SKRIPSI HAKIKI

7
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bawang Merah merupakan sayuran rempah yang dikonsumsi sebagai bumbu masakan sehari-hari. Dapat dikatakan bahwa produsen dan konsumen bawang merah ( shallots ) terbesar di dunia adalah di Indonesia. Permintaan bawang merah cenderung merata setiap saat, sementara produksi bawang merah bersifat musiman. Kondisi ini menyebabkan terjadinya gejolak karena adanya senjang (gap) antara pasokan (suplai) dengan permintaan, sehingga dapat menyebabkan gejolak harga antar waktu. Permintaan bawang merah terus meningkat sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk dan kebutuhan konsumsi masyarakat. Data BPS (2003) menunjukan konsumsi perkapita bawang merah sebesar 2,22 kg/kapita/tahun, namun data baru menunjukan konsumsi bawang merah per kapita sebesar 4,56 kg/kapita/tahun atau 0,38 kg/kapita/tahun 1

description

SKRIPSI ANALISA USAHA TANI

Transcript of SKRIPSI HAKIKI

Page 1: SKRIPSI HAKIKI

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Bawang Merah merupakan sayuran rempah yang dikonsumsi sebagai bumbu

masakan sehari-hari. Dapat dikatakan bahwa produsen dan konsumen bawang

merah ( shallots ) terbesar di dunia adalah di Indonesia. Permintaan bawang merah

cenderung merata setiap saat, sementara produksi bawang merah bersifat

musiman. Kondisi ini menyebabkan terjadinya gejolak karena adanya senjang

(gap) antara pasokan (suplai) dengan permintaan, sehingga dapat menyebabkan

gejolak harga antar waktu. Permintaan bawang merah terus meningkat sejalan

dengan peningkatan jumlah penduduk dan kebutuhan konsumsi masyarakat.

Data BPS (2003) menunjukan konsumsi perkapita bawang merah sebesar

2,22 kg/kapita/tahun, namun data baru menunjukan konsumsi bawang merah per

kapita sebesar 4,56 kg/kapita/tahun atau 0,38 kg/kapita/tahun ( Gustini. 2006).

Dengan asumsi angka konsumsi tahun 2006 tersebut, maka dengan jumlah

penduduk Indonesia tahun 2014 sebesar 244.775.796 juta jiwa dibutuhkan

penyediaan bawang merah sebesar 1116,17 ton/tahun.

Dalam kurun waktu tahun 2000 – 2010 produksi bawang merah Indonesia

menunjukan angka peningkatan dari 772,82 ton menjadi 1048,93 ton atau

peningkatan dengan laju 3,36 persen/tahun. Peningkatan produksi tersebut

disebabkan oleh peningkatan luas panen dan produktivitas. Dalam kurun waktu

1

Page 2: SKRIPSI HAKIKI

tahun 2000 – 2010, luas panen meningkat dengan laju 2,87 % dan produktivitas

meningkat dengan laju 0,63 %/tahun.

Tabel 1. 1 Perkembangan luas panen, produksi dan produktivitas Bawang Merah

Nasional tahun 2000 – 2010

Tahun Luas Panen (ha) Produksi (Ton)Produktivitas

(Ton/ha)

2000 84,038 772,818 9,196

2001 82,147 861,150 10,483

2002 79,867 766,572 9,598

2003 88,029 762,795 8,665

2004 88,707 757,399 8,538

2005 83,614 732,610 8,762

2006 89,188 794,931 8,913

2007 93,694 802,810 8,568

2008 91,339 853,615 9,346

2009 104,009 965,164 9,280

2010 109,634 1,048,934 9,568

Laju (%/th) 2,87 3,36 0,63

Sasaran/Proyeksi

2011 1,084,600

2012 1,22,000

Sumber : Departemen Pertanian ( 2012 )

Dalam tahun 2012, Ditjen Hortikultura (2011) mentargetkan produksi

bawang merah Nasional sebesar 1.122 ton. Besarnya produksi tersebut sedikit

diatas proyeksi kebutuhan nasional sebesar 1.116,17 ton seperti diuraikan diatas.

