Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan...

108
PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA AKHLAK SISWA DI SMA NEGERI 8 KABUPATEN TANGERANG Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Oleh : MARLINA NIM : 107011000982 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H/2014 M

Transcript of Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan...

Page 1: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28569/... · 2015-10-04 · PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA

PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA

AKHLAK SISWA DI SMA NEGERI 8 KABUPATEN TANGERANG

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK)

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh :

MARLINA

NIM : 107011000982

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1435 H/2014 M

Page 2: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28569/... · 2015-10-04 · PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA
Page 3: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28569/... · 2015-10-04 · PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA
Page 4: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28569/... · 2015-10-04 · PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA
Page 5: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28569/... · 2015-10-04 · PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA

i

ABSTRAK

Marlina (107011000982). Peranan Guru Pendidikan Agama Islam dalamMembina Akhlak Siswa di SMA Negeri 8 Kab. Tangerang. Skripsi JurusanPendidikan Agama Islam. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK).Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kualitas dan peran guru dalampembinaan akhlak siswa di SMA Negeri 8 Kab. Tangerang tahun pelajaran2013/2014 dengan melakukan wawancara serta penyebaran angket terhadap guruPAI, kepala sekolah, dan siswa di SMA Negeri 8 Kab. Tangerang.

Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian kualitatif yaknimelakukan wawancara kepada guru PAI, Kepala Sekolah, dan memberikanangket kepada siswa kelas X tahun pelajaran 2013/2014. Data penelitian diperolehmelalui angket, observasi, dan wawancara. Teknik analisis data yangdigunakandalam penelitian adalah teknik analisis deskriptif kualitatif.

. Kesimpulan dari penelitian ini adalah peranan guru dalam pembinaanakhlak yang selama ini diberikan terhadap anak didiknya di SMA Negeri 8 Kab.Tangerang ini berperan positif terhadap perubahan sikap dari anak didiknya. Daripenelitian ini membuktikan bahwa banyak sikap anak didik yang berubah menjadibaik dari beberapa aspek seperti akhlak kepada Allah SWT, akhlak terhadap guru,akhlak kepada orang tua, akhlak terhadap teman, akhlak terhadap diri sendiri danakhlak terhadap lingkungan karena adanya peranan guru Pendidikan AgamaIslam. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian yang menunjukan bahwa secaramatematis dikatakan ideal atau sangat baik jika jumlah skor angket sejumlah3.440. Akan tetapi dalam penelitian ini di peroleh jumlah skor angket 2.282. yangartinya perbandingan antara jumlah skor angket penelitian dengan jumlah skorangket ideal diperoleh angka persentase 66,3%. Angka ini menunjukan bahwaperan guru agama Islam dalam pembinaan akhlak siswa yang ada di SMA Negeri8 Kab. Tangerang kelas X cukup berperan.

Kata kunci: Peranan guru PAI, Akhlak Siswa.

Page 6: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28569/... · 2015-10-04 · PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji hanyalah milik Allah swt. Karena atas limpahan nikmatdan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Peranan Guru PAIsebagai Pendidik dalam Membina Akhlak Siswa di SMA Negeri 8 Kab. Tangerang” meskiharus melalui berbagai hambatan dan rintangan, berkat rahmat Allah yang tiada tara akhirnyaskripsi ini mampu diselesaikan oleh penulis. Shalawat serta salam semoga senantiasa Allahsampaikan kepada Nabi Muhammad saw yang telah membawa umatnya dari zaman kebodohanke zaman yang penuh dengan ilmu dan teknologi ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan sebagaimanayang diharapkan walaupun waktu, tenaga, dan pikiran telah dipergunakan dengan segalaketerbatasan kemampuan penulis miliki demi terselesaikannya skripsi ini agar bermanfaat bagipenulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Terselesaikannya skripsi ini tidak lepas dari partisipasi beberapa pihak yang telah membantuterselesaikannya untuk itu patut kiranya penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnyakepada:

1. Dra. Nurlena Rifa’i, MA.,Ph.D., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UINSyarif Hidayatullah Jakarta

2. Dr. Abdul Majid Khon, MA., Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) FakultasIlmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3. Marhamah Saleh, Lc. MA., Sekertaris Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) FakultasIlmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4. Dr. Khalimi, M.A., selaku dosen pembimbing skripsi yang sabar dalam memberikanarahan juga teliti dalam mengoreksi dan membimbing penulis dalam membuat skripsi ini.

5. Prof. Dr. H. Abudin Nata, MA. dan Dr. Akhmad Sodiq, MA., selaku Dosen Pengujiskripsi pada sidang Munaqosah

6. Tanenji, S.Ag., MA.,7. Seluruh dosen dan karyawan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta8. Hadi Ramadi, S.Pd., Kepala sekolah SMA Negeri 8 Kab. Tangerang, serta para guru

yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengadakan penelitian9. Ayahanda tercinta, Almarhum Almaghfurlah Bpk. H. Akhmad Kosim, atas segala

perjuangan dan pengorbanan nya hingga akhir hayat. Beliau yang tak pernah marah, takkenal lelah merawat, membesarkan, mendidik dan mencurahkan kasih sayang sertamemberikan bantuan moril, materil, semangat dan do’a kepada penulis. Ayahanda yangtak sempat melihat penulis menyelesaikan study nya, ayahanda yang sangat ingin melihatpenulis meraih sarjana dan wisuda nya, ayahanda yang menunggu terlalu lama untuk itusemua terjadi, penulis tidak sempat memberikan apa yang ayahanda inginkan. Ayahandayang akan dikenang sebagai pahlawan penulis, semasa hidup hingga akhir hayat.

Page 7: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28569/... · 2015-10-04 · PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA

Teruntuk Abah tersayang, skripsi ini penulis persembahkan. Semoga Allah senantiasamenaunginya dengan Rahmat dan Cinta-Nya.

10. Ibunda tercinta Hj. Siti Patimah, bidadari yang dikirim oleh Allah kepada penulis,terimakasih atas curahan do’a, kasih sayang, ketulusan, kesabaran dan perhatian yangdiberikan sejak penulis kecil hingga saat ini. Semoga Allah senantiasa menjaganyadengan Kasih dan Sayang-Nya.

11. Untuk kakak-kakak tercinta Farida, Amd.Keb dan M. Muplih yang selalu ada danbersedia memberikan dukungan moril dan materil kepada penulis untuk menyelesaikanskripsi ini, untuk H. Haetami S. Sos.I juga untuk adik tercinta Kartika atas segala bantuandan dukungannya kepada penulis selama ini.

12. Untuk kakek dan nenek, Abah Idris dan Emak Sukiah yang selalu mendoakan penulisagar mampu menyelesaikan study nya, meraih sarjana nya, untuk segala dukungan morildan materil, penulis haturkan terima kasih yang se-banyak-banyaknya.

13. Terkhusus untuk Ns. Zhiyya Urrahman, S.Kep, terima kasih banyak atas curahan do’a,kasih sayang, ketulusan, kesabaran dan perhatian selama ini, yang senantiasamendampingi penulis dalam suka-maupun duka pada perjuangan ini, denganpengorbanan yang begitu besar, selalu memberikan dukungan moril dan materil kepadapenulis, yang tak kenal lelah yang selalu mengiringi penulis dalam menyelesaikanskripsi.

14. Sahabat-sahabat penulis, Ai Rahmatussa’adah, S.Pd, Hilda Rohmatillah, S.Pd, DwiNurcahya, S.Pd, Laudia Novita Murlis, S.Kom.I, Vina Fauziah, S.Pd, terimakasih atasdukungan, kebersamaan selama ini, yang selalu ada menemani, sahabat layaknyakeluarga. Kalian yang terbaik. Semoga Allah senantiasa menaungi dengan limpahanrahmat-Nya.

15. Sahabat-sahabat PAI Angkatan 2007, C Laskar, terkhusus kepada Uswatun Hasanah,S.Pd.I, Ita Humairo, S.Pd.I.

Jakarta, 12 juli 2014

Penulis

Page 8: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28569/... · 2015-10-04 · PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA

DAFTAR ISI

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

ABSTRAK …………………………………………………………….. i

KATA PENGANTAR ………………………………………………... ii

DAFTAR ISI …………………………………………………………... iv

DAFTAR TABEL …………………………………………………….. vii

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ……………………………………. 1

B. Identifikasi Masalah ………………………………………… 5

C. Pembatasan Masalah ……………………………………….. 6

D. Perumusan Masalah ………………………………………… 6

E. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Hasil Penelitian………….. 6

BAB 2 LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR

A. Guru Sebagai Pendidik ……………………………………... 7

1. Pengertian Guru Sebagai Pendidik………………………. 7

2. Tugas-tugas Guru Sebagai Pendidik ……………………. 10

3. Persyaratan Guru Sebagai Pendidik ……………………. 11

4. Posisi Guru Sebagai Pendidik Menurut Ajaran Islam …. 12

Page 9: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28569/... · 2015-10-04 · PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA

DAFTAR ISI

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

ABSTRAK .............................................................................. i

KATA PENGANTAR ................................................................... ii

DAFTAR ISI .............................................................................. iv

DAFTAR TABEL ........................................................................... vii

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ..................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ........................................................... 5

C. Pembatasan Masalah .......................................................... 6

D. Perumusan Masalah ............................................................ 6

E. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Hasil Penelitian ............... 6

BAB 2 LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR

A. Guru Sebagai Pendidik ....................................................... 7

1. Pengertian Guru Sebagai Pendidik ................................. 7

2. Tugas-tugas Guru Sebagai Pendidik .............................. 10

3. Persyaratan Guru Sebagai Pendidik ............................... 11

4. Posisi Guru Sebagai Pendidik Menurut Ajaran Islam …. 12

Page 10: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28569/... · 2015-10-04 · PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA

5. Pengertian Pendidikan Islam ......................................... 13

6. Dasar-dasar Pendidikan Islam ....................................... 16

7. Tujuan dan Fungsi Pendidikan Islam ............................. 18

a. Tujuan Pendidikan Islam .......................................... 18

b. Fungsi Pendidikan Islam .......................................... 20

B. Pembinaan Akhlak Siswa ................................................... 22

1. Pengertian dan Tujuan Pembinaan Akhlak Siswa .......... 22

2. Beberapa Teori Tentang Pembinaan Akhlak Siswa ....... 27

3. Materi dan Metode Pembinaan Akhlak .......................... 30

4. Macam-macam Akhlak dan Ruang Lingkupnya ............ 32

5. Faktor-faktor yang Menjadi Penunjang dan Penghambat

Pembinaan Akhlak Siswa ............................................... 50

C. Kerangka Berfikir ............................................................... 55

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ............................................................... 58 B. Waktu dan Lokasi Penelitian ........................................... 58 C. Variabel Penelitian ......................................................... 58 D. Populasi dan Sampel ....................................................... 60 E. Teknik Pengumpulan Data .............................................. 61 F. Teknik Pengolahan dan Analisi Data .............................. 62

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Kondisi Riil Obyek Penelitian ......................................... 63 B. Deskripsi Data ................................................................ 67 C. Analisis Data .................................................................. 79

Page 11: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28569/... · 2015-10-04 · PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................... 80

B. Saran .............................................................................. 80

DAFTAR PUSTAKA ............................................................ 82

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 12: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28569/... · 2015-10-04 · PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA
Page 13: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28569/... · 2015-10-04 · PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Islam sebagai agama yang universal sudah barang tentu mengatur

seluruh aspek kehidupan manusia, mulai dari ibadah, kehidupan sosial, sampai

ketingkat perilaku (akhlak). Karena itu agama sangat berperan dalam

pembentukan perilaku (akhlak).

Setiap orang Islam pada hakekatnya adalah insan agama yang bercita-

cita, berfikir, beramal untuk hidup di akhirat kelak berdasarkan atas petunjuk

dari wahyu Allah Swt melalui Rasulallah, kecenderungan hidup beragama ini

merupakan ruhnya agama yang benar yang dalam perkembangannya dipimpin

oleh ajaran Islam yang murni, bersumber pada kitab suci yang menjelaskan

dan menerangkan tentang perkara benar (haq). Tugas kewajiban manusia

untuk mengikuti yang benar, menjauhi yang batil yang kesemuanya telah

diwujudkan dalam syariat agama yang berdasarkan nilai mutlak dan norma-

norma yang telah ditetapkan oleh Allah yang tak berubah menurut selera nafsu

manusia. Oleh karena itu tujuan pendidikan Islam penuh dengan nilai rohaniah

Islami dan berorientasi kepada kebahagiaan hidup di akhirat, tujuan ini

difokuskan pada pembentukan pribadi muslim yang sanggup melaksanakan

syari’at Islam melalui proses pendidikan spiritual menuju makrifat pada Allah.

Pendidikan Islam merupakan sistem pendidikan untuk melatih anak didiknya

Page 14: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28569/... · 2015-10-04 · PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA

2

yang sedemikian rupa sehingga dalam sikap hidup, tindakan, dan

pendekatanya dalam segala jenis pengetahuan banyak dipengaruhi oleh nilai-

nilai spiritual dan sangat sadar akan nilai etika Islam.

Agama sangat berperan dalam pembentukan perilaku anak, sehingga

pembentukan pribadi anak membaur sesuai pertumbuhan dan perkembangan

anak memerlukan pendidikan dengan persyaratan-persyaratan tertentu dan

pengawasan serta pemeliharaan yang terus-menerus sehingga pelatihan dasar

dalam pembentukan kebiasaan dan sikap memiliki kemungkinan untuk

berkembang secara wajar dalam kehidupan dimasa mendatang. Untuk

membina agar anak mempunyai sifat terpuji, tidaklah mungkin dengan

penjelasan pengertian saja, akan tetapi perlu membiasakannya untuk

melakukan yang terbaik dan diharapkan nantinya akan mempunyai sifat-sifat

terpuji dan bisa menjauhi sifat yang tercela.

Akhlak adalah nilai-nilai dan sifat-sifat yang tertanam dalam jiwa,

yang dapat menilai seseorang perbuatannya baik atau buruk. Akhlak haruslah

bersifat konstan, spontan, tidak temporer dan tidak memerlukan pemikiran dan

pertimbangan serta dorongan dari luar. Sekalipun dari beberapa definisi kata

akhlak bersifat netral, belum merujuk kepada baik atau buruk, tapi pada

umumnya apabila disebut sendirian, tidak dirangkai sifat tertentu, maka yang

dimaksud adalah akhlak yang mulia.

Ketika berbicara tentang akhlak khususnya di kalangan pelajar,

berbagai potret buram yang telah dilakukan oleh mayoritas mereka. Ada

beberapa hal yang begitu lekat di telinga, berkaitan dengan kenakalan di

kalangan pelajar, di antaranya adalah rambut yang tidak rapi, seragam yang

kotor tidak terawat, merokok, memakai anting dengan satu telinga, tawuran

yang seakan menjadi menu sehari-hari mereka. Dari pernyataan di atas dapat

dipahami bahwa terjadi pergeseran nilai-nilai secara drastis. Kalau dulu

gambaran orang mengenai pelajar salah satu sosok intelek, ramah, sopan dan

tanggung jawab maka sekarang sebaliknya.

Dalam beberapa riwayat disebutkan bahwa Rosulullah SWT bersabda

Page 15: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28569/... · 2015-10-04 · PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA

3

قالخالا ماركم ممت أل تثعبانما

Sungguh akuh diutus menjadi Rosul tidak lain adalah untuk menyempurnakan akhlak.

Pendidikan akhlak menekankan pada sikap yang menggambarkan nilai-nilai kebaikan yang harus dimiliki dan dijadikan kebiasaan anak didik dalam kehidupan sehari-hari. Rasulullah Saw menganjurkan kepada umatnya untuk memperhatikan budi pekerti anak dengan baik, karena akhlak ini merupakan implikasi dan cerminan dari tauhid kepada Allah Swt.

Menurut Said Agil Husin menghadapi fenomena krisis akhlak, dunia

pendidikan sedang menghadapi ujian berat sekaligus tantangan karena

pendidikan merupakan faktor terpenting dalam menyiapkan sumber daya

manusia yang berkualitas dan bermoral. Para pemikir pendidikan menyerukan

agar kecerdasan akal di ikuti dengan kecerdasan moral.1

Pendidikan adalah sebuah wadah untuk mendidik peserta didik agar

tumbuh dan berkembang kemampuannya (fitrah) yang dibawa sejak lahir.

Yang dimaksud dengan mendidik ialah seluruh kegiatan, tindakan dan sikap

yang dilakukan oleh pendidik sewaktu mengasuh peserta didik. Pendidik

adalah subjek yang mempunyai peran penting dalam pendidikan. Peserta didik

itu sendiri adalah pihak yang merupakan objek terpenting dalam pendidikan.

Sedangkan makna fitrah ialah suatu kemampuan dasar yang dimiliki oleh

setiap orang seperti halnya pembawaan.

Pendidikan sebagai suatu sistem terdiri atas berbagai komponen yang

masing-masing saling berkaitan dan berhubungan untuk mencapai

keberhasilan pendidikan sesuai dengan apa yang telah diprogramkan. Dengan

demikian setiap komponen memiliki sifat tergantung sesamanya. Keselarasan

antar komponen ini akan menopang keberhasilan pencapaian tujuan

pendidikan, salah satu di antara komponen tersebut adalah alat pendidikan.

Menurut Jalaludin alat pendidikan adalah segala sesuatu yang bisa menunjang

1 H. Said Agil Husin Al Munawar, Aktualisasi nilai-nilai Qur’ani, (Ciputat: PT Ciputat

Press, 2005), cet ke-2, h. 7-8

Page 16: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28569/... · 2015-10-04 · PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA

4

kelancaran pendidikan dan salah satu dari alat pendidikan tersebut adalah

pendidik.2

Guru adalah figur manusia yang menempati posisi dan memegang

peranan penting dalam pendidikan. Ketika semua orang mempersoalkan

masalah dunia pendidikan, figur guru mesti dilibatkan dalam agenda

pembicaraan terutama yang menyangkut persoalan pendidikan formal di

sekolah. Hal itu tidak dapat disangkal, karena lembaga pendidikan formal

adalah dunia kehidupan guru.

Guru sebagai figur sentral dalam dunia pendidikan, khususnya dalam

proses belajar mengajar. Sehubungan dengan ini, setiap guru sangat di

harapkan memiliki karakteristik (ciri khas) kepribadian yang ideal sesuai

dengan persyaratan yang bersifat psikologis-pedagogis.3

Guru memiliki peran ganda, yakni sebagai pengajar sekaligus sebagai

pendidik. Dalam rangka mengembangkan peran gandanya, maka Ahmad

Rohani dan A. Abu Ahmadi mengutip pendapatnya Zakiah Daradjat yang

menyarankan agar guru memiliki persyaratan kepribadian sebagai guru yaitu:

Suka bekerja keras, demokratis, penyayang, menghargai kepribadian

peserta didik, sabar, memiliki pengetahuan, ketrampilan dan

pengalaman yang bermacam-macam, perawakan menyenangkan dan

berkelakuan baik, adil dan tidak memihak, toleransi, mantap dan stabil,

ada perhatian terhadap persoalan peserta didik, lincah, mampu memuji,

perbuatan baik dan menghargai peserta didik, cukup dalam pengajaran,

mampu memimpin secara baik.4

Untuk tercapainya tujuan tersebut, maka guru memegang peranan

penting. Oleh sebab itu guru di sekolah tidak hanya sekedar mentransfer

sejumlah ilmu pengetahuan kepada murid-muridnya, tetapi lebih dari itu

2 Jalaludin, Teologi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grapindo Persada, 2002), cet. Ke-2, h. 110 3 Muhibbin Syah, Psikologi pendidikan suatu pendekatan baru, (Bandung : Remaja

Rosdakarya, 1996), h.221 4 Ahmad Rohani dan A.Abu Ahmadi, Pengelolaan Pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta,

1996), h.110

Page 17: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28569/... · 2015-10-04 · PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA

5

terutama dalam membina sikap dan keterampilan mereka. Untuk membina

sikap murid di sekolah, dari sekian banyak guru bidang studi, guru bidang

studi agamalah yang sangat menentukan, sebab pendidikan agama sangat

menentukan dalam hal pembinaan sikap siswa karena bidang studi agama

banyak membahas tentang pembinaan sikap, yaitu mengenai aqidah dan

akhlakul karimah.

Tugas guru tidak terbatas pada memberikan informasi kepada murid

namun tugas guru lebih komprehensif dari itu. Selain mengajar dan

membekali murid dengan pengetahuan, guru juga harus menyiapkan mereka

agar mandiri dan memberdayakan bakat murid di berbagai bidang,

mendisiplinkan moral mereka, membimbing hasrat dan menanamkan

kebajikan dalam jiwa mereka. Guru harus menunjukkan semangat

persaudaraan kepada murid serta membimbing mereka pada jalan kebenaran

agar mereka tidak melakukan perbuatan yang menyimpang dari ajaran agama.

Faktor guru sangat mendukung dalam mendidik prilaku siswa. Hal ini

disebabkan karena guru merupakan suri tauladan bagi siswanya. Jika seorang

guru agama bertingkah laku dengan baik, maka siswanya akan mencontoh

prilaku tersebut. Akan tetapi sebaliknya, jika guru agama tidak memberikan

contoh yang baik, maka siswanya juga akan meniru kelakuan tersebut. Dalam

hal ini Zuhairini mengutip pendapat dari prof. Athiyah Al-abrossyi yang

menyatakan bahwa :

“Hubungan antara murid dengan guru seperti halnya bayangan dengan

tongkatnya. Bayangan tidak akan terlihat lurus apabila tongkat itu

berdiri bengkok yang artinya bagaimana murid akan menjadi baik,

apabila gurunya berkelakuan tidak baik. Dalam pepatah bahasa

Indonesia dikatakan bahwa guru kencing berdiri, murid kencing berlari

yang artinya murid akan mencontoh apa yang telah dilakukan oleh

gurunya”.5

5 H. Zuhairini, dkk, Methodik Khusus Pendidikan Agama, (Malang: Biro Ilmiah Fakultas

Tarbiyah IAIN Sunan Ampel, 1981), h. 35

Page 18: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28569/... · 2015-10-04 · PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA

6

Pengaruh negatif dari sekitar bisa jadi akan memperburuk pemahaman

siswa tentang akhlak, yang lingkungan semula sudah diajarkan dan dapat di

pahami oleh siswa bisa saja rusak atau berubah akibat pergaulan buruk yang

diterimanya. Walaupun orang tuanyalah yang berperan dalam pembinaan

akhlak anak-anak mereka. Akan tetapi keberadaan guru dan peran guru

cenderung dapat memberikan motifasi dalam menananmkan pemahaman

akhlak pada diri anak, sehingga pemahaman tersebut bukan hanya pemahaman

saja, tetapi dapat juga di amalkan. Oleh karena itu, peranan seorang guru,

khususnya guru agama Islam diupayakan untuk dapat membentuk siswa agar

memiliki kepribadian muslim serta berakhlak mulia.

