SKRIPSI...karena berkat rahmat, karunia, dan pertolongannya jugalah akhirnya penulis dapat...

93
SKRIPSI PERAN DINAS SOSIAL DALAM PEMBINAAN ANAK JALANAN DI KOTA MAKASSAR Oleh: Andi Wahyudi Nomor Induk Mahasiswa 105610476813 PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2019

Transcript of SKRIPSI...karena berkat rahmat, karunia, dan pertolongannya jugalah akhirnya penulis dapat...

Page 1: SKRIPSI...karena berkat rahmat, karunia, dan pertolongannya jugalah akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan seksama. Serta tidak lupa pula sholawat dan salam penulis

SKRIPSI

PERAN DINAS SOSIAL DALAM PEMBINAAN ANAK

JALANAN DI KOTA MAKASSAR

Oleh:

Andi Wahyudi

Nomor Induk Mahasiswa 105610476813

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2019

Page 2: SKRIPSI...karena berkat rahmat, karunia, dan pertolongannya jugalah akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan seksama. Serta tidak lupa pula sholawat dan salam penulis

SKRIPSI

PERAN DINAS SOSIAL DALAM PEMBINAAN ANAK

JALANAN DI KOTA MAKASSAR

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Studi dan Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Administrasi Negara (S.SOS)

Disusun dan Diajukan Oleh:

ANDI WAHYUDI

Nomor Stambuk : 105610476813

Kepada

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2019

Page 3: SKRIPSI...karena berkat rahmat, karunia, dan pertolongannya jugalah akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan seksama. Serta tidak lupa pula sholawat dan salam penulis
Page 4: SKRIPSI...karena berkat rahmat, karunia, dan pertolongannya jugalah akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan seksama. Serta tidak lupa pula sholawat dan salam penulis
Page 5: SKRIPSI...karena berkat rahmat, karunia, dan pertolongannya jugalah akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan seksama. Serta tidak lupa pula sholawat dan salam penulis

iv

HALAMAN PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : Andi Wahyudi

Nomor Induk Mahasiswa : 105610476813

Program Studi : Administrasi Negara

Menyatakan bahwa benarskripsi ini adalah karya saya sendiri dan bukan hasilplagiat

dari sumber lain. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila

dikemudian hari ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik

berupa pencabutan gelar akademik dan pemberian sanksi lainnya sesuai dengan

aturan yang berlaku di Universitas Muhammadiyah Makassar.

Makassar, 28 Februari 2020

Yang Menyatakan,

Andi Wahyudi

Page 6: SKRIPSI...karena berkat rahmat, karunia, dan pertolongannya jugalah akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan seksama. Serta tidak lupa pula sholawat dan salam penulis

v

ABSTRAK

Andi Wahyudi, Jaelan Usman dan Ansyari Mone. Peran Dinas Sosial Dalam

Pembinaan Anak Jalanan Di Kota Makassar

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peran Dinas Sosial

dalam pembinaan Anak Jalanan di Kota Makassar, apa program dalam pembinaan

anak jalanan tersebut serta untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat

pemerintah kota dalam penanganan anak jalanan di Kota Makassar. Jenis

penelitian ini bersifat kualitatif deskriptif untuk mendeskripsikan dan

menejelaskan peran Dinas Sosial dalam pembinaan anak jalanan di kota

Makassar. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi,

wawancara, dan dokumentasi. Adapun informan penelitian dalam penelitian ini

adalah 1 orang Kepala Seksi Pembinaan, 2 orang staf pekerja sosial dan 2 orang

Satpol PP, serta 5 Anak sebagai informan pendukung. Teknik analisis data yang

digunakan adalah data penelitian Kualitatif. Pemeriksaan keabsahan data

dilakukan dengan triangulasi sumber dan metode.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Dinas Sosial berperan dalam

penanganan anak jalanan sebagai pengganti orang tua, guru, perawat, dan

pengawas untuk anak jalanan itu sendiri. terdapat beberapa program Dinas Sosial

dalam pembinaan anak jalanan yang terbagi menjadi 3 program yaitu program

pembinaan pencegahan, pembinaan lanjutan dan pembinaan rehabilitasi. Program

pembinaan pencegahan dilakukan dengan cara Patroli melalui Tim Reaksi Cepat

Saribattang atau disingkat dengan (TRC) yang dibentuk tahun 2014 oleh

pemerintah Kota Makassar. Program pembinaan lanjutan yaitu melakukan

identifikasi, assesment, dan home visit pada anak jalanan. Program pembinaan

rehabilitasi yaitu merujuk pada suatu lembaga yaitu YKP2N ketika anak jalanan

terindikasi narkoba atau mengisap lem. Hambatan yang dihadapi pemerintah

dalam menangani anak jalanan salah satunya belum adanya penampungan khusus

untuk anak jalanan. Implikasi penelitian ini adalah memberikan bimbingan

keagamaan kepada kedua orang tua anak jalanan agar kiranya bisa menyadari

tanggung jawab mereka dan membuatkan panti sosial khusus anak jalanan yang

dibina langsung oleh Dinas Sosial Kota Makassar.

Kata kunci: Peran, Dinas Sosial, Anak Jalanan

Page 7: SKRIPSI...karena berkat rahmat, karunia, dan pertolongannya jugalah akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan seksama. Serta tidak lupa pula sholawat dan salam penulis

vi

ABSTRACT

Andi Wahyudi, Jaelan Usman and Ansyari Mone. The Role of Social Services

in the Coaching of Street Children in Makassar City

This study purposed to find out how the role of the Social Service in fostering

Street Children in Makassar City, what were the programs in fostering street

children and to find out the supporting factors and obstacles of the city

government in handling street children in Makassar City. This study used

descriptive qualitative to describe and explain the role of the Social Service in the

development of street children in Makassar City. Data collection techniques were

observation, interview and documentation. The research informants in this study

were 1 Head of Development Section, 2 staff of social workers and 2 members of

Satpol PP, and 5 Children as supporting informants. The data analysis technique

used qualitative research data. Checking the validity of the data uses triangulating

sources and methods.

The results showed that the Social Service played a role in handling street children

as a substitute for parents, teachers, nurses, and supervisors for street children

themselves. There were several Social Service programs in the development of

street children that were divided into 3 programs, namely prevention programs,

further development and rehabilitation assistance. The prevention program was

carried out by Patrol through the Saribattang Rapid Reaction Team (TRC) formed

in 2014 by the Goverment of Makassar City . The advanced coaching program

was identifying, assessing and visiting home on street children. Rehabilitation

development program that refered to an institution that was YKP2N when street

children were indicated drugs. One of the obstacles faced by the government in

handling street children; there was no specific shelter for street children. The

implication of this study was to provide religious guidance to the parents of street

children so that they could be aware of their responsibilities and made social care

specifically for street children who were fostered directly by the Makassar City

Social Service.

Keywords: Role, Social Service, Street Children

Page 8: SKRIPSI...karena berkat rahmat, karunia, dan pertolongannya jugalah akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan seksama. Serta tidak lupa pula sholawat dan salam penulis

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan terimakasih kehadirat Allah SWT

karena berkat rahmat, karunia, dan pertolongannya jugalah akhirnya penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan seksama. Serta tidak lupa pula sholawat dan

salam penulis sampaikan kepada junjungan besar kita Nabi Muhammad SAW,

karena berkat perjuangan beliau dahulu sehingga saat ini kita dapat rasakan

manisnya islam dan iman sebagai agama yang kita anut.

Skripsi yang berjudul ”Peran Dinas Sosial Dalam Pembinaan Anak

Jalanan di Kota Makassar” yang dalam penulisan skripsi ini banyak ditemui

berbagai hambatan dan rintangan. Namun dengan kesungguhan yang dimiliki

penulis serta bantuan dari berbagai pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini. Terimakasih untuk Almarhumah Ibu Andi Rosdiana S.pd dan

Almarhum Ir. Andi Sulaiman Ishak selaku orang tua penulis yang telah menjadi

inspirasi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini, karena berkat dukungannya

semasa hidup, kasih sayang, cinta, dan doa dalam mengasuh dan mendidik

peneliti dengan sabar dan ikhlas membimbing peneliti dari kecil hingga di akhir

hidupnya, semoga menjadi amal ibadah bagi mereka dan Allah SWT senantiasa

memberi rahmat dan hidayahnya kepada mereka. Dan kepada sepupuku

Muhammad Syaiful Anam yang selalu setia menamiku melakukan kegiatan

penelitian dan berbagai pengurusan lainnya. Atas bantuan yang telah diberikan,

Page 9: SKRIPSI...karena berkat rahmat, karunia, dan pertolongannya jugalah akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan seksama. Serta tidak lupa pula sholawat dan salam penulis

viii

maka penulis mengucapkan terimakasih yang setulus-tulusnya kepada yang

terhormat :

1. Bapak Dr. Jaelan Usman, M.si selaku Pembimbing I dan Drs. H. Ansyari

Mone, M.pd selaku Pembimbing II yang senantiasa meluangkan waktunya

membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

2. Ibu Dr. Ihyani Malik, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Muhammadiyah Makassar

3. Bapak Nasrul Haq, S.Sos., MPA selaku Ketua Prodi Ilmu Administrasi Negara

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar

4. Ibu Nurbiah Tahir, S.Sos., M.AP yang senantiasa memberikan info terkini

mengenai kebijakan kampus

5. Kedua orang tua dan segenap keluarga yang senantiasa memberikan semangat

dan bantuan, baik moril maupun materil.

6. Terimakasih kepada seluruh pengelola Dinas Sosial Kota Makassar yang telah

memberikan informasi yang dibutuhkan peneliti.

7. Seluruh dosen yang telah memberikan pengetahuan selama penulis mengikuti

perkukiahan akademik, serta pegawai tata usaha yang telah banyak membantu

mahasiswa dalam proses kelancaran kegiatan akademik Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Unismuh Makassar.

8. Kepada sahabat sahabat terbaikku Muhammad Yusuf, Firman Alamsyah,

Muhammad Firman Armawan Hatta yang telah memberikan motivasi dan

dukungan dalam penulisan skripsi ini.

Page 10: SKRIPSI...karena berkat rahmat, karunia, dan pertolongannya jugalah akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan seksama. Serta tidak lupa pula sholawat dan salam penulis
Page 11: SKRIPSI...karena berkat rahmat, karunia, dan pertolongannya jugalah akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan seksama. Serta tidak lupa pula sholawat dan salam penulis

x

DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................... ii

HALAMAN PENERIMAAN TIM ................................................................. iii

HALAMAN PERNYATAAN...................................................................... iv

ABSTRAK ................................................................................................... v

KATA PENGANTAR ................................................................................. vii

DAFTAR ISI ............................................................................................... x

BAB I. PENDAHULUAN

A. LatarBelakang…………………………………………………................. 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 4

D. Manfaat Penelitian ................................................................................... 5

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Definisi dan Teori ........................................................................ 6

B. Konsep Pembinaan ................................................................................... 9

C. Konsep Anak Jalanan ............................................................................... 16

D. Kerangka Pikir ......................................................................................... 22

E. Fokus Penelitian ....................................................................................... 25

F. Deskripsi Fokus Peneitian ........................................................................ 25

Page 12: SKRIPSI...karena berkat rahmat, karunia, dan pertolongannya jugalah akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan seksama. Serta tidak lupa pula sholawat dan salam penulis

xi

BAB III. METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................... 29

B. Jenis dan Tipe Penelitian ......................................................................... 29

C. Sumber Data ........................................................................................... 31

D. Informan Penelitian ................................................................................. 31

E. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 33

F. Teknik Analisis Data ............................................................................... 33

G. Keabsahan Data .......................................................................................... 34

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ........................................................ 37

B. Profil Dinas Sosial Kota Makassar .......................................................... 41

C. Peran Dinas Sosial Dalam Pembinaan Anak Jalanan ............................. 43

D. Hambatan yang dihadapi Dinas Sosial Dalam Pembinaan Anak Jalanan di

Kota Makassar ............................................................................................. 57

E. Faktor Pendukung Dinas Sosial Dalam Pembinaan Anak Jalanan .............. 58

BAB V. PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................. 60

B. Saran ....................................................................................................... 62

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 64

LAMPIRAN .................................................................................................. 66

Page 13: SKRIPSI...karena berkat rahmat, karunia, dan pertolongannya jugalah akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan seksama. Serta tidak lupa pula sholawat dan salam penulis

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anak merupakan aset bangsa yang sangat berharga dalam menentukan

kelangsungan hidup, kualitas dan kejayaan suatu bangsa yang akan datang, untuk

menjadi aset bangsa yang berharga, anak mempunyai hak dan kebutuhan hidup

yang perlu dipenuhi yaitu hak dan kebutuhan akan makan dan zat gisi, kesehatan,

bermain, kebutuhan emosional pengembangan moral, pendidikan serta

memerlukan lingkungan keluarga dan lingkungan sosial yang mendukung bagi

kelangsungan hidup, tumbuh kembang dan perlindungannya, anak juga berhak

atas peluang dan dukungan untuk mewujudkan dan mengembangkan diri dan

kemampuannya.

Dalam Undang-Undang No. 35 Tahun 2014 yang sebelumnya di kenal

dalam Undang-Undang No. 23 Tahun 2002, namun mengalami perubahan pada

era kepemimpinan Presiden Dr. Susilo Bambang Yudhoyo pada tanggal 17

Oktober 2014 dan diundangkan pada hari itu juga oleh Menkumham Amir

Syamsudin. Undang-Undang Nomor 35 tahun 2014 tentang Perubahan Atas

Undang-Undang Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan anak menyebutkan

bahwa anak adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun, termasuk anak yang

masih dalam kandungan. Anak juga merupakan amanah dan karunia Tuhan yang

harus dijaga, karena anak mempunyai masa depan yang memiliki harkat martabat

sebagai manusia seutuhnya yang tidak dapat dikurangi apalagi dilanggar siapapun.

Page 14: SKRIPSI...karena berkat rahmat, karunia, dan pertolongannya jugalah akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan seksama. Serta tidak lupa pula sholawat dan salam penulis

2

Perlindungan Anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan

melindungi Anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan

berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan,

serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.

Kenyataannya tidak semua anak mendapatkan kebebasan ataupun

kebutuhan yang diinginkan serta tidak semua anak merasakan masa-masa indah.

Sebab masih ada anak yang berperan ganda, dan pada usia 14 sampai 16 tahun

sudah terbebani oleh pekerjaan mencari nafkah yang seharusnya mereka hanya

menimba ilmu pengetahuan maupun pendidikan.

Anak yang bekerja dan turun ke jalan terjadi karena faktor-faktor

dorongan dari orang tua atau anak itu sendiri memilih untuk hidup di jalanan. Hal

ini menimbulkan masalah anak jalanan tidak henti-hentinya menjadi sorotan

permasalahan yang tidak ada ujung pangkalnya (penelitian Wedaratiningsih,

2010).

Lembaga pemerintah maupun lembaga-lembaga non pemerintah (LSM

maupun masyarakat) wilayah Kota Makassar perlu lebih memberikan perhatian

dan sumber dayanya untuk melindungi anak jalanan, baik dari segi pisik maupun

psikis. Sesuai dengan pasal 55 ayat 1 Undang-Undang Perlindungan Anak,

Pemerintah wajib menyelenggarakan pemeliharaan dan perawatan anak jalanan,

baik dalam lembaga maupun di luar lembaga dan pasal 4 Undang-Undang

Perlindungan Anak , “Setiap anak berhak mendapat hidup, tumbuh, berkembang

dan berpartisipasi secara wajar sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan,

serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi”.

Page 15: SKRIPSI...karena berkat rahmat, karunia, dan pertolongannya jugalah akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan seksama. Serta tidak lupa pula sholawat dan salam penulis

3

Data UNICEF tahun 2016 sebanyak 2,5 juta anak Indonesia tidak dapat

menikmati pendidikan lanjutan yakni sebanyak 600 ribu anak usia sekolah dasar

(SD) dan 1,9 juta anak usia Sekolah Menengah Pertama (SMP).4 Hal ini sangat

memperihatinkan, tentunya fenomena ini tidak terlahir dari faktor tunggal arus

modernisasi ada hal lain yang melatar belakangi sebagai contoh krisis ekonomi

yang tak kunjung usai, yang mengakibatkan perkembangan jumlah anak jalanan

dan putus sekolah yang belakangan ini semakin menggelembung. Seiring

perkembangan pesat anak jalanan dan anak putus sekolah di berbagai sudut jalan,

selain memprihatinkan dari segi kemanusiaan di sisi yang sama ternyata ada juga

yang melahirkan permasalahan sosial baru yang cukup meresahkan.

