Skripsi jeki septiawan

142
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM PEMILIHAN KELOMPOK PEMINATAN MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK HOME ROOM PADA SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 1 INDRALAYA Skripsi Oleh: JEKI SEPTIAWAN NOMOR INDUK MAHASISWA 06081007003 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA INDRALAYA 2013

description

my skripsi UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM PEMILIHAN KELOMPOK PEMINATAN MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK HOME ROOM PADA SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 1 INDRALAYA

Transcript of Skripsi jeki septiawan

Page 1: Skripsi jeki septiawan

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM PEMILIHAN

KELOMPOK PEMINATAN MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK

DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK HOME ROOM PADA SISWA KELAS

X DI SMA NEGERI 1 INDRALAYA

Skripsi Oleh:

JEKI SEPTIAWAN

NOMOR INDUK MAHASISWA 06081007003

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

INDRALAYA

2013

Page 2: Skripsi jeki septiawan

ii

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM PEMILIHAN

KELOMPOK PEMINATAN MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK

DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK HOME ROOM PADA SISWA KELAS

X DI SMA NEGERI 1 INDRALAYA

Skripsi Oleh:

Jeki Septiawan

Nomor Induk Mahasiswa 06081007003

Program Studi Bimbingan dan Konseling

Jurusan ilmu pendidikan

Pembimbing 1,

Dra. Harlina, M.Sc.

NIP. 195904251987032001

Pembimbing 2,

Drs. Romli Menarus, S.U., Kons.

NIP. 195110101979031003

Disahkan,

Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling

Dra. Rahmi Sofah, M.Pd., Kons.

NIP. 195902201986112001

Page 3: Skripsi jeki septiawan

iii

Telah diujikan dan lulus pada:

Hari : Jum’at

Tanggal : 06 Desember 2013

TIM PENGUJI

1. Ketua : Dra. Harlina, M.Sc.

2. Sekretaris : Drs. Romli Menarus, S.U., Kons.

3. Anggota : Dra. Rahmi Sofah., M.Pd., Kons.

4. Anggota : Drs. Syarifuddin Gani, M.Si., Kons.

5. Anggota : Dra. Kelanawaty Karim, M.Sc., Ed.

Indralaya, 06 Desember 2013

Ketua Program Studi Pendidikan

Bimbingan dan Konseling,

Dra. Rahmi Sofah., M.Pd., Kons.

NIP. 195902201986112001

Page 4: Skripsi jeki septiawan

iv

Dengan mengucapkan syukur kepada Allah SWT, skripsi ini saya persembahkan

kepada:

Ibunda (Maryani) dan Ayahanda (Abdul Habib) tercinta yang telah

membesarkan dan mendidik dengan penuh kasih sayang serta senantiasa

mengaharapkan keberhasilan Ananda.

Adik-adikku (Reni, Riki Riska, Dandi, Mita, Nina Dan Akhdan) yang selalu

mendukung, menyemangati dan menyayangiku.

Keponakan tercinta (Refina)

Paman dan bibi tercinta (uwak Icon, uwak Mif, uwak Lin dan bunce Ros).

Semua guru dan dosen (SDN 1 Giham Lunik, SLTPN 1 Sekincau, SMA Sentosa

Bhakti BTA, dan Bimbingan dan Konseling UNSRI) yang telah mendidikku.

Saudara-saudariku (Safria, Zuniri, Dedi, Saddam, Sigit, Bani, Andre, Bangga,

Gusli, Habib, Dikri, Ikbal, Slamet, Redha, Mahfud, Hendra, Delta, Metra, Didi

Tarik, Doni, Idil, Ridla, Kak Agus, Kak Arif, Kak Safri, Kak Topik, Kak Esan,

Kak Evin, Cahaya, Elta, Nurul, Rani, Miswa, Ria, Rinda, Lasma, Rani, Meti dan

yuk Yeni ) yang ku sayangi.

Teman-teman angkatan 2008 prodi Bimbingan dan konseling (Sari, Chili,

Chintia, Deti, Dewi, Diah, Dinar, Dwi, Eka, Eni, Heni, Yani, Husnul, Indira,

Lepi, Mareta, Mei, Meli, Mitra, Nur Kholifah, Nurkesi, Resti, Ria, Rika Astuti,

Rika Soraya, Rosalina, Siti, Sumarni dan Umul).

Keluarga DHO, Keluarga PROKEM, keluarga IKMB

CV. Amanah (kak Toni, Andre, Sufli, Ria, Dijhah, Winda, Dian, Siti & Veni )

Keluarga besar BEM FKIP dan BEM UNSRI.

Kakak dan adik tingkat Bimbingan dan konseling (angkatan 2005, angkatan

2006, angkatan 2007, angkatan 2009, angkatan 2010, angkatan 2011, angkatan

2012 dan angkatan 2013).

Almamater Tercinta.

Motto: “Dalam jernih yang terdalam pun terlihat”

“Mari menuju kemenangan”

Page 5: Skripsi jeki septiawan

Ucapan Terima Kasih

v

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat

rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat untuk memperoleh gelar Sarjana (S1)

pada Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sriwijaya

Dengan selesainya penulisan skripsi ini, peneliti mengucapkan terima kasih

kepada Ibu Dra. Harlina, M.Sc. selaku pembimbing I dan Bapak Drs. Romli Menarus,

S.U., Kons. Selaku pembimbing II yang telah banyak memberikan arahan,

bimbingan, nasehat dan doa sehingga penulisan skripsi ini dapat penulis selesaikan

dengan baik.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Sofendi, M.A., Ph.D. selaku

dekan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sriwijaya, Bapak Drs.

Romli Menarus, S.U., Kons. Selaku ketua jurusan Ilmu Pendidikan, Ibu Dra. Rahmi

Sofah, M.Pd., Kons. Selaku ketua Program Studi Pendidikan Bimbingan dan

Konseling yang telah memberikan kemudahan dalam pengurusan administrasi

penulisan skripsi ini, Ibu Dra. Rahmi Sofah, M.Pd., Kons., Bapak Drs. Syarifuddin

Gani, M.Si., Kons. dan Ibu Dra. Kelanawaty Karim., M.Sc.Ed sebagai dosen

penguji yang telah memberikan massukan, kritikan dan saran dalam penyempurnaan

penulisan skripsi ini serta semua dosen Program Studi Pendidikan Bimbingan dan

Konseling.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra. Rasnianah, MM.

selaku kepala sekolah SMA N 1 Indralaya dan Ibu Siti Aminah, S.Pd. selaku guru

Bimbingan dan Konseling yang telah banyak membantu dan memberikan izin kepada

penulis dalam melakukan penelitian. Selain itu juga penulis mengucapkan terima

kasih kepada para Guru dan Stap Tata Usaha yang telah memberikan bantuan tenaga

dan pikiran selama penulis melakukan penelitian.

Penulis

Page 6: Skripsi jeki septiawan

PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Jeki Septiawan

NIM : 06081007003

Program studi : Pendidikan Bimbingan dan Konseling

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Upaya Meningkatkan

Kemampuan Siswa dalam Pemilihan Kelompok Peminatan Melalui Bimbingan

Kelompok dengan Menggunakan Teknik Home Room pada Siswa Kelas X di SMA

Negeri 1 Indralaya” ini seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya

tidak melakukan menjiplak atau pengutipan dengan cara tidak sesuai dengan etika

keilmuan yang berlaku sesuai dengan peraturan menteri pendidikan nasional republik

indonesia nimor 17 tahun 2010 tentang pencegahan dan penanggulangan plagiat di

perguruan tinggi. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung sanksi yang dijatuhkan

kepada saya, apabila dikemudian hari adanya pelanggaran dan atau pengaduan dari

pihak lain terhadap keaslian karya ini.

Indralaya, 20 Desember 2013.

Yang membuat pernyataan,

Jeki Septiawan

NIM: 06081007003

Page 7: Skripsi jeki septiawan

vi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... ii

LEMBAR PENGUJI ............................................................................................. iii

UCAPAN TERIMA KASIH ................................................................................ iv

PERSEMBAHAN DAN MOTTO ........................................................................ v

DAFTAR ISI .......................................................................................................... vi

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ................................................................................................. x

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xii

ABSTRAK ............................................................................................................. xii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ..................................................................... 1

1.2. Identifikasi Masalah............................................................. 6

1.3. Rumusan Masalah ................................................................ 8

1.4. Tujuan Penelitian ................................................................. 8

1.5. Manfaat Penelittian .............................................................. 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 10

2.1. Bimbingan Karier ................................................................ 10

2.2. Kelompok Peminatan........................................................... 16

2.3. Kelompok Peminatan dalam Kurikulum 2013 .................... 21

2.4. Bimbingan Kelompok .......................................................... 32

2.5. Bimbingan Kelompok Teknik Home Room ........................ 37

BAB III METODELOGI PENELITIAN ................................................... 40

3.1. Metode Penelitian ................................................................ 40

3.2. Prosedur Penelitian dan Langkah Tindakan ........................ 41

3.3. Lokasi Penelitian ................................................................. 51

Page 8: Skripsi jeki septiawan

vii

3.4. Waktu Penelitian .................................................................. 51

3.5. Subjek Pelitian ..................................................................... 51

3.6. Observer ............................................................................... 52

3.7. Variabel Penelitian............................................................... 52

3.8. Devenisi Operasional Penelitian .......................................... 53

3.9. Teknik Pengumpulan Data .................................................. 55

3.10. Instrumen Pengmpulan Data................................................ 60

3.11. Analisis Penelitian ............................................................... 61

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................ 64

4.1. Persiapan .............................................................................. 64

4.1.1. Adminiatrasi ........................................................................ 64

4.1.2. Instrumen ............................................................................. 64

4.1.3. Subjek Penelitian dan Pembentukan Kelompok .................. 66

4.1.4. Data Awal ............................................................................ 67

4.1.5. Jadwal dan Tempat .............................................................. 69

4.1.6. Bahan Materi ....................................................................... 69

4.1.7. Peralatan .............................................................................. 70

4.2. Penyajian Data ..................................................................... 70

4.2.1. Siklus I ................................................................................. 70

4.2.2. siklus II ................................................................................ 92

4.3. Pembahasan ......................................................................... 118

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...................................................... 123

5.1. Kesimpulan .......................................................................... 123

5.2. Saran .................................................................................... 125

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 127

LAMPIRAN………… ........................................................................................... 130 119

Page 9: Skripsi jeki septiawan

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Surat Administrasi Penelitian .................................................................................

Nama dan Absensi Kehadiran Siswa ......................................................................

Lembar Observasi Teknik Home Room .................................................................

Nilai Raport…. ........................................................................................................

Nilai UN……. .........................................................................................................

Hasil Tes Kecerdasan dan Bakat .............................................................................

Angket Minat Siswa. ...............................................................................................

Angket Peminatan Mandiri Siswa ...........................................................................

Page 10: Skripsi jeki septiawan

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Mata pelajaran wajib di sekolah menengah atas. ............................... 23

Tabel 2.2. Mata pelajaran peminatan dan mata pelajaran pilihan di sekolah

menengah atas………………. ........................................................... 24 17

Tabel 3.1. Kegiatan Pengumpulan Data Awal .................................................... 42

Tabel 3.2. Lembar Observasi Aktivitas Siswa dalam Proses Pemberian Layanan

Bimbingan Kelompok Teknik Home Room ...................................... 59

Tabel 3.3. Katagori Tingkat aspek Pelaksanaan ................................................. 62

Tabel 3.4. Katagori Tingkat aspek Pelaksanaan Penempatan Kelompok

Peminatan ........................................................................................... 63

Tabel 4.1. Nama-Nama Anggota Kelompok Bimbingan .................................... 66

Tabel 4.2. Hasil wawancara kepada siswa mengenai komponen kelompok

peminatan ........................................................................................... 67

Tabel 4.3. Analisis Data Awal Kemampuan Minat Siswa dalam Memilih

Kelompok Peminatannya ................................................................... 69

Tabel 4.4. Perencanaan bimbingan kelompok siklus I ....................................... 71

Tabel 4.5. kegiatan tindakan bimbingan kelompok siklus I ............................... 72

Tabel 4.6. Hasil Angket Peningkatan aspek afektif dalam Pemilihan

Peminatan ........................................................................................... 85

Tabel 4. 7. Hasil Observasi Aspek Teknik Home Room pada

Pertemuan Pertama ............................................................................ 86

Tabel 4. 8. Hasil Observasi Aspek Teknik Home Room pada Pertemuan Kedua 87 76

Tabel 4.9. Perencanaan bimbingan kelompok siklus II ...................................... 90

Tabel 4.10. kegiatan bimbingan kelompok siklus II ............................................. 91

Tabel 4.11 Hasil Angket Peningkatan aspek afektif dalam Pemilihan Peminatan

siklus II .............................................................................................. 107 114

Tabel 4. 12. Hasil Observasi Aspek Teknik Home Room pada Pertemuan

Ketiga ................................................................................................. 108

Page 11: Skripsi jeki septiawan

x

Tabel 4. 13. Hasil Observasi Aspek Teknik Home Room pada

Pertemuan Empat ............................................................................... 109

Tabel 4. 14. Hasil Observasi Aspek Teknik Home Room pada Pertemuan

Kelima ............................................................................................... 110

Tabel 4.15. Peningkatan Skor Aspek Afektif dalam Memilih Kelompok Peminatan

oleh Para Siswa. ................................................................................. 114

Tabel 4.16. Analisis Dokumentasi Kelompok Peminatan Subjek Penelitian ........ 116

Tabel. 4.17. Pemilihan Kelompok Peminatan Mandiri Siswa ................................ 117

Page 12: Skripsi jeki septiawan

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1. Prosedur Penelitian........................................................................ 41

Gambar 3.2. Rancangan Penelitian .................................................................... 43

Gambar 3.3. Tahap I : Pembentukan.................................................................. 46

Gambar 3.4. Tahap II : Peralihan ....................................................................... 47

Gambar 3.5. Tahap III : Kegiatan ...................................................................... 48

Gambar 3.6. Tahap IV : Pengakhiran ................................................................ 49

Page 13: Skripsi jeki septiawan

xii

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM PEMILIHAN

KELOMPOK PEMINATAN MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK

DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK HOME ROOM PADA SISWA KELAS

X DI SMA NEGERI 1 INDRALAYA

ABSTRAK

Banyaknya permasalahan yang dialami siswa dalam menentukan kelompok

peminatannya, maka diperlukannya tindakan yang bertujuan untuk meningkatkan

kemampuan siswa dalam melakukan pemilihan kelompok peminatannya secara tepat

dan mandiri. Penelitian ini diberikan kepada siswa kelas X SMA Negeri 1 Indralaya

yang mengalami permasalahan pemilihan kelompok peminatan. Jenis penelitian yang

digunakan adalah penelitian tindakan bimbingan dan konseling (PTBK) yang terdiri

dari dua siklus tindakan, setiap siklus terdapat tindakan percobaan, perbaikan dan

pemantapan. Hasil penelitian adalah terdapat perubahan kemampuan siswa yang

lebih baik dalam melakukan pemilihan kelompok minatnya, dimana sebelumnya para

siswa “tidak mampu” melakukan kelompok peminatan menjadi “mampu” melakukan

kelompok peminatannya secara tepat dan mandiri. Adapun peningkatan minat belajar

siswa dalam kelompok peminatannya yang muncul setelah tindakan digambarkan

dalam skala semantik deferensial, pada data awal rata-rata skor yang diperoleh dari

seluruh subjek penelitian sebesar 7,11 mengalami kenaikan sebesar 1,08 skor menjadi

8,19 skor pada siklus pertama dan pada siklus kedua terjadi kenaikan skor sebesar

0,27 menjadi 8,46 skor setiap pelajarannya, sehingga mampu mengurangi keraguan

dan mampu memotivasi minat belajar para siswa tersebut. Adapun pelaksanaan

bimbingan kelompok teknik home room yang diberikan berjalan dengan baik, dimana

aspek keterbukaan, aspek kenyaman, aspek keaktifan, aspek keakraban dan aspek

kepedulian pada saat panelitian dapat dimunculkan dalam kelompok bimbingan.

Kata kunci: Kelompok peminatan dan bimbingan kelompok teknik home room.

Skripsi mahsiswa program studi bimbingan dan konseling

Fakultas keguruan dan ilmu pendidiakan

Universitas sriwijaya

2013

Nama : Jeki Septiawan

NIM : 06081007003

Dosen pembimbing I : Dra. Harlina, M.Sc.

Dosen pembimbing II : Drs. Romli Menarus, S.U., Kons.

Page 14: Skripsi jeki septiawan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Mengembangkan potensi siswa secara maksimal merupakan salah satu tujuan

sekolah dalam menciptakan sumbar daya manusia yang berkualitas dalam upaya

mencerdaskan dan untuk kemajuan sebuah bangsa. Seorang guru dituntut untuk

mampu membimbing dan mendidik para siswa secara maksimal sehingga para siswa

memahami bahan ajar yang di berikan oleh para guru tersebut. Oleh sebab itu para

guru harus mampu memahami kondisi dan keadaan para siswanya, baik itu bakat dan

minat siswa dalam mengikuti pendidikan, hal ini agar para guru mampu memenuhi

harapan yang diinginkan para siswa, sehingga para siswa memiiki motivasi diri untuk

mengikuti kegiatan pembelajaran yang diberikan.

Pasal 1 ayat (1) UU No. 20 tahun 2003 menyatakan bahwa: pendidikan adalah

usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

mulia serta keterampilan yang diperlukan yang diperlukan dirinya , masyarakat,

bangsa dan Negara. Dalam pasal 1 ayat (6) UU No. 20 tahun 2003 menyebutkan

bahwa konselor termasuk kedalam katagori pendidik.

Penyelenggaraan pendidikan sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-

Undang Nomor 20 Tahun 2003 menjadi dasar hukum untuk membangun pendidikan

nasional dengan menerapkan prinsip demokrasi, desentralisasi, dan otonomi

pendidikan yang menjunjung tinggi hak asasi manusia. Sistem Pendidikan Nasional

diharapkan dapat mewujudkan proses berkembangnya kualitas pribadi siswa sebagai

generasi penerus bangsa di masa depan, yang diyakini akan menjadi faktor

determinan bagi tumbuh kembangnya bangsa dan negara Indonesia sepanjang jaman

(Kementrian Kependidikan dan Kebudayaan, 2012:3-4).

1

Page 15: Skripsi jeki septiawan

2

Sebagai makhluk individu, manusia itu berbeda satu sama lain. Manusia

bersifat unik dalam cara berpikir, merasa, bercita maupun berperilaku. Manusia

sebagai makhluk pribadi memiliki kebebasan dan mengembangkan diri potensi

dirinya ke arah yang lebih baik. Sedangkan manusia sebagai makluk sosial adalah

dimana manusia hidup berinteraksi bersama dengan orang lain dalalm memenuhi

kebutuhan hidupnya. Interaksi manusia di dalam kelompok atau masyarakat akan

membentuk kepribadian serta peran-peran yang dimainkan individu dalam kehidupan

sosialnya.

Pada pelaksanaan pembelajaran di sekolah tidak menutup kemungkinan guru

bimbingan dan konseling menghadapi dan menemukan para peserta didik yang

mengalami kesulitan untuk melanjutkan studinya yang lebih tinggi, dimana para

siswa merasa bingung dan ragu dalam menentukan minat dan jurusan yang akan

dipilihnya dikarenakan siswa kurang mampu untuk menemukan jurusan yang tepat

dan sesuai dengan kemampuannya. Serta pada kenyataannya tidak semua para peserta

didik yang lulus dari sekolahnya dapat melanjutkan pendidikannya ke sekolah yang

lebih tinggi, diantara para peserta didik ada yang langsung mencari pekerjaan dan

putus pendidikannya (Walgito, 2010: 27).

Dalam pendidikan di sekolah, perbedaan masing-masing siswa harus

diperhatikan karena dapat menentukan baik buruknya prestasi belajar siswa.

sedangkan tujuan sekolah yang mendasar adalah mengembangkan semua bakat dan

kemampuan siswa selama proses pendidikan. Hal inilah yang menjadi fokus para

pendidik agar para siswa tidak salah dalam memilih kelompok peminatan, dimana

para Siswa datang ke sekolah dengan berbagai kebutuhan, seperti halnya kebutuhan

akan peningkatan pengetahuan dan keterampilan, kebutuhan penyesuaian diri, dan

kebutuhan akan pemahaman tentang dunia kerja. Sebagian besar siswa tidak

termotivasi, depresi atau frustasi dan bahkan menjadi pribadi tidak sehat disebabkan

mereka tidak menemukan kebutuhannya. Hal inilah yang menyebabkan prestasi pada

siswa dapat menurun.

Page 16: Skripsi jeki septiawan

3

Kurangnya Pemahaman siswa tentang dirinya sendiri adalah hal yang menjadi

pusat perhatian para guru, agar para siswa tidak salah mengambil keputusan dalam

memililh kelompok peminatan, yang merupakan tanggung jawab para guru

bimbingan dan konseling dalam memberikan bimbingan karier kepada siswa.

Mengingat bahwa tugas seorang guru bimbingan dan konseling harus mampu

menempatkan dan menyalurkan para siswa yang sesuai dengan potensinya, sehingga

mampu berkembang secara optimal. Tidak sebaliknya, yang menjadikan

perkembangan siswanya terhambat karena salah dalam penempatan. Pada umumnya

Keinginan orangtua untuk memiliki anak dengan banyak prestasi terkadang membuat

orangtua menjadikan anak mereka sebagai obyek untuk mewujudkan impian mereka,

sehingga banyak pula para siswa yang terpaksa memilh kelompok peminatan yang

salah dan tak sesuai dengan minat dan kemampuannya

Menurut Bordin atau Pepinsky (Kementrian Kependidikan dan Kebudayaan,

2013: 51-52) permasalahan-permasalahan yang dialami siswa dalam menentukan

peminatannya berupa: 1) Tidak mampu dalam mengambil keputusan, 2) Secara

potensial mampu namun tidak yakin dan tidak percaya diri, serta tidak mendapat

dukungan lingkungan, 3) Siswa tidak mimiliki informasi yang cukup tentang

peminatan di sekolah, 4) Siswa kurang keterampilan dalam mengenal dirinya sendiri,

lingkungan, analisis data diri, dan mengambil keputusan secara bijak, 5) Adanya

konflik batin tentang peminatan yang akan dipilih, 6) Siswa cemas dalam memilih

meskipun tahu jurusan apa yang harus dipilihnya, namun ragu dalam memutuskan,

7) Serta siswa tidak merasa memiliki masalah dalam pemilihan peminatan atau

bersifat acuh.

Kementrian Kependidikan dan Kebudayaan (2012: 4) menyebutkan bahwa

kurikulum merupakan salah satu unsur kontribusi yang signifikan untuk mewujudkan

proses berkembangnya kualitas potensi siswa, sehingga kurikulum yang

dikembangkan dengan berbasis pada kompetensi sangat diperlukan sebagai instrumen

untuk mengarahkan siswa menjadi: (1) Manusia berkualitas yang mampu dan proaktif

menjawab tantangan zaman yang selalu berubah; dan (2) Manusia terdidik yang

Page 17: Skripsi jeki septiawan

4

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

berilmu, cakap, kreatif, mandiri; dan (3) Warga negara yang demokratis dan

bertanggung jawab.

Dalam kurikulum 2013 untuk menentukan kelompok peminatan harus

berdasarkan minat dan kemauan para siswa tersebut, tidak ada keterpaksaan siswa

dalam mengikuti pembelajaran kelompok minat mana yang akan mereka pilih,

sehingga bukan kesan sekolah yang memaksakan kegiatan pembelajaran kepada

siswa tetapi para siswa yang menginginkan untuk mengikuti kegiatan pembelajaran

yang sesuai minat dan potensi yang mereka miliki. Untuk itu diperlukannya

pemahaman, kesadaran dan kemandirian siswa dalam menentukan masa depan

kariernya, hal ini harus dilakukan berdasarkan keputusan yang matang dengan

pemahaman dan keterampilan secara bijaksana. Oleh sebab itu guru bimbingan dan

konseling harus mengamati, membimbing dan mengembangkan kemandirian para

siswanya.

Sedangkan Pembuatan kurikulum SMA/MA dirancang untuk memberikan

kesempatan kepada siswa untuk belajar berdasarkan minat mereka. Struktur

kurikulum memperkenankan siswa melakukan pilihan dalam bentuk pilihan

kelompok peminatan, pilihan lintas minat, dan/atau pilihan pendalaman minat. (Nf,

2013). Hal ini tentu saja membutuhkan peran besar dari guru bimbingan dan

konseling dalam membimbingan dan mengarahkan pada siswa dalam

mengembangkan potensinnya secara maksimal.

Dalam artikel yang dimuat di web SMA Negeri 1 Kendari (2013)

menyebutkan penerapan kurikulum 2013 yang dilaksanakan pada Tahun pelajaran

2013/2014 tepatnya mulai tanggal 15 Juli 2013, sehingga kurikulum 2013 baru

disosialisasikan oleh pemerintah, hal ini menimbulkan berbagai pertanyaan bagi

masyarakat bagaimana bentuk peminatan? Sekolah mana saja akan akan

melaksanakan kurikulum 2013? bagaimana proses rekrutmen peminatan di setiap

satuan pendidikan? Pertanyaan ini bukan hanya muncul di masyarakat tetapi para

gurupun masih bertanya-tanya tentang sistem peminatan.

Page 18: Skripsi jeki septiawan

5

Berdasarkan informasi yang didapat dari salah seorang guru bimbingan dan

konseling di SMA Negeri 1 Indralaya, bahwa di sekolah tersebut telah melaksanakan

kurikulum 2013 dan telah melakukan kelompok peminatan berdasarkan kriteria

potensi dan minat para siswanya. Kriteria ini didapat dari hasil pengukuran serta tes

intelegensi dan bakat. Data juga didapat dari dokumen siswa ketika di SMP.

Pengelompokan peminatan ini telah diterapkan pada kelas X dan pembagian

kelompok peminatannya telah dilaksanakan pada bulan agustus 2013. Adapun dalam

pelaksanaan penempatan kelompok peminatan yang dilakukan kepada siswa, masih

terdapat beberapa siswa yang mengalami permasalahan dalam pemilihan kelompok

peminatannya dimana terdapat siswa yang pindah kelompok peminatan dan bimbang

dengan kelompok peminatan yang dipilihnya.

Sedangkan paket yang dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan dalam rangka realisasi bimbingan dan karier tersebut terdiri dari lima

paket, yaitu; pemahaman diri, nilai-nilai, pemahaman lingkungan, hambatan dan cara

mengatasi hambatan dan merencanakan masa depan. Semua ini akan menjadi ideal

apabila seluruh paket dapat diselesaikan sebelum pelaksanaan pengelompokan

peminatan dan sebaiknya terlaksana pada semester pertama dan kedua sehingga para

siswa sudah mantap pada saat pemilihan program pada tingkat selanjutnya, karena hal

tersebut sangat membantu para siswa dalam pemilihan program pendidikannya secara

mandiri dan bertanggung jawab (Walgito, 2010: 206-208).

Melihat kurikulum yang baru diterapkan di SMA Negeri 1 Indralaya, peneliti

berusaha untuk melakukan penelitian tindakan yang berkaitan pada pengelompokan

peminatan yang telah dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling di sekolah

tersebut berdasarkan kurikulum 2013, dengan meningkatkan pemahaman dan

keterampilan siswa dalam menentukan pilihan dan menyelesaikan permasalahan

kariernya secara mandiri dengan pemberian layanan yang sesuai dengan

permasalahan yang dihadapi. Oleh sebab itu penelitian yang tepat dilakukan dalam

penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas bimbingan konseling atau disebut

Page 19: Skripsi jeki septiawan

6

PTBK dan tindakan yang akan dilakukan adalah berupa layanan bimbingan

kelompok teknik home room.

Dalam dunia pendidikan, penelitian tindakan menjadi sangat penting bagi

seorang pendidik, dimana penelitian ini memberikan keuntungan kepada para guru

maupun calon para guru karena penelitian tindakan dapat dilakukan dan terintegrasi

dengan praktik yang diselenggarakan dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini

dikarenakan dalam penelitian tindakan kelas dilakukan berdasarkan masalah yang

muncul dalam praktek pembelajaran, terdapat refleksi, berorientasi pada pemecahan

masalah, penguatan kualitas, menggunakan berbagai cara pengumpulan data,

memiliki siklus dan bersifat partisipatif. Hal ini pun dikarenakan dalam penelitian

tindakan bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan praktek pembelajaran serta

peningkatan pelayanan profesional guru dalam menangani proses pembelajaran

disekolah (Hidayat dan Badrujaman, 2012: 7-16).

Berbagai upaya pemerintah untuk mendorong para guru agar melakukan

penelitian tindakan ini. Salah satunya menjadikan penelitian tindakan sebagai syarat

bagi kenaikan pangkat dan menjadi salah satu penunjang penting dalam penilaian

portofolio sertifikasi guru. Kondisi ini tentunya menjadikan penelitian tindakan kelas

menarik banyak perhatian pendidik, baik dosen, mahasiswa, maupun guru. (Hidayat

dan Badrujaman, 2012: 7)

1.2. Identifikasi Masalah

1. Apakah bimbingan kelompok teknik home room dapat meningkatkan

pemahaman siswa terhadap dirinya sendiri, baik itu minat, bakat, potensi,

kemampuan dan karakter dirinya.

2. Apakah bimbingan kelompok teknik home room dapat meningkatkan

kemampuan siswa dalam mengambil keputusan.

3. Apakah bimbingan kelompok teknik home room dapat mengurangi ketidak

yakinan dan ketidak percayaan diri siswa terhadap kelompok peminatannya

seperti konflik batin, kecemasan dan keraguan.

Page 20: Skripsi jeki septiawan

7

4. Apakah bimbingan kelompok teknik home room dapat meningkatkan

informasi siswa tentang peminatan di sekolah.

5. Apakah bimbingan kelompok teknik home room dapat meningkatkan

keterampilan siswa dalam mengenal lingkungan, analisis data diri, dan

mengambil keputusan secara bijak.

6. Apakah bimbingan kelompok teknik home room dapat mengurangi rasa tidak

peduli siswa terhadapat pemilihan kelompok pemintannya.

7. Apakah bimbingan kelompok teknik home room dapat meningkatkan

pemahaman para siswa mengenai kelompok peminatan di sekolah menurut

kurikulum 2013.

8. Apakah bimbingan kelompok teknik home room dapat mengurangi

kebimbangan dan keraguan tentang kelompok peminatan yang akan dipilih

oleh para siswa.

9. Apakah bimbingan kelompok teknik home room dapat meningkatkan

keaktifan dan kemandirian siswa dalam menentukan kariernnya.

10. Apakah bimbingan kelompok teknik home room dapat mengurangi

kesalahpahaman akan pemahaman sekolah mengenai kurikulum 2013.

11. Apakah bimbingan kelompok teknik home room dapat meningkatkan

keterbukaan dan kerja sama siswa terhadapat orang tua, guru pembimbing

serta pihak sekolah dalam penempatan kelompok minat siswa tersebut.

1.3. Rumusan Masalah

Apakah dengan pemberian layanan bimbingan kelompok dengan

menggunakan teknik home room dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam

pemilihan kelompok peminatan pada siswa kelas X di SMA Negeri 1 Indralaya?

1.4. Tujuan Penelitian

Meningkatkan kemampuan dan keterampilan siswa dalam menentukan dan

memutuskan kelompok peminatan yang akan dipilihnya secara tepat dan mandiri

Page 21: Skripsi jeki septiawan

8

sehingga meningkatkan motivasi belajar siswa dan mengurangi keraguan dalam

pemilihan kelompok peminatannya.

1.5. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

Menambah referensi bimbingan dan konseling dalam bidang

bimbingan karier melalui layanan bimbingan kelompok dengan menggunakan

teknik home room terhadap usaha meningkatkan kemampuan, keterampilan

dan kemandirian siswa dalam pemilihan kelompok peminatan, sehingga para

siswa dapat berkembang secara maksimal dalam lingkungan yang sesuai

dengan kompetensi yang dimilikinyan dan ini dilakuakan secara sadar oleh

siswa tersebut.

