PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS...

138
PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS TERHADAP HARGA SAHAM (STUDI KASUS PADA BANK UMUM YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2008-2017) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh: Ibnu Hilmi NIM 11150810000082 PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H/2019

Transcript of PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS...

Page 1: PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45970/1/IBNU HILMI-FEB.pdf · i pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis

i

PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO

SISTEMATIS TERHADAP HARGA SAHAM

(STUDI KASUS PADA BANK UMUM YANG TERDAFTAR DI

BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2008-2017)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

Ibnu Hilmi

NIM 11150810000082

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1440 H/2019

Page 2: PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45970/1/IBNU HILMI-FEB.pdf · i pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis

ii

Page 3: PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45970/1/IBNU HILMI-FEB.pdf · i pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis

iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Hari Rabu, 10 April 2019 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswa:

1. Nama :Ibnu Hilmi

2. NIM :11150810000082

3. Jurusan :Manajemen

4. Judul Skripsi : Pengaruh Faktor Fundamental Dan Risiko Sistematis

Terhadap Harga Saham (Studi Kasus Pada Bank Umum

Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2017)

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan serta kemampuan yang

bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa

mahasiswa tersebut di atas dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk

melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 10 April 2019

Page 4: PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45970/1/IBNU HILMI-FEB.pdf · i pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis

iv

Page 5: PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45970/1/IBNU HILMI-FEB.pdf · i pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis

v

Page 6: PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45970/1/IBNU HILMI-FEB.pdf · i pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama lengkap : Ibnu Hilmi

2. Tempat, tanggal lahir : Kuningan, 06 Oktober 1995

3. Alamat : Nomor 43 RT. 015 RW. 003 Dusun

Kaliwon Desa Karanganyar Kecamatan

Darma Kabupaten Kuningan Jawa Barat

4. Telepon : 0813-9453-2700

5. E-mail : [email protected]

II. PENDIDIKAN FORMAL

1. SD Negeri Karanganyar : Tahun 2002 – 2008

2. MTs Negeri Darma : Tahun 2008 – 2011

3. SMA Negeri 1 Kuningan : Tahun 2011 – 2014

4. S1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta : Tahun 2015 – 2019

III. PENDIDIKAN NON FORMAL

1. HEC English Course Pare, Kediri : Tahun 2014 – 2015

2. ELFAST English Course Pare, Kediri : Tahun 2014 – 2015

3. Mr. Bob Speaking Course Pare, Kediri : Tahun 2014 – 2015

IV. PENGALAMAN ORGANISASI

Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan Manajemen : Tahun 2015 – 2016

V. LATAR BELAKANG KELUARGA

1. Ayah : H. Rohaedi, S. Ag., M. Pd.I

2. Ibu : Hj. Yuyun Haryunah (Alm)

Page 7: PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45970/1/IBNU HILMI-FEB.pdf · i pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis

vii

ABSTRACT

The aim of this research is to analyze the effect of fundamental factors and

systematic risk on stock prices with the objects of research are commercial banks

listed on the Indonesia Stock Exchange in 2008-2017. Fundamental factors in the

analysis are measured by Debt to Equity Ratio (DER), Earning Per Share (EPS),

Price to Book Value (PBV) and Price Earning Ratio (PER). Whereas systematic

risk is measured by stock beta. The sample used in this research is 10 commercial

banks and the sampling technique used is purposive sampling. Analysis used is

panel data regression with fixed effect model. The research is reached by using

Eviews version 9 and Microsoft Excel 2013.

The results of the study found that the independent variables namely Debt

to Equity Ratio (DER), Earning Per Share (EPS), Price to Book Value (PBV), Price

Earning Ratio (PER) and systematic risk have an effect simultaneously on stock

prices. Partially, Debt to Equity Ratio (DER) has a significant negative effect on

stock prices, Earning Per Share (EPS) has a significant positive effect on stock

prices, and Price to Book Value (PBV) has a significant positive effect on stock

prices. While Price Earning Ratio (PER) and systematic risk have no effect on stock

prices. This study found that adjusted R-square value equal to 0.950436 which

shows the ability of independent variables in this study include Debt to Equity Ratio

(DER), Earning Per Share (EPS), Price to Book Value (PBV), Price Earning Ratio

(PER) and risk can systematically explain the dependent variable by 95.0436%,

while the remaining 4.9564% is explained by other variables not included in this

research model. Companies need to pay attention to the ability to maintain the value

of Debt to Equity Ratio (DER), Earning Per Share (EPS), and Price to Book Value

(PBV) because it affects investors' considerations in investing..

Keywords : Fundamental analyze, Debt to Equity Ratio, Earning Per Share, Price

to Book Value, Price Earning Ratio, Systematic Risk, Bank, Stock.

Page 8: PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45970/1/IBNU HILMI-FEB.pdf · i pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis

viii

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor fundamental dan

risiko sistematis terhadap harga saham dengan objek bank umum yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2017. Faktor fundamental diukur menggunakan

Debt to Equity Ratio (DER), Earning Per Share (EPS), Price to Book Value (PBV)

dan Price Earning Ratio (PER) yang telah mewakili setiap akun pelaporan

perusahaan. Sedangkan risiko sistematis diukur menggunakan beta saham. Sampel

yang digunakan pada penelitian ini adalah 10 bank umum dan pengambilan sampel

menggunakan purvosive sampling. Analisis yang digunakan adalah regresi data

panel dengan model terpilih yaitu fixed effect. Penelitian dilakukan dengan

menggunakan aplikasi perangkat lunak Eviews versi 9 dan Microsoft Excel 2013.

Hasil penelitian menemukan bahwa variabel independen yaitu Debt to

Equity Ratio (DER), Earning Per Share (EPS), Price to Book Value (PBV), Price

Earning Ratio (PER) dan risiko sistematis berpengaruh secara simultan terhadap

harga saham. Secara parsial, Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh signifikan

negatif terhadap harga saham, Earning Per Share (EPS) berpengaruh signifikan

positif terhadap harga saham, dan Price to Book Value (PBV) berpengaruh

signifikan positif terhadap harga saham. Sedangkan Price Earning Ratio (PER) dan

risiko sistematis tidak berpengaruh terhadap harga saham. Penelitian ini memiliki

nilai adjusted R-square sebesar 0.950436 yang menunjukan kemampuan variabel

independen pada penelitian ini meliputi Debt to Equity Ratio (DER), Earning Per

Share (EPS), Price to Book Value (PBV), Price Earning Ratio (PER) dan risiko

sistematis dapat menjelaskan variabel dependen sebesar 95.0436%, sedangkan

sisanya sebesar 4.9564% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak masuk dalam

model penelitian ini. Perusahaan perlu memperhatikan kemampuan dalam menjaga

nilai Debt to Equity Ratio (DER), Earning Per Share (EPS), dan Price to Book

Value (PBV) karena hal tersebut mempengaruhi pertimbangan investor dalam

berinvestasi.

Kata Kunci : Analisis Fundamental, Debt to Equity Ratio, Earning Per Share, Price

to Book Value, Price Earning Ratio, Risiko Sistematis, Bank, Saham.

Page 9: PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45970/1/IBNU HILMI-FEB.pdf · i pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat rahmat dan

karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan juga Salam

semoga senantiasa sampai kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya,

para sahabatnya, dan juga kepada ummatnya.

Penulisan skripsi ini ditujukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

gelar Strata Satu Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta. Judul penelitian ini adalah “Pengaruh Faktor

Fundamental dan Risiko Sistematis Terhadap Harga Saham (Studi Kasus Pada

Bank Umum Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2017)”.

Pencapaian ini tidak lepas kaitannya dengan banyak pihak yang telah

membantu dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis dalam

kesempatan ini menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Ayahanda H. Lili Rohaedi dan Ibunda Hj. Yuyun Haryunah (Alm) serta Ibunda

Sri Tuti Meirawati yang selalu memberikan kasih sayang, dukungan moral

maupun materil, nasihat, motivasi dan doa yang tidak pernah putus untuk

keberhasilan dan kebahagiaan penulis. Juga kakak penulis Liyah Siti Analiyah

dan Novi Afiyah serta adik penulis Naufal Sirrul Khafi dan Muhammad Adil

Khafi yang memberikan semangat kepada penulis.

2. Keluarga besar Aki Makbul dan Abah H. Abubakar.

3. Ibu Prof. Dr. Hj. Amany Burhanudin Umar Lubis, Lc., MA. selaku Rektor UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Dr. Amilin, SE., M.Si., Ak., CA., BKP., QIA. selaku Dekan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Ibu Dr. Titi Dewi Warninda, SE., M.Si, selaku Ketua Jurusan Manajemen dan

Ibu Ir. Ela Patriana, MM. selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Fakultas

Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah mengesahkan

secara resmi judul penelitian sebagai bahan skripsi dan telah membantu

memberikan izin kepada penulis.

Page 10: PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45970/1/IBNU HILMI-FEB.pdf · i pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis

x

6. Ibu Dr. Pudji Astuty, SE., MM. selaku Dosen Pembimbing I yang telah

memberikan nasihat, arahan, dan masukkan yang sangat berharga selama

penelitian dan penulisan skripsi ini.

7. Bapak Faizul Mubarok, MM. selaku Dosen Pembimbing II sekaligus Dosen

Pembimbing Akademik yang telah menuntun, memberikan arahan, dan

masukkan yang sangat berarti dalam penelitian dan penulisan skripsi ini.

8. Seluruh Bapak/Ibu Dosen dan Staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan wawasan dan

ilmu yang berharga dan bermanfaat bagi penulis.

9. Sahabat yang selalu mendukung serta menemani penulis selama perkuliahan

Chaidir Ali, Faturrohim, Muhammad Fadel, Nurul Ashari, dan Ulfiya Husen.

10. Teman satu angkatan Manajemen 2015 Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Kritik dan

saran yang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan di masa yang akan

datang. Semoga skripsi ini mampu memberikan manfaat bagi masyarakat dan dapat

dijadikan sebagai bahan referensi terutama bagi penelitian yang sejenis.

Jakarta, Mei 2019

Ibnu Hilmi

NIM. 11150810000082

Page 11: PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45970/1/IBNU HILMI-FEB.pdf · i pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis

xi

DAFTAR ISI

COVER......................................................................................................................i

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI…………………………………………………ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF……………………….…...iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI.............................................................iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH....................................v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................... vi

ABSTRACT ............................................................................................................ vii

ABSTRAK ........................................................................................................... viii

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ix

DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xv

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xvi

DAFTAR RUMUS ............................................................................................. xvii

BAB I ...................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ............................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 11

C. Batasan Masalah ........................................................................................ 11

D. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 11

E. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 12

BAB II ................................................................................................................... 13

TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................................... 13

A. Landasan Teori .......................................................................................... 13

1. Pasar Modal ........................................................................................... 13

2. Saham .................................................................................................... 16

3. Harga Saham ......................................................................................... 20

4. Analisis Fundamental ............................................................................ 21

5. Risiko Investasi ..................................................................................... 26

B. Hubungan Antar Variabel Independen ...................................................... 29

1. Debt to Equity Ratio (DER) dengan Harga Saham ............................... 29

2. Earning Per Share (EPS) dengan Harga Saham ................................... 30

Page 12: PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45970/1/IBNU HILMI-FEB.pdf · i pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis

xii

3. Price to Book Value (PBV) dengan Harga Saham ................................ 30

4. Price Earning Ratio (PER) dengan Harga Saham ................................ 30

5. Risiko Sistematis dengan Harga Saham ................................................ 31

C. Penelitian Terdahulu ................................................................................. 31

D. Kerangka Pemikiran .................................................................................. 37

E. Hipotesis Penelitian ................................................................................... 38

BAB III ................................................................................................................. 39

METODOLOGI PENELITIAN ............................................................................ 39

A. Ruang Lingkup Penelitian ......................................................................... 39

B. Metode Penentuan Sampel ........................................................................ 40

C. Metode Pengumpulan Data ....................................................................... 44

D. Metode Analisis Data ................................................................................ 45

1. Analisis Statistik Deskriptif .................................................................. 45

2. Analisis Regresi Data Panel .................................................................. 46

3. Tahap Analisis Regresi Data Panel ....................................................... 49

4. Uji Dasar Asumsi Klasik ....................................................................... 50

5. Uji Signifikansi ..................................................................................... 53

E. Operasional Variabel Penelitian ................................................................ 56

1. Variabel Dependen ................................................................................ 56

2. Variabel Independen ............................................................................. 56

BAB IV ................................................................................................................. 58

HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................. 58

A. Gambaran Objek Penelitian....................................................................... 58

B. Penemuan dan Pembahasan....................................................................... 61

1. Deskriptif Variabel Penelitian ............................................................... 61

2. Hasil Uji Statistik Deskriptif ................................................................. 69

3. Hasil Uji Pemilihan Model Regresi Data Panel .................................... 71

4. Hasil Uji Tahap Regresi Data Panel ...................................................... 74

5. Hasil Uji Dasar Asumsi Klasik ............................................................. 76

6. Hasil Uji Signifikansi ............................................................................ 81

7. Persamaan Regresi Data Panel .............................................................. 87

8. Interpretasi Hasil Penelitian .................................................................. 89

BAB V ................................................................................................................... 94

KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 94

A. Kesimpulan ................................................................................................ 94

Page 13: PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45970/1/IBNU HILMI-FEB.pdf · i pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis

xiii

B. Implikasi .................................................................................................... 95

C. Saran .......................................................................................................... 96

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 97

LAMPIRAN ........................................................................................................ 105

Page 14: PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45970/1/IBNU HILMI-FEB.pdf · i pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ............................................................................. 31

Tabel 3.1 Variabel, Simbol, dan Satuan Data ....................................................... 39

Tabel 3.2 Populasi Penelitan ................................................................................. 40

Tabel 3.3 Penentuan Sampel Berdasarkan Kriteria............................................... 44

Tabel 4.1 Harga Saham Bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun

2008-2017 ............................................................................................. 61

Tabel 4.2 Debt to Equity Ratio (DER) Bank yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia tahun 2008-2017 .................................................................. 63

Tabel 4.3 Earning Per Share (EPS) Bank yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia tahun 2008-2017 .................................................................. 64

Tabel 4.4 Price to Book Value (PBV) Bank yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia tahun 2008-2017 .................................................................. 65

Tabel 4 5 Price Earning Ratio (PER) Bank yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia tahun 2008-2017 .................................................................. 66

Tabel 4.6 Risiko Sistematis Bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

tahun 2008-2017 ................................................................................... 68

Tabel 4.7 Uji Statistik Deskriptif ......................................................................... 69

Tabel 4.8 Uji Common Effect ................................................................................ 71

Tabel 4.9 Uji Fixed Effect ..................................................................................... 72

Tabel 4.10 Uji Random Effect ............................................................................... 73

Tabel 4.11 Uji Chow ............................................................................................. 75

Tabel 4.12 Uji Hausman ....................................................................................... 76

Tabel 4.13 Uji Multikolinearitas ........................................................................... 79

Tabel 4.14 Uji Autokorelasi .................................................................................. 80

Tabel 4.15 Uji Heteroskedastisitas ........................................................................ 80

Tabel 4.16 Uji F .................................................................................................... 81

Tabel 4.17 Uji T .................................................................................................... 83

Tabel 4.18 Uji Koefisien Determinasi (Uji R2) .................................................... 86

Tabel 4.19 Hasil Persamaan Regresi ..................................................................... 87

Page 15: PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45970/1/IBNU HILMI-FEB.pdf · i pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2008-2017 .......................................... 1

Gambar 1.2 Aset Bank Umum Tahun 2008-2017 .................................................. 3

Gambar 1.3 Indeks Harga Saham Gabungan Periode 2008-20017 ........................ 5

Gambar 1.4 Kapitalisasi Pasar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2017 ........... 6

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran...........................................................................37

Gambar 4.1 Uji Normalitas ................................................................................... 77

Gambar 4.2 Uji Normalitas (Transformasi) .......................................................... 78

Page 16: PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45970/1/IBNU HILMI-FEB.pdf · i pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Daftar Sampel ................................................................................. 105

Lampiran 2: Hasil Return saham......................................................................... 105

Lampiran 3: IHSG dan Return Pasar .................................................................. 108

Lampiran 4: Hasil Variabel Harga Saham, Rasio Keuangan, dan Beta Saham .. 111

Lampiran 5: Hasil Output Uji Asumsi Klasik ..................................................... 114

Lampiran 6: Hasil Output Uji Statistik Deskriptif .............................................. 116

Lampiran 7: Hasil Pemilihan Model ................................................................... 116

Lampiran 8: Hasil Uji Tahap Uji Regresi ........................................................... 119

Lampiran 9: Hasil Uji Signifikansi ..................................................................... 119

Page 17: PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45970/1/IBNU HILMI-FEB.pdf · i pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis

xvii

DAFTAR RUMUS

(2.1) Debt to Equity Ratio (DER) ...................................................................... 22

(2.2) Earning Per Share (EPS) .......................................................................... 23

(2.3) Price to Book Value (PBV) ....................................................................... 24

(2.4) Nilai Buku Per Saham ............................................................................... 24

(2.5) Price Earning Ratio (PER) ....................................................................... 24

(2.6) Dividen Yield (DY) .................................................................................... 25

(2.7) Return On Equity (ROE) .......................................................................... 25

(2.8) Single Index Model (SIM) ......................................................................... 27

(2.9) Capital Asset Pricing Model (CAPM) ...................................................... 28

(3.1) Persamaan Regresi Data Panel .................................................................. 46

(3.2) Model Common Effect ............................................................................... 47

(3.3) Model Fixed Effect .................................................................................... 48

(3.4) Model Fixed Effect (Dummy) .................................................................... 48

(3.5) Model Random Effect ................................................................................ 49

(3.6) T-Tabel ...................................................................................................... 55

(3.7) Debt to Equity Ratio (DER) ...................................................................... 56

(3.8) Earning Per Share (EPS) .......................................................................... 57

(3.9) Price to Book Value (PBV) ....................................................................... 57

(3.10) Price Earning Ratio (PER) ....................................................................... 57

(3.11) Risiko Sistematis ....................................................................................... 57

Page 18: PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45970/1/IBNU HILMI-FEB.pdf · i pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis
Page 19: PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45970/1/IBNU HILMI-FEB.pdf · i pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap negara sewajarnya menginginkan negara yang ditempati menjadi

sebuah negara yang maju. Dengan majunya negara yang menjadi tempat

melangsungkan hidup, penduduk sebuah negara akan mudah untuk

melangsungkan kehidupannya. Dalam mewujudkan negara yang maju,

berbagai aspek menjadi perhatian sebagai faktor yang menyokong kemajuan

sebuah negara. Menurut Febryani & Kusreni (2017) diantara faktor-faktor

yang mempunyai andil besar dan sebagai indikator dalam kemajuan sebuah

negara adalah faktor ekonomi.

Sejauh ini perekonomian di Indonesia mengalami pasang surut. Hal

tersebut dapat terlihat pada gambar 1.1 yang memperlihatkan pertumbuhan

perekonomian selama 10 tahun dari tahun 2008-2017 di Indonesia.

Gambar 1.1

Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2008-2017

Sumber: Badan Pusat Statistik (2017)

Pada gambar 1.1 dapat kita lihat dari angka 6.01% di tahun 2008 turun

ke angka 4.63% pada tahun selanjutnya. Keadaan membaik pada tahun 2010

dengan angka 6.87% kemudian menurun kembali pada angka 6.49% di tahun

2011 dan terus menurun sampai pada tahun 2015 dengan angka 4.88% dan

mulai naik kembali pada angka 5.03% di tahun 2016 dan berada pada angka

5.07% di tahun 2017. Dari gambar tersebut terlihat bahwa terjadi tren

penurunan pertumbuhan yang dimulai dari tahun 2008 sampai dengan tahun

6.01

4.63

6.876.49 6.23 5.56

5.01 4.88 5.03 5.07

2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Dalam persen

Page 20: PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45970/1/IBNU HILMI-FEB.pdf · i pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis

2

2015. Walaupun sempat menaik namun angka tersebut belum menyentuh

pencapaian tertinggi sebelumnya yaitu pada tahun 2010.

Gejolak ekonomi tersebut tentu terjadi bukan tanpa sebab, terdapat

beberapa penyebab pertumbuhan ekonomi selama sepuluh tahun tersebut

mengalami fluktuasi. Diantara penyebab yang menjadi perhatian adalah

terjadinya krisis keuangan global yang dipicu krisis yang terjadi di Amerika

Serikat, hal tersebut menyebabkan terjadi lonjakan angka kerugian yang

dialami bank-bank investasi dunia yang ditaksir mencapai US $160 miliar

(Sihono, 2008). Selanjutnya, pada tahun 2010 sampai tahun 2012

perekonomian Indonesia mengalami penurunan pertumbuhan. Salah satu

penyebabnya adalah krisis yang terjadi di Eropa yang menyebabkan tingkat

suku bunga naik menjadi 6.58% dan menyebabkan biaya modal perusahaan-

perusahaan meningkat dan return yang diisyaratkan investor dari suatu

investasi meningkat (Wardani & Andarini, 2016). Tidak sampai disitu,

gejolak ekonomi juga terjadi kembali pada tahun 2014 yang menyebabkan

penurunan pertumbuhan pada tahun 2015. Pada tahun 2014 terjadi

ketidakpastian kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) membuat

negara berkembang seperti Indonesia mengalami peningkatan kerentanan

dalam hal pasar keuangan (Bank Indonesia, 2014).

Permasalahan terjadinya tren penurunan selama satu dekade tersebut,

menjadikan penguatan di berbagai sektor perekonomian dirasa penting. Hal

tersebut karena ekonomi merupakan fokus utama bagi negara (Afrizal &

Farlian, 2017). Penguatan ekonomi dianggap penting agar perekonomian

mampu konsisten berkembang dan melewati pencapaian yang sebelumnya

telah tercapai. Seluruh instrumen perekonomian dituntut memberikan

kontribusi dalam hal memajukan perekonomian, salah satunya adalah sektor

keuangan. Sektor keuangan memegang peranan yang sangat penting dalam

memicu pertumbuhan ekonomi (Baroroh, 2012).

Aktifitas dalam sektor keuangan erat kaitannya dengan pembiayaan

dalam pelaksanaan pembangunan ekonomi nasional suatu negara sebagai

sumber pendanan. Sumber dana yang dapat mendorong perekonomian

tersebut terdapat dalam beberapa instrumen pasar finansial, didalamnya

Page 21: PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45970/1/IBNU HILMI-FEB.pdf · i pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis

3

terdapat dua sumber pendanaan diantarnya pasar uang berisi transaksi

keuangan jangka pendek dan pasar modal yang berisi transaksi keuangan

jangka panjang (Toh & Samson, 2016).

Kaitannya dengan objek penelitian ini, keterlibatan sektor moneter dan

perbankan sebagai bagian dari instrumen pasar uang dirasa penting dalam

pergerakan perekonomian karena berfungsi sebagai lembaga perantara dari

yang mempunyai dana lebih untuk disalurkan kepada pihak yang kekurangan

dana (Siringoringo, 2017). Oleh karena itu, penguatan ekonomi nasional akan

lebih stabil jika perbankan berada pada posisi yang baik karena bank

merupakan salah satu instrumen pendanaan yang dibutuhkan oleh

masyarakat. Perkembangan keuangan akan lebih kondusif bagi pertumbuhan

ekonomi apabila lingkungan makroekonomi stabil dan bank tunduk pada

ketentuan (Boukhatem & Moussa, 2017). Sejauh ini perbankan menarik

untuk diteliti karena walaupun perekonomian dalam keadaan berfluktuatif,

perbankan memperlihatkan daya tahannya dan menunjukan bahwa sektor ini

dapat diandalkan sebagai salah satu sektor yang dapat menopang

perekonomian Indonesia. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar 1.2.

Gambar 1.2

Aset Bank Umum Tahun 2008-2017

Sumber : Laporan Statistik Perbankan Indonesia OJK (2017)

Pada gambar 1.2 di atas dapat dilihat asset perbankan dari tahun 2008

sebesar Rp. 2,310 triliun, kemudian naik pada tahun 2009 dengan Rp. 2,534

triliun, naik di tahun 2010 dengan Rp.3,008 triliun, naik di tahun 2011

dengan Rp. 3,652 triliun, naik di tahun 2012 dengan Rp. 4,262 triliun, naik

2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Series 1 2,310, 2,534, 3,008, 3,652, 4,262, 4,954, 5,615, 6,132, 6,729, 7,387,

0

1,000,000

2,000,000

3,000,000

4,000,000

5,000,000

6,000,000

7,000,000

8,000,000

Har

ga

Sah

am

Dalam miliar rupiah

Page 22: PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45970/1/IBNU HILMI-FEB.pdf · i pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis

4

di tahun 2013 dengan Rp. 4,954 triliun, naik di tahun 2014 dengan Rp. 5,615

triliun, naik di tahun 2015 dengan Rp. 6,132 triliun, terus menaik di tahun

2016 dengan Rp. 6,729 triliun dan pada tahun 2017 dengan angka Rp. 7,387

triliun. Di tengah gejolak fluktuasi perekonomian Indonesia selama 10

tahun, dapat dilihat bahwa kinerja perbankan sebagai sektor moneter secara

keseluruhan berada posisi yang baik dan tahan terhadap gejolak ekonomi

yang terjadi. Hal itu menjadikan sektor perbankan menjadi penopang

peningkatan perekonomian di Indonesia.

Selain dari instrumen pasar uang yaitu bank, pendanaan juga dapat

diperoleh dari instrumen pasar modal. Pasar modal diharapkan menjadi

bagian dari berkembangnya perekonomian Indonesia. Masoud (2013)

menyatakan bahwa temuan menunjukkan hubungan positif antara pasar

saham yang efisien dan pertumbuhan ekonomi, baik dalam jangka pendek

dan jangka panjang, juga terdapat mekanisme transmisi tidak langsung

melalui efek pengembangan pasar saham pada investasi dalam pertumbuhan

ekonomi. Hal ini di mungkinkan karena pasar modal merupakan alat yang

dapat digunakan untuk menggalang dana jangka panjang dari masyarakat

untuk disalurkan ke sektor-sektor produktif (Nasution, 2015). Apabila

pengerahan dana masyarakat melalui lembaga-lembaga keuangan maupun

pasar modal sudah dapat berjalan baik, perekonomian secara langsung

maupun tidak langsung akan terangkat.

Pasar modal menarik untuk diteliti sebagai objek penelitian karena

dapat menjadi gambaran penting bagi pembangunan perekonomian.

Menurut Muklis (2016) pasar modal memberikan dua fungsi sekaligus,

yaitu fungsi keuangan dan fungsi ekonomi serta pasar modal juga dijadikan

sebagai salah satu indikator perkembangan perekonomian suatu negara.

Pasar modal merupakan sebuah tempat yang merupakan sebuah tempat

interaksi antara penjual dan investor (Afrizal & Farlian, 2017). Penjual pada

pasar modal diartikan sebagai perusahaan yang membutuhkan dana atau

emiten, sehingga mereka menjual efek di pasar modal sedangkan pembeli

atau investor adalah pihak yang membeli modal pada perusahaan dengan

harapan akan menghasilkan keuntungan (Kasmir, 2014: 182).

Page 23: PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45970/1/IBNU HILMI-FEB.pdf · i pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis

5

Instrumen pasar modal yang dapat menjadi sumber pendanaan

diantaranya adalah saham. Menurut Bodie et. al., (2014:42) saham

merupakan bagian kepemilikan dalam suatu perusahaan yang memberi hak

kepada pemiliknya satu suara terkait tata kelola perusahaan dan untuk

mendapatkan bagian manfaat keuangan perusahaan. Apabila tingkat

permintaan terhadap saham meningkat, maka harga saham tersebut pun

akan meningkat begitu juga sebaliknya apabila permintaan terhadap suatu

saham menurun, maka harga saham tersebut akan turun. Naik turunnya

permintaan akan sebuah saham disebabkan karena nilai saham perusahaan

tercermin oleh kinerja perusahaannya, apabila kinerja keuangan perusahaan

menunjukkan prospek_yang baik_maka sahamnya akan diminati

oleh_investor dan harganya akan meningkat (Raharjo & Muid, 2013).

Selama 10 tahun, perkembangan instrumen pasar modal berupa saham

di Indonesia mengalami perkembangan yang baik. Perkembangan pasar

modal berupa saham tersebut dapat dilihat dari Indeks Harga Saham

Gabungan (IHSG). Gambar 1.3 memperlihatkan perkembangan Indeks

Harga Saham Gabungan (IHSG) di Indonesia.

Gambar 1.3

Indeks Harga Saham Gabungan Tahun 2008-20017

Sumber : Yahoo Finance (2017)

Melihat gambar 1.3 di atas dapat kita ketahui pada penutupan harga

saham gabungan tahun 2008 mengalami keterpurukan dengan angka Rp.

1,355.41. Kemudian beranjak naik pada tahun 2009 dengan angka Rp.

2,534.36 yang menjadi titik perbaikan sehingga pada tahun 2010 kembali

1,355.41

2,534.36

3,703.51

3,821.994,316.69

4,274.18

5,226.95

4,593.01

5,296.71

6,355.65

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Dalam rupiah

Page 24: PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45970/1/IBNU HILMI-FEB.pdf · i pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis

6

naik menjadi Rp. 3,703.51. Harga saham penutupan kembali naik di tahun

2011 pada angka Rp. 3,821.99, kemudian naik di tahun 2012 pada angka

Rp. 4,316.69, dan turun kembali pada angka Rp. 4,274.18 di tahun 2013. Di

tahun selanjutnya yaitu 2014 mengalami kenaikan pada angka Rp. 5,226.95

dan turun kembali di tahun 2015 pada angka Rp. 4,593.01 dan dapat bangkit

kembali di tahun 2016 pada angka Rp. 5,296.71 dan terakhir di tahun 2017

pada angka Rp. 6,355.65. Hal tersebut menggambarkan perekonomian

mengalami pemulihan yang fluktuatif namun ke arah yang lebih baik jika

dilihat dari Indeks Harga Saham Gabungan karena semakin meningkatnya

harga saham menggambarkan semakin banyaknya investor di pasar modal.

Untuk melihat perkembangan dalam pasar modal, dapat juga dilihat

dari kapitalisasi pasar. Semakin besarnya kapitalisasi pasar artinya semakin

mahal harga saham suatu perusahaan di pasar dan semakin banyak jumlah

sahamnya yang beredar di pasar (Agape, 2013).

Gambar 1.4

Kapitalisasi Pasar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2017

Sumber : Bursa Efek Indonesia (2017)

Terlihat dari gambar 1.4 kapitalisasi pasar dari tahun 2008 sampai tahun

2017 semakin membesar walaupun sempat turun di tahun 2014 ke tahun

2015, tren masih berada pada posisi meningkat secara keseluruhan. Artinya

jumlah saham yang beredar semakin banyak, yang mengindikasikan

1076

2,534

3,2573,538

4,1284,219

5,2284,872

5,753

7,053

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

8000

2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Dalam triliun rupiah

Kapitalisasi

Page 25: PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45970/1/IBNU HILMI-FEB.pdf · i pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis

7

semakin tingginya tingkat ketertarikan investor terhadap saham yang

beredar di Indonesia.

Walaupun sektor saham berada pada posisi yang membaik, peningkatan

masih perlu dilakukan karena apabila melihat pada pertumbuhan ekonomi,

Indonesia belum berada pada posisi ekonomi yang stabil. Dalam

meningkatkan kualitas pasar modal tersebut, maka perlu dilakukan sebuah

penguatan dan peningkatan kinerja perusahaan-perusahaan. Penguatan

kinerja perusahaan dibutuhkan untuk meningkatkan minat masyarakat

dalam berinvestasi, sehingga penyaluran dana dari masyarakat kepada

industri-industri produktif dapat lebih efektif dan percepatan ekonomi

melalui sektor finansial dapat tercapai.

Oleh karena itu, perusahaan memerlukan informasi akurat yang

diperlukan untuk mengetahui sejauh mana kinerja perusahaannya. Di sisi

lain, investor pun tidak serta merta membeli sebuah investasi berupa saham

tanpa mengetahui keuntungan apa saja yang akan di dapatkan dari investasi

berupa jangka panjang tersebut. Apabila merujuk kepada Fahmi (2012:86)

dengan membeli dan memiliki saham investor maka akan memperoleh

beberapa keuntungan sebagai bentuk hak yang diterima yaitu memperoleh

capital gain (selisih antara harga beli dan harga jual), dan memperoleh

dividen (pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan yang berasal

dari keuntungan yang dihasilkan perusahaan), dan memiliki hak suara bagi

pemegang saham biasa.

Investor memerlukan sebuah informasi yang komfrehensif mengenai

kondisi sebuah perusahaan sehingga dapat memutuskan investasi yang

tepat. Melalui informasi tersebut, investor akan melakukan sebuah penilaian

yang spesifik terhadap saham yang akan dibeli. Penilaian saham adalah

suatu_mekanisme untuk_mengubah_variabel ekonomi atau_perusahaan

yang_diprediksi menjadi_perkiraan harga saham, laba_perusahaan,

dan_dividen yang dibagikan (Hasanah & Rusliati, 2017).

