SKRIPSI - Nusa Mandiri · iii SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI Yang bertanda tangan di bawah ini,...
Transcript of SKRIPSI - Nusa Mandiri · iii SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI Yang bertanda tangan di bawah ini,...
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN MEREK
CCTV MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL
HIERARCHYPROCESS PADA PT. PANCA
PASTIKA MANDIRI JAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan Program Sarjana
MUHAMAD SODIQIN
11145048
Program Studi Sistem Informasi
STMIK Nusa Mandiri
Jakarta
2019
ii
PERSEMBAHAN
Bismillahirrahmanirrahim.......
“Siapa yang menghendaki kehidupan di dunia, maka harus disertai dengan
ilmu. Dan barang siapa yang menghendaki akhirat, juga harus dengan ilmu.”
(Imam Syafi’i)
Dengan Mengucap Puji Syukur Kepada Allah S.W.T, Skripsi ini
kupersembahkan untuk:
1. Ibu Kusminah dan Almarhum Bapak Kaslim sebagai Orangtua
terhebatku.
2. Bapak Adjat Sudrajat M.Kom, dosen yang sabar membimbing skripsi
ini.
3. Sahabat dan teman-teman Nusa Mandiri 11.7AC.01
4. Bapak Ir. Eka Yuliadi sebagai Direktur PT. Panca Pastika Mandiri.
5. Neneng Farhatul Aliyah, untuk kekasih sekaligus rekan yang selalu memberi semangat.
Tanpa Mereka, Aku dan Karya ini bagaikan lautan yang tak
berombak, sepi dan tak berjiwa. Semoga Skripsi ini dapat membawakan manfaat, aamiin.
iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:
Nama : Muhamad Sodiqin NIM : 11145048
Perguruan Tinggi : STMIK Nusa Mandiri Jakarta
Dengan ini menyatakan bahwa Skripsi yang telah saya buat dengan judul: “Sistem
Pendukung Keputusan Pemilihan Merek CCTV Menggunakan Metode
Analytical Hierarchy Process Pada PT. Panca Pastika Mandiri Jakarta”, adalah asli (orsinil) atau tidak plagiat (menjiplak) dan belum pernah
diterbitkan/dipublikasikan dimanapun dan dalam bentuk apapun.
Demikianlah surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya tanpa ada
paksaan dari pihak manapun juga. Apabila dikemudian hari ternyata saya memberikan keterangan palsu dan atau ada pihak lain yang mengklaim bahwa
Skripsi yang telah saya buat adalah hasil karya milik seseorang atau badan tertentu, saya bersedia diproses baik secara pidana maupun perdata dan kelulusan saya dari STMIK Nusa Mandiri Jakarta dicabut/dibatalkan.
Dibuat di : Jakarta Pada tanggal : 06 Agustus 2019
Yang menyatakan,
iv
SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya: Nama : Muhamad Sodiqin NIM : 11145048
Program Studi : Sistem Informasi Perguruan Tinggi : STMIK Nusa Mandiri Jakarta
Dengan ini menyetujui untuk memberikan ijin kepada pihak STMIK Nusa Mandiri
Jakarta, Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif (Non- exclusive Royalti-Free Right) atas karya ilmiah kami yang berjudul: “Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan
Merek CCTV Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process Pada PT.
Panca Pastika Mandiri Jakarta”, beserta perangkat yang diperlukan (apabila ada).
Dengan Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif ini pihak STMIK Nusa Mandiri
Jakarta berhak menyimpan, mengalih-media atau format-kan, mengelolaannya dalam pangkalan data (database), mendistribusikannya dan menampilkan atau
mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari kami selama tetap mencantumkan nama kami sebagai penulis/pencipta karya ilmiah tersebut.
Saya bersedia untuk menanggung secara pribadi, tanpa melibatkan pihak STMIK
Nusa Mandiri Jakarta, segala bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran Hak Cipta dalam karya ilmiah saya ini.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Jakarta
Pada tanggal: 06 Agustus 2019
Yang menyatakan,
Materai 6000
v
PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN SKRIPSI
Skripsi ini diajukan oleh:
Nama : Muhammad Sodiqin NIM : 11145048
Program Studi : Sistem Informasi Jenjang : Strata-1
Judul Skripsi : Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Merek CCTV
Menggunakan Mmetode Analytical Hierarchy Process
Pada PT. Panca Pastika Mandiri Jakarta
Telah dipertahankan pada periode 2019-1 dihadapan penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh SARJANA KOMPUTER
(S.Kom) pada Program STRATA-1 Program Studi Sistem Informasi di Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Nusa Mandiri Jakarta.
Jakarta, 13 Agustus 2019
PEMBIMBING SKRIPSI
Dosen Pembimbing I : Adjat Sudradjat, M.KOM (…..........................................)
D E W A N P E N G U J I
Penguji I : .......................................... (...............................................)
.
Penguji II :
..........................................
(...............................................)
vi
PANDUAN PENGGUNAAN HAK CIPTA
Skripsi sarjana yang berjudul “Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan
Merek CCTV Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process Pada PT.
Panca Pastika Mandiri Jakarta” adalah hasil karya tulis asli MUHAMAD
SODIQIN dan bukan hasil terbitan sehingga peredaran karya tulis hanya berlaku
dilingkungan akademik saja, serta memiliki hak cipta. Oleh karena itu, dilarang keras
untuk menggandakan baik sebagian maupun seluruhnya karya tulis ini, tanpa seizin
penulis.
Referensi kepustakaan diperkenankan untuk dicatat tetapi pengutipan atau
peringkasan isi tulisan hanya dapat dilakukan dengan seizin penulis dan disertai
ketentuan pengutipan secara ilmiah dengan menyebutkan sumbernya.
Untuk keperluan perizinan pada pemilik dapat menghubungi informasi
yang tertera di bawah ini:
Nama : MUHAMAD SODIQIN
Alamat : Jl. Alteri Kedoya Poncol, Kelurahan Kedoya Utara,
Kecamatan Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11520
No. Telp : Hp. 087728716724
E-mail : [email protected]
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT,
yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga pada akhirnya penulis
dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik. Dimana Skripsi ini penulis sajikan
dalam bentuk buku yang sederhana. Adapun judul Skripsi, yang penulis ambil
sebagai berikut, “SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN MEREK
CCTV MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS
PADA PT. PANCA PASTIKA MANDIRI JAKARTA”.
Tujuan penulisan Skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat kelulusan
Program Sarjana STMIK Nusa Mandiri Jakarta. Sebagai bahan penulisan diambil
berdasarkan hasil penelitian (eksperimen), observasi dan beberapa sumber literatur
yang mendukung penulisan ini. Penulis menyadari bahwa tanpa bimbingan dan
dorongan dari semua pihak, maka penulisan Skripsi ini tidak akan lancar.
Oleh karena itu pada kesempatan ini, izinkanlah penulis menyampaikan ucapan
terima kasih kepada:
1. Ketua STMIK Nusa Mandiri Jakarta.
2. Wakil Ketua I STMIK Nusa Mandiri Jakarta.
3. Ketua Program Studi Teknik Informatika STMIK Nusa Mandiri Jakarta.
4. Bapak Adjat Sudradjat, M.Kom, selaku Dosen Pembimbing Skripsi.
5. Bapak/Ibu Dosen Sistem Informatika STMIK Nusa Mandiri Jakarta yang telah
memberikan penulis dukungan dan materi pembelajaran untuk penulisan ini
6. Orang tua tercinta saya Ibu Kusminah dan Almarhum Bapak Kaslim yang telah
memberikan dukungan moral maupun spiritual.
viii
7. Bapak Ir. Eka Yuliadi selaku Direktur PT. Panca Pastika Mandiri.
8. Rekan-rekan mahasiswa Nusa Mandiri Kelas 11.7AC.01.
9. Neneng Farhatul Aliyah, sebagai kekasih sekaligus rekan yang selalu memberikan
dukungan dan semangat.
Serta semua pihak yang terlalu banyak untuk disebut satu
persatu sehingga terwujudnya penulisan ini. Penulis menyadari bahwa
penulisan skripsi ini masih jauh sekali dari sempurna, untuk itu penulis mohon
kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan penulisan
dimasa yang akan datang.
Akhir kata semoga skripsi ini dapat berguna bagi penulis khususnya dan bagi
para pembaca yang berminat pada umumnya.
Jakarta, 06 Agustus 2019
Penulis
Muhamad Sodiqin
ix
ABSTRAK
Muhamad Sodiqin (11145048), Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Merek
CCTV Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process Pada PT. Panca
Pastika Mandiri Jakarta.
PT. Panca Pastika Mandiri adalah perusahaan yang bergerak dibidang penjualan dan pemasangan alat sistem keamanan seperti CCTV. Dari sekian alat yang ditawarkan
untuk konsumen, perusahaan ingin meninjau seberapa minat konsumen dari beberapa jenis merek sistem keamanan yang ditawarkan khususnya CCTV. Dengan mengetahui dari beberapa merek CCTV yang diminati konsumen, perusahaan
berharap kedepannya dari segi penjualan akan meningkat pesat. Diperlukan data akurat dengan menggunakan Metode AHP (Analytical Hierarchy Process) sebagai
metode penelitian agar dapat memecah masalah yang kompleks menjadi sebuah struktur hierarki yang terdiri dari kriteria-kriteria dan alternatif dari beberapa merek CCTV terbaik yang mengacu kepada kriteria-kriteria yang ditentukan. Dari Hasil
Pengolahan data alternatif dari 5 merek CCTV diperoleh hasil yaitu Honeywell 34,24%, Schneider 27,81%, Samsung 17,18%, Glenz 10,84%, dan Hikvision 9,94%.
Kata Kunci: Sistem Pendukung Keputusan , Pemilihan Merek CCTV, Metode
Analytical Hierarchy Process
x
ABSTRACT
Muhamad Sodiqin (11145048), Decision Support System for CCTV brand selection Using
Analytical Hierarchy Process Method at PT. Panca Pastika Mandiri Jakarta .
PT. Panca Pastika Mandiri is a company engaged in sales and installation of
security system tools such as CCTV. For many tools offered for consumers, company wants to review how consumers are interested in some the type of brand security
system offered especially CCTV. With knowing of some CCTV brands that are demanded by consumers. The Company hopes the sales will increase rapidly in future. Required accurate data by using the AHP (Analytical Hierarchy Process)
Method as research methods in order to solve complex problems into one hierarchical structure consisting of criteria and alternatives from several best CCTV
brands that refers to the specified criteria. The results from Alternative data processing from 5 CCTV brands obtained results namely Honeywell 34.24%, Schneider 27.81%, Samsung 17.18%, Glenz 10.84%, and Hikvision 9.94%.