2. Manfaat praktis

a. Bagi peneliti

Menambah pengalaman dan keahlian serta kompetensi dalam bimbingan

dan koseling dengan teknik home room dalam pemberian layanan

bimbingan kelompok kepada para siswa dalam usaha meningkatkan

kemampuan, keterampilan dan kemandirian siswa dalam menyelesaikan

permasalahan kariernya.

b. Bagi sekolah

Sebagai saran dan bahan pertimbangan dalam pelaksanaan

pengelompokan peminatan melalui bimbingan kelompok teknik home

room di sekolah tersebut yang sesuai dengan kurikulum 2013.

c. Bagi Guru

Adanya saran dalam pemberian layanan bimbingan dan konseling dalam

memahami dan membimbing para siswa mengenai penempatan kelompok

peminatan, khususnya guru bimbingan konseling serta menambah teknik

dan metode pemberian layanan.

Page 22: Skripsi jeki septiawan

9

d. Bagi siswa

Membantu para siswa dalam memahami dirinya sendiri baik itu minat,

bakat, kemampuan dan karakter pribadinya, sehingga siswa mampu

memilih dan menentukan kelompok minat mana yang akan dipilihnya

secara bijaksana dan mandiri, serta siswa mampu menyelesaikan

permasalahan masa depan kariernya secara efektif dan mandiri.

Page 23: Skripsi jeki septiawan

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. BIMBINGAN KARIER

2.1.1. Pengertian Karier

Menurut Murray (dikutif dalam Supriatna dan Budiman, 2006: 9) Karier

merupakan suatu rentangan aktivitas pekerjaan yang saling berhubungan, dengan

memajukan kehidupannya dengan melibatkan berbagai perilaku, kemampuan, sikap,

kebutuhan, aspirasi, dan cita-cita sebagai satu rentang hidupnya sendiri (the span of

one's' life).

Istilah karier dalam kehidupan sehari-hari sering disamakan dengan istilah-

istilah lain yang memiliki pengertian yang hampir sama. Winkel (2005: 213)

menyatakan bahwa dalam bahasa inggris kata karier memiliki arti kemiripan dengan

kata-kata employment, job, occupation, dan career. Kata employment dan job

mengandung makna bahwa seseorang mengerjakan sesuatu kegiatan dengan

mengorbankan tanaga, pikiran dan waktu dengan mendapatkan imbalan ekonomis.

Kata occupation mengandung makna bekerja dengan persiapan dan memperoleh

kepuasan pribadi namun masih terbatas pada waktu-waktu tertentu. Sedangkan kata

career lebih menekankan pada aspek sesorang memandang pekerjaanya sebagai

panggilan hidup dan kesadaran pribadi dengan meresapi seluruh pikiran dan perasaan

serta seluruh gaya hidup dalam mencapai kepuasannya. (life style), tanpa

mengesampingkan imbalan ekonomis dan non-ekonomis.

Berdasarkan pemahaman mengenai karier tersebut sehingga dapat ditarik

kesimpulan bahwa karier adalah rentangan aktivitas pekerjaan suatu jabatan

pekerjaan seseorang dengan memiliki kompetensi dan kemampuan penguasaan

dibidang pekerjaannya sebagai perwujudan dan aktualisasi diri dalam menjalani

hidup dengan memenuhi kebutuhannya baik secara ekonomis maupun non-ekonomis

demi kepuasan hidup.

10

Page 24: Skripsi jeki septiawan

11

2.1.2. Pengertian Bimbingan Karier

Menurut Prayitno dan Amti (dikutip oleh Sucipto, 2008: 2) Bimbingan karier

merupakan salah satu bidang bimbingan dalam pelayanan bimbingan dan konseling

yang diberikan kepada individu agar dapat memahami diri dan tuntutan lingkungan

kariernya, sehingga dapat membuat pilihan dan menjalani kehidupan kariernya

dengan baik.

Menurut Munadir (dikutip oleh Kristina, 2011: 20-21) mengatakan bahwa

bimbingan karier merupakan suatu bimbingan yang berusaha membantu individu

dalam memecahkan masalah karier (pekerjaan) untuk memperoleh penyesuaian yang

sebaik-baiknya untuk masa depannya.

Bimbingan karier merupakan usaha untuk mengetahui dan memahami diri,

memahami apa yang ada dalam diri sendiri dengan baik, serta untuk mengetahui

dengan baik pekerjaan apa saja yang ada dan persyaratan apa yang dituntut untuk

pekerjaan itu (Walgito, 2010: 203)

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa bimbingan karier adalah

sebagai upaya bantuan terhadap individu agar dapat mengenal dan memahami pribadi

dirinya sendiri, mengenal dunia kerja dan mengembangkan masa depan yang sesuai

dengan harapannya sehingga rentangan aktivitas pekerjaan suatu jabatan pekerjaan

karier yang digeluti dapat sesuai dengan kompetensi dan kemampuannya sebagai

perwujudan dan aktualisasi diri dalam menjalani hidup dengan memenuhi

kebutuhannya.

2.1.3. Tujuan Bimbingan Karier

Adapun tujuan dalam pelaksaan bimbingan karier adalah kegiatan yang

berusaha membantu siswa dalam menentukan dan memilih kariernya, hal ini tak

dapat muncul dengan secara sendirinya, tetapi diperlukannya suatu bimbingan, dan

arahan dari seorang konselor. Menurut Walgito (2010: 202) tujuan bimbingan karier

bagi siswa adalah sebagai berikut:

Page 25: Skripsi jeki septiawan

12

a. Dapat memahami dan menilai dirinya sendiri, terutama yang berkaitan dengan

potensi yang ada dalam dirinya mengenai kemampuan, minat, bakat, sikap,

dan cita-cita.

b. Menyadari dan memahami nilai-nilai yang ada dalam dirinya dan yang ada

dalam masyarakat.

c. Mengetahui berbagai jenis pekerjaan yang berhubungan dengan potensi yang

ada dalam dirinya, mengetahui jenis-jenis pendidikan dan latihanyang

diperlukan bagi suatu bidang tertentu, serta memahami hubungan usaha

dirinya yang sekarang dengan masa depan.

d. Memahami hambatan-hambatan yang mungkin timbul, yang disebabkan oleh

dirinya sendiri dan faktor lingkungan, serta mencari jalan untuk dapat

mengatasi hambatan-hambatan tersebut.

e. Para siswa dapat merencanakan masa depannya, serta menemukan karier dan

kehidupannya yang serasi atau sesuai.

Sedangkan tujuan pentingnya perencanaan karier menurut Dillar (dikutif

dalam Yusup, 2012: 23-25) adalah sebagai berikut:

a. Memperoleh kesadaran diri (acquiring self awareness and understanding).

b. Mencapai kepuasan pribadi (attaining personal satisfaction).

c. Mempersiapakan diri untuk memperoleh penempatan dan penghasilan yang

sesuai (preparing for adequate placement).

d. Efisiensi usaha dan penggunaan waktu (efficiently using time and effort).

Jadi tujuan bimbingan karier adalah mambantu individu dalam mengenal

dirinya dan membantu perencanaan masa depannya dalam mencapai kesuksesan yang

sesuai diharapkan, dimana tujuan bimbingan karier bagi siswa adalah sebagai berikut:

a. siswa dapat mengenal dan memahami dirinya.

b. siswa dapat mengenal dunia kerja.

c. Siswa mampu merencanakan masa depan yang sesuai dengan yang

diharapakannya.

Page 26: Skripsi jeki septiawan

13

d. Siswa mampu menentukan dan mengambil keputusan secara tepat dan

bertanggung jawab atas keputusan yang diambilnya sehingga mampu

mewujudkan dirinya secara bermakna.

2.1.4. Manfaat Bimbingan Karier

Bimbingan karier sangat mempengaruhi dalam pengambilan suatu keputusan

pemilihan karier yang tepat bagi siswa sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya.

Menurut Dillar (dalam Yusup, 2012: 26-27) manfaat yang diperoleh siswa jika ia

mampu merencanakan kariernya dengan baik adalah sebagai berikut:

a. Pengetahuan dan pemahaman akan diri sendiri akan lebih meningkat.

b. Mengetahui berbagai macam dunia karier dan pengetahuannya tentang dunia

kerja.

c. Cakap dalam membuat keputusan karier secara efektif.

d. Memperoleh informasi yang terarah mengenai karier yang tersedia.

e. Cakap memanfaatkan kesempatan karier yang sesuai dengan kemampuannya.

Jadi secara umum dapat disimpulkan bahwa manfaat bimbingan karier yaitu

Membantu siswa dalam memahami diri dan lingkungannya dalam mengambil

keputusan, merencanakan dan pengarahan kegiatan-kegiatan yang menuju kepada

karier (dunia kerja) yang diinginkannya dan cara hidup yang akan memberikan rasa

kepuasan karena sesuai dengan dirinya dan lingkungannya.

2.1.5. Kompetensi Pemberian Layanan Bimbingan Karier

Adapun kompetensi dasar yang harus dipenuhi dalam pemberian bimbingan

karier kepada siswa di sekolah yaitu: (Muslihuddin, dkk, dikutip oleh sudrajat,

2008:2)

a. Pemantapan pemahaman diri berkenaan dengan kecenderungan karier yang

hendak dikembangkan.

b. Pemantapan orientasi dan informasi karier pada umumnya dan karier yang

hendak dikembangkan secara khusunya.

Page 27: Skripsi jeki septiawan

14

c. Orientasi dan informasi terhadap dunia kerja dan usaha memperoleh

penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan tuntutan hidup untuk

berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

d. Pengenalan berbagai lapangan perkerjaan yang dapat dimasuki setelah tamat.

e. Orientasi dan informasi terhadap pendidikan tambahan dan pendidikan yang

lebih tinggi, khususnya sesuai dengan karier yang hendak dikembangkan.

f. Khusus untuk sekolah menengah kejuruan (SMK) pelatihan diri untuk

ketrampilan kejuruan khusus lembaga kerja (instansi, perusahaan, industri dan

lain-lain) sesuai dengan program kurikulum sekolah menengah kejuruan yang

bersangkutan.

Dengan terpenuhinya kompetensi tersebut secara menyeluruh, maka

pelaksanaan bimbingan kareir yang akan diberikan kepada para siswa akan berjalan

lebih mudah dengan keefektifan dan efesiensi yang baik, sehingga dalam pemilihan

dan penentuan kehidupan kariernya lebih tepat dan sesuai dengan keinginnya dan

potensi yang dimilikinya. Dalam memenuhi kompetensi ini, peran guru bimbingan

dan konseling sangat diperlukan dalam memberikan bimbingan dan pengarahan,

sehingga dapat mengembangkan kepribadian siswa secara maksimal serta

mengurangi kesalahan dan kegagalan dalam kehidupan karier para siswanya.

2.1.6. Paket-Paket dalam Bimbingan Karier

Paket-paket bimbingan karier yang dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan

dan Kebudayaan (dikutip oleh Walgito, 2010: 206-208) dalam rangka realisasi

bimbingan karier terdiri dari 5 paket yang merupakan paket-paket acuan dan arahan

yang harus dilakukan seorang konselor dalam pemberian layanan bimbingan karier,

lima paket tersebut yaitu antara lain:

1. Pemahaman diri (paket I) yaitu membantu para siswa agar mengetahui dan

memahami siapa sebenarnya dirinya. Para siswa diharapkan dapat

mengetahui dan mamahami potensi, kemampuan, minat, bakat, dan cita-cita

mereka sendiri. Oleh karena itu, paket I terdiri dari:

Page 28: Skripsi jeki septiawan

15

a. Pengantar pemahaman diri.

b. Bakat, potensi dan kemampuan.

c. Cita-cita atau gaya hidup.

d. Sikap.

2. Nilai-nilai (paket II) yaitu: para siswa diharapkan dapat mengetahui dan

memahami nilai-nilai yang ada dalam dirinya dan yang ada dalam masyarakat.

Paket II ini mencakup:

a. Nilai kehidupan.

b. Salling menganal dengan nilai orang lain.

c. Pertentangan nilai-nilai dalam diri sendiri.

d. Pertentangan nilai-nilai diri sendiri dengan orang lain.

e. Nilai-nilai yang bertentangan dengan kelompok atau masyrakat.

f. Bertindak berdasarkan nilai-nilai sendiri.

3. Pemahaman lingkungan (paket III) yaitu: siswa diharapkan dapat mengetahui

dan memahami keadaan lingkungan, sehingga para siswa dapat mengambil

langkah dengan tepat. Paket ini mencakup:

a. Informasi pendidikan.

b. Kekayaan daerah dan pengembangannya.

c. Informasi jabatan.

4. Hambatan dan mengatasi hambatan (paket IV) yaitu: para siswa diharapkan

mengetahui dan memahami hambatan-hambatan apa yang ada dalam rangka

pencapaian tujuan (karier yang cocok) dan setelah mengetahui hambatannya

maka para siswa akan mencoba cara pemecahan atas hambatan yang ada.

Peket ini terdiri dari:

a. Faktor pribadi.

b. Faktor lingkungan.

c. Manusia dan hambatan.

d. Cara-cara mengatasi hambatan.

Page 29: Skripsi jeki septiawan

16

5. Merencanakan masa depan (paket V) yaitu: para siswa dituntut dapat

merencanakan masa depannya dalam kehidupan kariernya. Paket V ini terdiri

dari:

a. Menyusun infomasi diri.

b. Mengelola infomasi diri.

c. Mempertimbangkan alternatif.

d. Keputusan dan merencanakan masa depan.

2.2. KELOMPOK PEMINATAN

2.2.1. Pengertian Minat

Menurut Sukardi (1994: 83) minat merupakan salah satu unsur kepribadian

individu yang memegang peranan penting dalam pengembilan keputusan, dimana

minat mengarahkan tindakan individu terhadap suatu objek atas dasar senang dan

tidak senang, suka dan tidak suka. dan minat seseorang ini dapat diketahui melalui

pernyataan senang atau tidak senangnya terhadap objek. Untuk mengungkap lebih

detilnya minat seseorang sangat dipengaruhi dari aspek individual yaitu ranah

kemampuan (ability) dan ranah kepribadian (personality).

Minat merupakan sumber motivasi yang mendorong seseorang untuk

melakukan sesuatu dan adanya pilihannya bila orang tersebut diberi kebebasan untuk

memilih (Hurlock, dikutip oleh Aprianto, 2012: 7).

Menurut Bingham dan Daniel (dikutip oleh Aprianto, 2012: 7), minat adalah

kecenderungan orang untuk tertarik dalam suatu pengalaman dan untuk terus

demikian itu. Kecenderungan itu tetap bertahan sekalipun seseorang sibuk

mengerjakan hal lain. Kegiatan yang diikuti seseorang karena kegiatan itu menarik

baginya, merupakan perwujudan minatnya.

Menurut Slameto (dikutip oleh Aprianto, 2012: 8), minat juga dapat diartikan

sebagai suatu rasa lebih suka dan rasa keterkaitan pada suatu hal aktivitas, tanpa ada

yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan sesuatu hubungan

antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan

Page 30: Skripsi jeki septiawan

17

tersebut, semakin besar pula minat. Minat dapat diekspresikan melalui suatu

pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal dari pada hal

lainnya, dapat pula ditunjukkan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas.

Dari pengertian di atas, minat adalah suatu perasaan suka atau tertarik

terhadap suatu objek tanpa adanya keterpaksaan untuk melakukan suatu atau

aktivitas, dimana minat merupakan sumber motivasi individu yang memegang

peranan penting dalam pengembilan keputusan, sehingga semua kegiatan dan

aktivitas yang dilakukan berdasarkan keinginan dan kesadaran pribadinya sendiri.

2.2.2. Cara Mengukur Minat

Minat seseorang dapat dikenali dari sikap, pendapat dan tingkah laku yang

merupakan cerminan minat yang diinginkan seorang siswa. Menurut Super dan Crites

(dikutip oleh Sukardi 2008: 65) menyebutkan empat tipe cara mengetahui minat

yaitu:

1. Minat yang diekspresikan Ialah ekspresi verbal maupun yang perlakuan

mengenai hal yang disenangi dan tidak disenangi.

2. Minat yang dimanifestasikan yaitu minat yang akan nampak karena partisifasi

individu dalam kegiatan yang diberikan.

3. Minat yang dites yaitu minat dapat diketahui melalui pengukuran

menggunakan instrumentasi tertentu, seperti tes bakat.

4. Minat yang diinfentarisasikan, biasanya ditetapkan dengan daftar cek dan

catatan-catatan lainnya, sehingga mudah dianalisis dan dilakukan penilaian.

2.2.3. Minat Belajar

Menurut Ayuningtyas (dikutip oleh Mukminin, 2012: 11) minat belajar adalah

suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan yang menimbulkan keinginan untuk

berhubungan lebih aktif yang ditandai adanya hubungan perasaan senang tanpa ada

paksaan siswa yang memiliki minat belajar yang tinggi dalam kelasnya akan

menimbulkan keninginan untuk berhubungan lebih aktif dengan proses belajar di

kelas seperti sering bertanya pada guru, rajin mengerjakan pekerjaan rumah, mencari

Page 31: Skripsi jeki septiawan

18

referensi materi pelajaran sekolah dengan rasa senang, ikhlas dalam menjalankan

kegiatan tanpa ada ada pemaksaan dari dalam dan dari luar individu.

Sedangkan menurut Widya (dikutip oleh Mukminin, 2012: 12) minat belajar

siswa merupakan rasa suka dan ketertarikan pada aktifitas belajar antara lain

membaca, menulis, serta tugas praktek, tanpa ada yang menyuruh. Siswa yang

memiliki minat belajar yang tinggi akan memperhatikan partisipasinya pada suatu

aktifitas yang dia minati khusus di kelas.

Kesimpulannya minat belajar adalah dorongan yang berasal dari dalam

individu yang meliputi emosi, konasi dan kognisi untuk merasa tertarik pada aktifitas

belajar di kelas. Hal ini di tandai dengan adanya rasa senang atas dasar kemauan

sendiri untuk mengikuti pembelajaran tersebut.

2.2.4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar

Sikap siswa terhadap minat yang dipilihnya sangat dipengaruhi dari beberapa

faktor yang kompleks yang membentuk kognisi, afeksi serta tingkah laku siswa

dalam memilih minat mana yang sangat disukai oleh siswa tersebut. Menurut

Hadinoto (dikutip oleh Aprianto 2012: 9), ada dua faktor yang mempengaruhi minat

seseorang, yaitu:

1. Faktor dari dalam (intrinsik) yaitu berarti bahwa sesuatu perbuatan memang

diinginkan karena seseorang senang melakukannya, orang tersebut senang

melakukan perbuatan itu demi perbuatan itu sendiri, dimana minat dari dalam

individu berupa keinginan atau senang pada perbuatan.

2. Faktor dari luar (ekstrinsik) yaitu berarti bahwa sesuatu perbuatan dilakukan

atas dasar dorongan atau pelaksanaan dari luar. Orang melakukan kegiatan ini

karena ia didorong atau dipaksa dari luar.

Sedangkan menurut Soemanto (dikutip oleh Mukminin, 2012: 16)

mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar siswa adalah

sebagai berikut:

Page 32: Skripsi jeki septiawan

19

1. Faktor yang bersumber dari siswa itu sendiri

a. Tidak mempunyai tujuan yang jelas, jika tujuan belajar sudah jelas maka

siswa cenderung menaruh minat terhadap belajar. Sebab belajar

merupakan suatu kebutuhan. Besar kecilnya minat terhadap belajar

tergantung pada tujuan belajar yang jelas dari siswa.

b. Bermanfaat atau tidaknya sesuatu yang dipelajari bagi individu. Apabila

pelajaran kurang dirasakan bermanfaat bagi perkembangan dirinya, siswa

cenderung untuk menghindar.

c. Kesehatan yang sering mengganggu. Kesehatan ini sangat berpengaruh

dalam belajar, seperti sakit, kurang vitamin, hal ini akan mempengaruhi

siswa dalam belajarnya atau menjalankan tugas-tugasnya di kelas.

d. Adanya masalah atau kesukaran kejiwaan. Masalah atau kesukaran

kejiwaan misalnya gangguan emosional, rasa tidak senang,

gangguangangguan dalam proses berpikir akan berpengaruh pada minat

belajar siswa.

2. Faktor yang bersumber dari lingkungan sekolah

a. Cara menyampaikan pelajaran

Dalam proses belajar-mengajar penyampaian pelajaran oleh guru sangat

menentukan minat belajar siswa. Apabila guru menguasai materi tetapi ia

kurang pandai dalam menerapkan metode belajar yang tepat akan

mempengaruhi minat belajar siswa.

b. Adanya konflik pribadi antara guru dengan siswa

Dengan adanya konflik pribadi antara guru dengan siswa ini akan

mengurangi minat pada mata pelajaran tetapi dengan adanya konflik

tersebut menyebabkan minat siswa berkurang lebih jauh lagi kemungkinan

bisa hilang.

c. Suasana lingkungan sekolah

Suasana lingkungan sekolah sangat berpengaruh terhadap minat belajar

siswa, suasana lingkungan disini termasuk iklim di sekolah, iklim belajar

Page 33: Skripsi jeki septiawan

20

suasana tempat dan fasilitas yang semuanya menimbulkan seseorang betah

dan tertuju.

d. perhatiannya kepada kegiatan belajar mengajar.

3. Faktor yang bersumber dari lingkungan keluarga dan masyarakat

a. Masalah broken home. masalah yang terjadi dari pihak orang dan

lingkungan keluarga akan mempengaruhi minat belajar siswa.

b. Perhatian utama siswa dicurahkan kepada kegiatan-kegiatan di luar

sekolah. Pada saat ini di luar sekolah banyak sekali hal-hal yang dapat

menarik minat siswa yang dapat mengurangi minat siswa terhadap belajar

seperti kegiatan olah raga dan bekerja.

2.2.5. Ciri-ciri Minat Belajar Pada Siswa

Dalam kegiatan pembelajaran yang berlangsung, seorang guru dapat melihat

minat belajar siswa dalam mengikuti mata pelajaran dikelas. Minat belajar para siswa

tersebut memiliki ciri-ciri tertentu. Adapun menurut Slameto (dikutip oleh Mukminin,

2012: 17) siswa yang berminat terhadap sesuatu dalam belajar memiliki ciri-ciri

sebagai berikut:

a. Mempunyai kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengingat

sesuatu yang dipelajari secara terus-menerus. Siswa yang memiliki minat

yang tinggi terhadap pelajaran yang disenanginya ia akan memperhatikan

pelajaran itu secara terus-menerus tidak mudah terpengaruh oleh apapun,

misalnya kegaduhan suasana luar kelas, ajakan teman untuk bermain.

b. Ada rasa suka dan senang terhadap sesuatu yang diminati yaitu siswa yang

memiliki minat belajar yang tinggi akan belajar dengan senang, perasaan

bahagia, tidak ada perasaan yang membuatnya tertekan sehingga siswa akan

mudah untuk memahami materi yang telah diajarkan.

c. Memperoleh suatu kebanggaan dan kepuasan pada sesuatu yang diminati,

Siswa yang memiliki minat belajar yang tinggi setelah memperoleh hasil dari

apa yang telah diusahakannya maka ia akan merasa puas dan bangga terhadap

Page 34: Skripsi jeki septiawan

21

jerih payahnya dalam memperoleh nilai belajar, seperti saat menerima raport

ia akan puas, menemukan referensi materi pelajaran yang sulit akan bangga,

dan merasa puas memecahkan masalah yang membuatnya tertarik seperti

mengerjakan soal matematika, fisika, kimia dan lainnya yang membuatnya

menantang.

d. Lebih menyukai suatu hal daripada yang lainnya, Siswa yang memiliki minat

belajar yang tinggi ia akan mengabaikan aktifitas atau kegiatan yang tidak

berhubungan dengan minatnya contoh Siswa akan mengabaikan ajakan teman

untuk pergi bermain bola, basket, pergi ke perpustaan dll ketika sedang

mempelajari pelajaran yang disukainya.

e. Dimanifestasikan melalui partisipasi pada aktifitas atau kegiatan, Siswa yang

berminat belajar yang tinggi maka ia akan mengikuti berbagai aktifitas yang

berhubungan dengan materi pelajaran yang mereka sukai seperti ikut karya

ilmiah, studi kampus, belajar kelompok dan membuat karya yang sesuai

dengan pelajaran yang diminatinya.

2.3. KELOMPOK PEMINATAN SMA DALAM KURIKULUM 2013

2.3.1. Bentuk Kelompok Peminatan di SMA dalam Kurikulum 2013

Dalam kurikulum 2013 Kelompok mata pelajaran Wajib dan Mata pelajaran

Pilihan di SMA dan SMK, dimana Mata pelajaran wajib sebanyak Sembilan mata

pelajaran dengan beban belajar 18 jam per minggu. Konten kurikulum (Kompetensi

Inti dan kompetensi dasar) dan kemasan konten serta label konten (mata pelajaran)

untuk mata pelajaran wajib bagi SMA dan SMK adalah sama. Struktur ini

menempatkan prinsip bahwa peserta didik adalah subjek dalam belajar dan mereka

memiliki hak untuk memilih sesuai dengan minatnya. struktur kelompok peminatan

akademik (SMA) memberikan keleluasaan bagi peserta didik sebagai subjek tetapi

juga berdasarkan pandangan bahwa semua disiplin ilmu adalah sama dalam

kedudukannya. Nama kelompok minat diubah dari IPA, IPS dan Bahasa menjadi

Matematika dan Sains, Sosial, dan Bahasa. Nama-nama ini tidak diartikan sebagai

Page 35: Skripsi jeki septiawan

22

nama kelompok disiplin ilmu karena adanya berbagai pertentangan fisolosfis

pengelompokan disiplin ilmu. Berdasarkan filosofi rekonstruksi sosial maka nama

organisasi kurikulum tidak terikat pada nama disiplin ilmu. (Kementrian

Kependidikan dan Kebudayaan, 2013: 16-17).

Peminatan dalam kurikulum 2013 ini mencakup kelompok mata pelajaran

wajib, kelompok mata pelajaran peminatan serta kelompok mata pelajaran

pendalaman dan lintas minat untuk peserta didik SMA/MA yang merupakan bagian

yang tidak terpisahkan dan terintegrasi dalam program pelayanan bimbingan dan

konseling pada satuan pendidikan, khususnya dalam jenjang pendidikan menengah.

Artinya, program pelayanan bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan harus

memuat pelayanan peminatan baik kelompok mata pelajaran maupun lintas minat

mata pelajaran. Upaya ini mengacu kepada program pelaksanaan kurikulum tahun

2013, khususnya terkait dengan peminatan akademik, pilihan lintas minat atau

pendalaman mata pelajaran, dan peminatan studi lanjutan. Program bimbingan dan

konseling dengan peminatan sepenuhnya berada di bawah tanggung jawab guru

bimbingan dan konseling (guru bimbingan dan konseling) atau Konselor di setiap

satuan pendidikan. (Arbani, 2013:ii)

Mata pelajaran pilihan terdiri atas pilihan akademik (SMA) serta pilihan

akademik dan vokasional (SMK). Mata pelajaran pilihan ini memberikan corak

kepada fungsi satuan pendidikan dan di dalamnya terdapat pilihan sesuai dengan

minat peserta didik. Beban belajar di SMA untuk Tahun X, XI, dan XII masing-

masing 43 jam belajar per minggu. Satu jam belajar adalah 45 menit (Kementrian

Kependidikan dan Kebudayaan, 2013: 16).

Page 36: Skripsi jeki septiawan

23

Terlampir di bawah adalah mata pelajaran wajib yang tersusun dalam

kurikulum 2013 (Kementrian Kependidikan dan Kebudayaan, 2013: 17).

Tabel 2.1. Mata pelajaran wajib di sekolah menengah atas.

MATA PELAJARAN

ALOKASI WAKTU

BELAJAR

X XI XII

KELOMPOK WAJIB

1 Pendidikan Agama 3 3 3

2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 2

3 Bahasa Indonesia 4 4 4

4 Matematika 4 4 4

5 Sejarah Indonesia 2 2 2

6 Bahasa Inggris 2 2 2

7 Seni Budaya 2 2 2

8 Prakarya 2 2 2

9 Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan 2 2 2

Jumlah jam pelajaran kelompok wajib per minggu 23 23 23

KELOMPOK PEMINATAN

Mata pelajaran peminatan (SMA) 20 20 20

Mata pelajaran peminatan dan vokasi (SMK) 28 28 28

Page 37: Skripsi jeki septiawan

24

Terlampir di bawah adalah mata pelajaran peminatan dan mata pelajaran

pilihan yang tersusun dalam kurikulum 2013 (pendalaman minat dan lintas minat)

(Kementrian Kependidikan dan Kebudayaan, 2013: 17).

Tabel 2.2. Mata pelajaran peminatan dan mata pelajaran pilihan di sekolah menengah

atas.

Mata pelajaran Kelas

X XI XII

Kelompok Wajib 23 23 23

Peminatan Matematika Dan Sains

I 1 Matematika 3 4 4

2 Biologi 3 4 4

3 Fisika 3 4 4

4 Kimia 3 4 4

Peminatan Social

II 1 Geografi 3 4 4

2 Sejarah 3 4 4

3 Sosiologi dan Antropologi 3 4 4

4 Ekonomi 3 4 4

Peminatan Bahasa

III 1 Bahasa dan Sastra Indonesia 3 4 4

2 Bahasa dan Sastra Inggris 3 4 4

3 Bahasa dan Sastra Asing lainnya 3 4 4

4 Sosiologi dan Antropologi 3 4 4

Mata Pelajaran Pilihan

6 4 4

Jumlah pelajaran yang tersedia 73 75 75

Jumlah pelajaran yang harus ditempuh 41 43 43

Page 38: Skripsi jeki septiawan

25

2.3.2. Permasalahan yang Dialami Siswa dalam Menentukan Peminatan

Siswa dihadapkan dengan berbagai pilihan dalam kelompok peminatan, tentu

banyak hal yang mempengaruhi para siswa tersebut untuk menentukan pilihan mana

yang sesuai dengan potensi yang dimilikinya, sehingga menyebabkan para siswa

tersebut mengalami kebingungan dan keraguan menentukan pilihannya. Menurut

Bordin atau Pepinsky (Kemendiknas, 2013: 51-52), permasalahan-permasalahan yang

dialami siswa dalam menentukan peminatannya berupa:

a. Tidak mampu dalam mengambil keputusan.

b. Secara potensial mampu namun tidak yakin dan tidak percaya diri, serta tidak

mendapat dukungan lingkungan.

c. Siswa tidak mimiliki informasi yang cukup tentang peminatan di sekolah.

d. Siswa kurang keterampilan dalam mengenal dirinya sendiri, lingkungan. analisis

data diri, dan mengambil keputusan secara bijak.

e. Adanya konflik batin tentang peminatan yang akan dipilih.

f. Siswa cemas dalam memilih meskipun tahu jurusan apa yang harus dipihnya,

namun ragu dalam memutuskan (takut salah).

g. Siswa tidak merasa memiliki masalah dalam pemilihan peminatan atau bersifat

acuh.

