SKRIPSI KOORDINASI PEMERINTAH DESA DALAM UPAYA ... · kelompok tani tersebut, bagaimana mereka...

112
SKRIPSI KOORDINASI PEMERINTAH DESA DALAM UPAYA PEMBERDAYAAN KELOMPOK TANI DI DESA BONTOMARANNU KABUPATEN GOWA Disusun dan diusulkan oleh: NURUL HASMI APRILIANA NomorStambuk: 10561 05474 15 PROGRAMSTUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTASILMU SOSIAL DANILMU POLITIK UNIVERSITASMUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020

Transcript of SKRIPSI KOORDINASI PEMERINTAH DESA DALAM UPAYA ... · kelompok tani tersebut, bagaimana mereka...

Page 1: SKRIPSI KOORDINASI PEMERINTAH DESA DALAM UPAYA ... · kelompok tani tersebut, bagaimana mereka dapat untuk memanajemen, menerima, mengirimkan, dan menindak lanjuti informasi yang

SKRIPSI

KOORDINASI PEMERINTAH DESA DALAM UPAYA

PEMBERDAYAAN KELOMPOK TANI DI DESA BONTOMARANNU

KABUPATEN GOWA

Disusun dan diusulkan oleh:

NURUL HASMI APRILIANA

NomorStambuk: 10561 05474 15

PROGRAMSTUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTASILMU SOSIAL DANILMU POLITIK

UNIVERSITASMUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

Page 2: SKRIPSI KOORDINASI PEMERINTAH DESA DALAM UPAYA ... · kelompok tani tersebut, bagaimana mereka dapat untuk memanajemen, menerima, mengirimkan, dan menindak lanjuti informasi yang

iii

KOORDINASI PEMERINTAH DESA DALAM UPAYA

PEMBERDAYAAN KELOMPOK TANI DI DESA BONTOMARANNU

KABUPATEN GOWA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

Sarjana Ilmu Administrasi Negara

Disusun dan Diajukan Oleh

NURUL HASMI APRILIANA

Nomor Stambuk : 10561 05474 15

Kepada

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

Page 3: SKRIPSI KOORDINASI PEMERINTAH DESA DALAM UPAYA ... · kelompok tani tersebut, bagaimana mereka dapat untuk memanajemen, menerima, mengirimkan, dan menindak lanjuti informasi yang

iv

Page 4: SKRIPSI KOORDINASI PEMERINTAH DESA DALAM UPAYA ... · kelompok tani tersebut, bagaimana mereka dapat untuk memanajemen, menerima, mengirimkan, dan menindak lanjuti informasi yang

v

Page 5: SKRIPSI KOORDINASI PEMERINTAH DESA DALAM UPAYA ... · kelompok tani tersebut, bagaimana mereka dapat untuk memanajemen, menerima, mengirimkan, dan menindak lanjuti informasi yang

vi

Page 6: SKRIPSI KOORDINASI PEMERINTAH DESA DALAM UPAYA ... · kelompok tani tersebut, bagaimana mereka dapat untuk memanajemen, menerima, mengirimkan, dan menindak lanjuti informasi yang

vii

ABSTRAK

Nurul Hasmi Apriliana. 2020. Koordinasi Pemerintah Desa Dalam Upaya

Pemberdayaan Kelompok Tani Di Desa Bontomarannu Kabupaten Gowa

(dibimbing oleh Fatmawati dan Nasrul Haq)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Koordinasi Pemerintah Desa

dalam Upaya Pemberdayaan Kelompok Tani Desa Bontomarannu Kabupaten

Gowa. Jenis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kualitatif dengan informan

sebanyak 9 orang. Teknik pengumpulan data dengan wawancara mendalam,

observasi langsung, dokumentasi.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Komunikasi yang di lakukan oleh

pemerintah desa dengan kelompok-kelompok tani yang efektif tanpa

mengedapankan ego masing-masing kelompok mampu menghasilkan koordinasi

yang baik guna menunjang bentuk-bentuk proses pemberdayaan para petani,

pemerintah desa dan segenap kelompok tani sangat sadar betapa pentingnya

koordinasi,semua upaya dalam pemberdayaan para petani atau kelompoktani akan

lebih maksimal lagi, dan koordinasi sangatlah penting antara pemerintah desa

dengan kelompok tani yang dapat menghasilkan bentuk koordinasi seperti hasil

kerja yang maksimal dan juga mengetahui segala kebutuhan kelompok tani di

lapangan.

Kata kunci: Koordinasi, Pemberdayaan Kelompok Tani

Page 7: SKRIPSI KOORDINASI PEMERINTAH DESA DALAM UPAYA ... · kelompok tani tersebut, bagaimana mereka dapat untuk memanajemen, menerima, mengirimkan, dan menindak lanjuti informasi yang

viii

KATA PENGANTAR

Penulis panjatkan rasa syukur yang tidak terhingga kehadirat Allah SWT,

yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikanskripsiyang berjudul“ Koordinasi Pemerintah Desa Dalam Upaya

Pemberdayaan Kelompok Tani Di Desa Bontomarannu Kabupaten Gowa”.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud

tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada

kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang

terhormat:

1. Ibu Dr. Ihyani Malik, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Muhammadiyah Makassar

2. Bapak Nasrul Haq, S.Sos., MPA selaku Ketua Prodi Ilmu Administrasi Negara

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar

3. Ibu Dr. Fatmawati, M.Si selaku Pembimbing I dan Bapak Nasrul Haq, S.Sos.,

MPA selaku Pembimbing II yang senantiasa meluangkan waktunya

membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

4. Bapak Dr. Burhanuddin, S.Sos, M.Si selaku Penasehat Akademik selama

menempuh kuliah di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Muhammadiyah Makassar.

5. Para Dosen Jurusan Prodi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

6. Kedua orang tua H.Taufik dan Hj.Nony Nuryati Serta segenap keluarga yang

Page 8: SKRIPSI KOORDINASI PEMERINTAH DESA DALAM UPAYA ... · kelompok tani tersebut, bagaimana mereka dapat untuk memanajemen, menerima, mengirimkan, dan menindak lanjuti informasi yang

ix

senantiasa memberikan semangat dan bantuan, baik moril maupun materil.

7. Untuk sahabat saya Ani, Arnis, Syarifah, Rahmi, Jurman dan kakak senior

Iswadi (Chua), Kak Anto yang tidak pernah berhenti memberikan bantuan baik

moril maupun material.

8. Untuk teman-teman seperjuangan Jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Angkatan 2015 untuk dukungan dan bantuannya

saya ucapkan terima kasih.

9. Untuk Seluruh Aparat Desa Romangloe, Desa Nirannuang dan pegawai Dinas

Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Gowa yang telah bersedia

peneliti wawancara dan telah membantu dalam proses penelitian saya ucapkan

banyak terima kasih.

10. Untuk semua pihak yang telah membantu saya menyelesaikan skripsi ini yang

tidak dapat saya sebutkan satu persatu terima kasih banyak atas bantuannya.

Demi kesempurnaan skripsi ini, saran dan kritik yang sifatnya membangun

sangat penulis harapkan. Semoga karya skripsi ini bermanfaat dan dapat

memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan.

Makassar, 17 Februari 2020

Nurul Hasmi Apriliana

Page 9: SKRIPSI KOORDINASI PEMERINTAH DESA DALAM UPAYA ... · kelompok tani tersebut, bagaimana mereka dapat untuk memanajemen, menerima, mengirimkan, dan menindak lanjuti informasi yang

x

DAFTAR ISI

Lembar Pengajuan Skripsi.......................................................................... ii

Lembar Persetujuan .................................................................................... iii

Lembar Penerimaan TIM .......................................................................... iv

Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ............................................. v

Abstrak .......................................................................................................... vi

Kata Pengantar............................................................................................. vii

Daftar Isi ....................................................................................................... ix

Daftar Tabel .................................................................................................. xi

Daftar Gambar ............................................................................................. xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................... 9

C. Tujuan Penelitian......................................................................... 9

D. Manfaat Penelitian....................................................................... 10

E. Kegunaan Penelitian .................................................................... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Koordinasi .................................................................. 12

B. Konsep Pemerintahan………………………………………… 24

C. Pemberdayaan ………………………………………………. 33

D. Konsep Kelompok …………………………………………. 36

E. Kerangka Pikir.......................................................................... 43

F. Fokus Penelitian ....................................................................... 44

G. Deskripsi Fokus Penelitian ....................................................... 45

BAB III METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Penelitian.................................................... 47

B. Jenis dan Tipe Penelitian .......................................................... 47

C. Sumber Data ............................................................................. 48

Page 10: SKRIPSI KOORDINASI PEMERINTAH DESA DALAM UPAYA ... · kelompok tani tersebut, bagaimana mereka dapat untuk memanajemen, menerima, mengirimkan, dan menindak lanjuti informasi yang

xi

D. Informan Penelitian .................................................................. 49

E. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 50

F. Teknik Analisis Data ................................................................ 51

G. Pengabsahan Data .................................................................... 52

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Singkat dan Lokasi Penelitian ................................ 54

B. Koordinasi Pemerintah Desa dan Upaya Pemberdayaan

Kelompok Tani Desa Bontomarannu Kabupaten Gowa .......... 69

C. Faktor pendukung dan penghambat Koordinasi Pemerintah Desa

dalam Upaya Pemberdayaan Kelompok Tani Desa Bontomarannu

Kabupaten Gowa ……………………………………………. 83

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan............................................................................... 87

B. Saran ......................................................................................... 88

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 11: SKRIPSI KOORDINASI PEMERINTAH DESA DALAM UPAYA ... · kelompok tani tersebut, bagaimana mereka dapat untuk memanajemen, menerima, mengirimkan, dan menindak lanjuti informasi yang

xii

DAFTAR TABEL

Tabel Informan ................................................................................................. 49

Tabel Kondisi Kepegawaian ............................................................................ 59

Tabel Struktur Kepemimpinan dan Pelayanan Publik ..................................... 66

Tabel Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian....................................... 66

Tabel Susunan Kepemimpinan ........................................................................ 69

Tabel Data Perkembangan Pemberdayaan Kelompok Tani ………………….70

Page 12: SKRIPSI KOORDINASI PEMERINTAH DESA DALAM UPAYA ... · kelompok tani tersebut, bagaimana mereka dapat untuk memanajemen, menerima, mengirimkan, dan menindak lanjuti informasi yang

DAFTAR GAMBAR

Gambar Kerangka Pikir.................................................................................... 44

Gambar Struktur Organisasi ............................................................................ 63

Gambar Langkah-Langkah Alur Penerimaan Bantuan ……………………… 72`

Page 13: SKRIPSI KOORDINASI PEMERINTAH DESA DALAM UPAYA ... · kelompok tani tersebut, bagaimana mereka dapat untuk memanajemen, menerima, mengirimkan, dan menindak lanjuti informasi yang

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kelompok tani adalah kumpulan para petani yang terikat secara non

formal atas dasar keserasian, kesamaan kondisi lingkungan (sosial, ekonomi,

sumberdaya), keakraban, kepentingan bersama dan saling mempercayai, serta

mempunyai pimpinan untuk mencapai tujuan bersama. Pembentukan kelompok

tani merupakan suatu usaha pembangunan pertanian yang berfungsi untuk

memperlancar hasil pertanian dan memberikan wadah yang kokoh di pedesaan

dan merupakan tempat untuk memperkuat kerjasama diantara para petani

dalam kelompok untuk menghadapi berbagai macam ancaman, tantangan,

hambatan, dan gangguan. Pertanian merupakan salah satu sektor utama bagi

mata pencaharian penduduk di Kabupaten Gowa. Sehubungan dengan itu maka

masyarakat adalah kelompok tani yang berkembang. Adanya kelompok tani

mempunyai tujuan bekerja sama dalam mengelolah lahan pertanian dengan

baik untuk meningkatkan hasil produksi pertanian yang maksimal sehingga

para anggota petani bisa merasakan dampak yang positif bagi kehidupannya

yang berujung pada kesejahteraan anggota petani.

Kelompok tani sebagai lembaga media kerjasama merupakan wadah dan

sarana dalam membangun relasi untuk memenuhi kebutuhan dalam kegiatan

usaha tani yang dijalankan anggotanya. Selain itu, untuk menjalankan perannya

sebagai wahana kerjasama bagi anggota kelompok, pengurus kelompok harus

mampu memperkuat, memperlancar dan sekaligus mendorong terwujudnya

1

Page 14: SKRIPSI KOORDINASI PEMERINTAH DESA DALAM UPAYA ... · kelompok tani tersebut, bagaimana mereka dapat untuk memanajemen, menerima, mengirimkan, dan menindak lanjuti informasi yang

kerjasama yang saling menguntungkan, baik antar anggota maupun dengan

pihak lain. Kedisiplinan setiap anggota dan pengurus kelompok dalam mentaati

kesepakatan yang telah dibuat secara bersama seperti melakukan pertemuan

sesuai dengan jadwal yang telah dibuat bersama, melakukan kerjasama dengan

pihak lain dalam memenuhi kebutuhan usaha taninya. Kegiatan kerjasama ini

terjalin atas dasar suatu hubungan yang saling membutuhkan dan

menguntungkan baik bagi kelompok tani maupun penyediaan sarana dan jasa

pertanian, dan juga kerjasama ini didasari atas rasa saling percaya terhadap

para pelaku kerjasama.

Koordinasi antar organisasi/lembaga pada saat ini sangat berperan

penting dalam sebuah organisasi untuk dapat tercapainya produktifitas,

efisiensi, dan efektifitas, dari setiap kegiatan perlu diadakan antar organisasi

terkait bahkan perlu sebuah tim pekerja (Team Work) yang lebih stratejik untuk

melaksanakan kegiatan. Konsep koordinasi diartikan sebagai suatu bentuk

menyatukan kegiatan dan unit kerja suatu instansi atau organisasi, sehingga

organisasi dapat bekerja sama dan bergerak menjadi satu kesatuan yang saling

berhubungan untuk melaksanakan tugas guna untuk mencapai tujuan

organisasi.

Koordinasi adalah peran penting dalam organisasi untuk mencapai suatu

tujuan koordinasi yang efektif. Untuk mencapai tujuan koordinasi yang efektif

meliputi komunikasi dan tujuan yang jelas (Suminar, 2015). Karena itu dalam

penelitian ini koordinasi atau kerjasama antara Pemerintah Desa dan kelompok

tani Desa Bontomarannu diciptakan untuk membangun kerja sama antara

Page 15: SKRIPSI KOORDINASI PEMERINTAH DESA DALAM UPAYA ... · kelompok tani tersebut, bagaimana mereka dapat untuk memanajemen, menerima, mengirimkan, dan menindak lanjuti informasi yang

pemerintah dan kelompok tani dalam membangun pertanian di Desa

Bontomarannu. Koordinasi diartikan sebagai bentuk penyesuaian atau

penyelarasan kegiatan yang saling berhubungan dan penyusunan individu dan

kelompok antar organisasi yang dilakukan secara teratur guna untuk mencapai

tujuan organisasi. Kesejahteraan rakyat adalah tujuan utama Negara dalam

mewujudkannya, diperlukan mekanisme dalam kebijakan publik yang dibuat.

Dalam mewujudkan kesejahteraan, permasalahan yang timbul menjadi

tantangan tersendiri bagi penyelenggara kebijakan publik Pemerintah sebagai

wadah penyedia layanan publik yang dibutuhkan oleh masyarakat luas harus

bertanggung jawab dan terus berusaha untuk memberikan pelayanan yang

prima demi peningkatan pelayanan publik. Perbaikan pelayanan publik

menjadi suatu bentuk pekerjaan besar Pemerintah Indonesia semenjak gerakan

reformasi telah berhasil menggusur rezim orde baru banyak perubahan yang

telah dilakukan.

Adanya peraturan Menteri Pertanian Nomor 273/KPTS/OT.160/4/2007

pada tanggal 13 April 2007 Tentang pedoman pembinaan kelembagaan petani

merupakan salah satu bagian dari peranan Pemerintah untuk mensejahterahkan

rakyatnya dalam hal ini petani, petani diatur dan ditata dalam wadah kelompok

tani di tiap Desa ditingkat Kecamatan sehingga memudahkan proses

penyuluhan pertanian. Kabupaten Gowa merupakan salah satu Kabupaten di

Sulawesi Selatan yang mayoritas masyarakatnya adalah petani dan tergabung

dalam kelompok tani yang ada di Kecamatan. Di Kecamatan Bontomarannu

Page 16: SKRIPSI KOORDINASI PEMERINTAH DESA DALAM UPAYA ... · kelompok tani tersebut, bagaimana mereka dapat untuk memanajemen, menerima, mengirimkan, dan menindak lanjuti informasi yang

sendiri terdapat 2 kelompok tani (data dari Dinas Pertanian) dan tersebar di dua

Desa yaitu Desa Romangloe dan Desa Nirannuang.

Berdasarkan penelitian terdahulu Suradisastra (2006). Pemberdayaan

petani melalui kelembagaan kelompok tani merupakan salah satu metode

pemberdayaan masyarakat yang tepat untuk memungkinkan mereka dapat

meningkatkan kualitas hidupnya. Lembaga kecil ini merupakan suatu bentuk

organisasi kerja sama yang membuat masyarakat mampu mengembangkan

respon yang sesuai dengan logika dan menjadi suatu wadah yang menyatukan

para petani secara horizontal maupun vertikal. Tahun 2007 awalnya jumlah

kelompok tani yang terbentuk di Desa Popontolen berjumlah 5 kelompok

(Citawaya, Sukamaju, Makmur, Soeangi dan Jaya) namun dalam perjalanannya

saat ini hanya tinggal 1 yang aktif yaitu kelompok tani Soeangi.

Sedangkan penelitian terdahulu Menurut Soetomo, (2011:88),

Masyarakat berada pada posisi marginal disebabkan karena kurang memiliki

kedua unsur, kewenangan dan kapasitas. Kondisi tersebut sering juga disebut

masyarakat kurang berdaya atau powerless, sehingga tidak mempunyai peluang

untuk mengatur masa depannya sendiri. Hal itulah yang dianggap sebagai

penyebab utama kondisi kehidupannya tidak sejahtera. Hal itu sangat sejalan

dengan kondisi sosial kemasyarakatan yang ada di daerah Sulawesi Barat yang

kaya akan Sumber Daya Alam khususnya di bidang Pertanian. Kesejahteraan

masyarakat Sulawesi Barat dapat di ciptakan (created) melalui pengembangan

industri berbasis sektor pertanian (agroindustry). Agro industri adalah kegiatan

industri yang mengolah hasil-hasil pertanian sebagai industri hilir yang

Page 17: SKRIPSI KOORDINASI PEMERINTAH DESA DALAM UPAYA ... · kelompok tani tersebut, bagaimana mereka dapat untuk memanajemen, menerima, mengirimkan, dan menindak lanjuti informasi yang

berlokasi di perdesaan dan secara fungsional dapat meningkatkan posisi tawar

petani dalam meraih nilai tambah, Menurut Hapsah dalam Burhanuddin

(2007:95) kurangnya koordinasi antar pemerintah pusat dan daerah, tidak

maksimalnya bimbingan dan supervise oleh UPTD Pertanian Kecamatan

Malunda, program pendidikan dan pelatihan masih belum bisa memberikan

pemahaman kepada masyarakat agar menjual kakao terfermentasi demi

menambah nilai jual. Hal inilah yang membuat tertarik untuk meneliti tentang

peran pemerintah daerah dalam pemberdayaan masyarakat petani kakao di

Desa Kayuangin Kecamatan Malunda Kabupaten Majene.

Kelompok tani merupakan salah satu sarana atau alur kerjasama antara

sesama petani dalam kelompok tani dan antar kelompok tani serta hubungan

dengan pemerintah serta sarana untuk mengembangkan para petani di

Indonesia. Pendekatan kelompok tani salah satunya melalui suatu aktivitas

yang biasa dilakukan yaitu penyuluhan pertanian. Fungsi dari penyuluhan

pertanian sendiri adalah pengambilan keputusan atau kesepakatan bersama

dalam kelompok juga berkaitan dengan pendapat atau opini seseorang terhadap

kelompoknya. Faktor lain yang dapat membantu mewujudkan kelompok tani

yang efektif dan berkelanjutan adalah kepemimpinan yang ada dalam

kelompok tani tersebut, bagaimana mereka dapat untuk memanajemen,

menerima, mengirimkan, dan menindak lanjuti informasi yang di dapat.

Kelompok tani dibentuk atas dasar untuk memecahkan permasalan individu

petani secara swadaya maupun kepentingan kebijakan dari pemerintah melalui

dinas.

Page 18: SKRIPSI KOORDINASI PEMERINTAH DESA DALAM UPAYA ... · kelompok tani tersebut, bagaimana mereka dapat untuk memanajemen, menerima, mengirimkan, dan menindak lanjuti informasi yang

Dalam upaya atau usaha menuju pembangunan pertanian yang lebih

maju, peran kelembagaan pertanian sangat perlu didorong untuk memberikan

kontribusi terhadap hal tesebut. Kelembagaan pertanian menjadi sebuah

penggerak utama atau alat alternatif untuk mencapai kemajuan pertanian.

Kelompok tani ini juga menjadi salah satu kelembagaan pertanian yang

berperan penting karena kelompok tani merupakan pelaku utama dalam upaya

pembangunan pertanian.

Upaya menggiatkan kelompok tani memang bukan hal yang mudah.

Banyak hal yang menjadi tantangan terutama pada jaman sekarang ini.

