SKRIPSI - uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2658/1/EES150583_AMBAR KURNIA... · 2020. 4....
Transcript of SKRIPSI - uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2658/1/EES150583_AMBAR KURNIA... · 2020. 4....
PROBLEM ZAKAT PRODUKTIF DI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL
(BAZNAS) KOTA SUNGAI PENUH
SKRIPSI
AMBAR KURNIA FUTRI
NIM : EES 150583
PEMBIMBING :
Dr. Novi Mubyarto,SE,.ME
Ahsan Putra Hafiz,M.EI
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMIDAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI
SULTAN THAHASAIFUDDIN
JAMBI
2019
ii
iii
iv
v
MOTTO
⬧
→◆◆→⬧
Artinya: karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya aku ingat (pula) kepadamu
,dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari
(nikmat)-Ku. (Q:S Al- Baqarah- 152)1
1Q:S Al- Baqarah (38) 152
vi
PERSEMBAHAN
Dengan penuh rasa syukur kepada allah SWT, dan Nabi Muhammad SAW,
skripsi saya dipersembahkan dan diperuntukan khusus untuk orang-orang yang dikasihi
dan disayangi yaitu:
1. Ayahanda Edi Rauf dan Ibunda Waginah tercinta yang telah membimbing
dari waktu kecil hingga sekarang dengan penuh kasih sayang.
2. Adik laki-lakiku Muhammad Syaifullah Al Ma,arif dan Abdullah Faqih
sebagai motivasi, terima kasih atas semangat dan dukunganya sehingga
penulis tetap teguh dalam berjuang.
3. Keluarga besarku yang senantiasa memberikan restu, doa , motivasi dan
dorongan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik.
4. Sahabat seperjuangan khususnya jurusan Ekonomi Syariah Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam di UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi yang
selalu memberikan semangat dan informasi dalam menyelesaikan
penulisan skripsi ini.
vii
ABSTRAK
Skripsi iniberjudul:Problem Zakat Produktif Di Badan Amil Zakat Nasional
(BAZNAS) Kota Sungai Penuh. penelitan ini bertujuan untuk (1) Untuk
mengetahui teknik peminjaman, pengelolaan dan pengembalian zakat Di
BAZNAS Kota Sungai Penuh (2)Untuk mengetahui kendala yang dihadapi oleh
pengelola BAZNAS terhadap pengguna dana (3) Untuk mengetahui dalam
pengembalian dana pinjaman zakat produktif mengalami macet.Metode penilitian
ini adalah deskriptif kualitatif. Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian
ini yaitu menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi, sedangkan
untuk analisis data peneliti menggunakan analisis domain, analisis taksonomi,dan
analisis komponensial.Dari penelitan yang dilakukan, maka penulis dapat
menyimpulkan bahwa pemberian modal zakat produktif yang dilakukan
BAZNAS Kota Sungai Penuh adalah salah satu Program yang efektif bagi
masyarakat yang kurang mampu untuk dapat meningkatkan pendapatan Ekonomi
Rumah Tangga yaitu dengan membuka atau mengembangkan usaha yang berbasis
mikro dan peningkatan pendapatan tersebut dipicu oleh beberapa faktor yang
diantaranya adalah adanya ekspansi usaha, Perputaran modal yang efisien dan
lokasi yang strategis.
Kata Kunci: problem, zakat produktif,peminjaman, pendapatan
viii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang mana dalam
penyelesaian skripsi ini penulis selalu diberikan kesehatan dan kekuatan, sehingga
dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik serta tidak lupa pula iringan shalawat
serta salam penulis sampaikan kepada junjungan Nabi Muhammad saw.
Kemudian dalam penyelesaian skripsi ini, penulis akui, tidak sedikit hambatan
dan rintangan yang penulis temui baik dalam mengumpulkan data maupun dalam
penyusunannya. Dan berkat adanya bantuan dari berbagai pihak, Terima
kasih kepada semua pihak yang turut membantu menyelesaikan skripsi ini,
terutama sekali kepada yang Terhormat:
1. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, MA selaku Rektor UIN STS Jambi.
2. Bapak Dr. Subhan, M.Ag, selaku Dekan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam di UIN STS Jambi.
3. Ibu Rafidah, SE., M.EI, Bapak Dr. Novi Mubyarto, SE.ME., dan Ibu Dr.
Halimah Djafar, M.Fil.I, selaku Wakil Dekan I, II dan III di lingkungan di
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam di UIN STS Jambi.
4. Bapak Dr. Sucipto, S.Ag, M.A, dan Ibu G.W.I Awal Habibah, SE, M.E.Sy,
selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Ekonomi Syariah di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam di UIN STS Jambi.
5. Bapak Dr. Novi Mubyarto,SE,.ME dan Bapak Ahsan Putra Hafiz, M.EIselaku
pembimbing I dan Pembimbing 2 yang telah banyak meluangkan waktu
ix
dalam memberikan bimbingan dan arahan hingga skripsi ini bisa diselesaikan
dengan baik.
6. Dosen-dosen serta karyawan-karyawati Program Studi Ekonomi Syariah di
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN STS Jambi.
7. Sahabat perjuangan Program Studi Ekonomi Syariah lokal E angkatan 2015
Amrina Rosyada, Indah Sundari, Hassanatunajjah, sahabat terbaikku di masa
Sekolah MTS Robiyah, dan sahabat terbaikku di masa Sekolah SMK Novri
Yanti, Ayu maryani, Hikmah, dan Nur sakinah. yang telah memberi semangat
kepada saya agar dapat menyelesaikan Skripsi ini.
8. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini, baik langsung
maupun tidak langsung.
Disamping itu, disadari juga bahwa skripsi ini tidak luput dari kekhilafan
dan kekeliruan oleh karenanya diharapkan kepada semua pihak untuk dapat
memberikan kontribusi pemikiran demi perbaikan skripsi ini. Kepada Allah SWT
kita memohon ampunan-Nya, dan kepada manusia kita memohon kemaafannya.
Semoga amal kebajikan kita dinilai seimbang oleh Allah SWT.
Jambi, April 2019
Penulis
Ambar Kurnia Futri
NIM: EES 150583
x
xi
DAFTAR ISI
PERNYATAAN KEASLIAN........................................................................... ii
NOTA DINAS...................................................................................................
Error! Bookmark not defined.
PENGESAHAN PANITIA UJIAN................................................................ iv
MOTTO............................................................................................................. v
PERSEMBAHAN............................................................................................ vi
ABSTRAK....................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR.................................................................................... viii
DAFTAR ISI...................................................................................................
xi
DAFTAR SINGKATAN............................................................................... xi
DAFTAR TABEL......................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 7
C. Tujuan penelitian.................................................................................. 8
D. Batasan masalah .................................................................................. 8
E. Manfaat penelitian ............................................................................... 8
F. Kerangka Teori .................................................................................... 9
G. Tinjauan Pustaka ................................................................................ 19
BAB II METODE PENELITIAN
A. Pendekatan penelitian ........................................................................ 29
B. Lokasi Penelitian ................................................................................ 29
C. Subjek dan objek penelitian ............................................................... 29
D. Jenis dan sumber data ........................................................................ 30
E. Populasi dan Sampel .......................................................................... 30
F. Teknik pengumpulan data .................................................................. 31
xii
G. Teknik analisis data ........................................................................... 32
H. Sistematika penulisan ........................................................................ 34
BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Sejarah berdirinya Baznas kota sungai penuh .................................... 37
B. Struktur organisasi ............................................................................. 39
C. Pembentukan Dasar............................................................................ 39
D. Landasan hukum Baznas Kota Sungai penuh .................................... 40
E. Visi dan Misi Badan Amil Zakat Nasional Kota Sungai Penuh ........ 41
F. Tugas dan fungsi bidang pengumpulan ............................................... 41
G. Tugas dan fungsi bidang pendistribusian dan pendayagunaan ........... 42
H. Tugas dan fungsi bidang perencanaan, keuangan, dan pelaporan ...... 42
I.Tugas dan fungsi bidang adm, sumber daya manusia, dan umum......... 42
J.Program pendistribusian ZIS BAZNAS Kota Sungai Penuh ................ 44
BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Teknik peminjaman, pengelolaan dan pengembalian Zakat Di Baznas
Kota Sungai Penuh .......................................................................... 54
B. Kendala yang dihadapi oleh pengelola Baznas terhadap pengguna
dana.................................................................................................. 57
C. Pendanaan Zakat Produktif yang dalam pengembaliannya mengalami
kredit macet....................................................................................... 57
BAB VPENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................... 68
B. Saran.................................................................................................... 69
C. Penutup ............................................................................................... 70
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PERTANYAAN
LAMPIRAN-LAMPIRAN
CURRICULUM VITAE
xiii
DAFTAR SINGKATAN
Baznas : Badan Amil Zakat Nasional
ZIS : Zakat Infaq Sadaqah
UPZ : Unit Pengumpulan Zakat
LAZ :Lembaga Amil Zakat
ISO : Merupakan Standar Internasional Di Bidang Sistem Manajemen Mutu
PP :Peraturan Pemerintah
SDM :Sumber Daya Manusia
MTQ :Musabaqah Tilawatil Qur’an
SOP :Standard Operating Prosedure
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1: Data rekapitulasi realisasi penerimaan ZIS Per/31 Desember tahun
2015-2017.............................................................................................. 4
Tabel 1.2 :Data bantuan modal usaha Di Baznas Kota Sungai Penuh Tahun
2015-2017............................................................................................................ 5
Tabel 1.3 : Data pinjaman zakat produktif yang macet Di Baznas Kota
Sungai Penuh Tahun 2015-2017............................... .............................. 6
Tabel 1.4 :Tinjauan pusataka................................................. ............................ 20
Tabel 1.5 :Daftar Distribusi Zakat, Infaq Dan Pengelolaan....... ........................ 43
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
Peran zakat dalam mengentaskan kemiskinan tidak bisa dimungkiri, baik
dalam kehidupan muslim maupun dalam kehidupan lainnya. khalayak umum
hanya mengetahui bahwa tujuan zakat adalah mengentaskan kemiskinan dan
membantu fakir miskin.2zakat merupakan salah satu rukun Islam yang ketiga,
zakat merupakan suatu ibadah yang paling penting kerap kali dalam Al-Qur’an,
Allah menerangkan zakat beriringan dengan menerangkan sembahyang. Pada
delapan puluh dua tempat Allah menyebut zakat beriringan dengan urusan shalat
ini menunjukan bahwa zakat dan Shalat mempunyai hubungan yang rapat sekali
dalam hal keutamaannya Shalat dipandang seutama-utama Ibadah Badaniyah
zakat dipandang seutama-utama Ibadah Maliyah. zakat juga salah satu unsur
pokok bagi tegaknya Syariat Islam. Oleh sebab itu hukum zakat adalah wajib
(fardhu) atas setiap muslim yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu. zakat
termasuk dalam kategori ibadah (seperti shalat, haji, dan puasa) yang telah diatur
secara rinci dan paten berdasarkan Al-Qur'an dan As-Sunnah, sekaligus
merupakan amal sosial kemasyarakatan dan kemanusiaan yang dapat berkembang
sesuai dengan perkembangan umat manusia.
Berikut adalah ayat Al-Qur’an yang menunjukan kewajiban berzakat
adalah sebagi berikut.
2Jurnal, Agustina Mutia dan Anzu Elvia Zahara, Analsis faktor-faktor Yang
Mempengaruhi Kesejahteraan Mustahiq Melalui Pemberdayaan Zakat (Studi Kasus Penyaluran
Zakat Produktif / Modal Usaha Pada BAZDA Kota Jambi). Hlm 6
2
➔⚫◆❑⬧➔
⬧➔⧫➔◆
◆◼⧫⬧❑◼
⬧⚫◆☺
⧫
Artinya :“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan Zakat itu kamu
membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka.
Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah
Maha mendengar lagi Maha mengetahui” (Q.S .At-taubah :103)3
Berikut adalah Dari ayatdiatas dijelaskan bahwa zakat itu benar-benar
perintah Allah SWT. oleh karena itu kita harus tunduk dan mengikuti perintah
Allah yang satu ini, apalagi zakat adalah termasuk rukun Islam yang ketiga.
Penyaluran danazakat selama ini pada umumnya dilakukan oleh lembaga
zakat khususnya diindonesia adalah dengan cara konsumtif. Padahal metode ini
kurang menyentuh pada persoalan yang dihadapi oleh para mustahiq.Karena
hanya membantu kesulitan mereka sesaat saja.Itu berarti bahwa harta zakat itu
hanya bermanfaat saja, namun tidak ada daya gunanya. Namun, ada sebuah
metode yang untuk memberdayagunakan harta zakat, yang bukan memberikan
harta zakat dengan cara konsumtif yang hanya membantu kesulitan para mustahiq
sesaat saja, namun metode pengelolaan zakat ini bisa berdaya guna secara
Produktif. Metode ini tidak hanya berguna saja, namun juga berdaya
guna.Sehubungan dengan hal itu, maka zakat dapat berfungsi sebagai salah satu
sumber dana sosial-ekonomi bagi umat Islam. Artinya pendayagunaan zakat yang
dikelola oleh Badan Amil Zakat tidak hanya terbatas pada kegiatan- kegiatan
3 Q.S .At-taubah (297)103
3
tertentu saja yang berdasarkan pada orientasi konvensional, tetapi dapat pula
dimanfaatkan untuk kegiatan-kegiatan ekonomi umat, seperti dalam program
pengentasan kemiskinan dan pengangguran dengan memberikan zakat produktif
kepada mereka yang memerlukan sebagai modal usaha.4
Praktek zakat produktif sebenarnya pernah dilakukan oleh Umar ibn
Khatthab.Sang revolusiner hukum islam itu kerapkali menyerahkan zakat pada
fakir dan miskin bukan hanya sebatas untuk membeli sesuap nasi, melainkan ia
memberikan sejumlah uang, unta dan semacamnya bagi mereka untuk
dipergunakan secara produktif sehingga bisa memenuhi kebutuhan diri beserta
keluarganya dalam waktu panjang.5Dengan mendayagunakan harta zakat secara
produktif, berarti zakat harta tidak hanya membantu mengurangi beban para
orang-orang miskin saja, namun juga membantu mengurangi angka pengangguran
yang ada di Indonesia. Dengan adanya modal dari zakat harta yang
didayagunakan tersebut, maka para penerima zakat bisa mengembangkannya
untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari-hari.Sedangkan pemberian harta
zakat dengan cara konsumtif, itu akan membuat orang-orang yang menerima
zakat menjadi malas dan selalu berharap kemurahan hati si kaya, membiasakan
mereka di bawah tangan, dan meminta serta menunggu belas kasih. Padahal Islam
mengajarkan kita supaya kita selalu bekerja keras dan tidak mudah putus
4Jurnal, Mila kartika, Pengaruh Pendayagunaan Zakat Produktif terhadap
Pemberdayaan Mustahiq pada LAZ Yayasan Solo Peduli Surakarta, “jurnal ekonomi islam
la_riba “Vol. II, No. 1, Juli 2008, hlm 76 5 Jurnal, Ainol Yaqin, Optimalisasi Zakat Produktif Dalam Pengentasan Problem
Kemiskinan (Jurusan Syari’ah Stain Pamekasan, Vol. 2 No. 2 Desember 2015 .Hlm,227
4
asa.Zakat yang diberikan kepada mustahiq akan berperan sebagai pendukung
peningkatan ekonomi mereka apabila dikonsumsikan pada kegiatan produktif.6
Agar zakat tersebut punya dampak dalam mengentaskan kemiskinan,
maka salah satu instrument yang dilakukan oleh BAZNAS Dikota Sungai Penuh
adalah dana zakat tersebut dikelola kedalam zakat produktif. ada 2 instrumen
pembiayaan yang disalurkan oleh zakat produkif yaitu Bantuan modal usaha dan
pinjaman modal usaha. dimana bantuan modal usaha ini adalah bantuan murni
tidak harus dikembalikan , dan pinjaman modal usaha harus dikembalikan dan
tidak dikenakan bunga. namun kenyataannya, DI BAZNAS Kota Sungai Penuh
dalam proses pinjaman modal usaha ini ada kendala, sebagian tidak mau
membayarkan kembali modal yang dipinjamnya.padahal dengan dana yang
dikembalikan tersebut akan dipinjamkan lagi kepada mustahik lainnya yang ingin
meminjam modal.7
Tabel 1.1
Data rekapitulasi realisasi penerimaan ZIS Di BAZNAS Kota Sungai Penuh
per/31 Desember tahun 2015-2017
Sumber data :dokumentasi data rekapitulasi penerimaan ZIS DiBAZNAS Kota Sungai Penuh 2018
6Ibid, Mila kartika. hlm 77 7Wawancara dengan Ibu Putri dan Ibu april selaku karyawan Baznas Pada tanggal 29
agustus 2018
NO Tahun Jumlah Penerimaan Zis
1 2015 Rp. 1.365.781.420
2 2016 Rp. 746.484.117
3 2017 Rp. 2.251.088.000
TOTAL Rp. 4.363.353.537
5
Menurut tabel diatas penerimaan dana ZIS mengalami fluktuasi. pada
periode tiga tahun yaitu 2015-2017 mengalami penurunan dari 1.365.781.420
turun hingga 746.484.117 namun ditahun 2017 mengalami meningkatan secara
signifikan hingga 2.251.088.000.Dana zakat produktif yang diberikan BAZNAS
Kota Sungai Penuh diharapkan agar mustahik dapat mengembangkan usahanya
agar kelak diharapkan para mustahik ini dapat menjadi muzakki. Berikut adalah
tabel bantuan zakat produktif :
Tabel 1.2
Data Bantuan Modal Usaha Di Baznas Kota Sungai Penuh Tahun 2015-2017
No Tahun Jumlah Bantuan
1 2015 Rp. 117.000.000
2 2016 Rp. 234.200.000
3 2017 Rp. 231.000.000
Jumlah Rp. 582.200.000
Sumber data :dokumentasi data bantuan modal usahaDiBAZNAS Kota Sungai Penuh 2018
Menurut tabel diatas Bantuan modal usaha mengalami fluktuasi. pada
periode tiga tahun yaitu 2015-2017 mengalami peningkatan dari Rp. 117.000.000
naik hingga Rp. 234.200.000 namun ditahun 2017 mengalami penurunan lagi
hingga Rp. 231.000.000. Berikut adalah tabel pinjaman zakat produktif yang
macet :
6
Tabel 1.3
Data pinjaman zakat produktif yang macet Di Baznas Kota Sungai Penuh
Tahun 2015-2017
No Tahun Jumlah pinjaman yang macet
1 2015 Rp. 35.500.000
2 2016 RP. 50.900.000
3 2017 Rp. 52.500.000
Jumlah RP. 138.900.000
Sumber data :dokumentasi data pinjaman zakat produktif yang macetDiBAZNAS Kota Sungai
Penuh 2018
Menurut tabel di atas pinjaman zakat produktifyang macet mengalami
peningkatan. pada periode tiga tahun yaitu 2015-2017 mengalami peningkatan
dari Rp. 35.500.000 naik hingga RP. 50.900.000 dan pada tahun 2017 mengalami
peningkatan hingga Rp. 52.500.000.