2.3.3. Peran Guru Bimbingan dan Konseling SMA dalam Implementasi

Kurikulum 2013

Peminatan memberikan kesempatan yang cukup luas bagi peserta didik untuk

menempatkan diri pada jalur yang lebih tepat dalam rangka penyelesaian studi secara

terarah, sukses, dan jelas dalam arah pendidikan selanjutnya. Wilayah Peminatan

kelompok mata pelajaran dan mata pelajaran bagi peserta didik ini, dalam

keseluruhan program pendidikan satuan pendidikan dasar dan menengah merupakan

bidang pelayanan bimbingan dan konseling yang menjadi wilayah manajemen

bimbingan dan konseling dan wilayah tugas pokok guru bimbingan dan konseling

/Konselor dalam kerangka keseluruhan program pelayanan bimbingan dan konseling

Page 39: Skripsi jeki septiawan

26

pada satuan pendidikan. Pendalaman materi mata pelajaran merupakan bidang

pelayanan pembelajaran yang menjadi wilayah manajemen pembelajaran dan wilayah

tugas pokok guru Mata Pelajaran dalam kerangka keseluruhan program pembelajaran

pada satuan pendidikan. Data peminatan ini digunakan sebagai acuan bagi guru

bimbingan dan konseling /Konselor dalam memberikan pertimbangan kepada pihak-

pihak terkait dalam menentukan kebijakan terkait implementasi kurikulum 2013 di

tingkat satuan pendidikan. Buku Data Peminatan ini sebagai bagian yang tidak

terpisahkan dari implementasi kurikulum 2013 (Arbani, 2013:ii).

Esensial kurikulum 2013 adalah program peminatan. program peminatan ini

menuntut diungkapkannya potensi diri peserta didik dan kondisi keluarga serta

lingkungan sebagai aspek-aspek pokok yang dapat menentukan arah peminatan

peserta didik tersebut, oleh sebab itu peran guru bimbingan dan konseling dalam

kurikulum 2013 ini lebih besar pada kegiatan penempatan peminatan yang membantu

para siswa dalam menentukan dan memutuskan pemilihan kelompok peminatan mana

yang sesuai dengan potensi mereka (Kementrian Kependidikan dan Kebudayaan,

2013: 68).

Secara khusus menurut Wibowo (2013) tujuan pelayanan bimbingan dan

konseling dalam kelompok peminatan di SMA adalah sebagai berikut:

1. Pendidikan di SMA/MA merupakan pendidikan untuk menyiapkan siswa menjadi

manusia dewasa yang mampu hidup mandiri di masyarakat.

2. Kemandirian tersebut didasarkan pada kematangan pemenuhan potensi dasar,

bakat, minat, dan keterampilan pekerjaan/karier.

3. Kurikulum SMA/MA memberikan kesempatan bagi siswa untuk memilih

kelompok mata pelajaran dan mata pelajaran tertentu sesuai dengan kemampuan

dasar umum (kecerdasan), bakat, minat dan kecenderungan pilihan masing-

masing siswa.

4. Setamat dari SMA/MA siswa dapat melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi

dibidang yang sesuai dengan pilihan dan pendalaman mata pelajaran ketika di

SMA/MA.

Page 40: Skripsi jeki septiawan

27

5. Setamat dari SMA/MA siswa dapat bekerja di bidang yang sesuai dengan pilihan

dan pendalaman mata pelajaran ketika di SMA/MA.

2.3.4. Aspek-Aspek Pemilihan dan Penetapan kelompok Peminatan

Untuk menentukan pemilihan dan penetapan kelompok peminatan yang sesuai

potensi siswa, ada beberapa aspek yang harus diperhatikan oleh guru bimbingan dan

konseling dalam pemberian layanan penempatan, dimana aspek-aspek ini sebagai

faktor penentu dalam menentukan keberhasilan penempatan siswa. Dalam

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (2013: 65) menyebutkan aspek-aspek dalam

pemilhan dan penetapan kelompok peminatan adalah sebagai berikut:

1. Prestasi belajar peserta didik kelas VII, VIII dan IX serta nilai UN yang

diperoleh di SMP/MTS.

2. Prestasi non-akademik yang diperoleh dari SD/MI s/d SMP/MTS.

3. Minat belajar peserta didik berdasarkan angket saat pendaftaran maupun

pendataan.

4. Dukungan orang tua yang telah dikomunikasikan terlebih dahulu.

5. Data diteksi potensi peserta didik berupa tes peminatan yang baru

dilaksanakan di SMA/SMK.

6. Rekomendasi guru bimbingan dan konseling di SMP/MTS.

2.3.5. Langkah-Langkah Pokok Pelayanan Arah Peminatan di Sekolah oleh

Guru Bimbingan dan Konseling

Dalam pelayanan penempatan kelompok peminatan di sekolah, tentu guru

bimbingan dan konseling terlebih dahulu menentukan langkah-langkah yang harus

dilakukannya. Adapun langkah-langkah pokok pelayanan arah peminatan oleh guru

bimbingan dan konseling menurut Wibowo (2013) dan Kementrian Kependidikan

dan Kebudayaan (2013: 60-64) yaitu:

1. Langkah pertama: Pengumpulan data

Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data untuk peminatan

peserta didik tersebut dapat digunakan teknik tes maupun non tes. Teknik tes

Page 41: Skripsi jeki septiawan

28

seperti tes kepribadian, minat, bakat dll. Sedangkan teknik nontes dapat

berupa dokumentasi, angket, wawancara, dan observasi. Sedangkan Data yang

dikumpulkan yaitu dapat berupa:

a. Data pribadi siswa: kemampuan dasar umum (kecerdasan), bakat dan

minat serta kecenderungan potensi.

b. Keluarga.

c. Kondisi lingkungan.

d. Mata pelajaran wajib dan pilihan.

e. Sistem pembelajaran, termasuk Sistem Kredit Semester (SKS).

f. Informasi pekerjaan/karier.

g. Bahan informasi karier.

h. Bahan informasi pendidikan lanjutan.

i. Data kegiatan belajar.

j. Data hasil belajar.

k. Data khusus tentang siswa.

2. Langkah Kedua: informasi arah peminatan

Langkah ini dilakukan pada awal masuk sekolah yaitu pada masa

orientasi studi, memasuki kelas baru, dan menjelang akhir studi, siswa

diberikan informasi selengkapnya, sesuai dengan jenis dan jenjang satuan

pendidikan siswa, yaitu informasi tentang :

1) Sekolah ataupun program yang sedang mereka ikuti dan setamat dari

sekolah atau selepas dari kelas yang mereka duduki sekarang.

2) Kurikulum dan berbagai mata pelajaran baik yang wajib maupun pilihan

yang diikuti siswa, terutama berkenaan dengan pilihan arah minat

kelompok mata pelajaran dan mata pelajaran, pendalaman mata pelajaran

serta lintas mata pelajaran.

3) Informasi tentang karier atau jenis pekerjaan yang perlu dipahami dan/atau

yang dapat dijangkau oleh tamatan pendidikan yang sedang ditempuh

sekarang, terutam berkenaan dengan peminatan kejuruan.

Page 42: Skripsi jeki septiawan

29

4) Informasi tentang studi lanjutan setamat pendidikan yang sedang

ditempuh sekarang.

3. Langkah Ketiga : Identifikasi dan penetapan arah peminatan

Langkah ini terfokus pada kesesuaian antara kondisi pribadi siswa

dengan syarat-syarat atau tuntutan kelompok mata pelajaran dan mata

pelajaran pilihan, arah pengembangan karier, kondisi orang tua dan

lingkungan pada umumnya, terutama dalam rangka peminatan akademik,

kejuruan, pendalaman mata pelajaran, lintas minat mata pelajaran dan studi

lanjutan. Keadaan yang diinginkan ialah kondisi pribadi siswa benar-benar

cocok atau sejajar, atau setidak-tidaknya mendekati, dengan persyaratan dan

kesempatan yang ada. kesesuaian itu disertai dengan tersedianya fasilitas yang

ada di sekolah yang cukup memadai, serta dukungan moral dan finansial yang

memadai pula (terutama dari orang tuanya). Langkah ini dilaksanakan

melalui kontak langsung guru bimbingan dan konseling atau Konselor, guru

Mata Pelajaran, dan guru Wali Kelas dengan siswa melalui strategi

Transformasional-BMB3 yang mengajak siswa berpikir, merasa, bersikap,

bertindak, dan bertanggung jawab atas berbagai aspek pilihan yang tersedia

dan keputusan yang diambil (ABKIN dan ILO, 2011, dikutip oleh Wibowo,

2013 ).

4. Langkah Keempat : Penyesuaian

Apabila pilihan dan keputusan arah peminatan kelompok mata

pelajaran dan mata pelajaran tepat tetapi sekolah yang sedang atau akan

diikuti tidak tersedia pilihan yang diinginkan, maka siswa yang bersangkutan

dapat dianjurkan untuk mengambil pilihan itu di sekolah lain. Lebih jauh,

apabila pilihan dan keputusan tepat dan fasilitas di sekolah/madrasah tersedia,

tetapi dukungan finansial tidak ada, maka perlu dilakukan konseling

perorangan (dengan siswa dan orang tuanya untuk membahas kemungkinan

mencari bantuan atau beasiswa). Apabila pilihan dan keputusan tidak tepat,

maka siswa yang bersangkutan perlu mengganti pilihan kelompok mata

Page 43: Skripsi jeki septiawan

30

pelajaran dan mata pelajaran lain dan perlu dilakukan penyesuaian-

penyesuaian pada diri siswa dan pihak-pihak yang berkepentingan. Untuk ini

diperlukan layananan konseling perorangan bagi siswa yang bersangkutan.

5. Langkah Kelima: Monitoring dan tindak lanjut

guru bimbingan dan konseling atau Konselor, guru Mata Pelajaran,

dan guru Wali Kelas memonitor penampilan dan kegiatan siswa asuhnya

secara keseluruhan dalam menjalani program pendidikan yang diikutinya,

khususnya berkenaan dengan arah peminatan kelompok mata pelajaran dan

mata pelajaran yang dipilihnya. Perkembangan dan berbagai permasalahan

siswa perlu diantisipasi dan memperoleh pelayanan bimbingan dan konseling

secara komprehensif dan tepat.

2.3.6. Fungsi Asesmen Bimbingan dan Konseling dalam Kurikulum 2013

Asasmen adalah produk sistematis untuk mengumpulkan informasi yang

digunakan untuk membuat inferensi atau keputusan mengenai karakteristik seseorang.

Kegiatan asasmen ini dilakukan untuk memperoleh gambaran berbagai kondisi

individu dan lingkungannya sebagai dasar pengembangan program layanan

bimbingan dan konseling sesuai dengan kebutuhan (Kementrian Kependidikan dan

Kebudayaan, 2013: 6).

Asesmen yang dikembangkan adalah asesmen yang baku dan meliputi

beberapa aspek yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor dalam kompetensi dengan

menggunakan indikator-indikator yang ditetapkan dan dikembangkan oleh guru

bimbingan dan konseling / Konselor sekolah. Asesmen yang diberikan kepada klien

merupakan pengembangan dari area kompetensi dasar pada diri klien yang akan

dinilai, yang kemudian akan dijabarkan dalam bentuk indikator-indikator. Pada

umumnya asesmen bimbingan konseling dapat dilakukan dalam bentuk laporan diri,

performance test, tes psikologis, observasi, wawancara, dan sebagainya. Asesmen

yang dilakukan sebelum, selama dan setelah konseling berlangsung dapat memberi

Page 44: Skripsi jeki septiawan

31

informasi yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang dihadapi klien

(Hengki dkk, 2012).

Asesmen merupakan hal yang penting dan harus dilakukan dengan berhati-

hati sesuai dengan kaidahnya. Kesalahan dalam mengidentifikasi karena asesmen

yang tidak memadai akan menyebabkan treatmen gagal; atau bahkan dapat memicu

munculnya konsekuensi dari tritmen yang merugikan diri klien. Meskipun menjadi

dasar dalam melakukan tritmen pada klien, tidak berarti konselor harus menilai (to

assess) semua latar belakang dan situasi yang dihadapi klien pada saat itu jika tidak

perlu. Hal itu berkaitan dengan apa saja yang relevan untuk mengembangkan

intervensi atau tritmen yang efektif, efisien, dan berlangsung lama bagi klien. Dengan

demikian asesmen akan benar-benar bisa memenuhi kriteria objektivitas dan

keadilan, sehingga keputusan yang akan diambil oleh klien dapat benar-benar sesuai

dengan kemampuan diri klien itu sendiri (Hengki dkk, 2012).

Dalam kurikulum 2013, asesmen hasil kegiatan bimbingan dan konseling

berfungsi sebagai fondasi dalam pemilihan kelompok peminatan di sekolah. Sebagai

bahan informasi dan pertimbangan dalam menentukan pilihan kelompok

peminatannya para siswa. program peminatan pada kurikulum 2013 menuntut

diungkapkannya potensi diri peserta didik dan kondisi keluarga serta lingkungan

sebagai aspek-aspek pokok yang dapat menentukan arah peminatan peserta didik

tersebut. Oleh sebab itu data asesmen ini sangat berguna dalam pelaksanaan kegiatan

bimbingan dan konseling menurut kurikulum 2013 karena esensial kurikulum 2013

adalah program peminatan. Data asesmen ini juga berguna dalam mengungkap

permasalah dan kendala-kendala yang dihadapi para siswa.

Prosesur asesmen menurut Urbina (2004, dikutip oleh Kementrian

Kependidikan dan Kebudayaan, 2013: 12) terdapat empat langkah kegiatan, yaitu:

1. Langkah pertama: Identifikasi masalah; adalah data asesmen pribadi apa yang

ingin diketahui dan akan dinilai.

Page 45: Skripsi jeki septiawan

32

2. Langkah kedua: Memilih dan mengimplementasikan metode asesmen; adalah

langkah memilih dan mengimplementasikan metode dalam pengumpulan data

informasi seperti: interview, tes, dan observasi.

3. Langkah ketiga: Mengevaluasi informasi asesmen; adalah kegiatan skoring,

interprestasi dan integrasi informasi dari keseluruhan metode asesman dan

sumber-sumber untuk menjawab pertanyaan.

4. Langkah keempat: Laporan hasil asesmen; adalah berupa laporan gambaran

individu yang dinilai, laporan hipotesis secara umum individu, dukungan

hipotesis dan informasi tentang individu, pengajuan rekomendasi dalam

hubungannya dengan alasan yang rasional (Kaufman dan Lichtenberger,

2002, dikutip oleh Kementrian Kependidikan dan Kebudayaan, 2013: 12).

2.4. BIMBINGAN KELOMPOK

2.4.1. Pengertian Bimbingan Kelompok

Pengertian bimbingan kelompok menurut Prayitno (2004: 1-3) adalah bentuk

layanan yang diberikan oleh konselor kepada konseli yang pelaksaannya dilakukan

secara berkelompok dengan mengaktifkan dinamika kelompok serta memanfaatkan

dinamika kelompok dalam mencapai tujuan bimbingan dan konseling. Dalam

bimbingan kelompok pembahasannya adalah topik-topik umum yang menjadi

kepudulian bersama atau permasalahan yang sama-sama perlu untuk dibahas secara

bersama.

Sedangkan menurut Sukardi (2008: 64) bimbingan kelompok adalah layanan

bimbingan yang memungkinkan dilakukan kepada sejumlah peserta didik dengan

memperoleh berbagai bahan sumber baik itu dari nara sumber tertentu (konselor)

maupun sumber informasi yang didapat dari sesama anggota kelompok, sehingga

berguna bagi perkembangan individu dalam memcahkan masalahnya serta

mengambil keputusan secara mandiri.

Jadi bimbingan kelompok adalah salah satu kegiatan layanan bimbingan dan

konseling yang dilakukan secara berkelompok dengan menggunakan dan

Page 46: Skripsi jeki septiawan

33

memanfaatkan dinamisasi kelompok dalam mencapai tujuan bimbingan dan

konseling, sehingga diperoleh informasi yang cukup banyak dalam memecahkan

permasalahan yang sama-sama dihadapi anggota kelompok dan berguna dalam

pengambilan keputusan dan tindakan apa yang sebaiknya dilakukan oleh anggota

kelompok.

2.4.2. Komponen Bimbingan dan Kelompok

1. Pemimpin kelompok

Menurut Prayitno (2004: 4-7) pimpinan kelompok adalah konselor yang

terlatih dan ahli dalam memberikan layanan bimbingan kelompok. Pimpinan

kelompok memiliki ketrampilan khusus dan memiliki karakteristi sebagai

pemimpin yaitu: mampu memimpin dan membentuk kelompok, mampu

mengarahkan kelompok, berwawasan luas, memiliki kemampuan hubungan

interpersonal yang hangat, sabar, baik, dan memberi kesempatan kepada

anggota untuk mengungkapkan pertanyaan dan informasi.

2. Anggota kelompok

Anggota kelompok adalah sekumpulan inndividu yang dibentuk berkelompok

oleh seorang konselor berdasarkan criteria yang diinginkan. Dalam

pelaksanaannya bimbingan kelompok yang memungkinkan dapat berjalan

dengan baik bila anggota kelompok antara 6-15 orang, karena pada kondisi ini

pengaturan dan pengawasan masih bisa dilakukan oleh seorang konselor

secara baik. Agar layanan bimbingan kelompok dapat berjalan dengan baik

maka keragaman atau heterogenitas sangat di perlukan dalam dinamisasi

kelompok, namun tidak berbeda dalam tingkat perkembangan dan

pendidikannya,serta setiap anggota kelompok merasa permasalahan yang

akan dibahas sama-sama diperlukan untuk dibahas (Prayitno 2004: 8-11).

Page 47: Skripsi jeki septiawan

34

2.4.3. Pendekatan dan Teknik Bimbingan Kelompok

Pendekatan dan teknik bimbingan kelompok menurut Prayitno (2004: 16-28)

adalah sebagai berikut:

a. Pembentukan kelompok

Kelompok layanan bimbingan kelompok dapat dibentuk melalui pengumpulan

sejumlah individu dengan memperhatikan aspek-aspek relative homogenitas

dan heteregonitas sesuai dengan bentuk kelompok yang ingin dibentuk

berdasarkan data-data yang ada yang menjadi pertimbangan dalam

pembentukan kelompok.

b. Tahap penyelanggaraan

1) Tahap pembentukan yaitu: tahap membentuk sekumpulan individu

menjadi sebuah kelompok.

2) Tahap peralihan yaitu: tahapan mengalihkan kegiatan awal kelompok ke

kegiatan yang lebih terarah.

3) Tahap kegiatan yaitu: tahapan kegiatan inti untuk membahas topic-topik

tertentu.

4) Tahap pengakhiran yaitu: tahapan akhir kegiatan untuk melihat kembali

hal apa yang telah dilakukan dan dicapai oleh kelompok, serta

perencanaan kegiatan lanjutan.

c. Teknik dalam kegiatan

Teknik dalam kegiatan bimbiangan dan konseling lebih

mengembangkan dinamika kelompok, yaitu: komunikasi multiarah secara efektif

dan terbuka, rangsangan inisiatif, dorongan minimal, responsive, kejelasan

penjelasan, pendalaman, argumentasi, dan pembahasan bersama, serta

terbuntuknya pola tingkah laku yang dikehendaki dengan cara pemberian

permainan kelompok dan dengan cara menyenangkan serta tidak kaku.

Pelaksanaan bimbingan kelompok dapat dilaksanakan melalui beberapa macam

teknik, hal ini disesuaikan dengan permasalahan dan tindakan bimbingan

kelompok mana yang sesuai dengan kondisis kelompok. Menurut Sukardi

Page 48: Skripsi jeki septiawan

35

(2008: 64) Pelaksanaan bimbingan kelompok dapat dilaksanakan melalui

beberapa teknik yaitu:

1) Home Room yang berfungsi untuk menyampaikan informasi dan

pengembangan.

2) Psikodrama yang berfungsi untuk keperluan terapi untuk masalah-

masalah psikologis.

3) Sosiodrama yang berfungsi untuk keperluan terapi bagi masalah-

masalah konflik social.

d. Waktu dan tempat

Waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan bimbingan kelompok dapat

disepakati antar anggota kelompok maupun antara konselor dan anggota

kelompok. Untuk tempat dapat dilakukan ditempat terbuka maupun ditempat

tertutup seperti di dalam ruangan. Namun harus memperhatikan kenyamanan

dan kefokusan kegiatan yang akan dilaksanakan.

2.4.4. Asas-asas bimbingan kelompok

Dalam pelaksaan bimbingan kelompok terdapat asas-asas yang harus dipatuhi

oleh anggota kelompok, hal ini agar pelaksaan layanan yang diberikan dapat berjalan

dengan baik serta pelaksaan yang sukses, sehingga tujuan dari pelaksaan layanan ini

dapat terlaksana. Menurut Sukardi (2008: 46-51) asas-asas bimbingan dan konseling

yang harus ada dalam pelaksaan bimbingan kelompok yaitu:

1. Asas kesukarelaan

Dalam menggali permasalahan kehidupan konseli, tentu kesukarealaan

konseli dalam mengutarakan permasalahannya sangat diperlukan. Hal ini

sangat dibutuhkan dalam kegiatan identifikasi dan eksplorasi permasalahan,

sehingga kesukarelaan konseli dalam mengikuti kegiatan bimbingan dan

konseling sangat mempengaruhi keberhasilan pemberian layanan.

Page 49: Skripsi jeki septiawan

36

2. Asas keterbukaan

Keterbukaan disini berarti Kesediaan konseli dalam menerima saran-saran

dari luar dan juga ketersediaan konseli untuk membuka diri dalam

pengentasan permasalahannya, dimana konseli diharapkan bersikap sejujur

mungkin. Dengan keterbukaan ini permasalahan konseli mampu ditelaah dan

dikaji dengan baik.

3. Asas kekinian

Asas kekinian merupakan pembahasan permasalahan yang dirasakan konseli

saat ini, bukanya permasalahan yang telah berlalu mapun masalah yang akan

datang.

4. Asas kemandirian

Asas kemandirian disini yaitu mengambangkan kemampuan penyelesaian

permasalahan secara mandiri, walaupun awalnya dibantu oleh konselor,

namun mengembangkan kemandirian ini jadi prioritas kegiatan bimbingan

dan konseling, sehingga konseli tidak beregantung kepada konselor.

5. Asas kegiatan

Setiap tujuan hasil yang di peroleh selama kegiatan bimbingan dan konseling

harus diselenggarakan oleh konseli secara terarah dan diikuti oleh seluruh

anggota dengan fokus, sehingga ada perubahan yang signifikan, karena tanpa

adanya tindakan oleh konseli maka kegiatan bimbingan dan konseling akan

gagal.

6. Asas kedinamisan

Kedinamisan yang dimaksud adalah adanya gerakan, keaktifan dan

perubahan tingkah laku kearah yang lebih baik, pembaharuan dan sesuatu

yang lebih maju. Bukan sekedar kegiatan yang berulang-ulang yang monoton.

7. Asas keterpaduan.

Keserasian antara pemberian layanan satu dengan pemberian layanan yang

lainya dalam bimbingan dan konseling sangat diperlukan, jangan sampai

Page 50: Skripsi jeki septiawan

37

malah bertentangan yang mampu menyebabkan kegagalan kegiatan

bimbingan dan konseling, karena hal ini justru menimbulkan permasalahan.

8. Asas kenormatifan.

Asas kenormatifan dimana semua kegiatan dan bentuk layanan yang diberikan

harus sesuai dengan norma-norma yang berlaku pada masyarakat, sehingga

tidak menimbulkan pelanggaran atas norma-norma yang ada.

2.5. Bimbingan Kelompok Teknik Home Room

2.5.1. Pengertian Bimbingan Kelompok Teknik Home Room

Menurut Nursalim (dikutip oleh Astari dkk, 2013: 30) home room adalah

suatu kegiatan bimbingan kelompok yang dilakukan dalam ruangan atau kelas dalam

bentuk pertemuan antara konselor atau guru dengan kelompok bimbingan untuk

membicarakan beberapa hal yang dianggap perlu terutama hal-hal atau masalah-

masalah yang berhubungan dengan pelajaran, masalah sosial, masalah tata tertib dan

moral, cara berpakaian, atau masalah-masalah lain di luar sekolah. Secara umum,

pelaksanaan bimbingan kelompok dengan menggunakan teknik home room hampir

sama dengan bimbingan kelompok pada umumnya, yang membedakan hanya suasana

kekeluargaan yang ditimbulkan.

Astari, dkk (2013: 30) menyebutkan bahwa bimbingan kelompok teknik home

room adalah teknik yang dapat digunakan secara berkelompok yang dilakukan dalam

suatu ruangan atau kelas dengan suasana keakraban seperti keluarga, dengan

menciptakan suasana dirumah yang menyenangkan dan akrab, siswa merasa aman

dan nyaman dalam mengungkapkan masalah-masalah yang dihadapi. Pertemuan yang

dilakukan ini hanya untuk membicarakan beberapa hal yang dianggap perlu terutama

hal-hal atau masalah-masalah yang berhubungan dengan pelajaran, kegiatan-kegiatan

sosial atau masalah diluar sekolah.

Sedangkan menurut Sukardi (2008: 64) pelaksanaan kegiatan bimbingan

kelompok dengan teknik home room berfungsi untuk menyampaikan informasi dan

Page 51: Skripsi jeki septiawan

38

pengembangan dimana dengan suasana yang menyenangkan, sehingga terjadi

dialogue yang bebas.

Dari pengertian di atas layanan bimbingan dan konseling dengan

menggunakan teknik home room merupakan suatu upaya menyampaikan informasi

dan mendorong perkembangan individu melalui dinamisasi kelompok dengan cara

mengusahakan suatu situasi atau hubungan yang lebih bersifat kekeluargaan seperti

suasana dirumah, dengan meningkatkan rasa keakraban (saling menghormati, saling

memahami, saling perhatian, saling peduli dan berbagi rasa), bertanggung jawab,

senang, aman dan nyaman, sehingga anggota lebih bebas dan leluasa dalam

menyampaikan tanggapan dan pertanyaannya.

2.5.2. Aspek Bimbingan Kelompok Teknik Home Room

Berdasarkan pengertian dari bimbingan kelompok teknik home room yang

telah dijelaskan, suasana rumah ataupun suasana kekeluargaan yang diharapkan

dalam tindakan ini dapat berupa aspek-aspek berikut ini, yaitu:

1. Aspek Ketertarikan

Para siswa tertarik mengikuti kegiatan yang diberikan selama kegiatan ini

berlangsung hingga berakhir, dimana para siswa tersebut secara sukarela

mengikuti kegiatan serta merasa butuhnya pembahasan terkait topik bahasan.

2. Aspek Keterbukaan

Paras siswa terbuka dalam menyampaikan tanggapan maupun pertanyaan

ketika pembahasan berlangsung secara jujur dan apa adanya.

3. Aspek Kenyamanan

Para siswa merasa nyaman selama kegiatan berlangsung, sehingga para siswa

tersebut tidak merasa tertekan dan terpaksa dalam mengikuti kegiatan.

4. Aspek Keaktifan

Para siswa aktif mengikuti kegiatan dengan memberikan masukan, perbaikan,

pemikirannya serta saran-saran yang baik untuk kelompoknya dengan tidak

hanya diam dan mendengarkan saja.

Page 52: Skripsi jeki septiawan

39

5. Aspek Keakraban

Para siswa merasa akrab antara satu dengan lainnnya, dimana para siswa

tersebut saling mengenal dan saling memahami dan interaksi yang

berlangsung pun tidak kaku.

6. Aspek kepedulian

Para siswa saling peduli terhadap permasalahan yang ada diantara anggota

kelompok tersebut dengan memberikan pertolongan pemecahan permasalahan

dan memberikan dorongan dan motivasi positif.

Page 53: Skripsi jeki septiawan

40

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis Penelitian Tindakan

Bimbingan dan konseling (PTBK). Menurut Elliot bahwa yang dimaksud dengan

penelitian tindakan ialah kajian tentang situasi sosial dengan maksud untuk

meningkatkan kualitas tindakan di dalamnya terhadap seluruh prosesnya, telaah,

diagnosis, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan pengaruh menciptakan

hubungan yang diperlukan antara evaluasi diri dari perkembangan profesional

(dikutip oleh Sunendar, 2008). Menurut Kemmis dan Taggart (dalam Hidayat dan

Badrujaman, 2012: 12) Penelitian tindakan adalah rangkaian kegiatan yaitu

perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Keempat rangkaian ini disebut satu

siklus. Dalam penelitian tindakan mengandung dua unsur, yaitu penelitian dan

tindakan. Menurut Hidayat dan Badrujaman (2012: 11) menjelaskan bahwa

penelitian adalah kegiatan mencari dan memperoleh informasi dengan cara

mencermati suatu obyek dengan menggunakan aturan metode tertentu. Sedangkan

tindakan adalah suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu.

Sedangkan menurut Arikunto (2011: 236) dalam satu siklus sebaiknya

dilakukan dalam tiga tahap yaitu: percobaan, perbaikan dan pemantapan. Dalam

penelitian ini peneliti melakukannya dalam dua waktu persiklusnya dimana

pertemuan pertama dilakukan tahap percobaan dan tahap perbaikan, pada pertemuan

kedua dilakukannya pemantapan, maka dilanjutkan pada tahap berikutnya yaitu

refleksi.

Oleh sebab itu penelitian tindakan ini merupakan kegiatan yang disengaja

dengan kajian tentang situasi sosial dengan maksud untuk meningkatkan kualitas

tindakan di dalamnya. Rangkaian kegiatan disebut satu siklus bila berisi perencanaan,

tindakan, pengamatan dan refleksi. Dalam penelitian tindakan dilakukan beberapa

40

Page 54: Skripsi jeki septiawan

41

tindakan yang berulang atau dua siklus lebih dan satu siklus sebaiknya dilakukan

dalam tiga tahap yaitu: percobaan, perbaikan dan pemantapan.

3.2. Prosedur Penelitian dan Langkah Tindakan

3.2.1. Prosedur penelitian

Agar suatu penelitian mendapatkan hasil yang optimal, maka diperlukan

prosedur yang harus dilalui, yang berisikan langkah-langkah sistematis yang

menggambarkan kegiatan penelitian dari awal sampai dengan membuat laporan hasil

penelitian. Adapun prosedur penelitian ini dapat digambarkan dalam gambar berikut:

Gambar 3.1. Prosedur penelitian

Memilih masalah

Merumuskan masalah

Menentukan fokus masalah

Menentukan metode

Validasi data Menentukan sumber

data

Analisis data

Menarik kesimpulan

Menyusun laporan

Page 55: Skripsi jeki septiawan

42

3.2.2. Analisis Situasi

analisis situasi yaitu untuk melihat situasi lapangan yang akan dijadikan

tempat penelitian. Analisis situasi ini bertujuan untuk mendapat gambaran nyata

mengenai pelaksaan kegiatan pembelajaran di SMA Negeri 1 Indralaya atau disebut

data awal penelititan. Kegiatan ini berupa pengajuan surat izin penelitian, wawancara

dengan guru bimbingan dan konseling di sekolah tersebut, pengisian angket masalah

kelompok peminatan oleh siswa kelas X, kegiatan pra-tindakan, observasi kegiatan

pemberian layanan bimbingan dan konseling di sekolah tersebut.

Tabel 3.1. Kegiatan pengumpulan data awal

No Kegiatan Tanggal

1. Pengajuan surat izin penelitian. 09 Oktober 2013

2. Wawancara dengan guru bimbingan dan

konseling.

09 Oktober 2013

3. Pengumpulan data siswa kelas X. 10 Oktober 2013

4. Kegiatan pra-tindakan. 10 Oktober 2013

5. Observasi kegiatan pemberian layanan

bimbingan dan konseling yang telah

dilakukan.

10 Oktober 2013

6. Observasi kegiatan pengelompokan

peminatan yang telah dilakukan.

10 Oktober 2013

3.2.3. Rancangan siklus penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan kelas

bimbingan dan konseling atau disebut PTBK yang dilakukan dalam beberapa siklus,

dalam penelitian ini pelaksanaan akan dilakukan dalam dua siklus. dimana masing-

masing siklus menurut menurut Kemmis dan Taggart dan sama halnya dengan John

Elliot mempunyai empat tahapan, yaitu: perencanaan, tindakan, pengamatan, dan

refleksi (dalam Hidayat dan Badrujaman, 2012).