Melihat latar belakang masalah di atas, maka penulis di sini

berpendapat bahwa seorang guru bukan hanya seorang pengajar saja tetapi

seorang guru sebagai pendidik yang dapat mengarahkan siswa-siswinya. Oleh

karena itu peranan guru sangat diperlukan dalam membentuk kepribadian

muslim yang berakhlak mulia. Hal ini mendorong penulis untuk melihat lebih

dalam apakah guru agama berperan dalam pembinaan akhlak siswa dengan

suatu penelitian yang berjudul “PERANAN GURU PAI SEBAGAI

PENDIDIK DALAM MEMBINA AKHLAK SISWA DI SMA NEGERI 8

KABUPATEN TANGERANG”

B. Identifikasi, Pembatasan, dan Perumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan di atas, maka timbul

permasalahan antara lain :

a. Buruknya akhlak siswa di sekolah seperti merokok di kelas

b. Tidak masuk sekolah pada jam pelajaran

c. Minimnya kesadaran siswa tentang pentingnya akhlak

d. Kurangnya pengetahuan siswa mengenai pentingnya akhlak

e. Kurangnya pengawasan dan perhatian dari guru

Page 19: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28569/... · 2015-10-04 · PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA

7

f. Problema peranan guru Agama Islam dalam membina akhlak siswa

g. Problema peranan orang tua dalam membina akhlak anak di rumah

h. Problema peranan masyarakat dalam membina akhlak anak didik di

lingkungan masyarakat

2. Pembatasan Masalah

Mengingat banyaknya permasalahan mengenai peranan guru sebagai

pendidik, maka penulis hanya akan membatasi permasalahan pada peranan

guru agama Islam sebagai pendidik dan pembina akhlak siswa.

3. Perumusan Masalah

Berdasarkan masalah di atas, untuk memudahkan pelaksanaan

penelitian maka masalah yang akan diteliti secara operasional dapat

dirumuskan sebagai berikut: Bagaimana peranan guru Agama Islam

sebagai pendidik dalam membina akhlak siswa SMA Negeri 8 Kabupaten

Tangerang?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

a. Untuk mengetahui peran guru agama Islam sebagai pendidik dalam

membina akhlak siswa

b. Manfaatnya bagi instansi sekolah bisa dijadikan motivasi untuk

memperbaiki mutu maupun tekhnis, baik dari segi sarana, maupun

prasarana sekolah, sehingga kualitas kelulusannya bisa berwawasan iptek

dan imtaq.

D. Teknik Penulisan Skripsi Adapun teknik penulisan dalam penelitian ini mengacu pada pedoman

skripsi yang di susun oleh FITK UIN Jakarta tahun 2011

Page 20: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28569/... · 2015-10-04 · PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA

8

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Guru Sebagai Pendidik

1. Pengertian Guru Sebagai Pendidik Guru, suatu profesi yang luar biasa mulia, profesi yang sangat

berperan dalam peningkatan sumber daya manusia dan kemajuan suatu

bangsa. Orang-orang yang sukses di bidangnya masing-masing tidak mungkin

bisa meraih keberhasilan jika tanpa ada guru yang mengajar dan

mendidiknya. Melalui gurulah seorang anak mulai diperkenalkan pada huruf

dan angka dari tidak bisa membaca jadi bisa membaca dari tidak tahu

berhitung jadi bisa menjadi berhitung. Guru seorang yang mampu

menginspirasi dan memotivasi muridnya, sehingga mampu berbuat sesuatu

yang baik dengan kemampuannya sendiri. Di sinilah pentingnya Guru sebagai

sumber keteladanan dan kemampuan dalam menumbuhkan motivasi. Dengan

demikian peran seorang guru begitu penting dalam mendukung kemajuan

suatu bangsa.

Guru sebagai pendidik merupakan gerbang awal dalam membentuk

kepribadian siswa. Hal ini mengandung arti bahwa guru memberikan

pengaruh yang cukup bermakna bagi terwujudnya manusia yang beriman dan

bertaqwa kepada Allah subhanahu wa Ta’ala serta berakhlak mulia. Guru

merupakan orang yang di tangannya terletak masa depan bangsa.

8

Page 21: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28569/... · 2015-10-04 · PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA

9

Kata guru berasal dari bahasa Indonesia yang berarti orang yang

mengajar. Sedangkan dalam bahasa Arab guru diartikan sebagai al-alim atau

al-mu’alim, yang artinya orang yang mengetahui. Selain itu ada pula ulama

yang menggunakan istilah al-mudarris yaitu orang-orang yang mengajar atau

orang-orang yang memberikan pelajaran.1

Dalam pengertian yang sederhana, guru adalah orang yang

memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik. Guru dalam pandangan

masyarakat adalah orang yang melaksanakan pendidikan di tempat-tempat

tertentu, tidak mesti di lembaga pendidikan formal, tetapi bisa juga di masjid,

surau/musalla, di rumah dan sebagainya.2

Pendidik adalah orang dewasa yang bertanggung jawab memberi

bimbingan atau bantuan kepada anak didik dalam perkembangan jasmani dan

rohaninya agar mencapai kedewasaannya, mampu melaksanakan tugasnya

sebagai makhluk Allah, khalifah di permukaan bumi, sebagai makhluk sosial

dan sebagai individu yang sanggup berdiri sendiri.3

Menurut Langeveld seperti yang dikutip oleh Alisuf Sabri, pendidik

adalah orang yang bertanggung jawab terhadap pendidikan atau kedewasaan

seorang anak. Jadi sebenarnya seseorang disebut pendidik itu karena adanya

peranan dan tanggung jawabnya dalam mendidik seorang anak.4

Pendidik adalah siapa saja yang bertanggung jawab terhadap

perkembangan anak didik.5 Yang dimaksud pendidik di sini adalah guru yang

mengajar sekaligus mendidik di sekolah.

Dari beberapa pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa guru

sebagai pendidik adalah orang dewasa yang bertanggung jawab memberikan

ilmu pengetahuan kepada anak didik dan juga memberi bimbingan baik

1 Abudin Nata, Perspektif Islam tentang Pola Hubungan Guru dengan Murid, (Study

Pemikiran Tasawuf Al-Ghazali), (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2001), Cet ke-1, h. 41 2 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta:

Rineka Cipta, 2000), h. 31 3 Hj. Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: CV Pustaka Setia, 1998), Cet.ke-2,

h.65 4 Alisuf Sabri, Ilmu Pendidikan , (Jakarta: CV Pedoman Ilmu Jaya, 1999), Cet.ke-1, h.8 5 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Persepektif Islam, (Bandung: PT Rosdakarya,

1994), Cet. ke-2, h.74

Page 22: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28569/... · 2015-10-04 · PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA

10

jasmani maupun rohani guna mencapai kedewasaan. Disamping itu juga guru

berkewajiban dalam pembentukan akhlak agar sejalan antara IPTEK dan

IMTAQ.

Guru sebagai pendidik berkewajiban atas semua perkembangan anak,

baik dalam pemikirannya maupun dalam perbuatannya. Meskipun demikian

bukan berarti guru adalah orang satu-satunya yang bertanggung jawab

terhadap perkembangan (kedewasaan) anak, tetap saja pendidik pertama dan

utama adalah orang tua di rumah karena anak lebih banyak menghabiskan

waktunya dirumah.

Dari uraian yang telah ada, jelas bahwa pekerjaan guru itu memang

terasa berat, akan tetapi luhur dan mulia. Tugas guru tidak hanya mengajar,

melainkan juga mendidik. Maka, untuk melakukan tugas sebagai guru tidak

sembarang orang dapat menjalankannya. Dalam praktek sehari-hari orang

sering mencampur adukkan antara pengertian ”mengajar” dengan “mendidik”.

Kata tersebut mempunyai hubungan yang sangat erat, walaupun keduanya

sebenarnya mempunyai pengertian yang berbeda.

Dalam mengajar yang dipentingkan adalah segi ilmiahnya, karena

mengajar mempunyai arti memberikan pengetahuan kepada anak, agar mereka

dapat mengetahui pristiwa-pristiwa, hukum-hukum ataupun proses dari pada

sesuatu ilmu pengetahuan itu sendiri. Sedangkan dalam mendidik yang lebih

dipentingkan adalah segi pembentukan kepribadian anak itu sendiri, karena

mendidik mempunyai arti menanamkan tabiat yang baik agar anak-anak

mempunyai sifat yang baik dan berkepribadian luhur.6 Dengan demikian jelas

bahwa mengajar dengan mendidik mempunyai hubungan yang sangat erat.

Selain itu pengajaran menurut Ahmad Tafsir ialah suatu kegiatan yang

menyangkut pembinaan anak mengenai segi kognitif dan psikomotorik

semata-mata, yaitu supaya anak lebih banyak pengetahuannya, lebih cakap

berpikir kritis, sistematis, dan objektif, serta terampil dalam mengerjakan

6 H. Zuhairini, dkk, Methodik Khusus Pendidikan Agama,…, h. 25

Page 23: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28569/... · 2015-10-04 · PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA

11

sesuatu, misalnya terampil menulis, membaca, lari cepat, loncat tinggi,

berenang, membuat pesawat radio dan sebagainya.7

Dari uraian di atas jelas bahwa pendidikan dan pengajaran merupakan

dua kubu yang berbeda dari segi tujuan pencapaian hasil belajar. Pengajaran

lebih dititik beratkan pada aspek pengetahuan, sedangkan pendidikan pada

aspek pengamalan (sikap), namun keduanya sama-sama merupakan proses

belajar-mengajar.

Dalam hubungan ini Ibnu Muqaffa seperti yang dikutip oleh Zuhairini

menasihatkan bahwa barang siapa ingin menjadi imam yang tegak jiwanya

sebagai imam agama dalam masyarakat, hendaklah ia memulai lebih dahulu

mengajar dirinya dan mengamalkan dalam tingkah laku, atau pendapat dan

pembicaraannya. Mengajar dengan tingkah lakunya adalah lebih berhasil dari

pada mengajar dengan lisannya. Guru dan pendidik bagi dirinya lebih berhak

mendapat ketinggian dan keutamaan dari pada guru dan pendidik-pendidik

terhadap orang lain.8

Pendapat di atas mengisyaratkan bahwa pendidikan yang terbaik

adalah pendidikan yang dimulai dari diri sendiri dan kemudian di ajarkan

kepada orang lain dengan tingkah laku yang sesuai dengan apa yang akan di

ajarkan.

2. Tugas-tugas Guru sebagai Pendidik

Guru adalah figur seorang pemimpin. Guru adalah sosok Arsitektur

yang dapat membentuk jiwa dan watak anak didik.

Mengenai pengertian pendidik, didalamnya telah tersirat pula

mengenai tugas-tugas pendidik, tugas-tugas tersebut adalah sebagai berikut:

1. Membimbing peserta didik

Mencari pengenalan terhadapnya mengenai kebutuhan, kesanggupan,

bakat, minat dan lain sebagainya.

2. Menciptakan situasi untuk pendidikan

7 Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 1995), Cet.1, h. 7 8 Hj. Nuruhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam,…, .h. 76

Page 24: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28569/... · 2015-10-04 · PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA

12

Yang dimaksud dengan situasi pendidikan yaitu suatu keadaan dimana

tindakan-tindakan pendidikan dapat berlangsung dengan baik dan dengan

hasil yang memuaskan.9

Sama dengan teori pendidikan Barat, tugas pendidik dalam pandangan

Islam secara umum ialah mendidik, yaitu mengupayakan perkembangan seluruh

potensi anak didik, baik potensi psikomotorik, kognitif, maupun potensi afektif.

Potensi itu harus dikembangkan secara seimbang sampai ketingkat setinggi

mungkin, menurut ajaran Islam.10

Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai seorang pendidik,

hendaknya mereka tidak melakukan kedisiplinan terhadap anak didiknya seperti

mendisiplinkan hewan ternak, akan tetapi mereka haruslah memperlakukan para

peserta didiknya sebagai makhluk yang mudah dipengaruhi dan di bentuk

karakternya, sehingga nantinya mereka akan dihormati di kalangan masyarakat.

Dari sini akhirnya Islam menganjurkan agar yang menjadi seorang pendidik

bukan hanya dari kalangan manusia terpelajar, akan tetapi juga harus orang yang

arif dan bijaksana, serta orang saleh yang prilakunya dapat mempengaruhi pikiran

kaum muda.11

Dari penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa hendaknya guru

itu dapat memperlakukan muridnya layaknya sebagai sahabat sehingga interaksi

diantara keduanya berjalan baik. Karena jika seorang siswa sudah merasa nyaman

dengan keberadaan seorang guru, maka ia akan dengan mudah menerima semua

nasihat yang diberikan oleh guru.

Dalam konteks masyarakat Islam pendidik haruslah orang yang dengan

sepenuh hati melaksanakan ajaran Islam, secara lahiriah dan batiniah. Dia pasti

orang yang berbudi luhur, orang saleh yang merasa bertanggung jawab untuk

mendidik murid-muridnya menjadi terutama muslim yang baik, yakni laki-laki

9 Hj. Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam…h.66 10 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam,… h. 74 11 Syed Sajjad husain, syed ali ashraf, Krisis dalam Pendidikan Islam, (Jakarta anggota

IKAPI: Al-Mawardi Prima, 2000), cet.ke-1, h. 142

Page 25: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28569/... · 2015-10-04 · PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA

13

dan perempuan yang akan mempelajari nilai kaidah moral Islam, yang akan

berupaya untuk hidup sesuai etika qur’ani.12

Dari penjelasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa tugas guru adalah

sebagai pendidik dalam menanamkan berbagai aspek baik itu aspek kognitif,

psikomotorik dan afektif. Tugas guru itu sangat mulia bahkan mendapat peringkat

tertinggi dalam ajaran Islam, akan tetapi tidak semudah apa yang kita bayangkan

untuk mengemban tugas mulia itu, perlu adanya kesungguhan dengan sepenuh

hati dalam melaksanakannya.

3. Persyaratan Guru sebagai Pendidik Menurut Athiyah Al-abrossyi yang di kutip oleh Nur Uhbiyati

mengemukakan pendapatnya tentang syarat-syarat bagi guru agama, ialah :

1. Guru agama harus zuhud, yakni ikhlas, dan bukan semata-mata

bersifat materialis

2. Bersih jasmani dan rohani, dalam berpakaian rapih dan bersih,

dalam akhlaknya juga baik

3. Bersifat pemaaf, sabar dan pandai menahan diri

4. Seorang guru harus terlebih dahulu merupakan seorang Bapak

sebelum ia menjadi seorang guru

5. Mengetahui tabiat dan tingkat berfikir anak

6. Menguasai bahan pelajaran yang diberikan13

Soejono sebagaimana yang dikutip oleh Ahmad Tafsir

mengatakan, bahwa syarat-syarat guru adalah:

1. Tentang umur, harus sudah dewasa.

2. Tentang kesehatan, harus sehat jasmani dan rohani

3. Tentang kemampuan mengajar, ia harus ahli

4. Harus berkesusilaan dan berdedikasi tinggi.14

12 Syed Sajjad Husain, Syed Ali Ashraf, Krisis dalam Pendidikan Islam,………….h. 146 13 Zuhairini, dkk, Methodik Kusus Pendidikan Agama,…. h. 34 14 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Prespektif Islam, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2000), h.80

Page 26: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28569/... · 2015-10-04 · PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA

14

Dari pendapat pakar di atas dapat penulis pahami bahwa syarat

untuk menjadi guru harus sudah dewasa usianya, sehat jasmani artinya

seorang guru tidak boleh mempunyai penyakit, misalnya penyakit

menular, seorang guru juga memiliki kemampuan mengajar serta harus

berkesusilaan dan mempunyai dedikasi tinggi. Oleh karena itu seorang

guru harus bisa memenuhi syarat tersebut di atas.

Menurut Nur Uhbiyati bahwa syarat-syarat untuk menjadi guru

agama adalah:

1. Dia harus orang yang beragama

2. Mampu bertanggung jawab atas kesejahteraan agama

3. Dia tidak kalah dengan guru sekolah umum lainnya dalam

membentuk warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab

atas kesejahteraan bangsa dan tanah air

4. Dia harus memiliki perasaan panggilan murni.15

Jadi, syarat yang paling utama yang harus dimiliki oleh guru

Agama Islam adalah harus beragama Islam dan mengamalkan ajaran

Agama Islam dengan baik. Maksudnya, mengerjakan apa yang

diperintahkan oleh Allah SWT dan meninggalkan segala larangan-Nya

serta mengetahui hukum-hukum yang ada dalam Islam. Selain harus

beragama Islam, guru Agama Islam mesti bertanggung jawab terhadap

dirinya, keluarganya dan juga anak didiknya di sekolah serta

bertanggung jawab terhadap kesejahteraan Agama Islam, dalam arti

kata guru Agama Islam mesti mengajar sambil berdakwah supaya

orang yang diajarkannya memiliki kesadaran dalam menjalankan

kewajibannya sebagai hamba Allah SWT dan membentuk anak

didiknya menjadi warga Negara yang demokratis. Selain itu, seorang

guru Agama Islam harus memiliki perasaan panggilan murni di dalam

hatinya untuk menyebarkan dan mengajarkan Agama Islam.

15 Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam , (Bandung: Pustaka Setia, 1998), h.74

Page 27: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28569/... · 2015-10-04 · PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA

15

Sedangkan Zakiah Daradjat mengemukakan bahwa tidak

sembarangan orang dapat melakukan tugas guru. Tetapi orang tertentu

yang memenuhi persyaratan yang dipandang mampu, yaitu:

1. Bertaqwa kepada Allah SWT.

2. Berilmu.

3. Sehat jasmani.

4. Berkelakukan baik.16

Dari pendapat di atas dapat penulis pahami bahwa syarat untuk

menjadi guru agama adalah bertaqwa kepada Allah SWT kemudian

mempunyai ilmu pengetahuan. Karena seorang guru akan mentranfer ilmu

pengetahuan tersebut kepada anak didiknya. Sehat jasmani juga

merupakan salah satu syarat untuk menjadi seorang guru artinya guru tidak

boleh cacat fisiknya. Selain itu guru juga harus berkelakuan baik artinya

seorang guru harus memberikan contoh teladan bagi anak didiknya.

Menurut Ramayulis ada enam syarat yang harus dipenuhi oleh

seorang guru agama. antara lain sebagai berikut:

1. Syarat Fisik.

Seorang guru harus berbadan sehat, tidak memiliki cacat tubuh yang

mungkin mengganggu pekerjaannya, dan tidak memiliki gejala-gejala

penyakit yang menular. Dalam persyaratan fisik ini juga menyangkut

kerapian, kebersihan dan keindahan.

2. Syarat Psikis.

Seorang guru harus sehat rohaninya, tidak mengalami gangguan jiwa,

stabil emosinya, sabar, ramah, mempunyai jiwa pengabdian,

bertanggung jawab dan memiliki sifat-sifat positif lainnya.

3. Syarat Keagamaan

Seorang guru harus seorang yang beragama dan mengamalkan

agamanya. Di samping itu ia menjadi sumber norma dari segala norma

agama yang ada.

4. Syarat Teknis

16 Zakiyah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), hal 41-42

Page 28: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28569/... · 2015-10-04 · PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA

16

Seorang guru harus memiliki ijazah pendidikan guru, seperti ijazah

Fakultas Ilmu Pendidikan, Fakultas Tarbiyah atau ijazah keguruan

lainnya. Ijazah tersebut harus disesuaikan dengan tingkatan lembaga

pendidikan tempat ia mengajar.

5. Syarat Paedagogis

Seorang guru harus menguasai metode mengajar, menguasai materi

yang akan diajarkan dan ilmu-ilmu lain yang ada hubungannya dengan

ilmu yang ia ajarkan. Ia juga harus mengetahui psikologi, terutama

psikologi anak dan psikologi pendidikan agar ia dapat menempatkan

diri dalam kehidupan anak dan memberikan bimbingan sesuai dengan

perkembangan anak.

6. Syarat Administratif

Seorang guru harus diangkat oleh pemerintah yayasan atau lembaga

lain yang berwenang mengangkat guru, sehingga ia diberi tugas untuk

mendidik dan mengajar.17

Dari pendapat di atas, dapat penulis pahami bahwa selain harus

sehat jasmani dan rohani, guru juga harus memiliki ijazah keguruan dan

harus menguasai metode mengajar, menguasai materi yang akan diajarkan

dan harus mengetahui psikologi, terutama psikologi anak dan psikologi

pendidikan supaya bisa memberikan pelajaran dan bimbingan sesuai

dengan perkembangan peserta didik.

Jadi, untuk menjadi seorang guru agama Islam itu tidaklah mudah,

berbagai syarat yang harus dipenuhi supaya proses pembelajaran dapat

terlaksana dengan baik dan dapat mencapai tujuan yang diharapkan.

Apabila seorang guru agama Islam tidak memenuhi persyaratan tersebut

maka tujuan yang ditetapkan tidak akan tercapai dengan baik.

Itulah syarat-syarat yang harus dimiliki oleh guru agama, agar

berhasil dalam tugasnya. Yang terpenting di antaranya ialah hendaknya

17 Ramayulis, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Padang: The Minangkabau Foundation press,

2004), h. 41

Page 29: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28569/... · 2015-10-04 · PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA

17

guru agama dapat menjadi contoh tauladan dalam segala tingkah lakunya,

dan dalam segala keadaannya.

Setiap guru akan mempunyai pengaruh terhadap anak-didik.

Pengaruh tersebut ada yang terjadi melalui pendidikan dan pengajaran

yang dilakukan dengan sengaja dan ada pula yang terjadi secara tidak

sengaja, bahkan tidak disadari oleh guru, melalui sikap, gaya, dan macam-

macam penampilan kepribadian guru. Bahkan dapat dikatakan bahwa

kepribadian guru akan lebih besar pengaruhnya dari pada kepandaian dan

ilmunya. Terutama bagi anak didik yang masih dalam masa pertumbuhan.

4. Peranan Guru Agama Islam Guru mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses pembelajaran.

Oleh karena itu, peranan guru tidak bisa digantikan oleh siapapun, karena guru

merupakan salah satu faktor yang paling menentukan dalam proses

pembelajaran. Tugas guru yang paling utama adalah mengajar dan mendidik.

Sebagai pengajar guru merupakan perantara aktif (medium) antara peserta

didik dengan ilmu pengetahuan.18 Sebagai pendidik, guru harus menempatkan dirinya sebagai pengarah dan

pembina pengembangan bakat dan kemampuan peserta didik ke arah titik

maksimal yang dapat mereka capai. Sasaran tugas guru sebagai pendidik tidak

hanya terbatas pada pencerdasan otak (intelegensi) saja, melainkan juga

berusaha membentuk seluruh pribadi peserta didik menjadi manusia dewasa

yang berkemampuan untuk menguasai ilmu pengetahuan dan

pengembangannya untuk kesejahteraan hidup umat manusia. Kemampuan

tersebut berkembang menurut sistem nilai-nilai yang dijiwai oleh norma-

norma agama serta perikemanusiaan.19 Dengan demikian kegiatan mendidik

lebih luas dari areal kegiatan mengajar. Walaupun begitu tujuannya adalah

tugas dan tanggung jawab guru sebagai tenaga profesional.

18 Muhaimin, Strategi Belajar Mengajar (Penerapan dalam Pendidikan Agama),

(Surabaya: Citra Media, 1996), h. 54 19 Muzayyin Arifin, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), h.

