skripsi lintang.docx

219
PENGARUH PENURUNAN TARIF PAJAK PENGHASILAN SESUAI UU NO. 36 TAHUN 2008, INSENTIF PAJAK, NON INSENTIF PAJAK TERHADAP MANAJEMEN LABA Studi Penelitian Pada Perusahaan yang Terdaftar Dalam Indeks LQ 45 Tahun 2009 dan 2010 S K R I P S I Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat guna menyelesaikan studi akhir dan untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Stikubank S e m a r a n g Oleh : Nama : Lintang Jingga Widua NIM : 11.05.52.0129 Program Studi : S.1 Akuntansi i

Transcript of skripsi lintang.docx

Page 1: skripsi lintang.docx

PENGARUH PENURUNAN TARIF PAJAK PENGHASILAN SESUAI UU

NO. 36 TAHUN 2008, INSENTIF PAJAK, NON INSENTIF PAJAK

TERHADAP MANAJEMEN LABA

Studi Penelitian Pada Perusahaan yang Terdaftar Dalam Indeks LQ 45

Tahun 2009 dan 2010

S K R I P S I

Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat guna menyelesaikan studi akhir dan untuk memperoleh Gelar

Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomika dan BisnisUniversitas Stikubank

S e m a r a n g

Oleh :

Nama : Lintang Jingga Widua NIM : 11.05.52.0129 Program Studi : S.1 Akuntansi

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNISUNIVERSITAS STIKUBANK

S E M A R A N G2015

i

Page 2: skripsi lintang.docx

ii

Page 3: skripsi lintang.docx

iii

Page 4: skripsi lintang.docx

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA SKRIPSI

Yang bertanda tangan dibawah ini saya :

Nama : Lintang Jingga Widua

NIM : 11.05.52.0129

Program Studi : Akuntansi

Menyatakan bahwa SKRIPSI yang saya susun dengan judul :

PENGARUH PENURUNAN TARIF PAJAK PENGHASILAN SESUAI UU NO. 36 TAHUN 2008, INSENTIF PAJAK, NON INSENTIF PAJAK TERHADAP MANAJEMEN LABA tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam rangkain kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan, pendapat, atau pemikiran dari penulis lain, yang saya akui seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri, dan atau tidak terdapat bagian atau tulisan yang saya salin, tiru atau saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.

Apabila saya melakukan hal tersebut diatas, baik sengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri itu. Bila kemudian hari terbukti bahwa saya melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, saya bersedia menerima sanksi berupa pembatalan skripsi dan hasil ujian skripsi ini.

Semarang, Agustus 2015

Yang menyatakan,

(Lintang Jingga Widua)

iv

Page 5: skripsi lintang.docx

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini saya persembahkan untuk bapak ibuk, sebagai tanggungjawab atas

kewajiban yang harus diselesaikan. Tanpa mereka, saya tidak akan mungkin bisa

menuntut ilmu, bersekolah sampai pada tingkat ini, terima kasih untuk segala

dukungan, usaha, dan kerja keras bapak ibuk untuk membuat kami anak-anaknya

menjadi anak-anak yang tidak hanya bisa berdiri sendiri, tetapi juga memiliki ilmu

yang bermanfaat. Juga kepada teman-teman sekelas, seangkatan, sejurusan, dan

seperjuangan, terima kasih untuk semua semangat. Karya ini juga saya

persembahkan untuk almamater tercinta, Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Stikubank. Tanpa kalian-kalian semua, saya tidak mungkin bisa

menyelesaikan ini dengan baik, benar, dan tepat waktu. Terima kasih untuk

semua.

(Lintang Jingga Widua)

v

Page 6: skripsi lintang.docx

MOTTO

Kalau kita selalu hidup dengan kata “seandainya”, kita

tidak akan pernah memiliki kesempatan untuk disyukuri

(Asma Nadia)

In this fields of life, you will lose who you actually are

until you prove who you are

(Pitch Perfect)

Bismillah dan Alhamdulillah, dua kata indah yang

memberikan kita ketenangan dalam memulai dan

mengakhiri sesuatu apapun

(Lintang)

vi

Page 7: skripsi lintang.docx

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah perusahaan melakukan manajemen laba sebagai responnya terhadap penurunan tarif pajak penghasilan yang terjadi pada tahun 2008 sebesar 30% menjadi 28% pada tahun 2009 dan sebesar 25% pada tahun 2010 serta tambahan insentif sebesar 5% bagi perusahaan go public yang menyetorkan 40% saham ke Bursa Efek Indonesia (BEI). Sampel pada penelitian ini adalah 42 perusahaan yang terdapat dalam list LQ 45 selama periode tahun 2009-2010.

Metode analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah uji beda t-test dan analisis regresi linear berganda. Uji beda t-test menggunakan one sample t-test untuk menguji apakah terdapat perbedaan nilai discretionary accrual yang signifikan baik sebelum dan sesudah penurunan tarif pajak. Sedangkan analisis regresi linear berganda digunakan untuk menguji apakah insentif pajak (perencanaan pajak) dan non insentif pajak (earnings pressure, tingkat utang, earnings bath, ukuran perusahaan, dan saham yang disetor ke BEI) mempengaruhi manajemen laba merespon penurunan tarif pajak penghasilan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tahun 2009 perusahaan sampel melakukan praktik manajemen laba dengan mengurangi laba untuk memperoleh penghematan pajak yang lebih besar. Selain itu, praktik manajemen laba perusahaan dalam merespon penurunan tarif pajak penghasilan dipengaruhi oleh insentif non pajak, yaitu earnings pressure dan earnings bath.

Kata kunci : penurunan tarif pajak ppenghasilan, manajemen laba, insentif pajak, non insentif pajak

vii

Page 8: skripsi lintang.docx

ABSTRACT

This research aims to find out whether the company doing the earnings management as a response was to decrease income tax rates that occurred in 2008 by 30% to 28% in 2009 and 25% in 2010 and an additional intesif of 5% for companies that go public deposit 40% stake to the Indonesia Stock Exchange (IDX). The sample in this research are contained in the 42 companies at LQ 45’s list during the period 2009-2010.

Methods of analysis used in this study is the difference t-test and multiple linear regression analysis. Test the difference t-test using one sample t-test to test whether there is a difference between the discretionary accrual that significant before and after the decrease income tax rate. While, the multiple linear regression analysis was used to test whether tax incentives (tax planning) and non-tax incentives (earnings pressure, debt levels, earnings of bath, the size of the company, and the shares were deposited to IDX) affect the earnings management in responding to the decrase income tax rate.

The results showed that in 2009 the company sample practice earnings management by reducing profits to obtain larger tax savings. In addition, the company's earnings management practices in responding to the decrease in income tax rates are influenced by a non tax incentive. The non tax incentive are earnings pressure and earnings bath.

Key words : decrase income tax rate, earnings management, tax incentive, non tax incentive

viii

Page 9: skripsi lintang.docx

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan karuniaNya sehingga dapat menyelesaikan penelitian dan skripsi yang berjudul : “Pengaruh Penurunan Tarif Pajak Penghasilan Sesuai Uu No. 36 Tahun 2008, Insentif Pajak, Non Insentif Pajak Terhadap Manajemen Laba”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan dalam meraih derajat Sarjana Ekonomika dan Bisnis Universitas Stikubank Semarang.

Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia/ Indonesian Stock Exchange (IDX) dengan sampel yang memadai. Hasil penelitian ini memberikan bukti bahwa perubahan tarif pajak penghasilan badan, earnings pressure, dan earnings bath mempengaruhi manajemen laba. Namun penelitian ini juga memliki keterbatasan dari aspek variabel penelitian, sampel data, dan juga jangka waktu penelitiannya. Oleh karena itu pembaca yang baik yang berminat pada kajian penelitian ini perlu mempertimbangkan informasi ini sekiranya hasil penelitian ini dipergunakan sebagai referensi selanjutnya.

Dalam proses penelitian dan penyusunan laporan penelitian dalam skripsi ini, penulis tidak luput dari kendala. Kendala tersebut dapat diatasi penulis berkat adanya bantuan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dr. Hasan Abdul Rozak, SH, CN M.M selaku rektor Universitas Stikubank Semarang

2. Bapak Dr. Bambang Sudiyatno, MM selaku dekan Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Stikubank yang telah memberikan kesempatan penulisan skripsi ini.

3. Ibu Pancawati Hardiningsih, SE., M.Si., A.Kt selaku dosen pembimbing yang telah mengorbankan waktu, tenaga, pikiran untuk membimbing serta memberikan saran dalam menyelesaikan laporan skripsi ini.

4. Bapak Ahmad Badjuri selaku Ketua Program Studi Akuntansi Universitas Stikubank Semarang.

5. Bapak/ibu selaku dosen penguji yang telah banyak membantu memberikan kritik dan saran terhadap perbaikan skripsi saya.

Semarang, Agustus 2015

Penyusun

Lintang Jingga Widua

ix

Page 10: skripsi lintang.docx

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...............................................................................................i

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................ii

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................iii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI...........................................iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ..............................................................................v

HALAMAN MOTTO .............................................................................................vi

ABSTRAK ...............................................................................................................vii

ABSTRACT .............................................................................................................viii

KATA PENGANTAR .............................................................................................ix

DAFTAR ISI ............................................................................................................x

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1

1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................1

1.2 Perumusan Masalah ..............................................................................7

1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................................7

1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................8

x

Page 11: skripsi lintang.docx

BAB II TELAAH PUSTAKA ................................................................................9

2.1 Landasan Teori ......................................................................................9

a. Teori Keagenan ...............................................................................9

b. Manajemen Laba..............................................................................11

c. Penurunan Tarif Pajak ....................................................................14

d. Insentif Pajak ...................................................................................15

e. Non Insentif Pajak ...........................................................................16- Earnings Pressure .....................................................................

16- Tingkat Utang ...........................................................................

17- Earnings Bath ...........................................................................

18- Ukuran Perusahaan ...................................................................

18- Saham yang Disetor .................................................................

19

2.2 Penelitian Terdahulu .............................................................................20

2.3 Pengembangan Hipotesis ......................................................................26

a. Hipotesis 1 (Penurunan Tarif Pajak dan Manajemen Laba) ...........26

b. Hipotesis 2 (Insentif Pajak dan Manajemen Laba)..........................28

c. Hipotesis 3 (Non Insentif Pajak dan Manajemen Laba)..................29- Earnings pressure dan manajemen laba.....................................

30

xi

Page 12: skripsi lintang.docx

- Tingkat utang dan manajemen laba...........................................30

- Earnings bath dan manajemen laba............................................31

- Ukuran perusahaan dan manajemen laba...................................32

- Jumlah sahan yang disetor di BEI dan manajemen laba ...........33

2.4 Model Penelitian....................................................................................35

BAB IIIMETODE PENELITIAN..........................................................................36

3.1 Objek Penelitian.....................................................................................36

3.2 Jenis dan Sumber Data...........................................................................36

3.3 Populasi dan Sampel..............................................................................37

3.4 Definisi Konsep Variabel Penelitian......................................................38

3.5 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel.....................................40

a. Variabel Independen (Penurunan Tarif Pajak/X1)......................40

b. Variabel Independen (Tax Plan/X2)............................................44

c. Variabel Independen (Non Insentif Pajak/X3)............................45

- Earnings Pressure............................................................45

- Tingkat Utang..................................................................45

- Earnings Bath..................................................................46

xii

Page 13: skripsi lintang.docx

- Ukuran Perusahaan..........................................................46

- Saham yang disetor..........................................................47

d. Variabel Dependen (Manajemen Laba/Y)...................................47

3.6 Teknik Analisis......................................................................................47

3.7 Pengujian Syarat Penggunaan Alat Statistik..........................................49

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................................55

4.1 Hasil dan Pembahasan...........................................................................55

4.2 Analisis Data..........................................................................................58

a. Statistik Deskriptif...........................................................................58

b. Uji Normalitas..................................................................................61

c. Uji Asumsi Klasik............................................................................65

d. Regresi Linear Berganda..................................................................70

e. Uji Hipotesis.....................................................................................72

f. Uji Kelayakan Model ......................................................................77

4.3 Pembahasan............................................................................................79

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN..................................................................90

5.1 Kesimpulan ...........................................................................................90

xiii

Page 14: skripsi lintang.docx

5.2 Keterbatasan Penelitian..........................................................................92

5.3 Implikasi Penelitian................................................................................92

5.4 Saran.......................................................................................................93

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................95

LAMPIRAN..............................................................................................................98

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Sampel Data Perusahaan dalam Daftar LQ 45 (2009-2010)..................98

Lampiran 2 Daftar Perusahaan Setelah dilakukan Purposive Sampling....................102

xiv

Page 15: skripsi lintang.docx

Lampiran 3 Statistik Deskriptif..................................................................................103

Lampiran 4 Uji Normalitas........................................................................................104

Lampiran 5 Uji Asumsi Klasik (Multikolonearitas)..................................................111

Lampiran 6 Uji Asumsi Klasik (Autokorelasi)..........................................................112

Lampiran 7 Uji Asumsi Klasik (Heteroskedastisitas)................................................113

Lampiran 8 Analisis Regresi Linear Berganda..........................................................114

Lampiran 9 Uji Hipotesis...........................................................................................115

Lampiran 10 Uji Kelayakan Model............................................................................116

Lampiran 11 Tabulasi Data (Total Akrual)................................................................117

Lampiran 12 Tabulasi Data (Non Discretionary Accrual).........................................118

Lampiran 13 Tabulasi Data (Discretionarry Accrual)................................................120

Lampiran 14 Tabulasi Data (TAXPLAN)..................................................................122

Lampiran 15 Tabulasi Data (EPRESS)......................................................................124

Lampiran 16 Tabulasi Data (DEBT)..........................................................................126

Lampiran 17 Tabulasi Data (EBATH).......................................................................127

xv

Page 16: skripsi lintang.docx

Lampiran 18 Tabulasi Data (SIZE)............................................................................128

Lampiran 19 Tabulasi Data (STOCK).......................................................................129

DAFTAR TABEL

Tabel Perusahaan yang masuk dalam Indeks LQ 45..................................................97

Tabel 4.1 Daftar Sampel Perusahaan.........................................................................101

Tabel 4.2 Hasil Statistik Deskriptif............................................................................102

Tabel 4.3 Skewness Kurtosis sebelum mengeluarkan Outlier...................................104

Tabel 4.5 Perusahaan yang Diindikasi Sebagai Outlier.............................................107

Tabel 4.6 Skewness Kurtosis setelah mengeluarkan Outlier.....................................109

Tabel 4.7 Uji Multikolonieritas..................................................................................110

Tabel 4.8 Uji Autokorelasi.........................................................................................111

Tabel 4.9 Uji Heteroskedastisitas dengan Uji Glejser................................................112

Tabel 4.10 Analisis Regresi Linear Berganda............................................................113

xvi

Page 17: skripsi lintang.docx

Tabel 4.11 Pengujian Nilai Discretionary Acrrual Tahun 2009 ................................114

Tabel 4.12 Pengujian Nilai Discretionary Accrual Tahun 2010................................116

Tabel 4.13 Hasil Uji Koefisien Determinasi..............................................................117

Tabel 4.14 Uji Statistik F...........................................................................................117

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Model Kerangka Teoritis.......................................................................35

Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas Sebelum Mengeluarkan Outlier...........................104

Gambar 4.2 Hasil Normalitas Setelah Mengelurkan Outlier.....................................109

Gambar 4.5 Uji Heteroskedastisitas...........................................................................113

xvii

Page 18: skripsi lintang.docx

xviii

Page 19: skripsi lintang.docx

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Laporan keuangan merupakan alat informasi yang banyak

digunakan untuk pengambilan keputusan baik oleh pihak

eksternal maupun internal. Sebagai pengguna laporan keuangan,

tentu setiap pihak memiliki kepentingan terhadap informasi yang

disajikan sehingga menyebabkan banyak terjadi perbedaan

kepentingan, seperti perbedaan kepentingan antara pemerintah

dan kepentingan manajemen. Manajemen menginginkan

pembayaran pajak sekecil mungkin sedangkan pemerintah

mengharapkan penerimaan pajak sebesar mungkin dari

perusahaan sebagai pendapatan negara.

Pajak merupakan faktor yang mendominasi dalam

penerimaan negara, besar kecilnya pajak yang terutang yang

harus dibayarkan oleh perusahaan tergantung dari besarnya laba

yang diperoleh perusahaan selama periode tersebut (Slamet dan

Provita, 2012). Pemerintah melakukan beberapa kali perubahan

Undang-undang perpajakan untuk meningkatkan penerimaan

pada sektor ini. Penerimaan pajak paling besar yang diterima

negara berasal dari pajak penghasilan. Pajak penghasilan

merupakan pajak yang dikenakan pada suatu objek pajak dari

1

Page 20: skripsi lintang.docx

penghasilan atau pendapatan yang diperoleh dalam satu tahun

pajak.

Dalam proses pemberlakuan, pajak penghasilan mengalami

beberapa kali perubahan. Sesuai dengan Undang-undang Nomor

36 Tahun 2008, perubahan tarif pajak yang berlaku di Indonesia

sebesar 28% berlaku mulai tahun 2009, 25% berlaku efektif

mulai tahun 2010. Dan diberikan potongan tarif sebesar 5% bagi

perusahaan go public (menjadi 23% untuk tahun 2009 dan 20%

untuk tahun 2010 ) dan minimal 40% dari saham yang disetor

diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan wajib pajak

badan dalam negeri dengan peredaran bruto sampai dengan Rp

50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah) mendapat fasilitas

berupa pengurangan tarif sebesar 50% (lima puluh persen) dari

tarif nomor (1) atas Penghasilan Kena Pajak dari bagian

peredaran bruto sampai dengan Rp. 4.800.000.000,00 (empat

miliar delapan ratus juta rupiah). Perubahan tarif yang terjadi

pada Undang-undang pajak penghasilan tersebut dapat

membuka peluang bagi manajemen/ pengelola perusahaan

untuk mengurangi beban pajak. Jika manajer berupaya untuk

memaksimalkan nilai perusahaan dengan meminimalkan beban

pajak, maka perubahan tarif ini akan memberikan insentif bagi

manajer untuk menurunkan laba perusahaan pada tahun

2

Page 21: skripsi lintang.docx

sebelum diefektifkannya perubahan tarif pajak tersebut

(Subagyo dan Oktavia, 2010).

Salah satu upaya yang dilakukan manajemen untuk

memperoleh keuntungan dari adanya perubahan tarif pajak

badan ini adalah tax shifting yaitu dengan memindahkan laba

tahun sebelum perubahan tarif pajak badan ke tahun sesudah

perubahan tarif pajak. Menurut akuntansi hal ini dapat diterima

karena akuntansi menganut prinsip accrual basis dimana pada

dasarnya basis akrual digunakan untuk pengakuan pendapatan

(revenue) dan beban (expense) yang dilakukan pada periode

dimana seharusnya pendapatan dan beban tersebut terjadi

tanpa memperhatikan waktu penerimaan/pengeluaran kas dari

pendapatan/beban yang bersangkutan (Maxson dan Dwi Martini,

2011). Adanya peraturan pajak baru yang memberikan

tambahan insentif sebesar 5% bagi perusahaan yang telah go

public serta adanya kompensasi 5 tahun untuk perusahaan yang

mengalami kerugiaan (loss firm), mendorong manajer untuk

memanfaatkan insentif tersebut dengan melakukan manajemen

laba. Selain insentif pajak, insentif non pajak juga turut

menyumbang peran dalam manajemen laba yang dilakukan oleh

manajer (Subagyo dan Oktavia, 2010)

Menurut Riahi dan Belkhaoui, manajemen laba adalah potensi

penggunaan manajemen akrual dengan tujuan memperoleh

3

Page 22: skripsi lintang.docx

keuntungan pribadi. Earnings atau laba sering digunakan sebagai

dasar dalam proses pembuatan keputusan berbagai pihak yang

berkepentingan. Oleh karena itu, manajer sering memanfaatkan

kesempatan untuk merekayasa angka laba dengan rekayasa

akrual untuk mempengaruhi hasil akhir dari berbagai keputusan

riil agar kinerjanya dianggap baik atau meminimalkan beban

pajak penghasilan yang harus disetorkan oleh perusahaan.

Salah satu metode yang digunakan manajer dalam melakukan

manajemen laba adalah dengan menggunakan metode

discretionary accrual. Penggunaan discretionary accrual pada

laporan keuangan menyebabkan manajemen dapat merekayasa

laba yang disajikan (Slamet dan Provita, 2012).

Perubahan tarif pajak penghasilan badan di Indonesia

merupakan kebijakan yang dibuat oleh pemerintah untuk

memaksimalkan penerimaan negara yang bersumber dari pajak

penghasilan badan. Sedangkan insentif pajak adalah

pengurangan, pengecilan, atau pembebabasan dari kewajiban

pajak yang ditawarkan sebagai daya tarik untuk terlibat dalam

kegiatan ekonomi tertentu, insentif pajak merupakan aspek dari

kode pajak suatu negara yang dirancang untuk mendorong suatu

kegiatan ekonomi, insentif pajak yang diberikan salah satunya

dengan melakukan perencanaan pajak (tax planning).

Perencanaan pajak merupakan tindakan legal yang dilakukan

4

Page 23: skripsi lintang.docx

untuk meminimumkan atau mengefisiensikan jumlah pajak yang

harus dibayar perusahaan pada pemerintah. Dan non intensif

pajak yang digunakan adalah earnings pressure, tingkat utang,

earnings bath, ukuran perusahaan, dan jumlah saham yang

disetor.

Beberapa penelitian yang meneliti tentang manajemen laba

sebagai respon atas perubahan tarif pajak penghasilan badan,

diantaranya dilakukan oleh Subagyo dan Oktavia (2010). Peneliti

membuktikan bahwa perusahaan melakukan manajemen laba

sebagai respon atas perubahan tarif pajak penghasilan badan

dengan menggunakan pendekatan discretionary accrual dan

hanya dilakukan oleh perusahan yang mendapatkan laba (profit

firm) sedangkan perusahaan yang mengalami kerugian (loss

firm) tidak melakukan manajemen laba sebagai respon

perubahan tarif pajak. Maxson dan Dwi Martani (2011) juga

melakukan penelitian yang sama dan menunjukkan hasil bahwa

tidak hanya perusahaan yang memperoleh laba akan tetapi

perusahaan yang mengalami kerugian juga melakukan praktik

manajemen laba untuk merespon perubahan tarif pajak

penghasilan badan. Hasil serupa juga ditemukan oleh Oktavia

(2012), bahwa perubahan tarif pajak berpengaruh terhadap

manajemen laba. Tyani Linda dan Didik Ardiyanto (2012) juga menemukan

5

Page 24: skripsi lintang.docx

hasil yang sama bahwa perubahan tarif pajak berpengaruh terhadap manajemen

laba.

Slamet dan Provita Wijayanti (2012) meneliti tentang

pengaruh perubahan tarif pajak terhadap manajemen laba. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa perubahan tarif pajak tidak

berpengaruh terhadap manajemen laba, hal tersebut berarti

bahwa perusahaan tidak melakukan praktik manajemen laba

sebaga respon atas perubahan tarif pajak. Hal serupa juga

ditemukan oleh Gede Roikhatul Baizah (2014) yang menunjukkan hasil

bahwa perubahan tarif pajak tidak berpengaruh terhadap praktik manajemen laba.

Selain perubahan tarif pajak, insentif pajak juga merupakan

faktor yang mempengaruhi perusahaan melakukan manajemen

laba. Perencanaan pajak (tax plan) merupakan proksi yang

digunakan untuk mengukur insentif pajak. Penelitian yang

dilakukan oleh Oktavia (2012) memberikan hasil bahwa

perencanaan pajak mempengaruhi perusahaan dalam

melakukan praktik manajemen laba. Hasil serupa juga ditemukan

oleh Christina Ranty Sumomba (2012) dengan hasil yang menunjukkan bahwa

perencanaan pajak berpengaruh terhadap manajemen laba. Penemuan hasil yang

sama juga ditemukan oleh Tyani Linda dan Didik Ardiyanto (2012) bahwa

perencanaan pajak berpengaruh terhadap manajemen laba.

Sementara Norma Saraswati (2012) menghasilkan bahwa perencanaan pajak

tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Hasil serupa juga ditemukan oleh

6

Page 25: skripsi lintang.docx

Gede Roikhatul Baziah (2014) yang menunjukkan hasil bahwa perencanaan pajak

tidak mempengaruhi manajemen laba. Ferry Aditama dan Anna Purwaningsih

menemukan hasil serupa bahwa perencanaan pajak tidak berpengaruh terhadap

manajemen laba.

Non insentif pajak adalah faktor lain yang mempengaruhi praktik

manajemen laba. Slamet dan Provita Wijayanti (2012) melakukan penelitian

tentang pengaruh non insentif pajak terhadap manajemen laba. Penelitian tersebut

membuktikan bahwa non insentif pajak dengan menggunakan earnings pressure

berpengaruh terhadap manajemen laba. Hal serupa juga ditemukan oleh Subagyo

dan Oktavia (2012) bahwa earnings pressure berpengaruh positif terhadap

manajemen laba. Maxson Wijaya dan Dwi Martini (2011) menemukan hasil

serupa yaitu non insentif pajak menggunakan earnings pressure berpengaruh

positif terhadap manajemen laba. Hasil yang sama juga ditemukan oleh Tyani

Linda dan Didik Ardiyanto (2012) bahwa earnings pressure berpengaruh terhadap

manajemen laba.