Page 56: Skripsi jeki septiawan

43

Gambar 3.2. Siklus Pelaksanaan

1. Perencanaan tindakan

Kegiatan ini merupakan prosedur awal dari sebuah siklus. Rencana tindakan

ini mencakup semua langkah secara rinci atau semua keperluan pelaksanaan

penelitian tindakan, dimulai dari:

a. Merencanakan tindakan yang akan dilaksanakan

Tindakan yang akan diberikan adalah layanan bimbingan kelompok teknik

home room, yaitu suatu metode yang berupaya menyampaikan informasi

dan mendorong perkembangan individu melalui dinamisasi kelompok

dengan kondisi kenyamanan seperti di rumah. Dalam penelitian ini teknik

home room digunakan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam

memilih kelompok peminatan sesuai dengan minat dan potensi yang

dimilikinya. Tindakan bimbingan kelompok teknik home room ini akan

SIKLUS 1

SIKLUS 2

PELAKSANAAN

PELAKSANAAN

PENGAMATAN

REFLEKSI

REFLEKSI

PENGAMATAN PERENCANAAN

PERENCANAAN

Page 57: Skripsi jeki septiawan

44

direncanakan dan dilakukan dalam beberapa tahap kegiatan yaitu: tahap

pembentukan, tahap peralihan, tahap kegiatan, dan tahap pembentukan.

b. Membuat satuan layanan bimbingan kelompok teknik home room.

Pembuatan Satlan ini berdasarkan perencaan tindakan yang akan

dilakukan.

c. Mengembangkan skenario layanan

Dalam hal ini, peneliti membuat skenario pembelajaran yang tertuang

dalam satuan layanan (satlan) dengan pelaksanaan tindakan yang sesuai

dengan tahap-tahap bimbingan kelompok teknik home room yang bersifat

menyamankan.

d. Menentukan topik bahasan

Dalam penelitian ini, peneliti menyajikan topik-topik bahasan tertentu

pada setiap pertemuan sebagai sarana meningkatkan kemampuan siswa

dalam memilih kelompok peminatan sesuai dengan minat dan potensi

yang dimilikinya.

e. Mempersiapkan instrument pengumpulan data

Mempersiapkan instrument pengumpulan data, yaitu peneliti menyiapkan

lembar angket pernyataan siswa yang memuat tentang kelompok

peminatan yang dipilihnya, lembar observasi sikap siswa yang merekam

data proses dan dampak tindakan yang dilakukan, dan lembar tes

kemampuan pemilihan kelompok peminatan siswa.

f. Mengembangakan format evaluasi tindakan dan kemampuan kelompok

peminatan siswa.

2. Pelaksaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan dilakukan dalam dua siklus (siklus I dan siklus II), tiap

siklus dilakukan dua dan tiga kali pertemuan dengan alokasi waktu satu kali

pertemuan 2 x 45 menit (2 jam pelajaran), sehingga dalam penelitian ini akan

dilakukan lima kali pertemuan. Dalam penelitian ini peneliti akan

Page 58: Skripsi jeki septiawan

45

memberikan treatment berupa layanan bimbingan kelompok teknik home

room kepada siswa.

Adapun langkah-langkah pelaksanaan tindakan bimbingan kelompok teknik

home room yaitu:

a. Tahap pembentukan kelompok, yaitu tahapan membentuk dan

mengumpulkan beberapa siswa kedalam satu kelompok bimbingan

yang siap dalam mengembangkan dinamika kelompok untuk mencapai

tujuan dari penelitian.

b. Tahap peralihan, yaitu tahap untuk mengalihkan kegiatan awal

kelompok pada kegiatan selanjutnya, sehingga lebih terarah dan

kejelasan tahap-tahapnya.

c. Tahap kegiatan, yaitu tahapan inti untuk membahas topik-topik yang

ditentukan sesui dengan tujuan dari penelitian.

d. Tahap pengakhiran, yaitu tahapan akhir dari kegiatan untuk melihat

kembali apa-apa yang sudah dilakukan dan dicapai oleh kelompok,

kepuasan pelaksaan kegiatan, serta merencanakan kegiatan

selanjutnya.

Page 59: Skripsi jeki septiawan

46

Gambar 3.3. Tahap I : pembentukan

Tema: - pengenalan diri

- pelibatan diri

- pemasukan

Tujuan:

1. Anggota memahami

pengertian dan kegiatan

kelompok dalam rangka

layanan bimbingan

kelompok.

2. Tumbuh susana kelompok.

3. Tumbuhnya minat anggota

mengikuti kegiatan

kelompok.

4. Tumbuhnya saling peduli,

mengenal, percaya,

menerima, dan membantu

di antara anggota.

5. Tumbuhnya suasana

nyaman, bebas dan

terbuka.

6. Dimulainya pembahasan

tentang tingkah laku dan

perasaan dalam kelompok.

Kegiatan:

1. Mengungkapkan pengertian

dan tujuan kegiatan

kelompok dalam rangka

pelayanan bimbingan

kelompok.

2. Menjelaskan cara-cara dan

peraturan kelompok serta

asas-asas kegiatan.

3. Saling memperkenalkan dan

mengungkapakan diri.

4. Teknik khusus

5. Permainan penghangatan dan

pengakraban.

Peranan pimpinan kelompok

1. Menampilkan doa untuk mengawali kegiatan.

2. Menampilkan diri secara ubtuh dan terbuka.

3. Menampilkan penghormatan kepada orang lain, hangat , tulus, bersedia

membantu dan penuh empati.

4. Sabagai contoh.

Tahap 1

pembentukan

Page 60: Skripsi jeki septiawan

47

Gambar 3.4. Tahap II : Peralihan

Tema: - pembangunan jembatan antara tahap pertama dan tahap ketiga

Tujuan:

1. Terbebasnya anggota dari

perasaan atau enggan,

ragu, malu, atau tidak

saling percaya untuk

memasuki tahap berikut.

2. Makin mantap suasana

kelompok dan

kebersamaan.

3. Makin mantapnya minat

untuk ikut serta dalam

kegiatan kelompok.

Kegiatan:

1. Menjelaskan kegiatan yang

akan ditempuh pada tahap

berikutnya.

2. Menawarkan sambil

mengamati apakah para

anggota sudah siap menjalani

kegiatan pada tahap

selanjutnya.

3. Membahas suasana yang

terjadi.

4. Meningkatkan kemampuan

keikutsertaan anggota.

5. Bila diperlukan kembali ke

beberapa aspek tahap

pertama.

Peranan pimpinan kelompok

1. Menerima suasana yang ada secara sabar dan terbuka.

2. Tidak mempergunakan cara-cara yang bersifat langsung atau mengambil

alih kekuasaan atau permasalahan.

3. Mendorong dibahasnya suasana perasaan.

4. Membuka diri, sebagai contoh dan penuh empati.

Tahap 2

peralihan

Page 61: Skripsi jeki septiawan

48

Gambar 3.5. Tahap III : Kegiatan

Tema: - kegiatan pencapaian tujuan (pembahasan topik tentang kelompok

peminatan)

Tujuan:

1. Terungkapnya secara

bebas topik yang

dirasakan, dipikirkan atau

dialami oleh anggota

kelompok.

2. Terbahasnya topik secara

mendalam dan tuntas.

3. Ikut sertanya seluruh

anggota secara aktif dan

dinamis dalam

pembahasan, baik yang

menyangkut unsur-unsur

tingkah laku, pemikiran

ataupun perasaan.

Kegiatan:

1. Masing-masing anggota

secara bebas mengemukakan

topik bahasan.

2. Menetapkan topik yangakan

dibahas terdahulu.

3. Anggota membahas topik

secara mendalam dan tuntas.

4. Kegiatan selingan.

Peranan pimpinan kelompok

1. Sebagai pengatur lalu lintas yang sabar dan terbuka.

2. Aktif namun tidak banyak bicara.

3. Menberikan dorongan dan penguatan serta penuh empati.

Tahap 3

kegiatan

Page 62: Skripsi jeki septiawan

49

Gambar 3.6. Tahap IV : Pengakhiran

Tema: penilaian dan tindak lanjut

Tujuan:

1. Terungkapnya kesan-

kesan anggota kelompok

tentang pelaksaaan

kegiatan.

2. Terungkapnya hasil

kegiatan kelompok yang

telah dicapai.

3. Terumuskannya rencana

kegiatan lebih lanjut.

4. Teetap dirasakannya

hubungan kelompok dan

rasa kebersamaan

meskipun kegiatan

berakhir.

Kegiatan:

1. Pimpinan kelompok

mengemukakan bahwa

kegiatan akan segera

berakhir.

2. Pimpinan kelompok dan

anggota kelompok

mengemukakan kesan dan

hasil-hasil kegiatan.

3. Membahas kegiatan lanjutan.

4. Mengemukakan pesan dan

harapan.

Peranan pimpinan kelompok

1. Sebagai pengatur lalu lintas yang sabar dan terbuka.

2. Aktif namun tidak banyak bicara.

3. Menberikan dorongan dan penguatan serta penuh empati.

Tahap 4

Pengahiran

Page 63: Skripsi jeki septiawan

50

3. Pengamatan

Kegiatan observasi dilakukan oleh peneliti bersamaan dengan pelaksanaan

tindakan. Data yang dikumpulkan pada tahap ini tentang pelaksanaan tindakan

dan rencana yang sudah dibuat serta dampak atau pengaruh tindakan, keadaan

dan kendala tindakan. yaitu berupa implementasi (pelaksanan) atau realisasi

dari semua rencana yang telah dibuat.

Adapun pemaparan data hasil pengamatan yang akan dilakukan adalah:

a. Pengamatan terhadap proses, baik prosedur pelaksanaannya maupun

keaktifan siswa selama beberapa kali pertemuan.

b. Pengamatan terhadap hasil sebelum dan sesudah tindakan.

4. Refleksi

Tahap ini merupakan tahapan untuk memproses data yang diperoleh saat

melakukan pengamatan. Data yang telah diperoleh kemudian ditafsirkan dan

dicari eksplanasinya dijadikan sebagai pelaporan, dimana refleksi itu sebagai

deskriptif atau tinjauan ulang proses pembalajaran, kendala yang dihadapi dan

hal baik apa yang akan dilakukan selanjutnya dan menyusun laporan layanan

bimbingan kelompok, menyampaikan laporan kepada pihak terkait dan

mendokumentasikan laporan.

Adapun langkah pelaksaan refleksi yang akan dilakukan yaitu:

a) Analisis data, berupa penggolongan berbagai macam data yang ada

kedalam katagori tertentu dan menyusun berbagai data dalam tiap

katagorinya sehingga memberikan informasi yang berharga mengenai

indikator keberhasilan.

b) Sintesis data, yaitu kegiatan mencari hubungan antara seluruh data pada

tiap katogori dan mentelaah apakah hasil yang dicapai ada hubungannya

dengan proses yang dilakukan.

Page 64: Skripsi jeki septiawan

51

3.3. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan Di SMA Negeri 1 Indralaya yang terletak

di jalan lintas sumatra Km. 34 palembang-kayuagung Kec. Indralaya Kab.

Ogan ilir Sumatra selatan.

3.4. Waktu Penelitian

Karena dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan

bimbingan dan konseling (PTBK) yang terdiri dari dua siklus dan tiap siklus

dilakukan dua atau tiga kali pertemuan (pertemuan pertama merupakan

percobaan, sedangkan pertemuan kedua merupakan pemantapan dan

penguatan), maka penelitian akan dilakukan dalam lima kali pertemuan

pemberian tindakan layanan. Waktu penelitian ini akan dilakukan selama

sekitar satu bulan, dimulai dari izin penelitian, pelaksaan penelitian,

pengumpulan data hingga pengolahan data. Dimana pelaksanaan penelitian ini

akan dilakukan sejak tanggal 01 sampai dengan 31 oktober 2013.

3.5. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X yang ada di SMA

Negeri 1 Indralaya yang mempunyai permasalahan dalam menentukan minat

dan kariernya. Untuk mengetahui siswa-siswi yang mengalami permasalahan

kelompok peminatan ini, peneliti melakukan wawancara dengan guru

bimbingan dan konseling di sekolah tersebut dan menganalisis data

dokumentasi seluruh siswa kelas X dengan mengkatagorikan siswa-siswi

tersebut ke dalam beberapa kelompok sehingga dapat ditentukan siswa-siswi

mana yang sangat membutuhkan layanan bimbingan dan konseling dengan

segera.

Dalam penelitian ini tindakan diberikan kepada satu kelompok

bimbingan dengan jumlah anggota kelompok 9 orang. Penentuan anggota

kelompok didapat dari data hasil analisis dokumentasi dan wawancara dengan

guru bimbingan di sekolah tersebut.

Page 65: Skripsi jeki septiawan

52

Adapun langkah-langkah dalam menentukan subjek penelitian adalah sebagai

berikut:

1. Melakukan wawancara dengan guru bimbingan dan konseling kelas X.

2. Mengumpulkan data dokumentasi seluruh siswa-siswi kelas X.

3. Analisis data hasil wawancara dan hasil dokumentasi.

4. Memilih siswa yang mengelami kesulitan dalam penempatan kelompok

peminatan.

5. Mencari data dokumentasi lebih lengkap lagi tentang siswa yang akan diberi

tindakan.

6. Menentukan siswa-siswi yang akan diberi tindakan penelitian dan membentuk

kelompok bimbingan.

3.6. Observer

Observer dalam penelitian ini yaitu peneliti dan guru bimbingan dan

konseling yang ada dalam sekolah tersebut yang bertugas untuk mengevaluasi

pelaksaan kegiatan, serta rekan peneliti lainnya yang sekaligus bertindak sebagai

fotografer.

3.7. Variable penelitian

Variable adalah objek peneliti atau apa yang akan menjadi titik perhatian

suatu penelitian. Dalam penelitian ini terdapat dua variable yaitu variable independen

(bebas) dan variable dependen (terikat).

a. Variable independen dalam penelitian ini adalah pemberian layanan

bimbingan kelompok dengan teknik home room yang merupakan variable

yang mempengaruhi dalam penelitian atau dapat disebut juga variable bebas

penelitian yang mempengaruhi variable terikatnya (Sugiyono, 2010:39).

b. Variable dependen dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa dalam

pemilihan kelompok peminatan yang merupakan variable yang keberadaannya

bergantung pada pada variable bebas dimana variabel dependen merupakan

Page 66: Skripsi jeki septiawan

53

variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel

bebas (Sugiyono, 2010:39).

3.8. Definisi Operasional Variable

3.8.1. Bimbingan Kelompok Teknik Home Room

Bimbingan kelompok teknik home room adalah bagian dari layanan

bimbingan dan konseling yang memanfaatkan dinamisasi kelompok dengan

menciptakan suatu hubungan yang lebih bersifat kekeluargaan seperti suasana

dirumah, keakraban, rasa senang, rasa aman dan rasa nyaman.

Adapun langkah-langkah pelaksanaan tindakan bimbingan kelompok teknik

home room yaitu:

1. Tahap pembentukan kelompok, yaitu tahapan membentuk dan mengumpulkan

beberapa siswa kedalam satu kelompok bimbingan yang siap dalam

mengembangkan dinamika kelompok untuk mencapai tujuan dari penelitian.

a. Mengungkapkan pengertian dan tujuan kegiatan kelompok dalam rangka

pelayanan bimbingan kelompok.

b. Menjelaskan cara-cara dan peraturan kelompok serta asas-asas kegiatan.

c. Saling memperkenalkan dan mengungkapkan diri.

d. Teknik home room.

e. Permainan penghangatan dan pengakraban.

2. Tahap peralihan, yaitu tahap untuk mengalihkan kegiatan awal kelompok pada

kegiatan selanjutnya, sehingga lebih terarah dan kejelasan tahap-tahapnya.

a. Menjelaskan kegiatan yang akan ditempuh pada tahap berikutnya.

b. Menawarkan sambil mengamati apakah para anggota sudah siap menjalani

kegiatan pada tahap selanjutnya.

c. Membahas suasana yang terjadi.

d. Meningkatkan kemampuan keikutsertaan anggota.

e. Bila diperlukan kembali ke beberapa aspek tahap pertama.

Page 67: Skripsi jeki septiawan

54

3. Tahap kegiatan, yaitu tahapan inti untuk membahas topik-topik yang ditentukan

sesui dengan tujuan dari penelitian.

a. Masing-masing anggota secara bebas mengemukakan topik bahasan.

b. Menetapkan topik yang akan dibahas.

c. Anggota membahas topik secara mendalam dan tuntas.

d. Kegiatan selingan.

4. Tahap pengakhiran, yaitu tahapan akhir dari kegiatan untuk melihat kembali apa-

apa yang sudah dilakukan dan dicapai oleh kelompok, kepuasan pelaksaan

kegiatan, serta merencanakan kegiatan selanjutnya.

a. Pimpinan kelompok mengemukakan bahwa kegiatan akan segera berakhir.

b. Pimpinan kelompok dan anggota kelompok mengemukakan kesan dan hasil-

hasil kegiatan.

c. Membahas kegiatan lanjutan.

d. Mengemukakan pesan dan harapan

3.8.2. Kemampuan Siswa dalam Memilih Kelompok Peminatan

Kemampuan siswa dalam memilih kelompok peminatan adalah kemampuan

siswa untuk menentukan kelompok peminatan mana yang sesuai dengan potensi

bakat dan minat mereka secara tepat, kelompok peminatan ini dipilihnya secara

mandiri dan bertanggung jawab.

Berikut ini faktor yang mempengaruhi pemilihan kelompok peminatan oleh

siswa adalah sebagai berikut:

1. Pemahaman tentang dirinya sendiri, berupa pemahaman akan potensi,

kemampuan, minat, bakat, sikap dan cita-cita siswa sendiri yang merupakan

dasar penentuan kelompok peminatan yang akan mereka pilih.

2. Pemahaman siswa tentang nilai-nilai yang ada dalam dirinya dan yang ada

dalam masyarakat.

3. Pemahaman siswa tentang lingkungan, Berupa pengetahuan siswa tentang

pendidikan dan kehidupan masyarakat, kekayaan daerah dan

Page 68: Skripsi jeki septiawan

55

pengembangannya serta informasi tentang propesi dan peran yang ada dalam

lingkungan masyarakat.

4. Dorongan dan hambatan, berupa faktor pribadi, faktor lingkungan dan faktor

dari orang lain yang mempu mendorong mapun yang menghambat

perkembangan hidupnya.

5. Perencanaan masa depan, berupa keinginan dan harapan siswa di masa yang

akan datang.

3.9. Teknik Pengumpulan Data

3.9.1. Tes

Tes adalah seperangkat pertanyaan, latihan dan alat lainnya yang digunakan

dalam mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat

(Arikunto, 2010:193 ). Adapun jenis tes yang digunakan adalah tes prestasi yang

mengukur pencapaian hasil pembelajaran yang diberikan kepada para siswa dan

dilakukan setelah tindakan pembelajaran yang diberikan. Adapun yang menjadi faktor

analisisnya adalah kemampuan siswa dalam pemilihan kelompok peminatan

berdasarkan aspek-aspek penentu kelompok peminatan siswa, yaitu; nilai raport, nilai

UN, prestasi non akademik, minat siswa, rekomendasi guru BK di SMP, dan hasil tes

bakat siswa tersebut.

3.9.2. Angket

Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberikan seperangkap pertanyaan atau pernyataan secara tertulis dan harus diisi

oleh responden. Angket berupa pengumpulan data dari responden dalam proses

penelitian yang digunakan untuk memperoleh informasi mengenai hal-hal yang ingin

diketahui oleh peneliti (Sugiyono, 2011: 142). Jenis angket yang digunakan dalam

penelitian ini jenis angket tertutup karena jawaban angket sudah disediakan, hal ini

mempermudah responden dalam mengisi angket dimana responden hanya tinggal

memilih saja. Dalam penelitian ini jenis angket yang digunakan adalah jenis angket

semantik deferansial yaitu suatu metode penilaian dengan menggunakan beberapa

Page 69: Skripsi jeki septiawan

56

butir nilai yang dibentuk dalam satu garis kontinyu yang menyatakan secara verbal 2

kutub penilaian yang ekstrem, tes ini diperkenalkan oleh Charles Osgood (Widhiarso,

2013: 2). Dalam penelitian ini, angket semantik deferansial dilakukan terhadap siswa

mengenai sikap mereka dalam pemilihan kelompok peminatan. Penilaian sikap

bertujuan untuk mengetahui tingkat minat siswa dalam tiap mata pelajaran, sehingga

dapat dianaliasi ketepatan siswa dalam memilih kelompok peminatannya berdasarkan

data analisis dokumentasi siswa, hal ini dilakukan pada tiap siklus tindakan, sehingga

didapat nilai peningkatan dan penguatan kemampuan siswa dalam memilih kelompok

peminatan yang tepat dan sesuai dengan aspek peminatannya.

Adapun yang menjadi faktor analisisnya adalah sikap siswa terhadap semua

mata pelajaran yang ada dalam sekolah tersebut, yaitu:

1. Mata pelajaran Agama.

2. Mata pelajaran Pendidikan pancasila kewarganegaraan.

3. Mata pelajaran Senibudaya.

4. Mata pelajaran Prakarya disekolah.

5. Mata pelajaran Matematika.

6. Mata pelajaran Biologi.

7. Mata pelajaran Fisika.

8. Mata pelajaran kimia.

9. Mata pelajaran Geografi.

10. Mata pelajaran Sejarah.

11. Mata pelajaran ekonomi.

12. Mata pelajaran Sosiologi dan Antropobiologi.

13. Mata pelajaran Bahasa indonesia.

14. Mata pelajaran Bahasa inggris.

15. Mata pelajaran Bahasa dan Sastra Asing.

Dimana analisis faktor dari mata pelajaran tersebut dapat digambarkan nomor 1 s/d 4

adalah kelompok mata pelajaran wajib, nomor 5 s/d 8 adalah kelompok mata

Page 70: Skripsi jeki septiawan

57

pelajaran matematika dan sain, nomor 9 s/d 12 adalah kelompok mata pelajaran ilmu

sosial, dan nomor 12 s/d 15 adalah kelompok mata pelajaran ilmu bahasa dan sastra.

Analisis minat dilakukan dengan meminta responden untuk menyatakan

pendapatnya tentang serangkaian pertanyaan yang disiapkan oleh peneliti dan

berkaitan dengan obyek yang diteliti dalam bentuk nilai yang berada dalam rentang

dua sisi. Dalam penelitian setiap pertanyaan masing-masing diukur dalam sepuluh

skala dan ujung-ujungnya ditutup dengan kata sifat yang secara kontras berlawanan.

Jenjang penilaian dalam menganalisis data digunakan 10 rentang nilai, skor 1

s/d 5 berupa pernyataan negatif dan 6 s/d 10 adalah pernyataan positif, dimana

polanya adalah sebagai berikut :

1 10

Negatif positif

Validitas dan Reabilitas Angket

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan

atau kesahihan suatu instrumen. Arikunto (2006: 223), validitas suatu instrumen

dapat ditinjau dari beberapa segi, yaitu:

1) Validitas ramalan (Predicty Validity)

2) Validitas bandingan (Concurent Validity)

3) Validitas isi (Content Validity)

4) Validitas susunan (Construct Validity)

Dalam penelitian ini penulis menggunakan validitas susunan (Construct

Validity), yaitu instrumen dikonstruksikan dengan para ahli dengan cara dimintai

pendapatnya mengenai aspek-aspek yang diukur berdasarkan teori tertentu, sejauh

mana angket tersebut mengukur konstruk atau trait teoretik yang ingin diukur.

Sedangkan metode yang digunakan untuk meneliti validitas konstruk dan reabilitas

adalah analisis faktor (Sugiyono, 2010: 125).

Page 71: Skripsi jeki septiawan

58

3.9.3. Observasi

Observasi adalah suatu metode yang dilakukan dalam pengumpulan data

penelitian melalui pengamatan langsung terhadap objek penelitian yang dilengkapi

dengan format dan blangko pengamatan sebagai instrumen, dimana format yang

disusun berisi item-item tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan akan

terjadi (Arikunto, 2010: 272)

Metode observasi ini digunakan untuk mengetahui taraf keaktifan,

kenyamanan dan keterbukaan siswa dalam kegiatan pemberian layanan bimbingan

kelompok teknik home room. Teknik observasi yang digunakan dalam dalam

pengumpulan data penelitian ini adalah teknik observasi partisipan, dimana dalam

teknik ini peneliti melaksanakan observasi secara langsung dalam mengamati dan

mencatat objek penelitian, sehingga peneliti secara langsung bersama objek yang

diselidiki dan menjadi bagian dari kelompok penelitian. Sedangkan teknik observasi

dari segi instrumentasi yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik

observasi terstruktur atau dapat disebut juga dengan teknik observasi sistematik,

dalam hal ini peneliti telah merancang secara sistematis tentang apa yang akan

diamati yang dilengkapi dengan kategori atau indikator yang akan diamati.

Dalam penelitian ini, yang akan diobservasi adalah pelaksanaan kegiatan

layanan bimbingan kelompok teknik home room, sedangkan yang menjadi indikator

observasi yaitu:

a. Ketertarikan mengikuti kegiatan.

b. Keterbukaan siswa.

c. Kenyamanan siswa mengikuti kegiatan.

d. Keaktifan mengemukakan pendapat.

e. Keakraban antar anggota.

f. Kepedulian sesama anggota.

Adapun dalam pelaksanaan observasi ini adalah observasi yang terstruktur

atau sistematis yang menggunakan kategori-kategori yang relatif rinci, maka untuk

memudahkan dalam melakukan observasi peneliti menggunakan alat berupa daftar

Page 72: Skripsi jeki septiawan

59

cek (check list) sehingga penilaian hanya dengan memberikan tanda cek ( ) untuk

pilihan kategori yang tepat, kemudian dari kategori ini diberikan skor untuk

memperoleh nilai keefektifan kegiatan layanan bimbingan kelompok teknik home

room yang telah diberikan.

Tabel 3.2. Lembar Observasi Aktivitas Siswa dalam Proses Pemberian Layanan

Bimbingan Kelompok Teknik Home Room

No. Nama siswa Aspek penilaian Keterangan

a b c d e f

1.

2.

3.

4.

….. Seterusnya…..

Keterangan:

a. Ketertarikan mengikuti kegiatan.

b. Keterbukaan siswa.

c. Kenyaman siswa mengikuti kegiatan.

d. Keaktifan mengikuti kegiatan dengan bertanya dan berpendapat.

e. Keakraban antar anggota.

f. Kepedulian sesama anggota.

3.9.4. Dokumentasi

Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang berarti barang-barang tertulis.

Dalam arti yang lebih luas dokumentasi bukan hanya barang yang tertulis saja, namun

semua barang yang memuat nilai sejarah yang merupakan barang peninggalan yang

memuat data-data yang diperlukan, yaitu data-data yang berhubungan mengenai hal-

hal atau variabel. Data-data tersebut berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar,

majalah, prasasti, notulen rapat, leger, agenda dan sebagainya (Arikunto, 2010: 202).

Dokumentasi dalam penelitian ini berupa data-data mengenai siswa yang

Page 73: Skripsi jeki septiawan

60

berhubungan dengan data yang akan diteliti. Hasil dari analisis data dokumentasi ini

berguna dalam membantu peneliti untuk mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan

subjek penelitian dengan variabel penelitian.

Data-data dokumentasi yang diperlukan antara lain yaitu:

a. Data prestasi belajar peserta didik kelas VII, VIII dan IX serta nilai UN yang

diperoleh di SMP/MTS.

b. Data prestasi non-akademik yang diperoleh dari SD/MI s/d SMP/MTS. Minat

belajar peserta didik berdasarkan angket saat pendaftaran maupun pendataan.

c. Data dukungan orang tua yang telah dikomunikasikan terlebih dahulu.

d. Data diteksi potensi peserta didik berupa tes peminatan yang baru

dilaksanakan di SMA/SMK.

e. Data rekomendasi guru bimbingan dan konseling di SMP/MTS.

Adapun langkah-langkah dalam kegiatan dokumentasi penelitian ini yaitu:

1. Mengumpulkan data tentang subjek observasi.

2. Analisis data dokumen.

3. Serta menyimpulkan hasil analisis data.

3.10 Instrument Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian menggunakan teknis tes, dimana

tes ini digunakan untuk memperoleh gambaran tentang kemampuan siswa dalam

memilih dan menentukan kelompok peminatannya secara mandiri dengan tepat dan

dianalisis sesuai dengan aspek penempatan kelompok peminatan. Tes awal

merupakan data awal yang menjadi pembanding peningkatan pada tiap siklus

tindakan yang diberikan. Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket

jenis semantik defferensial, hasil angket sebagai data pembantu dalam penelitian yang

digunakan dalam mengukur aspek afektif siswa. Penelitian ini juga menggunakan

teknik observasi, hal ini dilakukan dalam setiap kegiatan siklus tindakan, sehingga

mendapat gambaran tentang keefektifitasan pelaksanaan. Dokumentasi digunakan

untuk mengenal lebih dalam lagi mengenai subjek penelitian dan sebagai aspek

Page 74: Skripsi jeki septiawan

61

pembanding peningkatan kemampuan pemilihan kelompok peminatan yang

dilakuakan siswa.

3.11. Teknik Analisis Data

3.11.1. Tes Kemampuan Pemilihan Kelommpok Peminatan

Analisis tes ini setelah dilakukannya tes dengan memberikan lember soal

angket peminatan mandiri kepada subjek penelitian, yang berisi soal-soal peminatan,

kemudian memerintahkan para siswa menjawab dengan benar jawaban pada lembar

soal tersebut pada bagian kolom jawaban. Kemudian dianalisis berdasarkan aspek

penempatan kelompok peminatan siswa, yaitu; nilai raport, nilai UN, prestasi non

akademik, minat siswa, rekomendasi guru BK di SMP, dan hasil tes bakat siswa

tersebut.

3.11.2. Angket Semantik Deferensial

Analisis ini dilakukan dengan meminta responden untuk menyatakan

pendapatnya tentang serangkaian pertanyaan yang disiapkan oleh peneliti dan

berkaitan dengan obyek yang diteliti dalam bentuk nilai yang berada dalam rentang

dua sisi. Didalam penelitian setiap pertanyaan masing-masing diukur dalam sepuluh

skala dan ujung-ujungnya ditutup dengan kata sifat yang secara kontras berlawanan.

Jenjang penilaian dalam menganalisis data digunakan 10 rentang nilai yang

mengikuti pola sebagai berikut :

1 10

Negatif positif

Dari rencana analisis tersebut diperoleh:

Skor maksimal tiap pernyataan adalah 10.

Skor minimal tiap pernyataan adalah 1.

Median dari skor tiap pernyataan adalah 0.5 (10-1) = 4.5

Kriteria sikap responden berdasarkan rata-rata skor:

Page 75: Skripsi jeki septiawan

62

Sikap Positif x ≥ 6

Sikap Negatif x ≤ 5

3.11.3. Observasi

Langkah-langkah yang dilakukan dalam mengobservasi tindakan layanan

bimbingan kelompok teknik home room adalah sebagai berikut:

a. Pemberian tanda check () pada tiap deskriptor dilembar observasi.

b. Kemudian nilai tersebut dirata-rata dan dipersentase dengan menggunakan rumus:

Keterangan:

nm = Jumlah item dicek dari setiap aspek dafta cek

N = Jumlah seluruh item dari aspek daftar cek

100 = Bilangan tetap.

c. Nilai aspek layanan bimbingan kelompok teknik hemo room dikonfersikan dengan

kategori:

Tabel 3.3. Katagori Tingkat aspek Pelaksanaan

(Arikunto, 2010:245)

No. Persentase Kategori

1. 80-100 Sangat baik

2. 60-79 Baik

3. 40-59 Cukup baik

4. 20-39 Kurang baik

5. 0-19 Sangat kurang baik

Aktivitas = %100xN

nm

Page 76: Skripsi jeki septiawan

63

3.11.4. Dokumentasi

Dalam kegiatan analisis dokumentasi, data-data dokumen tentang subjek

penelitian yang diperoleh dari sekolah tersebut dianalisis dan dilakukan penilaian.

Metode dokumentasi ini dapat dilaksanakan dengan menggunakan pedoman

dokumentasi dan check-list dengan mengkatagorikan subjek peneliti kedalam

katagori tertentu sesuai variabel.

