SKRIPSI - COREmelibatkan partisipasi siswa. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII B SMP N 3...
Transcript of SKRIPSI - COREmelibatkan partisipasi siswa. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII B SMP N 3...
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TEKNIK KANCING GEMERINCING UNTUK MENINGKATKAN
KUALITAS PEMBELAJARAN MENULIS PUISI PADA SISWA
KELAS VIII B SMP NEGERI 3 BAYAT KABUPATEN KLATEN
SKRIPSI
MEYLINDA WIDYANINGRUM
X 1207040
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TEKNIK KANCING GEMERINCING UNTUK MENINGKATKAN
KUALITAS PEMBELAJARAN MENULIS PUISI PADA SISWA
KELAS VIII B SMP NEGERI 3 BAYAT KABUPATEN KLATEN
Oleh :
Meylinda Widyaningrum
NIM X1207040
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRAK
Meylinda Widyaningrum. X1207040. “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Kancing Gemerincing untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Menulis Puisi Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 3 Bayat Klaten”. Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas sebelas Maret Surakarta. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan: (1) kualitas proses pembelajaran menulis puisi yaitu keaktifan siswa saat apersepsi, keaktifan dan perhatian siswa saat mengikuti pelajaran, serta minat dan motivasi siswa saat kegiatan pembelajaran; dan (2) kualitas hasil pembelajaran menulis puisi melalui penguasaan ide, pemilihan kata, rima, dan penguasaan bahasa kias melalui penerapan model pembelajaran kooperatif teknik kancing gemerincing. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian dilaksanakan dengan kolaborasi antara peneliti, guru kelas, dan melibatkan partisipasi siswa. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII B SMP N 3 Bayat Tahun Ajaran 2010/2011, yang berjumlah 40 siswa. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui kegiatan: (a) observasi, (b) analisis dokumen, (c) wawancara, dan (d) angket. Prosedur penelitian meliputi tahap: (a) perencanaan tindakan, (b) pelaksanaan tindakan, (c) observasi dan interpretasi, dan (d) analisis dan refleksi. Tahap perencanaan, meliputi: (1) membuat skenario pembelajaran, (2) mempersiapkan sarana pembelajaran, (3) mempersiapkan instrumen penelitian, dan (4) mengadakan simulasi penerapan model pembelajaran kooperatif teknik kancing gemerincing pada pembelajaran menulis puisi. Pada tahap pelaksanaan, guru melaksanakan pembelajaran menulis puisi dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik kancing gemerincing. Tahap observasi dilakukan dengan peneliti mengamati dan menginterpretasikan penggunaan model pembelajaran kooperatif teknik kancing gemerincing pada pembelajaran menulis puisi. Tahap analisis dan refleksi dilakukan dengan menganalisis data hasil observasi dan interpretasi sehingga diperoleh kesimpulan bagian yang sudah mencapai tujuan dan yang perlu diperbaiki. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif teknik kancing gemerincing dapat meningkatkan proses dan hasil pembelajaran menulis puisi siswa. Peningkatan proses pembelajaran ditandai dengan meningkatnya: (a) jumlah siswa yang aktif selama apersepsi, (b) jumlah siswa yang menunjukkan keaktifan dan perhatian saat mengikuti pelajaran, (c) jumlah siswa yang berminat dan memiliki motivasi saat kegiatan pembelajaran. Peningkatan hasil pembelajaran menulis puisi ditandai dengan meningkatnya jumlah siswa yang mencapai nilai batas tuntas pembelajaran menulis puisi, yaitu: (a) siklus I (25 siswa atau 62,5 %), (b) siklus II (30 siswa atau 70 %), (c) siklus III (35 siswa atau 87,5 %). Kata kunci: penerapan, model, pembelajaran kooperatif, kancing gemerincing.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRACT
Meylinda Widyaningrum. X1207040. The Application of Cooperative Learning Model of “Kancing Gemerincing” Technic to Improve the Quality of Poetry Writing of Class VIII B of SMP N 3 Bayat Klaten. Thesis. Surakarta. Teacher Training and Education Faculty of Sebelas Maret University.
The objective of research is to improve: (1) the quality of poetry writing learning process is activation students when apperception, activation and attention students in the learning class, and interest and motivation students in the learning class, and (2) quality of poetry writing learning product by dominate idea, diction, ritm, and analogy language througt the application of cooperative learning model kancing gemerincing technic.
This study belongs to a classroom action research. This research was taken place in the collaboration between the author, class teachers, and by involving the student participation. The subject of research was the VIII B graders of SMP N 3 Bayat Klaten in the school year of 2010/2011, consisting of 40 students. Techniques of collecting data used were: (a) observation, (b) interview, (c) documentation, (d) questionnaire, and (e) test. The research procedure included: (a) planning, (b) acting, (c) observing and interpreting, and (d) analyzing and reflecting.
Planning, are: (1) compile learning, (2) prepare of media learning, (3) prepare research instrument, and (4) to create application simulation of cooperative learning model kancing gemerincing technic. Acting, teacher do poetry writing learning with application of cooperative learning model kancing gemerincing technic. Observation is researcher to inspect and interpretation application of cooperative learning model kancing gemerincing technic in the poetry writing learning. Analyzing and reflection doing analyzing product of observation and interpretation data . So that get the conclution part who achieve direction and who need repaired.
Considering the result of research, it can be concluded that the application of cooperative learning model kancing gemerincing technic can improve the process and product quality of poetry writing learning. The improve quality process is improve: (a) quantity activity students when apperception, (b) quantity activity and attention students when process learning, (c) quantity students who interest and motivation when activity learning. Improved poetry writing product learning is improved limited score poetry writing learning, are: (a) cycle I (25 students or 62, 5 %), (b) cycle II (30 students or 70 %), (c) cycle III (35 students or 87,5 %).
Keyword: application, model, cooperative learning, kancing gemerincing
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
MOTTO
Orang yang selalu mendekatkan diri pada Tuhan, tidak akan mudah merasa
hidupnya tertekan (Aa Gym)
Sesuatu yang belum dikerjakan, seringkali tampak mustahil. Kita baru yakin kalau
telah berhasil melakukannya dengan baik (Evelyn Underhill)
Raihlah ilmu, dan untuk meraih ilmu belajarlah untuk tenang dan sabar (Khalifah
‘Umar)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan skripsi ini sebagai wujud
syukur, cinta dan terima kasihku kepada:
1. Ibundaku dan Ayahandaku atas curahan,
dukungan, semangat, keringat, dan air
mata dalam doanya yang selalu peneliti
rasakan dalam setiap perjuangan
penyusunan skripsi ini;
2. Adikku yang selalu memberikan semangat,
doa, dan dukungan serta perhatiannya
dalam setiap usaha;
3. Retno, Ika, Nonik, Priska, dan Puput yang
telah mengemas persahabatan dalam
ikatan persaudaraan;
4. Saudara-saudaraku kos Fortuna yang
selalu menemani hari-hari dalam
kehangatan persaudaraan;
5. Teman-teman Bastind ’07, atas dukungan
dan kebersamannya selama ini, senang
telah tergabung dalam ikatan keluarga
besar Bastind ’07;
6. Almamater.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas berkat rahmat dan hidayah-Nya,
peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini guna memenuhi sebagian persyaratan
mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan. Selama pembuatan skripsi ini, peneliti
mengalami berbagai hambatan dan kesulitan, namun atas bantuan dari berbagai
pihak akhirnya hambatan dan kesulitan yang timbul dapat diatasi. Oleh karena itu,
peneliti mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatulloh, M.Pd., selaku Dekan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang
telah memberikan izin penulisan skripsi;
2. Dr. Muh Rohmadi, S.S., M.Hum., selaku Ketua Jurusan Pendidikan
Bahasa dan Seni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan izin penulisan skripsi
kepada peneliti;
3. Dr. Andayani, M.Pd., selaku Ketua Program pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia yang telah memberikan izin penyusunan skripsi;
4. Drs. Swandono, M.Hum., selaku Pembimbing I dan Dr. Muh Rohmadi,
S.S., M.Hum., selaku Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan,
arahan, masukan, dan dorongan kepada peneliti sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan;
5. Drs. Edy Suryanto, M.Pd., selaku Pembimbing Akademik yang telah
memberikan arahan dan bimbingan selama menjadi mahasiswa di Program
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP UNS;
6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sebelas Maret Surakarta, khususnya Program Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia yang telah memberikan ilmu dan masukan kepada
peneliti;
7. C. Anjar Nawangsih, S.Pd., selaku Kepala SMP Negeri 3 Bayat Klaten
yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8. Sri Nuryati, S.Pd., selaku guru bahasa Indonesia kelas VIII B SMP Negeri
3 Bayat Klaten yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk
membantu peneliti dalam melaksanakan penelitian;
9. Siswa-siswi kelas VIII B SMP Negeri 3 Bayat Klaten yang telah
membantu hingga terselesaikannya penelitian ini;
10. Berbagai pihak yang telah membantu peneliti yang tidak mungkin peneiti
sebutkan satu per satu.
Semoga amal kebaikan yang telah diberikan dengan penuh ketulusan tersebut
memperoleh balasan dari Allah SWT. Akhirnya, peneliti berharap semoga skripsi
ini bermanfaat dan menambah wawasan bagi para pembaca.
