATA PENGANTAR .................................................................................. iv
DAFTAR ISI ................................................................................................. vii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 7
C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 8
D. Manfaat Penelitian ............................................................................ 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 10
A. Tinjauan Umum Tentang DBD .......................................................... 10
B. Tinjauan Faktor Kejadian dan Penularan DBD ................................ 16
C. Tinjauan Tentang Kepadatan Vektor ................................................ 19
D. Tinjauan Umum Tentang Pemetaan SIG ........................................... 22
E. Tinjauan Tentang Penanggulangan DBD Di Indonesia ..................... 25
F. Kerangka Teori................................................................................... 27
BAB III KERANGKA KONSEP................................................................... 30
A. Dasar Pemikiran Variabel Penelitian ................................................. 30
B. Kerangka Konsep .............................................................................. 31
C. Defenisi Operasional Dan Kriteria Objektif ..................................... 32
BAB IV METODE PENELITIAN ................................................................ 34
A. Jenis Penelitian ................................................................................... 35
B. Lokasi Dan Waktu Penelitian ............................................................ 36
C. Populasi Dan Sampel ........................................................................ 36
D. Pengumpulan Data ............................................................................ 36
E. Pengolahan Dan Penyajian Data ....................................................... 36
ix
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 37
A. Hasil Penelitian .................................................................................. 37
B. Pembahasan ........................................................................................ 63
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 66
A. KESIMPULAN ................................................................................. 72
B. SARAN .............................................................................................. 72
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
Halaman
2.1 Tabel Sintesa Faktor – Faktor Yang Berhubungan Kejadian
Demam Berdarah Dengue................................................................ 27
5.1 Distribusi penderita demam berdarah dengue tahun 2016
berdasarkan waktu kejadian di Kabupaten Majene ......................... 40
5.2 Distribusi penderita demam berdarah dengue yang berhasil di
observasi di Kabupaten Majene ....................................................... 42
5.3 Distribusi penderita demam berdarah dengue yang berhasil di
observasi di Kabupaten Majene ....................................................... 42
5.4 Distribusi penderita demam berdarah dengue tahun 2016
berdasarkan karakteristik di Kabupaten Majene ............................. 43
5.5 Distribusi penderita demam berdarah dengue tahun 2016
berdasarkan riwayat mobilitas di Kabupaten Majene ...................... 44
5.6 Distribusi curah hujan tahun 2016 berdasarkan Kecamatan di
Kabupaten Majene ........................................................................... 46
5.7 Distribusi curah hujan dan hari hujan tahun 2016 berdasarkan
Kecamatan di Kabupaten Majene .................................................... 47
5.8 Kepadatan penduduk perkecamatan tahun 2016 di Kabupaten
Majene ............................................................................................. 47
5.9 Kepadatan penduduk berdasarkan kategori tahun 2016 di
Kabupaten Majene ........................................................................... 48
5.10 Distribusi capaian angka bebas jentik (ABJ) tahun 2016 di
Kabupaten Majene ........................................................................... 49
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
2.1 Kerangka teori ................................................................................. 26
3.1 Kerangka konsep ............................................................................. 30
5.1 Distribusi kasus demam berdarah dengue berdasarkan kecamatan
tahun 2016 ....................................................................................... 39
5.2 Peta sebaran penderita DBD menurut kecamatan di Kabupaten
Majene tahun 2016 .......................................................................... 51
5.3 Peta sebaran penderita DBD pada Kecamatan Banggae tahun
2016 ................................................................................................. 52
5.4 Peta sebaran penderita DBD pada Kecamatan Banggae Timur
tahun 2016 ....................................................................................... 52
5.5 Peta sebaran penderita DBD pada Kecamatan Pamboang tahun
2016 ................................................................................................. 53
5.6 Peta sebaran penderita DBD pada Kecamatan Sendana tahun
2016 ................................................................................................. 53
5.7 Peta sebaran penderita DBD pada Kecamatan Tammeroddo tahun
2016 ................................................................................................. 54
5.8 Peta sebaran penderita DBD pada Kecamatan Malunda tahun
2016 ................................................................................................. 54
5.9 Peta sebaran penderita DBD pada Kecamatan Ulumanda tahun
2016 ................................................................................................. 55
5.10 Peta overlay sebaran penderita DB dengan curah hujan tahun
2016 ................................................................................................. 57
5.11 Peta overlay sebaran penderita DBD dengan Kepadatan penduduk
tahun 2016 ....................................................................................... 59
5.12 Peta overlay sebaran penderita DBD dengan curah angka bebas
jentik (ABJ) tahun 2016 .................................................................. 61
5.13 Peta overlay sebaran penderita DBD dengan Kepadatan penduduk
dan Curah Hujan tahun 2016 ........................................................... 62
xii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lembar observasi
2. Hasil olah data SPSS
3. Surat Ijin penelitian dari Fakultas Kesehatan Masyarakat
4. Surat Rekomendasi dari Kesbangpol Kab. Majene
5. Surat keterangan telah melakukan penelitian dari Dinkes Majene
6. Daftar riwayat hidup
7. dokumentasi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit infeksitular vektor
yang disebabkan oleh virus Dengue.Virus tersebut menyerang bayi, anak –
anak dan orang dewasa. Pada umumnya virus tersebut ditularkan melalui
gigitan nyamuk Aedes aegypti betina yang menyimpan virus dengue pada
telurnya selanjutnya virus tersebut akan ditularkan kepada manusia. DBD
ditemukan di daerah beriklim tropis-subtropis terutama Asia tenggara,
Amerika tengah, Amerika,dan Karibia (Fathi 2005). Indonesia merupakan
negara yang berada di wilayah iklim tropis, sehingga merupakan daerah
penyebaran sekaligus daerah endemis yang menyebabkan tingginya angka
kesakitan di Indonesia (Candra, 2010).