118

Page 30: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28569/... · 2015-10-04 · PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA

18

Adanya pandangan di atas menuntut suatu konsekuensi kepada guru untuk

meningkatkan peranannya dalam proses pembelajaran. Peranan guru ini akan

senantiasa menggambarkan pola tingkah laku yang diharapkan dalam

berbagai interaksinya, baik dengan siswa, sesama guru, maupun dengan staf

yang lain.

Adapun peranan guru dalam proses pembelajaran mengandung banyak hal

yaitu:

1. Korektor

2. Inspirator

3. Informator

4. Organisator

5. Motivator

6. Inisiator

7. Fasilitator

8. Pembimbing

9. Demonstrator

10. Pengelola kelas

11. Mediator

12. Supervisor

13. Evaluator.20

Dari peranan di atas terlihat bahwa motivasi merupakan salah satu peranan

yang harus dimiliki oleh seorang guru (pendidik). Karena motivasi adalah salah

satu faktor yang turut menentukan kefektifan pembelajaran. Karena motivasi

adalah ”suatu proses atau pendorong untuk menggiatkan motif-motif menjadi

perbuatan untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan”.21

20 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, ( Jakarta:

Rineka Cipta, 2000), h. 43-48 21 Moch. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, ( Bandung: Remaja Rosdakarya,

1990), h. 15

Page 31: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28569/... · 2015-10-04 · PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA

19

Peserta didik akan belajar dengan sungguh-sungguh apabila memiliki

motivasi yang tinggi. Dengan kata lain seorang peserta didik akan belajar dengan

baik apabila ada faktor pendorongnya (motivasi). Dalam kaitan ini guru dituntut

memiliki kemampuan membangkitkan motivasi peserta didik, sehingga dapat

mencapai tujuan belajar. Dalam hal ini peranan guru dalam memotivasi peserta

didik belajar menurut Nana Saodih Sukmadinata sebagaimana dikutip oleh

Nursyamsi antara lain adalah:

1. Menjelaskan manfaat dan tujuan dari pelajaran yang diberikan.

2. Memiliki bahan pelajaran yang betul-betul dibutuhkan peserta didik.

3. Memilih cara penyajian yang bervariasi.

4. Memberikan sasaran dan kegiatan yang jelas.

5. Memberikan kesempatan kepada peseta didik untuk sukses.

6. Berikan kemudahan dan bantuan dalam belajar.

7. Berikan pujian, ganjaran atau hadiah.

8. Penghargaan terhadap pribadi anak.22

Oleh karena itu seorang guru harus dapat membangkitkan motivasi peserta

didik diantaranya adalah menjelaskan tujuan yang akan dicapai dalam pelajaran

yang akan dilaksanakan. Menggunakan metode yang bervariasi juga dapat

membangkitkan motivasi karena siswa tidak merasa bosan dalam belajar. Adapun

dalam rangka upaya memotivasi belajar peserta didik ada beberapa prinsip yang

dapat diterapkan oleh guru, diantaranya:

1. Peserta didik akan belajar lebih giat apabila topik yang dipelajarinya menarik

dan berguna bagi dirinya.

2. Tujuan pembelajaran harus disusun dengan jelas dan diinformasikan kepada

peserta didik sehingga mereka mengetahui tujuan belajar. Peserta didik juga

dapat dilibatkan dalam penyusunan tujuan tersebut.

3. Peserta didik harus selalu diberi tahu tentang hasil belajarnya.

22 Nursyamsi, Psikologi Pendidikan, (Padang: Baitul Hikmah Press, 2003), h. 121-122

Page 32: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28569/... · 2015-10-04 · PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA

20

4. Pemberian pujian dan hadiah lebih baik dari pada hukuman, namun sewaktu-

waktu hukuman juga diperlukan.

5. Manfaatkan sikap-sikap, cita-cita dan rasa ingin tahu peserta didik.

6. Usahakan untuk memperhatikan perbedaan individual peserta didik, misalnya

perbedaan kemampuan, latar belakang, dan sikap terhadap sekolah atau subjek

tertentu.

7. Usahakan untuk memenuhi kebutuhan peserta didik dengan jalan

memperhatikan kondisi fisiknya, memberikan rasa aman, menunjukkan bahwa

guru memperhatikan mereka, mengatur pengalaman belajar sedemikian rupa

sehingga setiap peserta didik pernah memperoleh kepuasan dan penghargaan,

serta mengarahkan pengalaman belajar ke arah keberhasilan, sehingga

mencapai prestasi dan mempunyai kepercayaan diri.23

Berdasarkan kutipan di atas hendaknya guru harus dapat menerapkan prinsip-

prinsip di atas agar peseta didik giat belajar dan merasa tertarik terhadap apa yang

disampaikan oleh guru. Oleh karena itu, seorang guru harus berusaha agar topik

yang dipelajari menarik bagi peserta didik. Seorang guru harus bisa membedakan

kemampuan anatara peserta didik, karena kemampuan setiap peserta didik tidak

sama.

Lebih lanjut H. M. Arifin menjelaskan bahwa prinsip-prinsip metodologis

yang dijadikan landasan psikologis yang memperlancar proses pendidikan Islam

yang sejalan dengan ajaran Islam adalah:

1. Prinsip memberikan suasana kegembiraan.

2. Prinsip memberikan layanan dan santunan dengan lemah lembut.

3. Prinsip kebermaknaan bagi peserta didik.

4. Prinsip pra syarat.

5. Prinsip komunikasi terbuka.

6. Prinsip pemberian pengetahuan yang baru.

7. Prinsip memberikan model prilaku yang baik.

23 E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Konsep, Karakteristik dan

Implementasi), (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003), h. 114-115

Page 33: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28569/... · 2015-10-04 · PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA

21

8. Prinsip praktek (pengalaman) secara aktif.

9. Prinsip-prinsip lainnya: Prinsip kasih sayang dan prinsip bimbingan dan

penyuluhan terhadap peserta didik. 24

Dengan demikian seorang guru harus memperhatikan prinsip-prinsip di atas,

karena dengan adanya prinsip tersebut guru dapat menerapkannya dalam proses

pembelajaran. Sehingga dengan menerapkan prinsip tersebut maka akan dapat

membantu guru memperlancar proses pembelajaran yang sesuai dengan tujuan

yang diinginkan.

Menurut Decce dan Grawford ada empat fungsi guru sebagai pengajar yang

berhubungan dengan cara pemeliharaan dan peningkatan motivasi belajar peseta

didik, yaitu:

1. Menggairahkan peserta didik

Dalam kegiatan pembelajaran guru harus berusaha menghindari hal-hal

yang monoton dan membosankan. Guru harus memelihara minat peserta

didik dalam belajar yaitu dengan memberikan kebebasan tertentu bagi

peserta didik menurut cara dan kemampuannya sendiri. Untuk dapat

meningkatkan kegairahan peserta didik, guru harus mempunyai

pengetahuan yang cukup mengenai keadaan awal setiap peserta didiknya.

2. Memberikan harapan realistis

Guru perlu memiliki pengetahuan yang cukup mengenai keberhasilan

atau kegagalan akademis setiap peserta didik di masa lalu. Dengan

demikian guru dapat membedakan antara harapan-harapan yang realistis,

pesimis atau terlalu optimis. Apabila peserta didik telah banyak

mengalami kegagalan, maka guru harus memberikan sebanyak mungkin

keberhasilan peserta didik harapan yang diberikan tentu saja terjangkau

dan dengan pertimbangan yang matang. Harapan yang tidak realistis

adalah kebohongan dan itu yang tidak disenangi peserta didik.

3. Memberikan insentif

24 H. M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), h. 199-209

Page 34: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28569/... · 2015-10-04 · PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA

22

Apabila peserta didik mengalami keberhasilan, guru diharapkan

memberikan hadiah bisa berupa pujian, angka yang baik dan sebagainya

atas keberhasilannya, sehingga peserta didik terdorong untuk melakukan

usaha lebih lanjut untuk mencapai tujuan-tujuan pembelajaran.

4. Mengarahkan prilaku peserta didik

Mengarahkan prilaku peserta didik adalah tugas guru. Di sini kepada guru

dituntut untuk memberikan respon terhadap peserta didik yang tidak

terlibat langsung dalam kegiatan belajar di kelas. Peserta didik yang diam

yang membuat keributan dam sebagainya harus diberikan teguran secara

bijaksana. Cara mengarahkan perilaku peserta didik dapat berupa

penugasan, bergerak mendekati, memberi hukuman yang mendidik,

menegur dengan sikap lemah lembut dan dengan perkataan yang ramah

dan baik.25

Demikian upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan motivasi

belajar siswa, namun motivasi merupakan karakteristik internal individu yang

tidak dapat diajarkan sebagai suatu konsep atau suatu keterampilan. Untuk itu

ada resep umum untuk meningkatkan motivasi belajar, karena terlalu banyak

keragaman dan karakteristik siswa. Suatu hal yang harus diupayakan secara

maksimal oleh guru adalah menjadikan kegiatan belajar sebagai suatu yang

menarik dan menghibur dalam pandangan peserta didik, di samping memuat

manfaat dan nilai pengetahuan.

4. Tugas dan Tanggung Jawab Guru Agama Islam Kemuliaan dan ketinggian derajat guru yang diberikan oleh Allah SWT

disebabkan mereka mengajarkan ilmu kepada orang lain. Secara umum dapat

dikatakan bahwa tugas dan tanggung jawab yang harus dilaksanakan olah guru

adalah mengajak orang lain berbuat baik. Tugas tersebut identik dengan dakwah

Islamiyah yang juga bertujuan mengajak umat Islam untuk berbuat baik. Dalam

Al-Qur’an surat Ali Imran ayat 104 Allah SWT berfirman:

25 Syaiful Bahri Djamarah, Op. Cit., h. 135

Page 35: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28569/... · 2015-10-04 · PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA

23

ولتكن منكم أمة یدعون إلى الخیر ویأمرون بالمعروف وینھون عن

.المفلحون وأولئك ھم, المنكر

Artinya: ”Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang

menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah

dari yang munkar merekalah orang-orang yang beruntung”.26

Profesi seorang guru juga dapat dikatakan sebagai penolong orang lain,

karena penyampaian hal-hal yang baik sesuai dengan ajaran Islam agar orang lain

dapat melaksanakan ajaran Islam. Dengan demikian akan tertolong-tolonglah

orang lain dalam memahami ajaran Islam. Hal yang sama sebagaimana

diungkapkan oleh Ahmad Mustafa Al-maraghi bahwa orang yang diajak bicara

dalam hal ini adalah umat yang mengajak kepada kebaikan, yang mempunyai dua

tugas yaitu menyuruh berbuat baik dan melarang berbuat yang mungkar.27

Sedangkan menurut M. Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Misbah

diterangkan bahwa Allah memerintahkan orang yang beriman untuk menempuh

jalan yang luas dan lurus serta mengajak orang lain menempuh jalan kebaikan dan

makruf.28

Berdasarkan penjelasan ayat dan tafsir di atas dapat dipahami bahwa

dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya guru berkewajiban membantu

perkembangan anak menuju dewasa yang sesuai tujuan yang agamis yaitu

membentuk agar manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha

Esa.

26 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya,............ h. 115 27 Ahmad Al-Musthafa Al-Maraghi, Terjemahan Tafsir Al-Maraghi, Juz IV, Terj. Bahrun

Abu Bakar, (Semarang: Toha Putra, 1993), h. 36

28 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Quran, (Jakarta: Lentera Ilahi, 2006), h. 173

Page 36: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28569/... · 2015-10-04 · PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA

24

Dengan demikian bahwa tugas dan tanggung jawab guru, terutama guru

agama Islam adalah menyampaikan ajaran Allah dan Sunnah rasul. sesuai dengan

sabda Rasulullah yang berbunyi:

بالني صاهللا لى لعيه ولسالق م لبغوىنا ع لوا وةي ،)رواه البىارخ(

Artinya: Nabi bersabda: Sampaikanlah dari ajaranku walaupun satu

ayat”.(HR. Bukhari).29

Berdasarkan hadis di atas dapat dipahami bahwa tugas dan tanggung

jawab yang harus dilaksanakan oleh orang yang mengetahui termasuk pendidik

atau guru adalah menyampaikan apa yang diketahuinya (ilmu) kepada orang yang

tidak mengetahui. Apabila dilihat dari rincian tugas dan tanggung jawab yang

harus dilaksanakan oleh guru terutama guru agama Islam, M. Athiyah Al-abrosyyi

yang mengutip pendapat Imam Ghazali mengemukakan bahwa:

1. Seorang guru harus memiliki rasa kasih sayang terhadap murid-muridnya

dan memperlakukan mereka seperti terhadap anaknya sendiri.

2. Tidak mengharapkan balas jasa ataupun ucapan terima kasih, tetapi

dengan mengajar itu bermaksud mencari keridhaan Allah dan

mendekatkan diri kepadanya.

3. Memberikan nasehat kepada anak murid pada setiap kesempatan.

4. Mencegah murid dari suatu akhlak yang tidak baik.

5. Memperhatikan tingkat akal pikiran dan berbicara dengan mereka

menurut kadar akalnya.

6. Jangan menimbulkan rasa benci pada diri murid mengenai suatu cabang

ilmu yang lain.

7. Memberikan pelajaran yang jelas dan pantas sesuai dengan kemampuan

yang dimiliki oleh anak.

29 Muhammad bin Ismail bin Ibrahim (Al-Bukhari), Shahih Al-Bukhari, (Beirut: Darul

Al-Fikr, 1981), Juz 12, h. 174

Page 37: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28569/... · 2015-10-04 · PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA

25

8. Seorang guru harus mengamalkan ilmu-ilmu yang dimilikinya dan jangan

berlainan antara perkataan dan perbuatan.30

Tugas dan tanggung jawab guru sebagaimana yang dikemukakan di

atas menunjukkan tugas dan tanggung jawab yang mesti dilaksanakan ketika

seorang guru melaksanakan proses pembelajaran. Dengan kata lain, ketika

berlangsungnya interaksi belajar mengajar terdapat tugas tersendiri yang

mesti dilaksanakan oleh guru di luar materi pelajaran, sebagaimana tugas dan

tanggung jawab di atas.

Menurut Henry Noer Ali tugas guru agama Islam adalah:

1. Tugas pensucian, guru hendaknya mengembangkan dan membersihkan

jiwa peserta didik agar dapat mendekatan diri kepada Allah,

menjauhkan dari keburukan dan menjaga agar tetap berada pada

fitrahnya.

2. Tugas pengajaran, guru hendaknya menyampaikan berbagai

pengetahuan dan pengalaman kepada peserta didik untuk

diterjemahkan dalam tingkah laku dan kehidupannya.31

Berdasarkan kutipan di atas dapat dipahami bahwa Guru

merupakan orang yang mempunyai peranan penting dalam membina

kepribadiaan siswa. Guru tidak sekedar menuangkan ilmu ke dalam otak

anak didik. Sementara jiwa dan wataknya tidak dibina. Memberikan ilmu

pengetahuan kepada anak didik adalah suatu perbuatan mudah, tetapi

untuk membentuk jiwa dan watak anak didik itulah yang sukar, sebab anak

didik yang dihadapi adalah makhluk hidup yang memiliki otak dan potensi

yang perlu dipengaruhi dengan sejumlah norma hidup sesuai dengan

ideologi, falsafah dan apalagi agama. Menjadi tanggung jawab guru untuk

memberikan sejumlah norma itu kepada anak didik agar tahu mana

perbuatan yang susila dsan asusila, mana perbuatan moral dan amoral.

Semua norma itu tidak mesti guru berikan ketika ada di kelas, di luar kelas

30 M. Athiyah Al-Abrasy, Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam,Terj. Bustami A. Gani, (Jakarta: Bulan Bintang, 1987), h. 143-144

31 Henry Noer Ali, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Logos Wacana Ilmu 1998), Cet. ke-42, h. 95-96.

Page 38: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28569/... · 2015-10-04 · PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA

26

pun sebaiknya guru harus mencontohkan melalui sikap, tingkah laku, dan

perbuatan. Pendidikan dilakukan tidak semata-mata dengan perkataan,

tetapi dengan sikap, tingkah laku dan perbuatan. Secara umum tanggung

jawab guru Agama meliputi tiga hal:

1. Tanggung jawab dalam upaya pengembangan kurikulum

2. Tanggung jawab mengembangkan profesi

3. Tanggung jawab dalam membina hubungan dengan masyarakat.32

Tanggung jawab dalam upaya pengembangan kurikulum

mengandung arti guru selalu dituntut untuk mencari gagasan baru atau ide-

ide baru, menyempurnakan praktek pendidikan khususnya dalam bidang

pengajaran.Tanggung jawab dalam pengembangan profesi pada dasarnya

adalah panggilan untuk mencintai, menghargai, menjaga dan

meningkatkan tugas dan tanggung jawab profesinya dan tugas dan

tanggung jawabnya tidak bisa dilakukan oleh orang lain. Sebagian tugas

dan tanggung jawab profesi guru harus dapat membina hubungan baik

dengan masyarakat dalam meningkatkan pendidikan.

Tugas guru agama Islam itu mencakup tiga hal, selain mengajar

dan mendidik ia juga bertugas sebagai pemimpin yang akan memimpin

dirinya dan orang lain. Hal ini senada dengan pendapat Paul Suparno, ia

mengatakan bahwa: Tugas guru agama Islam itu adalah mendidik dan

mengajar. Mendidik artinya mendorong dan membimbing peserta didik

agar maju menuju kedewasaan secara utuh yang mencakup kedewasaan

intelektual, emosional, sosial, fisik, spiritual, dan moral. Sedangkan

mengajar adalah membantu dan melatih peserta didik agar mau belajar

untuk mengetahui sesuatu dan mengembangkan pengetahuan.33 Dengan

demikian, Tugas guru agama Islam itu mencakup tiga hal, selain mengajar

dan mendidik ia juga bertugas sebagai pemimpin yang akan memimpin

dirinya dan orang lain. Samsul Nizar juga mengungkapkan bahwa

32 Piet A. Suhertian dan Alaida Suhertian, Supervisi Pendidikan dalam Rangka Inservice

Education, (Jakarta: Rineka Cipta, 1990), Cet. ke-1, h. 38 33 Paul Suparno, Guru Demokrasi di Era Reformasi, (Jakarta: Grasindo, 2004), h. 26

Page 39: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28569/... · 2015-10-04 · PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA

27

mendidik merupakan rangkaian mengajar, memberi dorongan, memuji,

menghukum, memberi contoh, membiasakan.34 Jadi, tugas pendidik bukan

hanya sekedar mengajar, di samping itu juga bertugas sebagai motivator

dan fasilitator dalam proses pembelajaran, sehingga seluruh potensi

peserta didik dapat teraktualisasi secara baik dan dinamis.

Dari jabaran di atas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa tugas guru

dalam pendidikan agama Islam adalah membimbing dan mengenal kebutuhan atau

kesanggupan peserta didik.

Tugas seorang guru juga harus dapat menciptakan situasi yang kondusif

bagi berlangsungnya proses pendidikan, menambah dan mengembangkan ilmu

yang dimiliki guna ditransformasikan kepada peserta didik, dan membentuk

peserta didik menjadi manusia yang berakhlak mulia.

5. Posisi Guru Sebagai Pendidik Menurut Ajaran Islam Dalam pendidikan Islam, pendidik memiliki arti dan peranan yang sangat

penting, hal ini disebabkan ia memiliki tanggung jawab dan menentukan arah

pendidikan. Itulah sebabnya Islam sangat menghargai dan menghormati orang-

orang yang berilmu pengetahuan dan bertugas sebagai pendidik. Allah Swt.

berfirman dalam surat az-zumar: 9,

Al-hasyr: 20

An-naml: 43

Rasulullah bersabda:

Artinya: “Dari Isma’il bin Jabir dari Imam Ja’far as, beliau berkata, “para

ulama adalah pengemban amanata, orang-orang yang bertakwa adalah benteng

dan para washi adalah pemimpin.”

Dan dalam riwayat yang lain, “para ulama adalah mercusuar, orang-orang yang

bertakwa adalah benteng dan para washi adalah pemeimpin.”

34 Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam, Pendekatan Teoritis dan Praktis, (Jakarta:

Ciputat Press, 2002, h. 72

Page 40: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28569/... · 2015-10-04 · PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA

28

Artinya: “dari Imam Baqir, as, beliau berkata, “seorang alim yang memberi

manfaat dengan ilmunya itu lebih mulia dari tujuh puluh ribu ahli ibadah.”35

Menurut Imam Ghazali seperti yang di kutip oleh Hj. Nur Uhbiyati,

mengatakan bahwa agar pendidik berhasil melaksanakan tugasnya maka pendidik

harus memiliki adab yang baik. Hal ini disebabkan anak didik itu akan selalu

melihat kepadanya sebagai contoh yang harus selalu diikutinya36

Dari penjelasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa posisi guru sebagai

pendidik menurut ajaran Islam sangatlah di agungkan bahkan mendapat posisi

yang utama sejalan dengan firman Allah yang di atas bahwa orang yang

mempunyai ilmu akan ditinggikan derajatnya. Bahkan guru merupakan contoh

teladan bagi para siswanya.

a. Pengertian Pendidikan Islam

Secara bahasa, dalam bahasa Indonesia, kata ’pendidikan’ berasal dari kata

’didik’. Kata didik dan mendidik berarti adalah memelihara dan memberi latihan

(ajaran, tuntunan, pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran.37

Sedangkan secara istilah, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,

pendidikan merupakan proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau

kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran

dan pelatihan.38

Sementara itu, dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20

Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 dinyatakan bahwa pendidikan adalah ”Usaha sadar dan

terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan

negara”.39

35 Ali Umar, Sabda Ilmu, (Jakarta: Al-Huda, 2006), Cet. ke-1, h.47-49 36 Hj. Nur Uhbiyati, Ilmu pendidikan Islam…, h. 84 37 Tim Penyusun kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar

Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), cet. Ke. 1, h. 204 38 Tim Penyusun Kamus Pusat dan Pengembangan Bahasa ..., h. 204 39 Undang-undang tentang SISDIKNAS dan Peraturan Pelaksanaannya 2000-2004,

(Jakarta: CV. Taminta Utama, 2004), h. 4

Page 41: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28569/... · 2015-10-04 · PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA

29

Beberapa ahli pendidikan mendefinisikan pendidikan, sebagai berikut:

1) Menurut M. Arifin bahwa “Pendidikan adalah usaha orang dewasa secara

sadar untuk membimbing dan mengembangkan kepribadiannya serta

kemampuan dasar anak didik, baik dalam pendidikan formal maupun non

formal.”40

2) Chalidjah Hasan bahwa “ Pendidikan adalah usaha sistematis

membimbing anak manusia yang berlandaskan pada proses induvidualisasi

dan sosialisasi.41

3) Alisub Sabri bahwa ” Pendidikan itu adalah usaha sadar dari orang dewasa

untuk membantu atau membimbing pertumbuhan dan perkembangan

anak/peserta didik secara teratur dan sistematis ke arah kedewasaan.42

Berdasarkan pengertian pendidikan yang dikemukakan para ahli di

atas, dapat disimpulkan pendidikan berarti usaha yang dilakukan untuk

menanamkan nilai dan norma yang ada dalam masyarakat serta

mewariskannya kepada generasi setelahnya untuk dikembangkan dalam

kehidupan yang merupakan suatu proses pendidikan untuk melestarikan

hidupnya.

