SKRIPSI - digilib.uns.ac.id...GERAK DASAR MELALUI APLIKASI PEMBELAJARAN TEMATIK DENGAN BERMAIN PADA...
Transcript of SKRIPSI - digilib.uns.ac.id...GERAK DASAR MELALUI APLIKASI PEMBELAJARAN TEMATIK DENGAN BERMAIN PADA...
MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR MELALUI
APLIKASI PEMBELAJARAN TEMATIK DENGAN BERMAIN PADA
SISWA KELAS II SEKOLAH DASAR NEGERI I MASARAN SRAGEN
TAHUN PELAJARAN 2011 / 2012
SKRIPSI
Oleh:
DIAN EBIT PRIYANTORO
K4607034
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Juli 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Dian Ebit Priyantoro
NIM : K4607034
Jurusan/ Program Studi : POK/ PENJASKESREK
Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “MENINGKATKAN KEMAMPUAN
GERAK DASAR MELALUI APLIKASI PEMBELAJARAN TEMATIK
DENGAN BERMAIN PADA SISWA KELAS II SEKOLAH DASAR
NEGERI I MASARAN SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2011 / 2012 “ ini
benar- benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi
yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
daftar pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil
jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta, Juli 2012
Yang membuat pernyataan
Dian Ebit Priyantoro
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR MELALUI
APLIKASI PEMBELAJARAN TEMATIK DENGAN BERMAIN PADA
SISWA KELAS II SEKOLAH DASAR NEGERI I MASARAN SRAGEN
TAHUN PELAJARAN 2011 / 2012
Oleh:
Dian Ebit Priyantoro
K4607034
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Juli 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRAK Dian Ebit Priyantoro. MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR MELALUI APLIKASI PEMBELAJARAN TEMATIK DENGAN BERMAIN PADA SISWA KELAS II SEKOLAH DASAR NEGERI I MASARAN SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2011 / 2012, Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juni 2012.
Tujuan penelitian ini adalah: (1) Mengetahui peningkatan kemampuan gerak dasar melalui aplikasi pembelajaran tematik dengan bermain dan pembelajaran konvensional pada siswa kelas II SD Negeri I Masaran Sragen tahun pelajaran 2011 / 2012. (2) Membandingkan hasil belajar untuk meningkatkan kemampuan gerak dasar siswa antara yang belajar melalui aplikasi pembelajaran tematik dengan bermain dan pembelajaran konvensional pada siswa kelas II SD Negeri I Masaran Sragen tahun pelajaran 2011 / 2012.
Untuk mencapai tujuan penelitian yang telah ditetapkan,Penelitian Eksperimen Kuasi (PEK) ini dilaksanakan dengan desain pretest – posttest non equivalent control group. Penelitian ini diarahkan ke PEK yang menggunakan pendekatan kuantitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas II A dan kelas II B SD SD Negeri I Masaran Sragen tahun pelajaran 2011 / 2012 yang berjumlah 60 orang. Siswa kelas II A berjumlah 30 orang sebagai kelompok eksperimen, siswa kelas II B yang berjumlah 30 orang sebagai kelompok kontrol. Teknik pengumpulan data yang digunakan tes dan pengukuran kemampuan gerak dasar dan lembar observasi. Teknik anaklisis data yang digunakan adalah (1) Analisis Statistik Deskriptif dan (2) Analisis Statistik Inferensial.
Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) Secara proses, pembelajaran dengan pembelajaran tematik dengan bermain lebih efektif terhadap hasil belajar kemampuan gerak dasar daripada pembelajaran secara konvensional. Hal ini dapat dilihat dari rata – rata proses pembelajaran tematik dengan bermain yaitu 90 % dan lebih besar dari pembelajaran konvensional yaitu 56,7 %. (2) Secara produk pembelajaran dengan permainan kecerdasan kinestetik lebih berpengaruh daripada pembelajaran secara konvensional terhadap hasil belajar kemampuan gerak dasar pada siswa kelas II SD Negeri I Masaran Sragen tahun pelajaran 2011 / 2012. Hal ini diketahui dari nilai konstanta garis regresi kemampuan gerak dasar kelompok eksperimen (pembelajaran tematik dengan bermain) yang lebih besar dari kelompok kontrol ( konvensional) atau 79,873 + 0,934 > 62.108 + 0,495
Kata kunci: pembelajaran, permainan tematik, gerak dasar,bermain
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
MOTTO
# Nothing impossible.(Penulis)
# Kau mungkin saja kecewa jika percobaanmu gagal, tetapi kau pasti takkan
berhasil jika tidak mencoba.(Beverly Sills)
# Barang siapa berjalan untuk menuntut ilmu maka Allah akan memudahkan
baginya jalan ke surga>(HR. Muslim)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan skripsi ini untuk :
Bapak dan Ibu tercinta Suprapto , dan Bunga atas dukungan moral maupun
materi serta doamu yang selalu menyertaiku selama ini
Saudara- saudaraku yang selalu member motivasi kepadaku
Teman – teman kontrakan Mbah Ginem, Semua indah jika bersama kalian
Teman- teman PENJAS angkatan 2007
Almamater JPOK FKIP UNS tempatku menuntut ilmu
Semua yang telah membantu dalam penyusunan skripsi saya yang tidak
bisa saya sebutkan satu per satu
Tim bola voli PATRIOT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang memberi
kenikmatan dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
dengan judul ” Peningkatan Kemampuan Gerak Dasar Melalui Aplikasi
Pembelajaran Permainan Tematik Pada Siswa Kelas II Sekolah Dasar Negeri I
Masaran Sragen Tahun Pelajaran 2011 / 2012”.
Skripsi ini disusun guna memenuhi sebagian persyaratan mendapat gelar
Sarjana Pendidikan. Selama pembuatan skripasi ini, tidak terlepas dari bantuan
dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ucapkan terima kasih
kepada:
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
2. Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Drs. Sarwono M.S, sebagai pembimbing I dan Ibu Sri Santoso Sabarini S.Pd,
M.Or, Sebagai pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan
pengarahan dalam penyusunan skripsi.
5. Drs. Wahyu Sulistyo, M.Kes Pembimbing Akademik, yang telah memberikan
arahan dan bimbingan selama menjadi mahasiswa di Program studi
Pendidikan jasmani, kesehatan, dan rekreasi
6. Kepala SD N I Masaran Sragen, yang sudah memberikan ijin untuk
mengadakan penelitian.
7. Surono S.Pd, selaku guru Penjas SD N I Masaran Sragen yang telah
membantu penelitian hingga selesai.
8. Siswa- siswi kelas II SD N I Masaran Sragen Surakarta tahun pelajaran 2011/
2012 yang telah bersedia menjadi subjek penelitian.
9. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini yang tidak
mungkin penulis sebutkan satu persatu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan karena
keterbatasan penulis.Meskipun demikian, penulis berharap semoga skripsi ini
bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.
Surakarta, September 2012
Dian Ebit Priyantoro
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................ i
HALAMAN PERNYATAAN .................................................................. ii
PENGAJUAN JUDUL ............................................................................. iii
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................ iv
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. v
HALAMAN ABSTRAK .......................................................................... vi
HALAMAN MOTTO .............................................................................. vii
HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................. viii
KATA PENGANTAR .............................................................................. ix
DAFTAR ISI ............................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xiv
DAFTAR TABEL .................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xvii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................ 4
C. Pembatasan Masalah ............................................................... 4
D. Perumusan Masalah ................................................................ 5
E. Tujuan Penelitian .................................................................... 5
F. Manfaat Penelitian .................................................................. 5
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................ 6
A. Tinjauan Pustaka ..................................................................... 6
1. Kemampuan Gerak Dasar ................................................... 6
a. Pengertian Kemampuan Gerak Dasar ............................. 6
b. Komponen-Komponen Kemampuan Gerak Dasar ......... 7
c. Kemampuan Gerak Dasar SD ........................................ 8
d. Karakteristik Perkembangan Anak Usia Kelas Awal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
Halaman
SD .................................................................................. 9
e. Perkembangan Kemampuan Gerak Dasar ..................... 9
2. Hakekat Pembelajaran ...................................................... 10
a. Pengertian Pembelajaran .............................................. 10
b. Tujuan Pembelajaran .................................................... 11
c. Prinsip-Prinsip Pembelajaran ....................................... 11
d. Perencanaan Pembelajaran ........................................... 12
e. Pemanfaatan Media Dalam Pembelajaran .................... 12
f. Assesmen Pembelajaran ............................................... 15
3. Pembelajaran Pendekatan Konvensional .......................... 15
a. Pengertian Pendekatan Konvensional ........................... 15
b. Pelaksanaan Pembelajaran Kemampuan Gerak Dasar
Dengan Pendekatan Konvensional ................................ 16
c. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Kemampuan
Gerak
d. Dasar dengan Pendekatan Konvensional ...................... 16
4. Pembelajaran Tematik dengan Aplikasi Permainan …….. 17
a. Pengertian Pembelajaran Tematik ................................ 17
b. Pelaksanaan Pembelajara Kemampuan Gerak Dasar dengan
Aplikasi Permainan dengan pembelajaran Tematik …… 22
c. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran dengan Metode
Aplikasi Permainan dengan Pembelajaran Tematik .... 25
B. Kerangka Berpikir .................................................................... 26
C. Perumusan Hipotesis .............................................................. 28
BAB III METODE PENELITIAN .......................................................... 29
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................. 29
B. Metode Penelitian .................................................................... 30
C. Variabel Penelitian .................................................................. 30
D. Subyek Penelitian .................................................................... 31
E. Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 31
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
Halaman
F. Teknik Analisis Data ............................................................... 32
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................... 37
A. Hasil Penelitian ........................................................................ 37
1. Analisis Statistik Deskriptif ............................................. 37
a. Analisis Data Observasi Terhadap Kegiatan Siswa .... 37
b. Klasifikasi Hasil Kemampuan Gerak Dasar………….. 38
2. Analisis Statistik Inferensial ............................................ 69
a. Pengecekan Reliabilitas Pengukuran ........................... 71
b. Uji Prasyarat Analisis .................................................. 71
B. Uji Prasyarat Analisis ............................................................... 40
C. Hasil Analisis Data .................................................................. 46
D. Pengujian Hipotesis………………………………………….. 57
E. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................. 57
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ............................... 59
A. Simpulan ................................................................................. 59
B. Implikasi .................................................................................. 59
C. Saran ........................................................................................ 60
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 61
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
4.1. Daftar akhir data hasil observasi langsung selama proses pada
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol .................................... 39
4.2. Klasifikasi tingkat kemampuan gerak dasar pada kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol ....................................................... 40
4.3.Hasil uji normalitas pada kelompok eksperimen .................................. 41
4.4. Hasil uji normalitas pada kelompok kontrol ........................................ 42
4.5. Hasil uji normalitas pada kelompok gabungan .................................... 42
4.6. Hasil uji linieritas pada kelompok eksperimen .................................... 43
4.7. Hasil uji linieritas pada kelompok kontrol ........................................... 44
4.8. Hasil uji linieritas pada kelompok gabungan ....................................... 44
4.9. Hasil uji homogenitas tanpa kovariat ................................................... 45
4.10. Hasil uji homogenitas dengan kovariat .............................................. 45
4.11. Hasil uji keberartian X model regresi pada kelompok eksperimen ... 46
4.12. Hasil uji keberartian X model regresi pada kelompok kontrol .......... 49
4.13. Hasil uji keberartian X model regresi pada kelompok gabungan ...... 51
4.14. Hasil untuk analisis anakova tanpa kovariat ...................................... 54
4.15. Hasil untuk analisis anakova dengan kovariat ................................... 55
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1. Kategori dan contoh gerakan kemampuan gerak dasar ....................... 7
3.1 Rincian kegiatan waktu dan jenis kegiatan penelitian ......................... 29
3.2 Gambar desain penelitian .................................................................... 30
4.1 Gambar diagram tingkat kemampuan gerak dasar .............................. 39
5 Gambar lintasan untuk tes dan kecepatan lari 30 meter ...................... 64
6 Gambar tes dan pengukuran sit- up .................................................... 66
7 Gambar tes dan pengukuran lari zig- zag ............................................ 68
8 Gambar tes dan pengukuran lempar bola kasti .................................... 69
9 Gambar tes dan pengukuran lompat jauh tanpa awalan ...................... 71
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Hal
1. Petunjuk pelaksanaan motor ability (Kemampuan Gerak Dasar) ....... 63
2. RPP Permainan Tematik ...................................................................... 72
3. Lembar kerja untuk mencari T- Score Pretest ..................................... 108
4. Lembar kerja untuk mencari T- score Posttest .................................... 112
5. Rekapitulasi data hasil perlakuan proses pembelajaran kelompok
kontrol ................................................................................................. 116
6. Rekapitulasi data hasil perlakuan proses pembelajaran kelompok
Eksperimen .......................................................................................... 122
7. Rekapitulasi data deskriptif kelompok kontrol .................................... 128
8. Rekapitiulasi data deskriptif kelompok eksperimen ............................ 145
9. Hasil analisis data ................................................................................ 161
10. Foto SD Negeri I Masaran Sragen ....................................................... 182
11. Foto perlakuan kelompok eksperimen ................................................. 183
12. Foto pengambilan data tes kemampuan gerak dasar ........................... 187
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (Penjasorkes) merupakan
suatu bagian yang tidak terpisahkan dari pendidikan umum. Lewat program
penjasorkes dapat diupayakan peranan pendidikan untuk mengembangkan
kepribadian individu. Sumbangan nyata dari penjasorkes adalah untuk
mengembangkan keterampilan (psikomotor). Karena itu posisi penjasorkes
menjadi unik, sebab berpeluang lebih banyak dari mata pelajaran lainnya untuk
membina keterampilan. Hal ini sekaligus mengungkapkan kelebihan penjasorkes
dari pelajaran-pelajaran lainnya. Jika pelajaran lain lebih mementingkan
pengembangan intelektual, maka melalui penjasorkes terbina sekaligus aspek
penalaran, sikap, dan keterampilan. Dua diantara tujuan-tujuan penjasorkes
menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) 2006 adalah: (1)
mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan
pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup melalui berbagai aktivitas
jasmani, (2) meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar. Salah satu
penekanan pada standar isi penjas yang terangkum dalam (BSNP) 2006 di
Sekolah Dasar (SD) adalah menstimulasi kemampuan gerak dasar peserta didik
seperti; Lokomotor (berjalan, berlari, melompat, dll) Non Lokomotor (memutar,
meliuk, membungkuk, menengadah, dll) Manipulatif (melempar, menangkap,
menggulirkan, dll).
