SKRIPSI PEMETAAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE …

21
i SKRIPSI PEMETAAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE TAHUN 2016 DI KABUPATEN MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT J U F R I K 111 15 713 Skripsi Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2017

Transcript of SKRIPSI PEMETAAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE …

Page 1: SKRIPSI PEMETAAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE …

i

SKRIPSI

PEMETAAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE

TAHUN 2016 DI KABUPATEN MAJENE

PROVINSI SULAWESI BARAT

J U F R I

K 111 15 713

Skripsi Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk

Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2017

Page 2: SKRIPSI PEMETAAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE …

ii

Page 3: SKRIPSI PEMETAAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE …

iii

Page 4: SKRIPSI PEMETAAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE …

iv

RINGKASAN

Universitas Hasanuddin

Fakultas Kesehatan Masyarakat

Kesehatan Lingkungan

April 2017

Jufri

“Pemetaan Kejadian Demam Berdarah Dengue Tahun 2016 Di Kabupaten

Majene Provinsi Sulawesi Barat”

( xii + 78 Halaman + 12 Tabel + 15 Gambar)

Kabupaten Majene adalah daerah endemis demam berdarah dengue.

Adapun beberapa faktor yang berperan dalam peningkatan ataupun penurunan

kasus demam berdarah dengue adalah curah hujan, tingkat kepadatan penduduk

dan kepadatan vektor penyebab penyakit DBD dalam persentase angka bebas

jentik (ABJ).Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tentang

penderita penyakit demam berdarah dengue tahun 2016 di Kabupaten Majene

Provinsi Sulawesi Barat.

Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional dengan rancangan

deskriptif. Populasi dari penelitian ini yaitu seluruh penderita positif demam

berdarah dengue tahun 2016 yang tercatat dalam laporan P2PL Dinkes Majene.

Sampel yang diambil adalah total penderita positif sebanyak 119 penderita atau

total sampel. Data dianalisis secara univariat dan kemudian diolah dengan SPSS

dan ArcGis.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pola kecenderungan spasial kasus

demam berdarah dengue cenderung berkumpul disuatu daerah yaitu di kawasan

pesisir terutama daerah perkotaan yang mempunyai curah hujan tinggi 100 -200

mm dan di daerah dengan curah hujan ekstrim. Pada kawasan yang memiliki

curah hujan tinggi juga mempunyai penduduk yang sangat padat sehingga

membuat penularan lebih mudah menyebar. Angka bebas jentik (ABJ) secara

umum belum memenuhi persyaratan yang dikeluarkan oleh Kementerian

Kesehatan yaitu >95%.

Agar program pemberantasan DBD lebih di prioritaskan pada daerah

dengan curah hujan tinggi dan padat penduduk. Agar capaian ABJ lebih

ditingkatakan lagi dengan menambah alokasi anggaran dan menjadikan sebagai

kegiatan lintas program.

Daftar Pustaka : 32 (2000 – 2016)

Kata Kunci : DBD, Curah hujan, Kepadatan Penduduk,GIS

Page 5: SKRIPSI PEMETAAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE …

v

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan

rahmat kepada penulis berupa kesehatan dan kesempatan sehingga penulis dapat

menyusun hasil penelitian ini dengan judul “Pemetaan kejadian demam berdarah

dengue tahun 2016 di Kabupaten Majene Provinsi Sulawesi Barat” sebagai tugas

akhir yang merupakan salah satu syarat penyelesaian studi S1 di Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin.

Penulis menyadari sebagai manusia biasa yang takluput dari kesalahan

atau pun kekurangan bahwa hasil penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan.

Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya konstruktif dan

solutif dari semua pihak demi perbaikan di masa mendatang.

