Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar...
Transcript of Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar...
i
GAMBARAN BEBAN CAREGIVER KELUARGA PADA
PASIEN KANKER DI RUMAH SINGGAH YAYASAN
KANKER
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)
Oleh:
SANTI PUSPITASARI
1113104000016
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2017/1438H
ii
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Strata 1 Keperawatan di
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan jiplakan dari hasil karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, Juni 2017
(Santi Puspitasari)
iii
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Skripsi, Juni 2017
Santi Puspitasari, NIM: 1113104000016
Gambaran Beban Caregiver Keluarga pada Pasien Kanker di Rumah
Singgah Yayasan Kanker
xx + 87 halaman + 13 tabel + 3 bagan + 13 lampiran
ABSTRAK
Keluarga yang merawat pasien kanker berisiko mengalami beban caregiver.
Beban caregiver keluarga dapat berpengaruh terhadap proses penyembuhan dan
kualitas hidup pasien kanker. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
gambaran beban caregiver keluarga pada pasien kanker. Penelitian ini
menggunakan metode kuantitatif dengan desain deskriptif. Sampel diambil
dengan cara total sampling yang melibatkan 40 orang caregiver keluarga pasien
kanker yang berada di rumah singgah yayasan kanker. Pengumpulan data
dilakukan dengan kuesioner Zarit Burden Interview. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa mayoritas responden berusia dewasa (26-45 tahun), jenis
kelamin terbanyak perempuan, mayoritas suku Jawa, rata-rata pendidikan SMA,
mayoritas tidak bekerja, rata-rata berpenghasilan dibawah 3,1 juta, sebagian besar
sudah menikah, hubungan keluarga paling banyak merupakan pasangan, usia
pasien rata-rata berusia dewasa (26-45 thn), stadium kanker yang paling banyak
ditemukan adalah stadium 2, lama merawat pasien rata-rata di bawah 2 tahun,
Paling banyak menempati rumah singgah CISC. Gambaran beban caregiver
keluarga pasien kanker menunjukkan bahwa caregiver yang merasakan beban
sedikit atau tidak ada beban sebanyak 15 responden (37,5%), beban ringan sampai
sedang 17 responden (42,5%), beban sedang sampai berat sebanyak 7 responden
(17,5%) dan beban berat sebanyak 1 responden (2,5%). Saran kepada perawat
untuk dapat menghimbau keluarga pasien kanker dari luar daerah agar dapat
memanfaatkan keberadaan rumah singgah untuk mengurangi beban caregiver.
Kata kunci : Kanker, Beban caregiver, keluarga
Referensi : 54 (tahun 1999-2015)
iv
FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES
NURSING SCIENCE STUDY PROGRAM
STATE ISLAMIC UNIVERSITY OF SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
Undergraduate thesis, June 2017
Santi Puspitasari, NIM 1113104000016
The Descriptive of Family Caregiver Burden with Cancer Patients in Cancer
Foundation Guest Houses
xx + 87 pages + 13 tables + 3 designs + 13 attachment
ABSTRACT
Families who care of cancer patients at risk of experiencing the caregiver burden.
Caregiver burden can have an effect on the healing process and the quality of life
of cancer patients. This study aimed to describe family caregiver burden with
cancer patient. This study use quantitative methods and descriptive design.
Sample was collected by total sampling, recruited 40 family caregivers of cancer
patient in cancer foundation guest houses. Data collected use Zarit Burden
Interview (ZBI) questionnaire. The result showed that the characteristic of a
majority respondents are adult (26-45 years old), female, javanesse, senior high
school, no job, revenue under 3,1 million, married, spouse, age of patients are
adult (26-45 years old), cancer stage 2, nurse patient under 2 years and live in
CISC cancer guest houses. The descriptive of family caregiver burden with cancer
patients revealed caregiver with little or no burden are 15 respondents (37,5%),
mild to moderate burden are 17 respondents (42,5%), moderate to severe burden
are 7 respondents (17,5%) and severe burden is 1 respondent (2,5%). Suggestion
for nurses to appeal family caregiver of cancer to use cancer guest house for
relieve caregiver burden.
Keywords: cancer, caregiver burden, family
Refrences: 54 (years 1999-2015)
v
PERNYATAAN PERSETUJUAN
vi
vii
viii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : SANTI PUSPITASARI
Tempat, tanggal lahir : Cianjur, 7 September 1995
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Alamat : Kp. Bojong Kiharib RT 03/02 No. 45 Kec.
Cigombong, Kab. Bogor
HP : +6289530445644
E-mail : [email protected]
Fakultas/Jurusan : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan/
Program Studi Ilmu Keperawatan
PENDIDIKAN
1. TK Islam Al-Hidayah 2000-2001
2. SD Negeri Cigombong I 2001-2007
3. SMP Negeri 1 Cigombong 2007-2010
4. SMA Negeri 1 Ciawi 2010-2013
5. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta` 2013-Sekarang
ix
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillahirabbil’alamin, puji dan syukur atas kehadirat Allah S.W.T
yang telah memlimpahkan rahmat dan karunia serta inayah dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Gambaran Beban
Caregiver Keluarga pada Pasien Kanker di Rumah Singgah Yayasan
Kanker.” Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan
nabi besar Muhammad S.A.W.
Skripsi ini disusun berdasarkan hasil penelitian dari literatur, jurnal, buku
dan penelitian terkini terkait beban caregiver pada keluarga. Penulis menyadari
bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan dan kesalahan oleh
karena itu saran yang mendukung sangat diharapkan untuk kesempurnan skripsi
ini. Pada kesempatan ini, penulis berterima kasih kepada:
1. Bapak Prof Dr. H. Arif Sumantri, M. Kes, selaku Dekan Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Maulina Handayani, S.Kp., MSc dan ibu Ernawati, S.Kp., Sp. KMB,
selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan dan Sekretaris Program
Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Ns. Moh. Fuad Almubarok, S.Kep, M.Kep, Sp. KMB dan Ibu Ita
Yuanita, S.Kp, M.Kep selaku dosen pembimbing yang telah sabar dan
ikhlas untuk meluangkan waktu, tenaga, pikiran dan ilmunya selama
membimbing penulis.
x
4. Ibu Yenita Agus, SKp., MKep., Sp. Mat., PhD selaku dosen pembimbing
akademik yang telah memberi motivasi selama proses perkuliahan.
5. Segenap Bapak dan Ibu Dosen atau staf pengajar di lingkungan program
studi ilmu keperawatan yang telah memberikan ilmu pengetahuan selama
menjalankan perkuliahan.
6. Ibu Sri, Bapak Pur, Ibu Mega dari CISC, Ibu Nani dan Bu Sundari dari
YKPI serta Ibu Rahmi dan Bapak Raden dari YOAI. Terima kasih yang
sebesar-besarnya karena telah mengizinkan penulis untuk meneliti di
Yayasan tersebut.
7. Kedua orang tua penulis, Ibu Ai Nurhayati dan Bapak Sudrajat yang telah
mendidik, memberikan dukungan baik moril maupun materil, juga selalu
memberikan doa kepada penulis. Tak lupa, Ichsan Taufiq Ramdhani dan
Sinta Puspitasari, saudara yang selalu menemani dan memberikan
keceriaan disaat suka maupun sedih.
8. Ashri Nabilah Putri, Riska Dwi Septia, Aulia Rahmah, Lisnani Hamidah,
Sabrina Salsabila, sahabat yang telah mendukung dan berbagi ilmu selama
empat tahun perkuliahan.
9. Noviar Fajar Triatmoko yang telah membantu penulis mengambil data,
memberikan saran dan menyemangati penulis sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan.
10. Gema Al-Wutsqo, Mutiara Annisa, Saila Arimy, Chusnul Khotimah dan
Maya Nur Amalia yang selalu menginspirasi penulis.
xi
11. Teman-teman seperjuangan Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK)
angkatan 2013 yang telah mendukung dan selalu menyemangati penulis.
Kenangan indah yang kalian beri tidak akan pernah dilupakan.
12. Seluruh pihak yang telah mendukung kelancaran proposal skripsi ini
hingga selesai.
Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis maupun
pembaca terutama dalam bidang keperawatan. Semoga kita semua senantiasa
diberikan petunjuk, limpahan rahmat, hidayah serta inayah yang tak terhingga
dari Allah S.W.T.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Jakarta, Juni 2017
Santi Puspitasari
xii
DAFTAR ISI
Lembar Pernyataan .............................................................................................. ii
Abstrak .................................................................................................................. iii
Abstract ................................................................................................................. iv
Pernyataan Persetujuan ....................................................................................... v
Daftar Riwayat Hidup ....................................................................................... viii
Kata Pengantar..................................................................................................... ix
Daftar Isi .............................................................................................................. xii
Daftar Singkatan ............................................................................................... xvii
Daftar Tabel ...................................................................................................... xviii
Daftar Bagan....................................................................................................... xix
Daftar Lampiran ................................................................................................. xx
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 6
C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 6
1. Tujuan Umum ........................................................................................... 6
2. Tujuan Khusus .......................................................................................... 7
D. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 7
E. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................................ 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 37
A. Kanker ........................................................................................................ 37
1. Definisi Kanker ...................................................................................... 37
2. Klasifikasi Neoplasma ............................................................................ 37
xiii
3. Karakteristik Sel- Sel Maligna ............................................................... 39
4. Etiologi Kanker ...................................................................................... 40
5. Karsinogenesis ........................................................................................ 42
6. Pembagian Stadium Kanker .................................................................. 44
7. Penatalaksanaan Kanker ......................................................................... 46
B. Keluarga ..................................................................................................... 49
1. Pengertian Keluarga ............................................................................... 49
2. Ciri- Ciri Struktur Keluarga.................................................................... 49
3. Fungsi Keluarga...................................................................................... 50
4. Tugas Keluarga di Bidang Kesehatan .................................................... 52
5. Hubungan Pasien dan Keluarga Terhadap Kanker ................................ 53
C. Caregiver.................................................................................................... 55
1. Pengertian Caregiver .............................................................................. 55
2. Pengertian Caregiving ............................................................................ 56
3. Jenis-Jenis Caregiver.............................................................................. 56
4. Tugas dan Fungsi Caregiver .................................................................. 57
5. Keluarga Sebagai Caregiver................................................................... 57
6. Tipe-Tipe Caregiver Keluarga ............................................................... 59
7. Dampak Menjadi Caregiver Kanker ...................................................... 60
D. Beban Caregiver ........................................................................................ 60
1. Pengertian Beban Caregiver................................................................... 60
2. Jenis-Jenis Beban Caregiver .................................................................. 61
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Beban Caregiver Pasien Kanker .. 63
4. Intervensi Keperawatan Terhadap Beban Caregiver ............................ 66
E. Penelitian Terkait ....................................................................................... 68
F. Kerangka Teori........................................................................................... 71
xiv
BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ............ 72
A. Kerangka Konsep ....................................................................................... 72
B. Definisi Operasional................................................................................... 44
BAB IV METODE PENELITIAN .................................................................... 47
A. Desain Penelitian ........................................................................................ 47
B. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................... 47
C. Populasi dan Sampel .................................................................................. 48
1. Populasi .................................................................................................. 48
2. Sampel .................................................................................................... 48
3. Keriteria Sampel ..................................................................................... 48
D. Instrumen Penelitian................................................................................... 49
E. Uji Validitas dan Reliabilitas ..................................................................... 51
1. Uji Validitas............................................................................................ 51
2. Uji Reliabilitas ........................................................................................ 51
F. Pengumpulan Data ..................................................................................... 52
G. Pengolahan Data......................................................................................... 54
H. Analisis Data Univariat .............................................................................. 55
BAB V HASIL PENELITIAN ........................................................................... 58
A. Gambaran Tempat Penelitian ..................................................................... 58
1. Cancer Information and Support Center (CISC) ................................... 58
2. Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI) ........................................ 59
3. Yayasan Onkologi Anak Indonesia (YOAI) .......................................... 60
B. Analisis Data Univariat .............................................................................. 61
1. Karakteristik responden berdasarkan Usia, Jenis Kelamin dan Suku .... 61
xv
2. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan, Pekerjaan,
Penghasilan, Status Perkawinan dan Hubungan Keluarga ............................ 62
3. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Pasien, Stadium Kanker dan
Lama Merawat Pasien .................................................................................... 63
4. Karakteristik Responden Berdasarkan Rumah Singgah ......................... 64
5. Gambaran Beban Caregiver Keluarga pada Pasien Kanker................... 64
6. Distribusi Proporsi Beban Caregiver Berdasarkan Karakteristik
Demografi ...................................................................................................... 65
7. Distribusi Proporsi Beban Caregiver Berdasarkan Karakteristik
Demografi ...................................................................................................... 66
8. Distribusi Proporsi Beban Caregiver Berdasarkan Karakteristik Pasien 68
9. Distribusi Proporsi Beban Caregiver Berdasarkan Rumah Singgah ...... 69
BAB VI PEMBAHASAN .................................................................................... 70
A. Gambaran Karakteristik Beban Caregiver Keluarga pada Pasien Kanker di
Rumah Singgah Yayasan Kanker ...................................................................... 70
1. Usia Responden ...................................................................................... 70
2. Jenis Kelamin ......................................................................................... 71
3. Suku ........................................................................................................ 72
4. Pendidikan .............................................................................................. 74
5. Pekerjaan ................................................................................................ 75
6. Pendapatan .............................................................................................. 76
7. Pernikahan .............................................................................................. 77
8. Lama Merawat Pasien ............................................................................ 78
9. Hubungan Keluarga ................................................................................ 79
10. Usia pasien .......................................................................................... 80
11. Kondisi Stadium kanker...................................................................... 80
xvi
12. Rumah Singgah ................................................................................... 81
B. Gambaran Beban Caregiver Keluarga pada Pasien Kanker ...................... 82
C. Keterbatasan Penelitian .............................................................................. 84
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 85
A. Kesimpulan ................................................................................................ 85
B. Saran ........................................................................................................... 86
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 88
LAMPIRAN ......................................................................................................... 92
xvii
DAFTAR SINGKATAN
AJCC : American Joint Commite on Cancer
BPJS : Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
D.I Yogyakarta : Daerah Istimewa Yogyakarta
Depkes RI : Departemen Kesehatan Republik Indonesia
DKI Jakarta : Daerah Kota Istimewa Jakarta
DNA : Deoxyribonucleic Acid
FCA : Family Caregiver Alliance
NSCL : Non- Small Cell Lung
Pergub : Peraturan Gubernur
Riskesdas : Riset Kesehatan Dasar
RS : Rumah Sakit
RNA : Ribonucleic Acid
RSCM : Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo
TNM : Tumor, Nodus, Metastasis
WHO : World Health Organization
ZBI : Zarit Burden Interview
xviii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 : Karakteristik Neoplasma 9
Tabel 2.2 : Pembagian Stadium TNM 16
Tabel 3.1 : Definisi Operasional 44
Tabel 4.1 : Kisi-Kisi Kuesioner 50
Tabel 5.1 : Karakteristik Responden Berdasarkan Usia, Jenis Kelamin,
dan Suku 61
Tabel 5.2 : Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan, Pekerjaan,
Penghasilan, Perkawinan dan Hubungan Keluarga 62
Tabel 5.3 : Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Pasien,
Stadium Kanker dan Lama merawat pasien 63
Tabel 5.4 : Karakteristik Responden Berdasarkan Rumah Singgah 64
Tabel 5.5 : Gambaran Beban Caregiver Keluarga pada Pasien Kanker 64
Tabel 5.6 : Distribusi Proporsi Beban Caregiver Berdasarkan
Karakteristik Demografi 65
Tabel 5.7 : Distribusi Proporsi Beban Caregiver Berdasarkan
Karakteristik Demografi 66
Tabel 5.8 : Distribusi Proporsi Beban Caregiver Berdasarkan
Karakteristik Pasien 67
Tabel 5.9 : Distribusi Proporsi Beban Caregiver Berdasarkan Rumah Singgah 69
xix
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 : Skema Dasar Molekul Kanker 15
Bagan 2.3 : Kerangka Teori 42
Bagan 3.1 : Kerangka Konsep 43
xx
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Penjelasan penelitian
Lampiran 2 : Persetujuan sebagai responden
Lampiran 3 : Kuesioner
Lampiran 4 : Izin penggunaan kuesioner
Lampiran 5 : Surat permohonan izin studi pendahuluan
Lampiran 6 : Surat permohonan izin penelitian dan pengambilan data ke CISC
Lampiran 7 : Surat permohonan izin penelitian dan pengambilan data ke YOAI
Lampiran 8 : Surat Permohonan izin penelitian dan pengambian data ke YKPI
Lampiran 9 : Surat persetujuan izin penelitian dari CISC
Lampiran 10 : Surat keterangan telah melakukan penelitian dari CISC
Lampiran 11 : Perizinan penelitian dari YOAI
Lampiran 12 : Perizinan penelitian dari YKPI
Lampiran 13 : Hasil olah data SPSS
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kanker merupakan penyakit akibat pertumbuhan sel-sel abnormal
secara berlebih dan dapat merusak jaringan sel normal disekitarnya (Allan,
Albert, & Mulley, 2006). Menurut WHO, pada tahun 2012, kanker menjadi
penyebab kematian utama dengan menyumbang sekitar 8,2 juta kematian di
seluruh dunia. Menurut data International Agency for Research on Cancer
(IARC) (2012) prevalensi kanker terbagi menjadi presentase kasus baru dan
kematian akibat kanker. Lebih dari 60% kasus baru dan kematian akibat
kanker sebanyak 70% terjadi di Afrika, Asia dan Amerika tengah. Jenis
kanker tertinggi dari prevalensi kasus baru dan kematian pada laki-laki
didominasi oleh kanker paru sebanyak 34,2% dan 30,0% sedangkan pada
wanita adalah kanker payudara sebanyak 43,3% kasus baru dan 12,9%
kematian akibat kanker payudara (Kemenkes RI, 2015).
Pevalensi penyakit kanker pada penduduk semua umur di
Indonesia menurut data Riskesdas (2013) sebesar 1,4% atau diperkirakan
sekitar 347.792 orang. Provinsi D.I. Yogyakarta memiliki prevalensi
tertinggi untuk penyakit kanker dalam diagnosis dokter, yaitu sebesar 4,1%
atau sebanyak 14.596 jiwa. Sedangkan, menurut estimasi jumlah penderita
kanker terbanyak didominasi oleh provinsi Jawa Tengah yaitu sekitar
68.638. Sementara, Jawa barat yang berada di urutan ketiga dengan jumlah
45.473 orang. DKI Jakarta sendiri menduduki posisi kelima dalam estimasi
penderita kanker terbanyak sekitar 19.004 orang (Kemenkes RI, 2015).
2
Keluarga merupakan unit terkecil yang ada di masyarakat. Menurut
Siswanto (2006), salah satu fungsi keluarga adalah sebagai pemberi
perawatan kesehatan yaitu merupakan unit utama dimana pencegahan dan
pengobatan penyakit dilakukan. Keterlibatan dan dukungan keluarga akan
menunjang proses rehabilitas. Friedman (2013) menyatakan bahwa
dukungan keluarga merupakan proses yang terjadi sepanjang masa
kehidupan. Peran keluarga sebagai caregiver bagi proses pengobatan pasien
kanker sangat besar terutama dalam menunjang motivasi pasien untuk
menjalani terapi. Menurut penelitian Henriksson dan Arestedt (2013),
pasien kanker yang diberikan dukungan keluarga, maka kualitas hidupnya
meningkat. Keluarga juga mempunyai pengaruh dalam berbagai tindakan
medis yang dilakukan seperti pengobatan dan perawatan. Seseorang yang
mendapatkan dukungan keluarga merasa diperhatikan, disayangi, merasa
berharga dapat berbagi beban, percaya diri dan menumbuhkan harapan
sehingga mampu menangkal atau mengurangi stres (Grant et al., 2013).
Keluarga sebagai seorang caregiver memberikan pengaruh besar
terhadap kesembuhan pasien, namun sering kali peran ini tidak dapat
dijalankan dengan baik karena berbagai faktor yang ada di luar dan di dalam
diri caregiver. Faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi berbagai kondisi.
Kondisi yang buruk akan menimbulkan dampak negatif secara fisik,
emosional, sosial finansial dan fungsi. Kondisi negatif dari keluarga sebagai
caregiver ini yang disebut beban caregiver atau caregiver burden. Menurut
Kozier (2004), beban caregiver adalah perubahan kesehatan emosional dan
fisik caregiver dan stres pada caregiver dalam merawat keluarga yang sakit
3
dalam jangka waktu yang lama. Sedangkan menurut Montgromery, Gonyea
dan Hooyman mendefinisikan beban caregiver sebagai distres yang
dirasakan caregiver sebagai akibat dari pemberian perawatan. Distres ini
berbeda dengan depresi, cemas dan respon emosi lain (Grant et al., 2013).
Diagnosis penyakit kanker berpengaruh besar terhadap pasien dan
keluarga. Hal ini menyebabkan distres psikologi yang dimanifestasikan
dengan gangguan dalam kegitan rutin dan peran keluarga. kanker
menyebabkan stres akut dan kronik. Stres akut disebabkan karena proses
eksogen termasuk fase-fase dalam penyakit yang berat bagi keluarga seperti
diagnosis, operasi dan perawatan adjuvant (Lazarus, 1999 dalam Gilbar
2002). Sementara stres kronik diakibatkan oleh fakor-faktor endogen dari
bagaimana menyikapi hidup setelah didiagnosis menderita kanker,
bagaimana perannya dalam keluarga dan pekerjaan, contohnya apakah
pasien akan segera meninggal atau tidak. Hal ini menjadi masalah tersendiri
untuk keluarga sehingga menyebabkan beban pada keluarga (David 1999
dalam Gilbar & Ben-zur, 2002).
