Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk...

78
KONSEP KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM MENURUTHASANLANGULUNG (TELA' AH ISLAMISASI ILMU ) Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) 1111 ----. Ulll Universitas Islam Negeri SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Disusun oleh: Maya Yuningsih 105011000149 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H/2010 M

Transcript of Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk...

Page 1: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26966/1/MAYA... · KONSEP KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM MENURUTHASANLANGULUNG

KONSEP KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM

MENURUTHASANLANGULUNG

(TELA' AH ISLAMISASI ILMU )

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

1111 ----. Ulll Universitas Islam Negeri

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Disusun oleh:

Maya Yuningsih 105011000149

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH '·

JAKARTA

1431 H/2010 M

Page 2: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26966/1/MAYA... · KONSEP KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM MENURUTHASANLANGULUNG

----··--------·-----~·-··----

i'l l?f." .....

DEPARTEMEN AGAMA UIN JAl~ART A

FITK 1rn w · ____ . JI. Ir. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 !ndonesin

FORM (FR)

NO.Dokum~n-- .FITK-:f-R-::AKD-i589j Tgl. Terbit : 27 Juli 2009

No. Revisi: : 00 ----·--··-------

Hal 1/1 ------·-----------~

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI -------··----------------·--- - -------------··--·-·-·------·--·-'

aya yang berianda langan di bawah ini,

Na 111 a : .. M.~{) kl ... .?.J.Y.r\r.Y\.<Q~.h ........ . Ternpat/Tgl. Lahir : ... B.<.1<,a,.?. \ .; ... "& .. J!A.0.1.. .... l~.~~. N~ivl : .. J9..~.q.l.l.D.C?~Y.:19 .............. .. Jurusan I Prodi : ... P11 .................................. . Judul Skripsi : ... ~C?.~.~.~.P. .... ke.\'i ~ l~~ .... !Je.'!41c:IJ.~.,t;1.0 ... ·'·~ \ 0 M .... .

.... ~~!'~.:.~ ..... :ll~~~ ...... ~~'i\:!J~0.9 ........................ .

................................... , ......................................................... .

Doscn Pemhimbing : I. .. 0.f.'t:<.: ... t:fJ.: .. D.Jv.0.D.~t!.1 ... fvlY.00~o._rc._~, .. M.t\ .

2 ....................................................................... .

engan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri clan

aya bertanggungjawab secara akademis alas apa yang saya tulis.

'ernyalaan ini dibuat sebagai salah satu syarat rnencrnpuh Ujian Mu1rnqasah.

:-:::,.,~~\

·M~~o;:.~JM~i:1h. ....... . NIM .. \0.f9.. ll .<?().C>.1.Lf:~ ..... .

Page 3: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26966/1/MAYA... · KONSEP KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM MENURUTHASANLANGULUNG

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

KONSEP KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM

MENURUTHASANLANGGULUNG

(Tela'ah Islamisasi limn)

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd. I)

Pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Oleh

Maya Yuningsih 105011000149

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SY ARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431 H/2010 M

Page 4: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26966/1/MAYA... · KONSEP KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM MENURUTHASANLANGULUNG

2010/1431 H PENGESAHAN P ANITIA UJIAN

Skripsi berjudul: "Konsep Kurikulum Pendidikan Islam Menurut

Hasan Langgulung (Tela'ah Islamisasi Ilmu)" telah diujikan dalam Sidang

Munaqasyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah ·

Jakarta pada tanggal 22 Maret 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu

syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd. I)

Jakarta, 22 Maret 2010

Panitia Ujian Munaqasyah

Ketua Jurusan

Dr,, H. Abdul Fattah Wibisono, M.Ag NIP.: 19580112.198803.1.002

Sekretaris (Sekretaris Jurusan)

Drs. Sapiudin Siddiq, M.Ag NIP.: 19670328.200003.1.001

Penguji I

Prof. Dr. Armai Arief, M.A NIP.: 19560119.198603.1.003

Penguji II

Drs. Sapiudin Siddiq, M.Ag NIP.: 19670328.200003.1.001

Mengetahui Dekan,

Tanggal Tanda Tangan

~~-LJ.__~~~-- ~

J.3 6,- 2.o{ D ----{: ________ _

Page 5: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26966/1/MAYA... · KONSEP KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM MENURUTHASANLANGULUNG

MAYA YUNINGSIH NIM : 105011000149

ABSTRAK

Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Maret2010

Pendidikan Islam sebagai salah satu pembicaraan yang tidak pemah akan tuntas, selalu membuahkan berbagai macam penafsiran dan pemikiran sesuai dengan perkembangan zaman. Pendidikan Islam sebagai ha! yang sangat krusial bagi orang-orang muslim di seluruh dunia, selalu membutuhkan modifikasi dan inovasi agar dapat memberikan kontribusi yang besar bagi agama, ihnu pengetahuan dan teknologi.

Oleh sebab itu, dalam skripsi ini penulis membahas mengenai salah satu pemikiran dalam dunia pendidikan Islam yang dapat memberikan suatu kontribusi dan pengembangan bahkan sebagai penyempuma dari pendidikan-pendidikan Islam yang telah ada. Yaitu Pendidikan Islam yang digagas oleh tokoh dari Indonesia yang banyak berpengalaman di luar negeri. Beliau adalah Prof. Dr. Hasan Langgulung, MA. Oleh karena pandangan-pandangan beliau yang sangat luas dalam bidang pendidikan khususnya mengenai kondisi-kondisi yang terjadi dalam masalah-masalah pendidikan di negara-negara Islam.

Salah satu perhatian Hasan yang ditujukan pada dunia pendidikan Islam adalah masalah kurikulum. Menurut Hasan perlunya penyusunan kembali dasar­dasar kurikulum dalam pendidikan Islam (islamisasi ilmu) melalui format yang integralistik dengan berupaya menginternalisasikan nilai-nilai Islam ke dalam pendidikan umum dan sebaliknya. Tidak ada dikotomi dalam pembelajaran, semua ihnu pengetahuan diajarkan secara seimbang karena semuanya itu berasal dari satu sumber yaitu Allah.

Skripsi ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi konsep-konsep dasar sebuah filosofi dari pendidikan Islam dan daripadanya memperoleh inti masalah kurikulum pendidikan Islam. Selain itu, tulisan ini menunjukkan bahwa desain kurikulum secara fundamental tergantung pada filosofi pendidikan yang bisa memberi landasan moral bagi perorangan maupun masyarakat.

Page 6: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26966/1/MAYA... · KONSEP KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM MENURUTHASANLANGULUNG

KATA PENGANTAR

Sujud syukur kepada Allah SWT Yang Maha Kuasa yang telah menciptakan

bumi beserta isinya. Dialah yang telah menciptakan manusia sebagai makhluk

yang sempurna dan memposisikan sebagai khalifah dimuka bumi ini.

Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada nabi Muhammad

SAW, Yang telah menyampaikan risalahnya dan mengajarkan kepada umat

manusia tentang kebaikan dan pemaknaan tentang hakikat hidup dan semoga apa

yang telah diajarkan kepada umat manusia akan tetap abadi sampai akhir zaman.

Penulis bersyukur karena berkat rahmat dan hidayah-Nya. Skripsi ini dengan

judul "Konsep Kurikulum Peudidikau Islam Menurut Hasan Langgulung

(Tela'ah lslamisasi limn)" dapat diselesaikan dan sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Usaha penulis dalam rangka penulisan skripsi ini sudah sangat maksimal,

namun penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa bantuan dan bimbingan

dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang tak

terhingga kepada ;

1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN SyarifHidayatullah Jakarta

yang telah mengizinkan serta memberikan restu kepada penulis guna

menyusun skripsi ini sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana.

2. Ketua dan Sekretaris Jurusaan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan, penulis haturkan terima kasih yang telah banyak

membantu dalam bidang administrasi dan supportnya dalam menyelesaikan

skripsi ini.

3. Ibu Dra. Hj. Djunaidatul Munawarah M.A. selaku pembimbing yang telah

dengan sabar, ikhlas, dan tulus dalam memberikan bimbingan, dan telah

mengorbankan waktunya sehingga skripsi ini dapat terwujud.

Page 7: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26966/1/MAYA... · KONSEP KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM MENURUTHASANLANGULUNG

4. Kepada kedua orang tua ayahanda (M. Mait) dan Ibunda (Neng Damia)

tercinta yang telah memberikan do'a tanpa lelah dan dorongan semangat baik

moril maupun materil, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Kakakku (Ahmad Firmansyah) dan adikku tercinta (lka Tasabilah)

terimakasih atas motivasi, saran dan kritik selama ini, you are the best.

6. Kepada sahabat-sahabat terbaikku Umi Habibah, Lia Nurfauziah, Endah

Nurfauziah, Myra Mursidah, Hanifah, Siti Khoiriah, Tuti Alawiyah, Yasir

Muttaqin, Asep Sugiarto, Ahmad Qasim, Jhonson Harianto (thanks bukunya)

serta seluruh anggota PAI angkatan 2005 (khususnya kelas D, Bilingual Class,

Tafsir Hadits) yang tidak disebutkan satu persatu namun tidak mengurangi

rasa sayang penulis terhadap kalian, terima kasih atas bantuan kalian selama

ini, canda tawa yang selalu menghiasi hari-hari penulis sehingga rasa lelah dan

penat terasa hilang dengan adanya kehadiran kalian.

7. Kepada keluarga besar yang berada di Mayestik khususnya Nenekku tercinta,

Tante Ime, Nopiyati, yang telah membantu dan mendukung penulis untuk

menyelesaikan studi di kampus tercinta.

Akhimya skripsi ini dapat terselesaikan, semoga skripsi ini bermanfaat bagi

teman-teman mahasiswa umumnya dan bagi penulis khususnya. Penulis

menyatakan sebagai manusia yang tidak sempuma, maka dengan senang hati

penulis akan menerima kritik dan saran yang bersifat membangun demi

sempumanya skripsi ini.

Alhamdulillahirrabil 'aalamiiin.

Jakarta,18 Maret 2010

Penulis

Page 8: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26966/1/MAYA... · KONSEP KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM MENURUTHASANLANGULUNG

DAFTARISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................... ..

HALAMAN PERNYATAAN........................................................................ ii

HALAMAN PERSETUJUAN....................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iv

ABSTRAK ..................................................................................................... v

KATA PENGANTAR.................................................................................... vi

DAFT AR 181................................................................................................... viii

BABI PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ...... .. ............ ... ..... ...... .. . . .......... .... .. . . 1

B. Identifikasi Masalah .............................................................. 7

C. Pembatasan Masalah ............................................................. 7

D. Perumusan Masalah............................................................... 8

E. Tujuan Penelitian................................................................... 8

F. Manfaat Penelitian................................................................. 8

BAB II KAJIAN TEORI

A. Islamisasi Ilmu ...................................................................... 9

1. Latar Belakang lslamisasi Ilmu ...................................... 9

2. Definisi lslamisasi Ilmu .................................................. 13

3. Langkah-Langkah dalam Upaya Islamisasi Ilmu............ 16

B. Kurikulum Pendidikan Islam ................................................ 18

I. Pengertian Kurikulum Pendidikan Islam........................ 18

2. Fungsi Kurikulum dalam Pendidikan Islam................... 22

3. Landasan Pengembangan Kurikulum <lalam Pendidikan

Islam............................................................................... 24

a. Landasan Agama .... .... ... ....... .... .... .. ........ ........ ...... ...... 24

b. Landasan Falsafah ...................................................... 26

c. Landasan Psikologis................................................... 27

Page 9: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26966/1/MAYA... · KONSEP KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM MENURUTHASANLANGULUNG

d. Landasan Sosial .......................................................... 29

e. Landasan Organisatoris .............................................. 31

4. Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum dalam Pendidikan

Islam............................................................................... 31

5. Rancangan Ideal Sebuah Kurikulum .............................. 33

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV

A. Latar Penelitian (Biografi Tokoh) ......................................... 36

1. Riwayat Hidup dan Riwayat Pendidikan......................... 36

2. Penghargaan .... ................ .. .............. ........ ........ .. .... .......... 3 7

3. Karya-Karyanya............................................................... 38

B. Jen is Dan Pendekatan Penelitian ........................................... 3 8

C. Metode Penelitian.................................................................. 40

D. Sumber Data.......................................................................... 41

E. Teknik Pengumpulan Data.................................................... 42

F. TeknikPengolahan Data........................................................ 42

G. Metode Penulisan ...... .... .. .............. ........ ............... ....... .. ........ 4 3

ISLAMISASI ILMU DALAM KURIKULUM PENIDIKAN

ISLAM MENURUT HASAN LANGGULUNG

A. lslamisasi Ilmu ...................................................................... 44

1. Islam dan Ilmu Pengetahuan ........................................... 44

2. Islamisasi Ilmu Menurut Hasan Langgulung .................. 50

B. Implementasi Islamisasi Ilmu dalam Kurikulum Pendidikan

Islam Menurut Hasan Langgulung ........................................ 52

1. Merumuskan Konsep Kurikulum dalam Pendidikan Islam 53

2. Menyusun Kembali Komponen Kurikulum dalam Pendidikan

Islam................................................................................ 55

a. Tujuan ......................................................................... 56

b. Isi Kurikulum ............................................................. 61

Page 10: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26966/1/MAYA... · KONSEP KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM MENURUTHASANLANGULUNG

c. Metodologi Pendidikan .............................................. 63

d. Penilaian ..................................................................... 66

3. Menetapkan Prinsip-Prinsip Kurikulum dalam Pendidikan

Islam................................................................................ 68

4. Merumuskan Jenis dan Jenjang Kurikulum dalam Pendidikan

Islam................................................................................ 70

C. Analisis Terhadap Pemikiran Hasan Langgulung ................. 73

BABY PENUTUP

A. Kesimpulan............................................................................ 76

B. Saran...................................................................................... 77

DAFTARPUSTAKA

Page 11: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26966/1/MAYA... · KONSEP KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM MENURUTHASANLANGULUNG

BABI

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

60.

Hakikat pendidikan merupakan upaya mewariskan nilai yang akan

menjadi penolong dan penuntun umat manusia dalam menjalani kehidupan

dan sekaligus untuk memperbaiki nasib dan peradaban manusia. Tanpa

pendidikan dapat dipastikan bahwa manusia sekarang tidak berbeda dengan

generasi manusia masa lampau.

Bila ditinjau dari perspektif Pendidikan Islam, Pendidikan merupakan

sebuah rangkaian proses pemberdayaan manusia menuju kedewasaan.

Kedewasaan dalam bentuk aka!, mental, maupun moral dalam rangka

menjalankan fungsi kemanusiaan yang diemban sebagai seorang hamba

dihadapan khalik-Nya dan juga sebagai khalifatul fil ardh pada alam semesta

ini.

Pendidikan Islam berarti menanamkan akhlak yang mulia ke dalam jiwa

anak dalam masa pertumbuhannya dan menyiraminya dengan petunjuk dan

nasihat, sehingga ald1lak mereka menjadi salah satu kemampuan yang meresap

dalam jiwanya dan mewujudkan keutamaan, kebaikan, dan cinta beke1ja bagi

kemanfaatan tanah air. 1

Menurut M. Arifin pendidikan Islam bertugas mempertahankan,

menanamkan dan mengembangkan kelangsungan fondasi nilai-nilai Islam

1 Abudin Nata, (ed.), Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Bandung: Angkasa, 2003), h 59-

Page 12: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26966/1/MAYA... · KONSEP KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM MENURUTHASANLANGULUNG

3

cerdas, lebih berkemampuan dan lebih kreatif serta inovatif. Kurikulum

mempunyai andil besar dalam melahirkan harapan tersebut.

Di Indonesia dalam hampir 30 tahun terakhir telah dilakukan beberapa kali

pembaharuan kurikulum sekolah, yaitu tahun 1975, 1984 (CBSA), 1994 ,

2004 (KBK), sampai yang sekarang yaitu KTSP. Pada hakikatnya seluruh

kurikulum tersebut diharapkan dapat menjawab berbagai permasalahan yang

sedang dihadapi bangsa ini yaitu mencerdaskan generasi penerus dengan

akhlak yang baik.

Seiring bergulirnya waktu, suatu fakta menunjukkan bahwa kurikulum

dalam pendidikan yang semestinya membantu mencerdaskan dan mencapai

tujuan pendidikan, sedikit demi sedikit tekikis oleh perkembangan zaman,

menjadi bersifat sekuler-materialistik. Penekanan tujuan pendidikan

diprioritaskan hanya pada aspek pengetahuan saja dan cenderung

mengabaikan aspek spiritual.5 Senada dengan ungkapan Prof. Dr. Muktar

Buchori bahwa:

Sistem pendidikan di Indonesia saat ini telah kehilangan makna dan nilai. Pendidikan agama yang berlangsung terjebak hanya pada "pengetahuan agama" yang lebih menekankan aspek kognitif siswa semata yang hanya akan menghasilkan siswa yang mengetahui dan menguasai isi dan ajaran agamanya namun tidak memiliki kemampuan bagaimana mengimplementasikannya dalam realitas sosial.6

Maraknya pemblokadean terhadap pengajaran agama, baik itu dari segi

materi ataupun dari moral. Dari segi materi, pengajaran agama selalu

dipojokkan dengan mengatakan bahwa tidak ada gunanya mempelajari

pelajaran agama, itu hanya urusan akhirat. Sedangkan dari segi moral bahwa

sarana-sarana pengajaran keagamaan selalu disudutkan sehingga guru dan

murid menjauh dari agamanya.7

5 Muhammad Ismail Yusanto, Menggagas Pendidikan lntegratif dan Optinza/isasi Negara Dala111 Penyelenggaraan Pendidikan 111enuju Generasi sho/eh Muslih, Maka/ah Dalam Seminar Nasianal Pendidikan, Syahida INN, UIN Jakarta 2008. h. I.

6 Choirul Fuad Yusuf (Ed), Kajian Peraturan dan Perundang-undangan Pendidikan Agama Pada Seka/ah, (Jakarta: Pena Citasatria, 2008), Cet I, h 64-65.

7 Abdullah Bin Hamd Asy Syabanah, Keterpurukan Mora/itas Umat Islam, Terj. dari Al­Muslimun Wa Dzahiratul Hazimah An-Nafsiyah aleh Muhammad Suhadi, (Jakarta: lqra lnsan Press, 2004), Cet I, h. 2.

Page 13: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26966/1/MAYA... · KONSEP KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM MENURUTHASANLANGULUNG

3

cerdas, lebih berkemampuan dan lebih kreatif serta inovatif. Kurikulum

mempunyai andil besar dalam melahirkan harapan tersebut.

Di Indonesia dalam hampir 30 tahun terakhir telah dilakukan beberapa kali

pembaharuan kurikulum sekolah, yaitu tahun 1975, 1984 (CESA), 1994 ,

2004 (KBK), sampai yang sekarang yaitu KTSP. Pada hakikatnya seluruh

kurikulum tersebut diharapkan dapat menjawab berbagai pennasalahan yang

sedang dihadapi bangsa ini yaitu mencerdaskan generasi penerus dengan

akhlak yang baik.

Seiring bergulirnya waktu, suatu fakta menunjukkan bahwa kurikulum

dalam pendidikan yang semestinya membantu mencerdaskan dan mencapai

tujuan pendidikan, sedikit demi sedikit tekikis oleh perkembangan zaman,

menjadi bersifat sekuler-materialistik. Penekanan tujuan pendidikan

diprioritaskan hanya pada aspek pengetahuan saja dan cenderung

mengabaikan aspek spiritual.5 Senada dengan ungkapan Prof. Dr. Muktar

Buchori bahwa:

Sistem pendidikan di Indonesia saat ini telah kehilangan makna dan nilai. Pendidikan agama yang berlangsung te1jebak hanya pada "pengetahuan agama" yang lebih menekankan aspek kognitif siswa semata yang hanya akan menghasilkan siswa yang mengetalrni dan menguasai isi dan ajaran agamanya namun tidak memiliki kemampuan bagaimana mengimplementasikannya dalam realitas sosial.6

Maraknya pemblokadean terhadap pengajaran agama, baik itu dari segi

materi ataupun dari moral. Dari segi materi, pengajaran agama selalu

dipojokkan dengan mengatakan bahwa tidak ada gunanya mempelajari

pelajaran agama, itu hanya urusan akhirat. Sedangkan dari segi moral bahwa

sarana-sarana pengajaran keagamaan selalu disudutkan sehingga guru dan

murid menjauh dari agamanya.7

5 Muhammad Ismail Yusanto, Menggagas Pendidikan Integratif dan Optbnalisasi Negara Dalani Penyelenggaraan Pendidikan nzenuju Generasi sholeh Muslih, Maka/ah Dalam Seminar Nasional Pendidikan. Syahida INN, UIN Jakarta 2008. h. I.

