SKRIPSI Oleh : Mar’ie Muhammad NIM: C93215064 · 2019. 8. 12. · terhadap harta kekayaan itu...
Transcript of SKRIPSI Oleh : Mar’ie Muhammad NIM: C93215064 · 2019. 8. 12. · terhadap harta kekayaan itu...
i
TINJAUAN HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PERTIMBANGAN
HUKUM HAKIM DALAM PUTUSAN TINDAK PIDANA PENADAHAN
KENDARAAN BERMOTOR
(Studi Putusan Pengadilan Negeri Pandeglang
Nomor:102/Pid.B/2016/PN.Pdl)
SKRIPSI
Oleh :
Mar’ie Muhammad
NIM: C93215064
Universitas Islam Negeri Sunan AmpelSurabaya
Fakultas Syariah dan Hukum
JurusanHukum PublikIslamProdi HukumPidana Islam (Jinayah)
Surabaya
2019
ii
iii
iv
v
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
vii
ABSTRAK
Skripsi yang berjudul “Tinjauan Hukum Pidana Islam Terhadap
Pertimbangan Hukum Hakim Dalam Putusan Tindak Pidana Penadahan
Kendaraan Bermotor (Studi Putusan Pengadilan Negeri Pandeglang Nomor:
102/Pid.B/2016/PN.Pdl” ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan: 1) Bagaimana
pertimbangan hukum hakim terhadap putusan Pengadilan Negeri Pandeglang
Nomor: 102/Pid.B/2016/PN.Pdl tentang tindak pidana penadahan kendaraan
bermotor? 2) Bagaimana analisis hukum pidana Islam terhadap tindak pidana
penadahan kendaraan bermotor dalam putusan Pengadilan Negeri Pandeglang
Nomor: 102/Pid.B/2016/PN.Pdl?
Data yang di perlukan dalam penelitian ini dikumpulkan dengan teknik
dokumentasi. Setelah semua data terkumpul, data diolah dan dianalisis dengan
metode deskriptif analisis dan dengan pola fikir deduktif untuk memperoleh
kesimpulan yang khusus dan dianalisis menurut hukum pidana Islam.
Hasil penelitian bahwa: Pertama, pertimbangan hukum hakim dalam
putusan Pengadilan Negeri Pandeglang nomor: 102/Pid.B/2016/PN.Pdl tentang
tindak pidana penadahan terhadap terdakwa yang melakukan pelanggaran yaitu
hakim memberikan sanksi hukuman kepada terdakwa dengan pidana kurungan
penjara selama 5 (lima) bulan. Mengingat dakwaan Jaksa Penuntut Umum dengan
dakwaan tunggal yaitu Pasal 480 ke-1 KUHP serta unsur-unsur dan bukti-bukti
yang telah terungkap dipersidangan sudah sesuai dengan pasal tersebut, meskipun
hakim pada amar putusannya tidak mempertimbangkan pasal yang didakwakan
oleh Jaksa Penuntut Umum, melainkan menggunakan Pasal 372 KUHP. Majelis
hakim tidak memperhatikan ketentuan dalam Pasal 182 ayat (4) KUHAP yang
menjelaskan bahwa setelah pemeriksaan perkara selesai hakim majelis akan
mengadakan musyawarah, dan musyawarah tersebut harus didasarkan atas surat
dakwaan jaksa penuntut umum dan segala sesuatu yang terbukti di persidangan.
Kedua, berdasarkan analisis hukum pidana Islam terhadap kasus tindak pidana
penadahan kendaraan bermotor, sanksi yang telah diberikan kepada terdakwa
yang melakukan jari>mah tersebut sudah tepat dan sesuai dengan jari>mah ta’zi>r. Dalam kasus ini majelis hakim telah memberikan sanksi berupa ta’zi>r yang
berkenaan dengan kemerdekaan seseorang berupa kurungan penjara selama 5
(lima) bulan, dalam hal ini maka majelis hakim telah merampas kemerdekaan
serta kebebasan terdakwa sebagai wujud pertanggungjawaban pidana atas jari>mah
yang sudah dilakukan oleh terdakwa.
Sejalan dengan kesimpulan di atas maka kepada para aparat penegak
hukum terutama hakim, dalam mempertimbangkan suatu perkara harus lebih teliti
dan bijaksana sehingga hukuman yang di berikan kepada terdakwa sudah
berdampak baik secara preventif, represif, kuratif dan edukatif. Serta
memperhatikan pula Pasal 182 ayat 4 KUHAP.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
x
DAFTAR ISI
SAMPUL DALAM ................................................................................................ i
PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING . ...................................................................... iii
PENGESAHAN ................................................................................................... iv
PERSEMBAHAN .................................................................................................. v
ABSTRAK ........................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ........................................................................................ vii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ ix
DAFTAR TRANSLITERASI ............................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
B. Identifikasi Masalah dan Batasan Masalah ................................ 8
C. Rumusan Masalah....................................................................... 9
D. Kajian Pustaka .......................................................................... 10
E. Tujuan Penelitian ...................................................................... 13
F. Kegunaan Hasil Penelitian ........................................................ 13
G. Definisi Operasional................................................................. 14
H. Metode Penelitian ..................................................................... 15
I. Sistematika Pembahasan ........................................................... 19
BAB II JARIMAH DALAM ISLAM DAN TINDAK PIDANA
PENADAHAN .............................................................................. 21
A. Jarimah dalam Islam ................................................................ 21
1. Pengertian Jarimah ............................................................. 21
2. Unsur-Unsur Jarimah ......................................................... 22
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
xi
B. Jarimah Takzir ................................................................................ 24
1. Pengertian Jarimah Takzir.................................................. 24
2. Dasar Hukum Disyari’atkannya Takzir ............................. 26
3. Macam-Macam Jarimah Takzir ......................................... 29
4. Macam-Macam Sanksi Takzir ........................................... 32
BAB III PUTUSAN PENGADILAN NEGERI PANDEGLANG
NOMOR: 102/Pid.B/2016/PN.Pdl TENTANG TINDAK PIDANA
PENADAHAN KENDARAAN BERMOTOR .............................. 41
A. Kronologi Kasus ...................................................................... 41
B. Keterangan Saksi ..................................................................... 43
C. Keterangan Terdakwa .............................................................. 51
D. Pertimbangan Hukum Hakim .................................................. 53
E. Amar Putusan .......................................................................... 58
BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP TINDAK
PIDANA PENADAHAN KENDARAAN BERMOTOR DALAM
PUTUSAN NOMOR: 102/Pid.B/2016/PN.Pdl ............................. 60
A. Analisis Pertimbangan Hukum Hakim dalam Putusan Nomor:
102/Pid.B/2016/PN.Pdl Tentang Tindak Pidana Penadahan
Kendaraan Bermotor .................................................................... 60
B. Analisis Hukum Pidana Islam Terhadap Tindak Pidana
Penadahan Kendaraan Bermotor dalam Putusan Nomor:
102/Pid.B/2016/PN.Pdl ........................................................... 67
BAB V PENUTUP ................................................................................... 72
A. Kesimpulan ............................................................................. 72
B. Saran ........................................................................................ 73
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 74
LAMPIRAN
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hakim telah diberi wewenang untuk menjalankan kekuasaan
kehakiman yang telah diatur menurut undang-undang, seseorang yang
memutus suatu perkara secara adil berdasarkan atas bukti-bukti dan keyakinan
yang ada pada dirinya. Dalam menjalankan kekuasaan kehakiman hakim
dihadapkan dengan berbagai hal yang bisa mempengaruhi keputusannya nanti.
Dengan demikian jabatan hakim menjadi sangat penting karena memutus suatu
perkara bukanlah hal yang mudah. Hakim harus sangat berhati-hati
menjatuhkan hukuman kepada yang bersalah sebab yang bersalah kadang-
kadang dibenarkan begitu juga sebaliknya.1 Tidak hanya dalam hukum positif,
namun dalam hukum Islam pun jabatan hakim juga mendapat perhatian khusus
dengan ayat-ayat Alquran yang membahas tentang jabatan hakim ini bahkan
jauh sebelum hukum positif mengaturnya. Allah Swt. berfirman pada QS. An-
Nisa: 105.
Artinya: Sesungguhnya Kami telah menurunkan kitab kepadamu
dengan membawa kebenaran, supaya kamu mengadili
antara manusia dengan apa yang telah Allah wahyukan
kepadamu, dan janganlah kamu menjadi penantang orang
1 Muhammad Ali, “Hakim Dalam Perspektif Hadis”, Tahdis, Volume 8 Nomor 1 Tahun 2017, 32-
33.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
2
yang tidak bersalah, karena membela orang-orang yang
khianat.2
Berpijak dari ayat di atas, maka dapat dipahami bahwa putusan hukum
harus senantiasa dikedepankan materi kebenaran berdasarkan dengan fakta
yang kongkrit dan meyakinkan sehingga akan melahirkan sebuah putusan yang
benar. Oleh sebab itu jabatan hakim juga mendapat perhatian khusus, antara
lain dalam hukum positif terlihat dengan adanya Undang-Undang Nomor 4
Tahun 2004 Tentang Kekuasaan Kehakiman yang mana tertera dalam pasal
antara lain:
Pasal 28
(1) “Hakim wajib menggali, mengikuti, serta memahami nilai-nilai
hukum dan rasa keadilan yang hidup di dalam masyarakat”.
(2) “Dalam mempertimbangkan berat ringannya pidana, hakim wajib
memperhatikan pula sifat yang baik dan jahat dari terdakwa”.3
Dilihat dari pasal di atas, terkadang hakim tidak menjalankan
sebagaimana kewajiban dan tanggung jawabnya. Seperti putusan yang akan
diteliti oleh Penulis mengenai tindak pidana penadahan kendaraan bermotor
ini, hakim dalam mempertimbangkan hukumnya tidak menggali dan
menggikuti Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) pada pasal
182 ayat 4 yang berisi tentang musyawarah hakim harus didasarkan atas surat
dakwaan.
Negara Indonesia adalah negara yang berlandaskan atas hukum yang
mempunyai makna bahwa Indonesia merupakan negara yang memegang
2 Departemen Agama RI, Mushaf Al-Qur’an Terjemah, (Depok: Al-Huda Kelompok Gema Insani,
2005), 95. 3 Undang-Undang Republik Indonesia, Nomor 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
3
teguh dan menjunjung tinggi hukum dengan berlandaskan hukum yang ada.
Tujuan negara hukum sendiri untuk melindungi hak-hak dan kebebasan asasi
manusia warga negaranya untuk mewujudkan kesejahteraan umum dari
tindakan penguasa yang sewenang-wenang.4
Tindak pidana terhadap harta kekayaan semakin marak dan menjadi
perhatian bagi masyarakat di Indonesia seperti pembunuhan, pencurian,
pemerasan, pengancaman, penggelapan, penipuan serta penadahan. harta
benda yang diperoleh dari hasil kejahatan tidak akan tumbuh subur apabila
tidak ada yang menampung hasil kejahatan itu, benda-benda tersebut tidak
mungkin dimiliki dan disimpan sendiri, maka di sinilah peranan seorang
penadah hasil kejahatan terhadap harta benda sangat diperlukan.
Indonesia sebagai negara yang sudah lama mengakui akan hak asasi
manusia oleh karena itu peraturan yang menyangkut tentang kejahatan
terhadap harta kekayaan itu dalam hukum pidana guna menjerat para pelaku
tindak pidana tersebut. Salah satu tindak pidana terhadap harta kekayaan
yang kebanyakan menimbulkan kejahatan yaitu tindak pidana penadahan
yang diatur dalam pasal 480 KUHP.
Di dalam KUHP sendiri terdapat pasal-pasal yang menjelaskan
mengenai tindak pidana yang dimaksud, antara lain berupa tindak pidana
penadahan yaitu tindak pidana kejahatan yang bertujuan untuk
menguntungkan diri sendiri dan merugikan orang lain dengan cara merampas
4 Leden Marpaung, Proses Penanganan Perkara Pidana (Penyidikan dan Penyelidikan), (Jakarta:
Sinar Grafika, 2011), 22.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
4
barang milik orang lain atau diperoleh dari hasil kejahatan, kemudian
diberikan kepada penadah tersebut. Adapun pasal tersebut adalah:
480 KUHP
Dengan hukuman penjara selama-lamanya 4 (empat) tahun atau denda
sebanyak-banyaknya Rp.900,- dihukum;
1. Karena sebagai sekongkol, barangsiapa yang membeli, menyewa,
menerima tukar, menerima gadai, menerima sebagai hadiah, atau
karena hendak mendapat untung, menjual, menukarkan,
menggadaikan, membawa menyimpan, atau menyembunyikan sesuatu
barang, yang diketahuinya atau yang patut disangkanya diperoleh
karena kejahatan.
2. Barangsiapa yang mengambil keuntungan dari hasil sesuatu barang,
yang diketahuinya atau yang patut harus disangkanya barang itu
diperoleh karena kejahatan.5
Tindak pidana penadahan seperti yang dimaksud dalam pasal 480
angka 1 KUHP mempunyai unsur-unsur yaitu:
a. Unsur-unsur Subjektif: yang ia ketahui, dan yang secara patut harus
dapat ia duga.
b. Unsur-unsur Objektif: membeli, menyewa, menukar, atau
menggadai, menjual, menyewakan, menggadaikan, mengangkut,
menyimpang, menyembunyikan, menerima pemberian sebagai
hadiah, yang didorong dengan maksud untuk memperoleh
keuntungan.
Dari penjabaran ke dalam unsur-unsur mengenai tindak pidana
penadahan seperti yang di atur dalam pasal 480 angka 1 KUHP tersebut dapat
diketahui bahwa unsur subjektif pertama dari tindak pidana penadahan ialah
unsur “yang ia ketahui” maka dari unsur ini orang dapat mengetahui bahwa
5 Soesilo, KUHP dan KUHAP, (Bogor : Politeia, 2008), 151.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
5
tindak pidana penadahan seperti yang dimaksud dalam pasal 480 angka 1
KUHP itu harus dilakukan dengan sengaja.6
Untuk membuktikan unsur ini memang agak sulit, akan tetapi dalam
praktek biasanya dapat dilihat dari keadaan atau cara diperolehnya barang
itu, misalnya dibeli dengan harga di bawah harga pasaran atau harga
normalnya, dibeli pada waktu malam hari atau secara sembunyi-sembunyi
yang menurut ukuran di tempat itu memang mencurigakan. Barang asal dari
kejahatan misalnya berasal dari pencurian, penggelapan, penipuan, pemalsuan
uang, dan lain-lain.
Secara umum tindak pidana penadahan ini kebanyakan terjadi di
ruang lingkup masyarakat, telah diketahui bahwa tindakan tersebut
merupakan tindak pidana kejahatan. namun sebaian dari kalangan masyarakat
kebanyakan mengaikannya dikarenakan minimnya pengetahuan dan
kepatuhan terhadap hukum, sehingga perbuatan tindak pidana penadahan
tersebut sering diabaikan.
Hukum Islam mengenal satu jenis hukum yang membatasi tingkah
laku manusia agar berbuat baik yang dikenal dengan hukum pidana Islam
(Jinayat), Jinayat merupakan peraturan hukum larangan atas perbuatan
manusia dalam mengambil kehendak Allah dan hak-hak hidup makhluknya.7
Hukum pidana sebagaimana dirumuskan oleh Mustofa Abdullah dan
Ruben Ahmad yang dikutip oleh Ahmad Wardi Muslih adalah hukum
6 Lamintang, Delik-Delik Khusus Kejahatan terhadap Harta Kekayaan, (Jakarta : Sinar Grafika,
2009), 365. 7 Abdul Djamili, Hukum Islam: Berdasarkan Ketentuan Kurikulum Konsorsium Ilmu Hukum,
(Bandung: Mandar Maju, 2002), 190.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
6
mengenai delik yang diancam dengan hukuman pidana, atau dengan
perkataan lain, hukum pidana adalah serangkaian peraturan yang mengatur
masalah tindak pidana dan hukumannya. Setiap bentuk hukum pidana Islam
selalu berorientasi pada kemaslahatan manusia, yang oleh para fukaha disebut
sebagai jari>mah, yaitu perbuatan yang oleh syarak dilarang dan akan diancam
dengan hukuman h}udu>d atau ta’zi>r bagi pelakunya.8
Islam melindungi setiap kemaslahatan yang berhubungan dengan
kehidupan manusia dan hak milik individu manusia, diantaranya yaitu berupa
harta benda, sehingga kepemilikannya dijamin keamanannya. Dengan
demikian, Islam tidak menghalalkan seseorang merampas dan mengambil hak
milik orang lain dengan alasan apapun. Islam telah mengharamkan tindakan
mencuri, korupsi, riba,menggelapkan barang, menipu, mengurangi timbangan,
dan sebagainya. Islam menganggap segala perbuatan mengambil hak milik
orang lain dengan delik kejahatan adalah sebagai perbuatan yang haram.9
Membeli barang hasil penggelapan atau kejahatan merupakan salah
satu objek dari tindak pidana penadahan, yang pada kamus hukum penadahan
yaitu sebagai tindakan membeli, menukar barang dan menerima, terhadap
barang yang patut dapat diduga diperoleh dari suatu kejahatan yang dapat
dipersalahkan ikut membantu dalam melakukan suatu kejahatan.10
8 Ahmad Wardi Muslih, Pengantar dan Asas Hukum Pidana Islam, (Jakarta: Sinar Grafika Offset,
2004), 2. 9 Abdurrohman I, Doi, Tindak Pidana Dalam Syari’at Islam, Hudud dan Kewarisan, (Jakarta: PT.
