Skripsi Deden

download Skripsi Deden

of 66

Transcript of Skripsi Deden

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang Penelitian Pembangunan Indonesia untuk menciptakan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur serta hidup sejahtera baik material maupun spiritual yang dilaksanakan tersebut merupakan kesepakatan nasional yang di dasari kebutuhan urgensi-urgensinya dari semua pihak, dalam mewujudkan pembangunan Indonesia yang adil dan makmur maka dibutuhkan peran serta dari masyarakat. Salah satunya yaitu dengan meningkatkan kualitas mutu pendidikan, yang mana maju mundurnya suatu negara tergantung pada sumber daya manusianya (SDM). Dalam mewujudkan pembangunan Indonesia dibutuhkan pula kerja sama dari semua pihak termasuk masyarakat yang peduli akan pendidikan, baik pendidikan formal maupun pendidikan non formal, dan yang lebih penting pendidikan informal keluarga karena masyarakat memiliki peranan yang sangat penting dalam meningkatkan mutu pendidikan. Sebagaimana dalam UU No 20 tahun 2003 peran serta masyarakat dalam pendidikan antara lain : a. kelompok Peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta perseorangan, keluarga, organisasi, pengusaha dan organisasi kemasyarakatan dalam

penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan. b. Masyarakat dapat berperan serta sebagai sumber, pelaksana dan pengguna hasil

pendidikan. Sedangkan tujuan umum pendidikan islam adalah harus sejajar dengan pandangan Islam pada manusia, yaitu makhluk Allah yang mulia dengan akalnya, perasaannya, ilmunya dan kabudayaannya, pantas menjadi khalifah Allah di bumi. Tujuan umum pendidikan islam harus did kaitkan pula dengan tujuan pendidikan nasional negara tempat pendidikan Islam itu di laksanakan serta harus di kaitkan pula denga tujuan institusional lembaga yang menyelenggrakan pendidikan itu. Pndidikan Islam berlangsung selama hidup maka tujuan akhirnya terdapat pada waktu di dunia ini telah berakhir, tujuan yang berbentuk menjadi Insan Kamil dengan pola Takwa yaitu membentuk kepribadian muslim itu sendiri.

1

Dalam pendidikan Islam, pendidik memiliki arti dan peranan sangat penting sehingga Islam mengangkat harkat derajat orang-orang yang berilmu. Dalam meningkatkan kualitas pendidikan maka dibutuhkan peran serta ulama dan pemerintah, ulama yang menyadari akan kedudukannya sebagai pewaris para nabi mereka berkewajiban untuk terlibat secara langsung dalam pembangunan, bukan hanya sebatas dalam memberikan nasihat dan fatwa, tetapi juga keterlibatan dalam bidang-bidang perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pembangunan, serta menilai baik buruknya dampak yang diberikannya berdasarkan nilai-nilai yang diamanatkan Allah melalui kitab suci-Nya. Demikian pula pemerintah yang sadar akan fungsi agama dan pengaruhnya yang besar dalam menggalakan pembangunan mengharapkan ulama menjadi rekan utama pemerintah dalam segala waktu dan persoalan, khususnya dalam mendorong masyarakat meningkatkan peran serta mereka dalam pembangunan melalui pemaparan ajaran-ajaran agama serta penyesuaiannya dengan langkah-langkah kebijaksanaan pembangunan. Disamping itu, ulama dan pemerintah dituntut untuk senantiasa menjalin kerja sama antara satu dengan yang lainnya agar dalam menjalankan program pembangunan akan berjalan dengan baik, sebab kerja sama yang baik dan serasi antara ulama dan pemerintah dalam kebaikan merupakan suatu perbuatan terpuji dan sangat dinantikan oleh masyarakat. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT :

Artinya : Tolong menolonglah kamu sekalian dalam mengerjakan kebaikan dan taqwa dan janganlah kamu tolong menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. (Q.S. ALMaidah : 2). Ayat tersebut memberikan penjelasan, betapa pentingnya kerja sama yang serasi antara ulama dan pemerintah dalam kebajikan dan ketaqwaan yang merupakan bagian yang terpenting dalam pembangunan mental spiritual. Demikian pula, bahwa kerja sama ulama dan pemerintah harus selalu berpegang pada prinsipprinsip persatuan dan kesatuan, hal ini sesuai dengan hadits Nabi Muhammad SAW, bersabda:

2

Artinya : Dua golongan umatku, sabda Rosul: yang menentukan sejehtera atau derita umat manusia jika baik, baik semuanya jika jelek, jelek semuanya yaitu Ulama dan Pemerintah. (H.R Abu Daud dari AL-Dalimiy). Berangkat dari hadist Nabi di atas, penulis beranggapan, bahwa peran ulama dan pemerintah dalam pembangunan khususnya pembangunan dalam bidang keagamaan sangat penting dalam rangka menciptakan dan membentuk generasi yang mempunyai akhlak yang baik. Namun, dalam operasionalnya dan dengan memperhatikan fungsi masing-masing ditemukan adanya kesenjangan antara ulama dan pemerintah. Kesenjangan ini seharusnya tidak terjadi bila keterlibatan ulama dalam pembangunan mencakup bidang-bidang perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pembangunan, sesuai dengan kesadaran mereka akan arti keterlibatan sebagai mana kedudukan ulama sebagai rekan pemerintah. Sementara ini, ulama merasa bahwa mereka hannya dilibatkan pada saat-saat persoalan hampir berahir, berupa pembacaan doa, atau pada saat timbulnya keresahan dalam masyarakat lantaran penilaian negatif mereka terhadap salah satu kebijaksanaan pembangunan. Kesenjangan juga tidak akan terjadi bila ulama dan pemerintah dalam mengadakan pengwasan, bersikap atas dasar pertimbangan Amar Maruf Nahy Munkar, atau apabila pemerintah dalam menuntut dukungan atas kebijaksanaan-kebijaksanaan mereka melalui argumentasi agama. Bertindak dalam batasbatas kewajaran yang sering diperselisihkan oleh kedua belah pihak. Kesenjangan ulama dan pemerintah dalam peningkatan kesadaran berpendidikan remaja akan menimbulkan efek yang negatif terhadap pertumbuhan remaja, karena remaja kurang mendapat perhatian dari ulama dan pemerintah sehingga mereka menjalani hidupnya dengan apa yang mereka inginkan berbuat sesuka mereka tidak ada batas bagi mereka untuk melakukan perbuatan apa saja, asal mereka senang dan puas. Hal ini tidak lain dikarenakan kurangnya kerja sama ulama dan pemerintah dalam pembinaan kesadaran bagi remaja, disamping itu juga kurangnya perhatian ulama dan pemerintah terhadap pertumbuhan remaja, sehingga mereka tumbuh dengan pergaulan yang serba bebas. Berdasarkan penomena yang terjadi di lapangan di kampung Sarlega Desa Binakarya Kecamatan Banyuresmi Kabupaten Garut telah diselenggarakan pengajian rutin khususnya bagi remaja. Dalam pelaksanaannya di suatu sisi ulama menemukan kesulitan karena faktor remaja itu sendiri belum 3

menyadari sepenuhnya terhadap pentingnya ajaran agama dan jika dilihat secara psikologis, para remaja itu tidak mau menerima nasihat dari orang tuanya. Pada masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju dewasa, para remaja lebih banyak mempertahankan pendapatnya ketimbang menerima nasihat dari orang tuanya. Sedangkan disisi lain kurangnya keharmonisan hubungan antara ulama dan pemerintahan dalam menjalin kerja sama terhadap pembinaan keagamaan khususnya bagi remaja karena itu penulis tertarik untuk mengangkat masalah ini yang dituangkan dalam judul : FUNGSI KERJA SAMA ULAMA DAN PEMERINTAH DALAM PENINGKATAN KESADARAN BERPENDIDIKAN REMAJA ( Studi Kasus di kampung Sarlega Desa Binakarya Kecamatan banyuresmi Kabupaten Garut) Rumusan Masalah Dari latar belakang di atas, maka peneliti merumuskan permasalahan sebagai berikut : a. Bagaimana realitas fungsi dan peran ulama dalam peningkatan kesadaran berpendidikan

bagi remaja dalam bidang pengajian di kampung sarlega? b. Bagaimana realitas fungsi dan peran pemerintah dalam peningkatan kesadaran

berpendidikan bagi remaja dalam bidang pengajian di kampung sarlega? c. Bagaimana fungsi kerja sama ulama dan pemerintah dalam peningkatan kesadaran

berpendidikan bagi remaja dalam bidang pengajian dikampung sarlega? Tujuan Penelitian Menurut Sanafiyah Faisal dalam Metodelogi Penelitian Pendidikan (2003:44) bahwa : Tujuan penelitian adalah rumusan kalimat yang menunjukan adanya sesuatu hal yang diperoleh setelah penelitian selesai. Dengan demikian, pada dasarnya tujuan penelitian memberikan informasi mengenai apa yang akan diperoleh setelah selesai penelitian Tujuan penelitian berkaitan dengan rumusan masalah, jika memperhatikan tujuan penelitian, maka sesungguhnya isinya sama dengan jawaban yang dikehendaki dalam rumusan masalah di kemukakan dalam bentuk pertanyaan, maka tujuan penelitian dirumuskan dalam bentuk pertanyaan. Yang berbeda hanya rumusan kalimatnya saja. Sesuai dengan identifikasi masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan : 1) Untuk mengetahui realitas fungsi dan peran ulama dalam peningkatan kesadaran berpendidikan bagi remaja dalam bidang pengajian di kampung sarlega? 4

2) Untuk mengetahui fungsi dan peran pemerintah

dalam peningkatan

kesadaran

berpendidikan bagi remaja dalam bidang pengajian di kampung sarlega? 3) Untuk mengetahui fungsi kerja sama ulama dan pemerintah dalam peningkatan kesadaran berpendidikan bagi remaja dalam bidang pengajian di kampung sarlega? D. Manfaat penilitian 1. Mengetahui proses bimbingan keagamaan yang dilakukan oleh Ulama dan Pemerintah dalam meningkatan kesadaran berpendidikan bagi remaja dikampung sarlega 2. Mengetahui hasil yang telah dilakukan Ulama dan pemerintah dalam meningkatan kesadaran berpendidikan bagi remaja dikampung sarlega 3. Mengetahui paktor penghambat dan pendukung yamg dihadapi oleh Ulama dan Pemerintah dalam meningkatan kesadaran berpendidikan bagi remaja dikampung sarlega E. Kerangka Pemikiran / Teori Dalam pembagian tahap perkembangan manusia, maka masa remaja menduduki tahap progresif. Dalam pembagian yang agak terurai masa remaja mencakup masa juvenilitas (adolescantium) pubertas dan nubilitas. Sejalan dengan perkembangan jasmani dan rohani, maka stabilitas agama pada para remaja turut dipengaruhi oleh perkembangan jasmani. Maksudnya penghayatan para remaja banyak berkaitan dengan faktor perkembangan tersebut. Perkembangan agama pada remaja ditandai dengan beberapa faktor diantaranya adalah perkembangan rohani dan jasmani. Manusia adalah makhluk yang eksploratif dan potensial. Dikatakan demikian karena manusia memiliki kemampuan untuk mengembangkan diri baik secara fisik ataupun secara psikis. Manusia disebut sebagai makhluk potensial karena pada diri manusia tersimpan sejumlah kemampuan atau bakat yang perlu dikembangkan. Selanjutnya manusia disebut sebagai makhluk yang memiliki prinsip tanpa daya, karena untuk tumbuh dan berkembang secara normal manusia memerlukan bantuan dari luar dirinya. Bantuan yang dimaksud antara lain dalam bentuk bimbingan dan pengarahan dari ligkungan. Bimbingan dan 5

pengarahan yang diberikan dalam membantu perkembangan tersebut pada hakikatnya diharapkan sejalan dengan kebutuhan manusia itu sendiri, yang sudah tersimpan sebagai potensi bawaannya. Karena itu bimbingan yang tidak searah dengan potensi yang dimiliki manusia akan berdampak negatif bagi perkembangan manusia. Perkembangan yang negatif tersebut akan terlihat dalam berbagai sikap dan tingkah laku yang menyimpang, bentuk tingkah laku yang menyimpang ini akan terlihat dalam kaitannya dengan kegagalan manusia untuk memenuhi kebutuhan manusia baik yang bersipat fisik atau psikis. Sehubungan dengan hal ini maka dalam mempelajari perkembangan jiwa keagamaan, perlu