Menurut Mila Sartika,zakat merupakan salah satu instrument strategis
yang sangat berpengaruh dari tingkah laku Ekonomi Masyarakat serta
membangun pertumbuhan Ekonomi . tujuan zakat tidak sekedar menyantuni
orang miskin secara konsumtif, tetapi mempunyai tujuan yang lebih permanen
yaitu mengentaskan kemiskinan. hasil penelitiannya menunjukkan adanya
pengaruh yang signifikan antara jumlah dana yang disalurkan terhadap
pendapatan mustahiq. Ini berarti bahwa jumlah dana (zakat) yang disalurkan
benar – benar mempengaruhi pendapatan mustahiq, dengan kata lain semakin
7
tinggi dana yang disalurkan maka akan semakin tinggi pula pendapatan
mustahiq.8
Bila kita menelisikbab zakat dalam lembaran kitab-kitab fiqh klasik akan
menemukan keterangan yang mengandung pendistribusian zakat secara
produktif.Imam asy - Syairazî mengemukakan bahwa pemberian zakat kepada
fakir miskin sepatutnya terlebih dahulu memperhatikan apa yang mereka
butuhkan dan potensi yang dimilikinya. Tujuannya, supaya harta zakat yang
diserahkan pada mereka tidak segera habis, melainkan senantiasa berkembang
secara produktif dalam rentang waktu yang lama. Bila ia mampu dalam bekerja,
diberikan alat kerja, yang punya kemampuan untuk berwirausaha diulurkan
bantuan modal. Besar maupun kecilnya modal usaha disesuaikan dengan
kemampuan ia dalam mengelola usahanya.9
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis tertarik untuk
mangajukan penelitian dengan judul “PROBLEM ZAKAT PRODUKTIF
DIBAZNAS KOTA SUNGAI PENUH”
B. Rumusan Masalah
Berangkat dari latar belakang diatas, penulis tertarik meneliti dan
mengkaji lebih dalam lagi. mengingat luasnya permasalahan dalam zakat, penulis
membatasi permasalahan yang akan diteliti dengan perumusan masalahan sebagai
berikut:
8Ibid, Mila kartika. hlm 76 9Ibrahîm Ibn ‘Ali al-Fairuz Abadi al-Syairâzî, Fiqh al-Zakât Juz I (Beirut: Dâr al-Kutub
al-Ilmiyah, 1995),hlm. 314.
8
1. Bagaimana teknik peminjaman, pengelolaan dan pengembalian zakat diBaznas
Kota Sungai Penuh?
2. Apa kendala yang dihadapi oleh pengelola Baznas terhadap pengguna dana?
3. Mengapa dalam pengembalian dana pinjaman zakat produktif mengalami
macet?
C. Tujuan penelitian
1. Untuk mengetahui teknik peminjaman, pengelolaan dan pengembalian zakat
diBaznas Kota Sungai Penuh.
2. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi oleh pengelola Baznas terhadap
pengguna dana.
3. Untuk mengetahuidalam pengembalian dana pinjaman zakat produktif
mengalami macet.
D. Batasan masalah
Agar penelitian ini tidak menyimpang dari akar permasalahan dan
memperoleh hasil penelitian yang lebih mendalam , penelitian ini difokuskan
kepadapengelolaan zakat dan pendanaan yang dalam pengembaliannya
mengalami kredit macet.
E. Manfaat penelitian
1. Manfaat teoritis
Diharapkan dapat bermanfaat sebagai kontribusi bagi pihak-pihak yang
ingin mendalami permasalahan zakat produkif , khususnya dalam ilmu
ekonomi tentang zakat produktif.
9
2. Manfaat praktis
Hasil penelitian diharapkan dapat berguna bagi masyarakat yang ingin ikut
berpartisifasi dalam program zakat produktif ini.
3. Sebagai syarat dalam menyelesaikan Program Strata Satu (1) dalam Ekonomi
Islam Di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN STS JAMBI.
F. Kerangka Teori
1. Pengertian Problem
Masalah (bahasa Inggris: problem) didefinisikan sebagai suatu
pernyataan tentang keadaan yang belum sesuai dengan yang diharapkan. Bisa
jadi kata yang digunakan untuk menggambarkan suatu keadaan yang
bersumber dari hubungan antara dua faktor atau lebih yang menghasilkan
situasi yang membingungkan.10
2. Definisizakat
zakat menurut loghat/bahasa artinya suci dan subur. menurut istilah
syara’ ialah: “ mengeluarkan sebagian dari harta benda atas perintah allah,
sebagai shadaqah wajib kepada mereka yang telah ditetapkan menurut syarat-
syarat yang telah ditentukan oleh hukum islam”.11
Imam nawawi mengatakan bahwa, “zakat mengandung makna
kesuburan.” kata zakat dipakai untuk kedua arti, subur dan suci.zakat
digunakan untuk sedekah wajib, sedekah sunah, nafkah, kemaafan, dan
kebenaran, demikian penjelasan Ibnu Arabi tentang pengertian zakat.Abu
10Vardiansyah, Dani. Filsafat Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, Indeks, Jakarta 2008.
Hlm 70 11 Drs.H.Moh Rifa’I, Fiqih islam ( Semarang, PT karya toha putra : 1978), Hlm 346
10
Muhammad Ibnu Qutaibah mengatakan, bahwa “lafash zakat diambil dari
kata zakah yang berarti nama’ = kesuburan dan penambahan” harta yang
dikeluarkan disebut zakat, karena menjadi sebab bagi kesuburan harta. Abu
Hasan Al-Wahidi mengatakan bahwa zakat mensucikan harta dan
memperbaikinya, serta menyuburkannya. menurut pendapat yang lebih nyata,
zakat itu bermakna kesuburan dan penambahan serta perbaikan, asal
maknanya, penambahan kebajikan.12
Mazhab Maliki mendefinisikannya dengan, “Mengeluarkan
sebagian yang khusus dari harta yang khusus pula yang telah mencapai
nishab (batas kuantitas yang mewajibkan zakat) kepada orang-orang yang
berhak menerimanya(mustahiqq).Dengan catatan, kepemilikan itu penuh
mencapai hawl (setahun) dukan barang tambang dan bukan pertanian.”
Mazhab Hanafi mendefinisikan zakat dengan,”Menjadikan
sebagaian harta yang khusus dari harta yang khusus sebagai milik orang yang
khusus, yang ditentukan oleh syariat karena Allah SWT. Menurut Mazhab
Syafi’i, zakat adalah sebuah ungkapan untuk keluarnya harta atau tubuh
sesuai dengan cara khusus.
3. Tujuan zakat antara lain:
a. Mengangkat derajat fakir-miskin dan membantunya keluar dari
kesulitan hidup serta penderitaan.
b. Membantu pemecahan permasalahan yang dihadapi oleh para
gharimin, ibnussabil, dan mustahiq lainnya.
12 Hasbi Ash-Shiddieqy, Pedoman zakat ( Semarang : Pustaka Rizki Putra, 2009 ) Hlm 3-4
11
c. Membentangkan dan membina tali persaudaraan sesama umat Islam
dan manusia pada umumnya.
d. Menghilangkan sifat kikir pemilik harta
e. Membersihkan sifat dengki dan iri(kecemburuan sosial) dari hati
orang – orang miskin.
f. Menjembatani jurang pemisah antara yang kaya dengan yang miskin
dalam suatu masyarakat.Mengembangkan rasa tanggung jawab sosial
pada diri seseorang, terutama pada mereka yang mempunyai harta.
g. Mendidik manusia untuk berdisplin menunaikan kewajiban dan
menyerahkan hak orang lain yang ada padanya.13
4. Syarat-syarat amil zakat
a. Muslim.
b. Mukallaf.
c. Jujur dan Amanah.
d. Memahami hukum zakat.
e. Mampu dan bertanggung jawab.
f. Lelaki.
5. Mustahik yang berhak menerima zakat
Orang – orang atau golongan yang berhak menerima zakat telah
diatur dalam ajaran Syariat Islam, yakni ada delapan golongan (asnaf)14,
yaitu:
a. Fakir.
13Ibid, Mila kartika. hlm 80 14Ibid, Mila kartika. Hlm 80
12
b. Miskin.
c. Amil.
d. Muallaf.
e. Riqab.
f. Gharimin.
g. Sabillah.
h. Ibnu sabil.
6. Teknis pengelolaan zakat poduktif
Beberapa tahun ini zakat produktif yang digagas sebagai salah
satu upaya memaksimalkan fungsi zakat dalam meningkatkan
kesejahteraan telah diaplikasikan oleh pengelola zakat selain itu badan
pengelola zakat juga masih menggunakan pola pengelolaan zakat dalam
bentuk konsumtif, berikut adalah macam-macam model pendayagunaan
zakat khususnya dalam hal pendistribusian:
a. Konsumtif tradisional, model pendayagunaan untuk dimanfaatkan
langsung oleh mustahik sebagaimana zakat fitrah.
b. Konsumtif kreatif, yaitu pendayagunaan zakat untuk dikonsumsi
namun dalam bentuk lain dari danazakat seperti pemberian beasiswa.
c. Produktif tradisional, yaitu dengan memberikan barang-barang
produksi kepada para mustahik untuk kegiatan usaha seperti
pemberian hewan ternak, mesin dan lain-lain.
d. Produktif kreatif, yaitu bentuk pendayagunaan atau pendistribusian
zakat berupa modal yang kemudian diberikan kepada para mustahik
13
untuk mengembangkan usaha mereka atau sebagai modal dalam
pembentukan suatu proyek social.15
7. Pengertian mustahik dan muzakki
Mustahik adalah orang yang menerima zakat atau orang yang
berhak menerima zakat sesuai ashaf.ada 8 ashaf yang diungkapkan dalam
Al-Qur'an surah At-Taubah ayat 60 yang artinya sebagai berikut.
☺→⬧⧫⬧
→✓☺◆⧫
☺➔◆◼⧫⬧
☺◆❑➔➔◆⬧
⧫✓⧫◆◆
◆
⬧
◆⧫
Artinya :”Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang
fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, Para mu'allaf yang
dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang
berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam
perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah
Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.”16
Muzakki adalah orang yang dikenai kewajiban membayar zakat
atas kepemilikan harta yang mencapai nishab dan haul.
8. Landasan hukum zakat
15Jurnal, Hendra Maulana, “Analisa Distribusa Zakat Dalam Meningkatkan
Kesejahteraan Mustahiq” (Skripsi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008), hlm. 38. 16 Q.S .At-taubah (288) 60
14
zakat atau berzakat atau membayar zakat merupakan salah satu dari
Ilmu rukun Islam, zakat sekaligus menjadi salah satu antara kewajiban-
kewajiban pokok dalam Islam. dalam sejarah perkembangan hukum Islam,
perintah berzakat sudah diturunkan pada saat rasulullah SAW dan para
sahabatnya masih berada dimekkah. saat itu perintah zakat bersifat mutlak
jenis harta yang harus dibayarkan zakatnya juga belum ditentukan
proporsinya.perintahzakat secara lengkap diturunkan dimadinah pada bulan
syawal tahun kedua pasca hijrah perintah ini turun setelah diwajibkannya
puasa ramadhan dan zakat fitrah, dengan jenis harta yang harus di zakati dan
proposi zakatnya. kewajiban berzakat dalam Islam ditunjukkan oleh Al-
Qur’an , Hadist, dan ijma’ (kesepakatan ulama). ayat Al-qur’an yang
menunjukan kewajiban berzakat adalah sebagi berikut.
❑☺◆◼❑◼❑➔◆◆
◼❑❑➔◆⧫⧫✓➔
▪ Artinya :“dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta
orang-orang yang ruku' : (Q.S . Al- Baqarah : 43)17
Zakat dan shalat dalam al-Qur’an dan hadits merupakan lambang
keseluruhan dari semua ajaran Islam.Hal tersebut menunjukkan bahwa
betapa eratnya hubungan antara keduanya. Keislaman seseorang tidak akan
sempurna kecuali dengan kedua haltersebut.18Sehingga dapat disimpulkan
17Q.S . Al- Baqarah (16) 43
18Wahbah Al-Zuhayly, Zakat Kajian Berbagai Mazhab, Bandung: PT. Rosdakarya, 2008,
hlm.89
15
bahwa orang yang dekat dengan Tuhan berimplikasi pula pada
kedekatannya dengan manusia,begitu pula sebaliknya.19
Melaksanakan Shalat merupakan lambang baiknya hubungan
seseorang dengan Tuhannya, sedang zakat adalah lambang harmonisnya
hubungan antara sesama manusia.Sehingga tidak mengherankan jika Shalat
dan zakat yang disyari’atkan Allah merupakan pilar-pilar berdirinya
bangunan Islam.Jika keduanyahancur maka Islam pun sulit untuk tetap
bertahan.20Di dalam sejarah Islam pernah terjadi, bahwa Abu Bakar pernah
memerangi orang yang tidak mau menunaikan zakat. Beliau mengatakan
dengan tegas: “Demi Allah akan aku peran gi orang yangmembedakan antara
Shalat dan zakat”.21
Agama Islam memiliki berbagai kelebihan yang membuktikan bahwa
ia benar-benar berasal dari sisi Allah dan merupakan risalah rabbaniyah
terakhir yang abadi. Untuk itu pembahasan tentang zakat jelas merupakan
Ayat-Ayat yang berkaitandengan hukum.22Sehingga tidak perlu ditopang lagi
dengan berbagaidalil karena sudah jelas dan ditegaskan oleh berbagai ayat al-
Qur’an.23zakat merupakan Ibadah yang bertalian dengan harta benda
(maaliyah). zakat juga merupakan kewajiban sosial bagi para
19Muhammad Muflih, Perilaku Konsumen dalam Perspektif Ilmu Ekonomi Islam, Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada, 2006, hlm. 57. 20Iqbal M. Ambara, Problematika Zakat dan Pajak Indonesia, Jakarta: Sketsa,
2009,hlm.12 21Ibid, iqbal M.Ambara. Hlm 17
22Muhammad,ZakatProfesi:WacanaPemikirandalamFikihKontemporer,Jakarta:Salemba Diniyah,
2002. hlm. 12 23Yusuf Qordhowi, Kiat Islam Mengentaskan Kemiskinan, Jakarta: Gema Insani Pers, 1995, hlm. 98.
