SKRIPSI EFEKTIVITAS PIJAT BAYI USIA 3 - 12 BULAN DENGAN ...

91
SKRIPSI EFEKTIVITAS PIJAT BAYI USIA 3 - 12 BULAN DENGAN AROMA TERAPI LAVENDER TERHADAP KUALITAS TIDUR BAYI DI POSYANDU KARTINI TANJUNG MORAWA TAHUN 2018 OLEH: SRI KANDI HARSI NIM P0.7524517095 POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI MEDAN JURUSAN KEBIDANAN MEDAN PRODI D-IV KEBIDANAN TAHUN 2018

Transcript of SKRIPSI EFEKTIVITAS PIJAT BAYI USIA 3 - 12 BULAN DENGAN ...

Page 1: SKRIPSI EFEKTIVITAS PIJAT BAYI USIA 3 - 12 BULAN DENGAN ...

SKRIPSI

EFEKTIVITAS PIJAT BAYI USIA 3 - 12 BULAN DENGAN AROMA

TERAPI LAVENDER TERHADAP KUALITAS TIDUR BAYI

DI POSYANDU KARTINI TANJUNG MORAWA

TAHUN 2018

OLEH:

SRI KANDI HARSI

NIM P0.7524517095

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI MEDAN

JURUSAN KEBIDANAN MEDAN

PRODI D-IV KEBIDANAN

TAHUN 2018

Page 2: SKRIPSI EFEKTIVITAS PIJAT BAYI USIA 3 - 12 BULAN DENGAN ...

SKRIPSI

EFEKTIVITAS PIJAT BAYI USIA 3 - 12 BULAN DENGAN AROMA

TERAPI LAVENDER TERHADAP KUALITAS TIDUR BAYI

DI POSYANDU KARTINI TANJUNG MORAWA

TAHUN 2018

Sebagai Syarat Menyelesaikan Pendidikan Program Studi Diploma IV

OLEH:

SRI KANDI HARSI

NIM P0.7524517095

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI MEDAN

JURUSAN KEBIDANAN MEDAN

PRODI D-IV KEBIDANAN

TAHUN 2018

Page 3: SKRIPSI EFEKTIVITAS PIJAT BAYI USIA 3 - 12 BULAN DENGAN ...

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN JURUSAN D-IV KEBIDANAN MEDAN SKRIPSI, 24 Juli 2018 Sri Kandi Harsi Efektivitas Pijat Bayi Usia 3-12 Bulan dengan Aromaterapi Lavender terhadap Kualitas Tidur Bayi di Posyandu Kartini Tanjung Morawa Tahun 2018

Vii + 51 halaman, 13 tabel, 3 gambar, 13 lampiran

Abstrak

Kualitas tidur bayi merupakan mutu dari keadaan fisiologis yang didapatkan selama bayi tidur, yang memulihkan proses-proses tubuh yang terjadi pada waktu bayi bangun dengan jumlah tidur yang tepat. Tidur memegang peran yang sangat besar bagi perkembangan bayi. Namun sekitar 25% gangguan tidur terjadi pada bayi sehingga mengganggu kualitas tidur bayi. Tujuan pijat bayi dengan aromaterapi Lavender membantu bayi untuk mendapatkan kualitas tidur yang baik yang membantu proses pertumbuhan dan perkembangan bayi.

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif menggunakan metode quasi eksperimental dengan desain posttest only non-equivalent control group design. Sampel pada penelitian ini adalah bayi usia 3-12 bulan yang imunisasi di Posyandu Kartini wilayah kerja Puskesmas Dalu Sepuluh Tanjung Morawa. Pengambilan sampel dengan teknik purposive sampling diperoleh jumlah sampel sebanyak 30 orang. Metode analisis data menggunakan teknik analisis statis non parametrik wilcoxon dan Mann Whitney dengan α 0,05.

Hasil penelitian dengan Wilcoxon menunjukkan perbedaaan Pretest dan Posttest pada kelompok intervensi yaitu terjadi peningkatan kualitas tidur bayi setelah perlakuan yaitu terjadi perbedaan mean Pretest 2,40 dan mean Posttest 4,27 dengan hasil P = 0,001 < α 0,05. Pada uji menggunakan Mann Whithney menunjukkan bahwa pijat bayi dengan aromaterapi lavender bayi pada kelompok kontrol dan intervensi memiliki perbedaan yang signifikan dibuktikan dengan perbedaan mean intervensi 4,27 dan kontrol 2,47 dengan hasil P = 0,000 < α 0,05.

Penelitian ini diharapkan dapat diterapkan oleh orang tua di rumah kepada bayi. Disarankan agar para praktisi kebidanan untuk dapat mengembangkan perawatan yang dapat meningkatkan kualitas tidur bagi bayi dan menjadi keterampilan tambahan oleh para praktisi kebidanan.

Kata Kunci : Aromaterapi Lavender, Pijat Bayi, Kualitas Tidur Daftar bacaan : 26 (2000-2017)

Page 4: SKRIPSI EFEKTIVITAS PIJAT BAYI USIA 3 - 12 BULAN DENGAN ...
Page 5: SKRIPSI EFEKTIVITAS PIJAT BAYI USIA 3 - 12 BULAN DENGAN ...
Page 6: SKRIPSI EFEKTIVITAS PIJAT BAYI USIA 3 - 12 BULAN DENGAN ...
Page 7: SKRIPSI EFEKTIVITAS PIJAT BAYI USIA 3 - 12 BULAN DENGAN ...

KATA PENGANTAR

Puji syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas semua berkat

dan rahmatNya sehingga dapat terselesaikan Skripsi yang berjudul

“Efektivitas pijat bayi Usia 3-12 bulan dengan aromaterapi lavender

terhadap kualitas tidur bayi di posyandu kartini Tanjung Morawa Tahun

2018”, sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan Sarjana Sains

Terapan Kebidanan pada Program Studi D-IV Kebidanan Medan Poltekkes

Kemenkes RI Medan.

Dalam hal ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai

pihak, karena itu pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan banyak

terima kasih kepada :

1. Dra. Ida Nurhayati, M.Kes, selaku Direktur Poltekkes Kemenkes RI

Medan, yang telah memberikan kesempatan menyusun skripsi ini.

2. Betty Mangkuji, SST, M.Kes, selaku Ketua Jurusan Poltekkes

Kemenkes RI Medan, yang telah memberikan kesempatan menyusun

skripsi ini.

3. Yusniar Siregar, SST, M.Kes, selaku Ketua Program Studi D-IV

Kebidanan Poltekkes Kemenkes RI Medan, yang telah memberikan

kesempatan menyusun dan membimbing skripsi ini.

4. Dewi Meliasari, SKM, M.Kes selaku Dosen Penguji Utama yang telah

memberikan saran dalam penelitian skripsi ini sehingga skripsi ini.

5. Rismahara Lubis, SST, M.Kes, selaku Dosen Pembimbing I yang telah

memberikan bimbingan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan

6. Yulina Dwi Hastuty, S.Kep, Ners. M.Bio.Med, selaku Dosen

Pembimbing II dan Dosen Pembimbing Akademik (PA) yang telah

memberikan bimbingan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

7. Dr. Tatasi, selaku Kepala Puskesmas Dalu Sepuluh Tanjung Morawa,

telah memberi kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian

di Posyandu Kartini Wilayah Kerja Puskesmas Dalu Sepuluh Tahun

2018.

Page 8: SKRIPSI EFEKTIVITAS PIJAT BAYI USIA 3 - 12 BULAN DENGAN ...

8. Kepada Bidan Desa dan Kader Desa Wonosari yang telah membantu

penulis dalam memperoleh data survei awal untuk penelitian.

9. Kepada orang tua Hartono dan Ibunda Siti Hawa, yang telah

membesarkan, membimbing, dan mengasuh saya dengan penuh cinta

dan kasih sayang, yang selalu menjadi inspirasi dan motivasi penulis

dan juga telah memberikan dukungan moral selama penulis

menyelesaikan pendidikan.

10. Kepada abang Wahyu Handoko, ST serta adik-adikku tersayang Dimas

Rahdan Harsi dan Syahdam Harsi yang selalu menjadi inspirasi dan

motivasi penulis dan juga telah memberikan dukungan moral selama

penulis menyelesaikan pendidikan.

11. Kepada kakak Desy Octavia Panjaitan Amd.Keb dan Mega Fransiska

Siallagan Amd.Keb yang selalu memberi semangat dalam suka dan

duka dalam menyusun proposal skripsi.

12. Seluruh teman – teman seperjuangan di Poltekkes Kemenkes RI

Medan, terima kasih atas kebersamaan dan kerjasamanya sampai kita

sama – sama tuntas dalam penyelesaian skripsi ini

Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan pahala atas

segala amal baik yang telah diberikan dan semoga skripsi ini berguna bagi

semua pihak yang memanfaatkan.

Medan, 24 Juli 2018

Penulis

Page 9: SKRIPSI EFEKTIVITAS PIJAT BAYI USIA 3 - 12 BULAN DENGAN ...

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL HALAMAN PERSETUJUAN ABSTRAK ...................................................................................... i KATA PENGANTAR ...................................................................... i DAFTAR ISI ................................................................................... iii DAFTAR TABEL ............................................................................ iv DAFTAR GAMBAR. ....................................................................... v DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................... vii BAB I PENDAHULUAN ................................................................ 1 A. Latar Belakang ........................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ..................................................................... 5 C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 5 C.1 Tujuan Umum. .................................................................... 5 C.2 Tujuan Khusus. .................................................................. 5 D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 5 D.1 Manfaat Teoritis. .................................................................. 5 D.2 Manfaat Praktis. .................................................................. 5 E. Keaslian Penelitian ..................................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................ 7 A. Konsep Tidur .............................................................................. 7

A.1 Pengertian Tidur ................................................................. 7 A.2 Fungsi Tidur bagi Bayi…………………………………... ........ 8 A.3 Fisiologis Tidur .................................................................... 9 A.4 Tahapan dan Siklus Tidur Bayi ............................................ 10 A.5 Kebutuhan Tidur.................................................................. 14 A.6 Kualitas Tidur Bayi .............................................................. 15 A.7 Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Tidur Bayi .................. 15

B. Konsep Pijat Bayi ....................................................................... 16 B.1 Pengertian Pijat Bayi ........................................................... 16 B.2 Manfaat Pijat Bayi ............................................................... 17 B.3 Ketentuan Pelaksanaan Pijat Bayi ...................................... 20 B.4 Persiapan untuk Memijat ..................................................... 21 B.5 Prosedur untuk Memijat Bayi............................................... 23

C. Aromaterapi .............................................................................. 26 C.1 Pengertian Aroma terapi Lavender ..................................... 26 C.2 Ketentuan Aroma Terapi ..................................................... 27 C.3 Manfaat Aromaterapi Lavender ........................................... 28

D. Kerangka Teori ........................................................................... 30 E. Kerangka Konsep ....................................................................... 30 F. Defenisi Operasional .................................................................. 31 G. Hipotesis Penelitian ................................................................... 32

Page 10: SKRIPSI EFEKTIVITAS PIJAT BAYI USIA 3 - 12 BULAN DENGAN ...

BAB III METODELOGI PENELITIAN ............................................. 33 A. Jenis dan Desain Penelitian ...................................................... 33 B. Waktu dan Lokasi Penelitian ..................................................... 33

B.1 Lokasi ............................................................................... 33 B.2 Waktu ............................................................................... 33

C. Populasi dan Sampel Penelitian ................................................ 34 C.1 Populasi ........................................................................... 34 C.2 Sampel ............................................................................. 34

D. Jenis Data dan Cara Pengumpulan Data .................................. 34 D.1 Jenis Data ......................................................................... 34 D.2 Cara Pengumpulan Data ................................................... 35 E. Alat Ukur / Instrumen Penelitiandan……………………………….. 35 F. Pengolahan Data dan Analisa Data ........................................... 36 F.1 Pengelolahan Data ............................................................ 36 F.2 Analisa Data ...................................................................... 37 G. Etika Penelitian ......................................................................... 38 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................. 39 A. Hasil Penelitian .......................................................................... 39 B. Pembahasan ............................................................................. 44 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................. 48 A. Hasil Penelitian .......................................................................... 48 B. Pembahasan ............................................................................. 48 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................... 50 Lampiran

Page 11: SKRIPSI EFEKTIVITAS PIJAT BAYI USIA 3 - 12 BULAN DENGAN ...

DAFTAR TABEL

1.1 Keaslian Penelitian .................................................................. 6

2.1 Tahapan Siklus Tidur ................................................................ 10

2.2 Kebutuhan Tidur Bayi Berdasarkan Usia .................................. 13

2.3 Kebutuhan tidur oleh anak dari usia 0 bulan hingga 24 bulan ... 13

2.4 Defenisi Operasional ................................................................. 31

3.1 Model rancangan Penelitian ..................................................... 33

4.1 Distribusi Frekuensi Demografi Responden .............................. 39

4.2 Frekuensi Kualitas Tidur Kelompok Intervensi .......................... 40

4.3 Frekuensi Kualitas Tidur Kelompok Kontrol .............................. 41

4.4 Analisis Frekuensi Kualitas Tidur Bayi Kelompok Intervensi ..... 42

4.5 Analisis Frekuensi Kualitas Tidur Bayi Kelompok Kontrol.......... 42

4.6 Analisis Efektivitas Kualitas Tidur Bayi ...................................... 43

4.7 Perbedaan Kualiats Tidur Intervensi dan Kontrol ...................... 43

Page 12: SKRIPSI EFEKTIVITAS PIJAT BAYI USIA 3 - 12 BULAN DENGAN ...

DAFTAR GAMBAR

2.1 Kerangka Teori ......................................................................... 30

2.2 Kerangka Konsep ..................................................................... 31

Page 13: SKRIPSI EFEKTIVITAS PIJAT BAYI USIA 3 - 12 BULAN DENGAN ...

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Permohonan Izin Penelitian

2. Surat Balasan Penlitian

3. Etica clirent

4. Keterangan Penelitian Asli

5. Surat Keterangan Hak royalti

6. Lembaran penjelasan peneliti untuk responden

7. Daftar/Lembar Check List

8. Panduan memijat bayi

9. Lembaran penegelolahan data (SPSS)

10. Daftra Riwayat Hidup

11. Daftar Konsulan Proposal Skripsi

12. Foto dokumentasi

Page 14: SKRIPSI EFEKTIVITAS PIJAT BAYI USIA 3 - 12 BULAN DENGAN ...

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap makhluk hidup memerlukan aktivitas tidur, termasuk

manusia. Tidur merupakan salah satu kebutuhan dasar setiap manusia,

baik untuk kebutuhan fisik maupun kebutuhan mental. Pada saat tidur

terjadi proses restorative (memperbaiki) kembali organ-organ tubuh

(Arifin dkk, 2010).

Tidur adalah keadaan fisiologis, yaitu kondisi istirahat reguler

dengan karakteristik berkurangnya gerakan tubuh dan penurunan

tingkat kesadaran terhadap sekelilingnya. Tidur tidak hanya merupakan

sebuah keadaan tidak sadar yang berkepanjangan, ada berbagai tahap

yang dilalui sepanjang malam itu, yang masing-masing dapat

diidentifikasi melalui aktivitas gelombang listrik otak (Widodo, D.P dan

Taslim S, 2000).

Pola tidur pada usia 1-12 bulan, bayi membutuhkan waktu tidur

14-15 jam setiap hari, termaksud tidur siang. Masa bagi kehidupan

mereka. Tidur cukup akan membuat tubuh dan otak bayi berkembang

baik dan normal (Gelania, 2014).

Menurut Jodi Mindell, pakar tidur anak di Children’s Hospital of

Philadelphia, tidur memiliki peran ganda bagi bayi, yaitu member

kesempatan untuk mengistirahatkan tubuh dan meningkatkan proses

metabolisme, yakni proses pengolahan pangan menjadi energi yang

dibutuhkan. Pada fase bayi pertumbuhan sel-sel saraf belum sempurna

sehingga diperlukan waktu tidur yang berkualitas dan sehat untuk

perkembangan saraf, pembentukan sinaps serta pelepasan 75%

hormon pertumbuhan pada saat bayi tidur (Permata A, 2017).

Proses tidur yang nyenyak dan teratur sangat baik bagi bayi

sebab pada masa inilah bayi mengalami proses perkembangan. Waktu

tidur siang dan tidur malam pada anak sangatlah penting. Keduanya

sangat dibutuhkan dan memiliki peranan yang tidak dapat

Page 15: SKRIPSI EFEKTIVITAS PIJAT BAYI USIA 3 - 12 BULAN DENGAN ...

menggantikan satu sama lainnya. Anak yang tidur siang dengan cukup

biasanya tidak terlalu rewel dan tidur pulas saat malamnya (Gelania,

2014).

