SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan...

63
1 PERAN SEKOLAH MASJID TERMINAL (MASTER) DI DEPOK DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR ANAK JALANAN TINGKAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.) Oleh: AJAMI SHOLICHIN NIM. 109015000045 JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014

Transcript of SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan...

Page 1: SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25321/1/jami @... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk

1

PERAN SEKOLAH MASJID TERMINAL (MASTER) DI DEPOK DALAM

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR ANAK JALANAN TINGKAT SEKOLAH

MENENGAH PERTAMA (SMP)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.)

Oleh:

AJAMI SHOLICHIN

NIM. 109015000045

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2014

Page 2: SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25321/1/jami @... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk

2

Page 3: SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25321/1/jami @... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk

3

Page 4: SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25321/1/jami @... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk

4

Page 5: SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25321/1/jami @... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk

5

ABSTRAK

Ajami Sholichin. Peran Sekolah Masjid Terminal (MASTER) di Depok Dalam

Meningkatkan Motivasi Belajar Anak Jalanan Tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Program Studi Sosiologi-Antropologi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta, 2014.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan membuktikan ada atau tidaknya Peran

Sekolah Masjid Terminal (MASTER) di Depok Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Anak

Jalanan Tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif yaitu penelitian

yang menggambarkan apa adanya suatu feneomena, yang ditunjang oleh data-data yang

diperoleh melalui penelitian lapangan berupa observasi, wawancara dan kuesioner secara

acak, metode ini digunakan untuk menelaah Peran Sekolah Masjid Terminal (MASTER) di

Depok Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar. Dalam penelitian ini yang menjadi subjek

penelitian adalah anak jalanan yang bersekolah di sekolah MASTER.

Keberadaan sekolah MASTER telah memberikan peran besar dalam meningkatkan

motivasi belajar mereka sebagai anak jalanan.Para anak jalanan beralasan bahwa selain

mendapatkan pelajaran formal mereka juga mendapatkan pelajaran lain seperti kesenian,

mengaji, daur ulang dan pelatihan skill lainnya.

Kata Kunci:

Peran, Motivasi Belajar, Anak Jalanan.

Page 6: SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25321/1/jami @... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk

6

ABSTRACT

Ajami Sholichin, the roles of Masjid Terminal School (MASTER) in Depok to

increase public homeless child’s motivation learn of Junior High School, the study of

sociological anthropology program, the major of department sociology, at Faculty of

Tarbiyah and teacher’s training of State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta.

This research aims to know and prove that neither are there nor are there of roles

Masjid Terminal School in Depok to increase public homeless child’s motivation learn of

Junior High School.

The method used in this research is qualitative method that research describing what

just there is a phenomenon which is supported by data resulted by a field researches are

observation, interview, and random questionnaire. The method used to research the roles of

Masjid Terminal School to increase motivation of learning. As becomes subject of research is

public homeless child who has school at Masjid Terminal School.

MASTERschoolexistencehasa big rolein increasingtheirmotivation to learnas astreet

child. The street children reasoned that in addition togetting formal lessons they also get the

other subjects such as art, chanting, recycling and other skills training.

Keywords:

The role, motivation learn, homeless child

Page 7: SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25321/1/jami @... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk

7

KATA PENGANTAR

Assalamualakum Warohmatullahi Wabarokatuh

Syukur yang tiada terkira penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan

hidayah-Nya lah penulis dapat meyelsaikan skripsi yang berjudul “Peran Sekolah Masjid

Terminal (MASTER) di Depok Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Anak Jalanan Tingkat

Sekolah Menengah Pertama (SMP)”. Shalawat berserta salam semoga tercurah kepada

baginda Nabi Besar Muhammad SAW, yang telah mendidik umatnya dengan tarbiyah

keimanan, ilmu pengetahuan serta akhlakul karimah.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya masih terdapat banyak

kekurangan keterbatasan ilmu pengetahuan yang penulis miliki. Namun berkat dorongan dan

bantuan dari berbagai pihak akhirnya penelitian pendidikan ini dapat terselesaikan. Oleh

karena itu, sudah sepantasnya penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang

telah membantu dalam menyusun karya ilmiah ini. Ucapan terimakasih tersebut penulis

sampaikan kepada:

1. Dra. Nurlena Rifa‟i, MA.Ph.D, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Iwan Purwanto, M.Pd, Ketua Jurusan Pendidikan IPS, beserta seluruh staff

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

3. Drs. Syaripulloh, M.Si, Sekretaris Jurusan Pendidikan IPS UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

4. Cut Dhien Nourwahida, MA, sebagai pembimbing yang telah berkenan meluangkan

waktu dan dan memberikan ilmu untuk memberikan pengarahan.

5. Dr. Iwan Purwanto, M.Pd, sebagai dosen Penasihat Akademik yang banyak

membantu serta membimbing penulis selama mengikuti perkuliahan di Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Para dosen yang mengajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, khususnya yang

mengajar di Jurusan Pendidikan IPS.

7. Mamah tercinta Juhamimah, kakak dan kakak ipar khususnya (Kak Dini dan Kak

Dudi) yang senantiasa mendo‟akan, memberikan dukungan moril dan materil juga

pengertiannya atas kesibukan penulis selain kuliah.

8. Rosiyana Kartika yang telah memberikan motivasi besar sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan.

Page 8: SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25321/1/jami @... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk

8

9. Alm. Kakek dan Nenek H. Juhamidi Rain dan Rukyah yang telah menjaga dan

mendidik penulis sejak kecil.

10. Sahabat-sahabati PMII se-Cabang Ciputat dan KOMFAKTAR khususnya juga PMII

nasional yang menjadi inspirator perjuangan.

11. Kawan-kawan HMI, KAMMI, IMM, dan GMNI se-Ciputat.

12. Teman-teman Jurusan IPS angkatan „09 khususnya kelas B : Cikal, Kober, Jorge,

Halimi, Beles, Wahyu DJ, Ichal, dll. Terimakasih telah menjadi pendengar dan teman

berbagi pengalaman yang terbaik.

13. Seluruh mahasiswa Jurusan Pendidikan IPS yang telah membantu saya sehingga

karya ilmiah ini terselesaikan.

14. Teman-teman kost nomaden Fatah, Bowo, Yogi, Habib, Syarif, Ahdan, Ari AHK, Bus

Julis, Ucup atas suportnya yang begitu luar biasa.

15. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, baik secara langsung

maupun tidak langsung yang turut memberikan dukungan dan do‟a dalam proses

penyusunan skripsi ini.

Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para

pembaca pada umumnya. Apabila terdapat kekurangan dan kesalahan adalah semata-mata

keterbatasan ilmu yang penulis miliki.

Jakarta, 28 Agustus 2014

Penulis

Page 9: SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25321/1/jami @... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk

9

DAFTAR ISI

ABSTRAK ................................................................................................... i

ABSTRACT................................................................................................. ii

KATA PENGANTAR ................................................................................. iii

DAFTAR ISI ............................................................................................... v

DAFTAR TABEL ....................................................................................... vii

DAFTAR BAGAN ....................................................................................... viii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

A. Latar Belakang .................................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah .................................................................................... 5

C. Pembatasan Masalah ................................................................................... 6

D. Perumusan Masalah .................................................................................... 6

E. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 6

F. Manfaat Penelitian ............................................................................. 6

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA KONSEPTUAL ................ 8

A. Peran ................................................................................................. 8

1. Pengertian Peran .......................................................................... 8

B. Motivasi ........................................................................................... 9

1. Definisi Motivasi ......................................................................... 9

2. Macam-macam Motivasi .............................................................. 12

3. Fungsi Motivasi ........................................................................... 16

4. Tujuan Motivasi ........................................................................... 16

C. Belajar .............................................................................................. 17

1. Pengertian Belajar ....................................................................... 17

2. Ciri-ciri Prilaku Belajar ............................................................... 19

3. Tujuan Belajar ........................................................................... 20

D. Prestasi Belajar ................................................................................. 21

E. Anak Jalanan .................................................................................... 24

F. Penelitian Relevan ............................................................................ 27

G. Kerangka Berpikir ............................................................................ 28

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 30

Page 10: SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25321/1/jami @... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk

10

A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................ 30

B. Metode Penelitian .............................................................................. 30

C. Populasi dan Sampel .......................................................................... 31

D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 31

E. Teknik Pengolahan Data ................................................................... 34

F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data ................................................ 35

G. Teknik Analisis Data ......................................................................... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................. 40

A. Profil Sekolah MASTER ................................................................... 40

1. Sejarah Singkat Sekolah MASTER ............................................. 40

2. Identitas Lembaga ....................................................................... 41

3. Visi dan Misi .............................................................................. 42

4. Keadaan Relawan dan Tutor ....................................................... 42

5. Sarana dan Prasarana .................................................................. 46

B. Tahap Penelitian ............................................................................... 48

C. Analisis dan Pembahasan ................................................................... 49

D. Deskripsi Data .................................................................................. 51

1. Keadaan Fisik Sekolah MASTER .............................................. 52

2. Pendapat Guru bidang Studi IPS dan Siswa yang

Berlatar belakang Anak Jalanan ................................................. 52

BAB V PENUTUP ....................................................................................... 62

A. Kesimpulan ....................................................................................... 62

B. Saran ................................................................................................. 63

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 64

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 11: SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25321/1/jami @... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk

11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah salah satu elemen yang penting bagi kehidupan manusia, karena

pendidikan merupakan kebutuhan dasar bagi manusia. Dengan pendidikan dapat

dikembangkan potensi dan keterampilan yang ada pada diri manusia, baik berupa

kemampuan, pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk mewujudkan cita-cita dang harapan

yang dinginkan. Oleh karenanya lembaga pendidikan memiliki tugas untuk mempersiapkan

terbentuknya individu-individu yang cerdas dan berkarakter (berakhlak mulia). Terbentuknya

kedua kriteria ini memungkinkan terwujudnya kehidupan sosial yang ideal, yang disamai

semangat mengembangkan potensi diri dan memanfaatkannya untuk mencapai kebahagiaan

lahir dan batin serta keselamatan dunia dan akhirat.

Hal di atas senada dengan amanat Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 BAB II Pasal

3 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa tujuan dan fungsi pendidikan

Nasional adalah “agar berkembangnya potensi peserta didik untuk menjadi manusia yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta

bertanggungjawab”.1

Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 pasal 1

Ayat 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional yaitu bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan

terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik

secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara”2

Ngalim Purwanto mengatakan dalam bukunya,”pendidikan ialah pimpinan yang

diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa kepada anak-anak,dalam pertumbuhannya

(jasmani dan rohani) agar berguna bagi diri sendiri dan bagi masyarakat”.3

1 Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional 2 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1

Ayat 1 (Bandung: Citra Umbara, 2006), hal. 71-72 3 Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 20040,cet.

16,h. 10

Page 12: SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25321/1/jami @... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk

12

Sekolah sebagai institusi pendidikan merupakan tempat berkumpulnya siswa yang

memiliki latar belakang yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya. Baik dari segi

ekonomi, adat istiadat, agama, keluarga, kepribadian, maupun dari segi bakat dan minatnya

masing-masing. Sehingga tidak mustahil akan timbul berbagai macam permasalahan yang

mereka alami dalam menjalani proses pendidikan.

Sekolah juga sebagai tempat untuk mewariskan nilai-nilai lahiriyah kebudayaandan

mentransformasikannya ke dalam kehidupan duniawi dan ukhrawi (akhirat) kepada anak

didik agar menjadi manusia yang berakhlak mulia, cerdas, kreatif, mandiri dan berguna bangi

bangsa dan negara dimasa yang akan datang.

Pembangunan di Indonesia hakikatnya merupakan upaya untuk merealisasikan cita-

cita luhur kemerdekaan, yakni untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan

kehidupan bangsa. Di negara Indonesia ini nyatanya masih banyak terjadi permasalahan

sosial. Masalah-masalah sosial yang terjadi diantaranya adalah masih maraknya anak jalanan,

gelandangan, tuna susila, pengemis, dll.

Sesuai dengan UU RI No. 4 tahun 1979 tentang kesejahteraan anak BAB II pasal 2

dikatakan bahwa:

“Anak berhak atas kesejahteraan, perawatan, asuhan dan bimbingan berdasarkan

kasih sayang baik dalam keluarga maupun didalam asuhan khusus untuk tumbuh kembang

dengan wajar”4

Dalam undang-undang RI Nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak,

menyatakan bahwa :

“tanpa terkecuali, siapapun yang termasuk dalam kategori anak berhak mendapatkan

hak-haknya sebagai anak”5

Banyaknya jumlah anak jalanan yang berada di berbagai sudut jalan, selain

memprihatinkan dari sisi kemanusiaan, disaat yang sama juga melahirkan permasalahan

sosial baru yang cukup meresahkan. Kendati disadari bahwa tidak semua anak jalanan

melakukan tindakan-tindakan yang sampai mengganggu ketertiban umum, namun tidak dapat

dipungkiri bahwa ada sebagian diantara mereka yang merusak citra anak jalanan secara

keseluruhan dengan tindakan mereka yang mengarah kepada perilaku kriminal, seperti

memalak pemilik mobil, merusak kendaraan, atau terlibat dalam kegiatan premanisme kecil-

kecilan.

4 http://hukum.unsrat.ac.id/uu/uu_4_79.htm di akses pada tanggal 23 Juni 2014 pukul 17.00 WIB

5 http://www.kumham-jogja.info/karya-ilmiah/37-karya-ilmiah-lainnya/801-perlindungan-atas-hak-anak-

dalam-undang-undang-nomor-23-tahun-2002 diakses pada tanggal 23 Juni 2014 pukul 17.30 WIB

Page 13: SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25321/1/jami @... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk

13

Dampak dari kurangnya perhatian khusus kepada anak akan menimbulkan masalah

sosial yang lebih kompleks misalnya penyalahgunaan NAPZA, terlibat kriminal dan penyakit

sosial lainnya. Kondisi yang menyebabkan timbulnya permasalahan pada anak khususnya

anak jalanan bukan hanya disebabkan oleh faktor tunggal terkait dengan keterdesakan

ekonomi, tetapi juga banyak faktor lain seperti kurangnya kesempatan mendapatakan

pendidikan, menurunnya tanggung jawab orangtua mereka ketika beban ekonomi

menghimpit dan seterusnya, sehingga kebutuhan jasmani, spiritual maupun sosial mereka

tidak terpenuhi secara wajar. Masalah anak jalanan semakin nampak dalam situasi minimnya

sumber daya yang dimiliki oleh keluarga dan masyarakat untuk menghadapi permasalahan

sosial seperti kemiskinan dan kebodohan. Banyak orang tua tidak sanggup memenuhi fungsi

sosialnya dengan baik dalam mendidik, melindungi dan mengembangkan anak-anak mereka.