6 Choirul Fuad Yusuf (Ed), Kajian Peraturan dan Perundang-undangan Pendidikan Agama Pada Seka/ah, (Jakarta: Pena Citasatria, 2008), Cet I, h 64-65.

7 Abdullah Bin Hamd Asy Syabanah, Keterpzm1kan Mora/itas Umat Islam, Terj. dari Al­Muslimun Wa Dzahiratul Hazimah An-Nafsiyah oleh Muhammad Suhadi, (Jakarta: Iqra Insan Press, 2004), Cet I, h. 2.

Page 14: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26966/1/MAYA... · KONSEP KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM MENURUTHASANLANGULUNG

5

pendidikan agama berjalan tanpa dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi,

sebaliknya pendidikan umum hadir tanpa sentuhan agama.

Adanya kesenjangan antara tujuan pendidikan dengan hasil yang di·

harapkan yakni cenderung hanya sekedar mengetahui konsep, tetapi tidak ada

pengamalan dalam kehidupan sehari-hari. Tidak berfungsinya guru dan

lingkungan sekolah sebagai medium pendidikan sebagaimana mestinya serta

kehidupan keluarga dan masyarakat yang tidak mendukung.

Melihat gejala sosial seperti yang telah dipaparkan, Salah satu tokoh

Pendidikan Islam yaitu Prof. Dr. Hasan Langgulung juga menyatakan bahwa

masa-masa kejayaan dan keemasan pendidikan Islam yang ditandai dengan

berkembangnya ilmu pengetahuan tengah berlalu, dan kini berubah menjadi

masa keruntuhan dan kebekuan umat.

Islam yang menjadi landasan umat mengalami kebekuan dan kejumudan,

sifat-sifat positifnya menjadi negatif dan lebih merupakan slogan daripada ·

sebagai tindakan. Al-Qur'an tidak lagi merupakan jiwa umat tetapi menjadi

kitab yang hanya dibaca, dikubur dan ditulis dengan tinta emas dengan huruf­

huruf di atas kertas yang indah. Dalam bidang pemikiran aktivitas hanya

berkisar pada silat lidah mengenai soal-soal formal dan masalah-masalah

furu' .10

Oleh sebab ilu, Hasan Langgulung memandang perlu menggagas sebuah

ide gerakan yang bersifat pendidikan, pembaharuan dan konservatif. Hasan

konservatif sebab mengajak kembali kepada sumber-sumber pokok Islam,

yaitu al-Qur'an dan Sunnah. Hasan bersifat pembaharuan sebab mengajak

membaharui pemahaman terhadap Islam dan membenarkan aqidah dan

memumikannya dari segi paham dan kebatilan yang menghalangi pemahaman.

yang benar terhadap Islam.

Dalam konteks pendidikan, jalan yang ditempuh oleh Hasan adalah

mengembangkan konsep islamisasi ilmu dalam pendidikan Islam yaitu pada

aspek kurikulum. Oleh sebab kurikulum yang berjalan saat ini telah

10 I-Iasan Langgulung, Asas-Asas Pendidikan Isla111. .. , h. 82.

Page 15: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26966/1/MAYA... · KONSEP KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM MENURUTHASANLANGULUNG

6

disekulerkan oleh dunia barat, dengan mengikis sedikit demi sedikit nilai-nilai

Islam dan menggantinya dengan budaya dan ajaran Barat.

Pada hakikatnya, ide Islamisasi ilmu pengetahuan muncul dan

dihubungkan dengan tokoh seperti Syed Naquib al-Artas, Ismail Raji al-·

Faruqi, Oesman Bakar dan lain-lain. Akan tetapi secara subtantif ide tersebut

telah muncul pada abad ke-19, yaitu ketika Syah Waliyallah da Sir Sayyid

Akhmad Khan yang mendirikan universitas Aligarth. Kedua tokoh ini

mempelopori kebangkitan pemikiran dan pengetahuan yang berorientasi

kepada Islam dan sekaligus bercorak modern.11

Pada dasarnya, praktik Islamisasi ilmu pengetahuan telah berlangsung

sejak pennulaan Islam hingga zaman kita sekarang. Ayat pertama yang

diwahyukan kepada Nabi secara jelas menegaskan semangat Islamisasi ilmu

pengetahuan kontemporer, yaitu ketika Tuhan menekankan bahwa Dia adalah

sumber dan Asal ilnm pengetahuan manusia. 12

Dalam konteks islamisasi ilmu, Hasan Langgulung menegaskan bahwa ·

dalam proses pelaksanaan sebuah kurikulum hendaknya mampu mendorong

bagi terciptanya kondisi pembinaan kepribadian peserta didik yang tidak

hanya ditekankan pada aspek kognitif dan psikomotorik, tapi juga pada tataran

afektif. Karena kurikulum dipandang sebagai tahapan-tahapan yang harus

dilalui pendidikan dalam mengembangkan aspek kepribadian peserta didik.

Oleh sebab itu beliau mendefinisikan kurikulum dengan ruang lingkup

yang luas, yakni :

Sejumlah pengalaman pendidikan, kebudayaan, sosial, olahraga, dan kesenian yang disediakan oleh sekolah bagi murid-murid di dalam dan di luar sekolah dengan maksud menolongnya untuk berkembang menyeluruh dalam segala segi dan merubah tingkahlaku mereka sesuai dengan tujuan­tujuan pendidikan.13 Selain mampu mengembangkan potensi peserta didik, menurutnya ·

kurikulum hendalmya mampu menciptakan sesuatu proses dalam belajar

11 Mohan1mad Muchlis Solichin, lsla1nisasi Iflnu Pengetahuan dan Aplikasinya ... , h.16. 12 Syed Naquib Al-Attas, Fi/safat dan Praktik Pendidikan Islam, Terj. dari The

Educational Philosophy and Practice of Syed Muhammad Naquib Al-Atlas oleh Wan Mohd Nor Wan Daud, (Bandung: Mizan, 1998), Cet. I, h. 340.

13 Hasan Langgulung, Peralihan Paradign1a Dalam Pendidikan Js!a1n dan Sains Sosial, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2002), Cet I, h 241.

Page 16: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26966/1/MAYA... · KONSEP KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM MENURUTHASANLANGULUNG

7

mengajar yang dapat menjawab tantangan zaman. Dalam ha! ini lembaga

pendidikan yang diharapkan adalah lembaga pendidikan yang mampu

membantu terciptanya kehidupan masyarakat yang harmonis.

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk mengangkat

judul skripsi yakni KONSEP KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM.

MENURUT HASAN LANGGULUNG (Tela'ah Islamisasi Ilmu)

B. ldentifikasi Masalah

I. Rendahnya kualifikasi dan kompetensi siswa dalam memahami pelajaran

agama karena agama dianggap sebagai simbol dan sekedar ritual

keagamaam.

2. Rendahnya proses pelaksanaan pembelajaran pada taraf implementasi,

sehingga siswa hanya mengetahui konsep tapi tidak dapat

mengamalkannya.

3. Adan ya ketimpangan dalam melaksanakan tujuan pendidikan.

4. Terdapat pemikiran yang khas yaitu islamisasi ilmu oleh Hasan·

Langgulung da!am kirikulum Pendidikan Islam.

5. Adanya upaya pengislaman ilmu oleh Hasan Langgulung terhadap

kurikulum yang telah terpengaruh oleh budaya Barat.

C. Pembatasan Masalah

Untuk lebih memperje!as dan memberi arah yang tepat dalam penulisan

skripsi ini maka penulis memberi batasan kajian dalam sk:ripsi ini. Dalam ha!

ini penjelasan difokuskan pada kajian pemikiran pendidikan Islam menurut

Hasan Langgulung tentang islamisasi ilmu dalam kurikulum, yang dibatasi

pada pengertian dan implementasi islamisasi ilmu Hasan Langgulung dalam

kurikulum Pendidikan Islam.

Islamisasi ilmu dalam konteks Hasan Langgulung di sini yakni menyusun

kembali dasar-dasar kurikulum pendidikan Islam dengan format yang lebih

integral, yang memadukan sistem terbaik dari peradaban pendidikan Islam

Page 17: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26966/1/MAYA... · KONSEP KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM MENURUTHASANLANGULUNG

8

dengan pendidikan secara umum, serta implementasi adalah langkah-langkah

yang ditempuh dalam upaya pencapaian islamisasi ilmu tersebut.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah sebagaimana tersebut di atas, maka

penulis merumuskan masalah yang akan dibahas dalam penulisan skripsi ini ·

yaitu:

• Bagaimana konsep islamisasi ilmu dalam kurikulum Pendidikan Islam

menurut Hasan Langgulung?

• Dimana letak islamisasi ilmu Hasan Langgulung terhadap pemikiran

Islam?

• Langkah-langkah apa saja yang ditempuh oleh Hasan Langgulung

sehingga proses islamisasi ilmu tersebut?

E. Tujuan Penelitian

I. Untuk mendeskripsikan pemikiran Hasan Langgulung tentang islamisasi

ilmu dalam kurikulum Pendidikan Islam.

2. Untuk dapat mendeskripsikan komponen-komponen kurikulum

pendidikan Islam menurut Hasan Langgulung.

3. Untuk dapat menjelaskan konsep kurikulum pendidikan dari segi filosofis.

4. Untuk dapat menjelaskan implementasi islamisasi ilmu menurut Hasan

Langgulung.

F. Manfaat Penelitian

I. Manfaat bagi mahasiswa; menjadi bahan referensi dan menambah kajian

keilmuan dalam meningkatkan wawasan akademis serta menjadi bahan

pijakkan untuk melaksanakan penelitian lanjutan.

2. Manfaat bagi institusi; menjadi bahan referensi dalam menentukan.

kebijakan terhadap kurikulum.

3. Manfaat bagi guru; menjadi pedoman dalam kegiatan pembelajaran.

4. Menambah khazanah keilmuan.

Page 18: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26966/1/MAYA... · KONSEP KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM MENURUTHASANLANGULUNG

A. lslamisasi llmu

BAB II

KERANGKA TEORITIS

1. La tar Belakang lslamisasi llmu

Perkembangan sains dan teknologi Barat atas masyarakat negara­

negara di seluruh dunia membawa pengaruh yang sangat besar terhadap

gaya, corak dan pandangan kehidupan masyarakat. Seluruh masyarakat

seperti tak sadarkan diri mengikuti pola-pola pemikiran dari sains Barat,

sehingga cara berpikimya, cara pandangnya, dan persepsinya terhadap

sains dan hal-hal terkait yang menjadi implikasinya menjadi terbaratkan.

Selayaknya, perkembangan dan kemajuan yang tengah dirasakan

membawa kebahagiaan kepada manusia. Akan tetapi suatu kenyataan yang

amat pahit harus ditelan bahwa kebahagiaan itu ternyata semakin jauh,

hidup semakin sulit dan kesukaran-kesukaran material berganti dengan

kesukaran mental. Beban jiwa semakin berat dan perasaan tertekan kian

meningkat sehingga tidak ada kebahagiaan. 1

Masyarakat modern telah berhasil mengembangkan ilmu pengetahuan

dan teknologi canggih untuk mengatasi berbagai masalah kehidupannya,

namun pada sisi lain ilmu pengetahuan dan teknologi canggih tersebut

1 Zakiah Daradjat Peranan Agama da/am Kesehatan Mental, (Jakarta: Gunung Agung, 1979), Cet IV, h. IO.

Page 19: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26966/1/MAYA... · KONSEP KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM MENURUTHASANLANGULUNG

11

masyarakal pada umumnya unluk mendapalkan pembenaran-pembenaran

secara ilmiah.

Dari penerapan konsep sekulerisasi ini, ada beberapa kelompok

masyarakal yang dirugikan, mereka adalah kelompok masyarakal yang

memilki ikalan moral dengan ajaran agamanya, lerulama masyarakal

Muslim. Kelika mengikuli ams perkembangan sains modern dari Baral,

mereka secara sadar maupun lerpaksa harus mengganlikan nilai-nilai

religius mereka dengan nilai-nilai sekuler yang sangal konlras.

Pada hakikalnya, agama diyakini memilki peranan unluk mewarnai

bangunan ilmu pengelahuan dan unsur-unsur lain yang lerkait. Namun

kenyalaannya, masyarakal muslim seolah dipaksa unluk melaksanakan

ajaran sekuler (sekulerisme) dalam seluk beluk kehidupan lanlaran ·

derasnya arus sekularisasi. Secara riil sekarang ini mereka semakin

menjauhi nilai-nilai religius Islam.

Syed Naquib al-Attas secara legas menyalakan bahwa lanlangan

lerbesar yang secara diam-diam lelah limbul dalam zaman kila adalah

lanlangan pengelahuan yang disebarkan ke seluruh dunia oleh peradaban

Baral. Sifal pengelahaun Baral lersebut lelah menjadi penuh permasalahan

karena lelah kehilangan maksud yang sebenarnya sebagai akibat dari

pemahaman yang lidak adil.3

Apa yang dirumuskan dan disebarkan oleh Barat adalah ilmu

pengetahuan yang telah dituangi dengan walak dan kepribadian peradaban

barat ilu sendiri. Ilmu pengalahuan yang disebarkan itu hanyalah ·

pengelahuan semu yang dilebur secara halus dengan sejali sehingga orang­

orang yang mengambil dengan tidak sadar seakan-akan menerima

pengelahuan yang sejali.

Berkembangnya ilmu pengetahuan yang lelah salah dalam memahami

ilmu dan keluar dari maksud dan lujuan ilmu itu sendiri meskipun ilmu

pengetahuan yang di kembangkan oleh peradaban Baral telah memberikan

manfaal dan ke makmuran kepada manusia, namun ilmu pengelahuan itu

3 Syed Muhammad Naquib Al-Attas, Islam dan .. ., h 195

Page 20: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26966/1/MAYA... · KONSEP KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM MENURUTHASANLANGULUNG

12

juga telah menimbulkan kerusakan dan kehancuran di muka bumi. Ilmu

pengetahuan modem yang di kembangkan di atas pandangan hidup,

budaya dan paradaban Barat, menurut Al-attas dipengaruhi oleh lima

faktor, yaitu:

a. Mengandalkan akal untuk membimbing kehidupan manusia,

b. Bersikap dualistik terhadap relaitas dan kebenaran,

c. Menegaskan aspek eksistensi yang memproyeksikan kehidupan

sekuler,

d. Membela doktrin humanisme,

e. Menjadikan drama dan tragedi sebagai unsur-unsur yang dominan

dalam fitrah dan eksistensi manusia.4

Berkaitan dengan keprihatinan itu, para tokoh Islam menggagas

Islamisasi ilmu pengetahuan sebagai upaya untuk menetralisir pengaruh ·

sains Barat modem sekaligus menjadikan Islam sebagai paradigma ilmu

pengetahuan. Mereka berupaya membersihkan pemikiran-pemikiran

muslim dari pengaruh negatif kaidah-kaidah berpikir ala sains modem,

sehingga pemikiran muslim benar-benar steril dari konsep sekuler.

Munculnya gagasan Islamisasi ilmu pengetahuan ini menunjukkan

adanya kesadaran di kalangan cendekiawan muslim terhadap

ketimpangan-ketimpangan yang merupakan akibat terpisah dan terkotak­

kotaknya sains dengan agama, antara lain berupa perkembangan ilmu dan

teknologi yang semakin lama semakin canggih, tetapi ternyata makin

meninggalkan nilai etis dan agamis.

Dalam bahasa lain, seakan al-Faruqi mengatakan bahwa masalah ·

dikotomi pendidikan Islam berangkat dari kegagalan dalam merumuskan

tauhid dan bertanhid. Kegagalan ini tentunya melahirkan syirik yang

berakibat adanya dikotomi pemikiran Islam, dikotomi pemikiran Islam

melahirkan adanya dikotomi keilmuan dan kurikulum. 5

4 Mohammad Muchlis Solihin, ls!an1isasi J/Jnu Pengetahuan dan Aplikasinya dalan1 Pendidikan Js/a1n, Tadris, Volume 3, Non1or 1, 2008, h. 22.

5http://zaldym.wordpres.Com/2009/01/11/suatu-analisa-tentang-konsep-pendidikan-Islam/

Page 21: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26966/1/MAYA... · KONSEP KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM MENURUTHASANLANGULUNG

13

Dikotomi keilmuan dan kurikulum mengakibatkan terjalinnya

dikotomi proses pencapaian tujuan pendidikan. Dikotomi keilmuan dan

kurikulum mengakibatkan terjadinya dikotomi proses pencapaian tujuan

pendidikan. Dikotomi proses tujuan pendidikan pada akhirnya

menyebabkan dikotomi alumni pendidikan yang berkepribadian ganda

yang justru melahirkan dan kemudian memperkokoh sistem kehidupan

umat yang rasionalistis, sekularistis, dan matrealistis. Kerangka seperti ini

pada intinya muncul oleh karena gagalnya mendefinisikan tauhid dalam

dunia pendidikan.

2. Definisi lslamisasi Ilmu

lslamisasi ilmu pengetahuan pada dasarnya adalah suatu respon

terhadap krisis masyarakat modern yang disebabkan karena pendidikan

Barat yang be1tumpu pada suatu pandangan dunia yang bersifat ·

materialistis dan relavistis, menganggap bahwa pendidikan bukan untuk

membuat manusia bijak, yakni mengenali dan mengakui posisi masing­

masing dalam tertib realitas, tapi memandang realitas sebagai sesuatu yang

bermakna secara material bagi manusia. 6

Islamisasi ilmu pengetahuan pertama kali dilontarkan oleh Syed

Muhammad Naquib al-Attas. Definisi lslamisasi ilmu dalam konsepsi al­

Attas lahir dari pengetahuan dan pemahamannya terhadap konsep

Islamisasi ilmu secara umum sebagaimana yang terjadi dalam sejarah

Islam. al-Attas mendefinisikan Islamisasi secara umum yaitu: lslamisasi

adalah pembebasan manusia, pertama dari tradisi magis, mitos, animis,

dan faham kebangsaan dan kebudayaan pra-Islam, kemudian dari kendali ·

sekuler atas nalar dan bahasanya.7

Dari pengertian Islamisasi di atas, terdapat dua lapisan sasaran penting

dalam proyek lslamisasi, yaitu tingkat individu dan pada tingkat bahasa

6 Abudin Nata (ed), Kapita Se/ekta Pendidikan Islam, (Bandung: Angkasa, 2003), Cet I, h 126-127.

7 Syed Muhammad Naquib Al-Attas, Konsep Pendidikan Dalatn Js/a1n, Bandung: Mizan, Cet VII, 1996, h95.

Page 22: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26966/1/MAYA... · KONSEP KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM MENURUTHASANLANGULUNG

14

(linguistik). Pada tingkat individu dan pribadi, Islamisasi berkenaan

dengan pengakuan terhadap Nabi sebagai pemimpin dan pribadi teladan

bagi umat manusia; pada tingkat kolektif, sosial dan historis, ia berkaitan

dengan perjuangan umat ke arah realisasi kesempurnaan moralitas dan ·

etika yang telah dicapai pada zaman Nabi.8

Sedangkan pada tingkat bahasa, Islamisasi berarti membersihkan dan

merehabilitasi kata-kata kunci yang penting bagi pembahasan ilmu dari

sisa-sisa efek sekularisasi yang ada. Islamisasi akan mengembalikan

bentuk semantik kata-kata kunci tersebut, kepada bentuk asalnya sehingga

pemahaman yang didapatkan darinya akan sesuai dengan pandangan hidup

serta pengalaman historis dan kultural di mana kata-kata itu terbentuk.

Tokoh lainnya yang menggagas Islamisasi ilmu pengetahuan adalah

Ismail Raji al-Faruqi, seorang ilmuwan kelahiran Palestina yang

bermukim di Amerika. Ia melontarkan ide Islamisasi ilmu pengetahuan

yang diikuti dengan pendirian sebuah lembaga penelitian International·

Institute of Islamic Thought yang terkenal dengan singkatan III-T.