Sesuai dengan karakteristik siswa SD, usia 6-12 tahun kebanyakan dari
mereka cenderung suka bermain. Untuk itu guru harus mampu mengembangkan
pembelajaran yang efektif, di samping harus memahami dan memperhatikan
karakteristik dan kebutuhan siswa. Pada masa usia tersebut seluruh aspek
perkembangan manusia baik itu kognitif, psikomotorik, dan afektif mengalami
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
perubahan. Perubahan yang paling mencolok adalah pertumbuhan dan
perkembangan fisik dan psikologis.
Permasalahan dalam penjasorkes sekarang ini adalah belum maksimalnya
pembelajaran penjasorkes di sekolah-sekolah. Sebagai guru sebaiknya harus lebih
jeli lagi, jangan jadikan ini sebagai hambatan jadikan ini sebagai motivasi untuk
meminimalisasi segala kekurangan menjadi sesuatu hasil yang memuaskan
dengan menggunakan kekreatifan yang dimiliki guru tersebut. Permasalahan tidak
berhenti disitu saja selain permasalahan yang terjadi pada pembelajaran
penjasorkes , permasalahan terjadi pada pembelajaran mata pelajaran lainnya
yaitu tingginya mengulang kelas dikarenakan karena kurangnya pendekatan,
model, prinsip-prinsip dalam pembelajaran. Sehingga anak-anak kurang semangat
dalam mengikuti proses pembelajaran yang ada.
Untuk meningkatkan kemampuan gerak dasar pada anak, penjasorkes
juga bisa digunakan untuk menambah pengetahuan anak untuk mata pelajaran
yang diajarkan dikelas melalui permainan. Sesuai dengan buku dari Samsudin
yang berjudul Pembelajaran Pendidikan Jasmani Dan Olahraga dan Kesehatan
SD/MI yang didalamnya beliau mengulas tentang pembelajaran tematik pada
pembelajaran penjasorkes, sehingga selain belajar untuk meningkatkan gerak
dasar sekaligus siswa juga belajar ilmu pengetahuan yang diajarkan didalam kelas
dengan ini anak dirangsang kemampuan gerak dasarnya dengan permainan yg
didalamnya menggunakan tema dalam melaksanakan pembelajaran.
Berdasarkan survei yang telah dilakukan dan informasi yang didapatkan
dari guru SD Negeri I Masaran Kecamatan Masaran Sragen, kegiatan belajar
mengajar (KBM) kurang berjalan seperti yang diharapkan karena masih
menggunakan pembelajaran konvensional sehingga proses pembelajaran
khususnya mata pelajaran penjasorkes sedikit terabaikan sehingga hasil belajar
untuk pokok bahasan gerak dasar belum sesuai dengan apa yang diharapkan
yakni dalam kaitanya dengan tujuan penjasorkes.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Agar pembelajaran penjasorkes khususnya untuk pokok bahasan gerak
dasar dapat menjadi maksimal, maka penyampaian materi pembelajaran
penjasorkes pada anak SD harus disampaikan dalam situasi bermain. Mengingat
bermain adalah dunia anak, sambil bermain mereka belajar. Dalam hal belajar,
anak-anak adalah ahlinya. Segala macam dipelajari dari menggerakkan anggota
tubuhnya hingga mengenali berbagai benda dilingkungan sekitarnya. Belajar dan
keceriaan merupakan dua hal penting dalam masa kanak-kanak. Hal ini termasuk
upaya mempelajari tubuhnya sendiri dan berbagai kemungkinan geraknya. Gerak
adalah rangsangan utama bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Kian
banyak ia bergerak, kian banyak hal yang ditemui dan dipelajari, kian baik pula
kualitas pertumbuhannya..
Ada banyak jenis permainan dari aplikasi pembelajaran tematik yang
dapat diterapkan dan dapat dijadikan alternatif untuk meningkatkan kemampuan
gerak dasar siswa, metode bermain ini dipilih karena mudah dioperasionalkan dan
lebih menarik karena lebih mengutamakan bermain. Dan alat ukur yang
digunakan diantaranya Tes dan Pengukuran Lompat Jauh Tanpa Awalan, Tes dan
Pengukuran Sit-Up (Baring Duduk Kaki Ditekuk Selama 1 Menit(60 Detik), Tes
dan Pengukuran Lari Lintang Bilang (Zig-Zag), Tes dan Pengukuran Lempar Bola
Kasti, Tes dan Pengukuran Lari Cepat. Sudjarwo dkk., (1979: 12)
Untuk mengetahui sejauh mana peserta didik memiliki dan mengalami
peningkatan kemampuan gerak dasar melalui permainan dengan pembelajaran
tematik, maka perlu dikaji dan diteliti lebih mendalam baik secara teori maupun
praktek dengan menggunakan penelitian jenis Penelitian Eksprimen Kuasi (PEK).
PEK ini dilakukan dengan membandingkan dua aplikasi pembelajaran yaitu
permainan dengan pembelajaran tematik dan pembelajaran konvensional. Hal ini
dilakukan sebagai upaya meningkatkan keberhasilan dalam pembelajaran
kemampuan gerak dasar di SD Negeri I Masaran Sragen pada siswa kelas II.
Pendekatan pembelajaran jasmani olahraga kesehatan dan rekreasi yang
diterapkan selama ini hanyalah pendekatan konvensional. Namun pendekatan
pembelajaran konvensional yang diterapkan belum menunjukkan hasil yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
maksimal. Oleh karena itu perlu dicari pendekatan pembelajaran yang tepat
diantaranya melalui pendekatan melalui aplikasi permainan tematik. Dengan
perencanaan yang baik, pemilihan pendekatan pembelajaran yang tepat, serta
kemampuan menerapkan berbagai macam pendekatan pembelajaran dalam situasi
yang tepat maka akan diperoleh hasil belajar yang optimal.
Permasalahan yang telah dikemukakan di atas merupakan dasar yang
melatar belakangi judul, “Meningkatkan Kemampuan Gerak Dasar Melalui
Aplikasi Pembelajaran Tematik Dengan Bermain Pada Siswa Kelas II Sekolah
Dasar Negeri I Masaran Sragen Tahun Ajaran 2011/2012”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas,
masalah dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut;
1. Bermain dengan Pembelajaran Tematik belum tersosialisasi dalam
pembelajaran di SD Negeri I Masaran Sragen.
2. Perlu adanya peningkatan mengenai kemampuan gerak dasar siswa kelas II di
SD Negeri I Masaran Sragen.
3. Pembelajaran konvensional dipandang kurang optimal untuk
mengembangkan aspek-aspek yang ada dalam diri peserta didik.
4. Perlu diterapkan aplikasi pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan hasil
belajar kemampuan gerak dasar siswa kelas II SD Negeri I Masaran Sragen.
C. Pembatasan Masalah
Banyaknya permasalahan yang muncul dalam penelitian, maka perlu
dibatasi agar tidak menyimpang dari tujuan penelitian. Pembatasan masalah dalam
penelitian ini sebagai berikut;
1. Peningkatan kemampuan gerak dasar siswa kelas II SD Negeri I Masaran
Sragen Tahun Ajaran 2011/2012.
2. Membandingkan aplikasi permainan dengan Pembelajaran Tematik dan
Pendekatan pembelajaran konvensional terhadap peningkatan kemampuan
gerak dasar pada siswa kelas II SD Negeri I Masaran Sragen.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, pembatasan masalah dalam penelitian
ini dapat dirumuskan sebagai berikut;
1. Apakah aplikasi pembelajaran tematik dengan bermain berpengaruh terhadap
peningkatan kemampuan gerak dasar ?
2. Apakah pembelajaran tematik dengan bermain lebih berpengaruh daripada
pembelajaran konvensional terhadap peningkatan kemampuan gerak dasar?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di atas, penelitian ini
mempunyai tujuan untuk:
1. Mengetahui peningkatan kemampuan gerak dasar melalui aplikasi
pembelajaran tematik dengan bermain dan pembelajaran konvensional.
2. Membandingkan hasil belajar untuk meningkatkan kemampuan gerak dasar
siswa antara yang belajar melalui aplikasi pembelajaran tematik dengan
bermain dan pembelajaran konvensional.
F. Manfaat Penelitian
Masalah dalam penelitian ini penting untuk diteliti dengan harapan
dapat memberi manfaat antara lain:
1. Dapat meningkatkan kemampuan gerak dasar bagi siswa yang dijadikan
obyek penelitian.
2. Dapat dijadikan sebagai masukan dan pedoman bagi guru di SD Negeri I
Masaran Sragen mengenai pentingnya pendekatan pembelajaran yang tepat,
sehingga akan diperoleh hasil belajar yang optimal.
3. Bagi peneliti dapat menambah pengetahuan tentang karya ilmiah untuk
dikembangkan lebih lanjut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Kemampuan Gerak Dasar
a. Pengertian Kemampuan Gerak Dasar
Kemampuan gerak dasar dapat diartikan sebagai kemampuan
motorik (motor ability). Hal ini dikaikan dengan kesimpulan seorang
peneliti yang menyatakan “kemampuan gerak dapat didefinisikan sebagai
hadirnya gerak (motorskill) dari sifat yang umum atau fundamental, diluar
kemampuan olahraga spesialisasi tingkat tinggi” (Atmojo, 1994: 298).
Motor ability merupakan kemampuan yang mendasari gerak keterampilan
yang dilakukan, diluar teknik dalam olahraga. Motor ability merupakan
unsur yang sangat penting bagi pembentukan keterampilan. Motor ability
terdiri dari unsur gerak yang dimiliki manusia. Unsur-unsur gerak dari
motor ability tersebut, terdri atas unsur-unsur kondisi fisik yang mendasari
pembentukan keterampilan gerak anak. Motor ability yang ditampilkan
seseorang tergantung pada komponen-komponen kondisi fisik yang
dimiliki.
Performa kemampuan gerak dipengaruhi oleh kesegaran jasmani
dan unsur fisik sebagi dasar pembentukan keterampilan. Agar gerakan
dapat dikuasai dengan baik dan teratur sehingga akan diperoleh perilaku
motorik yang lebih baik dan dikembangkan menjadi suatu keterampilan
dalam penampilan yang efektif dan efisien.Menurut Sugiyanto (2007: 85)
“gerak dasar fundamental adalah gerakan-gerakan dasar yang
berkembangnya terjadi sejalan dengan pertumbuhan tubuh dan tingkat
kematangan pada masa pertumbuhan.”Dari kedua pengertian diatas dapat
ditarik kesimpulan bahwa kemampuan gerak dasar adalah gerakan yang
bersifat umum dan fundamental diluar kemampuan olahraga yang
berkembangya terjadi sejalan dengan pertumbuhan tubuh dan tingkat
kematangan pada masa pertumbuhan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
b. Komponen-komponen Kemampuan Gerak Dasar
Komponen-komponen kemampuan gerak dasar menurut Hidayatullah,
(2009: 30) terkategorikan ke dalam (a) gerak dasar non-lokomotor; yakni
gerak yang dilakukan ditempat atau tidak berpindah tempat. (b) gerak dasar
lokomotor; adalah gerak yang dilakukan dengan berpindah tempat, dan (c)
gerak dasar manipulatif; adalah gerak untuk bertindak melakukan suatu
bentuk gerak dari anggota tubuh secara lebih trampil.
Kategori dan contoh gerakan kemampuan gerak dasar tersaji dalam
gambar.
Kategori dan Contoh Gerakan Kemampuan Gerak Dasar, (Faruq 2008: 5)
GERAK DASAR
NON LOKOMOTOR MANIPULATIF LOKOMOTOR
BERJALAN
BERLARI
MELOMPAT
BERGULIR
MELUNCUR
MELONCAT
MELIUK
MENDORONG
MENARIK
MEREGANG
MENGAYUN
BERGOYANG
MENENDANG
MELEMPAR
MEMUKUL
MENANGKAP
MENGHENTIKAN
MENGUBAH
ARAH
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8 Pada usia 1 sampai 3 SD, anak-anak masih diajarkan cara-cara gerak
yang bersifat mendasar dan umum seperti pada 3 macam gerakan tersebut.
Pada usia kelas 4 sampai 6 SD, anak sudah mulai mengenal suatu cabang
olahraga tertentu, terjadi kekhususan dalam mempelajari suatu gerak dan
sudah ada pencampuran dari 3 macam gerak tersebut. Bila semakin diasah
dan diolah, gerakan akan semakin mencapai kedekatan kesempurnaan teknik
gerakan yang diharapkan. Ada sebuah ungkapan yang tidak bisa diabaikan
begitu saja, yait bahwa prestasi tidak pernah bisa dilahirkan tetapi harus
diciptakan (dengan pendekatan ilmiah dan metode yang mutakhir)
sedemikian rupa sehingga pada waktunya nanti akan membuahkan hasil yang
diharapkan karena kualitas itu mahal harganya (Faruq, 2008 : 6).
c. Kemampuan Gerak Dasar SD
Bahwa pendidikan jasmani untuk awal masa kanak-kanak dan SD
dapat diidentifikasikan sebagai belajar untuk bergerak, bergerak untuk belajar
dan belajar tentang gerak. Berdasarkan survei tentang aktivitas-aktivitas yang
diberikan diberbagai negara. Dapat di identifikasikan elemen-elemen
pendidikan jasmani yang lazim di berikan di SD, adalah :
1) Gerak-gerak dasar yang meliputi jalan, lari, lompat atau loncat,
menendang, menarik, mendorong, mengguling (roll), memukul,
keseimbangan, menangkap dan bergulir.