Faktor-faktor yang mempengaruhi beban caregiver antara lain adalah
keterbatasan ekonomi, keterbatasan pengetahuan dalam merawat pasien,
kurangnya dukungan. Gender juga mempengaruhi dalam beban caregiver,
penelitian serupa meneliti bahwa perempuan berpotensi mengalami beban
caregiver lebih berat dibandingkan laki-laki. Begitu pula umur muda dan
juga lansia akan semakin menerima tekanan akibat pemberian perawatan
pada pasien (Joanna Briggs Institute, 2012). Adapun menurut Henriksson
dan Arestedt (2013), penyebab beban caregiver pada keluarga disebabkan
4
oleh kurangnya persiapan dalam menjalani peran sebagai caregiver
(Henriksson & Årestedt, 2013). Penelitian Joanna Briggs Institute (2012)
mengatakan kualitas hidup pasien diprediksi sebagai stresor pada caregiver.
Semakin terminal penyakit yang diderita pasien maka tingkat beban
caregiver juga akan semakin berat. Dalam hal ini kualitas hidup pasien
kanker stadium akhir akan berpengaruh terhadap beban caregiver (Joanna
Briggs Institute, 2012).
Caregiver keluarga dengan pasien kanker harus mengubah gaya
hidupnya untuk mengakomodasi permintaan pasien termasuk membatasi
waktu luang dan berinteraksi dengan teman dan keluarga lainnya, kemudian
saat caregiver sangat membutuhkan penyegaran dan relaksasi, mereka tidak
mempunyai kualitas yang cukup. Caregiver keluarga pasien kanker lebih
memprioritaskan pasien daripada dirinya sendiri. Sebagai akibatnya,
caregiver memiliki banyak kesehatan terkait masalah, seperti gangguan
tidur dan kelelahan, yang memperburuk fungsi fisik dan gejala burden
(Williams, 2007).
Penelitian kualitatif yang dilakukan oleh Bevans dan Stenberg
(2012) terhadap seorang caregiver tunggal wanita berusia 53 tahun yang
merawat suaminya yang berusia 56 tahun yang mengidap leukemia
mielogenous akut dan baru saja dilakukan transpantasi allogenic
hematopoietic stem cell. Dilihat dari berbagai faktor yang dialami caregiver
wanita tersebut, dilaporkan bahwa caregiver merasakan distres yang tinggi,
termasuk ansietas, khawatir, kesepian terutama saat sebelum transpantasi
(Bevans & Sternberg, 2012). Level burden atau beban caregiver keluarga
5
pada pasien kanker lebih besar dibandingkan dengan beban dalam merawat
lansia dan ataupun pasien dengan demensia (Kim Y, 2008). Penelitian
Fitrikasari (2012) yang berjudul Gambaran Beban Caregiver Skizofrenia di
Poliklinik Rawat Jalan RSJ Amino Gondohutomo, Semarang didapatkan
hasil dan sebanyak 89 responden (89%) merasa terbebani dengan kondisi
penderita. Penelitian yang berkaitan dengan dengan beban caregiver sudah
banyak dilakukan di luar negeri, namun di Indonesia sendiri belum banyak
dilteliti. Penelitian yang sudah dilakukan di Indonesia adalah penelitian
tentang beban caregiver lansia dan skizofrenia sementara penelitian beban
caregiver kanker di Indonesia belum pernah dilakukan terutama penelitian
di rumah singgah kanker.
Rumah singgah adalah tempat tinggal sementara pasien kanker
untuk memudahkan dalam perawatan dan transportasi ke rumah sakit. Para
pasien kanker diberi berbagai fasilitas seperti tempat tinggal, penyediaan
makanan dengan harga terjangkau, dan transportasi khusus menuju rumah
sakit pengobatan utama kanker. Adapun fasilitas di tiap rumah singgah
berbeda-beda.
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di rumah singgah Yayasan
Cancer Information and Support Center (CISC) dengan wawancara
terhadap 6 keluarga yang memiliki pasien kanker. Wawancara dilakukan
dengan menanyakan secara langsung poin-poin dari kuesioner Zarit Burden
Interview. Hasil wawancara menunjukan bahwa 3 orang dari 6 keluarga
menyatakan memiliki beban yang berat. Masalah yang paling sering
6
dikeluhkan oleh pasien adalah beban ekonomi dan berbagai masalah
emosional.
Gambaran beban caregiver keluarga di rumah singgah yayasan
kanker sangat penting untuk untuk menentukan intervensi, rekomendasi
serta asuhan keperawatan yang dilakukan. Oleh karena itu, peneliti ingin
mengetahui lebih lanjut tentang beban caregiver pada keluarga pada pasien
kanker di rumah singgah yayasan kanker.
B. Rumusan Masalah
Kejadian penyakit kanker di Indonesia terus meningkat. Hal ini
tentunya akan mempengaruhi tingkat beban caregiver keluarga pasien
kanker. Tingkat beban caregiver akan dipengaruhi oleh faktor-faktor
seperti fisik, ekonomi, sosial, psikologis dan hubungan keluarga dengan
pasien. Penelitian beban caregiver pada pasien kanker sudah dilakukan di
beberapa negara, namun di Indonesia penelitian tentang beban caregiver
pada pasien kanker belum dilakukan padahal penelitian ini sangat penting
mengingat dukungan dari caregiver dapat menentukan kualitas hidup para
pasien kanker. Karena itulah, penelitian ini harus dilakukan untuk
mengetahui gambaran beban caregiver keluarga pada pasien kanker agar
kedepannya dapat ditentukan intervensi apa saja yang dapat digunakan
untuk mencegah dan mengatasi beban caregiver keluarga.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui gambaran beban caregiver keluarga pada pasien
kanker di rumah singgah yayasan kanker.
7
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui karakteristik responden berdasarkan usia, suku, jenis
kelamin, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, perkawinan,
hubungan keluarga, usia pasien, kondisi stadium kanker, lama
merawat pasien dan lokasi rumah singgah
b. Mengetahui tingkat beban caregiver keluarga pada pasien kanker
c. Mengetahui distribusi proporsi karakteristik responden dengan
beban caregiver keluarga.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran beban
caregiver keluarga pada pasien kanker di rumah singgah yayasan kanker.
Sehingga data tersebut dapat dijadikan sebagai bahan ajar, acuan,
rekomendasi dan pertimbangan untuk melakukan intervensi terhadap
keluarga pasien kanker yang mengalami beban dalam perawatan pasien. Hal
ini juga bermanfaat bagi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan
keluarga. Manfaat bagi instansi pendidikan adalah untuk memperkaya
literatur, menambah wawasan dan pengetahuan mahasiswa keperawatan.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan oleh Mahasiswa Program Studi Ilmu
Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta untuk mengetahui gambaran beban caregiver keluarga
pada pasien kanker di rumah singgah yayasan kanker yaitu di rumah
singgah Cancer Information and Support Center (CISC), rumah singgah
Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI) dan rumah singgah Yayasan
8
Onkologi Anak Indonesia (YOAI). Subjek yang akan diteliti adalah
caregiver keluarga pasien kanker dengan berbagai macam karakteristik.
Metode penelitian ini dilakukan dengan metode kuantitatif dengan desain
deskriptif.
43
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kanker
1. Definisi Kanker
Kanker adalah isitilah umum untuk menunjukan neoplasma ganas
atau maligna. Neoplasma diartikan sebagai “Pertumbuhan baru,” yaitu
massa abnormal dari sel-sel yang mengalami proliferasi. Sel-sel
neoplasma berasal dari sel-sel yang sebelumnya adalah sel-sel normal,
namun mereka tumbuh dengan kecepatan yang tidak terkendali, tidak
seimbang dengan kebutuhan dan tidak bergantung pada pengawasan
homeostatis sebagian besar sel tubuh lainnya. Istilah neoplasma
merupakan sinonim dari tumor yang diartikan sebagai pembengkakan
atau gumpalan (Price, 2011). Neoplasma berdasarkan sifatnya terbagi
menjadi neoplasma jinak (benigna) dan neoplasma ganas (maligna)
kemudian diklasifikasikan berdasarkan asal jaringannya. Sehingga, suatu
tumor dapat diklasifikasikan sebagai maligna atau benigna. Kanker
merupakan penyakit genetik molekular dikarenakan disfungsi regulasi
dari proses genomik normal unruk diferensiasi sel, pertumbuhan,
replikasi atau kematian sel atau apoptosis (Willis, 2016).
2. Klasifikasi Neoplasma
Sel-sel benigna dan maligna berbeda dalam berbagai karakteristik
pertumbuhan selular meliputi metode dan kecepatan pertumbuhan,
kemampuan untuk bermetastase atau penyebaran, efek umum,
43
pengrusakan jaringan, dan kemampuan untuk menyebabkan kematian
(Smeltzer, 2014).
Tabel 2.1 Karakteristik Neoplasma
Karakteristik Benigna Maligna
Karakteristik sel Serupa dengan sel asal Tidak sama dengan sel asal
Cara pertumbuhan Tumbuh dengan cara ekspansi
dan tidak merusak jaringan
sekitarnya
Tumbuh pada perifer dan
menyebarkan proses yang
menginfiltrasi dan merusak
jaringan sekitarnya
Kecepatan
pertumbuhan
Laju pertumbuhan lambat Laju pertumbuhan cepat
Metastasis Tidak menyebar dengan cara
bermetastasis
Memperoleh akses ke
saluran darah dan limfe
dan bermetastasis ke
bagian tubuh lainnya
Pengrusakan jaringan Tidak menyebabkan
kerusakan jaringan kecuali
bila letaknya di organ vital
Sering menyebabkan
kerusakan jaringan
Kemampuan untuk
menyebabkan
kematian
Biasanya tidak menyebabkan
kematian
Biasanya menyebabkan
kematian
a. Benigna (Neoplasma jinak)
Neoplasma benigna adalah peristiwa lokal semata, terdiri
dari sel-sel yang serupa pada sel asalnya. Sel-sel berproliferasi tidak
saling meninggalkan sehingga neoplasma cenderung bergerak ke luar
dengan bebas sambil mendesak jaringan yang berdekatan. Dengan
demikian, neoplasma jinak mempunyai kapsul jaringan ikat padat
yang memisahkan neoplasma dari sekelilingnya. Tumor benigna
menimbulkan efek-efek berupa obstruksi, tekanan dan sekresi.
Tumor benigna dalam ruang tertutup seperti tengkorak dapat
menimbulkan gangguan serius yang dapat berujung kematian
(Smeltzer, 2014).
43
b. Maligna (Neoplasma ganas)
Neoplasma maligna cenderung tidak berkapsul, dan tidak
seperti sel jinak, biasanya tidak mudah dipisahkan dari sel
sekitarnya. Neoplasma maligna cenderung menyerbu masuk ke
daerah sekitar dan bukan ke samping. Sel-sel neoplasma yang
berploriferasi mampu melepaskan diri dari tumor induk (tumor
primer) dan memasuki sirkulasi untuk menyebar ke tempat lain. Jika
menyangkut, sel-sel kanker embolik semacam ini mampu keluar dari
pembuluh, melanjutkan proliferasi dan membentuk tumor sekunder.
Satu fokus kanker primer dapat menimbulkan banyak fragmen
embolik yang selanjutnya dapat membentuk ratusan nodul sekunder
di tempat yang sangat jauh dengan nodus primer (Price, 2011).
3. Karakteristik Sel- Sel Maligna
Semua sel kanker memiliki beberapa karakteristik selular umum
dalam kaitannya dengan membran sel, adanya protein tertentu, inti,
abnormalitas kromosom dan kecepatan mitosis pertumbuhannya.
Membran sel pada sel-sel kanker mengalami gangguan yang
mempengaruhi perpindahan masuk dan keluar cairan dari sel. Membran
sel dari sel-sel maligna juga mengandung protein yang disebut antigen-
spesifik tumor yang terbentuk ketika sel-sel menjadi kurang
terdiferensiasi (matur) sepanjang waktu. Protein ini membedakan sel
maligna dan juga benigna pada tipe jaringan yang sama dan mungkin
bermanfaat dalam mengukur keluasan penyakit. Membran selular
maligna juga memiliki lebih sedikit fibronektrin, yaitu suatu “semen
43
seluler,” sehingga membrane sel maligna kurang kohesif terhadap sel-sel
di sekitarnya dan tidak melekat dengan cepat. Inti dari selnya pun sering
kali besar dan tidak beraturan, berbanding terbalik dengan benigna yang
cenderung beraturan. nukleolus, atau tempat dimana RNA dan DNA
ditemukan di dalam nukleus, pada sel kanker berbentuk besar dan lebih
dalam. Pembelahan sel atau mitosis pada maligna terjadi lebih sering
daripada sel-sel normal, sehingga meningkatkan fraksi pertumbuhan dari
populasi sel tumor (Smeltzer & Bare, 2002).
4. Etiologi Kanker
a. Karsinogen Kimiawi
Karsinogen kimiawi adalah semua zat kimia yang dapat
menimbulkan kanker pada manusia maupun hewan. Karsinogen
kimiawi menurut mekanisme kerjanya, terbagi menjadi karsinogen
langsung, tidak langsung dan zat pemacu kanker.
Karsinogen langsung adalah zat yang setelah masuk ke
dalam tubuh dapat langsung bekerja atas sel tubuh, tanpa perlu
melalui metabolisme lebih dahulu. Zat ini langsung menginduksi
sel normal menjadi sel kanker biasanya digunakan untuk riset
karsinogenesis in vitro. Contohnya berbagai zat karsinogen
alkilasi, golongan nitrosilamin dan lain-lain.
Karsinogen tidak langsung adalah zat yang telah masuk ke
dalam tubuh memerlukan aktivasi melalui kerja enzim oksidasi
multifungsi mikrosomal dalam tubuh menjadi bentuk yang secara
kimiawi aktif, barulah ia berfungsi sebagai karsinogen. Karsinogen
43
jenis ini tersebar luas di lingkungan luar, yang sering ditemukan
adalah hidrokarbon aromatik polisiklik, golongan amin aromaik,
golongan nitrosamin, aftolaksin dan lain-lain.
Zat pemacu kanker disebut juga sebagai agen promosi
tumor. Zat pemacu tumor secara tersendiri di dalam tubuh tidak
akan menimbulkan kanker, tetapi dapat memacu karsinogen lain
yang menimbulkan kanker seperti minyak kroton, sakarin dan
fenobarbital.
a. Karsinogen Fisika
Karsinogen fisika terdiri atas dua jenis yaitu radiasi pengion
dan sinar ultraviolet. Efek karsinogenik mereka memiliki masa
laten yang sangat panjang. Faktor fisika dapat menyebabkan
berbagai jaringan dan sel tubuh berubah sensitivitasnya sehingga
timbul kanker, dapat juga mencederai sel reproduksi sehingga
timbul kanker pada generasi selanjutnya.
Radiasi pengion adalah karsinogen fisika yang terpenting,
terutama radiasi gelombang elektromagnetik bergelombang pendek
dan berfrekuensi tinggi, serta radiasi electron, proton, neutron,
partikel alfa dan lain-lain. Kontak jangka panjang dengan radium,
uranium, radon, kobal, stronsium dan isotop radioaktif lain yang
dapat menimbulkan kanker. Kanker yang berkaitan dengan radiasi
antara lain: kanker kulit, leukemia, kelenjar tiroid, kanker paru,
kanker mamae, kanker tulang, mioeloma multiple dan limfoma.
43
b. Virus Karsinogen
Virus karsinogen atau virus tumor adalah jenis virus yang dapat
menimbulkan tumor pada tubuh atau membuat sel berubah menjadi
ganas. Interaksi antara virus tumor dan sel hospes menyebabkan
transformasi ganas sel, kuncinya adalah adanya agen virus yang
onkogenik berinteraksi dengan DNA sel sehingga DNA virus
menjadi bagian integral dari DNA sel, dan dengan demikian dapat
mempengaruhi proses kendali diferensiasi, ploriferasi dan
pertumbuhan sel hospes, sehingga terjadi kegananasan.
Contoh virus yang umum ditemukan adalah : Virus Epstein-
Barr penyebab karsinoma nasofaring (NPC), Virus hepatitis B
(HBV) dan hepatoma (HCC), virus papilloma (HPV) dan
karsinoma serviks uteri (Desen, 2008).
5. Karsinogenesis
Pembelahan, poliferasi, dan diferensiasi sel dikontrol secara ketat
dalam kondisi yang normal (Price, 2011). Kerusakan genetik nonletal
merupakan hal sentral dalam karsinogenesis. Kerusakan atau mutasi
genetik semacam ini mungkin didapat akibat pengaruh lingkungan,
seperti zat kimia, radiasi, atau virus, atau diwariskan dalam sel
germinativum (Kumar, Cotran, & Robbins, 2007).
Telah diidentifikasi empat golongan gen yang memainkan
peranan penting dalam mengatur sinyal mekanisme faktor pertumbuhan
dan siklus sel itu sendiri, termasuk protoonkogen yang mendorong
pertumbuhan, gen penekan kanker (tumor suppressor gene) yang
43
menghambat pertumbuhan (antionkogen), gen yang mengatur kematian
sel terencana (programmed cell death), atau apoptosis dan gen yang
mengatur perbaikan DNA yang rusak (Kumar et al., 2007).
Proses pembentukan kanker dan transformasinya diduga memiliki
sedikitnya tiga tahapan proses seluler.
a. Tahap Inisiasi
Merupakan tahap awal, dimana inisiator seperti zat kimia, faktor
fisik dan agen biologik melepaskan mekanisme enzimatik normal
dan menyebabkan perubahan dalam struktur genetik DNA.
Perubahan ini dapat dipulihkan atau malah dapat menyebabkan
mutasi selular permanen (Smeltzer, 2002).
b. Tahap Promosi
Tahap pemajanan berulang terhadap agen yang mempromosikan
menyebabkan ekspresi informasi abnormal atau genetik mutan
bahkan setelah periode yang lama (Smeltzer, 2002).
c. Tahap Progresi
Progresi adalah tahap ketiga dari karsinogenesis selular. Sel-sel yang
menglami perubahan bentuk selama inisiasi dan promosi kini
melakukan perilaku maligna. Sel-sel ini sekarang menampakkan
suatu kecenderungan untuk menginvasi jaringan yang berdekatan
dan bermetastase. Agen yang menginisiasi atau mempromosi
transformasi seluler disebut sebagai karsinogen (Smeltzer, 2002).
43
Bagan 2.1 Skema sederhana dasar molekul kanker (Kumar, 2007)
6. Pembagian Stadium Kanker
Stadium karsinoma merupakan hal yang esensial dalam
menentukan penanganan maupun prognosis. Pada tahun 1987 American
Joint Committee on Cancer (AJCC) dan International Union against
Cancer memperkenalkan sistim klasifikasi TNM.
a. Tumor Primer (T)
TX : Tumor primer tak dapat ditentukan
TO : Tidak ditemukan tumor primer
Tis : Carcinoma in situ
Sel normal
Kerusakan DNA
Mutasi pada
genom sel
somatik
Mutasi herediter pada: -Gen-gen yang
mempengaruhi perbaikan
DNA
- gen-gen yang mempengaruhi pertumbuhan
dan apoptosis sel
Zat perusak DNA
didapat dari
(lingkungan):
Kimia, radiasi,
virus
Pengaktifan onkogen
pendorong
pertumbuhan
Ekspresi produk gen
yang mengalami
perubahan
Neoplasma ganas
Perubahan gen yang
mengendalikan
pertumbuhan
Penonaktifan gen
supresor kanker
Perbaikan
DNA
Berhasil
Perbaikan
DNA gagal
43
T1, T2, T3 : Peningkatan progresif ukuran dan keterlibatan tumor
b. Kelenjar Limfe Regional (N)
NX : Nodus limfe regional tidak dapat ditentukan
N0 : Tak terdapat keterlibatan nodus limfe regional
N1, N2, N3, N4 : Tingkat yang menunjukan abnormalitas nodus limfe
regional terus meningkat
c. Metastasis jauh (M)
MX : Tidak dapat ditentukan adanya metastasis jauh
M0 : Tidak (diketahui) metastasis jauh
M1 : Ditemukan metastasis jauh
Tabel 2.2 Pembagian stadium TNM
Stadium 0 Tis, N0, M0
Stadium I T1, N0, M0 / T2, N0, M0
Stadium II T3,N0,M0 /T4,N0,M0
Stadium III
Semua T, N1, M0 /Semua T,
N2,M0
Stadium IV Semua T, semua N, M1
Stadium I: tumor kurang dari 2 cm, keterlibatan nodus limfe
negatif, tidak terdeteksi adanya metastasis.
Stadium II: tumor lebih dari 2 cm tetapi kurang dari 5 cm,
keterlibatan nodus limfe belum pasti negatif atau positif, tidak
terdeteksi adanya metastasis
Stadium III: tumor besar berukuran lebih dari 5 cm, atau tumor
dengan ukuran limfe yang positif, tanpa adanya bukti metastasis.
43
Stadium IV: tumor ukuran berapapun, keterlibatan nodus limfe
positif, atau negatif dan metastasis jauh.
(Smeltzer, 2014).
7. Penatalaksanaan Kanker
a. Pembedahan
Pembedahan masih merupakan modalitas pengobatan yang
terbaik dan paling sering digunakan. Namun demikian, pendekatan
pembedahan tertentu mungkin dipilih karena berbagai alasan.
Pembedahan dibagi menjadi beberapa metode baik primer,
diagnostik, profilaksis, paliatif atau rekonstruktif.
1) Pembedahan sebagai pengobatan primer
Pembedahan primer dalam pengobatan kanker bertujuan untuk
mengangkat seluruh tumor (atau sebanyak mungkin yang dapat
diangkat, prosedur ini sering disebut debulking) dan semua
jaringan di sekitarnya yang terkena termasuk nodus limfe
regional.