Padahal di periode perkembangannya, anak membutuhkan orang lain dan orang lain yang

paling utama dan pertama bertanggung jawab adalah orang tua sendiri.6

Dalam melakukan pembinaan, pengembangan dan perlindungan anak, perlu peran

masyarakat, baik melalui lembaga pelayanan dan perlindungan anak, lembaga keagamaan,

lembaga swadaya masyarakat, organisasi kemasyarakatan, organisasi sosial, dunia usaha,

media massa, dan lembaga pendidikan serta dengan program-program yang medukung dan

sesuai dengan kebutuhan anak. Seperti memberikan berbagai alternatif pelayanan untuk

pemenuhan kebutuhan anak dan mempersiapkan masa depannya sehingga menjadi

masyarakat yang produktif melalui program rumah singgah yang dilakukan oleh pemerintah.

Dimana bagi mereka disediakan rumah penampungan dan pendidikan.

Sebelum pihak pemerintah dan swasta berpartisipasi, sebenarnya sudah banyak

lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang berupaya menjawab kebutuhan anak jalanan

dengan mendirikan yayasan sosial, contohnya Yayasan Bina Insan Mandiri Depok. Melalui

sekolah MASTER nya yaitu anak-anak jalanan yang berada di sekitar kota Depok dengan

bebagai latar belakang dan mempunyai tempat berlindung sekaligus memanfaatkan akses

yang tersedia untuk memperoleh pelayanan sosial dibidang pendidikan. Yayasan Bina Insan

Mandiri sebagai lembaga yang melakukan pemberdayaan melalui pendidikan luar sekolah

memiliki peran penting bagi kehidupan anak-anak jalanan, sesuai fungsinya antara lain

sebagai tempat terbuka bagi anak jalanan untuk berlindung, beristirahat dan belajar. Yayasan

Bina Insan Mandiri juga berupaya untuk mengembalikan anak-anak jalanan itu kembali pada

kehidupan normal seperti anak-anak lain yang sebaya dengan mereka.

6 Singgih D. Gunarsa, Psikologi Perkembangan, (Jakarta : BPK Gunung Mulia, 1975) h.5

Page 14: SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25321/1/jami @... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk

14

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk menganalisa seberapa

besar peran lembaga tersebut dalam meningkatkan motivasi belajar anak jalanan dalam

tingkatan Sekolah Menengah Pertama (SMP), yang akan diuji melalui sebuah penelitian.

Adapun judul penelitian ini adalah : PERAN SEKOLAH MASJID TERMINAL

(MASTER) DI DEPOK DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR ANAK

JALANAN TINGKAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka di temukan beberapa masalah

diantaranya :

1. Masih banyak terdapat anak jalanan dan anak kurang mampu yang belum

mendapatkan pendidikan yang layak.

2. Dibutuhkannya lembaga pendidikan yang dapat menaungi semua kalangan

khususnya bagi anak jalanan dan anak dari keluarga kurang mampu (dhuafa).

3. Perlunya suatu cara untuk meningkatkan motivasi belajar anak jalanan

4. Banyaknya faktor-faktor yang menyebabkan anak jalanan kurang antusias dalam

hal pendidikan.

C. Pembatasan masalah

Mengingat banyaknya masalah yang penulis ungkapkan, maka penelitian ini

memerlukan spesifikasi kajian agar penelitian lebih fokus. Oleh karena itu penulis membatasi

permasalah yaitu Peran sekolah MASTER sebagai salah satu lembaga pendidikan yang

peduli terhadap anak jalanan, berusaha meningkatkan motivasi belajar anak jalanan

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka perumusan masalah adalah Bagaimana

peran sekolah Master dalam meningkatkan motivasi belajar anak jalanan khususnya di

tingkat sekolah menengah pertama (SMP) ?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian dapat penulis sebutkan yaitu Mengetahui seberapa besar peran sekolah

Master dalam meningkatkan motivasi belajar anak jalanan khususnya di tingkat sekolah

menengah pertama (SMP).

Page 15: SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25321/1/jami @... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk

15

F. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :

1. Pembangunan pengetahuan bagi dunia pendidikan khususnya pendidikan ilmu

pengetahuan sosial yang di dalamnya juga mengkaji berbagai macam permasalahan

sosial, yang salah satunya adalah anak jalanan.

2. Berguna bagi Sekolah Master untuk dapat meningkatkan kualitas motivasi belajar

menjadi lebih baik ke depannya.

3. Pemerintah kota dalam upaya meningkatkan pendidikan dan mengurangi gejala sosial

khususnya anak jalanan.

4. Masyarakat khususnya bagi mereka yang masih mendapatkan kesulitan dan

permasalahan dalam mendapatkan fasilitas pendidikan.

Page 16: SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25321/1/jami @... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk

16

BAB II

KAJIAN TEORI DAN KERANGKA KONSEPTUAL

A. Peran

1. Pengertian Peran

Peranan menurut Soerjono Soekanto adalah aspek dinamis dari kedudukan (status).

Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya,

maka dia menjalankan suatu peranan.7

Peranan adalah lakon yang dimainkan oleh seorang pemain. Maksud peran dalam hal

ini adalah pola tingkah laku tertentu yang merupakan ciri khas semua petugas dari kerjaan

atau jabatan tertentu. Peranan artinya “Suatu bagian memegang pimpinan yang terutama

(terjadinya suatu hal atau peristiwa)” misalnya tenaga ahli dan buruh yang memegang

peranan penting dalam pembangunan negara.

Pembedaan antara kedudukan dengan peranan adalah untuk kepentingan ilmu

pengetahuan. Keduanya tak dapat dipisah-pisahkan, karena yang satu bergantung dengan

yang lain, dan sebaliknya. Tak ada peranan tanpa kedudukan atau kedudukan tanpa

peranan.8

Kemudian penulis mengaitkan pengertian di atas dengan sekolah, dimana sekolah

sebagai salah satu lembaga pendidikan telah memberikan pengaruh besar tidak hanya

dalam aspek ilmu pengetahuan dan moral. Akan tetapi juga dalam aspek peningkatan

motivasi dan semangat belajar siswa yang nantinya akan berpengaruh pada prestasi

belajar siswa.

B. Motivasi

1. Definisi motivasi

Istilah “motivasi berasal dari kata movere (latin) yang berarti menggerakkan, oleh

karena itu motivasi sering disebut sebagai penggerak perilaku (The Energizer of

Behaviour).”9

7 Soerjono Soekanto, Sosiologi Sebuah Pengantar, (Jakarta: Rajawali Grafindo Utama, 2005), h. 243 8 ibid. Hal. 243 9 Irwanto, dkk, Psikologi Umum, Buku Panduan Mahamahasiswa, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama,

1997), h. 95

Page 17: SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25321/1/jami @... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk

17

Ames dan Ames(1984) menjelaskan motivasi dari pandangan kognitif. Menurut

pandangan ini, motivasi sebagai perspektif yang dimiliki seorang mengenai dirinya

sendiri dan lingkungannya sebagai contoh seorang mahasiswa yang percaya bahwa

dirinya memiliki kemampuan yang diperlukan untuk melakukan suatu tugas akan

termotivasi untuk melakukan tugas tersebut. Konsep diri yang positif ini menjadi

motor penggerak bagi kemauannya. Motivasi dapat juga diartikan dengan segala

sesuatu yang menjadi pendorong tingkah laku yang menuntut atau mendorong

seseorang untuk memenuhi kebutuhan.10

Motivasi juga dapat diartikan “sebagai dorongan atau kekuatan dari dalam diri

seseorang yang mendorong orang untuk bertingkah laku atau berbuat sesuatu untuk

mencapai suatu tujuan tertentu.”11

Dalam referensi lain motivasi adalah keadaan internal organisme baik manusia

ataupun hewan yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Menurut Gleitman, yang

dikutip oleh Muhibbin Syah, “motivasi berarti pemasok daya (energizer) untuk

bertingkah laku secara terarah”.12

Sedangkan menurut Mc. Donald, yang dikutip oleh Sardiman A.M Bahwa motivasi

adalah “perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya

“feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.”13

Menurut Vroom, yang dikutip oleh Ngalim Purwanto, “motivasi mengacu kepada

suatu proses mempengaruhi pilihan-pilihan individu terhadap bermacam-macam bentuk

kegiatan yang dikehendaki.”14

Menurut John P. Campbell dan kawan-kawan yang dikutip oleh Ngalim Purwanto

mengemukakan bahwa motivasi mencakup di dalamnya arah atau tujuan tingkah laku,

kekuatan respon, dan kegigihan tingkah laku. Di samping itu, istilah itu pun

mencangkup sejumlah konsep seperti dorongan (drive), kebutuhan (need), rangsangan

10 http://tirman.wordpress.com/motivasi-dalam-pembelajaran/ diakses pada tanggal 12 Juni 2014 pukul 18.30

WIB 11 M. Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangannya, (Jakarta: CV Pedoman Ilmu Jaya,

2001), Cet. III, h. 128 12 Muhibbin Syah, Psikologi Dosenan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002),

Cet. VII, h. 136 13 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: CV Rajawali, 1990), h. 73 14 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja RosdaKarya, 2011), Cet. 25, h. 72

Page 18: SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25321/1/jami @... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk

18

(incentive), ganjaran (reward), penguatan (reinforcement), ketetapan tujuan (goal

setting), harapan (expectancy).15

Menurut berbagai definisi, motivasi mengandung tiga komponen pokok, yaitu

menggerakkan, mengarahkan dan menopang tingkah laku manusia

1. Menggerakkan berarti menimbulkan kekuatan pada individu memimpin seseorang

untuk bertindak dengan cara tertentu.

2. Motivasi juga mengarahkan atau menyalurkan tingkah laku dengan demikian ia juga

menyediakan suatu orientasi tujuan tingkah laku individu diarahkan terhadap sesuatu.

3. Untuk menjaga dan menopang tingkah laku, lingkungan sekitar harus menguatkan

intensitas dan arah dorongan-dorongan dan kekuatan-kekuatan individu.16

Jadi menurut para ahli yang telah disebutkan di atas bahwa, motivasi itu adalah

kekuatan yang ada pada diri seseorang yang mendorong untuk bertingkah laku atau

berbuat sesuatu yang mencapai tujuan tertentu dan dapat juga dikatakan serangkaian

usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu sehingga seseorang mau dan ingin

melakukan sesuatu.

Dari beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa motivasi itu sebagai

sesuatu yang kompleks. motivasi akan menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi

yang ada pada diri manusia, sehingga akan menimbulkan persoalan gejala kejiwaan,

perasaan, dan juga emosi, untuk kemudian bertindak atau melakukan sesuatu. Semua ini

didorong karena adanya tujuan, kebutuhan, atau keinginan. Atau dapat pula diartikan

sebagai kekuatan-kekuatan atau tenaga yang dapat memberikan dorongan kepada

kegiatan belajar mahasiswa.

Motivasi adalah sesuatu yang menggerakkan atau mendorong siswa untuk belajar atau

menguasai materi pelajaran yang sedang diikutinya. Tanpa motivasi, siswa tidak akan

tertarik dan serius dalam mengikuti pelajaran. Sebaliknya, dengan adanya motivasi yang

tinggi, siswa akan tertarik dan terlibat aktif bahkan berinisiatif dalam proses

pembelajaran. Dengan motivasi yang tinggi siswa akan berupaya sekuat-kuatnya dengan

menempuh strategi yang positif untuk mencapai keberhasilan dalam belajar.

2. Macam-macam Motivasi

15 Ibid, h. 72

16 Ibid, h. 72

Page 19: SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25321/1/jami @... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk

19

Pendapat mengenai klasifikasi motif itu ada bermacam-macam. Beberapa yang

terkenal diantaranya adalah yang dikemukakan berikut ini:

Menurut Sartain, yang dikutip oleh Ngalim Purwanto, motif-motif itu d apat

dibedakan menjadi dua golongan sebagai berikut:

1. Physiological drive ialah: dorongan-dorongan yang bersifat fisik/jasmaniah,

seperti lapar, haus, seks dan sebagainya.

2. Social motives ialah: dorongan-dorongan yang ada hubungannya dengan

orang/manusia yang lain, seperti: dorongan estetis, dorongan ingin selalu

berbuat baik.17

Menurut Woodwort, yang dikutip oleh Ngalim Purwanto, membagi motif-motif

menjadi dua bagian, diantaranya:

Unlearned motives (motif-motif pokok yang tidak dipelajari) dan learned

motives (motif-motif yang dipelajari). Motif yang tidak dipelajari merupakan motif

yang pokok yang biasa disebut drive (dorongan). Yang termasuk kedalam unlearned

motives ialah motif-motif yang timbul disebabkan oleh kekurangan-kekurangan dalam

tubuh seperti: lapar, haus, sakit dan sebagainya.18

Kemudian Woodworth dan Marquis menggolongkan motif-motif menjadi tiga

macam yaitu:

1. Kebutuhan-kebutuhan organis, yaitu motivasi yang berkaitan dengan

kebutuhan-kebutuhan dalam, seperti makan, minum, tidur dan sebagainya.

2. Motivasi darurat (Emergency motive) yang mencakup dorongan untuk

menyelamatkan diri (Escape motive), dorongan untuk berusaha, dorongan

untuk membalas (Combat motive).

3. Motivasi obyektif, yaitu motivasi yang diarahkan kepada objek atau tujuan

tertentu di sekitar kita mencakup kebutuhan untuk eksplorasi, manipulasi,

menaruh minat (Interest). Motif-motif ini muncul karena adanya dorongan

untuk dapat menghadapi dunia luar secara efektif.19

Motivasi juga dapat dibedakan menjadi dua macam :

a. Motivasi Instrinsik.