2) Game dengan organisasi rendah dan lari beranting.
3) Aktivitas-aktivitas berirama, tarian-tarian rakyat (rolk dance), bernyanyi
dan game musik (musical game).
4) Dasar-dasar keterampilan untuk berbagai olahraga dan game, biasanya
dimulai kira-kira pada tahun keempat atau kelima (Samsudin, 2009 : 7).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
d. Karakteristik Perkembangan Anak Usia Kelas Awal SD
Anak yang berada di kelas awal SD adalah anak yang berada pada
rentangan usia dini. Masa usia dini ini merupakan masa yang sangat penting
bagi kehidupan seseorang. Oleh karena itu, pada masa ini seluruh potensi
yang dimiliki anak perlu didorong sehingga akan berkembang secara optimal.
Karakteristik perkembangan anak pada kelas satu, dua, dan tiga SD
biasanya pertumbuhan fisiknya telah mencapai kematangan, mereka telah
mampu mengontrol tubuh dan keseimbangannya. Mereka telah dapat
melompat dengan kaki secara bergantian, dapat mengendarai sepeda roda dua
dapat menangkap bola dan telah berkembang koordinasi tangan dan mata
untuk dapat memegang pensil maupun memegang gunting. Selain itu,
perkembangan sosial anak yang berada pada usia kelas awal SD antara lain
mereka telah dapat menunjukan keakuannya tentang jenis kelaminnya., telah
mulai berkompetisi dengan teman sebaya, mempunyai sahabat, telah mampu
berbagi, dan mandiri (Samsudin, 2009 : 46).
e. Perkembangan Kemampuan Gerak Dasar
Pendidikan jasmani untuk awal masa kanak-kanak dan SD dapat
diidentifikasikan sebagai belajar untuk bergerak, bergerak untuk belajar dan
belajar tentang gerak. Program pendidikan jasmani dipandang sebagai tempat
berlaga, memperoleh kesenangan dan belajar bermain (game). Melalui
aktivitas bermain, sangatlah tepat untuk mengembangkan keterampilan gerak
dasar anak di sekolah dasar, karena pada dasamya dunia anak-anak adalah
bermain (Samsudin, 2009 : 6).
Untuk itulah penulis pada kesempatan ini akan mencoba menyajikan
model-model pengembangan gerak dasar lari dan lompat untuk anak-anak di
sekolah dasar melalui pendekatan bermain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
2. Hakekat Pembelajaran
a. Pengertian Pembelajaran
Sesuai dengan pernyataan Winataputra, dkk (mengutip simpulan
dari Gagne, Briggs, dan Wager). Istilah pembelajaran merupakan istilah
baru yang digunakan untuk menunjukan kegiatan guru dan siswa.
Sebelumnya kita menggunakan istilah “proses belajar mengajar” dan
“pengajaran”. Istilah pembelajaran merupakan terjemahan dari kata
“instruction” (2007: 1.19). “Pembelajaran adalah rangkaian kegiatan yang
dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa”.
Sedangkan menurut Sardiman (2010: 47). “Mengajar pada dasarnya
merupakan suatu usaha untuk menciptakan kondisi atau sistem lingkungan
yang mendukung dan memungkinkan untuk berlangsungnya proses
belajar”. Sedangkan dalam pasal 1 butir 20 UU Nomor 20 tahun 2003
tentang Sisdiknas yang dikutip oleh Winataputra, dkk(2007: 1.20), yakni
“Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”.
Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia
serta dapat berlaku di manapun dan kapanpun. Pembelajaran mempunyai
pengertian yang mirip dengan pengajaran, walaupun mempunyai konotasi
yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar supaya peserta
didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu
objektif yang ditentukan (aspek kognitif), juga dapat mempengaruhi
perubahan sikap (aspek afektif), serta keterampilan (aspek psikomotor)
seseorang peserta didik. Pengajaran memberi kesan hanya sebagai
pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan guru saja. Sedangkan pembelajaran
juga menyiratkan adanya interaksi antara guru dengan peserta didik. Dapat
ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran adalah usaha sadar dari guru
untuk membuat siswa belajar, yaitu terjadinya perubahan tingkah laku
pada diri siswa yang belajar, dimana perubahan itu dengan didapatkannya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang relatif lama dan karena
adanya usaha.
b. Tujuan Pembelajaran
Ada beberapa alasan, mengapa tujuan perlu dirumuskan dalam
merancang suatu program pembelajaran.
1) Rumusan tujuan yang jelas dapat digunakan untuk mengevaluasi
efektifitas keberhasilan proses pembelajaran.
2) Tujuan pembelajaran dapat digunakan sebagai pedoman dan panduan
kegiatan belajar siswa.
3) Tujuan pembelajaran dapat digunakan sebagai kontrol dalam menentukan
batas-batas dan kualitas pembelajaran.
4) Tujuan pembelajaran dapat membantu dalam mendisain sistem
pembelajaran.
Atas dasar hal tersebut, maka setiap guru perlu memahami dan
terampil merumuskan tujuan pembelajaran (Sanjaya, 2010:122-123).
c. Prinsip-prinsip Pembelajaran
Perubahan akibat dari belajar adalah menyeluruh pada diri siswa
untuk mencapai perubahan atau peningkatan pada diri siswa, maka dalam
proses pembelajaran harus diterapkan prinsip-prinsip pembelajaran yang
tepat. Menurut Sanjaya (2010 :30) bahwa sejumlah prinsip yang harus
diperhatikan dalam pengelolaan kegiatan pembelajaran diantaranya:
1) Berpusat pada siswa. 2) Belajar dengan melakukan. 3) Mengembangkan kemampuan sosial. 4) Mengembangkan keingintahuan, imajinasi dan fitrah. 5) Mengembangkan keterampilan pemecahan masalah. 6) Mengembangkan kreatifitas siswa. 7) Mengembangkan kemampuan ilmu dan teknologi. 8) Menumbuhkan kesadaran sebagai warga negara yang baik. 9) Belajar sepanjang hayat.
Prinsip-prinsip pembelajaran tersebut sangat penting untuk
diperhatikan oleh seorang guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
Pembelajaran yang didasarkan pada prinsip-prinsip belajar yang benar, maka
akan diperoleh hasil belajar yang optimal.
d. Perencanaan Pembelajaran
Dilihat dari terminologinya, perencanaan pembelajaran terdiri atas dua
kata, yakni kata “perencanaan” dan kata “pembelajaran”. Untuk memahami
konsep dasar perencanaan pembelajaran dapat dilihat dari dua hal berikut ini
Pertama, perancanaan berasal dari kata rencana yaitu pengambilan
keputusan tentang apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan. Dengan
demikian, proses suatu perencanaan harus dimulai dari penetapan tujuan yang
akan dicapai melalui analisis kebutuhan serta dokumen yang lengkap,
kemudian menetapkan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk
mencapai tujuan tersebut.
Kedua, pembelajaran dapat diartikan sebagai proses kerja sama antara
guru dan siswa dalam memanfaatkan segala potensi dan sumber yang ada,
baik potensi yang bersumber dari dalam diri siswa itu sendiri seperti minat,
bakat dan kemampuan dasar yang dimiliki termasuk gaya belajar maupun
potensi yang ada diluar diri siswa seperti lingkungan, sarana dan sumber
belajar sebagai upaya untuk mencapai tujuan belajar tertentu.
Dari kedua makna tentsng konsep perencanaan pembelajaran, maka
dapat disimpulkan bahwa perencanaan pembelajaran adalah proses
pengambilan keputusan hasil berfikir secara rasional tentang sasaran dan
tujuan pembelajaran tertentu, yakni perubahan perilaku serta rangkaian
kegiatan yang harus dilaksanakan sebagai upaya pencapaian tujuan tersebut
dengan memanfaatkan segala potensi dan sumber belajar yang ada (Sanjaya,
2010: 23-28).
e. Pemanfaatan Media Dalam Pembelajaran
1) Pentingnya Pemanfaatan Media Pembelajaran
Media berasal dari bahasa latin medius yang berarti ”tengah”,
“perantara”, atau “pengantar”. Daryanto mengatakan bahwa Criticos
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
adalah “Media merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu
sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan”.
Kemudian Daryanto menyimpulkan bahwa. “Media pembelajaran adalah
segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan
pembelajaran) sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan
perasaan siswa dalam kegiatan belajaruntuk mencapai tujuan belajar.”
Media dalam pembelajaran adalah sebuah perantara yang digunakan
dalam pembelajaran untuk mengoptimalkan pesan yang disampaikan
guru, sehingga siswa dapat memeahami materi yang diajarkan (2010: 5).
(Daryanto 2010 : 5-6) mengatakan didalam bukunya kegunaan
media secara umum antara lain:
a) Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis. b) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu tenaga dan daya indra. c) Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara
murid dengan sumber belajar. d) Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai kemampuan visual,
auditori dan kinestetiknya. e) Memberi rangsang yang sama, mempersamakan pengalaman
dan menimbulkan persepsi yang sama. f) Proses pembelajaran mengandung lima komponen komunikasi,
guru (komunikator), bahan pembelajaran, media pembelajaran, siswa (komunikan), dan tujuan pembelajaran. Selain itu, kontribusi media pembelajaran menurut Daryanto
(mengutip dari Kemp and Dayton) :
a) Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih berstandar. b) Pembelajaran dapat lebih menarik. c) Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan menerapkan teori
belajar. d) Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek. e) Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan. f) Proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan
dimanapun diperlukan. g) Sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran serta proses
pembelajaran dapat ditingkatkan. h) Peran guru mengalami perubahan kearah yang positif (2010: 6).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
2) Klasifikasi Media Pembelajaran
Sanjaya (2010: 211) mengklasifikasikan media pembelajaran
dilihat dari sifatnya, media dapat dibagi kedalam:
a) Media auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar saja, atau media yang hanya memiliki unsur suara, seperti rekaman suara.
b) Media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat saja, tidak mengandung unsur suara, seperti foto.
c) Media audio visual, yaitu jenis media yang selain mengandung unsur suara juga mengandung unsur gambar yang dapat dilihat, seperti rekaman.
Lebih lanjut dalam buku Sanjaya (2010: 212) mengklasifikasikan
media menjadi tujuh kelompok, yaitu:
a) Media audiovisual gerak,seperti film suara, pita video, film tv. b) Media audio visual diam, seperti film rangkaian suara. c) Media visual bergerak, seperti film bisu. d) Media visual diam, seperti halaman cetak, foto, slide bisu. e) Media audio, seperti telephone, radio. f) Media cetak, seperti buku, modul, bahan ajar mandiri.
Dalam buku Daryanto (2010: 17-18) media diklasifikasikan
menjadi tujuh kelompok, yaitu:
a) Benda untuk didemonstrasikan b) Komunikasi lisan c) Media cetak d) Gambar diam e) Gambar bergerak f) Film bersuara g) Mesin belajar. Ketujuh kelompok media pembelajaran tersebut dikaitkan dengan
kemampuannya memenuhi fungsi menurut hirarki belajar yang dikembangkan, yaitu pelontar stimulus belajar, penarik minat belajar, contoh prilaku belajar, memberi kondisi eksternal, menuntun cara berfikir, memasukan alih ilmu, menilai prestasi, dan pemberi umpan balik.
Berdasarkan pemahaman atas klasifikasi media pembelajaran
tersebut, akan mempermudah para guru atau praktisi lainnya dalam
melakukan pemilihan media yang tepat pada waktu merencanakan
pempembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu. Pemilihan media yang
disesuaikan dengan tujuan, materi, serta kemampuan dan karakteristik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
pembelajaran akan sangat menunjang efisiensi dan efektivitas proses dan
hasil pembelajaran.
f. Assesmen Pembelajaran
Assesmen pembelajaran dapat diartikan sebagai perangkat yang
dipakai untuk melakukan evaluasi pembelajaran. Assesmen pembelajaran
dapat disesuaikan dengan kurikulum pendidikan, materi dan kebutuhan
dalam pembelajaran. Assesmen pembelajaran harus memenuhi semua
unsur yang ada dalam ranah pembelajaran yang meliputi assesnen
kogmitif, efektif dan psikomotorik. Sehingga semua unsur yang digarap
dalam pembelajaran (kognitif, afektif, psikomotorik) dapat terukur dan
terkontrol untuk mengetahui tingkat keberhasilan pembelajaran.
Assesment jg dapat diartikan suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru
untuk memberikan berbagai informasi secara berkesinambungan dan
menyeluruh tentang proses dan hasil belajar yang telah dicapai .
3. Pembelajaran Pendekatan Konvensional
a. Pengertian Pendekatan Konvensional
Ditinjau dari Kamus Umum Bahasa Indonesia (2001: 592),
konvensional diartikan sebagai, “Kesepakatan umum seperti adat istiadat,
kebiasaan, kelaziman dan tradisional”.
Berdasarkan pendapat tersebut maka pengertian pendekatan
konvensional diartikan pendekatan tradisional. Berkaitan dengan
pendekatan tradisional Ma’mun dan Subroto (2001: 7) menyatakan,
“Pendekatan tradisional adalah cara belajar yang lebih menekankan pada
komponen-komponen teknik”.
Berdasarkan pengertian pendekatan tradisional yang dikemukakan
dua ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa pendekatan konvensional
merupakan metode pembelajaran yang menekankan pada penguasaan
teknik suatu cabang olahraga yang dalam pelaksanaannya dilakukan
secara berulang-ulang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
b. Pelaksanaan Pembelajaran Kemampuan Gerak Dasar dengan
Pendekatan Konvensional.
