SKRIPSI Disusun Oleh: Nama : Tertyanta Surya Buana NIM...

54
DINAMIKA KEPRIBADIAN DAN EMOSI TOKOH DALAM NOVEL TA’ARUF CINTA KARYA MAE: KAJIAN PSIKOANALISIS SIGMUND FREUD SKRIPSI Untuk memperoleh gelar Sarjana Sastra Disusun Oleh: Nama : Tertyanta Surya Buana NIM : 2111411034 Program Studi : Sastra Indonesia Jurusan : Bahasa dan Sastra Indonesia FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2016

Transcript of SKRIPSI Disusun Oleh: Nama : Tertyanta Surya Buana NIM...

Page 1: SKRIPSI Disusun Oleh: Nama : Tertyanta Surya Buana NIM ...lib.unnes.ac.id/28716/1/2111411034.pdfSastra di dalamnya selalu terdapat manusia dalam membangun cerita ... naluri kehidupan

DINAMIKA KEPRIBADIAN DAN EMOSI TOKOH

DALAM NOVEL TA’ARUF CINTA KARYA MAE:

KAJIAN PSIKOANALISIS SIGMUND FREUD

SKRIPSI

Untuk memperoleh gelar Sarjana Sastra

Disusun Oleh:

Nama : Tertyanta Surya Buana

NIM : 2111411034

Program Studi : Sastra Indonesia

Jurusan : Bahasa dan Sastra Indonesia

FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2016

Page 2: SKRIPSI Disusun Oleh: Nama : Tertyanta Surya Buana NIM ...lib.unnes.ac.id/28716/1/2111411034.pdfSastra di dalamnya selalu terdapat manusia dalam membangun cerita ... naluri kehidupan

ii

SARI

Buana, Tertyanta Surya. 2016. Dinamika Kepribadian dan Emosi Tokoh Dalam Novel Ta’aruf Cinta Karya Mae: Kajian Psikoanalisis Sigmund Freud. Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas

Negeri Semarang. Pembimbing I: U’um Qomariyah, S.Pd., M.Hum;

Pembimbing II: Maharani Intan Andalas IRP, S.S., M.A.

Kata Kunci: Novel Ta’aruf Cinta, dinamika kepribadian, emosi, dan tokoh

Setiap karya sastra mempunyai sebuah interaksi antar manusia dalam

penceritaan. Sastra di dalamnya selalu terdapat manusia dalam membangun cerita

menjadi interaksi-interaksi yang begitu beragam. Novel Ta’aruf Cinta karya Mae

menyajikan naluri, kecemasan, dan emosi pada manusia rekaan. Manusia rekaan

yang dimaksud dalam penelitian ini adalah mengenai tokoh-tokoh yang ada di

dalam novel. Naluri, kecemasan, dan emosi sejatinya dimiliki oleh setiap manusia.

Tiada manusia hidup di dunia tanpa memiliki dinamika kepribadian dan luapan

emosi. Dinamika kepribadian dan emosi terjadi karena adanya permasalahan yang

timbul di antara manusia yang saling berinteraksi. Dalam novel ini, interaksi-

interaksi antartokoh baik itu tokoh utama, protagonis, antagonis, dan tambahan

adalah objek yang menjadi acuan dalam penelitian.

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan rumusan masalah

sebagai berikut: (1) Bagaimana dinamika kepribadian yang terdapat pada novel

Ta’aruf Cinta karya Mae? (2) Bagaimana klasifikasi emosi yang terdapat pada

novel Ta’aruf Cinta karya Mae? dan (3) Apa yang menyebabkan munculnya

emosi pada novel Ta’aruf Cinta karya Mae? Dengan demikian, tujuan yang

dicapai dalam penelitian ini adalah (1) Mengungkap dinamika kepribadian yang

terdapat pada novel Ta’aruf Cinta karya Mae. (2) Mengungkap klasifikasi emosi

yang terdapat pada novel Ta’aruf Cinta karya Mae. (3) Mengungkap penyebab

munculnya emosi pada novel Ta’aruf Cinta karya Mae.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

psikologi yang berhubungan dengan ranah sastra yaitu psikologi sastra milik

Sigmund Freud. Psikologi sastra Sigmund Freud digunakan untuk mengungkap

permasalahan seputar dinamika kepribadian yang membahas naluri dan

kecemasan, dan emosi. Data yang digunakan untuk mengungkap mengenai

permasalahan yang dicari dalam penelitian ini adalah kata-kata dan ungkapan

yang terdapat di dalam novel Ta’aruf Cinta karya Mae.

Hasil pembahasan skripsi ini yang mengkaji novel Ta’aruf Cinta karya

Mae adalah (1) novel ini terdiri dari beberapa tokoh, yaitu tokoh utama: Nirleka;

tokoh antagonis: Pak Bondan; tokoh protagonis: Bu Uum, Mas Pramoko, dan Opi;

dan tokoh tambahan: Ibu Opi, Pak Ahmad, Nura, dan Ibu Nirleka. Sembilan tokoh

dalam novel ini berinteraksi menggunakan naluri dan kecemasan untuk

menghadapi situasi yang ada di sekitarnya. Naluri dan kecemasan merupakan

dinamika kepribadian. Naluri dalam novel Ta’aruf Cinta karya Mae terdiri dari

Page 3: SKRIPSI Disusun Oleh: Nama : Tertyanta Surya Buana NIM ...lib.unnes.ac.id/28716/1/2111411034.pdfSastra di dalamnya selalu terdapat manusia dalam membangun cerita ... naluri kehidupan

iii

naluri kehidupan dan naluri kematian. Hasil dari naluri kehidupan adalah

keinginan untuk makan, rasa sayang, mencegah tindakan, bersyukur, suka

menolong, perhatian, dan rasa suka memberi nasihat, sedangkan hasil dari naluri

kematian adalah rasa kecewa, keinginan untuk mati, frustasi, perpisahan yang

berdampak negatif, memiliki rasa tidak percaya, dan menyiksa orang lain. Serta

Kecemasan dalam novel Ta’aruf Cinta karya Mae terdiri atas kecemasan realistis,

kecemasan neurotis, dan kecemasan moral. Hasil dari kecemasan adalah bahwa

kecemasan realistis, kecemasan neurotis, dan kecemasan moral saling

mempengaruhi para tokoh. (2) Hasil dari klasifikasi emosi adalah rasa bersalah,

rasa malu, kesedihan, kebencian, dan cinta. (3) Emosi yang muncul dari tokoh

tidak lepas dari faktor-faktor yang menyebabkan munculnya emosi. Hasil faktor-

faktor penyebab munculnya emosi adalah makhluk biologis, materi dan energi,

suara dan getaran, sikap dan tingkah laku, situasi dan kondisi.

Page 4: SKRIPSI Disusun Oleh: Nama : Tertyanta Surya Buana NIM ...lib.unnes.ac.id/28716/1/2111411034.pdfSastra di dalamnya selalu terdapat manusia dalam membangun cerita ... naluri kehidupan

iv

Page 5: SKRIPSI Disusun Oleh: Nama : Tertyanta Surya Buana NIM ...lib.unnes.ac.id/28716/1/2111411034.pdfSastra di dalamnya selalu terdapat manusia dalam membangun cerita ... naluri kehidupan

v

Page 6: SKRIPSI Disusun Oleh: Nama : Tertyanta Surya Buana NIM ...lib.unnes.ac.id/28716/1/2111411034.pdfSastra di dalamnya selalu terdapat manusia dalam membangun cerita ... naluri kehidupan

vi

Juni 2016

Page 7: SKRIPSI Disusun Oleh: Nama : Tertyanta Surya Buana NIM ...lib.unnes.ac.id/28716/1/2111411034.pdfSastra di dalamnya selalu terdapat manusia dalam membangun cerita ... naluri kehidupan

vii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto

1. Dengan keyakinan penuh semangat tercapailah pantai harapan dan jangan

mudah puas terhadap apa yang telah dicapai hari ini pastikan lebih baik dari

hari kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini (Tertyanta Surya Buana).

2. Bila terjatuh seribu kali akan mempelangi jikalau bangkit dan berlatih terus

seiring waktu berputar (Tertyanta Surya Buana).

3. Tiada kesuksesan tanpa adanya doa, usaha, dan dukungan dari belakang layar,

sebab semuanya adalah kunci (Tertyanta Surya Buana).

Persembahan

Skripsi ini akan kupersembahkan sebagai

tanda terimakasih dan cinta kepada:

1. Ayah, Bunda, adik-adikku dan tante Sri

Wigati tercinta yang selalu memberikan

semangat, mendoakan dan memotivasi pada

penulis hingga skripsi ini terselesaikan.

2. Almamater.

Page 8: SKRIPSI Disusun Oleh: Nama : Tertyanta Surya Buana NIM ...lib.unnes.ac.id/28716/1/2111411034.pdfSastra di dalamnya selalu terdapat manusia dalam membangun cerita ... naluri kehidupan

viii

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi ini

untuk memenuhi tugas akhir perguruan tinggi sebagai syarat untuk mendapatkan

gelar sarjana sastra di Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang

dengan judul “Dinamika Kepribadian dan Emosi Tokoh dalam Novel Ta’aruf

Cinta Karya Mae: Kajian Psikoanalisis Sigmund Freud”.

Penulis banyak mengalami kendala dalam penyusunan skripsi ini, tetapi

berkat dukungan, bimbingan, dan bantuan dari beberapa pihak, skripsi ini dapat

terselesaikan. Oleh karena itu, penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada

Ibu U’um Qomariyah, S.Pd., M.Hum., selaku pembimbing I dan Ibu Maharani

Intan Andalas IRP, S.S., M.A., selaku pembimbing II yang telah tulus, sabar

dalam membimbing, memberi pengarahan dan memberi saran tanpa bosan hingga

terselesaikannya skripsi ini. Penulis tidak lupa juga menyampaikan terima kasih

kepada pihak-pihak lain yang telah memberi semangat dan bantuan kepada

penulis, yaitu:

1. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberi izin kepada penulis

untuk mencari bekal ilmu yang sesuai dengan bidang keilmuan tentang sastra.

2. Dekan Fakultas Bahasa dan Seni yang telah memberi izin kepada penulis untuk

melakukan penelitian tentang sastra.

3. Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah memberikan izin kepada

penulis untuk melakukan penelitian tentang sastra.

Page 9: SKRIPSI Disusun Oleh: Nama : Tertyanta Surya Buana NIM ...lib.unnes.ac.id/28716/1/2111411034.pdfSastra di dalamnya selalu terdapat manusia dalam membangun cerita ... naluri kehidupan

ix

4. Ketua Program Studi Sastra Indonesia yang telah memberi dukungan dan

motivasi dalam melakukan penyusunan skripsi ini.

5. Seluruh dosen dan staf karyawan Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia yang

telah memberi ilmu tentang dunia sastra yang bermanfaat.

6. Petugas perpustakaan Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah

menyediakan banyak referensi buku dan contoh-contoh skripsi yang

berhubungan dengan ranah sastra hingga terselesaikannya skripsi ini.

7. Ayah (Bambang Purwantyono) dan Bunda (Tri Sukamsih) yang selalu

mendoakan dan memberikan kasih sayang.

8. Adik-adikku (Shitaresmi Herdya Pratiwi, Tertyani Kartika Pratiwi, dan

Bagaspranawa Tirta Buana) tercinta yang telah memberi semangat dan

memotivasi hingga terselesainya skripsi ini.

9. Keluarga besar Alm. Kamsudi yang telah memberikan semangat dan doa

kepada penulis hingga terselesainya skripsi ini.