Keywords: Decision Support System , CCTV brand selection, Analytical
Hierarchy Process Method
xi
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL SKRIPSI .................................................................................. i
LEMBAR PERSEMBAHAN ................................................................................ ii LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ............................................................... iii LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .. iv
LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN SKRIPSI ............................. v LEMBAR PANDUAN PENGGUNAAN HAK CIPTA ....................................... vi
Kata Pengantar ........................................................................................................................................... vii Abstrak ................................................................................................................... ix Daftar Isi ................................ .......................................................... xi
Daftar Simbol .................................................................................... xii Daftar Gambar ................................ ................................ ..................... xiv
Daftar Tabel ............................................................................................................ xv Daftar Lampiran ........................................................................................................................................ xvi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
1.1. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
1.2. Identifikasi Permasalahan ............................................................ 2
1.3. Maksud dan Tujuan .................................................................... 3
1.4. Metode Penelitian ....................................................................... 4
A. Observasi ........................................................................................... 4
B. Wawancara ................................................................. 4
C. Studi Pustaka ............................................................. 4
1.5. Ruang Lingkup ........................................................................... 4
1.6. Hipotesis .................................................................. 5
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................................ 6
2.1. Tinjauan Pustaka ................................................................................................. 6
2.2. Penelitian Terkait ................................................................................................ 22 2.3. Tinjauan Organisasi .................................................................... 24
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................................ 28
3.1. Tahapan Penelitian ..................................................................... 28 3.2. Instrumen Penelitian ................................................................... 30
3.3. Metode Pengumpulan Data, Populasi, dan Sampel Penelitian ... 31 3.4. Metode Analisis Data ................................................................. 33
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................... 39 4.1. Pengolahan Data Menggunakan Hitungan AHP ........................ 39
A. Penilaian Perbandingan Multi Partisipan .............................. 39 B. Perhitungan Faktor Pembobotan Hirarki untuk Kriteria
Pemilihan CCTV ................................................................... 39
C. Perhitungan Faktor Evaluasi untuk Kriteria Harga ............... 42
D. Perhitungan Faktor Evaluasi untuk Kriteria Kualitas Gambar.................................................................................... 43
E. Perhitungan Faktor Evaluasi untuk Kriteria Kapasitas
xii
Penyimpanan ......................................................................... 45
4.2. Perhitungan Total Ranking atau Prioritas Global ...................... 47 A. Faktor Evaluasi Total ............................................................ 47
B. Total Ranking ........................................................................ 48 4.3. Hasil Implementasi Dengan Menggunakan Diagram Pie .......... 50
BAB V PENUTUP ........................................................................................ 52
5.1. Kesimpulan ................................................................................. 52
5.2. Saran ........................................................................................... 53
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP LEMBAR KONSULTASI BIMBINGAN
SURAT KETERANGAN RISET LAMPIRAN
xiii
DAFTAR SIMBOL
A. Simbol Flowchart
Flow Direction symbol
Yaitu simbol yang digunakan untuk menghubungkan
antara simbol yang satu dengan simbol yang lain. Simbol
ini disebut juga connecting line.
Processing Symbol
Simbol yang menunjukkan pengolahan yang dilakukan
oleh computer.
Terminator Symbol
Yaitu simbol untuk permulaan (start) atau akhir (stop) dari
suatu kegiatan.
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar II.1 Karakteristik SPK / DSS ................................................................... 7 Gambar II.2 Komponen-Komponen SPK .............................................................. 12 Gambar II.3 Bagian Hierarchy .............................................................................. 15
Gambar II.4 Dekomposisi ...................................................................................... 16 Gambar II.5 Prinsip Pokok AHP ............................................................................ 18
Gambar II.6 Struktur Organisasi ............................................................................ 25 Gambar III.1 Tahapan Penelitian Langkah-Langkah Penelitian ............................ 28 Gambar III.2 Model Hirarki Pemilihan Merek CCTV ........................................... 38
Gambar IV.1 Diagram Pie Peringkat Berdasarkan Alternatif ................................ 50 Gambar IV.2 Diagram Pie Peringkat Berdasarkan Kriteria ................................... 51
xv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel II.1 Skala Dasar Perbandingan Berpasangan .............................................. 17 Tabel II.2 Matriks Perbandingan Berpasangan untuk Kriteria ............................. 20 Tabel II.3 Matriks Perbandingan Berpasangan untuk Alternatif............................. 20
Tabel IV.1 Matriks Hasil Rekapitulasi Penilaian Perbandingan Berpasangan untuk Semua Kriteria .......................................................................... 40
Tabel IV.2 Matriks Faktor Pembobotan Hirarki untuk Semua Kriteria yang di Normalkan ........................................................................................... 40
Tabel IV.3 Matriks Hasil Penilaian Perbandingan Berpasangan untuk Kriteria
Harga ................................................................................................... 42 Tabel IV.4 Matriks Faktor Pembobotan Hirarki untuk Kriteria Harga yang di
Normalkan ........................................................................................... 42 Tabel IV.5 Matriks Hasil Penilaian Perbandingan Berpasangan untuk Kriteria
Kualitas Gambar ................................................................................. 42
Tabel IV.6 Matriks Faktor Pembobotan Hirarki untuk Kriteria Kualitas Gambar yang di Normalkan .............................................................................. 44
Tabel IV.7 Matriks Hasil Penilaian Perbandingan Berpasangan untuk Kriteria Kapasitas Penyimpanan ...................................................................... 46
Tabel IV.8 Matriks Faktor Pembobotan Hirarki untuk Kriteria Kapasitas
Penyimpanan yang di Normalkan ....................................................... 46 Tabel IV.9 Matriks Hubungan antara Kriteria dan Alternatif ............................... 48
Tabel IV.10 Total Ranking .................................................................................... 48
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Lembar Kuesioner Pemilihan Merek CCTV ..................................... 58
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Teknologi di era digital semakin hari semakin berkembang untuk
mempermudah pengguna mendapatkan informasi yang diakses. Dari teknologi
bidang komunikasi, transportasi, informasi, medis, begitu pula dengan teknologi
keamanan yang akan saya bahas pada skripsi ini.
CCTV (Closed Circuit Television) yang berarti menggunakan sinyal yang
bersifat tertutup, tidak seperti televisi biasa yang merupakan sinyal siaran. Pada
umumnya CCTV (Closed Circuit Television) digunakan sebagai pelengkap
keamanan dan banyak dipakai di dalam industri-industri seperti militer, bandara,
toko, kantor, pabrik dan bahkan sekarang perumahan pun telah banyak yang
menggunakan teknologi ini.
Menurut (Sutisna & Basjaruddin, 2015) mengatakan bahwa, “Keputusan
adalah suatu pengakhiran daripada proses pemikiran tentang suatu masalah atau
problema untuk menjawab pertanyaan apa yang harus diperbuat guna mengatasi
masalah tersebut, dengan menjatuhkan pilihan pada suatu alternative”.
Menurut (Destari & Simpony, 2018) mengatakan bahwa : Metode AHP merupakan metode perhitungan yang diperlukan agar proses
pemilihan lebih akurat. Cara perhitungan metode AHP adalah dengan memberikan nilai preferensi untuk membandingkan antara kriteria dan
alternatif secara hierarki dengan cara mengelompokkannya, maka secara langsung hasil nilai perbandingan menjadi penentu hasil keputusan.
2
Pesatnya perkembangan teknologi CCTV (Closed Circuit Television) dan
banyaknya merk – merk yang menawarkan dengan kualitas terbaik dari segi
perangkat hingga softwarenya seperti merk Honeywell, G-Lenz, Hikvision,
Schneider, dan Samsung. PT. Panca Pastika Mandiri menjual berbagai macam merk
– merk CCTV (Closed Circuit Television) guna untuk kebutuhan konsumen yang
diinginkan. Pada aktifitasnya PT. Panca Pastika Mandiri membutuhkan suatu metode
guna untuk mengambil keputusan agar mengetahui keinginan konsumen dari
beberapa merk CCTV (Closed Circuit Television) yang mereka jual.
Berdasarkan uaraian diatas, diperlukan metode AHP (Analytical Hierarchy
Process) untuk meninjau tingkat keinginan konsumen dilihat dari kriteria pilihan dan
juga perbandingan berpasangan antara pilihan yang ada pada CCTV (Closed Circuit
Television). Metode AHP merupakan yang paling banyak digunakan karena metode
tersebut konsepnya sederhana dan mudah dipahami.
Dalam permasalahan ini penulis memilih metode AHP (Analytical Hierarchy
Process) untuk mempermudah perusahaan dalam menganalisis tingkat penjualan
CCTV (Closed Circuit Television) yang banyak di minati oleh konsumen.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang, penulis mengidentifikasi permasalahan yang ada
pada PT. Panca Pastika Mandiri tentang tingkat penjualan CCTV (Closed Circuit
Television) yang banyak diminati oleh konsumen, sesuai dengan spesifikasi
kebutuhannya dengan menggunakan metode AHP (Analytical Hierarchy Process).
Adanya rumusan masalah dari identifikasi permasalahan maka diperlukan
analisis:
3
1. Bagaimana cara mengetahui tingkat penjualan CCTV (Closed Circuit
Television) yang paling diminati konsumen pada PT. Panca Pastika Mandiri?
2. Bagaimana menentukan tingkat minat dari tiga kriteria, harga, kualitas gambar,
dan kapasitas penyimpanan?
3. Bagaimana hasil dalam penentuan jenis pemilihan CCTV (Closed Circuit
Television) yang paling diminati konsumen dengan menggunakan metode AHP
(Analytical Hierarchy Process)?
1.3. Maksud dan Tujuan
Adapun maksud penulisan Skripsi ini adalah:
1. Menerapkan dan mempraktekkan ilmu pengetahuan yang telah di dapat dalam
perkuliahan.
2. Membentuk pola pikir mahasiswa untuk menjadi pribadi yang memiliki wawasan
pengetahuan.
3. Melakukan penelitian mengenai suatu masalah di bawah bimbingan yang cermat
dari dosen pembimbing, untuk menghasilkan pengetahuan baru dari penelaahan
yang original.
4. Penelitian bertujuan sebagai pembelajaran bagi mahasiswa. Sehingga diharapkan
mahasiswa memiliki cukup bekal apabila terjun langsung pada dunia kerja.
Sedangkan tujuan dalam penulisan skripsi ini adalah salah satu syarat kelulusan
pada program strata satu (S1) untuk program studi Sistem Informasi di Sekolah
Tinggi Manajemen Informatika (STMIK) Nusa Mandiri Jakarta.
4
1.4. Metode Penelitian
Dalam menyusun skripsi ini penulis melakukan beberapa penerapan metode
pengumpulan data untuk menyelesaikan permasalahan. Adapun metode penelitian
yang dilakukan adalah dengan cara :
a. Observasi
Dalam metode penelitian observasi ini, penulis mendatangi langsung
responden dan memberikan kuesioner kepada responden untuk mendapatkan
data-data yang didapat melalui kuesioner tersebut.
b. Wawancara
Dalam metode penelitian kuesioner ini, penulis memberikan kuesioner kepada
responden yang berisikan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan
kepuasan pelanggan menggunakan produk CCTV (Closed Circuit Television).
c. Studi pustaka
Dengan metode ini penulis menggambarkan masalah secara jelas dan objektif
berdasarkan teori-teori yang penulis pelajari selama perkuliahan. Selain itu
penulis juga mendapatkan data melalui pengumpulan serta beberapa buku dan
jurnal sebagai bahan acuan dari referensi yang berkenaan dengan materi
skripsi.
