Skripsi Faktor Kecemasan Pasien Terapi HBO di LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys....

97
SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECEMASAN PASIEN TERAPI HBO DI LAKESLA Drs. Med. R. RIJADI SASTROPANOELAR, Phys. KOMPLEK RSAL Dr. RAMELAN SURABAYA Oleh : MUHAMMAD ANANGGADIPA NIM: 081.0062 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH SURABAYA 2012

description

Alhamdulillah... Akhirnya Skripsiku selsai juga :)

Transcript of Skripsi Faktor Kecemasan Pasien Terapi HBO di LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys....

Page 1: Skripsi Faktor Kecemasan Pasien Terapi HBO di LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Komplek RSAL Dr. Ramelan, Surabaya.

SKRIPSI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN

KECEMASAN PASIEN TERAPI HBO DI LAKESLA

Drs. Med. R. RIJADI SASTROPANOELAR, Phys.

KOMPLEK RSAL Dr. RAMELAN

SURABAYA

Oleh :

MUHAMMAD ANANGGADIPA

NIM: 081.0062

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH

SURABAYA

2012

Page 2: Skripsi Faktor Kecemasan Pasien Terapi HBO di LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Komplek RSAL Dr. Ramelan, Surabaya.

SKRIPSI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN

KECEMASAN PASIEN TERAPI HBO DI LAKESLA

Drs. Med. R. RIJADI SASTROPANOELAR, Phys.

KOMPLEK RSAL Dr. RAMELAN

SURABAYA

Diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan (S. Kep.)

Di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hang Tuah Surabaya

Oleh :

MUHAMMAD ANANGGADIPA

NIM: 081.0062

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH

SURABAYA

2012

Page 3: Skripsi Faktor Kecemasan Pasien Terapi HBO di LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Komplek RSAL Dr. Ramelan, Surabaya.

LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : MUHAMMAD ANANGGADIPA

NIM : 081.0062

Tanggal lahir : 20 MARET 1989

Institusi : STIKES HANG TUAH SURABAYA

Menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul : “FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN

DENGAN KECEMASAN PASIEN TERAPI HBO DI LAKESLA Drs. Med. R. RIJADI

SASTROPANOELAR, Phys. KOMPLEK RSAL Dr. RAMELAN SURABAYA.” Adalah

bukan Karya Tulis Ilmiah orang lain baik sebagian maupun keseluruhan, kecuali dalam bentuk

kutipan yang telah disebutkan sumbernya.

Demikian surat pernyataan kami buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan tidak

benar, kami bersedia mendapat sanksi.

Surabaya, 26 Juni 2012

Yang Menyatakan,

Muhammad Ananggadipa

NIM. 081.0062

Page 4: Skripsi Faktor Kecemasan Pasien Terapi HBO di LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Komplek RSAL Dr. Ramelan, Surabaya.

LEMBAR PERSETUJUAN

Setelah kami periksa dan amati, selaku pembimbing mahasiswa:

Nama : MUHAMMAD ANANGGADIPA

NIM. : 081.0062

Program Studi : S1 Keperawatan STIKES Hang Tuah Surabaya

Judul : FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN

KECEMASAN PASIEN TERAPI HBO DI LAKESLA

Drs. Med. R. RIJADI SASTROPANOELAR, Phys.

KOMPLEK RSAL Dr. RAMELAN SURABAYA.

Serta perbaikan – perbaikan sepenuhnya, maka kami menganggap dan dapat menyetujui bahwa

Skripsi ini diajukan dalam sidang guna memenuhi sebagian persyaratan untuk memperoleh:

SARJANA KEPERAWATAN (S. Kep.)

Surabaya, 26 Juni 2012

Pembimbing I Pembimbing II

Dya Sustrami, S.Kep., Ns., M.Kes. Lela Nurlela, SKp.

Nip. 03.007 Nip. 03.021

Ditetapkan di : STIKES Hang Tuah Surabaya.

Tanggal : 26 Juni 2012

Page 5: Skripsi Faktor Kecemasan Pasien Terapi HBO di LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Komplek RSAL Dr. Ramelan, Surabaya.

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi dari:

Nama : Muhammad Ananggadipa

NIM : 081.0062

Program Studi : S1 Keperawatan STIKES Hang Tuah Surabaya

Judul : FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN

KECEMASAN PASIEN TERAPI HBO DI LAKESLA Drs. Med. R.

RIJADI SASTROPANOELAR, Phys. KOMPLEK RSAL Dr.

RAMELAN SURABAYA.

Telah dipertahankan dihadapan dewan Skripsi di STIKES Hang Tuah Surabaya. Dan dinyatakan

dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar “SARJANA

KEPERAWATAN” pada Prodi S1 Keperawatan STIKES Hang Tuah Surabaya.

Tanda Tangan

Penguji I : Dini Mei Widayanti, M.Kep., Ns.

NIP: 03.011

Penguji II : Dya Sustrami, S.Kep., Ns., M.Kes.

NIP: 03.007

Penguji III : Lela Nurlela, SKp.

NIP: 03.021

Mengetahui:

STIKES HANGTUAH SURABAYA

KA PRODI S1 KEPERAWATAN

SETIADI, M.Kep., Ns.

NIP. 03.001

Ditetapkan di : STIKES Hang Tuah Surabaya.

Tanggal : 26 Juni 2012

Page 6: Skripsi Faktor Kecemasan Pasien Terapi HBO di LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Komplek RSAL Dr. Ramelan, Surabaya.

CURICULUM VITAE

Nama : Muhammad Ananggadipa.

Tempat, Tanggal Lahir : Surabaya, 20 Maret 1989.

Alamat : Jl. Sarutama No. 2, Rumdis TNI-AL Ujung, Surabaya.

Riwayat Pendidikan :

1. TK Hang Tuah IX, Surabaya. Tahun 1993- 1995.

2. SD Hang Tuah III, Surabaya. Tahun 1995- 2001.

3. SLTP Negeri 27, Surabaya. Tahun 2001- 2004.

4. SMA Hang Tuah I, Surabaya. Tahun 2004- 2007.

5. Informatika UNESA (Diploma 1). Tahun 2007-2008.

Page 7: Skripsi Faktor Kecemasan Pasien Terapi HBO di LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Komplek RSAL Dr. Ramelan, Surabaya.

Jalan di depanku

tidak akan

membuatku jatuh,

bila aku membangun

keberanian & yakin

segalanya akan baik-

baik saja.

Page 8: Skripsi Faktor Kecemasan Pasien Terapi HBO di LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Komplek RSAL Dr. Ramelan, Surabaya.

ketidak sempurnaan dan kegagalan ku sama banyaknya dengan berkat Tuhan yang diberikan dalam bentuk sukses dan

kemampuan, dan keduanya kupersembahkan dikaki Nya melalui perantara kaki kedua orang tua ku...

Dengan rasa syukur yang mendalam,

Skripsi ini ku persembahkan kepada:

Mama & Papa (Emi Lena Y. & Mayor Kit Darwin, SH.)

Adik, sanak saudara, hingga kerabatku (yang tidak bisa aku sebutkan satu-persatu).

“REKAN2” STIKES HANG TUAH Surabaya angkatan 2008 yang telah banyak memberiku inspirasi. TERIMA KASIH..

Page 9: Skripsi Faktor Kecemasan Pasien Terapi HBO di LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Komplek RSAL Dr. Ramelan, Surabaya.

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT Yang Maha Esa, atas

limpahan karunia dan hidayah – Nya sehingga penulis dapat menyusun Skripsi dengan judul

“Faktor - Faktor Yang Berhubungan Dengan Kecemasan Pasien Terapi HBO Di LAKESLA Drs.

Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Komplek RSAL Dr. Ramelan Surabaya“ dengan tepat

waktu.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan di Program

Studi S-1 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hang Tuah Surabaya. Skripsi ini disusun

dengan memanfaatkan berbagai literatur serta mendapatkan banyak pengarahan dan bantuan dari

berbagai pihak, penulis menyadari tentang segala keterbatasan kemampuan dan pemanfaatan

literatur, sehingga skripsi ini dibuat dengan sangat sederhana baik dari segi sistematika maupun

isinya jauh dari sempurna.

Untuk itu dalam kesempatan ini perkenankanlah peneliti menyampaikan rasa terima

kasih, rasa hormat, dan penghargaan kepada:

1. Kolonel Laut (purn.) dr. Moch. Djumhana, Sp. M. selaku Ketua STIKES Hang Tuah

Surabaya, atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada peneliti untuk menjadi

mahasiswa S-1 Keperawatan.

2. Kolonel Laut (K/W) Wiwiek Liestyaningrum, M. Kep. Selaku PUKET I STIKES Hang

Tuah Surabaya yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk mengikuti

pendidikan.

Page 10: Skripsi Faktor Kecemasan Pasien Terapi HBO di LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Komplek RSAL Dr. Ramelan, Surabaya.

3. Kolonel dr. Suwarno, Sp. PD. selaku Kepala LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi

Sastropanoelar, Phys. Surabaya, atas perizinannya kepada peneliti melakukan

pengambilan data dan penelitian.

4. Bapak Setiadi, M.Kep., Ns. selaku Kepala Program Studi Pendidikan S-1 Keperawatan

STIKES Hang Tuah Surabaya yang telah memberikan kesempatan untuk mengiktui dan

menyelesaikan Program Pendidikan S-1 Keperawatan.

5. Ibu Dya Sustrami, S.Kep., Ns., M.Kes. selaku pembimbing I yang penuh kesabaran dan

perhatian memberikan pengarahan dan dorongan moril dalam penyusunan penelitian ini.

6. Ibu Lela Nurlela, SKp. selaku pembimbing II yang penuh kesabaran dan perhatian

memberikan pengarahan dan dorongan moril dalam penyusunan penelitian ini.

7. Letkol dr. Djatiwidodo, M.Kes. selaku pembimbing lahan yang telah memberi dukungan

kepada peneliti sehingga tersusunnya Skripsi ini dari awal hingga akhir.

8. Seluruh dosen, staff, dan karyawan STIKES Hang Tuah Surabaya yang telah banyak

membantu kelancaran proses belajar – mengajar selama masa perkuliahan untuk

menempuh studi dan telah membimbing penulis selama penulis menuntut ilmu di

Program Studi S-1 Keperawatan di STIKES Hang Tuah Surabaya.

9. Para Staff, dokter, maupun perawat/ tender di LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi

Sastropanoelar, Phys. Surabaya. Yang banyak mendukung penulis dalam melancarkan

proses penelitian.

10. Pasien terapi HBO selaku responden penelitian yang telah bersedia menjadi responden

dalam penelitian ini.

Page 11: Skripsi Faktor Kecemasan Pasien Terapi HBO di LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Komplek RSAL Dr. Ramelan, Surabaya.

11. Rekan-rekan sealmamater ku, Herman Pratikta, Yelison, dan pihak yang telah membantu

kelancaran dalam penyusunan penelitian ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu-

persatu.

Semoga budi baik yang telah diberikan kepada peneliti mendapatkan balasan rahmat dari

Allah Yang Maha Pemurah. Akhirnya peneliti berharap bahwa Skripsi ini bermanfaat bagi kita

semua. Amin Yaa Robbal Alamin.

Surabaya, 26 Juni 2012

( Muhammad Ananggadipa )

NIM: 081.0062

Page 12: Skripsi Faktor Kecemasan Pasien Terapi HBO di LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Komplek RSAL Dr. Ramelan, Surabaya.

Judul: Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kecemasan Pasien Terapi HBO Di

LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Komplek RSAL Dr. Ramelan

Surabaya.

ABSTRAK

Kecemasan adalah suatu keadaan emosional yang tidak menyenangkan yang ditandai

oleh rasa ketakutan serta gejala fisik yang menegangkan serta tidak diinginkan yang tidak jelas

penyebabnya. Pada kenyataanya masih ditemukan kecemasan pada pasien Terapi HBO. Tujuan

penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kecemasan pasien terapi

HBO.

Desain penelitian ini adalah korelasi dengan menggunakan pendekatan cross sectional.

Populasi yang digunakan yaitu semua pasien yang menjalani terapi HBO di LAKESLA dalam

kurun waktu terhitung mulai tanggal 28 sampai dengan 29 mei 2012, sedangkan sampel yang

diambil menggunakan teknik probability sampling dengan simple random sampling sebanyak

32 responden. Pengambilan data menggunakan kuesioner dengan menggunakan alat ukur skala

HARS. Setelah data ditabulasi, kemudian dianalisis menggunakan uji statistik Chi Square

dengan ρ < 0,05.

Berdasarkan uji statistik diperoleh hasil usia ρ= 0,048, hasil jenis kelamin ρ= 0,095, hasil

pengalaman pasien ρ= 0,007, hasil kondisi medis ρ= 0,021, hasil pendidikan ρ= 0,087, dan hasil

akses informasi ρ= 0,044. Uji Chi Square menunjukkan bahwa ρ= 0,001 < 0,05, H0 ditolak yang

berarti terdapat hubungan antara faktor usia, faktor jenis kelamin, faktor pengalaman pasien,

faktor kondisi medis, faktor pendidikan, dan faktor akses informasi dengan kecemasan pada

pasien terapi HBO di LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Komplek RSAL Dr.

Ramelan, Surabaya.

Melihat hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ada hubungan kecemasan dengan

faktor usia, ada hubungan kecemasan dengan faktor jenis kelamin, ada hubungan kecemasan

dengan faktor pengalaman pasien, ada hubungan kecemasan dengan faktor kondisi medis, ada

hubungan kecemasan dengan faktor pendidikan, dan ada hubungan kecemasan dengan faktor

akses informasi.

Kata kunci : kecemasan dan terapi HBO.

Page 13: Skripsi Faktor Kecemasan Pasien Terapi HBO di LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Komplek RSAL Dr. Ramelan, Surabaya.

Title: Factors Associated With Patient Anxiety Therapy HBO On LAKESLA Drs. Med. R.

Rijadi Sastropanoelar, Phys. Dr RSAL complex. Ramelan Surabaya.