terlebih dahulu dilihat kebutuhan-kebutuhan manusia secara menyeluruh. Sebab pemenuhan kebutuhan yang kurang seimbang antara kebutuhan jasmani dan rohani akan mengakibatkan ketidakseimbangan dalam perkembangan. Jiwa keagamaan yang termasuk aspek rohani akan sangat tergantung dari perkembangan aspek fisik. Dan demikian sebaliknya. Oleh karena itu sering dikatakan bahwa kesehatan fisik akan berpengaruh pada kesehatan mental. Selain dari itu perkembangan juga ditentukan oleh tingkat usia. Para psikologi perkembangan membagi perkembangan pada manusia berdasarkan usia menjadi beberapa tahapan atau periode perkembangan. Secara garis besarnya periode perkembangan itu terbagi menjadi tujuh periode antara lain sebagai berikut : 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) Masa Pre-natal Masa Bayi Masa Kanak-Kanak Masa Pre-pubertas Masa Pubertas Masa Remaja Masa Dewasa Masa Usia Lanjut. Setiap masa perkembangan memiliki ciri-ciri tersebut termasuk jiwa perkembangan keagamaan. Agama adalah petunjuk Tuhan yang mempunyai nilai, pedoman, pembimbing, dan pendorong manusia dalam usaha menempatkan dirinya dalam keseluruhan, keseimbangan, dan keselerasian dalam 6

hidup manusia dengan pribadinya sendiri dalam hubungan dengan Tuhan, dengan hubungan masyarakat, dalam hubungan dengan alam dalam rangka mencapai kualitas hidup yang lebih baik di duni dan akhirat yang diridhoi Tuhan. Agama mempunyai peran yang sangat penting dalam kehidupan manuia. Bagi bangsa Indonesia, agama merupakan tenaga penggerak yang sangat tinggi nilainya bagi pengisian aspirasi-aspirasi bangsa. Hajat hidup bangsa Indonesia akan kesejahteraan lahir dan batin menurut warganya untuk sanggup menggali, mengembangkan, serta melestarikan sumber-sumber alam, ilmu pengetahuan dan keterampilan merupakan landasan bagi terwujudnya pemenuhan lahir, sedangkan kebutuhan batin dapat dipenuhi ketajaman instituisi dan kepekaan akan rahmat Allah SWT. Oleh karena itu, penularan dan perkembangan pengetahuan dan keterampilan, baik yang bersifat khusus maupun umum perlu mempunyai sistem dan metode dan pengelohan yang lebih memadai, demikian pula usaha yang ditunjukan kearah penajaman, pedalaman, serta pengembangan institusi dan kepekaannya harus mendapat tempat yang wajar dalam perikehidupan bangsa. Menurut Azyumardi Azra dalam Pendidikan Islam (2002 : 70) menyatakan bahwa : Perkembangan kehidupan beragama dikalangan remaja mengalami tiga tahap pertama, remaja mulai menaruh perhatian terhadap agama yang di anut oleh orang tua mereka. Mereka mulai mencoba mengikuti kegiatan-kegiatan peribadatan seperti yang telah dilakukan oleh orang tua mereka kedua, fase keraguan. Hal ini terjadi sebagai akibat dari pemahaman yang rasional dan kritis terhadap agama yang diyakininya sejak kecil. Mereka cenderung apatis dan ketaatan melaksanakan kegiatan ibadah cenderung berkurang. Ketiga, fase rekontruksi. Pada fase ini para remaja memerlukan sesuatu keyakinan agama yang pasti dan mantap. Keinginan ini sering mendorong mereka untuk mencari keyakinan atau agama baru (mengalami konfersi agama), yaitu suatu keyakinan agama yang dipandang baik dan kawan dekat mereka. Sedangkan menurut Yusup Amir dalam Orientasi Pendidikan Islam (2001:51) menyatakan bahwa : Pembinaan remaja itu bertujuan untuk mengembangkan bakat mereka (rohani dan jasmani) sehingga mencapai perkembangan yang optimal, serasi, selaras, serta memiliki rohani dan jasmani yang kuat.

Untuk mencapai tujuan pembinaan kesadaran remaja itu diperlukan adanya kerja sama dan hubungan yang baik antara ulama dan pemerintah, ulama yang menyadari akan kedudukan mereka sebagai pewaris para Nabi, merasa berkewajiban untuk terlibat secara langsung dalam pembangunan, 7

baik pembangunan materil maupun dalam pembangunan mental spiritual. Pemerintah yang sadar akan fungsi agama dan pengaruh yang besar dalam menggalakan pembangunan, mengharapkan ulama menjadi rekan utama pemerintah dalam segala waktu dan persolalan khususnya dalam program pembangunan keagamaan di dalam kalangan remaja. Hubungan baik antara ulama dan pemerintah akan membawa dampak yang positif bagi remaja. Karena ulama dan pemerintah memiliki peran dan fungsi yang sangat penting dalam pembinaan kesadaran remaja. Adapun fungsi ulama antara lain : Sebagai pembina Sebagai pembimbing Sebagai motivator Sebagai tempat konsultasi masalah agama Adapun fungsi pemerintah antara lain : Sebagai pihak keamanan Sebagai pelindung Sebagai penggerak Sebagai pembina Dalam Fungsi Ulama Fungsi pemerintah Dalam

Peningkatan Kesadaran Peningkatan Kesadaran Secara skematis fungsi ulama dan pemerintah dapat diperagakan dalam gambar sebagai berikut : Berpendidikan bagi Remaja Berpendidikan Bagi FUNGSI Remaja Indikator : Sebagai Pembina Sebagai Pembimbing Sebagai Motivator 4) Sebagai Tempat Konsultasi Indikator : Sebagai Keamanan Sebagai Pelindung 8 Sebagai Penggerak Sebagai Pembina

Kerja Sama Ulama Dan Pemerintah

F. Hipotesis Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian, yang kebenarannya harus diuji secara empiris. Dalam rangkaian langkah-langkah penelitian yang disajikan dalam bab ini hipotesis merupakan rangkuman dari kesimpulan-kesimpulan teoritis yang diperoleh dari penelaahan kepustakaan. Hipotesis merupakan jawaban terhadap masalah penelitian yang secara teoritis dianggap paling mungkin dan paling tinggi kebenarannya. ( Fathoni, 2007 : 32). Mengacu pada suatu permasalahan yang diteliti, maka peneliti mengajukan hipotesis penelitian yakni: Semakin Baik Kerja Sama Ulama Dan Pemerintah Dalam Pembinaan Kesadaran Beragama Maka Semakin Baik Pula Kesadaran Beragama Pada Remaja. G. Langkah-Langkah Penelitian a. Metode Penelitian 1. Menentukan Lokasi Penelitian

Penulis melakukan penelitian yang berlokasi di Kampung salega Desa Binakarya Kecamatan Banyuresmi Kabupaten Garut. Lama penelitian yang penulis lakukan sebagai berikut : 9

)

Pengolahan data dilakukan selama satu bulan Penelitian di lapangan selama satu bulan Konsultasi dengan dosen selama dua bulan 2. Menentukan Metode Penelitian Survai deskriptif ialah survai mengadakan pemeriksaan dan melakukan pengukuran-pengukuran terhadap gejala-gejala empiris yang diperiksa. (Fathoni, 2007 : 161) Deskriptif artinya melakukan variabel demi variabel, satu demi satu. Metode deskriptif bertujuan untuk : 1) Mengumpulkan informasi aktual secara merinci yang menggambarkan gejala yang terjadi. 2) Mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang berlaku. 3) 4) Membuat perbandigan atau evaluasi. Menentukan yang dilakukan oleh orang lain dalam menghadapi masalah yang

)

)

sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang. 5) Dengan demikian, metode deskriptif ini digunakan untuk melukiskan secara

sistematis fakta aktual karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu, dalam hal ini bidang secara aktual dan cermat. Metode deskriptif bukan hanya menjabarkan tetapi juga memadukan. Bukan saja melakukan klasifikasi, tetapi juga organisasi. Menurut Fathoni dalam Metodelogi Pendidikan Dan Penyusunan Skripsi (2005 : 29) bahwa : Metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai tujuan. Sesuai dengan permasalahan yang diteliti, maka penelitian tertuju pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang, metode ini digunakan untuk memecahkan masalah yang aktual dan sedang terjadi pada masa sekarang. dengan jalan mengumpulkan data, mengusun dan mengklasifikasinya, untuk kemudian dianalisis kemudian diambil kesimpulannya. b. Tehnik Pengumpulan Data

10

Adapun teknik pengumpulan data yang diinginkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a) Observasi

Observasi adalah pemilihan, pengubahan, pencatatan dan pengodean serangkaian perilaku dan suasana yang berkenaan dengan organisme itu sendiri sesuai dengan tujuan-tujuan empiris (Mulyana, 2006 : 86), dari devinisi observasi di atas, terdapat tujuh hal yang menjadi komponen observasi, yaitu sebagai berikut : 1. Pemilihan, menunjukan pengamatan mengedit dan memfokuskan

pengamatannya secara sengaja atau tidak. 2. Pengubahan, menunjukan bahwa observasi boleh mengubah

perilaku atau suasana tanpa mengganggu kewajaran. 3. Pencatatan menunjukan upaya merekam kejadian-kejadian dengan

menggunakan pencatatan lapangan sistem kategori dan metode-metode lainnya. 4. Pengodean, menunjukan proses penyederhanaan catatan itu

melalui metode reduksi data. 5. Rangkaian perilaku dan suasana, menunjukan bahwa observasi

melakukan serangkaian yang berlainan pada perilaku dan suasana. 6. Menunjukan bahwa pengamatan kejadian melalui situasi alamiah,

walaupun tidak berarti menggunakan eksperimental. 7. Tujuan empiris, menunjukan bahwa observasi memiliki

bermacam-macam fungsi dalam penelitian, deskripsi, melahirkan teori dan hipotesis dan menguji teori hipotesis. Penelitian ini dilakukan dengan observasi tinjauan langsung pada obyek yang diteliti, cara ini dimaksudkan untuk memperoleh data tentang kondisi objektif tentang interaksi ulama dan pemerintah dalam pembinaan kesadaran agama di kampug Sarlega Desa Binakarya Kecamatan Banyuresmi Kabupaten Garut. b) Wawancara Dalam penelitian ini penulis menggunkan tehnik pengambilan sampel dari populasi yaitu dengan tehnik sampel bertujuan. Sampel bertujuan dilakukan dengan cara mengambil subyek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu.

11

Teknik ini biasanya dilakukan karena beberapa kepentingan, misalnya karena keterbatasan waktu, tenaga dan dana sehingga tidak dapat mengambil sampel yang besar dan jauh. Walaupun cara ini diperbolehkan yaitu bahwa peneliti bisa menentukan sampel berdasarkan tujuan tertentu, tetapi ada syarat-syarat yang harus dipenuhi antara lain : a. Pengambilan sampel harus didasarkan atas ciri-ciri, sifat-

sifat atau karakteristik tertentu yang merupakan ciri-ciri pokok populasi. b. Subjek yang diambil sebagai sampel benar-benar

merupakan ciri-ciri pokok populasi yang paling banyak mengandung ciri-ciri yang terdapat pada populasi. c. Penentuan karateristik populasi dilakukan dengan cermat

didalam studi pendahuluan (Arikunto : 2001 : 128). Wawancara atau sering juga disebut dengan interview adalah sebuah dialog yang dilakukan dengan wawancara untuk memperoleh data atau impormasi yang aktual dari terwawancara. Tehnik wawancara ini dilakukan dengan menanyakan langsung kepada responden. Dalam wawancara ini dilakukan dengan tokoh masyarakat juga ulama sesuai dengan pokok permasalahan. c)

Angket

Angket adalah tehnik pengumpulan data melalui penyebaran quesioner (daftar pertanyaan isian) untuk diisi langsung oleh responden seperti yang dilakukan dalam penelitian untuk menghimpun pendapat umum (Fathoni : 2007 : 178-179) yang dimaksud quesioner adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan diukur. Diharapkan melalui angket ini, dalam waktu singkat dapat diperoleh banyak impormasi yang diperlukan tentang interaksi ulama dan pemerintah dalam pembinaan pengajaran rutin bagi remaja di kampung Sarlega Desa Binakarya Kecamatan Banyuresmi Kabupaten Garut. d) Menentukan Populasi Data yang digunkan dalam penelitian (bahan penelitian) dapat berupa populasi atau sampel. Populasi adalah totalitas dari semua obyek atau individu yang memiliki karakteristik tertentu jelas dan 12

lengkap yang akan diteliti. Objek atau nilai yang akan diteliti dalam populsi disebut unit analisis atau elemen populasi, unit analisis dapat berupa orang, perusahaan, media dan sebagainya (Arifin H.M 2006 : 87). Yang menjadi populasi penelitian ini adalah seluruh remaja Kampung Sarlega Desa Binakarya Kecamatan Banyuresmi Kabupaten Garut. Berjumlah 40 orang dari mulai 15-25 tahun. e) Menentukan Sampel

Amirul Hadi (2005 : 84) mengatakan bahwa : Sampel (contoh) ialah sebagai anggota populasi yang diambil dengan menggunakan teknik tertentu yang disebut dengan teknik sampling. Teknik sampling berguna untuk : 1. Mereduksi anggota populasi menjadi anggota sampling yang mewakili populasinya, sehingga kesimpulan terhadap populasi dapat dipertanggung jawabkan. 2. pada yang banyak. 3. Menghemat waktu, tenaga dan biaya. Lebih teliti dalam menghitung yang sedikit dari

Sedangkan menurut Arifin H.M dalam Pedoman Pelaksanaan Bimbingan Dan Penyuluhan (2006 : 58-59) mengatakan bahwa : Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara tertentu, jelas dan lengkap yang dianggap bisa mewakili populasi. Objek atau nilai yang akan diteliti dalam sampel disebut unit sample. Unit sample mungkin sama dengan unit analisis, mungkin juga tidak Terdapat dua syarat yang harus dapat dipenuhi oleh sampel agar dapat dikatakan sampel yang baik, antara lain sebagai berikut : a) Repsentatif.