Namun penelitian yang dilakukan oleh Oktavia (2012) menunjukkan hasil

yang berbeda bahwa non insentif pajak menggunakan earnings pressure tidak

berpengaruh terhadap manajemen laba. Demikian juga oleh Norma Saraswati

(2012) bahwa insentif pajak dengan menggunakan earnings preassure tidak

berpengaruh terhadap manajemen laba. Hal serupa juga dilakukan oleh Hildegard

Ika Putri (2012) dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa earnings

pressure tidak berpengaruh terhadap praktik manajemen laba. Hasil yang sama

juga ditemukan dari penelitian Gede Roikhatul Baizah (2014) bahwa non insentif

7

Page 26: skripsi lintang.docx

pajak dengan menggunakan earnings pressure (epress) tidak berpengaruh

terhadap praktik manajemen laba.

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan diatas, peneliti mencoba

untuk menguji ulang penelitian tersebut dengan judul “PENGARUH

PENURUNAN TARIF PAJAK PENGHASILAN BADAN SESUAI UU

NOMOR 36 TAHUN 2008, INSENTIF PAJAK, DAN NON INSENTIF

PAJAK TERHADAP MANAJEMEN LABA”

1.2 Perumusan Masalah

Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan, ditemukan beberapa

perbedaan hasil antara satu penelitian dengan peneliti yang lain. Masing-masing

variabel memiliki hasil yang berpengaruh dan tidak berpengaruh seperti yang

telah disampaikan diatas. Berdasarkan uraian tersebut, maka permasalahan dalam

penelitian ini adalah :

a. Apakah perusahaan-perusahaan yang terdapat dalam daftar LQ 45 melakukan

manajemen laba sebagai respon atas penurunan tarif pajak pada periode tahun

2009 dan 2010?

b. Apakah manajemen laba dipengaruhi oleh faktor insentif pajak?

c. Apakah manajemen laba dipengaruhi oleh faktor-faktor non insentif pajak?

1.3 Tujuan Penelitian

a. Untuk menguji apakah perubahan tarif pajak PPh Badan berpengaruh

terhadap manajemen laba?

b. Untuk menguji apakah faktor insentif pajak berpengaruh terhadap manajemen

laba?

8

Page 27: skripsi lintang.docx

c. Untuk menguji apakah faktor-faktor non insentif pajak berpengaruh terhadap

manajemen laba?

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan kontribusi bagi

pengembangan ilmu akuntansi keuangan dan perpajakan khususnya

penjelasan tentang pengaruh perubahan tarif pajak PPh Badan, insentif

pajak, dan non insentif pajak

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi

untuk penelitian yang akan datang berkenaan dengan pengaruh

perubahan tarif pajak PPh Badan, insentif pajak, dan non insentif

pajak

1.4.2 Manfaat Praktis

a. Bagi investor, hasil penelitian ini dapat digunakan untuk mengetahui

hasil kinerja perusahaan sehingga dapat digunakan sebagai bahan

evaluasi atas investasi yang sudah dilakukan

b. Bagi calon investor, penelitian ini dapat digunakan dalam proses

pengambilan keputusan investasi

1.4.3 Kontribusi Kebijakan

9

Page 28: skripsi lintang.docx

a. Hasil penelitian ini bagi pemerintah (Direktorat Jenderal Pajak) dapat

digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam membuat kebijakan

tentang peraturan-peraturan perpajakan khususnya kebijakan untuk

pajak penghasilan badan.

BAB II

TELAAH PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

Landasan teori pada penelitian ini menjelaskan tentang

penjabaran teori dan argumentasi yang disusun berdasarkan

permasalahan dan hipotesis yang akan diteliti. Dalam landasan

teori ini berisi: agency theory (teori keagenan), earnings management

(manajemen laba) perubahan tarif pajak penghasilan badan,

,insentif pajak (perencanaan pajak), dan non insentif pajak

2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory)

Agency theory memiliki asumsi bahwa masing-masing individu semata-

mata termotivasi oleh kepentingan dirinya sendiri, sehingga menimbulkan

perbedaan kepentingan antara principal dan agent. Pihak principal termotivasi

mengadakan kontrak untuk mensejahterakan dirinya dengan profitabilitas yang

selalu meningkat. Agent termotivasi untuk memaksimalkan pemenuhan

10

Page 29: skripsi lintang.docx

kebutuhan ekonomi dan psikologinya, antara lain dalam hal memperoleh

investasi, pinjaman, maupun kontrak kompensasi (Tyani Linda dan Ardiyanto,

2010).

Principal tidak memiliki informasi yang cukup terhadap kinerja agent,

sedangkan agent memiliki lebih banyak informasi mengenai kapasitas diri,

lingkungan kerja, dan perusahaan secara keseluruhan. Hal inilah yang

mengakibatkan adanya ketidakseimbangan informasi yang dimiliki oleh principal

dan agent. Ketidakseimbangan informasi inilah yang disebut dengan asimetri

informasi (Yuliani, 2013).

Eisenhardt (1989) dalam Widyawanti (2014) beropini bahwa teori

keagenan dapat menggunakan tiga asumsi sifat manusia berikut: (1) pada

umumnya manusia cenderung mementingkan dirinya sendiri (self interest), (2)

manusia memiliki keterbatasan daya pikir tentang persepsi masa depan (bounded

rationality), dan (3) manusia cenderung menghindari risiko (risk averse). Maka

jika didasarkan pada ketiga asumsi dasar manusia tersebut, seorang manajer

sebagai manusia cenderung akan bertindak mengutamakan kepentingan

pribadinya (opportunistic). Jadi jika dianalogikan, perusahaan akan bertindak

sesuai apa yang diyakini harus dilakukan dengan benar demi kelangsungan

bisnisnya namun dengan cara pengelolaan manjemen di bawah kendali seorang

manajer perusahaan (agent) itu sendiri.

Banyak terjadi ketidaksesuaian informasi yang dimiliki antara agent dan

juga principal. Agent lebih banyak memiliki informasi mengenai internal

11

Page 30: skripsi lintang.docx

perusahaan dibanding principal. Hal tersebut tentu saja akan menciptakan

peluang bagi agent untuk merahasiakan beberapa informasi yang tidak diketahui

oleh principal. Perbedaan informasi yang dimiliki juga dapat menyebabkan

adanya kemungkinan bahwa manajemen (agent) tidak menyajikan laporan

keuangan yang sebenarnya kepada principal.

Terjadinya penurunan tarif pajak penghasilan badan (tahun 2009 28% dan

tahun 2010 25%) serta diberikan potongan tarif sebesar 5% bagi perusahaan go

public (menjadi 23% untuk tahun 2009 dan 20% untuk tahun 2010 ) dan minimal

40% dari saham yang disetor diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan

wajib pajak badan dalam negeri dengan peredaran bruto sampai dengan Rp

50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah) mendapat fasilitas berupa

pengurangan tarif sebesar 50% (lima puluh persen) dari tarif nomor (1) atas

Penghasilan Kena Pajak dari bagian peredaran bruto sampai dengan Rp

4.800.000.000,00 (empat miliar delapan ratus juta rupiah), hal tersebut dapat

menjadi taxation motivation bagi perusahaan untuk melakukan manajemen laba.

Manajemen laba dilakukan dengan mengestimasi nilai dari discretionary accrual

dan non discretionary accrual, hal ini dikarenakan current accrual merupakan

akrual yang berpengaruh terhadap laba kena pajak (taxable income). Sehingga

mendorong manajemen untuk melakukan metode oportunistik. Metode tersebut

dijelaskan dengan teori keagenan dimana jika kinerja keuangan kurang baik,

maka manajer dapat bertindak oportunistik dengan menaikkan laba akuntansi

untuk menyembunyikan kinerja yang kurang baik tersebut. Dan jika kinerja

12

Page 31: skripsi lintang.docx

perusahaan sangat baik, manajer dapat bertindak oportunitik dengan menurunkan

laba akuntansi untuk menunda laba pada tahun yang akan datang.

2.1.2 Manajemen Laba (Earnings Management)

Menurut Scott (2003:369) dalam Yuliani (2013), manajemen laba

merupakan pilihan yang dilakukan manajemen dalam menentukan kebijakan

akuntansi untuk mencapai beberapa tujuan tertentu. Manajemen laba merupakan

tindakan pelaporan keuangan yang tidak netral dan juga memihak pada

kepentingan pihak-pihak tertentu. Dalam hal ini, manajer ikut andil besar dalam

memanipulasi laporan keuangan untuk keuntungan pribadinya. Healy dan

Wahlen (1999) menemukan bahwa manajemen laba dapat terjadi karena

bermacam-macam alasan, salah satunya untuk mempengaruhi pasar saham,

meningkatkan kompensasi manajemen, mengurangi kemungkinan pelanggaran

persetujuan peminjaman, serta untuk menghindari intervensi dari peraturan

pemerintah.

Menurut Scott (2003:383) dalam Yuliani (2013), berbagai pola yang sering

dilakukan manajer dalam earning management adalah :

1. Taking Bath

Taking a bath terjadi ketika perusahaan mengadakan reorganisasi, misalnya

pengangkatan CEO baru. Taking a bath mengakui adanya biaya pada periode

yang akan datang sebagai kerugian pada periode berjalan. Konsekuensinya,

manajer akan menghapus aktiva dengan harapan laba yang akan datang dapat

meningkat.

13

Page 32: skripsi lintang.docx

2. Income Minimization

Income minimization mirip dengan “taking a bath” tetapi lebih ekstrim, yaitu

dilakukan sebagai alasan politis pada periode laba yang lebih tinggi dengan

mempercepat penghapusan aktiva tetap dan aktiva tak berwujud, dan

mengakui pengeluaran-pengeluaran sebagai biaya.

3. Income Maximization

Income maximization merupakan cara dari manajemen untuk memaksimalkan

laba yang dilaporkan, agar bonus yang didapat lebih besar. Income

maximization dilakukan ketika perusahaan mengalami penurunan laba.

4. Income Smoothing

Income smoothing dilakukan manajer dengan meratakan laba perusahaan

untuk tujuan pelaporan terhadap pihak yang berkepentingan, terutama

investor, karena investor cenderung lebih menyukai laba yang relatif stabil

dari suatu periode ke periode berikutnya.

Ada dua jenis pencatatan, yaitu basis kas (cash basis) dan basis akrual

(accrual basis). Menurut akuntansi, cash basis adalah basis akuntansi yang

mencatat pendapatan hanya ketika kas atau setara kas diterima dan mencatat

beban ketika kas atau setara kas dikeluarkan. Sedangkan accrual basis adalah

basis akuntansi di mana pengakuan pendapatan (revenue) dan beban (expense)

dilakukan pada periode di mana transaksi pendapatan dan beban tersebut terjadi,

tanpa memperhatikan waktu penerimaan atau pengeluaran kas. Satwika dan

Damayanti (2005) dalam Yuliani (2013) menyatakan bahwa akrual merupakan

14

Page 33: skripsi lintang.docx

jumlah penyesuaian akuntansi yang dibutuhkan untuk mengubah arus kas operasi

menjadi laba bersih. Akrual dibagi menjadi dua, yaitu:

1. Nondiscretionary Accrual (Normal Accrual)

Merupakan pengakuan akrual yang wajar dan tunduk pada saat standar atau

peraturan akuntansi yang berlaku umum.

2. Discretionary Accrual (Abnormal Accrual)

Merupakan pengakuan akrual yang bebas, tidak diatur, dan merupakan

pilihan kebijakan manajemen.

Banyak penelitian yang menggunakan discretionary accrual untuk

mengukur manajemen laba. Discrionary accrual merupakan pengakuan akrual

laba atau beban yang bebas dan tidak diatur dan merupakan pilihan kebijakan

manajemen. Manajer dapat memanipulasi data akuntansi dalam laporan keuangan

menggunakan discretionary accrual. Penelitian ini menggunakan discretionary

accrual untuk meneliti manajemen laba yang terkait dengan perubahan tarif pajak

yang terjadi

2.1.3 Penurunan Tarif Pajak

Pengertian pajak penghasilan sesuai dengan pasal 1 Undang Undang PPh

adalah pajak yang dikenakan terhadap subyek pajak atas penghasilan yang

diterima dalam tahun pajak. Oleh karena itu PPh disebut pajak subjektif karena

PPh melekat pada subjek yang dikenakan PPh tersebut. Berikut merupakan

perubahan tarif pajak penghasilan dari tahun 1991 sampai perubahan yang terbaru

yaitu tahun 2008.

15

Page 34: skripsi lintang.docx

UU No. 7/ 1991

Tarif – PKP

UU No. 10/

1994

Tarif – PKP

UU No. 17/ 2000

Tarif – PKP

UU No. 36/ 2008

Tarif – PKP

15%PKP s/d 10.000.000

25%PKP 10.000.000 s/d50.000.000

35%PKP diatas50.000.000

10%PKP s/d25.000.000

15%PKP 25.000.000s/d 50.000.000

35%PKP diatas50.000.000

10%PKP s/d 50.000.000

15%PKP 50.000.000 s/d100.000.000

30%PKP diatas 100.000.000

Tarif Tunggal:28% = berlaku efektif tahun 200925% = berlaku efektif tahun 2010Bisa turun sebesar 5%untuk Wajib Pajak berbentukPerseroan Terbuka yang palingsedikit 40% dari jumlahkeseluruhan saham yangdisetor, diperdagangkan di BEIdan keseluruhan saham disetordan saham tersebut dimilikipaling sedikit 300 pihak

Sumber : Undang-Undang tentang pajak penghasilan tahun 1991 sampai 2008

(www.pajak.go.id )

2.1.4 Insentif Pajak

Menurut T. Hani Handoko (2002) dalam Yuliani (2013),

insentif merupakan perangsang yang ditawarkan kepada

karyawan untuk melaksanakan kerja sesuai atau lebih tinggi dari

standar-standar yang telah ditetapkan. Yang berarti, insentif

pajak adalah suatu perangsang yang ditawarkan kepada wajib

16

Page 35: skripsi lintang.docx

pajak, dengan harapan wajib pajak termotivasi untuk patuh

terhadap ketentuan pajak. Insentif pajak ada bermacam-macam,

misalnya pemotongan pajak (tax allowance) dan pembebasan

pajak (tax holiday).

Insentif pajak adalah suatu bentuk fasilitas perpajakan dari

pemerintah kepada wajib pajak tertentu berupa penurunan tarif

pajak untuk dapat memperkecil besarnya beban pajak yang

wajib dibayar (Widyawanti, 2014) . Menurut Barry Spitz (1983)

dalam Widyawanti (2014), ada empat jenis insentif pajak yaitu:

(1) pengecualian dari pengenaan pajak, (2) pengurangan dasar

pengenaan pajak, (3) pengurangan tarif pajak, (4) penangguhan

pajak. Insentif pajak mampu memotivasi perusahaan untuk

melakukan manajemen laba sebagai bentuk penghematan pajak,

sehingga dapat disebut sebagai manajemen pajak. Tetapi,

penelitian yang dilakukan Yin dan Cheng (2004) memakai proksi

perencanaan pajak untuk mengukur insentif pajaknya. Yin dan

Cheng berpendapat bahwa upaya meminimalkan pembayaran

pajak perusahaan dibatasi oleh perencanaan pajaknya (Subagyo

dan Oktavia, 2010).

2.1.5 Non Insentif Pajak

Selain dipengaruhi oleh faktor insentif pajak, praktik manajemen laba juga

dipengaruhi oleh faktor non insentif pajak. Non insentif pajak merupakan insentif

yang dilakukan oleh perusahaan itu sendiri. Menurut penelitian yang dilakukan

17

Page 36: skripsi lintang.docx

Yin dan Cheng (2004), insentif nonpajak dapat diukur dengan earning pressure,

tingkat hutang, earning bath, ukuran perusahaan, dan kepemilikan manajerial,

serta saham yang disetor.

2.1.5.1 Earnings Pressure

Earning pressure merupakan tindakan yang dilakukan oleh perusahaan

guna menurunkan labanya. Yin dan Cheng (2004) menyatakan bahwa perusahaan-

perusahaan yang labanya telah mencapai target, penurunan laba yang dilakukan

dapat dikurangi dengan earnings pressure. Jika laba pada tahun berjalan telah

sama dengan tahun lalu, atau melebihi laba tahun lalu, maka perusahaan tertarik

untuk melakukan income smoothing, karena para investor lebih menyukai laba

yang relatif stabil (Wijaya dan Martani, 2011). Laba perusahaan yang dikurangi

dengan earnings pressure untuk melakukan income smoothing yaitu yaitu

memperhalus fluktuasi laba dari periode ke periode dengan cara memindahkan

laba ke periode yang memiliki laba tinggi ke periode yang memiliki laba rendah

(Scott, 2000). Earnings pressure juga mengimplikasikan bahwa perusahaan akan

memilih menurunkan laba sebagai respon atas penurunan tarif pajak.

2.1.5.2 Tingkat Utang

Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi dapat dilihat

berdasarkan tingkat hutang yang digunakan untuk pembiayaan dalam perusahaan.

Leverage atau utang merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui seberapa

besar kemampuan perusahaan dalam membayarkan seluruh kewajibannya (baik

18

Page 37: skripsi lintang.docx

kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang), hal tersebut dinyatakan oleh

Kasmir (2009).

Tingkat hutang perusahaan juga dapat diartikan sebagai besar kecilnya

kewajiban suatu perusahaan yang timbul dari transaksi pada waktu lalu dan harus

dibayar pada waktu yang akan datang. Tingkat hutang berbanding terbalik dengan

laba. Jadi, apabila hutang perusahaan semakin besar, maka laba perusahaan akan

semakin kecil, begitu juga sebaliknya, jika hutang perusahaan semakin kecil,

maka laba perusahaan semakin besar. Dan jika terkait dengan dunia perpajakan,

semakin besar labanya, berarti perusahaan juga akan semakin besar membayar

kewajiban pajaknya. Dengan meninjau hal tersebut, perusahaan sebisa mungkin

memperkecil labanya atau memanipulasi laba agar pembayaran kewajiban

pajaknya juga kecil. Manipulasi laba ini dapat dilakukan dengan menaikkan

tingkat utang

2.1.5.3 Earnings Bath

Earnings Bath dilakukan dengan menggeser laba periode yang memiliki

laba tinggi ke periode yang lebih rendah guna meningkatkan laba. Apabila pada

periode berjalan memiliki laba yang rendah maka perusahaan cenderung

menggeserkan laba periode mendatang ke periode berjalan untuk meningkatkan

laba periode berjalan yang rendah dan sebaliknya apabila laba periode berjalan

tinggi perusahaan cenderung menggeser laba periode berjalan ke periode

mendatang untuk mencapai target yang diharapkan. Oleh sebab itu earnings bath

dapat dilakukan untuk mempengaruhi manajemen laba.

19

Page 38: skripsi lintang.docx

2.1.5.4 Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan adalah skala besar kecilnya perusahaan yang dapat

diklasifikasikan dengan berbagai cara antara lain dengan ukuran pendapatan, total

aset, dan total ekuitas (Brigham dan Houston, 2001) dalam Paulina (2013).

Ukuran perusahaan dinyatakan dengan total aset, jika semakin besar total aset

perusahaan maka akan semakin besar pula ukuran perusahaan tersebut.

Perusahaan yang memiliki total aset besar menunjukkan bahwa perusahaan

tersebut relatif lebih stabil dan mampu menghasilkan laba yang lebih besar

dibandingkan perusahaan yang memiliki total aset sedikit atau rendah. Semakin

besar ukuran perusahaan, maka semakin besar pula perhatian masyaratkat

terhadap perusahaan. kaitannya dengan manajemen laba, Scholes et. al. (1992)

dalam Tyani Linda dan Ardiyanto (2012) menemukan bahwa perusahaan besar

cenderung menggeser laba kotornya. Hal tersebut dilakukan kerena perusahaan

besar memiliki sumber daya yang memadai untuk memanipulasi proses politik

seperti yang mereka kehendaki misalnya dengan perencanaan pajak (tax

planning).

2.1.5.5 Saham Yang Disetor dan Diperdagangkan di BEI

Menurut Peraturan Menteri Keuangan PMK-238/PMK.03/2008, ada 5

(lima) hal yang diatur dalam penurunan tarif, yaitu :

1. Wajib Pajak Badan Dalam Negeri yang berbentuk Perseroan Terbuka dapat

memperoleh potongan tarif pajak penghasilan sebesar 5% lebih rendah dari

20

Page 39: skripsi lintang.docx

tarif tunggal tertinggi Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan Dalam Negeri,

sebagaimana diatur dalam pasal 17 ayat (1) huruf b Undang-Undang PPh.

2. Penurunan tarif pajak penghasilan sebagaimana dimaksud di atas diberikan

kepada Wajib Pajak apabila jumlah kepemilikan saham publiknya 40%

dan/atau lebih dari keseluruhan saham yang disetordan saham tersebut

dimiliki paling sedikit oleh 300 (tiga ratus) pihak.

3. Masing-masing pihak sebagaimana dimaksud di atas hanya boleh memiliki

saham kurang dari 5% dari keseluruhan saham yang disetor.

4. Ketentuan sebagaimana dimaksud di atas harus dipenuhi oleh Wajib Pajak

Badan dalam waktu paling singkat 6 (enam) bulan dalam jangka waktu 1

(satu) tahun pajak.

5. Waktu 6 (enam) bulan sebagaimana dimaksud di atas adalah 183 (seratus

delapan puluh tiga) hari

2.2 Penelitian Sebelumnya

Penelitian mengenai “Pengaruh Penurunan Tarif Pajak Penghasilan Badan

Sesuai UU Nomor 36 Tahun 2008, Faktor Insentif Pajak, dan Faktor-faktor Non

Insentif Pajak Terhadap Manajemen Laba” ini menggunakan beberapa acuan

penelitian terdahulu. Rangkuman dari hasil penelitian sebelumnya adalah sebagai

berikut :

No Peneliti dan Tahun

Variabel Independen

Variabel Dependen

Hasil

1. Abdul Perubahan Manaje Hasil penelitian ini

21

Page 40: skripsi lintang.docx

1 Slamet, Provita Wijayanti (2012)

tarif pajak penghasilan

Insentif pajak Non insentif

pajak

men laba menunjukkan bahwa perubahan tarif pajak penghasilan tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba karena tidak ada perbedaan nilai discretionary accrual yang berarti perubahan tarif pajak tidak direspon oleh perusahaan dengan melakukan manajemen labaInsentif pajak berpengaruh signifikan terhadap discretionary accrual dan non insentif pajak yang berpengaruh signifikan terhadap discretionary accrual adalah earnings pressure, dan saham yang disetor untuk diperdagangkan di BEI

2. Subagyo, Oktavia (2010)

Perubahan tarif pajak penghasilan

Insentif pajak

Non insentif pajak

Manajemen laba

Pada penelitian ini menunjukkan hasil bahwa perubahan tarif pajak penghasilan positif tidak signifikan (pada tahun 2008 & 2009) terhadap discretionary accrual pada perusahaan yang mengalami kerugian

22

Page 41: skripsi lintang.docx

(loss firm) hal tersebut berarti perusahaan yang mengalami kerugian (loss firm) tidak melakukan praktik manajemen laba sebagai respon atas perubahan tarif pajak Badan di Indonesia. Hasil ini memberikan keyakinan bahwa perusahaan yang mengalami kerugian (loss firm) tidak akan melakukan manajemen laba untuk meminimalkan pembayaran pajak, karena perusahaan yang mengalami kerugian (loss firm) sudah pasti tidak akan melakukan pembayaran pajak dan untuk perusahaan yang mengalami laba (profit firm) berpengaruh poisitif dan signifikan terhadap discretionary accrual, hal tersebut berarti bahwa profit firm cenderung melakukan manajemen laba sebagai respon atas perubahan tarif pajak penghasilan serta insentif pajak

23

Page 42: skripsi lintang.docx

(perencanaan pajak) berpengaruh positif signifikan dan non insentif pajak yang berpengaruh positif signifikan terhadap discretionary accrual adalah EPRESS (earning pressure)

3. Oktavia (2012)

Perubahan Tarif Pajak Penghasilan

Insentif Pajak

Non Insentif Pajak

Manajemen Laba

Pada penelitian ini menunjukkan hasil bahwa perubahan tarif pajak berpengaruh positif signifikan (perusahaan melakukan manajemen laba sebagai respon atas perubahan tarif pajak), insentif pajak berpengaruh positif signifikan dan non insentif pajak yang berpengaruh negatif signifikan terhadap manajemen laba adalah tingkat utang

4. Ferry Aditama, Anna Purwaningsih (2011)

Perencanaan Pajak

Manajemen Laba

Pada penelitian ini menunjukkan bahwa perencanaan pajak tidak berpengaruh secara signifikan dengan praktik manajemen laba

5.4

Maxson Wijaya, Dwi Martini (2011)

Perubahan tarif pajak penghasilan

Kewajiban tangguhan pajak

Manajemen Laba

Pada peneletian ini menunjukkan hasil bahwa perubahan tarif pajak berpengaruh terhadap manajemen laba. Perencanaan

24

Page 43: skripsi lintang.docx

Insentif pajak

Non insentif pajak

pajak berpengaruh negatif dan berhubungan signifikan dengan manajemen laba. Kewajiaban tangguhan berpengaruh positif dan behubungan signifikan terhadap manajemen laba. Non insentif pajak yang berpengaruh terhadap manajemen laba adalah earnings ressure

6.5

Tyani Linda Ardilla, H. M. Didik Ardiyanto (2012)

Perubahan tarif pajak

Insentif pajak

Non insentif pajak

Manajemen Laba

Pada penelitian ini menunjukkan hasil bahwa perubahan tarif pajak berpengaruh signifikan terhadap discretionary accrual pd tahun 2008, sedangkan pada tahun 2009 dan 2010 menunjukkan hasil bahwa perubahan tarif pajak berpengaruh tidak signifikan terhadap discretionary accrual. Insentif pajak (tax plan) berpengaruh signifikan. Non insentif pajak yang berpengaruh signifikan terhadap discretionary accrual adalah variabel Epress, debt (utang), dan saham yang dijual

25

Page 44: skripsi lintang.docx

7. Christina Ranty Sumomba (2012)

Beban Pajak Tangguhan

Perencanaan Pajak

Manajemen Laba

Pada penelitian ini menunjukkan hasil bahwa beban pajak tangguhan berpengaruh negatif dan tidak signifikan sedangkan perencanaan pajak berpengaruh positif dan signifikan terhadap manajemen laba

8. Hildegard Ika Putri J. (2012)

Kepemilikan Manajerial

Kepemilikan Institusional

Uk. Perusahaan

Praktek Good Coorporate Governance (GCG)

Manajemen Laba

Pada penelitian ini menunjukkan hasil bahwa kepemilikan manajerial negatif tidak signifikan terhadap manajemen laba, kepemilikan institusional berpengaruh negatif signifikan, ukuran perusahaan positif tidak berpengaruh terhadap manajemen laba, kualitas auditor tidak berpengaruh terhadap manajemen laba

9. Norma Saraswati (2012)

Perencanaan Pajak

Non Inentif Pajak

Respon Manajemen Laba

Penelitian ini menunjukkan hasil bahwa insentif pajak dengan menggunakan perencanaan pajak (tax planning) pada tahun 2007 tidak berpengaruh terhadap manajemen laba, 2008 berpengaruh negatif

26

Page 45: skripsi lintang.docx

dan signifikan terhadap manajemen laba, 2009 dan 2010 tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Sedangkan non insentif pajak variabel yang berpengaruh terhadap manajemen laba adalah ERANK.