Otonomi daerah menjadi salah satu hal yang secara langsung maupun tidak

langsung akan berdampak pada eksistensi kelompok tani. Ada kecenderungan

pemerintah daerah kurang memberikan perhatian terhadap kelembagaan

pertanian khususnya kelompok tani. Padahal kelembagaan kelompok tani

merupakan aset yang mampu dibilang sangat berharga dalam rangka menuju

pembangunan pertanian yang maju dan modern mengingat bahwa di sebagian

besar daerah, pertanian menjadi basis sektor pembangunan. Pemerintah di

Negara-negara berkembang termasuk Indonesia telah mencanangkan berbagai

macam program Pedesaan yaitu, (1) Pembangunan pertanian, (2)

Industrialisasi pedesaan, (3) Pembangunan masyarakat Desa terpadu, dan (4)

Strategi pusat pertumbuhan. Program pembangunan pertanian, merupakan

program untuk meningkatkan output dan pendapatan para petani, juga untuk

menjawab keterbatasan pangan di pedesaan , bahkan untuk memenuhi

kebutuhan dasar industri kecil dan kerumah tanggaan, serta untuk memenuhi

Page 19: SKRIPSI KOORDINASI PEMERINTAH DESA DALAM UPAYA ... · kelompok tani tersebut, bagaimana mereka dapat untuk memanajemen, menerima, mengirimkan, dan menindak lanjuti informasi yang

kebutuhan ekspor produk pertanian bagi Negara maju. Program industrialisasi

pedesaan yang berbasis pertanian, merupakan peningkatan nilai tambah suatu

produk untuk akhirnya dapat meningkatkan nilai jual dari produk tersebut

sehingga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat. Program pembangunan

masyarakat terpadu, tujuan utamanya untuk meningkatkan produktivitas,

memperbaiki kualitas hidup penduduk dan memperkuat kemandirian.

Enam unsur dalam pembangunan masyarakat terpadu, yaitu :

pembangunan pertanian dengan padat karya, memperluas kesempatan kerja,

intensifikasi tenaga kerja dengan industri kecil, mandiri dan meningkatkan

partisipasi dalam pengambilan keputusan, mengembangkan perkotaan yang

dapat mendukung pembangunan pedesaan, mebangun kelembagaan kelompok

tani yang dapat melakukan koordinasi proyek multisektor. Selanjutnya

program strategi pusat pertumbuhan, merupakan alternatif untuk menetukan

jarak ideal antara pedesaan dengan Kota, sehingga Kota benar-benar berfungsi

sebagai pasar atau saluran distribusi hasil produksi. Cara yang ditempuh adalah

membangun pasar didekat Desa. Pasar ini difungsikan sebagai pusat

penampungan hasil produksi Desa, dan pusat informasi tentang hal-hal

berkaitan dengan kehendak konsumen dan kemampuan produsen.

Adapun bentuk koordinasi Pemerintah Desa dengan Dinas Pertanian

Kabupaten Gowa yaitu adanya perbaikan irigasi, pemberian bantuan fasilitas,

baik itu bantuan berupa alat tani maupun bibit dan pupuk. Maka pemerintah

Desa memiliki peran penting dalam kemajuan kelompok tani di Desa

Bontomarannu di Kabupaten Gowa. Pemerintah tidak bisa begitu saja

Page 20: SKRIPSI KOORDINASI PEMERINTAH DESA DALAM UPAYA ... · kelompok tani tersebut, bagaimana mereka dapat untuk memanajemen, menerima, mengirimkan, dan menindak lanjuti informasi yang

membiarkan kelompok tani larut pada ketertinggalan. Oleh karena itu,

Pemerintah Desa harus berkoordinasi dengan Dinas Pertanian baik itu dalam

perbaikan irigasi, bantuan penyediaan berupa alat pertanian, bibit maupun

pupuk. Pemerintah Desa berperan sebagai alat bantu atau penyambung

komunikasi antara Kelompok tani ke Pemerintah yang menyediakan bantuan

keperluan Kelompok tani.

Adapun masalah yang ada di desa Romangloe dan Desa Nirannuang

Kecamatan Bontomarannu Kabupaten Gowa yaitu tidak adanya bantuan serta

kurangnya koordinasi baik itu dari pemerintah desa maupun pemerintah daerah

yang bisa membantu kelompok tani dalam mengelola lahan persawahan

maupun lahan perkebunan. Persoalan diatas mengakibatkan kesejahteraan

petani hanya menjadi impian saja ketika tidak dibenahi. Kelompok tani di

Kecamatan Bontomarannu Kabupaten Gowa ini masih memiliki berbagai

persoalan diantaranya dengan rendahnya tingkat pendidikan dari anggota

kelompok tani maka terkadang kurang mampu menerima inovasi baik berupa

cara tanam dari pelatihan maupun penyuluhan, Banyaknya petani yang masih

membeli bibit maupun pupuk di agen-agen atau distributor.

Adapun bentuk koordinasi Pemerintah Desa dengan Dinas Pertanian

dalam permberdayaan Kelompok Tani yaitu; 1) penguatan sumberdaya

kelompok tani secara langsung dengan petani sendiri sebagai anggota

kelompok tani menjadi subjek dan motor penggerak kemajuan kelompok tani

dengan fasilitas kelembagaan atau organisasi sendiri, 2) pengembangan

kelembagaan dan organisasi kemasyarakatan secara langsung memberdayakan

Page 21: SKRIPSI KOORDINASI PEMERINTAH DESA DALAM UPAYA ... · kelompok tani tersebut, bagaimana mereka dapat untuk memanajemen, menerima, mengirimkan, dan menindak lanjuti informasi yang

petani, 3) mengembangkan teknologi tepat guna bagi pemberdayaan kelompok

tani, 4) menciptakan iklim kondusif yg memungkinkan berkembangnya

keberdayaan dan kemandirian kelompok tani, 5) mengembangkan pola kerja

sama antara kelompok tani dengan kelompok tani lainnya dan antara kelompok

tani dengan pihak lain. Hal inilah yang membuat peneliti merasa tertarik untuk

meneliti bagaimana sebenarnya“ Koordinasi Pemerintah Desa Dalam Upaya

Pemberdayaan Kelompok Tani Desa di Kecamatan Bontomarannu

Kabupaten Gowa’’

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Koordinasi Pemerintah Desa dalam Upaya Pemberdayaan

Kelompok Tani Desa Bontomarannu Kabupaten Gowa ?

2. Apa Faktor Pendukung dan Penghambat Koordinasi Pemerintah Desa dalam

Upaya Pemberdayaan Kelompok Tani Desa Bontomarannu Kabupaten

Gowa?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui Koordinasi Pemerintah Desa dalam Upaya

Pemberdayaan Kelompok Tani Desa Bontomarannu Kabupaten Gowa ?

2. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat Pemerintah Desa

dalam Upaya Pemberdayaan Kelompok Tani Desa Bontomarannu

Kabupaten Gowa ?

Page 22: SKRIPSI KOORDINASI PEMERINTAH DESA DALAM UPAYA ... · kelompok tani tersebut, bagaimana mereka dapat untuk memanajemen, menerima, mengirimkan, dan menindak lanjuti informasi yang

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat akademik dapat dijadikan referensi dari informasi untuk

pembahasan dalam melakukan perubahan pelayanan publik dan

pendalaman ilmu pengetahuan.

2. Manfaat praktis dapat dijadikan masukan bagi pemerintah dalam

melakukan kinerjanya.

E. Kegunaan Penelitian

1. Kegunaan Teoritis

Melalui hasil penelitian ini. Peneliti berhak dapat dijadikan referensi

bagi dunia perguruan tinggi khususnya Ilmu Administrasi Negara. Guna

mengembangkan lebih luas dan mendalam mengenai “Koordinasi antar

pemerintah daerah dan masyarakat dalam pemberdayaan kelompok tani di

Kabupaten Gowa”.

2. Kegunaan Praktis

Penelitian ini juga memberikan kegunaan bagi pihak-pihak berikut:

a. Pemerintah Kabupaten Gowa

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan pertimbangan

bagi pemberian pelayanan yang berkualitas guna memenuhi kepuasan

masyarakat dalam menerima pelayanan dan juga sebagai bahan evaluasi

dalam pelaksanaan Koordinasi Pemerintahan Dan Masyarakat Dalam

Pengelolaan Kelompok Tani Di Kabupaten Gowa.

Page 23: SKRIPSI KOORDINASI PEMERINTAH DESA DALAM UPAYA ... · kelompok tani tersebut, bagaimana mereka dapat untuk memanajemen, menerima, mengirimkan, dan menindak lanjuti informasi yang

b. Peneliti

Penelitian ini dapat menjadi perluasan pengetahuan dan pemahaman

lebih mendalam mengenai Koordinasi Antar Pemerintah Daerah Dan

Masyarakat Dalam Pemberdayaan Kelompok Tani Di Kabupaten Gowa.

Page 24: SKRIPSI KOORDINASI PEMERINTAH DESA DALAM UPAYA ... · kelompok tani tersebut, bagaimana mereka dapat untuk memanajemen, menerima, mengirimkan, dan menindak lanjuti informasi yang

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Koordinasi

1. Pengertian Koordinasi

Handoko (2005), menyebutkan bahwa koordinasi adalah

kegiatan pada satuan yang terpisah (bidang-bidang atau departemen-

departemen fungsional) dalam pencapaian tujuan organisasi secara

efektif dan efisien. Handayaningrat (dalam Tamim, 2002)

menyebutkan bahwa koordinasi merupakan usaha menyatukan

kegiatan dari satuan kerja/unit organisasi sehingga organisasi bergerak

menjadi satu kesatuan yang bulat untuk melaksanakan seluruh tugas

organisasi dalam mencapai tujuan. Dalam pelaksanaannya, koordinasi

seharusnya diterapkan dalam keseluruhan proses pembangunan sejak

awal perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian sampai

hingga evaluasinya. Jadi dalam hal ini koordinasi meliputi keseluruhan

proses manajemen pembangunan.

Koordinasi menyangkut semua kelompok, orang, unit organisasi,

sumber daya organisasi dan yang bekerja sama dalam setiap

organisasi. Jasin (2011) menyebutkan bahwa fungsi koordinasi adalah

mengsinkronisasikan dan menyelaraskan kegiatan unit departemen

organisasi untuk mncapai hasil akhir yang sama. Tanpa koordinasi,

terjadi pemborosan waktu, daya upaya dan uang sangat banyak untuk

mencapai tujuan dari suatu organisasi. Koordinasi yang baik dimulai

12

Page 25: SKRIPSI KOORDINASI PEMERINTAH DESA DALAM UPAYA ... · kelompok tani tersebut, bagaimana mereka dapat untuk memanajemen, menerima, mengirimkan, dan menindak lanjuti informasi yang

dari sikap pegawai, saling percaya dan integrasi kegiatan tetap dan

terus menerus dari seluruh anggota manajemen dan angkatan kerja,

moral yang tingi dan semangat kelompok yang baik. Fungsi koordinasi

akan tercapai bila didukung oleh seluruh anggota dalam suatu

organisasi, jadi dapat disimpulkan bahwa fungsi dari koordinasi adalah

untuk mengefisienkan kinerja setiap komponen dalam organisasi untuk

mencapai hasil yang maksimal dari tujuan organisasi.

Koordinasi di perlukan dalam pekerjaan tim untuk

menggerakkan dan mengimbangi tim dengan memberikan pekerjaan

yang cocok kepada masing-masing anggota dan menjaga agar kegiatan

dilaksanakan dengan keselarasan. Menurut MC Farland yang dikutip

oleh Handayaningrat (2004) bahwa koordinasi merupakan proses

dimana pemimpin menjamin kesatuan tindakan bawahannya dalam

mengembangkan pola usaha kelompok secara teratur dalam

pencapaian tujuan bersama. Dari beberapa pandangan tersebut jelas

menunjukkan bahwa pelaksanaan pekerjaan dalam lingkup organisasi

pemerintah yang bertujuan memberikan pelayanan kepada warga

masyarakat diperlukan adanya keterpaduan kerja yang membutuhkan

koordinasi termasuk dalam hal ini adalah Pembinaan Kelompok Tani

di Desa Bontomarannu Kabupaten Gowa.

Dalam sebuah organisasi Pimpinan perlu melakukan proses

koordinasi kepada anggota organisasi dalam menyelesaikan tugas.

Ndraha (2011:290), berpendapat bahwa jika dilihat dari sudut

Page 26: SKRIPSI KOORDINASI PEMERINTAH DESA DALAM UPAYA ... · kelompok tani tersebut, bagaimana mereka dapat untuk memanajemen, menerima, mengirimkan, dan menindak lanjuti informasi yang

normatif, koordinasi yaitu kewenangan untuk menyelaraskan,

menyeimbangkan dan menggerakkan kegiatan yang spesifik atau

berbeda agar semuanya mengarah pada pencapaian tujuan tertentu

yang telah ditetapkan. Dari sudut fungsional, koordinasi dilakukan

untuk mengefektifkan pembagian kerja dan mengurangi dampak

negatif spesialisasi. Dengan adanya pembagian kerja, penyampaian

informasi yang jelas dan pengkomunikasian yang tepat dari manajer

kepada bawahan maka setiap bawahan mengerjakan pekerjaannya

sesuai dengan yang diperintahkan oleh manajer. Tanpa koordinasi,

setiap pekerjaan karyawan perusahaan tidak akan tercapai.

Hasibuan (2006:85) menyebutkan bahwa: “Koordinasi

merupakan kegiatan mengintegrasikan, mengarahkan, dan

mengkoordinasikan unsur manajemen dan pekerjaan para bawahan

dalam proses pencapaian tujuan organisasi. Handayaningrat (2002:54)

berpendapat bahwa koordinasi yaitu menggerakkan dan mengimbangi

tim dengan memberikan kegiatan dan lokasi pekerjaan yang cocok

kepada para bawahan . Menurut Terry dalam buku Hasibuan (2006 :

85) koordinasi adalah usaha yang sinkron dalam menyediakan jumlah

waktu yang tepat, dan mengarahkan keteraturan pelaksanaan dalam

menghasilkan kesatuan tindakan dan harmonis pada sasaran yang telah

ditetapkan. koordinasi memiliki syarat-syarat yakni :

a. Kesatuan tindakan dan saling bekerja sama

b. Harus menghargai satu sama lain

Page 27: SKRIPSI KOORDINASI PEMERINTAH DESA DALAM UPAYA ... · kelompok tani tersebut, bagaimana mereka dapat untuk memanajemen, menerima, mengirimkan, dan menindak lanjuti informasi yang

Dengan ini koordinasi sebagai usaha penyesuaian kerja antar anggota

organisasi hingga tidak terjadi kesimpang siuran dan tumpang tindih, hal ini

berarti pekerjaan dapat terselesaikan seefisien mungkin. Jadi koordinasi

merupakan proses pengintegrasian tujuan dan pembagian kerja agar

mempunyai keselarasan dalam pencapaian tujuan yang ditetapkan dalam

sebuah organisasi. Kekuatan sebuah organisasi tergantung kepada

kemampuannya dalam menyusun berbagai sumberdayanya untuk mencapai

suatu tujuan. Dapat disimpulkan bahwa koordinasi adalah tindakan

pimpinan dalam mengusahakan adanya penyelarasan antara pekerjaan dan

tugas yang diberikan kepada bawahan atau bagian yang satu dengan yang

lain.

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Koordinasi

Hasibuan (2006:88) mengemukakan bahwa faktor yang

mempengaruhi dalam koordinasi adalah sebagai berikut:

a. Kesatuan Tindakan

Kesatuan tindakan yaitu kewajiban pimpinan dalam memperoleh

koordinasi yang baik dalam mengatur jadwal waktu kegiatan dan

mngatur setiap kegiatan individu sehingga adanya keselarasan dalam

mencapai hasil sebagaimana yang dimaksudkan bahwa kesatuan tindakan

dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan tujuan yang telah

direncanakan. Oleh karena itu, konsep kesatuan tindakan merupakan inti

dari koordinasi. Koordinasi memerlukan kesadaran tiap anggota

organisasi agar saling menyesuaikan diri dan tugas yang telah diberikan

Page 28: SKRIPSI KOORDINASI PEMERINTAH DESA DALAM UPAYA ... · kelompok tani tersebut, bagaimana mereka dapat untuk memanajemen, menerima, mengirimkan, dan menindak lanjuti informasi yang

kepada anggota organisasi yang lain agar anggota organisasi yang

lainnya tidak berjalan secara idividu atau bergerak sendiri-sendiri.

b. Komunikasi

Komunikasi adalah salah satu kebutuhan dalam kehidupan

manusia. Komunikasi berasal dari kata communication, yaitu dalam

bahasa latin memiliki arti berpartisipasi atau memberitahukan. Dalam

organisasi komunikasi sangat berperan penting karena dengan

komunikasi, pimpinan menyampaikan informasi atau tugas kepada

bawahannya melalui komunikasi. Dalam koordinasi, komunikasi tidak

dapat dipisahkan dari koordinasi karena dengan komunikasi sebagian

besar jumlah anggota dalam organisasi melakukan proses koordinasi dan

ditentukan melalui adanya komunikasi.

c. Pembagian Kerja

Pembagian kerja merupakan perincian tugas dan pekerjaan kepada

tiap individu dalam organisasi agar setiap anggota organisasi

bertanggung jawab dalam pelaksanaan tugas yang telah diberikan oleh

manajer. Secara teoretis tujuan dalam organisasi yaitu untuk mencapai

tujuan atau target bersama dimana individu dalam suatu organisasi tidak

bisa mencapai tujuan secara perseorangan. Dua kelompok organisasi

yang berkeja bersama secara kooperatif dan dikoordinasikan dapat

mencapai hasil yang baik dari pada dilakukan perseorangan. Oleh karena

itu di dalam sebuah organisasi, tiang dasarnya yaitu prinsip pembagian

kerja. Prinsip pembagian kerja maksudnya yaitu jika organisasi

Page 29: SKRIPSI KOORDINASI PEMERINTAH DESA DALAM UPAYA ... · kelompok tani tersebut, bagaimana mereka dapat untuk memanajemen, menerima, mengirimkan, dan menindak lanjuti informasi yang

diharapkan untuk mendapatkan hasil yang baik dalam usaha mencapai

tujuan, maka perlu dilakukan pembagian kerja. Dengan pembagian kerja

diharapkan dapat berfungsi dalam mewujudkan tujuan organisasi.

3. Tipe-tipe Koordinasi

Tipe koordinasi dibagi menjadi dua yaitu koordinasi vertikal dan

koordinasi horizontal. Organisasi mempunyai tipe koordinasi yang

disesuaikan dengan kebutuhan yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas

agar pencapaian tujuan terlaksana dengan baik. Kedua tipe ini biasanya

terdapat dalam organisasi (Hasibuan 2006:86).

Makna tipe koordinasi ini dapat dilihat dari penjelasan sebagai

berikut.

a. Koordinasi vertikal merupakan kegiatan pengarahan dan penyatuan yang

dilakukan atasan terhadap kegiatan kesatuan atau unit kerja yang berada

di bawah wewenang dan tanggung jawabnya. Tegasnya, atasan

mengkoordinasi secara langsung seluruh anggota yang berada di bawah

tanggung jawabnya. Sehingga koordinasi vertikal secara relatif mudah

dilakukan, karena atasan dapat memberikan sanksi kepada aparat yang

sulit untuk diatur.

b. Koordinasi horizontal merupakan pengkoordinasikan tindakan atau

kegiatan pengarahan dan penyatuan kegiatan dalam organisasi atau

instansi yang sederajat. Sehingga koordinasi horizontal dibagi menjadi

dua yaitu interdisciplinary dan interrelated. Interdisciplinary merupakan

suatu koordinasi dalam mewujudkan, menyatukan tindakan,

mengarahkan, dan menciptakan kedisiplinan antara unit satu dengan yang

lainnya pada unit yang sama tugasnya. Sedangkan Interrelated adalah

Page 30: SKRIPSI KOORDINASI PEMERINTAH DESA DALAM UPAYA ... · kelompok tani tersebut, bagaimana mereka dapat untuk memanajemen, menerima, mengirimkan, dan menindak lanjuti informasi yang

koordinasi antar instansi beserta unit-unit yang berbeda fungsinya, tapi

instansi yang satu dengan yang lainnya saling bergantung yang levelnya

setingkat. Koordinasi horizontal ini sulit dilakukan karena koordinator

tidak bisa memberikan sanksi kepada aparat yang sulit diatur karena

kedudukannya setara.

4. Tujuan koordinasi

Beberapa pengertian diatas, dapat dimengerti bahwa koordinasi adalah

suatu hal yang harus ada bagi setiap organisasi, baik organisasi pemerintah

maupun organisasi swasta. Koordinasi sangat berperan penting dalam

mengarahkan bawahan untuk mencapai tujuan sesuai dengan yang

direncanakan perusahaan.

Hasibuan (2006:86) mengemukakan bahwa koordinasi sangat

berperan penting dalam organisasi, yaitu :

a. Agar orang dan pekerjaannya diselaraskan serta diarahkan dalam

pencapaian tujuan perusahaan.

b. Agar mencegah terjadinya percekcokan, kekacauan dan kekosongan

pekerjaan.

c. Agar semua tugas, kegiatan, dan pekerjaan terintegrasi kepada sasaran

yang diinginkan.

d. Agar sarana dan prasarana digunakan dalam pencapaian tujuan

Page 31: SKRIPSI KOORDINASI PEMERINTAH DESA DALAM UPAYA ... · kelompok tani tersebut, bagaimana mereka dapat untuk memanajemen, menerima, mengirimkan, dan menindak lanjuti informasi yang

5. Sifat-sifat Koordinasi

Sifat-sifat koordinasi yaitu :

a) Koordinasi menekankan pandangan menyeluruh oleh seorang

koordinator dalam pencapaian tujuan.

b) Koordinasi bersifat statis bukan dinamis.

c) Koordinasi meninjau pekerjaan secara keseluruhan.

Asas koordinasi merupakan asas skala tingkatan (hierarki) yang

berarti koordinasi dilakukan berdasarkan jenjang kekuasaan dan tanggung

jawab disesuaikan dengan jenjang yang berbeda dengan yang lain, ini

merupakan kekuasaan mengkoordinasi yang harus bekerja melalui proses

formal.