10. Teman-teman Sastra Indonesia angkatan 2011 yang selalu berbagi kecerian

dan saling memberikan semangat kepada penulis.

11. Teman baikku Siwi Noor Mahanani dan Dawam Setya Nugraha yang sudah

menjadi teman untuk berbagi keluh kesah dan canda.

12. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah

membantu hingga penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis sudah berusaha semaksimal

mungkin dan apabila terdapat kesalahan, penulis sangat membutuhkan kritik dan

saran dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Terselesainya skripsi ini,

Page 10: SKRIPSI Disusun Oleh: Nama : Tertyanta Surya Buana NIM ...lib.unnes.ac.id/28716/1/2111411034.pdfSastra di dalamnya selalu terdapat manusia dalam membangun cerita ... naluri kehidupan

x

penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan juga dapat

dijadikan sebagai rujukan pada penelitian yang sejenis.

Semarang,

Penulis

Page 11: SKRIPSI Disusun Oleh: Nama : Tertyanta Surya Buana NIM ...lib.unnes.ac.id/28716/1/2111411034.pdfSastra di dalamnya selalu terdapat manusia dalam membangun cerita ... naluri kehidupan

xi

DAFTAR ISI

SARI ...................................................................................................................... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................................... iv

PENGESAHAN KELULUSAN .......................................................................... v

PERNYATAAN ................................................................................................... vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................... vii

PRAKATA ......................................................................................................... viii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ xi

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ................................................................................................ 1

1.2. Rumusan Masalah ........................................................................................... 8

1.3. Tujuan Penelitian ............................................................................................ 8

1.4. Manfaat Penelitian .......................................................................................... 9

1.5. Sistematika Penyajian ..................................................................................... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI .............................. 11

2.1. Kajian Pustaka ............................................................................................... 11

2.2. Landasan Teori .............................................................................................. 15

2.2.1. Tokoh dan Penokohan ........................................................................ 15

2.2.1.1. Tokoh .................................................................................. 15

2.2.1.2. Penokohan ........................................................................... 17

2.2.2. Dinamika Kepribadian ........................................................................ 18

2.2.2.1. Naluri ................................................................................. 19

Page 12: SKRIPSI Disusun Oleh: Nama : Tertyanta Surya Buana NIM ...lib.unnes.ac.id/28716/1/2111411034.pdfSastra di dalamnya selalu terdapat manusia dalam membangun cerita ... naluri kehidupan

xii

2.2.2.1.1. Naluri Kehidupan ............................................... 20

2.2.2.1.2. Naluri Kematian ................................................. 21

2.2.2.2. Kecemasan .......................................................................... 22

2.2.2.2.1. Kecemasan Realistis ........................................... 23

2.2.2.2.2. Kecemasan Neurotis ........................................... 24

2.2.2.2.3. Kecemasan Moral ............................................... 24

2.2.3.Emosi ................................................................................................... 25

2.2.3.1. Klasifikasi Emosi ................................................................ 26

2.2.3.2. Faktor-faktor Penyebab Munculnya Emosi ........................ 29

2.2.4. Teori Kepribadian Psikoanalisis Sigmund Freud .............................. 31

BAB III METODE PENELITIAN ................................................................... 35

3.1. Metode Penelitian ........................................................................................ 35

3.2. Pendekatan Penelitian .................................................................................. 36

3.3. Data dan Sumber Data ................................................................................. 36

3.4. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................... 36

3.5. Teknik Analisis Data .................................................................................... 37

3.6. Langkah-langkah Penelitian ......................................................................... 39

BAB IV DINAMIKA KEPRIBADIAN DAN EMOSI TOKOH DALAM

NOVEL TA’ARUF CINTA KARYA MAE .................................... 40

4.1. Dinamika Kepribadian dalam Novel Ta’aruf Cinta .................................... 40

4.1.1. Tokoh dan Penokohan dalam Novel Ta’aruf Cinta ............................ 41

4.1.1.1. Nirleka ................................................................................... 41

4.1.1.2. Pak Bondan ............................................................................ 42

Page 13: SKRIPSI Disusun Oleh: Nama : Tertyanta Surya Buana NIM ...lib.unnes.ac.id/28716/1/2111411034.pdfSastra di dalamnya selalu terdapat manusia dalam membangun cerita ... naluri kehidupan

xiii

4.1.1.3. Bu Uum ................................................................................. 46

4.1.1.4. Mas Pramoko ......................................................................... 48

4.1.1.5. Opi ......................................................................................... 50

4.1.1.6. Ibu Opi ................................................................................... 51

4.1.1.7. Pak Ahmad ............................................................................ 52

4.1.1.8. Nura ....................................................................................... 54

4.1.1.9. Ibu Nirleka ............................................................................. 56

4.1.2. Naluri dalam Novel Ta’aruf Cinta ..................................................... 58

4.1.2.1. Naluri Kehidupan .................................................................. 58

4.1.2.1.1. Keinginan untuk Makan ....................................... 58

4.1.2.1.2. Rasa Sayang ......................................................... 61

4.1.2.1.3. Pemberi Solusi ..................................................... 62

4.1.2.1.4. Bersyukur ............................................................. 63

4.1.2.1.5. Suka Menolong .................................................... 64

4.1.2.1.6. Perhatian ............................................................... 65

4.1.2.1.7. Rasa Suka Memberi Nasihat ................................ 69

4.1.2.2. Naluri Kematian .................................................................... 70

4.1.2.2.1. Rasa Kecewa ........................................................ 70

4.1.2.2.2. Keinginan untuk Mati .......................................... 71

4.1.2.2.3. Frustasi ................................................................. 72

4.1.2.2.4. Perpisahan yang Berdampak Negatif ................... 74

4.1.2.2.5. Rasa Tidak Percaya .............................................. 75

4.1.2.2.6. Menyiksa Orang Lain ........................................... 76

Page 14: SKRIPSI Disusun Oleh: Nama : Tertyanta Surya Buana NIM ...lib.unnes.ac.id/28716/1/2111411034.pdfSastra di dalamnya selalu terdapat manusia dalam membangun cerita ... naluri kehidupan

xiv

4.1.3. Kecemasan dalam Novel Ta’aruf Cinta ............................................. 78

4.1.3.1. Kecemasan Realistis .............................................................. 79

4.1.3.2. Kecemasan Neurotis .............................................................. 79

4.1.3.3. Kecemasan Moral .................................................................. 85

4.2. Klasifikasi Emosi dalam Novel Ta’aruf Cinta ............................................. 87

4.2.1. Rasa Bersalah .................................................................................... 87

4.2.2. Rasa Malu .......................................................................................... 93

4.2.3. Kesedihan .......................................................................................... 94

4.2.4. Kebencian .......................................................................................... 95

4.2.5. Cinta .................................................................................................. 98

4.3. Penyebab Emosi pada Tokoh dalam Novel Ta’aruf Cinta ......................... 106

4.3.1. Makhluk Biologis ............................................................................ 106

4.3.2. Materi dan Energi ............................................................................ 107

4.3.3. Suara dan Getaran ........................................................................... 108

4.3.4. Sikap dan Tingkah Laku ................................................................. 110

4.3.5. Situasi dan Kondisi .......................................................................... 114

BAB V PENUTUP ............................................................................................ 118

5.1. Simpulan .................................................................................................... 118

5.2. Saran ........................................................................................................... 119

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 121

LAMPIRAN ………………………………………………………………….. 123

Page 15: SKRIPSI Disusun Oleh: Nama : Tertyanta Surya Buana NIM ...lib.unnes.ac.id/28716/1/2111411034.pdfSastra di dalamnya selalu terdapat manusia dalam membangun cerita ... naluri kehidupan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sastra lahir disebabkan oleh dorongan dasar manusia untuk

mengungkapkan eksistensi diri yang berhubungan dengan masalah kemanusiaan

dan dunia realitas. Karena itu, sastra yang telah dilahirkan oleh para pengarang

diharapkan dapat memberikan kepuasan estetik dan intelektual bagi masyarakat

pembaca. Akan tetapi, sering terjadi bahwa karya sastra tidak dapat dipahami dan

dinikmati sepenuhnya oleh sebagian besar masyarakat pembaca (Semi dalam

Sangidu 2004:1-2).

Sesungguhnya sebuah karya sastra merupakan sebuah karya yang di

dalamnya mengisahkan berbagai kehidupan dengan cara penyampaian yang

menggunakan pola penceritaan yang imajinatif. Persoalan-persoalan yang ada di

dalam sebuah karya sastra yang ditulis oleh seorang pengarang itu sangatlah

beragam dan memiliki keunikan-keunikan tersendiri.

Karya sastra baik itu berupa cerpen, novel, bahkan drama pun merupakan

gambaran dari kehidupan nyata yang digambarkan dalam bentuk cerita fiksi yang

penceritaannya ada dua unsur yaitu perpaduan antara unsur cerminan kehidupan

dan unsur fiksi. Setiap pengarang dalam menuliskan cerita terkadang mengambil

ide-ide ceritanya dari kondisi kehidupan baik itu dari kehidupan pengarang itu

sendiri atau kehidupan orang lain. Semua ide-ide dikemas sesuai situasi atau

Page 16: SKRIPSI Disusun Oleh: Nama : Tertyanta Surya Buana NIM ...lib.unnes.ac.id/28716/1/2111411034.pdfSastra di dalamnya selalu terdapat manusia dalam membangun cerita ... naluri kehidupan

2

perkembangan kondisi lingkungan yang ada, agar memberikan warna cerita pada

saat karya itu ditulis.

Sebagai cerminan kehidupan sosial, karya sastra mengungkapkan pesan-

pesan yang disampaikan oleh pengarang dalam menuangkan ceritanya. Hal itu

tidaklah lepas dari kondisi sosial yang terjadi di dunia nyata. Kehidupan manusia

dalam berinteraksi sesama manusia akan menghasilkan banyak kisah dan pesan-

pesan yang bisa kita ambil dan teladani.

Manusia dalam kesehariannya akan selalu melakukan interaksi antar

sesama manusia yang satu dengan yang lainnya. Manusia sejatinya bukanlah

makhluk yang diciptakan untuk hidup sendiri tetapi manusia itu diciptakan

sebagai makhluk sosial yang selalu melakukan interaksi antar sesama manusia.

Jika tanpa interaksi antar sesama manusia, akan mengakibatkan dunia menjadi

mati dan sunyi.

Manusia diciptakan oleh Tuhan dengan berbagai karakter dan pola pikir

yang berbeda-beda. Dengan begitu di antara manusia yang satu dengan manusia

yang lainnya, akan menimbulkan interaksi yang bisa saja berujung pada konflik-

konflik yang akan mewarnai kesehariannya. Tiada manusia di dunia ini yang

kesehariannya tanpa ada permasalahan yang bisa saja menjadi konflik-konflik

yang serius.

Dalam menghadapi konflik tersebut, manusia diciptakan dengan

mempunyai akal dan nafsu. Meski kadang kala secara tidak sadar perilaku

manusia yang mempunyai akal dan nafsu dapat membahayakan diri sendiri

Page 17: SKRIPSI Disusun Oleh: Nama : Tertyanta Surya Buana NIM ...lib.unnes.ac.id/28716/1/2111411034.pdfSastra di dalamnya selalu terdapat manusia dalam membangun cerita ... naluri kehidupan

3

bahkan orang lain. Dengan akal dan nafsu, manusia terdorong untuk berpikir dan

berbuat akan menimbulkan kecemasan dan luapan emosi.