10. Gede Roikhatul Baizah (2014)

Perubahan tarif pajak

Insentif Pajak

Non Insentif Pajak

Manajemen Laba

Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa perubahan tarif pajak tidak berpengaruh terhadap manajemen laba, dan perencanaan pajak (tax plan) tidak berpengaruh. Sedangkan untuk non insentif pajak, variabel EBATH merupakan yang memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap manajemen laba

2.3 Pengembangan Hipotesis

Menurut Sugiyono (2009) hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap

rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya

disusun dalam kalimat pertanyaan. Dikatakan jawaban sementara karena jawaban

yang diberikan belum berdasarkan fakta-fakta yang empiris yang didapat dari

pengumpulan data, namun hanya sebatas teori yang relevan. Hal tersebut juga

didukung oleh pernyataan Nasution (2003) bahwa hipotesis adalah tiap

27

Page 46: skripsi lintang.docx

pertanyaan tentang suatu hal yang bersifat sementara yang belum dibuktikan

kebenarannya secara empiris. Berdasarkan uraian diatas dan hasil dari penelitian

terdahulu, maka hasil hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dirumuskan

sebagai berikut :

2.3.1 Penurunan Tarif Pajak Penghasilan dan Manajemen Laba

Pengertian pajak penghasilan sesuai dengan pasal 1 Undang-undang PPh

adalah pajak yang dikenakan terhadap subyek pajak atas penghasilan yang

diterima dalam tahun pajak. Oleh karena itu PPh disebut pajak subjektif karena

PPh melekat pada subjek yang dikenakan PPh tersebut.

Perubahan tarif pajak penghasilan yang terbaru di Indonesia terjadi pada

tahun 2008 yaitu UU No. 36 Tahun 2008 tentang perubahan ke-empat atas UU

No. 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan yang didukung dengan Peraturan

Menteri Keuangan PMK-238/PMK.03/2008. Ada 5 (lima) hal yang diatur dalam

penurunan tarif, diantaranya :

1. Wajib Pajak Badan Dalam Negeri yang berbentuk Perseroan Terbuka dapat

memperoleh potongan tarif pajak penghasilan sebesar 5% lebih rendah dari

tarif tunggal tertinggi Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan Dalam Negeri,

sebagaimana diatur dalam pasal 17 ayat (1) huruf b Undang-Undang PPh.

2. Penurunan tarif pajak penghasilan sebagaimana dimaksud di atas diberikan

kepada Wajib Pajak apabila jumlah kepemilikan saham publiknya 40%

dan/atau lebih dari keseluruhan saham yang disetordan saham tersebut

dimiliki paling sedikit oleh 300 (tiga ratus) pihak.

28

Page 47: skripsi lintang.docx

3. Masing-masing pihak sebagaimana dimaksud di atas hanya boleh memiliki

saham kurang dari 5% dari keseluruhan saham yang disetor.

4. Ketentuan sebagaimana dimaksud di atas harus dipenuhi oleh Wajib Pajak

Badan dalam waktu paling singkat 6 (enam) bulan dalam jangka waktu 1

(satu) tahun pajak.

5. Waktu 6 (enam) bulan sebagaimana dimaksud di atas adalah 183 (seratus

delapan puluh tiga) hari

Penurunan tarif pajak penghasilan badan menjadi sorotan utama dalam

penelitian ini. Penurunan tarif pajak yang signifikan dapat memberikan

keuntungan tersendiri terutama bagi perusahan yang telah go public, karena

dengan adanya tambahan insentif 5%. Apabila manajemen berupaya untuk

meminimalkan beban pajak, maka penurunan tarif pajak ini akan memberikan

insentif bagi manajer untuk menurunkan laba perusahaan pada tahun

diefetifkannya penurunan pajak tersebut (Tyani Linda dan Didik Ardiyanto,

2012). Selain itu, perusahaan juga cenderung akan melakukan manajemen laba

dengan menunda pengakuan laba bersih perusahaan ke tahun dimana penurunan

tarif pajak penghasilan efektif diberlakukan dan mengakui beban perusahaan

diperiode tarif pajak yang lebih tinggi (sebelum penurunan tarif pajak

penghasilan).

Penelitian tentang manajemen laba sebagai respon atas perubahan tarif

pajak penghasilan pernah dilakukan oleh Subagyo dan Oktavia (2010) bahwa

perubahan tarif pajak penghasilan berpengaruh positif terhadap praktik

manajemen laba. Hal serupa juga ditemukan oleh Maxson dan Dwi Martini (2011)

29

Page 48: skripsi lintang.docx

bahwa baik perusahaan yang memperoleh laba (profi firm) maupun perusahaan

yang mengalami rugi (loss firm), keduanya sama-sama melakukan manajemen

laba sebagai respon atas penurunan tarif pajak.

H.1 : Terdapat perbedaan manajemen laba dalam merespon penurunan

tarif pajak penghasilan periode tahun 2009 dan 2010

2.3.2 Insentif Pajak dan Manajemen Laba

Insentif pajak yang dalam hal ini diproksikan dengan perencanaan pajak

yaitu tindakan legal pengendalian transaksi terkait dengan konsekuensi potensi

pajak yang dapat mengefisiensikan jumlah pajak yang harus dibayar ke

pemerintah (Slamet dan Provita, 2012). Adanya upaya manajemen untuk

menghemat pajak, memungkinkan manajemen melakukan penghematan pajak

dengan praktik manajemen laba. Penghematan pajak yang dapat dilakukan

manajemen dalam kaitannya dengan praktik manajemen laba adalah perencanaan

pajak (tax plan)

Yin dan Cheng (2004) dalam Wijaya dan Martini (2011) menyatakan

bahwa perusahaan memiliki perencanaan pajak yang baik akan mendapatkan

keuntungan dari tax shield dan dapat meminimalisasi pembayaran pajak.

Perusahaan yang memiliki perencanaan pajak yang baik, cenderung akan

mengurangi laba bersih perusahaan guna mendapatkan keuntungan pajak.

Subagyo dan Oktavia (2010) pernah melakukan penelitian tentang

pengaruh insentif pajak terhadap manajemen laba dan menemukan bukti empiris

bahwa insentif pajak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba. Hasil

serupa juga ditemukan oleh Christina Ranty Sumomba (2012) dengan

30

Page 49: skripsi lintang.docx

hasil yang menunjukkan bahwa perencanaan pajak berpengaruh terhadap

manajemen laba. Berdasarkan uraian diatas, dirumuskan hipotesis sebagai berikut

H2 : Insentif pajak (perencanaan pajak) berpengaruh negatif terhadap

manajemen laba

2.3.3 Non Insentif Pajak dan Manajemen Laba

Subagyo dan Oktavia (2010) menyatakan bahwa insentif non pajak

merupakan insentif diluar pajak yang memotivasi perusahaan melakukan

manajemen laba. Non insentif pajak yang digunakan adalah earnings pressure,

tingkat utang, earnings bath, ukuran perusahaan, kepemilikan manajerial, dan

saham yang disetor di BEI. Pengembangan hipotesis untuk non insentif pajak dan

manajemen laba dijelaskan sebagai berikut :

2.3.3.1 Earnings Pressure

Earnings pressure merupakan tindakan yang dilakukan perusahaan untuk

mengurangi laba. Yin dan Cheng (2004) dalam Wijaya dan Martani (2011)

menyatakan bahwa perusahaan-perusahaan yang labanya telah mencapai target,

penurunan laba yang dilakukan cenderung dikurangi dengan earnings pressure.

Adanya perbedaan dalam non insentif pajak diantara perusahaan yang

memperoleh laba (profit firm) dengan perusahaan yang mengalami kerugian (loss

firm) menentukan respon manajemen laba terhadap penurunan tarif pajak

31

Page 50: skripsi lintang.docx

penghasilan. Bagi perusahaan yang memperoleh laba (profit firm), ketika labanya

telah mencapai atau bahkan melebihi target, penurunan laba yang dilakukan untuk

tujuan pajak dapat dikurangi oleh earnings pressure guna melakukan income

smoothing. Sedangkan perusahaan yang mengalami kerugian (loss firm)

cenderung melakukan earnings bath untuk memperoleh kompensasi pajak (Tyani

Linda dan Ardiyanto, 2012)

Pada penelitian Subagyo dan Oktavia (2010) menunjukkan bahwa

earnings pressure berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba. Dari uraian

tersebut, dirumuskan hipotesis sebagai berikut

H3.a : Earnings pressure berpengaruh negatif terhadap manajemen laba

2.3.3.2 Tingkat Utang (Debt)

Tingkat hutang perusahaan juga dapat diartikan sebagai besar kecilnya

kewajiban suatu perusahaan yang timbul dari transaksi pada waktu lalu dan harus

dibayar pada waktu yang akan datang. Tingkat hutang berbanding terbalik dengan

laba. Jadi, apabila hutang perusahaan semakin besar, maka laba perusahaan akan

semakin kecil, begitu juga sebaliknya, jika hutang perusahaan semakin kecil,

maka laba perusahaan semakin besar.

Perusahaan yang memiliki tingkat hutang yang tinggi

cenderung akan melakukan manajemen laba dengan menggeser

laba tahun akan datang ke laba periode sekarang untuk

menaikkan labanya guna meningkatkan nilai perusahaan untuk

32

Page 51: skripsi lintang.docx

menarik minat investor. Guanther (1994) dalam Wijaya dan

Martani (2011) menyatakan bahwa perusahaan mendapatkan

keuntungan dalam bentuk pengurangan pajak yang

berhubungan dengan pembayaran bunga atas utang. Dalam hal

ini, utang bertindak sebagai tax shield karena dapat mengurangi

pajak yang harus dibayarkan oleh perusahaan dalam bentuk

pembayaran bunga kepada pihak yang memberikan utang. Tax

shield merupakan pengurangan tagihan pajak perusahaan yang

disebabkan oleh peningkatan jumlah beban yang dapat

mengurangi pajak. Pada penelitian Tyani Linda Ardilla dan Didik Ardiyanto

(2010) menunjukkan bahwa tingkat utang (debt) berpengaruh signifikan terhadap

manajemen laba. Berdasarkan uraian diatas, dirumuskan hipotesis

sebagai berikut

H3.b : Tingkat utang berpengaruh positif terhadap

manajemen laba

2.3.3.3 Earnings Bath

Earnings bath merupakan lamgkah yang dilakukan perusahaan ketika

mengalami kerugian. Menurut Chaney et al. (1995) dalam Subagyo dan Oktavia

(2010) menyatakan bahwa apabila laba yang diperoleh perusahaan rendah, maka

manajer cenderung melakukan “big bath”. Sedangkan menurut Solechan (2009)

dalam Slamet dan Provita (2012), big bath juga sering disebut taking a bath .

Taking a bath mengakui adanya biaya pada periode yang akan datang sebagai

33

Page 52: skripsi lintang.docx

kerugian pada periode berjalan. Konsekuensinya, manajer akan menghapus aktiva

dengan harapan laba yang akan datang dapat meningkat.

Earnings bath dilakukan dengan menggeser laba periode yang memiliki

laba tinggi ke periode yang lebih rendah guna meningkatkan laba. Apabila pada

periode berjalan memiliki laba yang rendah maka perusahaan cenderung

menggeserkan laba periode mendatang ke periode berjalan untuk meningkatkan

laba periode berjalan yang rendah dan sebaliknya apabila laba periode berjalan

tinggi perusahaan cenderung menggeser laba periode berjalan ke periode berjalan

untuk mencapai target yang diharapkan

Pada penelitian Gede Roikhatul Baizah (2014) menunjukkan bahwa

earnings bath berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba. Dari uraian

diatas, dirumuskan hipotesis sebagai berikut

H3.c : Earnings bath berpengaruh negatif terhadap manajemen laba

2.3.3.4 Ukuran Perusahaan (Size)

Guenther (1986) dalam Oktavia (2012) menemukan bukti empiris bahwa

penerapan manajemen laba yang dilakukan perusahaan juga dapat dipengaruhi

oleh non insentif pajak yaitu ukuran perusahaan. Ukuran perusahaan merupakan

nilai yang menunjukkan besar kecilnya perusahaan. Kaitannya dengan manajemen

laba, Scholes et. al. (1992) dalam Tyani Linda dan Didik Ardiyanto (2010)

menemukan bahwa perusahaan besar lebih cenderung menggeser laba kotornya.

Hal ini dilakukan, karena perusahaan besar memiliki sumber daya yang memadai

untuk memanipulasi proses politik seperti yang mereka kehendaki seperti tax

planning atau mengatur kegiatan mereka untuk mencapai penghematan pajak

34

Page 53: skripsi lintang.docx

yang optimal. Hipotesis ini sejalan dengan hipotesis yang ada dalam PAT, yaitu

political cost hypothesis. Political cost hyphotesis menyatakan bahwa perusahaan-

perusahaan dengan skala besar cenderung untuk menurunkan laba, dengan alasan

masalah pelanggaran regulasi pemerintah. Salah satu regulasi yang dikeluarkan

pemerintah berkaitan dengan dunia perpajakan. Jumlah pajak yang ditarik oleh

pemerintah dari perusahaan berdasarkan UU adalah sebesar laba yang diperoleh

selama periode tertentu. Oleh sebab itu, semakin besar perusahaan maka semakin

besar pula laba yang dapat diperoleh dan pajak yang harus dibayarkan kepada

pemerintah (Yuliani, 2013). Berdasarkan uraian diatas, dirumuskan hipotesis

sebagai berikut

H3.d : Size berpengaruh negatif terhadap manajemen laba

2.3.3.5 Jumlah Saham yang Disetor Untuk Diperdagangkan di BEI

Sesuai dengan peraturan undang-undang pajak penghasilan tahun 2008

bahwa tarif pajak yang berlaku yaitu tarif pajak tunggal yaitu 28% untuk tahun

2009 dan 25% untuk tahun 2010. Tetapi perusahaan go public yang minimal 40%

saham yang disetor diperdagangkan di BEI, tarif pajak bagi perusahaan go public

tersebut tarif pajak yang dikenakan 5% lebih rendah dari tarif normal yang

berlaku (28% untuk tahun 2009 dan 25% untuk tahun 2010). Dengan perbedaan

tarif bagi perusahaan go public yang 40% saham disetor diperdagangkan di BEI,

maka timbul dugaan bahwa perusahaan go public dengan minimal 40% saham

disetornya diperdagangkan di BEI akan melakukan manajemen laba dalam rangka

merespon revisi terhadap peraturan tentang tarif pajak penghasilan badan.

35

Page 54: skripsi lintang.docx

Pada penelitian Tyani Linda Ardilla dan Didik Ardiyanto (2010)

menunjukkan bahwa jumlah saham yang disetor berpengaruh signifikan terhadap

manajemen laba. Dari uraian diatas, dorumuskan hipotesis sebagai berikut

H3.e : Jumlah saham yang disetor untuk diperdagangkan di BEI

berpengaruh terhadap manajemen laba

2.4 Model Penelitian

36

Page 55: skripsi lintang.docx

Gambar 2.1

Model Kerangka Teoritis

Keterangan :

DA : Discretionary Accrual

EBATH : Earings Bath

TAXPLAN : Perencanaan Pajak

SIZE : Ukuran Perusahaan

EPRESS : Earnings Pressure

DEBT : Tingkat Utang

STOCK : Saham yang Disetor

BAB III

37

Penurunan Tarif PPh 2009-2010

Insentif Pajak (TAX PLAN)

Non Insentif PajakEPRESSDEBTEBATHSIZESTOCK

MANAJEMEN

LABA

Page 56: skripsi lintang.docx

METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Dalam penelitian ini penulis memilih Bursa Efek Indonesia sebagai tempat

untuk melakukan riset. Lokasi penelitian ini dipilih karena dianggap sebagai

tempat yang tepat bagi peneliti untuk memperoleh data yang diperlukan yaitu

berupa laporan keuangan. Perusahaan yang dijadikan sampel adalah perusahaan

yang masuk kedalam daftar LQ 45 di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2009

dan 2010. Peneliti memilih sampel tersebut karena perusahaan yang termasuk

dalam daftar LQ 45 adalah perusahaan dengan saham yang paling likuid dan

memiliki kapitalisasi yang besar sebagai indikator likuidasi. Indeks LQ 45

menggunakan 45 saham yang terpilih berdasarkan likuiditas perdagangan saham

dan disesuaikan setiap enam bulan (awal bulan februari dan agustus).

3.2 Jenis dan Sumber Data

Untuk memperoleh data guna melengkapi penelitian ini, maka penulis

melakukan serangkaian kegiatan sebagai berikut :

3.2.1 Jenis Data

Untuk keperluan penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder

yang diambil dari laporan keuangan perusahaan yang termasuk dalam indeks LQ

45 di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang ada di Pojok BEI Universitas Stikubank

serta website Indonesian Stock Exchange (IDX). Keuntungan data sekunder ialah

sudah tersedia, ekonomis, dan cepat didapat sedangkan kelemahannya ialah tidak

dapat menjawab secara keseluruhan masalah yang sedang diteliti dan kurang

38

Page 57: skripsi lintang.docx

akurasi karena data dikumpulkan oleh orang lain untuk tujuan tertentu dengan

metode yang tidak diketahui (Sarwono dan Suhayati, 2010).

3.2.2 Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini didapatkan dari laporan

keuangan (auditan) perusahaan yang sudah go public/terdaftar di

BEI dan dapat kita unduh dari alamat website resmi BEI

(www.idx.co.id) selama periode penelitian 2009 dan 2010. Dan melalui

kepustakaan dengan membaca dan mempelajari buku-buku, jurnal-jurnal ilmiah

dan literatur-literatur dari kepustakaan yang erat hubungannya dengan objek

penelitian.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang

go public dan termasuk dalam indeks LQ 45 yang sahamnya telah

terdaftar di BEI pada periode 2009 dan 2010.

3.3.2 Sampel

Sedangkan untuk pemilihan sampel dalam penelitian ini

menggunakan metode purposive sampling, merupakan metode

pengambilan sampel non-probabilitas yang disesuaikan dengan

kriteria tertentu. Beberapa kriteria yang harus dipenuhi untuk

pemilihan sampel dalam penelitian ini adalah :

39

Page 58: skripsi lintang.docx

1. Perusahaan-perusahaan yang masuk dalam daftar indeks

LQ 45 di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2009 dan

2010.

2. Perusahaan-perusahaan yang konsisten (tetap) dalam

daftar indeks LQ 45 pada tahun 2009 dan 2010 di Bursa

Efek Indonesia.

3. Perusahaan telah menerbitkan laporan keuangan (auditan)

tahunan secara lengkap dan data dari laporan keuangan

tersebut memiliki keterkaitan dengan variabel dalam

penelitian selama periode 2009 dan 2010.

4. Perusahaan memperoleh laba di atas Rp

33.000.000.000,00 selama periode 2009 dan 2010.

5. Perusahaan-perusahaan yang bergerak disektor non

perbankan.

6. Perusahaan-perusahaan yang menyajikan laporan

keuangan dalam bentuk rupiah

Pertimbangan-pertimbangan diatas dibuat agar menghasilkan sampel yang

sesuai dan dapat mewakili kondisi populasi sebenarnya. Pengolahan data dalam

penelitian ini juga menggunakan analisis regresi berganda sehingga seluruh data

harus diuji dengan menggunakan uji asumsi klasik terlebih dahulu agar

menghasilkan model regresi yang baik.

3.4 Definis Konsep Variabel Penelitian

40

Page 59: skripsi lintang.docx

Pada penelitian ini ada beberapa variabel penelitian, diantaranya perubahan

tarif pajak, insentif pajak yang dirpoksikan dengan perencanaan pajak dan non

insentif pajak menggunakan earnings pressure, tingkat utang, earnings bath,

ukuran perusahaan, kepemilikan manajerial, dan jumlah saham yang disetor untuk

diperdagangkan di BEI sebagai variabel independen sedangkan manajemen laba

sebagai variabel dependen.

Perubahan tarif pajak penghasilan sudah beberapa kali dilakukan, perubahan

tarif pajak penghasilan badan terbaru di Indonesia terjadi pada tahun 2008 yaitu

Undang-undang No. 36 Tahun 2008 tentang perubahan ke-empat atas Undan-

undang No. 7 Tahun 1983 Pajak Penghasilan. Sedangkan insentif pajak yang

diproksikan dengan perencanaan pajak yaitu adalah suatu tindakan legal yang

dilakukan untuk mengefisiensikan jumlah pajak yang harus dibayar kepada

pemerintah.

Non insentif pajak yang digunakan yaitu,

1. Earnings pressure yaitu langkah yang cenderung dilakukan oleh manajemen

untuk meningkatkan laba akuntansi ketika perusahaan tidak memperoleh laba

seperti yang ditargetkan

2. Menggunakan tingkat utang, utang merupakan bagian dari struktur modal

tingkat penggunaan uutang dapat digunakan sebagai pendanaan bagi sebuah

perusahaan sehingga perusahaan yang memiliki tingkat utang tinggi akan

melakukan manajemen laba dengan menggeser laba tahun yang akan datang

ke laba periode sekarang.

41

Page 60: skripsi lintang.docx

3. Earnings bath merupakan cara untuk menggeser laba periode yang memiliki

laba tinggi ke periode yang labanya lebih rendah.

4. Ukuran perusahaan. Ukuran perusahaan adalah skala besar atau kecilnya

perusahaan, ukuran perusahaan dapat dilihat dari besar aset, ekuitas, serta

ukuran pendapatannya.

5. Kepemilikan manajerial adalah kepemilikan saham oleh manajemen yang

diukur degan prosentase jumlah saham oleh manajemen.

6. Dan yang terakhir adalah prosentase jumlah saham yang disetor untuk

diperdagangkan di BEI, berdasarkan UU No. 36 Tahun 2008 tentang Pajak

Penghasilan, terdapat perbedaan tarif pajak penghasilan Badan, yaitu 28%

(efektif pada tahun 2009) dan 25% (efektif pada 2010). Namun ada

pengecualian bagi perusahaan go public yang saham disetornya

diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perusahaan akan mendapat

penurunan tarif sebesar 5% dari tarif sesungguhnya, apabila minimal 40%

saham disetornya diperdagangkan di BEI.

Manajemen laba merupakan pilihan yang dilakukan manajemen dalam

menentukan kebijakan akuntansi untuk mencapai beberapa tujuan tertentu.

Manajemen laba dapat didefinisikan sebagai pelaporan keuangan yang tidak netral

(memihak).

3.5 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Konsep dasar dari definisi operasional mencakup pengertian untuk

mendapatkan data yang akan dianalisis dengan tujuan untuk mengoperasionalkan

konsep-konsep penelitian menjadi variabel penelitian serta cara pengukurannya.

42

Page 61: skripsi lintang.docx

Adapun definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

3.5.1 Variabel Independen (X)

3.5.1.1 Penurunan Tarif Pajak/ X1

Penurunan tarif pajak penghasilan dilakukan pada periode 2009 dan 2010. Tarif

pajak penghasilan untuk periode 2009 adalah sebesar 25% sedangkan tahun 2010

tarif pajak penghasilan mendapatkan penurunan tarif sebesar 5% bagi perusahaan

go public yang menyetorkan 40% sahamnya ke Bursa Efek Indonesia. Respon

atas penurunan tarif pajak penghasilan dapat dilakukan dengan praktik manajemen

laba. Discretionary Accrual (DA) merupakan alat yang paling sering digunakan

untuk mengukur manajemen laba, discretionary accrual yang diperoleh dari error

term total akrual dengan menggunakan model Jones (1991). Model Jones yang

dimodifikasi dengan Dechow et al (1995) digunakan karena memang telah banyak

digunakan oleh peneliti dan memiliki hasil yang kuat.