Kuantitas anak jalanan di Indonesia semakin banyak jumlahnya dan

secara kualitas makin beragam. Seperti yang dibicarakan oleh Rasiyo 2011

(Sekretaris Daerah Provinsi), sekitar 11 juata anak di Provinsi Jawa Timur perlu

mendapatkan perlindungan agar bisa tumbuh dan berkembang dengan baik.

Bahwa dari jumlah penduduk di Jawa Timur yang mencapai 37.476.011 jiwa,

terdapat sekitar 11 juta jiwa di antaranya sekitar 30 persen adalah anak berusia 0-

13 tahun (REPUBLIK.CO.ID, SURABAYA).

Di Kota Makassar keberadaan anak jalanan dapat terlihat di tempat-

tempat umum seperti di persimpangan jalan tol reformasi, Jl.A. Pangerang Petta

Rani dan Jl. Sultan Awaluddin, persimpangan jalan mesjid raya dan Jl.

G.Latimojong, persimpangan Jl. S. Saddang dan Jl. Veteran, persimpangan Jl.

Monginsidi dan Jl. Veteran, persimpangan Jl. Landak baru dan Jl. Veteran. Di

terminal, tempat pembuangan sampah dan berkeliaran di kantor-kantor

Page 16: SKRIPSI...karena berkat rahmat, karunia, dan pertolongannya jugalah akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan seksama. Serta tidak lupa pula sholawat dan salam penulis

4

pemerintah dan swasta. Sebagian besar anak jalanan di Kota Makassar merupakan

pendatang dari beberapa kabupaten di Sulawesi Selatan antara lain Kabupaten

Jeneponto, Maros, Pangkep, Gowa dan Takalar bahkan ada yang dari luar

Sulawesi yakni dari Jawa, Lombok dan Kalimantan. Anak jalanan ini adalah anak-

anak dari para pendatang yang mencoba mencari penghidupan lebih baik di Kota

Makassar. Data terakhir jumlah anak jalanan di Kota Makassar tahun 2008

sebanyak 876 anak. (penelitian Ronawaty Anasirun, 2011).

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk mengangkat masalah

ini dalam penelitian yang berjudul “Peran Dinas Sosial Dalam Pembinaan Anak

Jalanan di Kota Makassar”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang dan masalah utama penelitian, maka

rumusan masalah dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana peran Dinas Sosial dalam pembinaan anak jalanan di Kota

Makassar ?

2. Apa faktor pendukung dan penghambat pemerintah kota dalam penanganan

anak jalanan di Kota Makassar

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka yang menjadi tujuan penelitian ini,

adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui peran Dinas Sosial dalam pembinaan Anak Jalanan di Kota

Makassar.

Page 17: SKRIPSI...karena berkat rahmat, karunia, dan pertolongannya jugalah akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan seksama. Serta tidak lupa pula sholawat dan salam penulis

5

2. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat pemerintah kota dalam

penanganan anak jalanan di Kota Makassar.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat praktis

a. Sebagai input pemerintah di Kota Makassar khususnya Dinas Sosial

untuk menjadi acuan dalam pemerintah selanjutnya dalam menangani

permasalahan kasus Anak Jalanan Di kota Makassar.

b. Sebagai bahan kajian atau studi banding bagi Dinas Sosial dan pihak

lain yang menjalankan peran.

2. Manfaat Teoritis

a. Sebagai salah satu bahan bacaan atau sumber refrensi yang dimiliki

oleh Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Makassar.

b. Sebagai salah satu sumber data dan informasi atau bahan refrensi

dasar bagi para mahasiswa dan peneliti yang berminat untuk

melakukan penelitian;

c. Sebagai salah satu sumber data, informasi, dan refrensi tambahan

dalam Ilmu Administrasi publik.

Page 18: SKRIPSI...karena berkat rahmat, karunia, dan pertolongannya jugalah akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan seksama. Serta tidak lupa pula sholawat dan salam penulis

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Definisi dan Teori

1. Konsep Peran

Kata peran dalam Kamus Bahasa Indonesia berarti “pemain sandiwara”.

Sedangkan peranan seperangkat yang diharapkan oleh orang yang berkedudukan

dalam masyarakat. Pengertian peranan menurut Soerjono Soekanto merupakan

aspek dinamis kedudukaan apabila seseorang melaksanakan hak dan

kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, dia menjalankan suatu peranan.

Peranan juga diartikan sebagai suatu perilaku yang diharapkan oleh orang

lain dari seseorang yang menduduki status tertentu. Peranan-peranan yang tepat

yang dipelajari sebagai bagian dari proses sosialisasi dan kemudian diambil alih

oleh para individu.

Peranan yang melekat pada diri seseorang harus dibedakan dalam

pergaulan masyarakat.Posisi seseorang dalam masyarakat yaitu merupakan unsur

statis yang menunjukkan tempat individu pada organisasi masyarakat, peranan

lebih banyak menunjuk pada fungsi, penyesuaian diri, dan sebagai suatu proses.

Robert Linton (1936), seorang antropolog, telah mengembangkan Teori

Peran. “Teori Peran menggambarkan interaksi sosial dalam terminologi aktor-

aktor yang bermain sesuai dengan apa-apa yang ditetapkan oleh budaya.

Page 19: SKRIPSI...karena berkat rahmat, karunia, dan pertolongannya jugalah akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan seksama. Serta tidak lupa pula sholawat dan salam penulis

7

Menurut Linton, peranan ini dapat dibedakan menjadi dua berdasarkan

jenis, yaitu peran yang ditentukan atau diberikan (asribed) dan peran yang di

perjuangkan (achived). Peran yang ditentukan artinya peran-peran yang bukan

merupakan hasil prestasi dirinya atau berkat usahanya, melainkan semata-mata

karena pemberian orang lain.

Robert Linton (1936), seorang antropolog, telah mengembangkan Teori

Peran. “Teori Peran menggambarkan interaksi sosial dalam terminologi aktor-

aktor yang bermain sesuai dengan apa-apa yang ditetapkan oleh budaya. Sesuai

dengan teori ini, harapan-harapan peran merupakan pemahaman bersama yang

menuntun kita untuk berperilaku dalam kehidupan sehari-hari”.

Menurut teori ini, seseorang yang mempunyai peran tertentu misalnya

sebagai dokter, mahasiswa, orang tua, wanita, dan lain sebagainya, diharapkan

agar seseorang tadi berperilaku sesuai dengan peran tersebut, baik individu

maupun kelompok. Mengapa seseorang mengobati orang lain, karena dia adalah

seorang dokter. Jadi karena statusnya adalah dokter maka dia harus mengobati

pasien yang datang kepadanya, begitu pula dengan Dinas Sosial Perilaku

ditentukan oleh peran sosial.

Menurut Newell yang dikutip oleh Dadang, menjelaskan bahwa peran

adalah sama dengan perilaku dalam kedudukan tertentu dan mencakup perilaku

itu sendiri dan sikap serta nilai yang melekat dalam perilaku..

Berbagai istilah untuk orang-orang dalam teori peran. Orang-orang yang

mengambil bagian dalam interaksi sosial dapat dibagi dalam dua golongan

sebagai berikut :

Page 20: SKRIPSI...karena berkat rahmat, karunia, dan pertolongannya jugalah akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan seksama. Serta tidak lupa pula sholawat dan salam penulis

8

a. Aktor dan pelaku, yaitu orang yang sedang berprilaku menuruti suatu peran

tertentu.

b. Target (sasaran) atau orang lain, yaitu orang yang mempunyai hubungan

dengan aktor dan perilakunya.

2. Wujud perilaku dalam peran (Performance)

Peran diwujudkan dalam perilaku oleh aktor. Wujud perilaku dalam

peran ini nyatadan bervariasi, berbeda-beda dari satu aktoryang lain. Variasi

tersebut dalam teori peran dipandang normal dan tidak ada batasnya.

Teori peran tidak cenderung mengklarifikasikan istilah-istilahnya

menurut perilaku khusus, melainkan berdasarkan klarifikasinya pada sifat asal

dari perilaku dan tujuannya (motivasinya). Sehingga, wujud perilaku peran dapat

digolongkan misalnya kedalam jenis hasil kerja, hasil sekolah, hasil olahraga,

pendisiplinan anak, pencari nafkah, pemeliharaan ketertiban,dan lain sebagainya.

Peran dilihat wujudnya dari tujuan dasarnya atau hasil akhirnya, terlepas

dari cara mencapai tujuan atau hasil tersebut. Namun tidak menutup kemungkinan

adanya cara-cara tertentu dalam suatu peran yang mendapat sanksi dari

masyarakat. Suatu cara menjadi penting dalam perwujudan peran, ketika caraitu

bertentangan dengan aspek lain dari peran. Dengan demikian, seorang aktor bebas

untuk menentukan cara-caranya sendiri selama tidak bertentangan dengan setiap

aspek dari peran yang diharapkan darinya.

Page 21: SKRIPSI...karena berkat rahmat, karunia, dan pertolongannya jugalah akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan seksama. Serta tidak lupa pula sholawat dan salam penulis

9

3. Kedudukan dan Perilaku Orang Dalam Peran

Kedudukan adalah sekumpulan orang yang secara bersama-sama

(kolektif) diakui perbedaannya dari kelompok-kelompok yang lain berdasarkan

oleh seseorang dalam kedudukannya didalam organisasi untuk melakukan sesuatu

sesuai dengan bidang tugas dan wewenangnya masing masing. Fungsi lembaga

atau instuisi disusun sebagai pedoman atau haluan bagi organisasi tersebut dalam

melaksanakan kegiatan dan mencapai tujuan organisasi.

B. Konsep Pembinaan

1. Pengertian Pembinaan menurut beberapa ahli

Pembinaan adalah suatu proses penggunaan manusia, alat peralatan, uang,

waktu, metode dan sistem yang didasarkan pada prinsip tertentu untuk pencapaian

tujuan yang telah ditentukan dengan daya dan hasil yang sebesar-besarnya”.

(Musanef,1991:11).

Menurut Mitha Thoha (2008 : 207) Pembinaan adalah Suatu tindakan,

proses, hasil, atau pernyataan yang lebih baik. Dalam hal ini menunjukkan adanya

kemajuan, peningkatan pertumbuhan, evolusi atas berbagai kemungkinan,

berkembang atau peningkatan atas sesuatu.

Dalam hal suatu pembinaan menunjukkan adanya suatu kemajuan

peningkatan, atas berbagai kemungkiinan peningkatan, unsur dari pengertian

pembinaan ini merupakan suatu tindakan, proses atau pernyataan dari suatu tujuan

dan pembinaan menunjukkan kepada “perbaikan” atas sesuatu istilah pembinaan

hanya diperankan kepada unsur manusia, oleh karena itu pembinaan haruslah

mampu menekan dan dalam hal-hal persoalan manusia. Hal ini sejalan dengan

Page 22: SKRIPSI...karena berkat rahmat, karunia, dan pertolongannya jugalah akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan seksama. Serta tidak lupa pula sholawat dan salam penulis

10

pendapat Miftah Thoha dalam bukunya yang berjudul “Pembinaan Organisasi”

mendefinisikan, pengertian pembinaan bahwa :

1. Pembinaan adalah suatu tindakan, proses, atau pernyataan menjadi

lebih baik.

2. Pembinaan merupakan suatu strategi yang unik dari suatu sistem

pambaharuan dan perubahan (change).

3. Pembinaan merupakan suatu pernyataan yang normatif, yakni

menjelaskan bagaimana perubahan dan pembaharuan yang berencana

serta pelaksanaannya.

4. Pembinaan berusaha untuk mencapai efektivitas, efisiensi dalam suatu

perubahan dan pembaharuan yang dilakukan tanpa mengenal berhenti.

(Miftah,1997:16-17).

Dalam buku Tri Ubaya Sakti yang dikutip oleh Musanef dalam bukunya

yang berjudul Manajemen Kepegawaian di Indonesia disebutkan bahwa, yang

dimaksud dengan pengertian pembinaan adalah : “Segala suatu tindakan yang

berhubungan langsung dengan perencanaan, penyusunan, pembangunan,

pengembangan, pengarahan, penggunaan serta pengendalian segala sesuatu secara

berdaya guna dan berhasil guna”. (Musanef,1991:11).

Menurut Poerwadarmita (dalam bukharistyle.blogspot.com :2012).

Pembinaan adalah suatu usaha, tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara

berdaya guna berhasil guna untuk memperoleh hasil yang lebih baik.

Secara umum pembinaan disebut sebagai sebuah perbaikan terhadap

pola kehidupan yang direncanakan. Setiap manusia memiliki tujuan hidup tertentu

Page 23: SKRIPSI...karena berkat rahmat, karunia, dan pertolongannya jugalah akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan seksama. Serta tidak lupa pula sholawat dan salam penulis

11

dan ia memiliki keinginan untuk mewujudkan tujuan tersebut. Apabila tujuan

hidup tersebut tidak tercapai maka manusia akan berusaha untuk menata ulang

pola kehidupannya.

Pengertian Pembinaan Menurut Psikologi Pembinaan dapat diartikan

sebagai upaya memelihara dan membawa suatu keadaan yang seharusnya terjadi

atau menjaga keadaan sebagaimana seharusnya. Dalam manajemen pendidikan

luar sekolah, pembinaan dilakukan dengan maksud agar kegiatan atau program

yang sedang dilaksanakan selalu sesuai dengan rencana atau tidak menyimpang

dari hal yang telah direncanakan.

Secara konseptual, pembinaan atau pemberkuasaan (empowerment),

berasal dari kata ’power’ (kekuasaan atau keberdayaan). Karenanya, ide utama

pembinaan bersentuhan dengan konsep mengenai kekuasaan. Kekuasaan

seringkali dikaitkan dan dihubungkan dengan 12 kemampuan individu untuk

membuat individu melakukan apa yang diinginkan, terlepas dari keinginan dan

minat mereka.

Pembinaan secara etimologi berasal dari kata bina. Pembinaan adalah

proses, pembuatan, cara pembinaan, pembaharuan, usaha dan tindakan atau

kegiatan yang dilakukan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan baik.

Dalam pelaksanaan konsep pembinaan hendaknya didasarkan pada hal

bersifat efektif dan pragmatis dalam arti dapat memberikan pemecahan persoalan

yang dihadapi dengan sebaik- baiknya, dan pragmatis dalam arti mendasarkan

Page 24: SKRIPSI...karena berkat rahmat, karunia, dan pertolongannya jugalah akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan seksama. Serta tidak lupa pula sholawat dan salam penulis

12

fakta-fakta yang ada sesuai dengan kenyataan sehingga bermanfaat karena dapat

diterapkan dalam praktek.

Pembinaan menurut Masdar Helmi adalah segala hal usaha, ikhtiar dan

kegiatan yang berhubungan dengan perencanaan dan pengorganisasian serta

pengendalian segala sesuatu secara teratur dan terarah.

Ketidak tercapaian apa yang diharapkan akan sangat mempengaruhi

kondisi seseorang tersebut baik secara psikis maupun mental. Di sini peran

pembinaan ini sangat diperlukan guna me-refresh kondisi prsikis dan mental

seseorang agar kembali agar tidak mengalami depresi, dan hal ini sangat

membantu agar apa yang direncanakan tadi dapat tercapai dengan baik.

2. Fungsi Pembinaan

Untuk mendapatkan hasil kerja yang baik, maka diperlukan adanya

pegawai-pegawai yang setia, taat, jujur, penuh dedikasi, disiplin dan sadar akan

tanggung jawab yang dibebankan kepadanya sesuai dengan peraturan perundang-

undangan kepegawaian yang berlaku, fungsi pembinaan diarahkan untuk :

a) Memupuk kesetiaan dan ketaatan.

b) Meningkatkan adanya rasa pengabdian rasa tanggung jawab, kesungguhan

dan kegairahan bekerja dalam melaksanakan tugasnya.

c) Meningkatkan gairah dan produktivitas kerja secara optimal.

d) Mewujudkan suatu layanan organisasi dan pegawai yang bersih dan

berwibawa.

Page 25: SKRIPSI...karena berkat rahmat, karunia, dan pertolongannya jugalah akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan seksama. Serta tidak lupa pula sholawat dan salam penulis

13

e) Memperbesar kemampuan dan kehidupan pegawai melalui proses

pendidikan dan latihan yang sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan

organisasi (wadah yang ditentukan).