Adapun langkah analisisnya adalah sebagai berikut:

a. Pemberian tanda check () pada tiap deskriptor tabel analisis.

b. Kemudian nilai tersebut dirata-rata dan dipersentase dengan menggunakan rumus:

Keterangan:

nm = Jumlah item dicek dari setiap aspek dafta cek

N = Jumlah seluruh item dari aspek daftar cek

100 = Bilangan tetap.

c. Nilai aspek layanan penempatan dikonfersikan dengan kategori:

Tabel 3.4. Katagori Tingkat aspek Pelaksanaan Penempatan Kelompok Peminatan

No. Persentase Kategori

1. 80-100 Sangat tepat

2. 60-79 Tepat

3. 50-59 Cukup tepat

4. 20-49 Kurang tepat

5. 0-19 Sangat kurang tepat

Aktivitas = %100xN

nm

Page 77: Skripsi jeki septiawan

64

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. PERSIAPAN

4.1.1. Administrasi

a. Surat izin penelitian

Izin penelitian di sekolah dilakukan pada tanggal 09 Oktober 2013,

adapun surat izin penelitian ini terlebih dahulu membuat permohonan kepada

fakultas sebagai prosedur untuk melakuakan penelitian dengan memenuhi

persyaratan-persyaratan penelitian dalam membuat skripsi (tugas akhir),

dalam membuat surat izin penelitian ini, terlebih dahulu harus memiliki

persetujuan pembimbing skripsi dan ketua jurusan ilmu pendidikan FKIP

UNSRI sehingga telah melalui berbagai pertimbangan dan penyempurnaan

penelitian, surat izin penelitian ini juga harus melalui persetujuan dari dinas

pendidikan setempat dan persetujuan dari sekolah tempat akan melaksanakan

penelitian ini dilaksanakan, sehingga topik yang akan diteliti sesuai dengan

permasalahan yang di hadapi dalam dunia pendidikan.

b. Menghubungi guru bimbingan dan konseling

Setelah mendapatkan izin penelitian dari dosen pembimbing, fakultas,

dinas pendidikan setempat dan dari sekolah tempat penelitian, kemudian

peneliti menghubungi guru bimbingan dan konseling yang ada di sekolah

tersebut dan memohon kesediaan kerjasama dan arahan dalam pelaksaan

penelitian yang akan dilakukan peneliti.

4.1.2. Instrumen

a. Angket,

Jenis angket yang dipersipkan dalam penelitian ini adalah angket

tertutup karena jawaban angket sudah disediakan, hal ini mempermudah

responden dalam mengisi angket dimana responden hanya tinggal memilih

saja. Dalam penelitian ini jenis angket yang digunakan adalah jenis angket

64

Page 78: Skripsi jeki septiawan

65

semantik deferansial yaitu suatu metode penilaian dengan menggunakan

beberapa butir nilai yang dibentuk dalam satu garis kontinyu yang

menyatakan secara verbal 2 kutub penilaian yang ekstrem. Dalam penelitian

ini, angket semantik deferansial dilakukan terhadap siswa mengenai sikap

mereka dalam pemilihan kelompok peminatan. Penilaian sikap bertujuan

untuk mengetahui tingkat minat siswa dalam tiap mata pelajaran yang ada,

sehingga dapat dianaliasi ketepatan siswa dalam memilih kelompok

peminatannya melalui angket tersebut berdasarkan data analisis dokumentasi

siswa, hal ini dilakukan pada tiap siklus tindakan, sehingga didapat nilai

peningkatan dan penguatan kemampuan siswa dalam memilih kelompok

peminatan yang tepat dan sesuai dengan aspek peminatannya.

b. Observasi

Lembar observasi dipersipakan dengan berbagai pertimbangan yang

disesuaikan dengan data yang diinginkan peneliti, Dalam penelitian ini, yang

akan diobservasi adalah pelaksaan kegiatan layanan bimbingan kelompok

teknik home room, dimana kondisi suasanan yang ingin dimunculkan dalam

dinamisasi kelompok yaitu:

g. Ketertarikan mengikuti kegiatan.

h. Keterbukaan siswa.

i. Kenyaman siswa mengikuti kegiatan.

j. Keaktifan mengemukakan pendapat.

k. Keakraban antar anggota.

l. Kepedulian sesama anggota.

Adapun dalam pelaksanaan observasi ini adalah observasi yang

terstruktur atau sistematis yang menggunakan kategori-kategori yang relatif

rinci, maka untuk memudahkan dalam melakukan observasi peneliti

menggunakan alat berupa daftar cek (check list) sehingga penilaian hanya

dengan memberikan tanda check ( ) untuk pilihan kategori yang tepat,

Page 79: Skripsi jeki septiawan

66

kemudian dari kategori ini diberikan skor untuk memperoleh nilai keefektifan

kegiatan layanan bimbingan kelompok teknik home room yang telah

diberikan.

4.1.3. Subjek Penelitian dan Pembentukan Kelompok

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X yang ada di SMA

Negeri 1 Indralaya yang mempunyai permasalahan dalam menentukan minat

dan kariernya. Dalam penelitian ini tindakan diberikan kepada satu kelompok

bimbingan dengan jumlah anggota kelompok 9 orang. Penentuan subjek

penelitian ini berdasarkan hasil wawancara dengan guru bimbingan dan

konseling dan data dokumentasi siswa-siswi kelas X. Adapun nama-nama

siswa-siswi tersebut yaitu:

Tabel 4.1. Nama-Nama Anggota Kelompok Bimbingan

No. Nama Kelas Keterangan

1. Al- Fatur Sayid M. X IPA 1 Meminta bimbingan karier

2. A. Rizki Kurniawan X IPA 1 Ragu dalam kelompok peminatan

3. Ida Rosidah X IPS 2 Pindah dari kelas IPA

4. M. Agung Pandu P. X IPA 1 Hasil tes bakat di IPS

5. Nurlela X IPS 1 Ragu dalam kelompok peminatannya

6. Rian Hendarsyah B. X IPA 2 Pindah dari kelas IPS

7. Uliya Septiani X IPS 2 Ragu dalam kelompok peminatan

8. Yuli Wulandari X IPS 2 Ingin di peminatan IPA

9. Yessi Permata Sari X IPA 3 Ragu dalam kelompok peminatannya

Page 80: Skripsi jeki septiawan

67

Hasil dari wawancara yang dilakukan terhadap subjek penelitian , para

siswa tidak mampu melakukan kelompok peminatannya secara mandiri dan

tepat. Hal ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.2. Hasil wawancara kepada siswa mengenai komponen-komponen

peminatan

No. Nama Pemahaman diri Pemahaman kelompok

peminatan keterangan

1. Al- Fatur S. M. Tidak pahaman Tidak pahaman Tidak mampu

2. A. Rizki K. Tidak pahaman Tidak pahaman Tidak mampu

3. Ida Rosidah Tidak pahaman Tidak pahaman Tidak mampu

4. M. Agung P. P. Tidak pahaman Tidak pahaman Tidak mampu

5. Nurlela Tidak pahaman Tidak pahaman Tidak mampu

6. Rian H. B. Tidak pahaman Tidak pahaman Tidak mampu

7. Uliya Septiani Tidak pahaman Tidak pahaman Tidak mampu

8. Yuli Wulandari Tidak pahaman Tidak pahaman Tidak mampu

9. Yessi P. S. Tidak pahaman Tidak pahaman Tidak mampu

4.1.4. Data Awal

a. Angket peminatan

Penyebaran angket aspek afektif peminatan siswa, merupakan

pengumpulan data awal sebelum dilakukan tindakan yang dijadikan data awal.

b. Wawancara dengan guru bimbingan dan konseling

Wawancara dengan guru bimbingan dan konseling dilakukan untuk

mengetahui keadaan subjek penelitian, baik prestasi dan permasalahan yang

dihadapi siswa dalam pemilihan kelompok peminatannya. Hasil dari

wawancara ini adalah bahwa beberapa subjek penelitian telah mengalami

perpindahan kelompok peminatan, beberapa subjek penelitian ragu akan

kelompok peminatannya dan beberapa subjek penelitian ini juga masih sedikit

pemahaman tentang potensi dan bakat yang dimiliki, sehingga mengurangi

tingkat keberhasilan dalam penempatan kelompok peminatan yang dilakukan

sekolah. Hal ini tentu memunculkan keraguan dari siswa tersebut dan dari

pihak sekolah tentang ketepatan penempatan kelompok peminatan yang telah

dilakukan terhadap beberapa siswa.

Page 81: Skripsi jeki septiawan

68

c. Pengumpulan dokumen data subjek penelitian

Pengumpulan dokumen data subjek penelitian disesuaikan dengan data

yang akan dianalisis, dalam penelitian ini data yang ingin dicari mengenai

pemilihan kelompok peminatan, data ini diperoleh dari guru bimbingan dan

konseling di sekolah tersebut yang telah melakukan pengelompokan

peminatan. Adapun data-data dokumentasi yang telah dikumpulkan yaitu:

1) Data prestasi belajar peserta didik kelas VII, VIII dan IX serta nilai UN

yang diperoleh di SMP/MTS.

2) Data prestasi non-akademik yang diperoleh dari SD/MI s/d SMP/MTS.

Minat belajar peserta didik berdasarkan angket saat pendaftaran maupun

pendataan.

3) Data dukungan orang tua yang telah dikomunikasikan terlebih dahulu.

4) Data diteksi potensi peserta didik berupa tes peminatan yang baru

dilaksanakan di SMA/SMK.

5) Data rekomendasi guru bimbingan dan konseling di SMP/MTS.

d. Pengamatan kegiatan pemberian layanan bimbingan dan konseling yang telah

dilakukan di sekolah tersebut.

e. Pengamatan kegiatan pengelompokan peminatan yang telah dilakukan guru

bimbingan dan konseling di sekolah tersebut.

Page 82: Skripsi jeki septiawan

69

Adapun hasil analisis yang dilakukan penelti terhadap data awal yang

diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 4.3. Analisis Data Awal Kemampuan Minat Siswa dalam Memilih Kelompok

Peminatannya

No. Nama kelas

Wawancara Dokumentasi (IPA/IPS)

Hasil Guru

BK siswa Raport

Minat

siswa

Minat

orang

tua

Tes

bakat

1. Al- Fatur S. M. X IPA 1 Ragu Ragu IPA Ragu IPA IPA Tidak mampu

2. A. Rizki K. X IPA 1 Ragu Ragu IPA Ragu IPA IPS Tidak mampu

3. Ida Rosidah X IPS 2 Ragu Ragu IPA Ragu IPA IPS Tidak mampu

4. M. Agung P. P. X IPA 1 Ragu Ragu IPA Ragu IPA IPS Tidak mampu

5. Nurlela X IPS 1 Ragu Ragu IPS Ragu IPS IPS Tidak mampu

6. Rian H. B. X IPA 2 Ragu Ragu IPA Ragu IPA IPS Tidak mampu

7. Uliya Septiani X IPS 2 Ragu Ragu IPS Ragu IPS IPS Tidak mampu

8. Yuli Wulandari X IPS 2 Ragu Ragu IPA Ragu IPA IPS Tidak mampu

9. Yessi P. S. X IPA 3 Ragu Ragu IPA Ragu IPA IPS Tidak mampu

4.1.5. Jadwal dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan selama dua kali siklus. Dengan tiap siklus

dua sampai tiga kali pertemuan. Dalam memberikan tindakan layanan,

penelitian ini akan dilaksanakan dalam dua minggu, penelitian dimulai dari

tanggal 8 oktober 2013 sampai tanggal 23 Oktober 2013. Penelitian ini akan

dilaksanakan di lingkungan SMA N 1 indralaya, tindakan layanan bimbingan

kelompok teknik home room ini dapat dilaksanakan di dalam ruangan maupun

di taman sekolah, dengan memperhatikan kenyamanan dan situasi yang

kondusip. Adapun tempat yang dapat dijadikan pelaksanakan penelitian ini

yaitu; mushola sekolah, ruang bimbingan dan konseling, gazebo sekolah,

taman di bawah pohon rindang dan tempat-tempat yang sesuai lainnya.

4.1.6. Bahan Materi

Bahan materi yang dipersiapkan dalam penelitian ini merupakan

materi yang berhubungan dengan topik-topik kelompok peminatan dan

kehidupan karier masa depan siswa. Bahan materi yang akan diberikan kepada

subjek penelitian ini dapat berupa materi tentang kelompok peminatan, cara

dan prosdur memilih kelompok peminatan, materi ini juga dapat mengacu

Page 83: Skripsi jeki septiawan

70

pada peket bimbingan karier yang dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan

dan Kebudayaan dalam rangka realisasi bimbingan dan karier. Bahan materi

dapat berupa pemahaman diri, nilai-nilai, pemahaman lingkungan, hambatan

dan cara mengatasi hambatan dan merencanakan masa depan. Semua ini akan

menjadi ideal apabila seluruh materi tersebut dapat diselesaikan sebelum

pelaksanaan pengelompokan peminatan.

4.1.7. Peralatan

Peralatan yang dipersiapkan dalam penelitian ini adalah berupa alat-alat

tulis, alas tempat duduk, makanan ringan, Perlengkapan game dan peralatan

lainnya yang dapat membantu dan mempermudahkan pelaksanaan penelitian.

4.2. PENYAJIAN DATA (SIKLUS I DAN II)

4.2.1. Siklus I

1. Perencanaan

Sebelum pelaksanaan tindakan pada siklus satu, peneliti membuat

perencanaan tindakan yang akan diberikan pada siswa. Dalam perencaan ini,

peneliti dapat merancang sekenario jalannya kegiatan dalam menumbuhkan

suasana yang diinginkan dan dalam usaha menimbulkan data-data yang

diinginkan peneliti. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan layanan

bimbingan kelompok dengan teknik home room, dengan memunculkan suasana

yang akrab dan menyenangkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam

melakukan pemilihan kelompok peminatan secara tepat dan mandiri. Pada tiap

pertemuan, peneliti telah membuat perencaan mengenai topik bahasan yang akan

diberikan, jumlah pertemuan dan bentuk kegiatan pada tiap pertemuannya.

Adapun dalam perencaan siklus satu ini peneliti akan melakukan pertemuan

sebanyak dua kali pemberian layanan.

Page 84: Skripsi jeki septiawan

71

Tabel 4.4. Perencanaan Bimbingan Kelompok Siklus I

No. Pertemuan Topik

bahasan

Alokasi

waktu

Bentuk kegiatan

1. Pertemuan ke-

1

Kelompok

peminatan

45 menit - Pembasanan pengertian

Kelompok peminatan

- Pembahasan macam-macam

kelompok peminatan

- Pembahasan Faktor penentu

kelompok peminatan

- Pembahasan Kelompok mata

pelajaran wajib, peminatan dan

pilihan.

2. Pertemuan ke-

2

Kelompok

peminatan

60 menit - Pembasanan pengertian

Kelompok peminatan

- Pembahasan macam-macam

kelompok peminatan

- Pembahasan Faktor penentu

kelompok peminatan

- Pembahasan Kelompok mata

pelajaran wajib, peminatan dan

pilihan.

Page 85: Skripsi jeki septiawan

72

2. Pelaksaan Tindakan dan Pengamatan

Siklus pertama dilaksanakan pada tanggal 11 oktober 2013 sampai dengan

tanggal 14 oktober 2013, dengan jumlah pertemuan sebanyak dua kali. Pada

umumnya pembahasan diselenggarakan dengan alokasi 60 menit, namun dalam

pelaksaannya waktu yang digunakan pada tiap pertemuan berkurang kedua

menjadi 80 menit, hal ini dikarenakan siswa kurang memahami tentang

kelompok peminatan serta para anggota kelompok sangat antusias dalam

mengajukan pertanyaan kepada tutor atau peneliti. Untuk topik bahasan yang

dilaksanakan sesuai dengan perencaan yang dibuat. Yaitu

Tabel 4.5. kegiatan tindakan bimbingan kelompok siklus I

No. Pertemuan Topik

bahasan

Alokasi

waktu

Bentuk kegiatan

1. Pertemuan ke-1 Kelompok

peminatan

60 menit - Pembasanan pengertian

Kelompok peminatan

- Pembahasan macam-macam

kelompok peminatan

- Pembahasan Faktor penentu

kelompok peminatan

- Pembahasan Kelompok mata

pelajaran wajib, peminatan dan

pilihan.

2. Pertemuan ke-2 Kelompok

peminatan

70 menit - Pembasanan pengertian

Kelompok peminatan

- Pembahasan macam-macam

kelompok peminatan

- Pembahasan Faktor penentu

kelompok peminatan

- Pembahasan Kelompok mata

pelajaran wajib, peminatan dan

pilihan.

Page 86: Skripsi jeki septiawan

73

Berikut ini gambaran proses pelaksaan kegiatan bimbingan kelompok

peminatan yang telah dilaksanakan oleh peneliti pada setiap pertemuannya :

Pertemuan ke-1

1) Konteks

Fokus penelitian : Meningkatkan kemampuan siswa dalam memilih kelompok

peminatan

Topik bahasan : Mengenal pengertian kelompok peminatan

Waktu : Jum’at, 11 oktober 2013 / pukul 11.08 – 12.02

Tempat : Taman sekolah SMA N 1 Indralaya

Jumlah siswa : 6 (enam) orang

2) Rekaman fakta

a. Pembentukan

Peneliti membuka pertemuan dengan mengucapkan salam dan sapaan “apa

kabar semuanya” dan dijawab oleh semua siswa dengan antusias, dimana perhatian

peserta tertuju pada pembicara pada saat itu. Peneliti juga tidak lupa mengucapkan

terimakasih karena kehadiran seluruh peserta kelompok. Kemudian peneliti

memeriksa seluruh peserta dan didapatkan tiga peserta yang tidak dapat mengikuti

kegiatan dikarenakan ada persiapan lomba yang diikuti peserta tersebut. peneliti

membuka kegiatan dengan bersama-sama peserta secara resmi, dilanjutkan dengan

doa bersama. Selanjutnya peneliti memberikan gambaran umum kegiatan yang akan

dilaksanakan, mengungkapkan pengertian dan tujuan kegiatan kelompok dalam

rangka pelayanan bimbingan kelompok, menjelaskan cara-cara dan peraturan

kelompok serta asas-asas kegiatan sehingga seluruh anggota memahami apa yang

harus dilakukan dan apa yang tidak harus dilakukan. Kegiatan selanjutnya saling

memperkenalkan dan mengungkapakan diri masing-masing anggota.

Pada tahap pembentukan ini juga peneliti memberikan permainan

penghangatan dan pengakraban sehingga tumbuhnya minat anggota mengikuti

kegiatan, munculnya perasaan suasana kelompok, kelompok berupa keakraban,

nyaman, saling peduli, mengenal, percaya, menerima, dan saling membantu di antara

Page 87: Skripsi jeki septiawan

74

anggota. Adapun permainan penghangatan yang dilakukan yaitu “menjelaskan nama

karakter dan sifat masing-masing berdasarkan hurup dalam nama”. Para siswa diundi

sehingga menimbulkan ketegangan dan meningkatkan konsentrasi semua anggota.

Peneliti memberikan kalimat humor agar mencairkan ketegangan, sehingga seluruh

peserta terbuka dalam mengemukakan pendapatnya. Dalam permainan tersebut

sekaligus pengenalan peserta kepada seluruh anggota. Game ini mampu

meningkatkan suasana yang diinginkan dalam teknik home room yaitu keakraban.

Kegiatan pembentukan ini diakhir dengan peneliti membahas tentang tingkah

laku dan perasaan yang muncul pada peserta kelompok, dimana peserta merasa

senang dan menyetujui untuk melaksanakan kegiatan selanjutnya.

b. Peralihan

Pada tahap ini peneliti menjelaskan kegiatan yang akan ditempuh pada tahap

berikutnya. Dimana peneliti menawarkan sambil mengamati apakah para anggota

sudah siap menjalani kegiatan pada tahap selanjutnya dan membahas kembali suasana

yang terjadi, hal ini dilakukan untuk menarik dan memantapkan keikutsertaan peserta

untuk melanjutkan kegiatan. Para peserta menjawab semua dan secara kompak bahwa

mereka sepakat untuk ikut dan melanjutkan kegiatan.

c. Kegiatan

Sebelum membuka topik pembahasan, peneliti melakukan berbagai

pertanyaan terbuka terhadap siswa mengenai kelompok peminatan, pemahaman diri

dan komponen-kemponen dalam melakukan peminatan. pada awal penelitian ini

siswa tidak memahami pengertian dari kelompok peminatan, pengertian dan

pemahaman dari bakat, potensi, kemampuan dan minat yang dimilikinya, tentu saja

hal ini menyebabkan siswa tidak mempunyai kemampuan dalam menentukan

kelompok peminatannya sendiri.

Pk : “Oya sudah tau belum tentang kelompok peminatan?”

Seluruh anggota terdiam sebentar,

Rizki : “Pak kelompok peminatan itu apa ya?”

Nurlela : “Ia pak! Sebenarnya kelompok peminatan itu apa ya?”

Page 88: Skripsi jeki septiawan

75

Diawal kegiatan peneliti menjelaskan dan membuka topik mengenai

kelompok peminatan, peneliti mengajukan pertanyaan kepada para peserta apakah

mereka tahu apa yang dimaksud dengan kelompok peminatan, dari hasil jawaban

peserta, didapat bahwa banyak dari para anggota tidak mengerti mengenai apa yang

dimaksud dengan kelompok peminatan. Ada beberapa peserta yang mengajukan

pertanyaan kembali kepada peneliti “sebenarnya kelompok peminatan itu apa ya

pak?”. Selama kegiatan berlangsung, peneliti lebih banyak aktif menjelaskan dari

pengertian kelompok peminatan, terkadang para peserta mengajukan pertanyaan

kembali selama peneliti menjelaskan dan ada beberapa peserta yang ikut menjawab

dari pertanyaan peserta lainnya juga. Dalam penjelasan, terkadang peneliti

mengajukan pertanyaan kepada seluruh peserta dan hal ini dijawab oleh seluruh

peserta, namun ada beberapa siswa yang diam karena tidak tahu dikarenakan

kurangnya informasi yang dimiliki, sehingga munculnya pertanyaan-pertanyaan

lanjutan sesama peserta dan kepada peneliti,tentu saja hal ini membuat suasana lebih

hidup dan dinamis.

Pk : “Kelompok peminatan adalah kelompok pembelajaran sesuai dengan

disiplin ilmu tertentu, seperti IPA, IPS dan Bahasa”

Yessi : “Oh, seperti kelas IPA dan IPS ya pak”

Pk : “Ia Yessi, oya anak-anak kalau di sekolah ini ada kelompok pemintan

apa saja?”

Seluruh anggota : “Cuma IPA dan IPS pak!

Ida : “Oya pak, perbedaan antara kelompok peminatan sama jurusan itu

dimananya?”

Seluruh anggota : “Ia pak, bedanya dimana ya?”

Ulia : Sambil berbisik kepada Ida “oya Ida, kelas IPA dan kelas IPS kan

sama-sama belajar matematika, tapi jumlah jam pelarannya yang

berbeda?”

Ida : Sambil berbisik kepada Ulia, “ia Ulia, jumlah jam belajarnya yang beda ya!"

Page 89: Skripsi jeki septiawan

76

Selama kegiatan berlangsung, terkadang ada beberapa siswa yang aktif

bertanya dan aktif menjawab pertanyaan yang muncul dalam kelompok, ada juga

siswa yang membuat kegaduhan serta adanya pertentangan kecil mengenai pendapat

mereka masing-masing mengenai topik tersebut dikarenakan perbedaan pendapat.

Ketika ada siswa yang membuat kegaduhan dan keluar dari pembahasan topik yang

dibicarakan, peneliti meluruskan kembali pembahasan topik tersebut. Ada suatu

ketika peneliti dan peserta sedang menjelaskan dan mengeluarkan pendapatnya

mengenai topik kelompok peminatan dan ada beberapa siswa membuat kegaduhan,

peserta lain menasehati temannya, hal ini dikarenakan peserta yang menasehati

tersebut terganggu dan ia menginginkan peserta untuk fokus pada pembahasan serta

agar peserta lainnya untuk menghargai peneliti dan orang yang sedang berbicara.

Ketika ada kesempatan peneliti untuk berbicara, peneliti menesahati para peserta

untuk saling menghargai, peneliti membuat peraturan bahwa untuk peserta yang

bertanya menunjuk tangan dan hanya ada satu orang saja yang berbicara ketika

kegiatan berlangsung. Semua peserta menyepakati aturan tersebut, sehingga kegiatan

selanjutnya berjalan dengan kondusif.

Dalam pelaksaan kegiatan ini, terkadang peneliti membuat rasa humor untuk

mengatasi ketegangan diantara peserta, serta untuk menarik perhatian dari seluruh

para peserta. Hal ini membuat para peserta lebih terbuka dan tidak kaku dalam

Nurlela : “Oya teman-teman bisakah kalian diam sebentar, kan bapaknya lagi

menjelaskan” berbicara pelan kepada selruh anggota yang sedang ribut

Pk : “Kita harus menghormati teman kita yang sedang berbicara, kan tidak

enak bila kita yang berbicara tapi diacuhkan saja!”

Riski : “Jadi pelajaran pilihan itu bisa mengambil mata pelajaran dari

kelompok peminatan yang berbeda ya pak?”

Pk : “Ia Riski, kelompok peminatan IPA bisa mengambil mata pelajaran dari

kelompok pemintan IPS, dan sebaliknya.

Page 90: Skripsi jeki septiawan

77

mengajukan pendapat. Dalam penjelasannya juga peneliti sering memberi contoh-

contoh pengalaman dan tentu saja menarik peserta untuk mengajukan pertanyaan

diluar topik bahasan dan peneliti menjawab langsung secara singkat dan efektif.

d. Pengakhiran

Peneliti mengemukakan bahwa kegiatan akan segera berakhir. Selanjutnya

peneliti mengemukakan kesan dan hasil dari pelaksaan kegiatan. Kenudian peneliti

menugaskan untuk menuliskan kesan, pesan, saran, harapan dan kritik di selembar

kertas, selama sekitar lima menit semua siswasudah mengumpulkan lembar

tugasnya. Kemudian peneliti menugaskan para peserta untuk mencari bahan materi

mengenai pemahaman diri (bakat, minat, potensi dan kecerdasan) dan kelompok

peminatan kurikulum 2013, hal ini untuk memudahkan para peserta dalam

pembahasan dan diskusi pada pertemuan selanjutnya. Kemudian peneliti membahas

kegiatan lanjutan mengenai waktu dan tempat kegiatan selanjutnya serta topik yang

kan dibahas. Sebelum acara ditutup seluruh anggota berdoa bersama, kemudian

peneliti mengungkapkan ucapan terima kasih dan maaf bila terdapat kesalahan dan

diakhiri dengan salam.

3) Hasil pengamatan

a. Aspek teknik home room

1) Ketertarikan siswa dalam mengikuti kegiatan sangat antusias,hal ini

dikarenakan topik yang dibahas merupakan hal baru bagi para siswa tersebut.

2) Siswa mulai terbuka satu sama yang lainnya, hal ini disebabkan permaianan

penghangatan yang diberikan, namun belum terbuka seluruhnya dikarenakan

para peserta baru saling mengenal satu sama lainnya.

3) Kenyaman siswa mengikuti kegiatan mulai tampak, namun keegoisan

beberapa peserta menyebabkan siswa saling memotong pembicaraan peserta

yang sedang memberikan tanggapan dan pendapatnya.

4) Keaktifan semua peserta dalam memberikan tanggapan dan pertanyaan cukup

tinggi, dimana para peserta saling menonjolkan diri mereka masing-masing.

Page 91: Skripsi jeki septiawan

78

5) Keakraban peserta mulai terbentuk, namun masih sebatas teman yang sekelas,

hal ini dikarenakan peserta barumengenal satu sama lainnya.

6) Kepedulian antar peserta cukup rendah, hal ini karena tingkat keegoisan yang

tinggi

Aspek pemahaman topik bahasan

1) Siswa memahami pengetian dari kelompok peminatan, hal ini dengan

memberikan contoh seperti pada penjurusan kelas pada kurikulum

sebelumnya namun lebih dikembangkan lagi pada pengembangan minat

siswa.

2) Siswa mampu membagi berbagai macam kelompok peminatan yang ada, yaitu

kelompok peminatan sain, ips dan bahasa, namun pada sekolah yang mereka

tempati hanya terdapat dua kelompok peminatan yaitu ipa dan ips.

3) Siswa kurang memahami faktor apa saja yang menentukan dalam pemilihan

kelompok peminatan, namun hal ini sudah dijelaskan oleh peneliti dan

kurangnya penanggapan dan diskusi dikarenakan kurangnya pemahaman dan

informasi peserta.

4) Peserta mulai memahami mengenai kelompok mata pelajaran peminatan,

pelajaran wajib dan pelajaran pilihan.

4) Implikasi

1) Suasana yang akrab merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam

pelaksaan kegiatan bimbingan kelompok teknik home room, oleh sebab itu

peneliti perlu menciptakan suasana yang lebih hangat, nyaman dan

menyenangkan dalam menggali keterbukaan dan kekeluargaan antara sesama

anggota.

2) Penggunaan permainan penghangatan sangat diperlukan dalam mencairkan

suasana yang kaku dan menegangkan ketika pelaksanaan tindakan

berlangsung dalam menciptakan suasana yang diinginkan.

3) Siswa kurang memahami tentang topik pembahasan sehingga kedinamisan

kelompok kurang memuaskan. Oleh sebab itu perlunya perencanaan

Page 92: Skripsi jeki septiawan

79

penugasan dan perintah agar siswa memiliki informasi yang dapat dibahas

bersama pada kegiatanselanjutnya.

4) Tempat yang nyaman sangat mempengaruhi keberhasilan pelaksaan tindakan.

5) Penentuan waktu tindakan harus dibahas bersama untuk menentukan waktu

yang tepat dan sesuai dengan jadwal yang dimiliki peserta masing-masing.

6) Waktu pelaksaan tepat sangat mempengaruhi tingkat kehadiran peserta

kelompok.

Pertemuan ke-2

1) Konteks

Fokus penelitian : Meningkatkan kemampuan siswa dalam memilih kelompok

peminatan

Topik bahasan : Mengenal pengertian kelompok peminatan

Waktu : Senin, 14 Oktober 2013 / pukul 13.10-14.34

Tempat : Ruangan mushola sekolah SMA N 1 Indralaya

Jumlah siswa : 9 (Sembilan) orang

2) Rekaman fakta

a. Pembentukan

Peneliti membuka pertemuan dengan mengucapkan salam dan sapaan “apa

kabar semuanya” dan dijawab oleh semua siswa dengan antusias dan para peserta

tertuju pada pembicara pada peneliti. Peneliti juga tidak lupa mengucapkan

terimakasih karena kehadiran seluruh peserta kelompok. Kemudian peneliti

memeriksa seluruh peserta, dimana seluruh peserta dapat mengikuti kegiatan

dikarenakan telah waktu telah disepakati pada pertemuan pertama, dilanjutkan

dengan doa bersama. Selanjutnya peneliti memberikan gambaran umum kegiatan

yang akan dilaksanakan, mengungkapkan pengertian dan tujuan kegiatan kelompok

secara singkat, dikarenakan para peserta telah diberi penjelasan pada pertemuan

pertama, kemudian meminta peserta untuk menanyakan mengenai hal yan kurang

dimengerti, menjelaskan cara-cara dan peraturan kelompok serta asas-asas kegiatan

Page 93: Skripsi jeki septiawan

80

sehingga seluruh anggota memahami apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak

harus dilakukan. Kegiatan selanjutnya berkenalan kembali untuk lebih mengakraban

peserta.

Peneliti memberikan permainan penghangatan dan pengakraban sehingga

tumbuhnya minat anggota mengikuti kegiatan, munculnya perasaan suasana

kelompok, kelompok berupa keakraban, menyenangkan dan keterbukaan. Adapun

permainan penghangatan yang dilakukan yaitu “Memperagakan 10 macam propesi”

tanpa bersuara dan dengan satu gerakan berulang bagi tiap siswa. Para siswa diundi

sehingga menimbulkan ketegangan dan meningkatkan konsentrasi semua anggota.