Berikut perhitungan current accrual :

a. Menghitung Total Akrual

TACC¿∋¿−CFO¿ ..........(a)

Keterangan :

TACC¿ = Total akrual perusahaan i pada tahun t

NI¿ = Laba bersih (net income) i pada tahun t

CFO¿ = Kas dari operasi (cash flow operation) perusahaan i pada

tahun t

b. Menghitung Tingkat Akrual yang Normal

43

Page 62: skripsi lintang.docx

Tingkat akrual yang normal dapat dihitung dengan memisahkan

discretionary accrual dengan non discretionary accrual, yaitu

dengan rumus sebagai berikut :

Keterangan :

TACC¿ = Total akrual perusahaan i pada tahun t

TACT¿−1 = Total aktiva perusahaan i pada tahun t-1

ΔREV¿ = Selisih antara pendapatan (revenue) perusahaan i

pada tahun t dikurangi pendapatan tahun t-1

ΔREC¿ = Piutang perusahaan i pada tahun t dikurangi

pendapatan tahun t-1

PPE¿ = Aktiva tetap perusahaan i pada tahun t

ɛ¿ = Error term perusahaan i pada tahun t

c. Menentukan Nilai Nondiscretionary Accrual

Dari regresi (b) dapat dihasilkan α1, β1, dan β2 yang dapat

digunakan untuk memprediksi nilai nondiscretionary accrual

dengan persamaan berikut ini :

44

Page 63: skripsi lintang.docx

Keterangan :

NDACC¿ = Nilai Nondiscretionary Accrual pada perusahaan i

tahun t

ɛ = Error

sedangkan nilai nondiscretionary accrual dengan akrual kelolaan

yang dideteksi dengan model khusus adalah sebagai berikut :

Keterangan :

COit = loan charge offs (pinjaman yang dihapus

bukukan)

LOANit = loans outstanding (pinjaman yang beredar)

NPAit = non performing assets (aktiva produktif yang

bermasalah), terdiri dari aktiva produktif yang

berdasarkan tingkat kolektabilitasnya

digolongkan menjadi, (a) dalam perhatian

khusus,

(b) kurang lancar, (c) diragukan, dan (d) macet

NPAit+1 = selisih non performing assets t+1 dengan non

performing assets t

45

Page 64: skripsi lintang.docx

NDAit = akrual non kelolaan

d. Menghitung Nilai Discretionary Accrual

Dari persamaan-persamaan di atas, diketahui untuk

menentukan nilai discretionary accrual dapat dilakukan

dengan cara menghitung selisih antara total akrual

pada persamaan (a) dengan nilai nondiscretionary

accrual pada persamaan (c) yang dapat ditulis

sebagai berikut:

Keterangan :

DACC¿ = Nilai discretionary accrual perusahaan i pada tahun t

3.5.1.2 Insentif Pajak (Tax Plan)/ X2

Insentif pajak dapat diartikan sebagai rangsangan yang ditawarkan kepada wajib

pajak khusunya wajib pajak badan agar termotivasi untuk mematuhi ketentuan

perpajakan. Insentif pajak merupakan suatu bentuk fasilitas perpajakan yang

bersifat legal untuk memperkecil besarnya pajak yang harus dibayarkan oleh

wajib pajak. Insentif pajak yang diproksikan dengan perencanaan pajak diberi

simbol TAXPLAN. Taxplan menggambarkan perencanaan pajak yang dilakukan

oleh perusahaan sebelum adanya reformasi perpajakan yaitu tahun 2007 dan 2008

dimana tarif pajak perusahaan masih tinggi yaitu sebesar 30%. Perencanaan pajak

(tax planning) merupakan langkah yang ditempuh oleh Wajib Pajak untuk

meminimumkan beban pajak tahun berjalan maupun tahun yang akan datang agar

46

Page 65: skripsi lintang.docx

pajak yang dibayar dapat ditekan seefisien mungkin dan dengan cara yang

memenuhi ketentuan perpajakan (Maxson dan Martani, 2011).

Perencanaan pajak pada penelitian ini dihitung dengan menggunakan

rumus berikut :

TAXPLAN 2009=∑ 2009 (28 % . PTI−CTE )

TA 2009

TAXPLAN 2010=∑ 2010(25 % .PTI−CTE )

TA 2010

Keterangan :

TAXPLAN = perencanaan pajak

PTI = pre-tax income (pendapatan sebelum pajak)

CTE = current portion of total tax expense (beban pajak kini)

TA = total assets (total aset)

3.5.1.3 Non Insentif Pajak/ X3

a. Earnings Pressure

Earnings pressure adalah tindakan perusahaan untuk meurunkan labanya ketika

laba yang dicapai sudah mencapai target atau melebihi target. Variabel EPRESS

merupakan variabel yang banyak digunakan untuk mengetahui apakah perusahaan

melakukan manajemen laba dengan income smoothing. Income smoothing adalah

cara untuk melakukan praktik manajemen laba yaitu mengurangi laba perusahaan

dengan earnings pressure. Perhitungan EPRESS dapat dilakukan dengan

menggunakan persamaan pada penelitian Yin dan Cheng (2004) dalam Maxson

dan Martini (2011) sebagai berikut :

47

Page 66: skripsi lintang.docx

EPRESS=(labatahun berjalan−labatahunlalu)

total aset pada awal tahun

b. Tingkat Utang (Debt)

Debt menggambarkan tingkat utang yang dimiliki perusahaan. Utang adalah

kewajiban yang timbul akibat dari transaksi masa lalu yang belum selesai dibayar

dan harus diselesaikan pada masa yang akan datang. Variabel ini dapat diukur

dengan menggunakan rasio kewajiban jangka panjang terhadap total asset di awal

tahun. Menurut Guanther (1994) dalam Maxson dan Martani (2011), penggunaan

angka akuntansi yang mendekati pelanggaran perjanjian persyaratan utang

mungkin tidak akan berniat untuk mengurangi laba bersih laporan keuangan untuk

mengurangi pajak. Persamaan yang digunakan untuk menghitung tingkat utang

seperti penelitian yang dilakukan oleh Bambang Sutopo, yaitu sebagai berikut :

Debt ¿Total Assets Ratio ( DAR )=Total kewajibanTotal aktiva

c. Earnings Bath

Variabel ini diberi simbol ERANK. Earnings bath dilakukan apabila perusahaan

memperoleh laba perusahaan yang kecil. Perusahaan dengan laba kecil tidak akan

meningkatkan total akrualnya namun cenderung akan mengecilkan total akrual.

Hal itu dilakukan agar perusahaan memperoleh kompensasi dimasa yang akan

datang. Variabel ini diproksikan dengan tingkat ROE perusahaan. ERANK diukur

dengan menggunakan variabel dummy. ERANK diberi angka 1 jika berada di

quartile terbawah (20% terbawah), dan ERANK diberi angka 0 untuk yang

lainnya. Hal tersebut sama seperti penelitian yang dilakukan oleh Oktavia (2012)

dan Tyani Linda, Ardiyanto (2012)

48

Page 67: skripsi lintang.docx

ROE=Total kewajibanTotal aktiva

x 100 %

d. Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan (size) merupakan variabel untuk mengukur besar kecilnya

perusahaan. Ukuran perusahaan dinyatakan dengan total aset, jika semakin besar

total aset perusahaan maka akan semakin besar pula ukuran perusahaan tersebut.

Perusahaan yang memiliki total aset besar menunjukkan bahwa perusahaan

tersebut relatif lebih stabil dan mampu menghasilkan laba yang lebih besar

dibandingkan perusahaan dengan total aset sedikit. Proksi ukuran perusahaan

dapat menggunakan natural log total aset. Menurut Watts dan Zimmerman (2003)

dalam Maxson dan Martani (2011), perusahaan yang lebih besar akan cenderung

menggunakan metode akuntansi yang mengurangi laba bersih laporan keuangan.

Ukuran Perusahaan (Size) = Ln (total aset)

e. Prosentase Saham yang Disetor di BEI (STOCK)

Variabel ini diukur dengan menggunakan variabel dummy. Jika

saham disetor perusahaan yang diperdagangkan di BEI kurang

dari 40% maka Stock diberi angka 0, dan jika saham disetor

perusahaan yang diperdagangkan di BEI lebih besar atau sama

dengan 40% maka Stock diberi angka 1.

3.5.2 Variabel Dependen

3.5.2.1 Manajemen Laba (Y)

Manajemen laba adalah tindakan yang dilakukan manajemen

untuk menentukan kebijakan akuntansi dalam mencapai tujuan-

49

Page 68: skripsi lintang.docx

tujuan tertentu. Manajemen laba diukur dengan menggunakan

DA (discretionary accrual). Discretionary accrual (DA) adalah

komponen akrual yang berada dalam kebijakan manajer, artinya

manajer memberi intervensinya dalam proses pelaporan

akuntansi.

3.6 Teknis Analisis

Dalam proses pengolahan data serta menarik kesimpulan, maka peneliti

menggunakan program SPSS. Analisa ini digunakan untuk mengetahui pengaruh

perubahan tarif pajak penghasilan badan (X1), insentif pajak (X2), dan non

insentif pajak (X3), terhadap manajemen laba (Y) pada perusahaan manufaktur

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2010. Berdasarkan

permasalahan yang telah dirumuskan, tujuan penelitian serta memperhatikan sifat-

sifat data yang dikumpulkan, maka analisis data dalam penelitian ini dijabarkan

sebagai berikut:

1. Statistik Deskriptif dalam penelitian ini dilakukan untuk memberikan

gambaran tentang variabel-variabel penelitian yang diamati. Dalam penelitian

ini variabel bebasnya yaitu discretionary accrual, taxplan, epress, debt equity

ratio, erank, size, kepemilikan manajerial, dan stock. Variabel terikatnya

yaitu perbedaan nilai discretionary accrual tahun 2009 dan tahun 2010 pada

perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia (Abdul Slamet, Provita

2012)

2. Analisis Regresi Berganda, menurut Gujarati (2012) adalah studi mengenai

ketergantungan variabel dependen (terikat) dengan satu atau lebih variabel

50

Page 69: skripsi lintang.docx

independen, dengan tujuan untuk mengestimasi atau memprediksi rata-rata

populasi atau nilai rata-rata variabel dependen berdasarkan nilai variabel

independen yang diketahui.

Untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap manajemen laba,

maka digunakan alat teknik regresi linier berganda yang dimasukkan variabel

independen dan dependen ke dalam model persamaan regresi, sebagai

berikut:

DA= α0 + α1TAXPLAN + α2EPRESS + α3DER + α4ERANK + α5SIZE

+ α6STOCK + εit

Dimana :

DA = Discretionary accrual

TAXPLAN = Perencanaan pajak (Tax Plan)

EPRESS = Earning pressure

DEBT = Tingkat utang

ERANK = Tingkat ROE perusahaan

SIZE = Ukuran perusahaan

STOCK = Persentase saham disetor yang diperdagangkan di BEI

ε = Error Term

3.7 Pengujian Syarat Penggunakan Alat Statistik

Pada pengujian serta pengolahan data ada beberapa uji statistik yang

digunakan dalam SPSS. Pengujian-pengujian tersebut digunakan untuk

memperoleh hasil serta kesimpulan yang sesuai. Pengujian-pengujian yang

dilakukan adalah sebagai berikut :

51

Page 70: skripsi lintang.docx

3.7.1 Uji Statistik Deskriptif

Uji statistik deskriptif digunakan untuk menguji mean (nilai

ratarata), standar deviasi, varian, maksimum, serta minimum

dari data-data yang digunakan dalam penelitian. Uji statistik

deskriptif ini, nantinya akan memberikan suatu gambaran

tentang semua variabel yang terkait dalam penelitian, yaitu

DACC, TAXPLAN, EPRESS, ERANK, DEBT, SIZE, MGTOWN, dan

presentase saham yang disetor dan diperdagangkan di BEI.

3.7.2 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk apakah dalam model regresi, variabel

pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui uji t dan F

mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini

dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid. Ada dua cara untuk mendeteksi

apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan

analisis statistik

3.7.1 Analisis Grafik

Metode yang lebih handal adalah dengan melihat normal probability plot

yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Jika

distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data

sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. Normalitas dapat

dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari

grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya. Dasar pengambilan

keputusan (Ghozali, 2012)

52

Page 71: skripsi lintang.docx

3.7.2 Analisis Statistik

Uji normalitas dengan grafik akan menyesatkan apabila tidak berhati-hati

secara visual terlihat normal, namun secara statistik bisa sebaliknya. Uji

statistik lain yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual

adalah uji statistik dengan menggunakan uji skewness dan uji kurtosis. Uji

skewness dan kurtosis memiliki persyaratan, yaitu:

a. Apabila nilai skewness dan kurtosis <1,98 maka data terdistribusi

normal

b. Apabilai nilai skewess dan kurtosis >1,98 maka data tidak terdistribusi

normal

3.7.3 Uji Asumsi Klasik

Model regresi yang digunakan harus menunjukkan hubungan yang

signifikan dan representatif atau disebut BLUE (Blue Linier Unbiased Estimator),

maka model regresi tersebut memenuhi asumsi klasik regresi, sehingga asumsi

dasar tersebut apabila tidak terjadi gejala autokorelasi, heteroskedastisitas, dan

multikolinearitas diantara variabel bebas dala, regresi tersebut

3.7.3.1 Uji Multikolinieritas

Menurut Ghozali (2012) menyatakan bahwa uji multikolinearitas bertujuan untuk

menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas

(independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara

variabel independen. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas

didalam model regresi dengan melihat nilai tolerance > 0,10 dan lawannya nilai

53

Page 72: skripsi lintang.docx

Variance Inflation Factor (VIF) < 10 berarti data tidak ada masalah

multikolinearitas.

3.7.3.2 Uji Autokorelasi

Menurut Ghozali (2012) uji autokorelasi bertujuan menguji apakah model regresi

linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan

pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Untuk mendeteksi apakah terdapat

ataukorelasi atau tidak, maka uji autokorelasi yang dilakukan adalah dengan

menggunakan Run Test. Run Test sebagai bagian dari statistik non-parametik

dapat pula digunakan untuk menguji apakah antar residual terdapat korelasi yang

tinggi.

3.7.3.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji yang bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan

varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari

residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut

homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Homoskedastisitas

adalah kesamaan varians dari residual. Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya

heteroskedastisitas yaitu melihat hasil output SPSS melalui grafik scatterplot

antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya

SRESID (Ghozali, 2012). Cara lain yang bisa digunakan untuk mendeteksi ada

atau tidak heteroskedastisitas yaitu dengan melakukan uji glejser, uji ini

mengusulkan untuk meregres nilai absolut residual terhadap variabel independen.

3.7.4 Analisis Regresi Linear Berganda

54

Page 73: skripsi lintang.docx

Analisis regresi bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh

variabel independen terhadap variabel dependennya. Secara umum, analisis

regresi pada dasarnya adalah studi mengenai ketergantungan variabel terikat

(dependen) dengan variabel bebas (independen). Dalam analisis regresi, selain

mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih, juga menenjukkan

arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen (Ghozali,

2011).

3.7.5 Uji Hipotesis

Langkah selanjutnya adalah teknik pengujian hipotesis. Pengujian

hipotesis ini digunakan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang

signifikan dari variabel-variabel bebas terhadap manajemen laba dengan Uji Beda

t-Test dan Uji Statistik t.

3.7.5.1 Uji Beda t-Test

Penelitian ini menggunakan jenis uji beda paired sample T-test guna menguji

apakah terdapat perbedaan nilai rata-rata discretionary accrual pada periode

penurunan pajak tahun 2009 dan 2010. Tingkat signifikansi yang ditetapkan

adalah 5% (α = 0,05) (Ghozali, 2011). Adapun pengambilan keputusannya,

sebagai berikut:

a. Jika probabilitas > 0,05 maka H0 diterima (HA ditolak), artinya tidak

terdapat perbedaan discretionary accrual pada periode penurunan tarif

pajak penghasilan tahun 2009 dan 2010. Ini berarti perusahaan tidak

melakukan praktik earnings management guna merespon penurunan tarif

PPh badan.Jika probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak (HA diterima),

55

Page 74: skripsi lintang.docx

artinya terdapat perbedaan discretionary accrual pada periode penurunan

tarif pajak penghasilan tahun 2009 dan 2010. Ini berarti perusahaan

melakukan praktik earnings management guna merespon penurunan tarif

PPh badan.

3.7.5.2 Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu

variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel

dependen (Ghozali, 2012:98).

Pengambilan keputusan pada uji beda t-Test dan uji statistik t dapat dilakukan

dengan melihat nilai signifikannya pada taraf kepercayaan 0,05. Jika nilai

signifikannya 0,05 maka variabel independen tidak berpengaruh signifikan terhadap

variabel dependen, sedangkan jika nilai signifikannya < 0,05 maka variabel

independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

3.7.6 Uji Kelayakan Model (Goodness and Fit Model)

3.7.6.1 Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi bertujuan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model

dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2012:97). Nilai koefisien

determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan

variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat

terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan

hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel

dependen.

3.7.6.2 Uji Signifikan Simultan (Uji Statistik F)

56

Page 75: skripsi lintang.docx

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau

bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama

terhadap variabel dependen atau terikat (Ghozali, 2012)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskriptif Penelitian

Pada bab ini akan dibahas tentang pengelolaan data tentang respon

penurunan tarif pajak penghasilan badan tahun 2008, insentif pajak, dan non

57

Page 76: skripsi lintang.docx

insentif pajak terhadap manajemen laba. Variabel-variabel yang akan diteliti

adalah variabel dependen yaitu manajemen laba, dan variabel independen antara

lain insentif pajak yaitu perencanaan pajak, non insentif pajak meliputi earnings

pressure, tingkat hutang, earnings bath, ukuran perusahaan, dan presentase saham

yang disetor ke BEI.

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdapat pada daftar

indeks LQ 45 tahun pengamatan 2009 dan 2010. Pengambilan sampel dalam

penelitian ini menggunakan metode purposive sampling. Purposive sampling

merupakan metode pengambilan sampel nonprobabilitas yang disesuaikan dengan

kriteria tertentu. Beberapa kriteria yang harus dipenuhi dalam penentuan sampel

ini adalah :

1. Perusahaan-perusahaan yang masuk dalam daftar indeks LQ

45 di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2009 dan 2010.

2. Perusahaan-perusahaan yang tidak keluar dari indeks LQ 45

pada saat terjadi penyesuaian (awal februari dan awal

agustus).

3. Perusahaan telah menerbitkan laporan keuangan (auditan)

tahunan secara lengkap dan data dari laporan keuangan

tersebut memiliki keterkaitan dengan variabel dalam

penelitian selama periode 2009 dan 2010.

4. Perusahaan memperoleh laba di atas Rp. 33.000.000.000,00

selama periode 2009 dan 2010.

58

Page 77: skripsi lintang.docx

5. Perusahaan-perusahaan yang bergerak disektor non

perbankan

6. Perusahaan-perusahaan yang menyajikan laporan keuangan

dalam rupiah

Berikut adalah kriteria pemilihan sampel penelitian :

Tabel 4.1

Sampel Penelitian

No. Keterangan Jumla

h

1 Perusahaan yang masuk dalam daftar indeks

LQ 45 periode 2009 dan 2010

45

2 Perusahaan-perusahaan yang keluar dari

daftar indeks LQ 45 pada saat terjadi

penyesuaian (februari dan agustus)

(14)

3 Perusahaan yang tidak menerbitkan laporan

keuangan (auditan) tahunan secara lengkap

dan data dari laporan keuangantersebut

memiliki keterkaitan dengan variabel dalam

penelitian selama periode 2009 dan 2010

0

4 Perusahaan yang memperoleh laba dibawah

Rp 33.000.000.000,00 selama periode 2009

dan 2010

0

5 Perusahaan-perusahaan yang bergerak pada

sektor perbankan

(5)

6 Perusahaan-perusahaan yang menyajikan

laporan keuangan dalam dollar

(5)

Jumlah Sampel akhir 21

59

Page 78: skripsi lintang.docx

Berdasarkan kriteria yang ditetapkan pada penelitian ini, terdapat 42

sampel perusahaan yang terdapat pada indeks LQ 45 periode tahun 2009 dan 2010

yang dapat dianalisis. Sampel terdiri dari 42 perusahaan yang terdapat pada indeks

LQ 45 sebagai berikut :

Tabel 4.2

Daftar Sampel Perusahaan

No. Kode Perusahaan Nama Perusahaan

1 ADRO Adaro Energy Tbk

2 ANTM Aneka Tambang Tbk

3 ALII Astra Argo Lestari Tbk

4 ASII Astra Internasional Tbk

5 BRPT Barito Pasific Tbk

6 ELSA Elnusa Tbk

7 INDY Indika Energy Tbk

8 INTP Indocement Tunggal Perkasa Tbk

9 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk

10 ISAT Indosat Tbk

11 JSMR Jasa Marga Tbk

12 KLBF Kalbe Farma Tbk

13 LPKR Lippo Karawaci

14 PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk

15 LSIP PP London Sumatera

16 SMGR Semen Gresik Tbk

17 SMCB Semen Holcim Tbk

18 TLKM Telekomunikasi Indonesia Tbk

19 TINS Timah Tbk

20 UNVR Unilever Indonesia Tbk

21 UNTR United Tractors Tbk

Sumber : www.idx.co.id

60

Page 79: skripsi lintang.docx

Jumlah sampel ada 21 perusahaan selama 2 tahun sehingga ada 42 data

perusahaan.

4.2 Analisis Data

4.2.1 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang

dilihat dari nilai rata-rata, standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, dan

range. Pada penelitian ini gambaran data yang akan diketahui adalah data

manajemen laba (discretionary accrual), perencanaan pajak, earnings pressure,

tingkat hutang, earnings bath, ukuran perusahaan, dan presentase saham yang

disetor. Hasil statistik deskriptif adalah sebagai berikut :

Tabel 4.3

Hasil Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

DA 42 -8,8455E9 4,3661E9 -1,049917E9 2,5620082E9

TAXPLAN 42 -30,4513 19,5946 -,141010 6,8942912

EPRESS 42 -,1778 ,2710 ,024776 ,0827652

DEBT 42 ,1463 ,6677 ,407440 ,1607971

EBATH 42 0 1 ,55 ,504

SIZE 42 22,0258 25,4494 23,537326 ,9196580

STOCK 42 0 1 ,36 ,485

Valid N

(listwise)

42

Sumber : Lampiran 3 data diolah

61

Page 80: skripsi lintang.docx

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui hasil dari beberapa hal :

1. N merupakan jumlah data perusahaan yang digunakan sebagai sampel

dalam penelitian dan data yang digunakan sebanyak 42 perusahaan dalam indeks

LQ 45.

2. Mean (rata-rata) discretionary accrual adalah -1,0499 dengan standar

deviasi 2,562008. Discretionary accrual minimum adalah -8,84551 terletak pada

PT Adaro Energy Tbk tahun 2009 dan discretionary accrual maksimum adalah

4,366109 terletak pada Semen Gresik Tbk pada tahun 2010. Mean discretionary

accrual pada penelitian ini bernilai negatif maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

rata-rata perusahaan-perusahaan sampel pada penelitian inin melakukan

manajemen laba dengan cara menurunkan laba.

3. Mean atau rata-rata dari perencanaan pajak (tax plan) adalah -0,141010

dengan standar deviasi 6,8942912 perencanaan pajak minimum adalah -30,4513

terletak pada PT Timah Tbk tahun 2010 dan perencanaan pajak maksimum adalah

19,5946 terletak pada Lippo Karawaci Tbk tahun 2009. Rata-rata perencanaan

pajak bernilai negatif, yang berarti bahwa perusahaan-perusahaan sampel

cenderung tidak melakukan perencanaan pajak untuk meminimalkan pembayaran

pajaknya

4. Mean atau rata-rata earnings pressure (epress) adalah 0,024776 dengan

standar deviasi 0,0827652. Eranings pressure minimum adalah -0,1778 terletak

pada PT Timah Tbk tahun 2009 dan earnings pressure maksimum adalah 0,2710

terletak pada PT Barito Pasific Tbk tahun 2009. Rata-rata earnings pressure

62

Page 81: skripsi lintang.docx

memiliki nilai positif, yang berarti bahwa perusahaan-perusahaan sampel

melakukan earnings pressure untuk meningkatkan laba.

5. Mean atau rata-rata tingkat hutang (debt) adalah 0,407440 dengan standar

deviasi 0,1607971. Tingkat hutang minimum adalah 0,1463 terletak pada PT

Indocement Tunggal Perkasa Tbk tahun 2010 dan tingkat hutang maksimal adalah

0,6677 terletak pada PT Indosat Tbk tahun 2009. Rata-rata tingkat hutang bernilai

positif, berarti bahwa perusahaan-perusahaan sampel memiliki tingkat hutang

tinggi.