Ide ini lahir ketika al-Faruqi melihat kekalahan dan keterbelakangan

umat Islam dalam menghadapi dominasi dan kemajuan dunia Barat.

Kekalahan-kekalahan ini mengakibatkan kaum muslim dibantai, dirampas

kekayaannya, dirampas hak-hak dan kehidupannya. Dalam ha! ini umat

Islam disekulerkan, diwesternisasikan, dan dijauhkan dari nilai-nilai

agama, sehingga umat Islam pada saat itu menjadi umat yang mempunyai

citra buruk.

Sementara dalam kehidupan politik umat Islam terjadi perpecahan dan

pertikaian yang sengaja diciptakan oleh negara-negara Barat, sehingga

umat Islam terpecah menjadi lebih dari lima puluh negara yang berdiri.

sendiri. Untuk lebih menciptakan kestabilan di negara-negara Islam

mereka memasukkan orang-orang asing ke negara-negara Islam.9

8 Syed Naquib Al-Attas, Filsafat dan Praktik ... , h. 336. 9 Ismail Raji Al-Faruqi, Jslamisasi I/mu Pengetahuan, (Bandung: Perpustakaan Salman

!TB, 1984), Cet !, h. 3-4.

Page 23: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26966/1/MAYA... · KONSEP KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM MENURUTHASANLANGULUNG

16

3. Langkah-Langkah dalam Upaya lslamisasi limn

Menurut Muhaimin, dalam kerangka operasionalnya Islamisasi ilmu

pengetahuan memiliki beberapa model antara lain:

a. Purifikasi, yaitu Islamisasi ilmu pengetahuan yang mempunyai arti

penyucian dan pembersihan. Dalam pirifikasi ini mengandung arti .

bahwa Islamisasi ilmu pengetahuan harus dapat menyucikan ilmu

pengetahuan agar sesuai dan sejalan dengan ajaran Islam.

b. Modernisasi. Islamisasi ilmu pengetahuan model modernisasi adalah

membangun semangat umat Islam untuk selalu modern, maju,

progresif, terus menerus mengusahakan perbaikan-perbaikan bagi diri

dan masyarakatnya agar terhindar dari keterbelakangan dan

ketertingalan di bidang ilmu pengetahuan.

c. Neo-Modernisme. Islamisasi ilmu pengetahuan dengan pola

neomodernisme adalah upaya memahami ajaran-ajaran Islam yang

terkandung dalam al-Quran dan al-Hadits dengan memperhatikan

pemkiran intelektual muslim klasik dengan menggunakan pendekatan­

pendekatan yang digunakan ilmu pengetahuan kontemporer.

Dalam ha! upaya Islamisasi ilmu, Ismail Raji al-Faruqi menegaskan

bahwa kewajiban pemikir muslim adalah melakukan Islamisasi, untuk

mendefinisikan dan menerapkan relevansi Islam hingga ke item-itemnya

di dalam kehidupan sehari-hari. Lebih jauh lagi al-Faruqi menawarkan

konsep operasionalnya berupa langkah-langkah konkrit dalam upaya

Islamisasi ilmu pengetahuan adalah sebagai berikut:

a. Penguasaan disiplin ilmu modern.

b. Survey disiplin ilmu.

c. Penguasaan khazanah Islam: sebuah antologi.

d. Penguasaan khazanah ilmiah Islam tahap analisa.

e. Penentuan relevansi Islam yang khas terhadap disiplin-disiplin ilmu.

f. Penilaian kritis terhadap disiplin ilmu modern; tingkat

perkembangannya di masa kini.

Page 24: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26966/1/MAYA... · KONSEP KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM MENURUTHASANLANGULUNG

17

g. Penilaian kritis terhadap khasanah Islam; tingkat perkembangannya

dewasa ini.

h. Survei permasalahan yang dihadapi umat Islam.

i. Survei permasalahan yang dihadapi umat manusia.

j. Analisa kreatif dan sintesa.

k. Penuangan kembali disiplin ilmu modern ke dalam kerangka Islam: .

buku-buku daras tingkat universitas.

I. Penyebarluasan ilmu yang telah dilslamiskan.12

Sedangkan al-Atlas menjelaskan secara konkrit bahwa upaya

Islamisasi ilmu pengetahuan dapat dilakukan dengan mengisolir unsur­

unsur dan konsep-konsep kunci yang membentuk peradaban Baral yang

dimiliki oleh pengetahuan modern saat ini terutama ilmu pengetahuan

humaniora. Dengan demikian, ilmu-ilmu alam, fisika dan aplikasinya

harus ditundukan dengan ajaran Islam, khususnya dalam fakta-fakta dan

formulasi teori-teori lainnya. Fakta dianggap tidak benar jika itu

bertentangan dengan pandangan hidup Islam.

Selanjutnya memasukkan unsur-unsur, konsep-konsep Islam dalam

setiap bidang dari ilmu pengetahuan modern yang relevan. Konsep-konsep

Islam yang harus menggantikan konsep-konsep barat tersebut adalah:

manusia, din, ilm dan ma 'rifah, hikmah, al-ad!', amal-adab, dan konsep

kulliyatjam 'iyah (universitas). 13

Jika kedua proses Islamisasi tersebut dilakukan, maka manusia akan

terbebas dari magic dan budaya yang bertentangan dengan Islam.

Islamisasi akan membebaskan manusia dari keraguan, dugaan, dan

argumentasi kosong menuju keyakinan akan kebenaran mengenai realitas

spiritual dan materi. Islamisasi akan membebaskan ilmu pengetahuan dari

ideologi, makna dan pernyataan-pernyataan sekuler.

Secara substansial, Islamisasi ilmu memiliki tujuan yang jelas yaitu

untuk meluruskan pemikiran-pemikiran orang Islam dari penyelewengan-

12 Ismail Raji Al-Faruqi, Is/amisasi I/mu ... , h. 99-115. 13 Mohammad Muchlis Solichin, Islamisasi Ihnu Pengetahuan danAplikasinya ... , h. 24.

Page 25: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26966/1/MAYA... · KONSEP KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM MENURUTHASANLANGULUNG

19

terdapat pula dalam bahasa Perancis "courir" artinya "to run" artinya

"berlari". Istilah ini digunakan untuk sejumlah "courses" atau mata

pelajaran yang harus ditempuh untuk mencapai gelar atau ijazah. 14 secara

tradisional kurikulum diartikan sebagai mata pelajaran yang diajarkan di

sekolah.

Sedangkan secara terminologis, kurikulum memiliki banyak arti,

menurut William B. Ragan, sebagaimana dikutip S. Nasution, berpendapat

bahwa kurikulum meliputi seluruh program dan kehidupan di sekolah ..

Kurikulum tidak hanya meliputi bahan pelajaran, tetapi seluruh kehidupan

di kelas.15

Secara sederhana kurikulum disebut sebagai program pendidikan untuk

sampai pada tujuan-tujuan pendidikan. Menu rut J .G Sailor pengertian

kurikulum adalah seperangkat bahan pelajaran, rumusan basil belajar,

penyediaan kesempatan belajar, kewajiban dan pengalaman peserta

didik. 16

Menurut Prof. Dr. Oemar Hamalik kurikulum adalah program

pendidikan yang disediakan oleh lembaga pendidikan (sekolah) bagi

siswa. Berdasarkan program pendidikan tersebut siswa melakukan

berbagai kegiatan belajar, sehingga mendorong perkembangan dan

pertumbuhannya sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. 17

Kurikulum merupakan salah satu komponen yang sangat penting

dalam pendidikan. Tanpa kurikulum, proses pendidikan tidak akan

berjalan mulus. Kurikulum diperlukan sebagai salah satu komponen untuk

menentukan tercapainya tujuan pendidikan. Di dalam kurikulum

terangkum berbagai kegiatan dan pola pengajaran yang dapat menentukan

arah proses pembelajaran.

14 Armai Arief, Pengantar I/mu Dan Metodologi Pendidikan Jsla1n, Jakarta: Ciputat Pers, 2002, Cet I, h 29.

15 S. Nasution, Asas-Asas Kurikulum, Jakmta: Bumi Aksara, 1995, Cet II, h. 5-6. 16 Choirul Fuad Yusuf (Ed), Kajian Peraturan dan Pe11rndang-undangan Pendidikan

Agama Pada Seka/ah, Jakarta: Pena Citasatria, 2008, Cet I, h 36. 17 Oemar Hamalik, Afanajemen Penge111bangan Kurikultnn, Bandung: PT Remaja ·

Rosdakarya, 2006, Cet I, h I 0.

Page 26: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26966/1/MAYA... · KONSEP KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM MENURUTHASANLANGULUNG

21

memikul tanggung jawab dan peranan yang diharapkan dalam

masyarakat. 19

Dalam kurikulum pendidikan Islam materi pelajaran harus

mencerminkan idealitas Qur'an yang tidak memilah-milah jenis disiplin

ilmu secara taksonomis dikotomik. Senada dengan ini pandangan al­

Farabi, Ibn Sina dan para ahli didik Ikhwanus Shofa menegaskan bahwa

kesempurnaan ajaran agama itu tidak akan tercapai kecuali dengan

menserasikan antara agama dan ilmu pengetahuan.20

Materi pelajaran yang tersusun dalam kurikulum pendidikan Islam itu

nilainya diukur berdasarkan keserasian antara iman (agama) dan ilmu.

pengetahuan (umum). Sebab keduanya terdapat hubungan fungsional yang

bersifat saling memperkokoh dan saling mempengaruhi, sehingga orang

yang makin bertambah ilmunya maka semakin kuat imannya, dan semakin

kuat imannya semakin terdorong pula untuk menambah ilmu.

Pandangan al-Ghazali terhadap kurikulum terkait dengan konsepnya

tentang ilmu pengetahuan, menurut beliau dalam menyusun kurikulum

pelajaran lebih memberikan perhatian khusus pada ilmu agama dan etika.

Ibnu Khaldun menjelaskan bahwa al-Qur'an merupakan dasar pengajaran

bagi seluruh kurikulum sekolah dinegeri Islam sebab al-Qur' an merupakan

syiar agama yang menguatkan aqidah dan meresapkan keimanan. Al­

Qur'an dan Sunnah sebagai sumber inspirasi memberikan gambaran.

tentang materi yang dapat dijadikan pedoman dalam pelaksanaan proses

kependidikan.21

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kurikulum

merupakan landasan yang digunakan pendidik untuk membimbing peserta

didiknya ke arah tujuan pendidikan yang diinginkan melalui akumulasi

sejumlah pengetahuan, keterampilan, dan sikap mental. Ini menunjukkan

19 Abudin Nata dan Fauzan, Pendidikan Da/am Perspektif Hadits, Jakarta: UIN Press, 2005, Cet I, h 182.

20 Abudin Nata, Pendidikan Da/am ... , h 183-184. 21 Abudin Nata, Pendidikan Da/am ... , h 191.

Page 27: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26966/1/MAYA... · KONSEP KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM MENURUTHASANLANGULUNG

22

bahwa proses kependidikan Islam harus mengacu pada konseptualisasi

manusia paripuma (baik sebagai khalifah maupun abd).

2. Fungsi Kurikulum dalam Pendidikan Islam

Kurikulum dipersiapkan dan dikembangkan untuk mencapai tujuan

pendidikan, yakni mempersiapkan peserta didik agar mereka dapat hidup

di masyarakat, tidak hanya menginternalisasi nilai atau hidup sesuai

dengan norma-norma masyarakat akan tetapi pendidikan juga harus berisi

tentang pemberian pengalaman agar anak dapat mengembangkan

kemampuannya sesuai dengan minat dan bakat mereka.

Orientasi kurikulum sebagai bahan ajar (subject matter) merupakan.

gambaran dari suatu kurikulum sebagai bahan untuk membentuk kerangka

isi materi (contents) untuk disampaikan dan dilatih kepada siswa. Dalam

konteks ini, kurikulmn berfungsi sebagai acuan untuk menentukkan bahan

ajar yang akan disampaikan dan dilatihkan kepada siswa dalam pencapaian

kompetensi yang telah direncanakan dan ditetapkan.22

Kurikulum juga sebagai seperangkat pengalaman, merupakan

gambaran bahwa kurikulum yang disusun dapat memberikan peluang

kepada siswa untuk melakukan pembelajaran atas dasar pengalaman

mereka (learning by experiences). Melalui pengalaman-pengalaman, siswa

akan dapat memperoleh banyak bentuk belajar dan dalam ha! ini guru

memposisikan diri sebagai fasilitator untuk mengeksplorasi pengalaman-.

pengalaman siswa tersebut.23

Dalam konteks ini, kurikulum berfungsi sebagai instrumen untuk

memberikan peluang kepada siwa untuk memulai pembelajaran atas dasar

pengalaman-pengalaman yang telah diperolehnya untuk kemudian

didiskusikan dengan teman-temannya dalam proses pembelajaran.

Kurikulum juga dianggap sebagai sebuah alat reproduksi budaya yang

merupakan gambaran bahwa dalam kurikulum hendaknya dapat memuat

22 Zurinal Z, llnzu Pendidikan, Pengantar dan Dasar-Dasar Pe/aksanaan Pendidikan, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006, h 87-88.

23 Zurinal Z, I/mu Pendidlkan. .. , h 88.

Page 28: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26966/1/MAYA... · KONSEP KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM MENURUTHASANLANGULUNG

25

Isi al-Qur' an mencakup seluruh dimensi manusia dan mampu

menyentuh seluruh potensi manusia, baik itu motivasi untuk

mempergunakan pancaindera dalam menafsirkan alam semesta bagi .

kepentingan formulasi lanjut pendidikan manusia, motivasi agar

manusia mempergunakan akalnya, dan motivasi agar manusia

mempergunakan hatinya untuk mampu mentransfer nilai-nilai

pendidikan Ilahiah.

Dasar pendidikan Islam kedua adalah Hadits. Eksistensi Hadits

merupakan sumber inspirasi ilmu pengetahuan yang berisikan

keputusan dan penjelasan Nabi dari pesan-pesan Ilahiah yang tidak

terdapat dalam al-Qur' an, maupun yang terdapat dalam al-Qur' an, tapi

masih membutuhkan penjelasan lebih lanjut secara terperinci.26

Proses pendidikan Islam yang ditunjukkan Nabi Muhammad SAW.

merupakan bentuk pelaksanaan pendidikan yang bersifat fleksibel dan .

universal, sesuai dengan potensi yang dimiliki peserta didik, kebiasaan

(adat istiadat) masyarakat, serta kondisi alam di mana proses

pendidikan tersebut berlangsung dengan dibalut oleh pilar-pilar akidah

Islamiah.

Sementara sumber-sumber lainnya yang sering digolongkan oleh

para ahli seperti ijma', qiyas, kepentingan umum, dan yang dianggap

baik (ihtihsan), adalah merupakan penjabaran dari kedua sumber

diatas. Pembentukan kurikulum pendidikan Islam harus diletakkan

pada apa yang telah digariskan oleh sumber-sumber tersebut dalam

rangka menciptakan manusia yang bertaqwa sebagai abd' dan tegar

sebagai khalifah Allah dimuka bumi.

Pendidikan yang berdasar pada agama Islam haruslah berusaha

agar kurikulumnya dapat menolong pelajar-pelajarnya untuk membina

iman yang kuat dan sehat kepada Allah, rasul-rasul, malaikat, kitab­

kitab, qadha dan qadar, hari akhirat dan apa yang terkandung di

26 Samsul Nizar, Dasar-Dasar Pen1ikiran ... , h 98.

Page 29: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26966/1/MAYA... · KONSEP KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM MENURUTHASANLANGULUNG

26

dalamnya termasuk kebangkitan, penghimpunan, perkiraan dan

pembalasan.27

Dengan landasan agama in, kurikulum diharapkan dapat menolong

siswa untuk teguh terhadap ajaran agama, berakhlak mulia dan ·

melengkapinya dengan ilmu yang bermanfaat di dunia dan di akhirat.

b. Landasan Falsafah dalam Pengembangan Kurikulum

Filsafat sebagai Iandasan pengembangan kurikulum dan sebagai

suatu landasan fundamental, filsafat memegang peranan penting dalam

parses pengembangan kurikulum. Ada empat fungsi filsafat dalam

proses pengembangan kurikulum. Pertama, filsafat dapat menentukan

arah dan tujuan pendidikan. Dengan filsafat sebagai pandangan hidup

atau value system, maka dapat ditentukan hendak dibawa kemana

siswa yang dididik itu. Kedua, filsafat dapat menentukan isi atau

materi pelajaran yang harus diberikan sesuai dengan tujuan yang ingin.

dicapai. Ketiga, filsafat dapat menentukan strategi atau cara

pencapaian tujuan. Filsafat sebagai sistem nilai dapat dijadikan

pedoman dalam merancang kegiatan pembelajaran. Keempat, melalui

filsafat dapat ditentukan bagaimana menentukan tolak ukur

keberhasilan proses pendidikan.28

Kurikulum pada hakikatnya berfungsi untuk mempersiapkan

anggota masyarakat yang dapat mempertahankan, mengembangkan

dan dapat hidup dalam sistem nilai masyarakatnya sendiri, oleh sebab

itu dalam proses pengembangan kurikulum harus mencerminkan

sistem nilai masyarakat.

Jadi, asas filosofis berkenaan dengan tujuan pendidikan yang .

sesuai dengan filsafat negara. Perbedaan filsafat suatu negara

menimbulkan implikasi yang berbeda di dalam merumuskan tujuan

pendidikan, menentukan bahan pelajaran dan tata cara mengajarkan,

27 Omar Mohammad Al-Toumy Al-Syaibany, Fa/sq/ah Pendidikan Islam, Alih Bahasa: DR. Hasan Langgulung, Jakarta: Bulan Bintang, 1979), h. 524.

28 Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembe/ajaran, (Jakarta: Kencana, 2008), h 43.

Page 30: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26966/1/MAYA... · KONSEP KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM MENURUTHASANLANGULUNG

27

serta menentukan cara-cara evaluasi yang ditempuh. Di Indonesia,

penyusunan, pengembangan, dan pelaksanaan kurikulum harus

memperhatikan Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, dan Garis­

Garis Besar Haluan Negara sebagai landasan filosofis negara.

c. Landasan Psikologis dalam Pengembangan Kurikulum

Imam Ghazzali adalah salah seorang di antara pendidik-pendidik

Islam yang sangat memberatkan pengkajian terhadap spikologi pelajar,

ciri-ciri psikologinya, dan perlunya menaruh perhatian pada

perbedaan-perbedaan perseorangan di kalangan murid-murid.29

Pada dasarnya, terdapat dua bidang psikologi yang mendasari

pengembangan kurikulum yaitu psikologi perkembangan dan psikologi

belajar. Psikologi perkembangan merupakan ilmu yang mempelajari

tentang perilaku individu berkenaan dengan perkembangannya. Dalam

psikologi perkembangan mengkaji tentang hakikat perkembangan,

pentahapan perkembangan, aspek-aspek perkembangan, tugas-tugas.

perkembangan individu, serta ha! lainnya yang berhubungan dengan

k b . ct• •ct 30 per em angan m 1v1 u.

Sedangkan psikologi belajar merupakan ilmu yang mempelajari

tentang perilaku individu dalam konteks belajar. Psikologi belajar

mengkaji tentang hakikat belajar dan teori-teori belajar, serta berbagai

aspek perilaku individu lainnya dalam belajar yang semuanya dapat

dijadikan sebagai bahan pertimbangan sekaligus mendasari

pengembangan kurikulum.31

Sekolah didirikan untuk anak, untuk kepentingan anak, yakni

menciptakan situasi-situasi yang memungkinkan anak dapat belajar

mengembangkan bakatnya. Selama berabad-abad, anak tidak.

dipandang sebagai manusia yang lain daripada orang dewasa. Hal ini

29 Omar Mohammad Al-Toumy Al-Syaibany, Fa/safah Pendidikan .. ., h. 513.

30 Latifah, Kurikulum Pendidikan Islam, dalam Jurnal Lektur, Vol. 13, No. 2 Desember 2007, h. 244

31 Latifah, Kurikulum Pendidikan .. ., h. 244.

Page 31: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26966/1/MAYA... · KONSEP KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM MENURUTHASANLANGULUNG

29

maupun potensi yang dimilikinya sesuai dengan tahapan

perkembangannya.