Motivasi Instrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri siswa

sendiri yang dapat mendorongnya melakukan tindakan belajar. Termasuk dalam

motivasi instrinsik siswa adalah perasaan menyenangi materi dan kebutuhannya

17 Ibid, h. 62 18 Ibid, h. 62 19 M. Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangannya, (Jakarta: CV Pedoman Ilmu Jaya,

2001 ), Cet. III, h. 130

Page 20: SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25321/1/jami @... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk

20

terhadap materi tersebut, misalnya untuk kehidupan masa depan siswa yang

bersangkutan.

b. Motivasi Ekstrinsik

Motivasi Ekstrinsik adalah hal dan keadaan yang datang dari luar individu siswa

yang juga mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar.20

Ada beberapa cara meningkatkan motivasi belajar dalam kegiatan belajar di

sekolah, misalnya saja seperti yang diungkapkan A.M. Sardiman yaitu :

a. Memberi angka

Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya. Banyak siswa

yang justru untk mencapai angka/nilai yang baik. Sehingga yang dikejar hanyalah

nilai ulangan atau nilai raport yang baik. Angka-angka yang baik itu bagi para

siswa merupakan motivasi belajar yang kuat. Yang perlu diingat oleh guru, bahwa

pencapaian angka-angka tersebut belum merupakan hasil belajar yang sejati dan

bermakna. Harapannya angka-angka tersebut dikaitkan dengan nilai afeksinya

bukan sekedar kognitifnya saja.

b. Hadiah

Hadiah dapat menjadi motivasi belajar yang kuat, dimana siswa tertarik pada

bidang tertentu yang akan diberikan hadiah. Tidak demikian jika hadiah diberikan

untuk suatu pekerjaan yang tidak menarik bagi siswa.

c. Kompetisi

Persaingan, baik yang individu atau kelompok, dapat menjadi sarana untuk

meningkatkan motivasi belajar. Karena terkadang jika ada saingan, siswa akan

menjadi lebih bersemangat dalam mencapai hasil yang terbaik.

d. Ego-involvement

Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar memaksakan pentingnya tugas dan

menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras adalah sebagai salah satu

bentuk motivasi yang cukup penting. Bentuk kerja keras siswa dapat terlibat

secara kognitif yaitu dengan mencari cara untuk dapat meningkatkan motivasi

belajar.

e. Memberi Ulangan

20 Ibid,hal.131

Page 21: SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25321/1/jami @... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk

21

Para siswa akan giat belajar kalau mengetahui akan diadakannya ulangan. Tetapi

ulangan jangna terlalu sering dilakukan karena akan membosankan dan akan

hanya menjadi rutinitas belaka.

f. Mengetahui hasil

Mengetahui hasil belajar bisa dijadikan sebagai alat motivasi belajar anak.

Dengan mengetahui hasil belajarnya, siswa akan terdorong untuk belajar lebih

giat. Apalagi jika hasil belajar itu mengalami kemajuan, siswa pasti akan berusaha

mempertahankannya atau bahkan termotivasi untuk dapat meningkatkannya.

g. Pujian

Apabila ada siswa yang berhasil menyelesaikan tugasnya dengan baik, maka perlu

diberikan pujian. Pujian adalah bentuk reinforcement yang positif dan

memberikan motivasi yang baik bagi siswa. Pemberiannya juga harus pada waktu

yang tepat, sehingga akan memupuk suasana yang menyenangkan dan

mempertinggi motivasi belajar serta sekaligus akan membangkitkan harga diri.

h. Hukuman

Hukuman dalah bentuk reinforcment yang negatif, tetapi jika diberikan secara

tepat dan bijaksana, bisa menjadi alat motivasi belajar anak. Khusus untuk

pendidikan terdapat sejumlah asas yang memberi arah dalam merancang dan

melaksanakan pendidikan dengan semboyan :

Ing ngarsa sung tulada (jika di depan, menjadi contoh), Ing madya mangun karsa

(jika di tengah-tengah, membangkitkan kehendak, hasrat atau motivasi), dan Tut

wuri handayani (jika dibelakang, mengikuti dengan awas).21

3. Fungsi Motivasi

Diantara fungsi motivasi adalah sebagai berukut :

a. Pendorong orang untuk berbuat dalam mencapai tujuan. Motivasi dalam hal ini

merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

b. Penentu arah perbuatan yaitu kearah tujuan yang hendak dicapai. Dengan

demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan

sesuai dengan rumusan tujuannya.

21 Umar Tirtarahardja, et.al. Pengantar Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta 2005) Cet 1. Hal. 118

Page 22: SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25321/1/jami @... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk

22

c. Penseleksi perbuatan sehingga perbuatan orang yang mempunyai motivasi

senantiasa selektif dan terarah kepada tujuan yang ingin dicapai.22

Jadi menurut para ahli fungsi motivasi itu ada tiga yaitu sebagai pendorong perbuatan,

pengarah perbuatan, dan penyeleksi perbuatan, dan motivasi pulalah yang mendorong

seseorang untuk melakukan kegiatan.

Maka dapat disimpulkan bahwasannya motivasi itu sangat diperlukan oleh seseorang,

karena motivasi mempunyai fungsi sebagai pendorong, pengarah dan penyeleksi

perbuatan yang dengan ketiga fungsi itu seseorang mendapat tujuan yang diinginkannya.

4. Tujuan Motivasi

Secara umum dapat dikatakan bahwa “tujuan motivasi adalah untuk atau

mengarahkan seseorang agar timbul keinginan dan kemampuannya untuk melakukan

sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau mencapai tujuan tertentu.”23

Jadi dapat disimpulkan bahwa tujuan motivasi adalah mengarahkan seseorang untuk

melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan yang diinginkannya.

C. Belajar

1. Pengertian Belajar

Sebagai landasan penguraian mengenai apa yang dimaksud dengan belajar, terlebih

dahulu akan dikemukakan beberapa definisi belajar.

“Definisi belajar menurut para ahli:

a. Hilgard dan Bower, dalam buku Ngalim Purwanto mengemukakan, Belajar

berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu

situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang

dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan

atau dasar kecendrungan respon pembawaan, kematangan, atau keadaan-

keadaan sesaat seseorang (misalnya kelelahan, pengaruh obat dan sebagainya),

b. Gagne, dalam buku Ngalim Purwanto menyatakan bahwa, Belajar terjadi

apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa

sedemikian rupa sehingga perbuatannya berubah dari waktu sebelum ia

mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia mengalami situasi tadi.

c. Morgan,dalam buku Ngalim Purwanto mengemukakan, Belajar adalah setiap

perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu

hasil dari latihan atau pengalaman.

d. Witherington, dalam buku Ngalim Purwanto mengemukakan, Belajar adalah

suatu perubahan didalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola

22 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, h. 75 23 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, h. 73

Page 23: SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25321/1/jami @... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk

23

baru daripada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian,

atau suatu pengertian.”24

Dari definisi-definisi yang dikemukakan diatas dapat dikemukakan adanya

beberapa elemen yang penting yang mencirikan pengertian tentang belajar, yaitu bahwa

:

a. Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, dimana perubahan itu

dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik, tetapi juga ada kemungkinan

mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk.

b. Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan atau pengalaman,

dalam arti perubahan-perubahan yang disebabkan oleh pertumbuhan atau

kematangan tidak dianggap sebagai hasil belajar, seperti perubahan-perubahan

yang terjadi pada diri seorang bayi.

c. Untuk dapat disebut belajar, maka perubahan itu harus relative mantap, harus

merupakan akhir daripada suatu periode waktu yang cukup panjang.

d. Tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut berbagai

aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis, seperti : perubahan dalam pengertian,

pemecahan suatu masalah/berpikir, keterampilan, kecakapan, kebiasaan, ataupun

sikap.25

Menurut Ngalim Purwanto Belajar adalah “seperangkat proses kognitif yang

mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pengolahan informasi, menjadi

kapabilitas baru. Menurut gangne belajar terdiri dari tiga komponen penting, yaitu

kondisi eksternal, kondisi internal, dan hasil belajar”.26

Sebagai landasan penguraian mengenai apa yang dimaksud dengan belajar, maka

dikemukakan menurut beberapa definisi :

1. Igard dan Bower mengemukakan. Belajar berhubangan dengan perubahan

tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh

pengalamannya yang berulang – ulang dalam situasi itu, dimana perubahan

tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar kecendrungan respon

pembawaan, kematangan, atau keadaan – keadaan sesaat seseorang.

2. Morgan mengemukakakn belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap

dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau

pengalaman.

24 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2010), h. 84. 25 Ibid, h.85 26 Ngalim Purwanto, Psikologi pendidikan (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2010) hal,84

Page 24: SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25321/1/jami @... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk

24

3. Witherington, mengemukakan belajar adalah suatu perubahan didalam

kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari pada reaksi

yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian.

4. Menurut Gagne belajar adalah merupakan kegiatan yan kompleks. Hasil

belajar berupa kapabilitas. Setelah belajar orang memiliki keterampilan,

pengetahuan, sikap, dan nilai.”27

Berdasarkan pengertian belajar di atas maka peneliti dapat menyimpulkan

bahwa yang dimaksud dengan belajar adalah perubahan tingkah laku seseorang yang

disebabkan oleh pengalaman yang berulang-ulang yang menyangkut aspek

kepribadian, baik fisik maupun psikis.

2. Ciri-Ciri Prilaku Belajar

Adapun ciri-ciri perubahan khas yang menjadi karakteristik perilaku belajar yang

penting adalah :

a. Perubahan intensional dalam arti bukan pengalaman atau praktik yang

dilakukan dengan sengaja dan disadari, atau dengan kata lain bukan kebetulan.

b. Perubahan positif dan aktif dalam arti baik, bermanfaat, serta sesuai dengan

harapan. Adapun perubahan aktif artinya tidak terjadi dengan sendirinya

seperti karena proses kematangan, tetapi karena usaha siswa itu sendiri.

c. Perubahan efektif fungsional dalam arti perubahan tersebut membawa

pengaruh, makna, dan manfaat tertentu bagi siswa. Perubahan proses belajar

fungsional dalam arti bahwa ia relatif menetap dan setiap saat apabila

dibutuhkan, perubahan tersebut dapat diproduksi dan dimanfaatkan.28

Dari beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu

proses perubahan sikap dan tingkah laku seseorang karena adanya pengalaman-

pengalaman dan setiap orang memeiliki pengalaman yang berbeda-beda. Perubahan-

perubahan disini misalnya perubahan dalam aspek emosional, sikap, kebiasaan,

pengetahuan, jasmani dan lain sebagainya.

3. Tujuan belajar

“Belajar adalah suatu aktivitas yang bertujuan. Tujuan belajar ini ada yang benar

– benar disadari dan ada pula yang kurang begitu disadari oleh orang yang

belajar. Tujuan belajar tersebut erat kaitannya dengan perubahan atau

pembentukan tingkah laku tertentu. Dan tujuan belajar yang positif serta dapat

dicapai secara efektif hanyalah mungkin terjadi dalam proses belajar mengajar

disekolah.”29

27 Ibid hal, 84 28 Asep Jihad dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelaran, (Yogyakarta : Multi Pressindo, 2013), h.6. 29 Alisuf sabri, psikologi pendidikan, ( Pedoman Ilmu Jaya : Jakarta, 1995 ) hal, 58

Page 25: SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25321/1/jami @... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk

25

Menurut taksonomi Bloom yaitu “tujuan belajar siswa diarahkan utuk mencapai

ketiga ranah : kognitif, afektif, dan psikomotorik. Tujuan belajar kognitif untuk

memperoleh pengetahuan”.30

Jadi dapat disimpulkan bahwa tujuan belajar adalah tercapainya tiga aspek dalam

diri seseorang baik itu ranah kognitif, afekif, maupun psikomotorik, sebagai hasil dari

proses belajar.

D. Prestasi Belajar

Kata prestasi belajar terdiri dari dua suku kata, yaitu prestasi dan belajar. Untuk

memudahkan dalam memahaminya, maka penulis uraikan satu persatu apa itu prestasi dan

apa itu belajar.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dimaksud dengan prestasi adalah “Hasil

yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya”.31

Menurut Suharsimi Arikunto,

“Prestasi adalah hasil kerja yang keadaannya sangat kompleks”.32

Dengan demikian prestasi adalah hasil usaha yang dilakukan seseorang setelah

melakukan suatu pekerjaan atau perbuatan.

Adapun belajar menurut pengertian secara psikologis, merupakan suatu proses

perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai suatu hasil dari interaksi dengan

lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan

nyata dalam suatu aspek tingkah laku.

Menurut Slameto pengertian belajar dapat didefinisikan sebagai berikut: “belajar

ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan

tingkah laku secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya.”33

Menurut Aykaz Azhari, “Belajar merupakan proses perubahan perilaku atau pribadi

berdasarkan praktik atau pengalaman tertentu.”34

Morgan mengemukakan pengertian belajar

30 Alisuf sabri, psikologi pendidikan, ( Pedoman Ilmu Jaya : Jakarta, 1995 ) hal, 58 31 Kamus Besar Bahasa Indonesia, offline, v1.1 32 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2002) cet. Ke-1 hal. 4 33 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta : Rineka Cipta, 2003) cet. Ke-4

hal.2 34 Akyas Azhari, Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta : Teraju, 2004) cet. Ke-1 hal. 122

Page 26: SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25321/1/jami @... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk

26

adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu

hasil dari latihan atau pengalaman.35

Menurut Syaiful Bahri Djamarah mengatakan bahwa “Belajar adalah serangkaian

kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai suatu hasil dari

pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyakgkut kognitif,

afektif, dan psikomotorik.”36

Belajar (learning), sering kali didefinisikan sebagai perubahan yang secara relatif

berlangung lama pada masa berikutnya yang diperoleh kemudian dari pengalaman-

pengalaman..”37

Dengan beberapa definisi di atas, maka penulis dapat menarik kesimpulan tentang

definisi prestasi belajar merupakan hasil yang telah diperoleh siswa setelah melaksanakan

kegiatan belajar mengajar, baik berupa pengetahuan, sikap ataupun keterampilan. Hasil

belajar siswa itu biasanya dinyatakan dalam bentuk angka (skor) atau kalimat yang ditulis

guru dalam buku prestasi belajar siswa (raport).

Prestasi belajar siswa adalah hasil dari upaya dan daya yang tercermin dari partisipasi

belajar yang dilakukan siswa dalam mempelajari materi pelajaran yang diajarkan oleh guru,

sebagaimana telah dijelaskan di depan, kuat dan lemahnya partisipasi belajar yang dilakukan

siswa dalam belajar bergantung pada seberapa kuat motivasinya dalam belajar. Semakin kuat

motivasi tersebut semakin kuat pula upaya dan daya yang dikerahkannya untuk berpartisipasi

dalam belajar. Sebaliknya, lemahnya motivasi akan melemahkan upaya dan dayanya untuk

belajar.

Refleksi diri dan penemuan jati diri itu penting sekali bagi kesadaran manusia, agar

dia tidak menjadi makhluk armorf tanpa bentuk, dan lupa daratan tanpa kesadaran, sebab

tidak tahu lagi purwaduksina (awal dan akhir keberadaannya). Sebaliknya refleksi diri dan

pengenalan jati diri itu mendorong orang untuk menyadari hak, kewajiban dan

status/kedudukannya di tengah kaum serta bangsanya. Dan bahwa eksistensi hidupnya itu

35 M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 1990), cet. Ke-5 hal. 84 36 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta :PT. Rineka Cipta, 2002) cet. Ke-1 hal.13 37 Abdul Rahman Shaleh, Psikologi Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam, (Jakarta: Kencana, 2009) Hal.

205

Page 27: SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25321/1/jami @... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk

27

harus selalu diperjuangkan secara terus-menerus sampai akhir hayat, lewat proses belajar dan

mendidik diri sendiri.38

Berprestasi merupakan bagian yang menyatu dalam kehidupan manusia, ada yang

tinggi dan ada yang rendah. Untuk memenuhi kebutuhan itu mereka berusaha dengan

berbagai cara. Cara yang sering dilakukan adalah belajar. Melalui cara ini orang akan

memperoleh kemampuan kognitif, afektif dan psimator. Melalui cara ini, siswa akan mudah

mencapai keunggulan atau kesuksesan yang mereka idamkan.