Dalam berbagai literatur dijumpai berbagai definisi tentang

koordinasi. Mooney dan Relley (dalam Handayaningrat,2002:88-89)

menjelaskan koordinasi sebagai pencapaian usaha kelompok secara teratur

dan kesatuan tindakan dalam mencapai tujuan bersama. Senada dengan

pengertian tersebut (Sutarto, 2002:127) menjelaskan bahwa koordinasi

adalah proses dimana pimpinan mengembangkan pola yang teratur dalam

usaha kelompok diantara bawahannya dan dalam usaha tujuan bersama.

Penekanan pada kesatuan tindakan dan peranan pimpinan dalam

koordinasi Nampak memperoleh perhatian dari para ahli yaitu dengan

menitik beratkan proses yang mengatur tata hubungan yang menjadi satu

kebulatan yang terintegrasi. Keberhasilan koordinasi adalah tanggung jawab

dari pimpinan dan koordinasi itu merupakan pusat kekuatan. Kebutuhan

Page 32: SKRIPSI KOORDINASI PEMERINTAH DESA DALAM UPAYA ... · kelompok tani tersebut, bagaimana mereka dapat untuk memanajemen, menerima, mengirimkan, dan menindak lanjuti informasi yang

akan koordinasi berbeda untuk suatu organisasi dengan yang lain dan

kebutuhan itu tergantung pada sifat tugas yang dijalankan dan kebutuhan

komunikasi serta ketergantungan dari berbagai satuan dalam menjalankan

pekerjaan mereka. Semakin tergantung pekerjaan mereka dengan kegiatan

maka semakin perlu koordinasi, kalau tidak maka pelaksanaan akan semakin

efisien.

Bukan hanya kerja sama dan kesatuan tindakan semata tetapi juga

menyangkut sinkronisasi, integrasi, penentuan waktu kegiatan dan

pengarahan yang menghasilkan penyelarasan, keseluruhan kegiatan ini

menjadi obyek sekaligus memberikan andil bagi pencapaian efektivitas dan

efisien sebesar-besarnya.

Chenema (dalam Kamil, 2003) menyatakan bahwa ada empat faktor

yang menjadi penyebab mengapa koordinasi dibutuhkan dalam

pembangunan daerah. Pertama untuk meningkatkan efisiensi penggunaan

sumberdaya yang terbatas dan untuk mengurangi terjadinya konflik tujuan

diantaranya berbagai unit pemerintah yang tumbuh dengan cepat. Kedua

menjamin kesatuan tindakan/kebijaksanaan pemerintah pada tingkat

operasional. Ketiga memantapkan kaitan yang efektif diantara unit-unit

pemerintahan sedemekian rupa sehingga dapat saling membantu satu sama

lainnya. Keempat mengurangi gejala timbulnya tumpang tindih baik dalam

fungsional maupun dalam pelaksanaan kegiatan.

Page 33: SKRIPSI KOORDINASI PEMERINTAH DESA DALAM UPAYA ... · kelompok tani tersebut, bagaimana mereka dapat untuk memanajemen, menerima, mengirimkan, dan menindak lanjuti informasi yang

6. Masalah Koordinasi

Sekalipun pada umumnya telah disadari pentingnya koordinasi dalam

proses administrasi/manajemen pemerintahan, tetapi kenyataannya dalam

praktek tidak jarang ditemukan berbagai masalah yang menyebabkan kurang

efektifnya pelaksanaan koordinasi yang diperlukan, sehingga pencapaian

sasaran/tujuan tidak selalu berjalan sebagaimana yang diharapkan.

Handayaningrat (1989:129) berbagai faktor yang dapat menghambat

tercapainya koordinasi itu adalah sebagai berikut.

a. Hambatan-hambatan dalam koordinasi vertikal (struktural). Dalam

koordinasi vertikal (struktural) sering terjadi hambatan-hambatan

disebabkan perumusan tugas, wewenang dan tanggung jawab tiap tiap

satuan kerja (unit kerja) kurang jelas. Disamping itu adanya hubungan

dan tata kerja serta prosedur kurang dipahami oleh pihak yang

bersangkutan dan kadang-kadang timbul keragu-raguan diantara mereka.

Sebenarnya hambatan-hambatan yang demikian itu tidak perlu karena

antara yang mengkoordinasikan dan yang dikoordinasikan ada hubungan

komando dalam susunan organisasi yang bersifat hierarkis.

b. Hambatan-hambatan dalam koordinasi fungsional. Hambatan-hambatan

yang timbul pada koordinasi fungsional baik yang horizontal maupun

diagonal disebabkan karena antara yang mengkoordinasikan dengan yang

dikoordinasikan tidak terdapat hubungan hierarkis (garis komando).

Sedangkan hubungan keduanya terjadi karena adanya kaitan bahkan

interdepedensi atas fungsi masing-masing.

Page 34: SKRIPSI KOORDINASI PEMERINTAH DESA DALAM UPAYA ... · kelompok tani tersebut, bagaimana mereka dapat untuk memanajemen, menerima, mengirimkan, dan menindak lanjuti informasi yang

Adapun hal-hal yang biasanya menjadi hambatan dalam pelaksanaan

koordinasi antara lain.

a. Para pejabat sering kurang menyadari bahwa tugas yang dilaksanakannya

hanyalah merupakan sebagian saja dari keseluruhan tugas dalam

organisasi untuk mencapai tujuan organisasi tersebut.

b. Para pejabat sering memandang tugasnya sendiri sebagai tugas yang

paling penting dibandingkan dengan tugas-tugas lain.

c. Adanya pembagian kerja atau spesialisasi yang berlebihan dalam

organisasi.

d. Kurang jelasnya rumusan tugas atau fungsi, wewenang dan tanggung

jawab dari masing-masing pejabat atau satuan organisasi.

e. Adanya prosedur dan tata kerja yang kurang jelas dan berbelit-belit dan

tidak diketahui oleh semua pihak yang bersangkutan dalam usaha

kerjasama.

f. Kurangnya kemampuan dari pimpinan untuk menjalankan koordinasi

yang disebabkan oleh kurangnya kecakapan, wewenang dan

kewibawaan.

g. Tidak atau kurangnya forum komunikasi diantara para pejabat yang

bersangkutan yang dapat dilakukan dengan saling tukar menukar

informasi dan diciptakan adanya saling pengertian guna kelancaran

pelaksanaan kerjasama.

Page 35: SKRIPSI KOORDINASI PEMERINTAH DESA DALAM UPAYA ... · kelompok tani tersebut, bagaimana mereka dapat untuk memanajemen, menerima, mengirimkan, dan menindak lanjuti informasi yang

7. Usaha-Usaha Memecahkan Masalah Koordinasi

Handayaningrat (1989:130) untuk mengatasi masalah-masalah dalam

koordinasi yang ditimbulkan oleh hal-hal seperti tersebut di atas, berbagai

usaha yang perlu dilakukan secara garis besarnya dapat dikelompokkan

dalam berbagai bentuk seperti:

a. Mengadakan penegasan dan penjelasan mengenai tugas/ fungsi,

wewenang tanggung jawab dari masing-masing pejabat/satuan organisasi

yang bersangkutan.

b. Menyelesaikan masalah-masalah yang mengakibatkan koordinasi yang

kurang baik, seperti sistem dan prosedur kerja yang berbelit-belit,

kurangnya kemampuan pimpinan dalam melaksanakan koordinasi.

c. Mengadakan pertemuan-pertemuan staf sebagai forum untuk tukar

menukar informasi, pendapat, pandangan dan untuk menyatukan persepsi

bahasa dan tindakan dalam menghadapi masalah-masalah bersama.

Usaha untuk mengatasi masalah-masalah koordinasi maka penerapan

prinsip fungsionalisasi dalam rangka peningkatan hubungan kerja menuntut

berbagai hal seperti:

a. Adanya pelembagaan dimana semua fungsi organisasi tertampung.

b. Adanya pembinaan pelembagaan.

c. Adanya personalisasi kepemimpinan, sehingga ketergantungan kepada

seorang pejabat tertentu menjadi berkurang.

d. Adanya tata kerja yang jelas.

e. Adanya forum koordinasi yang efektif.

Page 36: SKRIPSI KOORDINASI PEMERINTAH DESA DALAM UPAYA ... · kelompok tani tersebut, bagaimana mereka dapat untuk memanajemen, menerima, mengirimkan, dan menindak lanjuti informasi yang

f. Adanya informasi pimpinan yang menyeluruh dan sempurna.

g. Adanya jalur informasi yang bersifat multi arah terbuka.

Berdasarkan uraian di atas dengan berpedoman kepada prinsip

fungsionalisasi, diharapkan permasalahan koordinasi dapat diselesaikan

dengan sebaik-baiknya dan dapat dihindarkan kemungkinan timbulnya

masalah-masalah, yang apabila tidak dipecahkan akan mengakibatkan

berbagai hal yang tidak diinginkan seperti tidak efisien, tumpang tindih,

kekaburan, pemborosan, dan sejenisnya.

8. Indikator Koordinasi

Handayaningrat (1989:80), koordinasi dalam proses manajemendapat

diukur melalui indicator:

a. Komunikasi

b. Kesadaran Pentingnya Koordinasi

c. Kompetensi Partisipan

d. Kesepakatan, Komitmen, dan Insentif Koordinasi

e. Kontinuitas Perencanaan

Pendapat dari Handayaningrat tersebut diatas oleh peneliti selanjutya

dijadikan alat ukur untuk mengukur pengaruh koordinasi setelah diuraikan

berbagai pendapat diatas.

B. Konsep Pemerintahan

1. Pemerintah Daerah

Pemerintah atau Government dalam bahasa Indonesia berarati

pengarahan dan administrasi yang berwenang atas kegiatan orang orang

Page 37: SKRIPSI KOORDINASI PEMERINTAH DESA DALAM UPAYA ... · kelompok tani tersebut, bagaimana mereka dapat untuk memanajemen, menerima, mengirimkan, dan menindak lanjuti informasi yang

dalam sebuah negara, negara bagian, atau kota dan sebagainya. Bisa juga

berarti lembaga atau badan yang menyelenggarakan pemerintahan negara,

negara bagian, atau kota, dan sebagainya. Menurut W.S Sayre (1960)

pemerintah dalam definisi terbaiknya adalah sebagai organisasi dari negara

yang memperlihatkan dan menjalankan kekuasaannya. Selanjutnya menurut

David Apter (1977) pemerintah adalah satuan anggota yang paling umum

yang memiliki tanggung jawab tertentu untuk mempertahankan sistem yang

mencakupnya dan monopoli praktis yang menyangkut kekuasaan

paksaannya.

Selanjutnya, Daerah adalah lingkungan pemerintah: wilayah, daerah

diartikan sebagai bagian permukaan bumi; lingkungan kerja pemerintah,

wilayah; selingkup tempat yang dipakai untuk tujuan khusus, wilayah;

tempat-tempat sekeliling atau yang dimaksud dalam lingkungan suatu kota,

tempat yang terkena peristiwa sama, bagian permukaan tubuh.

Lain hal nya dengan C.F Strong yang menyebutkan bahwa

Pemerintahan Daerah adalah organisasi dimana diletakkan hak untuk

melaksanakan kekuasaan berdaulat atau tertinggi. Pemerintahan dalam arti

luas merupakan sesatu yang lebih besar daripada suatu badan atau

kelompok. Berdasarkan Pasal 18 Ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia

dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi dibagi atas

kabupaten dan kota. Daerah provinsi, kabupaten dan kota mempunyai

Page 38: SKRIPSI KOORDINASI PEMERINTAH DESA DALAM UPAYA ... · kelompok tani tersebut, bagaimana mereka dapat untuk memanajemen, menerima, mengirimkan, dan menindak lanjuti informasi yang

pemerintah daerah yang diatur dengan Undang-Undang No. 23 Tahun 2014

tentang Pemerintahan Daerah.

Kemudian pada Pasal 1 Angka 2 Undang-Undang Nomor 23 Tahun

2014 Tentang Pemerintahan Daerah, menyatakan bahwa Pemerintahan

daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah

Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menurut asas otonomi

seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik

Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar

NegaraRepublik Indonesia Tahun 1945. Pemerintah daerah yang merupakan

sub-sistem dari sistem penyelenggaraan pemerintahan nasional memiliki

kewenangan untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri.

Kewenangan untuk mengatur dan mengurus rumah tangga ini mengandung

tiga hal utama didalamnya yaitu :

a. Pemberian tugas dan wewenang untuk menyelesaikan suatu kewenangan

yang sudah diserahkan kepada Pemerintah Daerah;

b. Pemberian kepercayaan dan wewenang untuk memikirkan, mengambil

inisiatif dan menetapkan sendiri cara-cara penyelesaian tugas tersebut;

dan

c. Dalam upaya memikirkan, mengambil inisiatif dan mengambil keputusan

tersebut mengikut sertakan masyarakat baik secara langsung maupun

DPRD.

Pengertian Pemerintah Daerah menurut pasal 1 angka 3 Undang-

Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah adalah

Page 39: SKRIPSI KOORDINASI PEMERINTAH DESA DALAM UPAYA ... · kelompok tani tersebut, bagaimana mereka dapat untuk memanajemen, menerima, mengirimkan, dan menindak lanjuti informasi yang

Kepala daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintah Daerah yang

memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan

daerah otonom. Secara historis eksistensi pemerintahan daerah telah dikenal

sejak masa pemerintahan kerajaan-kerajaan nenek moyang dahulu sampai

pada sistem pemerintahan yang diberlakukan oleh pemerintah jajahan.

Demikian pula mengenai sistem kemasyarakatan dan susunan

pemerintahannya mulai dari tingkat desa, kampung, nagari, atau dengan

istilah lainnya sampai pada puncak pimpinan pemerintahan. Disamping itu

upaya membuat perbandingan sistem pemerintahan yang berlaku di

beberapa negara lain, juga amat penting untuk dijadikan pertimbangan bagi

pembentukan pemerintahan daerah.

Disahkannya Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1945 merupakan awal

mula peraturan tentang pemerintahan daerah di Indonesia sejak

kemerdekaan. Ditetapkannya Undang-Undang tentang pemerintahan daerah

tersebut merupakan resultan dari berbagai pertimbangan tentang sejarah

pemerintahan kita dimasa kerajaan-kerajaan serta pada masa kolonialisme.

Dengan demikian dikeluarkan produk hukum selanjutnya tentang

Pemerintahan daerah hingga terakhir di tahun 2014 ialah Undang-Undang

Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Amandemen Undang-

Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 memberikan

landasan konstitusional bagi penyelenggaraan Negara Kesatuan Republik

Indonesia (NKRI). Negara Indonesia menganut paham demokrasi dan

nomokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan, termasuk pemerintahan

Page 40: SKRIPSI KOORDINASI PEMERINTAH DESA DALAM UPAYA ... · kelompok tani tersebut, bagaimana mereka dapat untuk memanajemen, menerima, mengirimkan, dan menindak lanjuti informasi yang

daerah. Berdasarkan Pasal 18 Ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945 disebutkan bahwa pemerintahan daerah

provinsi, daerah kabupaten, dan kota mengatur dan mengurus sendiri urusan

pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan.

Kemudian lebih lanjut didalam bagian penjelasan Undang-Undang

Nomor 23 Tahun 2014 di jelaskan bahwa Penyelenggaraan pemerintahan

daerah berbeda dengan penyelenggaraan pemerintahan di pusat yang terdiri

atas lembaga eksekutif, legislatif, dan yudikatif, penyelenggaraan

pemerintahan daerah dilaksanakan oleh DPRD dan kepala daerah. DPRD

dan kepala daerah berkedudukan sebagai unsur penyelenggara pemerintahan

daerah yang diberi mandat rakyat untuk melaksanakan urusan pemerintahan

yang diserahkan kepada daerah. Dengan demikian maka DPRD dan kepala

daerah berkedudukan sebagai mitra sejajar yang mempunyai fungsi yang

berbeda. DPRD mempunyai fungsi pembentukan Perda, Anggaran dan

pengawasan, sedangkan kepala Daerah melaksanakan fungsi pelaksanaan

atas Perda dan kebijakan Daerah. Dalam mengatur dan mengurus Urusan

Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah tersebut, DPRD dan kepala

Daerah dibantu oleh Perangkat Daerah.

Dalam mengimplementasikan strategi tersebut, maka diperlukan beberapa

langkah prinsip koordinasi di setiap tahap proses pemberdayaan

operasional sebagai berikut:

1. Langkah I; mendorong dan membimbing petani agar mampu bekerjasama

di bidang ekonomi secara berkelompok. Anggota kelompok haruslah

Page 41: SKRIPSI KOORDINASI PEMERINTAH DESA DALAM UPAYA ... · kelompok tani tersebut, bagaimana mereka dapat untuk memanajemen, menerima, mengirimkan, dan menindak lanjuti informasi yang

terdiri dari petani yang mempunyai kepentingan sama dan saling percaya,

sehingga akan tumbuh kerjasama yang kompak dan serasi. Bimbingan dan

bantuan kemudahan yang diberikan oleh instansi pembina atau pihak lain

haruslah yang mampu menumbuhkan kemandirian kelompok tani tersebut.

2. Langkah II; menumbuhkembangkan kelompok tani melalui; (1)

peningkatan fasilitasi dan akses permodalan bagi petani dalam kerangka

pengembangan skala usaha, (3) peningkatan posisi tawar (bargaining

position) melalui konsolidasi petani dalam satu wadah kelompok tani

untuk menyatukan gerak ekonomi secara berkelompok dalam tiap rantai

pasok, dari pra produksi sampai pemasaran. (4) peningkatan fasilitasi dan

pembinaan kepada organisasi kelompok, serta (5) peningkatan efisiensi

usahatani.

3. Langkah III; meningkatkan kapasitas SDM petani melalui berbagai

kegiatan pendampingan, dan latihan yang dirancang secara khusus bagi

pengurus dan anggota, seperti kursus kewirausahaan, manajemen

partisipatif, pengembangan motivasi berprestasi dan magang/studi

banding. Peningkatan kapasitas SDM petani ini perlu mendapat perhatian

yang serius, terutama upaya pengembangannya yang harus dilakukan

secara terpadu dan menyeluruh agar keberadaan organisasi petani dapat

meningkatkan kesejahteraan petani, bukan dijadikan sebagai kuda

tunggangan untuk kepentingan politik, sosial dan ekonomi pihak-pihak

tertentu.

Page 42: SKRIPSI KOORDINASI PEMERINTAH DESA DALAM UPAYA ... · kelompok tani tersebut, bagaimana mereka dapat untuk memanajemen, menerima, mengirimkan, dan menindak lanjuti informasi yang

Dalam upaya penguatan kelompok tani ini, secara teknis dilakukan

oleh Penyuluh Pertanan Lapangan (PPL). Meskipun demikian

pendampingan pembinaan kelompok tani juga dapat dilakukan oleh LSM,

dan organisasi lainnya yang dipandang mampu dan berpengalaman dalam

melakukan pemberdayaan masyarakat. Dalam hal ini tugas pendamping

adalah mengembangkan partisipasi, sikap, pengetahuan dan keterampilan

kelompok tani dan anggotanya dalam mencapai tujuan yang telah

disepakati bersama.

2. Pemerintah Desa

Pemerintah Desa adalah Kepala Desa atau yang disebut dengan

nama lain dan yang dibantu oleh perangkat Desa atau yang disebut

dengan nama lain. Pemerintah Desa yang dipimpin oleh Kepala Desa.

Kepala Desa dibantu oleh sekretaris Desa dan perangkat Desa.

Perangkat desa terdiri dari atas kepala-kepala urusan, pelaksana

urusan, dan kepala dusun. Kepala-kepala urusan membantu sekretaris

Desa menyediakan data dan informasi dan memberi pelayanan.

Pelaksanaan urusan adalah pejabat yang melaksanakan urusan rumah

tangga desa di lapangan. Kepala dusun adalah wakil Kepala Desa di

wilayahnya.

Urusan rumah tangga desa adalah urusan yang berhak diatur dan

diurus oleh Pemerintah Desa sendiri. Untuk mengatur dan mengurus

urusannya, Pemerintah Desa membuat peraturan desa. Peraturan desa

dibuat oleh Kepala Desa bersama dengan BPD. Peraturan desa

Page 43: SKRIPSI KOORDINASI PEMERINTAH DESA DALAM UPAYA ... · kelompok tani tersebut, bagaimana mereka dapat untuk memanajemen, menerima, mengirimkan, dan menindak lanjuti informasi yang

dilaksanakan oleh Kepala Desa dan dipertanggung jawabkan kepada

rakyat melalui BPD.

Pemerintahan Desa merupakan bagian dari Pemerintahan

Nasional yang penyelenggaraannya ditujukan pada pedesaan.

Pemerintah Desa adalah suatu proses dimana usaha-usaha masyarakat

desa yang bersangkutan dipadukan dengan usaha-usaha pemerintah

untuk meningkatkan taraf hidup masyrakat (Maria Eni Surasih, 2002:

23). Sebelum lahirnya Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 tentang

Pemerintah Daerah berlaku kebijakan Pemerintah Desa dengan

Undang-Undang Pemerintah Desa No. 5 Tahun 1979 yang menyatakan

bahwa desa adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah

penduduk sebagai kesatuan masyarakat termasuk di dalamnya

kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai organisasi pemerintahan

terendah langsung dibawah camat dan berhak menyelenggarakan

rumah tangganya sendiri dalam ikatan Negara Kesatuan Republik

Indonesia. Rumusan tersebut memuat konsep hak untuk

menyelenggarakan rumah tangganya sendiri, namun juga disebutkan

bahwa desa merupakan organisasi pemerintahan terendah dibawah

camat.

Undang-Undang Nomor. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan

Daerah menempatkan desa sebagai kesatuan masyarakat hukum yang

berhak dan berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan

masyarakat setempat sesuai dengan hak asal-usul desanya. Undang-

Page 44: SKRIPSI KOORDINASI PEMERINTAH DESA DALAM UPAYA ... · kelompok tani tersebut, bagaimana mereka dapat untuk memanajemen, menerima, mengirimkan, dan menindak lanjuti informasi yang

undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah

dipandang terlalu liberal dan federalistik, sehingga dikhawatirkan

dapat mengancam keutuhan NKRI. Pembagian kewenangan terlalu

mutlak pada daerah membuat perimbangan kekuasaan antara pusat dan

daerahah tidak proporsional, sehingga kontrol pusat dan provinsi

terhadap daerah hilang.