1.5. Ruang Lingkup
Penulis membatasi ruang lingkup pada Sistem Pendukung Keputusan Untuk
Pemilihan Merk CCTV pada PT. Panca Pastika Mandiri Jakarta dengan
menggunakan metode AHP (Analytical Hierarki Process) dimulai dari kriteria harga,
kualitas gambar, dan kapasitas penyimpanan, untuk pemilihan merk CCTV yang
5
tepat. Adapun merk CCTV yang akan dipilih diantaranya yaitu Honeywell, G-Lenz,
Hikvision, Schneider, dan Samsung.
1.6. Hipotesis
Hipotesis merupakan suatu pernyataan yang bersifat sementara atau dugaan
ang paling memungkinkan yang perlu dicari kebenarannya sebagai dasar perumusan
masalah penelitian yang bertujuan mengarahkan dan memberikan pedoman dalam
pokok permasalahan serta tujuan penelitian. Berdasarkan perumusan masalah dan
tinjauan pustaka, maka dapat di simpulkan hasil dari hipotesis penelitian ini adalah
sebagai berikut
Hо = Metode AHP dapat membantu pengambilan keputusan pemilihan merek CCTV
pada PT. Panca Pastika Mandiri
Hı = Metode AHP tidak dapat membantu pengambilan keputusan pemilihan merek
CCTV pada PT. Panca Pastika Mandiri
6
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Tinjauan Pustaka
A. Sistem Pendukung Keputusan
Sistem Pendukung Keputusan (SPK) atau Decision Support System (DSS)
adalah sebuah sistem yang mampu memberikan kemampuan pemecahan masalah
maupun kemampuan pengkomunikasian untuk masalah dengan kondisi semi
terstruktur dan tak terstruktur. Sistem ini digunakan untuk membantu pengambilan
keputusan dalam situasi semi terstruktur dan situasi yang tidak terstruktur, dimana
tak seorangpun tahu secara pasti bagaimana keputusan seharusnya dibuat.
Menurut (Sari, 2018) Sistem Pendukung Keputusan atau dikenal juga dengan
istilah Decision Support System (DSS) ini merupakan pengembangan lebih lanjut
dari sistem informasi manajemen terkomputerisasi yang dirancang sedemikian rupa
sehingga bersifat interaktif dengan pemakainya.
Menurut (Taufiq, 2016) Sistem Penunjang Keputusan adalah suatu sistem
yang berbasis komputer yang ditujukan untuk membantu pengambil keputusan dalam
memanfaatkan data dan model tertentu untuk memecahkan berbagai persoalan yang
semi terstruktur dan tidak terstruktur. Konsep Sistem Pendukung Keputusan (SPK)
atau Decision Support System (DSS) pertama kali diungkapkan pada awal tahun
1970-an oleh Michael S. Scott Morton dengan istilah Management Decision System.
7
Menurut (Sari, 2018) Karakteristik dari sistem pendukung keputusan yaitu:
1. Mendukung seluruh kegiatan organisasi
2. Mendukung beberapa keputusan yang saling berinteraksi
3. Dapat digunakan berulang kali dan bersifat konstan
4. Terdapat dua komponen utama, yaitu data dan model
5. Menggunakan baik data eksternal dan internal
6. Memiliki kemampuan what-if analysis dan goal seeking analysis
7. Menggunakan beberapa model kuantitatif
Sumber : (Sari, 2018)
Gambar II.1. Karakteristik SPK / DSS
Menurut (Sari, 2018) Kemampuan sistem pendukung keputusan yaitu:
1. Menunjang pembuatan keputusan manajemen dalam menangani masalah semi
terstruktur dan tidak terstruktur
2. Membantu manajer pada berbagai tingkatan manajemen, mulai dari manajemen
tingkat atas sampai manajemen tingkat bawah
8
3. Menunjang pembuatan keputusan secara kelompok maupun perorangan
4. Menunjang pembuatan keputusan yang saling bergantung dan berurutan
5. Menunjang tahap-tahap pembuatan keputusan antara lain intelligensi, desain,
choice, dan implementation
6. Menunjang berbagai bentuk proses pembuatan keputusan dan jenis keputusan
7. Kemampuan untuk melakukan adaptasi setiap saat dan bersifat fleksibel
8. Kemudahan melakukan interaksi sistem
9. Meningkatkan efektivitas dalam pembuatan keputusan daripada efisiensi
10. Mudah dikembangkan oleh pemakai akhir
11. Kemampuan pemodelan dan analisis pembuatan keputusan
12. Kemudahan melakukan pengaksesan berbagai sumber dan format data
Terdapat tiga prinsip dasar sistem pendukung keputusan yaitu:
1. Sturktur Masalah : masalah yang terstruktur atau tertata, penyelesaian dapat
dilakukan dengan menggunakan rumus-rumus yang sesuai, sedangkan untuk
masalah tertata tidak dapat dikomputerisasikan. Sementara itu, sistem
pendukung keputusan dikembangkan khususnya untuk menyelesaikan masalah
yang semi terstruktur atau tidak begitu tertata.
2. Dukungan Keputusan : Sistem Pendukung Keputusan tidak dimaksud untuk
menggantikan manajer, karena komputer berada di bagian terstruktur, sementara
manajer berada pada bagian tidak terstruktur, guna melakukan penilaian dan
analisis. Manajer dan komputer bekerja sama sebagai sebuah tim pemecah
masalah semi terstruktur.
3. Efektifitas Keputusan : tujuan utama sistem pendukung keputusan adalah agar
keputusan yang dihasilkan dapat lebih baik bukanlah untuk mempersingkat
waktu pengambilan keputusan.
9
Menurut (Sari, 2018) Sistem Pendukung Keputusan terdiri dari tiga
komponen utama atau subsistem yaitu:
1. Subsistem Manajemen Data
Subsistem manajemen data merupakan komponen SPK penyedia data bagi
sistem. Data dimaksud disimpan dalam database yang diorganisasikan oleh suatu
sistem dengan sistem manajemen pangkalan data (Data Base Management
System/DBMS). Melalui pangkalan data inilah data dapat diambil dan diekstrasi
dengan cepat. Subsistem manajemen data terdiri dari elemen berikut ini :
a. DSS database adalah kumpulan data yang saling terkait yang
diorganisasikan untuk memenuhi kebutuhan dan struktur suatu organisasi
dan dapat digunakan oleh lebih dari satu orang untuk lebih dari satu
aplikasi.
b. Sistem Manajemen basis data adalah pembuat, pengakses, dan pembaharuan
(update) oleh DBMS yang mempunyai fungsi utama sebagai tempat
penyimpanan, mendapatkan kembali (retrieval) dan pengontrolan.
c. Direktori merupakan sebuah catalog dari semua data di dalam basis data
d. Query Facility yang menyediakan fasilitas akses data, fungsi utamanya
adalah untuk operasi seleksi dan manipulasi data dengan menggunakan
model-model yang sesuai dari model management.
2. Subsistem Manajemen Model
Keunikan dari SPK adalah kemampuannya dalam mengintegrasikan data dengan
model - model keputusan. Model merupakan peniruan dari alam nyata. Hal lain
yang perlu diperhatikan adalah pada setiap model yang disimpan hendaknya
10
ditambahkan rincian keterangan dan penjelasan yang komprehensif mengenai
model yang dibuat, sehingga pengguna atau perancang :
1) Mampu membuat model yang baru secara mudah dan cepat.
2) Mampu mengakses dan mengintegrasikan subrutin model 3
3) Mampu menghubungkan model dengan model yang lain melalui pangkalan
data.
4) Mampu mengelola model base dengan fungsi manajemen yang analog
dengan manajemen data base (seperti mekanisme untuk menyimpan,
membuat dialog, menghubungkan, dan mengakses model).
Subsistem manajemen model terdiri dari beberapa elemen-elemen sebagai
berikut :
a. Basis Model, berisikan model-model seperti manajemen keuangan, statistik,
ilmu manajemen yang bersifat kuantitatif yang memberikan kapabilitas
analisis pada sebuah SPK. Basis model dibagi lagi menjadi
1) Model Strategis, digunakan untuk manajemen puncak untuk menjalankan
tanggungjawab perencanaan strategis. Ketika model ini digunakan dalam
suatu SPK, maka yang manjadi tujuan didalamnya adalah untuk
membantu pengambilan keputusan strategis yang sifatnya jangka
panjang.
2) Model Taktis, digunakan oleh manajemen madya untuk membantu
mengalokasikan dan mengontrol sumber daya organisasi.
3) Model Operasional, digunakan untuk mendukung aktifitas kerja harian
pada organisasi.
11
4) Model Analitik, digunakan untuk menganalisis data (untuk aplikasi
sendiri), sebagai komponen dari model yang lebih besar, dan digunakan
untuk menentukan variabel dan parameter model.
b. Sistem Manajemen Basis Model, merupakan system software yang fungsi
utamanya membuat model dengan menggunakan bahasa pemrograman, alat
SPK dan atau subrutin, dan balok pembangun dan manipulasi model.
c. Direktori Model, peran dari direktori model sama dengan direktori basis
data. Direktori model adalah catalog dari semua model dan perangkat lunak
lainnya pada basis model. Ia berisi definisi model dan fungsi utamanya
adalah manjawab pertanyaan tentang ketersediaan dan kapabilitas model.
d. Eksekusi Model, Integrasi, dan Prosesor Perintah, adalah proses mengontrol
jalannya model saat ini. Integrasi model mencakup gabungan operasi
beberapa model saat diperlukan atau menintegrasikan SPK dengan aplikasi
lain. Sedangkan prosesor model digunakan untuk menerima dan
menginterpretasikan instruksi instruksi permodelan.
3. Subsistem Dialog (User System Interface)
Keunikan lain dari SPK adalah adanya fasilitas yang mampu mengintegrasikan
sistem terpasang dengan pengguna secara interaktif. Melaui subsistem dialog
inilah sistem diartikulasikan dan diimplementasikan sehingga pengguna dapat
berkomunikasi dengan sistem yang dirancang. Fasilitas yang dimiliki oleh
subsistem ini dapat dibagi menjadi tiga komponen yaitu:
1) Bahasa aktif (Action Language), perangkat yang digunakan untuk
berkomunikasi dengan sistem, seperti keyboard, joystick, panel sentuh lain,
perintah suara atau key function lainnya.
12
2) Bahasa tampilan (Presentation Language), perangkat yang digunakan
sebagai sarana untuk menampilkan sesuatu, seperti printer, graphic display,
plotter, dan lainnya.
3) Basis pengetahuan (Knowladge Base), perangkat yang harus diketahui
pengguna agar pemakaian sistem bisa efektif.