Yang dimaksud prestasi disini adalah usaha yang dilakukan oleh individu dalam

kegiatan belajar, baik yang dilakukannya sendiri maupun melalui bimbingan orang lain

sehingga mencapai hasil yang optimal. Oleh karena itu dapat dipahami bahwa prestasi adalah

hasil dari suatu kegiatan yang telah dilakukan, diciptakan, dan menyenangkan hati yang

diperoleh dengan jalan bekerja individual maupun kelompok dalam suatu bidang tertentu.

E. Anak Jalanan

Anak jalanan atau sering disingkat ANJAL adalah sebuah istilah umum yang

mengacu pada anak-anak yang mempunyai kegiatan ekonomi di jalanan, namun masih

memiliki hubungan dengan keluarganya. Tapi hingga kini belum ada pengertian anak jalanan

yang dapat dijadikan acuan bagi semua pihak. Di tengah ketiadaan pengertian untuk anak

jalanan, dapat ditemui adanya pengelompokan anak jalanan berdasar hubungan mereka

dengan keluarga. Pada mulanya ada dua kategori anak jalanan, yaitu anak-anak yang turun ke

jalanan dan anak-anak yang ada di jalanan. Namun pada perkembangannya ada penambahan

kategori, yaitu anak-anak dari keluarga yang ada di jalanan.

Pengertian untuk kategori pertama adalah anak-anak yang mempunyai kegiatan

ekonomi di jalanan yang masih memiliki hubungan dengan keluarga. Ada dua kelompok

anak jalanan dalam kategori ini, yaitu anak-anak yang tinggal bersama orangtuanya dan

senantiasa pulang ke rumah setiap hari, dan anak-anak yang melakukan kegiatan ekonomi

dan tinggal di jalanan namun masih mempertahankan hubungan dengan keluarga dengan cara

pulang baik berkala ataupun dengan jadwal yang tidak rutin.

38 Dr. Kartini Kartono, Tujuan Pendidikan Nasional, (PT. Pradnya Paramita, 1997) h.7

Page 28: SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25321/1/jami @... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk

28

Kategori kedua adalah anak-anak yang menghabiskan seluruh atau sebagian besar

waktunya di jalanan dan tidak memiliki hubungan atau ia memutuskan hubungan dengan

orangtua atau keluarganya.

Kategori ketiga adalah anak-anak yang menghabiskan seluruh waktunya di jalanan

yang berasal dari keluarga yang hidup atau tinggalnya juga di jalanan.

Kategori keempat adalah anak berusia 5-17 tahun yang rentan bekerja di jalanan, anak

yang bekerja dijalana, dan/atau yang bekerja dan hidup dijalanan yang menghabiskan

sebagaian besar waktunya untuk melakukan kegiatan hidup sehari-hari.

Seorang anak yang mempunyai cita-cita yang tidak tercapai, karena ada sebuah faktor

perekonomian keluarga, sehingga mereka mencarai uang tambahan jajan dengan cara

mengamen di jalan dll.39

Fenomena anak jalanan di negara berkembang berkaitan dengan kemiskinan. Anak-

anak tidak bisa memenuhi kebutuhan dasarnya, yaitu bersekolah. Keterlantaran terjadi karena

kelalaian dan atau ketidakmampuan orang tua dan atau keluarga melaksanakan

kewajibannya, sehingga kebutuhan jasmaniah, rohaniah, maupun sosial mereka tidak

terpenuhi secara wajar. Masalah keterlantaran semakin nampak dalam situasi

tebatasnya/minimalnya ketersediaan sumber daya yang dimiliki oleh keluarga dan

masyarakat untuk mengatasi permasalahan sosial.

Anak jalanan dilihat dari sebab dan itensitas mereka berada di jalanan memang tidak

dapat disamaratakan. Dilihat dari sebab, sangat dimungkinkan tidak semua anak jalanan

berada dijalan karena tekanan ekonomi, boleh jadi karena pergaulan, pelarian, tekanan orang

tua, atau atas dasar pilihannya sendiri. Hal ini senada juga dengan yang diungkapkan oleh

Saparinah Sadli bahwa ada berbagai faktor yang saling berkaitan dan berpengaruh terhadap

timbulnya masalah gelandangan, antara lain : faktor kemiskinan (struktural dan pribadi),

faktor yang berhubungan dengan urbanisasi dan masih ditambah lagi dengan faktor pribadi

seperti tidak disiplin, biasa hidup sesuai dengan keinginannya sendiri dan berbagai faktor

lainnya.40

39 http://id.wikipedia.org/wiki/Anak_jalanan. Artikel diakses pada 12 Juni 2014

40 Armai Arief, “Upaya Pemberdayaan Aanak Jalanan” Artikel diakses pada 12 Juni 2014 dari

www.bpk.go.id/publikasi/mp87102002xxii55.pdf

Page 29: SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25321/1/jami @... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk

29

Sementara itu KPAI berpandangan bahwa akar persoalan anak terlantar dan anak

jalanan adalah ketidakberdayaan orang tua dan kebijakan negara dan seluruh sektor yang

membuat mereka terpuruk menjadi kelompok yang terpuruk dan termajinalisasi.41

Untuk memahami anak jalanan secara utuh, kita harus mengetahui definisi anak

jalanan. Departemen Sosial RI mendefinisikan anak jalanan adalah “anak yang sebagian

besar menghabiskan wattunya untuk mencari nafkah atau berkeliaran di jalanan atau tempat-

tempat umum lainnya”.42

Sedangkan menurut Paulo Freire, anak jalanan adalah ‟anak laki-laki maupun

perempuan yang berusia 7 sampai 17 tahun, yang hidup di jalanan dan bekerja untuk

memenuhi kebutuhan dirinya maupun keluargamya‟.43

UNICEF memberikan batasan tentang anak jalanan yaitu : street child are those who

have abandoned their homes, school and immediate communities before they are sixteen

years of age, and have drifted into nomadic street life (anak jalanan merupakan anak-anak

berumur dibawah 16 tahun yang sudah melepaskan diri dari keluarga, sekolah dan

lingkungan masyarakat terdekatnya, larut dalam kehidupan yang berpindah-pindah di jalan

raya)44

F. Penelitian Relevan

Ada beberapa penelitian yang mengangkat tentang Sekolah MASTER dan Anak

Jalanan diantaranya adalah:

1. Skripsi yang berjudul Persepsi Anak Jalanan Terhadap Pendidikan Formal, yang ditulis

oleh Dian Safitri dengan nomer induk 105015000631 merupakan mahasiswa FITK UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam penelitian ini dijelaskan bahwa persepsi anak jalanan

terhadap pendidikan adalah penting. Akan tetapi pentingnya pendidikan tadi seolah

terkesampingkan apabila kebutuhan perut mereka belum terpenuhi. Di samping biaya

pendidikan yang juga mahal akan berbanding pula dengan kebutuhan makan sehari-hari

41 http://www/rakyatmerdeka.co.id/news/2010/03/22/90009/Gila,-Jumlah-Anak-Terlantar-17-Juta 42 Departemen Sosial RI Direktorat Jendral Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Direktorat, Petunjuk Teknis Pelayanan Sosial Anak Terlantar di luar panti (Jakarta : DEPSOS Direktorat Bina Pelayanan Sosial Anak,

2005), h.1 43 Deasy Ria Santi, “Asistensi Belajar Dalam Program Street Based Anak Jalanan”, (FISIP Universitas

Indonesia, 2002), h. 24 44 Armai Arief, “Upaya Pemberdayaan Anak Jalanan” Artikel diakses pada 12 Juni 2014 dari

www.bpk.go.id/publikasi/mp87102002xxii55.pdf

Page 30: SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25321/1/jami @... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk

30

yang terkadang masih kurang. Sehingga mereka lebih mementingkan kebutuhan makan

terlebih dahulu dibandingkan dengan kebutuhan pendidikan.45

2. Skripsi yang berjudul Pemberdayaan anak jalanan melalui rumah singgah (studi

kebijakan penanganan anak jalanan di Indonesia), yang ditulis oleh Bakhrul Khair Amar

dengan nomer induk 6900520099 merupakan mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan

Politik Universitas Indonesia. Dalam Penelitian ini adalah studi kebijakan tentang

pemberdayaan anak jalanan melalui Rumah Singgah . Pendekatan penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan ini digunakan

karena peneliti ingin mendiskripsikan penanganan Anak Jalanan di Indonesia yang

menjadi perbandingan dengan negara- negara seperti Afganistan, Bangladesh, Nepal,

Pakistan, Srilangka, Filipina, Brazil, temyata Indonesia mempunyai perspektif yang

berbeda dengan penanganan anak jalanan yang dilakukan di berbagai Negara, dan daiam

mendefinisikan anak jalanan. Upaya penanganan anak jalanan, perlu melibatkan banyak

pihak, profesi dan disiplin ilmu karena masalah anak jalanan merupakan hasil dan

penghasil bagi masalah sosial lainnya. Rumah Singgah Anak Jalanan merupakan salah

satu bentuk usaha penanganan permasalahan sosial, terutama anak-anak jalanan.46

G. Kerangka Konseptual

Dalam proses belajar adakalanya siswa dipengaruhi oleh faktor intelegensi,

kreativitas, dan motivasi belajar siswa itu sendiri. Hasil belajar siswa akan tercapai apabila

didalam dirinya timbul suatu keinginan untuk berhasil. Sikap ini menampakkan adanya

keinginan pengembangan diri, penggalian potensi diri dan juga penghargaan karena ia

mampu dan berprestasi. Hasil belajar akan lebih optimal apabila siswa belajar dilandasi

dengan motivasi yang kuat. Motivasi memungkinkan seseorang dengan sukarela mau belajar,

karena terdapat dorongan dan kekuatan yang menyebabkan siswa belajar. Makin kuat

motivasi seseorang dalam mempelajari suatu mata kuliah, makin tinggi pula hasil yang

dicapai oleh siswa tersebut. Ciri siswa yang memiliki motivasi belajar dapat diamati pula dari

kesungguhan belajarnya yang dapat diamati dari indikator inisiatif belajar, keuletan, dan

komitmen belajar.

Motivasi belajar yang kuat perlu dimiliki oleh siswa mengingat dengan adanya

motivasi seseorang akan melakukan kegiatan belajar yang dilandasi oleh suatu kesadaran,

dengan memiliki motivasi belajar, maka mahasiswa akan lebih giat belajar dalam menggali

45 Dian Safitri, Persepsi Anak Jalanan Terhadap Pendidikan Formal ( FITK UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta) 2009. 46 Bakhrul Khair Amar, Pemberdayaan anak jalanan melalui rumah singgah (studi kebijakan penanganan

anak jalanan di Indonesia) (FISIP Universitas Indonesia) 2002.

Page 31: SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25321/1/jami @... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk

31

ilmu-ilmu yang diajarkan di sekolah. Dan intensitas belajar siswa sangat menentukan hasil

belajarnya, artinya semakin tinggi motivasi belajar mahasiswa akan menaikkan hasil belajar

dalam mempelajari pelajaran yang diajarkan di sekolah. Kemudian sekolah MASTER

sebagai salah satu lembaga pendidikan memberikan peran penting dalam meningkatkan

motivasi belajar siswanya yang diantara mereka terdapat siswa yang dikategorikan sebagai

anak jalanan. Dengan demikian, diduga terdapat hubungan positif dan signifikan antara peran

sekolah MASTER dalam meningkatkan motivasi belajar anak jalanan di tingkat Sekolah

Menengah Pertama (SMP).

Bagan 2.1 Kerangka Berpikir

Sekolah

MASTER

Penarikan

Kesimpulan

Pengolahan dan

analisis data

Wawancara

Pengamatan

(Observasi)

Anak Jalanan

Motivasi Belajar

Page 32: SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25321/1/jami @... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk

32

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

H. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian ini dilakukan di sekolah Masjid Terminal (MASTER) Yayasan

Bina Insan Mandiri Depok. Obyek penelitian adalah anak jalanan yang masih aktif

bersekolah di sana khususnya tungkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) , dan subjek

penelitian adalah peningkatan motivasi belajar anak jalanan. Waktu penelitian dilakukan pada

semester ganjil tahun ajaran 2014/2015.

I. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu penelitian yang hasilnya

berupa data deskriptif melalui pengumpulan fakta-fakta dari kondisi alami sebagai sumber

langsung dengan instrumen dari peneliti sendiri. “Metode penelitian yang berlandasan pada

filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi yang alamiah, melalui

pengamatan, wawancara, atau penelaahan dokumentasi.”47

Dalam hal ini, Nana Syaodih Sukmadinata menjelaskan penelitian kualitatif

(qualitative research) sebagai suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan

menganalisis fenomena, peristiwa, aktifitas sosial, sikap,kepercayaan, persepsi, pemikiran

orang secara individual maupun kelompok. Beberapa deskripsi tersebut digunakan untuk

menemukan prinsip-prinsip danpenjelasan yang menuju pada kesimpulan.”48

Penelitian kualitatif bersifat induktif, maksudnya peneliti membiarkan permasalahan-

permasalahan muncul dari data atau dibiarkan terbuka untuk interpretasi. Kemudian data

dihimpun dengan pengamatan yang seksama, meliputi deskripsi yang mendetil disertai

catatan-catatan hasil wawancara yang mendalam (interview), kuesioner serta hasil analisis

dokumen dan catatan-catatan.

J. Populasi dan Sampel

47 Sugiono, Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, da R & D, (Bandung: Alfabeta, 2010), cet.

X, h. 15. 48 Nana Syaodih Sukmadinata, Metodologi Penelitian Pendidikan, ( Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,

2005), h. 60.

Page 33: SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25321/1/jami @... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk

33

Dalam penelitian kualititif tidak menggunakan istilah populasi, tetapi oleh Spradley

dinamakan sosial situation atau situasi sosial yang terdiri dari tiga elemen yaitu: tempat

(place), pelaku (actors), dan aktivitas (actvity) yang berintegrasi secara sinergis.”49

Situasi

penelitian tersebut dapat dinyatakan sebagai objek penelitian yang ingin dipahami secara

lebih mendalam mengenai apa yang terjadi didalamnya. Dalam penelitian ini penulis

menganalisis pengaruh sekolah Master terhadap motivasi belajar anak jalanan.

Sampelnya adalah sebagian atau wakil dari populasi.50

Sampel dalam penelitian ini

penulis menggunakan sebagai sumber data yang dianggap mengetahui tentang populasi atau

objek penelitian, dan untuk menentukan sampel tersebut peneliti menggunakan random

sampling dimana sampel pada penelitian ini sebanyak 5 orang yang diwawancara dan 30

orang siswa untuk angket yaitu siswa dan siswi SMP MASTER Depok.

K. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data penelitian, maka penulis melakukan tahap pengumpulan

data berikut ini:

1. Dokumentasi

Digunakan untuk mengumpulkan data dari sumber non-manusia, yang terdiri dari

dokumen dan foto.”51 Adapun dokumen yang diperlukan sebagai berikut :

Tabel 3.1 Data Dokumentasi

No Jenis Dokumen Keterangan

01 Data kesiswaan

Jumlah kelas

02 Data keterangan

Guru

49 Sugiono, Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, da R & D, (Bandung: Alfabeta, 2010), cet.

X, h. 297 – 298.

50 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT Asdi Mhasatya),

cet-13, h.13. 51

Syamsuddin dkk, metode penelitian pendidikan bahasa, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), cet. II, h. 108

Page 34: SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25321/1/jami @... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk

34

03 Sarana dan Prasarana

Fasilitas

Gedung dan ruangan yang ada

04 Manajemen

Rumusan visi dan misi

Motto dan slogan sekolah

Kurikulum dan pengembangannya

Prestasi yang pernah diraih baik

akademik maupun non akademik

05 Sejarah sekolah

Catatan perkembangan

Penelitian yang telah dilakukan sekolah

Penghargaan atau akreditasi sekolah

2. Wawancara

Wawancara adalah suatu percakapan dengan tujuan. Tujuan dilakukan wawancara

untuk memperoleh konstruksi yang terjadi sekarang tentang orang, kejadian, aktivitas,

organisasi, perasaan, motivasi, pengakuan, kerisauan dan sebagainya.”52

Penulis mengadakan wawancara dengan objek penelitian yaitu guru dan anak

jalanan yang bersekolah di sekolah Master Yayasan Bina Insan Mandiri Depok,

tujuannya untuk mengetahui latar belakang faktor yang memperngaruhi motivasi

belajar, pada pelaksanaan pedomannya pada format wawancara yang sudah

tersusun.

3. Observasi

Observasi menurut Hadari Nawawi dan Martin Hadari, “metode observasi

52Ibid., h. 94.

Page 35: SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25321/1/jami @... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk

35

diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap

unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala–gejala pada objek penelitian.

Unsur-unsur yang tampak disebut dengan data atau informasi yang harus diamati

dan dicatat secara benar dan lengkap.”53

Dengan teknik ini, maka Peneliti melakukan observasi pada lingkungan sekolah

Master Yayasan Bina Insan Mandiri Depok dengan memperhatikan kebiasaan

sehari-hari anak jalanan.

Hal-hal yang diamati dalam penelitian ini dapat disajikan pada tabel berikut ini :

Tabel 3.2 Kisi-kisi observasi

No Ragam situasi yang

diamati

Keterangan

01 Keadaan fisik :

Situasi lingkungan

sekolah

Ruang kelas dan

pembelajaran

Sarana dan prasarana

yang menunjang

pembelajaran

Setting yang penting dan

menarik akan lebih

diperhatikan

02 Kegiatan Pembelajaran:

Kegiatan siswa saat

datang ke sekolah

Persiapan sebelum siswa

masuk kelas maupun di

luar kelas

Kegiatan praktik

Kegiatan pengembangan

diri

Dapat diperdalam

melalui wawancara dan

observasi

53 Hadari Nawawi dan M. Martin Hadari, Instrumen Penelitian Bidang Sosial, (Yogyakarta: Gajah Mada

University Press, 2006), h. 67.

Page 36: SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25321/1/jami @... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk

36

Kegiatan ekstrakurikuler

Kegiatan lain yang

menunjang pada

pertumbuhan peserta

didik

03 Kegiatan lainnya:

Rapat atau pertemuan

kelas

L. Teknik Pengolahan Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang

diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi dengan cara

mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan

sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang akan di pelajari, dan membuat

kesimpulan sehingga mudah di pahami oleh diri sendiri dan orang lain.”54

Miles dan Huberman (1984) yang dikutip oleh Sugiono, mengemukakan bahwa

aktivitas dalam analisis data kualitatif di lakukan secara interaktif dan dilakukan secara terus

menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah penuh. Aktivitas dalam analisis data yaitu:

data reduction, data display, dan conclusion drawing /verification.”55

a. Data Reduction

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan

pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak

perlu.

b. Data Display (penyajian data)

Dalam penelitian kualitatif, penyajian data dapat dilakukan dengan bentuk

uraian singkat, bagian, hubungan atar katagori dan sejenisnya. Dalam hal ini

Miles dan Huberman (1984) mengemukakan yang dikutip oleh Sugiono

54 Sugiono, Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, da R & D, (Bandung: Alfabeta, 2010), cet.

X, h. 335. 55 Ibid., h. 337 – 345.

Page 37: SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25321/1/jami @... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk

37

menyatakan “the most frequent from of display data for qualitative reseracrh

data in the pas has been narrative tex”. Yang paling sering digunakan dalam

penyajian data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat

naratif.

c. Conclusion Drawing Verification

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman

adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi.56

M. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Pemeriksaan keabsahan data digunakan untuk menentukan beberapa kriteria yaitu

derajad kepercayaan (credibility), keteralihan (transferability), kebergantungan

(dependability) dan kepastian (confirmability). Sedangkan tehnik pengecekan keabsahan data

dapat dilakukan dengan delapan cara yaitu perpanjangan, keikutsertaan, ketekunan, keajegan

pengamatan, tringulasi, pemeriksaan sejawat melakukan diskusi, analisis kasus negatif,

pengecekan anggota, uraian rinci dan auditing. Berdasarkan teori diatas, penelitian ini

menggunakan triangulasi sebagai alat pengecekan keabsahan data.57

Triangulasi adalah

tehnik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu diluar data itu untuk

keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data. Secara singkat, macam-

macam tehnik triangualsi adalah;

1) Triangulasi sumber data, yaitu menggunakan multi sumber data untuk

membandingkan dan mnegecek baik derajat kepercayaan suatu informasi yang

diperoleh.

2) Triangulasi metode, yaitu menggunakan berbagai macam metode pengumpulan data

untuk menggali data sejenis.

Maka sesuai dengan pengertian macam-macam triangulasi diatas, peneliti

menggunakan triangulasi metode, yaitu menggunakan berbagai macam metode pengumpulan

data seperti: wawancara, observasi dan dokumentasi untuk menggali data yang sejenis.

Untuk menjawab permasalahan dalam penelitian ini, data yang terkumpul akan dianalisis

dengan analisis deskriptif, melalui proses pengumpulan data secara keseluruhan yang

56 Ibid., h. 337 – 345

57 Lexy.J. Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002), hal-324

Page 38: SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25321/1/jami @... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk

38

diperoleh setelah penelitian, yang kemudian data tersebut di klasifikasikan sesuai dengan

hasil pengumpulan data sesudah proses penelitian, selanjutnya data tersebut diverifikasi yaitu

penyahihan atau pembuktian kebenaran dari data yang diperoleh tersebut.

Adapun tindakan yang dilakukan adalah:

1. pengambilan data dari berbagai narasumber, yaitu peneliti, dan mahasiswa (Source

Triangulation).

2. penggunaan berbagai alat atau instrumen agar data yang terkumpul lebih akurat

(Instrument Triangulation). Langkah yang ditempuh adalah mengisi lembar observasi,

pedoman wawancara.

3. penggunaan berbagai metode atau cara analisis, sehingga data yang terkumpul dapat

dipercaya. Dalam hal ini bisa dilakukan pengamatan, wawancara, dan pengambilan

gambar dalam foto.

4. memeriksa kembali data-data yang telah terkumpul baik tentang kejanggalan-

kejanggalan, keaslian maupun kelengkapnnya.

mengulang pengolahan dan analisis data yang sudah terkumpul.

N. Teknik Analisis Data

Dalam analisis data, peneliti memperoleh data melalui observasi, wawancara, dan

dokumentasi kemudian data diolah dan di edit yang kemudian selanjutnya di analisa dan

disimpulkan. Analisis nonstatistik dilakukan terhadap data yang bersifat kualitatif, berupa

data studi literer atau studi empiris.58

1. Teknik Pengolahan Data

Untuk mengelola data penulis melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

a) Editing yaitu memeriksa kembali jawaban daftar pertanyaan yang diserahkan

responden. Kemudian angket tersebut diperiksa satu persatu, tujuannya untuk

mengurangi kesalahan atau kekurangan yang ada pada daftar pertanyaan yang telah

diselesaikan.

b) Scoring yaitu tahap pemberian skor terhadap butir-butir pernyataan yang terdapat

dalam angket. Dalam setiap pernyataan dalam angket terdapat 4 butir jawaban yaitu

sangat sesuai, sesuai, tidak sesuai, sangat tidak sesuai yang harus dipilah oleh

58 Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2006), hal-198

Page 39: SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25321/1/jami @... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk

39

responden. Maka penulis melakukan perhitungan skor rata-rata dengan ketentuan

sebagai berikut:

Untuk pernyataan positif skornya:

Sangat Setuju (SS) : 4

Setuju (S) : 3

Tidak Setuju (TS) : 2

Sangat Tidak Setuju (STS) : 1

Untuk pernyataan negative skornya:

Sangat Setuju (SS) : 1

Setuju (S) : 2

Tidak Setuju (TS) : 3

Sangat Tidak Setuju (STS) : 4

c) Tabulating yaitu setelah diketahui setiap indikatornya, maka seluruh data tersebut

ditabulasikan dalam sebuah tabel untuk kemudian diketahui perhitungannya.

2. Teknik Analisis Data

Data dari angket dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik analisis secara

kualitatif yang dinamakan deskriptif analisis yaitu menggambarkan apa adanya hasil

penelitian.

Langkah pertama adalah membuat tabel yang dilengkapi dengan presentase. Dalam

hal ini penulis menggunakan rumus sebagai berikut:

P = 𝐅

𝐍 X 100 %

Keterangan: P = Angka Presentase

F = frekuensi yang dicari

N = Number of cases (jumlah frekuensi/ banyaknya individu)

100% = Bilangan Tetap

Setelah didapat hasil presentase dari angket yang disebarkan kepada siswa, maka akan

menentukan kategori penilaian dari hasil penelitian tersebut, penulis merumuskan sebagai

berikut:

Page 40: SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25321/1/jami @... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk

40

Tabel 3.3

Kategori Penilaian

No Presentase Penafsiran

1. 100 % Seluruhnya

2. 90 % - 99 % Hampir seluruhnya

3. 60 % - 89 % Sebagian besar

4. 51 % - 59 % Lebih dari setengah

5. 50 % Setengahnya

6. 40 % - 49 % Hampir setengahnya

7. 20 % - 39 % Sebagian kecil

8. 10 % - 19 % Sedikit

9. 0,1 % - 9 % Sedikit sekali

10. 0 % Tidak ada sama sekali

Page 41: SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25321/1/jami @... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk

41

BAB IV

ANALISIS DATA

A. Profil Sekolah Master

1. Sejarah Singkat Sekolah MASTER

Pada tahun 2000, Nurohim seorang pengusaha sembako yang berada di

kawasan terminal Depok merasa tergugah oleh pemandangan sehari-hari disekitar

tempat usahanya yang sering dijadikan tempat mangkal atau tempat nongkrong

para pengamen yang sering menitipkan peralatan mengamen di warungnya.

Pada saat itu, Nurohim selain sebagai penjual sembako, Ia juga aktif dalam

organisasi kepemudaan Ikatan Pemuda dan Remaja Masjid Al Muttaqien terminal

Depok. Tergugah keprihatinan Ia pun berjuang dengan rekannya untuk merbuat

sesuatu yaitu memberikan pendidikan dan pesantren kilat bagi anak-anak jalanan.

Kegiatan tersebut di rintis pada tahun 2002 yang memanfaatkan sebuah masjid

yang berada di kawasan terminal Depok. Selain mengadakan pesantren kilat

kegiatan tersebut juga memberikan pendidikan membaca, tulis dan berhitung.

Berawal dari kegiatan inilah akhirnya Nurohim bersama rekannya tadi yaitu

Poerwandriono, Toni dan Masrudin mendirikan kelompok belajar untuk anak-

anak jalanan serta anak-anak dari keluarga miskin di wilayah terminal Depok dan

sekitarnya dengan memanfaatkan sebagian tempat di Masjid Terminal untuk

kegiatan belajar mengajar, dan penampungan anak jalanan. Karena kegiatan

tersebutlah maka lembaga ini dinamakan MASTER (Masjid Terminal) yang

seiring waktu berubah menjadi Yayasan Bina Insan Mandiri.

Dalam perjalanannya Nurohim mencoba untuk membangun sebuah gedung

yang sederhana dengan memanfaatkan lahan seluas 5000 m2 yang terbagi dari

2000 m2 tanah hibah dan 3000 m2 merupakan tanah fasum-fasum terminal yang

telah diserahkan Pemda Depok ke Sekolah MASTER.

Kemudian di awal tahun 2005 lembaga ini resmi menjadi Yayasan Bina Insan

Mandiri yang berlanjut meningkatkan sistem pendidikan dalam bentuk sistem

kejar paket B (setara SMP). Karena kebutuhan anak jalanan dan kaum dhuafa

akan pendidikan lebih lanjut, dan dengan keluarnya izin PKBM (Pusat Kegiatan

Page 42: SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25321/1/jami @... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk

42

Belajar Mengajar) dari Dinas Pendidikan sub Penilik PLS (Pendidikan Luar

Sekolah) pada tahun 2006, berdirilah pendidikan PAUD, kejar paket A, dan C.59

Semakin berlanjut dalam tingkat akademik, pada tahun 2007 pengajaran pun

meluas menjadi pelatihan life skill antara lain pendidikan montir, komputer, dan

seni. Serta memberikan pelayanan non formal seperti pelayanan sosial, kesehatan

dan pemberdayaan. Dan kini berawal dari hanya 20 anak didik sekolah MASTER

telah memiliki sekitar 1500 anak didik yang tidak hanya diperuntukkan bagi anak

jalanan tetapi juga bagi anak-anak miskin yang tidak memiliki biaya untuk

sekolah secara gratis.

2. Identitas Lembaga

Sekolah MASTER atau YABIM (Yayasan Bina Insan Mandiri) adalah

yayasan independen yang bergerak dibidang pendidikan, sosial, dakwah, ekonomi

kerakyatan serta pemberdayaan sosial bagi anak jalanan dan kaum dhuafa yang

terletak dikawasan strategis Kota Depok. Tepat ditengah-tengah antara terminal,

ITC Depok, Stasiun kereta api Depok Baru, dan pasar Kemirimuka yang menjadi

konsentrasipusat bisnis Kota Depok, sehingga banyak warga yang berharap

mendapatkan rezeki dengan berbagai aktivitas baik mereka yang berdagang, sopir

angkot, pedagang asongan, pengamen, pemulung, dsb.