Suatu sampel dikatakan repsentatif, apabila ciri-ciri sampel yang berkaitan dengan tujuan penelitian hampir sama dengan ciri-ciri populasinya. b) Memadai.

Suatu sampel dikatakan memadai apabila ukuran sampelnya cukup untuk meyakinkan kestabilan ciri-cirinya. Dalam pengambilan sampel ini penulis mengambil sampel sebanyak 40 responden dari seluruh populasi yakni sebesar 33%. 13

) ) )

Menurut Jamal Abdur Rahman dalam Psikologi Sosial (2005 : 103) bahwa ciri-ciri remaja sebagai berikut : a) Perubahan anggota badan yang cepat membesar b) Pertumbuhan yang membedakan bentuk tubuh laki-laki dan perempuan dimana perbedaan tersebut sangat jelas sekali nampak dari segi badannya. c) Pertumbuhan anak sangat cepat tinggi dan bertambah berat badannya dalam waktu yang dekat. d) Pertumbuhan anggota tubuhnya tidak berjalan dengan seimbang artinya ada salah satu bagian anggota yang lebih cepat besarnya misalnya badan lebih cepat besarnya dari pada tangan. e) Tumbuhnya bintik-bintik jerawat pada bagian muka dan bagian anggota yang lainnya. f) Kalau kita perhatikan ciri-ciri pertumbuhan dan perkembangan antara laki-laki dan perempuan diantara keduanya ada ciri-ciri yang sama antara lain : Suaranya mulai berubah. Tumbuhnya rambut pada tempat-tempat tertentu. Tanda-tanda kedewasaan semakin jelas kelihatan. f) Studi Perpustakaan Untuk menunjang dan memperkuat hasil penelitian dipergunakan buku-buku dan bahan-bahan yang ada hubungannya dengan permasalahan yang diteliti. Menurut Mulyana (2006 : 41), rencana-rencana penelitian banyak mengalami kegagalan karena tidak dapat dilaksanakan disebabkan kurangnya fasilitas yang memadai untuk pelaksanaanya, oleh karena itu, untuk memperkuat teori-teori yang berkaitan dengan permasalahan penelitian, penulis mencari dan medayagunakan informasi yang ada dalam buku-buku yang ada kaitannya dengan penelitian ini dan artikel lainnya dengan cara penelaahan dan penelitian buku-buku. g) Analisis Data Tabulasi (dalam arti menyusun data kedalam bentuk tabel) merupakan tahap lanjutan dalam rangkain tahap analisis data. Pada tahap ini, data dianggap telah selesai diproses. Oleh karena itu harus segera di susun kedalam suatu pola formal yang sudah tercantum. Kebanyakan orang menyatakan bahwa tabulasi merupakan langkah yang penting artinya dapat menemukan data yang dibutuhkan. Lewat tabulasi data lapangan akan tampak ringkas dan singkat dan bersifat merangkum. Dalam keadaanya yang ringkas dan tersusun kedalam suatu tabel yang baik, data dapat berbicara dengan mudah dan maknanyapun akan mudah pula dipahami (Amirul Hadi, 2005 : 148-149), analisis data yang penulis gunakan terhadap data kuantitatif adalah perhitungan dengan tabulasi yakni dengan perhitungan prosentase, sedangkan data kualitatif pendekatan logika penulis dengan pendekatan logika dan normatif. BAB II LANDASAN TEORITIS

A.

Fungsi Kerja Sama Ulama dan Pamerinth Dalam Peningkatan Kesadaran

Berpendidikan bagi Remaja 14

Pengertian Ulama Ulama adalah kata jamak dari kata Alim yang mengandung arti orang yang mengetahui masalah agama Islam. Mengutif pendapat Hasan Basry dalam Tradisi Pesantren (2002 : 32) bahwa : Orang alim itu adalah orang yang takut pada Allah, yang ghaib, dan apa yang dicintai Allah padanya, dan meninggalkan apa yang dilarang Allah padanya Pendapat di atas relevan dengan firman Allah SWT dalam surat Al-Fatir ayat 28 :

Sesungguhnya orang yang paling takut pada Allah SWT, diantara hamba-hambanya hanya ulama(Q. S Al-Fatir:28) Demikian pula definisi yang diungkapkan dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, bahwa kata ulama mempunyai arti bahwa ulama adalah orang yang lebih memahami tentang masalah agama Islam. Azyumardi Azra dalam Bukunya Jaringan Islam (2005 : 101) menyatakan bahwa : Ulama Islam adalah manusia yang berilmu, beriman dan beramal saleh untuk masyarakat

dan persatuan Dari pengertian di atas, penulis menarik kesimpulan bahwa ulama adalah orang yang memahami ilmu agama Islam, bertaqwa kepada Allah SWT, dan bertanggug jawab untuk menyampaikan ilmunya demi kepentingan masyarakat dan selalu memberikan contoh yang baik pada masyarakatnya. Jajat Burhanudin (2008 : 138) menyatakan bahwa ulama memiliki ciri-ciri yang khas antara lain: a) Ulama memiliki sifat yang tawadhu, artinya ulama memiliki sifat yang hati-hati dalam bertindak dan mengucapkan sesuatu. b) Ulama memiliki sifat yang sederhana artinya tidak bermewah-mewah dalam kehidupan duniawi, dan selalu memberikan hartanya jika ada orang yang membutuhkannya. c) Ulama memiliki sifat yang jujur, artinya setiap perkataannya dapat dipercaya dan selalu ikhlas dalam beramal soleh. 15

d) Ulama dalam kehidupannya sanyat akrab dengan persantren, oleh karena itu setiap orang yang paham akan ilmu agama islam maka ia termasuk seorang ulama, sebab pendidikan yang bernuansa islami, merupakan tempat mencari ilmu agama, oleh karena itu tidak heran apabila dilingkungan ulama selalu dikelilingi oleh santri sebagai generasi penerus yang akan menegakan agama Allah SWT. Ulama Akhirat Dan Ulama Sesat Al-Ghazali dalam Mutiara Ihya Ulumuddin (2001:38) menyatakan bahwa : Ulama akhirat adalah mereka yang tidak memahami dunia dengan mengorbankan agama, dan tidak menjual akhirat untuk mendapatkan dunia, karena mereka mengetahui keagungan akhirat dan kehinaan dunia. Barang siapa yang tidak mengetahui pertentangan dunia dan akhirat dan bahayanya, maka ia bukan dari kalangan ulama, barang siapa yang mengingkari hal itu, maka ia telah mengingkari apa yang telah ditunjukan oleh Al-Quran, Hadist, kitab-kitab Samawi dan ungkapan para nabi. Barang siapa yang mengetahui hal itu tetapi tidak mengamalkannya, maka ia adalah tawanan setan, keinginan rendah telah membinasakannya dan kesengsaraan telah menguasainya. Barang siapa yang mengikutinya, maka ia akan binasa. Bagaimana ia dihitung sebagai barisan ulama orang yang seperti ini tingkatannya. Dari pengertian di atas, penulis menarik kesimpulan bahwa ulama akhirat adalah orang yang mencintai kehidupan akhirat dari pada kehidupan dunia, mereka tidak mau menjual akhirat dengan kehidupan dunia yang hina ini, berbeda dengan ulama sesat mereka mencari kehidupan dunia dengan akhirat, mereka menjual agamanya demi kehidupan dunia, sungguh orang yang seperti ini akan merugi dan binasa. Fungsi Dan Peran Ulama Adapun fungsi dan peran ulama dalam pembinaan kesadaran remaja di kampung tersebut memiliki peran yang sangat penting bagi kemajuan remaja di kampung tersebut, para ulama menjadi salah satu orang yang berjasa dalam kemajuan kehidupan para remaja, remaja akan menjadi orang yang mengerti akan masalah agama Islam yang selama ini mereka pegang teguh kepercayaannya, adapun fungsi dan peran ulama antara lain sebagai berikut : a) Sebagai Pembina Ulama memiliki peran sebagai pembina artinya ulama harus dapat membina para remaja yang ada di kampung tersebut, sehingga para remaja merasa diperhatikan dan menjadi terarah apa yang menjadi tujuan hidupnya. 16

b) Sebagai Pembimbing Ulama juga memiliki fungsi sebagai pembimbing artinya ulama harus dapat membimbing para remaja ke jalan yang benar sesuai dengan ajaran agama Islam yang sudah disampaikan oleh Nabi besar kita yakni Nabi Muhammad SAW. c) Sebagai Motivator Dalam kehidupan sehari-hari seseorang sangat membutuhkan motivasi dari orang lain. Terutama orang tua dan ulama karena dengan motivasi ini semangat remaja akan meningkat. Sehingga para remaja akan aktif dalam melaksanakan pengajian rutin yang diselenggarakan di kampung tersebut dan mereka akan menemukan jati diri mereka sebagai remaja yang sejati. d) Sebagai Rujukan Dalam Masalah Agama Dalam pengajian rutin para remaja selalu menemukan masalah yang terjadi dalam kehidupannya, permasalahan tersebut tentunya yang mengenai masalah agama, namun ketika para remaja tidak dapat memutuskan permasalahan tersebut maka para remaja akan mencari jalan keluarnya yaitu dengan menanyakan langsung pada ulama yang lebih paham akan ajaran agama. Maka dari itu ulama harus dapat membantu para remaja untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. B. Fungsi dan Peran Pemerintah Dalam Peningkatan Kesadaran

Berpendidikan bagi Remaja Pengertian Pemerintah Kata pemerintah berasal dari kata Amara yang berarti perintah atau suruhan. WJS. Poerwardiman dalam Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan (2006 : 34) menyatakan bahwa kata pemerintah mempunyai arti pemerintahan atau pemimpin masyarakat atau

17

negara. Pemimpin yaitu seorang yang karena sebab, karena keturunan karena memilki sifat-sifat tertentu, sehingga dijadikan pemimpin oleh masyarakat. Jadi pemerintah adalah pemimpin yang diangkat oleh masyarakat, beranjak dari permasalahan tersebut, pemerintah mempunyai dua sifat, diantaranya adalah : 1) Pemerintah memiliki wewenang, artinya berhak untuk mengambil kebijakan

baik dalam memberikan dan menjatuhkan keputusan untuk dilaksanakan bersama. 2) Pemerintah memilikii kawasan yang jelas sebab dengan lahan kerja yang jelas

mereka akan bekerja dengan menghormati keputusan dari pemimpinnya untuk kemajuan daerahnya dimana ia menjadi pemimpin disitu ia akan bekerja keras demi kemajuan daerahnya. Fungsi Dan Peran Pemerintah Adapun pemerintah dalam kegiatan pengajian rutin yang dilaksanakan di kampung tersebut memiliki peran dan fungsi yang tak kalah penting dengan ulama, diantaranya sebagai berikut : a) Sebagai Keamanan Pemerintah memiliki peran dan fungsi sebagai keamana artinya dalam pengajian rutin jika ada para remaja yang ribut atau berkelahi maka pemerintah akan bertindak untuk menangani permasalahan tersebut sehingga acara pengajian tetap berlangsung tanpa adanya keributan yang ditimbulkan oleh pihak dalam ataupun pihak luar. b) Sebagai Pelindung Pemerintah memiliki fungsi sebagai pelindung dalam acara pengajian tersebut, jadi jika ada masalah mengenai pengajian tersebut maka pemerintah akan bertindak untuk menangani permasalahan tersebut dan mencari jalan keluar dari permasalahan tersebut. c) Sebagai Penggerak Pemerintah juga memiliki fungsi sebagai penggerak artinya pemerintah mendorong para remaja untuk mengikuti pengajian tersebut dan jika ada para remaja yang tidak mengikuti pengajian tersebut maka akan dikenakan sangsi yang berupa teguran dan kerja bakti membersihkan Masjid dan halamannya. 18

d)

Sebagai Pembina Dalam pengajian rutin tidak hanya ulama saja yang mempunyai peran sebagai pembina tapi ulama juga mempunyai fungsi sebagai pembina bagi para remaja. Jadi pemerintah memberikan arahan kepada para remaja untuk bersikap adil, jujur dan sebagainya. Fungsi Kerja Sama Ulama dan Pemerintah Dalam Peningkatan Kesadaran

C.