Sedangkan kata ”Islam” berasal dari bahasa Arab, yang menurut segi

etimologi mempunyai beberapa pengertian, yaitu, keselamatan, perdamaian,

dan penyerahan diri kepada Tuhan.43 Sedangkan Islam dalam pengertian yang

lebih luas adalah agama yang identik dengan ajaran yang dibawa oleh Nabi

Muhammad SAW yang termaktub dalam Al-Quran dan yang dalam

pelaksanaannya dicontohkan oleh Nabi Muhammad selama hidupnya.44

Untuk mengetahui lebih jelas mengenai definisi Islam, di bawah ini

akan penulis kemukakan beberapa pendapat para ahli diantaranya pendapat

40 M. Arifin, Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama di Lingkungan Sekolah dan Keluarga; Sebagai Pola Pengembangan Metodologi, (Jakarta: Bulan Bintang, 1978), Cet. ke. 4, h. 14

41 Chalidjah Hasan, Kajian Pendidikan Perbandingan, ( Surabaya: Al-Ikhlas, 1995), Cet. ke-1, h. 15

42 Alisub Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), Cet. 1, h. 7

43 Masjfuk, Zuhdi, Studi Islam, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 1993), Cet. ke 2, h. 3 44 Zuhairini, dkk., Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2010), cet. Ke.

10, h. 12

Page 42: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28569/... · 2015-10-04 · PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA

30

Drs. Salahudin Sanusi yang dikutip oleh H. Endang Syaifudin dalam buku

kuliah Al-Islam mengatakan “Islam adalah bersih dan selamat dari kecacatan

lahir dan batin selain itu Islam berarti perdamaian dan keamanan serta

menyerahkan diri, tunduk, dan taat.”45

Sementara itu Mahmud Syaltut yang masih dikutip oleh H. Endang

Syaifuddin mengemukakan “Islam adalah agama Allah yang diperintahkannya

untuk mengajarkannya tentang pokok-pokok serta peraturannya kepada Nabi

Muhammad SAW dan menugaskannya untuk menyampaikan agama tersebut

kepada seluruh manusia mengajak mereka untuk memeluknya”.46

Dari pendapat-pendapat diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa

Islam adalah agama Allah yang diturunkan oleh umat manusia melalui Nabi

Muhammad SAW untuk dijadikan pedoman bagi manusia untuk mendapatkan

kehidupan yang damai, tentram, dan aman di dunia, dan mendapatkan

kebahagiaan yang abadi di akhirat kelak.

Istilah pendidikan Islam dapat dipahami dari tiga sudut pandang.

Pertama, Pendidikan Agama Islam. Kedua, Pendidikan dalam Islam. Ketiga,

Pendidikan Menurut Islam. Pendidikan Agama Islam menunjukkan kepada

proses operasional dalam usaha pendidikan ajaran-ajaran agama Islam.

Sedangkan Pendidikan dalam Islam bersifat sosio-historis. Selanjutnya

Pendidikan menurut Islam bersifat normatif.47

Ahmad D. Marimba menyatakan bahwa pendidikan Islam adalah

”Bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hukum-hukum agama Islam

menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran Islam”.48

Nur Uhbiyati yang menyatakan bahwa pendidikan Islam adalah “suatu

sistem kependidikan yang mencakup seluruh aspek kehidupan yang

45 Ending Syaifuddin Ansyari, Kuliah Al-Islam ( Jakarta : CV Rajawali Pers, 1992), Cet.

ke.3, h. 68 46 Ending Syaifuddin Ansyari, Kuliah Al-Islam h. 70 47 Abuddin Nata, Kapita Selekta Pendidikan Islam., (Bandung: Angkasa, 2003), h. 58-59 48 Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam., ( Bandung: Al-Ma’arif,

1980), Cet. Ke 4, h. 23

Page 43: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28569/... · 2015-10-04 · PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA

31

dibutuhkan oleh hamba Allah. Oleh karena Islam mempedomani seluruh

aspek kehidupan manusia muslim baik duniawi maupun ukhrawi”.49

Menurut Al-abrasy yang dikutip oleh Ramayulis, Pendidikan Islam

adalah “Mempersiapkan manusia supaya hidup dengan sempurna dan bahagia,

mencintai tanah air, tegap jasmaninya, sempurna budi pekertinya (akhlaknya),

teratur pikirannya, halus perasaannya, mahir dalam pekerjaannya, manis tutur

katanya baik dengan lisan atau tulisan”.50

Sedangkan Menurut Chalidjah Hasan Pendidikan Islam adalah:

Proses dan aktivitas yang bertujuan untuk menghasilkan perubahan

yang dikehendaki dalam diri seseorang. Ia juga merupakan proses menjaga

dan memelihara sifat-sifat semula dari keadaan serta memupuk bakat dan

kebolehan yang ada pada diri mereka dengan dorongan secara berangsur-

angsur agar kemampuan itu dapat berkembang dengan baik serta sesuai

dengan tahap-tahap kematangan yang dilaluinya.51

Dari uraian-uraian tersebut di atas dapat diambil kesimpulan secara garis

besar, bahwa Pendidikan Islam ialah sebuah proses yang diarahkan kepada

pembentukan kepribadian anak dan sempurna budi pekertinya, baik dalam

bimbingan jasmani dan rohani yang sesuai dengan ajaran Agama Islam dan aspek

kehidupan, agar menjadi manusia yang senantiasa bertaqwa kepada Allah SWT

dan menjadi penganut-penganut Islam yang sejati yang berpedomankan hukum

dan ajaran Islam sebagaimana termaktub dalam Al-Qur’an dan terjabarkan dalam

sunnah Rasul dan bermula sejak Nabi Muhammad SAW menyampaikan ajaran

tersebut kepada umatnya.

b. Dasar-dasar Pendidikan Islam

Dasar atau pundamen dari suatu bangunan adalah bahagian dari bangunan

yang menjadi sumber kekuatan dan keteguhan tetap berdirinya bangunan itu.

Pada suatu pohon dasar atau pundamennya adalah akarnya. Fungsinya yaitu

mengkokohkan berdirinya pohon itu.

49 Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 1999), cet. Ke-2,

h. 13 50 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2002), cet. Ke 3, h. 3 51 Chalidjah Hasan, Kajian Pendidikan…, h. 190

Page 44: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28569/... · 2015-10-04 · PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA

32

Menurut zuhairini dkk, yang dimaksud dengan dasar pendidikan Islam

adalah “Dasar-dasar yang bersumber dari ajaran Islam yang tertera dalam Al-

Qur’an dan hadits. Menurut ajaran Agama Islam, bahwa pelaksanaan pendidikan

Agama Islam merupakan perintah dari Allah dan merupakan Ibadah

kepadanya”.52

Sama halnya dengan pendapat Ahmad D. Marimba secara singkat dan

tegas beliau mengatakan bahwa: Dasar pendidikan Islam adalah Firman Tuhan

dan Sunnah Rasullullah SAW. Al-Qur’an adalah sumber kebenaran dalam Islam.

Kebenarannya tidak dapat diragukan lagi. Sedangkan Sunnah Rasullullah adalah

prilaku, ajaran-ajaran dan perkenan-perkenan Rasullullah sebagai pelaksaan

hukum-hukum yang terkandung dalam Al-Qur’an. Inipun tidak dapat diragukan

lagi.53

Begitu juga menurut pendapat Ramayulis, bahwa, dasar ideal pendidikan

Islam adalah “identik dengan dasar ajaran Islam itu sendiri. Keduanya berasal

dari sumber yang sama yaitu, Al-Qur’an dn Hadits. Kemudian dari dasar

keduanya dikembangakan dalam pemahaman Ulama”.54

Allah berfirman dalam Surat Al-Baqarah ayat 2 yaitu;

Kitab (Al Quran) Ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi

mereka yang bertaqwa (QS.Al-Baqarah 2: 2)55

Dan Nabi besar Muhammad SAW pernah bersabda: “saya

meninggalkan kepadamu sekalian dua barang yang berharga; selama umat-

umatku berpedoman kepadanya umat-umatku tidak akan tersesat, yaitu

pertama Kitab Allah dan kedua Sunnahku”

Untuk memperkuat kedudukan hadits sebagai sumber inspirasi ilmu

pengetahuan, dapat dilihat dari firman Allah dalam surat An-Nisa ayat 80, yaitu:

52 Zuhairini, Metodik Khusus Islam., (Surabaya: Usaha Nasional, 1983), Cet. Ke 8, h. 23 53 Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan…., h. 41 54 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, h. 54 55 Departemen Agama RI, Al-Qur’an…, h. 8

Page 45: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28569/... · 2015-10-04 · PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA

33

Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, Sesungguhnya ia Telah mentaati

Allah.(Q.S. An-Nisa: 80)56

Dari Ayat di atas, dapat dilihat dengan jelas, bahwa kedudukan hadits

Nabi merupakan dasar utama yang dapat dipergunakan sebagai acuan bagi

pelaksanaan pendidikan Islam. Lewat contoh dan peraturan-peraturan yang

diberikan Nabi, merupakan suatu bentuk pelaksanaan pendidikan Islam yang

dapat ditiru dan dijadikan referensi teoritis maupun praktis.57

Bila penjelasan di atas dicermati lebih lanjut, maka akan dapat terlihat

dengan jelas, bahwa eksistensi sumber dasar pendidikan Islam, baik Al-Qur’an

maupun Hadits Rasulullah, merupakan mata rantai yang saling berkaitan

antara satu dengan yang lainnya secara integral. Dengan dua dasar pedoman

pendidikan Islam ini maka, keteguhan berdirinya pendidikan Islam tidak dapat

digoyahkan dengan apapun juga.

Sedangkan menurut H. Abuddin Nata, dasar pendidikan Islam adalah

“Berdasarkan konsepsi ajaran tauhid. Dengan dasar ini maka orientasi

pendidikan Islam diarahkan pada upaya mensucikan diri dan memberi

penerangan jiwa, sehingga tiap diri manusia mampu meningkatkan dirinya

dari tingkatan iman ketingkat ikhlas yang melandasi seluruh bentuk kerja

kemanusiaannya (amal shaleh)”.58

Pendidikan merupakan bagaian dari upaya untuk membantu manusia

memperoleh kehidupan yang bermakna hingga diperoleh suatu kebahagian

hidup. Dengan demikian, pendidikan dilaksanakan secara teratur dan tertuju

secara sadar, dengan suatu dasar yang kokoh dan kuat, yaitu berpedoman

kepada Al-Qur’an dan Sunnah Nabi.

56 Departemen Agama RI, Al-Qur’an…h. 132 57 Samsul Nizar, Pengantar Dasar-dasar Pemikiran Pendidikan Islam., (Jakarta: Gaya

Media Pratama, 2001), h. 98 58 Abuddin Nata, Kapita Selekta …, h. 229

Page 46: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28569/... · 2015-10-04 · PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA

34

c. Tujuan dan Fungsi Pendidikan Islam

1) Tujuan Pendidikan Islam

Setiap kegiatan yang dilakukan pasti mempunyai tujuan. Apakah

kegiatan tersebut dalam proyek besar maupun kecil. Tujuan harus

dirancangkan agar sebuah rencana atau kegiatan dapat berjalan secara

terarah dan menghasilkan sesuatu.

Tujuan yang ingin dicapai dalam pendidikan Islam, terlihat sangat

besar dalam membangun peradaban manusia. Artinya, peradaban dan

kebudayaan manusia tumbuh dan berkembang melalui pendidikan. Agar

peradaban bisa tumbuh dan berkembang sesuai dengan yang diinginkan,

maka dalam konsep pendidikan harus didasari oleh nilai-nilai, cita- cita,

dan falsafah yang berlaku disuatu masyarakat atau bangsa.

Secara umum tujuan pendidikan ialah kematangan dan integritas

pribadi, yaitu selalu mampu beradaptasi terhadap segala perubahan-

perubahan kondisi lingkungan hidupnya.59

Pada dasarnya tujuan yang hendak dicapai dalam pendidikan Islam

tidak terlepas dari eksistensi manusia hidup di dunia ini, yaitu dalam

rangka beribadah kepada Allah selaku Pencipta sekalian makhluknya.

Dalam Al-Qur’an surat Adz-Dzariyaat ayat 56 Allah berfirman:

Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka

mengabdi (menyembah) kepada-Ku. (QS. Adz-Dzariyaat 51: 56)60

Menurut Omar Al-Toumy Al-syaibani yang dikutip oleh H.

Jalaluddin, bahwa tujuan pendidikan Islam adalah:

Untuk mempertinggi nilai-nilai akhlak hingga tercapai

tingkat akhlak al-karimah. Tujuan ini sama dan sebangun dengan

59 Mohammad Noor Syam, Filsafat Kependidikan dan Dasar Filsafat Kependidikan

Pancasila., (Surabaya: Usaha Nasional, 1986), h. 144 60 Departemen Agama RI, Al-Qur’an…, h. 862

Page 47: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28569/... · 2015-10-04 · PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA

35

tujuan yang akan dicapai oleh misi kerasulan, yaitu “ membimbing

manusia agar berakhlak mulia” kemudian akhlak mulia dimaksud,

diharapkan tercermin dari sikap dan tingkah laku individu dalam

hubungannya dengan Allah, diri sendiri, sesama manusia dan

sesama makhluk Allah, serta lingkungannya. 61

Dalam versi yang lain, Ibn Khaldun yang dikutip oleh Samsul

Nizar menyebutkan bahwa tujuan pendidikan Islam adalah:

Berupaya bagi pembentukan aqidah/keimanan yang

mendalam. Menumbuhkan dasar-dasar akhlak karimah melalui

jalan agamis yang diturunkan untuk mendidik jiwa manusia serta

menegakkan akhlak yang akan membangkitkan kepada perbuatan

yang terpuji. Upaya ini sebagai perwujudan penyerahan diri

kepada Allah pada tingkat individual, masyarakat dan kemanusiaan

pada umumnya.62

Tujuan akhir pendidikan Islam itu adalah dengan perwujudan

ketundukan yang sempurna kepada Allah, baik secara pribadi, komunitas,

maupun seluruh umat manusia.63

Sedangkan menurut Syed. Mohammad Al-Naquib, tujuan pendidikan

Agama Islam ialah “menanamkan kebaikan dalam diri manusia sebagai

manusia dan sebagai diri individual. Tujuan akhirnya adalah menghasilkan

manusia yang baik dan bukan seperti dalam peradaban Barat”.64

Dari uraian-uraian di atas dapat diambil kesimpulan, bahwa tujuan

pendidikan Islam adalah perubahan yang diingini yang diusahakan oleh proses

pendidikan, baik tingkah laku individu maupun kehidupan masyarakat.

Jelaslah bahwa sesungguhnya tujuan pendidikan Islam identik dengan

tujuan hidup seseorang muslim, yaitu manusia yang selalu beribadah setiap

gerak hidupnya. Selain itu tujuan pendidikan Islam adalah menghasilkan

61 Jalaluddin, Teologi Pendidikan., ( Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2002), h. 92 62 Samsul Nizar, Pengantar Dasar-dasar..., h. 106 63 Samsul Nizar, Pengantar Dasar-dasar ..., h. 106 64 Syed Mohammad Al-Naquid Al-Attas, Konsep Pendidikan dalam Islam., terj. Haidar

Bagir, (Bandung: Mizan, 1996), h. 54

Page 48: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28569/... · 2015-10-04 · PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA

36

manusia muslim yang mempunyai kepribadian sempurna dengan pola taqwa

yang berarti bahwa pendidikan Islam diharapkan menghasilkan manusia yang

berguna baik untuk dirinya maupun untuk masyarakat, serta senang dan gemar

mengamalkan ajaran agama Islam dalam hubungan dengan pencipta, manusia

sesamanya dengan lingkungan dan dengan dirinya sendiri agar tercapai

kebahagiaan dan keselamatan hidup di dunia dan di akhirat.

2) Fungsi Pendidikan Islam

Dalam Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 BAB

II Pasal 3 disebutkan bahwa:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam

rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga

negara yang demokratis serta bertanggung jawab.65

Untuk mencapai konsep diatas, maka kesemuannya itu merupakan

tanggungjawab yang dibebankan dalam pendidikan yang ada. Maka dalam

konteks ini, fungsi pendidikan Islam dapat dilihat dari dua demensi, yaitu:

a) Dimensi mikro (Internal), yaitu manusia sebagai subyek dan obyek

pendidikan. Pada deminsi ini, pendidikan yang dilakukan berfungsi

memelihara dan mengembangkan fitrah (potensi) insani yang ada

dalam diri anak didik seoptimal mungkin sesuai dengan norma

agama. Dengan upaya ini diharapkan pendidikan Islam mampu

membentuk insani yang berkualitas dan mampu melaksanakan

kewajiban dan tanggung jawabnya, baik sebagai pribadi maupun

kepada masyarakat.

b) Dimensi makro ( eksternal), yaitu perkembangan kebudayaan dan

peradaban manusia sebagai hasil akumulasi dengan lingkungan. Pada

deminsi ini, pendidikan yang dilakukan berfungsi sebagai sarana

65 Undang-undang tentang SISDIKNAS dan Peraturan Pelaksanaannya 2000-2004, h. 7

Page 49: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28569/... · 2015-10-04 · PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA

37

pewarisan budaya dan identitas suatu komunitas yang di dalamnya

manusia melakukan berbagai bentuk interaksi dan saling

mempengaruhi antara dengan yang lainnya. Tanpa proses pewarisan

tersebut, budaya suatu bangsa akan mati. Oleh karena itu pendidikan

Islam Harus mampu mengalihkan dan menginternalisasikan identitas

masyarakat pada peserta didiknya, sekaligus mampu mewarnai

perkembangan nilai masyarakat yang berkembang dengan warna dan

nilai Islami.66

Apabila kesemua fungsi tersebut mampu tertanam dan dihayati

oleh peserta didik, maka sekaligus akan mampu menjadi alat kontrol bagi

manusia dalam melaksanakan setiap kegiatannya di muka bumi. Seluruh

aktivitasnya akan senantiasa bernuansa ibadah kepada sang Khaliq dan

kepentingan seluruh umat manusia di muka bumi. Dengan kata lain, fungsi

pendidikan Islam adalah sebagai upaya menuju terbentuknya kepribadian

insan muslim seutuhnya.

B. Pembinaan Akhlak Siswa

1. Pengertian dan Tujuan Pembinaan Akhlak

Secara etimologi perkataan ”Akhlak” berasal dari bahasa Arab, jama’

dari ”Khuluqun” yang menurut lughat diartikan sebagai budi pekerti, perangai,

tingkah laku atau tabiat.67

Dalam kamus bahasa Indonesia, kata akhlak diartikan sebagai budi

pekerti atau kelakuan. 68

Menurut Prof. Dr. Ahmad Amin dalam bukunya ”Al-Akhlaq” yang

dikutip oleh Hamzah Ya’kub, akhlak adalah suatu ilmu yang menjelaskan arti

baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia

kepada lainnya menyatakan tujuan yang harus ditinjau oleh manusia dalam

66 Samsul Nizar, Pengantar Dasar-dasar…, h. 121-122 67 Hamzah Ya’kub, Etika Islam Pembinaan Akhlakul Karimah, (Bandung: CV

Diponegoro, 1983), Cet. Ke-2, h. 11 68 W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: P.N. Balai Pustaka,

1991), h. 8

Page 50: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28569/... · 2015-10-04 · PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA

38

perbuatan mereka dan menunjukan jalan untuk melakukan apa yang harus

diperbuat.69

Selanjutnya sebagaimana dikutip oleh Zakiah Daradjat Imam Ghozali

menyatakan bahwa akhlak itu ialah suatu istilah tentang bentuk bathin yang

tertanam dalam jiwa seseorang yang mendorong ia berbuat (bertingkah laku),

bukan karena suatu pemikiran dan bukan karena suatu pertimbangan.70

Sejalan dengan pengertian akhlak menurut Imam Ghazali pengertian

akhlak dalam Ensiklopedi Islam akhlak juga diartikan sebagai suatu keadaan

yang melekat pada jiwa manusia, yang dari padanya lahir perbuatan-perbuatan

dengan mudah, tanpa melalui proses pemikiran, pertimbangan, atau

penelitian.71

Dalam pengertian sehari-hari, kata-kata akhlak biasa diartikan dengan

perbuatan yang baik. Akhlak disamakan dengan adab, sopan santun, moral, dan

budi pekerti. Tetapi penamaan suatu sebagai akhlak yang baik dalam Islam, harus

mengandung dua unsur. Pertama, pada perbuatan itu sendiri, yaitu harus adanya

aspek memperhalus, memperindah, memperbagus, atau menampilkan sesuatu

dalam bentuk yang lebih baik dari tindakan asal jadi. Kedua, harus ada aspek

motivasi atau niat yang baik. Maka suatu perbuatan yang tampaknya baik, seperti

menyumbang dalam jumlah besar untuk kepentingan sosial, tidak dinamakan

akhlak yang baik kalau dilakukan dengan motivasi untuk popularitas pribadi yang

bersangkutan. Sebaliknya, sesuatu perbuatan yang dilakukan dengan niat baik

tetapi dengan cara yang tidak baik, juga tidak dinamakan akhlak yang baik, seperti

memberikan saran kepada orang tua dengan suara keras dan kata-kata tajam.72

Dari uraian di atas dikatakan bahwa akhlak yang baik mengandung dua

unsur yaitu harus ada perbuatannya yang halus dan harus ada aspek motivasi atau

niat yang baik.

69 Hamzah Ya’kub, Etika Islam Pembinaan Akhlakul Karimah,…h. 12 70 Zakiah Daradjat dkk, Methodik Kusus Pengajaran Agama, (Bumi Aksara, 2001), Cet.

Ke-2, h. 68 71 Ensiklopedi Islam, (Jakarta: P.T Ikhtiar Baru Van Hoeve, 1999), Cet. Ke-6, h. 102 72 Agus Bustanuddin, Al-Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1993), Cet. Ke-1,

h.153-154

Page 51: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28569/... · 2015-10-04 · PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA

39

Imam Ghazali seperti yang dikutip oleh Mahyuddin, mengatakan ”Akhlak

ialah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa (manusia), yang dapat melahirkan

suatu perbuatan yang gampang dilakukan tanpa melalui maksud untuk

memikirkan (lebih lama). Maka jika sifat tersebut melahirkan suatu tindakan yang

terpuji menurut ketentuan akal dan norma agama, dinamakan akhlak yang baik.

Tetapi manakala ia melahirkan tindakan yang jahat, maka dinamakan akhlak yang

buruk.73

Ibn Maskawih seperti yang dikutip oleh Abuddin Nata, mengatakan

akhlak adalah sikap batin yang mampu mendorong secara spontan untuk

melahirkan semua perbuatan yang bernilai baik, sehingga mencapai

kesempurnaan dan memperoleh kebahagiaan sejati dan sempurna.74

Definisi-definisi yang telah dikemukakan diatas memperlihatkan bahwa

akhlak adalah suatu keadaan yang tertanam dalam jiwa berupa keinginan kuat

yang melahirkan perbuatan secara langsung tanpa memerlukan pemikiran-

pemikiran. Keadaan jiwa itu adakalanya merupakan sifat alami (thabi’i) yang

didorong oleh fitrah manusia untuk melakukan suatu perbuatan atau tidak

melakukakannya seperti rasa takut dan sebagainya. Selain itu suasana jiwa

adakalanya juga disebabkan oleh adat istiadat seperti yang membiasakan berkata

benar secara terus menerus, maka jadilah suatu bentuk akhlak yang tertanam

dalam jiwa.