Tidur tidak hanya merupakan sebuah keadaan tidak sadar yang

berkelanjutan, tetapi ada berbagai tahap dilalui sepanjang malam itu,

yang masing-masing dapat diidentifikasi melalui aktifitas gelombang

lisitrik di otak. Tidak ada bayi atau anak yang melewati masa kecilnya

tanpa pernah mengalami gangguan tidur sama sekali. Bagi sebagian

orang hal ini tidak pernah menjadi masalah. Mereka dapat mengatasi

dengan baik gangguan tidur anak mereka. Mereka tidak merasa kwatir,

tetapi kenyataannya tidak selalu mudah. Bagi banyak orang tua, bayi

menjerit sepanjang. Gangguan tidur mempengaruhi seluruh keluarga,

bahkan membawa dampak pada kehidupan tetangga di sekitar

(Widodo, D.P dan Taslim S, 2000).

Menurut sekartini R dan Nuri P (2006) Prevalensi gangguan

tidur pada anak bawah 3 tahun di 5 kota besar di Indonesia ditemukan

pada (44,2%) kasus yang diteliti dengan rata-rata usia anak 12 bulan.

Ditemukan hubungan bermakna secara statistik antara tertidur ketika

disusui dan jumlah waktu tidur siang serta waktu mulai tidur malam

dengan gangguan tidur. Sebagian besar orangtua (42,3%)

menganggap bahwa gangguan tidur pada anak bukan merupakan

suatu masalah, (29,9%) menggangap masalah yang kecil dan (27,8%)

merupakan masalah yang sangat serius. Keluhan yang biasanya

disampaikan oleh orangtua antara lain adalah kebiasaan tidur yang

tidak teratur, kurangnya atau berlebihannya waktu tidur, terbangun

pada malam hari, dan mengantuk pada siang hari. Anak usia dibawah

tiga tahun yang mempunyai kesulitan tidur pada malam hari secara

teratur dapat menunjukkan gejala kegelisahan seperti perubahan emosi

dan tingkah laku.

Masih kurangnya pengetahuan ibu tentang pentingnya tidur

pada tumbuh kembang anak tercermin dari pendapat ibu tentang

masalah tidur pada anak. Sedangkan gangguan tidur pada anak dapat

Page 16: SKRIPSI EFEKTIVITAS PIJAT BAYI USIA 3 - 12 BULAN DENGAN ...

memberikan dampak baik pada aspek pertumbuhan fisik, maupun

perkembangan kognitif, emosi, sosial dan perilaku anak (sekartini R

dan Nuri P, 2006).

Pengenalan pola tidur yang teratur dan cukup dangat penting

dilakukan agar bayi mendapatkan manfaat yang cukup dari tidur di

malam hari serta agar di siang hari bayi dapat terjaga dengan bugar

untuk beraktifitas dengan ceria bayi tidak hanya berpengaruh terhadap

perkembangan fisiknya, melainkan juga sikapnya keesokan hari. Bayi

yang tidur cukup tanpa sering terbangun akan lebih bugar dan tidak

gampang rewel. Membiasakan bayi tidur cukup dengan pola yang

teratur dapat membantu bayi mencapai pertumbuhan dan

perkembangan yang optimal (Permata A, 2017).

Mempersiapkan generasi yang lebih baik dimulai dari masa bayi

untuk generasi yang sehat secara fisik maupun mental. Dan pada

masa bayi, stimulasi sedini mungkin sangat penting diberikan untuk

memberikan stimulasi kasih sayang untuk membantu proses

pertumbuhan dan perkembangan yang baik bagi bayi hingga kelak

dewasa. Stimulasi kasih sayang ini diberikan sejak dari dalam

kandungan hingga bayi lahir ke dunia. Rangsangan yang diberikan saat

bayi dapat diberikan melalui pijatan yang merupakan seni perawatan

kesehatan yang dapat dilakukan sendiri dalam lingkuangan keluarga,

murah, nyaman dan aman jika dilakukan dengan tepat (Permata A,

2017).

Melalui sentuhan bayi merasakan cinta dan perhatian dari ibu.

Anak yang dibesarkan sejak bayi dengan penuh cinta, otaknya akan

berkembang sehat dan pertumbuhannya menjadi lebih baik. Hal ini

terjadi karena ketika kulit disentuh sebuah sinyal akan dikirim ke otak

memerintahkan sel-sel saraf otak untuk tumbuh dan membuat

hubungan antarsel. Ibu dapat mewujudkan sentuhan dengan berbagai

cara salah satunya adalah melalui pijat bayi atau baby spa (Gelania,

2014).

Page 17: SKRIPSI EFEKTIVITAS PIJAT BAYI USIA 3 - 12 BULAN DENGAN ...

Buat atmosfer yang menyenangkan saat melakukan pijat bayi,

ciptakan suasana yang menyenangkan, dapat menyetel musik yang

menyenangkan atau bersenandung lagu anak-anak namun hindari

volume yang terlalu keras, bisa juga menggunakan aromaterapi untuk

menenagkan bayi (Gelania, 2014).

Minyak aromaterapi disebut juga minyak atsiri atau minyak

esensial atau minyak sari, yang digunakan untuk meningkatkan

kesehatan fisik dan juga kesehatan emosi seseorang. Minyak

aromaterapi memiliki struktur molekul yang kecil sehingga dapat

menembus kulit ke lapisan epidermis, molekul minyak ini dapat dengan

mudah menyebar ke tubuh yang lain, misalnya saluran limfa, pembuluh

darah, saraf, kolagen, fibroblast, mast cell dan lain-lain. Kemudian

minyak aromaterapi menghantarkan pesan ke otak, melepaskan

berbagai neurokimiawi seperti relaksan, stimulan, sedatif dan sifat

eforik (menimbulkan rasa senang) (Basford & Slevin, 2006;

Koesoemardiyah, 2009 dalam Wijayanto.T dan Ratna, 2015).

Menurut (Jaelani, 2009) minyak esensial ini dapat memengaruhi

aktivitas fungsi kerja otak melalui sistem syaraf yang berhubungan

dengan indra penciuman. Respons ini akan dapat merangsang

peningkatan produksi masa penghantar saraf otak (neurotransmiter),

yaitu yang berkaitan dengan pemulihan kondisi psikis (seperti emosi,

perasaan, pikiran, dan keinginan).

Aromaterapi merupakan cara efektif dan lembut untuk

meningkatkan kesehatan tubuh, mengatasi gangguan-gangguan

ringan, serta membuat rileks (Charlish & Davies, 2005 dalam Umi

Soraya dkk, 2014). Menghirup minyak aromaterapi sendiri dianggap

sebagai cara penyembuhan yang paling langsung dan cepat. Hal ini

dikarenakan molekul-molekul minyak essensial yang mudah menguap

bereaksi langsung pada organ penciuman dan langsung dipersepsikan

oleh otak (Vitahealth, 2006 dalam Umi Soraya dkk, 2014).

Lavender diketahui efektif terhadap kecemasan, stres dan

depresi sebagai sebuah obat penenang yang kuat, memulihkan

Page 18: SKRIPSI EFEKTIVITAS PIJAT BAYI USIA 3 - 12 BULAN DENGAN ...

kelelahan otot dan membantu sirkulasi darah (Buckle et al., 1997 dalam

Kim M., J.K, 2010). Lavender mengandung sebagian besar ester

(26%-52%), yang mana dapat menenangkan dan memberikan efek

langsung pada sistem saraf (Young DG, 2003 dalam Walsh et al.,

2011).

Studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di wilayah kerja

posyandu kartini Tanjung Morawa 17 Mei 2018 didapatkan 42 orang

bayi sering terbangun dan menangis di malam hari. Diantaranya 21

bayi (50%) menunjukkan reaksi sering terbangun dan menangis walau

sudah diberikan susu dan pampers dalam kondisi kering. Sedangkan

11 bayi (26,2%) tidak menunjukkan reaksi menangis tetapi sering

terbangun dan 10 (23,8%) bayi jarang terbangun dan menangis di

malam hari.

Berdasarkan latar belakang di atas, Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui efektifitas pijat bayi Usia 3-12 bulan dengan

aromaterapi lavender terhadap kualitas tidur bayi di posyandu kartini

Tanjung Morawa.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah Bagaimana efektivitas pijat bayi Usia 3 -12 bulan

dengan aromaterapi lavender terhadap kualitas tidur bayi di Posyandu

Kartini Tanjung Morawa?

C. Tujuan Penelitian

C.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui efektivitas pijat bayi dengan aromaterapi

lavender terhadap kualitas tidur bayi usia 3 -12 bulan di posyandu

kartini Tanjung Morawa.

C.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi kualitas tidur bayi yang diberikan pijatan

dengan aromaterapi lavender berdasarkan total tidur malam

frekuensi terbangun malam, durasi setiap terbangun malam dan

Page 19: SKRIPSI EFEKTIVITAS PIJAT BAYI USIA 3 - 12 BULAN DENGAN ...

siang hari, total tidur, dan kondisi saat terbangun di posyandu

kartini Tanjung Morawa.

2. Untuk melihat perbandingan pretest dan posttest pada

kelompok intervensi yang telah di pijat dengan aromaterapi

lavender.

3. Untuk mengetahui efektivitas pijat bayi dengan aromaterapi

lavender pada bayi yang diberikan perlakuan dibandingkan

dengan kelompok tanpa perlakuan pijat dengan aromaterapi

lavender

D. Manfaat Penelitian

D.1 Manfaat Teoritis

1. Bagi Praktik Kebidanan

Dapat dijadikan referensi informasi tentang adanya alternatif

perawatan untuk meningkatkan kualitas tidur bayi.

D.2 Manfaat Praktis

1. Bagi Pendidikan Kebidanan

Dapat dijadikan evidence based dalam materi kuliah di bidang

kebidanan.

2. Bagi masyarakat

Digunakan untuk menambah wawasan pengetahuan yang

berkaitan dengan pijat bayi dengan aromaterapi yang aman.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Sebagai referensi untuk melakukan melakukan penelitian

berikutnya sehubungan dengan topik.

E. Keaslian Penelitian

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian

Judul/Nama /Tahun Sasaran /Variabel/

Metode

Hasil

Pengaruh Pijat Bayi

Terhadap Peningkatan

- Sampel sebanyak 10 bayi berusia 3-6 bulan

Hasil analisis sebelum

dan setelah diberikan

Page 20: SKRIPSI EFEKTIVITAS PIJAT BAYI USIA 3 - 12 BULAN DENGAN ...

Lama Tidur Malam

Pada BAYI 3 – 6

Bulan.

Ayu Permata, 2017.

- Variabel bebas yaitu pijat bayi, Variabel terikat yaitu lama tidur malam

- Metode penelitian yaitu Pre-Eksperimental one group pre test – post test design

- Paired sample t test

intervensi yang

didapatkan nilai

signifikansi p = 0.03.

Pengaruh Pijat Bayi

terhadap lama tidur

bayi di desa duwet

kecamatan wonosari

kabupaten klaten.

Warsini dan Dyah

Nugraini, 2016

- 20 bayi beruisa 0 - 12 Bulan

- Variabel bebas yaitu pijat bayi, variabel terikat yaitu pola tidur bayi

- Metode penelitian yaitu Pre-Eksperimental one group pre test – post test design

- Independent t-test

Dari hasil analisis

statistik Independent t-

test diperoleh nilai p :

0,047 dengan batas

atas 3,967 dan batas

bawah 0,33. Dengan

demikian dapat

disimpulkan bahwa

terdapat pengaruh

yang secara statistik

signifikan pada pijat

bayi terhadap lama

tidur bayi.

Efektivitas pijat bayi

Usia 3-12 bulan

dengan aromaterapi

lavender terhadap

kualitas tidur bayi di

posyandu kartini

Tanjung Morawa.

Sri kandi Harsi

- Variabel bebas yaitu pijat bayi, variabel terikat yaitu kualitas tidur bayi

- Metode penelitian yaitu Quasi Eksperiment, Posttest only non-equivalent control group design dengan pengambilan sampel menggunakan purposive sampling.

- Wilcoxon dan Mann Whitney

Dari hasil disimpulkan bahwa terjadi peningkatan kualitas tidur pada kelompok yang diberi perlakuan pijat dengan aromaterapi lavender (p = 0,001, α <0,05). Ada pengaruh Pijat Bayi dengan Aromaterapi Lavender Lavender terhadap Kualitas Tidur Bayi di Posyandu Kartini Tanjung Morawa Tahun 2018 dengan P = 0,000

Page 21: SKRIPSI EFEKTIVITAS PIJAT BAYI USIA 3 - 12 BULAN DENGAN ...

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Tidur

A.1 Pengertian Tidur

Tidur merupakan keadaan tidak sadar yang relatif lebih

responsif terhadap rangsangan internal. Perbedaan tidur dengan

keadaan tidak sadar lainnya adalah pada keadaan tidur siklusnya

dapat diprediksi dan kurang respons terhadap rangsangan

eksternal. Otak berangsur-angsur menjadi kurang responsif

terhadap rangsang visual, auditori dan rangsangan lingkungan

lainnya. Tidur dianggap sebagai keadaan pasif yang dimulai dari

input sensoric walaupun mekanisme inisiasi aktif juga

mempengaruhi keadaan tidur (Widodo, D. P dan Taslim S, 2000).

Tidur bukan berarti tidak produktif. Meski saat tidur tanggapan

terhadap berbagai stimulus menjadi berkurang. Walaupun tidur

sering dipandang sebagai keadaan dimana tubuh tidak aktif,

sebenarnya tidur merupakan keadaan aktif, penting dan involunter,

dimana tanpanya kita tidak dapat berfungsi secara efektif

(Sherwood, 2001., Robotham, 2011 dalam William, 2013).

Tidur adalah keadaan fisiologis, yaitu kondisi istirahat reguler

dengan karakteristik berkurangnya gerakan tubuh dan penurunan

tingkat kesadaran terhadap sekelilingnya. Tidur tidak hanya

merupakan sebuah keadaan tidak sadar yang berkepanjangan, ada

berbagai tahap yang dilalui sepanjang malam itu, yang masing-

masing dapat diidentifikasi melalui aktivitas gelombang listrik otak

(Widodo, D.P dan Taslim S, 2000).

Dengan demikian keadaan tidur yang sebenarnya adalah saat

pikiran dan tubuh berbeda dengan keadaan terjaga, yakni ketika

tubuh beristirahat secara tenang, aktivitas metabolisme tubuh

menurun, dan pikiran menjadi tidak sadar terhadap dunia luar

(Putra, 2011 dalam Doe, 2012).

Page 22: SKRIPSI EFEKTIVITAS PIJAT BAYI USIA 3 - 12 BULAN DENGAN ...

A.2 Fungsi Tidur Bagi Bayi

Meski tidur sering dikesampingkan karena dianggap sesuatu

yang bersifat pasif dan tidak produktif, tidur tetaplah suatu

kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi. Tidur tidak hanya

berfungsi untuk mengistirahatkan tubuh dari kelelahan aktivitas,

namun juga mengkontribusi pemulihan fisiologis dan psikologis

(Oswald, 1984; Anch dkk, 1988 dalam Potter & Perry, 2006).

Bagi bayi, tidur memiliki fungsi lebih dominan. Menurut Joesoef

dalam Yudana (2003), selama fase bayi, pertumbuhan sel-sel saraf

belum sempurna sehingga diperlukan waktu tidur lebih lama untuk

perkembangan saraf, pembentukan sinaps, dan sebagainya. Otak

bayi tumbuh tiga kali lipat dari keadaan saat lahir atau 80% dari

otak orang dewasa di tahun pertamanya. Kondisi ini hanya terjadi

satu kali saja seumur hidup (Fathoni., NL., Roekistiningsih, 2006).

Aktivitas tidur merupakan salah satu stimulus bagi proses

tumbuh kembang otak, karena 75 % hormon pertumbuhan

dikeluarkan saat anak tidur Pada waktu bangun, penggunaan

oksigen dan nutrisi digunakan untuk keperluan kegiatan fisik dan

mentalnya. Keadaan katabolik mengakibatkan teraktifitasnya

hormon adrenalin (epineprin) dan kortikosteroid tubuh. Selama

tidur, keadaan sebaliknya yaitu anabolik terjadi, yang

memungkinkan berjalannya proses konservasi energi, perbaikan

sel-sel tubuh dan pertumbuhan. Akibat konsentrasi adrenalin dan

kortisol turun, maka tubuh mulai membentuk hormon pertumbuhan

(Ubaya, 2010; Afrina & Widodo, 2012).

Hormon pertumbuhan tersebut bertugas merangsang

pertumbuhan tulang dan jaringan. Selain itu, hormon pertumbuhan

juga memungkinkan tubuh memperbaiki dan memperbarui seluruh

sel yang ada di tubuh, dari sel kulit, sel darah sampai sel saraf otak.

Proses pembaruan sel ini akan berlangsung lebih cepat bila si bayi

sering terlelap sesuai dengan kebutuhan tidur bayi (Ubaya, 2010;

Afrina & Widodo, 2012).

Page 23: SKRIPSI EFEKTIVITAS PIJAT BAYI USIA 3 - 12 BULAN DENGAN ...

Selain membantu proses pertumbuhan, tidur juga membantu

perkembangan psikis emosi, kognitif, konsolidasi pengalaman dan

kecerdasan. Oleh karena itu kebutuhan tidur pada bayi sesuai

usianya perlu mendapat perhatian dari keluarga agar nantinya bayi

dapat mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal

(Rafknowledge, 2004; Soedjatmiko, 2006; Jahja, 2009 dalam

Ubaya, 2010).