Nama Yayasan : Yayasan Bina Insan Mandiri (biasa disebut

dengan sebutan sekolah MASTER)

Alamat : Jl. Margonda Raya No. 58 Terminal

Terpadu Kota Depok Jawa Barat Indonesia. Telp. (021)

92612047

Akte Notaris : Dwi Priharyanto SH, No : 2 tgl 25 Februari

2005

3. Visi dan Misi

Dalam menjalankan pendidikan dan pemberdayaan sekolah MASTER

memiliki visi dan misi yang dijadikan pedoman dalam pencapaian yang

diinginkan.

Visi

59 Wawancara dengan Bapak Mustamiin pengurus Harian YABIM (MASTER) pada tanggal 24 Juni 2014

Page 43: SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25321/1/jami @... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk

43

Meningkatkan sumber daya muslim untuk menyiapkan kebangkitan umat

menuju umat yang sejahtera dibawah naungan Al-Qur‟an dan sunnah.

Misi

a. Menyiapkan masyarakat yang mandiri, handal melalui keterampilan tepat

guna dan berhasil guna berdasarkan nila-nilai kemandirian dan

kemanusiaan.

b. Menyelenggarakan pendidikan gratis dan berkualitas sehingga

meningkatkan kualitas sumber daya manusia sebagai pendukung

kemandirian

c. Membangun kader masyarakat yang bersifat mengasuh dan membimbing

terutama bagi anak-anak yang terpinggirkan.

4. Keadaan Relawan dan Tutor

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan pihak lembaga yaitu

Bapak Mustaamiin, diketahui bahwa sekolah MASTER atau YABIM memiliki

60 orang staff pengajar. Menurutnya, terdapat tiga kategori staff pengajar di

Sekolah MASTER atau YABIM Depok, diantaranya adalah guru karir, alumni

dan guru tamu. Adapun pengertian dari ketiganya adalah sebagai berikut :

a. Guru karir merupakan guru yang direkrut untuk mengajar di sekolah

MASTER. Pada umumnya guru karir ini adalah lulusan dengan gelar S.Pd

(sarjana pendidikan). Terdapat sekitar lima guru karir yang direkrut untuk

mengajar. Mereka tidak dibayar, tetap sekolah MASTER memberikan

kompensasi sebagai uang transportasi mereka. Pemberian uang jalan ini

diberikan setelah mereka mengajar, apabila mengajar lebih dari satu kali

pertemuan maka uang jalan pun akan dilipatgandakan sesuai pertemuan.

b. Alumni adalah pengajar yang mengabdi di sekolah MASTER setelah

mereka mendapatkan ijazah kelulusan mereka. Bahkan ada dari lulusan

sekolah MASTER yang melanjutkan kuliah di Universitas Indonesia dan

setelah lulus menjadi relawan dan megajar di sana.

c. Guru tamu adalah staff pengajar yag berasal dari kerjasama antara sekolah

MASTER dengan berbagai universitas di Jabodetabek. Jumlahnya

lumayan banyak dan berganti setiap bulannya. Banyak dari mereka yang

nanti ingin berkarir menjadi seorang guru dan melakukan praktek

mengajar dan mencari data untuk menyelesaikan skripsi atau tesis mereka.

Page 44: SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25321/1/jami @... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk

44

Tabel 4.1 Data Tutor dan Relawan60

60 Data diambil pada Tata Usaha Yayasan Bina Insan Mandiri pada tanggal 24 Juni 2014

NO Nama Lengkap L/

P

Tempat dan

Tanggal Lahir

Pendidikan Jurusan

1 Agus Salim L Tegal, 9 Januari

1985

UNINDRA T. informatika

2 Ahmad

Syarifudin

L Jakarta, 25 Juni

1989

SMU IPS

3 Ais Rahim L Gorontalo, 22

Desember 1988

UI Sastra Jawa

4 Angga Roman

W

L Jember, 15

Agustus 1974

S1 Interlive Sastra Inggris

5 D. Syofiansyah L Jakarta, 31

Desember 1979

AL-Qudwah Tarbiyah

6 Dede

Hermawan

L Bandung, 30

Januari 1984

S1 IISIP B.Inggris

7 Diana Nur

Farida

P Depok, 06

september 1980

PTJ Inggris Bisnis

8 Dicky Nugraha L Jakarta, 22

Februari 1980

SMU IPS

9 Drs.

Poewwandriyon

o

L Jakarta, 24 Juli

1987

IKIP Jakarta Teknik

10 Eka L Depok, 29

November 1988

SMA IPA

11 Ekawanto TP L Depok, 7

Oktober 1984

S1

UNINDRA

IPS

12 Emi Maya P Bojonegoro, 5

Februari 1984

STIAMI Administrasi

13 Firman Rizaki

Hidayat

L Jakarta, 4

September 1990

SMA IPS

14 Fitriyah P Depok, 26 Juni

1989

UIN Jakarta Dakwah

15 Hendra Pujianto L Jakarta, 11

September 1986

TRIANANR

A

Ekonomi

16 Ilhamsyah D,

S.Ked

L Jakarta, 3 April

1972

S1 UI Kedokteran

17 Ismail L Jakarta, 14 Maret

1986

AL-Qudwah Tarbiyah

18 Komarudin L Sukabumi, 11

April 1986

AL-Qudwah Tarbiyah

19 Lianti P Bogor, 29

Agustus 1985

AL-Qudwah Tarbiyah

20 M Ansori

L Depok, 18

Februari 1988

UI Hukum

Page 45: SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25321/1/jami @... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk

45

21 M. Ayatullah

Komeni

L Bengkulu, 16

Juni 1989

UI Sastra Jawa

22 Ma‟rifah P Depok, 11 Maret

1977

Univ. Mutiara

Islam

PGTK

23 Masfufah P Depok, 30

Januari 1983

MA IPS

24 Muh Nasir L Dompu, 16 Juli

1987

SMA IPS

25 M. Ramdani L Purwakarta, 2

November 1971

D3 STIM Akutansi

26 Mustamin, S.

Psi

L Depok, 19

Oktober 1980

UIN Jakarta Psikologi

27 Nova Dwi N P Jakarta, 30

November 1983

UNJ PAUD

28 Nur Laela P Jakarta, 8

September 1988

AL-Qudwah Tarbiyah

29 Nur Rohmah P Jakarta, 4

Oktober 1984

UIN Jakarta Tarbiyah

30 Nurohim, Amd L Jakarta, 24 Juli

1973

Ma‟had

Zaitun Jakarta

Pendidikan

31 Nyimas P Jakarta, 26

Februari 1985

PNJ Akutansi

32 Reza Nia Umi P Bogor, 11

September 1984

UNJ PAUD

33 Rizky

Badruzzaman

L Jakarta, 18

Januari 1986

TRIANAND

RA

Ekonomi

34 Syamsul

Ma‟arif

L Pemalang, 18

Mei 1982

MA IPS

35 Sartika P Jakarta, 12

Oktober 1988

SMK Sekretaris

36 Sigit Wahyudi

Ariyanto

L Jakarta, 13 April UNJ PLS

37 Siti Khoriyah P Depok, 3 Mei

1983

Univ. Mutiara

Islam

PGTKIT

38 Siti Nurhasanah P Jakarta, 25 Juni

1972

SLTA IPS

39 Syekhur Rozi L Pemalang, 13

November 1987

TRIANAND

RA

Ekonomi

40 Tommy Ade Y

A Q

L Depok, 23 Mei

1979

Pon-Pes

Lirboyo

Ilmu Al-

Qur‟an

41 Tony Zulhendra L Binjay, 15 Mei

1983

SMA IPS

42 Tri L Jakarta, 15

Februari 1987

SMA IPS

43 Ucup Ismail L Bandung, 30

September 1986

TRIANAND

RA

Manajemen

44 Ucup Wahyudi L Bandung, 19 SMA IPS

Page 46: SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25321/1/jami @... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk

46

Tabel 4.2

Jumlah Siswa kelas 2 SMP MASTER

NO NAMA SISWA AKUNTANSi KELAS

1 Adji yusuf A

2 Ainul yaqin J A

3 Anis durrotunnafisa A

4 Ayub A

5 Dina fajrotul H A

6 Fitri putri I A

7 Hamidah latifah A

8 Ita lestari A

9 Ilham A

10 Karmila sari A

11 Khoirul umam A

12 Lala rosmala A

13 Lia khoirul ummah A

14 Lina wati dewi A

15 M.rianto A

16 Muslimawati B

17 Muzdalifah B

19 Nabila nuril zein B

20 Nur annisa B

21 Putri purwanti B

22 Rahmat hidayat B

23 Rizki subagza B

24 Rofiatul ummah B

25 Rosita dewi B

26 Saifullah B

27 Sarnah susanti B

28 Siska dewi B

29 Slamet surendi B

30 Suryanah B

Februari 1984

45 Umi Astuti P Jakarta, 8

Oktober 1980

SMEA Sekretaris

46 Wahyu Hidayat L Jakarta, 13 Mei

1983

PNJ

47 Wiguna Satria

A W

L Bandung, 30

Juni 1990

SMA IPS

48 Winda Agus W P Depok, 16

Agustus 1987

SMEA Sekretaris

49 Wira L Depok, 28 April SMA IPA

50 Yuli P Jakarta, 16

Januari 1987

SMA IPS

Page 47: SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25321/1/jami @... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk

47

5. Sarana dan Prasarana

Terkait dengan fasilitas pendukung yang tersedia di sekolah MASTER, maka

disediakan sarana dan prasarana sebagai fasilitas penunjang yang meliputi saraa

belajar, fasilitas akomodasi asrama, media olah raga, tempat ibadah dan ruang

kesehatan, yang kesemuanya sebagai bentuk kelengkapan fasilitas guna mencapai

output yang maksimal.

Tabel 4.3 Data Gedung Yayasan Bina Insan Mandiri

No Sarana Jumlah Keteragan

1

Ruang Kelas

15

Ruang kelas yang terbuat dari

peti kemas dan ada juga yang

berbentuk saung dengan papan

triplek. Sebagian berlantai

keramik dan papan beratapkan

seng dan asbes. Anak-anak tidak

berseragam dan duduk dilantai

dengan sejumlah meja kecil.

2 Ruang Guru 4 Baik

3 Ruang TU 1 Baik

4 Perpustakaan 1 Terdapat berbagai macam buku

dari tingkat TK, SD s/d SMA

dan umum

5 Ruang Lab-Skill 2 Digunakan untuk praktek

pelatihan keterampilan otomotif

dan sablon

6 Lapangan Futsal 1 Baik

7 Kamar

mandi/WC

16 Baik

8 Masjid 1 Baik

9 Ruang

Kesehatan

1 Baik

10 Asrama Putra 1 3 ruang

Page 48: SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25321/1/jami @... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk

48

11 Asrama Putri 1 2 ruang

12 Ruang Komputer 1 Terdapat 10 unit computer

untuk praktek anak binaan dan

siswa

13 Dapur Umum 1 Digunakan untuk memasak dan

menyediakan nasi bungkus

untuk anak jalanan dan

pengurus

B. Tahap-tahap Penelitian

Mengingat peneliti merupakan alat penelitian maka analisis data perlu dilakukan

sejak awal pengumpulan data, peneliti melakukan penelitian dengan tahap-tahap

berikut:

1. Tahap Lapangan

a. Menyusun rancangan penelitian

Rancangan penelitian disusun atas dasar tujuan yang telah dikemukakan

pada bab pendahuluan yaitu mengetahui Peran Sekolah Master dalam

Meningkatkan Motivasi Belajar Anak Jalanan Tingkat Sekolah Menengah

Pertama. Selain itu, juga memerlukan teori-teori yang berkaitan dengan

permasalahan tersebut, serta membuat instrumen penelitian yaitu

menyusun kisi-kisi instrumen untuk wawancara dan strudi dokumentasi

pada Rencana Strategis (RENSTRA ) dan Teacher Handbook sekolah.

b. Memilih Lapangan Penelitian

Lapangan penelitian yang peneliti ambil melihat perkembangan dan

kemajuan sekolah tersebut semakin banyak diminati oleh masyarakat

setempat adalah Sekolah Master di sekitar Terminal Kota Depok.

c. Perizinan

Agar mendapatkan izin untuk melakukan penelitian di Sekolah Master

Kota Depok diperlukan surat izin dari Sekolah Master Kota Depok, hal ini

untuk mempermudah pengumpulan data.

2. Tahap Kerja Lapangan

Karakteristik yang telah ditetapkan, yaitu dan guru bidang studi IPS di sekolah

MASTER.

Page 49: SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25321/1/jami @... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk

49

a. Menentukan key information yang menjadi sampel sesuai dengan

karakteristik yang telah ditetapkan, yaitu dua orang guru bidang studi IPS

SMP di sekolah MASTER.

b. Mengumpulkan dan mempelajari dokumentasi berupa RENSTRA dan

Teacher Hand Book yang dibuat oleh key informan untuk sekolah.

c. Melakukan pengamatan pada key informan mengetahui dan mendalami

aktivitas yang dilakukan key informan sekolah.

d. Mengadakan wawancara pada key informan dan guru/karyawan di sekolah

untuk menguatkan dan membandingkan data yang diperoleh di studi

dokumentasi.

e. Penelitian ini dilakukan selama kurang lebih 2 bulan.

3. Tahap pengecekan dan pemeriksaan data

Kegiatan yang dilakukan peneliti pada tahap ini adalah mengadakan

pengecekan data dengan informasi dan subyek penelitian maupun dokumen-

dokumen yang membuktikan keabsahan data yang telah diperoleh. Di sini juga

dilakukan perbaikan-perbaikan, baik dari segi bahasa. Sistematika penulisan

maupun penyederhanaan data agar hasil dari laporan peneliti ini benar-benar

dapat dipertanggungjawabkan keabsahannnya.

C. Analisis Data

Pada analisis kualitatif, kata-kata dibangun dari hasil wawancara atau

pengamatan terhadap data yang dibutuhkan untuk dideskripsikan dan dirangkum.

Data yang telah diperoleh dengan cara pengamatan terlibat, wawancara terstruktur

dan dokumenter tersebut diproses melalui pencatatan, pengetikan, akan tetapi analisis

kualitatif tetap menggunakan kata-kata yang biasanya disusun ke dalam teks yang

diperluas.

Dalam analisis kualitatif dari beberapa sumber yang peneliti baca bahwa ada 3

(tiga) kegiatan yang terjadi secara bersamaan. Dan ketiga hal yang dimaksud tersebut

adalah:

1. Reduksi

Reduksi diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data yang muncul dari

catatan-catatan lapangan. Reduksi data terus menerus selama pengumpulan

data.

Page 50: SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25321/1/jami @... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk

50

Dalam reduksi data inilah peneliti menajamkan, menggolongkan,

mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasi data

dengan sedemikian rupa sehingga kesimpulan-kesimpulan akhirnya dapat

ditarik dan diverifikasi.