2) Bedah diagnostik
Bedah diagnostik biasanya dilakukan untuk mendapatkan
biopsi (eksisi sepotong jaringan dari pertumbuhan yang
dicurigai) untuk menganalisa jaringan dan sel-sel yang diduga
ganas.
43
3) Bedah profilaksis
Bedah profilaksis melibatkan pengangkatan jaringan atau organ
nonvital yang mungkin untuk terjadinya kanker. Contohnya
adalah kolektomi dan masektomi.
4) Bedah paliatif
Bila kanker tidak mungkin disembuhkan, tujuan pengobatan
adalah membuat pasien senyaman mungkin dan meningkatkan
hidup yang memuaskan dan produktif untuk waktu yang
selama mungkin. Apakah periode tersebut sangat singkat atau
panjang, tujuan utamanya adalah kualitas hidup yang tinggi.
5) Bedah rekonstruktif
Bedah rekonstruktif dapat dilakukan setelah bedah kuratif atau
radikal dan dilakukan dalam upaya untuk memperbaiki fungsi
atau memperoleh efek kosmetik yang dikehendaki. Bedah
rekonstruktif ini mungkin dilakukan dalam satu kali operasi
atau dalam beberapa tahap operasi. Konsultasi dan evaluasi
pra-bedah oleh dokter bedah yang akan melakuakn bedah
rekonstruktif dapat dilakukan sebelum operasi (Smeltzer &
Bare, 2002).
b. Radiasi
Radiasi atau radioterapi adalah cara pegobatan dengan
memberikan radiasi ionisasi pada neoplasma. Radiasi memberikan
efek mematikan pada sel-sel kanker yang sedang berdiferensiasi
atau berploriferasi dibandingkan pada sel-sel normal yang berada
43
di dekatnya. Pada keadaan yang menguntungkan, dapat terjadi
penyembuhan tanpa mengorbankan struktrur yang vital. Tidak
semua tumor dapat di radiasi, dan sifatnya radioresisten. Tumor-
tumor yang tersebar luas juga tidak dapat diobati dengan
radioterapi, karena radiasi pada daerah tubuh yang luas dapat
beresiko morbiditas yang tidak dapat ditoleransi atau dapat
menyebabkan kematian (Price, 2011).
c. Kemoterapi
Kemoterapi adalah penggunaan preparat antineoplastik sebagai
upaya untuk membunuh sel-sel tumor dengan menganggu fungsi
dan reproduksi seluler. Kemoterapi terutama digunakan untuk
mengobati penyakit sistemik daripada lesi setempat dan dapat
diatasi dengan pembedahan atau radiasi. Kemoterapi mungkin
dikombinasikan dengan pembedahan atau terapi radiasi, atau
kedua-duanya, untuk menurunkan ukuran tumor sebelum operasi,
untuk merusak semua sel sel-sel tumor yang masih tertinggal pasca
operasi, atau untuk mengobati beberapa bentuk leukemia. Tujuan
dari kemoterapi (penyembuhan, pengontrolan, menetapkan
medikasi, yang digunakan dan keagresifan dari rencana
pengobatan.
d. Transplantasi Sumsum Tulang
Pembedahan, terapi radiasi, dan kemoterapi sangat
memperbaiki angka kebertahanan hidup pasien kanker. Namun
banyak malignansi yang menjadi resisten terhadap terapi. Terutama
43
pada malignansi hematologis dengan penyakit sumsum tulang dan
malignasi tumor padat. Peran transplantasi sumsum tulang (TST)
untuk malignansi juga untuk penyakit non-malignasi terus
berkembang. Angka kebertahanan hidup jangka panjang setelah
TST untuk penyakit malignansi adalah 40% - 50% (Smeltzer &
Bare, 2002).
B. Keluarga
1. Pengertian Keluarga
Menurut Duval dalam Ali (2010), Keluarga adalah sekumpulan
orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adaptasi, dan kelahiran
yang betujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum,
meningkatkan perkembangan fisik, mental dan emosional serta sosial
individu yang ada di dalamnya. Sedangkan, menurut Departemen
Kesehatan RI tahun 1988, keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat
yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul serta
tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling
bergantung (Ali, 2010).
2. Ciri- Ciri Struktur Keluarga
a. Terorganisasi
Keluarga adalah cerminan organisasi, dimana masing-masing anggota
keluarga memiliki peran dan fungsinya masing-masing sehingga
tujuan keluarga dapat tercapai. Organisasi yang baik ditandai dengan
adanya hubungan yang kuat antara anggota sebagai bentuk saling
ketergantungan dalam mencapai tujuan.
43
b. Keterbatasan
Dalam mencapai tujuan, setiap anggota keluarga memiliki peran dan
tanggung jawabnya masing-masing sehingga dalam berinteraksi setiap
anggota tidak bisa semena-mena, tetapi mempunyai keterbatasan yang
dilandasi oleh tanggung jawab masing-masing anggota keluarga.
c. Perbedaan dan kekhususan
Adanya peran yang beragam dalam keluarga menunjukkan masing-
masing anggota keluarga mempunyai peran dan fungsi yang berbeda
seperti halnya peran ayah sebagai pencari nafkah dan peran ibu
merawat anak-anaknya (Setiawati, 2008).
3. Fungsi Keluarga
Keluarga memiliki berbagai macam fungsi. Friedmann (1986)
dalam Ali (2010), mengidentifikasi lima fungsi dasar keluarga, sebagai
berikut:
a. Fungsi afektif
Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga, yang
merupakan basis kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna untuk
pemenuhan kebutuhan psikososial. Keberhasilan melaksanakan fungsi
afektif tampak pada kebahagiaan dan kegembiraan dari seluruh
anggota keluarga. Tiap anggoata keluarga saling mempertahankan
iklim yang positif. Hal tersebut dapat dipelajari dan dikembangkan
melalui interaksi dan hubungan dalam keluarga. Dengan demikian,
keluarga yang berhasil melaksanakan fungsi afektif, seluruh anggota
keluarga dapat mengembangkan konsep diri positif.
43
b. Fungsi sosialisasi
Keluarga merupakan tempat individu melakukan sosialisasi.
Sosialisasi dimulai pada saat lahir dan akan diakhiri dengan kematian.
Pada setiap tahap perkembangan keluarga dan individu (anggota
keluarga) dicapai melalui interaksi atau hubungan yang diwujudkan
dalam sosialisasi. Anggota keluarga belajar disiplin, norma, budaya
serta perilaku melalui hubungan dan interaksi dalam keluarga,
sehingga individu mampu berperan di masyarakat.
c. Fungsi reproduksi
Keluarga berfungsi untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan
menambah sumber daya manusia.
d. Fungsi ekonomi
Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan seperti sandang,
pangan dan papan maka keluarga memerlukan sumber keuangan.
e. Fungsi perawatan kesehatan
Fungsi keperawatan kesehatan merupakan pertimbangan vital dalam
pengkajian keluarga yang memerlukan penyadiaan kebutuhan fisik
seperti makanan, pakaian, tempat tinggal, dan perawatan kesehatan.
Jika dilihat dari perspektif masyarakat, keluarga merupakan sistem
dasar, dimana perilaku sehat dan perawatan kesehatan diatur,
dilaksanakan dan diamankan (Ali, 2010).
43
4. Tugas Keluarga di Bidang Kesehatan
Sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga
mempunyai tugas di bidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan,
meliputi:
a. Mengenal masalah kesehatan keluarga.
Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan
karena tanpa kesehatan segela sesuatu tdak akan berarti. Orang tua
perlu mengenal keadaan kesehatan dan perubahan-perubahan yang
dialami anggota keluarga. Perubahan sekecil apapun yang dialami
anggota keluarga secara tidak langsung menjadi perhatian orang
tuaatau keluarga.
b. Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga.
Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari
pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan
pertimbangan siapa diantara keluarga yang mempunyai kemampuan
memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga. Jika keluarga
mempunyai keterbatasan dapat meminta bantuan kepada orang di
lingkungan tingga keluarga agar memperoleh bantuan.
c. Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan.
Sering kali keluarga telah mengambil tindakan yang tepat dan benar,
tetapi keluarga memiliki keterbatasan yang telah diketahui oleh
keluarga sendiri. Jika demikian, anggota keluarga yang mengalami
gangguan kesehatan perlu memperoleh tindakan lanjutan perawatan
agar masalah yang lebih parah tidak terjadi. Perawatan dapat dilakukan
43
di institusi pelayanan kesehatan atau di rumah apabila keluarga telah
memiliki kemampuan melakukan tindakan untuk pertolongan pertama.
d. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan
keluarga.
e. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan di sekitarnya bagi
keluarga.
(Suprajitno, 2004)
5. Hubungan Pasien dan Keluarga Terhadap Kanker
Semua pasien kanker dan keluarganya menghadapi berbagai
tantangan selama fase kehidupannya, seperti keadaan yang tiba-tiba dan
tidak disangka-sangka. Penyakit kanker yang menyerang salah satu
keluarga akan merubah keseimbangan emosi, keuangan, pembagian
tanggung jawab, dan aktivitas sosial dan istirahat (Buc E. et. al dalam
Langhorne, 2007). Bagaimana cara pasien dan keluarga berkomunikasi,
menyelesaikan masalah bersama dan cara meghadapi dengan berbagai
perawatan menjadi kemampuan sendiri untuk kesembuhan pasien.
Hubungan keluarga dengan pasien menjadi sangat penting.
a. Respon Emosional Pasien dan Kemampuan Koping
Banyak pasien, dewasa ini menganggap bahwa diagnosis
kanker sebagai kalimat kematian yang menyakitkan dengan dampak
yang sangat buruk bagi psikologi pasien dan fungsinya terhadap
keluarga. Akhirnya, krisis psikologi ini tercipta dengan berbagai
emosi dari mulai ansietas, marah, takut dan depresi karena diagnosis
43
yang melumpuhkan, pilihan perawatan, keputusasaan dan hilang
harapan.
b. Respon Emosional Keluarga dan Kemampuan Koping
Diagnosis kanker bukan hanya menjadi stesor bagi individu
namun juga bagi keluarga pasien. Koping pasien dan keluarga dapat
memberikan efek mendalam bagi penderitaan pasien. Kemampuan
keluaga dalam respon emosi, fisik dan tantangan dalam menghadapi
diagnosis dan perawatan terhadap kanker terbagi menjadi beberapa
faktor.
1) Dukungan
Hal biasa bagi pasien dan keluarga dengan penyakit berat
merasa terasingkan dari teman dekat atau anggota keluarga lain.
Mc Daniels dan kawan-kawan menggaris bawahi pentingnya ikatan
emosional, dukungan, saling melindungi dan saling mencintai
dalam keluarga juga teman sebagai faktor-faktor psikososial yang
berpengaruh dalam lingkup sehat dan sakit. Hubungan antara
pasien dan keluarga berpengaruh besar dalam penyembuhan kanker
(Langhorne, Fulton, & Shirley, 2007).
Dukungan keluarga merupakan bentuk pemberian
dukungan terhadap anggota keluarga lain yang mengalami
permasalahan, yaitu memberi dukungan pemeliharaan, emosional
untuk mencapai kesejahteraan anggota keluarga dan memenuhi
kebutuhan psikososial (Potter & Perry, 2009)
43
2) Harapan
Beberapa pasien beranggapan bahwa pengalaman
menderita kanker seperti menaiki roller-coaster dengan
ketinggian dan kerendahan diumpamakan sebagai harapan dan
keputusasaan. Kepercayaan memberikan pengaruh besar terhadap
harapan pasien dalam penyakitnya. Harapan berbeda dengan
keinginan dan ekspektasi. Jadi, pasien dan keluarga dapat
mengeksplor kemungkinan dari memegang harapan untuk aspek
fisik, emosional dan hubungan keluarga dengan pasien.
3) Komunikasi
Pasien dan keluarga mengalami pengurangan tingkat
ansietas saat ia dapat berbagi pengalaman, bercerita dan
mengkomunikasikannya dengan jujur terhadap orang lain.
(Langhorne et al., 2007)
C. Caregiver
1. Pengertian Caregiver
Caregiver merujuk kepada seseorang yang menyediakan pelayanan
kepada orang lain sesuai dengan kebutuhan (John Hopkins University,
2006). Sedangkan Menurut Awad dan Voruganti (2008), Caregiver adalah
seorang individu yang mempunyai tugas untuk merawat dan mendukung
orang lain dalam kehidupannya (Awad & Voruganti, 2008). Menurut
Sukmarini (2009), caregiver adalah seseorang yang memberikan bantuan
kepada orang yang mengalami ketidakmampuan dan memerlukan bantuan
karena penyakit yang dideritanya (Sukmarini, 2009).
43
2. Pengertian Caregiving
The National Family Caregivers Assosiation (NFCA)
mendefinisikan caregiving sebagai pemberian dukungan akan kebutuhan
kesehatan baik fisik maupun mental untuk merawat salah seorang keluarga
(Talley, McCorkle, & Baile, 2012).
3. Jenis-Jenis Caregiver
Caregiver terbagi menjadi dua jenis, caregiver formal dan
caregiver informal. Caregiver formal merujuk kepada tenaga profesional,
atau paraprofesional yang menyediakan perawatan dengan adanya
pembiayaan atau dibayar seperti perawat, asisten perawat, personal care
worker. Sukarelawan yang berada di gereja maupun di organisasi sosial
juga merupakan caregiver formal. Sehingga pengertian caregiver formal
adalah profesional, paraprofesional, atau sukarelawan yang menyediakan
perawatan di rumah, komunitas, atau institusi ataupun kediaman (Family
Caregiver Alliance (FCA) dalam John Hopkins University, 2006).
Caregiver informal didefinisikan sebagai seseorang yang memberi
perawatan tanpa dibayar dan memiliki hubungan dalam merawat
seseorang, seperti keluarga, teman, tetangga atau yang mungkin menjadi
caregiver primer atau sekunder. Seseorang yang menyediakan waktu
penuh atau sebagian untuk membantu, dan tinggal dengan seseorang yang
membutuhkan perawatan dan tidak bisa dipisahkan (Feinberg dan Pilsuk
dalam John Hopkins University, 2006).
43
4. Tugas dan Fungsi Caregiver
Menurut Garnand 2012 Ada 3 tugas spesifik sebagai caregiver:
a. Dukungan Medis (Medical Support)
Termasuk penjadwalan, membantu dalam pengobatan, monitor efek
samping, memanajemen luka, memonitor rekam medis, dan petunjuk
medis.
b. Pengaturan Jaminan dan Keuangan (Insurance and Financial
Management)
Menyeleksi rencana asuransi yang tepat, membantu menyiapkan obat
baru dan obat-obatan yang mahal, atau menemukan sumber asuransi
dan menyelamatkan keuangan juga menabung.
c. Manajemen Rumah Tangga (Household management)
Termasuk manajemen nutrisi, keamanan, kontrol infeksi, menyiapkan
dukungan fisik emosioal dan spiritual (Garnand, 2012).
5. Keluarga Sebagai Caregiver
Caregiver Keluarga atau Family Caregiver adalah individu yang
menyediakan perawatan tanpa dibayar atau sebagai asisten dari anggota
keluarga yang mengalami kanker (Given, Sherwood, & Given, 2015).
Menurut MetLife dan NAC (2006) dalam Talley (2012). Caregiver
keluarga adalah seseorang yang memberi perawatan kepada keluarga dan
seseorang yang dicintainya dalam keadaan lemah, menua, atau memiliki
keterbatasan mental dan fisik (Talley et al., 2012). Caregiver keluarga
dalam perawatan paliatif didefinisikan sebagai sanak saudara, teman
ataupun pasangan yang ikut terlibat dalam perawatan pasien dan biasanya
43
mempersiapkan fisik, praktik dan emosi juga dukungan tanpa dibayar
(Henriksson & Årestedt, 2013).
Bila salah satu anggota keluarga menderita gangguan kesehatan,
keluarga yang lain mengemban peran sebagai pemberi asuhan atau
caregiver (Friedman, Bowden, & Jones, 2010). Peran caregiver keluarga
adalah membantu memberikan perawatan pada anggota yang mengalami
gangguan kesehatan. Caregiver keluarga berfungsi untuk menjaga
keseimbangan dan kestabilan keluarga.
Tugas dari seorang caregiver keluarga dimulai dari mengambil
alih tugas-tugas rumah tangga, membantu perawatan pribadi, melakukan
tugas fisik yang kompleks dan tugas-tugas perawatan seperti dukungan
juga pengkoordinasian dengan tenaga medis (Henriksson & Årestedt,
2013). Fungsi dari caregiver keluarga adalah merawat klien yang
menderita suatu penyakit termasuk juga menyediakan makanan,
memebawa klien ke pelayanan kesehatan, dan memberikan dukungan
emosional, kasih sayang dan perhatian (Tantono, 2006). Caregiver
keluarga juga membantu klien dalam mengambil keputusan atau pada
stadium akhir penyakitnya. Keluarga sebagai caregiver merupakan
penasehat yang sangat penting dan diperlukan oleh klien (Tantono, 2006).
Menurut Horowitz (1985), Caregiver keluarga memberikan
perawatan informal mencakup 4 dimensi yaitu perawatan langsung
(seperti membantu dressing, manajemen obat-obatan), perawatan
emosional (menyediakan dukungan sosial dan dukungan lainnya),
perawatan medis (bernegosiasi dengan orang lain, termasuk tenaga
43
kesehatan, untuk kepentingan pasien), pengaturan finansial (mengatur
sumber keuangan, termasuk penghasilan dan pembelanjaan) (Talley et al.,
2012).
6. Tipe-Tipe Caregiver Keluarga
a. Caregiver Primer
Caregiver primer merupakan caregiver utama dengan tingkat tanggung
jawab tertinggi mengenai perawatan dan melakukan tugas terbesar dari
tugas-tugas pengasuhan. Caregiver primer melakukan perawatan
sendiri atau bersama dengan caregiver lain.
b. Caregiver Sekunder
Caregiver sekunder adalah seseorang yang melakukan tugas-tugas
dengan tingkat yang sama dengan caregiver primer, namun dengan
tingkat tanggung jawab yang berbeda. Oleh karena itu, caregiver
sekunder tidak berkewajiban untuk mengambil keputusan tentang
dukungan dan perawatan pasien. Caregiver sekunder menyediakan
perawatan bersama dengan caregiver primer.
c. Caregiver Tersier
Caregiver tersier merupakan caregiver yang memiliki sedikit atau
tidak memiliki tanggung jawab sama sekali untuk memutuskan
perawatan pasien. Tugas yang dilakukan caregiver tersier biasanya
meliputi berbelanja, berkebun dan membayar tagihan. Caregiver
tersier dapat memberikan perawatan apabila caregiver lain tidak hadir.
(Dilworth-anderson, Williams, & Cooper, 1999).
43
Penelitian Gaugler et al. (2003) dalam Barbosa &
Figueiredo (2015) menunjukan bahwa kehadiran caregiver sekunder
dapat mengurangi tuntutan beban pada caregiver primer. Sebuah studi
membandingkan antara caregiver primer dan sekunder dan ditemukan
bahwa caregiver sekunder memiliki tingkat stres dan beban yang lebih
rendah dari pada caregiver primer (Barbosa & Figueiredo, 2015).
7. Dampak Menjadi Caregiver Kanker
Merawat pasien kanker memiliki dampak negatif dan positif
tersendiri. Caregiver keluarga berisiko tinggi mengalami efek samping
seperti kelelahan dan gangguan tidur, daya tahan tubuh lemah, tekanan
darah tinggi. Efek positif dari merawat pasien seperti yang dilaporkan
adalah penghargaan, kesadaran dan kepuasan (Given et al., 2015).
D. Beban Caregiver
1. Pengertian Beban Caregiver
Beban caregiver atau caregiver burden didefinisikan sebagai
respon multidimensi terhadap penilaian negatif dan perasaan stres yang
dihasilkan dari merawat seseorang yang sakit baik dalam respon fisik,
emosional, sosial, finansial dan fungsi (Zarit, Reever and Bath Peterson
dalam Myron & Anne, 2009). Menurut Barbosa & Figueiredo, (2015)
beban caregiver adalah penilaian negatif dari peran sebagai caregiver
dalam segi mental, kesehatan fisik, kehidupan sosial (Barbosa &
Figueiredo, 2015).
Dilehay dan Sandys mendefinisikan beban caregiver sebagai
kondisi psikologis yang timbul dari kombinasi tekanan fisik, emosi dan
43
sosial seperti keterbatasan ekonomi yang timbul karena merawat penderita
(Fitrikasari, 2012). Menurut Montgromery, Gonyea dan Hooyman, beban
caregiver adalah distres yang dirasakan caregiver sebagai akibat dari
pemberian perawatan. Distres ini berbeda dengan depresi, cemas dan
respon emosi lain (Grant et al., 2013).
Suku Indian mempersepsikan beban caregiver sebagai tekanan
peran, ketidakmampuan untuk menunjukan peran yang efektif. Mereka
juga percaya bahawa permintaan perawatan pasien sebagai pengharapan
yang tidak bisa ditolak (Capetuzi, 2014).
2. Jenis-Jenis Beban Caregiver
Beban caregiver terbagi menjadi dua yaitu beban objektif dan
beban subjektif caregiver.
a. Beban objektif caregiver
Beban objektif caregiver adalah beban yang dapat muncul dari
segala kejadian atau aktivitas yang berhubungan dengan peran sebagai
caregiver seperti melakukan tugas perawatan sehari-hari termasuk
mengantarkan pasien ke dokter hari demi hari atau mengatur
perubahan dari kebiasaan pasien. (J. Honea, Brintnall, Colao, &
Somers, 2008).
43
Beban objektif caregiver menurut Sukmarini (2009) adalah
masalah praktis yang dialami oleh caregiver antara lain:
1) Masalah keuangan
Masalah keuangan yang dihadapi caregiver seperti hambatan atau
kehilangan kesempatan untuk bekerja, kekurangan dana serta
beban biaya dalam merawat penderita.