Penilaian sebuah sekuritas berupa saham tersebut memiliki beberapa

pendekatan atau analisis untuk menilai tersebut layak atau tidak. Menurut

Aprilia et. al., (2016) analisis suatu investasi dapat dilakukan dengan dua

Page 26: PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45970/1/IBNU HILMI-FEB.pdf · i pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis

8

cara diantaranya analisis teknikal dan analisis fundamental. Berdasarkan

Artha et. al., (2014) analis teknikal berupaya untuk mengidentifikasi pola

dan tren harga dalam pasar keuangan serta berupaya untuk mengeksploitasi

pola tersebut, analisis teknikal menggunakan grafik maupun indikator

teknis seperti harga dan volume perdagangan. Sedangkan analisis secara

fundamental adalah sebuah pendekatan yang digunakan berupa informasi

laporan keuangan untuk membantu dalam pengambilan keputusan investasi,

bentuk informasi laporan keuangan tersebut berupa rasio-rasio yang

digunakan untuk mengukur prestasi keuangan perusahaan yang telah

dipublikasikan (Samsuar & Akramunnas, 2017).

Sebelum memilih perusahaan untuk dijadikan alternatif investasi,

investor harus cermat dalam memilih perusahaan sebab belum tentu setiap

saham dari perusahaan yang tergolong sebagai perusahaan besar selalu

merupakan alternatif investasi yang baik. Untuk mengetahui saham suatu

perusahaan layak dijadikan pilihan investasi, maka penting bagi seorang

investor untuk melakukan sebuah penilaian berupa analisis untuk

menentukan saham mana yang tepat untuk dijadikan investasi. Penilain

saham berguna untuk meminimalisir resiko dan_memperoleh

keuntungan_maksimal (Anung et. al., 2016).

Diantara rasio yang umum digunakan dalam analisis fundamental

adalah rasio Debt to Equity Ratio (DER). DER adalah rasio yang

menjelaskan tentang jumlah relatif dana yang disediakan oleh pemberi

pinjaman dan pemilik (Smart et. al., 2014:301). Artinya rasio ini dapat

dipahami sebagai cerminan kemampuan sebuah perusahaan dalam

memenuhi seluruh kewajibannya yang mampu ditunjukkan oleh beberapa

bagian dari ekuitas yang digunakan untuk membayar hutang. Penelitian

sebelumnya mengenai DER diketahui oleh Dewi & Suaryana (2013) yang

menyatakan DER berpengaruh negatif signifikan terhadap harga saham.

Selanjutnya ada rasio pasar seperti Price to Book Value (PBV). Ada

beberapa alasan mengapa rasio PBV dapat diharapkan menjadi indikator

yang berguna di dalam strategi investasi. Melalui rasio ini dapat mengetahui

seberapa besar kepercayaan pasar terhadap prospek perusahaan

Page 27: PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45970/1/IBNU HILMI-FEB.pdf · i pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis

9

kedepannya. Rasio pasar seperti PBV menurut Smart et. al., (2014:307)

adalah rasio harga saham terhadap nilai buku atau rasio yang menunjukan

bagaimana agresifitas sebuah saham dihargai di pasar. Penelitian

sebelumnya mengenai PBV dilakukan oleh Siahaan (2017) menemukan

hasil bahwa PBV mempengaruhi harga saham secara signifikan.

Rasio faktor fundamental lainnya yaitu variabel Price Earning Ratio

(PER). Menurut Gitman & Zutter (2015: 131), PER mengukur jumlah yang

bersedia dibayarkan oleh investor untuk setiap dolar dari pendapatan

perusahaan. Semakin tinggi PER menunjukkan bahwa investor akan

bersedia untuk membayar dengan harga di atas harga pasar (Rahmadewi &

Abundanti, 2018). Penelitian sebelumnya mengenai PER yaitu oleh Safitri

(2013) menemukan hasil bahwa PER berpengaruh positif signifikan

terhadap harga saham. Penelitian berbeda didapatkan oleh Daniel (2015)

menyatakan bahwa PER tidak berpengaruh terhadap harga saham.

Rasio Earning Per Share (EPS) pun tidak kalah penting, rasio ini salah

satu yang diperhatikan oleh investor. Menurut Fahmi (2012:96), pengertian

EPS adalah bentuk pemberian keuntungan yang diberikan kepada para

pemegang saham dari setiap lembar saham yang dimiliki. EPS merupakan

rasio yang bermanfaat bagi investor untuk menggambarkan prospek

pendapatan di masa depan. EPS dapat digunakan oleh para investor sebagai

informasi besaran laba bersih perusahaan yang dapat dibagikan untuk

pemegang saham perusahaan setiap lembaran saham. EPS yang tinggi

mencerminkan keberhasilan suatu perusahaan. Oleh karena itu semakin

tinggi EPS atau laba bersih per lembar saham yang diberikan kepada para

pemegang saham, akan menambah daya tarik investor untuk memiliki

saham tersebut sehingga akan mempengaruhi tingkat permintaan terhadap

saham perusahaan tersebut (Khairani, 2016). Penelitian sebelumnya

mengenai EPS yaitu oleh Alam et. al., (2016) menemukan bahwa EPS

berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Juga Darmayanti (2015)

yang menyatakan bahwa EPS berpengaruh positif terhadap harga saham.

Dari penjabaran diatas, faktor fundamental dianggap salah satu

pertimbangan yang penting dari sebuah investasi. Namun di samping hal

Page 28: PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45970/1/IBNU HILMI-FEB.pdf · i pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis

10

tersebut, dalam sebuah investasi tentunya investor tidak bisa lepas dari

sebuah risiko yang dihadapi. Menurut Hasanah & Rusliati (2017) dalam

investasi berupa saham, memiliki tingkat risiko dan keuntungan yang tinggi

(high risk-high return). Dibandingkan dengan alternatif atau instrumen

investasi lain seperti obligasi, deposito, dan tabungan, investasi dalam

instrumen berupa saham memiliki risiko yang tinggi karena investasi pada

saham bersifat tidak pasti. Ketidakpastian dalam investasi saham ini disebut

dengan risiko (Supriyanthi & Rahyuda, 2017).

Menurut Bodie et. al., (2014 : 206) risiko dalam pasar modal terbagi

menjadi dua, yakni risiko sistematis dan risiko non sistematis. Risiko

sistematis adalah risiko yang tidak bisa didiversifikasi atau dengan kata lain

risiko yang sifatnya mempengaruhi secara menyeluruh (Fahmi, 2012:189).

Menyeluruh disini diartikan mempengaruhi semua atau banyak perusahaan

dan cenderung berasal dari luar perusahaan (faktor eksternal). Misalnya,

resesi ekonomi, risiko suku bunga, inflasi, dan risiko ini dihadapi seluruh

perusahaan, pada sektor apa pun perushaan tersebut beroperasi. Risiko

sistematis ini dapat diartikan juga sebagai beta saham. Menurut Jogiyanto

(2017:464) beta (β) adalah pengukur risiko sistematis dari suatu sekuritas

atau portofolio terhadap risiko pasar.

Penelitian ini juga mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Astuty

(2017) yang menemukan hasil bahwa secara simultan terdapat pengaruh

signifikan antara PER, EPS, NPM, PBV, dan Risiko Sistematis terhadap

harga saham. Secara parsial, penelitian ini menyatakan bahwa PER, EPS,

NPM, PBV, dan Risiko Sistematis memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap harga saham. Penelitian lain oleh Darmayanti (2015) yang

menyatakan bahwa risiko sistematis tidak memiliki pengaruh terhadap

harga saham yang signifikan.

Setelah melihat fenomena yang terjadi dan juga penelitian terdahulu,

didapati hasil penelitian yang variatif. Hal tersebut mendorong untuk

dilakukan penelitian lanjutan tentang hubungan atau pengaruh analisis

fundamental dan juga risiko sistematis dengan harga saham. Perbedaan

dengan penelitian sebelumnya adalah penambahan variabel dari analisis

Page 29: PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45970/1/IBNU HILMI-FEB.pdf · i pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis

11

fundamental penelitian terdahulu dan periode penelitian selama 10 tahun

dengan objek Bank Umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebagai

studi kasus penelitian karena mengingat pentingnya pasar finansial yang

didalamnya terkandung pasar uang dan pasar modal dalam pertumbuhan

perekonomian di Indonesia.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan sebelumnya, maka

perumusan masalah yang diajukan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

1. Apakah terdapat pengaruh DER, EPS, PBV, PER dan Risiko Sistematis

terhadap Harga Saham secara parsial di Bank Umum yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2017?

2. Apakah terdapat perngaruh DER, EPS, PBV, PER dan Risiko Sistematis

terhadap Harga Saham secara simultan di Bank Umum yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2017?

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan rumusan masalah diatas dan untuk

menghindari perluasan pembahasan dalam penelitian ini, maka pada

penelitian ini dibatasi pada faktor-faktor yang fundamental yaitu DER, EPS,

PBV, PER dan Risiko Sistematis terhadap Harga Saham di Bank Umum yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2017.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian yang telah dijabarkan maka dapat diidentifikasikan

tujuan penelitian sebagai berikut :

1. Memberikan informasi mengenai pengaruh DER, EPS, PBV, PER dan

Risiko Sistematis terhadap Harga Saham secara parsial di Bank Umum

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2017.

2. Untuk Menganilis pengaruh DER, EPS, PBV, PER dan Risiko

Sistematis terhadap Harga Saham secara simultan di Bank Umum yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2017.

Page 30: PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45970/1/IBNU HILMI-FEB.pdf · i pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis

12

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini diharapkan bisa didapat oleh:

1. Emiten

Mendapat gambaran umum terkait faktor fundamental, resiko

sistematis, serta harga saham sehingga bisa mengambil kebijakan di

dalam perusahaan yang dapat menaikan tingkat ketertarikan investor.

2. Investor

Mendapat gambaran tentang faktor fundamental sebuah saham dan

membantu para investor dalam memprediksi harga saham yang akan

berinvestasi.

3. Akademisi

Mendapat gambaran umum terkait pengaruh faktor fundamental dan

resiko sistematis terhadap harga saham sehingga dapat menguji teori-

teori dari materi perkuliahan terhadap studi kasus yang terjadi di

perusahaan dan juga untuk studi lanjutan.

4. Pemerintah

Penelitian ini dapat menjadi gambaran dan indikator kebijakan yang

telah dibuat dalam sektor moneter atau keuangan.

5. Penulis

Diharapkan penelitian ini dapat membantu dan menambah penulis

dalam menambah wawasan dan pengetahuan dalam penerapan proses

transaksi pada bursa efek.

Page 31: PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45970/1/IBNU HILMI-FEB.pdf · i pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis

13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pasar Modal

a. Pengertian Pasar Modal

Menurut Mishkin & Eakins (2015:20) pasar modal adalah

sebuah pasar yang memiliki transaksi hutang jangka waktu panjang

(satu tahun atau lebih) berupa ekuitas. Pasar modal adalah tempat

bertemunya penjual dan pembeli, sebagaimana halnya pasar

konvensional pada umumnya. Pasar merupakan sarana yang

mempertemukan aktivitas pembeli dan penjual untuk suatu komoditas

atau jasa tertentu. Adapun modal dapat berupa barang modal dan

modal uang (Saliman, 2015: 225-226).

Sedangkan menurut Jones (2013:27) pasar modal merupakan

pasar yang mencakup fixed-income dan sekuritas dari ekuitas dengan

tingkat kematangan lebih dari satu tahun dengan risiko yang lebih

tinggi dari pasar uang karena waktu untuk matang yang lama dan

karena sifat sekuritas itu sendiri. Pasar modal mempunyai fungsi

diantaranya yaitu sarana alokasi dana yang produktif untuk

memindahkan dana dari pemberi pinjaman kepada peminjam.

Masyarakat masa kini memiliki keinginan yang semakin meningkat

untuk menginvestasikan dananya, baik dalam bentuk saham deposito,

atau dalam investasi lainnya (Hikmah et. al., 2018).

Pasar modal juga didefinisikan oleh Fahmi (2012: 55) yang

memberi pengertian pasar modal adalah tempat dimana berbagai

pihak, perusahaan menjual saham dan obligasi. Ditinjau dari aspek

hukum, pengertian pasar modal menurut Undang-undang Pasar Modal

No. 8 tahun 1995 adalah suatu kegiatan yang bersangkutan dengan

penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang

berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi

yang berkaitan dengan efek.

Page 32: PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45970/1/IBNU HILMI-FEB.pdf · i pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis

14

Dari berbagai pengertian di atas, pasar modal menjadi suatu

instrumen keuangan yang berkembang pesat seiring bertumbuhnya

perekonomian dan kesadaran dari masyarakat luas akan pentingnya

sebuah investasi untuk menjamin kehidupan masa yang akan datang.

Disisi lain terdapat pihak dalam hal ini swasta maupun pemerintah

yang membutuhkan dana untuk menjalankan kegiatan produksinya.

Dari dua kepentingan tersebut pasar modal menjadi tempat

bertemunya dua pihak tersebut sehingga menjadi sebuah kegiatan

ekonomi dengan menampung pihak yang surplus dana yang disebut

investor, untuk disalurkan kepada pihak yang membutuhkan dana

yang disebut emiten.

Pihak yang membutuhkan dana itu dapat menjual surat berharga

berupa saham di pasar modal. Menurut Jogiyanto (2017:33) ada empat

tipe pasar di dalam pasar modal.

1) Pasar Primer

Surat berharga yang baru dikeluarkan oleh perusahaan dijual

di pasar primer, yaitu surat yang baru dijual dapat berupa

penawaran perdana ke publik (Initial Public Offering) yaitu

berupa tambahan surat berharga baru apabila perusahaan sudah

go public (sekuritas tambahan ini sering disebut dengan seasoned

new issue).

2) Pasar Sekunder

Tempat perdagangan surat berharga yang sudah beredar.

Surat berharga yang sudah beredar diperdagangkan di pasar

sekunder.

3) Pasar Ketiga

Pasar ketiga merupakan pasar perdagangan surat berharga

yang dijalankan oleh broker yang mempertemukan pembeli dan

penjual pada saat pasar kedua tutup.

4) Pasar Keempat

Pasar keempat umumnya menggunakan jaringan komunikasi

untuk memperdagangkan saham dalam jumlah blok yang besar.

Page 33: PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45970/1/IBNU HILMI-FEB.pdf · i pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis

15

b. Fungsi Pasar Modal

Menurut Halim (2015:2) fungsi pasar modal adalah:

1) Fungsi Ekonomi, dalam hal ini pasar modal menyediakan fasilitas

atau wahana yang mempertemukan dua kepentingan, yaitu pihak

yang memilik kelebihan dana yaitu investor dan pihak yang

memerlukan dana yaitu emiten atau issuer jangka panjang.

2) Fungsi Keuangan, pasar modal memberikan peluang dan

kesempatan untuk dapat memperoleh tingkat pengembalian

sebagai imbal hasil atau return dan capital gain atau interest bagi

investor sesuai dengan karakteristik investasi yang dipilih.

Keberadaan pasar modal menjadikan perekonomian menjadi

lebih produktif karena perusahaan dapat beroperasi dengan sekala

yang besar sehingga akan meningkatkan profitabilitas perusahaan dan

kemakmuran masyarakat luas.

c. Instrumen Pasar Modal

Instrumen atau alat yang digunakan dalam pasar modal memiliki

beragam jenis. Menurut Mishkin (2007:31-32) instrumen pasar modal

terdiri dari:

1) Saham, yaitu klaim dari sebuah ekuitas terhadap pemasukan

bersih dan asset-aset yang dimiliki sebuah perusahaan.

2) Surat gadai, yaitu surat pinjaman kepada perusahaan untuk

membeli dan mengolah asset seperti perumahan, tanah atau

struktur nyata lainnya, di mana asset itu sendiri berfungsi sebagai

jaminan untuk pinjaman.

3) Obligasi, yaitu obligasi jangka panjang yang dikeluarkan oleh

perusahaan dengan tingkat bunga yang tinggi.

Adapun instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar

modal menurut Martalena & Malinda (2011:12-17) adalah :

1) Saham

Merupakan tanda penyertaan modal sesorang atau pihak

(badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas.

Dengan menyertakan modal tersebut maka pihak tersebut

Page 34: PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45970/1/IBNU HILMI-FEB.pdf · i pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis

16

memiliki klaim atas pendapatan perusahaan, klaim atas asset

perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang

Saham (RUPS).

2) Obligasi

Merupakan efek yang bersifat hutang jangka panjang.

Obligasi terdiri dari Obligasi biasa yaitu suatu bentuk hutang

jangka panjang yang dikeluarkan oleh perusahaan maupun pihak

lain dengan kewajiban membayar bunga setiap periode tertentu

dan pokok pinjaman di akhir periode, dan obligasi konversi yaitu

surat berharga yang menunjukan bahwa penerbit obligasi

meminjam sejumlah dana kepada masyarakat dan mempunya

kewajiban membayar bunga secara berkala dan melunasi hutang

pokok pada waktu yang telah disepakati kepada pihak yang

membeli obligasi tersebut.

3) Right

Merupakan hak memesan terlebih dahulu dengan harga

tertentu, diperdagangkan dalam waktu yang singkat (2 minggu).

4) Warant

Merupakan hak untuk membeli saham baru pada harga

tertentu di masa yang akan dating. Warant dapat diperdagangkan

6 bulan setelah diterbitkan dengan masa berlaku sekitar 3-5 tahun.

5) Reksadana

Merupakan saham, obligasi, atau efek lain yang dibeli oleh

sejumlah investor dan dikelola oleh perusahaan investasi

profesional.

2. Saham

a. Pengertian Saham

Salah satu instrument dari pasar modal yang paling diminati oleh

investor adalah saham. Tingginya minat investor terhadap instrumen

pasar modal berupa saham karena dianggap memberikan tingkat

pengembalian berupa keuntungan yang tinggi. Setiap pembelian

saham suatu perusahaan maka otomatis memberikan beberapa klaim

Page 35: PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45970/1/IBNU HILMI-FEB.pdf · i pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis

17

yang menjadi hak atas penyertaan modal tersebut. Saham menurut

Bodie et. al., (2014:42) adalah bagian kepemilikan dalam suatu

perusahaan, setiap lembar saham memberi hak kepada pemiliknya

satu suara dalam segala hal terkait tata kelola perusahaan yang

digunakan dalam RUPS dan untuk mendapatkan bagian manfaat

keuangan perusahaan.

Menurut Husnan (2015:249) saham menunjukan bukti

kepemilikan atas suatu perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas

(PT). Menurut Hirschey & Nofsinger (2008:5) saham adalah proporsi

kepemilikan dan pemangku kepentingan sebuah perusahaan.

Menurut Supramono (2014:6) pengertian saham adalah surat

berharga yang_dapat dibeli atau dijual_oleh perorangan atau lembaga

di pasar tempat surat tersebut diperjualbelikan. Saham dapat diartikan

juga sebagai tanda_penyertaan modal dalam suatu perusahaan atau

perseroan terbatas.

Adapun keuntungan dari kepemilikan saham menurut Martalena

& Malinda (2011:13) adalah:

1. Dividen

Dividen adalah pembagian keuntungan yang diberikan oleh

perusahaan yang berasal dari keuntungan hasil kegiatan

perusahaan. Dividen dapat diberikan setelah mendapatkan

persetujuan dari pemegang saham_dalam Rapat Umum

Pemeganng Saham. Dividen yang dibagikan oleh perusahaan dapat

berupa dividen tunai atau dapat pula berupa dividen saham yang

berarti kepada setiap pemegang saham diberikan dividen sejumlah

saham sehingga jumlah saham yang dimiliki seorang investor

seiring didapatkannya dividen dari perusahaan.

2. Capital gain

Capital gain merupakan selisih antara harga beli dan harga

jual disaat harga jual lebih tinggi dibanding dengan harga beli.

Capital gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan

saham di pasar sekuder.

Page 36: PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45970/1/IBNU HILMI-FEB.pdf · i pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis

18

Dari berbagai pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa saham

adalah sebuah surat berharga yang menyatakan bukti kepemilikian

suatu perusahaan yang didalamnya memuat hak untuk mendapatkan

pembagian keuntungan sebagai dividen, hak untuk dapat menghadiri

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), dan juga hak untuk

mengatur perusahaan.

b. Klasifikasi saham

Saham memiliki jenis yang berbeda sesuai dengan nilai dan

konsekuensi maupun keuntungan yang terkandung didalamnya.

Menurut Jogiyanto (2017:189-190), saham dapat dibedakan

menjadi beberapa jenis diantaranya :

1) Saham biasa

Saham biasa atau common stock adalah pemilik dari

perusahaan yang mewakilkan kepada manajemen untuk

menjalankan operasi perusahaan. Sebagai pemilik perusahaan

pemilik saham biasa mempunyai beberapa hak diantaranya:

a) Hak kontrol, pemegang saham mempunyai hak untuk

mengontrol siapa yang akan memimpin perusahaannya.

b) Hak menerima pembagian keuntungan, sebagai pemilik

perusahaan pemegang saham berhak mendapatkan

keuntungan perusahaan dalam bentuk dividen.

c) Hak preemptif, yaitu hak untuk mendapatkan presentasi

kepemilikan yang sama jika perusahaan mengeluarkan

tambahan lembar saham utnuk melindungi hak kontrol dari

pemegang saham lama dan melindungi saham lama dari

kemerosotan nilai.

2) Saham Preferen

Saham preferen adalah sebuah saham yang

menggabungkan antara obligasi dan saham biasa. Seperti

obligasi yang membayarkan bunga atas pinjaman, saham

preferen juga memberikan hasil yang tetap berupa dividen

preferen. Seperti juga saham biasa, didalam likuidasi, klaim

Page 37: PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45970/1/IBNU HILMI-FEB.pdf · i pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis

19

pemegang saham preferen berada di bawah klaim_pemegang

obligasi. Saham preferen mempunyai beberapa hak, yaitu hak

atas dividen tetap dan hak pembayaran terlebih dahulu jika

terjadi likuidasi. Dalam saham preferen terbagi menjadi tiga

macam yaitu :

a) Convertible preffered Stock yaitu saham preferen yang

dapat dikonversikan ke saham biasa.

b) Callable preffered stock yaitu saham preferen yang dapat

ditebus.

c) Floating/Adjustable-rate preffered stock yaitu saham

preferen dengan tingkat dividen yang mengambang.

3) Saham Treasuri

Saham treasuri adalah saham milik perusahaan yang sudah

pernah dikeluarkan dan beredar yang kemudian dibeli kembali

oleh perusahaan untuk disimpan sebagai treasuri.

Pandangan lain tentang klasifikasi saham oleh Jordan & Miller

(2009:76-77) bahwa saham terbagi menjadi dua macam yaitu :

1) Common Stock

Yaitu representasi kepemilikan di dalam sebuah perusahaan.

Potensi keuntungan dari kepemilikan saham biasa adalah nilai

dari saham yang dimiliki bisa naik karena nilai saham secara

keseluruhan naik atau karena masa depan perusahaan yang

berkembang (atau keduanya).

2) Preferred Stock

Saham preferen memiliki ciri yaitu dividen dalam saham

preferen biasanya pasti dan tidak pernah berubah. Dikatakan

sebagai saham preferen karena perusahaan harus membayar

dividen pasti kepada pemegang saham preferen sebelum

membagikannya kepada pemegang saham biasa. Potensi

pendapatan dari kepemilikan saham preferen adalah kepastian

dari dividen yang telah dijanjikan ditambah berbagai

pendapatan dari kenaikan harga.

Page 38: PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45970/1/IBNU HILMI-FEB.pdf · i pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis

20

3. Harga Saham

Dalam lingkungan investasi pasar modal berupa saham hal yang

diperhatikan oleh investor adalah harga saham. Harga saham adalah salah

satu variabel yang dapat digunakan untuk menilai kewajaran sebuah

saham. Pergerakan harga saham biasa diamati oleh para investor agar

dapat dianalisis lebih lanjut menggunakan analisis teknikal maupun

fundamental. Harga saham menjadi penting karena setiap perusahaan

terbuka yang menawarkan saham kepada publik memiliki tujuan untuk

semaksimal mungkin meningkatkan nilai pasar dari harga sahamnya agar

diminati oleh investor. Oleh karena itu setiap kebijakan yang dilakukan

oleh perusahaan mengacu kepada pertimbangan untuk memaksimalkan

tingkat pengembalian pada pemegang saham.

Brigham & Houston (2010:7) mengatakan bahwa harga saham adalah

sesuatu yang menentukan kekayaan pemegang saham, memaksimalkan

harga saham perusahaan diartikan sebagai memaksimalkan kekayaan

pemegang saham. Harga saham juga diartikan sebagai arus kas yang

diharapkan diterima di masa depan oleh investor jika investor membeli

saham tersebut.

Menurut Tumandung et. al., (2017) harga saham diartikan sebagai

harga pasar atau market value yaitu harga saham yang ditemukan dan

dibentuk oleh mekanisme pasar modal. Harga saham pada hakikatnya

merupakan penerimaan besarnya pengorbanan yang harus dilakukan oleh

setiap investor untuk penyertaan dalam perusahaan.

Menurut Astuty (2017) harga saham adalah salah satu indikator

keberhasilan manajemen perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan

selalu meningkat, investor atau calon investor menganggap bahwa

perusahaan tersebut berhasil dalam mengelola bisnisnya.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa harga saham adalah

bagian penting yang dapat diperhatikan oleh investor dalam proses analisis

fundamental maupun teknikal. Harga saham adalah nilai yang

mereflesikan kinerja perusahaan dalam menghasilkan keuntungan.

Page 39: PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45970/1/IBNU HILMI-FEB.pdf · i pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis

21

Semakin tinggi harga saham artinya perusahaan tersebut memiliki nilai

yang tinggi dalam meningkatkan kekayaan pemilik modalnya.

4. Analisis Fundamental

Untuk menilai kewajaran sebuah instrumen pasar modal berupa

saham, investor akan mempertimbangkan kondisi perusahaan tersebut.

Dalam melakukan pertimbangan tersebut investor akan melakukan sebuah

analisis untuk meyakinkan bahwa investasi yang akan dilakukan masuk ke

dalam kriteria saham yang wajar. Saham yang wajar tersebut dapat

dianalisis salah satunya menggunakan analisis fundamental. Analisis

fundamental merupakan suаtu аnggаpаn bаhwа setiаp sаhаm mempunyаi

hаrgа intrinsik аtаu nilаi yаng sehаrusnyа (Hаlim, 2015:108).

Menurut Husnan (2015:275) analisis fundamental adalah perkiraan

harga saham di masa yang akan datang dengan cara estimasi nilai faktor-

faktor fundamental seperti penjualan, pertumbuhan penjualan, biaya,

kebijakan dividen yang mempengaruhi harga saham yang akan datang dan

menerapkan hubungan variabel tersebut sehingga diperoleh taksiran harga

saham. Menurut Smart et. al., (2014:292) analisis fundamental adalah

sebuah studi tentang urusan keuangan dari bisnis untuk tujuan memahami

perusahaan yang mengeluarkan saham biasa.

Dari beberapa penjelasan tersebut disimpulkan bahwa analisis

fundamental yaitu suatu penilaian terhadap kondisi perusahaan secara

keseluruhan menggunakan rasio. Dengan melihat kondisi fundamental

yang baik, investor dapat menangkap peluang dari perhitungan yang

dilakukan bahwa investasi yang akan dilakukan akan mendapatkan

keuntungan.

Beberapa rasio yang termasuk analisis fundamental adalah:

a. Debt to Equity Ratio (DER)

DER atau rasio hutang terhadap modal yaitu rasio yang

menjelaskan tentang jumlah relatif dana yang disediakan oleh pemberi

pinjaman dan pemilik (Smart et. al., 2014:301).

Menurut Fahmi (2012:128) DER adalah ukuran yang digunakan

dalam menganalsis laporan keuangan dalam memperlihatkan besaran

Page 40: PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45970/1/IBNU HILMI-FEB.pdf · i pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis

22

jaminan yang disediakan untuk kreditor. Perhitungan DER adalah

dengan membagi total kewajiban dengan ekuitas. Rasio DER

digunakan untuk mengetahui besaran dana yang disediakan

kreditor_dengan pemilik perusahaan, setiap rupiah modal sendiri

dijadikan sebagai jaminan kewajiban (Tumonggor et. al., 2017).

Menurut Suparningsih (2017) DER adalah salah satu rasio

leverage atau solvabilitas. Rasio solvabilitas adalah rasio untuk

menentukan kemampuan perusahaan membayar kewajiban jika

perusahaan dilikuidasi. Rasio ini disebut rasio leverage yaitu menilai

batas perusahaan dalam meminjam uang.

Semakin besar DER menunjukkan semakin besar biaya hutang

yang harus dibayar perusahaan dibanding dengan modal yang

dimiliki, sehingga keuntungan atau profitabilitas akan berkurang. Hal

tersebut menyebabkan hak para pemegang saham akan berkurang, dan

akan berpengaruh pada minat investor yang juga akan mempengaruhi

harga saham yang akan menurun.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa DER adalah

rasio yang mengukur seberapa besar modal sendiri dapat menahan

beban hutang, artinya semakin besar nilai DER makan semakin besar

risiko yang dihadapi perusahaan dalam menjamin hutangnya.

Rumus DER menurut Smart et. al., (2014:301) adalah :

DER = Hutang Jangka panjang

modal saham ………………...…………….…(2.1)

b. Earnings Per Share (EPS)

EPS atau rasio pendapatan per saham adalah rasio yang

merupakan bagian dari PER, yang mengukur pendapatan per satu

saham (Smart et. al., 2014:305). Menurut Handayati & Zulyanti

(2018) pengertian EPS adalah rasio pasar yang dapat di gunakan untuk

mengetahui hasil dari perbandingan antara pendapatan yang akan

diterima oleh pemegang saham atau para investor dan pendapatan

yang dihasilkan (laba bersih) terhadap harga saham setiap lembarnya

dalam perusahaan.

Page 41: PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45970/1/IBNU HILMI-FEB.pdf · i pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis

23

Menurut Dewi & Suaryana (2013) EPS merupakan indikator

yang paling sering diperhitungkan oleh para investor sebelum

mengambil keputusan berinvestasi karena semua hasil yang dapat

tercapai oleh perusahaan dapat memberikan dampak secara langsung

terhadap jumlah keuntungan yang didapat sesuai dengan jumlah

saham yang dimiliki.

Semakin tinggi nilai EPS akan meningkatkan citra perusahaan

yang membuat pandangan investor terhadap perusahaan akan baik

karena kepastian yang disediakan untuk investor sebagai pemegang

saham tersebut. Rasio ini menunjukkan dampak kumulatif dari

likuiditas juga manajemen aktiva dan kewajiban terhadap kemampuan

perusahaan menghasilkan laba. Dapat disimpulkan bahwa EPS

merupakan suatu rasio untuk menunjukkan jumlah laba yang

didapatkan dari setiap lembar saham yang artinya perusahaan semakin

mampu memberikan kontribusi keuntungan yang dapat dibagikan

kepada pemegang saham.

Rumus EPS menurut Smart et. al., (2014:305) adalah:

EPS = Pendapatan bersih setelah pajak−dividen preferen

Jumlah saham yang beredar….....(2.2)

c. Price to Book Value (PBV)

PBV atau rasio harga saham terhadap nilai buku adalah rasio yang

menunjukan bagaimana agresifitas sebuah saham di hargai di pasar

(Smart et. al., 2014:307). Menurut Sihombing (2008:95) PBV

merupakan suatu nilai yang dapat digunakan untuk membandingkan

apakah sebuah saham lebih mahal atau lebih murah dibandingkan

dengan saham lainnya. Menurut Beliani & Budiantara (2015) PBV

merupakan perhitungan atau perbandingan antara nilai pasar dengan

nilai buku suatu saham, dengan rasio PBV, seorang investor dapat

mengetahui langsung berapa kali nilai pasar suatu saham dihargai

berdasarkan nilai bukunya.

Menurut Christiana & Puteri (2017) nilai PBV yang wajar adalah

yang mempunyai nilai lebih dari satu. Artinya harga saham yang

dijual di pasar lebih tinggi dari nilai yang diterbitkan perusahaan.

Page 42: PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45970/1/IBNU HILMI-FEB.pdf · i pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis

24

Semakin tinggi nilai PBV ini menyebabkan semakin menigkatnya

harga saham yang dimiliki perusahaan. Hal tersebut dikarenakan nilai

jual saham sebuah perusahaan yang terus meningkat dibanding

dengan nilai bukunya. Apabila nilai jual suatu saham di pasar terus

mengalami peningkatan, maka banyak investor yang akan tertarik

untuk membeli saham tersebut, karena apabila dijual kembali akan

mendapatkan capital gain yang tinggi. Peningkatan permintaan

terhadap saham sebuah perusahaan ini akan menyebabkan

peningkatan terhadap harga saham perusahaan tersebut.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa senakin tinggi

nilai PBV mengindikasikan semakin tinggi persfektif publik dalam

menghargai nilai saham sebuah perusahaan.

Rumus PBV menurut Smart et. al., (2014:307) adalah:

PBV = Harga saham biasa

Nilai buku per saham……………………………..………….(2.3)

Dengan rumus nilai buku:

Nilai buku per saham = Modal Saham biasa

Jumlah saham yang beredar ……….....…(2.4)

d. Price Earning Ratio (PER)

PER adalah rasio yang mengukur seberapa besar pasar

menghargai suatu harga saham sebuah perusahaan. Merupakan

kepanjangan dari rasio EPS (Smart et. al., 2014:305). Sedangkan PER

menurut Brigham & Houston (2010:150) merupakan rasio harga per

saham terhadap laba per saham dan menunjukkan jumlah yang

dibayarkan oleh investor untuk setiap laba yang dilaporkan. Bagi

perusahaan, PER yang tinggi mencerminkan pertumbuhan yang baik

dan prospek bagus namun dalam hal investor, PER yang terlalu tinggi

mungkin tidak menarik karena harga saham mungkin tidak akan naik

lagi yang mana berarti kemungkinan untuk mendapatkan capital gain

akan lebih kecil (Utami, 2017).

