SKRIPSI - eprints.walisongo.ac.ideprints.walisongo.ac.id/9618/1/skripsi full.pdfi
SKRIPSI NASRULLOH 234310023
Transcript of SKRIPSI NASRULLOH 234310023
ANALISIS PERBANDINGAN PELAYANAN JASA WAREHOUSING PADA PT. BIG OCEAN TRANSPORTAMA, PT.
BUANA JAYA CARGO DAN PT. CIPTA KRIDA BAHARI DI JAKARTA TAHUN 2012
SKRIPSI
Oleh :
NASRULLOHNIM : 2343 10 023
DISAMPAIKAN KEPADA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN TRANSPOR TRISAKTI
PROGRAM STUDI MANAJEMEN TRANSPOR LAUT SEBAGAI BAGIAN PERSYARATAN UNTUK MEMPEROLEH
GELAR SARJANA EKONOMI (S1)
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN TRANSPOR TRISAKTIJ A K A R T A
2012
i
TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI
Nama : NASRULLOHNIM : 2343 10 023Program Studi : MANAJEMENKonstentrasi : MANAJEMEN TRANSPOR LAUTJudul Skripsi : ANALISIS PERBANDINGAN PELAYANAN JASA
WAREHOUSING PADA PT. BIG OCEAN TRANSPORTAMA, PT. BUANA JAYA CARGO DAN PT. CIPTA KRIDA BAHARI DI JAKARTA TAHUN 2012
Pembimbing I
(Drs.Willem Nikson S,MM,APU)
Pembimbing II
(Ir. Irwan Chaerudin, MM)
KETUA
(DR.H.Husni Hasan, AMTrU, S.Sos, MM)
JAKARTA2012
ii
TANDA PENGESAHAN
Telah diterima dan disetujui oleh Panitia Penguji Skripsi Sekolah Tinggi Manajemen Transpor Trisakti, guna memenuhi satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S1), Konsentrasi Manajemen Transpor Laut.
Nama : NASRULLOHNIM : 2343.10.023Judul Skripsi : ANALISIS PERBANDINGAN PELAYANAN JASA
WAREHOUSING PADA PT. BIG OCEAN TRANSPORTAMA, PT. BUANA JAYA CARGO DAN PT. CIPTA KRIDA BAHARI DI JAKARTA TAHUN 2012
Jakarta, Oktober 2012
Panitia Penguji Skripsi
Nama Tanda Tangan
1. Ketua Drs.Roswan Kasim, MM ……………………
2. Anggota Nurharyono SST, S.Sos, MM ……………………
3. Anggota Ir. Irwan Chaerudin, MM ……………………
iii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Puji Dan syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala berkat,
rahmat, hidayah, ridho serta anugerah-Nya yang telah memberikan kesempatan,
kekuatan, kemampuan, serta akal budi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul : “ANALISIS PERBANDINGAN PELAYANAN JASA
WAREHOUSING PADA PT. BIG OCEAN TRANSPORTAMA, PT. BUANA
JAYA CARGO DAN PT. CIPTA KRIDA BAHARI DI JAKARTA TAHUN
2012”.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
Ekonomi (SE) pada Program Studi Manajemen dengan Peminatan Manajemen
Transport Laut pada Sekolah Tinggi Manajemen Transpor Trisakti Jakarta. Dalam
penyusunan skripsi ini penulis secara khusus mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada Drs. Willem Nikson S, MM,APU sebagai dosen
pembimbing I dan Ir. Irwan Chaerudin, MM. Sebagai dosen pembimbing II, ucapan
terima kasih setinggi-tingginya penulis haturkan, karena telah bersedia membimbing
penulis dalam penulisan ini dan memberikan banyak sekali pelajaran baik secara
formal maupun non formal kepada penulis.
Ijinkan penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak DR. H.Husni Hasan, AMTrU, S.Sos, MM selaku Ketua Sekolah
Tinggi Manajemen Transpor Trisakti.
iv
2. Bapak H. Andri Warman, BSc S.Sos, MM selaku Puket I STMT Trisakti
Jakarta.
3. Bapak H. Abdullah Muhammad, SE, MM, PhD selaku Puket II STMT
Trisakti Jakarta.
4. Bapak H. Suparwan, CK, A.MTrU, MM selaku Puket III STMT Trisakti.
5. Ibu Euis Saribanon , SE, MM, selaku Pembimbing Akademik.
6. Kepada seluruh karyawan PT. Big Ocean Transportama yang sudah
membantu penulis dalam melakukan penelitian ini.
7. Kepada Karyawan PT. Cipta Krida Bahari Yang membantu penulis dalam
menyediakan data yang di butuhkan
Ijinkan penulis mempersembahkan penulisan ini kepada kedua orang tua
Ayahanda H.Syafi’i dan Ibunda Nasuha yang telah memberi support dan kasih
sayangnya kepada penulis .
Mengakhiri segala ucapan syukur perkenankan kepada penulis untuk
menghaturkan puji syukur atas segala keridhaan Allah SWT yang telah
memperbolehkan penulis merasakan segala keberhasilan ini. Serta kepada seluruh
pihak yang telah membatu penulis menyelesaikan penulsan ini, yang tidak dapat di
sebutkan satu per satu, penulis ucapkan terima kasih.
Akhir kata penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan ini,
kiranya penulisan ini dapat membantu dan bermanfaat dalam perkembangan ilmu
pengetahuan
Jakarta, Oktober 2012
Penulis
v
ABSTRAK
A. Nasrulloh / 2343.10.023
B. Analisis Perbandingan Pelayanan Jasa Pada PT. Big Ocean Transportama, PT. Buana Jaya Cargo Dan PT. Cipta Krida Bahari Di Jakarta Tahun 2012
C. 84 halaman, 10 Tabel, 2 Gambar
D. Kata Kunci : Perbandingan Pelayanan Jasa Warehousing
E. PT. Big Ocean Transportama adalah perusahaan yang bergerak pada bidang jasa Feright forwarder dan jasa pergudangan. PT. Big Ocean Transportama menyadari pentingnya melakukan perbaikan dan peningkatan pelayanan jasa warehousing / pergudangan yaitu dengan cara membandingkan pelayanan jasa warehousing pada perusahan yang bergererak dalam bisnis jasa warehousing / pergudangan yaitu PT. Buana Jaya Cargo dan PT. Cipta Krida Bahari sebagai upaya merespon perubahan dan pembenahan sacara optimal baik segi internal maupun eksternal serta meningkatkan kualitas pelayanan jasa warehousing. Dengan uraian tersebut, maka penulis sangat tertarik untuk mengkaji lebih mendalam dan menuangkannya dalam bentuk skripsi dengan judul “ANALISIS PERBANDINGAN PELAYANAN JASA WAREHOUSING PADA PT. BIG OCEAN TRANSPORTAMA, PT. BUANA JAYA CARGO DAN PT. CIPTA KRIDA BAHARI DI JAKARTA TAHUN 2012”. Adapun permasalahan dalam skripsi ini adalah meningkatnya persaingan pelayanan jasa warehousing antar perusahaan freight forwarding di Jakarta. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tindakan efektif / solusi PT. Big Ocean Transportama dalam menindaklanjuti hasil perbandingan pelayanan jasa warehousing antar perusahaan freight forwarding di Jakarta. Metodologi yang digunakan adalah analisis benchmarking (patok duga). Adapun data yang digunakan data primer dan data sekunder sebagai data pendukung yang didapat dari perusahaan. Dari hasil analisis benchmarking (patok duga) diketahui persaingan pelayanan jasa warehousing pada PT. Big Ocean Transportama sebagai pelaksana benchmarking PT. Buana Jaya Cargo dan PT. Cipta Krida Bahari sebagai perusahaan pembandingnya memiliki kecenderungan untuk meningkatkan kualitas pelayanan jasa warehousing dengan membentuk tim research and development, membentuk tim pasar serta pengawasan yang lebih ketat dilakukan manajemen PT. Big Ocean Transportama terhadap karyawannya di gudang dan penambahan peralatan bongkar muat digudang. .
F. Daftar Acuan : Buku 17 Buku Acuan
G. Drs.Willem Nikson S, Drs.MM.APU (Pembimbing I)Ir. Irwan Chaerudin, MM. (Pembimbing II)
vi
DAFTAR ISI
Halaman Judul …………………………………………………………………… i
Lembar Persetujuan ……………………………………………………………… ii
Lembar Pengesahan……………………………………………………………… iii
Kata Pengantar…………………………………………………………………… iv
Abstrak…………………………………………………………………………… vi
Daftar Isi…………………………………………………………………………. vii
Daftar Tabel……………………………………………………………………… ix
Daftar Gambar …………………………………………………………………... x
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang Penulisan……………………………………………. 1
B. Perumusan Masalah………………………………………………….. 4
C. Tujuan Dan Manfaat Penulisan……………………………………… 5
D. Metodologi Penelitian……………………………………………….. 7
E. Sistematika Penulisan………………………………………………... 12
BAB II Landasan Teori
A. Pengertian Manajemen………………………………………………. 14
B. Pengertian Jasa………………………………………………………. 20
C. Pengertian Pelayanan………………………………………………… 23
D. Pengertian Gudang…………………………………………………... 23
E. Analisa Keterkaitan Pelayanan Jasa Warehousing Dengan
Menggunakan Benchmarking ……………………………………….. 33
vii
F. Pengertian Benchmarking……………………………………………. 34
BAB III Gambaran Umum Perusahaan
A. Sejarah Singkat PT. Big Ocean Transportama……………………….. 40
B. Visi dan Misi Perusahaan…………………………………………… 41
C. Organisasi dan Manajemen…………………………………………... 42
D. Fasilitas Perushaan…………………………………………………… 49
BAB IV Analisis dan Pembahasan
A. Analisis Tingkat Pelayanan Jasa Warehousing Yang Dihasilkan
PT. Big Ocean Transportama dengan PT. Buana Jaya Cargo
Dan PT. Cipta Krida Bahari………………………………………….. 50
B. Analisis Gambaran Perbandingan Persaingan Jasa Warehousing
Antara PT. Big Ocean Transportama, PT. Buana Jaya Cargo
dan PT. Cipta Krida Bahari di Jakarta……………………………….. 61
C. Analisis Tindakan Efektif / solusi PT. Big Ocean Transportama
Dalam Menindaklanjuti Hasil Perbandingan Persaingan Jasa
Warehousing Tersebut……………………………………………….. 74
BAB V Penutup
A. Kesimpulan………………………………………………………………. 82
B. Saran……………………………………………………………………... 84
Daftar Pustaka
Daftar Riwayat Hidup
viii
DAFTAR TABEL
Tabel I.1 Kisi-kisi variable instrumen pelayanan jasa warehousing ……………. 11
Tabel II.1 Penilaian bobot untuk setiap faktor yang dinilai……………………… 37
Tabel III.1 Fasilitas dan peralatan PT. Big Ocean Transportama………………… 49
Tabel IV.1 Variabel Instrumen penilaian pelanggan …………………………….. 52
Tabel IV.2 Faktor kualitas layanan yang dinilai ahli …………………………….. 54
Tabel IV.3 Data hasil tabulasi kuisioner yang dinilai pelanggan
PT. Big Ocean Transportama…………………………………………. 56
Tabel IV.4 Data hasil tabulasi kuisioner yang dinilai pelanggan
PT. Buana Jaya Cargo………………………………………………… 58
Tabel IV.5 Data hasil tabulasi kuisioner yang dinilai pelanggan
PT. Cipta Krida Bahari……………………………………………….. 60
Tabel IV.6 Pendekatan benchmarking PT. Big Ocean Transportama
Terhadap PT. Buana Jaya Cargo dan
PT. Cipta Krida Bahari rangkuman 17 faktor………………………… 63
Tabel IV.7 Perbandingan penilaian faktor usaha antara
manajemen dengan customer…………………………………………. 75
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar II.1 Informasi umpan balik…………………………………………… 19
Gambar III.1 Strktur Organisasi Perusahaan…………………………………… 42
x
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I . Data Pribadi
Nama : Nasrulloh
Tempat / Tanggal Lahir : Jakarta, 24 Desember 198
Alamat : Jl. Gotong Royong No.31
RT.015/RW.002 Jakarta-Timur 13460
No. Telp : (021) 8660-6619
No. HP : 0898- 81-793-40
II. Latar Belakang Pendidikan :
1. Pendidikan Formal
a. SDN 10 Pagi Pondok Bambu (1992-1998)
b. SLTPN 195 Jakarta (1998-2001)
c. SMK Pelayaran Pembangunan (2001-2004)
d. Diploma Sekolah Tinggi Manajemen Transpor Trisakti Prodi
Manajemen Transportasi Laut (2007)
2. Pengalaman Kerja
a. PT. Teguh Abadi Nusantara (2004)
b. PT. KN Sigma Trans (2010)
c. PT.Big Ocean Transportama (2011)
d. PT. Citra Alam Lestari sekarang
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perdagangan internasional yang berkembang pesat pada saat ini pada
hakekatnya merupakan perdagangan sederhana yang tidak lain adalah
kegiatan menjual dan membeli barang yang dilakukan oleh pembeli dan
penjual dalam transaksi perdagangan internasional yang memerlukan suatu
alat transportasi sebagai penyambung kegiatan perdagangan
tersebut.Transportasi memiliki peranan kunci sebagai urat nadi perekonomian
serta dapat menimbulkan stabilitas ekonomi suatu negara.Transportasi sendiri
memiliki beberapa moda diantaranya darat, laut, udara.Oleh sebab itu
dinegara berkembang seperti Indonesia multi moda transport sedang
dikembangkan karena menghasilkan keuntungan, berkembangnya
perekonomian negara yang meningkat sangat terpengaruh pada peningkatan
distribusi sumber daya.
Dalam perdagangan internasional atau yang lebih dikenal dengan istilah
ekspor -impor umumnya diangkut melalui transportasi laut. Dengan adanya
kegiatan ekspor dan impor cargo maka dibutuhkan sarana sebagai tempat
menumpuk maupun menyimpan muatan sarana tersebut berupa gudang.
Pergudangan merupakan salah satu fasilitas pelabuhan guna menunjang
proses pemindahan barang dari angkutan laut ke angkutan darat dan
xii
sebaliknya. Gudang terdiri dari berbagai jenis, dilihat dari berbagai sudut
yaitu menurut wilayah bea dan cukai, lamanya penyimpanan muatan, jenis
muatan dan bentuk muatan. Dalam melaksanakan kegiatan penanganan
barang digudang maka diperlukan sekali untuk mengetahui jenis – jenis
barang atau muatan dan sifat-sifat muatan, ukuran masing-masing muatan
dengan maksud untuk lebih memudahkan penanganan atau pelayanan di
kapal atau di dalam gudang dan terutama untuk menghindari terjadinya
kerusakan terhadap muatan itu sendiri. Kerusakan yang terjadi pada muatan
akan menimbulkan kerugian pada pemilik barang menyebabkan timbulnya
tuntutan ganti kerugian terhadap pihak pengangkut (carrier) . Pihak instansi –
instansi yang terkait dalam kegiatan ekspor – impor dan Bea dan cukai ,
Departemen Perdagangan, Bang Devisa, Surveyor, Asuransi, EMKL, dan
Freight Forwarding.
PT Big Ocean Transportama adalah sebuah perusahaan swasta yang
bergerak dalam bidang freigt forwarding yaitu perusahaan yang memberikan
pelayanan jasa terhadap dokumen ekspor – impor (eksport/import agent
document) , pengusaha pengurusan jasa kepabeanan(Custom Clearens
Service), pelayanan penanganan muatan dari pintu ke pintu (Door to door
Cargo Handling Service), serta jasa pergudangan (warehousing).
Gudang merupakan bangunan beratap yang digunakan untuk menimbun
barang agar terhindar dari kerusakan, kehilangan dan sebagai tempat
penyimpanan barang-barang dalam setiap tahapan logistik. Oleh karena itu
gudang memiliki peranan penting di dalam menjaga kualitas barang pada
xiii
setiap tahapan proses logistik. Melihat adanya peranan gudang khususnya
dalam penimbunan barang ekspor dan impor, maka dalam pelayanan
kegiatannya harus ditingkatkan.
Kegiatan penumpukan yang terencana dapat menunjang kelancaran
delivery yang juga dapat memperlancar arus barang yang keluar dan masuk
di dalam gudang, kemudahan dalam menyimpan serta pencarian dan
persiapan barang sehingga tidak terjadi penumpukan barang yang berlebihan
di dalam gudang akibat belum maksimalnya penggunaan ruang sehingga
tidak tercapai efektifitas dan efisiensi gudang tersebut dari peruntukkannya
sebagai tempat penyimpanan.
Dalam hakikatnya sendiri, penyimpanan berfungsi untuk menjamin
barang dalam keadaan aman baik dari kerusakan karena sifat barang itu
sendiri atau dikarenakan zat-zat lain disekitar yang dapat mengkontaminasi
sifat dari barang tersebut, serta aman dari pencurian serta hilangnya barang
yang disimpan.
Space atau ruang penyimpanan merupakan suatu hal yang harus diukur
tingkat penggunaannya agar setiap space yang ada dapat dimanfaatkan secara
efektif dan efisien. Penataan space yang baik dapat mengefisiensikan kinerja
daripada pergerakan barang di gudang sehingga diperlukan pengaturan ruang.
Pengaturan ruang yang baik berhubungan dengan jenis barang yang disimpan,
sifat waktu dari barang (slow moving, medium moving atau fast moving),
sistem penataan yang efisien menggunakan racking, pallet, stocking dll. Serta
ruang gerak dalam gudang (aisle way).
xiv
Melihat pergudangan PT.Big Ocean Transportama terdapat beberapa
permasalahan antara lain sering terjadinya ketidak sesuaian penataan barang
dikarenakan metode penumpukan barang yang tidak sesuai dengan prosedur
dan tata letak barang yang kurang diperhatikan sehingga dapat menghambat
proses masuk dan keluarnya barang juga masih terdapat kapasitas gudang
yang tidak terpakai dengan optimal untuk penumpukan barang seperti posisi
barang yang masih menggunakan palletize dengan penempatan yang tidak
teratur dan tidak berdasarkan waktu kedatangan barang atau First In First Out
(FIFO).