Sumber : (Sari, 2018)
Gambar II.2. Komponen – Komponen SPK
Karekteristik utama dari DSS adalah adanya kemampuan pemodelan. Model
adalah representasi sederhana atau penggambaran dari kenyataan. model
menggambarkan fenomena – fenomena suatu objek atau suatu kegiatan.
a. Iconic (Scale). Replika fisik dari sistem, biasanya dalam skala tertentu dari
bentuk aslinya. GUI pada OOPL adalah contoh dari model ini.
b. Analog Tak seperti sistem yang sesungguhnya tetapi berlaku seperti itu.
Lebih abstrak daripada model Iconic dan merupakan representasi simbolis
dari kenyataan. Contoh: bagan organisasi, peta, bagan pasar modal,
speedometer.
13
c. Matematis (Kuantitatif). Kompleksitas hubungan dalam sistem organisasi tak
dapat direpesentasikan dengan Iconic atau Analog, karena kalau pun bisa
akan memakan waktu lama dan sulit. Analisis DSS menggunakan
perhitungan numerik yang dibantu dengan model matematis atau model
kuantitatif lainnya.
Model Matematika merupakan jenis yang berperan sangat penting dalam
DSS. Model ini dapat dikelompokkan dalam tiga dimensi – pengaruh waktu,
tingkat keyakinan, dan kemampuan mencapai optimisasi.
1. Model Statis atau Dinamis
Model Statis tidak menyertakan waktu sebagai variabel, model yang
berkaitan dengan suatu situasi pada satu titik waktu tertentu, seperti suatu
foto. Sedangkan Model Dinamis menyertakan waktu sebagai variabel, dan
menggambarkan perilaku entitas dari waktu ke waktu, seperti suatu film
2. Model Probabilistik atau Deterministik
Model Probabililistik mencakup peluang terjadinya sesuatu, yang berkisar
antara 0,00 (sesuatu yang sama sekali tidak mungkin) hingga 1,00 (sesuatu
yang pasti). Sedangkan model yang sebaliknya adalah Model Deterministik
3. Model Optimisasi dan Model Sub Optimisasi Model Optimisasi adalah model
yang memilih solusi terbaik dari berbagai alternatif, dimana masalahnya
harus terstruktur sangat baik. Model Suboptimisasi, sering disebut satisficing
model, yang memungkinkan manajer memasukkan serangkaian keputusan
dan model akan memproyeksikan hasilnya, dimana model tersebut
menyerahkan tugas kepada manajer untuk mengidentifikasi keputusan yang
akan menghasilkan hasil terbaik.
14
B. AHP (Analytical Hierarchy Process)
Menurut (Imron, 2019) AHP merupakan salah satu alat bantu (proses) dalam
pengambilan keputusan yang dikembangkan oleh Thomas L Saaty pada tahuhn 70an.
Prosedur ini begitu powerfull sehingga sudah diaplikasikan secara luas dalam
pengambilan keputusan yang penting. AHP dapat diandalkan, karena dalam AHP
suatu prioritas disusun dari berbagai pilihan yang dapat berupa kriteria yang
sebelumnya telah didekomposisi (struktur) terlebih dahulu, sehingga penetapan
prioritas didasarkan pada suatu proses yang terstruktur (hierarki) dan masuk akal.
Jadi pada intinya AHP membantu memecahkan persoalan yang kompleks dengan
menyusun suatu hirarki kriteria, dinilai secara subjektif oleh pihak yang
berkepentingan lalu menarik berbagai pertimbangan guna mengembangkan bobot
atau prioritas (kesimpulan).
Menurut (Malik & Haryanti, 2018) AHP merupakan metode yang
memperhatikan faktor- faktor subyektifitas seperti persepsi, preferensi, pengalaman
dan intuisi. AHP adalah prosedur yang berbasis matematis untuk mengevaluasi
kriteria-kriteria tersebut. AHP juga memperhitungkan validitas data dengan adanya
batas toleransi inkonsistensi berbagai kriteria yang dipilih.
Menurut (Sari, 2018) Menentukan proiritas AHP menggunakan prinsip-
prinsip dasar sebagai berikut:
1. Dekomposisi
Dengan prinsip ini struktur masalah yang kompleks dibagi menjadi bagian-
bagian secara hierarki. Tujuan didefinisikan dari yang umum sampai khusus. Dalam
bentuk yang paling sederhana struktur akan dibandingkan tujuan, kriteria dan level
alternatif. Tiap himpunan alternatif mungkin akan dibagi lebih jauh menjadi
15
tingkatan yang lebih detail, mencakup lebih banyak kriteria yang lain. Level paling
atas dari hirarki merupakan tujuan yang terdiri atas satu elemen. Level berikutnya
mungkin mengandung beberapa elemen, di mana elemen-elemen tersebut bisa
dibandingkan, memiliki kepentingan yang hampir sama dan tidak memiliki
perbedaan yang terlalu mencolok. Jika perbedaan terlalu besar harus dibuatkan level
yang baru.
Dekomposisi masalah adalah langkah dimana suatu tujuan (Goal) yang telah
ditetapkan selanjutnya diuraikan secara sistematis kedalam struktur yang menyusun
rangkaian sistem hingga tujuan dapat dicapai secara rasional. Dengan kata lain, sutu
tujuan (goal) yang utuh, didekomposisi (dipecahkan) kedalam unsur penyusunnya.
Apabila unsur tersebut merupakan kriteria yang dipilih seyogyanya mencakup semua
aspek penting terkait dengan tujuan yang ingin dicapai.
Namun kita harus tetap mempertimbangkan agar kriteria yang dipulih benar-
benar mempunyai makna bagi pengambilan keputusan dan tidak mempunyai makna
atau pengertian yang yang sama, shingga walaupun kriteria pilihan hanya sedikit
namun mempunyai makna yang besar terhadap tujuan yang ingin dicapai. Setelah
kriteria ditetapkan, selanjutnya adalah menentukan alternatif atau pilihan
penyelesaian masalah. Sehingga apabila digambarkan kedalam bentuk bagan hierarki
seperti ditunjukkan pada Gambar II.3.
16
Sumber : (Sari, 2018)
Gambar II.3. Bagian Hierarchy
Hirarki utama (Hirarki I) adalah tujuan / goal yang akan dicapai atau
penyelesaian persoalah / masalah yang dikaji. Hierarki kedua (Hirarki II) adalah apa
saja yang harus dipenuhi oleh semua (penyelesaian) agar layak untuk menjadi pilihan
yang paling ideal, dan Hirarki III adalah pilihan penyelesaian masalah. Penetapan
hierarki adalah sesuatu yang sangat bergantung dari persoalan yang dihadapi. Pada
kasus-kasus yang lebih kompleks, anda saja menyusun beberapa hirarki (bukan
hanya tiga), bergantung pada hasil dekomposisi yang telah anda lakukan, perhatikan
contoh hierarki berikut.
Sumber : (Sari, 2018)
17
Gambar II.4. Dekomposisi
2. Perbandingan penilaian/pertimbangan (comparative judgments)
Dengan prinsip ini akan dibangun perbandingan berpasangan dari semua
elemen yang ada dengan tujuan menghasilkan skala kepentingan relatif dari elemen.
Penilaian menghasilkan skala penilaian yang berupa angka. Perbandingan
berpasangan dalam bentuk matriks jika dikombinasikan akan menghasilkan prioritas.
Untuk itu Saaty (1986) menetapkan skala kuantitatif (1 sampai dengan 9)
untuk menilai tingkat kepentingan suatu elemen terhadap elemen lainnya.
Tabel II.1.
Skala Dasar Perbandingan Berpasangan
Sumber : (Sari, 2018)
3. Sintesa Prioritas (Menentukan Prioritas)
18
Sintesa prioritas dilakukan dengan mengalikan prioritas lokal dengan
prioritas dari kriteria bersangkutan di level atasnya dan menambahkannya ke tiap
elemen dalam level yang dipengaruhi kriteria. Hasilnya berupa gabungan atau
dikenal dengan prioritas global yang kemudian digunakan untuk memboboti prioritas
lokal dari elemen di level terendah sesuai dengan kriterianya.
Menentukan prioritas dari elemen-elemen kriteria dapat dipandang sebagai
bobot/kontribusi elemen tersebut terhadap tujuan pengambilan keputusan. AHP
melakukan analisis prioritas elemen dengan metode perbandingan berpasangan antar
dua elemen sehingga semua elemen yang ada tercakup. Prioritas ini ditentukan
berdasarkan pandangan para pakar dan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap
pengambilan keputusan, baik secara langsung (diskusi) maupun secara tidak
langsung (kuisioner). Gambar 9.3. menunjukkan Prinsip Pokok Metode AHP.
Sumber : (Sari, 2018)
Gambar II.5. Prinsip Pokok AHP
4. Logical Consistency (konsistensi logis)
Konsistensi memiliki dua makna. Pertama, objek-objek yang serupa bisa
dikelompokkan sesuai dengan keseragaman dan relevansi. Kedua, menyangkut
tingkat hubungan antar objek yang didasarkan pada kriteria tertentu.
19
Menurut (Diana, 2018) Langkah-langkah yang dilakukan pada metode AHP
adalah sebagai berikut:
1. Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan. Permasalahan
yang pada awalnya tidak terstruktur, pada tahap ini kita pecahkan secara jelas,
detail dan mudah dipahami. Selanjutnya kita menentukan beberapa solusi yang
mungkin diambil untuk menyelesaikan permasalahan yang ada. Dari sekian
banyak solusi yang ada kita coba menentukan solusi yang cocok bagi masalah
tersebut. Solusi inilah yang akan dikembangkan lebih lanjut dalam tahap
berikutnya.
2. Membuat struktur hirarki. Struktur hirarki ini merupakan sistesa dari pemikiran
alamiah manusia yang terbiasa untuk mengelompok kan sesuatu berdasarkan
tingkatnya. Ada 3 hal penting dalam struktur hirarki yaitu: tujuan, kriteria dan
alternatif. Tujuan meru-pakan struktur hirarki yang paling atas disusul dengan
kriteria dan kemudian alternatif penyelesaian masalah. Bentuk hirarki ini sangat
berkaitan dengan kompleksitas permasalahan. Pada beberapa kasus, hirarki
dilanjutkan denngan subkriteria (jika mungkin diperlukan).
3. Membuat matriks perbandingan berpasangan. Perbandingan berpasangan
dilakukan berdasarkan judgment pengambil keputusan dengan menilai tingkat
kepentingan suatu elemen dibandingkan elemen lain. Pada tahap menyusun
perbandingan berpasangan kita akan membandingkan semua sub sistem hirarki
yang telah kita buat dalam bentuk perbandingan berpasangan. Perbandingan ini
ditransformasi ke dalam bentuk matriks agar bisa dilakukan proses perhitungan
numerik. Proses perbandingan berpasangan ini dilakukan dari tingkatan paling
atas dilanjutkan ke tingkatan berikutnya.