3. Karakteristik Pembinaan

Menurut French dan Bell yang dikutip oleh Miftah Thoha dalam bukunya

Pembinaan Organisasi mengidentifikasikan karakteristik pembinaan, yaitu :

a) Lebih memberikan penekanan walaupun tidak eksklusif pada proses

organisasi dibandingkan dengan isi yang subtantif.

b) Memberikan penekanan pada kerja tim sebagai suatu kunci untuk

mempelajari lebih efektif mengenai berbagai perilaku.

c) Memberikan penekanan pada manajemen yang kolaboratif dari budaya

kerja tim.

d) Memberikan penekanan pada manajemen yang berbudaya sistem

keseluruhan.

e) Mempergunakan model “action research”.

f) Mempergunakan ahli-ahli perilaku sebagai agen pembaharuan atau

katalisator.

g) Suatu pemikiran dari usaha-usaha perubahan yang ditujukan bagi proses-

proses yang sedang berlangsung.

h) Memberikan penekanan kepada hubungan-hubungan kemanusiaan dan

sosial.

Page 26: SKRIPSI...karena berkat rahmat, karunia, dan pertolongannya jugalah akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan seksama. Serta tidak lupa pula sholawat dan salam penulis

14

Dengan memahami karakteristik diatas, membedakan setiap perubahan,

pengembngan atau pembinaan yang dapat dijadikan suatu ukuran yang dapat

membedakan antara pembinaan dengan usaha-usaha pembaharuan dan pembinaan

lainnya.

4. Proses Pembinaan

a). Teknik Pembinaan

Teknik pembinaan merupakan suatu pekerjaan yang sangat kompleks,

yang ditujukan untuk melaksanakan setiap kegiatan. Teknik yang dimaksud

adalah bagaimana setiap pegawai dalam melaksanakan pekerjaannya mempunyai

hasil yang sempurna dengan mencapi efisiensi. Penggunaan daripada teknik ini

tidak hanya untuk mencapi efisiensi, tetapi juga terhadap kualitas pekerjaannya

dan keseragaman daripada hasil yang diharapkan. Teknik ialah berhubungan

dengan cara atau jalan bagaimana suatu kebijakan itu dilakukan.

Teknik pembinaan bertujuan untuk mengetahui secara pasti arus daripada

informasi yang diperlukan, yang diperoleh dari suatu kegiatan pembinaan yang

berwujud data-data, dimana setiap orang terlibat lebih mendetail dan telah

dipraktekkan secara luas di dalam kegiatan pembinaan. Teknik-teknik dalam suatu

pembinaan yang fokusnya luas dan pada umumnya berjangka panjang, seperti

pendapat Mintzberg yang dikutip oleh Alfonsus Sirait dalam bukunya Manajemen

menggambarkan empat cara mengenai teknik-teknik dalam suatu pembinaan,

yaitu :

1. Teknik Adaptif (teknik yang berliku-liku).

Page 27: SKRIPSI...karena berkat rahmat, karunia, dan pertolongannya jugalah akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan seksama. Serta tidak lupa pula sholawat dan salam penulis

15

Teknik yang sifatnya relatif dan terfragmentasi serta fleksibilitas, yakni

suatu teknik yang mampu berjalan berliku-liku dalam menghadapi suatu

hambatan.

2. Teknik Perencanaan (planning strategy).

Teknik ini memberikan kerangka pedoman dan petunjuk arah yang

jelas. Menurut teknik ini perencana tingkat puncak mengikuti suatu

prosedur sistematik yang mengharuskan menganalisis lingkungan dan

lembaga/organisasi, sehingga dapat mengembangkan suatu rencana

untuk bergerak ke masa depan.

3. Teknik Sistematik dan Terstruktur.

Teknik yang berdasarkan pilihan yang rasional mengenai peluang dan

ancaman yang terdapat di dalam lingkungan dan yang disusun begitu

rupa, supaya sesuai dengan misi dan kemampuan lembaga/organisasi.

4. Teknik Inkrementalisme Logis.

Merupakan suatu teknik perencanaan yang mempunyai gagasan yang

jells mengenai tujuan lembaga/organisasi dan secara informal

menggerakan lembaga/organisasi ke arah yang diinginkan. Dengan

teknik ini paling sesuai dengan situasi tertentu untuk mendorong

lembaga/organisasi secara tahap demi tahap menuju sasarannya.

Atas dasar itu, maka salah satu alternatif harus dipilih atau sudah menentukan

pilihannya daripada beberapa alternatif itu.

Page 28: SKRIPSI...karena berkat rahmat, karunia, dan pertolongannya jugalah akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan seksama. Serta tidak lupa pula sholawat dan salam penulis

16

C. Konsep Anak Jalanan

1. Pengertian Anak Jalanan

Anak jalanan, tekyan, arek kere, anak gelandangan, atau kadang disebut

juga secara eufemistis sebagai anak mandiri. Usulan Rano Karno tatkala ia

menjabat sebagai Duta Besar UNICEF, sesungguhnya mereka adalah anak-anak

yang tersisih, marginal, dan teralienasi dari perlakuan kasih sayang karena

kebanyakan dalam usia yang relatif dini sudah harus berhadapan dengan

lingkungan kota yang keras, dan bahkan sangat tidak bersahabat. Di berbagai

sudut kota, sering terjadi, anak jalanan harus bertahan hidup dengan cara-cara

yang secara sosial kurang atau bahkan tidak dapat diterima masyarakat umum,

sekedar untuk menghilangkan rasa lapar dan keterpaksaan untuk membantu

keluarganya. Tidak jarang pula mereka dicap sebagai pengganggu ketertiban dan

membuat kota menjadi kotor, sehingga yang namanya razia atau penggarukan

bukan lagi hal yang mengagetkan mereka.

Marginal, rentan, eksploitatif adalah istilah-istilah yang sangat tepat

untuk menggambarkan kondisi dan kehidupan anak jalanan. Marginal karena

mereka melakukan jenis pekerjaan yang tidak jelas jenjang kariernya, kurang

dihargai, dan umumnya juga tidak menjanjikan prospek apapun dimasa depan.

Rentan karena resiko yang harus ditanggung akibat jam kerja yang sangat panjang

benar-benar dari segi kesehatan maupun sosial sangat rawan. Adapun disebut

eksploitatif karena mereka biasanya memiliki posisi tawar-menawar (bargaining

position) yang sangat lemah, tersubordinasi, dan cenderung menjadi objek

Page 29: SKRIPSI...karena berkat rahmat, karunia, dan pertolongannya jugalah akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan seksama. Serta tidak lupa pula sholawat dan salam penulis

17

perlakuan yang sewenang-wenang dari ulah preman atau oknum aparat yang tidak

bertanggung jawab.

Farid menjelaskan bahwa sebagai bagian dari pekerja anak (child

labour), anak jalanan sendiri sebenarnya bukanlah kelompok yang homogen.

Mereka cukup beragam, dan dapat dibedakan atas dasar pekerjaannya,

hubungannya dengan orang tua atau orang orang dewasa yang terdekat, waktu dan

jenis kegiatannya di jalanan, serta jenis kelaminnya. Menurut Surbakti dkk

berdasarkan kajian di lapangan, secara garis besar anak jalanan dibedakan dalam

tiga kelompok.

Pertama, children on the street, yakni anak-anak yang mempunyai

kegiatan ekonomi sebagai pekerja anak di jalan, namun masih mempunyai yang

kuat dengan orang tua mereka. Sebagian penghasilan mereka di jalanan diberikan

kepada orang tuanya.Fungsi anak jalanan pada kategori ini adalah untuk

membantu memperkuat penyangga ekonomi keluarganya karena beban atau

tekanan kemiskinan yang ditanggung tidak dapat diselesaikan sendiri oleh kedua

orang tuanya.

Kedua, children of the sreet, yakni anak-anak yang berpartisipasi penuh

dijalanan, baik secara sosial maupun ekonomi.Beberapa diantara mereka masih

mempunyai hubungan dengan orang tuanya, tetapi frekuensi pertemuan mereka

tidak menentu.Banyak diantara mereka adalah anak-anak yang karena suatu sebab

biasanya kekerasan, lari atau pergi dari rumah.Berbagai penelitian menunjukkan

bahwa anak-anak pada kategori ini sangat rawan terhadap perlakuan salah, baik

secara sosial-emosional, fisik maupun seksual.

Page 30: SKRIPSI...karena berkat rahmat, karunia, dan pertolongannya jugalah akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan seksama. Serta tidak lupa pula sholawat dan salam penulis

18

Ketiga, children from families of the street, yakni anak-anak yang

berasal dari keluarga yang hidup di jalanan. Walaupun anak-anak ini mempunyai

hubungan kekeluargaan yang cukup kuat, tetapi hidup mereka terombang-ambing

dari satu tempat ketempat yang lain dengan segala resikonya. Salah satu ciri

penting dari kategori ini adalah pemampangan kehidupan jalanan sejak anak

masih bayi, bahkan sejak masih dalam kandungan. Di Indonesia, kategori ini

dengan mudah ditemui di berbagai kolong jembatan, rumah-rumah liar sepanjang

rel kereta api, dan sebagainya, walau secara kuantitatif jumlahnya belum diketahui

secara pasti.

Disini juga menjelaskan tentang aspek dan masalah yang kerap dihadapi

anak jalanan yaitu sebagai berikut:

1. Aspek pendidikan: sebagian besar putus sekolah karena waktunya habis

dijalan.

2. Aspek intimidasi: mnjadi sasaran tindak kekerasan anak jalanan yang

lebih dewasa, kelompok lain, petugas dan razia.

3. Aspek penyalahgunaan obat dan zat adiktif: ngelem, minuman keras, pil

BK dan sejenisnya.

4. Aspek kesehatan: rentang penyakit kulit, PMS, gonorhoe, paru-paru.

5. Aspek tempat tinggal: umumnya di sembarang tempat, di gubuk-gubuk

arau di pemukiman kumuh.

6. Aspek resiko kerja: tertabrak, pengaruh sampah.

7. Aspek hubungan dengan keluarga: umumnya renggang, dan bahkan

tidak berhubungan.

Page 31: SKRIPSI...karena berkat rahmat, karunia, dan pertolongannya jugalah akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan seksama. Serta tidak lupa pula sholawat dan salam penulis

19

8. Aspek makanan: seadanya, kadang mmengais dari tempat sampah,

kadang beli.

2. karakteristik anak jalanan adalah sebagai berikut:

1. Berdasarkan usia

Direktorat Kesejahteran Anak, Keluarga dan Lanjut Usia, Departemen

Sosial memaparkan bahwa anak jalanan adalah anak yang sebagian besar

waktunya dihabiskan untuk mencari nafkah atau berkeliaran di jalanan atau

tempat-tempat umum lainnya, usia mereka berkisar dari 6 tahun sampain 18

tahun. Selain itu dijelaskan oleh Departemen Sosial RI, indikator anak jalanan

menurut usianya adalah anak yang berusia berkisar antara 6 sampai 18 tahun Dari

penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa yang dapat dikategorikan sebagai

anak jalanan adalah yang memiliki usia berkisar antara 6 sampai 18 tahun.

2. Berdasarkan pengelompokan

Menurut Surbakti dkk, berdasarkan hasil kajian di lapangan, secara garis

besar anak jalanan dibedakan dalam 3 kelompok yaitu: Pertama, Children on the

street, yakni anak-anak yang mempunyai kegiatan ekonomi – sebagai pekerja

anak- di jalan, tetapi masih mempunyai hubungan yang kuat dengan orang tua

mereka. Sebagian penghasilan mereka dijalankan pada kategori ini adalah untuk

membantu memperkuat penyangga ekonomi keluarganya karena beban atau

tekanan kemiskinan yang mesti ditanggung tidak dapat diselesaikan sendiri oleh

kedua orang tuanya.

Kedua, Children of the street, yakni anak-anak yang berpartisipasi penuh

di jalanan, baik secara sosial maupun ekonomi. Beberapa diantara mereka masih

Page 32: SKRIPSI...karena berkat rahmat, karunia, dan pertolongannya jugalah akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan seksama. Serta tidak lupa pula sholawat dan salam penulis

20

mempunyai hubungan dengan orang tuanya, tetapi frekuensi pertemuan mereka

tidak menentu. Banyak diantara mereka adalah anak-anak yang karena suatu

sebab lari atau pergi dari rumah. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa anak-

anak pada kategori ini sangat rawan terhadap perlakuan salah, baik secara sosial,

emosional, fisik maupun seksual.

Ketiga, Children from families of the street, yakni anak-anak yang

berasaldari keluarga yang hidup di jalanan. Meskipun anak-anak ini mempunyai

hubungan kekeluargaan yang cukup kuat, tetapi hidup mereka terombang-ambing

dari satu tempat ke tempat lain dengan segala risikonya. Salah satu ciri penting

dari kategori ini adalah pemampangan kehidupan jalanan sejak anak masih bayi,

bahkan sejak anak masih dalam kandungan. Di Indonesia kategori ini dengan

mudah dapat ditemui di berbagai kolong jembatan, rumah-rumah liar sepanjang

rel kereta api dan pinggiran sungai, walau secara kuantitatif jumlahnya belum

diketahui secara pasti.

3. Berdasarkan ciri-ciri fisik dan psikis

a) Ciri fisik: warna kulit, rambut kemerah-merahan, kebanyakan berbadan

kurus, pakaian tidak terurus,dan

b) Ciri psikis meliputi: mobilitas tinggi, acuh tak acuh, penuh curiga,

sangat sesnsitif, berwatak keras, serta kreatif.

Dapat disimpulkan bahwa karakteristik anak jalanan berdasarkan ciri-ciri

fisik dan psikis mereka adalah:

1) Ciri-ciri fisik

a. Penampilan dan warna kulit kusam

Page 33: SKRIPSI...karena berkat rahmat, karunia, dan pertolongannya jugalah akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan seksama. Serta tidak lupa pula sholawat dan salam penulis

21

b. Rambut kemerah-merahan

c. Kebanyakan berbadan kurus

d. Pakaian tidak terurus

2) Ciri-ciri psikis

a. Mobilitas tinggi

b. Acuh tak acuh

c. Penuh curiga

d. Sangat sensitif

e. Berwatak keras

f. Kreatif

3. Kategori Anak Jalanan

Adapun kategori anak jalanan adalah:

1) Anak-anak yang mempunyai kegiatan ekonomi dijalanan yang masih

memiliki hubungan dengan keluarga. Ada dua kelompok anak jalanan

dalam kategori ini, yaitu anak-anak yang tinggal bersama orang tuanya

dan senantiasa pulang kerumah setiap hari, dan anak-anak yang

melakukan kegiatan ekonomi dan tinggal dijalanan namun masih bisa

mempertahankan hubungan dengan keluarga dengan cara pulang baik

berkala ataupun dengan jadwal yang tidak rutin.

2) Anak-anak yang menghabiskan seluruh atau sebagian besar waktunya

dijalanan dan tidak memiliki hubungan atau ia memutuskan hubungan

dengan orang tua atau keluarganya.

Page 34: SKRIPSI...karena berkat rahmat, karunia, dan pertolongannya jugalah akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan seksama. Serta tidak lupa pula sholawat dan salam penulis

22

3) Anak-anak yang menghabiskan seluruh waktunya dijalanan yang berasal

dari keluarga yang hidup atau tinggalnya juga dijalanan.

4) Anak berusia 5-18 tahun yang rentan bekerja dijalanan, anak yang rentan

bekerja dijalanan, dan/atau yang bekerja dan hidup dijalanan yang

menghabiskan sebagian besar waktunya untuk melakukan kegiatan hidup

sehari-hari.

Seorang anak yang mempunyai cita-cita yang tidak tercapai, karena ada

sebuah faktor perekonomian keluarga, sehingga mereka mencari uang tambahan

jajan dengan cara mengamen dijalan dan lain-lain.

D. Kerangka Pikir

Robert Linton (1936), seorang antropolog, telah mengembangkan Teori

Peran. “Teori Peran menggambarkan interaksi sosial dalam terminologi aktor-

aktor yang bermain sesuai dengan apa-apa yang ditetapkan oleh budaya. Sesuai

dengan teori ini, harapan-harapan peran merupakan pemahaman bersama yang

menuntun kita untuk berperilaku dalam kehidupan sehari-hari”.