Masih berbicara mengenai pengertian akhlak, sebagaimana yang terdapat

dalam kamus Bahasa Indonesia, sering pula kata akhlak diganti dengan kata moral

atau etika hal ini dapat ditafsirkan agar lebih terkesan modern atau mendunia.

Menurut penulis hal tersebut sah-sah saja dilakukan, asalkan kita dapat memahami

betul dan mengetahui perbedaan kata-kata yang dimaksud.

Adapun pengertian masing-masing mengenai moral dan etika. Perkataan

moral secara etimologi berasal dari bahasa Latin more, jama’ kata mos yang

berarti adat kebiasaan. Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia tersebut diatas,

moral berarti ajaran tentang baik-buruk yang diterima umum mengenai perbuatan

73 Mahyuddin, Kuliah Akhlak Tasawuf, (Jakarta: Kalam mulia, 2003), cet.ke-5, h. 4 74 Abuddin Nata, Pemikiran Para Tokoh Pendidikan Islam, (Jakarta: PT Raja Grapindo

persada, 2001), h. 11

Page 52: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28569/... · 2015-10-04 · PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA

40

sikap, kewajiban budi pekerti, akhlak. Moral adalah istilah yang di figurkan untuk

menentukan batas-batas suatu sifat, perangai, kehendak, pendapat atau perbuatan

yang layak dikatakan benar, salah, baik, buruk. Dimasukannya penilaian benar

atau salah ke dalam moral, jelas menunjukan salah satu perbedaan moral dengan

akhlak, sebab salah benar dipandang dari sudut hukum yang dalam agama Islam

tidak dapat dipisahkan dengan akhlak, seperti yang telah disinggung diatas. Dalam

Ensiklopedi Pendidikan (1976) Sugarda Poerbakawatja menyebutkan, sesuai

dengan makna aslinya dalam bahasa latin (mos), adat istiadat menjadi dasar untuk

menentukan apakah perbuatan seseorang baik atau buruk.75

Pengarang Abu A’la Maududi mengemukakan adanya moral Islam dalam

bukunya: Eptical Viewpoint Of Islam dan memberikan garis tegas antara moral

sekuler dan moral Islam. Moral sekuler bersumber dari pikiran dan prasangka

manusia yang beraneka ragam. Sedangkan moral Islam bersandar pada bimbingan

petunjuk.76

Sedangkan “etika” lazim dipergunakan untuk istilah “akhlaq”. Perkataan

ini berasal dari bahasa Yunani “ethos” yang berarti adat kebiasaan. Dalam

pelajaran filsafat, etika merupakan bagian dari padanya. Sebagai cabang dari

filsafat, maka etika bertitik tolak dari akal pikiran tidak dari agama. Disinilah

letak perbedaannya dengan akhlaq dalam pandangan Islam. Dalam pandangan

Islam, ilmu akhlaq ialah suatu ilmu pengetahuan yang mengajarkan mana yang

baik dan mana yang buruk berdasarkan ajaran Allah dan Rasul-Nya. Ajaran etika

Islam sesuai dengan fitrah dan akal pikiran yang lurus.77

Jika Prof. Muhamad Daud Ali mengaitkan kebijakan maupun kebaikan

dengan akhlak, maka Prof. Dr. H. Jalaludin mengaitkan akhlak dengan

kepribadian Muslim. Menurutnya kepribadian dalam konteks ini dapat diartikan

sebagai identitas yang dimiliki seseorang sebagai ciri khas dari keseluruhan

tingkah laku sebagai muslim, baik yang ditampilkan dalam tingkah laku lahiriah

75 Mohammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,

2002), cet. Ke-5, h. 353 76 Hamzah Ya’qub, Etika Islam Pembinaan Akhlaqul Karimah (Suatu Pengantar),….h. 14 77 Hamzah Ya’qub, Etika Islam Pembinaan Akhlaqul Karimah (Suatu Pengantar), …h.

12-13

Page 53: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28569/... · 2015-10-04 · PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA

41

maupun batiniah. Tingkah laku lahiriah seperti cara berkata-kata, berjalan, makan,

minum, berhadapan dengan teman, orang tua, teman sejawat, sanak family dan

lain-lainnya. Sedangkan sikap batin seperti sabar, tekun, disiplin, jujur, amanat,

ikhlas, toleran, dan berbagai sikap terpuji lainnya sebagai cermin dari akhlaqul al-

karimah. Semua sikap dan sifat itu timbul dari dorongan batin. Kemudian ciri

khas dari tingkah laku tersebut sudah menjadi jati dirinya, sehingga tidak mungkin

dapat dipengaruhi sikap batin dan tingkah laku orang lain yang bertentangan

dengan apa yang ia miliki.78

Tujuan adalah sesuatu yang diharapkan tercapai setelah suatu usaha atau

tindakan yang berproses. Dikarenakan pandidikan merupakan suatu usaha atau

kegiatan yang berproses melalui tahapan-tahapan, maka tujuan pendidikan

bukanlah suatu benda yang berbentuk tetap dan statis, tetapi ia merupakan suatu

keseluruhan dari kepribadian seseorang berkenaan dengan seluruh aspek

kehidupannya.

Kalau kita melihat kembali mengenai pengertian pendidikan akhlak, maka

akan terlihat dengan jelas sesuatu yang diharapkan terwujud setelah seseorang

mengalami pendidikan akhlak. Hal ini dipahami, karena pada usia ini pendidikan

sangat berpengaruh dalam dirinya. Jika pendidikan akhlak sudah ditanamkan pada

usia pra-baligh, misalnya ia seorang anak yang penuh sopan santun maka anak

tersebut akan memilih etika yang luhur. Jika sejak masih kecil anak-anak tumbuh

dan berkembang dengan berpijak pada landasan iman kepada Allah dan terdidik

untuk selalu taqwa, ingat, pasrah, meminta pertolongan dan berserah diri dalam

menerima setiap keutamaan dan kemuliaan, disamping akan terbiasa dengan

akhlak yang baik.

Tujuan pendidikan akhlak dalam islam adalah untuk membentuk orang-

orang yang bermoral baik, keras kemauan, sopan dalam berbicara dan perbuatan,

mulia dalam tingkah laku dan perangai, bersifat bijaksana, sempurna, sopan dan

beradab, ikhlas, jujur dan suci.79

78 Jalaludin, Teologi Pendidikan,… h. 194-195 79 Muhammad ‘Athiyah al-Abrasyi, Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam, Terj dari

Attarbiyatul Islamiyah oleh Bustami A. Gani dan Djohar Bahry, (Jakarta: Bulan Bintang, 1970), cet 1, h.109

Page 54: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28569/... · 2015-10-04 · PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA

42

Tujuan akhlak adalah hendak menciptakan manusia sebagai mahluk yang

tinggi dan sempurna dan membedakannya dari mahluk-mahluk lainnya. Akhlak

hendak menjadikan orang berakhlak baik bertindak-tanduk yang baik terhadap

manusia, terhadap sesama makhluk dan terhadap Tuhan. Sedangkan yang hendak

dikendalikan oleh akhlak adalah tindakan lahir.80

Menanggapi uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan

pendidikan akhlak adalah untuk menanamkan rasa taqwa kepada Allah Swt dan

pengembang rasa kemanusiaan kepada sesama serta membawa anak didik kepada

pembinaan mental yang sehat, moral yang tinggi dan pengembangan bakat,

sehingga anak itu dapat merasa lega dan tenang dalam pertumbuhan jiwanya tidak

goncang. Karena kegoncangan jiwa dapat menyebabkan mudah terpengaruh oleh

tingkah laku yang kurang baik.

1.Beberapa Teori tentang Pembinaan Akhlak

Berbicara menganai pembentukan akhlak, Abuddin Nata

mengatakan pembentukan akhlak dapat diartikan sebagai usaha sungguh-

sungguh dalam rangka membentuk anak, dengan menggunakan sarana

pendidikan, pembinaa yang terprogram dengan baik dan dilaksanakan

dengan sunguh-sungguh dan konsisten. Pembentukan akhlak ini dilakukan

berdasarkan asumsi bahwa akhlak adalah hasil usaha pembinaan bukan

terjadi dengan sendirinya.81

Mengenai pembentukan akhlak maka erat hubungannya dengan

kepribadian muslim. Kepribadian muslim dalam konteks ini sebagaimana

yang diterangkan oleh Jalaludin dapat diartikan sebagai identitas yang

dimiliki seseorang sebagai ciri khas dari keseluruhan tingkah laku secara

lahiriah maupun sikap batinnya.82 Oleh sebab itu sasaran yang dituju dalam

pembentukan kepribadian ini adalah kepribadian yang memiliki akhlak

yang mulia. Diriwayatkan dalam sebuah hadis, Rasululullah Saw bersabda:

80 Anwar Masy’ari, Akhlak qur’an, (Surabaya: Bina ilmu offset, 1990), cet.ke-1, h. 4 81 Abudin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: PT. Raja Grafindo), cet.ke-1, h. 4 82 Jalaludin, Teologi Pendidikan,………….h. 194

Page 55: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28569/... · 2015-10-04 · PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA

43

عبا نى هريةر رضاهللا ي عنلاق: لاق ه رساهللا ل و ص انا مإمي ننيل املؤمأكم)ايب داود رواه (ا أحسنهم خلقا

Dari Abu hurairah r.a berkata: Rasulullah Saw bersabda Orang mukmin

yang paling sempurna imannya adalah orang mukmin yang paling baik

akhlaknya. (HR. Abu Daud) 83

Pembinaan akhlak mulia bukanlah hal yang ringan di tengah-

tengah perkembangan masyarakat yang semakin dinamis ini. perubahan

sosial dan cepatnya arus informasi produk ilmu pengetahuan dan teknologi

dan berkembangnya masyarakat industri modern, tidak lain selalu sesuai

dengan nilai qurani. Bahkan tidak jarang mempunyai dampak negatif

terhadap kualitas akhlak manusia.

Krisis akhlak yang semula hanya menerpa sebagian kecil elite

politik, kini telah menjalar kepada masyarakat luas termasuk kalangan

pelajar. Krisis akhlak yang menimpa kalangan pelajar terlihat dari

banyaknya keluhan orang tua, ahli pendidikan, dan orang tua yang

berkecimpung dalam bidang agama dan sosial berkenaan dengan ulah

sebagian siswa yang sukar dikendalikan, nakal, mabuk, keras kepala, sering

membuat ke onaran, tawuran antar pelajar dan bahkan tawuran antara

perguruan tinggi serta prilaku kriminal lainnya.

Dalam pembinaan akhlak juga perlu dilakukan upaya-upaya dari

luar. Salah satu diantaranya adalah melalui proses pendidikan diri sendiri

yang dibebankan pada setiap pribadi muslim.

Upaya-upaya tersebut bahkan sudah dapat dimulai sebelum

terjadinya konsepsi reproduksi, hingga tahap-tahap berikutnya. Beberapa

upaya yang dianjurkan tersebut adalah 84

a. Kiat pendidikan pribadi pra-nikah, yaitu memilih jodoh yang sejalan

dengan tuntutan ajaran agama Islam. Karena keluarga merupakan

83 Imam Jalaludin Abd. Rahman bin Abu Bakar As-suyuti, Al-Jami As-Shagir, (Beirut:

Dar al-Fikr, t.t), juzI, h. 89 84 Jalaludin, Teologi Pendidikan,…..h. 202

Page 56: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28569/... · 2015-10-04 · PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA

44

lingkungan awal yang dikenal oleh setiap bayi, maka pembentukannya

pun harus memenuhi persyaratan yang sejalan dengan tuntutan ajaran

itu.

b. Kemudian pada tahap selanjutnya, sejalan dengan tahap perkembangan

usianya, pedoman mengenai pendidikan anak juga telah digariskan oleh

filsafat pendidikan Islam. Kalimat tauhid diperdengarkan ketelinga bayi

yang baru lahir (dengan mengumandangkan suara adzan dan iqamat)

yang bertujuan agar fungsi telinga pendengaran yang ia rasakan

pertama kali adalah memperdengarkan kalimat tauhid sebagai awal

kehidupannya di dunia.

c. Selanjutnya usia tujuh tahun anak-anak dibiasakan mengerjakan shalat

dan diperintah itu mulai diintensifkan menjelang usia sepuluh tahun

(hadis). Pendidikan akhlak dalam hal-hal baik dan terpuji sudah mulai

sejak usia dini. Pendidikan pada usia dini akan lebih melekat tertanam

pada diri anak.

Dengan demikian, pembinaan akhlak mulia merupakan keharusan

mutlak, dan tuntunan yang tidak bisa ditawar lagi. Keharusan mutlak ini

harus menjadi kepedulian semua pihak. Sebab akhlak mulia menjadi pilar

tumbuh dan berkembangnya peradaban suatu bangsa. Kemampuan suatu

bangsa untuk terus hidup dan berkembang ditentukan oleh kualitas

akhlaknya.

Dalam pertumbuhan dan pembinaan moral sebenarnya yang

didahulukan adalah tindak moral sejak kecil anak-anak telah dibina untuk

mengarah kepada moral yang baik. Moral itu bertumbuh melalui

pengalaman langsung dalam lingkungan dimana ia hidup, kemudian

berkembang menjadi kebiasaan yang baik dimengerti ataupun tidak,

kelakuan adalah hasil dari pembinaan yang terjadi secara langsung dan

tidak langsung 85.

85 Zakiah Daradjat, Membina Nilai-nilai Moral di Indonesia, (Jakarta: Bulan Bintang,

1977), cet 4, h. 119

Page 57: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28569/... · 2015-10-04 · PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA

45

Pembinaan akhlak ini harus ditanamkan sejak dini karena jika

seseorang sudah mendapatkan pendidikan akhlak sejak kecil maka akan

terbiasa melakukan hal-hal yang baik sebaliknya jika seseorang tidak

mendapatkan pendidikan akhlak sejak masa kecilnya maka akan sukar

untuk meluruskannya.

Maka pembinaan akhlak yang pertama adalah orang tua. Apa yang

dilakukan orang tua melalui perlakuan dan pelayanannya kepada si anak

telah merupakan pembinaan akhlak terhadap anak itu. Misalnya si ibu atau

si bapak yang terbiasa memperlakukan anak dengan kasar, keras atau acuh

tak acuh, maka pada jiwa si anak akan tumbuhlah rasa tidak senang,

bahkan rasa tidak disayangi, maka yang terjadi sesudah itu adalah sikap

kasar, keras dan acuh tak acuh pula pada si anak terhadap siapa saja dalam

lingkungannya

2. Materi dan Metode Pembinaan Akhlak

Pembinaan akhlak merupakan penuntun bagi umat manusia untuk

memiliki sikap mental kepribadian sebaik yang ditunjukan oleh al-quran

dan hadis Nabi Muhammad Saw, pembinaan pendidikan dan penanaman

nilai-nilai akhlakul karimah sangat tepat bagi siswa agar didalam

perkembangan mentalnya tidak mengalami hambatan dan penyimpangan

kearah negatif.86

Agar pembinaan akhlak memperoleh hasil yang memuaskan,

diperlukan cara atau metode. Metode yang dapat ditempuh untuk

pembinaan akhlak ini adalah pembiasaan yang dilakukan sejak kecil dan

berlangung secara kontinyu. Dalam pembinaan akhlak kebiasaaan

mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia, hal ini dikarenakan

ia dapat menghemat banyak sekali kekuatan manusia. Islam

mempergunakan kebiasaan itu sebagai salah satu teknik pendidikan, yang

mengubah seluruh sifat-sifat manusia menjadi kebiasaan. Jika manusia

membiasakan berbuat jahat, maka ia akan menjadi orang jahat, jika

86 Sudarsono, Etika Islam tentang kenakalan remaja, (Jakarta: Bina aksara, 2001), h. 151

Page 58: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28569/... · 2015-10-04 · PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA

46

seseorang menghendaki agar ia menjadi pemurah maka ia harus dibiasakan

dirinya melakukan pekerjaan yang bersifat pemurah, hingga murah hati dan

murah tangan itu menjadi tabi’atnya yang mendarah daging.87

Dalam tahap-tahap tertentu pembinaan akhlak khususnya akhlak

lahiriah dapat pula dilakukan dengan cara paksaan yang lama-kelamaan

tidak lagi terasa dipaksa. Seseorang yang ingin menulis dan mengatakan

kata-kata yang bagus misalnya, pada mulanya ia harus memaksakan tangan

dan mulutnya menuliskan atau mengatakan kata-kata yang bagus misalnya,

pada mulanya ia harus memaksakan tangan dan mulutnya menuliskan atau

mengatakan kata-kata dan huruf yang bagus. Apabila pembinaan ini sudah

berlangsung lama, maka paksaan tersebut sudah tidak terasa lagi sebagai

paksaan.88

Metode lain dalam pembinaan akhlak ini adalah melalui

keteladanan. Pendidikan melalui keteladanan adalah merupakan salah satu

teknik pendidikan yang efektif dan sukses. Akhlak yang baik tidak dapat

dibentuk hanya dengan pelajaran, intruksi dan larangan, sebab tabi’at jiwa

untuk menerima keutamaan itu tidak cukup dengan hanya seorang guru

mengatakan kerjakan ini dan jangan kerjakan itu. Menanamkan sopan

santun memerlukan pendidikan yang panjang dan harus ada pendekatan

yang lestari. Pendidikan itu tidak akan sukses melainkan jika disertai

dengan pemberian contoh teladan yang baik dan nyata.

Selain itu pembinaan akhlak dapat pula ditempuh dengan cara

senantiasa menganggap diri ini sebagai orang yang paling banyak

mempunyai kekurangannya dari pada kelebihannya. Dalam hubungan ini

Ibn Sina mengatakan jika seseorang menghendaki dirinya berakhlak utama,

hendaknya ia lebih dahulu mengetahui kekurangan dan cacat yang ada

dalam dirinya, dan membatasi sejauh mungkin untuk tidak dapat berbuat

kesalahan, sehingga kecacatannya itu tidak terwujud dalam kenyataan.

87 Abudin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: PT. Raja Grafindo), h. 32 88 Abudin Nata, Akhlak Tasawuf,….164

Page 59: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28569/... · 2015-10-04 · PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA

47

Pembinaan akhlak secara efektif dapat pula dilakukan dengan

memperhatikan faktor kejiwaan sasaran yang akan dibina.

Dari penjelasan diatas jelas bahwa pembinaan akhlak bisa dilakukan

dengan berbagai cara, di antaranya dengan adanya pembiasaan yang sudah

dibawa sejak kecil, keteladanan harus di tanamkan pada dirinya, dan selalu

menganggap diri ini masih banyak kekurangannya di banding dengan

kelebihannya. Sehingga dengan mengetahui kekurangannya pasti nantinya

akan terus berusaha menutupi kekurangan yang ada.

5. Macam-macam Akhlak

Sebagaimana telah disebutkan bahwa akhlak itu merupakan sikap

spontanitas yang muncul dari jiwa seseorang tanpa dipikirkan terlebih

dahulu dan tanpa adanya dorongan dari pihak lain, mak sikap yang muncul

secara spontanitas itu bisa baik dan juga bisa buruk.

Akhlak mulia amat banyak jumlahnya, namun dapat dilihat dari

segi hubungan manusia dengan Tuhan dan manusia dengan manusia.

Akhlak mulia ini dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu: pertama akhlak

kepada Allah Swt, kedua akhlak kepada diri sendiri, dan ketiga akhlak

kepada sesama manusia.89

a. Akhlak terhadap Allah Swt

Titik tolak akhlak terhadap Allah Swt adalah adanya pengakuan

dan kesadaran bahwa tiada Tuhan selain-Nya. Dia adalah pemilik sifat-

sifat yang mulia dan pemilik nama-nama indah. Ada banyak alasan

mengapa manusia harus berakhlak baik kepada Allah Swt. Alasan

tersebut diantaranya adalah:

1) Karena Allah Swt telah menciptakan manusia dengan segala

keistimewaan dan kesempurnaanya. Sebagai yang diciptakan sudah

sepantasnya manusia berterima kasih kepada yang

menciptakannya. Untuk itu manusia patut berakhlak kepada Allah

Swt.

89 Moh. Ardani, Nilai-nilai Akhlak/Budi Pekerti dalam Ibadat, (Jakarta:CV Karya Mulia,

2001), Cet. Ke-1, h. 43

Page 60: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28569/... · 2015-10-04 · PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA

48

2) Karena Allah Swt telah memberikan perlengkapan panca indra hati

nurani dan naluri kepada manusia

3) Karena Allah Swt menyediakan berbagai bahan dan sarana

kehidupan yang terdapat di bumi, seperti tumbuh-tumbuhan, air,

udara, binatang, dan lain sebagainya.90

Akhlak kepada Allah dapat diartikan sebagai sikap atau prbuatan

yang seharusnya dilakukan manusia sebagai makhluk, kepada Tuhan

sebagai khalik.

Banyak cara yang dapat dilakukan dalam berakhlak kepada Allah

yang sesungguhnya akan membentuk pendidikan keagamaan. Diantara

nilai-nilai ketuhanan yang sangat mendasar ialah:91

1. Iman, yaitu sikap batin yang penuh kepercayaan kepada Tuhan.

2. Ihsan, yaitu kesadaran yang sedalam-dalamnya bahwa Allah

senantiasa hadir atau bersama manusia dimanapun berada.

3. Takwa, yaitu sikap yang sadar penuh bahwa Allah selalu

mengawasi manusia.

4. Ikhlas, yaitu sikap murni dalam tingkah laku dan perbuatan,

semata-mata karena mengharap ridha Allah Swt.

5. Tawakal, yaitu sikap senantiasa bersandar kepada Allah dengan

dengan penuh harapan kepada-Nya.

6. Syukur, yaitu sikap penuh rasa terimakasih dan penghargaan.

7. Sabar, yaitu sikap tabah dalam menghadapi segala kepahitan hidup,

besar dan kecil, lahir dan bathin, fisiologis maupun psikologis.

Contoh-contoh akhlak kepada Allah adalah:

1. Mentawhidkan-Nya

2. Mencintai-Nya diatas segalanya dengan menaati perintah,

menjauhi larangan dan mendahulukan/mengutamakan-Nya.

3. Bertaqwa

90 Moh.Ardani, Nilai-nilai Akhlak,…h. 43-47 91 Muhammad Alim, Pendidikan Agama Islam, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

2006). Cet-1, h. 152-154

Page 61: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28569/... · 2015-10-04 · PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA

49

4. Selalu mengingat-Nya (zikrullah) baik dalam pikiran, perasaan,

perbuatan dan ucapan.

5. Berdoa; hanya berharap dan meminta kepada-Nya.

6. Bertawakkal atau berserah diri kepada-Nya, dan lain-lain.92

b. Akhlak Terhadap Sesama Manusia

Manusia adalah makhluk sosial yang kelanjutan eksistensinya

secara fungsional dan optimal banyak bergantung pada orang lain. Untuk

itu ia perlu bekerjasama dan saling tolong-menolong dengan orang lain.