Sehingga menyulitkan untuk mencari dan menempatkan barang yang
sesuai dengan identitasnya, serta penggunaan utilisasi luas lantai yang tidak
efektif dikarenakan minimnya penggunaan rak. Hal ini dapat menghambat
kelancaran kegiatan proses Delivery dan juga pada saat Receiving, Storage,
dan Picking. Untuk mencegah terjadinya kendala tersebut harus dilakukan
upaya agar proses kegiatan barang berjalan dengan efektif dan efisien.
PT.Big Ocean Transportama dituntut dalam memberikan pelayanan jasa
warehousing untuk lebih ekstra teliti, cepat dan aman karena para shipper dan
consignee menginginkan serba cepat dan aman agar tercapai tingkat ketepatan
waktu yang tinggi.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk mengkaji lebih
dalam dan mengemukakan dalam bentuk sebuah skripsi atau karya tulis
ilmiah dengan judul "ANALISIS PERBANDINGAN PELAYANAN
JASA WAREHOUSING PADA PT. BIG OCEAN TRANSPORTAMA
xv
DENGAN PT. BUANA JAYA CARGO DAN PT. CIPTA KRIDA
BAHARI DI JAKARTA TAHUN 2012”.
B. Perumusan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang
maka penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut :
a. Terhambatnya proses masuk dan keluar barang dikarenakan metode
penumpukan barang yang tidak sesuai dengan prosedur.
b. Kurang Optimalnya kapasitas gudang yang terpakai karena
penumpukan barang yang masih belum tertata dengan baik.
c. Terbatasnya jumlah peralatan yang dimiliki PT Big Ocean
Transportama.
d. Adanya peningkatan persaingan pelayanan jasa warehousing oleh
beberapa perusahaan freight forwarding di Jakarta.
2. Batasan Masalah
Masalah utama dalam penelitian ini karena meningkatnya persaingan
pelayanan jasa warehousing antar freight forwarding di Jakarta, dibatasi
pada mencari perbandingan pelayanan jasa warehousing PT. Big Ocean
Transportama dengan PT. Buana Jaya Cargo dan PT. PT.Cipta Krida
Bahari di Jakarta Pada tahun 2012.
xvi
3. Pokok Permasalahan
Berdasarkan batasan masalah yang telah disebutkan diatas, maka
pokok permasalahan yang akan dibahas sebagai berikut:
a. Bagaimana tingkat pelayanan jasa warehousing yang dihasilkan oleh
PT. Big Ocean Transportama dengan PT. Buana Jaya Cargo dan
PT.Cipta Krida Bahari di Jakarta pada tahun 2012 ?
b. Bagaimana gambaran perbandingan persaingan pelayanan jasa
warehousing antara PT. Big Ocean Transportama, PT. Buana Jaya
Cargo dan PT.Cipta Krida Bahari di Jakarta?
c. Apa saja tindakan efektif / solusi PT Big Ocean Transportama dalam
menindaklanjuti hasil perbandingan pelayanan jasa warehousing
tersebut?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penulis dalam penelitian antara lain :
a. Untuk mengetahui tingkat pelayanan jasa warehousing yang
dihasilkan oleh PT. Big Ocean Transportama dengan PT. Buana Jaya
Cargo dan PT.Cipta Krida Bahari di Jakarta pada tahun 2012.
b. Untuk mengetahui gambaran perbandingan persaingan jasa
warehousing antara PT. Big Ocean Transportama terhadap PT. Buana
Jaya Cargo dan PT.Cipta Krida Bahari di Jakarta.
xvii
c. Untuk mengetahui tindakan efektif / solusi PT Big Ocean
Transportama dalam menindaklanjuti hasil perbandingan pelayanan
jasa warehousing tersebut.
2. Manfaat Penelitian
a. Bagi Penulis
Dapat menambah pengetahuan dan wawasan yang lebih luas
mengenai perbandingan pelayanan pemanfaatan warehousing /
pergudangan antara PT. Big Ocean Transportama terhadap PT. Buana
Jaya Cargo dan PT.Cipta Krida Bahari, sebagai persyaratan formal
ujian untuk menempuh strata satu [S-1]. Selanjutnya informasi tersebut
dapat dijadikan sebagai dasar referensi dan bahan perbandingan untuk
penelitian lanjutan yang mendalam di bidang relevan dengan skripsi ini
b. Bagi Perusahaan
Diharapkan melalui ini dapat memberikan sedikit masukan-
masukan kepada pimpinan pihak perusahaan tersebut. Dan sebagai
sumbangan pemikiran pada perusahaan untuk menentukan
kebijaksanaan yang akan diambil dimasa yang akan datang serta
perusahaan dapat melihat pelayanan jasa warehousing yang baik untuk
barang-barang ekspor dan impor, dimasa yang akan datang.
c. Bagi Lembaga (STMT Trisakti)
Sebagai bahan informasi tambahan mengenai teknik analisis
benchmarking dalam analisis perbandingan persaingan jasa
warehousing antar perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa
xviii
warehousing, serta dapat dipergunakan dan bermanfaat sebagai data
dokumentasi perpustakaan.
D. Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah
sebagai berikut :
1. Jenis dan Sumber Data
a. Jenis Data
Dalam melakukan penelitian ini , jenis data yang digunakan adalah
data kualitatif dan data kuantitatif. Apabila data yang diperoleh berupa
data kualitatif, analisis non statistik digunakan dalam proses
analisisnya.Sebaliknya data kuantitatif dianilisis dengan analisis
statistik.
b. Sumber Data
Sumber data yang penulis gumakan dalam penelitian ini adalah
data primer dan data sekunder . Data primer merupakan pengumpulan
data yang dilakukan melalui penelitian lapangan. Perolehan data primer
dilakukan melalui penyebaran koesioner dan pengamatan
dilapangan.Data sekunder merupakan data yang diperoleh dengan cara
membaca, mempelajari, dan mengutip dari buku-buku, majalah, dan
literatur yang berhubungan dengan materi yang dibahas.
2. Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek
atau subyek yang memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu yang
xix
diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Ridwan 2009:237 dikutip dari Nazir-2004).
Populasi penelitian ini adalah pengguna jasa Freight Forwarding
berjumlah 750 responden, dengan rincian PT. Big Ocean
Transportama = 250 responden; PT. Buana Jaya Cargo = 200
responden dan PT.Cipta Krida Bahari ,= 300 responden.
Riduwan (2009:253), Sampel adalah bagian dari populasi,
sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil
sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi, apabila
subyek kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua sehingga
penelitiannya merupakan penelitian populasi , selanjutnya jika
subyeknya besar dapat diambil antara 10%-15% atau 20%-25% atau
lebih.
Jumlah populasi penelitian ini lebih dari 100 responden, maka
penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan sampel secara
acak (random sampling) dengan teknik pengambilan sampel
menggunakan rumus dari Taro Yamane atau Slovin n= N
N . d2+1 , di
mana : n = jumlah sampel; N = jumlah populasi = 750 responden; d2
= Presisi (ditetapkan 10% dengan tingkat kepercayaan 95%).
Berdasarkan rumus tersebut maka jumlah sampel yang dibutuhkan
untuk penelitian : n= N
N . d2+1 =750
(750 ). 0,12+1 =750
8 , 50=88 responden
,
dengan jumlah sampel 88 responden tersebut ditentukan jumlah
xx
masing-masing sampel menurut obyek penelitian pada 3 (tiga)
perusahaan warehousing tersebut, secara proportionate random
sampling, rumus ni= Ni
N.n
, di mana ni = jumlah sampel menurut
stratum; n = jumlah sampel seluruhnya; Ni = Jumlah populasi
menurut stratum; N = jumlah populasi seluruhnya, sebagai berikut :
a. PT. Big Ocean Transportama = 250/750x88 = 29,33 responden≈29
responden;
b. PT. Buana Jaya Cargo = 200/750x88 = 23,47 responden ≈ 23
responden;
c. PT.Cipta Krida Bahari , = 300/750x88 = 35,2 responden ≈ 35
responden.
Total Responden dalam penelitian = 87 responden
3. Metode Pengumpulan Data
Dalam penyusunan skripsi ini, Penulis memperoleh bahan- bahan
masukan dengan berbagai cara yakni sebagai berikut :
a. Penelitian Lapangan (Field Research)
Memperoleh data dengan cara mengadakan penelitian langsung ke
perusahaan yang terkait , data yang diperoleh melalui penelitian ini
merupakan data sekunder dan primer yang dilakukan dengan
mendatangi objek yang akan diteliti.
1) Observasi
xxi
Pengamatan langsung para pembuat keputusan berikut
lingkungan fisiknya dan atau pengamatan langsung suatu kegiatan
yang sedang berjalan pada PT. Big Ocean Transportama.
2) Wawancara
Wawancara merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan
jalan mengadakan komunikasi dengan sumber data. Komunikasi
tersebut dilakukan dengan dialog (tanya jawab) secara lisan, baik
langsung maupun tidak langsung terkait dengan objek penelitian.
3) Angket (Kuesioner)
Angket merupakan alat pengumpulan data yang diajukan pada
responden secara tertulis. Data yang ingin dikumpulkan tersebut
dijabarkan dalam bentuk pertanyaan tertulis dan responden
memberikan jawaban secara tertulis
b. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Penelitian kepustakaan ini dilakukan untuk : (1) mendapatkan data
dan informasi yang diperlukan, dan selanjutnya akan dipergunakan
sebagai landasan teori. (2) mendapatkan data dan informasi dari bahan
referensi membaca, mempelajari teks book, artikel, jurnal/tulisan ,
buku -buku yang didapat dari perpustakaan Sekolah Tinggi Manajemen
Transpor (STMT) Trisakti, serta bahan perkuliahan yang digunakan
untuk membantu dalam membahas masalah skripsi ini.
4. Metode Analisis Data
xxii
Teknik analisis data yang dipakai untuk menjawab pokok
permasalahan dalam skripsi ini yaitu menggunakan pendekatan analisis
Benchmarking (Patok Duga). Salah satu prinsip dasar TQM adalah
pentingnya monitoring dan evaluasi (M&E). Tanpa data yang jelas kita
tidak bisa mengukur kalau ada perbaikan dalam pekerjaan kita. Dalam
dunia TQM, proses pengumpulan data disebutkan "Benchmarking." yaitu
adalah proses pengumpulan dan analisa data dari organisasi dan
dibandingkan dengan keadaan di dalam dan atau di luar organisasi anda.
Hasil dari proses ini akan menjadi patokan (patok duga) untuk memperbaiki
organisasi kita secara terus menerus. Tujuan dari benchmarking adalah
bagaimana organisasi anda bisa dikembangkan sehingga menjadi yang
terbaik.
Benchmarking menurut David Kearns, CEO dari perusahaan Xerox
yang dikutip oleh Ma'arif (2006:54) mengatakan bahwa patok duga adalah
suatu proses pengukuran secara terus-menerus atas produk, jasa, dan tata
cara kita terhadap pesaing kita yang terkuat atau badan usaha lain yang
dikenal sebagai yang terbaik. Menurut Watson yang dikutip oleh Ma'arif
(2006:55) mengatakan bahwa patok duga adalah suatu proses pengukuran
yang sistematis dan berkelanjutan dengan membandingkan antarproses
bisnis guna memperoleh informasi yang lebih baik dapat diterima.
Langkah-langkah proses penerapan menurut Ma'arif (2005:60).
Untuk mendukung penyelesaian masalah dengan analisis
Benchmarking (Patok Duga) terlampir kisi-kisi penelitian pada tabel I.1
xxiii
yang dijadikan bahan kuestioner untuk dinilai oleh para pengguna jasa
warehousing, dengan menggunakan skala Likert : Sangat Baik (SB) = 5;
Baik (B) = 4; Cukup Baik (CB) = 3; Kurang Baik (KB) = 2; Tidak Baik
(TB) = 1.
Tabel I.1
Kisi-Kisi Variabel Instrumen Pelayanan Jasa Warehousing.
Dimensi IndikatorButir
PertanyaanJumlah
RECEIVING /
PENERIMAAN
Pembongkaran produk aktual dari moda
pengangkutan
Pembaruan catatan persediaan gudang
Pemeriksaan kerusakan barang
Verifikasi perhitungan barang masuk
Penerimaan langsung ke dermaga
pengiriman (cross docking)
1
2
3
4
5
5
PUTAWAY /
PEMINDAHAN
Pemindahan barang langsung ke tempat
penyimpanan
Pemindahan ke daerah-daerah untuk
spesialisasi penyimpanan
Perpindahan untuk pengiriman keluar
6
7
8
3
ORDER PICKING / PENGAMBILAN
PESANAN
Pengambilan Seluruh muatan
Pengambilan sebagian muatan
Pengambilan muatan per zona
9
10
11
3
STORAGE / RUANG
PENYIMPANAN
Kapasitas muatan lantai
Jumlah, ukuran dan lokasi pintu-pintu
Jarak, ukuran dan jumlah kolom
12
13
14
3
SHIPPING / PENGIRIMAN
Pengeluaran barang
Pemeriksaan barang yang akan
dikapalkan
Verifikasi perhitungan barang keluar
15
16
17
T O T A L 17
Sumber Data : Edward Frazelle (2005:56)
xxiv
E. Sistematika Penulisan
Untuk mendapatkan gambaran singkat mengenai materi yang dibahas
dalam penulisan skripsi ini, penulis menyusun sistematika penulisan sebagai
berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini penulis menyajikan Latar Belakang Masalah,
Perumusan Masalah, Identifikasi Masalah, Batasan Masalah, Pokok
Masalah. Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metodologi Penelitian dan
Sistematika Penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Dalam bab ini penulisan mengenai pengertian atau konsep dan teori
yang digunakan untuk penyusunan skripsi, dan diperoleh dari
berbagai sumber yang berkaitan dengan penelitian sesuai dengan
judul skripsi dan pokok permasalahan,.
BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Merupakan bab yang membahas tentang gambaran umum
perusahaan mulai dari Sejarah Singkat Perusahaan, Organisasi
Manajemen, Struktur Organisasi, Bidang Usaha Perusahaan.
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini menganalisis dan membahas pokok permasalahan
dan tujuan penelitian yang dikemukakan pada Bab I yaitu : tingkat
pelayanan warehousing yang dihasilkan oleh PT. Big Ocean
Transportama; Gambaran perbandingan persaingan pelayanan jasa
xxv
warehousing PT. Big Ocean Transportama dengan PT. Buana Jaya
Cargo dan PT. PT.Cipta Krida Bahari : Tindakan efektif / solusi PT.
Big Ocean Transportama dalam menindaklanjuti hasil perbandingan
pelayanan jasa warehousing.
BAB V PENUTUP
Pada bab ini penulis menguraikan hasil akhir analisis dan
pembahasan yang dikemukakan pada Bab 4, berupa kesimpulan
dari analisis dan pembahasan pokok permasalahan dan tujuan
penelitian dan memberikan saran dari hasil kesimpulan tersebut,
sebagai bahan masukan bagi perusahaan dan pihak lain.
xxvi
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Manajemen
1. Pengertian Manajemen
Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur.
Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dari
fungsi manajemen itu. Jadi, manajemen itu merupakan suatu proses untuk
mewujudkan tujuan yang diinginkan.
“Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan
sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan
efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu. “ Malayu Hasibuan
(2007:2)
T. Hani Handoko (1984:8) mengatakan bahwa, manajemen dapat
didefinisikan sebagai bekerja dengan orang-orang untuk menentukan,
xxvii
mengintepretasikan dan mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan
pelaksanaan fungsi-fungsi perencanaan (planning), pengorganisasian
(organizing), penyunan personalia atau kepegawaian (staffing),
pengarahan dan kepemimpinan (leading ) dan pengawasan (controlling).
Pengertian Manajemen menurut G.R. Terry berdasarkan yang
dikutip oleh Malayu S.P. Hasibuan (2000:2) mengatakan bahwa,
manajemen adalah suatu proses yang khas yang terdiri dari tindakan-
tindakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian
yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang
telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-
sumber lainnya.
Kesimpulan dari definisi-definisi manajemen tersebut ialah
manajemen merupakan suatu seni mengatur serta memanfaatkan sumber
daya manusia serta sumber daya lainnya secara efektif dan efisien untuk
mencapai sasaran-sasaran organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya
melalui perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, kepemimpinan dan
pengendalian sumberdaya organisasi.
2. Unsur – Unsur Manajemen
Dalam ilmu manajemen dikenal unsur-unsur manajemen dan
fungsi-fungsi manajemen yang didefinisikan oleh para ahli. Unsur-unsur
manajemen melalui Malayu Hasibuan (2007:21) yaitu sebagai berikut :
xxviii
a. Man, yaitu tenaga kerja manusia, baik tenaga kerja pimpinan
maupun kerja operasional/ pelaksana.
b. Money, yaitu uang yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang
diinginkan.
c. Methode, yaitu cara-cara yang dipergunakan dalam usaha mencapai
tujuan.
d. Materials, yaitu cara-cara yang dipergunakan dalam usaha mencapai
tujuan.
e. Machines, yaitu mesin-mesin/ alat-alat yang diperlukan atau
dipergunakan untuk mencapai tujuan.
f. Market, yaitu pasar untuk menjual barang-barang dan jasa-jasa yang
dihasilkan.
3. Fungsi – Fungsi Manejemen
Fungsi-fungsi manajemen menurut Malayu Hasibuan (2007:41)
yaitu sebagai berikut :
a. Perencanaan
Proses penentuan tujuan dan pedoman pelaksanaan dengan memilih
yang terbaik dari alternatif-alternatif yang ada.
b. Pengorganisasian
Suatu penentuan, pengelompokan dan pengaturan bermacam-
macam aktivitas yang diperlukan untuk mencapai tujuan,
menetapkan wewenang secara relatif didelegasikan kepada setiap
individu yang akan melakukan aktivitas-aktivitas tersebut.
xxix
c. Pengarahan
Mengarahkan semua bawahan, agar mau bekerjasama dan bekerja
efektif untuk mencapai tujuan.
d. Pengendalian
Menurut Harold Koontzyang dikutip oleh Malayu Hasibuan
(2007:42), “Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah”
mendefinisikan :
“Controlling is the measurement and correction of the performance
of subordinates in order to make sure that enterprise objective and
the plans devised to attain than are accomplished”
Artinya :
Pengendalian adalah pengukuran dan perbaikan terhadap pelaksaan
kerja bawahan, agar rencana-rencana yang telah dibuat untuk
mencapai tujuan-tujuan dapat terselenggara.