Menurut teori peran, seseorang yang mempunyai peran tertentu misalnya

sebagai dokter, mahasiswa, orang tua, wanita, dan lain sebagainya, diharapkan

agar seseorang tadi berperilaku sesuai dengan peran tersebut, baik individu

maupun kelompok. Mengapa seseorang mengobati orang lain, karena dia adalah

seorang dokter. Jadi karena statusnya adalah dokter maka dia harus mengobati

pasien yang datang kepadanya, begitu pula dengan Dinas Sosial Perilaku

ditentukan oleh peran sosial.

Page 35: SKRIPSI...karena berkat rahmat, karunia, dan pertolongannya jugalah akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan seksama. Serta tidak lupa pula sholawat dan salam penulis

23

Dinas Sosial berperan sebagai orang tua anak jalanan bertanggung

jawab dan bekerja sama dengan program rumah singgah untuk menangani anak

jalanan yang masih membutuhkan bimbingan dan kasih sayang orang tua. Dinas

Sosial berperan sebagai pengganti guru dalam bidang pendidikan, sebagai dokter

untuk bidang kesehatan, dan sebagai pengawas dalam bentuk pendampingan

secara menyeluruh.

Page 36: SKRIPSI...karena berkat rahmat, karunia, dan pertolongannya jugalah akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan seksama. Serta tidak lupa pula sholawat dan salam penulis

24

Lebih jelasnya dapat dilihat dari bagan kerangka pikir penelitian sebagai

berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian

Peran Dinas Sosial Dalam

Pembinaan Anak Jalanan Di kota

Makassar

Peran Dinas Sosial

dalam pembinaan anak

jalanan sebagai :

1. Orang tua

2. Guru

3. Dokter

4. Pengawas

Faktor Penghambat

1. Keterbatasan

dana

2. Anak jalanan

yang

bertambah

tiap tahunnya

3. kurangnya

tempat pusat

pembinaan

Faktor Pendukung

1. Adanya Political

will, yaitu basis

keyakinan publik

terhadap

pemerintah

2. badanya

lembaga panti

sosial

3. Terbentuknya

koordinasi

Efektivitas pembinaan anak jalanan

Page 37: SKRIPSI...karena berkat rahmat, karunia, dan pertolongannya jugalah akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan seksama. Serta tidak lupa pula sholawat dan salam penulis

25

E. Fokus Penelitian

Berdasarkan judul dan teori yang digunakan, maka yang menjadi fokus

dari penelitian ini adalah Peran Dinas Sosial dalam pembinaan anak jalanan, dan

faktor faktor apa saja yang dapat menghambat dan mendukung kebijakan Dinas

Sosial dalam pembinaan anak jalanan di Kota Makassar.

F. Deskripsi Fokus Penelitian

Berdasarkan Kerangka fikir maka dapat di kemukakan deskripsi fokus

penelitian ini sebagai berikut :

1. Peran Dinas Sosial dalam pembinaan anak jalanan di Kota Makassar

merupakan unsur pelaksana urusan pemerintah daerah dibidang sosial,

yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada dibawah dan

bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah dalam

menangani kasus atau permasalahan Anak Jalanan di Kota Makassar yang

diatur pada Peraturan Daerah Kota Makasar Nomor 2 Tahun 2008 Tentang

Pembinaan Anak Jalanan, Gelandangan, Pengemis, dan Pengamen di Kota

Makassar.

2. Dinas Sosial berperan sebagai orang tua anak jalanan bertanggung jawab

dan bekerja sama dengan program rumah singgah untuk menangani anak

jalanan yang masih membutuhkan bimbingan dan kasih sayang orang tua.

Sedangkan bagi anak yang tidak memiliki orang tua atau keluarga akan di

bawa ke tempat panti untuk diberi hak asuh, pendidikan, bimbingan dan

perawatan.

Page 38: SKRIPSI...karena berkat rahmat, karunia, dan pertolongannya jugalah akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan seksama. Serta tidak lupa pula sholawat dan salam penulis

26

3. Dinas Sosial berperan sebagai pengganti guru di bidang pendidikan

memberikan edukasi terhadap anak jalananan yang masih dalam usia

sekolah melalui bimbingan yang dilaksanakan pada program rumah

singgah agar si anak jalanan setidaknya mempunyai bekal ilmu yang sama

dengan anak anak pada umumnya.

4. Dinas Sosial berperan sebagai dokter di bidang kesehatan menangani anak

yang ketahuan memiliki masalah kesehatan dan keterkaitan dengan

narkoba. Anak yang diketahui memiliki masalah kesehatan dan keterkaitan

dengan narkoba maka akan di berikan pelayanan berupa perawatan dan

rehabilitasi layaknya pelayanan seorang dokter terhadap pasiennya.

5. Dinas Sosial berperan sebagai pengawas pada keseluruhan program dalam

pembinaan anak jalanan dimulai dari program pembinaan pencegahan,

program pembinaan lanjutan, dan program pembinaan rehabilitasi.

6. Faktor penghambat yang dimaksud adalah setiap upaya yang dilakukan

oleh Dinas Sosial dalam melakukan pembinaan Anak Jalanan mempunyai

hambatan seperti keterbatasan dana, faktor anak jalanan yang bertambah

tiap tahunnya, dan kurangnya tempat pusat pembinaan untuk menampung

anak jalanan.

7. Faktor pendukung yang di maksud adalah setiap upaya yang dilakukan

Dinas sosial yang di dukung oleh beberapa faktor seperti Political will,

yaitu basis keyakinan publik terhadap pemerintah. Jika saja publik yakin

bahwa pemerintah mempunyai political will, maka publik akan

memberikan nilai bagus kepada pemerintah, kemudian adanya lembaga

Page 39: SKRIPSI...karena berkat rahmat, karunia, dan pertolongannya jugalah akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan seksama. Serta tidak lupa pula sholawat dan salam penulis

27

panti sosial untuk menampung anak jalanan, walaupun ini dinilai masih

belum sepenuhnya efektiv dikarenakan jumlah tempatnya yang masih

terbatas, namun sudah cukup membantu untuk pelaksanaan pembinaan

anak jalanan, dan terakhir itu terbentuknya koordinasi, baik itu dari

instansi terkait, LSM, serta unsur masyarakat.

8. Efektivitas pembinaan anak jalanan yaitu tercapainya tujuan pemerintah

melalui Dinas Sosial dalam pembinaan anak jalananan berjalan dengan

efektiv apabila jumlah tiap tahunnya terus berkurang dan masyarakat

merasa aman dan nyaman dari gangguan anak jalanan.

Page 40: SKRIPSI...karena berkat rahmat, karunia, dan pertolongannya jugalah akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan seksama. Serta tidak lupa pula sholawat dan salam penulis

29

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kantor Dinas Sosial Kota Makassar (Jl. Arif

Rahman Hakim No.50, Ujung Pandang Baru, Kec. Tallo, Kota Makassar), dan di

Jalan AP Pettarani, sekitaran (Fly Over). Adapun pemilihan tempat penelitian

berdasarkan pertimbangan karena di lokasi tersebut dapat dengan mudah dijumpai

anak jalanan, usia mereka yang relatif masih muda dan seharusnya masih dalam

tahap belajar serta merasakan sebuah pendidikan selayaknya tidak hidup sebagai

anak jalanan baik di jalan raya, mesjid-mesjid, pasar, tempat hiburan, restoran dan

tempat tempat keramaian lainnya.

Waktu penelitian dimulai setelah sidang proposal skripsi dilaksanakan

dengan memakan waktu maksimal 2 bulan untuk proses penelitiannya yakni 23

Desember 2019 sampai 21 februari 2020, Dengan tujuan untuk memperoleh data

yang lebih maksimal.

B. Jenis dan Tipe Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian deskriptif dengan

menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif menurut Strauss dan

Corbin adalah penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuuan yang tidak

dapat dicapai (diperoleh) dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau

cara-cara dari kuantifikasi (pengukuran).

Page 41: SKRIPSI...karena berkat rahmat, karunia, dan pertolongannya jugalah akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan seksama. Serta tidak lupa pula sholawat dan salam penulis

30

Menurut Lexy J. Moleong dan John W. Creswell, pendekatan kualitatif

merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-

kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Yang

membedakan antara pendekatan kualitatif dan pendekatan kuantitatif adalahh

asumsi filosofis yang dibawa peneliti ke dalam penelitiannya, jenis strategi yang

digunakan peneliti, dan metode spesifik yang diterapkan untuk melaksanakan

strateginya.

Pendekatan kualitatif tidak mencari hubungan atau pengaruh antar

variabel-variabel tetapi untuk memperoleh pemahaman lebih mendalam mengenai

suatu fenomena, sehingga akan dapat diperoleh teori.

Alasan peneliti menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan

menggunakan pendekatan kualitatif karena peneliti akan menyajikan data dalam

bentuk naratif-deskriptif dalam kontekspenelitian daribeberapa informan, dengan

cara wawancara dan ditunjang dengan berbagai referensi kepustakaan yang

membahas informasi yang berkaitan sehingga peneliti dapat meneliti secara lebih

mendalam mengenai judul penelitian yang digunakan oleh peneliti, yaitu

berkaitan denganperan Dinas Sosial dalam pembinaan anak jalanan di Kota

Makassar.

2. Tipe penelitian

Tipe penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian yang bersifat studi kasus yaitu penelitian yang dilakukan terfokus

pada suatu kasus tertentu untuk diamati dan dianalisi secara cermat sampai

Page 42: SKRIPSI...karena berkat rahmat, karunia, dan pertolongannya jugalah akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan seksama. Serta tidak lupa pula sholawat dan salam penulis

31

tuntas.Yaitu berkaitan dengan peran Dinas Sosial dalam pembinaan anak

jalanan di Kota Makassar.

C. Sumber Data

Sumber data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Data primer, yaitu data yang diperoleh dari pengamatan langsung

(observasi), dan wawancara yang dilakukan penulis dari Kantor Dinas

Sosial Kota Makassar dalam pelaksanaan pembinaan anak jalanan.

2. Data sekunder, yaitu data pendukung yang dikumpulkan melalui berbagai

dokumen-dokumen yang berkaitan dengan masalah yang diteliti mengenai

bagaimana peran dinas Sosial dalam pembinaan anak jalanan di Kota

Makassar.

D. Informan Penelitian

Teknik penentuan informan yang dilakukan oleh peneliti dalam

penelitian ini adalah purpose sampling, menurut Sugiono “teknik purposive

sampling” adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan

tertentu (Sugioyono,2010).

Informan (narasumber) di dalam penelitian ini untuk di wawancarai

secara mendalam dilakukan dengan cara penelitian memilih orang tertentu

yang dipandang memiliki pengetahuan dan informasi mengenai peran dinas sosial

dalam pembinaan anak jalanan di kota Makassar.

Page 43: SKRIPSI...karena berkat rahmat, karunia, dan pertolongannya jugalah akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan seksama. Serta tidak lupa pula sholawat dan salam penulis

32

TABEL 3.1 DATA INFORMAN PENELITIAN

INISIAL UMUR JABATAN

KK 37 Kasi Pembinaan

HH 40 Pekerja Sosial

NI 32 Pekerja Sosial

SS 38 Satpol PP

AW 32 Satpol PP

OL 10 Anak Jalanan

RS 9 Anak Jalanan

A 12 Anak Jalanan

R 9 Anak Jalanan

AN 12 Anak Jalanan

AC

NO

1.

2

3

4.

5.

6

7.

8.

9.

10.

.

NAMA

Kamil Kamaruddin,SE

Hasna Hapsari S.Sos

Nurman Ilmi

Syarifuddin Syarif

Awaluddin

Olleng

Resky

Aco

Ramdan

Ancul

Total 10 Orang

Page 44: SKRIPSI...karena berkat rahmat, karunia, dan pertolongannya jugalah akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan seksama. Serta tidak lupa pula sholawat dan salam penulis

33

Keterangan : Total Informan berjumlah 10 orang, terdiri dari : 1 kepala seksi

pembinaan anak jalanan, 2 Pekerja Sosial, 2 Satpol PP, dan 5

Anak Jalanan.

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi, adalah pengamatan langsung ke lapangan dengan cara

memantau dan mencatat data atau fakta sesuai dengan fokus penelitian.

Peneliti melakukan observasi dengan mengamati langsung ke lapangan,

yaitu kantor Dinas Sosial Kota makassar, dan lokasi tempat biasa di

jumpai anak jalanan.

2. Wawancara, merupakan proses tanya jawab secara langsung yang

ditujukan terhadap infoman di lokasi penelitian dengan menggunakan

panduan atau pedoman wawancara, sehingga data yang diperoleh dari hasil

wawancara tersebut merupakan data pendukung bagi terlaksananya

penelitian.

3. Dokumentasi, yaitu dengan menggunakan catatan-catatan yang ada di

lokasi penelitian serta sumber-sumber yang relevan dengan obyek

penelitian. Tujuan peneliti menggunakan metode ini untuk memperoleh

data yang lebih akurat dan lebih jelas serta menjadi pendukung dari

observasi dan wawancara.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data ialah langkah selanjutnya untuk mengelola data dimana data

yang diperoleh, dikerjakan dan dimanfaatkan sedemikian rupa untuk

Page 45: SKRIPSI...karena berkat rahmat, karunia, dan pertolongannya jugalah akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan seksama. Serta tidak lupa pula sholawat dan salam penulis

34

menyimpulkan persoalan yang diajukan dalam menyusun hasil penelitian. Dalam

model ini terdapat 3 (tiga) komponen pokok. Menurut Miles dan Huberman

Dalam Sugiyono (2012), ketiga komponen pokok tersebut antara lain yaitu :

1. Reduksi Data (Data Reduction)

Data yang diperoleh di lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu perlu

dicatat secara teliti dan rinci. Seperti telah dikemukakan makin lama peneliti di

lapangan, maka jumlah data akan makin banyak, dan kompleks. Untuk itu

perlu dilakukan analisis data melalui reduksi data. Mereduksi data berarti

merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang

penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu.

2. Penyajian Data (Data Display)

Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian

singkat, bagan, hubungan antar kategori dan sejenisnya.

3. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi (Conclusion Drawing/Verification)

Langkah ketiga dalam analisis data kulitatif adalah penarikan kesimpulan dan

verifikasi.Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan

berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada

tahap pengumpulan data berikutnya.Tetapi apabila data kesimpulan data yang

dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan

konsisten saat peneliti kembali kelapangan mengumpulkan data, maka

kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

Page 46: SKRIPSI...karena berkat rahmat, karunia, dan pertolongannya jugalah akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan seksama. Serta tidak lupa pula sholawat dan salam penulis

35

G. Pengabsahan Data

Salah satu cara yang digunakan oleh peneliti dalam pengujian kredibilitas

data adalah dengan triangulasi. Menurut Sugiyono (2012), Triangulasi diartikan

sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai

waktu. Lebih lanjut Sugiyono (2012), membagi triangulasi ke dalam tiga macam,

yaitu:

1. Triangulasi Sumber

Triangulasi sumber dilakukan dengan cara mengecek data yang telah

diperoleh melalui beberapa sumber. Dalam hal ini peneliti melakukan

pengumpulan dan pengujian data yang telah diperoleh melalui hasil

pengamatan, wawancara dan dokumen-dokumen yang ada.Kemudian

peneliti membandingkan hasil pengamatan dengan wawancara, dan

membandingkan hasil wawancara dengan doumen yang ada.

2. Triangulasi Teknik

Triangulasi teknik dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber

yang sama dengan teknik yang berbeda. Dalam hal ini data yang diperoleh

dengan wawancara, lalu dicek dengan observasi dan dokumen.Apabila

dengan tiga teknik pengujian kredibilitas data tersebut, menghasilkan data

yang berbeda-beda, maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada

sumber data yang bersangkutan atau yang lain, untuk memastikan data mana

yang dianggap benar atau mungkin semuanya benar karena sudut

pandangnya berbeda-beda.

Page 47: SKRIPSI...karena berkat rahmat, karunia, dan pertolongannya jugalah akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan seksama. Serta tidak lupa pula sholawat dan salam penulis

36

3. Triangulasi Waktu

Waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Data yang dikumpulkan

dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat narasumber masih segar,

belum banyak masalah, akan memberikan data yang lebih valid sehingga

lebih kredibel. Untuk itu dalam rangka pengujian kredibilitas data dapat

dilakukan dengan cara melakukan pengecekan dengan wawancara,

observasi atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda. Bila hasil

uji menghasilkan data yang berbeda, maka dilakukan secara berulang-ulang

sehingga sampai ditemukan kepastian datanya. Triangulasi dapat juga

dilakukan dengan cara mengecek hasil peneitian, dari tim peneliti lain yang

diberi tugas melakukan pengumpulan data.