Adapun pelaksanaan pembelajaran kemampuan gerak dasar
dengan pendekatan konvensional yaitu melalui pembelajaran reguler yang
dilaksanakan oleh guru penjasorkes sesuai dengan perangkat
pembelajaran dari sekolah.
c. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Kemampuan Gerak Dasar
dengan Pendekatan Konvensional
Pembelajaran konvensional sebagai salah satu model
pembelajaran yang diterapkan selama ini memiliki beberapa kelebihan
dan kekurangan. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan beberapa
kelebihan dan kekurangan dari pembelajaran konvensional. Berikut
dikemukakan tentang kelebihan pembelajaran konvensional:
(1) Pembelajaran bersifat linier, runtut dari sub-sub konsep
terpisah menuju konsep yang lebih kompleks, (2) Program pembelajaran
lebih terencana, tersusun, dan terkonsep, (3) Guru adalah sumber belajar
seutuhnya, (4) Guru merupakan penentu jalannya proses pembelajaran;
(5) Situasi kelas terkoordinir dengan baik,dan (6) Lebih baik diterapkan
untuk pembelajaran yang ditujukan penguasaan teknik gerak.
Sedangkan untuk kelemahan dari pembelajaran konvensional
adalah sebagai berikut, (1) Siswa adalah penerima informasi secara pasif;
dengan penerimaan pengetahuan dari guru dan pengetahuan diasumsikan
sebagai badan dari informasi dan keterampilan yang dimiliki keluaran
sesuai standar, (2) Belajar secara individual.Pembelajaran bersifat
monoton, (3) Pembelajaran bersifat abstrak dan teoritis, (4) Perilaku
dibangun atas kebiasaan, (5) Kebenaran bersifat absolut dan pengatahuan
bersifat final, (6) Guru sering membiarkan adanya siswa yang
mendominasi kelompok atau menggantungkan diri pada kelompok;
(7)Siswa akan cepat merasa jenuh dan bosan, (8) Penekanan sering hanya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
pada penyelesaian tugas, (9) Inisiatif dan kreatifitas siswa kurang
berkembang.
4. Pembelajaran Tematik dengan Aplikasi Permainan
a. Pengertian Pembelajaran Tematik
Sesuai dengan tahapan karakteristik perkembangan anak,
karakteristik cara anak belajar, konsep belajar dan belajar bermakna,
maka kegiatan pembelajaran bagi anak kelas awal SD sebaiknya
dilakukan dengan pembelajaran tematik.Menurut Samsudin, pembelajaan
tematik adalah pembelajaran tepadu yang menggunakan tema untuk
mengaitkan beberapa mata pelajaran menjadi satu kesatuan sehingga
dapat memberikan pengetahuan dan pengalaman belajar bermakna
kepada peserta didik. Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok
yang menjadi pokok pembicaraan (2009).
Dalam Permendiknas 22 (2006) Pembelajaran pada Kelas I s.d. III
dilaksanakan melalui pendekatan tematik, sedangkan pada Kelas IV s.d.
VI dilaksanakan melalui pendekatan mata pelajaran.Ruang lingkup
pembelajaran tematikadalah seluruh mata pelajaran pada kelas I sampai
dengan III SD, yaitu : Pendidikan Agama, Bahasa Indonesia,
Matematika,Ilmu Pengetahuan Alam,Pendidikan Kewarganegaraan, Ilmu
Pengetahuan Sosial,Seni Budaya dan Keterampilan, Pendidikan Jasmani,
Olahraga dan Kesehatan. Langkah-langkah menyiapkan pembelajaran
tematik :
1) Pelajari kompetensi dasar/indikator dari beberapa mapel untuk kelas dan semester yang sama
2) Tentukan suatu tema yang dapat mempersatukan kompetensi-kompetensi dasar/indikator dari beberapa mata pelajaran Contoh tema : Keluarga, Lingkungan, Kejadian sehari-hari,Transportasi, Diri sendiri, Binatang, dll
3) Menyusun jaring tema 4) Menyusun RPP.(Permendiknas, 2006:9)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
1) Landasan Pembelajaran Tematik
Landasan pembelajaran tematik menurut Samsudin antara lain sebagai
berikut:
a) Landasan Filosofi Dalam pembelajaran tematik sangat dipengaruhi oleh tiga aliran
filsafat yaitu: (1) progresivisme adalah suatu aliran yang memandang proses pembelajaran perlu ditekankan pada pembentukan kreativitas, pemberian sejumlah kegiatan, suasana yang alamiah dan memperhatikan pengalaman siswa, (2) konstruktivisme adalah suatu aliran yang melihat pengalaman langsung siswa (direct experiences) sebagai kunci dalam pembelajaran, keaktifan siswa yang diwujudkan oleh rasa ingin taunya sangat berperan dalam perkembangan pengetahuannya, dan (3) humanisme adalah suatu aliran yang melihat siswa dari segi keunikan, potensinya, dan motivasi yang dimilikinya.
b) Landasan Psikologis
Dalam pembelajaran tematik terutama berkaitan dengan psikologi perkembangan peserta didik dan psikologi belajar. Psikologi perkembangan diperlukan terutama dalam menentukan isi/ materi pembelajaran tematik yang diberikan kepada siswa agar tingkat kelunasan dan kedalamannya sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik. Psikologi belajar memberikan kontribusi dalam hal bagaiman isi atau materi pembelajaran tematik tersebut disampaikan kepada siswa dan bagaimana pula siswa harus mempelajarinya.
c) Landasan Yuridis
Dalam pembelajaran tematik terutama berkaitan dengan berbagai kebijakan atau peraturan yang mendukung pelaksanaan pembelajaran tematik disekolah dasar. Landasn yuridis tersebut adalah UU No. 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak yang menyatakan bahwa setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya (pasal 9). UU No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional menyatakan bahwa setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya (Bab V pasal 1-b) ( 2008:49-50).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
2) Karakteristik Pembelajaran Tematik
Sebagai suatu model pembelajaran di sekolah dasar,
pembelajaran tematik memiliki karakteristik- karakteristik sebagai
berikut:
a) Berpusat pada siswa Pembelajaran tematik berpusat pada siswa (student centered), hal ini sesuai dengan pendekatan belajar modern yang lebih bnyak menempatkan siswa sebagai subjek belajar sedangkan guru lebih banyak sebagai fasilitator.
b) Memberikan pengalaman langsung Pembelajaran tematik dapat memberikan pengalaman langsung kepada siswa (direct experiences). Dengan pengalaman langsung ini, siswa diharapkan pada sesuatu yang nyata (konkret) sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak.
c) Pemisahan pelajaran tidak begitu jelas Dalam pembelajaran tematik pemisahan antar mata pelajaran menjadi tidak begitu jelas. Fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa.
d) Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagi mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Dengan demikian, Siswa mampu memahami konsep-konsep tersebut secar utuh. Hal ini diperlukan untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
e) Bersifat fleksibel Pembelajaran tematik bersifat luwes dimana guru dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya, bahkan mengaitkannya dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan di mana dan sekolah berada.
f) Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa Siswa diberi kesempatan untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya sesuai dengan minat dan kebutuhannya.
g) Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan. (Samsudin 2008: 50-51)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
3) Pengertian Bermain
Menurut Wardani (2009: 17-18) permainan, bermain atau padanan
kata dalam bahasa Inggris disebut “games” (kata benda), “to play” (kata
kerja), “toys” (kata benda) ini berasal dari kata “main”. Dalam kamus
bahasa Indonesia, kata main berarti “melakukan perbuatan untuk tujuan
bersenang-senang (dengan alat tertentu atau tidak) ; berbuat sesuatu
dengan sesuka hati, berbuat asal saja.” Dan dalam dunia psikologi kegiatan
bermain dipandang sebagai “suatu kegiatan (atau lebih luasnya aktivitas)
yang mengandung keasyikan (fun) dan dilakukan atas kehendak diri
sendiri, bebas, tanpa paksaan dengan tujuan untuk memperoleh
kesenangan pada waktu mengadakan kegiatan tersebut”.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan yang dimaksud bermain
adalah dunia anak yang menjadi aktifitas jasmani dengan cara melakukan
sesuatu untuk bersenang-senang sebagai efek yang ditimbulkannya tanpa
mempertimbangkan hasil akhir.
4) Pendekatan Bermain
Pendekatan bermain merupakan bentuk pembelajaran yang
dirancang dalam bentuk permainan.”Strategi pembelajaran permainan
berbeda dengan strategi pembelajaran skill, namun bisa dipastikan bahwa
keduanya harus melibatkan modifikasi atau pengembamgan agar sesuai
dengan prinsip DAP (Developmentally Appropiate Pactice) dan body
scalling (ukuran fisik termasuk kemampuan fisik)” ( Suherman 2000: 35).
Menurut kurikulum penjas dijelaskan,”metode permainan bertujuan untuk
mengajarkan permainan agar anak memahami manfaat teknik permainan
tertentu dengan cara mengenalkan situasi permainan tertentu terlebih
dahulu kepada anak” (2004: 28).
Berdasarkan pendapat dari tiga ahli tersebut dapat disimpulkan
bahwa, pendekatan bermain merupakan bentuk pembelajaran yang
dikonsep dalam bentuk permainan. Dalam pelaksanaan pembelajaran
bermain menerapkan suatu teknik cabang olahraga ke dalam bentuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
permainan. Melalui permainan, diharapkan akan meningkatkan motifasi
dan minat siswa untuk belajar menjadi lebih tinggi, sehingga akan
diperoleh hasil belajar yang optimal.
Pendekatan bermain merupakan bentuk pembelajaran yang
mengaplikasikan teknik ke dalam suatu permainan. Tidak menutup
kemungkinan teknik yang buruk atau rendah mengakibatkan permainan
kurang menarik. Untuk itu seorang guru harus mampu mengatasinya.
Lutan dan Suherman (2000: 35-36) menyatakan, manakala guru menyadari
bahwa rendahnya kualitas permainan disebabkan oleh rendahnya
kemampuan skill, maka guru mempunyai beberapa pilihan sebagai berikut:
a) Guru dapat terus melanjutkan aktivitas permainan untuk beberapa
lama sehingga siswa menangkap gagasan umum permainan yang
dilakukannya.
b) Guru dapat kembali pada tahapan belajar yang lebih rendah dan
membiarkan siswa berlatih mengkombinasikan keterampilan tanpa
tekanan untuk menguasai strategi.
c) Guru dapat merubah keterampilan pada level yang lebih simpel dan
lebih dikuasai sehingga siswa dapat konsentrasi belajar strategi
bermain.
Petunjuk seperti di atas harus dipahami dan dimengerti oleh
seorang guru. Jika dalam pelaksanaan permainan kurang menarik karena
teknik yang masih rendah, maka seorang guru harus dengan segera mampu
mengatasinya. Selama pembelajaran berlangsung seorang guru harus
mencermati kegiatan pembelajaran sebaik mungkin. Kesalahan-kesalahan
yang dibiarkan selama pembelajaran berlangsung akan mengakibatkan
tujuan pembelajaran tidak tercapai.
5) Jenis-jenis Permainan
Menurut Hidayatullah (2008: 128) jenis-jenis permainan untuk
siswa SD antara lain:
a) Permainan tanpa alat
b) Permainan Bola Kecil
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
c) Permainan Bola Besar
d) Permainan Dengan Alat Lain
Yang nantinya dalam permainan dengan pembelajaran tematik ke
empat kategori jenis-jenis permainan di atas akan ada permainan –
permainan yang dapat merangsang anak untuk meningkatkan kemampuan
gerak dasar.
6) Pembelajaran Tematik dengan Bermain:
Jaringan pembelajaran tematik dengan bermain:
Permendiknas 22 (2006)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
a) Permainan bertema lingkungan
Kompetensi dasar matematika :
(1). Menghitung hasil lemparan bola
(2). Menghitung tepukan tangan
b) Permainan bertema lingkungan
Kompetensi dasar sain :
(1). Bergerak menirukan gerak hewan
(2). Menyebutkan nama bunga
c) Permainan bertema lingkungan
Kompetensi dasar bahasa :
(1). Suara dan gerak seirama
(2). Membuat huruf dengan badan sendiri
d) Permainan bertema diri sendiri
(1). Oper bola sambil menyebutkan nama diri sendiri
e) Permainan bertema alat transportasi
(1). Mengemudikan alat transportasi yang dipilih
b. Pelaksanaan pembelajaran kemampuan gerak dasar dengan aplikasi
pembelajaran Tematik dengan bermain
Metode permainan dengan Pembelajaran Tematik dalam pokok
bahasan kemampuan gerak dasar akan dilaksanakan dengan menerapkan
permainan sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
1) Permainan bertema lingkungan:
Kompetensi dasar matematika :
a) Menghitung hasil lemparan bola
Cara bermain: Ada beberapa bola berukuran bola tenis, setiap
anak dapat satu bola, mereka diajak melempar ke target yang sudah
dibuat oleh guru. setiap anak berhak melakukan maksimal 3 kali
lemparan. Di setiap target ada angka yang ditulis yakni angka 1, 2 dan
3. Jika mampu melempar 3 kali dan dapat mengenai target berapa
jumlah keseluruhan, jika ada yang tidak kena harus dikurangi berapa.
Ajak anak-anak diskusikan hasil lemparan cara melempar yang tepat
dalam suasana yang ceria dan menyenangkan.
b) Menghitung tepukan tangan
Cara bermain: Mengajak anak-anak bermain mengenal angka
dengan bermain tepukan tangan, yakni anak-anak membuat lingkaran
kemudian setelah diperoleh setiap anak melakukan tepukan, bergiliran
dari anak satu sampai ke anak terakhir menghitung berapa tepukan
yang keseluruhan yang dilakukan temannya.
2) Permainan bertema lingkungan:
Kompetensi dasar sain:
a) Bergerak menirukan gerak hewan
Cara bermain: Anak-anak berdiri menyebar di kelas, guru
memperkenalkan macam-macam hewan, anak-anak diajak
mempraktikkan bagaimana hewan itu berjalan, berlari dan bergerak
yang diselaraskan dengan bunyinya. Lakukan dengan suasana
menyenangkan dan ceria sebagai awal pengenalan jenis hewan.
b) Menyebutkan nama bunga
Lapangan dan formasi sebgaimana tampak dalam gambar
Cara bermain: Seorang anak ditunjuk untuk menjadi lebah dan
tinggal disarangnya, dan anak lainnya menjadi bunga, dengan aba-aba
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25 dari guru anak-anak(bunga) melompat-lompat maju tiap kali bertanya
“ Lebah, kami bunga apa?? Jika lebah menjawab: “Bunga melati,
Bunga kamboja, Bunga sepatu maka anak-anak(bunga) harus maju
dengan cara melompat sambil menyebutkan nama bunga yang
disebutkan lebah, akan tetapi jika jawaban lebah berbunyi: “Bunga
mawar maka anak-anak lari sesegera mungkin ke belakang garis
permulaan mereka. Lebah berusah menyentuh bunga dan dibawa
kesarangnya, semua diberi kesempatan untuk menjadi lebah.