ABSTRACT

Anxiety is an unpleasant emotional state characterized by feelings of fear and physical

symptoms of a stressful and undesirable is not clear why. In fact still be found anxiety in patients

with HBO therapy. The purpose of this study to determine the factors associated with patient

anxiety HBO therapy.

The design of this study is the correlation by using cross sectional approach. Population

used is all patients who underwent HBO therapy in LAKESLA starting within 28 to 29 May

2012, whereas samples taken using probability sampling techniques with simple random

sampling of 32 respondents. Retrieval of data using a questionnaire to gauge the scale using

HARS. Once the data is tabulated, and analyzed using Chi Square test statistic with ρ <0.05.

Based on statistical test results obtained ρ = 0.048 age, the sex of ρ = 0.095, the results

of patient experience ρ = 0.007, the results of a medical condition ρ = 0.021, ρ = 0.087

educational outcomes, and the access to information ρ = 0.044. Chi Square test showed that ρ =

0.001 <0.05, H0 is rejected which means there is a relationship between age, gender factors,

patient experience factors, medical condition factors, educational factors, and information access

factor of anxiety in patients with HBO therapy in LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi

Sastropanoelar, Phys. Dr. Ramelan RSAL complex, Surabaya.

See the results of this study can be concluded that there is a concern with the age factor,

there is a concern with the sex factor, no association of anxiety with the patient's experience

factor, there is a concern by a factor of medical conditions, there is a concern with the

educational factor, and no association with anxiety information access factor.

Key words: anxiety and HBO therapy.

Page 14: Skripsi Faktor Kecemasan Pasien Terapi HBO di LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Komplek RSAL Dr. Ramelan, Surabaya.

DAFTAR ISI

Halaman

COVER LUAR ............................................................................................... i

COVER DALAM ........................................................................................... ii

LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................... iii

LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................... iv

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... v

CURICULUM VITAE................................................................................... vi

HALAMAN MOTTO .................................................................................... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... viii

KATA PENGANTAR .................................................................................... ix

ABSTRAK ...................................................................................................... xii

ABSTRACT .................................................................................................... xiii

DAFTAR ISI.................................................................................................. xiv

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xvii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xviii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xix

DAFTAR SINGKATAN DAN ISTILAH .................................................... xx

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 4

1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................... 4

1.3.1 Tujuan Umum ....................................................................... 4

1.3.2 Tujuan Khusus ...................................................................... 4

1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................... 5

1.4.1 Teoritis .................................................................................. 5

1.4.2 Praktik ................................................................................... 6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Kecemasan.............................................................. 7

2.1.1 Definisi Cemas ...................................................................... 7

2.1.2 Kecemasan Menurut Teori Sigmund Freud .......................... 9

2.1.3 Kategori Kecemasan Menurut Diagnostic and

Statistical Manual of Mental Disorder (DSM) IV .............. 11

2.1.4 Tipe Kepribadian Pencemas ................................................. 15

2.1.5 Gejala Klinis Cemas ............................................................. 16

2.1.6 Tingkat Kecemasan ............................................................... 16

2.1.7 Alat Ukur Kecemasan ........................................................... 18

2.1.8 Mekanisme Pertahanan Terhadap Kecemasan ...................... 22

2.2 Konsep RUBT ................................................................................ 27

2.2.1 Pengenalan Ruang Udara Bertekanan Tinggi ....................... 27

2.2.2 Large Multi Compartment Recompression Chamber ........... 28

2.2.3 Komponen RUBT ................................................................. 29

Page 15: Skripsi Faktor Kecemasan Pasien Terapi HBO di LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Komplek RSAL Dr. Ramelan, Surabaya.

2.2.4 Alat Pendukung RUBT ......................................................... 31

2.2.5 Penggunaan RUBT ............................................................... 32

2.2.6 Pengawakan RUBT ............................................................... 33

2.2.7 Pengamanan RUBT .............................................................. 33

2.2.8 Pemeliharaan RUBT ............................................................. 34

2.3 Konsep Terapi HBO ...................................................................... 34

2.3.1 Definisi .................................................................................. 34

2.3.2 Sejarah Ringkas Terapi HBO................................................ 35

2.3.3 Dasar – Dasar Terapi HBO ................................................... 36

2.3.4 Terapi HBO Dalam Klinik .................................................... 41

2.3.5 Pengaruh HBO Terhadap Obat – Obatan.............................. 41

2.3.6 Pengaruh HBO Terhadap Sel Jaringan Tubuh ...................... 48

2.3.7 Proses Penyembuhan Luka Dengan Terapi HBO ................. 49

2.3.8 Pelaksanaan Terapi HBO ...................................................... 53

2.3.9 Dasar Pemikiran (Rationale) Umum Terapi HBO................ 54

2.3.10 Indikasi Pengguna Terapi HBO .......................................... 54

2.3.11 Kontra Indikasi Pengguna Terapi HBO .............................. 56

2.3.12 Penjelasan Bergambar Terapi HBO .................................... 61

2.3.13 Penutup Ringkasan Terapi HBO ......................................... 65

2.4 Faktor – Faktor Kecemasan Pada Pasien Terapi HBO .................. 66

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 Kerangka Konseptual ........................................................................ 68

3.2 Hipotesis Penelitian .......................................................................... 69

BAB 4 METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian .............................................................................. 70

4.2 Kerangka Penelitian .......................................................................... 71

4.3 Waktu Dan Tempat Penelitian .......................................................... 72

4.4 Sampling Desain ............................................................................... 72

4.4.1 Populasi .................................................................................... 72

4.4.2 Sampel...................................................................................... 72

4.4.3 Sampling .................................................................................. 73

4.4.4 Besar Sampel ........................................................................... 74

4.5 Identifikasi Variabel.......................................................................... 74

4.5.1 Variabel Independen (Variabel Bebas) .................................... 75

4.5.2 Variabel Dependen (Variabel Terikat)..................................... 75

4.6 Definisi Operasional ......................................................................... 75

4.7 Pengumpulan Dan Analisa Data ....................................................... 79

4.7.1 Pengumpulan Data ................................................................... 79

4.7.2 Teknik Analisa Data ................................................................ 80

4.8 Etika Penelitian ................................................................................. 82

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian ................................................................................. 84

5.1.1 Gambaran Lokasi Penelitian ................................................... 85

5.1.2 Sistem Penjadwalan ................................................................ 86

5.1.3 Data Umum ............................................................................. 87

Page 16: Skripsi Faktor Kecemasan Pasien Terapi HBO di LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Komplek RSAL Dr. Ramelan, Surabaya.

5.1.4 Data Khusus ............................................................................ 92

5.2 Pembahasan ....................................................................................... 99

5.2.1 Faktor Usia Yang Berhubungan Dengan Kecemasan

Pasien Terapi HBO ................................................................. 99

5.2.2 Faktor Jenis Kelamin Yang Berhubungan Dengan

Kecemasan Pasien Terapi HBO .............................................. 100

5.2.3 Faktor Pengalaman Pasien Yang Berhubungan Dengan

Kecemasan Pasien Terapi HBO .............................................. 101

5.2.4 Faktor Kondisi Medis Yang Berhubungan Dengan

Kecemasan Pasien Terapi HBO ............................................. 102

5.2.5 Faktor Tingkat Pendidikan Yang Berhubungan Dengan

Kecemasan Terapi HBO ......................................................... 103

5.2.6 Faktor Akses Informasi Yang Berhubungan Dengan

Kecemasan Pasien Terapi HBO .............................................. 104

5.3 Keterbatasan ...................................................................................... 105

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan ....................................................................................... 106

6.2 Saran .................................................................................................. 107

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 108

LAMPIRAN – LAMPIRAN

Page 17: Skripsi Faktor Kecemasan Pasien Terapi HBO di LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Komplek RSAL Dr. Ramelan, Surabaya.

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Rentang respon kecemasan (Sulistiyawati... [et al.] 2005) ........................................ 19

Tabel 2.2 Alat ukur HRS-A ....................................................................................................... 20

Tabel 3.1 Kerangka Konseptual Penelitian Faktor-Faktor yang Berhubungan

dengan Kecemasan Pasien Terapi HBO di LAKESLA Drs. Med.

Rijadi Sastropanoelar, Phys. Di komplek RSAL Dr. Ramelan

Surabaya .................................................................................................................... 68

Tabel 4.1 Definisi operasional faktor – faktor yang mempengaruhi

kecemasan pasien terapi HBO di LAKESLA Drs. Med. R.

Rijadi Sastropanoelar, Phys. Di komplek RSAL Dr. Ramelan

Surabaya .................................................................................................................... 75

Tabel 5.1 Karakteristik responden berdasarkan usia pada terapi HBO di LAKESLA

Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Surabaya tanggal 28 dan

29 Mei 2012 ............................................................................................................... 87

Tabel 5.2 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin pada terapi HBO di

LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Surabaya

tanggal 28 dan 29 Mei 2012 ...................................................................................... 87

Tabel 5.3 Karakteristik responden berdasarkan pengalaman pasien pada terapi HBO

di LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Surabaya

tanggal 28 dan 29 Mei 2012 ...................................................................................... 88

Tabel 5.4 Karakteristik responden berdasarkan kondisi medis pada terapi HBO

di LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Surabaya

tanggal 28 dan 29 Mei 2012 ...................................................................................... 89

Tabel 5.5 Karakteristik responden berdasarkan pendidikan pada terapi HBO

di LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Surabaya

tanggal 28 dan 29 Mei 2012 ...................................................................................... 90

Tabel 5.6 Karakteristik responden berdasarkan akses informasi pada terapi HBO

di LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Surabaya

tanggal 28 dan 29 Mei 2012 ...................................................................................... 91

Tabel 5.7 Karakteristik responden berdasarkan tingkat kecemasan pada terapi HBO

di LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Surabaya

tanggal 28 dan 29 Mei 2012 ...................................................................................... 92

Tabel 5.8 Hubungan usia dengan kecemasan pada pasien terapi HBO di LAKESLA

Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Surabaya. ............................................... 93

Tabel 5.9 Hubungan jenis kelamin dengan kecemasan pada pasien terapi HBO

di LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Surabaya. ........................ 94

Tabel 5.10 Hubungan pengalaman dengan kecemasan pada pasien terapi HBO

di LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Surabaya. ................... 95

Tabel 5.11 Hubungan kondisi medis dengan kecemasan pada pasien terapi HBO

di LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Surabaya. ..................... 96

Tabel 5.12 Hubungan tingkat pendidikan dengan kecemasan pada pasien terapi HBO

di LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Surabaya. ..................... 97

Tabel 5.13 Hubungan akses informasi dengan kecemasan pada pasien terapi HBO

di LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Surabaya. ..................... 98

Page 18: Skripsi Faktor Kecemasan Pasien Terapi HBO di LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Komplek RSAL Dr. Ramelan, Surabaya.

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Peta Lokasi Terapi HBO di Seluruh Indonesia ............................................................ 41

Gambar 2.2 Ruangan chamber HBO ............................................................................................ 61

Gambar 2.3 Operator/ tender luar chamber HBO .................................................................. 61

Gambar 2.4 Suasana dalam ruangan chamber HBO bersama tender dalam ................................... 61

Gambar 2.5 Terapi HBO sebagai sarana kebugaran .............................................................. 62

Gambar 2.6 Multi place chamber .......................................................................................... 62

Gambar 2.7 Mono place chamber ......................................................................................... 62

Gambar 2.8 Proses pemindahan pasien dari mono ke multi place chamber .......................... 63

Gambar 2.9 Portable high or low pressure one-man chamber .................................................. 63

Gambar 2.10 Posisi pasien palam portable high or low pressure one-man ........................... 63

Gambar 2.11 Chamber binatang, biasa di pergunakan untuk penelitian

atau uji coba..................................................................................................... 64

Gambar 2.12 Ambulance Hiperbarik .................................................................................... 64

Gambar 2.13 Ruang Kompressor dan Oksigen Liquid .......................................................... 64

Gambar 2.14 Jalur Sistematis RUBT HBO ........................................................................... 65

Gambar 4.1 Kerangka penelitian Faktor – Faktor yang Berhubungan

dengan Kecemasan Pasien Terapi HBO di LAKESLA

Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Di komplek

RSAL Dr. Ramelan Surabaya ................................................................................ 71

Page 19: Skripsi Faktor Kecemasan Pasien Terapi HBO di LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Komplek RSAL Dr. Ramelan, Surabaya.

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Permohonan Ijin Pengambilan Data ............................................................................. 100

Lampiran 2 Surat Pernyataan Observasi .......................................................................................... 101

Lampiran 3 Surat Balasan Ka. LAKESLA ...................................................................................... 102

Lampiran 4 Informed Consent (Lembar Persetujuan) ..................................................................... 103

Lampiran 5 Surat Persetujuan Menjadi Responden ......................................................................... 104

Lampiran 6 Lembar Kuesioner Data Demografi ............................................................................. 105

Lampiran 7 Lembar Kuesioner Tingkat Kecemasan (SKALA HARS) .......................................... 108

Lampiran 8 Tabulasi Data ................................................................................................................ 113

Lampiran 9 Crosstabs ....................................................................................................................... 116

Lampiran 10 Dokumentasi Gambar Penelitian ................................................................................ 122

Page 20: Skripsi Faktor Kecemasan Pasien Terapi HBO di LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Komplek RSAL Dr. Ramelan, Surabaya.

SINGKATAN DAN ISTILAH

Absorbent : Penyerap

AL : Angkatan Laut

Anxiety : Kecemasan

ATA : Atmosfer Absolute

ATM : Atmosfer

Claustrophobia : Ketakutan pada ruangan tertutup

CO2 : Carbon Dioksida

DNA : deoxyribo nucleic acid

dr. : Dokter

Drs. : Dokterandus

feet : Kaki

HB : Hemoglobin

HBO : Hiperbarik Oksigen

i.m. : Intra Muscullar

i.v. : Intra Vena

Koping : Teknik relaksasi

IPTEK : Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

LAKESLA : Lembaga Kesehatan Kelautan TNI-AL

m : Meter

mg : Mili Gram

mmHg : Satuan tekanan yang ditinjau dari kenaikan kolom air raksa

O2 : Oksigen

Oedema : Pembengkakan

Phobia : Ketakutan

RNA : ribonucleic acid

RSAL : Rumah Sakit Angkatan Laut

RUBT : Ruang Udara Bertekanan Tinggi

SOP : Standart Operasional Prosedur

Tender : Perawat/ Pendamping terapi oksigen hiperbarik chamber

TNI : Tentara Nasional Indonesia

Page 21: Skripsi Faktor Kecemasan Pasien Terapi HBO di LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Komplek RSAL Dr. Ramelan, Surabaya.