Dengan timbulnya kecemasan dan luapan emosi, manusia pasti memiliki

suatu naluri yang ada di dalam dirinya saat berinteraksi dan pada saat menghadapi

konflik-konflik yang terjadi. Untuk itu, perjalanan hidup manusia dalam

menjalani hari-hari akan penuh dengan konflik-konflik batin yang terjadi pada diri

setiap manusia dalam berinteraksi.

Objek kajian dalam penelitian sastra adalah novel yang memuat tokoh

sebagai eksistensi dari manusia. Manusia yang dikaji adalah manusia rekaan.

Setiap karya sastra mempunyai sebuah interaksi antar manusia dalam penceritaan.

Sastra di dalamnya selalu terdapat manusia dalam membangun cerita menjadi

interaksi-interaksi yang begitu beragam. Manusia rekaan yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah mengenai tokoh-tokoh yang ada di dalam novel. Tokoh-

tokoh yang ada di dalam novel bukan hanya tokoh utama tetapi ada juga tokoh-

tokoh yang lainnya. Tokoh-tokoh yang menjadi pusat kajian adalah semua tokoh

yang ada di dalam novel, baik itu tokoh utama, tokoh sampingan, tokoh tambahan,

dan tokoh-tokoh lainnya. Terjadinya konflik-konflik yang ada tidak bisa terjadi

hanya muncul dari tokoh utama saja akan tetapi adanya interaksi dari tokoh-tokoh

lain yang ada dalam novel. Tokoh dalam sebuah novel sejatinya tidak jauh

berbeda dengan manusia dalam dunia nyata. Tokoh-tokoh dalam novel atau dunia

fiksi, juga mempunyai naluri yang akan menimbulkan konflik-konflik yang

beragam dan memunculkan reaksi kecemasan dan luapan emosi dalam diri tokoh.

Page 18: SKRIPSI Disusun Oleh: Nama : Tertyanta Surya Buana NIM ...lib.unnes.ac.id/28716/1/2111411034.pdfSastra di dalamnya selalu terdapat manusia dalam membangun cerita ... naluri kehidupan

4

Dalam hal ini, objek penelitian kajian ini berkaitan dengan novel remaja.

Di dalam novel remaja yang menjadi pusat dalam penceritaan adalah seputar

dunia remaja. Dunia remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke

masa dewasa. Pada masa ini perilaku atau sikap manusia sering tidak stabil dan

sering mengalami perubahan yang drastis dalam menghadapi situasi-situasi yang

sedang dihadapinya. Dengan adanya perubahan perilaku atau sikap dari diri

seseorang akan mengalami perubahan terhadap psikologi.

Setiap manusia memiliki kepribadian yang berbeda-beda. Kepribadian

seseorang berhubungan dengan dinamika kepribadian yang berupa naluri dan

kecemasan. Manusia memiliki naluri yang bertujuan untuk menentukan sikap

dalam bertindak. Manusia dalam berinteraksi sehari-hari selalu dihadapkan

dengan dua naluri yang sering merasuki diri yang menjadikan manusia dilema

yaitu adanya naluri yang mengajak manusia menuju perbuatan kebaikan yang bisa

membuat manusia selalu menebar manfaat baik itu untuk diri sendiri maupun

orang lain, ini sering disebut sebagai naluri kehidupan dan ada juga naluri yang

mengajak manusia menuju perbuatan kejahatan atau membunuh yang bisa

mencelakakan diri sendiri maupun orang lain, ini sering disebut sebagai naluri

kematian. Manusia hidup selain miliki naluri, manusia juga sering merasakan

cemas yang akan berujung pada sikap dalam menjalani hidup saat berinteraksi

antar sesama manusia.

Kehidupan manusia selalu diliputi oleh konflik-konflik yang beragam.

Konflik-konflik yang ada akan membuat manusia menjadi emosi dan sering

meluapkan emosi yang ada pada dirinya melalui luapan emosi. Di dalam diri

Page 19: SKRIPSI Disusun Oleh: Nama : Tertyanta Surya Buana NIM ...lib.unnes.ac.id/28716/1/2111411034.pdfSastra di dalamnya selalu terdapat manusia dalam membangun cerita ... naluri kehidupan

5

manusia terdapat beragam emosi yang selanjutnya akan membentuk klasifikasi

emosi. Klasifikasi emosi yang terjadi di dalam diri manusia satu dengan yang

lainnya sangatlah berbeda sesuai dengan bagaimana ia menanggapi masalah yang

ada. Klasifikasi emosi yang ada biasanya berupa semacam emosi rasa bersalah,

rasa bersalah yang dipendam, menghukum diri sendiri, rasa malu, kesedihan,

kebencian, dan cinta. Emosi sangat mempengaruhi psikologi seorang manusia

dalam menanggapi dan menerima konflik-konflik yang sedang terjadi pada

dirinya.

Naluri, kecemasan, dan emosi sejatinya dimiliki oleh setiap manusia.

Tiada manusia hidup di dunia tanpa memiliki dinamika kepribadian dan luapan

emosi. Dinamika kepribadian dan emosi terjadi karena adanya permasalahan yang

timbul di antara manusia yang saling berinteraksi.

Karya sastra yang dijadikan objek kajian penelitian ini adalah novel

remaja yang berjudul Ta’aruf Cinta karya Mae yang diterbitkan oleh penerbit

Zettu. Novel Ta’aruf Cinta karya Mae merupakan novel pertama. Penulis novel

Ta’aruf Cinta adalah Mae. Mae, adalah nama pena dari Maemunah. Lahir di

Cirebon, 30 Maret. Lulusan IAIN Syekh Nurjati Cirebon, pernah aktif menjadi

wartawan di LPM Fatsoen ketika kuliah. Beberapa artikelnya sering dimuat di

Koran lokal. Hobinya membaca, menulis, dan membuat souvenir aksesoris serta

traveling (Mae 2013:216).

Mae atau yang memiliki nama asli Maemunah, ia telah menciptakan empat

naskah novel. Novel pertamanya adalah Ta’aruf Cinta (Zettu, 2013), dilanjutkan

dengan novel keduanya yaitu Pesan Dalam Bisu (Rumah Oranye, 2013), novel

Page 20: SKRIPSI Disusun Oleh: Nama : Tertyanta Surya Buana NIM ...lib.unnes.ac.id/28716/1/2111411034.pdfSastra di dalamnya selalu terdapat manusia dalam membangun cerita ... naluri kehidupan

6

ketiganya adalah Takut Kehilangan (Zettu, 2013), dan novel yang baru terbit

belum lama ini merupakan novel keempatnya yang berjudul Istikharah Cinta

(Zettu, 2014).

Novel Ta’aruf Cinta karya Mae membahas mengenai suatu kejiwaan

tokoh dalam berinteraksi. Endraswara (2008:87) mengatakan bahwa sastra

sebagai “gejala kejiwaan”, di dalamnya terkandung fenomena-fenomena kejiwaan

yang tampak lewat perilaku tokoh-tokohnya. Dengan begitu, konflik-konflik yang

terjadi di dalam novel Ta’aruf Cinta karya Mae akan menimbulkan naluri,

kecemasan dan luapan-luapan emosi di antara para tokoh yang ada dalam

berinteraksi.

Di dalam novel Ta'aruf Cinta karya Mae tertuang banyak konflik dari

tokoh utama maupun tokoh-tokoh yang lain. Novel ini menyinggung mengenai

pendidikan dari beragam hal, juga ada kejadian yang memang menjadi lampu

merah, sekaligus menjadi perhatian bagi kalangan masyarakat tertentu untuk

diambil hikmahnya.

Mae sungguh pintar memikat dengan bermain alur dan kata, hingga

pembaca semakin larut dalam cerita. Pembaca bisa lebih memahami perilaku

tokoh dengan menggunakan teori psikologi sastra. Penelitian ini menggunakan

psikologi sastra Sigmund Freud. Daya tarik dalam analisis ini adalah konflik-

konflik yang ditampilkan pengarang dalam cerita. Dalam kajian ini, yang diteliti

bukan hanya tokoh utama, melainkan seluruh tokoh yang ada dalam cerita.

Peneliti mengambil bidang analisis pada novel Ta’aruf Cinta karya Mae,

karena pada novel ini banyak konflik yang sangat serius dan akan timbul reaksi

Page 21: SKRIPSI Disusun Oleh: Nama : Tertyanta Surya Buana NIM ...lib.unnes.ac.id/28716/1/2111411034.pdfSastra di dalamnya selalu terdapat manusia dalam membangun cerita ... naluri kehidupan

7

tokoh satu terhadap yang lainnya. Dengan demikian, novel ini menarik untuk

dikaji dari segi psikologi tokoh. Dengan pembahasan diatas, akhirnya peneliti

memberi judul pada penelitian ini, yaitu “Dinamika Kepribadian Dan Emosi

Tokoh Dalam Novel Ta’aruf Cinta Karya Mae: Kajian Psikoanalisis Sigmund

Freud”.

Bagi para psikoanalisis, istilah kepribadian adalah pengutamaan alam

bawah sadar (unconscious) yang berada di luar sadar, yang membuat struktur

berpikir diwarnai oleh emosi. Mereka beranggapan, perilaku seseorang sekedar

wajah permukaan karakteristiknya, sehingga untuk memahami secara mendalam

kepribadian seseorang, harus diamati gelagat simbolis dan pikiran yang mendalam

dari orang tersebut. Mereka juga mempercayai bahwa pengalaman masa kecil

individu bersama orang tua telah membentuk kepribadian kita. Anggapan tentang

karakteristik di atas memperoleh tempat utama dalam teori kepribadian dari

Sigmund Freud (Minderop 2011:9).

Psikoanalisis adalah disiplin ilmu yang dimulai sekitar tahun 1900-an oleh

Sigmund Freud. Teori psikoanalisis berhubungan dengan fungsi dan

perkembangan mental manusia (Minderop 2011:11). Dalam kajian psikologi

sastra, akan berusaha mengungkap psikoanalisa kepribadian yang dipandang

meliputi tiga unsur kejiwaan, yaitu: id, ego, dan super ego. Ketiga sistem

kepribadian ini satu sama lain saling saling berkaitan serta membentuk totalitas,

dan tingkah laku manusia yang tak lain merupakan produk interaksi ketiganya

(Endraswara 2008:101).

Page 22: SKRIPSI Disusun Oleh: Nama : Tertyanta Surya Buana NIM ...lib.unnes.ac.id/28716/1/2111411034.pdfSastra di dalamnya selalu terdapat manusia dalam membangun cerita ... naluri kehidupan

8

Dengan pembahasan di atas, bahwa novel Ta’aruf Cinta karya Mae

memang pantas dianalisis menggunakan teori psikologi sastra milik Sigmund

Freud mengenai dinamika kepribadian (naluri dan kecemasan), dan klasifikasi

emosi pada tokoh.

1.2. Rumusan Masalah

Penelitian novel Ta’aruf Cinta karya Mae ini, menggunakan teori

psikologi sastra Sigmund Freud. Berdasarkan latar belakang di atas, dapat

dirumuskan rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana dinamika kepribadian yang terdapat pada novel Ta’aruf Cinta

karya Mae?

2. Bagaimana klasifikasi emosi yang terdapat pada novel Ta’aruf Cinta karya

Mae?

3. Apa yang menyebabkan munculnya emosi pada novel Ta’aruf Cinta karya

Mae?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini, yaitu:

1. Mengungkap dinamika kepribadian yang terdapat pada novel Ta’aruf Cinta

karya Mae.