2) Gangguan pada kesehatan fisik
Caregiver keluarga pasien kanker lebih memprioritaskan pasien
daripada dirinya sendiri. Sebagai akibatnya, caregiver memiliki
banyak kesehatan terkait masalah, seperti gangguan tidur dan
kelelahan, yang memperburuk fungsi fisik (Williams, 2007).
3) Masalah dalam pekerjaan
Caregiver harus menyeimbangkan antara pekerjaan dan juga
kewajiban merawat pasien, hal itu dapat menyebabkan kesulitan
dalam penyesuaian dan adaptasi.
4) Hambatan aktivitas sosial
Caregiver keluarga dengan pasien kanker harus mengubah gaya
hidupnya untuk mengakomodasi permintaan pasien termasuk
membatasi waktu luang dan berinteraksi dengan teman dan
keluarga lainnya.
b. Beban subjektif caregiver
Beban subjektif caregiver merupakan respon psikologi yang
dialami caregiver atas peranannya dalam merawat pasien dengan
penyakit kanker (Sukmarini, 2009). Menurut Pinquart dan Sorenson,
43
Beban subjektif adalah reaksi emosional caregiver dari perannya
sebagai caregiver meliputi khawatir, kesedihan ansietas, frustrasi,
mara, rasa bersalah, tertekan, malu, bingung dan perubahan emosi lain
(J. Honea et al., 2008). Cujipers dan Stam (2000) meyatakan bahwa
beban subjektif yang dialami caregiver terkait langsung dengan beban
objektif yang terjadi (Harvey CA, 2003).
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Beban Caregiver Pasien Kanker
a. Faktor Caregiver
1) Usia
Menurut Grant et al, 2012, caregiver yang lebih tua yang memiliki
distres dalam berhubungan dengan pasien akan meningkatkan level
beban caregiver karena kurangnya dukungan (Grant et al., 2013).
Sementara itu penelitian juga menemukan semakin muda usia
caregiver juga akan mengalami tekanan yang kuat. (Joanna Briggs
Institute, 2012).
2) Jenis Kelamin
Jenis kelamin didapatkan berpengaruh terhadap beban caregiver.
Dua studi terkait mengatakan bahwa wanita mengalami level beban
caregiver lebih besar daripada laki-laki (Joanna Briggs Institute,
2012). Beberapa studi juga menemukan bahwa caregiver
perempuan akan mengalami tingkat depresi yang tinggi dan
rendahnya tingkat kepuasan hidup (Pottie, Burch, Thomas, &
Irwin, 2014).
43
3) Ras
Salah satu penelitian terkait juga menemukan bahwa ras kaukasoid
lebih tinggi tingkat beban caregiver dibandingkan ras lain (Afrika,
amerika, hispanik dan indian) (Joanna Briggs Institute, 2012).
4) Tingkat Pendidikan
Caregiver dengan pendidikan yang rendah mengalami stres yang
tinggi. Studi yang lain membuktikan bahwa tidak ada hubungan
antara tingkat pendidikan dan tingkat beban pada caregiver
(Joanna Briggs Institute, 2012).
5) Pendapatan
Status ekonomi dan pendapatan berhubungan dengan beban
caregiver. Caregiver dengan pendapatan yang kurang dilaporkan
berpotensi mengalami tekanan ekonomi yang tinggi. Persepsi akan
tekanan finansial yang menghimpit menghasilkan tingkat beban
yang berat (Joanna Briggs Institute, 2012).
6) Status pekerjaan
Caregiver dengan status pekerja meningkatkan level beban karena
caregiver harus menyeimbangkan antara pekerjaan dan juga
kewajiban merawat pasien (Joanna Briggs Institute, 2012).
Caregiver yang merupakan pekerja dan juga merawat pasien yang
menuntut bantuan untuk aktivitas sehari-hari memiliki resiko tinggi
beban caregiver berat (Hsu et al., 2015).
43
7) Status kesehatan
Status kesehatan juga berefek pada persepsi tentang beban
caregiver. Caregiver dengan kesehatan yang buruk mengalami
beban caregiver yang tinggi dan juga mengalami tekanan fisik,
spiritual dan ekonomi yang lebih tinggi (Joanna Briggs Institute,
2012).
8) Status perkawinan
Status perkawinan dan komunikasi antar keluarga dapat
mempengaruhi ketegangan. Penelitian menyatakan bahwa status
pernikahan antara caregiver dan pasangannya dapat berimbas pada
beban caregive (Grant et al., 2013).
b. Faktor Pasien
1) Usia Pasien
Usia pasien yang semakin tua dengan kanker akan menambah
tantangan bagi caregiver dan tentu saja menambah resiko
terjadinya beban caregiver yang berat. Bertambahnya usia akan
menyebabkan terjadinya kemunduran psikologi sehingga
meningkatkan kebutuhan akan pengasuhan (Hsu et al., 2015).
2) Kondisi Stadium kanker
Saat penyakit pasien bertambah parah dengan gejala tambahan,
kehilangan fungsi fisik dan membutuhkan lebih banyak perawatan,
caregiver keluarga akan mengalami stres yang tinggi (Henriksson
& Årestedt, 2013). Diagnosis penyakit terminal dapat berimbas
43
pada tingginya tekanan pada caregiver (Joanna Briggs Institute,
2012).
3) Lama rawat
Durasi caregiver merawat pasien berpengaruh terhadap stres
caregiver. Caregiver dapat mengalami stres lebih rendah bila
merawat pasien lebih dari 2 tahun (Joanna Briggs Institute, 2012).
4. Intervensi Keperawatan Terhadap Beban Caregiver
a. Dukungan (Supportif)
Intervensi dengan cara memberikan dukungan bertujuan
untuk menawarkan individu atau kelompok berdiskusi dipandu
oleh tenaga profesional. Intervensi berfokus pada membangun
hubungan dan menciptakan peluang di dalam forum untuk
membahas kesulitan, keberhasilan dan perasaan tentang perawatan.
Sonsoren et al, berpendapat bahwa metode dukungan merupakan
intervensi yang efektif dalam mengurangi beban caregiver
Intervensi dukungan meliputi:
1) Peserta diperbolehkan menyediakan dukungan untuk orang lain
dalam grup.
2) Menyediakan kesempatan untuk berbagi tentang hal yang
berurusan dengan beban perawatan.
3) Mengidentifikasi strategi untuk memasukan ide-ide kedalam
perawatan.
43
b. Psikoterapi dan pendekatan kognitif
Merupakan fasilitas untuk pengembangan hubungan antara
caregiver dan tenaga profesional. Terapis profesional membantu
mengidentifikasi strategi untuk manajemen distres, ingatan dan
pendekatan kognitif, caregiver diajari untuk mengembangkan skill
self-monitoring dengan cara:
1) Menentang pikiran-pikiran negatif atau asumsi-asumsi yang
mendorong perilaku mempersulit diri.
2) Menggunakan strategi yang membantu mengembangkan
kemampuan memecahkan masalah.
3) Berfokus pada menajemen waktu, bekerja, atau reaktivitas
manajemen emosi.
4) Mendorong caregiver untuk kembali terlibat dalam kegiatan
yang menyenangkan dan hal-hal positif.
c. Pijat dan sentuhan penyembuhan (Message and healing touch)
Sebuah studi meneliti manfaat terapi pijat dan sentuhan
penyembuhan pada caregiver dengan pasien kanker di klinik rawat
jalan. Seorang terapis menyampaikan bahwa terapi ini tidak
mengurangi beban perawatan. Namun penurunan yang signifikan
diamati pada nila depresi dan kecemasan caregiver dalam kelompok
yang menerima terapi pijat.
d. Beristirahat sejenak (Respite)
Perawatan ini dirancang untuk memberikan caregiver
waktu berharga dari tuntutan sebagai caregiver, seperti kegiatan
43
kehidupan sehari-hari, pengawasan, atau menambah keterampilan
perawatan. Hasil awal menunjukkan bahwa berhenti sejenak
mungkin memang mengurangi ketegangan pengasuh dan beban
dalam populasi onkologi.
e. Multikomponen
Merupakan kombinasi beberapa intervensi: metode
dukungan, psikoterapi, psiko-edukasi dan beristirahat sejenak.
Intervensi ini cenderung paling efektif mengurangi ketegangan
caregiver dan beban caregiver karena menggunakan beberapa
teknik untuk kebutuhan caregiver (J. Honea et al., 2008)
E. Penelitian Terkait
Berikut adalah beberapa penelitian yang dijadikan acuan oleh peneliti:
1. Beban Caregiver
a. Penelitian Fitrikasari (2012) yang berjudul Gambaran Beban
Caregiver Skizofrenia di Poliklinik Rawat Jalan RSJ Amino
Gondohutomo, Semarang. Metode penelitian deskriptif dengan
teknik pengambilan sampel consecutive sampling. Jumlah
responden 100 caregiver, 50 pasien berbayar (tunai) dan 50 yang
lain tidak berbayar (dijamin Jamkesmas, Jamkesda dan Akses
PNS). Kuesioner yang digunakan adalah Burden Assesment
Schedule (BAS). Dari hasil penelitian tersebut didapatkan skor
BAS terentang antara 18-40, dengan skor rerata 26,41 dan
sebanyak 89 responden (89%) merasa terbebani dengan kondisi
penderita. Beban caregiver pada caregiver skizofrenia dipengaruhi
43
oleh kebutuhan penderita, jenis dan beratnya gejala psikologis,
disabilitas penderita, kronisitas perjalanan penyakit dan
kemampuan caregiver. Penelitian ini berbeda dengan yang ingin
diteliti oleh peneliti dari segi sasaran yaitu caregiver skizofrenia
dan kuesioner yang digunakan juga berbeda.
b. Penelitian Nuralita (2015) yang berjudul Hubungan Antara Beban
Perawatan dengan Expressed Emotion Pasien Skizofrenik.
Penelitian ini menggunakan metode analitik dengan pendekatan
cross sectional. Sampel berjumlah 100 orang keluarga pasien
skizofrenik yang datang berobat ke instalasi rawat jalan BLUD RS
Jiwa Propinsi Sumatra Utara. Kuesioner yang digunakan adalah
Zarit Burden Interview (ZBI) untuk mengetahui beban perawatan
dan Family Questionnaire (FQ). Hasil yang didapatkan adalah
terdapat hubungan bermakna antara beban perawatan dengan
expressed emotion (p= 0,004). Penelitian ini berbeda dalam segi
metode penelitian, sampel yang digunakan dan sasaran. Persamaan
dari penelitian ini adalah kuesioner yang digunakan yaitu ZBI.
c. Penelitian Grant et all (2013) yang berjudul Family Caregiver
Burden, Skill Preparedness, and Quality of Life in Non-Small Cell
Lung Cancer. Metode penelitian deskriptif dengan pendekatan
longitudinal. Jumlah sampel sebanyak 163 caregiver yang usianya
lebih dari 18 tahun. Penelitian dilakukan National Cancer
Intstitute- designated comprehensive cancer center, California
Selatan. Kuesioner yang digunakan adalah Instrumental Activities
43
of Daily Living (IADL), Older American Resources and Services
(OARS), OARS Multidimensiona Functional Assesment
Questionnaire (OMFAQ) dan Caregiver Burden Scale (CBS),
untuk mengukur tingkat beban caregiver, berisi 14 item
pertanyaan. Penelitian diulang pada minggu ke 7, 12, 18 dan 24.
Hasil penelitian yang didapat adalah caregiver mengalami tingkat
beban caregiver yang berat dan dilaporkan mengalami kemunduran
kesehatan psikologis dan kualitas hidup. Penelitian ini berbeda
dengan yang akan dilakukan peneliti, dari segi sasaran yaitu pasien
kanker paru NSCL, dari segi tempat berada di Calfornia, Amerika
Serikat, kuesioner yang digunakan juga berbeda.
2. Faktor- faktor yang mempengaruhi beban caregiver
Penelitian Hsu, et al (2014) Factor Associated With High
Burden In Caregiver of Older With Cancer. Penelitian ini
menggunakan analisis multivariat dilakukan terhadap 100 orang
caregiver pasien kanker yang berusia diatas 65 tahun. Alat ukur yang
digunakan adalah Caregiver Strain Index (CSI). Hasil didapatkan 75%
caregiver dilaporkan mengalam beban sedang dan 15% melaporkan
tingkat beban caregiver yang tinggi. Penelitian ini juga berbeda
karena menjelaskan faktor-faktor yang berhubungan dengan beban
caregiver.
43
F. Kerangka Teori
Bagan 2.2 Kerangka Teori
Modifikasi teori (Joanna Briggs Instutute, 2012); (Seng et al., 2010)&
Caregiver cancer
Informal
Formal
Family Caregiver
Faktor yang
mempengaruhi beban
caregiver
- Usia caregiver
- Jenis kelamin
- Suku
- Pendidikan
- Pekerjaan
- Penghasilan
- Perkawinan
- Hubungan
keluarga
- Usia pasien
- Kondisi stadium
kanker
- Lama merawat
pasien
(Joanna Briggs
Institute, 2012)
Intervensi Keperawatan
- Supportive
- Hypnotherapy
- Massage
- Respite
- Multicomponen
(J. Honea et al.,
2008)
Beban caregiver keluarga pada
pasien kanker
1. Beban fisik
2. Beban emosional
3. Beban ekonomi
4. Beban sosial
5. Hubungan antara pasien
dan keluarga
(Seng et al., 2010)
=Diteliti
=Tidak diteliti
Keterangan
43
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitian adalah suatu hubungan atau kaitan
antara konsep satu dengan konsep lainnya dari masalah yang akan diteliti
(Setiadi, 2007). Kerangka konsep mengacu kepada tujuan penelitian yaitu
gambaran beban caregiver keluarga pada pasien kanker serta faktor-faktor
yang mempengaruhi baik dari dalam diri caregiver maupun faktor pasien
yang dirawat. Penelitian ini memiliki satu variabel yaitu gambaran beban
caregiver keluarga.
Bagan 3.1 Kerangka Konsep
Beban caregiver keluarga pada
pasien kanker
1. Beban fisik
2. Beban emosional
3. Beban ekonomi
4. Beban sosial
5. Hubungan antara pasien
dan keluarga
43
44
B. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah unsur penelitian yang menjelaskan bagaimana caranya menentukan variabel dan mengukur suatu
variabel, sehingga definisi operasional ini merupakan suatu informasi ilmiah yang akan membantu peneliti lain yang ingin menggunakan
variabel yang sama (Setiadi, 2007).
Tabel 3.1 Definisi Operasional
No Variabel Definisi Operasional Cara ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala
1. Beban caregiver
keluarga
Penilaian negatif dan perasaan
stress yang dirasakan oleh
pemberi perawatan terbesar dan
memiliki tanggung jawab penuh
(caregiver primer) meliputi
beban fisik, beban emosional,
beban ekonomi, beban sosial
dan hubungan antara pasien dan
keluarga.
Skala linkert Kuesioner ZBI
yang terdiri
dari 22 item
pertanyaan
Dibagi menjadi 4 kategori:
1. sedikit atau tidak ada beban: 0-
20
2. beban ringan hingga
sedang: 21-40
3. beban sedang hingga berat: 41-
60
4. Beban berat: 61-88
dengan pemberian skor:
0. Tidak pernah
1. Jarang
2. Kadang-kadang
3. Cukup sering
4. Hampir selalu
(Seng et al., 2010)
Ordinal
2. Usia responden
Jumlah tahun yang dilalui
responden dari lahir hingga kini
Lembar isian Kuesioner 1. Anak-anak (5-11 tahun)
2. Remaja (12-25 tahun)
3. Dewasa (26-45 tahun)
4. Lansia (46-65 tahun)
5. Manula (>65 tahun)
(Depkes RI, 2009)
Ordinal
45
No Variabel Definisi Operasional Cara ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala
3 Suku Bangsa Golongan keturunan responden Lembar isian Kusioner 1. Jawa
2. Sunda
3. Sumatera
4. Kalimantan
Nominal
4. Jenis kelamin Karakteristik responden
berdasarkan alat reproduksi
Lembar isian Kuesioner 1. Perempuan
2. Laki-laki
Nominal
5. Pendidikan
Kegiatan belajar formal yang
telah ditempuh oleh responden
Lembar isian Kuesioner 1. SD
2. SMP
3. SMA
4. Perguruan tinggi
Ordinal
6. Pekerjaan
Kegiatan rutin yang dilakukan
dalam upaya mendapatkan
penghasilan untuk pemenuhan
hidup keluarga.
Lembar isian Kuesioner 1. Bekerja
2. Tidak bekerja
Nominal
7 Penghasilan
Penghasilan yang didapat
responden tiap bulan
Lembar isian Kuesioner 1. < Rp 3.100.000,-
2. ≥Rp 3.100.000,-
(Pergub DKI Jakarta, 2016)
Ordinal
8. Perkawinan Status hubungan perkawinan
responden
Lembar isian Kuesioner 1. Menikah
2. Belum menikah
3. Bercerai
Nominal
9 Hubungan keluarga Status hubungan keluarga antara
responden dengan pasien
Lembar isian Kuesioner 1. Pasangan
2. Anak
3. Orang tua
4. Saudara
5. Nenek atau Kakek
6. Lainnya
Nominal
10. Usia pasien Jumlah tahun yang dilalui pasien
dari lahir hingga kini
Lembar isian Kuesioner 1. Anak-anak (5-11 tahun)
2. Remaja (12-25 tahun)
3. Dewasa (26-45 tahun)
4. Lansia (46-65 tahun)
5. Manula (>65 tahun)
(Depkes RI, 2009)
Ordinal
46
No Variabel Definisi Operasional Cara ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala
11. Kondisi stadium
kanker
Tingkat keganasan kanker yang
dialami pasien
Kuesioner Kuesioner 1. Stadium 1
2. Stadium 2
3. Stadium 3
4. Stadium 4
Ordinal
12 Lama merawat pasien
Durasi responden merawat
pasien dari sejak pasien terkena
kanker
Lembar isian Kuesioner 1. < 2 thn
2. >/ 2 thn
(Joanna Briggs Institute, 2012)
Ordinal
13. Rumah singgah Rumah singgah yang ditempati
oleh responden
Lembar isian Kuesioner 1. CISC
2. YKPI
3. YOAI
Nominal
47
BAB IV
METODE PENELITIAN
Metode penelitian merupakan salah satu tahapan penelitian yang harus
diperhatikan dengan sebaik-baiknya, agar penelitian dapat dilaksanakan dengan baik
untuk mencapai tujuan bersama (Putra, 2012).
A. Desain Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif.
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan variabel
variabel penelitian (Sujarweni, 2015). Desain ini digunakan untuk mengetahui
gambaran beban caregiver pada keluarga yang merawat pasien kanker. Variabel yang
diteliti adalah variabel beban caregiver dan variabel karakteristik responden.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di 3 rumah singgah yang berada di Jakarta yaitu
rumah singgah Cancer Information and Support Center (CISC), Yayasan Kanker
Payudara Indonesia (YKPI) dan Yayasan Onkologi Anak Indonesia (YOAI). Hal
ini dikarenakan penelitian beban caregiver keluarga di rumah singgah belum pernah
di teliti, pasien rumah singgah juga merupakan pasien-pasien yang menjalani
pengobatan di rumah sakit sehingga mencakup fenomena penelitian.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dimulai dengan persiapan penyusunan proposal mulai bulan
Oktober 2016 - Januari 2017. Penelitian dilakukan pada bulan Maret-April 2017.
48
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan jumlah yang terdiri atas objek atau
subjek yang mempunyai karakteristik dan kualitas tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk diteliti kemudian ditarik kesimpulannya
(Sujarweni, 2015). Populasi pada penelitian ini adalah caregiver
keluarga pasien kanker yang menempati rumah singgah di tiga yayasan
kanker yang berjumlah 40 orang yaitu rumah singgah Cancer
Information and Support Center (CISC) (20 orang), Yayasan Kanker
Payudara Indonesia (YKPI) (8 orang) dan Yayasan Onkologi Anak
Indonesia (YOAI) (12 orang) .
2. Sampel
Sampel adalah sekelompok individu bagian dari populasi yang
dilakukan penelitian (Hidayat, 2008). Teknik pengambilan sampel yang
dilakukan pada penelitian ini adalah total sampling yaitu cara
mengambil seluruh anggota populasi untuk mengambil sampel
penelitian (Hidayat, 2008), sehingga sampel pada penelitian ini
berjumlah 40 orang.
3. Keriteria Sampel
Keriteria sampel terdiri dari keriteria inklusi dan eksklusi. Keriteria
inklusi (keriteria yang layak diteliti) merupakan keriteria dimana subjek
penelitian mewakili sampel penelitian yang memenuhi syarat sebagai
sampel (Hidayat, 2008). Sedangkan keriteria eksklusi (keriteria yang
tidak layak diteliti) adalah menghilangkan atau mengeluarkan subjek
49
yang memenuhi keriteria inklusi dan studi karena berbagai sebab
(Setiadi, 2007).
Keriteria inklusi yang ditetapkan adalah:
a. Caregiver primer keluarga dengan anggota keluarga
mengalami kanker
b. Menempati rumah singgah yayasan kanker
c. Bersedia menjadi responden
Keriteria ekslusi yang dapat ditetapkan adalah:
a. Caregiver keluarga yang memiliki anggota keluarga dengan
tumor jinak/benigna.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan peneliti
untuk mengobservasi, mengukur atau menilai suatu fenomena (Dharma,
2011). Jenis instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah
kuesioner. Kuesioner yang digunakan peneliti terdiri dari 2 kuesioner.