6. Mean atau rata-rata earnings bath (ebath) adalah 0,55 dengan standar

deviasi adalah 0,540. Earnings bath minimum adalah 0 dan aernings bath

maksimum adalah 1. Rata-rata aernings bath adalah 0,55 atau 55%, hal tersebut

berarti bahwa pada perusahaan-perusahaan sampel terdapat 55% perusahaan yang

memiliki ROE dibawah 20%.

7. Mean atau rata-rata ukuran perusahan (size) adalah 23,537326 dengan

standar deviasi 0,9196580. Ukuran perusahaan minimum adalah 22,0258 terletak

pada PT Elnusa Tbk tahun 2010 dan ukuran perusahaan maksimum adalah

25,4494 terletak pada PT Astra Internasional Tbk tahun 2010.

8. Mean atau rata-rata presentase saham yang disetor adalah 0,86 dengan

standar deviasi 0,485. Presentasi saham yang disetor minimum adalah 0 dan

presentase saham maksimum adalah 1. Rata-rata presentase saham yang disetor

adalah 0,86 atau 86%, hal tersebut berarti bahwa perusahaan-perusahaan sampel

pada penelitian ini terdapat 86% perusahaan yang 40% sahamnya diperdagangkan

di BEI.

63

Page 82: skripsi lintang.docx

4.2.2 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk apakah dalam model regresi, variabel

pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui uji t dan F

mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini

dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid (Ghozali, 2011). Ada dua cara

untuk mengetahui apakah residual terdistribusi normal atau tidak yaitu dengan

menggunakan analisis grafik dan statistik. Analisis statistik yang dapat digunakan

untuk menguji normalitas residual adalah dengan mengetahui nilai skewness dan

kurtosis sehingga apabila nilai skewness dan kurtosis >1,98 maka residual tidak

terdistribusi secara normal sehingga perlu dideteksi adanya outlier, apabila data

<1,98 maka residual terdistribusi normal. Pada awalnya nilai residual dalam

penelitian ini tidak terdistribusi normal, hal tersebut dapat dilihat pada gambar

berikut :

Gambar 4.1

Hasil Uji Normalitas Sebelum Mengeluarkan Outlier

64

Page 83: skripsi lintang.docx

Tabel 4.4

Hasil Skewness dan Kurtosis Sebelum Mengeluarkan Outlier

Descriptive Statistics

N Std. Deviation Skewness Kurtosis

Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic Std. Error

Unstandardized Residual 42 2,17755366E9 -,236 ,365 2,112 ,717

Valid N (listwise) 42

Sumber : Lampiran 4 data diolah

Dari grafik diatas, dapat dilihat bahwa data grafik normal probability plots

menyebar disekitar garis diagonal, dan penyebarannya sedikit menjauh dari garis

diagonal. Sedangkan dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa nilai skewness <1,98

yaitu -0,6465 dan nilai kurtosis >1,98 yaitu 2,9456. Berdasarkan hasil tersebut,

maka dapat disimpulkan bahwa residual tidak terdistribusi secara normal. Untuk

membuat nilai residual terdistribusi secara normal, maka harus dilakukan deteksi

terhadap adanya data outlier.

Outlier adalah data yang memiliki karakteristik unik yang terlihat sangat

berbeda jauh dari observasi-observasi lainnya dan muncul dalam bentuk nilai

ekstrim baik untuk sebuah variabel tunggal atau variabel kombinasi (Ghozali,

2011). Ada empat penyebab timbulnya data oulier yaitu kesa;ahan dalam meng-

entri data, gagal menspesifikasi adanya missing value dalam program komputer,

oulier bukan merupakan data populasi yang kita ambil sebagai sampel, dan oulier

berasal dari populasi yang kita ambil sebagai sampel tetapi distribusi dari variabel

dalam populasi tersebut memiliki nilai ekstrim dan tidak terdistribusi secara

normal.

65

Page 84: skripsi lintang.docx

Deteksi terhadap univariate outlier dapat dilakukan dengan menentukan

nilai batas yang akan dikategorikan sebagai data outlier yaitu dengan cara

mengkonversi nilai data kedalam skor standardized atau yang biasa disebut z-

score, yang memiliki nilai means (rata-rata) sama dengan nol dan standar deviasi

sama dengan satu.

Tabel 4.5

Perusahan yang Diindikasi Sebagai Outlier

No. Kode Perusahaan Nama Perusahaan Tahun

1 UNTR United Tractor Tbk 2010

2 SMGR Semen Gresik Tbk 2010

3 INTP Indocement Tunggal Perkasa Tbk 2010

4 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk 2009

5 BRPT Barito Pasific Tbk 2009

6 ADRO Adaro Energy Tbk 2009

66

Page 85: skripsi lintang.docx

Hasil pengujian setelah mengelurakan data diindikasikan sebagai data

outlier adalah sebagai berikut :

Gambar 4.2

Hasil Normalitas Setelah Mengelurkan Outlier

Tabel 4.6

Hasil Skewness dan Kurtosis Setelah Mengeluarkan Outlier

Descriptive Statistics

N Std. Deviation Skewness Kurtosis

Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic Std. Error

Unstandardized Residual 36 8,86078925E8 ,618 ,393 ,803

Valid N (listwise) 36

Sumber : Lampiran 4 data diolah

Berdasarkan grafik normal probability plots dapat disimpulkan bahwa

grafik tersebut memberikan pola distribusi yang normal karena penyebarannya

67

Page 86: skripsi lintang.docx

berada disekitar garis diagonal, dan untuk skewness dan kurtosis menunjukan

bahwa dari 36 sampel perusahaan, residual terdistribusi secara normal karena nilai

skewness <1,98 yaitu sebesar 1,5725 dan kurtosis <1,98 yaitu 1,0455. Sehingga,

hal ini menunjukkan bahwa data yang digunakan pada penelitian ini sudah

memenuhi uji normalitas karena data terdistribusi normal.

4.2.3 Uji Asumsi Klasik

Model regresi yang digunakan harus menunjukkan hubungan yang

signifikan dan representatif atau disebut BLUE (Blue Linier Unbiased Estimator),

maka model regresi tersebut memenuhi asumsi klasik regresi, sehingga asumsi

dasar tersebut apabila tidak terjadi gejala autokorelasi, heteroskedastisitas, dan

multikolinearitas diantara variabel bebas dalam, regresi tersebut (Gede Roikhatul,

2014). Setelah model bersifat BLUE, maka selanjutnya dilakukan pengujian

statistik, yaitu t hitung dan f hitung.

4.2.3.1 Uji Multikolonieritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). model regresi yang

baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. jika variabel

independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak akan ortogonal.

Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama

variabel independen sama dengan nol (Ghozali, 2011).

Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas di dalam model

regresi dapat dilihat dari nilai Tolerance dan Varian Inflation Factor (VIF).

68

Page 87: skripsi lintang.docx

Apabila nilai VIF lebih dari 10 dengan nilai Tolerance kurang dari 0,1 maka hal

tersebut berarti terjadi multikolonieritas.

Tabel 4.7

Uji Multikolonieritas

Sumber : Lampiran 5 data diolah

Dari tabel diatas menunjukkan hasil bahwa semua nilai tolerance lebih

dari 0,10 dan semua nilai VIF kurang 10. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

model regresi bebas dari multikolonieritas.

4.2.3.2 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada

korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan penggangu

pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi maka dinamakan ada problem

autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang

waktu berkaitan satu sama lain. Untuk mendeteksi apakah terdapat ataukorelasi

atau tidak, maka uji autokorelasi yang dilakukan adalah dengan menggunakan

Run Test. Run Test sebagai bagian dari statistik non-parametik dapat pula

digunakan untuk menguji apakah antar residual terdapat korelasi yang tinggi. Jika

69

Coefficientsa

ModelCollinearity Statistics

Tolerance VIF1 (Constant)

TAXPLAN ,796 1,256EPRESS ,760 1,315DEBT ,637 1,570EBATH ,623 1,606SIZE ,699 1,430STOCK ,741 1,349

a. Dependent Variable: DA

Page 88: skripsi lintang.docx

antar residual tidak terdapat hubungan korelasi maka dikatakan bahwa residual

adalah acak atau random, Run Test ini digunakan untuk melihat apakah data

residual terjadi secara random atau tidak (Ghozali, 2011).

Tabel 4.8

Uji Autokorelasi

Runs Test

Unstandardized

Residual

Test Valuea -2,42534E8

Cases < Test Value 18

Cases >= Test Value 18

Total Cases 36

Number of Runs 16

Z -,845

Asymp. Sig. (2-tailed) ,398

a. Median

Sumber : Lampiran 6, data diolah

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai test adalah -2,42534 dan Asymp.

Sig. (2-tailed) sebesar 0,398 > 0,05, maka hipotesis nol diterima, sehingga dapat

disimpulkan bahwa residual random (acak) atau tidak terjadi autokorelasi antar

nilai residual.

4.2.3.3 Uji Heteroskedastisitas

70

Page 89: skripsi lintang.docx

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan

yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap

maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda maka disebut

heteroskedastisitas. Beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidak

heteroskedastisitas yaitu dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel

terikat (dependen) adalah ZPRED dengan residualnya SRESID.

Jika ada pola tertentu dalam grafik plot, seperti titik-titik yang ada

membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian

menyempit), maka dapat diindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Jika

terjadi pola yang tidak jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0

pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Cara lain yang bisa

digunakan untuk mendeteksi ada atau tidak heteroskedastisitas yaitu dengan

melakukan uji glejser, uji ini mengusulkan untuk meregres nilai absolut residual

terhadap variabel independen. Uji glejser memiliki persamaan regresi yaitu :

|Ut | = α + βXt + vt

Sehingga nilai residual harus diabsolutkan dengan menggunakan menu transform

dan compute dan pada penelitian ini persamaan regresi menjadi seperti berikut :

AbsUt = b0 + b1TAXPLAN + b2EPRESS + b3DEBT + b4EBATH + b5SIZE

+ b6STOCK

Jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel

dependen, maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas, sedangkan apabila

71

Page 90: skripsi lintang.docx

variabel independen secara statistik menunjukkan hasil tidak signifikan (>0,05)

maka tidak ada indikasi terjadi heteroskedastisitas.

Gambar 4.3

Uji Heteroskedastisitas

Berdasarkan hasil diatas, diperoleh titik-titik data menyebar diatas dan

dibawah, atau disekitar angka 0. Titik-titik data tidak mengumpul hanya diatas

atau dibawah, namun penyebaran titik-titik data tidak membentuk pola

bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali. Penyebaran

titik-titik data tidak terjadi heteroskedastisitas.

72

Page 91: skripsi lintang.docx

Tabel 4.9

Heteroskedastisitas dengan Uji Glejser

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig.B Std. Error Beta

(Constant) 1,377E8 2,777E9 ,050 ,961

TAXPLAN -13488567,925 15229236,957 -,175 -,886 ,383

EPRESS -5,532E8 1,500E9 -,075 -,369 ,715

DEBT 1,123E9 8,032E8 ,308 1,398 ,173

EBATH 1,153E8 2,534E8 ,102 ,455 ,652

SIZE 1912459,416 1,257E8 ,003 ,015 ,988

STOCK -77508077,799 2,464E8 -,064 -,315 ,755

a. Dependent Variable: ABSUT

Sumber : Lampiran 7 data diolah

Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa dengan jelas menunjukkan

variabel independen tidak berpengaruh signifikan secara statistik terhadap

variabel dependen. Hal tersebut terlihat dari probabilitas signifikansinya diatas

tingkat kepercayaan yaitu 0,05 (5%). Jadi dapat disimpulkan bahwa model regresi

tidak mengandung adanya heteroskedastisitas.

4.2.4 Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi linear berganda digunakan untuk menentukan apakah

hipotesis yang telah dirumuskan diterima atau ditolak dengan mendapatkan

koefisien regresi. Pengaruh variabel insentif pajak yaitu perencanaan pajak,

variabel insentif non pajak yaitu earnings pressure, tingkat hutang, earnings bath,

ukuran perusahaan, dan presentase saham yang disetor terhadap manajemen laba

yang diukur menggunakan discretionary accrual pada perusahaan yang terdaftar

73

Page 92: skripsi lintang.docx

dalam indeks LQ 45 tahun 2009 dan 2010 dapat diketahui dari analisis linear

berganda. Pengaruh dari variabel-variabel tersebut dilihat dari hasil analisis

regresi dengan menggunakan tingkat signifikan sebesar 5% atau 0,05.

Tabel 4.10

Analisis Regresi Linear Berganda

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 4,494E9 4,506E9 ,997 ,327

TAXPLAN -27750495,356 24712011,902 -,141 -1,123 ,271 ,796 1,256

EPRESS -9,335E9 2,433E9 -,493 -3,836 ,001 ,760 1,315

DEBT -2,436E9 1,303E9 -,262 -1,869 ,072 ,637 1,570

EBATH -1,142E9 4,112E8 -,394 -2,778 ,009 ,623 1,606

SIZE -1,584E8 2,040E8 -,104 -,776 ,444 ,699 1,430

STOCK 1,643E8 3,998E8 ,053 ,411 ,684 ,741 1,349

a. Dependent Variable: DA

Sumber : Lampiran 8 data diolah

Dari tabel 4.8 diatas, hasil pengujian persamaan regresi yang telah

dilakukan diperoleh model persamaan regresi linear berganda sebagai berikut :

DAit = 4,494 – 3,35TAXPLAN – 9,335EPRESS – 2,436DER – 1,142ERANK –

1,584SIZE + 1,643STOCK + εit

Dimana :

DA = Discretionary accrual

TAXPLAN = Perencanaan pajak (Tax Plan)

EPRESS = Earning pressure

DEBT = Tingkat utang

74

Page 93: skripsi lintang.docx

ERANK = Tingkat ROE perusahaan

SIZE = Ukuran perusahaan

STOCK = Persentase saham disetor yang diperdagangkan di BEI

ε = Error Term

4.2.5 Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui hasil dari penelitian, apakah

hipotesis dapat diterima atau ditolak. Pengujian hipotesis pertama dengan

menggunakan uji One Sample T-Test, sedangkan untuk pengujian hipotesis 2

sampai dengan hipotesis 7 menggunakan regresi linear berganda.

4.2.5.1 One Sample T-Test

Pengujian hipotesis ini pada prinsipnya adalah untuk menguji apakah

terdapat manajemen laba yang dilakukan perusahaan-perusahaan yang terdaftar di

indeks LQ 45 tahun 2009 dan 2010 setelah diberlakukannya peraturan perpajakan

yang baru, yaitu UU No. 36 tahun 2008 tentang pajak penghasilan (PPh).

Pengujian One Sample T-Test ini dilakukan dengan cara membandingkan nilai

discretionary accrual. Jika nilai signifikan <0,05, maka H0 ditolak dan H1

diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat praktek manajemen laba

yang dilakukan perusahaan. Sedangkan jika nilai signifikan >0,05, maka H0

diterima dan H1 ditolak, hal tersebut berarti tidak terdapat praktek manajemen

laba.

Apabila nilai DA (discretionary acrrual) negatif dan signifikan, hal

tersebut berarti bahwa perusahaan melakukan manajemen laba dengan cara

menurunkan laba. Jika nilai DA (discretionary acrrual) positif dan signifikan,

75

Page 94: skripsi lintang.docx

maka perusahaan melakukan manajemen laba dengan cara menaikkan laba. Untuk

melihat gambaran mengenai manajemen laba yang dikur dengan discretioanry

accrual pada perusahaan yang terdaftar dalam indeks LQ 45 tahun 2009 dan

2010, disajikan tabel berikut :

Tabel 4.11

Pengujian Nilai Discretionary Acrrual Tahun 2009

One-Sample Statistics

N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

DA09 18 -1,131840E9 1,6076276E9 3,7892146E8

One-Sample Test

Test Value = 0

t df Sig. (2-tailed)

Mean

Difference

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

DA09 -2,987 17 ,008 -1,1318399E9 -1,931294E9 -3,323855E8

Sumber : Lampiran 9 data diolah

Berdasarkan hasil diatas, nilai rata-rata DA (discretionary accrual) tahun

2009 adalah -1,13184. Hasil pengujian menunjukkan t adalah -2,987 dengan

signifikan lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,008. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

pada tahun 2009 terdapat praktek manajemen laba dengan cara menurunkan laba.

76

Page 95: skripsi lintang.docx

Tabel 4.12

Pengujian Nilai Discretionary Accrual Tahun 2010

One-Sample Statistics

N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

DA10 18 -6,187175E8 1,3105998E9 3,0891134E8

One-Sample Test

Test Value = 0

t df Sig. (2-tailed) Mean Difference

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

DA

10

-2,003 17 ,061 -6,1871749E8 -1,270463E9 33028472,0334

60

Sumber : Lampiran 9 data diolah

Bedasarkan hasil pengujian diatas, nilai rata-rata DA (discretionary

accrual) pada tahun 2010, dimana dikenakan tarif 25% dan dikurangi 5% untuk

perusahan yang menyetor 40% sahamnya di Bursa Efek Indonesia adalah -

6,18717 yang berarti bahwa ada laporan laba yang cenderung dilaporkan lebih

kecil. Hasil pengujian menunjukkan bahwa t adalah -2,003 dengan signifikan

lebih besar dari 0,05 yaitu 0,061. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa, pada

tahun 2010 perusahaan tidak melakukan manajemen laba dengan cara

menurunkan laba.

77

Page 96: skripsi lintang.docx

4.2.5.2 Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu

variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel

dependen. Uji ini digunakan untuk menentukan pengaruh perencanaan pajak,

earnings pressure, tingkat hutang, earnings bath, ukuran perusahaan, dan

presentase saham yang disetor terhadap manajemen laba secara parsial pada

perusahaan yang teerdaftar dalam indeks LQ 45 tahun 2009 dan 2010. Pengujian

secara individual dilakukan dengan menggunakan tingkat signfikan 5% atau

sebesar 0,05. Jika nilai signifikan < 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Jika

nilali signifikan > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak.

Berdasarkan pada tabel 4.10 yang sudah dicantumkan diatas, dapat

diketahui hasil bahwa :

1. Pengaruh perencanaan pajak (TAXPLAN) terhadap manajemen laba (DA)

Berdasarkan dari hasil uji t, variabel perencanaan pajak (TAXPLAN)

menunjukkan t-hitung -1,123 dengan tingkat signifikan 0,271. Hasil pengujian

menunjukkan nilai signifikan TAXPLAN 0,271 > 0,05 dan nilai t-hitung sebesar

sebesar -1,123 sehingga dapat dibuktikan bahwa H2 ditolak, dengan arti bahwa

tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara perencanaan pajak terhadap

manajemen laba pada perusahaan yang terdaftar dalam indeks LQ 45 tahun 2009

sampai 2010.

78

Page 97: skripsi lintang.docx

2. Pengaruh earnings preesure (EPRESS) terhadap manajemen laba (DA)

Berdasarkan dari hasil uji t, variabel earnings pressure (EPRESS) menunjukkan

nilai t-hitung sebesar -3,386 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,001. Hasil

pengujiaan menunjukkan nilai signifikan EPRESS 0,001 < 0,05 dan nilai t-hitung

sebesar -3,386, sehingga dapat dibuktikan bahwa H3 diterima, dengan arti bahwa

terdapat pengaruh yang signifikan antara earnings pressure terhadap manajemen

laba pada perusahaan yang terdaftar dalam indeks LQ 45 tahun 2009 sampai 2010.

3. Pengaruh tingkat hutang (DEBT) terhadap manajemen laba (DA)

Berdasarkan dari hasil uji t, variabel tingkat hutang (DEBT) menunjukkan nilai t-

hitung sebesar -1,869 dengan tingkat signifikan 0,072. Hasil pengujian

menunjukkan nilai signifikan sebesar 0,072 > 0,05 dan nilai t-hitung sebesar -

1,869 sehingga dapat dibuktikan bahwa H3 ditolak, dengan arti bahwa tidak

terdapat pengaruh yang signifikan antara tingkat hutang terhadap manajemen laba

pada perusahaan yang terdaftar dalam indeks LQ 45 tahun 2009-2010

4. Pengaruh earnings bath (EBATH) terhadap manajemen laba (DA)

Berdasarkan dari hasil uji t, variabel earnings bath (EBATH) menunjukkan nilai

t-hitung sebesar -2,278 dengan tingkat signifikan 0,009. Hasil pengujian

menunjukkan nilai signifikan sebesar 0,009 < 0,05 dan nilai t-hitung sebesar –

2,278 sehingga dapat dibuktikan bahwa H4 diterima, dengan arti bahwa terdapat

pengaruh yang signifikan antara earnings bath terhadap manajemen laba pada

perusahaan yang terdaftar dalam indeks LQ 45 tahun 2009-2010.

5. Pengaruh ukuran perusahaan (SIZE) terhadap manajemen laba (DA)

79

Page 98: skripsi lintang.docx

Berdasarkan dari hasil uji t, variabel ukuran perusahaan (SIZE) menunjukkan nilai

t-hitung sebesar -0,776 dengan tingkat signifikan 0,444. Hasil pengujian

menunjukkan nilai signifikan sebesar 0,444 > 0,05 dan nilai t-hitung sebesar –

0,776 sehingga dapat dibuktikan bahwa H5 ditolak, dengan arti bahwa tidak

terdapat pengaruh yang signifikan antara ukuran perusahaan terhadap manajemen

laba pada perusahaan yang terdaftar dalam indeks LQ 45 tahun 2009-2010

6. Pengaruh presentase jumlah saham yang disetor terhadap manajemen laba

Berdasarkan dari hasil uji t, variabel presentase jumlah saham yang disetor

(STOCK) menunjukkan nilai t-hitung sebesar 0,411 dengan tingkat signifikan

0,684. Hasil pengujian menunjukkan nilai signifikan sebesar 0,411 > 0,05 dan

nilai t-hitung sebesar 0,684 sehingga dapat dibuktikan bahwa H6 ditolak, dengan

arti bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara presentase jumlah

saham yang disetor ke BEI terhadap manajemen laba pada perusahaan yang

terdaftar dalam indeks LQ 45 tahun 2009-2010.

4.2.6 Uji Kelayakan Model

4.2.6.1 Uji Koefesien Determinasi (R²)

Koefisien determinasi (R²) digunakan untuk mengukur seberapa jauh

model menerangkan variasi variabel dependen (Gozali, 2011). Nilai koefisien

determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan

variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat

terbatas. Untuk mengetahui hasil pengujian koefisien determinasi dapat dilihat

dari tabel berikut :

Tabel 4.13

80

Page 99: skripsi lintang.docx

Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate

1 ,798a ,636 ,561 9,7343606E8

a. Predictors: (Constant), STOCK, DEBT, EPRESS, TAXPLAN, SIZE, EBATH

Sumber : Lampiran 10 data diolah

Hasil analisis linear berganda tersebut dapat terlihat dari adjusted R-

square sebesar 0,636 yang menunjukkan bahwa manajemen laba sebagai variabel

dependen dipengaruhi oleh variabel independen yaitu perencanaan pajak, earnings

pressure, tingkat hutang, earnings bath, ukuran perusahaan, dan presentase

jumlah saham yang disetor sebesar 56,1%, sisanya yaitu 43,9% dipengaruhi

variabel lain yang belum diteliti dalam penelitian.

4.2.6.2 Uji Signifikan Simultan (Uji Statitik F)

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel

independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh

secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat (Ghozali, 2011). Uji

ini digunakan untuk mengetahui pengaruh secara bersama-sama (simultan)

variabel-variabel independen yaitu perencanaan pajak, earnings pressure, tingkat

hutang, earnings bath, ukuran perusahaan, dan presentase saham yang disetor

terhadap variabel dependen manajemen laba pada perusahaan yang terdaftar

dalam indeks LQ 45 tahun 2009 sampai 2010. Hasil analisis regresi berganda

simultan dapat dilihat sebagai berikut :

Tabel 4.14

81

Page 100: skripsi lintang.docx

Uji Statistik F

ANOVAb

Model

Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 4,803E19 6 8,004E18 8,447 ,000a

Residual 2,748E19 29 9,476E17

Total 7,551E19 35

a. Predictors: (Constant), STOCK, DEBT, EPRESS, TAXPLAN, SIZE, EBATH

b. Dependent Variable: DA

Sumber : Lampiran 10 data diolah

Dari tabel 4.12 diatas dapat dilihat bahwa model persamaan ini memiliki

nilai F-hitung 8,447 dengan tingkat signifikan sebesar 0,000. Pada uji F tersebut

memiliki nilai kurang dari 0,005 yaitu 0,000, hal itu menunjukkan bahwa

manajemen laba dapat dijelaskan oleh seluruh variabel independen. Sehingga

dapat ditarik kesimpulan, variabel perencanaan pajak, earnings pressure, tingkat

hutang, earnings bath, ukuran perusahaan, dan presentase jumlah saham yang

disetor secara bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap manajemen laba

pada perusahaan yang terdaftar dalam indeks LQ 45 tahun 2009 dan 2010.