4. Manajemen Operasi dan Produksi
a. Pengertian Manajemen Operasi dan Produksi
Operation adalah bagian yang membidangi pekerjaan
pelayanan terhadap pesawat mulai dari block on sampai block off.
Dalam proses operasi tersebut dipengaruhi oleh lingkungan luar, yaitu
keadaan di luar perusahaan atau lembaga yang ikut menentukan
kelancaran proses dan kualitas hasil operasi tadi.
xxx
Manajemen Operasi menurut Pangestu Subagyo (2000:2)
ialah “Penerapan ilmu manajemen untuk mengatur kegiatan produksi
atau operasi agar dapat dilakukan secara efisien.”
Manajemen operasi menurut Hani Handoko (2008:3) ialah
usaha-usaha pengelolaan secara optimal penggunaan sumber daya-
sumber daya (atau sering disebut faktor-faktor produksi) tenaga kerja,
mesin-mesin, peralatan, bahan mentah dan sebagainya dalam proses
transformasi bahan mentah dan tenaga kerja menjadi berbagai produk
atau jasa.
Tujuan perusahaan adalah memperoleh tingkat laba dan
memaksimalkan laba serta memberikan pelayan yang baik, tetapi
dengan memperhatikan dan menanggapi kekuatan atau kelemahan
dari lingkungan eksternal, seperti peraturan-peraturan pemerintah,
tuntutan-tuntutan serikat buruh, kondisi ekonomi lokal; regional;
nasional dan internasional, kemajuan teknologi dan lainnya sebagai
kondisi sekarang maupun yang akan datang yang bergejolak dan
sangat dinamis.
Pembuatan keputusan merupakan elemen penting manajemen
operasi. Operating decision merupakan pengambilan keputusan
untuk mengatasi masalah-masalah yang timbul pada waktu proses
produksi/ operasi sedang berjalan.Pembuatan keputusan dapat
dipandang sebagai suatu kegiatan pemilihan di antara berbagai
alternatif yang berbeda dan proses melalui mana serangkaian kegiatan
xxxi
dipilih sebagai penyelesaian suatu masalah tertentu. Keseluruhan
proses pencapaian suatu keputusan, dari identifikasi masalah awal
melalui pengembangan dan penilaian alternatif-alternatif sampai
pemilihannya, pembuatan keputusan dapat digambarkan sebagai suatu
urutan langkah-langkah: perumusan masalah, pengembangan
alternatif-alternatif, evaluasi alternatif, pemilihan, implementasi dan
evaluasi hasil.
b. Ruang Lingkup Manajemen Operasi dan Produksi
Ruang lingkup manajemen produksi dan operasi akan
mencakup perancangan atau penyiapan sistem produksi dan operasi.
Pembahasan dalam pengoperasian sistem produksi dan operasi
menurut Sofjan Assauri (2008:29) akan mencakup :
1). Penyusunan rencana produksi dan operasi, kegiatan
pengoperasian sistem produksi dan operasi harus dimulai
dengan penyusunan rencana produksi dan operasi yang
merupakan kegiatan atau tahap awal dalam pengoperasian
sistem produksi dan operasi.
2). Perencanaan dan pengendalian persediaan dan pengadaan
bahan, kelancaran kegiatan produksi dan operasi sangat
ditentukan oleh kelancaran tersedianya abahan atau masukan
yang dibutuhkan bagi produksi dan operasi tersebut.
3). Pemeliharaan dan perawatan (maintenance) mesin dan
peralatan, mesin dan peralatan yang digunakan dalam proses
xxxii
produksi dan operasi harus selalu terjamin tetap tersedia untuk
dapat digunakan, sehingga dibutuhkan adanya kegiatan
pemeliharaan atau perawatan.
4). Pengendalian mutu, terjaminnya hasil atau keluaran dari proses
produksi dan operasi menentukan keberhasilan dari
pengoperasian sistem produksi dan operasi.
5). Manajemen tenaga kerja, pelaksanaan pengoperasian sistem
produksi dan operasi ditentukan oleh kemampuan dan
keterampilan para tenaga kerja atau sumber daya manusianya.
c. Sistem Operasi dan Produksi
“Sistem produksi dan operasi adalah suatu keterkaitan unsur-
unsur yang berbeda secara terpadu, menyatu dan menyeluruh dalam
pentransformasian masukan menjadi keluaran.” Sofjan Assauri
(2008:39)
Gambar II. 1
Informasi Umpan Balik
Sumber : Sofjan Assauri (2008:39)
Transformasi :- Proses
- Konversi
Masukan :- Bahan,
- Tenaga Kerja,
- Mesin,
- Energi,
- Modal,
- Informasi.
Keluaran :
- Barang
Atau
- Jasa
xxxiii
Dari gambar tersebut terlihat bahwa masukan-masukan tersebut
dikonversikan ke dalam barang atau jasa yang menjadi keluaran dengan
menggunakan teknologi proses tertentu yang merupakan metode
tertentu yang dipergunakan untuk mentransformasikan berbagai
masukan menjadi keluaran. Hal ini merupakan hal yang mendasar
dalam produksi dan operasi, dimana umpan balik (feedback)
dipergunakan untuk mengendalikan masukan dalam menghasilkan
keluaran yang diinginkan.
B. Karakteristik Jasa
1. Pengertian Jasa
Menurut J. Station yang dikutip oleh Buchari Alma (2007:243)
pengertian Jasa adalah service are those separately identifiable,
essentially intangible activities that provide want. Satisfaction and that
are not necessarily tied to the sole of a product or another service. To
produce a service may or may not required, there is no transfer of the title
(Permanent Ownership) to these tangible goods.
Artinya
Jasa adalah yang dapat didefinisikan secara terpisah tidak
terwujud, ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan, Jasa dapat dihasilkan
dengan menggunakan benda-benda berwujud atau tidak.
Menurut A. Zaithami dan Ju Bitner yang dikutip oleh Buchari
Alma (2007:243) pengertian jasa adalah include all economic activities
xxxiv
whose output is not physical product or construction, is generally can
summed at the time it is produced and provide addedvalue in form (such
as can vantence, amusement, timelines, comfort or health) that are
essentially intangible concerns of its firts purchases.
Artinya :
Jasa adalah kegiatan ekonomi yang outputnya bukan produk yang
dikonsumsi bersamaan dengan waktu yang bersamaan dengan waktu
produksi yang memberi nilai tambah (seperti kenikmatan, hiburan,
waktu, santai, kenyamanan dan kesehatan) bersifat tidak berwujud.
2. Karakteristik Jasa
Menurut Rambat Lupiyuadi dan A. Hamdani (2006:84), ada
empat karakteristik produk jasa, yaitu :
a. Tidak berwujud (intangible), jasa bersifat abstrak dan tidak berwujud
(intangible).
b. Heterogenitas/ variabilitas (heterogeneity/ variability), jasa bersifat
tidak standar dan sangat variabel.
c. Tidak dapat dipisahkan (inseparability), jasa umumnya diproduksi
dan dikonsumsi pada waktu yang bersamaan dengan partisipasi
konsumen dalam prosesnya.
d. Tidak tahan lama (perishability), jasa tidak mungkin disimpan dalam
bentuk persediaan.
xxxv
3. Kualitas Jasa
Kualitas mempunyai hubungan yang erat dengan kepuasan
pelanggan. Kualitas memberikan suatu dorongan kepada pelanggan untuk
menjalin ikatan hubungan yang kuat dengan perusahaan.
Kualitas jasa menurut J. Supranto (2001:228) adalah sebuah kata
yang bagi penyedia jasa adalah sejauh mana suatu jasa memuaskan
pelanggan dengan memenuhi kebutuhan, keinginan dan harapan mereka.
Jadi definisi kualitas jasa berpusat pada upaya pemenuhan
kebutuhan dan keinginan pelanggan serta ketepatan penyampaian untuk
mengimbangi harapan pelanggan.
Menurut Kotler (2002:499) terdapat 5 (lima) dimensi pokok
kualitas jasa, yaitu :
a. Keandalan (reability), kemampuan untuk melaksanakan jasa yang
dijanjikan dengan tepat dan terpercaya.
b. Keresponsifan (responsiveness), yaitu kemampuan untuk membantu
pelanggan dan memberikan jasa dengan cepat.
c. Keyakinan (confidence), yaitu pengetahuan dan kesopanan karyawan
serta kemampuan mereka untuk menimbulkan kepercayaan dan
keyakinan atau “assurance”
d. Empati (empathy), yaitu syarat untuk peduli, memberikan perhatian
pribadi kepada pelanggan.
xxxvi
e. Berwujud (tangible), yaitu penampilan fasilias fisik, peralatan,
personil dan media komunikasi.
C. Pelayanan
1. Pengertian Pelayanan
Pelayanan adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh pihak-pihak
untuk memenuhi kepentingan orang lain. Pelayanan dapat diartikan
sebagai jasa yaitu aktifitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk
dijual.
Menurut J. Supranto (2001:227) definisi pelayanan adalah suatu
kinerja penampilan tidak berwujud dan cepat hilang, lebih dapat
dirasakan daripada dimiliki serta pelanggan lebih dapat berpartisipasi
aktif dalam proses mengkonsumsi suatu jasa tersebut.
Sedangkan menurut Gerson (2001:4) pelayanan adalah sarana
untuk mencapai kepuasan dan ikatan dengan menghasilkan jasa yang
bermutu .
D. Gudang
1. Pengertian Gudang
Menurut Soemanto (2005:45) Gudang adalah suatu tempat atau
bangunan yang beratap yang dipergunakan untuk menimbun, menyimpan
dan mengerjakan barang dengan tujuan agar barang tersebut terhindar dari
xxxvii
kerusakan dan kehilangan yang disebabkan karena ulah manusia, hewan /
serangga maupun karena cuaca.
Sedangkan menurut Radiks Purba (1993:57) Gudang adalah
bangunan atau gedung atau lapangan yang berfungsi sebagai tempat
penerimaan barang, penyimpanan, perawatan, dan pemeliharaan harta
milik (umumnya komoditi) baik untuk waktu yang lama maupun untuk
sementara menunggu dikirim ketempat tujuannya atau dibawa ke
peredaran dalam pasar.
Namun, menurut Bowersox yang diterjemahkan oleh Hasymi Ali
(2002:46) Gudang adalah lokasi untuk penyimpanan produk sampai
permintaan (demand) cukup besar untuk melaksanakan distribusi. Prinsip
kegunaan waktu (time-utility) dijadikan alasan untuk membenarkan tipe
penyimpanan ini.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian
gudang sebagai tempat penerimaan barang, tempat menyimpan barang
yang akan dibongkar maupun yang akan dimuat serta sebagai tempat untuk
merawat dan memelihara harta yang berupa komoditi dalam jangka waktu
tertentu sampai barang dikirim ketempat tujuan.
2. Fungsi Gudang
Menurut Bowersox (2002:52) fungsi gudang dikelompokkan ke dalam
kategori pergerakan dan penyimpanan.
a. Fungsi Pergerakan (Movement)
Fungsi pergerakan ini memiliki 4 (empat) kegiatan, antara lain:
xxxviii
1) Penerimaan barang (receiving) yang meliputi aktifitas
pembongkaran (unloading) dari truk atau kereta (alat
transportasi), updating catatan (database) persediaan barang,
inspeksi kerusakan (kualitas) dan verifikasi antara catatan
order dengan catatan kedatangan barang.
2) Pemindahan barang (transfer), meliputi perpindahan barang
secara fisik dari bagian penerimaan ke tempat penyimpanan
barang yang telah ditentukan di dalam gudang. Dan gerakan
intern (perpindahan berikutnya) kea rak pelayanan khusus
untuk konsolidasi. Pergerakan terakhir diangkut dari gudang
ke tempat pengiriman (outbound shipment).
3) Seleksi pesanan (order selection) yang meliputi pemeriksaan,
pengelompokan kembali (regrouping) barang-barang ke dalam
assortment yang diinginkan konsumen (pengemasan) dan
transportasi ke bagian pengiriman.
4) Pengiriman produk (shipping) yang terdiri dari pengecekan
dan pemuatan pesanan kea lat transportasi untuk tujuan keluar
(menuju pelanggan), dan penyesuaian status persediaan.
b. Fungsi Penyimpanan (Storage)
1) Holding (penyimpanan)
Holding adalah fungsi gudang yang umum
dipergunakan untuk menyimpan bahan baku atau barang
setengah jadi. Biasanya dipergunakan untuk kepentingan
xxxix
pengendalian outbound logistik. Bahan atau barang yang
disimpan direncanakan untuk diproses lebih lanjut.
2) Consolidation
Merupakan fungsi gudang yang dipergunakan oleh
perusahaan atau distributor untuk mengendalikan pasokan
barang atau bahan sejenis yang berasal dari berbagai pemasok
atau pabrik, untuk kemudian didistributorkan ke para
pelanggan dengan volume dan varian jenis sesuai dengan
pesanan (order list).
3) Outbound Dispertion (break bulk)
Merupakan fungsi gudang yang dipergunakan oleh
perusahaan atau distributor untuk mengendalikan pasokan
barang atau bahan sejenis yang berasal dari berbagai pemasok
atau pabrik, untuk kemudian didistribusikan sesuai dengan
pesanan pelanggan (order list).
4) Good in process, dalam hal ini adalah product mixing
Merupakan fungsi gudang yang biasa dipergunakan
oleh perusahaan ataupun distributor yang memperoleh
pasokan dari beberapa pemasok dengan berbagai jenis barang.
Di dalam gudang terjadi proses kombinasi barang (mixing)
sesuai dengan pesanan setiap pelanggan (order list).
xl
Storage juga menunjukan tentang proses deposit produk
melalui fasilitas yang dimilki. Proses deposit ini bisa menjadi 2 (dua)
penyimpanan yaitu :
1) Penyimpanan sementara
Penyimpanan sementara dalam jangka waktu
sementara berarti penyimpanan produk yang diperlukan untuk
pemenuhan persediaan. Penyimpanan sementara dibutuhkan
untuk memenuhi aktual inventory turn over. Lamanya
penyimpanan sementara tergantung kepada rancangan system
logistic dan variabilitas dari lead time dan demand.
2) Penyimpanan semi-permanen
Penyimpanan semi-permanen digunakan untuk produk
yang lebih dari sekedar pemenuhan persediaan, misalnya
untuk keperluan stock pengaman (safety stock). Kondisi yang
menyebabkan terjadinya penyimpanan semi permanen adalah :
a) Permintaan (demand) musiman.
b) Permintaan (demand) yang tidak menentu.
c) Permintaan produk seperti buah-buahan.
d) Spekulasi.
e) Perjanjian khusus, seperti potongan harga.
Selain itu menurut Soemanto (2005:47) gudang juga memiliki
3 fungsi yaitu sebagai berikut :
1) Goods Receiving ( Penerimaan Barang)
xli
Definisi dari Receiving itu sendiri adalah menerima fisik
barang dari pabrik, principal atau distributor yang disesuaikan dengan
dokumen pemesanan dan pengiriman dan dalam kondisi yang sesuai
dengan persyaratan penanganan barangnya. Setelah receiving ada
aktifitas lain yaitu Let down dan Put away. Let down adalah aktifitas
pengambilan barang dari lokasi penyimpanan ke lokasi picking face
(penyiapan barang) sesuai dengan lokasi asal, lokasi dituju dan
kuantitas yang tepat. Sedangkan Put away adalah penempatan barang
yang telah di cek (sesuai dengan dokumen) dan telah dicatatkan
kedalam system menuju ketempat penyimpanan barang dengan aman
dan sesuai dengan lokasi yang ditentukan.
2) Picking & Storage (Penyiapan & Penyimpanan)
Definisi dari Picking (penyiapan) adalah mempersiapkan
pengeluaran fisik barang dari gudang yang disesuaikan dengan
dokumen pemesanan dan pengiriman dan dalam kondisi yang sesuai
dengan persyaratan penanganan barangnya. Sedangkan definisi dari
Storage (penyimpanan barang) adalah menempatkan barang dalam
kondisi tunggu untuk di order atau dipersiapkan untuk diproses
selanjutnya. Penyimpanan dilakukan sesuai dengan karakteristik
barang.
3) Delivery (Pengiriman)
Definisi dari Delivery (pengiriman) adalah mempersiapkan
pengiriman fisik barang dari gudang ketempat tujuan yang
xlii
disesuaikan dengan dokumen pemesanan dan pengiriman serta dalam
kondisi yang sesuai dengan persyaratan penanganan barangnya.
Adapun pengertian yang lain tentang Delivery adalah kegiatan
pengeluaran barang dari gudang yang dilakukan setelah pemilik
barang menyelesaikan syarat-syarat dari pengelola gudang dan bea
cukai.
2. Jenis – jenis Gudang
Menurut Soemanto (2005:49) Jenis-jenis gudang pada kebanyakan
umumnya, gudang berada dalam ruangan. Pada suatu pabrik atau
perusahaan, macam gudang dapat dibedakan menurut karakteristik material
yang akan disimpan, yaitu :
a. Penyimpanan bahan baku
Gudang akan menyimpan setiap material yang dibutuhkan atau
digunakan untuk proses produksi. Gudang semacam ini dapat pula
disebut stockroom yang karena fungsinya memang menyimpan stock
untuk kebutuhan tertentu.
b. Penyimpanan barang setengah jadi
Adalah gudang yang untuk menyimpan barang-barang yang masih
melalui proses produksi. Dalam industry manufaktur sering ditemui
banyak barang yang harus melalui beberapa macam operasi dalam
pengerjaannya. Prosedur demikian sering pula harus terhenti karena
xliii
dari satu operasi ke operasi lainnya atau berikutnya waktu pengerjaan
yang dibutuhkan tidaklah sama. Akibatnya, barang atau material harus
menunggu sampai mesin atau operator berikutnya siap mengerjakannya.
Ada dua tipe barang setengah jadi (work in process storage) yaitu :
bahan berjumlah kecil dan barang berjumlah banyak.
c. Penyimpanan produk jadi
Gudang demikian kadang-kadang disebut pula gudang dengan fungsi
menyimpan produk-produk yang telah selesai dikerjakan.