16
aghniya’(hartawan) setelah kekayaan sudah memenuhi batas minimal
(nishab) dan rentang waktu setahun (haul). Bertujuan untuk mewujudkan
pemerataan keadilan dalam bidang ekonomi umat. zakat merupakan sumber
dana potensial yang sangat strategis dalam upaya membangun kesejahteraan
umat. Oleh karena itu dalam Al-Qur’an disebutkan agar zakat dihimpun dan
kemudian disalurkan kepada mustahiq (orang yangberhak menerima
zakat).Dengan demikian, zakat mempunyai dimensi pemerataan karunia
Allah SWT sebagai fungsi sosial ekonomi sebagai perwujudan solidaritas
sosial, pernyataan rasa kemanusiaan dan keadilan, pembuktian persaudaraan
Islam, pengikat persatuan umat, sebagai pengikat batin antara golongan kaya
dengan miskin, sarana membangun kedekatan yang kuat dengan yang lemah,
mewujudkan tatanan masyarakat yang sejahtera, rukun, damai, dan harmonis
yangakhirnya dapat menciptakan situasi yang tentram, aman lahir batin.24
9. Kewajiban Pemerintah menugaskan para pemungut zakat
Dari tulisan para ahli fikih disebutkan, bahwa wajib para imam
mengirim para petugas untuk memungut zakat , karena Nabi SAW dab para
Khalifah sesudah beliau menugaskan para Khalifahsesudah beliau
menugaskan para pemungut zakat. dan ini merupakan hal yang mansyur.
Diantara hdis-hadis Nabi ialah hadis Abu Hurairah yang terdapat dalam
hadis sahih Bukhari-muslim yang mengatakan bahwa Rasulullah SAW telah
mengutus Umar Ibnul-Lutbiah sebagai petugas pemungut zakat. hadis dalam
soal ini banyak sekali. diantara penduduk terdapat orang yg punya harta tetapi
24Asnaini, Zakat Produktif Dalam Perspektif hukum Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2008, hlm.133
17
tidak tahu akan kewajibannya. ada juga diantara mereka yang mengetahui
kewajiban tetapi ia kikir, oleh karena itu wajib adanya para pemungut zakat.25
10. Definisi zakat produktif
Zakat produktif adalah zakat yang diberikan kepada mustahik sebagai
modal untuk menjalankan suatu kegiatan ekonomi yaitu untuk menumbuh
kembangkan tingkat ekonomi dan potensi produktifitas mustahik,
pengembangan zakat bersifat produktif dengan cara dijadikannya dana zakat
sebagai modal usaha, untuk pemberdayaan ekonomi penerimanya, dan supaya
fakir miskin dapat menjalankan atau membiayai kehidupannya secara
konsisten. 26 Zakat produktif merupakan sebuah dana yang disalurkan kepada
mustahik dimana zakat tersebut tidak habis sekali pakai (konsumtif) akan
tetapi digunakan untuk mengembangkan usaha mereka sehingga mendapatan
penghasilan secara terus menerus tanpa tergantung kepada orang lain dengan
harta zakat yang mereka terima. harapannya mereka bisa berubah dari
mustahik menjadi muzakki.
Adapun pengertian zakat produktif yang lain, zakat produktif adalah
pemberian zakat yang dapat membuat para penerimanya menghasilkan
sesuatu secara terus menerus, dengan harta zakat yang telah diterimanya.
Pengembangan zakat bersifat produktif dengan cara dijadikannya dana zakat
sebagai modal usaha, untuk pemberdayaan ekonomi penerimanya, dan supaya
fakir miskin dapat menjalankan atau membiayai kehidupannya secara
25Al-Majmu’, Imam Nawawi, jilid 6, hlm 167. yang dikutip didalam buku Qardawi,
yusuf. Hukum zakat: Studi komparatif mengenai status dan filsafat zakat berdasarkan qur,an dan
hadis. cet ke-10 (Kalimalang-pondok kelapa, jakarta) Hlm 545-546 26 http: adasayajugaloh.blogspot.com/2016/03 pengertian zakat produktif-zakat.html
diakses pada tanggal 25 september pukul 19:40
18
konsisten. Dengan dana zakat tersebut fakir miskin akan mendapatkan
penghasilan tetap, meningkatkan usaha, mengembangkan usaha serta mereka
dapat menyisihkan penghasilannya untuk menabung.27
Pendapat Abdurrahman Qadir yang dikutip dalam Garry Nugraha
menyatakan bahwa zakat produktif adalah zakat yang diberikan kepada
mustahik sebagai modal untuk menjalankan kegiatan ekonomi dengan
tujuan meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan produktivitas mustahik.28
Menurut Fakhrur pendistribusian zakat produktif adalah
pendistribusian Zakat dimana mustahiq tidak menerima zakat secara langsung
untuk dikonsumsi, akan tetapi di usahakan terlebih dahulu baik oleh mustahik
sendiri maupun maupun oleh Lembaga atau Badan Amil, adapun yang
dikonsumsi adalah hasil dari pengembangan zakat yang diusahakan
tersebut.29
Penyaluran zakat secara produktif pernah terjadi di zaman Rosulullah
saw seperti yang dikemukakan dalam sebuah hadist riwayat Imam Muslim
dari Salim bin Abdillah bin Umar dari Ayahnya,bahwasanya Rasulullah saw
telah memberikan kepadanya zakat lalu menyuruhnya untuk dikembangkan
atau disedekahkan lagi.
Qodri Azizy berpendapat zakat hendaknya tidak sekedar konsumtif,
maka idealnya zakat dijadikan sumber dana umat. Penggunaan zakat untuk
27 Jurnal, Siti Halida Utami Irsyad Lubis, pengaruh pendayagunaan zakat produktif
terhadap pemberdayaan mustahiq di kota medan . hlm, 353-354 28Jurnal, Garry Nugraha, “Pengaruh Dana Zakat Produktif Terhadap Keuntungan Usaha
MustahiqPenerima Zakat” (Skripsi, Universitas Diponegoro, Semarang, 2011), Hlm, 89. 29Jurnal, Fakhrur, “Zakat Produktif di Kota Malang Studi Tentang Respon Mustahiq
Terhadap Zakat Kredit Prespektif Behaviorisme” (Disertasi—IAIN Sunan Ampel, Surabaya,
2012), Hlm, 9.
19
konsumtif hanyalah untuk hal-hal yang bersifat darurat. Artinya, ketika ada
mustahiq yang tidak mungkin untuk dibimbing untuk mempunyai usaha
mandiri atau memang untuk kepentingan mendesak, maka
penggunaankonsumtif dapat dilakukan.30Dari pendapat tersebut dapat kita
simpulkan bahwa memang seharusnya zakat didayagunakan untuk kegiatan
produktif.
Beberapa pendapat yang juga menggambarkan mengenai
pendayagunaan zakat produktif adalah pendapat Shechul Hadi Permono yang
dikutip oleh fakhrur mengenai syarat bagi harta yang wajib dikenai zakat
diantaranya adalah mengandung unsur:
1) Al-maliyat atau al-iqtisadiyat (Unsur Ekonomis)
2) Al-nama’ atau al-istinma’ (unsur produktif atau dapat diproduktifkan)
3) Al-milk al-tam (milik sempurna)
4) Al-kharij ‘an al-hajah al-asliyyah (diluar kebuhtuhan primer)
5) Tamam al-nisab (sempurna satu nisab)al-salamah min al-dain (selamat
dari hutang)
6) Haulan al-haul au tamam al-hasad (mencapai satu tahun atau panen
kering)31
G. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka berisi uraian tentang hasil-hasil penelitian yang
didapatkan oleh peneliti terdahulu yang telah diringkas dalam table sebagai
berikut:
30 A. Qodri Azizy, Membangun Fondasi Ekonomi Umat Meneropong Prospek
Berkembangnya Ekonomi Islam (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, Cet. I, 2004), Hlm,148-149. 31 Fakhrur, Zakat Produktif..., Hlm, 92.
20
Tabel 1.4
Tinjauan Pustaka
No Nama Judul Hasil penelitian
1 Aulia Candra
Sari
Problematika
Pendayagunaan Zakat
Produktif di BAZNAS
Jepara
1. Problematika pendayagunaan zakat
produktif di BAZNAS Jepara berbeda-beda
sesuai dengan kategori pemberdayaan
zakat produktif yang diberikan.
Pendayagunaan zakat produktif berupa
mesin jahit memiliki problematika mustahiq
harus selalu menyetel ulang mesin jahit
setiap akan menjahit jenis kain yang
berbeda,mustahiqjuga kesulitan melakukan
promosi dan pemasaran disamping
pendataan mustahiq yang belum optimal.
Problematika pendataan juga terjadi pada
pendayagunaan berupa pemberian
kambing. Sedangkan pendayagunaan
berupa pemberian modal usaha memiliki
problematika berupa mustahiq tidak
menggunakan dana tersebut untuk usaha
produktif. Manakala pendayagunaan
21
berupa investasi memiliki problematika
belum ditandatanganinya nota
kesepahaman antara BAZNAS Jepara
dengan YAPTINU Jepara.
2. Kendala pendayagunaan zakat
produktif di BAZNAS Jepara secara garis
besar disebabkan olehempat fungsi
manajemen pendayagunaan zakat
produktif (perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan dan pengawasan) tidak
semuanya dilakukan secara optimal oleh
BAZNAS Jepara. Selain itu, jumlah amil
BAZNAS Jepara hanya terdiri dari 8 orang
anggota sehingga belum sesuai dengan
Pasal 8 UU No. 23 tahun 2011 yang
seharusnya sebelas orang anggota. Kendala
lain adalah akuntabilitas administrasi yang
belum optimal khususnya pada
pendayagunaan zakat produktif berupa
pemberian kambing dan mesin
jahit.Ditambah sikap mental mustahiq yang
22
belum siap untuk berubah menjadi
produktif. Solusi atas problematika tersebut
adalah BAZNAS Jepara hendaknya
meningkatkan kualitas dan menambah
jumlah SDM serta menjalankan empat
fungsi manajemen pendayagunaan zakat
produktif. Sedangkan solusi bagi mustahiq
adalah agar selalu berkonsultasi dengan
BAZNAS Jepara maupun Dinas Sosial
Jepara ketika menemui kendala dalam
mendayagunakan zakat produktif.
2 Ainol Yaqin
OptimalisasiZakat
ProduktifDalam
Pengentasan Problem
Kemiskinan
Hasil Penelitiannya menyatakan bahwa Di
sini, supaya fungsi zakat berdampak dahsyat
dalam menangani dan menyelesaikan
problem kemiskinan diperlukan strategi
yang jitu dengan mendayagunakan zakat
secara produktif.Intervensi pemerintah dan
lembaga zakat merupakan faktor urgens
dalam keberhasilan tegaknya syari’at dan
pengelolaan zakat produktif. Langkah
selanjutnya, memperhatikan potensi, bakat
sumber daya manusia (mustahiq) dan
23
sumberdaya alam dimana mereka hidup juga
perlu menjadi pertimbangan dalam
pendistribusian zakat. Dengan demikian,
bagi mustahiq yang punya keterampilan,
potensi di bidang perdagangan, keseniaan,
teknologi, mekanik, elektro dan sebagainya
dapat dikembangkan melalui pelatihan,
wolkshop, dan bahkan di sekolahkan.
3 Widya
Francisca
Fitriani dan
Anita
Priantina
Analisis Penguraian
Masalah pada
Program Zakat
Produktif
1.Terdapat beberapa faktor yang
menjadi permasalahan pada
pelaksanaan program zakat produktif
yang dijalankan oleh BAZNAS/LAZ.
Beberapa masalah tersebut dibagi
menjadi permasalahan pada internal
BAZNAS/LAZ dan permasalahan pada
eksternal BAZNAS/LAZ. Permasalahan
yang dihadapi oleh internal
BAZNAS/LAZ adalah 1) belum
matangnya perencanaan program; 2)
belum tersedianya SDM pendamping
yang handal; 3) belum adanya alat ukur
keberhasilan program yang tetap. Dan
permasalahan yang dihadapi oleh
24
eksternal BAZNAS/LAZ adalah 1)
kurangnya penataan sistematik
kelembagaanBAZNAS/LAZ; 2)
rendahnya jiwa kewirausahaan
mustahiq; 3) Mustahiq tidak
mengetahui rule program zakat
produktif.
2.Yang menjadi prioritas permasalahan
secara keseluruhan responden dengan
nilai rateragreement W=0.36 adalah
permasalahan pada internal
BAZNAS/LAZ dengan
prioritasmasalahnya ada pada ‘belum
matangnya perencanaan program’.
Kemudian yang menjadi prioritas
permasalahan pada masalah eksternal
BAZNAS/LAZ ada pada ‘kurangnya
penataan sistematik kelembagaan
BAZNAS/LAZ’.
3.Untuk mengatasi permasalahan yang ada
maka, diputuskan lah solusi terbaik untuk
mengatasi permasalahan yang ada pada
program zakat produktif. Solusi dibagi
25
menjadi dua yakni, solusi internal
BAZNAS/LAZ dan solusi eksternal
BAZNAS/LAZ. Solusi yang tepat untuk
mengatasi permasalahan internal
BAZNAS/LAZ adalah 1) membuat SOP
program yang tetap; 2) perbaikan SDM
(amilin); 3) menetapkan indikator
keberhasilan program. Dan didapatkan
solusi yang menjadi prioritas untuk
mengatasi permasalahan internal
BAZNAS/LAZ adalah ‘menetapkan
indikator keberhasilan program’. Kemudian,
solusi yang tepat untuk mengatasi
permasalahan eksternal BAZNAS/LAZ
adalah 1) pengawasan melalui audit
program, keuangan, dan aspek syariah; 2)
pelatihan dan motivasi kewirausahaan; 3)
mengatasi kegiatan usaha mustahiq. Dan
didapatkan solusi yang menjadi prioritas
untuk mengatasi permasalahan eksternal
BAZNAS/LAZ adalah ‘pelatihan dan
motivasi kewirausahaan’.
4 Zulhamdi Problematika Pengelolaan 1.Permasalahan-permasalahan dalam
26
Zakat PadaBaitulMal
Aceh
pengumpulan zakat pada Baitul Mal
Kabupaten Pidie adalah:
Kurangnya kesadaran/pengetahuan
masyarakat dalam hal pentingya
membayar zakat ke Baitul Mal, yang
dikarenakan kurangnya sosialisasi Baitul
Mal kepada masyarakat tentang zakat. Di
samping itu kurangnya dukungan dari
pihak pemerintah, misalnya pemerintah
belum mampu menentukan sanksi pidana
bagi orang-orang yang tidak membayar
zakat seperti halnya orang yang tidak
membayar pajak. Demikian juga instansi-
instansi pemerintah tidak menyetorkan
zakatnya ke Baitul Mal, melainkan zakat
yang terkumpul di instansi pemerintah
dikelola dan disalurkan langsung oleh
instansi pemerintah itu sendiri.