2

Page 3: SKRIPSI HAKIKI

Budidaya Bawang Merah di Indonesia hanya dilakukan di daerah tertentu

( terbatas ) dan terkonsentrasi di Pulau Jawa. Di Jawa Tengah sentra produksi

bawang merah berada di Kabupaten Brebes, sedangkan urutan kedua produksi

bawang merah berada di Jawa Timur yaitu di Kabupaten Nganjuk dan Kabupaten

Probolinggo. Jawa Barat menempati urutan ketiga dengan sentra produksi berada

di Kabupaten Cirebon. Di luar pulau Jawa sentra produksi bawang merah berada

di NTB, Sumatera Barat, dan Sulawesi Selatan.

Tabel 1.2 Sepuluh Sentra Produksi Bawang Merah Tahun 2010

No Propinsi Ton %1 Jawa Tengah 506.357 48,272 Jawa Timur 203.739 19,423 Jawa Barat 116.396 11,104 NTB 104.324 9,955 Sumatera Barat 25.058 2.396 Sulawesi Selatan 23.276 2,227 DI Yogyakarta 19.951 1,908 Bali 10.981 1,059 Sulawesi Tengah 19.301 0,9810 Sumatera Utara 9.413 0,90

Propinsi Lainnya 19.138 1,82Indonesia 1.048.938 100

Sumber : Departemen Pertanian 2010

Jawa Timur saat ini telah memiliki banyak sentra bawang merah dengan total

luas 25.000 ha. Sentra terbesar berada di Nganjuk dengan luas sekitar 12.000 ha,

di Probolinggo 9.000 ha, dan sisanya berada di sentra-sentra pengembangan

seperti Bojonegoro, Ponorogo, dan Magetan.

Kabupaten Nganjuk merupakan salah satu Kabupaten yang berada di Provinsi

Jawa Timur yang mempunyai komoditas andalan yaitu bawang merah. Bahkan di

Jawa Timur produksi bawang merah Nganjuk berada pada tingkat pertama,

kemudian Probolinggo, dan Kediri.

3

Page 4: SKRIPSI HAKIKI

Melihat laju pertumbuhan penduduk yang begitu cepat, kebutuhan pasar

yang meningkat, dan harga jual yang tinggi merupakan faktor yang dapat

merangsang petani untuk dapat meningkatkan produksi bawang merah baik dari

segi kuantitas maupun kualitas dan untuk meningkatkan pendapatan petani.

Usahatani bawang merah sudah lama dilakukan oleh petani di Nganjuk,

Oleh karena itu, peneliti ingin menganalisis seberapa besar tingkat keuntungan

yang diperoleh dalam usahatani bawang merah di Kabupaten Nganjuk.

1.2. Rumusan Masalah

1. Berapa besar total biaya yang digunakan dalam usahatani bawang merah di

Kabupaten Nganjuk?

2. Berapa besar total penerimaan yang diperoleh dalam usahatani bawang

merah di Kabupaten Nganjuk?

3. Berapa besar keuntungan yang diperoleh dalam usahatani bawang merah di

Kabupaten Nganjuk?

4. Bagaimana tingkat efisiensi usahatani bawang merah di Kabupaten

Nganjuk?

1.3. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui total biaya yang digunakan dalam usahatani bawang

merah di Kabupaten Nganjuk.

2. Untuk mengetahui total penerimaan yang diperoleh dalam usahatani

bawang merah di Kabupaten Nganjuk.

4

Page 5: SKRIPSI HAKIKI

3. Untuk mengetahui total pendapatan yang diperoleh dalam usahatani

bawang merah di Kabupaten Nganjuk.

4. Untuk mengetahui tingkat efisiensi usahatani bawang merah di Kabupaten

Nganjuk.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Bahan informasi tambahan bagi petani dalam upaya untuk

meningkatkan produksi bawang merah di Kabupaten Nganjuk.

2. Sebagai referensi bagi pemerintah Kabupaten Nganjuk dalam

mengelola usahatani bawang merah di daerahnya.

3. Sebagai referensi bagi pemerintah Kabupaten Nganjuk dalam

menentukan kebijakan ekonomi, terutama dalam pembangunan sektor

pertanian.

4. Bahan pertimbangan bagi kegiatan penelitian selanjutnya.

5