Kurikulum merupakan pedoman bagi guru dalam mengantar anak

didik sesuai dengan harapan dan tujuan pendidikan. Pemahaman

tentang anak bagi seorang pengembang kurikulum sangatlah penting.

Dengan demikian, kurikulum harus memperhatikan kondisi psikologi

perkembangan anak dan psikologi belajar anak.

d. Landasan Sosial dalam Pengembangan Kurikulum

Pendidikan merupakan usaha mempersiapkan peserta didik untuk

te1jun ke lingkungan masyarakat. Pendidikan bukan hanya untuk

pendidikan semata, namun memberikan bekal pengetahuan,

keterampilan serta nilai-nilai untuk hidup, bekerja dan mencapai

perkembangan lebih lanjut di masyarakat.

Peserta didik berasal dari masyarakat, mendapatkan pendidikan

baik formal maupun informal dalam lingkungan masyarakat dan

diarahkan bagi kehidupan masyarakat pula. Kehidupan masyarakat,

dengan segala karakteristik dan kekayaan budayanya menjadi landasan.

dan sekaligus acuan bagi pendidikan. Oleh sebab itu, di situ ia harus

memenuhi tugas-tugas yang harus dilakukannya dengan penuh

tanggung jawab, baik sebagai anak maupun sebagai orang dewasa

kelak. Ia banyak menerima jasa dari masyarakat dan ia sebaliknya

harus menyumbangkan baktinya bagi kemajuan masyarakat.

Sekolah berfungsi untuk mempersiapkan anak didik agar mereka

dapat berperan aktif di masyarakat. Oleh karena itu, kurikulum sebagai

alat dan pedoman dalam proses pendidikan di sekolah harus relevan

dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat. Sekolah tidak hanya

berfungsi sebagai dalam mewarisi kebudayaan dan nilai-nilai

Page 32: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26966/1/MAYA... · KONSEP KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM MENURUTHASANLANGULUNG

30

masyarakat, tapi juga mempersiapkan anak didik dalam kehidupan

masyarakat.33

Tiap masyarakat mempunyai norma-norma, adat kebiasaan yang

harus dikenal dan diwujudkan anak dalam pribadinya, lalu

dinyatakannya dalam kelakuan. Tiap masyarakat berlainan corak nilai­

nilai yang dianutnya. Tiap anak akan berbeda latar belakang

kebudayaanya. Perbedaan ini harus dipertimbangkan dalam kurikulum.

Selain itu, perubahan masyarakat akibat perkembangan iptek .

merupakan faktor yang benar-benar harus dipe1timbangkan dalam

pengembangan kurikulum. Karena masyarakat merupakan faktor

penting dalam pengembangan kurikulum, masyarakat dijadikan salah

satu asas.

Tugas kurikulum berdasar pada landasan sosial adalah menuntun

anak agar turut serta dalam proses pemasyarakatan (socialization),

membantu mereka beradaptasi di tempat mereka hidup, mendapatkan

kebiasaan dan sikap yang baik pada masyarakatnya dan cara berfikir

dan tingkah laku yang diinginkan, sikap kerjasama dan menghargai

tanggungjawab dan kesediaan berkorban demi membela akidah, tanah

air.34

Sehubungan dengan landasan sosial dalam pengembangan

kurikulum, maka dalam hal ini para pengembang kurikulum

hendaknya melaksanakan hal-hal berikut: pertama, mempelajari dan

memahami kebutuhan-kebutuhan masyarakat yang selalu berkembang

mengikuti tuntutan zaman. Kedua, menganalisis budaya masyarakat

tempat sekolah berada. Ketiga, menganalisis kekuatan serta potensi­

potensi daerah. Keempat, menganalisis syarat dan tuntutan tenaga

kerja. Kelima, menginterpretasi kebutuhan individu dalam rangka

kepentingan masyarakat.35

33 Wina Sanjaya, Kurikulun1 dan Penibelajaran .. ., h 55. 34 Omar Mohammad Al-Toumy Al-Syaibany, Falsafah Pendidikan ... , h. 53 l. 35 Wina Sanjaya, Kurik·ulznn dan ... ,h 42-55.

Page 33: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26966/1/MAYA... · KONSEP KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM MENURUTHASANLANGULUNG

31

e. Landasan Organisatoris

Secara umum tujuan landasan orgnisatoris yakni memberikan

gambaran tentang bagaimana suatu kurikulum disusun dan sejauh

mana cakupannya.36 Secara akademik, organisasi kurikulum

dikembangkan dalam bentuk-bentuk organisasi sebagai berkut:

I) Kurikulum memusat pelajaran (subject centered curriculum) yaitu

kurikulum yang terdiri dari mata pelajaran terpisah antara satu

dengan yang lain.

2) Kurikulum korelasi/kurikulum meluas (correlated curriculum)·

adalah suatu bentuk kurikulum yang menunjukkan adanya suatu

hubungan antara satu mata pelajaran dengan mata pelajaran

lainnya, tetapi tetap memperhatikan ciri/karakteristik tiap bidang

studi tersebut.

3) Kurikulum terintegrasi (integrated curriculum) yaitu kurikulum

yang meniadakan batas-batas antara berbagai mata pelajaran dalam

bentuk unit atau keselurihan.

4) Kurikulum memusat pada masyarakat (community centered

curriculum) yaitu kurikulum yang mengutamakan antara hubungan

sekolah dengan masyarakat.

5) Kurikulum inti (core curriculum) yaitu bagian dari seluruh.

program penidikan yang dianggap penting, fundamental dan

esensial, dan harus diberikan anak didik agar menjadi warga negara

yang berguna serta efektif.37

4. Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum dalam Pendidikan Islam

Pendidikan Islam dibangun atas dasar pemikiran yang Islami, bertolak

dari pandangan hidup dan pandangan tentang manusia, serta diarahkan

kepada tujuan pendidikan yang dilandasi kaidah-kaidah Islam. Pemikiran

36 Malik TvfTT. Inovasi Kurikulzun Berbasis Loka/ di Pondok Pesantren. (Jakarta: Departemen Agama, 2008), h. 34.

37 Iskandar Wiryokusurno dan Usman Mulyadi, Dasar-Dasar Penge111bangan Kuriku/zun, Jakarta: PT Bina Aksara, 1988, Cet I, h. 62-63.

Page 34: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26966/1/MAYA... · KONSEP KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM MENURUTHASANLANGULUNG

32

tersebut pada akhimya akan melahirkan kurikulum yang khas Islami.

Menurut Abdurrahman al-Nahlawi kurikulum pendidikan Islam mengacu

pada prinsip-prinsip sebagai berikut:

Pertama, kurikulum merupakan rel-nya pendidikan untuk membawa

siswa agar dapat hidup sesuai dengan nilai-nilai yang ada di masyarakat

serta membekali siswa baik dalam bidang pengetahuan, sikap maupun

keterampilan sesuai dengan tuntutan dan harapan masyarakat. Oleh sebab

itu, sistem dan pengembangan kurikulum hendaknya memperhatikan fitrah

manusia, agar tetap berada dalam kesuciannya dan tidak menyimpang.

Kedua, Kurikulum perlu disusun secara bertahap mengikuti ·

periodesasi perkembangan peserta didik. Perlu juga disusun kurikulum

khusus berdasarkan perbedaan jenis kelamin (wanita dan pria) mengingat

adanya perbedaan peranan dan tugas masing-masing dalam kehidupan

sosial. Dalam penyusunan materi pelajaran perlu diperhatikan

kesinambungan dan sating keterkaitan antara materi pelajaran pada

berbagai jenjang dan jenis program pendidikan. Prinsip ini berfungsi untuk

menjaga agar tidak ada pengulangan materi pelajaran yang memungkinkan

program pengajaran tidak berjalan efektif dan efisien, dan juga untuk

menunjang keberhasilan siswa dalam menguasai materi pelajaran pada

jenjang pendidikan tertentu.

Ketiga, Kurikulum hendaknya memperhatikan kepentingan nyata .

masyarakat seperti kesehatan, keamanan, administrasi, dan pendidikan.

Kurikulum hendaknya pula disesuaikan dengan kondisi dan liungkungan,

seperti iklim dan kondisi alam yang memungkinkan adanya perbedaan

pola kehidupan: agraris, industrial, dan komersial.

Keempat, kurikulum hendaknya terstruktur dan terorganisasi secara

integral. Hubungan antar bidang studi, bahasan pokok, dan jenjang

pendidikan dijalin dengan satu "benang merah" yang mengacu kepada

tujuan akhir pendidikan Islam, serta bersumber pada satu dasar pandangan

bahwa seluruh alam adalah milik Allah dan seluruh manusia adalah

Page 35: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26966/1/MAYA... · KONSEP KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM MENURUTHASANLANGULUNG

33

hamba-hamba-Nya yang hidup sesuai dengan kehendak dan menurut

syariat-Nya.

Ke/ima, metode pendidikan yang merupakan salah satu komponen

kurikulum itu hendaknya fleksibel. Fleksibel berarti tidak kaku, ada ruang

gerak yang memberikan sedikit kebebasan di dalam bertindak. Di dalam

kurikulum, fleksibelitas tidak hanya mencakup metode pendidikan, tapi

juga mencakup fleksibelitas murid di dalam memilih program pendidikan

dan fleksibilitas bagi guru dalam pengembangan program pengajaran.

Prinsip fleksibelitas memilki dua sisi, (!) fleksibel bagi guru, kurikulum

harus memberikan ruang gerak bagi guru untuk mengembangkan program

pengajarannya sesuai dengan kondisi yang ada. (2) fleksibel bagi siswa, ·

kurikulum harus menyediakan berbagai kumungkinan program pilihan

sesuai dengan bakat dan minat siswa.

Keenam, Kurikulum hendaknya memperhatikan tingkat perkembangan

peserta didik, baik fisik, emosioanl, ataupun intelektualnya; serta berbagai

yang dihadapi dalam setiap tingkat perkembangan seperti pertumbuhan

bahasa, kematangan sosial, dan kesiapan religiusitas.

Ketzljuh, Kurikulum hendaknya memperhatikan aspek-aspek tingkah

laku amaliah Islami yang mengejawantahkan segala rukun, syi 'ar, dan

etika Islam baik dakehidupan individual maupun dalam hubungan sosial

peserta didik.38

5. Rancangan Ideal Sebuah Kurikulum

Kurikulum merupakan rancangan pengajaran yang isinya mencakup

sejumlah aspek mata pelajm·an yang diusun secara sistematis dan

diperuntukan bagi suatu proses kegiatan pembelajaran. pada dasarnya

kurikulum merupakan suatu refleksi dari kebudayaan dimana kurikulum

itu berada, sehingga ketika sebuah kurikulum digelar maka diharapkan

dapat menjawab sebagian besar permasalahan yang dihadapinya.

38 Hery Neer Aly, Jlmu Pendidikan .. ., h 164-165.

Page 36: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26966/1/MAYA... · KONSEP KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM MENURUTHASANLANGULUNG

34

Sesuai dengan hakikat kurikulum Pendidikan Islam, maka rancangan ·

kurikulum Pendidikan Islam yang ideal itu adalah mencakup seluruh

aspek-aspek yang terdapat dalam kurikulum Pendidikan Islam, yang setiap

aspeknya dikaitkan dengan nilai-nilai Islam.39

Di dalam setiap bidang keilmuan dirumuskan upaya pengintegrasian

yang menyatu antara ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu umum. Penyatuan

itu tidak hanya mencakup dengan memasukkan mata pelajaran agama Ice

sekolah-sekolah umum dan mata pelajaran umum ke pesantren dan

madrasah. Akan tetapi, yang tidak kalah pentingnya adalah rancangan dari

keduajenis ilmu itu agar ada saling keterkaitannya.40

Misalnya dalam pelajaran Sains/IP A membahas tentang pengaruh zat

adiktif dan psikotropika, seorang guru tidak hanya fokus membahas dari ·

satu sudut keilmuan saja, akan tetapi seorang guru dapat

mengintegrasikannya dengan pelajaran agama, bahwa zat tersebut

merupakan makanan dan minuman yang haram untuk dikonsumsi.

Demikian dengan mata pelajaran yang lainnya, dengan

mengintegrasikannya dengan berbagai bidang ilmu siswa akan berfikir

secara holistik atau menyeluruh, sehingga dapat menganalisa masalah dari

berbagai sudut pandang dan dapat dengan mudah mencari solusinya.

Adapun upaya-upaya yang dapat dilakukan yaitu:

a. Merancang keterkaitan ilmu-ilmu agama dan umum. Materi pelajaran

agama tidak hanya berdiri sendiri, dari materi ilmu-ilmu agama dapat

dikaitkan dengan ilmu sosial, humainora, dan ilmu-ilmu kealaman.

b. Merancang nilai-nilai Islami pada setiap mata pelajaran. Adanya

keterkaitan ilmu-ilmu tersebut dengan nilai-nilai Islam. Di dalam

mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu dengan ajaran Islam, dapat

dilakukan dengan cara :

I) Dengan mengimplikasikan nilai-nilai Islam ke dalam setiap mata

pelajaran.

39 Haidar Putra Daulay, Pendidikan Islam ... , h 158. 40 Haidar Putra Daulay, Pendidikan Islam ... , h 158.

Page 37: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26966/1/MAYA... · KONSEP KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM MENURUTHASANLANGULUNG

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Latar Penelitian (Biografi Tokoh)

Dalam latar penelitian ini penulis mengangkat dan menjelaskan tokoh ·

yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Hasan Langgulung.

1. Riwayat Hidup Dan Riwayat Pendidikan

Hasan Langgulung di sini adalah putra kelahiran Rappang, Sulawesi

Selatan, Indonesia pada Tanggal 16 Oktober 1934.1 Prof Hasan

Langgulung meninggal dunia pada usia 73 tahun, di Kuala Lumpur pada

Sabtu Juli 2008 Pukul 19.47 waktu setempat.

Hasan memulai sekolah formal di sekolah dasar di desa kelahirannya

(Rappang). Kemudian beliau melanjutkan pendidikannya di sekolah

menengah pertama dan sekolah menengah Islam di Ujung Pandang pada

tahun 1942-1952. setelah menyelesaikan pendidikannya di Ujung

Pandang, beliau meneruskan studinya ke sekolah guru Islam Atas, juga di ·

Ujung Pandang pada tahun 1952-1955 dan B.l. di Ujung Pandang tahun

1957-1062.

Kemudian Hasan melanjutkan studi di Ein Syam University, Cairo

tahun 1963-1964 untuk mendapatkan gelar Diploma of Education. Pada

tahun yang sama ia juga memperoleh gelar Diploma dalam Bahasa Arab

modern dari Institut of Higher Arab Studies, Arab League (Cairo). Ia

1 Ramayulis dan Nizar Samsul, Ensiklopedi Tokoh Pendidikan Islam, Mengenal Tokoh Pendidikan Di Dunia Islam Dan Indonesia, (Ciputat: Quantum Teaching, 2005), Cet I, h. 157,

Page 38: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26966/1/MAYA... · KONSEP KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM MENURUTHASANLANGULUNG

37

kemudian melanjutkan studi pada program Pasca Sarjana di Ein Syam

University, Cairo pada tahun 1967 dan memperoleh gelar M.A dalam

bidang Psikologi dan Mental Hygiene. Pada tahun 1971, ia memperoleh

gelar Ph.D dalam bidang Psikologi dari University of Georgia, Amerika

Serikat.

Hasan Langgulung pernah mengajar di Universiti Kebangsaan

Malaysia sebagai profesor senior selama beberapa tahun dan mengajar di

Universiti Islam Antar Bangsa Kuala Lumpur, Malaysia. Juga sebagai

Profesor senior pada tahun 2002. Beliau mendapatkan penghargaan

profesor agung (Royal Profesor) pada tahun 2002 di Kuala Lumpur, oleh

masyarakat akademik dunia.2

Hasan langgulung telah menghadiri persidangan dan konferensi­

konferensi di dalam dan di luar negeri seperti Amerika Serikat, Eropa, ·

Timur Tengah, Jepang, Australia, Fiji, selain dari negara-negara ASEAN

sendiri.3

2. Penghargaan

Nama Hasan Langgulung tercatat dalam buku-buku penghargaan,

antara lain:

a. Directry of American Psychological Association.

b. Who Is Waho Jn Malaysia.

c. International Who's Whe Of Intellectuals.

d. Who's Who In The World

e. Directory Of Cross-Cultural Research And Researchers.

f Directory Of International Biography.

g. Men Of Achievement.

h. The international register profiles

i. Who's who in the commonwealth.

j. The international book of honour.

2 Diambil dari Tentang Penulis, dalam buku Pera/ihan Paradig111a Da/am Pendidikan Islam dan Sains Sosial, (Jakmta: Gaya Media Pratama, 2002), Cet I, h 299.

3 Diambil dari Tentang Penulis, dalam buku Pendidikan dan Peradaban Islam, (Jakarta: Pustaka Al-Husna, I 985), Cet Ke-III, h.249.

Page 39: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26966/1/MAYA... · KONSEP KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM MENURUTHASANLANGULUNG

38

k. Directory of american educational research association.

l. Asia's who's who of men and women of achievement and

distinction.

m. Community leaders of the world.

n. Progressive personalities in profile. 4

3. Karya-Karyanya

Selama hidupnya, Hasan telah menulis 32 buku mengenai pendidikan

dalam berbagai bahasa antara lain Inggris, Indonesia, dan Melayu. Bahkan

beberapa di antaranya diterjemahkan kembali ke dalam bahasa lain seperti

Filipina.

Hasan langgulung juga tel ah memberikan buah karya berupa tesis yang

berjudul Al-Murahiq Al-Jndonesi : Jttijahatuh Wa Daljat Tawafuq'

Jndahu. Tesis M.A. Ein Syam University, Cairo, pada tahun 1967.

Disertasinya berjudul A Cross-Cultural Study Of The Child Conception Of

Situational Causality In India, Western Samoa, Mexico And The United

States, Disertasi Ph.D., University Of Georgia, AS, tahun 1971.

B. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan

penelitian kualitatif. Penelitian ini menghasilkan prosedur analisis yang tidak

menggunakan prosedur analisis statistik atau cara kuantifikasi lainnya.

Penelitian kualitatif didasarkan pada upaya membangun pandangan yang

diteliti secara rinci, dibentuk dengan kata-kata dan digambarkan secara

holistik.

Menurut Jane Richi, penelitian kualitatif adalah upaya untuk menyajikan.

dunia sosial dan perspektifnya di dalam dunia dari segi konsep, perilaku,

persepsi dan persoalan tentang manusia yang diteliti. Dari definisi tersebut

4 Diambil dari Tentang Penulis, dalam buku Asas-Asas Pendidikan Islam, (Jakarta: Pustaka Al-Husna, 2008), Cet Ke-VI, h. 413.

Page 40: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26966/1/MAYA... · KONSEP KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM MENURUTHASANLANGULUNG

39

tergambar bahwa peranan penting dari apa yang seharusnya diteliti yaitu

konsep, perilaku, persepsi dan persoalan tentang manusia yang diteliti.5

Adapun maksud dan tujuan dari penelitian kualitatif ini yaitu untuk

mendeskripsikan pemikiran Hasan Langgulung berdasarkan konteks yang·

relevan dengan kondisi sosial dan latar belakang keilmuan secara holistik

sehingga diperoleh pemahaman mendalam dan bermakna.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua pendekatan yaitu

pendekatan filosofis dan pendekatan sosiologis.

I. Pendekatan Filosofis

Berdasarkan pendekatan filosofis, Pendidikan Islam diartikan sebagai

studi proses tentang kependidikan yang didasari dengan nilai-nilai ajaran

Islam. Konsepsi filosofis bersumberkan kitab suci al-Qur'an dan Sunnah

Nabi Muhammad saw. Pendekatan ini memandang bahwa manusia adalah

makhluk rasional sehingga segala sesuatu yang menyangkut

pengembangannya didasarkan pada sejauh mana pengembangan berfikir ·

dapat dikembangkan.6

Filsafat memegang peranan penting dalam pengembangan kurikulum.