Oleh karenanya pula ia perlu menciptakan suasana yang baik , satu dan

lainnya saling berakhlakul karimah, diantaranya mengiringi jenazah,

mengabulkan undangan dan mengunjungi orang sakit.93

Akhlakul karimah kepada manusia terbagi menjadi tiga, yaitu adab

kepada diri sendiri, adab kepada keluarga, dan adab kepada masyarakat.

Adapun penjelasannya sebagai berikut:

1. Adab kepada diri sendiri

Berakhlak baik terhadap diri sendiri dapat diartikan menghargai,

menghormati, menyayangi, dan menjaga diri sendiri dengan sebaik-

baiknya, karena sadar bahwa dirinya itu sebagai ciptaan dan amanah Allah

Swt yang harus dipertanggung jawabkan dengan sebaik-baiknya.

Untuk menjalankan perintah Allah dan bimbingan Nabi

Muhammad Saw maka setiap umat manusia harus berakhlak dan bersikap

sebagai berikut: 1) hindarkan minuman beracun/keras, 2) hindarkan

perbuatan yang tidak baik, 3) memelihara kesucian jiwa, 4) pemaaf dan

pemohon maaf, 5) sikap sederhana dan jujur, 6) hindari perbuatan tercela94

2. Adab kepada keluarga:

1. Berbakti kepada ibu-bapak

2. Adil terhadap saudara

92 Supriadi, dkk, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: CV. Grafika Karya Utama,2001), h.

209. 93 Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlak, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset, 2005), Cet. Ke-7,

h. 208 94 Moh. Ardani, Nilai-nilai Akhlak,…, h. 49-50

Page 62: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28569/... · 2015-10-04 · PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA

50

3. Membina dan mendidik keluarga

4. Saling menghormati

5. Tolong menolong dan sebagainya.

3. Adab kepada masyarakat:

a. Persaudaraan baik seagama, sebangsa, setanah air, kemanusiaan.

b. Tolong menolong

c. Toleransi dan berlaku adil

d. Pemurah

e. Penyantun

f. Pemaaf

g. Menepati janji

h. Musyawarah

i. Saling berwasiat kepada kebenaran dan kesabaran, dan lain

sebagainya.

c. Akhlak Terhadap Lingkungan

Yang dimaksud lingkungan disini adalah segala sesuatu yang disekitar

manusia, baik binatang, tumbuh-tumbuhan, maupun benda-benda tak

bernyawa.

Contoh-contoh akhlak terhadap lingkungan:

1. Memperhatikan, meneliti, merenungkan penciptaannya.

2. Mempelajari hukum-hukum Allah di dalam alam.

3. Memanfaatkannya dengan tidak boros, tidak kikir.

4. Melestarikan agar senantiasa indah dan lebih bermanfaat.95

6. Faktor-faktor yang menjadi penunjang dan penghambat Pembinaan

akhlak

95 Supriadi, dkk, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: CV. Grafika Karya Utama, 2001), h.

211

Page 63: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28569/... · 2015-10-04 · PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA

51

Faktor penting dalam penentuan baik dan buruk tingkah laku

seseorang yang dapat “mencetak” dan mempengaruhi tingkah laku

manusia dalam pergaulannya yang meliputi:96

a. Manusia, selaku makhluk yang istimewa dengan kelainan-kelainannya

dibandingkan dengan makhluk-makhluk lainnya, memiliki kelebihan-

kelebihan juga kekurangan-kekurangan tertentu. Disamping itu karena

manusia selaku pelaku akhlak yang memiliki kelebihan akal untuk

berfikir dibandingkan makhluk ciptaan Allah lainnya.

b. Inctinct (naluri), naluri merupakan tabiat yang dibawa sejak lahir, jadi

merupakan suatu pembawaan asli. Pandangan lain tentang “naluri”

ialah sifat yang dapat menimbulkan perbuatan yang menyampaikan

pada tujuan dengan terpikir lebih dahulu ke arah tujuan itu tanpa di

dahului latihan itu.

c. Kebiasaan, adalah perbuatan yang selalu diulang-ulang sehingga

menjadi mudah dikerjakan.

d. Keturunan, ada beberapa yang biasa diturunkan, pada garis besarnya

ada dua: 1) sifat jasmaniah, yakni kekuatan dan kelemahan otot dan urat

saraf orang tua dapat diturunkan kepada anak, 2) sifat rohaniah, yakni

lemah atau kuatnya suatu naluri diturunkan pula oleh orang tua yang

kelak mempengaruhi tingkah laku anak cucunya.

e. Lingkungan, dalam hubungan ini lingkungan dibagi menjadi dua

bagian: 1) lingkungan alam yang bersifat kebendaan, 2) lingkungan

pergaulan yang bersifat rohaniah.

f. Kehendak, salah satu kekuatan yang berlindung dibalik tingkah laku

manusia adalah kemauan keras (‘azam). Itulah yang menggerakan

manusia berbuat dengan sungguh-sungguh.

g. Suara hati (dhamir), fungsi dari suara batin adalah memperingatkan

bahayannya perbuatan buruk dan berusaha mencegahnya.

h. Pendidikan yang dimaksud disini ialah segala tuntutan dan pengajaran

yang diterima seorang dalam membina kepribadian. Pendidikan itu

96 Hamzah Ya’kub, Etika Islam Pembinaan,…….., h. 55-56

Page 64: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28569/... · 2015-10-04 · PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA

52

mempunyai pengaruh yang besar dalam akhlak, sehingga ahli-ahli etika

berpandangan bahwa pendidikan adalah faktor yang turut menentukan

dalam etika disamping faktor-faktor yang sebelumnya telah

diterangkan.

Pembinaan akhlak seseorang dapat dipengaruhi oleh tiga faktor,

diantaranya ialah:

a. Faktor Nativisme

Faktor Nativisme yang berpengaruh terhadap pembinaan diri seseorang

adalah faktor pembinaan diri dalam yang bentuknya dapat berupa

kecenderungan, bakat, akal dan lain-lain. Faktor Nativisme ini didasari

bahwa pada anak dan orang tua terdapat kesamaan baik fisik ataupun

psikis. Setiap manusia memiliki gen, gen inilah yang terdapat dalam

sel-sel kelamin yang dipindahkan dari orang tua kepada anaknya dan

merupakan sifat-sifat yang diwariskan. Tokoh utama aliran ini adalah

Athur Schopenhawer.97

b. Faktor empirisme

Faktor Empirisme, faktor dari luar yaitu faktor sosial termasuk

pembinaan dan pendidikan yang diberikan. Faktor ini paling

mempengaruhi terhadap pembentukan akhlak. Ketika manusia lahir dan

lingkungan yang baik, maka pengaruhnya kepada pembentukan

akhlaknya juga dan ketika ia lahir di lingkungan yang kurang baik,

maka pengaruh akhlaknya juga menjadi tidak baik. Maka disinilah

pendidikan dan bimbingan akhlak sangat diperlukan untuk membentuk

dan mengembangkan akhlak manusia. Tokoh utama aliran ini adalah

Jhon locke. 98

c. Faktor Konvergensi

Kemudian faktor konvergensi berpendapat bahwa: pembinaan akhlak di

pengaruhi oleh faktor internal, yaitu pembawaan si anak, dan faktor dari

97 Ngalim Purwanto,Ilmu pendidikan teoritis dan praktis, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2000), cet. Ke13, h. 59

98 Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis,………………………… h. 60

Page 65: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28569/... · 2015-10-04 · PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA

53

luar yaitu pendidikan dan pembinaan yang dibuat secara khusus untuk

melalui interaksi dan lingkungan sekolah.99

Faktor-faktor penyebab dari kemerosotan moral dewasa ini

sesungguhnya banyak sekali antara lain yang terpenting adalah:

1. kurang tertanamnya jiwa agama pada tiap-tiap orang dalam masyarakat

keyakinan beragama yang didasarkan atas pengertian yang sungguh-

sungguh dan sehat tentang ajaran agama yang di anutnya, kemudian

diiringi dengan pelaksanaan ajaran-ajaran tersebut merupakan benteng

moral yang paling kokoh. Marilah kita ambil sebagai contoh ajaran

islam dimana yang menjadi ukuran bagi mulai atau hinanya seseorang

adalah hati dan perbuatanya, hati yang taqwa dan perbuatan yang baik

2. keadaan masyarakat yang kurang stabil, baik dari segi ekonomi, sosial,

dan politik

kepincangan atau ketidakstabilan suasana yang melingkungi seseorang

menyebabkan gelisah dan cemas, akibat tidak dapatnya mencapai rasa

aman dan ketentraman dalam hidup. Misalnya apabila keadaan ekonomi

goncang, harga barang-barang naik-turun dalam batas yang tidak dapat

diperkirakan lebih dahulu oleh orang-orang dalam masyarakat, maka

untuk mencari keseimbangan jiwa kembali orang terpaksa berusaha

keras. Jika ia gagal dalam usahanya yang sehat, maka ia akan

menempuh jalan yang tidak sehat. Disinilah terjadinya penyelewengan-

penyelewengan. Pada mulanya karena kebutuhan, tapi bisa tumbuh

menjadi keserakahan

3. pendidikan moral tidak terlaksana menurut mestinya

pembinaan moral seharusnya dilaksanakan sejak si anak kecil, sesuai

dengan kemampuan dan umurnya. Karena setiap anak lahir belum

mengerti mana yang benar dan mana yang salah, dan belum tahu batas-

batas dan ketentuan moral yang berlaku dalam lingkungannya. Tanpa

dibiasakan menanamkan sikap-sikap yang dianggap baik buat

99 Abuddin Nata,Akhlak Tasawuf, (Jakarta: raja Grapindo Persada, 1996), cet ke1, h. 165

Page 66: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28569/... · 2015-10-04 · PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA

54

penumbuhan moral, anak-anak akan dibesarkan tanpa mengenal moral

itu.

4. Suasana rumah tangga yang kurang baik

Faktor yang terlihat pula dalam masyarakat sekarang, ialah kerukunan

hidup dalam rumah tangga kurang terjamin. Tidak tampak adanya

saling pengertian, saling menerima, saling menghargai, saling mencintai

di antara suami istri. Tidak rukunnya ibu bapak menyebabkan

gelisahnya anak-anak, mereka menjadi takut, cemas dan tidak tahan

berada di tengah-tengah orang tua yang tidak rukun. Maka anak-anak

yang gelisah dan cemas itu mudah terdorong kepada perbuatan-

perbuatan yang merupakan ungkapan dari rasa hatinya, biasanya

mengganggu ketentraman orang lain.

5. Diperkenalkannya obat-obat dan alat-alat anti hamil

Seperti kita ketahui bahwa usia muda adalah usia yang baru mengalami

dorongan seksual akibat pertumbuhan biologis yang dilaluinya, mereka

belum mempunyai pengalaman dan jika mereka juga belum mendapat

didikan agama yang mendalam dengan mudah mereka dapat dibujuk

oleh orang-orang yang tidak baik yang hanya melampiaskan hawa

nafsunya.

Maka terjadilah umpamanya obat atau alat-alat itu digunakan oleh

anak-anak muda yang tidak terkecuali anak-anak sekolah atau

mahasiswa yang dapat dibujuk oleh orang yang tidak baik itu oleh

kemauan mereka sendiri yang mengikuti arus darah mudanya tanpa

kendali. Orang tidak ada yang tahu karena bekasnya tidak terlihat dari

luar.

6. Banyaknya tulisan-tulisan dan gambar-gambar yang tidak

mengindahkan dasar-dasar moral

Suatu hal yang belakangan ini kurang manjadi perhatian kita ialah,

tulisan-tulisan, bacaan-bacaan, lukisan-lukisan, siaran-siaran, kesenian-

kesenian dan permainan-permainan yang seolah-olah mendorong anak-

anak muda untuk mengikuti arus mudanya. Segi-segi moral dan mental

Page 67: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28569/... · 2015-10-04 · PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA

55

kurang mendapat perhatian, hasil-hasil seni itu sekedar ungkapan dari

keinginan dan kebutuhan yang sesungguhnya tidak dapat dipenuhi

bagitu saja. Lalu di gambarkan dengan sangat realistis sehingga semua

yang tersimpan di dalam hati anak muda diungkap dan realisasinya

terlihat dalam cerita, lukisan atau permainan tersebut. Inipun

mendorong anak-anak muda ke jurang kemerosotan moral.

7. Kurang adanya bimbingan untuk mengisi waktu terluang

Suatu faktor yang juga telah ikut memudahkan rusaknya moral anak-

anak muda, ialah kurangnya bimbingan dalam mengisi waktu terluang,

dengan cara yang baik dan sehat. Umur muda adalah umur suka

berkhayal, melamunkan hal yang jauh. Kalau mereka biarkan tanpa

bimbingan dalam mengisi waktunya maka akan banyaklah lamunan dan

kelakuan yang kurang sehat timbul dari mereka

8. Kurangnya markas bimbingan

Kurangnya markas bimbingan dan penyuluhan yang akan menampung

dan menyalurkan anak-anak ke arah mental yang sehat. Dengan

kurangnya atau tidak adanya tempat kembali bagi anak-anak yang

gelisah dan butuh bimbingan itu, maka pergilah mereka berkelompok

dan menggabung kepada anak-anak yang juga gelisah. Dari sini akan

keluarlah model kelakuan yang kurang menyenangkan.100

C. KERANGKA BERPIKIR

Guru sebagai pendidik adalah orang dewasa yang bertanggung jawab

memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik dan juga memberi bimbingan

baik jasmani maupun rohani guna mencapai kedewasaan dan pembentukan akhlak

mulia.

Akhlak adalah suatu kondisi jiwa baik dan buruk, yang seharusnya

dilakukan oleh manusia kepada orang lain dengan menyatakan tujuan yang harus

dituju dalam perbuatan mereka dan menunjukan jalan untuk melakukan apa yang

harus diperbuat. Akhlak merupakan sumber dari segi perbuatan yang sewajarnya,

100 Zakiah Daradjat, Membina Nilai-nilai Moral di Indonesia,…..h.13-19

Page 68: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28569/... · 2015-10-04 · PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA

56

yakni tidak dibuat-buat dan perbuatan yang dapat dilihat sebenarnya yang

merupakan gambaran dari sifat-sifat yang tertanam dalam jiwa.

Pembinaan akhlak mulia merupakan keharusan mutlak, dan tuntunan yang

tidak bisa ditawar lagi. Keharusan mutlak ini harus menjadi kepedulian semua

pihak. Sebab akhlak mulia menjadi pilar tumbuh dan berkembangnya peradaban

suatu bangsa. Kemampuan suatu bangsa untuk terus hidup dan berkembang

ditentukan oleh kualitas akhlaknya.

Jika semua guru PAI memberikan contoh yang baik maka pembinaan

akhlak yang diberikan kepada siswa akan berdampak positif dengan kata lain

akhlak siswa akan menjadi lebih baik, karena siswa akan mencontoh dan

mempraktikkan perbuatan yang dilakukan oleh guru tersebut. Akan tetapi jika

guru PAI memberikan contoh yang tidak baik, maka pembinaan akhlak yang

diberikan kepada siswa berdampak negatif atau dengan kata lain akhlak siswa

kurang baik.

Page 69: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28569/... · 2015-10-04 · PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA

57

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Menurut Arif Furqon, metodologi penelitian adalah strategi umum yang

dianut dalam mengumpulkan dan menganalisis data yang diperlukan guna

menjawab persoalan yang dihadapi. Ini adalah rencana pemecahan persoalan yang

sedang di selidiki.1

A. Jenis Penelitian

Adapun penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis, yaitu

memaparkan secara mendalam dengan apa adanya secara obyektif sesuai

dengan data yang dikumpulkan

B. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 8 Kabupaten Tangerang yang

beralamatkan di Jl. Siliwangi, No.30 Kabupaten Tangerang, Banten.

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2014

C. Variabel Penelitian

Salah satu unsur penting dalam suatu penelitian adalah adanya variabel.

Menurut M. Sayuti Ali yang mengutip dari pendapat Rahmat bahwa, variabel

adalah sifat yang telah disusun dan sudah diberi nilai dalam suatu bilangan.2

1 Arif Furqon, Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional,

1982), h. 50 2 H. M. Sayuti Ali, Metodologi Penelitian Agama (Pendekatan Teori dan Praktek),

(Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2002), h. 35

58

Page 70: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28569/... · 2015-10-04 · PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA

58

Atau dengan kata lain variabel adalah sesuatu yang mempunyai nilai dan

menjadi objek penelitian.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua variabel yaitu variabel X

dan variabel Y. Adapun variabelnya adalah:

X : Peranan Guru Sebagai Pendidik

Y : Membina Akhlak Siswa

Tabel 1

Matrix Variabel

Variabel Dimensi Variabel Indikator Variabel No Item Jml

Guru

Sebagai

Pendidik

(Variabel X)

Bertakwa Kepada

Allah SWT

Beragama (Amar

Ma’ruf Nahi

Munkar)

Sehat Jasmani dan

Rohani

Berilmu dan ahli

mengajar

- Melaksanakan shalat

wajib dan sunnah

- Membaca al-qur’an

- Mencegah siswa dari

perbuatan yang tidak

baik

- sehat dan tidak memiliki

penyakit menular

- selalu berpakaian rapih

dan bersih, elok

dipandang

- santun dan berperangai

baik

- menasehati dengan baik

dan tidak emosi

- berwawasan luas

- mengajar dengan

metode yang

menyenangkan

1, 2,

3,

4,5,6,7

8,9,10

2

1

4

3

Page 71: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28569/... · 2015-10-04 · PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA

59

Akhlak

siswa

(Variabel Y)

Akhlak Kepada

Allah SWT

Akhlak Kepada

Orang Tua

Akhlak Kepada

Guru

Akhlak Kepada

Teman

Akhlak Terhadap

Diri Sendiri

Akhlak Terhadap

Lingkungan

- memberikan motifasi

dan memberikan

semangat belajar

kepada siswa

- Mentaati perintah-Nya

- Menjauhi larangan-Nya

- Selalu mengingat-Nya

(zikrullah)

- Berbakti kepada orang

tua

- Bertata krama yang baik

kepada orang tua

- Bertata krama yang baik

kepada guru

- Tolong menolong

- Menepati janji

- Menjaga kesehatan dan

kebersihan diri baik

jasmani dan rohani

- Menjaga kelestarian

lingkungan dan tidak

membuang sampah

sembarangan

11,12,13

14,15

16,

17,18

19,

20

3

2

1

2

1

1

Jumlah 20

Page 72: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28569/... · 2015-10-04 · PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA

60

D.Populasi dan Sampel

Populasi dan sampel merupakan unsur terpenting dalam suatu penelitian.

Yang dimaksud dengan populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.

Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah

penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi.3

Populasi adalah unit tempat diperolehnya informasi. Elemen tersebut bisa

berupa individu, keluarga, rumah tangga, kelompok sosial, sekolah, kelas,

organisasi, dan lain-lain. Dengan kata lain populasi adalah kumpulan dari

sejumlah elemen.4 Dalam penelitian ini dari populasi peserta didik yang ada

yang akan menjadi objek penelitian hanya siswa kelas X SMA Negeri 8

Kabupaten Tangerang tahun ajaran 2013/2014 yang berjumlah 287

siswa/orang

Jika akan meneliti sebagian dari populasi, maka penelitian tersebut disebut

penelitian sampel. Sedangkan sampel adalah sebagian dari populasi terjangkau

yang memiliki sifat yang sama dengan populasi.5 Guna untuk

menyederhanakan proses pengumpulan data dan pengolahan data, penulis

menggunakan teknik sampling. Dalam penelitian ini yang menjadi sampel

adalah sebanyak 15 % dari populasi yang ada. Suharsimi Arikunto

mengemukakan pendapat bahwa “jika objek penelitian lebih dari 100 orang,

maka sampel yang diambil antara 10-15 % atau 20-25 % atau lebih”. Namun

dalam penelitian ini penulis mengambil sampel sebanyak 15 % yakni

berjumlah 43 orang dengan sistem random atau acak, dengan masing-masing

kelas diambi 6 orang siswa (putra/putri) dari jumlah kelas X-1 sampai X-7

SMAN 8 Kabupaten Tangerang

3 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta 1998), Cet. ke-11, h.

115 4 Nana Sudjana, Peneliti Dan Penilaian Pendidikan, (Bandung: PT. Sinar Baru, 1989),

Cet. ke-1, h. 84 5 Suharsimi Arikunto, Prosedur…, h. 117

Page 73: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28569/... · 2015-10-04 · PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA

61

Tabel 2

Jumlah populasi dan sampel

No Kelas Jumlah Siswa (populasi) Sampel

1 X 287 43

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang dikumpulkan dalam penelitian ini, penulis

menggunakan tekhnik pengumpulan data sebagai berikut :

1. Observasi (Pengamatan)

Sebagai metode ilmiah observasi biasa diartikan sebagai

pengamatan. Dalam hal ini penulis melakukan pengamatan langsung di

SMA Negeri 8 Kabupaten Tangerang yang beralamatkan di kecamatan

cisoka.

2. Wawancara (interview)

Wawancara adalah proses tanya jawab secara lisan antara dua

orang atau lebih secara langsung. Metode ini digunakan untuk melengkapi

data yang dianggap perlu, sehingga lebih meyakinkan data yang di peroleh

dari sumber-sumber lainnya. Dalam pelaksanaan wawancara ini penulis

mengadakan wawancara langsung dengan guru bidang study pendidikan

agama Islam SMAN 8 Kabupaten Tangerang

3. Angket (Quesioner)

Metode ini di tujukan kepada siswa-siswi yang dijadikan

responden untuk mendapatkan data dan informasi yang berhubungan

dengan peranan guru sebagai pendidik dalam membina akhlak siswa di

SMAN 8 Kabupaten Tangerang yang berjumlah 287 siswa. Quesioner

yang dibuat merupakan quesioner tertutup, disertai dengan sejumlah

jawaban yang sudah disediakan, dan terdiri dari 20 item pertanyaan dalam

dua variabel yaitu tentang peranan guru sebagai pendidik dalam membina

akhlak siswa, yang menggunakan skala likert dengan empat alternativ

jawaban.

Page 74: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28569/... · 2015-10-04 · PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA

62

F. Teknik pengolahan dan Analisis Data

a. Teknik Pengolahan Data

Dalam pengolahan data penulis menggunakan teknik sebagai

berikut:

1. Editing, yaitu memeriksa kelengkapan dan pengisian angket atau

quesioner yang berhasil dikumpulkan.

2. Scoring, yaitu memberikan nilai pada setiap jawaban angket sebagai

berikut: dalam skala ini terdapat empat kategori jawaan yaitu, Selalu

(SL), Sering (SR), Kadang-kadang (KD), dan Tidak Pernah (TP). Item-

item diberi skor berdasarkan jawaban yang responden pilih. Setiap

jawaban mempunyai angka kode sendiri untuk menghitung data tentang

penelitian ini dengan menggunakan angket, penulis memberikan skor

pada setiap poin jawaban yakni: untuk jawaban Selalu (SL) mendapat

poin 4, Sering (SR) mendapat poin 3, Kadang-kadang (KD) mendapat

poin 2 dan Tiidak Pernah (TP) mendapat poin 1

3. Tabulating, yaitu mentabulasikan data jawaban yang berhasil

dikumpulkan ke dalam table yang telah disediakan.

b. Analisa Data

Setelah pengumpulan data dilakukan, tahap berikutnya data

tersebut dianalisa dengan analisa kuantitatif secara deskriptif analisis yang

sebelumnya telah ditentukan prosentasenya dengan menggunakan rumus

distribusi frekuensi..