20
Misalkan terdapat 3 kriteria dan 4 alternatif, C = {C1, C2, C3} dan A = {A1,
A2, A3, A4)} maka kita akan melakukan 2 jenis perbandingan yaitu :
a. Membandingkan tingkat kepentingan suatu kriteria dengan kriteria yang lain
akan membentuk matriks berukuran 3x3.
b. Membandingkan suatu alternatif dengan alternatif yang lain terhadap
masing-masing kriteria yang akan menghasilkan matriks berukuran 4x4,
karena terdapat 3 kriteria maka akan dilakukan 3 kali perbandingan yakni :
1) Membandingkan masing-masing alternatif terhadap kriteria 1 (C1).
2) Membandingkan masing-masing alternatif terhadap kriteria 2 (C2).
3) Membandingkan masing-masing alternatif terhadap kriteria 3 (C3).
Terdapat sub sistem hirarki dengan sejumlah kriteria, C = {C1, C2, …, Cm},
maka matriks perbandingan berpasangan untuk membandingkan satu kriteria
dengan kriteria yang lain dibuat dalam bentuk matriks sebagai berikut :
Tabel II.2.
Matriks Perbandingan Berpasangan untuk Kriteria
Sumber : (Diana, 2018)
Dan terdapat n buah alternatif, A = {A1, A2, …, An}, matriks perbandingan
berpasangan dibuat dalam bentuk matriks nx n untuk membandingkan masing-
masing alternatif terhadap kriteria C1 dibentuk dalam bentuk matriks sebagai
berikut :
Tabel II.3.
21
Matriks Perbandingan Berpasangan untuk Alternatif
Sumber : (Diana, 2018)
Matriks ini bersifat sederhana, memiliki kedudukan kuat untuk kerangka
konsistensi, mendapat informasi lain yang mungkin dan mampu menganalisis
kepekaan prioritas secara keseluruhan untuk perubahan pertimbangan.
Nilai Aij adalah nilai perbandingan antara alternatif Ai dengan alternatif Aj
yang menyatakan hubungan (T. L. Saaty) :
a. Seberapa jauh tingkat kepentingan Ai bila dibandingkan dengan Aj atau
b. Seberapa besar kontribusi Ai terhadap kriteria C dibandingkan dengan Aj
atau
c. Seberapa jauh dominasi Ai dibandingkan dengan Aj atau
d. Seberapa banyak sifat kriteria C terdapat pada Ai dibandingkan dengan Aj
Bila diketahui nilai aij maka secara teoritis nilai
4. Menghitung vektor eigen normalisasi. Perhitungan nilai vektor eigen normalisasi
ini dilakukan untuk semua perbandingan berpasangan. Nilai ini merupakan
bobot setiap elemen untuk penentuan prioritas elemen-elemen dari setiap matriks
perbandingan berpasangan. Cara menghitung vector eigen normalisasi adalah :
a. Menjumlahkan hasil perkalian baris dan kolom.
22
b. Lalu menjumlahkan nilai setiap kolom dari matriks l
c. Lalu membagi setiap nilai dari kolom dengan total kolom yang bersangkutan
untuk memperoleh normalisasi matriks
d. Terakhir menjumlahkan nilai-nilai dari setiap baris dan membaginya dengan
jumlah elemen untuk mendapatkan rata-rata.
5. Memeriksa konsistensi hirarki. Konsisten hirarki dilakukan dengan cara :
a. Menentukan nilai eigen maksimal (λmaks)
b. Menghitung indek konsistensi (CI) menggunakan persamaan 5.1.
c. Menghitung rasio konsistensi (CR) menggunakan persamaan 5.2.
antara objek yang dinilai adalah benar. Objek yang dimaksud adalah data
penilaian pengambil keputusan yang diisikan pada matriks perbandingan
berpasangan. Rasio konsistensi ini diukur indek konsistensi dibagi dengan indeks
random yang berdasarkan pada ukuran matrks. Konsistensi yang diharapkan
adalah konsistensi yang mendekati sempurna agar menghasilkan keputusan yang
mendekati valid. Walaupun sulit untuk mencapai yang sempurna, rasio
konsistensi diharapkan ≤ 10 %. Atau 0,1. Apabila nilai konsistensi yang melebihi
0,1 akan menyebabkan konsistensi tidak 100% sehingga disarankan agar
pengambil keputusan melakukan perbandingan ulang pada matriks perbandingan
berpasangan.
6. Melakukan perhitungan akhir untuk masing-masing alternatif dengan
menjumlahkan hasil perkalian nilai eigen vektor normalisasi masing masing
kriteria dengan nilai eigen vektor normalisasi masing-masing alternatif.
2.2. Penelitian Terkait
23
Ada banyak sekali pembahasan metode AHP (Analytical Hierarchy Process)
yang ditemukan pada buku maupun jurnal-jurnal ilmiah, berikut ini beberapa topik
penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan dan terkait dengan penggunaan metode
AHP (Analytical Hierarchy Process) dan permasalahan yang sejenis dengan yang
penulis teliti:
Menurut (Stevanus, Handayani, & Kristiyanti, 2017), “Sistem Pendukung
Keputusan Pemberian Bonus Karyawan Menggunakan Metode AHP pada Rumah
Sakit Buah Hati Ciputat”. Permasalahannya adalah bagaimana cara untuk
memberikan bonus yang tepat sasaran kepada karyawan. Dalam membuat keputusan
menggunakan metode Analytical Hierarchy Process yang sasarannya untuk
pemberian bonus karyawan. Ada empat kriteria dalam pengolahannya yaitu (1)
keahlian, (2) sikap perilaku, (3) loyalitas, dan (4) tanggung jawab, kemudian ada tiga
alternatif yaitu karyawan A, B, dan C. Hasil dari pengolahan dari menggunakan
metode AHP terbukti dapat mengetahui karyawan yang tepat untuk mendapatkan
bonus.
Menurut (Setiawan, 2016), “Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan
Kendaraan Dinas Pejabat Menggunakan Analytical Hierarchy Process”.
Permasalahannya adalah bagaimana cara mimilih kendaraan yang tepat untuk
kendaraan dinas menggunakan metode AHP. Dalam penelitian terdapat empat
langkah penyelesaian sesuai dengan prinsip dasar pemecahan masalah dalam AHP
yaitu decomposition, comparative, judgement, synthesis of priority, dan logical
consistency. Hasil dari penilitian menggunakan AHP dianggap paling sesuai karna
24
dapat memilih dilihat dari kriteria yang ada yaitu (1) irit, (2) suku cadang, dan (3)
teknologi.
Menurut (Nurmalasari & Pratama, 2018), “Sistem Pendukung Keputusan
Pemilihan Supplier Menggunakan Metode AHP Pada PT Transcoal Pacific Jakarta”.
Permasalah yang diangkat adalah bagaimana memilih supplier yang tepat untuk
perkembangan usaha. Pengolahan data menggunakan metode AHP yang kriterianya
adalah (1) harga, (2) kualitas, (3) pelayanan, (4) pengiriman, dan (5) responsibilitas.
Dari hasil penghitungan pada tabel kriteria menunjukkan bahwa kriteria kualitas
merupakan kriteria paling penting dalam pemilihan supplier.
Menurut (Handayani & Muzakir, 2018), “Sistem Pendukung Keputusan
Penerimaan Karyawan Dengan Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process
(AHP) Studi Kasus : PT. Virtus Venturama”. Latar belakang penelitian ini karena
sulitnya menentukan pelamar mana yang benar-benar berkompeten dan layak
menjadi kayawan. Penelitian ini menggunakan metode analytical hierarchy process
(AHP), sebagai model sistem pendukung keputusan. Dengan menggunakan metode
tersebut, hasil akhir yang didapat bahwa Karyawan E (27,6%), berbanding dengan
Karyawan B (27,1%), Karyawan A (17,1%), Karyawan C (10,1%), Karyawan F
(10,1%), dan Karyawan D (8,5%).
Menurut (Nur Sulistyowati, Budiawan, & Ningtyas, 2018), “Sistem
Pendukung Keputusan Pemilihan Sistem Operasi Windows pada Dekstop Dengan
Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process”. Permasalahan yang dihadapi
oleh pengguna sistem operasi windows saat ini bingung karena banyak fiture yang
25
dimiliki oleh masing-masing sistem operasi. Metode yang digunakan untuk
keputusan
pemilihan sistem operasi windows yaitu Analityc Hierarchy Process (AHP). Sistem
penunjang keputusan (SPK) dengan metode AHP dapat digunakan dalam
pengambilan keputusan untuk permasalahan yang dihadapi dalam memilih Sistem
operasi windows. Dari hasil pembahasan menggunakan metode AHP dapat
mengetahui keputusan yang tepat untuk pemilihan windows, yaitu windows 10
dengan presentasi sebesar 38%.
2.3. Tinjauan Organisasi
PT. Panca Pastika Mandiri didirikan oleh 5 orang yang sudah berpengalaman
dan berkecimpung di bidang “security system dan fire system” sejak tahun 2006. Atas
dasar pengalaman kami sebelumnya bekerja pada perusahaan security system dan fire
system sejak tahun 1995.Tujuannya adalah untuk memberikan service security
system dan fire system yang baik dan benar kepada pelanggan secara transparan dan
dengan komitmen yang tinggi.
Dalam perkembangannya, selain security system dan fire system. PT. Panca
Pastika Mandiri akan memfokuskan juga pada market banking. Kami melihat
perkembangan bank di Indonesia yang begitu pesat sehingga kami berkeyakinan
dapat memberikan pelayanan yang baik bagi market ini, dimana kami melihat
kebutuhan bank seperti Bank Note Counter dan Safe Product. Kami juga akan terus
mengikuti perkembangan teknologi dan mengimplementasikannya kepada pelanggan
dan calon pelanggan kami.
Struktur Organisasi dan Fungsi
26
1. Struktur Organisasi
2. Fungsi Departemen/Bagian Struktur
a. Direktur
Bertanggung jawab dalam memimpin dan menjalankan perusahaan,
menetapkan strategi-strategi strategis untuk mencapai visi dan misi perusahaan.
b. Sales Manager
Bertanggung jawab untuk mengatur dan menjadi atasan yang baik bagi
bawahannya untuk mendongkrak target yang nanti hasil nya juga akan
berimbas untuk keuntungan.
c. Operational Manager
bertanggung jawab atas manajemen tenaga kerja, produktivitas, kontrol
kualitas dan keselamatan secara efektif dan efisien sesuai dengan kebijakan
yang telah ditetapkan.
d. HRD
Direktur
Sales Manager
Staff Sales
Operational Manager
Staff Operational
HRD Finance
Manager
Staff Finance
Engineering Manager
Engineering
Sumber : (PT. Panca Pastika Mandiri, 2019)
Gambar II.6. Struktur Organisasi
27
Bertanggung jawab untuk merekrut karyawan, menjaga keuntungan perusahaan
sebagai prioritas. Tapi tugas utama HRD merekrut dan polishing
(mengembangkan) karyawan.
e. Financial Manager
bertanggung jawab untuk membantu perencanaan bisnis dan pengambilan
keputusan dengan memberi nasihat keuangan yang sesuai
f. Engineering Manager
Bertanggung jawab untuk mengontrol team engineering agar target tercapai
dengan baik.
g. Staff Sales
Bertanggung jawab untuk menjual barang dan mencapai target penjualan
dengan baik.
h. Staff Operational
Bertanggung jawab untuk melaksanakan tugas operasional perusahaan.
i. Staff Finance
Bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas yang berkaitan dengan
keuangan.
j. Engineering
Bertanggung jawab untuk pemasangan produk-produk serta melakukan service.