Dalam pengembangan kurikulum senantiasa berpijak pada aliran-aliran

filsafat tertentu seperti yang dikemukakan oleh Hasan Langgulung, yang

akan mewarnai konsep dan implementasi kurikulum yang dikembangkan.

Pendekatan filosofis ini berfungsi memberikan arah agar teori yang

pendidikan yang telah dikembangkan oleh Hasan Langgulung mempunyai

relevansi dengan kehidupan nyata. Pandangan filosofis yang telah

dikembangkan tersebut bisa diterapkan dalam pratek kependidikan sesuai

dengan kenyataan dan kebutuhan hidup yang juga berkembang dalam

masyarakat.

Alasan penulis menggunakan pendekatan ini, bahwa pada hakikatnya

tidak semua masalah kependidikan dapat dipecahkan dengan

5 Lexy, J. Moleong, Metodo/ogi Penelilian Kua/itatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), Cet 22, h. 6.

6 Armai Arief, Pengantar I/mu Dan Metodologi Pendidikan Islam. (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), Cet I, h. I 00.

Page 41: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26966/1/MAYA... · KONSEP KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM MENURUTHASANLANGULUNG

40

menggunakan metode ilmiah semata-mata. Banyak di antara masalah­

masalah kependidikan tersebut yang merupakan pertanyaan-pertanyaan

filosofis, yang memerlukan pendekatan filosofis pula dalam

pemecahannya.

Oleh karena analisa filsafat terhadap masalah-masalah kependidikan ·

dengan berbagai cara pendekatannya, akan dapat menghasilkan

pandangan-pandangan tertentu mengenai masalah-masalah kependidikan

tersebut, dan atas dasar itu bisa disusun secara sistematis teori-teori

pendidikan.

2. Pendekatan Sosiologis

Sosiologi adalah suatu ilmu yang menggambarkan tentang keadaan

masyarakat lengkap dengan struktur lapisan serta gejala sosial lainnya

yang saling berkaitan. Dengan ilmu ini sesuatu fenomena sosial dapat

dianalisis dengan faktor-faktor yang mendorong terjadinya hubungan,

mobilitas sosial serta keyakinan-keyakinan yang mendasari terjadinya

proses tersebut.

Selanjutnya sosiologi dapat digunakan sebagai salah satu pendekatan

dalam memahami pendidikan. Dalam proses pendidikan itu sendiri guru

dan murid berada dalam lingkup sosial yang selalu diarahkan pada

pembelajaran yang memberikan dampak positif bagi masyarakat dan

bermanfaat bagi kehidupan individu tersebut.

Dengan pendekatan sosiologi ini, penulis banyak melihat gejala sosial

yang terjadi di lingkungan masyarakat, serta berupaya menemukan

pemecahan melalui pemikiran Hasan Langgulung, karena banyak sekali

konsep pendidikan beliau yang berkaitan dengan masalah sosial.

C. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam pencarian data adalah penelitian

kepustakaan (library research) dengan membaca karya-karya Hasan

Langgulung sendiri sebagai data primer, buku-buku, majalah, dokumen,

catatan, serta jurnal sebagai data sekunder.

Page 42: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26966/1/MAYA... · KONSEP KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM MENURUTHASANLANGULUNG

41

Dalam memaparkan analisa isi, penulis menggunakan metode sinkronik

yaitu metode pemahaman konsep dari tokoh yang diteliti sambil mencari

kesamaan-kesamaan dengan kondisi realitas dan keadaan situasi lingkungan

sosial-kultural yang mempengaruhi pemikiran sang tokoh.

Adapun model analisis yang digunakan dalam Penelitian kualitatif ini,

penulis menggunakan analisis data secara deskriptif, yakni metode yang·

memberikan gambaran dan paparan konsep dengan berfikir rasional dan

reflektif. Pendekatan ini diharapkan dapat menghasilkan informasi yang

menjelaskan latar belakang munculnya konsepsi tersebut dan menjelaskan

pemikiran Hasan Langgulung secara mendalam.

D. Somber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua sumber

data, yaitu primer dan sekunder. Sumber data primer berupa buku inti yaitu

buku-buku karya Hasan Langgulung diantaranya:

I. Asas-asas Pendidikan Islam

2. Peralihan Paradigma Dalam Pendidikan Islam dan Sains Sosial,

3. Pendidikan Dan Peradaban Islam Suatu Analisa Sosio-Psikologi,

4. Manusia dan Pendidikan Suatu Analisa Psikologi dan Pendidikan dan

5. Pendidikan Islam Menghadapi Abad Ke-21.

6. Beberapa Pemikiran Tentang Pendidikan Islam.

Selain itu, penulis juga mengacu pada tulisan-tulisan yang masih relevan

mengenai Hasan Langgulung diantaranya:

I. Skripsi yang ditulis Anwar yang berjudul konsep pendidikan anak menurut

pemikiran Hasan Langgulung (analisa ilmu Pendidikan Islam).

2. Jurnal yang ditulis Departemen Agama Badan Litbang dan Diklat Balai

Penelitian dan Pengembangan Agama yang berjudul Perkembangan

Pemikiran Pendidikan Islam: Pada Era Global dan Modern.

3. Jurnal yang ditulis Latifah yang berjudul Kurikulum Pendidikan Islam.

Sedangkan data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah

bahan-bahan tertulis seperti manuskrip, laporan, dan buku-buku pendidikan

Page 43: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26966/1/MAYA... · KONSEP KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM MENURUTHASANLANGULUNG

42

yang mendukung dan memperkuat satuan bahasan. Bahan terebut kemudian di

tela' ah, di kategorisasikan, di hubungkan antara satu dengan lain ya, di analisis

secara deskriptif kemudian di simpulkan.

E. Tekhnik Pengumpulan Data

Tekhnik pengumpulan data yang digunakan dalam tulisan ini adalah study

literatur (book survey), yakni mengumpulkan bahan-bahan yang terkait dan.

melakukan pengmatan secara longitudinal terhadap masalah-masalah

pendidikan. Adapun langkah-langkah yang ditempuh penulis dalam tekhnik

pengumpulan data ini adalah:

I. Mengumpulkan/inventarisasi, mencatat dan mengutip data-data yang

berkaitan dengan masalah yang akan diteliti, dengan mengambil dari

beberapa sumber buku yang saling berkaitan.

2. Menyusun data menjadi satuan bahasan.

3. Menganalisis data-data dari sumber tersebut yakni dengan cara

mengelompokkan data berdasarkan jenisnya.

F. Teknik pengolahan data

Setelah melalui tahap pengumpulan data, selanjutnya dilakukan

pengolahan data, sehingga data yang diperoleh dapat digunakan untuk

menganalisis permasalahan yang akan diteliti. Dalam menganalisis data,

digunakan metode analisis isi (content analyzing) yaitu menarik kesimpulan

dalam usaha menemukan karakteristik pesan yang dilakukan secara obyektif

dan sistematis. Metode ini dimaksudkan untuk menganalisis makna yang

terkandung dalam pemikiran kurikulum Hasan Langgulung dan isi yang

terkandung dalam pemikiran ini, kemudian dikelompokkan melalui tahap

identifikasi, klasifikasi, dan kategorisasi, kemudian dilanjutkan dengan

interpretasi.

Menurut Bogdan & Biklen, analisis data kualitatif adalah suatu upaya

yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data,

memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensistensiskannya,

Page 44: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26966/1/MAYA... · KONSEP KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM MENURUTHASANLANGULUNG

43.

mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang

dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceriterakan kepada orang lain.7

Adapun langkah-langkah pengolahan data yang digunakan penulis yaitu

melalui tahap-tahap sebagai berikut:

I. Pemeriksaan data

Data yang terkumpul diperiksa kembali apakah masih terdapat kekurangan

atau ada yang tidak cocok dengan masalah penelitian.

2. Klasifikasi data

Klasifikasi data dilalrnkan dengan cara mengelompokkan data sesuai

dengan pokok bahasan agar mempermudah dalam menganalisa.

3. Penyusunan data

Penyusunan data dilakukan dengan cara menyusun dan menempatkan data

pada setiap pokok bahasan secara sistematis sehingga memudahkan

menganalisis permasalahan.

G. Metode Pen ulisan

Teknik penulisan yang dugunakan dalam penulisan skripsi ini ialah

dengan mengacu pada buku pedoman penulisan skripsi Fakultas Ilamu

Tarbiyah dan Keguruan UIN SyarifHidayatullah Jakarta 2007.

7 Lexy, J. Moleong, Metodologi Penelition ... , h. 248.

Page 45: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26966/1/MAYA... · KONSEP KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM MENURUTHASANLANGULUNG

BAB IV

KONSEP ISLAMISASI ILMU DALAM KURIKULUM PENDIDIKAN

ISLAM MENURUT HASAN LANGGULUNG

A. Islamisasi Ilmu

1. Islam dan Ilmu Pengetahuan

Secara bahasa, istilah ilmu pengetahuan memiliki kesamaan arti

dengan ilmu, pengetahuan, al- 'ilm, dan sains. Keempat istilah itu memiliki

makna dan maksud yang sama, sehingga istilah tersebut bebas digunakan

dalam wacana keilmiahan tanpa dikaitkan dengan konotasi-konotasi

pemahaman yang spesifik dan tertentu. 1

Menurut Imam Al-Nawawi ilmu adalah keyakinan yang kuat, tetap dan

sesuai dengan realita. Bisa juga berarti sifat yang membuat perbedaan

tanpa kritik. Atau, ilmu adalah tercapainya bentuk sesuatu dalam aka!.2

Hasan Langgulung menegaskan bahwa ilmu pengetahuan adalah suatu

yang dapat diperoleh manusia baik yang bersumber dari wahyu maupun

yang diperoleh berdasarkan usaha manusia.3

Konsep ilmu pengetahuan Hasan Langgulung, sejalan dengan

pemyataan dalam Konferensi Intemasional tentang Pendidikan Islam

tahun 1980 membuat rekomendasi bahwa semua pengetahuan datang dari

1 Mujamil Qomar, Epistemologi Pendidikan Islam Dari Metode Rasional Hingga Metode Kritk, (Jakarta: Erlangga, 2005), h. 104.

2 Abu Fatiyah Al-Adnani, Agenda Al-Mizan, (Solo: Tim Pustaka Amanah, 2002) Cet Ke-1, h. 11.

Page 46: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26966/1/MAYA... · KONSEP KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM MENURUTHASANLANGULUNG

ILMU

45

Allah. Sebagian diwahyukan kepada orang yang dipilihnya, sebagian lain

diperoleh manusia dengan menggunakan indera, akal, dan hatinya.

Pengetahuan yang diwahyukan mempunyai kebenaran yang absolut,

sedangkan pengetahuan yang diperoleh, kebenarannya tidak mutlak.4

Hasan Langgulung membagi ilmu dalam berbagai kelompok dan jenis,

yaitu:

Pengetahuan agama dan syariah, merupakan ilmu yang akan

memberikan arah kepada peserta didik dalam kehidupan sehari­

hari.

Ilmu-ilmu bahasa dan sastra, ilmu ini akan mengantarkan peserta

didik untuk mengetahui ilmu-ilmu lainnya.

llmu-ilmu sejarah dan sosial, ilmu ini merupakan ilmu yang

berhubungan dengan manusia dan kebudayaan.

Ilmu-ilmu falsafah, logika, debat dan diskusi.

ilmu-ilmu murni, seperti matematika, falaq dan musik.

Ilmu-ilmu kealaman dan eksperimental: ilmu-ilmu terapan dan

praktis.5

Meskipun nampak terpisah, menurut Hasan Langgulung pemisahan

tersebut hanya sekedar untuk analisa saja. Karena dalam al-Qur' an tidak

ada dualisme dalam kandungan ilmu pengetahuan yang mengekalkan

dikotomi antara tanda-tanda ( ayat) Allah, antara manusia dan alam jagat

raya. Setiap ilmu pengetahuan harus memberikan sumbangan ke arah

pertumbuhan dan perkembangan Muslim yang baik yang menjadi anggota

dari suatu umat yang terbaik.

4 Ahmad Tafsir, I/mu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), Cet Ke-VII, h. 8.

5 Hasan Langgulung, Pendidikan Islam Menghadapi Abad Ke-2I, (Jakarta: Pustaka Al­Husna, 1988), h. 10-12.

Page 47: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26966/1/MAYA... · KONSEP KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM MENURUTHASANLANGULUNG

lLMU

46

Sosiolol!i

Antropolo2i Behaviour

Kemanusiaan Psikolol!i Cot?11it

Ekonomi Lain-Lain

DI CARI Se_iarah

IlmuMurni Matematika

Biolol!i

Fisikal Fisika

Kimi a

Ashari

Ka lam Mu'tazilah

Tasawuf Malild

WAHYU Hanafi Fiqh

Shafi'i

Falsafah Hambali

Klasifikasi limn Hasan Lauggulung6

Dalam mukaddimah rekomendasi-rekomendasi konferensi dunia

pertama tentang pendidikan Islam, pengetahuan diklasifikasikan kepada

dua kategori sebagai berikut:

a. Ilmu abadi (Parennial Knowledge) yang berdasar pada wahyu Ilahi

yang tertera dalam al-Qur'an dan Hadits dan segala yang dapat diambil

dari keduanya dengan menekankan bahasa Arab sebagai anak suci

untuk memahami keduanya.

6 Hasan Langgulung, Asas-Asas Pendidikan .. ., h. 25.

Page 48: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26966/1/MAYA... · KONSEP KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM MENURUTHASANLANGULUNG

47

b. Ilmu dicari (Acquired Knowledge) termasuk sains kealaman dan

terapan yang dapat berkembang secara kuantitatif dan penggandaan,

variasi terbatas dan pinjaman antara budaya selama tidak bertentangan

dengan syari'ah sebagai sumber nilai.7

Konsepsi ilmu di atas sesuai dalam Al-Qur'an, Allah berfirman dan

memberitahukan kepada umat tentang fenomena alam semesta melebihi isi

kitab-kitab yang lain, dan hampir semua diakui kesesuaiannya oleh ilmu

pengetahuan.

Menurut perhitungan Muhammad Ijazul Khatib dari Universitas

Damaskus, 750 ayat Al-Qur'an hampir seperdelapan dari seluruh isinya,

menegur orang-orang mukmin untuk mempelajari alam semesta, untuk

berfikir, dan untuk menjadikan kegiatan ilmiah sebagai sesuatu yang tak

terpisahkan dari kehidupan integral umat.8

Islam memandang ilmu pengetahuan sebagai satu yang suci, karena

pada akhirnya semua pengetahuan menyangkut semacam aspek dari

manifestasi Tuhan kepada manusia. Konsep pengetahuan dalam Islam

secara tegas disebutkan oleh Qur'an Surat Al-Alaq ayat 1-5:

Baca/ah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Baca/ah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

Perkataan pertama ialah "bacalah", sekalipun perintah itu asalnya

untuk Muhammad SAW, tetapi menjadi kewajiban setiap umat

Muhammad SAW untuk mempelajari ilmu pengetahuan. Setiap umat

diwajibkan, dan hukumnya fardhu 'ain. Ayat ini datang bukan dalam

bentuk pernyataan, tetapi dalam bentuk perintah bagi tiap Muslim untuk

7 Hasan Langgulung, Asas-Asas Pendidikan Islam .. ., h. 384. 8 Mulyanto, Is/amisasi I/mu Pengetahuan, dalam Moeflich Hasbullah, Gagasan dan

Perdebatan Is/amisasi I/mu Pengetahuan, (Jakarta: PT Pusataka Cidesindo, 2000), h. 24.

Page 49: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26966/1/MAYA... · KONSEP KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM MENURUTHASANLANGULUNG

50.

48

sejalan dengan aka! yang diberikan kepada manusia, dan untuk mencari

ilmu pengetahuan. Kata-kata membaca, mengajar, pena dan mengetahui

berhubungan erat dengan konsep ilmu pengetahuan yang mendalam.

Selain itu, ayat ini mengandung Ilmu tentang asal-usul manusia dan

tentang dasar dari segala dasar, rahasia penciptaan manusia, siapa yang

menciptakan dan dari apa diciptakan.9

Mu'adz Bin Jabbal berkata: pelajarilah ilmu karena mempelajari ilmu

dapat mengharap wajah Allah, itu mencerminkan rasa khasyah,

mencarinya adalah ibadah, mengkajinya adalah tasbih, menuntutnya

adalah jihad, mengajarkan kepada orang lain yang belum mengetahui

merupakan shadaqah dan membelanjakannya untuk keluarga adalah

taqarrnb.10

Dalam Islam, ilmu pengetahuan berasal dari dua sumber yaitu:

a. Wahyu. Sebagai sumber asli seluruh pengetahuan memberi

kekuatan yang sangat besar terhadap bangunan pengetahuan,

bersifat absolut dan mutlak benar. Di samping itu, wahyu

memberikan bantuan intelektual yang tidak terjangkau oleh

kekuatan rasional dan empiris, sehingga pengetahuan yang

berdasarkan wahyu memiliki khazanah intelektual yang lebih

lengkap daripada sains. 11

b. Akal. Dalam pemikiran Islam aka! tidak pernah membatalkan

wahyu. Akal tetap tunduk kepada teks wahyu, karena teks wahyu

tetap dianggap mutlak benar. Penggunaan aka! hanya untuk

memahami teks wahyu dan tidak untuk menentang wahyu. Akal

hanya memberi interpretasi terhadap teks wahyu sesuai dengan

kecenderungan dan kesanggupan pemberi interpretasi.12

9 Harun Nasution, Akal dan Wahyu dalam Islam, (Jakarta: UI Press, 1986), Cet Ke-II, h.

"Abu Fatiyah Al-Adnani, Agenda Al-Mizan .. ., h. 13. 11 Mujamil Qomar, Epistemologi Pendidikan Islam .. ., h. 105. 12 Harun Nasution, Akal dan Wahyu ... , 101.

Page 50: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26966/1/MAYA... · KONSEP KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM MENURUTHASANLANGULUNG

50

Selama enam abad lebih, intelekual Muslim memainkan peranan

dominan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan, sebagai wujud dari

kepatuhan mereka dalam melaksanakan perintah 750 ayat Qur'an tersebut.

Zaman-zaman setelah itu, obor ilmu pengetahuan dunia Islam melemah

bersama timbulnya pembagian ilmu pengetahuan ke dalam bentuk ilmu

sarat nilai dan bebas nilai.

Dalam masa kesuraman Islam, ilmu-ilmu kealaman (natural sciences)

mendapat tempat lebih rendah dari ilmu-ilmu lainnya, yang akibatnya

kesatuan ilmu pengetahuan dan agama terbelah. Titik terbawah dari itu

semua adalah cerita umat hari ini, di mana umat hanya bisa menatap tak

berdaya perkembangan ilmu pengetahuan dari buaian orang lain dan

budaya lain yang berbeda dengan Islam dan akhirnya umat Islam tanpa

bisa mengelak menerima akibat-akibat negatifyang ditimbulkannya.

Orang-orang Islam menerima serangan ilmu-ilmu Barat yang

mengancam jenjang ilmu dalam Islam dan keseimbangan dalam sistem

pendidikannya, berujung pada kehancuran yang belum pernah terjadi

dalam sejarah Islam pada abad ke-19 masehi/abad ke-13 hijriah. Oleh

sebab itu, perlu adanya upaya jihad intelektual atau islamisasi ilmu dalam

pengembangan pendidikan Islam sehingga sintesis antara prinsip-prinsip

dan ethos Islam dalam ilmu pengetahuan.

2. Islamisasi Ilmu Menurut Hasan Langgulung

Islam sebagai sebuah sistem nilai, berfungsi memberi makna dan etika

dalam ilmu pengetahuan. Dalam upaya islamisasi ilmu pengetahuan tidak

hanya sekedar menerapkan etika Islam dalam pemanfaatannya, tetapi

harus mampu merombak dan masuk pada struktur terdalamnya.

Salah satu gagasan Hasan Langgulung terhadap pemikiran umat Islam

kontemporer adalah uraiannya tentang masalah kurikulum yang secara

instrinsik berhubungan dengan proses islamisasi. Sebab, masalah yang

dihadapi oleh umat Islam hanya dapat diselesaikan dengan memahami

Page 51: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26966/1/MAYA... · KONSEP KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM MENURUTHASANLANGULUNG

51

kembali unsur-unsur pendidikan yang selama ini telah jauh dari nilai

agama.