Berpendidikan bagi Remaja Pengertian Kerja Sama Kerja sama identik dengan interaksi mengingat interaksi seseorang dengan orang lain memiliki nilai kerja sama. Kerja sama dalam pandangan manajemen, merupakan prinsip organisasi karena dengan kerja sama tersebut perilaku organisasi terjalin dengan harmonis dan tujuan dari proses manajerial dalam organisasi dapat terwujud. Kerja sama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2004 : 488) adalah melakukan (melaksanakan) suatu kegiatan atau usaha yang ditangani dua orang atau lebih. Dalam pandangan Islam, kerja sama sebagai suatu cara mewujudkan kemaslahatan dan ukhuwah, sebagai mana firman Allah SWT :

Artinya : dan tolong menolonglah kamu dalam kebaikan dan takwa dan janganlah kamu tolong menolong dalam dosa dan permusuhan (QS. Al-Maidah : 2). Kerja sama merupakan aktivitas yang nyata dalam sebuah institusi, lembaga atau organisasi, serta kerja sama merupakan bagian penting dalam fungsi manajerial yakni penggerakan pelaksanaan (Actuating) dalam uraian fungsi manajemen tersebut, penulis meruju pada suatu pandangan dari Geoge Terry, dalam bukunya :Principles Of Managemen menggunakan pendekatan proses dari pada manajemen yang terdiri atas : a) b) c) d) Perencanaan (Planning) Pengorganisasian (Organizing) Penggerakan Pelaksanaan (Actuating) Pengawasan (Controlling) Dikenal dengan akronim POAC (Mulyana, 2006 : 25) 19

a) Perencanaan (Planning) Perencanaan adalah suatu pemilihan yang berhubungan dengan kenyataan-kenyataan membuat dan menggunakan asumsi-asumsi yang berhubungan dengan waktu yang akan datang dalam menggambarkan dan merumuskan kegiatan-kegiatan yang dirumuskan dengan penuh keyakinan untuk tercapainya hasil yang ingin dicapai. b) Pengorganisasian (Organizing) Pengorganisasian adalah menentukan, mengelompokan dan pengaturan berbagai kegiatan yang dianggap perlu untuk mencapai tujuan. Penugasan dalam kegiatan ini, dengan menetapkan faktor-faktor lingkungan fisik yang sesuai, dan menunjukan adanya hubungan kewenangan dan dilimpahkan terhadap setiap individu yang ditugaskan untuk melaksanakan kegiatan tersebut. Setiap anak diberikan tugas masing-masing sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh anak tersebut, sehingga anak tersebut dapat aktif dan kreatif dalam melaksanakan tugasnya. c) Penggerakan Pelaksanaan (Actuating) Pengerakan pelaksanaan adalah usaha agar semua anggota kelompok melaksanakan kegiatan untuk tercapainya tujuan yang telah dirumuskan dengan kesadaran beragama dan berpedoman pada perencanaan dan usaha. d) Pengawasan (Controlling) Pengawasan adalah proses penentuan apa yang harus diselesaikan yaitu pelaksanaan, penilaian pelaksanaan, bila perlu melakukan tindakan korektif agar pelaksanaannya sesuai dengan tujuan yang sudah dirumuskan. Dadang Kahmad dalam Sosiologi Agama (2004:30) mengemukakan bahwa interaksi berasal dari kata inter dan aksi, dalam bahasa inggrisnya adalah interaction yang berarti pengaruh mempengaruhi atau bisa disebut timbal balik pengaruh. Sedangkan menurut Abu Ahmadi dalam bukunya Psikologi Sosial (2003 : 86) menyatakan bahwa : Interaksi sosial adalah suatu bentuk hubungan antara dua orang atau lebih dimana tingkah laku seseorang dirubah oleh tingkah laku yang lain 20

Dalam Al-Quran surat Al-Asyr ayat 2 dan 3, Allah SWT berfirman:

) ( Sesungguhnya manusia itu benar-benar ada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal soleh dan nasihat menasihati supaya menempati kebenaran (QS Al- Asyr ayat 2 dan 3)

Dalam surat Al-Maidah ayat 2 :

Tolong menolonglah kamu sekalian dalam mengerjakan kebaikan dan taqwa dan janganlah kamu sekalian tolong menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. (QS Al-Maidah). Dari uraian di atas penulis dapat menarik kesimpulan bahwa interaksi adalah hubugan timbal balik antara dua individu atau lebih dimana tingkah laku individu yang satu mempengaruhi individu yang lain. Pengertian Berpendidikan Berpendidikan identik dengan pendidikan. Secara umum pendidikan dapat diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai didalam masyarakat dan kebudayaan. Memberikan penidikan melalui proses pembinaan, sedangkan pembinaan adalah proses, perbuatan cara membina, pembaharuan, penyempurnaan, usaha, tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara berdaya guna untuk memperoleh nilai yang lebih baik. Pembinaan merupakan salah satu tugas dan tanggung jawab seoarang pemimpin atau manajerial dalam suatu lembaga yang dalam penelitian ini yang jadi pemimpinnya adalah ulama dan pemerintah walau keduanya berbeda peran, adapun kepemimpinan yang didudukinya memiliki makna dan arti sebagai mana menurut Muhaimin dalam Psikologi Sosial (2003 : 77).

Makna kepemimpinan memiliki beberapa dimensi yaitu sebagai berikut :

21

a) Kepemimpinan adalah seni untuk menciptakan keselarasan paham dalam suatu kelompok melalui pembinaan kerja sama dan pemberian dorongan, sehingga orang lain dapat mengikuti serangkain tindakan dalam mencapai tujuan. b) Kepemimpinan merupakan upaya menciptakan kebersamaan dengan suka rela. c) Kepemimpinan adalah menciptakan kepribadian yang tercermin dalam watak keteladanan yang unggul, sehingga mempengaruhi terhadap yang dipimpinnya. d) Kepemimpinan adalah tindakan atau perilaku untuk membimbing atau mengarahkan kepada tujuan yang ingin dicapai. e) Kepemimpinan adalah pusat perhatian dari proses kegiatan kelompok sehingga dapat melahirkan gagasan dan perubahan baru dalam suasana yang kondusif untuk menumbuhkan bakat dan potensi masyarakat. f) Kepemimpinan adalah sarana untuk mencapai tujuan berdasarkan kekuatan dinamik yang dapat mendorong, mengarahkan dan memberikan motivasi untuk menghasilkan sumbersumber yang ada untuk mencapai tujuan. g) Kepemimpinan terjadi sebagai hasil dari interaksi. h) Kepemimpinan merupakan orang yang memiliki peran yang berbeda dengan orang yang dipimpinnya. Ulama sebagai pemimpin agama, tidak kurang pentingnya dalam berperan aktif, para ulama banyak sekali memberikan pengaruh terhadap masyarakat. Mereka ikut dalam memperjuangkan bangsa dari ketertinggalan dan membebaskan dari penjajah yang sewenang-wenang menindas masyarakat. Kepemimpinan mereka dirasakan sangat penting sekali dalam mengisi kemerdekaan bangsa, mereka saling bahu-membahu dalam mencapai masyarakat yang adil dan makmur. Kepemimpinan yang berpancasila adalah kepemimpinan yang mempunyai jiwa pancasila sejati yang memiliki wibawa dan mampu mengantarkan masyarakat kepada kehidupan yang bernegara berdasarkan pancasila dan undang-undang dasar 1945. 22

Pemimpin bangsa diharapkan mampu memecahkan berbagai permasalahan yang terjadi di lingkungan tersebut, baik masalah internal maupun ekternal dan semua itu dapat diselesaikan dengan adil dan bijaksana. Muhaimin dalam Sosiologi Agama (2004 : 66) berpendapat bahwa : Pemimpin yang arif dan bijaksana harus memiliki beberapa syarat diantaranya sebagai berikut : Islam Punya pemikiran yang cerdas Kuat dalam aqidah atau keyakinan Memilikki penglihatan yang tajam 5) Mernerima kritikan dan saran Mereka mempunyai tugas yang berhubungan dengan ulama yang sanyat mereka perlukan tenaga dan pikirannya guna untuk mencapai keseimbangan dalam memecahkan persoalan yang ada, yang satu sama lain dapat melengkapi untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Hal ini memang wajar karena kedua belah pihak memiliki fungsi dan peranan yang sama yaitu mewujudkan pembangunan yang sejahtera dan memperbaiki akhlak para remaja dan membimbing masyarakat agar mereka memiliki kesadaran beragama. Sangatlah penting hubungan antara ulama dan pemerintah. Hal ini seperti halnya yang di sampaikan oleh Nabi kita yakni Muhammad SAW, bahwa Zalfar Amir mengemukakan dua golongan dari manusia bila mana mereka itu baik maka baik pulalah suatu negara dan bila mana mereka rusak maka rusak pulalah suatu negara tersebut mereka itu ialah ulama dan pemerintah. Ulama yang baik adalah ulama yang dapat menunaikan kewajibannya sesuai dengan tugas yang diberikan kepada mereka yaitu Amar Maruf Nahi Munkar, yaitu menyuruh manusia berbuat baik dan melarang manusia dari berbuat dosa dan kemungkaran. Ulama merupakan warisan para nabi sangat menjaga apa yang telah disampaikan Allah dan Rosul kepadanya dan ulama seperti ini sangat dirindukan oleh Allah SWT dan merupakan kekasih

1) 2) 3) 4)

23

Allah SWT, dan mereka merupakan rujukan pertama dalam permasalahan agama Islam bagi orang yang beagama Islam. Sedangkan pemimpin yang baik, adalah yang dapat menunaikan tugas dan kewajibannya secara arif dan bijaksana, tugas dan kewajiban yang paling urgen bagi pemerintah adalah menegakan keadilan, baik di lingkungan pemerintah atau masyarakat. Jika disimpulkan maju mundurnya suatu bangsa tergantung pada ulama dan pemerintah, sebaliknya jika ulama dan pemerintah tidak bersatu maka akan rusaklah suatu bangsa tersebut. Maka dari itu kerja sama ulama dan pemerintah sangat penting demi kemajuan suatu bangsa yang dipimpinnya. Hubungan Ulama Dan Pemerintah Melihat kenyataan yang ada di masyarakat dewasa ini keduanya tidak dapat dipisahkan satu sama lain saling membutuhkan, terutama dalam mencapai tujuan yang dicita-citakan bersama, sebab maju mundurnya suatu bangsa disatu negara, pada asalnya tergantung pada ulama dan pemerintah mereka mempunyai tugas yang berbeda , tapi memiliki tujuan yang sama yaitu mewujudkan akan kesadaran beragama pada diri individu. Oleh sebab itu, ulama sebagai pewaris para nabi dituntuk untuk selalu melaksanakan kewajibannya sebagai ulama yaitu Amar Maruf Nahi Munkar, dan memberikan patwa kepada mereka yang selalu setia menantikan kehadiran ulama disisinya. Dengan pengetahuan yang dimiliki ulama inilah masyarakat akan selalu mendapatkan warisan dari para Nabi Muhammad SAW yaitu tuntunan Al-Quran dan As-Sunnah. Adapun pemerintah mempuyai peranan yang sama pentingnya bagi umat Islam dan masyarakat, terutama dalam mengambil suatu kebijakan dari berbagai permasalahan yang ada ditengah-tengah masyarakat. Tentu saja keputusan yang mereka harapkan adalah keputusan yang adil dan bijaksana. Sehingga akan memberi dampak yang positif, khususnya bagi para remaja yang ada 24

dilingkungan tersebut. Kepekaan para remaja terhadap hal-hal yang kurang baik, mengharuskan para ulama dan pemerintah untuk memberikan masukan dan pengarahan yang baik bagi remaja tersebut. Dari uaraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan ilmu dan adilnya pemerintah dalam mengambil keputusan terhadap kasus yang terjadi dilingkungan masyarakat tersebut, maka akan tercapailah tujuan bangsa Indonesia, dan akan menimbulkan kemakmuran bagi masyarakat banyak. Sehingga masyarakat disana mengalami kemajuan dalam materi ataupun dalam ilmu pemgetahuan, karena kemajuan masyarakat tergantung kepada pemimpin, jika pemimpin menjalankan tugasnya dengan baik dan benar maka akan makmurlah masyarakat yang dipimpinnya. Pengertian Remaja Dan Ciri-Cirinya 1. Pengertian Remaja Jika kita mengamati perjalanan hidup seseorang tentu tidak akan terlepas dari masa-masa perkembangan dan pertumbuhan yang merupakan kodrat manusia sebagai makhluk sosial. Persamaan maupun perbedaan walaupun hanya sedikit namun umumnya banyak ditemukan persamaan-persaman yang terdapat pada diri manusia tersebut, hal ini sangat menarik perhatian para ahli psikologi yang mendorong mereka untuk mengadakan penelitian lebih lanjut tentang permassalahan tersebut. Jalaludin (2004 : 176) dalam bukunya Psikologi Agama membagi masa-masa perkembangan kedalam beberapa fase diantaranya : a) Masa pranatal b) Masa bayi (dari usia 0 sampai 2 tahun) c) Masa kanak-kanak (dari 3 sampai 5 tahun) d) Masa sekolah (dari 6 sampai 12 tahun) e) Masa remaja (dari 13 sampai 24 tahun) f) Masa dewasa (dari 25 sampai 35 tahun) g) Masa tua (dari 36 sampai 60) h) Masa pikun (dari 60 sampai meninggal dunia) Jadi menurutnya : Bahwa masa remaja merupakan masa yang penuh dengan ujian masa yang penuh dengan tangtangan, masa yang sangat sukar untuk dimengerti oleh orang lain, dan harus dimengerti oleh orang lain terutama yang paling dekat denganya yaitu orang tua serta merupakan masa dimana anak banyak ingin tahu tentang segala sesuatu yang terjadi dilingkungan sekitar dan masa yang besar nafsunya terhadap birahi atau seksual nah ini yang paling bahaya. 25