Informasi iklim dapat dijadikan sebagai input/masukan untuk
menduga tingkat risiko kejadian penyakit Demam Berdarah Dengue pada
suatu musim (Fathi 2007). Penyakit DBD pertama kali ditemukan di
Filipina pada tahun 1953 (Vidiyani 2005), dan pada tahun 1968 di
Surabaya dengan kasus 58 orang anak, 24 diantaranya meninggal dengan
Case Fatality Rate (CFR) = 41,3%. Sejak itu penyakit DBD menunjukkan
kecenderungan peningkatan jumlah kasus dan luas daerah terjangkit
(Fathi, 2007).
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu
masalah kesehatan masyarakat penting di Indonesia. Penyakit DBD sering
1
2
mengakibatkan adanya Kejadian Luar Biasa (KLB) dengan kematian
yang besar. Di Indonesia nyamuk penular (vektor ) penyakitDBD yang
penting adalah Aedes aegypti, Aedes albopictus, dan Aedes scutellaris,
tetapi sampai saat ini yang menjadi vektor utamadari penyakit DBD adalah
Aedes aegypti (Fathi 2005). Keberadaan vektor (jentik Aedes aegypti) di
daerah merupakan indikator terdapatnya populasi nyamuk Aedes aegypti
di daerah tersebut (Vidiyani, 2005).
Tingkat kepadatan vektor DBD dapat diketahui salah satunya melalui
survei jentik. Survei jentik dilakukan sehingga diperoleh perhitungan
untuk mengetahui indeks larva yang meliputi angka bebas jentik (ABJ),
House indeks (HI), Container indeks (CI), Breatau Indeks (BI).
Lingkungan yang kumuh akan menyebabkan container indeks lebih tinggi
sehingga risiko demam berdarah dengue lebih tinggi (Ooi, Goh, and
Gubler 2006). Hasil perhitungan indeks larva dilakukan perhitungan
indeks larva dilakukan di Kelurahan Mayang Kota Jambi menunjukkan
jumlah positif larva (HI) sebesar 12,1%, jumlah kontainer positif larva
(CI) sebesar 5,6% dan ABJ sebesar 87,9%. Tingkat kepadatan jentik di
Kelurahan Mayang tersebut termasuk dalam kepadatan sedang
dikarenakan keberhasilan kegiatan fooging focus, abatesasi massal.
Pemberantasan sarang nyamuk yang telah dilakukan oleh Puskesmas dan
Dinas Kesehatan serta peran serta masyarakat setempat (Yahya 2011).
Seluruh wilayah di Indonesia mempunyai risiko untuk terjangkit
penyakit DBD. Kecuali daerah yang berada diatas ketinggian 1000 meter
3
diatas permukaan laut. Penyakit DBD dipengaruhi oleh kondisi
lingkungan, mobilitas penduduk, Kepadatan penduduk, adanya kontainer
buatan maupun yang alami ditempat pembuangan akhir sampah ( TPA )
maupun ditempat sampah lainnya (Fathi, 2005).