Hasil penelilitian ini penulis persembahkan untuk orang tua tercinta

penulis, serta kepada isteri tercinta, terimakasih atas segala dukungan, doa,

kesabaran, dan pengorbanannya baik berupa moril dan materil yang tak terhitung

jumlahnya. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan perlindungan dan berkah-

Nya

Dalam proses penelitian maupun penulisan skripsi ini banyak kendala

yang dihadapi, namun berkat bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak akhirnya

penulis bisa melewatinya. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin

menyampaikan terimakasih yang tak terhingga kepada:

Page 6: SKRIPSI PEMETAAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE …

vi

1. Bapak dr. Makmur Selomo, MS selaku penasehat akademik yang

senantiasa memberikan nasehat selama mengikuti perkuliahan di

Fakultas Kesehatan Masyarakat Unhas

2. Bapak Dr. Agus Bintara Birawida, S.Kel,. M.Kes sebagai

pembimbing utama dan Bapak Fajaruddin Natsir,SKM,.M.Kes

sebagai pembimbing kedua yang seantiasi memberikan arahan dan

masukan bagi penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi

3. Bapak Syamsuar,SKM,.M.ScPH. Bapak Yahya

Thamrin,SKM,.M.Kes,.MOSH,.Ph.D Bapak Dian Sidik

Arsyad,SKM,.MKM sebagai tim penguji, dalam setiap ujian

senantiasa memberikan saran dan masukan dalam pembuatan skripsi.

4. Seluruh dosen dan staf pengajar di Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Hasanuddin, khususnya di Konsentrasi Kesehatan

Lingkungan yang telah mentransfer ilmunya kepada penulis, semoga

bisa diaplikasikan.

5. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Majene Ibu drg.Nurwan

Katta,MARS beserta jajaran staf P2PL yang senantiasa memberikan

bantuan dalam proses penelitian.

6. PPSDM Kementrian Kesehatan RI yang telah memberikan bantuan

dana selama proses Tugas Belajar di Universitas Hasanuddin

Makassar.

7. Teman – teman Tubel 2015 Edha, Ria, Putra, Pak Arul, Rahma, Isti,

Ridwan, Rudi, Rini, Mega, Riski. sukses terus bagi kita semua.

Page 7: SKRIPSI PEMETAAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE …

vii

8. Ananda tercinta Muh.Daffa Al Jufri.

Semoga segala sesuatu yang diberikan kepada penulis senantiasa

bernilai ibadah dan mendapat imbalan yang sesuai baik di dunia lebih –

lebih diakhirat kelak, Amin Ya Rabbal Alamin.

Makassar, Mei 2017

Penulis

Page 8: SKRIPSI PEMETAAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE …

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................ .......... iii

KATA PENGANTAR .................................................................................. iv

DAFTAR ISI ................................................................................................. vii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

A. Latar Belakang .................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................. 7

C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 8

D. Manfaat Penelitian ............................................................................ 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 10

A. Tinjauan Umum Tentang DBD .......................................................... 10

B. Tinjauan Faktor Kejadian dan Penularan DBD ................................ 16

C. Tinjauan Tentang Kepadatan Vektor ................................................ 19

D. Tinjauan Umum Tentang Pemetaan SIG ........................................... 22

E. Tinjauan Tentang Penanggulangan DBD Di Indonesia ..................... 25

F. Kerangka Teori................................................................................... 27

BAB III KERANGKA KONSEP................................................................... 30

A. Dasar Pemikiran Variabel Penelitian ................................................. 30

B. Kerangka Konsep .............................................................................. 31

C. Defenisi Operasional Dan Kriteria Objektif ..................................... 32

BAB IV METODE PENELITIAN ................................................................ 34

A. Jenis Penelitian ................................................................................... 35

B. Lokasi Dan Waktu Penelitian ............................................................ 36

C. Populasi Dan Sampel ........................................................................ 36

D. Pengumpulan Data ............................................................................ 36

E. Pengolahan Dan Penyajian Data ....................................................... 36

Page 9: SKRIPSI PEMETAAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE …

ix

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 37

A. Hasil Penelitian .................................................................................. 37

B. Pembahasan ........................................................................................ 63

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 66

A. KESIMPULAN ................................................................................. 72

B. SARAN .............................................................................................. 72

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 10: SKRIPSI PEMETAAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE …

x

DAFTAR TABEL

Halaman

2.1 Tabel Sintesa Faktor – Faktor Yang Berhubungan Kejadian

Demam Berdarah Dengue................................................................ 27

5.1 Distribusi penderita demam berdarah dengue tahun 2016

berdasarkan waktu kejadian di Kabupaten Majene ......................... 40

5.2 Distribusi penderita demam berdarah dengue yang berhasil di

observasi di Kabupaten Majene ....................................................... 42