Jamal Abdur Rahman (2005 : 83) menjelaskan bahwa : Remaja adalah suatu masa atau fase dari pada umur manusia yang paling banyak mengalami perubahan, sehingga membawa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa, perubahan-perubahan yang terjadi pada masa remaja itu meliputi perubahan segala yang dialami dalam kehidupan manusia sehari-hari seperti perubahan jasmani dan rohani, pikiran dan tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari. Peralihan dari masa kanak-kanak kemasa remaja jelas membawa perubahan yang bersifat jasmani ataupun rohani dari remaja itu sediri, yang secara langsung perlunya adanya penyesesuaian diri terhadap lingkungan sekitar kita yang mana lingkungan akan mempengaruhi terhadap pertumbuhan dan pola pikir kita. Maka dari itu kita harus pandai dalam memilih teman dan tempat dimana kita akan tinggal. Abu Ahmadi dalam Psikologi Sosial (2003 : 23) memberikan pengertian bahwa : Masa remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak menuju masa dewasa yang penuh dengan tantangan Jika kita perhatikan batasan usia menurut para ahli ternyata ada perbedaan, akan tetapi pada hakikatnya sama bahwa masa remaja adalah masa tradisi, masa peralihan dari masa kanak-kanak kemasa dewasa atau jembatan dari masa kanak-kanak kemasa dewasa dengan ciri-ciri tertentu. 2. Ciri-Ciri Remaja Diatas telah disinggung bahwa fase pertumbuhan dan perkembangan yang memiliki ciri-ciri tertentu dengan lainnya berbeda, karena itu remaja memiliki ciri-ciri khusus yang tidak sama dengan ciri-ciri sebelumnya. Dadang Kahmad dalam Psikologi Agama (2004 : 32) membedakan ciri-ciri kedalam tiga bagian antara lain sebagai berikut : a. Primer 1) Pada saat itu kelenjar putra mulai menghasilkan cairan, dan bagi anak putri kelenjar kelaminnya mulai menghasilkan sel telur. 2) Anak putra mengalami populasi pertama dan anak putri mengalami menstruasi yang berlangsung sebulan sekali 3) Tubuh berkembang luar biasa, sehingga nampak seakan-akan tidak harmonis dengan anggota badan yang lain anak putra bertambah badannya dengan otot-otot yang kuat. d. Sekunder 1) Mulai tumbuhnya rambut-rambut baru ditempat-tempat baru baik laki-laki maupun perempuan. 26

2) Anak putra lebih banyak bernapas dengan perut, anak putri bernapas dengan dada. 3) Wajah anak putra lebih nampak wajahnya persegi dan anak putri nampak dengan wajah yang bulat. c. Tersier 2) Motorik (cara bergerak) mulai berubah, sehingga cara berjalannyapun berubah, anak laki-laki nampak agak kaku dan kasar dan anak perempuan agak canggung. 3) Mulai tahu menghias diri baik laki-laki ataupun perempuan mereka berusaha untuk menarik perhatian dengan memamerkan segala yang ada pada dirinya, rasa percaya diri mulai tumbuh pada dirinya sendiri. 4) Perkembangan tubuhnya mencapai kesempurnaan dan harmonis kesehatan anak pada masa ini sangat kuat. Sedangkan menurut Jamal Abdur Rahman dalam Psikologi Sosial (2005 : 103) bahwa ciri-ciri remaja sebagai berikut : a) b) Perubahan anggota badan yang cepat membesar Pertumbuhan yang membedakan bentuk tubuh laki-laki dan perempuan dimana

perbedaan tersebut sangat jelas sekali nampak dari segi badannya. c) Pertumbuhan anak sangat cepat tinggi dan bertambah berat badannya dalam

waktu yang dekat. d) Pertumbuhan anggota tubuhnya tidak berjalan dengan seimbang artinya ada salah

satu bagian anggota yang lebih cepat besarnya misalnya badan lebih cepat besarnya dari pada tangan. e) Tumbuhnya bintik-bintik jerawat pada bagian muka dan bagian anggota yang

lainnya. f) Kalau kita perhatikan ciri-ciri pertumbuhan dan perkembangan antara laki-laki dan perempuan diantara keduanya ada ciri-ciri yang sama antara lain : Suaranya mulai berubah. Tumbuhnya rambut pada tempat-tempat tertentu. Tanda-tanda kedewasaan semakin jelas kelihatan. Disamping terjadi perubahan fisik juga terjadi perubahan psikis, yaitu yang gejala-gelanya dapat dilihat dengan bukti-bukti meskipun bukti-bukti itu masih dalam tahap anggapan, diantaranya sebagai berikut : 1. Perkembangan Seksualitas 27

)

)

)

Yaitu perkembangan jasmani mendekati kearah kesempurnaan, matangnya kelenjarkelenjar kelamin pada dirinya, baik laki-laki ataupun perempuan, hal ini menumbuhkan desakan yang menghendaki akan adanya layanan kebutuhan seksuaritas. Maka timbulah dorongan ingin berkenalan dan bergaul antara lain jenis, kadang-kadang mereka berbicara berlebihan atau berbohong demi mendapatkan lawan jenisnya. Hal ini diakibatkan kurangnya perhatian kasih sayang orang tua terhadap anak tersebut. 2. Perkembangan Fantasia Pada masa perkembangan fantasi ini remaja sangat subur sekali dalam pertumbuhannya dan mengalami tumbuhnya bulu-bulu ditempat yang lazim ditumbuhi oleh bulu-bulu akan tetapi mereka tidak mengerjakan akan fungsinya sehingga menimbulkan rasa ingin menikmati lawan jenis. 3. Perkembangan Emosi Emosi remaja yang tidak menentu gejolaknya bermacam-macam perasaan, mereka tidak mau apabila kedua orang tuanya mengatur dan ikut campur pada masalah pribadinya, tetapi mereka tidak tau akibat dari apa yang akan dilakukannya setelah melakukan hal tersebut, ia bersifat angkuh dan sombong darahnya mudah naik, pemberani tetapi kurang perhitungan, mudah tersinggung sehingga berpengaruh terhadap kesehatan jasmaninya. 4. Perkembangan Agama Dasar keyakinan pada agama diterima sejak kecil yang kemudian berkembang dan bertambah berat badannya dan menginjak masa dewasa, perkembangan keyakinan sejalan dengan kecerdasannya, sikap yang menonjol pada masa ini adalah kehidupan logika dan realita. Ia selalu meminta bukti yang jelas untuk mendapatkan kebenaran itu harus dapat dilihat dengan panca idranya atau dapat dimengerti oleh akal pikirannya sediri. Oleh karena itu mereka merasa gelisah jika keyakinanya berlainan dengan orang tuanya dan mereka tidak mau menuruti pendapat dari orang tuanya atau nasihat yang diberikan oleh orang tuanya, sehingga terjadi keributan dalam keluarga dikarnakan berbeda paham dengan orang tuanya. 5. Perkembangan Rasa Ingin Menikah

28

Pada masa ini sedikit demi sedikit membelok kearah yang dibutuhkan oleh desakan jasmani dan rohaninya. Mereka sudah memikirkan masa depan mereka yaitu dengan jalan perkawinan, karena mereka sudah tak kuat ingin merasakan indahnya perkawinan. E. Pembinaan Rohani Bagi Remaja Karena pada masa remaja ini keyakianan beragama pada dasarnya menerima pokok-pokok agama, dan merasa kurang akan ilmu agama sehingga senantiasa ingin memperoleh pengetahuan yang baru yang sesuai dengan perkembangan jiwanya. Jika dilihat dari segi fisik dan psikis maka remaja sedang mengalami perubahan dari masa kanakkanak yang telah dilaluinya. Jika ditinjau dari segi psikologis bahwa kedudukan masa kanak-kanak dan masa dewasa sangatlah jelas anak-anak belum bisa hidup mandiri belum matang dalam pola pemikirannya masih tergantung pada kedua orang tuanya. Sedangkan orang dewasa keadaan pertumbuhannya telah hampir sempurna. Sehingga para remaja ingin memperlihatkan kedewasaannya pada masyarakat, dengan ikut aktif dalam segala bidang, berani memikul tanggung jawab dari segala permasalahan yang ada, karena merasa bahwa dirinya sudah dewasa dan mampu untuk melaksanakan amanat yang telah diberikan padanya. Sehingga ia akan aktif berperan di masyarakat dalam segala kegiatan yang ada di masyarakat tersebut. Sehingga dengan kematangan tersebut mereka ingin membuktikan bahwa ia mampu untuk melaksanakan segala sesuatu yang menjadi tanggung jawabnya. Dan mereka ingin tampil terdepan dalam segala hal, mereka ingin memajukan masyarakatnya dengan segala kemampuan yang mereka miliki. Namun disisi lain remaja belum bisa tampil maksimal karena kurangnya pengetahuan yang mereka peroleh dan masih minimnya usia mereka sehingga akan menimbulkan perasaan yang kurang berani dalam mengambil segala keputusan. Disinilah pentingnya pembinaan terhadap remaja supaya mereka dapat melaksanakan tugasnya dengan baik dan sempurna. Kita harus dapat mengarahkan mereka supaya mereka jangan menjadi remaja yang tak berguna. Maka langkah awal untuk memperbaiki mereka yaitu dengan memberikan masukan-masukan kepada mereka supaya mereka semangat dalam hidupnya dan memberikan dorongan atau motivasi kepada mereka agar mereka menjadi orang yang berguna bagi dirinya sendiri dan umumnya bagi masyarakat banyak. 29

Akan tetapi jika mengampaikan nasihat kurang baik maka akan menimbulkan gejala yang kurang baik pula terhadap remaja tersebut, akibatnya mereka bukannya menerima akan tetapi akan menentang dan menghindar dari lingkungan masyarakat, maka dari itu perlu adanya kerja sama antara ulama dan pemerintah dalam menangani permasalahan tersebut agar remaja dapat menjalani hidupnya dengan baik. Untuk semua itu diperlukan akan adanya metode yang tepat untuk disampaikan kepada remaja tersebut sehingga akan menimbulkan ketentraman pada diri remaja tersebut. F. Prosentasi Remaja Yang Bermasalah Jika kita memperhatian kehidupan dan pergaulan remaja sehari-hari dapat kita klasifikasikan bahwa remaja itu dapat dibagi menjadi dua diantaranya sebagai berikut : 1. Remaja Yang Tidak Bermasalah Pada bagian ini penulis tidak akan mengemukakan hal-hal yang menyangkut remaja yang tidak bermasalah, karena bagi mereka tidak ada masalah. 2. Remaja Yang Bermasalah

Pada gilirannya penulis akan mengemukakan remaja yang bermasalah dan sekaligus faktor-faktor penyebabnya. Dari 40 orang remaja yang ada di Kampung Sarlega Desa Binakarya Kecamatan Banyuresmi Kabupaten Garut, nampaknya masih ada kurang lebih sekitar 20% remaja yang bermasalah, hal ini disebabkan oleh : a. Karena Pembawaan Sekalipun kegiatan pembinaan rohani terus diselenggarakan baik yang diselenggarakan tiap mingguan atau harian nampaknya remaja belum bisa menyadari akan kesadaran beragama, mereka sulit untuk melakukan hal-hal yang positip. b. Karena Pergaulan Atau Lingkungan Akibat pergaulan yang kurang selektif dan lingkungan yang kurang kondusif akan memberikan pengaruh yang negatif terhadap perkembangan remaja masa sekarang. Dalam hal ini ulama dan pemerintah lebih meningkatkan lagi peran sertanya terhadap kesadaran beragama bagi remaja dilingkungan tersebut. c. Karena Pengaruh Dari Luar 30

Era globalisasi dan cara hidup yang serba maju dan teknologi yang serba canggih akan mempermudah para remaja untuk mendapatkan informasi baik yang bersipat positif dan yang bersipat negatif dengan banyaknya layanan internet dan pidio forno, maka para remaja akan hanyut kedalamnya sehingga akan menimbulkan keresahan bagi masyarakat dikampung tersebut. d. Karena Bimbingan Rohani Dalam hal ini bimbingan rohani bagi remaja mulai diperlukan apabila berpikir secara jujur, bimbingan rohani disegala tempat harus ditingkatkan khususnya bagi remaja. Namun kenyataannya masih banyak para remaja yang belum dapat mengikuti kegiatan ini, sehingga para remaja lebih banyak menghabiskan waktunya di jalanan, di pasar dan sebagainya sehingga membutuhkan peran yang lebih dari pihak ulama dan pemerintah agar para remaja tidak terbawa oleh pergaulan yang negatif dan mereka dapat di bimbing kejalan yang benar.