4.3 Pembahasan

Pada bagian ini akan dijelaskan tentang masing-masing hasil penelitian

untuk setiap hipotesis yang telah dilakukan pengujian. Dalam penelitian ini

tedapat satu hipotesis yang di uji menggunakan uji beda One Sample T-Test yaitu

H1, dan H2 sampai dengan H7 di uji menggunakan regresi berganda. Pembahasan

hasil penelitian untuk masing-masing hipotesis adalah sebagai berikut :

82

Page 101: skripsi lintang.docx

4.3.1 Hipotesis 1 (Uji Beda Manajemen Laba dalam Merespon

Perubahan Tarif Pajak)

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui respon penurunan tarif pajak

penghasilan terhadap manajemen laba dengan menggunakan uji sample t-test. Uji

sample t-test ini digunakan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan tingkat

discretionary accrual pada tahun sebelum penurunan tarif pajak yaitu sebesar

25% yang diefektifkan pada tahun 2009 dan 25% pada tahun 2010 serta ditambah

pengurang 5% untuk perusahaan yang menyetorkan sahamnya ke bursa efek

minimal 40%.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa H1 untuk tahun 2009 diterima,

sedangkan H1 untuk tahun 2010 ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

pada tahun 2009 perusahaan melakukan praktik manajemen laba sebagai respon

atas perubahan tarif pajak sedangkan pada tahun 2010 perusahaan tidak

melakukan manajemen laba sebagai respon terhadap perubahan tarif pajak. Pada

hasil diatas menunjukkan, perusahaan melakukan manajemen laba pada tahun

2009 ketika tarif pajak penghasilan sebesar 28% diefektifkan dengan cara

menurunkan laba. Hal tersebut berarti bahwa, perusahaan cenderung mengakui

pendapatan dan mempercepat beban biaya pada tahun 2009 karena terdapat

perubahan tarif pajak penghasilan badan yaitu sebesar 28% yang diefektifkan

pada tahun 2009. Hasil tersebut sesuai dengan teori agensi yang digunakan pada

penelitian ini, teori agensi menjelaskan adanya perbedaan kepentingan antara

pihak agent dan principal sehingga meyebabkan terjadinya asimetri informasi,

dimana agent memiliki banyak informasi internal mengenai kinerja perusahaan

83

Page 102: skripsi lintang.docx

dibandingkan pihak principal. Pihak agent akan melakukan berbagai cara untuk

memaksimalkan keadaan ekonomi perusahaan tanpa sepengetahuan dari pihak

principal. Penurunan tarif pajak tersebut dapat menjadi taxation motivation bagi

perusahaan untuk melakukan manajemen laba. Praktik manajemen laba dapat

dinilai menggunakan discretionary accrual karena discretionary accrual

merupakan pengakuan akrual yang bebas yang tidak diatur dengan peraturan

tertentu (sesuai dengan kebijakan masing-masing manajemen), akrual sendiri

merupakan jumlah penyesuaian akuntansi yang dibutuhkan untuk mengubah arus

kas operasi menjadi laba bersih. Sehingga dapat dikatakan bahwa, pihak agent

atau pengelola perusahaan (manajemen) melakukan manajemen laba untuk

mengatur arus kas (cash flow) agar perusahaan dapat menentukan laba dan

menghitung serta membayarkan pajaknya berdasarkan pada laba yang diperoleh.

Sedangkan pada tahun diefektifkan tarif pajak penghasilan sebesar 25%

pada tahun 2010, perusahaan tidak melakukan manajemen laba dengan cara

menurunkan laba (income decreasing). Hal ini dikarenakan adanya penurunan

tarif pajak yang setiap tahun semakin turun sehingga pajak yang harus dibayarkan

oleh perusahaan atas pendapatan yang diperoleh juga semakin rendah. Perubahan

tarif pajak progresif ke tarif pajak tunggal ditambah dengan pengurangan sebesar

5% untuk perusahaan go public yang menyetor dan memperdagangkan sahamnya

minimal 40% ke bursa efek sehingga hal tersebut tentu akan memberikan

keuntungan tersendiri bagi perusahaan karena semakin kecil pajak yang akan

mereka bayarkan. Pada hasil ini, teori agensi tidak terbukti karena perusahaan

84

Page 103: skripsi lintang.docx

tidak memanfaatkan keadaan dimana terjadi penurunan tarif pajak sehingga pihak

agent tidak terdorong untuk melakukan praktik manajemen laba

Berdasarkan peraturan PP No.45 Tahun 1995 Tentang Pelanggaran

Kegiatan di Bidang Pasar Modal pada pasal 61, dimana jika perusahaan

melakukan pelanggaran atas ketentuan perundang-undangan dibidang pasar modal

dapat dikenakan sanksi administratif (www.bapepam.go.id). Sehingga,

perusahaan wajib menyajikan dan melaporkan hasil kinerja keuangannya dengan

benar dan tanpa memanipulasi laba. Selain itu, perusahaan juga akan kehilangan

kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya apabila terbukti melakukan

manipulasi laba.

Hasil penelitian ini sesuai dengan Tyani Linda dan Didik Ardiyanto (2010)

yang menunjukkan bahwa ada laporan yang dilaporkan lebih rendah oleh

perusahaan dengan cara menurunkan laba. Namun, hasil penelitian ini

bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Abdul Slamet dan Provita

Wijayanti (2012) yang menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan nilai

discretionary accrual yang berarti penurunan tarif pajak tidak direspon oleh

perusahaan dengan melakukan manajemen laba.

4.3.2 Hipotesis 2 (Pengaruh Perencanaan Pajak Terhadap Manajemen

Laba)

Insentif pajak merupakan fasilitas perpajakan yang disediakan secara legal

oleh pemerintah kepada wajib pajak berupa penurunan tarif pajak tertentu untuk

memperkecil beban pajak yang harus dibayar (Widyawati, 2014). Insentif pajak

dapat digunakan sebagai penghematan pajak untuk melakukan manajemen laba.

85

Page 104: skripsi lintang.docx

Sehingga dapat dikatakan, penghematan pajak tersebut memungkinkan bagi

manajemen untuk melakukan manajemen laba (Subagyo dan Oktavia, 2010).

Berdasarkan hasil penelitian diatas, perencanaan pajak (taxplan) tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap manajemen laba pada perusahaan sampel.

Hasil ini dapat disebabkan oleh rentang waktu penurunan tarif pajak efektif tahun

2009 dan tahun 2010 yang tidak terlalu lama sehingga perusahaan belum terlalu

siap untuk melakukan perencanaan pajak guna mendapatkan penghematan pajak.

Selain itu bisa juga disebabkan karena perusahaan mempertimbangkan

konsekuensi yang akan diterima apabila mereka melakukan perencanaan pajak

untuk memperoleh penghematan pajak sebagai praktek manajemen laba.

Penelitian ini sesuai dengan penelitian Norma Saraswati (2012), tidak

terdapat pengaruh perencanaan pajak (tax plan) terhadap manajemen laba. Namun

penelitian ini bertentangan dengan penelitian Maxon Wijaya (2011) dan Dwi

Martini dan Subagyo dan Oktavia (2010). Penelitian mereka menunjukkan hasil

bahwa perencanaan pajak berpengaruh terhadap manajemen laba.

4.3.3 Hipotesis 3 (Pengaruh Earnings Pressure Terhadap Manajemen Laba)

Perusahaan yang memiliki laba lebih dari target atau sama dengan tahun

sebelumnya maka nilai perusahaan juga akan meningkat, sehingga penurunan tarif

pajak digunakan sebagai alat untuk meminimalkan beban pajak yang harus

dibayar ke pemerintah dengan cara mengurangi/ menekan laba. Perusahaan

cenderung melakukan penurunan akrual yang bersifat menurunkan laba untuk

86

Page 105: skripsi lintang.docx

melakukan perataan laba jika laba yang diperoleh telah melebihi target yang

ditetapkan (Maxon Wijaya dan Dwi Martini, 2011).

Pada hasil penelitian diatas, variabel earnings pressure berpengaruh secara

negatif dan signifikan terhadap manajemen laba. Hal tersebut berarti bahwa

perusahaan menggunakan negatif accrual untuk mengurangi/ menekan laba

(earnings pressure) jika laba ditahun berjalan telah melebihi target untuk

mengurangi beban pajak yang wajib mereka bayarkan kepada pemerintah.

Sedangkan apabila laba perusahaan tidak melebihi target maka perusahaan

cenderung akan melakukan income smoothing yaitu menggeserkan laba tahun

mendatang ke tahun berjalan dimana laba tidak melebihi target. Hasil tersebut

diatas sesuai dengan teori agensi yang digunakan pada penelitian. Pada teori

agensi, antara pihak agent dan principal diasumsikan seperti individu yang

semata-mata hanya termotivasi untuk kepentingan dirinya sendiri sehingga

menimbulkan perbedaan kepentingan dimana setiap individu tersebut akan

melakukan berbagai cara untuk memenuhi kepentingannya. Banyak cara yang

bisa dilakukan oleh pihak agent maupun principal, namun dalam hal ini kedua

pihak memiliki batas informasi yang berbeda-beda, pihak agent adalah pihak yang

memiliki lebih banyak informasi tentang kinerja internal perusahaan serta

bagaimana pertumbuhan perusahaan, namun sebaliknya principal tidak memiliki

informasi kinerja yang cukup terhadap bagaimana hasil kerja agent sehingga

menyebabkan ketidakseimbangan informasi. Oleh sebab itu, pihak agent memiliki

banyak kemungkinan untuk melakukan praktik manajemen laba salah satunya

87

Page 106: skripsi lintang.docx

dengan cara melakukan penekanan laba (earnings pressure) sebagai respon atas

penurunan tarif pajak penghasilan badan.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Maxon

dan Martini (2011) serta Slamet dan Provita (2012) yang menunjukkan bahwa

earnings pressure berpengaruh terhadap manajemen laba. Namun, penelitian ini

bertentangan dengan hasil dari Oktavia (2012) yang menunjukkan bahwa

earnings pressure tidak berpengaruh terhadap manajemen laba.

4.3.4 Hipotesis 4 (Pengaruh Tingkat Hutang Terhadap Manajemen Laba)

Pada hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa tingkat hutang tidak

berpengaruh terhadap manajemen laba. Guenther (1994) dan Watts dan

Zimmermen (1986) dalam Maxon dan Martini (2011) menyatakan bahwa

perusahaan mendapatkan keuntungan dalam bentuk pengurangan pajak yang

berhubungan dengan pembayaran bunga atas hutang. Bunga hutang yang tinggi

akan mengurangi beban pajak perusahaan sehingga hal itu akan menjadi faktor

perusahaan untuk meningkatkan hutangnya.

Penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat hutang tidak berpengaruh

terhadap manajemen, hal ini dapat diartikan bahwa semakin tinggi tingkat hutang

yang dimiliki oleh perusahaan maka semakin tinggi pula bunga hutang yang harus

dibayarkan. Hutang merupakan tax shield atau pengurang pajak karena

perusahaan memiliki kewajiban untuk membayar bunga kepada pihak yang

memberikan hutang (kreditur). Sehingga, perusahaan tidak perlu melakukan

manajemen laba dengan cara menurunkan laba ditahun penurunan tarif pajak agar

88

Page 107: skripsi lintang.docx

pajak yang dbayar ke pemerintah menjadi semakin rendah, karena hutang dan

beban bunga yang harus mereka bayarkan ke pihak yang memberikan hutang akan

menjadi pengurang pajak bagi perusahaan.

Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Slamet dan

Provita (2012) dan Gede Roikhatul (2014) bahwa tingkat hutang tidak

berpengaruh terhadap manajemen laba karena perusahaan akan memperoleh

pengurangan pajak apabila perusahaan memiliki tingkat hutang yang tinggi.

Namun, penelitian ini bertolak belakang dengan Okatvia (2012) dan Tyani Linda

dan Ardiyanto (2012) yang menunjukkan hasil bahwa tingkat hutang berpengaruh

terhadap manajemen laba.

4.3.5 Hipotesis 5 (Pengaruh Earnings Bath Terhadap Manajemen Laba)

Hasil penelitian variabel earnings bath berpengaruh terhadap manajemen

laba. Earnings bath adalah tindakan yang dilakukan manajer untuk memperkecil

total akrual agar mendapat kompensasi di masa mendatang ketika laba perusahaan

kecil (Yin dan Cheng, 2004) dalam Maxson dan Martini (2011). Menurut Chaney

(1995) dalam Subagyo dan Oktavia (2010) menyatakan bahwa apabila laba yang

diperoleh oleh perusahaan rendah (dibawah target), maka manajer cenderung

melakukan “big bath”. Earnings bath dilakukan dengan menggeser laba periode

yang memiliki laba tinggi ke periode yang labanya rendah. Apabila pada periode

berjalan memiliki laba yang lebih rendah maka perusahaan cenderung menggeser

laba periode mendatang ke periode berjalan untuk meningkatkan lab periode

berjalan yang lebih rendah.

89

Page 108: skripsi lintang.docx

Penelitian ini menunjukkan bahwa earnings bath berpengaruh terhadap

manajemen laba. Pengaruh earnings bath terhadap manajemen laba tersebut

dikarenakan tidak adanya keuntungan atas suatu keadaan tertentu serta perusahaan

tidak dapat menghindarinya, pola ini biasa disebut dengan talking bath. Sehingga

apabila perusahaan tidak memperoleh laba seperti yang yang telah ditargetkan

maka perusahaan akan melakukan manajemen laba dengan cara mengakui dan

membebankan biaya-biaya yang akan datang dan mengakui kerugian berjalan

sehingga dapat menaikkan laba periode berjalan (Riiyanti dan Syafrudin, 2012)

dalam Gede Roikhatul (2014).

Manajamen laba merupakan tindakan dimana pihak manajer (agent)

memberikan informasi-informasi tertentu yang tidak sesuai dengan keadaan

sebenarnya. Salah satu cara yang bisa dilakukan oleh manajer untuk memanipulasi

informasi keuangannya yaitu dengan earnings bath. Hal tersebut sesuai dengan

konsep teori agensi yaitu setiap individu pasti memiliki kepentingannya masing-

masing, dan pada hal ini manajer merupakan pihak yang lebih banyak memiliki

informasi tentang perusahaan sehingga manajer (agent) akan melakukan berbagai

cara untuk memenuhi kepentingannya.

Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan

oleh Subagyo dan Oktavia (2010), Maxson dan Martini (2011), serta Slamet dan

Provita (2012) yang menunjukkan bahwa earnings bath tidak berpengaruh

terhadap manajemen laba.

90

Page 109: skripsi lintang.docx

4.3.6 Hipotesis 6 (Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Manajemen

Laba)

Hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa ukuran perusahaan tidak

berpengaruh terhadap manajemen laba. Hal ini menunjukkan ukuran perusahaan

yang diproksikan dengan logaritma total asset tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap manajemen laba. Semakin besar perusahaan maka semakin besar pula

asset yang dimiliki sehingga modal yang ditanamkan pada perusahaan juga

semakin besar (Ristiyanti dan Syafruddin, 2012) dalam Gede Roikhatul (2014).

Sehingga perusahaan yang besar dan telah memiliki kepercayaan dari masyarakat

dan investor akan meyampaikan kinerja keuangannya secara benar dan tidak

memanipulasi laba.

Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa ukuran perusahaan tidak

berpengaruh terhadap manajemen laba. Berarti bahwa perusahaan tidak perlu

melakukan manajemen laba untuk menarik minat investor karena semakin besar

perusahaan maka semakin besar pula asetnya sehingga investor akan tertarik

untuk menanamkan modalnya kepada perusahaan besar.

Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Subagyo dan

Oktavia (2010), Maxson dan Martini (2011), dan Tyani Linda dan Ardiyanto

(2012) menunjukkan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap

manajemen laba. Namun hasil penelitian ini, bertentangan dengan Desmiyanti,

dkk (2009) yang menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap

manajemen laba.

91

Page 110: skripsi lintang.docx

4.3.7 Hipotesis 7 (Pengaruh Presentase Jumlah Saham yang Disetor

Terhadap Manajemen Laba)

Hasil penelitian dari variable presentase jumlah saham yang disetor ke

bursa efek menunjukkan bahwa presentase jumlah saham yang disetor tidak

berpengaruh terhadap manajemen laba pada perusahaan sampel. Dalam UU No.

36 Tahun 2008, terdapat penurunan tarif pajak efektif yaitu 28% di tahun 2009

dan 25% ditahun 2010, dan tarif pajak masih bisa berkurang 5% untuk perusahaan

go public yang menyetor dan memperdagangkan sahamnya ke bursa efek.

Penelitian ini menunjukkan bahwa presentase saham yang disetor tidak

berpengaruh terhadap manajemen laba. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

perusahaan tidak melakukan manajemen laba karena pengaruh dari peraturan

pengurangan 5% untuk perusahaan yang menyetor dan memperdagangkan

sahamnya ke BEI. Bagi perusahaan go public, tanpa perlu mereka melakukan

manajemen laba perusahaan telah mendapat keuntungan dari peraturan tersebut

sehingga beban pajak yang mereka bayarkan otomatis akan berkurang dengan

saham yang dimiliki oleh masyarakat sebesar 40%. Hal itu tentu saja dapat

menekan praktik manajemen laba. Hasil penelitian sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Subagyo dan Oktavia (2010) dan Norma Saraswati (2012)

menunjukkan bahwa presentase jumlah saham yang disetor tidak mempengaruhi

manajemen laba. Namun penelitian ini, bertentangan dengan hasil penelitian

Slamet dan Provita (2012) dan Tyani Linda, Ardiyanto (2012) yang menyatakan

bahwa presentase jumlah saham yang disetor tidak berpengaruh terhadap

manajemen laba.

92

Page 111: skripsi lintang.docx

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Sebagai bagian akhir dari penelitian ini, maka dalam bab V ini akan

disampaikan kesimpulan, keterbatasan penelitian, serta saran mengenai penelitian

ini. Kesimpulan, keterbatasan, serta saran yang dituliskan pada bab ini

berdasarkan pada hasil penelitian, khususnya dari hasil pengujian hipotesis.

Adapun kesimpulan, keterbatasan penelitian, serta saran tersebut adalah sebagai

berikut :

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pengujian regresi linear berganda yang telah dilakukan, dapat

ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Pada tahun 2009 terbukti bahwa terdapat praktik manajemen laba atas respon

penurunan tarif pajak penghasilan badan. Sedangkan pada tahun 2010 tidak

terbukti terdapat praktik manajemen laba sebagai respon adanya penurunan

tarif pajak penghasilan badan. Hal tersebut berarti bahwa tidak setiap tahun

dimana terdapat penurunan tarif pajak penghasilan badan direspon oleh

perusahaan untuk melakukan praktik manajemen laba.

2. Insentif pajak (tax plan) tidak berpengaruh terhadap manajemen laba.

Semakin baik perencanaan pajak yang dilakukan perusahaan tidak

membuktikan bahwa perusahaan memanfaatkan perencanaan pajak tersebut

untuk melakukan praktik manajemen laba.

93

Page 112: skripsi lintang.docx

3. Earnings pressure berpengaruh terhadap manajemen laba. Semakin besar

laba yang diperoleh perusahaan, maka semakin besar kemungkinan

perusahaan melakukan praktik manajemen laba dengan cara menekan laba

tahun berjalan ke tahun yang labanya dibawah target.

4. Tingkat utang (debt) tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Tinggi

rendahnya tingkat utang yang dimiliki oleh perusahaan tidak mempengaruhi

perusahaan untuk melakukan praktik manajemen laba

5. Earnings bath berpengaruh terhadap manajemen laba. Semakin rendah laba

(rugi) yang diperoleh oleh perusahaan maka semakin besar kemungkinan

perusahaan melakukan praktik manajemen laba dengan cara menggeser laba

tahun berjalan ke tahun dimana laba perusahaan tidak mencapai target.

6. Ukuran perusahaan (size) tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Besar

kecilnya ukuran perusahaan tidak mempengaruhi perusahaan untuk

melakukan praktik manajemen laba.

7. Jumlah saham yang disetor ke BEI (stock) tidak berpengaruh terhadap

manajemen laba. Perusahaan yang menyetorkan lebih dari 40% atau kurang

dari 40% sahamnya ke BEI tidak menentukan apakah perusahaan tersebut

melakukan manajemen laba sehubungan dengan adanya peraturan pajak

penghasilan badan yang memberikan tambahan pengurangan sebesar 5%

untuk perusahaan yang menyetor dan memperdagangkan minimal 40%

sahamnya ke BEI.

94

Page 113: skripsi lintang.docx

5.2 Keterbatasan

Adapun keterbatasan pada penelitian ini adalah :

1. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini sama dengan

variabel independen pada penelitian terdahulu.

2. Sampel data yang digunakan pada penelitian ini terlalu sedikit, karena

menggunakan LQ 45 dan dikurangi dengan berbagai kriteria sehingga hasil

akhir sampel hanya 21 perusahaan per tahun

3. Jangka waktu yang digunakan dalam penelitian ini terlalu singkat, yaitu 2009

dan 2010 (2 tahun)

5.3 Implikasi

Berdasarkan pada hasil penelitian yang diperoleh dalam penelitian ini,

diharapkan dapat bermanfaat untuk banyak pihak. Dari penelitian ini diharpkan

bisa menjadi acuan bagi :

1. Calon Investor dan Investor

Penelitian ini akan memberikan pengetahuan kepada calon investor maupun

investor agar lebih selektif dalam memilih perusahaan yang akan dijadikan

tempat untuk berinvestasi. Salah satu pertimbangan yang bisa diambil dari

hasil penelitian ini yaitu bahwa investor bisa melihat perusahaan-perusahaan

yang mengambil manfaat atas penurunan tarif pajak penghasilan dengan

melakukan manajemen laba, dimana perusahaan dapat menaikkan atau

menurunkan laba untuk mendapatkan keuntungan dari kondisi-kondisi

tertentu.

95

Page 114: skripsi lintang.docx

2. Pemegang Saham

Pemegang saham merupakan pihak penting dalam perusahaan, dengan adanya

penelitian ini maka pemegang saham dapat lebih mengantisipasi terjadinya

manajemen laba. Adanya kondisi dimana terjadi penurunan tarif pajak akan

memperbesar kemungkinan manajemen mengambil manfaat dengan

melakukan manajemen laba karena manajemen adalah pihak yang memiliki

informasi kinerja perusahaan lebih detail dari pada pemegang saham.

3. Akademisi

Penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi pihak akademisi untuk

melakukan penelitian yang sejenis dan bisa lebih mengembangkan lagi

penelitian yang akan digunakan.

5.4 Saran

Saran yang diajukan untuk penelitian selanjutnya yaitu :

1. Selain variabel-variabel yang sama seperti yang digunakan peneliti terdahulu,

peneliti selanjutnya dapat menambahkan variabel independen lain yang

mempengaruhi manajemen laba untuk memperkuat hasil penelitiannya.

2. Apabila peneliti selanjutnya ingin menggunakan LQ 45 sebagai sampel data,

dapat ditambahkan tahun yang lebih panjang sehingga sampel data yang akan

diteliti menjadi semakin banyak.

3. Apabila peneliti selanjutnya ingin menggunakan LQ 45 sebagai sampel data,

agar penelitiannya lebih menarik dan memiliki hasil yang berbeda dengan

penelitian terdahulu, maka peneliti dapat membuat dua penelitian yang

berbeda karena pada LQ 45 terdiri dari berbagai macam sektor perusahaan,

96

Page 115: skripsi lintang.docx

dua penelitian tersebut yaitu penelitian untuk perusahaan yang bergerak pada

sektor perbankan dan penelitian untuk perusahaan yang bergerak pada sektor

non perbankan sehingga hasil penelitian akan lebih variatif.

97

Page 116: skripsi lintang.docx

DAFTAR PUSTAKA

Aditama, Ferry dan Anna Purwaningsih (2011), “Pengaruh Perencanaan Pajak Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Non Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”, Fakultas Ekonomi Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

Badan Pengawas Pasar Modal. www.bapepam.go.id

Belkoui, Ahmed Riahi (2007), “Accounting Theory”, Cambridge: The University Press

Brigham, Eugene dan Joel F Houston, 2001. Manajemen Keuangan II Jakarta:Salemba Empat

Dechow, P.M., R.G. Sloan, and A.P. Sweeney (Spring 1996), “Causes and Consequences of Earnings Manipulation: Analysis of Firms The SEC”, Contemporary Accounting Research, page 1-36.

Eisenhardt, Kathleen M. (1989), “Agency Theory : An Assesment and Review”, Stanford University, Academy of Managemen Review, Vol 14 No. 1, (57-74).

Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Guenther, David. “Earnings Management in Response to Corporate Tax Rate Change : Evidence from the 1986 Tax Reform Act”, The Accounting Review, 1994 (230-243).

Healy, Paul M., James M. Wahlen, “A Review of The Earnings Managements Literature and Its Implications for Standard Setting”, American Accounting Associati Accounting Horizon, Vol. 13 No 4, page 365-383, Desember 1999

Indonesian Stock Exchange. www.idx.co.id

Jones, J. J. (1991). Earnings management during import relief investigations. Journal of Accounting Research, 29(2) 193-228.

Kasmir. “Manajemen Perbankan”, Edisi pertama. Cetakan PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Linda Ardilla, Tyani dan Didik Ardiyanto (2012), “Perubahan Tarif Pajak Penghasilan Badan 2008 Dan Pengaruh Insentif Pajak-Non Pajak Terhadap Manajemen Laba”, Universitas Diponegoro.

98

Page 117: skripsi lintang.docx

Oktavia (2012), “Dampak Perubahan Tarif Pajak Penghasilan Badan Terhadap Perilaku Manajemen Laba”, Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Krida Wacana.

PMK-238/PMK-03/2008 “Tentang Penurunan Tarif Pajak Penghasilan”.

PP No.45 Tahun 1995 “Tentang Pelanggaran Kegiatan di Bidang Pasar Modal” pada Pasal 61

Satwika, Anisa dan Theresia Woro Damayanti (2005), “Deteksi Manjemen Laba Melalui Beban Pajak Tangguhan”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol. XI.