Periode tidur yang lama menjamin bahwa otak akan melalui

siklus tidur yang lengkap, termasuk tidur REM. Tidur REM terlihat

penting untuk pemulihan kognitif. Tidur REM dihubungkan dengan

perubahan dalam aliran darah serebral, peningkatan aktivitas

kortikal, peningkatan konsumsi oksigen, dan pelepasan epinefrin.

Sinkronisasi ini membantu penyimpanan memori dan pembelajaran

karena otak menyaring informasi yang disimpan tentang aktivitas

hari tersebut (Potter & Perry, 2006).

Pentingnya tidur pada proses belajar juga berkaitan dengan

kenyataan bahwa tidur meningkatkan produksi protein. Protein

berguna untuk membangun kembali sel-sel saraf (neuron) dalam

otak. Tanpa protein sinaps-sinaps baru tidak akan terbentuk, dan ini

akan mempengaruhi jumlah informasi yang bisa disimpan oleh

orang yang kekurangan tidur. Akan tetapi, peran hormon

pertumbuhan yang berfungsi sebagai promotor sintesis protein

bersifat terbatas dikarenakan pelepasannya tidak berhubungan

dengan kadar glukosa darah dan asam amino (Home, 1983 dalam

Potter & Perry, 2006; Garliah, 2009).

A.3 Fisiologis Tidur

Tidur tidak dapat diartikan sebagai manifestasi proses

deaktivasi susunan saraf pusat. Jadi seseorang yang tertidur

bukannya karena susunan sarafnya tidak aktif, melainkan sedang

bergiat. Tidur merupakan aktivitas area tertentu di otak yang

menyebabkan tidur dan masukan sensorik yang menurun pada

Page 24: SKRIPSI EFEKTIVITAS PIJAT BAYI USIA 3 - 12 BULAN DENGAN ...

korteks serebri. Stimulasi pada area ini akan menghasilkan tidur,

sebaliknya kerusakan akan mengakibatkan sulit tidur (Widodo, D.P

dan Taslim S, 2000).

Bagian otak yang mengendalikan aktivitas tidur adalah batang

otak, tepatnya pada sistem pengaktifan retikularis atau reticularis

ativating system (RAS) dan Bulbular Synchonizing Regional (BSR).

RAS terdiri dari sistem retikularis batang otak, hipotalamus posterior

dan basal otak depan (Widodo, D.P dan Taslim S, 2000 didalam

Doe, 2012).

RAS diyakini memiliki sel-sel khusus yang dapat

mempertahankan kewaspadaan dan kesadaran. Sedangkan BSR

berfungsi untuk memberikan rangsangan visual, pendengaran,

nyeri, dan perabaan, serta dapat menerima stimulus dari korteks

serebri termasuk rangsangan emosi dan proses berpikir. Pada saat

sadar, RAS melepaskan katekolamin untuk mempertahankan

kesadaran dan tetap terjaga. Pengeluaran serotonin dari BSR

menimbulkan rasa kantuk yang selanjutnya menyebabkan tidur.

Terbangun atau terjaganya seseorang tergantung pada

keseimbangan impuls yang diterima di pusat otak dan sistem limbik

(Saputra, 2012 dalam Doe, 2012).

Siklus tidur mempunyai kaitan-kaitan dengan hormon tubuh,

seperti hormon pertumbuhan, prolaktin, dan kortisol. Hormon

pertumbuhan disekresi pada awal periode tidur lelap, tahap 3 dan 4

dan dihambat selama tidur REM, yang berhubungan dengan mimpi,

dan prolaktin mencapai puncaknya antara jam 05.00 dan 07.00

pagi. Sekresi kortikosteroid yang biasanya terjadi selama malam

hari, dapat berubah sesuai dengan siklus tidur-bangun. Bila pola

tidur berubah, sekresi kortisol pada awalnya seperti semula, tetapi

secara bertahap melakukan penyesuaian atau resinkronisasi

dengan siklus yang baru (Widodo, D.P dan Taslim S, 2000).

Fluktuasi hormon selama tidur bergantung pada 3 faktor utama,

yaitu irama sirkadian, siklus bangun-tidur dan tahapan tidur non

Page 25: SKRIPSI EFEKTIVITAS PIJAT BAYI USIA 3 - 12 BULAN DENGAN ...

REM/REM. Penyebab variasi ini masih tanda tanya. Sekresi

hormon kortisol dan adrenokortikotropik (ACTH) mengikuti irama

sirkadian, dengan puncaknya pada pagi hari (6-8 jam tidur sampai 1

jam setelah bangun) dengan titik terendah pada larut malam.

Thyrotropin-stimulating hormone juga berhubungan dengan irama

sirkadian dengan puncaknya pada larut malam dan awal siklus tidur

(Widodo, D.P dan Taslim S, 2000).

A.4 Tahapan dan Siklus Tidur Bayi

1. Tahapan Tidur Bayi

Tahapan tidur pada anak dan orang dewasa ternyata

terdapat pula pada bayi baru lahir, yaitu tidur aktif atau REM

(rapid eye movement) dan tidur tenang atau non REM. Pada

bayi normal, anak dan orang dewasa mempunyai periode REM

dan non REM yang berubah-ubah beberapa kali selama tidur

malam hari. Perkembangan tidur berkaitan dengan umur dan

bertambah besarnya anak, maka jumlah tidur yang diperlukan

berkurang dan diikuti dengan penurunan proporsi REM dan non

REM (Widodo, D.P dan Taslim S, 2000).

Setiap fase menunjukkan adanya perubahan fisiologis

(berkaitan dengan tubuh), neurologis (berkaitan dengan otak),

dan psikologis (berkaitan dengan jiwa) yanng kemudian

membentuk suatu siklus tidur yang lengkap. Berikut tahapan

siklus nREM dan REM menurut Potter & Perry, 2005 dalam

Agustin, 2012 :

Tabel 2.1 Tahapan Siklus Tidur

Tahapan Siklus

Tidur

Karakteristik

Tahap 1 : nREM 1) Tahap transisi diantara mengantuk dan tertidur.

2) Ditandai dengan pengurangan aktivitas fisiologis yang dimulai dengan

Page 26: SKRIPSI EFEKTIVITAS PIJAT BAYI USIA 3 - 12 BULAN DENGAN ...

menutupnya mata, pergerakan lambat, otot berelaksasi, serta penurunan secara bertahap tanda-tanda vital dan metabolisme, menurunnya denyut nadi

3) Mudah terbangun

Tahap 2: nREM 1) Tahapan tidur ringan 2) Denyut jantung mulai melambat,

turunnya suhu tubuh, dan berhentinya pergerakan mata.

3) Masih relatif mudah terbangun dengan stimulasi

Tahap 3: nREM 1) Tahap awal dari tidur yang dalam 2) Laju pernapasan dan denyut jantung

makin melambat karena sistem saraf simpatik makin mendominasi.

3) Otot skeletal makin berelaksasi, terbatasnya pergerakan, dan mendengkur mungkin saja terjadi

4) Sulit dibangunkan dan tidak dapat diganggu oleh stimulasi sensori

Tahap 4: nREM 1) Tahap tidur terdalam. 2) Tidak ada pergerakan mata dan

aktivitas otot. 3) Tanda-tanda vital menurun sacara

bermakna dibanding selama terjaga, laju pernapasan dan denyut jantung menurun hingga 20-30%.

4) Seseorang yang terbangun pada tahap ini tidak secara langsung menyesuaikan diri, sering merasa pusing dan disorientasi dalam beberapa menit setelah bangun dari tidur

Tahap REM 1) Ditandai dengan pergerakan mata secara cepat ke berbagai arah, pernapasan cepat, tidak teratur, dan dangkal, otot tungkai mulai lumpuh sementara, meningkatnya denyut jantung dan tekanan darah.

2) Pada pria terjadi ereksi penis, sedangkan pada wanita terjadi sekresi vagina.

3) Mimpi yang terjadi pada tahap ini penuh warna dan tampak hidup, terkadang merasa sulit untuk bergerak.

Sumber: Potter & Perry, 2005 dalam Agustin, 2012

Page 27: SKRIPSI EFEKTIVITAS PIJAT BAYI USIA 3 - 12 BULAN DENGAN ...

2. Siklus Tidur

Pada masa bayi terjadi beberapa perubahan, pola siklus

tidur-bangun baru jelas terlihat pada umur 3-4 bulan, yaitu

proporsi tidur lebih banyak pada malam hari. Pola tidur bayi

pada usia enam bulan mulai tampak mirip dengan orang

dewasa (Ubaya, 2010 dalam Afrina & Widodo, 2012).

Setelah mengatur periode yang umumnya memakan waktu

10 sampai 20 menit, tidur bayi berubah tahapnya yaitu dari

tahap 1 non-REM menuju tahap 3 atau 4. Bayi mungkin kembali

ke tahap 1 dan berputar kembali. Setelah satu atau dua putaran

tidur nREM, REM mulai timbul setelah 60 sampai 90 menit.

Siklus tidur yang lebih sering muncul pada bayi adalah tahap

REM dan menghasilkan tidur yang lebih pendek, sekitar 30%

dari waktu tidur dihabiskan dalam siklus REM (Ubaya, 2010).

A.5 Kebutuhan Tidur

Setiap individu memiliki kebutuhan waktu tidur yang berbeda-

beda, tergantung pada usia dan faktor-faktor tertentu yang

mempengaruhinya. Berikut ini jumlah waktu tidur yang dibutuhkan

seseorang berdasarkan usia dalam William (2012) dibawah ini:

Tabel 2.2 Kebutuhan Tidur Berdasarkan Usia

Usia Kebutuhan Waktu

0 bulan 15-18 jam

1-12 bulan 14-15 jam

1-3 tahun 12-14 jam

3-5 bulan 10-12 jam

7-12 tahun 10-11 jam

12-18 tahun 8-9 jam

Dewasa 7-8 jam

Lansia 6-7 jam

Page 28: SKRIPSI EFEKTIVITAS PIJAT BAYI USIA 3 - 12 BULAN DENGAN ...

Sumber: William, 2012

Jumlah waktu tidur tiap kelompok usia berbeda-beda

tergantung faktor fisik, psikis, dan lingkungan. Pada usia 6-9 bulan

memerlukan waktu tidur sekitar 14 jam perhari dan mereka sudah

bisa tidur selama tujuh jam sekali waktu. Bayi melakukan satu

atau dua kali tidur siang perhari, yaitu sekali dipagi hari dan sekali

disore hari. Pada usia 9-12 bulan, bayi tidur dalam tempo sekitar

12 jam dimalam hari dan tidur siang dua kali sehari dalam tempo

satu jam atau dua jam sekali waktu (Ubaya, 2010).

Waktu tidur siang dan tidur malam pada anak sangatlah

penting. Keduanya sangat di butuhkan dan memiliki peranan yang

tidak dapat menggantikan satu sama lainnya. Anak yang tidur

siang dengan cukup biasanya tidak terlau rewel dan tidur pulas

saat malamnya. Ini juga membantu pertumbuhannya, sebab pada

bayi hingga balita, tidur adalah masa ketika ia tumbuh baik secara

fisik dan juga otaknya. Berikut ini jumlah waktu tidur yang

dibutuhkan anak dari usia 0 bulan hingga 24 bulan atau usia 2

tahun dalam gelania (2014) :

Tabel 2.3 Kebutuhan tidur oleh anak dari usia 0 bulan hingga 24

bulan

Usia Total Waktu Tidur (Jam)

Waktu Tidur Malam

Waktu Tidur Siang (Jam)

Baru lahir - 2 bulan

16 – 18 8 – 9 7 – 9 (3 – 5 kali)

2 - 4 bulan 14 – 16 9 – 10 4 – 5 (3 kali)

4 - 6 bulan 14 – 15 10 4 – 5 (2 – 3 kali)

6 - 9 bulan 14 10 – 11 3 – 4 (2 kali)

9 - 12 bulan 14 10 – 12 2 – 3 (2 kali)

12 - 18 bulan 13 – 14 11 – 12 2 – 3 (1 – 2 kali)

18 - 24 bulan 13 – 14 11 2 ( 1 kali)

Sumber: Gelania, 2014

A.6 Kualitas Tidur Bayi

Kualitas tidur adalah mutu atau keadaan fisiologis tertentu

yang didapatkan selama seseorang tidur, yang memulihkan proses-

Page 29: SKRIPSI EFEKTIVITAS PIJAT BAYI USIA 3 - 12 BULAN DENGAN ...

proses tubuh yang terjadi pada waktu orang itu bangun dengan

jumlah tidur nREM dan REM yang tepat. Jika kualitas tidurnya

bagus artinya fisiologi atau faal tubuh dalam hal ini sel otak

misalnya pulih kembali seperti semula saat bangun tidur (Candra,

2005; Kozier., dkk, 2004 dalam Agustin, 2012).

Kualitas tidur mempengaruhi baik secara fisiologi maupun

psikologi individu. Kualitas tidur secara langsung mempengaruhi

kualitas aktivitas saat terjaga, termasuk kewaspadaan mental,

produktivitas, keseimbangan emosi, kreativitas, tanda vital fisik dan

bahkan berat badan (Smith, 2012 dalam William, 2012).

Kualitas tidur yang buruk juga berpengaruh pada

perkembangan fisik tapi juga sikapnya keesokan harinya. Bayi yang

tidur cukup tanpa sering terbangun akan lebih bugar dan tidak

gampang rewel. Kualitas tidur bayi dikatakan tidak adekuat jika

mengalami gangguan tidur dengan kriteria jika pada malam hari

jumlah waktu tidur kurang dari 9 jam, frekuensi terbangun lebih dari

3 kali, dan lama terbangunnya lebih dari 1 jam. Selama tidur bayi

terlihat selalu rewel, menangis, dan sulit tidur kembali (Wahyuni,

2008 dalam Ubaya, 2010).

Ciri-ciri bayi cukup tidur yaitu, ia akan dapat jatuh tertidur

dengan mudah di malam hari, bugar saat bangun tidur, tidak rewel,

dan tidak memerlukan tidur siang yang melebihi kebutuhan sesuai

dengan perkembangannya (Ubaya, 2010).

Menurut Fatimah Siti, L (2014) bayi yang memiliki tidur

dengan kualitas baik jika telah memiliki kriteria tiga dari lima kriteria

bayi dengan kualitas tidur yaitu ia tidur malam bayi ≥9 jam,

frekuensi terbangun malam ≤3 kali, dengan lama nya terbangun

malam ≤ 1 jam, tidak memerlukan tidur siang yang berlebihan, dan

keadaaan anak pada saat terbangun pagi bugar dan ceria.

A.7 Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Tidur Bayi

Page 30: SKRIPSI EFEKTIVITAS PIJAT BAYI USIA 3 - 12 BULAN DENGAN ...

Adekuat atau tidak adekuatnya kualitas tidur bayi tidak terjadi

begitu saja. Ada faktor-faktor yang bersumbangsih mempengaruhi

kualitas tidur bayi. Berikut adalah faktor-faktor yang diyakini berperan

dalam mempengaruhi kualitas tidur bayi dalam Ubaya, 2010 :

A. Lingkungan

Keadaan lingkungan yang aman dan nyaman bagi seseorang

dapat mempercepat terjadinya proses tidur. Lingkungan fisik tempat

bayi tidur berpengaruh penting pada kemampuan untuk tertidur dan

tetap tertidur. Pengaturan lingkungan tidur yang meliputi tata

cahaya, ventilasi, tata warna, suhu, dan juga keadaan boksnya.

Hindarkan juga suara bising yang membuatnya mudah terjaga.

Jangan gunakan pewangi ruangan dan obat pengusir nyamuk yang

bisa membuatnya sesak. Untuk menghindari bayi dari gigitan

nyamuk sebaiknya disiasati dengan menggunakan kelambu

(Ubaya, 2010).

B. Aktifitas Fisik

Keletihan akibat aktivitas fisik yang tinggi dapat memerlukan

lebih banyak tidur untuk menjaga keseimbangan energi yang telah

dikeluarkan. Hal tersebut dapat terlihat bila bayi melakukan aktivitas

sehari-hari. Dengan diberikan perawatan spa bayi yang terdiri dari

treatment renang bayi dan pijat bayi akan merangsang bayi lebih

rileks dan tenang. Rendaman air hangat dengan kombinasi

aromaterapi serta hantaman air yang ditimbulkan dari air yang

bergolak saat renang dapat memberi sensasi dan pijatan yang

menghilangkan lelah, melancarkan peredaran darah dan

menciptakan relaksasi. Pemijatan yang diberikan setelah bayi

berenang dapat mensekresi hormon melatonin yang dapat

menstimulus tidur lebih lelap. Dengan demikian tidur bayi akan

semakin lelap sehingga dapat meningkatkan jumlah jam tidur siang

dan malam (Ubaya, 2010).

C. Nutrisi

Page 31: SKRIPSI EFEKTIVITAS PIJAT BAYI USIA 3 - 12 BULAN DENGAN ...