2. Mengungkap klasifikasi emosi yang terdapat pada novel Ta’aruf Cinta karya

Mae.

3. Mengungkap penyebab munculnya emosi pada novel Ta’aruf Cinta karya Mae.

Page 23: SKRIPSI Disusun Oleh: Nama : Tertyanta Surya Buana NIM ...lib.unnes.ac.id/28716/1/2111411034.pdfSastra di dalamnya selalu terdapat manusia dalam membangun cerita ... naluri kehidupan

9

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan berhasil dengan baik dan dapat mencapai tujuan

penelitian secara optimal, maupun menghasilkan laporan yang sistematis dan

bermanfaat. Manfaat dari penelitian ini ada dua yaitu:

1. Manfaat Secara Teoritis

Bagi bidang keilmuan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan

sumbangan bagi perkembangan ilmu bahasa dan sastra sehingga dapat digunakan

sebagai landasan untuk penelitian selanjutnya, khususnya kajian psikologi sastra

Sigmund Freud yang membahas mengenai dinamika kepribadian (naluri dan

kecemasan) dan klasifikasi emosi pada tokoh.

2. Manfaat Secara Praktis

Bagi pembaca, penelitian ini bisa menjadi masukan dan pertimbangan

serta sebagai referensi dalam melakukan penelitian karya sastra lain yang dikaji

dengan menggunakan psikologi sastra.

1.5. Sistematika Penyajian

Bab I pendahuluan berisi mengenai latar belakang, rumusan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penyajian.

Bab II kajian pustaka dan landasan teori berisi mengenai tokoh dan

penokohan, dinamika kepribadian, emosi, dan teori kepribadian psikoanalisis

Sigmund Freud.

Page 24: SKRIPSI Disusun Oleh: Nama : Tertyanta Surya Buana NIM ...lib.unnes.ac.id/28716/1/2111411034.pdfSastra di dalamnya selalu terdapat manusia dalam membangun cerita ... naluri kehidupan

10

Bab III metode penelitian berisi mengenai metode penelitian, pendekatan

penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, teknik analisis data,

dan langkah-langkah penelitian.

Bab IV pembahasan berisi mengenai pembahasan mengenai dinamika

kepribadian dan emosi tokoh dalam novel Ta’aruf Cinta karya Mae.

Bab V penutup berisi mengenai simpulan dan saran.

Page 25: SKRIPSI Disusun Oleh: Nama : Tertyanta Surya Buana NIM ...lib.unnes.ac.id/28716/1/2111411034.pdfSastra di dalamnya selalu terdapat manusia dalam membangun cerita ... naluri kehidupan

11

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

2.1. Kajian Pustaka

Kajian pustaka yang akan dipaparkan berkaitan dengan permasalahan yang

hampir sama atau ada hubungannya dengan penelitian yang akan diteliti saat ini.

Penelitian terdahulu yang menjadi acuan sebagai kajian pustaka yaitu yang

berhubungan dengan teori psikologi sastra.

Beberapa penelitian sebelumnya yang membahas mengenai psikologi

sastra diantaranya, Ani (2008), Ariyanti (2009), Murdiningsih (2010), Tarmila

(2013), dan Gnanasekaran (2014). Dibawah ini akan dipaparkan mengenai hasil

penelitian yang telah dipublikasikan.

Ani (2008) dalam penelitian yang berjudul Konflik Psikologis Tokoh

Utama dalam Film Belahan Jiwa (The Soulmate) Karya Sekar Ayu Asmara

membahas mengenai dimensi psikologis terdapat dalam film tersebut. Penelitian

ini menfokuskan pada tingkah laku tokoh utama. Hasil dari penelitian dari

penelitian ini yaitu tingkah laku yang terjadi pada tokoh utama.

Penelitian di atas memiliki kesamaan dengan penelitian yang peneliti

lakukan. Penelitian ini sama-sama menggunakan teori psikologi sastra. Penelitian

yang dilakukan oleh Ani menganalisis pada objek yang berupa film sedangkan

penelitian yang peneliti sedang lakukan, yaitu menggunakan objek yang berupa

novel.

Page 26: SKRIPSI Disusun Oleh: Nama : Tertyanta Surya Buana NIM ...lib.unnes.ac.id/28716/1/2111411034.pdfSastra di dalamnya selalu terdapat manusia dalam membangun cerita ... naluri kehidupan

12

Ariyanti (2009) dalam penelitian yang berjudul Konflik Psikologi pada

Tokoh Utama Novel Bibir Merah Karya Achmad Munif membahas mengenai

konflik psikologis tokoh utama yang berupa jenis-jenis, faktor-faktor yang

menyebabkan dan akibat yang ditimbulkan dari konflik psikologis yang dialami

tokoh utama. Penelitian ini menggunakan pendekatan psikologi sastra milik C.G

Jungdengan menggunakan landasan id, ego, dan super ego dalam menganalisis

sebuah persoalan.

Penelitian di atas memiliki kesamaan dengan penelitian yang peneliti

lakukan. Kesamaan penelitian ini, yaitu sama-sama menggunakan teori psikologi

sastra dan juga berpegangan pada landasan id, ego, dan super ego dalam

menganalisis sebuah persoalan. Akan tetapi, penelitian yang peneliti lakukan

menggunakan teori psikologi sastra milik Sigmund Freud.

Selanjutnya penelitian dari Murdiningsih (2010) yang berjudul Naluri dan

Reaksi Tokoh Utama Pada Novel Mukjizat Cinta Karya Muhammad Masykur A.

R. Said membahas mengenai kepribadian tokoh Afdhal yang tergolong dalam dua

naluri, yaitu naluri kehidupan dan naluri kematian. Tujuan penelitian ini, yaitu (1)

mengungkap naluri yang lebih dominan yang mempengaruhi tokoh utama dalam

bertindak pada novel Mukjizat Cinta karya Muhammad Masykur A. R. Said. (2)

mengungkap reaksi tokoh utama dalam mengatasi masalah dalam novel Mukjizat

Cinta karya Muhammad Masykur A. R. Said. Hasil penelitian ini adalah tokoh

Afdhal digambarkan memiliki naluri. Naluri kehidupan tokoh Afdhal adalah

memiliki keinginan untuk menikah, bersyukur, keinginan untuk makan, memiliki

rasa sayang, suka menolong, taat beribadah dan mengagumi wanita, sedangkan

Page 27: SKRIPSI Disusun Oleh: Nama : Tertyanta Surya Buana NIM ...lib.unnes.ac.id/28716/1/2111411034.pdfSastra di dalamnya selalu terdapat manusia dalam membangun cerita ... naluri kehidupan

13

naluri kematian tokoh Afdhal adalah rendah diri, memiliki rasa benci, menyiksa

batinnya sendiri. Adanya naluri akan menimbulkan reaksi dan reaksi yang timbul

dapat diatasi dengan mekanisme pembentukan diri.

Penelitian di atas memiliki kesamaan dengan penelitian yang peneliti

lakukan, yaitu mengenai naluri. Penelitian yang peneliti lakukan juga membahas

mengenai naluri. Akan tetapi, penelitian di atas membahas naluri pada tokoh

utama saja, sedangkan penelitian yang peneliti lakukan membahas seluruh tokoh

yang ada di dalam novel yang mengalami naluri.

Selain itu penelitian Tarmila (2013) dalam jurnal nasional yang berjudul

Kajian Emosi Tokoh Utama dalam Novel Pesan dari Sambu Karya Tasmi P.S

membahas mengenai emosi pada tokoh utama yang ada di dalam novel Pesan

Dari Bambu karya Tasmi P.S. yang dilihat dari emosi positif dan emosi negatif.

Penelitian ini menggunakan teori psikologi behavioristik. Hasil dari pembahasan

penelitian ini adalah (1) emosi positif: emosi cinta, emosi bahagia, dan emosi

gembira. (2) emosi negatif: emosi kecemasan atau kegelisahan, emosi takut,

emosi marah, dan emosi sedih.

Penelitian di atas memiliki persamaan dengan penelitian yang peneliti

lakukan. Persamaannya yaitu bahwa penelitian yang dilakukan sama-sama

menggunakan teori psikologi sastra dan membahas mengenai emosi. Akan tetapi,

penelitian yang peneliti lakukan yaitu menggunakan teori psikologi Sigmund

Freud dan beda fokus emosi yang dicari.

Adapun dari jurnal internasional, ditemukan penelitian yang ditulis oleh

Gnanasekaran (2014) yang berjudul Psychological Interpretation of The Novel

Page 28: SKRIPSI Disusun Oleh: Nama : Tertyanta Surya Buana NIM ...lib.unnes.ac.id/28716/1/2111411034.pdfSastra di dalamnya selalu terdapat manusia dalam membangun cerita ... naluri kehidupan

14

The Stranger by Camus yang membahas mengenai kajian tokoh Meursault yang

ada pada novel The Stranger by Camus mengenai the social behavior of

Meursault (perilaku sosial Meursault), dan the trait of Meursault (sifat dari

Meursault). Hasil dari pembahasan penelitian ini adalah bahwa Meursault adalah

orang yang memiliki ide kejujuran. Ternyata selain membahas mengenai

psikologi dalam novel, jurnal ini juga membahas mengenai cara trampil Camus

dalam memainkan plot saat bercerita. Teori yang digunakan yaitu teori psikologi

milik Sigmund Freud.

Penelitian di atas memiliki kesamaan dengan penelitian yang peneliti

lakukan. Kesamaannya yaitu bahwa penelitian ini sama-sama menggunakan teori

psikologi milik Sigmund Freud akan tetapi, ada perbedaan sub permasalahan yang

dijadikan permasalahan dalam penelitian ini. Penelitian Gnanasekaran membahas

mengenai perilaku sosial Meursault dan sifat dari Meursault, sedangkan penelitian

yang peneliti lakukan membahas mengenai dinamika kepribadian dan klasifikasi

emosi pada tokoh yang ada pada novel.

Dari beberapa penelitian di atas, semuanya bisa mendukung untuk menjadi

acuan untuk melakukan penelitian yang sedang peneliti lakukan, yaitu dari segi

teori psikologi secara dasar. Selanjutnya, penelitian yang dilakukan oleh

Murdiningsih dan Tarmila bisa digunakan sebagai panduan untuk melakukan

penelitian karena penelitian mereka memiliki persamaan dengan yang sedang

peneliti lakukan. Persamaan penelitian yang dilakukan Murdiningsih dengan

penelitian yang sedang peneliti lakukan yaitu membahas mengenai naluri pada

tokoh, sedangkan persamaan penelitian yang dilakukan Tarmila dengan penelitian

Page 29: SKRIPSI Disusun Oleh: Nama : Tertyanta Surya Buana NIM ...lib.unnes.ac.id/28716/1/2111411034.pdfSastra di dalamnya selalu terdapat manusia dalam membangun cerita ... naluri kehidupan

15

yang sedang peneliti lakukan yaitu membahas mengenai emosi pada tokoh. Akan

tetapi, objek penelitian yang peneliti lakukan tidak sama dari penelitian yang

sudah ada. Penelitian yang peneliti lakukan ini membahas mengenai dinamika

kepribadian yang meliputi naluri dan kecemasan, serta emosi pada tokoh dalam

cerita.

2.2. Landasan Teori

Sebagaimana yang dikemukakan di dalam latar belakang di atas bahwa

masalah yang akan diteliti adalah tokoh, naluri, kecemasan, dan emosi dalam

novel Ta’aruf Cinta karya Mae dengan menggunakan perantara teori psikologi

sastra Sigmund Freud. Di bawah ini akan dibahas mengenai tokoh dan

penokohan, dinamika kepribadian, emosi, dan teori kepribadian psikoanalisis

Sigmund Freud.