Islamisasi ilmu menurut Hasan Langgulung yakni menyusun kembali

dasar-dasar kurikulum pendidikan Islam dengan format yang lebih

integral, yang memadukan sistem terbaik dari peradaban pendidikan Islam

dengan pendidikan secara umum. 16

Konsep ini berupaya mempertahankan tradisi keilmuan Islam dengan

segala perubahan dan perkembangan, serta berupaya mengambil nilai-nilai

positif dari peradaban yang selalu berkembang. Menurut Hasan,

pengertian pengislaman kurikulum sama halnya dengan penerapan nilai

Islam dalam kurikulum yang menempatkan empat komponen kurikulum

dalam konsepsi Islam. Dapat disimpulkan bahwa proses pengislaman itu

mengandung dua proses sebagai berikut:

a. Proses pembenaran konsep dan konsepsi yang tidak Islam yang

terkandung dalam kurikulum tersebut, dan menerangkan kesalahan

yang ada serta menunjukkan konsep yang benar.

b. Proses meletakkan konsep dan konsepsi yang terkandung dalam

Kurikulum dan tidak bertentangan dengan prinsip Islam dalam

kerangka dan paradigma Islam.

Konsep islamisasi ilmu Hasan Langgulung berbeda dengan konsep

islamisasi menurut al-Attas yang bersifat purifikasi, menyatakan bahwa

Islamisasi sebagai pembebasan manusia dari tradisi magis, mitos, animis,

dan faham kebangsaan dan kebudayaan pra-Islam, kemudian dari kendali

sekuler atas nalar dan bahasanya.

Berdasarkan kerangka operasionalnya, islamisasi ilmu Hasan

Langgulung bercorak modernisasi. Implikasi dari modernisasi ini adalah

membangun semangat umat Islam untuk selalu maju, progressif, selalu

melakukan perbaikan-perbaikan bagi diri sendiri dan masyarakatnya agar

16 Hasan Langgulung, Asas-Asas Pendidikan Islam ... , h. 295.

Page 52: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26966/1/MAYA... · KONSEP KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM MENURUTHASANLANGULUNG

52

terhindar dari keterbelakangan dan ketertinggalan di bidang ilrnu

pengetahuan.

Islamisasi ilmu pengetahuan dengan model modernisasi dalam konteks

pendidikan berupa merumuskan kembali konsep kurikulum yang selama

ini lepas dari kendali umat Islam dan beralih ke Barat. Sebab ideologi,

filosofi dan peradaban Barat dalam banyak hal tidak sejalan dan

berseberangan dengan Islam.

B. Implementasi Islamisasi ilmn dalam Kurikulnm Pendidikan Islam

Mennrut Hasan Langgulung

Islamisasi sebagaimana didengungkan oleh dua tokoh sentral yang sangat

terkenal yaitu al-Attas dan al-faruqi, menunjukkan bahwa proses islamisasi

sangat urgen untuk dilakukan dalam pendidikan Islam mengingat konsep ilrnu

pengetahuan saat ini tengah mengalami deislamisasi oleh pengaruh peradaban

Barat.

Demikian pula Hasan Langgulung, menangkap suatu kondisi yang sangat

memprihatinkan dalam dunia pendidikan, Hasan memandang perlu mengubah

paradigma ilmu pengetahuan yang telah kehilangan identitas Islam melalui

proses islamisasi ilmu terhadap salah satu komponen dalam pendidikan Islam

yaitu kurikulum.

Hasan menguraikan proses islamisasi ilmu melalui penyusunan kembali

dasar-dasar kurikulum oleh karena pendidikan Islam selama ini telah

kehilangan makna dan jauh dari tujuan-tujuan pendidikan yang diharapkan.

Menurutnya proses islamisasi ilmu tidak hanya fokus pada segi ilmu

pengetahuan saja, tetapi juga meliputi tiga komponen kurikulum yakni tujuan

pendidikan, metodologi pengajaran dan penilaian.17

Hasan Langgulung menuangkan konsep islamisasi ilmu dalam sebuah

kurikulum. Hasan memandang bahwa kurikulum pendidikan Islam perlu

diformat lebih integralistik dan bersifat universal dengan menyatukan unsur

17 Hasan Langgulung, Asas-Asas Pendidikan Islam .. ., h. 296.

Page 53: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26966/1/MAYA... · KONSEP KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM MENURUTHASANLANGULUNG

53

agama dan umum. Menurutnya, kurikulum hendaknya mampu menyentuh

seluruh potensi peserta didik dan seluruh aspek kehidupan manusia.

Perlunya proses islamisasi ilmu dalam pendidikan, sebab dalam proses

pendidikan tersebut tidak hanya menyangkut transfer ilmu, tetapi bagaimana

menjadikan manusia makbluk berakblak dengan akblak yang baik serta dari

hasil pendidikan itu dapat membantu kehidupan diri dan kemasyarakatannya

dengan berlandasan ajaran Islam.

Dalam hubungannya dengan proses islamisasi yang dipaparkan oleh Hasan

Langgulung diatas, nampaknya sejafan dengan apa yang telah diawali oleh Al­

Ghazali. Al-Ghazali menekankan betapa pentingnya masalah moral dalam

pendidikan, seperti yang dikatakannya: "Seorang yang berilmu hendaknya

menggeluti ilmu secara terus menerus dan mengamalkannya" .18

Faktor agama tampaknya memang tak dapat dipisahkan dari hubungannya

dengan perilaku manusia, baik secara individu maupun secara kelompok.

Adapun langkah-langkah islamisasi ilmu Hasan Langgulung antara lain:

1. Merumuskan Konsep Kurikulum dalam Pendidikan Islam

Hasan Langgulung menguraikan pengertian kurikulum Pendidikan

Islam sebagai berikut:

Sejumlah pengalaman pendidikan, kebudayaan, sosial, olahraga, dan kesenian yang disediakan oleh sekolah bagi murid-murid di dalam dim di luar sekolah dengan maksud menolongnya untuk berkembang menyeluruh dalam segala segi dan merubah tingkahlaku mereka sesuai dengan tujuan­tujuan pendidikan. 19

Dari definisi kurikulum di atas menunjukkan bahwa konsep kurikulum

Hasan Langgulung adalah konsep kurikulum modern, melalui pengertian

yang luas terhadap kurikulum, kurikulum tidak hanya meliputi

matapelajaran dan pengalaman-pengalaman yang telah tersusun yang

berlaku di dalam kelas, akan tetapi meliputi juga semua kegiatan

kebudayaan, kesenian, olah raga, dan sosial yang dilakukan oleh siswa di

luar kelas dan di bawah kelola sekolah.

18 Jurnal Penamas Vol. XX! No. 2 Th. 2008, h. 258. 19 Hasan Langgulung, Asas-Asas Pendidikan ... , h 24 I.

Page 54: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26966/1/MAYA... · KONSEP KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM MENURUTHASANLANGULUNG

54

Sekolah mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap konsep yang

luas, tugas sekolah bukan hanya menyediakan pengalaman itu sendiri,

tetapi tugasnya adalah menyediakan suasana dan keadaan yang sesuai

yang membawa kepada interaksi yang berguna itu, dan selanjutnya

memberi peluang memperoleh pengalaman tersebut.

Berdasarkan rumusan ini, kegiatan-kegiatan kurikuler tidak terbatas

dalam ruangan kelas, melainkan juga mencakup juga kegiatan-kegiatan di

luar kelas. Pandangan ini menjelaskan bahwa antara kegiatan

intrakurikuler dan kegiatan ekstrakurikuler tidak ada pemisahan secara

tegas. Semua kegiatan yang bertujuan memberikan pengalaman

pendidikan kepada siswa tercakup dalam kurikulum.

Konsepsi kurikulum diatas sejalan dengan rumusan kurikulum yang

dikemukakan oleh al-Syaibany yang mengatakan:

Kurikulum pendidikan sebagai alat untuk mendidik generasi muda dengan baik dan menolong mereka untuk membuka dan mengembangkan kesediaan-kesediaan, bakat-bakat, kekuatan-kekuatan, dan ketrampilan mereka yang bermacam-macam dan menyiapkan mereka dengan baik untuk menjalankan hak-hak dan kewajiban, memikul tanggung jawab terhadap diri, keluarga-masyarakat, bangsanya, dan turut serta secara aktif untuk kemajuan masyarakat dan baugsanya. 20

Hal-ha! yang perlu diperhatikan dalam menyusun kurikulum

pendidikan Islam yaitu: P ertama, konsep Islam tentang manusia sangat

luas. Kedua, pengetahuan adalah sumber kemajuan dan perkembangan,

Islam tidak membatasi pencapaian pengetahuan. Ketiga, besarnya

penilikan harus komprehensif. Keempat, aspek spiritual, moral, intelektual,

imajinatif dan fisik dan kepribadian seseorang harus diperhatikan ketika

membuat interelasi antara berbagai disiplin. Pertumbuhan kemampuan dan

pikiran seorang anak harus menjadi pertimbangan untuk menyusun subyek

dan rangkaian pelajaran dalam tahap-tahap yang bertingkat. Kelima,

perkembangan kepribadian seharusnya dilihat dalam konteks hubungan

manusia dengan Tuhan dan manusia dengan alam.

20 Omar Mohammad Al-Toumy Al-Syaibany, Fa/sqfah Pendidikan Islam. Alih Bahasa: DR. Hasan Langgulung, (Jakarta: Bulan Bintang, 1979), h. 476.

Page 55: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26966/1/MAYA... · KONSEP KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM MENURUTHASANLANGULUNG

55

Dalam melaksanakan sebuah proses kurikulum, Hasan menegaskan

prinsip-prinsip kurikulum yang difungsikan sebagai acuan, antara lain:

a. Setiap acuan hendaknya mencerminkan pengetahuan yang bersifat

universal.

b. Formulasi kurikulum hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan

peserta didik, yaitu dari segi kebutuhan perkembangan dan minat, agar

kurikulum lebih berkesan dan lebih efektif dan efisien.

c. Harus relevan dengan alam sekitar, yaitu sesuai dengan kebudayaan

masyarakat.21

Dapat disimpulkan bahwa dalam konteks islamisasi ilmu, konsep

kurikulum Hasan Langgulung menggambarkan penyatuan terhadap berbagai

disiplin ilmu dengan memperhatikan seluruh aspek perkembangan siswa.

Tidak ada pemisahan atau melakukan kepentingan sepihak atas mata pelajaran

tertentu, semua ilmu diprioritaskan kepada siswa oleh sebab adanya tuntunan

zaman. Konsep ini menggambarkan bahwa semua ilmu perlu diajarkan dan

dikembangkan berdasarkan kerangka Islam yaitu al- Qur' an dan Hadits.

2. Mcnyusun Kcmbali Komponcn-Komponcn Kurikulum dalam

Pcndidikan Islam

Pengajaran adalah suatu sistem, artinya suatu keseluruhan yang terdiri

dari komponen-komponen yang berinterelasi dan berinteraksi antara satu

dengan yang lainnya dan dengan keseluruhan itu sendiri untuk mencapai

tujuan pengajaran yang telah ditetapkan.

Oemar Hamalik menguraikan komponen kurikulum menjadi tujuh

bagian yang sating terkait, yaitu: tujuan pendidikan dan pengajaran,

peserta didik, tenaga kependidikan (guru), perencanaan pengajaran,

strategi pembelajaran, media pengajaran, dan evaluasi pengajaran.22

Sedangkan menurut Hasan Langgulung, mengikuti konsep yang luas

dan menyeluruh, kurikulum itu memiliki empat komponen utama, yaitu:

21 Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan Suatu Analisa Psiko/ogi ... , h. 195-196. "Oemar Hamalik, Proses Be/ajar Mengajar, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2003, h. 77.

Page 56: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26966/1/MAYA... · KONSEP KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM MENURUTHASANLANGULUNG

56

1) Tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh pendidikan itu.

2) Pengetahuan (knowledge), informasi-informasi, data-data, aktivitas­

aktivitas dan pengalaman-pengalaman dari mana terbentuk kurikulum

itu (matapelajaran).

3) Metode dan cara-cara mengajar yang dipakai oleh guru-guru untuk

mengajar dan mendorong murid-murid belajar dan membawa mereka

ke arah yang dikehendaki oleh kurikulum.

4) Met ode dan cara penilaian yang dipergunakan dalam mengukur dan

menilai kurikulum dan hasil proses pendidikan yang direncanakan

dalam kurikulum. 23

Dalam pandangan beliau kurikulum mempunyai empat aspek utama,

yaitu tujuan-tujuan pendidikan yang ingin dicapai oleh kurikulum;

pengetahuan-pengetahuan, data-data, kegiatan-kegiatan, dan pengalaman­

pengalaman dari mana terbentuk kurikulum itu; metode dan cara-cara

mengajar dan bimbingan; dan cara menilai yang digunakan dalam

mengukur dan dan menilai kurikulum dan basil proses pendidikan yang

dapat dicapai untuk meraih tujun-tujuan dan maksud yang telah

direncanakan.

a. Tujuan Pendidikan

Tujuan adalah batas akhir yang dicita-citakan seseorang dan

dijadikan pusat perhatiannya untuk dicapai melalui usaha. Dalam

usaha terkandung cita-cita, kehendak, kesengajaan serta

berkonsekwensi penyusunan daya upaya untuk mencapainya. Tujuan

pendidikan merupakan masalah sentral dalam proses pendidikan. Hal

ini disebabkan oleh fuingsi-fungsi yang dipikulnya.

Pendidikan Islam adalah pendidikan yang bertujuan untuk

membentuk pribadi muslim yang seutuhnya, mengembangkan seluruh

potensi manusia baik yang berbentuk jasmaniah maupun rohaniah,

23 Hasan Langgulung, Asas-Asas Pendidilwn ... , h. 295-296.

Page 57: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26966/1/MAYA... · KONSEP KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM MENURUTHASANLANGULUNG

57

menumbuh suburkan hubungan harmonis setiap pribadi dengan Allah,

manusia dengan alam semesta.24

Menurut Hasan Langgulung berbicara tentang tujuan pendidikan

sama halnya berbicara tentang tujuan hidup manusia. Sebab

pendidikan hanyalah suatu alat yang digunakan oleh manusia untuk

memelihara kelanjutan hidupnya baik sebagai individu maupun

sebagai masyarakat.

Hasan merumuskan tujuan pendidikan sebagai usaha dalam

mengadakan pengembangan dan penumbuhan seluruh aspek pribadi

individu dan mempersiapkannya untuk kehidupan yang mulia dan

berhasil dalam suatu masyarakat. Pendidikan juga berusaha

memajukan, mengembangkan, dan merubah masyarakat ke arah yang

lebih baik dalam segala bidang kehidupan: sosial, budaya, ekonomi

dan politik. 25

Tujuan Pendidikan Islam yang hendak dicapai oleh Hasan

Langgulung adalah keseimbangan pertumbuhan kepribadian manusia

secara menyeluruh dan seimbang yang dilakukan melalui latihan jiwa,

aka! pikiran (intelektual), diri manusia yang rasional, perasaan dan

indera. Oleh karena itu, pendidikan hendaknya mencakup

perkembangan seluruh aspek fitrah peserta didik, yang meliputi aspek

spiritual, intelektual, imajinasi, fisik, ilmiah dan bahasa, baik secara

individual maupun kolektif, dan mendorong semua aspek tersebut

berkembang ke arah kebaikan dan kesempumaan.

Berpijak dari pandangan di atas, pendidikan Islam hendaknya

senantiasa memperhatikan keseimbangan antara ilmu pengetahuan

umum dengan nilai-nilai agama kepada peserta didik. Sehingga peserta

didik mampu menjawab tantangan zaman yang timbul dalam

kehidupan. Salah satu cara terbaik adalah dengan membuka diri

24 Haidar Putra Daulay, Pendidikan Islam Dal am Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta: Kencana, 2004), h 153.

25 Hasan Langgulung, Asas-Asas Pendidikan ... , h. 58.

Page 58: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26966/1/MAYA... · KONSEP KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM MENURUTHASANLANGULUNG

58

terhadap ilmu pengetahuan umum dengan tanpa mengabaikan nilai­

nilai agama.

Dalam pandangan Hamka, tujuan Pendidikan Islam adalah

mengenal dan mencari keridhaan Allah, membangun budi pekerti

untuk berakhlak mulia serta mempersiapkan peserta didik untuk hidup

secara layak dan berguna ditengah-tengah komunitas sosialnya. 26

Sehubungan dengan tujuan Pendidikan Islam, menurut Jusuf Amir

Faisal tujuan Pendidikan Islam dapat dipecahkan menjadi tujuan­

tujuan berikut:

a. Membentuk manusia muslim yang dapat melaksanakan ibadah mahdah;

b. Membentuk manusia yang disamping dapat melaksanakan ibadah mahdah dapat juga melaksanakan ibadah muamalah dalam kedudukannya sebagai seorang atau sebagai anggota masyarakat dalam lingkungan tertentu;

c. Membentuk warga negara yang bertanggung jawab kepada masyarakat dan bangsanya dalam rangka bertanggung jawab kepada Allah sebagai penciptanya;

d. Membentuk dan mengembangkan tenaga profesional yang siap dan terampil atau tenaga setengah terampil untuk memungkinkan mamasuki tekno-struktur masyarakatnya;

e. mengembangkan tenaga ahli di bidang ilmu agama dan ilmu-ilmu . I . l . 21 1s amt amnya. Titik fokus Pendidikan Islam tidak terbatas pada kemampuan

beribadah, membaca Al-Qur' an, shalat dan sebagainya sebagaimana

asumsi sebagaian orang. Oleh karena itu yang dirnaksud dengan taat

kepada Allah dan menghamba kepada-Nya tidak terbatas pada ibadah

dan mengabdi serta berbakti saja, tetapi mencakup seluruh aspek

kehidupan.

Hasan menegaskan bahwa dalam mengukur keberhasilan tujuan

pendidikan, tidak hanya menggunakan kriteria kuantitatif saja seperti

kemajuan ekonomi dan pembangunan, nilai materi yang diraih dan lain

26 Samsul Nizar, Men1perbincangkan Dinamika lntelektual Dan Pemikiran Hamka Tentang Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2008), Cet 1, h 117.

27 Jusuf Amir Feisal, Reorientasi Pendidikan Islam, (Jakarta: Gema lnsani Press, 1995),

h.96.

Page 59: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26966/1/MAYA... · KONSEP KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM MENURUTHASANLANGULUNG

59

sebagainya. Namun, penilaian keberhasilan pendidikan juga perlu

menggunakan kriteria kualitatif seperti kebahagiaan, ketentraman,

kesehatan mental dan lain-lain.

Disini, Hasan Langgulung membagi tujuan Pendidikan Islam

menjadi dua tujuan pokok, yaitu pembentukan insan saleh yang

beriman kepada Allah dan agama-Nya, dan pembentukan masyarakat

saleh yang mengikuti petunjuk agama Islam dalam segala urusannya.28

a. Pembentukan Insan Saleh

Secara bahasa Insan saleh berarti manusia yang mendekati

kesempumaan. Yang dimaksud dengan pembentukan insan saleh

adalah pengembangan manusia yang menyembah dan bertakwa

kepada Allah, manusia yang penuh keimanan dan takwa,

berhubungan dengan Allah, memelihara dan menghadap kepada­

Nya dalam segala perbuatan yang dikerjakan dan segala tingkah

laku yang dilakukannya, segala pikiran yang tergores dihatinya dan

segala perasaan yang berdetak dijantungnya. Oleh karena ia

mempunyai risalah ketuhanan yang harus dilaksanakan, maka ia

selalu menuju pada kesempumaan akhlak yang mulia.

Akhlak insan saleh dalam Islam ialah harga diri, perikemanusiaan,

kesucian, kasih sayang, kecintaan, kekuatan jasmani dan rohani,

menguasai diri, dinamisme, dan tanggungjawab. Memerintahkan

yang ma'ruf dan melarang yang mungkar. Bersifat benar, jujur,

ikhlas, memiliki rasa keindahan dan memiliki keseimbangan pada

kepribadiannya dan memakmurkan dunia dan mengeluarkan

hasilnya

b. Pembentukan Masyarakat Saleh

Sedangkan masyarakat saleh adalah masyarakat yang percaya

bahwa masyarakat itu mempunyai risalah untuk umat manusia

yaitu keadilan, kebenaran dan kebaikan. Masyarakat Islam selalu

28 Hasan Langgulung, Pera/ihan Paradigma ... , h. 25.

Page 60: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26966/1/MAYA... · KONSEP KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM MENURUTHASANLANGULUNG

62

bumi. Baik sebagai khalifah fil al-ardh maupum al-abd '. Dalam ha! ini

Pendidikan Islam dituntut untuk menawarkan materi pendidikan

universal. Y aitu pendidikan yang dapat menyentuh seluruh aspek

(potensi) peserta didik.