Page 48: SKRIPSI...karena berkat rahmat, karunia, dan pertolongannya jugalah akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan seksama. Serta tidak lupa pula sholawat dan salam penulis

37

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Kota Makassar (Makassar kadang dieja Macassar, Mangkasar;

dari 1971 hingga 1999 secara resmi dikenal sebagai Ujungpandang atau Ujung

Pandang) adalah sebuah kotamadya dan sekaligus ibu kota Provinsi Sulawesi

Selatan. Kotamadya ini adalah kota terbesar pada 5°8′S 119°25′E Koordinat:

5°8′S 119°25′E, di pesisir barat daya pulau Sulawesi, berhadapan dengan Selat

Makassar.

Kota Makassar (Macassar, Mangkasar, Ujung Pandang (1971-1999))

adalah salah satu kota metropolitan di Indonesia dan sekaligus sebagai ibu kota

provinsi Sulawesi Selatan. Kota Makassar merupakan kota terbesar keempat di

Indonesia dan terbesar di Kawasan Timur Indonesia. Sebagai pusat pelayanan di

Kawasan Timur Indonesia (KTI), Kota Makassar berperan sebagai pusat

perdagangan dan jasa, pusat kegiatan industri, pusat kegiatan pemerintahan,

simpul jasa angkutan barang dan penumpang baik darat, laut maupun udara dan

pusat pelayanan pendidikan dan kesehatan.

Secara administrasi kota ini terdiri dari 14 kecamatan dan 143 kelurahan.

Kota ini berada pada ketinggian antara 0-25 m dari permukaan laut. Penduduk

Kota Makassar pada tahun 2000 adalah 1.130.384 jiwa yang terdiri dari lakilaki

557.050 jiwa dan perempuan 573.334 jiwa dengan pertumbuhan rata-rata 1,65 %.

Page 49: SKRIPSI...karena berkat rahmat, karunia, dan pertolongannya jugalah akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan seksama. Serta tidak lupa pula sholawat dan salam penulis

38

1) Letak : Koordinat 5°8′S 119°25′E di pesisir barat daya pulau Sulawesi,

menghadap Selat Makassar.

2) Batas : Selat Makassar di sebelah barat, Kabupaten Pangkajene Kepulauan

di sebelah utara, Kabupaten Maros di sebelah timur dan Kabupaten Gowa

di sebelah selatan.

3) Masyarakat Kota Makassar terdiri dari beberapa etnis yang hidup

berdampingan secara damai. Penduduk Makassar kebanyakan dari Suku

Makassar, sisanya berasal dari suku Bugis, Toraja, Mandar, Buton,

Tionghoa, Jawa dan sebagainya. Mayoritas penduduknya beragama Islam

4) Pembagian Wilayah : Kota Makassar dibagi menjadi 14 kecamatan, 143

kelurahan, 885 RW dan 4446 RT.

5) Kondisi Geografis : Ketinggian Kota Makassar bervariasi antara 0 - 25

meter dari permukaan laut, dengan suhu udara antara 20° C sampai dengan

32° C. Kota Makassar diapit dua buah sungai yaitu: Sungai Tallo yang

bermuara disebelah utara kota dan Sungai Jeneberang bermuara pada

bagian selatan kota. Lihat juga kondisi geografi makassar selengkapnya.

6) Luas wilayah : 128,18 km² (Total 175,77 km2).

Luas wilayah kecamatan :1 Tamalanrea : 31,84 km²; 2 Biringkanaya

48,22 km²; 3 Manggala 24,14 km²; 4 Panakkukang 17.05 km²; 5 Tallo 5,83 km²; 6

Ujung Tanah 5,94 km²; 7 Bontoala 2,10 km²; 8 Wajo 1,99 km²; 9 Ujung Pandang

2, 63 km²; 10 Makassar 2,52 km²; 11 Rappocini 9,23 km²; 12 Tamalate 20,21

km²; 13 Mamajang 2,25 km²; 14 Mariso 1,82 km²

Page 50: SKRIPSI...karena berkat rahmat, karunia, dan pertolongannya jugalah akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan seksama. Serta tidak lupa pula sholawat dan salam penulis

39

7. Kepadatan Penduduk : 6.646,5/km²

8. Jumlah penduduk : 1,168,258 jiwa.

Makassar berbatasan dengan Selat Makassar di sebelah barat, Kabupaten

Kepulauan Pangkajene di sebelah utara, Kabupaten Maros di sebelah timur

dan Kabupaten Gowa di sebelah selatan.

Kota ini tergolong salah satu kota terbesar di Indonesia dari aspek

pembangunannya dan secara demografis dengan berbagai suku bangsa yang

menetap di kota ini. Suku yang signifikan jumlahnya di kota Makassar adalah

suku Makassar, Bugis, Toraja, Mandar, Buton, Jawa, dan Tionghoa. Makanan

khas Makassar yang umum dijumpai seperti Coto Makassar, Roti Maros,

Jalangkote, Kue Tori, alubutung, Pisang Ijo, Sop Saudara dan Sop Konro.

BATAS WILAYAH

Makassar memiliki wilayah seluas 128,18 km². Dengan batas wilayah

Kota Makassar sebagai berikut :

a. Bagian Timur berbatasan dengan Kabupaten Maros

b. Bagian Barat berbatasan dengan Selat Makassar

c. Bagian Utara berbatasan dengan Kabupaten Maros

d. Bagian selatan berbatasan dengan Kabupaten Gowa

Kota Makassar mempunyai posisi strategis karena berada di

persimpangan jalur lalu lintas dari arah selatan dan utara dalam propinsi di

Page 51: SKRIPSI...karena berkat rahmat, karunia, dan pertolongannya jugalah akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan seksama. Serta tidak lupa pula sholawat dan salam penulis

40

Sulawesi, dari wilayah kawasan Barat ke wilayah kawasan Timur Indonesia dan

dari wilayah utara ke wilayah selatan Indonesia. Dengan kata lain, wilayah kota

Makassar berada koordinat 119 derajat bujur timur dan 5,8 derajat lintang selatan

dengan ketinggian yang bervariasi antara 1-25 meter dari permukaan laut. Kota

Makassar merupakan daerah pantai yang datar dengan kemiringan 0 - 5 derajat ke

arah barat, diapit dua muara sungai yakni sungai. Tallo yang bermuara di bagian

utara kota dan sungai Jeneberang yang bermuara di selatan kota.

Luas wilayah kota Makassar seluruhnya berjumlah kurang lebih 175,77

Km2 daratan dan termasuk 11 pulau di selat Makassar ditambah luas wilayah

perairan kurang lebih 100 Km².Jumlah kecamatan di kota Makassar sebanyak 14

kecamatan dan memiliki 143 kelurahan. Diantara kecamatan tersebut, ada tujuh

kecamatan yang Tanah, Tallo, Tamalanrea dan Biringkanaya berbatasan dengan

pantai yaitu kecamatan Tamalate, Mariso, Wajo, Ujung

Kota Makassar sendiri berdekatan dengan sejumlah kabupaten yakni sebelah utara

dengan kabupaten Pangkep, sebelah timur dengan kabupaten Maros, sebelah

selatan dengan kabupaten Gowa dan sebelah barat dengan Selat Makassar.

Dari gambaran selintas mengenai lokasi dan kondisi geografis Makassar,

memberi penjelasan bahwa secara geografis, kota Makassar memang sangat

strategis dilihat dari sisi kepentingan ekonomi maupun politik. Dari sisi ekonomi,

Makassar menjadi simpul jasa distribusi yang tentunya akan lebih efisien

dibandingkan daerah lain. Memang selama ini kebijakan makro pemerintah yang

seolah-olah menjadikan Surabaya sebagai home base pengelolaan produk-produk

Page 52: SKRIPSI...karena berkat rahmat, karunia, dan pertolongannya jugalah akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan seksama. Serta tidak lupa pula sholawat dan salam penulis

41

draft kawasan Timur Indonesia, membuat Makassar kurang dikembangkan secara

optimal. Padahal dengan mengembangkan Makassar, otomatis akan sangat

berpengaruh terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat di kawasan Timur

Indonesia dan percepatan pembangunan. Dengan demikian, dilihat dari sisi letak

dan kondisi geografis - Makassar memiliki keunggulan komparatif dibanding

wilayah lain di kawasan Timur Indonesia. Saat ini Kota Makassar dijadikan inti

pengembangan wilayah terpadu Mamminasata.

Penduduk Kota Makassar tahun 2010 tercatat sebanyak 1.339.374 jiwa yang

terdiri dari 661.379 laki-laki dan 677.995 perempuan. Sementara itu komposisi

penduduk menurut jenis kelamin dapat ditunjukkan dengan rasio jenis kelamin

penduduk kota Makassar, yaitu sekitar 92,17 % yang berarti setiap 100 penduduk

wanita terdapat 92 penduduk laki-laki. Penduduk Makassar kebanyakan dari Suku

Makassar, sisanya berasal dari suku Bugis, Toraja, Mandar, Buton, Tionghoa,

Jawa dan sebagainya.

B. Profil Dinas Sosial Kota Makassar

1. Latar Belakang

Dinas Sosial Kota Makassar terletak di Jalan Arif Rahman Hakim No. 50

Makassar, Kelurahan Ujung pandang Baru, kecamatan Tallo Kota Makassar,

berada pada tanah seluas 499m2, dengan bangunan fisik gedung berlantai 2 dan

berbatasan dengan :

Sebelah Utara berbatasan dengan Kantor Kecamatan Tallo Kota Makassar

a. Sebelah Selatan berbatasan dengan Perumahan Rakyat

b. Sebelah Barat berbatasan dengan Jalan Ujung Pandang Baru

Page 53: SKRIPSI...karena berkat rahmat, karunia, dan pertolongannya jugalah akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan seksama. Serta tidak lupa pula sholawat dan salam penulis

42

c. Sebelah Timur berbatasan dengan Perumahan Rakyat

2. Visi dan Misi Dinas Sosial Kota Makassar

Berdasarkan tugas pokok dan fungsi Dinas Sosial, Maka Visi Dinas Sosial

Kota Makassar adalah sebagai berikut :

Pengendalian permasalahan sosial berbasis masyarakat tahun 2014

maknanya adalah manusia membutuhkan kepercayaan diri yang dilandasi oleh

nilai-nilai kultur lokal yang diarahkan kepada aspek tatanan kehidupan dan

penghidupan untuk menciptakan kemandirian lokal sebagai upaya pemenuhan

kebutuhan dasar, peningkatan keterampilan kerja, ketentraman, kedamaian, dan

keadilan sosial bagi dirinya sendiri, keluarga dan lingkungan sosial

masyarakatnya, serta mendorong tingkat partisipasi sosial masyarakat dalam ikut

melaksanakan proses pelayanan kesejahteraan sosial masyarakat.

Misi Dinas Sosial Sebagai berikut :

Meningkatkan partisipasi sosial masyarakat melalui pendekatan kemitraan dan

pemberdayaan sosial masyarakat dengan semangat kesetiakawanan sosial

masyarakat.

Memperkuat ketahan sosial dalam mewujudkan keadilan sosial melalui upaya

memperkecil kesenjangan sosial dengan memberikan pehatian kepada warga

masyarakat yang rentan dan tidak beruntung.

a. Mengembangkan sistem perlindungan sosial

b. Melakukan jaminan sosial

c. Pelayanan rehabilitasi sosial secara optimal

d. Mengembangkan pemberdayaan sosial.

Page 54: SKRIPSI...karena berkat rahmat, karunia, dan pertolongannya jugalah akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan seksama. Serta tidak lupa pula sholawat dan salam penulis

43

3. Adapun tujuannya sebagai berikut :

a) Meningkatkan Kualitas pelayanan kesejahteraan sosial yang berpartabat

sehingga tercipta kemandirian lokal penyandang masalah kesejahteraan

sosial (PMKS).

b) Meningkatkan pendayagunaan sumber daya dan potensi aparatur

(Struktural dan Fungsional) dengan dukungan sarana dan prasarana yang

memadai untuk mampu memberikan pelayanan di bidang kesejahteraan

sosial yang cepat, berkualitas dan memuaskan.

c) Meningkatkan koordinasi dan partisipasi sosial masyarakat/ stakehoders

khususnya Lembaga Sosial Masyarakat dan Orsos Serta pemerhati di

bidang kesejahteraan sosial masyarakat.

Dinas Sosial Kota Makassar mempunyai tugas pokok yaitu melaksanakan

sebagian tugas pokok sesuai kebijakan walikota dan peraturan perundang-

undangan yang berlaku, merumuskan kebijaksanaan, mengoordinasikan, dan

mengendalikan tugas-tugas dinas.

C. Peran Dinas Sosial Dalam Pembinaan Anak Jalanan

Pembinaan terhadap masyarakat yang terpinggirkan dan di anggap lemah

merupakan hal yang harus selalu diperhatikan terutama pihak terkait. Jika yang

menjadi fokus permasalahan adalah anak jalanan, maka perhatian diarahkan pada

banyak pihak yang terkait secara langsung maupun tidak langsung ada

hubungannya dengan anak jalanan, misalnya keluarga anak jalanan tersebut dan

masyarakat di mana anak jalanan menjadi bagian di dalamnya. Dinas Sosial Kota

Makassar mempunyai peran penting dalam melaksanakan program pembinaan

Page 55: SKRIPSI...karena berkat rahmat, karunia, dan pertolongannya jugalah akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan seksama. Serta tidak lupa pula sholawat dan salam penulis

44

anak jalanan dalam rangka mewujudkan kesejahteraan anak jalanan. Salah satu

upaya perwujudan kesejahteraan anak jalanan adalah melalui kegiatan pembinaan.

Hasil wawancara penelitian yang dilakukan peneliti kepada salah

satu responden yaitu Bapak Kamil Kamaruddin,SE selaku Kepala Seksi

Pembinaan Anjal (anak jalanan) & Gepeng (gelandangan pengemis dan

pengamen) (Dinas Sosial Kota Makassar) dapat keterangan-keterangan tentang

peran Dinas Sosial dalam pembinaan anak jalanan. Beliau mengatakan

bahwasanya peran Dinas Sosial Kota Makassar terhadap pembinaan anak jalanan

mengacu pada Peraturan Daerah Kota Makassar Nomor 2 Tahun 2008 tentang

pembinaan anak jalanan, gelandangan, pengemis, dan pengamen di Kota

Makassar. Dalam peraturan tersebut ada 3 hal yang penting, yaitu : Program

pembinaan pencegahan, program pembinaan lanjutan, dan program pembinaan

rehabilitasi anak jalanan.

1) Peran Sebagai Orang Tua

Dinas Sosial Kota Makassar memerankan perannya sebagai pengganti

orang tua melalui tahap program pembinaan pencegahan, yang dilaksanakan oleh

Tim Reaksi Cepat Saribattang atau disingkat dengan (TRC Saribattang) yang

dibentuk pada tahun 2014 oleh Pemerintah Kota Makassar dan dilanjut dengan

program pembinaan lanjutan guna memaksimalkan proses penanganan anak

jalanan di Kota Makassar.

Orang tua yang seharusnya bertanggung jawab penuh untuk memenuhi

kebutuhan anak dan memberikan asupan kasih sayang, maka disini peran Dinas

Page 56: SKRIPSI...karena berkat rahmat, karunia, dan pertolongannya jugalah akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan seksama. Serta tidak lupa pula sholawat dan salam penulis

45

Sosial untuk memenuhi kebutuhan dasar tersebut melalui beberapa rangkaian

program dan kerja sama dengan lembaga yang terkait seperti Rumah Perlindungan

Sosial Anak atau disingkat dengan (RSPA) di RSPA inilah mereka dibina dan

diberikan kebutuhan mendasar orang tua terhadap anaknya.

“Di RSPA itu mereka di identifiasi atau di assesement sehingga dapat di

tentukan, apakah mereka di pulangkan ke orangtuanya ataupun tetap di

RSPA di dibina selayaknya orang tua terhadap anaknya.

Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Hasnah Hapsari (40 tahun)

selaku sakti peksos, RPSA merupakan tempat transit bagi anak jalanan. Mereka

dibawa kesana untuk diidentifikasi dan diassesment. Identifikasi tersebut adalah

pendataan terhadap anak jalanan yang meliputi nama, umur,alamat, orang tua dan

keterangan lain seperti masih sekolah atau tidak, penyebab turun ke jalan dan

sebagainya.