Raja Grafindo, 2003), 131. 10
Subrata, Kubung, Kamus Hukum Internasional & Indonesia, (Jakarta: Permata Press, 2015),
172.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
7
Dengan kejahatan tindak pidana penadahan termasuk jari>mah ta’zi>r,
dimana jari>mah ta’zi>r asas legalitasnya tidak diterapkan begitu teliti dan
ketat. Hal ini didasarkan bahwa pada jari>mah ta’zi>r hakim memiliki
kewenangan yang luas untuk menetapkan suatu jari>mah dan hukumannya
sesuai dengan tuntutan kemaslahatan. Dalam jari>mah ta’zi>r ini, Alquran dan
Hadis tidak menetapkan secara jelas, baik dalam bentuk jari>mah maupun
hukumannya. Oleh karena itu, hakim boleh memberikan hukuman terhadap
pelaku kejahatan yang belum ada aturannya ( jari>mah ta’zi>r ) jika tuntutan
kemaslahatan menghendakinya.
Ketertarikan Penulis untuk meneliti masalah dalam skripsi ini karena
menurut Penulis kasus dari Pengadilan Negeri Pandeglang Nomor
102/Pid.B/2016/PN.Pdl tentang penadahan yang dilakukan terdakwa bernama
Mas’ud Bin Murtado perbuatan yang dilakukan terdakwa pada hari jum’at
tanggal 26 februari sekitar jam 13.00 WIB bertempat di jalan raya kadu banen
rangkas bitung kp.kadu banen kel. Kabayan kec. Pandeglang kab. Pandeglang.
Terdakwa membeli 1 (satu) unit sepeda motor berwarna hitam dengan nomor
polisi A 6541 MG merk Honda Revo Fit Nomor Ka. MHIJBK119EK096413
Nomor Sin. JBK1E-1096544 Tahun 2014 dari saksi Zulfikri (dalam perkara
terpisah) seharga Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah). Sepeda motor tersebut
yang dibeli oleh terdakwa pada saat itu tidak dilengkapi dengan surat-surat
yang sah berupa STNK dan BPKB kendaraan.
Harga pasaran pada umumnya sepeda motor merk Honda Revo Fit
warna hitam tahun 2014 tersebut sekitar kurang lebih Rp. 6.000.000,- (enam
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
8
juta rupiah) dan terdakwa membeli motor tersebut dengan harga yang sangat
jauh dari pasaran pada umumnya yaitu seharga Rp. 1.000.000,- (satu juta
rupiah) Maka dalam hal ini sudah sepatutnya terdakwa ketahui dan menduga
bahwa sepeda motor merk honda revo fit warna hitam yang dibelinya itu
merupakan barang hasil kejahatan. Namun terdakwa tetap membelinya
dikarenakan terdakwa merasah untung dengan harga yang sangat murah bisa
mendapatkan sepeda motor yang harganya masih sangat tinggi di pasaran.
Maka sudah jelas perbuatan yang dilakukan terdakwa adalah
melakukan tindak pidana penadahan. Namun dalam hal ini musyawarah hakim
tidak sesuai dengan surat dakwaan Jaksa Penuntut Umum, dimana Jaksa
Penuntut Umum mendakwa dengan dakwaan tunggal yaitu pasal 480 ke 1
KUHP, tetapi hakim menjatuhkan menggunakan pasal 372 KUHP. Karena
sudah dijelaskan dalam pasal 182 ayat 4 KUHAP disebutkan bahwa dalam
musyawarah hakim tersebut harus didasarkan atas surat dakwaan dan segala
sesuatu yang terbukti dalam pemeriksaan di persidangan. Tetapi dalam
putusan ini hakim menjatuhkan pasal di luar surat dakwaan Jaksa Penuntut
Umum.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dari itu Penulis tertarik untuk
meneliti tentang tindak pidana penadahan yang berjudul: “Tinjauan Hukum
Pidana Islam terhadap Tindak Pidana Penadahan Kendaraan Bermotor (Studi
Putusan Pengadilan Negeri Pandeglang Nomor: 102/Pid.B/2016/PN.Pdl)”.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
9
B. Identifikasi dan Batasan Masalah
1. Indentifikasi masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka pokok yang akan
dikaji dalam pembahasan ini adalah:
a. Deskripsi kasus tindak pidana penadahan
b. Tindak pidana penadahan dari hasil penggelapan
c. Tindak pidana penadahan ditinjau dari hukum pidana Islam
d. Analisis pertimbangan hukum hakim terhadap putusan Pengadilan
Negeri Pandeglang Nomor: 102/Pid.B/2016/PN.Pdl tentang tindak
pidana penadahan kendaraan bermotor.
e. Tinjauan hukum pidana Islam terhadap pertimbangan hukum hakim
pada putusan Nomor: 102/Pid.B/2016/PN.Pdl tentang tindak pidana
penadahan kendaraan bermotor.
2. Batasan masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka penulis menetapkan
batasan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini sebagai berikut:
a. Analisis pertimbangan hukum hakim terhadap putusan Pengadilan
Negari Pandeglang Nomor: 102/Pid.B/2016/PN.Pdl tentang tindak
pidana penadahan kendaraan bermotor.
b. Analisis hukum pidana Islam terhadap pertimbangan hukum hakim pada
putusan Nomor: 102/pid.B/2016/PN.Pdl tentang tindak pidana
penadahan kendaraan bermotor.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
10
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, maka penulis akan menarik
beberapa rumusan masalah supaya dalam melakukan penelitian ini Penulis
lebih tratur dan tidak menyimpang dari tujuan penelitian, rumusan
masalahnya adalah :
1. Bagaimana pertimbangan hukum hakim terhadap putusan Pengadilan
Negeri Pandeglang Nomor: 102/Pid.B/2016/PN.Pdl tentang tindak pidana
penadahan kendaraan bermotor?
2. Bagaimana analisis hukum pidana Islam terhadap pertimbangan hukum
hakim tentang tindak pidana penadahan kendaraan bermotor dalam
putusan Pengadilan Negeri Pandeglang Nomor: 102/Pid.B/2016/PN.Pdl?
D. Kajian Pustaka
Kajian Pustaka adalah deskripsi ringkas tentang kajian atau penelitian
yang sudah pernah dilakukan di seputar masalah yang akan diteliti sehingga
terlihat jelas bahwa kajian yang akan dilakukan ini tidak merupakan
pengulangan atau duplikasi dari kajian atau penelitian yang telah ada.11
Tujuannya adalah untuk mendapatkan gambaran tentang hubungan topik yang
akan diteliti dengan penelitian sejenis yang pernah dilakukan oleh peneliti
sebelumnya.
1. Pada skripsi yang di tulis oleh Dimas Ary Prayugo yang berjudul “Tinjauan
Hukum Pidana Islam Terhadap Tindak Pidana Penadahan Barang
11
Tim penyusun Fakultas Syariah dan Hukum, Petunjuk Teknis Penulisan Skripsi, (Surabaya: UIN
Sunan Ampel, 2016), 8.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
11
Elektronik dalam Putusan Nomor: 376/Pid.B/2015/PN.Smg. Tentang
penadahan di Semarang. Skripsi ini membahas tentang pertimbangan
hukum hakim mengenai tindak pidana penadahan pada putusan Nomor:
376/Pid.B/2015/PN.Smg.12
2. Pada skripsi yang di tulis oleh Eka Sulistya Nugraha mahasiswa Fakultas
Hukum Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta Tahun 2009 yang
berjudul “Tinjauan Hukum Pidana terhadap Perkara Penadahan Mobil
(Studi Kasus Pengadilan Negeri Surakarta)” dalam skripsi ini, Majelis
hakim telah menetapkan terdakwa pada putusan Nomor:
39/Pid.B/2007/PN.Ska yang telah melanggar Pasal 480 ke-1 KUHP yang
menjatuhkan hukuman dengan pidana penjara selama 1 (satu) tahun 1
(satu) bulan. Dalam hal ini hukuman yang dijatuhkan majlis hakim lebih
ringan dari tuntutan Jaksa Penuntut Umum.13
3. Pada skripsi yang ditulis oleh Riezky Arieawan Rinaldi, mahasiswa
Fakultas Hukum Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Surabaya yang
berjudul: Pelaku Tindak Pidana Penadahan Kendaraan Bermotor (Mobil)
Ditinjau dari Pasal 480 ayat 1 dan 2 KUHP, tujuan dari penelitian Ini
adalah untuk mengetahui bagaimana tinjauan hukum pidana terhadap
pelaku tindak pidana penadahan mobil serta untuk mengetahui faktor-
faktor apa saja yang menjadi pertimbangan hakim dalam mengadili tindak
12
Dimas Ary Prayugo yang berjudul “Tinjauan Hukum Pidana Islam Terhadap Tindak Pidana
Penadahan Barang Elektronik : Studi Putusan Nomor 376/Pid.B/2015/PN. Smg”. (Skripsi-UIN
Sunan Ampel, Surabaya, 2016). 13
Eka Sulistya Nugraha yang berjudul “Tinjauan Hukum Pidana Terhadap Perkara Penadahan
Mobil: Studi Putusan Nomor: 39/Pid.B/2007/PN.Ska (Skripsi-Universitas Sebalas Maret,
Surakarta, 2009).
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
12
pidana penadahan mobil, yang mana kasus tersebut diatur didalam pasal
480 ayat 1 dan 2 KUHP. Dalam skripsi ini disimpulkan bahwa, hakim
sebelum memberikan putusan hakim menggali, mengikuti dan memahami
norma-norma hukum dan rasa keadilan di dalam masyarakat, dimana hakim
sebelum menjatuhkan suatu putusan harus mempertimbangkan rasa
keadilan bagi terdakwa dan korban agar nilai-nilai hukum dapat berjalan
sebagaimana mestinya.14
Dari beberapa uraian judul skripsi di atas, di sini Penulis akan
menunjukkan bahwasanya pembahasan dalam judul skripsi ini berbeda
dengan pembahasan yang sudah pernah dibahas dari beberapa judul skripsi
di atas. Maka dalam pembahasan skripsi ini, Penulis lebih mengkaji tentang
pertimbangan hukum hakim tentang Putusan Pengadilan Negeri
Pandeglang Nomor: 102/Pid.B/2016/PN.Pdl tentang tindak pidana
penadahan kendaraan bermotor serta tinjauan hukum pidana Islam pada
Putusan Pengadilan Negeri Pandeglang Nomor: 102/Pid.B/2016/PN.Pdl
tentang tindak pidana penadahan kendaraan bermotor.
Penulis mengkaji tindak pidana penadahan tersebut dalam Putusan
Nomor: 102/Pid.B/2016/PN.Pdl sebab dalam putusan tersebut hakim
menjatuhkan Pasal terhadap terdakwa yang tidak sesuai dengan dakwaan
Jaksa Penuntut Umum, hal ini tidak sejalan dengan pasal 182 ayat 4
KUHAP.
14
Riezky Arieawan Rinaldi yang berjudul “Pelaku Tindak Pidana Penadahan Kendaraan
Bermotor (Mobil) Ditinjau dari Pasal 480 ayat 1 dan 2 KUHP”, (Skripsi- Universitas
Pembangunan Nasional, Surabaya, 2011)
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
13
Letak perbedaan dalam pembahasan skripsi ini dengan skripsi yang
perna dibahas yaitu skripsi ini menggunakan studi putusan yang membahas
mengenai pertimbangan hukum hakim dalam menjatuhkan hukuman yang
kurang memperhatikan ketentuan pasal 182 ayat 4 KUHAP serta meninjau
dari segi hukum pidana Islam. Kesamaan dengan skripsi terdahulu yang
perna dibahas adalah sama-sama membahas tentang tindak pidana
penadahan pada umumnya.
E. Tujuan Penelitian
Penulis merumuskan tujuan penelitian dalam skripsi ini sebagai berikut :
1. Untuk menjelaskan pertimbangan hukum hakim terhadap putusan
Pengadilan Negeri Pandeglang Nomor: 102/Pid.B/2016/PN.Pdl tentang
tindak pidana penadahan kendaraan bermotor.
2. Untuk menjelaskan tinjauan hukum pidana Islam terhadap tindak pidana
penadahan bermotor pada putusan Pengadilan Negari Pandeglang Nomor:
102/Pid.B/2026?PN.Pdl.
F. Kegunaan Hasil Penelitian
Adapun kegunaan dari penulisan skripsi ini sebagai berikut :
1. Manfaat teoretis
Kegunaan teoretis ini untuk memberikan sumbangan, pemikiran, dan ilmu
pengetahuan, khususnya masalah yang berkaitan dengan tindak pidana
penadahan.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
14
2. Manfaat praktis
Kegunaan praktis untuk bahan tambahan bagi perpustakaan atau bahan
informasi kepada seluruh pihak yang berkompeten mengenai analisis tindak
pidana penadahan.
G. Definisi Operasional
Definisi operasional dibuat untuk memudahkan pengumpulan data dan
menghindarkan perbedaan interprestasi serta membatasi ruang lingkup
variabel. Variabel yang dimasukkan dalam definisi operasional adalah variabel
kunci atau penting yang dapat diukur secara operasional dan dapat
dipertanggung jawabkan.
Dalam hal ini, Penulis akan terlebih dahulu menjelaskan tentang definisi
operasional terkait judul “Tinjauan Hukum Pidana Islam terhadap
Pertimbangan Hukum Hakim dalam Putusan Tindak Pidana Penadahan
Kendaraan Bermotor (Studi Putusan Pengadilan Negeri Pandeglang Nomor:
102/Pid.B/2016/PN.Pdl)” agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam memahami
judul skripsi ini maka penulis perlu menjelaskan maksud dari judul skripsi ini,
yaitu:
1. Hukum pidana Islam adalah segala ketentuan hukum mengenai tindak
pidana atau perbuatan kriminal yang di lakukan oleh orang-orang mukalaf
(orang yang dapat di bebani kewajiban).15
Hukum pidana Islam yang
dipakai dalam skripsi ini adalah jari>mah ta’zi>r .
15
Zainuddin Ali, Hukum Pidana Islam, (Jakarta: Sinar Grafika, 2012), 1.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
15
2. Penadahan adalah suatu tindak pidana dimana seseorang membantu
melakukan kejahatan yakni dengan perbuatan mana pelaku dapat
memperoleh benda-benda yang didapat dari hasil kejahatan dengan maksud
menguntungkan dirinya dengan hasil yang jauh dari pasaran.16
3. Pertimbangan hukum hakim adalah suatu argument atau alasan yang
digunakan majelis hakim sebagai dasar untuk memutus suatu perkara.
dalam praktik peradilan biasanya sebelum membuat pertimbangan majelis
hakim melihat fakta-fakta hukum di persidangan seperti keterangan saksi,
keterangan terdakwa dan bukti-bukti.
Maksud dari judul ini adalah untuk meneliti pertimbangan hukum
hakim dalam memutus perkara pada putusan Pengadilan Negeri Pandeglang
Nomor: 102/Pid.B/2016/PN.Pdl mengenai pertimbangan hukum bagi
pelaku tindak pidana penadahan kendaraan bermotor yang kemudian di
analisis dengan hukum pidana Islam.
H. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan metode penelitian kualitatif, adapun yang
dimaksud dengan penelitian kualitatif adalah suatu prosedur penelitian riset
yang menghasilkan data deskriptif dan cenderung menggunakan analisis.