5.3 Distribusi penderita demam berdarah dengue yang berhasil di

observasi di Kabupaten Majene ....................................................... 42

5.4 Distribusi penderita demam berdarah dengue tahun 2016

berdasarkan karakteristik di Kabupaten Majene ............................. 43

5.5 Distribusi penderita demam berdarah dengue tahun 2016

berdasarkan riwayat mobilitas di Kabupaten Majene ...................... 44

5.6 Distribusi curah hujan tahun 2016 berdasarkan Kecamatan di

Kabupaten Majene ........................................................................... 46

5.7 Distribusi curah hujan dan hari hujan tahun 2016 berdasarkan

Kecamatan di Kabupaten Majene .................................................... 47

5.8 Kepadatan penduduk perkecamatan tahun 2016 di Kabupaten

Majene ............................................................................................. 47

5.9 Kepadatan penduduk berdasarkan kategori tahun 2016 di

Kabupaten Majene ........................................................................... 48

5.10 Distribusi capaian angka bebas jentik (ABJ) tahun 2016 di

Kabupaten Majene ........................................................................... 49

Page 11: SKRIPSI PEMETAAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE …

xi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

2.1 Kerangka teori ................................................................................. 26

3.1 Kerangka konsep ............................................................................. 30

5.1 Distribusi kasus demam berdarah dengue berdasarkan kecamatan

tahun 2016 ....................................................................................... 39

5.2 Peta sebaran penderita DBD menurut kecamatan di Kabupaten

Majene tahun 2016 .......................................................................... 51

5.3 Peta sebaran penderita DBD pada Kecamatan Banggae tahun

2016 ................................................................................................. 52

5.4 Peta sebaran penderita DBD pada Kecamatan Banggae Timur

tahun 2016 ....................................................................................... 52

5.5 Peta sebaran penderita DBD pada Kecamatan Pamboang tahun

2016 ................................................................................................. 53

5.6 Peta sebaran penderita DBD pada Kecamatan Sendana tahun

2016 ................................................................................................. 53

5.7 Peta sebaran penderita DBD pada Kecamatan Tammeroddo tahun

2016 ................................................................................................. 54

5.8 Peta sebaran penderita DBD pada Kecamatan Malunda tahun

2016 ................................................................................................. 54

5.9 Peta sebaran penderita DBD pada Kecamatan Ulumanda tahun

2016 ................................................................................................. 55

5.10 Peta overlay sebaran penderita DB dengan curah hujan tahun

2016 ................................................................................................. 57

5.11 Peta overlay sebaran penderita DBD dengan Kepadatan penduduk

tahun 2016 ....................................................................................... 59

5.12 Peta overlay sebaran penderita DBD dengan curah angka bebas

jentik (ABJ) tahun 2016 .................................................................. 61

5.13 Peta overlay sebaran penderita DBD dengan Kepadatan penduduk

dan Curah Hujan tahun 2016 ........................................................... 62

Page 12: SKRIPSI PEMETAAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE …

xii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lembar observasi

2. Hasil olah data SPSS

3. Surat Ijin penelitian dari Fakultas Kesehatan Masyarakat

4. Surat Rekomendasi dari Kesbangpol Kab. Majene

5. Surat keterangan telah melakukan penelitian dari Dinkes Majene

6. Daftar riwayat hidup

7. dokumentasi

Page 13: SKRIPSI PEMETAAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.

Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit infeksitular vektor

yang disebabkan oleh virus Dengue.Virus tersebut menyerang bayi, anak –

anak dan orang dewasa. Pada umumnya virus tersebut ditularkan melalui

gigitan nyamuk Aedes aegypti betina yang menyimpan virus dengue pada

telurnya selanjutnya virus tersebut akan ditularkan kepada manusia. DBD

ditemukan di daerah beriklim tropis-subtropis terutama Asia tenggara,

Amerika tengah, Amerika,dan Karibia (Fathi 2005). Indonesia merupakan

negara yang berada di wilayah iklim tropis, sehingga merupakan daerah

penyebaran sekaligus daerah endemis yang menyebabkan tingginya angka

kesakitan di Indonesia (Candra, 2010).