Surakarta, Juni 2011
Peneliti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................................... i
HALAMAN PENGAJUAN ............................................................................................. ii
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................................... iv
HALAMAN ABSTRAK .................................................................................................. v
HALAMAN MOTTO ...................................................................................................... vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................................... vii
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………viii
DAFTAR ISI ................................................................................................................... x
DAFTAR TABEL…. …………………………………………………………...........xiii
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………............xiv
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………………xv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ............................................................................................ 4
D. Manfaat Hasil Penelitian .............................................................................. 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, PENELITIAN YANG RELEVAN, KERANGKA
BERPIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN .................................................. 6
A. Tinjauan Pustaka ........................................................................................... 6
1. Model Pembelajaran Kooperatif ............................................................ 6
2. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif ................... 7
3. Teknik-teknik Model Pembelajaran Kooperatif ..................................... 8
4. Model Kooperatif Teknik Kancing Gemerincing .................................. 10
5. Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Kancing Gemerincing dalam
Pembelajaran Menulis Puisi ................................................................... 11
6. Kurikulum dalam Pembelajaran ............................................................. 13
7. Menulis Kreatif Puisi ............................................................................. 14
a. Pengertian Puisi ................................................................................. 14
b. Teori dan Teknik Kreatif Penulisan Puisi ......................................... 15
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8. Hakikat Pembelajaran Menulis Puisi ..................................................... 19
a. Pengertian Pembelajaran ................................................................. 19
b. Pembelajaran Menulis Puisi di SMP ............................................... 21
9. Penilaian dalam Pembelajaran Menulis Puisi ........................................ 24
a. Penilaian Proses Pembelajaran .......................................................... 25
b. Penilaian Hasil Pembelajaran ............................................................ 28
B. Penelitian yang Relevan ............................................................................. 30
C. Kerangka Berpikir ...................................................................................... 32
D. Hipotesis Tindakan ....................................................................................... 33
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................................... 34
A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................................... 34
B. Subjek Penelitian......................................................................................... 35
C. Pendekatan Penelitian ................................................................................. 35
D. Sumber Data ................................................................................................ 35
1. Informan ................................................................................................. 35
2. Dokumen ................................................................................................ 36
E. Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 36
F. Uji Validitas Data........................................................................................ 36
G. Teknik Analisis Data ................................................................................... 36
H. Indikator Keberhasilan ................................................................................ 36
I. Prosedur Penelitian ..................................................................................... 38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................................. 43
A. Kondisi Awal ................................................................................................ 43
B. Deskripsi Hasil Penelitian ............................................................................ 46
1. Siklus Pertama ........................................................................................ 46
a. Perencanaan Tindakan ..................................................................... 46
b. Pelaksanaan Tindakan ..................................................................... 48
c. Observasi dan Interpretasi ............................................................... 53
d. Analisis dan refleksi ........................................................................ 60
2. Siklus Kedua .......................................................................................... 63
a. Perencanaan Tindakan ..................................................................... 63
b. Pelaksanaan Tindakan ..................................................................... 65
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
c. Observasi dan Interpretasi ............................................................... 69
d. Analisis dan refleksi ........................................................................ 77
3. Siklus Ketiga .......................................................................................... 80
a. Perencanaan Tindakan ..................................................................... 80
b. Pelaksanaan Tindakan ..................................................................... 83
c. Observasi dan Interpretasi ............................................................... 86
d. Analisis dan refleksi ........................................................................ 95
C. Pembahasan Hasil Penelitian ........................................................................ 97
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN…………………………………… 108
A. Simpulan………………………………………………………….............. 108
B. Implikasi……………………………………………………………………109
C. Saran………………………………………………………………………. 111
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………….. 112
LAMPlRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Rubrik Penilaian Proses .................................................................................... 26
Tabel 2. Penilaian Menulis Puisi ...................................................................................... 29
Tabel 3. Pedoman Penskoran Menulis Puisi .................................................................... 29
Tabel 4. Rincian Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................... 34
Tabel 5. Rincian Indikator Keberhasilan Penelitian ......................................................... 37
Tabel 6. Perbandingan Hasil Pembelajaran Pratindakan dan Siklus I .............................. 60
Tabel 7. Perbandingan Hasil Pembelajaran Siklus I dan Siklus II .................................. 76
Tabel 8. Perbandingan Hasil Pembelajaran Siklus I, Siklus II, dan Siklus III. ................ 94
Tabel 9. Persentase Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran………………………….102
Tabel 10. Deskripsi Hasil Penelitian…………………………………………………102
Tabel 11. Hasil Angket Pascatindakan………………………………………………107
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Alur Kerangka Berpikir ................................................................................. 32
Gambar 2. Siswa Melakukan Diskusi Kelompok ............................................................ 50
Gambar 3. Guru Keliling Kelas Memantau Diskusi Siswa .............................................. 51
Gambar 4. Guru Menempelkan Bintang di Papan Penilaian ............................................ 51
Gambar 5. Guru Membagikan Gambar Pemandangan..................................................... 53
Gambar 6. Guru Melakukan Apersepsi ............................................................................ 55
Gambar 7. Siswa Antusias dengan Mengangkat Tangan ................................................. 55
Gambar 8. Guru Membagikan Kancing .......................................................................... 56
Gambar 9. Siswa Menempelkan Bintang di Papan Penghargaan .................................... 57
Gambar 10. Peneliti Melakukan Wawancara Tindakan Siklus I ..................................... 57
Gambar 11. Grafik Perbandingan Hasil Pembelajaran Pratindakan dan Siklus I ............ 60
Gambar 12. Siswa Melakukan Kerja Kelompok .............................................................. 71
Gambar 13. Siswa Maju Menyampaikan Pendapatnya .................................................... 71
Gambar 14. Guru Menuliskan Tugas Individu di Papan Tulis ........................................ 72
Gambar 15. Guru Membawa Bunga ke Dalam Kelas ...................................................... 72
Gambar 16. Guru Memberikan Bunga sebagai Penghargaan ......................................... 73
Gambar 17. Peneliti Melakukan Wawancara Setelah Tindakan Siklus II ........................ 74
Gambar 18. Grafik Perbandingan Hasil Pembelajaran Siklus I dan Siklus II .................. 77
Gambar 19. Kegiatan Apersepsi ........................................................................................ 88
Gambar 20. Siswa Bekerja Kelompok dan Guru Memantau Siswa ................................. 88
Gambar 21. Siswa Menempelkan Bintang di Papan Penghargaan ................................... 89
Gambar 22. Siswa Melakukan Pengamatan di Luar Kelas .............................................. 90
Gambar 23. Guru Menyarankan Siswa untuk Tidak Hanya di Sekitar Kelas .................. 91
Gambar 24. Guru Mengamati Hasil Pekerjaan Siswa ..................................................... 91
Gambar 25. Peneliti Melakukan Wawancara Siklus III ................................................... 92
Gambar 26. Grafik Perbandingan Hasil Pembelajaran Siklus I, II, dan III ...................... 94
Gambar 27. Peneliti Membagikan Angket Pascatindakan…………………….........106
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Silabus…………………………………………………………...... 115
Lampiran 2. SK dan KD………………………………………………………... 123
Lampiran 3. Pedoman Penilaian Hasil Menulis Puisi………………………….. 125
Lampiran 4. Daftar Penilaian Menulis Puisi……………………………............. 127
Lampiran 5. Lembar Observasi Kegiatan Siswa……………………………....... 129
Lampiran 6. Lembar Penilaian Guru saat Mengajar……………………………. 130
Lampiran 7. Pedoman Wawancara dengan Guru………………………………. 133
Lampiran 8. Pedoman Wawancara dengan Siswa…………………………........ 135
Lampiran 9. RPP Guru saat Pratindakan………………………………............. 137
Lampiran 10. Catatan Lapangan Survai Awal……………………………............ 140
Lampiran 11. Catatan Lapangan Hasil Wawancara Siswa (Pratindakan)……….. 144
Lampiran 12. Catatan Lapangan Hasil Wawancara Guru (Pratindakan)………… 151
Lampiran 13. Angket Pratindakan……………………………………………….. 155
Lampiran 14. Refleksi Angket Pratindakan…………………………………....... 161
Lampiran 15. Tabel Hasil Pengisian Angket Pratindakan……………………….. 162
Lampiran 16. Hasil Karya Puisi Siswa saat Pratindakan………………………… 165
Lampiran 17. Daftar Nilai Hasil Pretes Menulis Puisi…………………………... 168
Lampiran 18. Foto Suasana Pembelajaran (Pratindakan)……………………….. 170
Lampiran 19. Foto Wawancara Siswa saat Pratindakan…………………………. 172
Lampiran 20. Daftar Hadir Siswa Siklus I……………………………………….. 173
Lampiran 21. RPP Siklus I……………………………………………………..... 175
Lampiran 22. Catatan Lapangan Siklus I……………………………………........ 189
Lampiran 23. Catatan Lapangan Hasil Wawancara Siswa Siklus I……………… 193
Lampiran 24. Lembar Observasi Kegiatan Siswa Siklus I………………………. 199
Lampiran 25. Lembar Penilaian Guru saat mengajar Siklus I…………………… 200
Lampiran 26. Hasil Pekerjaan Puisi Siswa saat Siklus I………………............... 203
Lampiran 27. Rubrik Penilaian Proses Pembelajaran Siklus I…………………... 210
Lampiran 28. Daftar Penilaian Proses Siklus I………………………………...... 212
Lampiran 29. Rubrik Penilaian Hasil Pembelajaran Siklus I…………………… 214
Lampiran 30. Daftar Hasil Menulis Puisi Siklus I………………………………. 216
Lampiran 31. Foto Suasana Pembelajaran siklus I……………………………… 218
Lampiran 32. Foto Wawancara dengan Siswa saat Siklus I……………………... 221
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 33. Daftar Hadir siswa Siklus II……………………………………… 222
Lampiran 34. RPP Siklus II……………………………………………………... 224
Lampiran 35. Catatan Lapngan Siklus II………………………………………… 236
Lampiran 36. Catatan Lapangan Hasil Wawancara Siswa Siklus II……….......... 240
Lampiran 37. Lembar Observasi Kegiatan Siswa Siklus II……………………… 246
Lampiran 38. Lembar Penilaian Guru saat Mengajar Siklus II……………......... 247
Lampiran 39. Hasil Karya Puisi Siswa Siklus II…………………………………. 250
Lampiran 40. Rubrik Penilaian Proses Pembelajaran Siklus II…………….......... 257
Lampiran 41. Daftar Penilaian Proses Siklus II…………………………………. 259
Lampiran 42. Rubrik Penilaian Hasil Pembelajaran Siklus II…………………… 261
Lampiran 43. Daftar Nilai Hasil Menulis Puisi Siklus II………………………… 263
Lampiran 44. Foto Suasana Pembelajaran Siklus II……………………………... 265
Lampiran 45. Foto Wawancara Siswa Siklus II………………………………….. 269
Lampiran 46. Daftar Hadir Siswa Siklus III…………………………………....... 270
Lampiran 47. RPP Siklus III…………………………………………………….. 272
Lampiran 48. Catatan Lapangan Siklus III……………………………………… 285
Lampiran 49. Catatan Lapangan Wawancara Siswa Siklus III………………….. 288
Lampiran 50. Lembar Observasi Kegiatan Siswa Siklus III……………………... 292
Lampiran 51. Lembar Penilaian Guru saat Mengajar Siklus III…………………. 293
Lampiran 52. Hasil Pekerjaan Siswa Siklus III………………………………….. 296
Lampiran 53. Rubrik Penilaian Proses Pembelajaran Siklus III…………………. 299
Lampiran 53. Daftar Penilaian Proses Siklus III………………………………… 301
Lampiran 54. Rubrik Penilaian Hasil Pembelajaran Siklus III………………….. 303
Lampiran 55. Daftar Nilai Hasil Menulis Puisi Siklus III……………………….. 305
Lampiran 56. Foto Suasana Pembelajaran Siklus III…………………………….. 307
Lampiran 57. Foto Wawancara Siswa Siklus III………………………………… 312
Lampiran 58. Angket Pascatindakan yang Telah Diisi Siswa………………........ 313
Lampiran 59. Refleksi Pengisian Angket Pascatindakan………………………... 317
Lampiran 60. Tabel Pengisian Angket Pascatindakan…………………………… 318
Lampiran 61. Hasil Wawancara Pascatindakan dengan Siswa………………….. 319
Lampiran 62. Hasil Wawancara Pascatindakan dengan Guru…………………… 323
Lampiran 63. Foto Wawancara dengan Siswa (Pascatindakan)……………........ 326
Lampiran 64. Foto Wawancara dengan Guru (Pascatindakan)………………….. 327
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Menulis merupakan satu keterampilan berbahasa yang dibutuhkan untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran. Dengan penguasaan keterampilan menulis,
diharapkan siswa dapat mengungkapkan gagasan, pikiran, dan perasaan yang
dimilikinya setelah menjalani proses pembelajaran dalam berbagai jenis tulisan,
baik fiksi maupun nonfiksi (Nurgiyantoro, 2002: 309). Asumsinya, pengungkapan
tersebut merupakan manifestasi peresapan, pemahaman, dan tanggapan siswa
terhadap berbagai hal yang diperolehnya dalam proses pembelajaran. Dengan
demikian, segala informasi, ilmu pengetahuan, dan berbagai kecakapan yang
diperoleh siswa dalam pembelajaran tidak akan hanya menjadi hafalan yang
mudah dilupakan sesaat setelah siswa menjalani tes.
Menulis puisi sebagai salah satu bentuk keterampilan berbahasa yang
dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Berdasarkan uraian
tersebut menulis puisi menjadi wadah seseorang dalam menuangkan gagasan ataupun
perasaan. Melalui puisi, seseorang dapat menyampaikan pikirannya menjadi sebuah
karya sastra. Ketertarikan menggali puisi lebih dalam lagi perlu diterapkan sedini
mungkin. Namun selama ini asumsi masyarakat terhadap pembelajaran puisi masih
kurang, sedikit sekali siswa yang tertarik untuk memelajarinya.
Dalam pembelajaran menulis puisi, siswa masih mengalami banyak kesulitan,
permasalahan itu pula yang timbul pada siswa kelas VIII B SMP N 3 Bayat. Hal ini
tampak dari hasil karangan puisi siswa yang masih banyak terdapat kesalahan. Siswa
masih mengalami kesulitan dalam hal pemilihan kata dan penerapan bahasa kias. Dari
pengamatan yang peneliti lakukan, 66% siswa kurang suka menulis puisi dan 34%
siswa suka menulis puisi. Hal tersebut berarti bahwa dari 40 jumlah keseluruhan
siswa, hanya 13 siswa yang mampu menulis puisi dengan baik sedangkan 27 siswa
kurang dalam penulisan puisi. Siswa yang kurang suka dengan pembelajaran menulis
puisi tersebut otomatis berpengaruh pada kemampuan serta kualitas puisi yang
dihasilkan siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Untuk mengetahui minat siswa dalam pembelajaran menulis puisi, peneliti
melakukan penyebaran angket kepada siswa kelas VIII B sebagai subjek penelitian.