Rumus PER menurut Smart et. al., (2014:305) adalah:

PER=Harga saham biasa

𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔𝑠 𝑃𝑒𝑟 𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒…………….………..….......……….(2.5)

Page 43: PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45970/1/IBNU HILMI-FEB.pdf · i pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis

25

e. Dividen Yield (DY)

DY merupakan kemampuan perusahaan dalam memberikan

keuntungan kepada investor sebagai bentuk dividen yang dibagikan,

dimana dividen tersebut dinyatakan dalam persenan yang akan

diberikan kepada setiap saham yang dimiliki investor (Hirschey &

Nofsinger, 2008 ). Artinya rasio ini merupakan persentase keuntungan

yang dapat diberikan kepada pemegang saham sesuai jumlah saham

yang dimiliki sebagai bentuk tanggung jawab perusahaan terhadap

hak yang dimiliki investor. Apabila nilai DY tersebut tinggi hal

tersebut menarik investor dalam berinvestasi pada saham tersebut.

Rumus DY menurut Margaretha & Damayanti (2008) adalah:

DY=Dividen per saham

Harga Saham…………….………….….......……….(2.6)

f. Return On Equity (ROE)

ROE merupakan perkalian antara profitabilitas atas asset yang

dimiliki perusahaan dengan keputusan pendanaannya (Husnan,

2015:296). Sedangkan menurut Sondakh et. al., (2015) ROE adalah

rasio laba atas modal, yaitu sebuah rasio yang mengkaji sejauh mana

suatu perusahaan mempergunakkan sumber daya yang dimiliki untuk

mampu memberikan laba atas ekuitas. Artinya semakin tinggi nilai

ROE ini berpengaruh terhadap penilaian investor dalam merespon

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan kepada

pemilik saham sehingga akan mempengaruhi tingkat permintaan akan

saham tersebut.

Rumus ROE menurut Husnan (2015:296) adalah:

ROE=Laba Setelah Pajak

Ekuitas…………….………….….......……….(2.7)

Dalam penelitian ini, faktor fundamental yang digunakan adalah rasio

DER, EPS, PBV, dan PER. Hal tersebut karena menyesuaikan dengan

batasan masalah serta penelitian terdahulu yang melandasi penelitian ini

dan juga karena rasio-rasio yang terpilih telah mewakili setiap bagian

Page 44: PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45970/1/IBNU HILMI-FEB.pdf · i pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis

26

akun pelaporan perusahaan dari segi pelaporan neraca maupun laba rugi

sehingga telah merefresentasikan kinerja perusahaan.

5. Risiko Investasi

a. Risiko Sistematis

Dalam pasar modal, semua investor tentu mengharapkan

investasi yang dilakukan akan membawa dampak positif terutama

tingkat pengembalian yang sepadan. Hal itu membuat investor akan

melakukan beberapa pertimbangan selain menganalisis dari segi

fundamental maupun teknikal saham tersebut. Menurut Estuti et. al.,

(2016) hal yang menjadi pertimbangan investor dalam berinvestasi

yakni tingkat return yang diharapkan, tingkat risiko serta jumlah dana

yang tersedia untuk investasi.

Risiko bisa dimaknai sebagai kemungkinan return aktual yang

berbeda dengan return yang diharapkan. Menurut Husnan (2015:175)

risiko dalam investasi terbagi menjadi dua yaitu risiko sistematis dan

risiko tidak sistematis. Risiko sistematis merupakan risiko yang dapat

diminimalisir, salah satunya dengan cara melakukan diversifikasi.

Konsep diversifikasi tersebut adalah menyusun portofolio dengan

menggabungkan berbagai jenis investasi dengan tujuan mengurangi

risiko tidak sistematis, risiko ini disebut juga risiko khusus. Pada saat

investor telah melakukan diversifikasi pada portofolio investasinya,

risiko yang tersisa bahkan setelah diversifikasi yang luas disebut

dengan risiko sistematis. Risiko ini tidak dapat dihilangkan dengan

cara diversifikasi (Bodie et. al., 2014:206).

Menurut Husnan (2015:175) risiko sistematis adalah risiko yang

mempengaruhi terhadap semua atau banyak perusahaan. Menurut

Fahmi (2012:189) risiko sistematis adalah risiko yang tidak bisa

didiversifikasi atau dengan kata lain risiko yang sifatnya

mempengaruhi secara menyeluruh. Pandangan lain menurut Astuty

(2017) mengatakan bahwa risiko sistematis mengacu pada risiko

ketidakpastian pasar dari hasil investasi yang akan mempengaruhi

perusahaan, sedangkan risiko tidak sistematis mengacu pada faktor

Page 45: PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45970/1/IBNU HILMI-FEB.pdf · i pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis

27

risiko unik untuk masing-masing perusahaan, itu hanya memengaruhi

satu atau kelompok kecil perusahaan.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam setiap

investasi tentu tidak dapat menghindari risiko yang terjadi. Terlebih

saham merupakan investasi jangka panjang yang memiliki tingkat

risiko lebih tinggi dari investasi jangka pendek seperti pasar uang.

Risiko yang akan timbul dalam sebuah investasi tersebut dapat

dibedakan menjadi risiko tidak sistematik yang dapat dihindari

dengan cara diversifikasi dan risiko sistematik adalah risiko yang

tidak dapat dihindari.

Apabila risiko tidak sistematis tidak berkorelasi, maka risiko

sistematis setiap perusahaan akan berkorelasi. Misalkan tingkat bunga

meningkat lebih besar dari yang diharapkan, semua perusahaan akan

terkena dampaknya, walaupun dengan intensitifitas yang berbeda

antar satu perusahaan satu dengan lainnya. Tingkat kepekaan tersebut

diukur oleh beta, semakin peka perubahaannya maka semakin tinggi

beta faktor tersebut. Menurut Husnan (2015:176) beta adalah suatu

pengukuran volatilitas tingkat pengembalian suatu sekuritas atau

tingkat pengembalian portofolio terhadap tingkat pengembalian pasar.

Volatilitas itu sendiri dapat diartikan sebagai fluktuasi dari

keuntungan atau return-return suatu sekuritas atau portofolio dalam

suatu periode waktu tertentu. Pengertian lain tentang beta (β) adalah

pengukur risiko sistematis dari suatu sekuritas atau portofolio

terhadap risiko pasar (Jogiyanto, 2017:464).

Sedangkan menurut Bodie et. al., (2014:261) beta merupakan

tingkat sensitivitas dari sekuritas terhadap indeks. Dengan kata lain

jumlah di mana imbal hasil sebuah sekuritas akan naik atau turun

untuk setiap 1 persen kenaikan atau penurunan imbal hasil indeks.

Perhitungan beta tersebut menurut Jogiyanto (2017:468) dapat

menggunakan rumus Single Index Model dengan rumus:

Ri = αi + βi.RM + 𝑒i …………………………………………….(2.8)

Page 46: PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45970/1/IBNU HILMI-FEB.pdf · i pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis

28

Ri : Return of Investmen ke-i

αi : Intercept atau Perkiraan imbal hasil (expected return)

βi : Slope atau beta sekuritas ke-i

RM : Risk Market (Risiko Pasar).

Dengan RM= return market-risk free

Perhitungan juga dapat dilakukan menggunakan pendekatan

rumus Capital Asset Pricing Model (CAPM) menurut Jogiyanto

(2017:469) dengan rumus :

Ri = Rf + βi (Rm-Rf) + 𝑒𝑖 ………………………………………. (2.9)

Dengan:

Ri : Return of Investmen ke-i

Rf : Risk free atau return aktiva bebas risiko

Rm : Return market atau return portofolio pasar

βi : Beta sekuritas ke-i

b. Risiko Tidak Sistematis

Menurut Husnan (2015:175) risiko tidak sistematis merupakan

risiko yang mempengaruhi satu atau sekelompok kecil perusahaan.

Sedangkan menurut Bodie et. al., (206) risiko tidak sistematis

merupakan risiko yang dapat dihilangkan dengan cara diversifikasi

dan risiko ini dapat disebut juga dengan risiko khusus perusahaan.

Artinya risiko tidak sistematis merupakan sebuah risiko yang terjadi

dalam sebuah investasi namun berbeda dengan risiko sistematis, risiko

ini bersifat khusus atau hanya terjadi dalam sebuah perusahaan

sehingga tidak menyeluruh dan berdampak terhadap keseluruhan.

Adapun jenis-jenis risiko yang termasuk dalam risiko ini menurut

Halim (2015:57) diantaranya adalah:

1) Risiko bisnis

Risiko yang timbul akibat menurunnya keuntungan atau

profitabilitas perusahaan emiten.

Page 47: PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45970/1/IBNU HILMI-FEB.pdf · i pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis

29

2) Risiko likuiditas

Risiko yang berkaitan dengan kemampuan saham

perusahaan untuk dapat segera diperjualbelikan tanpa mengalami

kerugian yang berarti.

3) Risiko tingkat bunga

Risiko yang disebabkan oleh perubahan tngkat bunga yang

berlaku di pasar. Risiko ini berjalan berlawanan dengan harga-

harga instrument pasar modal.

Dalam penelitian ini risiko yang digunakan adalah risiko

sistematis. Hal tersebut karena risiko ini merupakan risiko yang tidak

dapat didiversifikasikan sehingga investor perlu mempertimbangkan

dan memahami secara lebih mendalam kemungkinan beberapa

kondisi perusahaan yang akan berpeluang mendapatkan risiko

sistematis paling rendah dilihat dari tingkat pengembaliannya.

B. Hubungan Antar Variabel Independen

1. Debt to Equity Ratio (DER) dengan Harga Saham

Suparningsih (2017) mengatakan bahwa DER merupakan salah satu

rasio leverage atau solvabilitas yang merupakan rasio untuk menentukan

kemampuan perusahaan membayar kewajiban jika terjadi likuidasi. Rasio

ini disebut rasio leverage yaitu menilai batas perusahaan dalam meminjam

uang. Artinya semakin tinggi nilai DER maka hutang yang dimiliki oleh

perusahaan akan semakin besar artinya investor akan menghindari untuk

berinvestasi pada saham perusahaan yang mengakibatkan harga saham

menurun. Hubungan tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan

oleh Sondakh et. al., (2015), Amanda & Pratomo (2013), Dewi &

Suaryana (2013) yang menyatakan bahwa DER berpengaruh signifikan

terhadap harga saham. Hal itu karena nilai DER yang tinggi menandakan

jika perusahaan memiliki resiko yang tinggi sehingga cenderung lebih

dihindari oleh para investor dan mengakibatkan permintaan saham

menurun dan memicu penurunan harga saham.

Page 48: PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45970/1/IBNU HILMI-FEB.pdf · i pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis

30

2. Earning Per Share (EPS) dengan Harga Saham

Peningkatan nilai EPS artinya pendapatan dari setiap satu saham

meningkat, menunjukan jumlah laba yang dibagikan kepada investor

berbentuk dividen semakin besar. Tentu hal tersebut akan menarik

perhatian investor sehingga apabila permintaan tinggi maka harga saham

pun akan ikut terapresiasi. Hubungan tersebut didukung dengan penelitian

yang dilakukan oleh Natasya et. al., (2017), Astuty (2017), Darmayanti

(2015), Alam et. al., (2016), Riyadi (2014) yang menyatakan bahwa EPS

berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham. Hal itu karena apabila

pendapatan per lembar saham tinggi akan meningkatkan keuntungan yang

akan diterima pemegang saham dan saham akan semakin diminati.

3. Price to Book Value (PBV) dengan Harga Saham

PBV yang tinggi artinya harga saham yang dijual di pasar lebih

tinggi dari nilai yang diterbitkan perusahaan. Semakin tinggi nilai PBV ini

menyebabkan semakin meningkatnya harga saham yang dimiliki

perusahaan. Hal tersebut dikarenakan nilai jual saham sebuah perusahaan

yang terus meningkat dibanding dengan nilai bukunya. Apabila nilai jual

suatu saham di pasar terus mengalami peningkatan, maka banyak investor

yang akan tertarik untuk membeli saham tersebut, karena apabila dijual

kembali akan mendapatkan capital gain yang tinggi. Peningkatan

permintaan terhadap saham sebuah perusahaan ini akan menyebabkan

peningkatan terhadap harga saham perusahaan tersebut. Hubungan

tersebut didukung oleh penelitian Siahaan (2017), Astuty (2017), Suselo

et. al., (2015), Dewi & Suaryana (2013) yang menyatakan bahwa PBV

berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan. Hal tersebut

karena nilai PBV merefresentasikan keberhasilan manajemen perusahaan

dalam mengelola perusahaan yang tercermin pada harga saham.

4. Price Earning Ratio (PER) dengan Harga Saham

Variabel PER dapat digunakan oleh investor sebagai pertimbangan

dalam melakukan investasi saham. Apabila kondisi fundamental

perusahaan baik dalam hal tingkat pengembalian modal yang

Page 49: PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45970/1/IBNU HILMI-FEB.pdf · i pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis

31

diinvestasikan pada suatu saham, maka permintaan akan saham tersebut

tinggi sehingga akan mengapresiasi harga saham. Hubungan tersebut

didukung dengan Astuty (2017), Yumia & Khairunnisa (2015), Suselo et.

al.,(2015), Safitri (2013) yang menyatakan PER berpengaruh terhadap

harga saham. Hal tersebut karena PER merupakan rasio yang mengukur

seberapa besar pasar menghargai suatu harga saham sebuah perusahaan.

5. Risiko Sistematis dengan Harga Saham

Risiko sistematis merupakan risiko yang terjadi secara keseluruhan

dalam pasar dan juga tidak dapat terdiversifikasi sehingga semua

perusahaan akan terkena dampaknya. Ketika risiko sistematis semakin

meningkat maka penilaian negatif investor akan membuat permintaan

terhadap saham menurun sehingga mempengaruhi harga saham.

Hubungan tersebut didukung oleh Astuty (2017), Rahmani et. al., (2017),

Amanda & Pratomo (2013) yang menemukan hasil bahwa risiko

sistematis memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham. Hal

tersebut karena setiap investor akan memperhatikan risiko yang

kemungkinan akan dihadapi sehingga mempengaruhi keputusan dalam

berinvestasi dan menilai suatu saham perusahaan.

C. Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

No Nama Penulis Variabel Metode

Penelitian Hasil

1

Astuty (2017) The

Influence of

Fundamental Factors

and Systematic Risk to

Stock Prices on

Companies Listed in

the Indonesian Stock

Exchange

Dependen:

Stock Price

Independen:

PER, EPS,

NPM, PBV,

Systematic

Risk

Analisis regresi

data panel

Signifikan:

PER, EPS,

NPM,

PBV,

systematic

risk

Page 50: PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45970/1/IBNU HILMI-FEB.pdf · i pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis

32

No Nama Penulis Variabel Metode

Penelitian Hasil

Tidak

Signifikan:

tidak ada

2

Natasya et. al., (2017)

Pengaruh Earnings

Per Share, Return On

Asset dan Debt to

Equity Ratio terhadap

Harga Saham

(Studi Kasus pada

Kelompok Indeks

LQ45 yang terdaftar

di Bursa Efek

Indonesia Periode

2012-2015)

Dependen:

Harga

Saham

Independen:

EPS, ROA,

DER

Analisis regresi

data panel

Signifikan:

EPS

Tidak

signifikan:

DER, ROA

3

Siahaan (2017)

Pengaruh PBV, DER

dan ROE Terhadap

Harga Saham

Perusahaan

Manufaktur yang

Terdaptar di BEI

Dependen:

Harga

Saham

Independen:

PBV, DER

ROE

Analisis regresi

liner berganda

Sifnifikan:

PBV DER

Tidak

Signifikan:

ROE

4

Alam et. al., (2016)

Analysis on Factors

that Affect Stock

Prices: A Study on

Listed Cement

Dependen:

Stock Price

Independen:

EPS,

NAVPS,

Analisis regresi

data panel

Sifnifikan:

EPS,

NAVPS,

PER, CPI

Page 51: PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45970/1/IBNU HILMI-FEB.pdf · i pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis

33

No Nama Penulis Variabel Metode

Penelitian Hasil

Companies at Dhaka

Stock Exchange

PER, GDP,

CPI, IRS

Tidak

Signifikan:

GDP, IRS

5

Darmayanti (2015)

The Effect of

Systematic Risk Model

of Fundamental and

Stock Company Study

Food and Beverage

Firm Listing in

Indonesia Stock

Exchange (BEI) Year

2008 - 2012

Dependen:

Stock Price

Independen:

ROE, EPS,

Systematic

Risk

Analisis regresi

liner berganda

Sifnifikan:

ROE, EPS

Tidak

Signifikan:

Systematic

Risk

6

Sondakh et. al.,

(2015) Current Ratio,

Debt to Equity Ratio,

Return On Asset,

Return On Equity

Pengaruhnya terhadap

Harga Saham Pada

Indeks LQ45 di BEI

Periode 2010-2014

Dependen:

Harga

Saham

Independen:

CR, DER,

ROA dan

ROE

Analisis regresi

liner berganda

Signifikan:

CR, DER,

ROA dan

ROE

Tidak

Signifikan:

-

7

Suselo et. al.,(2015)

Pengaruh Variabel

Fundamental dan

Makro Ekonomi

terhadap Harga Saham

(Studi pada

Perusahaan yang

Dependen:

Harga

Saham

Independen:

ROE ROA,

DER, PBV,

EPS, PER,

Analisis regresi

linier berganda

Signifikan:

ROA,

PBV, EPS,

PER

sensitivitas

suku

bunga,

Page 52: PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45970/1/IBNU HILMI-FEB.pdf · i pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis

34

No Nama Penulis Variabel Metode

Penelitian Hasil

Masuk dalam Indeks

LQ45)

sensitivitas

suku bunga,

sensitivitas

kurs,

sensitivitas

inflasi

ROE,

sensitivitas

kurs, dan

sensitivitas

inflasi

Tidak

Signifikan:

DER

8

Dewi & Suaryana

(2013) Pengaruh EPS

DER dan PBV

terhadap Harga Saham

Dependen:

Harga

Saham

Independen:

EPS DER

dan PBV

Analisis regresi

linier berganda

Signifikan:

EPS, DER,

PBV

Tidak

Signifikan:

-

9

Riyadi (2014) Analisis

Pengaruh Kinerja

Keuangan, BI rate,

dan Earning Per

Share terhadap Harga

Saham Bank BUMN

(periode 2008-2013)

Dependen :

Harga

Saham

Independen:

LDR, CAR,

NIM, BI

Rate, EPS

Analisis regresi

data panel

Signifikan:

CAR, EPS

Tidak

signifikan:

LDR,

NIM, BI

Rate

10

Yumia & Khairunnisa

(2015) Pengaruh

ROE, EPS, PER

Terhadap Harga

Saham (Studi Kasus

pada Perusahaan

Pertambangan Logam

Dependen:

Harga

Saham

Independen:

ROE, EPS,

PER

Analisis regresi

data panel

Signifikan:

ROE, EPS,

PER

Tidak

Signifikan:

Tidak ada

Page 53: PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45970/1/IBNU HILMI-FEB.pdf · i pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis

35

No Nama Penulis Variabel Metode

Penelitian Hasil

dan Mineral Periode

2010-2014)

11

Rahmani et. al.,

(2017) Pengaruh

Faktor-Faktor

Fundamental dan

Risiko Sistematis

Terhadap Harga

Saham Studi Pada

Saham Yang

Terdaptar Pada

Industri Keuangan

Sub Sektor Perbankan

Tahun 2011-2015

Dependen:

Harga

Saham

Independen:

PDB,

Inflasi,

EEVI, CR,

DER,

TATO,

ROE, PER,

Risiko

Sitematis

Analisis regresi

data panel

Signifikan:

CR, DER,

ROE,

TATO,

PER,

Risiko

Sistematis

Tidak

Signifikan:

PDB,

inflasi,

EEVI

12

Safitri (2013)

Pengaruh Earning Per

share, Price Earning

Ratio, Return On

Asset, Debt to Equity

Ratio dan Market

Added Value terhadap

Harga Saham Dalam

Kelompok JII

Dependen:

Harga

Saham

Independen:

EPS, PER,

ROA, DER

dan MVA

Regresi Linier

Berganda

Signifikan:

EPS, PER

dan MVA

Tidak

Signifikan:

ROA DER

13

Amanda WBBA &

Wahyu Ario Pratomo

(2013) Analisis

Fundamental dan

Resiko Sistematik

Terhadap Harga

Dependen:

Harga

Saham

Independen:

ROA, ROE,

DER, EPS,

Analisis regresi

data panel

Signifikan:

DER, EPS,

Risiko

Sistematis

Page 54: PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45970/1/IBNU HILMI-FEB.pdf · i pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis

36

No Nama Penulis Variabel Metode

Penelitian Hasil

Saham Perbankan

yang Terdaftar Pada

Indeks LQ 45

PER, Risiko

Sistematis

Tidak

SIgnifikan:

ROA, ROE

Sumber : Berbagai jurnal

Page 55: PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45970/1/IBNU HILMI-FEB.pdf · i pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis

37

D. Kerangka Pemikiran

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran

Bank Umum Yang Terdaptar Di Bursa Efek

Indonesia

Independen :

Debt to Equity Ratio (DER)

Earning Per Share (EPS)

Price to Book Value (PBV)

Price Earning Ratio (PER)

Risiko Sistematis

Dependen:

Harga Saham

Estimasi Model Regresi Data Panel

Common Effect Fixed Effect Random Effect

Uji Chow Uji Hausman

Model Terpilih

Uji Asumsi Klasik

Normalitas Multikolinearitas

s

Heteroskedastisitas Autokorelasi

Uji F Uji T Adjusted R Square

Interpretasi

Page 56: PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45970/1/IBNU HILMI-FEB.pdf · i pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis

38

E. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka pemikiran mengenai pengaruh faktor fundamental

dan risiko sistematis terhadap harga saham, maka hipotesis yang

dikembangkan dalam penelitian ini adalah:

1. Hipotesis Uji Signifikansi Secara Simultan

Ho : DER, EPS, PBV, PER, dan Risiko Sistematis tidak

berpengaruh signifikan secara simultan terhadap Harga Saham.

Ha : DER, EPS, PBV, PER, dan Risiko Sistematis berpengaruh

signifikan secara simultan terhadap Harga Saham.

2. Hipotesis Uji Signifikansi Secara Parsial

a. Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara DER terhadap

Harga Saham.

Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan antara DER terhadap

Harga Saham.

b. Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara EPS terhadap

Harga Saham.

Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan antara EPS terhadap

Harga Saham.

c. Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara PBV terhadap

Harga Saham.

Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan antara PBV terhadap

Harga Saham.

d. Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara PER terhadap

Harga Saham.

Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan antara PER terhadap

Harga Saham.

e. Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Risiko

Sistematis terhadap Harga Saham.

Ha : Terdapat pengaruh signifikan antara Risiko Sitematis terhadap

Harga Saham.

Page 57: PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45970/1/IBNU HILMI-FEB.pdf · i pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis

39

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data-data yang

didapat melalui studi kepustakaan dan data sekunder berupa laporan

tahunan dari setiap perusahaan yang di publikasikan. Ruang lingkup

penelitian ini tentang harga saham dan rasio keuangan pada Bank Umum

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008 - 2017. Penelitian ini

menggunakan satu variabel dependen dan lima variabel independen.

Variabel Independen dalam penelitian ini adalah Faktor

Fundamental dan Risiko Sistematis. Faktor fundamental diproyeksikan

dengan rasio keuangan diantaranya DER, EPS, PBV, PER dan risiko

Sistematis dengan beta saham. Variabel dependen dalam penelitian ini

adalah harga saham. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif

dengan data sekunder. Penentuan sampel perusahaan menggunakan teknik

purposive sampling dan perusahaan yang menjadi sampel penelitian

merupakan perusahaan yang memenuhi kriteria yang telah disusun oleh

penulis. Metode analisis yang digunakan adalah regresi data panel dengan

menggunakan alat bantu analisis Eviews 9 dan Microsoft Excel 2013.

Tabel 3.1

Variabel, Simbol, dan Satuan Data

Variabel Simbol Satuan

Harga Saham Y Rupiah

Debt to Equity Ratio (DER) X1 Persen

Earning Per Share (EPS) X2 Rupiah

Price to Book Value (PBV) X3 Kali

Price Earning Ratio (PER) X4 Persen

Risiko Sistematis X5 Nominal

Sumber: Data diolah (2019)

Page 58: PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45970/1/IBNU HILMI-FEB.pdf · i pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis

40

B. Metode Penentuan Sampel

1. Populasi

Menurut Sugiyono (2017:80) populasi merupakan wilayah

generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek yang mempunyai

kualitas dan karakteristik tertentu yang peneliti tetapkan untuk

dipelajari untuk kemudian dapat diambil kesimpulannya.

Berdasarkan pengertian tersebut diatas penulis memberi pengertian

bahwa populasi adalah sebuah perkumpulan dari sebuah objek yang

memiliki karakteristik yang sama dan dapat diteliti. Populasi pada

penelitian ini adalah Bank Umum yang terdaptar di Bursa Efek

Indonesia dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2017 yaitu 43 Bank

Umum. Rincian berupa kode nama saham yang tercatat di Bursa Efek

Indonesia dan rincian tanggal IPO dapat dilihat pada tabel sebagai

berikut:

Tabel 3.2

Populasi Penelitan

No. Kode Nama IPO

1 AGRO Bank Rakyat Indonesia

Agroniaga Tbk 08-Agust-2003

2 AGRS PT Bank Agris Tbk 22-Des-2014

3 ARTO PT Bank Artos Indonesia

Tbk 12-Jan-2016

4 BABP PT Bank MNC

Internasional Tbk. 15-Jul-2002

5 BACA Bank Capital Indonesia Tbk 04-Okt-2007

6 BBCA Bank Central Asia Tbk 31-Mei-2000

7 BBHI PT Bank Harda

Internasional Tbk. 12-Agust-2015

8 BBKP Bank Bukopin Tbk 10-Jul-2006

9 BBMD PT Bank Mestika Dharma

Tbk. 8-Jul-2013

Page 59: PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45970/1/IBNU HILMI-FEB.pdf · i pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis

41

No. Kode Nama IPO

10 BBNI Bank Negara Indonesia Tbk 25-Nop-1996

11 BBNP Bank Nusantara

Parahyangan Tbk 10-Jan-2001

12 BBRI Bank Rakyat Indonesia

(Persero) Tbk 10-Nop-2003

13 BBTN Bank Tabungan Negara

(Persero) Tbk 17-Des-2009

14 BBYB PT Bank Yudha Bhakti

Tbk. 13-Jan-2015

15 BCIC PT Bank JTrust Indonesia

Tbk. 25-Jun-1997

16 BDMN Bank Danamon Indonesia

Tbk 06-Des-1989

17 BEKS PT Bank Pundi Indonesia

Tbk. 13-Jul-2001

18 BGTG PT Bank Ganesha Tbk. 12-Mei-2016

19 BINA PT Bank Ina Perdana Tbk. 16-Jan-2014

20 BJBR Bank Pembangunan Daerah

Jawa Barat dan Banten Tbk 8-Jul-2010

21 BJTM Bank Pembangunan Daerah

Jawa Timur Tbk 12-Jul-2012

22 BKSW PT Bank QNB Indonesia

Tbk 21-Nop-2002

23 BMAS PT Bank Maspion

Indonesia Tbk. 11-Jul-2013

24 BMRI Bank Mandiri (Persero)

Tbk 14-Jul-2003

25 BNBA Bank Bumi Arta Tbk 31-Des-2009

26 BNGA Bank CIMB Niaga Tbk 29-Nop-1989

Page 60: PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45970/1/IBNU HILMI-FEB.pdf · i pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis

42

No. Kode Nama IPO

27 BNII PT Bank Maybank

Indonesia Tbk 21-Nop-1989

28 BNLI Bank Permata Tbk 15-Jan-1990

29 BSIM Bank Sinarmas Tbk 13-Des-2010

30 BSWD Bank of India Indonesia

Tbk 01-Mei-2002

31 BTPN Bank Tabungan Pensiunan

Nasional Tbk 12-Mar-2008

32 BVIC Bank Victoria International

Tbk 30-Jun-1999

33 DNAR PT Bank Dinar Indonesia

Tbk. 11-Jul-2014

34 INPC Bank Artha Graha

Internasional Tbk 29-Agust-1990

35 MAYA Bank Mayapada

Internasional Tbk 29-Agust-1997

36 MCOR

PT Bank China

Construction Bank

Indonesia Tbk

3-Jul-2007

37 MEGA Bank Mega Tbk 17-Apr-2000

38 NAGA PT Bank Mitraniaga Tbk. 9-Jul-2013

39 NISP Bank OCBC NISP Tbk 20-Okt-1994

40 NOBU PT Bank Nationalnobu

Tbk. 20-Mei-2013

41 PNBN Bank Pan Indonesia Tbk 29-Des-1982

42 PNBS PT Bank Panin Dubai

Syariah Tbk. 15-Jan-2014

43 SDRA PT Bank Woori Saudara

Indonesia 1906 Tbk 15-Des-2006

Sumber : Bursa Efek Indonesia (2019)

Page 61: PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45970/1/IBNU HILMI-FEB.pdf · i pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis

43

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2017:81) Sampel merupakan bagian dari

karakteristik populasi. Bila populasi besar, sedangkan peneliti memiliki

keterbatasan untuk meneliti semua populasi itu, misal karena

keterbatasan dana, tenaga dan waktu, dan hal lain yang menjadi

pertimbangan maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil

dari populasi tersebut. Pengambilan sampel dalam penilitian ini

menggunakan purposive sampling agar hasil penelitian yang dilakukan

terhadap sampel masih bisa mewakili karateristik dari populasinya dan

pemilihan sampel yang dilakukan tepat. Menurut Sugiyono (2017:85)

purposive sampling adalah teknik untuk mendapatkan sampel dengan

mempertimbangkan hal-hal tertentu. Kriteria – kriteria yang harus

dipenuhi adalah sebagai berikut :

1. Bank Umum yang telah Go Public dan terdaptar di Bursa Efek

Indonesia.

2. Bank Umum telah melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia secara

konsisten dan tidak pernah dislisting dari tahun 2008-2017.

3. Bank Umum yang melaporkan laporan tahunan lengkap secara

konsisten dari tahun 2008-2017.

4. Bank Umum yang melaporkan laporan tahunan memenuhi data

yang diperlukan.

5. Bank Umum yang melaporkan laporan memenuhi aturan PSAK.

Bank yang terdaftar di BEI dipilih menjadi beberapa bank sebagai

sampel untuk mempermudah penelitian dan juga menyesuaikan

dengan landasan teori yang telah dijelaskan sehingga objek yang

diteliti dapat relevan dengan fenomena yang mendasari penelitian ini.

Sampel penelitian merupakan perusahaan perusahaan yang telah

memenuhi kriteria yang disusun oleh penulis pada bab sebelumnya.

Proses penentuan sampel berdasarkan kriteria di atas dapat ditampilkan

pada tabel 3.3

Page 62: PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45970/1/IBNU HILMI-FEB.pdf · i pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis

44

Tabel 3.3

Penentuan Sampel Berdasarkan Kriteria

No Kriteria Jumlah

1 Bank Umum yang telah Go Public dan terdaptar di

Bursa Efek Indonesia 43

2

Bank Umum telah melakukan IPO di Bursa Efek

Indonesia secara konsisten dan tidak pernah dislisting

dari tahun 2008-2017

26

3 Bank Umum yang melaporkan laporan tahunan

lengkap secara konsisten dari tahun 2008-2017 16

4 Bank Umum yang melaporkan laporan tahunan

memenuhi data yang diperlukan 10

5 Bank Umum yang melaporkan laporan memenuhi

aturan PSAK 10

6 Total sampel penelitian 10

Sumber : Data diolah (2019)

Dari hasil penentuan sampel tersebut didapat 10 objek penelitian

diantaranya yaitu Bank Rakyat Indonesia (BBRI), Bank Mandiri (BMRI),

Bank Central Asia (BBCA), Bank Negara Indonesia (BBNI), Bank CIMB

Niaga (BNGA), Bank Pan Indonesia (PNBN), Bank OCBC-NISP (NISP),

Bank Maybank (BNII), Bank Danamon (BDMN), Bank Permata (BNLI).

C. Metode Pengumpulan Data

Di dalam sebuah penelitian proses pengambilan data terbagi menjadi

dua cara sebagai sumber penelitian, sumber data primer dan sumber data

sekunder. Menurut Sugiyono (2014:131) data sekunder adalah sumber data

dalam sebuah penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung atau

menggunakan perantara orang lain.

Dalam penelitian ini data sekunder tersebut berupa laporan keuangan

tahunan Bank Umum dari alamat website masing-masing dari tahun 2008-

2017 juga dari website pihak ketiga penyedia informasi pergerakan harga

saham dari tahun 2008-2017. Data tersebut bersumber dari situs resmi Bursa

Efek Indonesia (www.idx.com). Selain itu sebagai pendukung juga didapati

Page 63: PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45970/1/IBNU HILMI-FEB.pdf · i pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis

45

dari website resmi Bank Indonesia (www.bi.go.id), Otoritas Jasa Keuangan

(www.ojk.go.od), website penyedia informasi harga penutupan saham

(closing price) dari (www.finance.yahoo.com) maupun Badan Pusat

Statistik (www.bps.go.id). Juga dari jurnal, karya ilmiah, artikel dan

referensi buku sebagai bahan acuan dalam penelitian ini.