BAB III PEMBAHASAN HASIL PENILITIAN

A. 1.

Kondisi Obyektif Di Kampung Sarlega Desa Binakarya Sejarah Berdirinya Kampung Sarlega Sejarah singkat awal mula berdirinya kampung sarlega, konon katanya dari salah satu sesepuh masyarakat sarlega yang sekarang masih hidup. Dulunya ada pohon besar yang hidupnya puluhan tahun sehingga pohon tersebut berlumut dan berakar, di samping itu juga kampung tersebut di kelilingi oleh sawah dan kebun yang kira-kira ada puluhan hektar.

31

Masyarakat kampung sarlega kebanyakan adalah petani mereka kesehariannya pergi kesawah dan kekebun, pada suatu hari ada seorang warga yang menebang pohon tersebut dan ketika itu juga kelihatan luas, lebar dan terang kalau kata orang sunda kelihatan LEGA makanya dari sana di namakan kampung sarlega. 2. Letak Geografis Kampung Sarlega Kampung Sarlega termasuk wilayah Desa Binakarya Kecamatan Banyuresmi Kabupaten Garut. Adapun luas Kampung Sarlega sekitar 3 Ha. Tanah daratan yang tadinya yang merupakan perkebunan. Kini telah menjadi perumahan penduduk. Perumahan penduduk tersebut diberi nama Kampung Sarlega Desa Binakarya yang terdiri dari 2 RT yaitu RT. 01 RT. 02. Kedua RT tersebut mencangkup di dalamnya sebanyak 65 rumah yang dihuni oleh 68 keluarga yang jumlah penduduknya mencapai sebanyak 272 jiwa. Secara keseluruhan penduduk Kampung Sarlega berjumlah 272 orang, dari jumlah penduduk 272 orang terdapat 40 remaja baik laki-laki atau perempuan kebanyakan dari mereka anak sekolah. Hal ini berdasarkan data yang diperoleh dari papan data penduduk Kampung Sarlega Desa Binakarya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel berikut: Tabel I Jumlah Penduduk Kampung Sarlega Menurut Tingkat Umur Dan Jenis Kelamin No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Umur/tahun 00-04 04-09 10-14 15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49 50-54 Laki-laki 5 8 8 13 7 4 10 13 15 14 15 32 Perempuan 7 3 10 9 10 5 12 10 16 15 19 Jumlah 12 11 18 22 17 9 22 23 31 29 34

12 13 14 15

55-59 60-64 65-69 70-74 Jumlah

9 6 5 5 224

7 4 4 2 227

16 10 8 7 272

Sumber Data : Hasil Observasi Kebalai Desa Sarlega 3. Kondisi Sosial Ekonomi Di Kampung Sarlega Kebanyakan warga kampung sarlega memiliki perkebunan dan persawahan, keseharian mereka yaitu pergi kesawah untuk menanam padi, singkong dan sebagainya, ada juga warga yang pergi kepasar untuk berdagang mereka berangkat pagi-pagi dan pulang siang, bahkan ada yang pulang sampai sore, sebagian dari mereka ada yang pergi kesekolah untuk mengajar peserta didik di sekolah, semua yang mereka lakukan hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-harinya. Dilihat dari penomena di atas dapat disimpulkan bahwa keadaan ekonomi masyarakat kampung Sarlega termasuk kedalam kalangan bawah dan menengah sedikit dari mereka yang termasuk dari kalangan atas, dalam keseharian mereka mencari nafkah hanya cukup buat makan keluarganya bahkan kurang dari kebutuhan yang diperlukan. Hal ini dikarenakan kurangnya kepedulian masyarakat kampung Sarlega terhadap pendidikan sekolah, kebanyakan dari mereka hanya lulusan sekolah tingkat menengah atas (SMA) dan tingat sekolah menengah pertama (SMP). Sebagian dari mereka ada yang bekerja pergi merantau ke kota dan ada juga dari mereka yang masuk ke pesantren untuk belajar tentang ilmu agama Islam dan hanya sedikit sekali dari mereka yang melanjutkan sekolahnya keperguruan tinggi, faktor utamanya tidak lain dikarenakan minimnya biaya untuk melanjutkan keperguruan tinggi, sehingga sumber daya manusia di kampung Sarlega masih kurang, untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari data tabel di bawah ini : Tabel II Keadaan Remaja Berdasarkan Tingkat Pendidikan 33

Pendidikan Terakhir Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) Perguruan Tinggi Pesantren Jumlah Sumber Data : Sensus Penduduk 2009. 4. Kondisi Agama

No 1 2 3 4

Jumlah Kelompok 14 Orang 5 Orang 3 Orang 3 Orang 25 Orang

Warga kampung Sarlega 100 % memeluk agama Islam, karena di kampung tersebut sangat kental dengan pendidikan agama. Di kampung tersebut ada beberapa ulama yang mengajarkan ilmu agama, yang mana jumlah anak-anak yang mencari ilmu agama pada ulama tersebut kurang lebih sekitar 50 orang. Selain ulama memberikan penididikan agama pada anak-anak tapi para ulama juga mengamalkan ilmunya di mesjid dengan mengadakan pengajian rutin bagi masyarakat kampung Sarlega, pengajian tersebut bertujuan agar kampung sarlega mengenal akan ilmu agama Islam. Untuk lebih jelasnya dapat dilhat dari data tabel di bawah ini : Berdasarkan data yang diperoleh maka kegiatan keagamaan di Kampung Sarlega Desa Binakarya Sebagai Berikut : Tabel III Jadwal Keagamaan Di Kampung sarlega Desa Binakarya No 1 2 3 4 Bentuk kegiatan Pengajian umum Pengajian ibu-ibu Pengajian bapak-bapak Pengajian remaja Jumlah kelompok 1 kelompok 1 kelompok 1 kelompok 1 kelompok 4 kelompok

Jumlah

Sumber data : Buku kegiatan pengajian di Mesjid Jami Al-Fatah di Kampung sarlega. Adapun penjelasan dari tabel di atas adalah sebagai berikut : Pengajian Umum

34

Yang dimaksud dengan pengajian umum adalah kegiatan pengajian yang dihadiri oleh seluruh masyarakat kampung sarlega khususnya dan pada umumnya dihadiri oleh segenap lapisan masyarakat, baik dihadiri oleh masyarakat Kampung sarlega itu sendiri ataupun dihadiri oleh luar Kampung sarlega, kegiatan ini dilaksanakan pada satu tahun sekali pada setiap memperingati hari besar islam dan mustaminya kurang lebih ada 150 orang. Penceramahnya adalah para ulama yang sengaja di undang oleh tokoh masyarakat kampung serlega. Pengajian Ibu-ibu Pengajian yang khusus dihadiri oleh ibu-ibu yang diselenggarakan setiap hari rabu pukul 14.00 sampai dengan pukul 15.00 WIB. Dengan penceramah disamping mubaligh interen juga

didatangkan penceramah dari luar Desa Binakarya. Dalam kegiatan pengajian ini tidak ketinggalan ibu-ibu para pembina dari tingkat desa ikut ambil bagian menyempatkan diri mengikuti pengajian ini dengan tertib dan semangat. Pengajian Bapa-bapa Pengajian bapa-bapa adalah pengajian yang dihadiri oleh bapa-bapa dan tidak ketinggalan pula dalam pengajian ini ibu-ibu dan para remaja yang ada waktu untuk mengikuti pengajian trsebut. Dalam pengajian ini yang dilaksanakan setiap satu kali dalam satu bulan di hadirkan mubaligh dari kecamatan banyuresmi. Hal ini sengaja di lakasanakan untuk memberikan penyegaran terhadap mustami yang hadir, untuk menambah dan memperluas ilmu pengetahuan agama dengan tidak mengurangi atau merendahkan mubaligh yang ada di kampung tersebut. 4. Pengajian Remaja

Kegiatan pengajian ini sengaja dilaksanakan di forum remaja yang diselenggarakan pada awaL bulan dan mubalignya kadang dari sesepuh kampung sarlega ataupun dari luar agar tidak mengalami kejenuhan pada kaum remaja. Tepatnya dilaksanakan pada hari kamis malam jumat setelah selesai shalat Isya. Adapun pengajian ini berisi antara lain : a) Para remaja mengemukakan masalah atau temuan yang belum dapat dimengerti oleh akal pikirannya. b) Para remaja mengadakan simulasi pada pelajaran keagamaan yang telah diterimanya. 35

c) Para remaja bermusyawarah untuk menyelesaikan permasalahan yang ada dilingkungan tersebut. Tentunya pemecahan masalah ini tidak hanya dalam bidang ibadah saja akan tetapi mereka mengemukakan permasalahan yang ada dilingkungan tersebut, misalnya tentang aqidah akhlak bab jinayah, munakahat dan sebagainya. Segala macam permasalahan di musyawarahkan kemudian diambil kesimpulannya dengan berdasarkan keterangan yang sudah ada dalam Al-Quran dan Sunnah Nabi Muhammad SAW. B. Latar Belakang Remaja Kampung sarlega Desa Binakarya Pada umumnya remaja yang hadir di Kampung Sarlega ini termasuk kepada golongan ekonomi lemah dan menengah dengan sendirinya banyak yang tidak dapat melanjutkan pendidikan ketingkat yang lebih tinggi, kebanyakan mereka setelah lulus dari sekolah menengah mereka tidak langsung melanjutkan keperguruan tinggi tapi mereka membantu kedua orang tua, ada juga yang pergi merantau keluar kota untuk mencari kebutuhan sehari-harinya, ada juga yang melanjutkan pendidikannya ke pesantren. Walaupun mereka berpendidikan yang hanya lulusan sekolah menengah atas, tetapi mereka tidak tertarik untuk pindah agama atau keluar dari Agama Islam, karena mereka punya keyakinan bahwa Agama Islamlah agama yang paling benar. Hal ini dikarenakan adanya pendidikan Islam dari kedua orang tua remaja dan guru sekolah dan tak kalah pentingnya adanya peranan penting dari pihak ulama dan pemerintah sehingga keyakinan mereka tentang Agama Islam tak tergoyahkan. Dan Alhamdulilah sampai sekarang masyarakat Kampung Sarlega sampai sekarang masih memeluk Agama Islam yang Insa Allah di ridhoi oleh Allah SWT. C. Realitas Fungsi dan Peran Ulama Dalam Peningkatan Kesadaran Berpendidikan bagi Remaja di Kampung sarlega Ulama sebagai pewaris para nabi memiliki fungsi dan peran yang sangat penting bagi kesadaran remaja, yang mana ulama merupakan contoh tauladan bagi semua orang termasuk di dalamnya para remaja, para remaja akan mengikuti segala apa yang diperintahkan ulama, karena ulama merupakan orang yang paling diikuti segala perintahnya dan memiliki kedudukan yang kedua setelah orang tua. 36

Ulama juga merupakan orang yang paling berjasa dalam pembinaan kesadaran remaja, dengan mengadakan pengajian rutin bagi para remaja, karena tanpa ulama pengajian rutin tidak akan ada dan para remaja tidak akan mengetahui tentang ilmu agama Islam. Fungsi dan peran ulama dapat kita lihat dengan jelas pada tabel di bawah ini : Tabel IV Fungsi Ulama dalam Peningkatan Kesadaran Berpendidikan bagi Remaja No 1 2 3 Alternatif Jawaban Baik Baik sekali Tidak baik Jumlah Frekuensi 15 20 5 40 Prosentase 37,5 % 50 % 12,5 % 100 %

Sumber Data : Hasil Jawaban Angket. Pengolahan data-data tabel selanjutnya sebagai berikut : Tabel V Kegiatan Pengajian Rutin Remaja Di Kampung Sarlega Desa Binakarya No 1 2 3 Alternatif Jawaban Ada Kadang-kadang Tidak ada Jumlah Sumber Data : Hasil Jawaban Angket. Tabel VI Pelaksanaan Kegiatan Remaja No 1 2 Alternatif Jawaban Keinginan remaja Keinginan orang tua Frekuensi 20 7 37 Prosentase 50 % 17,5 % Frekuensi 33 7 0 40 Prosentase 82,5 % 17,5 % 0 % 100 %

3

Keinginan bersama Jumlah

13 40

32,5 % 100 %

Sumber Data : Hasil Jawaban Angket. Tabel VII Kesadaran Remaja dengan Adanya Pembinaan No 1 2 3 Alternatif Jawaban Mengadari akan hakikat hidup Masih kurang mengadari Tidak mengadari Jumlah Sumber Data : Hasil Jawaban Angket. Tabel VIII Sikap Remaja Bila Ada Di Madrasah No 1 2 3 Alternatif Jawaban Akrab Bebas Bebas terbatas Jumlah Sumber Data : Hasil Jawaban Angket. Tabel IX Penyerapan Metode Yang Digunakan No 1 2 3 Alternatif Jawaban Dapat dimengerti Kurang dimengerti Tidak dimengerti Frekuensi 25 10 5 Prosentase 62,5 % 25 % 12,5 % Frekuensi 15 5 20 40 Prosentase 37,5 % 12,5 % 50 % 100 % Frekuensi 26 10 4 40 Prosentase 65 % 33,34 % 1,00 % 100 %

38

Jumlah Sumber Data : Hasil Jawaban Angket.