2.2.1.Tokoh dan Penokohan

Dalam sebuah novel ada dua unsur pembangun cerita yaitu unsur intrinsik

dan ekstrinsik. Tokoh dan penokohan termasuk ke dalam unsur intrinsik. Menurut

Di bawah ini akan dibahas mengenai tokoh dan penokohan.

2.2.1.1. Tokoh

Peristiwa dalam karya fiksi seperti halnya peristiwa dalam kehidupan

sehari-hari, selalu diemban oleh tokoh atau pelaku-pelaku tertentu. Pelaku yang

Page 30: SKRIPSI Disusun Oleh: Nama : Tertyanta Surya Buana NIM ...lib.unnes.ac.id/28716/1/2111411034.pdfSastra di dalamnya selalu terdapat manusia dalam membangun cerita ... naluri kehidupan

16

mengemban peristiwa dalam cerita fiksi sehingga peristiwa itu mampu menjalin

suatu cerita disebut dengan tokoh (Aminuddin 2010:79).

Tokoh dalam sebuah cerita memiliki berbagai macam jenis-jenisnya.

Jenis-jenis tokoh yang ada di dalam sebuah cerita yaitu tokoh utama, tokoh

protagonis, tokoh antagonis, dan tokoh tambahan.

Para tokoh yang terdapat dalam suatu cerita memiliki peranan yang

berbeda-beda. Seorang tokoh yang memiliki peranan penting dalam suatu cerita

disebut dengan tokoh inti atau tokoh utama. Sedangkan tokoh yang memiliki

peranan tidak penting pemunculannya hanya melengkapi, melayani, mendukung

pelaku utama disebut tokoh tambahan atau tokoh pembantu (Aminuddin 2010 79-

80).

Tokoh dalam cerita seperti halnya manusia dalam kehidupan sehari-hari di

sekitar kita, selalu memiliki watak-watak tertentu (Aminuddin 2010:80).

Pembagian tokoh-tokoh diantaranya tokoh utama, tokoh antagonis, tokoh

protagonis, dan tokoh tambahan.

(1) Tokoh Utama

Menurut Nurgiyantoro, tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan

penceritaannya dalam novel. Tokoh yang paling banyak diceritakan, sering hadir

dalam setiap kejadian, dan berhubungan erat dengan tokoh-tokoh lain. Tokoh

utama kemungkinan ada lebih dari satu dalam sebuah novel. Kadar keutamaannya

ditentukan dengan dominasi penceritaan dan perkembangan plot secara utuh.

Page 31: SKRIPSI Disusun Oleh: Nama : Tertyanta Surya Buana NIM ...lib.unnes.ac.id/28716/1/2111411034.pdfSastra di dalamnya selalu terdapat manusia dalam membangun cerita ... naluri kehidupan

17

(2) Tokoh Protagonis

Altenberd dan Lewis mengemukakan bahwa tokoh protagonis adalah

tokoh yang dikagumi dan sering dijadikan pahlawan yang taat dengan norma-

norma, nilai-nilai sesuai dengan konvensi masyarakat. (3) Tokoh Antagonis

Tokoh antagonis merupakan tokoh yang menjadi lawan dari tokoh

protagonis. Tokoh antagonis tidak banyak digemari karena banyak menganut

nilai-nilai penyimpangan.

(4) Tokoh Tambahan

Menurut Nurgiyantoro, tokoh tambahan merupakan lawan dari tokoh

utama. Tokoh tambahan lebih sedikit pemunculannya dalam cerita dan

kehadirannya hanya ada permasalahan yang terkait tokoh utama

(http://bagasdenganpuisi.blogspot.co.id/2013/03/unsur-unsur-pembangun-

novel.html).

2.2.1.2. Penokohan

Penokohan atau perwatakan ialah pelukisan mengenai tokoh cerita; baik

keadaan lahirnya maupun batinnya yang dapat berupa: pandangan hidupnya,

sikap, keyakinannya, adat-istiadatnya, dan sebagainya (Suharianto 2005:20).

Menurut Minderop (2011:98) bahwa perwatakan adalah kualitas nalar dan

perasaan para tokoh di dalam suatu karya fiksi yang dapat mencakup tidak saja

tingkah laku atau tabiat dan kebiasaan, tetapi juga penampilan.

Page 32: SKRIPSI Disusun Oleh: Nama : Tertyanta Surya Buana NIM ...lib.unnes.ac.id/28716/1/2111411034.pdfSastra di dalamnya selalu terdapat manusia dalam membangun cerita ... naluri kehidupan

18

Penggambaran penokohan adalah melalui metode telling dan showing. (1)

Metode telling mengandalkan pemaparan watak tokoh pada eksposisi dan

komentar langsung dari pengarang. (2) Metode showing (tidak langsung)

memperlihatkan pengarang menempatkan diri di luar kisahan dengan memberikan

kesempatan kepada para tokoh untuk menampilkan perwatakan mereka melalui

dialog dan action (Minderop 2011:79-80).

Setelah membahas mengenai tokoh dan penokohan dari berbagai sumber

referensi, bisa peneliti simpulkan sebagai berikut.

Tokoh dan penokohan merupakan unsur novel yang ada di dalam novel

atau biasa disebut dengan unsur intrinsik. Fokus penelitian ini adalah membahas

mengenai tokoh dan penokohan dalam novel. Tokoh adalah pelaku yang

menghidupkan sebuah cerita hingga menjalin peristiwa-peristiwa yang lebih

beragam. Jenis-jenis tokoh yaitu tokoh utama, tokoh protagonis, tokoh antagonis,

dan tokoh tambahan, sedangkan Penokohan adalah pemberian karakter atau watak

pada tokoh baik itu melalui tingkah laku atau pun penampilan.

2.2.2.Dinamika Kepribadian

Dinamika adalah sesuatu yang mengandung arti tenaga kekuatan, selalu

bergerak, berkembang dan dapat menyesuaikan diri secara memadai terhadap

keadaan (http://yulia-putri.blogspot.co.id/2010/10/pengertian-dinamika.html).

Kepribadian adalah keseluruhan sikap, perasaan, ekspresi, temparmen,

ciri-ciri khas dan perilaku seseorang. Sikap perasaan ekspresi dan tempramen itu

terwujud dalam tindakan seseorang jika dihadapkan pada situasi tertentu. Setiap

Page 33: SKRIPSI Disusun Oleh: Nama : Tertyanta Surya Buana NIM ...lib.unnes.ac.id/28716/1/2111411034.pdfSastra di dalamnya selalu terdapat manusia dalam membangun cerita ... naluri kehidupan

19

orang mempunyai kecenderungan perilaku yang baku atau berlaku terus menerus

secara konsisten dalam menghadapi situsasi yang dihadapi, sehingga menjadi ciri

khas pribadi (http://thelittlebomb.blogspot.co.id/2013/01/pengertian-kepribadian-

secara-umum.html).

Freud menggunakan teori fisika dan fisiologi untuk mengetahui sistem

energi manusia dalam menjalankan hidup. Ia menjelaskan bahwa energi manusia

dibedakan dari penggunaannya, yaitu untuk aktivitas fisik dan aktivitas psikis.

Sesungguhnya energi manusia bila ditinjau dari teori kelansungan energi dalam

fisika, kelangsungan energi adalah bahwa energi manusia bisa diubah dari satu

keadaan atau bentuk ke keadaan yang lain, tetapi tidak akan hilang dari sistem

kosmik secara keseluruhan (Koswara 1991:35-36). Dinamika kepribadian akan

membahas mengenai naluri dan kecemasan atau ketakutan. Di bawah ini

penjelasannya.

2.2.2.1. Naluri

Freud menggunakan alam bawah sadar untuk menerangkan pola tingkah

laku manusia serta penyimpangan-penyimpangan (Minderop 2011:23). Naluri

(instink) adalah sumber perangsang somatis dalam yang dibawa sejak lahir

(Suryabrata 2001:129). Menurut Freud, naluri adalah representasi psikologis

bawaan dari eksitasi (keadaan tegang dan terangsang) pada tubuh yang

diakibatkan oleh munculnya suatu kebutuhan tubuh. Selain itu, Freud

mengungkap mengenai naluri, bahwa naluri akan menghimpun sejumlah energi

psikis apabila suatu kebutuhan muncul, dan pada gilirannya naluri ini akan

Page 34: SKRIPSI Disusun Oleh: Nama : Tertyanta Surya Buana NIM ...lib.unnes.ac.id/28716/1/2111411034.pdfSastra di dalamnya selalu terdapat manusia dalam membangun cerita ... naluri kehidupan

20

mendorong individu untuk bertindak ke arah pemuasan kebutuhan yang nantinya

bisa mengurangi tegangan yang ditimbulkan oleh tekanan psikis itu (Koswara

1991:36). Suatu naluri itu mempunyai empat macam sifat, yaitu:

(a) Sumber naluri

Yang menjadi sumber naluri yaitu kondisi jasmaniah; jadi kebutuhan.

(b) Tujuan naluri

Adapun tujuan naluri ialah menghilangkan rangsangan kejasmanian,

sehingga ketidakenakan yang timbul karena adanya tegangan yang disebabkan

oleh meningkatnya energi dapat ditiadakan.

(c) Objek naluri

Objek naluri ialah segala aktivitas yang mengantarai keinginan dan

terpenuhinya keinginan itu.

(d) Pendorong atau penggerak naluri

Pendorong atau penggerak naluri adalah kekuatan naluri itu, yang

tergantung kepada intensitas (besar-kecilnya) kebutuhan (Suryabrata, 2001:129-

130).

Freud berpendapat bahwa naluri-naluri yang terdapat pada manusia bisa

dibedakan ke dalam dua macam naluri, yakni naluri-naluri kehidupan (life

instincts) dan naluri-naluri kematian (death instincts) (Koswara 1991:38).

2.2.2.1.1. Naluri Kehidupan

Fungsi naluri-naluri hidup ialah melayani individu untuk tetap hidup dan

memperpanjang ras (Suryabrata 2001:131). Naluri kehidupan (life instincts -

Page 35: SKRIPSI Disusun Oleh: Nama : Tertyanta Surya Buana NIM ...lib.unnes.ac.id/28716/1/2111411034.pdfSastra di dalamnya selalu terdapat manusia dalam membangun cerita ... naluri kehidupan

21

Eros) yang dimanifestasikan dalam perilaku seksual, menunjang kehidupan serta

pertumbuhan (Minderop 2011:27). Selain itu menurut Freud (dalam Koswara

1991:38) bahwa naluri kehidupan adalah naluri yang ditunjukan pada

pemeliharaan ego (the conservation of the individual) dan pemeliharaan

kelangsungan jenis (the conservation of the species). Dengan perkataan lain,

naluri kehidupan adalah naluri yang ditunjukan kepada pemeliharaan kehidupan

manusia sebagai individu maupun sebagai species. Contoh dari naluri kehidupan

itu adalah lapar, haus, dan seks.

2.2.2.1.2. Naluri Kematian

Naluri-naluri mati disebut juga instink-instink merusak (destruktif).