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kecemasan (anxiety) adalah suatu perasaan resah tidak menentu atau rasa takut disertai

respon otonomik yang pada banyak kasus, sumbernya tidak spesifik atau tidak di ketahui. Suatu

perasaan takut karena antisipasi terhadap bahaya. Suatu sinyal gangguan yang menandakan akan

terjadinya bahaya dan memungkinkan individu untuk menghadapi ancaman dari bahaya tersebut

(Taylor, 2011).

Melalui wawancara peneliti terhadap pasien yang akan melaksanakan terapi di Chamber

HBO milik LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Komplek Rumah Sakit TNI

Angkatan Laut Dr. Ramelan Surabaya. Tentang kecemasan pasien pada bulan Februari tahun

2012 lalu, di temukan 8 pasien dari 10 pasien yang melaksanakan pre terapi HBO merasa bosan,

takut, dan cemas. Sedangkan, 2 pasien selebihnya mengatakan tidak cemas dan tidak takut.

Dikarenakan pasien tersebut ialah pasien terapi lanjutan dari terapi HBO yang sebelumnya.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan penelitian sebelumnya didapatkan data, pada klien yang

melakukan terapi HBO di LAKESLA pada bulan November 2009 diperoleh hasil dari 30 klien

yang diwawancara 17 klien (56,67%) mengalami kecemasan ringan selama berada di chamber, 9

klien (30%) mengalami kecemasan sedang, dan 4 klien (13,33%) mengalami kecemasan berat

(Kertapati, 2010). Secara signifikan kecemasan mempengaruhi 5-7% populasi umum dan 25%

atau lebih pada populasi klien dalam bidang medis, pada waktu yang tidak di tentukan (Ibrahim,

2003).

Page 22: Skripsi Faktor Kecemasan Pasien Terapi HBO di LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Komplek RSAL Dr. Ramelan, Surabaya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan dapat berasal dari faktor internal dan

eksternal. Faktor internal antara lain berupa usia, jenis kelamin, dan pengalaman pasien

menjalani terapi. Sedangkan faktor eksternal berupa ancaman tarhadap integritas biologis

lingkungan dan ancaman terhadap konsep diri (Stuart dan Sundeen, 1998). Begitu juga dengan

terapi HBO, individu yang akan menjalani terapi penyembuhan penyakit menggunakan oxygen

hyperbaric chamber / Hiperbarik Oksigen (HBO) mungkin ketakutan terhadap ruangan tertutup

(claustrophobia) yang berada dalam chamber dan cemas tentang kemungkinan persepsi-persepsi

awal dalam menjalani proses terapi. Adapun faktor – faktor kecemasan yang mempengaruhi

kualitas pemberian terapi HBO pada pasien, di harapkan faktor – faktor kecemasan tidak

mengganggu konsentrasi pasien dalam menjalani teknik valsava yang sempurna. Yang mana jika

konsentrasi valsava pasien terganggu oleh kecemasan, dampaknya akan kembali pada pasien itu

sendiri. Seperti gendang telinga terasa sakit, telinga terasa berdengung, hingga mengganggu

jalannya proses terapi.

Perawat profesional sebagai tenaga kesehatan yang dalam tugas pokoknya adalah

memenuhi kebutuhan dasar klien harus mampu merespon dan bersikap secara profesional dalam

mengendalikan kebutuhan emosi pasien. Karena perawat merupakan tenaga profesional terbesar

dalam struktur ketenagaan rumah sakit yang akan ikut mewarnai mutu pelayanan kesehatan

(Gillies, 1995). Individu mungkin dapat mengidentifikasi situasi (misalnya: operasi, kanker,

maupun terapi HBO), tetapi pada kenyataannya ancaman terhadap diri yang berkaitan dengan

khawatir dan keprihatinan ada dalam situasi tersebut. Situasi tersebut adalah sumber dari

ancaman, tetapi bukan ancaman itu sendiri. Sebaliknya, ketakutan (phobia) adalah perasaan

khawatir terhadap ancaman atau bahaya spesifik sehingga pola keamanan seseorang

menyadarkan yang lain (misalnya: ketinggian, ruangan tertutup chamber HBO, hewan buas).

Page 23: Skripsi Faktor Kecemasan Pasien Terapi HBO di LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Komplek RSAL Dr. Ramelan, Surabaya.

Sebagai perawat profesional ketika menjumpai pasien cemas, harus mampu memberikan asuhan

keperawatan yang benar tentang mekanisme koping untuk mencoba mengatasi dan mengurangi

kecemasan pasien dengan mengajarkan teknik relaksasi dengan cara duduk atau berbaring,

lakukan teknik tarik pernafasan dalam dan mengeluarkan secara perlahan, usahakan pasien

menemukan kenyamanan selama 30 menit. Adapun cara selain teknik relaksasi yang diberikan

pada pasien cemas yaitu pemberian obat – obat farmakologi seperti Benzodiazepine, Valium

maupun Xanax (alprazolam). Pemberian obat – obatan tersebut tidak lepas dari aspek legal dan

etik keperawatan, sebagaimana peran perawat berkolaborasi dengan dokter maupun ahli farmasi.

Sesuai dengan uraian diatas, masalah tersebut diangkat karena penulis merasa perlu untuk

melakukan sebuah penelitian tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kecemasan pasien

terapi HBO milik LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Komplek Rumah Sakit

TNI Angkatan Laut Dr. Ramelan Surabaya.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian identifikasi masalah diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan

sebagai berikut:

1. Apa saja kah faktor – faktor yang berhubungan dengan kecemasan pasien terapi HBO di

LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Di komplek RSAL Dr. Ramelan

Surabaya?

Page 24: Skripsi Faktor Kecemasan Pasien Terapi HBO di LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Komplek RSAL Dr. Ramelan, Surabaya.

1.3 Tujuan penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor – faktor yang berhubungan dengan

kecemasan pasien terapi HBO di LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Di

komplek RSAL Dr. Ramelan Surabaya.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui hubungan usia dengan kecemasan pasien terapi HBO di Lakesla Drs. Med. R.

Rijadi Sastropanoelar, Phys. Di komplek RSAL Dr. Ramelan Surabaya.

2. Mengetahui hubungan jenis kelamin dengan kecemasan pasien terapi HBO di Lakesla Drs.

Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Di komplek RSAL Dr. Ramelan Surabaya.

3. Mengetahui hubungan pengalaman dengan kecemasan pasien terapi HBO di Lakesla Drs.

Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Di komplek RSAL Dr. Ramelan Surabaya.

4. Mengetahui hubungan kondisi medis dengan kecemasan pasien terapi HBO di Lakesla Drs.

Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Di komplek RSAL Dr. Ramelan Surabaya.

5. Mengetahui hubungan tingkat pendidikan dengan kecemasan pasien terapi HBO di Lakesla

Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Di komplek RSAL Dr. Ramelan Surabaya.

6. Mengetahui hubungan akses informasi dengan kecemasan pasien terapi HBO di Lakesla Drs.

Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Di komplek RSAL Dr. Ramelan Surabaya.

Page 25: Skripsi Faktor Kecemasan Pasien Terapi HBO di LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Komplek RSAL Dr. Ramelan, Surabaya.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Teoritis

1. Sebagai informasi ilmiah, kepentingan pengembangan program, maupun kepentingan ilmu

pengetahuan tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kecemasan pasien terapi HBO

di LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Di komplek RSAL Dr. Ramelan

Surabaya.

2. Sebagai bahan masukkan di HBO milik LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys.

Komplek Rumah Sakit TNI Angkatan Laut Dr. Ramelan Surabaya, terutama dalam

memberikan asuhan keperawatan pada pasien terapi chamber oksigen hiperbaik.

3. Sebagai landasan dasar dalam membuat daftar tilik SOP (Standart Operasional Prosedur)

bagi pasien sebelum mengikuti terapi chamber oksigen hiperbarik.

1.4.2 Praktik

1. Bagi Peneliti

Diharapkan penelitian ini sebagai pengembangan ilmu pengetahuan serta merupakan

pengalaman berharga dalam melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang berhubungan

dengan kecemasan pasien dalam mengikuti terapi HBO di LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi

Sastropanoelar, Phys. Di komplek RSAL Dr. Ramelan Surabaya.

2. Bagi para pasien dengan gangguan kecemasan

Memberikan informasi koping pada pasien tentang penyebab terjadinya kecemasan yang

dirasakan dalam menjalani terapi HBO.

Page 26: Skripsi Faktor Kecemasan Pasien Terapi HBO di LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Komplek RSAL Dr. Ramelan, Surabaya.

3. Bagi institusi pendidikan

Sebagai masukan dalam rangka pengembangan ilmu dan sebagai bahan referensi yang

berguna bagi institusi pendidikan, dosen, dan mahasiswa khususnya dalam kajian masalah lebih

lanjut tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kecemasan pasien dalam mengiktui terapi

HBO di LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Di komplek RSAL Dr. Ramelan

Surabaya.

4. Bagi LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Surabaya

Sebagai bahan masukan kepada instansi terkait dalam pengambilan keputusan/ kebijakan

guna meningkatkan mutu pelayanan keperawatan terhadap klien dalam hal efisiensi koping

kecemasan.

Page 27: Skripsi Faktor Kecemasan Pasien Terapi HBO di LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Komplek RSAL Dr. Ramelan, Surabaya.

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini akan dijelaskan beberapa konsep dasar yang mendasari penelitian, meliputi :

1). Konsep kecemasan, 2). Konsep RUBT, 3). Konsep terapi HBO, 4). Faktor – faktor

kecemasan pada pasien terapi HBO.

2.1 Konsep Kecemasan

2.1.1 Definisi Cemas

Cemas/ anxiety adalah suatu keadaan emosional yang tidak menyenangkan yang ditandai

oleh rasa ketakutan serta gejala fisik yang menegangkan serta tidak diinginkan. Gejala tersebut

merupakan respons terhadap stress yang normal dan sesuai, tetapi menjadi patologis bila tidak

sesuai dengan tingkat keparahan stress, berlanjut setelah stressor menghilang, atau terjadi tanpa

adanya stressor eksternal. Gangguan neurotik dengan cemas sebagai gejala yang menonjol sering

ditemukan: survey di Inggris yang menemukan bahwa 16% populasi menderita beberapa bentuk

cemas yang patologis.

Gangguan cemas harus dibedakan dengan reaksi terhadap stress, yang gambaran

utamanya berupa cemas. Hal ini meliputi reaksi stress akut – respons cepat (dalam menit atau

jam) terhadap kejadian dalam hidup yang berat, yang menyebabkan cemas dengan gangguan

otonom dan disorientasi – dan reaksi penyesuaian – respons yang lebih lambat terhadap kejadian

– kejadian hidup (seperti kehilangan pekerjaan, pindah rumah, atau perceraian) yang beberapa

hari atau minggu kemudian menjadi gejala cemas, mudah marah, dan depresi (tanpa gejala

biologis). Gangguan – gangguan tersebut biasanya bersifat sembuh sendiri dan dapat diobati

Page 28: Skripsi Faktor Kecemasan Pasien Terapi HBO di LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Komplek RSAL Dr. Ramelan, Surabaya.

dengan meyakinkan pasien, ventilasi, dan pemecahan masalah. Reaksi stress yang lebih khas,

gangguan stress pasca trauma, akan diulas selanjutnya.

Hingga saat ini, tindakan tersering terhadap gambaran cemas adalah dengan meresepkan

benzodiasepine. Hal ini telah banyak menimbulkan kritik sehingga obat alternatif lain di uji,

termasuk hampir semua obat antidepresan dan terapi psikologis yang tersedia, khususnya terapi

kognitif perilaku. Untuk sebagian besar dokter umum, keterbatasan sumber daya sering

menyebabkan obat tersebut masih menjadi terapi utama (Davies, 2009).

Sedangkan cemas menurut Townsend (2004), kecemasan adalah suatu perasaan takut, ke

khawatir an yang seringkali terjadi tanpa ada penyebab yang jelas. Kecemasan dibedakan dari

rasa takut yang sebenarnya, rasa takut itu timbul karena penyebab yang jelas dan adanya fakta-

fakta atau keadaan yang benar-benar membahayakan, sedangkan kecemasan timbul karena

respon terhadap situasi yang kelihatannya tidak menakutkan, atau bisa juga dikatakan sebagai

hasil dari rekaan - rekaan pikiran sendiri (praduga subyektif), dan juga suatu prasangka pribadi

yang menyebabkan seseorang mengalami kecemasan.

2.1.2 Kecemasan Menurut Teori Sigmund Freud

Freud membagi kecemasan menjadi tiga, yaitu:

1. Kecemasan Realitas atau Objektif (Reality or Objective Anxiety)

“MAAF”

SEBAGIAN NASKAH TIDAK DI PUBLIKASIKAN

Page 29: Skripsi Faktor Kecemasan Pasien Terapi HBO di LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Komplek RSAL Dr. Ramelan, Surabaya.

2. Kecemasan Neurosis (Neurotic Anxiety)

3. Kecemasan Moral (Moral Anxiety)

2.1.3 Kategori Kecemasan Menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders

(DSM) IV:

1. Gangguan cemas menyeluruh

Gangguan ini mengenai 2-5% populasi umum, dengan angka kejadian pada perempuan

sedikit lebih tinggi, tetapi diperkirakan mencapai hampir 30% konsultasi “psikiatrik” di praktek

umum. Onset gangguan ini biasanya pada awal masa dewasa dan perjalanannya mungkin kronik,

dengan prognosis yang lebih buruk jika terjadi pada perempuan. Beberapa predisposisi genetik

telah ditemukan, trauma pada masa kanak – kanak seperti perpisahan yang menimbulkan

kerentanan, dan dapat dicetuskan atau diperberat dengan kejadian hidup yang berat (Davies,

2009).