3) Permainan bertema lingkungan
Kompetensi dasar bahasa :
a) Meniti huruf / angka
Cara bermain: Siswa dibawa kelapangan dan diberi kapur tulis
masing-masing satu, lalu guru memberi perintah kepada siswa untuk
membuat huruf dengan ukuran besar,setelah siswa membuat huruf
guru memerintahkan siswa untuk meniti bentuk huruf yang sudah
dibuat.
b) Membuat huruf dengan badan sendiri
Cara bermain: Anak-anak berdiri kemudian diberi huruf,
setelah itu diajak untuk membuat huruf dengan badan mereka dan
anggota gerak badan mereka. Jika sudah bisa beberapa huruf guru
membuat sebuah kata dan anak-anak mencoba membuat kata itu
dengan tugas setiap anak satu huruf, lalu rangkaikan dengan berbaris
berjajar sehingga membentuk sebuah kata yang sudah ditentukan.
4) Permainan bertema diri sendiri
a) Oper bola sambil menyebutkan nama diri sendiri
Cara bermain: Buatlah dua lingkaran dengan jarak satu lengan.
Lalu guru memilih satu siswa dalam lingkaran itu sebagai orang
pertama yang membawa bola, setelah aba-aba dari guru bola
dioperkan keteman lainnya sebelum mengoperkan bola siswa harus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26 menyebutkan namanya, begitu seterusnya sampe kembali lagi ke
siswa yang pertama kali mengoper bola, kelompok mana yang
berhasil mengoperkan bola satu putaran penuh maka kelompok itu
menjadi pemenangnya.
5) Permainan bertema alat transportasi
a) Mengemudikan alat transportasi yang dipilih
Cara bermain: Anak diatur menyebar di ruang kelas (atau hall,
gym).Sebelumnya anak harus memilih dan menyebutkan alat
transportasi yang mereka suka. Buat kelompok kecil. Setelah dapat
pasangan, pegang bahu pasangan dengan kedua tangan, dengan posisi
menghadap ke depan semua atau searah. Yang berada di depan
memejamkan mata, anak yang berada di belakangnya sebagai seorang
sopir. Pada saat kegiatan bermain dimulai, semua anak bebas bergerak
mengarahkan temannya ke mana ia suka. Yang harus diingatkan, jangan
sampai bertabrakan. Saat anak-anak bergerak, mereka mulai memahami
cara melangkah atau berlari dengan cepat.
c. Kelebihan Dan Kekurangan Pembelajaran metode aplikasi Pembelajaran
Tematik Dengan Bermain
Ditinjau dari macam-macam bentuk pengembangan pembelajaran
kemampuan gerak dasar, permainan dengan pembelajaran tematik dapat
diidentifikasi kelebihan dan kelemahannya. Kelebihan metode permainan
dengan pembelajaran tematik terangkum dalam nilai-nilai permainan sebagai
berikut:
1) Siswa mudah memusatkan perhatian pada suatu tema tertentu, 2) Siswa mampumempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai
kompetensi dasar antar matapelajaran dalam tema yang sama; 3) Pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan; 4) Kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan mengkaitkan
mata pelajaran lain dengan pengalaman pribadi siswa; 5) Siswa mampu lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi
disajikan dalam konteks tema yang jelas;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
6) Siswa lebih bergairah belajar karena dapat berkomunikasi dalam situasi nyata untuk mengembangkan suatu kemampuan dalam suatu mata pelajaran sekaligus mempelajari mata pelajaran lain.
7) Guru dapat menghemat waktu karena mata pelajaran yang disajikan dapat dipersiapkaan sekaligus dan diberikan dalam dua atau tiga pertemuan, waktu selebihya dapat digunakan untuk kegiatan remedial, pemantapan, atau pengayaan. Samsudin (2009: 49).
B. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah dikemukakan diatas dapat dibuat
skema kerangka pemikiran sebagai berikut :
Pokok bahasan
GERAK DASAR
Lokomotor
Non lokomotor
Manipulatif
Aplikasi
permainan
Penelitian yang akan dilakukan
Pretest
konvensional Permainan dengan pembelajaran tematik RPP
sekolah
RPP
peneliti
Samsudin dan
Muh. Muhyi Faruq
Prosedur pelaksanan pembelajaran
(mengacu RPP) 4x pertemuan
Analisis hasil belajar
kemampuan gerak dasar
Posttest
Observasi: kemampuan dan
kedisiplinan siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
Penelitian digunakan untuk Peningkatan Proses Pembelajaran penelitian
yang akan dilakukan oleh peneliti adalah menggunakan pendekatan Eksperimen
Kuasi, dan alat ukur yang digunakan adalah Tes dan Pengukuran Lompat Jauh
Tanpa Awalan, Tes dan Pengukuran Sit-Up (Baring Duduk Kaki Ditekuk Selama
1 Menit(60 Detik), Tes dan Pengukuran Lari Lintang Bilang (Zig-Zag), Tes dan
Pengukuran Lempar Bola Kasti, Tes dan Pengukuran Lari Cepat. Sudjarwo dkk.,
(1979: 12). Dalam penelitian ini akan menggunakan beberapa pembelajaran
diantaranya aplikasi permainan dengan pembelajaran Tematik (Khurnia,2012:38:)
1. Pengaruh aplikasi pembelajaran tematik dengan bermain terhadap
peningkatan kemampuan gerak dasar.
Adalah pembelajaran sesuai dengan tahapan karakteristik
perkembangan anak, karakteristik cara anak belajar, konsep belajar dan belajar
bermakna bagi anak kelas awal SD dengan menggunakan permain dalam
pelaksanaanya. Sedangkan pembelajaan tematik sendiri adalah pembelajaran
terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran
sehingga dapat memberikan pengalaman belajar bermakna kepada peserta
didik. Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok
pembicaraan, Samsudin (2009: 48). Dalam buku Samsudin (2009: 49)
kelebihan metode permainan dengan pembelajaran tematik terangkum dalam
nilai-nilai permainan sebagai berikut:
a. Siswa mudah memusatkan perhatian pada suatu tema tertentu, b. Siswa mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai
kompetensi dasar antar matapelajaran dalam tema yang sama; c. Pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan; d. Kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan mengkaitkan mata
pelajaran lain dengan pengalaman pribadi siswa; e. Siswa mampu lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi
disajikan dalam konteks tema yang jelas; f. Siswa lebih bergairah belajar karena dapat berkomunikasi dalam situasi
nyata untuk mengembangkan suatu kemampuan dalam suatu mata pelajaran sekaligus mempelajari mata pelajaran lain.
g. Guru dapat menghemat waktu karena mata pelajaran yang disajikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
dapat dipersiapkaan sekaligus dan diberikan dalam dua atau tiga pertemuan, waktu selebihya dapat digunakan untuk kegiatan remedial, pemantapan, atau pengayaan.
Ditinjau dari jenis permainannya aplikasi permainan pembelajaran
tematik lebih mengutamakan tema daripada gerakan yang dilakukan yang
terpenting sudah mencakup dari komponen – komponen gerak dasar yaitu
gerak lokomotor, gerak non lokomotor dan gerak manipulatif. Jadi ketrampilan
gerakannya tidak terlalu diperhatikan.
2. Pengaruh aplikasi pembelajaran konvensional terhadap peningkatan
kemampuan gerak dasar.
Pembelajaran konvensional merupakan pembelajaran yang menekankan
pada penguasaan teknik suatu cabang olahraga yang dalam pelaksanaanya
dilakukan berulang-ulang. Dalam pelaksanaannya pembelajaran ini melalui
pembelajaran regular yang dilaksanakan guru penjasorkes sesuai dengan
perangkat pembelajaran dari sekolah. Pembelajaran konvensional yang
digunakan untuk meningkatkan ketrampilan gerak dasar banyak mempunyai
kekurangan antara lain: (a) Siswa adalah penerima informasi secara pasif;
dengan penerimaan pengetahuan dari guru dan pengetahuan diasumsikan
sebagai badan dari informasi dan keterampilan yang dimiliki keluaran sesuai
standar; (b) Belajar secara individual.Pembelajaran bersifat monoton; (c)
Pembelajaran bersifat abstrak dan teoritis; (d) Perilaku dibangun atas
kebiasaan; (e) Kebenaran bersifat absolut dan pengatahuan bersifat final; (f)
Guru sering membiarkan adanya siswa yang mendominasi kelompok atau
menggantungkan diri pada kelompok; (g)Siswa akan cepat merasa jenuh dan
bosan; (h) Penekanan sering hanya pada penyelesaian tugas; (i) Inisiatif dan
kreatifitas siswa kurang berkembang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
C. Perumusan Hipotesis
Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka berpikir yang telah
dikemukakan di atas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
1. Aplikasi pembelajaran tematik dengan bermain lebih berpengaruh terhadap
peningkatan kemampuan gerak dasar pada siswa kelas II di SD Negeri I
Masaran Sragen Tahun Ajaran 2011/2012.”
2. Aplikasi pembelajaran tematik dengan bermain lebih berpengaruh daripada
pembelajaran konvensional terhadap peningkatan kemampuan gerak dasar
pada siswa kelas II di SD Negeri I Masaran Sragen Tahun Ajaran
2011/2012.”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat Dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di SD Negeri I Masaran Sragen.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan dari bulan Februari 2012 sampai selesai.
Adapun penilitian sebagai berikut:
No Tahap Kegiatan Tahun 2011
November Desember Januari Februari Maret April 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan
Pengajuan judul
Penyusunan proposal
2 Pelaksanaan
Konsultasi proposal
Seminar Tes awal Treatment Tes akhir
3 Penyelesaian Analisis data Penyusunan laporan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
B. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
eksperimen kuasi (PEK). Berdasarkan masalah dan tujuan penelitian yang telah
ditetapkan, penelitian eksperimen kuasi (PEK) ini dilaksanakan dengan desain
Pretest-Posttest Non-Equivalent Control Group. Desain ini terdiri atas dua
kelompok eksperimen dan satu kelompok kontrol. Adapun bentuk ilustrasi desain
PEK yang dituju tergambar sebagai berikut:
KELOMPOK pretest treatment posttest
Pasangan A (KE) X Treatment X
Pasangan B (KK) X X
Keterangan: 1) KE = Kelompok Eksperiment.
Peneliti = Permainan Kinestetik KK = Kelompok Kontrol
2) X = Kelompok siswa dalam pembelajaran gerak dasar.
Gambar 4. Desain Penelitian, Pretest-Posttest Non-Equivalent Control Group (Pelatihan Metodologi BAB IV, 2006:6)
C. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat variabel bebas (independent) dan variabel
terikat (dependent), dengan perincian variabel sebagai berikut:
1. Variabel bebas (independent) terdiri dari:
a. Variabel Perlakuan (eksperiment) dalam PEK
Variabel perlakuan yang dimaksud adalah pembelajaran untuk
meningkatkan kemampuan gerak dasar dengan pembelajaran tematik
(kelompok eksperiment).
b. Variabel kovariat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Variabl kovariat dalam PEK ini adalah hasil belajar kemampuan gerak
dasar yang ditunjukkan oleh skor pretest siswa.
2. Variabel terikat (dependent).
Variabel dependent dalam penelitian PEK ini adalah hasil belajar kemampuan
gerak dasar. Hasil belajar gerak dasar yang dimaksud adalah hasil belajar
setelah mendapat perlakuan (treatment) dengan permainan dengan
pembelajaran tematik.
3. Variabel Kontrol.
Variabel kontrol dalam PEK ini adalah kelompok kontrol yang tidak diberi
perlakuan. Kelompok ini mempunyai kemampuan awal yang sama dengan
kelompok eksperiment. Kelompok kontrol hanya menjalani pretest dan post
test.
4. Variabel Antara.
Variabel yang berada antara variabel dependent dan independent. Sehingga
variabel ini yang akan diberi assisment (penilaian) melalui observasi selama
penelitian berlangsung. Variabel tersebut antara lain: keaktifan siswa,
kedisiplinan siswa, serta kemampuan siswa dalam mengikuti pembelajaran,
yang akan dinilai melalui observasi.
D. Subyek Penelitian
Subyek Penelitian ini adalah siswa kelas II SD Negeri I Masaran Sragen.
E. Teknik Pengumpulan Data
Data primer yang harus dikumpulkan adalah kemampuan gerak dasar,
termasuk data aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran. Instrumen
penelitian yang digunakan adalah tes gerak dasar dan alat ukur yang digunakan
antara lain sebagai berikut Tes dan Pengukuran Lompat Jauh Tanpa Awalan, Tes
dan Pengukuran Sit-Up (Baring Duduk Kaki Ditekuk Selama 1 Menit(60 Detik),
Tes dan Pengukuran Lari Lintang Bilang (Zig-Zag), Tes dan Pengukuran Lempar
Bola Kasti, Tes dan Pengukuran Lari Cepat. Sudjarwo dkk., (1979: 12). dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
lembar observasi atau lembar pengamatan. Data aktivitas siswa dalam mengikuti
pembelajaran diperoleh melalui observasi. Untuk mendapatkannya pengamat
menggunakan lembar observasi pengelolaan pembelajaran selama pembelajaran
berlangsung. Siswa yang diamati berdasarkan petunjuk yang telah ditetapkan
dalam lembar observasi.
F. Teknik Analisis Data
Untuk menjawab pertanyaan penelitian dan menguji hipotesis yang
diajukan, maka data yang diperoleh dianalisis dengan analisis statistik deskriptif
dan inferensial yang dikerjakan menggunakan komputer manual dan program
SPSS.