3. Tugas dan Fungsi Pemerintah Desa

Mengingat unit pemerintahan desa adalah bagian integral dari

pemerintahan nasional, maka pembahasan tentang tugas dan fungsi

pemerintah desa tidak terlepas dari tugas dan fungsi pemerintahan nasional

seperti yang telah diuraikan dalam Undang-Undang Nomor 23 tahun 2004

pada pasal 127 tentang tugas pokok Kepala Desa yaitu :

a. Pelaksanaan kegiatan pemerintahan desa

b. Pemberdayaan masyarakat

c. Pelayanan masyarakat

d. Penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum

e. Pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum

Menurut Zainun (2004) terdapat empat kunci pokok tugas dan fungsi

administrasi dan manajemen pemerintahan Indonesia yaitu :

a. Perumusan dan penetapan kebijakan umum.

b. Kepemimpinan.

c. Pengawasan.

d. Koordinasi.

Page 45: SKRIPSI KOORDINASI PEMERINTAH DESA DALAM UPAYA ... · kelompok tani tersebut, bagaimana mereka dapat untuk memanajemen, menerima, mengirimkan, dan menindak lanjuti informasi yang

Keempat fungsi administrasi dan manajemen ini akan diterapkan pada

setiap tingkat pemerintahan yang ada dalam susunan pemerintahan negara

Republik Indonesia. Berdasarkan tugas fungsi pemerintahan tersebut, berarti

pemerintah desa sebagai bagian integral dari pemerintahan nasional juga

menyelenggarakan fungsi-fungsi tersebut meskipun dalam ruang lingkup

yang lebih sempit. Oleh unit pemerintahan desa seperti halnya pemerintah

desa sebagai unit pemerintahan terendah mempunyai 3 fungsi pokok yaitu :

a. Pelayanan kepada masyarakat

b. Fungsi operasional atau manajemen pembangunan

c. Fungsi ketatausahaan atau registrasi eseluruhan tugas dan fungsi

administrasi pemerintah desa tersebut, tidak akan terlaksana dengan baik,

manakala tidak ditunjang dari aparatnya dengan melaksanakan sebaik-

baiknya apa yang menjadi tanggung jawab masing-masing aparat.

Menyadari betapa pentingnya tugas administrasi pemerintahan desa,

maka yang menjadi keharusan bagi Kepala Desa dan aparatnya adalah

berusaha untuk mengembangkan kecakapan dan keterampilan mengelola

organisasi pemerintahan desa termasuk kemampuannya untuk melaksanakan

tugas-tugas dibidang pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan.

C. Pemberdayaan

Pemberdayaan merupakan upaya memberdayakan baik terhadap

individu maupun kelompok orang atau kelompok masyarakat agar mereka

memiliki kemampuan untuk mengatasi permasalahannya. Pemberdayaan

selalu terkait dengan penggalian dan pengembangan potensi masyarakat.

Page 46: SKRIPSI KOORDINASI PEMERINTAH DESA DALAM UPAYA ... · kelompok tani tersebut, bagaimana mereka dapat untuk memanajemen, menerima, mengirimkan, dan menindak lanjuti informasi yang

Menurut Sulistiyani, (2004:79), pemberdayaan merupakan upaya

meningkatkan harkat lapisan masyarakat dan pribadi manusia. Upaya ini

meliputi:

1. Penyediaan berbagai masukan dan penigkatan taraf pendidikan.

Meningkatkan pendidikan dengan apa yang dimiliki dengan fasilitas

yang ada dan memperkuat modal.

2. Mendorong dan memotivasi, sehingga dapat meningkatkan kesadaran

akan potensinya dalam menciptakan suasana untuk berkembang.

3. Memperkuat daya dan potensi, yang dimiliki dengan langkah-langkah

positif dalam memberdayakan/mengembangkan sesuatu dengan tujuan

yang ada.

Dalam konteks pemberdayaan petani perlu dilakukan kegiatan-kegiatan

mengembangkan kelompok tani sebagai lembaga tani yang tangguh, terutama di

bidang ekonomi, sosial, dan budaya melalui kelompok tani ini dengan

menfasilitasi proses pembelajaran petani dan masyarakat pelaku agribisnis,

membantu menciptakaniklim usaha yang menguntungkan, memberikan

rekomendasi dan mengusahakan akses-akses petani ke sumber-sumber informasi

dan sumberdaya lainnya demi memecahkan masalah kelompok tani, menjadikan

lembaga penyuluhan pertanian sebagai wadah mediasi dan intermediasi terutama

menyangkut teknologi untuk kepentingan agribisnis. Selanjutnya pada bagian ini

peneliti menyimpulkan hasil penelitian dengan menyesuaikan kondisi objektif

dilapangan :

Page 47: SKRIPSI KOORDINASI PEMERINTAH DESA DALAM UPAYA ... · kelompok tani tersebut, bagaimana mereka dapat untuk memanajemen, menerima, mengirimkan, dan menindak lanjuti informasi yang

1. Menciptakan Iklim

Setelah mencermati kondisi objektif dilapangan dan menyesuaikan dengan

teori yang diuraikan diatas maka penulis menyimpulkan bahwa pemerintah

Kecamatan Bontomarannu tidak memiliki strategi dalam upaya

memberdayakan kelompok tani sehingga kemudian kondisi iklim dan

suasana dinamika kelompok tani belum mencerminkan hasil yang

produktif demi kesejateraan mereka.

2. Memperkuat Daya

Pemberdayaan bukan hanya meliputi penguatan individu anggota

masyarakat,tetapi juga pranata-pranatanya.Demikian pula pembaharuan

institusi-institusi sosial danpengintegrasiannya ke dalam kegiatan

pembangunan serta peranan masyarakat didalamnya. Yang terpenting

disini adalah peningkatan partisipasi rakyat dalam prosespengambilan

keputusan yang menyangkut diri dan masyarakatnya. Oleh karena

itu,pemberdayaan masyarakat amat erat kaitannya dengan pemantapan,

pembudayaan,pengamalan demokrasi.

3. Melindungi

Memberdayakan mengandung pula arti melindungi. Dalam proses

pemberdayaan, harus dicegah yang lemah menjadi bertambah lemah, oleh

karenakurangberdaya dalam menghadapi yang kuat. Pemihakan yang

dimaksud adalah segala upaya yang dilakukan harus terarah atau tepat

ditujukan kepada yang memerlukan.Melindungi harusdilihat sebagai upaya

untuk mencegah terjadinya persaingan yang tidak seimbang.Pemberdayaan

Page 48: SKRIPSI KOORDINASI PEMERINTAH DESA DALAM UPAYA ... · kelompok tani tersebut, bagaimana mereka dapat untuk memanajemen, menerima, mengirimkan, dan menindak lanjuti informasi yang

masyarakat bukan membuatmasyarakat menjadi makin tergantung pada

berbagai program pemberian (charity).Dengan demikian tujuan akhirnya

adalah memandirikan masyarakat, memampukan, dan membangun

kemampuan untuk memajukandiri ke arah kehidupan yang lebih baik

secara berkesinambungan.

D. Konsep Kelompok Tani

1. Pengertian Kelompok Tani

Kelompok tani adalah kelembagaan petanian atau peternak yang

dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi

lingkungan (sosial, ekonomi dan sumberdaya) dan keakraban untuk

meningkatkan dan mengembangkan usaha anggotanya serta ditumbuh

kembangkan dari, oleh dan untuk petani yang saling mengenal, akrab,

saling percaya, mempunyai kepentingan dalam berusaha tani,

kesamaan baik dalam hal tradisi, pemukiman, maupun hamparan lahan

usaha tani (Pusat Penyuluhan Pertanian, 2012).

Kelompok tani di definisikan sebagai kumpulan orang-orang tani

atau petani, yang terdiri atas petani dewasa, pria atau wanita tua dan

muda, yang terkait secara informal dalam suatu wilayah kelompok atas

dasar keserasian dan kebutuhan bersama serta berada di lingkungan

pengaruh dan pimpinan seorang kontak tani Mardikanto (1996).

Kelompok tani merupakan sebuah lembaga yang menyatukan para

petani secara horizontal dan dapat dibentuk beberapa unit dalam satu

desa, bisa berdasarkan komoditas, areal tanam pertanian dan gender

Page 49: SKRIPSI KOORDINASI PEMERINTAH DESA DALAM UPAYA ... · kelompok tani tersebut, bagaimana mereka dapat untuk memanajemen, menerima, mengirimkan, dan menindak lanjuti informasi yang

(Syahyuti, 2007). Dengan demikian, untuk mengetahui gerak

pembangunan pertanian perlu perhatian terhadap kelompok tani yang

ada di desa (Hariadi, 2011).

Kelompok tani didefinisikan sebagai sebuah kelembagaan di

tingkat petani yang dibentuk untuk mengorganisasikan para petani

dalam menjalankan kelompok tani berperan dalam meningkatkan

pengetahuan, sikap dan keterampilan petani (Thomas, 2008).

Kelompok tani akan membantu usaha taninya (Hermanto dan

Swastika, 2011). Kelompok tani pada hakikatnya adalah untuk

menggerakkan sumber daya manusia petani. Pembinaan petani yang

tergabung dalam keanggotaan untuk memfasilitasi segala kebutuhan

mulai dari pembelian sarana produksi sampai penanganan pasca panen

dan pemasarannya (Hariadi, 2011). Kelompok tani juga menjadi titik

penting untuk menjalankan dan menterjemahkan konsep hak petani ke

dalam kebijakan, strategi, dan program yang layak dalam satu kesatuan

utuh dan pengembangan ke dalam langkah operasional (Djiwandi,

1994). Kelompok tani memiliki tiga fungsi utama yaitu sebagai unit

belajar, unit kerjasama, dan unit produksi. Apabila ketiga unit tersebut

sudah berjalan, maka diarahkan untuk menjadi unit kelompok usaha.

Keberhasilan kelompok tani menjalani fungsi –fungsi tersebut tidak

lepas dari pengaruh kerja keras anggota dalam kegiatan kelompok

untuk mencapai tujuan yang telah disepakati bersama (Dinas Pertanian,

1997).

Page 50: SKRIPSI KOORDINASI PEMERINTAH DESA DALAM UPAYA ... · kelompok tani tersebut, bagaimana mereka dapat untuk memanajemen, menerima, mengirimkan, dan menindak lanjuti informasi yang

Kelompok tani juga diatur dalam Peraturan Menteri Pertanian

Nomor 82 Tahun 2013 Tentang Pedoman Pembinaan Kelompok Tani

dan Gabungan Kelompok Tani yang mendefinisikan bahwa “kelompok

tani adalah kumpulan petani/peternak/pekebun yang dibentuk atas

dasar kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan sosial,

ekonomi, dan sumberdaya, kesamaan komoditas, dan keakraban untuk

meningkatkan dan mengembangkan usaha anggota”.

Berbagai macam peluang dan Hambatan timbul dalam usaha tani

sesuai dengan lingkungan sosial ekonomi setempat. Oleh karena itu

diperlukan pengembangan kelompok tani ke dalam suatu organisasi

yang jauh lebih besar. Beberapa kelompok tani bergabung kedalam

gabungan kelompok tani (Gapoktan). Penggabungan dalam gapoktan

terutama dilakukan oleh kelompok tani yang berada dalam suatu

wilayah administrasi Kecamatan (Anomius,2007 :4). Peraturan

Menteri Pertanian (permentan) No.273 Tahun 2007 tentang Pedoman

Pembinaan Kelembagaan Petani menyebutkan bahwa kelompik tani

adalah kumpulan petani/peternak/perkebun yang di bentuk atas dasar

kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan (sosial, ekonomi,

sumber daya ) dan keeakraban untuk meningkatan dan

mengembangkan usaha tani anggota.

Sosiologi pertanian mengamati obyek secara mikro dan makro.

Pusat perhatian sosiologi pertanian sebagai sosiologi-mikro adalah

usaha pertanian keluarga, pertanian kolektif dan sisteem sosial usaha

Page 51: SKRIPSI KOORDINASI PEMERINTAH DESA DALAM UPAYA ... · kelompok tani tersebut, bagaimana mereka dapat untuk memanajemen, menerima, mengirimkan, dan menindak lanjuti informasi yang

pertanian lainya ( Plank, 1993:6). Kelompok tani merupakan lembaga

yang menyatukan para petani secara horizontal dan dapat dibentuk

beberapa unit dalam satu desa. Kelompok tani juga dapat dibentuk

berdasarkan komoditas, area pertanian, dan gender. (Saptana dkk;

2004).

2. Fungsi Kelompok Tani

Peranan merupakan seperangkat harapan yang ditujukan pada diri

seseorang dan hal-hal yang seharusnya dilaksanakan. Kegiatan atau

aktivitas yang berkaitan dengan status dalam masyarakat/lingkungannya

disebut sebagai peranan individu/kelompok yang bersangkutan. Jadi hal-hal

yang menjadi harapan terhadap diri seseorang/kelompok dan seharusnya

dilaksanakan oleh orang/kelompok tersebut merupakan peran

seseorang/kelompok yang bersangkutan. Sesuai Surat Keputusan Menteri

Pertanian Nomor: 273/Kpts/OT.160/4/. “ Kelompok Tani berperan dan

berfungsi sebagai kelas belajar, unit produksi usaha tani, dan wahana

kerjasama antara anggota kelompok”.

a. Sebagai Kelas Belajar

Kelompok tani sebagai kelas belajar bagi petani merupakan wadah bagi

setiap anggotanya untuk berinteraksi guna meningkatkan pengetahuan,

keterampilan, sikap dalam usaha tani yang lebih baik dan

menguntungkan serta berperilaku lebih mandiri untuk mencapai

kehidupan yang lebih sejahtera. Dalam kelas belajar mengajar ini

diarahkan agar anggota–anggota kelompok memiliki kemampuan dalam

Page 52: SKRIPSI KOORDINASI PEMERINTAH DESA DALAM UPAYA ... · kelompok tani tersebut, bagaimana mereka dapat untuk memanajemen, menerima, mengirimkan, dan menindak lanjuti informasi yang

hal.

b. Sebagai Unit Produksi Usaha Tani

Kelompok tani merupakan satu kesatuan unit usaha tani untuk

mewujudkan kerja sama dalam mencapai skala ekonomi yang lebih

menguntungkan. Upaya peningkatan peranan kelompok tani sebagai unit

produksi berorientasi kepada agri bisnis dan agro industri dan hal ini

dilakukan dengan peningkatan berbagai kemampuan yang merupakan

tugas dan tanggung jawab kelompok

c. Sebagai Wahana Kerjasama Antara Anggota Kelompok

Kelompok tani merupakan tempat untuk memperkuat kerjasama antara

sesama petani dalam kelompok untuk menghadapi berbagai ancaman,

tantangan hambatan dan gangguan. Untuk dapat mengatasi ataupun

untuk menekan resiko tersebut maka kelompok tani dapat

menanggulangi/mengatasinya dengan cara memperkuat dan menjalin

kerjasma diantara sesama petani dalam kelompok. Untuk dapat

memperkuat dan menjalin kerjasama tersebut, maka kelompok tani

sebagai wahana kerjasama antara anggota kelompok harus meningkatkan

berbagai kemampuan.

3. Kemampuan dan Ciri Kelompok Tani

Berdasarkan tingkat kemampuan kelompok tani, dikenal empat belas

kemampuan kelompok tani dengan ciri-ciri untuk setiap kelompok adalah

sebagai berikut:

Page 53: SKRIPSI KOORDINASI PEMERINTAH DESA DALAM UPAYA ... · kelompok tani tersebut, bagaimana mereka dapat untuk memanajemen, menerima, mengirimkan, dan menindak lanjuti informasi yang

a. Kelompok Pemula:

1) Kelompok tani masih belum aktif.

2) Tahap pembentukan kelompok masih awal.

3) Pimpinan formal.

4) Kegiatan kelompok bersifat informatif.

b. Kelompok Lanjut:

1) Kelompok ini menyelenggarakan kegitan-kegitan terbatas.

2) Kegiatan kelompok dalam perencanaan.

3) Pimpinan formal aktif.

4) Kontak tani mampu memimpin gerakan kerjasama kelompok tani.

c. Kelompok Madya

1) Kelompok tani menyelenggarakan kegiatan kerjasama usaha.

2) Pimpinan formal kurang menonjol.

3) Kontak tani dan kelompok tani bertindak sebagai pimpinan kerjasama

usaha tani.

4) Berlatih mengembangkan program sendiri.

d. Kelompok Utami

1) Hubungan melembaga dengan koperasi.

2) Perencanaan program tahunan untuk meningkatkan produktivitas dan

pendapatan.

3) Program usaha tani terpadu.

4) Program diusahakan dengan usaha koperasi.

5) Pemupukan modal dan pemilikan atau penggunaan benda modal

Page 54: SKRIPSI KOORDINASI PEMERINTAH DESA DALAM UPAYA ... · kelompok tani tersebut, bagaimana mereka dapat untuk memanajemen, menerima, mengirimkan, dan menindak lanjuti informasi yang

4. Keuntungan Pembentukan Kelompok Tani

Beberapa keuntungan dari pembentukan kelompok tani antara lain

sebagai berikut:

a. Eratnya interaksi dalam kelompok dan semakin terbinanya

kepemimpinan kelompok.

b. Terarahnya peningkatan secara cepat tentang jiwa kerjasama antar petani.

c. Cepatnya proses perembesan (difusi) penerapan inovasi (teknologi) baru.

d. Naiknya kemampuan rata-rata pengembalian pinjaman petani.

e. Meningkatnya orientasi pasar, baik yang berlkaitan dengan masukan

(input) maupun produk yang dihasilkannya.

f. Dapat membantu efisiensi pembagian air irigasi serta pengawasannya

oleh petani sendiri.

5. Unsur Pengikat Dalam Kelompok Tani

Dalam unsur pengikat kelompok tani meliputi sebagai berikut :

a. Adanya kepentingan yang sama diantara para anggotanya.

b. Adanya kawasan usaha tani yang menjadi tanggung jawab bersama

diantara para anggotanya.

c. Adanya kader tani yang berdeedikasi untuk menggerakkan para petani

dan kepemimpinannya diterima oleh sesama petani lainnya.

d. Adanya kegiatan yang dapat dirasakan manfaatnya oleh sekurang

kurangnya sebagian besar anggotanya.

e. Adanya dorongan atau motivasi dari tokoh masyarakat setempat untuk

menunjang program yang telah ditentukan.

Page 55: SKRIPSI KOORDINASI PEMERINTAH DESA DALAM UPAYA ... · kelompok tani tersebut, bagaimana mereka dapat untuk memanajemen, menerima, mengirimkan, dan menindak lanjuti informasi yang

E. Kerangka Pikir

Kerangka pikir dibuat untuk mempermudah proses penelitian

Karena mencakup tujuan dari penelitian itu sendiri, tujuan dari penelitian

ini adalah untuk mengetahui proses koordinasi antar pemerintah daerah

dan kelompok tani di Desa Bontomarannu Kabupaten Gowa. Penulis

menggunakan teori Handayaningrat (1989) yang digunakan dalam

kerangka indikator yang dijadikan penelitian yaitu komunikasi, kesadaran

pentingnya koordinasi, kompetensi partisipan, kesepakatan, komitmen,

dan intensif koordinasi serta kontinuitas perencanaan dengan

menggunakan indikator tersebut kemudian dijadikan acuan peneliti

mengenai kolaborasi pemerintah desa dan kelompok tani desa

bontomarannu kabupaten gowa.

Page 56: SKRIPSI KOORDINASI PEMERINTAH DESA DALAM UPAYA ... · kelompok tani tersebut, bagaimana mereka dapat untuk memanajemen, menerima, mengirimkan, dan menindak lanjuti informasi yang

Gambar 1. Kerangka Pikir

F. Fokus Penelitian

Dari judul penelitian ini yakni koordinasi pemerintah desa dan

kelompok tani Desa Bontomarannu Kabupaten Gowa, maka penulis

memberikan fokus pada penelitian ini terdiri dari beberapa Indikator

untuk dijabarkan, diantaranya komunikasi, kesadaran pentingnya

koordinasi, kompetensi partisipan, kesepakatan, komitmen, dan intensif

koordinasi dan kontiunitas perencanaan

Faktor Pendukung

- Komunikasi yang

intens

- Adanya sosial

media sebagai alat

komuikasi

Keberhasilan Kordinasi Pemerintah

Desa dalam Upaya Pemberdayaan

Kelompok Tani Desa

Bontomarannu Kabupaten Gowa

Koordinasi Pemerintah Desa

Indikator Koordinasi menurut

Handayaningrat (1989)

- Komunikasi

- Kesadaran Pentingnya

Koordinasi

- Kompetensi Partisipan

- Kesepakatan, Komitmen,

dan Intensif Koordinasi

- Kontinuitas Perencanaan

Faktor

Penghambat

- Jaringan

internet

- ketelambatan

informasi

Page 57: SKRIPSI KOORDINASI PEMERINTAH DESA DALAM UPAYA ... · kelompok tani tersebut, bagaimana mereka dapat untuk memanajemen, menerima, mengirimkan, dan menindak lanjuti informasi yang

G. Deskripsi Fokus Penelitian

Berdasarkan skema kerangka pikir di atas maka dapat kita

kemukakan definisi fokus sebagai berikut :

1. Koordinasi yaitu Pemerintah Desa kerja sama dengan Dinas Pertanian

melakukan perkembangan kelompok tani melalui peningkatan sumberdaya,

pengembangan kelembagaan serta pengembangan teknologi kelompok tani

di Desa Romangloe, Desa Nirannuang, dalam Kelompok tani di Kecamatan

Bontomarannu Kabupaten Gowa.