Visi dan Misi
Adapun Visi dan Misi PT. Panca Pastika Mandiri adalah:
Visi
Visi dari PT. Panca Pastika Mandiri adalah:
”To Become a Leading Trusted Security System Service Provider”
28
Misi
Misi dari PT. Panca Pastika Mandiri adalah:
Memberikan kepuasan adalah hal pelayanan security system dan jaminan
bahwa pelanggan akan mendapatkan layanan terbaik, berupa kemudahan,
fleksibilitas, keunggulan produk dengan pengakuan Internasional dengan harga yang
kompetitif.
28
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Tahapan Penelitian
Dalam penyusunan skripsi ini, diperlukan beberapa langkah untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Adapun langkah-langkah penyusunan
skripsi yang dilakukan ditunjukkan pada Gambar III.1.
Gambar III.1. Tahapan Penelitian
Langkah-Langkah Penelitian
Start
Identifikasi Masalah
Studi Literatur
Pengumpulan Data
Data Sekunder
Jurnal Buku
Data Primer
Kuesioner
Pengolahan Data Dengan AHP
Analisis Data
Hasil Analisis Data
Kesimpulan dan Saran
End
29
Penjelasan Langkah Penelitian :
1. Identifikasi Masalah
Melakukan identifikasi pada suatu masalah merupakan tahap awal pada proses
penelitian. Tahap ini ditinjau berdasarkan rumusan masalah yang didasari atas
latar belakang masalah. Masalah yang ditemukan adalah bagaimana mengetahui
tingkat penjualan CCTV (Closed Circuit Television) dengan menggunakan
metode Analytical Hierarchy Process.
2. Studi Literatur
Dilakukan dengan mempelajari dan memahami teori-teori yang digunakan yaitu
diantaranya Metode Analytical Hierarchy Process dan metode pengumpulan
data. Data tersebut di cari dengan cara mengumpulkan literatur, jurnal, browsing
internet dan bacaan-bacaan yang ada kaitannya dengan topik baik berupa
textbook atau paper.
3. Pengumpulan Data
Tahap ini merupakan cara mengumpulkan data yang dilakukan dengan cara
memberikan kuesioner terhadap responden. Jumlah kuesioner yang disebar
menggunakan metode paper-based sebanyak lima buah ditunjukkan kepada
masyarakat.
4. Data Penelitian
Dalam penelitian ini data yang dibutuhkan dibagi menjadi dua yaitu data primer
dan sekunder.
30
5. Analisa Data
Analisa data dalam penelitian ini menggunakan metode Analytical Hierarchy
Process yang dilakukan secara kuantitatif yaitu metode penelitian yang bersifat
deskriptif dan lebih banyak menggunakan analisis. Penelitian ini dilakukan
dengan mengumpulkan data dan hasil analisis untuk mendapatkan informasi
yang harus disimpulkan.
6. Hasil Analisa Data
Setelah tahap analisis data dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy
Process dihasilkan suatu hasil analisis yang merupaka hasil dari suatu proses
penelitian yang dilakukan.
7. Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan merupakan tahapan akhir dari uraian proses penelitian dengan
menyimpulkan permasalahan yang ada.
3.2. Instrument Penelitian
Instrumen merupakan alat yang digunakan untuk melakukan sesuatu,
sedangkan penelitian memiliki arti pemeriksaan, penyelidikan, kegiatan
pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyajian data secara sistematis dan objektif.
Dari pengertian tersebut di atas maka instrument penelitian dapat disimpulkan
semua alat yang digunakan untuk mengumpulkan, mengolah, menganalisa dan
menyajikan data-data secara sistematis serta objektif dengan tujuan memecahkan
suatu persoalan atau menguji suatu hipotesis. Jadi, semua alat yang mendukung suatu
penelitian bisa disebut sebagai instrument penelitian.
31
Penelitian ini menggunakan instrument kuesioner yang dibuat dengan
menggunakan metode paper-based kepada para responden, dengan memberikan
kuesioner tentang pemilihan merek CCTV (Closed Circuit Television) dan data dari
kuesioner tersebut dapat dengan cepat dianalisis. Data hasil uji coba dianalisis secara
deskriptif. Data tersebut meliputi skor penilaian merek CCTV (Closed Circuit
Television) berdasarkan harga, kualitas gambar, dan kapasitas penyimpanan.
3.3. Metode Pengumpulan Data, Populasi dan Sample Penelitian
Metode pengumpulan data merupakan faktor penting demi keberhasilan
penelitian. Hal ini berkaitan dengan bagaimana cara mengumpulkan data, siapa
sumbernya, dan alat apa saja yang digunakan. Dalam pembuatan skripsi ini metode
pengumpulan data yang digunakan adalah data primer dan sekunder.
Data primer adalah data yang dikumpulkan langsung oleh peneliti dari
responden, dan bukan berasal dari pengumpulan data yang pernah dilakukan
sebelumnya. Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber-sumber asli.
Sumber asli disini diartikan sebagai sumber pertama dari mana data tersebut
diperoleh.
Pengumpulan data untuk penelitian ini akan menggunakan metode kombinasi
antara wawancara dan kuesioner sehingga diperoleh hasil yang lebih akurat. Untuk
itu, tahap pertama dilakukan wawancara, kemudian responden diberikan kuesioner
untuk diisi. Alasan dilakukannya metode kombinasi ini, antara lain adalah:
1. Dalam membuat kuesioner, belum tentu semua pertanyaan terstruktur dan
bisa menjawab permasalahan penelitian.
32
2. Pembuatan skala yang sesuai untuk pernyataan kuesioner belum tentu
merepresentasikan keadaan sebenarnya.
Untuk wawancara digunakan open ended question dan wawancara akan
bersifat semi-structured. Maksudnya bahwa jawaban responden tidak ditentukan,
dalam arti bisa beranekaragam, tidak dibatasi. Pertanyaan tidak terpaku pada
pertanyaan yang telah dibuat. Boleh saja jika ditambahkan pertanyaan diluar yang
telah ditentukan, namun tetap harus berhubungan dengan penelitian. Dalam
pelaksanaannya, open ended question diusahakan tidak terlalu banyak karena akan
membosankan untuk responden dan responden belum tentu memiliki waktu yang
banyak. Sedangkan untuk kuesioner digunakan close ended question. Dimaksudkan
agar responden dapat menjawab dengan mudah karena telah diberi beberapa pilihan
jawaban.
Sedangkan dalam pengumpulan data sekunder menggunakan buku, jurnal,
dan lain-lain. Penulis mengumpulkan data dan informasi melalui studi pustaka yang
bersifat sekunder yaitu data-data yang diperoleh melalui buku-buku referensi,
dokumentasi, literatur, jurnal, dan informasi lainnya yang ada hubungannya dengan
masalah yang diteliti.
Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya.
33
Sampel merupakan obyek observasi peneliti, penarikan sampel dilakukan
secara sampling aksidental. Untuk penelitian ini ditetapkan kuesioner sebanyak lima
responden.
3.4. Metode Analisis Data
Untuk mencapai tujuan penelitian maka analisis yang digunakan adalah
analisis data kualitatif dan analisis data kuantitatif. Analisis data kualitatif merupakan
suatu analisis data yang dipergunakan apabila data yang terkumpul tidak dapat
diangkakan, dalam antrian hanya berupa uraian kata menjadi suatu masalah.
Sedangkan analisis data kuantitatif merupakan suatu analisis data yang dipergunakan
apabila kesimpulang-kesimpulan yang diperoleh dapat dibuktikan dengan angka-
angka dan juga dalam perhitungan dipergunakan rumus yang ada hubungannya
dengan analisis penulisan. Dalam hal ini akan dipergunakan analisis AHP (Analytical
Hierarchy Process) sebagai berikut :
34
Kuesioner AHP (Analytical Hierarchy Process)
KUESIONER PEMILIHAN MEREK CCTV
A. Data dari Responden Konsumen
Nama : ………………………………..
Jenis Kelamin : ………………………………..
B. Petunjuk Pengisian
Dalam mengisi Kuesioner ini mohon untuk memperlihatkan petunjuk-petunjuk
dibawah ini:
1. Dalam kuesioner ini ada 3 kriteria yaitu :
a. Harga
b. Kualitas gambar
c. Kapasitas penyimpanan
2. Pada level langkah pengambilan keputusan pembelian CCTV terdapat 5
alternatif pemilihan yaitu :
a. Honeywell d. Schneider
b. GLenz e. Samsung
c. Hikvision
3. Bapak/Ibu/Saudara diminta untuk membandingkan tingkat kepentingan dari
masing-masing kriteria untuk pemilihan supplier dengan cara memberi
tanda (√) pada kolom yang telah disediakan dibawah ini menggunakan
Skala Penilaian Perbandingan Berpasangan.
4. Nilai skala perbandingan yang digunakan adalah sebagai berikut:
Nilai 1 = sama pentingnya Nilai 7 = sangat lebih penting
Nilai 3 = sedikit lebih penting Nilai 9 = mutlak lebih penting
Nilai 5 = lebih penting 2,4,6,8 = nilai tengah
35
C. Contoh Pengisian Kuesioner
Kriteria Skala Skala
Kriteria 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Kriteria
1 √
Kriteria
2 Kriteria
1 √
Kriteria 2
Sisi kiri lebih penting Sisi kanan lebih penting
D. Penilaian
Menentukan Kriteria Yang Lebih Penting
Dengan menggunakan skala penilaian perbandingan berpasangan di atas,
kriteria manakah yang menurut anda lebih penting dalam pemilihan CCTV?
Kriteria Skala Skala
Kriteria 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Harga Kualitas Gambar
Harga Kapasitas Penyimpana
n
Kualitas Gambar
Kapasitas Penyimpana
n
Sisi kiri lebih penting Sisi kanan lebih penting
Menentukan CCTV yang memenuhi kepuasan kriteria
Dengan menggunakan skala penilaian perbandingan berpasangan, CCTV
manakah yang menurut anda lebih baik atau lebih memuaskan berkenaan dengan
masing-masing kriteria dalam pemilihan supplier?