Informasi iklim dapat dijadikan sebagai input/masukan untuk

menduga tingkat risiko kejadian penyakit Demam Berdarah Dengue pada

suatu musim (Fathi 2007). Penyakit DBD pertama kali ditemukan di

Filipina pada tahun 1953 (Vidiyani 2005), dan pada tahun 1968 di

Surabaya dengan kasus 58 orang anak, 24 diantaranya meninggal dengan

Case Fatality Rate (CFR) = 41,3%. Sejak itu penyakit DBD menunjukkan

kecenderungan peningkatan jumlah kasus dan luas daerah terjangkit

(Fathi, 2007).

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu

masalah kesehatan masyarakat penting di Indonesia. Penyakit DBD sering

1

Page 14: SKRIPSI PEMETAAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE …

2

mengakibatkan adanya Kejadian Luar Biasa (KLB) dengan kematian

yang besar. Di Indonesia nyamuk penular (vektor ) penyakitDBD yang

penting adalah Aedes aegypti, Aedes albopictus, dan Aedes scutellaris,

tetapi sampai saat ini yang menjadi vektor utamadari penyakit DBD adalah

Aedes aegypti (Fathi 2005). Keberadaan vektor (jentik Aedes aegypti) di

daerah merupakan indikator terdapatnya populasi nyamuk Aedes aegypti

di daerah tersebut (Vidiyani, 2005).

Tingkat kepadatan vektor DBD dapat diketahui salah satunya melalui

survei jentik. Survei jentik dilakukan sehingga diperoleh perhitungan

untuk mengetahui indeks larva yang meliputi angka bebas jentik (ABJ),

House indeks (HI), Container indeks (CI), Breatau Indeks (BI).

Lingkungan yang kumuh akan menyebabkan container indeks lebih tinggi

sehingga risiko demam berdarah dengue lebih tinggi (Ooi, Goh, and

Gubler 2006). Hasil perhitungan indeks larva dilakukan perhitungan

indeks larva dilakukan di Kelurahan Mayang Kota Jambi menunjukkan

jumlah positif larva (HI) sebesar 12,1%, jumlah kontainer positif larva

(CI) sebesar 5,6% dan ABJ sebesar 87,9%. Tingkat kepadatan jentik di

Kelurahan Mayang tersebut termasuk dalam kepadatan sedang

dikarenakan keberhasilan kegiatan fooging focus, abatesasi massal.

Pemberantasan sarang nyamuk yang telah dilakukan oleh Puskesmas dan

Dinas Kesehatan serta peran serta masyarakat setempat (Yahya 2011).

Seluruh wilayah di Indonesia mempunyai risiko untuk terjangkit

penyakit DBD. Kecuali daerah yang berada diatas ketinggian 1000 meter

Page 15: SKRIPSI PEMETAAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE …

3

diatas permukaan laut. Penyakit DBD dipengaruhi oleh kondisi

lingkungan, mobilitas penduduk, Kepadatan penduduk, adanya kontainer

buatan maupun yang alami ditempat pembuangan akhir sampah ( TPA )

maupun ditempat sampah lainnya (Fathi, 2005).

Kepadatan penduduk yang tinggi akan lebih mudah untuk terjadi

penularan penyakit DBD karena jarak terbang nyamuk diperkirakan 50

meter. Suhu dan kelembaban udara juga merupakan salah satu kondisi

lingkungan yang mempengaruhi perkembangan Aedes aegypti (Kaunang

2015). World Health Organization (WHO, 2010) menggambarkan

terdapat 50 -100 juta kasus penyakit demam dengue diseluruh dunia setiap

tahun, dimana 250.000 – 500.000 kasus adalah DBD angka kematian

sekitar 24.000 jiwa per tahun. Sekitar 2,5 Milyar orang di Dunia beresiko

terinfeksi virus dengue.

Data dari seluruh dunia menunjukkan Asia Menempati urutan pertama

dalam jumlah penderita DBD setiap tahunnya (Kaunang 2015). Hal ini

dipenguruhi karena wilayah Asia tenggara mempunyai iklim tropis yang

sangat cocok untuk perkembang biakan nyamuk Aedes aegypti.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh K, Winahju, dan Mukarromah,

2012 yang mengatakan bahwa suhu, kelembaban dan curah hujan adalah

kondisi optimum untuk perkembang biakan maupun kehidupan nyamuk.