Dalam penelitian ini metode pengumpulannya menggunakan cara:

1. Metode dokumentasi

Sebuah metode yang digunakan dengan teknik mengumpulkan,

mencatat, mengkaji, serta menghitung laporan yang berasal dari data

sekunder berupa laporan tahunan perusahaan terkait yang dalam hal ini

bank umum yang terdaptar di Bursa Efek Indonesia dan juga pergerakan

harga sahamnya dari tahun 2008-2017.

2. Metode studi pustaka (Library Research)

Merupakan penelitian terhadap kepustakaan, pengeksplorasian dan

pengkajian berbagai sumber literatur pustaka seperti karya ilmiah, jurnal,

artikel dan sumber–sumber lain yang berhubungan dengan penelitian

harga saham dan analisis rasio keuangan. Karena studi pustaka tersebut

yang berasal dari buku atau literatur yang tersedia terdapat kaitannya

dengan permasalahan yang diteliti (Arista & Astohar, 2012).

3. Pencarian Internet

Penulis juga menggunakan bantuan teknologi pencarian otomatis di

Internet guna mendukung penelitian agar lebih relevan dan mengikuti

perkembangan zaman.

D. Metode Analisis Data

1. Analisis Statistik Deskriptif

Menurut Sugiyono (2017:147) analisis statistik deskriptif adalah

statistik yang digunakan untuk mnganalisis data yang telah terkumpul

tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.

Statistik deskriptif dapat digunakan apabila peneliti hanya ingin

mendeskripsikan data sampel dan tidak berlaku untuk populasi dimana

Page 64: PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45970/1/IBNU HILMI-FEB.pdf · i pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis

46

sampel diambil, karena apabila penelitian secara populasi maka

penelitian tersebut termasuk statistik inferensial.

Analisis statistik deskriptif pada penelitian ini akan dipaparkan

dengan penyajian data berupa gambar, tabel, maupun diagram yang

isinya berupa nilai rata-rata, modus, standar deviasi, varian, maximum

maupun minimum.

2. Analisis Regresi Data Panel

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

analisis regresi data panel. Menurut Ariefianto (2012: 148) menjelaskan

bahwa regresi data panel adalah data yang terstruktur dari time series

sekaligus cross section, artinya data yang digunakan terdiri dari

beberapa objek dan dalam rentetan waktu tertentu. Uji regresi data

panel dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui hubungan

antara 5 variabel independen, yaitu DER, EPS, PBV, PER dan Risiko

Sistematis terhadap variabel dependen Harga Saham.

Berdasarkan hal tersebut, model persamaan regresi panel adalah:

Yit = α + β1 X1it + β2 X2it + β3 X3it + β4 X4it + β5 X5it + e …… (3.1)

Dimana :

Y : Harga Saham

X1 : DER

X2 : EPS

X3 : PBV

X4 : PER

X5 : Risiko Sistematis

β1 - β5 : Koefisien regresi masing-masing variabel independen

i : Perusahaan

t : Waktu

e : Error term

Estimasi analisis regresi data panel pada penelitian ini dengan

menggabungkan dua jenis data yang tersedia atau disebut pooled

menggunakan program statistik perangkat lunak Eviews 9. Software

tersebut digunakan dalam mengestimasi model mana yang cocok

Page 65: PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45970/1/IBNU HILMI-FEB.pdf · i pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis

47

dengan data yang tersedia, juga dalam melakukan uji asumsi klasik.

Sedangkan pengolahan data sehingga menjadi variabel penelitian

menggunakan Microsoft Excel 2013 untuk mempermudah dalam

proses penghitungan dan pengolahan data.

Dalam memilih model, regresi data panel menggunakan tiga

pendekatan. Ekananda (2016: 231) menyatakan bahwa dalam regresi

data panel, terdapat tiga model estimasi yang perlu dilakukan yaitu

common effect, fixed effect, dan random effect.

a. Uji Model Common Effect

Regresi data panel dengan model common effect merupakan

asumsi yang beranggapan bahwa intersept dan slope selalu tetap

diantara waktu maupun antar individu. Yaitu model yang hanya

memadukan time series dan cross section. Setiap unit yang

dilakukan regresi untuk mengetahui hubungan antara variabel

dependen dengan variabel independen akan memberikan besaran

nilai intersept maupun slope yang sama. Begitu juga dengan waktu

(t), nilai intersept dan slope dalam persamaan regresi yang

menggambarkan hubungan antara variabel dependen dengan

variabel independennya akan sama untuk setiap waktu. Metode ini

dapat diestimasi menggunakan OLS atau Ordinary Least Square

karena hanya menggabungkan data cross section dan time series

tanpa memandang perbedaan antar waktu dan individu. Hal ini

karena dasar yang digunakan pada regresi data panel ini yaitu

mengabaikan pengaruh individu dan waktu pada model yang

dibentuknya (Sriyana, 2014:107).

Persamaan untuk pendekatan uji model common effect

adalah sebagai berikut:

Yit= β1 + βXit + εit …………………………..……………….(3.2)

Dimana:

Yit = variabel dependen pada unit observasi ke-i dan waktu ke-t

β = koefisien arah

β1 = intersept model regresi

Page 66: PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45970/1/IBNU HILMI-FEB.pdf · i pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis

48

Xit = variabel independen pada waktu ke-t dan observasi ke-i

εit = komponen error pada unit observasi ke-i dan waktu ke-t

Kelemahan pengujian ini adalah ketidaksesuaian model

dengan keadaan yang sebenarnya. Kondisi tiap objek saling

berbeda dengan kondisi objek tersebut pada waktu yang lain

(Winarno, 2015:9).

b. Uji Model Fixed Effect

Uji model fixed effect mempunyai ciri konstanta yang tetap

besarnya untuk berbagai periode cross section. Uji model fixed

effect ini didasarkan pada terdapatnya perbedaan intersep. Model

fixed effect sering juga disebut sebagai model Least Square Dummy

Variables (LSDV) (Dewi et. al., 2018). Menurut Ramadeni &

Yonesta (2016) uji model fixed effect megasumsikan bahwa tidak

ada time spesific effect, hanya terfokus pada individual spesific

effect. Untuk membedakan satu objek dengan objek lainnya,

digunakam variabel semu (dummy) (Winarno, 2015:9).

Persamaan dalam pendekatan dengan menggunakan model

fixed effect adalah sebagai berikut:

Yit = β0i + βXit + εit…………………………………………..(3.3)

atau dengan variabel dummy apabila diasumsikan intersept tersebut

berbeda antar individu dan waktu.

Yit= β0 + β1In X1it + β2In X2it + β3D1+ β4D2+ ... + εit ……...(3.4)

Dimana:

Yit = variabel dependen pada unit observasi ke-i dan waktu ke-t

β = koefisien arah / slope

β0i = intersept model regresi pada unit observasi ke-i

Xit = variabel independen pada waktu ke-t dan observasi ke-i

εit = komponen error pada unit observasi ke-i dan waktu ke-t

Kelemahan dalam model ini adalah masih ada kemungkinan

terjadi ketidaksesuaian model dengan keadaan yang sesungguhnya

(Sriyana, 2014:126).

Page 67: PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45970/1/IBNU HILMI-FEB.pdf · i pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis

49

c. Uji Model Random Effect

Berbeda dengan dua uji model di atas, pada uji model

random effect ini diasumsikan bahwa penyebab perbedaan

intersept dan konstanta adalah karena residual sebagai akibat

adanya perbedaan antar unit dan antar periode waktu yang terjadi

secara random atau acak (Sriyana, 2014:153).

Persamaan pada uji model random effect adalah sebagai

berikut:

Yit = β0i + βXit + 𝑢𝑖 + εit……………………………………(3.5)

Dimana:

Yit = variabel dependen pada unit observasi ke-i dan waktu ke-t

β = koefisien arah

β0i = intersept model regresi pada unit observasi ke-i

Xit = variabel independen pada waktu ke-t dan observasi ke-i

𝑢𝑖 = komponen error pada pada unit observasi ke-i

εit = komponen error pada unit observasi ke-i dan waktu ke-t

3. Tahap Analisis Regresi Data Panel

Dalam menentukan model dan estimasi terbaik antara uji model

common effect, uji model fixed effect atau uji model random effect,

perlu dilakukan cara pemilihan model yang sesuai. Untuk pemilihan

model yang paling tepat dalam regresi data panel, terdapat beberapa

metode pengujian yang dapat dilakukan, yaitu:

a. Uji Chow

Menurut Sriyana (2014:190), uji chow adalah pengujian

yang digunakan untuk menentukan apakah model pendekatan yang

akan digunakan model commom effect atau model fixed effect

dengan melihat dan membandingkan nilai probability dengan

signifikansinya. Hipotesis yang digunakan dalam uji chow adalah

sebagai berikut:

Ho : menggunakan common effect

Ha : menggunakan fixed effect

Page 68: PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45970/1/IBNU HILMI-FEB.pdf · i pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis

50

Jika nilai probabilitas > nilai signikfikan (α = 0.05) maka Ho

diterima maka model yang baik untuk digunakan adalah

pendekatan model common effect. Sedangkan, jika nilai

probabilitas < nilai signifikan (α = 0.05) maka Ho ditolak maka

model yang baik digunakan adalah pendekatan model fixed effect.

(Dewi et, al., 2018).

b. Uji Hausman

Setelah melakukan uji chow akan ditindaklanjuti dengan

melewati tahap pengujian antara uji model fixed effect dengan uji

model random effect. Tahap pengujian tersebut dinamakan dengan

uji hausman. Uji hausman adalah uji yang dilakukan untuk

menentukanapakah model yang akan digunakan model fixed effect

atau model random effect (Sriyana, 2014:193).

Hipotesis yang digunakan dalam uji hausman adalah sebagai

berikut:

Ho : menggunakan random effect

Ha : menggunakan fixed effect

Jika nilai probabilitas > nilai signikfikan (α = 0.05) artinya

Ho diterima maka model yang baik digunakan adalah random

effect. Sedangkan, jika nilai probabilitas < nilai signifikansi (α =

0.05) maka Ho ditolak sehingga model yang baik digunakan adalah

model fixed effect (Dewi et. al., 2018).

4. Uji Dasar Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik merupakan serangkaian uji yang menjadi

prasyarat atau dasar sebelum beranjak melakukan sebuah penelitian

menggunakan regresi berganda. Uji asumsi klasik yang akan

digunakan adalah uji normalitas, uji multikolinieritas, uji

heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi. Menurut Sigilipu (2013)

tujuan uji asumsi klasik adalah agar hasil regresi yang digunakan

dalam memprediksikan variabel terkait tidak terjadi pembiasan.

Page 69: PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45970/1/IBNU HILMI-FEB.pdf · i pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis

51

a. Normalitas

Uji yang pertama adalah uji normalitas. Menurut Ghozali

(2016;154) uji normalitas adalah pengujian untuk mengetahui

apakah data pada sebuah persamaan regresi berdistribusi normal

atau tidak normal. Persamaan regresi dapat dikatakan baik apabila

memiliki data variabel independen dan variabel dependen

berdistribusi normal. Untuk mengetahui residual tersebut sudah

terdistribusi normal atau tidak dapat dilakukan dengan dua cara,

yaitu dengan uji statistik dan analisis grafik.

Hipotesis yang digunakan pada uji ini adalah:

Ho : residual terdistribusi normal

Ha : residual tidak terdistribusi normal

Menurut Ghozali (2016:154) apabila nilai probabilitas

Jarque-Bera < nilai signifikan (0.05) maka Hoditolak dan Ha

diterima yang artinya data tidak terdistribusi normal. Sedangkan,

apabila nilai probabilitas Jarque-Bera > nilai signifikan (0.05)

maka maka Ho diterima dan Ha ditolak yang artinya data

terdistribusi normal.

b. Multikolinearitas

Ghozali (2016:103) uji multikolinearitas adalah pengujian

yang dilakukan pada suatu regresi untuk mengetahui apakah

terdapat suatu hubungan atau korelasi diantara variabel bebas.

Apabila terdapat hubungan yang kuat atau korelasi maka variabel-

variabel tersebut tidak ortogonal. Variabel ortogonal sendiri

merupakan variabel bebas yang nilai korelasi antar sesama variabel

bebas adalah nol.

Teknik yang digunakan dalam pengujian untuk melihat

apakah ada tidaknya multikolinearistas adalah dengan cara

menggunakan matrik korelasi. Apabila diantara variabel bebas

tersebut terdapat korelasi yang tinggi (>0,90), hal tersebut

mengindikasikan adanya multikolinieritas. Sedangkan jika nilai

Page 70: PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45970/1/IBNU HILMI-FEB.pdf · i pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis

52

korelasi di bawah 0.90 maka dapat diduga dalam model tidak

terjadi multikoleniaritas.

Ho : tidak terjadi gejala multikolinearitas

Ha : terjadi gejala mulitikolinearitas

Cara lain adalah apabila nilai korelasi atau r < 0.8 maka Ho

diterima yang artinya tidak terjadi gejala multikolinearitas.

Sedangkan apabila r > 0.8 maka Ho ditolak yang artinya terjadi

gejala multikolinearitas (Rahmadeni & Wulandari, 2017).

c. Autokorelasi

Menurut Ghozali (2016:107) auotokorelasi adalah uji yang

bertujuan untuk sebuah penelitian apakah pada suatu model regresi

linier terdapat korelasi antar kesalahan penganggu (residual) pada

periode t (waktu) dengan kesalahan pada periode t-1 (waktu

sebelumya). Autokorelasi biasanya terdapat pada suatu penelitian

dengan observasi yang berurutan sepanjang waktu dan berkaitan

satu sama lain (time series). Untuk menguji ada tidaknya

autokorelasi biasanya dilakukan dengan beberapa test diantaranya

uji Breusch-Godfrey LM-Test, uji Durbin-Watson, uji statistik Q,

dan juga uji Run Test. Pada penelitian ini menggunakan Breusch-

Godfrey LM-Test dengan hipotesis sebagai berikut :

Ho : tidak terdapat autokorelasi

Ha : terdapat autokorelasi

Apabila nilai probabilitas Chi square pada Obs R square >

nilai signifikan (0.05) maka Ho diterima dan Ha ditolak sehingga

dapat disimpulkan tidak terjadi autokorelasi dalam model.

Sedangkan apabila nilai probabilitas Chi square pada Obs R square

< nilai signifikan (0.05) maka Ho ditolak dan Ha diterima sehingga

dapat disimpulkan bahwa terjadi autokorelasi dalam model.

d. Heteroskedastisitas

Menurut Ghozali (2016:134) heteroskedastisitas adalah

pengujian untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regersi

terdapat ketidaksamaan variance dari residual satupengamatan ke

Page 71: PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45970/1/IBNU HILMI-FEB.pdf · i pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis

53

pengamatan lainnya. Apabila variance pada model regresi sama,

maka disebut kebalikannya atau homoskedastisitas. Cara untuk

mendeteksi terjadinya heteroskedatisitas adalah dengan cara

melakukan uji Glesjer (Febriaty & Nurwani, 2017) . Hipotesis yang

digunakan adalah :

Ho : tidak terdapat autokorelasi

Ha : terdapat autokorelasi

Apabila nilai probabilitas Chi square pada Obs R square >

nilai signifikan (0.05) maka Ho diterima dan Ha ditolak sehingga

dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas dalam model.

Sedangkan apabila nilai probabilitas Chi square pada Obs R square

< nilai signifikan (0.05) maka Ho ditolak dan Ha diterima sehingga

dapat disimpulkan bahwa terjadi heteroskedastisitas dalam model.

5. Uji Signifikansi

a. Uji F

Pengujian F hitung_digunakan untuk menguji ketepatan

suatu model (goodness of fit), yaitu uji untuk mengetahui apakah

didalam sebuah model regresi, variabel bebas (DER, EPS, PBV,

PER dan Risiko Sistematis) yang digunakan mampu menjelaskan

perubahan nilai variabel dependen (Harga Saham). Uji F ini sering

juga disebut sebagai uji simultan. Apabila variabel bebas terdapat

pengaruh secara bersama atau simultan terhadap variabel terikat

maka model persamaan regresi masuk kedalam kriteria cocok atau

fit. Sebaliknya, apabila tidak memiliki pengaruh secara bersama

atau simultan maka hal tersebut masuk dalam kategori tidak cocok

atau non fit (Suliyanto, 2011: 55).

Hipotesis yang digunakan:

H𝑜 : DER, EPS, PBV, PER dan Risiko Sistematis secara simultan

memiliki pengaruh tidak signifikan terhadap Harga Saham.

Ha : DER, EPS, PBV, PER dan Risiko Sistematis secara simultan

memiliki pengaruh signifikan terhadap Harga Saham.

Page 72: PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45970/1/IBNU HILMI-FEB.pdf · i pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis

54

Pengambilan keputusan didasarkan oleh ketentuan jika nilai

F hitung > F tabel maka Ho ditolak artinya variabel independen

memiliki hubungan pengaruh signifikan terhadap variabel

dependen secara simultan. Apabila nilai F hitung < F tabel maka

Ho diterima dan Ha ditolak yang artinya variable independen tidak

berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen secara simultan

atau bersama-sama (Natasya et. al., 2017).

Namun pada penelitian ini, dalam perangkat lunak statistik

Eviews 9 telah dihitung nilai probabilitas F tabel dan F-statistik.

Apabila nilai probabilitas F-statistik < 0,05 (sig 5%) maka

dianggap variabel independen memiliki hubungan pengaruh

signifikan terhadap variabel dependen secara simultan atau

bersama-sama (Fitria & Jamal, 2017).

b. Uji T

Untuk dapat mengetahui hubungan langsung antara variabel

dependen dengan variabel independen maka uji yang perlu

dilakukan adalah pengujian secara satu persatu atau parsial.

Menurut Ghozali (2016:97) uji statistik t pada dasarnya adalah

menunjukan seberapa besar pengaruh suatu variabel independen

(x) terhadap variabel dependen (y). Uji t parsial ini apabila

menggunakan aplikasi Eviews 9 dapat terlihat pada output hasil

estimasi model terpilih (uji common/uji fixed/uji random) dengan

melihat besaran probabilitas pada setiap variabel independen yang

ditampilkan. Hipotesis yang digunakan adalah:

Ho : DER, EPS, PBV, PER dan Risiko Sistematis secara parsial

memiliki pengaruh tidak signifikan terhadap Harga Saham.

Ha : DER, EPS, PBV, PER dan Risiko Sistematis secara parsial

memiliki pengaruh signifikan terhadap Harga Saham.

Untuk mengukur signifikansi pada uji parsial dapat

menggunakan T tabel, jika nilai probabilitas T hitung > T tabel

maka Ho ditolak dan Ha diterima (Dewi et. al., 2015).

Page 73: PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45970/1/IBNU HILMI-FEB.pdf · i pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis

55

t-tabel = {⍺ ; 𝑑𝑓 = (n-k) }…………………………………….. (3.6)

Dengan :

⍺ : Signifikansi

𝑑𝑓 : Degree of freedom

n : Jumlah observasi

k : Jumlah variabel

Selain manual, pada aplikasi statistik statistik Eviews 9 telah

terhitung p-value T hitung sehingga kita tinggal membandingkan

apakah p-value (ditunjukan dengan probabilitas) berada dibawah

atau diatas nilai signifikansi. Jika P-value> (0.05) maka model

regresi dianggap terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial.

c. Uji Koefisien Determinasi

Menurut Ghozali (2016:95) koefisien determinasi (R square)

adalah sebuah pengujian untuk mengukur seberapa besar dan

seberapa jauh kemampuan variasi variabel dependen diterangkan

oleh sebuah model. Koefisien determinasi (R square) juga

diartikan sebagai pengukur seberapa baik kesesuaian garis regresi

dengan data aktualnya atau goodness of fit. Koefisien determinasi

atau R square ini memberikan persentase total variabel terikat atau

Y yang dapat dijelaskan oleh variabel bebas atau X dalam regresi.

Nilai ini selalu berada diantara 0 dan 100%.

Penelitian ini menggunakan nilai R square yang telah

disesuaikan atau Adjusted R square pada output hasil regresi data

panel untuk uji koefisien determinasi. Nilai Adjusted R Square atau

R square yang telah disesuaikan dinilai lebih baik dari pada nilai R

Square yang belum disesuaikan karena apabila semakin banyak

variabel bebas dimasukkan kedalam sebuah model maka nilai

Adjusted R Square pada model tersebut akan semakin berkurang

oleh sebab penyesuaian dengan model. Maka dari itu, untuk

mendapatkan hasil yang terbaik penelitian ini menggunakan nilai

R Square yang telah disesuaikan atau Adjusted R Square. R Square

yang mendekati nilai 1 adalah model yang dianggap semakin

Page 74: PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45970/1/IBNU HILMI-FEB.pdf · i pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis

56

goodness of fit sementara kebalikannya semakin nilainya

mendekati 0 maka diangap semakin_tidak goodness_of fit

(Ghozali, 2016: 329).

E. Operasional Variabel Penelitian

1. Variabel Dependen

Variabel dependen penelitian ini adalah Harga Saham. Menurut

Brigham & Houston (2010:7) mengatakan bahwa harga saham adalah

suatu yang menentukan kekayaan pemegang saham, memaksimalkan

harga saham perusahaan diartikan sebagai memaksimalkan kekayaan

pemegang saham. Harga saham juga diartikan sebagai arus kas yang

diharapkan diterima di masa depan oleh investor jika investor membeli

saham tersebut.

Menurut Tumandung et. al., (2017) Harga saham diartikan sebagai

harga pasar yaitu harga saham yang ditemukan dan dibentuk oleh

mekanisme pasar modal. Harga saham pada hakikatnya merupakan

penerimaan besarnya pengorbanan yang harus dilakukan oleh setiap

investor untuk penyertaan dalam perusahaan.

2. Variabel Independen

a. Debt to Equity Ratio (DER)

DER sebagai ukuran yang dipakai dalam menganalsis laporan

keuangan untuk memperlihatkan besarnya jaminan yang tersedia

untuk kreditor (Fahmi, 2012:128). Rasio ini dapat dihitung dengan

membagi total kewajiban dengan ekuitas. Rasio DER digunakan

untuk mengetahui besaran dana yang disediakan kreditor_dengan

pemilik perusahaan, setiap rupiah modal sendiri dijadikan sebagai

jaminan kewajiban (Tumonggor et. al., 2017).

Rumus DER adalah :

DER = Hutang jangka panjang

modal saham ………………...…...……….…(3.7)

b. Earning Per Share (EPS)

EPS atau rasio pendapatan per saham adalah rasio yang

merupakan bagian dari PER, yang mengukur pendapatan per satu

Page 75: PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45970/1/IBNU HILMI-FEB.pdf · i pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis

57

saham. (Smart et. al., 2014:305). Menurut Handayati & Zulyanti

(2018) pengertian EPS adalah salah satu rasio pasar yang dapat di

gunakan untuk mengetahui hasil dari perbandingan antara

pendapatan yang akan diterima oleh pemegang saham atau para

investor dan pendapatan yang dihasilkan (laba bersih) terhadap

harga saham setiap lembarnya dalam perusahaan. Rumus EPS:

EPS = Pendapatan bersih setelah pajak−dividen preferen

Jumlah saham yang beredar…..(3.8)

c. Price to Book Value (PBV)

PBV atau rasio harga saham terhadap nilai buku adalah rasio

yang menunjukan bagaimana agresifitas sebuah saham di hargai di

pasar (Smart et. al., 2014:307). Menurut Sihombing (2008:95) PBV

merupakan suatu nilai yang dapat digunakan untuk membandingkan

apakah sebuah saham lebih mahal atau lebih murah dibandingkan

dengan saham lainnya. Rumus PBV:

PBV = Harga saham biasa

Nilai buku per saham ………………………..………….(3.9)

d. Price Earning Ratio (PER)

PER merupakan kepanjangan dari rasio EPS (Smart et. al.,

2014:305). Sedangkan PER menurut Brigham dan Houston

(2010:150) merupakan rasio harga per saham terhadap laba per

saham yang menunjukkan jumlah yang mampu dibayarkan oleh

investor untuk setiap laba yang dilaporkan. Rumus PER:

PER = Harga saham biasa

𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔𝑠 𝑃𝑒𝑟 𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒 ………………………....……….(3.10)

e. Risiko Sistematis

Risiko sistematis merupakan risiko yang dapat diminimalisir

atau diversifikasi. Pada saat investor telah melakukan diversifikasi

pada portofolio investasinya, risiko yang tersisa setelah diversifikasi

yang luas disebut dengan risiko sistematis. Risiko ini tidak dapat

dihilangkan dengan cara diversifikasi (Bodie et. al., 2014:206).

Rumus risiko sistematis adalah:

Ri = αi + βi.RM + 𝑒i ………………………………………….(3.11)

Page 76: PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45970/1/IBNU HILMI-FEB.pdf · i pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis

58

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Objek Penelitian

Berdasarkan hasil penentuan sampel yang telah dilakukan melalui beberapa

kriteria yang ditentukan, terdapat 10 perusahaan sebagai objek penelitian

dengan profil perusahaan yang didapat dari halaman resmi masing-masing

bank, diantaranya:

1. Bank BRI

PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. merupakan salah satu

bank milik pemerintah terbesar di Indonesia. Bank Rakyat Indonesia (BRI)

didirikan pertama kali di Purwokerto, Jawa Tengah pada tahun tanggal 16

Desember 1895 oleh Raden Bei Aria Wirjaatmadja dengan nama De

Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der Inlandsche Hoofden atau "Bank

Bantuan dan Simpanan Milik Kaum Priyayi Purwokerto", yaitu suatu

lembaga keuangan yang melayani orang-orang berkebangsaan Indonesia

(Website Bank BRI). Pada saat ini Bank BRI memiliki total aset Rp. 1,125

triliun (per kuartal-3 2018) dan merupakan Bank dengan asset terbesar di

Indonesia (OJK, 2018). Bank BRI melakukan IPO pada tanggal 10

Nopember 2003.

2. Bank Mandiri

PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. merupakan salah satu bank milik

pemerintah yang didirikan pada tanggl 02 Oktober 1998, sebagai bagian

dari program restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh pemerintah

Indonesia. Pada bulan Juli 1999, empat bank pemerintah yaitu Bank Bumi

Daya, Bank Dagang Negara, Bank Ekspor Impor Indonesia dan Bank

Pembangunan Indonesia yang kemudian disatukan menjadi Bank Mandiri

(Website Bank Mandiri). Saat ini Bank Mandiri memiliki total aset terbesar

ke 2 dengan angka Rp. 1,017 triliun (per kuartal-3 2018)(OJK, 2018).

Bank Mandiri melakukan IPO pada tanggal 14 Juli 2003.

3. Bank BCA

PT. Bank Central Asia (BCA) Tbk. merupakan bank devisa milik

swasta yang berdiri tanggal 21 Februari 1957 oleh Sudono salim, hadir di

Page 77: PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45970/1/IBNU HILMI-FEB.pdf · i pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis

59

tengah masyarakat Indonesia dan tumbuh menjadi salah satu bank terbesar

di Indonesia (Website Bank BCA). Saat ini Bank BCA memiliki total aset

sebanyak Rp. 783 triliun (per kuartal-3 2018) (OJK, 2018). Bank BCA

melakukan IPO pada tanggal 31 Mei 2000.

4. Bank BNI

PT. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk merupakan salah satu

bank yang dimiliki oleh pemerintah. Pada awalnya didirikan di Indonesia

sebagai Bank sentral dengan nama “Bank Negara Indonesia” berdasarkan

Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 2 tahun 1946

tanggal 5 Juli 1946 oleh Margono Djojohadikoesoemo. Pada tahun 1968,

BNI ditetapkan menjadi “Bank Negara Indonesia 1946”, dan statusnya

menjadi Bank Umum Milik Negara (Website Bank BNI). Pada saat ini

Bank BNI memiliki total aset Rp. 712 triliun (OJK, 2018). Bank BNI

melakukan IPO pada tanggal 25 Nopember 1996.

5. Bank CIMB

PT. Bank CIMB Niaga Tbk. merupakan bank devisa yang berdiri

pada tanggal 26 September 1955 dengan nama Bank Niaga. Pada tahun

1987, Bank Niaga merupakan bank yang pertama kali menggunakan

layanan mesin ATM di Indonesia untuk membedakan dengan bank lain.

Pencapaian tersebut mengawali bank di Indonesia kepada dunia perbankan

yang modern. Bank CIMB pun menjadi bank pertama memberikan kepada

nasabahnya layanan perbankan online di tahun 1991 (Website Bank

CIMB). Pada sat ini Bank CIMB memiliki total aset Rp. 259 triliun (OJK,

2018). Bank CIMB melakukan IPO pada tanggal 29 Nopember 1989.

6. Bank Panin

PT. Bank Pan Indonesia Tbk merupakan bank devisa yang didirikan

pada tahun 1971 dari hasil penggabungan usaha Bank Kemakmuran, Bank

Industri Djaja, serta Bank Industri dan Dagang Indonesia oleh Mu’min Ali

Gunawan. Panin Bank mendapatkan izin sebagai bank devisa pada 1972

(Website Bank Panin). Bank panin memiliki total asse saat ini (per kuartal-

3) sebesar Rp. 186 triliun (OJK, 2018). Bank Panin melakukan IPO pada

tanggal 29 Desember 1982.

Page 78: PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45970/1/IBNU HILMI-FEB.pdf · i pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis

60

7. Bank OCBC-NISP

PT. Bank OCBC NISP Tbk. yang sebelumnya dikenal dengan Bank

NISP, merupakan bank yang didirikan di Bandung pada tanggal 4 April

1941 dengan nama NV Nederlandsch Indische Spaar En Deposito Bank

(Website Bank OCBC-NISP). Saat ini Bank OCBC-NISP memiliki total

aset (per kuartal-3 2018) sebesar Rp. 164 triliun (OJK, 2018). Bank

OCBC-NISP melakukan IPO pada tanggal 20 Oktober 1994.

8. Bank Maybank

PT Bank Maybank Indonesia Tbk adalah salah satu bank devisa

yang merupakan bagian dari grup Malayan Banking Berhad (Maybank).

Sebelumnya, Maybank Indonesia bernama PT Bank Internasional

Indonesia Tbk (BII) yang didirikan pada 15 Mei 1959 dan memperoleh ijin

sebagai bank devisa pada 1988 (Website Bank Maybank). Aset bank

maybank saat ini (per kuartal-3 2018) adalah Rp. 158 triliun (OJK, 2018).

Bank Maybank melakukan IPO pada tanggal 21 Nopember 1989.

9. Bank Danamon

PT Bank Danamon Indonesia Tbk didirikan pada tanggal 16 Juli

1956 merupakan salah satu bank devisa di Indonesia. Bank ini

mendapatkan izin sebagai bank devisa pada tanggal 05 Nopember 1988

(Website Bank Danamon). Bank Danamon memiliki aset (per kuartal-3

2018) sebesar Rp. 152 triliun (OJK, 2018). Bank Danamon melakukan IPO

pada tanggal 06 Desember 1989.

10. Bank Permata

PT Bank Permata Tbk merupakan bank devisa yang didirikan pada

tanggal 19 Februari 1957. Bank kemudian menjadi bank hasil dari

penggabungan 5 Bank yaitu PT. Bank Bali Tbk, PT. Bank Universal Tbk,

PT. Bank Artamedia, PT. Bank Patriot dan PT. Bank Prima Ekspress pada

tahun 2002. Bank permata merupakan bank yang pertama kali

menggunakan Mobil banking dalam pelayanan terhadap nasabahnya.

(Website Bank Permata). Total aset yang dimilik bank ini (per kuartal-3

2018) sebesar Rp. 155 triliun (OJK, 2018). Bank Permata melakukan IPO

pada tanggal 15 Januari 1990.

Page 79: PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45970/1/IBNU HILMI-FEB.pdf · i pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis

61

B. Penemuan dan Pembahasan

1. Deskriptif Variabel Penelitian

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah harga saham. Variabel

Independen dalam penelitian ini adalah faktor fundamental dan risiko

sistematis. Faktor fundamental tersebut diproyeksikan dengan rasio

keuangan diantaranya adalah DER, EPS, PBV, PER, dan risiko sistematis

dihitung dengan menggunakan beta saham.

a. Harga Saham

Menurut Tumandung et. al., (2017) Harga saham diartikan

sebagai harga pasar yaitu harga saham yang ditemukan dan dibentuk

oleh mekanisme pasar modal. Harga saham merupakan nilai

selembar saham yang mereflesikan kepemilikan pada suatu

perusahaan. Harga suatu saham bisa sangat berfluktuatif dalam

periode yang sangat singkat, maka dari itu harga akhir periode

penutupan harga saham biasanya menjadi acuan yang tepat dalam

menganilisa suatu penelitian.

Tabel 4.1 menunjukan fluktuasi harga saham dari sampel

penelitian selama 10 tahun.