2.Permasalahan-permasalahan dalam
penyaluran zakat pada Baitul Mal
Kabupaten Pidie adalah:Proses pendataan
mustahîq yang berhak menerima zakat yang
tinggal didaerah–daerah pedesaan masih
27
sulit untuk diakses. Di Baitul Mal zakat
yang populer hanyalah zakat konsumtif,
sedangkan zakat produktif belum begitu
populer maka proses penyaluran zakat di
Baitul Mal kepada masyarakat menjadi
terhambat, karena konsep pemberian
ketrampilan dan pemberian modal usaha
kepada para kaum dhuafa masih sangat
minim dilakukan oleh Baitul Mal. Seperti
halnya bantuan modal usaha yang
merupakan zakat produktif yang mana
masih kurang informasi terhadap para
mustahîq bagaimana cara untuk
memperoleh17bantuan modal usaha
tersebut. Yang mana ini bisa mengakibatkan
keenggananterhadappara mustahîq
untukmendapatkan
bantuanmodalusahatersebutwalaupun
sebenarnya itu hak mereka. Dan bisa
mengakibatkan terhambatnyaBaitul Mal
untuk menyalurkan zakat kepada
masyarakat.
5 Ahmadin Problem Pengelolaan Mulai dari konsep dasar hukum dan etika
28
Zakat Ditinjauan dari
Undang-Undang No
23 Tahun 2011
Tentang Pengelolaan
Zakat
penyaluran zakat sesuai dengan
perkembangan dan kebutuhan waktu itu
dengan mengkategorikan dengan dua hal: a)
Zakat merupakan bagian ibadah dan rukun
islam, secara doktrin terkait dengan nilai-
nilai yang diangkat dari al-Quran dan
sunnah sehingga orang muslim bertanggung
jawab untukmensosialisasikannya; b) Zakat
disadari mempunyai dimensi sosial ekonomi
umat sebagai insturment pemerataan rezeki
untuk menanggulangi problem ekonomi
umat islamdan menjadi tumpuan
menanggulangi kemiskinan.Dari dua hal
tersebut dapat diambil bahwa zakat adalah
sebagai jalan pemerataan rezeki terhadap
seseorang sebagaimana halnya pada masa
kejayaan islam khalifah umar memilih
memerangi memerangi kelompok-kelompok
masyarakat yang menolak untuk membayar
zakat. Sebagaimana dalam suatu khutbahnya
“ demi allah saya akan berperang melawan
mereka yang membedakan antara shalat dan
zakat”.
29
BAB II
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan penelitian
Pada penelitian ini penulisan menggunakan pendekatan kualitatif
deskriptif .Penelitian kualitatif deskriptif adalah untuk mengungkapkan kejadian
atau fakta, keadaan, fenomena, variabel dan keadaan yang terjadi saat penelitian
berlangsung dengan menyuguhkan apa yang sebenarnya terjadi secara
menyeluruh, luas, dan mendalam. dimana dari penelitian ini menghasilkan data
deskriptif dan tertulis dengan informasi dari instansi terkait dalam objek
penulisan.32
B. Lokasi Penelitian
Lokasi yang menjadi subjek penelitian adalah Badan Amil Zakat Nasional
yang merupakan BAZNAS kota sungai penuh yang beralamat di jl. jend.
sudirman kel. pasar sungai penuh kec. sungai penuh , kota sungai penuh.
C. Objek dan subjek penelitian
Objek Penelitian merupakan permasalahan yang diteliti. Objek penelitian
adalah suatu atribut dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudiam ditarik
kesimpulannya. Objek penelitian ini adalah Zakat produktif Di Baznas Kota
Sungai Penuh.
32Prof.Dr.Sugiyono, Metode Penelitian kuantitatif, kualitatif dan Kombinasi(Mixes
Methods), cet ke-10 (Bandung: 2018), Hlm 12-16
30
Subjek Penelitian merupakan tempat variabel melekat. Subjek penelitian
adalah tempat dimana data untuk variabel penelitian diperoleh. Subjek dalam
penelitian ini adalah Karyawan Baznas Kota Sungai Penuh dan para mustahik
yang meminjam dana kepada Baznas.
D. Jenis dan sumber data
Secara umum jenis data dapat dikarifikasikan menjadi dua bagian yaitu
data primer dan data sekunder.
1. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari pengelolaa dan
pegawai Baznas diKota Sungai Penuh baik dilakukan melalui wawancara,
observasi, dan alat lainnya. Data primer diperoleh langsung dari objek atau
sember utama, yaitu BAZNAS Kota Sungai Penuh dan data Tersebut
didapatkan dengan wawancara dan dokumentasi.
2. Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan
disajikan oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lainnya
misalnya dalan bentuk tabel-tabel atau diagram. data sekunder dikenal juga
sebagai data-data pendukung atau pelengkap data utama yang dapat
digunakan oleh penelitian. dalam penelitian ini adalah data pendukung yang
diambil dari pihak BAZNAS berupa dokumen-dokumen laporan yang
dimiliki BAZNAS Kota Sungai Penuh.
E. Populasi dan Sampel
Populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas
obyek/subyek yang mempunya kualitas dan karakteristik tetentu yang
31
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Sedangkan sampel adalah sebagian dari populasi itu.
Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan populasi, karena
penelitian kualitatif berangkat dari kasus tertentu yang ada pada situasi sosial
tertentu dan hasil kajiannya tidak akan diberlakukan kepopulasi, tetapi
ditransferkan ketempat lain pada situasi sosial yang memiliki kesamaan
dengan situasi sosial pada kasus yang dipelajari. Sampel dalam penelitian
kualitatif bukan dinamakan responden, tetapi sebagai nara sumber, atau
partisipan, informan, teman, dan guru dalam penelitian. Sampel dalam
penelitian kualitatif, juga bukan disebut sampel statstik, tetapi sampel teoritis,
karena tujuan penelitian kualitatif adalah untuk menghasilkan teori.33
Adapun metode pengambilan sampel menggunakan purposive
Sampling, dimana sampel yang digunakan dalam penelitian ni adalah sebagai
berikut: Ketua Baznas Kota Sungai Penuh Drs. Ibnu Hajar Sabri danWakil
Ketua II Drs. H. Suhatris Ahmad, dan para mustahik yang meminjam modal
kepada Baznas yang mengalami kredit macet yang berjumlah yaitu sebanyak
4 karyawan Baznas dan 12 mustahik, jadi keseluruhan sebanyak 16
responden.
F. Teknik pengumpulan data
Instrumen Pengumpulan data adalah alat yang digunakan untuk
mengumpulkan data dan fakta penelitian.
1. Observasi
33Ibid, Metode Penelitian kuantitatif, kualitatif dan Kombinasi(Mixes Methods),Hlm 297-
298
32
Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan instrumen
pengumpulan data observasi langsung. observasi langsung yaitu dengan
melakukan pengamatan langsung. yaitu dengan melakukan pengamatan
langsung mengenai Problem zakat produkif di BAZNAS Kota Sungai
Penuh. hal ini dilakukan untuk mengetahui bagimana system Zakat
Produktif tersebut DiBAZNAS Kota sungai Penuh.
2. Wawancara
Wawancara merupakan suatu proses instruksi dan komunikasi.
wawancara (interview) untuk memperoleh imformasi secara langsung
tentang keadaan BAZNAS Kota Sungai Penuh. adapun model
wawancaranya dengan mengajuan pertanyaan kepada kepala BAZNAS,
dan pegawai BAZNAS.
3. Dokumentasi
Dokumentasi dapat dilakukan dengan cara pengumpulan beberapa
informasi tentang data dan fakta yang berhubungan dgn masalah dan
tujuan penelitian, baik dari sumber dokumen yang dipublikasikan, jurnal,
website, buku ,dan lain-lain.
G. Teknik analisis data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan analisa data secara
kualitatifdeskriptif ,analisis data adalah proses mencari menyusun secara
sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan
bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah difahami, dan temuannya dapat
33
diinformasikan kepada orang lain.34data yang diperoleh terlebih dahulu
diseleksi menurut kelompok variabel-variabel tertentu dan dianalisis melalui
segi kualitatif, dengan teknik:
1. Analisi domain
Setelah peneliti memasuki objek penelitian yang berupa situasi social
yang terdiri atas, place, actor, dan activity (PAA), Selanjutnya melaksanakan
observasi partisipan, maka langkah selanjutnya adalah melakukan analisis
domain.Analisis domain merupakan langkah pertama dalam penelitian
kualitatif.
Analisi domain pada umumnya dilakukan untuk memperoleh gambaran yang
umum dan menyeluruh tentang situasi social yang diteliti atau objek
penelitian. Untuk menemukan domain dari konteks social/objek yang diteliti
dengan melakukan analisis hubungan semantik antar kategori, yang meliputi
Sembilan tipe, tipe hubungan semantik itu bersifat universal, yang dapat
digunakan untuk berbagai jenis situasi social. yaitu: jenis, ruang, sebab
akibat, rasional, lokasi dan melakukan sesuatu, cara mencapai tujuan, urutan,
dan atribut. 35
2. Analisis taksonomi
Setelah peneliti melakukan analisis domain, sehingga ditemukan
domain-domain atau kategori dari situasi social tertentu, maka selanjutnya
domain yang dipilih oleh peneliti dan selanjutnya ditetapkan sebagai focus
penelitian, perlu diperdalam lagi melalui pengumpulan data
34Ibid, Metode Penelitian kuantitatif, kualitatif dan Kombinasi(Mixes Methods),Hlm 332 35 Ibid, Metode Penelitian kuantitatif, kualitatif dan Kombinasi(Mixes Methods), hlm
345-348
34
lapangan.pengmpulan data dilakukan secara terus menerus melalui
pengamatan, wawancara mendalam dan dokumentasi sehingga data yang
terkumpul menjadi banyak.oleh karena itu, pada tahap ini diperluan analisis
lagi yang disebut dengan analisis taksonomi.
Jadi analisis taksonomi adalah keseluruhan data yang terkumpul
berdasarkan domain yang telah ditetapkan.36
3. Analisis komponensial
Dalam analisis taksonomii, yang diurai adalah domain yang telah
ditetapkan menadi focus.melalui analisis taksonomi, setiap domain dicari
elemen yang serupa atau serumpun. ini diperoleh melalui observasi dan
wawancara serta dokumentasi yang terfokus.
Pada analisis komponensial, yang dicari untuk diorganisasikan dalam
domain bukanlah keseluruhan dalam domain, tetapi justru yang memiliki
perbedaan atau kontras.data ini dicari melalui observasi, wawancara, dan
dokumentasi yang terseleksi. dengan teknik pengumpulan data yang bersifat
triangulasi tersebut, sejumlah dimensi yang spesifik dan berbeda pada setiap
elemen akan dapat ditemukan.37
H. Sistematika penulisan
Tujuan sistematika penulisan ini adalah memberikan gambaran secara
umum mengenai isi dari penelitian ini.sehingga dapat terlihat kesinambungan
antara bab lainya.
Adapun sistematis penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
36 Ibid, Metode Penelitian kuantitatif, kualitatif dan Kombinasi(Mixes Methods), hlm 353 37 Ibid, Metode Penelitian kuantitatif, kualitatif dan Kombinasi(Mixes Methods), hlm 356
35
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini penulis memaparkan latar belakang masalah yang menjadi
objek penelitian, latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, kerangka teori dan tinjauan pustaka.
BAB II METODOLOGI PENELITIAN
Dalam bab ini penulis memaparkan jenis penelitian, lokasi penelitian, jenis
dan sumber data, instrument pengumpulan data dan teknik analisis data.
BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELTIAN
Dalam bab ini penulis menerangkan gambaran susunan struktur pegawai
BAZNAS Kota Sungai Penuh, visi misi, lokasi penelitian dan lain-lain. yang
bersangkutan dengan BAZNAS Kota Sungai Penuh.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini adalah hasil penelitian dan pembahasan.dan melihat pada data-data
yang telah dikumpulkan, dianalisis dengan menggunakan alat anlisis yang
telah disiapkan.
BAB V PENUTUP
Pada babini merupakan bagian akhir yang penting berisikan tentang
kesimpulan dan berisi saran-saran yang rekomendasikan kepada pihak-pihak
tertentu serta penulis mengungkapkan keterbatasan penelitian.
37
BAB III
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Sejarah berdirinya Baznas kota sungai penuh
Badan Amil Zakat Nasional berdiri sejak 6 tahun belakangan ini yang
sebelumnya adalah masih bernama BASDA Kota Sungai Penuh.38 Berikut adalah
sejarahnya.
Badan Amil Zakat Daerah (BAZDA) Kabupaten Kerinci ditubuhkan
dengan keputusan No 451.15/KEP.262/2004 dan susunan pengurusannya
dicadangkan oleh ketua jabatan agama Kabupaten dan berkedudukan di Ibu Kota
Kabupaten Kerinci. Badan Amil Zakat (BAZ) meliputi Badan Amil Zakat
Nasional, Negeri, Kabupaten Dan Badan Amil Zakat Kecamatan. BAZ tersebut
dibentuk oleh Kerajaan mengikut Undang-undang RI no 38 tahun 1999 pasal 6
ayat 1 yang menyatakan pengurusan zakat dilakukan oleh BAZ yang dibentuk
oleh kerajaan.
Badan Amil zakat Daerah (BAZDA) Kabupaten Kerinci berdiri sejak
tahun 2004 yang dahulunya berkedudukan di pejabat uhang empat jenis, namun
pada tahun 2008 atas beberapa alasan maka pejabat BAZDA Kerinci dialihkan
dikelurahan jalan baru Sungai Penuh. BAZDA Kerinci merupakan salah satu
institusi pengurusan zakat yang dikawal secara profesional dan menggunakan
pengurusan yang cukup baik.
38Wawancara dengan Ibu Putri dan Ibu april selaku karyawan Baznas Pada tanggal 29
agustus 2018
38
Maksud dan tujuan BAZDA Kerinci adalah ikut serta membantu kerajaan
dalam rangka pembangunan nasional khasnya dalam bidang keagamaan dan
sosial. Untuk mencapai maksud dan matlamat itu, BAZDA Kerinci telah berupaya
melakukan berbagai usaha bagi memantapkan pengurusan dan pentadbiran zakat
umat Islam dengan amanah, telus, dan optimum dalam bentuk pungutan dan
pemanfaatan dana zakat kepada fakir miskin sesuai dengan ajaran agama Islam.39
Setelah ditubuhkan selama hampir 8 tahun, maka pada tanggal 17-9-2012
BAZDA Kerinci rasmi dipisahkan menjadi dua bahagian iaitu BAZDA Kerinci
dan BAZDA Kota Sungai Penuh. Hal ini berasaskan keputusan Bupati Kerinci
melalui surat keputusan No.451/Kep.366/2012. Tentang pembentukan pengurusi
Badan Amil
Zakat Daerah (BAZDA) Kerinci bagi tempoh 2012-2015. Keputusan ini
merujuk kepada Undang-undang nombor 25 Tahun 2008 tentang pembentukan
Kota Sungai Penuh dengan pentadbirannya sendiri yang terpisah dari Kabupaten
Kerinci.40
39En.H.M, Jali Oha (Pengurus BAZDA-Kerinci), dalam temubual denganpenulis,
19Januari 2010. yang dikutip dari Skripsi Yusuf Abdullah dengan judul,PelaksanaanKutipan Dan
Agihan Zakat Di Badan Amil Zakat Daerah (Bazda) Kerinci Indonesia, (Universiti Malaya Kuala
Lumpur 2015). hlm 100-101 40Skripsi Yusuf Abdullah dengan judul,Pelaksanaan Kutipan Dan Agihan Zakat Di
Badan Amil Zakat Daerah (Bazda) Kerinci Indonesia, (Universiti Malaya Kuala Lumpur 2015).
hlm 100-101
39
B. Struktur organisasi Pimpinan Badan Amil Zakat Nasional Dikota Sungai
Penuh
Ketua : Drs. Ibnu Hajar Sabri
Wakil Ketua I : Drs. KH. Jasral Zakir Oesman
Wakil Ketua II : Drs. H. Suhatris Ahmad
Wakil Ketua III : H. Syahril Akbar, BBA, S.pd
Wakil Ketua IV : Drs. H. Bukhari Usman, M.Pdi
Bidang Pengumpulan : Susi Apriliya Fitriani,S.pd
Bidang Pendistribusian
dan Pendayagunaan :Agung Fitriansyah,SH
Bidang Perencanaan, Keuangan,
dan Pelaporan : Maisyaroh Futri N,SE
Bidang ADM dan Umum : Rajuandri,S.pd
C. Pembentukan Dasar
1. SK Walikota Sungai Penuh No. 451.12/Kep.242/2012 tanggal 18 April 2012
2. SK Walikota Sungai Penuh No. 415.12/Kep.440/2012 Tanggal 08 Agustus
2012 tentang perubahan personil pengurus
3. SK Walikota Sungai Penuh No. 415.12/Kep.455/2013 tanggal 16 Juli 2013
tentang perubahan kedua susunan pengurus.
40
D. Landasan hukum Baznas Kota Sungai penuh
Adapun landasan Hukum BAZNAS Kota Sungai Penuh adalahsebagai
berikut:
1. Undang-undang Nomor 38 tahun 1999 tentang pengelolaan zakat, Undang-
undang terbarunya Nomor 23 tahun 2011, dan pp No.14 tahun 2014.
2. keputusan menteri Agama RI Nomor 373 Tahun 2003 tentang pelaksanaan
Undang-undang Nomor 38 tahun 1999.
3. keputusan direkorat jendral bimbingan masyarakat islam dan urusan haji
Nomor D-291 tahun 2000 tentang pedoman teknis pengelolaan zakat.
4. No. 451/Kep 289/2014 Tanggal 2 juni 2014.
E. Visi dan Misi Badan Amil Zakat Nasional Kota Sungai Penuh
1. Visi
Zakat, Infak, Shadaqah sebagai ibadah dan pilar pengentasan kemiskinan
2. Misi
a. Meningkatkan kesadaran umat dalam menunaikan zakat melalui BAZNAS
dalam rangka pengamalan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.
b. Mengoptimalkan Pengumpulan dan pendayagunaan zakat untuk
mewujudkan masyarakat sejahtera lahir dan batin yang diridhoi Allah
SWT.
c. Mewujudkan manajemen pengelolaan yang transparan, amanah dan
akuntabel.
d. Meningkatkann sumber daya manusia (SDM) , Keluarga miskin dalam
usaha dan ekonomi produktif.
41
e. Mengupayakan mustahiq yang produktif menjadi muzaki munfiq.
F. Tugas dan fungsi bidang pengumpulan
Tugas:Melaksanakan pengelolaan pengumpulan zakat
Fungsi:
1. Penyusunan strategi pengumpulan zakat
2. Pelaksanakan pengelolaan dan pengembangan data muzaki
3. Pelaksanaan kampanye zakat
4. Pelaksanaan dan pengembalian pengumpulan zakat
5. Pelaksanaan pelayanan muzaki
6. Pelaksanaan evaluasi pengelolaan pengumpulan zakat
7. Penyusunan pelaporan dan pertanggung jawaban pengumpulan zakat
8. Pelaksanaan penerimaan dan tindak lanjut komplain atas layanan muzaki,
dan
9. Koordinasi pelaksanaan pengumpulan zakat tingkat kota sungai penuh
G. Tugas dan fungsi bidang pendistribusian dan pendayagunaan
Tugas: Melaksanaakan pengelolaan pendistribusian dan pendayagunaan zakat
Fungsi:
1. Penyusunan strategi pendistribusian dan pendayagunaan
2. Pelaksanaan pengelolaan dan pengembangan data mustahik
3. Pelaksanaan dan pengendalian pendistribusian dan pendayagunaan zakat
4. pelaksanaan evaluasi Pengelolaan pendistribusian dan pendayagunaan
zakat
42
5. Penyusunan pelaporan dan pertanggung jawaban pendistribusian dan
pendayagunaa zakat, dan
6. Koordinasi pelaksanaan Pendistribusian dan pendayagunaan zakat tingkat
kota sungai penuh
H. Tugas dan fungsi bidang perencanaan, keuangan, dan pelaporan
Tugas:Melaksanaan Pengelolaan perencanaan, keuangan, dan pelaporan
Fungsi:
1. Penyiapan penyusunan rencana strategi pengelolaan zakat tingkat Kota
Sungai Penuh
2. Penyuusunan rencana tahunan BAZNAS Kota Sungai Penuh
3. Penyusunan rencana tahunan dan lima tahunan rencana pengelolaan
zakat Kota Sungai Penuh
4. Pelaksanaan sistem akuntansi BAZNAS Kota Sungain Penuh
5. Pelaksanaan Laporan keuangan dan laporan akuntabilitas kinerja
BAZNAS Kota Sungai Penuh, dan
6. Penyiapan penyusunan laporan pengelolaan zakat tingkat Kota Sungai
Penuh
I. Tugas dan fungsi bidang administrasi, sumber daya manusia, dan umum
Tugas : Melaksanakan pengelolaan Amil Baznas Kota Sungai Penuh administrasi
perkantoran, komunikasi, umum, dan pemberian rekomendasi
Fungsi:
43
1. Penyusunan strategi pengelolaan Amil Baznas Kota Sungai Penuh
2. Pelaksanaan Perencanaan Amil Baznas Kota Sungai Penuh
3. Pelaksanaan rektrutmen Amil Baznas Kota Sungai Penuh
4. Pelaksanaan pengembangan Amil Baznas Kota Sungai Penuh
5. Pelaksanaan administrasi perkantoran Baznas Kota Sungai Penuh
6. penyusunan rencana strategi komunikasi dan hubungan masyarakat
Baznas Kota Sungai Penuh
7. Pelaksanaan strategi komunikasi dan hubungan masyarakat Baznas Kota
Sungai Penuh
8. Pengadaan, Pencatatan, Pemeliharaan, Pengendalian, dan pelaporan aset
Baznas kota sungai penuh
9. Pemberian rekomendasi pembukaan perwakilan LAZ berskala provinsi
di Kota Sungai Penuh
Tabel 1.5
DAFTAR DISTRIBUSI ZAKAT, INFAQ DAN PENGELOLAAN
Program Yang dijalankan
Konter Layanan
mustahik
1. Bantuan biaya hidup
2. Bantuan survey untuk bantuan hidup
3. Bantuan bedah rumah
4. Bantuan merk rumah Bantuan BAZNAS
5. Bantuan orang telantar
6. Bantuan sembako dan bantuan transport
mustahik
7. Bantuan infaq untuk mustahik melalui kemenag
Rumah Makmur 1. Bantuan/pinjaman modan usaha mikro
2. Penggemukan sapi unggul
3. bantuan pemeliharan dan perawatan kesehatan
ternah
4. biaya suntik ternak
44
5. Bnatuan pemeliharan sapi BAZNAS
6. Bantuan modal usaha keluarga miskin
Rumah Cerdas 1. Bantuan biaya pendidikan MI, SD, SMP, SMA,
SMK
2. Bantuan Biaya Pend. Staf Baznas
Tanggap Darurat
bencana
1. Bantuan bencana alam kebakaran/ sembako
2. Bantuan musibah kecelakan
3. Musibah alam kebakaran
4. dan bencana atau musbah lainnya
Rumah Dawah 1. Pelatihan Qori
2. Biaya da’i sosialisasi zakat
3. dan lan-lain
Rumah Sehat 1. Bantuan perbaikan rumah tidak layak huni
2. dan lain-lain
Operasional 1. Dana amil
2. Bantuan UPZ Sumber data :dokumentasi data rekapitulasi penerimaan ZIS diBAZNAS Kota Sungai penuh
J. Program pendistribusian ZIS BAZNAS Kota Sungai Penuh
1. Kerinci Peduli
Kerinci Peduli adalah program bantuan yang diberikan kepada mustahik
zakat dalam bentuk:
a) Bantuan untuk korban bencana, yaitu bantuan yang diberikan kepada
mustahik di Sungai penuh yang mendapat musibah/bencana seperti
kebakaran, longsor, atau bencana lainnya
b) Bantuan untuk bedah rumah, yaitu bantuan dalam bentuk dana stimulan
untuk perbaikan atau pembangunan rumah bagi mustahik yang tidak
memiliki rumah layak huni di Sungai Penuh
c) Bantuan untuk ibnu sabil, mu’allaf dan fi sabilillah yaitu bantuan yang
diberikan kepada Ibnu Sabil, Muallaf dan Fisabililah yang ada di Sungai
Penuh
45
d) Bantuan untuk musibah atau bencana luar biasa yaitu bantuan yang
diberikan dalam rangka membantu korban bencana yang sudah menjadi
issue nasional atau internasional di dalam atau di luar Sungai Penuh
e) Bantuan usaha penyandang cacat yaitu bantuan yang diberikan kepada
penyandang cacat yang memiiki usaha (keterampilan) di Sungai Penuh
f) Bantuan sembako bagi keluarga fakir dan miskin adalah bantuan berupa
sembako yang diberikan kepada fakir dan miskin dalam rangka Idul Fitri
setiap Desa se Sungai Penuh
g) Bantuan bagi orang terlantar (fakir) adalah bantuan kepada orang yang
terlantar, baik karena hidup sebatangkara maupun dibiarkan terlantar oleh
keluarga yang miskin.
Adapun Mekanisme Pengusulan Calon Mustahik:
a) Untuk bantuan korban musibah bencana, pengusulannya dapat dilakukan
dengan memberikan informasi baik secara lisan maupun tertulis kepada
BAZNASKota Sungai Penuh oleh pihak yang mengetahui terjadinya
musibah atau bencana.
b) Untuk bantuan bedah rumah, penjaringan mustahiknya dilakukan melalui
pengusulan oleh Mustahik
c) Untuk bantuan Ibnu Sabil, Mu’allaf, Fi Sabilillah pengusulan dilakukan
melalui Permohonan Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Sungai Penuh,
dengan ketentuan: Memastikan kondisi terlantarnya yang bersangkutan,
Melampirkan identitas yang bersangkutan (tanda pengenal dll),
Melampirkan surat keterangan dari kepolisian
46
d) Untuk bantuan fisabililah dilakukan oleh pengurus BAZNAS Sungai Penuh
e) Penjaringan bantuan musibah di luar Sungai Penuh, dilakukan berdasarkan
permintaan lembaga terkait atau berdasarkan informasi tentang peristiwa
tersebut.
f) Untuk bantuan bedah rumah dan orang terlantar (fakir )
Mekanisme Penetapan Bantuan ini ada beberapa hal
yangdiperhatikan
1. Penetapan bantuan untuk korban bencana dilakukan dengan tahapan
sebagai berikut :
a) Pelaksanaan survey ke lokasi calon mustahik oleh tenaga operasional
dan atau pengurus BAZNAS/UPZ yang ditugaskan
b) Petugas yang melaksanakan survey membuat laporan tertulis tentang
kondisi ril calon mustahik dan menyampaikan kepada BAZNAS
Sungai Penuh
c) Penetapan bantuan ditetapkan oleh BAZNAS Sungai Penuh dengan
rapat pleno
d) Penetapan bantuan dilakukan setelah melakukan koordiasi dengan
instansi terkait
2. Penetapan bantuan untuk Bedah Rumah dilakukan dengan tahapan
sebagai berikut :
a) Pelaksanaan survey ke lokasi calon mustahik oleh tenaga operasional,
pegawai dan atau pengurus yang ditugaskan.
47
b) Petugas yang melaksanakan survey membuat laporan tertulis tentang
kondisi ril calon mustahik dan merekomendasikan nominal bantuan
c) Penetapan bantuan ditetapkan berdasarkan rapat pleno pengurus
BAZNAS Sungai Penuh
3. Penetapan bantuan untuk musafir, muallaf dan fisabililah dilakukan
dengan tahapan sebagai berikut:
a) Penelitian terhadap dokumen yang bersangkutan
b) Wawancara dengan pihak calon mustahik
c) Penetapan bantuan berdasarkan rapat pengurus BAZNAS melalui
rapat
4. Penetapan bantuan untuk bantuan bencana luar biasa ditetapkan
berdasarkan rapat pengurus BAZNAS Sungai Penuh
5. Penetapan bantuan sembako bagi keluarga miskin melalui rapat pleno
pengurus BAZNAS
6. Penetapan bagi orang terlantar /fakir ditetapkan pada rapat pleno
pengurus BAZNAS
Penyerahan bantuan pada program Sungai PenuhPeduli dilakukan dengan
menyerahkan langsung kepada mustahik baik dalam bentuk dana atau dalam
bentuk barang sesuai dengan nominal dana yang ditetapkan. Dan khusus untuk
bencana nasional dan internasional melalui transfer ke rekening resmi yang
memiliki akuntabilitas publik.Alokasi dana bantuan untuk program Sungai Penuh
Peduli adalah sebanyak 7% dari total dana zakat yang dihimpun oleh BAZNAS
48
Sungai Penuh. Indeks bantuan yang diberikan kepada mustahik adalah sebagai
berikut :
a) Untuk bantuan bencana alam indeks bantuan maksimal Rp. 500.000,-/orang
b) Untuk bantuan Bedah Rumah indeks bantuan maksimal adalah
Rp.15.000.000.-/orang
c) Untuk bantuan Musafir/Muallaf dan fisabilillah indeks maksimal adalah Rp.
500.000.-
d) Untuk bantuan bencana luar biasa ditetapkan berdasarkan rapat pengurus
BAZNAS
e) Untuk bantuan usaha penyandang cacat Rp. 3.000.000,-/orang (sesuai
kebutuhan barang)
f) Untuk bantuan sembako Rp. 150.000,-/paket/orang
g) Untuk bantuan bagi orang terlantar/fakir Rp. 1.000.000,-/orang
2. Sungai Penuhmakmur
Sungai Penuh makmur merupakan bantuan pinjaman modal usaha yang
diberikan kepada keluarga miskin untuk melaksanakan usaha produktif seperti
bertani, beternak, berdagang, kerambah ikan, dan usaha lainnya.
Program Sungai Penuh makmur dilaksanakan dalam bentuk :
a) Usaha Mikro adalah pemberian pinjaman modal tanpa bunga kepada
mustahik yang baru memulai usaha yang sudah ada.
b) Usaha pertanian, ternak unggas, kerambah ikan/kolam adalah pinjaman
modal tanpa bunga kepada mustahik yang dinilai telahbisa
49
mengembangkan usahanya dan memiliki motivasi yang kuat untuk
pengembangan usahanya.
c) Bantuan pengadaan sarana usaha industri kecil adalah pemberian
peralatan usaha bagi orang miskin yang telah memiliki usaha.
Mekanisme pengusulan mustahik dengan beberapa hal:
a) Pengusulan mustahik dilakukan berdasarkan permintaan kuota yang
ditetapkan BAZNAS Sungai Penuh
b) Pengusulan mustahik usaha mikro, pertanian, perikanan, ternak unggas,
dan usaha lainnya dilakukan melalui :
1. Pengelola Zakat (UPZ) pada Instansi Pemerintah di tingkat kota
Sungai Penuh
2. Muzakki perorangan atau lembaga/organisasi
3. Survey penjaringan mustahik usaha pertanian, perikanan dan ternak
unggas dilakukan melalui hasil survey dan monitoring dan evaluasi
terhadap mustahik oleh pengurus BAZNAS
4. Permohonan kelompok usaha mikro, pertanian, perikanan, ternak
unggas, dan usaha lainnya.
Penetapan bantuan mustahik usaha mikro ditetapkan melalui
proses sebagai berikut :
1. Pelaksanaan survey terhadap calon mustahik oleh pengurus atau
tenaga operasional BAZNAS Sungai Penuh
2. Petugas yang melaksanakan survey membuat laporan tertulis dan
melaporkan kepada pengurus BAZNAS Sungai Penuh
50
3. Tim Survey merekomendasikan mustahik yang akan mendapatkan
bantuan pinjaman dan nominal bantuan kepada pengurus
BAZNASSungai Penuhdengan melampirkan hasil survey petugas
4. Pengurus BAZNAS Sungai Penuh melaksanakan analisa terhadap
hasil survey dan rekomendasi Tim Survey
5. Pengurus BAZNAS melaksanakan Rapat Pleno untuk menetapkan
mustahik yang akan menerima bantuan pinjaman
6. Penetapan mustahik yang akan menerima zakat dengan Surat
Keputusan Ketua BAZNAS Sungai Penuh
7. Peminjaman modal ada yang perorangan dan ada perkelompok
maksimal 10 orang per kelompok
Alokasi dana bantuan untuk program Kerinci Sejahtera adalahsebanyak
26% dari total dana zakat yang dihimpun oleh BAZDA Indeks bantuan yang
diberikan kepada mustahik adalah sebagai berikut :
1. Pinjaman usaha mikro indeks maksimal Rp. 1.000.000.-/orang (tahap
I), Rp. 2.000.000,-/orang (tahap 2 dan seterusnya), sesuai dengan jenis
usaha dan hasil usaha
2. Pinjaman usaha pertanian, perikanan dan ternak unggas indeks
maksimal Rp. 1.000.000.-/orang (tahap I) sesuai dengan jenis usaha
dan hasil usahanya
3. Bantuan peralatan sarana usaha mustahik ineks maksimal Rp.
1.000.000/ sesuai dengan peralatan yang paling dibutuhkan.
3. Sungai Penuh Cerdas
51
Program Sungai PenuhCerdas adalah pemberian bantuan untuk
mendukung proses pendidikan bagi siswa dan Mahasiswa serta
meningkatkan skill pemuda dari keluarga miskin/tidak mampu diSungai
Penuh.
Bentuk dan sasaran Program Sungai Penuh Cerdas terdiri dari :
a) Bagi murid SD/MI, dan SMP/MTs, SMA/MA bantuan diberikan
dalam bentuk dana untuk kebutuhan sekolah seperti pakaian, sepatu,
tas dan kebutuhan pendidikan lainnya
b) Bagi mahasiswa bantuan diberikan dalam bentuk dana untuk
pembayaran SPP atau kebutuhan lainnya
c) Bagi peserta MTQ tingkat provinsi berprestasi adalah bantuan yang
diberikan kepada peserta yang menjuarai MTQ tingkat provinsi di
bidang yang diperlombakan.
d) Life Skill diberikan dalam bentuk pelatihan yang bekerja sama dengan
Dinas/Lembaga/Instansi terkait.
Adapun mekanisme pengusulan mustahik untuk program
1. Calon penerima beasiswa murid/siswa dilakukan oleh SOP UPZ
Sekolah/Madrasah berdasarkan permintaan dari BAZNAS Sungai
Penuh sesuai dengan kuota dan persyaratan yang telah ditetapkan
2. Penetapan kuota pengusulan masing-masing SOP-UPZ dilakukan
dengan mempertimbangkan hal-hal berikut:
a. Jumlah zakat yang disetorkan oleh masing-masing SOP-UPZ
Sekolah/Madrasah
52
b. Jumlah murid/siswa yang ada pada masing-masing SOP-UPZ di
madrasah
c. Jumlah murid/siswa dari keluarga tidak mampu yang ada pada
masing-masing SOP-UPZ Sekolah/Madrasah
d. Bantuan beasiswa mahasiswa yang kuliah di Perguruan Tinggi di
Sungai Penuhbisa diusulkan oleh Perguruan Tinggi setelah
mendapatkan permintaan dari BAZBAS Sungai Penuh sesuai
dengan kuota dan persyaratan yang telah ditetapkan serta lulus
verifikasi Tim Survey. Atau permohonan pribadi mahasiswa yang
bersangkutan.
e. Bantuan beasiswa mahasiswa yang kuliah di Perguruan Tinggi di
luar Daerah/Negeri dilakukan dengan pengajuan permohonan
(proposal)
f. Untuk bantuan peserta MTQ berprestasi tingkat Provinsi dilakukan
dengan mengajukan
g. Pengusulan peserta training wirausaha/life skill dilakukan melalui
usulan UPZ, Kepala Desa maupun Camat. Serta penjaringan
mustahik oleh pengurus BAZDA.
Alokasi dana bantuan untuk program Sungai PenuhCerdas adalah
sebesar 35% dari total dana zakat yang dikumpulkan BAZNAS Sungai
Penuh Indeks bantuan yang diberikan adalah sebagai berikut:
Murid SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA sebesar Rp. 500.000/orang,
Untuk bantuan mahasiswa maksimal sebesar Rp. 800.000/orang. Atau
53
disesuaikan dengan slip penyetoran SPP sebelumnya, Untuk bantuan peserta
MTQ berprestasi tingkat Profinsi sebesar Rp. 1.250.000/orang dan Life skill
diberikan berupa biaya pelatihan dan transfer peserta pelatihan. Dan bisa
berupa peralatan apabila memungkinkan.
4. Sungai PenuhSehat
Sungai Penuh sehat adalah program bantuan yang diberikan kepada
mustahik. zakat dalam bentuk bantuan biaya berobat atau transfer keluar
daerah bagi keluarga miskin penderita penyakit akut dan kronis Untuk
bantuan biaya berobat keluar daerah bagi keluarga tidak mampu/miskin
penderita penyakit akut dan kronis menyampaikan permohonan ke
BAZNAS Sungai Penuh Alokasi dana bantuan untuk program Sungai
PenuhSehat adalah sebanyak 7% dari total dana zakat yang dihimpun oleh
BAZNAS Sungai Penuh .Indeks bantuan yang diberikan kepada mustahik
adalah sebanyak Rp. 1.000.000/orang dan maksimal1.500.000/orang
(tergantung jauh dan dekat tempat berobat ke luar daerah).
54
BAB IV
PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Teknik peminjaman, pengelolaan dan pengembalian Zakat Di Baznas Kota
Sungai Penuh
Berdasarkan laporan tahunan Baznas Kota Sungai penuh, bahwa zakat
yang dikelola oleh Baznas didayagunakan secara konsumtif dan produktif.
pendayagunaan secara konsumtif diberikan kepada 8 asnaf, yang secara teknis
dipersiapkan oleh Baznas lebih awal.
Dalam pemberian zakat secara konsumtif Baznas Kota Sungai Penuh
melalui bidang pendistribusian menyalurkan zakat kepada fakir miskin, sekolah,
madrasah berupa beasiswa.
Sedangkan pendayagunaan secara produtif, yang merupakan zakat yang
diberikan untuk menunjang atau menumbuhkan usaha kaum mustahik dalam
memperoleh penghasilan yang lebih baik. zakat produktif ini diberikan dengan
cara yang berbeda. pertama calon yang menerima bantuan maupun meminjam
modal harus mengajukan proposal bantuan atau mengisi formulir yang telah
diberikan oleh pihak Baznas, selanjutnya pengurus Baznas ditugaskan untuk
mensurvei calon penerima bantuan maupun sipeminjam modal kelapangan. jika
layak untuk diberi bantuan maupun diberi pinjaman maka calon penerima bantuan
maupun peminjam tersebut harus memenuhi beberapa syarat teknis, yaitu: KTP,
KK, keterangan telah memiliki usaha yang dapat disahkan melalui survei
langsung oleh Baznas Kota Sungai penuh.
55
Zakat yang diberikan untuk bantuan modal usaha diberikan dalam bentuk
dana lepas, mustahik tidak dituntut untuk mengembalikan dana tersebut. berbeda
dengan peminjaman modal, dana yang diberikan bersifat dana bergulir, mustahik
hanya diberi pinjaman modal dengan waktu tertentu harus dikembalikan.
Bantuan modal usaha yang diberikan Baznas Kota Sungai penuh
sebanyak Rp. 3000.000 setiap mustahik, berbeda dengan peminjam modal
sebanyak Rp.1000.000 dengan jangka waktu 10 bulan setiap bulannya harus
membayar Rp.100.000 . jika sudah membayar dengan jangka waktu ditentukan
dan akan meminjam modal kembali akan dinaikan Rp. 1000.000 begitu
seterusnya. dan setelah melunasi peminjaman tersebut para mustahik diminta
untuk membayar infaq seikhlasnya.41
Zakat Produktif adalah Zakat yang diberikan kepada mustahik sebagai
modal untuk menjalankan suatu kegiatan ekonomi yaitu untuk menumbuh
kembangkan tingkat ekonomi dan potensi produktifitas mustahik, pengembangan
zakat bersifat produktif dengan cara dijadikannya dana zakat sebagai modal
usaha, untuk pemberdayaan ekonomi penerimanya, dan supaya fakir miskin dapat
menjalankan atau membiayai kehidupannya secara konsisten.42 Zakat produktif
merupakan sebuah dana yang disalurkan kepada mustahik dimana zakat tersebut
tidak habis sekali pakai (konsumtif) akan tetapi digunakan untuk mengembangkan
usaha mereka sehingga mendapatan penghasilan secara terus menerus tanpa
41hasil wawancara dengan bapak Wakil Ketua II: Drs. H. Suhatris Ahmad, 21 februari
2019 42http: adasayajugaloh.blogspot.com/2016/03 pengertian zakat produktif-zakat.html
diakses pada tanggal 25 september pukul 19:40
56
tergantung kepada orang lain dengan harta zakat yang mereka terima. harapannya
mereka bisa berubah dari mustahik menjadi muzakki.
Seperti salah satu keterangan yang diberikan oleh Bapak Wakil Ketua II:
Drs. H. Suhatris Ahmad yang menjelaskan tentang teknik Pengelolaan,
peminjaman, dan pengembalian Zakat.
Teknik pengelolaan zakat ini, kita / pihak Baznas yang bertugas
untuk mengumpulkan Zakat dan membagikannya kepada
mereka yang berhak. Misi yang diharapkan bersifat Produktif
yakni mengalokasikan zakat kepada mustahik, dengan harapan
langsung menimbulkan muzakki-muzakki baru.
Teknik peminjaman zakat ini, dimana bantuan ini disebut
dengan bantuan dana bergulir, yang diberikan dalam bentuk
pinjaman tanpa bunga. Jumlah dana Zakat Produktif yang
disalurkan dalam bentuk pinjaman tanpa bunga, sebesar Rp.
1000.000/orang dan per periode pinjaman, dimana pihak Baznas
memberi waktu selama 10 bulan dan setiap bulannya harus
mengembalikan Rp. 100.000. dalam peminjaman ini ada yang
meminjam perkelompok dan individu. jika ingin meminjam lagi
dan peminjaman pertama sudah dikembalikan, maka pihak
Baznas menaikan peminjman dua kali dari peminjaman awal.
seperti peminjam pertama Rp. 1000.000 maka peminjman kedua
Rp 2.000.000 segitu seterusnya. dan begitu pula dalam
pengembaliannya dinaikan dua kali dari peminjaman pertama.
setelah melunasi peminjaman mustahik tersebut membayar infaq
seikhlas dan semampunya. jika peminjaman belum lunas dan
sudah jatuh tempo atau sudah lewat jatuh tempo, maka Baznas
Kota Sungai Penuh hanya mengingatkan mustahik tanpa
melakukan pemaksaan. akan tetapi tidak akan dilayani jika ingin
meminjam kembali.43
Wawancara penulis dengan Ibu Maisyaroh Futri N,SE Bidang
Perencanaan, Keuangan, dan Pelaporan tentang surat permohonan mustahik yang
meminjam dan di Baznas yaitu sebagai berikut:
Para mustahik yang meminjam dana Di Baznas ia memasukan
surat atau permohonan peminjaman yang diserahkan kepada
43hasil wawancara dengan bapak Wakil Ketua II: Drs. H. Suhatris Ahmad, 21 februari
2019
57
saya. setelah itu permohonan tersebut diserahkan kepada bapak
Drs. H. Suhatris Ahmad selaku yang memegang wewenang atas
berjalanannya Zakat Produktif ini. dan selanjutnya pihak Baznas
melakukan survei langsung kelapangan, melihat-liat kondisi dan
keadaan musahik tersebut, barulah kita bisa menyimpulkan
bahwa permohonan tersebut dapat dikabulkan.44
B. Kendala yang dihadapi oleh pengelola Baznas terhadap pengguna
Wawancara penulis dengan Bapak Ketua : Drs. Ibnu Hajar Sabri tentang
kendala yang dihadapi pihak pengelola Baznas terhadap pengguna dana yang
tidak dapat membayar kembali peminjamannya, yaitu sebagai berikut:
Kendala yang dihadapi pengelola, adalah mengingat karyawan
Baznas sangat sedikit yakni 9 orang 1 orng ketua 4 orang wakil
ketua 1-4 dan 4 orang staf Baznas. sehingga kami kekurangan
orang untuk mensurvei langsung.45
C. Pendanaan Zakat Produktif yang dalam pengembaliannya mengalami kredit
macet
Zakat Produktif yang diberikan untuk bantuan modal usaha diberikan
dalam bentuk dana lepas, mustahik tidak dituntut untuk mengembalikan dana
tersebut. berbeda dengan peminjaman modal usaha mustahik harus
mengembalikan modal tersebut. seperti salah satu keterangan dari mustahik
dengan ibu Rasina yang menjelaskan tentang peminjmannya yang mengalami
kredit macet. sebagai berikut:
Modal yang saya pinjam sebesar Rp. 1000.000 dalam jangka
watu pengembalian 10 bulan, besaran pengembaliannya
Rp.100.000. 3 bulan berjalan saya lancar-lancar saja dalam
pembayarannya, akan tetapi dibulan ke4 saya kehabisan modal,
dikarenakan anak saya membutuhkan biaya untuk pembayaran
sekolahnya. sehingga uangnya terpakai dahulu. usaha saya tetap
berjalan tetapi dengan seadaan karena keterbatasan modal, tetapi
44Sumber Data, Wawancara oleh peneliti dengan Ibu Maisyaroh Futri N,SE selaku
Karyawan Di Baznas Kota Sungai Penuh dan Responden Penelitian, 22 februari 2019 45hasil wawancara dengan bapak Ketua : Drs. Ibnu Hajar Sabri, 22 februari 2019
58
saya tetap tidak bisa membayar pinjaman keBaznas
dikarenakan. habis untuk sehari-hari dirumah.46
Kegiatan usaha mikro ini belum disertai analisis kelayakan usaha dan
rencana bisnis yang sistematis, namun ditunjukkan oleh kerja keras
pemilik/sekaligus pemimpin usaha. Kegiatan usaha menggunakan teknologi
sederhana dengan sebagian besar bahan baku lokal, dipengaruhi faktor budaya,
jaringan usaha terbatas, tidak memiliki tempat permanent, usahanya mudah
dimasuki atau ditinggalkan, modal relatif kecil, dan menghadapi persaingan
ketat.47Seperti hasil wawancara penulis dengan salah satu pedagang usaha mikro
yang bergerak dibidang usaha Sate padang yaitu:
Usaha sate ini untungnya sedikit sesekali. apa lagi saya harus
menutupi kebutuhan sehari-hari untuk anak dan istri. daging
ayam pun harganya naik turun. oleh karena itu saya mengajukan
peminjaman di Baznas, itupun hanya menutupi untuk beberapa
hari. apa lagi penjualan sate ini tidak setiap hari habis, ya habis
ada untung walaupun sedikit, tidak ya terbuang karna tidak
mungkin dipakai untuk besok, karena rasanya berbeda.48
Peminjaman Zakat Produktif Di Baznas Kota Sungai penuh Rp
1000.000/ orang. peminjaman Di Baznas ada yang perkelompok misal 3 orang
perkelompok dikali Rp.1000.000 berarti Rp. 3.000.000. berikut hasil wawancara
penulis dengan kelompok Dahlia Ungu dengan salah satu anggota kelempok
bernama fitriani yang memberi keterangan sebagai berikut :
Saya meminjam perkelompok yang terdiri dari 4 orang, saya
fitriani selaku ketua kelompok. saya sudah meminjam dalam
besaran uang Rp. 2.500.000/ orang, saya penjual sayur dipasar,
teman-teman yang lain ada yang berjualan dikantin sekolah,
46Sumber data, wawancara oleh peneliti dengan ibu Rasina selaku responden penelitian,
23 Februari 2019 47 Observasi, 22 februari 2019 48 Sumber data, wawancara oleh peneliti dengan Bapak Herlizon selaku responden
penelitian, 23 Februari 2019
59
warung kecil-kecilan dirumah, dan berjualan kopi dimalam hari.
kendalanya ya karna saya ketua kelompok dan harus
dikumpulkan dulu uangnya dan banyak teman-teman yang
belum menyetor ya disitulah kendala kami.49
Usaha mikro yang dilakukan oleh masyarakat yang meminjam modal Di
Baznas terlihat masih tidak tetap, sewaktu-waktu dapat berganti, baik itu dari segi
jenis usaha yang dibuat ataupun tempat usahanya tidak selalu menetap, sewaktu-
waktu dapat pindah tempat. Selain itu pelaku usaha ini juga belum melakukan
administrasi keuangan sehingga tidak memisahkan keuangan keluarga dengan
keuangan usaha. Hal ini juga dijelaskan oleh Rajuandri,S.pd selaku Karyawan Di
Baznas Kota Sungai Penuh yang memberikan keterangan sebagai berikut:
Mustahik yang meminjam modal di Baznas yang membuka
usaha Mikro secara keseluruhan memang belum melakukan
administrasi keuangan dari kegiatan usaha yang mereka
lakukan, hal ini disebabkan karena keuntungan dari usaha yang
dilakukan belum terlalu menghasilkan sehingga masih
bercampur dengan keuangan yang dibutuhkan dalam keluarga,
sehingga usaha ini masih dalam kategori cukup.50
Syariah dimaksudkan sebagai keseluruhan ajaran dan norma-norma yang
dibawa oleh nabi Muhammad Saw, yang mengatur kehidupan manusia baik dalam
aspek kepercayaan maupun dalam aspek tingkahlaku praktisnya, singkatnya
syariah adalah ajaran-ajaran Islam itu sendiri yang dibedakan menjadi dua aspek:
ajaran tentang kepercayaan (aqidah) dan ajaran tentang tingkahlaku (amaliah).
Dalam hal ini syariah dalam arti luas identik dengan syarak (asy-syar’) dan ad-din
49Sumber data, wawancara oleh peneliti dengam kelompok Dahlia Ungu selaku
responden penelitian, 23 Februari 2019 50 Sumber Data, Wawancara oleh peneliti dengan Bapak Rajuandri,S.pd selaku
Karyawan Di Baznas Kota Sungai Penuh dan Responden Penelitian, 22 februari 2019
60
(agama Islam).51 Meningkatnya jumlah tenaga kerja yang tidak seimbang dengan
sempitnya lapangan pekerjaan formal mengakibatkan bertambah besarnya angka
pengangguran. Hal ini menyebabkan banyak masyarakat yang kemudian bekerja
atau berusaha pada sektor informal seperti menjadi Pedagang Kaki Lima di kota-
kota besar di Indonesia. Pedagang Kaki Lima timbul sebagai akibat dari tidak
tersedianya lapangan pekerjaan bagi rakyat kecil yang tidak memiliki kemampuan
dalam berproduksi, bisa juga sebagai akibat dari kebijakan ekonomi liberal yang
mengutamakan pertumbuhan ekonomi makro dan mengabaikan ekonomi mikro.
Berikut hasil wawancara penulis dengan mustahik yang meminjman yang
menjelaskan alasan kenapa ia tidak dapat membayarkan kembali modal yang
dipinjam di Baznas Kota Sungai Penuh, sebagai berikut:
Saya penjual lontong sayur mie diPlaza pasar, awal-awal saya
berjualan alhamdulillah habis kadang tersisa hanya beberapa
porsi. tetapi makin lama ada banyak pula pedagang yang
menjual makanan sarapan pagi yang banyak pula menunya
diplaza ini. sedangkan saya hanya menjual lontong sayur mie.
itulah salah satu kenapa pembaran diBaznas mengalami kendala
karena faktor pesaing yang sangat banyak sekali, belum juga
untuk kebutuhan sehari-hari yang harus dipenuh dan modal
untuk esok hari.52
Dengan mendayagunakan Zakat secara Produktif , berarti zakat harta
tidak hanya membantu mengurangi beban para orang-orang miskin saja, namun
juga membantu pengurangi angka pengangguran. Berikut hasil wawancara
penulis dengan Ibu Armaini sebagai berikut :
51 Syamsul Anwar, Hukum Perjanjian Syariah: Studi Tentang Teori Akad dalam Fikih
Muamalat, 2010: Jakarta, Raja Wali Pers, 4-5 52 Sumber Data, Wawancara oleh peneliti dengan Ibu Lisnarti selaku Responden
Penelitian, 23 februari 2019
61
Saya mengajukan peminjaman pertama Rp. 1.500.000 betul
sekali sangat membantu mengurangi beban, tetapi hanya untuk
beberapa saat saja. usaha jajan-jajanan atau toko kecil-kecilan
dirumah saya sangat sepi sekali pembelinya apa lagi saya harus
membiayai kebutuhan anak-anak yang masih ksekolah. dan
suami saya lagi sakit tidak bisa untuk berkerja.53
Penulis kembali mewawancari mustahik yang meminjam modal
diBaznas Kota Sungai Penuh sebagai berikut:
Sebagai pedagang kecil yang menjual buah pepaya dan pisang
dipasar Sungai Penuh, saya mengambil buah dengan seorang
yang mempunyai kebun. dan tidak setiap hari pula ada yang
membeli pepaya maupun pisang saya. apa lagi pepaya ini kalau
udah masak, mudah sekali rusak dan bonyok sehingga tidak
menarik pembeli untuk membelinya. sehingga pepaya dan
pisang tersebut dibuang.54
Penyaluran dana zakat selama ini pada umumnya dilakukan oleh
lembaga zakat khususnya diindonesia adalah dengan cara konsumtif. padahal
metode ini kurang menyentuh pada persoalan yang dihadapi oleh mustahik.
karena hanya membantu kesulitan mereka sesaat saja. Itu berarti bahwa harta
zakat itu hanya bermanfaat saja, namun tidak ada daya gunanya. Namun, ada
sebuah metode yang untuk memberdayagunakan harta zakat, yang bukan
memberikan harta zakat dengan cara konsumtif yang hanya membantu kesulitan
para mustahiq sesaat saja, namun metode pengelolaan zakat ini bisa berdaya guna
secara Produktif. Metode ini tidak hanya berguna saja, namun juga berdaya guna.
Penulis kembali mewawancari mustahik yang meminjan dana diBaznas
Kota Sungai Penuh, yaitu sebagai berikut:
53 Sumber Data, Wawancara oleh peneliti dengan Ibu Armaini selaku Responden
Penelitian, 23 februari 2019 54 Sumber Data, Wawancara oleh peneliti dengan Ibu Dasminar selaku Responden
Penelitian, 23 februari 2019
62
Penjualan telur dipasar tidak begitu banyak mendapatkan hasil
yang baik. apa lagi telur-telur ini jika kelamaan akan
membusuk, apa lagi bukan hanya saya saja yang berjualan telur
dipasar, banyaknya pesaing dan dengan harga yang berbeda. apa
lagi sebagian besar orang membeli dengan harga murah. sudah
murah ditawar lagi, mau tidak mau ya harus mau . untuk biaya
kebutuhan sehari-hari pun masih kurang.55
Praktek zakat produktif sebenarnya pernah dilakukan oleh Umar ibn
Khatthab.Sang revolusiner hukum islam itu kerapkali menyerahkan zakat pada
fakir dan miskin bukan hanya sebatas untuk membeli sesuap nasi, melainkan ia
memberikan sejumlah uang, unta dan semacamnya bagi mereka untuk
dipergunakan secara produktif sehingga bisa memenuhi kebutuhan diri beserta
keluarganya dalam waktu panjang.56
Zakat Produktif adalah Zakat yang diberikan kepada mustahik sebagai
modal untuk menjalankan suatu kegiatan ekonomi yaitu untuk menumbuh
kembangkan tingkat ekonomi dan potensi produktifitas mustahik, pengembangan
zakat bersifat produktif dengan cara dijadikannya dana zakat sebagai modal
usaha, untuk pemberdayaan ekonomi penerimanya, dan supaya fakir miskin dapat
menjalankan atau membiayai kehidupannya secara konsisten.Zakat adalah Ibadah
Maliyyah ijtima’iyyah yang memiliki posisi sangat penting, stategis dan
menentukan baik dilihat dari sisi ajaran islam maupun dari sisi kesejahteraan
umat. sebagai suatu ibadah pokok zakat termasuk salah satu rukun islam yang
ketiga, sebagai mana diungkapkan dalam berbagai hadist nabi, sehingga
keberadaannya dianggap sebagai mu’luum minad-diin bidh-dharuurah atau
55 Sumber Data, Wawancara oleh peneliti dengan Ibu Yurnawati selaku Responden
Penelitian, 23 februari 2019 56Ibid ,Optimalisasi Zakat Produktif Dalam Pengentasan Problem Kemiskinan.hlm,227
63
diketahui secara otomatis adanya dan merupakan bagian mutlak dari keislaman
seseorang.57
Peneliti kembali mewawancarai mustahik yang meminjamDiBaznas Kota
Sungai Penuh, ia menjelaskan sebagai berikut:
Saya berjualan berbagai minuman dilapangan merdeka, sepi
sekali karna anak-anak kecil disini lebih tertarik membeli Es
seperti pop ice, cappucino dan lain-lain. kendalanya banyaknya
pesaing dan sulit untuk memutar modal, belum lagi ada
minuman yang sudah kadaluarsa. sebenarnya mau beralih
berjualan Es tapi modal tidak ada lagi sudah terpakai untuk
membeli minuman ni.58
Observasi peneliti juga melihat bahwa Baznas ini mengharuskan
memberikan pelayanan kepada Mustahik yang membutuhkannya maupun kepada
masyarakat yang kurang mampu. Kepada Mustahik yang membutuhkan pinjaman
dapat diberikan pinjaman yang sumber dananya berasal dari ZIS.Dimana
mustahik tidak dibebankan bunga dan sebagainya seperti dilembaga keuangan
konvensional.59Wawancara penulis dengan salah satu pedagang usaha mikro ,
yaitu sebagai berikut:
Saya berjualan sosis diparkiran tempat wisata putri ayu, dengan
seadanya karna keterbatasan modal yang saya minjam. apa lagi
modal tersebut saya pakai sebagian untuk keperluan dapur, dan
sebagian lagi untuk membeli keperluan berjualan. pengunjung
makin sepi pembeli juga jarang serta saya kesulitan untuk
membayar peminjaman di Baznas.60
57Jurnal, Tengku Salvina Goldia, Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi masyarakat
menggunakan jasa Baznas dalam penyaluran zakat” Studi muzakki tanjung morawa deli
serdang”, (Skripsi, Universitas islam negeri sumatera utara medan). hlm 1 58 Sumber Data, Wawancara oleh peneliti dengan Ibu Hartati selaku Responden
Penelitian, 24 februari 2019 59Observasi, 22 februari 2019 60 Sumber Data, Wawancara oleh peneliti dengan Ibu Mulyani selaku Responden
Penelitian, 24 februari 2019
64
Zakat Produktif bertujuan mensejahterakan orang-orang miskin, yang
diberikan pinjaman maupun bantuan yang diberikan Baznas Kota sungai Penuh.
kelak para mustahik tersebut dapat menjadi muzakki. berikut hasil wawancara
dengan Bapak Drs. H. Suhatris Ahmad, sebagai beriut:
Sebagian mustahik diberi bantuan maupun peminjaman
diBaznas ini, tidak sedikit dan tidak banyak pula sudah bisa
menjadi muzakki yang awalnya hanya musthik yang meminjam
dan penerima bantuan yang diberikan oleh Baznas. itu artinya
Visi mapun misi Baznas sudah mulai terlihat hasil yang
diinginkan. dan kembali lagi kepada mustahik harus mempunyai
tekat dan keinginan yang kuat pula agar status sosial mereka
akan lebih baik lagi.61
Hafidhuddin (2005) menjelaskan bahwa para ulama seperti Imam Syafi’i,
an-Nasa’i, dan lainnya menyatakan bahwa jika mustahik zakat memiliki
kemampuan untuk berdagang, selayaknya dia diberi modal usaha yang
memungkinkannya memperoleh keuntungan yang dapat memenuhi kebutuhan
pokoknya. Demikian juga jika yang bersangkutan memiliki ketrampilan tertentu,
kepadanya bisa diberikan peralatan produksi yang sesuai dengan pekerjaannya.
Jika mustahik tidak bekerja dan tidak memeiliki ketrampilan tertentu, menurut
Imam Syamsuddin ar-Ramli, kepadanya diberikan jaminan hidup dari zakat,
misalnya dengan cara ikut menanamkan modal (dari uang zakat tersebut) pada
usaha tertentu sehingga mustahik tersebut memiliki penghasilan dari
61hasil wawancara dengan bapak Wakil Ketua II: Drs. H. Suhatris Ahmad, 22 februari
2019
65
perputaranzakat itu.62Penulis kembali mewawancari mustahik yang meminjan
dana diBaznas Kota Sungai Penuh, yaitu sebagai berikut:
Saya meminjam perkelompok, masing-masing berbeda
usahanya. saya mengalami kendala karna ada sebagian teman
yang usahanya rame ada yang sepi, uang tidak terkumpul
semuanya karna dalam pengembalianya harus sesuai yang
ditentukan pihak Baznas.63
Zakat bukan sekedar amal saleh seseorang dalam menjalankan syariat
Allah, namun zakat membangun tatanan masyarakat yang teratur maupun
dibawah naungan negara dengan departemen khusus yang bertugas menghimpun
dan mendistribusikannya dalam hal ini Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS).
Berikut hasil wawancara penulis dengan mustahik yang meminjam dana di
Baznas, sebagai berikut:
Berkat saya meminjam dana di Baznas saya beserta keluarga
sangat terbantu sekali, tidak sebelum meminjam sangat susah
sekali untuk hari-hari. tetapi sangat pas-pasan sekali karna
pembeli kadang sepi dan kadang ramai, karena itu saya
mengalami kendala dalam pengembaliannya tidak sesuai dengan
waktu ditentukan.64
Perbedaan mendasar zakat dengan sumber dana baitul maal lainnya
seperti kharaj dan jizyah, zakat didistribusikan kepada golongan yang telah
ditetapkan dalam Al-Qur’an dan Sunnah. zakat diberikan atas golongan tertentu
karena mengandung nilai-nilai ekonomi, sosial , dan spritual. Penulis kembali
62Jurnal, Yoghi Citra Pratama, Peran Zakat Dalam Penanggulangan Kemiskinan (Studi
Kasus : Program ZakatProduktif Pada Badan Amil Zakat Nasional)The Journal of Tauhidinomics
Vol. 1 No. 1 (2015): hlm 95 63 Sumber Data, Wawancara oleh peneliti dengan Kelompok Mawar Putih selaku
Responden Penelitian, 25 februari 2019 64 Sumber Data, Wawancara oleh peneliti dengan Bapak Jufri selaku Responden
Penelitian, 25 februari 2019
66
mewawancara dengan Bapak Drs. H. Suhatris Ahmad Wakil ketua II di Baznas
Kota Sungai Penuh, sebagai berikut:
Dana zakat yang Baznas dapatkan, itu dialokasikan kepada 8
asnaf dan banyak pula didalam Al-Qur’an yang menjelaskan
salah satunya disurat At-taubah ayat 60 yang artinya
“Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-
orang miskin, pengurus-pengurus zakat, Para mu'allaf yang dibujuk hatinya,
untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan
Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu
ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha
Bijaksana.” dana tersebut sudah dibagikan sesuai kebutuhan yang
Baznas tentukan pastinya.65
Hafidhuddin (2004) menjelaskan bahwa pengelolaan zakat di Indonesia
sudah dilakukan semenjak awal Islam masuk dan berkembang, baik oleh induvidu
maupun kelompok atau institusi tertentu.Namun demikian, mayoritas ulama di
dunia dan Indonesia sepakat bahwa sebaiknya pengelolaan zakat dilakukan oleh
pemerintah. Pengelolaan oleh lembaga formal diharapkan dapat meningkatkan
efektivitas pengumpulan dan pengalokasian dana zakat untuk mencapai sasaran
yang ditargetkan.66Wawancara penulis dengan salah satu pedagang donat dan kue
isi yang meminjam dana diBaznas, yaitu sebagai berikut:
Saya berjualan dari pagi dipasar hingga malam harinya keliling
sampai dagangan saya habis. kalau tidak habis bawa pulang
sisanya.cukuplah hasil ini untuk menutupi modal untuk besok
dan keluarga dirumah. apa lagi setiap harinya harus disisihkan
untuk membayar pinjaman dan tagihan lainnya . kadang telat
dan tidak bayar sama sekali dalam sebulan.67
Zakat tak sekedar dimaknai sebagai sebuah ibadah semata yang
diwajibkan kepada setiap umat islam bagi yang sudah memenuhui syarat, akan
65hasil wawancara dengan bapak Wakil Ketua II: Drs. H. Suhatris Ahmad, 22 februari
2019 66Ibid, Yoghi Citra Pratama. hlm 95 67 Sumber Data, Wawancara oleh peneliti dengan Bapak Eri selaku Responden Penelitian,
26 februari 2019
67
tetapi lebih dari pada itu, yakni sebagai sebuah sistem pendistribusian harta benda
dikalangan umat islam, dari si kaya kepada si miskin. sehingga zakat mampu
menhilangkan kesenjangan ekonomi masyarakat.68
Baznas Kota Sungai Penuh merasa aman karena mereka memiliki
landasan hukum yang sesuai dengan syariat, membantu masyarakat menjadi lebih
mengetahui seluk beluk ekonomi syariah dan membayar zakat jika yang
mampu.diharapakan dengan dukungan pemerintahan yang masih dan
perkembangan perbankan syariah yang masih terus tumbuh, membuat
Baznas semakin tumbuh dan berkembang.