Ketika peserta memperagakan salah satu propesi, peserta lainnya mencoba

menjawab dan ketika terjadi kesalahan para peserta saling teretawa lepas.

Permaianan ini mampu meningkatkan suasana yang diinginkan dalam pelaksaaan

teknik home room yaitu keakraban.

Kegiatan pembentukan ini diakhir dengan peneliti membahas tentang tingkah

laku dan perasaan yang muncul pada peserta kelompok, dimana peserta merasa

senang dan menyetujui untuk melaksanakan kegiatan selanjutnya.

b. Peralihan

Pada tahap ini peneliti menjelaskan kegiatan yang akan ditempuh pada tahap

berikutnya. Dimana peneliti menawarkan sambil mengamati apakah para anggota

sudah siap menjalani kegiatan pada tahap selanjutnya dan membahas kembali suasana

yang terjadi, hal ini dilakukan untuk menarik dan memantapkan keikutsertaan peserta

untuk melanjutkan kegiatan. Para peserta menjawab semua dan secara kompak bahwa

mereka sepakat untuk ikut dan melanjutkan kegiatan.

c. Kegiatan

Diawal kegiatan, peneliti membahas topik yang telah dilaksanakan pada

pertemuan sebelumnya. Dimana peneliti menjelaskan hasil pembahasan pertemuan

sebelumnya secara singkat. Kemudian peneliti mengajukan pertanyaan kepada para

peserta mengenai pengertian dari kelompok pemintan, didapat bahwa ada beberapa

siswa yang memahami pengertian dari kelompok peminatan dan memberikan

Page 94: Skripsi jeki septiawan

81

tanggapan terhadap pertanyaan yang diberikan, peneliti memberikan kesampatan

pada peserta tersebut menjelaskan kepada seluruh anggota dan peserta lainnya

menanggapinya secara bergantian. Peneliti menjelaskan topik yang akan dibahas

adalah mengenai kelompok peminatan, seperti topik pada pertemuan pertama, namun

kali ini akan dibahas secara mendalam dan rinci. Peneliti memberikan pertanyaan

kepada seluruh peserta apakah para peserta memahami seluruhnya mengenai

kelompok peminatan. Terlihat ekspresi dari seluruh peserta kelompok bahwa mereka

masih ragu-ragu mengenai pertanyaan dari peneliti dan sebagian peserta

menjawabnya dengan perkataan “belum terlalu tau kak”. Kemudian disepakati untuk

membahas ulang pengertian dari kelompok peminatan.

Selama kegiatan berlangsung, peneliti mencoba mengarahkan dan meluruskan

jawaban yang kurang tepat yang diutarakan peserta kelompok, terkadang para

peserta pun mengajukan pertanyaan kepada peneliti mengenai hal yang tak

diketauinya. Dalam penjelasan, terkadang peneliti mengajukan pertanyaan kepada

seluruh peserta dan hal ini dijawab oleh seluruh peserta, namun ada beberapa siswa

yang diam karena tidak tahu dikarenakan kurangnya informasi yang dimiliki dan ini

lebih terlihat pada siswa yang sebelumnya pada pertemuan pertama tidak hadir,

sehingga dengan munculnya suasana lebih hidup dan dinamis dengan keterbukaan

untuk mengemukakan pertanyaan maupun tanggapan sangat memberikan informasi

bagi peserta yang kurang memahami topik.

Pk : “Oya anak-anak, ada yang bisa membantu bapak menjelaskan

pengertian dari kelompok peminatan?”

Rizki : “Saya pak”

Nurlela : “Saya pak”

Pk : “Baiklah silahkan Rizki yang menjelaskannya lebih dahulu, kemudian Nurlela

juga nanti menjelaskannya ya!”

Page 95: Skripsi jeki septiawan

82

Agung : “Jadi kita bisa mengambil mata pelajaran dari jurusan yang berbeda ya

Nurlela?”

Nurlela : “IA Agung, misalnya jurusan IPS bisa mengambil mata pelajaran dari

jurusan IPA”

Rian : “Tapi sekarang kita kan belum ada pemilihan mata pelajaran lintas minat

ya?”

Yessi : “Oya Rian kata guru wali kelas kami, pelajaran pilihan nantinya sesuai

minat kita masing-masing, tapi baru diterapkan pada semester depan.”

Fatur : “Oya pak mata pelajaran sejarah umum yang kami pelajari sekarang itu

namanya pelajaran lintas minat ya? Padahal kami jurusan IPA”

Pk : “Oh, kalian ada mata pelajaran sejarahnya ya, tapi siapa yang

menentukannya?”

Rizki : “bukan kami yang memilihnya pak! Waktu kami masuk sekolah ini

sudah ada mata pelajarannya pak.”

Pk : “Menurut bapak itu yang namanya pelajaran lintas minat anak-anak, dan

kemungkinan untuk semester pertama ini langsung ditentukan oleh kebijakan

sekolahnya karena hal terntentu.”

Agung : “Pak, bagaimana caranya menentukan kelompok peminatan itu ya

pak?”

Pk : “Menurut kurikulum yang baru ini, dalam menentukan kelompok

peminatan yang harus diperhatikan sebelum memutuskannya yaitu: nilai

raport, nilai UN, prestasi yangsering didapat, minat belajar, rekomendasi

guru BK di SMP, dukungan orang tua dan hasil tes bakat.”

Rizki : “Pantasan awal masuk kemaren kami disuruh mengumpulkan raport ya

pak, dan juga ada tes bakatnya juga.”

Page 96: Skripsi jeki septiawan

83

Dengan jumlah peserta yang banyak dan keaktifan yang tinggi tentu membuat

kegaduhan, berbeda dengan pertemuan sebelumnya yang lebih sedikit, untuk siswa

yang membuat kegaduhan dan keluar dari pembahasan topik yang dibicarakan,

peneliti meluruskan kembali pembahasan topik tersebut. ketika peneliti dan peserta

sedang menjelaskan dan mengeluarkan pendapatnya mengenai topik kelompok

peminatan, ada beberapa siswa membuat kegaduhan, peserta lain menasehati

temannya, hal ini disebabkan ada beberapa siswa yang secara sadar menginginkan

bagi seluruh peserta untuk fokus pada pembahasan serta agar peserta lainnya untuk

menghargai peneliti dan orang yang sedang berbicara. Ada suatu ketika peserta sudah

terlalu ribut, sehingga peserta yang sedang menanggapi tidak terdengar suaranya,

peneliti menyuruh peserta yang menanggapi tersebut untukberhenti menjelaskan,

seluruh peserta kelompok diam seketika, peneliti sengaja mendiamkan beberapa saat.

Kemudian menasehati untuk mencipatakan suasan yang kondusif dengan berbicara

satu-satu setelah peneliti mempersilahkannya. Selesai menasehati peneliti kemudian

mempersilahkan peserta yang sedang menjelaskan tersebut untuk meneruskan

kembali kegiatannya.

Rizki : “Jadi bila harapan orang tua kita sama dengan jurusan yang kita minati

itu sangat mempengaruhi dukungan nantinya dalam menentukan karier

kita ya pak.”

Yessi : “benar pak kata Rizki, soalnya aku disusruh masuk kelas IPA, soalnya

orang tuaku mengharapkan aku jadi seorang dokter pak, dan setidaknya

jadi seorang perawat.”

Ulia : “Oya yuli kita kan sedang membahas kelompok peminatan, jadi jangan

ribut dong”

Yuli : “ia-ia” sambil menggerutu.

Page 97: Skripsi jeki septiawan

84

Dalam pelaksaan kegiatan ini, terkadang peneliti membuat rasa humor untuk

mengatasi ketegangan diantara peserta, serta untuk menarik perhatian dari seluruh

para peserta. Hal ini membuat para peserta lebih terbuka dan tidak kaku dalam

mengajukan pendapat. Dalam penjelasannya juga peneliti sering memberi contoh-

contoh pengalaman dan tentu saja menarik peserta untuk mengajukan pertanyaan

diluar topik bahasan dan peneliti menjawab langsung secara singkat dan efektif.

d. Pengakhiran

Peneliti mengemukakan bahwa kegiatan akan segera berakhir, namun terdapat

siswa yang menginginkan kegiatan dilanjutkan ke sesi sharing / bertukar pendapat

dan berdikusi diluar topik pembahasan. Selanjutnya peneliti mengemukakan kesan

dan hasil dari pelaksaan kegiatan, dilanjutkan dengan pengisian angket yang

sebelumnya dibagikan peneliti, terjadi kegaduhan pada saat pemberian angket

tersebut dan para siswa menganalisi lembar angket. Peneliti menjelaskan cara

pengisian angket tersebut seperti penyebarab angket ketika awal pertemuan

pembentukan kelompok sebagai data awal. Kemudian peneliti menugaskan untuk

menuliskan kesan, pesan, saran, harapan dan kritik dibalik lembar angket untuk

memudahkan peeliti menganalisis dan siswa pun dapat dengan cepat menulis tanpa

harus menyiapkan kertas terlebih dahulu, selama sekitar sepuluh menit semua

siswasudah mengumpulkan lembar tugasnya. Kemudian peneliti menugaskan para

peserta untuk mencari bahan materi kegiatan selanjutnya mengenai pemahaman diri

(bakat, minat, potensi dan kecerdasan), hal ini untuk memudahkan para peserta

dalam pembahasan dan diskusi pada pertemuan selanjutnya. Kemudian peneliti

membahas kegiatan lanjutan mengenai waktu dan tempat kegiatan selanjutnya.

Sebelum acara ditutup seluruh anggota berdoa bersama, kemudian peneliti

mengungkapkan ucapan terima kasih dan maaf bila terdapat kesalahan dan diakhiri

dengan salam.

Page 98: Skripsi jeki septiawan

85

3) Hasil pengamatan

Aspek teknik home room

1) Ketertarikan siswa dalam mengikuti kegiatan tidak seantusias pada

pertemuan pertama, hal ini dikarenakan topik sudah dibahas sebelumnya,

namun permainan penghangatan dapat membuat ketertariak siswa untuk

mengikuti kegiatan, hal ini disebabkan para peserta kegiatan ini

menyenangkan dan menambah wawasan mereka.

2) Siswa mulai terbuka satu sama yang lainnya, hal ini disebabkan permaianan

penghangatan yang diberikan, para peserta mulai saling mengenal satu sama

lainnya dan memahami sifat dan karakter satu sama lainnya.

3) Kenyaman siswa mengikuti kegiatan mulai tampak, namun keegoisan

beberapa peserta menyebabkan siswa saling memotong pembicaran peserta

yang sedang memberikan tanggapan dan pendapatnya, hal ini juga disebabkan

jumlah peserta yang lebih banyak dan hadir seluruhnya sehingga mengurangi

kontrol dari peneliti. Namun tingkat kenyaman siswa cukup tinggi, hal ini

dikarenakan siswa memiliki pola kebiasaan yang ribut sehingga mereka sudah

saling memahami dan terbiasa. Hal ini juga dikarenakan kontrol dari peneliti

yang membuat peraturan untuk berbicara satu-persatu.

4) Keaktifan semua peserta dalam memberikan tanggapan dan pertanyaan cukup

tinggi, dimana para peserta saling menonjolkan diri mereka masing-masing.

5) Keakraban peserta mulai terbentuk, dimana sikap simpati dan empati siswa

mulai terbentuk dalam kegiatan berlangsung.

6) Kepedulian antar peserta masih cukup rendah, hal ini karena tingkat keegoisan

yang tinggi dan kegaduhan yang terjadi lebih banyak dari pertemuan

pertama.

7) Pada pertemuan kedua ini kondisi peserta lebih ribut dikarenakan kurangnya

kemampuan kontrol peneliti terhadap peserta kelompok yang banyak.

Page 99: Skripsi jeki septiawan

86

Aspek pemahaman topik bahasan

1) Siswa memahami pengetian dari kelompok peminatan, hal ini dengan

memberikan contoh seperti pada penjurusan kelas pada kurikulum

sebelumnya namun lebih dikembangkan lagi pada pengembangan minat

siswa.

2) Siswa mampu membagi berbagai macam kelompok peminatan yang ada, yaitu

kelompok peminatan Sain, IPS dan Bahasa, namun pada sekolah yang mereka

tempati hanya terdapat dua kelompok peminatan yaitu IPA dan IPS.

3) Siswa mulai memahami faktor apa saja yang menentukan dalam pemilihan

kelompok peminatan, topik ini lebihnbanyak dibahas dikarenakan kurangnya

pemahaman dan informasi peserta pada topik tersebut.

4) Peserta memahami mengenai kelompok mata pelajaran peminatan, pelajaran

wajib dan pelajaran pilihan yang ada disekolah.

4) Implikasi

1) Suasana yang akrab merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam

pelaksaan kegiatan bimbingan kelompok teknik home room, oleh sebab itu

peneliti perlu menciptakan suasana yang lebih hangat, nyaman dan

menyenangkan dalam menggali keterbukaan dan kekeluargaan antara sesama

anggota.

2) Penggunaan permainan penghangatan sangat diperlukan dalam mencairkan

suasana yang kaku dan menegangkan ketika pelaksanaan tindakan

berlangsung dalam menciptakan suasana yang diinginkan.

3) Perencanaan penugasan dan perintah mencari bahan materi sangat berguna

dalam meningkatkan dinamisasi kelompok, dimana para peserta memiliki

banyak informasi yang dapat dibahas bersama dalam diskusi pembahasan.

4) Tempat yang nyaman sangat mempengaruhi keberhasilan pelaksaan tindakan.

5) Penentuan waktu tindakan harus dibahas bersama untuk menentukan waktu

yang tepat dan sesuai dengan jadwal yang dimiliki peserta masing-masing,

Page 100: Skripsi jeki septiawan

87

sehingga para pesertakelompok dapat hadir seluruhnya untuk mengikuti

kegiatan.

6) Waktu pelaksaan tepat sangat mempengaruhi tingkat kehadiran peserta

kelompok.

7) Kemampuan kontrol peneliti sangat mempengaruhi tingkat kondusifitas

selama jalannya kegiatan.

3. Reflaksi Siklus I

Reflaksi siklus I dilakukan setelah selesai implementasi satu paket tindakan

(satu siklus) dengan mengumpulkan semua data hasil pengamatan, wawancara, dan

angket siswa.

a. Dilihat dari Keberhasilan

Berdasarkan perekaman data didapat bahwa teknik home rome dalam

pemberian layanan bimbingan kelompok dapat membantu siswa memahami

mengenai topik yang dibahas dengan memanfaatkan dinamisasi kelompok.

Pelaksaaan teknik home room ini dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam

memilih kelompok pemintannya, hal ini dapat dilihat dari data hasil angket pada

siklus pertama yang mengalami peningkatan minat setelah dilakukan pemberian

layanan tindakan sebesar 1,08 skor pada tiap mata pelajaran sesuai kelompok

peminatannya, dimana data angket kemampuan siswa dalam memilih kelompok

peminatan sebesar 7,11skor yang mengalami peningkatan pada hasil siklus pertama

menjadi 8,19 skor. Hasil angket dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Page 101: Skripsi jeki septiawan

88

Tabel 4.6. Hasil Angket Peningkatan aspek afektif dalam Pemilihan Peminatan

No. Nama Kelas skor Kenaikan

skor Data awal Siklus I

1. Al- Fatur Sayid M. IPA 8,25 9,00 0,75

2. A. Rizki Kurniawan IPA 8,00 8,75 0,75

3. Ida Rosidah IPS 2,75 7,25 4,50

4. M. Agung Pandu P. IPA 7,00 7,75 0,75

5. Nurlela IPS 7,50 8,50 1,00

6. Rian Hendarsyah b. IPA 8,75 9,25 0,50

7. Uliya Septiani IPS 6,25 6,25 0,00

8. Yuli Wulandari IPS 7,50 8,50 1,00

9. Yessi Permata Sari IPA 8,00 8,50 0,50

Rata-rata skor penilaian 7,11 8,19 1,08

Page 102: Skripsi jeki septiawan

89

b. Dilihat dari Kegiatan Pelaksanaan

Sedangkan pada kegiatan tindakan yang dilaksanakan, situasi yang

diharapkan muncul pada aspek-aspek bimbingan kelompok teknik home room pada

pertemuan pertama yaitu: aspek ketertarikan 100 %, keterbukaan 67 %, kenyamanan

67 %, keaktifan 83 %, keakraban 33 % dan kepedulian 67 %. Rata-rata aspek yang

diingikan sebesar 70 %. Sehingga pelaksanaan tindakan pertama berjalan dengan

“baik”. Walaupun pada aspek keakraban terlaksana “kurang baik”, hal ini

dikarenakan peserta baru bertemu dan melakukan perkenalan. Untuk lebih rincinya

lihat tabel hasil observasi dibawah ini:

Tabel 4.7. Hasil Observasi Aspek Teknik Home Room pada Pertemuan Pertama

No. Aspek Jumlah

peserta

Aspek yang

muncul

persentasi Tingkat

peaksanaan

1. Ketertarikan 6 orang 6 peserta 100 % Sangat baik

2. Keterbukaan 6 orang 4 peserta 67 % Baik

3. Kenyamanan 6 orang 4 peserta 67 % Baik

4. Keaktifan 6 orang 5 peserta 83 % Baik

5. Keakraban 6 orang 2 peserta 33 % Kurang baik

6. kepedulian 6 orang 4 peserta 67 % baik

Rata-rata persentasi kemunculan 70 % baik

Page 103: Skripsi jeki septiawan

90

Pada pertemuan kedua, kemunculan aspek situasi yang diinginkan pada

bimbingan kelompok teknik home room yaitu: ketertarikan 100%, keterbukaan 67 %,

kenyamanan 100 %, keaktifan 83 %, keakraban 100 % dan kepedulian 100%. Hal

ini dapat disebut pelaksaan tindakan yang dilakukan terlaksana dengan “sangat baik”

dengan rata-rata aspek yang muncul sebesar 92 %. Untuk aspek keterbukaan bila

dilihat dari persentasi kemunculannya sebesar 67 %, ini memiliki perbedaan yang

ketara dengan aspek-aspek lainya. Hal ini dapat disebabkan dengan jumlah siswa

lebih banyak dari pada saat pertemuan pertama, pada pertemuan ini seluruh peserta

menghadiri pelaksaan kegiatan bimbingan kelompok yang dilakukan peneliti. Adapun

jumlah peserta yang hadir pada hari ini sebanyak 9 orang. Untuk lebih rincinya lihat

tabel hasil observasi dibawah ini:

Tabel 4.8. Hasil Observasi Aspek Teknik Home Room pada Pertemuan Kedua

No. Aspek Jumlah

peserta

Aspek yang

muncul

persentasi Tingkat

pelaksaan

1. Ketertarikan 9 orang 9 peserta 100 % Sangat baik

2. Keterbukaan 9 orang 5 peserta 67 % baik

3. Kenyamanan 9 orang 9 peserta 100 % Sangat baik

4. Keaktifan 9 orang 8 peserta 83 % Sangat baik

5. Keakraban 9 orang 9 peserta 100 % Sangat baik

6. kepedulian 9 orang 9 peserta 100 % Sangat baik

Rata-rata persentasi kemunculan 92 % Sangat baik

Page 104: Skripsi jeki septiawan

91

c. Dilihat dari Sisi Peserta

Pada pertemuan pertama, ada siswa yang tidak hadir mengikuti pelaksaan

kegiatan bimbingan kelompok yang dilakukan peneliti sebanyak tiga orang

dikarenakan peserta tersebut mengikuti perlombaan yang diadakan sekolah, sehingga

kegiatan tetap untuk dilanjutkan meskipun tidak dihadiri seluruh peserta kelompok.

Pada pertemuan pertama dan kedua, siswa sangat antusias mengikuti kegiatan,

karena baru pertama kali bimbingan kelompok yang dilakukan oleh seorang guru

disebabkan kepada mereka dan juga dikarenakan topik yang dibahas masih asing dan

merupakan informasi baru yang didengar oleh para peserta. Para peserta memiliki

sikap ego yang lumayan tinggi seperti siap menonjolkan diri dan ingin banyak

didengarkan. Pada pertemuan kedua dengan jumlah peserta yang hadir 9 orang,

tingkat kegaduhan pada pertemuan ini lebih tinggi dari pada pada pertemuan pertama,

hal ini karena jumlah siswa yang lebih banyak dan berkurangnya kemampuan kontrol

peneliti terhadap peserta.

d. Dilihat dari Sisi Perencaan

Tidak sesuainya alokasi waktu pada perencaan terhadap pelaksaaan, dimana

jumlah waktu pada perencanaa pertemuan pertama selama 45 menit menjadi 60

menit. Sedangkan pada perencanaan pertemuan kedua selama 45 menit menjadi 70

ment. Hal ini dikarenakan peneliti menggunakan contoh yang cukup rinci ketika

menjelaskan kepada para peserta kelompok dan penjelasan yang berulang-ulang

dikarenakan peserta kurang memahami topik pembahasan. Untuk jalannya kegiatan

sesuai dengan yang direncanakan.

e. Keputusan Hasil Refleksi

Berdasarakan refleksi siklus I maka diambil keputusan untuk melanjutkan ke siklus

ke II dengan perbaikan- perbaikan sebagai berikut:

1) Pengarahan dalam menumbuhkan sikap simpati dan empati dan saling

menghargai sangat diperlukan, hal ini dapat dilakukan dengan nasehat-nasehat

selingan.

Page 105: Skripsi jeki septiawan

92

2) Agar para peserta kelompok lebih kondusif dan saling menghargai maka peneliti

harus meningkatkan kemampuan dalam mengontrol peserta.

3) motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan bimbingan kelompok dapat

dikembangkan dengan kegiatan yang menyenangkan, menggunakan permainan

penghangatan diawal kegiatan sangat membantu tercipatanya suasana yang

diinginkan dan lebih hangat.

4) Agar pelaksaan kegiatan lebih dinamis, maka keaktifan diskusi harus ditingkatkan

dan tentu saja pemahaman dan informasi mengenai topik yang dimiliki peserta

harus banyak, hal ini dapat dilakuakan dengan cara pemberian tugas kepada

peserta untuk mencari bahan meteri mengenai topik pembahasan yang dilakukan

dlam pertemuan selanjutnya.

5) Perencaan bersama sangat mempengaruhi kegiatan dalam pertemuan selanjutnya.

Sehingga dalam pelaksaannya nantu dapat dilakukan dengan seefektif mungkin

dan seefisiensi mungkin.

6) Menjelaskan asas-asas bimbingan dan konseling pada awal pertemuan sangat

membantu dalam pelaksanaan kegiatan.

7) Diperlukannya aturan-aturan bersama dalam seluruh kegiatan, hal ini untuk

mengurangi dan mencegah munculnya tingkah laku negatif.

8) Memanfaatkan waktu dengan efektif dan efisiensi dapat mengurangi penggunaan

waktu yang sia-sia.

4.2.2. Siklus II

1. Perencanaan

Berdasarkan hasil refleksi penelitian pada siklus pertama, peneliti

memutusakan untuk memperbaiki langkah-langkah yang mengurangi kualitas

ataupun menanggulangi hambatan-hambatan yang kemungkinan muncul, seperti hal-

hal yang tidak diinginkan dan muncul pada siklus pertama. Hasil refleksi tersebut

akan dijadikan landasan perencaan pada siklus kedua, sehingga siklus kedua dapat

berjalan dengan baik. Sebelum pelaksanaan tindakan pada siklus kedua, peneliti

Page 106: Skripsi jeki septiawan

93

membuat perencanaan tindakan yang akan diberikan pada siswa. Dalam perencaan

ini, peneliti dapat merancang sekenario jalannya kegiatan dalam menumbuhkan

suasana yang diinginkan dan dalam usaha menimbulkan data-data yang diinginkan

peneliti. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan layanan bimbingan kelompok

dengan teknik home room, dengan memunculkan suasana yang akrab dan

menyenangkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan pemilihan

kelompok peminatan secara tepat dan mandiri. Pada tiap pertemuan, peneliti telah

membuat perencaan mengenai topik bahasan yang akan diberikan, jumlah pertemuan

dan bentuk kegiatan pada tiap pertemuannya. Adapun dalam perencaan siklus satu ini

peneliti akan melakukan pertemuan sebanyak tiga kali pertemuan pemberian

layanan. Adapun gambaran perencanaan dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.9. Perencanaan bimbingan kelompok siklus II

No. Pertemuan Topik

bahasan

Alokasi

waktu Bentuk kegiatan

1. Pertemuan ke-1 Pemahaman

diri 60 menit

Diskusi pembahasan tentang

pengertian pemahaman diri, bakat,

minat, potensi dan cita-cita.

2. Pertemuan ke-2 Pemahaman

diri sendiri 60 menit

Diskusi pembahasan tentang

mengenal diri sendiri, memahami

bakat, potensi dan kemampuan

diri sendiri serta memahami cita-

cita dan minatnya sendiri,

3. Pertemuan ke-3

Memilih

kelompok

peminatan

60 menit

Menentukan kelompok peminatan

secara mandiri dan menentukan

mata pelajaran pilihannya sendiri.

Page 107: Skripsi jeki septiawan

94

2. Pelaksaan Tindakan dan pengamatan

Siklus II dilaksanakan pada tanggal 16 Oktober 2013 sampai dengan tanggal

21 Oktober 2013, dengan jumlah pertemuan sebanyak tiga kali. Pada umumnya

pembahasan diselenggarakan dengan alokasi 60 menit, namun dalam pelaksaannya

waktu yang digunakan pada tiap pertemuan bertambah jadi 70-90 menit, hal ini

dikarenakan game yang memerlukan waktu yang lama serta siswa kurang memahami

tentang kelompok peminatan serta para anggota kelompok sangat antusias dalam

mengajukan pertanyaan kepada tutor atau peneliti. Untuk topik bahasan yang

dilaksanakan sesuai dengan perencaan yang dibuat. Yaitu

Tabel 4.10. pelaksanaan bimbingan kelompok siklus II

No. Pertemuan Topik bahasan Alokasi

waktu

Bentuk kegiatan

1. Pertemuan ke-1 Pemahaman diri 90 menit Diskusi pembahasan tentang

pengertian pemahaman diri,

bakat, minat, potensi dan cita-

cita.

2. Pertemuan ke-2 Pemahaman diri

sendiri

60 menit Diskusi pembahasan tentang

mengenal diri sendiri,

memahami bakat, potensi dan

kemampuan diri sendiri serta

memahami cita-cita dan

minatnya sendiri,

3. Pertemuan ke-3 Memilih

kelompok

peminatan

70 menit Menentukan kelompok

peminatan secara mandiri dan

menentukan mata pelajaran

pilihannya sendiri.

Page 108: Skripsi jeki septiawan

95

Pertemuan ke-3

1) Konteks

Fokus penelitian : Meningkatkan kemampuan siswa dalam memilih kelompok

peminatan.

Topik bahasan : Pengertian pemahaman diri, bakat, minat, potensi dan cita-

cita.

Waktu : Rabu, 16 Oktober 2013 / pukul 12.17-13.50.

Tempat : Mushola sekolah SMA N 1 Indralaya.

Jumlah siswa : 3 (tiga) orang.

2) Rekaman fakta

a. Pembentukan

Peneliti membuka pertemuan dengan mengucapkan salam dan sapaan “apa

kabar semuanya” dan dijawab oleh semua siswa dengan antusias, dimana perhatian

peserta tertuju pada pembicara pada saat itu. Peneliti juga tidak lupa mengucapkan

terimakasih karena kehadiran seluruh peserta kelompok. Kemudian peneliti

memeriksa seluruh peserta dan didapatkan enam peserta yang tidak dapat mengikuti

kegiatan dikarenakan ada sebagian peserta yang mengikuti ujian tengah semester dan

lainnya remedial ujian. peneliti membuka kegiatan dengan bersama-sama peserta

secara resmi, dilanjutkan dengan doa bersama. Selanjutnya peneliti memberikan

gambaran umum kegiatan yang akan dilaksanakan, mengungkapkan pengertian dan

tujuan kegiatan kelompok dalam rangka pelayanan bimbingan kelompok secara

singkat, menjelaskan kembali cara-cara dan peraturan –peraturan kelompok serta

asas-asas kegiatan sehingga seluruh anggota memahami apa yang harus dilakukan

dan apa yang tidak harus dilakukan. Kegiatan selanjutnya saling memperkenalkan

dan mengungkapakan diri masing-masing anggota.

Pada tahap pembentukan ini juga peneliti memberikan permainan

penghangatan dan pengakraban sehingga tumbuhnya minat anggota mengikuti

kegiatan, munculnya perasaan suasana kelompok, kelompok berupa keakraban,

nyaman, saling peduli, mengenal, percaya, menerima, dan saling membantu di antara

Page 109: Skripsi jeki septiawan

96

anggota. Adapun permainan penghangatan yang dilakukan yaitu permainan

“pertanyaan kejujuran berkaitan perencanaan karier”. Para peserta yang mendapat

giliran mendapatkan pertanyaan dari seluruh peserta dan juga peneliti. Dalam

kegiatan ini seluruh peserta terbuka menceritakan perencaan kehidupan kariernya,

terkadang siswa menceritakan masalah kehidupannya yang bersifat lebih privasi

tentang keluarga dan ekonomi. Seluruh peserta menceritakan mimpi-mimpi dan cita-

cita yang diharapkannya, permasalahan yang menghambat impian mereka,

kemampuan, kelemahan dan kekuatan yang dimiliki mereka masing-masing. Rasa

simpati, empati, kepedulian dan keakraban tumbuh dalam diri seluruh peserta,

sehingga perasaan kekeluargaan timbul sangat kuat diantara peserta. Ketika siswa

menceritakan permasalah hidupnya ada salah satu peserta yang menangis dan ini

menimbulkan respon empati dari seluruh peserta dengan memberikan motivasi dan

dorongan. Permainan ini mampu meningkatkan suasana yang diinginkan dalam

teknik home room yaitu kekeluargaan.

Kegiatan pembentukan ini diakhir dengan peneliti membahas tentang tingkah

laku dan perasaan yang muncul pada peserta kelompok, dimana peserta merasa

terharu dan saling peduli. Kemudian peneliti menanyakan untuk melanjutkan

kegiatan ke tahap selanjutnya dan para peserta menyetujui untuk melaksanakan

kegiatan selanjutnya.

b. Peralihan

Pada tahap ini peneliti menjelaskan kegiatan yang akan ditempuh pada tahap

berikutnya. Dimana peneliti menawarkan sambil mengamati apakah para anggota

sudah siap menjalani kegiatan pada tahap selanjutnya dan membahas kembali suasana

yang terjadi, hal ini dilakukan untuk menarik dan memantapkan keikutsertaan peserta

Yessi : “cita-cita lela apa ya?”

Riski : “ia lela, cita-cita nurlela apa ya?”

Nurlela : “cita-cita lela sih ingin menjadi Dosen Bahasa atau Guru Bahasa”

Page 110: Skripsi jeki septiawan

97

untuk melanjutkan kegiatan. Para peserta menjawab semua dan secara kompak bahwa

mereka sepakat untuk ikut dan melanjutkan kegiatan.

c. Kegiatan

Diawal kegiatan peneliti menjelaskan dan membuka topik mengenai

pengertian pemahaman diri, bakat, minat, potensi dan cita-cita, peneliti mengajukan

pertanyaan kepada para peserta apakah mereka tahu apa yang dimaksud dengan

pengertian pemahaman diri, bakat, minat, potensi dan cita-cita, dari hasil jawaban

peserta, didapat bahwa banyak dari para menanggapi pertanyaan dari peneliti.

