Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh...
Transcript of Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh...
“PERAN ORGANISASI PERSATUAN REMAJA MAJELIS
TAKLIM NURUL AMAL DALAM MENUMBUHKAN SIKAP
KEPEMIMPINAN REMAJA DI KAMPUNG MALANG
NENGAH CISEENG - BOGOR”
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Disusun oleh :
Saepul Hilmi
1112052000036
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2018
i
ABSTRAK
SAEPUL HILMI
Peran Organisasi Persatuan Remaja Majelis Taklim Nurul Amal Dalam
Menumbuhkan Sikap Kepemimpinan Remaja Di Kampung Malang Nengah
Ciseeng – Bogor
Penelitian ini bertjuan untuk mengetahui dan menjelaskan bagaimana
Peran Organisasi Persatuan Remaja Majelis Taklim Nurul Amal Dalam
Menumbuhkan Sikap Kepemimpinan Remaja Di Kampung Malang Nengah
Ciseeng – Bogor. Kegiatan apa saja yang dilakukan oleh Organisasi yang dapat
membina dan mendidik para remaja untuk dapat menumbuhkan sikap
kepemimpinan. mengetahui bagaimana faktor pendukung serta faktor penghambat
yang ada di Organisasi Persatuan Remaja Majelis Taklim Nurul Amal Dalam
Menumbuhkan Sikap Kepemimpinan Remaja Di Kampung Malang Nengah
Ciseeng – Bogor.
Jenis penelitian ini adalah dengan menggunakan metode deskriptif dengan
pendekatan Kualitatif. Dengan metode penelitian deskriptif yang bertujuan untuk
mendeskripsikan atau melukiskan realitas yang ada dalam kegiatan Organisasi
Persatuan Remaja Majelis Taklim Nurul Amal. Sedangkan teknik pengumpulan
data dilakukan dengan Observasi (Aktifitas pengamatan secara langsung
menggunakan alat indera atau panca indera), Wawancara (percakapan dengan
maksud tertentu), dan Dokumentasi (data – data yang diperoleh dari lapangan).
Hasil penelitian yang di peroleh bahwa Peran Organisasi Persatuan
Remaja Majelis Taklim Nurul Amal dalam menumbuhkan sikap kepemimpinan
remaja yaitu : memberikan sarana pembinaan dan pemberdayaan bagi para remaja
melalui program pelatihan dasar kepemimpinan, mengembangkan potensi dan
bakat para remaja melalui kegiatan Kesenian dan sosial, menjadi pelopor dalam
pembangunan masyarakat. Faktor pendukung dalam menumbuhkan sikap
kepemimpinan remaja ini antara lain : sumber daya manusia, pemerintah,
keluarga, dan masyarakat. Sedangkan untuk faktor penghambatnya antara lain
pekerjaan dan dana. Dari faktor penghambat tersebut, pengurus mencari waktu
untuk tetap bisa melakukan kegiatan dengan melakukan regenerasi. Dan
mengadakan uang kas setiap minggunya untuk mempermudah setiap kegiatan
yang dilakukan.
Kata Kunci : Peran, Organisasi, Kepemimpinan, Remaja
ii
KATA PENGANTAR
Segala puja dan puji serta syukur penulis panjatkan Kehadirat
Allah SWT atas segala Karunia dan Hidayahnya yang telah
dilimpahkan, sehingga penulis berhasil menyelesaikan skripsi dengan
judul “Peran Organisasi Persatuan Remaja Majelis Taklim Nurul
Amal Dalam Menumbuhkan Sikap Kepemimpinan Remaja Di
Kampung Malang Nengah Ciseeng – Bogor” dan dapat diselesaikan
dengan baik.
Sholawat dan salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada
junjungan Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa manusia
pejalan yang diridhoi Allah SWT.
Karya tulis ini merupakan skripsi yang diajukan kepada
Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Sosial.
Penulis menyadari skripsi ini tidaklah mungkin dapat
terselesaikan tanpa dukungan dan dorongan berbagai pihak, oleh
karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya
kepada :
iii
1. Dr. Arief Subhan, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Suparto, M.Ed,
Ph.D, selaku Wakil Dekan Bidang Akademik, Dr. Raudhonah,
MA, selaku Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum, serta Dr.
Suhaimi, M.Si, selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan,
Alumni, dan Kerjasama.
2. Dra. Rini Laili Prihatini, M.Si, selaku Ketua Jurusan Bimbingan
dan Penyuluhan Islam.
3. Ir. Noor Bekti Negoro, SE, M.Si selaku Sekretaris Jurusan
Bimbingan dan Penyuluhan Islam sekaligus sebagai pembimbing
yang dapat meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dengan penuh
kesabaran untuk memberikan masukan dan arahan dalam
penyusunan skripsi ini.
4. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah mendidik dan memberikan
ilmunya kepada penulis selama kuliah.
5. Kepada seluruh Pengurus, Anggota, dan Pembina Organisasi
Persatuan Remaja Majelis Taklim Nurul Amal yang telah
membantu dan mempermudah penulis untuk melakukan penelitian
ini selama berada di lapangan untuk menyelesaikan skripsi ini.
6. Kepada keluarga dan Orang Tua yang selama ini membantu dalam
bentuk materil maupun immateril serta mendo’akan penulis selama
dalam masa perkuliahan untuk terus semangat dalam mencari ilmu
dan dapat menyelesaikan skripsi ini
iv
7. Teman – teman seperjuangan Bimbingan dan penyuluhan Islam
Angkatan 2012 yang selalu terus memberikan semangat, dan
sarannya untuk penulis agar dapat menyelesaikan skripsi ini, dan
juga menemani selama 4 tahun untuk dapat saling berbagi ilmu dan
pengalamannya.
8. Kepada semua pihak yang telah membantu penulis untuk dapat
menyelesaikan skripsi ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu
persatu namun InsyaAllah tanpa mengurangi rasa hormat penulis.
Penulis sadar dan yakin, bahwasannya skripsi ini masih jauh
dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, penulis tetap berharap semoga
hasil skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
berkepentingan.
Akhirnya penulis hanya dapat berharap dan memohon kepada
Allah SWT, semoga apa yang telah dilakukan menjadi amal shaleh dan
dapat ganjaran pahala yang berlipat ganda, semoga penulis dapat
bertambah wawasan.
Jakarta, 08 Juni 2018
Saepul Hilmi
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................ v
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1
B. Batasan dan Rumusan Masalah ............................................................. 9
1. Batasan Masalah ............................................................................. 9
2. Rumusan Masalah .......................................................................... 10
C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian ............................................................. 11
1. Tujuan Penelitian ............................................................................ 11
2. Manfaat Penelitian .......................................................................... 11
D. Metodologi Penelitian ........................................................................... 12
E. Tinjauan Pustaka ................................................................................... 17
F. Sistematika Penulisan ............................................................................ 19
BAB II TINJAUAN TEORI .................................................................................... 22
A. Peran ...................................................................................................... 22
1. Pengertian Peran ............................................................................. 22
2. Unsur Peran .................................................................................... 24
3. Manfaat Peran ................................................................................. 24
4. Tinjauan Sosiologi Tentang Peran ................................................. 25
B. Organisasi .............................................................................................. 25
1. Pengertian Organisasi ..................................................................... 25
2. Ciri – Ciri Organisasi ..................................................................... 28
3. Fungsi dan Tujuan Organisasi ........................................................ 28
C. Sikap Kepemimpinan ............................................................................ 29
1. Pengertian Sikap ............................................................................. 29
2. Pengertian Kepemimpinan ............................................................. 31
3. Teori Kepemimpinan ...................................................................... 36
4. Indikator Sikap Kepemimpinan ...................................................... 42
5. Pandangan Islam Tentang Kepemimpinan ..................................... 45
6. Tipe – Tipe Kepemimpinan ............................................................ 49
7. Fungsi Kepemimpinan ................................................................... 56
D. Remaja ................................................................................................... 58
1. Pengertian Remaja .......................................................................... 58
2. Ciri – Ciri Remaja .......................................................................... 60
vi
BAB III GAMBARAN UMUM ORGANISASI PERSATUAN REMAJA
MAJELIS TAKLIM NURUL AMAL ...................................................... 63
A. Sejarah Berdirinya Organisasi Persatuan Remaja Majelis Taklim
Nurul Amal ............................................................................................ 63
B. Visi, Misi, dan Program Kerja Organisasi Persatuan Remaja
Majelis Taklim Nurul Amal .................................................................. 67
C. Struktur Organisasi Persatuan Remaja Majelis Taklim Nurul Amal .... 68
BAB IV HASIL DAN ANALISIS DATA ................................................................ 70
A. Deskripsi Informan ................................................................................ 70
B. Hasil Dan Analisis Data ........................................................................ 72
1. Potensi Yang Dikembangkan Organisasi Persatuan Remaja
Majelis Taklim Nurul Amal ........................................................... 72
2. Peran Organisasi Persatuan Remaja Majelis Taklim Nurul
Amal Dalam Menumbuhkan Sikap Kepemimpinan Remaja ......... 77
3. Faktor Pendukung dan Penghambat Dalam Menumbuhkan
Sikap Kepemimpinan Remaja ........................................................ 80
C. Pembahasan ........................................................................................... 86
1. Peran Organisasi Persatuan Remaja Majelis Taklim Nurul
Amal Dalam Menumbuhkan Sikap Kepemimpinan Remaja ......... 87
2. Faktor Pendukung dan Penghambat Dalam Menumbuhkan
Sikap Kepemimpinan Remaja ........................................................ 91
BAB V KESIMPULAN ........................................................................................... 95
A. Kesimpulan ............................................................................................ 95
B. Saran ...................................................................................................... 96
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 98
LAMPIRAN .................................................................................................................
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa terakhir yang terjadi pada fenomena masalah moral,
umumnya pada kalangan remaja semakin meningkat dan menjadi lebih
kompleks dari masa-masa sebelumnya. Hal tersebut dibuktikan dengan
meningkatnya kenakalan remaja, tawuran, tindakan mencuri,
berkurangnya rasa kepedulian sosial, berkurangnya etika atau sopan
santun, berkurangnya rasa hormat terhadap orang tua atau orang yang
usianya lebih tua, menghisap lem aibon, mabuk-mabukan, minum
torpedo (sejenis minuman dalam yang dicampur dengan komik yang
dapat menyebabkan seseorang tidak sadarkan diri).
Terbukti dengan data peningkatan kenakalan remaja dari tahun
ke tahun diambil dari Badan Pusat Statistik (BPS), Pada tahun 2013
angka kenakalan remaja di Indonesia mencapai 6325 kasus, sedangkan
pada tahun 2014 jumlahnya mencapai 7007 kasus dan pada tahun 2015
mencapai 7762 kasus. Artinya dari tahun 2013 – 2014 mengalami
kenaikan sebesar 10,7%, kasus tersebut terdiri dari berbagai kasus
kenakalan remaja di antaranya, pencurian, pembunuhan, pergaulan
bebas dan narkoba. Dari data tersebut kita dapat mengetahui
pertumbuhan jumlah kenakalan remaja yang terjadi tiap tahunnya. Dari
data yang didapat kita dapat memprediksi jumlah peningkatan angka
kenakalan remaja, dengan menghitung tren serta rata – rata
pertumbuhan, dengan itu kita bisa mengantisipasi lonjakan dan
menekan angka kenakalan remaja yang terus meningkat tiap tahunnya.
2
Prediksi tahun 2016 mencapai 8597,97 kasus, 2017 sebesar
9523.97 kasus, 2018 sebanyak 10549,70 kasus ,2019 mencapai
11685,90 kasus dan pada tahun 2020 mencapai 12944,47 kasus.
Mengalami kenaikan tiap tahunnya sebesar 10,7%.
Angka-angka tersebut cukup mencengangkan, bagaimana
mungkin anak remaja yang masih muda, energik, potensial yang
menjadi harapan orang tua, masyarakat dan bangsanya dapat
terjerumus dalam limbah kenistaan, dengan melihat prediksi kenakalan
remaja pada tahun 2020 yang sangat fantastis jumlahnya, hal ini akan
menjadi momok yang sangat menakutkan jika tidak segera diatasi
untuk dicarikan solusi, jangan sampai permasalahan ini menjadi
persoalan yang berlarut – larut serta menjadi bumerang di kemudian
hari.
Masa remaja adalah masa yang paling menentukan masa depan
karena masa remaja hanya satu kali dalam kehidupan, jika seorang
remaja merasa pentingnya masa-masa ini maka seorang remaja akan
merasa betapa berharganya dan peluang yang sangat pesat untuk
meraih cita-cita yang diimpikannya hanya sekali yakni pada masa
remaja.
Stanley Hall (1904) menyatakan bahwa masa remaja adalah
masa yang penuh frustrasi dan konflik, masa yang penuh gejolak, masa
penyesuaian diri, masa percintaan dan merupakan masa transisi ke
dunia dewasa. Pada masa ini, remaja sedang mencari jati dirinya. Hal
ini ditandai dengan hubungan yang erat dengan sebayanya, mulai
3
menemukan nilai-nilai baru dan adanya perkembangan kepribadian
dan terbentuknya identitas diri menjadi seorang dewasa.1
Dengan kondisi tersebut, para ahli sepakat bahwa masa remaja
adalah masa yang sulit dan menyusahkan, baik bagi dirinya sendiri
maupun lingkungan sosialnya. Kesulitan muncul karena perubahan
kondisi fisiknya yang pesat dan munculnya berbagai tuntutan dari
lingkungan sosialnya. Namun di sisi lain banyak orang berpendapat
bahwa masa remaja adalah masa yang sangat menyenangkan. Pada
masa ini hubungannya sudah mulai meluas, tidak hanya terbatas pada
lingkungan keluarga tetapi mulai tertarik terhadap lingkungan luar
terutama teman sebaya.2 Oleh karena itu, segala perubahan dari aspek-
aspek yang ada pada remaja hendaknya perlu dorongan dan
pengawasan serta kontrol yang dapat menjadikan remaja menjadi
sosok yang berguna dalam rentang kehidupannya, sehingga stereotype
negatif tentang remaja tidak lagi melekat dalam diri masing-masing
remaja dan juga masyarakat.
Tanpa mengetahui masalah-masalah tersebut akan sukarlah
memahami sikap dan tingkah laku remaja. Berapa banyaknya orang
tua yang mengeluh, bahkan bersusah hati, karena anak-anaknya yang
telah remaja itu menjadi keras kepala, sukar diatur, mudah
tersinggung, sering melawan dan sebagainya. Bahkan ada orang tua
1 Zahrotun Nihayah, Fadhilah Suralaga, Natris Idriyani, Psikologi Perkembangan
Tinjauan Psikologi Barat dan Islam, ( Jakarta : Di Terbitkan atas kerja sama lembaga Penelitian
UIN Jakarta dengan UIN Jakarta Press, 2006), Cet, Ke-1, h. 107 2 Zahrotun Nihayah, Fadhilah Suralaga, Natris Idriyani, Psikologi Perkembangan
Tinjauan Psikologi Barat dan Islam, ( Jakarta : Di Terbitkan atas kerja sama lembaga Penelitian
UIN Jakarta dengan UIN Jakarta Press, 2006), Cet, Ke-1, h. 108
4
yang benar-benar panik dan memikirkan kelakuan anak-anaknya yang
telah remaja, seperti sering bertengkar, membuat kelakuan-kelakuan
yang melanggar aturan nilai-nilai moral dan nilai-nilai agama.
Sehingga timbul anak-anak yang oleh masyarakat dikatakan nakal,
cross boy atau cross girls. Di samping itu tidak sedikit pula jumlahnya
remaja-remaja yang merasa tidak mendapat tempat dalam masyarakat
dewasa, bahkan diantara mereka ada yang merasa sedih dan penuh
penderitaan dalam hidupnya, mereka merasa tidak dihargai, merasa
tidak disayangi oleh orang tua, bahakan merasa dibenci dan dihina.
Sehingga mereka mencoba mencari jalan sendiri untuk membela dan
mempertahankan harga dirinya, maka ditentangnya segala nilai yang
dijunjung tinggi oleh masyarakat, mereka ingin hidup lepas, bebas dari
segala ikatan, maka timbullah golongan-golongan remaja seperti hipies
dan sebagainya.3
Permasalahan moral remaja atau penyimpangan sosial yang
dilakukan remaja hampir terjadi diseluruh lapisan masyarakat tidak
terkecuali remaja di Kampung Malang Nengah Ciseeng - Bogor,
banyak terjadi permasalahan krisis moral, seperti: kebut-kebutan di
jalan raya, Tawuran antar remaja, meminum minuman keras,
berkurangnya rasa kepedulian sosial, dekadensi etika atau sopan
santun, berkurangnya rasa hormat terhadap orang tua atau orang yang
usianya lebih tua.
3 Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta : Bulan Bintang 2004), Cet. Ke 15, h. 69
5
Menurut informasi dari remaja setempat penyimpangan moral
yang dilakukan sebagian remaja Kampung Malang Nengah adalah
ditemukannya sebagian remaja yang masih meminum minuman keras.
Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya beberapa botol minuman
keras yang digunakan sebagian remaja untuk kepuasan sesaat, setelah
melakukan observasi di tempat biasa mereka berkumpul terlihat
beberapa remaja yang sedang meminum minuman keras yang
semuanya merupakan remaja dari Kampung Malang Nengah. Selain
permasalahan tersbut, banyak masyarakat yang mengeluh akan prilaku
sebagian remaja di Kampung Malang Nengah yang kurang
menghormati orang yang lebih tua, serta masih banyak remaja yang
nongkrong di atas jam 12 malam. Tidak hanya itu, sebagian remaja di
Kampung Malang Nengah hilang sikap kepeduliannya untuk kegiatan-
kegiatan yang bersifat sosial maupun keagamaan. Penyimpangan sosial
atau permasalahan moral yang dilakukan remaja Kampung Malang
Nengah ini sangat memprihatinkan, terlebih jika lambat untuk
diberikan pembinaan yang nantinya akan berujung kepada tindakan-
tindakan kejahatan moral yang lain.4
Untuk menindak lanjuti beberapa permasalahan tersebut ,
perlu adanya pembinaan oleh pemerintah Desa maupun organisasi
remaja seperti remaja masjid agar permasalahan moral remaja dapat
ditangani karena remaja merupakan generasi penerus pembangunan
bangsa dan agama, keberadaannya merupakan prioritas harapan bangsa
4 Ahmad Furqon Fauzi, Pembina Organisasi Persatuan Remaja Majelis Taklim Nurul Amal
Wawancara Pribadi (Ciseeng, 30 Juni 2018)
6
dan agama bagi kepemimpinan yang akan datang, sehingga fungsi dan
peranan generasi remaja islam sangat penting karena maju mundurnya
suatu agama dan bangsa terletak pada pundak generasi remaja yang
akan datang dan seterusnya. Apabila generasi penerusnya buruk maka
perkembangan agama dan bangsanya pun nantinya akan buruk, namun
sebaliknya apabila generasi penerusnya berakhlak dan bermoral mulia,
memiliki jiwa sosial yang tinggi serta memiliki kemampuan
kepemimpinan yang baik sehingga dapat diandalkan dalam hal yang
baik maka masa depan agama dan bangsa pun akan menjadi lebih baik
seperti yang diharapkan.
Untuk mewujudkan keinginan di atas maka diperlukan adanya
suatu organisasi yang dapat melatih mental, sebagai kelompok belajar,
dapat memperdalam pengetahuan agama, menambah pengetahuan
berorganisasi dan juga dapat melatih kepemimpinan yang bijaksana
dan islami untuk para remaja sebagai penerus bangsa di luar
pendidikan formal.
Dr. Veithzal Rifai, M.B.A dalam bukunya Kepemimpinan dan
Perilaku Organisasi yang dimaksud dengan organisasi adalah wadah
yang memungkinkan masyarakat dapat meraih hasil yang sebelumnya
tidak dapat dicapai oleh individu secara sendiri-sendiri. Organisasi
merupakan suatu unit yang terkoordinasi yang terdiri setidaknya dua
orang, berfungsi mencapai suatu sasaran tertentu atau serangkaian
sasaran.5
5 Veithzal Rivai, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2004), h. 188
7
Dalam organisasi yang terbentuk akan menciptakan pemimpin-
pemimpin. Demikian juga pemahaman setiap orang mengenai
kepemimpinan akan beragam, sesuai pengalaman keorganisasian
masing-masing. Begitu banyak definisi mengenai kepemimpinan,
menurut Bass dan Stogdill sebagaimana telah dikutip oleh Usman
bahwa lebih dari 3000 penelitian dan definisi kepemimpinan yang
telah diciptakan manusia.6
Kepemimpinan berasal dari kata leadership dari asal kata to
lead. Dan kata ini menjadi bahasa Inggris yang diindonesiakan karena
sering digunakan dan terdapat di berbagai bidang kehidupan manusia.
Dalam kata kerja to lead terkandung beberapa makna yang saling
berhubungan erat, yaitu: bergerak lebih cepat, berjalan di depan,
mengambil langkah pertama, berbuat lebih dulu, mempelopori,
mengarahkan pikiran orang lain, membimbing, menuntun dan
menggerakkan orang lain melalui pengaruhnya.7
Sedangkan Sudarwan Danim (2004) mendefinisikan
kepemimpinan adalah setiap Tindakan yang dilakukan oleh individu
atau kelompok untuk mengkoordinasi dan memberi arah kepada
individu atau kelompok lain yang tergabung dalam wadah tertentu
untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.8
Kepemimpinan dalam sebuah organisasi mempunyai kewenangan dan
berfungsi untuk memandu, mengarahkan, membimbing, membangun
6 Husaini Usman, Manajemen, (Jakarta: Bumi Aksara. 2008), h. 237
7 Imam Suprayogo, Reformasi Visi Pendidikan Islam, (Malang: Aditya Media, 2006), h.
36 8 Sudarwan Danim, Motivasi Kepemimpinan dan Efektifitas Kelompok,
(Jakarta: Rineka Cipta, 2004), hal. 55-56
8
komunikasi yang baik, melakukan pengawasan secara periodik, dan
mengendalikan para pengikutnya secara baik dan terarah
Sehingga kepemimpinan adalah kemampuan untuk
mempengaruhi, menggerakan, dan mengarahkan suatu tindakan pada
diri seseorang atau sekelompok orang, untuk mencapai tujuan tertentu
pada situasi tertentu
Oleh karenanya Organisasi Persatuan Remaja Majelis Taklim
atau yang biasa di singkat dengan PERMATA Nurul Amal merupakan
suatu organisasi yang bergerak di bidang rohani dan keagamaan
maupun sosial yang di naungi oleh masjid yang berada di Kampung
Malang Nengah. Organisasi Persatuan Remaja Majelis Taklim Nurul
Amal adalah sarana untuk memperdalam ilmu agama serta
memberikan pengetahuan tambahan tentang berorganisasi yang baik
dan melatih sikap kepemimpinan karena kepemimpinan merupakan
suatu kemampuan yang perlu dilatih agar kelak dapat menjadi seorang
pemimpin yang ideal lagi bijaksana yang dapat diterima dan
diinginkan oleh para pengikutnya nanti. melalui organisasi tersebut,
mereka memperoleh lingkungan yang islami serta dapat
mengembangkan kreativitas dan diharapkan mampu menjadi tempat
pengajaran dan pendidikan islam untuk memperkaya pemahaman
dengan pelajaran-pelajaran agama, untuk meninggikan moral, melatih
dan mempertinggi semangat, menghargai nilai-nilai spiritual dan
kemanusiaan serta menanamkan nilai-nilai kepemimpinan bagi remaja
yang berada di daerah tersebut.
9
Oleh karena keberadaan Organisasi Persatuan Remaja Majelis
Taklim Nurul Amal memiliki bentuk-bentuk kegiatan untuk melatih
sikap kepemimpinan remaja, terutama dalam bentuk kegiatan Latihan
Dasar Kepemimpinan dan lain sebagainya. Melalui kegiatan ini
diharapkan agar para remaja dapat memiliki sikap kepemimpinan di
dalam diri mereka untuk siap menjadi pemimpin dan siap untuk
dipimpin serta mengetahui kehidupan berorganisasi dan mampu
menjadi tempat pengajaran dan pendidikan islam untuk memperkaya
pemahaman dengan pelajaran-pelajaran agama, untuk meninggikan
moral, melatih dan mempertinggi semangat, menghargai nilai-nilai
spiritual dan kemanusiaan serta menanamkan nilai-nilai kepemimpinan
bagi remaja yang berada di daerah tersebut.
Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut, penulis
tertarik dan ingin melakukan penelitian dengan mengangkat judul :
“Peran Organisasi Persatuan Remaja Majelis Taklim Nurul Amal
Dalam Menumbuhkan Sikap Kepemimpinan Remaja Di
Kampung Malang Nengah Ciseeng-Bogor”
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Batasan Masalah
Dalam Penelitian penulis membatasi masalah pada peran
organisasi persatuan remaja majelis taklim Nurul Amal dalam
menumbuhkan sikap kepemimpinan islam remaja di Kampung Malang
Nengah.
10
Adapun batasan pada penelitian ini ialah hanya memfokuskan
pada remaja yang berada di sekitar Kampung Malang Nengah Rt. 01
Rw. 02 Kec. Ciseeng Kab. Bogor. Menurut definisi yang dipaparkan
oleh Sri Rumini dan Siti Sundari, Zakiah Drajat, dan Santok tersebut
menggambarkan bahwa masa remaja dari masa anak-anak dengan
masa dewasa dengan rentan usia antara 12-22 tahun dalam aktif
organisasi IRMASH. Sedangkan kepemimpinan yang dimaksud adalah
aktualisasi sikap remaja yang diwujudkan dalam bentuk tingkah laku
fisik maupun psikis dalam sikap siap dipimpin dan siap memimpin,
sikap disiplin, bertanggung jawab, dan sikap sosial dalam hubungan
kerja sama.
2. Rumusan Masalah
Adapun perumusan masalah yang penulis jadikan pijakan
dalam pembuatan penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Bagaimana Peran Organisasi Persatuan Remaja Majelis Taklim Nurul
Amal Dalam Menumbuhkan Sikap Kepemimpinan Remaja?
b. Apa Faktor Pendukung dan Penghambat Dalam Menumbuhkan Sikap
Kepemimpinan Remaja
11
C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan pembatasan dan perumusan masalah di atas
maka tujuan dari penelitian ini adalah:
a. Untuk Mengetahui Peran Organisasi Persatuan Remaja Majelis
Taklim Nurul Amal dalam menumbuhkan sikap kepemimpinan
remaja di Kampung Malang Nengah Ciseeng-Bogor.
b. Untuk mengetahui Faktor yang menjadi pendukung dan
penghambat dalam menumbuhkan sikap kepemimpinan remaja.
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Praktis, Bagi organisasi tersebut dapat di jadikan acuan
atau pedoman untuk memberikan kegiatan-kegiatan tentang
pelatihan kepemimpinan dalam menumbuhkan sikap
kepemimpinan remaja. Memberikan pengetahuan pada masyarakat
tentang Peran Organisasi Persatuan Remaja Majelis Taklim dalam
menumbuhkan sikap kepemimpinan Remaja di Kampung Malang
Nengah Ciseeng-Bogor
b. Manfaat Teoritis, Memberikan sumbangan bagi perkembangan
ilmu pengetahuan khususnya tentang peran. Organisasi Persatuan
Remaja Majelis Taklim dalam menumbuhkan sikap kepemimpinan
Remaja di Kampung Malang Nengah Ciseeng-Bogor
c. Dapat di jadikan bahan rujukan bagi peneliti selanjutnya pada
kajian yang sama akan tetapi ruang lingkup yang berbeda dan lebih
luas.
12
D. Metodologi Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode yang di gunakan dalam penelitian skripsi ini adalah
metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif
dengan pengertian untuk menemukan fakta dengan interpretasi yang
tepat, akurat, faktual dan sistematis. Penelitian deskriptif bertujuan
untuk mendeskripsikan apa-apa yang saat ini yang berlaku di
dalamnya, mencatat, lalu menganalisis dan menginterpretasikan
kondisi-kondisi yang sekarang ini terjadi atau ada. Menurut Sumadi
Suryabrata, bahwa “metode deskriptif” adalah metode penelitian yang
bertujuan untuk membuat penyederhanaan secara sistematis, faktual
dan akurat mengenai faktor-faktor populasi yang bersifat sistematis.9
Penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Tailor seperti yang di
kutip Lexy J Moleong yaitu sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang dan prilaku yang dapat di amati. Pendekatan ini diarahkan
pada latar dan individu tersebut secara holistik (utuh). Jadi, dalam hal
ini tidak boleh mengisolasikan individu atau organisasi ke dalam
variabel atau hipotesis, tetapi perlu memandangnya sebagai bagian dari
sesuatu keutuhan.10
9 Sumadi Suryabrata, MetodePenelitian, (Jakarta: Rajawali Pers, 1987), Cet. Ke-I, h. 9
10 Lexy J Moleong. Metode penelitian kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2002), Cet.Ke-11 h.3
13
2. Subjek Dan Objek Penelitian
a. Dalam penelitian ini yang akan dijadikan subjek penelitian adalah
narasumber yang dapat memberikan informasi yaitu Pembina,
Pengurus, dan Anggota Organisasi Persatuan Remaja Majelis
Taklim Nurul Amal dalam Menumbuhkan Sikap Kepemimpinan
Remaja di Kampung Malang Nengah Ciseeng-Bogor
b. Sedangkan yang menjadi objek penelitian ini adalah Peran
Organisasi Persatuan Remaja Majelis Taklim dalam
Menumbuhkan Sikap Kepemimpinan Remaja di Kampung Malang
Nengah Ciseeng-Bogor.
3. Tempat Dan Waktu Penelitian
Adapun tempat yang dijadikan dalam penelitian ini yaitu
Masjid Nurul Amal yang menaungi organisasi PERMATA yang
berada di Kampung Malang Nengah Rt. 01 Rw. 02 Kec. Ciseeng Kab.
Bogor. Waktu penelitian: adapun waktu penelitian terhitung sejak
tanggal 5 Maret 2018 sampai 5 Juni 2018
4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah salah suatu cara untuk
memperoleh kebenaran yang di pandang ilmiah dalam suatu penelitian
terhadap hal yang di peroleh keseluruhan, teknik pengumpulan Data
yang di gunakan sebagai pendukung penelitian ini adalah dengan
beberapa instrumen penelitian berikut:
14
a. Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data yang diarahkan
pada kegiatan yang memperhatikan secara akurat, mencatat fenomena
yang muncul dan mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam
hubungan tersebut.11
Dalam melakukan hal ini, penulis di bantu
dengan alat-alat observasi seperti buku catatan dan alat tulis.
b. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu yang
dilakukan oleh dua belah pihak, yaitu pewawancara (interviewer) dan
responden (interviewiee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan
itu. Artinya adalah orang yang diwawancarai itu mengemukakan isi
hatinya, pandangan-pandangannya, pendapatnya, sehingga
pewawancara dapat lebih mengenalnya.12
Sebelum melakukan
wawancara, penulis terlebih dahulu menyusun pedoman wawancara
yang di jadikan acuan pada saat wawancara berlangsung. Selain itu,
penulis juga mempersiapkan alat tulis untuk mencatat informasi yang
di dapatkan ketika itu.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau
variabel yang berupa catatan, buku, surat kabar, dan arsip-arsip. Untuk
11 Masri Singarimbun dan Sofian Efendi, Metode Penelitian Survei. (Jakarta:
LP3ES,1983),h.122. 12 Frend N Kerlinger, Asas-Asas Penelitian Behavioral, (yogyakarta: Universitas Gajah
Mada Press,2000), h.770
15
melengkapi data yang diperoleh melalui pengamatan dan wawancara
dalam penelitian, peneliti mengumpulkan dokumentasi berupa catatan
lapangan, biografi atau dokumen yang ada pada Organisasi Persatuan
Remaja Majelis Taklim (PERMATA)
5. Teknik Analisa Data
Semua data yang sudah terkumpul kemudian dianalisis
berdasarkan metode analisis yang sesuai dengan metode penelitian
yang digunakan, karena peneliti menggunakan metode kualitatif, maka
sebuah analisis yang berdasarkan pernyataan keadaan dan ukuran
kualitas (bersifat non statistik) yaitu cara melaporkan data dengan
menguraikan, menerangkan, memberi gambaran dan
mengklasifikasikan serta menjelaskan semua data yang terkumpul
secara apa adanya.
Menurut Miles dan Huberman dikatakan terdapat beberapa
langkah analisis data dalam penelitian kualitatif, yaitu :
a. Pengumpulan Data
Peneliti mencatat seluruh data yang telah terkumpul baik dari
hasil observasi, wawancara maupun dokumentasi sebagai catatan
lapangan yang berkenaan dengan pertanyaan atau tujuan penelitian.
b. Reduksi Data
Langkah selanjutnya adalah reduksi data, namun sebelumnya
peneliti membaca dan mempelajari terlebih dahulu data-data yang ada.
Dalam langkah ini, peneliti menyeleksi, memfokuskan,
16
menyederhanakan, mengabstraksikan dan mentransformasikan data
mentah yang diperoleh dari hasil penelitian yang dilakukan selama
penelitian berlangsung, sehingga peneliti sudah mengetahui data-data
yang dibutuhkan terkait penelitiannya tentang peran Organisasi
Persatuan Remaja Majelis Taklim Nurul Amal Dalam Menumbuhkan
Sikap Kepemimpinan Remaja.
c. Penyajian Data
Langkah selanjutnya adalah penyajian data, yaitu beberapa
informasi yang dikumpulkan untuk penarikan kesimpulan. Bentuk
penyajian data pada penelitian kualitatif ini adalah teks naratif yang
dialihkan menjadi bentuk tabel dan foto sehingga mudah dipahami.
d. Penarikan Kesimpulan
Langkah terakhir dalam analisis data adalah penarikan
kesimpulan atau verifikasi. Analisis ini dilakukan dalam bentuk
interaktif dari data observasi, wawancara dan dokumentasi, kemudian
dipilih data-data yang paling tepat untuk disajikan. Dalam pemilihan
data tersebut peneliti memfokuskan pada data yang akan digunakan
untuk pemecahan masalah, penemuan, pemaknaan atau pertanyaan -
pertanyaan penelitian terkait peran Organisasi Persatuan Remaja
Majelis Taklim dalam Menumbuhkan Sikap Kepemimpinan Remaja.
Dalam hal ini, data disajikan secara sistematik dan utuh
sehingga penarikan kesimpulan sejak penelitian berlangsung, namun
dengan bertambahnya data kesimpulan tersebut menjadi lebih lengkap
yaitu tidak hanya mewawancarai pembina Organisasi saja, tetapi juga
17
mewawancarai Pengurus Organisasi. Serta anggota Organisasi guna
memperjelas data-data yang ada.
Peneliti akan melakukan analisis data secara bersamaan dan
sesudah pengumpulan data yang dihasilkan dari hasil wawancara dan
observasi yang berasal dari informan yang telah disebutkan di atas.
Baik yang berkenaan dengan penerapan kegiatan dan peran Organisasi
Persatuan Remaja Majelis Taklim dalam Menumbuhkan Sikap
Kepemimpinan Remaja di Kampung Malang Nengah Ciseeng-Bogor.
6. Teknik Penulisan Skripsi
Dalam penelitian skripsi ini peneliti mengacu pada pedoman
penulisan karya ilmiah (Skripsi, Tesis dan Disertasi) karya Hamid
Nasuhi dkk yang diterbitkan oleh CeQDA (Center for Quality
Development and Assurance) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta. Sistematika penulisan dalam penelitian ini
terbagi dalam lima bab.
E. Tinjauan Pustaka
Dalam penulisan skripsi ini, peneliti menjadikan sumber
bacaannya sebagai acuan dalam menentukan judul. Beberapa sumber
tersebut di peroleh dari kutipan-kutipan sebagai berikut:
1. Peranan Ikatan Remaja Masjid (IRMASH) Dalam
Meningkatkan Pengalaman Agama Pada Remaja Di Masjid
Safinatul Husna Bambu Larangan cengkareng Jakarta Barat.
yang di tulis oleh Risqon Agung Pangestu jurusan Bimbingan dan
18
penyuluhan Islam tahun 2011. Dalam skripsi ini lebih di tekankan
memberikan pengalaman agama pada remaja di sekitar masjid
tersebut dan bertujuan untuk meningkatkan keimanan,
pemahaman, penghayatan, dan pengalaman masyarakat tentang
agama Islam. Sedangkan dalam penelitian yang akan penulis
lakukan adalah lebih memfokuskan kepada peran organisasi
pengajian remaja majelis taklim dalam menumbuhkan sikap
kepemimpinan remaja.
2. Peran Oranisasi Pemuda Pengajian Miftahul Jannah Dalam
Menumbuhkan Sikap Keagamaan Remaja Di Kampung Jati
Parung – Bogor. Yang di tulis oleh Firda Yunita Jurusan
Bimbingan Dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah Dan
Ilmu Komunikasi tahun 2013. Penelitian ini membahas tentang
kegiatan apa saja yang dilakukan dalam pengajian serta bagaimana
peran Pemuda Pengajian Miftahul Jannah dalam menumbuhkan
sikap keagamaan remaja. Sedangkan dalam penelitian yang akan
penulis lakukan adalah lebih memfokuskan kepada peran
organisasi pengajian remaja majelis taklim dalam menumbuhkan
sikap kepemimpinan remaja.
3. Komunikasi Organisasi Dalam Pengembangan Kepemimpinan
Di SMU Muhammadiyah 4 Jakarta. Yang ditulis oleh Eska
Ariyati Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Ilmu
Dakwah Dan Ilmu Komunikasi tahun 2008. Penelitian ini
membahas tentang bentuk pelaksanaan komunikasi organisasi
19
dalam pengembangangan kepemimpinan di SMU 4 Jakarta, serta
serta metode yang di gunakan untuk mengembangkan
kepemimpinan para anggota Ikatan Pelajar Muhammadiyah, dan
pengaruh apa yang terjadi kepada para anggota setelah mengikuti
kegiatan-kegiatan Ikatan Pelajar Muhammadiyah. Sedangkan
dalam penelitian yang akan penulis lakukan adalah lebih
memfokuskan kepada peran organisasi pengajian remaja majelis
taklim dalam menumbuhkan sikap kepemimpinan remaja.
4. Pembinaan Sikap Kepemimpinan Siswa Melalui Keiatan OSIS
SMP Bakti Mulya 400 Jakarta. Yang Di Tulis Oleh Ali Umar
Jurusan Pediikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan
Keguruan Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta
Tahun 2014. Penelitian ini membahas untuk mengetahui
pelaksanaan pembinaan sikap kepemimpinan siswa melalui
kegiatan OSIS di SMP Bakti Mulya 400 Jakarta dan program-
program pembinaan sikap kepemimpinan terhadap siswa.
F. Sistematika Penulisan
Dalam penulisan skripsi di perlukan sistematika penulisan yang
baik dan benar melalui aturan atau tata cara penulisan. Untuk dijadikan
sebagai bahan acuan, maka penulis memasukan sistematika penulisan
ke dalam bahasan. Adapun sistematika penulisannya sebagai berikut:
BAB I : Pendahuluan
Latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan
masalah,tujuan dan manfaat penelitian, metodologi
20
penelitian, teknik analisa data, teknik penulisan skripsi,
tinjauan pustaka dan sistematika penulisan.
BAB II : Tinjauan Teoritis
Peran : Pengertian Peran, Unsur Peran, Manfaat Peran,
Tinjauan Sosiologi Tentang Peran. Organisasi: Pengertian
Organisasi, Ciri-ciri Organisasi, Fungsi dan Tujuan
Organisasi. Sikap Kepemimpinan : Pengertian Sikap,
Pengertian Kepemimpinan, Teori Kepemimpinan,
Pandangan Islam Tentang Kepemimpinan, Tipe-Tipe
Kepemimpinan, Fungsi Kepemimpinan. Remaja :
Pengertian Remaja, Ciri-Ciri Remaja
BAB III : Gambaran Umum Organisasi Persatuan Remaja
Majelis Taklim Nurul Amal
Sejarah berdirinya Organisasi Persatuan Remaja Majelis
Taklim (PERMATA), Visi dan Misi Organisasi Persatuan
Remaja Majelis Taklim, Program Kerja Organisasi
Persatuan Remaja Majelis Taklim Nurul Amal, Struktur
Organisasi Persatuan Remaja Majelis Taklim Nurul Amal.
BAB IV : Temuan Dan Analisis Data
Deskripsi Informan. Hasil Dan Analisis Data : Potensi
Yang Dikembangkan Organisasi Persatuan Remaja Majelis
Taklim Nurul Amal, Peran Organisasi Persatuan Remaja
Majelis Taklim Nurul Amal Dalam Menumbuhkan Sikap
Kepemimpinan Remaja, Faktor Pendukung dan
21
Penghambat Dalam menumbuhkan Sikap Kepemimpinan
Remaja. Pembahasan : Peran Organisasi Persatuan Remaja
Majelis Taklim Nurul Amal Dalam Menumbuhkan Sikap
Kepemimpinan Remaja, Faktor Pendukung dan
Penghambat Dalam Menumbuhkan Sikap Kepemimpinan
Remaja.
BAB V : Penutup
terdiri dari Kesimpulan dan Saran.
22
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Peran
1. Pengertian Peran
Pada dasarnya, setiap manusia yang hidup di dunia ini memiliki
perannya masing-masing. Membahas mengenai peran, tentu tidak
terlepas dari pembahasan mengenai kedudukan (status). Walaupun
keduanya berbeda, tetapi masih saling berhubungan. Seperti dua sisi
mata uang yang berbeda tetapi akan menentukan nilai ibarat mata
uang, itu semua karena peran merupakan aspek dinamis dari
kedudukan (status) manusia.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, peran adalah
“beberapa tingkah laku yang diharapkan dimiliki oleh seseorang yang
berkedudukan di masyarakat.13
Sedangkan dalam Kamus Ilmiah
Populer, peran mempunyai arti “orang yang dianggap sangat
berpengaruh dalam kelompok masyarakat dan menyumbangkan
pemikiran maupun tenaga demi satu tujuan”.14
Sedangkan pengertian menurut Soerjono Soekanto adalah
peran dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi
struktur sosial masyarakat.15
13
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta :
Balai Pustaka, 1998), h. 854 14
Media Center, Kamus Ilmiah Populer, (Jakarta : Mitra Press, 2002), Cet. Ke-1 h. 251 15
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta : Balai Pustaka, 1998),
Cet. Ke-1, h. 67
23
Teori peran (Role Theory) adalah teori yang merupakan
perpaduan berbagai teori, orientasi. Dalam teorinya Biddle dan
Thomas, teori mengenai peran dibagi menjadi empat tipe, yakni :
a. Orang yang mengambil bagian dalam interaksi sosial.
b. Perilaku yang muncul dalam interaksi tersebut.
c. Kedudukan orang dalam perilaku.
d. Kaitan antara orang dan perilaku.16
Peran (role) merupakan aspek dinamis dari status yang artinya
seseorang telah menjalankan hak dan kewajiban sesuai kedudukan,
maka orang tersebut telah melaksanakan suat peran. Oleh sebab itu,
keduanya tidak dapat dipisahkan karena satu dengan yang lainnya
saling tergantung, artinya jika tidak ada peran tanpa status dan tidak
ada status tanpa peran.
Sedangkan menurut Soerjono Soekanto mengutip pendapat
levinson bahwa suat peran paling sedikit mencakup minimal tiga hal,
yaitu :
a. Peran meliputi norma yang dihubungkan dengan posisi seseorang
dalam masyarakat.
b. Peran adalah suat konsep perihal apa yang dapat dilakukan oleh
individu dalam masyarakat.
c. Peran dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi
struktur sosial masyarakat.17
16
Sarlito Wirawan Sarwono, Teori-Teori Psikologi Sosial, (Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada, 2006), Cet. Ke-7, h. 215
24
Dari definisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa peran
adalah sesuatu yang berkaitan dengan kehidupan seseorang dalam
masyarakat. Peran seseorang merupakan proses dari interaksi dan
dalam interaksi tersebut dapat memunculkan perilaku. Perilaku
tersebut dapat diharapkan bertanggung jawab terhadap masyarakat
sekitar dan berperilaku jujur serta adil terhadap diri sendiri dan orang
lain.
2. Unsur Peran
Unsur peran dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu :
a. Role Position adalah kedudukan sosial yang sekaligus menjadi
status atau kedudukan yang berhubungan dengan tinggi rendahnya
posisi orang tersebut dalam struktur posisi tertentu.
b. Role Behavior adalah cara seseorang dalam memainkan peran
dalam kehidupan.
c. Role Perception adalah cara seseorang memandang peran sosialnya
serta bagaimana seseorang harus bertindak dan berbuat atas
pandangannya sendiri.
3. Manfaat Peran
Peran dapat membimbing seseorang dalam berperilaku karena
manfaat peran itu sendiri yang di antaranya memberi arah pada proses
sosialisasi, dapat menyatukan kelompok, pewarisan nilai, tradisi,
norma serta kepercayaan, membangun kepercayaan diri, membuka
17
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta : Rajawali Pers, 1987), h. 147
25
kesempatan dalam memecahkan masalah. Setiap peran tentunya pasti
memiliki tujuan supaya tiap individu yang melaksanakan peran dengan
orang sekitarnya yang berhubungan atau berinteraksi dengan peran.18
4. Tinjauan Sosiologi Tentang Peran
Manusia adalah makhluk sosial yang kehidupannya bergantung
dengan manusia lainnya. Pada keadaan seperti inilah manusia sangat
berperan dalam menentukan kelompok sosial dalam suat lingkungan.
Dengan demikian, dapat diharapkan bahwa dari sosial masyarakat
yang berkaitan agar menjalankan peran dengan mengimbangi antara
hak dan kewajibannya di dalam lingkungan masyarakat.
Salah satu prestasi yang paling menonjol dari sosiologi modern
adalah perkembangan dari teori peran (Role Theory) ialah setiap
anggota suat masyarakat menempati status dengan posisi tertentu.
Sama halnya dengan lembaga dan organisasi yang diharapkan
memainkan peran tertentu.19
B. Organisasi
1. Pengertian Organisasi
Hal pertama yang kita perlukan dalam studi tentang organisasi
adalah definisi eksplisit tentang apa yang dimaksud dengan suat
organisasi, James L. Gibson c.s menyatakan bahwa “ organisasi-
organisasi merupakan entitas-entitas yang memungkinkan masyarakat
18
Basrowi, Pengantar Sosiologi, (Bogor : Ghalia Indonesia, 2005), Cet. Ke-1, h. 64 19
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,
2000), Cet. Ke-30, h.283
26
mencapai hasil-hasil tertentu, yang tidak mungkin dilaksanakan
sendiri.20
Menjelaskan organisasi sebagai sebuah kelompok individu
yang diorganisasi untuk mencapai tujuan tertentu. Jumlah anggota
organisasi bervariasi dari tiga atau empat sampai dengan ribuan
anggota. Organisasi memiliki tujuan umum untuk meningkatkan
pendapatan, namun juga memiliki tujuan-tujuan yang spesifik yang
dimiliki oleh orang-orang dalam organisasi itu. Dan untuk mencapai
tujuan, organisasi membuat norma aturan yang dipatuhi oleh semua
anggota organisasi.21
Organisasi didefinisikan sebagai “suat kumpulan (atau sistem)
individu yang bersama-sama, melalui suat hierarki pangkat pembagian
kerja, berusaha mencapai tujuan tertentu.22
Menurut Dr. Veithzal Rifai, M.B.A dalam bukunya
kepemimpinan dan perilaku organisasi yang dimaksud dengan
organisasi adalah wadah yang memungkinkan masyarakat dapat
meraih hasil yang sebelumnya tidak dapat dicapai oleh individu secara
sendiri-sendiri. Organisasi merupakan suatu unit terkoordinasi yang
20
J. Winardi, Teori Organisasi dan Pengorganisasian, (Jakarta : Rajawali Pers, 2006),
h.13 21
H.M Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi, Teori, Paradigma dan Diskursus
Teknologi Komunikasi di Masyarakat. (Jakarta : Kencana, 2006), h. 272 22
Stewart L. Tubis-Syilvia Moss, Pengantar Deddy Mulyana, Human Communication.
Konteks-Konteks Komunikasi
27
terdiri setidaknya dua orang, berfungsi mencapai suat sasaran tertentu
atau serangkaian sasaran.23
Organisasi menurut Everett Rogers adalah suat sistem individu
yang stabil yang bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan
bersama lewat suat struktur hierarki dan pembagian kerja.24
Sedangkan Sondang P. Siagian menyatakan organisasi adalah
setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja
sama untuk mencapai tujuan bersama, dan terikat secara formal dalam
satu ikatan hierarki di mana selalu terdapat hubungan antara seorang
atau sekelompok orang yang disebut pimpinan dan seorang atau
sekelompok orang yang disebut bawahan.25
Dari beberapa pandangan di atas mengenai organisasi, maka
dapat ditarik kesimpulan organisasi adalah usaha yang dilakukan oleh
dua orang atau lebih yang mana mereka memiliki tujuan yang sama
atau tujuan umum dan terbagi dalam sistem kepangkatan yang harus
dipertanggung jawabkan. Organisasi juga terdapat komponen yang
mana semuanya memiliki ketergantungan satu sama lain, dan dalam
sistem tersebut dibutuhkan koordinasi untuk mencapai tujuan bersama
sehingga organisasi merupakan sistem, karena satu bagian bergantung
dengan bagian lainnya dan organisasi merupakan sebuah sistem untuk
23
Veithzal Rivai, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, (Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada, 2004), h. 188 24
Miftah Thoha, Perilaku Organisasi (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2002), Cet.
Ke-13, h. 162 25
Sondang P. Siagian, Peranan Taf dan Management (Jakarta : Gunung Agung, 1976),
Cet. Ke-8, h. 65
28
mengkoordinasikan aktivitas dalam mencapai tujuan bersama atau
tujuan umum.
2. Ciri-ciri Organisasi
Tiap organisasi mempunyai karakteristik yang umum, yaitu :
a. Dinamis, yaitu sistem terbuka terus-menerus mengalami
perubahan.
b. Memerlukan informasi.
c. Mempunyai tujuan.
d. Terstruktur.
Organisasi memang membutuhkan beberapa faktor yang
disebutkan di atas dan harus ditanggapi dengan bijak karena
bagaimanapun organisasi memerlukan kemajuan dalam roda
organisasinya, untuk mempermudah koordinasi atau pembagian kerja
maka dibutuhkannya struktur organisasi agar jelas pembagian kerjanya
sehingga roda organisasi dapat berputar dengan lancar.
3. Fungsi dan Tujuan Organisasi
Organisasi mempunyai beberapa fungsi di antaranya adalah
memenuhi kebutuhan pokok organisasi, mengembangkan tugas dan
tanggung jawab, memproduksi hasil produksi dan mempengaruhi
orang.
29
Adapun tujuan organisasi adalah yang paling penting dan
kontroversial dalam mempelajari organisasi. Ahli analisis mengatakan
bahwa tujuan sangat diperlukan dalam memahami organisasi, yang
lainnya mengatakan apakah tujuan terbentuk suat fungsi lain daripada
membenarkan tindakan yang lalu. Kemudian ahli tingkah laku
menjelaskan bahwa individu-individu yang mempunyai tujuan.
Bagi kebanyakan analisis, tujuan merupakan suat titik sentral
petunjuk dan menganalisis organisasi. Tujuan dibatasi sebagai suat
konsepsi akhir yang digunakan.
C. Sikap Kepemimpinan
1. Pengertian Sikap
Menurut definisi sederhana sikap (attitude) adalah suatu
kecenderungan untuk bertingkah laku atau berpikir di dalam suatu cara
tertentu.26
Sedangkan menurut Akyas Azhari, “Sikap (attitude) adalah
suatu cara bereaksi terhadap suat perangsang tertentu. Bagaimana
reaksi seseorang jika ia terkena suatu rangsangan baik dari orang,
benda-benda, ataupun situasi mengenai dirinya.27
Dari berbagai macam pengertian di atas maka dapat
disimpulkan bahwasanya sikap adalah suatu tindakan seseorang atau
kecenderungannya untuk mereaksi terhadap suatu objek. Adapun
26
A Budiarjo dkk, Kamus Psikologi, (Semarang: Dahara Prize, 1991), h. 42. 27
Akyas Azhari, Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta: PT. Teraju, 2004),
cet. I, h.161.
30
objeknya tersebut bisa orang atau benda dengan cara tertentu yang
dipilihnya. Dengan demikian mengindikasikan bahwa sikap selalu
diarahkan kepada suat objek, tanpa objek maka tidak akan ada sikap.
Hal tersebut sesuai dengan pengertian sikap yang dirumuskan
oleh Sarlito Wirawan yang mengatakan bahwa sikap adalah “kesiapan
pada seseorang untuk bertindak secara tertentu terhadap hal-hal
tertentu.”28
Selanjutnya, sikap itu merupakan konsep yang dibentuk oleh
tiga komponen, yaitu kognitif, afektif, dan perilaku.
a. Komponen kognitif berisi semua pemikiran serta ide-ide yang
berkenan dengan objek sikap. Isi pemikiran seseorang meliputi hal-
hal yang diketahuinya sekitar objek sikap, dapat berupa tanggapan
atau keyakinan, kesan, atribusi, dan penilaian tentang objek sikap
tadi.
b. Komponen afektif dari sikap meliputi perasaan atau emosi
seseorang terhadap objek sikap. Adanya komponen afeksi dari
sikap. Dapat diketahui melalui perasaan suka atau tidak suka,
senang atau tidak senang terhadap objek sikap.
c. Komponen perilaku dapat diketahui melalui respons subjek yang
berkenaan dengan objek sikap. Respons yang dimaksud dapat
berupa tindakan atau perbuatan yang dapat diamati dan dapat
28
Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi, (Jakarta: Bulan Bintang, 2000),
Cet.VIII, h. 94.
31
berupa intensi atau niat untuk melakukan perbuatan tertentu
sehubungan dengan objek sikap.29
Selanjutnya sikap tidak dapat terbentuk dengan sendirinya atau
terjadi begitu saja. Pembentukannya selalu berhubungan dengan
interaksi sosial baik yang terjadi di dalam kelompok maupun di luar
kelompok, baik berjalan secara alamiah maupun dengan bantuan
teknologi informasi. Secara umum pembentukan dan perubahan sikap
dapat terjadi melalui empat cara, masing-masing :
a. Adaptasi, yaitu kejadian yang terjadi berulang-ulang.
b. Diferensiasi, yaitu sikap yang terbentuk karena perkembangan
intelegensi, bertambahnya pengalaman dan lain-lain.
c. Integrasi, di mana pembentukan sikap di sini terjadi secara
bertahap, dimulai dengan berbagai pengalaman yang berhubungan
dengan satu hal tertentu sehingga akhirnya terbentuk sikap
mengenai hal tersebut.
d. Trauma, yakni pengalaman yang tiba-tiba mengejutkan dan
biasanya meninggalkan kesan mendalam pada jiwa orang yang
bersangkutan, sehingga pada akhirnya membentuk sikap tertentu.30
2. Pengertian kepemimpinan
Kehidupan manusia tidak dapat terlepas dari kepemimpinan
baik menyangkut kehidupan pribadi maupun kehidupan sosial. Selama
29
Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi, (Jakarta: Bulan Bintang, 2000),
Cet. VIII, h. 96-97 30
Akyas Azhari, Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta: PT. Teraju, 2004), cet. I,
h. 162-163.
32
menjalani masa hidupnya pasti seorang manusia telah melewati sebuah
peran sebagai orang yang dipimpin maupun menjadi seorang
pemimpin.
Kepemimpinan merupakan sebuah fenomena universal. Siapa
pun menjalankan tugas-tugas kepemimpinan, manakala dalam tugas itu
dia berinteraksi dengan orang lain.
Para peneliti biasanya mendefinisikan “kepemimpinan”
menurut pandangan pribadi mereka, serta aspek-aspek fenomena dari
kepentingan yang paling baik bagi para pakar yang bersangkutan.
Bahkan Stodgil membuat kesimpulan bahwa : Three are almost as
many definition of leadership as Three are person who have attempted
to define concept.31
Banyak definisi kepemimpinan yang dikemukakan para ahli,
antara lain Stephen Robinson (1996) sebagaimana yang dikutip oleh
Hamzah B. Uno yang mendefinisikan kepemimpinan adalah
kemampuan untuk mempengaruhi suat kelompok agar tercapai tujuan
yang diharapkan. Di pihak lain, Massi dan Doughlas (1975)
mengemukakan bahwa seorang pemimpin memiliki determin
kepemimpinan yang terdiri atas (1)orang, (2)posisi, dan (3) situasi atau
tempat.32
31
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah; Tinjauan Teoritik dan
Permasalahannya, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2007), h. 16-17. 32
Hamzah B. Uno, Teori Motivasi & Pengukurannya; Analisis di Bidang Pendidikan,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2008), Cet. III, h. 55.
33
Menurut Yukl (1987) sebagaimana yang dikutip oleh Husaini
Usman beberapa definisi yang dianggap cukup mewakili selama
seperempat abad adalah sebagai berikut :
a. Kepemimpinan adalah perilaku dari seorang individu yang
memimpin aktivitas-aktivitas suat kelompok ke suat tujuan yang
ingin dicapai bersama (shared goal)
b. Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi yang dijalankan
dalam situasi tertentu, serta diarahkan melalui proses komunikasi
ke arah pencapaian satu atau beberapa tujuan tertentu.
c. Kepemimpinan adalah pembentukan awal serta pemeliharaan
struktur dalam harapan dan interaksi.
d. Kepemimpinan adalah peningkatan pengaruh sedikit demi sedikit,
pada dan berada di atas kepatuhan mekanis terhadap pengarahan-
pengarahan rutin organisasi.
e. Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktivitas-aktivitas
sebuah kelompok yang diorganisasi ke arah pencapaian tujuan.
f. Kepemimpinan adalah sebuah proses memberikan arti (pengarahan
yang berarti) terhadap usaha kolektif, dan yang mengakibatkan
kesediaan untuk melakukan usaha yang diinginkan untuk mencapai
sasaran.
34
g. Para pemimpin adalah mereka yang secara konsisten memberikan
kontribusi yang efektif terhadap orde social, serta yang diharapkan
dan dipersepsikan melakukannya.33
Sedangkan Sudarwan Danim (2004) mendefinisikan
kepemimpinan adalah setiap tindakan yang dilakukan oleh individu
atau kelompok untuk mengkoordinasi dan memberi arah kepada
individu atau kelompok lain yang tergabung dalam wadah tertentu
untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.34
Kepemimpinan dalam sebuah organisasi mempunyai kewenangan dan
berfungsi untuk memandu, mengarahkan, membimbing, membangun
komunikasi yang baik, melakukan pengawasan secara periodik, dan
mengendalikan para pengikutnya secara baik dan terarah.35
Sehingga kepemimpinan adalah kemampuan untuk
mempengaruhi, menggerakkan, dan mengarahkan suat tindakan pada
diri seseorang atau sekelompok orang, untuk mencapai tujuan tertentu
pada situasi tertentu.
Dalam kepemimpinan terdapat hubungan manusia yaitu,
hubungan mempengaruhi (pemimpin), dan hubungan kepatuhan
33
Husaini Usman, Manajemen: Teori Praktek & Riset Pendidikan, (Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 2008), h. 273 34
Sudarwan Danim, Motivasi Kepemimpinan dan Efektifitas Kelompok, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2004), h. 55-56 35
Sungadi, Hubungan kepemimpinan profetik dan motivasi kerja dengan produktivitas
kerja pustakawan UI, (Berkala Ilmu perpustakaan dan komunikasi”). (Jogjakarta : UPT
perpustakaan Universitas Gajah Mada, 2012) h. 10
35
ketaatan para pengikut terkena kekuatan dari pemimpinnya, dan
bangkitlah secara spontan rasa ketaatan kepada pemimpin.36
Definisi kepemimpinan sebagaimana telah dikemukakan di atas
mengandung tiga implikasi penting yaitu 1). Kepemimpinan
melibatkan orang lain baik bawahan maupun pengikut, 2).
Kepemimpinan melibatkan pendistribusian kekuasaan antara
pemimpin dan anggota kelompok secara seimbang karena anggota
kelompok bukanlah tanpa daya, 3). Adanya kemampuan untuk
menggunakan berbagai bentuk kekuasaan yang berbeda-beda untuk
mempengaruhi tingkah laku pengikutnya dengan berbagai cara.37
Dalam satu situasi kepemimpinan dapat dilihat adanya unsur-
unsur yang harus dipenuhi sebagai berikut :
a. Pengikut/ Followership
Adanya kepemimpinan ini disebabkan adanya followership.
Pada umumnya followership ini dapat diklasifikasikan menjadi 5
golongan, yaitu : 1). Followership yang berdasarkan naluri 2).
Followership yang berdasarkan agama 3). Followership yang
berdasarkan tradisi 4). Followership yang berdasarkan rasio 5).
Followership yang berdasarkan peraturan.
36
Kartini Kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan; Apakah Kepemimpinan Abnormal itu?
(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2001), Cet. IX, hal. 2. 37
La Ode Turi, Budaya Kepemimpinan Lokal dalam Pelaksanaan MBS, Jurnal
Pendidikan dan Kebudayaan, November No. 075, 2008, h. 1096
36
b. Tujuan
Kepemimpinan timbul karena adanya kepengikutan yang
melakukan kerja sama dalam rangka mencapai tujuan yang telah
ditentukan bersama. Dengan adanya tujuan-tujuan tertentu timbullah
kerja sama dan timbul pimpinan untuk mengaturnya.
c. Kegiatan mempengaruhi
Ini berarti bahwa seorang pimpinan dalam aktivitasnya
membimbing, mengontrol dan mengarahkan tindakan orang lain untuk
menuju sasaran tertentu.38
Dari beberapa penjelasan tokoh mengenai definisi
kepemimpinan dapat dikatakan bahwa kepemimpinan ialah suatu
kemampuan yang dimiliki seseorang untuk mempengaruhi,
mengarahkan, membimbing, mengkoordinir, melayani serta
melindungi individu lainnya dalam proses pencapaian tujuan
organisasi. Sebuah kepemimpinan di dalamnya juga terdapat unsur
seperti pemimpin, orang yang dipimpin serta sebuah situasi atau
keadaan dan pula tujuan bersama di dalam suat organisasi.
3. Teori Kepemimpinan
George R. Tery dalam Kartini Kartono (2006:71-80), mengemukakan
sejumlah teori kepemimpinan, yaitu teori-teori sendiri ditambah
dengan teori-teori penulis lainnya, sebagai berikut:
38
Pandji Anoraga, Psikologi Kepemimpinan,( Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2001),
Cet. III, h. 6-7.
37
a. Teori Otokratis
Kepemimpinan menurut teori ini didasarkan atas perintah-perintah,
paksaan, dan tindakan-tindakan yang arbitrer (sebagai wasit). Ia
melakukan pengawasan yang ketat, agar semua pekerjaan
berlangsung secara efisien. Kepemimpinannya berorientasi pada
struktur organisasi dan tugas-tugas. Pemimpin tersebut pada
dasarnya selalu mau berperan bagai pemain orkes 25 tunggal dan
berambisi untuk merajai situasi. Karena itu dia disebut otokrat
keras. Ciri-ciri khasnya ialah:
1). Dia memberikan perintah-perintah yang dipaksakan, dan harus
dipatuhi.
2). Dia menentukan policies/kebijakan untuk semua pihak tanpa
berkonsultasi dengan para anggota.
3). Dia tidak pernah memberikan informasi mendetail tentang
rencana-rencana yang akan datang; akan tetapi cuma
memberitahukan pada setiap anggota kelompoknya langkah-
langkah segera yang harus mereka lakukan.
4). Dia memberikan pujian atau kritik pribadi terhadap setiap
anggota kelompoknya dengan inisiatif sendiri.
b. teori Psikologis
Teori ini menyatakan bahwa fungsi seorang pemimpin adalah
memunculkan dan mengembangkan sistem motivasi terbaik, untuk
merangsang kesediaan bekerja dari para pengikut dan anak buah.
Pemimpin merangsang bawahan, agar mereka mau bekerja, guna
38
mencapai sasaran-sasaran organisatoris maupun untuk memenuhi
tujuan-tujuan pribadi. Maka kepemimpinannya yang mampu
memotivasi orang lain akan sangat mementingkan aspek-aspek
psikis manusia seperti pengakuan (recognizing), martabat, status
sosial, kepastian emosional, memperhatikan keinginan dan
kebutuhan pegawai, kegairahan kerja,minat, suasana hati, dan lain-
lain.
c. Teori sosiologis
Kepemimpinan dianggap sebagai usaha-usaha untuk melancarkan
antar-relasi dalam organisasi; dan sebagai usaha untuk
menyelesaikan setiap konflik organisator antara para 26
pengikutnya, agar tercapai kerja sama yang baik. Pemimpin
menetapkan tujuan-tujuan, dengan menyertakan para pengikut
dalam pengambilan keputusan terakhir. Selanjutnya juga
mengidentifikasi tujuan, dan kerap kali memberikan petunjuk yang
diperlukan bagi para pengikut untuk melakukan setiap tindakan
yang berkaitan dengan kepentingan kelompoknya.
d. Teori Suportif
Menurut teori ini, para pengikut harus berusaha sekuat mungkin,
dan bekerja dengan penuh gairah, sedang pemimpin akan
membimbing dengan sebaik-baiknya melalui policy tertentu. Untuk
maksud ini pemimpin perlu menciptakan suatu lingkungn kerja
yang menyenangkan, dan bisa membantu mempertebal keinginan
setiap pengikutnya untuk melaksanakan pekerjaan sebaik mungkin,
39
sanggup bekerja sama dengan pihak lain, mau mengembangkan
bakat dan keterampilannya, dan menyadari benar keinginan sendiri
untuk maju. Ada pihak yang menamankan teori suportif ini sebagai
teori partisipatif, dan ada pula yang menamakannya sebagai teori
kepemimpinan demokratis.
e. Teori Laissez Faire
Kepmimpinan Laissez faire ditampilkan oleh seorang tokoh “ketua
dewan” yang sebenarnyatidak becus mengurus dan dia
menyerahkan semua tanggung jawab serta pekerjaan kepada 27
bawahan atau kepada semua anggotanya. Dia adalah seorang
“ketua” yang bertindak sebagai simbol, dengan macam-macam
hiasan atau ornamen yang mentereng. Biasanya dia tidak memiliki
ketermpilan teknis. Sedangkan kedudukannya sebgai pemimpin
(direktur, ketua dewan, kepala, komandan, dan lain-lain)
dimungkinkan oleh sistem nepotisme, atau lewat praktik
penyuapan. Pendeknya, pemimpin laissez faire itu pada intinya
bukanlah seorang pemimpin dalam pengertian yang sebenarnya.
Semua anngota yang “dipimpinnya” bersikap santai-santai dan
bermoto “lebih baik tidak usah bekerja saja”. Mereka menunjukkan
sikap acuh tak acuh. Sehingga kelompok tersebut praktis menjadi
tidak terbimbing dan tidak terkontrol.
f. Teori Kelakuan Pribadi
Kepemimpinan jenis ini akan muncul berdasarkan kualitas-kualitas
pribadi atau pola-pola kelakuan para pemimpinnya. Teori ini
40
menyatakan bahwa seorang pemimpin itu selalu berkelakuan
kurang lebih sama, yaitu ia tidak melakukan tindakan-tindakan
yang identik sama dalam setiap situasi yang dihadapi. Dengan kata
lain, dia harus mampu bersikap fleksibel, luwes, bijaksana, tahu
gelagat, dan mempunyai daya lenting yang tinggi karena dia harus
mampu mengambil langkah-langkah yang paling tepat untuk
sesuatu masalah. Sedangkan masalah sosial itu tidak akan pernah
identik sama di dalam runtutan waktu yang berbeda.
Pola tingkah laku pemimpin tersebut erat berkaitan dengan :
1). Bakat dan kemampuan
2). Kondisi dan situasi yang di hadapi
3). Good-will atau keinginan untuk memutuskan dan memecahkan
permasalahan yang timbul,
4). Derajat supervisi dan ketajaman evaluasinya
g. Teori Sifat
Sudah banyak usaha dilakukan orang untuk mengidentifikasikan
sifat-sifat unggul dan berkualitas superior serta unik, yang
diharapkan ada pada seorang pemimpin, untuk meramalkan
kesuksesan kepemimpinannya. Ada beberapa ciri-ciri unggul
sebagai predisposisi yang diharapkan akan dimiliki oleh 93
seorang pemimpin, yaitu memiliki inteligensi tinggi, banyak
inisiatif, energik, punya kedewasaan emosional, memiliki daya
persuasif dan keterampilan komunikatif, memiliki kepercayaan
41
diri, peka, kreatif, mau memberikan partisipasi sosial yang tinggi,
dan lain-lain.
h. Teori Situasi
Teori ini menjelaskan, bahwa harus terdapat daya lenting yang
tinggi/luwes pada pemimpin untuk menyesuaikan diri terhadap
tuntutan situasi, lingkungan sekitar dan zamannya. Faktor
lingkungan itu harus dijadikan tantangan untuk diatasi. Maka
pemimpin itu harus mampu menyelesaikan masalah-masalah
aktual. Sebab permasalahan-permasalahan hidup dan saat-saat
krisis (perang, revolusi, malaise, dan lain-lain) yang penuh
pergolakan dan ancaman bahaya, selalu akan memunculkan satu
tipe kepemimpinan yang relevan bagi masa itu. Maka
kepemimpinan harus bersifat multi-dimensional serba bisa dan
serba terampil, agar ia mampu melibatkan diri dan menyesuaikan
diri terhadap masyarakat dan dunia bisnis yang cepat berubah.
Teori ini beranggapan, bahwa kepemimpinan itu terdiri atas tiga
elemen dasar, yaitu pemimpin, pengikut, situasi. Maka situasi
dianggap sebagai elemen paling penting, karena memiliki paling
banyak variabel dan kemungkinan yang bisa terjadi.
i. Teori Humanistik
Fungsi kepemimpinan menurut teori ini ialah merealisir kebebasan
manusia dan memenuhi segenap kebutuhan insani, yang dicapai
melalui interaksi pemimpin dengan rakyat. Untuk melakukan hal
ini perlu adanya organisasi yang baik dan pemimpin yang baik,
42
yang mau memperhatikan kepentingan dan kebutuhan rakyat.
Organisasi tersebut juga berperan sebagai sarana untuk melakukan
kontrol sosial, agar pemerintah melakukan fungsinya dengan baik,
serta memperhatikan kemampuan dan potensi rakyat. Semua itu
dapat dilaksanakan melalui interaksi dan kerja sama yang baik
antara pemerintah dan rakyat, dengan memperhatikan kepentingan
masing-masing. Pada teori ini ada tiga variabel pokok, yaitu:
1) Kepemimpinan yang cocok dan memperhatikan hati nurani
rakyat dengan segenap harapan, kebutuhan, dan kemampuannya;
2) Organisasi yang disusun dengan baik, agar bisa relevan dengan
kepentingan rakyat disamping kebutuhan pemerintah;
3) Interaksi yang akrab dan harmonis antara pemerintah dan rakyat,
untuk menggalang persatuan dan kesatuan/cohesivenes serta hidup
damai bersama-sama.
Fokus dari teori ini ialah rakyat dengan segenap harapan dan
kebutuhan harus diperhatikan dan pemerintah mau mendengar
suara 95 hati nurani rakyat, agar tercapai negara yang makmur,
adil, dan sejahtera bagi setiap warga negara dan individu.39
4. Sikap Kepemimpinan
Sikap kepemimpinan adalah suatu sikap pribadi yang mampu
mengembangkan potensi diri, mampu menempatkan diri serta mampu
berfikir terbuka dan positif terhadap diri dan lingkungan. Adapun sikap
39
Kartini Kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan, Apakah Kepemimpinan Abnormal itu?,
(Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2006)
43
kepemimpinan ini tidak hadir dengan sendirinya melainkan dibangun
dan dibentuk oleh pilar-pilar pendidikan yaitu keluarga, sekolah dan
masyarakat.
Terdapat beberapa indikator terbentuknya sikap kepemimpinan.
adapun indikatornya adalah sebagai berikut :
a. Jujur dan dapat dipercaya
Kejujuran adalah hal yang sangat pokok dalam kehidupan,
karena dengan kejujuran yang melekat pada seseorang akan melekat
pula kepercayaan yang akan diberikan oleh pihak lain. Dari
kemampuan dapat dipercaya seseorang sebetulnya merupakan awal
arah karir seseorang.
b. Disiplin
Kemampuan yang menunjukkan konsisten dalam memiliki
komitmen yang tinggi untuk berusaha menyelesaikan segala masalah
dengan mengacu pada nilai-nilai disiplin. Disiplin adalah kebiasaan
yang akan terbangun menjadi sifat seseorang, adapun nilai-nilai
disiplin yang terkait meliputi : 1). Disiplin terhadap fungsi diri. 2).
Disiplin terhadap standar dan ilmu yang dimiliki. 3). Disiplin
melaksanakan perintah atasan. 4). Disiplin terhadap peraturan yang
berlaku. 5). Disiplin dalam menggunakan waktu kerja. Tidak ada
pekerjaan yang bisa diselesaikan dengan baik jika tidak ada komitmen
dari si pekerja atas komitmen untuk menyelesaikan dengan sempurna
dan sebaik mungkin.
44
c. Terampil
Diperlukan sikap terampil dalam membentuk jiwa
kepemimpinan, karena kepemimpinan ini tidak hanya diperlukan sikap
tegas, disiplin, jujur.
d. Tanggung Jawab
Tanggung jawab adalah sesuatu bagian resiko dari suatu
perbuatan, dalam suat kehidupan bertanggung jawab atas kehidupan
yang kita pilih adalah suat tuntutan dalam kehidupan. Tanggung jawab
akan terasa indah jika dilalui dan di awali dari jalan yang menurut hati
dan akal sehat adalah benar. Karena dari kebenaran inilah suatu
pembelajaran kehidupan akan terus berjalan.
e. Kerja sama
Membangun kemampuan dalam bekerja sama dengan orang
lain dan menjadi bagian dari kelompok serta berperan aktif sebagai
anggota kelompok dalam menyelesaikan pekerjaan adalah suatu
kemampuan yang sangat penting. Adapun salah satu ciri-ciri orang
yang mudah diajak kerja sama adalah yang bersangkutan tersebut,
disamping banyak ide pandai yang ia sampaikan namun ia juga pandai
mendengarkan dan menghargai pendapat orang lain. Begitu pula dalam
berorganisasi, kerja sama itu sangat penting untuk membangun
organisasi yang baik.
45
5. Pandangan Islam Tentang Kepemimpinan
Makna hakiki kepemimpinan dalam Islam adalah untuk
mewujudkan khilafah di muka bumi, demi terwujudnya kebaikan dan
reformasi.40
Di dalam Islam kepemimpinan identik dengan istilah khalifah
yang berarti wakil. Pemakaian kata khalifah setelah Rasulallah wafat
menyentuh juga maksud yang terkandung di dalam perkataan “amir”
(yang jamaknya umara) atau penguasa. Oleh karena itu, kedua istilah
ini dalam bahasa Indonesia disebut pemimpin formal. Namun, jika
merujuk kepada firman Allah SWT dalam surat Al-Baqarah ayat 30
berbunyi :
ا يه و ف ع ج ت أ ىا ى ا ق ت ف ي ي رض خ ال ي و ف اع ي ج إ ت ن ئ ل ي ى ل ب اه ر ذ ق إ و
ي إ اه ق ل ى س د ق ك و د ح ح ب ب س ح اء و د ل اى ف س ي ا و يه د ف س ف ي
ى ي ع ا ل ت ي ع أ
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat:
Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka
bumi”. Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan
(khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya
dan menumpahkan darah, padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan
memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman:
“Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”. (QS.
Al-Baqarah : 30)
Maka kedudukan non formal dari seorang khalifah juga tidak
bisa dipisahkan lagi. Perkataan khalifah dalam ayat tersebut tidak
hanya ditujukan kepada para khalifah sesudah nabi, tetapi adalah
penciptaan nabi adam a.s yang disebut sebagai manusia dengan tugas
40
Jamal Madhi, Menjadi pemimpin yang efektif dan berpengaruh: tinjauan manajemen
kepemimpinan Islam, (Bandung : PT. Syaamil Cipta Media, 2001), h. 1-2.
46
untuk memakmurkan bumi yang meliputi tugas menyeru orang lain
berbuat amar ma‟ruf dan mencegah dari perbuatan mungkar.
Berdasarkan ayat Al-Qur‟an dan Hadis Rasulullah SAW
tersebut dapat disimpulkan bahwa, kepemimpinan dalam Islam adalah
kegiatan menuntun, membimbing, memandu dan menunjukkan jalan
yang diridhoi Allah SWT.41
Sedangkan dalam Islam kepemimpinan didasari oleh
kepercayaan serta menekankan pada ketulusan,integritas dan
kepedulian. Kepemimpinan dalam islam berakar pada kepercayaan dan
kesediaan berserah diri kepada Allah yang Maha Pencipta.42
Dua peran utama kepemimpinan menurut perspektif Islam
adalah pemimpin sebagai pelayan (servant leader) dan pemimpin
sebagai pelindung/wali (guardian leader). Peran pertama adalah
sebagai pelayan masyarakat yaitu pemimpin bertugas memelihara
kesejahteraan masyarakat dan membimbing mereka kepada kebaikan.
Selanjutnya, peran kedua yaitu sebagai pelindung masyarakat yang
bertugas untuk melindungi komunitas mereka dari penjajahan dan
ancaman.43
41
Veithzal Rivai, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2003), cet. VIII, h. 5-6. 42
Fuad Nashori, Psikologi Kepemimpinan: Peran Psikologi Islami dalam pengembangan
Moralitas Pemimpin,(Yogyakarta: Pustaka Fahima, 2009), h. .3. 43 Fuad Nashori, Psikologi Kepemimpinan: Peran Psikologi Islami dalam pengembangan
Moralitas Pemimpin,(Yogyakarta: Pustaka Fahima, 2009), h. 4-5.
47
Agar mampu melaksanakan tugasnya dengan baik dan sukses,
seorang pemimpin harus memiliki beberapa sifat, di antaranya adalah :
a. Memiliki pengetahuan dan kemampuan yang cukup untuk
mengendalikan perusahaannya.
b. Mempunyai keistimewaan yang lebih dibanding dengan orang lain.
c. Memahami kebiasaan dan bahasa orang yang menjadi tanggung
jawabnya.
d. Mempunyai karisma dan wibawa di hadapan manusia.
Konsekuen dengan kebenaran dan tidak mengikuti hawa nafsu.
e. Bermuamalah dengan lembut dan kasih sayang terhadap yang
dipimpinnya, agar orang lain simpatik kepadanya. Kasih sayang
adalah salah satu sifat Rasulallah SAW.
f. Menyukai suasana saling memaafkan antara pemimpin dan
pengikutnya, serta membantu mereka agar segera terlepas dari
kesalahan.
g. Bermusyawarah dengan para pengikutnya serta mintalah
pengalaman dan pendapat mereka.
h. Menertibkan semua urusan dan membulatkan tekad untuk
kemudian bertawakal (menyerahkan urusan) kepada Allah.
i. Membangun kesadaran akan adanya muraqqobah (pengawasan
dari Allah) hingga terbina sikap ikhlas di mana pun, walaupun
tidak ada yang mengawasinya kecuali Allah.
48
j. Memberikan takaful ijtima’i santunan sosial kepada para anggota,
sehingga tidak terjadi kesenjangan sosial yang menimbulkan rasa
dengki dan perbedaan strata social yang merusak.
k. Mempunyai power pengaruh yang dapat memerintah dan
mencegah, karena seorang pemimpin harus melakukan control
pengawasan atas pekerjaan anggota, meluruskan kekeliruan serta
mengajak mereka untuk berbuat kebaikan dan mencegah
kemungkaran.
l. Tidak membuat kerusakan di muka bumi, serta tidak merusak
ladang, keturunan dan lingkungan.
m. Mau mendengar nasihat dan tidak sombong karena nasihat dari
orang yang ikhlas jarang sekali kita peroleh.44
Sedangkan Quraish Shihab dalam bukunya “Secercah Cahaya
Ilahi” menuturkan bahwa setidaknya ada lima sifat pokok yang
hendaknya dimiliki oleh sang pemimpin/imam. Kelima sifat tersebut
terungkap dalam dua ayat, yaitu Surah As-Sajdah (32):24 dan Al-
Anbiya (21): 73.
ى ىق ا ي ات آي ىا ب ا م و وا ر ب ا ص ى ا ر ؤ ب و د ه ت ي ئ أ ه ا ي ع ج و
“Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin
yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar.
dan adalah mereka meyakini ayat-ayat kami”(QS. As-Sajdah 32:24).
ا ق إ اث و ر ي خ ى و ا ع ف ه ي ى إ ا ي ح و أ ا و ر ؤ ب و د ه ت ي ئ أ اه ي ع ج و
اة م اء اىز يت إ ة و ل اىص ي د اب ا ع ى ىا ا م و
44
Ali Muhammad Taufiq, Praktik Manajemen Berbasis Al-Qur‟an, ( Jakarta : Gema
Insani, 2004), h. 37-40.
49
“Kami telah menjadikan mereka itu sebagai pemimpin-
pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami dan telah
Kami wahyukan kepada, mereka mengerjakan kebajikan, mendirikan
sembahyang, menunaikan zakat, dan hanya kepada kamilah mereka
selalu menyembah.” (QS. Al-Anbiya 21:73)
Sifat yang dimaksud adalah :
a. Kesabaran dan ketabahan, kami jadikan mereka pemimpin-
pemimpin ketika mereka tabah/ sabar.
b. “Yahduna bi Marina”, mengantar (masyarakatnya) ke tujuan yang
sesuai dengan petunjuk kami (Allah).
c. “Wa auhaina ilaihim fi’la al khairat”, (telah membudaya pada diri
mereka kebaikan).
d. “Abidin”, (beribadah, termasuk melaksanakan shalat dan
menunaikan zakat)
e. “Yuqinun” (Penuh keyakinan)
6. Tipe- tipe Kepemimpinan
Bertolak dari perilaku pemimpin dalam sekelompok manusia
organisasional, kita dapat mengelompokkan kepemimpinan seseorang
dalam tipe-tipe tertentu yang masing-masing memiliki ciri-ciri
tersendiri. Adapun tipe-tipe kepemimpinan tersebut adalah seperti
dijelaskan di bawah ini:
50
a. Tipe Pemimpin Otokratik
Otokrat berasal dari perkataan autos = sendiri; dan kratos =
kekuasaan, kekuatan. Jadi otokrat berarti: penguasaan absolut.45
Tipe
kepemimpinan ini menempatkan kekuasaan di tangan satu orang.
Pemimpin bertindak sebagai penguasa tunggal. Kedudukan dan tugas
anak buah semata-mata hanya sebagai pelaksana keputusan, perintah,
dan bahkan kehendak kepemimpinan. Pimpinan memandang dirinya
lebih dalam segala hal, dibandingkan bawahannya. Kemampuan
bawahan selalu dipandang rendah sehingga dianggap tidak mampu
berbuat sesuatu tanpa diperintah.46
Pemimpin otokratik memiliki ciri-ciri antara lain :
1) Beban kerja organisasi pada umumnya ditanggung oleh pimpinan.
2) Bawahan, oleh pimpinan hanya dianggap sebagai pelaksana dan
mereka tidak boleh memberikan ide-ide baru.
3) Bekerja dengan disiplin tinggi, belajar keras, dan tidak kenal lelah.
4) Menentukan kebijakan sendiri dan kalaupun bermusyawarah
sifatnya hanya penawaran saja.
5) Memiliki kepercayaan rendah terhadap bawahan dan kalaupun
kepercayaan diberikan, di dalam dirinya penuh ketidakpercayaan.
6) Komunikasi dilakukan secara tertutup dan satu arah.
45
Kartini Kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan; Apakah Kepemimpinan Abnormal itu
(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2001), Cet. IX, h. 71. 46 Veithzal Rivai, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2003), cet. VIII, h. 36.
51
7) Korektif dan minta penyelesaian tugas pada waktu sekarang.47
b. Tipe Pemimpin Demokratis
Inti demokrasi adalah keterbukaan dan keinginan
memposisikan pekerjaan dari, oleh, dan untuk bersama. Tipe
kepemimpinan demokratis bertolak dari asumsi bahwa hanya dengan
kekuatan kelompok, tujuan-tujuan yang bermutu dapat dicapai.48
Kepemimpinan demokratis adalah kepemimpinan yang aktif,
dinamis dan terarah. Kepemimpinan tipe ini dalam mengambil
keputusan sangat mementingkan musyawarah, yang diwujudkan pada
setiap jenjang dan di dalam unit masing-masing.
Seorang pemimpin yang demokratik dihormati dan disegani
dan bukan ditakuti karena perilakunya dalam kehidupan
organisasional, perilakunya mendorong para bawahannya
menumbuhkan dan mengembangkan daya inovasi dan kreativitasnya.49
Dan ciri-ciri kepemimpinan demokratis antara lain :
1) Beban kerja organisasi menjadi tanggung jawab bersama
personalia organisasi itu.
2) Bawahan, oleh pimpinan dianggap sebagai komponen pelaksana,
dan secara integral harus diberi tugas dan tanggung jawab.
47
Sudarwan Danim, Motivasi Kepemimpinan dan Efektifitas Kelompok, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2004),h. 75. 48
Sudarwan Danim, Motivasi Kepemimpinan dan Efektifitas Kelompok, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2004),h. 75. 49
Sondang P. Siagian, Teori dan Praktek Kepemimpinan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,
2010), h. 43.
52
3) Disiplin, akan tetapi tidak kaku dan memecahkan masalah secara
bersama.
4) Kepercayaan tinggi terhadap bawahan dengan tidak melepaskan
tanggung jawab pengawasan.
5) Komunikasi dengan bawahan bersifat terbuka dan dua arah.
c. Tipe Pemimpin Permisif
Kata permisif bisa bermakna serba boleh, serba meng-iya-kan,
tidak ingin ambil pusing, tidak bersikap dalam makna sikap
sesungguhnya, dan apatis. Pemimpin permisif tidak mempunyai
pendirian yang kuat, sikapnya serba boleh.
Dan ciri-ciri pemimpin yang permisif antara lain adalah :
1. Tidak ada pegangan yang kuat dan kepercayaan rendah pada
diri sendiri.
2. Mengiyakan semua saran.
3. Lambat dalam membuat Keputusan.
4. Banyak “mengambil muka” kepada bawahan.
5. Ramah dan tidak menyakit bawahan.50
d. Tipe Paternalistis
Tipe pemimpin yang paternalistik banyak terdapat di
lingkungan masyarakat yang masih bersifat tradisional, umumnya di
masyarakat yang agraris.51
50
Sudarwan Danim, Motivasi Kepemimpinan dan Efektifitas Kelompok, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2004),h. 75. 51
Sondang P. Siagian, Teori dan Praktek Kepemimpinan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,
2010), h. 43.
53
Pemimpin paternalistik menganggap bawahannya sebagai
“anak yang belum dewasa”, anak yang tidak mampu menjadi dewasa.
Karena itu, ia selalu bersikap sebagai seorang bapak (pater artinya
bapak), yang selalu membuat sesuatu untuk anak. Ia yang mengatur, ia
yang mengambil prakarsa, ia yang merencanakan, dan ia pula yang
melaksanakan menurut pahamnya sendiri.52
Dan sifat-sifat pemimpin paternalistik antara lain sebagai
berikut :
1. Dia menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak/
belum dewasa, atau anak sendiri yang perlu dikembangkan.
2. Dia bersikap terlalu melindungi (overly protective).
3. Dia jarang memberikan kesempatan kepada bawahan untuk
mengambil Keputusan sendiri.
4. Dia hampir-hampir tidak pernah memberikan kesempatan
kepada bawahan untuk berinisiatif.
5. Dia tidak memberikan atau hampir-hampir tidak pernah
memberikan kesempatan pada pengikut dan bawahannya untuk
mengembangkan imajinasi dan daya kreativitas mereka sendiri.
6. Selalu bersikap maha-tahu dan maha-benar.53
52
J. Riberu, Dasar-dasar kepemimpinan, (Jakarta : Pedoman ilmu jaya:1992),
cet. Ke-IV, h. 8. 53
Kartini Kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan; Apakah Kepemimpinan Abnormal
itu?, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2001), Cet. IX, h. 69-70.
54
e. Tipe Laissez faire
Pada tipe kepemimpinan laissez faire ini sang pemimpin
praktis tidak memimpin; dia membiarkan kelompoknya dan setiap
orang berbuat semaunya sendiri. Pemimpin tidak berpartisipasi sedikit
pun dalam kegiatan kelompoknya. Semua pekerjaan dan tanggung
jawab harus dilakukan oleh bawahan sendiri. Dia merupakan
pemimpin simbol, dan biasanya tidak memiliki keterampilan teknis.54
Perilaku seorang pemimpin yang laissez faire cenderung
mengarah kepada tindak-tanduk yang memperlakukan bawahan
sebagai rekan sekerja, hanya saja kehadirannya sebagai pimpinan
diperlukan sebagai akibat dari adanya struktur dan hirarki organisasi.55
f. Tipe Militeristis
Tipe ini sifatnya sok kemiliter-militeran. Hanya gaya luaran
saja yang mencontoh gaya militer. Tetapi jika dilihat lebih seksama,
tipe ini mirip sekali dengan tipe kepemimpinan otoriter.
Adapun sifat-sifat pemimpin yang militeristis antara lain adalah :
1 Lebih banyak menggunakan sistem perintah/ komando
terhadap bawahannya; keras sangat otoriter; kaku dan sering
kali kurang bijaksana.
2 Menghendaki kepatuhan mutlak dari bawahan.
54
Kartini Kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan; Apakah Kepemimpinan Abnormal
itu?, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2001), Cet. IX, h. 71-72. 55 Sondang P. Siagian, Teori dan Praktek Kepemimpinan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,
2010), h. 43.
55
3 Sangat menyayangi formalitas upacara-upacara ritual dan
tanda-tanda kebesaran yang berlebih-lebihan.
4 Menuntut adanya disiplin keras dan kaku dari bawahannya.
5 Tidak menghendaki saran, usul, sugesti, dan kritikan-kritikan
dari bawahannya.
6 Komunikasi hanya berlangsung searah saja.
g. Tipe Populistis
Kepemimpinan populistis ini berpegang teguh pada nilai-nilai
masyarakat yang tradisional. Juga kurang mempercayai dukungan
kekuatan serta bantuan hutang-hutang luar negeri (asing).
Kepemimpinan jenis ini mengutamakan penghidupan (kembali)
Nasionalisme.
h. Tipe Administratif atau Eksekutif
Kepemimpinan tipe administratif ialah kepemimpinan yang
mampu menyelenggarakan tugas-tugas administrasi secara efektif.
Sedang para pemimpinnya terdiri dari teknokrat dan administratur-
administratur yang mampu menggerakkan dinamika modernisasi dan
pembangunan.
Dari beberapa tipe kepemimpinan tersebut, tipe kepemimpinan
demokratis sesuai dengan ajaran islam. Di antara ciri tipe pemimpin
demokratis adalah memposisikan pekerjaan dari, oleh dan untuk
bersama, hal ini sesuai dengan dua peran utama seorang pemimpin
menurut islam yakni sebagai pelayan dan sebagai pelindung. Pelayan
56
yang dimaksud adalah yakni memelihara kesejahteraan masyarakat,
dan sebagai pelindung masyarakat dari berbagai macam ancaman.
6. Fungsi Kepemimpinan
Veithzal Rivai dalam bukunya “Kepemimpinan dan perilaku
organisasi” mengemukakan bahwa :
Fungsi artinya jabatan (pekerjaan) yang dilakukan atau
kegunaan sesuatu hal atau kerja suatu bagian tubuh.
Sedangkan fungsi kepemimpinan berhubungan langsung
dengan situasi sosial dalam kehidupan kelompok/organisasi
masing-masing, yang mengisyaratkan bahwa setiap
pemimpin berada di dalam dan bukan di luar situasi itu.
Fungsi kepemimpinan merupakan gejala sosial, karena
harus diwujudkan dalam interaksi antarindividu di dalam
situasi social suat kelompok/organisasi. Dan dalam
interaksi tersebut fungsi kepemimpinan mempunyai dua
dimensi yaitu dimensi yang berkenaan dengan tingkat
kemampuan mengarahkan dan dimensi yang berkenaan
dengan tingkat dukungan.
Kemudian masih menurut Veithzal rivai berdasarkan kedua
dimensi tersebut dapat dibedakan dalam lima fungsi pokok
kepemimpinan, yaitu :
a. Fungsi Instruksi
Fungsi ini bersifat komunikasi satu arah. Pemimpin seperti
komunikator merupakan pihak yang menentukan apa, bagaimana,
bilamana, dan di mana perintah itu dikerjakan agar Keputusan dapat
dilaksanakan secara efektif. Kepemimpinan yang efektif memerlukan
kemampuan untuk menggerakkan dan memotivasi orang lain agar mau
melaksanakan perintah.
57
b. Fungsi konsultasi
Fungsi ini bersifat komunikasi dua arah. Pada tahap pertama
dalam usaha menetapkan keputusan, pemimpin kerap kali memerlukan
bahan pertimbangan, yang mengharuskannya berkonsultasi dengan
orang-orang yang dipimpinnya yang dinilai mempunyai berbagai
bahan informasi yang diperlukan dalam menetapkan keputusan.
Konsultasi itu dimaksudkan untuk memperoleh masukan berupa
umpan balik (feedback) untuk memperbaiki dan menyempurnakan
keputusan-keputusan yang telah ditetapkan dan dilaksanakan.
c. Fungsi Partisipasi
Dalam menjalankan fungsi ini pemimpin berusaha
mengaktifkan orang-orang yang dipimpinnya, baik dalam ke ikut
sertaan mengambil Keputusan maupun dalam melaksanakannya.
Partisipasi tidak berarti bebas berbuat semaunya, tetapi dilakukan
secara terkendali dan terarah berupa kerja sama dengan tidak
mencampuri atau mengambil tugas pokok orang lain. Ke ikut sertaan
pemimpin harus tetap dalam fungsi sebagai pemimpin dan bukan
pelaksana.
d. Fungsi Delegasi
Fungsi ini dilaksanakan dengan memberikan pelimpahan
wewenang membuat/menetapkan Keputusan, baik melalui persetujuan
maupun tanpa persetujuan dari pimpinan. Fungsi delegasi pada
dasarnya berarti kepercayaan. Orang-orang penerima delegasi itu harus
58
diyakini merupakan pembantu pemimpin yang memiliki kesamaan
prinsip, persepsi dan aspirasi.
e. Fungsi Pengendalian
Fungsi pengendalian bermaksud bahwa kepemimpinan yang
sukses/efektif mampu mengatur aktifitas anggotanya secara terarah dan
dalam koordinasi yang efektif sehingga memungkinkan tercapainya
tujuan secara maksimal. Fungsi pengendalian dapat diwujudkan
melalui kegiatan bimbingan, pengarahan, koordinasi dan
pengawasan.56
D. Remaja
1. Pengertian Remaja
Istilah remaja atau adolesence berasal dari kata lain adolescere,
(kata bendanya adolescentia, yang berarti remaja), yang berarti
“tumbuh” atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah ini adolescence seperti
yang dipergunakan saat ini mempunyai arti yang luas mencakup
kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik.57
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia remaja memiliki arti
mulai dewasa.58
Masa remaja ialah satu periode dari masa anak-anak
menjadi dewasa ketika manusia menguji berbagai peran yang mereka
56 Veithzal Rivai, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada,2003), cet. VIII, h. 34-35 57
Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan, (Jakarta : Erlangga, 1980), Edisi Ke-5,
h. 206 58
Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 739
59
mainkan dan mengintergrasikan peran-peran itu ke dalam suat persepsi
diri, suat identitas.59
Menurut World Health Organization (WHO), remaja adalah
suat masa di mana individu berkembang dari saat pertama kali ia
menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai saat ia
mencapai kematangan seksual. Individu mengalami perkembangan
psikologi dan pola identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa. Pada
masa ini terjadi peralihan dari ketergantungan sosial-ekonomi kepada
keadaan yang relatif lebih mandiri.60
Menurut Papalia dan Olds, masa remaja adalah masa transisi
perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa yang pada
umumnya dimulai pada usia 12 atau 13 tahun dan berakhir pada usia
akhir belasan tahun atau awal dua puluh tahun.61
Sedangkan Hurlock
membagi masa remaja menjadi masa awal (13 hingga 16 atau 17
tahun) dan masa remaja akhir (16 atau 17 hingga 18 tahun), masa
remaja awal dan akhir dibedakan oleh Hurlock karena pada masa
remaja akhir, individu telah mencapai transisi perkembangan yang
lebih mendekati masa dewasa.62
59
Tim Penyusun, Intervensi Psikososial (Intervensi Pekerja Sosial Profesional), Jakarta :
Departemen Sosial Direktorat Kesejahteraan Anak, Keluarga, dan Lanjut usia, 2006, h. 13 60
Sarlito Wirawan S, Psikologi Remaja, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 1984), h. 9 61
Papalia, D E, Olds, S. W & Feldman Ruth D, Human Development (8th ed). Bustom :
Mc Graw-Hill, 2001, h. 122
62
Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan, (Jakarta : Erlangga, 1980), Edisi Ke-5,
h. 207
60
Masa remaja, menurut Tanley Hall, seorang bapak pelopor
psikologi perkembangan remaja dianggap sebagai masa topan badai
dan stres (strom adn stres), karena mereka telah memiliki keinginan
bebas untuk menentukan nasib diri sendiri. Kalau terarah dengan baik,
maka ia akan menjadi seorang individu yang memiliki rasa
bertanggung jawab, tetapi kalau tidak terbimbing, maka bisa menjadi
seorang yang tak memiliki masa depan dengan baik.63
2. Ciri – ciri Remaja
Masa remaja adalah suat masa perubahan. Pada masa remaja
terjadi perubahan yang sangat cepat baik secara fisik maupun secara
psikologis. Ada beberapa perubahan yang terjadi selama masa remaja.
a. Peningkatan emosional yang terjadi secara cepat pada masa
remaja awal yang dikenal sebagai masa strom and stres.
Peninkatan emosional ini merupakan hasil perubahan fisik
terutama hormon yang terjadi pada masa remaja. Dari segi
kondisi sosial, peningkatan emosi ini merupakan tanda bahwa
remaja berada dalam kondisi baru yang berbeda dari masa
sebelumnya. Pada masa ini banyak tuntutan dan tekanan
ditujukan pada remaja, misalnya mereka diharapkan tidak lagi
bertingkah seperti anak-anak, harus lebih mandiri, dan
bertanggung jawab. Kemandirian dan tanggung jawab ini akan
63
Agoes Dariyo, Psikologi Perkembangan Remaja, (Bogor : Ghalia Indonesia, 2004),
h. 13
61
terbentuk seiring berjalannya waktu dan akan nampak jelas
pada remaja akhir yang duduk di awal-awal masa kuliah.
b. Perubahan yang cepat secara fisik yang juga disertai
kematangan seksual. Terkadang perubahan ini membuat remaja
merasa tidak yakin akan diri kemampuan mereka sendiri.
Perubahan fisik yang terjadi secara cepat, baik perubahan
internal seperti sistem sirkulasi, pencernaan, dan sistem
respirasi maupun perubahan eksternal seperti tinggi badan,
berat badan dan proporsi tubuh sangat berpengaruh terhadap
konsep diri remaja.
c. Perubahan dalam hal yang menarik bagi dirinya dan hubungan
dengan orang lain. Selama masa remaja banyak hal yang
menarik bagi dirinya dibawa dari masa kanak-kanak digantikan
dengan hal menarik yang baru dan lebih matang. Hal ini juga
dikarenakan adanya tanggung jawab yang lebih besar pada
masa remaja, maka remaja diharapkan untuk dapat
mengarahkan ketertarikan mereka pada hal-hal yang lebih
penting. Perubahan juga terjadi dalam hubungan dengan orang
lain. Remaja tidak lagi berhubungan dengan individu dari jenis
kelamin yang sama, tetapi juga dengan lawan jenis dan dengan
orang dewasa.
d. Perubahan nilai, di mana apa yang mereka anggap penting pada
masa kanak-kanak menjadi kurang penting karena sudah
mendekati dewasa.
62
e. Kebanyakan remaja bersikap ambivalen dalam menghadapi
perubahan yang terjadi. Di satu sisi mereka menginginkan
kebebasan, tetapi disisi lain mereka takut akan tanggung jawab
yang menyakiti kebebasan tersebut, serta meragukan
kemampuan mereka sendiri untuk memikul tanggung jawab
tersebut.64
64
Mr. Dan O’Donnell, Perlindungan Anak Sebuah panduan Bagi Anggota Dewan
Perwakilan Rakyat (UNICEF, 2006), h. 128
63
BAB III
GAMBARAN UMUM ORGANISASI PERSATUAN REMAJA MAJELIS
TAKLIM NURUL AMAL
A. Sejarah Organisasi Persatuan Remaja Majelis Taklim Nurul Amal
Persatuan Remaja Majelis Taklim (PERMATA) Nurul Amal
adalah sebuah organisasi remaja yang berada di wilayah Kampung
Malang Nengah Rt.01 Rw.02 Desa Ciseeng, Kecamatan Ciseeng,
Kabupaten Bogor. Dasar dibentuknya organisasi adalah untuk
mempersatukan para pemuda islam di wilayah tersebut, agar kegiatan
para pemuda dapat terorganisir dengan baik, kegiatan keagamaan
maupun kegiatan yang bersifat umum.
Pada awalnya sebelum terbentuknya organisasi masjid di
daerah tersebut, hanya ada organisasi kepemudaan karang taruna
Bhakti Darma, di mana karang taruna Bhakti darma ini menjadi
organisasi terbaik ke 3 pada tingkat provinsi Jawa Barat. Setelah
berjalan cukup lama pada kegiatan karang taruna akhirnya ada salah
seorang anggota karang taruna yang menginginkan adanya kegiatan
pengajian rutin untuk para pemuda, akhirnya terbentuklah sebuah
pengajian rutin remaja yang masih bersandar atau masih
mengatasnamakan dari organisasi karang taruna pada saat itu.
Setelah berjalan sekian lama kegiatan pengajian rutin tersebut,
ada sebuah pemikiran dari seorang pemuda untuk mengadakan atau
membentuk sebuah organisasi pemuda di dalam masjid, karena
menginginkan adanya organisasi di dalam masjid selain DKM, maka
64
akhirnya terbentuklah pada tanggal 15 Maret 1996 organisasi di
dalam naungan masjid yang diberi nama PERMATA (Persatuan
Remaja Majelis Taklim) Nurul Amal dengan maksud dan tujuan agar
para pemuda di wilayah tersebut menjadi pemuda yang berharga dapat
berguna bagi masyarakat sekitar khususnya dan masyarakat luar pada
umumnya, serta memiliki nilai yang sangat berharga untuk dirinya
sendiri dan akan selalu berkilau pada saat nanti, seperti permata yang
indah, banyak di inginkan orang lain dan selalu berkilau. Sedangkan
nama permata sendiri adalah nama organisasi dari remaja tersebut dan
nama Nurul amal adalah nama masjid yang digunakan untuk menjadi
sekretariatnya. Pelopor berdirinya organisasi tersebut adalah Ahmad
Yani seorang remaja yang berusia 20 tahun, dan di bantu oleh para
remaja yang lainnya seperti Tomi Supriadi, Mulyadi, Ade Rahmawati,
Sukur, serta masih banyak lagi para remaja lainnya serta para tokoh
agama, tokoh masyarakat yang ikut membantu untuk mendirikan
organisasi Persatuan Remaja Majelis Taklim (PERMATA) Nurul
Amal tersebut.65
Pada akhirnya dibentuk kepengurusan untuk pertama kalinya
yang langsung di pimpin oleh Ahmad Yani sebagai Ketua Organisasi
Persatuan Remaja Majelis Taklim(PERMATA) Nurul Amal. Setelah
terbentuknya kepengurusan dan Ahmad Yani sebagai ketuanya, maka
mulailah anggota yang lain diperintahkan untuk mengajak atau
merekrut para remaja-remaja yang sering berada di tempat-tempat
65
Bapak H. Ahmad Yani, Wawancara Pribadi (19 September 2017 Pukul 13:00 s/d
Selesai)
65
tongkrongan pinggir jalan, pos ronda untuk bergabung mengikuti
kegiatan Organisasi Persatuan Remaja Majelis Taklim (PERMATA)
tersebut, dengan tujuan agar para remaja-remaja yang lainnya memiliki
kegiatan positif yang dapat di kembangkan untuk remaja sendiri,
karena kegiatan organisasi Pengajian Remaja Majelis Taklim Nurul
Amal tidak hanya sekedar kegiatan yang di lakukan di dalam masjid
saja, akan tetapi ada kegiatan-kegiatan yang dilakukan di luar masjid
yang menjadi nilai positif untuk remaja itu sendiri, seperti tabbur alam,
fogging dan yang lain sebagainya.
Dalam perjalanannya, Organisasi Persatuan Remaja Majelis
Taklim Nurul Amal ini kerap mendapatkan nilai yang negatif bagi
masyarakat tersebut dan masyarakat luar, ada yang menilai bahwa
kegiatan pengajian yang dilakukan oleh remaja hanyalah sebagai
wadah untuk mempertemukan para remaja lelaki dan remaja
perempuan yang di anggap hanya sebagai tempat untuk menjalin
hubungan dan tidak ada kegiatan pengajian yang dilakukannya, namun
Ahmad Yani sebagai ketua organisasi pada saat itu tidak memikirkan
nilai negatif yang diberikan terhadap organisasi yang telah
didirikannya tersebut, beliau tetap melanjutkan kegiatan-kegiatan yang
ada, itu hanyalah sebagai masalah kecil yang di hadapi nya, serta
masih banyak lagi masalah yang harus dihadapinya, namun semua itu
bisa di selesaikan nya dengan baik.
66
Lima tahun sudah organisasi Persatuan Remaja Majelis Taklim
Nurul Amal berdiri dan para remaja yang tergabung dalam organisasi
tersebut semakin banyak. Namun Ahmad Yani sebagai ketua dari
organisasi tersebut mengundurkan diri untuk menjabat sebagai ketua
dengan alasan karena sudah ingin menikah, akhirnya demi
mempertahankan berdirinya organisasi tersebut dilakukan pergantian
kepengurusan, karena dalam kepengurusan tersebut dalam satu
periodenya hanya menjabat selama lima tahun, meskipun ada juga
masa jabatan pengurus yang belum berakhir sudah harus
mengundurkan diri. Pergantian kepengurusan tersebut adalah sebagai
berikut :
1. Periode Pertama Ahmad Yani (1996 – 2001)
2. Periode Ke dua Siti Kartika (2001 – 2003)
3. Periode Ke tiga Heri Gunawan (2003 – 2006)
4. Periode Ke empat Lisna Melinda (2006 – 2008)
5. Periode Ke Lima Ahmad Yahya (2008 – 2011)
6. Periode Ke Enam Rusdiyansyah (2011 – 2014)
7. Periode Ke Tujuh Ubaidillah (2014 – 2017)
8. Periode Ke Delapan Misbahudin Fahmi (2017 – Saat ini)66
66
Ahmad Furqon Fauzi, Wawancara Pribadi (21 September 2017 Pukul 09:00 WIB)
67
B. Visi, Misi, Dan Program Kerja Organisasi Persatuan Remaja Majelis
Taklim (PERMATA) Nurul Amal
1. Visi
Menjadikan lembaga yang berfungsi sebagai wahana para
anggotanya dalam melaksanakan dakwah sebagai porosnya dengan
tuntunan Islam dalam rangka meraih keridhoan Allah SWT
2. Misi
a. Terbentuknya pola pikir dan pola sikap, kepribadian yang islami dan
kemampuan manajerial serta memiliki rasa kepedulian sosial.
b. Membina remaja muslim agar terbentuk intelektual muslim yang
menguasai IPTEK dan memiliki keimanan dan ketakwaan
c. Membina ukhuwah Islamiyah di kalangan Remaja Muslim
d. Meningkatkan peran serta Remaja muslim Malang Nengah dalam
aktivitas dakwah di lingkungan masyarakat. Mewujudkan kegiatan
dakwah Dengan merubah pikiran, merubah perasaan dan merubah
tingkah laku manusia menuju masyarakat yang Islami serta diridhai
Allah
3. Program Kerja Organisasi Persatuan Remaja Majelis Taklim
Nurul Amal
a. Mengadakan Pengajian Rutin Mingguan
b. Pelatihan Seni Musik hadroh
c. Pelatihan Seni Bela diri
d. Mengadakan Kegiatan LDK (Latihan Dasar kepemimpinan)
e. Mengadakan RAKER (Rapat Kerja)
68
C. Struktur Kepengurusan Organisasi Persatuan Remaja Majelis
Taklim Nurul Amal
Ketua : Misbahudin Fahmi
Wakil Ketua : Yusuf Maulana
Sekretaris : Rizki Akbar Wijaya
Bendahara : Ina Nurjannah
Bidang Syi’ar Dan Dakwah Bidang Humas
Koordinator : Teguh Priyatna Koordinator : Yoga Pratama
Wakil Koord : Fajri Yamin Wakil Koord : Irfanudin
Anggota : Anggota :
1. M. Gusti Mukhlas 1. Rizki Akbar
2. Dani Fabian 2. M. Jamil
3. Ramadhan 3. Fikri
4. Imelda Sari 4. Hendra
5. Fitriana Amalia 5. Dika
6. Yulia Fauziah 6. Hardis
7. Rara 7. Syifa Annisa
Bidang Penelitian Dan Pengembangan Bidang Kaderisasi
Koordinator : Jumhari Koordinator : Abdul Hakim
Wakil Koord : Maulana Wakil Koord : Junaedi
69
Anggota : Anggota :
1. Aditia 1. Wahyu
2. Ibnu Ali Dauda 2. Bambang AV
3. Fitria Mutiara 3. Syamsuri Rifa’i
4. Nurhayati 4. Ahmad Diyansyah
5. Manissa 5. Laras Anggraini
6. Siti Aroha 6. Liena
Bidang Keputrian
Koordinator : Siti Ropitah H
Wakil Koord : Rizka Kurnia Hasan
Anggota :
1. Dewi Sita Azzahra
2. Ayyuni
3. Dewi Sandra
4. Afni Nurjaannah
5. Ninda Putri
6. Ririn Riani
70
BAB IV
HASIL DAN ANALISIS DATA
A. Deskripsi Informan
NO Nama
Informan Usia Alamat
Pendidikan
Terakhir
Jabatan Di
Organisasi
Lama
Mengikuti
Organisasi
1 Dillah
Ubaidillah
26
Tahun
Kp.
Malang
Nengah
Rt.03
Rw.02
Ciseeng
- Bogor
S1 Tenik
Sipil
Pembina
Organisasi 10 tahun
2 Misbahudin
Fahmi
23
Tahun
Kp.
Malang
Nengah
Rt.03
Rw.02
Ciseeng
– Bogor
S1
Tarbiyah
Keguruan
Ketua
Organisasi 8 tahun
3 Yusup
Maulana
21
Tahun
Kp.
Malang
Nengah
Rt.02
Rw.02
Ciseeng
– Bogor.
SMA IPA
Wakil
Ketua
Organisasi
8 Tahun
4 Teguh
Priyatna
22
Tahun
Kp.
Malang
Nengah
Rt.04
Rw.02
Ciseeng
– Bogor.
SMA IPS Anggota
Organisasi 4 Tahun
5 Fitria
Mutiara
20
Tahun
Kp.
Malang
Nengah
Rt.03
Rw.02
Ciseeng
– Bogor.
SMA IPA Anggota
Organisasi 4 Tahun
71
Teknik penentuan informasi sangat penting, karena informan
yang memberikan informasi. Dalam penelitian ini digunakan purposive
sampling yakni untuk mencari data yang sesuai dengan kriteria yang
telah ditentukan serta maksud dan tujuan penelitian. Informan yang
dipilih adalah orang yang terlibat langsung dalam menentukan proses
pembuatan program kerja organisasi dan yang mempunyai
kemampuan, keahlian, pengalaman, kepedulian terhadap objek
penelitian. Informan yang telah memberikan data tentang proses
pembuatan program kerja dan penentuan kegiatan organisasi adalah
pembina organisasi ( Dillah Ubaidillah) dan pengurus organisasi
( Misbahudin Fahmi & Yusup Maulana).
Informan selanjutnya ditentukan dengan menggunakan
teknik Snowball Sampling, yakni proses penentuan informan
berdasarkan informan sebelumnya tanpa menentukan
jumlahnya secara pasti dengan menggali informasi terkait topik
penelitian yang di gunakan. Dalam hal ini peneliti menanyakan
kepada informan sebelumnya yakni Misbahudin Fahmi untuk
menentukan informan selanjutnya yang dapat memberikan
informasi terkait topik penelitian yang di gunakan terkait
banyaknya jumlah anggota dalam organisasi. Dari banyaknya
jumlah anggota dalam organisasi, peneliti menemukan
informan yang dapat memberikan informasi terkait topik
penelitian yakni Teguh Priyatna (Anggota) dan Fitria Mutiara
(Anggota)
72
B. Hasil Dan Analisis Data
1. Potensi Yang Dikembangkan Organisasi Persatuan Remaja
Majelis Taklim Nurul Amal
Organisasi Persatuan Remaja Majelis Taklim Nurul Amal
merupakan salah satu organisasi yang bergerak di bidang keagamaan
maupun kesejahteraan sosial. Selain itu kepengurusan dan anggota di
dalam organisasi sendiri adalah para remaja. Dalam hal ini Organisasi
Persatuan Remaja Majelis Taklim Nurul Amal mempunyai tugas untuk
menggerakan atau mengembangkan para remaja di bidang keagamaan,
kesenian maupun sosial. Dengan potensi yang ada di sekitar Organisasi
Persatuan Remaja Majelis Taklim Nurul Amal, maka para remaja di
ajarkan untuk terus berlatih dan mengembangkan potensi yang ada di
dalam diri remaja. Berdasarkan pengamatan yang di lakukan oleh
peneliti potensi yang dikembangkan oleh Organisasi Persatuan Remaja
Majelis Taklim Nurul Amal ini meliputi potensi keagamaan dan
Kesenian yang ada di lingkungan masyarakat dan Organisasi tersebut.
Hal tersebut sesuai dengan pernyataan yang di sampaikan oleh Misbah
selaku pengurus organisasi :
“jika potensi yang dikembangkan kita memang
mengarahkannya ke dalam bidang agama dan Kesenian saja karena
memang organisasi permata ini organisasi masjid, jadi kita
mengembangkan potensi remaja ini ke dalam bidang agama dan
Kesenian, melalui pelatihan Hadroh, Marawis, Sholawat dan
pengajaran di TPA yang berada di kampung malang nengah ini
sendiri.”67
67
Misbahudin Fahmi, Ketua Organisasi Persatuan Remaja Majelis Taklim Nurul Amal,
Wawancara Pribadi, (Ciseeng, 11 Maret 2018)
73
Kemudian Yusuf yang juga pengurus Organisasi Persatuan
Remaja Majelis Taklim berpendapat bahwa :
“organisasi permata ini tidak hanya melaksanakan kegiatan di
dalam masjid atau keagamaan saja,tetapi permata juga ikut andil di
dalam pemerintahan desa khususnya kecamatan ciseeng desa malang
nengah, seperti melaksanakan bakti sosial, kerja bakti dan pembersihan
lingkungan setempat dan ada juga potensi yang diberikan selama ini
dalam menumbuhkan jiwa kepemimpinan remaja saat ini mungkin
hanya memberikan pelatihan LDK, seni hadroh, dan menjadi
moderator dalam sebuah acara kajian pada tiap malam Rabu, karena
dari situ remaja di didik untuk berani bisa tampil dan mengatur
jalannya acara, menertibkan audience dll.”68
Selanjutnya Teguh yang juga menjadi anggota Organisasi
Persatuan Remaja Majelis Taklim Nurul Amal berpendapat bahwa :
“Untuk potensi yang di berikan di dalam organisasi persatuan
remaja majelis taklim Nurul amal ini memang hanya dalam bidang
Kesenian saja, seperti pelatihan hadroh, marawis, sholawat, mengajar
anak-anak dan ibu-ibu, ada juga pelatihan ilmu bela diri wushu dan
pengajian rutin setiap malam rabun ya. Tujuannya untuk melatih dan
mengembangkan bakat para remaja karena memang kita di latih sesuai
dengan bakat dan kemampuan kita masing-masing.”69
Sedangkan Dillah sebagai pembina organisasi persatuan remaja
majelis taklim Nurul amal berpendapat bahwa :
“Selama ini kita mengembangkan bakat yang dimiliki para
remaja, seperti mereka mempunyai ide atau aspirasi yang di
kembangkan, kemudian kita wadahi atau kita bimbing dari organisasi
persatuan remaja majelis taklim Nurul amal ini, agar para remaja
mampu mengembangkannya dengan baik lagi. Dan memang untuk
sekarang ini kita masih mengembangkan potensi dan bakat para remaja
dari Kesenian islam saja karena memang kita ini remaja masjid, jadi
kita baru mengembangkannya dalam bidang keagamaan saja.”70
68
Yusup Maulana, Wakil Ketua Organisasi Persatuan Remaja Majelis Taklim Nurul
Amal, Wawancara Pribadi, (Ciseeng, 10 Maret 2018) 69
Teguh Priyatna, Anggota Organisasi Persatuan Remaja Majelis Taklim Nurul Amal,
Wawancara Pribadi, (Ciseeng, 12 Maret 2018) 70
Dillah Ubaidillah, Pembina Organisasi Persatuan Remaja Majelis Taklim Nurul Amal,
Wawancara Pribadi, (Ciseeng, 16 Maret 2018)
74
Dari pernyataan yang telah di sampaikan oleh beberapa subjek
penelitian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Organisasi Persatuan
Remaja Majelis Taklim Nurul Amal berperan aktif di dalam upaya
mengembangkan potensi dan bakat yang ada di dalam diri para remaja
yang berada di kampung Malang Nengah serta dapat menanamkan
nilai-nilai keagamaan yang menjadi fokus utama dalam kegiatan
Organisasi Persatuan Remaja Majelis Taklim Nurul Amal.
Dalam mengembangkan potensi para remaja ini tentunya tidak
lepas dari dukungan masyarakat dan para alim ulama setempat.
Sehingga nantinya akan terjalin sebuah komunikasi yang baik dalam
mengembangkan potensi para remaja. Dengan adanya Organisasi
Persatuan Remaja Majelis Taklim Nurul Amal ini tentunya akan
membantu kegiatan masyarakat dan membangun kesejahteraan
masyarakat Kampung Malang Nengah.
Sebagai Organisasi yang aktif di dalam bidang keagamaan
maupun sosial yang berada kampung Malang Nengah ini, maka
Organisasi Persatuan Remaja Majelis Taklim Nurul Amal dipercaya
oleh masyarakat maupun pemerintah setempat untuk bekerja sama dan
berperan aktif dalam membangun dan meningkatkan potensi yang
berada di kampung Malang Nengah melalui kegiatan – kegiatan yang
dilakukan oleh Organisasi Persatuan Remaja Majelis Taklim Nurul
Amal.
75
a. Kegiatan Pelatihan Seni Hadroh
Kegiatan pelatihan Hadroh ini merupakan pendidikan
kepemimpinan bagi remaja yang bertujuan untuk melatih
potensi para remaja karena dalam kegiatannya terdapat seorang
pelatih/ pemimpin yang memberikan arahan dan bimbingan
kepada para remaja sehingga remaja dapat bekerja sama
dengan baik dan disiplin dalam setiap kegiatan yang di
lakukan. Sehingga remaja mampu dan mengerti arti sebuah
tanggung jawab dan kerja sama yang baik. Karena nanti
mereka yang akan melatih/ memimpin kegiatan pelatihan
Hadroh tersebut.
b. Kegiatan Pengajian Mingguan
Dalam kegiatan pengajian mingguan ini merupakan pendidikan
kepemimpinan bagi para remaja karena remaja dilatih untuk
bisa mengatur dan bertanggung jawab ketika mendapatkan
tugas untuk mengatur jalannya acara dan memberikan arahan
kepada para remaja yang lainnya. Sehingga dalam
pelaksanaannya remaja harus disiplin dan bisa bertanggung
jawab.
c. Kegiatan Bela Diri
Dalam kegiatan bela diri ini memberikan kesadaran tentang
pentingnya menjaga diri dan mempunyai jiwa yang sehat
sehingga remaja mampu untuk menjaga dirinya dan melindungi
anggota yang lainnya, ini memberikan pengertian pendidikan
76
kepemimpinan kepada para remaja untuk bisa melindungi
anggotanya dan mempunyai jiwa yang semangat dan
bertanggung jawab dalam dirinya.
d. Kegiatan Perayaan Hari Besar Islam (PHBI)
Kegiatan ini mengajarkan tentang pendidikan kepemimpinan
bagi para remaja karena dalam setiap kegiatan pelaksanannya
remaja di berikan tugas dan di latih untuk menjadi pemimpin
dalam setiap kelompok yang harus mampu menggerakan dan
mengarahkan para anggotanya. Sehingga remaja mempunyai
rasa tanggung jawab yang harus dimilikinya dan bisa mandiri
dalam setiap pelaksanaannya.
e. Kegiatan Latihan Dasar kepemimpinan (LDK)
Kegiatan ini bertujuan untuk melatih sikap kepemimpinan
remaja. Karena dalam pelaksanaannya remaja di berikan
pemahaman tentang kepemimpinan dan organisasi yang baik.
Sehingga remaja memiliki pemahaman yang baik tentang
kepemimpinan dan mempunyai rasa percaya diri dalam setiap
menjalankan amanah yang di berikan.
Berdasarkan pemaparan kegiatan Organisasi Persatuan Remaja
Majelis Taklim Nurul Amal di atas penulis dapat menganalisa
kegiatan-kegiatan tersebut merupakan bentuk dari pendidikan
kepemimpinan yang diberikan untuk melatih sikap
kepemimpinan para remaja. Karena ini merupakan wadah
kreativitas bagi para remaja dalam mengembangkan potensi
77
dan bakatnya dan juga mengembangkan sikap kepemimpinan
yang mereka miliki karena mengatur sebuah acara memerlukan
organisasi yang baik dengan adanya seorang pemimpin yang
mampu menjalankan kepemimpinannya dengan baik pula.
2. Peran Organisasi Persatuan Remaja Majelis Taklim Nurul Amal
Dalam Menumbuhkan Sikap Kepemimpinan Remaja
Organisasi Persatuan Remaja Majelis Taklim Nurul Amal
merupakan organisasi remaja yang berada di tengah masyarakat dan di
naungi oleh Dewan Keluarga Masjid (DKM) Nurul Amal. Di setiap
daerah Organisasi Remaja Masjid memiliki program kerja yang
berbeda-beda. Seperti halnya Organisasi Remaja Masjid atau
Organisasi Persatuan Remaja Majelis Taklim Nurul Amal
(PERMATA-NA) yang bergerak di dalam keagamaan maupun sosial
ini dengan memberdayakan para remaja dan masyarakat sekitarnya.
Dengan adanya program serta pelatihan yang terus diberikan
kepada para remaja melalui pelatihan keagamaan, Kesenian dan sosial
membuat proses pendidikan kepemimpinan yang diberikan kepada
para remaja lebih terarah agar para remaja mampu mengembangkan
potensi dan kemampuannya serta dapat bertanggung jawab terhadap
dirinya sendiri dan orang lain dengan apa yang harus mereka
laksanakan. Dengan adanya Organisasi ini ternyata tidak hanya
memberikan pelatihan berupa Kesenian, maupun keagamaan, tetapi
juga Organisasi Persatuan Remaja Majelis Taklim Nurul Amal ini
memberikan pelatihan kepemimpinan juga kepada para remaja.
78
Dari hasil pengamatan dengan adanya objek Organisasi
Persatuan Remaja Majelis Taklim Nurul Amal melakukan pendidikan
kepemimpinan melalui kegiatan yang di laksanakan dengan harapan
mampu membina karakter remaja untuk mengembangkan potensi dan
kemampuan yang mereka miliki. Hal ini merupakan peran dari
Organisasi Persatuan Remaja Majelis Taklim Nurul Amal sebagai
wadah aspirasi remaja dan bentuk pembinaan serta pemberdayaan bagi
remaja. Hal tersebut sesuai dengan pendapat yang diutarakan oleh
pembina organisasi “Dillah Ubaidillah” yang mengatakan bahwa :
“Organisasi Persatuan Remaja Majelis Taklim Nurul Amal ini
tidak hanya untuk memberikan pelatihan dalam bidang keagamaan
saja, tetapi juga sebagi bentuk penyaluran aspirasi seperti bakat yang
dimiliki para remaja berupa ide atau aspirasi remaja dan semua itu kita
wadahi atau kita bimbing dari organisasi Persatuan Remaja Majelis
Taklim Nurul Amal ini, dengan tujuan menjadikan para remaja lebih
berkembang lagi dalam kemampuan yang mereka miliki.”71
Sedangkan Misbahudin Fahmi sebagai pengurus atau ketua
Organisasi berpendapat bahwa :
“Organisasi Persatuan Remaja Majelis Taklm Nurul Amal ini
sebagai wadah bagi masyarakat sekitar khususnya remaja untuk belajar
ilmu agama, ilmu sosial, dan Kesenian yang mampu melatih
kepribadian dari para remaja”72
Selanjutnya Yusup Maulana sebagai pengurus atau wakil
organisasi menyatakan bahwa :
“Organisasi Persatuan Remaja Majelis Taklim Nurul Amal
didirikan memang untuk menjadikan pemuda yang bermutu, berakhlak
mulia yang bermanfaat untuk masyarakat khususnya kampung malang
nengah, serta menjadikan para remaja yang memiliki rasa tanggung
71
Dillah Ubaidillah, Pembina Organisasi Persatuan Remaja Majelis Taklim Nurul Amal,
Wawancara Pribadi, (Ciseeng, 16 Maret 2018) 72
Misbahudin Fahmi, Ketua Organisasi Persatuan Remaja Majelis Taklim Nurul Amal,
Wawancara Pribadi, (Ciseeng, 11 Maret 2018)
79
jawab dalam dirinya karena Organisasi Persatuan Remaja Majelis
Taklim Nurul Amal selama ini juga memberikan pelatihan
kepemimpinan dengan mengadakan Latihan Dasar kepemimpinan
(LDK), mengadakan kaderisasi. Karena dari situlah mereka
mendapatkan pendidikan kepemimpinan dan pembinaan untuk menjadi
seseorang yang bisa lebih bertanggung jawab.”73
Selain itu Teguh Priyatna sebagai anggota dari Organisasi
menyatakan bahwa :
“Untuk mengembangkan sikap kepemimpinan remaja biasanya
sering di latih untuk menjadi petugas dalam pengajian rutin malam
Rabu sebagai moderator atau memimpin jalannya acara fungsinya agar
terbiasa untuk memimpin para anggota dan melatih keberanian pada
diri kita masing-masing selain itu juga di berikan pendidikan pelatihan
kepemimpinan berupa Latihan Dasar kepemimpinan untuk
menumbuhkan jiwa kepemimpinan para remaja”74
Dari pernyataan yang telah disampaikan di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa pada dasarnya peran dari Organisasi Persatuan
Remaja Majelis Taklim Nurul Amal adalah membina dan mendidik
para remaja untuk dapat menumbuhkan sikap kepemimpinan dalam
dirinya dan dapat di aplikasikan ke dalam lingkungan sosialnya,
khususnya Kampung Malang Nengah. Dengan adanya Organisasi
Persatuan Remaja Majelis Taklim Nurul Amal ini menjadikan para
remaja lebih aktif lagi di dalam kehidupan bermasyarakat. Karena
dengan kepedulian yang dilakukan oleh Organisasi Persatuan Remaja
Majelis Taklim Nurul Amal ini mampu memberikan semangat bagi
para remaja di Kampung Malang Nengah untuk dapat terus berkarya
dan meningkatkan kemampuan dirinya.
73
Yusup Maulana, Wakil Ketua Organisasi Persatuan Remaja Majelis Taklim Nurul
Amal, Wawancara Pribadi, (Ciseeng, 10 Maret 2018) 74
Teguh Priyatna, Anggota Organisasi Persatuan Remaja Majelis Taklim Nurul Amal,
Wawancara Pribadi, (Ciseeng, 12 Maret 2018)
80
Organisasi Persatuan Remaja Majelis Taklim Nurul Amal
memiliki peran penting di dalam menumbuhkan sikap kepemimpinan
remaja. Hal tersebut diimbangi dengan potensi yang ada di sekitar
Organisasi tersebut. Organisasi Persatuan Remaja Majelis Taklim
Nurul Amal terus memberikan pendidikan pelatihan kepemimpinan
dengan mengasah potensi bakat yang dimiliki para remaja untuk ikut
aktif berperan serta dalam mengikuti semua kegiatan dan pelatihan
yang di lakukan oleh Organisasi Persatuan Remaja Majelis Taklim
Nurul Amal. Karena untuk dapat menumbuhkan sikap kepemimpinan
perlu proses dan pendidikan kepemimpinan yang harus di laksanakan.
3. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Kegiatan Pelatihan
Kepemimpinan Organisasi Persatuan Remaja majelis Taklim
Nurul Amal.
a. Faktor Pendukung Kegiatan Pelatihan Kepemimpinan
Organisasi Persatuan Remaja Majelis Taklim Nurul Amal
Di dalam berorganisasi, Organisasi Persatuan Remaja Majelis
Taklim Nurul Amal tidak terlepas dari proses regenerasi kepengurusan.
Keberhasilan suatu kegiatan tentunya ada faktor pendukung yang
menunjang kegiatan tersebut. Dari hasil pengamatan menunjukkan
faktor pendukung tersebut dapat bersumber dari semua potensi yang
ada di wilayah kampung Malang Nengah. Berikut Faktor-faktor yang
menunjang proses kegiatan pelatihan kepemimpinan yang di
ungkapkan oleh Misbahudin Fahmi selaku pengurus atau Ketua dari
Organisasi
81
“faktor pendukungnya kita berikan melalui fasilitas yang ada
yang kemudian kita kembangkan dan kita ajarkan, contohnya kita
ajarkan Kesenian marawis atau hadroh, setelah kita ajarkan nanti
mereka bisa mengembangkannya dan bisa mengajarkannya kembali
kepada para anggota yang lainnya”75
Sedangkan Yusup Maulana yang juga pengurus atau wakil dari
Organisasi mengatakan bahwa :
“Faktor pendukungnya kita memiliki beberapa tokoh di
kampung ini yang dapat memberikan ilmu dan membatu kita dalam
melaksanakan program organisasi permata ini selain itu juga kita
memiliki beberapa senior yang mampu membimbing kita dalam
berorganisasi”76
Selanjutnya Teguh Priyatna yang merupakan salah satu anggota
dari Organisasi berpendapat bahwa :
“faktor pendukungnya pasti dari keluarga dan masyarakat
sekitar”77
Sedangkan Tiara yang juga merupakan anggota dari Organisasi
mengatakan :
“faktor pendukungnya yang pertama memang dari para tokoh
masyarakat setempat, mereka yang selalu memberikan dukungan
dalam kegiatan permata, selain itu juga dari para senior permata,
masyarakat dan tentunya dari orang tua juga yang selalu mendukung
dengan memberikan masukan atau bimbingan bagi para anak-anaknya
yang mengikuti organisasi permata.”78
75
Misbahudin Fahmi, Ketua Organisasi Persatuan Remaja Majelis Taklim Nurul Amal,
Wawancara Pribadi, (Ciseeng, 11 Maret 2018) 76
Yusup Maulana, Wakil Ketua Organisasi Persatuan Remaja Majelis Taklim Nurul
Amal, Wawancara Pribadi, (Ciseeng, 10 Maret 2018) 77
Teguh Priyatna, Anggota Organisasi Persatuan Remaja Majelis Taklim Nurul Amal,
Wawancara Pribadi, (Ciseeng, 12 Maret 2018) 78
Fitria Mutiara, Anggota Organisasi Persatuan Remaja Majelis Taklim Nurul Amal,
Wawancara Pribadi, (Ciseeng, 21 April 2018)
82
Sementara itu Dillah Ubaidillah sebagai Pembina dari
Organisasi menyatakan bahwa :
“faktor pendukung tentunya dari masyarakat sekitar, keluarga
dan para ulama setempat, karena merekalah yang sangat membantu
dalam melaksanakan program permata ini.”79
Dari pendapat yang telah diutarakan oleh beberapa subjek
penelitian di atas terkait faktor pendukung dalam upaya melaksanakan
kegiatan Organisasi Persatuan Remaja Majelis Taklim Nurul Amal dan
menumbuhkan sikap kepemimpinan remaja dapat disimpulkan bahwa
dari beberapa faktor pendukung yang ada merupakan potensi yang
dimiliki oleh Kampung Malang Nengah maupun remaja dan
Organisasi Persatuan Remaja Majelis Taklim Nurul Amal. Berikut
beberapa faktor pendukung tersebut adalah :
1) Fasilitas
Untuk memenuhi dan untuk tercapainya program kerja atau
kegiatan dari Organisasi persatuan Remaja Majelis Taklim Nurul Amal
memerlukan beberapa fasilitas yang menunjang dan semua itu di
berikan atau sudah di sediakan oleh Organisasi Persatuan Remaja
Majelis Taklim Nurul Amal.
2) Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia yang dimiliki Organisasi Persatuan
Remaja Majelis Taklim Nurul Amal sebagian besar menempuh
pendidikan sampai perguruan tinggi. Para senior, pembina, pengurus
79
Dillah Ubaidillah, Pembina Organisasi Persatuan Remaja Majelis Taklim Nurul Amal,
Wawancara Pribadi, (Ciseeng, 16 Maret 2018)
83
dan anggota juga cukup banyak untuk menjalankan organisasi. Dengan
ide gagasan dan kreativitas yang dimiliki oleh pembina maupun
pengurus menjadikan Organisasi Persatuan Remaja Majelis Taklim
Nurul Amal lebih berkembang dan di percaya oleh masyarakat.
3) Masyarakat
Organisasi Persatuan Remaja Majelis Taklim Nurul Amal tidak
bisa lepas dari kehidupan masyarakat. Dengan menjalin kerja sama
dengan masyarakat maka lebih mendapatkan kepercayaan untuk
melaksanakan program atau kegiatan. Salah satu program tersebut
adalah pelatihan kepemimpinan remaja yang dilaksanakan di luar
Kampung Malang Nengah. Hal tersebut merupakan wujud dukungan
dari masyarakat dan keluarga yang telah memberikan izin kepada para
remajanya untuk mengikuti kegiatan pelatihan kepemimpinan.
b. Faktor Penghambat Dalam pelatihan kepemimpinan dan
Kegiatan Organisasi persatuan Remaja Majelis Taklim Nurul
Amal
Di setiap menjalankan organisasi maupun kegiatan pasti
terdapat faktor-faktor pendukung dan penghambat. Dari hasil
pengamatan yang dilakukan oleh peneliti menunjukkan bahwa di
dalam proses pendidikan kepemimpinan yang di lakukan oleh
Organisasi Persatuan Remaja Majelis Taklim Nurul Amal terdapat
beberapa faktor penghambat yang menyebabkan program yang
dilaksanakan kurang maksimal. Hal tersebut seperti yang disampaikan
oleh Misbahudin Fahmi yang mengungkapkan bahwa :
84
“untuk faktor penghambat pasti ada, terutama dalam masalah
waktu, karena memang anggota permata ini masih pada sekolah dan
bekerja, jadi sulit untuk bisa menyesuaikan waktunya. Sedangkan
untuk penghambat yang lain dari masyarakat saja, karena memang
masyarakat sekitar kampung malang nengah ini tidak semuanya pro
dengan organisasi permata, ada juga yang kontra, seperti kurang
sukanya dengan beberapa kegiatan permata.”80
Selain itu juga Yusup Maulana yang merupakan wakil ketua
organisasi mengatakan bahwa :
“faktor penghambat dari internal mungkin hanya dari dana
setiap kali kita ingin menjalankan kegiatan dari Organisasi Permata”81
Selanjutnya Teguh Priyatna salah satu anggota organisasi
berpendapat bahwa :
“kurangnya fasilitas yang dimiliki, serta perbedaan pendapat
dari sebagian masyarakat tentang kegiatan permata.”82
Sedangkan Fitria Mutiara yang merupakan anggota dari
organisasi juga mengatakan bahwa :
“faktor penghambatnya mungkin dari waktu, karena memang
sangat sulit untuk menyatukan waktu untuk berkumpul dan
menjalankan kegiatan bersama, karena memang ada yang bekerja dan
ada juga yang kuliah atau sekolah.”83
80
Misbahudin Fahmi, Ketua Organisasi Persatuan Remaja Majelis Taklim Nurul Amal,
Wawancara Pribadi, (Ciseeng, 11 Maret 2018) 81
Yusup Maulana, Wakil Ketua Organisasi Persatuan Remaja Majelis Taklim Nurul
Amal, Wawancara Pribadi, (Ciseeng, 10 Maret 2018) 82
Teguh Priyatna, Anggota Organisasi Persatuan Remaja Majelis Taklim Nurul Amal,
Wawancara Pribadi, (Ciseeng, 12 Maret 2018) 83
Fitria Mutiara, Anggota Organisasi Persatuan Remaja Majelis Taklim Nurul Amal,
Wawancara Pribadi, (Ciseeng, 21 April 2018)
85
Selain itu Dillah Ubaidillah yang merupakan pembina dari
organisasi menyatakan bahwa :
“terkadang ketika kita ingin menjalankan kegiatan permata
suka sulit untuk meminta izin kepada keamanan atau aparat setempat.
Selain itu juga masalahnya dana karena memang para anggota permata
ini masih dalam usia sekolah.”84
Dari beberapa pernyataan di atas maka dapat disimpulkan jika
di dalam upaya menumbuhkan sikap kepemimpinan remaja yang
dilakukan oleh organisasi Persatuan Remaja Majelis Taklim Nurul
Amal terdapat berbagai faktor penghambat yang menyebabkan proses
dan hasil menjadi kurang maksimal. Berikut faktor penghambat yang
menjadi penghalang proses kegiatan organisasi Persatuan Remaja
Majelis Taklim Nurul Amal :
1) Dana
Setiap organisasi pasti membutuhkan dana untuk memperlancar
jalannya suatu kegiatan atau acara yang akan dilaksanakannya. Namun
di dalam organisasi Persatuan Remaja Majelis Taklim Nurul Amal ini
banyak remaja atau anggota yang masih sekolah sehingga masih
meminta uang dari orang tua. Sehingga sulit untuk menjalankan suatu
kegiatan yang akan di laksanakan.
2) Pekerjaan
Pekerjaan juga menjadi faktor penghambat yang tidak dapat
dihindari lagi. Sebagian remaja sudah sibuk dengan pekerjaan masing-
84
Dillah Ubaidillah, Pembina Organisasi Persatuan Remaja Majelis Taklim Nurul Amal,
Wawancara Pribadi, (Ciseeng, 16 Maret 2018)
86
masing. Waktu yang diluangkan untuk aktif di organisasi pun menjadi
sulit. Hal tersebut menyebabkan kegiatan yang dilakukan menjadi
terhambat dan kurang maksimal.
Dari faktor penghambat tersebut, pembina, pengurus dan
anggota organisasi Persatuan Remaja Majelis Taklim Nurul Amal
mencari solusi untuk mengatasi hal tersebut. Sehingga organisasi
Persatuan Remaja Majelis Taklim Nurul Amal dapat terus eksis di
tengah-tengah masyarakat dengan program-program unggulannya.
Dengan mengadakan uang kas setiap minggunya dapat mengurangi
beban biaya bagi para anggota organisasi yang belum bekerja.
Sedangkan bagi para anggota maupun pengurus yang sudah bekerja
dapat meluangkan waktunya setiap libur bekerja. Sehingga dengan
solusi tersebut dapat mengatasi hambatan yang dialami oleh organisasi
Persatuan Remaja Majelis Taklim Nurul Amal dapat berjalan dengan
maksimal.
C. Pembahasan
Dari data hasil penelitian yang telah dipaparkan di atas baik
dari data hasil wawancara terhadap subjek penelitian maupun dari
pengamatan dan dokumentasi yang peneliti lakukan, maka peneliti
akan melakukan pembahasan terkait Peran Organisasi Persatuan
Remaja Majelis Taklim Nurul Amal Dalam Menumbuhkan Sikap
Kepemimpinan Remaja. Yang akan di bahas di dalam pembahasan
yaitu berdasarkan pertanyaan dari rumusan masalah yang ditetapkan.
87
Berikut beberapa aspek yang akan dijadikan pembahasan dalam
penelitian ini antara lain adalah :
1. Peran Organisasi Persatuan Remaja Majelis Taklim Nurul Amal
Dalam Menumbuhkan Sikap Kepemimpinan Remaja
Dalam kehidupan masyarakat, setiap individu dan kelompok
maupun organisasi memiliki peran masing-masing yang harus
dijalankan. Secara khusus peran organisasi Persatuan Remaja Majelis
Taklim Nurul Amal adalah berperan dalam proses pembinaan dan
pemberdayaan remaja khususnya dalam menumbuhkan sikap
kepemimpinan remaja. Tentu saja di dalam proses pelaksanaannya
mengandalkan potensi yang dimiliki oleh organisasi Persatuan Remaja
Majelis Taklim Nurul Amal baik potensi SDM maupun SDA yang ada.
Melalui proses pendidikan kepemimpinan yang dilaksanakan oleh
organisasi Persatuan Remaja Majelis Taklim Nurul Amal ini
diharapkan dapat membentuk karakter remaja untuk mengembangkan
potensi yang dimiliki para remaja Kampung Malang Nengah. Hal
tersebut menunjukkan bahwa peran organisasi Persatuan Remaja
Majelis Taklim Nurul Amal di antaranya adalah mengembangkan
potensi yang dimiliki serta menumbuhkan sikap kepemimpinan
remaja.
Proses pendidikan kepemimpinan yang dilaksanakan oleh
organisasi Persatuan Remaja Majelis Taklim Nurul Amal bertujuan
membentuk karakter remaja untuk mengembangkan dan melatih para
remaja agar lebih bertanggung jawab dalam dirinya. Sesuai dengan
88
pendapat “Misbahudin Fahmi” untuk menumbuhkan jiwa
kepemimpinan para remaja ini, salah satunya dengan mengadakan
pelatihan kepemimpinan (LDK), selain itu juga kita memberikan
pendidikan kepemimpinan kepada para remaja untuk membiasakan
mandiri dalam menjalankan tugasnya agar mereka terbiasa di
kemudian hari dan bisa mengerti tanggung jawab yang ada pada diri
sendiri. Dengan dilakukannya pendidikan kepemimpinan ini ternyata
banyak mengandung nilai edukasi yang penting untuk membangun
karakter remaja serta memberikan pandangan kepada para remaja
untuk lebih mandiri lagi.
Dari hasil penelitian yang di peroleh juga sependapat dengan
informan “Yusup Maulana” dan “Dillah Ubaidillah” bahwa peran
organisasi Persatuan Remaja Majelis Taklim Nurul Amal adalah dalam
bentuk pembinaan dan pemberdayaan untuk menumbuhkan sikap
kepemimpinan remaja. Dari pelaksanaan pelatihan kepemimpinan ini
terlihat remaja lebih mempunyai rasa percaya diri yang tinggi dan
tanggung jawab serta memiliki keyakinan yang kuat untuk berubah
menjadi lebih baik lagi. Karena dari beberapa program dan kegiatan
yang dilakukan oleh organisasi Persatuan Remaja Majelis Taklim
Nurul Amal sebagai bentuk upaya untuk memberikan ruang kepada
remaja dalam menyalurkan aspirasi mereka. Sehingga dengan begitu
para remaja akan merasa dihargai dan merasa memiliki tanggung
jawab di masyarakat.
89
Peran dikaitkan dengan posisi atau kedudukan seseorang
diharapkan menjalankan perannya sesuai dengan apa yang diharapkan
oleh pekerjaan atau tugas tersebut. Sementara itu, peran menurut
Soerjono Soekanto yaitu, peran merupakan aspek dinamis kedudukan
(status), apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai
dengan kedudukannya, maka ia menjalankan suatu peranan.85
Kesimpulan dari penjelasan Soerjono Soekanto tersebut adalah jika
seseorang telah melaksanakan tugasnya sesuai dengan perannya, maka
orang tersebut dapat dikatakan telah menjalankan perannya.
Dalam penelitian ini, peneliti menemukan bahwa organisasi
Persatuan Remaja Majelis Taklim Nurul Amal sebagai lembaga
nonformal telah menyelenggarakan salah satu program pendidikan luar
sekolah, salah satunya adalah dengan pendidikan kepemimpinan. Di
dalam program pendidikan luar sekolah, pendidikan kepemimpinan
termasuk program di bidang remaja yang belum banyak dilakukan oleh
lembaga-lembaga nonformal lainnya. George R.Tery dalam Kartini
Kartono mengemukakan sejumlah teori kepemimpinan, yaitu teori-
teori sendiri ditambah dengan teori-teori penulis lainnya.
Dalam menganalisis peran organisasi Persatuan Remaja
Majelis Taklim Nurul Amal dalam menumbuhkan sikap
kepemimpinan ini dengan menggunakan teori kepemimpinan. Dari
hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam proses pendidikan
kepemimpinan yang dilakukan organisasi Persatuan Remaja Majelis
85
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta : Rajawali Pers, 1987), h. 147
90
Taklim Nurul Amal terdapat kesesuaian terhadap beberapa teori
kepemimpinan antara lain :
a) Teori Psikologis
Dalam penelitian ini antara subyek penelitian dengan remaja
muncul rasa saling memperhatikan dan membutuhkan antara satu
dengan yang lainnya. Subyek memberikan rangsangan berupa motivasi
kepada anak buahnya agar dapat bekerja sesuai dengan tujuan-tujuan
yang diharapkan. Maka menjadi pemimpin harus mampu memotivasi
orang lain dan memperhatikan emosional serta status sosialnya.
b) Teori Kelakuan Pribadi
Subyek memberikan contoh kepada pemuda berkaitan dengan
pola-pola tingkah laku dalam melakukan setiap tindakan yang
dihadapi. Dengan kata lain, subyek mampu memberikan contoh sikap
fleksibel, luwes dan bijaksana untuk menghadapi suatu masalah.
c) Teori Humanistik
Dalam penelitian ini, subyek memperhatikan hati nurani di
dalam memenuhi segenap kebutuhan dan harapan pemuda melalui
interaksi yang akrab dan harmonis antara subyek dan para remaja.
Agar organisasi berjalan dengan baik subyek juga harus
memperhatikan potensi dan kemampuan remajanya agar dapat
menjalankan tugasnya dengan baik.
Hal tersebut memperlihatkan bahwa peran organisasi Persatuan
Remaja Majelis Taklim Nurul Amal adalah menumbuhkan sikap
kepemimpinan remaja melalui pelatihan dasar kepemimpinan sesuai
91
dengan teori kepemimpinan yang ada. Dalam penelitian ini, peneliti
menemukan bahwa materi pelatihan dasar kepemimpinan yang
dilaksanakan oleh organisasi Persatuan Remaja Majelis Taklim Nurul
Amal antara lain : a. Materi keorganisasian. b. Materi kepemimpinan.
c. Outbound Training. d. Materi pengenalan diri. e. Materi membangun
tim. f. Materi ideologi kenegaraan. Dari hasil pelatihan dasar
kepemimpinan tersebut dapat diketahui bahwa remaja dapat
memahami peran, tugas, serta fungsi dari organisasi. Selain itu remaja
juga memiliki kemampuan komunikasi publik serta kemampuan
berorganisasi dan kepemimpinan dalam segala bentuk komunitas/
kelompok di masyarakat. Di samping menguasai kemampuan tersebut,
remaja juga mampu menguasai teknik pengambilan Keputusan yang
tepat dalam menghadapi suatu permasalahan yang ada di masyarakat.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa peran Organisasi Persatuan
Remaja Majelis Taklim Nurul Amal antara lain : a. Memberikan sarana
pembinaan dan pemberdayaan bagi remaja melalui program pelatihan
dasar kepemimpinan. b. Mengembangkan potensi berupa Kesenian dan
keagamaan. c. Menjadi pelopor dalam pembangunan masyarakat.
2. Faktor Pendukung dan Penghambat Organisasi Persatuan
Remaja Majelis Taklim Nurul Amal Dalam menumbuhkan Sikap
Kepemimpinan Remaja
Faktor pendukung sangat berpengaruh terhadap
berlangsungnya suatu kegiatan. Maka dari itu organisasi Persatuan
92
Remaja Majelis Taklim Nurul Amal harus dapat mempertahankan
faktor pendukung yang ada serta melakukan berbagai upaya sebagai
bentuk penguatan-penguatan agar organisasi Persatuan Remaja Majelis
Taklim Nurul Amal mampu menghasilkan kegiatan yang berkualitas
dan maksimal. Sehingga pendidikan kepemimpinan remaja menjadi
lebih terarah dan berjalan dengan baik.
Dari hasil penelitian dan pembahasan di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa dari beberapa faktor pendukung yang ada
membuktikan bahwa organisasi Persatuan Remaja Majelis Taklim
Nurul Amal mendapatkan respons positif dari masyarakat maupun
pemerintah. Sebagai organisasi kepemudaan yang bergerak dalam
pemberdayaan dan pembinaan pemuda, menjadikan organisasi
Persatuan Remaja Majelis Taklim Nurul Amal harus mampu
mempertahankan dan mengoptimalkan faktor-faktor pendukung yang
ada agar pelaksanaan pendidikan kepemimpinan remaja dapat berjalan
secara optimal dan sesuai dengan apa yang diharapkan.
Selain mempunyai faktor pendukung di dalam melaksanakan
kegiatan pasti terdapat pula faktor penghambat yang menjadikan suatu
kegiatan tertentu menjadi terganggu dan kurang maksimal. Walaupun
demikian, faktor penghambat yang ada tidak menyurutkan semangat
organisasi Persatuan Remaja Majelis Taklim Nurul Amal dalam
melaksanakan kegiatan yang telah disusun. Faktor penghambat yang
ada sangat berpengaruh terhadap proses pelaksanaan pendidikan
kepemimpinan remaja yang dilakukan oleh organisasi ini. Hal itu
93
menyebabkan kegiatan yang dilaksanakan menjadi kurang maksimal
dan hasil yang didapat tidak sesuai dengan apa yang diharapkan.
Berikut faktor penghambat proses kegiatan yang dapat
menumbuhkan sikap kepemimpinan remaja antara lain : 1) faktor
Pekerjaan, 2) Faktor Dana.. dari faktor penghambat tersebut yang
menjadi permasalahan di dalam organisasi Persatuan Remaja Majelis
Taklim Nurul Amal adalah dari faktor individu yang tergabung di
dalam organisasi Persatuan Remaja Majelis Taklim Nurul Amal.
Untuk itu pengurus dan anggota organisasi mencari solusi untuk
mengatasi hal tersebut. Sehingga organisasi dapat meminimalisir
faktor penghambat dengan melakukan kegiatan sebagai sebuah solusi.
94
Bagan I. Temuan Penelitian
Peran Organisasi
Potensi Yang
Dikembangkan
Pendidikan
Kepemimpinan
Kesenian
Keagamaan
Pelatihan Dasar
Kepemimpinan
Sikap Kepemimpinan
Jujur dan Dapat Dipercaya
Disiplin
Terampil
Tanggung Jawab
Kerja Sama
Faktor Pendukung & Penghambat
Sumber Daya
Manusia Fasilitas Masyarakat Pekerjaan Estimasi Dana
95
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian dari hasil penelitian dan pembahasan yang
telah dilakukan tentang Peran Organisasi Persatuan Remaja Majelis
Taklim Nurul Amal dalam Menumbuhkan Sikap Kepemimpinan
Remaja di Kampung Malang Nengah ini, maka dapat disimpulkan
sebagai berikut :
1. Peran Organisasi Persatuan Remaja Majelis Taklim Nurul Amal dalam
menumbuhkan sikap kepemimpinan remaja dapat terlihat melalui
berbagai program kerja yang dilaksanakan dengan tujuan untuk
menumbuhkan jiwa kepemimpinan di dalam diri remaja. Apalagi
dengan adanya kegiatan pelatihan dasar kepemimpinan yang ada di
organisasi tersebut menjadikan dasar pembinaan karakter bagi para
remaja. Sebagai bentuk upaya pembinaan remaja, organisasi Persatuan
Remaja Majelis Taklim Nurul Amal terlihat mengadakan program-
program yang sering dijalankan sebagai upaya menggali bakat dan
potensi yang dimiliki remaja. Hal tersebut bertujuan untuk
menciptakan calon-calon pemimpin di masyarakat
2. Di setiap menjalankan organisasi maupun kegiatan pasti terdapat
faktor pendukung dan penghambat. Seperti halnya kegiatan dalam
menumbuhkan sikap kepemimpinan remaja yang dilakukan oleh
organisasi Persatuan Remaja majelis Taklim Nurul Amal yang tidak
terlepas dari berbagai faktor pendukung maupun penghambat. Untuk
96
96
faktor pendukungnya sumber daya manusia, pemerintah daerah, serta
keluarga dan masyarakat sekitar. Selanjutnya untuk faktor penghambat
dalam kegiatan organisasi Persatuan Remaja Majelis Taklim Nurul
Amal berasal dari pekerjaan dan dana. Dari berbagai faktor
penghambat tersebut, langkah yang dilakukan organisasi Persatuan
Remaja Majelis Taklim Nurul Amal adalah mencari solusi dengan cara
mengadakan uang kas setiap minggunya untuk mengurangi beban dan
agar terlaksananya kegiatan menumbuhkan sikap kepemimpinan
remaja selain itu juga mencari waktu yang tepat atau pas agar para
pengurus dan anggota yang bekerja bisa mengikuti kegiatan organisasi
Persatuan Remaja Majelis Taklim Nurul Amal ini. Sehingga dengan
solusi tersebut diharapkan dapat terus eksis dan terus berkarya
khususnya dalam upaya menumbuhkan sikap kepemimpinan remaja.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan
peneliti mengenai peran Organisasi Persatuan Remaja Majelis Taklim
Nurul Amal dalam menumbuhkan sikap kepemimpinan remaja di
Kampung Malang Nengah Ciseeng-Bogor maka diajukan beberapa saran
yang diharapkan dapat membangun eksistensi Organisasi sebagai berikut :
1. Bagi Organisasi sebaiknya lebih meningkatkan program kerja yang
sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh para remaja agar hasil yang
diharapkan dapat dioptimalkan.
2. Bagi pengurus diharapkan dapat bekerja sama lebih baik lagi dalam
menjalankan setiap program kerja yang dilaksanakan.
97
3. Bagi pengurus sebaiknya dapat menyelenggarakan program kerja yang
inovatif dan kreatif untuk menarik perhatian para remaja.
DAFTAR PUSTAKA
A Budjarjo, dkk, Kamus Psikologi, (Semarang : Dahara Prize 1991)
Anoraga, Pandji, Psikologi Kepemimpinan, (Jakarta : PT. Rineka Cipta 2001)
Cet.III
Azhari, Akyas, Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta : PT. Teraju 2004),
Cet. I
Basrowi, Pengantar Sosiologi, (Bogor : Ghalia Indonesia 2005), cet. Ke-1
Bungin, H.M Burhan, Sosiologi Komunikasi, Teori Paradigma dan Diskursus
Teknologi Komunikasi di Masyarkat, (Jakarta : Kencana 2006)
Danim, Sudarwan, Motivasi Kepemimpinan dan Efektivitas Kelompok, (Jakarta:
Rineka Cipta 2004)
Daradjat, Zakiah, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta : Bulan Bintang 2004), Cet. Ke-15
Dariyo, Agoes, Psikologi Perkembangan Remaja, (Bogor : Ghalia Indonesia
2004)
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar bahasa Indonesia,
(Jakarta : Balai Pustaka 1998)
Hurlock, Elizabeth B, Psikologi Perkembangan, (Jakarta : Erlangga 1980)
J. Riberu, Dasar-Dasar Kepemimpinan, (Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya 1992), Cet.
Ke-IV
Kartono, Kartini, Pemimpin dan Kepemimpinan, Apakah Kepemimpinan
Abnormal itu?, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada 2001), Cet. X
_ _ _ _ _, Pemimpin dan Kepemimpinan; Apakah Kepemimpinan Abnormal itu?,
(Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada 2006)
Kerlinger, Frend N, Asas-Asas Penelitian Behavioral, (Yogyakarta : Universitas
Gajah Mada Press 2000)
Madhi, Jamal, Menjadi Pemimpin yang Efektif dan Berpengaruh : Tinjauan
Manajemen Kepemimpinan Islam, (Bandung : PT. Syaamil Cipta Media
2001)
Mapiare, Andi, Psikologi Remaja, (Surabaya : Usaha Nasional 1982)
Media Center, Kamus Ilmiah Populer, (Jakarta : Mitra Press 2002) Cet. Ke-1
Moleong, Lexy J, Metode Penelitian kualitatif, (Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya 2002), Cet. Ke-11
Nashori, Fuad, Psikologi Kepemimpinan : Pern Psikologi Islam dalam
Pembangunan Moralitas Pemimpin, (Yogyakarta : Pustaka Fahima 2009)
O’Donnel, Mr.Dan, Perlindungan Anak Sebuah Panduan Bagi Anggota Dewan
perwakilan Rakyat, (UNICEF 2006)
Rivai, Veithzal, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, (Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada 2003), Cet. VIII
_ _ _ _ _, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, (Jakarta : Raja Grafindo
Persada 2004)
Sarwono, Sarlito Wirawan, Pengantar Umum Psikologi, (Jakarta : Bulan Bintang
2000) Cet. VIII
_ _ _ _ _, Teori-teori Psikologi Sosial, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada
2006), Cet, Ke-7
Siagian, Sondang P, Peranan Taf dan Management, (Jakarta : Gunung Agung
1976), Cet. Ke-8
_ _ _ _ _, Teori dan Praktek Kepemimpinna, (Jakarta : PT. Rineka Cipta 2010)
Singarimbun, Masri dan Sofian Efendi, Metode Penelitian Survei, (Jakarta :
LP3ES 1983)
Soekanto, Soerjono, Sosiologi Suatu pengantar, (Jakarta : Balai Pustaka 1998),
Cet. Ke-1
_ _ _ _ _, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada 2000)
Sungadi, Hubungan kepemimpinan profetik dan motivasi kerja dengan
produktivitas kerja pustakawan UI, (Berkala Ilmu Perpustakaan dan
Komunikasi), (Jogjakarta : UPT Perpustaaan Universitas Gajah Mada
2012)
Suprayogo, Imam, Reformasi Visi Pendidikan Islam, (Malang : Aditya Media
2006)
Suryabrata, Sumadi, Metode Penelitian, (Jakarta : Rajawali Pers 1987) Cet. Ke-1
Syilvia Moss, Stewart L. Tubis, Pengantar Deddy Mulyana, Human
Communication Konteks-Konteks Komunikasi
Taufiq, Ali Muhammad, Praktik Manajemen Berbasis Al-Qur’an, (Jakart : Gema
Insani 2004)
Thoha, Miftah, Perilaku Organisasi, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada 2002),
Cet. Ke-13
Tim Penyusun, Intervensi Psikososial(Intervensi Pekerja Sosial Profesional),
(Jakarta : Departemen Sosial Direktorat Kesejahteraan Anak, keluarga,
dan lanjut Usia 2006)
Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia
Turi, La Ode, Budaya Kepemimpinan Lokal dalam pelaksanaan MBS, Jurnal
Pendidikan dan Kebudayaan, November No. 075, 2008
Uno, Hamzah B, Teori Motivasi & Pengukurannya; Analisis di Bidang
Pendidikan, (Jakarta : Bumi Aksara 2008), Cet. III
Usman, Husaini, Manajemen : Teori Praktek & Riset Pendidikan, (Jakarta : PT.
Bumi Aksara 2008)
_ _ _ _ _, Manajemen, (Jakarta : Bumi Aksara 2008)
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah; Tinjauan Teoritik dan
Permasalahannya, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada 2007)
Winardi J, Teori Organisasi dan Pengorganisasian, (Jakarta : Rajawali Pers
2006)
Wirwan S, Sarlito, Psikologi Remaja, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada 1984)
LAMPIRAN
Pedoman Wawancara
Untuk Pembina Organisasi Persatuan Remaja Majelis Taklim Nurul
Amal
Nama : Dillah Ubaidillah
Usia : 26 Tahun
Pekerjaan : Wiraswasta
Jabatan Di Organisasi Permata : Pembina Organisasi
1. Apa fungsi dan tujuan dari organisasi persatuan remaja majelis
taklim Nurul amal ini?
untuk syi’ar dan dakwah, menjalin ukhuwah islamiah atau mempererat
ukhuwah islamiah khususnya di kampung malang nengah dan umumnya
masyarakat sekitar, dan penyaluran aspirasi.
2. Apakah Organisasi Persatuan Remaja Majelis Taklim Nurul Amal ini
telah berjalan sesuai fungsi dan tujuannya?
Alhamdulillah selama ini sudah berjalan sesuai dengan fungsi dan
tujuannya walaupun dapat kita katakan belum maksimal, tetapi hampir
semua dari tujuan dan fungsi permata berjalan dengan baik, seperti
misalnya syi’ar dan dakwah kita selalu mengadakannya setiap malam rabu
dan semua anggota pasti menghadirinya meskipun ada beberapa yang
tidak bisa mengikutinya karena berhalangan. Selain itu juga kita sering
mengadakan dakwah di luar kampung malang nengah, seperti di kampung
cibogo, kampung setu, kampung babakan dan sebagainya, kita sering
memimpin jalannya pengajian dan sholawat di daerah tersebut
3. Berapa jumlah anggota yang mengikuti organisasi persatuan remaja
majelis taklim Nurul amal ini?
Dapat dikatakan saat ini jumlah anggota permata sekitar 70 orang, dan itu
mereka yang masih aktif saja dalam kepengurusan permata. Sedangkan
anggota yang pasif kurang lebih ada 100 orang.
4. Bagaimana proses perencanaan program kerja organisasi persatuan
remaja majelis taklim Nurul amal?
Biasanya kita mengadakan yang namanya MUBES (Musyawarah Besar)
di mana dalam mubes ini kita membagi anggota ke dalam beberapa
kelompok/ divisi ini kita tugaskan untuk menyusun program kerja sesuai
divisinya masing-masing lalu diserahkan kepada ketua atau pimpinan
permata, jika di setujui maka akan dilaksanakan, jika tidak di setujui maka
akan terjadi perdebatan antar kelompok.
5. Bagaimana peran pengurus organisasi persatuan remaja majelis
taklim nurul amal dalam melaksanakan program kerja ?
Selama ini menurut saya peran mereka sangat baik dan bagus dalam
melaksanakan program kerjanya, banyak perubahan dan kemajuan yang
terus meningkat dalam organisasi permata ini, terutama dalam
mensyi’arkan agama islam di kampung malang nengah dan sekitar
wilayah kecamatan ciseeng, walaupun terkadang dapat dilihat masih
kurang kompak dalam menjalankannya karena memang mereka masih
dalam usia yang sangat labil, jadi ada yang semangat dan ada juga yang
tidak semangat, tetapi menurut saya mereka sudah sangat baik dalam
melaksanakan program kerjanya
6. Bagaimana respons anggota dalam mengikuti kegiatan program kerja
dari organisasi persatuan remaja majelis taklim Nurul amal?
Responnya sangat baik dan antusias karena memang mereka sendiri yang
membuatnya, jadi mereka melaksanakannya dengan senang hati
7. Bagaimana dukungan dari masyarakat setempat?
Masyarakat selalu memberikan dukungan kepada kita biasanya dalam
bentuk materi atau immateri, seperti immateri mereka sangat mempercayai
kepada permata untuk menitipkan anak-anaknya, sedangkan materi
biasanya selalu membantu ketika permata mau mengadakan kegiatan besar
ataupun sedang melaksanakan penggalangan dana
8. Apakah ada sinergitas dalam pelaksanaan program kerja yang di
lakukan dengan masyarakat setempat?
Tentunya ada,seperti kegiatan malam rabu,kita selalu mengajak kepada
masyarakat untuk mengikuti pengajian rutin kita,selain itu juga kita setiap
mengadakan kegiatan ronda selalu mengajak masyarakat dan saling
bersinersitas,serta dalam melaksanakan bakti sosial,kita selalu bersama-
sama dengan masyarakat karena memang sangat penting sekali peranan
masyarakat bagi organisasi permata ini,artinya kita selalu bersinerji atau
saling bekerja sama untuk menjadikan kampung malang nengah ini
menjadi yang lebih baik
9. Bagaimana hasil yang di capai dari program kerja yang
dilaksanakan?
Hasilnya sangat terasa sekali semuanya dapat dibuktikan dari masyarakat
setempat dan para aparat seperti kepala desa atau lurah yang memberikan
apresiasi kepada permata karena telah menjadikan anak-anak muda yang
memiliki potensi yang baik, dapat dipakai di lingkungan setempat. Selain
itu juga dari para remajanya tentunya sangat baik juga karena mereka jadi
lebih mengetahui manajemen organisasi,surat menyurat serta mendapatkan
pengalaman yang berharga,seperti kekompakan dan tanggung jawab dalam
diri, karena memang kita juga melatih bakat atau kemampuan mereka
yang terpendam, serta keberanian mereka, sering menjadikan mereka
sebagai ketua atau pemimpin kelompok dalam kegiatan tertentu, dengan
tujuan agar mereka bisa belajar menjadi seorang leadership yang
bertanggung jawab, yang bisa mengarahkan para anggotanya.
10. Adakah program kerja yang diarahkan untuk mengembangkan sikap
kepemimpinan remaja?
Ada, biasanya kita mengadakan LDK (Latihan Dasar Kepemimpinan)
yang dalam pelaksanaannya kita adakan setiap setahun sekali, karena ini
memang program kerja jangka panjang.
11. Sejauh mana organisasi persatuan remaja majelis taklim Nurul amal
dalam menumbuhkan sikap kepemimpinan remaja?
Selama ini kita selalu membimbing para remaja untuk menumbuhkan
sikap kepemimpinannya, dengan cara melatih melalui pelatihan Ldk tadi,
selain itu juga kita melatih kepada para remaja untuk memimpin atau
memandu jalannya acara setiap malam rabu, dengan tujuan agar para
remaja ini mau dan mampu dalam melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya, serta dapat belajar memimpin para anggota yang lainnya.
12. Bagaimana tugas dan tanggung jawab pembina organisasi persatuan
remaja majelis taklim Nurul amal ini?
Tugas dan tanggung jawab kita sebagai pembina tentunya mengarahkan
dan mengontrol setiap kegiatan atau program yang di laksanakan oleh
pengurus permata serta membimbing dan menyemangati mereka agar terus
semangat dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab
13. Bagaimana respons remaja dalam mengikuti proses menumbuhkan
sikap kepemimpinan remaja?
Responnya sangat baik dan sangat di senangi oleh para anggota karena
mereka merasakan dapat menambah ilmu dan pengalaman yang sangat
berharga bahkan setelah ,mengikuti Ldk mereka menginginkan kembali
adanya pelatihan Ldk
14. Apa hasil dari menumbuhkan dan membina kepemimpinan yang di
lakukan oleh Organisasi Persatuan Remaja Majelis Taklim Nurul
Amal?
Hasilnya dapat kita rasakan sekali setelah mengikuti program kerja
permata khususnya Pelatihan Dasar Kepemimpinan ini, karena memang
anggota permata ini masih banyak yang sekolah dan bekerja, jadi mereka
dapat mengetahui cara berorganisasi di lingkungannya masing-masing, ada
yang menjadi ketua kelas, ketua OSIS, dan ada juga yang menjadi ketua
kelompok dalam pekerjaannya. Karena itu semua mereka sudah di bekali
sebelumnya di dalam organisasi permata agar berani dan mau untuk
menjadi seorang pemimpin, di permata ini lah di tanamkan jiwa
kepemimpinannya
15. Apakah organisasi persatuan remaja majelis taklim Nurul amal
mampu menumbuhkan sikap kepemimpinan remaja?
Iya pasti sangat mampu, karena tadi yang saya katakan sejak dulu sampai
sekarang ini banyak para anggota yang sudah menjadi pimpinan dalam
pekerjaannya masing-masing serta anak yang masih sekolah menjadi
pimpinan di organisasi sekolahnya, jadi dapat kita katakan mampu
16. Apa saja faktor pendukungnya?
Faktor pendukung tentunya dari masyarakat sekitar, keluarga dan para
ulama setempat, karena merekalah yang sangat membantu dalam
melaksanakan program permata ini.
17. Apa saja faktor penghambatnya?
Terkadang ketika kita ingin menjalankan kegiatan permata suka sulit
untuk meminta izin kepada keamanan atau aparat setempat. Selain itu juga
masalahnya dana karena memang para anggota permata ini masih dalam
usia sekolah.
18. Bagaimana solusinya?
Kita sering mencari waktu yang pas dan sekiranya anak sekolah libur dan
yang kerja juga libur, ketika sudah bertemu kita mengadakan diskusi untuk
rencana memajukan organisasi permata ini, biasanya waktunya hari
Minggu atau hari libur
Bogor, 12 Maret 2018
Dillah Ubaidillah
Pedoman Wawancara
Untuk Pengurus Organisasi Persatuan Remaja Majelis Taklim
Nama : Misbahudin Fahmi
Usia : 22 Tahun
Pekerjaan : Guru
Jabatan Di Organisasi Permata : Ketua Organisasi
1. Apa fungsi dan tujuan dari organisasi Persatuan Remaja Majelis
Taklim Nurul Amal ini?
fungsi dari organisasi permata ini adalah sebagai wadah bagi masyarakat
sekitar khususnya remaja kampung Malang nengah untuk belajar ilmu
agama, ilmu sosial, dan Kesenian yang mampu melatih kepribadian dari
para remaja.
tujuannya untuk mensyiarkan agama islam, mengembangkan bakat para
pemuda khususnya di kampung malang nengah ini agar bisa memajukan
daerah dan bangsa di kemudian hari sesuai dengan namanya, permata,
sehingga menjadi remaja – remaja yang berharga yang selalu berkilau dan
bersinar.
2. Apakah Organisasi Persatuan Remaja Majelis Taklim Nurul Amal ini
telah berjalan sesuai fungsi dan tujuannya?
Yang saya rasakan selama ini sudah berjalan sesuai dengan fungsi dan
tujuannya, walaupun masih belum maksimal dalam menjalankannya.
Seperti jika terjadi musim pancaroba yang memiliki banyak wabah
penyakit nyamuk malaria, kita selalu mengadakan kegiatan sosial, seperti
melaksanakan fogging kerja bakti dan membersihkan makam
3. Berapa jumlah anggota yang mengikuti Organisasi Persatuan Remaja
Majelis Taklim Nurul amal ini?
Anggota yang aktif di organisasi permata ini sekitar 30 – 40 orang,
sedangkan anggota yang pasif itu jumlahnya sekitar 20 – 30 orang.
4. Apa saja program kerja yang dimiliki oleh Organisasi Persatuan
Remaja majelis Taklim Nurul Amal?
Untuk program kerja sendiri kita membagi tugaskan kepada divisi-divisi
dari organisasi permata, seperti divisi syi’ar dan dakwah, divisi ini
memiliki program seperti mengadakan pengajian rutin setiap malam rabu,
tabligh akbar, kemudian ada divisi litbang, divisi ini memiliki program
untuk mengembangkan bakat para remaja, seperti latihan marawis, hadroh,
bela diri. Kemudian ada divisi keputrian, divisi ini memiliki program
seperti sholawat dan mengajar anak-anak di TPA yang berada di kampung
malang nengah. Kemudian ada divisi kaderisasi, divisi ini memiliki
program untuk mengkader para anggota khususnya anggota yang baru
dengan cara mengikuti pelatihan LDK (Latihan Dasar Kepemimpinan)
5. Program kerja apa saja yang dapat menumbuhkan sikap
kepemimpinan remaja?
Tentunya kita memiliki program kerja yang namanya Latihan Dasar
Kepemimpinan (LDK)
6. Bagaimana respons remaja dalam mengikuti program kerja yang
dilaksanakan?
Respons dari para anggota sendiri sangat antusias dan menerima dengan
baik, bahkan ada yang sangat ingin sekali untuk segera melakukan
pelatihan LDK dan diadakan tidak satu periode sekali, mereka merasakan
sesuatu yang sangat bermanfaat sekali dari pelatihan LDK ini, sedangkan
anggota yang pasif mereka kurang merespon baik dari pelatihan LDK ini
karena harus menyesuaikan jadwal terlebih dahulu
7. Bagaimana hasil yang dicapai dengan program yang telah
dilaksanakan?
Hasilnya baik, ilmu yang didapat juga bisa di terima dan di pahami oleh
para remaja ini
8. Potensi apa saja yang dikembangkan oleh Organisasi Persatuan
Remaja Majelis Taklim Nurul Amal dalam menumbuhkan sikap
kepemimpinan remaja?
jika potensi yang dikembangkan kita memang mengarahkannya ke dalam
bidang agama, karena memang organisasi permata ini organisasi masjid,
jadi kita mengembangkan potensi remaja ini ke dalam bidang agama saja
sedangkan untuk menumbuhkan sikap kepemimpinan kita hanya melalui
LDK saja
9. Sejauh mana usaha yang dilakukan Organisasi Persatuan Remaja
Majelis Taklim Nurul Amal dalam menumbuhkan sikap
kepemimpinan remaja?
selama ini kita selalu berusaha untuk menumbuhkan jiwa kepemimpinan
para remaja ini, salah satunya dengan mengikuti program pelatihan LDK,
selain itu juga kita membiasakan kepada para remaja ini untuk selalu
mandiri dalam menjalankan tugasnya. Jadi kita hanya mengarahkan saja
tugas dan tanggung jawab mereka, biar mereka yang berusaha mencarinya
dan menjalankannya agar terbiasa di kemudian hari dan bisa mengerti
tanggung jawab yang ada pada diri sendiri.
10. Bagaimana respons remaja dalam mengikuti proses menumbuhkan
sikap kepemimpinan yang dilakukan?
Untuk respons sendiri kadang relatif, ada yang menerimanya dengan baik
dan ada juga yang tidak menerimanya, artinya dalam proses
menumbuhkan sikap kepemimpinan tadi mereka yang di latih untuk
menjadi ketua terkadang merasa tidak siap dan ada juga yang di
perintahkan langsung siap untuk melaksanakannya
11. Apa hasil dari menumbuhkan dan membina kepemimpinan yang di
lakukan oleh Organisasi Persatuan Remaja Majelis Taklim Nurul
Amal?
Hasilnya tentu baik setelah kita berikan arahan, bimbingan dan motivasi
kepada para anggota, mereka jadi lebih tahu lagi tugas dan tanggung jawab
yang harus di lakukan dan mau untuk menjadi seseorang yang siap
memimpin atau dipimpin
12. Apakah Organisasi Persatuan Remaja Majelis Taklim Nurul Amal
mampu dalam menumbuhkan sikap kepemimpinan remaja?
Iya mampu, artinya para anggota atau remaja ini mereka yang masih
dalam usia sekolah, masih pada sekolah, tetapi jiwa kepemimpinan mereka
sudah ada dan sudah tahu tugas dan tanggung jawab yang harus di
lakukan, bahkan ada dari sebagian mereka yang mampu menjadi ketua
organisasi di sekolahnya, itu semua karena memang sudah dibekali dan
diberikan pemahaman dari mereka yang mengikuti pelatihan LDK yang
dilaksanakan oleh organisasi permata ini
13. Apa saja faktor pendukungnya?
faktor pendukungnya kita berikan melalui fasilitas yang ada yang
kemudian kita kembangkan dan kita ajarkan, contohnya kita ajarkan
Kesenian marawis atau hadroh, setelah kita ajarkan nanti mereka bisa
mengembangkannya dan bisa mengajarkannya kembali kepada para
anggota yang lainnya
14. Apa saja faktor penghambatnya?
untuk faktor penghambat pasti ada, terutama dalam masalah waktu, karena
memang anggota permata ini masih pada sekolah dan bekerja, jadi sulit
untuk bisa menyesuaikan waktunya.
15. Bagaimana solusi mengatasinya?
kita sering mencari waktu yang pas dan sekiranya anak sekolah libur dan
yang kerja juga libur, ketika sudah bertemu kita mengadakan diskusi untuk
rencana memajukan organisasi permata ini, biasanya waktunya hari
Minggu atau hari libur
Bogor, 11 Maret 2018
Misbahudin Fahmi
Pedoman Wawancara
Untuk Pengurus Organisasi Persatuan Remaja Majelis Taklim
Nama : Yusup Maulana
Usia : 21 Tahun
Pekerjaan : Mahasiswa/ Pelajar
Jabatan Di Organisasi Permata : Wakil Ketua Organisasi
16. Apa fungsi dan tujuan dari organisasi Persatuan Remaja Majelis
Taklim Nurul Amal ini?
Kita mendirikan organisasi Permata Nurul Amal fungsinya untuk
mendirikan ikatan pemuda yang bermutu, Berakhlak mulia yang
bermanfaat untuk masyarakat khususnya kampung Malang Nengah,
Sedangkan tujuannya ingin mengkader para pemuda yang ada di kampung
malang nengah agar terarah khususnya dalam bidang agama.
17. Apakah Organisasi Persatuan Remaja Majelis Taklim Nurul Amal ini
telah berjalan sesuai fungsi dan tujuannya?
Alhamdulillah selama ini sudah berjalan dengan baik dan banyak
perubahan dari para pemuda-pemudi yang berada di kampung Malang
Nengah, Contohnya kita selalu mengadakan pengajian rutin setiap malam
rabu .
18. Berapa jumlah anggota yang mengikuti Organisasi Persatuan Remaja
Majelis Taklim Nurul amal ini?
Kita ada namanya divisi/departemen di mana divisi /departemen ini terdiri
dari Departemen Syiar dan Dakwah, kaderisasi, litbang, keputrian, Dan
kurang lebih anggota semuanya 30 orang anggota aktif, sedangkan
anggota permata yang pasif itu kurang lebih ada 20 orang
19. Apa saja program kerja yang dimiliki oleh Organisasi Persatuan
Remaja majelis Taklim Nurul Amal?
Untuk program kerja kita serahkan kepada para divisi /departemen untuk
mengatur dan membuat program kerjanya masing-masing melalui
pengawasan dari para pengurus maupun pembina organisasi permata,
seperti divisi kaderisasi program kerja yang dimilikinya yaitu untuk
mengkader para anggota permata yang nantinya akan menjadi para
demisioner dari organisasi permata sendiri kemudian ada lagi contoh
program kerja yang dimiliki oleh syiar dan dakwah yaitu melaksanakan
latihan Kesenian seperti marawis dan hadroh
20. Program kerja apa saja yang dapat menumbuhkan sikap
kepemimpinan remaja?
Di Permata sendiri sering mengadakan kajian sekaligus mengadakan yang
namanya Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) remaja.
21. Bagaimana respons remaja dalam mengikuti program kerja yang
dilaksanakan?
Respons dari para anggota sendiri yang mengikuti program kerja permata
itu sangat baik bahkan sangat antusias dalam mengikutinya terutama
program kerja LDK sendiri karena kebanyakan dari anggota permata itu
mereka yang masih duduk di bangku sekolah menengah atas di mana
mereka mengakui belum pernah mendapatkan ilmu organisasi atau
kepemimpinan di sekolah dan setelah mengikuti program kerja permata
khususnya LDK mereka jadi mengetahui dan paham akan dengan
namanya kepemimpinan.
22. Bagaimana hasil yang dicapai dengan program yang telah
dilaksanakan?
Hasil yang di capai dalam kegiatan permata ini khususnya dalam
mengikuti program permata ini dapat dilihat dari para mereka yang
menjadi salah satu ketua OSIS atau pengurus OSIS di sekolahnya masing-
masing karena memang anggota dari permata ini sendiri masih duduk di
bangku sekolah
23. Potensi apa saja yang dikembangkan oleh Organisasi Persatuan
Remaja Majelis Taklim Nurul Amal dalam menumbuhkan sikap
kepemimpinan remaja?
Potensi yang diberikan selama ini dalam menumbuhkan jiwa
kepemimpinan remaja saat ini mungkin hanya memberikan pelatihan LDK
,seni hadroh,dan menjadi moderator dalam sebuah acara kajian pada tiap
malam Rabu,karena dari situ remaja di didik untuk berani bisa tampil dan
mengatur jalannya acara,menertibkan audience dll
24. Sejauh mana usaha yang dilakukan Organisasi Persatuan Remaja
Majelis Taklim Nurul Amal dalam menumbuhkan sikap
kepemimpinan remaja?
Selama ini usaha yang dilakukan oleh organisasi permata dalam
menumbuhkan sikap kepemimpinan tentunya seperti tadi dengan
mengadakan LDK,mengadakan kaderisasi, karena dari situlah mereka
akan mengerti dengan namanya kepemimpinan dan mengajarkan tentang
penting nya dari arti sebuah pemimpin sehingga muncul dalam diri mereka
atau kesadaran bahwa suatu saat mereka harus menjadi seorang pimpinan
25. Bagaimana respons remaja dalam mengikuti proses menumbuhkan
sikap kepemimpinan yang dilakukan?
Respons dari remaja sendiri yang mengikuti proses menumbuhkan sikap
kepemimpinan remaja itu berpariasi ada yang merasa senang,semangat
dan menyukainya,tetapi ada juga yang tidak merasa senang,tidak semangat
dalam mengikuti proses menumbuhkan jiwa kepemimpinan ini
26. Apa hasil dari menumbuhkan dan membina kepemimpinan yang di
lakukan oleh Organisasi Persatuan Remaja Majelis Taklim Nurul
Amal?
Hasilnya tentu baik setelah kita berikan arahan, bimbingan dan motivasi
kepada para anggota, mereka jadi lebih tahu lagi tugas dan tanggung jawab
yang harus di lakukan dan mau untuk menjadi seseorang yang siap
memimpin atau dipimpin
27. Apakah Organisasi Persatuan Remaja Majelis Taklim Nurul Amal
mampu dalam menumbuhkan sikap kepemimpinan remaja?
Seperti yang sudah katakan tadi bahwa organisasi permata ini saya rasa
sangat mampu dalam menumbuhkan sikap kepemimpinan remaja,semua
itu dapat dilihat dalam aplikasi mereka yang menjadi ketua OSIS di
sekolahnya masing-masing
28. Apa saja faktor pendukungnya?
Faktor pendukungnya kita memiliki beberapa tokoh di kampung ini yang
dapat memberikan ilmu dan membatu kita dalam melaksanakan program
organisasi permata ini
29. Apa saja faktor penghambatnya?
Untuk faktor penghambat pasti ada, terutama dalam masalah waktu,
karena memang anggota permata ini masih pada sekolah dan bekerja, jadi
sulit untuk bisa menyesuaikan waktunya.
30. Bagaimana solusi mengatasinya?
kita sering mencari waktu yang pas dan sekiranya anak sekolah libur dan
yang kerja juga libur, ketika sudah bertemu kita mengadakan diskusi untuk
rencana memajukan organisasi permata ini, biasanya waktunya hari
Minggu atau hari libur
Bogor, 10 Maret 2018
Yusup Maulana
Pedoman Wawancara
Untuk Anggota Organisasi Persatuan Remaja Majelis Taklim Nurul Amal
Nama : Teguh Priyatna
Usia : 22 Tahun
Pekerjaan : Wiraswasta
Jabatan Di Organisasi Permata : Anggota
1. Apa fungsi dan tujuan dari organisasi persatuan remaja majelis
taklim Nurul amal ini?
Fungsi dan tujuan dari permata ini yang permata pastinya sebagai syiar
dakwah di kampung Malang Nengah ini khusus nya dan di Kecamatan
Ciseeng Parung umumnya, kemudian juga untuk membangkitkan
semangat para anak muda yang berada di kampung Malang Nengah ini
untuk mendalami dan memahami ajaran-ajaran islam, artinya belajar lagi
ilmu agama secara mendalam agar para remaja yang berada di kampung
Malang Nengah ini tidak terjerumus ajaran-ajaran sesat.
2. Apakah Organisasi Persatuan Remaja Majelis Taklim Nurul Amal ini
telah berjalan sesuai fungsi dan tujuannya?
Selama ini sudah berjalan sesuai fungsi dan tujuannya, karena memang
tujuannya adalah untuk mensyiarkan dakwah islam. Seperti yang sudah
kita laksanakan selama ini dalam program permata. Dengan mengadakan
pengajian rutin dan pelatihan seni musik islami yang dapat kita
kembangkan untuk para remaja agar lebih semangat lagi dalam
menjalankan syiar dakwahnya.
3. Berapa jumlah anggota yang mengikuti organisasi persatuan remaja
majelis taklim Nurul amal ini?
anggota yang aktif saat ini sekitar 50 orang, sedangkan yang pasif
anggotanya sekitar 10 orang.
4. Apa saja program kerja yang dimiliki oleh Organisasi Persatuan
Remaja majelis Taklim Nurul Amal?
Untuk program kerja sendiri memang biasanya kita berikan kepada divisi
atau kelompok nya masing-masing dan mereka yang mengatur dan
membuatnya. Program kerjanya banyak di antaranya dalam bidang
kesenian yaitu hadroh, marawis,dan sholawat, pelatihan bela diri, serta
melatih untuk mengajar anak-anak dan ibu-ibu.
5. Adakah program kerja yang diarahkan untuk mengembangkan sikap
kepemimpinan remaja?
Ada biasanya setiap pengajian rutin setiap malam rabu ,kita sebagai
anggota suka di tunjuk untuk menjadi moderator, atau memimpin jalannya
acara tersebut, fungsinya agar terbiasa untuk memimpin para anggota dan
melatih keberanian pada diri kita masing-masing. Selain itu jua kita ada
yang namanya Pelatihan Dasar kepemimpinan (LDK) yang di adakan
setiap pergantian kepengurusan.
6. Potensi apa saja yang dikembangkan oleh Organisasi Persatuan
Remaja Majelis Taklim Nurul Amal dalam menumbuhkan sikap
kepemimpinan remaja?
Biasanya kita di latih untuk menjadi sebuah ketua atau pimpinan dalam
kegiatan PHBI dengan tujuan untuk melatih diri kita agar mampu terbiasa
untuk mengatur para anggota dan mampu untuk bertanggung jawab dalam
sebuah organisasi.
7. Sejauh mana usaha Organisasi Persatuan Remaja Majelis Taklim
Nurul Amal dalam menumbuhkan sikap kepemimpinan remaja?
Sejauh ini usaha yang dilakukan hanya melalui pendidikan dan pelatihan
melalui kegiatan LDK saja, selain itu juga usaha yang di lakukan selama
ini melalui pelatihan ketrampilan dalam diri dengan menjadikan para
anggota untuk menjadi sebuah ketua dalam kegiatan permata serta mampu
mendidik dan mengatur kepada anak-anak yang mereka ajari agar mereka
lebih mampu lagi dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab nya.
8. Bagaimana respons remaja dalam mengikuti proses menumbuhkan
sikap kepemimpinan yang dilakukan?
Responnya sangat baik, bahkan kita menginginkan LDK ini di adakan
setiap sebulan sekali dan di lanjutkan untuk kepemimpinan selanjutnya.
9. Apa hasil dari menumbuhkan dan membina kepemimpinan yang di
lakukan oleh Organisasi Persatuan Remaja Majelis Taklim Nurul
Amal?
Hasilnya sangat baik, kita jadi bisa lebih tahu organisasi permata secara
mendalam dan lebih mengetahui arti dari kepemimpinan yang baik
10. Apakah Organisasi Persatuan Remaja Majelis Taklim Nurul Amal
mampu dalam menumbuhkan sikap kepemimpinan remaja?
Iya menurut saya mampu karena bisa saya rasakan kepemimpinan permata
dari periode satu ke periode selanjutnya sangat baik, serta banyak anggota
yang menjadi ketua di lingkungan sekolahnya, karena telah mengikuti
kegiatan dari organisasi permata
11. Apa saja faktor pendukungnya?
Faktor pendukungnya yang pertama memang dari para tokoh masyarakat
setempat, mereka yang selalu memberikan dukungan dalam kegiatan
permata, selain itu juga dari para senior permata, masyarakat dan tentunya
dari orang tua juga yang selalu mendukung dengan memberikan masukan
atau bimbingan bagi para anak-anaknya yang mengikuti organisasi
permata.
12. Apa saja faktor penghambatnya?
Kurangnya fasilitas yang dimiliki, serta perbedaan pendapat dari sebagian
masyarakat tentang kegiatan permata
13. Bagaimana solusi mengatasinya?
Kita sering mencari waktu yang pas dan sekiranya anak sekolah libur dan
yang kerja juga libur, ketika sudah bertemu kita mengadakan diskusi untuk
rencana memajukan organisasi permata ini, biasanya waktunya hari
Minggu atau hari libur
Bogor, 12 Maret 2018
Teguh Priyatna
Pedoman Wawancara
Untuk Anggota Organisasi Persatuan Remaja Majelis Taklim Nurul Amal
Nama : Fitria Mutiara
Usia : 19 Tahun
Pekerjaan : Mahasiswa/ Pelajar
Jabatan Di Organisasi Permata : Anggota Organisasi
14. Apa fungsi dan tujuan dari organisasi persatuan remaja majelis
taklim Nurul amal ini?
Fungsinya untuk menjadikan para anggota agar lebih bisa menjadi pribadi
yang memiliki kemampuan dalam segala bidang. Sedangkan tujuannya
untuk menghidupkan kampung malang nengah agar lebih aktif lagi dalam
bidang keagamaannya.
15. Apakah Organisasi Persatuan Remaja Majelis Taklim Nurul Amal ini
telah berjalan sesuai fungsi dan tujuannya?
Iya tentunya sudah, seperti melaksanakan kegiatan PHBI, PERSADA, dan
ikut membantu dalam kegiatan masyarakat setempat
16. Berapa jumlah anggota yang mengikuti organisasi persatuan remaja
majelis taklim Nurul amal ini?
Anggota yang aktif sekitar 50 orang, sedangkan untuk anggota pasifnya itu
ada 20 orang
17. Apa saja program kerja yang dimiliki oleh Organisasi Persatuan
Remaja majelis Taklim Nurul Amal?
Untuk program kerja sendiri biasanya di berikan kepada para divisi atau
kelompoknya masing-masing, tapi untuk program kerja yang sering di
laksanakan itu seperti pelatihan hadroh, marawis, sholawat, mengajar TPA
dan ibu-ibu serta pelatihan bela diri
18. Adakah program kerja yang diarahkan untuk mengembangkan sikap
kepemimpinan remaja?
Ada, itu biasanya setiap pelantikan pengurus atau dinamakan dengan
kegiatan LDK (Latihan Dasar Kepemimpinan)
19. Potensi apa saja yang dikembangkan oleh Organisasi Persatuan
Remaja Majelis Taklim Nurul Amal dalam menumbuhkan sikap
kepemimpinan remaja?
Biasanya kita di latih untuk menjadi sebuah ketua atau pimpinan dalam
kegiatan PHBI dengan tujuan untuk melatih diri kita agar mampu terbiasa
untuk mengatur para anggota dan mampu untuk bertanggung jawab dalam
sebuah organisasi.
20. Sejauh mana usaha Organisasi Persatuan Remaja Majelis Taklim
Nurul Amal dalam menumbuhkan sikap kepemimpinan remaja?
Sejauh ini usaha yang dilakukan hanya melalui pendidikan dan pelatihan
melalui kegiatan LDK saja, selain itu juga usaha yang di lakukan selama
ini melalui pelatihan ketrampilan dalam diri dengan menjadikan para
anggota untuk menjadi sebuah ketua dalam kegiatan permata serta mampu
mendidik dan mengatur kepada anak-anak yang mereka ajari agar mereka
lebih mampu lagi dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab nya.
21. Bagaimana respons remaja dalam mengikuti proses menumbuhkan
sikap kepemimpinan yang dilakukan?
Responsnya sangat baik, mereka sangat bersemangat dalam mengikuti
pelatihan LDK tersebut, bahkan ada yang merasa jika mereka
mendapatkan ilmu baru yang sebelumnya memang belum pernah mereka
dapatkan
22. Apa hasil dari menumbuhkan dan membina kepemimpinan yang di
lakukan oleh Organisasi Persatuan Remaja Majelis Taklim Nurul
Amal?
Hasilnya sangat baik, kita sebagai anggota jadi lebih bertanggung jawab
lagi dalam menjalankan program kerja dari permata serta lebih percaya
diri dalam mengatur atau memberikan arahan kepada teman-teman dan
lebih mengetahui lagi tentang pentingnya dalam berorganisasi.
23. Apakah Organisasi Persatuan Remaja Majelis Taklim Nurul Amal
mampu dalam menumbuhkan sikap kepemimpinan remaja?
Mampu walaupun berat, karena memang kita juga selalu di pantau dalam
perkembangan diri kita masing-masing, dan dapat di lihat ketika memang
banyak anggota dari permata ini yang mampu menjadi pemimpin di luar
organisasi permata, sehingga dapat kita katakan mampu, terlebih memang
mereka mampu dalam memimpin dirinya sendiri.
24. Apa saja faktor pendukungnya?
Faktor pendukungnya yang pertama memang dari para tokoh masyarakat
setempat, mereka yang selalu memberikan dukungan dalam kegiatan
permata, selain itu juga dari para senior permata, masyarakat dan tentunya
dari orang tua juga yang selalu mendukung dengan memberikan masukan
atau bimbingan bagi para anak-anaknya yang mengikuti organisasi
permata.
25. Apa saja faktor penghambatnya?
Faktor penghambatnya mungkin dari waktu, karena memang sangat sulit
untuk menyatukan waktu untuk berkumpul dan menjalankan kegiatan
bersama, karena memang ada yang bekerja dan ada juga yang kuliah atau
sekolah.
26. Bagaimana solusi mengatasinya?
Kita sering mencari waktu yang pas dan sekiranya anak sekolah libur dan
yang kerja juga libur, ketika sudah bertemu kita mengadakan diskusi untuk
rencana memajukan organisasi permata ini, biasanya waktunya hari
Minggu atau hari libur
Bogor, 21 April 2018
Fitria Mutiara
Verbatim Wawancara Dengan Informan
Nama : Dillah Ubaidillah
Usia : 26 Tahun
Pekerjaan : Wiraswasta
Jabatan Di Organisasi Permata : Pembina Organisasi
Hasil Wawancara Interpretasi Tema
T : kapan berdirinya
organisasi permata?
J : 15 maret 1996
T : siapa yang pertama
kali mendirikan
organisasi permata?
J: pada saat itu
pendirinya adalah bapak
ust. Ahmad Yani, Ust.
Aden Hasan Basri, ust.
Iwan Sarwani, dan yang
lainnya yang saat ini
menjadi guru di
organisasi permata
T : apakah pada saat
itu langsung di bentuk
ketua atau pemimpin?
J: pada saat itu belum di
bentuk yang namanya
ketua, karena memang
hanya sebagai bentuk
perkumpulan remaja
masjid saja
T : apa fungsi dan
tujuan dari organisasi
permata?
J : untuk syi’ar dan
dakwah, menjalin
ukhuwah islamiah atau
mempererat ukhuwah
islamiah khususnya di
kampung malang
nengah dan umumnya
masyarakat sekitar, dan
penyaluran aspirasi.
T : penyaluran aspirasi
yang seperti apa
maksudnya?
J : seperti bakat yang
dimiliki anak muda, ide
atau aspirasi anak muda
dan semua itu kita
wadahi atau kita
bimbing dari organisasi
permata ini, menjadikan
anak muda lebih maju
lagi dan berkembang
dalam kemampuan
mereka.
T : apa fungsi dari
permata?
J : dapat dikatakan tidak
jauh berbeda dari
tujuannya yang telah
disebutkan tadi. Karena
kita menyebutnya sama
antara fungsi dan tujuan
itu
T : apakah penyaluran
aspirasi ini dapat
dikatakan sebagai
pengembangan bakat
remaja?
J : iya, namun untuk
sekarang kita masih
mengembangkan bakat
remaja dari Kesenian
islam saja karena
memang kita ini remaja
masjid jadi kita baru
mengembangkan dalam
bidang keagamaan saja
T : apakah selama ini
sudah berjalan sesuai
dengan fungsi dan
tujuannya?
J : Alhamdulillah selama
ini sudah berjalan sesuai
dengan fungsi dan
tujuannya walaupun
dapat kita katakan belum
maksimal, tetapi sudah
berjalan semua
T : apa saja yang
sudah berjalan selama
ini?
J : hampir semua dari
tujuan dan fungsi
permata berjalan dengan
baik, seperti misalnya
syi’ar dan dakwah kita
selalu mengadakannya
setiap malam rabu dan
semua anggota pasti
menghadirinya
meskipun ada beberapa
yang tidak bisa
mengikutinya karena
berhalangan. Selain itu
juga kita sering
mengadakan dakwah di
luar kampung malang
nengah, seperti di
kampung cibogo,
kampung setu, kampung
babakan dan sebagainya,
kita sering memimpin
jalannya pengajian dan
sholawat di daerah
tersebut
T : siapa saja yang
melaksanakan semua
itu?
J : kita semuanya saling
berperan aktif dan
sangat berperan dalam
menjalankan tugas dan
fungsi organisasi
permata, mulai dari
anggota, pengurus dan
pembina semuanya ikut
berperan aktif.
T : berapa jumlah
anggota permata?
J : dapat dikatakan saat
ini jumlah anggota
permata sekitar 70
orang, dan itu mereka
yang masih aktif saja
dalam kepengurusan
permata
T : berapa jumlah
anggota yang pasif?
J : kurang lebih sekitar
100 orang
T : bagaimana
penilaian atau definisi
anggota yang dapat
dikatakan sebagai
anggota aktif?
J : tentunya mereka yang
masih mau hadir dalam
kegiatan rutin permata
yang di adakan setiap
malam rabu, dan
membantu setiap
kegiatan program
organisasi permata
T : bagaimana
penilaian atau definisi
anggota yang dapat
dikatakan sebagai
anggota pasif?
J : tentunya mereka yang
tidak pernah dilibatkan
lagi dalam pengajian
rutin setiap malam
Rabunya dan tidak
terikat secara formal
dalam kepengurusan
organisasi permata ini,
tetapi mereka masih ikut
berpartisipasi dalam
kegiatan permata, ikut
memberikan sebagian
hartanya
T : program kerja apa
saja yang dimiliki
organisasi permata?
J : untuk program kerja
sendiri diserahkan
kepada para pengurus
dan para divisi atau
kelompok masing-
masing, jadi mereka
yang membuatnya
namun ada yang
namanya program
jangka pendek,
Kegiatan pelaksanaan
program kerja rutin
Pengajian Malam Rabu,
Pelatihan Hadroh,
Pelatihan Marawis,
Mengajar TPA.
Program Kerja di rancang
dalam
MUBES(Musyawarah
Besar)
Banyak program kerja
dan kegiatan dalam
organisasi namun yang
sering dijalankan adalah
program jangka pendek
untuk melatih potensi
para remaja.
Program kerja
dilaksanakan oleh semua
pengurus maupun anggota
dalam kegiatan
MUBES(Musyawarah
Besar) yang di dalamnya
terdapat kegiatan RAKER
(Rapat Kerja).
menengah, dan panjang,
namun yang sering atau
rutin itu pengajian
malam Rabu, pelatihan
marawis, hadroh, serta
mengajar di TPA yang
berada di kampung
malang nengah, ini
program kerja yang
berjalan secara rutin atau
jangka pendek dan
selebihnya masih
banyak program kerja
yang dimiliki oleh
organisasi permata,
namun saya tidak begitu
hafal.
T : bagaimana proses
perencanaan program
kerja ini?
J : biasanya kita
mengadakan yang
namanya MUBES
(Musyawarah Besar) di
mana dalam mubes ini
kita membagi anggota
ke dalam beberapa
kelompok/ divisi ini kita
tugaskan untuk
menyusun program kerja
sesuai divisinya masing-
masing lalu diserahkan
kepada ketua atau
pimpinan permata, jika
di setujui maka akan
dilaksanakan, jika tidak
di setujui maka akan
terjadi perdebatan antar
kelompok
T : kapan mubes ini di
laksanakan?
J : setiap setahun
sekali,karena memang
untuk mengingatkan dan
mencari inovasi baru
dalam melaksanakan
program kerja ini,
namun jika ada hal yang
Banyak perubahan dan
kemajuan yang terjadi
pada Organisasi
PERMATA
Perubahan terjadi pada
pengurus dan anggota
organisasi.
mendesak atau ada
program kerja yang
tidak bisa dilaksanakan
itu baru kita rundingkan
kembali, artinya tidak
mesti menunggu setahun
untuk melihat hasil dari
program kerja itu sendiri
T : berapa hari dalam
melaksanakan mubes
ini?
J : kita tidak pernah
lama, biasanya
dilaksanakan nya itu
selama dua hari satu
malam saja untuk
menyusun program kerja
itu
T : siapa saja yang
mengikuti proses
perencanaan program
kerja ini?
J : seluruh pengurus atau
anggota aktif dan para
pembina sebagai
pendamping yang
mengikuti proses
perencanaan program
kerja ini
T : bagaimana peran
pengurus organisasi
permata dalam
melaksanakan
program kerjanya?
J : selama ini menurut
saya peran mereka
sangat baik dan bagus
dalam melaksanakan
program kerjanya,
banyak perubahan dan
kemajuan yang terus
meningkat dalam
organisasi permata ini,
terutama dalam
mensyi’arkan agama
islam di kampung
malang nengah dan
sekitar wilayah
kecamatan ciseeng,
walaupun terkadang
dapat dilihat masih
kurang kompak dalam
menjalankannya karena
memang mereka masih
dalam usia yang sangat
labil, jadi ada yang
semangat dan ada juga
yang tidak semangat,
tetapi menurut saya
mereka sudah sangat
baik dalam
melaksanakan program
kerjanya
T : bagaimana
pandangan anda para
pengurus dapat
berperan baik dalam
melaksanakan
program kerjanya?
J : itu dapat dilihat dari
beberapa kemajuan
seperti adanya
perubahan yang terus
meningkat, seperti
pengajian malam rabu
yang memang rutin,
mereka menjadi tambah
bersemangat untuk
datang ke masjid ini.
Karena tidak memang
hanya pengajian saja, di
situ kita juga
mengadakan sharing,
musyawarah, dan
motivasi terhadap para
anggota dan pengurus
organisasi permata.
T : bagaimana respons
dari para anggota
dalam mengikuti
program kerja
permata?
J : responnya sangat
baik dan antusias karena
memang mereka sendiri
yang membuatnya, jadi
Adanya pemberian
bimbingan dan motivasi
yang dilakukan oleh
pembina organisasi
Dalam kepemimpinan
perlu adanya bimbingan
dan motivasi yang
dilakukan kepada para
anggotanya..
mereka
melaksanakannya
dengan senang hati
T : apakah para
anggota ini pernah
mengeluh dan merasa
capek selama
mengikuti program
kerja permata?
J : kalau mengeluh sih
jarang, tapi merasa
capek mungkin pernah
di alami oleh beberapa
para anggota karena
memang mereka juga
semangatnya turun naik
dalam mengikuti
program kerja permata
ini.
T : ketika semangat
para anggota ini
sedang turun, apakah
ada motivasi dari
pengurus?
J : iya tentunya selalu
ada support dari para
pengurus maupun
pembina ketika memang
mereka sudah mulai
mengeluh dan merasa
capek dalam
menjalankan program
kerja organisasi permata
T : apakah pembina ini
sering memberikan
bimbingan dan
motivasi kepada para
pengurus dan anggota
organisasi permata?
J : iya, namun terkadang
tidak menentu juga
T : kapan biasanya
pembina ini
memberikan arahan,
bimbingan dan
motivasi kepada para
pengurus?
J : secara formalnya kita
selalu memberikan
arahan, bimbingan dan
motivasi ini setiap
malam Rabu, ketika
pengajian rutin ini
berlangsung kita di
berikan waktu untuk
menyampaikan
sambutannya, nah di
sinilah kita biasa
berperan untuk
memberikan motivasi
kepada para pengurus
dan anggota organisasi
permata, selain itu juga
ada yang bersifat non
formal, artinya kita
hanya mengadakan
kumpulan santai saja, di
sini kita saling sharing
dan berdiskusi antara
pembina dan pengurus
organisasi permata ini
T : apakah ada
dukungan dari
masyarakat sekitar?
J : iya tentunya ada,
masyarakat selalu
memberikan dukungan
kepada kita
T : jenis dukungan apa
yang diberikan
masyarakat?
J : biasanya dalam
bentuk materi atau
immateri, seperti
immateri mereka sangat
mempercayai kepada
permata untuk
menitipkan anak-
anaknya, sedangkan
materi biasanya selalu
membantu ketika
permata mau
mengadakan kegiatan
besar ataupun sedang
melaksanakan
penggalangan dana
Menjadi lebih mengetahui
berorganisasi, kerja sama,
tanggung jawab dan
kedisiplinan.
Setelah mengikuti
kegiatan organisasi
remaja menjadi lebih
mengetahui arti tentang
kerja sama dan
kekompakan serta
T : apakah ada
sinergitas yang
dilakukan masyarakat
sekitar ketika dalam
melaksanakan
program kerja
permata?
J:tentunya ada,seperti
kegiatan malam
rabu,kita selalu
mengajak kepada
masyarakat untuk
mengikuti pengajian
rutin kita,selain itu juga
kita setiap mengadakan
kegiatan ronda selalu
mengajak masyarakat
dan saling
bersinersitas,serta dalam
melaksanakan bakti
sosial,kita selalu
bersama-sama dengan
masyarakat karena
memang sangat penting
sekali peranan
masyarakat bagi
organisasi permata
ini,artinya kita selalu
bersinerji atau saling
bekerja sama untuk
menjadikan kampung
malang nengah ini
menjadi yang lebih baik
T:bagaimana respons
dai masyarakat ketika
sudah bersinergitas di
organisasi permata?
J:responnya sangat
baik,masyarakat ikut
melaksanakan
perubahan-perubahan
yang terjadi di kampung
malang nengah
ini,seperti lingkungan
keamanan jadi lebih
baik,lingkungan menjadi
lebih terjaga lagi serta
lebih menghidupkan
Program Latihan Dasar
Kepemimpinan
tanggung jawab
Program Latihan Dasar
Kepemimpinan adalah
program yang dimiliki
organisasi untuk dapat
menumbuhkan sikap
kepemimpinan.
kembali syiar-syiar
dakwah yang ada di
kampung malang
nengah.
T:bagaimana hasil
yang dicapai dalam
melaksanakan
program kerja
permata?
J:hasilnya sangat terasa
sekali semuanya dapat
dibuktikan dari
masyarakat setempat
dan para aparat seperti
kepala desa atau lurah
yang memberikan
apresiasi kepada
permata karena telah
menjadikan anak-anak
muda yang memiliki
potensi yang baik, dapat
dipakai di lingkungan
setempat.
T:bagaimana hasil
yang di rasakan oleh
para anggota atau
para remaja yang
mengikuti organisasi
permata?
J:tentunya sangat baik
juga mereka jadi lebih
mengetahui manajemen
organisasi,surat
menyurat serta
mendapatkan
pengalaman yang
berharga,seperti
kekompakan dan
tanggung jawab dalam
diri, karena memang kita
juga melatih bakat atau
kemampuan mereka
yang terpendam, serta
keberanian mereka,
sering menjadikan
mereka sebagai ketua
atau pemimpin
kelompok dalam
Materi Manajemen
organisasi dan leadership
Melatih melalui pelatihan
dasar kepemimpinan dan
memberikan tugas kepada
para anggota.
Mengarahkan dan
mengontrol setiap
kegiatan organisasi.
Dalam Pelatihan
Kepemimpinan remaja
diberikan materi – materi
yang dapat menambah
wawasan dan kemampuan
kepemimpinan pada
remaja.
Pendidikan
kepemimpinan yang
diberikan berupa
pelatihan kepemimpinan
dan tugas dalam setiap
kegiatan.
Tugas kepemimpinan
adalah mengarahkan dan
mengontrol kepada para
anggotanya.
kegiatan tertentu,
dengan tujuan agar
mereka bisa belajar
menjadi seorang
leadership yang
bertanggung jawab,
yang bisa mengarahkan
para anggotanya.
T : apakah ada
program kerja yang di
arahkan untuk
mengembangkan sikap
kepemimpinan
remaja?
J : ada, biasanya kita
mengadakan LDK
(Latihan Dasar
Kepemimpinan)
T : kapan Ldk ini
dilaksanakan?
J : setiap setahun sekali,
karena ini memang
program kerja jangka
panjang, dan semoga
bisa dipertahankan
T : berapa lama Ldk
ini dilaksakan?
J : kurang lebih sekitar 2
hari satu malam
T : di mana Ldk ini di
laksanakan?
J : biasanya kita
mengadakan di puncak
T : siapa saja yang
mengikuti pelatihan
Ldk ini?
J : semua anggota aktif,
pengurus dan para
pembina
T : apakah ada
pemberian materi
selama pelaksanaan
Ldk ini?
J : iya pastinya ada
T : materi apa saja
yang di berikan atau di
sampaikan?
J : materi tentang
Dapat menerima dengan
baik
Menjadi lebih percaya diri
dan mengetahui tentang
berorganisasi.
Selama mengikuti
pelatihan kepemimpinan
para remaja atau anggota
dapat menerimanya
dengan baik dan
memahamnya.
Hasil yang dapat setelah
mengikuti kegiatan
pelatihan kepemimpinan
menjadikan para remaja
lebih percaya diri dan
mengetahui tentang
berorganisasi.
manajemen organisasi,
bagaimana berorganisasi
yang baik dan
menjalankannya,
kemudian materi tentang
leadership, manajemen
kepemimpinan,
bagaimana menjadi
pemimpin yang baik
yang bijaksana serta
bertanggung jawab
T : siapa saja yang
memberikan materi
ini?
J : para pembina dan
para guru-guru permata
T : sejauh mana
organisasi permata
dalam menumbuhkan
sikap kepemimpinan
remaja?
J : selama ini kita selalu
membimbing para
remaja untuk
menumbuhkan sikap
kepemimpinannya,
dengan cara melatih
melalui pelatihan Ldk
tadi, selain itu juga kita
melatih kepada para
remaja untuk memimpin
atau memandu jalannya
acara setiap malam rabu,
dengan tujuan agar para
remaja ini mau dan
mampu dalam
melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya,
serta dapat belajar
memimpin para anggota
yang lainnya.
T : bagaimana tugas
dan tanggung jawab
pembina organisasi
permata?
J : tugas dan tanggung
jawab kita sebagai
pembina tentunya
Mampu dan percaya diri
dalam mengarahkan para
anggota yang lainnya.
Keluarga, Masyarakat,
dan Para Tokoh Ulama
setempat.
Remaja sudah bisa dalam
mengarahkan dan
mengatur kepada para
anggota yang lainnya.
mengarahkan dan
mengontrol setiap
kegiatan atau program
yang di laksanakan oleh
pengurus permata serta
membimbing dan
menyemangati mereka
agar terus semangat
dalam menjalankan
tugas dan tanggung
jawab
T : bagaimana respons
remaja dalam
mengikuti pelatihan
kepemimpinan?
J : responnya sangat
baik dan sangat di
senangi oleh para
anggota karena mereka
merasakan dapat
menambah ilmu dan
pengalaman yang sangat
berharga bahkan setelah
,mengikuti Ldk mereka
menginginkan kembali
adanya pelatihan Ldk
T : apakah ada
rencana untuk
mengadakan pelatihan
Ldk ini menjadi setiap
bulan atau setahun
beberapa bulan?
J : kalau Ldk ini sendiri
memang membutuhkan
banyak waktu dan biaya,
jadi kita
menyesuaikannya
dengan para anggota
yang masih sibuk
sekolah atau kerja, jadi
kita mengadakannya
setahun sekali saja, yang
terpenting
implementasinya dapat
dilihat dan di rasakan
T : bagaimana hasil
yang di capai dalam
menumbuhkan
Pemerintah setempat dan
dana dari para anggota.
Faktor pendukung yang
diberikan oleh keluarga,
masyarakat, dan para
tokoh ulama menjadikan
lebih mudah bagi
organisasi dalam
menumbuhkan sikap
kepemimpinan remaja.
Faktor penghambat yang
harus dilalui adalah
karena pemerintah
setempat dan dana yang
tidak memungkinkan bagi
organisasi.
kepemimpinan dan
pembinaan?
J : hasilnya dapat kita
rasakan sekali setelah
mengikuti program kerja
permata khususnya
pelatihan Ldk ini, karena
memang anggota
permata ini masih
banyak yang sekolah
dan bekerja, jadi mereka
dapat mengetahui cara
berorganisasi di
lingkungannya masing-
masing, ada yang
menjadi ketua kelas,
ketua OSIS, dan ada
juga yang menjadi ketua
kelompok dalam
pekerjaannya. Karena itu
semua mereka sudah di
bekali sebelumnya di
dalam organisasi
permata agar berani dan
mau untuk menjadi
seorang pemimpin, di
permata ini lah di
tanamkan jiwa
kepemimpinannya
T : apakah organisasi
permata ini mampu
dalam menumbuhkan
sikap kepemimpinan?
J : iya pasti sangat
mampu, karena tadi
yang saya katakan sejak
dulu sampai sekarang ini
banyak para anggota
yang sudah menjadi
pimpinan dalam
pekerjaannya masing-
masing serta anak yang
masih sekolah menjadi
pimpinan di organisasi
sekolahnya, jadi dapat
kita katakan mampu
T : apakah para
anggota atau ketua
kelompok sudah
mampu dalam
mengatur dan
mengarahkan kepada
para anggota
kelompoknya?
J : mampu, semua itu
dapat dilihat ketika kita
sedang mengadakan suat
acara dan membagi
tugas kelompok dan
mereka mampu untuk
mengarahkan para
anggota kelompoknya
sehingga suat acara ini
menjadi sukses dan
terlaksana dengan baik
karena kerja sama yang
di arahkan oleh
ketuanya.
T : apa faktor
pendukung organisasi
permata?
J : faktor pendukung
tentunya dari
masyarakat sekitar,
keluarga dan para ulama
setempat, karena
merekalah yang sangat
membantu dalam
melaksanakan program
permata ini.
T : apa faktor
penghambat dari
Organisasi Permata?
J : terkadang ketika kita
ingin menjalankan
kegiatan permata suka
sulit untuk meminta izin
kepada keamanan atau
aparat setempat. Selain
itu juga masalahnya
dana karena memang
para anggota permata ini
masih dalam usia
sekolah.
Verbatim Wawancara Dengan Informan
Nama : Misbahudin Fahmi
Usia : 22 Tahun
Pekerjaan : Guru
Jabatan Di Organisasi Permata : Ketua Organisasi
Hasil Wawancara Interpretasi Tema
T : kapan berdirinya
organisasi permata?
J : 15 maret 1996
T : siapa yang pertama
kali mendirikan
organisasi permata?
J: pada saat itu pendirinya
adalah bapak Ust. Ahmad
Yani, Ust. Aden Hasan
Basri, Ust. Iwan Sarwani,
dan yang lainnya yang saat
ini menjadi guru di
organisasi permata
T : apakah pada saat itu
langsung di bentuk ketua
atau pemimpin?
J: pada saat itu belum di
bentuk yang namanya
ketua, karena memang
hanya sebagai bentuk
perkumpulan remaja
masjid saja
T : apa tujuan dari
organisasi permata?
J : tujuannya untuk
mensyiarkan agama islam,
selain itu juga kita
mengharapkan agar para
pemuda khususnya di
kampung malang nengah
ini agar bisa memajukan
daerah dan bangsa di
kemudian hari sesuai
dengan namanya, permata,
sehingga menjadi remaja –
remaja yang berharga yang
selalu berkilau dan
bersinar
T : apa fungsi organisasi
permata?
J : fungsi dari organisasi
permata ini sebagai wadah
bagi masyarakat sekitar
khususnya remaja untuk
belajar ilmu agama, ilmu
sosial, dan Kesenian yang
mampu melatih
kepribadian dari para
remaja
T : apakah selama ini
organisasi permata
sudah berjalan sesuai
fungsi dan tujuannya?
J : yang saya rasakan
selama ini sudah berjalan
sesuai dengan fungsi dan
tujuannya, walaupun
masih belum maksimal
dalam menjalankannya.
Seperti jika terjadi musim
pancaroba yang memiliki
banyak wabah penyakit
nyamuk malaria, kita
selalu mengadakan
kegiatan sosial, seperti
melaksanakan fogging
kerja bakti dan
membersihkan makam
T : siapa yang
mengarahkan itu semua?
J : iya memang itu semua
kita mendapatkan
tembusan dari
DKM(Dewan Keluarga
Masjid) dan lurah yang
kemudian di berikan
kepada anak” permata, dan
anak” permatalah yang
melaksanakan semua itu.
Bahkan kita juga tentunya
saya sebagai ketua
memiliki inisiatif sendiri
untuk mengarahkan anak”
Belajar ilmu agama,
sosial dan Kesenian.
Fungsi dan tujuan dari
organisasi adalah sebagai
tempat remaja untuk
belajar ilmu agama,
sosial dan Kesenian.
permata untuk
melaksanakan kerja bakti
tanpa harus menunggu
perintah atau instruksi dari
DKM atau lurah setempat
T : seperti apa fungsi dan
tujuan permata yang
sudah berjalan untuk
mengembangkan diri
mereka?
J : selama ini yang sudah
berjalan untuk
mengembangkan diri
mereka itu seperti
pelatihan marawis, hadroh,
sholawat, dan bela diri.
T : berapa jumlah
anggota yang aktif dan
pasif di permata ini?
J : anggota yang aktif di
organisasi permata ini
sekitar 30 – 40 orang,
sedangkan anggota yang
pasif itu jumlahnya sekitar
20 – 30 orang.
T : bagaimana penilaian
atau definisi anggota
yang dapat di katakan
sebagai anggota aktif ini?
J : iya anggota yang aktif
kita dapat katakan mereka
yang memang selalu ada
dalam kegiatan permata
dan memang namanya
tercantum dalam struktur
organisasi permata.
T : bagaimana penilaian
atau definisi anggota
yang dapat di katakan
sebagai anggota yang
pasif ini?
J : anggota yang pasif ini
kita katakan adalah mereka
yang masih ada dan
membantu dalam kegiatan
permata, namun tidak
selalu ada, hanya mereka
masih berkontribusi dalam
Pelatihan marawis,
hadroh, sholawat dan
ilmu bela diri.
Untuk mengembangkan
potensi remaja
diperlukan pelatihan
Kesenian yang diberikan.
agenda-agenda besar
permata.
T : program kerja apa
saja yang di miliki dari
organisasi permata?
J : untuk program kerja
sendiri kita membagi
tugaskan kepada divisi-
divisi dari organisasi
permata, seperti divisi
syi’ar dan dakwah, divisi
ini memiliki program
seperti mengadakan
pengajian rutin setiap
malam rabu, tabligh akbar,
kemudian ada divisi
litbang, divisi ini memiliki
program untuk
mengembangkan bakat
para remaja, seperti latihan
marawis, hadroh, bela diri.
Kemudian ada divisi
keputrian, divisi ini
memiliki program seperti
sholawat dan mengajar
anak-anak di TPA yang
berada di kampung malang
nengah. Kemudian ada
divisi kaderisasi, divisi ini
memiliki program untuk
mengkader para anggota
khususnya anggota yang
baru dengan cara
mengikuti pelatihan LDK
(Latihan Dasar
Kepemimpinan)
T : program unggulan
apa saja yang dimiliki
organisasi permata?
J : program unggulan
sendiri yang dimiliki
organisasi permata seperti
acara – acara PHBI
(Perayaan Hari Besar
Islam) seperti maulid Nabi
dan Isro’ Mi’roj
T : program kerja apa
saja yang sudah berjalan
dari kegiatan permata?
J : selama ini program
kerja permata sendiri
sudah berjalan namun
belum maksimal karena
memang sulit untuk
mengatur waktu dengan
para anggotanya, seperti
kegiatan bela diri,
sholawat dan mengajar ke
TPA.
T : apakah ada program
kerja permata yang
belum terealisasikan/
terlaksana?
J : iya tentunya ada, seperti
kegiatan MABIT (Malam
Bina Ilmu dan Taqwa),
Persada (Pekan raya seni
daerah)
T : Kenapa belum
terlaksana?
J : Karena memang untuk
melaksanakan kegiatan itu
butuh waktu banyak dan
dana yang mencukupi serta
harus mendapatkan izin
dari para orang tuanya
sehingga kita masih
memikirkan dan
mempersiapkannya lagi
agar lebih matang dan
baik.
T : apakah semua
anggota permata yang
mengikuti program kerja
tersebut?
J : tidak semua anggota
mengikuti program
kerjanya karena mereka
telah memilih atau
menentukan pilihannya
masing-masing.
T : apakah ada program
kerja permata yang
dapat menumbuhkan
sikap kepemimpinan
remaja ?
Program Pelatihan Dasar
Kepemimpinan (LDK)
Program organisasi yang
dapat menumbuhkan
sikap kepemimpinan
berupa pelatihan dasar
kepemimpinan.
Adapun dalam kegiatan
J : tentunya ada kita
memiliki program yang
namanya Latihan Dasar
Kepemimpinan (LDK)
T : setiap kapan LDK ini
di laksanakan?
J : setiap satu periode
sekali satu atau setahun
sekali. Jadi, kita
melaksanakannya sekalian
pergantian pengurus dan
pelantikan pengurus baru
T : apakah ada materi
yang di berikan selama
LDK ini berlangsung?
J : tentunya ada materi
yang disampaikan
T : siapa yang
menyampaikan materi
ini/ narasumber?
J : yang mengisi materi
atau yang menjadi
narasumber itu dari para
pembina kita sendiri
seperti ka ubaidillah,
firdaus dan guru kita ustad.
Ahmad yani
T : materi apa saja yang
di berikan ketika LDK
oleh para narasumber
tadi?
J : tentunya materi
mengenai kepemimpinan,
bagaimana menjadi
pemimpin yang baik sesuai
dengan jalurnya sehingga
siap memimpin dan di
pimpin, kemudian materi
mengenai organisasi, agar
para anggota juga bisa
memahami dari organisasi
ini, serta materi mengenai
surat menyurat, karena
memang intinya di sini
agar para anggota siap
untuk melanjutkan
kepemimpinan nantinya.
T : berapa lama waktu
Pembina dan guru
Kampung Malang
Nengah.
Materi tentang
manajemen
berorganisasi dan
leadership.
pelatihan dasar
kepemimpinan adanya
materi yang diberikan
oleh para pembina dan
guru-guru dari Kampung
Malang Nengah sendiri.
Materi yang diberikan
dalam menumbuhkan
sikap kepemimpinan
remaja adalah tentang
manajemen organisasi
dan leadership.
Setelah mengikuti
pelatihan kepemimpinan
remaja dapat
pelaksanaan LDK ini?
J : waktunya sekitar dua
hari satu malam saja
T : di mana biasanya
lokasi untuk
melaksanakan LDK ini?
J : biasanya kita
mengadakannya di daerah
puncak
T : siapa saja yang
mengikuti pelatihan
LDK ini?
J : tentunya semua anggota
aktif dan para pengurus,
pembina mengikuti
pelatihan LDK ini
T : bagaimana respons
dari para anggota yang
mengikuti pelatihan
LDK ini?
J : respons dari para
anggota sendiri sangat
antusias dan menerima
dengan baik, bahkan ada
yang sangat ingin sekali
untuk segera melakukan
pelatihan LDK dan
diadakan tidak satu
periode sekali, mereka
merasakan sesuatu yang
sangat bermanfaat sekali
dari pelatihan LDK ini,
sedangkan anggota yang
pasif mereka kurang
merespon baik dari
pelatihan LDK ini karena
harus menyesuaikan
jadwal terlebih dahulu
T : apakah anggota aktif
ini diharuskan untuk
mengikuti pelatihan
LDK ini?
J : ya, kita memang
mengharuskan atau
mewajibkan kepada
seluruh anggota permata
yang aktif ini untuk
mengikut pelatihan LDK
Dapat menerimanya
dengan baik.
menerimanya dengan
baik.
Pelatihan kepemimpinan
ini, namun kita
kembalikan lagi kepada
mereka apakah bisa ikut
atau tidak, karena biasanya
ada yang berhalangan
untuk bisa mengikutinya.
T : apa hasil yang
dicapai dalam
menumbuhkan sikap
kepemimpinan ini?
J : hasilnya baik, ilmu
yang didapat juga bisa di
terima dan di pahami oleh
para remaja ini
T : apakah setelah
mengikuti program LDK
ini para remaja dapat
mengaplikasikannya ke
dalam kehidupan para
remaja sendiri?
J : iya mereka sudah mulai
bisa memahaminya dan
mengaplikasikan dirinya
setelah mengikuti program
pelatihan LDK tersebut,
karena sudah mengetahui
tentang organisasi dan
kepemimpinan serta tugas
dan tanggung jawab yang
harus di lakukan
T : apakah sudah dapat
dilihat jiwa
kepemimpinan para
remaja ini?
J : kita dapat melihatnya
ketika para remaja ini
setiap ada event selalu
diberikan tugas dan
mereka sudah tau dan siap
ketika diberikan tugas
tersebut untuk mengatur
dan mengarahkan para
anggota yang lainnya
T : potensi apa saja yang
dikembangkan?
J : jika potensi yang
dikembangkan kita
memang mengarahkannya
Sudah dapat mengetahui
tentang organisasi dan
kepemimpinan serta
tugas dan tanggung
jawab.
Terlihat ketika dapat
menjalankan amanah
yang diberikan.
Potensi dalam bidang
keagamaan.
Memberikan pelatihan
dasar kepemimpinan dan
melatih membiasakan
diri dalam menjalankan
tugasnya.
yang diberikan oleh
organisasi dapat
menjadikan remaja
mendapatkan
pengetahuan tentang
organisasi dan
kepemimpinan.
Semua dapat dilihat dan
dirasakan oleh pengurus
ketika anggota diberikan
tugas oleh pengurus.
Potensi yang diberikan
dalam bidang keagamaan
karena memang fokus
dalam kegiatan
keagamaan.
Dengan memberikan
pelatihan dasar
kepemimpinan dan
membiasakan diri dalam
menjalankan tugasnya
ke dalam bidang agama,
karena memang organisasi
permata ini organisasi
masjid, jadi kita
mengembangkan potensi
remaja ini ke dalam bidang
agama saja
T : apakah ada potensi
yang dikembangkan
untuk menumbuhkan
jiwa kepemimpinan
remaja ini?
J : jika untuk
menumbuhkan sikap
kepemimpinan ini kita
hanya melalui LdK saja
T : sejauh mana usaha
yang dilakukan
organisasi permata
dalam menumbuhkan
sikap kepemimpinan
remaja ini?
J : selama ini kita selalu
berusaha untuk
menumbuhkan jiwa
kepemimpinan para remaja
ini, salah satunya dengan
mengikuti program
pelatihan LDK, selain itu
juga kita membiasakan
kepada para remaja ini
untuk selalu mandiri dalam
menjalankan tugasnya.
T : bagaimana
maksudnya mandiri itu?
J : jadi kita hanya
mengarahkan saja tugas
dan tanggung jawab
mereka, biar mereka yang
berusaha mencarinya dan
menjalankannya agar
terbiasa di kemudian hari
dan bisa mengerti
tanggung jawab yang ada
pada diri sendiri.
T : adakah hal lain usaha
yang di lakukan
organisasi permata ini
Tanpa perlu dibimbing
dan diarahkan lagi oleh
para pengurus.
menjadikan para remaja
lebih dapat bertanggung
jawab dan terampil.
Remaja sudah
mengetahui tugas dan
tanggung jawab yang
harus dilaksanakan.
dalam menumbuhkan
jiwa kepemimpinan
remaja?
J : paling kita
membiasakan kepada para
remaja ini dalam
mengadakan acara atau
kegiatan, kita menjadikan
kepada mereka sebagai
ketua pelaksana atau ketua
kelompok, agar mereka
juga bisa terbiasa dengan
yang namanya menjadi
seorang pemimpin, dan
bisa bertanggung jawab
dalam memimpinnya,
karena kita sebagai
pengurus hanya
memberikan arahan dan
bimbingan saja.
T : bagaimana respons
dari para remaja dalam
mengikuti proses dari
menumbuhkan sikap
kepemimpinan?
J : untuk respons sendiri
kadang relatif, ada yang
menerimanya dengan baik
dan ada juga yang tidak
menerimanya, artinya
dalam proses
menumbuhkan sikap
kepemimpinan tadi mereka
yang di latih untuk
menjadi ketua terkadang
merasa tidak siap dan ada
juga yang di perintahkan
langsung siap untuk
melaksanakannya.
T : karena hal apa
mereka yang tidak siap
ini untuk menjadi
seorang pemimpin?
J : karena hal kurangnya
pengalaman dan tidak
mempunyai rasa percaya
diri yang tinggi
T : apakah kamu sebagai
Pemberian bimbingan
dan motivasi oleh
pengurus atau ketua
organisasi.
Dalam kegiatan
pengajian rutin malam
Rabu.
Dalam kepemimpinan,
pemimpin harus
memberikan bimbingan
dan motivasi kepada para
anggotanya agar
semangat dalam
menjalankan tugasnya.
Motivasi yang diberikan
oleh pengurus organisasi
dalam kesempatan
pengajian rutin malam
ketua dari organisasi
permata ini selalu
memberikan motivasi
kepada para anggota
yang tidak siap untuk
mengikuti proses
kepemimpinan ini?
J : tentunya kita sebagai
pengurus dan khususnya
saya sebagai ketua
organisasi permata ini
selalu memberikan yang
namanya arahan,
bimbingan dan motivasi
kepada para anggota agar
mereka semakin mandiri
dan siap untuk
menjalankan tugas dan
tanggung jawab mereka
agar mereka bisa
berkembang dan
mempunyai rasa percaya
diri sehingga menjadi tahu
dan mampu untuk menjadi
pemimpin di kemudian
hari
T : kapan biasanya
pemberian motivasi dari
kamu sebagai ketua
organisasi permata di
lakukan?
J : biasanya saya selalu
memberikan motivasi dan
arahan kepada para
anggota ini setiap ada
perkumpulan, atau
musyawarah dan tentunya
setiap perkumpulan rutin
kita hari selasa malam
rabu, disitulah saya selalu
memberikan motivasi
kepada para anggota agar
terus semangat dalam
menjalankan organisasi ini
dan mereka siap di
kemudian hari untuk
menjadi pemimpin dalam
organisasi permata ini
Lebih mengetahui lagi
tugas dan tanggung
jawab serta mau untuk
menjadi seseorang yang
siap memimpin atau
dipimpin.
Rabu.
Hasil yang didapat
setelah mengikuti
pelatihan kepemimpinan
remaja mengetahui
tanggung jawab serta
mau untuk menjadi
seseorang yang siap
memimpin atau
dipimpin.
T : apa hasil dari
menumbuhkan sikap
kepemimpinan ini?
J : hasilnya tentu baik
setelah kita berikan
arahan, bimbingan dan
motivasi kepada para
anggota, mereka jadi lebih
tahu lagi tugas dan
tanggung jawab yang
harus di lakukan dan mau
untuk menjadi seseorang
yang siap memimpin atau
dipimpin
T : apakah organisasi
permata ini mampu
dalam menumbuhkan
sikap kepemimpinan
remaja?
J : iya mampu, artinya para
anggota atau remaja ini
mereka yang masih dalam
usia sekolah, masih pada
sekolah, tetapi jiwa
kepemimpinan mereka
sudah ada dan sudah tahu
tugas dan tanggung jawab
yang harus di lakukan,
bahkan ada dari sebagian
mereka yang mampu
menjadi ketua organisasi
di sekolahnya, itu semua
karena memang sudah
dibekali dan diberikan
pemahaman dari mereka
yang mengikuti pelatihan
LDK yang dilaksanakan
oleh organisasi permata ini
T : apa saja faktor dalam
menjalankan kegiatan
permata ini?
J : faktor pendukungnya
kita berikan melalui
fasilitas yang ada yang
kemudian kita
kembangkan dan kita
ajarkan, contohnya kita
ajarkan Kesenian marawis
Fasilitas dan semangat
para anggota atau
remaja.
Terbenturnya waktu
karena kesibukan
masing-masing
Mencari waktu
bersamaan
Faktor yang mendukung
dalam melaksanakan
kegiatan pelatihan
kepemimpinan dari
adanya fasilitas yang
membantu serta
semangat para remaja
dalam mengikutinya.
Faktor yang menjadi
penghambat dalam
melaksanakan kegiatan
pelatihan kepemimpinan
dapat terjadi karena
terbenturnya waktu.
atau hadroh, setelah kita
ajarkan nanti mereka bisa
mengembangkannya dan
bisa mengajarkannya
kembali kepada para
anggota yang lainnya
T : apa saja faktor
penghambatnya?
J : untuk faktor
penghambat pasti ada,
terutama dalam masalah
waktu, karena memang
anggota permata ini masih
pada sekolah dan bekerja,
jadi sulit untuk bisa
menyesuaikan waktunya.
T : bagaimana solusi
untuk mengatasi faktor
penghambat itu?
J : kita sering mencari
waktu yang pas dan
sekiranya anak sekolah
libur dan yang kerja juga
libur, ketika sudah
bertemu kita mengadakan
diskusi untuk rencana
memajukan organisasi
permata ini, biasanya
waktunya hari Minggu
atau hari libur
T : apakah ada faktor
penghambat dari luar?
J : iya biasanya dari
masyarakat saja, karena
memang masyarakat
sekitar kampung malang
nengah ini tidak semuanya
pro dengan organisasi
permata, ada juga yang
kontra, seperti kurang
sukanya dengan beberapa
kegiatan permata.
Verbatim Wawancara Dengan Informan
Nama : Teguh Priyatna
Usia : 22 Tahun
Pekerjaan : Wiraswasta
Jabatan Di Organisasi Permata : Anggota
Hasil Wawancara Interpretasi Tema
T : kapan berdirinya
organisasi permata?
J : 15 Maret 1996
T : siapa yang pertama
kali mendirikan
organisasi permata?
J: pada saat itu pendirinya
adalah bapak Ust. Ahmad
Yani, Ust. Aden Hasan
Basri, ust. Iwan Sarwani,
dan yang lainnya yang saat
ini menjadi guru di
organisasi permata
T : apakah pada saat itu
langsung di bentuk ketua
atau pemimpin?
J: pada saat itu belum di
bentuk yang namanya
ketua, karena memang
hanya sebagai bentuk
perkumpulan remaja
masjid saja
T : apa fungsi dan tujuan
permata?
J : fungsi dan tujuan dari
permata ini yang permata
pastinya sebagai syiar
dakwah di Kampung
Malang Nengah ini khusus
nya dan di kecamatan
Ciseeng Parung umumnya,
kemudian juga untuk
membangkitkan semangat
para anak muda yang
Belajar dan memahami
ilmu agama.
Fungsi dan Tujuan dari
Organisasi adalah
sebagai tempat belajar
dan memahami ilmu
agama bagi para remaja.
berada di Kampung
Malang Nengah ini untuk
mendalami dan memahami
ajaran-ajaran islam, artinya
belajar lagi ilmu agama
secara mendalam agar para
remaja yang berada di
Kampung Malang Nengah
ini tidak terjerumus
ajaran-ajaran sesat.
T : apakah ada kajian
khusus yang di lakukan
organisasi permata ini?
J : iya kita mengadakan
setiap malam Rabu
T : siapa yang
memberikan materi atau
yang menjadi
narasumber?
J : yang menyampaikan
materi narasumber itu dari
guru-guru kita dan ustad
kita yang berada di
kampung malang nengah
ini.
T : siapa saja guru-guru
dan ustadnya ini?
J : Mad Yusuf, Asep
Saripudin, Ahmad Yani.
T : materi apa saja yang
diberikan oleh guru-
guru dan ustad tersebut?
J : biasanya materi tentang
akhlak, fiqih, ibadah, siroh
nabawiyah, serta motivasi
dan pengalaman hidup.
T :apa si tujuan dari
permata?
J : yang pertama tentunya
untuk mempererat tali
silatuhrami antar pemuda,
yang kedua untuk menjaga
nama baik malang nengah.
T : berapa banyak
anggota yang mengikuti
organisasi permata ini?
J : anggota yang aktif saat
ini sekitar 50 orang.
T : Apakah semua ini
pemuda Malang Nengah
?
J : iya semuanya pemuda-
pemuda kampung malang
nengah
T : Apakah ada pemuda/
anggota yang pasif?
J : anggota yang pasif juga
ada, hanya sekedar dan
membantu saja.
T : berapa banyak
anggota yang pasif ini?
J : sekitar 10 orang
T : bagaimana pemuda
yang dapat dikatakan
aktif ini?
J : pemuda yang selalu ada
dalam kegiatan permata
selalu membantu dan
berkontribusi dalam
kegiatan permata .
T : pemuda yang
mengikuti organisasi
permata ini secara
paksaan atau tidak?
J : tentunya kita tidak ada
paksaan kepada mereka
yang ingin bergabung
dalam organisasi permata
ini, mereka punya kemauan
sendiri untuk bergabung
dengan organisasi permata.
T : berapa rata-rata usia
yang mengikuti
organisasi permata ini?
J : banyak si karena mulai
dari anak kecil hingga yang
sudah besarpun masih
mengikuti kegiatan
permata ini,rata-rata
usianya dapat dikatakan
dari umur 13-23 tahun
yang masih aktif dalam
kegiatan organisasi
permata.
T : program kerja apa
saja yang dimiliki oleh
organisasi permata?
J : program kerjanya
banyak diantaranya dalam
bidang Kesenian yaitu
hadroh,marawis,dan
sholawat,serta melatih
untuk mengajar anak-anak
dan ibu-ibu.
T : selain dari
hadroh,marawis dan
sholawat ,apakah ada
program kerja yang
dimiliki permata ?
J : untuk program kerja
sendiri memang biasanya
kita berikan kepada divisi
atau kelompok nya masing-
masing dan mereka yang
mengatur dan membuatnya
T : apa saja program
kerja yang masih aktif di
organisasi permata ini?
J : biasanya selain hadroh
,marawis dan mengajar ke
TPA, ada juga pelatihan
ilmu bela diri wushu dan
pengajian rutin setiap
malam rabu tidak seperti
yang sudah saya katakan
T : siapa saja yang
mengikuti program kerja
atau kegiatan dari
organisasi permata ini?
J : hampir semua bahkan
dapat dikatakan semuanya
mengikuti kegiatan dari
permata ini mulai dari
pengurus hingga para
anggota nya,tetapi berbeda
sesuai pilihan yang
diinginkan nya.
T : kenapa berbeda?
J :karena memang kita
melatih sesuai dengan
bakat dan kemampuan
mereka serta kemauan
atau pilihan mereka
sendiri.
Pelatihan Hadroh,
Marawis, Mengajar
TPA, Pelatihan Bela Diri
dan pengajian rutin
malam Rabu.
Kegiatan organisasi
yang dapat membantu
dalam menumbuhkan
sikap kepemimpinan
adalah dengan mengikuti
kegiatan yang ada pada
organisasi.
T : bagaimana respon
dari para remaja ini
dalam mengikuti
kegiatan/ program kerja
permata? J : responnya sangat
baik,karena mereka merasa
dapat ilmu yang belum
pernah mereka dapatkan
sebelumnya, serta meraka
dapat mengaplikasikan nya
kedalam lingkungan
sosialnya,dimasyarakat
atau di sekolah, jadi
mereka sangat merespon
baik dari kegiatan yang
dilaksanakan oleh permata
ini.
T : apakah ada anggota
yang tidak merespon
baik dengan kegiatan
yang dilakukan oleh
permata?
J : tentunya ada saja
anggota yang kurang
merespon baik dari
kegiatan permata ini.
T : apa alasan mereka
yang kurang merespon
baik dari kegiatan
permata ini? J : alasannya karena
terbenturnya waktu dan
merasa sangat lelah atau
capek.
T : bagaimana cara
mengatasinya agar
mereka mau
bersemangat lagi dalam
mengikuti kegiatan
permata?
J : biasanya sering
diberikan motivasi oleh
pengurus atau Pembina
dari organisasi permata ini.
T : kapan biasanya di
berikan motivasi oleh
pengurus atau Pembina
Pemberian Motivasi
Untuk tetap semangat
dalam melaksanakan
kegiatan yang ada para
anggota selalu diberikan
motivasi oleh para
pengurus.
permata ini? J : setiap mengadakan
musyawarah atau kumpul
santai dan setiap selesai
pengajian rutin hari selasa
malam Rabu.
T : apakah ada program
kerja permata yang di
arahkan untuk
mengembangkan sikap
kepemimpinan remaja
ini?
J : ada biasanya setiap
pengajian rutin setiap
malam Rabu ,kita sebagai
anggota suka di tunjuk
untuk menjadi moderator,
atau memimpin jalannya
acara tersebut, fungsinya
agar terbiasa untuk
memimpin para anggota
dan melatih keberanian
pada diri kita masing-
masing
T : jika program kerja
untuk melatih sikap
kepemimpinan remaja
ada atau tidak?
J : iya ada, itu namanya
LDK (Latihan Dasar
Kepemimpinan)
T : berarti permata ini
suka mengadakan LDK?
J : iya
T : kapan Ldk ini di
laksanakan?
J : baru kemarin kita
mengadakan Ldk,
maksudnya dalam
kepengurusan yang
sekarang
T : setiap kapan Ldk ini
di laksanakan?
J : biasanya di laksanakan
setiap pergantian pengurus
baru sekitar 5 tahun sekali,
jadi tujuannya adalah agar
para pengurus yang baru
Pelatihan Dasar
kepemimpinan (LDK)
Anggota, Pengurus dan
Pembina.
Untuk melatih sikap
kepemimpinan remaja
maka ada program
pelatihan dasar
kepemimpinan yang di
jalankan oleh organisasi.
Dalam pelatihan
nanti mereka sudah paham
tentang organisasi dan
kepemimpinan serta siap
untuk memimpin ataupun
di pimpin
T : berapa lama
pelaksanaan Ldk ini?
J : sekitar 2 hari satu
malam
T : di mana biasanya Ldk
ini di laksanakan?
J : biasanya Ldk ini kita
laksanakan di puncak
T : siapa saja yang
mengikuti pelatihan Ldk
ini?
J : yang mengikuti
pelatihan Ldk ini semua
anggota aktif, pengurus
dan para pembina
T : apakah ada materi
yang di berikan selama
pelatihan Ldk?
J : tentunya ada
T : siapakah yang
memberikan materi ini?
J : yang memberikan
materi ini para senior dari
permata atau para pembina,
dan guru-guru kita
T : materi apa saja yang
disampaikan?
J : materi tentang
kepemimpinan tentunya,
bagaimana kita menjadi
pemimpin yang baik yang
dapat di senangi oleh
anggota, dan dapat
bijaksana dalam
memimpin, kemudian
materi tentang organisasi.
Agar kita bisa
berorganisasi yang baik
juga, yang selalu kompak
dan bisa bekerja sama
T : selain dari materi
yang disampaikan,
kegiatan apa saja yang
Pembina dan guru-guru.
Materi Kepemimpinan
dan manajemen
organisasi.
Game, outbond
kepemimpinan semua
pengurus pembina, dan
anggota harus
mengikutinya.
Yang menjadi
narasumber dalam
menyampaikan materi
ketika pelatihan
kepemimpinan
disampaikan para
pembina dan guru.
Untuk menambah
wawasan dan
pengetahuan para remaja
dalam berorganisasi dan
menjadi pemimpin yang
baik maka disampaikan
materi tentang
kepemimpinan dan
manajemen organisasi.
Selain dari penyampaian
materi yang diberikan
organisasi jua
memberikan pendidikan
kepemimpinan melalui
game outbond.
dilaksanakan selama
pelatihan Ldk?
J : selain dari pemberian
materi, kita juga di tes
mental dan keberanian
dalam diri agar dapat
mengetahui kelayakan
pemimpin selanjutnya,
mengadakan outbond juga,
untuk melatih kekompakan
dan kerja sama kelompok.
T : siapa yang mengatur
itu semua?
J : para pengurus dan para
senior permata yang masih
aktif
T : bagaimana pendapat
anda tentang pemimpin
organisasi permata saat
ini?
J : pemimpin organisasi
permata saat ini dapat
dikatakan menurut saya
banyak kemajuan, terutama
dalam bidan Kesenian
islam, dan syi’ar dakwah.
Selain itu dapat saya
katakan pimpinan
organisasi permata saat ini
memiliki sikap yang
bijaksana, tegas, adil yang
dapat di contoh oleh para
anggotanya.
T : apakah pemimpin
organisasi permata ini
pernah memberikan
motivasi, arahan, dan
bimbingan?
J : iya tentunya pasti, kita
sering diberikan motivasi
dan arahan setiap seminggu
sekali secara face to face
selain itu juga kita
diberikan arahan melalui
via whatssap, artinya pasti
selalu memberikan
motivasi kepada kita
anggota permata
Pemberian motivasi dan
arahan.
Dalam kepemimpinan
harus ada pemberian
motivasi yang diakukan
kepada anggotanya.
T : bagaimana pemilihan
organisasi ini di lakukan?
J : kita biasanya melalui
cara demokrasi, dipilih
langsung oleh anggota
permata.
T : bagaimana kriteria
pemimpin organisasi
permata?
J : tentunya di lihat dari
agamanya, keilmuannya,
kemandiriannya dan
tanggung jawabnya
T : bagaimana respons
anggota dalam mengikuti
pelatihan Ldk?
J : responnya sangat baik,
bahkan kita menginginkan
ldk ini di adakan setiap
sebulan sekali dan di
lanjutkan untuk
kepemimpinan selanjutnya
T : bagaimana hasil yang
dicapai setelah mengikuti
pelatihan ldk tersebut?
J : hasilnya sangat baik,
kita jadi bisa lebih tahu
organisasi permata secara
mendalam dan lebih
mengetahui arti dari
kepemimpinan yang baik
T : apakah organisasi
permata ini mampu
dalam menumbuhkan
sikap kepemimpinan?
J : iya menurut saya
mampu karena bisa saya
rasakan kepemimpinan
permata dari periode satu
ke periode selanjutnya
sangat baik, serta banyak
anggota yang menjadi
ketua di lingkungan
sekolahnya, karena telah
mengikuti kegiatan dari
organisasi permata
T : apa faktor pendukung
dari organisasi permata?
Lebih memahami
tentang berorganisasi
dan menjadi pemimpin.
Keluarga dan
Masyarakat
Terhalangnya dari
masyarakat setempat.
Setelah mengikuti
kegiatan pelatihan
kepemimpinan remaja
lebih memahami tentang
berorganisasi dan
menjadi pemimpin atau
dipimpin.
Faktor yang mendukung
dalam menumbuhkan
sikap kepemimpinan
remaja adalah dari
masyarakat dan keluarga
Faktor yang
menghambat dalam
menumbuhkan sikap
kepemimpinan remaja
melalui pandangan
masyarakat.
J : faktor pendukungnya
pasti dari keluarga dan
masyarakat sekitar
T : apa faktor
penghambat dari
organisasi permata?
J : kurangnya fasilitas yang
dimiliki, serta perbedaan
pendapat dari sebagian
masyarakat tentang
kegiatan permata
Verbatim Wawancara Dengan Informan
Nama : Yusup Maulana
Usia : 21 Tahun
Pekerjaan : Mahasiswa/ Pelajar
Jabatan Di Organisasi Permata : Wakil Ketua Organisasi
Hasil Wawancara Interpretasi Tema
T : kapan Berdirinya
Permata?
J : Permata Sendiri berdiri
pada tanggal 15 Maret
1966
T : Siapa pendiri
permata pada saat itu?
J : Pendiri permata sendiri
pada saat itu adalah bapak
Ahmad Yani,S.Pd beliau
adalah pendiri sekaligus
ketua
T : Sudah berapa ketua
sejak dari bapak Ahmad
Yani?
J : Sudah banyak
T : Dalam satu periode
berapa tahun mereka
menjabat?
J : Pada saat itu belum di
bentuk atau ditentukan
masa jabatan
kepemimpinan
mereka,Karena hanya
sebagai kelompok remaja
masjid saja. Namun
sekarang semenjak tahun
2014 mulai di bentuk
organisasi dan AD/ART
dari permata sendiri
dengan 1 periode selama 4
tahun
T : Apa fungsi dan
tujuan organisasi
permata Nurul Amal?
J : Kita mendirikan
Menjadikan para remaja
Kampung Malang
Fungsi dari organisasi
menjadikan remaja yang
organisasi Permata Nurul
Amal ingin mendirikan
ikatan pemuda yang
bermutu, Berakhlak mulia
yang bermanfaat untuk
masyarakat khususnya
kampung Malang Nengah,
Sedangkan tujuannya
ingin mengkader para
pemuda yang ada di
kampung malang nengah
agar terarah khususnya
dalam bidang agama.
T : Apakah dari fungsi
dan tujuan yang tadi
telah di sebutkan sudah
berjalan?
J : Alhamdulillah selama
ini sudah berjalan dengan
baik dan banyak
perubahan dari para
pemuda - pemudi yang
berada di kampung
Malang Nengah,
Contohnya kita selalu
mengadakan pengajian
rutin setiap malam Rabu .
T : Berapa jumlah
anggota permata saat
ini?
J : Kita ada namanya
divisi/departemen di mana
divisi /departemen ini
terdiri dari Departemen
Syiar dan Dakwah,
kaderisasi, litbang,
keputrian, Dan kurang
lebih anggota semuanya
30 orang anggota aktif
T : Apakah ada anggota
pasif?
J : Iya, ada sementara ini
hanya sebagai simpatisan
dan belum di rekrut untuk
menjadi anggota permata
kurang lebih ada 20 orang
T : Apa saja program
kerja dari permata?
Nengah yang memiliki
akhlak dan moral yang
tinggi.
memiliki akhlak dan
moral yang tinggi.
J : Untuk program kerja
kita serahkan kepada para
divisi /departemen untuk
mengatur dan membuat
program kerjanya masing-
masing melalui
pengawasan dari para
pengurus maupun pembina
organisasi permata
T : Apakah ada program
unggulan yang dimiliki
permata?
J : Iya ada, program
unggulan kita yaitu, Selalu
di adakan pada acara
PHBI. Seperti Maulid
Nabi dan Tablig Akbar di
mana dalam acara tersebut
ada yang namanya
persada, dalam acara
persada ini kita
mengadakan perlombaan
untuk menggali para
potensi pemuda khususnya
para pemuda yang berada
di kampung Malang
Nengah.
T : Bisakah
menyebutkan program
kerja dari para divisi?
J : Divisi kaderisasi
program kerja yang
dimilikinya yaitu untuk
mengkader para anggota
permata yang nantinya
akan menjadi para
demisioner dari organisasi
permata sendiri kemudian
ada lagi contoh program
kerja yang dimiliki oleh
syiar dan dakwah yaitu
melaksanakan latihan
Kesenian seperti marawis
dan hadroh
T : apakah ada program
kerja yang dimiliki
permata dalam
menumbuhkan sikap
kepemimpinan remaja?
J : sangat besar
adanya,karena organisasi
permata ini tidak hanya
melaksanakan kegiatan di
dalam masjid atau
keagamaan saja,tetapi
permata juga ikut andil
dalam di pemerintahan
desa khususnya kecamatan
ciseeng desa malang
nengah,seperti
melaksanakan bakti sosial
,kerja bakti dan
pembersihan lingkungan
setempat.
T : program kerja apa
saja yang dimiliki
permata untuk
menumbuhkan sikap
kepemimpinan?
J : maksudnya dalam
menumbuhkan sikap
kepemimpinan ? di
permata sendiri sering
mengadakan kajian
sekaligus mengadakan
latihan dasar
kepemimpinan remaja.
T : berarti di organisasi
permata ini memiliki
program LDK?
J : iya betul
T : apakah kegiatan
LDK ini di berikan
materi untuk para
anggotanya ? dan siapa
yang menjadi
narasumber yang
memberikan materi
selama pelaksanaan
LDK berlangsung?
J : tentunya dalam
pelaksanaan LDK ini kita
selalu ada penyampaian
materi yang di berikan
narasumber /yang
memberikan materi itu
Pelatihan Dasar
Kepemimpinan (LDK)
Pembina Organisasi
Materi tentang
leadership dan
manajemen organisasi.
Program Pelatihan Dasar
Kepemimpinan adalah
program yang dapat
menumbuhkan jiwa
kepemimpinan remaja.
Dalam pelatihan
kepemimpinan tentunya
ada pemberian materi,
adapun yang menjadi
narasumber dalam
penyampaian materi ini
dari pembina organisasi.
Untuk dapat menambah
wawasan dan
pengetahuan tentang
berorganisasi dan
memiliki sikap
kepemimpinan maka
sendiri adalah DPO(dewan
pembina organisasi)DPO
ini adalah para pengurus
organisasi permata yang
sebelumnya namun masih
sangat berperan aktif
dalam kegiatan permata.
T : materi apa saja yang
biasanya di berikan
narasumber ini?
J : tentunya materi yang di
berikan olah para
narasumber ini adalah
tentang
leadership,bagaimana
seseorang harus menjadi
pemimpin yang baik dan
seperti apa seharusnya
menjadi pemimpin?
T : berapa lama
pelaksanaan LDK ini?
J : biasanya kita
mengadakan LDK ini
selama 2hari satu malam
dan tempatnya itu di
puncak.
T : siapa saja yang
mengikuti LDK ini ?
J : yang mengikuti
program pelaksanaan LDK
ini adalah seluruh anggota
permata aktif.
T : bagaimana respons
dari para anggota yang
mengikuti program
kerja permata?
J : Respons dari para
anggota sendiri yang
mengikuti program kerja
permata itu sangat baik
bahkan sangat antusias
dalam mengikutinya
terutama program kerja
LDK sendiri karena
kebanyakan dari anggota
permata itu mereka yang
masih duduk di bangku
sekolah menengah atas di
Sangat diterima dengan
baik
Menjadikan remaja lebih
mempunyai rasa percaya
diri dan semangat yang
tinggi.
materi tentang leadership
dan manajemen
organisasi yang di
sampaikan.
Setelah mengikuti
pelatihan kepemimpinan
remaja lebih mempunyai
rasa percaya diri yang
mana mereka mengakui
belum pernah
mendapatkan ilmu
organisasi atau
kepemimpinan di sekolah
dan setelah mengikuti
program kerja permata
khususnya LDK mereka
jadi mengetahui dan
paham akan dengan
namanya kepemimpinan.
T : apakah ada hasil
yang dicapai dari
program kerja
permata?khususnya
dalam kepemimpinan?
J : hasil yang di capai
dalam kegiatan permata
ini khususnya dalam
mengikuti program
permata ini dapat dilihat
dari para mereka yang
menjadi salah satu ketua
osis atau pengurus osis di
sekolahnya masing-
masing karena memang
anggota dari permata ini
sendiri masih duduk di
bangku sekolah.
T : potensi apa saja yang
di berikan yang di
kembangkan organisasi
permata dalam
menumbuhkan sikap
kepemimpinan remaja?
J : potensi yang diberikan
selama ini dalam
menumbuhkan jiwa
kepemimpinan remaja saat
ini mungkin hanya
memberikan pelatihan
LDK ,seni hadroh,dan
menjadi moderator dalam
sebuah acara kajian pada
tiap malam Rabu,karena
dari situ remaja di didik
untuk berani bisa tampil
dan mengatur jalannya
Potensi dalam bentuk
Kesenian,
Dengan mengadakan
pelatihan kepemimpinan
dan mengembangkan
potensi para remaja
melalui kegiatan
keagamaan dan
Kesenian.
tinggi dan semangat
dalam berorgnaisasi.
Dalam menumbuhkan
sikap kepemimpinan
perlu adanya potensi
yang dikembangkan.
Melalui potensi dalam
bentuk Kesenian.
Dengan mengadakan
pelatihan kepemimpinan
dan mengembangkan
potensi para remaja
melalui kegiatan
keagamaan dan
Kesenian.
acara,menertibkan
audience dll.
T : sejauh mana usaha
yang diberikan permata
selama ini dalam
menumbuhkan sikap
kepemimpinan?
J : selama ini usaha yang
dilakukan oleh organisasi
permata dalam
menumbuhkan sikap
kepemimpinan tentunya
seperti tadi dengan
mengadakan
LDK,mengadakan
kaderisasi, karena dari
situlah mereka akan
mengerti dengan namanya
kepemimpinan dan
mengajarkan tentang
penting nya dari arti
sebuah pemimpin
sehingga muncul dalam
diri mereka atau kesadaran
bahwa suatu saat mereka
harus menjadi seorang
pimpinan
T : bagaimana respon
dari para remaja dalam
mengikuti proses
menumbuhkan sikap
kepemimpinan?
J : respons dari remaja
sendiri yang mengikuti
proses menumbuhkan
sikap kepemimpinan
remaja itu berpariasi ada
yang merasa
senang,semangat dan
menyukainya,tetapi ada
juga yang tidak merasa
senang,tidak semangat
dalam mengikuti proses
menumbuhkan jiwa
kepemimpinan ini
T : kenapa ada yang
tidak senang dalam
proses menumbuhkan
Adanya pemecahan
masalah dengan
memberikan motivasi.
Dalam kepemimpinan
perlu adanya sikap
terampil dalam
mengambil Keputusan,
pembina pengurus harus
telah mengambil
Keputusan dengan
mengadakan
sikap jiwa
kepemimpinan ini?
J : karena mereka terlalu
merasa capek dan tidak
menyadari apa pentingnya
sebuah kepemimpinan
T : bagaimana mereka
yang tidak semangat dan
tidak suka mengikuti
proses menumbuhkan
jiwa kepemimpinan
menjadi semangat dan
menyukainya?
J : tentunya bila sering
mengadakan perkumpulan
di mana perkumpulan itu
kita namai dengan yang
nama nya
mubes(musyawarah
besar)dalam perkumpulan
ini semua
pengurus,anggota dan
pembina ikut dalam mubes
ini,dalam mubes ini kita
membahas permasalahan
yang terjadi di dalam
organisasi permata serta
memberikan semangat
kembali kepada para
pengurus dan anggota
permata?
T : apakah organisasi
permata ini mampu
dalam menumbuhkan
sikap kepemimpinan
remaja?
J : seperti yang sudah
katakan tadi bahwa
organisasi permata ini
saya rasa sangat mampu
dalam menumbuhkan
sikap kepemimpinan
remaja,semua itu dapat
dilihat dalam aplikasi
mereka yang menjadi
ketua osis disekolahnya
masing-masing
T : Apa faktor
SDM,
Dana.
musyawarah dan
memberikan motivasi
kepada para anggotanya.
Faktor yang mendukun
dalam pelaksanaan
kegiatan pelatihan
kepemimpinan dengan
adanya Sumber Daya
Manusia yang dapat
memberikan ilmunya.
Faktor yang menjadi
penghambat dalam
pelaksanaan pelatihan
kepemimpinan karena
kurangnya estimasi dana.
pendukung dari
organisasi permata?
J : Faktor pendukungnya
kita memiliki beberapa
tokoh di kampung ini yang
dapat memberikan ilmu
dan membatu kita dalam
melaksanakan program
organisasi permata ini
T : apa faktor
penghambat dari
Organisasi Permata?
J : faktor penghambat dari
internal mungkin hanya
dari dana setiap kali kita
ingin menjalankan
kegiatan dari Organisasi
Permata
T : bagaimana solusi
mengatasinya?
J : kita mengadakan iuran
dana yang memang sudah
di sepakati dalam
musyawarah yang sudah
di laksanakan.
Wawancara Bersama Dillah Ubaidilah Selaku Pembina Organisasi Persatuan Remaja
Majelis Taklim Nurul Amal (PERMATA).
Wawancara Bersama Misbahudin Fahmi Selaku Ketua Umum Organisasi
Persatuan Remaja Majelis Taklim Nurul Amal (PERMATA)
Wawancara Bersama Yusuf Maulana Selaku Wakil Ketua Organisasi Persatuan
Remaja Majelis Taklim Nurul Amal (PERMATA)
Wawancara Bersama Teguh Priyatna Selaku Anggota Organisasi Persatuan
Remaja Majelis Taklim Nurul Amal (PERMATA)
Salah satu kegiatan sosial yang dilakukan oleh Organisasi Persatuan Remaja
Majelis Taklim Nurul Amal (PERMATA). Melakukan Fogging di Kampung
Malang Nengah
Salah satu Kegiatan sosial yang dilakukan oleh Organisasi Persatuan Remaja
Majelis Taklim Nurul Amal (PERMATA). Membantu melakukan pembangunan
masjid Nurul Amal
Salah Satu Kegiatan Organisasi Persatuan Remaja Majelis Taklim Nurul Amal
(PERMATA) yaitu melaksanakan Musyawarah Besar untuk melaporkan LPJ dan
pembuatan program Kerja
Salah satu kegiatan Organisasi Persatuan Remaja Majelis Taklim Nurul Amal
(PERMATA) yaitu melaksanakan Pelatihan Dasar Kepemimpinan untuk
menanamkan jiwa kepemimpinan remaja dan untuk menentukan pemimpin
PERMATA.
Salah satu kegiatan Organisasi Persatuan Remaja Majelis Taklim Nurul Amal
(PERMATA). Mengadakan pelatihan hadroh untuk mengembangkan potensi serta
kekompakan dalam kelompok.
Salah satu kegiatan pengajian rutin mingguan yang di adakan setiap malam rabu
untuk memperdalam ilmu agama dan menumbuhkan jiwa kepemimpinan dengan
memimpin jalannya acara dan memimpin sholawat.
salah satu bentuk kegiatan Organisasi Persatuan Remaja Majelis Taklim Nurul
Amal (PERMATA). Pelatihan marawis untuk melatih potensi dan kedisiplinan
para remaja.