Selain ketiga macam jenis gudang diatas, ada pula beberapa macam
gudang lainnya seperti Gudang CFS (Container Freight Station) dan Gudang
Berikat.
a. Gudang Container Freight Station (CFS)
Menurut Suyono (2003:187) Gudang Container Freight Station (CFS)
adalah Kawasan yang digunakan untuk menimbun petikemas Less than
Container Load (LCL), melaksanakan stuffing / unstuffing dan untuk
menimbun break-bulk cargo yang akan di stuffing ke petikemas atau di
unstuffing ke petikemas. Sedangkan menurut Suranto (2004:110)
Pengertian Gudang Container Freight Station (CFS) adalah Fasilitas
untuk konsolidasi, di mana partai-partai barang dalam partai kecil
dikumpulkan untuk dimasukkan ke container atau sebaliknya
dikeluarkan dari container. Sedangkan menurut Modul diklat Port of
Operation Management (2006:41) pengertian Gudang Container Freight
Station (CFS) adalah Daerah / tempat untuk mengumpulkan dalam
xliv
partai kecil dikumpulkan untuk dimasukkan ke container atau
sebaliknya dikeluarkan dari container.
b. Gudang Berikat
Menurut Undang-Undang Nomor 10 tahun 1945, kaitan mengenai
gudang berikat (Bonded Warehouse), diantaranya adalah suatu
bangunan atau tempat dengan batas-batas tertentu yang didalamnya
dilakukan kegiatan usaha penimbunan, pengemasan, penyortiran,
pengepakan, pemberian merek / label, pemotongan, atau kegiatan lain
dlam rangka fungsinya sebagai pusat distribusi barang-barang asal
impor untuk tujuan dimasukkan ke Daerah pabean Indonesia Lainnya,
kawasan berikat, atau reekspor tanpa adanya pengolahan atau gudang
yang dalam setiap pelaksanaannyadi bawah pengawasan Bea & Cukai.
Setiap barang yang berada di dalam gudang berikat ini adalah barang
yang belum membayar Bea Masuk dan umumnya berbentuk dalam
bahan baku. Sedangkan menurut Suranto (2004:106) Bonded
Warehouse, yaitu gudang yang dibangun di suatu daerah tertentu tetapi
berada dalam pengawasan bead an cukai dan berfungsi untuk
menimbun, memproses, repacking, dan lain-lain. Barang-barang yang
diproses tidak dikenakan bea atau pungutan apa-apa, tetapi pada saat
keluar dari daerah tersebut barang dikenakan bea atau pungutan-
pungutan sesuai dengan ketentuan yang ada.
3. Manfaat gudang
xlv
Menurut Soemanto (2005:57) manfaat gudang antara lain :
a. Sebagai buffer stock antara supply dan demand
Gudang adalah tempat penyimpanan bahan baku (raw material),
barang setengah jadi (in process goods), dan barang jadi (finished
goods). Sebagai buffer stock disini mengandung pengertian,
bahwa gudang adalah tools dari adanya forecasting yang
dilakukan oleh manajemen.
b. Untuk mendukung stok terhadap panjangnya waktu produksi
Gudang mendukung proses produksi yang memakan waktu yang
panjang, dalam proses produksi yang memungkinkan adanya
berbagai hambatan ataupun rintangan selama proses produksi,
hambatan yang muncul yang mungkinterjadi selama proses
produksi antara lain : kekurangan stok, damage cargo, wrong
item, dan lain sebagainya.
c. Untuk mendukung stock antara operasi produksi
Pada perusahaan manufaktur, yang proses operasionalnya
mengubah barang baku, atau barang setengah jadi menjadi barang
jadi, memerlukan tempat (gudang) sebagai tempat penyimpanan
barang-barang tersebut sebelum mengalami proses produksi.
Ketika barang-barang material tersebut dibutuhkan oleh bagian
operasi untuk kegiatan operasionalnya, maka bagian gudang harus
mengeluarkan stoknya untuk kegiatan produksi.
xlvi
d. Untuk melindungi interupsi yang tidak direncanakan dalam
Supply atau sebagai Safety Stock
Gudang juga merupakan tempat penyimpanan barang yang
merupakan safety stock yang dilakukan oleh kebijakan
manajemen. Safety stock berfungsi sebagai stok cadangan apabila
dalam proses produksi mengalami kekurangan bahan baku, atau
terjadi keterlambatan pengiriman barang dari supplier.
e. Sebagai pelindung permintaan musiman yang berfluktuasi
Dalam waktu-waktu tertentu terkadang sering terjadi permintaan
yang berfluktuasi, untuk menghindari overload ataupun
kekurangan stok, biasanya manajemen melakukan sebuah
tindakan yang bersifat protect terhadap barang yang
dihasilkannya. Dengan kondisi seperti ini gudang memiliki
peranan sebagai penyanggah current stok gudang. Jika harga
dipasaran mengalami penurunan, manajemen cenderung lebih
memilih menyimpan stoknya digudang, akan tetapi jika harga
dipasaran cenderung menguntungkan untuk perusahaan
manajemen segera mengambil kebijakan untuk segera
mengeluarkan stok barangnya digudang. Atau dalam musim-
musim tertentu ketika stok barang sangat dibutuhkan atau dicari
oleh konsumen manajemen juga akan segera mengeluarkan
stocknya untuk didistribusikan kepasaran.
f. Sebagai strategi pengaman selama produksi istirahat
xlvii
Ketika suatu perusahaan mengalami masa istirahat untuk proses
produksi, pada proses produksi sebelumnya perusahaan
melakukan penambahan jumlah produksi ini disimpan didalam
gudang, untuk dijadikan sebagai persediaan awal ketika masa
istirahat selesai.
g. Untuk memenuhi biaya transportasi dan produksi
Bagi perusahaan yang memiliki gudang, gudang dapat dijadikan
sebagai salah satu pilihan untuk meminimalisasi cost yang
dikeluarkan oleh perusahaan, dengan adanya gudang perusahaan
yang seharusnya mengeluarkan cost yang besar untuk transportasi.
Dengan adanya gudang, barang yang selesai mengalami proses
produksi disimpan didalam gudang, untuk selanjutnya baru
didistribusikan ke pasar.
h. Untuk memenuhi kebutuhan proses produksi
Ketika bagian produksi melakukan request kepada bagian gudang,
maka bagian gudang akan segera mengeluarkan barang untuk
memenuhi permintaan bagian produksi, jika bagian gudang tidak
segera memenuhi permintaan bagian produksi, maka akan terjadi
problem dalam proses produksi.
E. Analisa Keterkaitan Pelayanan Jasa Warehousing Dengan Menggunakan
Benchmarking (PatokDuga).
xlviii
Kualitas pelayanan jasa warehousing menjadi salah satu ukuran atas
keberhasilan perusahaan freight forwarding dalam memberikan jaminan atas
kepuasan bagi konsumen, melalui kualitas pelayanan seorang konsumen
dapat memberikan penilaian secara obyektif dalam usaha menciptakan
kepuasan konsumen. Pelayanan di gudang mulai dari proses penerimaan
barang (receiving), pemindahan barang di dalam gudang (putway),
pengambilan barang di dalam gudang (order picking), penyimpanan barang
di gudang (storage) sampai pengiriman barang (shipping) hal inilah yang
menjadi dasar untuk membandingkan kualitas pelayanan dengan perusahaan
lainnya yaitu dengan menggunakan metode benchmarking (patok duga).
Menurut Tjiptono (2003:234) dorongan untuk melakukan patok duga
banyak ditentukan oleh faktor kepuasan pelanggan, Dalam hal ini faktor –
faktor untuk mengukur kualitas pelayanan jasa warehousing seperti receiving,
putway, order picking, storage dan shipping menjadi kunci utama kesuksesan
perusahaan freight forwarding dalam menjalankan bisnis pergudangannya.
Kepuasan pelanggan pun semakin lama semakin sulit dipenuhi oleh adanya
keinginan dan kebutuhan yang secara naluriah makin meningkat, sehingga
upaya memuaskan pelanggan pun bukan mulu sekedar memuaskan tetapi
telah menjadi suatu upaya yang kompleks. Setiap perusahaan dituntut tuntuk
dapat memberikan yang terbaik kepada pelanggannya.
xlix
F. Benchmarking
1. Pengertian Benchmarking
Ada berbagai jenis definisi mengenai patok duga (Fandy Tjiptono &
Anastasia Diana :1995). Beberapa diantaranya akan dibahas di sini :
a. Gegory H. Watson mendefinisikan patok duga sebagai pencarian
secara berkesinambungan dan penerapan secara nyata praktik-praktik
yang lebih baik yang mengarah pada kinerja kompetitif yang unggul.
b. Robert Camp menyatakan bahwa patok duga adalah proses
pengukuran yang kontinyu menyangkut produk, jasa dan praktik-
praktik terhadap competitor terbaik.
c. David Kearns (CEO dari Xerox) mengatakan bahwa patok duga
adalah suatu proses pengukuran terus-menerus atas produk, jasa dan
tata cara kita terhadap pesaing kita yang terkuat atau badan usaha lain
yang dikenal sebagai yang terbaik.
d. Definisi yang diterapkan di IBM yaitu bahwa patok duga merupakan
suatu proses terus-menerus untuk menganalisis tata cara terbaik di
dunia dengan maksud menciptakan dan mencapai sasaran dan tujuan
dengan prestasi kelas dunia.
e. Teddy Prawita mendefinisikan patok duga sebagai suatu proses
belajar yang berlangsung secara sistematik dan terus menerus di mana
setiap bagian dari suatu perusahaan dibandingkan dengan perusahaan
yang terbaik atau pesaing yang paling unggul.
l
f. Goetsch dan Davis mendefinisikan patok duga sebagai proses
pembandingan dan pengukuran operasi atau proses internal organisasi
terhadap mereka yang terbaik dalam kelasnya, baik dari dalam
maupun dari luar industri.
Dari beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan
Benchmarking adalah suatu proses mengidentifikasi, mengadaptasi dan
mengimplementasikan teknik kerja atau proses terbaik dari perusahaan
manapun, dimanapun di dunia, untuk memperbaiki performance, atau dengan
kata lain “sebuah proses pengukuran yang kontinu dan sistematis”.
Pemicu yang menyebabkan suatu proyek benchmarking dilaksanakan
dalam sebuah perusahaan ada tiga, yaitu :
a. Masalah, jika suatu krisis yang terjadi di dalam perusahaan, seperti
biaya yang membengkak atau ancaman konsumen yang dapat
membatalkan sebuah kontrak kerja, maka ide perbaikan akan mungkin
muncul.
b. Inovasi, jika suatu perusahaan waspada terhadap kemajuan teknologi,
teknik, atau proses yang digunakan oleh perusahaan lain, maka
informasi ini mungkin akan mendorong perusahaan untuk melakukan
studi benchmarking.
c. Kebijakan, jika sebuah perusahaan tidak memiliki masalah yang
berarti dalam memahami sebuah usaha inovasi, maka sangat kecil
kemungkinannya perusahaan tersebut akan melakukan benchmarking.
li
Pada umumnya, dikenal empat tahap dasar dari setiap praktik patok
duga yaitu
a. Merencanakan Proyek Patok Duga
Perlu dilakukan penyeleksian dan penentuan proses yang harus
dipelajari, mengidentifikasi tolok ukur-tolok ukur kinerja proses itu,
mengevaluasi kemampuan perusahaan itu sendiri, dan menentukan
perusahaan yang harus dipelajari.
b. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan mengadakan riset primer dan
sekunder, meliputi penyingkapan rahasia atas proses tertentu di dalam
perusahaan yang menjadi sasaran.
c. Analisis Data tentang Kesenjangan Kinerja dan "Enabler"
Hal ini diperlukan untuk melihat seberapa jauh ketertinggalan
perusahaan kita dengan perusahaan yang menjadi obyek patok duga.
d. Peningkatan dengan Memperkenalkan "Enabler" dalam Proses
Setiap perusahaan yang mengadakan patok duga mengikuti tahap-tahap
yang sama. Oleh karena itu, sebaiknya persahaan tidak membuang
waktu untuk menciptakan model baru. Hal yang terpenting bahwa para
pelaksana patok duga menganut ketat proses yang diseleksi agar
pendekatannya bersifat secara terpadu, sistematis, serta dasar
pengukuran yang konsisten.
lii
1) Menetapkan faktor-faktor yang akan dinilai dengan membuat
dalam suatu urutan penilaian dan buatkan bobot penilaiannya,
melalui brainstorming respon manajemen;
Misalnya ditetapkan secara urut sebanyak 10 indikator yang
dianggap perusahaan berhasil dalam menerapkan strategi
pemasarannya, kemudian memberikan penilaian bobot pada setiap
indikator tersebut. (Contoh Tabel II.I). Studi Benchmarking
Penilaian Bobot Untuk Setiap Faktor Yang Dinilai
Tabel II.IPenilaian bobot untuk setiap faktor yang dinilai
FAKTOR YANG DINILAI PT A PT B PT C PT DPelayanan 5 4 6 4
Keamanan 4 3 4 5
Lokasi 3 2 3 3
Ketepatan Delivery 1 5 7 6
Nilai Tambah 2 6 5 7
Strategi Marketing 8 7 1 2
Harga 7 8 10 8
Mutu SDM 10 9 8 10
Kepercayaan 6 1 2 1
S.O.P 9 10 9 9Sumber : Johar Arifin (2005)
2) Faktor yang sudah dinilai dan diberi bobot tersebut pada table 1
dijadikan bahan kuesioner untuk dinilai oleh para pengguna jasa
warehouse, dengan menggunakan skala Likert : Sangat Baik (SB) =
5; Baik (B)= 4; Cukup Baik (CB)=3; Kurang Baik (KB)=2; Tidak
Baik (TB) = 1.
Menurut Riduwan (2004:86) skala likert adalah skala yang
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang
liii
atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial. Dengan
menggunakan skala likert, maka variabel yang akan diukur
dijabarkan menjadi dimensi, dimensi dijabarkan menjadi sub
variabel kemudian sub variabel dijabarkan lagi menjadi indikator
yang dapat diukur, dan keterukuran yang didapat dijadikan titik
tolak untuk membuat item instrumen yang berupa pertanyaan atau
pernyataan yang perlu dijawab oleh responden.
3) Hasil akhir menentukan perbandingan penilaian jasa pelayanan
warehouse antar freighter yang terbaik, dan mengevaluasinya
sesuai pendekatan Benchmarking (Patok Duga) sesuai manajemen
operasional dalam manajemen mutu terpadu (TQM = Total Quality
Management).
2. Tujuan Benchmarking
Tujuan benchmarking adalah menetapkan credit goals dan terus
melakukan continous improvement untuk membantu perusahaan meraih
tingkat performance terdepan yang mampu memenuhi harapan-harapan
konsumen (customer expectation) yang terus meningkat. Menurut James
H. Trask, director of international competitive analysis di General Motors
Corporation, mendeskripsikan tujuan benchmarking menjadi dua bagian
utama, yaitu : “To Learn and Improve”. Gambar 2.1 menunjukkan
bagaimana tujuan benchmarking yang berubah seiring dengan perubahan
“pendewasaan” perusahaan dalam perjalanan peningkatan kualitas.
3. Perkembangan Benchmarking
liv
Benchmarking tidak bermula langsung sebagai benchmarking, namun
bermula pada sebuah kebutuhan informasi dan sebuah keinginan untuk
mempelajari dengan cepat bagaimana cara mengkoreksi atau mencari solusi
dari permasalahan yang ada dalam bisnis.
Menurut Robert Camp, Manajer Kompetensi Bencmarking dari Xeroc
Corporation, ada empat tipe dasar dari bencmarking, yaitu :
a. Internal Benchmarking
Internal Benchmarking adalah perbandingan teknik kerja yang sama
antar operasi di dalam sebuah perusahaan. Di dalam setiap perusahaan
terdapat departemen atau divisi lain yang mungkin menjalankan teknik
kerja yang sama atau meirip. Jika memang ini benar, maka rekan
benchmarking pertama yang mungkin ada adalah di perusahaan sendiri.
b. Competitive Benchmarking
Competitive Benchmarking adalah perbandingan antara pesaing
dengan pesaing. Melakukan benchmarking terhadap pesaing merupakan
bagian yang penting dari perbandingan secara eksternal. Namun
bencmarking bukanlah spionase industri, melainkan pengumpulan
informasi industrial, dan beberapa proses harus dijalani sesuai dengan
kode etik dan peraturan hukum yang berlaku.
c. Functional Benchmarking
Functional Benchmarking adalah perbandingan fungsi antara
perusahaan inisiator dengan perusahaan target yang berbeda jenis
industrinya. Sebuah studi bencmarking tidak hanya terbatas pada satu
lv
jenis industri saja bila memang ada industri lain yang memiliki
performance jauh lebih baik pada fungsi yang sama.
d. Generic Bencmarking
Generic Benchmarking adalah jenis dari Functional Benchmarking
yang melihat pada proses bisnis, baik dari industri yang sama maupun
dengan yang berbeda.
lvi
BAB III
GAMBARAN UMUM PT. BIG OCEAN TRANSPORTAMA
A. Sejarah Singkat Perusahaan
PT. Big Ocean Transportama adalah sebuah perusahaan yang
bergerak di bidang jasa Freight Forwader dan Ekspidisi Muatan Kapal Laut
atau atau Udara (EMKL/EMKU) yang didirikan pada 20 Januari 2000 dengan
akte notaries R. Muhammad Hedarmawa,.SH No.8 dengan nama PT. Big
Ocean Transportama , merupakan Perusahaan Modal Asing (Korea) dengan
No.916/PMA/1999 pada tertanggal 28 Desember di Indonesia. Kini PT. Big
Ocean Transportama berdomisili pada Kokan Permata Kelapa Gading Blok C
No. 18, Jl. Boulevard Raya Kelapa Gading Jakarta Utara.