Demikian pula dengan hasil penetian (Rodríguez 2008) yang mengatakan

keadaan Iklim dalam hal ini curah hujan mempunyai pengaruh terhadap

kejadian penyakit di Kolombia. Penelitian di Sri Langka mendapatkan

Page 16: SKRIPSI PEMETAAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE …

4

hasil serupa yaitu Insiden demam berdarah menunjukkan korelasi positif

yang signifikan dengan curah hujan (Sirisena 2017).

Kejadian kasus demam berdarah dengue di Kabupaten Majene tahun

2016 mengalami peningkatan yang sangat besar. Tahun 2015 kejadian

demam berdarah dengue 16 penderita yang seluruhnya dapat ditangani.

Sebanyak 119 kasus dan empat orang diantaranya meninggal dunia pada

tahun 2016 akibat demam berdarah dengue. Hal ini yang mengakibatkan

Kabupaten Majene masuk dalam kategori Kejadian luar biasa (KLB)

demam berdarah dengue (Dinkes Kab. Majene).

Sebaran kasus demam berdarah dengue sesuai dengan rekapan

laporan dari bidang P2PL DBD Dinas Kesehatan kabupaten Majene tahun

2016. Dari delapan Kecamatan yang ada di Kabupaten Majene tujuh

Kecamatan terdapat kejadian kasus demam berdarah dengue yang berada

dalam wilayah kerja sembilan Puskesmas dari 11 Puskesmas yang ada di

Kabupaten Majene.

Areal pemukiman yang ada di Kabupaten Majene sangat

berpengaruh terhadap tingkat kepadatan penduduk per km². Wilayah

pemukiman yang terfokus pada wilayah tertentu (pesisir) ini dikarenakan

jenis topografi yang berbukit-bukit serta tingkat kecuraman dan

kemiringan lereng. Hal ini sangat dimungkinkan bahwa areal pemukiman

yang terpusat pada wilayah tertentu serta sanitasi yang buruk membuat

lokasi tersebut rawan terhadap kejadian DBD.

Page 17: SKRIPSI PEMETAAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE …

5

Kecamatan Banggae memiliki kejadian kasus yang paling banyak di

Kabupaten Majene. Sebanyak 39 kasus dengan dua kematian yang masing

– masing berada diwilayah kerja Puskesmas Banggae I sebanyak lima

Kasus dan 34 kasus berada diwilayah kerja Puskesmas Totoli. Kecamatan

Banggae Timur berada diposisi ke dua dengan 20 kejadian kasus yang

berada diwilayah kerja puskesmas Banggae II sebanyak dua kasus dan

wilayah Kerja Puskesmas lembang sebanyak 18 kasus. Kejadian kasus

yang paling sedikit berada di Kecamatan Tammeroddo Sendana dibawah

wilayah kerja Puskesmas Tammeroddo sebanyak empat kasus.

Data penyakit yang dimiliki oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Majene

masih dalam bentuk data angka dan tidak bisa menggambarkan pola

spasial. Data spasial akan lebih memudahkan dalam memantau

perkembangan kejadian DBD. Dengan adanya data spasial maka

perencanaan eliminasi DBD akan lebih terarah. Penyakit demam berdarah

dengue dapat dilihat persebarannya dengan menggunakan Sistem

Informasi Geografis (SIG). Seperti penelitian pernah dilakukan oleh

Kaunang, 2015 yang membuat pemetaan penyebaran penyakit demam

berdarah dengue di Minahasa Selatan.

Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan sistem informasi

berbasis komputer yang digunakan untuk mengolah dan menyimpan data

atau informasi geografis. Secara umum pengertian SIG adalah suatu

komponen yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, data

geografis dan sumber daya manusia yang bekerja bersama secara efektif

Page 18: SKRIPSI PEMETAAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE …

6

untuk memasukkan, menyimpan dan menampilkan dalam suatu informasi

berbasis geografis (Kaunang 2015).

Sistem Informasi Geografis (SIG) pada saat ini memang telah

banyak digunakan oleh para ahli kesehatan masyarakat atau epidemologi.