Disamping itu, menyalurkan dana zakat melalui pinjaman tanpa bunga
(Al Qordhul Hasan) membantu dalam proses penerapan sistem pinjaman non
ribawi yang diinginkan Islam. Hal ini tentunya dapat dikatagorikan dalam asnaf Fi
Sabilillah yaitu upaya menjaga dan melestarikan ajaran Islam di kalangan umat
Islam.Namun yang dibolehkan menerapkan system pinjaman ini hanyalah
lembaga zakat. Muzakki tidak dibenarkan meminjamkan zakat yang harus ia
keluarkan. Karena kewajibannya adalah mengeluarkan zakat tersebut dan
menyerahkannya kepada lembaga zakat.
68Jurnal, M Abdul Rouf, Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Masyarakat
Membayar Zakat Dirumah Zakat Cabang Semarang (Skripsi, Institut Agama Islam Negeri
Walisongo, 2011). Hlm 3
68
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Bantuan modal yang dipinjamkan tanpa bunga oleh Baznas Kota Sungai Penuh
belum berhasil sepenuhnya. dikarenakan pinjaman awal hanya Minimal Rp
1.000.000. sedangkan masing-masing mustahik tersebut beda-beda usaha yang
dijalankan. ada yang merasa cukup dan sebaliknya. dan betul sekali yang
dikatakan oleh salah satu karyawan Baznas bahwa mustahik yang meminjam
harus mempunyai tekat, kemauan yang kuat serta motivasi yang tinggipula.
sehingga yang tadinya mustahik akan menjadi muzakki, karena perekonomian
yang semakin membaik.Dari segi pengelolaan Baznas sudah sesuai dengan
ketentuan, para mustahik hanya datang ke Baznas dan mengajukan, setelah itu
pihak Baznas akan mensurvei langsung kerumah mustahik, sedangkan
pengembaliannya sangat mudah sekali para peminjam dana tersebut datang
langsung ke Kantor Baznas untuk membayar pinjaman tersebut.
2. Kendala yang dihadapi pengelola Baznas sedikitnya karyawan sehingga tidak
semua dapat disurvei, sehingga terjadinya mustahik yang enggan
mengembalikan.
3. Para peminjam yang mengalami kendala dalam pengembalian, tidak sedikit
diantaranya mengalami kesulitan untuk biaya kebutuhan sehari-hari, untuk
biaya anak sekolah, modal yang sangat minim dan banyak diantaranya
mengeluh dagangannya sepi dan tidak tahan lama.
69
B. Saran
Melalui skripsi ini penulis akan memberikan beberapa saran yang dapat
dijadikan solusi maupun acuan Bagi Baznas Kota Sungai Penuh dan para
pembaca maupun peneliti selanjutnya. adapun saran-saran yang dapat penulis
kemukaan sebagai berikut:
1. Untuk dapat lebih memaksimalkan peminjaman modal secara Produktif pada
Baznas Kota Sungai Penuh , dapatlah kiranya pihak Baznas mengembangkan
dan memperbesar jumlah bantuan maupun pinjaman kepada mustahik, karena
pendapatan mustahik akan lebih baik lagi jika dana zakat tersebut diberikan
sesuai kebutuhan dan cukup memadai.
2. Sebaikanya pemberian modal kepada penerima zakat disertai dengan
pengawasan dan bimbingan langsung agar bisa dapat membantu
mensejahterakan mustahik dalam menjalankan usahanya. serta untuk bisa
menambah lagi karyawan sehingga bisa menjalankan program Zakat Produktif
dan program-program lainnya sehingga tidak lagi kendala dengan kurangnya
karyawan.
3. Dan pada umunya masyarakat belum mengetahui tentang apa yang dimaksud
Zakat secara Produktif. untuk itu adakan sosialisasi tentang bantuan maupun
pinjaman modal agar lebih dimaksimalkan lagi.
4. Selanjutnya perlu diteliti lebih dalam lagi tentang Problem zakat Produktif
serta efektifitasnya, faktor keahlian dalam menjalankan usaha, dan
pengetahuan mustahik yang dimiliki dalam menjalankan usahanya. karena
mengingat waktu dan keterbatasan peneliti.
70
C. Penutup
Berkat rahmat Allah SWT, maka sampailah penulis pada akhir dari
penulisan Skripsi ini. Perlu kiranya penulis kemukakan segenap daya telah penulis
curahkan secara maksimal dalam penulisan Skripsi ini. Apabila dalam
pembahasannya terdapat hal-hal yang bermanfaat, maka bersyukurlah kepada
Allah, karena berkat petunjuk dan hidayah-Nya juga. Sebaliknya jika di sana-sini
terdapat kekurangan, maka hal itu adalah kesalahan dari penulis itu sendiri, sebab
keterbatasan yang ada pada penulis. Oleh sebab itu, penulis akan menerima segala
kritikan dan saran yang sifatnya membangun dalam penyempurnaan Skripsi ini.
Akhirnya dengan mengucapkan Alhamdulillahi Robbil ‘Alamin, penulis
bersyukur kehadirat Allah SWT, dan selalu berdo’a semoga tulisan ini dapat
memberi manfaat bagi penulis dan pembaca yang terhormat serta taufik
hidayahnya selalu bersama kita, Amin.
DAFTAR PUSTAKA
Jurnal, Agustina Mutia dan Anzu Elvia Zahara, Analsis faktor-faktor Yang
Mempengaruhi Kesejahteraan Mustahiq Melalui Pemberdayaan Zakat
(Studi Kasus Penyaluran Zakat Produktif / Modal Usaha Pada BAZDA
Kota Jambi).
Jurnal, Mila kartika, Pengaruh Pendayagunaan Zakat Produktif terhadap
Pemberdayaan Mustahiq pada LAZ Yayasan Solo Peduli Surakarta,
“jurnal ekonomi islam la_riba “Vol. II, No. 1, Juli 2008,
Jurnal, Ainol Yaqin, OPTIMALISASI ZAKAT PRODUKTIF DALAM
PENGENTASAN PROBLEM KEMISKINAN (Jurusan Syari’ah STAIN
Pamekasan, Vol. 2 No. 2 desember 2015
Ibrahîm Ibn ‘Ali al-Fairuz Abadi al-Syairâzî, Fiqh al-Zakât Juz I (Beirut: Dâr al-
Kutub al-Ilmiyah, 1995),
Jurnal, Hendra Maulana, “Analisa Distribusa Zakat Dalam Meningkatkan
Kesejahteraan Mustahiq” (Skripsi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
2008),.
Jurnal, Siti Halida Utami Irsyad Lubis, pengaruh pendayagunaan zakat produktif
terhadap pemberdayaan mustahiq di kota medan .
Jurnal, Garry Nugraha, “Pengaruh Dana Zakat Produktif Terhadap Keuntungan
Usaha Mustahiq Penerima Zakat” (Skripsi, Universitas Diponegoro,
Semarang, 2011),
Jurnal, Fakhrur, “Zakat Produktif di Kota Malang Studi Tentang Respon
Mustahiq Terhadap Zakat Kredit Prespektif Behaviorisme” (Disertasi—
IAIN Sunan Ampel, Surabaya, 2012),
Jurnal, m abdul rouf, Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat
Masyarakat Membayar Zakat Dirumah Zakat Cabang Semarang
(Skripsi, Institut Agama Islam Negeri Walisongo, 2011).
Jurnal, Tengku Salvina Goldia, Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi
masyarakat menggunakan jasa Baznas dalam penyaluran zakat” Studi
muzakki tanjung morawa deli serdang”, (Skripsi, Universitas islam
negeri sumatera utara medan).
Jurnal, Yoghi Citra Pratama, Peran Zakat Dalam Penanggulangan Kemiskinan
(Studi Kasus : Program Zakat Produktif Pada Badan Amil Zakat
Nasional) The Journal of Tauhidinomics Vol. 1 No. 1 (2015)
Jurnal, Yoghi Citra Pratama, Peran Zakat Dalam Penanggulangan Kemiskinan
(Studi Kasus : Program Zakat Produktif Pada Badan Amil Zakat
Nasional) The Journal of Tauhidinomics Vol. 1 No. 1 (2015)
Skripsi, Yusuf Abdullah, Pelaksanaan Kutipan Dan Agihan Zakat Di Badan Amil
Zakat Daerah (Bazda) Kerinci Indonesia, (Universiti Malaya Kuala
Lumpur 2015). hlm 100-101
Syamsul Anwar, Hukum Perjanjian Syariah: Studi Tentang Teori Akad dalam
Fikih Muamalat, 2010: Jakarta, Raja Wali Pers.
Drs.H.Moh Rifa’I, Fiqih islam ( Semarang, PT karya toha putra : 1978),
Hasbi Ash-Shiddieqy, Pedoman zakat ( Semarang : Pustaka Rizki Putra, 2009 )
A. Qodri Azizy, Membangun Fondasi Ekonomi Umat Meneropong Prospek
Berkembangnya Ekonomi Islam (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, Cet. I,
2004),
Prof.Dr.Sugiyono, Metode Penelitian kuantitatif, kualitatif dan Kombinasi(Mixes
Methods), cet ke-10 (Bandung: 2018),
Al-Majmu’, Imam Nawawi, jilid 6, hlm 167. yang dikutip didalam buku Qardawi,
yusuf. Hukum zakat: Studi komparatif mengenai status dan filsafat zakat
berdasarkan qur,an dan hadis. cet ke-10 (Kalimalang-pondok kelapa,
jakarta)
Iqbal M. Ambara, Problematika Zakat dan Pajak Indonesia, Jakarta: Sketsa, 2009
Muhammad, Zakat Profesi: Wacana Pemikiran dalam Fikih Kontemporer
,Jakarta: Salemba Diniyah, 2002
Yusuf Qordhowi, Kiat Islam Mengentaskan Kemiskinan, Jakarta: Gema Insani
Pers, 1995
Wahbah Al-Zuhayly, Zakat Kajian Berbagai Mazhab, Bandung: PT. Rosdakarya,
2008
Muhammad Muflih, Perilaku Konsumen dalam Perspektif Ilmu Ekonomi
Islam, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006
Asnaini, Zakat Produktif Dalam Perspektif hukum Islam, Yogyakarta:Pustaka
Pelajar, 2008
http://pengertianzakatmu.blogspot.com/2015/03/dalil-tentang-zakat.html?m=1
http://www.nu.or.id/post/read/84887/dasar-kewajiban-zakat-dalam-islam
http: adasayajugaloh.blogspot.com/2016/03 pengertian zakat produktif-zakat.html
Al-Qur’an dan Terjemahan, Mahkota surabaya, Edisi Refisi Tahun 1989
DAFTAR PERTANYAAN
A. Tentang Baznas Kota Sungai Penuh
1. Apa yang menjadi dasar hukum pembentukan Baznas Kota Sungai Penuh?
2. Apa visi ,misi dan tujuan Baznas Kota Sungai Penuh?
3. Bagamanakan Struktur organisasi Baznas Kota Sungai Penuh?
4. Siapa saja yang duduk sebagai pengurus Di Baznas Kota Sungai Penuh?
5. Apa saja wewenang atau tugas dari masing-masing divisi?
6. Apa saja program kerja dari masing-masing divisi?
7. Apa Lembaga penjamin keuangan Baznas Kota Sungai Penuh dalam
mengumpulkan dana zakat?
B. Teknik peminjaman, pengelolaan dan pengembalian zakat di Baznas Kota
Sungai Penuh
1. Bagaimana teknik pengelolaan zakat Di Baznas Kota Sungai Penuh?
2. Bagaimana teknik peminjaman zakat Di Baznas Kota Sungai Penuh?
3. Bagaimana teknik pengembalian zakat Di Baznas Kota Sungai Penuh?
C. Efektifitas Zakat
1. Apakah ada kendala dalam menyalurkan zakat Produktif?
2. Apa saja jenis zakat yang disaluran Baznas Kota Sungai Penuh pada tahun,
2015, 2016 dan 2017?
3. Bagaimana persentase prioritas pemberian dana zakat kepada mustahik?
4. Apakah ada pengawasan terhadap penyaluran ketika dana tersebut telah
disalurkan kepada penerima zakat produtif atau sipeminjam?
5. Berapakah dana zakat yang berhasil dikumpulkan Di Baznas Kota Sungai
Penuh dari tahun 2015-2017?
6. Berapa jumlah mustahik yang menerima dana zakat produktif dari Baznas
Kota Sungai Penuh tahun 2015-2017( disertakan nama, alamat dan usaha
yang dijalankan mustahik?
7. Berapa besaran bantuan zakat produktif yang diberikan Baznas Kota
Sungai Penuh kepada mustahik dari tahun 2015-2017?
8. Apa harapan Baznas Kota Sungai Penuh dalam menyalurkan zakat
produktif?
9. Seberapa besarkah perubahan yang dialami mustahik setelah menerima
zakat Produktif?
10. Kenapa pendanaan zakat Produktif yang dalam pengembaliannya
mengalami macet?
11. Apakah ada sanksi tertentu kepada para mustahik yang tidak mau
membayarkan kembali modal yang telah dipinjamnya?
12. Apa yang dilakukan oleh pihak Baznas kepada mustahik yg mengalami
kredit macet?
13. Apa kendala yang dihadapi oleh pengelola Baznas terhadap pengguna dana?
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1 : Struktur organisasi Baznas Kota Sungai Pernuh
Sumber Data: Dokumentasi Keadaan Strutur Organisasi Baznas Kota Sungai Penuh
Lampiran 2 : Keadaan Hasil Wawancara Penulis dengan Responden Baznas
Sumber Data: Dokumentasi keadaan Wawancara Penulis dengan karyawan Baznas
Lampiran 3: Keadaan Kantor Baznas
Sumber Data: Dokumentasi keadaan Kantor Baznas
Lampiran 4: Foto bersama karyawan Baznas
DAFTAR RIWAYAT
(CURRICULUM VITAE)
Nama lengkap : Ambar Kurnia futri
Tempat / tgl lahir : Jambi/ 12-Desember-1997
Email : [email protected]
No.kontak/Hp : 0895-6064-88367
Alamat : Jln. Sultan Hasanudin Rt 29 Kel. Talang Bakung Kec.Paal
Merah
Pendidikan Formal:
1. SD : SD N 111
2. SMP : Mts N Talang Bakung
3. SMA : Smk N 2 Kota Jambi
Moto hidup : Sukses adalah saat persiapan dan kesempatan bertemu.
Jambi, April 2019
Ambar Kurnia Futri
EES.150583
79