Scholes, M.S., G.P. Wilson and M.A. Wolfson. “Firms’ Responses to Anticipated Reduction in Tax Rates: The Tax Reform Act of 1986. Journal of Accounting Research. 1992: 161-185.

Scoot, Willieam R., (2003), “Financial Accounting Theory”, Third Edition, Pretince-Hall, Toronto, Canada.

Slamet, Abdul dan Provita Wijayanti (2012), “Respon Perubahan Tarif Pajak Penghasilan, Insentif Dan Non-Insentif Pajak Terhadap Manajemen Laba”, Conference In Business, Accounting and Management (CBAM), Vol. 1 No. 1, December 2012, Page 1 – 14

Subagyo, Oktavia (2010), “Manajemen Laba Sebagai Respon Atas Perubahan Tarif PajakPenghasilan Badan Di Indonesia”, Simposium Nasional Akuntasi XIII Purwokerto, Juli 2010.

Sumomba, Christina Ranty, YB. Sigit Hutomo (2012), “Pengaruh Beban Pajak Tangguhan Dan Perencanaan Pajak Terhadap Manajemen Laba”, KINERJA, Volume 16, No.2, (103-115), Tahun 2012.

Undang-Undang No. 36 Tahun 2008 Tentang Perubahan Tarif Pajak Penghasilan

Wahyu Ristiyanti, Anik dan Muchamad Syafruddin (2012), “Manajemen Laba Sebagai Respon Perubahan Tarif Pajak Penghasilan Badan Pada Perusahaan ManufakturYang Terdaftar Di Bei”, Diponegoro Journal Of Accounting, Volume 1, No.2, Halaman 1-15, Tahun 2012.

Watts, Ross L., dan Jerold L. Zimmerman (1990), “Possitive Accounting Theory : A Ten Year Prespective”. The Accounting Review, January, Page 131-156

Widyawanti (2014), “Analisis Pengaruh Perubahan Tarif Pajak Penghasilan Sesuai Uu No. 36 Tahun 2008 Terhadap Praktik Earnings Management Sebagai Motivasi Penghematan Pph Badan”, Fakultas Ekonomika Dan Bisnis UniversitasDiponegoro, Maret 2014.

99

Page 118: skripsi lintang.docx

Wijaya, Maxon dan Dwi Martini (2011), “Praktik Manajemen Laba Perusahaan Dalam Menanggapi Penurunan Tarif Pajak Sesuai UU No. 36 Tahun 2008”, Simposium Nasional Akuntansi XIV Aceh, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Juli 2011.

Wook Choi, Won and Hyun-Ah Lee (2013), “Management Of Accrual Components In Response To Corporate Income Tax Rate Changes: Evidence From Korea”, The Journal of Applied Business Research, Volume 29, Number 5, September/October.

Yen, Jennifer, and Agnes Cheng (2004), “Earnings Management of Profit Firms and Loss Firm in Response to Tax Rate Redductions”, Review of Accounting and Finance, Volume 3, Page 67-92

Yuliani (2013), “Pengaruh Penurunan Tarif Pajak Penghasilan Badan Menurut Uu No. 36 Tahun 2008, Insentif Pajak Dan Nonpajak Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Di Indonesia”, Fakultas Ekonomika Dan Bisnis Universitas Diponegoro, April 2013.

100

Page 119: skripsi lintang.docx

LAMPIRAN-LAMPIRAN

LAMPIRAN 1

Sampel Data Perusahaan dalam Daftar LQ 45 (2009 dan 2010)

TAHUN 2009

Januari – Juli Agustus – Desember

No. Kode Keterangan No. Kode Keterangan

1 ADRO Adaro Energy Tbk 1 AALI Astra Agro Lestari Tbk

2 AKRA AKR Corporindo 2 ADRO Adaro Energy Tbk

3 ANTMAneka Tambang (Persero) Tbk 3 ANTM

Aneka Tambang (Persero) Tbk

4 AALI Astra Agro Lestari Tbk 4 ASII Astra International Tbk

5 ASII Astra International Tbk 5 BBCA Bank Central Asia Tbk

6 UNSPBakrie Sumatra Plantation Tbk 6 BBNI Bank Negara Indonesia

7 BBCA Bank Central Asia Tbk 7 BBRIBank Rakyat Indonesia Tbk

8 BNGA Bank Niaga Tbk 8 BDMN Bank Danamon Tbk

9 BDMN Bank Danamon Tbk 9 BISI Bisi International

10 BNIIBank International Indonesia Tbk 10 BLTA Berlian Laju Tanker Tbk

11 BMRIBank Mandiri (Persero) Tbk 11 BMRI

Bank Mandiri (Persero) Tbk

12 BBNI Bank Negara Indonesia 12 BNBR Bakrie & Brothers Tbk

13 PNBN Bank Pan Indonesia 13 BRPT Barito Pasific Tbk

14 BBRIBank Rakyat Indonesia Tbk 14 BTEL Bakrie Telecom Tbk

15 BRPT Barito Pasific Tbk 15 BUMI Bumi Resources Tbk

16 BYAN Bayan Resource Tbk 16 DEWA Darma Henwa

17 BLTA Berlian Laju Tanker Tbk 17 ELSA Elnusa Tbk

18 BISI Bisi International Tbk 18 ELTYBakrieland Development Tbk

19 CPINCharoen Pokhpand Indonesia 19 ENRG Energi Mega Persada Tbk

20 CTRA Ciputra Development Tbk 20 GGRM Gudang Garam Tbk

21 ELSA Elnusa Tbk 21 INCOInternational Nickel Indonesia Tbk*

22 SMCB Holcim Indonesia Tbk* 22 INDFIndofood Sukses Makmur Tbk*

23 INKPIndah Kiat Pulp & Paper Tbk* 23 INDY Indika Energy Tbk

101

Page 120: skripsi lintang.docx

24 INDY Indika Energy Tbk 24 INKPIndah Kiat Pulp & Paper Tbk*

25 ITMG Indo Tambangraya Megah 25 INTPIndocement Tunggal Prakasa Tbk

26 INTPIndocement Tunggal Prakasa Tbk 26 ISAT Indosat Tbk*

27 INDFIndofood Sukses Makmur Tbk* 27 ITMG Indo Tambangraya Megah

28 ISAT Indosat Tbk* 28 JSMR Jasa Marga Tbk

29 INCOInternational Nickel Indonesia Tbk* 29 KLBF Kalbe Farma Tbk

30 JSMR Jasa Marga Tbk 30 LPKR Lippo Karawaci

31 KLBF Kalbe Farma Tbk 31 LSIP PP London Sumatera

32 LPKR Lippo Karawaci 32 MEDCMedco Energi International Tbk*

33 MEDCMedco Energi International Tbk* 33 MIRA Mitra Rajasa

34 MIRA Mitra Rajasa 34 PGASPerusahaan Gas Negara (Persero) Tbk*

35 PGASPerusahaan Gas Negara (Persero) Tbk* 35 PNBN Bank Pan Indonesia

36 LSIP PP London Sumatera 36 PTBATambang Batubara Bukit Asam Tbk*

37 SGRO Sampoerna Agro 37 SGRO Sampoerna Agro

38 SMGR Semen Gresik 38 SMCB Holcim Indonesia Tbk*

39 PTBATambang Batu Bara Bukit Asam Tbk 39 SMGR Semen Gresik

40 TLKMTelekomunikasi Indonesia Tbk* 40 TINS Timah Tbk

41 TINS Timah Tbk 41 TLKMTelekomunikasi Indonesia Tbk*

42 TBLA Tunas Baru Lampung Tbk 42 TRUBTruba Alam Manunggal Engineering

43 UNVR Unilever Indonesia Tbk 43 UNSPBakrie Sumatera Plantation Tbk*

44 UNTR United Tractors Tbk* 44 UNTR United Tractors Tbk*

45 WIKAWijaya Karya (Persero) Tbk 45 UNVR Unilever Indonesia Tbk

102

Page 121: skripsi lintang.docx

TAHUN 2010

Februari – Juli Agustus – Desember

No. Kode Keterangan No. Kode Keterangan

1 AALI Astra Agro Lestari Tbk 1 AALI Astra Agro Lestari Tbk

2 ADRO Adaro Energy Tbk 2 ADRO Adaro Energy Tbk

3 ANTMAneka Tambang(Persero) Tbk* 3 ANTM

Aneka Tambang(Persero) Tbk

4 ASII Astra International Tbk* 4 ASII Astra International Tbk

5 BBCA Bank Central Asia Tbk 5 ASRI Alam Sutra Realty Tbk

6 BBNI Bank Negara Indonesia 6 BBCA Bank Central Asia Tbk

7 BBRI Bank Rakyat Indonesia Tbk 7 BBNI Bank Negara Indonesia

8 BDMN Bank Danamon Tbk 8 BBRI Bank Rakyat Indonesia Tbk

9 BISI Bisi International 9 BBTNBank Tabungan Negara (Persero) Tbk

10 BLTA Berlian Laju Tanker Tbk 10 BDMN Bank Danamon Tbk

11 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk 11 BIPIBenakat Petroleum Energy Tbk

12 BNBR Bakrie & Brothers Tbk 12 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk

13 BRPT Barito Pasific Tbk 13 BMTR Global Mediacom Tbk

14 BTEL Bakrie Telecom Tbk 14 BNBR Bakrie & Brothers Tbk

15 BUMI Bumi Resources Tbk 15 BRPT Barito Pasific Tbk

16 DEWA Darma Henwa 16 BSDE Bumi Serpong Damai Tbk

17 ELSA Elnusa Tbk 17 BTEL Bakrie Telecom Tbk

18 ELTY Bakrieland Development Tbk 18 BUMI Bumi Resources Tbk

19 ENRG Energi Mega Persada Tbk 19 DEWA Darma Henwa

20 GGRM Gudang Garam Tbk 20 DOID Delta Dunia Makmur Tbk

21 HEXA Hexindo Adiperkasa Tbk 21 ELSA Elnusa Tbk

22 INCO

International Nickel Indonesia Tbk

22 ELTYBakrieland Development Tbk

23 INDFIndofood Sukses Makmur Tbk 23 ENRG Energi Mega Persada Tbk

24 INDY Indika Energy Tbk 24 GGRM Gudang Garam Tbk

25 INKPIndah Kiat Pulp & Paper Tbk

25 INCO

International Nickel Indonesia Tbk

26 INTPIndocement Tunggal Prakasa Tbk 26 INDF

Indofood Sukses Makmur Tbk

27 ISAT Indosat Tbk 27 INDY Indika Energy Tbk

28 ITMGIndo Tambangraya Megah

28 INTPIndocement Tunggal Prakasa Tbk

29 JSMR Jasa Marga Tbk 29 ISAT Indosat Tbk

30 KLBF Kalbe Farma Tbk 30 ITMGIndo Tambangraya Megah

103

Page 122: skripsi lintang.docx

31 LPKR Lippo Karawaci 31 JSMR Jasa Marga Tbk

32 LSIP PP London Sumatera 32 KLBF Kalbe Farma Tbk

33 MEDCMedco Energi International Tbk 33 LPKR Lippo Karawaci

34 MIRA Mitra Rajasa 34 LSIP PP London Sumatera

35 PGASPerusahaan Gas Negara (Persero) Tbk 35 MEDC

Medco Energi International Tbk

36 PTBA

Tambang Batubara Bukit Asam Tbk

36 PGASPerusahaan Gas Negara (Persero) Tbk

37 SGRO Sampoerna Agro 37 PTBATambang Batubara Bukit Asam Tbk

38 SMCB Holcim Indonesia Tbk 38 SMCB Holcim Indonesia Tbk

39 SMGR Semen Gresik 39 SMGR Semen Gresik

40 TINS Timah Tbk 40 TINS Timah Tbk

41 TLKMTelekomunikasi Indonesia Tbk 41 TLKM

Telekomunikasi Indonesia Tbk

42 TRUBTruba Alam Manunggal Engineering 42 TRUB

Truba Alam Manunggal Engineering

43 UNSPBakrie Sumatera Plantation Tbk 43 UNSP

Bakrie Sumatera Plantation Tbk

44 UNTR United Tractors Tbk 44 UNTR United Tractors Tbk

45 UNVR Unilever Indonesia Tbk 45 UNVR Unilever Indonesia Tbk

LAMPIRAN 2

104

Page 123: skripsi lintang.docx

Daftar Perusahaan Setelah dilakukan Purposive Sampling

Tabel 4.1

Sampel Penelitian

No. Kode Perusahaan Nama Perusahaan

1 ADRO Adaro Energy Tbk

2 ANTM Aneka Tambang Tbk

3 ALII Astra Argo Lestari Tbk

4 ASII Astra Internasional Tbk

5 BRPT Barito Pasific Tbk

6 ELSA Elnusa Tbk

7 INDY Indika Energy Tbk

8 INTP Indocement Tunggal Perkasa Tbk

9 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk

10 ISAT Indosat Tbk

11 JSMR Jasa Marga Tbk

12 KLBF Kalbe Farma Tbk

13 LPKR Lippo Karawaci

14 PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk

15 LSIP PP London Sumatera

16 SMGR Semen Gresik Tbk

17 SMCB Semen Holcim Tbk

18 TLKM Telekomunikasi Indonesia Tbk

19 TINS Timah Tbk

20 UNVR Unilever Indonesia Tbk

21 UNTR United Tractors Tbk

LAMPIRAN 3

105

Page 124: skripsi lintang.docx

Statistik Deskriptif

Tabel 4.3

Hasil Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

DA 42 -8,8455E9 4,3661E9 -1,049917E9 2,5620082E9

TAXPLAN 42 -30,4513 19,5946 -,141010 6,8942912

EPRESS 42 -,1778 ,2710 ,024776 ,0827652

DEBT 42 ,1463 ,6677 ,407440 ,1607971

EBATH 42 0 1 ,55 ,504

SIZE 42 22,0258 25,4494 23,537326 ,9196580

STOCK 42 0 1 ,36 ,485

Valid N (listwise) 42

106

Page 125: skripsi lintang.docx

LAMPIRAN 4

Uji Normalitas

Data Sebelum Terdistribusi Normal

Gambar 4.1Hasil Uji Normalitas Sebelum Mengeluarkan Outlier

107

Page 126: skripsi lintang.docx

Gambar 4.2Hasil Uji Normalitas Sebelum Mengeluarkan Outlier

Hasil Skewness dan Kurtosis (sebelum mengeluarkan outlier)

Tabel 4.4Hasil Skewness dan Kurtosis Sebelum Mengeluarkan Outlier

Descriptive Statistics

N

Std.

Deviation Skewness Kurtosis

Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic Std. Error

Unstandardized

Residual

42 2,1775536

6E9

-,236 ,365 2,112 ,717

Valid N (listwise) 42

108

Page 127: skripsi lintang.docx

Outlier

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Unstandardized Residual 42 100,0% 0 ,0% 42 100,0%

Descriptives

Statistic Std. Error

Unstandardize

d Residual

Mean -,0000014 3,36003825E8

95% Confidence Interval for Mean Lower Bound -6,7857349E8

Upper Bound 6,7857349E8

5% Trimmed Mean 38052921,6519235

Median -2,4253375E8

Variance 4,742E18

Std. Deviation 2,17755366E9

Minimum -6,21804E9

Maximum 5,26835E9

Range 1,14864E10

Interquartile Range 1,85700E9

Skewness -,236 ,365

Kurtosis 2,112 ,717

109

Page 128: skripsi lintang.docx

Extreme Values

Case Number Value

Unstandardized Residual Highest 1 37 5,26835E9

2 5 4,72218E9

3 9 4,24064E9

4 26 2,65759E9

5 39 2,06730E9

Lowest 1 42 -6,21804E9

2 1 -5,23306E9

3 29 -4,01895E9

4 14 -2,49200E9

5 17 -1,64257E9

110

Page 129: skripsi lintang.docx

Tabel 4.5Perusahan yang Diindikasi Sebagai Outlier

No. Kode Perusahaan Nama Perusahaan Tahun

1 UNTR United Tractor Tbk 2010

2 SMGR Semen Gresik Tbk 2010

3 INTP Indocement Tunggal Perkasa Tbk 2010

4 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk 2009

5 BRPT Barito Pasific Tbk 2009

6 ADRO Adaro Energy Tbk 2009

111

Page 130: skripsi lintang.docx

Uji Normalitas (data terdistribusi normal)

Gambar 4.3Hasil Normalitas Setelah Mengelurkan Outlier

112

Page 131: skripsi lintang.docx

Gambar 4.4Hasil Normalitas Setelah Mengelurkan Outlier

Skewness dan Kurtosis (setelah mengeluarkan outlier)

Tabel 4.6Hasil Skewness dan Kurtosis Setelah Mengeluarkan Outlier

Descriptive Statistics

N

Std.

Deviation Skewness Kurtosis

Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic Std. Error

Unstandardized

Residual

36 8,86078925E

8

,618 ,393 ,803 ,768

Valid N (listwise) 36

113

Page 132: skripsi lintang.docx

LAMPIRAN 5

Uji Asumsi Klasik

Uji Multikolinearitas

Tabel 4.7Uji Multikolonieritas

LAMPIRAN 6

Uji Asumsi Klasik

114

Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant)

TAXPLAN ,796 1,256

EPRESS ,760 1,315

DEBT ,637 1,570

EBATH ,623 1,606

SIZE ,699 1,430

STOCK ,741 1,349

a. Dependent Variable: DA

Page 133: skripsi lintang.docx

Uji Autokorelasi

Tabel 4.8Uji Autokorelasi

Runs Test

Unstandardized

Residual

Test Valuea -2,42534E8

Cases < Test Value 18

Cases >= Test Value 18

Total Cases 36

Number of Runs 16

Z -,845

Asymp. Sig. (2-tailed) ,398

a. Median

LAMPIRAN 7

115

Page 134: skripsi lintang.docx

Uji Asumsi Klasik

Uji Heteroskedastisitas

Gambar 4.5Uji Heteroskedastisitas

Tabel 4.9Heteroskedastisitas dengan Uji Glejser

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.B Std. Error Beta

1 (Constant) 1,377E8 2,777E9 ,050 ,961

TAXPLAN -13488567,925 15229236,957 -,175 -,886 ,383

EPRESS -5,532E8 1,500E9 -,075 -,369 ,715

DEBT 1,123E9 8,032E8 ,308 1,398 ,173

EBATH 1,153E8 2,534E8 ,102 ,455 ,652

SIZE 1912459,416 1,257E8 ,003 ,015 ,988

STOCK -77508077,799 2,464E8 -,064 -,315 ,755

a. Dependent Variable: ABSUT

LAMPIRAN 8

116

Page 135: skripsi lintang.docx

Analisis Regresi Linear Berganda

Tabel 4.10Analisis Regresi Linear Berganda

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardize

d

Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 4,494E9 4,506E9 ,997 ,327

TAXPLAN -27750495,356 24712011,902 -,141 -1,123 ,271 ,796 1,256

EPRESS -9,335E9 2,433E9 -,493 -3,836 ,001 ,760 1,315

DEBT -2,436E9 1,303E9 -,262 -1,869 ,072 ,637 1,570

EBATH -1,142E9 4,112E8 -,394 -2,778 ,009 ,623 1,606

SIZE -1,584E8 2,040E8 -,104 -,776 ,444 ,699 1,430

STOCK 1,643E8 3,998E8 ,053 ,411 ,684 ,741 1,349

a. Dependent Variable: DA

117

Page 136: skripsi lintang.docx

LAMPIRAN 9

Uji Hipotesis

Uji Beda t-Test (One Sample t-Test)

Tabel 4.11Pengujian Nilai Discretionary Acrrual Tahun 2009

One-Sample Statistics

N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

DA09 18 -1,131840E9 1,6076276E9 3,7892146E8

One-Sample Test

Test Value = 0

t df Sig. (2-tailed)

Mean

Difference

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

DA09 -2,987 17 ,008 -1,1318399E9 -1,931294E9 -3,323855E8

Tabel 4.12

Pengujian Nilai Discretionary Accrual Tahun 2010

One-Sample Statistics

N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

DA10 18 -6,187175E8 1,3105998E9 3,0891134E8

One-Sample Test

Test Value = 0

t df Sig. (2-tailed) Mean Difference

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

118

Page 137: skripsi lintang.docx

One-Sample Statistics

N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

DA10 -2,003 17 ,061 -6,1871749E8 -1,270463E9 33028472,03346

0

LAMPIRAN 10

Uji Kelayakan Model

Uji Koefisien Determinasi (R²)

Tabel 4.13Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate

1 ,798a ,636 ,561 9,7343606E8

a. Predictors: (Constant), STOCK, DEBT, EPRESS, TAXPLAN, SIZE, EBATH

Uji Signifikan Simultan (Uji Statistik F)

Tabel 4.14

Uji Statistik F

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 4,803E19 6 8,004E18 8,447 ,000a

Residual 2,748E19 29 9,476E17

Total 7,551E19 35

a. Predictors: (Constant), STOCK, DEBT, EPRESS, TAXPLAN, SIZE, EBATH

b. Dependent Variable: DA

119

Page 138: skripsi lintang.docx

LAMPIRAN 11

2009 2010

No. Kode NI CFO TACC No. Kode NI CFO TACC

1 ADRO 4.367.252.000 7.097.275.000 -2.730.023.000 1 ADRO 2.207.313.000 2.589.628.000 -382.315.000

2 ANTM 604.307.088 995.409.694 -391.102.606 2 ANTM 1.683.399.992 2.004.573.531 -321.173.539

3 ALII 1.660.649.000 1.984.894.000 -324.245.000 3 ALII 2.016.780.000 2.946.657.000 -929.877.000

4 ASII 10.040.000.000 11.335.000.000 -1.295.000.000 4 ASII 14.366.000.000 2.907.000.000 11.459.000.000

5 BRPT 560.961.000 1.048.230.000 -487.269.000 5 BRPT -558.630.000 773.066.000 -1.331.696.000

6 ELSA 773.066.000 288.389.000 484.677.000 6 ELSA 63.906.000 34.030.000 29.876.000

7 INDY 725.670.170 130.167.146 595.503.024 7 INDY 772.723.177 -533.540.825 1.306.264.002

8 INTP 2.746.654.071 3.184.421.623 -437.767.552 8 INTP 3.224.941.884 3.376.092.402 -151.150.518

9 INDF 2.075.861.000 2.314.507.000 -238.646.000 9 INDF 2.075.861.000 6.909.950.000 -4.834.089.000

10 ISAT 1.498.245.000 4.051.209.000 -2.552.964.000 10 ISAT 647.174.000 6.838.884.000 -6.191.710.000

11 JSMR 992.693.559 1.074.805.701 -82.112.142 11 JSMR 1.193.486.669 1.533.256.109 -339.769.440

12 KLBF 929.003.740 1.363.583.440 -434.579.700 12 KLBF 1.286.330.026 1.253.907.863 32.422.163

13 LPKR 388.053.495 115.733.565 272.319.930 13 LPKR 525.345.786 -689.995.773 1.215.341.559

14 PGAS 6.229.043.496 6.952.934.696 -723.891.200 14 PGAS 6.239.361.270 9.545.180.246 -3.305.818.976

15 LSIP 707.487.000 881.167.000 -173.680.000 15 LSIP 1.033.329.000 1.377.227.000 -343.898.000

16 SMGR 3.326.487.957 4.246.497.651 -920.009.694 16 SMGR 3.633.219.892 3.359.268.278 273.951.614

17 SMCB 895.751.000 1.542.865.000 -647.114.000 17 SMCB 828.422.000 1.061.726.000 -233.304.000

18 TLKM 11.332.140.000 29.715.574.000

-18.383.434.00

0 18 TLKM 11.536.999.000 27.758.763.000-

16.221.764.000

19 TINS 313.751.000 1.472.820.000 -1.159.069.000 19 TINS 947.936.000 783.764.000 164.172.000

20 UNVR 3.044.107.000 3.280.710.000 -236.603.000 20 UNVR 3.386.970.000 3.619.189.000 -232.219.000

21 UNTR 3.817.541.000 5.101.022.000 -1.283.481.000 21 UNTR 3.872.931.000 2.423.881.000 1.449.050.000

TABULASI DATA (TOTAL AKRUAL)

120

Page 139: skripsi lintang.docx

LAMPIRAN 12

TABULASI DATA (NON DISCRETIONARY ACCRUAL)

2009No. Kode TACC TACT REV REC AT NDACC

1 ADRO -2.730.023.00042.360.347.00

0 8.845.518.000-

15.210.043.000 7.415.677.000 8845518001

2ANTM -391.102.606

10.245.041.000 -880.610.883 -8.773.884.065 2.890.601.952 -880610881,9

3 ALII -324.245.000 6.519.791.000 -736.934.000 -8.011.126.000 2.444.959.000 -736933998,4

4 ASII -1.295.000.000 8.074.000.000 1.462.000.000-

89.485.000.000 20.761.000.000 1462000014

5 BRPT -487.269.00016.375.286.00

0-

3.929.958.000-

17.181.211.000 9.809.342.000 -39299579986 ELSA 484.677.000 4.207.629.000 1.118.418.000 -3.280.880.000 1.332.583.000 1118418001