Faktor penting untuk memaksimalkan periode emas

pertumbuhan otak adalah terpenuhinya nutrisi dan kecukupan tidur

bayi. ASI terbukti mengandung alfa protein yang cukup tinggi, alfa

protein merupakan protein utama pada whey protein yang

merupakan protein halus dan mudah dicerna. Alfa protein kaya

akan asam amino essensial yang sangat berguna untuk tumbuh

kembang bayi, terutama triptofan. Triptofan adalah asam amino

yang berperan dalam proses neurotransmitter dan pengatur pola

hidup (neurobehavioral) dimana salah satu fungsinya adalah

mengatur pola tidur. Bayi yang sulit tidur atau sering terbangun dari

tidurnya karena merasa belum kenyang. Karena itu, penuhi

kebutuhan makan dan minum bayi sebelum tidur. Jika kebutuhan

fisiknya dipenuhi maka bayi tidak lagi sering terbangun di tengah

malam. Yang perlu diperhatikan, ditinjau dari kesehatan gigi,

kebiasaan memberikan susu di malam hari sebaiknya dihentikan

setelah gigi bayi muncul (sekitar usia 6 bulan setelah masa ASI

eksklusif) (Ubaya, 2010).

Sebagai gantinya, berikan air putih jika ia memang haus atau

tenangkan bayi agar tidur kembali. Selain itu, memberikan

makanan terlalu banyak pada bayi terutama susu akan membuat

kantong kemih kencang pada malam harinya dan kedaan ini akan

membuat bayi lebih sering terbangun (Ubaya, 2010).

D. Penyakit

Setiap penyakit yang menyebabkan nyeri, ketidaknyamanan

fisik dapat menyebabkan masalah tidur. Pada bayi adanya

gangguan atau rasa sakit pada gigi, telinga, kulit, saluran napas,

saluran cerna, saluran kemih, otot atau tulangnya dapat

mengganggu tidur bayi (Turcin, 2000; Hidayat, 2006; Perry and

Potter, 2006; Saputra, 2009 dalam Ubaya, 2010).

Page 32: SKRIPSI EFEKTIVITAS PIJAT BAYI USIA 3 - 12 BULAN DENGAN ...

B. Konsep Pijat Bayi

B.1 Pengertian Pijat Bayi

Pijat adalah terapi sentuh tertua dan paling populer yang di

kenal manusia. Pijat adalah seni perawatan kesehatan dan

pengobatan yang telah di praktekkan sejak berabad-abad silam.

Bahkan diperkirakan ilmu ini tekah dikenal sejak dari awal

kehidupan manusia di dunia (Siska Dewi, 2007).

Pemijatan merupakan kegiatan yang menyenangkan yang dapat

membuat ibu kontak dengan bayinya baik secara fisik maupun

emosi, pengalaman pijat pertama yang dialami manusia adalah

ketika lahir, saat melewati jalan lahir ibu (Roesli, 2007).

Pijat biasanya di sebut dengan stimulasi touch. Pijat dapat

diartikan sebagai sentuhan komunikasi yang nyaman antara ibu dan

bayi. Jadi pijat bayi ini merupakan suatu pengungkapan rasa kasih

sayang antara orang tua dengan anak lewat sentuhan pada kulit

yang dapat memberikan dampak sangat luar biasa. Hal ini karena,

sentuhan dan pelukan merupakan salah satu kebutuhan dasar bayi.

Sentuhan alamiah pada bayi sesungguhnya sama artinya dengan

tindakan mengurut atau memijat. Kalau tindakan ini dilakukan

secara teratur dan sesuai dengan tatacara dan teknik dengan

pemijatan bayi, pemijatan ini bisa menjadi terapi untuk

mendapatkan banyak manfaat untuk buah hati (Siska Dewi, 2016).

Pijat bayi merupakan praktek pengasuhan anak secara

tradisional yang bertahan sampai saat ini karena telah terbukti

khasiatnya. Nenek moyang kita sudah terbiasa memijat bayi ketika

ada masalah kesehatan yang ditunjukkan dengan gejala rewel,

tidak doyan makan, serta perut gembung. Masalah pijat memijat ini

biasanya diserahkan kepada dukun pijat. Saat ini, metode pijat bayi

yang diambil dari metode tradisional telah diperbaharui dan di

modifikasi dengan pola yang lebih modern sesuai dengan hasil riset

terbaru (Gelania, 2014).

Page 33: SKRIPSI EFEKTIVITAS PIJAT BAYI USIA 3 - 12 BULAN DENGAN ...

B.2 Manfaat Pijat Bayi

Meskipun masih diperlukan penelitian lebih lanjut, tetapi

penemuan-penemuan ilmiah sampai saat ini sudah cukup untuk

menganjurkan agar pijat bayi dikerjakan sebagai upaya rutin untuk

mempertahankan kesehatan bayi pada umunya (Roesli, 2007).

Berikut ini beberapa hasil laporan penelitian para pakar mengenai

manfaat pijat bayi.

a. Meningkatkan berat badan

Penelitian yang dilakukan oleh Prof T. Field dan Scafidi

(1986 & 1990) menunjukkan bahwa pada 20 bayi prematur

(berat badan 1280 dan 1176 gram), yang dipijat 3x15 menit

selama 10 hari, mengalami kenaikan berat badan per hari

20% -47% lebih banyak dari yang tidak dipijat. Pada penelitian

terhadap bayi cukup bulan yang berusia 1-3 bulan yang dipijat

selama 15 menit sebanyak 2 kali seminggu untuk masa 6

minggu menunjukkan kenaikan berat badan yang lebih dari

bayi kontrol (Roesli, 2007).

Pijat menstimulasi enzim-ensim yang ada di perutnya

sehingga penyerapan nutrisi dalam tubuhnya lebih optimal.

Selain itu, memijat bayi secara teratur dapat memberikan

manfaat untuk mempengaruhi rangsangan saraf dan kulit

serta memprosuksi hormon-hormon yang berpengaruh dalam

meningkatkan nafsu makan bayi, seperti hormon gastrulin dan

insulin yang berperan penting dalam proses penyerapan

makanan dan nafsu makan yang meningkat. Nafsu makan

yang meningkat akan membuat berat badannya meningkat

(Gelania, 2014).

b. Meningkatkan daya tahan tubuh

Pijat bayi memperbaiki sistem imunitas si kecil serta

menambah jumlah produksi sel darah putih yang membuat

menjadi lebih sehat (Gelania, 2014). Penelitian terhadap

penderita HIV yang dipijat sebanyak 5 kali dalam seminggu

Page 34: SKRIPSI EFEKTIVITAS PIJAT BAYI USIA 3 - 12 BULAN DENGAN ...

selama 1 bulan, menunjukkan terjadinya peningkatan jumlah

dan toksisitas sel pembunuh alami (natural killer cells). Hal

tersebut dapat mengurangi kemungkinan terjadinya infeksi

sekunder pada penderita AIDS (Siska Dewi, 2016).

Pijat dapat meningkatkan daya tahan tubuh bayi. Produksi

Serotonin meningkatkan daya tahan tubuh, pemijatan akan

meningkatkan aktivitas neurotransmitter serotonin yang

meningkatkan kapasitas sel reseptor untuk mengikat

glukokortiroid (adrenalin suatu hormon stres) sehingga

menyebabkan terjadinya penurunan kadar hormon adrenalin

dan meningkatkan daya tahan tubuh terutama IgM dan IgG

(Ubaya, 2010).

c. Membina ikatan kasih sayang orang-tua dan anak (bonding)

Sentuhan dan pandangan kasih sayang orang-tua pada

bayinya akan mengalirkan kekuatan jalinan kasih di antara

keduanya. Pada perkembangan anak, sentuhan orang tua

adalah dasar perkembangan komunikasi yang akan memupuk

cinta kasih secara timbal balik. Semua ini akan menjadi

penentu bagi anak untuk secara potensial menjadi anak

berbudi baik yang percaya diri (Siska Dewi, 2016).

Pijat akan merangsang hormon oksitosin. Hormon ini akan

menimbulkan rasa nyaman dan kasih sayang serta tercipta

ikatan tali psikologis yang kuat antara bayi dan ibunya

(Gelania, 2014).

d. Meningkatkan produksi ASI

Berdasarkan penelitian Cynthia Mersmann, ibu yang

memijat bayinya mampu memprosuksi ASI lebih banyak di

banding kleompok kontrol. Pada saat menyusi bayinya

mereka merasa kwalahan karena ASI terus menerus menetes

dari payudara jika tidak disusukan. Jadi pijat bayi dapat

meningkatkan jumlah volume ASI sehingga periode waktu

Page 35: SKRIPSI EFEKTIVITAS PIJAT BAYI USIA 3 - 12 BULAN DENGAN ...

pemberian ASI secara eklslusif dapat ditingkatkan, khususnya

oleh ibu-ibu karyawati (Siska Dewi, 2016).

e. Meningkatkan konsentrasi bayi dan membuat bayi lelap tidur

Umumnya, bayi yang dipijat akan tertidur lebih lelap,

sedangkan pada waktu bangun konsentrasinya akan lebih

penuh. Di Touch Research Institute, Amerika, dilakukan

penelitian pada sekelompok anak dengan pemberian soal

matematika. Setelah itu, dilakukan pemijatan pada anak-anak

tersebut selama 2x15 menit setiap minggunya selama jangka

waktu 5 minggu. Selanjutnya pada anak-anak tersebut

diberikan lagi soal matematika lain. Ternyata, mereka hanya

memerlukan waktu penyelesaian setangah jam dari waktu

yang dipergunakan untuk menyelesaikan soal terlebih dahulu,

dan ternyata pula tingkat kesalahan sebanyak 50% dari

sebelum di pijat (Roesli, 2007).

Pijat berpengaruh pada pola tidur teratur, pengenalan

terhadap lingkungan, serta ketegangan emosi yang lebih baik.

Bayi yang dipijat selama kurang lebih 15 menit akan merasa

lebih rileks, tidur lebih lelap, dan lebih lama. Oleh karena itu,

bayi yang di pijat secara berkala pertumbuhannya akan lebih

baik dari pada bayi yang tidak dipijat (Gelania, 2014).

Pijat dapat meningkatkan konsentrasi bayi dan anak serta

membuat tidurnya lebih lelap karena pijatan dapat mengubah

gelombang otak dengan cara menurunkan gelombang beta

serta tetha yang dapat dibuktikan dengan penggunaan EEG

(electro enchephalogram) (Ubaya, 2010).

f. Meningkatkan pertumbuhan

Bayi yang di pijat secara berkala pertumbuhannya akan

lebih baik ketimbang bayi yang tidak dipijat. Tidak hanya itu

pijat juga mencegah bayi menglami kembung dan kolik. Bayi

yang aktif memiliki gerakan yang banyak. Ketegangan otot-

otot membuat mereka lelah dan mudah kembung. Pijatan

Page 36: SKRIPSI EFEKTIVITAS PIJAT BAYI USIA 3 - 12 BULAN DENGAN ...

yang teratur dan lembut akan melemaskan otot-otot yang

tegang (Gelania, 2014).

g. Menyeimbangkan Hormon

Manfaat lain dari pijat bayi adalah membantu merangsang

dan menyeimbangkan hormon-hormon pada tubuhnya, yaitu

hormon kortisol dan oksitosin. Saat bunda memberikan pijatan

pada tubuh si kecil, hormon kortison yang ada dalam tubuh

akan berkurang. Hormon kortison adalah hormon penyebab

stres. Dengan penuruanan hormon kortison ini berarti bayi

akan menjadi lebih riang dan tidak suka menangis. Apalagi

dengan keharuman lotion atau minyak aromaterapi serta

pijatan yang lebih nyaman akan memberikan kesenangan

pada si kecil (Gelania, 2014).

B.3 Ketentuan Pelaksanaan Pijat Bayi

Sejumlah ahli mengatakan untuk pijat bayi sebaiknya di lakukan

setealah bayi melewati usia tiga bulan ketika fisik bayi tidak lagi

terlalu lemah untuk dipijat. Namun, ada pula ahli lain menyarankan

pemijatan dilakukan mulai usia bayi beberapa minggu dengan

alasan pijat dapat membantu bayi melewati masa transisi dari

dalam rahim ke dunia luar (Gelania, 2014).

Baby spa (pijat bayi) sebaiknya dilakukan secara rutin,

minimmal sebulan sekali. Bagi para ibu yang memiliki waktu luang,

kegiatan baby spa di rumah mahkan bisa dilakukan sesering

mungkin, setidaknya seminggu sekali. Waktu terbaik melakukan

pijat adalah pagi hari, pada saat orang tua dan anak siap untuk

memulai hari baru. Malam hari, sebelum tidur ini sangat baik untuk

membantu bayi tidur lebih nyenyak (Gelania, 2014).

Waktu terbaik untuk memijat adalah saat bayi alert dan tidak

selesai minum, serta secara khusus menyediakan waktu untuk tidak

di ganggu minimal 15 menit guna melakukan seluruh tahap

pemijatan (Roesli, 2001).

Page 37: SKRIPSI EFEKTIVITAS PIJAT BAYI USIA 3 - 12 BULAN DENGAN ...

Tindakan pijat dikurangi seiring dengan bertambahnya usia bayi.

Sejak usia enam bulan, pijat dua hari sekali sudah memadai (Siska

Dewi, 2016).

Tidak semua bayi di pijat dengan cara yang sama karena

terdapat pertimbangan umur. Berikut cara pemijatan berdasarkan

usia bayi.

1. Bayi berumur 0-1 bulan

Untuk bayi berumur 0-1 bulan, disarankan hanya diberi

gerakan yang lebih mendekati usapan-usapan halus. Perlu

diingatkan bahwa sebelum tali pusat bayi leaps sebaiknya tidak

dilakukan pemijatan di saerah perut.

2. Bayi umur 1-3 bulan

Untuk bayi 1-3 bulan, disarankan diberi gerakan halus

sisertai tekanan ringan dalam waktu yang lebih singkat.

3. Bayi berumur 3 bulan sampai 3 tahun

Untuk bayi umur 3 bulan sampai 3 tahun, disarankan agar

seluruh gerakan dilakukan dengan tekanan dan waktu yang

lebih meningkat. Total

waktu pemijatan disarankan sekitar 15 menit (Gelania, 2014).

B.4 Persiapan Untuk Memijat Bayi

1. Persiapan perlengkapan untuk memijat bayi

a. Minyak untuk mengurut

Pada saat memijat bayi, gunakan minyak pijat bayi yang

tepat. Memastikan bahwa minyak bayi yang digunakan

tidaklah berbahaya bagi bayi. Asosiasi Internasional pijat

bayi merekomendasikan bahwa sebaiknya bayi dipijat

menggunakan minyak yang terbuat dari organik tumbuhan.

Contoh minyak kelapa, minyak telon, minyak zaitun dan

essential oil.

b. Bantal

Page 38: SKRIPSI EFEKTIVITAS PIJAT BAYI USIA 3 - 12 BULAN DENGAN ...

Bantal digunakan untuk mengalas kepala. Gunakan

bantal yang nyaman untuk pijat bayi. tapi ingat, jangan

gunakan bantal yang terlalu tinggi.

c. Alas tahan air

Gunakan alas tahan air yang tebal untuk alas memijat.

Alas yang cukup tebal akan membuat bayi nyaman dipijat

dan alas tebal menghindari rasa dingin dari lantai.

d. Handuk mandi yang halus

Gunakan handuk yang halus dan lembut. Handuk ini

digunakan untuk menglap tubuh bayi setelah dipijat (Siska

Dewi, 2016).

2. Buat atmosfer yang menyenangkan saat melakukan pijat bayi,

dapat menyetel musik yang menyenangkan, namun hindari

volume yang terlalu keras, ata bersenandung lagu anak-anak

yang bayi sukai, bisa juga menggunakan aromaterapi untuk

menenagkan bayi.

3. Membersihkan produk yang akan digunakan. Kulit bayi yang

baru lahir sensitif sehingga harus ekstra perhatian dengan

kebersihan sarana dan tempat memijat termaksud pula

kebersihan tangan dari benda-benda yang dapat mengiritasi

atau melukai kulit bayi. Pastikan kuku pendek, rapi, dan tidak

tajam. Lepaskan gelang atau cincin dan pastikan tangan bersih

dan hangat.

4. Selanjutnya adalah memastikan bahwa bayi siap melakukan

pijat bayi. tidak semua bayi senang dipijat maka dari itu yang

harus dilakukan pertama kali adalah membuat suasana yang

membuat nyaman bayi. Perlu memberi tahu bahwa ia aman,

baik dalam bahasa verbal maupun nonverbal, seperti melalui

kontak mata dan ekspresi wajah.

5. Berikan perhatian penuh setiap proses kegiatan pijat bayi,

tataplah wajahnya dengan penuh kasih sayang agar terbentuk

ikatan emosional (Gelania, 2014).

Page 39: SKRIPSI EFEKTIVITAS PIJAT BAYI USIA 3 - 12 BULAN DENGAN ...

6. Sebelum melakukan pijat minta lah izin pada bayi, tangan bersih

dan hangat, dan pastikan agar kuku dan perhiasan tidak

menggores kulit bayi.

B.5 Prosedur Untuk Pemijatan Bayi

Saat memijat, berikan sedikit tekanan pada bayi agar kulit, otot

dan sarafnya juga terstimulasi. Hal ini berfungsi memberikan efek

relaksasi, melancarkan peredaran darah dan peredaran limpa atau

getah bening (Gelania, 2014).

Bagian tubuh bayi yang wajib mendapatkan pijatan adalah alis

untuk kesehatan mata, bagian bawah telinga agar otot rahangnya

bekerja dengan baik yang berfungsi untuk kecakapannya berbicara

dan makan, serta bagian dada dan perut untuk menstimulasi

jantung serta sistem pencernaan.

Selama melakukan pijat bayi, dianjurkan untuk mengajak bayi

ngobrol atau bahkan mengajak bernyanyi. Hal ini dapat

mengingkatkan kemampuan verbal bayi. Berikut ini adalah langkah-

langkah pijat bayi, yaitu:

a. Kaki

1. Pertama peganglah pangkal paha bayi, kemudian gerakan

tangan kebawah secara bergantian seperti memerah susu

sapi (peraha india).

2. Kemudian peras putar dan kaki bayi dengan kedua tangan.

3. Pijat telapak kaki bayi menggunakan keua ibu jari secara

bergantian, lakukan usapan dari arah tumit ke perbatasan

jari. Peganglah pergelangan kaki dengan tangan, tekan

ujung telapak tangan kaki dengan ibu jari terapis, sedangkan

telunjuk terapis menekan bantalan kaki atau bagian bawah

jari.

4. Lalu pindahkan telunjuk terapis ke bagian tengah telapak

kaki. Gerakan selanjutnya adalah thumb press.

5. Lakukan gerakan mengurut dengan kedua ibu jari pada

punggung kaki, dan jari kaki ke arah pergelangan kaki.

Page 40: SKRIPSI EFEKTIVITAS PIJAT BAYI USIA 3 - 12 BULAN DENGAN ...

6. Masih dengan ibu jari, buatlah lingkaran-lingkaran kecil di

sekeliling pergelangan kaki dan mata kaki lalu buat

lingkaran-lingkaran kecil di sekeliling pergelangan kaki dan

mata kaki.

7. Gerakan swedish milking atau perahang cara swedia.

8. Lakukan gerakan memilin atau rolling dari pangkal paha ke

arah bawah.

9. Usap kedua kaki bayi dengan kembut dari paha ke arah

pergelangan kaki. Ini merupakan gerakan akhir untuk bagian

kaki (Gelania, 2014).

b. Perut

1. Water wheel A yaitu gerakan memijat pada perut bayi

seperti mengusap dari dada ke bawah perut, bergantian

dengan tangan kanan dan kiri.

2. Gerakan bulan dan matahari.

3. Gerakan I Love you, gerakan ini berfungsi untuk mencegah

kolik pada bayi. pijatlah perut bayi mulai dari bagian kiri atas

ke bawah dengan menggunakan jari-jari tangan kanan

membentuk huruf “I”, untuk membentuk gerakan love,

pijatlah perut bayi membentuk huruf “L” terbalik, mulai dari

kanan atas ke kiri atas. Kemudian dari kiri atas ke kiri

bawah. Selanjutnya gerakan you. Pijatlah perut bayi

membentuk huruf “U” terabalik, mulai dari kanan bawah ke

atas.

4. Gerakan walking fingers atau jari-jari berjalan.

c. Dada

1. Geraka open book, letakkan kedua ibu jari di samping

kanan-kiri pusar perut dan gerakan ke arah samping kiri dan

kanan.

2. Gerakan butter fly atau gerakan menyilang, yaitu tangan

kanan membuat gerakan memijat nyilang dari tengah dada

ke arah bahu kanan dan kembali ke perut kiri.

Page 41: SKRIPSI EFEKTIVITAS PIJAT BAYI USIA 3 - 12 BULAN DENGAN ...

3. Pijat ketiak, gerakan memijat pada daerah ketiak dari atas

ke bawah (Gelania, 2014).

d. Tangan

1. Perahang india.

2. Gerakan seperti memeras tangan bayi, di mulai dari pangkal

tangan sampai ujung tangan.

3. Pijat punggung tangan dengan menggunakan kedua ibu jari

terapis secara bergantian.

4. Gerakan ke pergelangan jari-jari tangan bayi.

5. Tarikan lembut jari-jari bayi.

6. Perahang swedia.

7. Lakukan gerakan memilin atau rolling pada tangan dari

pangkal tangan ke pergelangan (Gelania, 2014).

e. Muka

1. Gerakan membuka buku yaitu tekanan jari-jari terapis

dengan lembut mulai dari dahi keluar kesamping kanan dan

kiri.

2. Setrika alis yaitu letakkan kedua ibu jari terapis antara kedua

alis mata.

3. Lalu turun melalui tepi hidung ke arah pipi dengan membuat

gerakan ke samping lalu ke atas seolah membuat bayi

tersenyum.

4. Letakkan kedua ibu jari terapis di atas mulut di bawah sekat

hidung.

5. Letakkan kedua ibu jari ke tengah dagu dan pijat ke arah

samping.

6. Buatlah gerakan lingkaran-lingkaran kecil di daerah rahang

bayi.

7. Tekan lembut pada daerah belakang telinga kanan dan kiri

(Gelania, 2014).

Page 42: SKRIPSI EFEKTIVITAS PIJAT BAYI USIA 3 - 12 BULAN DENGAN ...

f. Punggung

1. Tengkurapkan bayi dan lakukan gerakan seperti maju

mundur menggunakan kedua telapak tangan terapis.

2. Gerakan seperti menyetrika yaitu lakukan dari leher ke

bawah sampai pantat bayi lalu kembali lagi ke leher.

3. Gerakan melingkar kecil di daerah punggung bagian bawah

hingga daerah pantat.

4. Gerakan menggaruk dari pangkal leher ke arah bawah

sampai pantat bayi (Gelania, 2014).

Jumlah gerakan pada setiap anggota badan bisa

disesuaikan dengan kondisi bayi, jika bayi sedang rewel sebaiknya

di kurangi jumlah gerakan dari 15 kali menjadi 6 kali. Pada

umumnya bayi tidak suka jika dipijat di daerah wajah. Jika bayi

rewel dan menangis, terapis dapat menghentikan gerakan dan

mengalihkan perhatiannya sesekali dengan mainan atau mengajak

bayi bercanda.

C. Aromaterapi

C.1 Pengertian Aromaterapi Lavender

Aromaterapi berasal dari kata aroma yang berarti harum atau

wangi, dan therapy yang dapat diartikan sebagai cara pengobatan

atau penyembuhan. Sehingga aromaterapi dapat diartikan

sebagai: “suatu cara perawatan tubuh dan atau penyembuhan

penyakit dengan menggunakan minyak esensial (essential oil)”

(Jaelani, 2009).

Aromaterapi Lavender pada masa lalu, bunga dari tanaman ini

menghasilkan produk parfum kelas tinggi yang banyak dipakai

oleh para bangsawan eropa. Dalam aromaterapi, bahkan sering

digunakan sebagai oabat, bahan antinyamuk, dan pelembut kulit.

Parfum minyak lavender ini memiliki kesan maskulin sehingga

banyak digunakan oleh kaum pria (Jaelani, 2009).

Page 43: SKRIPSI EFEKTIVITAS PIJAT BAYI USIA 3 - 12 BULAN DENGAN ...

Nama lavender berasal dari bahasa Latin “lavera” yang berarti

menyegarkan dan orang-orang Roma telah memakainya sebagai

parfum dan minyak mandi sejak zaman dahulu. Bunga lavender

dapat digosokkan ke kulit, selain memberikan aroma wangi,

lavender juga dapat menghindarkan diri dari gigitan nyamuk.

Bunga lavender kering dapat diolah menjadi teh yang dapat kita

konsumsi. Manfaat lain bunga lavender adalah dapat dijadikan

minyak esensial yang sering dipakai sebagai aromaterapi karena

dapat memberikan manfaat relaksasi dan memiliki efek sedasi

yang sangat membantu pada orang yang mengalami insomnia

(Prima Dewi, 2011).

Minyak lavender dengan kandungan linalool-nya adalah salah

satu minyak aromaterapi yang banyak digunakan saat ini, baik

secara inhalasi (dihirup) ataupun dengan teknik pemijatan pada

kulit (Prima Dewi, 2011).

Aromaterapi Lavender Banyak penelitian sebelumnya tentang

lavender yang berfokus pada pemberian lavender melalui rute

penciuman. Aktivitas anxiolitik penciuman lavender telah

ditunjukkan pada beberapa percobaan klinis kecil dan menengah.

Khasiat aromaterapi lavender dianggap karena efek psikologis

dari keharuman dikombinasikan dengan efek fisiologis minyak

atsiri dalam sistem limbik. Efek menenangkan minyak lavender

dan konstituen tunggal ini mungkin merupakan asal mula

penggunaan lavender tradisional. Penciuman minyak lavender

telah terbukti mengurangi kecemasan, yang diukur dengan skala

penilaian Hamilton dan dapat meningkatkan skor mood (Jeremy

Appleton, 2012).

Aromaterapi Lavender, dengan atau tanpa pijatan, juga dapat

mengurangi persepsi rasa sakit dan kebutuhan akan analgesik

konvensional pada orang dewasa dan anak-anak, meskipun

percobaan yang lebih ketat diperlukan (Jeremy Appleton, 2012).

Page 44: SKRIPSI EFEKTIVITAS PIJAT BAYI USIA 3 - 12 BULAN DENGAN ...

C.2 Ketentuan Aroma terapi

Dalam aromaterapi, yang digunaan adalah minyak esesial

alami yang diambil dengan penyulingan ekstrasi atau pemerasan,

disebut juga dengan minyak atsiri. Beberapa minyak esensial

lembut yang sering digunakan untuk bayi antara lain geranium

(Graveolens angustifolia), mawar (Rosadamescena), roman

chamomile (Nobile chamamemelum), lemon, grapefruit, dan jetuk

mandarin (Aurantium sinensis). Menggunakan aromaterapi,

lakukan pengujian dengan jumlah yang terbatas sebelum

menerapkannya kepada bayi (Gelania, 2014).

Meskipun ada cukup bukti untuk merekomendasikan lavender

untuk pengobatan jangka pendek dari beberapa kelainan

neurologis, uji coba jangka panjang dan studi observasional

diperlukan untuk menetapkan tingkat keamanan penggunaan

jangka panjangnya baik untuk mengatasi kecanduan dan

perawatan di lingkungan asma. Data yang ada menunjukkan

bahwa terapi jangka pendek dengan lavender relatif aman (Peir

Hossein et al, 2013).

C.3 Manfaat Aromaterapi lavender

Aromaterapi pada bayi digunakan sebagai pendukung

suasana dalam melakukan pijat bayi sehingga meningkatkan

suasana hati, membantu bayi agar lebih tenang, tidur lebih tenang

dan tidak rewel atau gelisah (Gelania, 2014).

Berbagai tahapan dalam pijat bayi juga dapat menyehatkan

organ-organ tubuh serta menstimulasi kesadaran bayi. Stimulasi

kesadaran yang dimaksud salah satunya adalah menstimulasi

indra penciuman. Indra penciuman fungsinya bukan hanya untuk

merasakan, tetapi juga mengenali keluarga dan lingkungan

sekitarnya. Pada usia setahun kebanyakan bayi dapat mengenal

Page 45: SKRIPSI EFEKTIVITAS PIJAT BAYI USIA 3 - 12 BULAN DENGAN ...

bau orang dewasa dan anak-anak lain. Juga dapat membedakan

bau dari makanan yang berbeda (Gelania, 2014).

Proses membau hidung pada dasarnya dipengaruhi oleh

molekul-molekul bau yang terbawa oleh udara yang masuk

kedalam rongga hidung. Kemudian informasi tersebut diteruskan

ke dasar otak melalui berbagai organ indra penciuman. Di otak

inilah kemudian informasi tersebut diidentifikasi sehingga kita

dapat mengetahui bau yang tercium oleh hidung. Indra penciuman

mempunya peran dan fungsi yang penting, terutama dalam hal-

hal yang berhubungan dengan kenikmatan hidup dan emosi

sesorang (Gelania, 2014).

Stimulasi indra penciuman pada bayi juga dapat mengurangi

resiko kelainan indra penciuman, seperti hyposmia, cacosmia,

prosmia, anosmia. Penggunaan produk bayi saat pijat bayi, mandi

serta setelah mandi dapat membantu memerkenalkan bayi

dengan berbagai wewangian. Selain menggunakan beragam

produk bayi yang memiliki kaharuman yang lembut dan segar,

juga dapat menggunakan minyak aromaterapi untuk menstimulasi

indra pendiuman bayi (Gelania, 2014).

Berikut ini beberapa hasil laporan penelitian para pakar

mengenai manfaat aromaterapi lavender, yaitu:

1. Minyak aromaterapi untuk menstimulai indra penciuman bayi,

aroma terapi ini sendiri merupakan terapi alternatif

menggunakan minyak esensial wangi yang dirancang untuk

memberikan manfaat secera fisik dan mental. Di Amerika

Serikat, Perancis, Inggris, dan negara maju lainnya,

aromaterapi menjadi bagian dari terapis medis. Aromaterapi

dapat digunakan oleh para ahli untuk membangkitkan

suasana hati, meningkatkan kinerja, dan daya konsentrasi

(Gelania, 2014).

2. Lavender telah disarankan sebagai obat alami yang sangat

baik untuk mengobati insomnia dan meningkatkan kualitas

Page 46: SKRIPSI EFEKTIVITAS PIJAT BAYI USIA 3 - 12 BULAN DENGAN ...

tidur. Studi acak tuna netra menyelidiki efek dari kualitas hidup

pasien saat tidur menunjukkan bahwa lavender memperbaiki

skor rata-rata kualitas tidur.

3. Menghirup minyak esensial lavender disarankan untuk

menjadi modalitas pengobatan yang efektif dan aman dalam

penanganan akut sakit kepala migrain. Lavender telah

disarankan sebagai obat alami yang sangat baik untuk

mengobati insomnia dan meningkatkan kualitas tidur.

4. Studi ini menemukan efek relaksasi dengan peningkatan

aktivitas gelombang alfa setelah pemberian lavender;

menunjukkan bukti relaksasi EEG oleh aroma terpi lavender,

Selanjutnya, aromatherapy lavender dilaporkan menghasilkan

pola EEG karakteristik perasaan subyek yang nyaman (Peir

Hossein et al, 2013).

5. Aromaterapi adalah cara mengobati penyakit dengan

menggunakan aroma tanaman wangi seperti lavender, yang

bisa diserap tubuh melalui sistem penciuman kulit atau

olfaktori. Minyak esensial dari pijat lavender memberikan efek

relaksasi pada sistem saraf pusat yang membantu

meningkatkan produksi oksitosin. Lavender adalah salah satu

aromaterapi yang berpengaruh pada amigdala di otak dan

mampu menghasilkan efek penenang (Augustie PR et al,

2017).

6. Lavender adalah salah satu aromaterapi yang berpengaruh

pada amigdala di otak dan mampu menghasilkan efek

penenang (Augustie PR et al, 2017).

7. Salah satu mekanisme kerja aromaterapi Lavender adalah

bahwa minyak lavender dalam peran minyak esensial diserap

melalui pernapasan dan bisa mengurangi sekresi kortisol atau

meningkatkan serotonin (Somayeh Makvandi et al, 2016).

Page 47: SKRIPSI EFEKTIVITAS PIJAT BAYI USIA 3 - 12 BULAN DENGAN ...

D. Kerangka Teori

Berdasarkan landasan teori Bab II maka dapat disusun kerangka

konsep sebagai berikut :

Gambar 2.1 Kerangka Teori

Sumber : Roesli, 2007

E. Kerangka Konsep

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh efektivitas pijat

bayi dengan aroma terapi dengan kebutuhan tidur bayi usia 3-12 bulan.

Kerangka penelitian ini menggambarkan bahwa pijat bayi dengan

aroam terapi lavender merupakan variabel bebas, sedangkan

pemenuhan kebutuhan tidur bayi merupakan variabel terikat.

Penelitian efektifitas pijat bayi dengan aroma terapi lavender

terhadap pemenuhan kebutuhan tidur bayi usia 3-12 bulan ini dapat

digambarkan melalui kerangka konsep dibawah ini :

Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas

tidur bayi

Gejala kegelisahan seperti perubahan emosi dan

tingkah laku serta pola tidur

Pijat Bayi dengan aromaterapi Lavender Pijat bayi dengan aroma terapi lavender merupakan terapi sentuhan yang membantu merangsang dan membangun keseimbangan hormon pada tubuh bayi di dukung dengan aromaterapi sebagai penenang suasana.

Berpengaruh pada pola tidur yang teratur.

Dampak

1. Mempelancar peredaran darah dan membantu menguatkan otot-otot bayi

2. Mengoptimalisasi pertumbuhan anak

3. Meningkatkan berat badan anak

4. Memperbaiki sistem imunitas bayi

5. Memperbaiki pola tidur

Page 48: SKRIPSI EFEKTIVITAS PIJAT BAYI USIA 3 - 12 BULAN DENGAN ...

Gambar 2.2 Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

F. Defenisi Operasional

Tabel 2.4 Defenisi Operasional

Variabel diteliti

Defenisi operasional

Alat ukur Hasil ukur Skala

Kualitas tidur

Mutu tidur dengan proses tidur nREM dan REM yang tepat yang dengan mudah memulai tidur dan mempertahankadan tidur dan tidak mengalami masalah ketika bangun tidur.

lembar Check List dengan 5 item pertanyaan dengan formula penilaian tentang kualitas tidur bayi .

1. Kualitas tidur baik yaitu skor 3-5

2. Kualitas tidur buruk yaitu skor 1-2

Ordinal

Pijat bayi dengan aroma terapi lavender

Pijat bayi adalah mengurut bagian tubuh untuk melemaskan otot sehingga peredaran darah lancar yang dilakukan pada seluruh permukaan tubuh bayi selama ≥15 menit dengan aromaterapi lavender sebagai pendukung kegiatan memijat bayi untuk menstimulasi indra penciuman bayi.

Lembar observasi untuk mengidentifikasi frekuensi dan durasi pijat bayi dengan aromaterapi levender

1. Dilakukan pijat bayi dengan aromaterapi lavender dengan frekuensi pijat 2 kali seminggu pijat efektif. Durasi pijat ≥15 menit pijat efektif.

2. Tidak dilakukan pijat bayi dengan aromaterapi lavender

Nominal

Pijat Bayi dengan

Aromaterapi Lavender

Kualitas Tidur

Bayi

Page 49: SKRIPSI EFEKTIVITAS PIJAT BAYI USIA 3 - 12 BULAN DENGAN ...

G. Hipotesis

Hipotesa dalam penelitian adalah suatu jawaban sementara dari

pertanyaan penelitian (Notoadmojo, 2010). Hipotesis penelitian (Ha)

merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang

menunjukan adanya hubungan antara variable bebas dan variable

terikat. Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Ha : Ada pengaruh antara pijat bayi dengan aroma terapi lavender

terhadap pemenuhan kebutuhan tidur bayi wilayah kerja

posyandu kartini Tanjung Morawa.

Page 50: SKRIPSI EFEKTIVITAS PIJAT BAYI USIA 3 - 12 BULAN DENGAN ...
Page 51: SKRIPSI EFEKTIVITAS PIJAT BAYI USIA 3 - 12 BULAN DENGAN ...

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan

menggunakan metode quasi eksperimental design. Desain penelitian

yang digunakan dalam penelitian ini adalah posttest only, non-

equivalent control group design, yaitu rancangan ini mempunyai

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Ada kelompok

eksperimen dikenai perlakuan dan pada kelompok kontrol tidak dikenai

perlakuan dan pada akhir penelitian kedua kelompok dikenai posttest.

Tabel 3.1 Model Rancangan Penelitian

Grup Variabel Terikat Posttest

(NR) X Y2

(NR) - Y2

Keterangan:

X = diberi perlakuan

Y2 = tidak diberi perlakuan

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

B.1 Lokasi

Penelitian ini dilakukan di Desa Wonosari Dusun III, VI dan VII

wilayah kerja posyandu kartini Puseksmas Dalu Sepuluh

kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang.

B.2 Waktu

Proses penelitian berlangsung selama bulan Januari 2018

hingga Mei 2018. Studi pendahuluan dan pengajuan judul dilakukan

pada bulan Januari 2018. Penyusunan BAB 1 sampai BAB 3 di mulai

dari bulan Januari hingga April 2018. Ujian proposal dan perbaikan

pada bulan Mei 2018. Penelitian di lakukan pada akhir bulan mai

hingga akhir Juni. Pengambilan data pada penelitian ini akan dilakukan

pada minggu pertama bulan juli 2018 dan dilanjutkan dengan

Page 52: SKRIPSI EFEKTIVITAS PIJAT BAYI USIA 3 - 12 BULAN DENGAN ...

pengelolahan data. Laporan hasil dan ujian skripsi dilakukan pada

bulan minggu ketiga bulan Juli 2018.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

C.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini di ambil dari jumlah populasi dari

bulan Mei hingga Juni 2018 yaitu sebanyak 42 orang dan

seluruhnya merupakan bayi dalam rentan usia 3 – 12 bulan yang

berada di wilayah kerja posyandu kartini kecamatan Tanjung

Morawa.

C.2 Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah bayi berumur 3 - 12 bulan

yang berada di wilayah kerja posyandu kartini kecamatan Tanjung

Morawa.

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan

purposive sampling. Jumlah sampel dalam penelitian ini diperoleh

sebanyak 30 responden berdasarkan perhitungan dengan rumus

Slovin, yaitu :

n =

keterangan: n = Jumlah sampel

N = Jumlah populasi

d2 = presisi yang ditetapkan

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel

yang ditentukan saat melakukan penelitian yang memenuhi kriteria

inklusi sebagai berikut:

1) Bayi berumur 3-12 bulan

2) Bayi dalam keadaan sehat

3) Ibu bayi bersedia menjadi responden

D. Jenis dan Cara Pengumpulan Data

D.1 Jenis Data

Jenis data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan

data primer yaitu data yang dikumpulkan oleh peneliti secara

Page 53: SKRIPSI EFEKTIVITAS PIJAT BAYI USIA 3 - 12 BULAN DENGAN ...

langsung dari sumber datanya dengan menggunakan lembaran

check list diperoleh langsung dari responden (ibu bayi). Instrumen

wawancara terstruktur yang disusun dalam bentuk lembaran check

list yang telah disiapkan mencangkup variabel yang kualitas tidur

bayi.

D.2 Cara Pengeumpulan Data

Sebelum melakukan pengumpulan data, prosedur awal yang

harus dilakukan penelitian yaitu mengajukan penelitian yaitu

mengajukan permohonan izin pelaksanaan penelitian pada

institusi pendidikan (Prodi D-IV Poltekkes Kemenkes Medan),

kemudian mengajukan permohonan izin melakukan penelitian

kepada Puskesmas Dalu Sepuluh Kecamatan Tanjung Morawa.

Setelah mendapatkan izin maka proses pengumpulan data dapat

dilakukan.

Peneliti selanjutnya meminta data jumlah bayi usia 3-12

bulan di posyandu kartini di wilayah kerja Pukesmas Dalu

Sepuluh, setelah data tersebut diberikan lalu peneliti melakukan

survey awal tentang pola tidur bayi di posyandu kartini di wilayah

kerja Pukesmas Dalu Sepuluh. Kemudian data survey awal

tersebut tersebut dimasukkan ke dalam

Bab I untuk dijadikan sebagai latar belakang.

Peneliti mendampingi langsung responden, kemudian

peneliti mentukan responden sesuai dengan kriteria yang telah

dibuat sebelumnya, apakah peneliti telah menemukan calon

responden sebagaimana peneliti yang telah di kriteriakan. Peneliti

melakukan survey awal tentang keadaan tidur bayi. Lalu peneliti

melakukan ekperimen (perlakuan) kepada seluruh bayi yang

terpilih sebagai responden intervensi untuk dilakukan pijat bayi

dengan aromaterapi lavender. Kemudian peneliti melakukan

evaluasi dengan menggunakan lembar check list untuk mengukur

Page 54: SKRIPSI EFEKTIVITAS PIJAT BAYI USIA 3 - 12 BULAN DENGAN ...

perubahan pola tidur bayi untuk melihat hasil intervensi dan

kontrol.

E. Alat ukur/Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ini menggunakan daftar check list. Instrumen

ini terdiri dari 4 bagian yaitu data demografi, daftar check list data

penunjang, daftar check list mengenai pijat bayi dengan aromaterapi

levender, dan daftar check list mengenai pemenuhan kebutuhan tidur

bayi.

Data demografi meliputi inisial nama anak, usia, jenis kelamin, dan

berat badan bayi. data demografi ini bertujuan untuk mengetahui

karakteristik responden, mendeskripsikan distribusi frekuensi dan

penelitian demografi responden.

Daftar check list mengenai pijat bayi meliputi frekuensi pijat bayi

dengan aromaterapi lavender, dan durasi pijat bayi dengan aromaterapi

lavender. Data pijat bayi dengan aroma terapi lavender ini bertujuan

untuk mengetahui karakteristik perawatan pijat bayi dengan aroma

terapi lavender yang dilakukan oleh peneliti. Daftar check list mengenai

pemenuhan kebutuhan tidur bayi tersaji dalam bentuk pertanyaan

tertutup model check list sebanyak 6 pertanyaan dan 1 pertanyaan

daftar check list untuk mengukur kualitas tidur bayi. Berikut cara cara

pengukuran Penilaian, yaitu:

1. Penilaian 1 yaitu total tidur malam

Jika nilai selisih jawaban ≥ 9 jam maka skor = 1, jika nilai selisih

jawaban < 9 maka skor = 0

2. Penilaian 2 yaitu frekuensi terbangun malam

Jika jawaban ≤ 3 kali maka skor = 1, jika jawaban > 3 kali maka skor

= 0

3. Penilaian 3 yaitu durasi setiap terbangun malam

Jika jawaban ≥ 30 menit skor = 1, jika jawaban > 30 menit maka skor

= 0

4. Penilaian 4 yaitu total waktu tidur malam dan siang hari

Page 55: SKRIPSI EFEKTIVITAS PIJAT BAYI USIA 3 - 12 BULAN DENGAN ...

Jika hasil (jawaban ≥ 14 jam maka skor – 1, jika hasil jawaban < 14

jam maka skor = 0

5. Penilaian 5 yaitu konsisi saat terbangun.

Jika jawaban a nilai (1), jika jawaban b nilai (0)

Skor tertinggi 5 dan terendah 0, dengan penggolongan. Skor 3-5

yaitu kualitas tidur baik. Skor 0-2 yaitu kualitas tidur buruk.

F. Pengelolaan dan Analisis Data

F.1 Pengelolahan Data

Sebelum melakukan analisa data, peneliti perlu melakukan

pengolahan data untuk mencegah terjadinya kualitas data yang

buruk. Kegiatan pengolahan data tersebut meliputi:

a) Memeriksa (editing)

Dalam proses ini dilakukan pengecekan dan perbaikan

isian lembar check list. Hal yang harus diperhatikan dalam

editing adalah mengecek pertanyaan telah dijawab dengan

lengkap, catatan sudah jelas dan mudah dibaca, Jika terdapat

coretan, sudah diperbaiki. Editing dilakukan ditempat

pengumpulan data sehingga apabila ada kekurangan dapat

segera dilengkapi oleh peneliti dari sumber responden.

b) Memberi Kode (coding)

Koding adalah pemberian kode-kode tertentu pada

jawaban responden. Klasifikasi dilakukan dengan jalan

menandai masing-masing jawaban dengan kode berupa angka

kemudian dimasukkan dalam lembaran tabel kerja agar lebih

mudah dibaca.

c) Tabulasi data (tabulating)

Jawaban-jawaban yang telah diisi dan disajikan dalam

bentuk kode kemudian dimasukkan ke dalam program komputer

sehingga dapat diperoleh hasil dari data yang telah diolah.

F.2 Analisa Data

Page 56: SKRIPSI EFEKTIVITAS PIJAT BAYI USIA 3 - 12 BULAN DENGAN ...

Setelah melalui proses pengolahan data, maka dilakukan

analisis data yang meliputi:

A. Analisis Univarat

Analisis univariat bertujuan menjelaskan atau

mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian yang

pada umumnya menghasilkan distribusi frekuensi dan

persentase dari tiap variabel. Dalam penelitian ini akan

dilakukan analisis univariat untuk mengetahui distribusi

frekuensi dari data demografi, pijat bayi dengan aroma terapi

lavender sebagai variabel bebas dan tingkat pemenuhan tidur

bayi sebagai variabel terikat.

B. Analisis Bivariat

Setelah dilakukan analisis univariat, maka dilakukan

analisis bivariat terhadap dua variabel dalam penelitian ini

yaitu pijat bayi dengan aromaterapi lavender dan kualitas tidur

bayi dilakukan dengan menggunakan uji dependensi. Uji yang

dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang

signifikan antara bayi yang mendapatkan perlakuan sebelum

dan sesudah pijat bayi dengan aromaterapi lavender. Serta

untuk mengetahui perbedaan perlakuan pijat bayi dengan

aromaterapi lavender lebih efektif dibandingkan yang tanpa

perlakuan pijat bayi dengan aromaterapi lavender.

Dalam penelitian ini untuk mengukur efektivitas antara

pijat bayi dengan aromaterapi lavender sebagai variabel

bebas dengan kualitas tidur bayi sebagai variabel terikat yang

keduanya memiliki skala nominal dan Ordinal. Data distribusi

tidak normal maka analisa bivariat yang digunakan adalah uji

wilcoxon pada data berpasangan dan Mann Whitney pada

data tidak berpasangan.

Uji wilcoxon digunakan untuk mengetahui adanya

pengaruh sebelum dan sesudah pijat bayi usia 3-12 bulan

dengan aromaterapi lavender.

Page 57: SKRIPSI EFEKTIVITAS PIJAT BAYI USIA 3 - 12 BULAN DENGAN ...

Uji statistic Mann Whitney digunakan untuk mengetahui

adanya pengaruh pijat bayi usia 3-12 bulan dengan

aromaterapi lavender sebelum dan pijat bayi usia 3-12 bulan

sesudah pada kelompok intervensi dan kontrol.

G. Etika Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian, peneliti mempertimbangkan

beberapa pertimbangan etik untuk menghormati hak-hak calon

responden. Sebelum mulai pengumpulan data, peneliti terlebih dahulu

memperkenalkan diri dan menyebutkan asal institusi pendidikan

kemudian memberikan informed consent kepada calon responden yang

berisi penjelasan tentang tujuan manfaat dan penelitian serta hak

responden untuk menerima atau menolak menjadi responden atau

bahkan jika ingin berhenti ditengah proses penelitian.

Data yang telah di kumpulkan dari responden akan di jaga

kerahasiaan informasinya dengan dengan menerapkan prinsip etik

confidentiality sehingga responden tidak perlu khawatir jika informasi

peneliti tersebar di pihak lain. Selain itu nama dan identitas responden

juga telah di rahasiakan (anonimity) dengan cara memberikan kode

responden berupa angka pada lembar check list untuk mewakili setiap

respoden.

Page 58: SKRIPSI EFEKTIVITAS PIJAT BAYI USIA 3 - 12 BULAN DENGAN ...
Page 59: SKRIPSI EFEKTIVITAS PIJAT BAYI USIA 3 - 12 BULAN DENGAN ...

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil penelitian

Pada bab ini diuraikan hasil penelitian terhadap 30

responden. Ini dilakukan sejak tanggal 29 Mei 2018 sampai dengan 9

Juli 2018 di Posyandu Kartini wilayah kerja Puskesmas Dalu Sepuluh

Tanjung Morawa. Hasil penelitian ini menggambarkan tentang

efektifitas pijat bayi dengan aromaterapi lavender terhadap kualitas

tidur bayi.

A.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Posyandu Kartini wilayah kerja

Puskesmas Dalu Sepuluh Tanjung Morawa Kecamatan Tanjung

Morawa Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Posyandu kartini

ini berada di desa Wonosari yang ditanggung jawabkan oleh seorang

bidan.

A.2. Karakteristik Responden

1. Analisis Univariat

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Data Demografi Responden di Posyandu Kartini

Tanjung Morawa Tahun 2018

Karakteristik Frekuensi (n) Presentase (%)

Usia 3-5 bulan 6-9 bulan 10-12 bulan

4

16 10

14 53 33

Total 30 100

Jenis Kelamin

Laki-laki

Perempuan

14 16

47

53

Total 30 100

Berat Badan

5-6,9 Kg

7-8,9 Kg

5

16

17

53

Page 60: SKRIPSI EFEKTIVITAS PIJAT BAYI USIA 3 - 12 BULAN DENGAN ...

9-9,9 Kg

>10 Kg

4

5

13

17

Total 30 100

Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa diperoleh

karakeristik responden mayoritas berada rentang usia 10-12 bulan

sebesar 47%, kemudian sebesar 53% berjenis kelamin perempuan

dan sebesar 53% memiliki berat pada rentang 7-8,9 kg.