40

100 %

D. Realitas Fungsi Pemerintah Dalam Peningkatan Kesadaran Berpendidikan bagi Remaja di Kampung Sarlega Dalam pembinaan kesadaran remaja pemerintah memiliki fungsi yang sangat penting sama halnya dengan ulama, karena pemerintah memiliki kedudukan yang sama dengan ulama, mereka sangat di segani dan di hormati oleh semua orang termasuk para remaja. Untuk lebih jelasnya mengenai fungsi dan peran pemerintah dapat dilihat dari data table di bawah ini :

Tabel X Fungsi dan Peran Pemerintah dalam Peningkatan Kesadaran Berpendidikan bagi Remaja No 1 2 3 Alternatif Jawaban Baik Baik sekali Tidak baik Jumlah Sumber Data : Hasil Jawaban Angket. Frekuensi 25 10 5 40 Prosentase 62,5 % 25 % 12,5 % 100 %

Tabel XI Sikap Tokoh Masyarakat Bila Remaja Mengadakan Kegiatan Pengajian No 1 2 Alternatif Jawaban Tidak ada perhatian Kurang ada perhatian Frekuensi 0 10 39 Prosentase 0% 25 %

3

Perhatian penuh Jumlah

30 40

75 % 100 %

Sumber Data : Hasil Jawaban Angket. Tabel XII Tokoh Masyarakat dan Pembina dalam Memberikan Teladan Terhadap Remaja No 1 2 3 Alternatif Jawaban Sesuai Kurang sesuai Tidak sesuai Jumlah Sumber Data : Hasil Jawaban Angket. Tabel XIII Sikap Tokoh Masyarakat Apabila Ada Yang Harus Diselesaikan No 1 2 3 Alternatif Jawaban Tidak memberi tahu remaja Memberi tahu remaja tanpa diajak bermusyawarah Memberi tahu dan mengajak remaja bermusyawarah Jumlah Sumber Data : Hasil Jawaban Angket. Tabel XIV Usaha Untuk Mengatasi Hambatan dalam Pembinaan Pengajian Pada Remaja No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase 1 Pendekatan ulama terhadap remaja 10 25 % Pendekatan pemerintah terhadap 2 5 12,5 % remaja Pendekatan ulama dan pemerintah 3 25 62,5 % terhadap remaja Jumlah 40 100 % Sumber Data : Hasil Jawaban Angket. 40 Frekuensi 5 5 30 40 Prosentase 12,5 % 12,5 % 75 % 100 % Frekuensi 35 5 0 40 Prosentase 87,5 % 12,5 % 0% 100 %

E. Realitas Kerja Sama Ulama dan Pemerintah dalam Peningkatan Kesadaran Berpendidikan bagi Remaja di Kampung sarlega 1. Kerja Sama Ulama dan Pemerintah Untuk mengacu kearah masyarakat yang adil dan makmur yang menjadi tujuan bangsa Indonesia, diperlukan sumber daya manusia yang siap pakai, apalagi bagi negara yang ingin berkembang. Kita harus banyak belajar dari negara-negara lain yang maju dan sudah berkembang agar kita tidak ketinggalan lebih jauh lagi dari negara lain. Dalam hubungan ini, timbal balik ulama dan pemerintah sangat diperlukan baik di bidang ilmu pengetahuan, ilmu pertanian ataupun ilmu perternakan dan yang paling penting adalah dalam bidang keilmuan, dimana langkah-langkah yang mesti ditempuh oleh ulama dan pemerintah antara lain : 1) Para remaja diikut sertakan dalam bidang ilmu pendidikan. Maksudnya para remaja memiliki ilmu pengetahuan dan keterampilan, diberikan kesempatan untuk mengamalkan ilmu yang dimilikinya. Remaja yang bisa membaca Al-Quran dengan baik ditampilakan didepan masyarakat dalam acara-acara yang diselenggarakan dilingkungan tersebut. Bagi remaja yang mempunyai kemampuan untuk mengajar pendidikan seni tari agar diberikan kesempatan untuk mengajar seni tari bagi anak kecil yang ada dilingkungan masyarakat tersebut. 2) Melibatkan para remaja dalam pengajian rutinan yang diadakan setiap satu minggu sekali ataupun dalam satu bulan satu kali. 3) Dalam kegiatan-kegiatan yang khusus seperti imtihan-imtihan yang diadakan dimadrasah atau mesjid para remaja diikut sertakan dan diberikan bagian tugas yang sesuai dengan keahliannya. 4) Pada hari-hari besar seperti hari raya Idul Fitri dan hari raya Idul Adha remajapun di ikut sertakan dan diberi tugas yang sesuai, misalnya dalam menerima jakat fitrah atau dalam pembagian daging qurban pada hari diadakannya kegiatan tersebut. Sikap para ulama dan pemerintah serta tokoh masyarakat dalam pembinaan pengajian rutinan bagi remaja kampung Sarlega ini dapat dibaca pada tabel berikut ini : Tabel XV Sikap Ulama dan Pemerintah Terhadap Peningkatan Keagamaan Rutin Bagi Remaja 41

No Alternatif Jawaban 1 Baik sekali 2 Baik 3 Kurang baik Jumlah Sumber Data : Hasil Jawaban Angket. 2. Hasil Yang Telah Di Capai

Frekuensi 15 20 5 40

Prosentase 37,5 % 50 % 12,5 % 100 %

Dengan adanya interaksi ulama dan pemerintah dalam pengajian rutin terhadap remaja banyak menghasilakan hal-hal yang positif terutama bagi lingkungan masyarakat yang sedang saya teliti. Para remaja semakin meningkat tingkat kesadarannya dan tanggung jawab terhadap lingkugan masyarakat tersebut sehingga timbul kegiatan-kegiatan positif seperti dalam bidang pendidikan kegiatan sosial, diantaranya sebagai berikut : a. Para remaja menjadi panitia dalam bidang penanggulangan gempa

banjir yang terjadi dilingkungan masyarakat tersebut. b. Para remaja aktif dalam segala kegiatan yang ada dimasyarakat

seperti kegiatan rajaban qurban dan sebainya. c. Para remaja aktif dalam bidang seni tari, dan ini merupakan

kemampuan baik untuk melatih anak-anak yang gemar akan seni tari dan anak-anak yang bisa seni tari dengan baik ditampilkan dalam acara-acara yang ada dilingkungan masyarakat misal acara muludan rajaban dan sebagainya. 3. Problematika Yang Dihadapi Problematika yang dihadapi oleh tokoh ulama dan pemerintah dalam pembinaan pengajian rutinan bagi remaja antara lain : a) Kurangnya dana keuangan dalam melaksanakan pengjian

rutinan. Sehingga acara terlaksana dengan seadanya. b) Kurangnya kesadaran masyarakat dalam memberikan

bantuan demi terselenggaranya pengajian rutinan. Sehingga pengajian dilaksanakan dengan apa adanya. untuk mengatasi permasalahan di atas maka dibutuhkan faktor penunjang diantaranya sebagai berikut :

42

a)

Adanya minat para remaja dengan adanya minat yang besar dari para remaja terhadap

kegiatan pengajian maka akan besar sekali keberhasilan dari tujuan pembinaan kesadaran remaja. b) Adanya dorongan dari orang tua dalam menuju keberhasilan para remaja dibutuhkan

motivasi atau dorongan dari pihak orang tua. Karena motivasi orang tua pada peserta didiknya sangat besar sekali dalam mewujudkan keberhasilan tujuan pembinaan, karena orang tua merupakan orang yang paling dekat dengan remaja tersebut dan orang yang sangat diikuti perintahnya oleh remaja tersebut maka dari itu motivasi dan dorongan dari orang tua akan membantu keberhasilan bimbingan tersebut. c) Adanya kerja sama dari tokoh masyarakat dari berbagai usaha yang dilakukan untuk menunjang kelancaran pembinaaan pengajian peran tokoh masyarakat sangat besar dalam mewujudkan keberhasilan pembinaan pengajian ini, misalnya dalam penyedian sarana pengajian kebutuhan alat-alat- pengajian dan sebagainya. d) Adanya kesabaran dan ketekunan dari pihak ulama dan pemerintah inilah yang akan

mewujudkan keberhasilan pembinaan kesadaran remaja, karena dalam menghadapi remaja yang pergaulannya bebas di butuhkan adanya kesabaran dalam membinanya dan ketekunan dalam mendidiknya agar para remaja mendapat perhatian yang cukup dari pihak ulama dan pemerintah. 4. Faktor Penghambat 1) kurangnya sarana dan fasilitas yang tersedia untuk menunjang keberhasilan

pengajian rutin. 2) Pada umumnya para remaja itu anak para petani yang penghasilan sehari-

harinya hanya cukup buat makan anak dan istri, sehingga banyak remaja yang membantu orang tuanya mencari nafkah pergi kesawah dan kekebun sehingga sedikit waktu untuk melaksanakan pengajian rutinan ini, hal ini juga sangat menghambat keberhasilan dari pembinaan pengajian. 5. Usaha-Usaha Untuk Mengatasi Hambatan 43

Adapun usaha-usaha yang dilakukan ulama dan pemerintah dalam mengatasi hambatanhambatan tersebut diantaranya sebagai berikut : a. Pendekatan ulama dan pemerintah baik dengan para remaja maupun dengan tokoh masyarakat tidak henti-hentinya dilakukan baik secara resmi maupun tidak resmi. b. Ulama dan pemerintah selalu mengajak mereka untuk mencari jalan keluar dari permasalahan yang dihadapi. c. Ulama dan pemerintah mengadakan pendekatan dengan para remaja melalu jalan musyawarah agar ada ketepatan waktu dan tempat juga disiplin yang tinggi demi terlaksananya acara pengajian rutin.

F. Penafsiran Tabel-Tabel Tabel I sampai III dapat dibaca dengan jelas. Tabel IV : Menunjukan fungsi ulama dalam peningkatan kesadaran berpendidikan bagi remaja sangat baik, ini terbukti dengan banyaknya para remaja yang mengikuti pengajian tersebut, dan dari 40 remaja rata-rata 80 % mereka memilki budi pekerti yang baik. Tabel V : Menunjukan keberhasilan dari diselenggarakannya pengajian rutin, ini terbukti 88 % para remaja mengikuti pengajian tersebut. Tabel VI : Menunjukan sikap yang positif dari remaja maupun orang tua untuk melaksanakan

Tabel VII

pengajian rutin. Hal ini terbukti 50 % pengajian tersebut atas keinginan para remaja. : Menunjukan kesadaran remaja dengan diadakannya pengajian rutin, 65 % mereka menyadari akan hakikat hidup yang selama ini mereka jalani.

Tabel VIII

: Menunjukan kesadaran para remaja akan etika dalam mengikuti pengajian rutin dan menyadari akan maksud dari kehadiran mereka. 50 % dari mereka memiliki etika yang baik.

Tabel IX

: Penyerapan metode yang digunakan ulama dalam peningkatan kesadaran berpendidikan remaja, 62 % dapat dipahami, sebagian kecil dari hal-hal yang sulit biasanya ditanyakan langsung kepada ulama atau bertukar pendapat dengan sesama teman. 44

Tabel X

: Fungsi dan peran pemerintah dalam peningkatan kesadaran berpendidikan bagi remaja sangat baik, hal ini terbukti 80 % para remaja mengikuti pengajian tersebut. Dan rata-rata mereka memiliki kepribadian yang baik.

Tabel XI

: Menunjukan sikap tokoh masyarakat yang penuh perhatian terhadap kegiatan pengajian rutin. Kebanyakan mereka mendukung penuh terhadap kegiatan yang diselenggarakan oleh para remaja, Hal ini terbukti 75 % tokoh masyarakat memiliki perhatian penuh terhadap kegiatan para remaja.

Tabel XII

: Sikap tokoh masyarakat dan pembina dalam memberikan contoh terhadap remaja sangat baik. Hal ini terbukti 87 % tokoh masyarakat memberikan contoh yang baik dan benar

Tabel XIII

: Menunjukan sikap tokoh masyarakat apa bila menghadapi suatu permasalahan yang terjadi, kebanyakan dari mereka mengajak para remaja untuk bermusyawarah dan menyelesaikan permasalahan tersebut secara bersama-sama. Hal ini terbukti 75 % para remaja diajak untuk bermusyawarah oleh tokoh masyarakat.