1. Analisis Statistik Deskriptif
Data kemampuan siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan
menggunakan skor rata-rata dari masing-masing kelompok berdasarkan
perlakuan yang diberikan.
Data kegiatan siswa diperoleh melalui lembar observasi selama
kegiatan pembelajaran berlangsung. Aspek-aspek yang dinilai ada tiga macam
yaitu: a) Kemampuan siswa, b) Keaktifan siswa, dan c) Dapat menjawab
pertanyaan yang diberikan oleh guru.
a. Aspek yang Dinilai
1) Kemampuan siswa dalam melakukan gerakan.
a) Menampilkan gerakan terbaik.
b) Gerakan mendekati sempurna
c) Mampu melakukan dan gerakan cukup baik
d) Mampu melakukan tetapi gerakan tidak sesuai
e) Tidak mampu melakukan gerakan
2) Keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran.
a) Siswa selalu mencoba berulang-ulang tanpa perintah guru
b) Mencoba tanpa perintah guru walau tidak berulang-ulang
c) Siswa mencoba dengan perintah guru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
d) Siswa bermalas-malasan dalam pembelajaran
e) Siswa tidak pernah mencoba dan pasif
3) Dapat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru.
a) Bisa menjawab pertanyaan dan bisa mempraktekannya.
b) Bisa menjawab pertanyaan tetapi tidak bisa mempraktekan
gerakannya.
c) Siswa berani menjawab pertanyaan sebelum ditunjuk oleh guru.
d) Siswa berani menjawab pertanyaan setelah ditunjuk oleh guru.
e) Tidak bisa menjawab pertanyaan dan tidak bisa mempraktekan
gerakannya.
Keterangan penilaian
1. Skor: 5 = Baik Sekali, 4 = Baik, 3 = Cukup, 2 = Kurang, 1 = Kurang sekali
2. Persentase: Skor yang diperoleh x 100%
Skor total
3. Kategori: 90% - 100% : Baik sekali
80% - 89% : Baik
70% - 79% : Cukup
< 70% : Kurang
Data yang dianalisis untuk mendeskripsikan ketuntasan belajar adalah
kemampuan siswa melakukan gerak dasar yang ditunjukkan oleh selisih hasil dari
skor pretest dan skor posttest dan dari skor posttest, baik pada kelompok
eksperimen maupun kelompok kontrol. Setiap siswa dikatakan tuntas belajarnya
(tuntas secara individu) jika skor yang diperoleh siswa lebih dari atau sama
dengan 75% skor total. BSNP (2006:10).
2. Analisis Statistik Inferensial
Untuk menguji hipotesis penelitian, maka data hasil belajar kemampuan
gerak dasar dalam PEK ini dianalisis dengan Anakova. Data yang dianalisis
adalah data hasil skor pretest dan skor posttest. Alasan menggunakan Anakova
karena dalam PEK ini memakai variabel kovariat sebagai variabel independen
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
yang sulit untuk dikontrol, tetapi dapat diukur bersamaan dengan variabel
dependen. Langkah-langkah prosedur Anakova yakni: a) Menentukan model
regresi, b) Uji keberartian koefisien X dalam model regresi, c) Uji linieritas model
regresi, d) Uji kesamaan dua model regresi, dan e) Uji kesejajaran dua model
regresi. Dalam menghitung data baik analisis deskriptif maupun inferensial,
menggunakan sistem komputer baik sistem manual (excel), maupun sistem SPSS.
a. Uji Prasyarat Analisis
1) Uji Normalitas ( Dengan Teknik One Sample KS)
Uji normalitas dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa data hasil
kemampuan gerak dasar yang di ambil berdistribusi normal. Langkah
pengujian dengan SPSS 17 adalah sebagai berikut:
a) Pada toolbar pilih analyze, kemudian pilih nonparametic test →1 –
sample KS.
b) Masukan variable X dan Y ke test variable list.
c) Pada option : pilih descriptive. Klik continue.
d) Pada kolom test distribution : pilih normal.
e) Klik ok.
2) Uji Linieritas (Dengan Teknik Analisis Mean Test)
Uji linieritas ini dilakukan untuk mengetahui bahwa hubungan
variable X terhadap variable Y adalah linier. Prosedur pengujian dengan
SPSS 17 adalah sebagai berikut :
a) Pada toolbar pilih analyze, kemudian pilih compare means → means.
b) Masukan variable Y pada posisi dependent list dan variable X pada
posisi independent list.
c) Pada option : pilih test for linearity. Klik continue.
d) Klik ok.
3) Uji Homogenitas (Dengan Teknik Analisis Levene’s Test)
Uji ini digunakan untuk memperlihatkan bahwa data hasil
kemampuan gerak dasar siswa dalam kelompok memiliki variansi yang
sama. Prosedur pengujian dengan SPSS 17 adalah sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
a) Pada toolbar pilih analyze, kemudian pilih general linear model →
univariate.
b) Untuk analisis tanpa kovariat : Masukan variable Y pada posisi
dependent variable, dan variable desain pada fixed factor (s).
c) Untuk analisis dengan kovariat : Masukan variable Y pada posisi
dependent variable, variable desain pada fixed factor (s) dan variable
X pada posisi covariates.
d) Pada model : pilih full factorial. Klik continue.
e) Pada option : pilih homogeneity test.klik continue.
f) Klik ok.
b. Uji Hipotesis Anakova Analisis kovarian ( Anakova ) merupakan gabungan antara analisis
regresi dengan analisis varian (Anava ). Setelah uji prasyarat analisis terpenuhi
yakni untuk mengetahui data yang di analisis berdistribusi normal, data
homogen, dan model regresi linier, maka uji analisis berikutnya adalah
anakova atau uji kombinasi analisis regresi dan varian. Anakova adalah analisis
kovarian yang mempertimbangkan atau memasukan variable independen
metrik sebagai kovariat ke dalam model. Tujuannya unutuk menurunkan error
variance dengan cara mengontrol atau menghilangkan pengaruh variable
metric ( interval ) yang di yakini membuat bias hasil analisis. Hal ini penting
khususnya dalam penelitian yang sampel atau subyeknya tidak diambil secara
acak sebagaimana dalam PEK ini.
1) Langkah pengujian SPSS 17 untuk uji regresi adalah sebagai berikut ini:
a) Pada toolbar pilih analyze, kemudian pilih regression → linear.
b) Masukan variable Y pada posisi dependent dan variable X pada posisi
independent (s).
c) Pada statistic : pilih model fit dan descriptive. Dalam pilihan regression
coefficient pilih estimates dan convidence interval, dalam pilihan
residual, pilih durbin – Watson. Klik continue.
d) Klik ok.
( Jonatan Sarwono, 2010: 184).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
2) Langkah pengujian SPSS 17 untuk hasil gambar garis persamaan regresi
adalah sebagai berikut :
a) Pada toolbar pilih analyze, kemudian pilih regression → curve
estimation.
b) Masukan variable Y pada posisi dependent(s) dan variable X pada
posisi independent.
c) Pada model: pilih linear. Klik continue.
d) Klik ok.
3) Untuk analisis anakova, langkah pengujian SPSS 17 adalah sebagai berikut
:
a) Pada toolbar pilih analyze, kemudian pilih general linear model →
univariate.
b) Untuk analisis tanpa kovariat : masukan variable Y pada posisi
dependent variable dan variable desain pada fixed factor(s).
c) Untuk analisis dengan kovariat : masukan variable Y pada posisi
dependent veriable, dan variable desain pada fixed factor(s) dan
variable X pada posisi covariates.
d) Pada model : pilih full factorial. Klik continue.
e) Pada option : pilih descriptive statistics, estimates of effect size, dan
parameter estimates. Klik continue.
Klik ok. ( Sarwono, 2010: 184).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Hasil penelitian ini mendiskripsikan tentang pembelajaran dengan
permainan tematik guna meningkatkan kemampuan gerak dasar. Data penelitian
diperoleh dari tes kemampuan gerak dasar dan hasil observasi proses
pembelajaran konvensional dan pembelajaran dengan permainan tematik.
Penyajian hasil penelitian didasarkan hasil analisis statistik, baik secara deskriptif
maupun inferensial.
1. Analisis Statistik Deskriptif
PEK ini berlangsung satu bulan penuh dibulan Februari sampai bulan
Maret 2012. PEK ini bertujuan untuk melihat keefektifitas penerapan pendekatan
pembelajaran konvensional dan pembelajaran dengan permainan tematik. Yang
dilaksanakan di SD Negeri I Masaran Sragen Tahun Pelajaran 2011/ 2012.
Adapun rincianya sebagai berikut:
Sebagai kelompok eksperimen yaitu siswa – siswi kelas IIA (permainan
tematik), dan kelompok kontrol adalah kelas IIB (pembelajaran konvensional ),
dengan murid berjumlah 30 siswa disetiap kelasnya (terlampir)
a. Analisis Data Treatment / Perlakuan Terhadap Siswa
Sesuai dengan rancangan peneliian di atas, berikut ini disajikan hasil
kegiatan observasi atau pengamatan langsung yaitu materi pembelajaran
kemampuan gerak dasar guna mengetahui pengaruh pendekatan pembelajaran
dengan permainan tematik dan pembelajaran konvensional, hasil pengumpulan
data pembelajaran kemampuan motorik dapat dilihat sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
Tabel 1. Deskripsi akhir data hasil
observasi langsung selama proses perlakuan pada kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol SD N I Masaran Sragen Tahun Pelajaran 2011/ 2012
NO VARIABEL Kelompok
Eksperimen
Kelompok
Kontrol
1 Banyaknya siswa 30 30
2 Nilai rata-rata belajar KGD 264,9
247,3
3 Banyak siswa yang tuntas 27 17
4 Banyak siswa yang tidak tuntas 3 13
5 Ketuntasan dalam persen sesuai rata- rata
kelompok 90% 56,7%
Ketuntasan belajar secara klasikal 3 tidak tuntas,
27 tuntas
13 tidak tuntas,
17 tuntas
Dari table diatas, dapat dilihat pada kelompok eksperimen 27 siswa
tuntas dan 3 siswa tidak tuntas sedang pada kelompok kontrol 17 siswa tuntas
dan 13 tidak tuntas, batas ketuntasan ini berdasarkan nilai rata- rata dari nilai
akhir proses pengamatan langsung pembelajaran dengan permainan
kecerdasan kinestetik dan pembelajaran konvensional, nilai rata – rata
tersebut 264,9 kelompok eksperimen, dan 247,3 kelompok kontrol, dari nilai
rata – rata diatas dapat dipersenkan 90% pada kelompok eksperimen, dan
56,7% pada kelompok kontrol.
b. Klasifikasi Hasil Kemampuan Gerak Dasar
Sesuai dengan rancangan penelitian diatas, berikut ini disajikan
klasifikasi hasi tes kemampuan gerak dasar secara langsung meliputi pre test
dan post test. Dalam test kemampuan gerak dasar meliputi beberapa ítem test
yaitu test lari 30 meter, sit up, lari zig-zag, lempar bola kasti, lompat jauh
tanpa awalan. Test ini sebagai penentu keberhasilan antara pendekatan
pembelajaran konvensional dan pembelajaran dengan permainan kecerdasan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
kinestetik, hasil klasifikasi data kemampuan gerak dasar dapat dilihat pada
tabel sebagai berikut:
Tabel 2. Klasifikasi tingkat kemampuan gerak dasar pada kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol SD SD N I Masaran Sragen Tahun pelajaran
2011/2012
0
10
20
30
40
50
60
70
Pretest Postest
Baik
Cukup
Sedang
Kurang
Kurang Sekali
Gambar 5. Diagram tingkat kemampuan gerak dasar pada kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol SD N I Masaran Sragen Tahun pelajaran
2011/2012
PRE TEST
POST TEST
Nilai Kategori jumlah siswa
jumlah siswa dalam
%
Nilai Kategori jumlah
siswa
jumlah siswa dalam
% > 291 Baik 3 5 % > 307 Baik 9 15%
264 – 290 Cukup 17 28,33 % 276 – 306 Cukup 19 31,67%
235 – 263 Sedang 20 33,33% 238 – 275 Sedang 32 53,33 %
199 – 234 Kurang 20 33,33 % 206 – 237 Kurang 0 0
< 198 kurang sekali 0 0 < 205 kurang sekali
0
0
Total 60 100 60 100
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
2. Analisis Statistik Inferensial
PEK ini selain bertujuan untuk melihat keefektifan penerapan model
pembelajaran dari segi proses, juga bertujuan untuk mengetahui peningkatan
kemampuan gerak dasar melalui aplikasi pembelajaran bermain komprehensif.
Adapun data yang dianalisis secara statistik inferensial secara berturut – turut
disajikan sebagai berikut :
B. Uji Prasyarat Analisis
1. Uji Normalitas
Sebelum dilakukan análisis data, perlu dilakukan uji terhadap distribusi
data untuk mengetahui apakah distribusi data normal atau tidak. Uji normalitas
data dalam penelitian ini menggunakan metode kolmogorov smirnov test. Hasil
uji normalitas data yang dilakukan pada setiap kelompok penelitian disajikan pada
tabel ini:
a. Kelompok eksperimen 1 ( pembelajaran dengan permainan tematik )
Hasil uji normalitas data kelompok eksperimen dapat dilihat pada tabel di
bawah ini:
Tabel 3. Hasil untuk uji normalitas pada Kelompok eksperimen 1 ( pembelajaran dengan permainan tematik )
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
sebelum(X) sesudah(Y)
N 30 30
Normal Parametersa,,b Mean 254.90 264.90Negative 23.410 25.604
Most Extreme Differences Absolute .075 .071Positive .065 .071 -.075 -.067
Kolmogorov-Smirnov Z .410 .390Asymp. Sig. (2-tailed) .996 .998
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
b. Kelompok kontrol
Hasil uji normalitas data kelompok eksperimen dapat dilihat pada tabel di
bawah ini:
Tabel 4. Hasil untuk uji normalitas pada Kelompok kontrol
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test sebelum(X) sesudah(Y)
N 30 30
Normal Parametersa,,b Mean 243.83 247.33Std. Deviation 24.203 25.229
Most Extreme Differences Absolute .094 .104Positive .094 .100Negative -.086 -.104
Kolmogorov-Smirnov Z .514 .571Asymp. Sig. (2-tailed) .954 .900
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
c. Kelompok Gabungan
Hasil uji normalitas data kelompok eksperimen dapat dilihat pada tabel di
bawah ini:
Tabel 5. Hasil untuk uji normalitas pada Kelompok Gabungan
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
sebelum(X) sesudah(Y)
N 60 60Normal Parametersa,,b Mean 249.37 256.12
Std. Deviation 24.258 26.712Most Extreme Differences Absolute .046 .070
Positive .046 .046Negative -.046 -.070
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Kolmogorov-Smirnov Z .358 .544Asymp. Sig. (2-tailed) 1.000 .929
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Rumusan Hipotesis :
1) Ho: Data sampel berdistribusi normal
2) H1: Data sampel tidak berdistribusi normal
Kriteria Pengujian hipotesis pada SPSS-17:
1) Jika nilai probabilitas atau nilai sig. > α1 maka Ho diterima
2) Jika nilai probabilitas atau nilai sig. < α1 maka Ho ditolak
Interprestasi :
Keseluruhan nilai probabilitas atau nilai asymp. Sig. (2-tailed) > ½ α (0,05)
menurut Jonathan Sarwono ( 2010: 24), maka Ho diterima. Jadi data sampel pada
KE, dan KK adalah berdistribusi normal. Dengan demikian syarat normalitas data
terpenuhi.
2. Uji Linieritas
Hasil analisis uji linieritas model regresi pada kelompok eksperimen
disajikan pada tabel berikut:
Tabel 6. Hasil anova untuk uji linieritas model regresi pada kelompok eksperimen
( pembelajaran dengan permainan tematik )
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 17194.312 1 17194.312 265.054 .000a
Residual 1816.388 28 64.871
Total 19010.700 29
a. Predictors: (Constant), sebelum(X) b. Dependent Variable: sesudah(Y)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Tabel 7. Hasil anova untuk uji linieritas model regresi pada kelompok kontrol
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 17602.625 1 17602.625 575.758 .000a
Residual 856.042 28 30.573
Total 18458.667 29
a. Predictors: (Constant), sebelum(X) b. Dependent Variable: sesudah(Y)
Tabel 8. Hasil anova untuk uji linieritas model regresi pada kelompok gabungan
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 38878.638 1 38878.638 700.397 .000a
Residual 3219.545 58 55.509
Total 42098.183 59
a. Predictors: (Constant), sebelum(X) b. Dependent Variable: sesudah(Y) Rumusan Hipotesis :
1) Ho: Model regresi linier
2) H1: Model regresi tidak linier
Kriteria Pengujian hipotesis pada SPSS-17:
1) Jika nilai probabilitas atau nilai sig. > α1 maka Ho diterima
2) Jika nilai probabilitas atau nilai sig. < α1 maka Ho ditolak
Interprestasi :
Keseluruhan nilai probabilitas atau nilai asymp. Sig. (2-tailed) > ½ α (0,05)
menurut Jonathan Sarwono ( 2010: 183), maka Ho diterima. Jadi semua data
sampel pada KE dan KK adalah berdistribusi normal. Dengan demikian syarat
linieritas regresi terpenuhi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
3. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dimaksudkan untuk mengetahui variasi sampel pada tiap-
tiap kelompok penelitian. Uji homogenitas dalam penelitian ini dilakukan
terhadap data hasil penelitian dengan menggunakan uji levene’s of equality of
error variance. Hasil perhitungan uji homogenitas dengan rumus bartlett adalah
sebagai berikut:
Tabel 9 . Hasil anova untuk uji homogenitas pada kelompok eskperimen dan
kelompok kontrol tanpa kovariat
Levene's Test of Equality of Error Variancesa
Dependent Variable:sesudah(Y)
F df1 df2 Sig.
.272 1 58 .604 Tests the null hypothesis that the error variance of the dependent variable is equal across groups. a. Design: Intercept + model Tabel 10 . Hasil anova untuk uji homogenitas pada kelompok eskperimen dan kelompok kontrol dengan kovariat
Levene's Test of Equality of Error Variancesa Dependent Variable:sesudah(Y)
F df1 df2 Sig.
.981 1 58 .326 Tests the null hypothesis that the error variance of the dependent variable is equal across groups. a. Design: Intercept + pretest + model
Rumusan Hipotesis
1) Ho: Varians variable dependen adalah sama (homogen)
2) H1: Varians variable dependen adalah tidak sama (homogen)
Kriteria Pengujian hipotesis pada SPSS-17:
1) Jika nilai probabilitas atau nilai sig. > α1 maka Ho diterima
2) Jika nilai probabilitas atau nilai sig. < α1 maka Ho ditolak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Interprestasi
Dari table di atas, ternyata nilai probabilitas atau nilai Sig. > α (0,05) menurut
Jonathan Sarwono ( 2010: 93), maka Ho diterima, ini berarti bahwa varians
variable dependen pada KE dan KK Adalah sama (homogen). Baik yang
dianalisis dengan dan tanpa memasukkan kovariat , dengan demikian syarat
homogenitas data terpenuhi.
C. Hasil Analisis Data
1. Model Regresi
Model regresi kelas atau kelompok eksperimen adalah 79,873 + 1,323
dan kelompok kontrol adalah Y = 62.108 + 0,821
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat dibawah ini
2. Uji Keberartian X Dalam Model Regresi
a. Kelompok Eksperimen
Hasil analisis regresi untuk data kelompok eksperimen dapat dilihat
pada tabel –tebel dibawah ini:
Tabel 11 . Hasil untuk uji Keberartian koefisien X model regresi pada kelompok
eksperimen.
Correlations sesudah(Y) sebelum(X)
Pearson Correlation sesudah(Y) 1.000 .951sebelum(X) .951 1.000
Sig. (1-tailed) sesudah(Y) . .000sebelum(X) .000 .
N sesudah(Y) 30 30sebelum(X) 30 30
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Correlations sesudah(Y) sebelum(X)
Pearson Correlation sesudah(Y) 1.000 .951sebelum(X) .951 1.000
Sig. (1-tailed) sesudah(Y) . .000sebelum(X) .000 .
N sesudah(Y) 30 30sebelum(X) 30 30
Model Summary
Model R R
Square Adjusted R Square
Std. Error of
the Estimate
Change Statistics
R Square Change
F Change df1 df2
Sig. F Change
1 .951a .904 .901 8.054 .904 265.054 1 28 .000
a. Predictors: (Constant), sebelum(X)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
Dari tabel- tabel diatas diperoleh harga R atau koefisien korelasi pearson (
0,951) yang menunjukan tingkat korelasi yang tinggi antara variabel independen
(X) dengan variabel dependen (Y). Besarnya koefisien determinasi (R2) adalah
(0,904) yang berarti bahwa variasi kemampuan siswa sesudah (Y) dapat
dijelaskan oleh variasi kemampuan sebelum (X), atau variable independen (X)
mempengaruhi variable dependen (Y) sebesar 43,6%, sedangkan 56,4%
ANOVAb
Model Sum of Squares Df
Mean Square F Sig.
1 Regression 17194.312 1 17194.312 265.054 .000a Residual 1816.388 28 64.871
Total 19010.700 29
a. Predictors: (Constant), sebelum(X) b. Dependent Variable: sesudah(Y)
Model Summary and Parameter Estimates
Dependent Variable:sesudah(Y)
Equation
Model SummaryParameter Estimates
R Square F df1 df2 Sig. Constant b1 Linear .904 265.054 1 28 .000 -.233 1.040
The independent variable is sebelum(X).
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Correlations Collinearity
Statistics
B Std.
Error Beta
Zero-
order
Partial Part
Tolerance VIF
1(Constant) -.233 16.352 -.014 .989
sebelum(X) 1.040 .064 .951 16.280 .000 .951 .951 .951 1.000 1.000
a. Dependent Variable: sesudah(Y)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
dipengaruhi oleh variabel lain selain variable independen (X). Besarnya SEE
(7.823), mengandung makna bahwa makin kecil nilai SEE menjadikan model
regresi semakin tepat untuk memprediksi variable dependen (Y). Kolom Durbin –
Watson nilainya (1.295).
Harga F hitung sebesar 265,054 dengan tingkat signifikasi 0,00 jauh
dibawah 0,05 maka model regresi linier dapat digunakan untuk memprediksi
variable dependen (Y).
Harga konstanta sebesar 16.352 dan koefisien regresi (b1) = 1.040. Karena
itu dapat ditulis persamaan regresi sebagai berikut: Y = 16.352 + 1.040X + e.
Koefisien b1 adalah perubahan rata-rata variabel Y untuk setiap perubahan
variable X sebesar satu unit. Perubahan ini merupakan pertambahan bila b1
bertanda positif dan penurunan bila b1 bertanda negatif. Untuk uji keberartian
koefisien X dan konstanta dalam regresi linier, maka dilihat dari besarnya t hitung
yang diperoleh dengan merumuskan hipotesis nol dan hipotesis alternatifnya
sebagai berikut:
Dari table diatas diperoleh t hitung untuk koefisien kemampuan sebelum
(X) adalah 16.28, sedangkan untuk konstanta adalah 1.695. Ternyata nilai
probabilitas atau nilai sig, dari keduanya < α (0,05) menurut Jonathan Sarwono (
2010: 182), maka Ho ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
koefisien sebelum (X) dan konstanta adalah signifikan. Jadi dapat disimpulkan
bahwa model regresi pada kelompok eksperimen cukup signifikan.
c. Kelompok Kontrol
Hasil analisis regresi untuk data kelompok kontrol dapat dilihat pada
tabel –tabel dibawah ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Tabel 12 . Hasil untuk uji Keberartian koefisien X model regresi pada kelompok
kontrol.
Correlations sesudah(Y) sebelum(X)
Pearson Correlation sesudah(Y) 1.000 .977sebelum(X) .977 1.000
Sig. (1-tailed) sesudah(Y) . .000sebelum(X) .000 .
N sesudah(Y) 30 30sebelum(X) 30 30
Model Summary
Model R R
Square Adjusted R Square
Std. Error of
the Estimate
Change Statistics
R Square Change
F Change df1 df2
Sig. F Change
1 .977a .954 .952 5.529 .954 575.758 1 28 .000
a. Predictors: (Constant), sebelum(X)
Model Summary and Parameter Estimates
Dependent Variable:KGD Sesudah (Y)
Equation
Model Summary Parameter Estimates
R Square F df1 df2 Sig. Constant b1 Linear .666 59.797 1 30 .000 62.108 .821
The independent variable is KGD Sebelum (X).
ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 3569.983 1 3569.983 58.337 .000a
Residual 1835.892 30 61.196
Total 5405.875 31
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
a. Predictors: (Constant), KGD Sebelum (X)
b. Dependent Variable: KGD Sesudah (Y)
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 79.873 47.129 1.695 .100
KGD Sebelum (X)
1.323 .173 .813 7.638 .000
a. Dependent Variable: KGD Sesudah (Y) Dari tabel- tabel diatas diperoleh harga R atau koefisien korelasi pearson
(0.977) yang menunjukan tingkat korelasi yang tinggi antara variabel independen
(X) dengan variabel dependen (Y). Besarnya koefisien dterminasi (R2) adalah
(0,954) yang berarti bahwa variasi kemampuan siswa sesudah (Y) dapat dijelaskan
oleh variasi kemampuan sebelum (X), atau variable independen (X)
mempengaruhi variable dependen (Y) sebesar 50.1%, sedangkan 49.9%
dipengaruhi oleh variabel lain selain variable independen (X). Besarnya SEE (-
5.529), mengandung makna bahwa makin kecil nilai SEE menjadikan model
regresi semakin tepat untuk memprediksi variable dependen (Y). Kolom Durbin –
Watson nilainya (1.739).
Harga F hitung sebesar 58.337 dengan tingkat signifikasi 0,00 jauh
dibawah 0,05 maka model regresi linier dapat digunakan untuk memprediksi
variable dependen (Y).
Harga konstanta sebesar 79.873 dan koefisien regresi (b1) = 1.323. Karena
itu dapat ditulis persamaan regresi sebagai berikut: Y = 79.873 + 1.323 + e.
Koefisien b1 adalah perubahan rata-rata variabel Y untuk setiap perubahan
variable X sebesar satu unit. Perubahan ini merupakan pertambahan bila b1
bertanda positif dan penurunan bila b1 bertanda negatif. Untuk uji keberartian
koefisien X dan konstanta dalam regresi linier, maka dilihat dari besarnya t hitung
yang diperoleh dengan merumuskan hipotesis nol dan hipotesis alternatifnya
sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
Dari table diatas diperoleh t hitung untuk koefisien kemampuan sebelum
(X) adalah 7.638, sedangkan untuk konstanta adalah 1.695. Ternyata nilai
probabilitas atau nilai sig, dari keduanya < α (0,05), maka Ho ditolak. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa koefisien sebelum (X) dan konstanta adalah
signifikan. Jadi dapat disimpulkan bahwa model regresi pada kelompok kontrol
cukup signifikan.
d. Kelompok Gabungan
Hasil analisis regresi untuk data kelompok kontrol dapat dilihat pada
tabel–tabel dibawah ini:
Tabel 13 . Hasil untuk uji Keberartian koefisien X model regresi pada kelompok
Gabungan.
Correlations sesudah(Y) sebelum(X)
Pearson Correlation sesudah(Y) 1.000 .961
sebelum(X) .961 1.000
Sig. (1-tailed) sesudah(Y) . .000
sebelum(X) .000 .
N sesudah(Y) 60 60
sebelum(X) 60 60
Model Summary
Model R R
Square Adjusted R Square
Std. Error of
the Estimate
Change Statistics
R Square Change
F Change df1 df2
Sig. F Change
1 .961a .924 .922 7.450 .924 700.397 1 58 .000
a. Predictors: (Constant), sebelum(X)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Model Summary and Parameter Estimates
Dependent Variable:KGD Sesudah (Y)
Equation
Model Summary Parameter Estimates
R Square F df1 df2 Sig. Constant b1 Linear .666 5.979 1 30 .000 62.108 .821
The independent variable is KGD Sebelum (X).
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 38878.638 1 38878.638 700.397 .000a
Residual 3219.545 58 55.509
Total 42098.183 59
a. Predictors: (Constant), sebelum(X) b. Dependent Variable: sesudah(Y)
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Correlations Collinearity
Statistics
B Std.
Error Beta
Zero-
order
Partial Part
Tolerance VIF
1 (Constant)
7.770 10.017
.776 .441
sebelum(X)
1.058 .040 .961 26.465 .000 .961 .961 .961 1.000 1.000
a. Dependent Variable: sesudah(Y)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
Dari tabel- tabel diatas diperoleh harga R atau koefisien korelasi pearson (
0, 961) yang menunjukan tingkat korelasi yang tinggi antara variabel independen
(X) dengan variabel dependen (Y). Besarnya koefisien dterminasi (R2) adalah (0,
924) yang berarti bahwa variasi kemampuan siswa sesudah (Y) dapat dijelaskan
oleh variasi kemampuan sebelum (X), atau variable independen (X)
mempengaruhi variable dependen (Y) sebesar 46.5%, sedangkan 53.5%
dipengaruhi oleh variabel lain selain variable independen (X). Besarnya SEE
(7.450), mengandung makna bahwa makin kecil nilai SEE menjadikan model
regresi semakin tepat untuk memprediksi variable dependen (Y). Kolom Durbin –
Watson nilainya (1.570).
Harga F hitung sebesar 700.397 dengan tingkat signifikasi 0,00 jauh
dibawah 0,05 maka model regresi linier dapat digunakan untuk memprediksi
variable dependen (Y).
Harga konstanta sebesar 62.108 dan koefisien regresi (b1) = 1.058. Karena
itu dapat ditulis persamaan regresi sebagai berikut: Y = 7.770+ 1.05+ e. Koefisien
b1 adalah perubahan rata-rata variabel Y untuk setiap perubahan variable X
sebesar satu unit. Perubahan ini merupakan pertambahan bila b1 bertanda positif
dan penurunan bila b1 bertanda negatif. Untuk uji keberartian koefisien X dan
konstanta dalam regresi linier, maka dilihat dari besarnya t hitung yang diperoleh
dengan merumuskan hipotesis nol dan hipotesis alternatifnya sebagai berikut:
Dari table diatas diperoleh t hitung untuk koefisien kemampuan sebelum
(X) adalah 26.46, sedangkan untuk konstanta adalah -.776. Ternyata nilai
probabilitas atau nilai sig, dari keduanya < α (0,05), maka Ho ditolak. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa koefisien sebelum (X) dan konstanta adalah
signifikan. Jadi dapat disimpulkan bahwa model regresi pada kelompok gabungan
cukup signifikan.
3. Anakova
a. Hasil Analisis Varians Tanpa Kovariat
Hasil análisis varians tanpa kovariat dapat dilihat pada tabel di
bawah ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
Tabel 14 . Hasil untuk análisis anakova pada kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol.
Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable:sesudah(Y)
Source Type III Sum of Squares df
Mean Square F Sig.
Partial Eta Squared
Corrected Model
4628.817a 1 4628.817 7.165 .010 .110
Intercept 3935744.817 1 3935744.817 6092.262 .000 .991Model 4628.817 1 4628.817 7.165 .010 .110Error 37469.367 58 646.024
Total 3977843.000 60
Corrected Total
42098.183 59
a. R Squared = .110 (Adjusted R Squared = .495)
Parameter Estimates
Dependent Variable:sesudah(Y)
Parameter B Std.
Error t Sig.
95% Confidence Interval
Partial Eta Squared
Lower Bound
Upper Bound
Intercept 247.333 4.640 53.299 .000 238.044 256.622 .980[model=0] 17.567 6.563 2.677 .010 4.430 30.703 .110[model=1] 0a . . . . . .
a. This parameter is set to zero because it is redundant.
b. Hasil Analisis Varians dengan Kovariat
Hasil análisis varians dengan kovariat dapat dilihat pada tabel di bawah
ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Tabel 15. Hasil untuk análisis anakova pada kelompok eksperimen dan
kelompok control
Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable:sesudah(Y)
Source Type III Sum of Squares df
Mean Square F Sig.
Partial Eta Squared
Corrected Model
39421.699a 2 19710.850 419.774 .000 .936
Intercept .083 1 .083 .002 .967 .000Pretest 34792.883 1 34792.883 740.970 .000 .929Model 543.061 1 543.061 11.565 .001 .169Error 2676.484 57 46.956
Total 3977843.000 60
Corrected Total
42098.183 59
a. R Squared = .936 (Adjusted R Squared = .934)
Parameter Estimates Dependent Variable:sesudah(Y)
Parameter B Std.
Error t Sig.
95% Confidence Interval
Partial Eta Squared
Lower Bound
Upper Bound
Intercept -3.489 9.299 -.375 .709 -22.110 15.132 .002Pretest 1.029 .038 27.221 .000 .953 1.104 .929[model=0] 6.183 1.818 3.401 .001 2.542 9.823 .169[model=1] 0a . . . . . .
a. This parameter is set to zero because it is redundant.
Dari Tabel – tabel diatas maka dalam penelitian ini diajukan hipótesis
sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
Ho: tidak ada perbedaan kemampuan gerak dasar siswa dengan
menerapkan model pembelajaran yang berbeda, dengan melakukan kontrol
terhadap pretes sebagai kovariat ke dalam model sebelum perlakuan diberikan.
H1: ada perbedaan kemampuan gerak dasar siswa dengan menerapkan
model pembelajaran yang berbeda, dengan melakukan kontrol terhadap pretes
sebagai kovariat ke dalam model sebelum perlakuan diberikan.
Kriteria pengujian:
Jika nilai probabilitas atau nilai sig, > α, maka Ho diterima
Jika nilai probabilitas atau nilai sig, < α, maka Ho ditolak
Interpretasi:
Hasil tes menunjukkan bahwa ada perbedaan kemampuan gerak dasar
pada siswa yang belajar denganmenerapkan model pembelajaran yang berbeda
dengan melakukan kontrol terhadap tes awal sebagai kovariat ke dalam model
sebelum perlakuan diberikan. Hal ini dapat dilihat dari harga signifikasi < 0,05
sehingga Ho ditolak. Ini mengimpilkasikan bahwa variabel kovariat skor
kemampuan awal perlu dikontrol. Perbandingan adjusted r square pada análisis
tanpa kovariat sebesar 0,495 sedangkan pada análisis dengan kovariat sebesar 0,
934. Hal ini menunjukkan adanya kenaikan, yaitu dari 24,8% menjadi 45,6%.
Jadi, dengan kovariat hasilnya lebih baik, bila dikalkulasi kontribusinya dalam %
sebesar 43.9% diperoleh dari (0, 934 – 0,495) / 0, 495 *100
D. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan berdasarkan hasil analisis data dan
interpretasinya. Pengajuan hipotesis dilakukan dengan menggunakan teknik
analisis kovarians (anakova).
1. Aplikasi pembelajaran dengan permainan kinestetik lebih baik daripada
pembelajaran konvensional terhadap peningkatan kemampuan gerak dasar
pada siswa kelas II di SD N I Masaran Sragen Tahun Ajaran 2011/2011.”
Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan diperoleh nilai parameter
estimates pada kelompok eksperimen, yaitu skor B sebesar 0.368 dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
signifikansi sebesar 0,000. Karena harga signifikansi sebesar 0,000 < 0,05, maka
Ho ditolak.
Dengan demikian maka aplikasi pembelajaran dengan permainan tematik
lebih baik daripada dengan pembelajaran konvensional. Jadi hipotesis dalam
penelitian ini dapat diterima kebenarannya.
E. Pembahasan Hasil Penelitian
Pembahasan hasil penelitian ini memberikan interprestasi lebih lanjut,
terutama mengenai hasil analisis data yang telah dikemukakan sebelumnya.
Pembahasannya sebatas dalam pengertian evaluasi dan tidak atau belum kearah
verifikasi suatu teori. Karena itu ,pendekatan pembahasannya lebih cenderung
kedeskripsi empiris.
Atas dasar hasil analisis statistik deskriptif dan inferensial diatas dapat kita
ambil suatu hikmah penting antara lain : Dari segi proses aplikasi pembelajaran
dengan permainan tematik terhadap kemampuan gerak dasar adalah lebih baik
dibandingkan dengan pendekatan pembelajaran konvensional, dan Dari segi
produk perbandingan kemampuan gerak dasar antara siswa yang mendapatkan
perlakuan pembelajaran dengan permainan tematik lebih baik dari pada siswa
yang mendapatkan perlakuan pendekatan pembelajaran konvensional.
Keberhasilan penerapan pembelajaran dengan permainan tematik
didukung hasil – hasil analisis data bahwa, ( 1) Analisis data observasi terhadap
kegiatan siswa dalam pembelajaran selama 4 kali pertemuan adalah efektif, karena
setiap aspek yang diamati berada pada kategori baik. (2) Dari analisis
perbandingan secara deskriptif, ternyata siswa yang diberikan pendekatan
pembelajaran dengan permainan tematik lebih tuntas belajarnya .Siswa dikatakan
tuntas belajarnya apabila skor yang diperoleh siswa + 75% skor total. Dilihat dari
hasil selisih skor tes awal dan akhir pada kelompok eksperimen, total selisihnya
mengalami peningkatan sebanyak 9 siswa dengan kategori baik, 18 siswa dengan
kategori cukup, 37 siswa dengan kategori sedang, tidak ada siswa dengan
kategori kurang.Sedangkan pada kelompok kontrol,total selisihnya mengalami
penurunan sebanyak 2 siswa dengan kategori baik, 17 siswa dengan kategori
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
cukup, 25 siswa dengan kategori sedang,20 siswa dengan kategori kurang.
Dengan demikian, “Peningkatan Aplikasi pembelajaran dengan permainan
tematik terhadap kemampuan gerak dasar pada siswa kelas II di SD N I Masaran
Sragen Tahun Pelajaran 2011/ 2012 ”. Adalah efektif.
Dari segi produk atau peningkatan kemampuan gerak dasar juga
menunjukkan bahwa,dari uji hipotesis PEK ini teruji bahwa hasil kemampuan
gerak dasar melalui pembelajaran dengan permainan tematik lebih baik dari pada
pendekatan pembelajaran konvensional. Berdasarkan hasil uji kesamaan dan uji
kesejajaran ternyata dua model regresi linier tidak sama, namun sejajar. Oleh
karena itu dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan hasil melalui pembelajaran
dengan tematik dengan pembelajaran konvensional. Konstanta garis regresi
kelompok eksperimen adalah 79.873. Konstanta garis regresi kelompok
eksperimen adalah 79.873 Konstanta ini lebih besar dari konstanta garis regresi
kelompok kontrol yaitu 62.108. Secara geometris garis regresi kelompok
eksperimen diatas garis regresi kelompok kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa
hasil belajar melalui aplikasi pembelajaran dengan permainan tematik lebih baik
dari pada pembelajaran konvensional.
Meski hipotesis hasil penelitian teruji, namun dalam pelaksanaan
penelitian eksperimen kuasi ini ada beberapa kelemahan, antara lain : kriteria
peniliaannya dibuat oleh peneliti sendiri dengan memodifikasi dari silabus
konvensional.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Sesuai dengan deskripsi sajian analisis data dan pembahasannya, maka
dapat ditarik simpulan penelitian sebagai berikut:
1. Secara proses bahwa aplikasi pembelajaran dengan permainan tematik lebih
efektif daripada pembelajaran konvensional terhadap hasil kemampuan gerak
dasar. Karena prosentase ketuntasan belajarnya lebih banyak dibandingkan
dengan pembelajaran konvensional.
2. Dari segi produk aplikasi pembelajaran dengan permainan tematik lebih baik
pengaruhnya daripada pendekatan pembelajaran konvensional terhadap hasil
kemampuan gerak dasar pada siswa kelas Kelas II SD N I Masaran Sragen
Tahun Pelajaran 2011/2012, Hasil penghitungan prosentase peningkatan
kemampuan gerak dasar yang mendapat perlakuan pembelajaran eksperimen
adalah 90% sedangkan siswa yang mendapat perlakuan pembelajaran kontrol
adalah 56,7%.
B. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa aplikasi
pembelajaran dengan permainan tematik memiliki pengaruh yang lebih baik dari
pada pendekatan pembelajaran konvensional terhadap peningkatan hasil
kemampuan gerak dasar pada siswa kelas II SD N I Masaran Sragen Tahun
Pelajaran 2011/2012. Implikasi teoritik dari hasil penelitian ini bahwa, setiap
pendekatan pembelajaran memiliki efektifitas yang berbeda dalam meningkatkan
kemampuan gerak dasar. Oleh karena itu, dalam menerapkan pendekatan
pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan atau meningkatkan
kemampuan gerak dasar harus menerapkan pendekatan pembelajaran yang tepat
dan sesuai dengan kondisi siswa. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai
bahan pertimbangan dalam memilih dan menentukan pendekatan pembelajaran
yang tepat, khususnya untuk meningkatkan kemampuan gerak dasar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
C. Saran
Sehubungan dengan simpulan yang telah diambil dan implikasi yang
ditimbulkan, maka kepada guru Penjas di SD N I Masaran Sragen, disarankan hal-
hal sebagai berikut:
1. Upaya untuk meningkatkan kemampuan gerak dasar pada siswa dapat
diterapkan pendekatan pembelajaran tematik dengan bermain yang baik agar
diperoleh peningkatan keterampilan yang optimal.
2. Untuk meningkatkan kemampuan gerak dasar dapat diterapkan pendekatan
pembelajaran tematik dengan bermain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user