“MAAF”

SEBAGIAN NASKAH TIDAK DI PUBLIKASIKAN

“MAAF”

SEBAGIAN NASKAH TIDAK DI PUBLIKASIKAN

Page 30: Skripsi Faktor Kecemasan Pasien Terapi HBO di LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Komplek RSAL Dr. Ramelan, Surabaya.

2. Agorafobia (dengan atau tanpa gangguan panik)

Agorafobia cenderung dimulai pada usia antara 15 dan 35 tahun dan dua kali lebih sering

pada perempuan daripada laki-laki. Pasien mengalami serangan cemas akut ketika mereka

berada, di suatu tempat yang sulit untuk menemukan jalan keluar atau tidak tersedianya

pertolongan. Mereka memiliki keinginan yang kuat untuk berada di tempat lain, dan cemas yang

dialaminya dapat disertai gangguan panik denga gejala autonom. Situasi – situasi yang

merangsang cemas dihindari, dan hanya dengan memikirkan akan mengalami situasi tersebut

dapat menimbulkan cemas antisipasi (Davies, 2009).

3. Fobia sosial

Fobia sosial merupakan ketakutan yang menetap untuk tampil pada situasi sosial,

terutama jika terdapat orang yang asing atau jika pasien takut malu. Pasien takut bahwa orang

lain mengira ia bodoh, lemah, atau gila, dan paparan tehadap situasi yang ditakuti dapat segera

menimbulkan serangan cemas. Pasien mengetahui bahwa kekuatannya berlebihan, tetapi cemas

dan perilaku menghindarinya dapat benar – benar mengganggu rutinitas sehari – hari, pekerjaan,

atau kehidupan sosial pasien. Gejala tersering adalah wajah bersemu merah, dan pasien mungkin

menghindari makan, minum, atau menulis di depan publik.

Ada beberapa predisposisi genetik, onset dapat timbul setelah pengalaman yang

menimbulkan stress atau memalukan atau dapat pula timbul perlahan – lahan, dan gangguan ini

biasanya memiliki perjalanan yang kronik. Gejala sering dimulai pada masa remaja atau bahkan

masa kanak – kanak dan dapat berkaitan dengan prestasi akademik atau sosial yang buruk.

Insidens fobia sosial sekitar 2%, tetapi prevalensi seumur hidupnya berkisar antara 3% sampai

Page 31: Skripsi Faktor Kecemasan Pasien Terapi HBO di LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Komplek RSAL Dr. Ramelan, Surabaya.

13%. Pada beberapa studi komunitas, fobia sosial lebih sering pada perempuan daripada laki –

laki, tetapi jenis kelamin terpresentasi dalam jumlah yang sama dalam sampel penelitian

(Davies, 2009).

4. Gangguan panik

Panik dapat terjadi sebagai bagian dari beberapa kondisi. Namun, gangguan panik

ditandai dengan serangan cemas berat yang tidak diperkirakan dengan gejala autonom yang jelas

yang tidak berkaitan dengan situasi tertentu. Gambaran umumnya adalah sesak napas, ketakutan

akan lampu mati atau menjadi gila, dan keinginan segera untuk melarikan diri tanpa

mempertimbangkan konsekuensinya.

Prevalensi gangguan panik per tahunnya adalah 1-2%, dengan prevalensi seumur hidup

1.5-3.5%. Onset tersering adalah pada usia remaja atau pada orang yang berusia pada

pertengahan 30 tahun, sedangkan onset setelah usia 45 tahun jarang. Perjalanan penyakit

bervariasi, kadang – kadang kronik tetapi keparahannya naik turun atau terkadang dapat

episodik. Terdapat bukti mengenai transmisi genetik, orang kekerabatan tingkat pertama dengan

pasien beresiko empat hingga tujuh kali lebih besar daripada populasi umum (Davies, 2009).

5. Gangguan stress pasca – trauma

Cemas dan gejala lainnya dapat terjadi setelah trauma yang berat seperti penganiayaan

atau kecelakaan yang serius. Meskipun diagnosis formal membutuhkan adanya stress yang

sangat berat, gambaran serupa sering terlihat pada stress yang lebih ringan. Hubungan antara

stressor dan faktor – faktor yang mempengaruhi kerentanan, seperti kepribadian, masih belum

Page 32: Skripsi Faktor Kecemasan Pasien Terapi HBO di LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Komplek RSAL Dr. Ramelan, Surabaya.

jelas. Terdapat komorbiditas yang bermakna dengan depresi dan bunuh diri, status cemas, dan

sondrom psikomatik lain (Davies, 2009).

6. Gangguan obsesif – kompulsif

Obsesi adalah suatu bentuk kecemasan yang didominasi oleh pikiran yang terpaku

(persistence) dan berulang kali muncul (recurrent). Sedangkan kompulsi adalah perbuatan yang

dilakukan berulang – ulang sebagai konsekuensi dari pikiran yang bercorak obsesi tadi.

Seseorang yang menderita gangguan obsesif – kompulsif tadi akan terganggu dalam fungsi atau

peran sosialnya.

Sebagai contoh yang sederhana misalnya orang yang mencuci tangannya berkali – kali,

meskipun sebenarnya ia sadar bahwa mencuci tangan pertama kali itu sudah bersih dan tidak

perlu diulang kembali. Namun, ia tidak mampu menguasai pikiran obsesif yang menyatakan

bahwa tangannya belum bersih, dan karenanya untuk menghilangkan rasa cemasnya itu ia

mengulang kembali mencuci tangannya. Demikianlah hal tersebut selalu terjadi berulang kali

sehingga menimbulkan penderitaan bagi dirinya. Dalam bahasa awam gangguan ini seringkali

disebut sebagai penyakit was – was (Hawari, 2008).

2.1.4 Tipe Kepribadian Pencemas

Menurut Hawari (2008) seorang akan menderita gangguan cemas manakala yang

bersangkutan tidak mampu mengatasi stressor psikososial yang dihadapinya. Tetapi pada orang –

orang tertentu meskipun tidak ada stressor psikososial, yang bersangkutan menunjukkan

kecemasan juga, yang ditandai dengan corak atau tipe kepribadian pencemas, yaitu antara lain:

Page 33: Skripsi Faktor Kecemasan Pasien Terapi HBO di LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Komplek RSAL Dr. Ramelan, Surabaya.

1. Cemas, khawatir, tidak tenang, ragu, dan bimbang.

2. Memandang masa depan dengan rasa was – was.

3. Kurang percaya diri, gugup apabila tampil di muka umum (demam panggung).

4. Sering merasa tidak bersalah, menyalahkan orang lain.

5. Tidak mudah mengalah, suka “ngotot”

6. Gerakan sering serba salah, tidak tenang, bila duduk gelisah.

7. Seringkali mengeluh ini dan itu (keluhan – keluhan somatik), khawatir berlebihan

terhadap penyakit.

8. Mudah tersinggung, suka membesar – besarkan masalah yang kecil (dramatisasi).

9. Dalam mengambil keputusan sering diliputi rasa bimbang dan ragu.

10. Bila mengemukakan sesuatu atau bertanya seringkali diulang – ulang.

11. Kalau sedang emosi seringkali bertindak histeris.

Orang dengan tipe kepribadian pencemas tidak selamanya mengeluh hal –hal yang

sifatnya psikis tetapi sering juga disertai dengan keluhan –keluhan fisik (somatik) dan juga

tumpang tindih dengan ciri – ciri kepribadian depresif, atau dengan kata lain batasannya

seringkali tidak jelas.

2.1.5 Gejala Klinis Cemas

Keluhan – keluhan yang sering dikemukakan oleh orang yang mengalami kecemasan

antara lain sebagai berikut:

1. Cemas, khawatir, firasat buruk, takut akan pikirannya sendiri, mudah tersinggung.

Page 34: Skripsi Faktor Kecemasan Pasien Terapi HBO di LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Komplek RSAL Dr. Ramelan, Surabaya.

2. Merasa tegang, tidak tenang, gelisah, mudah terkejut.

3. Takut sendirian, takut pada keramaian dan banyak orang.

4. Gangguan pola tidur, mimpi – mimpi yang menegangkan.

5. Gangguan konsentrasi pada daya ingat.

6. Keluhan – keluhan somatik, misalnya rasa sakit pada otot dan tulang, pendengaran

berdenging (tinitus), berdebar – debar, sesak nafas, gangguan pencernaan, gangguan

perkemihan, sakit kepala dan lain sebagainya. (Hawari, 2008)

2.1.6 Tingkat Kecemasan

Menurut Peplau (1997, dalam Sulistiyawati, 2005) ada empat tingkat kecemasan yang

dialami oleh individu yaitu ringan, sedang, berat, panik.

1. Kecemasan Ringan

Dihubungkan dengan ketegangan yang dialami sehari – hari. Individu masih

waspada serta lapang persepsinya meluas, menajamkan indra. Dapat memotivasi individu

untuk belajar dan mampu memecahkan masalah secara efektif dan menghasilkan

pertumbuhan dan kreatifitas. Contohnya:

a) Seorang yang menghadapi ujian akhir

b) Pasangan dewasa yang akan memasuki jenjang pernikahan

c) Individu yang akan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi

d) Individu yang tiba – tiba di kejar anjing menggonggong

2. Kecemasan Sedang

Individu terfokus hanya pada pikiran yang menjadi perhatiannya, terjadi penyempitan

lapangan persepsi, masih dapat melakukan sesuatu dengan arahan orang lain. Contohnya:

Page 35: Skripsi Faktor Kecemasan Pasien Terapi HBO di LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Komplek RSAL Dr. Ramelan, Surabaya.

a) Pasangan suami – istri yang menghadapi kelahiran bayi pertama dengan resiko

tinggi

b) Keluarga yang menghadapi perpecahan (berantakan)

c) Individu yang mengalami konflik dalam pekerjaan

3. Kecemasan Berat

Lapangan persepsi individu sangat sempit. Pusat perhatiannya pada detil yang kecil

(spesifik) dan tidak dapat berpikir tentang hal – hal lain. Seluruh perilaku dimaksudkan

untuk mengurangi kecemasan dan perlu banyak perintah/ arahan untuk mengurangi

terfokus pada area lain. Contoh:

a) Individu yang mengalami kehilangan harta benda dan orang yang dicintai karena

bencana alam

b) Individu dalam penyandraan

4. Kecemasan berat sekali (panik)

Individu kehilangan kendali diri dan detail perhatian hilang. Karena hilangnya

kontrol, maka tidak mampu melakukan apapun meskipun dengan perintah. Terjadi

peningkatan aktifitas motorik, berkurangnya kemampuan berhubungan dengan orang

lain, penyimpangan persepsi dan hilangnya pikiran rasional, tidak mampu berfungsi

secara efektif. Biasanya disertai dengan disorganisasi kepribadian. Contohnya:

a) Individu dengan kepribadian pecah/ depersonalisasi

Page 36: Skripsi Faktor Kecemasan Pasien Terapi HBO di LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Komplek RSAL Dr. Ramelan, Surabaya.

2.1.7 Alat Ukur Kecemasan

Untuk mengetahui sejauh mana derajat kecemasan seseorang apakah ringan, sedang,

berat, atau berat sekali/ panik , Hawari (2008) mengatakan, bahwa menggunakan alat ukur

(instrumen) yang dikenal dengan nama Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRS-A). Alat ukur

ini terdiri dari 14 kelompok gejala yang masing – masing kelompok dirinci lagi dengan gejala –

gejala yang lebih spesifik. Masing – masing gejala diberi penilaian angka (score) antara 0 – 4,

yang artinya adalah:

Nilai 0 = tidak ada keluhan (tidak ada gejala sama sekali)

1 = gejala ringan (satu gejala dari pilihan yang ada)

2 = gejala sedang (separuh dari gejala yang ada)

3 = gejala berat (lebih dari separuh gejala yang ada)

4 = gejala berat sekali (semua gejala ada)

Tabel 2.1 Rentang respon kecemasan (Sulistiyawati... [et al.] 2005)

Respon Adaptif Respon Maladaptif

Tidak ada gejala gejala ringan gejala sedang gejala berat gejala berat sekali

Penilaian atau pemakaian alat ukur ini dilakukan oleh dokter (psikiater) atau orang yang telah

dilatih untuk menggunakannya melalui teknik wawancara langsung. Masing –masing nilai angka

Page 37: Skripsi Faktor Kecemasan Pasien Terapi HBO di LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Komplek RSAL Dr. Ramelan, Surabaya.

(score) dari 14 kelompok gejala tersebut di jumlahkan dan dari hasil penjumlahan tersebut dapat

diketahui derajat kecemasan seseorang, yaitu:

Total Nilai (score): kurang dari 14 = tidak ada kecemasan

14 – 20 = kecemasan ringan

21 – 27 = kecemasan sedang

28 – 41 = kecemasan berat

42 – 56 = kecemasan berat sekali

Adapun hal – hal yang dinilai dalam alat ukur HRS-A ini adalah sebagai berikut:

Tabel 2.2 Alat ukur HRS-A

Gejala Kecemasan Nilai Angka (score)

01. Perasaan cemas/ anxiety

Cemas

Firasat buruk

Takut akan pikiran sendiri

Mudah tersinggung

0 1 2 3 4

02. Ketegangan

Merasa tegang

Lesu

Tidak bisa istirahat tenang

Mudah terkejut

Mudah menangis

Gemetar

Gelisah

0 1 2 3 4

03. Ketakutan

Pada gelap

Pada orang asing

Ditinggal sendiri

Takut ruangan tertutup/ sempit

Takut pada binatang besar/ buas

0 1 2 3 4

Page 38: Skripsi Faktor Kecemasan Pasien Terapi HBO di LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Komplek RSAL Dr. Ramelan, Surabaya.