7 INDY 595.503.02411.683.614.75

2 1.208.721.360 -1.276.105.999 1.189.110.159 1208721360

8 INTP -437.767.55213.276.270.23

2 795.958.018 -8.435.169.080 7.773.278.914 795958019,2

9 INDF -238.646.000 395.913.090-

1.658.449.000 -3.684.311.300 10.796.021.000 -1658448963

10 ISAT -2.552.964.00051.693.323.00

0 1.137.382.000 -1.144.413.300 44.428.807.000 1137382001

11 JSMR -82.112.14216.174.263.94

7 338.367.991 -3.288.960.668 11.506.755.706 338367991,912 KLBF -434.579.700 6.482.446.670 1.209.981.284 -6.673.425.556 1.398.127.877 1209981285

13 LPKR 272.319.93011.787.777.00

0 1.179.429.234 -2.015.171.090 1.245.661.350 1179429234

14 PGAS -723.891.20025.550.580.00

0 5.230.430.335 -1.114.346.009 17.329.189.330 523043033615 LSIP -173.680.000 4.391.528.000 -646.467.000 -3.129.674.000 1.603.497.000 -646466998,9

16 SMGR -920.009.69410.602.964.00

0 2.178.003.749 -1.078.454.261 4.014.143.323 217800374917 SMCB -647.114.000 7.265.366.000 602.827.000 -4.771.376.000 5.460.935.000 602827001,4

18 TLKM-

18.383.434.00091.256.250.00

0 3.511.089.000 54.726.313.200 76.419.897.000 351108900019 TINS -1.159.069.000 578.500.300 -134.322.600 1.339.391.800 1.269.801.000 -134322600,120 UNVR -236.603.000 7.484.990.000 2.669.061.000 -1.431.989.000 3.035.915.000 2669061001

21 UNTR -1.283.481.00024.404.828.00

0 1.338.687.000-

23.483.548.000 11.835.726.000 1338687001

121

Page 140: skripsi lintang.docx

TABULASI DATA

(NON DISCRETIONARY ACCRUAL)

2010No. Kode TACC TACT REV REC AT NDACC

1 ADRO -382.315.00040.600.921.00

0 -2.248.687.000 -2.446.165.100 8.810.252.000 -22486870002 ANTM -321.173.539 9.939.996.438 32.929.964 -7.131.486.396 2.952.396.841 32929965,013 ALII -929.877.000 7.571.399.000 1.419.438.000 -7.373.615.000 2.686.910.000 1419438001

4 ASII 11.459.000.00088.938.000.00

0 3.146.500.000 -89.135.000.00024.363.000.00

0 3146500001

5 BRPT -1.331.696.00016.015.188.00

0 -2.571.910.000 -13.372.873.000 9.175.086.000 -25719099996 ELSA 29.876.000 3.678.566.000 548.555.000 -2.894.201.000 1.304.586.000 548555001,1

7 INDY 1.306.264.00211.458.782.98

7 1.296.887.345 -1.880.149.173 1.895.719.411 1296887345

8 INTP -151.150.51815.346.145.67

7 5.613.489.209 -9.221.228.633 7.702.769.475 5613489210

9 INDF -4.834.089.00040.382.953.00

0 1.006.041.000 -3.499.683.60011.737.142.00

0 1006041000

10 ISAT -6.191.710.00055.041.487.00

0 972.329.000 -1.040.318.60043.571.010.00

0 972329000,8

11 JSMR -339.769.44018.952.129.33

4 686.583.981 -3.668.370.516 1.369.510.797 686583981,312 KLBF 32.422.162 7.032.496.663 1.139.441.536 -7.804.636.999 1.605.266.031 1139441537

13 LPKR 1.215.341.55912.127.644.01

0 560.211.594 -2.463.624.958 1.206.374.544 560211594,3

14 PGAS -3.305.818.97612.951.308.16

1 -4.366.109.300 -1.267.126.761 7.622.560.326 -436610929915 LSIP -343.898.000 4.845.380.000 392.971.000 -3.173.735.000 1.728.694.000 392971001

16 SMGR 273.951.61412.951.308.16

1 -4.366.109.300 -1.267.126.761 7.622.560.326 -4366109299

17 SMCB -233.304.00010.437.249.00

0 16.708.000 -5.352.350.000 7.893.251.000 16708001,27

122

Page 141: skripsi lintang.docx

18 TLKM -16.221.764.00097.814.160.00

0 951.663.000 71.497.748.50075.832.408.00

0 95166300019 TINS 164.172.000 4.855.712.000 629.398.000 92.437.414.400 1.361.918.000 629397981,220 UNVR -232.219.000 8.701.262.000 1.443.367.000 -16.679.334.000 4.148.778.000 1443367002

21 UNTR 1.449.050.00029.700.914.00

0 8.081.989.000 -24.027.002.00013.261.374.00

0 8081989001

LAMPIRAN 13

TABULASI DATA (DISCRETIONARY ACCRUAL)

2009No. Kode TACC TACT NDACC DACC1 ADRO -2.730.023.000 42.360.347.000 8845518001 -88455180012 ANTM -391.102.606 10.245.041.000 -880610881,9 880610881,93 ALII -324.245.000 6.519.791.000 -736933998,4 736933998,44 ASII -1.295.000.000 80.740.000.000 1462000001 -14620000015 BRPT -487.269.000 16.375.286.000 -3929957998 39299579986 ELSA 484.677.000 4.207.629.000 1118418001 -11184180017 INDY 595.503.024 11.683.614.752 1208721360 -12087213608 INTP -437.767.552 13.276.270.232 795958019,2 -7959580199 INDF -238.646.000 39.591.309.000 -1658449000 165844900010 ISAT -2.552.964.000 51.693.323.000 1137382001 -113738200111 JSMR -82.112.142 16.174.263.947 338367991,9 -33836799212 KLBF -434.579.700 6.482.446.670 1209981285 -120998128513 LPKR 272.319.930.372 11.787.777.000 1179429234 -117942921114 PGAS -723.891.200 25.550.580.000 5230430336 -523043033615 LSIP -173.680.000 4.391.528.000 -646466998,9 646466998,916 SMGR -920.009.694 10.602.964.000 2178003749 -217800374917 SMCB -647.114.000 7.265.366.000 602827001,4 -60282700118 TLKM -18.412.778.000 91.256.250.000 3511089000 -3511089000

123

Page 142: skripsi lintang.docx

19 TINS -1.159.069.000 5.785.003.000 -1343226000 134322600020 UNVR -236.603.000 7.484.990.000 2669061001 -266906100121 UNTR -1.283.481.000 24.404.828.000 1338687001 -1338687001

TABULASI DATA

(DISCRETIONARY ACCRUAL)

2010No. Kode TACC TACT NDACC DACC

1ADRO -382.315.000

40.600.921.000 -2248687000 2248687000

2ANTM -391.102.606 9.939.996.438 32929965,01 -32929965,05

3 ALII -324.245.000 7.571.399.000 1419438001 -1419438001

4 ASII -1.295.000.00088.938.000.00

0 3146550001 -3146550001

5 BRPT -1.331.696.00016.015.188.00

0 -2571909999 2571909999

6 ELSA 29.876.000 3.678.566.000 548555001,1 -548555001,1

7 INDY 1.306.264.00211.458.782.98

7 1296887345 -1296887345

8 INTP -151.150.51815.346.145.67

7 5613489210 -5613489210

9 INDF -238.646.00040.382.953.00

0 1006041000 -1006041000

10 ISAT -2.552.964.000 55.041.487.00 972329000,8 -972329000,8

124

Page 143: skripsi lintang.docx

0

11 JSMR -339.769.44018.952.129.33

4 686583981,3 -686583981,3

12 KLBF 32.422.162 7.032.496.663 1139441537 -1139441537

13 LPKR272.319.930.37

212.127.644.01

0 560211594,3 -560211571,8

14 PGAS -723.891.20028.670.439.79

2 1714437461 -1714437461

15 LSIP -173.680.000 4.845.380.000 392971001 -392971001

16SMGR -920.009.694

12.951.308.161 -4366109299 4366109299

17SMCB 273.951.614

12.951.308.161 16708001,27 -16708001,25

18TLKM

-16.221.764.000

97.814.160.000 951663000 -951663000,2

19 TINS -1.159.069.000 4.855.712.000 629397981,2 -629397981,4

20UNVR -232.219.000 8.701.262.000 1443367002 -1443367002

21 UNTR 1.449.050.00029.700.914.00

0 8081989001 -8081989001

LAMPIRAN 14

TABULASI DATA (TAXPLAN)

2009No. Kode PTI CTE TACT TAXPLAN1 ADRO 8.578.381.000 -4119101000 42.360.347.000 0,1539422632 ANTM 784.017.742 157.054.718 9.939.996.438 0,0062847363 ALII 2.500.426.000 -770.778.000 7.571.399.000 0,1942702114 ASII 16.402.000.000 3.958.000.000 88.938.000.000 0,0071348585 BRPT 1.146.416.000 -335.060.000 16.375.286.000 0,0400638186 ELSA 668.782.000 -203.514.000 4.207.629.000 0,0928724857 INDY 896.766.959 -158.255.808 11.683.614.752 0,035036294

125

Page 144: skripsi lintang.docx

8 INTP 3.796.326.872 1.026.999.653 13.276.270.232 0,0027094869 INDF 4.063.813.000 -1.207.032.000 40.382.953.000 0,05806657210 ISAT 2.231.993.000 -677.265.000 55.041.487.000 0,02365893611 JSMR 1.093.893.631 190.616.135 16.174.263.947 0,00715173712 KLBF 1.471.072.194 -416.782.713 6.482.446.670 0,12783490113 LPKR 526.658.019.870 -90.172.627.542 12.127.644.010 19,5946445114 PGAS 8.247.172.354 -1.814.303.974 28.670.439.792 0,1438245215 LSIP 1.008.139.000 -300.652.000 4.845.380.000 0,12030654416 SMGR 4.655.188.285 1.302.433.159 12.951.308.161 7,87226E-0517 SMCB 1.296.978.000 -296.416.000 10.602.964.000 0,06220617618 TLKM 22.447.021.000 -6.404.123.000 97.814.160.000 0,129728547

19 TINS 549.163.000.000235.391.000.00

0 4.855.712.000 -16,8101732620 UNVR 4.248.590.000 -1.205.236.000 7.484.990.000 0,31995249221 UNTR 544.238.000 -1.594.543.000 24.404.828.000 0,071581313

TABULASI DATA (TAXPLAN)

2010No. Kode PTI CTE TACT TAXPLAN1 ADRO 5.049.918.000 -2.668.668.000 40.600.921.000 0,0968240972 ANTM 2.272.623.684 656.708.882 12.310.731.099 -0,0071931523 ALII 2.964.040.000 -860.388.000 8.791.799.000 0,1821467944 ASII 21.031.000.000 4.027.000.000 112.857.000.000 0,0109053945 BRPT 131.950.000 -870.801.000 16.015.188.000 0,0564332126 ELSA 94.176.000 -35.644.000 3.678.566.000 0,0160899657 INDY 908.459.052 130.148.864 11.458.782.987 0,0084621468 INTP 4.248.475.826 1.029.914.055 15.346.145.677 0,0020985669 INDF 5.432.375.000 -1.497.567.000 47.275.955.000 0,060404084

126

Page 145: skripsi lintang.docx

10 ISAT 1.081.817.000 -357.798.000 52.818.187.000 0,0118946211 JSMR 1.476.349.354 -298.101.591 18.952.129.334 0,03520390312 KLBF 1.770.434.609 -429.040.641 7.032.496.663 0,12394592313 LPKR 719.253.651.770 -124.732.732.990 16.155.384.919 18,8510609614 PGAS 8.063.173.537 -1.599.773.802 32.087.430.994 0,11267861215 LSIP 1.381.782.000 -348.453.000 5.561.433.000 0,12476973116 SMGR 4.772.623.381 1.063.509.283 15.562.998.946 0,00833043617 SMCB 1.147.957.000 303.129.000 12.951.308.161 -0,00124618718 TLKM 21.416.351.000 -5.546.039.000 99.758.447.000 0,10926520119 TINS 1.127.327.000 179.369.000.000 5.881.108.000 -30,4512633120 UNVR 4.538.643.000 -1.153.995.000 8.701.262.000 0,26302572521 UNTR 5.061.260.000 -1.186.745.000 29.700.914.000 0,082558402

LAMPIRAN 15

TABULASI DATA (EPRESS)

2009No.

Kode laba th berjalan laba th lalu TA (awal thn)EPRESS

1 ADRO 4.459.280.000 949.987.000 33.720.170.000 0,1040712 ANTM 595.230.900 1.369.041.851 10.245.040.780 -0,075533 ALII 1.729.648.000 2.715.518.000 6.519.791.000 -0,151214 ASII 12.444.000.000 11.298.000.000 80.740.000.000 0,0141945 BRPT 797.924.000 -3.875.735.000 17.243.721.000 0,2710356 ELSA 469.493.000 140.027.000 3.317.816.000 0,0993027 INDY 738.511.151 1.084.764.077 8.710.186.004 -0,039758 INTP 2.748.585.917 1.745.582.169 11.286.706.863 0,088866

127

Page 146: skripsi lintang.docx

9 INDF 2.856.781.000 1.798.270.000 39.591.309.000 0,02673610 ISAT 1.554.728.000 1.905.285.000 51.693.323.000 -0,0067811 JSMR 882.211.713 721.900.286 14.642.760.013 0,01094812 KLBF 1.049.667.116 825.504.633 8.703.832.411 0,02575413 LPKR 436.485.392 396.857.987 11.787.777.210 0,00336214 PGAS 6.432.868.380 805.223.393 25.550.580.442 0,22025515 LSIP 707.487.000 927.555.000 4.921.310.000 -0,0447216 SMGR 3.352.755.126 2.543.959.976 10.602.963.724 0,0762817 SMCB 912.305.000 281.296.000 8.208.985.000 0,07686818 TLKM 16.042.898.000 14.673.113.000 91.256.250.000 0,0150119 TINS 313.772.000 1.342.351.000 5.785.003.000 -0,177820 UNVR 3.043.354.000 2.411.762.000 6.504.736.000 0,09709721 UNTR 3.849.695.000 2.685.435.000 22.847.721.000 0,050957

TABULASI DATA (EPRESS)

2010No.

Kode laba th berjalan laba th lalu TA (awal thn)EPRESS

1 ADRO 2.381.250.000 4.459.280.000 42.360.347.000 -0,04906

2 ANTM 1.674.924.411 595.230.900 9.939.996.438 0,108621

3 ALII 2.103.652.000 1.729.648.000 7.571.399.000 0,049397

4 ASII17.004.000.00

0 12.444.000.000 88.938.000.000 0,051272

5 BRPT -738.851.000 811.620.000 16.570.259.000 -0,09357

6 ELSA 64.004.000 469.493.000 4.207.629.000 -0,09637

128

Page 147: skripsi lintang.docx

7 INDY 778.310.188 738.511.151 11.683.614.752 0,003406

8 INTP 3.224.681.003 2.746.654.071 13.276.515.634 0,036005

9 INDF 3.934.808.000 2.856.781.000 40.382.953.000 0,026695

10 ISAT 724.019.000 1.554.728.000 55.041.487.000 -0,01509

11 JSMR 1.184.495.808 882.211.713 16.174.263.947 0,018689

12 KLBF 1.343.978.968 1.049.667.116 6.482.446.670 0,045401

13 LPKR 594.520.918 436.485.392 12.127.644.010 0,013031

14 PGAS 6.463.399.734 6.432.868.380 28.670.439.792 0,001065

15 LSIP 1.033.329.000 707.487.000 4.845.380.000 0,067248

16 SMGR 3.659.114.098 3.352.755.126 12.351.308.161 0,024804

17 SMCB 830.382.000 912.305.000 7.265.366.000 -0,01128

18 TLKM15.870.312.00

0 16.042.898.000 97.814.160.000 -0,00176

19 TINS 947.958.000 313.772.000 4.855.712.000 0,130606

20 UNVR 3.384.648.000 3.043.354.000 7.484.990.000 0,045597

21 UNTR 3.874.515.000 3.849.695.000 24.404.828.000 0,001017

LAMPIRAN 16

TABULASI DATA (DEBT)

2009 2010No. Kode TL TA DAR No. Kode TL TA DAR

1 ADRO 24.848.413.000 42.360.347.000 0,586596 1 ADRO 21.970.369.000 40.600.921.000 0,54113

2 ANTM 1.748.127.419 9.939.996.438 0,175868 2ANTM 2.700.896.801 12.310.731.099 0,219394

3 ALII 1.144.783.000 7.571.399.000 0,151198 3 ALII 1.334.542.000 8.791.799.000 0,151794

129

Page 148: skripsi lintang.docx

4 ASII 40.006.000.000 88.938.000.000 0,449819 4 ASII 54.168.000.000 112.857.000.000 0,47997

5 BRPT 7.573.990.000 16.375.286.000 0,462526 5 BRPT 8.145.729.000 16.015.188.000 0,508625

6 ELSA 2.286.168.000 4.207.629.000 0,543339 6 ELSA 1.728.408.000 3.678.566.000 0,469859

7 INDY 6.338.950.794 11.683.614.752 0,54255 7 INDY 6.002.888.394 11.458.782.987 0,523868

8 INTP 2.572.076.052 13.276.270.232 0,193735 8 INTP 2.245.547.627 15.346.145.677 0,146326

9 INDF 24.886.781.000 40.382.953.000 0,616269 9 INDF 22.423.117.000 47.275.955.000 0,474303

10 ISAT 36.753.204.000 55.041.487.000 0,667736 10 ISAT 34.581.701.000 52.818.187.000 0,654731

11 JSMR 8.428.822.898 16.174.263.947 0,521126 11 JSMR 10.592.662.910 18.952.129.334 0,558917

12 KLBF 1.691.512.395 6.482.446.670 0,260937 12 KLBF 1.260.361.432 7.032.496.663 0,17922

13 LPKR 6.838.712.415 12.127.644.010 0,563895 13 LPKR 7.975.967.958 16.155.384.919 0,493703

14 PGAS 15.892.626.383 28.670.439.792 0,554321 14 PGAS 16.986.447.547 32.087.430.994 0,52938

15 LSIP 1.007.328.000 4.845.380.000 0,207895 15 LSIP 1.031.915.000 5.561.433.000 0,185548

16 SMGR 2.633.214.059 12.951.308.161 0,203316 16 SMGR 3.423.243.056 15.562.998.946 0,21996

17 SMCB 3.949.183.000 10.602.964.000 0,37246 17 SMCB 3.611.246.000 12.951.308.161 0,278833

18 TLKM 47.636.512.000 97.814.160.000 0,48701 18 TLKM 43.343.664.000 99.758.447.000 0,434486

19 TINS 1.425.361.000 4.855.712.000 0,293543 19 TINS 1.678.033.000 5.881.108.000 0,285326

20 UNVR 3.776.415.000 7.484.990.000 0,504532 20 UNVR 4.652.409.000 8.701.262.000 0,534682

21 UNTR 10.453.748.000 24.404.828.000 0,428348 21 UNTR 13.535.508.000 29.700.914.000 0,455727

LAMPIRAN 17

TABULASI DATA (EBATH)

2009 2010No. Kode EAT

JML EKUITAS ROE

No. Kode EAT

JML EKUITAS ROE

1 ADRO 4.459.280.000 17.444.891.000 25,5621 1 ADRO 2.381.250.000 18.576.441.000 12,81866

2 ANTM 595.230.900 8.148.939.490 7,304397 2 ANTM 1.674.924.411 12.310.732.099 13,6054

130

Page 149: skripsi lintang.docx

3 ALII 1.729.648.000 6.226.365.000 27,77942 3 ALII 2.103.652.000 7.211.687.000 29,17004

4 ASII 12.444.000.000 39.894.000.000 31,19266 4 ASII 17.004.000.000 49.310.000.000 34,48388

5 BRPT 797.924.000 6.454.343.000 12,36259 5 BRPT -738.851.000 5.859.051.000 -12,6104

6 ELSA 469.493.000 1.909.678.000 24,58493 6 ELSA 64.004.000 1.937.289.000 3,303792

7 INDY 738.511.151 5.331.922.407 13,85075 7 INDY 778.310.188 5.438.332.251 14,31156

8 INTP 2.748.585.917 10.680.725.404 25,73408 8 INTP 3.224.681.003 13.077.390.156 24,65844

9 INDF 2.856.781.000 10.115.495.000 28,24163 9 INDF 3.934.808.000 16.784.671.000 23,44287

10 ISAT 1.554.728.000 17.957.690.000 8,657728 10 ISAT 724.019.000 17.850.646.000 4,055982

11 JSMR 882.211.713 7.183.378.636 12,28129 11 JSMR 1.184.495.808 7.740.013.867 15,30354

12 KLBF 1.049.667.116 4.310.437.877 24,35175 12 KLBF 1.343.978.968 5.373.784.301 25,00992

13 LPKR 436.485.392 4.887.241.499 8,93112 13 LPKR 594.520.918 7.709.908.346 7,711128

14 PGAS 6.432.868.380 11.732.080.390 54,83144 14 PGAS 6.463.399.734 13.868.573.016 46,60465

15 LSIP 707.487.000 3.813.465.000 18,55234 15 LSIP 1.033.329.000 4.554.105.000 22,69006

16 SMGR 3.352.755.126 10.197.679.028 32,87763 16 SMGR 3.659.114.098 12.006.438.613 30,47627

17 SMCB 912.305.000 10.602.964.000 8,604245 17 SMCB 830.382.000 12.951.308.161 6,411569

18 TLKM 16.042.898.000 38.652.260.000 41,50572 18 TLKM 15.870.312.000 44.418.742.000 35,72886

19 TINS 313.772.000 3.430.064.000 9,147701 19 TINS 947.958.000 4.202.766.000 22,55557

20 UNVR 3.043.354.000 3.702.819.000 82,19019 20 UNVR 3.384.648.000 4.045.419.000 83,66619

21 UNTR 3.849.695.000 24.404.828.000 15,77432 21 UNTR 3.874.515.000 16.136.383.000 24,01105

LAMPIRAN 18

TABULASI DATA (SIZE)

2009 2010

No. Kode TA SIZE No. Kode TA SIZE

1 ADRO 42.360.347.000 24,46948 1 ADRO 40.600.921.000 24,42706

2 ANT 9.939.996.438 23,01983 2 ANTM 12.310.731.099 23,23374

131

Page 150: skripsi lintang.docx

M

3 ALII 7.571.399.000 22,74764 3 ALII 8.791.799.000 22,89709

4 ASII 88.938.000.000 25,21121 4 ASII112.857.000.00

0 25,44939

5 BRPT 16.375.286.000 23,51904 5 BRPT 16.015.188.000 23,4968

6 ELSA 4.207.629.000 22,16017 6 ELSA 3.678.566.000 22,02579

7 INDY 11.683.614.752 23,18145 7 INDY 11.458.782.987 23,16202

8 INTP 13.276.270.232 23,30924 8 INTP 15.346.145.677 23,45413

9 INDF 40.382.953.000 24,42167 9 INDF 47.275.955.000 24,57927

10 ISAT 55.041.487.000 24,73135 10 ISAT 52.818.187.000 24,69012

11 JSMR 16.174.263.947 23,50669 11 JSMR 18.952.129.334 23,66518

12 KLBF 6.482.446.670 22,59236 12 KLBF 7.032.496.663 22,67381

13 LPKR 12.127.644.010 23,21875 13 LPKR 16.155.384.919 23,50552

14 PGAS 28.670.439.792 24,07913 14 PGAS 32.087.430.994 24,19173

15 LSIP 4.845.380.000 22,30129 15 LSIP 5.561.433.000 22,43912

16 SMGR 12.951.308.161 23,28446 16 SMGR 15.562.998.946 23,46816

17 SMCB 10.602.964.000 23,0844 17 SMCB 12.951.308.161 23,28446

18 TLKM 97.814.160.000 25,30634 18 TLKM 99.758.447.000 25,32602

19 TINS 4.855.712.000 22,30342 19 TINS 5.881.108.000 22,49501

20 UNVR 7.484.990.000 22,73617 20 UNVR 8.701.262.000 22,88673

21 UNTR 24.404.828.000 23,91805 21 UNTR 29.700.914.000 24,11444

LAMPIRAN 19

TABULASI DATA (STOCK)

2009 2010No.

Kode SAHAM YG

STOCK No.

Kode SAHAM YG BEREDAR

STOCK

132

Page 151: skripsi lintang.docx

BEREDAR1 ADRO 19,50% 0 1 ADRO 40,13% 12 ANTM 35% 0 2 ANTM 35% 03 ALII 20,32% 0 3 ALII 20,32% 04 ASII 49,89% 1 4 ASII 49,85% 15 BRPT 27,38% 0 5 BRPT 27,33% 06 ELSA 20,66% 0 6 ELSA 20,62% 07 INDY 19,36% 0 7 INDY 18,96% 08 INTP 4,79% 0 8 INTP 35,97% 09 INDF 49,95% 1 9 INDF 49,95% 110 ISAT 20,71% 0 10 ISAT 15,61% 011 JSMR 27,93% 0 11 JSMR 26,47% 012 KLBF 46,44% 1 12 KLBF 43,34% 113 LPKR 58,74% 1 13 LPKR 70,83% 114 PGAS 44,78% 1 14 PGAS 43,03% 115 LSIP 35,57% 0 15 LSIP 35,58% 016 SMGR 23,21% 0 16 SMGR 48,99% 117 SMCB 22,67% 1 17 SMCB 22,67% 018 TLKM 42,13% 0 18 TLKM 37,16% 019 TINS 35,00% 0 19 TINS 35% 020 UNVR 15% 1 20 UNVR 15% 021 UNTR 40,50% 0 21 UNTR 40,50% 1

133