Nilai 1 = sama pentingnya Nilai 7 = sangat lebih penting
Nilai 3 = sedikit lebih penting Nilai 9 = mutlak lebih penting
Nilai 5 = lebih penting 2,4,6,8 = nilai tengah
36
1. Berdasarkan Kriteria Harga
CCTV Skala Skala
CCTV 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Honeywell Glenz
Honeywell Hikvision Honeywell Schneider
Honeywell
Samsung
Glenz
Hikvision
Glenz
Schneider
Glenz Samsung
Hikvision Schneider Hikvision Samsung
Schneider Samsung
Sisi kiri lebih penting Sisi kanan lebih penting
2. Berdasarkan Kriteria Kualitas Gambar
CCTV Skala Skala
CCTV 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Honeywell Glenz
Honeywell Hikvision
Honeywell Schneider
Honeywell
Samsung Glenz
Hikvision
Glenz
Schneider
Glenz Samsung Hikvision Schneider
Hikvision Samsung
Schneider Samsung Sisi kiri lebih penting Sisi kanan lebih penting
3. Berdasarkan Kriteria Kapasitas Penyimpanan
CCTV Skala Skala
CCTV 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Honeywell Glenz
37
Honeywell Hikvision
Honeywell Schneider
Honeywell
Samsung
Glenz
Hikvision
Glenz
Schneider
Glenz Samsung
Hikvision Schneider
Hikvision Samsung
Schneider Samsung
Sisi kiri lebih penting Sisi kanan lebih penting
Model Hirarki
Dalam penentuan tingkat penjualan CCTV yang paling banyak diminati
konsumen, peneliti mempertimbangkan kriteria dalam pemilihan CCTV sebagai
berikut:
1. Harga
Harga merupakan tolak ukur dalam membandingkan kualitas dan mutu suatu
produk CCTV yang akan dipilih konsumen.
2. Kualitas Gambar
Kualitas gambar merupakan bagian yang penting dari CCTV, karena dengan
kualitas gambar yang baik akan memudahkan melihat hasil rekaman yang
dihasilkan.
3. Kapasitas Penyimpanan
Kapasitas penyimpanan sama pentingnya karna dengan kapasitas penyimpanan
yang memadai mempengaruhi berapa banyak data rekaman yang bisa disimpan.
Sesuai dengan kriteria diatas, maka dapat dibuat model hirarki dalam
menentukan penjualan CCTV sebagai berikut :
38
Gambar III.2. Model Hirarki
Pemilihan Merek CCTV
39
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Pengolahan Data Menggunakan Hitungan AHP
Untuk mendapatkan total ranking secara keseluruhan, pertama melakukan
perhitungan dengan menggunakan metode AHP untuk menentukan bobot setiap
kriteria. Berikut ini langkah- langkah dan perhitungan menggunakan metode AHP.
A. Penilaian Perbandingan Multi Partisipan
Hasil dari data perbandingan berpasangan yang diambil dari kuesioner pada
responden, kemudian dicari satu jawaban untuk matriks perbandingan menggunakan
dengan perataan jawaban atau Geometric Mean Theory. Untuk mendapatkan satu
nilai tertentu dari semua nilai tersebut, masing-masing nilai harus dikalikan satu
sama lain, kemudian hasil perkalian dipangkatkan dengan 1/n dimana n adalah
jumlah partisipan. Secara sistematis persamaan tersebut sebagai berikut:
√
B. Perhitungan Faktor Pembobotan Hirarki untuk Kriteria Pemilihan
CCTV
Berikut ini adalah rekapitulasi hasil perhitungan matriks penilaian
perbandingan berpasangan gabungan dari 5 responden. Maka matriks perbandingan
hasil referensi di atas adalah:
40
Tabel IV.1.
Matriks Hasil Rekapitulasi Penilaian Perbandingan
Berpasangan untuk Semua Kriteria
Kriteria Harga Kualitas Gambar Kapasitas Penyimpanan
Harga 1,000 0,525 0,245
Kualitas Gambar 1,904 1,000 1,246
Kapasitas Penyimpanan
4,076 0,803 1,000
Jumlah 6,980 2,328 2,491
Dengan unsur-unsur pada setiap kolom dibagi dengan jumlah kolom yang
bersangkutan, akan diperoleh bobot relatif yang dinormalkan. Nilai vector eigen
dihasilkan dari rata-rata relatif untuk setiap baris. Hasilnya terdapat pada tabel
berikut ini:
Tabel IV.2.
Matriks Faktor Pembobotan Hirarki untuk Semua Kriteria yang di Normalkan
Kriteria Harga Kualitas Gambar
Kapasitas Penyimpanan
Vector Eigen
Harga 0,143 0,226 0,098 0,156
Kualitas Gambar 0,273 0,430 0,500 0,401
Kapasitas Penyimpanan
0,584 0,345 0,401 0,443
Jumlah 1,000 1,000 1,000 1,000
Selanjutnya nilai vektor eigen dikalikan dengan matriks semula menghasilkan
nilai untuk tiap baris, yang selanjutnya setiap nilai dibagi kembali dengan nilai
vektor yang bersangkutan. Nilai rata-rata dari hasil pembagian ini merupakan
Principal Eigen Value Maksimum (λmax).
41
[
]x[
]=[
]
Consistency Vector
[
]:[
]=[
]
(λmax) = (3.049 + 3.118 + 3.157) = 3.108 3
Karena matriks berordo 3 (yakni terdiri dari 3 kriteria), maka nilai indeks konsistensi
(CI) yang diperoleh:
CI = (3.108 – 3) = 0.054 (3-1)
Selanjutnya mencari nilai Consistency Ratio
Dengan n = 3, RI = 0.58, maka:
CR = 0.054 = 0.093
0.58
Karena CR < 0.100 berarti preferensi responden adalah konsisten.
Dari hasil perhitungan pada tabel kriteria di atas menunjukkan bahwa kriteria
kapasitas penyimpanan merupakan kriteria paling penting dalam pemilihan CCTV,
dengan bobot nilai 0.443, berikutnya kriteria kualitas gambar dengan bobot nilai
0.401, dan yang terakhir kriteria harga dengan bobot nilai 0.156.
42
C. Perhitungan Faktor Evaluasi untuk Kriteria Harga
Perbandingan berpasangan untuk kriteria Harga pada 5 nama CCTV pilihan
yang dijadikan sebagai sample, yaitu: Honeywell, Glenz, Hikvision, Schneider, dan
Samsung sehingga diperoleh hasil rata-rata dari 5 responden dalam bentuk matriks
sebagai berikut:
Tabel IV.3.
Matriks Hasil Penilaian Perbandingan Berpasangan untuk Kriteria Harga
Alternatif Honeywell Glenz Hikvision Schneider Samsung
Honeywell 1,000 0,525 0,654 0,644 0,951
Glenz 1,904 1,000 1,933 1,125 1,351
Hikvision 1,528 0,517 1,000 0,803 1,108
Schneider 1,552 0,889 1,246 1,000 2,371
Samsung 0,713 0,740 0,903 0,422 1,000
Jumlah 6,696 3,672 5,736 3,994 6,781
Dengan unsur-unsur pada setiap kolom dibagi dengan jumlah kolom yang
bersangkutan, akan diperoleh bobot relatif yang dinormalkan. Nilai vector eigen
dihasilkan dari rata-rata relatif untuk setiap baris. Hasilnya terdapat pada tabel
berikut ini:
Tabel IV.4.
Matriks Faktor Pembobotan Hirarki untuk Kriteria Harga yang di Normalkan
Alternatif Honeywell Glenz Hikvision Schneider Samsung Vector Eigen
Honeywell 0,149 0,143 0,114 0,161 0,140 0,142
Glenz 0,284 0,272 0,337 0,282 0,199 0,275
Hikvision 0,228 0,141 0,174 0,201 0,163 0,182
Schneider 0,232 0,242 0,217 0,250 0,350 0,258
Samsung 0,106 0,202 0,157 0,106 0,147 0,144
Jumlah 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000
43
Selanjutnya nilai vektor eigen dikalikan dengan matriks semula menghasilkan
nilai untuk tiap baris, yang selanjutnya setiap nilai dibagi kembali dengan nilai
vektor yang bersangkutan. Nilai rata-rata dari hasil pembagian ini merupakan
Principal Eigen Value Maksimum (λmax).
[ ]
[ ]
[ ]
Consistency Ratio
[ ]
[ ]
[ ]
(λmax) = (4.999 + 5.020 + 4.994 + 4.993 + 5.017) = 5.004 5
Karena matriks berordo 5 (yakni terdiri dari 5 alternatif), maka nilai indeks
konsistensi (CI) yang diperoleh:
CI = (5.004 – 5) = 0.001
(5-1)
Selanjutnya mencari nilai Consistency Ratio
Dengan n = 5, RI = 1.12, maka:
CR = 0.001 = 0.001
1.12
Karena CR < 0.100 berarti preferensi responden adalah konsisten.
D. Perhitungan Faktor Evaluasi untuk Kriteria Kualitas Gambar
Perbandingan berpasangan untuk kriteria Kualitas Gambar pada 5 nama
CCTV pilihan yang dijadikan sebagai sample, yaitu: Honeywell, Glenz, Hikvision,
44
Schneider, dan Samsung sehingga diperoleh hasil rata-rata dari 5 responden dalam
bentuk matriks sebagai berikut:
Tabel IV.5.
Matriks Hasil Penilaian Perbandingan Berpasangan untuk Kriteria
Kualitas Gambar
Alternatif Honeywell Glenz Hikvision Schneider Samsung
Honeywell 1,000 4,514 4,317 2,667 3,680
Glenz 0,222 1,000 0,871 0,333 0,333
Hikvision 0,232 1,149 1,000 0,222 0,644 Schneider 0,375 3,000 4,514 1,000 1,933
Samsung 0,301 3,000 1,552 0,517 1,000
Jumlah 2,129 12,663 12,254 4,739 7,591
Dengan unsur-unsur pada setiap kolom dibagi dengan jumlah kolom yang
bersangkutan, akan diperoleh bobot relatif yang dinormalkan. Nilai vector eigen
dihasilkan dari rata-rata relatif untuk setiap baris. Hasilnya terdapat pada tabel
berikut ini:
Tabel IV.6.
Matriks Faktor Pembobotan Hirarki untuk Kriteria
Kualitas Gambar yang di Normalkan
Alternatif Honeywell Glenz Hikvision Schneider Samsung Eigen
Honeywell 0,470 0,357 0,352 0,563 0,485 0,445
Glenz 0,104 0,079 0,071 0,070 0,044 0,074
Hikvision 0,109 0,091 0,082 0,047 0,085 0,083
Schneider 0,176 0,237 0,368 0,211 0,255 0,249
Samsung 0,141 0,237 0,127 0,109 0,132 0,149
Jumlah 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000
Selanjutnya nilai vektor eigen dikalikan dengan matriks semula menghasilkan
nilai untuk tiap baris, yang selanjutnya setiap nilai dibagi kembali dengan nilai
vektor yang bersangkutan. Nilai rata-rata dari hasil pembagian ini merupakan
Principal Eigen Value Maksimum (λmax).