2. Komunikasi adalah Pemerintah Desa bekerja sama dengan Dinas Pertanian

melakukan komunikasi yang efektif dan komunikasi yang intensif untuk

menunjang berbagai aspek khususnya mengenai upaya melakukan

pemberdayan Kelompok Tani. dan Kelompok tani terkait kerjasama yang

dilakukan di dua Desa yaitu Desa Romangloe dan Desa Nirannuang yang

ada di Kecamatan Bontomarannu Kabupaten Gowa .

3. Kesadaran Pentingnya Koordinasi adalah Pemerintah Desa dengan Dinas

Pertanian bekerja sama dalam hal pentingnya kesadaran koordinasi maka

semua upaya dalam pemberdayaan para petani atau Kelompok Tani akan

lebih maksimal sehingga menghasilkan bentuk koordinasi seperti hasil kerja

yang maksimal dan juga mengetahui segala kebutuhan Kelompok Tani di

lapangan yang dilakukan di dua Desa yaitu Desa Romangloe dan Desa

Nirannuang yang ada di Kecamatan Bontomarannu Kabupaten Gowa.

4. Kompetensi Partisipan adalah Pemerintah Desa dengan Dinas Pertanian

melakukan koordinasi dalam hal pemenuhan fasilitas sarana dan prasarana

Page 58: SKRIPSI KOORDINASI PEMERINTAH DESA DALAM UPAYA ... · kelompok tani tersebut, bagaimana mereka dapat untuk memanajemen, menerima, mengirimkan, dan menindak lanjuti informasi yang

untuk Kelompk Tani di tiap desa serta sosialisasi atau penyuluhan dengan

kelompok-kelompok tani untuk pengembangan sumberdaya yang di desa-

desa di dua Desa yaitu Desa Romangloe dan Desa Nirannuang yang ada di

Kecamatan Bontomarannu Kabupaten Gowa.

5. Kesepakatan, Komitmen, dan Insentif Koordinasi adalah melakukan rapat-

rapat yang diadakan Pemerintah Desa berkoordinasi dengan kelompok tani

dalam upaya pemberdayaan Kelompok Tani juga berkomitmen dalam

membangun maupun memberdayakan kelompok tani dengan berbagai

upaya dengan cara lebih mengedepankan kepentingan persoalan pertanian

dan tetap mendengar masukan dan keluhan semua warga masyarakat petani

yang dilakukan di dua Desa yaitu Desa Romangloe dan Desa Nirannuang

yang ada di Kecamatan Bontomarannu Kabupaten Gowa.

6. Kontinuitas Perencanaan adalah Perencanaan lanjutannya itu Pemerintah

Desa dengan Dinas Pertanian melakukan seperti penyuluhan dengan

praktek dilapangan yang dilakukan Kelompok tani yang dilakukan di dua

Desa yaitu Desa Romangloe dan Desa Nirannuang yang ada di Kecamatan

Bontomarannu Kabupaten Gowa.

Page 59: SKRIPSI KOORDINASI PEMERINTAH DESA DALAM UPAYA ... · kelompok tani tersebut, bagaimana mereka dapat untuk memanajemen, menerima, mengirimkan, dan menindak lanjuti informasi yang

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu Dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini berlangsung selama kurang lebih 2 (dua) bulan. Penelitian

ini dilaksanakan di Kantor Desa Nirannuang dan Desa Romangloe Kecamatan

Bontomarannu Kabupaten Gowa, dasar penelitian ini dilakukan agar kita

mengetahui bagaimana koordinasi Pemerintah Desa dan kelompok tani Desa di

Kecamatan Bontomarannu di Kabupaten Gowa.

B. Jenis Dan Tipe Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif, yakni mendeskripsikan

tentang koordinasi Pemerintah Desa dan kelompok tani Desa di Kecamatan

Bontomarannu Kabupaten Gowa.

1. Sehubungan dengan hal yang diteliti adalah fenomena sosial, maka

dibutuhkan informasi mendalam melalui pendeskripsian berdasarkan

ungkapan maupun bahasa masing-masing informan sehingga dapat

diungkap makna sebenarnya dari informasi yang diperoleh.

2. Tipe penelitian adalah fenomenologi yang dimaksudkan untuk memberikan

gambaran secara jelas mengenai masalah yang diteliti berdasarkan

pengalaman yang telah dialami informan. Masalah yang akan diteliti

koordinasi Pemerintah Desa dan kelompok tani di Desa Bontomarannu di

Kabupaten Gowa.

47

Page 60: SKRIPSI KOORDINASI PEMERINTAH DESA DALAM UPAYA ... · kelompok tani tersebut, bagaimana mereka dapat untuk memanajemen, menerima, mengirimkan, dan menindak lanjuti informasi yang

C. Sumber Data

Sumber data adalah tempat dimana peneliti memperoleh data yang

diperlukan selama melaksanakan penelitian. Adapun sumber data pada

penelitian ini yaitu

1. Data Primer

Data primer merupakan data empiris yang diperoleh dari informan

berdasarkan hasil wawancara. Pada penelitian ini data yang diperoleh

peneliti melalui hasil wawancara atau tanya jawab langsung dengan

informan yang terlibat dalam tipe penelitian ini adalah fenomenologi yang

dimaksudkan untuk memberikan gambaran secara jelas mengenai masalah

yang diteliti berdasarkan pengalaman yang telah dialami informan. Masalah

yang akan diteliti koordinasi Pemerintah Desa dan kelompok tani di Desa

Bontomarannu di Kabupaten Gowa.

2. Data Sekunder

Data yang diperoleh peneliti melalui dari berbagai laporan-laporan atau

dokumen-dokumen yang bersifat informasi tertulis dan dikumpulkan yang

digunakan dalam penelitiaan tipe penelitian ini adalah fenomenologi yang

dimaksudkan untuk memberikan gambaran secara jelas mengenai masalah

yang diteliti berdasarkan pengalaman yang telah dialami informan. Masalah

yang akan diteliti koordinasi Pemerintah Desa dan kelompok tani di Desa

Bontomarannu di Kabupaten Gowa.

Page 61: SKRIPSI KOORDINASI PEMERINTAH DESA DALAM UPAYA ... · kelompok tani tersebut, bagaimana mereka dapat untuk memanajemen, menerima, mengirimkan, dan menindak lanjuti informasi yang

D. Informan Penelitian

Informan penelitian ini adalah orang-orang yang dianggap mampu

memberikan informasi yang selengkap-lengkapnya mengenai pelaksanaan

pelayanan. Dalam penelitian ini informan yang peneliti maksudkan adalah

pegawai, baik pimpinan maupun bawahan yang terlibat dalam pelaksanaan

koordinasi pemerintah desa dan kelompok tani di Desa Bontomarannu di

Kabupaten Gowa. Adapun yang akan dijadikan informan dalam penelitian ini

adalah :

Tabel informan 1

No Nama Informan Inisial Jabatan/Status Jumlah

1. Hj.Rizkayana Sabir

SP,M.Ap RS

Kasubag Umum dan

Kepegawaian 1

2. Muhammad Ilyas

Nurhan MIN

Kabag.

Sarana&Prasarana 1

3. Arifin Bunga AFB Kades Nirannuang 1

4. Muh. Azis Nai MAN Kades Romangloe 1

5. Saharuddinmaja SHM Ketua Kelompok Tani

Nirannuang 1

6. Jamaludding nawing JMN Ketua Kelompok Tani

Desa Romangloe 1

7. Baharuddin Nompo BDN Masyarakat

Nirannuang 1

8. Sakaria Ilyas Bella SIB Masyarakat desa

Romangloe 1

9. Rahim Sua RHS Masyarakat desa

Nirannuang 1

Total Informan 9

Page 62: SKRIPSI KOORDINASI PEMERINTAH DESA DALAM UPAYA ... · kelompok tani tersebut, bagaimana mereka dapat untuk memanajemen, menerima, mengirimkan, dan menindak lanjuti informasi yang

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang relevan, penelitian ini menggunakan dua

teknik pengumpulan data yakni :

1. Teknik observasi

Teknik ini dilakukan peneliti dengan cara melakukan pengamatan dan

pencatatan yang sistematis terhadap gejala-gejala yang benar-benar terjadi

di kelompok tani kabupaten Gowa Kegiatan pengamatan terhadap objek

penelitian ini untuk memperoleh keterangan-keterangan data yang lebih

akurat dan untuk mengetahui relevansi antara jawaban responden dan

kenyataan yang terjadi dilapangan dalam hal pelaksanaan koordinasi

pemerintah desa dan kelompok tani di Desa Bontomarannu di Kabupaten

Gowa

2. Teknik wawancara.

Teknik ini dilakukan peneliti dengan cara mengadakan Tanya jawab secara

lisan dan mendalam terhadapat beberapa informan yang diambil sebagai

sampel baik dari kepala dinas, kepala bidang ,maupun masyarkat yang ada

di Kabupaten Gowa yang dianggap mampu meberikan informasi yang

akurat terkait akuntabilitas pelaksanaan pelayanan.

3. Dokumentasi

Teknik ini merupakan pengumpulan data melalui dokumen-dokumen atau

buku-buku yang berkaitan erat dengan Koordinasi antar Pemerintah daerah

dan masyarakat dalam pemberdayaan kelompok tani di kabupaten Gowa

sehingga menunjang kerelevanan data. Metode dokumentasi di gunakan

Page 63: SKRIPSI KOORDINASI PEMERINTAH DESA DALAM UPAYA ... · kelompok tani tersebut, bagaimana mereka dapat untuk memanajemen, menerima, mengirimkan, dan menindak lanjuti informasi yang

untuk mengungkap serta melengkapi informasi yang erat kaitannya dengan

pokok dari permasalahan.

F. Teknik Analisis Data

Adapun teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini

dikemukakan oleh Miles dan A.Michael Hurman dalam Sugiyono (2012 : 92)

memiliki tiga langkah sebagai berikut:

1. Reduksi Data (Data Reduction)

Reduksi data berarti merangkum, memilih hal yang pokok dan

memfokuskan pada hal yang penting. Reduksi data juga berarti komponen

pertama dalam analisis data yang memperpendek, mempertegas dan

membuang hal yang dirasa tidak penting ataupun tidak berkaitan dengan

fokus penelitian sehingga penarikan kesimpulan dapat dilakukan.

2. Penyajian Data (Data Display)

Penyajian data adalah bentuk rakitan data dalam uraian singkat.

Menyajikan data yang sering digunakan dalam penelitian kualitatif adalah

bersifat naratif. Hal ni dimaksudkan untuk memahami apa yang terjadi

secara lebih mudah.

3. Penarikan Kesimpulan (Conclusion Drawing)

Langkah terakhir dari model ini adalah penarikan kesimpulan. Kesimpulan

dalam penelitian mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang

dirumuskan sejak awal namun juga tidak, karena masalah dan rumusan

masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan

berkembang setelah peneliti ada di lapangan. Kesimpulan penelitian

kualitatif merupakan temuan baru yang sebelumnya belum ada yang

Page 64: SKRIPSI KOORDINASI PEMERINTAH DESA DALAM UPAYA ... · kelompok tani tersebut, bagaimana mereka dapat untuk memanajemen, menerima, mengirimkan, dan menindak lanjuti informasi yang

berupa deskripsi atau gambaran yang sebelumnya belum jelas menjadi

jelas.

G. Pengabsahan Data

Menurut Sugiyono (2012:121) uji keabsahan data meliputi uji

kredibilitas data, uji transferability, uji depenability, dan uji comfirmability .

Keabsahan data pada penelitian ini di periksa menggunakan uji kredibilitas

data yang di lakukan dengan teknik triangulasi. Triangulasi merupakan

pengecekan dengan berbagai cara, berbagai sumber, dan berbagai waktu.

Dengan demikian terdapat tiga triangulasi dalam keabsahan data, yaitu

triangulasi sumber, triangulasi teknik, dan triangulasi waktu.

1. Triangulasi sumber

Triagulasi sumber adalah membandingkan cara mengecek ulang derajat

kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui sumber yang berbeda.

Misalnya membandingkan hasil pengamatan dengan wawancara,

membanding apa yang dikatakan umum dengan yang di katakana pribadi,

membandingkan hasil wawancara dengan dokumen yang ada pada

Koordinasi antar Pemerintah daerah dan masyarakat dalam pemberdayaan

kelompok tani di Kabupaten Gowa.

2. Triangulasi teknik

Triangulasi teknik dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber

yang sama dengan teknik yang berbeda. Dalam penelitian ini akan

menggunakan teknik observasi dan wawancara untuk mengecek data yang

diperoleh dengan teknik pengumpulan data sebelumnya

Page 65: SKRIPSI KOORDINASI PEMERINTAH DESA DALAM UPAYA ... · kelompok tani tersebut, bagaimana mereka dapat untuk memanajemen, menerima, mengirimkan, dan menindak lanjuti informasi yang

3. Triangulasi waktu

Triangulasi waktu digunakan untuk validitas data yang berkaitan dengan

pengecekan data berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu.

Perubahan suatu proses dan perilaku manusia mengalami perubahan dari

waktu ke waktu. Untuk mendapatkan data yang sah melalui observasi pada

penelitian ini akan di adakan pengamatan tidak hanya satu kali pengamatan

saja, sehingga data yang diperoleh.

Page 66: SKRIPSI KOORDINASI PEMERINTAH DESA DALAM UPAYA ... · kelompok tani tersebut, bagaimana mereka dapat untuk memanajemen, menerima, mengirimkan, dan menindak lanjuti informasi yang

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran singkat dan Lokasi Penelitian

1. Tugas, Fungsi, dan Struktur Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura

Kab. Gowa

Berdasarkan Peraturan Bupati Gowa nomor 65 Tahun 2016 tentang

Susunan Organisasi, Kedudukan, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas

Tanaman Pangan dan Hortikultura. Uraian Tugas Pokok dan Fungsi Kepala

Dinas, Sekretaris dan Kepala Bidang dapat dilihat pada uraian sebagai

berikut:

a. Kepala Dinas

1) Kepala Dinas mempunyai tugas pokok memimpin dan melaksanakan

urusan Pemerintah Daerah di Bidang Tanaman Pangan dan

Hortikultura berdasarkan kewenangan dan tugas pembantuan sesuai

peraturan perundang-undangan dan pedoman yang berlaku untuk

kelancaran tugas.

2) Kepala Dinas dalam malaksanakan tugas sebagaiman dimaksud pada

ayat (1) di atas, menyelenggarakan fungsi :

a) Perumusan kebijakan urusan pemerintahan bidang tanaman pangan

dan hortikultura;

b) Pelaksanaan kebijakan urusan pemerintahan bidang tanaman

pangan dan hortikultura;

54

Page 67: SKRIPSI KOORDINASI PEMERINTAH DESA DALAM UPAYA ... · kelompok tani tersebut, bagaimana mereka dapat untuk memanajemen, menerima, mengirimkan, dan menindak lanjuti informasi yang

c) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan urusan pemerintahan bidang

tanaman pangan dan hortikultura

d) Pelaksanaan administrasi Dinas

e) Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati terkait tugas

dan fungsinya.

b. Sekretaris

1) Sekretariat dipimpin oleh Sekretaris mempunyai tugas pokok

membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan koordinasi kegiatan,

memberikan pelayanan teknis dan administrasi penyusunan

perencanaan dan pelaporan, keuangan dan umum dan kepegawaian

dalam lingkungan Dinas.

2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di

atas, Sekretaris menyelenggarakan fungsi :

a) Pengkoordinasian pelaksanaan tugas dalam lingkungan dinas;

b) Pengkoordinasian penyusunan perencanaan dan pelaporan;

c) Pengkoordinasian urusan umum dan kepegawaian;

d) Pengkoordinasian pegelolaan administrasi keuangan; dan

e) Pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai bidang tugasnya.

c. Kepala Bidang Tanaman Pangan

1) Bidang Tanaman Pangan dipimpin oleh kepala bidang yang

mempunyai tugas pokok membantu kepala dinas dalam

mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan tanaman pangan meliputi

pengembangan produksi, pembinaan, pengkoordinasian, pengendalian

Page 68: SKRIPSI KOORDINASI PEMERINTAH DESA DALAM UPAYA ... · kelompok tani tersebut, bagaimana mereka dapat untuk memanajemen, menerima, mengirimkan, dan menindak lanjuti informasi yang

dan pengawasan pelaksanaan program kegiatan produksi padi, jagung

dan serealia lainnya dan aneka kacang dan umbi sesuai lingkup

tugasnya untuk pelaksanaan tugas pembantuan.

2) Untuk melaksanakan tugas senagaimana dimaksud pada ayat (1) di

atas, Kelapa Bidang Tanaman pangan mempunyai fungsi :

a) Perumusan kebijakan teknis bidang tanaman pangan meliputi

tanaman padi, jagung dan Serealia lainnya dan aneka kacang dan

umbi;

b) Pelaksanaan kebijakan teknis bidang tanaman pangan meliputi

tanaman padi, jagung dan Serealia lainnya dan aneka kacang dan

umbi;

c) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan bidang tanaman pangan

meliputi tanaman padi, jagung dan Serealia lainnya dan aneka

kacang dan umbi;

d) Pelaksanaan administrasi bidang tanaman pangan meliputi tanaman

padi, jagung dan Serealia lainnya dan aneka kacang dan umbi;

e) Pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai bidang tugasnya.

d. Kepala Bidang Holtikultura

1) Bidang Hortikultura dipimpin oleh Kepala Bidang yang mempunyai

tugas pokok memimpin dan melaksanakan penyusunan, pelaksanaan

kebijakan dan pemberian bimbingan teknis, pengawasan serta

pemantauan dan evaluasi di Bidang Hortikultura berdasarkan

pedoman yang berlaku agar tercipta kelancaran pelaksanaan tugas.

Page 69: SKRIPSI KOORDINASI PEMERINTAH DESA DALAM UPAYA ... · kelompok tani tersebut, bagaimana mereka dapat untuk memanajemen, menerima, mengirimkan, dan menindak lanjuti informasi yang

2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di

atas, Kepala Bidang Hortikultura mempunyai fungsi :

a) Penyusunan kebijakan, pembinaan dan pengawasan perbenihan dan

produksi di bidang pengembangan tanaman sayuran;

b) Penyusunan kebijakan, pembinaan dan pengawasan perbenihan dan

produksi di bidang pengembangan tanaman buah;

c) Penyusunan kebijakan, pembinaan dan pengawasan perbenihan dan

produksi di bidang pengembangan tanaman hias dan tanaman obat;

e. Kepala Bidang Pasca Panen dan Pembiayaan

1) Bidang Pasca Panen dan Pembiayaan dipimpin oleh seorang Kepala

Bidang, yang mempunyai tugas pokok membantu kepala bidang

dalam penyiapan bahan penyusunan kebijakan, pelaksanaan, dan

pemberian bimbingan teknis serta pemantauan dan evaluasi dibidang

pasca panen dan pembiayaan tanaman pangan dan hortikultura

berdasarkan pedoman yang berlaku agar tercipta kelancaran

pelaksanaan tugas.

2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di

atas, ke Kepala Bidang mempunyai fungsi :

a) Penyusunan kebijakan, pembinaan dan pengawasan perbenihan dan

produksi di bidang pasca panen dan pembiayaan;

b) Penyusunan kebijakan, pembinaan dan pengawasan perbenihan dan

produksi di bidang pasca panen dan pembiayaan;

Page 70: SKRIPSI KOORDINASI PEMERINTAH DESA DALAM UPAYA ... · kelompok tani tersebut, bagaimana mereka dapat untuk memanajemen, menerima, mengirimkan, dan menindak lanjuti informasi yang

c) Penyusunan kebijakan, pembinaan dan pengawasan perbenihan dan

produksi di bidang bidang pasca panen dan pembiayaan;

f. Kepala Bidang Sarana dan Prasarana

1) Bidang Prasarana dan Sarana dipimpin oleh Kepala Bidang yang

mempunyai tugas pokok membantu kepala dinas dalam pembinaan,

kerjasama, pemantauan dan evaluasi kegiatan pengembangan sarana

produksi dan kelembagaan petani, pengelolaan lahan dan perluasan

areal Tanaman Pangan dan Hortikultura berdasarkan pedoman yang

berlaku agar tercipta kelancaran pelaksanaan tugas.

2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di

atas, kepala bidang prasarana dan sarana mempunyai fungsi:

a) Penyusunan kebijakan, pemberian dukungan, penyediaan

pengawasan dan evaluasi program Rehabilitasi dan Pengembangan

Lahan

b) Penyusunan kebijakan, pemberian dukungan, penyediaan

pengawasan dan evaluasi program pengkajian iklim dan tata guna

air

c) Penyusunan kebijakan, pemberian dukungan, penyediaan

pengawasan dan evaluasi program perlindungan tanaman, pupuk

dan pestisida

Page 71: SKRIPSI KOORDINASI PEMERINTAH DESA DALAM UPAYA ... · kelompok tani tersebut, bagaimana mereka dapat untuk memanajemen, menerima, mengirimkan, dan menindak lanjuti informasi yang

2. Sumber Daya Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten

Gowa

Jumlah aparatur Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kab.Gowa

berdasarkan data dari Sub Bagian Umum dan Kepegawaian sampai Bulan

Desember Tahun 2016 berjumlah 138 orang. Komposisi jabatan dalam

struktur organisasi Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten

Gowa dapat dilihat pada tabel 1. Berdasarkan data yang ditampilkan pada

Tabel 1, dengan jenjang eselon dan jenis kelaimin, Dinas Tanaman Pangan

dan Hortikultura melaksanakan fungsi pelayanan di Bidang Pertanian.

Tabel 2

Kondisi Kepegawaian Berdasarkan Eselon dan Jeni Kelamin

No Uraian Eselon

II

Eselon

III

Eselon

IV Staf

Jenis Kelamin

LK PR

1 Kepala Dinas 1 - - - 1 -

2 Sekretaris - 1 3 14 9 9

3 Bidang Tanaman

Pangan

- 1 3 12 10 6

4 Bidang Holtikultura - 1 3 8 4 8

5 Bidang Pasca Panen

dan Pembiyaan

- 1 3 7 1 10

6 Bidang Prasarana

dan Sarana

- 1 3 7 7 4

7 Kelompok Jabatan

Fungisonal

- - - 61 33 28

Jumlah 1 5 15 109 65 65

Sumber : Subbagian Umum dan Kepegawaian Dinas Tanaman Pangan &

Holtikultura Kabupaten Gowa

Kapasitas dan kapabilitas karyawan berkaitan erat dengan tingkat

pendidikannya. Berdasarkan data yang ditampilkan pada Tabel 2, tingkat

pendidikan karyawan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten

Gowa yang paling banyak adalah pendidikan S1 sebanyak 98 orang (75,38

Page 72: SKRIPSI KOORDINASI PEMERINTAH DESA DALAM UPAYA ... · kelompok tani tersebut, bagaimana mereka dapat untuk memanajemen, menerima, mengirimkan, dan menindak lanjuti informasi yang

%). Tingkat pendidikan bagian terbesar dari karyawan Dinas Tanaman

Pangan dan Hortikultura Kabupaten Gowa ini merupakan modal dasar yang

penting dalam peningkatan kinerja Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura

Kabupaten Gowa secara umum.

Jumlah karyawan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten

Gowa yang menamatkan pendidikan S2 tercatat ada 23 orang, S1 tercatat

sebanyak 98 orang dan paling banyak kedua yaitu S2 sebanyak 23 orang

yang secara persentase, jumlah tersebut mencapai 17,69% dari seluruh

karyawan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Gowa, hal

ini tentu menjadi modal dasar yang besar dalam menjalankan tugas pokok

dan fungsi Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Gowa.

Namun demikian, kendala dalam ketersediaan SDM yang menjadi isu

strategis di Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kab Gowa adalah

mengenai kualitas dan kuantitas pejabat fungsional. Sekalipun kebijakan

internal Pemerintah Daerah telah memperlihatkan keberpihakan terhadap

pejabat fungsional, tetapi belum menarik minat pegawai lainnya untuk

mengambil jalur karir sebagai pejabat fungsional.

Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Gowa dibentuk

berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2016 tentang Pembentukan

dan Susunan Organisasi Perangkat Daerah. Pembangunan pertanian,

khusunya tanaman pangan dan hortikultura, memiliki peran yang sangat

strategis dalam perekonomian di Kabupaten Gowa. Peran tersebut

Page 73: SKRIPSI KOORDINASI PEMERINTAH DESA DALAM UPAYA ... · kelompok tani tersebut, bagaimana mereka dapat untuk memanajemen, menerima, mengirimkan, dan menindak lanjuti informasi yang

digambarkan melalui penyediaan bahan pangan, penyerapan tenaga kerja,

sumber pendapatan serta pelestarian lingkungan.

3. Visi dan Misi Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten

Gowa

Visi adalah rumusan umum mengenai keadaaan yang diinginkan

terwujud pada akhir periode perencanaan. Visi sangat terkain dengan cita-

cita atau keinginan suatu daerah untuk menggunakan seluruh potensinya

yang dideskripsikan secara ringkas dan jelas yang dapat dicapai dalam kurun

waktu tertentu melalui implementasi rencana strategis yang telah ditetapkan.

Dalam rangka perumusan visi dan misi Dinas Tanaman Pangan dan

Hortikultura mengacu dan memperhatikan visi dan misi Bupati dan Wakil

Bupati Gowa terpilih yaitu : Visi Kabupaten Gowa “Terwujudnya

masyarakat yang berkualitas, mandiri dan berdaya saing dengan tata kelola

pemerintahan yang baik”. Sedangkan misi Kabupaten Gowa adalah :

a. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia berbasis pada hak-hak

dasar, kesetaraan gender, nilai budaya dan agama.

b. Meningkatkan perekonomian daerah berbasis pada potensi unggulan dan

ekonomi kerakyatan.

c. Meningkatkan pembangunan infrastruktur berorientasi pada

interkonektisitas antar wilayah dan sektor.

d. Meningkatkan Pengembangan wilayah kecamatan, desa dan kelurahan.

e. Meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan yang baik, bersih dan

demokratis.

Page 74: SKRIPSI KOORDINASI PEMERINTAH DESA DALAM UPAYA ... · kelompok tani tersebut, bagaimana mereka dapat untuk memanajemen, menerima, mengirimkan, dan menindak lanjuti informasi yang

Adapun visi dan misi Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura

Kabupaten Gowa diuraikan sebagai berikut :

Visi Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Gowa

adalah :

“Terwujudnya Gowa menjadi Wilayah Pengembangan Produksi

Tanaman Pangan dan Hortikultura Berkualitas”

Misi merupakan sesuatu yang harus dilaksanakan agar tujuan

organisasi dapat terlaksana dan berhasil dengan baik sesuai dengan visi yang

telah di tetapkan. Dengan adanya misi diharapkan seluruh pegawai dan

pihak yang berkepentingan (Stake Holders) dapat mengenal Dinas Tanaman

Pangan dan 26 Hortikultura Kabupaten Gowa dan mengetahui peran serta

program – programnya juga hasil yang akan diperoleh dimasa yang akan

datang. Adapun Misi Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten

Gowa adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan produksi padi, palawija dan hortikultura

2. Meningkatkan penerapan teknologi pertanian berbasis lingkungan dan

penguatan penyuluhan serta kelembagaan.

3. Meningkatkan perbaikan penanganan pasca panen, pengolahan hasil dan

pemasaran.

4. Gambar Struktur Organisasi Dinas Pertanian Kabupaten Gowa

Adapun struktur organisasi dinas pertanian Kabupaten Gowa Struktur

terdiri dari Kepala Dinas sebagai stakeholder pemerintahan dibantu oleh

Page 75: SKRIPSI KOORDINASI PEMERINTAH DESA DALAM UPAYA ... · kelompok tani tersebut, bagaimana mereka dapat untuk memanajemen, menerima, mengirimkan, dan menindak lanjuti informasi yang

sekertaris dan subag umum dan kepegawaian serta kemudian memiliki

empat bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Gambar 2 : Struktur Organisasi Dinas Pertanian

Di Kecamatan Bontomarannu sendiri terdapat 2 desa yang memiliki

kelompok tani (data dari Dinas Pertanian) dan tersebar di dua Desa yaitu

Desa Romangloe dan Desa Nirannuang. Adapun profil atau latar belakang

dari ke-dua Desa tersebut yaitu:

Kepala Dinas

Sekretaris

Subag.

Umum dan

Kepegawaian

Sebag.

Perencanaan

dan Pelaporan Subag.

Keuangan

Bid. Pasca

Panen &

pembiayaan

Seksi pasca

panen &

pengelolaan

Seksi

pengembanga

n usaha &

pembiayaan

Seksi

pemanfaatan

sumber daya

Bid. Sarana & prasatana

Seksi pengkajian iklim

& tata guna air

Seksi rehabilitasi &

pengembangan lahan

Seksi perlindangan

tanaman pupuk &

pestisida

Bid.

Holtikultura

Seksi buah

Seksi sayuran

Seksi tanaman

hias &

tanaman obat

Bid. Tanaman pangan

Seksi Padi

Seksi jagung &

serealia

Seksi aneka

kacang & umbi

UPTD

Page 76: SKRIPSI KOORDINASI PEMERINTAH DESA DALAM UPAYA ... · kelompok tani tersebut, bagaimana mereka dapat untuk memanajemen, menerima, mengirimkan, dan menindak lanjuti informasi yang

a. Latar Belakang Desa Romangloe

Secara adminsitratif, Desa Romangloe merupakan bagian dari

kecamatan Bontorannu Kabupaten Gowa Provinsi Sulawesi Selatan

dengan luas wilayah 1628 Ha. Jarak desa dengan ibu kota kecamatan

adalah 8 km dengan waktu tempuh 15 menit dengan kendaraan bermotor.

Dari ibu kota kabupaten berjarak 17 km dengan waktu tempuh sekitar 30

menit. Potensi yang dimiliki Desa Romangloe adalah lahan perkebunan

dan lahan persawahan sampai saat ini pengelolaannya masih kurang

maksimal karena jaringan irigasi yang belum maksimal.

b. Letak Geografis

Desa Romangloe secara geografis berada di ketinggian antara 5-50

m (diatas permukaan laut). Dengan keadaan curah hujan rata-rata dalam

pertahun antara 135 hari s/d 160 hari, serta suhu rata-rata pertahun adalah

28 s/d 35^C.

Secara administrasi Desa Romangloe terletak di wilayah kecamatan

Bontomarannu Kabupaten Gowa.

1) Demografi Batas Desa

a) Disebelah utara : Berbatasan dengan Desa

Nirannuang

b) Disebelah selatan : Berbatasan dengan sungai

Jene’berang/Kab

Takalar

Page 77: SKRIPSI KOORDINASI PEMERINTAH DESA DALAM UPAYA ... · kelompok tani tersebut, bagaimana mereka dapat untuk memanajemen, menerima, mengirimkan, dan menindak lanjuti informasi yang

c) Disebelah barat : Berbatasan dengan Desa Sokkolia

/Desa

Mata Allo

d) Disebelah timur : Berbatasan dengan Bili-bili

2) Luas wilayah desa dalam tata guna lahan

Luas wilayah Desa Romangloe 1628 Ha terdiri dari :

a) Sawah : 75,58 Ha

b) Laha kering : 876,74 Ha

c) Tambang Gol C : 8,00 Ha

d) Pemukiman : 667,68 Ha

3) Wilayah Desa Romangloe terdiri dari 2 dusun yaitu :

a) Wilayah dusun Samaya teridir dari dari 3 rukun warga dan 7 rukun

tetangga

(1) RK 01 Samaya 3 RT

(2) RK 02 Samaya 2 RT

(3) RK 03 Samaya 2 RT

b) Wilayah dusun Bonto-bontoa terdiri dari 2 Rukun Warga dan 4

Rukun Tetangga:

(1) RK 01 Bonto-bontoa 2 RT

(2) RK 02 Bonto-bontoa 2 RT

Page 78: SKRIPSI KOORDINASI PEMERINTAH DESA DALAM UPAYA ... · kelompok tani tersebut, bagaimana mereka dapat untuk memanajemen, menerima, mengirimkan, dan menindak lanjuti informasi yang

c. Struktur Kepemimpinan dan Pelayanan Publik

Adapun tabel dibawah ini adalah struktur kepemimpinan dan

pelayan publik ialah sebagai beriku

Table 3

No. NAMA JABATAN

1. Muh. Azis Nai Kepala Desa

2. Tahir S.Ag Sekretaris Desa

3. Jumriati Bendahara Desa

4. Haruna Kaur Pemerintahan

5. Najamuddin Kaur Pembangunan

6. Hasmah Kaur Umum

d. Jumlah penduduk menurut mata pencaharian

Adapun tabel jumlah penduduk menurut mata pencaharian sebagai

berikut dapat di lihat dari jenis pekerjaan dan presentase jumlah

penduduk, sekitar 25% mata pencaharian masyarakat didesa di

rannuang ialah petani dan dan lebih banyak di bandingkan dengan jenis

pekerjaan lainnya.

Tabel 4

No. Jenis Pekerjaan Jumlah Presentase dari

jumlah penduduk

1. PNS 46 3,54%

2. POLRI 2 0,15%

3. TNI 3 0,23%

4. PENSIUNAN 30 2,31%

5. PEDAGANG 92 7,09%

Page 79: SKRIPSI KOORDINASI PEMERINTAH DESA DALAM UPAYA ... · kelompok tani tersebut, bagaimana mereka dapat untuk memanajemen, menerima, mengirimkan, dan menindak lanjuti informasi yang

6. PETANI 329 25,38&

7. PERTUKANGAN 86 6,63%

8. WIRAUSAHAWAN 137 10,57%

9. PETERNAK 3 0,23%

10. BURUH 112 8,64%

11. PERBENGKELAN 12 0,92%

12. JASA 46 3,54%

13. KARYAWAN

SWASTA 213 16,43%

14. SOPIR 168 12,96%

15. TENAGA HONOR 17 1,31%

Jumlah 1296 100%

e. Latar belakang Desa Nirannuang

Awalnya Desa Nirannuang adalah salah satu Dusun dari Desa

Pakkatto yang merupakan Desa induk dari Desa Nirannuang, namun

karena pertumbuhan penduduknya dan demi tercapainya pelayanan yang

maksimal terhadap masyarkat maka pada tahun 1990 Nirannuang resmi

dimekarkan dan berdiri sebagai Desa persiapan, selama kurang lebih 3

tahun sebagai desa persiapan yang mulanya dikepalai oleh Bapak Laupe

Azis, maka pada tahun 1993 diadakan pemilihan kepala desa untuk

pertama kalinya dan pada tahun itu juga desa Nirannuang resmi menjadi

desa yang definitive dan berdiri sendiri.

1) Gambaran Umum Desa

- Luas desa : Kurang lebih 6 KM persegi

- Jumlah penduduk : 2936 Jiwa

- Jumlah kepala keluarga : 674 KK

- Musim hujan : Oktober - Maret

Page 80: SKRIPSI KOORDINASI PEMERINTAH DESA DALAM UPAYA ... · kelompok tani tersebut, bagaimana mereka dapat untuk memanajemen, menerima, mengirimkan, dan menindak lanjuti informasi yang

- Musim kemarau : April – September

2) Batas wilayah

- Sebelah utara : Kecamatan Pattallassang

- Sebelah timur : Desa Romangloe

- Sebelah selatan : Desa Mata Allo

- Sebelah barat : Desa Pakkatto

3) Penduduk berdasarkan Agama

- ISLAM : 2.874 Jiwa

- KRISTEN : 57 Jiwa

- HINDU : 5 Jiwa

4) Penduduk berdasarkan pekerjaan

- Petani : 1.057 jiwa

- Buruh Harian : 264 jiwa

- Karyawan Swasta : 234 jiwa

- PNS : 15 jiwa

- Wiraswasta : 121 jiwa

- TNI : 12 jiwa

- Polri : 3 jiwa

- Perawat Honorer : 3 jiwa

- Pensiunan : 20 jiwa

- Pelajar : 662 jiwa

- IRT : 379 ji wa

- Tidak bekerja : 166 jiwa

Page 81: SKRIPSI KOORDINASI PEMERINTAH DESA DALAM UPAYA ... · kelompok tani tersebut, bagaimana mereka dapat untuk memanajemen, menerima, mengirimkan, dan menindak lanjuti informasi yang

5) Sususnan Kepemimpinan

Adapun susunan kepemimpinan desa dirannuang ialah sebagai

berikut:

Tabel 5 Susunan Kepemimpinan

No. NAMA JABATAN

1. Arifin Bunga, S.Ip Kepala Desa

2. Mujahid Budiman Sekretaris Desa

3. Si’ar Ramadhan, SE Kaur Administrasi

4. Hasrullah Kaur Pemerintahan

5. Muh. Nasrun Kaur Pembangunan

6. Murniati Kaur Kesra

7. St. Aminah Kaur Keuangan

8. Ninik Fitria. A Kaur Umum

B. Koordinasi Pemerintah Desa dalam Upaya Pemberdayaan Kelompok

Tani Desa Bontomarannu Kabupaten Gowa

Berdasarkan penjelasan yang telah dibahas pada bab sebelumnya bahwa

berpedoman kepada prinsip fungsionalisasi, diharapkan permasalahan

koordinasi dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya dan dapat dihindarkan

kemungkinan timbulnya masalah-masalah, yang apabila tidak dipecahkan akan

mengakibatkan berbagai hal yang tidak diinginkan seperti tidak efisien,

tumpang tindih, kekaburan, pemborosan, dan sejenisnya. Maka sangat perlu

upaya koordinasi yang stabil dalam menunjang pemberdayaan kelompk tani

yang ada di kecamatan Bontomarannu.

Page 82: SKRIPSI KOORDINASI PEMERINTAH DESA DALAM UPAYA ... · kelompok tani tersebut, bagaimana mereka dapat untuk memanajemen, menerima, mengirimkan, dan menindak lanjuti informasi yang

Indikator Koordinasi yang dimaksud yaitu :

a. Komunikasi

b. Kesadaran Pentingnya Koordinasi

c. Kompetensi Partisipan

d. Kesepakatan, Komitmen, dan Insentif Koordinasi

e. Kontinuitas Perencanaan

Segala bentuk proses kerjasama dalam upaya pemberdayaan para

kelompok tani yang ada di kecamatan Bontomarannu perlu adanya koordinasi

yang baik sehingga tidak terjadi permasalahan yang tidak pernah kita

harappkan, koordinasi sangat menunjang jalan proses kerjasama dalam hal

upaya pemberdayaan para kelompok tani. Adapun data perkembangan

pemberdayaan kelompok tani di Kecamatan Bontomarannu Kabupaten Gowa

sebagai berikut:

Tabel 6 Data Perkembangan Pemberdayaan Kelompok Tani

Perkembangan

pemberdayaan

kelompok tani

Kategori Interval Jumlah

(kelompok)

Presentase

Perkembangan

kelompok tani

secara

keseluruhan

Sangat tinggi

Tinggi

Rendah

Sangat

rendah

82,60-99,00 66,10-82,50 49,60-66,00 33,00-49,50

0

0

18

12

0,00

0,00

60,00

40,00

Jumlah 30 100,00

Sumber: Analisis Data Primer Perkembangan Pemberdayaan Kelompok Tani Januari-Februari 2020

Berdasarkan Tabel tersebut dapat diketahui bahwa tingkat perkembangan

kelompok tani secara keseluruhan dalam menjalakan fungsinya sebesar 60,00%

Page 83: SKRIPSI KOORDINASI PEMERINTAH DESA DALAM UPAYA ... · kelompok tani tersebut, bagaimana mereka dapat untuk memanajemen, menerima, mengirimkan, dan menindak lanjuti informasi yang

berada pada kategori rendah, 40,0% berada pada kategori sangat rendah.

Menurut responden tingkat perkembangan kelompok tani dalam menjalakan

fungsinya sebagian besar berada pada kategori rendah. Hal ini menunjukkan

bahwa tingkat perkembangan kelompok tani dalam menjalakan fungsinya

belum dijalankan dan dilakukan dengan baik sesuai dengan ketentuan yang

ada.

1. Komunikasi

Yang dimaksud komunikasi adalah bagaimana dalam hal menunjang

koordiansi yang baik maka perlu adanya komunikasi yang baik sehingga

koordinasi berjalan lancer dan menunjang berbagai hal pendukung dalam

pemberadayaan para kelompok tani.

Adapun hasil wawancara yang dilakukan dengan RIS Kasubag

Umum dan Kepegawaian Tanaman Pangan dan Holtikultura Gowa terkait

komunikasi sebagai berikut:

“Saya sebenarnya tidak begitu paham bagaimana selama ini

komunikasi yang terjalin dibawah antara pemerintah desa dan para

kelompok tani mengenai ini, tapi selama ini kalau ada informasi-informasi

tentang bantuan untuk kelompok tani turun ke desa-desa itu selalu cepat,

tidak pernah ada yang ketinggalan, tidak tau kalau kepala desanya masing-

masing apakah kepala desanya sendiri yang kasih tau mereka kalau ada

bantuan petani atau kelompok tani sendiri yang tau informasinya kalau ada

bantuan, yang jelasnya komunikasi antara pemerintah desa dan kelompok

tani harusnya lebih efektif lagi supaya tidak ada kericuhan,sedangkan untuk

kelompok tani informasi yang ingin mendapatkan bantuan harus melalui

Tahap yaitu harus memasukkan berupa Proposal yang di dalamnya surat

permohonan yang ditunjukkan kepada bapak kepala dinas, yang di

dalamnya ada tanda tangan ketua kelompok tani, penyuluh dan upt dan

pemerintah desa, dilengkapi dengan CPCL (Calon Petani Calon Lokasi)”.

Page 84: SKRIPSI KOORDINASI PEMERINTAH DESA DALAM UPAYA ... · kelompok tani tersebut, bagaimana mereka dapat untuk memanajemen, menerima, mengirimkan, dan menindak lanjuti informasi yang

Gambar 3 langkah-langkah Alur Penerima Bantuan

(Hasil wawancara dengan RIS, pada tanggal 04 Desember 2019).

Sesuai dengan penjelasan oleh informan di atas, dapat diketahui

bahwa komunikasi yang terjadi selama ini tidak begitu berjalan

sebagaimana mestinya, karena beberapa informasi mengenai bentuk

bantuan-bantuan bagi para kelompok tani itu biasanya langsung dari kepala

desa sendiri dan juga terakadang dari luar desa artinya kelompok tani sendiri

yang mencari tau informasi tersebut.

Lanjut wawancara dengan AFB selaku kepala Desa Nirannuang yang

ada di kecamatan Bontomarannu terkait Komunikasi sebagi berikut:

“Tanggapan saya dek selaku kepala desa Nirannuang kalau efektif

komunikasi kita pasti semuanya berjalan lancar kalau tidak efektif pasti

rusak kerjaan, jadi selama ini kami selaku pemerintah desa selalu

berkoordinasi membangun komunikasi dengan kelompok tani yang ada di

desa ini, setiap ada kegiatan-kegiatan pertanian pasti kami selalu

mengundang para petani atau kelompok tani di desa kita ini, setiap ada

datang informasi mengenai bantuan pertanian pasti kita cepat kasi tau semua

petani melalui kelompok taninya”. (Hasil wawancara dengan AFB, pada

tanggal 04 Desember 2019)

Permohonan Dispasi Bidang

Teknis

Bidang Tanaman Pangan

Identifikasi dan

Verifikasi bidang

tanaman Pangan

Setelah Sesuai

Baru di Buatkan

Daftar

Penerimaan

Page 85: SKRIPSI KOORDINASI PEMERINTAH DESA DALAM UPAYA ... · kelompok tani tersebut, bagaimana mereka dapat untuk memanajemen, menerima, mengirimkan, dan menindak lanjuti informasi yang

Lanjut wawancara dengan SHM selaku ketua kelompok Tani di Desa

Nirannuang terkait komunikasi sebagai berikut :

“Penting sekali itu komunikasi, kalau tidak pernah komunikasi dengan

pemerintah desa pasti sulit berkembang apalagi untuk pemberdayaan

pertanian di desa, pasti sangat sulit, jadi memang perlu komunikasi yang

efektif supaya kalau ada informasi-informasi dari Dinas Tanaman Pangan

dan Holtikultura kita bisa cepat tahu, jadi memang perlu sekali pemerintah

desa dan kita sebagai kelompk tani melakukan komunikasi yang efektif

supaya koordinasi kami lancer tidak ada salah-salah diantara kita” . ”. (Hasil

wawancara dengan SHM, pada tanggal 04 Desember 2019).