Proses Identifikasi ini nantinya akan diketahui dari mana anak jalanan

tersebut berasal, jika anak tersebut berasal dari luar daerah maka akan langsung

dipulangkan, sedangkan yang berasal dari dalam daerah akan dipulangkan atau

menunggu dijemput oleh orang tuanya.“setelah dilakukan assesment pada anak

jalanan, maka dilakukan home visit pada anak jalanan demi mengetahui masalah

yang dihadapi anak jalanan.

Dia juga menjelaskan bahwa Home visit merupakan langkah yang

diambil sebagai upaya mengetahui lebih dalam mengenai kondisi anak serta

kondisi keluarganya.

Dari home visit tersebut, nanti akan diketahui mengenai latar belakang

keluarganya, kondisi perekonomian orang tuanya, penyebab anak

Page 57: SKRIPSI...karena berkat rahmat, karunia, dan pertolongannya jugalah akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan seksama. Serta tidak lupa pula sholawat dan salam penulis

46

turun ke jalan dan bila terjadi bisa ditemukan bentuk eksploitasi anak.

“Malaska pulang dirumah karena bapakku sukaka na pukul, baru kalo

pulang malam suka mabuk”

Hasil wawancara singkat dengan seorang anak jalanan bernama Aco dan

reski adiknya mengaku dia enggan pulang ke rumah orang tuanya di karenakan

orang tuanya kerap berlaku kasar kepadanya.

“Mamakku ji yang suruh saya cari uang di jalan, sama jka juga mamakku

biasa disini”

Berbeda halnya dengan Olleng (10 tahun) yang berhasil di wawancara disekitaran

jalan fly over pettarani mengaku beraktifitas dijalan oleh karena suruhan orang

tuanya, tak jarang pula dia beserta ibunya melakukan kegiatan di jalan bersama.

Dari keterangan-keterangan tersebut, juga akan ditinjau kembali melalui

tetangga dan lingkungan masyarakat setempat agar nantinya bisa diperoleh data

yang benar. Apakah anak tersebut akan dikembalikan kepada keluarganya, atau

akan dirujuk ke YKP2N untuk di rehabilitasi dan atau akan diberikan pelatihan

keterampilan kerja bagi anak jalanan, semua itu tergantung dari hasil assesment

dan home visit yang dilakukan Dinas Sosial Kota Makassar.

“Yang kemarin kemarin itu banyak kita temui anak jalanan di sekitaran

pantai losari, ternyata setelah di identifikasi dia berasal dari keluarga

yang utuh dan terbilang masih mampu, cuman anaknya memang yang

kurang perhatian dari orang tuanya makanya dia memilih untuk ikut

temannya di jalanan, karena dia merasa lebih mendapat perhatian disana”

Hasil wawancara dengan ibu Nurman ilmi selaku sakti peksos

menambahkan bahwa kebanyakan anak jalanan yang di temui di pantai losari

ialah anak jalanan yang masih mempunyai keluarga yang utuh dan beralasan

mereka melakukan aktifitas di jalan hanya karena ikutan ikutan dengan temannya,

Page 58: SKRIPSI...karena berkat rahmat, karunia, dan pertolongannya jugalah akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan seksama. Serta tidak lupa pula sholawat dan salam penulis

47

mereka biasanya beraktifitas pada siang hari dengan meminta minta ataupun

memalak orang. anak jalanan tersebut agar kiranya si pelaku anak jalanan dapat

sadar akan pentingnya peran orang tua terhadap anaknya.

“Biasanya itu proses assesment dilakukan kadang di Kantor Dinas

Sosialnya langsung kadang juga di kantor Rumah Perlindungan Trauma

Centre yang sebelumnya berada di jalan turikale (Monumen Korban 40

Ribu Jiwa). Tapi jarang jarangji ada yang nginap disini, kadang dalam

satu minggu tidak ada sama sekali, dan paling lama kalo nginap 3 hari

ji”.

Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Widya selaku sakti peksos

yang memberikan informasi mengenai alur proses penanganan anak jalanan

hingga keluarnya dari Rumah Perlindungan Trauma Centre menjelaskan bahwa

proses assesment dan identifikasi anak jalanan kadang di lakukan di kantor Dinas

Sosial Kota Makassar kadang pula dilakukan di kantor Rumah Perlindungan

Trauma Centre. Anak yang di jemput orang tuanya langsung biasanya hanya

diberikan pembinaan kemudian dipulangkan, namun anak yang tidak dijemput

oleh orang tuanya, akan di inapkan di Rumah Perlindungan Trauma Centre untuk

diberikan pembinaan selama 3 hari.

(2) Peran Sebagai Guru

Program home visit atau rumah singgah pada tahap pembinaan lanjutan

juga memberikan kebutuhan dasar pendidikan pada anak dengan menyesuaikan

usia anak dengan pembelajaran yang diberikan terhadap anak tersebut sehingga

kurang lebih mereka dapat mengikuti pelajaran anak pada umumnya.

“Setelah proses identifikasi dan ditentukan akan dipulangkan atau

menetap maka bagi anak yang menetap itu dibina dan diberikan

pendidikan dasar anak pada umumnya sehingga paling tidak dia tidak

ketinggalan dengan anak pada umumnya di bidang pendidikan”.

Page 59: SKRIPSI...karena berkat rahmat, karunia, dan pertolongannya jugalah akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan seksama. Serta tidak lupa pula sholawat dan salam penulis

48

Hasil wawancara dengan ibu Hasnah Hapsari selaku sakti pekerja sosial

yang kebetulan sedang bertandang di kantor Dinas Sosial memberikan sedikit

arahan mengenai kegiatan apa saja yang di berikan oleh Program Rumah Singgah

terhadap anak jalanan yang behasil dijaring oleh Tim Reaksi Cepat Saribattang

atau di disingkat dengan TRC Saribattang.

Selain memberikan bimbingan di bidang pendidikan disana juga

diberikan arahan keterampilan sesuai dengan bakat yang dimiliki masing-

masing anak agar nantinya setelah lepas dari Home Visit anak jalanan

mempunyai nilai seni yang bisa dipakai dan kembangkan untuk menghasilkan

uang dan memenuhi kebutuhannya.

Dalam program pmbinaan lanjutan, saat identifikasi dan assesment pada

anak jalanan dilakukan dengan tiga pendekatan yaitu pendekatan persuasif,

pendekatan komunikatif dan komunikasi interpersonal. Hal ini dilakukan untuk

mempermudah kegiatan identifikasi dan assessment agar anak jalanan tidak

merasa enggan untuk mengungkapkan apa yang menyebabkan mereka turun

kejalanan.

Pendekatan yang digunakan dalam menangani anak jalanan di Dinas

Sosial Kota Makassar yaitu :

1) Pendekatan Persuasif, Pendekatan persuasif yaitu pendekatan yang

digunakan dengan tujuan untuk meyakinkan serta membujuk orang lain.

Komunikasi persuasif adalah komunikasi yang bertujuan untuk

mengubah atau memengaruhi kepercayaan, sikap, dan perilaku

seseorang sehingga bertindak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh

Page 60: SKRIPSI...karena berkat rahmat, karunia, dan pertolongannya jugalah akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan seksama. Serta tidak lupa pula sholawat dan salam penulis

49

komunikator.

2) Pendekatan Komunikatif, Bahasa komunikatif adalah bahasa yang biasa

digunakan pada wilayah dimana sedang terjadi proses komunikasi,

tidak terpaku pada satu bahasa saja, mudah diterima, mudah dipahami

dan mudah untuk ditanggapi atau mendapatkan feedback. Oleh karena

itu, perlu untuk mengembangkan bahasa komunikatif sebagai bahasa

pengantar dalam membina anak jalanan. Dengan bahasa yang

komunikatif maka akan mengurangi rasa kaku, monoton, dan akan lebih

menarik bagi komunikan, pada akhirnya diharapkan mampu mencapai

tujuan dalam proses pembinaan.

3) Pendekatan Interpersonal atau Komunikasi interpersonal adalah

komunikasi yang terjadi antara dua orang atau lebih yang biasanya tidak

diatur secara formal. Dalam komunikasi interpersonal, setiap partisipan

menggunakan semua elemen dari proses komunikasi. Misalnya,

masing-masing pihak akan membicarakan latar belakang dan

pengalaman masing-masing dalam percakapan tersebut.

3) Peran Sebagai Dokter

Dalam perkembangan program pembinaan lanjutan yang di laksanakan

oleh Dinas Sosial Kota Makassar dengan lembaga yang terkait, terdapat tahap

program pembinaan rehabilitasi setelah proses identifikasi dan assesment pada

tahap pembinaan lanjutan yang memungkinkan anak jalanan untuk di rujuk ke

lembaga Yayasan Kelompok Penyalahgunaan Pengguna Narkoba atau disingkat

dengan (YKP2N) di Jalan FaisalXII Makassar yang berada dibawah naungan

Page 61: SKRIPSI...karena berkat rahmat, karunia, dan pertolongannya jugalah akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan seksama. Serta tidak lupa pula sholawat dan salam penulis

50

Kementerian Sosial.

Dari Program tersebut Dinas Sosial bekerja sama dengan YKP2N

menangani anak yang ketahuan memiliki masalah kesehatan dan keterkaitan

dengan narkoba. Anak yang diketahui memiliki masalah kesehatan dan

keterkaitan dengan narkoba maka akan di berikan pelayanan berupa perawatan

dan rehabilitasi layaknya pelayanan seorang dokter terhadap pasiennya. Walaupun

Dinas Sosial tidak secara langsung terjun dalam program tersebut, namun Dinas

Sosial tetap memiliki andil dalam bentuk pengendalian dan pengawasan.

Anak jalanan yang tidak memiliki masalah atau tidak terindikasi narkoba

atau menghisap lem hanya disuruh membuat surat pernyataan agar tidak turun ke

jalan lagi. Namun, tidak sedikit juga anak jalanan yang mengalami masalah

seperti menghisap lem yang sangat marak terjadi pada anak jalanan.

Anak jalanan yang diassesment dan diketahui menghisap lem, mereka

langsung di rujuk ke Yayasan Kelompok Penyalahgunaan Pengguna Narkoba

(YPK2N) di Jalan FaisalXII Makassar yang berada dibawah naungan

Kementerian Sosial. Disana mereka direhabilitasi selama enam bulan. Disana para

pecandu mengikuti kegiatan sejak pagi hingga waktu tidur. Diantaranya seminar,

shalat, olahraga dan berbagai kegiatan lain yang sifatnya pembinaan agar mereka

bisa keluar dari perilaku lama menjadi manusia yang lebih disiplin.

Jika anak jalanan yang terdeteksi menghisap lem atau obat-obatan

lainnya seorang perempuan, maka anak tersebut hanya diberikan motivasi dan

dikembalikan kepada keluarganya berhubung belum adanya panti rehabilitasi

khusus untuk perempuan.

Page 62: SKRIPSI...karena berkat rahmat, karunia, dan pertolongannya jugalah akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan seksama. Serta tidak lupa pula sholawat dan salam penulis

51

Dinas Sosial Kota Makassar tidak hanya bekerja sama dengan panti

Sosial rehabilitasi YKP2N tetapi bekerja sama pula dengan PSMP Toddopuli

(Panti Sosial Marsudi Putra). Jika anak jalanan diketahui merupakan anak yang

nakal dan mempunyai masalah dengan hukum, maka akan dirujuk ke PSMP

Toddopuli di Salodong yang juga berada dibawah naungan Kementerian Sosial.

Panti Sosial Marsudi Putra (PSMP) merupakan Panti sosial yang mempunyai

tugas memberikan pelayanan dan rehabilitasi sosial bagi anak nakal agar mampu

mandiri dan berperan aktif dalam kehidupan bermasyarakat.

(4) Peran Sebagai Pengawas

Dinas Sosial berperan sebagai pengawas mencakup pada keseluruhan

program dalam pembinaan anak jalanan dimulai dari program pembinaan

pencegahan, program pembinaan lanjutan, dan program pembinaan rehabilitasi

a) Pengawasan pada program pembinaan pencegahan

Pada program pembinaan pencegahan Dinas Sosial berperan mengawasi

anak jalanan dari tahap pertama yaitu patroli anak jalanan yang rutin dilaksanakan

oleh Tim Reaksi Cepat Saribattang atau disingkat dengan (TRC Saribattang).

Pada proses ini Dinas Sosial melakukan patroli di jalan jalan yang terindikasi

banyak dijumpai anak jalanan, seperti di jalan AP Pettarani (sekitaran fly over),

Boulevard (terowongan), dan pengayoman.

Team Reaksi Cepat Saribattang atau yang disingkat (TRC) Saribattang, adalah

tim yang di gagas oleh pemerintah dan dibentuk oleh Dinas Sosial Kota Makassar

untuk memaksimalkan kinerja terkait penanganan anak jalanan, gepeng dan

pengemis di Kota Makassar. Dari segi nama TRC Saribattang dulunya hanya

Page 63: SKRIPSI...karena berkat rahmat, karunia, dan pertolongannya jugalah akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan seksama. Serta tidak lupa pula sholawat dan salam penulis

52

disebut “Patroli Anak Jalanan” kemudian di ubah semenjak tahun 2014 dan

dibentuk menjadi TRC Saribattang, dari segi anggotanya pun sudah lebih banyak

dari sebelumnya pada tahun 2016 yang hanya berjumlah 22 orang. Tidak hanya

itu, dari segi fasilitas patroli saat ini lebih memadai seperti mobil saribattang yang

ada sejak tahun 2015 lalu.

“Saya sudah lama bergabung dengan tim yang menangani anak jalanan

secara langsung sebelum namanya berubah menjadi TRC Saribattang,

dulu masih disebut Patroli Anak Jalanan saja”

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan bapak Syarifuddin (35

tahun) salah satu anggota Satpol PP, dia mengatakan bahwa sudah lama bekerja

sama dengan Dinas Sosial dalam menangani Anak Jalanan sejak tahun 2010

namun pada saat itu namanya belum berganti menjadi TRCsaribattang melainkan

Patroli Anak jalanan saja. Namun setelah TRC Saribattang terbentuk pada tahun

2014, barulah dia masuk dalam keanggotaan Team Reaksi Cepat (TRC)

Saribttang.

“Dari program dan penanganannya, tentu ada perkembangannya apalagi

posko TRC Saribattang rencananya akan ditambahkan fasilitas seperti

komputer, dispenser dan anggota yang selalu standby”

Menurut Bpk Kamil Kamaruddin,SE selaku Kasi pembinaan anak

jalanan, Gepeng, dan pengamen program Dinas Sosial dalam menangani anak

jalanan mengalami perkembangan seperti jumlah tim dan berbagai fasilitas

lainnya serta kegiatannya pun tentu mengalami perkembangan.

Dalam perkembangannya, program pembinaan pencegahan atau patroli

anak jalanan mengalami kemajuan seperti halnya tim yang hanya dikenal dengan

Page 64: SKRIPSI...karena berkat rahmat, karunia, dan pertolongannya jugalah akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan seksama. Serta tidak lupa pula sholawat dan salam penulis

53

sebutan patroli anjal sekarang dikenal dengan Team Reaksi Cepat (TRC)

Saribattang. Dinas Sosial tadinya hanya memiliki satu unit mobil patroli sekarang

sudah memiliki dua unit mobil patroli ini sudah memiliki mobil ambulance yaitu

mobil Dalmas dan mobil Saribattang.

“Saya sudah lama bergabung dengan tim yang menangani anak jalanan

secara langsung sebelum namanya berubah menjadi TRC Saribattang,

dulu masih disebut Patroli Anak Jalanan saja”

Berdasarkan hasil wawancara dengan Awaluddin (32 tahun)

menambahkan bahwa anak jalanan yang biasanya terjaring razia oleh tim TRC

Saribattang adalah orang yang sama, dalam artian pelaku anak jalanan tersebut

tidak jera dengan petugas dan selalu ingin kembali berkatifritas di jalan, hal ini

tentunya membuat petugas TRC harus bekerja maksimal.

Dia juga menambahkan bahwa anak jalanan yang tidak menganggu

ketertiban umum seperti anak yang menjual air, tisu, koran, manisan ditempat

umum misalnya di depan toko-toko atau tempat perbelanjaan lainnya tidak akan

dirazia. Tetapi mereka yang menjual, dan sebagainya di jalanan tepatnya di lampu

merah akan di razia dan di tindak lanjuti.