Tabel XIV

: Usaha untuk mengatasi hambatan dalam pembinaan pengajian pada remaja, para ulama dan pemerintah melakukan pendekatan tehadap remaja, ini terbukti dengan 62 % para ulama dan pemerintah melakukan pendekatan terhadap para remaja.

Tabel XV

: Menunjukana sikap ulama dan pemerintah dalam peningkatan kesadaran berpendidikan bagi remaja sangat baik, ini terbukti dengan banyaknya para remaja yang mengikuti pengajian tersebut dan dari 40 remaja 80 % mereka memiliki prilaku yang baik.

45

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

A.

Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah penulis lakukan di Kampung Sarlega Desa Binakarya Kecamatan banyuresmi Kabupaten Garut, melalui wawancara, penyebaran angket dan lain-lain, serta pengolahan data dengan menggunakan teknik perhitungan tabulasi dapat disimpulkan antara lain : 1. Fungsi dan peran ulama dalam peningkatan kesadaran berpendidikan bagi remaja di

Kampung Sarlega Desa Binakarya berjalan dengan baik dan lancar. Hal ini terbukti dengan 80 % para remaja yang ada di Kampung Sarlega mengikuti pembinaan yang diselenggarakan oleh tokoh ulama dan pemerintah. 2. Fungsi dan peran pemerintah dalam peningkatan kesadaran berpendidikan bagi remaja di

Kampung Sarlega berjalan dengan baik dan berhasil. Hal ini terbukti dari 40 remaja yang ada di Kampung sarlega 80 % mereka memiliki budi pekerti yang baik dan tidak bermasalah. 3. Kerja sama ulama dan pemerintah dalam peningkatan kesadaran berpendidikan bagi

remaja berjalan dengan baik dan lancar, walaupun pada kenyataanya banyak permasalahan yang terjadi, namun hal itu dapat diselesaikan dengan baik, sehingga pelaksanaan pengajian rutin dapat terlaksana dengan baik dan lancar. Hal ini terbukti dari 40 remaja yang ada di Kampung Sarlega 80 % mereka memiliki budi pekerti yang baik dan tidak bermasalah. B. Saran Untuk mengatasi kekurangan-kekurangan dalam penelitian ini dan keberhasilan interaksi ulama dan pemerintah dalam pembinaan kesadaran remaja dalam kegiatan pengajian rutin penulis hanya ingin mengampaikan saran-saran sebagai berikut :

46

1.

Untuk meningkatkan kualitas keilmuan para remaja dan mutu pembinaan keagamaan

sebaiknya tokoh ulama memahami akan karakteristik remaja tersebut atau keahlian yang ada pada diri remaja tersebut dan di kembangkan sesuai dengan keahliannya. 2. Untuk meningkatkan kualitas pembinaan kesadaran remaja di Kampung Sarlega

sebaiknya tokoh ulama bekerja sama dengan pemerintah dalam mengatasi segala problem yang dihadapi oleh para remaja, sehingga para remaja mendapatkan apa yang dicarinya. 3. Untuk meningkatkan hasil penelitian kepada calon peneliti selanjutnya, baik untuk

memperluas jangkauan penelitian dalam pengertian memperluas wilayah penelitian tidak hanya terbatas pada satu wilayah saja tapi harus studi banding dengan wilayah yang lain untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu 2003. Psikologi Sosial, Jakarta, Rineka Cipta. Al-Ghozali 2001. Mutiara Ihya Ulumuddin, PT Mizan Pustaka Ali Ash-Shabuni. Muhammad 2004. Ulama Salafi Dan Ulama Moderen, Damsyik Suriah. An-Nahlawi, Abdurrahman 2000. Prinsip-Prinsip Dan Metode Pendidikan Islam (Di Keluarga, Masyarakat), Bandung. Anwar, Muhammad 2008. Pandangan Islam, Sinar Baru Algerindo 47

Sekolah Dan

Burhanudin, Jajat 2008. Ulama Perempuan Indonesia, Jakarta PT Gramedia Pustaka Depdagri. 2004, Undang-Undang Otonomi Daerah, Jakarta Sinar Grafika. Djajuli,H.A 2007, Metodelogi Hukum Islam, Jakarta Raja Grafindo Persada. Fathoni, Abdurahmat 2007, Metodelogi Pendidikan Dan Penyusunan Skripsi, Garut. Ihsan, Hamdani, Drs.H Ihsan, Fuad, Drs. H. A 2007, Filsafat Pendidikan Islam, Bandung Pustaka Setia

Utama

S.Ag. Sukayat, Tata 2001, Kapita Selekta Syarhil Quran, Bandung Corp Muballig Muda Dakwah IAIN Sunan Gunung Djati Hadi, Amirul 2005, Metodelogi Penelitian Pendidikan, Bandung Pustaka Setia. Hakim, Jaih Mubarok 2004, Metodelogi Studi Islam, Bandung Remaja Rosda Karya. Mulyana 2006. Metode Penelitian Kualitatif, Bandung Remaja Rosda Karya. Sabiq Sayid 2002. Ulama Dan Pesantren, Bandung Al-Maarif Syabani. Omar Muhammad Al-Thoumiyah 2003. Filsapat Pendidikan Islam, Jakarta Bulan Bintang.

(CMM) fakultas

48

ANGKET Petunjuk Pengisian : Bacalah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan benar dan seksama? 2. Berilah tanda silang (X) pada salah satu hurup a, b

dan c dari pertanyaan-pertanyaan dibawah ini, yang sesuai dengan pendapat saudara? Pertanyaan 1) a. Baik 2) Bagaimana pembinaan pengajian di kampung Sarlega? b. Sedang Pengajian tersebut berdasarkan? b. Keinginan remaja c. Tidak baik

a. Keinginan orang tua

c. Keinginan orang tua dan remaja 3) Bagaimana bimbingan dalam pengajian rutin di kampung sarlega? b. Sedang

a. Sangat baik c. Kurang baik 4)

Yang mendorong saya ikut pengajian karena? b. Keinginan orang tua

a. Kesadaran sendiri c. Malu oleh orang lain 5)

Motivasi ada dalam mengikuti pengajian rutin? b. Biasa saja 49

a. Semangat

c. Tidak semangat 6) Jika saya tidak mengikuti pengajian rutin maka saya? b. Menyesal

a. Merasa berdosa c. Biasa saja 7)

Jika ada permasalahan yang terjadi pada diri anda maka saya? b. Bermusyawarah dengan teman

a. Menanyakan pada ulama

c. Menyelesaikan tanpa bantuan orang lain 8) Materi yag disajikan para pembina? b. Tidak dimengerti

a. Dapat dipahami c. Kurang dimengerti 9)

Apabila berdiri diatas mimbar maka perasaan saya? b. Sangat malu

a. Merasa malu c. Biasa Saja 10)

Jika saya berdiri dihadapan teman-teman saya maka saya? b. Tidak tenang

a. Merasa tenang c. Gemetar 11)

Jika saya mendapat kesulitan dalam bidang agama maka saya lebih senang bertang pada? b. Orang tua

a. Tokoh masyarakat c. Ulama dan Pemerintah 12) a.

Dalam setiap pengajian rutin para peseta pengajian? Tidak diberi kesempatan untuk mengeluarkan pendapat

Diberi kesempatan untuk mengeluarkan pendapat Diacuhkan

13)

Untuk meramaikan suasana pengajian menurut hemat saya? 50

Perlu adanya penceramah dari luar Tidak perlu ada penceramah dari luar Cukup yang ada saja 14) Jika remaja akan menghadiri kegiatan keagamaan maka sikap tokoh masyarakat?

.

Tidak ada perhatian sama sekali Ada perhatian Mendukung dengan sepenuh hati 15) Jika ada masalah yang harus diselesaikan, maka sikap tokoh masyarakat?

.

Tidak memberi tahu pada remaja Memberi tahu remaja tanpa mengajak musyawarah c. Memberi tahu dan mengajak musyawarah

.

PEDOMAN WAWANCARA UNTUK ULAMA DAN PEMERINTAH Pertanyaan 1. pengajian rutin bagi para remaja? a. Sangat perlu b. Tidak perlu c. Biasa saja Menurut pendapat bapak perlukah diadakannya

51

2. merupakan hal yang penting? a. Sangat penting 3. b. Tidak penting

Apakah

pembinaan

kesadaran

bagi

remaja

c. Penting Apakah mana yang bisa diambil dari hasil

pembinaan kesadaran remaja di Kampung Sarlega? a. b. c. Menambah wawasan pengetahuan agama bagi remaja Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan pada Allah SAW Tidak ada mana sama sekali 4. a. Memadai 5. tersebut? a. Dari masyarakat b. Pemerintah 6. apakah perlu diadakan pengajian khusus ibu-ibu? a. Sangat perlu 7. pengajian rutin? a. Bersemangat b. Biasa saja c. Tidak ada semangat b. Perlu c. Tidak perlu Bagaimana sambutan remaja ketika akan diadakan c. Remaja Selain pembinaan pengajian rutin bagi para remaja, b. Kurang memadai Bagaimana sarana pengajian di Kampung Sarlega? c. Tidak memadai Dimana sarana untuk mengadakan pengajian

8.

Bagaimana tanggapan kedua orang tua remaja

ketika akan diselenggarakan pengajian rutin bagi remaja? A. Sangat senang 9. menghadapi remaja yang bermasalah? a. Mengajaknya bermusyawarah untuk memecahkan permasalahan tersebut 52 b. Biasa saja c. Menyambut baik Bagaimana tindakan bapak selaku pembina ketika

b. c.

Membiarkannya Mengajaknya tapi tidak bermussyawarah 10. dan ulama maka? a. Dimusyawarahkan b. Dibiarkan Bagaimana jika ada permasalahan antara remaja

c. Mencari jalan keluar dari permasalahan tersebut

FUNGSI KERJA SAMA ULAMA DAN PEMERINTAH DALAM PENINGKATAN KESADARAN BERPENDIDIKAN REMAJA (Studi Kasus Di Kampung Sarlega Desa Binakarya Kecamatan Banyuresmi Kabupaten Garut)

Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mengikuti Sidang Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah

53

Oleh : Deden Jaja Sukria NIMKO : 0506113023

FAKULTAS TARBIYAH STAI YAPAT AL-JAWAMI BANDUNG 2010 M

54

LEMBAR PERSETUJUANSkripsi dengan judul:

FUNGSI KERJA SAMA ULAMA DAN PEMERINTAH DALAM PENINGKATAN KESADARAN BERPENDIDIKAN REMAJA (Studi Kasus diKampung Sarlega Desa Binakarya Kecamatan Banyuresmi Kabupaten Garut) Disusun Oleh: Nama NPM/NIMKO : Deden Jaja Sukria : 0506113023

Telah dibimbing dan disetujui untuk diajukan diSidang Munaqosah (Ujian Skripsi) pada Fakultas Tarbiyah Jurusan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) Sekolah Tinggi Agama Islam Yapata Al-Jawami Bandung Bandung, Menyetujui Pembimbing I, Pembimbing II, Januari 2010

Sarbini, M. Ag Mengetahui: Pembantu Ketua I: Bid. Akademik,

Drs. Endang Daniel

Ketua Jurusan

DR. H. Bunyamin Alamsyah, SH, MH. NIRD. 0390199002

Sarbini, M. Ag

55

LEMBAR PENGESAHANSkripsi dengan judul: FUNGSI KERJA SAMA ULAMA DAN PEMERINTAH DALAM PENINGKATAN KESADARAN BERPENDIDIKAN REMAJA (Studi Kasus diKampung Sarlega Desa Binakarya Kecamatan Banyuresmi Kabupaten Garut) Disusun Oleh: Nama NPM/NIMKO : Deden Jaja Sukria : 0506113023

Telah dinyatakan lulus pada Siding Skripsi (Sidang Munaqosah) Sekolah Tinggi Agama Islam Yapata Al-Jawami Bandung pada: Hari Tanggal : . : .

Bandung, Majelis Sidang Munaqosah Pembimbing I, Pembimbing II,

Januari 2010

Sarbini, M. Ag Anggota: Penguji I,

Drs. Endang Daniel

Penguji II,

..

.

RIWAYAT HIDUP

56

Penulis terlahir dengan Nama Deden Jaja Sukria yang dilahirkan diGarut pada tanggal 19 Juni 1987 dari pasangan bapak tatang Sutisna dan ibu Tating Sumiati. Pendidikan yang pernah penulis tempuh sebagai berikut: a. Sekolah Dasar Negeri 2 Binakarya, lulus tahun 1999 b. Sekolah Lanjutan Tingkatan Pertama 1 Banyuresmi, lulus tahun 2002 c. Madrasyah Aliyah Negeri 2 G