Berdasarkan hasil angket kepada siswa diperoleh kenyataan bahwa materi menulis
puisi menjadi materi pembelajaran sastra yang dirasa paling sulit dibandingkan
dengan pembelajaran sastra yang lainnya. Pada kenyataannya semua siswa di kelas
VIII B sudah pernah menulis puisi, sebagian besar siswa kesulitan dalam memahami
bahasa puisi yang diajarkan. Kesulitan yang paling sering muncul adalah memilih
kata-kata yang sesuai. Hal-hal tersebut memberikan indikasi bahwa kemampuan
menulis puisi siswa rendah.
Rendahnya kemampuan menulis puisi siswa menjadi petunjuk adanya
kelemahan sekaligus kesulitan belajar. Berdasarkan wawancara dengan guru Bahasa
Indonesia dan siswa kelas VIII B diperoleh fakta bahwa selama ini siswa hanya
menulis puisi tanpa mengetahui kualitas puisinya. Siswa hanya memenuhi tugas guru
untuk menulis puisi tanpa menerapkan langkah-langkah menulis puisi secara runtut.
Dari hasil wawancara dengan siswa diketahui bahwa selama ini guru mengajar secara
ceramah, siswa diterangkan lalu disuruh untuk membuat puisi. Cara pengajaran yang
seperti itu kurang disukai oleh siswa. Hal tersebut menimbulkan suasana
pembelajaran yang membosankan.
Guru menjelaskan bahwa siswa juga mengalami kesulitan dalam menyusun
puisi yang koheren. Proses pembelajaran menulis puisi yang selama ini dilakukan
guru adalah sebagai berikut: (1) memberi sebuah tema yang ditulis di papan tulis, (2)
meminta siswa membuat judul sesuai dengan tema, (3) meminta siswa menulis puisi
dengan batas waktu yang telah ditentukan, (4) guru memberi nilai, dan (5)
mengembalikan puisi karya siswa. Pembelajaran tersebut lebih diorientasikan pada
produk yaitu tulisan puisi siswa dan belum mengarah pada proses cara menulis puisi.
Berdasarkan kurikulum SMP kelas VIII standar kompetensi menulis puisi
adalah mengungkapkan pikiran dan perasaan dalam puisi bebas, sedangkan
kompetensi dasarnya adalah menulis puisi dengan menggunakan pilihan kata yang
sesuai. Sesuai kurikulum tersebut, pembelajaran menulis untuk kelas VIII adalah
menulis puisi bebas. Maka kemampuan menulis puisi dalam penelitian ini adalah
kemampuan menulis puisi bebas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Untuk mengoptimalkan proses dan hasil pembelajaran, diperlukan model
serta media pembelajaran yang menunjang. Melihat permasalahan tersebut, peneliti
mencoba memperkenalkan model pembelajaran yang menunjang untuk pembelajaran
puisi khususnya menulis puisi. Model pembelajaran yang peneliti perkenalkan adalah
tipe model pembelajaran kooperatif yaitu teknik kancing gemerincing. Teknik
pembelajaran jenis ini merupakan teknik pembelajaran yang bisa diterapkan dalam
pengajaran membaca, menulis, mendengarkan, dan berbicara. Maksud dari model
pembelajaran kooperatif teknik kancing gemerincing adalah pelaksanaan
pembelajaran secara berkelompok dengan memanfaatkan media kancing dan benda
sejenisnya sebagai tanda giliran aktivitas kegiatan kelompok pada setiap anggota
selama melakukan diskusi.
Model pembelajaran kooperatif teknik kancing gemerincing dikembangkan
sebagai pendekatan interaktif antara siswa, pengajar, dan bahan pelajaran. Model
pembelajaran tipe ini memberi kesempatan siswa untuk dapat aktif dalam kelas secara
merata. Dalam kegiatan ini siswa dirangsang secara berkelompok untuk
mengembangkan kemampuan berpikir dan berimajinasi menulis puisi. Keterampilan
menulis puisi merupakan suatu keterampilan yang membutuhkan adanya imajinasi
tinggi. Langkah awal yang diterapkan dalam pembelajaran secara berkelompok
adalah menjalin keaktifan serta antusias siswa untuk membuat puisi yang runtut dan
sistematis. Kancing gemerincing memberi kesempatan semua siswa secara merata
untuk aktif dan paham tentang proses menulis puisi, sehingga dapat menghasilkan
puisi yang baik pula. Melalui media kancing, peneliti bermaksud memeratakan
kesempatan setiap siswa untuk dapat menulis puisi yang koheren dengan pemilihan
kata yang baik pula. Pengenalan model pembelajaran tersebut diharapkan dapat
memberikan pengaruh baik pada kemampuan menulis puisi siswa kelas VIII pada
khususnya atau bagi siswa SMP pada umumnya.
Berdasarkan permasalahan yang ada serta alternatif tindakan yang peneliti
berikan tersebut, peneliti melakukan penelitian berjudul “Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Teknik Kancing Gemerincing untuk Meningkatkan Kualitas
Pembelajaran Menulis Puisi pada Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 3 Bayat Klaten
Tahun Ajaran 2010/2011”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas diperoleh beberapa masalah yang
dirumuskan sebagai berikut.
1. Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif teknik kancing
gemerincing dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran menulis puisi
siswa kelas VIII B SMP Negeri 3 Bayat?
2. Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif teknik kancing
gemerincing dapat meningkatkan kualitas hasil pembelajaran menulis puisi
siswa kelas VIII B SMP Negeri 3 Bayat?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diperoleh tujuan penelitian tindakan kelas
adalah untuk menjelaskan.
1. Keberhasilan penerapan model pembelajaran kooperatif teknik kancing
gemerincing dalam meningkatkan kualitas proses pembelajaran menulis
puisi siswa kelas VIII B SMP Negeri 3 Bayat.
2. Keberhasilan penerapan model pembelajaran kooperatif teknik kancing
gemerincing dalam meningkatkan kualitas hasil pembelajaran menulis puisi
siswa kelas VIII B SMP Negeri 3 Bayat.
D. Manfaat Hasil Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Secara teoretis, yaitu hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya
khasanah keilmuan dalam hal pembelajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia di tingkat SMP. Khususnya memberikan pengaruh pada
pembelajaran menulis puisi bagi siswa SMP. Selain itu juga sebagai
perantara memperkenalkan model pembelajaran kooperatif teknik
kancing gemerincing dalam dunia pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan
manfaat sebagai berikut.
a. Bagi siswa, pemanfaatan model pembelajaran kooperatif teknik
kancing gemerincing dalam pengajaran menulis puisi
memungkinkan siswa melakukan kegiatan menulis puisi dengan
benar. Hal ini juga dapat menambah pengetahuan siswa lainnya
tentang pembelajaran menulis puisi.
b. Bagi guru, penggunaan model pembelajaran kooperatif teknik
kancing gemerincing terhadap pembelajaran menulis puisi
merupakan hal yang belum banyak dilakukan oleh guru Bahasa
Indonesia. Oleh sebab itu, hasil pelaksanaan penelitian ini dapat
memberikan pengalaman pada guru-guru yang terlibat dalam
pelaksanaan pembelajaran yang lebih efektif dan mendorong
mereka untuk meninggalkan penggunaan model pembelajaran yang
kurang produktif.
c. Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat memberikan pengalaman
dan dorongan kepada guru-guru lain untuk menggunakan inovasi
model pembelajaran yang membawa siswa ke arah kemajuan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA, PENELITIAN YANG RELEVAN, KERANGKA
BERPIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. Tinjauan Pustaka
1. Model Pembelajaran Kooperatif
Cooperative learning atau pembelajaran kooperatif adalah salah satu
bentuk pembelajaran yang berdasarkan paham konstruktivistis. Pembelajaran
kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota
kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Model pembelajaran
kooperatif sangat membantu siswa memahami konsep yang sulit tetapi juga sangat
berguna untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kritis, bekerja sama, dan
membantu teman. Isjoni (2009: 13) dalam pembelajaran kooperatif berpendapat
bahwa siswa terlibat aktif pada proses pembelajaran sehingga memberikan
dampak positif terhadap kualitas interaksi dan komunikasi yang berkualitas
sehingga dapat memotivasi siswa meningkatkan prestasi belajarnya.
Model pembelajaran kooperatif memungkinkan siswa untuk
mengembangkan pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan secara penuh
dalam suasana belajar yang terbuka dan demokratis. Siswa bukan lagi sebagai
objek pembelajaran, namun bisa juga menjadi tutor bagi teman sebayanya. Dalam
pembelajaran kooperatif guru berusaha menanamkan dan membina sikap
berdemokrasi diantara para siswa.
Lenore (2006: 254) menyebutkan bahwa cooperative learning strategies
are different from traditional classroom approaches in that they require students
to apply their knowledge. Students' roles are elevated to one of generating,
making sense of, and interpreting meaningful real-world data. With cooperative
learning research experiences, students are active and accountable participants
in their own education. Pendekatan koperatif berbeda dari pendekatan tradisional,
pendekatan koperatif mengajak siswa menerapkan pengetahuan mereka. Siswa
menjadi lebih aktif, imajinatif dalam mengembangkan data yang berasal dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dunia nyata. Berdasarkan pengalaman yang dimiliki, siswa menjadi aktif dan
bertanggung jawab dalam pendidikan mereka sendiri.
Dari beberapa pendapat tersebut, dapat diketahui bahwa tujuan penting
dari pembelajaran kooperatif ialah untuk mengajarkan kepada siswa keterampilan
kerja sama dan kolaborasi. Dari hasil pembelajaran, siswa tidak hanya memiliki
keterampilan sosial yang memiliki sikap tanggap saja, akan tetapi sikap tersebut
direalisasikan dalam kehidupan sehari-hari yang akhirnya akan menjadi warga
negara yang baik.
2. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Kooperatif
Bila dibandingkan dengan pembelajaran konvensional, pembelajaran
kooperatif menawarkan beberapa keunggulan. Dengan melaksanakan model
pembelajaran kooperatif memungkinkan siswa meraih keberhasilan dalam belajar,
disamping itu juga bisa melatih siswa untuk memiliki keterampilan, baik
keterampilan berpikir maupun keterampilan sosial, seperti keterampilan
mengemukakan pendapat, menerima saran dan masukan dari orang lain,
bekerjasama, rasa setia kawan, dan mengurangi timbulnya perilaku yang
menyimpang dalam kehidupan kelas.
Sebagai model pembelajaran, pembelajaran kooperatif memiliki
kekurangan dan kelebihan. Jarolimek dan Parker (1993 dalam Isjoni, 2009: 24)
mengatakan keunggulan dari pembelajaran kooperatif adalah: a) saling
ketergantungan yang positif, b) adanya pengakuan dalam merespon individu, c)
siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas, d) suasana kelas yang
menyenangkan, e) terjalinnya hubungan yang bersahabat antara siswa dengan
guru, f) memiliki banyak kesempatan untuk mengekspresikan pengalaman yang
menyenangkan.
Kekurangan model pembelajaran kooperatif yaitu: 1) guru harus
mempersiapkan pembelajaran secara matang, disamping itu memerlukan lebih
banyak tenaga, pemikiran dan waktu, 2) agar proses pembelajaran berjalan dengan
lancar maka dibutuhkan dukungan fasilitas, alat dan biaya yang cukup memadai,
3) selama kegiatan diskusi kelompok berlangsung, ada kecenderungan meluasnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
topik permasalahan yang sedang dibahas, sehingga banyak yang tidak sesuai
dengan waktu yang telah ditentukan, 4) saat diskusi kelas, terkadang didominasi
seseorang, hal ini mengakibatkan siswa yang lain menjadi pasif.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat diketahui bahwa setiap model
pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Dalam
model pembelajaran kooperatif diperoleh kesimpulan bahwa model ini dapat
membuka cakrawala siswa dengan suasana yang bersahabat antara siswa satu
dengan siswa yang lainnya saat proses belajar mengajar. Siswa dilibatkan secara
langsung sehingga timbul respon-respon siswa yang beragam. Keberagaman
respon ini diharapkan mampu mengembangkan pola pikir siswa menjadi lebih
maju, sedangkan kekurangan dari model ini diketahui bahwa diperlukan adanya
fasilitas pembelajaran yang memadai selain itu dari model ini dapat menimbulkan
adanya siswa yang lebih aktif dibandingkan dengan siswa yang lainnya
(ketidakmerataan keaktifan siswa).