Sejalan dengan Hasan Langgulung, Nana Sudjana menegaskan

bahwa ada tiga kriteria dalam memilih isi materi kurikulum, antara

lain:

1) Isi kurikulum hams sesuai, tepat, bermakna bagi perkembangan

siswa.

2) Isi kurikulum hams mencerminkan kenyataan sosial yaitu sesuai

dengan tuntutan hidup nyata dalam masyarakat.

3) Isi kurikulum hams mengandung pengatahuan ilmiah yang

komprehensif yaitu mengandung aspek intelektual, moral dan

sosial secara seimbang.

4) Isi kurkulum harus mengandung bahan yang jelas. Teori, prinsip

dan konsep yang terdapat di dalamnya bukan sekedar informasi

faktual belaka.

5) Isi kurikulum hams menunjang tercapainya tujuan pendidikan.

Dalam ha! komponen isi cakupan mata pelajaran, Hasan

Langgulung menjelaskan rumusan ilmu dalam kurikulum Pendidikan

Islam yaitu:

1) Mata pelajaran dalam kurikulum penidikan Islam adalah

matapelajaran yang berkaitan dengan al-Qur'an dan hadits (ilmu

yang diwahyukan/ reveald knowledge).

2) Ilmu-ilmu tersebut membahas tentang manusia sebagai individu

dan sebagai anggota masyarakat (psikologi, sosiologi, sejarah).

3) Ilmu pengetahuan yang mengkaji alam (al-ulum kauniyahl natural

science) yang meliputi astronomi, biologi, botani dan lain-lain.

Formulasi materi pendidikan yang demikian akan menghasilkan

sosok peserta didik sebagai manusia seutuhnya (insan kamil). Dalam

Islam, manusia senantiasa dipandang secara integral dan seimbang.

Page 61: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26966/1/MAYA... · KONSEP KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM MENURUTHASANLANGULUNG

66.

63

Oleh karenanya wajar jika Pendidikan Islam dituntut untuk

menawarkan materi pendidikan universal yang mengayomi seluruh

aspek (potensi) peserta didik secara utuh, baik sebagai makhluk

individu maupun sosial.

Melihat materi yang termuat dalam kurikulum di atas, terlihat

bahwa Hasan Langgulung tidak membedakan antara ihnu-ilmu

keagarnaan dan ilmu-i!mu umum, meskipun pada konsepnya masih

tergambar pemisahan ilmu. Menurutnya dalam Pendidikan Islam tidak

mengenal adanya dualisme dalam kandungan kurikulum sebagaimana

pendidikan yang berlangsung saat ini.

Pandangan Hasan Langgulung dalarn konteks isi kurikulum,

senada dengan upaya islamisasi ilmu yang beliau dengungkan,

mengintegrasikan antara ilmu agama dengan ilmu umum, tidak ada

dikotomi antara keduanya.

c. Metodologi Pendidikan

Secara literal metode berasal dari bahasa Greek yang terdiri dari

dua kosa kata, yaitu meta yang berarti melalui dan hodos yang berarti

jalan. Jadi metode berarti jalan · yang dilalui. Runes menerangkan

metode sebagai suatu prosedur yang dipakai untuk mencapai suatu

tujuan dan suatu teknik yang dipakai dalarn proses mencari ihnu

pengetahuan dari suatu materi tertentu.31

Konsep metodologi pendidikan menurut Hasan Langgulung tidak

hanya terbatas pada hal-hal pengajaran saja, tetapi meliputi berbagai

aspek yang akan membawa proses belajar mengajar bisa lebih efektif

seperti pengurusan (managerial) yang meliputi administrasi dan

kepegawaian, pendidikan guru, buku-buku teks, teknologi pendidikan

yang melipti berbagai aspek seperti audio visual material, teaching aids

dan lain-lain.

31 Al-Rasyidin, Fi/safat Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Press, 2005), Cet ke-2, h 65-

Page 62: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26966/1/MAYA... · KONSEP KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM MENURUTHASANLANGULUNG

64

Dalam ha! metodologi, Hasan juga memfokuskan tinjauan pada

kajian psikologi guru dan murid, bahwa dalam penetapan sebuah

kurikulum oleh perancang dan guru-guru hams mengetahui teori

pertumbuhan dan perkembangan, sebab dengan memperhatikan gejala

psikologi, akan terjadi umpan batik yang seimbang dengan adanya

respon yang positif dari anak didik terhadap pendidikan.

Bakat, potensi, dan minatnya tersalurkan jika pendidikan

memperhatikan aspek perkembangan anak didik. Guru dengan mudah

mengajar dan memberikan materi dengan metode tepat. Seluruh

tingkah laku guru baik yang bersifat verbal ataupun non-verbal

terhadap murid menjadi sumber pengajaran yang sangat efektif.32

Pendapat Hasan tersebut didukung oleh Al-Syaibany yang

mengatakan:

Metode pendidikan adalah segala segi kegiatan yang terarah yang dikerjakan oleh guru dalam rangka kemestian-kemestian mata pelajaran yang diajarkannya, ciri-ciri perkembangan peserta didikuya, suasana a!am sekitamya dan tujuan membimbing peserta didik untuk mencapai proses belajar yang diinginkan dan perubahan yang dikehendaki pada tingkah laku mereka. 33

Agar proses pendidikan berjalan secara efektif dan efisien, maka

seorang pendidik dituntut untuk menggunakan berbagai macam

metode, karena dengan menggunakan metode tertentu proses interaksi

akan mudah dipahami dan dapat diterima oleh peserta didik. Dalam ha!

metode pendidikan, ada tiga aspek yang perlu diperhatikan.

I) Pendidik hams aktif dalam membina karakter dalam diri siswa.

Seorang pendidik Islam bertanggung jawab mengasuh seorang

siswa dengan cara-cara tertentu, peranannya bukan hanya

mengusahakan suasana pengajaran menjadi baik saja tapi juga

membina pelajar dalam menentukan pilihan.

32 Hasan Langgulung, Asas-Asas Pendidlkan ... , h. 308-309. 33 Omar Muhammad AI-Thoumi Al-Syaibany, Fa/safah Pendidikan Islam, (Jakarta:

Bulan Bintang, 1979), h 553.

Page 63: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26966/1/MAYA... · KONSEP KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM MENURUTHASANLANGULUNG

66

digunakan hendaknya tidak bertentangan dengan nilai-nilai ajaran

Islam sebagaimana yang terkandung dalam Al-Qur'an dan Hadis.

d. Penilaian

Penilaian atau evaluasi merupakan proses yang sangat penting

dalam pendidikan, karena dengan adanya penilaian dapat diketahui

tingkat keberhasilan dan kelemahan suatu proses pendidikan, dengan

seluruh komponen yang terlibat didalamnya, dalam mencapai tujuan

yang telah ditentukan.

Menurut Hasan Langgulung, penilaian dalam kurikulum

Pendidikan Islam adalah upaya dalam menentukan keberhasilan

pendidikan yang ditinjau melalui tujuan pendidikan. Oleh karena

tujuan Pendidikan Islam mempunyai keistimewaan yaitu untuk

menyembah dan berbakti kepada Allah sepanjang hayat.

Dengan diadakannya penilaian, dapat dilihat tingkat keberhasilan

siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran, tingkat keberhasilan guru

dalam melaksanakan pembelajaran serta tingkat efektifitas strategi

pembelajaran yang dilaksanakan. Dengan demikian, hasil kegiatan

penilaian dapat digunakan sebagai dasar untuk melaksanakan

perbaikan dan peningkatan kegiatan pendidikan.

Fungsi dari penilaian adalah untuk memilih orang-orang

berdasarkan kesanggupannya untuk mencapai tujuan-juan pendidikan,

juga sebagai peneguhan (ganjaran) bagi pelajar-pelajar. Landasan ini

mengacu pada teori psikologi, yang mengatakan bahwa segala tingkah

laku yang diteguhkan akan tetap, dan pendidikan pun mencapai

tujuannya. Sedang tingkah laku yang yang tidak diteguhkan akan

hilang.

Menurut Ngalim Purwanto, fungsi evaluasi adalah untuk

mengetahui kemajuan dan perkembangan serta keberhasilan siswa

setelah mengalami atau melakukan kegiatan belajar selama jangka

Page 64: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26966/1/MAYA... · KONSEP KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM MENURUTHASANLANGULUNG

67

waktu tertentu dan untuk mengetahui tingkat keberhasilan program

pengajaran.36

Peneguhan dalam penilaian Pendidikan Islam tidak hanya bersifat

matrealistis seperti pemberian hadiah dan uang, tetapi ada peneguhan

yang bersifat non matrealistis seperti tepuk tangan, senyum, dan lain­

lain yang semua ini harus berjalan seimbang. Kalaupun menggunakan

yang bersifat matrealistis harus diasumsikan bahwa itu sebagai alat

bukan tujuan.

Adapun kriteria penilaian yang baik yaitu dengan dilakukan secara

terus-menerus (kontinuitas ). Menurut Hasan, kriteria penilaian harus

berlainan dengan pendidikan dari falasafah-falsafah lain yaitu bukan

sekedar lulus ujian saja, tetapi harus dimasukkan juga kebijaksanaan

dan budi pekerti yang baik sebagai kriteria.

Senada dengan pendapat Hasan, Colin Marsh dan Ken Stafford

menegaskan bahwa perlu adanya penekanan terhadap pembelajaran

nilai-nilai moral di sekolah. Sebab meningkatnya tindak kriminal dan

kenakalan remaja seperti masalah pomografi, obat-obatan terlarang

dan lain sebagainya menjadi alasan perlunya penekanan masalah moral

terhadap peserta didik. 37

Untuk mendapatkan kurikulum yang ideal, Hasan Langgulung

menjalaskan bahwa ada tiga pinsip pokok yang harus diperhatikan

dalam merancang kurikulum, yaitu:

a Setiap rancangan kurikulum harus mencerminkan pengetahuan

(knowledge) yang bersifat universal.

b. Kurikulum harus sesuai dengan kebolehan-kebolehan anak-anak

yang diajar dari segi kebutuhan peringkat perkembangan dan

minat, agar kurikulum lebih berkesan dan efisien dipelajari oleh

murid-murid.

36 M. Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008, Cet Ke-14, h. 5.

37 Colin Marsh dan Ken Stafford, Curriculum Practices and Issues, Australia: McGraw­Hill Book Company, 1988), ed II, h. 252.

Page 65: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26966/1/MAYA... · KONSEP KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM MENURUTHASANLANGULUNG

68

Kurikulum harus relevan dengan alam sekitar muricl, ini berarti

bahwa kebudayaan memegang peranan utama dalam menentukan

kandungan kurikulum.38

3. Menetapkan Prinsip-Prinsip Kurikulnm dalam Pendidikan Islam

Untuk mencapai kurikulum sesuai dengan yang diharapkan, menurut

Hasan Langgulung kurikulum Pendidikan Islam hendaknya mengacu pada

dasar-dasar pokok sebagai berikut:

a. Keutuhan, kurikulum Pendidikan Islam harus bersifat utuh. Proses ini

menunjukkan bahwa pendidikan Islam harus memperhatikan seluruh

aspek manusia: badan, jiwa, akal, dan rohnya Sedangkan dari segi

pelaksanaannya, harus meliputi segala aktivitas pendidikan forma~

non-formal dan informal seperti pendidikan di rumah, masj id,

pekerjaan, lembaga sosial dan budaya.

b. Keterpaduan, kurikulum Pendidikan Islam harus memadukan berbagai

macam komponen dari segi jenis dan tahap pendidikan, memadukan

individu dengan masyarakat luas, dan memadukan individu itu sendiri

dengan kepribadiannya: jasad, jiwa, aka! dan rob yang berkaitan secara

organik dan berbaur satu dengan yang lain sehingga apabila terjadi

perubahan pada salah satu komponennya, maka akan berlaku

perubahan pada komponen-komponen yang lain.

Pendidikan Islam harus bertolak dari keterpaduan individu di kalangan

mayarakat Islam dan dari keterpaduan di Negara Islam. Pendidikan

Islam mendidik individu-individu agar memiliki semangat setiakawan

dan kerjasama dengan mendasarkan aktivitasnya atas semangat dan

ajaran Islam. "keljasama/ah kamu atas kebaikan dan takwa". (Qs. 5:3)

c. Kesinambungan, kurikulum yang digunakan hendaknya

berkesinambungan dari segi umur, jenjang persekolahan, dan suasana.

Sistematika pembelajarannya dibangun dari yang mudah sampai pada

38 Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan .. ., h 195-196.

Page 66: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26966/1/MAYA... · KONSEP KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM MENURUTHASANLANGULUNG

69

yang sulit yang diberikan secara terus menerus dan antara materi yang

satu dengan materi yang lainnya saling terkait.

"Tuntutlah i/mu dari buaian sampai ke Jiang lahat ", "Tuntutlah ilmu

sampai ke negeri Cina". Ibnu Qhutaibah berkata: "Seorang tetap

menjadi orang a/im selama ia masih menuntut ilmu, apabila ia

menyangka telah tahu, sebenarnya ia adalah bodoh".

d. Keaslian, knrikulum Pendidikan Islam hendaknya mengambil

komponen, tujuan, kandungan, dan metodologi dari ajaran Islam tanpa

menolak unsur yang datang dari luar selama tidak bertentangan dengan

ruh ajaran Islam. Pendidikan Islam harus memberikan prioritas

terhadap pendidikan kerohanian yang diajarkan oleh Islam,

mengangkat derajat manusia tanpa meninggalkan alam kebendaan.

e. Bersifat ihniah, knrikulum Pendidikan Islam hendaknya memandang

sains dan teknologi sebagai salah satu komponen terpenting dari

peradaban modem, hanya dalam mengaplikasikannya harus sesuai

dengan semangat Islam.

f. Bersifat praktikal, kurikulum Pendidikan Islam tidak hanya mengacu

pada tataran teoritis saja, tetapi harus mengandung nilai-nilai praktikal

yang dapat dimanfaatkan Jangsung dalam kehidupan sehari-hari. Tugas

pendidikan Islam, selain membentuk manusia yang beriman kepada

ajaran Islam juga membentuk pekerja produktif dalam bidang ekonomi

dan individu yang aktif dalam masyarakat.

g. Kesetiakawanan, di antara ajaran terpenting dalam Islam ialah

kerjasama, persaudaraan dan keterpaduan di kalangan kaum Muslim.

Kuriknlum Pendidikan Islam harus menanamkan dan menumbuhkan

rasa setia kawan dan persaudaraan dikalangan kaum muslimin, dan

antara pendidik dan peserta didik.

h. Keterbukaan, dalam kurikulum Pendidikan Islam harus ditanamkan

rasa kesamaan hak antar individu dan menghilangkan rasa fanatisme

karena di dalam Islam tiada etnisitas, hanya takwa dan iman yang

dapat membedakan seseorang. Pendidikan Islam adalah pendidikan

Page 67: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26966/1/MAYA... · KONSEP KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM MENURUTHASANLANGULUNG

70

kemanusiaan yang berdiri di atas persaudaraan seiman dan perutusan

untuk um at manusia seluruhnya. 39

4. Merumuskan Jenis dan Jenjang Kurikulum dalam Pendidikan Islam

Dalam rangka merumuskan jenis dan jenjang kurikulum dalam

pendidikan Islam, pembuat-pembuat kurikulum dan guru-guru harus

mengetahui teori-teori pertumbuhan dan perkembangan agar dapat

menyuguhkan berbagai aspek pengetahuan sesuai dengan tahap

perkembangan anak-anak. Hasan Langgulung merumuskan jenis dan

jenjang menjadi tiga bagian, yaitu:

a. Pendidikan Kanak-Kanak Pra Sekolah dan Taman Kanak-Kanak

Ditinjau dari fase perkembangan manusia, usia anak pendidikan

kanak-kanak pra sekolah dan taman kanak-kanak terletak antara dua

tahun sampai enam tahun. Sedangkan dari segi institusi pendidikan

sebagian negara-negara menganggapnya sebagai institusi non formal

dan ada pula sebagian negara yang menganggapnya sebagai institusi

formal.

Kurikulum pada tahap ini sedapat mungkin bersifat umum, terpadu

dan merata bagi semua yang mengikuti pelajarannya. Proses ini

bertujuan mendidik jiwa dan akhlak pelajar, memperbaiki bahasanya,

mengasah ingatan, menguatkan pribadinya, dan membiasakannya

berfikir menggunakan aka!.

Adapun aspek-aspek yang perlu dikembangkan pada fase ini

adalah: Aspek intelektual, emosional, sosial, jasmani, pergerakan,

estetik dan moral. Dari segi materi pendidikan, Hasan Langgulung

mengutip pemyataan Al-Ghazali, bahwa pada fase ini anak harus

dibimbing untuk mempelajari al-Qur'an, hadits, riwayat orang-orang

39 Hasan Langgulung, Pendidilwn Islam ... , h 142-145.

Page 68: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26966/1/MAYA... · KONSEP KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM MENURUTHASANLANGULUNG

71

baik, syair-syair, dan kehalusan budi pekerti, supaya tertanam dalam

dirinya sebuah kebaikan dan kecintaan tehadap Allah dan Rasul-Nya.40

b. Sekolah Dasar dan Menengah

Pelaksanaan kurikulum dalam sekolah dasar harus sesuai dengan

kebolehan-kebolehan anak-anak yang diajar dari segi kebutuhan

tingkat perkembangan dan minat, agar kurikulum Jebih berkesan dan

efisien bagi siswa. Aspek utama yang perlu dikembangkan pada

sekolah dasar adalah ketrampilan kemahiran dasar (basic skill)

meliputi membaca, menulis dan menghitung.

Hasan mengutip pemyataan dalam Konferensi Dunia Kedua

tentang pendidikan Islam dinyatakan bahwa matapelajaran pada

tingkat dasar adalah sebagai berikut:

l) Al-Qur'an: bacaan dan hapalan

2) Diniyat: Tauhid dan Fiqh

3) Sejarah Islam dan tamadun Islam

4) Ilmu alam

5) Matematika

6) Syair-syair dan kisah

7) Sains dasar

8) Bahasa Arab41

Sedangkan pada tahap sekolah menengah digunakan

"interdisiplinary approach" seperti misalnya ilmu alam yang

menggabungkan berbagai disiplin ilmu, atau pengajaran berkelompok

(team teaching) yang digunakan untuk mengajarkan berbagai aspek

misalnya mengenai kependudukan yang ditinjau dari berbagai aspek

ilmu pengetahuan.

Yusuf Amir Feisal menegaskan bahwa pada jenjang menengah

program pendidikan diorientasikan pada pembinaan manusia Muslim

40 Hasan Langgulung, Pendidikan dan Peradaban Islam Suatu Analisa Sosio-Psiko/ogi, (Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1985), Cet ke-III, h. 69.

41 Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan .. ., h. 198.

Page 69: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26966/1/MAYA... · KONSEP KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM MENURUTHASANLANGULUNG

72

dan rnanusia yang kaya akan informasi teoritis yang lebih rneningkat

atau Iebih intensif dan ekstensif dibandingkan dengan apa yang

dipelajari pada jenjang dasar. Rumpun ilrnu yang diberikan diambil

dari rurnpun ihnu yang sarna seperti pada jenjang dasar dengan

aksentuasi pada kompetensi pemecahan rnasalah.42

c. Perguruan Tinggi

Perguruan tinggi adalah suatu bentuk institusi sosial yang berfimgsi

sebagai pengajaran, penyelidikan dan pengabdian kepada masyarakat.

Instansi ini hams hams sanggup mengolah, rnenggarap,

rnengernbangkan dan rnenciptakan nilai-nilai budaya pada masyarakat,

rnemindahkan dan melanjutkan nilai-nilai budaya kepada generasi­

genarasi rnendatang.