2. Penyajian Data

Penyajian data adalah sekumpulan informasi yang tersusun yang memberi

kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.

Pada bagian ini, setelah mereduksi data peneliti sudah dapat

mengumpulkan informasi yang dapat memberi peluang untuk mengambil

kesimpulan. Sehingga dapat tersaji dengan baik tanpa adanya data yang

sudah tidak dibutuhkan.

3. Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan hanyalah sebagaian dari suatu kegiatan dari

konfigurasi yang utuh. Verifikasi dapat dilakukan untuk mencari

pembenaran dan persetujuan, sehingga validitas dapat tercapai.

Di akhir analisis data ini, peneliti mengambil sebuah kesimpulan setelah

melakukan pencarian arti benda-benda, pola penjelasan dan konfigurasi

dari wawancara semi terstruktur dengan guru bidang studi IPS dan

beberapa siswanya pada pengumpulan data, yang kemudian hasilnya

disajikan dalam penyajian data. Analisis data dalam penelitian ini,

merupakan upaya mencari tata hubungan sistematik antara catatan hasil

lapangan, hasil wawancara mendalam untuk memperoleh pemahaman

yang mendalam tentang Peran Sekolah Master di Depok dalam

meningkatkan Motivasi Belajar Anak Jalanan Tingkat Sekolah Menengah

Pertama.

D. Deskripsi Data

Pemenuhan kebutuhan ekonomi merupakan faktor yang paling mendasar yang

menyebabkan anak jalanan memilih tetap berada di jalan daripada harus mengikuti

proses belajar mengajar di sekolah. Kebutuhan ekonomi yang dimaksud adalah

pemenuhan kebutuhan sandang, pangan dan papan.

Terutama di wilayah kota Depok. Banyaknya anak jalanan yang ada di

terminal dan stasiun terlihat jelas, yang seharusnya merupakan tanggung jawab

Page 51: SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25321/1/jami @... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk

51

pemerintah kota Depok dalam membina dan memperhatikan anak-anak jalanan yang

ada di sana.

Sebelum pihak pemerintah dan swasta berpartisipasi, sebenarnya sudah

banyak lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang berupaya menjawab kebutuhan

anak jalanan dengan mendirikan yayasan sosial, contohnya Yayasan Bina Insan

Mandiri Depok. Melalui sekolah MASTER nya yaitu anak-anak jalanan yang berada

di sekitar kota Depok dengan bebagai latar belakang mempunyai tempat berlindung

sekaligus memanfaatkan akses yang tersedia untuk memperoleh pelayanan sosial

dibidang pendidikan. Sekolah MASTER (Masjid Terminal) Yayasan Bina Insan

Mandiri sebagai lembaga yang melakukan pemberdayaan melalui pendidikan luar

sekolah memiliki peran penting bagi kehidupan anak-anak jalanan, sesuai fungsinya

antara lain sebagai tempat terbuka bagi anak jalanan untuk berlindung, beristirahat

dan belajar. Sekolah MASTER juga berupaya untuk mengembalikan anak-anak

jalanan itu kembali pada kehidupan normal seperti anak-anak lain yang sebaya

dengan mereka.

1. Keadaan fisik Sekolah MASTER.

Saya datang ke sekolah MASTER pada tanggal 24 Juni 2014. Pertama kali

saya observasi di sekolah MASTER ini adalah melakukan pengamatan lingkungan

sekitar sekolah MASTER. Setelah memasuki gerbang dan memakirkan motor, saya

pun berjalan santai berkeliling di sekolah ini untuk melakukan pengamatan tentang

ruangan kelas, ruang guru dan ruang praktek siswa.

Yang saya temukan di sekolah ini adalah beberapa ruang kelas ada yang

terbuat dari peti kemas bekas, akan tetapi sudah di renovasi sederhana

menggunakan lukisan-lukisan diluarnya senhingga terlihat indah. Kemudian ada

sebagian ruang kelas lain yang hanya dipisahkan dengan papan triplek antara

ruangan yang satu dengan ruangan yang lainnya. Lalu saya mencari ruang tata

usaha dan disanalah saya berkenalan dengan Bapak Mustamiin salah satu staff Tata

Usaha. Di sana saya berbincang sebentar kemudian memohon izin untuk meminta

data tutor dan relawan dan identitas lembaga Sekolah MASTER atau Yayasan Bina

Insan Mandiri (YABIM) Depok.

2. Pendapat Guru bidang Studi IPS dan Siswa yang Berlatar belakang Anak Jalanan.

Setelah mendapatkan data tutor dan identitas lembaga sekolah MASTER pada

tanggal 24 Juni 2014. Saya kembali ke sekolah MASTER pada tanggal 10 Juli

2014 untuk melakukan wawancara mengenai pertanyaan yang berkaitan dengan

Page 52: SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25321/1/jami @... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk

52

sekolah MASTER dan motivasi belajar. Saya mengambil sampel 2 orang guru

bidang studi IPS tingkat SMP dan 3 orang siswa anak jalanan yang bersekolah

disana.

Informant pertama berpendapat tentang visi dan misi sekolah Master

“Menurut saya visi dan misi sekolah ini adalah menciptakan manusia terdidik yang

tidak hanya baik dalam akademik dan spiritual akan tetapi juga kemampuan atau

skill individu itu sendiri sebagai penunjangnya. Juga membuka selebar-lebarnya

kesempatan pendidikan bagi mereka yang kurang mampu.”61

Kemudian informant kedua yang juga berpendapat tentang visi dan misi

sekolah ini “Menurut saya visi dan misi sekolah ini adalah memberikan pendidikan

gratis bagi para siswa yang berlatar belakang dari keluarga yang kurang mampu

juga anak jalanan sehingga menjadi insan yang terdidik, terampil, agamais dan

mampu bersaing dengan kreatifitas.62

Kemudian penulis juga mewawancarai informant mengenai fasilitas yang ada

di sekolah MASTER. “Untuk sementara sudah cukup menunjang meskipun cara

belajar dan ruang belajar yang sederhana, yaitu ruangan yang terbuat dari peti

kemas dan kondisi belajar yang masih lesehan. Tapi untuk lab komputer sendiri

Alhamdulillah sudah diperbarui dan diresmikan dari Alcatel dan World Education

bulan Maret lalu. Para siswa disini sudah bisa belajar komputer dengan fasilitas

internet untuk menambah wawasan belajar melalui media online.”63

Mengenai pendekatan belajar yang dilakukan oleh guru bidang studi IPS di

sekolah MASTER, penulis menemukan dua pendapat yang berbeda. “Pendekatan

yang saya lakukan adalah melalui emosional siswa. Karena dalam pembelajaran

bagi anak jalanan harus kita yang mengikuti alur mereka, apabila itu sudah kita

lakukan, sedikit demi sedikit barulah kita arahkan meereka agar lebih konsentrasi

dengan pelajaran.”64

Pada pendapat diatas penulis menganalisis bahwa pendekatan yang dilakukan

adalah pendekatan pada aspek afektif, dimana pada pendekatan ini perasaan siswa

berperan penting terhadap motivasi belajar dan konsentrasi belajar siswa dikelas.

61 Informant 1. Wawancara dengan Kak Ghifar, Koordinator SMP sekaligus guru bidang studi IPS SMP sekolah Master. 10 Juli 2014 pukul 11.30

62 informant 2. Wawancara dengan Kak Muh Nasir, guru bidang studi IPS SMP Sekolah MASTER. 10 Juli 2014

pukul 12.15

63 ibid

64

informant 1. Wawancara dengan Kak Ghifar, koordinator sekaligus guru bidang studi IPS SMP Sekolah MASTER. 10 Juli 2014 pukul 11.40

Page 53: SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25321/1/jami @... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk

53

“Biasanya saya melakukan pendekatan dengan pembelajaran yang

memberikan contoh langsung kepada lingkungan sekitar sehingga mereka bisa

menyelesaikan masalah mereka masing-masing ketika mereka berada di luar

lingkungan sekolah.”65

Pada pendapat ini penulis menganalisis bahwa guru melakukan pendekatan

kontekstual dimana mencontohkan dengan keadaan lingkungan sekitar agar siswa

memahami kegiatan belajar dengan alamiah.

Penulis juga meminta pendapat lewat wawancara bagaimana pendapat

informant mengenai perbedaan mengajar siswa yang berlatarbelakang anak jalanan

dengan siswa pada umumnya, kedua informant menjawab dengan jawaban yang

relatif sama yaitu agak sulit mengatur siswa karena kehidupan keras jalanan sedikit

banyak mempengaruhi psikologis siswa. Sehingga ketika siswa tadi perlu

beradaptasi kembali dengan lingkungan sekolah, meskipun peraturan sekolah

MASTER ini tidak seperti sekolah formal pada umumnya.

Kemudian pada pukul 14.55 penulis mencoba mewawancarai beberapa siswa

SMP sekolah MASTER dan meminta pendapat mereka mengenai sekolah

MASTER melalui beberapa pertanyaan. Diantaranya adalah Apakah kegiatan anda

selain belajar di sekolah ini ? “Selain sekolah saya juga bekerja menjadi

pengamen.”66

Informant lain juga ada yang bekerja menjadi tukang asongan dan tukang

semir sepatu selain bersekolah di sini. Tetapi dengan kesibukan mereka mencari

uang mereka masih tetap menyempatkan waktu untuk sekolah, karena mereka

masih mempunyai impian atau cita-cita untuk dapat melanjutkan sekolah.

Kemudian dilanjutkan dengan pertanyaan Bagaimana pendapat anda tentang

cara mengajar guru disini ? “Guru disini baik-baik dan menyenangkan banyak

permainan dalam pembelajaran”

Terlebih juga di sini mereka memanggil guru-guru mereka dengan sebutan

kak. Selain para tutor di sini sebagian besar masih berusia muda, panggilan kak

juga disenangi oleh mereka karena sebutan bapak atau ibu seperti di sekolah lain

pada umumnya terasa ada jarak untuk anak bertanya dan belajar.

65 informant 2. Wawancara dengan Kak Muh Nasir, guru bidang studi IPS SMP Sekolah MASTER. 10 Juli

2014. Pukul 12.30 66 informant 3. Wawancara dengan Ilham, siswa SMP Sekolah MASTER. 10 Juli 2014 Pukul 14.55

Page 54: SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25321/1/jami @... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk

54

Ini sesuai dengan teori motivasi menurut Sartain yaitu psycological drive

dimana pengaruh tadi menciptakan dorongan secara fisik/jasmaniah juga social

motives yaitu dorongan yang berhubungan langsung dengan orang lain. Sehingga

siswa yang berlatarbelakang anak jalanan cukup termotivasi untuk belajar di

sekolah ini karena mereka merasa nyaman dan tidak canggung.67

Penulis juga menanyakan tentang kendala, apa saja yang diajarkan dan

fasilitas yang ada di sekolah MASTER. “Tidak ada. Karena disekolah ini bebas

tidak perlu pakai seragam dan sepatu, kita pakai pakaian biasa aja. Tapi harus

disiplin waktu.”68

Tentang apa saja yang diajarkan “Banyak. Kita juga diajarkan mengaji dan

belajar kesenian juga. Ada juga pelatihan membuat kaerajinan tangan dan

sablon.”69

Mengenai fasilitas sekolah MASTER” Sudah cukup bagus fasilitas yang ada.

Terutama lab komputernya bagus dan nyaman”70

Dari pendapat diatas penulis menganalisis bahwa para siswa dan siswi yang

berlatar belakang anak jalanan mempunyai pekerjaan atau setidaknya pernah

mengamen. Kemudian dari cara pembelajaran yang diajarkan oleh para guru

menurut mereka sangat menarik dan tidak membosankan. Pelatihan atau praktek

seperti belajar komputer yang di dalamnya terdapat pelajaran design grafis sebagai

penunjang untuk ilmu dasar dalam percetakan udangan, sablon, baliho dan

sejenisnya. kemudian memainkan alat musik dan membuat kerajinan tangan sangat

disukai oleh mereka.

Peraturan di sekolah MASTER ini juga tidak terlalu mempersulit para siswa

dan siswinya. Mereka bebas berpakaian apa saja dalam proses belajar mengajar di

sekolah asalkan sopan. Akan tetapi meskipun begitu. Para siswa dan siswi SMP

sekolah MASTER tetap disiplin waktu.

Akhirnya penulis selesai mengumpulkan data wawancara pukul 15.30 karena

para siswa dan siswi sekolah MASTER sudah masuk pada jam pelajaran

berikutnya setelah istirahat kurang lebih 30 menit.

Setelah wawancara maka tahapan yang terakhir untuk lebih menguatkan hasil

penelitian maka dilakukanlah penyebaran angket kepada 30 informan. Tahapan ini

67 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja RosdaKarya, 2011), Cet. 25, h. 62

68

ibid

69 informant 4. Wawancara dengan Adji, siswa SMP Sekolah MASTER. 10 Juli 2014 Pukul 15.05

70 informant 5. Wawancara dengan Putri, siswi SMP Sekolah MASTER. 10 Juli 2014 Pukul 15.25

Page 55: SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25321/1/jami @... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk

55

adalah tahapan terakhir dari penelitian setelah observasi pada siswa SMP Sekolah

MASTER dan wawancara dengan siswa SMP Sekolah MASTER, kemudian data

yang diperoleh dinyatakan dengan persen, kemudian dianalisis dan hasilnya adalah

sebagai berikut:

Tabel 4.4

Pertama kali masuk sekolah ini suasananya menyenangkan

No Soal Alternatif Jawaban F P

1

Sangat Setuju 16 53,4%

Setuju 14 46,5%

Tidak Setuju - -

Sangat Tidak Setuju - -

Jumlah 30 100%

Dari data di atas menunjukkan untuk pertama kali masuk ke sekolah

MASTER suasana menyenangkan, bahwa 53,4% yang menjawab sangat setuju,

46,5% yang menjawab setuju, 0% yang menjawab tidak setuju, dan 0% yang

menjawab sangat tidak setuju. Ini menunjukkan bahwa suasana sekolah MASTER

menyenangkan bagi mereka.

Tabel 4.5

Sekolah MASTER lebih nyaman dari sekolah biasa

No Soal Alternatif Jawaban F P

2

Sangat Setuju 16 53,4%

Setuju 14 46,5%

Tidak Setuju - -

Sangat Tidak Setuju - -

Jumlah 30 100%

Dari data di atas menunjukkan sekolah MASTER lebih nyaman dari sekolah

biasa, bahwa 53,4% yang menjawab sangat setuju, 46,5% yang menjawab setuju,

0% yang menjawab tidak setuju, dan 0% yang menjawab sangat tidak setuju. Ini

menunjukkan bahwa bersekolah di sekolah MASTER lebih nyaman bagi anak

jalanan.