Instink-instink ini berfungsinya kurang jelas jika dibandingkan dengan instink-

instink hidup, karenanya tidak begitu dikenal. Akan tetapi adalah suatu kenyataan

yang tak dapat dipungkiri, bahwa tiap orang itu pada akhirnya akan mati juga

(Suryabrata, 2001:132). Selain itu menurut Freud (dalam Koswara 1991:39),

bahwa naluri kematian adalah naluri yang ditujukan kepada perusakan atau

penghancuran atas apa yang telah ada (organisme atau individu itu sendiri). Freud

mengajukan gagasan mengenai naluri kematian ini berdasarkan fakta yang

ditemukannya bahwa tujuan semua makhluk hidup atau organisme adalah kembali

kepada keadaan anorganis.

Naluri kematian (death instincts – Thanatos) yang mendasari tindakan

agresif dan destruktif. Naluri kematian dapat menjurus pada tindakan bunuh diri

atau pengrusakan diri (self-destructive behavior) atau bersikap agresif terhadap

Page 36: SKRIPSI Disusun Oleh: Nama : Tertyanta Surya Buana NIM ...lib.unnes.ac.id/28716/1/2111411034.pdfSastra di dalamnya selalu terdapat manusia dalam membangun cerita ... naluri kehidupan

22

orang lain (Hilgard et al dalam Minderop 2011:27). Freud selanjutnya

menyatakan bahwa naluri kematian itu pada individu bisa ditunjukan kepada dua

arah, yakni kepada dirinya sendiri dan kepada orang lain atau ke luar diri. Naluri

kematian yang diarahkan kepada diri sendiri tampil dalam tindakan bunuh diri

atau tindakan masokhis (tindakan menyakiti diri sendiri), sedangkan naluri

kematian yang diarahkan ke luar atau kepada orang lain menyatakan diri dalam

bentuk tindakan membunuh, menganiaya atau menghancurkan orang lain

(Koswara 1991:40).

2.2.2.2. Kecemasan

Situasi apa pun yang mengancam kenyataan suatu organisme diasumsikan

melahirkan suatu kondisi yang disebut kecemasan (anxitas). Berbagai konflik dan

bentuk frustrasi yang menghambat kemajuan individu untuk mencapai tujuan

merupakan salah satu sumber anxitas. Ancaman dimaksud dapat berupa ancaman

fisik, psikis, dan berbagai tekanan yang mengakibatkan timbulnya anxitas.

Kondisi ini diikuti oleh perasaan tidak nyaman yang dicirikan dengan istilah

khawatir, takut, tidak bahagia yang dapat kita rasakan melalui beberapa level

(Hilgard et al. dalam Minderop 2011:28).

Kecemasan adalah keadaan tegang yang memaksa kita untuk berbuat

sesuatu. Kecemasan berkembang dari konflik antara id, ego, dan superego

mengenai kontrol atas energi psikis yang ada (Correy 1997:143). Selain itu juga

kecemasan adalah juga pendorong seperti halnya lapar dan seks (Suryabrata

2001:139).

Page 37: SKRIPSI Disusun Oleh: Nama : Tertyanta Surya Buana NIM ...lib.unnes.ac.id/28716/1/2111411034.pdfSastra di dalamnya selalu terdapat manusia dalam membangun cerita ... naluri kehidupan

23

Adapun fungsi kecemasan atau ketakutan itu ialah untuk memperingatkan

orang akan datangnya bahaya; sebagai isyarat bagi das Ich, bahwa apabila tidak

dilakukan tindakan-tindakan yang tepat bahaya itu akan meningkat sampai das Ich

dikalahkan (Jawa: kuwalahan) (Suryabrata 2001:139).

Peranan atau pengaruh lingkungan terhadap kepribadian individu

ditunjukkan oleh fakta bahwa, di samping bisa memuaskan atau menyenangkan

individu, lingkungan juga bisa memfrustasikan, tidak menyenangkan, dan bahkan

mengancam atau membahayakan individu. Terhadap stimulus-stimulus tertentu

yang dihadapinya, dalam hal ini stimulus yang mengancam atau membahayakan,

individu biasanya menunjukan reaksi ketakutan, lebih-lebih apabila stimulus-

stimulus tersebut tidak bisa diatasi atau sulit dikendalikan. Dan apabila stimulus

yang membahayakan itu terus-menerus menghantui atau mengancam individu,

maka individu ini akan mengalami kecemasan (Koswara 1991:44).

Freud mengedepankan pentingnya anxitas. Ia membedakan kecemasan

menjadi tiga yaitu kecemasan realistis, kecemasan neurotik, dan kecemasan

moral.

2.2.2.2.1. Kecemasan Realistis

Dari ketiga macam kecemasan itu yang paling pokok adalah kecemasan

atau ketakutan yang realistis, atau takut akan bahaya-bahaya di dunia luar, kedua

kecemasan yang lain diasalkan dari kecemasan yang realistis ini (Suryabrata

2001:139).

Page 38: SKRIPSI Disusun Oleh: Nama : Tertyanta Surya Buana NIM ...lib.unnes.ac.id/28716/1/2111411034.pdfSastra di dalamnya selalu terdapat manusia dalam membangun cerita ... naluri kehidupan

24

2.2.2.2.2. Kecemasan Neurotis

Kecemasan neurotik berasal dari konflik alam bawah sadar dalam diri

individu; karena konflik tersebut tidak disadari orang tersebut tidak menyadari

alasan dari kecemasan tersebut (Hilgard et al. dalam Minderop 2011:28).

Kecemasan neurotis adalah kecemasan kalau instink-instink tidak dapat

dikendalikan dan menyebabkan orang berbuat sesuatu yang dapat dihukum.

Kecemasan ini sebenarnya mempunyai dasar di dalam realitas, karena dunia

sebagaimana diwakili oleh orang tua dan lain-lain orang yang memegang

kekuasaan itu menghukum anak yang melakukan tindakan impulsif (Suryabrata

2001:139).

2.2.2.2.3. Kecemasan Moral Adalah Kecemasan Kata Hati

Orang yang das Ueber Ichnya berkembang baik cenderung untuk merasa

dosa apabila dia melakukan atau bahkan berpikir untuk melakukan sesuatu yang

bertentangan deengan norma-norma moral. Kecemasan moral ini juga mempunyai

dasar dalam realitas; karena di masa yang lampau orang telah mendapatkan

hukuman sebagai akibat dari perbuatan yang melanggar kode moral, dan mungkin

akan mendapat hukuman lagi (Suryabrata 2001:139).

Setelah membahas mengenai dinamika kepribadian yang di dalamnya

membahas mengenai naluri dan kecemasan dari berbagai sumber referensi, bisa

peneliti simpulkan sebagai berikut.

Dinamika kepribadian membahas mengenai naluri dan kecemasan.

Sesungguhnya manusia hidup sering dipengaruhi oleh nafsu dan memberikan

Page 39: SKRIPSI Disusun Oleh: Nama : Tertyanta Surya Buana NIM ...lib.unnes.ac.id/28716/1/2111411034.pdfSastra di dalamnya selalu terdapat manusia dalam membangun cerita ... naluri kehidupan

25

cerminan bahwa dorongan seksual adalah sebuah dorongan yang utama. Manusia

dibekali nafsu akan menimbulkan naluri dan kecemasandalam bertindak serta

berinteraksi terhadap orang lain.

Naluri adalah suatu pola perilaku manusia yang dibawa sejak lahir dan

mendorong individu ke arah tindakan pemuas diri. Naluri ada dua macam yaitu

(1) naluri kehidupan, naluri ini adalah naluri yang memberikan semangat dalam

menjalani hidup baik itu untuk diri sendiri maupun orang lain dan menebarkan

kebaikan di antara sesama manusia. (2) naluri kematian, naluri ini adalah naluri

yang menuju ke arah negatif yang bisa saja berupa mengancamdiri sendiri atau

orang lain dan naluri kematian merupakan naluri yang sangat berbahaya bagi

manusia.

Kecemasan adalah suatu respon dari berbagai tekanan yang membuat

manusia semakin terdorong untuk berbuat sesuatu. Kecemasan merupakan sebuah

ketakutan dalam diri manusia. Kecemasan ada tiga macam yaitu kecemasan

realistis, kecemasan neurotis, dan kecemasan moral.

2.2.3. Emosi

Menurut Chaplin (dalam Soeparwoto 2003:74) menyatakan bahwa emosi

didefinisikan sebagai suatu keadaan terangsang dari organisme, mencakup

pengalaman yang disadari bersifat mendalam, dan memungkinkan terjadinya

perubahan perilaku. Selain itu, Poerbawatja dalam Soeparwoto (2007:74) juga

menyatakan bahwa emosi adalah suatu respon (reaksi) terhadap suatu perangsang

Page 40: SKRIPSI Disusun Oleh: Nama : Tertyanta Surya Buana NIM ...lib.unnes.ac.id/28716/1/2111411034.pdfSastra di dalamnya selalu terdapat manusia dalam membangun cerita ... naluri kehidupan

26

yang dapat menyebabkan perubahan fisiologis, disertai dengan perasaan yang

kuat, biasanya mengandung kemungkinan untuk meletus.

Emosi bisa dibedakan berbagai macam melalui klasifikasi emosi dan

terjadinya emosi pada tokoh tidak lepas dari faktor-faktor penyebabnya. Emosi

yang terjadi tanpa adanya faktor-faktor penyebab tidak akan adanya timbul

beragam emosi pada tokoh.

2.2.3.1. Klasifikasi Emosi

a. Konsep Rasa Bersalah

Rasa bersalah bisa disebabkan oleh adanya konflik antara ekspresi impuls

dan standar moral (impuls expression versus moral standards). Semua kelompok

masyarakat secara kultural memiliki peraturan untuk mengendalikan impuls yang

diawali dengan pendidikan semenjak masa kanak-kanak hingga dewasa, termasuk

pengendalian nafsu seks. Seks dan agresi merupakan dua wilayah yang selalu

menimbulkan konflik yang dihadapkan pada standar moral. Pelanggaran terhadap

standar moral inilah yang menimbulkan rasa bersalah (Hilgard et al. dalam

Minderop 2011:40).

Rasa bersalah dapat pula disebabkan oleh perilaku neurotik, yaitu ketika

individu tidak mampu mengatasi problem hidup seraya menghindarinya melalui

manuver-manuver defensif yang mengakibatkan rasa bersalah dan tidak

berbahagia. Ia gagal berhubungan langsung dengan suatu kondisi tertentu,

sementara orang lain dapat mengatasinya dengan mudah (Hilgard et al. dalam

Minderop 2011:40).

Page 41: SKRIPSI Disusun Oleh: Nama : Tertyanta Surya Buana NIM ...lib.unnes.ac.id/28716/1/2111411034.pdfSastra di dalamnya selalu terdapat manusia dalam membangun cerita ... naluri kehidupan

27

Perasaan bersalah kerap kali ringan dan cepat berlalu, tetapi dapat pula

bertahan lama. Derajat yang lebih rendah dari perasaan bersalah kadang-kadang

dapat dihapuskan karena si individu mengingkarinya dan ia merasa benar. Upaya

ini dilakukan karena adanya kekuatan positif untuk memperoleh kesenangan.