3. Teknik-teknik Pembelajaran Kooperatif
Dalam pembelajaran kooperatif terdapat beberapa teknik yang dapat
digunakan dalam proses belajar mengajar di kelas.
1. Teknik Mencari Pasangan (Make a Mach), salah satu keunggulan teknik ini
adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau
topik dalam suasana yang menyenangkan. Teknik ini bisa digunakan dalam
semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia siswa.
2. Teknik Bertukar Pasangan, teknik ini memberi kesempatan siswa untuk
bekerja sama dengan orang lain. Teknik ini bisa digunakan dalam semua
mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia siswa.
3. Teknik Berpikir Berpasangan Berempat (Think Pair Share), teknik ini
memberi kesempatan pada siswa untuk bekerja sendiri serta bekerja sama
dengan orang lain. Keunggulan lain dari teknik ini adalah optimalisasi
partisipasi siswa.
4. Berkirim Salam dan Soal, teknik ini memberi kesempatan kepada siswa
untuk melatih pengetahuan dan keterampilan mereka.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5. Kepala Bernomor (Numbered Heads), teknik ini memberi kesempatan
kepada siswa untuk saling membagikan ide-ide dan pertimbangkan jawaban
yang paling tepat.
6. Kepala Bernomor Terstruktur, teknik ini modifikasi dari Teknik Kepala
Bernomor yang dipakai Spencer Kagan. Dengan teknik ini siswa bisa belajar
melaksanakan tanggung jawab pribadinya dan saling keterkaitan dengan
teman-teman kelompoknya.
7. Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two Stray), teknik ini memberi
kesempatan kepada siswa untuk membagikan hasil informasi dengan
kelompok lain.
8. Keliling Kelompok, dalam teknik ini masing-masing anggota kelompok
mendapatkan kesempatan untuk memberikan kontribusi mereka dan
mendengarkan pandangan dan pemikiran anggota yang lain.
9. Kancing Gemerincing, kancing memberikan kesempatan pada masing-
masing anggota kelompok untuk memberikan kontribusi mereka dan
mendengarkan pandangan dan pemikiran orang lain.
10. Keliling Kelas, teknik ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk
memamerkan hasil kerja mereka dan melihat hasil kerja orang lain.
11. Lingkaran Kecil Lingkaran Besar (Inside Outside Circle), dikembangkan
Spencer Kagan untuk memberikan kepada siswa agar saling berbagi
informasi pada saat yang bersamaan.
12. Tari Bambu, teknik ini memberikan modifikasi Lingkaran Kecil Lingkaran
Besar karena keterbatasan ruang kelas.
13. Bercerita Berpasangan (Paired Storytelling), dalam teknik ini guru
memperhatikan skemata atau latar belakang pengalaman siswa dan
membantu siswa mengaktifkan skemata itu agar bahan pelajaran menjadi
lebih bermakna. Dalam kegiatan ini siswa dirangsang untuk
mengembangkan kemampuan berpikir dan berimajinasi sehingga siswa
terdorong untuk belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4. Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Kancing Gemerincing
Teknik ini dikembangkan oleh Spencer Kagan. Teknik kancing
gemerincing bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk anak didik
semua tingkatan usia. Dalam kegiatan kancing gemerincing memberikan
kesempatan semua siswa untuk aktif memberikan kontribusi dan memberikan
pandangan serta pemikiran anggota yang lain. Teknik ini dapat digunakan untuk
mengatasi hambatan pemerataan kesempatan yang sering ada dalam setiap kerja
kelompok.
Dalam kerja kelompok, sering kita jumpai adanya anak yang terlalu
dominan sedangkan anak yang lainnya pasif. Dalam situasi tersebut, pemerataan
tanggung jawab dalam kelompok bisa tidak tercapai karena anak yang pasif
terlalu menggantungkan diri pada rekannya yang dominan. Teknik ini memastikan
setiap siswa mendapatkan perlakuan yang sama, yaitu dengan pemerataan
keaktifan siswa. Semua siswa mendapatkan kesempatan untuk berperan serta
dalam proses pembelajaran.
Menurut Lie (2010: 64) langkah-langkah pembelajaran model
pembelajaran kooperatif tipe kancing gemerincing adalah.
a. Guru menyiapkan kotak kecil yang berisi kancing-kancing atau bisa juga
benda-benda kecil lainnya seperti kacang merah, biji kenari, potongan
sedotan, batang-batang lidi, sendok es krim dan sebagainya.
b. Sebelum kelompok memulai tugasnya, setiap siswa dalam masing-masing
kelompok mendapat dua atau tiga buah kancing (jumlah kancing
bergantung pada sukar tidaknya tugas yang diberikan).
c. Setiap kali siswa berbicara atau mengeluarkan pendapat, dia harus
menyerahkan salah satu kancing dan meletakkannya di tengah-tengah
kelompoknya.
d. Jika kancing yang dimiliki seorang siswa habis, dia tidak boleh berbicara
lagi sampai semua rekannya juga menghabiskan kancing mereka.
e. Jika semua kancing sudah habis, sedangkan tugas belum selesai, kelompok
boleh mengambil kesepakatan untuk membagikan kancing lagi dan
mengulangi prosedurnya kembali.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
f. Guru menyiapkan sebuah papan penilaian, gunanya apabila salah satu
anak ada yang menjawab pertanyaan dengan benar, mendapatkan
penghargaan sebuah bintang, akhir pembelajaran guru dengan siswa
menghitung perolehan skor (bintang). Bagi kelompok yang anggotanya
paling banyak menjawab maka kelomok tersebut dinobatkan sebagai
kelompok terbaik dan mendapat penghargaan bintang emas.
Dari penjelasan langkah-langkah pembelajaran tersebut terlihat jelas
bahwa model pembelajaran kooperatif tipe kancing gemerincing memberi
kesempatan kepada seluruh siswa untuk tampil aktif. Selain itu keaktifan siswa
tersebut mendapatkan penghargaan dari guru dan teman yang lainnya yaitu berupa
bintang emas untuk kelompok yang terbaik. Penghargaan tersebut dapat memacu
siswa untuk lebih aktif lagi dan mengurangi rasa jenuh yang timbul saat proses
pembelajaran. Suasana pembelajaran yang menyenangkan dapat menumbuhkan
antusias belajar siswa. Model pembelajaran kooperatif tipe ini memang dalam
bentuk kelompok, tapi keaktifan siswa bukan hanya dalam bentuk kelompok saja
melainkan setiap individu juga dituntut untuk aktif.
5. Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Kancing Gemerincing
dalam Pembelajaran Menulis Puisi
Langkah-langkah pembelajaran menggunakan model pembelajaran
kooperatif teknik kancing gemerincing.
a. Sebelum pembelajaran dimulai, guru menyampaikan dan mengenalkan
topik pembelajaran yaitu menulis puisi.
b. Guru menyiapkan kotak kecil yang berisi kancing-kancing atau bisa
juga berupa sendok es krim, atau potongan-potongan sedotan.
c. Siswa dibagi menjadi 10 kelompok, masing-masing kelompok terdiri
atas 4 orang.
d. Siswa berkumpul pada masing-masing kelompok.
e. Guru membagikan kancing kepada siswa, masing-masing siswa
mendapat dua kancing.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
f. Guru membagikan teks puisi rumpang pada setiap kelompok yang
sudah dipersiapkan sebelumnya.
g. Guru meminta siswa mencermati teks puisi, kemudian melengkapi
puisi rumpang menjadi puisi utuh.
h. Siswa menentukan judul puisi yang tepat sesuai dengan tema.
i. Siswa mulai berdiskusi melengkapi teks puisi rumpang, siswa bertukar
pendapat dengan teman sekelompoknya dalam memilih kata yang tepat
sehingga membentuk puisi yang koheren.
j. Guru menulis satu baris puisi di papan tulis.
k. Setiap siswa diberi kesempatan untuk melanjutkan menulis hasil
puisinya. Siswa yang maju dan menuliskan hasil puisinya harus
menyerahkan satu buah kancing yang telah diberikannya tadi. Kancing
diletakkan di meja guru.
l. Guru menyiapkan papan penilaian yang berfungsi untuk memberikan
nilai berupa simbol bintang yang ditempel pada nama kelompok yang
telah menuliskan hasil puisinya.
m. Bagi siswa yang sudah menuliskan puisinya dan kancing yang
dimilikinya telah habis, maka siswa tersebut tidak boleh menuliskan
hasil puisinya di papan tulis lagi. Siswa lain yang masih memiliki
kancing memiliki kesempatan yang sama untuk menuliskan puisi di
papan tulis.
n. Setelah puisi tersusun menjadi beberapa bait, guru meminta siswa
mencermati puisi yang di papan tulis sudah koheren apa belum. Pada
kesempatan ini, siswa yang tadi belum menuliskan puisinya diberi
kesempatan untuk mengubah atau memperbaiki puisi yang ada
sehingga menghasilkan puisi yang koheren.
o. Siswa-siswa yang telah menuliskan puisinya, mendapatkan skor
berupa simbol bintang pada kolom kelompoknya. Kelompok yang
paling banyak mendapatkan bintang dinobatkan sebagai kelompok
terbaik dan penghargaan berupa simbol bintang emas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6. Kurikulum dalam Pembelajaran
Idi (2007: 217) berpendapat bahwa kurikulum sebagai program pendidikan
yang telah direncanakan secara sistematis, mengemban peranan yang sangat
penting bagi pendidikan (peserta didik). Dalam sistem pendidikan kurikulum
merupakan komponen yang sangat penting, sebab di dalamnya bukan hanya
menyangkut tujuan dan arah pendidikan saja tetapi juga pengalaman belajar yang
harus dimiliki setiap siswa serta bagaimana mengorganisasi pengalaman itu
sendiri (Sanjaya, 2009: 10).
Berdasarkan pendapat kedua ahli tersebut diperoleh kesimpulan bahwa
kurikulum merupakan program pembelajaran yang telah direncanakan secara
sistematis dan memiliki peranan yang sangat penting. Dalam kurikulum terdapat
rencana tertulis yang terdapat ide-ide dan gagasan-gagasan yang dirumuskan oleh
pengembang kurikulum. Rencana tertulis dalam kurikulum menjadi dokumen
kurikulum yang membentuk suatu sistem kurikulum yang terdiri atas komponen
yang saling berkaitan memengaruhi satu sama lain. Komponen yang membentuk
sistem kurikulum selanjutnya melahirkan sistem pengajaran, dan sistem
pengajaran itulah yang menjadi pedoman guru dalam pengelolaan proses belajar
mengajar di dalam kelas.
Guru sebagai pembelajar mengetahui kondisi, situasi, dan bertanggung
jawab atas tercapainya hasil belajar. Pada sisi lain guru juga harus bertanggung
jawab dan berperan optimal dalam pengembangan kurikulum. Alfiah dan Yunarko
B. S (2009: 21) berpendapat bahwa pengembangan kurikulum terwujud dalam
kegiatan: (a) perumusan khusus tujuan pengajaran, (2) perencanaan kegiatan
pembelajaran yang efektif, (c) pelaksanaan program pembelajaran dalam
pembelajaran sesungguhnya, (d) pengevaluasian proses belajar dan hasil belajar
siswa, dan (e) pengevaluasian interaksi antara komponen-komponen kurikulum
yang diimplementasikan.
Tentang kurikulum, SMP N 3 Bayat telah menggunakan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Dalam silabus kelas terdapat salah satu
materi tentang pembelajaran menulis puisi. Ada pun standar kompetensi,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
kompetensi dasar, dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai adalah sebagai
berikut.
a. Standar Kompetensi dalam materi menulis puisi adalah mengungkapkan
pikiran dan perasaan dalam puisi bebas.
b. Kompetensi Dasar dalam materi menulis puisi adalah menulis puisi
dengan menggunakan pilihan kata yang sesuai.
c. Tujuan pembelajaran yang dicapai adalah peserta didik dapat menulis
puisi dengan menggunakan pilihan kata yang sesuai, dan peserta didik
dapat menyunting sendiri pilihan kata puisi yang ditulis.