Sejak berdiri sampai saat ini PT. Big Ocean Transportama yang
berjalan selama 12 tahun dan sudah banyak kendala dan hambatan yang
dihadapi namun berkat upaya kerja keras dari manajemen dan kerjasama
sesama karyawan maka tahapan krisis yang dihadapi dapat terlewati dengan
baik, sementara masih banyak perusahaan Freight Forwader dan Ekspedisi
Muatan Kapal Laut/ Udara lain yang hancur dengan situasi perekonomian
yang belum membaik dan akhirnya berakibat gulung tikar. Kini PT. Big
Ocean Transportama sudah berkembang dengan baik dan merupakan salah
satu perusahaan Freight Forwader dan Ekspidisi Muatan Kapal/ Udara
(EMKL/EMKU) terbaik di Indonesia yang keberadaannya dapat dapat
diperhitungkan oleh perusahaan Freight Forwader dan EMKL/EMKU
lainnya. Pada karirnya PT. Big Ocean Transportama selalu menjaga kepuasan
lvii
pelayanan terhadap pelanggan dan berkomitmen untuk melayani dengan
kualitas pelayanan terbaik dari para pesaingnya.
PT. Big Ocean Transportama mampu menjaga reputasi yang baik
demi kerjasama yang baik perusahaannya memiliki staf ahli dibidangnya
masing-masing dan handal menangani segala jenis dokumen, dengan
keahliannya, pengalaman, profesionalitas serta memiliki kedisiplinan yang
tinggi mampu menjadi yang lebih baik dari pada pesaingnya tentunya dengan
ilmu pengetahuan dan banyak pengalaman untuk menangani seluruh aspek-
aspek pada perusahaan freight forwading.
B. Visi dan Misi
1. Visi PT. Big Ocean Transportama
“Menjadi perusahaan freight forwading dan transportama logistik
utama yang terbaik dengan penyediaan fasilitas dan pelayanan terpercaya
kepada pelanggan”.
2. Misi PT. Big Ocean Transportama
a. Mendukung pelayanan kepabeanan yang efisien dan efektif untuk
menjamin daya saing perindustrian transportasi logistik.
b. Melayani sistem distribusi muatan kapal laut dan udara dengan
bongkar muat yang efisien, efektif, dan aman sampai ke tempat
tujuan.
c. Mampu memberi solusi terbaik dalam permasalahan pada dunia
logistik dan tranportasi yang professional.
lviii
d. Memupuk keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan
perusahaan.
e. Mendukung kesejahteraan karyawan demi kemajuan perusahaan.
C. Organisasi dan Manajemen Perusahaan
1. Struktur Organisasi
Adanya struktur yang mapan sangat diperlukan untuk menjamin
agar rencana perusahaan dapat dilaksanakan. Bentuk Struktur Organisasi
PT. Big Ocean Transportama.
Gambar III.1Struktur Organisasi PT. Big Ocean Transportama
lix
Sumber : PT. Big Ocean Transportama, 2012
2. Manajemen Organisasi
Berikut pemegang wewenang lini pada PT. Big Ocean
Transportama yang memiliki kekuasaan, hak dan tanggung jawab
keputusan, dan kebijakan agar tercapainya tujuan perusahaan :
a. Komisaris
lx
Memiliki wewenang untuk mengawasi bentuk-bentuk perizinan sesuai
dengan peraturan yang berlaku pada pemerintah Indonesia mewakili PT.
Big Ocean Transportama yang merupakan Perusahaan Modal Asing serta
mewakili dari pemegang saham.
b. Direktur Utama
Memiliki wewenang dalam menetapkan kebijakan perusahaan,
mengkoordinir, mengawasi dan menetapkan tugas serta tanggung jawab
kepada bawahannya untuk mencapai tujuan perusahaan yang ditetapkan.
c. Direktur
Tugas utamanya adalah membuat rencana anggaran perusahaan dan
menganggarkan seluruh nilai pendapatan dan pengeluaran PT. Big Ocean
Transportama termasuk semua divisi usaha operasional.
d. Manajer Ekspor dan Impor
Tugas utamanya adalah sebagai berikut :
1) Merencanakan, mengorganisasikan dan mengendalikan fasilitas
pelaksana operasional pelayanan dokumen dan pengiriman
muatan/ barang ekspor atau impor maupun antar pulau.
2) Merencanakan, mengkoordinasi dan mengendalikan fasilitas
pelayanan petikemas ekspor impor maupun antar pulau melalui
transportasi (trucking service) yang meliputi :
3) Kegiatan Pengiriman Barang
4) Kegiatan Pemuatan Barang
lxi
5) Kegiatan Bongkar Barang
6) Mengusulkan dan mengkaji dokumen kontrak kerja dengan
pelanggan.
7) Mengawasi dan menerima laporan jalannya proses kegiatan
ekspor atau impor yang dikerjakan oleh bagian staff dan
operasional lapangan sesuai sistem dan prosedur kerja baik secara
teknis maupun administrative.
e. Staf Ekspor dan Impor
Tugas utamanya adalah sebagai berikut :
1) Menerima dokumen dari customer (pelanggan) sebagai job order
dan mencari informasi dari pihak pelayaran, freight forwader,
perusahaan bongkar muat, gudang dll.
2) Merencanakan, mengkoordinasi kelengkapan jenis dokumen dari
pihak terkait seperti pelayaran, agent, PBM (Perusahaan Bongkar
Muat) dan mengkoordinasi dengan bagian trucking.
3) Memberikan informasi tahapan proses kerja baik yang akan
dilakukan maupun yang telah dilakukan secara berkala kepada
pelanggan.
4) Memberikan laporan daily sebagai hasil monitoring kepada
manager.
f. Operasional Ekspor dan Impor
Tugas utamanya adalah sebagai berikut :
1) Menerima dokumen dari staf Ekspor dan Impor
lxii
2) Merencanakan, mengorganisasikan, dokumen secara keseluruhan
untuk proses custom clearance (pengurusan dokumen
kepabeanan).
3) Melaporkan seluruh kegiatan yang direncanakan atau yang telah
dilaksanakan pada cutom clearance kepada staf Ekspor atau
Impor.
4) Mengawasi proses pemuatan atau bongkar barang hingga ke
tempat tujuan.
g. Manajer Warehouse / gudang
Tugas Utamanya adalah :
1) Sebagai pimpinan puncak divisi warehouse khususnya dalam
kegiatan operasional gudang bertanggung jawab penuh atas
perencanaan, pelaksanaan serta pengendalian seluruh kegiatan
sehingga target ataupun parameter yang distandarkan perusahaan
dapat tercapai.
2) Kegiatan Pengiriman Barang (delivery)
3) Kegiatan Pemuatan Barang (loading)
4) Kegiatan Bongkar Barang(unloading)
5) Kegiatan Penerimaan Barang (Receiving)
6) Mengawasi dan menerima laporan jalannya proses kegiatan
penerimaan atau pengeluaran barang dari gudang yang dikerjakan
oleh bagian staff dan operasional lapangan sesuai sistem dan
prosedur kerja baik secara teknis maupun administrative.
lxiii
h. Staf Gudang
Tugas utamanya adalah :
1) Menerima dokumen dari staff ekspot & import sebagai job order
dan mencari informasi dari pihak (cutomer ) pelangan.
2) Merencanakan, mengkoordinasi kelengkapan jenis dokumen dan
barang dari divisi ekspor dan impor dan mengkoordinasi dengan
bagian operasional gudang .
3) Memberikan informasi tahapan proses kerja baik yang akan
dilakukan maupun yang telah dilakukan secara berkala kepada
pelanggan.
4) Memberikan laporan daily sebagai hasil monitoring kepada
manager.
i. Operasional Gudang
Tugas utamanya adalah:
1) Menerima dokumen dan barang dari shipper
2) Melakukan pengecekan dan pelabelan untuk barang yang diterima
digudang
3) Melakukan penumpukan barang digudang
4) Melakukan pemuatan barang yang akan dikirim dari gudang
j. Courier dan Driver
Tugas utamanya adalah sebagai berikut :
lxiv
1) Membantu staf ekspor dan impor dalam proses pengambilan
dokumen, surat pengantar, surat D/O maupun B/L yang sesuai
pada perusahaan terkait.
2) Untuk supir-supir box bertindak sebagai courier pengangkut
muatan baik itu yang akan dimuat maupun dibongkar dari dan
atau ke tempat tujuan dengan efisien dan aman.
3. Kegiatan Usaha PT. Big Ocean Transportama
Ruang lingkup kegiatan pelayanan saat ini kegiatan usaha
dikelompokkan kedalam 4 (empat) unit usaha strategis yaitu :
Export/Import Document, Custom Clearance Service, Warehousing dan
Door to door Cargo Handling Service.
a. Export/Import Agent Document
Sebagai penyedia jasa pelayanan terhadap dokumen baik ekspor
maupun impor, PT. Big Ocean Transportama selalu berupaya untuk
mengembangkan cakupan pelayanan dan penetasi pasar dengan
menjawab keinginan pelanggan serta berusaha memberikan layanan yang
ramah, cepat, aman dan biaya yang kompetitif. Fasilitas Export/Import
Document untuk melayani dan menangani kegiatan penerbitan dokumen
dari berbagai Negara untuk impor khususnya dari Negara Korea (Busan
dan Icheon), Hongkong, China (Shanghai, Censen, Tiajin, Guangzhou)
dan India (Mumbai) sedangkan Negara tujuan untuk ekspor hanya
Negara Korea (Icheon dan Busan).Jenis Kegiatan Usahanya adalah
sebagai berikut:
lxv
1) Penerbitan Bill of Lading (B/L).
2) Penerbitan Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) BC3.0 dan
Pemberitahuan Impor Barang (PIB) BC2.0 melalui sistem EDI
(Electronic Data Interchange).
b. Custom Clearance Service (Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan)
Merupakan penyedia pelayanan yang khusus untuk memenuhi
kebutuhan pelanggan dalam menangani dokumen agar dapat diproses
segala bentuk kepabeanannya pada saat custom clearance di Bea
Cukai. Karyawan yang handal, cepat dan tepat dalam menangani
setiap dokumen mampu memberi solusi terbaik untuk efisien dan
efektifnya setiap penanganan dokumen hal ini pun menjadi tolak ukur
PT. Big Ocean Transportama dalam memenuhi seluruh kebutuhan
para pelanggannya demi tercapainya arti kepuasan terhadap
pelanggan.
Berbagai Negara tujuan ekspor untuk pelayanan kepabeanan yaitu
Australia (Sydney dan Brisbane), Jepang (Osaka, Mizushima, Kobe, Nigata,
Tokyo dan Yokohama), Eropa (Le Havre, Hamburg, Rotterdam), Inggris
(Felixstowe, Preston dan Hatfield), Amerika (New York, Norfolk, Ontario,
Mundelein, Karsen, Texas dan Dallas), sedangkan berbagai Negara untuk
pelayanan kepabeanan impor khusunya dari Korea (Busan dan Incheon),
Hongkong, China (Shanghai, Censen, Tiajin, Guangzhou) dan India
(Mumbai). Jenis Kegiatan Usahanya adalah sebagai berikut:
lxvi
1) Kegiatan custom clearance dokumen ekspor dan impor
melalui laut.
2) Kegiatan custom clearance dokumen ekspor dan impor
melalui udara.
c. Warehousing ( Pergudangan )
Merupakan penyedia pelayanan khusus untuk memenuhi kebutuhan pelanggan
dalam hal penanganan muatan digudang mulai dari penerimaan, penumpukan,
dan penyimpanan barang digudang sesuai dengan permintaan pelanggan.
Pengelolaan barang secara baik dapat menjaga barang yang disimpan didalam
gudang seperti harapan pelanggan, menjamin keamanan barang, penanganan
barang sesuai dengan jenis dan karakteristik barang tersebut
d. Door to door Cargo Handling Service
Merupakan penyedia pelayanan yang khusus untuk memenuhi kebutuhan
pelanggan dalam mengirim atau menyerahkan barang sesuai dengan
permintaan sampai ke tempat tujuan. Tepat waktu, efisien, dan aman dalam
melaksanakan kegiatan bongkar maupun muat barang mampu menjadi
keunggulan dari kepercayaan yang telah diberikan oleh pelanggan.
D. Fasilitas dan Peralatan PT. Big Ocean Transportama
Tabel III.1Fasilitas dan Peralatan PT. Big Ocean Transportama
Nama Fasilitas dan Peralatan Keterangan Kapasitas
Komputerisasi Sistem EDI (Electronic Data
Interchange) modul PIB dan PEB versi 5
1 (satu) Unit -
Mobil Fuso 1 (satu) Unit 9 Ton
Mobil Box 2 (dua) Unit 3,5 Ton
lxvii
Mobil Box 1 (satu) Unit 0,5 Ton
Trailer dan Head Truck (outsourcing) 30 (tiga puluh) Unit
20’ (dua puluh feet)
30 Cbm
Trailer dan Head Truck (outsourcing) 40 (empat puluh) Unit
40’ (empat puluh feet)
60 Cbm
Sumber : PT. Big Ocean Transportama, 2012
BAB IV
lxviii
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
G. Analisis Tingkat Pelayanan Jasa Warehousing Yang Dihasilkan Oleh PT.
Big Ocean Transportama dengan PT. Buana Jaya Cargo dan PT. Cipta
Krida Bahari.
Pergudangan pada dasarnya merupakan serangkaian kegiatan yang
menagani / melayani pengurusan barang / logistik dalam gudang, baik yang
bersifat administratif maupun pelaksanaan tatakerja, tata ruang, maupun tata
usaha. Secara lebih operasional, pergudangan merupakan serangkaian
kegiatan pelayanan pengurusan barang mulai dari kegiatan receiving /
penerimaan, putaway / pemindahan barang , order picking / pengambilan
barang, storage / penyimpanan, dan shipping / pengiriman barang dari
gudang . Kegiatan tersebut merupakan hal yang umum dilakukan oleh
perusahaan jasa pergudangan yang memiliki gudang sendiri dalam
menjalankan bisnisnya.
Pada dasarnya pelayanan terhadap pelanggan di gudang merupakan
salah satu kunci keberhasilan perusahaan dalam menghadapi persaingan jasa
pergudangan pada saat ini. PT. Big Ocean yang merupakan perusahaan
pergudangan yang menangani pelayanan barang di gudang juga harus
meningkatkan kualitas pelayanannya agar perusahaan tersebut dapat bertahan
dan mengembangkan terus bisnisnya dari perusahaan pesaingnya. Untuk
meningkatkan kualitas pelayanan di gudang PT. Big Ocean Transportama,
maka analisis benchmarking (patok duga) digunakan untuk membandingkan
lxix
kualitas pelayanan antara PT. Big Ocean Transportama dengan perusahaan –
perusahaan pembandingnya, yaitu PT. Buana Jaya Cargo dan PT. Cipta Krida
Bahari.
Dalam mengukur tingkat kualitas pelayanan jasa warehousing
perusahaan tersebut maka langkah pertama adalah melakukan menilai
beberapa faktor untuk menilai kualitas pelayanan jasa warehousing terhadap
pelanggan PT. Big Ocean Transportama dengan PT. Buana Jaya Cargo dan
PT. Cipta Krida Bahari dengan demikian dapat diketahui kualitas pelayanan
jasa warehousing masing-masing perusahaan.
Untuk mendukung penyelesaian masalah dengan analisis
Benchmarking (Patok Duga) terlampir kisi-kisi penelitian pada tabel VI.1
yang dijadikan bahan kuestioner untuk dinilai oleh para pengguna jasa
warehousing, dengan menggunakan skala Likert : Sangat Baik (SB) = 5; Baik
(B) = 4; Cukup Baik (CB) = 3; Kurang Baik (KB) = 2; Tidak Baik (TB) = 1
dengan jumlah 87 responden untuk masing – masing perusahaan sebagai
berikut ; PT. Big Ocean Transportama = 29 responden, PT. Buanan Jaya
Cargo = 23 responden dan PT. Cipta Krida Bahari = 35 responden.
Tabel IV.1Variabel Instrumen Penilaian Pelanggan
No. Pernyataan Pilihan Jawaban AndaRECEIVING / PENERIMAAN
1. Pembongkaran produk aktual dari moda pengangkutanTB
1 2 3 4 5SB
lxx
No. Pernyataan Pilihan Jawaban Anda
2. Pembaruan catatan persediaan gudangTB
1 2 3 4 5SB
3. Pemeriksaan kerusakan barangTB
1 2 3 4 5SB
4. Verifikasi perhitungan barang masukTB
1 2 3 4 5
5. Penerimaan langsung ke dermaga pengiriman barang (cross docking)
TB
1 2 3 4 5SB
PUTAWAY / PEMINDAHAN
6. Pemindahan barang langsung ke tempat penyimpananTB
1 2 3 4 5SB
7. Pemindahan kedaerah-daerah untuk spesialisasi penyimpananTB
1 2 3 4 5SB
8. Perpindahan Untuk pengiriman keluar gudangTB
1 2 3 4 5SB
ORDER PICKING / PENGAMBILAN PESANAN
9. Pengambilan seluruh muatanTB
1 2 3 4 5SB
10. Pengambilan sebagian muatanTB
1 2 3 4 5SB
11. Pengambilan muatan per zonaTB
1 2 3 4 5SB
STORAGE / RUANG PENYIMPANAN
12. Kapasitas muat lantaiTB
1 2 3 4 5SB
13. Jumlah, ukuran dan lokasi pintu-pintuTB
1 2 3 4 5SB
14. Jarak, ukuran dan jumlah kolomTB
1 2 3 4 5SB
SHIPPING / PENGIRIMAN
15. Pengeluaran barangTB
1 2 3 4 5SB
16. Pemeriksaan barang yang akan dikapalkanTB
1 2 3 4 5SB
17. Verifikasi perhitungan barang keluarTB
1 2 3 4 5SB
Sumber Data : Edward Frazelle (2005:56)
Metode benchmarking perbandingan pelayanan jasa warehousing di
laksanankan pada PT. Big Ocean Transportama sebagai pelaksana
benchmarking, PT. Buana Jaya Cargo dan PT. Cipta Krida Bahari sebagai
perusahaan pembanding benchmarking. Berdasarkan tabel IV.1 pelaksanaan
benchmarking ini dengan mengedepankan lima aspek dalam meningkatkan
kualitas pelayanan jasa warehousing sesuai dengan kondisi PT. Big Ocean
Transportama. Kunci sukses peningkatan kualitas pelayanan jasa
warehousing melalui metoda benchmarking meliputi lima aspek , yaitu
lxxi
receiving / penerimaan, putaway / pemindahan, order picking / pengambilan
pesanan, storage / penyimpanan, dan shipping / pengiriman dengan
menggunakan tujuh belas indikator seperti : Pembongkaran produk aktual
dari moda pengangkutan, Pembaruan catatan persediaan gudang,
Pemeriksaan kerusakan barang, Verifikasi perhitungan barang masuk,
Penerimaan langsung ke dermaga pengiriman barang (cross docking),
Pemindahan barang langsung ke tempat penyimpanan, Pemindahan kedaerah-
daerah untuk spesialisasi penyimpanan, Perpindahan Untuk pengiriman
keluar gudang, Pengambilan seluruh muatan, Pengambilan sebagian muatan,
Pengambilan muatan per zona, Kapasitas muat lantai, Jumlah, ukuran dan
lokasi pintu-pintu, Jarak, ukuran dan jumlah kolom, Pengeluaran barang,
Pemeriksaan barang yang akan dikapalkan, Verifikasi perhitungan barang
keluar. Berikut hasil tabulasi kuisioner faktor kualitas layanan yang
dilakukan untuk masing- masing ahli PT. Big Ocean Transportama, PT.