Dapat disimpulkan bahwa metode penelitian adalah ilmu mengenai jalan yang
dilewati untuk mencapai pemahaman.17
1. Data yang dikumpulkan
16
Lamintang, Delik-Delik Khusus Kejahatan Terhadap Harta Kekayaan..., 362. 17
Cholid Narbuko, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009), 3.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
16
Sesuai dengan masalah yang dirumuskan, maka data yang di kumpulkan
dalam penelitian ini meliputi:
a. Putusan Pengadilan Negeri Pandeglang Nomor: 102/Pid.B/2016/PN.Pdl
tentang tindak pidana penadahan kendaraan bermotor.
b. Pertimbangan hukum Hakim Pengadilan Negeri Pandeglang Nomor:
102/Pid.B/2016/PN.Pdl tentang tindak pidana penadahan kendaraan
bermotor.
c. Tindak pidana penadahan menurut ketentuan Kitab Undang-Undang
Hukum Pidana (KUHP).
d. Pandangan hukum pidana Islam terhadap putusan nomor:
102/Pid.B/2016/PN.Pdl.
2. Sumber data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas sumber data
primer dan sekunder yaitu :
a. Sumber primer
Sumber primer adalah yang diperoleh atau dikumpulkan secara
langsung dalam penelitian, sumber ini juga disebut data asli atau data
baru.18
Sumber primer dalam skripsi adalah putusan pengadilan negeri
pandeglang Nomor: 102/Pid.B/2016/PN.Pdl tentang tindak pidana
penadahan kendaraan bermotor, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
(KUHP) dan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP).
18
Masruhan, Metode Penelitian Hukum, (Surabaya : UIN Sunan Ampel Press, 2014), 76.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
17
b. Sumber sekunder
Sumber sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan
oleh orang yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah
ada baik dari perpustakaan atau dari laporan penelitian terdahulu.19
Antara lain sebagai berikut :
1) Lamintang, Delik-Delik Khusus Kejahatan Terhadap Harta
Kekayaan. Jakarta: Sinar Grafika, 2009.
2) Zainuddin Ali, Hukum Pidana Islam, Jakarta: Sinar Grafika, 2012.
3) Andi Hamzah, Delik-Delik Tertentu di Dalam KUHP. Jakarta: Sinar
Grafika, 2011.
4) Makhrus Munajat, Dekonstruksi Hukum Pidana Islam. Jogjakarta:
Logung Pustaka, 2004.
5) Ahmad Wardi Muslih, Pengantar Dan Asas Hukum Pidana Islam,
Jakarta: Sinar Grafika, 2004.
3. Teknik pengumpulan data
a. Teknik dokumentasi
Di sini Penulis mencari buku-buku, artikel hukum, jurnal hukum,
pendapat-pendapat para ahli hukum. Dokumentasi dalam penelitian ini
meliputi aplikasi dokumentasi pada Putusan Pengadilan Negeri
Pandeglang Nomor: 102/Pid.B/2016/PN.Pdl tentang tindak pidana
penadahan kendaraan bermotor.
b. Teknik kepustakaan
Teknik kepustakaan yaitu dengan caran mengkaji literatur atau
buku-buku yang berkaitan dengan objek penelitian. Dalam skripsi ini
19
Ibid., 77.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
18
yang bersumber dari buku-buku, jurnal dan artikel yang berkaitan
tentang tindak pidana penadahan kendaraan bermotor.
4. Teknik pengolahan data
Dalam hal ini Penulis akan menguraikan persoalan yang bersangkutan
dengan pengolahan data sebagai berikut :
a. Editing adalah memeriksa kembali apa yang diperoleh dari pengumpulan
data data dalam skripsi ini. Tujuan dari pada editing untuk mengurangi
kesalahan atau kekurangan yang ada dalam skripsi.20
b. Organizing adalah menyusun secara sistematis data yang diperoleh
tentang putusan Pengadilan Negeri Pandeglang Nomor:
102/Pid.B/2016/PN.Pdl dalam kerangka paparan yang telah
direncanakan sebelumnya untuk memperoleh gambaran secara jelas.
c. Analyzing adalah menganalisis putusan Pengadilan Negeri Pandeglang
Nomor: 102/Pid.B/2016/PN.Pdl tentang tindak pidana penadahan
kendaraan bermotor.
5. Teknik analisa data
Dalam menganalisis data pada penelitian ini, Penulis menggunakan
teknik analisis deskriptif yaitu suatu teknik yang dipergunakan dengan cara
memberikan gambaran umum terhadap masalah yang dibahas dengan
20
Cholid Narbuko, Abu Ahmadi, Metodelogi Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 1997), 153.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
19
menyusun fakta-fakta sedemikian rupa sehingga membentuk suatu masalah
yang dapat dipahami dengan mudah.21
Selanjutnya penulis menganalis berdasarkan hukum pidana Islam
terkait pertimbangan hukum hakim dalam putusan Pengadilan Negeri
Pandeglang Nomor: 102/Pid.B/2016/PN.Pdl tentang tindak pidana
penadahan kendaraan bermotor.
I. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan bertujuan agar dalam menyusun skripsi lebih
terarah. Untuk mempermudah Penulis dalam membahas skripsi ini dibagi
menjadi lima bab, dari lima bab tersebut terdiri dari beberapa sub-sub bagian,
adapun sistematika pembahasan adalah sebagai berikut:
Bab pertama memuat pendahuluan. Bab ini memberikan gambaran
mengenai topik penelitan, yaitu berisi tentang latar belakang masalah,
identifikasi dan batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kajian
pustaka, kegunaan hasil penelitian, definisi operasional, metode penelitian dan
sistematika pembahasan.
Bab kedua berisikan landasan teori yang akan memaparkan tentang
tinjauan umum tindak pidana penadahan dalam perspektif hukum pidana
Islam seperti pengertian tindak pidana atau jari>mah menurut hukum pidana
Islam, yang meliputi pengertian jari>mah, pengertian ta’zi>r, macam-macam
21
Consuelo G. Savella, Pengantar Metode Penelitian, (Jakarta: UI Press, 1993), 71.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
20
ta’zi>r, macam-macam sanksi jari>mah ta’zi>r, tujuan sanksi jari>mah ta’zi>r, serta
sanksi perbuatan jari>mah ta’zi>r yang dilakukan oleh penadah,
Bab ketiga menyajikan hasil penelitian yang menjelaskan tentang
profil Pengadilan Negeri Pandeglang, serta pertimbangan hukum hakim dalam
memutus perkara pada putusan Pengadilan Negeri Pandeglang Nomor:
102/Pid.B/2016/PN.Pdl tentang tindak pidana penadahan kendaraan bermotor.
Bab keempat berisikan pembahasan atau menganalisis tentang hukum
pidana Indonesia dan hukum pidana Islam terhadap pertimbangan hukum
hakim pada tindak pidana penadahan kendaraan bermotor dalam putusan
Pengadilan Negeri Pandeglang Nomor: 102/Pid.B/2016/PN.Pdl.
Bab kelima merupakan bab terakhir berupa kesimpulan yang menjawab
dari rumusan masalah dan juga berisikan saran. Bab ini bertujuan untuk
memberikan kesimpulan dari bab-bab sebelumnya mengenai apa dan
bagaimana isi dari pokok pembahasan tersebut.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
21
BAB II
JARI>MAH DALAM HUKUM ISLAM
A. Jari>mah dalam Islam
1. Pengertian Jari>mah
Jari>mah (Jinayah) menurut bahasa yaitu melakukan perbuatan
ataupun hal-hal yang jika dipandang tidak baik, dibenci oleh setiap manusia
karena bertentangan dengan keadilan, kebenaran, dan jalan yang lurus
(agama). Menurut istilah yang sudah diungkapkan oleh al-Mawardi sebagai
berikut:
Maksudnya: Jarimah adalah perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh
syarak yang diancam dengan hukuman h}udu>d atau
ta’zi>r.1
Menurut pengertian tersebut, perbuatan yang dianggap sebagai tindak
pidana apabila bertentangan dengan undang-undang dan diancam dengan
hukuman. Apabila perbuatan itu tidak bertentangan dengan aturan hukum
(undang-undang), maka hukum tidak melarangnya dan tidak
1 Al-Mawardi, Al-Ah}ka>m Al-Sult}a>niyah, (Mesir, Maktabah Mustofa Al Baby Al Halaby, 1973),
219.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
22
adahukumannya dalam undang-undang dan perbuatan itu tidak dianggap
sebagai tindak pidana.2
Istilah dari jinayah adalah jarimah yang berarti segala larangan yang
diancam oleh Allah dengan sanksi hukum yang ditentukan (h}ad) atau tidak
ditentukan. Arti dari “segala larangan” dapat berupa perbuatan aktif
melakukan tindakan yang dilarang atau perbuatan pasif, tidak melakukan
tindakan yang diperintahkan. Hal ini menunjukkan bahwa istilah jinayah
secara operasional identik dengan istilah jarimah yang mengandung
pengertian tindakan yang dilarang dan diancam oleh hukum.3
Larangan-larangan tersebut adakalanya berupa mengerjakan
perbuatan yang dilarang, atau meninggalkan perbuatan yang diperintahkan.
Dengan kata-kata “syariat” pada pengertian tersebut di atas, yang dimaksud
ialah bahwa sesuatu perbuatan baru dianggap jarimah apabila dilarang oleh
syariat.4
2. Unsur-Unsur Jari>mah
Secara singkat dapat dijelaskan, bahwa suatu perbuatan dianggap
delik (jari>mah) bila terpenuhi syarat dan rukun. Adapun rukun jari>mah
dapat dikategorikan menjadi 2 (dua): pertama rukum umum, yaitu unsur-
2Ahmad Wardi Muslich, Pengantar dan Asas-Asas Hukum Pidana Islam Fikih Jinayah, (Jakarta:
Sinar Grafika, 2004), 10. 3 Mustofa Hasan, Beni Ahmad Saebani, Hukum Pidana Islam (Fiqh Jinayah) Dilengkapi dengan
Kajian Hukum Pidana Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2013), 15. 4 Ahmad Hanafi, Asas-asas hukum pidana Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1990), 1.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
23
unsur yang harus terpenuhi pada setiap jari>mah. Kedua rukun khusus, yaitu
unsur-unsur yang harus terpenuhi pada jenis jari>mah tertentu.5
Adapun yang termasuk dalam unsur-unsur umum jari>mah antara
lain:
a. Unsur formil (adanya undang-undang atau nas)
Artinya setiap perbuatan tidak dianggap melawan hukum dan
pelakunya tidak dapat dipidana kecuali adanya nas atau undang-undang
yang mengaturnya.
b. Unsur materiil ( sifat melawan hukum )
Artinya adanya tingkah laku seseorang yang membentuk jarimah,
baik dengan sikap berbuat maupun sikap tidak berbuat, unsure ini dalam
hukum pidana Islam disebut dengan ar-rukn al-ma>di>.
c. Unsur moril (pelakunya mukallaf )
Artinya pelaku jari>mah adalah orang yang dapat dimintai
pertanggungjawaban pidana terhadap jari>mah yang dilakuakannya.
Maksudnya pelaku tindak pidana atau delik harus orang yang dapat
mempertanggungjawabkan perbuatannya. Yang dianggap orang mukallaf
adalah orang yang aqil dan baligh.
Kemudian unsur khusus jari>mah adalah unsur-unsur yang hanya
terdapat pada jenis jari>mah tertentu dan tidak terdapat pada jenis jarimah
yang lain. Sebagai contoh, mengambil harta orang lain secara diam-diam
5Makhrus Munajat, Dekontruksi Hukum Pidana Islam, ( Jogjakarta: Logung Pustaka, 2004), 9.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
24
dari tempat nya dalam jari>mah pencurian, atau menghilangkan nyawa
manusia oleh manusia lainnya dalam jari>mah pembunuhan.6
B. Jari>mah Ta’zi>r
1. Pengertian Jari>mah Ta’zi>r
Jari>mah ta’zi>r merupakan pencegahan serta pengajaran pada tindak
pidana yang tidak ada ketentuannya dalam h}ad, kifarat ataupun kisas.7
Menurut Al-Mawardi ta’zi>r adalah pengajaran terhadap pelaku dosa-dosa
yang tidak di atur oleh h}udu>d. Menurutnya ta’zi>r sama dengan h}udu>d jika
dilihat dari satu sisi, yaitu sebagai memberi pengajaran atau pendidikan
untuk mensejahterakan serta untuk melaksanakan ancaman yang jenisnya
berbeda-beda sesuai atas dosa yang dilakukan.8 Menurut istilah ta’zi>r
didefinisikan oleh Al-Mawardi sebagai hukuman yang bersifat pendidikan
atas perbuatan dosa (maksiat) yang hukumannya belum ditetapkan oleh
syariat. Ta’zi>r secara harfiah berarti menghinakan pelaku kriminal karena
tindak pidananya yang memalukan.9
Jari>mah ta’zi>r memang tidak mungkin ditentukan jumlahnya, hukum
Islam hanya menentukan sebagian jarimah ta’zi>r yaitu perbuatan-perbuatan
yang selamanya akan tetap dianggap sebagai tindak pidana. Adapun
sebagian besar dari jari>mah ta’zi>r di serahkan kepada penguasa untuk
6Ibid., 11.
7Marsum, Fiqh Jinayat (Hukum Pidana Islam), (Yogyakarta: BAG. Penerbitan FH UII, 1991),
139. 8Zulkarnain Lubis, Dasar-Dasar Hukum Acara Jinayah, (Jakarta: Kencana, 2016), 4.
9 Abdur Rahman, Tindak Pidana dalam Syariat Islam, (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), 14.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
25
menentukannya. Meskipun demikian, hukum Islam tidak memberikan
wewenang kepada penguasa untuk dapat menentukan tindak pidana dengan
sekehendak hati, tetapi harus sesuai dengan kepentingan-kepentingan
masyarakat dan tidak boleh berlawanan dengan nas{-nas{ (ketentuan) serta
prinsip-prinsip umum hukum Islam.10
Para ulama mengungkapkan jari>mah ta’zi>r adalah hukuman yang
tidak ditentukan oleh Alquran dan Alhadist berkaitan dengan kejahatan
yang melanggar hak Allah dan juga hak manusia serta mempunyai tujuan
memberi pelajaran kepada para pelaku jari>mah serta mencegahnya agar
tidak mengulangi perbuatan jari>mah kembali.11
Adapun para ulama berbeda
pendapat mengenai hukum sanksi ta’zi>r. Berikut ini adalah penjelasannya:
1) Menurut golongan ulama Maliki dan Hambali, ta’zi>r hukumannya wajib
sebagaimana h}udu>d karena merupakan teguran yang disyariatkan untuk
menegakkan hak Allah dan seorang kepala negara atau kepala daerah
tidak boleh mengabaikannya.
2) Menurut ulama Syafi’i, ta’zi>r hukumannya tidak wajib. Seorang kepala
negara atau kepala daerah boleh meninggalkannya jika hukum itu tidak
menyangkut hak kemanusiaan.
3) Menurut ulama Hanafiyah, ta’zi>r hukumannya wajib apabila berkaitan
dengan hak adami. Tidak ada pemberian maaf dari hakim karena hak
hamba tidak dapat digugurkan, kecuali oleh yang memiliki hak itu.
Adapun jika berkenaan dengan hak Allah, keputusannya terserah hakim.
10
Abdul Qadir Audah, Ensiklopedi Hukum Pidana Islam, Jilid I …, 100. 11
M. Nurul Irfan, Fiqh Jinayah, (Jakarta: amzah, 2013), 138.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
26
Jika hakim berpendapat ada perbaikan dalam menegakkannya maka ia
melaksanakan keputusa itu. Akan tetapi, jika menurut hakim tidak ada
maslahat maka boleh meninggalkannya. Artinya, si pelaku mendapat
ampunan dari hakim.12
2. Dasar Hukum Disyariatkannya Ta’zi>r
Pada jarimah ta’zi>r alquran dan hadis tidak menerapkan secara
terperinci, baik dari segi bentuk jari>mah maupun hukumannya.13 Dasar
hukum disyariatkannya sanksi bagi pelaku jari>mah ta’zi>r adalah at- ta’zi>r
yadu>r ma’a mas{lah}ah artinya, hukum ta’zi>r didasarkan pada
pertimbangan kemashlahatan dengan tetap mengacu kepada prinsip
keadilan dalam masyarakat.14
Menurut Syarbini Al-Khatib, bahwa ayat alquran yang dijadikan
landasan adanya jari>mah ta’zi>r adalah surah al-Fath ayat 8-9 yaitu:
Artinya: Sesungguhnya kami mengutus kamu sebagai saksi,
pembawa berita gembira dan pemberi peringatan.