Sesuai dengan penjelasan informan diatas, bahwa setiap bentuk

komunikasi sangat diperlukan untuk menunjang koordinasi dalam setiap

informasi-informasi mengenai bentuk bantuan pertanian dari Dinas

Tanaman Pangan dan Holtikultura, setiap informasi yang ada akan selalu

dikirim dari dinas terkait turun melalui Kepala Desa dan turun lagi ke para

Kelompok Tani. Pemerintah Desa dan Kelompok tani harus selalu

membangun komunikasi yang efektif agar segala bentuk pemberdayaan

Pertanian di desa-desa mampu berjalan efektif dan efisien.

Lanjut wawancara dengan RHM selaku masyarakat/petani di Desa

Nirannuang terkait komunikasi, sebagai berikut:

“Terkait komunikasi yang saya liat, itu biasa lewat grup sosmed, saya kan

juga bagian dari kelompok tani, jadi setiap ada informasi dari pak desa pasti

kami semua tau, kalau ada pupuk datang kami cepat ke kantor desa, kalau

ada rapat-rapat kami juga cepat tau, jadi penting sekali yang namanya

komunikasi supaya koordinasi yang kita bangun terus ini bisa berjalan

dengan harapan kita semua, kalau tidak ada komunikasi pasti tidak bisa kita

koordinasi dengan siapapun termasuk pemerintah desa, jadi penting sekali

memang ada komunikasi yang terbangun yang lancar”

Sesuai dengan penjelasan informan diatas, bahwa segala sesuatunya

harus dengan komunikasi yang intens, tanpa komunikasi yang intens maka

koordinasi tidak akan bisa berjalan sebagai mana mestinya. Dalam upaya

Page 86: SKRIPSI KOORDINASI PEMERINTAH DESA DALAM UPAYA ... · kelompok tani tersebut, bagaimana mereka dapat untuk memanajemen, menerima, mengirimkan, dan menindak lanjuti informasi yang

pemberdayaan kelompok tani, pemerintah desa perlu melakukan komunikasi

yang intensif, baik secara langsung ataupun melalui alat komunikasi seperti

Handphone atau melalui sosmed.

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa informan diatas maka

dapat disimpulkan bahwa untuk menunjang koordinasi yang baik maka

komunikasi yang efektif dan komunikasi yang intensif sangatlah diperlukan

juga untuk menunjang berbagai aspek khususnya mengenai upaya

melakukan pemberdayan Kelompok Tani. Sejauh ini upaya Pemerintah

Desa untuk melakukan pemberdayaan Kelompok Tani yaitu terus menjalin

komunikasi yang efektif dan mengedepankan kebutuhan bersama bukan

kepentingan sendiri. Komunikasi yang efektif tanpa mengedapankan ego

masing-masing kelompok mampu menghasilkan koordinasi yang baik guna

menunjang bentuk-bentuk proses pemberdayaan para petani, namun tidak

dapat dipungkiri terkadang terjadi miss komunikasi antara Pemerintah Desa

dan Kelompok Tani.

2. Kesadaran Pentingnya Koordinasi

Kesadaran Pentingnya Koordinasi adalah pengetahuan dan ketaatan

yang dilakukan antara Pemerintah Desa dan Kelompok Tani terkait

kerjasama yang dilakukan di dua Desa yang ada di Kecamatan

Bontomarannu Kabupaten Gowa. Dengan adanya koordinasi yang jelas

antara Pemerintah Desa dengan Kelompok Tani memberikan hasil yang

ekefektif, tingkat pemberdayaan kelompok akan lebih besar jika masing-

Page 87: SKRIPSI KOORDINASI PEMERINTAH DESA DALAM UPAYA ... · kelompok tani tersebut, bagaimana mereka dapat untuk memanajemen, menerima, mengirimkan, dan menindak lanjuti informasi yang

masing yang bersangkutan taat akan koordinasi. Koordinasi yang taat akan

menghasilkan nilai yang lebih.

Adapun wawancara yang dilakukan oleh MAN selaku kepala desa

Romangloe terkait kesadaran pentingnya koordinasi sebagai berikut:

“Yaa jelas, sangat penting itu koordinasi disetiap agenda yang mau kita

buat, apalagi kerjasama dengan kelompok tani untuk melakukan

pemberdayaan petani. Sangat jelas koordinasi yang baik pasti hasilnya juga

baik, tidak mungkin tidak. Sering saya ingatkan selaku kepala desa kepada

para petani di desa romangloe ini, bahwa kalau ada yang mereka butuhkan

segerta melapor atau beritau kami, jangan menunda-nunda dan lama, karena

jika koordinasi tidak terbangun pasti ada kerancuan di desa, apalagi tentang

pertanian, kita selalu menjaga itu Alhamdulillah hasilnya juga jelas

pertanian di desa Romangloe ini cukup baik” (Hasil wawancara dengan

MAN, pada tanggal 05 Desember 2019)

Lanjut wawancara dengan JMN selaku ketua Kelompok Tani di Desa

Romangloe terkait kesadaran pentingnya koordinasi sebagai berikut:

“Selama ini teman-teman di kelompok tani selalu kompak untuk terus

membangun pertanian atau membantu setiap petani yang merasa kesusahan,

Alhamdulillah dengan koordinasi yang jelas hasilnya sangat kita nikmati

semua, tapi ada hal yang kami masih sangat harapkan dengan pemerintah

desa, karna masih ada jalan tani dan irigasi untuk sewah dan lahan itu belum

memadai, tapi kami terus berupaya untuk terus bangun koordinasi dengan

pemerintah desa, agar beberapa keluhan teman-teman petani bisa teratasi,

bisa diselesaikan” (Hasil wawancara dengan JMN, pada tanggal 05

Desember 2019)

Sesuai dengan penjelasan kedua informan diata, dapat diketahui

bahwasanya sejauh ini kesadaran dalam koordianasi yang kedua pihak

rasakan sangatlah penting untuk menunjang setiap pekerjaan atau kegiatan

yang memerlukan kerjasama, koordinasi selama ini yang terbangun juga tak

dapat dipungkiri sering terjadi miss komunikasi tapi itu hanya sebentar tidak

berkelanjutan. Selama ini Pemerintah Desa juga sering kali mengingakan

Kelompok Tani agar terus melakukan koordinasi sehingga informasi-

Page 88: SKRIPSI KOORDINASI PEMERINTAH DESA DALAM UPAYA ... · kelompok tani tersebut, bagaimana mereka dapat untuk memanajemen, menerima, mengirimkan, dan menindak lanjuti informasi yang

informasi yang masuk ke pemerintah desa itu selalu cepat diterima dan

dijalankan.

Lanjut wawancara dengan AFB selaku Kepala Desa Nirannuang

terkait kesadaran pentingnya koordinasi, sebagai berikut :

“Itu sudah pasti sangat penting, kalau tidak ada koordinasi pasti tidak jelas

arah kelompok tani ini untuk bergerak membantu para petani, karena tidak

mungkin mereka bisa jalan sendiri tanpa bantuan pemerintah desa, artinya

harus selalu ada koordinasi yang jelas supaya hasil kerja kelompok tani

lebih sukses dan kami juga yang ada di kantor desa bisa bekerja lebih

maksimal lagi untuk pemberdayaan para petani, dan juga kita bisa tau apa-

apa saja kebutuhan kelompk tani dilapangan”

Sesuai dengan penjelasan informan diatas, yang artinya Pemerintah

Desa juga sangat mengharapkan dengan adanya koordinasi yang baik dari

Kelompok Tani, selain dapat membantu dalam pembangunan pertanian juga

dapat mengetahui segala kebutuhan Kelompok Tani dilapangan, sehingga

pemberdayaan Kelompok Tani dapat lebih maksimal lagi.

Lebih lanjut lagi wawancara dengan SHM selaku Kelompok Tani

Desa Nirannuang terkait kesadaran pentingnya koordinasi, sebagai berikut:

“Kami kelompok tani anggap koordinasi itu memang sangat penting, kalau

ditanya bagaimana hasil dari koordinasi dengan pemerintah desa, yah

hasilnya kami selalu dipanggil oleh pak desa untuk membahas apa-apa saja

yang akan kita kerjakan untuk terus memberdayakan para petani, dan kami

juga sering menyampaikan keluhan-keluhan kami sama pak desa, jadi

memang kesadaran kita akan pentingnya koordinasi itu memang sangat

penting sekali, karena kalau tidak pasti kami juga dikelompok tani kesulitan

kalau ada kebutuhan dilapangan, memang koordinasi itu penting sekali”.

(Hasil wawancara dengan SHM, pada tanggal 05 Desember 2019)

Sesuai dengan penjelasan informan diatas, bahwa kesadaran

pentingnya koordinasi sangatlah penting dan dengan koordinasi yang baik

tidak saling ego maka segalanya akan menghasilkan hasil koordinasi yang

Page 89: SKRIPSI KOORDINASI PEMERINTAH DESA DALAM UPAYA ... · kelompok tani tersebut, bagaimana mereka dapat untuk memanajemen, menerima, mengirimkan, dan menindak lanjuti informasi yang

baik salah satunya adanya komunikasi secara langsung antara Pemerintah

Desa dengan Kelompok Tani dengan membahas segala bentuk agenda atau

kegiatan kedepannya untuk pemberdayaan para petani atau Kelompok

Petani, juga sebagai media/memberitahukan segala kebutuhan para

Kelompok Tani di lapangan sehingga menunjang aktivitas di lapangan.

Berdasarkan pernyataan dari keempat informan diatas, penulis dapat

menyimpulkan terkait kesadaran pentingnya koordinasi yaitu dengan

pentingnya kesadaran koordinasi maka semua upaya dalam pemberdayaan

para petani atau Kelompok Tani akan lebih maksimal lagi, koordinasi

sangatlah penting antara Pemerintah Desa dengan Kelompok Tani yang

dapat menghasilkan bentuk koordinasi seperti hasil kerja yang maksimal

dan juga mengetahui segala kebutuhan Kelompok Tani di lapangan.

3. Kompetensi partisipan

Kompetensi partisipan adalah keterlibatan pejabat yang berwenang

dan ahli di bidangnya yang dilakukan antara Pemerintah Desa dan

Kelompok tani terkait kerjasama yang dilakukan di dua Desa yang ada di

Kecamatan Bontomarannu Kabupaten Gowa. Kompetensi partisipan ini

merasionalkan bagaimana hasil yang ada jika koordinasi berjalan secara

efektif atau menjadi nila dasar dari koordinasi itu sendiri. Kompetensi

partisipan ini menilai sejauh manakah keterlibatan Pemerintah Desa dalam

upayanya memberdayakan Kelompok Tani, karena tanpa adanya koordinasi

dengan kelompok tani maka akan sulit mengembangkan atau sulit

melakukan pemberdayaan petani.

Page 90: SKRIPSI KOORDINASI PEMERINTAH DESA DALAM UPAYA ... · kelompok tani tersebut, bagaimana mereka dapat untuk memanajemen, menerima, mengirimkan, dan menindak lanjuti informasi yang

Adapun wawancara dengan MIN selaku Kabag. Sarana dan prasaran

dinas tanaman pangan dan holtikultura Kabupaten Gowa terkait kompetensi

partisipan, sebagai berikut :

”Yang saya ketahui sampai saat ini, keterlibatan pemerintah itu sampai ke

fasilitas sarana dan prasarana pertanian turun ke kelompok-kelompok tani,

contoh seperti di Desa Romangloe, awal tahun ini (2019) kami telah

menyalurkan bantuan traktor dan mesin penggiling padi yang baru,

sebenarnya di Desa Romangloe itu sudah ada mesin penggiling padinya, tapi

karna sudah rusak jadi pak Desa Romangloe menyurat permohonan mesin

penggiling padi jadi kami berikan mesin itu, dan juga di Desa Nirannuang

itu jadi selama tahun 2019 itu kami sering melakukan sosialisasi-sosialisasi

di bantu dengan kelompok tani yang ada di desa itu, kami juga turun melihat

kondisi lahan persawahan dan kondisi irigasi yang ada, dan rencananya

tahun 2020 itu pemerintah akan meninjau seluruh lahan pertanian dan akan

membuat irigasi baru se-kabupaten Gowa jadi bukan hanya di Desa

Romangloe saja sama Desa Nirannuang” (Hasil wawancara dengan MIN,

pada tanggal 06 Desember 2019).

Sesuai dengan penjelasan informan diatas, bahwa keterlibatan

pemerintah dalam upaya pemberdayaan petani atau Kelompok Tani itu

sudah mereka lakukan, Pemerintah Dinas ataupun Pemerintah Desa yang

ada, sudah melakukan koordinasi dalam pemenuhan fasilitas sarana dan

prasarana untuk Kelompk Tani di tiap desa, salah satunya pemberian

bantuan traktor dan mesin penggiling padi, juga turun melakukan

sosialisasia atau penyuluhan dengan kelompok-kelompok tani yang di desa-

desa.

Lanjut wawancara dengan JMN selaku ketua Kelompok Tani Desa

Romangloe terkait kompetensi partisipan, sebagai berikut :

“Partisipasinya pemerintah selama ini hanya turun melakukan penyuluhan

ke petani-petani, selain itu biasa kalau ada rapat-rapat di kantor desa

kelompok tani selalu dilibatkan dan membahas program-program kerja

untuk pertanian, kalau ada bantuan kami selalu dipanggil untuk menerima

Page 91: SKRIPSI KOORDINASI PEMERINTAH DESA DALAM UPAYA ... · kelompok tani tersebut, bagaimana mereka dapat untuk memanajemen, menerima, mengirimkan, dan menindak lanjuti informasi yang

bantuan tersebut” (Hasil wawancara dengan JMN, pada tanggal 06

Desember 2019).

Berdasarkan penyataan dari kedua informan diatas, maka penulis

dapat menyimpulkan bahwa kompetensi partisipan pemerintah Desa

dianggap cukup dalam keterlibatannya untuk terus memberdayakan para

Kelompok Tani di desa-desa, akan tetapi yang seharusnya Pemerintah Desa

harus lebih maksimal lagi bentuk partisipasinya atau keterlibatannya

sehingga kelompk tani lebih progresif dalam melakukan program-program

kerja pertanian di desa.

4. Kesepakatan, Komitmen, dan Insentif Koordinasi

Kesepakatan, Komitmen, dan Insentif Koordinasi adalah bentuk

kesepakan, pelaksana, sanksi, dan sarana memotivasi berupa materi yang

dilakukan antara Pemerintah Desa dan Kelompok Tani terkait kerjasama

yang dilakukan di Desa Bontomarannu Kabupaten Gowa. Kesepakatan dan

komitmen selalu menjadi jalan koordinasi yang tepat untuk melakukan

program-program pemberdayaan Kelompok Tani, jika tidak ada kesepakatan

makan koordinasi tidak mampu berjalan, dari hasil kesepakatan tersebut

barulah program kerja pemberdayaan kelompok tani bisa dijalankan secara

efektif dan maksimal, dan juga perlu adanya insentif koordinasi yang jelas.

Adapun wawancara yang dilakukan dengan AFB selaku Kepala Desa

Nirannuang terkait kesepakatan, komitmen, dan insentif koordinasi,

sebaagai berikut :

“Kesepakatan yang terjadi di desa selama ini berbagai program yang kita

sepakati bersama dengan kelompok tani, kalau tidak ada kesepakatan pasti

tidak bisa jalan program-program kerja yang kita buat sebelumnya, bikin

Page 92: SKRIPSI KOORDINASI PEMERINTAH DESA DALAM UPAYA ... · kelompok tani tersebut, bagaimana mereka dapat untuk memanajemen, menerima, mengirimkan, dan menindak lanjuti informasi yang

program kerja tentang pertanian juga sebenarnya bagian dari kesepakatan

antara kami dengan kelompok tani, karena kita telah bersepakat maka kita

terus berkoordinasi untuk bisa jalankan ini program-program kerja”. (Hasil

wawancara dengan AFB, pada tanggal 07 Desember 2019).

Sesuai dengan penjelasan informan diatas, dapat diketahui

bahwasanya dengan adanya kesepakatan yang terbangun maka segala

bentuk program kerja akan berjalan sesuai harapan, dari hasil rapat dengan

Kelompok Tani menghasilkan kesepakatan-kesepakatan seperti program

pembinaan petani, penyuluhan bagi petani dan lain-lainnya. Hal ini

membuktikan bahwa dengan adanya kesepakatan maka koordinasi akan

terus berjalan dengan sesuai harapan.

Lanjut wawancara dengan SHM selaku Ketua Kelompok Tani yang

ada di Desa Nirannuang terkait kesepakatan, komitmen, dan insentif

koordinasi sebagai berikut :

“Kesepakatan kami dengan pemerintah desa itu bagaimana membangun

pertanian yang lebih maksimal lagi, dan juga kami anggap hasil kesepakatan

yang sudah ada itu telah berjalan sesuai harapan pera petani di desa ini, tapi

masih ada juga petani masyarakat yang kurang peduli, seperti bisa kalau ada

sosialisasi atau penyuluhan itu beberapa warga tidak hadir, nah ini yang

kami upayakan dengan pemerintah desa agar masyarakat sepenuhnya yang

berlatar belakang petani bisa diajak kerjasama agar tidak terjadi masalah

dilain hari” (Hasil wawancara dengan SHM, pada tanggal 07 Desember

2019).

Hal ini sesuai hasil obeservasi sebelumnya yang dilakukan oleh

penulis, bahwa selama ini antara Pemerintah Desa dengan Kelompok Tani

terus berkoordinasi dengan membangun program kerja mengenai peratanian,

beberapa program kerja yang ada seperti pengadaan pupuk, pengusulan

perbaikan irigasi, rutin melakukan penyuluhan berkoordinasi dengan

pemerintah, namun ternyata masih saja ada masyarakat yang kurang peduli

Page 93: SKRIPSI KOORDINASI PEMERINTAH DESA DALAM UPAYA ... · kelompok tani tersebut, bagaimana mereka dapat untuk memanajemen, menerima, mengirimkan, dan menindak lanjuti informasi yang

dengan apa yang dilakukan oleh pemerintah desa dengan kelompok tani

yang ada.

Lanjut wawancara dengan BDN selaku masyarakat atau petani di Desa

Nirannuang terkait kesepakatan, komitmen, dan insentif koordinasi, sebagai

berikut:

“Harapan kami sebagai warga itu, selain apa yang pemerintah desa dan

kelompok tani sudah sepakati kami juga berharap lebih untuk membantu

warga yang masih kesulitan untuk mendapatkan pupuk dan juga harusnya

pemerintah membangun irigasi secepat mungkin, kalau hanya itu-itu saja

yang dilakukan tidak bisa berkembang ini pertanian”. (Hasil wawancara

dengan BDN, pada tanggal 07 Desember 2019)

Sesuai dengan penjelasan informan diatas, dapat diketahui bahwa

harapan warga sebagai petani sangat berharap lebih dari apa yang

Pemerintah Desa dan kelompok tani sepakati untuk terus melaksanakan

program-program pertanian, harapan yang lebih dimaksud ada secepatnya

membangun irigasi tambahan agar hasil pertanian warga desa bisa lebih

maksimal lagi.

Dari pernyataan informan diatas, maka penulis dapat menyimpulkan

bahwa kesepakatan, komitmen dan insentif koordinasi, kesepakatan yang

terbangun selama ini hasil dari rapat-rapat yang diadakan pemerintah

berkoordinasi dengan kelompok tani sangatlah menunjang dalam upaya

pemberdayaan Kelompok Tani, mereka juga berkomitmen dalam

membangun maupun memberdayakan kelompok tani dengan berbagai

upaya dengan cara lebih mengedepankan kepentingan persoalan pertanian

dan tetap mendengar masukan dan keluhan semua warga masyarakat petani

yang ada di Desa-desa.

Page 94: SKRIPSI KOORDINASI PEMERINTAH DESA DALAM UPAYA ... · kelompok tani tersebut, bagaimana mereka dapat untuk memanajemen, menerima, mengirimkan, dan menindak lanjuti informasi yang

5. Kontinuitas Perencanaan

Kontinuitas Perencanaan adalah umpan balik dan perubahan yang

dilakukan antara Pemerintah Desa dan Kelompok Tani terkait kerjasama

yang dilakukan di dua Desa yang ada di Kecamatan Bontomarannu

Kabupaten Gowa. Sebuah perencanaan tidak hanya pada jangka pendek,

tetapi juga harus dengan perencanaan yang berjangka panjang atau

berkelanjutan, koordinasi Pemerintah Desa dalam perencanaan yang

berkelanjutan akan memililki hasil yang baik, perencanaan yang

berkelanjutan dari hasil kesepakatan dalam upaya pemberdayaan Kelompok

Tani, mampu dijalankan dengan koordinasi yang efektif.