Buana Jaya Cargo dan PT. Cipta Krida Bahari pada tabel IV.2 sebagai bahan
acuan perbandingan pelayanan jasa warehousing untuk masing – masing
perusahaan.
Tabel IV.2Faktor Kualitas Layanan Yang Dinilai Ahli
No. Kod
e FAKTOR YANG DINILAI
AHLIRATA-RATA
RANK PENILAIA
NBOBO
T
BOBOT
PT. PT. PT. TO SKOR MANAJE %
lxxii
BOT BJC CKBTAL MEN
RECEIVING
1Pembongkaran produk aktual dari moda pengangkutan 1 15 17 33 11.000 5
0.034 3.45
2Pembaruan catatan persediaan gudang 14 4 10 28 9.333 7
0.048 4.83
3 Pemeriksaan kerusakan barang 5 9 2 16 5.333 150.103
10.34
4Verifikasi perhitungan barang masuk 10 14 16 40 13.333 2
0.014 1.38
5Penerimaan langsung ke dermaga pengiriman (cross docking) 12 7 4 23 7.667 10
0.069 6.90
PUTAWAY
6Pemindahan barang langsung ke tempat penyimpanan 1 2 1 4 1.333 17
0.11711.7
2
7Pemindahan ke daerah-daerah untuk spesialisasi penyimpanan 6 3 6 15 5.000 16
0.11011.0
3
8Perpindahan untuk pengiriman keluar 16 12 3 31 10.333 6
0.041 4.14
ORDER PICKING
9 Pengambilan Seluruh muatan 2 11 5 18 6.000 13 0.090 8.97
10 Pengambilan sebagian muatan 7 8 11 26 8.667 8 0.055 5.52
11 Pengambilan muatan per zona 17 10 7 34 11.333 4 0.028 2.76
STORAGE
12 Kapasitas muatan lantai 3 5 9 17 5.667 14 0.097 9.66
13Jumlah, ukuran dan lokasi pintu-pintu 8 17 14 39 13.000 3
0.021 2.07
14 Jarak, ukuran dan jumlah kolom 11 1 8 20 6.667 12 0.083 8.28
SHIPPING
15 Pengeluaran barang 15 16 13 44 14.667 1 0.007 0.69
16Pemeriksaan barang yang akan dikapalkan 4 6 12 22 7.333 11
0.076 7.59
17Verifikasi perhitungan barang keluar 9 1 15 25 8.333 9
0.0 6.21
TOTAL 17 100.00
Sumber data diolah sendiri melalui kuisioner
Berdasarkan tabel IV.2 diatas bobot faktor kualitas layanan yang
dinilai oleh ahli masing-masing perusahaan berturut-turut bobot dari prioritas
paling tinggi adalah pengeluaran barang (15), verifikasi perhitungan barang
masuk (4), jumlah, ukuran dan lokasi pintu-pintu (13), pengambilan muatan
per zona (11), pembongkaran produk aktual dari moda pengangkutan (1),
perpindahan untuk pengiriman keluar (8), pembaruan catatan persediaan
gudang (2), pengambilan sebagian muatan (10), verifikasi perhitungan barang
keluar (17), penerimaan langsung ke dermaga pengiriman (cross docking) (5),
pemeriksaan barang yang akan dikapalkan (16), jarak, ukuran dan jumlah
lxxiii
kolom (14), pengambilan seluruh muatan (9), kapasitas muatan lantai (12),
pemeriksaan kerusakan barang (3), pemindahan ke daerah-daerah untuk
spesialisasi penyimpanan (7), pemindahan barang langsung ketempat
penyimpanan (6)
1. Tingkat Pelayanan Jasa Warehousing PT. Big Ocean Transportama
Pada Tahun 2012
Berdasarkan tabel IV.3 hasil tabulasi faktor penilaian kualitas pelayanan yang
dilakukan pelanggan PT. Big Ocean Transportama untuk mengetahui tingkat
pelayanan dan skor penilaiannya mulai dari yang tertinggi sampai yang
terendah untuk pelanggan PT. Big Ocean Transportama adalah perpindahan
untuk pengiriman keluar (8) skor 3414, verifikasi perhitungan barang masuk
(4), pemindahan langsung ke tempat penyimpanan (6), pengambilan muatan
per zona (11) dengan skor 3379, pemeriksaan barang yang akan dikapalkan
(16) skor 3345, pembongkaran produk aktual dari moda pengangkutan (1),
jarak, ukuran dan jumlah kolom (14) skor 3310, pengambilan sebagian
muatan (10) skor 3241, jumlah, ukuran dan lokasi pintu-pintu (13),
pengeluaran barang (15) skor 3172, pengambilan seluruh muatan (9) skor
3138, pembaruan catatan persediaan gudang (2), kapasitas muatan lantai (12)
skor 3103, verifikasi perhitungan barang keluar (17) skor 2966, pemeriksaan
kerusakan barang (3), penerimaan langsung ke dermaga pengiriman / cross
docking (5) skor 2897, dan yang terendah perpindahan kedaerah-daerah untuk
spesialisasi penyimpanan (7) skor 2759.
lxxiv
lxxv
2. Tingkat Pelayanan Jasa Warehousing PT. Buana Jaya Cargo Pada
Tahun 2012.
Berdasarkan tabel IV.4 hasil tabulasi faktor penilaian kualitas pelayanan yang
dilakukan pelanggan PT. Buana Jaya Cargo untuk mengetahui tingkat
pelayanan dan bobot penilaiannya mulai dari yang tertinggi sampai yang
terendah untuk pelanggan PT. Buana Jaya Cargo adalah verifikasi
perhitungan barang masuk (4) , pengambilan muatan per zona (11) skor 3348,
perpindahan untuk pengiriman keluar (8) skor 3261, pembongkaran produk
aktual dari moda pengangkutan (1) dan pemindahan langsung ke tempat
penyimpanan (6) skor 3217, jarak, ukuran dan jumlah kolom (14) dan
pemeriksaan barang yang akan dikapalkan (16) skor 3174, pengambilan
sebagian muatan (10) dan pengeluaran barang (15) skor 3130, pengambilan
seluruh muatan (9) skor 3000, kapasitas muatan lantai (12) dan jumlah,
ukuran dan lokasi pintu-pintu (13) skor 2957, pembaruan catatan persediaan
gudang (2) skor 2913, pemeriksaan kerusakan barang (3) skor 2826,
penerimaan langsung ke dermaga pengiriman / cross docking (5) skor 2783,
verifikasi perhitungan barang keluar (17) skor 2696 dan yang terendah
perpindahan kedaerah-daerah untuk spesialisasi penyimpanan (7) skor 2565.
lxxvi
lxxvii
3. Tingkat Pelayanan Jasa Warehousing PT. Cipta Krida Bahari Pada
Tahun 2012
Berdasarkan tabel IV.5 hasil tabulasi faktor penilaian kualitas pelayanan yang
dilakukan pelanggan PT. Cipta Krida Bahari untuk mengetahui tingkat
pelayanan dan bobot penilaiannya mulai dari yang tertinggi sampai yang
terendah untuk pelanggan PT. Cipta Krida Bahari adalah perpindahan untuk
pengiriman keluar (8) skor 3486, verifikasi perhitungan barang masuk (4)
skor 3514, pembongkaran produk aktual dari moda pengangkutan (1) dan
pengambilan muatan per zona (11) skor 3371, jarak, ukuran dan jumlah
kolom (14) skor 3343, pemindahan langsung ke tempat penyimpanan (6) skor
3314, pengambilan sebagian muatan (10) dan pemeriksaan barang yang akan
dikapalkan (16) skor 3257, pengeluaran barang (15) dan jumlah, ukuran dan
lokasi pintu-pintu (13) skor 3200, kapasitas muatan lantai (12) skor 3086,
pembaruan catatan persediaan gudang (2) skor 3057, pengambilan seluruh
muatan (9) skor 3000, verifikasi perhitungan barang keluar (17) skor 2914,
pemeriksaan kerusakan barang (3) skor 2886, penerimaan langsung ke
dermaga pengiriman / cross docking (5) skor 2829, dan yang terendah
perpindahan kedaerah-daerah untuk spesialisasi penyimpanan (7) skor 2686.
lxxviii
lxxix
Berdasarkan hasil analisis tingkat pelayanan jasa warehousing pada
masing – masing perusahaan freight forwarding yaitu, PT. Big Ocean
Transportama, PT. Buana Jaya Cargo dan PT. Cipta Krida Bahari dapat kita
bandingkan respon pelanggan untuk masing – masing indikator pelayanan
pada ketiga perusahaan tersebut berbeda-beda seperti pada PT. Big Ocean
Transportama prioritas pelayanan yang mendapat skor tertinggi adalah pada
aspek pelayanan putaway dengan indikator penilaian perpindahan untuk
pengiriman keluar (8) mendapat skor 3414 dibandingkan dengan aspek
pelayanan lainnya dan yang mendapat skor terendah adalah aspek putaway
dengan indikator penilaian perpindahan kedaerah-daerah untuk spesialisasi
penyimpanan (7) skor 2759. Sedangkan pada PT. Buana Jaya Cargo prioritas
pelayanan yang mendapat skor tertinggi adalah aspek pelayanan receiving
dengan indikator penilaian verifikasi perhitungan barang masuk (4) dengan
skor 3348 dibandingkan dengan indicator lainnya dan yang mendapat skor
terendah adalah aspek pelayanan putaway dengan indikator penilaian
perpindahan kedaerah-daerah untuk spesialisasi penyimpanan (7) skor 2565.
Dan untuk PT. Cipta Krida Bahari prioritas pelayanan yang mendapat skor
tertinggi adalah aspek putaway dengan indikator penilaian perpindahan untuk
pengiriman keluar (8) skor 3486 dan yang mendapat skor terendah adalah
aspek pelayanan putaway dengan indikator perpindahan kedaerah-daerah
untuk spesialisasi penyimpanan (7) skor 2686.
lxxx
H. Analisis Gambaran Perbandingan Persaingan Pelayanan Jasa
Warehousing Antara PT. Big Ocean Transportama, PT. Buana Jaya
Cargo dan PT. Cipta Krida Bahari di Jakarta.
Perbandingan persaingan pelayanan jasa warehousing diukur
berdasarkan metode benchmarking yang meliputi lima aspek pelayanan jasa
warehousing yaitu, receiving / penerimaan barang di gudang, putaway /
pemindahan barang di gudang, order picking / pengambilan barang di gudang
, storage / penyimpanan barang dan shipping / pengiriman barang dari
gudang. Penilaian pelayanan jasa warehousing dengan menggunakan tujuh
belas indikator . Berdasarkan tabel IV.6 dapat diketahui perbandingan
pelayanan jasa warehousing PT. Big Ocean dengan perusahaan
pembandingnya yaitu, PT. Buana Jaya Cargo dan PT. Cipta Krida Bahari.
1. Aspek Pelayanan Receiving / penerimaan barang di gudang
Penilaian pelayanan pada aspek receiving / penerimaan barang
digudang didasarkan pada indikator pembongkaran produk aktual dari
moda pengangkutan, pembaruan catatan pada persediaan gudang,
pemeriksaan kerusakan barang, verifikasi perhitungan barang masuk,
penerimaan langsung ke dermaga pengiriman (cross docking).
a. Pembongkaran produk aktual dari moda pengangkutan
Pada saat pembongkaran barang / produk dari moda pengangkutan ke
gudang perusahaan freight forwarding memerlukan penanganan yang
baik dan peralatan yang layak agar barang yang akan di bongkar tidak
mengalami kerusakan. Tiap – tiap perusahaan freight forwarding sangat
lxxxi
teliti dan hati-hati pada saat pembongkaran barang ke gudangnya. Hal
inilah yang diingikan pelanggan agar barang yang di bongkar dari moda
pengangkutannya di gudang carrier tetap dalam kondisi baik.
Berdasarkan hasil wawancara dan kuisioner kepada pelanggan
masing-masing perusahaan freight forwarding diperoleh hasil PT. Cipta
Krida Bahari mendapat
lxxxii
lxxxiii
nilai terbaik dibandingkan dengan PT. Buana Jaya Cargo dan
PT. Big Ocean Transportama. PT. Cipta Krida Bahari mendapat nilai
0,1102 sedangkan nilai antaranya PT. Buana Jaya Cargo 0,1051 dan yang
terendah adalah PT. Big Ocean Transportama 0,1082. Kekurangan PT.
Big Ocean Transportama dari PT. Cipta Krida Bahari dan PT. Buana Jaya
Cargo sebagai perusahaan pembandingnya menurut responden adalah
pada saat pembongkaran produk/barang aktual dari moda pengangkutan
tidak ada petugas yang mengawasi kegiatan tersebut sehinggan pelanggan
sering komplain kepada manajemen akibat pembongkaran muatan yang
buruk dari moda pengangkutan ke gudang PT. Big Ocean Transportama.
b. Pembaruan catatan persediaan gudang
Pembaruan catatan persediaan gudang harus dilakukan oleh petugas
admin gudang setiap perusahaan. Berdasarkan tabel IV.6 PT. Big Ocean
Transportama lebih unggul dalam hal pembaruan catatan persediaan
gudang dibandingkan dengan PT. Buana Jaya Cargo dan PT. Cipta Krida
Bahari. PT. Big Ocean Transportama memperoleh nilai tertinggi 0, 1420 ,
PT. Buana Jaya Cargo memperoleh nilai antara yaitu, 0,1333 dan PT.
Cipta Krida Bahari memperoleh nilai terendah 0,1399.
Pembaruan catatan persediaan gudang pada dasarnya sama akan tetapi
PT. Big Ocean Transportama hampir tidak ada barang yang terlewat
untuk diperbarui catatannya dibandingkan dengan PT. Buana Jaya Cargo
dan PT. Cipta Krida Bahari. Hal ini dikarenakan petugas admin di gudang
PT. Big Ocean Transportama lebih teliti dan petugasnya adalah
lxxxiv
perempuan sedangkan diperusahaan pembandingnya mayoritas laki-laki
dan kurang teliti dalam melakukan tugasnya.
c. Pemeriksaan kerusakan barang
Barang yang di terima di gudang perusahaan freight forwarding
seharusnya dalam kondisi yang baik seperti yang diinginkan pelanggan.
Berdasarkan hasil tabel IV.6 dapat diketahui bahwa PT. Big Ocean
Transportama memperoleh nilai tertinggi 0,2480, sedangkan PT. Buana
Jaya Cargo mendapat nilai antara yaitu 0,2771 dan PT. Cipta Krida
Bahari 0,2829. Hal ini dikarenakan PT. Big Ocean Transportama dalam
melayani pemeriksaan kerusakan barang sangat koperatif dengan
pelanggannya dan dalam pemeriksaan barang tersebut dilengkapi dengan
foto dan kronologis yang dilaporkan kepada pelanggan apabila didapati
kerusakan pada barang yang di kirim ke gudang PT. Big Ocean
Transportama. Berbeda dengan PT. Buana Jaya Cargo dan PT. Cipta
Krida Bahari sering terlambat dalam menyampaikan laporan kerusakan
barang kepada pelanggannya hal ini disebabkan karena petugas
pemeriksanya lalai dan tidak disiplin dalam memeriksa barang yang
diterima di gudang.
d. Verifikasi perhitungan barang masuk
Barang yang masuk ke gudang harus diverifikasi sesuai dengan
kuantitas barangnya sehingga tidak ada barang yang hilang dan tertinggal.
Berdasarkan tabel IV.6 verifikasi perhitungan barang masuk dapat
diperoleh bahwa PT. Cipta Krida Bahari memperoleh penilaian tertinggi
lxxxv
0,0459, PT. Buana Jaya Cargo memperoleh nilai antara 0,0438, dan nilai
terendah PT. Big Ocean Transportama dengan nilai 0,0442. Dalam
verifikasi perhitungan barang masuk PT. Cipta Krida Bahari
menggunakan teknologi barcoding sehingga memudahkan dan
mempercepat perhitungannya sedangkan PT. Buana Jaya Cargo dan PT.
Big Ocean Transportama masih menggunakan cara perhitungan manual
sehingga memperlambat verifikasi perhitungan barang masu ke gudang.
e. Penerimaan langsung ke dermaga pengiriman (cross docking)
Penerimaan langsung ke dermaga pengiriman (cross docking)
merupakan layanan khusus untuk barang-barang yang dibutuhkan
pelanggan dengan segera dan banyak lokasi yang akan dikirim. Pelayanan
ekstra untuk barang – barang cross docking sangat diharapkan pelanggan.
Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui bahwa PT. Big Ocean
Transportama memperoleh nilai tertinggi 0,1893, sedangkan nilai
antaranya PT. Buana Jaya Cargo yaitu 0,1819 dan nilai terendah
diperoleh PT. Cipta Krida Bahari 0,1849.
PT. Big Ocean Transportama unggul dalam pelayanan penerimaan
langsung ke dermaga pengiriman (cross docking) karena merupakan
pelayanan prioritas sehingga banyak pelanggan yang memberikan respon
yang tinggi untuk hal tersebut. Sedangkan untuk PT. Buana Jaya Cargo
dan PT. Cipta Krida Bahari kurang dalam memperhatikan pelayanan
tersebut .