Rumus: P = %100xNF

Ket :

P = Persentase

F = Frekuensi jawaban responden

N = Number of cases (jumlah responden)

Page 75: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28569/... · 2015-10-04 · PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA

63

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Kondisi Riil Obyek Penelitian 1. Sejarah dan Latar Belakang Berdirinya SMA Negeri 8 Kabupaten

Tangerang

Berdirinya SMA Negeri 8 Kabupaten Tangerang ini sebelum nya

bernama SMA Negeri 1 Cisoka, karena berada di wilayah kecamatan

Cisoka, kemudian berganti nama pada tanggal 20 Mei 2010 menjadi SMA

Negeri 8 Kabupaten Tangerang beralamatkan di Jl. Siliwangi No.30

Awal berdirinya karenaadanya keinginan dan semangat beberapa

warga yang berada disekitar wilayah Cisoka, atas bantuan dari berbagai

pihak dan rekomendasi dari pemerintah Kabupaten Tangerang. Mereka

merasa terpanggil dan ikut bertanggung jawab terhadap pendidikan

lanjutan yang berstatus negeri, karena pada masa itu masih sedikit sekali

orangtua yang ingin menyekolahkan anak-anak nya ke jenjang yang lebih

tinggi. Musayawarah demi musyawarah dilaksanakan akhirnya tercetuslah

suatu keinginan dan semangat bersama untuk mengembangkan bidang

pendidikan menengah atas. Hal ini didasarkan bahwa pendidikan tingkat

menengah saat itu tergolong masih langka. Sehingga mereka yang

berkeinginan melanjutkan studi ketingkat tersebut harus pergi ke Balaraja.

63

Page 76: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28569/... · 2015-10-04 · PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA

64

SMA Negeri 1 Cisoka didirikan pada bulan juli tahun 1998.

Pertama kali buka muridnya hanya berjumlah 70 orang, menjadi 2 rombel,

jumlah guru waktu itu adalah: Guru PNS 32 dan Guru honorer 38. kepala

sekolah pertama sejak berdirinya SMA Negeri 1 Cisoka ialah Bapak. Drs.

Agus Suherman, yang sekarang bertugas di SMA Negeri 1 Bogor,

kemudian setelahnya yang menjabat sebagai kepala sekolah ialah Bapak.

Drs. Ahmad Rifa’i Sirath yang menjabat hingga tahun 2000. Pada bulan

januari 2001 terjadi rolling kepala sekolah oleh dinas pendidikan

kabupaten tangerang sehingga Bapak. Drs. Ahmad Rifa’i Sirath digantikan

oleh Bapak. Drs. Shof’ai Adnan MM yang menjabat sampai tahun 2002.

Kepemimpinan SMA Negeri 1 Cisoka dilanjutkan oleh Bapak. Ahmad

Nana Makmur Mulyana M.Pd, sampai tahun 2003. Setelah Bapak Nana

mendapatkan tugas yang baru yaitu di SMA Negeri 1 Kresek maka SMA

negeri 1 Cisoka dipimpin oleh Jendral Besar Drs. H. Supardjo Adang

Affandy yang menjabat sampai dengan masa akhir tugasnya yaitu tahun

2006. Pada tahun pelajaran 2006/2007 terjadi kekosongan pimpinan di

SMA Negeri 1 Cisoka yang akhirnya oleh Dinas Pendidikan Kabupaten

Tangerang ditunjuklah Bapak. Hadi Ramadi, S.Pd sebagai Pejabat Yang

Melaksanakan Tugas (PYMT) hingga akhirnya diangkat menjadi kepala

sekolah resmi di SMA Negeri 1 Cisoka. .

2. Visi, Misi dan Tujuan SMA Negeri 8 Kab. Tangerang

a. Visi :

Menjadi sekolah terunggul berwawasan nasional, bersaing secara

internasional dan religius.

b. Misi :

1. Melaksanakan proses pembelajaran secara efektif dan efisien berbasis

global dan berpijak pada budaya bangsa.

2. Menerapkan Information and Communication Technology (ICT) dan

bahasa internasional dalam proses pembelajaran dan pengelolaan

sekolah.

Page 77: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28569/... · 2015-10-04 · PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA

65

3. Menyelenggarakan pendidikan sekolah bertaraf internasional untuk

meningkatkan mutu pendidikan.

4. Menyiapkan peserta didik untuk mampu bersaing secara nasional dan

internasional.

5. Menumbuhkan sikap belajar sepanjang hayat bagi warga sekolah

6. Menumbuhkan proses internalisasi ajaran agama dan budaya bangsa

serta implementasinya dalam kehidupan nyata.

7. Menyelenggarakan pendidikan untuk meningkatkan IPTEK DAN

IMTAK

C. Tujuan :

SMA Negeri 8 Kabupaten Tangerang berazaskan pancasila dan

berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 mempunayi maksud dan tujuan:

1. Membina dan mengembangkan pendidikan Islam dalam arti yang

seluas-luasnya

2. Membentuk masyarakat yang berilmu, beramal dan bertaqwa kepada

Allah, cinta Agama, Bangsa dan Negara

3. Membantu pemerintah dengan melaksanakan usaha yang bersifat

sosial dan kebudayaan.

3. Keadaan Siswa, Guru, dan Pegawai

Tabel 3

Data Siswa Tahun Ajaran 2013/2014

No Rombel Jumlah Kelas Jumlah Siswa

1 Kelas X 5 208

2 Kelas XI 7 287

3 Kelas XII 7 301

Page 78: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28569/... · 2015-10-04 · PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA

66

Struktur Organisasi SMAN 8 Kabupaten Tangerang

Guru /Pengajar

Tabel 4

Nama-nama Guru dan Pendidikan Terakhir

No Nama-nama Guru Mata pelajaran Pendidikan

Terakhir

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

Zumar, S.Pd

Tonih Hadi, S.Pd

Sumarno, S.S

Indraji Ahmad, S.Pd

Wiwin Nurhayati, S.Pd

Muhammad Farhan, S.Pd

Nuraeni, S.Ag

Drs. Suhata

Ade Laily, S.Pd

Sri Heriawati, S.Pd

M.Yakub, S.Pd

Ali Muhtar, S.Pd

IPS TERPADU

IPS TERPADU

BAHASA

SENI BUDAYA

PKN

IPA

PAI

IPS TERPADU

PKN

IPA TERPADU

IPA TERPADU

INDONESIA

S1

S1

S1

S1

S1

S1

S1

S1

S1

S1

S1

S1

Kepala Sekolah

Komite Kaur Tata usaha

WKS Humas WKS Kurikulum

Coordinator MGMP

WKS Kesiswaan

Staf TU Guru Wali Kelas Guru BP/BK

Siswa

Page 79: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28569/... · 2015-10-04 · PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA

67

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

32

33

34

Deni Kurniawan

Puspita Sari, S.Sos.I

Drs. Yayat Supriatna

Sofyan Marzuki, SE

Rosmalina, S.Pd

Ahmad Fakih, S.Pd

Kholidin Ahmad, S.Pd

Syaiful Bahri, S.Pd

Rahmat Sanusi,SE

Dadang Rahmadi, S.Pd

Supriatin, S.Pd

Aulia Nurahmi,S.Pd

Arif Rahman, S.Pd

Laila Musarofah, S.Ag

Nurhayati, S.Pd

Siti. Musfiroh, S.Pd

Wahyu Zainal, S.Pd

Marwan Munadi

Deden Supandi

Sofyan Kurnia,S.Pd

Endang Trisnawati, S.Pd

Raihan Putra Rahadi, S.Pd

PENJASKES

SENI BUDAYA

INDONESIA

IPS TERPADU

INDONESIA

MATEMATIKA

KOMPUTER

MATEMATIKA

IPS TERPADU

MATEMATIKA

IPA TERPADU

IPA TERPADU

INGGRIS

PAI

INGGRIS

PAI

INDONESIA

PENJASKES

PENJASKES

BP

MATEMATIKA

INGGRIS

D3

S1

S1

S1

S1

S1

S1

S1

S1

S1

S1

S1

S1

S1

S1

S1

S1

D3

D3

S1

S1

S1

B. Deskripsi Data

Seperti yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya salah satu tekhnik

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan angket yang telah disebarkan kepada para siswa.

Angket ini disebarkan kepada 43 siswa atau responden dalam bentuk

angket yang dipilih secara acak. Kemudian data yang diperoleh melalui angket

tersebut diolah dalam bentuk tabel distribusi frekuensi yang dilengkapi dengan

prosentase.

Page 80: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28569/... · 2015-10-04 · PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA

68

Hasil angket kemudian dimasukan ke dalam tabulasi yang merupakan

prosentase dari data-data instrumen pengumpulan data (angket) menjadi tabel

angka-angka dalam prosentase yang dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 5

Guru Melaksanakan Shalat wajib dan sunnah

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa pendapat siswa (69.8 %)

menyatakan guru PAI selalu melaksanakan shalat wajib dan sunnah di sekolah

. Kemudian (25.6 %) siswa menyatakan guru PAI sering melaksanakan shalat

wajib dan sunnah. Sedangkan (4.6 %) siswa menyatakan PAI kadang-kadang

melaksanakan shalat wajib dan sunnah dan (0 %) siswa menyatakan bahwa

guru PAI tidak pernah melaksanakan shalat wajib dan sunnah.

Berdasarkan jawaban responden tersebut, penulis dapat menyimpulkan

bahwa guru PAI selalu melaksanakan shalat wajib dan sunnah.

Tabel 6

Guru PAI Membaca Al-qur’an

No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

A Selalu 30 69.8%

B Sering 11 25.6 %

C Kadang-kadang 2 4.6 %

D Tidak Pernah 0 0 %

Jumlah 43 100 %

No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

A Selalu 22 51.2%

B Sering 12 27.9%

C Kadang-kadang 8 18.6 %

D Tidak Pernah 1 2.3 %

Jumlah 43 100%

Page 81: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28569/... · 2015-10-04 · PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA

69

Tabel di atas menunjukan bahwa (51.2 %) menyatakan guru PAI selalu

membaca al-qur’an, (27.9 %) siswa menyatakan sering membaca al-qur’an,

kemudian (18.6 %) siswa menyatakan kadang-kadang membaca al-qur’an dan

(2.3 %) siswa menyatakan guru PAI tidak pernah membaca al-qur’an

Berdasarkan jawaban responden tersebut, penulis dapat menyimpulkan

bahwa guru PAI selalu membaca al-qur’an.

Tabel 7

Guru PAI mencegah siswa dari perbuatan yang tidak baik

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa pendapat siswa (95.3 %)

yang menyatakan bahwa guru PAI mencegah siswa dari perbuatan yang tidak

baik. Kemudian (4.7 %) siswa menyatakan guru PAI sering mencegah siswa

dari perbuatan yang tidak baik. Sedangkan (0 %) siswa menyatakan kadang-

kadang dan (0 %) siswa menyatakan tidak pernah mencegah siswa dari

perbuatan yang tidak baik.

Berdasarkan atas jawaban responden tersebut, penulis dapat

menyimpulkan bahwa guru PAI selalu mencegah siswa dari perbuatan yang

tidak baik

Tabel 8

Guru PAI sehat dan tidak memiliki penyakit yang dapat menular

No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

A Selalu 41 95.3 %

B Sering 2 4.7 %

C Kadang-kadang - -

D Tidak Pernah - -

Jumlah 43 100 %

No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

A Selalu 41 95.4 %

B Sering - 0%

C Kadang-kadang 2 4.6 %

Page 82: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28569/... · 2015-10-04 · PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA

70

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa pendapat siswa (95.4 %)

menyatakan guru PAI sehat dan tidak memiliki penyakit yang menular.

Kemudian (0 %) siswa menyatakan sering sehat dan tidak memiliki penyakit

yang menular. Sedangkan (4.6 %) siswa menyatakan guru PAI kadang-kadang

sehat dan tidak memiliki penyakit yang menular (0 %) siswa menyatakan

tidak pernah.

Berdasarkan jawaban responden diatas, maka penulis dapat

menyimpulkan bahwa guru PAI selalu sehat dan tidak memiliki penyakit yang

menular.

Tabel 9

Guru PAI berpakaian rapih, bersih dan elok dipandang

Tabel di atas menunjukan bahwa (86.2 %) siswa menyatakan guru PAI

selalu berpakaian rapih, bersih dan elok dipandang, (6.9 %) siswa

menyatakan sering berpakaian rapih, bersih dan elok dipandang, kemudian

(6.9 %) siswa menyatakan kadang-kadang dan (0 %) siswa menyatakan Guru

PAI tidak pernah berpakaian rapih, bersih dan elok dipandang

Berdasarkan jawaban responden tersebut, penulis dapat menyimpulkan

bahwa guru PAI selalu berpakaian rapih, bersih dan elok dipandang.

D Tidak Pernah - 0%

Jumlah 43 100 %

No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

A Selalu 37 86.2 %

B Sering 3 6.9 %

C Kadang-kadang 3 6.9 %

D Tidak Pernah - - %

Jumlah 43 100 %

Page 83: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28569/... · 2015-10-04 · PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA

71

Tabel 10

Guru PAI santun dan berperangai baik

Tabel di atas menunjukan bahwa (76.7 %) siswa menyatakan guru PAI

selalu santun dan berperangai baik, (11.6 %) siswa menyatakan sering,

kemudian (4.7 %) siswa menyatakan kadang-kadang dan (7 %) siswa

menyatakan guru PAI tidak pernah santun dan berperangai baik.

Berdasarkan jawaban responden tersebut, penulis dapat menyimpulkan

bahwa guru PAI selalu santun dan berperangai baik.

Tabel 11

Guru PAI menasehati dengan baik dan tidak emosi

Tabel di atas menunjukan bahwa (25.6 %) siswa menyatakan selalu,

(30.2 %) siswa menyatakan sering, kemudian (39.5 %) siswa menyatakan

kadang-kadang dan (4.7 %) siswa menyatakan guru PAI menasehati dengan

baik dan tidak emosi

Berdasarkan jawaban di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa guru

PAI kadang-kadang menasehati dengan baik dan tidak emosi.

No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

A Selalu 33 76.7 %

B Sering 5 11.6 %

C Kadang-kadang 2 4.7 %

D Tidak Pernah 3 7 %

Jumlah 43 100 %

No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

A Selalu 11 25.6 %

B Sering 13 30.2 %

C Kadang-kadang 17 39.5%

D Tidak Pernah 2 4.7 %

Jumlah 43 100 %

Page 84: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28569/... · 2015-10-04 · PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA

72

Tabel 12

Guru PAI berwawasan luas

Tabel di atas menunjukan bahwa (70 %) siswa menyatakan guru PAI

selalu berwawasan luas, (9 %) siswa menyatakan sering, kemudian (14 %)

siswa menyatakan kadang-kadang dan (7 %) siswa menyatakan guru PAI

tidak pernah berwawasan luas.

Berdasarkan jawaban responden tersebut, penulis dapat menyimpulkan

bahwa guru PAI selalu berwawasan luas.

Tabel 13

Guru PAI Mengajar Menggunakan Metode Belajar Yang Menyenangkan

No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

A Selalu - 0 %

B Sering 9 21 %

C Kadang-kadang 34 79 %

D Tidak Pernah - 0 %

Jumlah 43 100 %

Tabel di atas menunjukan bahwa (0 %) siswa menyatakan guru PAI

selalu mengajar menggunakan metode belajar yang menyenangkan, (21 %)

siswa menyatakan sering, kemudian (79 %) siswa menyatakan kadang-

kadang dan (0 %) siswa menyatakan guru PAI tidak pernah mengajar

menggunakan metode belajar yang menyenangkan.

No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

A Selalu 30 70 %

B Sering 4 9 %

C Kadang-kadang 6 14 %

D Tidak Pernah 3 7 %

Jumlah 43 100 %

Page 85: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28569/... · 2015-10-04 · PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA

73

Berdasarkan jawaban responden di atas, penulis dapat menyimpulkan

bahwa guru PAI kadang-kadang mengajar menggunakan metode belajar yang

menyenangkan. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan responden yang

menyatakan 79 % kadang-kadang.

Tabel 14

Guru PAI Memberikan Motifasi Dan Semangat Belajar

Berdasarkan tabel di atas dapat di ketahui bahwa (11.6 %) siswa

mengatakan bahwa guru PAI memberikan motifasi dan semangat belajar.

Kemudian (0 %) siswa menyatakan sering, Sedangkan (83.7 %) siswa

menyatakan kadang-kadang dan (4.7 %) siswa mengatakan tidak pernah.

Dari data di atas, dapat disimpulkan bahwa guru PAI kadang-kadang

memberikan motifasi dan semangat belajar.

Tabel 15

Siswa Mentaati Perintah Allah

Berdasarkan tabel di atas dapat di ketahui bahwa (55.8 %) mengatakan

bahwa siswa mentaati Allah. Kemudian (39.5 %) siswa menyatakan sering.

No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

A Selalu 5 11.6 %

B Sering - %

C Kadang-kadang 36 83.7 %

D Tidak Pernah 2 4.7 %

Jumlah 43 100 %

No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

A Selalu 24 55.8 %

B Sering 17 39.5 %

C Kadang-kadang 2 4.7 %

D Tidak Pernah - -%

Jumlah 43 100 %

Page 86: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28569/... · 2015-10-04 · PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA

74

Sedangkan (4.7 %) siswa menyatakan kadang-kadang dan (0 %) siswa

mengatakan tidak pernah.

Dari jawaban responden di atas dapat saya simpulkan bahwa siswa

selalu mentaati Allah. Hal ini dapat di buktikan dengan pernyataan siswa yang

menjawab sebagian besar selalu.

Tabel 16

Siswa Menjauhi Larangan Allah

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa (46.5 %) siswa

menjawab selalu menjauhi apa yang dilarang oleh Allah, selanjutnya (14 %)

siswa menjawab sering, kemudian (37.2 %) siswa menyatakan kadang-kadang

dan (2.3 %) siswa menyatakan tidak pernah.

Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa siswa selalu menjauhi

apa yang dilarang oleh Allah. Hal ini dapat dilihat dari sebagian besar siswa

yang menjawab 46.5 % selalu.

Tabel 17

Siswa Mengingat Allah (Zikrullah)

No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

A Selalu 20 46.5 %

B Sering 6 14 %

C Kadang-kadang 16 37.2 %

D Tidak Pernah 1 2.3 %

Jumlah 43 100 %

No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

A Selalu 17 39.5 %

B Sering 18 41.8 %

C Kadang-kadang 8 18.7 %

D Tidak Pernah - - %

Jumlah 43 100 %

Page 87: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28569/... · 2015-10-04 · PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA

75

Tabel di atas menunjukan bahwa (39.5 %) menyatakan siswa selalu

mengingat Allah (zikrullah), (41.8 %) siswa menyatakan sering, kemudian

(18.7) siswa menyatakan kadang-kadang dan (0 %) siswa menyatakan tidak

pernah mengingat Allah (zikrullah).

Berdasarkan tabel di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa siswa

menyatakan kadang-kadang mengingat Allah (zikrullah).

Tabel 18

Siswa berbakti kepada orang tua

No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

A Selalu 20 46.6 %

B Sering 15 34.8 %

C Kadang-kadang 7 16.3 %

D Tidak Pernah 1 2.3 %

Jumlah 43 100 %

Pada tabel di atas dapat diketahui bahwa (46.6 %) siswa menyatakan

selalu, selanjutnya (34.8 %) siswa yang menyatakan sering, kemudian (16.3

%) siswa menjawab kadang-kadang dan sebagian kecil (2.3 % ) siswa

menjawab tidak pernah.

Dari data responden di atas dapat disimpulkan bahwa siswa selalu

berbakti kepada orang tua. Hal ini dapat kita ketahui dari jawaban responden

yang menjawab selalu yaitu (46.6 %).

Tabel 19

Siswa langsung memukul ketika menghadapi masalah

No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

A Selalu 2 4.7 %

B Sering 4 9.3 %

C Kadang-kadang 12 27.9 %

D Tidak Pernah 25 58.1 %

Jumlah 43 100 %

Page 88: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28569/... · 2015-10-04 · PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA

76

Tabel di atas menunjukan bahwa (4.7 %) menyatakan siswa langsung

memukul ketika menghadapi masalah, (9.3 %) siswa menyatakan sering,

kemudian (27.9 %) siswa menyatakan kadang-kadang dan (58.1 %) siswa

menyatakan tidak pernah memukul langsung ketika menghadapi masalah.

Berdasarkan data di atas, dapat disimpulkan bahwa siswa tidak pernah

langsung memukul ketika menghadapi masalah. Hal ini dapat di lihat dari

pernyataan responden yang menyatakan bahwa (58.1 %) tidak pernah

memukul langsung ketika menghadapi masalah.

Tabel 20

Siswa memberikan sedekah ketika melihat pengemis di jalan

No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

A Selalu 5 11.6 %

B Sering 5 11.6 %

C Kadang-kadang 32 74.5 %

D Tidak Pernah 1 2.3 %

Jumlah 43 100 %

Dari data di atas menunjukan bahwa (11.6 %) menyatakan siswa selalu

memberikan sedekah ketika melihat pengemis di jalan, (11.6 %) siswa

menyatakan sering, kemudian (74.5 %) siswa menyatakan kadang-kadang dan

(2.3 %) siswa menyatakan tidak pernah memberikan sedekah ketika melihat

pengemis di jalan.

Dari data di atas, dapat disimpulkan bahwa siswa kadang-kadang

memberi sedekah kepada pengemis. Hal ini dibuktikan dari jawaban

responden yang menyatakan 75.5 % menjawab kadang-kadang memberi

sedekah ketika melihat pengemis di jalan.

Page 89: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28569/... · 2015-10-04 · PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA

77

Tabel 21

Siswa ikut bekerja sama dengan kegiatan sosial

Tabel di atas menunjukan bahwa (23.2 %) menyatakan siswa selalu ikut

bekerja sama apabila ada kegiatan sosial, (21 %) siswa menyatakan sering,

kemudian (48.8 %) siswa menyatakan kadang-kadang dan (7 %) siswa

menyatakan siswa tidak pernah ikut bekerja sama ketika ada kegiatan sosial.

Dari data di atas, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa kadang-

kadang ikut serta dalam kegiatan sosial. Hal ini dibuktikan dari jawaban

responden yang menyatakan 48.8 % menjawab kadang-kadang ikut bekerja

sama ketika ada kegiatan sosial.

Tabel 22

Siswa terbiasa membaca doa ketika mau makan

Dari data responden di atas dapat di ketahui bahwa (67.4%) menyatakan

siswa selalu terbiasa membaca doa ketika mau makan, kemudian (4.7 %)

No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

A Selalu 10 23.2 %

B Sering 9 21 %

C Kadang-kadang 21 48.8 %

D Tidak Pernah 3 7 %

Jumlah 43 100 %

No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

A Selalu 29 67.4 %

B Sering 2 4.7 %

C Kadang-kadang 12 27.9 %

D Tidak Pernah - -

Jumlah 43 100 %

Page 90: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28569/... · 2015-10-04 · PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA

78

siswa menyatakan sering, (27.9 %) siswa menyatakan kadang-kadang dan (0

%) siswa menyatakan tidak pernah.

Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa siswa terbiasa

membaca doa ketika mau makan. Hal ini dapat di lihat dengan banyaknya

siswa yang menjawab selalu yaitu (67.4 %).

Tabel 23

Siswa terbiasa mengucapkan terima kasih ketika diberi hadiah tanpa

harus di ingatkan lagi

No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

A Selalu 37 86 %

B Sering 3 7 %

C Kadang-kadang 2 4.7 %

D Tidak Pernah 1 2.3 %

Jumlah 43 100 %

Dari tebel di atas menunjukan bahwa (86 %) menyatakan bahwa siswa

terbiasa mengucapkan terimakasih tanpa harus diingatkan lagi, (7 %) siswa

menyatakan sering, kemudian (4.7 %) siswa menyatakan kadang-kadang dan

(2.3 %) siswa menyatakan tidak pernah.

Berdasarkan jawaban responden di atas dapat disimpulkan bahwa siswa

selalu mengucapkan terimakasih ketika diberi hadiah tanpa harus diingatkan

lagi.

Tabel 24

Siswa Menjaga Kelestarian Lingkungan Dan Tidak Buang Sampah Sembarangan

No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase A Selalu 7 16.3 % B Sering 31 72 % C Kadang-kadang 3 7 % D Tidak Pernah 2 4.7 %

Jumlah 43 100 %

Page 91: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28569/... · 2015-10-04 · PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA

79

Tabel di atas menunjukan bahwa (16.3 %) menyatakan bahwa siswa

selalu, (72 %) siswa menyatakan sering, kemudian (7 %) siswa menyatakan

kadang-kadang dan (4.7 %) siswa menyatakan tidak pernah menjaga

kelestarian lingkungan dan membuang sampah sembarangan

Berdasarkan jawaban responden di atas, penulis dapat menyimpulkan

bahwa siswa sering menjaga kelestarian lingkungan dan tidak membuang

sampah sembarangan.

C. Analisis Data

Secara matematis pembelajaran dikatakan ideal atau sangat baik jika

jumlah skor angket berjumlah 3.440. Angka ini diperoleh dari 20 pertanyaan x

43 siswa x 4 Skor. Untuk mengetahui peran guru agama Islam dalam

pembinaan akhlak siswa, bias dilihat dari table 26 dan ternyata jumlah skor

angket dalam penelitian ini hanya mencapai angka 2383 dari jumlah ideal

yakni 3440. Dari data diatas dapat diketahui perbandingan antara jumlah skor

angket penelitian dengan jumlah skor angket ideal diperoleh angka prosentase

68,3%. Yang artinya angka ini menunjukan bahwa peran guru agama Islam

dalam pembinaan akhlak siswa yang ada di SMAN 8 Kabupaten Tangerang

kelas X cukup berperan.

Page 92: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28569/... · 2015-10-04 · PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA

80

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari hasil penelitian yang penulis lakukan, yaitu yang berjudul peranan

guru Agama Islam sebagai pendidik dalam membina akhlak siswa di SMAN 8

Kabupaten Tangerang, akhirnya penulis mengambil kesimpulan bahwa:

Peran guru pendidikan agama Islam dalam membentuk akhlak siswa SMA

Negeri 8 Kabupaten Tangerang sebagai berikut Berdasarkan analisa data yang

telah penulis lakukan, hasil yang di peroleh dari perhitungan angket dengan

menggunakan rumus distribusi frekuensi di peroleh prosentase 66,3 % yang

artinya hasil tersebut menunjukan bahwa guru agama Islam cukup berperan

dalam pembinaan akhlak siswa yang ada di sekolah tersebut. Hal ini dapat

dibuktikan ketika dalam proses pembelajaran guru sering menegur siswanya,

memberikan tugas, selain tugas tulisan juga tugas lisan yakni menghafal ayat

Al-qur’an dan pemahaman ayat yang dikandungnya sebagai tugas yang

memberikan manfaat dan juga sebagai pelatihan pembinaan akhlak untuk

peserta didik. Selain itu, guru juga memberikan suri tauladan yang baik

terhadap anak didiknya, baik itu di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah.

B. SARAN

Berdasarkan dengan penelitian yang penulis lakukan, ada beberapa hal

yang disarankan penulis dalam rangka pembinaan akhlak siswa, yaitu:

80

Page 93: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28569/... · 2015-10-04 · PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA

81

1. Kepala sekolah, SMAN 8 Kabupaten Tangerang Bapak Hadi Ramadi,

S.Pd agar lebih meningkatkan supervisi terhadap proses kegiatan belajar

mengajar di kelas.

2. Kepada guru PAI untuk lebih meningkatkan kualitas pengajarannya baik

dari segi metode, media, pendekatan, serta model pembelajaran agar

peserta didik dapat memperoleh prestasi yang lebih bagus dari

sebelumnya.

3. Untuk para murid agar lebih giat lagi belajar dan meningkatkan prestasi

belajarnya dan menerapkan pengajaran akhlak yang diberikan di sekolah

ke dalam ke kehidupan sehari-hari, kepada orang tua, teman, dan

masyarakat luas..

4. Bagi orang tua, hendaknya senantiasa memperhatikan prilaku anaknya dan

selalu memberikan contoh yang baik bagi anaknya. Karena bagaimanapun

juga orang tua adalah pendidik pertama bagi anaknya.

Page 94: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28569/... · 2015-10-04 · PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA

82

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Mohammad Daud, pendidikan Agama Islam, Jakarta : Raja Grafindo Persada,

Cet.5, 2002

Ali, M. Sayuti, Metodologi Penelitian Agama: pendekatan Teori dan Praktek,

Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2002

Almunawar, Said Agil Husin, Aktualisasi Nilai-nilai Qurani, Ciputat: PT. Ciputat

Press, Cet.2, 2005

Ardani, Mohammad, Nilai-nilai Akhlak: Budi Pekerti dalam Ibadahi, Jakarta:

CV.Karya Mulia, Cet.1, 2001

Assuyuti, Imam Jalaludin Abd.Rahman bin Abu Bakar, Al-Jami As-Shagir,

Beirut: Dar al-fikr,t.t, Juz I

Bustanudin, Agus, Al-Islam, Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, Cet.1, 1993

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta, Cet.11, 1998

Daradjat, Zakiah, dkk, Methodik Khusus Pengajaran Agama, Jakarta: Bumi

Aksara, Cet.2, 2002

______, Membina Nilai-nilai moral di Indonesia, Jakarta: Bulan Bintang,Cet 4,

1977

Djamarah, Syaiful Bahri, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, Jakarta:

Rineka Cipta, 2000

Ensiklopedi Islam, Jakarta: PT.Ikhtiar Baru Van Hoeve, Cet.6, 1999

Furqan, Arif, Pengantar Penelitian dalam Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional,

1982

Husain, Syed Sajjad dan Syed Ali Ashraf, Krisis dalam Pendidikan Islam,Jakarta

82

Page 95: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28569/... · 2015-10-04 · PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA

83

Ilyas, Yunahar, Kuliah Akhlak, Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset, Cet.7, 2005

Ibnu Hiban, Al-Mustadrak ‘Ala Al-Shahihain Bairut: Dar Al-Kutub al-Ilmiyah,

Juz 2,1990

Jalaludin, Teologi Pendidikan,Jakarta: Raja Grafindo persada, Cet.2, 2002

Mahyuddin, Kuliah Akhlak Tasawuf, Jakarta: Kalam Mulia, Cet.5, 2003

Masy’ari, Anwar, Akhlak Quran, Surabaya: Bina Ilmu Offset, Cet.1, 1990

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan suatu Pendekatan Baru, Bandung: Remaja

Rosdakarya, 1996

Nata, Abudin, Pemikiran Para Tokoh Pendidikan Islam, Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada, 2001

______, Akhlak Tasawuf, Jakarta: PT.Raja Grafindo persada, Cet.5, 2003

______, Perspektif Islam tentang Pola Hubungan Guru dengan Murid: Study

Pemikiran Tasawuf Al-Ghazali, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, Cet.1

Ngalim Puwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, Cet.13, 2000

Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, Bandung: CV. Pustaka Setia, Cet.2, 1998

Poerwardaminta, W.J.S, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: P.N Balai

Pustaka, 1991

Ruhani, Ahmad dan A.Abu Ahmad, Pengelolaan Pengajaran, Jakarta: Rineka

Cipta, 1996

Sabri, Alisuf, Ilmu Pendidikan, Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, Cet.1, 1999

Sudarsono, Etika Islam tentang Kenakalan Remaja, Jakarta: Bina Aksara, 2001

Sudjana, Nana, Peneliti dan Penilaian Pendidikan, Bandung: PT. Sinar Baru, Cet.

1, 1989

Tafsir, Ahmad, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, Bandung: PT.

Rosdakarya, Cet.2, 1994

______, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

Cet 10, 2008

Ya’kub, Hamzah, Etika Islam Pembinaan Akhlakul Karimah, Bandung: CV.

Diponegoro, Cet.2, 1983

Page 96: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28569/... · 2015-10-04 · PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA

84

Zuhairini, dkk, Methodik Khusus Pendidikan Agama, Malang: Biro Ilmiah

Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel, 1981

Page 97: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28569/... · 2015-10-04 · PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA

ANGKET UNTUK SISWA Nama : .................... Hari : ……………..

Kelas : .................... Tanggal : ……………..

Petunjuk

1. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar dan sungguh-sungguh.

2. Berilah tanda silang pada salah satu jawaban yang di anggap menurut anda

betul.

3. Bacalah basmalah sebelum anda menjawab pertanyaan.

Pertanyaan!

1. Apakah Guru PAI melaksanakan shalat wajib berjamaah di sekolah?

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

2. Apakah guru PAI melaksanakan shalat dhuha di sekolah ?

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak Pernah

3. Apakah guru PAI mengajak siswa untuk berjamaah ?

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak Pernah

4. Apakah Guru PAI mengajak siswa untuk membaca Al-qur’an?

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak Pernah

5. Apakah Guru PAI tidak mengambil barang yang bukan miliknya?

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak Pernah

Page 98: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28569/... · 2015-10-04 · PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA

6. Apakah Guru PAI memulai sesuatu dengan membaca basmalah?

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak Pernah

7. Apakah Guru PAI menyelesaikan suatu pekerjaan dengan membaca hamdalah?

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak Pernah

8. Apakah Guru PAI menunjukan sikap bersyukur atas nikmat yang telah diberikan

oleh Allah Swt?

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak Pernah

9. Apakah Guru PAI memberi salam apabila memasuki kelas?

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak Pernah

10. Apakah Guru PAI mengajarkan siswa untuk melaksanakan perbuatan baik yang

diperintahkan oleh orang tua?

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak Pernah

11. Apakah Guru PAI mengajarkan siswa untuk berpamitan kepada orang tua ketika

akan keluar rumah?

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak Pernah

12. Apakah Guru PAI tidak berbicara kasar?

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak Pernah

13. Apakah Guru PAI mengajak siswa membantu teman ketika tertimpa musibah?

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak Pernah

14. Apakah Guru PAI mengajarkan untuk berteman tanpa melihat perbedaan suku,

agama dan ras?

Page 99: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28569/... · 2015-10-04 · PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak Pernah

15. Apakah Guru PAI mengajarkan untuk selalu menepati janji?

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak Pernah

16. Apakah Guru selalu berpakaian rapi?

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak Pernah

17. Apakah Guru PAI selalu bersikap ramah dan santun kepada orang lain?

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak Pernah

18. Apakah Guru PAI menyampaikan amanah yang telah diberikan kepadanya?

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak Pernah

19. Apakah Guru PAI tidak membuang sampah sembarangan?

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak Pernah

20. Apakah Guru PAI menjaga kebersihan lingkungan?

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak Pernah

Page 100: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28569/... · 2015-10-04 · PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA

BERITA WAWANCARA

DENGAN GURU BIDANG STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Hari/Tanggal : Selasa, 15 Juni 2014

Interviewee : Nuraeni, S.Ag

Jabatan : Guru bidang study Pendidikan Agama Islam

Tempat wawancara : Ruang Guru SMA Negeri 8 Kab. Tangerang

Pertanyaan :

1. Sejak kapan ibu mengajar di SMA Negeri 8 Kab. Tangerang?

2. Bagaimana kriteria penilaian Pendidikan Agama Islam yang ibu laksanakan,

(meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik)?

3. Apa perencanaan dan metode pembelajaran yang ibu pergunakan dalam KBM

PAI?

4. Bagaimana keadaan akhlak siswa pada aktifitas keseharian ditinjau dari sopan

santun, segi kerapihan dan kebersihan, sikap tolong menolong, dan lain-lain?

a. Dari segi sopan santun:

Bagaimana akhlak siswa kepada guru, teman atau orang tua darinya ketika

bertemu, berbicara dan bergaul?

b. Dari segi kerapihan dan kebersihan:

Apakah siswa selalu memakai seragam sekolah dengan rapih bu?

c. Dari segi sikap tolong menolong:

Page 101: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28569/... · 2015-10-04 · PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA

Bagaimana sikap siswa ketika mendengar temannya yang sedang tertimpa

musibah (wafatnya kedua orang tua temannya, pencurian, sakit dan

sebagainya)?

5. Apa harapan ibu ke depan dalam segi bidang studi Pendidikan Agama Islam?

6. Adakah hambatan dalam KBM bidang studi PAI, seperti apa dan bagaimana

solusinya?

7. Apakah semua guru bekerja sama dalam membina akhlak(memberikan

teladan)?

8. Adakah dukungan dalam KBM bidang studi PAI?

Jawaban:

1. Saya mengajar sejak tgl 17 juli 2003

2. Kriteria penilaian dilihat dari pengetahuan (kognitif) siswa, afektif,

psikomotorik (sikap keseharian terhadap guru, teman,dan karyawan),

psikomotornya juga dapat dilihat dari keaktifan siswa mengikuti

ekstrakulikuler seperti rohis, mengikuti kultum, dan mampu membaca Al-

qur’an dengan baik.

3. Rencana dalam KBM menyiapkan RPP, metode, memakai media belajar

seperti LCD, musholah juga sering digunakan sebagai media belajar siswa,

seperti shalat dhuha, shalat wajib berjama’ah, mendengarkan kultum, dan

setiap jum’at ada penggalangan dana untuk anak yatim.

4. Dilihat dari sopan santunnya terhadap guru, saat berpapasan bersalaman,

berbicara sopan, sebagian kecil masih ada yang belum rapih seragamnya, tapi

hanya beberapa saja, dari segi sikap tolong menolong siswa datang

menjenguk ke rumah teman nya yang sedang sakit atau tertimpa musibah.

5. Harapannya siswa mampu menerapkan pendidikan agama islam sebagai

benteng dalam kehidupannya sehari-hari, mementingkan pelajaran PAI sama

dengan mata pelajaran lainnya.

Page 102: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28569/... · 2015-10-04 · PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA

6. Hambatan masih ada, ada beberapa siswa yang masih terlambat masuk ke

kelas setelah jam istirahat atau tidak membawa buku pelajaran.

7. Dukungan KBM PAI salah satunya adalah sarana prasarana yang mendukung

seperti LCD, Buku PAI, dan dukungan dari para guru untuk sama-sama

memperhatikan siswa-siswa meski di luar jam pelajaran.

Page 103: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28569/... · 2015-10-04 · PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA

BERITA WAWANCARA

DENGAN KEPALA SEKOLAH SMA NEGERI 8 KAB.

TANGERANG

Hari/Tanggal : Rabu, 16 Juni 2014

Interviewee : Hadi Ramadi, S.Pd

Jabatan : Kepala SMA Negeri 8 Kab. Tangerang

Pokok pertanyaan: 1. Bagaimana sejarah dan tujuan berdirinya SMA Negeri 8 Kab. Tangerang?

2. Apa visi dan Misi SMA Negeri 8 Kab. Tangerang ini?

3. Bagaimana struktur organisasi sekolah ini pak?

4. Bagaimana keadaan sarana dan prasarana sekolah ini pak?

5. Ada berapa jumlah guru pendidikan agama islam di sekolah ini pak?

6. Bagaimana pak realita akhlak siswa SMA Negeri 8 Kab. Tangerang ini?

7. Apa dan bagaimana harapan bapak terhadap sekolah pada umumnya dan

siswa pada khususnya?

Jawaban:

1. Berdirinya SMA Negeri 6 Kabupaten Tangerang ini sebelum nya bernama

SMA Negeri 1 Cisoka, karena berada di wilayah kecamatan cisoka, kemudian

berganti nama pada tanggal 29 januari 2011-2012 menjadi SMA Negeri 8

Kabupaten Tangerang. bermula adanya keinginan dan semangat beberapa

warga yang berada disekitar wilayah cisoka. Atas bantuan dari berbagai pihak

dan rekomendasi dari pemerintah kabupaten tangerang. Mereka merasa

terpanggil dan ikut bertanggung jawab terhadap pendidikan lanjutan yang

Page 104: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28569/... · 2015-10-04 · PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA

berstatus negeri, karena pada masa itu masih sedikit sekali orangtua yang

ingin menyekolahkan anak-anak nya ke jenjang yang lebih tinggi.

Musayawarah demi musyawarah dilaksanakan akhirnya tercetuslah suatu

keinginan dan semangat bersama untuk mengembangkan bidang pendidikan

menengah atas. Hal ini didasarkan bahwa pendidikan tingkat menengah saat

itu tergolong masih langka. Sehingga mereka yang berkeinginan melanjutkan

studi ketingkat tersebut haruspergi ke Balaraja. Kondisi ini hanya terbatas

bagi mereka yang mempunyai kemampuan material saja. Sementara bagi

mereka yang kurang mamapu terpaksa harus puas menjadi pengangguran, dan

lebih jauh lagi dikhawatirkan mereka itu akan terpengaruh oleh lingkungan

kurang baik yang kemudian akan terjerumus kearah kejahatan.

2. Visi, Misi dan Tujuan SMA Negeri 8 Kab. Tangerang

a. Visi : Menjadi sekolah terunggul berwawasan nasional, bersaing secara

internasional dan religius.

b. Misi :

1. Melaksanakan proses pembelajaran secara efektif dan efisien berbasis

global dan berpijak pada budaya bangsa.

2. Menerapkan Information and Communication Technology (ICT) dan

bahasa internasional dalam proses pembelajaran dan pengelolaan

sekolah.

3. Menyelenggarakan pendidikan sekolah bertaraf internasional untuk

meningkatkan mutu pendidikan.

4. Menyiapkan peserta didik untuk mampu bersaing secara nasional dan

internasional.

5. Menumbuhkan sikap belajar sepanjang hayat bagi warga sekolah

6. Menumbuhkan proses internalisasi ajaran agama dan budaya bangsa

serta implementasinya dalam kehidupan nyata.

7. Menyelenggarakan pendidikan untuk meningkatkan IPTEK DAN

IMTAK

Page 105: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28569/... · 2015-10-04 · PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA

3. Keadaan siswa, guru, dan pegawai

1. Data Siswa

Tabel 3

DATA SISWA TAHUN AJARAN 2013/2014

No Rombel Jumlah Kelas Jumlah Siswa

1 Kelas X 5 208

2 Kelas XI 7 287

3 Kelas XII 7 301

2. SMA Negeri 8 memiliki Guru dengan latar belakang pendidikan S.1 dan D3 dengan perincian sebagai berikut - Sarjana (S1) : 17 Orang (Guru) - D3 : 3 Orang (Guru) - SMA : 5 Orang (Staf/Karyawan)

Tabel 4 Nama-nama Guru dan Pendidikan Terakhir

No Nama-nama Guru Mata pelajaran Pendidikan

Terakhir

1

2

3

4

5

6

7

8

9

Zumar, S.Pd

Tonih Hadi, S.Pd

Sumarno, S.S

Indraji Ahmad, S.Pd

Wiwin Nurhayati, S.Pd

Muhammad Farhan, S.Pd

Nuraeni, S.Ag

Drs. Suhata

Ade Laily, S.Pd

IPS TERPADU

IPS TERPADU

BAHASA

SENI BUDAYA

PKN

IPA

PAI

IPS TERPADU

PKN

S1

S1

S1

S1

S1

S1

S1

S1

S1

Page 106: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28569/... · 2015-10-04 · PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

32

33

34

Sri Heriawati, S.Pd

M.Yakub, S.Pd

Ali Muhtar, S.Pd

Deni Kurniawan

Puspita Sari, S.Sos.I

Drs. Yayat Supriatna

Sofyan Marzuki, SE

Rosmalina, S.Pd

Ahmad Fakih, S.Pd

Kholidin Ahmad, S.Pd

Syaiful Bahri, S.Pd

Rahmat Sanusi,SE

Dadang Rahmadi, S.Pd

Supriatin, S.Pd

Aulia Nurahmi,S.Pd

Arif Rahman, S.Pd

Laila Musarofah, S.Ag

Nurhayati, S.Pd

Siti. Musfiroh, S.Pd

Wahyu Zainal, S.Pd

Marwan Munadi

Deden Supandi

Sofyan Kurnia,S.Pd

Endang Trisnawati, S.Pd

Raihan Putra Rahadi, S.Pd

IPA TERPADU

IPA TERPADU

INDONESIA

PENJASKES

SENI BUDAYA

INDONESIA

IPS TERPADU

INDONESIA

MATEMATIKA

KOMPUTER

MATEMATIKA

IPS TERPADU

MATEMATIKA

IPA TERPADU

IPA TERPADU

INGGRIS

PAI

INGGRIS

PAI

INDONESIA

PENJASKES

PENJASKES

BP

MATEMATIKA

INGGRIS

S1

S1

S1

D3

S1

S1

S1

S1

S1

S1

S1

S1

S1

S1

S1

S1

S1

S1

S1

S1

D3

D3

S1

S1

S1

-

Page 107: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28569/... · 2015-10-04 · PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA

3. Struktur Organisasi SMA Negeri 8 Kabupaten Tangerang

4. Ada ruang-ruang kelas, laboratorium IPA, Komputer, ruang guru, ruang tat usaha,

ruang kepala sekolah, perpustakaan, musholah, koperasi, UKS, Ruang OSIS, Kantin, Ruang ekstra kulikuler, lapangan volley merangkap lapangan basket, meja pingpong, gudang, gardu jaga, kamar mandi/WC, Lapangan upacara.

5. Ada 3 guru Pendidikan Agama Islam, ibu Nuraeni, S.Ag, Ibu Laila Musarofah, S.Ag dan ibu Siti Musfiroh

6. Anak-anak disini baik-baik, santun, sopan baik terhadap guru,karyawan/staf, teman sekelas atau antar kelas, tidak ada yang berkelahi atau bermusuhan, tertib, membuang sampah pada tempatnya, dan shalat berjamaah.

7. Harapan kedepan, semoga sekolah ini menjadi jauh lebih baik, berkenaan dengan pendidikan agama sendiri semoga diterapkan di kehidupan dalam sekolah maupun di luar sekolah.

Kepala Sekolah

Komite Sekolah Kaur Tata usaha

WKS Humas WKS Kurikulum

Coordinator MGMP

WKS Kesiswaan

Staf TU Guru Wali Kelas Guru BP/BK

Siswa

Page 108: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28569/... · 2015-10-04 · PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA