SKRIPSI PARTISIPASI MASYARAKAT DESA DALAM PEMILIHAN …

54
i SKRIPSI PARTISIPASI MASYARAKAT DESA DALAM PEMILIHAN KEPALA DESA DI DESA PANGGUNGHARJO (Penelitian Deskriptif Kualitatif di Desa Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul DIY) Disusun oleh: Herman Safuf 16520053 PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD” YOGYAKARTA 2021

Transcript of SKRIPSI PARTISIPASI MASYARAKAT DESA DALAM PEMILIHAN …

Page 1: SKRIPSI PARTISIPASI MASYARAKAT DESA DALAM PEMILIHAN …

i

SKRIPSI

PARTISIPASI MASYARAKAT DESA DALAM PEMILIHAN KEPALA DESA DI

DESA PANGGUNGHARJO

(Penelitian Deskriptif Kualitatif di Desa Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten

Bantul DIY)

Disusun oleh:

Herman Safuf

16520053

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD”

YOGYAKARTA

2021

Page 2: SKRIPSI PARTISIPASI MASYARAKAT DESA DALAM PEMILIHAN …
Page 3: SKRIPSI PARTISIPASI MASYARAKAT DESA DALAM PEMILIHAN …
Page 4: SKRIPSI PARTISIPASI MASYARAKAT DESA DALAM PEMILIHAN …

iv

MOTTO

“Takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan

didikan”

(Amsal 1:7)

“Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku”

(Filipi 4:13)

“Jika anda bergetar dengan geram pada setiap melihat ketidakadilan, maka Anda adalah

teman saya”

(Che Guevara)

Page 5: SKRIPSI PARTISIPASI MASYARAKAT DESA DALAM PEMILIHAN …

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yan Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat

dan anugerah-Nya, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik, ada pun skripsi ini

dipersembahkan kepada :

Bapa Evert Safuf dan Mama Martha Beteyop tercinta, saya persembahkan karya kecil

ini sebagai tanda bakti saya kepada bapa dan mama, terima kasih atas kasih sayang

yang tak terhingga dan terima kasih atas doa dukungkan dan motivasinya yang tidak

pernah berhenti kepada saya sehingga, hari ini saya dapat menyelesaikan perkuliahan

dengan baik.

Saudara-saudara saya Willem, Michael, Sara, Agus, Sari, Maria, mama Ice, mama

Neli (alm), bibi Yanti, mama Cici terima kasih atas dukungan dan semangat berupa

moril maupun materi dalam menempuh gelar sarjana.

Terima kasih kepada teman-teman Odi, Maurice, Andre, Fadli, Babang, Rino,

Richard, Fandy, Grein, Zul, Khairul, Ai, Septi, Kencana, Jessica, Indri, Puspita yang

selalu memberikan semangat dan dukungan kepada saya dalam menyelesaikan skripsi

ini.

Almamaterku Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa “APMD” Yogyakarta.

Page 6: SKRIPSI PARTISIPASI MASYARAKAT DESA DALAM PEMILIHAN …

vi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpah

rahmat dan anugerahnya-Nya yang kasih-Nya tidak pernah berkesudahan di dalam hidup

saya, sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan skripsi yang berjudul „PARTISIPASI

MASYARAKAT DESA DALAM PEMILIHAN KEPALA DESA” dengan baik. Skripsi ini

merupakan salah satu persyaratan yang harus dipenuhi oleh mahasiswa dalam memperoleh

gelar sarjana dari Program Studi Ilmu Pemerintahan Sekolah Tinggi Pembangunana

Masyarakat Desa “APMD” Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna dan masih

banyak kekurangan. Tanpa bantuan dari berbagai pihak, tidak mungkin bagi penulis untuk

menyelesaikan studi dan penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini

penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya atas petunjuk dan

bimbingan yang telah penulis terima selama melakukan penyusunan skripsi ini kepada:

1. Bapak Dr. Sutoro Eko Yunanto, M.Si selaku ketua Sekolah Tinggi Pembangunan

Masyarakat Desa “APMD” Yogaykarta;

2. Bapak Dr. Guno Tri Tjahjoko, M.A selaku ketua Program Studi Ilmu Pemerintahan

Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa “APMD” Yogyakarta yang telah

memberikan izin penelitian unutk penulis;

3. Ibu Dra. Herawati, MPA selaku dosen pembimbing penulis, yang telah banyak

membantu dan tidak pernah lelah memberikan bimbingan dan masukan dalam

penulisan ini.

4. Bapak Drs. R. Yulianus Gatot, M, S.i selaku dosen penguji I yang telah memberikan

saran dan kritik untuk memperbaiki skripsi penulis;

5. Bapak Drs. Triyanto Purnomo Raharjo, BE, M.Si selaku dosen penguji II yang telah

banyak memberikan masukan agar memperbaiki skripsi penulis;

Page 7: SKRIPSI PARTISIPASI MASYARAKAT DESA DALAM PEMILIHAN …

vii

6. Seluruh dosen Ilmu Pemerintahan Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa

“APMD” Yogyakarta

7. Pihak pemerintah desa pak Tono yang telah memberikan dan membuat surat izin

selama penulis berada di desa, pak Wahyudi Anggoro Hadi selaku lurah desa

Panggungharjo, pak M. Ari Yahya selaku Kepala Seksi Pemerintahan, pak Setyo

Raharjo dan pak Rosada Roan Atariq selaku kepala Dusun, pak Bambang Amintoro

selaku Sekretaris BPD dan masyarakat desa Panggungharjo yang tidak dapat

disebutkan namanya satu per-satu, penulis mengucapkan banyak terima kasih yang

tak terhingga atas kerja samanya sehingga dapat membantu peneliti dalam

memberikan data-data yang dibutuhkan

8. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis menyebutkan namanya satu per-satu yang

telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa

skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga kritik dan saran masih penulis

butuhkan demi kesempurnaan skripsi ini.

Yogyakarta, 12 Februari 2021

Penulis

Herman Safuf

Page 8: SKRIPSI PARTISIPASI MASYARAKAT DESA DALAM PEMILIHAN …

viii

INTISARI

Disahkannya UU Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa memberikan kesempatan yang

besar untuk desa mengurus dan mengelola rumah tangganya sendiri mulai dari mengurus

pemerintahannya sendiri, pembangunan, meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya hingga

dengan pemilihan kepala desa sendiri. Pemilihan kepala desa sendiri memiliki syarat yang

harus dipenuhi jika seseorang ingin mencalonkan diri sebagai kepala desa yang di atur

berdasarkan UU, Peraturan Pemerintah, Peraturan Provinsi sampai dengan peraturan

Kabupaten/Kota. Desa Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul, DIY telah

melakukan pemilihan kepala desa pada tahun 2018 lalu dengan dua calon kepala desa yaitu

Wahyudi Anggoro Hadi sebagai incumbent dan Latif Kusdarmono yang dimenangan oleh

kepala desa incumbent Wahyudi Anggoro Hadi dengan perolehan suara 11.558 sehingga

membuat peneliti tertarik untuk meneliti Partisipasi Masyarakat Desa Dalam Pemilihan Kepla

Desa di Desa Panggungharjo pada pemilihan tahun 2018.

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif yang mana berguna

untuk menjelaskan partisipasi masyarakat desa dalam pemilihan kepala desa di desa

Panggungharjo, kecamatan Sewon, kabupaten Bantul, DIY. Pada penelitian ini jumlah

informan adalah sebanyak 14 orang yang peneliti pilih sesuai dengan teknik purposive dan

yang dianggap representatif dan memiliki kapasitas serta kompetensi dalam memberikan

gambaran dan data terkait dengan objek penelitian. Penelitian ini menggunakan teknik

pengumpulan data dengan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi guna mendapatkan

data dan informasi secara tepat dan jelas. Analisis data dalam penelitian ini meliputi

pengumpulan data, mereduksi data, penyajian data dan verifikasi data.

Adapun hasil dari penelitian ini memperlihatkan beberapa hal : pertama dari segi

partisipasimasyarakat dalam pembentukan panitia pemilihan kepala desa, di desa

Panggungharjo sudah berjalan dengan baik karena ketiga unsur penting di desa di masukan

kedalam kepanitiaan yaitu pamong desa, BPD dan masyarakat. Kedua, melihat partisipasi

masyarakat dalam kampanye, di desa Panggungharjo sangat partisipatif karena pada

kampanye yang dilakukan para calon kepala desa di sana di hadiri oleh banyak masyarakat.

Ketiga, melihat partisipasi masyarakat dalam pemungutan dan perhitungan suara, ternyata

ketika akan dilakukan pemungutan dan perhitungan suara, masyarakat tidak memliki peran di

dalamnya tetapi mereka hanya mengawasi jalannya pemungutan dan perhitungan suara.

Keempat, kontrol dari masyarakat ketika akan dilakukan pemungutan dan perhitungan suara,

sekali lagi masyarakat hanya melihat atau mengawasi jalannya pemungutan dan perhitungan

suara, ada masyarakat yang memang mengawasi dengan sungguh-sungguh dan ada juga

masyarakat yang hanya ikut mencoblos lalu pulang karena kurangnya sumber daya dari

masyarakat sehingga hanya beberapa saja yang mengawasi dan mengontrol jalannya

pemungutan dan perhitungan suara.

KATA KUNCI : Partisipasi Masyarakat, Desa, Pemilihan Kepala Desa

Page 9: SKRIPSI PARTISIPASI MASYARAKAT DESA DALAM PEMILIHAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Partisipasi adalah sebuah kosakata yang sudah lama menghiasi bibir para

pejabat dan lembaran-lembaran kebijakan pembangunan di Indonesia. Para pejabat,

mulai dari presiden hingga kepala desa, selalu “berujar” bahwa pembangunan tidak

akan berhasil bila tidak didukung oleh partisipasi masyarakat, terutama partisipasi

membayar pajak. Partisipasi adalah persoalan relasi kekuasaan, atau relasi ekonomi-

politik yang dianjurkan oleh demokrasi. Partisipasi warga masyarakat berada dalam

konteks governance, yakni relasi antara negara (pemerintah) dan masyarakat (rakyat).

Partisipasi berbagai unsur masyarakat dalam proses penyelenggaraan tahapan

pemilu merupakan parameter keempat untuk pemilu yang adil dan berintegritas. Peran

serta warga negara yang telah dewasa secara politik dalam proses penyelenggaraan

pemilu tak hanya memberikan suara di tempat pemungutan suara (TPS) pada hari

pemungutan suara, tetapi juga mengawal agar proses penyelenggaraan pemilu

dilaksanakan sesuai peraturan perundang-undangan dan suara yang diberikan ikut

menentukan hasil pemilu.

Partisipasi politik merupakan bentuk keikutsertaan warga dalam proses

politik, dalam negara demokrasi rakyat diharapkan dapat ikut berpartisipasi politik

secara aktif. Partisipasi aktif warga negara dapat di laksanakan dalam berbagai

bentuk, salah satunya adalah dengan ikut serta dalam pemilihan pemimpin

pemerintahan, termasuk Pemilihan Kepala Desa (PILKADES).

Salah satu aspek penting dalam pemerintahan Desa adalah aspek pemilihan

kepala desa, karena kepala desa-lah yang sangat menentukan dalam pelaksanaan

pembangunan desa.

Page 10: SKRIPSI PARTISIPASI MASYARAKAT DESA DALAM PEMILIHAN …

2

Pemilihan Kepala Desa merupakan salah satu wahana yang digunakan dalam

menentukan sosok seorang yang sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan dan

diharapkan dapat mengakomodasi berbagai kepentingan masyarakat yang

menyangkut hajat hidup orang banyak. Partisipasi masyarakat dalam pemilihan kepala

desa menjadi satu hal yang sangat penting, karena sangat menentukan bagi

keberhasilan dalam melaksanakan pembangunan dan memperbaiki tananan kehidupan

masyarakat. Kepala desa memiliki peran yang sangat penting dalam memajukan

kesejahteraan desa, berbagai kebijakan akan diambil oleh seorang kepala desa demi

untuk memajukan dan melaksanakan pembangunan. Pemilihan Kepala Desa

dilakukan dengan azaz langsung, umum, bebas, dan rahasia. Hal ini sesuai dengan

pasal 34 UU Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa bahwa „‟Kepala Desa dipilih

langsung oleh dan dari penduduk Desa warga Negara Republik Indonesia yang syarat

selanjutnya, tata cara pemilihan di atur dengan berpedoman kepada peraturan

pemerintah. Dengan adanya pemilihan kepala desa menunjukan bahwa masyarakat

diberi kesempatan unutk memilih pemimpin sendiri, dimana pemilihan dilakukan

secara demokratis oleh masyarakat itu sendiri.

Partisipasi masyarakat merupakan keharusan dalam mewujudkan

pemerintahan yang demokratis, namun demikian rendahnya partisipasi pemilih

menjadi gejala umum dalam pemilihan kepala desa di banyak wilayah dan

kemungkinan fenomena rendahnya partisipasi pemilih menjadi gelaja umum pemilu

Indonesia di masa mendatang. Penyebab yang memicu rendahnya partisipasi politik

rakyat dalam setiap momentum pemilihan umum ialah karena figur pemimpin yang

diajukan dalam suatu pesta demokrasi kurang berkenan di hati pemilih, pemilih mulai

jenuh dengan proses demokrasi lima tahunan yang tidak membawa perubahan bagi

kehidupan rakyat dan waktu pemilihan yang bertepatan dengan waktu kerja

Page 11: SKRIPSI PARTISIPASI MASYARAKAT DESA DALAM PEMILIHAN …

3

masyarakat sehingga pemilihan bukan menjadi prioritas mereka karena mereka

terjebak dalam rutinitas ekonomi.

Faktor lain dalam kurangnya partisipasi masyarakat dalam pemilihan

dipengaruhi oleh ketidakpercayaan terhadap kinerja kepala desa incumbent, hal ini

disebabkan oleh tidak adanya atau kurangnya sosialisasi yang dilakukan oleh calon-

calon kepala desa membuat masyarakat desa tidak mengenal dengan baik calon-calon

kepala desa yang akan mereka pilih. Dan jika incumbent dianggap memilki kinerja

yang rendah dan terjerat dalam kasus korupsi dan abuse of power (penyalahgunaan

kekuasaan) maka incumbent memliki peluang yang kecil juga untuk terpilih kembali.

Meskipun dalam beberapa kejadian banyak incumbent yang juga menang atau terpilih

kembali, setidaknya ada tiga faktor yang mempengaruhi incumbent dapat terpilih

kembali, pertama, yaitu pengaruh yang didapatkan dari berbagai bentuk pelayanan

yang diberikan kepada masyarakat selama periode kekuasaan sebelumnya. Kedua,

pengaruh kualitas incumbent, misalnya keterampilan menghadapi pemilih dalam

proses kampanye. Pengaruh ini dibentuk selama periode kekuasaan sebelumnya.

Ketiga, pengaruh dalam memberikan keraguan kepada penantang.

Faktor sosial ekonomi juga cukup berpengaruh terhadap keputusan

masyarakat untuk memilih, hal ini disebabkan waktu kerja masyarakat desa yang jika

kebetulan berprofesi sebagai petani atau nelayan dan waktu pemilihan yang

bertepatan dengan jam kerja mereka maka mereka lebih memilih untuk tidak pergi

memilih dan lebih memilih pergi mencari nafkah.

Salah satu di antara elemen dan indikator yang paling mendasar dari

keberhasilan dan kualitas pelaksanaan penyelenggaraan pemilu yang demokratis

adalah adanya keterlibatan masyarakat secara aktif dalam proses berjalannya tahapan-

tahapan pemilu, khususnya dalam hal pengawasan atau pemantauan proses pemilu.

Page 12: SKRIPSI PARTISIPASI MASYARAKAT DESA DALAM PEMILIHAN …

4

Adanya voice, akses dan kontrol dari masyarakat juga sangat di perlukan dalam

proses pelaksanaan pemilu.

Desa Panggurharjo Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul Provinsi Daerah

Istimewah Yogyakarta, sebelumnya telah melakukan pemilihan lurah desa pada

tahun 2018 dengan dua kandidat calon lurah yaitua Wahyudi Anggoro Hadi sebagai

incumbent dan Latif Kusdarmono sebagai penantang yang di menangan oleh kepala

desa incumbent Wahyudi Anggoro Hadi dengan perolehan suara 11.558 untuk

Wahyudi dan 1.481 untuk Latif Kusdarmono.

Berdasarkan pada uraian di atas, peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana

partisipasi masyarakat desa Panggungharjo dalam pilkades Panggungharjo tahun 2018

di Desa Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul, DIY.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belkang masalah yang telah dipaparkan diatas penulis merumuskan

masalah sebagai berikut: Bagaimana Partisipasi Masyarakat Desa Dalam Pemilihan

Kepala Desa di Desa Panggungharjo?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan bagaimana Partisipasi

Masyarakat Dalam Pemilihan Kepala Desa di Desa Panggungharjo.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi mahasiswa hasil penelitian ini diharapkan menjadi referensi untuk

menambah pengetahuan tentang partipasi masyarakat desa dalam pemilihan

kepala desa.

2. Bagi masyarakat dapat mengetahui tentang partisipasi masyarakat desa dalam

pemilihan kepala.

Page 13: SKRIPSI PARTISIPASI MASYARAKAT DESA DALAM PEMILIHAN …

5

E. Kerangka Konseptual

1. PARTISIPASI MASYARAKAT DESA DALAM PEMILIHAN KEPALA

DESA

a. Partisipasi

Secara umum partisipasi berasal dari bahasa latin yaitu “pars”

yang artinya bagian dan “capere” yang artinya mengambil peranan

dalam aktivitas atau kegiatan. Apabila digabungkan berarti

“mengambil bagian”. Dalam bahasa inggiris, partisipate atau

participation berarti mengambil bagian atau peranan. Jadi partisipasi

berarti mengambil bagian dalam aktivitas atau kegiatan. (Damsar,

2010:10).

Sutoro Eko (2004:242) secara substansi menjelaskan makna

yang terkandung dalam partisipasi masyarakat mencangkup tiga hal

yaitu: voice (suara), akses dan kontrol warga masyarakat dalam

pemilhan dan pembangunan yang mempngaruhi dirinya sehari-hari.

Pertama, voice merupakan hak dan tindakan warga masyarakat dalam

menyampaikan aspirasi, gagasan, kebutuhan, kepentingan dan tuntutan

terhadap komunitas terdekatnya maupun pemerintah. Kedua, akses

mengandung arti ruang dan kapasitas masyarakat untuk masuk dalam

arena pemerintahan, yakni mempengaruhi dan menentukan arah

kebijakan serta terlibat aktif mengelola barang-barang publik. Ketiga,

kontrol artinya masyarakat melakukan pengawasan terhadap

lingkungan komunitasnya maupun kebijakan pemerintah.

Menurut Huntington dan Nelson dalam Damsar (2010:12)

membagi partisipasi menjadi dua bagian yaitu partisipasi yang otonom

Page 14: SKRIPSI PARTISIPASI MASYARAKAT DESA DALAM PEMILIHAN …

6

dan partisipasi yang dimobilisasi. Partisipasi yang otonom adalah

partisipasi yang berdasarkan pada kemauan dan bukan ataas dorongan

dari orang lain. Sedangkan partisipasi mobilisasi adalah partisipasi

yang bersifat digerakan oleh orang lain dan bukan berdasarkan

kesadaran atau kemauan sendiri. Misalnya dalam pemilihan umum

seseorang mau memilih calon tertentu kaena dorongan suatu pihak dan

tidak memilih atas kemauan sendiri.

Suatu ukuran tingkat kesuksesan negara domokrasi adalah

tingkat partisipasi masyarakat yang tinggi dalam pemilihan umum.

Dengan melakukan pemilihan umum masyarakat dapat memilih

pemimpin-pemimpin dan wakil mereka yang berkompetensi dan

menentukan yang mana yang layak untuk memimpin mereka dan yang

mana yang menjadi wakil mereka yang akan menjalankan atau

mengontrol jalannya pemerintahan untuk kedepannya.

Dalam partisipasi, masyarakat diharapkan tidak hanya sebatas

memberikan haknya dalam pemilihan umum tetapi juga melakukan

kontrol terhadap pemerintahan, dan untuk melakukan kontrol

masyarakat memerlukan akses yang dapat menghubungan masyarakat

ke pemerintah.

b. Partisipasi Politik

Sebagai definisi umum, sesuai dengan yang diartikan oleh

Budiardjo (2008:367) bahwa partisipasi politik adalah kegiatan

seseorang atau kelompok orang untuk ikut serta secara aktif dalam

kehidupan politik, antara lain dengan jalan memilih pimpinan negara,

Page 15: SKRIPSI PARTISIPASI MASYARAKAT DESA DALAM PEMILIHAN …

7

dan secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi kebijakan

pemerintah (public policy). Kegiatan ini mencakup tindakan seperti

memberikan suara dalam pemilihan umum, menghadiri rapat umum,

mengadakan hubungan (concacting) atau lobbying dengan pejabat

pemerintah atau anggota parlemen, menjadi anggota partai atau salah

satu gerakan sosial dengan direct actionnya, dan sebagainya.

Partisipasai politik merupakan salah satu bentuk aktualisais dari

proses demokrasi. Hal ini menjadi penting bagi masyarakat dalam

proses pembangunan politik di Negara Indonesia bahkan diharapkan

mulai di masyarakat perdesaan. Karena di dalamnya ada hak dan

kewajiban masyarakat yang dapat dilakukan, salah satunya ialah proses

pemilihan pimpinan negara, daerah dan desa dilakukan secara

langsung.

Partisipasi politik memiliki banyak bentuk dan dimensi, dalam

penelitian ini akan memfokuskan pada partisipasi politik dalam

menentukan pemimpin politiknya hal ini memilih wakil-wakilnya yang

akan duduk sebagai wakil mereka dalam menjalankan roda

pemerintahan. Seperti yang dikatakan dalam Budiardjo (2008:370)

tentang dimensi-dimensi partisipasi bahwa diantara dimensi itu adalah

ikut pemilihan umum dan mengikut kegiatan-kegiatan yang berkaitan

dengan masalah pemilhan umum.

Masyarakat yang terlibat baik secara langsung maupun tidak

langsung, dalam sebuah kebijakan dengan cara melibatkan mereka

dalam pengambilan keputusan dan kegiatan-kegiatan pemerintahan,

menurut McClosky dalam Budiardjo (2008:367) memberikan definisi

Page 16: SKRIPSI PARTISIPASI MASYARAKAT DESA DALAM PEMILIHAN …

8

singkat mengenai partisipasi politik adalah kegiatan-kegiatan sukarela

dari warga masyarakat melalui mana mereka mengambil bagian dalam

proses pemilihan penguasa, dan secara langsung atau tidak langsung

dalam proses pembentukan kebijakan umum.

Adanya keputusan politik yang dibuat dan dilaksanakan oleh

pemerintah menyangkut dan mempengarui kehidupan warga negara,

maka warga negara berhak ikut serta menentukan isi keputusan politik.

Oleh karena itu yang dimaksud dengan partisipasi politik menurut

Huntington dan Nelson dalam Budiardjo (2008:368) dijelaskan bahwa

partisipasi politik adalah kegiatan warga yang bertindak sebagai

pribadi-pribadi, yang dimaksud untuk mempengaruhi pembuatan

keputusan oleh pemerintah. Partisipasi bisa bersifat individu atau

kolektif, terorganisir atau spontan, mantap atau sporadis, secara damai

atau kekerasan, legal atau ilegal, efektif atau tidak efektif.

Dari beberapa pandangan di atas yang mengungkapkan definisi

partisipasi politik, dapat disimpulkan bahwa partisipasi politik

merupakan suatu kegiatan yang dilakukan seseorang atau kelompok

orang untuk ikut serta secara aktif dalam kehidupan politik melalui

mana mereka mengambil bagian dalam proses pemilihan kekuasaan,

secara langsung atau tidak langsung, yang berdasarkan pada kemauan

dan atas dorongan dari orang lain untuk mempengaruhi pembuatan

keputusan oleh pemerintah.

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi politik

Partisipasi sebagai suatu aktivitas masyarakat untuk terlibat

dalam proses pemilihan tentu saja memiliki banyak faktor yang

Page 17: SKRIPSI PARTISIPASI MASYARAKAT DESA DALAM PEMILIHAN …

9

mempengaruhinya. Berikut beberapa pendapat ahli tentang faktor-

faktor yang mempengaruhi partisipasi politik. Menurut Subarki

(2010;45-146) menyebukan dua variabel penting yang mempengaruhi

tinggi rendahnya partisipasi seseorang. Pertama, adalah aspek

kesadaran politik seseorang yang meliputi kesadaran terhadap hak

politik, hak ekonomi, hak mendapatkan perlindungan hukum, hak

mendapatkan jaminan sosial dan hak kewajiban lainnya. Kedua,

menyangkut bagaimanakah penilaian dan apresiasinya terhadap

pemerintah, baik terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah dan

pelaksanaan pemerintahnya.

Selain itu ada faktor yang berdiri sendiri (bukan variabel

independen) seperti status sosial, afiliansi politik orang tua, dan

pengalaman berorganisasi. Yang dimaksud status sosial yaitu

kedudukan seseorang berdasarkan keturunan, pendidikan, pekerjaan,

dan lain-lain. Selanjutnya status ekonomi yaitu kedudukan seseorang

dalam lapisan masyarakat, berdasarkan pemilikan kekayaan. Seseorang

yang mempunyai status sosial dan ekonomi tinggu diperkirakan tidak

hanya mempunyai pengetahuan politik, akan tetapi memiliki minat

serta perhatian pada politik dan kepercayaan terhadap pemerintah

(Subarki, 2010:156). Apabila masyarakat sadar akan kewajibannya

sebagai warga negara dan memiliki kepercayaan tinggi terhadap

pemerintah, mka partisipasi politik akan meningkat, sebaliknya

masyarakat dalam proses politik terutama pada saat pemilihan umum

cenderung akan menurun.

Page 18: SKRIPSI PARTISIPASI MASYARAKAT DESA DALAM PEMILIHAN …

10

Menurut Liendenfeld dalam Subarki (2010:157) bahwa faktor

utama yang mendorong seseorang untuk berpartisipasi dalam

kehidupan politik adalah kepuasaan finansial. Dalam studinya ia

menemukan bahwa status ekonomi yang rendah menyebabkan

seseorang merasa tereleminasi dari kehidupan politik dan orang yang

berdangkutan akan menjadi apatis. Hal ini tidak terjadi pada orang

yang memiliki kemapanan ekonomi.

Selanjutnya menurut Rosenberg dalam Damsar (2013:128)

menyatakan ada tiga alasan kenapa orang bersifat apatis dalam

aktivitas politik. Pertama, aktivitas politik merupakan ancaman

terhadap berbagai aspek kehidupan. Setiap keputusan pasti ada biaya

dan resikonya. Oleh sebab itu, jika seseorang menganggap bahwa

keterlibatan dalam aktivitas politik akan mendatangkan resiko bagi

berbagai aspek kehidupan, maka apatis merupakan pilihan terbaik bagi

dirinya. Kedua, aktivitas politik dipandang sebagai suatu kerja sia-sia.

Ketiga, ketiadaan faktor untuk mengacu diri untuk bertindak atau

disebut juga sebagai perangsang politik.

Pada perilaku pemilih yang rasional akan menentukan

pilihannya berdasarkan isu politik dan kandidat yang diajukan serta

kebijakan yang dinilai menguntungkan baginya yang akan ia peroleh

apabila kendidat pilihannya terpilih. Pemilih yang rasional tidak hanya

pasif dalam berpartisipasi tetapi aktif memiliki kehendak bebas.

2. Masyarakat Desa

Masyarakat desa adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi

menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu dan yang terikat

Page 19: SKRIPSI PARTISIPASI MASYARAKAT DESA DALAM PEMILIHAN …

11

oleh suatu rasa identitas bersama. Masyarakat adalah pengumpulan manusia yang

banyak dan bersatu dengan cara tertentu oleh karena hasrat-hasrat kemasyarakatan

yang sama. Terdapat beberapa syarat untuk timbulnya masyarakat yaitu :

a. Harus ada pengumpulan manusia yang banyak

b. Telah bertempat tinggal di suatu daerah tertentu dalam waktu yang

lama

c. Adanya aturan yang mengatur untuk kepentingan bersama

Hasan Shadly (1963: 20) memberikan pengertian masyarakat sebagai

golongan besar atau kecil dari beberapa manusia yang dengan sendirinya bertalian

golongan dan mempunyai pengaruh suatu sama lain

Desa berasal dari bahasa Sansekerta “dhesi” yang mempunyai arti sebagai

tanah kelahiran atau tanah tumpah darah. Dalam kamus besar bahasa Indonesia

(1993) disebutkan desa adalah:

a. Sekelompok rumah di luar kota yang merupakan kesatuan

kampung, dusun;

b. Udik atau dusun dalam arti daerah daerah pedalaman sebagai

lawan kota; dan

c. Tempat, tanah, daerah.

Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki hak untuk mengurus

rumah tangganya sendiri berdasarkan hak asal usul dan adat istiadat yang diakui

Pemerintah Nasional yang berada di Daerah Kabupaten. Secara histori desa

merupakan cikal bakal terbentuknya masyarakat politik dan pemerintahan di

Indonesia jauh sebelum negara dan bangsa ini terbentuk. Struktur sosial sejenis desa,

masyarakat adat dan lain sebaginya telah menjadi institusi sosial yang mempunyai

posisi yang sangat penting. Menurut UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, desa

Page 20: SKRIPSI PARTISIPASI MASYARAKAT DESA DALAM PEMILIHAN …

12

adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang

untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat

setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul dan/atau hak tradisional

yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik

Indonesia.

Pemerintah Desa terdiri atas Pemerintah Desa (yang meliputi Kepala Desa dan

Perangkat Desa) dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Pemerintah desa atau yang

disebut dengan nama lain adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagai unsur

penyelenggara pemerintah desa. Badan Permusyawartan Desa atau yang disebut

dengan nama lain, selanjutnya disingka BPD, adalah lembaga yang merupakan

perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa sebagai unsur

penyelenggara pemerintahan desa. Masyarakat perdesaan adalah masyarakat yang

mendiami suatu wilayah tertentu yang ukurannya lebih kecil dan letaknya di luar kota.

Masyarakat desa adalah bentuk persekutuan abadi antara manusia dan institusinya

dalam wilayah setempat.

Secara umum, dalam kehidupan masyarakat di perdesaan dapat dilihat dari

beberapa karakteristik yang mereka miliki, sebagaimana dikemukakan oleh Roucek

dan Warren (1963: 78) sebagai berikut:

a. Mereka memiliki sifat yang homogen dalam hal mata pencaharian,

nilai-nilai dalam kenbudayaan, serta dalam sikap dan tingkah laku.

b. Kehidupan di desa lebih menekankan anggota keluarga sebagai

unit ekonomi. Artinya semua anggota keluarga turut bekerja sama

terlihat dalam kegiatan pertanian ataupun mencari nafkah guna

memenuhi kebutuhan ekonomi rumah tangga.

Page 21: SKRIPSI PARTISIPASI MASYARAKAT DESA DALAM PEMILIHAN …

13

c. Faktor geografis sangat berpengaruh pada kehidupan yang ada,

misalnya keterikatan anggota masyarakat dengan tanah atau desa

kelahirannya

d. Hubungan sesama anggota masyarakat lebih intim dan awet dari

pada di kota, serta jumlah anak yang ada dalam keluarga inti lebih

banyak.

3. Pemilihan Kepala Desa

Pemilihan adalah proses formal pengambilan keputusan kelompok di mana

anggota masyarakat yang memenuhi persyaratan memilih seseorang untuk

memegang jabatan administrasi publik. Pemilihan atau pemilihan umum adalah

proses memilih seseorang untuk mengisi jabatan politik tertentu. Jabatan tersebut

beraneka ragam, mulai dari jabatan presiden/eksekutif, wakil rakyat/legislatif di

berbagai tingkat pemerintahan, sampai kepala desa.

Kepala desa atau sebutan lain sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri

Republik Indonesia Nomor 84 Tahun 2015 Tentang Struktur Organisasi dan Tata

Kerja Pemerintah desa, adalah pejabat Pemerintah Desa yang mempunyai

wewenang, tugas dan kewajiban untuk menyelenggarakan rumah tangga desanya

dan melaksanakan tugas dari Pemerintah dan Pemerintah Daerah.

Pemilihan kepala desa merupakan salah satu bentuk pesta demokrasi yang

begitu merakyat. Pemilu tingkat desa ini merupakan ajang kompetisi politik yang

begitu mengena untuk pembelajaran politik masyarakat. Pada momen ini

masyarakat yang akan menentukan siapa pemimpin desanya selama 6 tahun ke

depan. Pilkades merupakan bagian dari proses kegiatan politik untuk memperkuat

partisipasi masyarakat. Sehingga diharapkan akan terjadi perubahan yang

signifikan di tingkat pedesaan.

Page 22: SKRIPSI PARTISIPASI MASYARAKAT DESA DALAM PEMILIHAN …

14

Terdapat beberapa landasan hukum yang mengatur tentang pilkades yaitu

Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 pengganti Peraturan Pemerintah

yang sebelumnya yaitu PP Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa Pasal 41 ayat 1 a, b, dan c

bahwa tahapan pemilhan kepala desa dilakukan melalui tahapan:

a. Persiapan;

b. Pencalonan;

c. Pemungutan suara; dan

d. penetapan

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang desa pasal 32 menjelaskan

bahwa:

a. Pemilihan kepala desa dilaksanakan secara serentak di seluruh

wilayah Kabupaten/Kota.

b. Pemerintahan daerah Kabupaten/Kota menetapkan kebijakan

pelaksanaan pemilihan kepala desa secara serentak sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dengan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemilihan kepala desa serentak

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan atau berdasarkan

Peraturan Pemerintah. Peraturan Gubernur Daerah Istimewah Yogyakarta Nomor

2 Tahun 2020 Tentang Pedoman Pemerintahan Kalurahan pasal 31 ayat 1, 2 dan 3

menyebutkan bahwa:

1. Pemilihan Lurah dilaksanakan secara serentak di seluruh wilayah

Kabupaten.

Page 23: SKRIPSI PARTISIPASI MASYARAKAT DESA DALAM PEMILIHAN …

15

2. Pemerintah Kabupaten menetapkan kebijakan pelaksanaan

pemilihan Lurah secara serentak sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) dengan Peraturan Daerah Kabupaten.

3. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemilihan Lurah serentak

sebagaimana di maksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan

Peraturan Daerah Kabupaten

Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 3 Tahun 2015 yang sudah diubah

dalam Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 8 Tahun 2017 tentang tata cara

pemilihan, pengangkatan dan pemberhentian kepala desa juga mengatur tentang tata

cara pembentukan panitia pemilihan tingkat desa, kampanye hingga pemungutan dan

perhitungan suara. Dalam peraturan bupati Bantul Nomor 3 Tahun 2020 tentang

Bentuk Formulir Administrasi Pelaksanaan Pemilihan Lurah bab 2 pasal (2)

dijelaskan tentang bentuk formulir administrasi pelaksanaan pemilihan lurah sebagai

berikut:

a. Formulir keputusan;

b. Formulir surat;

c. Formulir berita acara;

d. Model cap/stempel panitia acara;

e. Surat suara; dan

f. Formulir kelengkapan pengambilan sumpah dan janji.

Berikut proses dalam pemilukades menurut Peraturan Bupati Bantul Nomor 3

Tahun 2015 yang sudah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 8

Tahun 2015 pasal 8 ayat (1), pasal 28 ayat (1) dan pasal 39 ayat (1 a, b, c dan d) dan

ayat (2) sebagai berikut:

Page 24: SKRIPSI PARTISIPASI MASYARAKAT DESA DALAM PEMILIHAN …

16

a. Formulir surat;

b. Formulir berita acara;

c. Model cap/stempel panitia acara;

d. Surat suara; dan

e. Formulir kelengkapan pengambilan sumpah dan janji.

4. Proses Pemilihan Kepala Desa

a. Pembentukan Panitia

Panitia pemilihan kepala desa harus menetapkan pembagian

tugas/kerja bagi semua anggota sesuai dengan posisi/jabatan. Tugas-

tugas yang harus dilaksanakan harus dibagi habis kepada masing-

masing anggota panitia pemilihan. Oleh karena itu panitia pemilihan

harus menginventarisi terlebih dahulu tugas-tugas yang harus

dilaksanakan. Selanjutnya tugas-tugas yang ada dibagi habis kepada

masing-masing anggota sesuai dengan posisi/jabatan dalam panitia

pemilihan. Tentang cara pemilihan, pencalonan, pengangkatan,

pelantikan dan pemberhentian kepala desa diatur dalam Peraturan

Daerah Kabupaten Bantul Nomor 8 Tahun 2017 tentang Tata Cara

Pemilihan, Pengangkatan dan Pemberhentian Lurah Desa pasal 8

bahwa tugas-tugas panitia pemilihan tingkat desa sebagai berikut:

a. Merencanakan, mengkoordinasikan, menyelenggarakan,

mengawasi dan mengendalikan semua tahapan pelaksanaan

pemilihan;

b. Merencanakan dan mengajukan biaya pemilihan kepada Lurah

Desa untuk disampaikan kepada Bupati melalui Camat;

c. Melakukan pendaftaran dan penetapan pemilih;

Page 25: SKRIPSI PARTISIPASI MASYARAKAT DESA DALAM PEMILIHAN …

17

d. Mengadakan penjaringan dan penyaringan bakal calon;

e. Menetapkan calon yang telah memenuhi persyaratan;

f. Menetapkan tata cara pelaksanaan pemilihan;

g. Menetapkan tata cara pelaksanaan kampanye;

h. Membentuk KPPS;

i. Melakukan bimbingan teknis pelaksanaan pemungutan suara

kepada KPPS;

j. Melaksanakan penyediaan surat suara, peralatan, perlengkapan

dan tempa pemungutan suara;

k. Menyampaikan surat suara dan kotak suara dan perlengkapan

pemilihan lainnya kepada KPPS;

l. Menetapkan hasil rekapitulasi perhitungan suara dan

mengumumkan hasil pemilihan;

m. Menyampaikan calon Lurah Desa terpilih kepada BPD; dan

n. Melakukan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan pemilihan.

Panitia pemilihan kepala desa harus mempunyai

kewenangan yang jelas sehingga masing-masing mengetahui siapa

yang memberi perintah dan siapa yang harus melaksanakan

perintah serta mempertanggungjawabkan (siapa harus melakukan

apa). Secara singkat panitia pilkades harus memiliki

hierarti/struktur kepanitiaan. Ketua merupakan pemimpin tertinggi

dalam panitia pemilihan, artinya segala tindakan atau keputusan

yang dilakukan atas perintah, petunjuk dan sepengetahuan ketua.

Kewenangan yang dimiliki ketua sangat luas karena melingkup

seluruh proses pemilihan kepala desa, sedangkan wakil ketua,

Page 26: SKRIPSI PARTISIPASI MASYARAKAT DESA DALAM PEMILIHAN …

18

sekretaris, bendahara dan seksi-seksi melaksanakan tugas sesuai

dengan kewenangan yang telah di distribusikan oleh ketua. Secara

sederhana kewenangan masing-masing anggota panitia tidak boleh

lepas dari tugas/kerja atau jabatan/posisi masing-masing.

Untuk menggambarkan tingkat kewenangan masing-masing

maka panitia memiliki struktur organisasi. Struktur organisasi yang

baik hendaknya tidak terlalu besar dan tidak melibatkan banyak

orang dalam kepanitiaan. Kemudian masing-masing pos jabatan

harus dibuatkan uraian tugas kerja. Sebagai ilustrasi struktut

organisasi panitia pemilihan kepala desa sebagai berikut:

1. Ketua

2. Wakil ketua (bila diperlukan)

3. Sekretaris

4. Bendahara

5. Seksi pendaftaran calon

6. Seksi pendaftaran pemilih

7. Seksi pemungutan suara

8. Seksi logistik/perlengkapan

9. Seksi keamanan dan

10. Seksi konsumsi

b. Kampanye

Kampanye merupaka proses awal dan paling penting bagi

masing-masing calon kepala desa karena kampanye politik merupakan

sebuah upaya yang terorganisir bertujuan untuk mempengaruhi proses

Page 27: SKRIPSI PARTISIPASI MASYARAKAT DESA DALAM PEMILIHAN …

19

pengambilan keputusan para pemilih. Dalam Peraturan Daerah

Kabupaten Bantul Nomor 8 Tahun 2017 pasal 28 menyebutkan bahwa:

1. Calon Lurah Desa dapat melakukan kampanye sesuai dengan

kondisi sosial budaya masyarakat Desa sejak 3 (tiga) hari dari

penetapan calon Lurah ditetapkan;

2. Pelaksanaan kampanye sebagaiamana dimaksud pada ayat (1)

dalam jangka waktu 3 (tiga) hari kalender sebelum dimulainya

masa tenang sesuai jadwal dan waktu yang ditetapkan oleh

Panitia Pemilihan tingkat desa;

3. Masa tenang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan

selama 3 (tiga) hari kalender;

4. Kampanye sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan

dengan prinsip jujur, terbuka, dialogis serta bertanggung jawab.

Kampanye yang dimaksud pada pasal 28 ayat (1) adalah

penyampaian visi dan misi dari masing-masing calon kepala desa yang

akan dilaksanakan apabila yang bersangkutan terpilih sebagai kepala

desa. Selanjutnya setelah masuk masa tenang untuk setiap calon kepala

desa. Kampanye pada umumnya merupakan suatu proses kegiatan

komunikasi individu atau kelompok yang dilakukan secara terlembaga

dan bertujuan untuk menciptakan suatu efek atau dampak tertentu.

Pasal 30 menyebutkan bahwa kampanye sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 28 ayat (1) dapat dilaksanakan melalui:

a. Pertemuan terbatas;

b. Tatap muka;

c. Dialog;

Page 28: SKRIPSI PARTISIPASI MASYARAKAT DESA DALAM PEMILIHAN …

20

d. Penyebaran bahan kampanye kepada umum;

e. Pemasangan alat peraga di tempat kampanye dan di tempat lain

yang ditentukan oleh panitia pemilihan; dan

f. Kegiatan lain yang tidak melanggar peraturan perundang-

undangan.

Cangara (2011:229) mendefinisikan kampanye adalah aktifitas

komunikasi yang ditunjukan untuk memengaruhi orang lain agar ia

memiliki wawasan, sikap dan perilaku sesuai dengan kehendak atau

keinginan penyebar atau pemberi informasi.

Dalam mobilisasi masa kampanye masing-masing calon kepala

desa mempunyai banyak cara, di antaranya memasang poster dipinggir

jalan, membagikan stiker dan paling prioritas yaitu memberikan uang.

Pemberian uang dalam kampanye merupakan hal yang sudah dianggap

kewajiban bagi masing-masing calon karena ia tahu kelemahan

masyarakat pedesaan terletak pada tingkat ekonomi yang rendah

sehingga mereka sulit untuk menolaknya dan ini dilakukan 3 (tiga)

tahap. Tahap pertama, masing-masing calon tak segan-segan

mengeluarkan uang dalam acara/hajat seperti ketika ada warga yang

meningal dunia atau acara pernikahan.

Ada juga yang rela memberikan fasilitas kepada warga untuk

mendapatkan simpati seperti memperbaiki jalan dan sarana prasarana

lainnya. Tahap kedua, masing-masing bakal calon menempatkan tim

disetiap dusun untuk menjaga para orang-orang yang dianggap akan

memilihnya (pendukungnya) dalam hal ini tim tersebut akan

memberika uang, yang pada umumnya dikenal dengan “uang

Page 29: SKRIPSI PARTISIPASI MASYARAKAT DESA DALAM PEMILIHAN …

21

pengikat”. Dan tahap ketiga, pemberian uang ketiga H-1. Prakter ini

dilakukan pada malam hari dan hal ini biasa disebut serangan fajar.

c. Pemungutan Suara dan Perhitungan Suara

Terhitung 7 (tujuh) hari sebelum pemungutan suara

dilaksanakan, panitia pemilihan memberitahu kepada masyarakat

tentang akan dilaksanakan pemilihan kepala desa dan mengumumkan

secara terbuka nama-nama calon yang berhak dipilih, dan daftar

pemilihan yang sudah terdaftar di panitia pemilihan. Selanjutnya 2

(dua) hari sebelum melaksanakan pemungutan suara, surat undangan

harus sudah diterima oleh pemilih, adapun surat undangan diberikan

nomor urut pada daftar pemilih yang serahkan. Untuk membuktikan

sahnya surat undangan yang dibawah pemilih pada saat akan

menggunakan hak pilihnya, panitia pemilihan akan mencocokkan

nama yang bersangkutan dengan Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau

bukti identitas lain yang dikeluarkan pejabat yang berwenang.

Selanjutnya, sebelum dilaksanakan pemungutan dan perhitungan suara,

sesuai Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 3 Tahun 2015 yang

sudah diubah dalam Perda Nomor 8 Tahun 2017 pasal 39 ayat (1 a, b c

dan d) dan ayat (2) tentang tata cara pemilihan, pengangkatan dan

pemberhentian kepala desa disebutkan bahwa:

1. Sebelum melaksanakan pemungutan suara, KPPS melakukan

kegiatan:

a. Pembukaan kotak suara;

b. Pengeluaran seluruh isi kotak suara;

c. Pengindetifikasian jenis dokumen dan peralatan; dan

Page 30: SKRIPSI PARTISIPASI MASYARAKAT DESA DALAM PEMILIHAN …

22

d. Penghitungan jumlah setiap jenis dokumen dan peralatan.

2. Kegiatan KPPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat

dihadiri oleh saksi dari calon, BPD, pengawas dan warga

masyarakat.

Pemerintah dalam membuat dan memutuskan keputusan politik akan

mempengaruhi kehidupan warga masyarakat. Hal inilah yang mengharuskan

warga masyarakat agar dapat ikut serta dalam setiap menentukan kebijakan

politik, untuk mempengaruhi kebijakan atau keputusan yang mana keputusan itu

dapat mempengaruhi kehidupan pribadi maupun kelompoknya. Keikutsertaan ini

dilakukan dengan cara berinteraksi dengan pemerintah, ikut serta dalam proses

pembuatan kebijakan dan terlibat dalam pemilihan pimpinan-pimpinan publik

dalam pemilhan umum. Keikutsertaan atau partisipasi ini dilakukan secara

sukarela atas kesadaran, artinya setiap individu harus menyadari peranan mereka

dalam memberikan kontribusi sebagai warga negara dan mengawal jalannya

pemilukades. Partisipasi masyarakat juga tidak hanya ikut dalam pencoblosan

suara tetapi mengawal dari awal pemilukades itu dilakukan hingga kepada saat

pemungutan dan perhitungan suara dilakukan.

F. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini memfokuskan pada partisipasi masyarakat

desa dalam pemilihan Lurah Desa Panggungharjo.

Adapun ruang lingkup yang akan diteliti ialah partisipasi masyarakat desa

dalam pemilihan kepala desa meliputi:

1. Partisipasi Masyarakat Dalam Pembentukan Panitia Pemilihan Kepala

Desa

2. Partisipasi Masyarakat Dalam Kampanye

3. Partisipasi Masyarakat Dalam Pemungutan Dan Perhitungan Suara

Page 31: SKRIPSI PARTISIPASI MASYARAKAT DESA DALAM PEMILIHAN …

23

4. Kontrol Masyarakat Dalam Pemungutan Dan Perhitungan Suara

G. Metode Penelitian

1. Jenis Peneltian

Jenis penelitian yang digunakan adalah Deskriptif Kualitatif,

dikarenakan jenis penelitian ini menekankan pada observasi dan wawancara

mendalam di lapangan dan datanya dianalisis dengan cara non-statistik

(Mulyadi Muhammad 2012: 10)

Menurut Mukhtar (2013:10) metode penelitian deskriptif kualitatif adalah

sebuah metode yang diguakan pemeliti untuk menemukan pengetahuan atau

teori terhadap penelitian pada satu waktu tertentu.

Metode penelitian kualitatif adalah metode yang digunakan untuk meneliti

pada kondisi obyek alamiah, dimana peneliti merupakan instrumen kunci

(Sugiyono, 2005)

2. Unit Analisis

a. Objek

Objek penelitian yang akan diteliti adalah Partisipasi Masyarakat

Desa Dalam Pemilihan Kepala Desa

b. Subyek

Subyek penelitian atau responden adalah pihak-pihak yang

dijadikan sebagai informan dalam sebuah penelitian. Yang menjadi

subyek dalam penelitian ini adalah pemerintah desa, tokoh

masyarakat, dan masyarakat desa Panggungharjo. Informan pada

penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan teknik purposive

yaitu peneliti memilih informan menurut kriteria tertentu yang

telah di tetapkan. Dan berikut informan pada penelitian ini dapat

dilihat pada tabel 1.1 berikut:

Page 32: SKRIPSI PARTISIPASI MASYARAKAT DESA DALAM PEMILIHAN …

24

Tabel 1.1

Deskripsi Informan Secara Umum

No Nama Jenis

kelamin

Umur Pekerjaan Pendidikan

1.

Wahyudi Anggoro

Hadi

Laki-laki

42 tahun

Lurah Desa

S1

2.

M. Ari Yahya

Laki-laki

47 tahun

SEKSI

Pemerintahan

S1

3.

Setyo Raharjo

Laki-laki

45 tahun

Kepala

Dukuh

SMA

4.

Rosada Roan

Athariq

Laki-laki

25 tahun

Kepala

Dukuh

S1

5.

Bambang

Amintoro

Laki-laki

49 tahun

Sekretaris

BPD

D1

6.

Sriyanto

Laki-laki

53 tahun

Tukang

parkir

Kampung

Mataram

SMA

7.

Parno

Laki-laki

63 tahun

Pejual

angkringan

SMP

8.

Sumiati

Perempuan

58 tahun

Penjual

angkringan

SMP

9.

Dian Kristiani

Perempuan

26 tahun

Penjual

lothek sayur

SMA

10.

Indri

Perempuan

30 tahun

Penjaga foto

copyan

SMA

11.

Shafira Fira

Handayani

Perempuan

26 tahun

Pelayanan

Kampung

Mataram

SMA

12.

Bambang

Laki-laki

50 tahun

Penjaga kios

SMA

13.

Tono

Laki-laki

43 tahun

Petani

SMP

14.

Andra Dwi Permana Laki-laki 26 tahun

Pelayan

Kampung

Mataram

SMA

Sumber : Data Primer

Page 33: SKRIPSI PARTISIPASI MASYARAKAT DESA DALAM PEMILIHAN …

25

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dan pengelolaan data dalam penelitian

kualitatif dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu:

a. Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data, dimana

peneliti melakukan pengmatan secara langsung ke objek penelitian

untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan (Ridwam, 2004: 104)

Motode observasi seringkali diartikan sebagai pengamatan

dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada

subjek penelitian. Teknik observasi sebagai pengamatan dan

pencatatan secara sistematik hendaknya silakukan pada subjek yang

secara aktif merekasi terhadap objek.

Pada dasarnya teknik observasi digunakan untuk melihat dan

mengamati perubahan fenomena-fenomena sosial yang tumbuh dan

berkembang yang kemudian dapat dilakukan perubahan atas penilaian

tersebut, sehingga mampu memisahkan antara yang diperlukan dengan

yang tidak diperlukan (Margono, 2007: 159)

b. Wawancara Mendalam

Menurut Mukhtar (2013 : 118) wawancara adalah proses tanya

jawab antara peneliti dengan subjek penelitian yang menggunakan

seperangkat daftar pertanyaan yang telah disiapkan sesuai rumusan

masalah dan akan dijawab melalui proses wawancara. Jadi, wawancara

bertujuan mendapatkan jawaban atau informasi langsung dari subyek yang

diwawancarai dan merupakan metode yang sistematis untuk mencapai

tujuan penelitian. Hal ini sebagaimana yang

Page 34: SKRIPSI PARTISIPASI MASYARAKAT DESA DALAM PEMILIHAN …

26

diungkapkan Subagyo (2011 : 39) bahwa wawancara adalah

suatu kegiatan yang dilakukan untuk mendaptkan informasi secara

langsung dengan mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan pada para

responden. Wawancara bermakna berhadapan langsung antara

pewawancara dengan responden, dan kegiatannya dilakukan secara

lisan.

c. Dokumentasi

Dokumentasi ialah kumpulan dari dokumen-dokumen yang

dapat memberikan keterangan atau bukti yang berkaitan dengan proses

pengumpulan dan pengelolaan dokumen secara sistematis serta

menyebarluaskan kepada pemakaian informasi tersebut.

Metode dokumentasi merupakan pencarian data mengenai

hal-hal atau variabel yang berupa catatan, trnskip, buku, surat kabar,

majalah, notulen rapat, agenda dan lain sebagainya (Arikunto,

1998:236)

Menurut Moleong (2005:217-218) bahwa dokumen dibedakan

menjadi dua yaitu, dokumentasi pribadi dan dokumentasi resmi.

Dokumen pribadi adalah catatan atau karangan seseorang secara

tertulis tentang tindakan, pengalaman dan kepercayaan. Dokumen

pribadi mencakup buku harian, surat pribadi dan obiografi. Sedangkan

dokumen resmi terbagi atas dokumen internal dan dokumen eksternal.

Dokumen internal berupa memo, pengumuman dan instruksi.

Dokumen eksternal berisi bahan-bahan informasi yang dihasilkan

suatu lembaga sosial, misalnya majalah, bulletin, pernyataan dan berita

yang disiarkan kepada media massa.

Page 35: SKRIPSI PARTISIPASI MASYARAKAT DESA DALAM PEMILIHAN …

27

4. Analisis Data

Teknik analisis data merupakan teknik dalam memeriksa dan

menganalisis data sehingga menghasilkan data yang akurat dan benar-benar

dapat dipercaya. Analisis data menurut Patton dalam Moleong (2001 : 67)

adalah proses mengatur urusan data, mengorganisirkan kedalam suatu pola,

kategori dan saluran uraian dasar yang membedakan dengan menafsirkan,

yaitu memberikan arti yang signifikan terhadap analisis, menjelaskan uraian

dan mencari hubungan diantara dimensi-dimensi uraian.

Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2014 : 346) mengemukakan

bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan

berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah

jenuh. Ukuran kejenuhan data ditandai denga tidak diperolehnya lagi data atau

informasi baru. Aktiitas dalam analisis data yaitu:

a. Reduksi Data

Reduksi data yaitu membuat abstraksi seluruh data yang

diperoleh dari seluruh catatan lapngan hasil observasi, wawancara dan

pengkajian dokumen. Reduksi data berarti merangkum, memilih hal-

hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema

dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan

memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti

untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila

diperlukan. Jadi, data yang diperoleh melalui observasi, wawancara

dan pengkajian dokumen dikumpulkan, diseleksi dan dikelompokkan

kemudian disimpulkan dengan tidak menghilangkan nilai data itu

sendiri.

Page 36: SKRIPSI PARTISIPASI MASYARAKAT DESA DALAM PEMILIHAN …

28

b. Penyajian Data

Penyajian data yaitu, penyusunan sekumpulan informasi yang

memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan penarikan

tindakan. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan

dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antara kategori,

flowchart atau sejenisnya. Yang paling sering digunakan untuk

menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang

bersifat naratif. Dalam hal ini penelitian akan menyajikan data dalam

bentuk teks, untuk memperjelas hasil penelitian maka dapat dibantu

dengan mencantumkan tabel, gambar dan bagan.

c. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi

Langka ketiga dalam teknik analisis data kualitatif adalah

penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan dalam penelitian

kualitatif dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejka

awal, tetapi mungkin saja tidak, karena seperti yang telah dikemukakan

bahwa masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih

bersifat sementara dan akan berkembang setelah peneliti beradi di

lapangan. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru

yang belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau

gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih remang-remang atau

gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan

kausal atau interaktif, hipotesis atau teori.

Page 37: SKRIPSI PARTISIPASI MASYARAKAT DESA DALAM PEMILIHAN …

29

BAB II

PROFILE DESA PANGGUNGHARJO

A. Sejarah Singkat Desa Panggungharjo

Desa Panggungharjo merupakan gabungan dari tiga kelurahan yakni

Kelurahan Cabeyan, Kelurahan Prancak dan Kelurahan Krapyak. Keberadaan Desa

Panggungharjo tidak bisa dipisahkan dari keberadaan “Panggung Krapyak” atau oleh

masyarakat sekitar disebut sebagai “Kandang Menjangan”, yang berada di Pedukuhan

Krapyak Kulon, Desa Panggungharjo.

Sebagaimana diketahui, bahwa Panggung Krapyak merupakan salah satu

elemen dari „sumbu imajiner‟ yang membelah Kota Yogyakarta, yaitu garis Gunung

Merapi – Tugu Pal Putih – Kraton Ngayogyokarto Hadiningrat – Panggung Krapyak

dan Parangkusumo yang berada di pantai selatan. Sedangkan berdasarka bukti sejarah,

Desa Panggungharjo sendiri dibentuk berdasarkan maklumat nomor 7, 14, 15, 16, 17

dan 18 monarki Yogyakarta tahun 1946 yang mengatur tentang tata kalurahan di kala

itu. Dari maklumat tersebut, kemudian ditetapkan tanggal hari jadi Desa

Panggungharjo yang jatuh pada tanggal 24 Desember 1946.

Setelah adanya maklumat tersebut, kemudian dikuatkan kembali dengan

Maklumat Nomor 5 Tahun 1948 Pemerintah Daerah Istimewah Yogyakarta tentang

Hal Perubahan Daerah-daerah Kalurahan dan Nama-namanya. Dalam salah satu isisan

maklumat tersebut menyatakan bahwa dilakukan penggabungan dari tiga kalurahan,

yaitu Kalurahan Cabeyan, Prancak dan Krapyak menjadi kalurahan baru yang disebut

kalurahan Panggungharjo. Sedangkan Hardjo Sumarto sendiri diangkat sebagai Lurah

kalurahan Panggungharjo yang pertama melalui Keptusan Dewan Pemerintah Daerah

Yogyakarta Nomor 148/D.Pem.D/OP tertanggal 23 September 1947.

Page 38: SKRIPSI PARTISIPASI MASYARAKAT DESA DALAM PEMILIHAN …

30

Berdasarakan fakta dan bukti sejarah, akar budaya di Desa Panggungharjo

tumbuh dan berkembang berhubungan eret dan dipengaruhi oleh komunitas dan

intervensi budaya yang berkembang pada masanya, yaitu:

1. Pada abab ke 9 – 10 Desa Panggungharjo adalah merupakan kawasan

agraris, hal ini dibuktikan dengan adanya Situs Yoni Karang Gede di

Pedukuhan Ngireng-ireng. Sehingga dari budaya agraris ini muncul

budaya seperti Gejok Lesung, Thek-thek/Kothek-an, Upacara Merti

Dusun, Upacara Wiwitan, Tingkep Tandur, dan budaya-budaya lain

yang sifatnya adalah merupakan penghormatan kepada alam yang telah

menumbuhkan makanan sehingga bermanfaar bagi keberlangsungan

kehidupan umat manusia.

2. Pada abad ke 16 wilayah Krapyak Kulon dan Glugo adalah merupakan

kawasan wisata berburu (Pangeran Sedo Krapyak – 1613), sedangkan

pada abad ke 17 kawasan ini merupakan sebagai tempat olahraga

memanah kijang/menjangan dan sebagai tempat pertahanan (Sultan

HB 1 – Panggung Krapyak 1760). Budaya yang dibawa dari intervensi

keberadaan Kraton Mataram sebagai pusat budaya sehingga

menumbuhkan budaya adiluhung seperti Panembromo, Karawitan,

Mocopat, Wayang, Ketoprak, Kerajinan Tatah Sungging, Kerajinan

Blangkon, Kerajinan Tenun Liruk, batik, Industri Gamelan, Tari-tarian

Klasik dan lain-lain.

3. Pada tahun 1911 di wilayah Krapyak Kulon didirikan Pondok

Pesantren Al Munawir, sehingga berkembang budaya seperti

Sholawatan, Dzibaan, Qosidah, Hadroh, Rodad, Marawis dan juga

budaya-budaya yang melekat pada kegiatan peribadaan seperti Syuran

Page 39: SKRIPSI PARTISIPASI MASYARAKAT DESA DALAM PEMILIHAN …

31

(peringatan 1 Muharram), Mauludan (peringatan Maulid Nabi

Muhawad SAW), Rejeban (peringatan Isro‟Mi‟roj), Ruwadan/Nyadran

(mengirim doa untuk leluhur menjelang Bulan Ramadhan), Selikuran

(Nuzul Qur‟an) dan lain-lain.

4. Sekitar tahun1900 – 1930 berkembang budaya yang tumbuh dan

berkembang karena adanya kebutuhan bersosialisasi dimasyarakat,

sehingga berkembanglah bermacam-macam dolanan anak seperti,

Egrang, Gobak Sodor, Benthik, Neker-an, Umbul, Ulur/layangan, Wil-

wo dan lain-lain. Bahkan di kampung Pandes berkembang sebuah

komunitas “Kampung Dolanan” yang memproduksi permainan anak

tempo oeloe seperti, Othok-othok, Klitiran, Angkrek, Keseran,

Wayang Kertas dan lain-lain.

5. Pada tahun 1980 di desa Panggungharjo yang merupakan wilayah sub-

urban mulai berkembang Budaya Modern Perkotaan dan banyak

mempengaruhi Generasi Muda, sehingga berkembang kesenian Band,

Drumband, Karnaval Takbiran, tari-tarian Modern, Campur Sari,

Outbond, Playsttion/Game Rental dan lain-lain.

Hingga kini, Desa Panggungharjo telah melalui enam masa kepemimpinan oleh

beberapa lurah yaitu:

1. Hardjo Sumarto

2. Pawiro Sudarmo

3. R. Broto Asmoro

4. Siti Siremah Sri Jazuli

5. H. Samidjo

6. Wahyudi Anggoro Hadi, S. Farm, Apt.

Page 40: SKRIPSI PARTISIPASI MASYARAKAT DESA DALAM PEMILIHAN …

32

B. Visi dan Misi Desa Panggungharjo

Visi

Menyelenggarakan pemerintahan yang bersih, transparan dan

bertanggungjawab untuk mewujudkan masyarakat desa Panggungharjo yang

demokratis, mandiri, dan sejahtera serta berkesadaran lingkungan.

Visi tersebut mengandung pengertian bahwa pemerintah desa

Panggungharjo berkeinginan mewujudkan kehidupan mandiri dan

berkesejahteraan dalam kehidupan yang demokratis dengan

menyelenggarakan pemerintahan yang bersih, trasnparan dan

bertangungjawab. Maka dari masing-masing kata yang terdapat dalam visi

tersebut adalah sebagai berikut

Bersih dalam arti pemerintahan dijalankan dengan dilandasi niatan

yang tulus ikhlas dan suci serta dengan semangat pengabdian yang tinggi.

Transparan dalam arti setiap keputusan yang diambil dapat

dipertanggungjawabkan secara terbuka dan dapat diakses oleh masyarakat.

Bertanggungjawab dalam arti pemerintahan yang wajib menanggung

segala sesuatunya dan menerima pembebanan sebagai akibat sikap tindak

sendiri atau pihak lain. Kalau terjadi apa-apa boleh dituntut, dipersalahkan dan

diperkatakan

Demokratis dalam art bahwa adanya kebebasan berpendapat, berbeda

pendapat dan menerima pendapat orang lain. Akan tetapi apabila sudah

menjadi keputusan harus dilaksankan bersama-sama dengan penuh rasa

tanggungjawab.

Page 41: SKRIPSI PARTISIPASI MASYARAKAT DESA DALAM PEMILIHAN …

33

Mandiri dalam arti bahwa kondisi atau keadaan masyarakat

Pnggungharjo yang dengan prakarsa dan potensi lokal mampu memenuhi

kebutuhan hdupnya.

Sejahtera dalam arti bahwa kebutuhan dasar masyarakat Desa

Panggungharjo telah terpenuhi secara lahir dan batin. Kebutuhan dasar

tersebut berupa kecukupan dan mutu pangan, sandang, papan, kesehatan,

pendidikan, lapangan pekerjaan dan kebutuhan dasar lainnya seperti

lingkungan yang bersih, aman dan nyaman, juga terpenuhinya hak asasi dan

partisipasi serta terwujudnya masyarakat beriman dan bertaqwa kepada Tuhan

Yang Maha Esa.

Berkesadaran lingkungan dalam arti bahwa kelestarian lingkungan

dijadikan sebagai ruh atas segala kegiatan pembangunan.

Misi

Adapun yang menjadi Misi pemerintahan desa Panggungharjo yang

juga merupakan pernyataan tentang tujuan operasional pemerintah desa yang

diwujudkan dalam kegiatan ataupun pelayanan dan merupakan penjabaran dari

Visi yang telah ditetapkan. Pernyataan Visi merupakan cerminan tentang

segala sesuatu yang akan dilaksanakan untuk mencapai gambaran kedepan

yang diinginkan.

Dalam mewujudkan Visi Kelurahan Panggungharjo merumuskan misi

sebagai berikut:

a. Mewujudkan pelayanan yang profesional melalui peningkatan tata

kelola pemerintahan desa yang responsif dan transparan.

b. Mewujudkan kehidupan sosial budaya yang dinamis dan damai.

Page 42: SKRIPSI PARTISIPASI MASYARAKAT DESA DALAM PEMILIHAN …

34

c. Meningkatkan potensi dan daya dukung lingkungan untuk

menciptakan peluang usaha.

d. Meningkatkan kesadaran masyarakat melalui pembangunan hijau yang

partisipatif

e. Meningkatkan dan memperluas jaringan kerjasama Pemerintah dan

Non Pemerintah.

Untuk mencapai Misi Desa Panggungharjo, maka nilai-nilai yang

harus dijunjung tinggi adalah:

1. Partisipatif (keterlibatan)

Setiap anggota masyarakat Panggungharjo mempunyai hak

untuk berpartisipasi dalam konteks pembangunan dengan prinsip dari,

oleh dan untuk masyarakat. Oleh karenanya setiap proses

pembangunan masyarakat harus dilibatkan mulai dari perencanaan,

pelaksanaan, pengawasan sampai pada pemeliharaan.

2. Transparan (keterbukaan)

Adanya sifat keterbukaan pemerintah desa Panggungharjo

dengan batas-batas kewajaran dalam rangka meningkatkan

kepercayaan masyarakat.

3. Demokratis

Masyarakat diberi kebebasan dalam mengemukakan pendapat

dan menerima pendapat orang lain.

4. Efektif dan Efesien

Mengedepankan hasil yang optimal dengan pengorbanan yang

relatif sedikit (biaya maupun waktu) sehingga berhasil guna dan

berdaya guna

Page 43: SKRIPSI PARTISIPASI MASYARAKAT DESA DALAM PEMILIHAN …

35

5. Berbudaya

Setiap gerak langkah pembangunan selaras dengan adat istiadat

dan budaya yang berkembang di masyarakat, dengan demikian

pelaksanaan pemerintahan desa senantiasa menjunjung tinggi budaya

dan budi pekerti yang luhur.

C. Kondisi Geografis

1. Kondisi Gografis Desa Panggungharjo

Berdasarkan kondisi geografis, wilayah desa Panggungharjo

merupakan salah satu wilayah yang berdekatan dengan kota Yogyakarta.

Untuk jalur utama lalu lintas antar daerah atau antar provinsi terdapat ring

road (jalan lingkar) selatan yang terletak di wilayah utara desa Panggungharjo,

juga jalan Bantul dan jalan Parangtritis. Kondisi geografis desa Panggungharjo

dapat dilihat pada tabel 2.1 berikut :

Tabel 2.1

Kondisi Geografis Desa Panggungharjo

No Keterangan Rata-rata

1. Ketinggian tanah

dari permukaan

laut

45mdpl

2. Curah hujan 2.233mm/tahun

3. Topografi Dataran rendah

4. Suhu udara rata-

rata

28‟c

5. Jarak dari pusat

kecamatan

2 km

6. Jarak dari ibu kota

kabupaten

8 km

7. Jarak dari ibu kota

provinsi

7 km

8. Jarak dari ibu kota

negara

500 km

Sumber : Profile Desa Panggungharjo Tahun 2020

Page 44: SKRIPSI PARTISIPASI MASYARAKAT DESA DALAM PEMILIHAN …

36

2. Batas Wilayah

Desa Panggungharjo merupakan salah satu desa dikabupaten Bantul

yang secara langsung berbatasan dengan kota Yogyakarta yang merupakan ibu

kota Daerah Istimewah Yogyakarta. Batas wilayah Desa Panggungharjo

sebelah utara berbatasan dengan Kotamadya Yogyakarta, sebelah timur

berbatasan dengan Kelurahan Bangunharjo, sebelah selatan berbatasan dengan

Desa Timbulharjo dan Desa Pendowaharjo dan sebelah barat berbatasan

dengan Desa Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan.

3. Luas Wilayah Dan Pembagiannya

Desa Panggungharjo terdiri dari 14 pedukuhan yang mendiami wilayah

seluas 560,966,5 Ha. Pembagian wilayah Desa Panggungharjo berdasarkan

sifat atau karakteristiknya dibagi menjadi tiga wilayah atau kring, yaitu

sebagai berikut:

a. Kawasan Pertanian (Kring Selatan)

Peruntukan untuk kegiatan pertanian meliputi pedukuhan Garon,

Cabean, Ngireng-ireng, Geneng dan Jaranan. Kawasan ini merupakan

penyangga produksi padi untuk desa Panggungharjo.

b. Kawasan pusat pemerintahan (Kring Tengah)

Dimana balai desa Panggungharjo berada dan merupakan pusat

pemerintahan desa meliputi, pedukuhan Pelemsewu, Kweni, Sawit,

Glondong dan Pandes

c. Kawasan agrologi perkotaan (Kring Utara)

Yang sering disebut kring uatara (sebelah uata ring road) telah

berkembang menjadi aglomerasi perkotan yang di sebabkan oleh

Page 45: SKRIPSI PARTISIPASI MASYARAKAT DESA DALAM PEMILIHAN …

37

fungsi tanah persawahan ke pemukiman yang cukup tinggi meliputi

pedukuhan Krapyak Wetan, Krapyak Kulon, Dongkelan dan Glugo.

4. Luas Wilayah Masing-masing Pedukuhan

Secara administratif desa Panggungharjo terdiri dari 14 pedukuhan

yang terbagi menjadi 118 RT. Berikut luas wilayah masing-masing pedukuhan

dan jumlah RT dapat dilihat pada tabel 2.2 berikut:

Tabel 2.2

Luas Wilayah Masing-masing Pedukuhan

No Nama

Pedukuhan

Jumlah

RT

Luas

Wilayah

(Ha)

Persentase

1. Krapyak

Wetan

12 26,045,0 4,93

2. Krapyak

Kulon

12 35,960,0 6,81

3. Dongkelan 10 28,681,5 5,43

4. Glugo 12 41,155,5 7,28

5. Kweni 8 38,431,4 9,03

6. Pelemsewu 10 47,685,0 9,53

7. Sawit 5 50,340,0 5,72

8. Pandes 6 30,206,0 11,13

9. Glondong 8 58,7676,5 6,24

10. Jaranan 6 32,955,0 6,78

11. Geneng 7 35,801,0 5,50

12. Ngireng-

ireng

7 29,050,0 7,02

13. Gebeyan 8 37,061,0 6,81

14. Garong 2 35,967,5 6,81

TOTAL 118 560,966.5 100

Sumber : Data Monografi Desa Panggungharjo Tahun 2020

D. Keadaan Demografi

1. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan data yang diperoleh, jumlah penduduk menurut jenis

kelamin laki-laki 14.684 jiwa dan perempuan 13.952 jiwa. Selebihnya dapat

dilihat pada tabel 2.3 berikut:

Page 46: SKRIPSI PARTISIPASI MASYARAKAT DESA DALAM PEMILIHAN …

38

Tabel 2.3

Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis

Kelamin

Jumlah

(Jiwa)

Persentase

1.

2.

Laki-laki

Perempuan

14.684

13.952

51,10

48,90

Total 28.536 100

Sumber : Profile Desa Panggungharjo Tahun 2020

Dari data tabel 2.3 di atas memperlihatkan bahwa, penduduk Desa Panggungharjo paling

banyak yaitu laki-laki dengan jumlah 14.684 jiwa dan paling sedikit yaitu perempuan dengan

jumlah 13.952 jiwa.

2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama

Keadaan masyarakat secara keagamaan menjadi sangat penting dalam

sebuah kemasyarakatan. Keadaan penduduk Desa Panggungharjo berdasarkan

agama dapat dilihat dalam tabel 2.4 berikut:

Tabel 2.4

Jumlah Penduduk Menurut Agama

No Agama Jumlah

(Jiwa)

Persentase

1. Islam 27.013 96,35

2. Kristen 720 2,56

3. Katolik 743 2,65

4. Hindu 65 0,23

5. Budha 60 0,21

6. Penganut

Kepercayaan

35 0,12

Total 28.536 100

Sumber : Profile Desa Panggungharjo Tahun 2020

Dari data tabel 2.4 di atas jumlah penduduk Desa Panggungharjo menurut

agama/kepercayaan dapat dilihat bahwa yang sangat banyak yaitu masyarakat yang memeluk

agama/kepercayaan islam (96,35%) diikuti dengan katolik sebanyak (2,65%) lalu kristen

Page 47: SKRIPSI PARTISIPASI MASYARAKAT DESA DALAM PEMILIHAN …

39

(2,56%) kemudian hindu (0,23%) dan budha (0,21). Ini juga bisa diarkan bahwa di desa

Panggungharjo solidaritas antar umat beragamanya sangat baik.

3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia Produktif

Jumlah penduduk menurut usia ini memungkinkan produktivitas dalam

partisipasi segala kegiatan di desa termasuk dalam pemilihan kepala desa.

Keadaan penduduk berdasarkan usia dapat dilihat dalam tabel 2.5 berikut:

Tabel 2.5

Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia Produktif

No Usia

(thn)

Jumlah

(jiwa)

Persentase

1.

2.

3.

4.

5.

15-19

20-26

27-40

41-56

57- keatas

1.788

1.846

4.442

3.808

6.210

9,89

10.20

24,54

21,04

34,32

Total 18.094 100

Sumber : Profile Desa Panggungharjo Tahun 2020

Dari data jumlah penduduk di atas dapat disimpulkan bahwa usia produktif masyarakat di

desa Panggungharjo sangat banyak dan juga usia pemilih dalam pilkades sangat banyak.

E. Sarana Dan Prasarana

1. Sarana dan Prasarana Pendidikan

Keberadaan sarana dan prasarana pendidikan menjadi instrument

penting dalam ikut menentukan mutu masyarakat. Pendidikan berguna untuk

mencapai sebuah tujuan yang di kehendaki dalam hal mengejar prestasi demi

masa depan. Keberadaan sarana dan prasarana yang di miliki oleh desa

Panggungharjo dapat dilihat pada tabel 2.6 berikut:

Page 48: SKRIPSI PARTISIPASI MASYARAKAT DESA DALAM PEMILIHAN …

40

Tabel 2.6

Sarana Pendidikan Umum

No

Jenis

pendidikan

NEGERI SWASTA

Gedung Guru Murid Gedung Guru Murid

Buah Orang Orang Buah Orang Orang

1. Kelompok

Bermain

- - - 14 14 367

2. T. K - - - 12 48 378

3. Sekolah

Dasar

5 65 988 4 50 718

4. SMTP 1 45 413 - - -

5. SMTA - - - 1 21 76

6. Akademi - - - 2 46 421

7. Sekolah

Tinggi/

universitas

1 56 1.067 - - -

Jumlah 7 166 2.468 33 179 1.960

Sumber : Data Monografi Desa Tahun 2020

Dari data tabel di atas dapat disimpulkan bahwa sarana prasarana dalam

bidang pendidikan di desa Panggungharjo sudah sangat lengkap karena sarana

prasarana pendidikan di sana terdapat taman bermain untuk anak-anak usia

dini kemudian ada taman kanak-kanak, sekolah dasar sekolah menengah

tingkat pertama dan tingkat atas hingga perguruan tinggi.

2. Sarana dan Prasarana Kesehatan

Penyedia sarana dan prasarana kesehatan menjadi hal yang penting

dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat. Selain itu juga

masyarakat semakin mudah untuk menjangkau dan mendapatkan pelayanan

Page 49: SKRIPSI PARTISIPASI MASYARAKAT DESA DALAM PEMILIHAN …

41

kesehatan. Berikut sarana prasarana kesehatan yang berada atau di miliki desa

Panggungharjo dapat di lihat pada tabel 2.7 berikut:

Tabel 2.7

Sarana Prasarana Kesehatan

No Sarana dan Prasarana Kesehatan Jumlah

(Buah)

1. Rumah Sakit Umum Swasta 1

2. Balai Kesehatan Ibu dan Anak (BKIA) 9

3. Klinik KB 12

4. Pos Yandu 22

5. Puskesmas Pembantu 1

6. Prakter Dokter 8

Jumlah 53

Sumber : Data Monografi Desa Tahun 2020

Dari data tabel di atas dapat di simpulkan bahwa di desa Panggungharjo sarana prasarana

dalam bidang kesehatan sudah cukup baik bahkan bisa di bilang cukup lengkap karena

terdapat rumah sakit umum, puskesmas, balai untuk kesehatan ibu dan anak, pos yandu untuk

balita, prakter dokter hingga klinik untuk keluarga berencana.

3. Sarana dan Prasarana Olah Raga

Olah raga merupakan salah satu bagian penting yang tidak terlepas dari

aktifitas keseharian masyarakat pada umumnya. Menjaga stamina tubuh agar

selalu sehat dan fit menjadi tujuan utama dalam melakukan rutinitas olah raga.

Selain itu juga melalui olah raga dapat di jadikan wadah untuk dapat

berkumpul bersama. Berikut sarana prasarana olah raga yang berada di desa

Panggungharjo dapat dilihat pada tabel 2.8 berikut:

Page 50: SKRIPSI PARTISIPASI MASYARAKAT DESA DALAM PEMILIHAN …

42

Tabel 2.8

Sarana dan Prasarana Olah Raga

No Jenis Sarana Olah raga Jumlah

(Buah)

1. Lapangan Sepak Bola 2

2. Lapangan Bola Basket 1

3. Lapangan Volly 4

4. Lapangan Bulu Tangkis 4

5. Lapangan Tenis 1

6. Lapangan Tenis Meja 7

7. Fitnes / Sanggar Senam 4

Jumlah 22

Sumber : Data Monografi Desa Tahun 2020

F. Struktur Organisasi Desa Panggungharjo

Struktur Organisasi Pemerintah Desa Panggungharjo berdasarkan Peraturan

Desa Panggungharjo Nomor 9 Tahun 2016 Tentang Susunan Organisasi Dan Tata

Kerja Pemerintahan Desa Panggungharjo terdiri dari : Gambar : Bagan Struktur

Organisasi Pemerintah Desa Panggungharjo.

Page 51: SKRIPSI PARTISIPASI MASYARAKAT DESA DALAM PEMILIHAN …

43

Bagan 2.1

Struktur Organisasi Pemerintah Desa Panggungharjo

LURAH DESA BPD

Sumber : Profile Desa Panggungharjo Tahun 2020

SEKRETARIAT DESA

CARIK DESA

URUSAN

PERENCANAAN

URUSAN

TATA

USAHA DAN

UMUM

SEKSI

PEMERINTAHAN

SEKSI

KESEJAHTERAAN

SEKSI

PELAYANAN

PEDUKUHAN

URUSAN

KEUANGAN

Page 52: SKRIPSI PARTISIPASI MASYARAKAT DESA DALAM PEMILIHAN …

44

Gambar 2.1 Peta Wilayah Desa Panggungharjo

Page 53: SKRIPSI PARTISIPASI MASYARAKAT DESA DALAM PEMILIHAN …

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku

Anggara Sahya, 2013 “Sistem Politik Indonesia” CV PUSTAKA SETIA Jl.

BKR (Lingkar Selatan), Bandung.

Budiarjo Miriam, 2007 “Dasar-Dasar Ilmu Politik” Jakarta : PT.Gramedia

Pustaka Utama

Damsar, 2010 “Pengantar Sosiologi Politik” Jakarta : Kencana Media Group

Eko Sutoro, 2004 “Reformasi Politik dan Pemberdayaan Masyarakat” APMD

Press Jl. Timoho 317 Yogyakarta.

Jamaludin Nasrullah Adon, 2015 “Sosiologi Pedesaaan” CV PUSTAKA

SETIA Jl. BKR (Lingkar Selatan) Bandung.

J Lexy Moleong, “Metodologi Penelitian Kualitatif” Jakarta : UIP

JS Roucek dan Warren, 1984 “ Pengantar Sosiologi” Jakarta : Bina Aksara

Margono, 2007 “Metodologi Penelitian Pendidikan” Jakarta : Rineka Cipta

Mohammad Mulyadi, 2016 “Metode Penelitian Praktis Kualitatif &

Kuantitatif” Jakarta : Publica Press

Mukhtar, 2013 “Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif” Jakarta

Selatan : GP Press Group

Shadly Hasan, 1993 “Sosiologi Untuk Masyarakat Desa” Jakarta : PT. Rineka

Cipta

Soetrisno Lukman, 1995 “Menuju Masyarakat Partisipatif” KANISIUS Jl.

Cempaka 9, Yogyakarta.

Subarki Ramlan, 2010 “Memahami Ilmu Politik” Jakarta : PT.GRASINDO

Subagyo Joko, 2011 “Metode Penelitian Dalam Teori Dan Praktik” Jakarta :

Rineka Cipta

Sugiyono, 2011 Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung :

Afabeta.

Page 54: SKRIPSI PARTISIPASI MASYARAKAT DESA DALAM PEMILIHAN …

Sumber Lain

https://nasional.kompas.com/read/2014/07/30/14413851/Partisipasi.Masyarak

at.di.Pemilu?page=all

https://www.neliti.com/id/publications/993/partisipasi-masyarakat-dalam-

pemilihan-kepala-desa-di-desa-mamuya-kecamatan-gale

https://id.wikipedia.org/wiki/Partisipasi_masyarakat

https://nasional.kompas.com/read/2018/02/23/17152991/partisipasi-politik-

masyarakat-dalam-pemantauan-pemilu?page=all

http://sosiatristudyclub.blogspot.com/2013/11/pengertian-partisipasi-

masyarakat.html

https://sacafirmansyah.wordpress.com/2009/06/05/partisipasi-masyarakat/

http://www.panggungharjo.desa.id/lurah-desa-panggungharjo-pemerintah-

desa-efektif-bila-didukung-kepercayaan-warga/

https://jogjadaily.com/2015/11/lurah-desa-panggungharjo-pemerintah-desa-

efektif-bila-didukung-kepercayaan-warga/

https://sacafirmansyah.wordpress.com/2009/06/05/partisipasi-masyarakat/

https://www.jogloabang.com/politik/pp-45-2017-partisipasi-masyarakat-

penyelenggaraan-pemerintahan-daerah

http://infobanua.co.id/2020/07/27/menilik-faktor-tumbangnya-hegemoni-

incumbent-dankans-penantang-pada-pilkada-serentak-2020/

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa

Peraturan Pemerintah Nomo 47 Tahun 2015 Tentang Desa

Peraturan Daerah Kabupaten bantul Nomor 8 Tahun 2017 pengganti Peraturan

Daerah Kabupaten Bantul Nomor 3 Tahun 2015 Tentang Tata Cara

Pemilihan, Pengangkatan dan Pemberhentian Lurah Desa

Peraturan Gubernur Daerah Istimewah Yogyakarta Nomor 2 Tahun 2020

Tentang Pedoman Pemerintahan Kalurahan

Peraturan Desa Panggungharjo Nomor 9 Tahun 2016 Tentang Susunan

Organisasi Dan Tata Kerja Pemerintahan Desa Panggungharjo