Kemudian penelliti meminta seluruh peserta untuk menerangkan pemahaman mereka

tentang topik yang dibahas secara bergantian. Kemudian peneliti memintas seluruh

peserta merangkung hasil pembahasan berdasarkan pemahaman masing-masing

peserta. Selama kegiatan berlangsung, peserta lebih banyak aktif menjelaskan dan

menanggapi topik bahasan, terkadang para peserta mengajukan pertanyaan kepada

peneliti tentang materi yang sulit mereka pahami. Dalam kegiatan layanan ini peneliti

lebih banyak memerintah dan melakukan pertanyaan dan para peserta secara sukarela

menjawab dan menanggapinya, sehingga suasana dalam kegiatan ini lebih hidup dan

dinamis.

Pk : “coba kalian jelaskan apa pengertian dari bakat menurut kalian sendiri!”

Nurlela: “bakat itu adalah kemampuan yang dibawa sejak lahir pak”

Pk : “yups, benar lela. Kalau menurut yessi bagaimana?”

Yessi : “bakat itu kemampauan yang terpendam pak”

Pk : “Riski!”

Rizki : “bakat itu keahlian pada suatu bidang tertentu pak”

Page 111: Skripsi jeki septiawan

98

d. Pengakhiran

Peneliti mengemukakan bahwa kegiatan akan segera berakhir. Namun para

peserta menginginkan kegiatan untuk diteruskan dan peneliti mengusulkan agar

ditutup terelebih dahulu dan dilanjutkan dengan acara sharing-sharing, para peserta

menyetujui unutk meenutup acara kegiatan ini dan dilanjutkan dengan sharing-

sharing diluar topik setelah acara ditutup. Selanjutnya peneliti mengemukakan kesan

dan hasil dari pelaksaan kegiatan. Kemudian peneliti menanyakan kesan, pesan,

saran, harapan dan kritik kepada peneliti. Peserta menjawab dengan spontan bahwa

kegiatan ini menyenangkan dan menambah banyak informasi serta sangat akrab,

kemudian penaliti menugaskan untuk menuliskan kesan, pesan, saran, harapan dan

kritik di selembar kertas, selama sekitar lima menit semua siswasudah

mengumpulkan lembar tugasnya. Kemudian peneliti menugaskan para peserta untuk

memahami materi mengenai pemahaman diri (bakat, minat, potensi dan kecerdasan)

dan kelompok peminatan kurikulum 2013 serta memahami bakat, potensi dan minat

mereka masing-masing berdasarkan nilai raport SMP, nilai UN, piagam-piagam yang

dimiliki, cita-cita, dukungan orangn tua dan Hobby, hal ini untuk memudahkan para

peserta dalam pembahasan dan diskusi pada pertemuan selanjutnya. penugasan ini

juga diberikan kepada peserta yang tidak hadir pada pertemuan kali ini dengan

meminta para peserta yang hadir untuk memberi tahu teman-temannya yang tidak

hadir. Kemudian peneliti membahas kegiatan lanjutan mengenai waktu dan tempat

kegiatan selanjutnya serta topik yang kan dibahas. Sebelum acara ditutup seluruh

anggota berdoa bersama, kemudian peneliti mengungkapkan ucapan terima kasih dan

maaf bila terdapat kesalahan dan diakhiri dengan salam.

3) Hasil pengamatan

Aspek teknik home room

1) Ketertarikan siswa dalam mengikuti kegiatan sangat antusias,hal ini

dikarenakan topik yang dibahas merupakan hal yang dibutuhkan oleh peserta.

Page 112: Skripsi jeki septiawan

99

2) Siswa sangat terbuka satu sama yang lainnya, hal ini disebabkan permaianan

penghangatan yang diberikan oleh peneliti dan sikap peneliti yang penuh

penerimaan dan perhatian.

3) Kenyaman siswa mengikuti kegiatan sangat tampak,karena para peserta saling

menghargai dan saaling peduli satu sama lainnya.

4) Keaktifan semua peserta dalam memberikan tanggapan dan pertanyaan cukup

tinggi, karena seluruh peserta aktif memberikan tanggapan dan pertanyaan.

5) Peserta sangat akrab,hal ini dapat dilihat dari sikap peduli dan saling

memahami satu dengan yang lainnya serta seluruh peserta yang hadir sudah

saling mengenal.

6) Kepedulian antar peserta cukup tinggi, hal ini dapat dilihat dari sikap saling

memberika masukan dan motivasi terhadap permasalahan yang dihadapi

masing-masing.

Aspek pemahaman topik bahasan

1) Siswa memahami pengertian dari pemahaman diri, bakat, minat, potensi dan

cita-cita.

2) Topik pembahasan digali hingga mendalam dan tuntas.

4) Implikasi

1) Suasana yang akrab merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam

pelaksaan kegiatan bimbingan kelompok teknik home room, oleh sebab itu

peneliti perlu menciptakan suasana yang lebih hangat, nyaman dan

menyenangkan dalam menggali keterbukaan dan kekeluargaan antara sesama

anggota.

2) Penggunaan permainan penghangatan sangat diperlukan dalam mencairkan

suasana yang kaku dan menegangkan ketika pelaksanaan tindakan

berlangsung dalam menciptakan suasana yang diinginkan.

3) Siswa cukup memahami tentang topik pembahasan sehingga kedinamisan

kelompok cukup memuaskan. Oleh sebab itu perencanaan penugasan dan

perintah memahami terlebih dahulu tentang materi yang akan dibahas pada

Page 113: Skripsi jeki septiawan

100

kegiatan selanjutnya sangat membantu dalam pelaksaan kegiatan untuk

meningkatkan kedinamsisan kelompok.

4) Tempat yang nyaman sangat mempengaruhi keberhasilan pelaksaan tindakan.

5) Penentuan waktu tindakan harus dibahas bersama untuk menentukan waktu

yang tepat dan sesuai dengan jadwal yang dimiliki peserta masing-masing.

6) Waktu pelaksaan yang tidak tepat sangat mempengaruhi tingkat kehadiran

peserta kelompok, dimana pada pelaksaan pertemuan kali ini peserta sangat

sedikit yang hadir mengikuti pelaksanaan, hal ini dikarenakan jam belajar

siswa tidak dapat diganggu serta adanya pelajaran tambahan ketiak pulang

sekolah yang wajib diikuti peserta kelompok di sekolah tersebut.

Pertemuan ke-4

1) Konteks

Fokus penelitian : Meningkatkan kemampuan siswa dalam memilih kelompok

peminatan.

Topik bahasan : Mengetahui bakat, minat, potensi dan cita-cita yang dimiliki.

Waktu : Jum’at, 18 oktober 2013 / pukul 09.00-10.03.

Tempat : Ruang baca SMA N 1 Indralaya.

Jumlah siswa : 8 (delapan) orang.

2) Rekaman fakta

a. Pembentukan

Peneliti membuka pertemuan dengan mengucapkan salam dan sapaan “apa

kabar semuanya” dan dijawab oleh semua siswa dengan antusias, dimana perhatian

peserta tertuju pada pembicara pada saat itu. Peneliti juga tidak lupa mengucapkan

terimakasih karena kehadiran seluruh peserta kelompok. Kemudian peneliti

memeriksa seluruh peserta dan didapatkan satu peserta yang tidak dapat mengikuti

kegiatan tanpa kabar berita. peneliti membuka kegiatan dengan bersama-sama

peserta secara resmi, dilanjutkan dengan doa bersama. Selanjutnya peneliti

memberikan gambaran umum kegiatan yang akan dilaksanakan, mengungkapkan

Page 114: Skripsi jeki septiawan

101

pengertian dan tujuan kegiatan kelompok dalam rangka pelayanan bimbingan

kelompok secara singkat, menjelaskan kembali cara-cara dan peraturan –peraturan

kelompok serta asas-asas kegiatan sehingga seluruh anggota memahami apa yang

harus dilakukan dan apa yang tidak harus dilakukan. Kegiatan selanjutnya saling

memperkenalkan dan mengungkapakan diri masing-masing anggota.

Pada tahap pembentukan ini juga peneliti memberikan permainan

penghangatan dan pengakraban sehingga tumbuhnya minat anggota mengikuti

kegiatan, munculnya perasaan suasana kelompok, kelompok berupa keakraban,

nyaman, saling peduli, mengenal, percaya, menerima, dan saling membantu di antara

anggota. Adapun permainan penghangatan yang dilakukan yaitu permainan

“Menjelaskan Potensi, bakat dan minat yang dimiliki sendiri”, permainan ini

dilakukan bersarkan penugasan pada pertemuan sebelumnya . peserta diundi dengan

menggunakan penunjuk arah yang di letakkan ditengah- tengah lingkaran peserta,

Para peserta yang mendapat giliran, ditunjuk untuk menjelaskan Potensi, bakat dan

minat yang dimiliki dengan alasan yang tepat. Permainan ini mampu meningkatkan

suasana yang diinginkan dalam teknik home room yaitu keterbukaan dan

memudahkan dalam tahap kegiatanp membahasan topik untuk mengetahui potensi,

bakat dan minat yang dimiliki para peserta masing-masing.

Kegiatan pembentukan ini diakhir dengan peneliti membahas tentang tingkah

laku dan perasaan yang muncul pada peserta kelompok, dimana peserta merasa

senang dan merasa diperhatikan. Kemudian peneliti menanyakan untuk melanjutkan

kegiatan ke tahap selanjutnya dan para peserta menyetujui untuk melaksanakan

kegiatan selanjutnya.

b. Peralihan

Pada tahap ini peneliti menjelaskan kegiatan yang akan ditempuh pada tahap

berikutnya. Dimana peneliti menawarkan sambil mengamati apakah para anggota

sudah siap menjalani kegiatan pada tahap selanjutnya dan membahas kembali suasana

yang terjadi, hal ini dilakukan untuk menarik dan memantapkan keikutsertaan peserta

Page 115: Skripsi jeki septiawan

102

untuk melanjutkan kegiatan. Para peserta menjawab semua dan secara kompak bahwa

mereka sepakat untuk ikut dan melanjutkan kegiatan.

c. Kegiatan

Diawal kegiatan peneliti menjelaskan dan membuka topik mengenai

pengertian pemahaman diri, bakat, minat, potensi dan cita-cita berdasarkan hasil

pertemuan sebelumnya, peneliti mengajukan pertanyaan kepada para peserta apakah

mereka sudah tahu apa bakat, potensi dan minat yang dimilikinya, dari hasil jawaban

peserta, didapat bahwa sebagian dari peserta telah mengetahui apa bakat, potensi dan

minat yang mereka miliki. Kemudian peneliti menanyakan satu persatu peserta

tentang bakat, potensi dan minat yang dimiliki peserta, peserta menanggapi

pertanyaan peneliti dan menjelaskannya secara terperinci. Kemudian peneliti

meminta seluruh peserta menanggapi hasil dari pembahasan salah satu peserta yang

menjelaskan tentang bakat, potensi dan minatnya tersebut. Pembahasan bakat, minat

dan potensi masing-masing peserta dilakukan hingga seluruh siswa mendapat giliran

menjelaskan dan mendapatkan tanggapan dari seluruh peserta kelompok. Selama

kegiatan berlangsung, peserta lebih banyak aktif menjelaskan dan menanggapi topik

bahasan, terkadang para peserta mengajukan pertanyaan kepada peneliti apakah bakat

yang mereka sebutkan telah tepat dan sesuai dengan bakat yang dimilikinya, di akhir

penjelasan tiap peserta, peneliti dan seluruh peserta meramalkan bakat apa yang ada

pada tiap siswa tersebut berdasarkan analisi bakat, minat dan potensi yang ada pada

siswa tersebut. Dalam kegiatan layanan ini peneliti lebih banyak memerintah dan

melakukan pertanyaan dan para peserta secara sukarela menjawab dan

menanggapinya, ketika paneliti menerangkan, seluruh peserta mendengarkan dengan

penuh perhatian, sehingga suasana dalam kegiatan ini lebih hidup dan dinamis.

Pk : “Coba kalian jelaskan apa pengertian dari bakat menurut kalian

sendiri!”

Fatur : “Bakat itu adalah kemampuan yang dibawa sejak lahir pak”

Pk : “Yups, benar fatur. Kalau menurut Uliyabagaimana?”

Uliya : “Bakat itu kemampuan yang terpendam pak”

Pk : “Riski!”

Rizki : “bakat itu keahlian pada suatu bidang tertentu pak”

Page 116: Skripsi jeki septiawan

103

Pk : “Coba kalian jelaskan apa pengertian dari minat menurut kalian sendiri!

coba Yuli jelaskan!”

Yuli : “Minat itu kemauan yang berasal dari dalam diri seseorang pak”

Pk : “Ok, bagus jawabanmu Yuli. Kalau menurut Agung bagaimana?”

Agung : “Minat adalah rasa senang dan tidak senang terhadap sesuatu pak”

Pk : “Kalau menurut Rian minat itu apa ya!”

Rian : “Oya pak minat itu adalah sumber motivasi untuk seseorang memilih

hal tertentu atau melakukan sesuatu”

Pk : “Coba kalian jelaskan apa pengertian dari potensi menurut kalian

sendiri! Yang pertama kali menjelaskan adalah……Coba Rizki

menjelaskannya!”

Riski : “Potensi adalah kemampuan yang terlihat maupun yang tak terlihat dan

itu belum secara maksimal, sehingga bisa dikembengkan lagi pak”

Pk : “Tepat jawabanmu Rizki. Menurut Agung penjelasan dari potensi itu

apa?”

Agung : “Potensi itu adalah kekuatan maupun keahlian yang belum berkembang

secara maksimal juga pak”

Pk : “Coba Yessi beri kesimpulan tentang pengertian dari bakat yang sudah

dijelaskan oleh teman-teman yang lain!”

Yessi : “Kesimpulannya adalah bakat merupakan kemampuan yang terpendam

yang dibawa sejak lahir dimana bila dikembangkan secara maksimal

maka orang tersebut akan menjadi seorang yang profesional dibidang

tertentu dan menguasai bidang tersebut secara mendalam atau ahli”

Page 117: Skripsi jeki septiawan

104

d. Pengakhiran

Peneliti mengemukakan bahwa kegiatan akan segera berakhir. Kemudian

peneliti menanyakan kesan, pesan, saran, harapan dan kritik kepada peneliti. Peserta

menjawab dengan spontan bahwa kegiatan ini menyenangkan dan menambah banyak

informasi serta sangat akrab, kemudian penaliti menugaskan untuk menuliskan

kesan, pesan, saran, harapan dan kritik di selembar kertas, selama sekitar lima menit

semua siswasudah mengumpulkan lembar tugasnya. Kemudian peneliti menugaskan

para peserta untuk memahami materi mengenai pemahaman diri (bakat, minat,

potensi dan kecerdasan) dan kelompok peminatan kurikulum 2013, hal ini untuk

memudahkan para peserta dalam pembahasan dan diskusi pada pertemuan

selanjutnya. Kemudian peneliti membahas kegiatan lanjutan mengenai waktu dan

tempat kegiatan selanjutnya serta topik yang kan dibahas. Sebelum acara ditutup

seluruh anggota berdoa bersama, kemudian peneliti mengungkapkan ucapan terima

kasih dan maaf bila terdapat kesalahan dan diakhiri dengan salam.

3) Hasil pengamatan

Aspek teknik home room

1) Ketertarikan siswa dalam mengikuti kegiatan sangat antusias,hal ini

dikarenakan topik yang dibahas merupakan pemahaman tentang diri pesert itu

sendiri..

2) Siswa sangat terbuka satu sama yang lainnya, hal ini disebabkan permaianan

penghangatan yang menuntut semua peserta untuk lebih terbuka menjelaskan

tentang dirinya sendir.

3) Kenyaman siswa dalam mengikuti kegiatan tampak munncul, karena para

siswa sudah saling akrab dan saling mengenal satu dengan yang lainnya.

4) Keaktifan semua peserta dalam memberikan tanggapan dan pertanyaan cukup

tinggi, karena seluruh peserta aktif memberikan tanggapan dan pertanyaan

serta peserta menjelaskan dengan rinci tentang dirinya kepada seluruh peserta.

5) Peserta cukup akrab,hal ini dapat dilihat dari sikap peduli dan saling

memahami satu dengan yang lainnya serta seluruh peserta yang hadir sudah

Page 118: Skripsi jeki septiawan

105

saling mengenal, hail ini dapat dilihat dari para peserta saling menanggapi

penjelasan dari peserta lainya.

6) Kepedulian antar peserta cukup tinggi, hal ini dapat dilihat dari sikap saling

memberika masukan,arahan dan motivasi mengenai bakat yang dimiliki

masing-masing peserta.

Aspek pemahaman topik bahasan

1) Siswa sudah mengetahui ramalan bakat, minat dan potensi masing-masing.

2) Topik pembahasan digali hingga mendalam dan tuntas.

4) Implikasi

1) Suasana yang akrab merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam

pelaksaan kegiatan bimbingan kelompok teknik home room, oleh sebab itu

peneliti perlu menciptakan suasana yang lebih hangat, nyaman dan

menyenangkan dalam menggali keterbukaan dan kekeluargaan antara sesama

anggota.

2) Penggunaan permainan penghangatan sangat diperlukan dalam mencairkan

suasana yang kaku dan menegangkan ketika pelaksanaan tindakan

berlangsung dalam menciptakan suasana yang diinginkan.

3) Siswa cukup memahami tentang topik pembahasan sehingga kedinamisan

kelompok cukup memuaskan. Oleh sebab itu perencanaan penugasan dan

perintah memahami terlebih dahulu tentang materi yang akan dibahas pada

kegiatan selanjutnya sangat membantu dalam pelaksaan kegiatan untuk

meningkatkan kedinamsisan kelompok.

4) Tempat yang nyaman sangat mempengaruhi keberhasilan pelaksaan tindakan.

5) Penentuan waktu tindakan harus dibahas bersama untuk menentukan waktu

yang tepat dan sesuai dengan jadwal yang dimiliki peserta masing-masing.

6) Waktu pelaksaan yang tepat sangat mempengaruhi tingkat kehadiran peserta

kelompok, dimana pada pelaksaan pertemuan kali ini peserta banyak yang

menghadiri dan mengikuti pelaksanaan. namun ada satu peserta yang tidak

hadir tanpa kabar berita, kemungkinan ada kesibukan pribadi yang mendesak.

Page 119: Skripsi jeki septiawan

106

Pertemuan ke-5

1) Konteks

Fokus penelitian : Meningkatkan kemampuan siswa dalam memilih kelompok

peminatan.

Topik bahasan : Menentukan kelompok peminatan secara mandiri dan

menentukan mata pelajaran pilihannya sendiri.

Waktu : Senin, 21 Oktober 2013 / pukul 09.00-10.13.

Tempat : Taman sekolah SMA N 1 Indralaya.

Jumlah siswa : 7 (tujuh) orang.

2) Rekaman fakta

a. Pembentukan

Peneliti membuka pertemuan dengan mengucapkan salam dan sapaan “apa

kabar semuanya” dan dijawab oleh semua siswa dengan antusias, dimana perhatian

peserta tertuju pada pembicara pada saat itu. Peneliti juga tidak lupa mengucapkan

terimakasih karena kehadiran seluruh peserta kelompok. Kemudian peneliti

memeriksa seluruh peserta dan didapatkan dua peserta yang tidak dapat mengikuti

kegiatan dikarenakan ikut perlombaan. peneliti membuka kegiatan dengan bersama-

sama peserta secara resmi, dilanjutkan dengan doa bersama. Selanjutnya peneliti

memberikan gambaran umum kegiatan yang akan dilaksanakan, mengungkapkan

pengertian dan tujuan kegiatan kelompok dalam rangka pelayanan bimbingan

kelompok secara singkat, menjelaskan kembali cara-cara dan peraturan –peraturan

kelompok serta asas-asas kegiatan sehingga seluruh anggota memahami apa yang

harus dilakukan dan apa yang tidak harus dilakukan. Kegiatan selanjutnya saling

memperkenalkan dan mengungkapakan diri masing-masing anggota.

Pada tahap pembentukan ini juga peneliti memberikan permainan

penghangatan dan pengakraban sehingga tumbuhnya minat anggota mengikuti

kegiatan, munculnya perasaan suasana kelompok, kelompok berupa keakraban,

nyaman, saling peduli, mengenal, percaya, menerima, dan saling membantu di antara

anggota. Adapun permainan penghangatan yang dilakukan yaitu permainan “urutan

Page 120: Skripsi jeki septiawan

107

angka”, dimana peserta mengurutkan angka-angka dengan kelipatan tertentu. Peserta

bergantian berputar searah jarum jam menyubutkan angka-angka. Ketika siswa telat

atau lambat menyebutkannya, siswa tersebut mendapat hukuman setelah ada dua

peserta lainnya yang mendapat hukuman juga, mereka disuruh berdiri ditengah

lingkaran untuk bernyanyi dan menari. Seluruh peserta merasa senang dengan

permainan ini sehingga mencairkan susana yang kaku.

Kegiatan pembentukan ini diakhir dengan peneliti membahas tentang tingkah

laku dan perasaan yang muncul pada peserta kelompok, dimana peserta merasa

senang. Kemudian peneliti menanyakan untuk melanjutkan kegiatan ke tahap

selanjutnya dan para peserta menyetujui untuk melaksanakan kegiatan selanjutnya.

b. Peralihan

Pada tahap ini peneliti menjelaskan kegiatan yang akan ditempuh pada tahap

berikutnya. Dimana peneliti menawarkan sambil mengamati apakah para anggota

sudah siap menjalani kegiatan pada tahap selanjutnya dan membahas kembali suasana

yang terjadi, hal ini dilakukan untuk menarik dan memantapkan keikutsertaan peserta

untuk melanjutkan kegiatan. Para peserta menjawab semua dan secara kompak bahwa

mereka sepakat untuk ikut dan melanjutkan kegiatan.

c. Kegiatan

Pada awal kegiatan peneliti menjelaskan dan membuka topik mengenai

pengertian pemahaman diri, bakat, minat, potensi dan cita-cita berdasarkan hasil

pertemuan sebelumnya, peneliti mengajukan pertanyaan kepada para peserta apakah

mereka sudah tahu apa bakat, potensi dan minat yang dimilikinya, dari hasil jawaban

peserta, didapat bahwa sebagian dari peserta telah mengetahui apa bakat, potensi dan

minat yang mereka miliki. Kemudian peneliti menanyakan satu persatu peserta

tentang bakat, potensi dan minat yang dimiliki peserta, seluruh peserta menanggapi

pertanyaan peneliti dan menjelaskannya secara singkat. Kemudian peneliti memulai

pembahasan mengenai cara memilih kelompok peminatan. Pertama kali yang dibahas

dalam kegiatan ini adalah cara dalam menentukan kelompok peminatan, syarat-syarat

memililih kelompok peminatan tertentu seperti sebagai pilihan pertamanya siswa

Page 121: Skripsi jeki septiawan

108

harus mengetahui jika memiliki nilai rata-rata Mata pelajaran yang ia minati pada

semester 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan UN ≥ 7,00 dan nilai mata pelajaran yang ia minati lebih

tinggi dari pada mata pelajaran peminatan lainnya , memiliki Prestasi Non Akademik

yang relevan dengan bidang mata pelajaran yang ia minati (dapat berupa piagam

terbanyak yang dimiliki), dukungan dan perhatian orang tua, rekomendasi dari guru

disebabkan SMP/MTs dan relevan dengan hasil tes bakat dan minat. Kemudian

peneliti memberikan kertas kosong kepada peserta, setelah seluruh peserta

mendapatkan kertas kosong, kemudian peneliti menegaskan para peserta untuk

menyebutkan dan menuliskankelompok peminatan mana yang nilai terbesar dalam

raport ketika di SMP/MTs, piagam yang didominasi dan relevan dengan salah satu

kelompok peminatan, kelompok peminatan yang diharapkan orang tua, rekomendasi

dari guru disebabkan di SMP/MTs, dan data hasil tes bakat dan minat, serta cita-cita

yang diharapkan peserta. setelah semua peserta mengisi tugas yang diberikan peneliti,

peneliti meminta agar para siswa menentukan dan menuliskan kelompok peminatan

mana yang sesuai dengan bakat, potensi dan minat yang dimiliki. Kemudian peneliti

meminta para perserta kelompok untuk menceritakan hasil tugas tersebut kepada

seluruh peserta dengan penjelasannya serta meminta untuk semua peserta

menanggapinya. Pembahasan ini dilakukan satu-persatu para peserta mengenai

kelompok peminatan yang sudah ditentukannya, sampai seluruh peserta kebagian

untuk membahas kelompok peminatannya masing-masing.

Rizki : “Saran dari saya untuk Yuli sebaiknya Yuli memilih kelompok

peminatan yang sesuai dengan bakat yang dimiliki oleh Yuli sendiri, hal

itu kan sudah terlihat dari nilai raport, nilai UN dan hasil tes bakat,

meskipun orang tua Yulli menginginkan di kelompok peminatan Sains

dan mengarahkan Yuli masuk ke Fakultas kedokteran yang nantinya

membuat Yulli sulit mengukuti pelajaran kan malah menjadi beban dan

masalah nantinya”

Page 122: Skripsi jeki septiawan

109

Diakhir tahap kegiatan ini, peneliti melakukan evaluasi pemahaman siswa

terhadap topik yang dilakukan dengan memberikan tes kemampuan siswa dalam

melakukan pemilihan kelompok peminatan secara mandiri berdasarkan komponen

dalam menentukan kelompok peminatannya.

Dalam kegiatan layanan ini peneliti lebih banyak memerintah dan menanggapi

hasil penjelasan peserta dan ikut menanggapinya kelompok peminatan yang telah

ditentukan oleh para peserta. hal ini dilakukan agar kegiatan berjalan dengan baik dan

efektif, serta mengurangi kesalahan para peserta dalam mementukan pilihannya

terhadap kelompok peminatannya.

d. Pengakhiran

Peneliti mengemukakan bahwa kegiatan akan segera berakhir. Kemudian

peneliti menanyakan kesan, pesan, saran, harapan dan kritik kepada peneliti. Peserta

menjawab dengan spontan bahwa kegiatan ini menyenangkan dan menambah banyak

informasi serta para peserta yakin dengan kelompok peminatan yang dipilihya.

Kemudian peneliti mengajak para peserta untuk berdiri dan bernyanyi bersama.

Setelah bernyanyi bersama dan duduk kembali, peneliti menerangkan bahwa kegiatan

Yessi : “Menurut Yessi pribadi bila pilihan kelompok peminatan yang dipilih

oleh Lela cukup tepat, soalnya sudah sesuai dengan minat yang

dimilikinya, itu juga sesuai dengan cita-cita lela nantinya yang ingin

menjadi akuntansi”

Fatur : “Setelah dipertimbangkan, saran dari Nurlela tadi bisa saya terima,

memang sebaiknya saya harus menguasai mata pelajaran sains, terlebih

lagi mata pelajaran biologi. Karena dalam jurusan kedokteran pelajaran

biologi sangat dibutuhkan, termasuk juga pelajaran kimia. Dan untuk

masuk jurusan kedokteran itu cukup sulit apa lagi buku mata kuliahnya

banyak dari bahasa inggris, jadi saya harus menguasai lagi bidang-bidang

ilmu tersebut”

Page 123: Skripsi jeki septiawan

110

bimbingan kelompok ini berakhir dan tidak diadakan lagi kedepannya bersama

dengan peneliti. Para peserta menanggapinya dengan nada kecewa dan mengharapkan

masih ada pertemuan-pertemuan seperti ini untuk selanjutnya dan peneliti

menanggapi dan menjelaskan dengan alasan terbaik agar para peneliti tidak begitu

kecewa. Sebelum acara ditutup seluruh anggota berdoa bersama, kemudian peneliti

mengungkapkan ucapan terima kasih dan maaf bila terdapat kesalahan dan diakhiri

dengan salam.

3) Hasil pengamatan

Aspek teknik home room

1) Ketertarikan siswa dalam mengikuti kegiatan sangat antusias,hal ini

dikarenakan topik yang dibahas merupakan pemahaman tentang diri peserta

itu sendiri..

2) Siswa sangat terbuka satu sama yang lainnya, hal ini disebabkan permaianan

penghangatan yang menuntut semua peserta untuk lebih terbuka menjelaskan

tentang dirinya sendiri.

3) Kenyaman siswa dalam mengikuti kegiatan tampak munncul, karena para

siswa sudah saling akrab dan saling mengenal satu dengan yang lainnya serta

fokus dalam pembahasan.

4) Keaktifan semua peserta dalam memberikan tanggapan dan pertanyaan cukup

tinggi, karena seluruh peserta aktif memberikan tanggapan dan pertanyaan

serta peserta menjelaskan dengan rinci tentang dirinya kepada seluruh peserta.

5) Peserta cukup akrab,hal ini dapat dilihat dari sikap peduli dan saling

memahami satu dengan yang lainnya serta seluruh peserta yang hadir sudah

saling mengenal, hail ini dapat dilihat dari para peserta saling menanggapi

penjelasan dari peserta lainya.

6) Kepedulian antar peserta cukup tinggi, hal ini dapat dilihat dari sikap saling

memberika masukan,arahan dan motivasi mengenai bakat yang dimiliki

masing-masing peserta.

Page 124: Skripsi jeki septiawan

111

Aspek pemahaman topik bahasan

1) Siswa sudah mampu menentukan dalam memilih kelompok peminatannya.

2) Topik pembahasan digali hingga tuntas.

3) Para peserta yakin akan kelompok peminatan yang dipilihnya

4) Implikasi

1) Suasana yang akrab merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam

pelaksaan kegiatan bimbingan kelompok teknik home room, oleh sebab itu

peneliti perlu menciptakan suasana yang lebih hangat, nyaman dan

menyenangkan dalam menggali keterbukaan dan kekeluargaan antara sesama

anggota.

2) Penggunaan permainan penghangatan sangat diperlukan dalam mencairkan

suasana yang kaku dan menegangkan ketika pelaksanaan tindakan

berlangsung dalam menciptakan suasana yang diinginkan.

3) Siswa cukup memahami tentang topik pembahasan sehingga kedinamisan

kelompok cukup memuaskan. Oleh sebab itu perencanaan penugasan dan

perintah memahami terlebih dahulu tentang materi yang akan dibahas pada

kegiatan selanjutnya sangat membantu dalam pelaksaan kegiatan untuk

meningkatkan kedinamsisan kelompok.

4) Tempat yang nyaman sangat mempengaruhi keberhasilan pelaksaan tindakan.

5) Penentuan waktu tindakan harus dibahas bersama untuk menentukan waktu

yang tepat dan sesuai dengan jadwal yang dimiliki peserta masing-masing.

6) Waktu pelaksaan yang k tepat sangat mempengaruhi tingkat kehadiran

peserta kelompok, dimana pada pelaksaan pertemuan kali ini peserta banyak

yang menghadiri dan mengikuti pelaksanaan. namun ada satu peserta yang

tidak hadir tanpa kabar berita, kemungkinan ada kesibukan pribadi yang

mendesak.

7) Pengarahan dan penjelasan dari peneliti sangat membantu para peserta dalam

menentukan kelompok peminatan yang dipilihnya

Page 125: Skripsi jeki septiawan

112

3. Reflaksi siklus II

Reflaksi siklus I dilakukan setelah selesai implementasi satu paket tindakan

(satu siklus) dengan mengumpulkan semua data hasil pengamatan, wawancara, dan

angket siswa.

a. Dilihat dari keberhasilan

Berdasarkan perekaman data didapat bahwa teknik home rome dalam

pemberian layanan bimbingan kelompok dapat membantu siswa memahami

mengenai topik yang dibahas dengan memanfaatkan dinamisasi kelompok.