12
Ibid., 145. 13
Jaih Mubarok, Kaidah-Kaidah Fiqh Jinayah, (Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2004), 47. 14
Makhrus Munajat, Reaktualisasi Pemikiran Hukum Pidana Islam, (Yogyakarta: Cakrawala,
2006), 14.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
27
Artinya: Supaya kamu sekalian beriman kepada Allah dan Rasul
Nya, menguatkan (agama) Nya, membesarkan-Nya. Dan
bertasbih kepada-Nya di waktu pagi dan petang. 15
Dari terjemahan tersebut diatas A. Hasan menerjemahkan:
watu’azziruhu sebagaimana dikutip oleh Haliman: dan supaya kamu
teguhkan (agamanya) dan untuk mencapai tujuan ini, satu diantaranya ialah
dengan mencegah musuh-musuh Allah, sebagaimana yang telah
dikemukakan oleh Syarbini al-Khatib.
Dasar hukum disyariatkan ta’zi>r juga terdapat dalam beberapa hadist
Nabi Saw dan tindakan sahabat. Hadis tersebut antara lain sebagai berikut:
Hadis Nabi yang diriwayatkan oleh Bahz ibn Hakim
( )
Artiya: “Dari Bahz ibn Hakim dari ayahnya dari kakeknya, bahwa
Nabi Saw pernah menahan seseorang karena disangka
melakukan kejahatan.” (HR Abu Daud, Turmudzi, An-Nasa’i
dan Baihaqi serta dishahihkan oleh Hakim)16
Hadits ini menjelaskan tentang tindakan Nabi yang menahan
seseorang karena diduga melakukan tindak pidana dengan tujuan untuk
memudahkan penyelidikan. Perkataan “Karena suatu tuduhan” itu
menunjukkan bahwa penahanan itu disamping ada yang berstatus sebagai
hukuman, juga sebagai membersihkan diri.17
15
Departemen Agama RI, Mushaf Al-Qur’an dan Terjemahan, . . . 838. 16
Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah Jilid II, (Beirut: Dar At-Turath, tt), 378. 17
Mu’ammal Hamdy, Nailul Aufar juz 6 (Surabaya: PT. Bina Ilmu, 2005), 262.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
28
:
)
Artinya: “Dari Abu Burdah al-Anshori bahwa ia mendengar Nabi
Saw. Bersabda “Tidak boleh dicambuk lebih dari sepuluh
cambukan, kecuali jika melanggar suatu had (hukuman)
Yang ditentukan oleh Allah Ta’ala”.18
Hadits tersebut menjelaskan tentang batas hukuman ta’zi>r yang tidak
boleh lebih dari sepuluh kali cambukan, untuk membedakan dengan jari>mah
h}udu>d. Dengan batas hukuman ini dapatlah diketahui mana yang termasuk
jari>mah h}udu>d dan mana yang termasuk jari>mah ta’zi>r. Menurut Al-
Kahlani, para ulama sepakat bahwa yang termasuk jari>mah h}udu>d adalah
zina, pencurian, minum khamr, h}ira>bah, qa>dzaf, murtad, dan pembunuhan.
Selain dari jari>mah - jari>mah tersebut, termasuk jari>mah ta’zi>r, meskipun
ada juga beberapa jarimah yang diperselisihkan oleh para fukaha, seperti
liwath, lesbian, dan lain-lain.
Adapun tindakan sahabat yang dapat dijadikan dasar hukum untuk
jari>mah dan hukuman ta’zi>r antara lain tindakan Sayidina Umar ibn Khattab
ketika ia melihat seseorang yang menelentangkan seekor kambing untuk
disembelih, kemudian ia mengasah pisaunya. Khalifah Umar memukul
orang tersebut dengan cemeti dan ia berkata: “Asah dulu pisau itu”19
Diriwayatkan bahwa Umar bin Khattab memberlakukan ta’zi>r dan memberi
pelajaran dengan cara menggunduli rambut, mengasingkan, dan memukul.
18
Hussein Bahreish, Terjemahan Hadits Shahih Muslim 3, (Jakarta: Widjaya, 1983), 255. 19
Ahmad Wardi Muslich, Hukum Pidana Islam…,254.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
29
Umar juga pernah membakar kedai-kedai minuman keras, membakar
kampung tempat penjualan khamr, dan membakar istana milik Sa’ad bin
Abi Waqqash di Kufah karena menghalangi rakyat untuk menemui
pemimpin.20
Dasar hukum ta’zi>r yaitu hukuman atas pelanggaran yang mana
hukumannya tidak ditetapkan dalam alquran dan Hadis, yang bentuknya
sebagai hukuman ringan. ta’zi>r merupakan hukuman yang lebih ringan yang
kesemuanya diserahkan kepada pertimbangan hakim. Menurut Imam Syafi’i
yang dikutib oleh sudarsono menyatakan, bahwa hukuman ta’zi>r adalah
sebanyak 39 kali hukuman cambuk untuk orang yang merdeka, sedangkan
untuk budak sebanyak 19 kali hukuman cambuk.21
3. Macam-Macam Jari>mah Ta’zi>r
Berdasarkan hak yang telah dilanggar, jari>mah ta’zi>r dapat dibedakan
menjadi dua macam antara lain:
a. Jari>mah ta’zi>r yang menyinggung hak Allah Swt
Adalah semua perbuatan yang berkaitan dengan kepentingan dan
kemaslahatan umum. Contohnya membuat kerusakan di muka bumi yang
dapat mengganggu kepentingan dan kemaslahatan umum.
b. Jari>mah ta’zi>r yang menyinggung hak individu
20
Sayyid Sabiq, Ringkasan Fiqh Sunnah…, 539. 21
Sudarsono, Pokok-Pokok Hukum Islam (Jakarta: Rineka Cipta, 1992), 548
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
30
Adalah perbuatan yang dapat mengakibatkan kerugian pada
orang-orang tertentu. Contohnya penghinaan, pencemaran nama baik,
penipuan, penadahan dan lain sebagainya.22
Berdasarka ketetapannya jari>mah ta’zi>r ini dapat dibagi menjadi dua
macam antara lain:
a. Jari>mah ta’zi>r yang sudah menjadi kewenangan Ulil Amri (penguasa)
yang merupakan jari>mah demi kepentingan umum (kemaslahatan).
b. Jari>mah ta’zi>r yang telah ditentukan syariat, yaitu yang sudah dianggap
sebagai jari>mah dari diturunkannya syariat Islam sampai dengan akhir
zaman.
Kedua macam jari>mah tersebut memiliki persamaan dan juga
perbedaan. Persamaannya yaitu jari>mah ta’zi>r Ulim Amri (penguasa)
maupun ta’zi>r ditentukan oleh syariat sanksi hukumannya tetap ditentukan
oleh penguasa. Sedangkan perbedaannya adalah jari>mah ta’zi>r Ulil Amri
(penguasa) bersifat temporer dan insidential, sedangkan jari>mah ta’zi>r
syariat bersifat abadi.23
Abdul Aziz Amir membagi jari>mah ta’zi>r secara rinci kepada
beberapa bagian, yaitu:
a. Jari>mah ta’zi>r yang berkaitan dengan pembunuhan
Pembunuhan diancam dengan hukuman mati (kisas), apabila
hukuman mati dimaafkan maka hukumannya diganti dengan diyat,
22
Wahab Al-Zuhaili, Al-Fiqh Al-Islami Wa Adillatuhu, Juz 6, (Damaskur: Dar Al-Fikr, 1989), 197. 23
Ibid., 594.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
31
apabila hukuman diyat dimaafkan juga maka Ulil Amri berhak
menjatuhkan hukuman ta’zi>r apabila hal itu dipandang lebih maslahat.
b. Jari>mah ta’zi>r yang berkaitan dengan pelukaan
Ta’zi>r yang dapat dikenakan terhadap jari>mah pelukaan apabila
kisasnya dimaafkan atau tidak bisa dilaksanakan karena suatu sebab yang
dibenarkan oleh syariat. Menurut mazhab Hanafi, Syafi’i, dan Hambali,
takzir juga dapat dijatuhkan terhadap orang yang melakukan jarimah
pelukaan dengan berulang-ulang (residivis), disamping dikenakan
hukuman kisas.
c. Jari>mah ta’zi>r yang berkaitan dengan kejahatan terhadap kehormatan dan
kerusakan akhlak
Jari>mah ini berkaitan dengan jari>mah zina, menuduh zina, dan
penghinaan. Kasus perzinaan yang diancam dengan ta’zi>r adalah
perzinaan yang tidak memeuhi syarat untuk dikenakan hukuman h}ad,
atau terdapat syubhat dalam pelakunya, perbuatannya, atau tempat
(objeknya).
d. Jari>mah ta’zi>r yang berkaitan dengan harta
Jari>mah yang berkaitan dengan harta adalah jari>mah pencurian,
penadahan dan perampokan. Apabila ketiga jarimah tersebut syarat-
syaratnya telah dipenuhi maka pelaku dikenakan hukuman h}ad. Akan
tetapi, apabila syarat untuk dikenakannya hukuman h}ad tidak terpenuhi
maka pelaku tidak dikenakan hukuman h}ad, melainkan ta’zi>r, misalnya
percobaan pencurian, pencurian yang tidak mencapai batas nisbah, dan
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
32
perjudian. Termasuk juga ke dalam kelompok ta’zi>r, pencurian karena
adanya syubhat, seperti pencurian oleh keluarga dekat.
e. Jari>mah ta’zi>r yang berkaitan dengan kemaslahatan individu
Jari>mah ta’zi>r yang termasuk dalam kelompok ini, antara lain
seperti saksi palsu, berbohong (tidak memberikan keterangan yang benar)
di depan sidang pengadilan, melanggar hak privasi orang lain (misalnya
masuk rumah orang lain tanpa izin).
f. Jari>mah ta’zi>r yang berkaitan dengan kemaslahatan umum
Jari>mah ta’zi>r yang termasuk dalam kelompok ini adalah jarimah
yang mengganggu kemanan negara/pemerintah (seperti spionase),
kudeta, suap, tindakan melampaui batas dari pegawai/pejabat atau lalai
dalam menjalankan kewajiban, melawan petugas pemerintahan dan
membangkang terhadap peraturan, seperti melawan petugas pajak,
penghinaan terhadap pengadilan, dan menganiaya polisi.24
4. Macam-macam Sanksi Ta’zi>r
a. Sanksi ta’zi>r yang berkaitan dengan badan
Adapun sanksi ta’zi>r yang berkaitan dengan badan dapat
dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu:
1) Hukuman Mati
Ulama Hanafi membolehkan sanksi ta’zi>r dengan hukuman
mati apabila perbuatan itu dilakukan berulang-ulang dan dapat
24
Ahmad Wardi Muslich, Hukum Pidana Islam, (Jakarta: sinar grafika, 2005), 255-257
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
33
membawa kemaslahatan bagi masyarakat. Contohnya, pencurian yang
berulang-ulang dan menghina Nabi beberapa kali yang dilakukan oleh
kafir dzimmi yang baru masuk Islam. Sedangkan ulama Malikiyah
dan ulama Hambalilah juga membolehkan hukuman mati sebagai
sanksi ta’zi>r tertinggi. Sanksi ini dapat diberlakukan terhadap mata-
mata dan orang yang melakukan kerusakan di muka bumi.Demikian
pula sebagian ulama Hanafiyah yang membolehkan hukuman mati,
seperti dalam kasus homoseks. Selain itu, hukuman mati juga boleh
diberlakukan dalam kasus penyebaran aliran-aliran sesat yang
menyimpang dari Alquran dan Sunnah.25
2) Hukuman Cambuk
Hukuman cambuk cukup efektif dalam menjerakan pelaku
jari>mah ta’zi>r. Hukuman ini dalam jarimah h}udu>d telah jelas
jumlahnya bagi pelaku jari>mah zina ghairu muhsan dan jari>mah
qa>dzaf. Namun dalam jari>mah ta’zi>r hakim diberikan kewenangan
untuk menetapkan jumlah cambukan disesuaikan dengan kondisi
pelaku, situasi, dan tempat kejahatan. Hukuman ini dikatakan efektif
karena memiliki beberapa keistimewaan dibandingkan hukuman
lainnya yaitu sebagai berikut:
a) Lebih menjerakan dan lebih memiliki daya represif, karena dapat
dirasakan langsung secara fisik.
25
M. Nurul Irfan, Fiqh Jinayah …, 147.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
34
b) Bersifat fleksibel. Maksudnya setiap jarimah memiliki jumlah
cambukan yang berbeda-beda.
c) Berbiaya rendah, tidak membutuhkan dana yang besar dan
penerapannya juga sangat praktis.
d) Lebih murni dalam menerapkan sebuah prinsip bahwa sanksi ini
bersifat pribadi dan tidak sampai menelantarkan keluarga si
terhukum, apabila sanksi ini sudah dilaksanakan, maka terhukum
langsung dapat dilepaskan dan bisa beraktifitas seperti biasanya.26
Maka dari itu hal ini tidak membawa akibat yang tidak perlu
kepada keluarganya.
Adapun jumlah maksimal hukuman cambuk dalam
jari>mah ta’zi>r, para ulama mazhab berbeda pendapat yaitu antara
lain:
a) Mazhab Hanafi yaitu mengatakan dalam menjatukan hukuman
h}ad tidak boleh melampaui batas.
b) Abu Hanifah berpendapat tidak boleh lebih dari 39 kali, karena
h}ad bagi peminum khamr adalah di cambuk 40 kali.
c) Abu Yusuf berkata tidak boleh lebih dari 79 kali, karena h}ad
bagi pelaku qadzf adalah dicambuk 80 kali.
d) Mazhab Malikiyah mengatakan sanksi takzir boleh melebihi
h}ad selama mengandung maslahat. Mereka berpedoman pada
keputusan Umar bin Khatab yang telah mencambuk Ma’an bin
26
Ibid., 149.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
35
Zaidah 100 kali cambukan dikarenakan telah memalsukan
stempel baitul mal.
e) Ali juga perna mencabuk seorang peminum khamr pada siang
hari dibulan ramadhan sebanyak 80 kali dan ditambah 20 kali
sebagai hukuman ta’zi>r.
Kemudian pendapat para ulama mengenai jumlah minimal
cambukan dalam hukuman ta’zi>r yaitu antara lain:
a) Mazhab Hanafiyah mengatakan batas minimal hukuman ta’zi>r
harus mampu memberi dampak preventif serta represif.
b) Batas minimalnya satu kali cambukan.
c) Ibnu Qudamah mengatakan batas minimal hukuman cambuk
tidak dapat ditentukan, tetapi diserahkan kepada ijtihad hakim
sesuai dengan perbuatan tindak pidana, pelaku, waktu dan
pelaksanaannya.
d) Pendapat dari Ibnu Qudamah lebih baik, tetapi perlu
ketambahan ketetapan Ulil Amri sebagai pegangan semua
hakim. Apabila telah ada ketetapan hakim maka tidak adalagi
perbedaan pendapat.27
b. Sanksi ta’zi>r yang berkaitan dengan kemerdekaan seseorang
1) Hukuman penjara
27
Ibid., 150-151.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
36
Dalam bahasa Arab, terdapat dua istilah agar dapat dikenai
hukuman penjara, yaitu al-habsu dan al-sijnu yang keduanya
mempunyai arti sebagai pencegahan atau penahanan. Hukuman
penjara dapat pula menjadi hukuman pokok dan dapat pula menjadi
sebagai hukuman tambahan. Terdapat dua jenis hukuman penjara
yaitu: hukuman penjara terbatas dan tidak terbatas. Hukuman penjara
terbatas diberikan kepada pelaku jarimah penghinaan, penjual khamr,
memakan riba, berbuka puasa disiang hari pada bulan ramadhan,
kesaksian palsu, dan lain sebagainya. Sedangkan hukuman penjara
tidak terbatas, menurut Imam Abu Hanifa diberikan kepada pelaku
jari>mah homoseksual, mempraktikkan ilmu hitam (menyantet) serta
mencuri untuk ketiga kalinya. Penjara tidak terbatas ini tidak dibatasi
waktunya melainkan sampai pelaku bertaubat ataupun meninggal
dunia.
2) Hukuman pengasingan
Hukuman pengasingan adalah termasukan hukuman had,
namun dalam peraktiknya hukuman tersebut juga diterapkan sebagai
hukuman ta’zi>r, hukuman pengasingan juga diterapkan terhadap
pelaku jari>mah yang dikhawatirkan akan membawa pengaruh buruk
kepada masyarakat. Di antara jarimah ta’zi>r yang dikenakan hukuman
pengasingan adalah orang yang berperilaku mukhannats (waria) yang
permah dilaksanakan oleh Nabi yaitu dengan mengasingkan ke luar
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
37
kota Madinah. Khalifah Umar bin Khatab juga pernah mengasingkan
pelaku pemalsuan stempel baitul mal setelah dikenai hukuman
cambuk. Masa berapa lamanya pengasingan itu sepenuhnya
ditentukan oleh hakim, namun menurut Imam Abu Hanifa lama
pengasingan taksir ini bisa lebih dari satu tahun.28
c. Sanksi ta’zi>r yang berkaitan dengan harta
Sanksi ta’zi>r yang mengambil harta bukan berarti mengambil
harta milik pelaku untuk hakim atau khas negara, melainkan menahannya
untuk sementara waktu. Adapun jika pelaku tidak bisa diharapkan untuk
bertaubat, hakim juga dapat menyerahkan harta tersebut untuk
kepentingan yang mengandung maslahat.
Para fukaha mempunyai pendapat masig-masing tentang
dibolehkannya hukum ta’zi>r dengan cara mengambil harta. Menurut
Imam Abu Hanifah dan juga diikuti oleh muridnya Muhammad Bin
Hasan, hukum ta’zi>r dengan cara mengambil harta itu tidak dibolehkan.
Namun menurut Imam Malik, Imam Syafi’i, Imam Ahmad bin Hanbali
dan Imam Abu Yusuf memperbolehkannya apabila membawa maslahat.
1) Menghancurkannya (al-Itla>f)
Pengahancurkan harta diberlakukan untuk benda-benda yang
bersifat mungkar, misalnya penghancuran pada barang yang
digunakan untuk berbuat maksiat.
28
M. Nurul Irfan, Fiqh Jinayah…, 155.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
38
2) Mengubahnya (al-Ghayir)
Hukuman ta’zi>r yang berupa mengubah harta pelaku, antara
lain mengubah patung yang disembah oleh orang muslim dengan cara
memotong bagian kepalanya hingga mirip pohon atau vas bunga,
dengan tujuan pelaku jera dan kecewa.
3) Memilikinya (al-Tamli>k)
Hukuman ta’zi>r dalam bentuk ini dapat disebut juga dengan
hukuman denda, yaitu hukaman ta’zi>r yang berupa kepemilikan
harta pelaku. Hukuman denda juga dapat sebagai hukuman pokok
yang berdiri sendiri contohnya denda kepada orang yang duduk-
duduk di baratau mencuri kambing sebelum sampai
penggembalanya. Namun bisa saja hukuman denda digabungkan
dengan hukuman pokok lainnya. Yaitu hukuman denda disertai
cambuk.29
Syariat Islam tidak menetapkan batas minimal atau
maksimal dari hukuman denda. Ibnu Al-Qayyim menjelaskan bahwa
ada dua macam denda antara lain:
a) Denda yang dipastikan kesempurnaan adalah, denda yang
mengharuskan lenyapnya harta karena berhubungan dengan hak
Allah. Misalnya:
i. Pelanggaran pada saat ihram yaitu dengan cara membunuh
hewan buruan, maka pelakunya dapat didenda dengan
mengorbankannya hewan kurban.
29
Ahmad Wardi Muslich, Hukum Pidana Islam…, 266.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
39
ii. Hukuman bagi istri yang nusyu>z terhadap suaminya yaitu
gugur nafkah untuknya serta tidak mendapat pakaian dari
suaminya.
b) Denda yang tidak bisa dipastikan kesempurnaannya, adalah denda
yang tidak diatur secara pasti, tetapi ditetapkan berdasarkan
ijtihad para hakim sesuai dengan berat dan ringannya suatu
jari>mah atau pelanggaran.30
d. Hukuman Sanksi Ta’zi>r dalam Bentuk lain yaitu:
1) Peringatan yang keras
2) Menghadirkan dihadapan sidang
3) Memberi nasihat
4) Hinaan
5) Pengucilan
6) Pemecatan serta
7) Pengumumam kesalahan secara terbuka misalnya di beritakan pada
media cetak dan elektronik. 31
e. Tujuan dan Syarat-syarat Sanksi Ta’zi>r
Dari berbagai macam sanksi ta’zi>r di atas, sanksi ta’zi>r
sebenarnya tidak bertujuan untuk hanya semata-mata pelaku jari>mah,
nama mempunyai tujuan lain, yaitu:
1) Preventif (pencegahan) adalah sanksi ta’zi>r yang bertujuan untuk
mencegah orang lain agar tidak melakukan jari>mah.
30
Ibid, 267 31
Nurul irfan, Fiqh Jinayah…, 110.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
40
2) Represif (membuat pelaku jera) yakni sanksi ta’zi>r yang bertujuan
agar pelaku tidak mengulangi perbuatan jari>mah di kemudian hari.
3) Kuratif yaitu sanksi ta’zi>r yang bertujuan untuk membawa perbaikan
sikap kepada pelaku agar si pelaku menjadi peribadi yang lebih baik
lagi.
4) Edukatif (pendidikan) adalah sanksi ta’zi>r yang diharapkan agar dapat
mengubah pola hidupnya kea rah yang lebih baik.
Syariat tidak menentukan macam-macam hukuman pada setiap
jari>mah ta’zi>r, namun hanya menyebutkan sekumpulan hukuman, dari
yang paling ringan hingga yang paling berat. Sedangkan hakim diberi
kebebasan untuk dapat memilih hukuman mana yang sesuai dengan
demikian, sanksi ta’zi>r tidak mempunyai batas hukuman tertentu.
Ta’zi>r diberlakukan atas semua orang yang melakukan tindak
pidana, syaratnya yaitu berakal sehat tidak ada perbedaan, baik laki-laki
ataupun perempuan, dewasa ataupun anak-anak, kafir ataupun muslim.
Setiap orang yang melakukan kemungkaran atau mengganggu pihak lain
dengan alasan yang tidak dibenarkan baik dengan perbuatan maupun
ucapan atau isyarat perlu diberikan sanksi ta’zi>r agar tidak mengulangi
perbuatannya dikemudian hari.32
32
Ibid, 142-143.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
41
BAB III
PUTUSAN PENGADILAN NEGERI PANDEGLANG NOMOR:
102/Pid.B/2016/PN.Pdl TENTANG TINDAK PIDANA PENADAHAN
KENDARAAN BERMOTOR
A. Kronologi Kasus
Pengadilan Negeri Pandeglang yang mengadili perkara-perkara pidana
dengan acara pemeriksaan biasa pada tingkat pertama menjatuhkan putusan
terhadapterdakwayang bernama Mas’ud bin Murtadoterdakwa telah diajukan
dipersidangan dengan dakwaan sebagai berikut:
Bahwa terdakwaMas’ud bin Murtado pada hari Jumat Tanggal
26Februari 2016 sekira jam 13.00 WIB atau setidak-tidaknya pada suatu waktu
dalambulan Pebruari Tahun 2016 bertempat di jalan raya kadu banen rangkas
bitung terdakwa bertempat tinggal di Kampung Kadu Lisung, Desa Kadu
Lisung, Kecamatan Kadu Hejo, Kabupaten Pandeglang atau setidak-tidaknya
padasuatu tempat yang termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri
Pandeglang yangmemeriksa dan mengadili, telah membeli, menawarkan,
menukar, menerima gadai,menerima hadiah, atau untuk menarik keuntungan,
menjual, menyewakan, menukarkan,menggadaikan, mengangkut, menyimpan
atau menyembunyikan sesuatu benda yangdiketahui atau patut diduga
diperoleh dari kejahatan, perbuatan terdakwa dilakukandengan cara-cara
sebagai berikut:
Pada waktu dan tempat seperti tersebut di atas berawal saksi Zulfikri Aulia Als
Kiki bin M. Dada (dalam perkara terpisah) menjual 1 (satu) unit
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
42
sepeda motor warna hitam Nomor: Polisi A 6541 MG merk Honda
Revo Fit Nomor: Ka. MH1JBK119EK096413Nomor: Sin. JBK1E-1096544
Tahun 2014 kepada terdakwa dengan cara pada hari Jumat tanggal 26 Pebruari
2016 sekira pukul 08.00 WIBsaksi Yasid menawarkan sepeda motor melalui
media social Facebook kepada terdakwa dengan harga Rp. 1.000.000,- (satu
juta rupiah). Selanjutnya terdakwa menanyakan kepada saksi Yasid masalah
surat-surat kendaraan tersebut dan saksi Yasid menjawab “ tidak tahu “ dan
kemudian saksi Yasid mengatakan kepada terdakwa bahwa saksi Zulfikri butuh
uang untuk kebutuhan pacaran sehingga terdakwa merasa tertarik dikarenakan
sepeda motor tersebut merasa murah lalu saksi Yasid menghubungi saksi
Zulfikri Aulia untuk mengajak bertemu di daerah Kampung Kadu Banen
Pandeglang dan selanjutnya terdakwa bersama saksi Yasid mendatangi saksi
Zulfikri di tempat Kampung Kadu Banen Pandeglang dan melihat saksi
Zulfikri membawa 1 (satu) unit sepeda motor warna hitam Nomor: Polisi A
6541 MG merk Honda Revo Fit Nomor: Ka. MH1JBK119EK096413 Nomor:
Sin. JBK1E-1096544 Tahun 2014 kemudian transaksi jual beli terdakwa
dengan saksi Zulfikri lalu terdakwa menyerahkan uang sebesar Rp. 1.000.000,-
sedangkan saksi Zulfikri menyerahkan 1 (satu) unit sepeda motor merk honda
Revo warna hitam yang tidak dilengkapi dengan surat-surat kendaraannya
berupa STNK dan BPKB kendaraan. Akibat kejadian tersebut saksi korban Dia
Handayani mengalami kerugian kurang lebih sebesar Rp6.000.000,-. (Enam
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
43
juta rupiah).Perbuatan terdakwaMas’ud BinMurtado sebagaimana diatur dan
diancam pidana dalam pasal 480 ke-1 KUHP.1
B. Keterangan Saksi
Untuk membuktikan dakwaannya penuntut umum telah mengajukan
saksi-saksi yang telah di sumpah menurut agamanya masing-masing,
memberikan keterangan di persidangan yang pada pokoknya sebagai berikut:
1. Saksi Dian Handayani
a. Pada hari Rabu tanggal 24 Februari 2016 di ketahui sekira jam 16.30 WIB
di Kampung Kadu Bereum Kelurahan Kadu Merak, Kecamatan Karang
Tanjung, Kabupaten Pandeglang tepatnya di lingkungan Badan Diklat
Propinsi Banten telah terjadi tindak pidana penipuan.
b. Bahwa yang menjadi korban tindak pidana penipuan adalah saksi dengan
carasaksi tidak tahu, awalnya tidak mengetahui namun saksi mengetahui
setelah di beri tahu oleh anak saksi yang bernama Farras.
c. Pelaku melakukan penipuan dan/atau penggelapan berupa 1 (satu) Unit
sepeda motor Honda Revo Fit, warna Hitam Nomor: Polisi A 6541 MG,
Nomor: Ka MH1JBK119EK096413, Nomor: Sin JBK1E-1096544, Tahun
2014 atas nama STNK saksi sendiri.
d. Terdakwa melakukan penipuan dan penggelapan sepeda motor tersebut
dengan cara pelaku meminjam sepeda motor kepada anak saksi yang
bernama Farras dengan alasan untuk mengantarkan teman terdakwa yang
1 Direktori Putusan Mahkamah Agung, dalam
https://putusan.mahkamahagung.go.id/putusan/6b580a4b1c20911b60cd8d4661bcd432, diakses
pada 5Maret 2019, 2.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
44
bernama Hana namun sampai sekarang sepeda motor tersebut belum di
kembalikan.
e. Dengan adanya kejadian terebut saksi mengalami kerugian sebesar
Rp.6.000.000,- (Enam juta rupiah).
f. Bahwa atas keterangan saksi terdakwa tidak keberatan dan
membenarkannya.2
2. Saksi Abu Yazid
a. Terdakwa telah membeli sepeda Honda Revo tersebut pada hari jumat
tanggal 26 Februari Tahun 2016 sekitar pukul 14.00 WIB bertempat di
sekitar terminal Kadu Banen.
b. Bahwa yang membeli sepeda motor Revo dari saudara Zulkifli yaitu
paman saksi sendiri yang bernama terdakwaMas’ud.
c. Benar bahwa saksi Zulfikri yang menjual 1 (satu) unit sepeda motor
Honda Revo melalui media social Facebook dengan harga Rp1.000.000,-
(satu juta rupiah).
d. Sebelum terdakwa membeli 1(satu) unit sepeda motor Honda Revo
melalui media social Facebook dengan harga Rp1.000.000,-(satu juta
rupiah) awalnya di media sosial Facebooksaksi melihat 1(satu) unit sepeda
motor HondaRevo akan dijual dan kemudian saksi membalas dengan
tujuan untuk bertemuselanjutnya saksi memberitahukan kepada terdakwa,
lalu setelah bertemu dengan Zulfikri dan Zulfikri mengatakan sepeda
2Ibid.,4.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
45
motor tersebut akan dijual dengan harga Rp1.400.000,- dan selanjutnya
saksi dan terdakwa menawar harga sebesar Rp1.000.000,- (satu juta
rupiah).
e. Terdakwa telah membeli sepeda Honda Revo tersebut pada hari jumat
tanggal 26 Februari 2016 sekitar pukul 14.00 WIB bertempat di sekitar
terminal Kadu Banen.
f. Bahwa yang membeli sepeda motor Revo dari saudara Zulfikri yaitu
paman saksi sendiri yang bernama terdakwaMas’ud.
g. Benar bahwa saksi Zulfikri yang menjual 1 (satu) unit sepeda motor
Honda Revo melalui media social Facebook dengan harga Rp1.000.000,-
(satu juta rupiah).
h. Sebelum terdakwa membeli 1(satu) unit sepeda motor Honda Revo
melalui media social Facebook dengan harga Rp1.000.000,-(satu juta
rupiah) awalnya di media sosial Facebooksaksi melihat 1(satu) unit sepeda
motor Honda Revo akan dijual dan kemudian saksi membalas dengan
tujuan untuk bertemu selanjutnya saksi memberitahukan kepada terdakwa,
lalu setelah bertemu dengan Zulfikri dan Zulfikri mengantakan sepeda
motor tersebut akan dijual dengan harga Rp1.400.000,- dan selanjutnya
saksi dan terdakwa menawar harga sebesar Rp1.000.000,- (satu juta
rupiah).
i. Sepeda motor yang akan di jual tersebut adalah miliknya sendiri hasil dari
lesing atau kredit.
j. Sebelumnya saksi tidak mengenal dengan saudara Zulfikri.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
46
k. Pada saat paman saksi membeli sepeda motor tersebut dari saudara
Zulfikri tidak di lengkapi dengan surat-surat yang syah.
l. Bahwa atas keterangan saksi terdakwa tidak keberatan dan
membenarkannya.3
3. Saksi Farras Faruq Alfarisi
a. Pada hari Rabu tanggal 24 Februari 2016 sekira pukul 14.30 WIB di
Kampung Kadu Bereum Kelurahan Kadumerak Kecamatan Karang
Tanjung Kabupaten Pandeglang Banten saudara Zulfikri alias Kiki
meminjam sepeda motor Honda Revo FIT dari Saksi yang merupakan
sepeda motor milik orag tua saksi . Bahwa sepeda motor tersebut yaitu
sepeda motor merk Honda Revo FIT warna hitam Nomor: Polisi A-6541-
MG Nomor: Rangka MH1JBK119EK096413 Nomor: Mesin JBK1E-
1096544 Warna Hitam STNK Darmajari, M.PD.
b. Saksi Zulfikri meminjam sepeda motor milik saksi tersebut dengan cara
berpura-pura meminjam sepeda motor saksi sebentar dengan alasan untuk
mengantar temannya Hana.
c. Bahwa saudara Zulfikri meminjam sepeda motor milik saksi tersebut pada
saat saksi sedang berkumpul bersama teman-teman saksi di Jalan Pusdiklat
Provinsi Banten adapun yang melihat pada saat saksi menyerahkan sepeda
motor tersebut kepada saudara Zulfikri yaitu teman saksi sendiri saudara
ikhsan.