Pewarisan kebudayaan dalam perguruan tinggi tidak hanya

memindahkan atau mengajarkan nilai-nilai sebagairnana adanya, tetapi

mengolah dan rnengembangkan nilai-nilai agar siap rnenghadapi

tantangan zaman yang selalu berkembang, sebab Perguruan tinggi

sebagai "agen pembaharu" atau "pusat pembaharuan". Perguruan

tinggi juga berfungsi sebagai pelayanan umum (public service) atau

disebut dengan pengabdian rnasyarakat, dimana perguruan tinggi turut

aktif mernberi sumbangan terhadap rnasalah-masalah yang dihadapi

oleh masyarakat.43

Pada perguruan tinggi pelajar-pelajar diberi peluang sebesar­

besamya untuk mengembangkan potensi-potensinya sendiri dalam

bentuk pilihan yang luas dalam kursus-kursus dan aktivitas-aktivitas

baik rnelalui kemudahan-kernudahan pelajaran yang disediakan seperti

perpustakaan, olahraga, komputer, laboratoriurn, atau melalui

pelayanan-pelayanan yang disediakan oleh universitas terutama

pelayanan pelajar seperti: birnbingan dan penasehat disiplin, kegiatan

agarna, kebudayan dan lain-lain.

42 Jusuf Amir Feisal, Reorientasi Pendidikan Islam .. ., h. 122. 43 Hasan Langgulung, Pendidikan dan Peradaban Islam .. ., h. 93.

Page 70: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26966/1/MAYA... · KONSEP KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM MENURUTHASANLANGULUNG

73

Pada tingkat tinggi program pendidikan ditujukan untuk mengisi

tenaga ahli suatu bidang studi yang menjadi pilihan mahasiswa.

Struktur pendidikan terdiri atas strata dan program yang

menggambarkan keahlian (teori) seperti program guru, program akta

dan lain sebagainya.

Dalam konteks islamisasi ilmu, Hasan Langgulung merumuskan

jenis dan jenjang pendidikan dan memberikan penekanan pendidikan

agama mulai tahap Pendidikan Kanak-Kanak Pra Sekolah dan Taman

Kanak-Kanak serta Sekolah Dasar dan Menengah, mengantarkan

pendidikan agama sampai siswa masuk usia baligh. Sedangkan dalam

jenjang perguruan tinggi titik fokus pada pengembangan potensi dan

pengabdian terhadap masyarakat

C. Analisis Terhadap Pemikiran Pendidikan Islam Hasan Langgulung

Berdasarkan kondisi pendidikan saat ini sebagaimana yang telah diuraikan

pada bahasan sebelumnya, maka pemikiran Pendidikan Islam yang ditawarkan

oleh Hasan Langgulung nampaknya memiliki relevansi dan signifikansi yang

tinggi serta layak untuk dipertimbangkan sebagai solusi altematif untuk

diaktualisasikan dalam dunia Pendidikan Islam.

Karena pada dasamya gagasan Hasan tentang islamisasi tersebut

merupakan upaya pemecahan masalah pendidikan yang berusaha untuk

mengintegrasikan dikotomi ilmu pengetahuan dan menjaga keseirnbangan antara

ilmu agama dan umum. Konsepsi ini sesuai dengan corak pemikiran Al-Attas,

yang menekankan integrasi antara ilmu umum dan ilmu agama.

Seluruh pengetahuan mengenai individu, kelompok manusia, alam, agama

ataukah sains, harus disusun kembali berdasar prinsip tauhid, yaitu Allah SWT

sebagai Pencipta, Penguasa, Pelindung, Pemberi rizki, Akhir, tujuan dan sebab

metafisis segala sesuatunya. Seluruh pengetahuan objektif mengenai dunia berarti

pengetahuan tentang kehendak, pengaturan dan kebijakan-Nya. Kebahagiaan akan

terlahir jika manusia berpegang kuat pada ilmu Allah.

Page 71: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26966/1/MAYA... · KONSEP KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM MENURUTHASANLANGULUNG

74

Melalui pemikiran pendidikan yang berlandaskan kepada wahyu Tuhan

menuntut terwujudnya suatu sistem pendidikan yang komprehensi~ yang

nantinya akan mampu melahirkan pribadi-pribadi pendidik yang akan berperan

dalam mengintemalisasikan nilai-nilai Islam dan mampu mengembangkan peserta

didik ke arah pengamalan nilai-nilai Islam secara dinamis dan fleksibel dalam

batas-batas konfigurasi realitas wahyu Tuhan.

Apabila ditelaah dengan cermat, bahwa pemikiran Hasan Langgulung

mengarahkan pada pendidikan yang bercorak moral-religius dengan tetap menjaga

keseimbangan dan keterpaduan sistem. Hal tersebut tersirat dalam konsep

kurikulumnya yang menjadikan akhlaq sebagai titik fokus dalam pendidikan.

Hal ini menunjukkan bahwa apa yang telah ditawarkan oleh Hasan

Langgulung mengacu pada aspek moral dan juga tidak mengabaikan aspek ilmu

pengetahuan dan ketrampilan. Ini relevan dengan aspirasi Pendidikan Islam, yakni

aspirasi yang bemafaskan moral dan agama. 44

Dari uraian diatas, format pemikiran pendidikan yang ditawarkan oleh

Hasan Langgulung, tampaknya berusaha untuk menampilkan wajah Pendidikan

Islam sebagai suatu sistem pendidikan terpadu. Hal tersebut secara jelas dapat

dilihat dari tujuan pendidikan yang dirumuskannya yaitu tujuan akhir dari

Pendidikan Islam adalah untuk mewujudkan manusia yang baik, yaitu manusia

universal (Jnsan Kami[).

Senada dengan Yusuf Amir Feisal yang menyatakan bahwa rumusan

sistem pendidikan Islam hendaknya memadukan pendekatan normatif deduktif

yang bersumber pada sistem nilai yang mutlak, yaitu Al-Qur' an, As-Sunnah, dan

hukum Allah yang terdapat dalam alam semesta. Dengan sistem ini akan

menghasilkan uot put yang berkualitas dari segi intelektualitas dan spiritualitas.45

Konsekwensi dari sistem pendidikan terpadu tersebut perlu didukung oleh

konseptualisasi dan latihan terhadap pendidik, karena pendidik menjadi model

bagi siswa. Untuk itu pendidik hendaknya mengetahui teori tentang pendidikan

44 Hasan Langgulung, Asas-Asas Pendidikan ... , h 113. 45 Jusuf Amir Feisal, Reorientasi Pendidikan ... , h. 116.

Page 72: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26966/1/MAYA... · KONSEP KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM MENURUTHASANLANGULUNG

75

Islam dan diajarkan untuk menyadari keunggulan system pendidikan Islam

dibanding dengan pendidikan Barat.

Menurut penulis, gagasan beliau menunjukkan perhatian dan kepedulian

yang besar terhadap dunia pendidikan dalam menghadapi tantangan zaman.

Karena tantangan yang dihadapi selalu berbeda mengikuti perkembangan zaman.

Karenanya, pembicaraan masalah kependidikan ini mempunyai peran strategis

bila memang Pendidikan Islam ingin turut bersaing dengan percaturan global.

Pendidikan harus mengarah pada penciptaan anak didik dengan

kemampuan dan perkembangan pengetahuan dan ketrampilan yang memadai,

tanpa harus mengabaikan nilai-nilai moral dan etika Islam yang telah teruji

kebenarannya. Tampilnya lembaga-lembaga pendidikan Islam diharapkan tidak

hanya menjadi jawaban terhadap keringnya filosofi dan ideologi pendidikan dari

nilai-nilai etika dan moral tapi juga dapat menjadi kendali kemajuan pendidikan di

Indonesia.

Perin adanya metode yang tepat untuk mendidik anak agar berakhlak

mulia. Metode yang dapat diandalkan dan mudah di lakukan. Di samping itu perlu

adanya kesamaan antara pendidikan di rumah, sekolah dan lingkungan

masyarakat, sehingga dimungkinkan pendidikan jalan searah dalam mencapai

tujuan.

Kurikulum Hasan Langgulung memberikan kontribusi besar terhadap

dunia pendidikan. Konsep kurikulum yang tidak kaku dan fleksibel, yakni

mengajarkan suatu fakta berdasar kesanggupan murid-muridnya. Kurikulum yang

dituangkan mencoba menjawab berbagai permasalahan Pendidikan Islam, yang

selama ini selalu dinilai terbelakang. Dengan adanya gagasan yang ideal ini,

semoga saja instansi pendidikan senantiasa berbenah untuk kemajuan pendidikan

di masa datang. Amin.

Page 73: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26966/1/MAYA... · KONSEP KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM MENURUTHASANLANGULUNG

A. Kesimpulan

BABY

PENUTUP

Berdasarkan basil penelitian penulis terhadap konsep Islamisasi ilmu

dalam kurikulum pendidikan Islam menurut Hasan Langgulung dapat

diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Konsep islamisasi ilmu dalam kurikulum pendidikan Islam berarti

menyusun kembali konsep-konsep kurikulum dengan format yang

lebih integral antara pengetahuan urnum dengan pngetahuan agama.

2. Konsep islamisasi ilmu Hasan Langgulung berbeda dengan konsep

islamisasi ilmu yang digagas oleh syed Naquib al-Attas, yaitu bersifat

modernisasai.

3. Prioritas tujuan kurikulum pendidikan Islam menurut Hasan

Langgulung tidak hanya bersifat materi akan tetapi kebahagiaan

dengan akhlak dan perilaku yang baik bersandarkan pad a al-Qur' an

dan Sunnah Rasul.

4. Pelaksanaan islamisasi ilmu menurut Hasan Langgulung yakni dengan

cara:

a. Merumuskan Konsep Kurikulum dalam Pendidikan Islam

b. Menyusun Kembali Komponen Kurikulum dalam Pendidikan

Islam

c. Menetapkan Prinsip-Prinsip Kurikulum dalam Pendidikan Islam

d. Merumuskan Jenis dan Jenjang Kurikulum dalam Pendidikan

Islam

Page 74: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26966/1/MAYA... · KONSEP KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM MENURUTHASANLANGULUNG

77

B. Saran

Setelah berbicara jauh tentang islamisasi ilmu yang dilakukan oleh Hasan

Langgulung, penulis mengungkapkan gagasan berupa saran diantaranya:

I. Menempatkan kembali seluruh aktifitas pendidikan di bawah frame work

agama.

2. Perancang kurikulum dan pelaksana pendidikan Islam hams berani

mengembangkan kerangka pengetahuan masa kini yang terartiknlasi

sepenuhnya dan kerangka pengetahuan hams dirancang secara aplikatif.

3. Perancang kurikulum pendidikan Islam hendaknya menciptakan teori-teori

sistem pendidikan yang memadukan ciri-ciri terbaik sistem tradisional dan

sistem modem.

4. Sistem pembelajaran harus menggambarkan kerangka teoritis ilmu dan

teknologi yang di dalamnya terdapat gaya-gaya dan metode-metode

aktivitas ilmiah dan teknologi yang sesuai dengan tinjauan dunia dan

mencerminkan nilai dan norma budaya muslim.

5. Dalam hal strategi, pendidik hendaknya menggunakan strategi pendidikan

yang membumi.

6. Perlu adanya perhatian dan dukungan dari pemimpin (pemerintah) atas

proses penggalian dan pembangkitan dunia pendidikan Islam ini.

Page 75: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26966/1/MAYA... · KONSEP KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM MENURUTHASANLANGULUNG

DAFI'ARPUSTAKA

Al-Adnani, Abu Fatiyah. 2002. Agenda Al-Mizan. Solo: Tim Pustaka Amanah.

Al-Attas, Syed Muhammad Naquib. 1981. Islam dan Sekulerisme. Bandung:

Pustaka.

__, 1996. Konsep Pendidikan Dalam Islam. Bandung: Mizan.

__, 1998. Filsafat dan Praktik Pendidikan Islam, Terj. dari The Educational

Philosophy and Practice of Syed Muhammad Naquib Al-Attas oleh Wan

Mohd Nor Wan Daud, Bandung: Mizan.

Al Djamaly, Fadhil. 1988. Menerabos Krisis Pendidikan Dunia Islam. Jakarta:

Golden Terayon Press.

Al-Faruqi, Ismail Raji. 1984. Islamisosi llmu Pengetahuan. Bandung:

Perpustakaan Salman ITB.

Al Rasyidin dan Nizar Samsul. 2005. Filsafat Pendidikan Islmn. Ciputat: PT

Ciputat Press.

Al-Syaibany, Omar Mohammad Al-Toumy. 1979. Falsafah Pendidikan Islam.

Alih Bahasa: DR. Hasan Langgulung, Jakarta: Bulan Bintang.

Aly, Hery Noer. 1999. I/mu Pendidikan Islam. Jakarta: Logos Wacana Ilmu.

Arief, Armai. 2002. Pengantar I/mu Dan Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta:

Ciputat Pers.

Daradjat, Zakiah. 1979. Peranan Agama dalam Kesehatan Mental, Jakarta:

Gunung Agung.

Fattah, Nanang. 2006. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Feisal, Jusuf Amir. 1995. Reorientasi Pendidikan Islam. Jakarta: Gema Insani

Press.

Hamalik, Oemar. 2003. Proses Belajar Mengajar, Jakarta: PT Bumi Aksara.

-' 2006. Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Langgulung, Hasan. 1980. Beberapa Pemikiran Tentang Pendidikan Islam,

Bandung: Al-Ma'arif

Page 76: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26966/1/MAYA... · KONSEP KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM MENURUTHASANLANGULUNG

__,1985. Pendidikan Dan Peradaban Islam Suatu Analisa Sosio-Psikologi.

Jakarta: Pustaka Al-Husna.

__ , 1988. Pendidikan Islam Menghadapi Abad Ke-21, Jakarta: Pustaka Al­

Husna.

__, 1995. Manusia dan Pendidikan Suatu Analisa Psikalogi dan Pendidikan.

Jakarta: PT Al-Husna Zik:ra.

__, 2002. Peralihan Paradigma Dalam Pendidikan Islam dan Sains Sosial.

Jakarta: Gaya Media Pratama.

___, 2008. Asas-Asas Pendidikan Islam, Jakarta: PT. Pustaka Al-Husna Baru.

Malik MTT. 2008. lnovasi Kurikulum Berbasis Lokal di Pondok Pesantren.

Jakarta: Departemen Agama.

Marsh, Colin dan Stafford, Ken. 1988. Curriculum Practices and Issues,

Australia: McGraw-Hill Book Company.s

Muhaimin. 2006. Nuansa Boru Pendidikan Islam, Mengurai Benamg Kusut Dunia

Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Mulyanto. 2000. lslamisasi I/mu Pengetahuan. Dalam Moeflich Hasbullah,

Gagasan dan Perdebatan lslamisasi flmu Pengetahuan, Jakarta: PT

Pusataka Cidesindo.

Nasution, Harun. 1986. Akal dan Wahyu dalam Islam. Jakarta: UI Press.

Nasution, S. 1995. Asas-Asas Kurikulum, Jakarta: Bumi Aksara.

Nata, Abudin. 2003. Kapita Selekta Pendidikan Islam. Bandung: Angkasa.

Nata, Abudin dan Fauzan. 2005. Pendidikan Dalam Perspektif Hadits, Jakarta:

UJNPress.

Nizar, Samsul, 2002, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat Pers.

__ , 2008. Memperbincangkan Dinamika lntelektual Dan Pemikiran Hamka

Tentang Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana.

Purwanto, M. Ngalim. 2008. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.

~ Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

'J) Putrafaulay, Haidar. 2004. Pendidikan ls/am Dalam Sistem Pendidikan Nasional

di Indonesia. Jakarta: Kencana.

Page 77: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26966/1/MAYA... · KONSEP KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM MENURUTHASANLANGULUNG

Qomar, Mujamil. 2005. Epistemologi Pendidikan Islam Dari Metode Rasional

Hingga Metode Kritk, Jakarta: Erlangga.

Ramayulis dan Nizar, Samsul. 2005. Ensiklopedi Tokoh Pendidikan Islam,

Mengenal Tokoh Pendidikan Di Dunia Islam Dan Indonesia. Ciputat:

Quantum Teaching.

Sanjaya, Wina. 2008a. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan, Jakarta: Kencana.

__, 2008b. Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Kencana.

Soetopo, Hendyat dan Soemanto, Wasti. Pembinaan dan Pengembangan

Kurikulum Sebagai Substansi Problem Administrasi Pendidikan, Jakarta:

PT Bumi Aksara.

Shofan, Mohammad. 2004. Pendidikan Berparadigma Profetik, Upaya

Konstruktif Membongkar Dikotomi Sistem Pendidikan Islam, Yogyakarta:

Ircisod.

Sudja'ie, Ahmad. 1999. Pemikiran Pendidikan Islam Kajian Tokoh Klasik dan

Kontemporer. Semarang: Pustaka Pelajar.

Tafsir, Ahmad. 2007. I/mu Pendidikan Dalam Perspektif Islam. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

Wiryokusumo, lskandar dan Mulyadi, Usman. 1988. Dasar-Dasar

Pengembangan Kurikulum, Jakarta: PT Bina Aksara.

Yusuf, Choirul Fuad (Ed). 2008. Kajian Peraturan dan Perundang-undangan

PendidikanAgama Pada Sekolah. Jakarta: Pena Citasatria.

Zurinal. 2006. flmu Pendidikan Pengantar dan Dasar-Dasar Pelaksanaan

Pendidikan, Jakarta: UIN Jakarta Press.

Makalah dan Jurnal

Ismail Yusanto, Muhammad. Menggagas Pendidikan Integratif dan Optima/isasi Negara Dalam Penyelenggaraan Pendidikan menuju Generasi sholeh Muslih, dalam Seminar Nasional Pendidikan, Syahida INN, UIN Jakarta 2008.

Latifah, Kurikulum Pendidikan Islam, dalam Jumal Lektur, Vol. 13, ·No. 2 Desember 2007.

Solichin, Mohammad Muchlis. Islamisasi I/mu Pengetahuan dan Ap/ikasinya

Dalam Pendidikan Islam, dalam Jumal Tadris, No 1, Volume 3, 2008.

Page 78: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26966/1/MAYA... · KONSEP KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM MENURUTHASANLANGULUNG

-~-~·--·------,--~------------~~-.,..,.,~~~ · --DEPARTEMEN AGAMA. NQ, Dokumen FITK,FR-AKD-081

( .. ~,. UIN JAKARTA FORM (FR) lgl. Terbit 5 Januari 2009

[ ~ ~=.·· :f"~-'. FITK No. Revisi: 00 '-~-' Jf. fr. H. Juanda No 95 Cipulat 15412 Indonesia Hal 1 /1

Nomor Lamp. Hal

SURAT'BIMBINGAN SKRIPSI

: Un.01/F.l/PP.0~91 .. ?§'8..12009

: Bimbingan Skripsi

Kepada Yth. Dra. Djunaedatul M., M.Ag: Pembimbing Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan . Ul]\j SyarifHidayatullah J akarti

Assa/amu ·a/aikum llr. wb.

Jakarta, 28 April 2009

Dengan ini diharapk&r; kesediaan Saudara untuk menjadi pembimbing l/ll (materi/teknis) penu\isan skripsi mahasis\Va:·

Nama NIM Sein ester Jurusan Judul Skipsi

: Maya Yuningsih 105011000149 .

.: VUI (Delapan) :. Pendidikan Agama Islam : '.'Kurikulum Pendidikan Islam Menurut Hasan Langgulung (Analisa Perbandingan Dengan Kurikulum Nasional".

Judul tersebut telah disetujui oleh Jurusan yang bersangkutan pada tanggal 27 April 2009,

abstraksi/ow/i11e terlampir. Saudara dapat melakukan perubahan redaksio;ial pada judul

tersebut. Aµabi\a pernbahan ~ubstansial dianggap perk mnhon pembimbing m<•nghuh1ngi

JL:rusan terlebih da\w.lu.

Bimbingan skripsi ini diharapkan se\esai dalam waktu 6 (enam) bulan. dan dapat c\iperpanjang selama 6 (enam) bulan berikutnya tan pa surat perpanjangan.

Atas perhatian dan keija sama Saudara, kami · ucapkan terima kasih.

Wassala11111 'a/aik1111111·r. ll'b.

Tembusan: I . Dek&ri FITK