Takut kerumunan/ keramaian

orang banyak

04. Gangguan tidur

Sukar masuk tidur

Terbangun malam hari

Tidur tidak nyenyak

Bangun dengan lesu

Banyak mimpi – mimpi

Mimpi buruk

Mimpi menakutkan

0 1 2 3 4

05. Gangguan kecerdasan

Sukar konsentrasi

Daya ingat menurun

Daya ingat buruk

0 1 2 3 4

06. Perasaan depresi (murung)

Hilangnya minat

Berkurangnya kesenangan pada

hobi

Sedih

Bangun dini hari

Perasaan berubah – ubah

sepanjang hari

0 1 2 3 4

07. Gejala somatik/ fisik (otot)

Sakit dan nyeri di otot

Kaku

Kedutan otot

Gigi gemerutuk

Suara tidak stabil

0 1 2 3 4

08. Gejala somatik/ fisik (sensorik)

Tinitus (telinga berdenging)

Penglihatan kabur

Muka merah atau pucat

Merasa lemas

Perasaan ditusuk - tusuk

0 1 2 3 4

09. Gejala kardiovaskuler (jantung

dan pembuluh darah)

Takikardia (denyut jantung cepat)

Berdebar – debar

Nyeri di dada

Denyut nadi mengeras

Rasa lesu/ lemas seperti mau

pingsan

Detak jantung menghilang

0 1 2 3 4

Page 39: Skripsi Faktor Kecemasan Pasien Terapi HBO di LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Komplek RSAL Dr. Ramelan, Surabaya.

(berhenti sekejap)

10. Gejala respiratori (pernafasan)

Rasa tertekan atau sempit di dada

Rasa tercekik

Sering menarik nafas

Nafas pendek/ sesak

0 1 2 3 4

11. Gejala gastrointestinal

(pencernaan)

Sulit menelan

Perut sembelit

Gangguan pencernaan

Nyeri sebelum dan sesudah makan

Perasaan terbakar di perut

Rasa penuh atau kembung

Mual

Muntah

Buang air besar lembek

Sukar buang air besar (konstipasi)

Kehilangan berat badan

0 1 2 3 4

12. Gejala urogenital (perkemihan dan

kelamin)

Sering kali buang air kecil

Tidak dapat menahan air seni

Tidak datang bulan (tidak haid)

Darah haid berlebihan

Darah haid amat sedikit

Masa haid berkepanjangan

Masa haid amat pendek

Haid beberapa kali dalam sebulan

Menjadi dingin (frigid)

Ejakulasi dini

Ereksi lemah

Ereksi hilang

Impotensi

0 1 2 3 4

13. gejala autonom

Mulut kering

Muka merah

Mudah berkeringat

Kepala pusing

Kepala terasa berat

Kepala terasa sakit

Bulu – bulu/ bulu kuduk berdiri

0 1 2 3 4

Page 40: Skripsi Faktor Kecemasan Pasien Terapi HBO di LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Komplek RSAL Dr. Ramelan, Surabaya.

14. Tingkah laku (sikap) saat

wawancara

Gelisah

Tidak tenang

Jari gemetar

Kerut kening

Muka tegang

Otot tegang/ mengeras

Nafas pendek dan cepat

Muka merah

0 1 2 3 4

Jumlah Nilai Angka (total score) =

Perlu diketahui bahwa alat ukur HRS-A ini bukan dimaksud untuk menegakkan diagnosa

kecemasan. Diagnosa kecemasan ditegakkan dari pemeriksaan klinis oleh dokter (psikiater).

Sedangkan, untuk mengukur derajat berat ringannya kecemasan itu digunakan alat ukur HRS-A.

2.1.8 Mekanisme Pertahanan Terhadap Kecemasan

a. Represi

b. Reaksi Formasi

c. Proyeksi

d. Regresi

“MAAF”

SEBAGIAN NASKAH TIDAK DI PUBLIKASIKAN

Page 41: Skripsi Faktor Kecemasan Pasien Terapi HBO di LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Komplek RSAL Dr. Ramelan, Surabaya.

e. Rasionalisasi

f. Pemindahan

g. Sublimasi

h. Isolasi

i. Undoing

2.2 Konsep RUBT

2.2.1 Pengenalan Ruang Udara Bertekanan Tinggi

Ruang Udara Bertekanan Tinggi, disingkat RUBT. Diperkenalkan sejak tahun 1662 oleh

dr. Henshaw dari Inggris dan mulai dipakai untuk kepentingan medis, RUBT merupakan suatu

tabung yang dari plat baja atau alumunium alloy dan dibuat sedemikian rupa sehingga mampu

diisi udara tekan mulai dari 1 ATA sampai beberapa ATA, tergantung jenis dan penggunaannya.

Saat ini RUBT merupakan alat pendukung untuk kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan

tekanan lebih dari 1 ATA. Bentuk RUBT disesuaikan kegunaannya (LAKESLA, 2009). Jenis-

jenis RUBT antara lain :

1. Large multi compartment chamber

“MAAF”

SEBAGIAN NASKAH TIDAK DI PUBLIKASIKAN

Page 42: Skripsi Faktor Kecemasan Pasien Terapi HBO di LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Komplek RSAL Dr. Ramelan, Surabaya.

2. Large multi compartmens for treatment

3. Portable high or low pressure one-man chamber

2.2.2 Large Multi Compartmen Recompression Chamber

RUBT ini terdiri dari 2 atau lebih ruangan yang saling berhubungan yang disebut lock.

Tekanan dalam ruangan-ruangan tersbut dapat diatur sesuai keperluan. Pada umumnya, RUBT

ini terdiri dari ruangan dalam (inner lock), termasuk di dalamnya medical lock, dan ruangan luar

(out lock). Medical lock berfungsi untuk memasukkan obat-obatan / makanan maupun

perlengkapan ke dalam inner lock. Untuk kenyamanan, ukurannya dibuat sedemikian rupa

sehingga penderita di dalam chamber dapat berdiri dan bertegak agak bebas.

Diameter RUBT kurang lebih 2 m dan panjangnya sekitar 3 m. untuk observasi seluruh

ruangan di dalam RUBT, pada dinding di buat jendela yang ditutup kaca kedap udara. Diameter

jendela kurang lebih 15-30 cm. seluruh interior berwarna cerah dan memenuhi persyaratan antara

lain :

1. Mudah dibersihkan

2. Tidak memantulkan cahaya

3. Tahan api, tidak mudah terbakar

4. Dapat meredam suara

5. Kemampuan listrik statis kecil

“MAAF”

SEBAGIAN NASKAH TIDAK DI PUBLIKASIKAN

Page 43: Skripsi Faktor Kecemasan Pasien Terapi HBO di LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Komplek RSAL Dr. Ramelan, Surabaya.

6. Tidak bersifat toksik

2.2.3 Komponen RUBT

2.2.4 Alat Pendukung RUBT

2.2.5 Penggunaan RUBT

2.2.6 Pengawakan RUBT

2.2.7 Pengamanan RUBT

2.2.8 Pemeliharaan RUBT

2.3 Konsep Terapi HBO

2.3.1 Definisi

1. Kesehatan hiperbarik, adalah ilmu yang mempelajari tentang masalah-masalah kesehatan

yang timbul akibat pemberian tekanan lebih dari 1 Atmosfer (Atm) terhadap tubuh dan

aplikasinya untuk pengobatan.

2. Terapi hiperbarik oksigen adalah pemberian oksigen tekanan tinggi untuk pengobatan yang

dilaksanakan dalam RUBT.

“MAAF”

SEBAGIAN NASKAH TIDAK DI PUBLIKASIKAN

Page 44: Skripsi Faktor Kecemasan Pasien Terapi HBO di LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Komplek RSAL Dr. Ramelan, Surabaya.

3. Tekanan 1 Atmosfer adalah tekanan udara yang dialami oleh semua benda, termasuk

manusia, di atas permukaan laut, bersifat tetap dari semua jurusan dan berada dalam

keseimbangan (LAKESLA, 2009).

2.3.2 Sejarah Ringkas Terapi HBO

Dimulai oleh Dr. Henshaw dari Inggris yang membangun RUBT pada tahun 1662

untuk mengobati beberapa jenis penyakit. Penggunaan udara bertekanan. tinggi dan terapi

hiperbarik oksigen dalam klinik terus berkembang, meskipun mengalami pasang surut.

Sampai kemudian pada tahun 1921 Dr. J. Cunningham mulai mengemukakan teori dasar

tentang penggunaan hiperbarik oksigen untuk mengobati keadaan hipoksia. Namun usahanya

mengalami kegagalan karena dasar untuk terapi hiperbarik oksigen ini nampaknya terlalu

dicari-cari. Harus diakui bahwa selama kurang lebih 270 tahun kesehatan hiperbarik

mengalami pasang surut yang disebabkan belum ada teori fisologi yang tepat untuk

penggunaannya dalam terapi, termasuk penelitian pada binatang percobaan dan penelitian

klinis.

Tahun 1930an penelitian-penelitian tentang penggunaan hiperbarik oksigen mulai

dilaksanakan dengan lebih terarah dan mendalam. Sampai kemudian sekitar tahun 1960an

Dr. Borrema memaparkan hasil penelitiannya tentang penggunaan hiperbarik oksigen yang

larut secara fisik di dalam cairan darah, sehingga dapat memberi hidup pada keadaan tanpa Hb

yang disebut life without blood. Hasil penelitiannya tentang pengobatan gas gangren

Page 45: Skripsi Faktor Kecemasan Pasien Terapi HBO di LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Komplek RSAL Dr. Ramelan, Surabaya.

dengan hiperbarik oksigen membuat ia dikenal sebagai Bapak RUBT. Sejak saat itu terapi

hiperbarik oksigen berkembang pesat dan terus berlanjut sampai saat ini .

2.3.3 Dasar-Dasar Terapi HBO

Timbulnya organisme yang kebal terhadap antibiotik menyebabkan makin

bertambahnya keinginan untuk mendapatkan vaksin antibiotika baru maupun cara-cara yang

dapat meninggikan kemampuan zat antimikroba. Tujuan dari terapi adalah merusak jasad

renik tanpa merugikan tuan rumah (host). Oleh karena itu tujuan pemakaian HBO adalah

untuk mencapai tingkat tekanan parsial oksigen dalam jaringan yang dapat merusak jasad

renik, bukan malah membantu pertumbuhannya, tanpa adanya efek negatif terhadap tuan rumah.

Sebagai zat antimikroba, oksigen tidak bersifat selektif, nampaknya oksigen menghambat

bakteri gram positif maupun gram negatif dengan kekuatan yang sama. Jadi dengan

demikian oksigen dapat dianggap obat antimikroba yang berspektrum luas. Terhadap kuman

anaerob hiperbarik oksigen bersifat bakterisid sedangkan terhadap kuman aerob bersifat

bakteriostatik. Konsep tentang anaerobiosis sedang diteliti kembali karena pada kenyataannya

banyak kuman anaerob yang menunjukkan adanya toleransi terhadap oksigen bahkan

membutuhkan oksigen (LAKESLA, 2009).

1. Infeksi anaerob

a. Chlostridium penyebab gas gangrene

Kasus-kasus gas gangren paling banyak disebabkan oleh Chlostridium welchii

(perfringens): Perkembangbiakannya terjadi dalam jaringan yang hipoksia. Selama di dalam

Page 46: Skripsi Faktor Kecemasan Pasien Terapi HBO di LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Komplek RSAL Dr. Ramelan, Surabaya.

tubuh mengeluarkan eksotoksin terutama alfatoksin yang merusak jaringan otot dan

menyebabkan hemolisis di dalam luka. Hiperbarik oksigen tidak dapat membunuh

Chlostridium tersebut tetapi dapat menghentikan produksi alfatoksin bahkan

menginaktifkannya, dengan demikian memberi kesempatan kepada leukosit untuk

membunuh kuman tersebut dan jika digabung dengan cara pengobatan lain dapat

memberikan hasil yang baik.

b. Chlostridium tetani

Kuman ini termasuk golongan anaerob, hiperbarik oksigen menghalangi produksi

toksin tetanus bahkan bersifat bakterisidal.

A. A. Loedin sekitar tahun 1960an mengadakan penelitian pengobatan tetanus

dengan hiperbarik oksigen dimana didapatkan hasil yang cukup memuaskan. Tetapi

pada penelitian yang dilakukan oleh S. F. Gottlieb tahun 1971 dikatakan bahwa

hiperbarik oksigen tidak mempunyai efek menguntungkan secara nyata terhadap

perjalanan klinis tetanus.

c. Non-spore forming anaerobes (NSA)

NSA dapat ditemukan pada semua jenis infeksi yang mengenai organ atau

jaringan. Organisme ini mungkin dapat dicegah perkembangbiakannya dengan

pemberian hiperbarik oksigen yang tepat, baik waktu maupun tekanannya, namun

hasil penetitian yang ada masih sangat sedikit.

Jenis bakteri ini dapat diinaktifkan dengan cepat pada pemberian oksigen

dengan tekanan 3 ATA selama 2 jam setiap hari.

Page 47: Skripsi Faktor Kecemasan Pasien Terapi HBO di LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Komplek RSAL Dr. Ramelan, Surabaya.

Berdasarkan kenyataan bahwa perkembang biakannya dapat dihalangi oleh

hiperbarik oksigen, maka diduga bahwa infeksi yang disebabkan Actinomycetes

dapat diobati dengan hiperbarik oksigen.

d. Flora usus

Organisme yang paling banyak terdapat dalam saluran pencernaan bagian bawah

adalah kuman anaerob karena itu diduga bahwa hiperbarik oksigen dapat

mengganggu flora usus. Penelitian dalam bidang ini baru sampai pada tahap

percobaan binatang yang hasilnya menyokong teori tersebut.

e. Flora mulut

Flora mulut terus mengalami perubahan mulai saat kelahiran sampai dewasa.

Diantara flora mulut ini ditemukan kuman anaerob dalam jumlah besar, yang

diperkirakan ikut terganggu dengan pemberian oksigen hiperbarik. Namun belum

cukup diadakan penelitian dalam bidang ini.

2. Infeksi aerob

a. Mycobacterium leprae

Penelitian A. A. Rosasco dkk. terhadap penderita morbus hansen jenis

lepromatosa dengan menggunakan hiperbarik oksigen pada tekanan 3 ATA selama 60 menit, 2

kali/hari selama 3 hari berturut-turut, menunjukkan hasil yang menggembirakan.

Page 48: Skripsi Faktor Kecemasan Pasien Terapi HBO di LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Komplek RSAL Dr. Ramelan, Surabaya.

Otto Maulana dkk. pada tahun 1982 mengadakan penelitian pengobatan

morbus hansen dengan HBO di Jakarta, mendapatkan hasil cukup baik, tetapi perlu

penelitian lebih lanjut.

b. Mycobacterium tuberculose

Penelitian yang dikerjakan sekitar tahun 1960 menyimpulkan bahwa hiperbarik

oksigen mencegah pertumbuhan Mycobacterium tuberculose dan jenis Mycobacterium

lainnya. la bekerja secara sinergis dengan INH, Streptomisin dan PAS. Penelitian

selanjutnya memperkuat hasil penelitian ini khususnya efek sinergis dengan INH, bahkan

terhadap kuman-kuman yang resisten diperoleh hasil yang cukup baik.

c. Mycobacterium ulserans

Pada beberapa percobaan ditemukan bahwa pemberian oksigen hiperbarik meskipun

tidak dapat menyembuhkan infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium ulserans, namun

dapat menunda timbulnya gejala dan menurunkan jumlah kematian.

d. Pneumococcus

Sampai saat ini masih diragukan apakah oksigen bermanfaat dalam pengobatan

infeksi Pneumococcus, karena hasil dari beberapa penelitian yang dilakukan ternyata

tidak sama, ada yang positif ada pula yang negatif.

Page 49: Skripsi Faktor Kecemasan Pasien Terapi HBO di LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Komplek RSAL Dr. Ramelan, Surabaya.

e. Staphylococcus

Penelitian yang diadakan baik invitro maupun invivo menyimpulkan bahwa

hiperbarik oksigen mempunyai efek bakteriostatik dan bukan bakteriosidal terhadap

Staphylococcus.

f. Eshericia, Proteus, Pseudomonas dan Salmonella Penelitian sekitar

tahun 1970 menyimpulkan bahwa hasil penggunaan hiperbarik oksigen masih belum

menyakinkan.

g. Fungi, protozoa, alga dan virus

Pada penelitian-penelitian ditemukan bahwa hiperbarik oksigen mempunyai

efek mencegah pertumbuhan fungi, alga dan protozoa, namun efek HBO terhadap

virus hasilnya masih saling bertentangan. Ada yang dihambat, ada pula yang

dirangsang sehingga disimpulkan infeksi virus termasuk salah satu kontraindikasi

relatif pengobatan HBO. Masih belum diketahui apakah hiperbarik oksigen

mempunyai efek langsung terhadap organisme tersebut atau efek gangguan terhadap

mekanisme kekebalannya.

2.3.4 Terapi HBO Dalam Klinik

Kesehatan hiperbarik, khususnya terapi hiperbarik oksigen, di negara-negara maju

telah berkembang dengan pesat. Terapi ini telah dipakai untuk menanggulangi bermacam

penyakit, baik penyakit akibat penyelaman maupun penyakit bukan penyelaman. Di Indonesia,

kesehatan hiperbarik telah mulai dikembangkan oleh kesehatan TNI AL pada tahun 1960 dan

Page 50: Skripsi Faktor Kecemasan Pasien Terapi HBO di LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Komplek RSAL Dr. Ramelan, Surabaya.

terus berkembang sampai saat ini. Kesehatan TNI AL mempunyai ruang udara

bertekanan tinggi (RUBT) di 4 lokasi, yaitu Tanjung Pinang, Jakarta, Surabaya dan Ambon.

Gambar 2.1 Peta Lokasi Terapi HBO di Seluruh Indonesia

2.3.5 Pengaruh HBO terhadap Obat-Obatan

2.3.6 Pengaruh HBO terhadap Sel Jaringan Tubuh

2.3.7 Proses Penyembuhan Luka dengan Terapi HBO

2.3.8 Pelaksanaan Terapi HBO

“MAAF”

SEBAGIAN NASKAH TIDAK DI PUBLIKASIKAN

Page 51: Skripsi Faktor Kecemasan Pasien Terapi HBO di LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Komplek RSAL Dr. Ramelan, Surabaya.

2.3.9 Dasar Pemikiran (Rationale) Umum Terapi HBO

Pengobatan hiperbarik oksigen secara umum didasarkan pada pemikiran-pemikiran / alasan-

alasan sebagai berikut :

1. Pemakaian tekanan akan memperkecil volume gelembung gas dan penggunaan hiperbarik

oksigen juga akan mempercepat resolusi gelembung gas.

2. Daerah-daerah atau tempat-tempat yang iskemik atau hipoksik akan menerima oksigen

secara maksimal.

3. Di daerah yang iskemik, hiperbarik oksigen mendorong / merangsang pembentukan

pembuluh darah kapiler baru.

4. Penekanan pertumbuhan kuman-kuman baik gram positif maupun gram negatif dengan

pemberian HBO.

5. Hiperbarik oksigen mendorong pembentukan fibroblas dan meningkatkan efek fagositosis

(bakterisidal) dari leukosit.

2.3.10 Indikasi Pengguna Terapi HBO

Kelainan atau penyakit yang merupakan indikasi terapi HBO diklasifikasikan

menurut kategorisasi yang dibuat oleh The Committee of Hyperbaric Oxygenation of the

Undersea and Hyperbaric Medical Society yang telah mengalami revisi pada tahun 1986

dan 1988.

Page 52: Skripsi Faktor Kecemasan Pasien Terapi HBO di LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Komplek RSAL Dr. Ramelan, Surabaya.

Dalam revisi ini UHMS tidak lagi memasukkan golongan penyakit untuk

penelitian, namun hanya memakai ACCEPTED CATEGORIZATION saja. Adapun penyakit-

penyakit yang termasuk kategori yang diterima adalah sebagai berikut :

1. Aktinomikosis

2. Emboli udara/ gas

3. Anemia karena kehilangan banyak darah

4. Insufisiensi arteri perifer akut

5. Infeksi bakteri

6. Keracunan karbonmonoksida

7. Crush injury and reimplanted appendages

8. Keracunan sianida

9. Penyakit dekompresi

10. Gas gangrene

11. Cangkokan kulit (skin graft)

12. Infeksi jaringan lunak oleh kuman aerob dan anaerob

13. Osteoradinekrosis

14. Radionekrosis jaringan lunak

15. Sistitis akibat radiasi

Page 53: Skripsi Faktor Kecemasan Pasien Terapi HBO di LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Komplek RSAL Dr. Ramelan, Surabaya.

16. Ekstrasi gigi pada rahang yang diobati dengan radiasi

17. Kanidiobolus koronotus

18. Mukomikosis

19. Osteomielitis

20. Ujung amputasi yang tidak sembuh

21. Ulkus diabetic

22. Ulkus stasis refraktori

23. Tromboangitis obliterans

24. Luka tidak sembuh akibat hipoperfusi dan trauma lama

25. Inhalasi asap

26. Luka bakar

27. Ulkus yang terkait dengan vaskulitis

2.3.11 Kontra Indikasi Pengguna Terapi HBO

1. Kontraindikasi absolute

a. Kontraindikasi absolut adalah pneumothorak yang belum dirawat, kecuali bila sebelum

pemberian hiperbarik oksigen dapat dikerjakan tindakan bedah untuk mengatasi

pneumotorak tersebut.

Page 54: Skripsi Faktor Kecemasan Pasien Terapi HBO di LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Komplek RSAL Dr. Ramelan, Surabaya.

b. Selama beberapa tahun orang beranggapan bahwa keganasan yang belum diobati atau

keganasan metastatik akan menjadi lebih buruk pada pemakaian hiperbarik oksigen

untuk pengobatan dan termasuk kontraindikasi absolut kecuali pada keadaan-keadaan

luar biasa. Namun penelitian-penelitian yang dikerjakan akhir-akhir ini menunjukkan

bahwa sel-sel ganas tidak tumbuh lebih cepat dalam suasana hiperbarik oksigen.

Penderita keganasan yang diobati dengan hiperbarik oksigen biasanya secara bersama-

sama juga menerima terapi radiasi atau kemoterapi.

c. Kehamilan juga dianggap kontraindikasi karena tekanan parsial oksigen yang tinggi

berhubungan dengan penutupan patent ductus arteriosus, sehingga pada bayi prematur

secara teori dapat terjadi fibroplasia retrolental. Namun penelitian yang kemudian

dikerjakan menunjukkan, bahwa komplikasi ini nampaknya tidak terjadi.

2. Kontraindikasi relative

Beberapa keadaan yang memerlukan perhatian tetapi bukan merupakan

kontraindikasi absolut pemakaian hiperbarik oksigen adalah sebagai berikut :

a. Infeksi saluran napas bagian atas

Menyulitkan penderita untuk melaksanakan ekualisasi. Dapat ditolong dengan

menggunakan dekongestan dan miringotomi bilateral.

b. Sinusitis kronis

Menyulitkan penderita untuk melaksanakan ekuatisasi. Untuk pemakaian hiperbarik

oksigen pada penderita ini dapat diberikan dekongestan dan miringotomi bilateral.

Page 55: Skripsi Faktor Kecemasan Pasien Terapi HBO di LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Komplek RSAL Dr. Ramelan, Surabaya.

c. Penyakit kejang

Menyebabkan penderita lebih mudah terserang konvulsi oksigen. Namun bilamana

diperlukan penderita dapat diberi anti konvulsan sebelumnya.

d. Emfisema yang disertai retensi CO2

Ada kemungkinan bahwa penambahan oksigen lebih dari normal akan menyebabkan

penderita secara spontan berhenti bernafas akibat hilangnya rangsangan hipoksik. Pada

penderita-penderita dengan penyakit paru disertai retensi CO2, terapi hiperbarik oksigen

dapat dikerjakan bila penderita diintubasi dan memakai ventilator.

e. Panas tinggi yang tidak terkontrol

Merupakan predisposisi terjadinya konvulsi oksigen. Kemungkinan ini dapat

diperkecil dengan pemberian aspirin dan selimut hipotermia. Juga sebagai pencegahan dapat

diberikan anti konvulsan.

f. Riwayat pneumothorak spontan.

Penderita yang mengalami pnemothorak spontan dalam RUBT kamar tunggal akan

menimbulkan masalah tetapi. di dalam RUBT kamar ganda dapat dilakukan pertolongan-

pertolongan yang memadai. Sebab itu bagi penderita yang mempunyai riwayat

pneumothorak spontan, harus dilakukan persiapan-persiapan untuk dapat mengatasi terjadinya

hal tersebut.

Page 56: Skripsi Faktor Kecemasan Pasien Terapi HBO di LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Komplek RSAL Dr. Ramelan, Surabaya.

g. Riwayat operasi dada

Menyebabkan terjadinya luka dengan air trapping yang timbul saat dekompresi. Setiap

operasi dada harus diteliti kasus demi kasus untuk menentukan langkah-langkah yang harus

diambil. Tetapi jelas proses dekompresi harus dilakukan sangat lambat.

h. Riwayat operasi telinga

Operasi pada telinga dengan penempatan kawat atau topangan plastik di dalam

telinga setelah stapedoktomi, mungkin suatu kontraindikasi pemakaian hiperbarik oksigen

sebab perubahan tekanan dapat menggangu implan tersebut. Konsultasi dengan seorang ahli

THT perlu dilakukan.

i. Kerusakan paru asimotomatik yang ditemukan pada penerangan atau pemotretan dengan

sinar X

Memerlukan proses dekompresi yang sangat lambat. Menurut pengalaman, waktu

dekompresi antara 5-10 menit tidak menimbulkan masalah.

j. Infeksi virus

Pada percobaan binatang ditemukan bahwa infeksi virus menjadi lebih hebat bila

binatang tersebut diberi hiperbarik oksigen. Dengan alasan ini dianjurkan agar penderita

yang terkena salesma (common cold) menunda pengobatan dengan hiperbarik oksigen sampai

gejala akut menghilang apabila tidak memerlukan pengobatan segera dengan hiperbarik

oksigen.

Page 57: Skripsi Faktor Kecemasan Pasien Terapi HBO di LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Komplek RSAL Dr. Ramelan, Surabaya.

k. Spherositosis congenital

Pada keadaan ini butir-butir darah merah sangat fragil dan pemberian hiperbarik

oksigen dapat diikuti dengan hemolisis yang berat. Bila memang pengobatan hiperbarik

oksigen mutlak diperlukan keadaan ini tidak boleh jadi penghalang sehingga harus

dipersiapkan langkah-langkah yang perlu untuk mengatasi komplikasi yang mungkin timbul.

I. Riwayat neuritis optik.

Pada beberapa penderita dengan riwayat neuritis optik, terjadinya kebutaan dihubungkan

dengan terapi hiperbarik oksigen. Namun kasus yang terjadi sangat sedikit. Tetapi jika ada

penderita dengan riwayat neuritis optik diperkirakan mengalami ganguan penglihatan yang

berhubungan dengan retina, bagaimanapun kecilnya pemberian hiperbarik oksigen harus segera

dihentikan dan perlu konsultasi dengan ahli mata.

2.3.12 Penjelasan Bergambar Terapi HBO

Gambar 2.2 Ruangan chamber HBO

Page 58: Skripsi Faktor Kecemasan Pasien Terapi HBO di LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Komplek RSAL Dr. Ramelan, Surabaya.

Gambar 2.3 Operator/ tender luar chamber HBO

Gambar 2.4 Suasana dalam ruangan chamber HBO bersama tender dalam

Gambar 2.5 Terapi HBO sebagai sarana kebugaran

Page 59: Skripsi Faktor Kecemasan Pasien Terapi HBO di LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Komplek RSAL Dr. Ramelan, Surabaya.

Gambar 2.6 Multi place chamber

Gambar 2.7 Mono place chamber

Gambar 2.8 Proses pemindahan pasien dari mono ke multi place chamber

Page 60: Skripsi Faktor Kecemasan Pasien Terapi HBO di LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Komplek RSAL Dr. Ramelan, Surabaya.

Gambar 2.9 Portable high or low pressure one-man chamber

Gambar 2.10 Posisi pasien palam portable high or low pressure one-man

Gambar 2.11 Chamber binatang, biasa di pergunakan untuk penelitian atau uji coba

Page 61: Skripsi Faktor Kecemasan Pasien Terapi HBO di LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Komplek RSAL Dr. Ramelan, Surabaya.

Gambar 2.12 Ambulance Hiperbarik

Gambar 2.13 Ruang kompresor dan oksigen liquid

Page 62: Skripsi Faktor Kecemasan Pasien Terapi HBO di LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Komplek RSAL Dr. Ramelan, Surabaya.

Gambar 2.14 Jalur sistematis RUBT HBO

2.3.13 Penutup Ringkasan Terapi HBO

Terapi hiperbarik oksigen (HBO) telah berkembang dengan pesat baik di negara-

negara maju, maupun di negara-negara berkembang dan telah dipakai sebagai

pengobatan utama maupun pengobatan tambahan pada berbagai jenis penyakit. Disamping

bermanfaat, terapi HBO juga memerlukan kewaspadaan, mengingat adanya bahaya keracunan

oksigen. Oleh karena itu penggunaan HBO harus dilakukan dengan hati-hati, dengan

menggunakan prosedur dan dosis yang tepat.

Penelitian dalam bidang HBO masih terus berlanjut sampai sekarang sehingga di

masa mendatang jumlah penyakit yang dapat diobati dengan HBO makin bertambah

dengan makin jelasnaya efek HBO terhadap tubuh.

Page 63: Skripsi Faktor Kecemasan Pasien Terapi HBO di LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Komplek RSAL Dr. Ramelan, Surabaya.

2.4 Faktor – Faktor Kecemasan pada Pasien Terapi HBO

Faktor – faktor yang berhubungan dengan kecemasan pada pasien terapi HBO terbagi

menjadi dua kategori yaitu faktor kecemasan yang timbul dari dalam diri seseorang (intrinsik)

dan faktor yang timbul dari luar diri seseorang (ekstrinsik). Adapun penjelasan tentang faktor –

faktor yang mempengaruhi kecemasan seseorang yaitu :

a. Faktor-faktor intrinsik, antara lain:

b. Faktor-faktor ekstrinsik, antara lain:

“MAAF”

SEBAGIAN NASKAH TIDAK DI PUBLIKASIKAN

Page 64: Skripsi Faktor Kecemasan Pasien Terapi HBO di LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Komplek RSAL Dr. Ramelan, Surabaya.

BAB 3

KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 Kerangka Konseptual

Keterangan:

: Diteliti : Berhubungan

: Tidak diteliti : Berpengaruh

Tabel 3.1 Kerangka Konseptual Penelitian Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan

Kecemasan Pasien Terapi HBO di LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi

Sastropanoelar, Phys. Di komplek RSAL Dr. Ramelan Surabaya.

Pasien dengan Indikasi Pengguna Terapi HBO

RUBT/ Chamber Terapi HBO

Pasien Terapi HBO

Cemas

Faktor- Faktor Yang Berhubungan Dengan Kecemasan Pasien Terapi HBO

Usia

Jenis

Kelamin

Pengalaman

Pasien

Kondisi

Medis

Tingkat

Pendidikan

Akses

Informasi

Cemas

Ringan

Cemas

Sedang

Cemas

Berat Panik

Page 65: Skripsi Faktor Kecemasan Pasien Terapi HBO di LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Komplek RSAL Dr. Ramelan, Surabaya.

3.2 Hipotesis Penelitian

“MAAF”

SEBAGIAN NASKAH TIDAK DI PUBLIKASIKAN

Page 66: Skripsi Faktor Kecemasan Pasien Terapi HBO di LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Komplek RSAL Dr. Ramelan, Surabaya.

BAB 4

METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah usaha untuk menjawab permasalahan, membuat suatu yang

masuk akal, memahami peraturan, dan memprediksi keadaan di masa yang akan datang

(Nursalam, 2008). Pada bab ini akan diuraikan tentang metode yang akan digunakan dalam

penelitian meliputi: desain penelitian, kerangka kerja, waktu dan tempat penelitian, variabel

penelitian, definisi operasional, populasi dan sampel penelitian, pengumpulan data, etika

penelitian, dan keterbatasan.

4.1 Desain penelitian

Pada penelitian ini menggunakan desain observasional dengan jenis cross-sectional.

Artinya, peneliti ingin mempelajari hubungan antara faktor kecemasan dan tingkat kecemasan

pada pasien terapi HBO milik LAKESLA Drs. Med. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Peneliti pada

saat itu menilai atau menanyakan faktor – faktor kecemasan pada pasien terapi HBO (sebagai

variabel independen) kemudian menilai tentang kecemasan pasien pada saat itu juga, misalnya

dengan menggunakan instrumen kecemasan dari Hamilton Anxiety Rating Scale (Sastroasmoro,

1995).

Page 67: Skripsi Faktor Kecemasan Pasien Terapi HBO di LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Komplek RSAL Dr. Ramelan, Surabaya.

4.2 Kerangka Penelitian

Gambar 4.1 Kerangka penelitian Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Kecemasan

Pasien Terapi HBO di LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Di

komplek RSAL Dr. Ramelan Surabaya.

Populasi Pasien terapi HBO di LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys.

Sejumlah 35 pasien dengan umur sekitar 20 tahun sampai dengan lansia

Sampel

Pasien terapi HBO di LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Sejumlah 32

pasien dengan umur sekitar 20 tahun sampai dengan lansia yang memenuhi kriteria inklusi

Teknik Smpling

Probability sampling:

simple random sampling

Pengumpulan Data

Menggunakan kuesioner dan observasi dokumentasi

Faktor – faktor kecemasan

pasien terapi HBO:

Lembar kuesioner

Pengukuran tingkat

kecemasan menggunakan:

skala HRS - A

Sampel

Pasien terapi HBO di Lakesla Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Sejumlah 32 pasien

dengan umur sekitar 20 tahun sampai dengan lansia yang memenuhi kriteria inklusi

Hasil dan pembahasan

Kesimpulan dan saran

Page 68: Skripsi Faktor Kecemasan Pasien Terapi HBO di LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Komplek RSAL Dr. Ramelan, Surabaya.

4.3 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2012 di LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi

Sastropanoelar, Phys. Di komplek RSAL Dr. Ramelan Surabaya. Pemilihan “HBO LAKESLA

Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys.” Dikarenakan banyak memenuhi syarat untuk judul

penelitian faktor – faktor kecemasan pasien terapi HBO dan belum pernah dilakukan penelitian

sebelumnya.

4.4 Sampling Desain

4.4.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah pasien terapi HBO di LAKESLA Drs. Med. R.

Rijadi Sastropanoelar, Phys. Di komplek RSAL Dr. Ramelan Surabaya sejumlah 35 pasien

dengan umur sekitar 20 tahun sampai dengan lansia.

4.4.2 Sampel

Sampel adalah sebagian jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh karakteristik tersebut

(Sugiyono, 1998). Sampel pada penelitian ini adalah pasien terapi HBO di LAKESLA Drs. Med.

R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Di komplek RSAL Dr. Ramelan Surabaya sejumlah 32 pasien

dengan umur sekitar 20 tahun sampai dengan lansia yang memenuhi kriteria sebagai berikut:

a. Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi adalah karakteristik sampel yang dapat dimasukkan atau layak untuk

diteliti (Setiadi, 2004). Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah:

1) Pasien dengan indikasi pengguna terapi HBO.

Page 69: Skripsi Faktor Kecemasan Pasien Terapi HBO di LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Komplek RSAL Dr. Ramelan, Surabaya.

2) Pasien bersedia untuk diteliti.

b. Kriteria Eksklusi

Kriteria eksklusi adalah karakteristik sampel yang tidak dapat dimasukkan atau tidak

layak untuk diteliti (Setiadi, 2004). Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah:

1) Bukan pasien dengan indikasi pengguna terapi HBO.

2) Pasien dengan diagnosa penyakit authis.

3) Pasien pengguna terapi HBO sebagai sarana kecantikan dan kebugaran.

4) Pasien tidak bersedia untuk diteliti.

4.4.3 Sampling

Teknik sampling dalam penelitian ini adalah probability sampling yaitu bahwa setiap

subjek dalam populasi mempunyai kesempatan untuk terpilih atau tidak terpilih sebagai sampel.

Dengan jenis pendekatan simple random sampling yaitu suatu teknik penetapan sampel dengan

cara memilih sampel secara acak sesuai dengan yang dikehendaki peneliti (Nursalam, 2008).

4.4.4 Besar Sampel

“MAAF”

SEBAGIAN NASKAH TIDAK DI PUBLIKASIKAN

Page 70: Skripsi Faktor Kecemasan Pasien Terapi HBO di LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Komplek RSAL Dr. Ramelan, Surabaya.

4.5 Identifikasi Variabel

Pada penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat.

4.5.1 Variabel Independen (Variabel Bebas)

Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah faktor – faktor yang mempengaruhi

kecemasan pasien terapi HBO di LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Di

komplek RSAL Dr. Ramelan Surabaya.

4.5.2 Variabel Dependen (Variabel Terikat)

Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah tingkat kecemasan pasien terapi HBO

dengan kecemasan di LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar , Phys. Di komplek RSAL

Dr. Ramelan Surabaya.

4.6 Definisi Operasional

4.7 Pengumpulan dan Analisa Data

4.7.1 Pengumpulan Data

1. Alat Pengumpulan Data

“MAAF”

SEBAGIAN NASKAH TIDAK DI PUBLIKASIKAN

Page 71: Skripsi Faktor Kecemasan Pasien Terapi HBO di LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Komplek RSAL Dr. Ramelan, Surabaya.

2. Prosedur Pengumpulan Data

Setelah mendapatkan ijin dari institusi pendidikan Ketua STIKES Hang Tuah Surabaya

dan Kepala LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Di komplek RSAL Dr.

Ramelan Surabaya. Peneliti mengadakan pendekatan kepada responden untuk mendapatkan

persetujuan, pendekatan dilakukan dengan cara memberikan penjelasan tentang tujuan dan

manfaat dari penelitian untuk menghindari kesalahpahaman. Kemudian peneliti melakukan

pengambilan data menggunakan instrumen penelitian skala HARS dengan cara observasi kepada

pasien terapi HBO dengan kecemasan di LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys.

Di komplek RSAL Dr. Ramelan, Surabaya.

4.7.2 Teknik Analisa Data

Dalam penelitian ini teknik analisa data meliputi:

1. Penilaian observasional

2. Pengolahan data

“MAAF”

SEBAGIAN NASKAH TIDAK DI PUBLIKASIKAN

Page 72: Skripsi Faktor Kecemasan Pasien Terapi HBO di LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Komplek RSAL Dr. Ramelan, Surabaya.

3. Analisa Statistik

Teknik analisa data dilakukan dengan uji statistik dengan analisa univariate dan analisa

bivariate. Analisa univariate dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian, sedangkan

analisa bivariate dilakukan terhadap dua variabel yang diduga saling berhubungan atau

berkorelasi.

a. Analisa univariate

b. Analisa bivariate

4.8 Etika Penelitian

1. Lembar persetujuan penelitian (Informed Consent)

2.Tanpa nama (Anonimity)

3. Kerahasiaan (Confidentiality)

“MAAF”

SEBAGIAN NASKAH TIDAK DI PUBLIKASIKAN

“MAAF”

SEBAGIAN NASKAH TIDAK DI PUBLIKASIKAN

Page 73: Skripsi Faktor Kecemasan Pasien Terapi HBO di LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Komplek RSAL Dr. Ramelan, Surabaya.

BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini dipaparkan deskripsi mengenai hasil penelitian dan pembahasan sesuai

dengan tujuan penelitian. Penyajian data terdiri dari gambaran umum lokasi penelitian, data

umum (karakteristik responden), dan data khusus (variabel penelitian). Gambaran umum lokasi

penelitian menampilkan deskripsi mengenai “Chamber HBO” milik LAKESLA Drs. Med. R.

Rijadi Sastropanoelar, Phys. Di kawasan komplek Rumah Sakit TNI Angkatan Laut Dr. Ramelan

Surabaya sebagai lokasi pengambilan data. Dengan jumlah responden sebanyak 32 orang

responden yang dilakukan pada tanggal 28 dan 29 Mei 2012. Penyajian data dibagi menjadi 2

(dua) bagian yaitu data umum dan data khusus. Data umum menampilkan karakteristik

responden yang meliputi: usia, jenis kelamin, pengalaman pasien menjalani terapi HBO, kondisi

medis, pendidikan, akses informasi terapi HBO, jenis tindakan dan lingkungan HBO yang di

rasakan responden. Data khusus menampilkan gambaran umum tentang tingkat kecemasan

pasien yang mengikuti terapi HBO beserta hubungan antara faktor-faktor kecemasan. Hasil

penelitian yang didapatkan kemudian dibahas dengan mengacu pada tujuan dan landasan teori

pada bab 2.

5.1 Hasil Penelitian

Pengumpulan data dilakukan pada tanggal 28 dan 29 Mei 2012 di Chamber HBO milik

LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys.

Page 74: Skripsi Faktor Kecemasan Pasien Terapi HBO di LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Komplek RSAL Dr. Ramelan, Surabaya.

5.1.1 Gambaran Lokasi Penelitian

1. Visi:

2. Misi:

3. Tujuan:

5.1.2 Sistem Penjadwalan

5.1.3 Data Umum

1. Karakteristik responden berdasarkan usia

2. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

3. Karakteristik responden berdasarkan pengalaman pasien

4. Karakteristik responden berdasarkan kondisi medis

5. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan

“MAAF”

SEBAGIAN NASKAH TIDAK DI PUBLIKASIKAN

“MAAF”

SEBAGIAN NASKAH TIDAK DI PUBLIKASIKAN

Page 75: Skripsi Faktor Kecemasan Pasien Terapi HBO di LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Komplek RSAL Dr. Ramelan, Surabaya.

6. Karakteristik responden berdasarkan akses informasi

5.1.4 Data Khusus

1. Karakteristik responden berdasarkan tingkat kecemasan.

2. Hubungan usia dengan kecemasan

3. Hubungan jenis kelamin dengan kecemasan

4. Hubungan pengalaman pasien dengan kecemasan

5. Hubungan kondisi medis dengan kecemasan

6. Hubungan tingkat pendidikan dengan kecemasan

7. Hubungan akses informasi dengan kecemasan

5.2 Pembahasan

Penelitian ini dirancang untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan

kecemasan pasien terapi HBO. Sesuai tujuan penelitian, maka akan dibahas hal-hal sebagai

berikut:

“MAAF”

SEBAGIAN NASKAH TIDAK DI PUBLIKASIKAN

Page 76: Skripsi Faktor Kecemasan Pasien Terapi HBO di LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Komplek RSAL Dr. Ramelan, Surabaya.

5.2.1 Faktor Usia Yang Berhubungan Dengan Kecemasan Pasien Terapi HBO

5.2.2 Faktor Jenis Kelamin Yang Berhubungan Dengan Kecemasan Pasien Terapi HBO

5.2.3 Faktor Pengalaman Pasien Yang Berhubungan Dengan Kecemasan Pasien Terapi

HBO

5.2.4 Faktor Kondisi Medis Yang Berhubungan Dengan Kecemasan Pasien Terapi HBO

5.2.5 Faktor Tingkat Pendidikan Yang Berhubungan Dengan Kecemasan Pasien Terapi

HBO

5.2.6 Faktor Akses Informasi Yang Berhubungan Dengan Kecemasan Pasien Terapi

HBO

5.3 Keterbatasan

“MAAF”

SEBAGIAN NASKAH TIDAK DI PUBLIKASIKAN

Page 77: Skripsi Faktor Kecemasan Pasien Terapi HBO di LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Komplek RSAL Dr. Ramelan, Surabaya.

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini akan diuraikan tentang kesimpulan dan saran dari pembahasan penelitian

untuk menjawab pertanyaan penelitian, sesuai dengan tujuan dan manfaat penelitian.

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai

berikut :

1. Ada hubungan usia dengan kecemasan pasien terapi HBO di Lakesla Drs. Med. R. Rijadi

Sastropanoelar, Phys. Di komplek RSAL Dr. Ramelan Surabaya.

2. Ada hubungan jenis kelamin dengan kecemasan pasien terapi HBO di Lakesla Drs. Med.

R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Di komplek RSAL Dr. Ramelan Surabaya.

3. Ada hubungan pengalaman dengan kecemasan pasien terapi HBO di Lakesla Drs. Med.

R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Di komplek RSAL Dr. Ramelan Surabaya.

4. Ada hubungan kondisi medis dengan kecemasan pasien terapi HBO di Lakesla Drs. Med.

R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Di komplek RSAL Dr. Ramelan Surabaya.

5. Ada hubungan tingkat pendidikan dengan kecemasan pasien terapi HBO di Lakesla Drs.

Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Di komplek RSAL Dr. Ramelan Surabaya.

6. Ada hubungan akses informasi dengan kecemasan pasien terapi HBO di Lakesla Drs.

Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Di komplek RSAL Dr. Ramelan Surabaya.

Page 78: Skripsi Faktor Kecemasan Pasien Terapi HBO di LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Komplek RSAL Dr. Ramelan, Surabaya.

6.2 Saran

Setelah dilakukan penelitian dan diperolah suatu kesimpulan, maka peneliti ingin

memberikan saran :

1. Perawat/ tender HBO

Perlunya meningkatkan kembali sumber daya manusia dalam hal peningkatan

pengetahuan masyarakat dengan jalan mengadakan seminar kesehatan terapi HBO,

khususnya dalam pengembangan dan meningkatkan sarana dan prasarana kesehatan serta

mutu pelayanan kesehatan.

2. Peneliti selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk melakukan penelitian lebih

lanjut dengan desain, instrumen, dan variabel yang lebih respresentif.

Page 79: Skripsi Faktor Kecemasan Pasien Terapi HBO di LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Komplek RSAL Dr. Ramelan, Surabaya.

DAFTAR PUSTAKA

Page 80: Skripsi Faktor Kecemasan Pasien Terapi HBO di LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Komplek RSAL Dr. Ramelan, Surabaya.

Lampiran 1

Permohonan Ijin Pengambilan Data

Page 81: Skripsi Faktor Kecemasan Pasien Terapi HBO di LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Komplek RSAL Dr. Ramelan, Surabaya.

Lampiran 2

Surat Pernyataan Observasi

Page 82: Skripsi Faktor Kecemasan Pasien Terapi HBO di LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Komplek RSAL Dr. Ramelan, Surabaya.

Lampiran 3

Surat Balasan Ka. LAKESLA

Page 83: Skripsi Faktor Kecemasan Pasien Terapi HBO di LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Komplek RSAL Dr. Ramelan, Surabaya.

Lampiran 4

INFORMED CONCENT

(LEMBAR PERSETUJUAN)

Kepada Yth.

Calon responden penelitian

Terapi HBO di LAKESLA Drs. Med. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Di komplek RSAL Dr.

Ramelan Surabaya.

Saya adalah mahasiswa Prodi S1 Keperawatan STIKES Hang Tuah Surabaya akan

mengadakan penelitian sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep).

penelitian ini bertujuan untuk mengetahui “Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan

Kecemasan Pasien Terapi HBO di LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Di

komplek RSAL Dr. Ramelan Surabaya”.

Partisipasi saudara dalam penelitian ini akan bermanfaat bagi peneliti dan membawa

dampak positif dalam meningkatkan mutu dan pelayanan pusat terapi HBO di LAKESLA Drs.

Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Di komplek RSAL Dr. Ramelan Surabaya. Saya

mengharapkan tanggapan atau jawaban yang anda berikan sesuai dengan yang terjadi pada

saudara sendiri tanpa ada pengaruh atau paksaan dari orang lain.

Dalam penelitian ini partisipasi saudara bersifat bebas artinya saudara ikut atau tidak ikut

tidak ada sanksi apapun. Jika saudara bersedia menjadi responden silahkan untuk menanda

tangani lembar persetujuan yang telah disediakan.

Informasi atau keterangan yang saudara berikan akan dijamin kerahasiaannya dan akan

digunakan untuk kepentingan ini saja. Apabila penelitian ini telah selesai, pernyataan saudara

akan kami hanguskan.

Hormat Saya,

Muhammad Ananggadipa

NIM. 081.0062

Page 84: Skripsi Faktor Kecemasan Pasien Terapi HBO di LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Komplek RSAL Dr. Ramelan, Surabaya.

Lampiran 5

SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini bersedia untuk ikut berpartisipasi sebagai

responden penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Prodi S-1 Keperawtan STIKES Hang Tuah

Surabaya atas nama:

Nama : Muhammad Ananggadipa

NIM : 081.0062

Yang berjudul “Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kecemasan Pasien Terapi

HBO di LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Di komplek RSAL Dr. Ramelan

Surabaya”.

Tanda tangan saya menunjukkan bahwa:

1. Saya telah diberi informasi atau penjelasan tentang penelitian ini dan informasi peran saya.

2. Saya mengerti bahwa catatan tentang penelitian ini dijamin kerahasiaanya. Semua berkas

yang mencantumkan identitas dan jawaban yang saya berikan hanya diperlukan untuk

pengolahan data.

3. Saya mengerti bahwa penelitian ini akan mendorong pengembangan tentang “Kecemasan

Pasien Terapi HBO di LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Di komplek

RSAL Dr. Ramelan Surabaya”.

Oleh karena itu saya secara sukarela menyatakan ikut berperan serta dalam penelitian ini.

Tanggal

No.

Responden

Tanda Tangan

(tanpa nama)

Page 85: Skripsi Faktor Kecemasan Pasien Terapi HBO di LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Komplek RSAL Dr. Ramelan, Surabaya.

Lampiran 6

LEMBAR KUESIONER DATA DEMOGRAFI

LEMBAR KUESIONER

Nomor Kode Responden :

Tanggal Pengisian :

Petunjuk pengisian

Lembar diisi oleh responden.

Untuk pertanyaan pilihlah jawaban yang sesuai dengan memberi tanda checklist ( √ ).

Sedangkan untuk pertanyaan essay jawaban jawaban ditulis di tempat yang disediakan.

Kotak (kode) di sebelah kanan tidak perlu diisi (tetap dikosongkan).

Apabila kurang jelas saudara berhak bertanya kepada peneliti.

Mohon diteliti ulang, agar jangan sampai ada pertanyaan yang terlewatkan untuk dijawab.

“MAAF”

SEBAGIAN NASKAH TIDAK DI PUBLIKASIKAN

Page 86: Skripsi Faktor Kecemasan Pasien Terapi HBO di LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Komplek RSAL Dr. Ramelan, Surabaya.

Lampiran 7

LEMBAR KUESIONER TINGKAT KECEMASAN

(SKALA HARS)

Petunjuk pengisian

Lembar diisi oleh responden.

Pilihlah jawaban yang sesuai, dengan memberi tanda checklist ( √ ).

Apabila kurang jelas saudara berhak bertanya kepada peneliti.

Mohon diteliti ulang, agar jangan sampai ada pertanyaan yang terlewatkan untuk dijawab.

“MAAF”

SEBAGIAN NASKAH TIDAK DI PUBLIKASIKAN

Page 87: Skripsi Faktor Kecemasan Pasien Terapi HBO di LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Komplek RSAL Dr. Ramelan, Surabaya.

Lampiran 8

Tabulasi Data

Faktor – Faktor yang berhubungan dengan Kecemasan Pasien Terapi HBO di LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi

Sastropanoelar, Phys. Di Komplek RSAL Dr. Ramelan Surabaya.

DATA UMUM DATA KHUSUS

DATA DEMOGRAFI SKALA HARS

Usia Jenis

kelamin Pengalaman pasien

menjalani terapi HBO Kondisi medis Pendidikan

Akses informasi terapi HBO

Skors Cemas

Kategori Cemas

2 1 1 1 6 1 22 3

2 1 1 2 4 1 22 3

2 1 1 1 3 1 22 3

2 1 1 2 4 1 30 4

2 1 1 2 5 1 33 4

2 1 1 1 4 4 23 3

2 2 1 1 4 1 21 3

3 2 1 1 3 1 31 4

1 1 1 3 4 4 18 2

2 1 2 4 4 1 31 4

2 1 1 6 3 1 32 4

1 1 1 4 7 1 20 2

2 1 1 2 4 1 19 2

1 1 2 2 4 1 22 3

2 1 2 1 6 1 18 2

2 2 2 1 4 1 23 3

Page 88: Skripsi Faktor Kecemasan Pasien Terapi HBO di LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Komplek RSAL Dr. Ramelan, Surabaya.

2 1 2 2 2 1 11 1

2 2 2 1 4 1 17 2

2 1 2 1 6 1 17 2

1 1 2 2 4 1 33 1

2 1 1 1 1 1 17 2

2 1 1 1 5 1 22 3

2 1 2 4 4 1 17 2

2 1 1 3 3 1 23 3

2 2 1 1 2 1 16 2

1 1 2 1 4 1 17 2

2 1 2 3 1 1 12 1

2 1 1 1 4 1 17 2

2 2 1 1 3 1 16 2

2 1 1 3 4 1 22 3

2 1 1 1 5 1 10 1

2 2 1 1 4 1 22 3

Page 89: Skripsi Faktor Kecemasan Pasien Terapi HBO di LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Komplek RSAL Dr. Ramelan, Surabaya.

Keterangan Data

Usia:

1. 20-40 Tahun

2. 41-60 Tahun

3. Lebih dari 60 Tahun

Jenis Kelamin:

1. Pria

2. Wanita

Pengalaman Pasien Menjalani Terapi HBO:

1. Belum pernah

2. Sudah pernah

Kondisi Medis:

1. Infeksi bakteri

2. Stroke

3. Diabetes melitus/ gas gangrene

4. Syaraf

5. Luka bakar

6. Lain2(Gout)

Pendidikan:

1. Tidak sekolah

2. SD/ sederajat

3. SLTP/ sederajat

4. SMA/ sederajat

5. D III

6. S1

7. Pasca Sarjana

Akses Informasi:

1. Tenaga kesehatan (Dokter, Nurse,

Apoteker)

2. Saudara

3. Tetangga

4. Orang lain

Skala Kecemasan (HARS):

1. Tidak ada kecemasan

2. Kecemasan ringan

3. Kecemasan sedang

4. Kecemasan berat

5. Panik

Page 90: Skripsi Faktor Kecemasan Pasien Terapi HBO di LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Komplek RSAL Dr. Ramelan, Surabaya.

Lampiran 9

Crosstabs

KategoriCemas * Usia

Page 91: Skripsi Faktor Kecemasan Pasien Terapi HBO di LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Komplek RSAL Dr. Ramelan, Surabaya.

KategoriCemas * JenisKelamin

Page 92: Skripsi Faktor Kecemasan Pasien Terapi HBO di LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Komplek RSAL Dr. Ramelan, Surabaya.

KategoriCemas * PengalamanTerapi

Page 93: Skripsi Faktor Kecemasan Pasien Terapi HBO di LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Komplek RSAL Dr. Ramelan, Surabaya.

KategoriCemas * KondisiMedis

Page 94: Skripsi Faktor Kecemasan Pasien Terapi HBO di LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Komplek RSAL Dr. Ramelan, Surabaya.

KategoriCemas * Pendidikan

Page 95: Skripsi Faktor Kecemasan Pasien Terapi HBO di LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Komplek RSAL Dr. Ramelan, Surabaya.

KategoriCemas * AksesInformasi

Page 96: Skripsi Faktor Kecemasan Pasien Terapi HBO di LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Komplek RSAL Dr. Ramelan, Surabaya.

Lampiran 10

Dokumentasi Gambar Penelitian

Page 97: Skripsi Faktor Kecemasan Pasien Terapi HBO di LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi Sastropanoelar, Phys. Komplek RSAL Dr. Ramelan, Surabaya.

Publikasi Skripsi ini sengaja sebagian

tidak di tampilkan untuk melindungi hak

cipta dari pembajakan maupun

plagiatisme