Tabel 4.1

Harga Saham Bank yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Tahun 2008-2017

Sumber: Yahoo finance (2018)

Harga saham yang ditampilkan tabel 4.1 memperlihatkan kondisi

harga saham dari tahun ke tahun mengalami fluktuasi. Pengambilan

nominal harga saham didapat dari harga penutupan di hari terakhir

BANK 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 Average

BRI 457.50 765.00 1,050.00 1,350.00 1,390.00 1,450.00 2,330.00 2,285.00 2,335.00 3,640.00 1,705.25

MANDIRI 995.59 2,310.76 3,195.74 3,375.00 3,900.00 3,925.00 5,387.50 4,625.00 5,787.50 8,000.00 4,150.21

BCA 3,250.00 4,850.00 6,400.00 8,000.00 9,200.00 9,600.00 13,125.00 13,300.00 15,500.00 21,900.00 10,512.50

BNI 644.64 1,877.04 3,875.00 3,800.00 3,750.00 3,950.00 6,100.00 4,990.00 5,525.00 9,900.00 4,441.17

CIMB 486.23 697.42 1,910.00 1,220.00 1,100.00 920.00 835.00 595.00 835.00 1,350.00 994.87

PANIN 580.00 760.00 1,140.00 780.00 630.00 660.00 1,165.00 820.00 750.00 1,140.00 842.50

OCBC-NISP 329.69 470.99 800.67 508.66 720.50 615.00 680.00 637.50 1,035.00 937.50 673.55

MAYBANK 350.11 312.26 761.27 409.91 385.51 304.87 206.88 170.08 338.17 262.58 350.16

DANAMON 3,010.18 4,418.16 5,534.84 4,100.00 5,600.00 3,775.00 4,525.00 3,200.00 3,710.00 6,950.00 4,482.32

PERMATA 406.22 663.22 1,530.68 1,162.97 1,146.74 1,105.45 1,320.40 829.09 536.37 625.00 932.61

Average 1,051.02 1,712.49 2,619.82 2,470.65 2,782.28 2,630.53 3,567.48 3,145.17 3,635.20 5,470.51 2,908.51

Page 80: PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45970/1/IBNU HILMI-FEB.pdf · i pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis

62

atau setiap akhir tahun. Secara rata-rata harga saham tahunan,

pencapaian tertinggi kumulatif semua bank diraih pada tahun 2016

dengan angka rata-rata Rp. 3,635.17 per lembar saham. Apabila

dilihat berdasarkan masing-masing bank, pencapaian tertinggi diraih

oleh Bank BCA dengan rata-rata harga saham Rp. 10,512.50 per

lembar saham selama 10 tahun dari tahun 2008-2017 dan terendah

diraih oleh Bank Maybank dengan rata-rata harga saham Rp. 350.16

selama 10 tahun dari tahun 2008-2017. Pencapaian dari seluruh bank

selama 10 tahun berada pada rata-rata Rp. 2,908.51 perlembar saham.

Menurut Niu (2018) fluktuasi harga saham akan ditentukan oleh

kekuatan dari penawaran dan permintaan pasar, apabila jumlah

permintaan lebih besar dari jumlah penawaran terhadap suatu efek

maka harga saham cenderung akan naik. Berdasarkan hal itu maka

dapat dikatakan meningkatnya tren rata-rata harga saham selama 10

tahun terakhir disebabkan semakin tingginya minat masyarakat dalam

berinvestasi berupa saham. Terbukti dari harga saham yang pada

tahun 2008 berada pada harga rata-rata Rp. 1,051 telah meningkat

hampir 5 kali lipat di tahun 2017 dengan harga Rp. 5,470.

b. Debt to Equity Ratio (DER)

DER adalah rasio yang mengukur seberapa besar modal sendiri

dapat menahan beban hutang, semakin besar nilai DER maka semakin

besar risiko yang dihadapi perusahaan dalam menjamin hutangnya.

Rasio DER digunakan untuk mengetahui besaran dana yang

disediakan kreditor_dengan pemilik perusahaan, setiap rupiah modal

sendiri dijadikan sebagai jaminan kewajiban (Tumonggor et. al.,

2017). Artinya semakin besar nilai DER mengindikasikan bahwa

perusahaan mengalami kesulitan dalam menjamin hutang-hutang

yang dimiliki perusahaan tersebut.

Perkembangan nilai DER pada saham Bank Umum yang terdaftar

di BEI dapat dilihat dari Tabel 4.2

Page 81: PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45970/1/IBNU HILMI-FEB.pdf · i pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis

63

Tabel 4.2

Debt to Equity Ratio (DER)

Bank yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2017

Sumber: Annual Report perusahaan (2008-2017) (data diolah)

Pada gambar tersebut menunjukan rata-rata DER pada perbankan

berdasarkan sampel yang terpilih dari tahun 2008 sampai 2017. DER

tertinggi terdapat pada tahun 2008 dengan angka 9.88% dan terendah

pada tahun 2017 dengan angka 5.56%. Pencapaian berdasarkan

masing-masing bank, DER tertinggi diraih oleh Bank Maybank yaitu

9.67% selama 10 tahun dari tahun 2008-2017 dan terendah oleh Bank

Danamon yaitu 5.03%. Pencapaian seluruh Bank dari tahun 2008-

2017 berada pada angka 7.49%. Terjadi tren penurunan DER selama

10 tahun, mengindikasikan terjadinya tren positif yang diraih

perbankan selama satu dekade walaupun sempat menaik pada tahun

2011 dengan angka 8.22%. Perkembangan yang positif tersebut

menunjukan bahwa banyak perusahaan telah memiliki keuangan yang

sehat apabila dilihat dari kemampuan perusahaan dalam menjamin

hutang yang dimiliki.

c. Earning Per Share (EPS)

Menurut Dewi & Suaryana (2013) EPS merupakan indikator

yang paling sering diperhitungkan oleh para investor sebelum

mengambil keputusan berinvestasi karena semua hasil yang dapat

tercapai oleh perusahaan dapat memberikan dampak secara langsung

terhadap jumlah keuntungan yang didapat sesuai dengan jumlah

saham yang dimiliki. EPS atau Rasio pendapatan per saham adalah

BANK 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 Average

BRI 10.01 10.63 10.02 8.43 7.50 6.89 7.21 6.76 5.84 5.73 7.90

MANDIRI 10.75 10.23 9.09 7.20 6.86 6.72 6.65 6.16 5.38 5.22 7.43

BCA 9.55 9.14 8.50 8.07 7.52 6.74 6.28 5.60 4.97 4.68 7.10

BNI 12.07 10.88 6.50 6.90 6.66 7.11 5.83 5.48 5.76 6.03 7.32

CIMB 10.09 8.55 7.09 10.78 7.74 7.48 7.20 7.33 6.06 6.21 7.85

PANIN 7.02 6.16 7.08 6.85 7.43 7.22 6.49 4.94 4.82 4.88 6.29

OCBC-NISP 8.43 7.96 7.60 8.08 7.84 6.20 5.90 6.34 6.08 6.06 7.05

MAYBANK 10.18 10.59 10.50 11.28 10.98 10.33 8.89 9.01 7.65 7.34 9.67

DANAMON 9.09 5.23 5.35 4.49 4.42 4.84 5.00 4.50 3.80 3.55 5.03

PERMATA 11.59 10.57 8.21 10.09 9.55 10.74 9.84 8.71 7.58 5.90 9.28

Average 9.88 8.99 7.99 8.22 7.65 7.43 6.93 6.48 5.79 5.56 7.49

Page 82: PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45970/1/IBNU HILMI-FEB.pdf · i pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis

64

rasio yang merupakan bagian dari PER, yang mengukur pendapatan

per satu saham (Smart et. al., 2014:305).

Perkembangan EPS pada perbankan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia periode tahun 2008-2017 dapat dilihat pada Tabel 4.3

Tabel 4.3

Earning Per Share (EPS)

Bank yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2017

Sumber: Annual Report perusahaan (2008-2017) (data diolah)

Gambar 4.3 memperlihatkan EPS bank umum yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia berdasarkan sampel yang terpilih dari tahun

2008-2017. Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa perkembangan

EPS tidak konstan dan berfluktuasi. Pencapaian EPS berdasarkan

tahun diraih oleh seluruh bank pada tahun 2014 yaitu dengan nilai

rata-rata Rp. 379.57 dan terendah pada tahun 2008 dengan nilai rata-

rata Rp. 159.78. Sedangkan berdasarkan pencapaian bank, rata-rata

tertinggi diperoleh Bank BRI dengan angka Rp. 717.18 dan rata-rata

terendah oleh Bank Maybank yaitu Rp. 16.01 selama 10 tahun dari

tahun 2008-2017. Penurunan yang mencolok terlihat pada tahun 2016

karena salah satu bank umum mengalami defisit pendapatan per

lembar saham yaitu pada Bank Permata dengan penghasilan mencapai

minus Rp. 368. Hal tersebut menyumbangkan perkembangan EPS

kearah yang memburuk secara keseluruhan rata-rata pada bank umum

yang terdafar di Bursa Efek Indonesia.

BANK 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 Average

BRI 497.00 609.50 478.36 628.91 772.26 865.22 981.59 1030.43 1071.51 237.00 717.18

MANDIRI 254.51 341.72 529.33 529.33 664.46 780.16 851.66 871.50 295.85 442.28 556.08

BCA 236.00 279.00 348.00 444.00 480.00 579.00 669.00 731.00 836.00 945.00 554.70

BNI 80.00 163.00 266.00 312.00 378.00 486.00 578.00 487.00 610.00 730.00 409.00

CIMB 28.14 65.52 106.46 126.77 168.44 170.40 83.74 34.07 74.60 118.50 97.66

PANIN 75.99 75.99 87.49 75.99 87.49 95.67 98.26 58.41 99.86 100.15 85.53

OCBC-NISP 54.50 74.96 59.45 106.88 116.37 128.89 116.12 130.82 156.01 189.65 113.37

MAYBANK 10.00 -1.00 8.00 12.00 21.00 26.32 11.59 16.81 28.76 26.63 16.01

DANAMON 303.70 186.36 342.92 378.78 418.57 421.68 271.69 249.70 278.52 384.11 323.60

PERMATA 58.00 62.00 128.00 128.00 150.00 162.00 134.00 21.00 -368.00 29.00 50.40

Average 159.78 185.71 235.40 274.27 325.66 371.53 379.57 363.07 308.31 320.23 292.35

Page 83: PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45970/1/IBNU HILMI-FEB.pdf · i pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis

65

d. Price to Book Value (PBV)

Menurut Beliani dan Budiantara (2015) PBV merupakan

perhitungan atau perbandingan antara market value dengan book

value suatu saham. Dengan kata lain rasio ini memperlihatkan

seberapa besar agresifitas dari nilai harga saham sebuah perusahaan di

pasar dan membandingkan dengan nilai saham yang dimiliki. Menurut

Christiana dan Puteri (2017) Nilai PBV yang wajar adalah yang

mempunyai nilai lebih dari satu. Artinya harga saham yang dijual di

pasar lebih tinggi dari nilai yang diterbitkan perusahaan. Apabila nilai

jual suatu saham di pasar terus mengalami peningkatan, maka banyak

investor yang akan tertarik untuk membeli saham tersebut, karena

apabila dijual kembali akan mendapatkan capital gain yang tinggi.

Perkembangan PBV pada perbankan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia periode tahun 2008-2017 dapat dilihat pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4

Price to Book Value (PBV)

Bank yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2017

Sumber: Annual Report perusahaan (2008-2017) (data diolah)

Tabel tersebut memperlihatkan perkembangan PBV Bank yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2017 berdasarkan

sampel yang terpilih. Berdasarkan tahun, pencapaian tetinggi bank

berada pada tahun 2010 dengan rata-rata 2.52 kali dan terendah berada

pada tahun 2015 dengan rata-rata 1 kali. Berdasarkan pencapaian

masing-masing bank, PBV tertinggi diraih oleh Bank BCA dengan

nilai rata-rata 4.05 kali selama 2008-2017, sedangkan terendah diraih

BANK 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 Average

BRI 0.25 0.35 0.71 0.67 0.53 0.45 0.59 0.49 1.96 2.68 0.87

MANDIRI 0.68 1.38 1.59 1.26 1.20 1.03 1.20 0.90 0.88 2.20 1.23

BCA 3.44 4.29 4.63 4.69 4.34 3.70 4.27 3.66 3.39 4.11 4.05

BNI 0.64 1.50 1.81 1.87 1.61 1.54 1.86 1.19 1.15 1.83 1.50

CIMB 1.24 1.49 2.62 2.23 1.22 0.90 0.74 0.52 0.61 0.92 1.25

PANIN 1.49 1.70 2.03 1.18 0.86 0.80 1.22 0.64 0.53 0.76 1.12

OCBC-NISP 0.52 0.66 0.96 0.54 0.68 0.52 0.52 0.44 0.60 0.49 0.59

MAYBANK 3.44 2.98 6.65 2.99 2.24 1.50 0.97 0.73 1.19 0.86 2.35

DANAMON 1.44 2.35 2.50 1.52 1.86 0.11 1.33 0.90 0.98 1.70 1.47

PERMATA 0.73 1.06 1.73 1.15 0.98 0.84 0.92 0.52 0.62 0.81 0.94

Average 1.39 1.78 2.52 1.81 1.55 1.14 1.36 1.00 1.19 1.64 1.54

Page 84: PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45970/1/IBNU HILMI-FEB.pdf · i pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis

66

Bank OCBC-NISP dengan nilai rata-rata 0.59 kali selama tahun 2008-

2017. Total rata-rata PBV dari seluruh bank dari tahun 2008-2017

adalah 1.54 kali. Secara keseluruhan angka PBV selama 10 tahun

berada pada batas angka kewajaran karena lebih dari 1 yang artinya

respon pasar terhadap nilai buku saham perusahaan bank dapat

dikatakan baik.

e. Price Earning Ratio (PER)

Menurut Daniel (2015) PER adalah perbandingan antara harga

pasar perlembar saham dengan laba perlembar saham, merupakan

salah satu dari rasio pasar yang digunakan untuk memprediksi harga

saham. Rasio ini memiliki dua pandangan yang berbeda dalam

menilai baik atau tidak nilai PER. Bagi perusahaan, PER yang tinggi

mencerminkan pertumbuhan yang baik dan prospek bagus mamun

dalam hal investor, PER yang tinggi bisa menjadi tidak menarik

karena harga saham mungkin tidak akan naik lagi yang dapat

menyebabkan pendapatan capital gain akan lebih kecil (Utami, 2017).

Perkembangan PER pada perbankan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia periode tahun 2008-2017 dapat dilihat pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5

Price Earning Ratio (PER)

Bank yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2017

Sumber: Annual Report perusahaan (2008-2017) (data diolah)

Dari tabel tersebut dapat dilihat perkembangan PER bank yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2017 berdasarkan

BANK 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 Average

BRI 0.92 1.26 2.19 2.15 1.80 1.68 2.37 2.22 2.18 15.36 3.21

MANDIRI 3.91 6.76 6.04 6.38 5.87 5.03 6.33 5.31 19.56 18.09 8.33

BCA 13.77 17.38 18.39 18.02 19.17 16.58 19.62 18.19 18.54 23.17 18.28

BNI 8.06 11.52 14.57 12.18 9.92 8.13 10.55 10.25 9.06 13.56 10.78

CIMB 17.28 10.64 17.94 9.62 6.53 5.40 9.97 17.46 11.19 11.39 11.74

PANIN 7.63 10.00 13.03 10.26 7.20 6.90 11.86 14.04 7.51 11.38 9.98

OCBC-NISP 6.05 6.28 13.47 4.76 6.19 4.77 5.86 4.87 6.63 4.94 6.38

MAYBANK 35.01 -312.26 95.16 34.16 18.36 11.58 17.85 10.12 11.76 9.86 -6.84

DANAMON 9.91 23.71 16.14 10.82 13.38 8.95 16.66 12.82 13.32 18.09 14.38

PERMATA 7.00 10.70 11.96 9.09 7.64 6.82 9.85 39.48 -1.46 21.55 12.26

Average 10.95 -21.40 20.89 11.74 9.61 7.58 11.09 13.48 9.83 14.74 8.85

Page 85: PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45970/1/IBNU HILMI-FEB.pdf · i pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis

67

sampel yang terpilih. Terlihat bahwa selama 10 tahun, PER

mengalami perkembangan secara fluktuatif. Berdasarkan tahun, pada

tahun 2008 PER berada pada rata-rata 10.95% kemudian menurun

pada tahun 2009 menjadi rata-rata -21.40% dan merupakan

pencapaian terendah dalam kurun waktu 10 tahun. Hal tersebut karena

salah satu bank umum yaitu Bank Maybank mengalami defisit market

price value yang bernilai negatif, hal tersebut merubah rata-rata secara

keseluruhan. Pada tahun selanjutnya mengalami kenaikan mencapai

20.89 dan merupakan pencapaian tertinggi selama 10 tahun.

Berdasarkan masing-masing bank, PER tertinggi didapatkan oleh

Bank BCA dengan nilai rata-rata 18.28% selama 2008-2017 dan

terendah didapatkan oleh Bank Maybank dengan nilai rata-rata -

6.84% selama tahun 2008-2017. Dari data tersebut dapat dilihat

bahwa kinerja bank umum selama 10 tahun mengalami pasang surut

apabila dilihat dari kemampuan perusahaan dalam menjaga

perbandingan harga saham dengan laba bersih yang dihasilkannya.

f. Risiko Sistematis

Menurut Astuty (2017) risiko sistematis mengacu pada risiko

ketidakpastian pasar dari hasil investasi yang akan mempengaruhi

perusahaan. Pada saat investor telah melakukan diversifikasi pada

portofolio investasinya, risiko yang tersisa bahkan setelah

diversifikasi yang luas disebut dengan risiko sistematis (Bodie et. al.,

2014:206). Artinya risiko sistematis adalah sebuah risiko yang tidak

dapat dihindarkan oleh investor walaupun telah melakukan

serangkaian pemilihan saham dalam sebuah portofolio karena sifatnya

yang menyeluruh. Hal tersebut dapat disebabkan oleh faktor-faktor

diantaranya inflasi, resesi ekonomi, risiko suku bunga, maupun

kondisi politik. Oleh karenanya, risiko ini disebut juga risiko khusus.

Perkembangan risiko sistematis pada Bank Umum yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2017 dapat dilihat pada Tabel 4.6.

Page 86: PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45970/1/IBNU HILMI-FEB.pdf · i pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis

68

Tabel 4.6

Risiko Sistematis

Bank yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2017

Sumber: Yahoo Finance (2017) (data diolah)

Tabel 4.5 memperlihatkan bagaimana risiko sistematis pada bank

umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2008-2017

berdasarkan sampel yang terpilih. Dari tabel tersebut terlihat bahwa

bank umum memiliki perkembangan risiko sistematis yang fluktuatif

selama 10 tahun. Berdasarkan tahun, pada tahun 2008 memiliki rata-

rata risiko sebesar 0.89 kemudian naik di tahun selanjutnya pada

angka 1.25. Dari tahun 2010 mengalami penurunan sampai dengan

angka 0.78 di tahun 2012. Sempat menaik kembali di tahun 2013

sampai angka 1.38 namun mampu turun kembali di tahun selanjutnya

sampai angka 0.70. Di tahun-tahun selanjunya risiko sistematis

semakin meningkat sampai di tahun 2016 berada pada angka yang

tertinggi selama 10 tahun yaitu dengan angka 2.12 dan pencapaian di

tahun selanjutnya merupakan risiko terendah selama 10 tahun dengan

angka 0.43 di tahun 2017. Berdasarkan masing-masing bank, risiko

tertinggi dimiliki oleh Bank BRI dengan rata-rata 1.62 selama tahun

2008-2017 dan terendah dimiliki oleh Bank Maybank dengan rata-rata

0.55 selama tahun 2008-2017. Fluktuasi perkembangan risiko

sistematis menunjukan banyak perusahaan yang tidak dapat

menghindari risiko ini karena sifatnya yang tidak dapat dihindarkan

dan bersifat menyeluruh.

BANK 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 Average

BRI 1.30 1.60 1.12 1.57 1.68 1.85 2.02 1.93 1.50 1.63 1.62

MANDIRI 1.35 1.62 1.65 1.62 1.23 1.86 1.49 1.66 1.88 0.81 1.52

BCA 0.56 0.88 1.03 1.09 1.16 1.24 0.14 1.05 1.35 1.28 0.98

BNI 1.59 2.22 0.78 1.59 1.01 1.91 0.93 2.06 1.72 1.94 1.57

CIMB 1.47 1.77 0.19 1.28 1.29 1.34 1.23 1.43 4.08 0.80 1.49

PANIN 1.07 1.21 1.16 1.32 -0.04 1.90 0.21 1.17 1.69 -3.66 0.60

OCBC-NISP 0.38 -0.04 3.71 0.91 -0.23 0.26 0.17 0.34 1.90 -0.51 0.69

MAYBANK -1.07 1.68 -0.39 0.71 0.01 0.45 1.00 0.76 3.47 -1.13 0.55

DANAMON 1.38 0.61 0.77 0.25 1.10 1.46 -0.76 2.05 2.23 3.87 1.30

PERMATA 0.91 1.00 1.78 0.46 0.58 1.53 0.61 0.49 1.41 -0.69 0.81

Average 0.89 1.25 1.18 1.08 0.78 1.38 0.70 1.30 2.12 0.43 1.11

Page 87: PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45970/1/IBNU HILMI-FEB.pdf · i pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis

69

2. Hasil Uji Statistik Deskriptif

Tabel 4.7

Uji Statistik Deskriptif

Sumber: Data diolah Eviews 9 (2019)

Berdasarkan tabel 4.1 hasil uji statistik deskriptif sebagai berikut:

a. Hasil uji statistik deksriptif variabel harga saham dengan observasi

sebanyak 100 dari 10 sampel selama 10 tahun dari tahun 2008 sampai

dengan 2017 menunjukan nilai maksimum 21900.00 nilai minimum

170.0800 dengan nilai rata-rata 2908.514 dan standar

deviasi 3604.145. Hal tersebut menunjukan dari 10 perusahaan

selama tahun 2008-2017, harga saham tertinggi diperoleh Bank BCA

dengan harga Rp. 21900 pada tahun 2017 dan harga saham terendah

diperoleh Bank Maybank dengan harga Rp. 170.080 pada tahun 2015.

b. Hasil uji statistik deksriptif variabel DER dengan observasi sebanyak

100 dari 10 sampel selama 10 tahun dari tahun 2008 sampai dengan

2017 menunjukan nilai maksimum 12.07165 dan nilai

minimum 3.550608 dengan rata-rata 7.492587 serta standar

deviasi 2.013804. Hal tersebut menunjukan bahwa selama periode

2008-2017 Rasio DER tertinggi diperoleh bank BNI dengan rasio

12.07165% pada tahun 2008 dan DER terendah diperoleh Bank

Danamon dengan rasio 3.550608% pada tahun 2017.

c. Hasil uji statistik deksriptif variabel EPS dengan observasi sebanyak

100 dari 10 sampel selama 10 tahun dari tahun 2008 sampai dengan

2017 menunjukan nilai maksimum 1071.510 dan nilai minimum -

368.000 dengan rata-rata 292.3531 serta standar deviasi 287.1734.

HARGASAHAM DER EPS PBV PER BETASAHAM

Mean 2908.514 7.492600 292.3531 1.537500 8.851200 1.112300

Median 1192.500 7.200000 169.4200 1.185000 10.18500 1.230000

Maximum 21900.00 12.07000 1071.510 6.650000 95.16000 4.080000

Minimum 170.0800 3.550000 -368.0000 0.110000 -312.2600 -3.660000

Std. Dev. 3604.145 2.013930 287.1734 1.201325 34.23516 1.024144

Sum 290851.4 749.2600 29235.31 153.7500 885.1200 111.2300 Sum Sq. Dev. 1.29E+09 401.5355 8164386. 142.8751 116032.5 103.8382

Observations 100 100 100 100 100 100

Page 88: PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45970/1/IBNU HILMI-FEB.pdf · i pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis

70

Hal tersebut menunjukan bahwa selama periode 2008-2017

pendapatan per lembar saham atau EPS tertinggi diperoleh bank BRI

dengan pendapatan Rp. 1071.510/lembar saham pada tahun 2016 dan

terendah diperoleh Bank Permata dengan pendapatan defisit Rp. -

368/lembar saham pada tahun 2016.

d. Hasil uji statistik deksriptif variabel PBV dengan observasi sebanyak

100 dari 10 sampel selama 10 tahun dari tahun 2008 sampai dengan

2017 menunjukan nilai maksimum 6.649847 nilai minimum 0.114405

dengan nilai rata-rata 1.537376 dan standar deviasi 1.201540. Hal

tersebut menunjukan dari 10 perusahaan selama tahun 2008-2017,

PBV tertinggi diperoleh Bank Maybank dengan nilai 6.649847 kali

pada tahun 2010 dan PBV terendah diperoleh Bank Danamon dengan

nilai 0.114405 kali pada tahun 2013.

e. Hasil uji statistik deksriptif variabel PER dengan observasi sebanyak

100 dari 10 sampel selama 10 tahun dari tahun 2008 sampai dengan

2017 menunjukan nilai maksimum 95.15875 nilai minimum -

312.2600 dengan nilai rata-rata 8.851200 dan standar

deviasi 34.23516. Hal tersebut menunjukan dari 10 perusahaan

selama tahun 2008-2017, PER tertinggi diperoleh Bank Maybank

dengan rasio 95.15875% pada tahun 2010 dan terendah diperoleh

Bank Maybank dengan rasio -312.26% pada tahun 2009.

f. Hasil uji statistik deksriptif variabel Risiko Sistematis dengan

observasi sebanyak 100 dari 10 sampel selama 10 tahun dari tahun

2008 sampai dengan 2017 menunjukan nilai maksimum 4.078188

nilai minimum -3.661739 dengan nilai rata-rata 1.112351 dan standar

deviasi 1.024285. Hal tersebut menunjukan dari 10 perusahaan

selama tahun 2008-2017, Risiko sistematis tertinggi diperoleh Bank

CIMB dengan nilai 4.078188 pada tahun 2016 dan terendah diperoleh

Bank Panin dengan nilai -3.661739 pada tahun 2017.

Page 89: PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45970/1/IBNU HILMI-FEB.pdf · i pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis

71

3. Hasil Uji Pemilihan Model Regresi Data Panel

Dalam sebuah penelitian model regresi data panel yaitu sebuah

penelitian yang memadukan antara rentetan waktu dengan beberapa objek,

terdapat beberapa model sebagai pendekatan yang digunakan diantaranya

adalah Common Effect, Fixed Effect, dan Random Effect.

a. Model Common Effect

Regresi data panel dengan model common effect merupakan

asumsi yang beranggapan bahwa intersept dan slope selalu tetap

diantara waktu maupun antar individu. Yaitu model yang hanya

memadukan time series dan cross section. Hasil dari pengolahan

menggunakan model common effect didapatkan sebagai berikut:

Tabel 4.8

Uji Common Effect

Sumber: Output Eviews 9 (2019)

Dependent Variable: LOGHARGASAHAM?

Method: Pooled Least Squares

Date: 03/21/19 Time: 18:58

Sample: 2008 2017

Included observations: 10

Cross-sections included: 10

Total pool (balanced) observations: 100

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

DER? 0.563233 0.042283 13.32056 0.0000

EPS? 0.004321 0.000624 6.920498 0.0000

PBV? 0.609942 0.148994 4.093739 0.0001

PER? 0.010465 0.005155 2.030185 0.0451

BETASAHAM? 0.467602 0.176936 2.642775 0.0096

R-squared -1.392559 Mean dependent var 7.373705

Adjusted R-squared -1.493298 S.D. dependent var 1.104475

S.E. of regression 1.743987 Akaike info criterion 3.998931

Sum squared resid 288.9415 Schwarz criterion 4.129190

Log likelihood -194.9466 Hannan-Quinn criter. 4.051649

Durbin-Watson stat 0.492299

Page 90: PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45970/1/IBNU HILMI-FEB.pdf · i pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis

72

b. Model Fixed Effect

Uji model fixed effect mempunyai ciri konstanta yang tetap

besarnya untuk berbagai periode cross section. Model fixed effect ini

didasarkan pada terdapatnya perbedaan intersept. Model fixed effect

sering juga disebut sebagai model Least Square Dummy Variables

(LSDV). Uji model fixed effect megasumsikan bahwa tidak ada efek

spesifik waktu, hanya terfokus pada individual spesific effect. Untuk

membedakan satu objek dengan objek lainnya, dapat digunakam

variabel semu (dummy).

Tabel 4.9

Uji Fixed Effect

Dependent Variable: LOGHARGASAHAM?

Method: Pooled Least Squares

Date: 03/21/19 Time: 18:59

Sample: 2008 2017

Included observations: 10

Cross-sections included: 10

Total pool (balanced) observations: 100

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 7.637936 0.172378 44.30911 0.0000

DER? -0.149264 0.017649 -8.457226 0.0000

EPS? 0.001120 0.000177 6.318198 0.0000

PBV? 0.329915 0.034593 9.536932 0.0000

PER? 0.000187 0.000751 0.248485 0.8044

BETASAHAM? 0.016004 0.026937 0.594127 0.5540

Fixed Effects (Cross)

1--C -0.285640

2--C 0.622178

3--C 0.569571

4--C 0.681864

5--C -0.185798

6--C -0.470258

7--C -0.456925

8--C -1.217204

9--C 0.618000

10--C 0.124212

Page 91: PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45970/1/IBNU HILMI-FEB.pdf · i pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis

73

Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.957445 Mean dependent var 7.373705

Adjusted R-squared 0.950436 S.D. dependent var 1.104475

S.E. of regression 0.245889 Akaike info criterion 0.169607

Sum squared resid 5.139216 Schwarz criterion 0.560383

Log likelihood 6.519633 Hannan-Quinn criter. 0.327761

F-statistic 136.6014 Durbin-Watson stat 1.523478

Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber: Output Eviews 9 (2019)

c. Model Random Effect

Model random effect ini diasumsikan bahwa penyebab perbedaan

intersep dan konstanta adalah karena residual/error sebagai akibat

adanya perbedaan antar unit dan antar periode waktu yang terjadi

secara random atau acak.

Tabel 4.10

Uji Random Effect

Dependent Variable: LOGHARGASAHAM?

Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects)

Date: 03/21/19 Time: 18:59

Sample: 2008 2017

Included observations: 10

Cross-sections included: 10

Total pool (balanced) observations: 100

Swamy and Arora estimator of component variances

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 7.592458 0.209697 36.20686 0.0000

DER? -0.150238 0.017352 -8.658359 0.0000

EPS? 0.001231 0.000169 7.282510 0.0000

PBV? 0.337817 0.033541 10.07188 0.0000

PER? 0.000297 0.000750 0.395558 0.6933

BETASAHAM? 0.022617 0.026852 0.842280 0.4018

Random Effects (Cross)

1--C -0.317622

Page 92: PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45970/1/IBNU HILMI-FEB.pdf · i pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis

74

2--C 0.571199

3--C 0.501258

4--C 0.641602

5--C -0.158476

6--C -0.425959

7--C -0.411506

8--C -1.142406

9--C 0.588631

10--C 0.153280

Effects Specification

S.D. Rho

Cross-section random 0.400095 0.7258

Idiosyncratic random 0.245889 0.2742

Weighted Statistics

R-squared 0.741577 Mean dependent var 1.406729

Adjusted R-squared 0.727831 S.D. dependent var 0.500485

S.E. of regression 0.261102 Sum squared resid 6.408389

F-statistic 53.94901 Durbin-Watson stat 1.287579

Prob(F-statistic) 0.000000

Unweighted Statistics

R-squared 0.677021 Mean dependent var 7.373705

Sum squared resid 39.00508 Durbin-Watson stat 0.211544

Sumber : Output Eviews 9 (2019)

4. Hasil Uji Tahap Regresi Data Panel

a. Uji Chow

Uji chow adalah pengujian yang digunakan untuk menentukan

apakah model pendekatan yang akan digunakan model common effect

atau model fixed effect dengan cara melihat dan membandingkan nilai

probability dengan signifikansinya. Hipotesis yang digunakan dalam

uji chow adalah sebagai berikut:

Ho : menggunakan common effect

Ha : menggunakan fixed effect

Page 93: PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45970/1/IBNU HILMI-FEB.pdf · i pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis

75

Jika nilai probabilitas > nilai signikfikan (α = 0.05) maka Ho

diterima maka model yang baik untuk digunakan adalah pendekatan

model common effect. Sedangkan, jika nilai probabilitas < nilai

signifikan (α = 0.05) maka Ho ditolak maka model yang baik

digunakan adalah pendekatan model fixed effect (Dewi et, al., 2018).

Tabel 4.11

Uji Chow

Redundant Fixed Effects Tests

Pool: CROSSID

Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 46.404122 (9,85) 0.0000

Cross-section Chi-square 177.721717 9 0.0000

Sumber: Output Eviews 9 (2019)

Dapat dilihat dari tabel 4.5 bahwa nilai probabilitas Cross-section

Chi-square < nilai signifikansi yaitu 0.0000 < 0.05 yang artinya

Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya dapat disimpulkan model

yang tepat diantara Common effect dan Fixed Effect digunakan adalah

fixed effect. Setelah didapat hasil, selanjutnya harus dilakukan uji

untuk pemilihan antara model fixed effect dan random effect dengan

uji hausman.

b. Uji Hausman

Pengujian antara uji model fixed effect dengan uji model random

effect. Tahap pengujian tersebut dinamakan dengan uji hausman. Uji

hausman adalah uji yang dilakukan untuk menentukanapakah model

yang akan digunakan model fixed effect atau model random effect.