7. Menulis Kreatif Puisi
a. Pengertian Puisi
Menurut Waluyo (2003: 1) hakikat puisi adalah karya sastra dengan
bahasa yang dipadatkan, dipersingkat, dan diberi irama dengan bunyi yang padu
dan pemilihan kata-kata kias (imajinatif), sedangkan menurut Hudson (dalam
Kasnadi 2008: 2) puisi adalah salah satu cabang sastra yang menggunakan kata-
kata sebagai medium penyampaian untuk membuahkan ilusi dan imajinasi, seperti
halnya lukisan yang menggunakan garis dan warna dalam menggambarkan
gagasan pelukisnya. Dengan demikian, sebenarnya puisi merupakan ungkapan
batin dan pikiran penyair dalam menciptakan sebuah dunia berdasarkan
pengalaman batin yang digelutinya.
Dari definisi para ahli tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa puisi
adalah karya sastra paling tua yang memiliki ciri-ciri khas. Puisi menjadi sarana
seseorang untuk menuangkan gagasan yang sedang ia pikirkan. Selain itu, puisi
juga dapat menjadi sarana komunikasi dengan orang banyak. Puisi dapat menjadi
tuangan hati baik dalam suasana senang maupun sedih. Dalam puisi, bahasa yang
digunakan bersifat konotatif yang ditandai dengan kata konkret lewat
pengimajian, pelambangan, dan pengiasan, ataupun menggunakan bahasa
figuratif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
b. Teori dan Teknik Kreatif Penulisan Puisi
Mengimajinasikan atau mengembangkan fakta empirik merupakan awal
proses kreatif. Permasalahan dalam menulis kreatif yang kemudian muncul adalah
bagaimana cara dalam melanjutkan proses kreatif hingga menghasilkan sebuah
puisi. Untuk memenuhi cara dalam menulis kreatif tersebut, terlebih dahulu harus
memahami unsur pembangun puisi. Secara umum orang mengatakan bahwa
sebuah puisi dibangun oleh dua unsur penting, yakni bentuk dan isi (Jabrohim
dkk, 2003: 33).
Unsur-unsur pembangun puisi.
1. Diksi
Diksi adalah bentuk serapan dari kata diction yang oleh Hornby diartikan
sebagai choise and use of words. Keraf menyimpulkan dua kesimpulan penting
tentang diksi. Pertama, diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat
nuansa-nuansa makna sesuai dengan gagasan yang ingin disampaikan dan
kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai dengan situasi dan nilai rasa
yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar. Kedua, diksi adalah pilihan kata
yang tepat dan sesuai yang hanya dimungkinkan oleh penguasa sejumlah besar
kosa kata tata bahasa itu. Untuk mencapai diksi yang baik seorang penulis harus
memahami secara lebih baik masalah kata dan maknanya, mengetahui cara
memperluas dan mengaktifkan kosa kata, mampu memilih kata yang tepat, kata
yang sesuai dengan situasi yang dihadapi, dan mengenali dengan baik macam
corak gaya bahasa sesuai dengan tujuan penulisan.
2. Pengimajian
Bagi penyair, imaji berperan untuk mengintensifkan, menjernihkan, dan
memperkaya pikiran. Imaji yang tepat akan lebih hidup, lebih segar terasakan,
lebih ekonomis, dan dekat dengan kehidupan masyarakat luas sehingga
diharapkan pembaca atau pendengar dapat merasakan langsung dalam
pengalaman penyair. Menurut Alternbernd dan Lewie (dalam Jabrohim dkk,
2003: 36-37) citraan dapat dihasilkan dengan jalan menampilkan nama-nama,
deskripsi-deskripsi, irama-irama, asosiasi intelektual, atau beberapa cara di atas
tampil bersama-sama.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3. Kata Konkret
Kata konkret adalah kata-kata yang digunakan oleh penyair untuk
menggambarkan suatu lukisan keadaan atau suasana batin dengan maksud untuk
membangkitkan imaji pembaca. Dalam hubungannya dengan pengimajian, kata
konkret merupakan syarat atau sebab terjadinya pengimajian.
4. Bahasa Figuratif
Bahasa figuratif dapat membuat puisi menjadi memancarkan banyak
makna atau kaya makna. Pada dasarnya, bahasa figuratif adalah bentuk
penyimpangan dari bahasa normatif baik dari segi makna maupun rangkaian kata,
dan bertujuan untuk mencapai arti dan efek tertentu.
5. Versifikasi
Versifikasi meliputi ritma, rima, dan retrum. Secara umum, ritma dikenal
sebagai irama yakni pergantian turun naik, panjang pendek, keras lembut ucapan
bunyi bahasa yang teratur. Rima merupakan pengulangan bunyi di dalam baris
atau larik puisi, pada akhir puisi, atau keseluruhan baris dan bait puisi, sedangkan
metrum adalah irama yang tetap, artinya pergantiannya sudah tetap menurut pola
tertentu. Hal ini disebabkan oleh jumlah suku kata yang tetap, tekanan yang tetap,
dan alun suara naik atau turun yang tetap.
6. Tipografi
Tipografi merupakan pembeda yang paling awal dan dapat dilihat dalam
membedakan puisi dengan prosa fiksi dan drama. Dalam prosa fiksi maupun
nonfiksi baris-baris kata atau kalimat membentuk sebuah periodisitet. Namun
dalam puisi tidak seperti penguraian tersebut, baris-baris dalam puisi membentuk
sebuah periodisitet yang disebut bait. Baris-baris puisi tidak diawali dari tepi kiri
dan berakhir di tepi kanan. Tepi sebelah kiri maupun kanan sebuah baris puisi
tidak harus dipenuhi oleh tulisan.
7. Sarana Retorika
Sarana retorika adalah bahasa yang tersusun untuk mengajak pembaca
berpikir. Sarana retorika berbeda dengan bahasa kiasan atau bahasa figuratif dan
citraan. Bahasa figuratif dan citraan bertujuan memperjelas gambaran dan
menciptakan perspektif yang baru melalui perbandingan, sedangkan sarana
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
retorika adalah alat untuk mengajak pembaca berpikir supaya lebih menghayati
gagasan yang dikemukakan.
Dalam menulis puisi sebenarnya ada banyak teknik untuk lebih kreatif
dan berani. Keberanian, pemahaman puisi, luwes, penguasaan stile, serta
kemampuan empati merupakan teknik dasar yang harus dikuasai dalam menulis
kreatif puisi. Selain teknik secara umum tersebut Kasnadi (2008: 113)
menyatakan bahwa terdapat 14 teknik kreatif menulis puisi sebagai berikut.
1. Teknik Peta Pasang Kata
Teknik ini merupakan teknik termudah yang dapat dilakukan. Teknik peta
pasang konsep berpusat pada keberanian dalam memasang-masangkan kata
secara bebas tetapi imajinatif.
2. Teknik Epigonal
Teknik epigonal adalah teknik pengekoran terhadap puisi-puisi yang telah
ada. Teknik ini membutuhkan kemampuan membaca puisi secara intensif
sehingga memberi inspirasi atas kemenarikan puisi tersebut.
3. Teknik Lengkapi Puisi
Teknik ini merupakan latihan mendasar dari mengawali puisi, mengisi puisi,
sampai bagaimana mengakhiri puisi yang menarik. Secara sederhana teknik
ini menyarankan pada penulis untuk mengisi bagian-bagian yang
dikosongkan.
4. Teknik Bercinta
Teknik bercinta ini dilandasi filosofi dasar bahwa yang menggerakkan
kehidupan ini adalah cinta. Dalam pembelajaran sastra, teknik ini cocok di
terapkan pada remaja karena secara psikologis cocok dengan kehidupan
mereka.
5. Teknik Refleksi (Empatif)
Teknik ini sangat ditentukan oleh kemampuan empati dan impresi
seseorang. Empati adalah perasaan terlibat secara emosional terhadap
sesuatu, sedangkan impresi adalah proses terkesan terhadap sesuatu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6. Teknik Panggil Pengalaman
Teknik panggil pengalaman ini berupa pengalaman pribadi. Pengalaman
pribadi merupakan hal yang menjadi fokusnya sehingga diharapkan
seseorang dapat mencermati perjalanan pribadinya sebagai investasi
kehidpuan untuk diolah menjadi karya sastra.
7. Teknik Ubah Diary
Teknik ini sebenarnya merupakan perpaduan dari teknik refleksi dan teknik
panggil pengalaman. Perbedaannya adalah teknik ubah diary dilandasi
pemikiran bahwa banyak sastrawan mengawali buku harian sebagai ide
penulisan puisi. Karena itu bisa berupa pengalaman pribadi maupun hasil
empati dan impresi atas fenomena sosial yang ditemui.
8. Teknik Ubah Cerita
Teknik ini pada dasarnya mirip dengan teknik ubah diary, hanya
perbedaannya pada teknik ini menggunakan cerita (cerpen) sebagai landasan
dalam manulis puisi. Dari teknik ini menarik untuk berlatih menulis puisi.
Dalam cerita merupakan potret atau tiruan pengalaman kehidupan manusia.
9. Teknik Aforisme
Aforisme merupakan kata-kata bijak, teknik ini pada hakikatnya adalah
sebuah puisi di satu sisi dan sisi lainnya menggunakan ungkapan filosofis
yang menggerakkan. Semakin banyak koleksi aforisme seseorang maka
akan semakin inspirasional pula untuk penulisan sebuah puisi.
10. Teknik Kaguman
Teknik kaguman pada hakikatnya dilandasi oleh logika penting bahwa setiap
orang memiliki kekaguman atas tokoh yang diidolakan. Dari mengidolakan
seseorang dapat melahirkan bayangan ideal atas sosok tertentu untuk
dijadikan panutan, yang perlu diperhatikan dalam teknik ini adalah
bagaimana kemampuan seeorang untuk mengeksploitasi karakteristik
tertentu dari tokoh yang diidolakan.
11. Teknik Foto Berita
Teknik ini didasarkan pada realita bahwa dalam media massa banyak
menyuguhkan berita yang memiliki nilai human interest tinggi. Kejadian-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
kejadian yang menyedihkan, memilukan, atau menegangkan dapat
dimanfaatkan untuk materi menulis puisi.
12. Teknik Musikal
Berbeda dengan teknik-teknik sebelumnya, teknik ini dilandasi pemikiran
bahwa musik mampu memancing imajinasi seseorang untuk menulis puisi.
Dalam teori psikologis ditemukan bahwa kecenderungan seseorang atas
suatu jenis musik merupakan cermin kepribadiannya. Maka kepribadian
seseorang dapat dengan mudah ditebak dari jenis musik yang disukainya.
13. Teknik Outbond
Teknik outbond ini mengajak penulis untuk terlibat langsung dengan objek.
Oleh karena itu penulisan puisi dengan teknik ini cocok dilakukan di alam
terbuka. Teknik ini akan mengandung imaji yang fresh karena langsung
dengan situasi lingkungan.
14. Teknik Hipnosis (Relaksasi)
Teknik ini berawal dari paradigma bahwa menulis beroperasi pada bawah
sadar sementara proses hipnosis juga demikian, hipnosis berkaitan dengan
kondisi rileks dan menyenangkan yang potensial untuk membangkitkan
imajinasi, relaksasi mampu memaksimalkan citraan seseorang dan ini
potensial untuk pengembangan penulisan.
Dari sekian banyak teknik menulis puisi di atas menunjukkan bahwa
dalam proses menulis puisi kita dibebaskan untuk lebih kreatif memanfaatkan
teknik yang ada agar tercipta puisi yang berkualitas.
8. Hakikat Pembelajaran Menulis Puisi
a. Pengertian Pembelajaran
Istilah pembelajaran lebih menggambarkan usaha guru untuk
membuat belajar para siswanya. Kegiatan pembelajaran tidak akan berarti jika
tidak menghasilkan kegiatan belajar para siswanya. Kegiatan belajar hanya
akan berhasil jika si belajar secara aktif mengalami sendiri proses belajar.
Seorang guru tidak dapat mewakili belajar siswanya. Seorang siswa belum
dapat dikatakan telah belajar hanya karena ia sedang berada dalam satu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ruangan dengan guru yang sedang mengajar. Pekerjaan mengajar tidak selalu
harus diartikan sebagai kegiatan menyajikan materi pelajaran. Meskipun
penyajian materi pelajaran memang merupakan bagian dari kegiatan
pembelajaran, tetapi bukanlah satu-satunya.