2. Aspek Pelayanan Putaway / Pemindahan barang di dalam gudang.
lxxxvi
Penilaian pada aspek pelayanan putaway / di dalam gudang
memiliki tiga indicator penilaian yaitu pemindahan barang langsung ke
tempat penyimpanan (6), perpindahan ke daerah – daerah untuk
spesialisasi penyimpanan (7), perpindahan untuk pengiriman ke luar (8).
a. Pemindahan barang langsung ke tempat penyimpanan
Setelah memalui proses receiving barang dipindahkan ke lokasi
penyimpanan sesuai dengan jenis, bentuk dan karakteristik barang agar
barang tersebut tidak salah penempatan pada saat dipindahkan ke tempat
penyimpanan. Berdasarkan tabel IV.6 PT. Big Ocean Transportama
memperoleh nilai tertinggi 0,3755 dibandingkan dengan perusahaan
pesaingnya, nilai antara diperoleh PT. Buana Jaya Cargo dengan nilai
0,3575 dan nilai yang terendah diperoleh PT. Cipta Krida Bahari 0,3683.
PT. Big Ocean Transportama lebih unggul dalam hal pemindahan
barang ke lokasi penyimpanan lebih cepat karena alur gudang yang lurus
sehingga barang lebih mudah di pindahkan sedang pada PT. Buana Jaya
Cargo dan PT. Cipta Krida Bahari perpindahan barang ke lokasi
penyimpanan lebih lambat karena alur di dalam gudang berkelok-kelok
sehingga memakan banyak waktu.
b. Perpindahan ke daerah-daerah untuk spesialisasi penyimpanan
Perpindahan barang ke daerah-daerah untuk spesialisasi penyimpanan
di dasarkan pada penyortiran barang pada saat barang di terima untuk
dipisahkan berdasarkan karakteristk barang, destinasi barang dan daerah
asal barang tersebut. Berdasarkan tabel IV.6 dapat diketahui bahwa PT.
lxxxvii
Big Ocean Transportama memperoleh nilai tertinggi 0,2885 dibanding
perusahaan pesaingnya yaitu PT. Buana Jaya Cargo memperoleh nilai
antara 0,2683 dan PT. Cipta Krida Bahari memperoleh nilai terendah
yaitu 0, 2809.
Pada dasarnya kegiatan pemindahan ke daerah-daerah untuk
spesialisasi penyimpanan pada masisng-masing gudang perusahaan
sama. PT. Big Ocean Transportama lebih unggul dari perusahaan
pesaingnya karena PT. Big Ocean Transportama hanya memiliki beberapa
pelanggan dengan destinasi yang sama sehingga lebih memudahkan
petugas untuk memindahkan ke daerah-daerah untuk spesialisasi
penyimpanan sedangkan PT. Buana Jaya Cargo dan PT. Cipta Krida
Bahari selain memiliki banyak pelanggan, volume barang yang
dipindahkan cukup tinggi untuk ke lokasi spesialisasi penyimpanan di
gudang serta memiliki banyak destinasi yang berbeda-beda.
c. Perpindahan untuk pengiriman barang ke luar
Kegiatan perpindahan untuk pengiriman barang ke luar harus
dilakukan dengan teliti dan hati-hati agar barang yang akan di pindah ke
lokasi pengiriman tidak tertukar. Berdasrkan tabel IV.6 dapat diketahui
bahwa hasil perolehan nilai tertinggi untuk PT. Cipta Krida Bahari 0,1367
sedangkan nilai antara diperoleh PT. Buana Jaya Cargo 0,1279 dan nilai
terendah diperoleh PT. Big Ocean transportama. PT. Cipta Krida Bahari
lebih unggul dalam menangani perpindahan untuk pengiriman barang ke
luar karena petugas gudang sudah terlatih dan khusus menangani putaway
lxxxviii
didukung dengan moda pemindahan barang yang khusus untuk mengurus
proses tersebut / tidak digunakan untuk kegiatan yang lain. Sedangkan
untuk PT. Buana Jaya Cargo dan PT. Big Ocean Transportama petugas di
gudangnya bertanggung jawab atas semua proses kegiatan putaway tidak
memiliki tanggung jawab secara khusus sehingga pekerjaan yang
dilakukan sering tumpang tindih akibatnya banyak barang yang tertukar
dan proses pemindahan barang langsung ke tempat pengiriman lambat.
3. Aspek pelayanan Order picking / Pengambilan Pesanan Pelanggan
Merupakan aktifitas perpindahan utama dan melibatkan
pengelompokan produk dalam bermacam-macam keinginan pelanggan.
Indikator penilaian pada pelayanan order picking yaitu pengambilan
seluruh muatan(9), pengambilan sebagian muatan (10) dan pengambilan
muatan per zona (11).
a. Pengambilan seluruh muatan
Merupakan kegiatan penyelesaian pesanan pelanggan yang
ada dan tersisa di gudang dengan berbagai macam karakteristik
barang, berat dan volume yang berbeda. Berdasarkan tabel IV.6 dapat
diketahui perolehan nilai tertinggi PT. Big Ocean Transportama
0,2666, sedangkan PT. Buana Jaya Cargo dan PT. Cipta Krida Bahari
memperoleh nilai terendah 0,2549. PT. Big Ocean Transportama lebih
unggul dari perusahaan pesaingnya karena pada saat pengambilan
seluruh muatan yang ada sudah terkordinasi dengan baik tidak ada
barang yang rusak dan berkurang. Sedangkan PT. Buana Jaya Cargo
lxxxix
dan PT. Cipta Krida Bahari sering petugas kurang terkordinasi dengan
baik sehingga barang sering tertinggal pada saat pengambilan seluruh
muatan.
b. Pengambilan sebagian muatan
Pada saat pengambilan sebagian muatan / batch picking
pealnggan sering mendapati barangnya yang masih terhimpun di
dalam kelompok muatan yang sama sehingga memerlukan
penyortiran barang dengan teliti. Berdasarkan tabel IV.6 dapat
diketahui bahwa PT. Cipta Krida Bahari memperoleh nilai tertinggi
0,1703 sedangkan PT. Buana Jaya Cargo memperoleh nilai antara
0,1637, dan PT. Big Ocean Transportama memperoleh nilai terendah
0,1695. PT. Cipta Krida Bahari memperoleh nilai tertinggi
dikarenakan petugas yang menanganinya teliti pada saat penyeleksian
dan penyortiran barang yang akan diambil sebagian, sedangkan PT.
Buana Jaya Cargo dan PT. Big Ocean Transportama petugas yang
menangani pengambilan sebagian muatan kurang teliti sehingga
masih sering mengalami kesalahan-kesalahan dalam memenuhi
permintaan pelanggan.
c. Pengambilan muatan per zona
Memberikan wilayah yang diberikan gudang kepada
penyeleksi pesanan. Setiap pengambil pesanan memilih semua bagian
yang ditemukan dalam jalur yang diberikan dan memberikan pesanan
xc
tersebut kepada pengambil lainnya yang memilih semua barang di
jalur lain. Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui bahwa PT. Big Ocean
Transportama memperoleh nilai tertinggi 0,0883, sedangkan PT.
Buana Jaya Cargo mendapat nilai antara 0,0875, dan nilai terendah
diperoleh PT. Cipta Krida Bahari dengan nilai 0,0881. Pelayanan
petugas PT. Big Ocean transportama tidak terlalu sibuk dan volume
pekerjaannya juga sedikit sehingga pengambilan muatan per zona
dapat dilakukan dengan baik. Sedangka PT. Buana Jaya Cargo dan
PT. Cipta Krida Bahari petugas yang melakukan pengambilan muatan
per zona tidak sebanding dengan volume muatan yang ada hal ini
menyebabkan keterlambatan pengambilan dan juga mengalami
kesalahan dalam pengambilan muatan per zona.
4. Aspek Pelayanan Storage / Penyimpanan Muatan di gudang
Pelayanan penyimpanan muatan di gudang memiliki beberapa
indikator penilaian yaitu kapasitas muatan lantai (12), jumlah, ukuran dan
lokasi pintu-pintu (13), jarak, ukuran dan jumlah kolom (14).
a. Kapasitas muatan lantai
Gudang yang baik harus mampu memasimalisasi ruangan
yang ada didalam gudang, laintainya juga harus kokoh dan
sedemikian rupa mampu menahan muatan-muatan berat yang
disimpan didalam gudang. Berdasarkan tabel IV.6 maka dapat
diketahui bahwa PT. Big Ocean Transportama memperoleh nilai
tertinggi 0,2840 dan niali antara diperoleh PT. Buana Jaya Cargo
xci
yaitu 0,2705, sedangkan nilai terendah diperoleh PT. Cipta Krida
Bahari 0,2824.
PT. Big Ocean Transportasi memperoleh keunggulan dari
perusahaan pesaingnya karena PT. Big Ocean Transportama
memiliki ruang penyimpanan dengan kapasitas muatan lantai yang
kokoh dan luas sehingga apabila ada muatan yang berat yang akan
disimpan didalam gudang masih bisa tertampung. Sedangkan PT.
Buana Jaya Cargo dan PT. Cipta Krida Bahari masih kurang
memperhatikan untuk kapasitas muatan lantai.
b. Jumlah, ukuran dan lokasi pintu
Jumlah, ukuran dan lokasi pintu di gudang harus sesuai
dengan intensitas arus barang masuk dan keluar agar seimbang.
Berdasarkan tabel IV.6 dapat diketahui bahwa PT. Cipta Krida
Bahari 0,0627 , nilai antara diperoleh PT. Buana Jaya Cargo dan
PT. Big Ocean Transportama memperoleh nilai terendah 0,0622.
Keunggulan PT. Cipta Krida Bahari dalam hal jumlah, ukuran
dan lokasi pintu karena sudah memenuhi standart gudang yang
baik sisi kiri gudang dengan sisi kanan gudang memiliki pintu dan
ukuran yang sama. Sedangkan PT. Buana Jaya Cargo dan PT.Big
Ocean Transportama hanya memiliki satu pintu masuk dengan
ukuran yang sama, hal ini menyebabkan ke dua perusahaan
tersebut mengalami
c. Jarak, ukuran dan jumlah kolom
xcii
Selain ditentukan oleh besarnya ruangan, kapasitas gudang juga
ditentukan oleh cara mengatur letak barang yang disimpan.
Indikator pada penilaian ini yaitu jarak, ukuran dan jumlah kolom
yang ada di gudang . Berdasarkan tabel IV.6 dapat diketahui
bahwa PT. Cipta Krida Bahari memperoleh nilai tertinggi 0,0209,
nilai antara diperoleh PT. Buana Jaya Cargo 0,2489, dan nilai
terendah diperoleh PT. Big Ocean Transportama 0,2596. PT.
Cipta Krida Bahari lebih unggul dibanding perusahaan lain karena
jarak, ukuran dan jumlah kolom untuk menyimpan barang sudah
memenuhi syarat gudang yang baik dan kolom penyimpanan
barangnya juga memiliki spesifikasi untuk berat dan jenis serta
karakteristik barang yang akan disimpan. Untuk PT. Buana Jaya
Cargo dan PT. Big Ocean Transportama masih mengalami
kesulitan ketika melakukan penyimpanan barang di gudang hal ini
dikarenakan jarak, ukuran dan kolom penyimpanan belum
mendapatkan posisi yang baik.
5. Aspek pelayanan shipping / pengiriman barang dari gudang
Shipping / pengeluaran barang dari gudang merupakan aspek
pelayanan terakhir di gudang perusahaan untuk mengukur pelayanan ini
indikatornya yaitu pengeluaran barang (15), pemeriksaan barang yang
akan dikapalkan (16), dan verivikasi perhitungan barang keluar.
a. Pengeluaran barang.
xciii
Barang yang akan keluar baik melaui proses cross docking
ataupun sesuai dengan intruksi / pesanan pelanggan harus di
tempatkan dan disusun di dermaga keluar gudang / outbond agar
barang-barang tersebut dipastikan kesiapannya. Berdasarkan tabel
4.6 dapat diketahui yang memperoleh nilai tertinggi PT. Cipta
Krida Bahari 0,0209, nilai antara diperoleh PT. Buana Jaya Cargo
0,0205, dan nilai yang terendah diperoleh PT. Big Ocean
Transportama 0,0207. PT. Cipta Krida Bahari lebih unggul dalam
pelayanan proses pengeluaran barang dikarenakan banyak pintu-
pintu untuk melakukan proses tersebut. Sedangkan PT. Buana
Jaya Cargo dan PT. Big Ocean Transportama hanya memiliki satu
pintu keluar akitbanya barang banyak yang menunggu untuk
proses pengeluaran.
b. Pemeriksaan barang yang akan dikapalkan
Pada saat pemeriksaan barang yang akan dikapalkan petugas
gudang harus teliti memeriksa kelengkapan dokumen barang,
barkoding barang, labeling barang serta kondisi pengepakan
barang agar tidak ada kompalin dari pelanggan. Berdasarkan tabel
IV.6 dapat diketahui bahwa yang memperoleh nilai tertinggi PT.
Big Ocean Transportama 0,2405, nilai antara diperoleh PT. Buana
Jaya Cargo, dan nilai terendah diperoleh PT. Cipta Krida Bahari
0,2341. PT. Big Ocean Transportama lebih tinggi dibanding
perusahaan pesaingnya karena pada saat pemeriksaan barang yang
xciv
dikapalkan pengecekan yang dilakukan tidak hanya terhadap
muatannya saja tetapi juga terhadap moda pengangkutnya kondisi
kendaraannya harus baik dan kelengkapan dokumen kendaraan
juga harus lengkap. Sedangkan PT. Buana Jaya Cargo dan PT.
Cipta Krida Bahari hanya melakukan pemeriksaan terhadap
barangnya saja moda pengangkutnya tidak dilakukan hal yang
sama sehingga terkadang barang yang diangkutnya rusak karena
moda pengangkutnya tidak layak.
c. Verifikasi perhitungan barang keluar
Setelah barang dimuat dari gudang ke moda pengangkutnya,
verifikasi perhitungan barang keluar harus segera dilaporkan
kepada petugas administrasi untuk dilaporkan kepada pelanggan
kuantitas dan kondisi barang yang dikirim serta petugas juga harus
melakukan dan pengecekan kembali terhadap barang yang dikirim
agar tidak ada barang yang tertinggal. Berdasarkan tabel IV.6
dapat diketahui bahwa PT. Big Ocean Transportama memperoleh
nilai tertinggi 0,1744, PT. Buana Jaya Cargo memperoleh nilai
antara 0,1586 dan yang memperoleh nilai terendah yaitu PT. Cipta
Krida Bahari 0,1681.
PT. Big Ocean Transportama lebih unggul dari perusahaan
pesaingnya karena pada saat verifikasi perhitungan barang keluar
bersama-sama petugas moda pengangkutnya sehingga dapat
memenuhi harapan pelanggan. Sedangkan PT. Buana Jaya Cargo
xcv
dan PT. Cipta Krida Bahari hanya petugasnya saja yang
melakukan verifikasi perhitungan barang keluar tidak melibatkan
petugas moda pengangkutnya.
I. Analisis Tindakan efektif / solusi PT Big Ocean Transportama dalam
menindaklanjuti hasil perbandingan pelayanan jasa warehousing
tersebut.
Berdasarkan hasil studi benchmarking (patok duga) anatara PT. Big
Ocean Transportama, PT. Buana Jaya Cargo dan PT. Cipta Krida Bahari
maka dapat dilakukan tindakan efektif / solusi PT. Big Ocean Transportama
dalam menindaklanjuti hasil perbandingan persaingan pelayanan jasa
warehousing dari penilaian manajemen dan customer tersebut adalah sebagai
berikut:
Tabel IV.7Perbandingan Penilaian Faktor Usaha Antara Manajemen Dengan Customer
PERBANDINGAN PENILAIAN FAKTOR USAHA ANTARA MANAJEMEN DENGAN CUSTOMER
No. Kode
Indikator Penilaian
Rata-Rata Skor
Penilaian Manajemen
Ranking Penilaian
Manajemen
Rata-rata Skor
Penilaian Custome
r
Ranking Penilaian Custome
r
RECEIVING
1 Pembongkaran produk aktual dari moda pengangkutan 11.000 5
0.1078 13
2 Pembaruan catatan persediaan gudang 9.333 7
0.1384 11
3 Pemeriksaan kerusakan barang 5.333 15
0.2813 2
4 Verifikasi perhitungan barang masuk 13.333 2
0.0446 16
xcvi
5Penerimaan langsung ke dermaga pengiriman (cross docking) 7.667 10
0.1854 8
PUTAWAY
6 Pemindahan barang langsung ke tempat penyimpanan 13.333 17 0.3671 1
7Pemindahan ke daerah-daerah untuk spesialisasi penyimpanan 7.667 16 0.2792 3
8 Perpindahan untuk pengiriman keluar 1.333 6 0.1328 12 ORDER PICKING
9 Pengambilan Seluruh muatan 5.000 13 0.2588 510 Pengambilan sebagian muatan 10.333 8 0.1678 1011 Pengambilan muatan per zona 6.000 4 0.0880 14 STORAGE
12 Kapasitas muatan lantai 8.667 14 0.2790 413 Jumlah, ukuran dan lokasi pintu-pintu 11.333 3 0.0610 1514 Jarak, ukuran dan jumlah kolom 6.667 12 0.2569 6 SHIPPING
15 Pengeluaran barang 14.667 1 0.0207 1716 Pemeriksaan barang yang akan dikapalkan 7.333 11 0.2343 717 Verifikasi perhitungan barang keluar 8.333 9 0.1681 9
Sumber data diolah sendiri
1. Aspek pelayanan receiving / penerimaan barang
Dari hasil tabel IV.7 dapat diketahui bahwa indikator pembongkaran
produk aktual dari moda pengangkutan (1) sisi manajemen mendapatkan
rangking (5) sedangkan dari sisi pelanggan mendapat rangking (13). PT.
Cipta Krida Bahari memperoleh nilai tertinggi 0,1102 dan nilai antara
diperoleh PT. Buana Jaya Cargo yaitu 0,1051, sedangkan nilai terendah
diperoleh PT. Big Ocean Transportama 0,1082. Tindakan PT. Big Ocean
Transportama adalah mengikuti prosedur yang diterapkan PT. Cipta Krida
Bahari dengan cara menempatkan petugas untuk mengawasi proses tersebut .