Terdapat perbedaan yang tajam dalam diri seseorang dalam menangkap

situasi yang menjurus pada rasa bersalah. Contohnya, seseorang berpendapat

bahwa ia merasa bersalah karena ia mendiamkan pelayan toko mengembalikan

uang berlebih (Krech dalam Minderop 2011:42).

b. Rasa Bersalah yang Dipendam

Dalam kasus rasa bersalah, seseorang cenderung merasa bersalah dengan

cara memendam dalam dirinya sendiri, memang ia biasanya bersikap baik, tetapi

ia seorang yang buruk.

c. Menghukum Diri Sendiri

Perasaan bersalah yang paling mengganggu adalah – sebagaimana terdapat

dalam sikap menghukum diri sendiri – si individu terlihat sebagai sumber dari

sikap bersalah. Rasa bersalah tipe ini memiliki implikasi terhadap berkembangnya

gangguan-gangguan kepribadian yang terkait dengan kepribadian, penyakit

mental dan psikoterapi.

d. Rasa Malu

Rasa malu berbeda dengan rasa bersalah. Timbulnya rasa malu tanpa

terkait dengan rasa bersalah. Seseorang mungkin merasa malu ketika salah

menggunakan garpu ketika hadir dalam pesta makan malam yang terhormat, tapi

ia tidak merasa bersalah. Ia merasa malu karena merasa bodoh dan kurang

Page 42: SKRIPSI Disusun Oleh: Nama : Tertyanta Surya Buana NIM ...lib.unnes.ac.id/28716/1/2111411034.pdfSastra di dalamnya selalu terdapat manusia dalam membangun cerita ... naluri kehidupan

28

bergengsi di hadapan orang lain. Orang itu tidak merasa bersalah karena ia tidak

melanggar nilai-nilai moralitas. Perasaan ini tidak terdapat pada anak kecil; ia

merasa malu dan bahkan takut bila tertangkap basah sedang mencuri kue.

e. Kesedihan

Kesedihan atau dukacita (grief) berhubungan dengan kehilangan sesuatu

yang penting atau bernilai. Intensitas kesedihan tergantung pada nilai, biasanya

kesedihan yang teramat sangat bila kehilangan orang yang dicintai. Kesedihan

yang mendalam bisa juga karena kehilangan milik yang sangat berharga yang

mengakibatkan kekecewaan atau penyesalan.

f. Kebencian

Kebencian atau perasaan benci (hate) berhubungan erat dengan perasaan

marah, cemburu dan iri hati. Ciri khas yang menandai perasaan benci adalah

timbulnya nafsu atau keinginan untuk menghacurkan objek yang menjadi sasaran

kebencian. Perasaan tidak suka atau aversi/enggan yang dampaknya ingin

menghindar dan tidak bermaksud menghancurkan. Sebaliknya perasaan benci

selalu melekat di dalam diri seseorang dan ia tidak akan pernah merasa puas

sebelum menghancurkannya; bila objek tersebut hancur ia akan merasa puas

(Krech, etal. dalam Minderop 2011:44).

g. Cinta

Psikolog merasa perlu mendefinisikan cinta dengan cara memahami

mengapa timbul cinta dan apakah terdapat bentuk cinta yang berbeda. Gairah

cinta dari cinta romantis tergantung pada si individu dan objek cinta – adanya

nafsu dan keinginan untuk bersama-sama. Gairah seksual yang kuat kerap timbul

Page 43: SKRIPSI Disusun Oleh: Nama : Tertyanta Surya Buana NIM ...lib.unnes.ac.id/28716/1/2111411034.pdfSastra di dalamnya selalu terdapat manusia dalam membangun cerita ... naluri kehidupan

29

dari perasaan cinta. Menurut kajian cinta romantis, cinta dan suka pada dasarnya

sama. Mengenai cinta seorang anak kepada ibunya didasari kebutuhan

perlindungan; demikian pada cinta ibu kepada anak adanya keinginan melindungi

(Krech dalam Minderop 2011:44).

2.2.3.2. Faktor-Faktor Penyebab Munculnya Emosi

Objek keterbangkitan emosi pada manusia sangatlah multidimensi, mirip

multidimensi realitas di alam itu sendiri. Objek tersebut bisa mengambil bentuk

apa saja, mulai dari benda-benda kongkrit sampai abstrak. Ada hubungan

resiprokal antara objek dengan subjeknya. Dengan kata lain, dalam peristiwa

emosi harus terjadi kontak antara objek dengan subjek. Kontak itu adakalanya

bersifat langsung dan tidak langsung. Disebut kontak langsung ketika subjek dan

objek bertemu dalam peristiwa secara simultan. Sedangkan disebut kontak tak

langsung ketika subjek dan objek bertemu dalam rangkaian peristiwa secara non-

simultan (Hude 2006:30).

Objek keterbangkitan emosi, baik yang terjadi karena kontak langsung

maupun tak langsung, akan diuraikan di bawah ini.

a. Makhluk biologis.

Objek keterkaitan emosi dapat berupa makhluk-makhluk biologis:

manusia, flora, dan fauna. Sosok pribadi manusia, laki-laki atau perempuan, tua

atau muda, berpotensi menjadi pemicu peristiwa emosi.

Page 44: SKRIPSI Disusun Oleh: Nama : Tertyanta Surya Buana NIM ...lib.unnes.ac.id/28716/1/2111411034.pdfSastra di dalamnya selalu terdapat manusia dalam membangun cerita ... naluri kehidupan

30

b. Materi dan energi.

Benda-benda alam di sekeliling kita yang masih asli maupun yang sudah

diolah dapat menjadi objek pembangkit emosi.

c. Peristiwa alam.

Peristiwa alam seperti gempa bumi, gunung meletus, gas alam, angin

puyuh, atau hujan lebat dapat memicu timbulnya emosi pada seseorang.

d. Simbol dan grafis.

Tidak diragukan lagi simbol-simbol tertentu dapat meletupkan emosi.

Sedangkan grafis merupakan salah satu bentuk komunikasi yang menandai

peradaban manusia.

e. Bentuk, tekstur, cahaya, dan warna.

Objek keterbangkitan emosi yang dipicu oleh bentuk, tekstur, cahaya, dan

warna banyak dialami orang di sekeliling kita.

f. Suara dan getaran.

Bagi sebagian orang, suara dan getaran dapat memicu emosi.

g. Sikap dan tingkah laku.

Sikap dan tingkah laku seseorang juga dapat memicu keterbangkitan

emosi. Dalam hubungan interpersonal, tanggapan terhadap sikap dan tingkah laku

orang lain dapat memunculkan aneka jenis emosi, dari yang sangat

menyenangkan sampai yang menyebalkan.

h. Situasi dan kondisi.

Hal lain yang bisa menjadi objek keterbangkitan emosi ialah situasi dan

kondisi.

Page 45: SKRIPSI Disusun Oleh: Nama : Tertyanta Surya Buana NIM ...lib.unnes.ac.id/28716/1/2111411034.pdfSastra di dalamnya selalu terdapat manusia dalam membangun cerita ... naluri kehidupan

31

i. Fantasi dan ilusi.

Emosi seseorang dapat terbangkitkan hanya dengan berfantasi. Ilusi juga

tidak jauh daripada fantasi. Dua-duanya juga memiliki kemiripan yaitu

menggunakan pikiran bawah sadar untuk mengambarkan sesuatu menjadi hal

yang lebih jauh dari kenyataan (Hude 2006:31-34).

Setelah membahas mengenai pengertian emosi, klasifikasi emosi dan

faktor-faktor yang menyebabkan munculnya emosi dari berbagai sumber

referensi, bisa peneliti simpulkan sebagai berikut.

Emosi adalah suatu keadaan dimana manusia terangsang oleh suatu hal

dan memungkinkan adanya perubahan-perubahan fisik yang terjadi pada diri

manusia saat menerima rangsangan tersebut. Emosi terjadi bisa saja sewaktu-

waktu bergantung rangsangan yang diterima oleh manusia terhadap lingkungan

sekitarnya.

Emosi di sini membahas mengenai klasifikasi emosi dan faktor-faktor

yang menyebabkan munculnya emosi. Manusia dalam menjalani kehidupan sering

sekali meluapkan emosi dari kondisi saat terangsang oleh suatu hal. Emosi

manusia terkadang susah ditebak mulanya sebelum mengalami rangsangan.

Rangsanganlah yang mendominasi terjadinya emosi.

2.2.4.Teori Kepribadian Psikoanalisis Sigmund Freud

Pada bagian ini akan dibahas mengenai teori kepribadian psikoanalisis

Sigmund Freud. Di bawah ini penjelasannya.

Page 46: SKRIPSI Disusun Oleh: Nama : Tertyanta Surya Buana NIM ...lib.unnes.ac.id/28716/1/2111411034.pdfSastra di dalamnya selalu terdapat manusia dalam membangun cerita ... naluri kehidupan

32

Psikoanalisis adalah disiplin ilmu yang dimulai sekitar tahun 1900-an oleh

Sigmund Freud. Teori psikoanalisis berhubungan dengan fungsi dan

perkembangan mental manusia. Ilmu ini merupakan bagian dari psikologi yang

memberikan kontribusi besar dan dibuat untuk psikologi manusia selama ini.

Psikoanalisis ditemukan oleh Freud sekitar tahun1890-an. Teori-teori Freud

dianggap memberikan perioritas pada masalah seksual (Minderop 2011:11).

Mengenai teori tentang kejiwaan yang diungkap Sigmund Freud, ia

mendasari teori kejiwaan tersebut karena adanya alam bawah sadar.

(1) Alam Bawah Sadar

Freud menyatakan bahwa pikiran manusia lebih dipengaruhi oleh alam

bawah sadar (unconscious mind) ketimbang alam sadar (conscious mind). Ia

melukiskan bahwa pikiran manusia seperti gunung es yang sebagian besar berada

di dalam, maksudnya, di alam bawah sadar. Ia mengatakan kehidupan seseorang

dipenuhi oleh berbagai tekanan dan konflik; untuk merekam tekanan dan konflik

tersebut manusia dengan rapat menyimpannya di alam bawah sadar. Oleh karena

itu, menurut Freud alam bawah sadar merupakan kunci memahami perilaku

seseorang (Eagleton dalam Minderop 2011:13).

Endaswara dalam Minderop (2011:15) menyatakan bahwa psikologi sastra

dianggap penting karena: pertama, karya sastra merupakan produk dari suatu

keadaan kejiwaan dan pemikiran pengarang yang berada dalam situasi setengah

sadar (subconsicious) setelah mendapat bentuk yang jelas dituangkan ke dalam

bentuk tertentu secara sadar (conscious) dalam penciptaan karya sastra.

Page 47: SKRIPSI Disusun Oleh: Nama : Tertyanta Surya Buana NIM ...lib.unnes.ac.id/28716/1/2111411034.pdfSastra di dalamnya selalu terdapat manusia dalam membangun cerita ... naluri kehidupan

33

Kedua, mutu sebuah karya sastra ditentukan oleh bentuk proses penciptaan

dari tingkat pertama, yang berada dalam keadaan sadar. Bisa terjadi bahwa dalam

situasi tingkat pertama gagasan itu sangat baik, namun setelah berada dalam

situasi kedua menjadi kacau, sehingga mutu karya tersebut akan sangat

bergantung pada kemampuan penulis manata dan mencerna perwatakan dan

menyajikannya dengan bahasa yang mudah dipahami.

Manusia sebagai tumpuan sastra selalu terkait dengan gejolak jiwanya.

Manusia yang memiliki derajat istimewanya, memiliki budi bahasa, watak, dan

daya juang kejiwaan berekspresi. Namun manusia juga tidak sendirian di dunia.

Mereka harus hidup berdampingan dengan manusia-manusia lain. Fenomena ini

akan menjadi bidikan pengarang. Pengarang akan mengarahkan kamera jiwanya

ke arah hal tersebut secara masak (Endraswara 2008:87).

Sastra sebagai “gejala kejiwaan”, di dalamnya terkandung fenomena-

fenomena kejiwaan yang tampak lewat perilaku tokoh-tokohnya. Dengan

demikian, karya sastra dapat didekati dengan menggunakan pendekatan psikologi.