Tabel 4.6

Sekolah MASTER memfasilitasi siswa dengan materi belajar yang mudah dipahami

No Soal Alternatif Jawaban F P

3

Sangat Setuju 15 50%

Setuju 11 36,4%

Tidak Setuju 4 13,6%

Page 56: SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25321/1/jami @... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk

56

Sangat Tidak Setuju - -

Jumlah 30 100%

Hasil penelitian pada tabel 5 dapat diketahui bahwa 50% yang menjawab

sangat setuju, 36,4% yang menjawab setuju, 13,6% yang menjawab tidak setuju,

dan 0% yang menjawab sangat tidak setuju. Ini menunjukkan hampir seluruh siswa

setuju bahwa Sekolah MASTER memfasilitasi siswa dengan materi belajar yang

mudah dipahami.

Tabel 4.7

Sekolah MASTER memberikan peran positif bagi keinginan belajar saya

No Soal Alternatif Jawaban F P

4

Sangat Setuju 26 86,6%

Setuju 4 13,4%

Tidak Setuju - -

Sangat Tidak Setuju - -

Jumlah 30 100%

Hasil penelitian pada tabel 6 dapat diketahui bahwa 86,6% yang menjawab

sangat setuju, 13,4% yang menjawab setuju, 0% yang menjawab tidak setuju, dan

0% yang menjawab sangat tidak setuju. Ini menunjukkan hampir seluruh siswa

setuju bahwa Sekolah MASTER memberikan peran positif bagi keinginan belajar

mereka.

Tabel 4.8

Sekolah MASTER memiliki guru yang baik dan menyenangkan

No Soal Alternatif Jawaban F P

5

Sangat Setuju 21 70%

Setuju 9 30%

Tidak Setuju - -

Sangat Tidak Setuju - -

Jumlah 30 100%

Hasil penelitian pada tabel 7 dapat diketahui bahwa 70% yang menjawab

sangat setuju, 30% yang menjawab setuju, 0% yang menjawab tidak setuju, dan

0% yang menjawab sangat tidak setuju. Ini menunjukkan hampir seluruh siswa

setuju bahwa Sekolah MASTER memiliki guru yang baik dan menyenangkan.

Tabel 4.9

Sekolah MASTER membantu siswanya menggapai cita-cita mereka

Page 57: SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25321/1/jami @... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk

57

No Soal Alternatif Jawaban F P

6

Sangat Setuju 17 56,6%

Setuju 13 43,4%

Tidak Setuju - -

Sangat Tidak Setuju - -

Jumlah 30 100%

Hasil penelitian pada tabel 8 dapat diketahui bahwa 56,6% yang menjawab

sangat setuju, 43,4% yang menjawab setuju, 0% yang menjawab tidak setuju, dan

0% yang menjawab sangat tidak setuju. Ini menunjukkan hampir seluruh siswa

setuju bahwa Sekolah MASTER membantu siswa menggapai cita-cita siswanya.

Tabel 4.10

Sekolah MASTER tidak berperan penting dalam minat belajar saya

No Soal Alternatif Jawaban F P

7

Sangat Setuju - -

Setuju - -

Tidak Setuju 9 30%

Sangat Tidak Setuju 21 70%

Jumlah 30 100%

Hasil penelitian pada tabel 9 di atas jelas terlihat 0% yang menjawab sangat

setuju (SS), 0% yang menjawab setuju (S), 30% yang menjawab tidak setuju (TS),

dan 70% yang menjawab sangat tidak setuju (STS). Ini menunjukkan bahwa lebih

dari setengah siswa yaitu 70%, tidak mengakui bahwa sekolah MASTER tidak

berperan penting dalam minat belajar mereka dan justru berdampak positif dimana

peran sekolah MASTER berperan penting dalam meningkatkan minat belajar

siswanya.

Tabel 4.11

Sekolah MASTER membantu saya dalam mengembangkan kemampuan bermusik dan

kerajinan tangan

No Soal Alternatif Jawaban F P

8

Sangat Setuju 16 53,3%

Setuju 14 46,7%

Tidak Setuju - -

Sangat Tidak Setuju - -

Jumlah 30 100%

Hasil penelitian pada tabel 10 dapat diketahui bahwa 53,3% yang menjawab

sangat setuju, 46,7% yang menjawab setuju, 0% yang menjawab tidak setuju, dan

Page 58: SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25321/1/jami @... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk

58

0% yang menjawab sangat tidak setuju. Ini menunjukkan hampir seluruh siswa

setuju bahwa Sekolah MASTER membantu siswanya mengembangkan skill

bermusik siswanya.

Tabel 4.12

Sekolah MASTER memberikan siswanya kemampuan berkreatifitas dan mandiri

No Soal Alternatif Jawaban F P

9

Sangat Setuju 25 83,3%

Setuju 5 16,7%

Tidak Setuju - -

Sangat Tidak Setuju - -

Jumlah 30 100%

Hasil penelitian pada tabel 11 dapat diketahui bahwa 83,3% yang menjawab

sangat setuju, 16,7% yang menjawab setuju, 0% yang menjawab tidak setuju, dan

0% yang menjawab sangat tidak setuju. Ini menunjukkan hampir seluruh siswa

setuju bahwa Sekolah MASTER memberikan siswanya kemampuan berkreatifitas

dan kemandirian.

Tabel 4.13

Sekolah MASTER menjadi harapan cerah bagi anak-anak jalanan dan kurang mampu

yang ingin melanjutkan sekolah

No Soal Alternatif Jawaban F P

10

Sangat Setuju 26 86,6%

Setuju 4 13,4%

Tidak Setuju - -

Sangat Tidak Setuju - -

Jumlah 30 100%

Hasil penelitian pada tabel 12 dapat diketahui bahwa 86,6% yang menjawab

sangat setuju, 13,4% yang menjawab setuju, 0% yang menjawab tidak setuju, dan

0% yang menjawab sangat tidak setuju. Ini menunjukkan hampir seluruh siswa

setuju bahwa Sekolah MASTER menjadi harapan cerah bagi anak-anak jalanan

dan kurang mampu yang ingin melanjutkan sekolah.

Dari pernyataan di atas terkait peran sekolah MASTER dalam meningkatkan

motivasi belajar, maka perhitungannya berdasarkan hasil penyebaran angket adalah

dapat dilihat pada grafik berikut:

Page 59: SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25321/1/jami @... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk

59

Grafik di atas menunjukan bahwa adanya peran sekolah MASTER dalam

meningkatkan motivasi belajar anak jalanan tingkat SMP setelah di akumulasi

maka siswa sebanyak 59,3% sangat setuju, 29,3% setuju, 4,36% tidak setuju dan

7% sangat tidak setuju.

Seperti pada wawancara dan observasi di atas dijelaskan bukti angket

menjelaskan bahwa motivasi belajar siswa terbangun oleh adanya peran sekolah

MASTER yang didalamnya terdapat suasa yang menyenangkan, guru-guru yang

menyenangkan pula, juga melalui program life skill yang diberikan oleh sekolah

MASTER tersebut.

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

SS

S

TS

STS

Gambar 4.1Grafik Presentase Peran MASTER terhadap motivasi belajar

: 59,3

: 29,3

: 4,36

: 7

Page 60: SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25321/1/jami @... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk

60

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Hasil peneltian ini menggambarkan tentang kondisi pembelajaran yang dilakukan di

sekolah Masjid Terminal (MASTER) Yayasan Bina Insan Mandiri di Depok. Khususnya

pada siswa tingkat SMP kelas 2 yang beberapa diantaranya masuk ke dalam kategori anak

jalanan. Sekolah MASTER merupakan salah satu sekolah yang di dalamnya terjadi kegiatan

belajar dan mengajar yang sebagian besar anak didik atau siswanya adalah anak jalanan yang

masih membutuhkan pendidikan yang layak sekaligus dapat meningkatkan motivasi belajar

mereka, sehingga perlu ada perhatian khusus dari warga maupun pemerintah agar sekolah

semacam ini dapat terus berkembang lebih baik lagi.

Dalam keberadaannya sekolah MASTER telah menjadi sebuah cahaya harapan bagi

gelap dan kerasnya kehidupan anak jalanan. Sekolah MASTER mampu berperan sebagai

salah satu wadah bagi anak jalanan, tidak hanya sebagai rumah singgah tempat bernaung

bagi mereka tetapi juga memiliki peranan penting bagi pendidikan mereka sehingga mereka

memiliki sebuah harapan baru menghadapi masa depan yang lebih baik.

Selain itu, yang peneliti temukan dalam peranan sekolah MASTER ini telah mampu

meningkatkan motivasi belajar anak jalanan yang biasanya ketika seorang anak telah

menghidupi kehidupan keras di jalanan, mereka akan tidak acuh dalam hal pendidikan

karena beberapa dari mereka sebelum masuk ke sekolah MASTER, hanya berorientasi pada

bagaimana cara untuk mendapatkan uang sebagai kebutuhan hidup utama. Tetapi terlihat

berbeda dari beberapa anak jalanan yang sudah masuk dan bergabung bersama sekolah

MASTER. Mereka juga bisa belajar meningkatkan potensi akademis dan life skill mereka

demi masa depan yang lebih baik. Seperti belajar mengaji dan baca tulis Al-Qur‟an sehingga

dari mereka ada yang menjadi muadzin dan mengikuti kegiatan pengajian remaja di

sekitaran tempat tinggalnya, membuat kerajinan tangan dari barang bekas sehingga memiliki

nilai jual seperti bingkai foto dari bekas stik ice cream, botol dan gelas bekas minuman

mineral yg dijadikan kerajinan seperti kincir angin dll. Dan kesenian seperti melukis dan

belajar berbagai macam alat musik yang dapat menghasilkan karya yang lebih baik seperti

lebih mahir dalam memainkan alat musik dan bernyanyi lebih enak didengar. Ada juga

pelatiha otomotif dan sablon juga percetakan untuk menambah skill anak jalanan di sana.

Page 61: SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25321/1/jami @... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk

61

Dengan fasilitas seperti ruang kelas yang terbuat dari peti kemas, kondisi belajar di

kelas yang hanya beralaskan karpet tanpa kursi duduk, juga lab komputer sederhana sekolah

MASTER telah berjuang meningkatkan motivasi sekaligus prestasi belajar anak jalanan.

Kemudian juga dengan dukungan guru-guru relawan yang selalu setia mengabdikan diri

mereka di dalam dunia pendidikan yang telah bekerja dengan keras tanpa pamrih demi

terciptanya masa depan bagi anak jalanan yang lebih baik di samping juga membantu

permasalahan sosial yang ada di sekitar kota Depok. Tak hanya pendidikan akademis, life

skill, pendidikan agama juga sama di tingkatkan dalam pendidikan di sekolah MASTER ini.

B. Saran

Berdasarkan pada kesimpulan di atas, maka penulis mencoba memberikan saran-saran

kepada pihak-pihak terkait yang sekiranya berguna saran tersebut adalah sebagai berikut:

1. Menambahkan lab bahasa sebagai penunjang kemampuan berbahasa asing

bagi siswa.

2. Memperbanyak pelatihan dalam mengolah barang bekas menjadi barang yang

memiliki nilai jual.

3. Mempunyai peralatan kesenian daerah dan modern sehingga dapat

meningkatkan kemampuan bermusik yang lebih baik.

4. Meningkatkan relasi dengan pemerintah agar dapat diperhatikan lagi dalam

pengembangan sekolah.

5. Menjaga hubungan dengan masyarakat dan lebih meningkatkan kwalitas agar

masyarakat luas tertarik dan dapat memberikan kontribusi dalam

pengembangan sekolah MASTER.

6. Dengan adanya sekolah MASTER ini selanjutnya bisa menjadi contoh untuk

lebih banyak lembaga-lembaga sejenis.

Page 62: SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25321/1/jami @... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk

62

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Rahman Shaleh, Psikologi Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam,

Jakarta: Kencana, 2009

Akyas Azhari, Psikologi Umum dan Perkembangan, Jakarta : Teraju, 2004 cet.

Ke-1

Alisuf sabri, psikologi pendidikan, Pedoman Ilmu Jaya : Jakarta, 1995

Asep Jihad dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelaran, Yogyakarta : Multi

Pressindo, 2013

Deasy Ria Santi, “Asistensi Belajar Dalam Program Street Based Anak

Jalanan”,FISIP Universitas Indonesia, 2002

Departemen Sosial RI Direktorat Jendral Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial

Direktorat, Petunjuk Teknis Pelayanan Sosial Anak Terlantar di luar panti Jakarta :

DEPSOS Direktorat Bina Pelayanan Sosial Anak, 2005

Dr. Kartini Kartono, Tujuan Pendidikan Nasional, PT. Pradnya Paramita, 1997

Hadari Nawawi dan M. Martin Hadari, Instrumen Penelitian Bidang Sosial,

Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2006

Irwanto, dkk, Psikologi Umum, Buku Panduan Mahasiswa, Jakarta: PT. Gramedia

Pustaka Utama, 1997

Kamus Besar Bahasa Indonesia, offline, v1.1

Lexy.J. Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2002

M. Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangannya, Jakarta: CV

Pedoman Ilmu Jaya, 2001

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2002

Nana Syaodih Sukmadinata, Metodologi Penelitian Pendidikan, Bandung: PT.

Remaja Rosda Karya, 2005

Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2010

Ngalim Purwanto, Psikologi Dosenan, Bandung: PT. Remaja RosdaKarya, 2003

Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, Jakarta : PT. Bumi

Aksara, 2006

Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: CV Rajawali, 1990

Page 63: SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25321/1/jami @... · Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk

63

Singgih D. Gunarsa, Psikologi Perkembangan, Jakarta : BPK Gunung Mulia,

1975

Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta : Rineka

Cipta, 2003 cet. Ke-4

Soerjono Soekanto, Sosiologi Sebuah Pengantar, Jakarta: Rajawali Grafindo

Utama, 2005

Sugiono, Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, da R & D,

Bandung: Alfabeta, 2010

Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta : PT. Bumi

Aksara, 2002) cet. Ke-1

Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, Jakarta :PT. Rineka Cipta, 2002 cet.

Ke-1

Syamsuddin dkk, metode penelitian pendidikan bahasa, Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2007, cet. II

Umar Tirtarahardja, et.al. Pengantar Pendidikan, Jakarta: PT Rineka Cipta 2005

Cet 1

Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional Pasal 1 Ayat 1 Bandung: Citra Umbara, 2006, hal. 71-72

http://id.wikipedia.org/wiki/Anak_jalanan. Artikel diakses pada 12 Juni 2014

http://www/rakyatmerdeka.co.id/news/2010/03/22/90009/Gila,-Jumlah-Anak

Terlantar-17-Juta

www.bpk.go.id/publikasi/mp87102002xxii55.pdf Armai Arief, “Upaya

Pemberdayaan Aanak Jalanan” Artikel diakses pada 12 Juni 2014