Hamalik (2001: 57), berpendapat bahwa pembelajaran merupakan
suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material,
fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi dalam
mencapai suatu tujuan pembelajaran. Oleh karenanya, dalam pembelajaran
seorang guru senantiasa berupaya untuk membuat siswa belajar dengan cara
mengaktifkan faktor intern dan ekstern sehingga dapat tercapai tujuan
pembelajaran.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran merupakan usaha guru untuk membuat belajar para siswanya
dengan cara mengaktifkan faktor intern dan faktor ekstern. Dalam proses
pembelajaran seorang guru dituntut untuk mengetahui kemampuan dasar yang
dimiliki siswa baik kemampuan dasar, motivasi, latar belakang sosial
ekonomi, dan lain sebagainya. Dalam pembelajaran, kesiapan guru untuk
mengenal karakteristik siswa dalam pembelajaran merupakan modal utama
penyampaian bahan belajar dan menjadi indikator suksesnya pembelajaran.
Dalam proses pembelajaran melibatkan berbagai komponen-
komponen pendukung. Komponen-komponen tersebut adalah sebagai berikut.
1) Guru
Guru merupakan seorang pendidik yang bertindak sebagai pendidik
dalam proses belajar mengajar. Hamalik (2001: 9) mengungkapkan
bahwa guru merupakan salah satu komponen yang penting dalam
kegiatan pendidikan, yang bertugas menyelenggarakan kegiatan
mengajar, melatih, meneliti, mengembangkan, mengelola, dan
memberikan pelayanan teknis dalam bidang pendidikan. Lebih lanjut
diuraikan bahwa sebagai tenaga profesional yang memiliki kualifikasi,
peranan guru dalam pendidikan adalah sebagai fasilitator,
pembimbing, evaluator, dan inovator.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2) Siswa
Siswa adalah sesorang yang bertindak sebagai penerima, pencari, dan
pelaksana pembelajaran. Siswa dituntut berperan aktif dalam proses
pembelajaran bukan hanya menerima dan menurut terhadap materi
yang diberikan guru.
3) Materi
Materi adalah bahan pembelajaran yang dipelajari oleh siswa saat
proses pembelajaran. Materi pembelajaran harus disesuaikan dengan
tingkat perkembangan usia anak dan diharapkan mampu mengarahkan
perkembangan jiwa sejalan dengan tujuan yang hendak dicapai.
4) Metode
Metode adalah prosedur, urutan, langkah-langkah, dan cara yang
digunakan guru dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Metode
merupakan cara yang dalam fungsinya adalah alat untuk mencapai
tujuan pembelajaran. Makin baik metode maka makin efektif pula
pencapaian tujuannya.
5) Media
Media adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari
sumber informasi kepada penerima informasi. Melalui media
pembelajaran dapat menyalurkan informasi dari guru ke siswa
sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat
siswa dan pada akhirnya dapat menjadikan siswa melakukan kegiatan
belajar.
6) Evaluasi
Evaluasi adalah cara yang digunakan untuk memperoleh informasi
yang akurat mengenai penyelenggaraan pembelajaran dan keberhasilan
siswa. Dalam evaluasi, penilaian didasarkan pada tujuan yang hendak
dicapai.
b. Pembelajaran Menulis Puisi di SMP
Puisi merupakan salah satu karya sastra yang diajarkan guru dari
jenjang SD, SMP, dan SMA. Hal ini berarti pembelajaran apresiasi puisi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
merupakan bagian dari pembelajaran apresiasi sastra yang diajarkan di
sekolah. Dalam pembelajaran sastra, ada empat konsep yang harus
diperhatikan keempat konsep tersebut adalah: (1) pembelajaran sastra
bukan proses pembentukan penguasaan terhadap pengetahuan tentang
sastra, melainkan pembinaan utnuk meningkatkan kemampuan apresiasi
puisi; (2) pengajaran mengapresiasi dilaksanakan dengan memberikan
kesempatan sebanyak-banyaknya kepada murid untuk terlibat secara
langsung dalam proses mengapresiasi karya sastra; (3) peranan guru
bukanlah sebagai pemberitahu yang mendektekan catatan bagi anak didik,
tetapi menciptakan situasi yang mendorong murid untuk mendapatkan
kenikmatan dan kemanfaatan melalui membaca karya sastra; (4)
pembelajaran puisi diarahkan untuk mengapresiasi karya sastra agar
memperoleh pengalaman batin dan penghargaan terhadap nilai-nilai yang
terkandung di dalamnya.
Karya puisi anak memiliki karakter yang berbeda dengan karya
puisi orang dewasa. Ciri yang menonjol dalam puisi anak berkaitan
langsung dengan bahasa pantun (Alfiah, 2009: 26). Ciri-ciri kebahasaan
puisi anak adalah sebagai berikut:
1) Unsur Ekstrinsik
a) Diksi atau dikenal dengan pilihan kata pada puisi anak masih
termasuk mudah dipahami, belum begitu menggunakan makna
kias.
b) Baris dan bait puisi anak biasanya tidak terlalu banyak, satu bait
memiliki 3 sampai 4 baris dalam setiap puisi.
c) Interpolasi (penyisipan kata pada kalimat dalam sebuah puisi
untuk memperjelas makna) pada puisi anak jarang digunakan.
d) Kata nyata pada puisi anak sangat dominan, bentuk kata nyata itu
berupa kata konkret dan khusus, bukan kata abstrak.
e) Rima, sajak atau persamaan bunyi atau pengulangan bunyi
merupakan ciri yang sangat dominan pada puisi anak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2) Unsur Instrinsik
a) Tema puisi
Tema adalah gagasan pokok yang dikemukakan oleh penyair.
Dalam sebuah pembelajaran siswa harus mampu menuliskan
sebuah puisi dengan tema yang mudah.
b) Amanat atau tujuan
Amanat yaitu hal-hal yang ingin disampaikan penyair kepada
pembaca melalui puisi. Dalam puisi anak, tujuan atau amanat
yang disampaikan adalah perasaan suka, duka, benci, amarah,
kagum, dan kasih sayang.
c) Gagasan pokok
Gagasan pokok dalam penulisan puisi anak tidak berbeda jauh
dalam setiap lirik pada baitnya. Anak menulis puisi setelah
menentukan tema dilanjutkan menuliskan gagasan pokok. Dari
hal itulah anak akan dapat membuat puisi sendiri setelah
menemukan gagasan pokok.
d) Majas
Majas yaitu penggunaan gaya bahasa oleh penyair untuk
melukiskan, mengeluarkan, dan mengungkapkan perasaan
maupun pikiran dalam menulis puisi. Pada puisi anak, gaya
bahasa yang digunakan tidak terlalu sulit karena penggunaan
gaya bahasa lebih sedikit sedangkan penerapan kata pada puisi
dalam setiap barisnya lebih pada makna denotasi.
e) Bahasa puisi
Bahasa puisi yang digunakan dalam puisi anak masih termasuk
lugu dan kebanyakan bermakna denotasi, belum berani
menggunakan makna kias.
Dalam pembelajaran menulis puisi peran guru bahasa sangat besar.
Namun dalam usaha mengajarkan bagaimana cara menikmati puisi,
dijumpai dua macam hambatan yang cukup membantu. Hal ini senada
dengan yang diungkapkan Rahmanto (1988: 44) berpendapat bahwa dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
pembelajaran puisi terdapat dua hambatan yaitu: (1) adanya anggapan
bahwa secara praktis puisi sudah tidak ada gunanya lagi, (2) adanya
pandangan yang disertai prasangka bahwa mempelajari puisi sering
tersandung pada pengalaman pahit.
Selain itu, pemilihan puisi untuk anak juga harus diperhatikan
dengan baik. Puisi merupakan bentuk karya sastra dengan bahasa yang
terpilih dan tersusun dengan perhatian penuh dan keterampilan khusus.
Puisi merupakan bahasa yang padat dan penuh arti. Jadi, apabila bahasa
dan pokok persoalan dalam puisi itu mempunyai keselarasan maka siswa
akan merasa dirinya menghadapi sesuatu yang mengesankan dan
memerlukan perhatian khusus dalam praktik belajar bahasa.
Guru sebaiknya memilih bahan berdasarkan tingkat kemampuan
siswa. Hal terpenting dalam pengajaran puisi di kelas adalah menjaga agar
suasana tetap santai. Jangan sampai guru atau siswa merasakan awal
pelajaran sebagai sesuatu yang menegangkan atau terlalu kaku. Dalam
mengajak para siswa untuk memahami dan menikmati puisi, hendaknya
guru tidak terlalu tergesa-gesa membebani para siswa dengan istilah teknik
seperti gaya bahasa metafora, hiperbola, personifikasi, dan lain
sebagainya. Istilah-istilah tersebut hanya akan dihafalkan dan justru akan
melelahkan ingatan.
9. Penilaian dalam Pembelajaran Menulis Puisi
Penilaian hasil belajar baik formal maupun informal diadakan dalam
suasana yang menyenangkan, sehingga memungkinkan siswa menunjukkan apa
yang dipahami dan mampu dikerjakannya. Teknik penilaian yang tepat
memerlukan data yang berkaitan dengan objek penelitian yang dilakukan
diantaranya adalah teknik penilaian unjuk kerja dan portofolio. Untuk mengetahui
unjuk kerja siswa adalah dengan menggunakan instrumen skala penilaian. Skala
penilaian tersebut terentang dari tidak sempurna sampai sangat sempurna,
misalnya: 1 = cukup baik; 2 = baik; dan 3 = sangat baik. Dalam menentukan
bobot penilaian hendaknya guru memperhatikan kriteria penilaian yang digunakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
serta tujuan yang akan dicapai sehingga penilaian tersebut benar-benar dapat
mengukur keberhasilan tujuan pembelajaran baik proses maupun hasil.
Penilaian pembelajaran, tidak hanya bermanfaat untuk mengetahui
tercapai tidaknya perubahan tingkah laku siswa, tetapi juga sebagai umpan balik
bagi upaya memperbaiki proses pembelajaran. Dalam penilaian pembelajaran,
perlu dilihat sejauh mana keefektifan proses pembelajaran dalam mengupayakan
perubahan tingkah laku siswa. Oleh sebab itu, penilaian hasil dan proses belajar
saling berkaitan satu sama lain sebab hasil belajar yang dicapai siswa merupakan
akibat dari proses pembelajaran yang ditempuhnya (pengalaman belajarnya).
a. Penilaian Proses Pembelajaran
Menurut Sudjana (2008: 3) penilaian proses belajar adalah upaya memberi
nilai terhadap kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh siswa dan guru
dalam mencapai tujuan-tujuan pengajaran. Dari definisi tersebut dapat diketahui
bahwa saat proses pembelajaran, siswa perlu diberikan penilaian yang berkaitan
dengan materi pelajaran. Hal tersebut perlu diterapkan agar dapat mencapai tujuan
pembelajaran yang aktif, inovatif, dan kreatif.
Berdasarkan pedoman penilaian kelas oleh Pusat Kurikulum Badan
Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional, objek yang perlu
dinilai dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut.
1) Sikap terhadap materi pelajaran
Siswa perlu memiliki sikap positif terhadap materi pelajaran. Sikap positif
dalam diri siswa akan menumbuhkan minat belajar sehingga akan lebih
mudah diberi motivasi dan tentunya akan lebih mudah menyerap materi
pelajaran yang diajarkan.
2) Sikap terhadap guru/ pengajar
Siswa perlu memiliki sikap positif terhadap guru. Siswa yang tidak memiliki
sikap positif terhadap guru akan cenderung mengabaikan hal-hal diajarkan
sehingga siswa memiliki sikap negatif terhadap guru/ pengajar.
3) Sikap terhadap proses pembelajaran
Siswa juga perlu memiliki sikap positif terhadap proses pembelajaran. Proses
pembelajaran mencakup suasana pembelajaran, strategi, metodologi dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
teknik pembelajaran yang digunakan. Proses pembelajaran yang menarik,
nyaman dan menyenangkan dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa,
sehingga dapat mencapai hasil belajar yang maksimal.
4) Sikap berkaitan dengan nilai/ norma yang berhubungan dengan materi
pelajaran
Siswa juga perlu memiliki sikap yang tepat, yang dilandasi oleh nilai-nilai
positif terhadap kasus tertentu, misalnya masalah lingkungan hidup.