Untuk menganalisa rata-rata lama tidur bayi dan perbedaan

efektifitas pijat bayi dengan menggunakan aromaterapi lavender pada

kelompok intervensi di posyandu kartini Tanjung Morawa dapat dilihat

pada tabel 4.2 dibawah ini :

Tabel 4.2

Frekuensi Kualitas Tidur Kelompok Intervensi Sebelum dan Sesudah dilakukan Pijat dengan Aromaterapi Lavender di Posyandu Kartini

Tanjung Morawa Tahun 2018

Sebelum (Pre) Sesudah (Post)

Kualitas Tidur Frekuensi (n)

Presentase (%)

Frekuensi (n)

Presentase (%)

Total waktu tidur malam

<9 jam ≥9 jam

11 4

73,3 26,7

0

15

0 100

Total 15 100 15 100

Frekuensi terbangun

malam ≤3 kali >3 kali

11 4

73,3 26,7

14 1

93,3 6,67

Total 15 100 15 100

Durasi setiap terbangun

malam ≤30 menit >30 menit

13 2

86,7 13,3

14 1

93,3 6,67

Total 15 100 15 100

Total Tidur Siang dan

Malam <14 jam ≥14 jam

15 0

100 0

9 6

60 40

Page 61: SKRIPSI EFEKTIVITAS PIJAT BAYI USIA 3 - 12 BULAN DENGAN ...

Total 15 100 15 100

Kondisi saat bangun

Bugar dan ceria Lemas dan Rewel

8 7

53,3 46,7

15 0

100 0

Total 15 100 15 100

Dari tabel di 4.2 diatas dapat diketahui bawa pada kelompok

intervensi, sebelum diberi perlakuan pijat bayi dengan aromaterapi

lavender didapat total tidur malam <9 jam yaitu 11 orang (73,3%) dan

setelah priode pijat dengan aromaterapi lavender mengalami

peningkatan total tidur yaitu 15 orang (100%). Frekuensi terbangun

malam ≤3 kali yaitu 11 orang (73,3%) dan setelah intervensi yaitu 14

orang (93,3%). Durasi terbangun malam ≤30 menit yaitu 13 orang

(86,7%) dan setelah intervensi menjadi 14 orang (93,3%). Total tidur

malam dan siang responden sebesar ≥14 jam yaitu (0%) dan setelah

intervensi didapatkan peningkatan total tidur malam dan siang pada

responden yaitu 6 orang (60%), dan kondisi saat bangun bugar dan

ceria sebesar 8 orang (53,3%) dan setelah priode pijat bayi dengan

aromaterapi lavender meningkat menjadi (100%).

Tabel 4.3 Frekuensi kelompok Kontrol Pijat Bayi Usia 3-12 Bulan dengan

Aromaterapi Lavender di Posyandu Kartini Tanjung Morawa Tahun 2018

Kelompok Kontrol

Kualitas Tidur Frekuensi (n) Presentase (%)

Total waktu tidur malam <9 jam ≥9 jam

11 4

73,3 26,7

Total 15 100

Frekuensi terbangun malam ≤3 kali >3 kali

13 2

86,7 13,3

Total 15 100

Durasi setiap terbangun malam ≤30 menit >30 menit

6 9

40 60

Total 15 100

Page 62: SKRIPSI EFEKTIVITAS PIJAT BAYI USIA 3 - 12 BULAN DENGAN ...

Total Tidur Siang dan Malam <14 jam ≥14 jam

15 0

100 0

Total 15 100

Kondisi saat bangun Bugar dan ceria

9

60

Lemas dan Rewel 6 40

Total 15 100

Dari tabel di 4.3 diatas diketahui bahwa pada kelompok kontrol,

mayoritas total waktu tidur malam <9 jam yaitu (73,3%), sedangkan

mayoritas frekuensi terbangun malam yaitu (86,7%). Mayoritas durasi

setiap terbangun malam >30 menit yaitu 60%, mayoritas total tidur

siang dan malam <14 jam yaitu (100%), sedangkan mayoritas kondisi

bugar dan ceria yaitu (60%).

Tabel 4.4 Frekuensi Kualitas Tidur Bayi Usia 3-12 Bulan Kelompok Intervensi

Sebelum dan Sesudah Pijat dengan Aromaterapi Lavender di Posyandu Kartini Tanjung Morawa Tahun 2018

Sebelum (Pre) Sesudah (Post)

F % F %

Kelompok Intervensi

Kualitas Tidur Baik 7 46,7 15 100

Kualitas Tidur Buruk 8 53,3 0 0

Total 15 100 15 100

Berdasarkan tabel 4.4 diatas dapat diketahui bahwa pada

kelompok intervensi, sebelum dan sesudah diberikan pijat dengan

aromaterapi lavender didapatkan mayoritas bayi dengan kualitas tidur

buruk yaitu 8 orang (53,3%), dan setelah diberikan pijat dengan

aromaterapi lavender didapat seluruh kelompok intervensi memiliki

kualitas tidur baik yaitu sebesar 15 orang (100%).

Tabel 4.5

Frekuensi Kualitas Tidur Bayi Usia 3-12 Bulan Kelompok Kontrol Pasca Pijat dengan Aromaterapi Lavender di Posyandu

Kartini Tanjung Morawa Tahun 2018

Kelompok Kontrol f %

Page 63: SKRIPSI EFEKTIVITAS PIJAT BAYI USIA 3 - 12 BULAN DENGAN ...

Kualitas Tidur Baik 8 53,3

Kualitas Tidur Buruk 7 46,7

Total 15 100

Berdasarkan tabel 4.5 diatas dapat diketahui bahwa pada

kelompok kontrol hanya dilakukan satu kali pengukuran kualitas tidur

bayi, yaitu pengukuran dilakukan bersamaan dengan posttest pada

kelompok intervensi yaitu didapatkan mayoritas bayi dengan kualitas

tidur baik yaitu 8 orang (53,3%), dan kualitas tidur bayi buruk yaitu 7

orang (46,7%).

2. Analisis Bivariat

2.1. Kualitas Tidur Sebelum dan Sesudah Pijat dengan Aromaterapi

Lavender pada Kelompok Intervensi

Tabel 4.6 Analisis Efektifitas Kualitas Tidur Bayi Usia 3-12 Bulan Sebelum dan

Sesudah Pijat dengan Aromaterapi Lavender di Posyandu Kartini Tanjung Morawa Tahun 2018

Kelompok Intervensi Mean SD Min-Max P

Pre Test 2,40 0,632 1-3 0.001

Post Test 4,27 0,594 3-5

Berdasarkan tabel 4.6 diatas dapat diketahui rata-rata

kualitas tidur pada kelompok intervensi sebelum perlakuan pijat

dengan aromaterapi lavender adalah 2,40 sedangkan sesudah

diberikan aromaterapi diperoleh rata-rata kualitas tidur adalah 4,27

sehingga terjadi peningkatan kualitas tidur sebanyak 1,87 point. Uji

wilcoxon menghasilkan nilai p = 0,001 <0,05 menyimpulkan bahwa

secara statistik terdapat perbedaan kualitas tidur yang memaksa

antara sebelum diberi pijat dengan aromaterapi lavender dengan

sesudah pijat dengan aromaterapi lavender pada kelompok intervensi.

Dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan kualitas tidur pada

kelompok yang diberi perlakuan pijat dengan aromaterapi lavender (p

= 0,001, α <0,05).

Page 64: SKRIPSI EFEKTIVITAS PIJAT BAYI USIA 3 - 12 BULAN DENGAN ...

2.2. Perbedaan Kualitas Tidur sesudah intervensi pada kelompok intervensi

dan

Kelompok kontrol.

Tabel 4.7

Perbedaan Perubahan Kualitas Tidur Bayi Usia 3-12 Bulan Sesudah Intervensi Pada Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol

di Posyandu Kartini Tanjung Morawa Tahun 2018

Kualias Tidur Sesudah Intervensi

Mean Median SD Min-Max

Mean Rank

P

Intervensi 4,27 4,00 0,594 3-5 22,43 0.000

Kontrol 2,47 2,00 0,743 1-4 8,57

Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui bahwa terdapat

perbedaan perubahan kualitas tidur sesudah intervensi pada kelompok

intervensi dan kelompok kontrol. Hasil uji beda menggunakan Mann

Whithney diperoleh nilai (P = 0,000). Dari hasil analisa tersebut dapat

di simpulkan bahwa terdapat perubahan kualitas tidur pada kelompok

perlakuan pijat dengan aromaterapi lavender dengan kelompok yang

tidak di lakukan pijat dengan aromaterapi lavender. Kualitas tidur pada

kelompok yang yang di lakukan pijat dengan aromaterapi lavender

jauh lebih tinggi dari pada kelompok yang tidak di beri perlakuan pijat

dengan aromaterapi lavender.

B. Pembahasan

B.1 Kualitas Tidur Bayi di Posyandu Kartini Tanjung Morawa

Kualitas tidur adalah mutu atau keadaan fisiologis tertentu yang

didapatkan selama seseorang tidur, yang memulihkan proses-proses

tubuh yang terjadi pada waktu orang itu bangun dengan jumlah tidur

nREM dan REM yang tepat. Jika kualitas tidurnya bagus artinya

fisiologi tubuh dalam hal ini sel otak misalnya pulih kembali seperti

semula saat bangun tidur (Candra, 2005 dalam Agustin, 2012).

Melalui analisa 4 item pertanyaan, yakni pertanyaan nomor 1

sampai 4, didapatkan bahwa seluruh responden yaitu 15 (50%) pada

Page 65: SKRIPSI EFEKTIVITAS PIJAT BAYI USIA 3 - 12 BULAN DENGAN ...

kelompok intervensi pasca intervensi memperoleh waktu tidur malam

≥9 jam, sedangkan kelompok kontrol mayoritas memperoleh waktu

tidur malam <9 jam sebesar 11 orang (73,3%). Terbangun malam hari

dengan frekuensi kurang dari 3 kali dalam semalam dengan lama

terbangun kurang dari 1 jam setiap kali terbangun. Berdasarkan

konsep yang diutarakan Wahyuni (2008), dalam Ubaya (2010), bahwa

bayi dikatakan mengalami gangguan tidur yang mempengaruhi

kualitas tidurnya jika pada malam hari jumlah waktu tidur kurang dari 9

jam, frekuensi terbangun lebih dari 3 kali, dan lama terbangunnya lebih

dari 1 jam. Sehingga persepsi dapat mengacu bahwa mayoritas

responden tidak mengalami gangguan tidur yang mempengaruhi

kualitas tidurnya setelah di lakukan intervensi pijat bayi dengan

aromaterapi lavender.

Bayi usia 1-12 bulan memerlukan waktu tidur 14-15 jam per hari.

Mereka masih tidur siang sebanyak 2-3 kali sehari dengan waktu tidur

yang mulai diarahkan agar memiliki pola kebiasaan yang baik

(Benaroch, 2012 dalam William, 2013). Analisa 6 butir pertanyaan

kuesioner memunculkan data sebanyak 15 responden (50%) pada

kelompok kontrol mendapatkan total total tidur malam kurang dari 14

jam sehari, sedangkan sebanyak 6 responden (40%) yang dilakukan

pijat bayi dengan aromaterapi lavender mendapatkan total tidur lebih

dari 14 jam sehari, sehingga dapat diasumsikan bahwa dari sebagian

jumlah responden yang dilakukan intervensi memperoleh total waktu

tidur yang sesuai dengan usia. Waktu tidur dan siang tidak bisa

memberikan patokan waktu bayi untuk tidur yang seragam pada setiap

bayi, sebab setiap anak memiliki keunikan masing-masing. Waktu tidur

siang dan malam sangatlah penting, keduanya sangat dibutuhkan dan

memiliki peranan yang tidak dapat menggantikan satu sama lainnya.

Anak yang tidur siang cukup biasanya tidak terlalu rewel dan tidur

pulas pada malam harinya (Gelania, 2014).

Dari hasil analisa distribusi data juga diperoleh sebanyak 15

responden (100%) yang dilakukan pijat bayi dengan aromaterapi

Page 66: SKRIPSI EFEKTIVITAS PIJAT BAYI USIA 3 - 12 BULAN DENGAN ...

lavender bangun tidur di pagi hari dalam keadaan bugar dan ceria.

Pijat dengan aromaterapi lavender mampu mampu menurunkan kadar

hormon kortisol yaitu hormon penyebab stress. Dengan penurunan

hormon kortisol ini membuat bayi lebih riang dan tidak suka menangis.

Kualitas tidur yang buruk juga berpengaruh pada perkembangan

fisik tapi juga sikapnya keesokan harinya. Bayi yang cukup tidur akan

memperlihatkan ciri-ciri dapat mudah tertidur di malam hari, bugar saat

bangun tidur, tidak rewel, dan tidak memerlukan waktu tidur sesuai

dengan perkembangannya (Ubaya, 2010).

Pada hasil penelitian didapatkan jumlah yang sangat berbeda

antara responden yang mendapatkan pijat bayi dengan aromaterapi

lavender dengan responden yang menjadi kelompok kontrol dalam

jumlah total tidur bayi sesuai dengan kebutuhan tidur bayi.

B.2 Kualitas Tidur Sebelum dan Sesudah Pemberian Pijat Bayi

dengan Aromaterapi Lavender Pada Kelompok Intervensi

Perubahan kualitas tidur pada sebelum dan sesudah intervensi

pada kelompok intervensi adalah kualitas tidur sebelum intervensi lebih

rendah dari pada kualitas tidur sesudah intervensi. Kualitas tidur

sebelum intervensi tinggi adalah kualitas tidur buruk dan yang rendah

yaitu kualitas tidur baik. Sedangkan setelah intervensi, kualitas tidur

paling tinggi adalah kualitas tidur baik.

Berdasarkan hasil uji Wilcoxon pada kelompok intervensi

diperoleh p = 0,001 < α = 0,05 dengan demikian terdapat perbedaan

kualitas tidur bayi sebelum dan kualitas tidur sesudah pada kelompok

intervensi.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Ayu Permata

(2017) yang menemukan bahwa Pijat bayi dapat meningkatkan

lamanya tidur malam pada bayi usia 3 - 6 bulan Hal ini didasari pada

Hasil analisis sebelum dan setelah diberikan intervensi yang

didapatkan nilai signifikansi P = 0.03.

Agustin (2012) dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa

aktivitas fisik dan kelelahan menjadi salah satu faktor yang dapat

Page 67: SKRIPSI EFEKTIVITAS PIJAT BAYI USIA 3 - 12 BULAN DENGAN ...

mempengaruhi kualitas tidur seseorang. Hal ini juga dibenarkan oleh

pendapat Harkreader, dkk (2007) bahwa meningkatnya latihan fisik

akan meningkatkan waktu tidur REM dan NREM.

Pijatan dapat mengubah gelombang otak sedemikian rupa

sehingga menjadi penurunan gelombang alpha dan peningkatan

gelombang beta, serta tetha. Gelombang otak seperti ini akan

membuat bayi tidur lelap dan saat terbangun nanti akan berada dalam

keadaan siaga (full alert). Gambaran otak ini dibuktikan dengan

menggunakan EEC (electro encephalogram) Roesli, (2007).

Somayeh Makvandi et al, (2016) dalam penelitiannya salah

satu mekanisme kerja aromaterapi Lavender adalah bahwa minyak

lavender dalam peran minyak esensial diserap melalui pernapasan

dan bisa mengurangi sekresi kortisol atau meningkatkan serotonin

dan akan membuat seseorang lebih relaks dan tenang.

Menurut ausmsi peneliti Pijat bayi dengan aromaterapi bunga

lavender yang diberikan pada responden akan dapat bermanfaat

untuk relaksasi, karena pijat bayi dengan aroma terapi bunga lavender

menenangkan. Sehingga dapat meningkatkan kualitas tidur bayi

sesuai dengan pertumbuhannya.

B.3 Kualitas Tidur Sesudah Intervensi Pijat Bayi dengan

Aromaterapi

Lavender dan Kelompok Kontrol Setelah Intervensi Pijat

Bayi

dengan Aromaterapi Lavender

Berdasarkaan hasil uji Mann Whithney dapat disimpulkan

terdapat perbedaan kualitas tidur sesudah intervensi yang bermakna

antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol dengan nilai P =

0,000 (Tabel 4.6).

Penelitian lain yang dilakukan oleh Nugraini, Dyah & Warsini

(2016) juga menunjang hasil penelitian ini. Dengan hasil statistik P =

0,047 dengan batas atas 3,967 dan batas bawah 0,33. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang secara

Page 68: SKRIPSI EFEKTIVITAS PIJAT BAYI USIA 3 - 12 BULAN DENGAN ...

statistik signifikan pada pijat bayi terhadap lama tidur bayi di desa

duwet kecamatan wonosari kabupaten klaten.

Roekistiningsih (2006) mengemukakan bahwa pemijatan dapat

meningkatkan kadar serotonin yang akan diubah menjadi melatonin

melalui proses N-asetilisasi dan O-metilisasi di kelenjar pineal.

Melatonin merupakan hormon yang disintesis dan disekresikan oleh

kelenjar pineal langsung ke dalam sirkulasi dan didistribusikan ke

seluruh tubuh. Sebagai respon pada keadaan gelap, sekresi melatonin

akan meningkat sehingga dapat memicu tidur dengan cara menekan

wake-promoting signal pada SCN (suprachiasmatic nucleus) yang

mempertahankan kesadaran dan menghambat dorongan untuk tidur.

Sehingga dalam mekanisme tidur, melatonin berperan menurunkan

sleep oncet latency melalui sleep switch model yang dapat

mempertahankan keadaan tidur pada malam hari sehingga membuat

tidur lebih lama dan lelap pada malam hari.