Adapun wawancara dengan MAN selaku kepala desa Romangloe

terkait kontinuitas perencanaan, sebagai berikut :

“Perencanaan yang berkelanjutan tentunya pasti ada, karena kalau hanya

sekedar menghasilkan kesepakatan untuk sementara saja itu memang tidak

efektif, karna ini menyangkut pertanian kelangsungan hidup kita semua di

desa ini, contoh kalau soal perencanaan lanjutan, kan kita ada program

penyuluhan, nah setelah kita lakukan penyuluhan maka kita sama-sama

turun ke lapangan untuk prakteknya, contoh saat penanamn jagung dan

kacang panjang, ada lagi yang baru ini kita coba hasilkan yaitu tanam buah

naga, nah yang seperti ini kita coba buatkan program lanjutan, kita akan

terus melakukan program-program lanjutan yang langsung bersentuhan

dengan para petani” (Hasil wawancara dengan MAN, pada tanggal 07

Desember 2019)

Sesuai dengan penjelasan diatas, bahwasanya segala program atau

hasil kesepakatan sebelumnya tetap ada yang namanya perencanaan

lanjutan, karena jika tidak ada program lanjutan maka kesepakatan atau

program yang telah ditentukan sebelumnya maka hasilnya tidak akan

Page 95: SKRIPSI KOORDINASI PEMERINTAH DESA DALAM UPAYA ... · kelompok tani tersebut, bagaimana mereka dapat untuk memanajemen, menerima, mengirimkan, dan menindak lanjuti informasi yang

maksimal, ada banyak perencanaan lanjutan yang telah dibuat oleh

Pemerintah Desa yang berkoordinasi dengan kelompok Tani.

Lanjut wawancara dengan SIB selaku masyarakat/petani di Desa

Romangloe terkait Kontinuitas Perencanaan, sebagai berikut :

“Yang saya liat itu, kalau program lanjutan pemerintah desa dengan para

kelompok tani itu ada seperti kalau sudah penyuluhan ada praktek langsung

kayak waktu kita coba tanam bibit buah naga, disitu kita langsung diajar

cara tanamnya, kalau yang lainnya pasti ada perencanaan lanjutannya”

(Hasil wawancara dengan bapak SIB, pada tanggal 07 Desember 2019)

Lanjut wawancara dengan JMN selaku Ketua Kelompok Tani di Desa

Romangloe terakait kontinuitas perencanaan, sebagai berikut :

“Perencanaan lanjutannya yang ada itu kayak kalau sudah penyuluhan pasti

ada praktek dilapangan, seperti pembagian pupuk itu tetap berkelanjutan tiap

tahunnya, jadi harus memang ada yang namanya perencanaan lanjutan kalau

tidak ada kita juga kesulitan kayak itu tadi pupuk gratis dari pemerintah’.

(Hasil wawancara dari JMN, pada tanggal 07 Desember 2019)

Berdasarakan pernyataan informan diatas, maka penulis dapat

menyimpulkan bahwa segala bentuk kontinuitas perencanaan sangat

diperlukan, mengingat hasil jangka panjang yang diharapakan oleh semua

pihak, jika program jangka pendek saja yang berjalan maka tidak akan

menghasilkan nilai yang positif hanya sekedar saat itu saja, jadi sangat

diperlukan perencanaan lanjutam untuk menunjang segala aspek program

kerja pertanian yang ada di desa-desa.

C. Faktor Pendukung dan Penghambat Koordinasi Pemerintah Desa dalam

Upaya Pemberdayaan Kelompok Tani Desa Bontomarannu Kabupaten

Gowa

Page 96: SKRIPSI KOORDINASI PEMERINTAH DESA DALAM UPAYA ... · kelompok tani tersebut, bagaimana mereka dapat untuk memanajemen, menerima, mengirimkan, dan menindak lanjuti informasi yang

Faktor pendukung merupakan penunjang yang mendorong, mendukung,

memperlancar segala bentuk persiapan atau pekerjaan yang akan kita kerjakan,

sedangkan faktor penghambat merupakan hal-hal yang menjadi penghambat,

penyumbat dari persiapan atau pekerjaan yang akan kita kerjakan. Dari kedua

faktor ini merupakan dinamika–dinamika dalam sebuah keputusan atau sebuah

komitmen yang telah terbangun sebelumnya.

Dalam upaya Pemerintah Desa yang terus berkoordinasi dengan berbagai

aspek, akan selalu ada yang mendorong lancarnya bentuk program kerja

maupun hambatan dalam upaya memberdayakan kelompok tani.

1. Faktor Pendukung

Adapun wawancara yang dilakukan dengan RIS selaku Kasubag Umum dan

Kepegawaian Tanaman Pangan dan Holtikultura terkait faktor Pendukung,

sebagai berikut :

“Sebenarnya selama ini kalau faktor pendukungnya itu komunikasi yang

lancar atau intens, dan juga setiap ada informasi terkait pertanian, kami

selalu sigap mengundang tiap-tiap pemerintah desa yang ada di kabupaten

Gowa khususnya ini dua desa, dan bagusnya juga yang terasa sekarang kan

sudah ada sosmed atau sosial media, nah disitu biasa kami juga sering

komunikasi lewat WA atau Facebook”. (Hasil Wawancara dengan RIS ,

pada tanggal 09 Desember 2019).

Lanjut wawancara dengan MAN selaku Kepala Desa Romangloe

terkait faktor pendukung, sebagai berikut :

“Alhamudillah selama ini kami pemerintah desa menggap bahwa banyak

sekali faktor atau sumber-sumber pendukung, ketika kami berkoordinasi

dengan pemerintah dalam hal ini kepala dinas, itu cepat direspon, dan kami

juga semangat bergerak jika seperti itu, selain itu, didukung juga sama

media sosial kayak adami WA, ini WA bagusnya biar kita dimana pasti

informasi masuk semua, karena ada group-group, nah seprti itu kami anggap

faktor yang mendukung semuanya akhir jalan juga semua hasil-hasil rapat

dengan kelompok tani dan warga, apa yang mau dikerjakan yah bisa

Page 97: SKRIPSI KOORDINASI PEMERINTAH DESA DALAM UPAYA ... · kelompok tani tersebut, bagaimana mereka dapat untuk memanajemen, menerima, mengirimkan, dan menindak lanjuti informasi yang

diketahui semuanya, kita bisa video call, jadi kalau ada mau dilaporkan di

lapangan, tidak perlu lagi repot-repot turun langsung tinggal video call saja”.

(Hasil wawancara dengan MAN, pada tanggal 09 Desember 2019).

Berdasarkan penjelasan kedua informan diatas, maka penulis dapat

menyimpulkan bahwa yang menjadi faktor pendukung koordinasi

Pemerintah desa dalam upaya pemberdayaan Kelompok Tani yaitu

komunikasi yang intensif, karena dengan komunikasi yang lancar maka

koordinasi yang kita lakukan itu akan sesuai harapan dan juga faktor

pendukungnya seperti adanya sosial media sebagai alat komunikasi yang

efektif, faktor pendukung ialah yang mejadi pendorong tercapainya tujuan,

dengan komunikasi yang intensif dan manfaat sosial media dalam

berkoordinasi dianggap efektif dan efisien dalam koordinasi.

2. Faktor penghambat

Faktor penghambat merupakan kebalikan dari faktor pendukung, jika tadi

ialah hal-hal yang mendorong dan mendukung kelancaran untuk menggapai

sebuah tujuan, maka faktor penghambat ialah hal-hal yang menghambat dan

menyulitkan kita dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.

Dalam hal ini koordinasi Pemerintah Desa yang dianggap menjadi

penghambat dalam upaya memberdayakan Kelompok Tani.

Adapun wawancara dengan RIS selaku Kasubag Umum dan

Kepegawaian Tanaman Pangan dan Holtikultura terkait faktor penghambat,

sebagai berikut:

“Nah, ini yang selalu menghambat sebenarnya banyak sekali, setiap kita

berkoordinasi dengan pemerintah desa dibawah untuk mengagendakan

pertemuan-pertemuan dalam hal membahas masalah pertanian, itu kadang

tidak tepat waktu, banyak yang ngaret, itu dimaklumi juga karena jarak yang

jauh ada desa yang di dataran tinggi, di ujung perbatasan bontonompo

Page 98: SKRIPSI KOORDINASI PEMERINTAH DESA DALAM UPAYA ... · kelompok tani tersebut, bagaimana mereka dapat untuk memanajemen, menerima, mengirimkan, dan menindak lanjuti informasi yang

takalar dll, ada juga yang biasa menghambat seperti kalau ada hal kecil yang

dipermasalahkan sama kelompok tani itu selalu mau rebut, padahal biasa

diselesaikan baik-baik, kurangnya bentuk kerjasama”. (Hasil wawancara

dengan bapak SPT, pada tanggal 09 Desember 2019)

Lanjut wawancara dengan AFB selaku Kepala Desa Nirannuang

terkait faktor penghambat. Sebegai berikut:

“Selama ini yang selalu menghambat itu kalau ada agenda-agenda rapat

pasti banyak yang tidak hadir, suka terlambat, kadang kita juga hubungi

melalui telepon atau kita WA pasti susah tembus, nah ini karena jaringan

telepon seluler dan jaringan internet sebenarnya yang menjadi penghambat,

setiap kami ingin berkoordinasi dengan kelompok tani juga pasti

dihambatan itu, dan juga masih banyak anggota kelompok tani yang tidak

menggunakan HP, jadi kadang informasi yang masuk itu lambat diterima

oleh para kelompok tani hanya sebagian, jadi dalam pemberdayaan

kelompok tani disitu biasa menjadi penghambat, tapi bisa terselesaikan

juga”.

Berdasarkan penjelasan informan diatas, maka penulis dapat

menyimpulkan yang menjadi faktor penghambat ialah bentuk komunikasi

yang sedikit sulit dikarenakan jaringan internet atau jaringan telepon yang

masih belum terjangkau hingga kepelosok-pelosok, begitupula dengan

beberapa Kelompok Tani sebagian masih ada yang belum menggunakan

handphone sehingga mengakibatkan keterlambatan informasi.

Page 99: SKRIPSI KOORDINASI PEMERINTAH DESA DALAM UPAYA ... · kelompok tani tersebut, bagaimana mereka dapat untuk memanajemen, menerima, mengirimkan, dan menindak lanjuti informasi yang

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah di jelaskan pada bab sebelumnya

mengenai Koordinasi Pemerintah Desa dalam Upaya Pemberdayaan Kelompok

Tani Desa di Kecamatan Bontomarannu Kabupaten Gowa, maka dari itu

penulis menyimpulkan sebagai berikut:

1. Berdasarkan penjelesan sebelumnya bahwa permasalahan koordinasi dapat

diselesaikan dengan sebaik-baiknya dan dapat dihindarkan kemungkinan

timbulnya masalah-masalah, yang apabila tidak dipecahkan akan

mengakibatkan berbagai hal yang tidak diinginkan seperti tidak efisien,

tumpang tindih, kekaburan, pemborosan, dan sejenisnya. Maka pemerintah

desa berupaya memperdayakan kelompok tani yang ada di Kecamatan

Bontomarannu dengan melakukan komunikasi, kesadaran pentingnya

koordinasi, kompetensi partisipan, kesepakatan, komitmen, dan insentif

koordinasi lalu kontinuitas perencanaan sehingga tidak terjadi permasalahan

yang tidak pernah diharapkan, karena melalui koordinasi sangat menunjang

jalan proses kerja sama dalam hal upaya pemberdayaan para Kelompok

Tani.

2. Adapun faktor pendukung dan penghambat koordinasi Pemerintah Desa

dalam upaya pemberdayaan kelompk tani yaitu faktor pendukungnya seperti

adanya sosial media sebagai alat komunikasi yang efektif, faktor pendukung

ialah yang mejadi pendorong tercapainya tujuan, dengan komunikasi yang

87

Page 100: SKRIPSI KOORDINASI PEMERINTAH DESA DALAM UPAYA ... · kelompok tani tersebut, bagaimana mereka dapat untuk memanajemen, menerima, mengirimkan, dan menindak lanjuti informasi yang

intens dan manfaat sosial media dalam berkoordinasi dianggap efektif dan

efisien dalam koordinasi. Faktor penghambat ialah bentuk komunikasi yang

sedikit sulit dikarenakan jaringan internet atau jaringan telepon yang masih

belum terjangkau hingga kepelosok-pelosok, begitu pula dengan beberapa

kelompok tani sebagian masih ada yang belum menggunakan handphone

atau masih ada yang belum memiliki handphone, sehingga mengakibatkan

keterlambatan informasi.

B. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan di atas,

penulis memberikan saran yang bertujuan untuk kebaikan kelompok tani

desa Roamangloe dan desa Dirannuang, sebagai berikut:

1. Agar dilakukan koordinasi tentang pemberdayaan kelompok tani

termasuk program yang sedang dijalankan untuk pengadaan infrastruktur

pertanian dengan mengoptimalkan potensi kelompok tani sebagai media

penunjang pemberdayaan kelompok tani.

2. Dari hasil koordinasi pemerintah desa, akan diketahui yang mana yang

masih layak dipertahankan dan mana yang harus diubah sesuai dengan

perkembangan zaman. Kemudian ketika merancang strategi yang baru

sebaiknya pemerintah desa melakukan koordinasi dan kerjasama yang

lebih intensif dengan intansi terkait sambil memperhatikan kelebihan dan

kekurangan kelompok tani. Dengan demikian akan dihasilkan strategi

yang tepat yang dapat diterima dan dimamfaatkan oleh semua pihak,

khususnya untuk pemberdayaan kelompok tani

88

Page 101: SKRIPSI KOORDINASI PEMERINTAH DESA DALAM UPAYA ... · kelompok tani tersebut, bagaimana mereka dapat untuk memanajemen, menerima, mengirimkan, dan menindak lanjuti informasi yang

DAFTAR PUSTAKA

Anomius, 2007 . Ragam Media Tanam.

Ashari, Saptana dan Purwanti. 2004. Dinamika Kemitraan Usaha Agribisnis

Berdaya Saing dan Berkelanjutan. Jakarta:Erlangga.

Burhanuddin, T. 2007 . Menata Masa depan Sulawesi Barat. Makassar : PT. Satria

Media.

Djiwandi, 1994 . Pengaruh Dinamika Kelompok Tani Terhadap Kecepatan

Adopsi.

Hariadi, Sinarru.2011. Dinamika Kelompok Tani: Teori dan Aplikasinya. Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama.

Hasibuan, Malayu S.P, 2006, Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah. Edisi

Revisi. Jakarta: Bumi Aksara.

Handayaningrat. 1989. Manajemen Konflik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Handayaningrat, Soewarno. 2004. Administrasi Pemerintahan dalam

Pembangunan Nasional. Jakarta: CV Haji Masagung. 2002. Pengantar

Studi Administrasi dan Managemen. Jakarta: Gunung

Agung.Handayaningrat, Soewarno. 2004. Administrasi Pemerintahan

dalam Pembangunan Nasional. Jakarta: CV Haji Masagung.

Handoko, T Hani. 2005. Manajemen. Yogyakarta: BPFE.

Hermanto dan Swastika.2011. Penguatan Kelompok Tani: langkah awal

peningkatan hasil pertanian. Surakarta. Universitas 11 Maret

Jasin, 2011. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta : PT Raja Gafindo Persada.

Kamil. 2003. Pengaturan Koordinasi Pemerintahan. Bandung : PT

RemajaRosdakarya.

Ndraha, Taliziduhu. 2011. Kybernology (Ilmu Pemerintahan Baru). Jakarta:

Rineka Cipta.

Plank, 1993 . Sosiologi Pertanian.

PedomanPenulisanPenelitiandanSkripsiFakultasIlmuSosialdanIlmuPolitikUniversi

tas Muhammadiyah Makassar 2014..

Soetomo, 2011. Pemberdayaan Masyarakat. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Sugiyono, 2012.MetodePenelitian; Kuantitatif, Kualitatif, dan R&B. Bandung

Alfabeta.

Page 102: SKRIPSI KOORDINASI PEMERINTAH DESA DALAM UPAYA ... · kelompok tani tersebut, bagaimana mereka dapat untuk memanajemen, menerima, mengirimkan, dan menindak lanjuti informasi yang

Sulistyani. 2004. Kemitraan dan Model-Model Pemberdayaan. Yogyakarta: Graha

Ilmu.

Suminar, R. (2015). Koordinasi Antar Instansi Pemerintah Kota Bandar Lampung

Dalam Pelaksanaan Program Pengembangan Kota Hijau (Doctoral

dissertation, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik).

Suradisastra. 2006. Revitalisasi Kelembagaan Untuk Percepatan Pembangunan

Sektor Pertanian dalam Otonomi Daerah. Pusat Penelitian Sosial Ekonomi

Bogor. Jurnal Analisa Kebijakan Pertanian. Volume 4 No 4 Desember

2006.

Surasih. 2002. Pemerintaha Desa Dan Implementasinya. Jakarta : Erlangga.

Syahyuti, 2007 . Gabungan Kelompok Tani ( Gapoktan ) Sebagai Kelembagaan.

Thomas, 2008 . Kepemimpinan dan Kolaborasi Dalam Dunia Kerja Kompetetif.

Mardikanto, T. 1996. Penyuluhan Pembangunan Kehutanan Departemen

Kehutanan. Jakarta. Jurnal Peran Kelompok Tani Dalam Penerapan

Teknologi Pertanian. Volume 29 No 2 Desember 2011.

Zainun, 2004 . Aspek-Aspek Motivasi. Bandung: PT Bintang Jaya.

PERUNDANG-UNDANGAN :

Dinas Pertanian, 1997

Peraturan Menteri Pertanian Nomor 273/KPTS/OT.160/4/2007 pada tanggal 13

April 2007 Tentang Pedoman Pembinaan Kelembagaan Petani.

Pusat Penyuluhan Pertanian,2012

Undang-Undang Pemerintah Desa No. 5 Tahun 1979.

Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintahan Daerah menempatkan

Desa sebagai kesatuan masyarakat hukum.

Undang-Undang No.23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah.

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Pada Pasal 127 Tentang Tugas Pokok

Kepala Desa.

Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor: 273/Kpts/OT.160/4/. “ Kelompok

Tani berperan dan berfungsi sebagai kelas belajar, unit produksi usaha tani, dan

wahana kerjasama antara anggota kelompok.

Page 103: SKRIPSI KOORDINASI PEMERINTAH DESA DALAM UPAYA ... · kelompok tani tersebut, bagaimana mereka dapat untuk memanajemen, menerima, mengirimkan, dan menindak lanjuti informasi yang

L

A

M

P

I

R

A

N

Page 104: SKRIPSI KOORDINASI PEMERINTAH DESA DALAM UPAYA ... · kelompok tani tersebut, bagaimana mereka dapat untuk memanajemen, menerima, mengirimkan, dan menindak lanjuti informasi yang

Dokumentasi Di Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura

Kabupaten Gowa

Page 105: SKRIPSI KOORDINASI PEMERINTAH DESA DALAM UPAYA ... · kelompok tani tersebut, bagaimana mereka dapat untuk memanajemen, menerima, mengirimkan, dan menindak lanjuti informasi yang

(Kepala Desa Romang Loe)

Page 106: SKRIPSI KOORDINASI PEMERINTAH DESA DALAM UPAYA ... · kelompok tani tersebut, bagaimana mereka dapat untuk memanajemen, menerima, mengirimkan, dan menindak lanjuti informasi yang

( Kepala Desa Nirannuang )

Page 107: SKRIPSI KOORDINASI PEMERINTAH DESA DALAM UPAYA ... · kelompok tani tersebut, bagaimana mereka dapat untuk memanajemen, menerima, mengirimkan, dan menindak lanjuti informasi yang
Page 108: SKRIPSI KOORDINASI PEMERINTAH DESA DALAM UPAYA ... · kelompok tani tersebut, bagaimana mereka dapat untuk memanajemen, menerima, mengirimkan, dan menindak lanjuti informasi yang
Page 109: SKRIPSI KOORDINASI PEMERINTAH DESA DALAM UPAYA ... · kelompok tani tersebut, bagaimana mereka dapat untuk memanajemen, menerima, mengirimkan, dan menindak lanjuti informasi yang
Page 110: SKRIPSI KOORDINASI PEMERINTAH DESA DALAM UPAYA ... · kelompok tani tersebut, bagaimana mereka dapat untuk memanajemen, menerima, mengirimkan, dan menindak lanjuti informasi yang
Page 111: SKRIPSI KOORDINASI PEMERINTAH DESA DALAM UPAYA ... · kelompok tani tersebut, bagaimana mereka dapat untuk memanajemen, menerima, mengirimkan, dan menindak lanjuti informasi yang
Page 112: SKRIPSI KOORDINASI PEMERINTAH DESA DALAM UPAYA ... · kelompok tani tersebut, bagaimana mereka dapat untuk memanajemen, menerima, mengirimkan, dan menindak lanjuti informasi yang

RIWAYAT HIDUP

Nurul Hasmi Apriliana, Lahir pada tanggal 04 April

1998 di Sungguminasa. Anak Tunggal dan merupakan

buah cinta dari pasangan H.Taufik dan Hj.Nony Nuryati.

Penulis menyelesaikan pendidikan Taman Kanak-kanak

Paud Bontoamani pada tahun 2004. Pada tahun itu juga

penulis melanjutkan pendidikan di sekolah dasar di SDN Unggulan Bontomanai

dan tamat pada tahun 2009. Kemudian melanjutkan pendidikan di Mts Negeri

Balang-Balang dan tamat pada tahun 2012. Kemudian melanjutkan pendidikan

tingkat sekolah menengah atas di SMA Negeri 1 Bontomarannu dan tamat pada

tahun 2015. Berkat usaha dan kerja keras yang disertai doa pada tahun 2020

penulis berhasil lulus di jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar Program Strata Satu (S1).

Penulis sangat bersyukur di beri kesempatan oleh Allah SWT bias menimba ilmu

yang merupakan bekal dimasa depan. Saat ini penulis berharap dapat

mengamalkan ilmu yang telah di peroleh dengan baik dan membahagiakan orang

tua serta berusaha menjadi manusia yang berguna bagi Agama, Keluarga,

Masyarakat, Bangsa dan Negara.