Kepadatan penduduk yang tinggi akan lebih mudah untuk terjadi
penularan penyakit DBD karena jarak terbang nyamuk diperkirakan 50
meter. Suhu dan kelembaban udara juga merupakan salah satu kondisi
lingkungan yang mempengaruhi perkembangan Aedes aegypti (Kaunang
2015). World Health Organization (WHO, 2010) menggambarkan
terdapat 50 -100 juta kasus penyakit demam dengue diseluruh dunia setiap
tahun, dimana 250.000 – 500.000 kasus adalah DBD angka kematian
sekitar 24.000 jiwa per tahun. Sekitar 2,5 Milyar orang di Dunia beresiko
terinfeksi virus dengue.
Data dari seluruh dunia menunjukkan Asia Menempati urutan pertama
dalam jumlah penderita DBD setiap tahunnya (Kaunang 2015). Hal ini
dipenguruhi karena wilayah Asia tenggara mempunyai iklim tropis yang
sangat cocok untuk perkembang biakan nyamuk Aedes aegypti.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh K, Winahju, dan Mukarromah,
2012 yang mengatakan bahwa suhu, kelembaban dan curah hujan adalah
kondisi optimum untuk perkembang biakan maupun kehidupan nyamuk.
Demikian pula dengan hasil penetian (Rodríguez 2008) yang mengatakan
keadaan Iklim dalam hal ini curah hujan mempunyai pengaruh terhadap
kejadian penyakit di Kolombia. Penelitian di Sri Langka mendapatkan
4
hasil serupa yaitu Insiden demam berdarah menunjukkan korelasi positif
yang signifikan dengan curah hujan (Sirisena 2017).
Kejadian kasus demam berdarah dengue di Kabupaten Majene tahun
2016 mengalami peningkatan yang sangat besar. Tahun 2015 kejadian
demam berdarah dengue 16 penderita yang seluruhnya dapat ditangani.
Sebanyak 119 kasus dan empat orang diantaranya meninggal dunia pada
tahun 2016 akibat demam berdarah dengue. Hal ini yang mengakibatkan
Kabupaten Majene masuk dalam kategori Kejadian luar biasa (KLB)
demam berdarah dengue (Dinkes Kab. Majene).
Sebaran kasus demam berdarah dengue sesuai dengan rekapan
laporan dari bidang P2PL DBD Dinas Kesehatan kabupaten Majene tahun
2016. Dari delapan Kecamatan yang ada di Kabupaten Majene tujuh
Kecamatan terdapat kejadian kasus demam berdarah dengue yang berada
dalam wilayah kerja sembilan Puskesmas dari 11 Puskesmas yang ada di
Kabupaten Majene.
Areal pemukiman yang ada di Kabupaten Majene sangat
berpengaruh terhadap tingkat kepadatan penduduk per km². Wilayah
pemukiman yang terfokus pada wilayah tertentu (pesisir) ini dikarenakan
jenis topografi yang berbukit-bukit serta tingkat kecuraman dan
kemiringan lereng. Hal ini sangat dimungkinkan bahwa areal pemukiman
yang terpusat pada wilayah tertentu serta sanitasi yang buruk membuat
lokasi tersebut rawan terhadap kejadian DBD.
5
Kecamatan Banggae memiliki kejadian kasus yang paling banyak di
Kabupaten Majene. Sebanyak 39 kasus dengan dua kematian yang masing
– masing berada diwilayah kerja Puskesmas Banggae I sebanyak lima
Kasus dan 34 kasus berada diwilayah kerja Puskesmas Totoli. Kecamatan
Banggae Timur berada diposisi ke dua dengan 20 kejadian kasus yang
berada diwilayah kerja puskesmas Banggae II sebanyak dua kasus dan
wilayah Kerja Puskesmas lembang sebanyak 18 kasus. Kejadian kasus
yang paling sedikit berada di Kecamatan Tammeroddo Sendana dibawah
wilayah kerja Puskesmas Tammeroddo sebanyak empat kasus.
Data penyakit yang dimiliki oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Majene
masih dalam bentuk data angka dan tidak bisa menggambarkan pola
spasial. Data spasial akan lebih memudahkan dalam memantau
perkembangan kejadian DBD. Dengan adanya data spasial maka
perencanaan eliminasi DBD akan lebih terarah. Penyakit demam berdarah
dengue dapat dilihat persebarannya dengan menggunakan Sistem
Informasi Geografis (SIG). Seperti penelitian pernah dilakukan oleh
Kaunang, 2015 yang membuat pemetaan penyebaran penyakit demam
berdarah dengue di Minahasa Selatan.
Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan sistem informasi
berbasis komputer yang digunakan untuk mengolah dan menyimpan data
atau informasi geografis. Secara umum pengertian SIG adalah suatu
komponen yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, data
geografis dan sumber daya manusia yang bekerja bersama secara efektif
6
untuk memasukkan, menyimpan dan menampilkan dalam suatu informasi
berbasis geografis (Kaunang 2015).
Sistem Informasi Geografis (SIG) pada saat ini memang telah
banyak digunakan oleh para ahli kesehatan masyarakat atau epidemologi.
Beberapa aplikasinya secara umum dalam bidang kesehatan dapat
digunakan untuk menemukan penyebaran penyakit secara geografis,
meneliti trend perkembangan sementara suatu penyakit, meramalkan
kejadian wabah, dan memantau perkembangan penyakit dari waktu ke
waktu. Dengan adanya SIG yang dapat menginterprestasikan fenomena
yang digambarkan dalam bentuk peta maka dapat memudahkan para
tenaga ahli kesehatan masyarakat untuk mengatasi masalah – masalah
kesehatan yang sedang terjadi dan mampu mengantisipasi lebih awal
masalah kesehatan yang kemungkinanakan terjadi (BNPB 2012).
Kabupaten Majene dalam tahun 2016 memiliki kasus demam
berdarah dengue dan terjadi KLB karena adanya lonjakan kasus dan
kematian. Kasus ini dapat disajikan dalam bentuk peta. Peta dapat
menggambarkan sebaran penyakit demam berdarah dengue yang terjadi
pada tahun 2016 dengan melihat faktor lingkungan yang dapat
menyebabkan penularan penyakit demam berdarah dengue seperti
perubahan iklim, kepadatan penduduk, persentase angka bebas jentik.
B. Rumusan Masalah.
Kejadian kasus demam berdarah Dengue di suatu wilayah
disebabkan karena adanya vektor penyakit yaitu nyamuk Aedes aegypti,
7
Aedes albopictus, dan Aedes scutellaris. Namun sangat banyak disebabkan
oleh Aedes aegyptiyang didukung oleh kondisi lingkungan yang memadai
untuk terjadinya penularan agent penyakit. Hingga saat ini data tentang
kondisi lingkungan yang dapat menyebabkan penyebaran penyakit yang
dapat menimbulkan wabah sebagian besar masih berbentuk angka dan
tabel statistik.
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan suatu
permasalahan yakni :
1. Bagaimanakah gambaran sebaran penderita penyakit demam berdarah
dengue tahun 2016 di Kabupaten Majene kaitannya dengan curah
hujan.
2. Bagaimanakah gambaran sebaran penderita penyakit demam berdarah
dengue tahun 2016 di Kabupaten Majene kaitannya dengan Kepadatan
penduduk.
3. Bagaimanakah gambaran sebaran penderita penyakit demam berdarah
dengue tahun 2016 di Kabupaten Majene kaitannya dengan capaian
angka bebas jentik.
C. Tujuan Penelitian.
1. Tujuan Umum
Mengetahui gambaran penderita penyakit demam berdarah
denguetahun 2016 di Kabupaten Majene Provinsi Sulawesi Barat.
8
2. Tujuan khusus
a. Memetakan kasus demam berdarah dengue tahun 2016 dengan
variasi curah hujan di Kabupaten Majene Provinsi Sulawesi Barat.
b. Memetakan kasus demam berdarah dengue tahun 2016 dengan
demografi kepadatan penduduk di Kabupaten Majene Provinsi
Sulawesi Barat.
c. Memetakan kasus demam berdarah dengue tahun 2016 dengan
persentase angka bebas jentik perkecamatan di Kabupaten Majene
Provinsi Sulawesi
D. Manfaat Penelitian.
1. Manfaat Institusi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi
bagi para penentu kebijakan dalam hal ini Dinas Kesehatan Kabupaten
Majene dalam rangka penentuan arah kebijakan program
Pemberantasan dan penanggulangan demam berdarah dengue di
Kabupaten Majene.
2. Manfaat Ilmiah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya ilmu
pengetahuan dan sebagai bahan pembelajaran bagi peneliti selanjutnya.
3. Manfaat Praktisi
Diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan peneliti
tentang sebaran penyakit demam berdarah dengue dengan
menggunakan Sistem Informasi Geofisika (SIG).
9
4. Manfaat bagi masyarakat
Agar Masyarakat dapat memperoleh informasi tentang sebaran
kasus demam berdarah dengue dan dapat menambah kesadaran kepada
seluruh lapisan masyarakat agar terus aktif dalam perogram
pemberantasan penyakit tersebut.