Kuesioer yang pertama adalah untuk mengetahui data demografi dari
responden seperti usia, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan,
penghasilan, status perkawinan, hubungan keluarga, usia pasien, kondisi
stadium kanker, lama merawat pasien. Kuesioner ke 2 menggunakan
kuesioner the Zarit Burden Interview (ZBI) versi Bahasa Indonesia untuk
mengukur tingkat beban dari penyediaan perawatan keluarga (Seng et al.,
2010).
Kuesioner ZBI merupakan kuesioner yang dikembangkan oleh
Profesor Steven H. Zarit dari Universitas Pennsylania yang sering
50
digunakan untuk menilai beban perawatan. Instrumen ini sudah diadaptasi
dalam berbagai bahasa dan digunakan di berbagai negara. Kuesioner ZBI
versi Bahasa Indonesia diterjemahkan oleh Rahmat LAE (2009) terdiri
dari 22 item pertanyaan yang berfokus pada beban fisik atau kesehatan
caregiver (4 item pertanyaan), beban emosional atau psikologi (5 item
pertanyaan), beban ekonomi (1 item pertanyaan), beban sosial (5 item
pertanyaan) dan hubungan antara pasien dan keluarga (7 item pertanyaan).
(Seng et al., 2010).
Setiap butir pertanyaan merupakan pertanyaan tertutup sehingga
responden tidak perlu menjawab dengan kalimatnya sendiri. Jawaban
pertanyaan bernilai skor 0 sampai 4, Jika 0 = tidak pernah, 1 = jarang, 2 =
kadang-kadang, 3 = cukup sering dan 4 = hampir selalu. Hasil dari
kuesioner ini merupakan penjumlahan dari setiap skor yang dipilih dan
dikelompokkan menjadi 4 kategori. Dikatakan sedikit atau tidak ada beban
apabila skor berkisar antara 0-20, beban ringan sampai sedang bila 21- 40,
beban sedang hingga berat apabila skor 41-60 dan dikatakan beban berat
apabila skor 61-88.
Tabel 4.1 kisi-kisi kuesioner
No Fokus pertanyaan Nomor pertanyaan Jumlah
1. Beban fisik 1,8, 10, 14 4
2. Beban emosional 3,5,7,9,17 5
3. Beban ekonomi 15 1
4. Beban social 2,4,12,11,13 5
5. Hubungan keluarga dengan pasien 6,16,18,19,20, 21, 22 7
51
E. Uji Validitas dan Reliabilitas
1. Uji Validitas
Validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam
suatu daftar pertanyaan dalam mendefinisikan suatu variabel
(Sujarweni, 2015). Kuesioner Zarit Burden Interview (ZBI) dalam versi
bahasa Indonesia telah diuji validitas dan reliabilitasnya oleh Rahmat
LAE (2009) dan telah digunakan kembali dalam penelitian Nuralita
(2015) untuk mengetahui hubungan antara expressed emotion dengan
beban perawatan pada keluarga pasien skizofrenik. Validitas yang
didapat sebesar 75,7% (sensitivitas) dan mendeteksi adanya caregiver
tanpa beban perawatan sebesar 83,6% (spesifitas), dengan demikian 22
item pertanyaan tersebut valid untuk mengukur beban caregiver.
Peneliti tidak melakukan uji validitas ulang terhadap instrumen ZBI.
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi
responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan kontruk-kontruk
pertanyaan yang merupakan dimensi suatu variabel dan disusun dalam
suatu bentuk kuesioner (Sujarweni, 2015). Uji reliabilitas dilakukan
dengan rumus cronbach alpha dan kuesioner dikatakan reliabel jika
hasil dari cronbach alpha ≥ 0,6 (Hastono, 2012). Uji reliabilitas
kuesioner ini telah diuji oleh peneliti yang sama dan didapatkan nilai
cronbach alpha adalah 0,837 sehingga dinyatakan bahwa 22 item
pertanyaan pada ZBI versi Bahasa Indonesia reliabel dalam mengukur
52
beban caregiver. Peneliti juga tidak melakukan uji reliabilitas ulang
terhadap instrumen ZBI.
F. Pengumpulan Data
Proses pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan melalui
beberapa tahap :
1) Prosedur administrasi
a. Penelitian diawali dengan membuat proposal skripsi
b. Peneliti menghubungi pihak yayasan kanker untuk melakukan studi
pendahuluan.
c. Peneliti membuat surat studi pendahuluan, kemudian melakukan
studi pendahuluan.
d. Peneliti menghubungi pihak dari 4 yayasan kanker untuk
mengetahui jumlah pasien di rumah singgah dan meminta
persyaratan terkait penelitian. Dari 4 yayasan kanker di dapatkan
data sebanyak 53 orang caregiver.
e. Setelah proposal skripsi disetujui, peneliti mengajukan surat
permohonan izin ke dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Syarif Hidayatullah Jakarta.
f. Peneliti mengajukan surat permohonan izin ke 4 yayasan kanker
dan beberapa persyaratan lain yang diajukan yayasan kanker.
g. Setelah proses perizinan selesai, peneliti mulai mengambil data dan
melakukan penelitian.
53
2) Prosedur pengambilan sampel
a. Peneliti berkunjung ke rumah singgah yayasan kanker dan bertemu
dengan petugas lapangan.
b. Para keluarga pasien kanker dikumpulkan oleh petugas lapangan
lalu peneliti diarahkan untuk memberikan kuesioner pada
caregiver
c. Dari 4 yayasan kanker, peneliti hanya bisa meneliti di 3 yayasan
kanker saja karena perizinan di salah satu yayasan kanker tidak
dapat peneliti penuhi sehingga didapatkan hanya 40 responden.
3) Prosedur pelaksanaan
a. Peneliti menjelaskan rencana penelitian, tujuan, manfaat, hak,
kewajiban serta cara pengisian kuesioner. Peneliti memberikan
kesempatan kepada responden untuk bertanya kepada peneliti jika
penjelasan kuesioner kurang jelas.
b. Caregiver yang bersedia menjadi responden mengisi inform
consent.
c. Responden melakukan pemgisian data demografi dan kuesioner.
Peneliti membacakan kuesioner pada responden yang tidak bisa
membaca dan responden yang sudah lanjut usia.
d. Responden menyerahkan kembali kuesioner yang telah diisi
kepada peneliti untuk diperiksa kembali. Jika kuesioner belum
lengkap maka peneliti menyerahkan kembali kepada responden
untuk dilengkapi.
e. Peneliti mengumpulkan kuesioner dari seluruh responden.
54
G. Pengolahan Data
Pengolahan data merupakan salah satu bagian rangkaian kegiatan
penelitian setelah pengumpulan data.
1. Editing
Merupakan kegiatan untuk melakukan pengecekan isian formulir
atau kuesioner untuk menetukan apakah jawaban yang ada di kuesioner
sudah lengkap, jelas, relevan dan konsisten. Lengkap artinya mengecek
kembali apakah kuesioner sudah terisi semua jawabannya. Jelas yaitu
memastikan tulisan jelas terbaca. Relevan berarti semua jawaban
berhubungan dengan pertanyaan dan konsisten adalah kekonsistenan
mengisi antara beberapa pertanyaan yang berkaitan (Hastono, 2006).
Editing dilakukan di tempat penelitian agar bila terjadi ketidaklengkapan
isi formulir atau kuesioner maka dikembalikan kepada responden untuk
dilengkapi.
2. Coding
Coding merupakan kegiatan merubah data berbentuk huruf
menjadi data berbentuk angka atau bilangan (Hastono, 2006). Pada
penelitian ini terdapat data demografi seperti perempuan dan laki-laki
maka pengkodean misalnya laki-laki diberi tanda “1” dan perempuan
diberi tanda “2”.
3. Entry data
Setelah semua kuesioner terisi penuh dan benar, serta sudah
melewati pengkodean, maka selanjutnya pemprosesan data dilakukan
dengan cara meng-entry data dari kuesioner ke paket program
55
komputer. Paket program yang digunakan untuk entry data penelitian
ini adalah paket program SPSS yang bertujuan untuk melihat proporsi
dan distribusi dari karakteristik responden dan gambaran beban
caregiver
4. Cleaning
Cleaning merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang
sudah di-entry ke dalam program komputer, apakah ada kesalahan atau
tidak. Cleaning juga dapat dilakukan untuk melihat ada atau tidaknya
data yang hilang atau missing data misalnya responden pada penelitian
ini berjumlah 40 ternyata hanya 35, maka terdapat 5 data yang hilang.
Jika terjadi missing data maka peneliti mengecek ulang kemudian
diperiksa kembali dengan melihat kuesioner.
H. Analisis Data Univariat
Analisis data unvariat merupakan analisis tiap variabel yang
dinyatakan dengan menggambarkan dan meringkas data dengan cara ilmiah
dalam bentu grafik atau tabel (Setiadi, 2007). Hal ini bertujuan untuk
menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian.
Analisis data unvariat yang digunakan adalah analisis proporsi atau
persentase dari setiap variabel. Variabel dalam penelitian ini yaitu tingkat
beban caregiver dan karakteristik yang mempengaruhinya. Karakteristik
sampel yang ingin dilihat pada penelitian ini meliputi: usia caregiver, jenis
kelamin, suku, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, status perkawinan,
hubungan keluarga, usia pasien dan stadium kanker, lama merawat pasien
dan lokasi rumah singgah.
56
G. Etika Penelitian
Etika penelitian merupakan masalah yang sangat penting dalam
penelitian, karena berhubungan langsung dengan manusia, maka etika
penelitian harus diperhatikan (Hidayat, 2008). Masalah etika yang harus
diperhatikan antara lain informed consent, anonimity (tanpa nama) dan
confidentiality (kerahasiaan).
1. Persetujuan (Informed Consent)
Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti
dan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan.
Informed consent diberikan sebelum penellitian dilakukan dengan
memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuannya
agar responden mengerti maksud dan tujuan penelitian, mengetahui
dampaknya (Hidayat, 2008).
Peneliti berkunjung ke rumah singgah responden, mendatangi
kamar respoden. Peneliti memperkenalkan diri, menjelaskan tujuan dan
memohon kesediaan kepada responden agar berkenan untuk mengisi
kuesioner yang diberikan. Peneliti menjelaskan bagaimana cara
pengisian informed consent, dan cara menjawab pertanyaan-pertanyaan
kuesioner.
2. Tanpa Nama (Anonimity)
Peneliti menjelaskan bahwa data kuesioner akan diolah dengan
tidak mencantumkan nama responden pada hasil penelitian. Data
kuesioner yang dimasukan tidak disertakan namanya, hanya diberi kode
57
pengisiannya sehingga tidak bisa diketahui nama pengisi kuesionernya
dan hanya pihak tertentu saja yang mengetahuinya.
3. Kerahasiaan (Confidentiality)
Peneliti menjelaskan bahwa seluruh informasi dari kuesioner yang
telah diisi dan dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti. Data
yang telah dimasukan dan diolah tidak akan diberitahukan kepada
siapapun kecuali beberapa pihak yang berkaitan dengan penelitian.
Setelah itu, kuesioner akan dihancurkan.
58
BAB V
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di 3 rumah singgah yayasan kanker yaitu
Cancer Information and Support Center (CISC), Yayasan Kanker Payudara
Indonesia (YKPI) dan Yayasan Onkologi Anak Indonesia (YOAI).
1. Cancer Information and Support Center (CISC)
a. Gambaran umum rumah singgah CISC
Rumah Singgah CISC merupakan tempat tinggal atau singgah para
pasien kurang mampu dari luar Jakarta yang sedang menjalani
terapinya di RS Kanker Dharmais atau di RSCM, sedangkan terapi
atau pengobatannya tetap di rumah sakit tersebut. Rumah singgah
CISC pertama kali didirikan pada bulan Februari 2013, terletak di Jln.
Anggrek Neli Murni II Blok C No 33, Slipi, Jakarta Barat dan di Jln
Kayumanis II RT 004/RW 02 No. 61.
b. Fasilitas di CISC
Fasilitas primer di rumah singgah CISC adalah tempat tinggal dengan
biaya menginap Rp 10.000,00/ hari untuk setiap orang dan penyediaan
bahan makanan dari para donatur. Rumah singgah telah bekerja sama
dengan rumah sakit dan menyediakan ambulan serta fasilitas dasar
seperti tabung oksigen. Namun transpotrasi angkutan dari rumah
singgah ke rumah sakit masih belum tersedia.
59
c. Syarat untuk menempati rumah singgah CISC
1) Pasien kanker dengan rujukan dari RS daerah ke RSCM/RS
Dharmais
2) Membayar donasi sebesar Rp 10.000,00/orang/malam
3) Keanggotaan BPJS kelas 3
4) Fotocopy Kartu Tanda Penduduk dan Kartu Keluarga
2. Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI)
a. Gambaran umum rumah singgah YKPI
Rumah Singgah YKPI diperuntukan kepada para penderita kanker
payudara rawat jalan yang masih melakukan tahapan-tahapan
pengobatan dan berasal dari keluarga kurang mampu dari berbagai
daerah di Indonesia.
b. Fasilitas YKPI
Lokasi rumah singgah YKPI cukup strategis berdekatan dengan RS
kanker Dharmais. Rumah Singgah YKPI menyediakan 4 buah kamar
dengan 28 tempat tidur untuk pengunjung. Pendamping
dipersilahkan untuk mendampingi dengan maksimal satu
pendamping. Kebutuhan seperti toilet bersih, sabun, sikat gigi telah
disediakan namun untuk penyediaan makanan diserahkan kepada
para pemyintas dan transportasi dari rumah singgah ke rumah sakit
tidak tersedia. Rumah singgah YKPI hanya menuntut biaya
kebersihan sebesar Rp 15.000,- dan pendaftaran sebesar Rp 10.000.-
60
c. Syarat untuk menempati rumah singgah YKPI
1) Pasien harus mengisi formulir dan melampirkan fotokopi KTP
2) Pasien didiagnisa dengan kanker payudara dan memiliki bukti
dari dokter
3) Stadium 1, 2 dan 3A
4) Pasien dengan peseta BPJS Kelas 3
5) Pasien membawa surat keterangan dari dokter
6) Pasien menanggung sendiri biaya makan, minum dan kebutuhan
pribadai lainnya
7) Pasien bertempat tinggal jauh dari RS Kanker Dharmais
8) Pasien bersedia mematuhi tata tertib Rumah Singgah YKPI
3. Yayasan Onkologi Anak Indonesia (YOAI)
a. Gambaran umum rumah singgah/ Graha YOAI
Graha YOAI didirikan sebagai pusat kegiatan bagi pasien dan
survivor kanker anak yang dilengkapi dengan areal singgah para
pasien dan pendampingnya. Areal singgah dibentuk karena
pengobatan pasien membutuhkan waktu yang cukup panjang dan
pengobatan atau perawatan jalan memerlukan keteraturan waktu
untuk mencapai keberhasilan. Graha YOAI merupakan rumah
singgah bagi anak-anak penderita kanker yang tidak mampu untuk
menjalani pengobatam di Jakarta.
b. Fasilitas di YOAI
Graha YOAI dapat menampung 10-14 keluarga (1 pasien dan 1 atau
2 pendamping). Keluarga yang ingin tinggal di sana akan dikenakan
61
biaya Rp 5000,-/hari per keluarga. Terdapat fasilitas dapur untuk
memasaka makanan sendiri dan juga kendaraan yang siap mengantar
dari RS dan juga sebaliknya. Graha YOAI juga memiliki fasilitas
tambahan seperti areal bermain dan belajar. Selanjutnya secara
berkala diadakan pertemuan antara survivor, pasien, psikolog,
dokter, serta pertemuan bagi orang tua survivor. Mereka juga
memberikan konseling, sharing perasaan dan pengalaman antar
pasien dan keluarganya melalui program Family Supporting Group.
B. Analisis Data Univariat
1. Karakteristik responden berdasarkan Usia, Jenis Kelamin dan
Suku
Tabel 5.1
Karakteristik responden berdasarkan usia, jenis kelamin dan suku
(n=40)
Berdasarkan tabel 5.1 jumlah usia respoden paling banyak
adalah usia dewasa yaitu usia antara 26-45 tahun yaitu sebanyak 26
responden (65,0%). Frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin
yang terbanyak adalah jenis kelamin perempuan yaitu 23 responden
Variabel Kategori Jumlah Persentase (%)
Usia
Remaja 2 5,0
Dewasa 26 65,0
Lansia 12 30,0
Total 40 100,0
Jenis Kelamin
Laki-laki 17 42,5
Perempuan 23 57,5
Total 40 100,0
Suku
Jawa 14 35,0
Sunda 12 30,0
Sumatera 10 25,0
Kalimantan 4 10,0
Total 40 100,0
62
(57,5%) dan responden berjenis kelamin laki-laki berjumlah 17
responden (42,5,5%). Berdasarkan suku, dapat diketahui bahwa
caregiver keluarga pasien kanker memiliki beragam suku. Suku
terbanyak adalah suku Jawa sebanyak 14 responden (35,0%) dan
suku terendah adalah suku Kalimantan sebanyak 4 responden
(10,0%).
2. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan, Pekerjaan,
Penghasilan, Status Perkawinan dan Hubungan Keluarga
Tabel 5.2
Karakteristik responden berdasarkan pendidikan, pekerjaan, penghasilan,
perkawinan dan hubungan keluarga
(n=40)
Tabel 5.2 menerangkan bahwa pendidikan terakhir yang
ditempuh responden paling banyak adalah SMA sebanyak 16
responden (40,5%). Dari segi pekerjaan, lebih banyak responden
yang tidak bekerja sebanyak 22 responden (55,0%). Responden lebih
banyak berpenghasilan dibawah 3,1/bln juta yaitu sebanyak 26
Variabel Kategori Jumlah Persentase(%)
Pendidikan
SD 9 22,5
SMP 7 17,5
SMA 16 40,5
PT 8 20,0
Total 40 100,0
Pekerjaan
Bekerja 18 45,0
Tidak bekerja 22 55,0
Total 40 100,0
Penghasilan
< 3,1 juta 26 65,0
>3,1 Juta 14 35,0
Total 40 100,0
Perkawinan
Menikah 38 95,0
Belum Menikah 2 5,0
Total 40 100,0
Hubungan
keluarga
Pasangan 18 45,0
Anak 5 12,5
Orang Tua 14 35,0
Saudara 3 7,5
Total 40 100,0
63
responden (65,0%). Responden mayoritas berstatus sudah menikah
yaitu sebanyak 38 responden (95%). Hubungan keluarga yang paling
banyak adalah sebagai pasangan sebanyak 18 responden atau 45,0%.
3. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Pasien, Stadium
Kanker dan Lama Merawat Pasien
Tabel 5.3
Karakteristik responden berdasarkan usia pasien, stadium kanker dan
lama merawat pasien
(n=40)
Berdasarkan tabel 5.3, usia pasien paling banyak berada pada
usia dewasa yaitu sebanyak 13 pasien (32,5%). Pasien kanker di
rumah singgah berada dalam berbagai macam stadium. Stadium yang
paling banyak diderita adalah stadium 2 yaitu sebanyak 16 responden
(40,0%). Lama caregiver keluarga merawat pasien paling banyak
adalah kurang dari 2 tahun sebanyak 33 responden (82,5%).
Variabel Kategori Jumlah Persentase(%)
Usia pasien
Anak-anak 9 22,5
Remaja 8 20,0
Dewasa 13 32,5
Lansia 9 22,5
Manula 1 2,5
Total 40 100,0
Stadium kanker
Stadium 1 3 7,5
Stadium 2 16 40,0
Stadium 3 14 35,0
Stadium 4 7 17,5
Total 40 100,0
Lama merawat
Pasien
< 2thn 33 82.5
>/ 2 thn 7 17.5
Total 40 100.0
64
4. Karakteristik Responden Berdasarkan Rumah Singgah
Tabel 5.4
Karakteristik responden berdasarkan rumah singgah
(n=40)
Tabel 5.4 menjelaskan bahwa caregiver keluarga pasien
kanker terbanyak menempati rumah singgah CISC sebanyak 20
responden (50,0%) dan terendah di YKPI sebanyak 8 responden
(20,0%).
5. Gambaran Beban Caregiver Keluarga pada Pasien Kanker
Pada penelitian ini, beban caregiver keluarga dihitung
berdasarkan skor yang dijawab oleh responden yang berjumlah 22
pertanyan dalam kuesioner. Beban dikategorikan menjadi 4 kategori.
Dikatakan sedikit atau tidak ada beban apabila skor berkisar antara
0-20, beban ringan sampai sedang bila 21- 40, beban sedang hingga
berat apabila skor 41-60 dan dikatakan beban berat apabila skor 61-
88.
Tabel 5.5
Gambaran beban caregiver keluarga pada pasien kanker
(n=40)
Variabel Kategori Jumlah Persentase(%)
Rumah Singgah
CISC 20 50,0
YKPI 8 20,0
YOAI 12 30,0
Total 40 100,0
Kategori Jumlah Persentase (%)
Sedikit atau tidak ada beban 15 37,5
Beban ringan sampai sedang 17 42,5
Beban sedang sampai berat 7 17,5
Beban berat 1 2,5
Total 40 100,0
65
Tabel 5.5 menggambarkan beban caregiver keluarga pada
pasien kanker di rumah singgah sebagian besar responden memiliki
beban ringan sampai berat sebanyak 17 responden (42,5%), sedikit
atau tidak ada beban sebanyak 15 responden (37,5%), beban sedang
sampai berat sebanyak 7 responden (17,5%) dan yang terendah
adalah beban berat sebanyak 1 responden (2,5%).