Tahun 2019 personil dari tim patroli atau yang sekarang dikenal dengan

Team Reaksi Cepat (TRC) Saribattang berjumlah 33 orang terdiri dari ketua tim,

sekertaris tim, 6 orang anggota Polisi Polrestabes, 6 orang anggota Satpol PP Kota

Makassar, dan sisanya 19 orang dari Dinas Sosial. Jumlah personil dari tim

patroli sebelumnya hanya berjumlah 22 orang pada tahun 2017 dan saat ini

personil TRC Saribattang jumlahnya ada 33 orang.

Page 65: SKRIPSI...karena berkat rahmat, karunia, dan pertolongannya jugalah akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan seksama. Serta tidak lupa pula sholawat dan salam penulis

54

“Saya tidak berani mengatakan asal usul daerah anak jalanan itu dari mana

saja, takutunya nanti ada daerah yang terpojokkan dengan pernyataan

saya, yang jelas tidak semua anak jalanan itu berasal dari Kota

Makassar”.

Berdasarkan hasil wawancara saya dengan Bapak Kamil Kamaruddin,SE

selaku Kepala Seksi Pembinaan Anjal (anak jalanan) & Gepeng (gelandangan

pengemis dan pengamen) (Dinas Sosial Kota Makassar) mengatakan bahwa anak

jalanan yang biasanya ditemukan pada saat operasi kemudian di identifikasi

memang ada beberapa yang berasal dari daerah lain wilayah sulsel, namun dia

tidak ingin menambahkan dari daerah mana saja asal anak jalanan tersebut.

Dia juga menambahkan bahwa asal dari daerah manapun tidaklah begitu

penting, yang terpenting ialah jika anak jalanan tersebut beraktifitas di Kota

Makassar maka sudah menjadi tugas Dinas Sosial kota Makassar untuk

menanganinya. Dia juga berkoordinasi dengan beberapa pihak pemerintah daerah

yang bersangkutan, untuk bekerja sama menangani permasalahan.

“Bisa dikatakan keseluruhan program Dinas Sosial dalam pembinaan anak

jalanan itu sudah berjalan 90% dari tingkat keberhasilannya, itu di tinjau

dari beberapa program yang rutin kita jalankan”

Hasil wawancara saya dengan bapak Kamil Kamaruddin,SE mengenai

seberapa besar tingkat keberhasilan Dinas Sosial Kota Makassar dalam pembinaan

anak jalanan di Kota Makassar sudah mencapai 90% keberhasilan ditinjau dari

programnya dan dalam peningkatan tiap tahunnya.

Tugas Team Reaksi Cepat (TRC) Saribattang sesuai dengan SK Walikota

yaitu melakukan patroli penjangkauan di semua titik lampu merah yang ada di

Page 66: SKRIPSI...karena berkat rahmat, karunia, dan pertolongannya jugalah akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan seksama. Serta tidak lupa pula sholawat dan salam penulis

55

kota Makassar, yang dimuat dalam sebuah kegiatan bernama pembinaan dan

patroli anak jalanan tahun anggaran 2019. Dalam melakukan patroli ini peran

Satpol PP dan Kepolisian hanya sebagai pengawal dan penjaga bila mana ada

sesuatu yang tidak diinginkan ketika ada di jalan. Sedangkan petugas yang

melakukan penjaringan langsung adalah dari Dinsos.

Dalam program pembinaan anak jalanan memiliki beberapa proses yaitu

ketika anak jalanan di razia oleh TRC (Team Reaksi Cepat) saribattang maka

tim TRC melakukan;

a) Pendataan awal seperti identitas anak jalanan, identitas orang tua,

alamat, pekerjaan orang tua dan sebagainya.

b) Dari hasil pendataan awal, maka TRC saribattang merujuk pada sakti

peksos untuk melakukan assesment,

c) Dari hasil assesment tersebut, sakti peksos melakukan home visit atau

peninjauan langsung rumah tempat tinggal anak jalanan agar lebih

mengetahui dan mendalami masalah yang dihadapi anak jalanan

tersebut.

d) Dari hasil home visit tersebut dapat diambil satu tindakan (rujukan)

untuk membantu anak jalanan tersebut.

b) Pengawasan pada program pembinaan lanjutan

Dinas Sosial melakukan pengawasan ke tempat lembaga yang bekerja

sama dengan pihak Dinas Sosial guna melakukan pembinaan terhadap anak

jalanan yaitu di RSPA atau Rumah Perlindungan Sosial Anak di Jl. Datuk

Ribandang, La'latang, Kec. Tallo, Kota Makassar.

Dalam program ini Dinas Sosial rutin mengawasi jalannya proses

identifikasi dan assesment yang di laksanakan di RSPA, kemudian juga turut andil

dalam melakukan proses penjaringan sebelum kemudian di bawa ke RSPA guna

Page 67: SKRIPSI...karena berkat rahmat, karunia, dan pertolongannya jugalah akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan seksama. Serta tidak lupa pula sholawat dan salam penulis

56

melakukan identifikasi dan assesment.

c) Pengawasan pada program pembinaan rehabilitasi

Dinas Sosial yang bekerja sama dengan Panti rehabilitasi YKP2N turut

andil dalam melakukan proses pembinaan dalam bentuk pengawasan dan

pengendalian anak jalanan. Hal ini dapat dipastikan dari hasil wawancara singkat

dengan ibu Hasnah Hapsari selaku sakti peksos yang secara kebetulan sedang

bertandang di kantor Dinas Sosial Kota Makassar.

“Keseluruhan program pembinaan yang dimulai dari program

pembinaan pencegahan, pembinaan lanjutan, dan pembinaan

rehabilitasi itu tidak lepas dari pihak Dinas Sosial, dan tetap

melakukan koordinasi dengan pimpinan lembaga”.

Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Hasnah Hapsari dapat di tarik

kesimpulan bahwa keseluruhan proses yang di laksanakan oleh pihak Dinas Sosial

dalam pembinaan anak jalanan tidak terlepas dari pengawasan dari Dinas Sosial

itu sendiri. Dalam melakukan pembinaan rehabilitasi anak jalanan, Dinas Sosial

Kota Makassar bekerja sama dengan Yayasan Kelompok Penyalahgunaan

Pengguna Narkoba (YKP2N). Anak jalanan yang tidak memiliki masalah atau

tidak terindikasi narkoba atau menghisap lem hanya disuruh membuat surat

pernyataan agar tidak turun ke jalan lagi. Namun, tidak sedikit juga anak jalanan

yang mengalami masalah seperti menghisap lem yang sangat marak terjadi pada

anak jalanan.

Page 68: SKRIPSI...karena berkat rahmat, karunia, dan pertolongannya jugalah akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan seksama. Serta tidak lupa pula sholawat dan salam penulis

57

5. Hambatan yang Dihadapi Dinas Sosial dalam Pembinaan Anak Jalanan di

Kota Makassar

Dapat disimpulkan bahwa kendala-kendala/hambatan yang dihadapi

dalam pembinaan anak jalanan ini adalah keterbatasan dana untuk mendirikan

rumah singgah/panti sosial yang selama ini digunakan adalah milik Pmerintah

Provinsi Sulawesi Selatan. Disamping itu, sumber daya manusia dari Dinas Sosial

sendiri hanya sedikit dan sangat kurang untuk diturunkan dalam membina dan

membimbing anak jalanan, sehingga instansi lain turut ikutserta menangani

pembinaan anak jalanan tersebut. Maka dari itu mereka belum bisa menjalankan

implementasi tersebut secara efektif dan efesien secara maksimal.Ada beberapa

hambatan atau kendala dalam pemberdayaan anak jalanan, yaitu sebagai berikut:

1. Kurangnya sarana dan prasarana utama yaitu panti rehabilitasi sosial

atau penampungan untuk anak jalanan yang tertangkap, dan mobil

pengangkut untuk anak jalanan tersebut tidak dimiliki oleh Dinas

Sosial. Selama ini alat transportasi tersebut berasal dari Dinas Sosial

dan Tenaga Kerja Provinsi Sulawesi Selatan.

2. Kurangnya anggaran dana dalam program pemberdayaan dan

pembinaan anak jalanan. Selama ini berjalannya program

pemberdayaan dan pembinaan anak jalanan, berasal dari Dinas Sosial

dan Tenaga Kerja Kota Makassar yang mana seluruh pendanaannya

berasal dari pusat. Karena terbatasnya anggaran yang diperoleh dari

alokasi anggaran sangat minim, maka penertiban, pemberdayaan,

Page 69: SKRIPSI...karena berkat rahmat, karunia, dan pertolongannya jugalah akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan seksama. Serta tidak lupa pula sholawat dan salam penulis

58

pembinaan anak jalanan sangat terkendala. Hal ini dapat dimaklumi

setiap tahun Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS),

semakin meningkat, sedangkan anggaran Pusat harus dapat dibagi ke

seluruh wilayah negara Republik Indonesia.

3. Kurangnya kesadaran masyarakat. Masyarakat yang terjaring pada

penertiban anak jalanan ini ialah kategori anak-anak, remaja, lanjut

usia yang beraktifitas di lampu merah. Pada dasarnya adalah faktor

ekonomi dan lingkup internal keluarga yang tidak menasehati

keluarganya, sehingga terjadilah penyimpangan anak jalanan.

Sosialisasi yang diberikan ketika dalam penertiban baik pemberian

nasihat, pembinaan mental dan rohani, ternyata sangat sulit karena

dengan mengemis di jalanan lebih mudah dalam mendapatkan uang

tanpa bersusah payah dan akhirnya setelah dibina selama 3-7hari

mereka kembali kejalanan. Sedangkan masalah lainnya adalah,

seringkali masyarakat memberikan sesuatu kepada anak jalanan yang

berada di jalanan, baik berupa uang atau lainnya, seakan-akan mereka

berjiwa sosial, padahal dengan kejadian seperti ini dapat

menyebabkan tumbuh suburnya anak jalanan yang berada di jalanan.

6). Faktor pendukung Dinas Sosial dalam pembinaan anak jalanan

. Faktor pendukung yang di maksud adalah setiap upaya yang dilakukan Dinas

sosial yang di dukung oleh beberapa faktor seperti

a) Political will, yaitu basis keyakinan publik terhadap pemerintah. Jika

Page 70: SKRIPSI...karena berkat rahmat, karunia, dan pertolongannya jugalah akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan seksama. Serta tidak lupa pula sholawat dan salam penulis

59

saja publik yakin bahwa pemerintah mempunyai political will, maka

publik akan memberikan nilai bagus kepada pemerintah,

b) adanya lembaga panti sosial untuk menampung anak jalanan, walaupun

ini dinilai masih belum sepenuhnya efektiv dikarenakan jumlah

tempatnya yang masih terbatas, namun sudah cukup membantu untuk

pelaksanaan pembinaan anak jalanan.

c) terbentuknya koordinasi, baik itu dari instansi terkait, LSM, serta unsur

masyarakat agar tercapainya tujuan bersama yaitu efektivitas

pembinaan anak jalanan.

Page 71: SKRIPSI...karena berkat rahmat, karunia, dan pertolongannya jugalah akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan seksama. Serta tidak lupa pula sholawat dan salam penulis

60

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan dari peneliti serta uraian

diatas, maka dapat disimpulkan bahwa Peran Dinas Sosial dalam pembinaan anak

jalanan menjalankan perannya sebagai aktor bagi anak jalanan sesuai dengan

penerapan teori oleh Robert Linton seorang antropolog yang mengemukakan

Teori Peran. Dia menggambarkan interaksi sosial dalam terminologi aktor-aktor

yang bermain sesuai dengan apa-apa yang ditetapkan oleh budaya. Sesuai dengan

teori ini, harapan-harapan peran merupakan pemahaman bersama yang menuntun

kita untuk berperilaku dalam kehidupan sehari-hari”.

Menurut teori ini, seseorang yang mempunyai peran tertentu misalnya

sebagai dokter, mahasiswa, orang tua, wanita, dan lain sebagainya, diharapkan

agar seseorang tadi berperilaku sesuai dengan peran tersebut, baik individu

maupun kelompok. Maka berdasarkan dari teori ini Dinas Sosial menjalankan

perannya sebagai orang tua, guru, dokter, dan pengawas untuk anak jalanan itu

sendiri sesuai dengan penjabaran teori robert linton yang mengungkapkan bahwa

dalam peran harus jelas target dan sasarannya, dalam hal ini yaitu si anak jalanan

itu sendiri.

Dinas Sosial berperan sebagai orang tua anak jalanan bertanggung jawab

dan bekerja dengan program rumah singgah untuk menangani anak jalanan yang

masih membutuhkan bimbingan dan kasih sayang orang tua. Dinas Sosial

Page 72: SKRIPSI...karena berkat rahmat, karunia, dan pertolongannya jugalah akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan seksama. Serta tidak lupa pula sholawat dan salam penulis

61

berperan sebagai pengganti guru dalam bidang pendidikan, sebagai dokter untuk

bidang kesehatan, dan sebagai pengawas dalam bentuk pendampingan secara

menyeluruh.

Peran Dinas Sosial itu sendiri dalam pembinaan anak jalanan adalah

melakukan penanganan melalui 3 program yaitu : Program pembinaan

pencegahan, Program pembinaan lanjutan, dan program pembinaan rehabilitasi

anak jalanan. Program pembinaan pencegahan ini dilakukan dengan kegiatan

patroli seti ap hari secara rutin oleh Tim Reaksi Cepat Saribattang atau yang

disingkat dengan (TRC) yang di bentuk oleh Dinas Sosial Kota Makassar untuk

memaksimalkan kinerja terkait anak jalanan di Kota Makassar. Program

pembinaan lanjutan adalah kegiatan yang dilakukan Dinas Sosial Kota Makassar

untuk menetahui alasan anak turun ke jalanan dengan cara identifikasi atau

assesment di RSPA (Rumah Perlindungan Sosial Anak). Program pembinaan

rehabilitasi anak jalanan adalah kerja sama Dinas Sosial Kota makasar dengan

Yayasan Kelompok Penyalahgunaan Pengunaan Narkoba atau biasa di singkat

dengan (YKP2N), anak jalanan yang di assesment dan diketahui menggunakan

narkoba atau mengisap lem dan semacamnya maka mereka langsung di rujuk di

YKP2N di Jalan Faisal XII Makassar yang berada di naungan Kementrian Sosial.

Dalam menjalankan programnya, Dinas Sosial Kota Makassar masih

menemui hambatan yang dihadapi oleh Dinas Sosial itu sendiri yaitu:

keterbatasan dana, faktor anak jalanan yang bertambah tiap tahunnya, dan

kurangnya tempat pusat pembinaan untuk menampung anak jalanan. Adapun

faktor pendukung dalam menjalankan programnya ialah: adanya faktor Political

Page 73: SKRIPSI...karena berkat rahmat, karunia, dan pertolongannya jugalah akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan seksama. Serta tidak lupa pula sholawat dan salam penulis

62

will, yaitu basis keyakinan publik atau masyarakat terhadap pemerintah, kemudian

adanya lembaga panti sosial untuk menampung anak jalanan, walaupun ini dinilai

masih belum sepenuhnya efektiv dikarenakan jumlah tempatnya yang masih

terbatas, namun sudah cukup membantu pihak Dinas Sosial dalam pelaksanaan

pembinaan anak jalanan, dan terkahir yaitu terbentuknya koordinasi, baik itu dari

instansi terkait, LSM, serta unsur masyarakat.

Melihat permasalahan yang telah ditangani oleh Dinas Sosial Kota

Makassar dalam pembinaan anak jalanan sejauh ini hasil yang dicapai sudah

berjalan dengan baik, namun belum sepenuhnya terealisasi dengan sempurna.

B. Saran

1. Disarankan kepada Dinas Sosial Kota Makassar agar memberikan

bimbingan keagamaan kepada orang tua anak jalanan agar bisa menyadari

tanggung jawab mereka terhadap anak yang telah dititipkan Allah swt.

2. Disarankan kepada kepala serta pegawai Dinas Sosial Kota Makassar agar

kegiatan/program pembinaan anak jalanan lebih diingatkan dan

dikembangkan agar anak jalanan memiliki bekal untuk meraih kehidupan

yang lebih baik lagi.

3. Disarankan kepada Dinas Sosial Kota Makassar dan pemerintah setempat

untuk dapat bekerja sama dengan menangkap anak jalanan yang

berkeliaran.