3Ibid., 5.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
47
d. Saksi menunggu saudara Zulfikri di Jalan Pusdiklat Provinsi Banten
sekitar 3 (tiga) jam dan setelah itu saudara Zulfikri tidak datang lagi yang
katanya hanya sebentar meminjam sepeda motor tersebut.
e. Setelah Saksi ketahui saudara Zulfikri tidak kunjung datang kemudian
Saksi bersama teman-teman saksi menyusul ke rumah saudari Hana akan
tetapi saudara Zulfikri tidak ada di rumah saudari Hana kemudian sksi
balik lagi ke Jalan Pusdiklat Provinsi Banten dan menunggu sampai
dengan pukul 20.00 WIB setelah saudara Zulfikri, kemudian saksi pulang
dan memberitahukan kepada ibu saksi bahwa sepeda motor milik saksi
tersebut di pinjam oleh saudara Zulfikri dan sampai sekarang sepeda motor
tersebut tidak di kembalikan lagi oleh saudara Zulfikri.
f. Saksi di tangkap oleh petugas kepolisian sector cadasari pada hari Selasa
tanggal 01 Maret 2016 sekira jam 13.00 WIB di Kampung Rt. 07 Rw.03
Desa Suka rendah Kecamatan Warunggunung Kabupaten Lebak Banten
karena tersangka telah melakukan tindak pidana penipuan dan atau
penggelapan.
g. Saksi telah melakukan tindak pidana penipuan berupa 1 (satu) unit sepeda
motor Honda Revo Fit, warna hitam Nomor: Polisi A 6541 MG, Nomor:
Ka MH1JBK119EK096413, Nomor: Sin JBK1E-1096544, tahun
pembuatan 2014 atas nama STNK Darmadji, M.PD Alamat Komplek
Ambuleuit RT. 02 RW. 12 Kelurahan Cigadung Kecamatan Karang
Tanjung Kabupaten Pandeglang.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
48
h. Saksi melakukan penipuan dan atau penggelapan sepeda motor tersebut
pada hari Rabu Tanggal 24 Februari 2016 sekira jam 16.30 WIB di
Kampung Kadu Bereum Kelurahan Kadu Merak Kecamatan Karang
Tanjung Kabupaten Pandeglang tepatnya di lingkungan Badan Diklat
Provinsi Banten.
i. Bahwa yang menjadi korban tindak pidana penipuan adalah Farras dan
saksi awalnya tidak kenal dan tidak ada hubungan keluarga maupun family
dengan korban tersebut.
j. Saksi melakukan penipuan dan atau penggelapan 1 (satu) unit sepeda
motor Honda Revo Fit warna hitam tersebut dengan cara meminjam
sepeda motor dengan alasan sebentar untuk mengantarkan teman
sekolahnya namun sampai saat ini sepeda motor tersebut tidak di
kembalikan akan tepai oleh saksi sepeda motor tersebut malah di jual
kepada terdakwaMas’ud.
k. Bahwa yang mempunyai ide untuk melakukan penipuan adalah saksi
sendiri.
l. Bahwa saksi telah menjual 1 (satu) unit sepeda motor tersebut dari hasil
tindak pidana penipuan dan atau penggelapan kepada terdakwaMas’ud
awalnya menawarkan melalui jaringan sosial online Facebook forum jual
beli atas nama akun Yazid yang beralamatkan di Cipacung, kemudian
setelah itu janjian bertemu di Jalan raya Kadu Banen Rangkas Bitung
tepatnya di Kampung Kadu Banen Kelurahan Kabayan Kecamatan
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
49
Pandeglang Kabupaten Pandeglang dari situlah saksi dengan tersangka
Mas’ud bertransaksi jual beli sepeda motor tersebut.
m. Bahwa saksi telah menjual sepeda motor tersebut kepada terdakwaMas’ud
dengan harga Rp1.000.000,- (satu juta rupiah).
n. Bahwa dari hasil penjualan sepeda motor tersebut di pergunakan untuk
membayar kontrakan sebesar Rp300.000,- (Tiga ratus ribu rupiah)
kemudian membeli 1 (satu) unit hand phone Blackberry davis seharga
m. Rp300.000,- (Tiga ratus ribu rupiah) dan sisanya di pergunakan untuk
makan sehari-hari.
n. Bahwa atas keterangan saksiterdakwa tidak keberatan dan
Membenarkannya.
4. Zulfikri Aulia Alias Kiki
a. Saksi di tangkap oleh petugas kepolisian sector cadasari pada hari Selasa
tanggal 1 maret Tahun 2016 sekira jam 13.00 WIB di Kampung Sampay
Rt. 07 Rw.03 Desa Suka rendah Kecamatan Warunggunung Kabupaten
Lebak Banten karena tersangka telah melakukan tindak pidana penipuan
dan atau penggelapan.
b. Saksi telah melakukan tindak pidana penipuan berupa 1 (satu) unit sepeda
motor Honda Revo Fit, warna hitam Nomor: Polisi A 6541 MG, Nomor:
Ka. MH1JBK119EK096413, Nomor: Sin. JBK1E-1096544 Tahun
pembuatan 2014 atas nama STNK Darmajari. M.PD Alamat Komplek
Ambuleuit Rt. 02 Rw. 12 Kelurahan Cigadung Kecamatan Karang
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
50
Tanjung Kabupaten Pandeglang. Bahwa saksi melakukan penipuan dan
atau penggelapan sepeda motor tersebut pada hari Rabu Tanggal 24
Februari 2016 sekira jam 16.30 WIB di Kampung Kadu Bereum
Kelurahan Kadu Merak Kecamatan Karang Tanjung Kabupaten
Pandeglang tepatnya di lingkungan Badan Diklat Provinsi Banten.
c. Yang menjadi korban tindak pidana penipuan adalah Farras dan Saksi
awalnya tidak kenal dan tidak ada hubungan keluarga maupun family
dengan korban tersebut.
d. Saksi melakukan penipuan dan atau penggelapan 1 (satu) unit sepeda
motor Honda Revo Fit warna hitam tersebut dengan cara meminjam
sepeda motor dengan alasan sebentar untuk mengantarkan teman
sekolahnya namun sampai saat ini sepeda motor tersebut tidak di
kembalikan akan tepai oleh saksi sepeda motor tersebut malah di jual
kepada terdakwaMas’ud.
e. Bahwa yang mempunyai ide untuk melakukan penipuan adalah saksi
sendiri.
f. Saksi telah menjual 1 (satu) unit sepeda motor tersebut dari hasil tindak
pidana penipuan dan atau penggelapan kepada terdakwaMas’ud awalnya
menawarkan melalui jaringan sosial online Facebook forum jual beli atas
nama akun Yazid yang beralamatkan di Cipacung, kemudian setelah itu
janjian bertemu di jalan raya Kadu Banen Rangkas Bitung tepatnya di
Kampung Kadu Banen Kelurahan Kabayan Kecamatan Pandeglang
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
51
Kabupaten Pandeglang dari situlah saksi dengan tersangka
Mas’udbertransaksi jual beli sepeda motor tersebut.
g. Bahwa saksi telah menjual sepeda motor tersebut kepada terdakwaMas’ud
dengan harga Rp1.000.000,- (satu juta rupiah).
h. Dari hasil penjualan sepeda motor tersebut di pergunakan untuk membayar
kontrakan sebesar Rp300.000,- (Tiga ratus ribu rupiah)kemudian membeli
1 (satu) unit hand phone Blackberry davis seharga Rp300.000,- (Tiga ratus
ribu rupiah) dan sisanya di pergunakan untuk makan sehari-hari.
i. Bahwa atas keterangan saksi terdakwa tidak keberatan dan
membenarkannya.4
C. Keterangan Terdakwa
Selanjutnya di persidangan terdakwaMas’ud memberikan keterangan
sebagai berikut:
1. Terdakwa telah membeli kendaraaan berupa 1 (satu) unit sepeda motor
Honda Revo Fit, warna hitam tanpa plat polisiNomor: Ka:
MH1JBK119EK096413, Nomor: Sin: JBK1E-1096544, dari saksi yang
mengaku bernama Zulkifli Aulia.
2. Terdakwa mengetahui setelah saksi Zulfikri di amankan oleh pihak
kepolisian sektor cadasari bahwa saksi Zulfikri tersebut melakukan tindak
pidana penipuanan dan/atau penggelapan 1 (satu) unit sepeda motor Honda
Revo Fit, warna hitam yang terdakwa beli.
4Ibid., 7.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
52
3. Bahwa terdakwa telah membeli 1 (satu) unit sepeda motor Honda Revo Fit
tersebut pada hari jumat tanggal 26 Februari 2016 sekira jam 13.00 WIB
tepatnya di jalan raya kadu banen rangkas bitung Kampung Kadu Banen
Kelurahan Kabayan Kecamatan Pandeglang Kabupaten Pandeglang dari
saksi Zulkifli Aulia.
4. Terdakwa telah membeli 1 (satu) unit sepeda motor Honda Revo Fit warna
hitam tersebut dengan harga Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah) dari Zulkifli
Aulia dengan alasan sepeda motor tersebut dapat hasil tarikan lesing dari
lampung dan Zulkifli Aulia mengaku bahwa Zulkifli Aulia mengaku bekerja
di leasing bagian penarikan.
5. Bahwa terdakwa membeli 1 (satu) unit sepeda motor tersebut dari saksi
Awalnya saksi Zulkifli Aulia menawarkan di jaringan social Facebook
melalui akun keponakan terdakwa yang bernama Yazid dan setelah itu
mengajak ketemuan di daerah Kadubanen dan di situlah langsung terjadinya
transaksi jual beli terdakwa bersama Zulkifli Aulia.
6. Sebelum terdakwa membeli 1(satu) unit sepeda motor Honda Revo melalui
media social Facebook dengan harga Rp.1.000.000,-(satu juta rupiah)
awalnya terdakwa mendapat informasi dari saksi Yazid (keponakan
terdakwa) dimedia sosial Facebook handphonenya dan melihat ada 1(satu)
unit sepeda motor HondaRevo akan dijual dan kemudian saksi Yazid
(keponakan terdakwa) membalas dengan tujuan untuk bertemu selanjutnya
memberitahukan kepada terdakwa, lalu setelah bertemu dengan Zulfikri
mengatakan sepeda motor tersebut akan dijual dengan harga Rp. 1.400.000.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
53
Selanjutnya saksi dan terdakwa menawar harga sebesar Rp. 1.000.000,-.
Setelah sepakat kemudian bertemu di sekitar terminal Kadubanen lalu
terdakwa memberikan uang sebesar Rp. 1.000.000,- sedangkan Zulfikri
menyerahkan 1 (satu) unit sepeda motor Honda Revo.
7. Bahwa terdakwa menyesal dan berjanji tidak akan mengulangi
perbuatannya.5
D. Pertimbangan Hukum Hakim
Setelah mendengar keterangan-keterangan saksi , keterangan terdakwa,
dan melihat barang bukti yang telah dihadirkan dalam persidangan majelis
hakim akan memberikan pertimbangan terkait terdakwa yang di ajukan oleh
jaksa/penuntut umum ke muka pengadilan dengan dakwaan tunggal dalam
pasal 480 ke-1 Kitab Undang-undang Hukum Pidana yang mengandung unsur-
unsur sebagai berikut:
1. Barang siapa
Yang dimaksud dengan barang siapa adalah persoon baik orang atau
badan hukum sebagai pendukung hak dan kewajiban yang telah melakukan
perbuatan pidana dan secara hukum dapat mempertanggung jawabkan atas
perbuatan yang dilakukannya. Bahwa di persidangan Terdakwa
membenarkan dirinya bernama Mas’ud dengan identitas yang sama
sebagaimana termuat dalam Surat Dakwaan Penuntut Umum, sehingga
5Ibid., 8.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
54
persoon yang diajukan di persidangan sama dengan persoon yang
dimaksudkan dalam Surat dakwaan.6
Bahwa selama proses pemeriksaan persidangan terdakwa dalam
keadaan sehat jasmani dan mampu menjawab dengan baik semua
pertanyaan yang diajukan kepadanya dan berdasarkan keterangan saksi
mengarah bahwa terdakwa mampu sebagai subyek atau pelaku suatu tindak
pidana dan terdakwa baru dapat dimintai pertanggung jawaban pidana
apabila perbuatan terdakwa yang didakwakan telah memenuhi semua unsur
dari dakwaan. Bahwa berdasarkan uraian tersebut di atas majelis hakim
berpendapat tidak terjadi error in persona unsur barang siapa telah terpenuhi
dan terbukti.
2. Membeli, menyewa, menukar, menerima gadai, menerima hadiah, atau
untuk menarik keuntungan, menjual, menyewakan, menukarkan,
menggadaikan, mengangkut, menyimpan, atau menyembunyikan sesuatu
yang diketahui atau sepatutnya harus diduga bahwa diperoleh dari kejahatan
penadahan.
Bahwa unsur ini bersifat alternatif, sehingga cukup salah satu unsure
saja yang harus terpenuhi. Bahwa seseorang dikatakan menadah apabila ia
membeli, menyewa, menukari, menerima gadai, menerima sebagai hadiah,
atau karena mau mendapat untung, menjual, menyewakan, menukarkan,
menggadaikan, membawa, menyimpan, atau menyembunyikan sesuatu
barang yang telah diketahunya atau patut dapat disangkanya bahwa barang
6Ibid., 11.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
55
itu diperoleh karena kejahatan. Bahwa yang dapat digolongkan sebagai
“barang yang diperoleh karena kejahatan misalnya barang hasil pencurian,
penggelapan, penipuan, pemalsuan uang, perampokan.
Bahwa untuk mengetahui sesuatu barang merupakan hasil kejahatan
dapat diketahui dari harga yang jauh lebih murah dari harga barang yang
bukan berasal dari kejahatan dan cara penjualan dilakukan dengan
bersembunyi-sembunyi, dan hal itu dapat disangka bahwa barang itu berasal
dari kejahatan. Bahwa berdasarkan fakta di persidangan diketahui bahwa
terdakwa membeli 1 (satu) unit sepeda motor tersebut dari saksi Zulfikri.
Awalnya saksi Zulfikri menawarkan di jaringan social Facebook melalui
akun keponakan terdakwa yang bernama Yazid dan setelah itu mengajak
ketemuan di daerah Kadubanen dan di situlah langsung terjadinya transaksi
jual beli terdakwa bersamasaksi Zulfikri. Bahwa sebelum terdakwa membeli
1(satu) unit sepeda motor Honda Revo melalui media social Facebook
dengan harga Rp.1.000.000,-(satu juta rupiah) awalnya terdakwa mendapat
informasi dari Saksi Abu Yazid bin Yasin (keponakan terdakwa) dimedia
sosial Facebook handphonenya dan melihat ada 1(satu) unit sepeda motor
Honda Revo akan dijual dan kemudian Saksi ABU Yazid bin Yasin
(keponakan terdakwa) membalas dengan tujuan untuk bertemu selanjutnya
memberitahukan kepada terdakwa, lalu setelah bertemu dengan Zulfikri dan
Zulfikri mengatakan sepeda motor tersebut akan dijual dengan harga Rp.
1.400.000,-. Selanjutnya Saksi dan terdakwa menawar harga sebesar Rp.
1.000.000,- dan setelah sepakat kemudian bertemu di sekitar terminal
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
56
Kadubanen lalu terdakwa memberikan uang sebesar Rp.1.000.000,-
sedangkan Sdr. Zulfikri menyerahkan 1 (satu) unit sepeda motor Honda
Revo.7
Bahwa berdasarkan fakta hukum di atas, majelis hakim berpendapat
bahwaterdakwa telah membeli 1 (satu) unit sepeda motor Honda Revo dari
saksi Zulfikri dengan harga Rp.1.000.000,- (satu juta rupiah). Bahwa
terdakwa mengerti kondisi motor tersebut tidak wajar dengan harga jual
Rp1.000.000,- (satu juta rupiah), dengan demikian unsur ini telah terbukti
dan terpenuhi dengan perbuatan terdakwa. Bahwa oleh karena telah
terpenuhinya unsur-unsur dari dakwaan penuntut umum yaitu melanggar
Pasal 480 ke-1 Kitab Undang-undang Hukum Pidana tersebut diatas, maka
terdakwa patut dinyatakan telah terbukti secara syah dan meyakinkan
melakukan tindak pidana “Penadahan”.
Bahwa oleh karena sebagaimana telah dipertimbangkan di atas,
terdakwa telah terbukti bersalah melakukan tindak pidana “Penadahan”, dan
selama persidangan tidak ditemukan alasan-alasan pembenar dan pemaaf
bagi perbuatan terdakwa, maka berarti terdakwa adalah orang yang mampu
bertanggungjawab atas perbuatannya, karenanya dapat dipersalahkan dan
harus dijatuhi pidana yang setimpal dengan perbuatannya. Bahwa oleh
karena selama pemeriksaan persidangan dalam perkara ini, majelis hakim
tidak menemukan adanya alasan pembenar ataupun pemaaf pada diri
terdakwadan terdakwadinyatakan bersalah, maka sudah sepatutnya terdakwa
7Ibid., 12.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
57
harus mempertanggungjawabkan kesalahannya dan dijatuhi pidana yang
setimpal dengan kesalahannya namun demikian pemidanaan tidak
dimaksudkan untuk memberikan penderitaan atau balas dendam, melainkan
lebih diarahkan sebagai tindakan pendidikan dan pengayoman agar
terpidana menyadari kesalahannya dan tidak akan mengulangi perbuatannya
tersebut.8
Bahwa mengenai pemidanaan yang akan dijatuhkan, majelis telah
mempertimbangkannya sebagai berikut: Bahwa putusan yang akan
dijatuhkan harus berdasarkan hukum demi untuk menjamin kepastian
hukum dan dengan mempertimbangkan rasa keadilan sehingga akan
bermanfaat baik bagi yang bersangkutan (pelaku tindak pidana) maupun
bagi masyarakat. Namun demikian dalam menjatuhkan putusan, bukan
sekedar dipenuhi tidaknya prosedur tertentu menurut undang-undang, tetapi
yang penting justru setelah putusan itu dijatuhkan, yaitu dapat tidaknya
putusan yang akan dijatuhkan itu diterima menurut persyaratan keadilan.
Bahwa sebelum menjatuhkan pidana atas diri terdakwa tersebut, majelis
hakim akan memperhatikan ketentuan Pasal 28 Undang-Undang Nomor: 4
Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman serta hal-hal yang memberatkan
dan hal-hal yang meringankan bagi diri terdakwa sesuai dengan ketentuan
Pasal 197 ayat (1) KUHAP.
Hal-hal yang memberatkan:
a. Perbuatan terdakwa merugikan orang lain
8Ibid.,13.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
58
Hal-hal yang meringankan:
a. Terdakwa belum pernah dihukum
b. Terdakwa bersikap sopan selama persidangan.
E. Amar Putusan
Mengingat, Pasal 372 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, Undang-
Undang Nomor: 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman, Undang-
Undang Nomor: 49 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua atas Undang-
Undang Nomor: 2 Tahun 1986 tentang Peradilan Umum, dan Undang-Undang
Nomor: 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana,
serta peraturan-peraturan lain yang berkaitan dengan perkara ini. Maka Majelis
Hakim Pengadilan Negeri Pandeglangmenjatuhkan putusan sebagaiberikut:
MENGADILI
1. Menyatakan terdakwaMas’ud BinMurtado, telah terbukti secara sah dan
meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “Penadahan”
2. Menjatuhkan pidana kepada terdakwaMas’ud BinMurtado, dengan pidana
penjara selama 5 (lima) bulan.
3. Menetapkan lamanya masa penangkapan dan penahanan terdakwa berada
dalam tahanan dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan.
4. Menetapkan terdakwa tetap ditahan.
5. Menetapkan barang bukti berupa:
a. 1 (satu) buah Kunci Kontak.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
59
b. 1 (satu) lembar STNK sepeda motor Honda Revo Fit, warna hitam
Nomor: Polisi A 6541 MG, Nomor: Ka MH1JBK119EK096413, Nomor:
Sin. JBK1E-1096544, tahun pembuatan 2014 atas nama STNK
Darmajari M.PdAlamat Komp. Ambuleuit Serta.02 Rw.012, Kelurahan
Cigadung Kecamatan: Karang Tanjung Kabapubaten Pandeglang.
c. 1 (satu) unit sepeda motor Honda Revo Fit, warna hitam Nomor: Polisi A
6541 MG, Nomor: omor: Ka MH1JBK119EK096413, Nomor: Sin
JBK1E-1096544, tahun pembuatan 2014. Dikembalikan kepada saksi
korban Dian Handayani, SKM Binti Alm. Alex Iskandar.
d. Menetapkan agar terdakwa dibebani untuk membayar biaya perkara
sejumlah Rp3.000,00,- (Tiga ribu rupiah).9
9Ibid., 15.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
60
BAB IV
ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP TINDAK PIDANA
PENADAHAN KENDARAAN BERMOTOR DALAM PUTUSAN NOMOR:
102/Pid.B/2016/PN.Pdl
A. Analisis Pertimbangan Hukum Hakim dalam Putusan Nomor:
102/Pid.B/2016/PN.Pdl Tentang Tindak Pidana Penadahan Kendaraan
Bermotor
Hakim merupakan organ pengadilan yang mempunyai kekuasaan
kehakiman, yaitu kekuasaan negara yang merdeka untuk menyelenggarakan
peradilan guna menegakkan hukum serta keadilan yang berdasarkan pancasila
demi terselenggaranya negara hukum yang adil.1 Kedudukan para hakim telah
diatur di dalam undang-undang Nomor 4 Tahun 2004 tentang kekuasaan
kehakiman, begitu pula rincian wewenang dan tugasnya dalam KUHP, khusus
mengenai bidang acara pidana.2
Hakim dalam memeriksa dan memutus suatu perkara pidana, mempunyai
tugas agar tidak menolak mengadili suatu perkara dengan dalih bahwa hukum
tidak jelas, karena ia wajib menggali hukum yang sudah tertulis hingga
memutuskan berdasarkan hukum. Tugas hakim di bidang pengawasan
pelaksanaan putusan pengadilan di peruntukan pada kepastian tentang
dilaksanaannya hasil akhir proses perkara, agar hukum memperoleh
kewibawaan dihadapan masyarakat yang tata kehidupannya disusun
berdasarkan hukum. Dari putusan hakim dapat memperoleh efektifitas dari
1Bambang Purnomo, Orientasi Hukum Acara Pidana Indonesia, (Yogyakarta: Amartha Buku,
1988), 30. 2Andi Hamzah, Hukum Acara Pidana Indonesia, (Jakarta: Sinar Grafika, 2008), 100.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
61
penjatuhan pidana yang diterapkan agar mendapat manfaat bagi setiap orang
terpidana untuk menginsafi kembali kejalan yang benar, serta manfaat bagi
masyarakat untuk mendapatkan ketentraman dan keseimbangan hidup
bermasyarakat, guna mempertahankan terselenggaranya ketertiban sosial.3
Tindak pidana penadahan menurut Prof. Satochid Kartanegara yaitu
tindak pidana pemudahan, yakni karena perbuatan penadah telah mendorong
orang lain untuk melakukan kejahatan-kejahatan, yang mungkin saja tidak akan
ia lakukan, seandainya tidak ada orang yang bersedia menerima hasil
kejahtannya.4 Dalam hal ini tidak pidana penadahan tanpa disadari kerap
dilakukan oleh hampir sebagian masyarakat khususnya di Indonesia,
disebabkan karena tergiur dengan murah dan mudahnya barang tersebut
diperoleh tanpa memikirkan dampak dari perbuatan yang sudah dilakukan,
padahal barang/benda tersebut diperoleh dari hasil kejahatan. Seperti yang
sudah dilakukan oleh terdakwa Mas’ud Bin Murtado dalam putusan Pengadilan
Negeri Pandeglang Nomor: 102/Pid.B/2016/PN.Pdl.
Majelis hakim Pengadilan Negeri Pandeglang terdiri dari tiga hakim
yaitu hakim ketua Majelis dan dua hakim lainnya sebagai hakim anggota,
menyatakan bahwa terdakwa Mas’ud Bin Murtado terbukti secara sah dan
meyakinkan bersalah melakukan Tindak Pidana Penadahan (kendaraan
bermotor). Oleh karena itu majelis hakim Pengadilan Negeri Pandeglang
menjatuhkan pidana terhadap terdakwa Mas’ud Bin Murtado, dengan pidana
3Ibid., 31.
4Lamintang, Delik-Delik Khusus Kejahatan Terhadap Harta Kekayaan …, 362.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
62
penjara selama 5 (lima) bulan. Jika dilihat dari pasal yang di dakwakan oleh
Jaksa Penuntut Umum yaitu Pasal 480 ke-1 yang bunyinya sebagai berikut:
Dengan hukuman penjara selama-lamanya empat (4) tahun atau denda
sebanyak-banyaknya Rp 900,- dihukum;
1. Barangsiapa yang membeli, menyewa, menerima tukar, menerima
gadai, menerima hadiah, atau karena hendak mendapat untung,
menjual, menukarkan, menggadaikan, membawa menyimpan, atau
menyembunyikan sesuatu barang, yang diketahuinya atau yang patut
di sangkanya diperoleh dari hasil kejahatan.5
Dalam hal ini pertimbangan hukum hakim dalam menjatuhkan hukuman
kepada terdakwa Mas’ud Bin Murtado, dalam putusan nomor:
102/Pid.B/2016/PN.Pdl sehingga terdakwa dikenai hukuman kurungan penjara
selama 5 (lima) bulan.
Dalam putusan tersebut hakim menimbang bahwa berdasarkan fakta-
fakta hukum yang terungkap dipersidangan, bahwa terdakwa telah didakwa
oleh Jaksa Penuntut Umum dengan dakwaan berbentuk tunggal dalam pasal
480 ke-1 KUHP yang mengandung unsur-unsur sebagai berikut:
1. Barang siapa
Yang dimaksud dengan barang siapa disini adalah perseorangan atau
badan hukum sebagai subjek hukum pendukung hak dan kewajiban yang
telah melakukan perbuatan pidana dan mampu mempertanggung jawabkan
atas perbuatan yang dilakukannya. Dalam perkara ini yang dimaksud barang
siapa adalah terdakwa Mas’ud Bin Murtado, terdakwa adalah orang yang
5Soesilo, KUHP dan KUHAP …, 151.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
63
dewasa dan dalam keadaan sehat jasmani maupun rohani dan terdakwa
mampu mempertanggungjawabkannya secara hukum, oleh karena itu tidak
terdapat error in persona dalam perkara ini.
2. Membeli, menyewa, menerima tukar, menerima gadai, menerima hadiah,
atau karena hendak mendapat untung, menjual, menukarkan, menggadaikan,
membawa menyimpan, atau menyembunyikan sesuatu barang.
Unsur ke-2 ini sifatnya alternative dan bukan kumulatif sehingga
tidak perlu secara keseluruhan perbuatannya yang terdapat dalam rumusan
unsur tersebut harus terbukti, dan cukup salah satu saja jenis perbuatan yang
disebut dalam unsur terbukti, maka unsur tersebut telah terpenuhi.
Berdasarkan fakta yang terungkap di persidangan yang berupa
keterangan saksi-saksi dan keterangan terdakwa yang dikaitkan dengan
barang bukti, maka terdapat fakta hukum sebagai berikut:
a. Bahwa terdakwa Mas’ud Bin Murtado pada hari jum’at tanggal 26
februari 2016 sekira jam 13.00 WIB bertempat di jalan raya kadu banen,
rangkas bitung pandeglang telah membeli 1 (satu) unit sepeda motor
warna hitam merek Honda Revo Fit tanpa plat nomor polisi Tahun 2014
dari saksi Zulfikri Aulia (dalam perkara terpisah) yang diperolehnya dari
hasil penggelapan (kejahatan).
b. Terdakwa Mas’ud Bin Murtado telah membeli 1 (satu) unit sepeda motor
warna hitam merek Honda Revo Fit tanpa plat nomor polisi tersebut
seharga Rp 1.000.000,- (satu juta rupiah), dan tidak dilengkapi dengan
surat-surat yang sah berupa STNK dan BPKB kendaraan.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
64
3. Yang diketahuinya atau yang patut di sangkanya diperoleh dari hasil
kejahatan.
Unsur ke-3 ini terdakwa tidak perlu tahu dengan pasti asal barang itu
dari kejahatan apa, akan tetapi sudah cukup apabila ia dapat menyangka
(mengira atau mencurigai), bahwa barang itu barang “gelap” bukan barang
“terang”. Dan dapat dilihat dari keadaan atau cara dibelikannya barang itu,
misalnya dibeli dengan dibawah harga yang jauh dari harga pada
umumnya.6Dari fakta-fakta yang terungkap di persidangan yaitu
berdasarkan keterangan saksi-saksi maupun terdakwa serta barang bukti
adalah sebagai berikut:
a. Bahwa 1 (satu) unit sepeda motor warna hitam merek Honda Revo Fit
tanpa plat nomor polisi tahun 2014 tersebut adalah milik Saksi Dian
Handayani Binti Alex Iskandar yang hilang pada peristiwa penggelapan
hari Rabu tanggal 24 Februari 2016 sekira jam 14.30 WIB di kampung
Kadu Bareum, Kelurahan Kadumerak, Kabupaten Pandeglang.
b. Terdakwa mengetahui motor tanpa plat nomor polisi yang dibelinya
tersebut dari saksi Zulfikri Aulia dengan harga Rp 1.000.000,- (satu juta
rupiah) itu, tidak dilengkapi dengan surat-surat yang sah berupa STNK
dan BPKB kendaraan, namun terdakwa tetap membelinya.
c. Berdasarkan harga pada umumnya sepeda motor merek Honda Revo Fit
Tahun 2014 tersebut seharga kurang lebih Rp 6.000.000,- (enam juta
rupiah), dalam hal ini sudah sepatutnya terdakwa mengetahui dan
6R. Soesilo, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) dan Komentar-Komentar, (Politeia,
Bogor, 1991), 315.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
65
menduga bahwa motor yang dibelinya tersebut diperoleh dari hasil
kejahatan.
Dari uraian di atas maka dalam hal ini unsur-unsur tersebut telah
terpenuhi dan terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah. Maka perlu
dijatuhi hukuman yang sesuai dengan perbuatannya. Sebelum dijatuhi
hukuman terlebih dahulu majelis hakim mempertimbangkan hal yang
memberatkan dan hal yang meringankan kepada terdakwa.
1. Hal yang memberatkan:
a. Perbuatan terdakwa merugikan orang lain
2. Hal yang meringankan
a. Terdakwa belum pernah dihukum
b. Terdakwa bersikap sopan selama persidangan.7
Pada putusan ini majelis hakim dalam menjatuhkan pidana kepada
terdakwa Mas’ud Bin Murtado tidak menggunakan pasal yang didakwakan
oleh Jaksa Penuntut Umum, namun majelis hakim menggunakan Pasal 372
KUHPdengan pidana penjara selama 5 (lima) bulan, serta menetapkan lamanya
masa penahanan terdakwa berada dalam tahanan dikurangkan seluruhnya dari
pidana yang dijatuhkan.
Dari beberapa uraian Penulis tersebut, Penulis mempunyai beberapa
pendapat antara lain:
7 Direktori Putusan Mahkamah Agung, dalam
https://putusan.mahkamahagung.go.id/putusan/6b580a4b1c20911b60cd8d4661bcd432, diakses
pada 5 Maret 2019,13.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
66
1. Berdasarkan unsur-unsur perbuatan pidana yang telah terurai di atas, dan
berdasarkan bukti-bukti yang telah terungkap di persidangan, maka
perbuatan terdakwa Mas’ud Bin Murtado telah sah menurut hukum dan
terbukti melanggar Pasal 480 ke-1 KUHP (Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana). Namun dalam putusan ini majelis hakim menggunakan Pasal 372
KUHP tentang tindak pidana penggelapan, yang berbunyi:
“Barangsiapa dengan sengaja dengan melawan hukum memiliki
barang sesuatu yang seluruhnya atau sebagian adalah kepunyaan
orang lain, tetapi yang ada dalam kekuasaannya buka karena kejahatan
diancam karena penggelapan, dengan pidana penjara paling lama 4
(empat) tahun atau pidana denda paling banyak sembilan ratus
rupiah”8
Menurut pendapat Penulis dari bunyi pasal di atas bahwa perbuatan
terdakwa tidak sesuai dengan fakta-fakta hukum yang terungkap di dalam
persidangan. Maka dari itu alangkah lebih baik majelis hakim tidak
menggunakan Pasal 372 untuk memutus perkara ini.Jadi dalam kasus ini
yang berperan sebagai pelaku tindak pidana penggelapan bukan terdakwa
melainkan saksi DzulfikriAulia yang telah menjual barang hasil
penggelapan itu ke terdakwa.
2. Dalam perkara ini Jaksa Penuntut Umum telah mendakwa saudara Mas’ud
Bin Murtado dengan dakwaan tunggal yaitu Pasal 480 ke-1 KUHP. Maka
dalam hal ini majelis hakim tidak mempertimbangkan pasal yang telah
didakwakan oleh Jaksa Penuntut Umum, yang mana majelis hakim
mempunyai perspektif sendiri yaitu menggunakan pasal yang tidak
didakwakan oleh jaksa penuntut umum, yaitu Pasal 372 KUHP, padahal
8Soesilo, KUHP dan KUHAP …, 118.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
67
sudah dijelaskan dalam Pasal 182 Ayat 4 KUHAP (Kitab Undang-Undang
Hukum Acara Pidana) yang berbunyi “Musyawarahhakim harus didasarkan
atas surat dakwaan Jaksa Penuntut Umum dan segala sesuatu yang terbukti
dalam pemeriksaan di persidangan”.9
3. Maka dalam hal inialangkah lebih baiknya di dalam amar putusan, majelis
hakim tetap mempertimbangkan Pasal yang didakwakan oleh Jaksa
Penuntut Umum yaitu Pasal 480 ke-1 KUHP tentang penadahan, dan bukan
Pasal 372 KUHP tentang penggelapan. Dikarenakan unsur-unsur dan fakta-
fakta hukum yang terungkap di persidangan sudah terpenuhi dan sesuai
dengan Pasal 480 ke-1 KUHP.
B. Analisis Hukum Pidana Islam Terhadap Tindak Pidana Penadahan
Kendaraan Bermotor dalam Putusan Nomor: 102/Pid.B/2016/PN.Pdl.
Islam sebagai agama wahyu yang mengemban amanah untuk menjaga
kemaslahatan manusia dan sekaligus sebagai rahmat bagi seluruh alam yang
relevan untuk setiap zaman dan tempat. Dalam rangka mewujudkan hal
tesebut, Islam menetapkan aturan hukum (syari’ah), yang mana aturan ini
dibuat dengan tujuan utama untuk mewujudkan dan memelihara lima sasaran
pokok atau popular dengan istilah al-maqa>s{id al-syari>’ah, yaitu: 1) memelihara
agama “hifz} al-di>n”,2) memelihara jiwa “hifz} al-nafs”, 3) memelihara akal
“hifz} al-aql, 4) memelihara kehormatan dan keturunan “hifz} al-nasl, dan 5)
memelihara harta “hifz} al-ma>l.10
9Ibid., 240.
10Abdul wahab khallaf, ilmu ushul al-fiqh, (kairo: dawah islamiyah al-azhar, tt), 200.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
68
Berdasarkan deskripsi kasus hukum yang telah Penulis paparkan pada
bab sebelumnya, bahwa sanksi hukum yang dijatuhkan kepada terdakwa adalah
5 (lima) bulan kurungan penjara. Sebelum menentukan seseorang bersalah atau
tidak melakukan tindak pidana, perbuatan yang sudah dilakukan oleh orang
tersebut harus memenuhi beberapa persyaratan agar dinyatakan sebagai
peristiwa tindak pidana. Syarat-syaratnya antara lain:
1. Harus adanya suatu perbuatan.
2. Perbuatan itu harus sesuai dengan ketentuan hukum.
3. Harus terbukti adanya kesalahan yang dapat dipertanggungjawabkan.
4. Harus berlawanan dengan hukum.
5. Dan harus tersedia ancaman hukumnya.11
Menurut Abdul Qadir Audah perbuatan seseorang yang dapat dikatakan
sebagai jarimah jika memenuhi 3 unsur dalam hukum pidana Islam yaitu:
1. Al-ru>kn al-syar’i(unsur formil)
Adalah unsur yang menyatakan bahwa seseorang dapat dinyatakan
sebagai pelaku jarimah kalau sebelumnya sudah ada nash atau undang-
undang yang secara tegas melarang dan menjatuhkan sanksi kepada pelaku.
2. Al-ru>kn al-ma>di (unsur materil)
Adalah unsur yang menyatakan bahwa untuk dapat dipidana,
seseorang yang dituduh melakukan jarimah harus benar-benar terbukti
melakukan jarimah tersebut. Baik terbukti melakukan percobaan jarimah,
membiarkan dilakukan jarimah atau sudah melakukan jarimah.
11
R. Abdoel Djamal, Pengantar Hukum Indonesia, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000), 159-
160.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
69
3. Al-ru>kn al-a>da>bi (unsur moril)
Adalah unsur yang mengatakan bahwa seorang pelaku tindak pidana
harus sebagai subjek yang bisa dimintai pertanggungjawaban pidana atau
bisa disalahkan. Artinya, pelaku bukan orang gila, anak di bawah umur, atau
sedang di bwah ancaman.12
Dalam kasus ini tindak pidana penadahan yang dilakukan oleh terdakwa
Mas’ud Bin Murtado merupakan kejahatan terhadap harta benda, dalam
perspektif hukum pidana Islam adalah kejahatn yang mengancam eksistensi
harta benda. Oleh karena itulah Alquran melarang keras tindakan kejahatan
tersebut. Dalam Alquran surat Al-Baqarah: 188
Artinya: Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian
yang lain di antara kamu dengan jalan yang bathil dan
(janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim,
supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta benda
orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu
Mengetahui. (QS. Al-Baqarah: 188).13
Dari kasus penadahan yang telah terjadi adanya tindakan mendzalimi
orang lain, mendukung kemungkaran serta menolong atau mempermudah si
pelaku dalam berbuat dosa. Allah berfirman dalam Surat Al-Maidah ayat 2:
12
Abdul Qadir Audah, Al-Tasyri’ Al-Jina’i Al-Islami,Jilid 2, (Beirut: Mu’assasah Al-Risalah.
1992), 793-817. 13
Kementerian Agama R.I, Al - Qur’an dan Terjemahannya …, 29.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
70
Artinya: Dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan
pelanggaran. (QS: Al-Maidah: 2).14
Berdasarkan hadits tersebut Tindak pidana penadahan yang dilakukan
oleh Mas’ud Bin Murtado adalah suatu perbuatan yang dilarang dengan
membeli 1 (satu) unit sepeda motor merk Honda Revo Fit, tanpa plat nomor
polisi tahun 2014 serta tidak dilengkapi dengan surat-surat berupa STNK dan
BPKB kendaraan, dari hasil suatu barang/benda yang diketahuinya atau patut
disangkanya bahwa barang tersebut diperoleh karena kejahatan. Maka dalam
hal ini terdakwa Mas’ud Bin Murtado ikut menolong atau mempermudah si
pelaku dalam melakukan kejahatan.
Dalam hukum pidana Islam tindak pidana penadahan yang dilakukan
oleh terdakwa Mas’us Bin Murtado ini termasuk ke dalam jari>mahta’zi>r. Yang
mana ta’zi>r berarti menolak atau mencegah yang belum ditentukan
hukumannya oleh syarak serta bersifat mendidik,namun jenis dan jumlah
hukuman serta penerapannya diserahkan kepada Ulil Amri dalam hal ini adalah
hakim. Hukuman tersebut bertujuan untuk mencegah pelaku agar tidak
mengulangi lagi perbuatannya serta membuat pelaku menjadi jera.15
Dikarenakan dalam jari>mahta’zi>rterdapat kesamaan hukuman yang
diberikan oleh undang-undang dengan hukuman yang terdapat dalam hukum
pidana Islam, bagi penadah yang dilakukan oleh terdakwa Mas’ud Bin
Murtado tersebutdijatuhi hukuman ta’zi>rdalam bentuk hukuman penjara.Ada
14
Ibid., 39. 15
Rahmat Hakim, Hukum Pidana Islam, (Bandung CV. Pustaka Setia 2000), 140.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
71
dua macam untuk istilah hukuman penjara yaitu al-habsu dan al-sijnu yang
keduanya bermakna al-man’u yaitu mencegah (menahan).16
Hukuman ta’zi>r
berupa penjara yang diberikan oleh hakim disini bukan semata-mata sebagai
pembalasan dendam, namun yang paling terpenting adalah pemberian
pendidikan dan pengayoman kepada si pelaku.
Dalam hal ini hakim dalam memberikan hukuman kepada terdakwa dan
menurut hukum pidana Islam sudah benar yaitu dikenai hukuman kurungan
penjara, yang telah dijelaskan dalam jari>mahta’zi>r. Maka penerapan hukuman
ta’zi>r pada tindak pidana penadahan kendaraan bermotor yang dilakukan oleh
Mas’ud Bin Murtado dalam putusan Pengadilan Negeri Pandeglang, Penulis
rasa sudah sesuai jika diterapkan dalam konteks hukum pidana Islam, karena
yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya ta’zi>r merupakan hukuman yang
dijatuhkan dan besar kecilnya ditentukan oleh penguasa (hakim).
16
M. Nurul Irfan, Fiqh Jinayah …, 152.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
72
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya
mengenai tindak pidana penadahan kendaraan bermotor, maka dapat ditarik
beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Pertimbangan hukum hakim dalam putusan Pengadilan Negeri Pandeglang
Nomor: 102/Pid.B/2016/PN.Pdl tentang tindak pidana penadahan terhadap
terdakwa yaitu hakim memberikan sanksi hukuman kepada terdakwa
dengan pidana kurungan penjara selama 5 (lima) bulan. Mengingat dakwaan
Jaksa Penuntut Umum dengan dakwaan tunggal yaitu Pasal 480 ke-1 KUHP
serta unsur-unsur dan bukti-bukti yang telah terungkap dipersidangan sudah
sesuai dengan pasal tersebut, meskipun hakim pada amar putusannya tidak
mempertimbangkan pasal yang didakwakan oleh Jaksa Penuntut Umum,
melainkan menggunakan Pasal 372 KUHP. Dalam hal tersebut majelis
hakim kurang memperhatikan ketentuan dalam Pasal 182 ayat (4) KUHAP
yang menjelaskan bahwa setelah pemeriksaan perkara selesai hakim majelis
akan mengadakan musyawarah, dan musyawarah tersebut harus didasarkan
atas surat dakwaan jaksa penuntut umum dan segala sesuatu yang terbukti di
persidangan.
2. Berdasarkan analisis hukum pidana Islam terhadap kasus tindak pidana
penadahan kendaraan bermotor, sanksi yang telah diberikan kepada
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
73
terdakwa yang melakukan jari>mah tersebut sudah tepat dan sesuai dengan
jari>mah ta’zi>r. Dalam kasus ini majelis hakim telah memberikan sanksi
berupa ta’zi>r yang berkenaan dengan kemerdekaan seseorang berupa
kurungan penjara selama 5 (lima) bulan, dalam hal ini maka majelis hakim
telah merampas kemerdekaan serta kebebasan terdakwa sebagai wujud
pertanggungjawaban pidana atas jari>mah yang sudah dilakukan oleh
terdakwa.
B. Saran
Adapun saran yang mungkin dapat bermanfaat yang Penulis sampaikan
pada bab akhir skripsi ini, adalah sebagai berikut:
1. Kepada para penegak hukum terutama hakim, dalam mempertimbangkan
suatu perkara harus lebih teliti dan bijaksana sehingga hukuman yang di
berikan kepada terdakwa sudah berdampak baik secara preventif, represif,
kuratif dan edukatif. Serta memperhatikan pula Pasal 182 ayat 4 KUHAP.
2. Untuk masyarakat luas agar lebih berhati-hati sebelum membeli suatu
barang, dan jangan mudah tergiur dengan barang-brang yang ditawarkan.
Sebelum membeli, sebaiknya mengetahui terlebih dahulu asal usul
kepemilikan barang tersebut, kemudian hindari barang-barang yang
harganya jauh dibawah harga pasaran pada umumnya (murah).
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
74
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Zainuddin. Hukum Pidana Islam. Jakarta: Sinar Grafika, 2012.
Audah, Abdul Qadir.EnsiklopediHukumPidana Islam, Jilid I. Bogor: PT Charisma
Ilmu, 2007.
Bahreish, Hussein. Terjemahan Hadits Shahih Muslim 3. Jakarta: Widjaya, 1983.
Departemen Agama RI. Mushaf Al-Qur’an danTerjemah,Depok: Al-Huda
KelompokGemaInsani, 2005.
Djamal, R Abdoel. PengantarHukum Indonesia. Jakarta: Raja GrafindoPersada,
2000.
Djamili, Abdul. Hukum Islam:
BerdasarkanKetentuanKurikulumKonsorsiumIlmuHukum. Bandung:
MandarMaju, 2002.
Djazuli. FiqhJinayah (UpayaMenanggulangidalam Islam).Jakarta: PT. Raja
GrafindoPersada, 1997.
Doi, Abdurrohman I. Tindak Pidana Dalam Syari’at Islam, Hudud dan
Kewarisan. Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2003.
Fauzan (al), Saleh. FiqihSehari-Hari. Jakarta: GemaInsani, 2006.
Hamdy, Mu’ammal. Nailul Aufar Juz 6 (Surabaya: PT. Bina Ilmu, 2005).
Hamzah, Andi.HukumAcaraPidana Indonesia. Jakarta: SinarGrafika, 2008.
Hanafi, Ahmad. Asas-asas hukum pidana Islam. Jakarta: Bulan Bintang, 1990.
Hayati, Nur. Fiqh Dan UshulFiqh. Jakarta: Prenamedia Group, 2018.
Irfan, M. Nurul. FiqhJinayah. Jakarta: amzah, 2013.
Jaih Mubarok, Kaidah-Kaidah Fiqh Jinayah. Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2004.
Khallaf , Abdul Wahab.IlmuUshul Al-Fiqh. Kairo: DawahIslamiyah Al-Azhar, tt.
Lamintang. Delik-Delik Khusus Kejahatan Terhadap Harta Kekayaan. Jakarta:
Sinar Grafika,2009.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
75
Marpaung, Leden. Proses Penanganan Perkara Pidana (Penyidikan
danPenyelidikan). Jakarta: Sinar Grafika, 2011.
Masruhan. Metode Penelitian Hukum. Surabaya : UINSunan Ampel Press, 2014
Mawardi (al). Al-AhkamAsSulthaniyah. Mesir: MaktabahMusthofa Al Baby Al
Halaby, 1973.
Muslich, Ahmad Wardi. Hukumpidanaislam. Jakarta: sinargrafika, 2005.
-------. Pengantar dan Asas Hukum Pidana Islam. Jakarta: Sinar Grafika Offset,
2004.
Moeljanto. Asas-Asas Hukum Pidana. Jakarta : Bina Aksara, 2008.
Munajat, Makhrus. DekontruksiHukumPidana Islam. Jogjakarta: LogungPustaka,
2004.
-------. Reaktualisasi Pemikiran Hukum Pidana Islam. Yogyakarta: Cakrawala,
2006.
Mustofa Hasan, Beni Ahmad Saebani, Hukum Pidana Islam (Fiqh Jinayah)
Dilengkapi dengan Kajian Hukum Pidana Islam. Bandung: Pustaka Setia,
2013.
Narbuko, Cholid., Abu Ahmadi. MetodologiPenelitian. Jakarta :BumiAksara,
1997.
Purnomo, Bambang. OrientasiHukumAcaraPidana Indonesia. Yogyakarta:
AmarthaBuku, 1988.
Rahman, Abdur. Tindak Pidana dalam Syariat Islam, Jakarta: Rineka Cipta, 1999.
Savella, Consuelo G. PengantarMetodePenelitian. Jakarta: UI Press, 1993.
Sabiq, Sayyid. Ringkasan Fiqh Sunnah, (Depok: Senja Media Utama, 2017).
-------. Fiqh Sunnah Jilid II, : Beirut: Dar At-Turath, tt.
Soesilo, KUHP dan KUHAP, Bogor: Politeia, 2008.
-------. KitabUndang-UndangHukumPidana (KUHP) danKomentar-Komentar.
Politeia,Bogor, 1991.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
76
Subrata, Kubung. Kamus Hukum Internasional & Indonesia. Jakarta: Permata
Press, 2015.
Sudarsono.Pokok-PokokHukum Islam. Jakarta: RinekaCipta, 1992.
Tim penyusunFakultasSyariahdanHukum, PetunjukTeknisPenulisanSkripsi.
Surabaya: UIN SunanAmpel, 2016.
Zuhaili (al),Wahab. Al-Fiqh Al-IslamiWaAdillatuhu. Juz 6. Damaskur: Dar Al-
Fikr, 1989.
Nugraha, EkaSulistya. “TinjauanHukumPidanaTerhadapPerkaraPenadahan
Mobil: StudiPutusanNomor: 39/Pid.B/2007/PN.Ska”.Skripsi-
UniversitasSebelasMaret, Surakarta, 2009.
Prayugo, DimasAry “TinjauanHukumPidana Islam
TerhadapTindakPidanaPenadahanBarangElektronik: StudiPutusanNomor
376/Pid.B/2015/PN. Smg”.Skripsi-UIN SunanAmpel, Surabaya, 2016.
Rinaldy, RiezkyArieawan. “PelakuTindakPidanaPenadahanKendaraanBermotor
(Mobil) DitinjaudariPasal 480 ayat 1 dan 2 KUHP”. Skripsi- Universitas
Pembangunan Nasional, Surabaya, 2011.
Ali, Muhammad. “Hakim Dalam Perspektif Hadis”, Tahdis, Volume 8 Nomor 1
Tahun 2017.
Mamahit. “Aspek Hukum Pengaturan Tindak Pidana Penadahan dan Upaya
Penanggulangannya di Indonesia”.Jurnal Hukum Unsrat, Volume
23Nomor 8. Januari, 2017.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2004 Tentang Kekuasaan
Kehakiman.
Direktori Putusan Mahkamah Agung, dalam https://putusan.mahkamahagung.go.id/putusan/6b580a4b1c20911b60cd8d4661bc
d432, diakses pada 5 Maret 2019.