6. Distribusi Proporsi Beban Caregiver Berdasarkan Karakteristik
Demografi
Tabel 5.6
Distribusi proporsi beban caregiver berdasarkan usia, jenis kelamin dan
suku
(n=40)
Variabel Kategori Sedikit/
tdk ada
beban
Beban
ringan
sampai
sedang
Beban
sedang
sampai
berat
Beban
berat
Total
Usia
(thn)
Remaja
2 0 0 0 2
100,0
% 0,0% 0,0% 0,0% 100.0%
Dewasa 9 13 4 0 26
34,6% 50,0% 15,4% 0,0% 100,0%
Lansia 4 4 3 1 12
33,3% 33,3% 25,0% 8,3% 100,0%
Total 15 17 7 1 40
37,5% 42,5% 17,5% 2,5% 100.0%
Jenis
kelamin
Laki-laki 6 7 3 1 17
35,3% 41,2% 17,6% 5,9% 100,0%
Perempuan 9 10 4 0 23
39,1% 43,5% 17,4% 0,0% 100,0%
Total 15 17 7 1 40
37,5% 42,5% 17,5% 2,5% 100,0%
Suku
Jawa 8 6 0 0 14
57,1% 42,9% 0,0% 0,0% 100,0%
Sunda 3 5 3 1 12
25,0% 41,7% 25,0% 8,3% 100,0%
Sumatera 3 4 3 0 10
30,0% 40,0% 30,0% 0,0% 100,0%
Kalimantan 1 2 1 0 4
25,0% 50,0% 25,0% 0,0% 100,0%
Total 15 17 7 1 40
37,5% 42,5% 17,5% 2,5% 100,0%
66
Tabel 5.6 menjelaskan bahwa kategori usia dewasa memiliki
beban ringan sampai sedang sebanyak 13 responden (50,0%). Jenis
kelamin perempuan rata-rata mengalami beban ringan sampai sedang
sebanyak 10 responden (43,5%). Suku Jawa paling banyak memiliki
beban sedikit atau tidak ada beban sebanyak 8 responden (57,1%).
7. Distribusi Proporsi Beban Caregiver Berdasarkan Karakteristik
Demografi
Tabel 5.7
Distribusi proporsi beban caregiver berdasarkan pendidikan, pekerjaan,
peghasilan, pernikahan, dan hubungan keluarga
(n=40)
Variabel Kategori Sedikit/tdk
ada beban
Beban
ringan
sampai
sedang
Beban
sedang
sampai
berat
Beban
berat
Total
Pendidikan
SD 1 2 5 1 9
11,1% 22,2% 55,6% 11,1% 100,0%
SMP 4 3 0 0 7
57,1% 42,9% 0,0% 0,0% 100,0%
SMA 5 10 1 0 16
31,3% 62,5% 6,3% 0,0% 100,0%
PT 5 2 1 0 8
62,5% 25,0% 12,5% 0,0% 100,0%
Total 15 17 7 1 40
37,5% 42,5% 17,5% 2,5% 100,0%
Pekerjaan
Bekerja 9 7 2 0 18
50,0% 38,9% 11,1% 0,0% 100,0%
tidak
bekerja
6 10 5 1 22
27,3% 45,5% 22,7% 4,5% 100,0%
Total 15 17 7 1 40
37,5% 42,5% 17,5% 2,5% 100,0%
Pendapatan
<3,1 juta 7 13 5 1 26
26,9% 50,0% 19,2% 3,8% 100,0%
>/ 3,1
juta
8 4 2 0 14
57,1% 28,6% 14,3% 0,0% 100,0%
Total 15 17 7 1 40
37,5% 42,5% 17,5% 2,5% 100,0%
Pernikahan
Menikah 14 17 6 1 38
36,8% 44,7% 15,8% 2,6% 100,0%
Belum
menikah
1 0 1 0 2
50,0% 0,0% 50,0% 0,0% 100,0%
Total 15 17 7 1 40
37,5% 42,5% 17,5% 2,5% 100,0%
67
Variabel Kategori Sedikit/tdk
ada beban
Beban
ringan
sampai
sedang
Beban
sedang
sampai
berat
Beban
berat
Total
Hubungan
keluarga
Pasangan 5 9 4 0 18
27,8% 50,0% 22,2% 0,0% 100,0%
Anak 2 1 2 0 5
40,0% 20,0% 40,0% 0,0% 100,0%
Orang tua 5 7 1 1 14
35,7% 50,0% 7,1% 7,1% 100,0%
Saudara 3 0 0 0 3
100,0% 0,0% 0,0% 0,0% 100,0%
Total 15 17 7 1 40
37,5% 42,5% 17,5% 2,5% 100,0%
Tabel 5.7 menjelaskan bahwa pendidikan SMA paling
bamyak mengalami beban ringan sampai sedang sebanyak 10
responden (45,5%). Dalam kategori pekerjaan, responden yang tidak
bekerja memiliki beban ringan sampai sedang sebanyak (45,5%) dan
respoden bekerja memiliki beban sedikit/tidak ada beban sebanyak 9
responden (50%). Responden yang berpendapatan kurang dari 3,1
juta/bulan memiliki beban ringan sampai sedang sebanyak 13
caregiver (50,0%) sementara caregiver yang pendapatan lebih dari
3,1 juta/bulan memiliki beban sedikit atau tidak ada beban sebanyak
8 responden (57,1%). Responden yang berstatus menikah memiliki
beban ringan sampai sedang sebanyak 17 caregiver (44,7%).
Hubungan keluarga sebagai pasangan memiliki beban ringan sampai
sedang sebanyak 9 responden (50,0%).
68
8. Distribusi Proporsi Beban Caregiver Berdasarkan Karakteristik
Pasien
Tabel 5.8
Distribusi proporsi beban caregiver berdasarkan usia pasien, stadium
kanker dan lama merawat pasien
(n=40)
Berdasarkan tabel 5.8 caregiver dengan usia pasien manula
memiliki beban berat sedang sampai berat sebanyak 1 responden
(100%). Stadium 1 memiliki beban sedikit atau tidak ada beban
sebanyak 3 responden (100%). Stadium 2 dan 3 memiliki beban
ringan sampai berat sebanyak masing-masing sebanyak 7
Variabel Kategori Sedikit/tdk
ada beban
Beban
ringan
sampai
sedang
Beban
sedang
sampai
berat
Beban
berat
Total
Usia
pasien
(thn)
Anak-
anak
6 3 0 0 9
66,7% 33,3% 0,0% 0,0% 100%
Remaja 3 3 1 1 8
37,5% 37,5% 12,5% 12,5% 100%
Dewasa 3 7 3 0 13
23,1% 53,8% 23,1% 0,0% 100%
Lansia 3 4 2 0 9
33,3% 44,4% 22,2% 0,0% 100%
Manula 0 0 1 0 1
0,0% 0,0% 100,0% 0,0% 100%
Total 15 17 7 1 40
37,5% 42,5% 17,5% 2,5% 100,0%
Stadium
kanker
Stadium 1 3 0 0 0 3
100,0% 0,0% 0,0% 0,0% 100,0%
Stadium 2 6 7 3 0 16
37,5% 43,8% 18,8% 0,0% 100,0%
Stadium 3 3 8 3 0 14
21,4% 57,1% 21,4% 0,0% 100,0%
Stadium 4 3 2 1 1 7
42,9% 28,6% 14,3% 14,3% 100,0%
Total 15 17 7 1 40
37,5% 42,5% 17,5% 2,5% 100,0%
Lama
merawat
pasien
<2 thn 12 14 6 1 33
36,4% 42,4% 18,2% 3,0% 100,0%
>/ 2 thn 3 3 1 0 7
42,9% 42,9% 14,3% 0,0% 100,0%
Total 15 17 7 1 40
37,5% 42,5% 17,5% 2,5% 100,0%
69
responden (43,8%) dan 8 responden (57,1%). Caregiver yang
merawat pasien kurang dari 2 tahun memiliki beban ringan sampai
sedang sebanyak 14 caregiver (42,4%), hampir sama dengan
caregiver yang merawat pasien lebih dari 2 tahun yaitu sebanyak
33 responden (42,9%) memiliki beban ringan sampai sedang.
9. Distribusi Proporsi Beban Caregiver Berdasarkan Rumah
Singgah
Tabel 5.9
Distribusi proporsi beban caregiver berdasarkan rumah singgah (n=40)
Tabel 5.9 menjelaskan bahwa CISC merupakan rumah
singgah dengan beban ringan sampai sedang terbanyak sebanyak
10 responden (50%) dan rumah singgah YOAI memiliki beban
sedikit atau tidak ada beban sebanyak 7 responden (58,3%).
Variabel Kategori Sedikit/tdk
ada beban
Beban
ringan
sampai
sedang
Beban
sedang
sampai
berat
Beban
berat
Total
Rumah
Singgah
CISC 4 10 5 1 20
20,0% 50,0% 25,0% 5,0% 100,0%
YKPI 4 2 2 0 8
50,0% 25,0% 25,0% 0,0% 100,0%
YOAI 7 5 0 0 12
58,3% 41,7% 0,0% 0,0% 100,0%
Total 15 17 7 1 40
37,5% 42,5% 17,5% 2,5% 100,0%
70
BAB VI
PEMBAHASAN
Pada Bab ini menyanyikan pembahasan penelitian yang diawali
dengan pembahasan karakteristik responden yaitu usia, jenis kelamin,
pendidikan, pekerjaan, penghasilan, perkawinan, hubungan keluarga, usia
pasien, stadium kanker, lama merawat pasien dan lokasi rumah singgah.
Selanjutnya adalah pembahasan mengenai gambaran beban caregiver
keluarga pada pasien kanker.
A. Gambaran Karakteristik Beban Caregiver Keluarga pada Pasien
Kanker di Rumah Singgah Yayasan Kanker
1. Usia Responden
Hasil penelitian menunjukan bahwa usia caregiver keluarga
pada pasien kanker paling banyak adalah usia dewasa yaitu usia
antara 26-45 tahun sebanyak 26 responden (65%). Usia tersebut
merupakan usia yang cukup matang untuk mengambil keputusan,
mampu berpikir rasional, mampu mengendalikan emosi dan semakin
toleran terhadap orang lain. Usia ini juga dianggap cukup matang
dalam pengalaman hidup dan jiwa untuk merawat anggota keluarga
yang sakit (Nuraenah, 2012)
Penelitian ini menunjukkan bahwa caregiver yang berusia
remaja (12- 25 tahun) memiliki beban sedikit atau tidak ada beban
sebanyak 100%. Usia dewasa (26-45 tahun) memiliki tingkat beban
ringan sampai sedang sebanyak 13 caregiver (50,0%), sedangkan
71
lansia (46-65 tahun) paling banyak mengalami beban sedikit/tidak
ada dan beban sebanyak 33,3%. Namun ada satu orang lansia (8,3%)
yang mengalami beban berat. Hal ini membuktikan bahwa semakin
lanjut usia caregiver maka beban caregiver akan semakin tinggi,
sesuai dengan penelitian Juvang, Lambet dan Lambert (2007) yang
mengatakan bahwa saat caregiver menjadi semakin tua, mereka
cemas tentang siapa yang akan mengambil alih perawatan untuk
keluarga mereka yang sakit di kemudian hari. Caregiver yang sudah
tua juga tidak dapat menyiapkan perawatan dengan baik kepada
keluarga yang sakit. Di samping itu, caregiver dengan usia yang
lebih muda akan menyiapkan perawatan yang lebih baik (Fujino dan
Okumura, 2009).
2. Jenis Kelamin
Mayoritas caregiver keluarga berjenis kelamin perempuan
sebanyak 57,5% atau sebanyak 23 caregiver. Hal ini sesuai dengan
mayoritas masyarakat Indonesia yang biasanya menempatkan
perempuan untuk mengurus rumah tangga termasuk anggota
keluarga yang sakit, sedangkan laki-laki mencari nafkah (Darwin et
al., 2013).
Perempuan memiliki beban ringan sampai sedang sebanyak
10 responden (43,5%) Begitupula dengan laki-laki paling banyak
memiliki beban ringan sampai sedang sebanyak 7 responden
(41,2%). Pada penelitian ini tingkat beban antara perempuan dan
laki-laki relatif sama. Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Scheider,
72
Steele, Cadell dan Hemsworth (2010) yang dilakukan di Kanada
terhadap 273 orang tua yang merawat anak sakit. Hasil menunjukkan
bahwa perempuan lebih sering terkena depresi dan beban caregiver
dibandingkan dengan laki-laki. Hal ini dikarenakan peran sosial dan
faktor hormonal. Pada peran sosial, perempuan merupakan caregiver
utama dan paling dominan dibandingkan laki-laki. Pada peran
hormonal, hormon oksitosin memberikan pengaruh dalam distres.
Saat merawat pasien, perempuan akan mengalami distres, pada saat
itu hormon oksitosin harusnya dapat meningkat, namun secara yang
bersamaan dia harus menyalurkan perhatiannya terhadap pasien
(Rafiyah & Sutharangsee, 2011).
Laki-laki juga dapat mengalami beban berat caregiver,
dibuktikan terdapat 1 orang caregiver laki-laki (5,9%) mengalami
beban berat. Hal ini disebabkan karena merawat anggota keluarga
tidak sejalan dengan tugasnya mencari nafkah sehingga laki-laki
lebih mudah stres saat merawat seseorang. Laki-laki lebih terfokus
pada finansial dan kurang ahli dalam perawatan. Caregiver laki-laki
menjadi lebih stres karena tugasnya mencari nafkah harus berubah
menjadi merawat keluarga. Laki-laki juga cenderung tidak
memperhatikan kesehatannya saat merawat pasien (Nuraenah, 2012).
3. Suku
Suku caregiver yang terbanyak adalah suku Jawa sebanyak
14 responden (35%) dan suku Sunda sebanyak 12 responden (30%).
Menurut Badan Pusat Statistik tahun 2010, suku Jawa adalah suku
73
terbesar dengan proporsi 40,5 % dari jumlah penduduk Indonesia.
Sementara suku Sunda menempati posisi kedua sebesar 15,50%.
Selanjutnya suku-suku lainnya memiliki proporsi di bawah lima
persen penduduk Indonesia (Badan Pusat Statistik, 2010). Pada
penelitian ini juga ditemukan bahwa suku caregiver beragam. Hal ini
dikarenakan caregiver berasal dari berbagai daerah baik di pulau
Jawa maupun luar Jawa yang mencari pengobatan di rumah sakit
yang memadai, yaitu RS kanker Dharmais dan RS Cipto
Mangunkusumo. Sehingga pasien di rumah singgah berasal dari
berbagai macam suku yang berbeda.
Suku Jawa memiliki beban sedikit atau tidak ada beban
sebanyak 8 responden (57,1%). Hal ini dikarenakan karakter suku
jawa yang ramah, segan, menjunjung etika dan tatakrama halus.
Budaya Jawa juga memiliki salah satu nilai yang diadopsi secara luas
yaitu Narima Ing Pardum (NIP). Menurut Koentjaranigrat, NIP
adalah sebuah sikap penerimaan secara penuh terhadap berbagai
kejadian pada masa lalu, masa sekarang serta kemungkinan yang
terjadi di masa yang akan datang sehingga dapat mengurangi
kekecewaan apabila kenyataan yang terjadi tidak sesuai harapan. Hal
inilah yang menyebabkan masyarakat Jawa memiliki tingkan beban
caregiver yang lebih rendah (Prasetyo, 2015). Sementara beban berat
sebanyak satu responden (8,3%) terdapat pada suku Sunda. Hal ini
dipengaruhi oleh etika suku sunda yang cenderung mengalah, dan
menahan diri dengan memendam rasa (pundung) daripada melawan
74
dengan kekasaran. Semua ini melandasi perilaku dan peran sosial
masyarakat sunda dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Suku sunda memendam segala emosi pada dirinya hingga
suatu waktu menimbulkan stres (Setiawan, 2008).
4. Pendidikan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pendidikan
caregiver mayoritas adalah SMA sebanyak 16 responden atau
40,5%. Sedangkan pendidikan SD hanya berjumlah sebanyak 9
responden (22,5%). Pendidikan SD ditemukan memiliki beban
sedang sampai berat sebanyak 55,6% dan beban berat sebanyak
11,1%. Sementara responden dengan tingkat pendidikan Perguruan
Tinggi paling banyak memiliki beban sedikit atau tidak ada sebanyak
62,5%. Hal ini diartikan bahwa tingkat pendidikan yang tinggi
menandakan adanya beban yang semakin ringan. Sebaliknya
pendidikan lebih rendah memiliki beban yang lebih tinggi. Hal ini
sesuai dengan penelitian Caqueno (2006) yang menjelaskan bahwa
orang-orang yang memiliki pengetahuan lebih tinggi, lebih baik
dalam mengenal masalah kanker dan sumber daya sosial
memungkinkan mereka untuk mendapatkan pengobatan yang lebih
baik bagi pasien. (Caqueo A, 2006). Namun hasil penelitian ini tidak
sesuai dengan penelitian Juvang dan lambert (2007) yang meneliti
hubungan antara pendidikan dan beban caregiver. Penelitian tersebut
mengatakan bahwa tidak ada hubungan antara pendidikan dan
tingkat beban caregiver, hanya saja jika tingkat pendidikan lebih
75
tinggi maka gaji semakin tinggi. Gaji yang tinggi akan menguragi
masalah keuangan terkait penyediaan perawatan untuk keluarga yang
sakit (Rafiyah & Sutharangsee, 2011).
5. Pekerjaan
Hasil penelitian menunjukan bahwa caregiver yang tidak
bekerja lebih banyak dari yang bekerja sebanyak 22 responden
(55,0%). Hal ini karena mayoritas responden adalah wanita yang
kebanyakan berprofesi sebagai ibu rumah tangga. Selain itu pasien
dan keluarga kebanyakan tinggal di luar daerah yang jauh dengan
Jakarta sehingga caregiver lebih memilih meninggalkan
pekerjaannya untuk merawat pasien.
Responden yang bekerja diketahui memiliki beban sedikit
atau tidak ada sebanyak (50%) Sementara responden yang tidak
bekerja memiliki beban ringan sampai sedang sebanyak 45,5% dan
beban berat sebanyak 4,5%. Dapat diartikan bahwa caregiver yang
tidak bekerja lebih terbebani daripada caregiver yang bekerja. Hasil
penelitian ini berbanding terbalik dengan penelitian Joanna Briggs
Institute (2012) yang mengatakan bahwa beban berat akan terjadi
pada caregiver yang merupakan pekerja karena caregiver harus
menyeimbangkan antara pekerjaan dan kewajiban merawat pasien
(Joanna Briggs Institute, 2012).
Hasil wawancara mengatakan bahwa mereka yang tidak
bekerja, memiliki beban ekonomi yang besar, tanggungan akan biaya
pengobatan dan lain-lain. Selain itu, pasien yang tidak bekerja
76
mengaku merasa kegiatannya merawat pasien terasa membosankan,
berbeda dengan caregiver pekerja yang memiliki kegiatan lain selain
merawat pasien sehingga mempunyai kegiatan pengalihan di
samping merawat pasien.
6. Pendapatan
Menurut hasil penelitian, didapatkan pendapatan caregiver
paling banyak adalah kurang dari 3,1/bln juta sebanyak 26 responden
(65,0%) atau kebanyakan di bawah UMR Jakarta, hal ini karena
kebanyakan caregiver berasal dari luar daerah Jakarta meskipun
rumah singgah berada di daerah Jakarta. Hal ini juga disebabkan
karena pasien di rumah singgah merupakan pasien BPJS kelas 3
sehingga dalam segi ekonomi dan pendapatan kurang memadai.
Namun untuk pengobatan kanker sendiri telah ditanggung
pemerintah melalui program BPJS.
Pendapatan berpengaruh terhadap beban caregiver. Hal ini
ditunjukan oleh caregiver dengan pendapatan dibawah 3,1 juta/bulan
memiliki tingkat beban ringan sampai sedang yang tinggi sebanyak
13 responden (50,0%) dan beban berat 1 responden (3,8%),
sementara responden yang berpendapatan lebih dari 3,1 juta/bulan
memiliki beban sedikit atau tidak ada beban sebanyak 8 responden
(57,1%). Andren dan Elmstahl (2006) melakukan penelitian di
Swedia untuk meneliti hubungan antara pendapatan dan beban
caregiver pada demensia. Hasil didapatkan bahwa pendapatan yang
rendah berhubungan dengan beban berat pada caregiver. Pendapatan
77
rendah merupakan stresor yang mempengaruhi perasaan stres selama
penyediaan perawatan untuk anggota keluarga. Selain perawatan
keluarga, mereka juga harus memecahkan masalah keuangan dan
mencari sumber pendanaan (Andren & Elmstahl, 2007).
Darwin et al, (2013) menyatakan bahwa pendapatan rendah
menjadi masalah finansial selama memberikan perawatan, karena di
samping memberikan perawatan pada orang yang sakit mereka juga
harus memecahkan masalah keuangan. Panjang masa pengobatan,
beratnya suatu penyakit, dan harga obat yang mahal dapat menjadi
faktor untuk munculnya beban finansial pada caregiver (Darwin et
al., 2013).
7. Pernikahan
Hasil penelitian didapatkan bahwa caregiver lebih banyak
bersatatus sudah menikah sebanyak 38 responden (95,0%) dan hanya
dua orang caregiver yang belum menikah. Hal ini dikarenakan
caregiver lebih banyak yang berstatus sebagai orang tua maupun
pasangan itu sendiri yang artinya telah berstatus menikah.
Caregiver yang menikah memiliki beban ringan sampai
sedang sebanyak 14 responden (42,45%) dan beban berat sebanyak
3,0%). Sementara caregiver yang belum menikah memiliki beban
sedikit atau tidak ada beban sebanyak 1 responden (50%) dan beban
ringan sampai berat sebanyak (50%). Hal ini dapat diartikan bahwa
kedua kategori responden tidak dapat dibandingkan karena
responden yang belum menikah hanya sebanyak dua caregiver. Hal
78
ini tidak sesuai dengan penelitian Patricia (2015) yang mengatakan
bahwa status hubungan marital berkaitan dengan beban yang di
rasakan dalam merawat anggota keluarga kanker karena hubungan
pernikahan yang tidak harmonis ataupun masalah dalam hubungan
pernikahan dapat menyebabkan stres pada caregiver (Erwina,
Gustya, & Monalisaa, 2016).