Indikator penilaian pembaruan catatan persediaan gudang (2) dari sisi
manajemen mendapat rangking (7) sedangkan dari sisi pelanggan mendapat
rangking (11). PT. Big Ocean Transportama memperoleh nilai tertinggi 0,
1420 , PT. Buana Jaya Cargo memperoleh nilai antara yaitu, 0,1333 dan PT.
xcvii
Cipta Krida Bahari memperoleh nilai terendah 0,1399. Tindakan PT. Big
Ocean Transportama harus tetap mempertahankan keunggulan tersebut.
Indikator penilaian pemeriksaan kerusakan barang (3) dari sisi
manajemen mendapat rangking (15) sedangkan dari sisi pelanggan mendapat
rangking (2). PT. Big Ocean Transportama memperoleh nilai tertinggi
0,2480, sedangkan PT. Buana Jaya Cargo mendapat nilai antara yaitu 0,2771
dan PT. Cipta Krida Bahari 0,2829. Tindakan PT. Big Ocean Transportama
harus tetap mempertahankan keunggulan tersebut.
Untuk indikator penilaian verifikasi perhitungan barang masuk (4)
dari sisi manajemen mendapat rangking (2) sedangkan dari sisi pelanggan
mendapat rangking (16). PT. Cipta Krida Bahari memperoleh penilaian
tertinggi 0,0459, PT. Buana Jaya Cargo memperoleh nilai antara 0,0438, dan
nilai terendah PT. Big Ocean Transportama dengan nilai 0,0442. Dalam
verifikasi perhitungan barang masuk PT. Cipta Krida Bahari menggunakan
teknologi barcoding sehingga memudahkan dan mempercepat
perhitungannya sedangkan PT. Buana Jaya Cargo dan PT. Big Ocean
Transportama masih menggunakan cara perhitungan manual sehingga
memperlambat verifikasi perhitungan barang masuk ke gudang. Oleh karena
itu PT. Big Ocean Transportama harus memperbaiki hal tersebut atau dengan
cara menggunakan teknologi barkoding seperti yang dilakukan PT. Cipta
Krida Bahari.
Indikator penilaian selanjutnya penerimaan langsung ke dermaga
pengiriman / cross docking dari sisi manajemen (10) sedangkan dari sisi
xcviii
pelanggan mendapat rangking (8). PT. Big Ocean Transportama memperoleh
nilai tertinggi 0,1893, sedangkan nilai antaranya PT. Buana Jaya Cargo yaitu
0,1819 dan nilai terendah diperoleh PT. Cipta Krida Bahari 0,1849. Tindakan
PT. Big Ocean Transportama adalah harus mempertahankan keunggulan
tersebut.
2. Aspek putaway / pemindahan barang
Dari hasil tabel IV.7 dapat diketahui bahwa indikator perpindahan
barang langsung ke tempat penyimpanan (6) dari sisi manajemen mendapat
rangking (17) sedangkan dari sisi pelanggan mendapat rangking (1). PT. Big
Ocean Transportama memperoleh nilai tertinggi 0,3755 dibandingkan dengan
perusahaan pesaingnya, nilai antara diperoleh PT. Buana Jaya Cargo dengan
nilai 0,3575 dan nilai yang terendah diperoleh PT. Cipta Krida Bahari 0,3683.
Tindakan PT. Big Ocean Transportama harus mempertahankan keunggulan
tersebut.
Indikator penilaian pemindahan kedaerah-daerah untuk spesialisasi
penyimpanan (7) dari sisi manajemen mendapat rangking (16) sedangkan dari
sisi pelanggan mendapat rangking (3). bahwa PT. Big Ocean Transportama
memperoleh nilai tertinggi 0,2885 dibanding perusahaan pesaingnya yaitu
PT. Buana Jaya Cargo memperoleh nilai antara 0,2683 dan PT. Cipta Krida
Bahari memperoleh nilai terendah yaitu 0, 2809. Tindakan PT. Big Ocean
Transportama harus mempertahankan keunggulan tersebut.
Untuk indikator perpindahan untuk pengiriman keluar (8) dari sisi
manajemen mendapat rangking (6) sedangkan dari sisi pelanggan mendapat
xcix
rangking (12). Perolehan nilai tertinggi untuk PT. Cipta Krida Bahari 0,1367
sedangkan nilai antara diperoleh PT. Buana Jaya Cargo 0,1279 dan nilai
terendah diperoleh PT. Big Ocean transportama. PT. Cipta Krida Bahari lebih
unggul dalam menangani perpindahan untuk pengiriman barang ke luar
karena petugas gudang sudah terlatih dan khusus menangani putaway
didukung dengan moda pemindahan barang yang khusus untuk mengurus
proses tersebut / tidak digunakan untuk kegiatan yang lain. Tindakan PT. Big
Ocean Transportama harus memperbaiki hal tersebut dengan cara mengikuti
perusahaan pesaingnya yang lebih unggul.
3. Aspek order picking / pengambilan pesanan pelanggan
Dari hasil tabel IV.7 dapat diketahui bahwa indikator penilaian
pengambilan seluruh muatan (9) dari sisi manajemen mendapat rangking (13)
sedangkan dari sisi pelanggan mendapat rangking (5). PT. Big Ocean
Transportama 0,2666, sedangkan PT. Buana Jaya Cargo dan PT. Cipta Krida
Bahari memperoleh nilai terendah 0,2549. Tindakan PT. Big Ocean
Transportama harus mempertahankan keunggulan tersebut.
Indikator penilaian pengambilan sebagian muatan (10) dari sisi
manajemen mendapat rangking (8) sedangkan dari sisi pelanggan mendapat
rangking (10). PT. Cipta Krida Bahari memperoleh nilai tertinggi 0,1703
sedangkan PT. Buana Jaya Cargo memperoleh nilai antara 0,1637, dan PT.
Big Ocean Transportama memperoleh nilai terendah 0,1695. PT. Cipta Krida
Bahari memperoleh nilai tertinggi dikarenakan petugas yang menanganinya
teliti pada saat penyeleksian dan penyortiran barang yang akan diambil .
c
Tindakan PT. Big Ocean Transportama harus memperbaiki atau mengikuti
keunggulan perusahaan pesaingnya.
Indikator penilaian pengambilan muatan per zona (11) dari sisi
manajemen mendapat rangking (4) sedangkan dari penggan mendapat
rangking (14). PT. Big Ocean Transportama memperoleh nilai tertinggi
0,0883, sedangkan PT. Buana Jaya Cargo mendapat nilai antara 0,0875, dan
nilai terendah diperoleh PT. Cipta Krida Bahari dengan nilai 0,0881.
Tindakan PT. Big Ocean Transportama harus mempertahankan keunggulan
tersebut.
4. Aspek storage / penyimpanan muatan
Dari hasil tabel IV.7 dapat diketahui bahwa indikator pelayanan
kapasitas muatan lantai (12) dari sisi manajemen memperoleh rangking (14)
sedangkan dari sisi pelanggan mendapat rangking (4). PT. Big Ocean
Transportama memperoleh nilai tertinggi 0,2840 dan niali antara diperoleh
PT. Buana Jaya Cargo yaitu 0,2705, sedangkan nilai terendah diperoleh PT.
Cipta Krida Bahari 0,2824. Tindakan PT. Big Ocean Transportama harus
mempertahankan keunggulan tersebut.
Indikator penilaian jumlah, ukuran dan lokasi pintu-pintu(13) dari sisi
manajemen memperoleh rangking (3) sedangkan dari sisi pelanggan
memperoleh rangking (15). PT. Cipta Krida Bahari 0,0627 , nilai antara
diperoleh PT. Buana Jaya Cargo dan PT. Big Ocean Transportama
memperoleh nilai terendah 0,0622. Keunggulan PT. Cipta Krida Bahari
dalam hal jumlah, ukuran dan lokasi pintu karena sudah memenuhi standart
ci
gudang yang baik sisi kiri gudang dengan sisi kanan gudang memiliki pintu
dan ukuran yang sama. Tindakan PT. Big Ocean Transportama adalah harus
memperbaiki hal tersebut atau mengikuti keunggulan perusahaan pesaingnya.
Indikator penilaian jarak, ukuran dan jumlah kolom (14) dari sisi
manajemen memperoleh rangking (12) sedangkan dari sisi pelanggan
memperoleh rangking (6). PT. Cipta Krida Bahari memperoleh nilai tertinggi
0,0209, nilai antara diperoleh PT. Buana Jaya Cargo 0,2489, dan nilai
terendah diperoleh PT. Big Ocean Transportama 0,2596. PT. Cipta Krida
Bahari lebih unggul dibanding perusahaan lain karena jarak, ukuran dan
jumlah kolom untuk menyimpan barang sudah memenuhi syarat gudang yang
baik dan kolom penyimpanan barangnya juga memiliki spesifikasi untuk
berat dan jenis serta karakteristik barang yang akan disimpan. Oleh karena itu
tindakan PT. Big Ocean Transportama harus memperbaiki hal tersebut atau
mengikuti keunggulan perusahaan pesaingnya dalam hal ini PT. Cipta Krida
Bahari.
5. Aspek shipping / pengiriman muatan
Berdasarkan tabel IV.7 dapat diketahui indikator pelayanan
pengeluaran barang (15) dari sisi manajemen mendapat rangking (1)
sedangkan dari sisi pelanggan mendapatkan rangking (17). Yang memperoleh
nilai tertinggi PT. Cipta Krida Bahari 0,0209, nilai antara diperoleh PT.
Buana Jaya Cargo 0,0205, dan nilai yang terendah diperoleh PT. Big Ocean
Transportama 0,0207. PT. Cipta Krida Bahari lebih unggul dalam pelayanan
proses pengeluaran barang dikarenakan banyak pintu-pintu untuk melakukan
cii
proses tersebut. Oleh karena itu tindakan PT. Big Ocean Transportama harus
memperbaiki hal tersebut atau mengikuti keunggulan perusahaan pesaingnya.
Indikator pelayanan pemeriksaan barang yang akan dikapalkan (16)
dari sisi manajemen mendapat rangking (11) sedangkan dari sisi pelanggan
mendapat rangking (7). Yang memperoleh nilai tertinggi PT. Big Ocean
Transportama 0,2405, nilai antara diperoleh PT. Buana Jaya Cargo, dan nilai
terendah diperoleh PT. Cipta Krida Bahari 0,2341. Oleh karena itu tindakan
PT. Big Ocean Transportama harus mempertahankan keunggulan tersebut.
Indikator prnilaian verifikasi perhitungan barang keluar (17) dari sisi
manajemen mendapat rangking (9) demikian juga dari sisi pelanggan
mendapat rangking (9). PT. Big Ocean Transportama memperoleh nilai
tertinggi 0,1744, PT. Buana Jaya Cargo memperoleh nilai antara 0,1586 dan
yang memperoleh nilai terendah yaitu PT. Cipta Krida Bahari 0,1681. Oleh
karena itu tindakan PT. Big Ocean Transportama adalah harus
mempertahankan keunggulannya.
ciii
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan bab IV mengenai analisis perbandingan
persaingan pelayanan jasa warehousing PT. Big Ocean Transportama, PT.
Buana Jaya Cargo dan PT. Cipta Krida Bahari di Jakarta Tahun 2012, dengan
menggunakan metode benchmarking (patok duga) dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
1. Metode benchmarking kompetitif yang dilaksanakan pada PT. Big Ocean
Transportama sebagai pelaksana benchmarking. PT. Buana Jaya Cargo
dan PT. Cipta Krida Bahari sebagai perusahaan pembanding
benchmarking. Pelaksanaan benchmarking ini dilakukan dengan menitik
civ
beratkan pada proses pelayanan jasa di gudang masing-masing
perusahaan tersebut.
2. Kunci sukses pelayanan benchmarking meliputi lima aspek yaitu,
receiving / penerimaan barang di gudang, putaway / pemindahan barang
di gudang, order picking / pengambilan pesanan, storage / penyimpanan
barang di gudang dan shipping / pengiriman barang dari gudang. Terdapat
17 atribut pelayanan yaitu Pembongkaran produk aktual dari moda
pengangkutan, Pembaruan catatan persediaan gudang, Pemeriksaan
kerusakan barang, Verifikasi perhitungan barang masuk, Penerimaan
langsung ke dermaga pengiriman barang (cross docking), Pemindahan
barang langsung ke tempat penyimpanan, Pemindahan kedaerah-daerah
untuk spesialisasi penyimpanan, Perpindahan Untuk pengiriman keluar
gudang, Pengambilan seluruh muatan, Pengambilan sebagian muatan,
Pengambilan muatan per zona, Kapasitas muat lantai, Jumlah, ukuran dan
lokasi pintu-pintu, Jarak, ukuran dan jumlah kolom, Pengeluaran barang,
Pemeriksaan barang yang akan dikapalkan, Verifikasi perhitungan barang
keluar.
3. Hasil benchmarking dari persaingan pelayanan jasa warehousing PT. Big
Ocean Transportama dari tujuh belas indikator pelayanan unggul dengan
Sepuluh indikator yaitu, pembaruan catatan persediaan gudang,
pemeriksaan kerusakan barang, penerimaan langsung ke dermaga
pengiriman (cross docking), pemindahan barang langsung ke tempat
penyimpanan, pemindahan ke daerah-daerah untuk spesialisasi
cv
penyimpanan benchmarking dilaksanakan pada aspek pelayanan
receiving / penerimaan barang, pengambilan seluruh muatan,
pengambilan muatan per zona, sedangkan pelayanan pemindahan
sebagian muatan, kapasitas muatan lantai, pemeriksaan barang yang akan
dikapalkan dan verifikasi perhitungan barang ke luar gudang keunggulan
tersebut harus dipertahankan oleh PT. Big Ocean Transportama.
Sedangkan untuk tujuh indikator pelayanan yang menjadi kekurangan PT.
Big Ocean Transportama yaitu pelayanan pembaruan catatan persediaan
gudang, verifikasi perhitungan barang masuk, perpindahan untuk barang
ke luar, jumlah, ukuran dan lokasi pintu-pintu , jarak, ukuran dan jumlah
kolom serta pelayanan pengeluaran barang. Untuk mengatasi kekurangan
pelyanan tersebut PT. Big Ocean Transportama harus memperbaikinya
atau mengikuti keunggulan perusahaan pembandingnya dalam hal ini PT.
Cipta Krida Bahari agar kualitas pelayanan jasa warehousing dapat
memenuhi harapan pelanggan.
B. Saran
1. Mengembangkan metode benchmarking untuk mengevaluasi aspek
pelayanan jasa warehousing pada PT. Big Ocean Transportama lebih
lanjut yang dapat diprakarsai oleh manajemen dengan terlebih dahulu
meningkatkan kualitas pelayanan dan keunggulan perusahaan sendiri
serta PT. Buana Jaya Cargo dan PT. Cipta Krida Bahari sebagai
pembanding.
cvi
2. Metode benchmarking yang dilakukan oleh peneliti dapat dijadikan acuan
bagi pelaksanan benchmarking oleh PT. Big Ocean Transportama
manajemen dengan tolok ukur yang lebih memadai.
3. Mengadakan perbaikan – perbaikan terhadap aspek pelayanan jasa
warehousing PT. Big Ocean Transportama dengan mengacu pada lima
aspek pelayanan gudang yang dilakukan dengan benchmarking.
Perbaikan – perbaikan tersebut mengenai kualitas pelayanan terhadap
pelanggan dan pengawasan manajemen kepada petugas lapangan /
gudang. Saran pengembangan bagi PT. Big Ocean Transportama adalah
membentuk tim research and development warehousing , membentuk tim
riset pasar, pengawasan yang lebih ketat dilakukan manajemen PT. Big
Ocean Transportama terhadap karyawannya di gudang dan penambahan
peralatan bongkar muat barang di gudang.
cvii
DAFTAR PUSTAKA
Hasibuan, Malayu S.P ; Manajemen Dasar Pengertian dan Masalah, Gunung
Agung, Jakarta, 2007.
T. Hani Handoko ; Manajemen Edisi Kedua, BPFE –Yogyakarta, Yogyakarta, 1986
Pangestu, Subagyo; Manajemen Operasi Edisi Pertama, BPFE-Yogyakarta,
Yogyakarta 2008.
T. Hani Handoko; Dasar-dasar Manajemen Dan Operasi Edisi Pertama, BPFE-
Yogyakarta, Yogyakarta, 2008.
Sofjan, Assauri; Manajemen Operasi Dan Produksi Edisi Revisi, Lembaga Penerbit
Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta, 2008.
Buchari Alma; Manajemen Pemasaran Dan Pemasaran Jasa Cetakan Ketujuh,
Bandung, 2007.
Rambat Lupiyodi dan A. Hamdani; Manajemen Pemasaran Jasa, Salemba Empat,
Jakarta, 2006.
J.Supranto; Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan, Rineka Cipta, Yogyakarta,
2001.
Soemanto; Warehousing Management, Port Training Centre, Jakarta, 2005.
Bowersox, Donald J, Alih Bahasa A. Hasymi Ali; Manajemen Logistik Jilid 1
Cetakan keempat, Bumi Aksara, Jakarta, 2002.
R.P Suyono; Shipping Pengangkutan Intermodal Ekspor Impor melalui laut, Seri
Bisnis Internasional No.6, PPM, Jakarta, 2003.
cviii
Suranto ; Manajemen Operasional Angkutan Laut dan Kepelabuhan serta Prosedur
Impor Barang, PT.Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2004.
Perba, Radiks; Angkutan Muatan Laut Jilid 1, Rineka Cipta, Yogyakarta, 1997.
Fandy Tjiptono, Anastasia Dianan, 1995, Total Quality Management, Andi Offset,
Yoyakarta.
Frazelle. H. Edward, World Class Material Handling International Edition, Logistic
Manajgement Library, Singapore, 2005.
Arikunto, Suharsimi, 1996, Manajemen Penelitian, cetakan keempat, Rineka Cipta,
Yogyakarta.
Riduwan, Akdon, 2009, Rumus dan Data dalam Analisis Statistika, cetakan ketiga,
Alfabeta, Bandung.
Sugiyono, 2009, Statistika untuk Penelitian, cetakan kelima, Alfabeta, Bandung.
Johar Arifin, 2005, Aplikasi Excell dalam Statistik dan Riset Terapan, PT. Elex
Media Komputindo Kelompok Gramedia, Jakarta
cix
cx