Tabel 1. Rubrik penilaian proses saat berlangsungnya pembelajaran menulis puisi
di kelas :
Nama Siswa
Keaktifan siswa
selama apersepsi
Keaktifan dan perhatian siswa pada saat guru
menyampaikan materi
Minat dan motivasi
siswa saat mengikuti kegiatan
pembelajaran
skor Nilai Keterangan
(Diadopsi dari Sarwiji S, 2009: 130)
1. Kolom penilaian sikap diisi dengan angka yang sesuai dengan kriteria
berikut.
1 = sangat kurang 4 = baik
2 = kurang 5 = amat baik
3 = cukup
2. Menghitung nilai hȖh = ŔkǴukŔhumu15 × 100
3. Keterangan diisi dengan kriteria berikut.
1. Nilai = 10 - 29 (sangat kurang)
2. Nilai = 30 - 49 (kurang)
3. Nilai = 50 – 69 (cukup)
4. Nilai = 70 – 89 (baik)
5. Nilai = 90 – 100 (sangat baik)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Keterangan
a. Keaktifan siswa selama apersepsi
Skor 5 : Jika siswa sepenuhnya (sangat aktif) selama apersepsi.
Skor 4 : Jika siswa aktif selama apersepsi.
Skor 3 : Jika siswa cukup aktif pada saat apersepsi.
Skor 2 : Jika siswa kurang aktif pada saat kegiatan apersepsi.
Skor 1 : Jika siswa sama sekali tidak aktif
b. Keaktifan dan perhatian siswa pada saat mengikuti pelajaran
Skor 5 : Jika siswa pada saat guru menyampaikan materi,
sepenuhnya memperhatikan guru, sangat aktif bertanya,
menjawab, menamai, memberikan tanggapan, serta
mengerjakan tugas.
Skor 4 : Jika siswa memperhatikan guru menyampaikan materi,
sesekali mau bertanya, menjawab, memberikan tanggapan,
serta mengerjakan tugas.
Skor 3 : Jika siswa hanya memperhatikan saat menyampaikan
materi, dan tidak mau bertanya, menjawab, memberikan
tanggapan, serta mengerjakan tugas.
Skor 2 : Jika siswa kurang memperhatikan serta kurang fokus saat
guru menyampaikan materi dan sama sekali tidak mau
bertanya, menjawab, menamai, serta memberikan
tanggapan.
Skor 1 : Jika siswa sama sekali tidak memperhatikan guru saat
menyampaikan materi, tapi justru sibuk berbicara sendiri
dan membuat gaduh.
c. Minat dan motivasi siswa saat mengikuti kegiatan pembelajaran.
Skor 5 : Jika siswa bersungguh-sungguh dan menunjukkan adanya
kesenangan dalam mengerjakan setiap tugas yang
diberikan, antusias, senang serta bersemangat dalam
mengikuti pembelajaran.
Skor 4 : Jika siswa mengerjakan setiap tugas yang diberikan serta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
tampak bersemangat dan antusias dalam mengikuti
pembelajaran.
Skor 3 : Jika siswa mengerjakan setiap tugas yang diberikan tapi
kurang bersemangat dan antusias dalam pembelajaran.
Skor 2 : Jika siswa hanya sekadar mengerjakan tugas yang
diberikan dan terlihat tidak bersemangat dalam
pembelajaran (meletakkan kepala di meja).
Skor 1 : Jika siswa sama sekali tidak mau mengerjakan tugas yang
diberikan dan sama sekali tidak bersemangat (tampak
bosan, tertidur).
b. Penilaian Hasil Pembelajaran
Sudjana (2008: 3) mengungkapkan bahwa penilaian hasil belajar adalah
proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai siswa dengan
kriteria tertentu. Hal ini mengisyaratkan bahwa objek yang dinilai adalah hasil
belajar siswa yang disesuaikan dengan tujuan pembelajaran. Nurgiyantoro (2009:
331) menyatakan bahwa tes kesastraan (termasuk puisi) mencakup tes kognitif,
tes afektif, dan tes psikomotorik. Tes kognitif berhubungan dengan kemampuan
proses berpikir. Ranah afektif berhubungan dengan sikap, pandangan, dan nilai-
nilai yang diyakini seseorang. Tes psikomotorik adalah segala sesuatu yang
berhubungan dengan aktivitas otot, fisik, atau gerakan anggota badan. Tes-tes
yang disusun guru tersebut hendaklah disesuaikan dengan tujuan pengajaran
kebahasaan dan kesastraan yang hendak dicapai.
Berdasarkan pendapat para ahli diperoleh kesimpulan bahwa dalam
penilaian hasil belajar perlu digunakan untuk mengetahui hasil pencapaian belajar
siswa, pada bidang kajian sastra penilaian hasil belajar mencakup 3 ranah yaitu
afektif, kognitif, dan psikomotorik. Pada dasarnya, penilaian tersebut berfungsi
sebagai alat ukur mengetahui tercapai-tidaknya tujuan pembelajaran, umpan balik
bagi perbaikan proses belajar-mengajar, serta sebagai dasar dalam menyusun
laporan kemajuan belajar siswa kepada para orang tuanya.
Hal-hal yang menjadi indikator penilaian meliputi: pengungkapan
gagasan/ide, pemilihan kata (diksi), rima (persajakan), dan bahasa kiasan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Keempat hal tersebut disesuaikan dengan makna puisi dan cara untuk mencapai
keindahan karya sastra.
Tabel 2. Penilaian menulis puisi:
No Nama Siswa
Aspek yang Dinilai Skor Nilai Pengungkapan
gagasan/ide Diksi Rima
Bahasa Kiasan
(Diadopsi dari Sarwiji S, 2009: 129)
Tabel 3. Pedoman Penskoran
No Aspek yang dinilai Skor
1. Pengungkapan gagasan/ide Skor 1 – 4
a. Pengungkapan gagasan baik dan dapat dipahami 4
b. Pengungkapan gagasan cukup baik dan cukup dapat
dipahami
3
c. Pengungkapan gagasan kurang baik dan kurang dapat
dipahami
2
d. Belum dapat mengungkapkan gagasan secara jelas
(pengungkapan gagasan tidak jelas sama sekali)
1
2. Diksi Skor 1 – 4
a. Kata-kata yang digunakan padat, singkat, dan dapat
mengekspresikan perasaan dengan baik
4
b. Kata-kata yang digunakan padat, singkat, dan cukup
dapat mengekspresikan perasaan dengan baik
3
c. Kata-kata yang digunakan kurang mampu
mengekspresikan perasaan
2
d. Kata-kata yang digunakan sama sekali tidak dapat
mengekspresikan perasaan
1
3. Rima Skor 1 – 4
a. Banyak terdapat perulangan bunyi sehingga mampu 4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
menimbulkan efek keindahan dengan sangat baik
b. Terdapat beberapa perulangan bunyi sehingga efek
keindahan sudah cukup terasa
3
c. Sedikit sekali perulangan bunyi yang digunakan sehingga
efek keindahan kurang terasa
2
d. Tidak terdapat perulangan bunyi sehingga sama sekali
tidak menimbulkan efek keindahan
1
4. Bahasa Kiasan Skor 1- 4
a. Bahasa kiasan yang digunakan sudah sesuai sehingga
efek keindahan yang ditimbulkan terasa dengan baik
4
b. Bahasa kiasan yang digunakan cukup sesuai sehingga
efek keindahan yang ditimbulkan sudah cukup terasa
3
c. Bahasa kiasan yang digunakan kurang sesuai sehingga
efek keindahan yang ditimbulkan kurang terasa
2
d. Sama sekali tidak menggunakan bahasa kiasan sehingga
efek keindahan tidak terasa
1
Skor maksimal 1, 2, 3, 4
Skor
maksimum
16
hȖh管hŔ国 = ŔkǴukŔhumuŔhŔ国16 × 100
B. Penelitian yang Relevan
Dalam penelitian ini, peneliti juga menggunakan panduan dari penelitian
terdahulu yaitu.
Skripsi dengan judul “Penerapan Metode Field Trip untuk Meningkatkan
Kemampuan Menulis Puisi Pada Siswa Kelas VII B SMP BHINEKA KARYA
Boyolali Tahun Ajaran 2009/2010” oleh Dwi Setyaningsih. Pada penelitian
tersebut, siswa diajak berkunjung ke salah satu objek wisata di Boyolali yang
lokasinya tidak jauh dari sekolah. Memanfaatkan alam sebagai media
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
pembelajaran menjadi terobosan baru yang patut dicoba. Peneliti berusaha
memanfaatkan apapun yang tersedia untuk menunjang tercapainya pembelajaran
yang menarik sehingga menghasilkan karya puisi siswa yang baik. Namun,
peneliti masih kurang efisien dalam memanfaatkan waktu pembelajaran yang
tersedia. Untuk menuju objek wisata, seharusnya memerlukan waktu yang cukup
banyak. Selain itu, hal tersebut dirasa kurang efisien jika banyak siswa yang
hanya bermain-main dan tidak serius untuk menulis puisi.
Skripsi yang berjudul “Penerapan Model Cooperative Leraning Tipe
Kancing untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Puisi (Penelitian Tindakan
Kelas pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Kepuh 2 Kecamatan Nguter
Kabupaten Sukoharjo Tahun Ajaran 2009/ 2010)” oleh Mila Kartika Sari.
Penelitian tersebut memaparkan pembelajaran menulis puisi dengan
menggunakan kancing gemerincing pada siswa SD. Siswa diminta membuat puisi
secara kelompok dengan memanfaatkan kancing. Dalam penelitian terdahulu ini,
penilaian yang digunakan peneliti hanya mengacu pada penilaian kelompok saja.
Peneliti tidak menerapkan penilain secara individu. Selain itu, peneliti juga kurang
memanfaatkan media pembelajaran yang dapat merangsang daya imajinasi siswa
agar menghasilkan puisi yang baik.
Jurnal Internasional yang berjudul “Children’s Poetic Voices” oleh April
R. Mandrona (Concordia University) yang berisi tentang cara menumbuhkan
imajinasi anak untuk menulis puisi. Berdasarkan pengalamannya di kelas seni, ia
mengetahui bahwa anak-anak senang dengan binatang. Melihat hal ini, ia
mengajak siswa untuk menggambar atau membuat pataung dari tanah liat
berbentuk binatang, lalu mengubahnya menjadi bentuk puisi.
Jurnal Internasional yang berjudul “A Poet’s Journey as A/r/tographer:
Poetic Inquiry With Junior High School Students” oleh Sean Wibe (University of
Prince Edward Island) yang berisi tentang penyelidikan puisi pada siswa SMP. Ia
mengombinasikan antara kesenian dengan puisi pada pembelajaran puisi siswa
tingkat SMP. Dapat diakui bahwa dengan cara ini, mengurangi ketegangan
sehingga memberi alternatif untuk memikirkan kata-kata untuk disusun menjadi
puisi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
C. Kerangka Berpikir
Model pembelajaran kooperatif teknik kancing gemerincing merupakan
teknik pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk dapat tampil aktif dalam
kelas. Siswa dibagi dalam bentuk kelompok yang setiap kelompoknya terdiri dari
4 orang. Sebelum pembelajaran berlangsung, guru menyiapkan kotak kecil yang
berisi kancing-kancing atau bisa juga dengan benda kecil lainnya. Setiap siswa
dalam masing-masing kelompok mendapat dua sampai tiga buah kancing.
Kancing-kancing ini nantinya bermanfaat menumbuhkan keaktifan siswa.
Dengan memanfaatkan kancing yang dimilikinya siswa mendapatkan kesempatan
untuk menuliskan pendapatnya kemudian dilanjutkan dengan teman yang lainnya.
Jika kancing yang dimiliki telah habis maka siswa tersebut tidak boleh
mengutarakan pendapatnya lagi. Setiap siswa memperoleh kancing tiga buah dan
setiap menyampaikan pendapatnya harus menyerahkan kancing. Dalam teknik
kancing gemerincing, terdapat papan penilaian sebagai pengukur tingkat keaktifan
siswa. Saat proses pembelajaran berlangsung, siswa yang telah mengutarakan
pendapatnya memperoleh bintang penghargaan.