Hipotesis yang digunakan dalam uji hausman adalah sebagai berikut:

Ho : menggunakan random effect

Ha : menggunakan fixed effect

Jika nilai probabilitas Cross section random > nilai signikfikan

(α = 0.05) artinya Ho diterima maka model yang baik digunakan

adalah random effect. Sedangkan, jika nilai probabilitas Cross section

Page 94: PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45970/1/IBNU HILMI-FEB.pdf · i pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis

76

random < nilai signifikansi (α = 0.05) maka Ho ditolak sehingga dapat

disimpulkan model yang baik digunakan adalah model fixed effect

(Dewi et. al., 2018).

Tabel 4.12

Uji Hausman

Sumber: Output Eviews 9 (2019)

Dari tabel 4.6 uji hausman dapat dilihat probabilitas Cross section

random < nilai signifikansi yaitu 0.0045 < 0.05 yang artinya Ho ditolak

dan Ha diterima sehingga dapat disimpulkan diantara model fixed

effect dan random effect yang tepat digunakan dalam penelitian ini

adalah model fixed effect.

5. Hasil Uji Dasar Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji Normalitas adalah pengujian untuk mengetahui apakah data

pada sebuah persamaan regresi berdistribusi normal atau tidak normal.

Persamaan regresi dapat dikatakan baik apabila memiliki data variabel

independen dan variabel dependen berdistribusi normal. Untuk

mengetahui residual tersebut sudah terdistribusi normal atau tidak

dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan uji statistik dan analisis

grafik.

Pada penelitian ini pengujian normalitas data yang digunakan

tersebut adalah uji Probabilitas Jarque-Bera (J-B) untuk melihat

statistik dan grafik tersebut. Hipotesis yang digunakan pada uji ini

adalah:

Correlated Random Effects - Hausman Test

Pool: CROSSID

Test cross-section random effects

Test Summary

Chi-Sq.

Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 16.991478 5 0.0045

Page 95: PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45970/1/IBNU HILMI-FEB.pdf · i pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis

77

Ho : residual terdistribusi normal

Ha : residual tidak terdistribusi normal

Apabila nilai probabilitas < nilai signifikan (0.05) maka Hoditolak

dan Ha diterima yang artinya data tidak terdistribusi normal.

Sedangkan, apabila nilai probabilitas > nilai signifikan (0.05) maka

maka Ho diterima dan Ha ditolak yang artinya data terdistribusi

normal.

Gambar 4.1

Uji Normalitas

0

4

8

12

16

20

24

28

-6000 -4000 -2000 0 2000 4000 6000 8000 10000

Series: ResidualsSample 1 100Observations 100

Mean 2.89e-13Median -230.0451Maximum 9803.204Minimum -6910.370Std. Dev. 1980.043Skewness 0.736146Kurtosis 9.984874

Jarque-Bera 212.3171Probability 0.000000

Sumber: Output Eviews 9 (2019)

Dapat dilihat dari hasil uji normalitas didapatkan nilai probability

< nilai signifikansi yaitu 0.0000 < 0.05 yang artinya hipotesis Ho

ditolak dan Ha diterima atau dengan kata lain data tidak terdistribusi

normal. Hal tersebut dapat terjadi karena terdapat data outlier pada

penelitian. Apabila sebuah data tidak memiliki sebaran data yang

normal, dapat dilakukan cara untuk memperbaikinya melalui

transformasi data (Sari et. al., 2017). Dalam penelitian ini

transformasi dilakukan dengan cara logaritma (log) pada harga saham.

Setelah dilakukan transformasi data didapatkan hasil sebagai berikut.

Page 96: PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45970/1/IBNU HILMI-FEB.pdf · i pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis

78

Gambar 4.2

Uji Normalitas

0

2

4

6

8

10

-1.5 -1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0

Series: ResidualsSample 1 100Observations 100

Mean 6.15e-16Median 0.086688Maximum 0.991231Minimum -1.598553Std. Dev. 0.554116Skewness -0.547760Kurtosis 3.078074

Jarque-Bera 5.026082Probability 0.081021

Sumber: Output Eviews 9 (2019)

Setelah dilakukan transformasi dapat dilihat bahwa nilai

probability > nilai signifikansi yaitu 0.081 > 0.05. Hal tersebut

memberi kesimpulan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak yang artinya

data terdistribusi normal.

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas adalah pengujian yang dilakukan pada suatu

regresi untuk mengetahui apakah terdapat suatu hubungan atau

korelasi diantara variabel bebas. Teknik yang digunakan dalam

pengujian untuk melihat apakah ada tidaknya multikolinearistas

adalah dengan cara menggunakan matrik korelasi. Apabila diantara

variabel bebas tersebut terdapat korelasi yang tinggi (>0,90), hal

tersebut mengindikasikan adanya multikolinieritas. Sedangkan jika

nilai korelasi di bawah 0.90 maka dapat diduga dalam model tidak

terjadi multikoleniaritas.

Ho : tidak terjadi gejala multikolinearitas

Ha : terjadi gejala mulitikolinearitas

Apabila nilai korelasi atau r < 0.90 maka Ho diterima yang artinya

tidak terjadi gejala multikolinearitas. Sedangkan apabila r > 0.09 maka

Ho ditolak yang artinya terjadi gejala multikolinearitas.

Page 97: PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45970/1/IBNU HILMI-FEB.pdf · i pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis

79

Tabel 4.13

Uji Multikolinearitas

DER EPS PBV PER BETASAHAM

DER 1.000000 -0.319491 0.059540 -0.122817 -0.062780

EPS -0.319491 1.000000 0.136305 0.032957 0.253232

PBV 0.059540 0.136305 1.000000 0.096166 -0.128379

PER -0.122817 0.032957 0.096166 1.000000 -0.125790

BETASAHAM -0.062780 0.253232 -0.128379 -0.125790 1.000000

Sumber : Output Eviews 9 (2019)

Dari tabel 4.12 dapat dilihat bahwa hubungan antar variabel

independen DER, EPS, PBV, PER, dan Beta saham tidak terdapat

hubungan yang menunjukkan nilai korelasi < 0.9. Maka dapat

disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak yang berarti dalam

model tidak terjadi gejala multikolinearitas.

c. Uji Autokorelasi

Uji Auotokorelasi adalah uji yang bertujuan untuk sebuah

penelitian apakah pada suatu model regresi linier terdapat korelasi

antar kesalahan penganggu (residual) pada periode t (waktu) dengan

kesalahan pda periode t-1 (waktu sebelumya). Pada penelitian ini

menggunakan Breusch-Godfrey LM-Test dengan hipotesis sebagai

berikut :

Ho : tidak terdapat autokorelasi

Ha : terdapat autokorelasi

Apabila nilai probabilitas Chi square pada Obs R square > nilai

signifikan (0.05) maka Ho diterima dan Ha ditolak sehingga dapat

disimpulkan tidak terjadi autokorelasi dalam model. Sedangkan

apabila nilai probabilitas Chi square pada Obs R square < nilai

signifikan (0.05) maka Ho ditolak dan Ha diterima sehingga dapat

disimpulkan bahwa terjadi autokorelasi dalam model.

Page 98: PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45970/1/IBNU HILMI-FEB.pdf · i pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis

80

Tabel 4.14

Uji Autokorelasi

Sumber: Output Eviews 9 (2019)

Dari Tabel 4.13 dapat dilihat probabilitas Chi square pada Obs R

square > nilai signifikan yaitu 0.3251 > 0.05 yang artinya Ho

diterima dan Ha ditolak sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi

autokorelasi dalam model.

d. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas adalah pengujian untuk mengetahui

apakah dalam sebuah model regersi terdapat ketidaksamaan

variance dari residual satupengamatan ke pengamatan lainnya.

Cara untuk mendeteksi terjadinya heteroskedatisitas adalah dengan

cara melakukan uji Glesjer. Hipotesis yang digunakan adalah :

Ho : tidak terdapat autokorelasi

Ha : terdapat autokorelasi

Apabila nilai probabilitas Chi square pada Obs R square >

nilai signifikan (0.05) maka Ho diterima dan Ha ditolak sehingga

dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas dalam model.

Sedangkan apabila nilai probabilitas Chi square pada Obs R square

< nilai signifikan (0.05) maka Ho ditolak dan Ha diterima sehingga

dapat disimpulkan bahwa terjadi heteroskedastisitas dalam model.

Tabel 4.15

Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedasticity Test: Glejser

F-statistic 2.061401 Prob. F(5,94) 0.0771

Obs*R-squared 9.881410 Prob. Chi-Square(5) 0.0787

Scaled explained SS 8.680243 Prob. Chi-Square(5) 0.1225

Sumber: Output Eviews 9 (2019)

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

F-statistic 1.056854 Prob. F(2,91) 0.3518

Obs*R-squared 2.247328 Prob. Chi-Square(2) 0.3251

Page 99: PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45970/1/IBNU HILMI-FEB.pdf · i pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis

81

Dari tabel 4.4 dapat dilihat probabilitas Chi square pada Obs R

square > nilai signifikansi yaitu 0.1225 > 0.05 maka artinya Ho

diterima dan Ha ditolak sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi

heteroskedastisitas dalam model.

6. Hasil Uji Signifikansi

a. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

Pengujian F hitung_digunakan untuk menguji ketepatan suatu

model, yaitu uji untuk mengetahui apakah didalam sebuah model

regresi, variabel bebas yang digunakan mampu menjelaskan

perubahan nilai variabel dependen. Uji F ini sering juga disebut

sebagai uji simultan.

H𝑜 : DER, EPS, PBV, PER, dan Risiko Sistematis secara simultan

memiliki pengaruh tidak signifikan terhadap Harga Saham.

Ha : DER, EPS, PBV, PER, dan Risiko Sistematis secara simultan

memiliki pengaruh signifikan terhadap Harga Saham.

Apabila nilai probabilitas F-statistic < 0,05 (sig 5%) maka

dianggap variabel independen memiliki hubungan pengaruh

signifikan terhadap variabel dependen secara simultan.

Tabel 4.16

Uji F

Dependent Variable: LOGY?

Method: Pooled Least Squares

Date: 03/21/19 Time: 18:59

Sample: 2008 2017

Included observations: 10

Cross-sections included: 10

Total pool (balanced) observations: 100

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 7.637936 0.172378 44.30911 0.0000

DER? -0.149264 0.017649 -8.457226 0.0000

EPS? 0.001120 0.000177 6.318198 0.0000

PBV? 0.329915 0.034593 9.536932 0.0000

PER? 0.000187 0.000751 0.248485 0.8044

BETASAHAM? 0.016004 0.026937 0.594127 0.5540

Page 100: PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45970/1/IBNU HILMI-FEB.pdf · i pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis

82

Fixed Effects

(Cross)

1--C -0.285640

2--C 0.622178

3--C 0.569571

4--C 0.681864

5--C -0.185798

6--C -0.470258

7--C -0.456925

8--C -1.217204

9--C 0.618000

10--C 0.124212

Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.957445 Mean dependent var 7.373705

Adjusted R-

squared 0.950436 S.D. dependent var 1.104475

S.E. of regression 0.245889 Akaike info criterion 0.169607

Sum squared

resid 5.139216 Schwarz criterion 0.560383

Log likelihood 6.519633 Hannan-Quinn criter. 0.327761

F-statistic 136.6014 Durbin-Watson stat 1.523478

Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber: Output Eviews 9 (2019)

Dilihat dari tabel 4.15 dapat dilihat nilai probabilitas F sebesar

0.0000 sehingga probabilitas F-statistic < signifikansi yaitu 0.0000 <

0.05, maka hipotesis H𝑜 ditolak dan Ha diterima yang artinya variabel

independen (DER, EPS, PBV, PER, Risiko Sistematis) memiliki

hubungan pengaruh signifikan terhadap variabel dependen (Harga

saham) secara simultan.

b. Uji Signifikansi Parsial (Uji T)

Untuk dapat mengetahui hubungan langsung antara variabel

dependen dengan variabel independen maka uji yang perlu dilakukan

adalah pengujian secara satu persatu atau parsial. Menurut Ghozali

(2016:97), uji statistik t pada dasarnya adalah menunjukan seberapa

Page 101: PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45970/1/IBNU HILMI-FEB.pdf · i pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis

83

besar pengaruh suatu variabel independen (x) terhadap variabel

dependen (y). Hipotesis untuk uji ini adalah:

Ho :DER, EPS, PBV, PER, dan Risiko Sistematis secara parsial

memiliki pengaruh tidak signifikan terhadap Harga saham.

Ha :DER, EPS, PBV, PER, dan Risiko Sistematis secara parsial

memiliki pengaruh signifikan terhadap Harga saham.

Untuk mengukur signifikansi pada uji parsial dapat menggunakan

t-tabel, jika nilai probabilitas T hitung > T tabel maka Ho ditolak dan

Ha diterima (Dewi et. al., 2015).

Perhitungan t-tabel dilakukan secara manual dengan ⍺ = 5%,

maka diperoleh t-tabel 1.66105.

Selain manual, pada aplikasi statistik Eviews 9 kita tinggal

membandingkan apakah p-value (ditunjukan dengan probabilitas)

berada dibawah atau diatas nilai signifikansi. Jika P-value > (0.05)

maka model regresi dianggap terdapat pengaruh yang signifikan

secara parsial.

Tabel 4.17

Uji T

Dependent Variable: LOGHARGASAHAM?

Method: Pooled Least Squares

Date: 03/21/19 Time: 18:59

Sample: 2008 2017

Included observations: 10

Cross-sections included: 10

Total pool (balanced) observations: 100

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 7.637936 0.172378 44.30911 0.0000

DER? -0.149264 0.017649 -8.457226 0.0000

EPS? 0.001120 0.000177 6.318198 0.0000

PBV? 0.329915 0.034593 9.536932 0.0000

PER? 0.000187 0.000751 0.248485 0.8044

BETASAHAM? 0.016004 0.026937 0.594127 0.5540

Fixed Effects

(Cross)

1--C -0.285640

Page 102: PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45970/1/IBNU HILMI-FEB.pdf · i pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis

84

2--C 0.622178

3--C 0.569571

4--C 0.681864

5--C -0.185798

6--C -0.470258

7--C -0.456925

8--C -1.217204

9--C 0.618000

10--C 0.124212

Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.957445 Mean dependent var 7.373705

Adjusted R-

squared 0.950436 S.D. dependent var 1.104475

S.E. of regression 0.245889 Akaike info criterion 0.169607

Sum squared

resid 5.139216 Schwarz criterion 0.560383

Log likelihood 6.519633 Hannan-Quinn criter. 0.327761

F-statistic 136.6014 Durbin-Watson stat 1.523478

Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber : Output Eviews 9 (2019)

Dari tabel 4.16 dapat dijelaskan pengaruh variabel independen

terhadap variabel independen yaitu harga saham sebagai berikut:

1. Variabel DER terhadap Harga Saham

Hubungan antara DER dan harga saham memiliki nilai t-

statistic sebesar -8.457226 yang berarti lebih besar dari t-tabel

1.66105 dengan P-value lebih kecil dari signifikansi yaitu

0.0000<0.05 artinya Ho ditolak dan Ha diterima. Maka dapat

disimpulkan bahwa variabel DER secara parsial berpengaruh

signifikan dan negatif terhadap harga saham. Nilai koefisien X1

atau DER sebesar -0.149264 menunjukan hubungan tidak searah

terhadap variabel Y atau Harga saham. Hal tersebut menunjukan

setiap kenaikan 1 pada DER menyebabkan penurunan harga

saham sebesar 0.149264.

Page 103: PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45970/1/IBNU HILMI-FEB.pdf · i pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis

85

2. Variabel EPS terhadap Harga Saham

Hubungan antara EPS dan harga saham memiliki nilai t-

statistic sebesar 6.318198 yang berarti lebih besar dari t-tabel

1.66105 dengan P-value lebih kecil dari signifikansi yaitu

0.0000<0.05 arrtinya Ho ditolak dan Ha diterima. Maka dapat

disimpulkan bahwa variabel EPS secara parsial berpengaruh

signifikan dan positif terhadap harga saham. Nilai koefisien X2

atau EPS sebesar 0.001120 menunjukan hubungan searah

terhadap variabel Y atau Harga saham. Artinya setiap kenaikan 1

pada EPS menyebabkan kenaikan harga saham sebesar 0.001120.

3. Variabel PBV terhadap Harga Saham

Hubungan antara PBV dan harga saham memiliki nilai t-

statistic sebesar 9.536932 yang berarti lebih besar dari t-tabel

1.66105 dengan P-value lebih kecil dari signifikansi yaitu

0.0000<0.05 arrtinya Ho ditolak dan Ha diterima. Maka dapat

disimpulkan bahwa variabel PBV secara parsial berpengaruh

signifikan dan positif terhadap harga saham. Nilai koefisien X3

atau PBV sebesar 0.329915 menunjukan hubungan searah

terhadap variabel Y atau Harga saham. Artinya setiap kenaikan 1

pada PBV menyebabkan kenaikan harga saham sebesar

0.329915.

4. Variabel PER terhadap Harga Saham

Hubungan antara PER dan harga saham memiliki nilai t-

statistic sebesar 0.248485 yang berarti lebih kecil dari t-tabel

1.66105 dengan P-value lebih besar dari signifikansi yaitu 0.8044

> 0.05 arrtinya Ho diterima dan Ha ditolak. Maka dapat

disimpulkan bahwa variabel PER secara parsial tidak

berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Nilai koefisien X4

atau PER sebesar 0.000187 menunjukan hubungan searah

terhadap variabel Y atau Harga saham. Tetapi karena didalam

penelitian ini variabel PER tidak memiliki pengaruh yang

Page 104: PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45970/1/IBNU HILMI-FEB.pdf · i pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis

86

signifikan maka apabila kenaikan PER tidak akan mempengaruhi

secara signifikan pada harga saham.

5. Variabel Risiko Sistematis terhadap Harga Saham

Hubungan antara Risiko Sistematis dan harga saham

memiliki nilai t-statistic sebesar 0.594127 yang berarti lebih kecil

dari t-tabel 1.66105 dengan P-value lebih besar dari signifikansi

yaitu 0.5540>0.05 arrtinya Ho diterima dan Ha ditolak. Maka

dapat disimpulkan bahwa variabel Risiko Sistematis secara

parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Nilai

koefisien X5 atau Risiko Sistematis sebesar 0.016004

menunjukan hubungan searah terhadap variabel Y atau Harga

saham. Tetapi karena didalam penelitian ini variabel Risiko

Sistematis tidak memiliki pengaruh yang signifikan maka apabila

setiap kenaikan Risiko Sistematis tidak akan mempengaruhi

secara signifikan pada harga saham.

c. Uji Koefisien Determinasi (Uji 𝐑𝟐)

Koefisien determinasi (R square) adalah sebuah pengujian untuk

mengukur seberapa besar dan seberapa jauh kemampuan variasi

variabel dependen diterangkan oleh sebuah model. Koefisien

determinasi (R square) juga diartikan sebagai pengukur seberapa baik

kesesuaian garis regresi dengan data aktualnya atau goodness of fit.

Koefisien determinasi atau R square ini memberikan persentase total

variabel terikat atau Y yang dapat dijelaskan oleh variabel bebas atau

X dalam regresi.

Tabel 4.18

Uji Koefisien Determinasi (Uji 𝑹𝟐)

R-squared 0.957445 Mean dependent var 7.373705

Adjusted R-

squared 0.950436 S.D. dependent var 1.104475

S.E. of regression 0.245889 Akaike info criterion 0.169607

Sum squared

resid 5.139216 Schwarz criterion 0.560383

Log likelihood 6.519633 Hannan-Quinn criter. 0.327761

Page 105: PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45970/1/IBNU HILMI-FEB.pdf · i pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis

87

F-statistic 136.6014 Durbin-Watson stat 1.523478

Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber : Output Eviews 9 (2019)

Dari tabel 4.17 diketahui bahwa nilai Adjusted R-squared sebesar

0.950436 yang berarti kemampuan variabel independen dalam

menjelaskan variabel dependen adalah sebesar 95,0436% dan sisanya

yaitu 4,9564% dijelaskan oleh variabel lain selain model penelitian

ini. Artinya hubungan variabel independen seperti DER, EPS, PBV,

PER, dan Risiko Sistematis dapat digunakan dalam memprediksi

harga saham pada Bank umum yang terdaftar di BEI tahun 2008-2017

dan sisanya dapat dijelaskan oleh variabel lain diluar penelitian ini.

7. Persamaan Regresi Data Panel

Penelitian ini menguji pengaruh variabel independen Y yaitu DER,

EPS, PBV, PER, dan Risiko Sistematis terhadap variabel dependen Y yaitu

Harga saham dengan menggunakan model Fixed Effect.

Tabel 4.19

Hasil Persamaan Regresi

Dependent Variable: LOGHARGASAHAM?

Method: Pooled Least Squares

Date: 03/21/19 Time: 18:59

Sample: 2008 2017

Included observations: 10

Cross-sections included: 10

Total pool (balanced) observations: 100

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 7.637936 0.172378 44.30911 0.0000

DER? -0.149264 0.017649 -8.457226 0.0000

EPS? 0.001120 0.000177 6.318198 0.0000

PBV? 0.329915 0.034593 9.536932 0.0000

PER? 0.000187 0.000751 0.248485 0.8044

BETASAHAM? 0.016004 0.026937 0.594127 0.5540

Fixed Effects

(Cross)

1--C -0.285640

2--C 0.622178

Page 106: PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45970/1/IBNU HILMI-FEB.pdf · i pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis

88

3--C 0.569571

4--C 0.681864

5--C -0.185798

6--C -0.470258

7--C -0.456925

8--C -1.217204

9--C 0.618000

10--C 0.124212

Sumber: Output Eviews 9 (2019)

Dari tabel 4.18 dapat disimpulkan persamaan regresi data panel

penelitian ini adalah :

Y = 7.637936 - 0.149264 DER + 0.001120 EPS + 0.329915 PBV +

0.000187 PER + 0.016004 BETASAHAM + e

Berdasarkan persamaan regresi tersebut maka dapat dijelaskan, Nilai

konstanta sebesar 7,637936 artinya jika variabel independen DER, EPS,

PBV, PER, dan Risiko Sistematis bernilai 0 maka harga saham adalah

7,637936.

Nilai koefisien DER sebesar -0.149264 artinya jika variabel X1 atau

DER mengalami kenaikan 1% sedangkan variabel independen lain

diasumsikan tetap atau konstan, maka akan menurunkan harga saham

sebesar 0.149264.

Nilai koefisien EPS sebesar 0.001120 artinya jika variabel X2 atau

EPS mengalami kenaikan 1 rupiah sedangkan variabel independen lain

diasumsikan tetap atau konstan, maka akan menaikan harga saham sebesar

0.001120.

Nilai koefisien PBV sebesar 0.329915 artinya jika variabel X3 atau PBV

mengalami kenaikan 1 kali sedangkan variabel independen lain

diasumsikan tetap atau konstan, maka akan menaikan harga saham sebesar

0.329915.

Nilai koefisien PER sebesar 0.000187 artinya jika variabel X4 atau

PER mengalami kenaikan 1% sedangkan variabel independen lain

diasumsikan tetap atau konstan, maka akan menaikan harga saham sebesar

0.000187.

Page 107: PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45970/1/IBNU HILMI-FEB.pdf · i pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis

89

Nilai koefisien Risiko Sistematis atau beta saham sebesar 0.016004

artinya jika variabel X5 atau beta saham mengalami kenaikan 1 kali

sedangkan variabel independen lain diasumsikan tetap atau konstan, maka

akan menaikan harga saham sebesar 0.016004.

8. Interpretasi Hasil Penelitian

Dari hasil penelitian ini yang dapat dijelaskan oleh penulis dari adalah:

1. Variabel Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Harga Saham

Hubungan antara DER dan harga saham memiliki nilai t-statistic

sebesar -8.457226 yang berarti lebih besar dari t-tabel 1.66105 dengan

P-value lebih kecil dari signifikansi yaitu 0.0000<0.05 arrtinya Ho

ditolak dan Ha diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa variabel

DER secara parsial berpengaruh signifikan dan negatif terhadap harga

saham. Nilai koefisien X1 atau DER sebesar -0.149264 menunjukan

hubungan tidak searah terhadap variabel Y atau Harga saham. Hal

tersebut menunjukan setiap kenaikan 1 pada DER menyebabkan

penurunan harga saham sebesar 0.149264. Dengan kata lain semakin

tinggi nilai DER akan menyebabkan semakin rendah harga saham.

Penelitian tersebut sejalan dengan penelitian Sondakh et. al., (2015),

Amanda & Pratomo (2013), Dewi & Suaryana (2013) yang

menyatakan DER berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham.

Namun penelitian tidak sejalan dengan Herawati & Putera (2018),

Natasya et. al., (2017) yang menyatakan bahwa DER tidak signifikan

berpengaruh terhadap Harga Saham.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa investor pada perusahaan

Bank Umum yang terdaftar di BEI tahun 2008-2017 sangat

memperhatikan kinerja perusahaan dalam hal kemampuan perusahaan

dalam hal mengelola modal sendiri dalam menahan beban hutang

yang dimiliki perusahaan tersebut. Semakin tinggi nilai DER maka

hutang yang dimiliki oleh perusahaan artinya semakin besar dan

investor akan menghindari untuk berinvestasi pada saham perusahaan

tersebut yang mengakibatkan harga saham menurun. Apabila

perusahaan memiliki modal yang tidak dapat menjamin hutangnya

Page 108: PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45970/1/IBNU HILMI-FEB.pdf · i pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis

90

atau hutang perusahaan lebih besar dari modal yang dimiliki akan

membuat nilai DER tinggi, hal itu menyebabkan minat investor akan

menurun sehingga harga saham menjadi rendah.

2. Variabel Earning Per Share (EPS) terhadap Harga Saham

Hubungan antara EPS dan harga saham memiliki nilai t-statistic

sebesar 6.318198 yang berarti lebih besar dari t-tabel 1.66105 dengan

P-value lebih kecil dari signifikansi yaitu 0.0000<0.05 arrtinya Ho

ditolak dan Ha diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa variabel EPS

secara parsial berpengaruh signifikan dan positif terhadap harga

saham. Nilai koefisien X2 atau EPS sebesar 0.001120 menunjukan

hubungan searah terhadap variabel Y atau Harga saham. Artinya

setiap kenaikan 1 pada EPS menyebabkan kenaikan harga saham

sebesar 0.001120. Dengan kata lain semakin tinggi nilai EPS akan

menyebabkan semakin tinggi harga saham. Penelitian tersebut sejalan

dengan penelitian Astuty (2017), Natasya et. al., (2017), Darmayanti

(2015) , Alam et. al., (2016), Riyadi (2014) yang menyatakan bahwa

Earning Per Share berpengaruh positif terhadap harga saham. Namun

hal tersebut tidak sejalan dengan penelitian oleh Supriadi & Arifin

(2013) yang menemukan bahwa tidak ada pengaruh antara EPS

dengan harga saham.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa investor pada perusahaan

Bank Umum yang terdaftar di BEI tahun 2008-2017 sangat

memperhatikan kinerja perusahaan dalam hal kemampuan perusahaan

dalam memberikan keuntungan setiap lembar saham yang investor

miliki. Apabila nilai EPS tinggi artinya laba yang dihasilkan dari

setiap lembar saham yang dimiliki investor tinggi. Tingginya laba

yang dihasilkan oleh perusahaan artinya peluang untuk diberikan

terhadap pemodal sebagai bentuk dividen besar pula. Hal tersebut

tentu akan meningkatkan minat investor terhadap saham perusahaan

tersebut sehingga harga saham akan naik.

Page 109: PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45970/1/IBNU HILMI-FEB.pdf · i pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis

91

3. Variabel Price to Book Value (PBV) terhadap Harga Saham

Hubungan antara PBV dan harga saham memiliki nilai t-statistic

sebesar 9.536932 yang berarti lebih besar dari t-tabel 1.66105 dengan

P-value lebih kecil dari signifikansi yaitu 0.0000<0.05 arrtinya Ho

ditolak dan Ha diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa variabel

PBV secara parsial berpengaruh signifikan dan positif terhadap harga

saham. Nilai koefisien X3 atau PBV sebesar 0.329915 menunjukan

hubungan searah terhadap variabel Y atau Harga saham. Artinya

setiap kenaikan 1 pada PBV menyebabkan kenaikan harga saham

sebesar 0.329915. Dengan kata lain semakin tinggi nilai PBV akan

menyebabkan semakin tinggi harga saham. Penelitian tersebut sejalan

dengan penelitian Dewi & Suaryana (2013), Suselo et. al., (2015),

Siahaan (2017), Astuty (2017) yang menemukan hasil bahwa PBV

memperngaruhi harga saham secara signifikan. Namun penelitian

bertolak belakang dengan Sha (2015) yang menemukan bahwa PBV

tidak berpengaruh terhadap harga saham.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa investor pada perusahaan

Bank Umum yang terdaftar di BEI tahun 2008-2017 sangat

memperhatikan harga sebuah saham lebih mahal atau lebih murah

dibandingkan dengan saham lainnya. Investor pada perusahaan

perbankan memperhatikan seberapa besar agresifitas pasar dapat

menghargai nilai buku perusahaan. Berkaitan dengan nilai buku per

lembar saham, penulis mengasumsikan bahwa sektor perbankan

merupakan perusahaan yang produktif dan memiliki prospek yang

baik. Hal tersebut menyebabkan nilai buku dari perusahaan sektor

perbankan akan stabil, seiring dengan prospek yang dianggap akan

terus naik sehingga menyebabkan PBV meningkat dan investor tentu

akan tertarik akan hal itu. Sehingga permintaan terhadap saham

tersebut akan meningkat dan menyebabkan harga saham naik.

Page 110: PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45970/1/IBNU HILMI-FEB.pdf · i pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis

92

4. Variabel Price Earning Ratio (PER) terhadap Harga Saham

Hubungan antara PER dan harga saham memiliki nilai t-statistic

sebesar 0.248485 yang berarti lebih kecil dari t-tabel 1.66105 dengan

P-value lebih besar dari signifikansi yaitu 0.8044 > 0.05 artinya Ho

diterima dan Ha ditolak. Maka dapat disimpulkan bahwa variabel PER

secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

Nilai koefisien X4 atau PER sebesar 0.000187 menunjukan hubungan

searah terhadap variabel Y atau Harga saham. Tetapi karena didalam

penelitian ini variabel PER tidak memiliki pengaruh yang signifikan

maka kenaikan PER tidak akan mempengaruhi secara signifikan pada

harga saham. Penelitian ini didukung oleh penelitian Daniel (2015),

Herawati & Putera (2018) menyatakan bahwa PER tidak berpengaruh

terhadap Harga Saham. Namun penelitian ini tidak sejalan dengan

penelitian Astuty (2017), Yumia & Khairunnisa (2015), Suselo et.

al.,(2015), Safitri (2013) yang menyatakan PER berpengaruh terhadap

harga saham.

Sehingga hal tersebut mengindikasikan bahwa investor pada

perusahaan Bank Umum yang terdaftar di BEI periode 2008-2017

tidak memperhatikan nilai PER. Ketidakpengaruhan tersebut

diasumsikan oleh penulis karena rasio ini merupakan perbandingan

antara harga pasar per lembar saham dengan pendapatan per lembar

saham perusahaan. Tingginya harga pasar per lembar saham akan

menaikan PER, dari sisi perusahaan tingginya nilai PER dianggap

baik karena menunjukan tingkat keberhasilan manajemen perusahaan

yang baik. Namun disisi investor, PER yang semakin meningkat

malah tidak menarik karena apabila di pasaran harga saham sudah

terlalu tinggi akan terjadi overvalued. Hal itu ditakutkan harga saham

tersebut tidak akan naik lagi yang mana berarti kemungkinan

mendapatkan capital gain akan lebih kecil. Kegamangan tersebut

membuat investor akan memilih rasio lain untuk dijadikan bahan

analisis, sehingga rasio PER tidak menjadi pertimbangan investor

Page 111: PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45970/1/IBNU HILMI-FEB.pdf · i pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis

93

dalam menilai saham. Hal itu menyebabkan rasio ini tidak

berpengaruh terhadap harga saham.

5. Variabel Risiko Sistematis terhadap Harga Saham

Hubungan antara risiko sistematis dan harga saham memiliki nilai

t-statistic sebesar 0.594127 yang berarti lebih kecil dari t-tabel

1.66105 dengan P-value lebih besar dari signifikansi yaitu 0.5540>

0.05 arrtinya Ho diterima dan Ha ditolak. Maka dapat disimpulkan

bahwa variabel Risiko Sistematis secara parsial tidak berpengaruh

signifikan terhadap harga saham. Nilai koefisien X5 atau Risiko

Sistematis sebesar 0.016004 menunjukan hubungan searah terhadap

variabel Y atau Harga saham. Tetapi karena didalam penelitian ini

variabel Risiko Sistematis tidak memiliki pengaruh yang signifikan

maka apabila setiap kenaikan Risiko Sistematis tidak akan

mempengaruhi secara signifikan pada harga saham. Hal ini didukung

oleh Rorong et. al., (2017) dan Darmayanti (2015) yang menyatakan

bahwa risiko sistematis tidak berpengaruh terhadap harga saham. Dan

bertolak belakang dengan penelitian Astuty (2017), Rahmani et. al.,

(2017), Amanda & Pratomo (2013) yang menemukan hasil bahwa

risiko sistematis memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham

Hal tersebut mengindikasikan bahwa investor pada Bank Umum

yang terdaftar di BEI periode 2008-2017 tidak menjadikan risiko

sistematis sebagai bahan pertimbangan dalam membeli harga saham.