Sastra dan psikologi terlalu dekat hubungannya. Meskipun sastrawan jarang

berpikir secara psikologis, namun karyanya tetap bisa bernuansa kejiwaan

(Endraswara 2008:87).

Psikologi sastra adalah kajian sastra yang memandang karya sebagai

aktivitas kejiwaan. Pengarang akan menggunakan cipta, rasa, dan karya dalam

berkarya. Begitu pula pembaca, dalam menggapai karya juga tak lepas dari

kejiwaan masing-masing (Endraswara 2008:96).

Page 48: SKRIPSI Disusun Oleh: Nama : Tertyanta Surya Buana NIM ...lib.unnes.ac.id/28716/1/2111411034.pdfSastra di dalamnya selalu terdapat manusia dalam membangun cerita ... naluri kehidupan

34

Dalam kajian psikologi sastra, akan berusaha mengungkap psikoanalisa

kepribadian yang dipandang meliputi tiga unsur kejiwaan, yaitu: id, ego, dan

super ego. Ketiga sistem kepribadian ini satu sama lain saling berkaitan serta

membentuk totalitas, dan tingkah laku manusia yang tak lain merupakan produk

interaksi ketiganya (Endraswara 2008:101).

Setelah membahas mengenai psikologi sastra dan teori kepribadian

psikoanalisis Sigmund Freud dari berbagai sumber referensi, bisa peneliti

simpulkan sebagai berikut.

Psikologi sastra adalah sebuah kajian yang mempelajari kejiwaan manusia

rekaan yang terdapat pada karya sastra. Unsur terpenting dalam psikologi sastra

adalah tokoh, kejiwaan, dan karya sastra.

Sekitar tahun 1980-an teori psikoanalisis ini baru ditemukan oleh Sigmund

Freud. Tokoh sejatinya merupakan fokus utama teori psikologi. Mengkaji tokoh,

kita –mau tidak mau– harus mengkaji kejiwaannya.

Id, ego, dan super ego merupakan kajian psikologi sastra dalam

psikoanalisa kepribadian. Ketiganya saling berkaitan dalam alam bawah sadar

manusia.

Page 49: SKRIPSI Disusun Oleh: Nama : Tertyanta Surya Buana NIM ...lib.unnes.ac.id/28716/1/2111411034.pdfSastra di dalamnya selalu terdapat manusia dalam membangun cerita ... naluri kehidupan

118

BAB V

PENUTUP

5.1. Simpulan

Berdasarkan pembahasan pada bab IV dapat disimpulkan sebagai berikut.

Pertama, novel Ta’aruf Cinta karya Mae terjadi banyak interaksi antartokoh.

Dalam novel ini terdapat sembilan tokoh yang saling berinteraksi. Tokoh-tokoh

yang ada di dalam cerita saling melengkapi jalan cerita saat berinteraksi

antartokoh. Tokoh dalam berinteraksi sering menggunakan naluri dan

kecemasannya untuk menghadapi situasi yang ada di sekitarnya. Naluri dan

kecemasan masuk ke dalam teori dinamika kepribadian Sigmund Freud. Dalam

novel Ta’aruf Cinta karya Mae, terdapat naluri-naluri pada tokoh dalam

berinteraksi dan juga terdapat kecemasan pada tokoh dalam berinteraksi. Naluri

dalam novel Ta’aruf Cinta karya Mae terdiri dari naluri kehidupan dan naluri

kematian. Naluri kehidupan yang terdapat di novel ini adalah keinginan untuk

makan, rasa sayang, pemberi solusi, bersyukur, suka menolong, rasa perhatian,

dan rasa suka memberi nasihat, sedangkan naluri kematian yang terdapat di novel

ini adalah rasa kecewa, keinginan untuk mati, frustasi, perpisahan yang

berdampak negatif, rasa tidak percaya, dan menyiksa orang lain. Jadi, naluri yang

dominan muncul dari interaksi antartokoh dalam novel Ta’aruf Cinta karya Mae

adalah naluri kehidupan.

Selain naluri, dalam novel ini juga memunculkan kecemasan pada tokoh

dalam berinteraksi. Kecemasan dalam novel Ta’aruf Cinta karya Mae terdiri dari

Page 50: SKRIPSI Disusun Oleh: Nama : Tertyanta Surya Buana NIM ...lib.unnes.ac.id/28716/1/2111411034.pdfSastra di dalamnya selalu terdapat manusia dalam membangun cerita ... naluri kehidupan

119

(1) kecemasan realistis, (2) kecemasan neurotis, dan (3) kecemasan moral.

Kecemasan realistis terjadi pada tokoh Bu Uum yang mencemaskan

kandungannya yang sudah besar di saat suaminya akan pergi dengan waktu lama.

Kecemasan neurotis terjadi pada tokoh Bu Uum, Mas Pramoko, dan Opi.

Kecemasan yang dialami tokoh Bu Uum, yaitu Bu Uum mencemaskan kehidupan

Nirleka, sedangkan Mas Pramoko dan Opi, yaitu mencemaskan kondisi Nirleka.

Kecemasan moral terjadi pada tokoh Pak Bondan yang mencemaskan akan

perilaku Nirleka.

Kedua, klasifikasi emosi yang dialami para tokoh dalam berinteraksi

adalah rasa bersalah, rasa malu, kesedihan, kebencian, dan cinta.

Ketiga, emosi tokoh saat berinteraksi munculnya tak lepas dari faktor-

faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut adalah makhluk biologis,

materi dan energi, suara dan getaran, sikap dan tingkah laku, situasi dan kondisi.

Dari hasil analisis di atas mengenai dinamika kepribadian dan emosi pada

tokoh, peneliti membuktikan bahwa novel Ta’aruf Cinta karya Mae bisa dikaji

dengan teori psikologi sastra Sigmund Freud yang membahas mengenai naluri,

kecemasan, dan emosi.

5.2. Saran

Berdasarkan penelitian pada novel Ta’aruf Cinta karya Mae mengenai

dinamika kepribadian dan emosi tokoh, penulis dapat memberikan beberapa saran

sebagai berikut.

Page 51: SKRIPSI Disusun Oleh: Nama : Tertyanta Surya Buana NIM ...lib.unnes.ac.id/28716/1/2111411034.pdfSastra di dalamnya selalu terdapat manusia dalam membangun cerita ... naluri kehidupan

120

1) Novel ini dapat dilakukan pengkajian menggunakan pendekatan teori lain,

seperti teori feminisme.

2) Novel ini dapat dikaji dalam penelitian lanjutan dengan pendekatan teori

psikologi sastra Sigmund Freud, tetapi yang masih perlu dikembangkan adalah

ranah kecemasan dan penyebab emosi pada tokoh.

Page 52: SKRIPSI Disusun Oleh: Nama : Tertyanta Surya Buana NIM ...lib.unnes.ac.id/28716/1/2111411034.pdfSastra di dalamnya selalu terdapat manusia dalam membangun cerita ... naluri kehidupan

121

DAFTAR PUSTAKA

Aminuddin. 2010. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru

Algensindo.

Ani, Sri Andri. 2008. Konflik Psikologis Tokoh Utama dalam Film Belahan Jiwa

(The Soulmate) Karya Sekar Ayu Asmara. Skripsi. Unnes Semarang.

Arifiyanto, Bagas. 2013. Unsur-Unsur Pembangun Novel.http://bagasdenganpuisi.blogspot.co.id/2013/03/unsur-unsur-pembangun-

novel.html (diakses tanggal 5 Januari 2016). Ariyanti, Desi. 2009. Konflik Psikologi pada Tokoh Utama Novel Bibir Merah

Karya Achmad Munif. Skripsi. Unnes Semarang.

Correy, Gerald. 1997. Teori Dan Praktek Konseling (DiIndonesiakan oleh E. Koswara Dari Judul Theory And Practice Of Counseling And Psychotherapy). Bandung: Eresco.

Endraswara, Suwardi. 2008a. Metode Penelitian Psikologi Sastra Teori, Langkah dan Penerapannya. Yogyakarta: MedPress.

__________________. 2008b. Metodologi Penelitian Sastra Epistemologi, Model, Teori, dan Aplikasi (Edisi Revisi). Yogyakarta: MedPress.

Faruk. 2012. Metode Penelitian Sastra Sebuah Penjelajahan Awal. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Gnanasekaran, R. 2014. Psychological Interpretation of The Novel The Stranger

by Camus. International Journal of English Literature And Culture. Vol. 2:

73-86.

Hude, M. Darwis. 2006. Emosi Penjelajahan Religio-Psikologis Tentang Emosi Manusia Di Dalam Alquran. Jakarta: Erlangga.

Koswara, A. 1991. Teori-teori Kepribadian. Bandung: Eresco.

Mae. 2013. Ta’aruf Cinta. Jakarta: Zettu.

Minderop, Albertine. 2011. Psikologi Sastra Karya Sastra Metode, Teori, dan Contoh Kasus. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Page 53: SKRIPSI Disusun Oleh: Nama : Tertyanta Surya Buana NIM ...lib.unnes.ac.id/28716/1/2111411034.pdfSastra di dalamnya selalu terdapat manusia dalam membangun cerita ... naluri kehidupan

122

Murah, Cerutu. 2013. Pengertian Kepribadian Secara Umum. Catatan Kecil.

http://thelittlebomb.blogspot.co.id/2013/01/pengertian-kepribadian-secara-

umum.html (diakses tanggal 16 Juni 2016).

Murdiningsih, Endang. 2010. Naluri Dan Reaksi Tokoh Utama Pada Novel

Mukjizat Cinta Karya Muhammad Masykur A. K. Said. Skripsi. Unnes

Semarang.

Sangidu. 2004. Penelitian Sastra Pendekatan, Teori, Metode, Teknik, Dan Kiat.Yogyakarta: Unit Penerbitan Sastra Asia Barat, FIB UGM.

Saraswati, Sylvia. 2014. Cara Mudah Menyusun Proposal, Skripsi, Tesis, Disertasi. Ar-Ruzz Media: Jogjakarta.

Soeparwoto. 2005. Psikologi Perkembangan. Semarang: UPT MKK Unnes.

Suharianto, S. 2005. Dasar-Dasar Teori Sastra. Semarang: Rumah Indonesia.

Suryabrata, Sumadi. 2001. Psikologi Kepribadian. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada.

Tarmila, Evi, dkk. 2013. Kajian Emosi Tokoh Utama Dalam Novel Pesan Dari

Sambu Karya Tasmi P.S. Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Untan. Vol.

2: ______. (http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/view/2351/2284

diakses tanggal 29 Juni 2015)

Yulia. 2010. Pengertian Dinamika. S1 Psikologi. http://yulia-

putri.blogspot.co.id/2010/10/pengertian-dinamika.html (diakses tanggal 16

Juni 2016).

Page 54: SKRIPSI Disusun Oleh: Nama : Tertyanta Surya Buana NIM ...lib.unnes.ac.id/28716/1/2111411034.pdfSastra di dalamnya selalu terdapat manusia dalam membangun cerita ... naluri kehidupan

126

Setelah Mas Pram pulang dari Maroko, Mas Pram mengajak mengobrol

aku untuk mengungkapkan cinta kepadaku. Mas Pram pun mengajak aku untuk

menikah. Aku menerimanya. Beberapa waktu setelah hari pengungkapan Mas

Pram kepadaku, akhir aku resmi menikah dengan Mas Pram dan bahagia.