Menurut asumsi peneliti pengaruh pijat bayi dengan aromaterapi

lavender meningkatkan kualitas tidur bayi dengan ciri-ciri dapat mudah

tertidur di malam hari, bugar saat bangun tidur pada pagi hari, dan

tidur siang hingga sore tidak berlebihan.

Page 69: SKRIPSI EFEKTIVITAS PIJAT BAYI USIA 3 - 12 BULAN DENGAN ...
Page 70: SKRIPSI EFEKTIVITAS PIJAT BAYI USIA 3 - 12 BULAN DENGAN ...

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian pada 30 responden bayi berumur 3-12

bulan tentang Efektifitas Pijat Bayi Usia 3-12 Bulan dengan Aromaterapi

Lavender terhadap Kualitas Tidur Bayi di Posyandu Kartini Tanjung

Morawa Tahun 2018, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Ada pengaruh pijat bayi dengan aromaterapi lavender terhadap

kualitas tidur bayi berdasarkan tidur malam, durasi terbangun malam,

total tidur dan kondisi saat terbangun.

2. Terdapat perbedaan kualitas tidur bayi sebelum diberi pijat dengan

aromaterapi lavender dengan sesudah pijat dengan aromaterapi

lavender pada kelompok intervensi. Dapat disimpulkan bahwa terjadi

peningkatan kualitas tidur pada kelompok yang diberi perlakuan pijat

dengan aromaterapi lavender (p = 0,001, α <0,05).

3. Ada pengaruh Pijat Bayi dengan Aromaterapi Lavender Lavender

terhadap Kualitas Tidur Bayi di Posyandu Kartini Tanjung Morawa

Tahun 2018 dengan P = 0,000 α <0,05.

A.2 Saran

1. Bagi Tempat Penelitian

Bagi para praktisi kebidanan hasil penelitian ini dapat

menjadi referensi tentang alternatif kebidanan yang dapat diberikan

untuk bayi, dan dapat menjadi sumber informasi bagi para praktisi

untuk dapat mengembangkan kebidanan yang dapat meningkatkan

kualitas tidur bagi bayi sehingga dapat di fasilitasi pelatihan pijat

bayi di Puskesmas Dalu Sepuluh Tanjung Morawa.

2. Bagi Pendidikan Kebidanan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan evidence based dan juga

dapat diajarkan sebagai salah satu materi skill lab ataupun

praktikum pijat bayi untuk bayi, setelah sebelumnya telah ada

Page 71: SKRIPSI EFEKTIVITAS PIJAT BAYI USIA 3 - 12 BULAN DENGAN ...

materi mengenai pijat bayi yang dijadikan salah satu materi

praktikum.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Peneliti juga merekomendasikan pada peneliti selanjutnya

untuk dapat mengkorelasikan pijat bayi dengan variabel lainnya,

sehingga konsep tentang pijat bayi dapat lebih dikembangkan.

Page 72: SKRIPSI EFEKTIVITAS PIJAT BAYI USIA 3 - 12 BULAN DENGAN ...

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, dkk. 2010. Fisiologi Tidur dan Pernafasan. Jakarta: Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi FKUI – SMF Paru RSUP Persahabatan.

Arikunto, S. 2009. Prosedur Penlitian suatu pendekatan praktik. Jakarta:

Rineka Cipta Augestie PR, et al. (2017). Effect of Oxytocin Massage Using Lavender

Essential Oil on Prolactin Level and Breast Milk Production in Primiparous Mother After Caesarean Delivery. Belitung nursing journal, 3(4):337-344.

Doe, Nomo. (2012). Gangguan Tidur pada Perawat Pekerja Shift

Undergraduate Thesis. Salatiga: Program Sarjana PSIK Fakultas Ilmu Kesehatan Kristen Stya Wacana.

Gelania. (2014). Home Baby Spa. Jakarta: Penerbit Plus

Hidayat. (2014). Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Penerbit Salemba Medika

Fathoni, M., dkk, (2006). Pengaruh Pemijatan Terhadap Peningkatan

Kwalitas Tidur Bayi Usia 4-6 Bulan Di Kelurahan Sumbersari Kecamatan Lowokwaru Kota Malang. Jurnal Malang: Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Brawijaya.

Jaelani. (2009). Aromaterapi. Bandung: Yayasan Obor Indonesia. Jeremy Appleton, ND. (2012). Lavender Oil for Anxiety and Depression:

Review of the literature on the safety and efficacy of lavender. Medicin journal Vol. 4 Issue 2.

Kianpour M, et al. (2014). Effect of lavender scent inhalation on prevention of stress, anxiety and depression in the postpartum period. Irian journal of nursing and midwifery research, 197–201

Kim, M., Yun, J. K. (2010). International Journal of Advanced Science and

Technology.Effects of Aroma Inhalation on Blood Pressure, Pulse, Visual Analog Scale, and McNair Scale in Nursing Students Practicing Intravenous Injections at the First Time. Volume 23.

Notoadmojo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Page 73: SKRIPSI EFEKTIVITAS PIJAT BAYI USIA 3 - 12 BULAN DENGAN ...

Peir Hossein, et al,. (2013). Lavender and the Nervous System. Hindawi

Publishing Corporation Evidence-Based Complementary and Alternative Medicine: Volume 2013

Permata A. (2017). Pengaruh Pijat Bayi Terhadap Peningkatan Lama Tidur

Malam Pada Bayi 3-6 Bulan. Prima Dewi. (2013). Aromaterapi Lavender sebagai Media Relaksasi. E-

Jurnal Medika Udayana: Vol. 2 No.1. Potter & Perry. (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan Edisi 4 Vol. 2.

Jakarta: EGC. Roekistiningsih., 2009. Aromaterapi Untuk Kesehatan, Kebugaran Dan

Kecantikan. Yogyakarta: Lily Publisher

Roesli, Utami. 2002. Pedoman Pijat Bayi prematur dan Bayi Usia 0-3 Bulan. Jakarta: PT Trubus Agriwidya.

_ _ 2007. Pedoman Pijat Bayi, edisi Revisi. Jakarta: PT Trubus Agriwidya. Sekartini, R dan Nuri P.A. (2006). Gangguan Tidur Pada Anak Usia Bawah

Tiga Tahun di Lima Kota di Indonesia. Sari Pedia, Vol. 7, No. 4. Diunduh dari: https://saripediatri.org. diakses pada tanggal 28 Februari 2018.

Somayeh Makvandi et al, (2016). A Review of Ra andomized Clinical

Trials on the Effect of Aromatherapy with Lavender on Labor Pain Relief. Nursing & Care Open Access Journal Vol 1 Issue 3.

Siska Dewi. (2016). Pijat & Asupan Gizi Tepat Untuk Melejitkan Tumbuh

kembang Anak. Yogyakrta: Pustaka Baru Press Ubaya, R.L. (2010). Analisis Pijat Bayi dengan Kwalitas Tidur Bayi Umur 6-

12 Bulan di Desa Kertosari Kecamatan Singosari Kabupaten Kendal Undergraduate Thesis. Semanrang: Program Sarjana Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Semarang.

Widodo, D.P., dan Taslim S.S. (2000). Perkembangan Normal Tidur Pada

Anak dan Kelainannya. Sari Pedia, Vol. 2 No.3. Diunduh dari: https://saripediatri.org/index.php/sari-pediatri/article/view/833/767. Diakses pada tanggal 28 Februari 2018.

Wijayanto. T dan Rita Sari. (2015). Perbedaan Pengaruh Terapi Masase

dengan Minyak Aromaterapi dan Minyak VCO Terhadap Penurunan

Page 74: SKRIPSI EFEKTIVITAS PIJAT BAYI USIA 3 - 12 BULAN DENGAN ...

Tekanan Darah Pasien Hipertensi Primer. Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai Volume VIII No 2 Edisi Desember 2015.

William, M. C. (2013). Hubungan Kwalitas Tidur dengan Kosentrasi Pada

Mhasiswa Angkatan 2009 Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Undergraduate Thesis. Medan: Program Sarjana Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Page 75: SKRIPSI EFEKTIVITAS PIJAT BAYI USIA 3 - 12 BULAN DENGAN ...
Page 76: SKRIPSI EFEKTIVITAS PIJAT BAYI USIA 3 - 12 BULAN DENGAN ...
Page 77: SKRIPSI EFEKTIVITAS PIJAT BAYI USIA 3 - 12 BULAN DENGAN ...
Page 78: SKRIPSI EFEKTIVITAS PIJAT BAYI USIA 3 - 12 BULAN DENGAN ...
Page 79: SKRIPSI EFEKTIVITAS PIJAT BAYI USIA 3 - 12 BULAN DENGAN ...

PERNYATAAN

EFEKTIVITAS PIJAT BAYI USIA 3-12 BULAN DENGAN AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP KUALITAS

TIDUR BAYI DI POSYANDU KARTINI TANJUNG MORAWA TAHUN 2018

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak

terdapat karya yang pernah di ajukan karya yang pernah di

ajukan untuk disuatu perguruan tinggi dan sepanjang

pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat

yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali yang

secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar

pustaka

Medan 15 Agustus 2018

Peneliti

Sri Kandi Harsi

P07524517095

Page 80: SKRIPSI EFEKTIVITAS PIJAT BAYI USIA 3 - 12 BULAN DENGAN ...

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI UNTUK

KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Poltekkes Kemenkes Medan , Saya yang

bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Sri kandi Harsi

NIM : P07524517095

Program Studi : DIV Kebidanan

Jurusan : Kebidanan Medan

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan

kepada Poltekkes Kemenkes Medan Hak Bebas Royalti Noneksklusif

(Nonexclusive Royalti Free Right) atas skripsi saya yang berjudul :

Efektivitas Pijat Bayi Usia 3-12 Bulan Dengan Aromaterapi Lavender

Terhadap Kualitas Tidur Bayi Di Posyandu kartini Tanjung Morawa

Tahun 2018.

Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti

Noneksklusif ini Poltekkes Kemenkes Medan berhak menyimpan,

mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan (database),

merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap

mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik

Hak cipta.Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Medan

Pada Tanggal : 15 Agustus 2018

Yang Menyatakan

( Sri Kandi Harsi)

Page 81: SKRIPSI EFEKTIVITAS PIJAT BAYI USIA 3 - 12 BULAN DENGAN ...

PERSETUJUAN (PIJAT BAYI DENGAN AROMATERAPI LAVENDER) SETELAH PENJELASAN (PSP)

Saya telah mendapat penjelasan secara rinci dan telah mengerti mengenai

hal yang berkaitan dengan Penelitian Efektifitas pijat bayi Usia 3-12 bulan

dengan aromaterapi lavender terhadap kualitas tidur bayi di posyandu

kartini Tanjung Morawa yang dilakukan oleh sri kandi harsi, Kmahasiswa

Poltekkes kemenkes Medan Prodi D-IV Kebidanan Medan. Saya

memutuskan sutuju untuk ikut berpartisipasi wawancara dan dilakukan pijat

dengan aromaterapi lavender oleh bayi saya dalam penelitian ini secara

sukarela tanpa paksaan. Bila saya inginkan, saya dapat mengundurkan diri

sewaktu-waktu tanpa sanksi apapun.

NAMA IBU BAYI:

ALAMAT RUMAH:

No Responden

Nama Responden Umur Tgl/Bln Wawancara

Tanda Tangan

Keterangan :

- Responden yang boleh menandatangani informed consent adalah

mereka yang berumur diatas usia 17 tahun

*Psp dibuat astu rangkap dan dilampirkan di lembar cek list responden

**Diluar peneliti, bisa orang yang mempunyai hubungan keluarga, tetangga

atau ketua RT

Nama Sanksi** Tgl/Bln Tanda Tangan

Page 82: SKRIPSI EFEKTIVITAS PIJAT BAYI USIA 3 - 12 BULAN DENGAN ...

EXAMINE VARIABLES=Kualitas_before Kualitas_After

/PLOT BOXPLOT STEMLEAF NPPLOT

/COMPARE GROUPS

/STATISTICS DESCRIPTIVES

/CINTERVAL 95

/MISSING LISTWISE

/NOTOTAL.

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Kualitas Tidur Sebelum 15 50.0% 15 50.0% 30 100.0%

Kualitas Tidur Sesudah 15 50.0% 15 50.0% 30 100.0%

Descriptives

Statistic Std. Error

Kualitas Tidur Sebelum

Mean 2.40 .163

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 2.05

Upper Bound 2.75

5% Trimmed Mean 2.44

Median 2.00

Variance .400

Std. Deviation .632

Minimum 1

Maximum 3

Range 2

Interquartile Range 1

Skewness -.547 .580

Kurtosis -.385 1.121

Kualitas Tidur Sesudah

Mean 4.27 .153

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 3.94

Upper Bound 4.60

5% Trimmed Mean 4.30

Median 4.00

Page 83: SKRIPSI EFEKTIVITAS PIJAT BAYI USIA 3 - 12 BULAN DENGAN ...

Variance .352

Std. Deviation .594

Minimum 3

Maximum 5

Range 2

Interquartile Range 1

Skewness -.091 .580

Kurtosis -.171 1.121

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Kualitas Tidur Sebelum .295 15 .001 .761 15 .001

Kualitas Tidur Sesudah .340 15 .000 .758 15 .001

a. Lilliefors Significance Correction

NPAR TESTS

/WILCOXON=Kualitas_before WITH Kualitas_After (PAIRED)

/STATISTICS DESCRIPTIVES

/MISSING ANALYSIS

/METHOD= MC CIN(95) SAMPLES(10000).

NPar Tests

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

Kualitas Tidur Sebelum 15 2.40 .632 1 3

Kualitas Tidur Sesudah 15 4.27 .594 3 5

Wilcoxon Signed Ranks Test

Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks

Kualitas Tidur Sesudah -

Kualitas Tidur Sebelum

Negative Ranks 0a .00 .00

Positive Ranks 15b 8.00 120.00

Ties 0c

Page 84: SKRIPSI EFEKTIVITAS PIJAT BAYI USIA 3 - 12 BULAN DENGAN ...

Total 15

a. Kualitas Tidur Sesudah < Kualitas Tidur Sebelum

b. Kualitas Tidur Sesudah > Kualitas Tidur Sebelum

c. Kualitas Tidur Sesudah = Kualitas Tidur Sebelum

NPAR TESTS

/M-W= Kualitas BY Kelompok(1 2)

/STATISTICS=DESCRIPTIVES

/MISSING ANALYSIS

/METHOD= MC CIN(95) SAMPLES(10000).

NPar Tests

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

Kualitas Tidur 30 3.37 1.129 1 5

Kelompok 30 1.50 .509 1 2

Mann-Whitney Test

Ranks

Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks

Kualitas Tidur

1 15 22.43 336.50

2 15 8.57 128.50

Total 30

Page 85: SKRIPSI EFEKTIVITAS PIJAT BAYI USIA 3 - 12 BULAN DENGAN ...

Test Statisticsa

Kualitas Tidur

Mann-Whitney U 8.500

Wilcoxon W 128.500

Z -4.464

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .000b

Monte Carlo Sig. (2-tailed)

Sig. .000c

95% Confidence Interval Lower Bound .000

Upper Bound .000

Monte Carlo Sig. (1-tailed)

Sig. .000c

95% Confidence Interval Lower Bound .000

Upper Bound .000

a. Grouping Variable: Kelompok

b. Not corrected for ties.

c. Based on 10000 sampled tables with starting seed 303130861.

Page 86: SKRIPSI EFEKTIVITAS PIJAT BAYI USIA 3 - 12 BULAN DENGAN ...

Daftar Riwayat Hidup

Identitas Diri

Nama : Sri Kandi Harsi

Tempat, Tanggal Lahir : Sei Blumai, 29 Agustus 1994

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Dusun V Wonosari Tanjung Morawa,

Kab. Deli Serdang Sumatera Utara

No. HP : 081375018336

Alamat Email : [email protected]

Data Orang Tua

Nama Ayah : Hartono

Nama Ibu : Siti Hawa

Riwayat Pendidikan

Pendidikan Formal

Tahun Institusi

2000-2006 Dasar Negeri 104240 Wonosari Tanjung

Morawa

2006-2009 Madrasah Tsanawiyah Negeri Lubuk Pakam

2009-2012 Madrasah Aliyah Negeri 1 Medan

2012-2015 Poltekkes Kemenkes Medan Prodi Kebidanan

Pematangsiantar

Page 87: SKRIPSI EFEKTIVITAS PIJAT BAYI USIA 3 - 12 BULAN DENGAN ...
Page 88: SKRIPSI EFEKTIVITAS PIJAT BAYI USIA 3 - 12 BULAN DENGAN ...
Page 89: SKRIPSI EFEKTIVITAS PIJAT BAYI USIA 3 - 12 BULAN DENGAN ...
Page 90: SKRIPSI EFEKTIVITAS PIJAT BAYI USIA 3 - 12 BULAN DENGAN ...
Page 91: SKRIPSI EFEKTIVITAS PIJAT BAYI USIA 3 - 12 BULAN DENGAN ...

DOKUMENTASI PIJAT BAYI DENGAN

AROMATERAPI LAVENDER