45
[ ]
[ ]
[ ]
Consistency Ratio
[ ]
[ ]
[ ]
(λmax) = (5.274 + 5.118 + 5.108 + 5.205 + 5.104) = 5.162
5
Karena matriks berordo 5 (yakni terdiri dari 5 alternatif), maka nilai indeks
konsistensi (CI) yang diperoleh:
CI = (5.162 – 5) = 0.040
(5-1)
Selanjutnya mencari nilai Consistency Ratio
Dengan n = 5, RI = 1.12, maka:
CR = 0.040 = 0.036 1.12
Karena CR < 0.100 berarti preferensi responden adalah konsisten.
E. Perhitungan Faktor Evaluasi untuk Kriteria Kapasitas Penyimpanan
Perbandingan berpasangan untuk kriteria Kapasitas Penyimpanan pada 5
nama CCTV pilihan yang dijadikan sebagai sample, yaitu: Honeywell, Glenz,
Hikvision, Schneider, dan Samsung sehingga diperoleh hasil rata-rata dari 5
responden dalam bentuk matriks sebagai berikut:
46
Tabel IV.7.
Matriks Hasil Penilaian Perbandingan Berpasangan untuk Kriteria
Kapasitas Penyimpanan
Alternatif Honeywell Glenz Hikvision Schneider Samsung
Honeywell 1,000 3,680 3,178 1,246 1,719 Glenz 0,272 1,000 1,246 0,257 0,272
Hikvision 0,315 0,803 1,000 0,245 0,525
Schneider 0,803 3,898 4,076 1,000 1,719
Samsung 0,582 3,680 1,904 0,582 1,000
Jumlah 2,971 13,061 11,403 3,329 5,235
Dengan unsur-unsur pada setiap kolom dibagi dengan jumlah kolom yang
bersangkutan, akan diperoleh bobot relatif yang dinormalkan. Nilai vector eigen
dihasilkan dari rata-rata relatif untuk setiap baris. Hasilnya terdapat pada tabel
berikut ini:
Tabel IV.8.
Matriks Faktor Pembobotan Hirarki untuk Kriteria Kapasitas
Penyimpanan yang di Normalkan
Alternatif Honeywell Glenz Hikvision Schneider Samsung Eigen
Honeywell 0,337 0,282 0,279 0,374 0,328 0,320 Glenz 0,091 0,077 0,109 0,077 0,052 0,081
Hikvision 0,106 0,061 0,088 0,074 0,100 0,086
Schneider 0,270 0,298 0,357 0,300 0,328 0,311
Samsung 0,196 0,282 0,167 0,175 0,191 0,202
Jumlah 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000
Selanjutnya nilai vektor eigen dikalikan dengan matriks semula menghasilkan
nilai untuk tiap baris, yang selanjutnya setiap nilai dibagi kembali dengan nilai
vektor yang bersangkutan. Nilai rata-rata dari hasil pembagian ini merupakan
Principal Eigen Value Maksimum (λmax).
47
[ ]
[ ]
[ ]
Consistency Ratio
[ ]
[ ]
[ ]
(λmax) = (5.084 + 5.044 + 5.059 + 5.086 + 5.105) = 5.075 5
Karena matriks berordo 5 (yakni terdiri dari 5 alternatif), maka nilai indeks
konsistensi (CI) yang diperoleh:
CI = (5.075 – 5) = 0.019 (5-1)
Selanjutnya mencari nilai Consistency Ratio
Dengan n = 5, RI = 1.12, maka:
CR = 0.019 = 0.017 1.12
Karena CR < 0.100 berarti preferensi responden adalah konsisten.
4.2. Perhitungan Total Ranking atau Prioritas Global
A. Faktor Evaluasi Total
Dari seluruh evaluasi yang dilakukan terhadap ke-3 kriteria yakni Harga,
Kualitas Gambar, dan Kapasitas Penyimpanan yang selanjutnya dikalikan dengan
vektor prioritas. Dengan demikian kita peroleh tabel hubungan antara kriteria dengan
alternatif.
48
Tabel IV.9.
Matriks Hubungan antara Kriteria dan Alternatif
GOAL Harga Kualitas Gambar Kapasitas
Penyimpanan TOTAL
% 15,57% 40,08% 44,34% 100%
Honeywell 0,022 0,178 0,142 34,24%
Glenz 0,043 0,030 0,036 10,84%
Hikvision 0,028 0,033 0,038 9,94%
Schneider 0,040 0,100 0,138 27,81% Samsung 0,022 0,060 0,090 17,18%
TOTAL 0,156 0,401 0,443 100%
B. Total Ranking
Untuk mencari total rangking pemilihan CCTV adalah dengan cara
mengalikan faktor evaluasi masing-masing alternative dengan faktor bobot.
Tabel IV.10.
Total Ranking
49
PERINGKAT ALTERNATIF PERINGKAT KRITERIA
1 Honeywell 0,342 34,24% 1 Kapasitas Penyimpanan 0,443 44,34%
2 Schneider 0,278 27,81% 2 Kualitas Gambar 0,401 40,08%
3 Samsung 0,172 17,18%
3 Harga 0,156 15,57% 4 Glenz 0,108 10,84% 5 Hikvision 0,099 9,94%
1 100% 1 100%
Dari hasil perhitungan di atas diketahui bahwa urutan prioritas CCTV yang paling
diminati adalah sebagai berikut:
1. Honeywell
50
2. Schneider
3. Samsung
4. Glenz
5. Hikvision
4.3. Hasil Implementasi Dengan Menggunakan Diagram Pie
Gambar IV.1. Diagram Pie Peringkat Berdasarkan Alternatif
34%
28%
17%
11%
10%
Diagram Pie Pemilihan CCTV
Berdasarkan Merek
Honeywell Schneider Samsung Glenz Hikvision
51
Gambar IV.2. Diagram Pie Peringkat Berdasarkan Kriteria
44%
40%
16%
Diagram Pie Pemilihan CCTV
Berdasarkan Kriteria
Kapasitas Penyimpanan Kualitas Gambar Harga
52
BAB V
PENUTUP
4.3. Kesimpulan
Dari Hasil Penelitian tentang Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Merek
CCTV Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process Pada PT. Panca Pastika
Mandiri Jakarta, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Proses pembuatan Sistem Pendukung Keputusan dalam pemilihan CCTV
dapat dilakukan dengan metode Analytical Hierarchy Process dengan
menentukan kriteria dan menentukan bobot untuk dihitung secara sistematik.
2. Metode Analytical Hierarchy Process yang merupakan metode Sistem
Pendukung Keputusan yang bisa memecahkan berbagai macam masalah
pengambilan keputusan multikriteria, dapat juga untuk memecahkan masalah
dalam menentukan CCTV yang diminati konsumen.
3. Dari hasil pengolahan data menggunakan metode Analytical Hierarchy
Process dapat diperoleh hasil pemilihan CCTV sebagai berikut: Honeywell
34,24%, Schneider 27,81%, Samsung 17,18%, Glenz 10,84%, dan Hikvision
9,94%.
53
4.4. Saran
Berdasarkan pada penelitian yang telah dilakukan secara manual masih
banyak kekurangan dan kelemahan sehingga perlu dikembangkan lagi, oleh karena
itu disarankan :
1. Untuk penelitian lebih lanjut agar membuat aplikasi berbasis web sehingga
kesalahan kesalahan perhitungan secara manual dapat di minimalisir.
2. Dalam memecahkan masalah multikriteria Metode AHP (Analytical
Hierarchy Process) bukan satu-satunya metode pengambil keputusan yang
dapat digunakan, alangkah lebih baik dicoba untuk menggunakan metode
penggabungan lain untuk mendukung keputusan yang efektif.
3. Untuk penelitian lebih lanjut ada baiknya menggunakan aplikasi yang
mendukung pengolahan metode AHP (Analytical Hierarchy Process) seperti
aplikasi Expert Choice, agar hasil pengolahan lebih akurat dan efisien.
54
DAFTAR PUSTAKA
Destari, S., & Simpony, B. K. (2018). Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Wedding Organizer Menggunakan Metode AHP. Jurnal Teknik Komputer
AMIK BSI (JTK), 3(2), 416–420.
Diana. (2018). Metode dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan. Yogyakarta: CV. Budi Utama.
Handayani, R. I., & Muzakir, A. (2018). Sistem Pendukung Keputusan Penerimaan
Karyawan Dengan Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) Studi Kasus : PT. Virtus Venturama. Jurnal Pilar Nusa Mandiri, 14(1), 105–117. https://doi.org/10.1007/s11276-006-6154-9
Imron. (2019). Penerapan Metode AHP pada Penentuan Sales Terbaik Studi Kasus:
PT. Sampoerna Telekomunikasi Indonesia. Jurnal Teknik Komputer AMIK BSI (JTK), V(1), 127–134. https://doi.org/10.31294/jtk.v4i2
Malik, A. Y., & Haryanti, T. (2018). Penerapan Metode Analytical Hierarchy
Process (AHP) Untuk Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Program Keahlian Pada SMK Daarul Ulum Jakarta. Jurnal Pilar Nusa Mandiri, 14(1), 123–130. Retrieved from
http://ejournal.nusamandiri.ac.id/ejurnal/index.php/pilar/article/download/819/pdf
Nur Sulistyowati, D., Budiawan, I., & Ningtyas, D. A. (2018). Sistem Pendukung
Keputusan Pemilihan Sistem Operasi Windows pada Dekstop Dengan Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process. Jurnal Pilar Nusa Mandiri, 3(No.2,Februari ,E-ISSN: 2527-4864), 275–280.
Nurmalasari, & Pratama, A. A. (2018). Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Supplier Menggunakan Metode AHP Pada PT Transcoal Pacific Jakarta. Jurnal Teknik Komputer AMIK BSI (JTK), IV(2).
https://doi.org/10.31294/jtk.v4i2.3509
Sari, F. (2018). Metode Dalam Pengambilan Keputusan. Yogyakarta: CV. Budi Utama.
Setiawan, S. (2016). Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Kendaraan Dinas
Pejabat Menggunakan Analytical Hierarchy Process. Jurnal Pilar Nusa Mandiri, 12(2), 201–210. Retrieved from http://ejournal.nusamandiri.ac.id/ejurnal/index.php/pilar/article/view/178/15
4
55
Stevanus, R., Handayani, R. I., & Kristiyanti, D. A. (2017). Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Bonus Karyawan Menggunakan Metode Ahp. Jurti (Jurnal Teknologi Informasi), 1(1), 53–58. Retrieved from http://jurnal.una.ac.id/index.php/jurti/article/view/42/39
Sutisna, H., & Basjaruddin, N. C. (2015). Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Pekerjaan Menggunakan Metode Fuzzy Mamdani Studi Kasus: AMIK BSI Tasikmalaya. Informatika, II(2), 362–375. Retrieved from
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/ji/article/download/109/92
Taufiq, G. (2016). Implementasi Logika Fuzzy Tahani Untuk Model Sistem Pendukung Keputusan Evaluasi KINERJA KARYAWAN. Pilar Nusa
Mandiri, XII(1), 12–20. Retrieved from http://pilar.nusamandiri.ac.id/index.php/pilar/article/view/58
56