Pelaksaaan teknik home room ini dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam

memilih kelompok pemintannya, hal ini dapat dilihat dari data hasil angket minat

pada siklus pertama yang mengalami peningkatan setelah dilakukan pemberian

layanan tindakan sebesar 0,27 skor pada tiap mata pelajaran sesuai kelompok

peminatannya, dimana data angket minat dalam memilih kelompok peminatan pada

siklus pertama sebesar 8,19 skor yang mengalami peningkatan pada hasil siklus

kedua menjadi 8,46 skor. Hasil angket dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.11. Angket Peningkatan aspek afektif dalam Pemilihan Peminatan siklus II

No. Nama Kelas skor Kenaikan

skor Siklus I Siklus II

1. Al- Fatur Sayid M. IPA 9,00 9,00 0,00

2. A. Rizki Kurniawan IPA 8,75 9,00 0,25

3. Ida Rosidah IPS 7,25 8,00 0,75

4. M. Agung Pandu P. IPA 7,75 8,25 0,50

5. Nurlela IPS 8,50 8,75 0,25

6. Rian Hendarsyah b. IPA 9,25 9,25 0,00

7. Uliya Septiani IPS 6,25 7,00 0,75

8. Yuli Wulandari IPS 8,50 8,50 0,00

9. Yessi Permata Sari IPA 8,50 8,50 0,00

Rata-rata skor penilaian 8,19 8,46 0,27

Page 126: Skripsi jeki septiawan

113

b. Dilihat dari kegiatan pelaksanaan

Sedangkan pada kegiatan tindakan yang dilaksanakan, situasi yang

diharapkan muncul pada aspek-aspek bimbingan kelompok teknik home room pada

pertemuan ketiga yaitu: aspek ketertarikan 100 %, keterbukaan 100 %, kenyamanan

100 %, keaktifan 100 %, keakraban 100 % dan kepedulian 100%. Rata-rata aspek

yang diingikan sebesar 100%. Sehingga pelaksanaan tindakan pertama berjalan

dengan “sangat baik”, hal ini dikarenakan peserta hadir hanya tiga orang sehingga

tingkah laku yang dinginkan dalam teknik home room ini dapat dibentuk dengan

sangat baik. Untuk lebih rincinya lihat tabel hasil observasi dibawah ini:

Tabel 4. 12. Hasil Observasi Aspek Teknik Home Room pada Pertemuan Ketiga

No. Aspek Jumlah

peserta

Aspek yang

muncul

persentasi Tingkat

peaksanaan

1. Ketertarikan 3 orang 3 peserta 100 % Sangat baik

2. Keterbukaan 3 orang 3 peserta 100 % Sangat baik

3. Kenyamanan 3 orang 3 peserta 100 % Sangat baik

4. Keaktifan 3 orang 3 peserta 100 % Sangat baik

5. Keakraban 3 orang 3 peserta 100 % Sangat baik

6. kepedulian 3 orang 3 peserta 100 % Sangat baik

Rata-rata persentasi kemunculan 100 % Sangat baik

Page 127: Skripsi jeki septiawan

114

Pada pertemuan keempat, kemunculan aspek situasi yang diinginkan pada

bimbingan kelompok teknik home room yaitu: ketertarikan 100%, keterbukaan 75 %,

kenyamanan 100 %, keaktifan 75 %, keakraban 50 % dan kepedulian 88 %. Hal ini

dapat disebut pelaksaan tindakan yang dilakukan terlaksana dengan “sangat baik”

dengan rata-rata aspek yang muncul sebesar 81 %. Untuk aspek keakraban bila dilihat

dari persentasi kemunculannya sebesar 50 %, ini memiliki perbedaan yang ketara

dengan aspek-aspek lainya. Hal ini dapat disebabkan dengan adanya siswa yang

sedang sakit, ada siswa yang pendiam serta ada siswa yang baru hadir dua kali

pertemuan, pada pertemuan ini ada satu peserta yang tidak menghadiri pelaksaan

kegiatan bimbingan kelompok yang dilakukan peneliti. Adapun jumlah peserta yang

hadir pada hari ini sebanyak 8 orang. Untuk lebih rincinya lihat tabel hasil observasi

dibawah ini:

Tabel 4. 13. Hasil Observasi Aspek Teknik Home Room pada Pertemuan Empat

No. Aspek Jumlah peserta Aspek yang

muncul

persentasi Tingkat

pelaksaan

1. Ketertarikan 8 orang 8 peserta 100 % Sangat baik

2. Keterbukaan 8 orang 6 peserta 75 % baik

3. Kenyamanan 8 orang 8 peserta 100 % Sangat baik

4. Keaktifan 8 orang 6 peserta 75 % baik

5. Keakraban 8 orang 4 peserta 50 % Cukup baik

6. kepedulian 8 orang 7 peserta 88 % Sangat baik

Rata-rata persentasi kemunculan 81 % Sangat baik

Page 128: Skripsi jeki septiawan

115

Pada pertemuan terakhir, kemunculan aspek situasi yang diinginkan pada

bimbingan kelompok teknik home room yaitu: ketertarikan 100%, keterbukaan 100

%, kenyamanan 100 %, keaktifan 71 %, keakraban 100 % dan kepedulian 100 %.

Hal ini dapat disebut pelaksaan tindakan yang dilakukan terlaksana dengan “sangat

baik” dengan rata-rata aspek yang muncul sebesar 95 %. Untuk aspek keaktifan bila

dilihat dari persentasi kemunculannya sebesar 75 %, ini memiliki perbedaan yang

paling kecil dengan aspek-aspek lainya. Hal ini dapat disebabkan dengan adanya

siswa yang sedang sakit dan ada satu siswa yang pendiam . pada pertemuan ini ada

dua peserta yang tidak menghadiri pelaksaan kegiatan bimbingan kelompok yang

dilakukan peneliti. Adapun jumlah peserta yang hadir pada hari ini sebanyak 7 orang.

Untuk lebih rincinya lihat tabel hasil observasi dibawah ini:

Tabel 4.14. Hasil Observasi Aspek Teknik Home Room pada Pertemuan Kelima

No. Aspek Jumlah

peserta

Aspek yang

muncul

persentasi Tingkat

pelaksaan

1. Ketertarikan 7 orang 7 peserta 100 % Sangat baik

2. Keterbukaan 7 orang 7 peserta 100 % Sangat baik

3. Kenyamanan 7 orang 7 peserta 100 % Sangat baik

4. Keaktifan 7 orang 5 peserta 71 % baik

5. Keakraban 7 orang 7 peserta 100 % sangat baik

6. kepedulian 7 orang 7 peserta 100 % Sangat baik

Rata-rata persentasi kemunculan 95 % Sangat baik

Page 129: Skripsi jeki septiawan

116

c. Dilihat dari sisi peserta

Pada pertemuan ketiga, terdapat peserta kelompok yang tidak hadir mengikuti

pelaksaan kegiatan bimbingan kelompok yang dilakukan peneliti sebanyak enam

orang dikarenakan peserta tersebut mengikuti perlombaan yang diadakan sekolah,

adanya ujian mid semester serta adanya ujian remedial, namun kegiatan tetap untuk

dilanjutkan meskipun tidak dihadiri seluruh peserta kelompok. Pada pertemuan

keempat yang hadir sebanyak delapan orang dan pada kelima yang menghadiri

pertemuan sebanyak tujuh orang. Pada pertemuan ke-empat dan ke-lima para peserta

yang tidak hadir ada yang tanpa berita dan ada yang memiliki kegiatan lain yang

lebih penting. Setiap kali pertemuan masing-masing siswa sangat antusias mengikuti

kegiatan, karena kegiatan yang diberikan menyenangkan dan informasi atau topik

pembahasan sangat dibutuhkan oleh para peserta. dalam siklus kedua pemberian

pelaksaan kegiatan berjalan dengan baik, para peserta sangat senang mengikuti

kegiatan, ketidak hadiran siswa dalam mengikuti kegiatan dikarenakan adanya

hambatan atau kegiatan lain yang lebih penting.

d. Dilihat dari sisi perencaan

Adanya perubahan waktu pelaksaan tidak dapat dihindari, hal ini disebabkan

padatnya aktivitas para peserta dalam mengikuti pembelajran disekolah, baik

pelajaran dikelas mapun kegiatan ekstrakulikuler sepulang sekolah serta ada

beberapa siswa yang mengikuti kegiatan lomba, pelaksaan kegiatan ini pun harus

menyesuaikan dengan kondisi para peserta. Adapun alokasi waktu pada perencaan

terhadap pelaksaaan, dimana jumlah waktu pada perencanaa pertemuan ke-tiga

selama 45 menit menjadi 50 menit. Sedangkan pada perencanaan pertemuan ke-

empat selama 45 menit menjadi 60 menit dan pada pertemuan ke-lima, dalam

perencanaanya selama 45 menit menjadi 60 menit. Hal ini dikarenakan pembahasan

yang mendalam dan tuntas. Untuk jalannya kegiatan sesuai dengan yang

direncanakan.

Page 130: Skripsi jeki septiawan

117

e. Keputusan hasil refleksi

Berdasarakan refleksi siklus II maka diambil keputusan sebagai berikut:

1) Secara umum kemampuan siswa dalam memilih kelompok peminatannya

mengalami peningkatan dan menambah keyakinan mereka setelah

dilaksanakannya tindakan pemberian layanan bimbingan kelompok teknik

home room.

2) Rasa kekeluargaan yang timbul dalam pemberian tindakan bimbingan

kelompok teknik home room dapat meningkatkan dinamisasi kelompok dan

dapat dimanfaatkan dalam pembahasan suatu topik dengan dalam dan tuntas

serta memberikan masukan kepada tiap peserta sehingga muncul sikap saling

membimbing kearah yang baik diantara peserta.

3) Perencaan waktu pelaksaan dalam kegiatan bimbingan kelompok yang terdiri

dari para peserta yang terbagi dari bermacam kelas sangat sulit disepakati. Hal

ini mempengaruhi tingkat kehadiran peserta.

4) Permainan penghangatan dalam tindakan bimbingan kelompok sangat

membantu dalam pelaksaan bimbingan kelompok teknik home room.

5) Penugasan dalam mencari materi pembahasan sangat mambantu dalam

meningkatkan dinamisasi kelompok dalam kegiatan diskusi, baik memberikan

tanggapan, memberikan pertanyaan maupun memberikan saran dan masukan

antara para peserta.

6) perencaaan yang dibuat oleh peneliti maupun perencaan bersama sangat

mampengaruhi dalam keberhasilan tindakan yang diberikan.

7) Peraturan-peraturan tambahan yang lebih jelas dan tepat sangat membantu

kelancaran dalam pelaksaan tindakan yang diberikan.

Page 131: Skripsi jeki septiawan

118

4.3. PEMBAHASAN

Dari hasil penelitian siklus I dan siklus II yang diperoleh bahwa adanya

peningkatan kemampuan siswa dalam memilih kelompok peminatan yang sesuai

dengan potensi, bakat dan minatnya, hal ini dapat dilihat dari perbandingan data awal

dengan data hasil, dimana para siswa “tidak mampu “melakukan kelompok

peminatan pada data awal menjadi mampu melakukan kelompok peminatannya

secara “tepat”. Dalam memilih kelompok peminatannya, para siswa yang semula ragu

apakah sudah tepat atau tidak tepatnya kelompok peminatan yang telah dipilihnya

menjadi lebih yakin dan percaya diri serta memotivasi siswa untuk mengembangkan

potensi dibidang peminatannya. Peningkatan yang terjadi pada peserta tersebut

setelah diberikannya tindakan bimbingan kelompok teknik home room.

Berdasarkan lembar angket peminatan, setelah siklus pertama terjadi

peningkatan skor yang cukup tinggi dibandingkan data awal penelitian. Pelaksaaan

teknik home room ini dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memilih

kelompok pemintannya, hal ini dapat dilihat dari data hasil angket pada siklus

pertama yang mengalami peningkatan setelah dilakukan pemberian layanan tindakan

sebesar 1,08 skor pada tiap mata pelajaran sesuai kelompok peminatannya, dimana

data angket kemampuan siswa dalam memilih kelompok peminatan sebesar 7,11skor

yang mengalami peningkatan pada hasil siklus pertama menjadi 8,19 skor.

Sedangakan pada siklus kedua peningkatan yang terjadi lebih kecil dari pada siklus

pertama. hal ini dapat dilihat dari data hasil angket pada siklus kedua yang

mengalami peningkatan setelah dilakukan pemberian layanan tindakan sebesar 0,27

skor dibandingkan siklus pertama pada tiap mata pelajaran sesuai kelompok

peminatannya, dimana data angket kemampuan siswa dalam memilih kelompok

peminatan pada siklus pertama sebesar 8,19 skor yang mengalami peningkatan pada

hasil siklus kedua menjadi 8,46 skor. Sehingga total kenaikan kemampuan siswa

dalam memilih kelompok pemintannya sebesar 1,35 skor tiap pelajaran dalam

kelompok peminatannya setelah tindakan yang diberikan peneliti. Peningkatan

Page 132: Skripsi jeki septiawan

119

kemampuan siswa dalam memilih kelompok pemintannya setelah diberi tindakan

bimbingan kelompok teknik home room dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.15. Peningkatan Skor Aspek Afektif dalam Memilih Kelompok

Peminatan oleh Para Siswa.

No. Nama Kelas skor

Data awal Siklus I Siklus II

1. Al- Fatur Sayid M. IPA 8,25 9,00 9,00

2. A. Rizki Kurniawan IPA 8,00 8,75 9,00

3. Ida Rosidah IPS 2,75 7,25 8,00

4. M. Agung Pandu P. IPA 7,00 7,75 8,25

5. Nurlela IPS 7,50 8,50 8,75

6. Rian Hendarsyah b. IPA 8,75 9,25 9,25

7. Uliya Septiani IPS 6,25 6,25 7,00

8. Yuli Wulandari IPS 7,50 8,50 8,50

9. Yessi Permata Sari IPA 8,00 8,50 8,50

Rata-rata skor penilaian 7,11 8,19 8,46

Rata-rata Kenaikan skor siklus I = 1,08 skor

Rata-rata Kenaikan skor siklus II = 0,27 skor

Total kenaikan = 1,35 skor

Tindakan bimbingan kelompok yang menggunakan teknik home room dapat

meningkatkan keakraban para siswa, dimana teknik home room ini sebagian peserta

memungkinkan mejadi seperti layaknya keluarga atapun bisa menjadi teman yang

akrab. Hal ini dapat dilihat ketika pelaksaan tindakan serta bimbingan dari peneliti,

dimana hasil observasi yang dilakukan peneliti terhadap aspek yang muncul dalam

teknik home room yaitu dapat berupa Ketertarikan, Keterbukaan, Kenyamanan,

Keaktifan, Keakraban dan kepedulian hal ini dapat dilihat pada aspek-aspek yang

muncul dalam setiap pertemuan. Pada pertemuan pertama tingkat aspek yang

diinginkan dalam teknik home room ini rata-rata sebesar 70%, hasil observasi

tersebut merupakan hasil observasi pertama ketika siswa pertama kali melakukan

pertemuan dan berkenalan, sehingga tingkat aspek yang muncul dikatagorikan “baik”.

Page 133: Skripsi jeki septiawan

120

pada pertemuan kedua aspek yang muncul sebesar 92% , hal ini mengalami

peningkatan dari pada pertemuan sebelumnya. Sedangkan pertemuan ketiga, tingkat

aspek yang muncul sebesar 100 %, hal ini disebabkan peserta yang hadir hanya tiga

orang. Dimana perhatian peneliti dapat tertuju kepada seluruh peserta dan tingginya

kemampuan tingkat kontrol peneliti terhadap peserta, sehingga peneliti mampu

memunculkan sikap-sikap yang diinginkan peneliti pada para peserta. pada

pertemuan ke-empat tingkat aspek yang muncul sebesar 81%, namun dengan tingkat

lebih intens dan frekuensi yang lebih banyak, dan pertemuan terakhir aspek yang

muncul sebesar 95 %, dengan tingkat sebesar ini, tentu saja aspek yang diinginkan

dalam pelaksaan tindakan dapat dikatagorikan sangat baik. Setelah pengakhiran

kegiatan tindakan ini, memungkinkan beberapa peserta akan lebih akrab kedepannya

walaupun berbeda kelas.

Page 134: Skripsi jeki septiawan

121

Berdasarkan hasil analisis dokumentasi yang dilakukan oleh peneliti kepada

kelompok subjek penelitian, penempatan kelompok peminatan yang telah dilakukan

telah tepat berdasarkan kelompok peminatan siswa pada saat peneletian berlangsung,

hal ini dapat dilihat dari data analisis dokumentasi dengan ketepatan 85 %, namun

siswa telah mengalami pemindahan kelompok peminatan sebelumnya, karena tidak

sesuai dengan minat yang diinginkan oleh para siswa tersebut dan tidak tepat. Adapun

hasil analisis dokumentasi peneliti sesuai dengan kelompok kelas peminatan yang

sekarang ditempatinya, hal ini data dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.16. Analisis Dokumentasi Kelompok Peminatan Subjek Penelitian

Setelah dilakukannya tindakan layanan yang diberikan oleh peneliti, siswa

mampu melakukan pemilihan kelompok peminatannya secara mandiri, hal ini

mengalami peningkatan kemampuan siswa tersebut dalam menentukan kelompok

peminatan yang sebelumnya tidak mampu. Dimana pada awal penelitian siswa tidak

memahami pengertian dari kelompok peminatan, pengertian dan pemahaman dari

No. Nama

Kelompok peminatan IPA atau IPS

Hasil

analisis

Persent

asi Raport

SMP Piagam

Minat

siswa

Harapan

orang

tua

Rekom

endasi

BK

1. Al- Fatur

Sayid M.

IPA IPA IPA IPA - IPA 100 %

2. A. Rizki

Kurniawan

IPA - IPA IPA - IPA 100 %

3. Ida Rosidah IPA IPS IPS IPA - IPS 50 %

4. M. Agung

Pandu P.

IPA - IPA IPA - IPA 100 %

5. Nurlela IPS IPS IPS IPS - IPS 100 %

6. Rian

Hendarsyah.

IPA - IPA IPA - IPA 67 %

7. Uliya Septiani IPS - IPS IPS - IPS 100 %

8. Yuli

Wulandari

IPA IPS IPS IPA - IPS 50 %

9. Yessi Permata

Sari

IPA IPA IPA IPA - IPA 100 %

Rata-rata 85 %

Page 135: Skripsi jeki septiawan

122

bakat, potensi, kemampuan dan minat yang dimilikinya, tentu saja hal ini

menyebabkan siswa tidak mempunyai kemampuan dalam menentukan kelompok

peminatannya sendiri. Adapun kemampuan siswa dalam melakukan pemilihan

kelompok peminatannya secara mandiri dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel. 4.17. Pemilihan Kelompok Peminatan Mandiri Siswa

No. Nama Data awal

Hasil

Analisis

Peneliti

Peminatan

Mandiri

Siswa

Keterangan

1. Al- Fatur Sayid M. Tidak mampu IPA IPA Tepat

2. A. Rizki Kurniawan Tidak mampu IPA IPA Tepat

3. Ida Rosidah Tidak mampu IPS IPS Tepat

4. M. Agung Pandu P. Tidak mampu IPA IPA Tepat

5. Nurlela Tidak mampu IPS IPS Tepat

6. Rian Hendarsyah. Tidak mampu IPA IPA Tepat

7. Uliya Septiani Tidak mampu IPS IPS Tepat

8. Yuli Wulandari Tidak mampu IPS IPS Tepat

9. Yessi Permata Sari Tidak mampu IPA IPA Tepat

Page 136: Skripsi jeki septiawan

123

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Secara umum, bimbingan kelompok teknik home room dapat meningkatkan

kemampuan siswa dalam memilih kelompok peminatannya secara mandiri pada

siswa kelas X di SMA N 1 Indralaya. Dari hasil penelitian siklus I dan siklus II

diperoleh kesimpulan bahwa adanya peningkatan kemampuan siswa dalam memilih

kelompok peminatan yang sesuai dengan potensi, bakat dan minatnya, hal ini dapat

dilihat dari perbandingan data awal dengan data hasil, dimana para siswa “tidak

mampu” melakukan kelompok peminatan pada data awal menjadi mampu

melakukan kelompok peminatannya secara “tepat”. Dalam memilih kelompok

peminatannya, para siswa yang semula ragu apakah sudah tepat atau tidak tepatnya

kelompok peminatan yang telah dipilihnya menjadi lebih yakin dan percaya diri serta

memotivasi siswa untuk mengembangkan potensi dibidang peminatannya.

Peningkatan yang terjadi pada peserta tersebut setelah diberikannya tindakan

bimbingan kelompok teknik home room.

Penelitian ini juga mampu meningkatkan minat belajar siswa dalam

kelompok peminatannya. Hal tersebut dapat dilihat pada peningkatan rata-rata skor

peminatan yang diperoleh dari para peserta kelompok penelitian dari setiap

pertemuannya. Peningkatan minat siswa tersebut yang berada pada katagori “tepat”

menjadi “sangat tepat” pada kemampuannya dalam memilih kelompok peminatannya

secara mandiri, serta perubahan sikap peserta terhadap kelompok peminatannya yang

sebelumnya ragu-ragu dan tidak yakin menjadi sangat yakin dan percaya diri bahwa

itulah kelompok peminatan yang tepat serta mampu memotivasi siswa dalam

mengembangkan potensi dan kemampuannya yang sesuai dengan bakat dan

minatnya.

Tindakan bimbingan kelompok yang menggunakan teknik home room ini juga

dapat meningkatkan keakraban para peserta kelompok yang sebelumnya tidak saling

123

Page 137: Skripsi jeki septiawan

124

mengenal, dimana teknik home room ini sebagian peserta memungkinkan mejadi

seperti layaknya keluarga atapun bisa menjadi teman yang akrab, sehingga para siswa

tersebut kedepannya dapat saling membantu dan saling tolong menolong serta saling

memperhatikan. Hal ini dapat dilihat dalam pelaksanaan kegiatan tindakan yang

diberikan peneliti selama penelitian berlangsung, dimana sikap kekeluargaan para

peserta telah dimunculkan dan dikembangkan.

Temuan Temuan Penting

Berdasarkan penelitian telah dilakukan oleh peneliti, ditemukan beberapa hal penting

selama kegiatan penelitian berlangsung, yaitu:

1. Pada awal penelitian, siswa belum memahami pengertian kelompok peminatan

dan komponen-komponen dalam menentukan kelompok peminatan, dan siswa

belum memiliki pemahaman tentang dirinya pribadi (minat, bakat, kecerdasan,

potensi dan kemampuan dirinya). Hal ini tentu saja menyebabkan siswa tidak

mampu memilih kelompok peminatannya secara mandiri.

2. Penggunaan permainan penghangatan di awal kegaiatan ternyata sangat

membantu terciptanya suasana yang menyenangkan sehingga menimbulkan

aspek-aspek yang diinginkan dan meningkatkan kedinamisan kelompok.

3. Pemberian penugasan mencari materi topik pembahasan selanjutnya sangat

membantu dalam menambah informasi yang dimiliki para peserta kelompok,

sehingga kedinamisan kelompok dalam kegiatan dapat meningkat.

4. Penjelasan asas-asas bimbingan kelompok dan pembuatan aturan-aturan

tambahan dapat membantu terciptanya situasi yang kondusif dan menimbulkan

prilaku-prilaku yang diinginkan.

5. Sikap hangat, penerimaan dan simpati peneliti mampu meningkatkan aspek-

aspek yang ingin dimunculkan dalam teknik home room.

6. Saran dan nasehat dari peneliti mampu meningkatkan sikap kekeluargaan para

peserta kelompok dan menambah keyakinan serta motivasi belajar siswa dalam

kelompok peminatannya.

Page 138: Skripsi jeki septiawan

125

B. SARAN

1. Saran Untuk Penelitian Selanjutnya

Berdasarkan temuan selama penelitian tindakan yang dilakukan peneliti

terhadap siswa kelas X di SMA N 1 Indralaya, Peneliti memberikan saran-saran

untuk penelitian lanjutan sebagai berikut:

a. Pemahaman tentang kelompok peminatan dan pemahaman tentang diri siswa

itu sendiri harus diberikan oleh guru sebelum melakukan kelompok peminatan

dengan layanan orientasi dan bimbingan karier kepada seluruh siswa.

b. Mengingat penelitian ini baru berjalan dua siklus, maka peneliti lain

diharapkan dapat melanjutkan untuk mendapatkan temuan yang lebih

signifikan, namun, perlu diingat jumlah pertemuan dalam satu siklusnya

sebaiknya tidak terlalu banyak dan materi topik pembahasan yang fariatif,

sehingga menghindari kebosan siswa dari kegiatan yang monoton.

c. Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini tingkat kevaliditasannya

masih kurang memuaskan. Peneliti selanjutnya dapat mengembangkan

instrumen yang lebih baik lagi dan lebih standar.

d. Dalam penelitian ini, peneliti hanya memberikan tindakan kebeberapa siswa

kelas sepuluh. Mengingat jumlah siswa yang terlalu banyak, maka sebaiknya

tindakan yang diberikan dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam

penelitian ini dilakukan secara klasikal ataupun layanan informasi, karena

layanan kelompok ini lebih cocok untuk para siswa yang sangat

membutuhkan tindakan.

e. Dalam penelitian lanjutan, sebaiknya subjek penelitian dalam bimbingan

kelompok diberikan terhadap para siswa yang satu kelas, hal ini untuk

menghindari benturan jadwal waktu dalam penelitian.

Page 139: Skripsi jeki septiawan

126

2. Saran untuk penerapan hasil

Berdasarkan temuan selama penelitian tindakan yang dilakukan peneliti

terhadap siswa kelas X di SMA N 1 Indralaya, Peneliti memberikan saran-saran

untuk penerapan hasil yaitu sebagai berikut:

a. Guru bimbingan dan konseling perlu menguasai layanan bimbingan kelompok

teknik home room, sehingga dapat digunakan terhadap permasalahan-

permasalahan yang lebih mendesak kepada beberapa siswa yang sangat

membutuhkannya.

b. Sebaiknya bimbingan karier diberikan kepada siswa sebelum dilaksanakannya

penempatan kelompok pemianatan yang dilaksanakan sekolah, sehingga

menambah ketepatan dalam pengelompokan peminatan kepada para siswa.

c. Sebelum menentukan kelompok peminatan kepada para siswa, guru

bimbingan dan konseling harus memperhatikan aspek-aspek dalam pemilhan

dan penetapan kelompok peminatan secara lengkap dan dianalisis dengan

baik. Adapun aspek-aspek tersebut yaitu:

1) Prestasi belajar peserta didik kelas VII, VIII dan IX serta nilai UN yang

diperoleh di SMP/MTS.

2) Prestasi non-akademik yang diperoleh dari SD/MI s/d SMP/MTS.

3) Minat belajar peserta didik berdasarkan angket saat pendaftaran maupun

pendataan.

4) Dukungan orang tua yang telah dikomunikasikan terlebih dahulu.

5) Data diteksi potensi peserta didik berupa tes peminatan yang baru

dilaksanakan di SMA/SMK.

6) Rekomendasi guru bimbingan dan konseling di SMP/MTS.

d. Bimbingan kelompok teknik home room ini dapat diberikan kepada para

siswa yang mengalami permasalahan dalam penempatan kelompok

peminatannya, seperti keraguan dalam pemeilihan kelompok peminatan

maupun salah didalam penempatannya.

Page 140: Skripsi jeki septiawan

127

DAFTAR PUSTAKA

Arbani. 2013. Data Peminatan Peserta Didik Kelas X. Tangerang: SMAN 12 Kota

Tangerang.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

------------. 2010. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka

Cipta.

----------. 2011. Penilaian dan Penelitian Bidang Bimbingan dan konseling.

Yogyakarta: Aditya Media.

Astari, Ratih Febri.2013. Penerapan Bimbingan Kelompok Teknik Home Room

Untuk Meningkatkan Sikap Mandiri pada Siswa Kelas VII SMP N 1

Tanjunganom Nganjuk. Diakses pada tanggal 25 Juli 20013.

ejournal.unesa.ac.id/index.php/index/index.

Eko Prastowo Aprianto. 2012. Minat Siswa Putra Kelas Atas SD Negeri dan MI di

Desa Kaliwungu Kecamatan Mandiraja Kabupaten Banjarnegara

Terhadap Ekstrakurikuler Sepakbola. Diakses pada tanggal 26 Juli 2013.

eprints.uny.ac.id.

Hidayat, Dede Rahmat dan Badrujaman, A. 2012. Penelitian Tindakan dalam

Bimbingan dan konseling. Jakarta: Indeks.

Kementrian Kependidikan dan Kebudayaan. 2012. Dokumen Kurikulum 2013.

Jakarta: Dekdikbud.

----------. 2013. Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Guru

Bimbingan Dan Konseling /Konselor: Asasmen dalam Bimbingan dan

konseling. Jakarta: Depdikbud.

----------. 2013. Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Guru

Bimbingan Dan Konseling /Konselor: Praktik Pelayanan Peminatan

Peserta Didik. Jakarta: Depdikbud

----------. 2013. Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Guru

Bimbingan Dan Konseling/Konselor: Implementasi Pelayanan Bimbingan

dan konseling. Jakarta: Depdikbud.

Kristina, Dwi. 2011. Implementasi Bimbingan Karier Pada Siswa SMK Tata Busana

(Studi di SMK Ma’arif Al-Munawwir Krapyak Sewon Bantul Yogyakarta).

Diakses pada tanggal 19 Agustus 2013. repository.UINsunankalijaga.edu

Page 141: Skripsi jeki septiawan

128

Mukminin, Mohamad Amiril. 2013. Hubungan Antara Persepsi Terhadap Iklim

Kelas dengan Minat Belajar Pada Siswa di Kelas Enrichment MAN Kota

Blitar. Diakses pada tanggal 25 Juli 2013. digilib.sunan-ampel.ac.id.

Nf. 2013. Peminatan dalam Kurikulum 2013.p Diakses pada tanggal 25 Juli 2013.

http://www.sman1kendari.sch.id/index.php/sistem-informasi/berita-

sekolah/44-peminatan-dalam-kurikulum-2013.

Prayitno. 2004. Layanan bimbingan kelompok konseling kelompok. Padang: fakultas

ilmu pendidikan UNP.

Republik Indonesia. 2003. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem

Pendidikan Nasional.

Sucipto. 2008. Hubungan Antara Kesesuaian Tipe Kepribadian dan Model

Lingkungan dengan Kematangan Arah Pilihan Karier (Studi pada Siswa

SMK N 1 Padang). Diakses pada tanggal 19 Agustus 2013.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Sukardi, Dewa Ktut. 1994. Tes dalam Konseling Karier. Surabaya: Usaha Nasional.

-----------. 2008. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan konseling Di

Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Sunendar, Tatang. 2008. Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Jawa

Barat: penelitian tindakan kelas. Diakses pada tanggal 20 Agustus

2013.http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/03/21/penelitian-

tindakan-kelas-part-ii/.

Supriatna dan Budiman, Nandang. 2006. Bimbingan Karier di SMK. Diakses pada

tanggal 19 Agustus 2013.

Walgito, Bimo. 2010. Bimbingan Dan Konseling (Studi dan Karier).Yoyakarta: Andi

Wibowo, Mungin Eddy. 2013. Peran Guru Bimbingan Dan Konseling Dalam

Implementasi Kurikulum 2013. Diakses pada tanggal 01 September 2013.

http//jati-rinakriatmaja.blogspot.com/2013/04/peran-Guru-bimbin gan-

dan-konseling_2521 html.htm

Widhiarso, Wahyu. 2013. Semantik deferensial. Diakses pada tanggal 24 September

2013. Fakultas Psikologi IGM.

Page 142: Skripsi jeki septiawan

129

Winkel, W.S,.2005. Bimbingan Dan Konseling Di Intitusi Pendidikan, Edisi Revisi.

Jakarta: Gramedia.

Yandri, H., Zulfikar dan Yeni Satroma Dewi. 2012. Penggunaan Hasil Assessment

Dalam Bimbingan Dan Konseling. Diakses pada tanggal 01 September

2013.http://counselingcare.blogspot.com/2012/06/assessment/dalam/bimbi

ngan dan konseling.html.html.

Yusup, M. Fajar. 2012. Efektivitas Bimbingan Kelompok Menggunakan Teknik

Permainan Untuk Mengembangkan Perencanaan Karier Peserta Didik

(Penelitian Pra Eksperimen Terhadap Peserta Didik Kelas X SMA Negeri

19 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012). Diakses pada tanggal 19 Juni 2013.

repository.upi.edu.