Beberapa aplikasinya secara umum dalam bidang kesehatan dapat

digunakan untuk menemukan penyebaran penyakit secara geografis,

meneliti trend perkembangan sementara suatu penyakit, meramalkan

kejadian wabah, dan memantau perkembangan penyakit dari waktu ke

waktu. Dengan adanya SIG yang dapat menginterprestasikan fenomena

yang digambarkan dalam bentuk peta maka dapat memudahkan para

tenaga ahli kesehatan masyarakat untuk mengatasi masalah – masalah

kesehatan yang sedang terjadi dan mampu mengantisipasi lebih awal

masalah kesehatan yang kemungkinanakan terjadi (BNPB 2012).

Kabupaten Majene dalam tahun 2016 memiliki kasus demam

berdarah dengue dan terjadi KLB karena adanya lonjakan kasus dan

kematian. Kasus ini dapat disajikan dalam bentuk peta. Peta dapat

menggambarkan sebaran penyakit demam berdarah dengue yang terjadi

pada tahun 2016 dengan melihat faktor lingkungan yang dapat

menyebabkan penularan penyakit demam berdarah dengue seperti

perubahan iklim, kepadatan penduduk, persentase angka bebas jentik.

B. Rumusan Masalah.

Kejadian kasus demam berdarah Dengue di suatu wilayah

disebabkan karena adanya vektor penyakit yaitu nyamuk Aedes aegypti,

Page 19: SKRIPSI PEMETAAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE …

7

Aedes albopictus, dan Aedes scutellaris. Namun sangat banyak disebabkan

oleh Aedes aegyptiyang didukung oleh kondisi lingkungan yang memadai

untuk terjadinya penularan agent penyakit. Hingga saat ini data tentang

kondisi lingkungan yang dapat menyebabkan penyebaran penyakit yang

dapat menimbulkan wabah sebagian besar masih berbentuk angka dan

tabel statistik.

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan suatu

permasalahan yakni :

1. Bagaimanakah gambaran sebaran penderita penyakit demam berdarah

dengue tahun 2016 di Kabupaten Majene kaitannya dengan curah

hujan.

2. Bagaimanakah gambaran sebaran penderita penyakit demam berdarah

dengue tahun 2016 di Kabupaten Majene kaitannya dengan Kepadatan

penduduk.

3. Bagaimanakah gambaran sebaran penderita penyakit demam berdarah

dengue tahun 2016 di Kabupaten Majene kaitannya dengan capaian

angka bebas jentik.

C. Tujuan Penelitian.

1. Tujuan Umum

Mengetahui gambaran penderita penyakit demam berdarah

denguetahun 2016 di Kabupaten Majene Provinsi Sulawesi Barat.

Page 20: SKRIPSI PEMETAAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE …

8

2. Tujuan khusus

a. Memetakan kasus demam berdarah dengue tahun 2016 dengan

variasi curah hujan di Kabupaten Majene Provinsi Sulawesi Barat.

b. Memetakan kasus demam berdarah dengue tahun 2016 dengan

demografi kepadatan penduduk di Kabupaten Majene Provinsi

Sulawesi Barat.

c. Memetakan kasus demam berdarah dengue tahun 2016 dengan

persentase angka bebas jentik perkecamatan di Kabupaten Majene

Provinsi Sulawesi

D. Manfaat Penelitian.

1. Manfaat Institusi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi

bagi para penentu kebijakan dalam hal ini Dinas Kesehatan Kabupaten

Majene dalam rangka penentuan arah kebijakan program

Pemberantasan dan penanggulangan demam berdarah dengue di

Kabupaten Majene.

2. Manfaat Ilmiah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya ilmu

pengetahuan dan sebagai bahan pembelajaran bagi peneliti selanjutnya.

3. Manfaat Praktisi

Diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan peneliti

tentang sebaran penyakit demam berdarah dengue dengan

menggunakan Sistem Informasi Geofisika (SIG).

Page 21: SKRIPSI PEMETAAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE …

9

4. Manfaat bagi masyarakat

Agar Masyarakat dapat memperoleh informasi tentang sebaran

kasus demam berdarah dengue dan dapat menambah kesadaran kepada

seluruh lapisan masyarakat agar terus aktif dalam perogram

pemberantasan penyakit tersebut.