4. Disarankan kepada Dinas Sosial Kota Makassar membuat semacam

kampanye kepada masyarakat luas untuk peduli dan meningkatkan

Page 74: SKRIPSI...karena berkat rahmat, karunia, dan pertolongannya jugalah akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan seksama. Serta tidak lupa pula sholawat dan salam penulis

63

kesadaran terhadap anak-anak jalanan yang ada di Indonesia ini khususnya

di Makassar melalui poster, iklan, layanan dan sebagainya.

5. Disarankan kepada masyarakat untuk bekerja sama dengan Dinas Sosial

Kota Makassar dalam menanggapi anak jalanan, agar anak jalanan tidak

semakin marajalela berkeliaran dijalanan.

Page 75: SKRIPSI...karena berkat rahmat, karunia, dan pertolongannya jugalah akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan seksama. Serta tidak lupa pula sholawat dan salam penulis

64

DAFTAR PUSTAKA

Andi F.F., Zulkifly A., Syamsiar S.R. Faktor Risiko Kanker Ovarium di RSUP

Wahidin Sudirohusodo Makassar. 2014.

Ayuningsih, Diah. (2010). Psikologi Perkembangan Anak. Yogyakarta: Pustaka

Larasati.

Bagong Suyanto , Sri Sanituti Hariadi. (2000) .Pekerja Anak Masalah, Kebijakan,

dan Upaya Penanganannya. Surabaya : Lutfiansyah Meditama.

Bagong Suyanto, 2010. Masalah Sosial Anak. Edisi Revisi. Jakarta: PT. Fajar

Interpratama Mandiri.

Barzan. B. (1999). Panti Asuhan sebagai Lingkungan Keluarga. Yogyakarta:

Rineka Cipta.

Bukharistyle.blogspot.com :2012 Apa Pengertian Dari Pembinaan.

Cooley (1902) atau Mead (1934), hubungan antara aktor dan target.

Creswell W. John. 2010, Research Desaign Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif,

dan Mixed, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Departemen Sosial R.I. 2004. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur

Negara Nomor: Kep/03/M.PAN/1/2004 tentang Jabatan Fungsional Pekerja

Sosial dan Amgla Kreditnya.Bandung: Departemen Sosial R.I Biro

Kepegawaian dan Hukum.

Irwanto, Anak Yang Membutuhkan Perlindungan Khusus di Indonesia : Analisis

Situasi, Jakarta : KPM Unika Atma Jaya. Masduki, 2003. Radio Siaran dan

Demokratisasi, Jendela: Yogyakarta.

Kalida, Muhsin dan Bambang Sukamto. Jejak Kaki Kecil di Jalanan.

Yogyakarta: Cakruk Publishing, 2012.

Masta Rosida, Peran Dinas Sosial Kota Medan Dalam Pemberdayaan Anak

Jalanan Di Kecamatan Medan Tembung : “Skripsi” (Universitas Islam

Negeri Medan, 2017)

Moleong Lexy J. 2004, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Mulianti, Revitalisasi Peran Dinas Sosial Kota Makassar Dalam Penanganan

Anak Jalanan Di Kota Makassar :”Skripsi” (Universitas Islam Negeri

Makassar, 2017)

Page 76: SKRIPSI...karena berkat rahmat, karunia, dan pertolongannya jugalah akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan seksama. Serta tidak lupa pula sholawat dan salam penulis

65

Musanef. 1991. Manajemen Kepegawaian Di Indonesia. Jakarta: CV Haji

Masagung

Novrizal, Muhammad. 2009. Peranan Rumah Perlindungan Sosial Anak (RPSA)

dalam Penanganan Anak Jalanan di Kota Semarang‟. Skripsi. Semarang:

Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang.

Robert Linton. 1936. Role Theory, (online), ( http : // home. unpar. ac. id/ ... /

PERSPEKTIF%20DALAM%20PSIKOLOGI%20SOSIAL.doc, diakses 13

Oktober 2009).

Secord dan Backman (1964) jenis-jenis harapan.

Soekanto, Soerjono, 2002, Teori Peranan, Jakarta, Bumi Aksara.

Soekanto,Soerjono. 2010. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Rajawali Pers.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif,

dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Suyatno, 2010. Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM).

http://suyatno.blog.undip.ac.id [1 Desember 2011].

Syarifuddin dan Asrul, Kepemimpinan Pendidikan Kontemporer (Bandung:

Citapustaka Media, 2013).

Thoha , Miftah. 1997, Pembinaan Organisasi (Proses Diagnosa dan Intervensi),

Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

White, Ben dan Indrasari Tjandranigsih, 1998. Child Workersi in Indonesia.

Bandung: Yayasan Akatiga.

Sumber Perundang-Undangan

Peraturan Daerah Kota Makassar Nomor 2 tahun 2008 Tentang Pembinaan Anak

Jalanan Gelandangan Pengemis Dan Pengamen Di kota Makassar.

Undang-Undang No. 35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak.

Page 77: SKRIPSI...karena berkat rahmat, karunia, dan pertolongannya jugalah akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan seksama. Serta tidak lupa pula sholawat dan salam penulis

66

L

A

M

P

I

R

A

N

Page 78: SKRIPSI...karena berkat rahmat, karunia, dan pertolongannya jugalah akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan seksama. Serta tidak lupa pula sholawat dan salam penulis

67

RIWAYAT HIIDUP

Andi Wahyudi Lahir di Kota Makassar Kecamatan Rappocini Kelurahan

Kassi-Kassi Provinsi Sulawesi Selatan pada tanggal 8 Juni 1993, anak ke 6 dari 7

bersaudara dari pasangan ayahanda Andi Sulaiman Ishak dan Ibunda Andi

Rosdianah. Penulis masuk Sekolah Dasar Negeri Emmy Saelan Kota Makassar

Pada tahun 2000 dan Tammat Tahun 2006, Di Tahun 2006 penulis melanjutkan

pendidikan pada Sekolah Menengah Pertama Negeri 33 Kota Makassar Dan

Tammat pada Tahun 2009. Pada Tahun yang sama, Penulis melanjutkan

pendidikan pada Sekolah Menengah Atas Negeri 9 Kota Makassar Dan Tammat

2012.

Kemudian pada tahun 2013 Penulis melanjutkan Pendidikan di

Universitas Muhammadiyah Makassar melalui jalur Tes pada Program Strata Satu

(S1) di Program Studi Pengembangan Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Uniamuh Makassar. Untuk memperoleh gelar Sarjana

Sosial penulis menyelesaikan Skripsi dengan judul “Peran Dinas Sosial Dalam

Pembinaan Anak Jalanan Di Kota Makassar”.

Page 79: SKRIPSI...karena berkat rahmat, karunia, dan pertolongannya jugalah akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan seksama. Serta tidak lupa pula sholawat dan salam penulis

68

LAMPIRAN 1

Pedoman Wawancara Di Kantor Dinas Sosial Kota Makassar

A. Pertanyaan Umum

1. Bagaimana profil Kantor Dinas Sosial Kota Makassar?

2. Sejak kapan Kantor Dinas Sosial Kota Makassar berdiri?

3. Bagaimana latar belakang Kantor Dinas Sosial kota Makassar dalam pembinaan

anak Jalanan?

4. Apa saja manfaat Kantor Dinas Sosial Kota Makassar?

B. Pertanyaan Tujuan Penelitian

1. Bagaimana peran Kantor Dinas Sosial Kota Makassar dalam Pembinaan Anak

Jalanan?

2. Apa saja program yang di lakukan oleh Kantor Dinas Sosial Kota Makassar

dalam Pembinaan Anak Jalanan?

3. Dimana saja lokasi yang paling sering di temukan Anak Jalanan di Kota

Makassar?

4. Hambatan apa saja yang dihadapi oleh Kantor Dinas Sosial Kota Makassar

dalam Pembinaan Anak Jalanan?

5. Sarana apa saja yang ada di Kantor Dinas Sosial Kota Makassar dalam

Pembinaan Anak Jalanan?

6. Masalah apa yang sering dihadapi Kantor Dinas Sosial Kota Makassar dalam

Pembinaan Anak Jalanan?

7. Apa faktor penyebab adanya Anak Jalanan di Kota Makassar?

8. Bagaimana tingkat keberhasilan Kantor Dinas Sosial Kota Makassar dalam

Pembinaan Anak Jalanan?

Page 80: SKRIPSI...karena berkat rahmat, karunia, dan pertolongannya jugalah akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan seksama. Serta tidak lupa pula sholawat dan salam penulis

69

9. Bagaimana perkembangan yang terjadi setelah adanya Dinas Sosial Kota

Makassar dalam Pembinaan Anak Jalanan?

Page 81: SKRIPSI...karena berkat rahmat, karunia, dan pertolongannya jugalah akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan seksama. Serta tidak lupa pula sholawat dan salam penulis

70

LAMPIRAN 2 Tabel 1. Daftar Informan Penelitian

INISIAL UMUR JABATAN

KK 37 Kasi Pembinaan

HH 40 Pekerja Sosial

NI 32 Pekerja Sosial

SS 38 Satpol PP

AW 32 Satpol PP

OL 10 Anak Jalanan

RS 9 Anak Jalanan

A 12 Anak Jalanan

R 9 Anak Jalanan

AN 12 Anak Jalanan

AC

NO

1.

2

3

4.

5.

6

7.

8.

9.

10.

.

NAMA

Kamil Kamaruddin,SE

Hasna Hapsari S.Sos

Nurman Ilmi

Syarifuddin Syarif

Awaluddin

Olleng

Resky

Aco

Ramdan

Ancul

Total 10 Orang

Page 82: SKRIPSI...karena berkat rahmat, karunia, dan pertolongannya jugalah akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan seksama. Serta tidak lupa pula sholawat dan salam penulis

71

Keterangan : Total Informan berjumlah 10 orang, terdiri dari : 1 kepala seksi

pembinaan anak jalanan, 2 Pekerja Sosial, 2 Satpol PP, dan 5

Anak Jalanan.

Page 83: SKRIPSI...karena berkat rahmat, karunia, dan pertolongannya jugalah akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan seksama. Serta tidak lupa pula sholawat dan salam penulis

72

No.2 Gambar Struktur Organisasi

STRUKTUR ORGANISASI DINAS SOSIAL KOTA MAKASSAR

TAHUN 2019

KEPALA DINAS

DR.H. MUKHTAR

TAHIR,M.Pd SEKERTARIS

ASVIRA ANWAR

KUBA,S.P,M.Si

KASUBAG UMUM &PEG

Andi. Nurqalbi, ST

KASUBAG KEUANGAN KASUBAG.PERE

NCANAAN DAN

PELAPORAN

Dra. YUYUN

YUIAWATI,M.Si

KABID UKS

Dra. HARTATI

KABID REHSOS

HAIDAR HAMZAH

KABID BJKS

BURHANUDDIN

GHALIB SE,MM

KABID

BIMBINGAN

Dra, ENY

ADRIYANI,

M,Si

KASI PENYL.

SOSIAL &

PENELITIAN

HATMA S.Sos

KASI

REHAB.PACA

HASNAH A. Sos,

M.si

KASI

PENANGANAN

KORBAN

BENCANA

Drs.H.ABD

RAHMAN,M,Si

KASI.

BIMB.ORSOS

& ANAK

TERLANTAR

DANIEL

LAISOUW, SE

Page 84: SKRIPSI...karena berkat rahmat, karunia, dan pertolongannya jugalah akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan seksama. Serta tidak lupa pula sholawat dan salam penulis

73

Keterangan : Gambar Struktur Organisasi di ambil pada saat melakukan

wawancara di Kantor Dinas Sosial Kota Makassar (Jl. Arif

Rahman Hakim No.50, Ujung Pandang Baru, Kec. Tallo, Kota

Makassar, Sulawesi Selatan) pada tanggal 26 Desember 2019

KASI PK & PMKS

NUR ATI,S.Pd

KASI REH.

TUNA SOSIAL

SUHARTTINY

S, SE

KASI.PEMB.

FAKIR

BURHANUDDI

N, SE

KASI BIMB

SUMBANGA

N SOSIAL

KASI PEMB.KT

&PSKS

NUHARSYAH, SH

KASI PEMB.

ANJAL & GEPENG

KAMIL

KAMARUDDI, SE

KASI

JAMINAN

KESEJ.SOSIAL

LA HERU,

S.Sos, M.Si

KASI

PELETARIAN

SITTI

FARIDA,

S.Sos,M.Si

Page 85: SKRIPSI...karena berkat rahmat, karunia, dan pertolongannya jugalah akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan seksama. Serta tidak lupa pula sholawat dan salam penulis

74

LAMPIRAN 3

(Foto Dokumentasi Wawancara)

No. 1 (Foto didepan Kantor Dinas Sosial Kota Makassar)

Keterangan : Foto didepan kantor Dinas Sosial Kota Makassar (Jl. Arif

Rahman Hakim No. 50, Ujung Pandang Baru, Kec. Tallo, Kota Makassar)

pada saat melakukan Wawancara. 26 Desember 2019

Page 86: SKRIPSI...karena berkat rahmat, karunia, dan pertolongannya jugalah akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan seksama. Serta tidak lupa pula sholawat dan salam penulis

75

No. 2 (Foto dimobil TRC Saribattang)

Keterangan : Foto diambil pada saat selesai melakukan wawancara di kantor

Dinas Sosial Kota Makassar dengan beberapa informan. 26 Desember 2019

No.3 (foto wawancara dengan bapak Kamil Kamaruddin S.E, (Kepala Seksi

Pembinaan Anjal & Gepeng.

Page 87: SKRIPSI...karena berkat rahmat, karunia, dan pertolongannya jugalah akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan seksama. Serta tidak lupa pula sholawat dan salam penulis

76

No. 4 Foto wawancara dengan Ibu Hasna Hapsarim S.Sos (Staff pekerja

sosial)

Keterangan : foto pada saat wawancara dengan ibu Hasnah hapsari yang

menahan pulang ketika wawancara dengan bapak Kamil kamaruddin telah

selesai, dan memberikan tambahan informasi lainnya.

Page 88: SKRIPSI...karena berkat rahmat, karunia, dan pertolongannya jugalah akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan seksama. Serta tidak lupa pula sholawat dan salam penulis

77

No.5 Foto wawancara dengan bapak Syarifuddin Syam (Satpol PP)

Keterangan : Foto pada saat melakukan wawancara dengan bapak

Syarifuddin Syam (Satpol PP) mengenai anak jalanan di lapangan dan

mengenai TRC Saribattang.

Page 89: SKRIPSI...karena berkat rahmat, karunia, dan pertolongannya jugalah akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan seksama. Serta tidak lupa pula sholawat dan salam penulis

78

No.6 ( Foto wawancara dengan anak jalanan)

Keterangan : Foto pada saat ingin melakukan wawancara dengan ibu si anak

jalanan, namun menghadapi kendala si ibu enggan untuk di wawancarai.

Page 90: SKRIPSI...karena berkat rahmat, karunia, dan pertolongannya jugalah akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan seksama. Serta tidak lupa pula sholawat dan salam penulis

79

Keterangan : Foto wawancara dengan anak jalanan yang awalnya enggan

untuk di ajak berbicara, namun akhirnya berbicara setelah di beri upah

berupa uang.

Page 91: SKRIPSI...karena berkat rahmat, karunia, dan pertolongannya jugalah akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan seksama. Serta tidak lupa pula sholawat dan salam penulis

80

No.7 (Foto wawancara dengan pekerja sosial di kantor UPT. Rumah

Perlindungan dan Trauma Centre) jl.Abdullah Daeng Sirua No.6

Keterangan : Foto wawancara dengan ibu widya selaku sakti peksos yang

bertugas di kantor UPT. Rumah Perlindungan Dan Rumah Centre.

Page 92: SKRIPSI...karena berkat rahmat, karunia, dan pertolongannya jugalah akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan seksama. Serta tidak lupa pula sholawat dan salam penulis

81

Keterangan : Foto di gambar alur layanan kesejahteraan sosial, setelah

melakukan wawancara dengan ibu widya selaku sakti pekerja sosial di

kantor UPT. Rumah Perlindungan Dan Rumah Centre.

Page 93: SKRIPSI...karena berkat rahmat, karunia, dan pertolongannya jugalah akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan seksama. Serta tidak lupa pula sholawat dan salam penulis

82

Keterangan : Foto di depan kantor UPT . Rumah Perlindungan Dan Rumah

Centre sebelum pulang.