8. Lama Merawat Pasien
Hasil penelitian di dapatkan bahwa lebih banyak caregiver
yang merawat pasien di bawah 2 tahun sebanyak 33 caregiver
(82,5%). Caregiver yang merawat pasien kurang dari 2 tahun paling
banyak memiliki beban ringan sampai sedang sebanyak 14
responden (42,4%), begitu pula dengan caregiver yang merawat
pasien lebih dari 2 tahun sebanyak 3 caregiver (42,9%) memiliki
beban ringan sampai sedang. Namun beban berat sebanyak satu
orang caregiver (3%) dimiliki oleh caregiver yang merawat pasien
kurang dari dua tahun. Hal ini diartikan bahwa durasi caregiver
merawat pasien berpengaruh terhadap stress caregiver. Caregiver
dapat mengalami stres lebih rendah bila merawat pasien lebih dari
dua tahun dan sebaliknya, akan semakin tinggi apabila kurang dari
dua tahun (Joanna Briggs Institute, 2012).
Penelitian Perlick (2007) juga mengatakan bahwa makin
lama seorang pasien sakit, makin rendah distres emosional yang
dirasakan keluarga. Hal ini timbul karena caregiver sudah bisa
beradaptasi terhadap masalah yang timbul selama merawat anggota
79
keluarga dengan kanker. Kemampuan caregiver akan berkembang
seiring dengan adanya pemahaman akan kondisi klien (Erwina et al.,
2016).
9. Hubungan Keluarga
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan dengan
keluarga adalah hubungan pasangan suami/istri sebanyak 18
responden (45,0%), hubungan orang tua sebanyak 14 responden
(35,0%), hubungan anak sebanyak 5 responden (12,5%), saudara
sebanyak 3 responden (7,5%). Hal ini dikarenakan dua tempat
penelitian (CISC dan YKPI) yang diperuntukkan untuk pasien
dewasa sehingga kebanyakan berstatus suami istri, namun salah satu
tempat penelitian dikhususkan untuk anak-anak (YOAI) sehingga
status sebagai orang tua juga cukup banyak.
Beban ringan sampai sedang dirasakan caregiver sebagai
pasangan sebanyak 9 responden (50%). Sementara beban sedang
sampai berat paling banyak dirasakan pada caregiver sebagai anak
sebanyak 2 responden (40,%). Hal ini tentu saja tidak bisa
dibandingkan, mengingat jumlah caregiver sebagai anak hanya
berjumlah 5 orang. Menurut Agustin, (2011) pada pasangan suami
istri terdapat 3 macam kebutuhan yang seyogyanya harus terpenuhi
yaitu kebtuhan psikologis, kebutuhan seksual dan kebutuhan material
namun karena salah satu aggota terkena penyakit, maka kebutuhan
istri/ suami tidak dapat terpenuhi dengan baik. Hal tersebut dapat
menjadi beban caregiver pada suami istri.
80
10. Usia pasien
Menurut hasil penelitian usia pasien penderita kanker adalah
usia dewasa sebanyak 13 orang pasien (32,5%), usia anak-anak 9
pasien (22,5%), usia remaja 8 pasien (20,0%) usia lansia 9 pasien
(22,5), dan satu orang manula (2,5%). Penelitian menunjukkan
bahwa usia pasien beragam mulai dari usia anak-anak sampai
manula. Hal ini menunjukkan bahwa penyakit kanker dapat
menyerang segala usia tanpa terkecuali.
Caregiver yang merawat pasien usia anak-anak memiliki
beban sedikit/ tidak ada beban sebanyak 66,7%. Sementara caregiver
yang merawat pasien lansia memiliki beban sedang sampai berat
sebanyak 100%. Hal ini sesuai dengan penelitian Hsu et al (2015)
yang menyatakan bahwa usia pasien yang semakin tua dengan
kanker akan menambah tantangan bagi caregiver dan tentu saja
menambah resiko terjadinya beban caregiver yang berat.
Bertambahnya usia akan menyebabkan terjadinya kemunduran
psikologi sehingga meningkatkan kebutuhan akan pengasuhan (Hsu
et al., 2015)
11. Kondisi Stadium kanker
Stadium kanker yang paling banyak ditemukan pada
penelitian adalah stadium 2 sebanyak 16 responden (40,0%).
Kebanyakan pasien di rumah singgah berada dalam keadaan yang
relatif stabil, jika pun kondisi pasien memburuk maka akan segera
dirawat di rumah sakit.
81
Caregiver dengan pasien kanker stadium 1 memiliki tingkat
beban caregiver sedikit atau tidak ada beban sebanyak 100%.
Stadium 2 dan 3 berada pada beban caregiver ringan sampai sedang
sebanyak 43,8% dan 57,1%. Sementara stadium 4 ditemukan 3 orang
responden (42,9%) memiliki beban sedikit atau tidak ada beban.
Namun beban berat ditemukan pada caregiver dengan pasien kanker
stadium 4 sebanyak 1 responden (14,3%). Hal ini sesuai dengan
penelitian Henriksoon & Arestedt (2013) yang menyatakan bahwa
saat penyakit pasien bertambah parah dengan gejala tambahan,
kehilangan fungsi fisik dan membutuhkan lebih banyak perawatan,
caregiver keluarga akan mengalami stres yang tinggi (Henriksson &
Årestedt, 2013). Semakin terminal penyakit yang diderita pasien
maka beban caregiver akan semakin tinggi. (Joanna Briggs Institute,
2012).
12. Rumah Singgah
Berdasarkan hasil penelitian, caregiver terbanyak berasal
dari rumah singgah CISC sebanyak 20 caregiver atau sebanyak 50%.
Hal ini dikarenakan kapasitas rumah singgah CISC yang dapat
menampung sampai 20 orang. Rumah singgah CISC memiliki
caregiver dengan beban ringan sampai sedang yang tinggi yaitu
sebanyak 50,0% dan juga terdapat beban berat sebanyak 1 responden
atau 5,0%. Hal ini disebabkan karena fasilitas di CISC kurang
memadai yaitu tidak tersedianya transportasi dari rumah singgah ke
rumah sakit sehingga pasien dan keluarga harus menyewa kendaraan
82
untuk menuju ke rumah sakit. Rumah singgah ini juga cenderung
padat sehingga privasi pasien berkurang. Hal ini membuat sebagian
pasien tidak nyaman. Menurut American Pshycological Assosiation,
bahwa semakin terpuruk keadaan, stres dan tertekan maka kesehatan
akan semakin memburuk (Siska et al., 2014). Sementara di rumah
singgah YKPI paling banyak menempati beban sedikit atau tidak ada
beban sebanyak 50,0%. Hal ini disebabkan karena jumlah pasien
yang berada di rumah singgah YKPI tidak begitu banyak dan juga
semua pasien memiliki jenis kanker yang sama, sehingga mereka
bisa saling berbagi satu sama lain. Pada rumah singgah (graha)
YOAI paling banyak ditemukan beban sedikit atau tidak ada
sebanyak 58,3%. Hal ini dikarenakan fasilitas yang sudah lengkap
ditambah dengan areal bermain sehingga pasien merasa nyaman dan
kenyamanan pasien tentunya akan memperngaruhi tingkat beban
caregiver. Selain itu, pasien di graha YOAI merupakan pasien anak-
anak, sesuai dengan penelitian sebelumnya bahwa tingkat beban
caregiver yang merawat pasien anak akan semakin rendah daripada
yang merawat lansia (Hsu et al., 2015).
B. Gambaran Beban Caregiver Keluarga pada Pasien Kanker
Beban caregiver merupakan penilaian negatif dan perasaan stres
yang dihasilkan dari merawat seseorang yang sakit, baik dalam segi fisik,
emosional, sosial, finansial dan fungsi. Beban ini dapat dialami oleh
keluarga sebagai pemberi perawatan utama pada pasien kanker khususnya
caregiver primer (Myron & Anne, 2009).
83
Pada studi ini memperlihatkan bahwa tingkat beban caregiver
keluarga pada pasien kanker banyak dijumpai pada beban ringan sampai
sedang sebanyak 17 responden (42,5%) sedangkan beban berat hanya
ditemukan 1 responden (2,5%). Beban sedikit atau tidak ada sejumlah 15
responden (37,5%) dan beban sedang sampai berat sebanyak 7 orang
caregiver (17,5%). Berbeda dengan studi yang dilakukan oleh Darwin
(2012) di Jakarta dan Ratnawati (2014) di Medan, bahwa beban perawatan
caregiver paling banyak dijumpai pada beban sedang/berat. Hal tersebut
dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah lokasi
penelitian yaitu rumah singgah. Rumah singgah memiiki suasana seperti di
rumah sendiri, memiliki privasi sekaligus dapat berbagi dengan nyaman
sesama caregiver keluarga pasien kanker. Suasana nyaman membuat tingkat
stres berkurang. Sehingga responden sebagian besar memiliki beban ringan
sampai sedang.
Hasil wawancara menunjukkan bahwa keluarga pasien mengaku
sangat terbantu dengan adanya rumah singgah. Suasana yang nyaman dan
tenang membuat pasien senang dan dapat beristirahat dengan baik. Selain
itu sesama keluarga dengan pasien kanker dapat berbagi satu sama lain.
Sesuai dengan penelitian Wake Forest University School of Medicine
menunjukkan adanya kaitan antara kondisi emosional dengan
perkembangan kanker dalam tubuh. Semakin keadannya terpuruk, stress,
tertekan, kesehatannya akan semakin memburuk. Namun apabila semakin
dia merasa senang dan semangat, kesehatannya pun akan semakin membaik.
Ilmu psikologis mengatakan bahwa suasana hati yang senang dan gembira
84
bisa membawa dampak positif. Suasana hati pasien yang positif tentunya
berpengaruh pada tingkat beban caregiver, berbeda dengan perawatan
intensif di rumah sakit yang akan menimbulkan kebosanan karena rutinitas
yang monoton, hal ini tentu saja dapat memicu stres dalam diri pasien
maupun caregiver. Sementara pasien kanker terutama pasien kanker anak,
bukan hanya butuh pengobatan namun juga butuh bersosialisasi bersama
teman-teman dan mengembangkan diri (Siska et al., 2014)
C. Keterbatasan Penelitian
1. Jumlah sampel yang seharusnya 53 menjadi 40 responden. Hal ini
dikarenakan sulitnya permohonan izin penelitian kepada salah satu
yayasan kanker. Sehingga peneiti hanya meneliti di tiga yayasan kanker
saja.
2. Peneliti membacakan langsung kuesioner kepada responden yang tidak
bisa membaca, hal ini menyebabkan ketidakterbukaan responden dalam
berpendapat dibandingkan dengan kuesioner yang diisi langsung oleh
responden.
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Gambaran demografi caregiver keluarga pasien kanker di rumah
singgah yayasan kanker adalah mayoritas berusia dewasa sebanyak 26
responden (65%), jenis kelamin terbanyak adalah perempuan 23
responden (57,7%), mayoritas suku responden adalah suku Jawa
sebanyak 14 responden (35%), rata-rata berpendidikan SMA sebanyak
16 orang (40,5%), responden kebanyakan yang tidak bekerja sebanyak
22 orang (55%), responden kebanyakan berpenghasilan dibawah 3,1
juta sebanyak 26 orang (65,0%), responden sebagian besar sudah
menikah sebanyak 38 orang (95%), hubungan keluarga paling banyak
merupakan pasangan berjumlah 18 orang (45,0%), usia pasien rata-rata
berusia dewasa sebanyak 13 orang (32,5%), stadium kanker yang paling
banyak ditemukan adalah stadium 2 sebanyak 16 orang (40,0%), lama
merawat pasien rata-rata di bawah 2 tahun sebanyak 33 responden
(82,5%), dan caregiver keluarga pasien kanker terbanyak menempati
rumah singgah CISC sebanyak 20 responden (50,0%)
2. Gambaran beban caregiver keluarga pasien kanker menunjukkan bahwa
caregiver yang merasakan beban sedikit atau tidak ada beban sebanyak
15 responden (37,5%), beban ringan sampai sedang 17 responden
(42,5%), beban sedang sampai berat 7 responden (17,5%) dan beban
berat 1 responden (2,5%).
86
B. Saran
1. Bagi institusi keperawatan
penelitian ini dapat menjadi referensi dalam bidang keperawatan.
Penelitian ini juga dapat menambah literatur tentang beban caregiver
yang pasien kanker.
2. Bagi penelitian selanjutnya
Peneliti selanjutnya direkomendasikan untuk melihat subvariabel dari
beban caregiver seperti beban fisik, emosional, sosial, finansial dan
fungsi. Penelitian ini juga dapat dikembangkan menjadi dua variabel
yaitu hubungan beban caregiver kanker dengan kualitas hidup pasien
kanker. Selain itu, penelitian mengenai beban caregiver ini dapat
menggunakan metode kualitatif agar lebih menggambarkan situasi yang
dihadapi caregiver.
3. Bagi yayasan kanker
Beban caregiver terbukti lebih ringan jika dibandingkan dengan
penelitian-penelitian sebelumnya di rumah sakit. Namun yayasan kanker
harus meningkatkan fasilitas yang tersedia di rumah singgah, dan juga
memperkenalkan rumah singgah bagi masyarakat luas.
4. Bagi keluarga pasien kanker
Penelitian ini bermanfaat untuk meningkatkan motivasi keluarga pasien
dalam memberikan dukungan kepada anggota keluarganya yang sakit
kanker dan memberikan informasi bahwa stres pada caregiver akan
berpengaruh pada pasien kanker itu sendiri. Maka dari itu keluarga
sebagai caregiver pasien kanker harus terus memberikan dukungan pada
87
pasien sekalipun ditemukan tingkat beban caregiver pasien kanker di
rumah singgah yayasan kanker tergolong ringan sampai sedang.
5. Bagi perawat
Perawat diharapkan dapat menjadi fasilitator dan menjadi konselor
dalam program Family Supporting Group. Perawat juga perlu
menghimbau kepada keluarga pasien kanker agar memanfaatkan
ketersediaan rumah singgah untuk mencegah beban berat caregiver.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Z. (2010). Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC.
Allan, Albert, G., & Mulley. (2006). Primary Care Medicine : Office Evaluation
and Management of the Adult Patient. Philadelpia: Lippincot Williams &
Wilkins.
Andren, S., & Elmstahl, S. (2007). Relationship between income, subjective
health, and caregiver burden in caregivers of people with dementia in group
living care: A cross-sectional community-based study. International Journal
of Nursing Studies, 44, 435–446.
Awad, G., & Voruganti. (2008). The Burden of Schizophrenia on Caregivers.
Pharmacoeconomics, 2, 149–162.
Badan Pusat Statistik. (2010). Kewarganegaraan, Suku Bangsa, Agama dan
Bahasa Sehari-hari Penduduk Indonesia.
Barbosa, A., & Figueiredo, D. (2015). Coping with the caregiving role :
Differences between primary and secondary caregivers of dependent elderly
people, (May 2011). https://doi.org/10.1080/13607863.2010.543660
Bevans, M. F., & Sternberg, E. M. (2012). Caregiving Burden, Stress, and Health
Effects Among Family Caregivers of Adult Cancer Patients. Jama, 307(4),
398–403. https://doi.org/10.1001/jama.2012.29.Caregiving
Capetuzi, et al. (2014). The Encyclopedia of Elder Care. New York: Springer
Publishing Company.
Caqueo A, G. J. (2006). Burden of care in families of patient with schizophrenia.
Quality of Life Research, 15, 719–724.
Darwin, P., Hadisukanto, G., Elvira, S. D., Darwin, P., Hadisukanto, G., & Elvira,
S. D. (2013). Beban Perawatan dan Ekspresi Emosi pada Pramurawat Pasien
Skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa, 46–51.
Desen, W. (2008). Buku Ajar Onkologi Klinis (2nd ed.). Jakarta: Balai Penerbit
FKUI.
Dilworth-anderson, P., Williams, S. W., & Cooper, T. (1999). Family Caregiving
to Elderly African Americans : Caregiver Types and Structures, 54(4), 237–
241.
Erwina, I., Gustya, R. P., & Monalisaa. (2016). Faktor-Faktor yang Berhubungan
dengan Distress Emosional pada Caregiver Perempuan dengan Anggota
Keluarga Yang Mengalami Gangguan Jiwa, 12(1), 28–37.
Fitrikasari, A. (2012). Gambaran Beban Caregiver Penderita Skizofrenia di
Poliklinik Rawat jalan RSJ Amino Ghondutomo Semarang. Medica
Hospitalia, 2(January 2008), 118–122.
Friedman, M., Bowden, V. ., & Jones, E. G. (2010). Keperawatan Keluarga:
Riset, Teori dan Praktek (5th ed.). Jakarta: EGC.
Garnand, J. J. (2012). Cancer Caregiver Roles: Why You Need to Know. U.S.A:
Balboa Press.
Gilbar, O., & Ben-zur, H. (2002). Cancer and The Family Caregiver. U.S.A:
Charles C Thomas Publisher.
Given, B. A., Sherwood, P., & Given, C. W. (2015). Support for Caregivers of
Cancer Patients : Transition After Active Treatment, 2015–2022.
https://doi.org/10.1158/1055-9965.EPI-11-0611
Grant, M., Sun, V., Fujinami, R., Sidhu, R., Otis-Green, S., Juarez, G., … Ferrell,
B. (2013). Family caregiver burden/skills preparedness, and quality of life in
non-small cell lung cancer. Oncology Nursing Forum, 40(4), 337–346.
https://doi.org/10.1188/13.ONF.337-346
Harvey CA, F. (2003). The Configuration of Mental Health Service to Facilitate
Care of People With Schizophrenia. MJA, 178, 49–52.
Hastono, S. P. (2006). Analisis Data, 1–212.
Henriksson, A., & Årestedt, K. (2013). Exploring factors and caregiver outcomes
associated with feelings of preparedness for caregiving in family caregivers
in palliative care: a correlational, cross-sectional study. Palliative Medicine,
27(7), 639–46. https://doi.org/10.1177/0269216313486954
Hidayat, A. A. A. (2008). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah.
Jakarta: Salemba Medika.
Hsu, T., Loscalzo, M., Ramani, R., Forman, S., Popplewell, L., Clark, K., …
Matthews, K. (2015). Factors Associated with High Burden in Caregivers of
Older Adults with Cancer, 120(18), 2927–2935.
https://doi.org/10.1002/cncr.28765.Factors
J. Honea, N., Brintnall, R., Colao, D. B., & Somers, S. C. (2008). Putting
Evidence Into Practice: Nursing Assessment and Interventions to Reduce
Family Caregiver Strain and Burden, 12(3).
Joanna Briggs Institute. (2012). Caregiver burden of terminally-ill adults in the
home setting. Nursing and Health Sciences, 14(4), 435–437.
https://doi.org/10.1111/nhs.12013
John Hopkins University. (2006). Suporting the Caregiver in Dementia.
Baltimore: John Hopkins University Press.
Kemenkes RI. (2015). Situasi Penyakit Kanker.
Kim Y, S. R. (2008). Family caregivers’ strains: comparative analysis of cancer
caregiving with dementia, diabetes, and frail elderly caregiving. J. Aging
Health, 5, 483–503.
Kumar, Cotran, R., & Robbins, S. (2007). Buku Ajar Patologi. Jakarta: EGC.
Langhorne, M., Fulton, J., & Shirley, O. (2007). Oncology Nursing. Missouri:
Mosby Elseiver.
Myron, F. W., & Anne, M. L. (2009). The American Psyciatric Publishing
Texbook of Alzheimer Disease and Other Dementias. London: American
Pshyciatruc Nursing.
Nuraenah. (2012). Hubungan Dukungan Keluarga dan Beban Keluarga dalam
Merawat Anggota dengan Riwayat Perilaku Kekerasan di RS Jiwa Islam.
Universitas Indonesia.
Potter, & Perry. (2009). Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC.
Pottie, C. G., Burch, K. A., Thomas, L. P. M., & Irwin, S. A. (2014). Palliative
Care Review, 17(7). https://doi.org/10.1089/jpm.2013.0196
Prasetyo, N. H. (2015). Program Intervensi Narimo Ing Pardum untuk
Meningkatkan Kesejahteraan Psikologis Keluarga Pasien Skizofrenia.
Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, 1–21.
Price, S. (2011). Patofisiologi. Jakarta: EGC.
Putra, S. R. (2012). Panduan Riset Keperawatan dan Penulisan Ilmiah.
Yogyakarta: D-Medika.
Rafiyah, I., & Sutharangsee, W. (2011). Review : Burden on Family Caregivers
Caring for Patients with Schizophrenia and Its Related Factors, (January),
29–41.
Seng, B. K., Luo, N., Ng, W. Y., Lim, J., Chionh, H. L., Goh, J., & Yap, P.
(2010). Validity and reliability of the zarit burden interview in assessing
caregiving burden. Annals of the Academy of Medicine Singapore, 39(10),
759–763.
Setiadi. (2007). Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Setiawan, H. (2008). Etika Sunda, (November).
Setiawati, S. (2008). Penuntun Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga (67th ed.).
Jakarta: Trans Info Media.
Siska, L., Kristi, E., Hons, M. D. S., Arsitektur, P. S., Petra, U. K., Siwalankerto,
J., & Belakang, A. L. (2014). Fasilitas Perawatan Anak Penderita Kanker di
Surabaya, II(1), 129–134.
Smeltzer, S. (2014). Keperawatan Medikal-Bedah Brunner & Suddarth Edisi 12
(12th ed.). Jakarta: EGC.
Smeltzer, S., & Bare, B. (2002). Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth Vol 1 (8th ed.). Jakarta: EGC.