Penulis mengasumsikan hal itu terjadi karena risiko sistematis yang

sifatnya menyeluruh, tidak dapat dihindarkan dan karena risiko itu

sendiri memiliki ciri uncertainty maka tidak dapat dipastikan apa yang

akan terjadi di masa yang akan datang sehingga investor tidak peka

terhadap risiko sistematis. Penyebab risiko sistematis sendiri berasal

dari kondisi makro seperti inflasi, perubahan kurs, maupun kebijakan

pemerintah, sehingga tinggi rendahnya risiko sistematis tidak

mencerminkan secara keseluruhan kinerja manajemen perusahaan

tersebut. Hal itu menyebabkan investor kurang memperhatikan risiko

sistematis sehingga tidak berpengaruh terhadap harga saham.

Page 112: PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45970/1/IBNU HILMI-FEB.pdf · i pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis

94

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pengaruh

Debt to Equity Ratio (DER), Earning Per Share (EPS), Price to Book Value

(PBV), Price Earning Ratio (PER) dan Risiko Sistematis terhadap harga saham

pada perusahaan Bank Umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun

2018 – 2017 adalah sebagai berikut :

1. Hasil uji regresi data panel secara simultan ditemukan bahwa variabel

Debt to Equity Ratio (DER), Earning Per Share (EPS), Price to Book

Value (PBV), Price Earning Ratio (PER) dan Risiko Sistematis

berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Artinya faktor fundamental

dan risiko sistematis secara bersama-sama mempengaruhi pertimbangan

investor dalam berinvestasi sehingga mempengaruhi harga saham.

2. Hasil uji regresi data panel secara parsial ditemukan bahwa:

a. Variabel Debt to Equity Ratio (DER) memiliki pengaruh yang

signifikan dan negatif terhadap harga saham pada Bank Umum yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008-2017. Ketika DER

naik artinya hutang perusahaan besar dan permintaan saham menurun

sehingga harga saham turun.

b. Variabel Earning Per Share (EPS) memiliki pengaruh yang signifikan

dan positif terhadap harga saham pada Bank Umum yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008-2017. Ketika EPS naik artinya

dividen yang dibagikan tinggi dan permintaan saham naik sehingga

harga saham naik.

c. Variabel Price to Book Value (PBV) memiliki pengaruh yang

signifikan dan positif terhadap harga saham pada Bank Umum yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008-2017. Ketika PBV

naik naik artinya nilai buku perusahaan tinggi dan permintaan saham

naik sehingga harga saham naik.

d. Variabel Price Earning Ratio (PER) memiliki pengaruh yang tidak

signifikan terhadap harga saham pada Bank Umum yang terdaftar di

Page 113: PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45970/1/IBNU HILMI-FEB.pdf · i pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis

95

Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008-2017. PER yang tinggi baik

menurut perusahaan namun tidak terlalu baik menurut investor karena

akan overvalued dan investor memilih rasio lain sebagai

pertimbangan sehingga tidak berpengaruh terhadap harga saham.

e. Variabel Risiko Sistematis memiliki pengaruh yang tidak signifikan

terhadap harga saham pada Bank Umum yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia pada tahun 2008-2017. Risiko sistematis pada Bank Umum

dianggap tidak merefresentasikan kinerja perusahaan maka tidak

menjadi bahan pertimbangan investor sehingga tidak berpengaruh

terhadap harga saham.

B. Implikasi

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, terdapat beberapa implikasi

yang dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan yaitu:

1. Emiten

Bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia perlu memperhatikan

kemampuan perusahaan dalam menjaga nilai Debt to Equity Ratio (DER),

Earning Per Share (EPS), dan Price to Book Value (PBV) karena hal

tersebut mempengaruhi pertimbangan investor dalam berinvestasi.

2. Investor

Investor lebih cermat dalam melakukan analisis terhadap saham

sehingga dengan adanya penelitian ini menjadi tambahan referensi dan

mendapat gambaran tentang faktor fundamental saham perbankan terutama

variabel yang telah diteliti.

3. Akademisi

Penelitian ini menjadi gambaran umum terkait pengaruh faktor

fundamental dan risiko sistematis terhadap harga saham sehingga dapat

menguji teori-teori dari materi perkuliahan terhadap studi kasus yang terjadi

di perusahaan dan juga untuk studi lanjutan.

4. Pemerintah

Penelitian ini dapat menjadi gambaran dan bahan acuan dalam

membuat kebijakan yang mendorong penguatan terhadap sektor finansial

Page 114: PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45970/1/IBNU HILMI-FEB.pdf · i pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis

96

terutama perbankan dan juga dapat menjadi indikator kebijakan yang telah

dibuat dalam sektor finansial sehingga pemerintah dapat mengukur bagian

yang harus diperbaiki agar sektor finansial mampu menjadi bagian yang

mempercepat pertumbuhan ekonomi.

5. Penulis

Diharapkan penelitian ini dapat membantu dan menambah penulis

dalam menambah wawasan dan pengetahuan dalam penilaian saham.

C. Saran

Berikut beberapa saran yang dapat penulis sampaikan pada penelitian

selanjutnya mengingat masih terbatasnya penelitian ini sehingga penelitian

selanjutnya dapat menyempurnakan yaitu:

1. Dalam penelitian ini penulis menggunakan lima variabel independen yaitu

Debt to Equity Ratio (DER), Earning Per Share (EPS), Price to Book

Value (PBV), Price Earning Ratio (PER) dan Risiko Sistematis dengan

variabel dependen yaitu harga saham. Diharapkan pada penelitian

selanjutnya bisa memasukkan variabel-variabel lain dalam model

penelitiannya sehingga dapat memberikan gambaran yang lebih luas.

2. Dalam penelitian ini menggunakan objek penelitian yang dilakukan oleh

penulis adalah saham perusahaan Bank Umum yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia pada periode penelitian 2008-2017. Diharapkan pada

penelitian selanjutnya menggunakan objek lain untuk penelitian karena

dapat memberikan implikasi lain sehingga bermanfaat bagi pihak-pihak

yang berkepentingan.

3. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode analisis regresi data

panel dengan model fixed effect memakai bantuan aplikasi perangkat lunak

Eviews 9 sebagai alat bantu statistik pada penelitian. Diharapkan pada

penelitian selanjutnya menggunakan metode analisis yang berbeda dengan

alat bantu yang berbeda karena akan memberikan hasil lain yang bisa

memberikan gambaran yang lebih luas.

Page 115: PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45970/1/IBNU HILMI-FEB.pdf · i pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis

97

DAFTAR PUSTAKA

Afrizal, Silvira dan Talbani Farlian. "Kontribusi Pasar Modal Terhadap Ekonomi."

ISSN:2549-836302. Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Ekonomi

Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Vol.2 No. 2, 2017.

Agape, Perkasa S. "Pengaruh Faktor Fundamental dan Kapitalisasi Pasar

Terhadap Return Saham." STIE Perbanas Surabaya, 2013.

Alam, Shafiqul, Md. Rubel Miah, dan Md. Abdul Karim. "Analysis on Factors that

Affect Stock Prices: A Study on Listed Cement Companies at Dhaka Stock

Exchange." ISSN: 2222-1697. Research Journal of Finance and Accounting

Vol.7 No.18 93-113, 2016.

Amanda, WBBA, & Wahyu Ario Pratomo (2013) "Analisis Fundamental dan

Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perbankan yang Terdaftar Pada

Indeks LQ 45." Jurnal Ekonomi dan Keuangan Vol. 1 No. 3, 2013.

Anung, Muhammad Ramdhan Reska, Rustam Hidayat, and Sri Sulasmiati.

"Pengunaan Analisis Fundamental Pendekatan Price Earning Ratio (PER)

Dalam Pengambilan Keputusan Investasi Saham (Studi pada Saham Emiten

yang Terdaftar dalam Jakarta Islamic Index Periode 2012-2015)." Jurnal

Administrasi Bisnis (JAB) Vol. 40 No.2, 2016.

Aprilia, Artika Ayu, Siti Ragil Handayani, dan Raden Rustam Hidayat. "Analisis

Keputusan Investasi Berdasarkan Penilaian Saham (Studi Menggunakan

Analisis Fundamental dengan Pendekatan Price Earing Ratio (PER) Pada

Saham Sektor Pertambangan yang Listing di BEI Periode 2012-2014)."

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) Vol. 32 No. 1, 2016.

Ariefianto, Moch. Doddy. "Ekonometrika" Jakarta: Erlangga, 2012.

Arista, Desy, dan Astohar. "Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Return

Saham (Kasus pada Perusahaan Manufaktur yang Go Public di BEI

periode tahun 2005 - 2009)." Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi

Terapan Vol. 3 No. 1, 2012.

Artha, Danika Reka, Noer Azam Achsani, dan Hendro Sasongko. "Analisis

Fundamental, Teknikal dan Makroekonomi Harga Saham Sektor

Pertanian." ISSN:1411-1438. JMK Vol. 16 No. 2, 2014.

Astuty, Pudji. "The Influence of Fundamental Factors and Systematic Risk to Stock

Prices on Companies Listed in the Indonesian Stock Exchange." European

Research Studies Journal Vol. XX, Issue 4A, 2017.

Page 116: PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45970/1/IBNU HILMI-FEB.pdf · i pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis

98

Baroroh, Utami. "Analisis Sektor Keuangan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Regional Di Wilayah Jawa: Pendekatan Model Levine" Jurnal Etikonomi

Vol. 11 No. 2, 2012.

Beliani, Maria Makdalena Inge, dan M. Budiantara. "Pengaruh Price Earning Ratio

dan Price to Book Value Terhadap Harga Saham Perusahaan Asuransi

Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2012." ISSN: 2460-

1233. JRAMB, Prodi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, UMB Yogyakarta Vol.

1 No. 1, 2015.

Bodie, Kane, dan Marcus. "Manajemen Portofolio dan Investasi, Edisi 9, Buku 1."

Jakarta: Salemba Empat, 2014.

Boukhatem, Jamel, dan Fatma Ben Moussa. "The effect of Islamic banks on GDP

growth: Some evidence from selected." Borsa Istanbul Anonim S Production

and hosting by Elsevier 18-3, 2017.

Brigham, Eugene F, dan Joel F. Houston. "Dasar-dasar Manajemen Keuangan

Edisi 11, Penerjemah Ali Akbar Yulianto." Jakarta: Salemba Empat, 2010.

Christiana, Irma, dan Linzzy Pratami Putri. "Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Price to Book Value." ISSN: 2597-7601. Jurnal Studi Akuntansi &

Keuangan Vol. 1 No. 1, 2017.

Daniel. "Pengaruh Faktor Internal terhadap Harga Saham Pada Perusahaan LQ

45 Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia." ISSN:2303-11. Jurnal EMBA

Vol.3 No.3, 2015.

Darmayanti, Novi. "The Effect of Systematic Risk Model of Fundamental and Stock

Company Study Food and Beverage Firm Listing in Indonesia Stock

Exchange (BEI) Year 2008 - 2012." ISSN: 2222-1697. Research Journal of

Finance and Accounting Vol.6 No.9, 2015.

Dewi, Aminar Sutra, Zusmawati, dan Nola Hasrina Lova. "Analisis Kinerja

Keuangan Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Harga Saham Perusahaan

Dalam Indeks LQ45 Di BEI Dengan Regresi Data Panel." ISSN: 2355-

7052. Jurnal Pundi Vol. 02 No. 02, 2018.

Dewi, Putu Dina Aristya , dan I.G.N.A. Suaryana. "Pengaruh EPS, DER, DAN PBV

Terhadap Harga Saham." ISSN: 2302-8556. E-Jurnal Akuntansi

Universitas Udayana 4.1, 2013.

Ekananda, Mahyus. "Analisis Ekonometrika Data Panel." Bogor: Mitrawacana

Media, 2016.

Estuti, Puji, Mochammad Chabachib, dan Amie Kusumawardhani. "Anteseden Dan

Konsekuensi Risiko Sistematik Terhadap Return Saham (Studi pada

Perusahaan LQ45 yang Terdaftar di BEI)." Jurnal Program Studi Magister

Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Diponegoro, 2016.

Page 117: PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45970/1/IBNU HILMI-FEB.pdf · i pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis

99

Fahmi, Irham. "Pengantar Pasar Modal, edisi 1." Bandung: Alfabeta, 2012.

Febryani, Tafeta , dan Sri Kusreni. "Determinan Pertumbuhan Ekonomi di 4

Negara ASEAN." ISSN 2541-1470 Jurnal Ilmu Ekonomi Terapan, 2017.

Fitria, Dina Intan, dan Abd Jamal. "Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Ekspor Daerah Antar Provinsi Di Indonesia." ISSN:2549-836302. Jurnal

Ilmiah Mahasiswa (JIM) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Unsyiah Vol. 2 No. 4, 2017.

Ghozali, Imam. "Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 23."

Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2016.

Gitman, Lawrence J, dan Chad J. Zutter. "Principles of Managerial Finance,

Fourteenth Edition." Boston: Pearson, 2015.

Halim, Abdul. "Analisis Investasi di Aset Keuangan." Jakarta: Mitra Wacana

Media, 2015.

Handayati, Ratna, dan Noer Rafikah Zulyanti. "Pengaruh Earning Per Share

(EPS), Debt to Equity Ratio, (DER), Dan Return On Assets (ROA) Terhadap

Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI."

ISSN : 2502-3780. Jurnal Penelitian Ilmu Manajemen Vol. 3 No. 1, 2018.

Hasanah, Resti Siti, dan Ellen Rusliati. "Harga Saham Dengan Metode Dividend."

ISSN:1979-0600 Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen (JRBM) Vol. 10 No

2, 2017.

Herawati, Ati dan Angger Setiadi Putera "The Influence of Fundamental Analysis

on Stock Prices: The Case of Food and Beverage Industries." European

Research Studies Journal Vol. XXI Issue 3, 2018.

Hikmah, Novia Nurul , Sri Murni, dan Hizkia H.D Tasik. "Reaksi Investor Di Pasar

Modal Indonesia Terhadap Kebijakan Registrasi Kartu Prabayar (Studi

kasus pada perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di BEI)." ISSN:2303-

1174. Jurnal EMBA Vol.6 No.4, 2018.

Hirschey, Mark, dan John Nofsinger. "Investments Analysis and Behavior." New

York: McGraw-Hill/Irwin, 2008.

Husnan, Suad. "Teori Portofolio & Analisis Sekuritas, Edisi kelima." Yogyakarta:

UPP STIM YKPN, 2015.

Jogiyanto, Hartono. "Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi 11."

Yogyakarta: BPFE, 2017.

Jones, Charles Parker. "Investments: Analysis and Management." New York: John

Wiley & Sons Inc., 2013.

Page 118: PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45970/1/IBNU HILMI-FEB.pdf · i pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis

100

Jordan, Bradford D., dan Thomas W. Miller Jr. "Fundamentals of Investments

(Valuation and Management) 5 th edition." New York: McGraw-Hill/Irwin,

2011.

Kasmir. "Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya." Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2014.

Khairani, Imelda. "Pengaruh Earning Per Share (EPS) dan Deviden Per Share

terhadap Harga Saham Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di

Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2011-2013." ISSN:2252-844X. Jurnal

Manajemen Dan Keuangan Vol.5 No.1, 2016.

Margaretha, Farah, dan Irma Damayanti. "Pengaruh Price Earnings Ratio,

Dividend Yield Dan Market To Book Ratio Terhadap Stock Return Di Bursa

Efek Indonesia."Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol. 10 No. 3, 2008.

Marthalena, dan Maya Malinda. "Pengantar Pasar Modal." Jogjakarta: Andi

Publisher, 2011.

Masoud, Najeb M.H. "The Impact of Stock Market Performance upon Economic

Growth." ISSN: 2146-4138 International Journal of Economics and

Financial Issues Vol. 3 No. 4, 2013.

Mishkin, Frederic S. "The Economics of Money, Banking, and Financial Markets."

Boston: Pearson, 2007.

Mishkin, Frederic S., dan Stanley G. Eakins. Financial Markets and Institutions,

Eight Edition. Boston: Pearson, 2015.

Muklis, Faiza. "Perkembangan Dan Tantangan Pasar Modal." Al Masraf (Jurnal

Lembaga Keuangan dan Perbankan) Vol. 1 No.1, 2016.

Nasution, Yenni Samri Juliati. "Peranan Pasar Modal Dalam Perekonomian

Negara." Human Falah Vol. 2 No. 1, 2015.

Natasya, Aninda, Deannes Isyuwardana, dan Dedik Nur Triyanto. "Pengaruh

Earning Per Share, Return On Assets Dan Debt to Equity Ratio Terhadap

Harga Saham (Studi Kasus pada Kelompok Indeks LQ45 yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2015)." ISSN : 2355-9357. e-

Proceeding of Management Vol.4 No.2, 2017.

Raharjo, Daniarto, dan Dul Muid. "Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Fundamental

Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Harga Saham." ISSN: 2337-3806.

Dipenogoro Journal Of Accounting Vol. 2 No. 2, 2013.

Rahmadeni, dan Nindya Wulandari. "Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Inflasi pada Kota Metropolitan di Indonesia dengan Menggunakan Analisis

Data Panel." ISSN:1693-2390. Jurnal Sains Matematika dan Statistika Vol.

3 No. 2, 2017.

Page 119: PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45970/1/IBNU HILMI-FEB.pdf · i pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis

101

Rahmadewi, Pande Widya, dan Nyoman Abundanti. "Pengaruh EPS, PER, CR,

Dan ROE Terhadap Harga Saham Di Bursa Efek Indonesia." ISSN : 2302-

8912. E-Jurnal Manajemen Unud Vol. 7 No. 4, 2018.

Rahmani, Dede Arif, Nugraha, dan Ika Putra Waspada. "Pengaruh FAktor-Faktor

Fundamental Dan Risiko Sistematis Terhadap Harga Saham Studi Pada

Saham Perusahaan Yang Terdaftar Pada Industri Keuangan Sub Sektor

Perbankan Tahun 2011-2015." Jurnal Ilmu Manajemen & Bisnis Vol. 8 No.

1, 2017.

Riyadi, Slamet. "Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan, BI Rate, Dan Earning Per

Share Terhadap Harga Saham Bank BUMN Di Bursa Efek Indonesia

(Periode 2008-2013)." ISSN: 1410-8224. Wahana Vol. 17 No. 2, 2014.

Rorong, Anggreyni, dan Ivonne S. Saerang Victoria Untu. "Analisis Risiko

Sistematis dan Faktor Fundamental Terhadap Harga Saham Pada

Perusahaan Sektor Properti yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia." ISSN

2303-1174. Jurnal EMBA Vol.5 No.3

Safitri, Abied Luthfi. "Pengaruh Earning Per Share, Price Earning Ratio, Return

On Asset, Debt to Equity Ratio Dan Market Value Added Terhadap Harga

Saham Dalam Kelompok Jakarta Islamic Index." ISSN 2252-6552.

Management Analysis Journal Vol. 2 No. 2, 2013.

Saliman, Abdul R. "Hukum Bisnis Untuk Perusahaan (Teori dan Contoh Kasus),

Edisi Kelima." Jakarta: Kencana, 2015.

Samsuar, Tenriola , dan Akramunnas. "Pengaruh Faktor Fundamental Dan

Teknikal Terhadap Harga Saham Industri Perhotelan Yang Terdaftar Di

Bursa Efek Indonesia." Mashrafiyah, Jurnal Ekonomi, Keuangan dan

Perbankan Syariah Vol. 1 No. 1, 2017.

Sari, Atmira Qurnia, Y.L. Sukestiyarno, dan Arief Agoestanto. "Batasan Prasyarat

Uji Normalitas Dan Uji Homogenitas Pada Model Regresi Linear."

ISSN:2252-6943. Unnes Journal of Mathematics Vol 6 No. 2, 2017.

Siahaan, Dhani Beslyder. "Pengaruh PBV, DER Dan ROE Terhadap Harga Saham

Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia."

ISSN:2355-5408 , ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id, 2017.

Sigilipu, Steffi. "Pengaruh Penerapan Informasi Akuntansi Manajemen Dan

Sistem Pengukuran Kinerja Terhadap Kinerja Manajerial." ISSN:2303-

1174. Jurnal EMBA Vol.1 No.3, 2013.

Sihombing, Gregorius. "Kaya dan Pinter Jadi Trader dan Investor Saham."

Yogyakarta: Penerbit Indonesia Cerdas, 2008.

Sihono, Teguh. "Krisis Finansial Amerika Serikat dan Perekonomian Indonesia."

Jurnal Ekonomi & Pendidikan Vol. 5 No. 2, 2008.

Page 120: PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45970/1/IBNU HILMI-FEB.pdf · i pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis

102

Siringoringo, Renniwaty. "Analisis Fungsi Intermediasi Perbankan Indonesia

(Studi Kasus Bank Umum Konvensional yang Tercatat di BEI Periode

2012-2016)." ISSN:2579-9312. Jurnal Inspirasi Bisnis dan Manajemen Vol.

1 No. 2, 2017.

Smart, Scott B., Lawrence J. Gitman, dan Michael D. Joehnk. "Fundamentals Of

Investing, Thirteenth Edition." Boston: Pearson, 2014.

Sondakh, Fredy, Parengkuan Tommy, dan Marjam Mangantar. "Current Ratio,

Debt To Equity Ratio, Return On Asset, Return On Equity Pengaruhnya

Terhadap Harga Saham Pada Indeks LQ 45 Di Bei Periode 2010-2014."

ISSN:2303-1174. Jurnal EMBA Vol. 3 No. 2, 2015.

Sriyana, Jaka. "Metode Regresi Data Panel". Yogyakarta: Penerbit Ekonisia, 2014.

Sugiyono. "Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D." Bandung:

Alfabeta, 2017.

—. "Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D." Bandung: Alfabeta,

2014.

Suliyanto. "Ekonometrika Terapan, Teori, dan Aplikasi dengan SPSS."

Yogyakarta: Penerbit Andi, 2011.

Suparningsih, Budhi. "Effect of debt to equity ratio (DER), price earnings ratio

(PER), net profit margin (NPM), return on investment (ROI), earning per

share (EPS) In influence exchange rates and SBI share price in textile and

garment industry Indonesia stock exchange." ISSN: 2349-4182.

International Journal of Multidisciplinary Research and Development Vol.

4 Issue 11, 2017.

Supramono, Gatot. "Transaksi bisnis Saham & Penyeleasaian Sengketa Melalui

Pengadilan." Jakarta: Prenadamedia group, 2014.

Supriadi, Yoyon, dan Muhammad Arifin. "Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap

Harga Saham." ISSN: 2337 – 7860. Jurnal Ilmiah Manajemen Kesatuan

Vol. 1 No. 1, 2013.

Supriyanthi, Ni Ketut Diah, dan Henny Rahyuda. "Pembentukan Portofolio

Optimal Pada Saham-Saham Indeks Bisnis 27 Dengan Menggunakan

Model Indeks Tunggal." ISSN : 2302-8912. E-Jurnal Manajemen Unud Vol.

6 No. 11, 2017.

Suselo, Dedi, Atim Djazuli, dan Nur Khusniyah Indrawati. "Pengaruh Variabel

Fundamental dan Makro Ekonomi terhadap Harga Saham (Studi pada

Perusahaan yang Masuk dalam Indeks LQ45)." ISSN:1693-5241. Jurnal

Aplikasi Manajemen (JAM) Vol. 13 No. 1, 2015.

Toh, Tasoh, dan Kouakou Samson. "Money and Capital Market Analysis: Twins."

Journal of Insurance and Financial Management Vol. 1 Issue 6, 2016.

Page 121: PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45970/1/IBNU HILMI-FEB.pdf · i pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis

103

Tumandung, Cristin Oktavia, Sri Murni, dan Dedy N. Baramuli. "Analisis

Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan

Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di BEI Periode 2011 – 2015."

ISSN:2303-1174. Jurnal EMBA Vol.5 No.2, 2017.

Tumonggor, Mutiara, Sri Murni, dan Paulina Van Rate. "Analisis Pengaruh

Current Ratio, Return On Equity, Debt To Equity Ratio DAn Growth

Terhadap Return Saham Pada Cosmetics And Household Industry Yang

TErdaftar Di BEI Periode 2010-2016." ISSN:2303-1174. Jurnal EMBA

Vol.5 No.2, 2017.

Utami, Wikan Budi. "Analysis of Current Ratio Changes Effect, Asset Ratio Debt,

Total Asset Turnover, Return On Asset, And Price Earning Ratio In

Predictinggrowth Income By Considering Corporate Size In The Company

Joined In Lq45 Index Year 2013 -2016." ISSN: 2614-1280. International

Journal of Economics, Business and Accounting Research (IJEBAR) Vol.1

Issue.1, 2017.

Wardani, Dewi Kusuma, dan Devita Fajar Tri Andini. "Pengaruh Kondisi

Fundamental, Inflasi, dan Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia Terhadap

Harga Saham (Study Kasus pada Perusahaan Real Estate dan Property

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2013)." ISSN: 2088-

768X Jurnal Akuntansi Vol. 4 No. 2, 2008.

Winarno, Wing Wahyu. "Analisis Ekonometrika dan Statistik dengan Eviews Edisi

4." Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2015.

Yumia, Martisa Nabila, dan Khairunnisa. "Pengaruh Return On Equity (ROE),

Earning Per Share (EPS), Dan Price Earning Ratio (PER) Terhadap Harga

Saham (Studi Kasus pada Perusahaan Pertambangan Logam dan Mineral

Periode 2010-2014)." ISSN : 2355-9357. Jurnal e-Proceeding of

Management Vol.2 No.3, 2015.

https://www.bi.go.id/

https://www.idx.co.id/

https://www.ojk.go.id/

https://finance.yahoo.com/

https://www.bps.go.id/

https://www.bri.co.id/

https://www.bankmandiri.co.id/

http://www.bni.co.id/

https://www.bca.co.id/

https://www.cimbniaga.com/

Page 122: PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45970/1/IBNU HILMI-FEB.pdf · i pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis

104

https://www.panin.co.id/

https://www.ocbcnisp.com/

https://www.maybank.co.id/

https://www.danamon.co.id/

https://www.permatabank.com/

Page 123: PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45970/1/IBNU HILMI-FEB.pdf · i pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis

105

LAMPIRAN

Lampiran 1: Daftar Sampel

1 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 10-Nop-2003

2 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk 14-Jul-03

3 BBCA Bank Central Asia Tbk 31-Mei-2000

4 BBNI Bank Negara Indonesia Tbk 25-Nop-1996

5 BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk 06-Des-1989

6 BNGA Bank CIMB Niaga Tbk 29-Nop-1989

7 BNLI Bank Permata Tbk 15-Jan-90

8 NISP Bank OCBC NISP Tbk 20-Okt-1994

9 PNBN Bank Pan Indonesia Tbk 29-Des-1982

10 BNII PT Bank Maybank Indonesia Tbk 21-Nop-1989

Sumber: Indonesia Stock Exchange (2019)

Lampiran 2: Hasil Return saham

Return saham diperoleh dari closing price di setiap akhir bulan

Waktu Return saham

BRI MANDIRI BCA BNI CIMB PANIN OCBC MAYBANK DANAMON PERMATA

1-Dec-17 0.134 0.081 0.076 0.222 0.107 -0.143 -0.063 -0.102 0.383 0.008

1-Nov-17 0.029 0.050 -0.026 0.066 -0.016 0.220 0.044 -0.033 -0.015 -0.046

1-Oct-17 0.021 0.048 0.030 0.027 -0.042 -0.044 0.027 0.027 -0.019 -0.078

1-Sep-17 0.010 0.027 0.071 0.007 -0.065 0.065 -0.005 -0.033 -0.046 -0.021

1-Aug-17 0.024 -0.040 0.013 -0.013 0.074 -0.014 -0.013 -0.025 -0.044 0.021

1-Jul-17 -0.031 0.071 0.030 0.129 0.103 0.113 0.056 0.013 0.112 0.022

1-Jun-17 0.054 0.012 0.058 0.008 -0.086 0.043 0.029 -0.031 -0.019 0.007

1-May-17 0.122 0.077 -0.034 0.027 0.008 0.022 -0.028 -0.059 0.075 0.020

1-Apr-17 -0.006 0.000 0.073 -0.015 0.221 0.011 -0.037 0.006 0.034 0.037

1-Mar-17 0.086 0.035 0.071 0.036 0.051 0.017 0.033 -0.040 -0.051 -0.043

1-Feb-17 0.019 0.037 0.010 0.096 0.010 0.079 0.000 0.000 0.190 0.037

1-Jan-17 0.004 -0.058 -0.013 0.032 0.174 0.100 -0.126 0.035 0.121 0.216

1-Dec-16 0.071 0.102 0.084 0.068 0.037 0.020 0.183 -0.040 0.142 0.000

1-Nov-16 -0.107 -0.085 -0.079 -0.072 -0.157 -0.081 0.036 -0.033 -0.158 -0.035

1-Oct-16 0.000 0.025 -0.011 0.005 0.151 -0.030 0.009 0.076 -0.047 -0.057

1-Sep-16 0.047 -0.002 0.043 -0.055 -0.006 -0.088 -0.179 -0.071 -0.007 -0.076

1-Aug-16 0.011 0.111 0.042 0.098 -0.082 0.160 0.551 -0.107 0.166 -0.036

1-Jul-16 0.067 0.060 0.084 0.029 0.733 0.013 0.073 0.541 -0.011 -0.028

1-Jun-16 0.043 0.055 0.025 0.083 0.063 0.108 -0.043 0.378 0.079 0.205

1-May-16 0.000 -0.065 -0.004 0.047 -0.102 -0.115 -0.041 -0.094 -0.003 -0.284

1-Apr-16 -0.094 -0.063 -0.019 -0.118 -0.043 0.121 0.127 0.307 -0.134 0.343

Page 124: PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45970/1/IBNU HILMI-FEB.pdf · i pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis

106

Waktu Return saham

BRI MANDIRI BCA BNI CIMB PANIN OCBC MAYBANK DANAMON PERMATA

1-Mar-16 0.032 0.079 -0.013 0.025 0.009 0.217 -0.106 -0.069 -0.056 0.063

1-Feb-16 -0.013 -0.005 0.029 0.034 -0.058 -0.161 0.039 0.080 -0.009 -0.060

1-Jan-16 -0.018 0.038 -0.015 -0.016 0.017 -0.165 0.000 -0.053 0.269 -0.291

1-Dec-15 0.060 0.088 0.075 0.046 0.000 -0.052 -0.056 -0.039 0.133 -0.141

1-Nov-15 0.024 -0.023 -0.041 0.003 -0.105 -0.070 0.084 0.079 0.024 0.000

1-Oct-15 0.217 0.098 0.051 0.150 0.231 0.051 0.016 0.086 -0.047 -0.027

1-Sep-15 -0.186 -0.129 -0.048 -0.165 0.208 -0.177 -0.119 -0.106 -0.181 -0.117

1-Aug-15 0.063 -0.045 -0.015 0.040 -0.312 0.009 0.112 -0.105 -0.158 -0.174

1-Jul-15 -0.034 -0.052 -0.030 -0.102 -0.037 -0.032 0.008 0.044 -0.023 -0.031

1-Jun-15 -0.121 -0.067 -0.044 -0.229 -0.063 -0.120 -0.046 -0.067 -0.027 -0.012

1-May-15 0.013 0.002 0.048 0.070 0.051 -0.038 0.000 0.005 0.113 0.006

1-Apr-15 -0.124 -0.138 -0.091 -0.111 -0.144 -0.088 -0.071 -0.005 -0.225 0.003

1-Mar-15 0.031 0.040 0.051 0.051 0.006 0.295 0.053 -0.035 0.068 -0.021

1-Feb-15 0.103 0.091 0.054 0.100 -0.048 0.038 0.004 -0.005 0.091 0.058

1-Jan-15 0.002 0.021 0.019 0.025 0.000 -0.090 -0.026 -0.024 -0.028 0.030

1-Dec-14 0.011 0.024 0.002 0.012 -0.082 -0.013 -0.419 -0.185 0.077 -0.035

1-Nov-14 0.041 0.017 0.004 0.013 -0.005 0.180 0.872 -0.058 -0.004 0.054

1-Oct-14 0.062 0.027 -0.002 0.077 -0.037 0.026 -0.077 -0.062 0.079 -0.007

1-Sep-14 -0.057 -0.029 0.167 0.033 -0.040 0.089 -0.029 0.003 0.041 0.064

1-Aug-14 -0.013 0.012 -0.034 0.049 -0.010 0.011 -0.004 -0.014 -0.027 0.014

1-Jul-14 0.085 0.054 0.055 0.070 -0.015 -0.017 0.000 0.014 -0.070 0.057

1-Jun-14 0.012 -0.044 0.021 -0.002 -0.015 0.034 0.007 -0.033 -0.004 -0.022

1-May-14 0.030 0.036 -0.020 -0.008 0.010 0.000 -0.007 -0.013 0.017 -0.004

1-Apr-14 0.034 0.040 0.038 -0.029 -0.014 0.160 0.045 -0.038 -0.060 -0.022

1-Mar-14 0.032 0.038 0.037 0.090 0.107 -0.085 0.031 0.036 0.066 0.083

1-Feb-14 0.114 0.046 0.030 0.044 0.051 0.224 0.040 -0.032 -0.060 0.004

1-Jan-14 0.148 0.108 0.034 0.104 -0.033 0.015 0.016 0.019 0.150 0.000

1-Dec-13 -0.027 0.026 -0.005 -0.037 -0.042 -0.029 0.000 -0.016 -0.007 -0.021

1-Nov-13 -0.057 -0.110 -0.077 -0.146 -0.030 -0.056 0.014 -0.016 -0.116 -0.092

1-Oct-13 0.090 0.082 0.045 0.178 0.000 0.143 -0.159 -0.015 0.082 0.029

1-Sep-13 0.098 0.120 0.105 0.058 -0.010 0.033 0.198 0.016 -0.019 0.070

1-Aug-13 -0.200 -0.202 -0.130 -0.099 -0.099 -0.032 -0.055 0.016 -0.221 -0.204

1-Jul-13 0.065 -0.011 0.040 -0.006 -0.035 -0.113 -0.015 -0.080 -0.111 -0.018

1-Jun-13 -0.129 -0.072 -0.034 -0.118 -0.154 -0.202 -0.058 -0.115 0.017 -0.029

1-May-13 -0.053 -0.076 -0.037 -0.097 -0.029 0.113 -0.048 -0.025 -0.109 0.000

1-Apr-13 0.074 0.050 -0.057 0.069 0.000 -0.012 0.000 -0.036 0.000 0.024

1-Mar-13 -0.074 -0.005 0.036 0.098 0.000 -0.047 -0.052 -0.024 0.024 0.078

1-Feb-13 0.189 0.110 0.140 0.172 0.186 0.288 0.020 0.063 0.033 0.085

1-Jan-13 0.144 0.160 0.049 0.047 0.073 0.048 0.034 0.013 0.089 0.084

1-Dec-12 -0.014 -0.055 0.045 0.014 -0.043 -0.016 0.066 0.013 0.037 -0.064

1-Nov-12 -0.047 0.000 0.073 -0.039 -0.009 -0.123 0.000 -0.049 -0.115 0.009

Page 125: PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45970/1/IBNU HILMI-FEB.pdf · i pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis

107

Waktu Return saham

BRI MANDIRI BCA BNI CIMB PANIN OCBC MAYBANK DANAMON PERMATA

1-Oct-12 -0.007 0.006 0.038 -0.019 0.009 0.058 0.088 0.000 -0.024 -0.014

1-Sep-12 0.072 0.051 0.019 0.054 -0.009 0.015 0.116 -0.024 0.042 0.036

1-Aug-12 -0.007 -0.060 -0.031 -0.063 -0.041 -0.056 0.037 0.000 -0.008 -0.021

1-Jul-12 0.102 0.153 0.096 0.039 0.110 -0.089 -0.018 -0.012 0.008 -0.014

1-Jun-12 0.124 0.043 0.043 0.034 0.019 -0.102 -0.120 -0.066 0.132 0.007

1-May-12 -0.150 -0.068 -0.125 -0.081 -0.151 0.023 0.064 -0.011 -0.054 -0.071

1-Apr-12 -0.043 0.080 0.000 0.006 0.024 0.036 0.025 0.022 0.217 0.100

1-Mar-12 0.007 0.062 0.053 0.060 -0.031 -0.057 -0.008 -0.053 0.028 -0.007

1-Feb-12 0.007 -0.037 -0.050 0.041 0.041 0.035 0.043 0.044 -0.011 0.022

1-Jan-12 0.015 -0.007 0.000 -0.046 0.000 0.090 0.083 0.083 0.104 0.015

1-Dec-11 0.038 0.055 0.013 0.000 -0.039 0.182 0.000 0.012 -0.068 -0.049

1-Nov-11 -0.037 -0.105 -0.025 -0.056 -0.059 -0.043 -0.018 -0.035 -0.116 -0.027

1-Oct-11 0.154 0.135 0.052 0.081 0.205 0.062 0.000 0.024 0.082 -0.045

1-Sep-11 -0.107 -0.080 -0.038 -0.097 -0.222 -0.177 -0.091 -0.067 -0.089 -0.019

1-Aug-11 -0.051 -0.127 -0.036 -0.073 -0.117 -0.177 -0.024 -0.167 -0.046 -0.065

1-Jul-11 0.062 0.090 0.085 0.148 -0.052 0.055 -0.046 -0.018 -0.092 0.037

1-Jun-11 0.024 0.000 0.077 0.000 -0.006 -0.108 -0.015 -0.052 -0.032 -0.047

1-May-11 -0.016 0.007 -0.041 -0.043 -0.023 -0.105 -0.057 -0.079 0.000 -0.029

1-Apr-11 0.122 0.051 0.065 0.019 -0.048 -0.017 -0.021 0.000 -0.053 -0.049

1-Mar-11 0.223 0.172 0.103 0.120 0.088 -0.033 0.135 -0.016 0.023 0.102

1-Feb-11 -0.031 -0.009 0.115 0.101 -0.081 0.111 -0.074 -0.111 0.076 0.006

1-Jan-11 -0.076 -0.085 -0.117 -0.168 -0.026 -0.053 -0.200 -0.077 0.044 -0.073

1-Dec-10 0.000 0.016 0.058 0.009 0.171 0.107 0.043 0.182 -0.123 -0.032

1-Nov-10 -0.079 -0.086 -0.136 0.038 0.221 -0.080 -0.012 0.913 -0.030 0.090

1-Oct-10 0.140 -0.028 0.045 0.061 0.046 -0.018 -0.195 0.062 0.155 -0.074

1-Sep-10 0.075 0.220 0.155 0.058 0.040 0.018 0.830 0.066 0.084 0.235

1-Aug-10 -0.061 -0.017 -0.025 0.149 0.126 0.098 -0.009 0.017 0.000 0.000

1-Jul-10 0.065 0.000 0.000 0.287 0.037 0.000 0.228 0.053 -0.009 0.286

1-Jun-10 0.081 0.121 0.072 -0.060 0.019 -0.105 0.070 0.036 0.049 -0.056

1-May-10 -0.039 -0.078 0.018 -0.038 -0.009 -0.102 -0.011 -0.127 -0.112 -0.100

1-Apr-10 0.085 0.084 -0.009 0.143 0.191 0.283 0.101 0.031 0.115 0.129

1-Mar-10 0.154 0.196 0.128 0.191 0.171 0.238 -0.081 0.212 0.045 0.442

1-Feb-10 -0.065 -0.043 -0.025 -0.010 0.027 0.000 -0.547 -0.148 0.026 0.075

1-Jan-10 0.000 -0.005 0.031 -0.025 0.042 0.053 0.900 -0.076 0.066 0.000

1-Dec-09 0.034 0.056 0.010 -0.022 -0.027 0.027 0.282 -0.043 0.028 0.000

1-Nov-09 0.042 -0.048 0.049 0.095 0.074 -0.051 0.000 -0.042 -0.027 0.039

1-Oct-09 -0.053 -0.005 -0.011 -0.129 -0.029 -0.093 0.040 -0.089 -0.081 -0.189

1-Sep-09 -0.013 0.146 0.088 0.095 0.014 0.178 0.071 0.013 0.053 0.301

1-Aug-09 0.041 -0.018 0.126 0.026 -0.014 0.014 -0.028 -0.093 -0.026 0.217

1-Jul-09 0.159 0.315 0.071 0.099 0.129 0.091 0.029 0.132 0.000 0.000

1-Jun-09 0.008 0.067 0.044 0.096 -0.101 0.082 -0.067 -0.050 0.287 0.000

Page 126: PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45970/1/IBNU HILMI-FEB.pdf · i pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis

108

Waktu Return saham

BRI MANDIRI BCA BNI CIMB PANIN OCBC MAYBANK DANAMON PERMATA

1-May-09 0.078 0.072 0.007 0.256 -0.014 0.000 0.000 -0.140 0.200 0.091

1-Apr-09 0.381 0.276 0.081 0.736 0.489 0.130 0.071 0.453 0.000 0.264

1-Mar-09 0.128 0.250 0.319 0.029 0.190 0.256 -0.067 0.067 0.190 0.024

1-Feb-09 -0.181 -0.044 -0.145 -0.091 -0.071 -0.189 0.071 -0.118 0.154 -0.115

1-Jan-09 -0.005 -0.101 -0.154 0.132 -0.141 -0.086 0.000 -0.081 -0.266 -0.020

1-Dec-08 0.346 0.359 0.204 0.214 0.179 0.115 -0.533 -0.245 0.181 0.021

1-Nov-08 -0.014 -0.045 0.000 0.098 -0.106 -0.010 1.027 0.054 0.010 -0.040

1-Oct-08 -0.361 -0.411 -0.143 -0.474 -0.347 -0.309 0.057 0.492 -0.469 -0.405

1-Sep-08 -0.077 -0.062 -0.008 -0.236 -0.191 -0.183 0.000 -0.322 -0.093 -0.045

1-Aug-08 -0.041 -0.050 0.050 -0.130 -0.073 0.045 0.000 0.000 -0.027 0.000

1-Jul-08 0.196 0.144 0.222 0.207 0.000 0.060 -0.213 -0.011 0.181 0.023

1-Jun-08 -0.121 -0.103 -0.108 -0.032 0.000 0.355 -0.294 0.000 -0.175 -0.044

1-May-08 -0.025 0.009 -0.075 0.042 0.412 0.051 0.680 0.011 0.000 -0.022

1-Apr-08 -0.056 -0.087 -0.077 -0.137 -0.093 -0.078 -0.167 -0.011 -0.174 0.011

1-Mar-08 -0.125 -0.038 -0.091 -0.163 -0.013 -0.015 -0.500 0.368 -0.098 0.011

1-Feb-08 0.029 -0.015 0.007 -0.046 0.070 0.066 -0.011 0.133 0.062 0.059

1-Jan-08 -0.054 -0.050 -0.027 -0.117 -0.211 -0.103 1.022 0.053 -0.100 -0.045

Sumber: Data diolah (2019)

Lampiran 3: IHSG dan Return Pasar

Waktu Close Price

IHSG Return Pasar

1-Dec-17 6,355.65 0.067792424

1-Nov-17 5,952.14 -0.0089314

1-Oct-17 6,005.78 0.017782184

1-Sep-17 5,900.85 0.00627381

1-Aug-17 5,864.06 0.003958267

1-Jul-17 5,840.94 0.001926339

1-Jun-17 5,829.71 0.015956362

1-May-17 5,738.15 0.009295903

1-Apr-17 5,685.30 0.021046639

1-Mar-17 5,568.11 0.03367931

1-Feb-17 5,386.69 0.017489281

1-Jan-17 5,294.10 -0.00049276

1-Dec-16 5,296.71 0.028705105

1-Nov-16 5,148.91 -0.05046159

1-Oct-16 5,422.54 0.01076275

1-Sep-16 5,364.80 -0.00395093

1-Aug-16 5,386.08 0.032609342

1-Jul-16 5,215.99 0.03973568

Page 127: PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45970/1/IBNU HILMI-FEB.pdf · i pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis

109

Waktu Close Price

IHSG Return Pasar

1-Jun-16 5,016.65 0.045817377

1-May-16 4,796.87 -0.0086203

1-Apr-16 4,838.58 -0.00140134

1-Mar-16 4,845.37 0.015596442

1-Feb-16 4,770.96 0.03375831

1-Jan-16 4,615.16 0.004822546

1-Dec-15 4,593.01 0.032958803

1-Nov-15 4,446.46 -0.00195727

1-Oct-15 4,455.18 0.054752587

1-Sep-15 4,223.91 -0.06335359

1-Aug-15 4,509.61 -0.06099285

1-Jul-15 4,802.53 -0.02201944

1-Jun-15 4,910.66 -0.05860769

1-May-15 5,216.38 0.025550387

1-Apr-15 5,086.42 -0.07832503

1-Mar-15 5,518.67 0.012546121

1-Feb-15 5,450.29 0.030417439

1-Jan-15 5,289.40 0.011947694

1-Dec-14 5,226.95 0.014963426

1-Nov-14 5,149.89 0.011855665

1-Oct-14 5,089.55 -0.00934876

1-Sep-14 5,137.58 0.000140163

1-Aug-14 5,136.86 0.00944427

1-Jul-14 5,088.80 0.043090407

1-Jun-14 4,878.58 -0.00313246

1-May-14 4,893.91 0.011107094

1-Apr-14 4,840.15 0.015072521

1-Mar-14 4,768.28 0.032046093

1-Feb-14 4,620.22 0.045591976

1-Jan-14 4,418.76 0.033826371

1-Dec-13 4,274.18 0.004167802

1-Nov-13 4,256.44 -0.05635355

1-Oct-13 4,510.63 0.045051411

1-Sep-13 4,316.18 0.028864697

1-Aug-13 4,195.09 -0.09007717

1-Jul-13 4,610.38 -0.04327129

1-Jun-13 4,818.90 -0.04926972

1-May-13 5,068.63 0.00686522

1-Apr-13 5,034.07 0.01883833

1-Mar-13 4,940.99 0.030276555

1-Feb-13 4,795.79 0.076810293

Page 128: PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45970/1/IBNU HILMI-FEB.pdf · i pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis

110

Waktu Close Price

IHSG Return Pasar

1-Jan-13 4,453.70 0.031739597

1-Dec-12 4,316.69 0.009482851

1-Nov-12 4,276.14 -0.01704484

1-Oct-12 4,350.29 0.020581528

1-Sep-12 4,262.56 0.049806297

1-Aug-12 4,060.33 -0.01979799

1-Jul-12 4,142.34 0.047214315

1-Jun-12 3,955.58 0.032028637

1-May-12 3,832.82 -0.08321752

1-Apr-12 4,180.73 0.014358676

1-Mar-12 4,121.55 0.034211497

1-Feb-12 3,985.21 0.011040949

1-Jan-12 3,941.69 0.031318763

1-Dec-11 3,821.99 0.028777308

1-Nov-11 3,715.08 -0.0199876

1-Oct-11 3,790.85 0.068136928

1-Sep-11 3,549.03 -0.07618963

1-Aug-11 3,841.73 -0.06997918

1-Jul-11 4,130.80 0.062292822

1-Jun-11 3,888.57 0.013448111

1-May-11 3,836.97 0.004542337

1-Apr-11 3,819.62 0.038315478

1-Mar-11 3,678.67 0.060028527

1-Feb-11 3,470.35 0.017945717

1-Jan-11 3,409.17 -0.07947596

1-Dec-10 3,703.51 0.048793473

1-Nov-10 3,531.21 -0.02863847

1-Oct-10 3,635.32 0.038277211

1-Sep-10 3,501.30 0.136092255

1-Aug-10 3,081.88 0.004105197

1-Jul-10 3,069.28 0.053403256

1-Jun-10 2,913.68 0.041731022

1-May-10 2,796.96 -0.05865881

1-Apr-10 2,971.25 0.069834011

1-Mar-10 2,777.30 0.089551712

1-Feb-10 2,549.03 -0.02365941

1-Jan-10 2,610.80 0.030161461

1-Dec-09 2,534.36 0.04905954

1-Nov-09 2,415.84 0.020331968

1-Oct-09 2,367.70 -0.04048079

1-Sep-09 2,467.59 0.053832093

Page 129: PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45970/1/IBNU HILMI-FEB.pdf · i pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis

111

Waktu Close Price

IHSG Return Pasar

1-Aug-09 2,341.54 0.00787693

1-Jul-09 2,323.24 0.146271426

1-Jun-09 2,026.78 0.057360329

1-May-09 1,916.83 0.112644172

1-Apr-09 1,722.77 0.201315138

1-Mar-09 1,434.07 0.115591063

1-Feb-09 1,285.48 -0.03541012

1-Jan-09 1,332.67 -0.01677721

1-Dec-08 1,355.41 0.091716739

1-Nov-08 1,241.54 -0.01206334

1-Oct-08 1,256.70 -0.31421929

1-Sep-08 1,832.51 -0.1539424

1-Aug-08 2,165.94 -0.06012992

1-Jul-08 2,304.51 -0.01898174

1-Jun-08 2,349.10 -0.03896741

1-May-08 2,444.35 0.06067641

1-Apr-08 2,304.52 -0.05834185

1-Mar-08 2,447.30 -0.10089862

1-Feb-08 2,721.94 0.036041488

1-Jan-08 2,627.25 -0.04318548

Sumber: Data diolah (2019)

Lampiran 4: Hasil Variabel Harga Saham, Rasio Keuangan, dan Beta Saham

Bank Tahun HARGA

SAHAM DER EPS PBV PER

BETA

SAHAM

BRI 2008 457.5 10.01 497.00 0.25 0.92 1.30

BRI 2009 765 10.63 609.50 0.35 1.26 1.60

BRI 2010 1050 10.02 478.36 0.71 2.19 1.12

BRI 2011 1350 8.43 628.91 0.67 2.15 1.57

BRI 2012 1390 7.50 772.26 0.53 1.80 1.68

BRI 2013 1450 6.89 865.22 0.45 1.68 1.85

BRI 2014 2330 7.21 981.59 0.59 2.37 2.02

BRI 2015 2285 6.76 1,030.43 0.49 2.22 1.93

BRI 2016 2335 5.84 1,071.51 1.96 2.18 1.50

BRI 2017 3640 5.73 237.00 2.68 15.36 1.63

MANDIRI 2008 995.59 10.75 254.51 0.68 3.91 1.35

MANDIRI 2009 2310.76 10.23 341.72 1.38 6.76 1.62

MANDIRI 2010 3195.74 9.09 529.33 1.59 6.04 1.65

MANDIRI 2011 3375 7.20 529.33 1.26 6.38 1.62

MANDIRI 2012 3900 6.86 664.46 1.20 5.87 1.23

MANDIRI 2013 3925 6.72 780.16 1.03 5.03 1.86

Page 130: PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45970/1/IBNU HILMI-FEB.pdf · i pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis

112

Bank Tahun HARGA

SAHAM DER EPS PBV PER

BETA

SAHAM

MANDIRI 2014 5387.5 6.65 851.66 1.20 6.33 1.49

MANDIRI 2015 4625 6.16 871.50 0.90 5.31 1.66

MANDIRI 2016 5787.5 5.38 295.85 0.88 19.56 1.88

MANDIRI 2017 8000 5.22 442.28 2.20 18.09 0.81

BCA 2008 3250 9.55 236.00 3.44 13.77 0.56

BCA 2009 4850 9.14 279.00 4.29 17.38 0.88

BCA 2010 6400 8.50 348.00 4.63 18.39 1.03

BCA 2011 8000 8.07 444.00 4.69 18.02 1.09

BCA 2012 9200 7.52 480.00 4.34 19.17 1.16

BCA 2013 9600 6.74 579.00 3.70 16.58 1.24

BCA 2014 13125 6.28 669.00 4.27 19.62 0.14

BCA 2015 13300 5.60 731.00 3.66 18.19 1.05

BCA 2016 15500 4.97 836.00 3.39 18.54 1.35

BCA 2017 21900 4.68 945.00 4.11 23.17 1.28

BNI 2008 644.64 12.07 80.00 0.64 8.06 1.59

BNI 2009 1877.04 10.88 163.00 1.50 11.52 2.22

BNI 2010 3875 6.50 266.00 1.81 14.57 0.78

BNI 2011 3800 6.90 312.00 1.87 12.18 1.59

BNI 2012 3750 6.66 378.00 1.61 9.92 1.01

BNI 2013 3950 7.11 486.00 1.54 8.13 1.91

BNI 2014 6100 5.83 578.00 1.86 10.55 0.93

BNI 2015 4990 5.48 487.00 1.19 10.25 2.06

BNI 2016 5525 5.76 610.00 1.15 9.06 1.72

BNI 2017 9900 6.03 730.00 1.83 13.56 1.94

CIMB 2008 486.23 10.09 28.14 1.24 17.28 1.47

CIMB 2009 697.42 8.55 65.52 1.49 10.64 1.77

CIMB 2010 1910 7.09 106.46 2.62 17.94 0.19

CIMB 2011 1220 10.78 126.77 2.23 9.62 1.28

CIMB 2012 1100 7.74 168.44 1.22 6.53 1.29

CIMB 2013 920 7.48 170.40 0.90 5.40 1.34

CIMB 2014 835 7.20 83.74 0.74 9.97 1.23

CIMB 2015 595 7.33 34.07 0.52 17.46 1.43

CIMB 2016 835 6.06 74.60 0.61 11.19 4.08

CIMB 2017 1350 6.21 118.50 0.92 11.39 0.80

PANIN 2008 580 7.02 75.99 1.49 7.63 1.07

PANIN 2009 760 6.16 75.99 1.70 10.00 1.21

PANIN 2010 1140 7.08 87.49 2.03 13.03 1.16

PANIN 2011 780 6.85 75.99 1.18 10.26 1.32

PANIN 2012 630 7.43 87.49 0.86 7.20 (0.04)

Page 131: PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45970/1/IBNU HILMI-FEB.pdf · i pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis

113

Bank Tahun HARGA

SAHAM DER EPS PBV PER

BETA

SAHAM

PANIN 2013 660 7.22 95.67 0.80 6.90 1.90

PANIN 2014 1165 6.49 98.26 1.22 11.86 0.21

PANIN 2015 820 4.94 58.41 0.64 14.04 1.17

PANIN 2016 750 4.82 99.86 0.53 7.51 1.69

PANIN 2017 1140 4.88 100.15 0.76 11.38 (3.66)

OCBC-NISP 2008 329.69 8.43 54.50 0.52 6.05 0.38

OCBC-NISP 2009 470.99 7.96 74.96 0.66 6.28 (0.04)

OCBC-NISP 2010 800.67 7.60 59.45 0.96 13.47 3.71

OCBC-NISP 2011 508.66 8.08 106.88 0.54 4.76 0.91

OCBC-NISP 2012 720.5 7.84 116.37 0.68 6.19 (0.23)

OCBC-NISP 2013 615 6.20 128.89 0.52 4.77 0.26

OCBC-NISP 2014 680 5.90 116.12 0.52 5.86 0.17

OCBC-NISP 2015 637.5 6.34 130.82 0.44 4.87 0.34

OCBC-NISP 2016 1035 6.08 156.01 0.60 6.63 1.90

OCBC-NISP 2017 937.5 6.06 189.65 0.49 4.94 (0.51)

MAYBANK 2008 350.11 10.18 10.00 3.44 35.01 (1.07)

MAYBANK 2009 312.26 10.59

(1.00) 2.98 (312.26) 1.68

MAYBANK 2010 761.27 10.50 8.00 6.65 95.16 (0.39)

MAYBANK 2011 409.91 11.28 12.00 2.99 34.16 0.71

MAYBANK 2012 385.51 10.98 21.00 2.24 18.36 0.01

MAYBANK 2013 304.87 10.33 26.32 1.50 11.58 0.45

MAYBANK 2014 206.88 8.89 11.59 0.97 17.85 1.00

MAYBANK 2015 170.08 9.01 16.81 0.73 10.12 0.76

MAYBANK 2016 338.17 7.65 28.76 1.19 11.76 3.47

MAYBANK 2017 262.58 7.34 26.63 0.86 9.86 (1.13)

DANAMON 2008 3010.18 9.09 303.70 1.44 9.91 1.38

DANAMON 2009 4418.16 5.23 186.36 2.35 23.71 0.61

DANAMON 2010 5534.84 5.35 342.92 2.50 16.14 0.77

DANAMON 2011 4100 4.49 378.78 1.52 10.82 0.25

DANAMON 2012 5600 4.42 418.57 1.86 13.38 1.10

DANAMON 2013 3775 4.84 421.68 0.11 8.95 1.46

DANAMON 2014 4525 5.00 271.69 1.33 16.66 (0.76)

DANAMON 2015 3200 4.50 249.70 0.90 12.82 2.05

DANAMON 2016 3710 3.80 278.52 0.98 13.32 2.23

DANAMON 2017 6950 3.55 384.11 1.70 18.09 3.87

PERMATA 2008 406.22 11.59 58.00 0.73 7.00 0.91

PERMATA 2009 663.22 10.57 62.00 1.06 10.70 1.00

PERMATA 2010 1530.68 8.21 128.00 1.73 11.96 1.78

PERMATA 2011 1162.97 10.09 128.00 1.15 9.09 0.46

Page 132: PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45970/1/IBNU HILMI-FEB.pdf · i pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis

114

Bank Tahun HARGA

SAHAM DER EPS PBV PER

BETA

SAHAM

PERMATA 2012 1146.74 9.55 150.00 0.98 7.64 0.58

PERMATA 2013 1105.45 10.74 162.00 0.84 6.82 1.53

PERMATA 2014 1320.4 9.84 134.00 0.92 9.85 0.61

PERMATA 2015 829.09 8.71 21.00 0.52 39.48 0.49

PERMATA 2016 536.37 7.58

(368.00) 0.62 (1.46) 1.41

PERMATA 2017 625 5.90 29.00 0.81 21.55 (0.69)

Sumber: Data diolah (2019)

Lampiran 5: Hasil Output Uji Asumsi Klasik

Uji Normalitas

0

4

8

12

16

20

24

28

-6000 -4000 -2000 0 2000 4000 6000 8000 10000

Series: ResidualsSample 1 100Observations 100

Mean 2.89e-13Median -230.0451Maximum 9803.204Minimum -6910.370Std. Dev. 1980.043Skewness 0.736146Kurtosis 9.984874

Jarque-Bera 212.3171Probability 0.000000

Sumber : Output Eviews 9 (2019)

0

2

4

6

8

10

-1.5 -1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0

Series: ResidualsSample 1 100Observations 100

Mean 6.15e-16Median 0.086688Maximum 0.991231Minimum -1.598553Std. Dev. 0.554116Skewness -0.547760Kurtosis 3.078074

Jarque-Bera 5.026082Probability 0.081021

Sumber : Output Eviews 9 (2019)

Page 133: PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45970/1/IBNU HILMI-FEB.pdf · i pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis

115

Uji Multikolinearitas

Sumber : Output Eviews 9 (2019)

Uji Autokorelasi

Sumber: Output Eviews 9 (2019)

Uji Heteroskedastisitas

Sumber: Output Eviews 9 (2019)

DER EPS PBV PER BETASAHAM

DER 1.000000 -0.319491 0.059540 -0.122817 -0.062780

EPS -0.319491 1.000000 0.136305 0.032957 0.253232

PBV 0.059540 0.136305 1.000000 0.096166 -0.128379

PER -0.122817 0.032957 0.096166 1.000000 -0.125790

BETASAHA

M -0.062780 0.253232 -0.128379 -0.125790 1.000000

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

F-statistic 1.056854 Prob. F(2,91) 0.3518

Obs*R-squared 2.247328 Prob. Chi-Square(2) 0.3251

Heteroskedasticity Test: Glejser

F-statistic 2.061401 Prob. F(5,94) 0.0771

Obs*R-squared 9.881410 Prob. Chi-Square(5) 0.0787

Scaled explained SS 8.680243 Prob. Chi-Square(5) 0.1225

Page 134: PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45970/1/IBNU HILMI-FEB.pdf · i pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis

116

Lampiran 6: Hasil Output Uji Statistik Deskriptif

HARGASAHAM DER EPS PBV PER BETASAHAM

Mean 2908.514 7.492600 292.3531 1.537500 8.851200 1.112300

Median 1192.500 7.200000 169.4200 1.185000 10.18500 1.230000

Maximum 21900.00 12.07000 1071.510 6.650000 95.16000 4.080000

Minimum 170.0800 3.550000 -368.0000 0.110000 -312.2600 -3.660000

Std. Dev. 3604.145 2.013930 287.1734 1.201325 34.23516 1.024144

Sum 290851.4 749.2600 29235.31 153.7500 885.1200 111.2300 Sum Sq. Dev. 1.29E+09 401.5355 8164386. 142.8751 116032.5 103.8382

Observations 100 100 100 100 100 100

Sumber: Output Eviews 9 (2019)

Lampiran 7: Hasil Pemilihan Model

Uji Common Effect

Sumber: Output Eviews 9 (2019)

Dependent Variable: LOGHARGASAHAM?

Method: Pooled Least Squares

Date: 03/21/19 Time: 18:58

Sample: 2008 2017

Included observations: 10

Cross-sections included: 10

Total pool (balanced) observations: 100

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

DER? 0.563233 0.042283 13.32056 0.0000

EPS? 0.004321 0.000624 6.920498 0.0000

PBV? 0.609942 0.148994 4.093739 0.0001

PER? 0.010465 0.005155 2.030185 0.0451

BETASAHAM? 0.467602 0.176936 2.642775 0.0096

R-squared -1.392559 Mean dependent var 7.373705

Adjusted R-squared -1.493298 S.D. dependent var 1.104475

S.E. of regression 1.743987 Akaike info criterion 3.998931

Sum squared resid 288.9415 Schwarz criterion 4.129190

Log likelihood -194.9466 Hannan-Quinn criter. 4.051649

Durbin-Watson stat 0.492299

Page 135: PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45970/1/IBNU HILMI-FEB.pdf · i pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis

117

Uji Fixed Effect

Dependent Variable: LOGHARGASAHAM?

Method: Pooled Least Squares

Date: 03/21/19 Time: 18:59

Sample: 2008 2017

Included observations: 10

Cross-sections included: 10

Total pool (balanced) observations: 100

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 7.637936 0.172378 44.30911 0.0000

DER? -0.149264 0.017649 -8.457226 0.0000

EPS? 0.001120 0.000177 6.318198 0.0000

PBV? 0.329915 0.034593 9.536932 0.0000

PER? 0.000187 0.000751 0.248485 0.8044

BETASAHAM? 0.016004 0.026937 0.594127 0.5540

Fixed Effects (Cross)

1--C -0.285640

2--C 0.622178

3--C 0.569571

4--C 0.681864

5--C -0.185798

6--C -0.470258

7--C -0.456925

8--C -1.217204

9--C 0.618000

10--C 0.124212

Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.957445 Mean dependent var 7.373705

Adjusted R-squared 0.950436 S.D. dependent var 1.104475

S.E. of regression 0.245889 Akaike info criterion 0.169607

Sum squared resid 5.139216 Schwarz criterion 0.560383

Log likelihood 6.519633 Hannan-Quinn criter. 0.327761

F-statistic 136.6014 Durbin-Watson stat 1.523478

Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber: Output Eviews 9 (2019)

Page 136: PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45970/1/IBNU HILMI-FEB.pdf · i pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis

118

Uji Random Effect

Dependent Variable: LOGHARGASAHAM?

Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects)

Date: 03/21/19 Time: 18:59

Sample: 2008 2017

Included observations: 10

Cross-sections included: 10

Total pool (balanced) observations: 100

Swamy and Arora estimator of component variances

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 7.592458 0.209697 36.20686 0.0000

DER? -0.150238 0.017352 -8.658359 0.0000

EPS? 0.001231 0.000169 7.282510 0.0000

PBV? 0.337817 0.033541 10.07188 0.0000

PER? 0.000297 0.000750 0.395558 0.6933

BETASAHAM? 0.022617 0.026852 0.842280 0.4018

Random Effects (Cross)

1--C -0.317622

2--C 0.571199

3--C 0.501258

4--C 0.641602

5--C -0.158476

6--C -0.425959

7--C -0.411506

8--C -1.142406

9--C 0.588631

10--C 0.153280

Effects Specification

S.D. Rho

Cross-section random 0.400095 0.7258

Idiosyncratic random 0.245889 0.2742

Weighted Statistics

R-squared 0.741577 Mean dependent var 1.406729

Adjusted R-squared 0.727831 S.D. dependent var 0.500485

S.E. of regression 0.261102 Sum squared resid 6.408389

F-statistic 53.94901 Durbin-Watson stat 1.287579

Prob(F-statistic) 0.000000

Page 137: PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45970/1/IBNU HILMI-FEB.pdf · i pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis

119

Unweighted Statistics

R-squared 0.677021 Mean dependent var 7.373705

Sum squared resid 39.00508 Durbin-Watson stat 0.211544

Sumber : Output Eviews 9 (2019)

Lampiran 8: Hasil Uji Tahap Uji Regresi

Uji Chow

Redundant Fixed Effects Tests

Pool: CROSSID

Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 46.404122 (9,85) 0.0000

Cross-section Chi-square 177.721717 9 0.0000

Sumber: Output Eviews 9 (2019)

Uji Hausman

Sumber: Output Eviews 9 (2019)

Lampiran 9: Hasil Uji Signifikansi

Uji F, Uji T dan R Square

Dependent Variable: LOGHARGASAHAM?

Method: Pooled Least Squares

Date: 03/21/19 Time: 18:59

Sample: 2008 2017

Included observations: 10

Cross-sections included: 10

Correlated Random Effects - Hausman Test

Pool: CROSSID

Test cross-section random effects

Test Summary

Chi-Sq.

Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 16.991478 5 0.0045

Page 138: PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45970/1/IBNU HILMI-FEB.pdf · i pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis

120

Total pool (balanced) observations: 100

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 7.637936 0.172378 44.30911 0.0000

DER? -0.149264 0.017649 -8.457226 0.0000

EPS? 0.001120 0.000177 6.318198 0.0000

PBV? 0.329915 0.034593 9.536932 0.0000

PER? 0.000187 0.000751 0.248485 0.8044

BETASAHAM? 0.016004 0.026937 0.594127 0.5540

Fixed Effects

(Cross)

1--C -0.285640

2--C 0.622178

3--C 0.569571

4--C 0.681864

5--C -0.185798

6--C -0.470258

7--C -0.456925

8--C -1.217204

9--C 0.618000

10--C 0.124212

Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.957445 Mean dependent var 7.373705

Adjusted R-

squared 0.950436 S.D. dependent var 1.104475

S.E. of regression 0.245889 Akaike info criterion 0.169607

Sum squared

resid 5.139216 Schwarz criterion 0.560383

Log likelihood 6.519633 Hannan-Quinn criter. 0.327761

F-statistic 136.6014 Durbin-Watson stat 1.523478

Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber: Output Eviews 9 (2019)