Sujarweni, W. (2015). No Title. Statistik Untuk Kesehatan. Yogyakarta: Gava
Media.
Sukmarini, N. (2009). Optimalisasi Peran Caregiver Dalam Penatalaksanaan
Skizofrenia. Majalah Psikiatri XLII, 1, 58–61.
Suprajitno. (2004). Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC.
Talley, R., McCorkle, R., & Baile, W. (2012). Cancer Caregiving in the United
States: Research, Practice, Policy. London: Springer.
Tantono, S. (2006). Beban Caregiver Lanjut Usia di Beberapa Tempat Sekitar
Kota Bandung. Majalah Psikiatri XL, 4, 32–33.
Williams, L. (2007). Whatever It Takes: Informal Caregiving Dynamics in Blood
and Marrow Transplantation. Oncology Nursing Forum, 34(2), 379–387.
https://doi.org/10.1188/07.ONF.379-387
Willis, R. (2016). Targeted Cancer Therapy: Vital Oncogenes and a New
Molecular Genetic Paradigm for Cancer Initiation Progression and
Treatment. International Journal of Molecular Sciences, 17(9), 1552.
https://doi.org/10.3390/ijms17091552
LAMPIRAN
Lampiran 1. Penjelasan Penelitian
PENJELASAN PENELITIAN
Yth.
Bapak/Ibu/ Saudara(i)
Keluarga Pasien di Rumah Singgah Yayasan Kanker
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Santi Puspitasari
Pekerjaan :Mahasiswa S1 Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
No telp : 089530445644
E-mail : [email protected]
Bermaksud melakukan penelitian skripsi mengenai beban/hambatan
caregiver keluarga pada pasien kanker. Saya menjamin pengumpulan data ini
tidak akan menimbulkan dampak negatif. Saya sangat menghargai hak-hak
responden dengan menjamin kerahasiaan identitas.
Demikian informasi tentang penelitian ini. Saya sangat mengharapkan
Bapak/Ibu/Saudara(i) berkenan berpartisipasi dalam penelitian ini dengan mengisi
lembar persetujuan sebagai responden. Atas kesediaan bantuan dan kerjasamanya
saya mengucapkan terima kasih.
Jakarta, …………………..2017
Peneliti
(Santi Puspitasari)
Lampiran 2. Persetujuan sebagai responden
PERSETUJUAN SEBAGAI RESPONDEN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama : ……………………………………………………..
Alamat : ……………………………………………………..
Menyatakan bahwa:
1. Telah mendapatkan informasi tentang penelitian beban/hambatan
caregiver keluarga pada pasien kanker.
2. Telah diberikan kesempatan untuk bertanya dan mendapatkan penjelasan
atas petanyaan tersebut.
3. Memahami prosedur penelitian yang akan dilakukan, tujuan, manfaat dan
kemungkinan yang dapat ditimbulkan dari penelitian ini.
Dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan saya bersedia menandatangani
lembar persetujuan untuk menjadi responden dalam penelitian ini.
Demikian pernyataan ini saya buat agar dapat dipergunakan dengan
sebaik-baiknya.
Jakarta, ……..……….2017
Peneliti Yang membuat pernyataan
(Santi Puspitasari) (……………………..)
Lampiran 3. Kuisioner
KUISIONER PENELITIAN BEBAN/HAMBATAN CAREGIVER
KELUARGA PADA PASIEN KANKER
A. KUISIONER DATA DEMOGRAFI RESPONDEN
Petunjuk: isilah titik-titik atau beri tanda (√) pada pertanyaan berikut.
1. Data Responden
Nama Lengkap : ………………………………….
Usia : …………… tahun, jenis kelamin:…………….
Tempat, tanggal lahir : ………………………………….
No telp : ………………………………….
Alamat asal : ………………………………………………
………………………………………………..
Suku :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Pendapatan total
keluarga :
Status pernikahan :
Lama merawat pasien : ………..
Hubungan dengan pasien: ………………
2. Data Pasien
Nama pasien : …………………………………………
Umur pasien :………………………………………….
Jawa
Sunda
Minang
Batak
Dayak
Melayu
SD
SMP
SMA
D3
S1
>S1
Pegawai Negeri
Karyawan Swasta
Wiraswasta
Pensiunan
Ibu Rumah Tangga
Lainnya,……….
< Rp 3.100.000,- ≥ Rp 3.100.000,-
Menikah
Belum menikah
Bercerai
Lainya, …….
No responden:
…………….
Lainnya, …..
Jenis kanker yang diderita : …………………………………………..
Stadium kanker :
B. KUISIONER BEBAN CAREGIVER (THE ZARIT BURDEN INTERVIEW)
Petunjuk pengisian: Silakan beri tanda ceklist (√) pada jawaban yang paling
menggambarkan perasaan Anda.
Pertanyaan Tidak
pernah Jarang
Kadang-
kadang
Cukup
sering
Hampir
selalu
1. Apakah Anda merasa bahwa keluarga
Anda (yang terkena kanker) meminta
bantuan lebih dari yang dia butuhkan?
2. Apakah Anda merasa waktu yang Anda
habiskan bersama keluarga membuat
Anda tidak punya cukup waktu untuk diri
sendiri?
3. Apakah Anda merasa stres merawat
keluarga Anda, sementara Anda memiliki
tanggung jawab lain terhadap keluarga?
4. Apakah Anda merasa malu terhadap
perilaku keluarga Anda?
5. Apakah Anda merasa marah apabila
berada disekitar keluarga Anda?
6. Apakah Anda merasa bahwa keluarga
Anda saat ini meregangkan hubungan
Anda dengan anggota keluarga yang lain.
7. Apakah Anda merasa takut akan masa
depan keluarga Anda?
8. Apakah Anda merasa keluarga Anda
bergantung kepada Anda?
9. Apakah Anda merasa tegang (tidak
nyaman) ketika berada disekitar keluarga
Anda?
Stadium 1
Stadium 2
Stadium 3
Stadium 4
Pertanyaan Tidak
pernah Jarang
Kadang-
kadang
Cukup
sering
Hampir
selalu
10. Apakah Anda merasa kesehatan Anda
terganggu karena keterlibatan merawat
Keluarga Anda?
11. Apakah Anda merasa Anda tidak memiliki
pencapaian yang Anda inginkan karena
keluarga Anda?
12. Apakah Anda merasa kehidupan sosial
Anda terganggu karena mengurus
Keluarga Anda?
13. Apakan Anda merasa tidak nyaman
memiliki teman karena keluarga Anda?
14. Apakah Anda merasa bahwa keluarga
Anda menginginkan Anda untuk
mengurus dia ?
15. Apakah Anda merasa bahwa Anda tidak
memiliki cukup uang untuk mengurus
keluarga Anda?
16. Apakah Anda merasa bahwa Anda tidak
lagi mampu untuk mengurus keluarga
Anda?
17. Apakah Anda merasa bahwa Anda
kehilangan kendali atas hidup Anda
karena penyakit Keluarga Anda?
18. Apakah Anda berharap dapat memberikan
tanggung jawab perawatan keluarga Anda
kepada orang lain?
19. Apakah Anda merasa tidak yakin tentang
apa yang harus Anda lakukan lagi
terhadap keluarga Anda?
20. Apakah Anda merasa bahwa Anda harus
melakukan lebih banyak lagi untuk
keluarga Anda dalam hal apapun?
21. Apakah Anda merasa bahwa Anda bisa
melakukan yang lebih baik lagi dalam
Pertanyaan Tidak
pernah Jarang
Kadang-
kadang
Cukup
sering
Hampir
selalu
merawat keluarga Anda?
22. Secara keseluruhan, bagaimana perasaan
Anda tehadap beban merawat keluarga
Anda?
Lampiran 4. Izin penggunaan kuisioner
Lampiran 5. Surat permohonan izin studi pendahuluan
Lampiran 6. Surat permohonan izin penelitian dan pengambilan data ke
CISC
Lampiran 7. Surat permohonan izin penelitian dan pengambilan data ke
YOAI
Lampiran 8. Surat Permohonan izin penelitian dan pengambian data ke
YKPI
Lampiran 9. Surat persetujuan izin penelitian dari CISC
Lampiran 10. Surat keterangan telah melakukan penelitian dari CISC
Lampiran 11. Perizinan penelitian dari YOAI
Lampiran 12. Perizinan penelitian dari YKPI
Lampiran 13. Hasil olah SPSS
HASIL SPSS ANALISA DATA
A. Data demografi
kat_usia
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Remaja 2 5.0 5.0 5.0
Dewasa 26 65.0 65.0 70.0
Lansia 12 30.0 30.0 100.0
Total 40 100.0 100.0
Jeniskelamin
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid laki-laki 17 42.5 42.5 42.5
perempuan 23 57.5 57.5 100.0
Total 40 100.0 100.0
Suku
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid jawa 14 35.0 35.0 35.0
sunda 12 30.0 30.0 65.0
Sumatra 10 25.0 25.0 90.0
Kalimantan 4 10.0 10.0 100.0
Total 40 100.0 100.0
Pendidikan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid SD 9 22.5 22.5 22.5
SMP 7 17.5 17.5 40.0
SMA 16 40.0 40.0 80.0
PT 8 20.0 20.0 100.0
Total 40 100.0 100.0
Pekerjaan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Bekerja 18 45.0 45.0 45.0
tidak bekerja 22 55.0 55.0 100.0
Total 40 100.0 100.0 Pendapatan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid <3,1 juta 26 65.0 65.0 65.0
>/ 3,1 juta 14 35.0 35.0 100.0
Total 40 100.0 100.0
Pernikahan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Menikah 38 95.0 95.0 95.0
Belum menikah 2 5.0 5.0 100.0
Total 40 100.0 100.0
Hubkeluarga
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Pasangan 18 45.0 45.0 45.0
Anak 5 12.5 12.5 57.5
Orang tua 14 35.0 35.0 92.5
Saudara 3 7.5 7.5 100.0
Total 40 100.0 100.0
kat_usiapasien
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Anak-anak 9 22.5 22.5 22.5
Remaja 8 20.0 20.0 42.5
Dewasa 13 32.5 32.5 75.0
Lansia 9 22.5 22.5 97.5
Manula 1 2.5 2.5 100.0
Total 40 100.0 100.0
Stadiumkanker
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Stadium 1 3 7.5 7.5 7.5
Stadium 2 16 40.0 40.0 47.5
Stadium 3 14 35.0 35.0 82.5
Stadium 4 7 17.5 17.5 100.0
Total 40 100.0 100.0
kat_lamarawat
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid < 2thn 33 82.5 82.5 82.5
>/ 2 thn 7 17.5 17.5 100.0
Total 40 100.0 100.0
Rumah Singgah/tempat penelitian
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid CISC 20 50.0 50.0 50.0
YKPI 8 20.0 20.0 70.0
YOAI 12 30.0 30.0 100.0
Total 40 100.0 100.0
B. Gambaran Beban Caregiver Keluarga
Kattotal
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid sedikit atau tidak ada beban 15 37.5 37.5 37.5
beban ringan sampai sedang 17 42.5 42.5 80.0
beban sedang sampai berat 7 17.5 17.5 97.5
beban berat 1 2.5 2.5 100.0
Total 40 100.0 100.0
C. Distribusi Frekuensi
kat_usia * kattotal Crosstabulation
Kattotal
sedikit atau tidak
ada beban
beban ringan
sampai sedang
beban sedang
sampai berat
kat_umur Remaja Count 2 0 0
% within kat_umur 100.0% 0.0% 0.0%
Dewasa Count 9 13 4
% within kat_umur 34.6% 50.0% 15.4%
Lansia Count 4 4 3
% within kat_umur 33.3% 33.3% 25.0%
Total Count 15 17 7
% within kat_umur 37.5% 42.5% 17.5%
kat_usia * kattotal Crosstabulation
kattotal
Total beban berat
kat_umur Remaja Count 0 2
% within kat_umur 0.0% 100.0%
Dewasa Count 0 26
% within kat_umur 0.0% 100.0%
Lansia Count 1 12
% within kat_umur 8.3% 100.0%
Total Count 1 40
% within kat_umur 2.5% 100.0%
jeniskelamin * kattotal Crosstabulation
kattotal
sedikit atau tidak ada beban
beban ringan sampai sedang
beban sedang sampai berat
jeniskelamin laki-laki Count 6 7 3
% within jeniskelamin 35.3% 41.2% 17.6%
perempuan Count 9 10 4
% within jeniskelamin 39.1% 43.5% 17.4%
Total Count 15 17 7
% within jeniskelamin 37.5% 42.5% 17.5%
jeniskelamin * kattotal Crosstabulation
kattotal
Total beban berat
jeniskelamin laki-laki Count 1 17
% within jeniskelamin 5.9% 100.0%
Perempuan Count 0 23
% within jeniskelamin 0.0% 100.0%
Total Count 1 40
% within jeniskelamin 2.5% 100.0%
suku * kattotal Crosstabulation
Kattotal
sedikit atau tidak
ada beban
beban ringan
sampai sedang
beban sedang
sampai berat beban berat
suku jawa Count 8 6 0 0
% within suku 57.1% 42.9% 0.0% 0.0%
sunda Count 3 5 3 1
% within suku 25.0% 41.7% 25.0% 8.3%
Sumatra Count 3 4 3 0
% within suku 30.0% 40.0% 30.0% 0.0%
Kalimantan Count 1 2 1 0
% within suku 25.0% 50.0% 25.0% 0.0%
Total Count 15 17 7 1
% within suku 37.5% 42.5% 17.5% 2.5%
suku * kattotal Crosstabulation
Total
suku Jawa Count 14
% within suku 100.0%
Sunda Count 12
% within suku 100.0%
Sumatra Count 10
% within suku 100.0%
Kalimantan Count 4
% within suku 100.0%
Total Count 40
% within suku 100.0%
pendidikan * kattotal Crosstabulation
kattotal
Total beban berat
pendidikan SD Count 1 9
% within pendidikan 11.1% 100.0%
SMP Count 0 7
% within pendidikan 0.0% 100.0%
SMA Count 0 16
% within pendidikan 0.0% 100.0%
PT Count 0 8
% within pendidikan 0.0% 100.0%
Total Count 1 40
% within pendidikan 2.5% 100.0%
pekerjaan * kattotal Crosstabulation
kattotal
sedikit atau tidak
ada beban
beban ringan
sampai sedang
beban sedang
sampai berat
pekerjaan bekerja Count 9 7 2
% within pekerjaan 50.0% 38.9% 11.1%
tidak bekerja Count 6 10 5
% within pekerjaan 27.3% 45.5% 22.7%
Total Count 15 17 7
% within pekerjaan 37.5% 42.5% 17.5%
pekerjaan * kattotal Crosstabulation
kattotal
Total beban berat
pekerjaan Bekerja Count 0 18
% within pekerjaan 0.0% 100.0%
tidak bekerja Count 1 22
% within pekerjaan 4.5% 100.0%
Total Count 1 40
% within pekerjaan 2.5% 100.0%
pendapatan * kattotal Crosstabulation
kattotal
sedikit atau tidak
ada beban
beban ringan
sampai sedang
beban sedang
sampai berat
pendapatan <3,1 juta Count 7 13 5
% within pendapatan 26.9% 50.0% 19.2%
>/ 3,1 juta Count 8 4 2
% within pendapatan 57.1% 28.6% 14.3%
Total Count 15 17 7
% within pendapatan 37.5% 42.5% 17.5%
pendapatan * kattotal Crosstabulation
kattotal
Total beban berat
pendapatan <3,1 juta Count 1 26
% within pendapatan 3.8% 100.0%
>/ 3,1 juta Count 0 14
% within pendapatan 0.0% 100.0%
Total Count 1 40
% within pendapatan 2.5% 100.0%
pernikahan * kattotal Crosstabulation
kattotal
sedikit atau tidak
ada beban
beban ringan
sampai sedang
beban sedang
sampai berat
pernikahan Menikah Count 14 17 6
% within pernikahan 36.8% 44.7% 15.8%
Belum menikah Count 1 0 1
% within pernikahan 50.0% 0.0% 50.0%
Total Count 15 17 7
% within pernikahan 37.5% 42.5% 17.5%
pernikahan * kattotal Crosstabulation
kattotal
Total beban berat
pernikahan Menikah Count 1 38
% within pernikahan 2.6% 100.0%
Belum menikah Count 0 2
% within pernikahan 0.0% 100.0%
Total Count 1 40
% within pernikahan 2.5% 100.0%
hubdgnpasien * kattotal Crosstabulation
kattotal
sedikit atau tidak
ada beban
beban ringan
sampai sedang
beban sedang
sampai berat
hubdgnpasien Pasangan Count 5 9 4
% within hubdgnpasien 27.8% 50.0% 22.2%
Anak Count 2 1 2
% within hubdgnpasien 40.0% 20.0% 40.0%
Orang tua Count 5 7 1
% within hubdgnpasien 35.7% 50.0% 7.1%
Saudara Count 3 0 0
% within hubdgnpasien 100.0% 0.0% 0.0%
Total Count 15 17 7
% within hubdgnpasien 37.5% 42.5% 17.5%
hubdgnpasien * kattotal Crosstabulation
kattotal
Total beban berat
hubdgnpasien Pasangan Count 0 18
% within hubdgnpasien 0.0% 100.0%
Anak Count 0 5
% within hubdgnpasien 0.0% 100.0%
Orang tua Count 1 14
% within hubdgnpasien 7.1% 100.0%
Saudara Count 0 3
% within hubdgnpasien 0.0% 100.0%
Total Count 1 40
% within hubdgnpasien 2.5% 100.0%
kat_umurpasien * kattotal Crosstabulation
kattotal
sedikit atau tidak
ada beban
beban ringan
sampai sedang
kat_umurpasien Anak-anak Count 6 3
% within kat_umurpasien 66.7% 33.3%
Remaja Count 3 3
% within kat_umurpasien 37.5% 37.5%
Dewasa Count 3 7
% within kat_umurpasien 23.1% 53.8%
Lansia Count 3 4
% within kat_umurpasien 33.3% 44.4%
Manula Count 0 0
% within kat_umurpasien 0.0% 0.0%
Total Count 15 17
% within kat_umurpasien 37.5% 42.5%
kat_umurpasien * kattotal Crosstabulation
kattotal
beban sedang
sampai berat beban berat
kat_umurpasien Anak-anak Count 0 0 9
% within kat_umurpasien 0.0% 0.0% 100.0%
Remaja Count 1 1 8
% within kat_umurpasien 12.5% 12.5% 100.0%
Dewasa Count 3 0 13
% within kat_umurpasien 23.1% 0.0% 100.0%
Lansia Count 2 0 9
% within kat_umurpasien 22.2% 0.0% 100.0%
Manula Count 1 0 1
% within kat_umurpasien 100.0% 0.0% 100.0%
Total Count 7 1 40
% within kat_umurpasien 17.5% 2.5% 100.0%
stadiumkanker * kattotal Crosstabulation
kattotal
sedikit atau tidak
ada beban
beban ringan
sampai sedang
beban sedang
sampai berat
stadiumkanker Stadium 1 Count 3 0 0
% within stadiumkanker 100.0% 0.0% 0.0%
Stadium 2 Count 6 7 3
% within stadiumkanker 37.5% 43.8% 18.8%
Stadium 3 Count 3 8 3
% within stadiumkanker 21.4% 57.1% 21.4%
Stadium 4 Count 3 2 1
% within stadiumkanker 42.9% 28.6% 14.3%
Total Count 15 17 7
% within stadiumkanker 37.5% 42.5% 17.5%
stadiumkanker * kattotal Crosstabulation
kattotal
Total beban berat
stadiumkanker Stadium 1 Count 0 3
% within stadiumkanker 0.0% 100.0%
Stadium 2 Count 0 16
% within stadiumkanker 0.0% 100.0%
Stadium 3 Count 0 14
% within stadiumkanker 0.0% 100.0%
Stadium 4 Count 1 7
% within stadiumkanker 14.3% 100.0%
Total Count 1 40
% within stadiumkanker 2.5% 100.0%
kat_lamarawat * kattotal Crosstabulation
kattotal
sedikit atau tidak
ada beban
beban ringan
sampai sedang
beban sedang
sampai berat
kat_lamarawat < 2thn Count 12 14 6
% within kat_lamarawat 36.4% 42.4% 18.2%
>/ 2 thn Count 3 3 1
% within kat_lamarawat 42.9% 42.9% 14.3%
Total Count 15 17 7
% within kat_lamarawat 37.5% 42.5% 17.5%
kat_lamarawat * kattotal Crosstabulation
kattotal
Total beban berat
kat_lamarawat < 2thn Count 1 33
% within kat_lamarawat 3.0% 100.0%
>/ 2 thn Count 0 7
% within kat_lamarawat 0.0% 100.0%
Total Count 1 40
% within kat_lamarawat 2.5% 100.0%
tempatpenelitian * kattotal Crosstabulation
kattotal
sedikit atau tidak
ada beban
beban ringan
sampai sedang
beban sedang
sampai berat
tempatpenelitian CISC Count 4 10 5
% within tempatpenelitian 20.0% 50.0% 25.0%
YKPI Count 4 2 2
% within tempatpenelitian 50.0% 25.0% 25.0%
YOAI Count 7 5 0
% within tempatpenelitian 58.3% 41.7% 0.0%
Total Count 15 17 7
% within tempatpenelitian 37.5% 42.5% 17.5%
tempatpenelitian * kattotal Crosstabulation
kattotal
Total beban berat
tempatpenelitian CISC Count 1 20
% within tempatpenelitian 5.0% 100.0%
YKPI Count 0 8
% within tempatpenelitian 0.0% 100.0%
YOAI Count 0 12
% within tempatpenelitian 0.0% 100.0%
Total Count 1 40
% within tempatpenelitian 2.5% 100.0%