Bintang penghargaan tersebut memotivasi siswa agar dapat memahami
teknik-teknik serta hal-hal yang diperlukan dalam puisi. Siswa tidak melulu
dijejali dengan teori saja, tapi siswa diajak praktik langsung memahami hal-hal
yang diperlukan dalam menulis puisi bebas. Melalu praktik secara langsung,
memudahkan siswa untuk memahami proses menulis puisi. Melalui teknik
kancing gemerincing ini, siswa dapat aktif dalam kelas secara merata. Pemerataan
keaktifan siswa merupakan hal yang sulit ditemui dalam pembelajaran, dengan
menggunakan teknik pembelajaran ini semua siswa dapat tampil aktif di depan
kelas. Kelas tidak hanya didominasi oleh siswa yang itu itu saja, tapi siswa yang
lainnya juga dapat aktif dalam proses pembelajaran. Selain itu, kemampuan
menulis puisi siswa meningkat pula.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Gambar alur kerangka berpikir :
Gambar 1. Alur Kerangka Berpikir
D. Hipotesis Tindakan Berdasarkan kerangka pikir di atas dapat dinyatakan bahwa melalui
penggunaan model pemnelajaran kooperatif teknik kancing gemerincing akan
mendorong siswa untuk lebih aktif dan bersungguh-sungguh selama pembelajaran
menulis puisi sehingga kualitasnya akan lebih baik. Berdasarkan uraian tersebut
dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut.
1. Melalui penerapan pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran
kooperatif teknik kancing gemerincing dapat meningkatkan kualitas proses
pembelajaran menulis puisi siswa kelas VIII-B SMP Negeri 3 Bayat.
2. Melalui penerapan pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran
kooperatif teknik kancing gemerincing dapat meningkatkan kualitas hasil
pembelajaran menulis puisi siswa kelas VIII-B SMP Negeri 3 Bayat.
KONDISI AWAL
1. Siswa kesulitan menemukan ide/ gagasan
2. Siswa kesulitan menentukan tema
3. Siswa kesulitan dalam pemilihan kata
4. Siswa kesulitan dalam pengimajian sebelum penulisan puisi
5. Kemampuan menulis puisi siswa rendah
PTK
Pembelajaran menulis puisi dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik
HASIL YANG DIHARAPKAN
1. Siswa mudah menemukian ide
2. Siswa mudah menemukan topik
3. Siswa mudah dalam pemilihan kata
4. Siswa mudah mengimajinasikan tema dan didukung dengan kreativitas tinggi
5. Kemampuan menulis puisi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan di SMP Negeri 3 Bayat Kabupaten
Klaten. Sekolah ini terletak di Desa Wiro Kecamatan Bayat, Klaten yang letaknya
masuk dalam area persawahan dan jauh dari kantor kecamatan Bayat sehingga
jauh dari pusat kota. Sementara kelas yang akan dijadikan objek penelitian adalah
kelas VIII-B. Alasan pemilihan sekolah dan kelas VIII-B sebagai tempat
penelitian adalah: (1) peneliti sudah memiliki hubungan yang cukup baik dengan
guru-guru di sana, terutama guru yang mengampu pelajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia; (2) peneliti sudah cukup mengenal karakteristik guru dan cara
mengajarnya; (3) sekolah tersebut belum pernah digunakan sebagai objek
penelitian sejenis sehingga terhindar dari kemungkinan penelitian ulang; dan (4)
kemampuan menulis siswa kelas VIII-B lebih rendah dibandingkan dengan kelas-
kelas lain.
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Januari 2011 sampai dengan
Juni 2011. Untuk lebih jelasnya rincian waktu dan jenis kegiatan penelitian dapat
dilihat dalam tabel di bawah ini.
Tabel 4. Rincian Tempat dan Waktu Penelitian
Kegiatan Jan Feb Mar Apr Mei Juni
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 A. Persiapan 1. Menyusun
proposal
2. Koordinasi dengan KS
3. Menyusun instrumen
4. Mengadakan simulasi
B. Pelaksanaan Pembelajaran
1. Siklus 1 2. Siklus II 3. Siklus III
C. Penyusunan laporan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII-B SMP
Negeri 3 Bayat tahun ajaran 2010/ 2011, sedangkan guru mata pelajaran Bahasa
Indonesia berperan sebagai pelaku tindakan. Rincian jumlah siswa kelas VIII-B
adalah siswa kelas VIII-B berjumlah 40 siswa dengan komposisi 18 perempuan
dan 22 laki-laki. Seperti siswa dari kelas lainnya, mayoritas siswa kelas ini berasal
dari keluarga petani kecil atau buruh tani sehingga penyediaan sarana dan
prasarana belajar khususnya pembelajaran menulis puisi masih kurang mendapat
perhatian, termasuk pada pengenalan bentuk-bentuk puisi pada siswa. Tentu saja,
dari kenyataan ini dapat menghambat peningkatan kemampuan menulis puisi
siswa.
C. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas (PTK).
Penelitian ini berangkat dari permasalahan nyata yang dihadapi oleh siswa dan
guru dalam proses pembelajaran menulis puisi. Kemudian dicarikan alternatif
pemecahannya dan ditindaklanjuti dengan tindakan-tindakan nyata yang terencana
dan terukur. Rancangan ini sesuai dengan latar permasalahan dan karakteristik
penelitian yang dilakukan, yaitu: (1) masalah penelitian berasal dari persoalan
yang terjadi dalam praktik pembelajaran di kelas, yakni kemampuan menulis puisi
siswa yang masih rendah, (2) adanya tindakan untuk memperbaiki permasalahan
pembelajaran, yakni dengan menggunakan model pembelajaran kancing
gemerincing, (3) adanya kolaborasi antara peneliti dan guru dalam kegiatan
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran, dan (4) adanya kegiatan
untuk melakukan evaluasi dan refleksi.
D. Sumber Data
1. Informan
Informan dalam penelitian ini adalah guru pelajaran bahasa dan sastra
Indonesia serta siswa kelas VIII-B SMP Negeri 3 Bayat yang berjumlah
40 anak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2. Dokumen
Dokumen yang dijadikan sumber data berupa hasil kerja siswa dalam
kegiatan menulis puisi berupa karya-karya puisi siswa, kurikulum tingkat
satuan pendidikan (KTSP), rencana pembelajaran, lembar hasil observasi,
daftar nilai, lembar angket yang telah diisi siswa, serta lampiran hasil
wawancara.
E. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan keaktifan dan
kesungguhan siswa dalam tahap pembelajaran menulis puisi dilakukan dengan
teknik observasi, analisis dokumen, angket dan wawancara, sedangkan untuk data
tentang kemampuan menulis puisi siswa dikumpulkan dengan teknik tes tertulis
membuat puisi.
F. Uji Validitas Data
Uji validitas data dilakukan dengan teknik triangulasi, yaitu triangulasi
metode dan triangulasi sumber data. Triangulasi metode digunakan untuk
membandingkan data yang diperoleh dari hasil observasi dengan data yang
diperoleh dari hasil wawancara dan data hasil pengisian angket, sedangkan
triangulasi sumber data digunakan untuk menguji kebenaran data yang diperoleh
dari informan satu dengan informan lain.
G. Teknik Analisis Data
Data kualitatif dianalisis dengan teknik analisis kritis dan data kuantitatif
yang berupa nilai karangan puisi dianalisis dengan teknik deskriptif, yaitu
menghitung frekuensi dan persentase siswa yang telah mencapai ketuntasan
belajar.
H. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Keaktifan siswa, ditandai dengan timbulnya semangat, minat, dan motivasi
siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis puisi.
2. Meningkatnya kemampuan menulis puisi siswa, ditandai dengan:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
a. munculnya kreativitas dan daya imajinasi siswa dalam kegiatan menulis
puisi,
b. mampu mendata objek yang akan dijadikan bahan menulis puisi,
c. bertambahnya perbendaharaan kata yang dikuasai siswa dalam menulis
puisi,
d. kemampuan menyusun kata-kata kiasan dalam puisi yang dibuat, dan
e. mampu menyunting sendiri pilihan kata puisi yang ditulis.
Secara lebih rinci indikator tersebut dapat digambarkan dalam tabel
berikut:
Tabel 5. Rincian Indikator Keberhasilan Penelitian
Indikator Persentase
Ketercapaian Cara Pengukuran
Siswa aktif selama apersepsi 80 %
Dinilai berdasarkan
pengamatan peneliti dan
hasil diskusi dengan guru
Siswa aktif dan perhatian saat guru menjelaskan materi
80 %
Dinilai berdasarkan
lembar observasi peneliti
dan dihitung jumlah
siswa yang aktif selama
pembelajaran
Siswa berminat dan memiliki motivasi saat kegiatan pembelajaran
80 %
Dinilai berdasarkan
lembar observasi dari
peneliti dan dihitung
jumlah siswa yang aktif
dan berminat mengikuti
pembelajaran
Siswa mampu menulis puisi dengan baik (ketuntasan hasil belajar dalam menulis puisi mendapat nilai ≥ 65
80 %
Dinilai berdasarkan
lembar nilai siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
I. Prosedur Penelitian
Dalam pelaksanaan PTK ini, mekanisme kerjanya diwujudkan dalam
bentuk siklus (dilakukan tiga siklus) yang setiap siklusnya tercakup 4 kegiatan
sebagai berikut.
1. Tahap Persiapan, meliputi langkah-langkah:
a. membuat skenario pembelajaran,
b. mempersiapkan sarana pembelajaran,
c. mempersiapkan instrumen penelitian, dan
d. mengajukan solusi alternatif berupa penggunaan teknik kancing
gemerincing dalam pembelajaran menulis puisi.
2. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan dilakukan dengan melaksanaan pembelajaran
menulis puisi menggunakan teknik kancing gemerincing. Dalam setiap tindakan
yang dilakukan, diikuti dengan kegiatan pemantauan, evaluasi, analisis, serta
refleksi. Pada tahap ini, peneliti mengadakan pemantauan terhadap tindakan yang
diberikan dapat mengatasi masalah yang ada atau tidak dan untuk mengumpulkan
data-data yang akan diolah untuk menentukan tindakan selanjutnya.
3. Observasi dan Interpretasi
Langkah ini dilakukan dengan mengamati dan menginterpretasi kegiatan
menulis puisi dengan menggunakan teknik kancing gemerincing. Peneliti bertindak
sebagai partisipan pasif yang hanya mengamati dan mencatat proses pelaksanaan
tindakan yang dilakukan. Setelah itu, peneliti mengolah data untuk mengetahui
apakah tindakan yang dilakukan telah dapat mengatasi permasalahan yang ada,
dan untuk mengetahui kelemahan yang muncul.
4. Analisis dan Refleksi
Kegiatan ini dilaksanakan dengan menganalisis atau mengolah data hasil
observasi dan interpretasi untuk mengetahui kebaikan dan kelemahan tindakan
yang dilakukan. Dalam melakukan refleksi, peneliti dan guru mengadakan diskusi
untuk menentukan langkah-langkah perbaikan (solusi pemecahan masalah yang
dihadapi dalam pelaksanaan tindakan yang dilakukan). Setelah itu baru ditarik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
simpulan apakah penelitian dilakukan berhasil atau tidak sehingga dapat
menentukan langkah berikutnya.
Skenario prosedur penelitian tindakan kelas dijelaskan sebagai berikut.
1. Siklus Pertama (siklus I)
a. Merencanakan tindakan yang dilakukan pada siklus I.
Peneliti bersama guru berdiskusi merencanakan proses pembelajaran
dengan teknik kancing gemerincing. Guru dan peneliti mendiskusikan
langkah-langkah pembelajaran dengan teknik kancing gemerincing,
menyusun RPP dan indikator pencapaian tujuan, mempersiapkan topik
melengkapi puisi rumpang yang bertemakan pemandangan dengan topik
keindahan kupu-kupu, menyusun instrumen penelitian berupa tes dan
nontes, menentukan jadwal pelaksanaan tindakan yaitu pada Kamis, 3
Maret 2011 dan 4 Maret 2011.
b. Melaksanakan tindakan yang telah direncanakan pada siklus I.
1) Pada pertemuan pertama, guru mengondisikan kelas, melakukan
apersepsi dan bertanya jawab dengan siswa.
2) Siswa dibentuk 10 kelompok, setiap kelompok beranggotakan 4 orang.
Guru membagikan 3 buah sendok pada masing-masing siswa.
3) Guru membagikan teks puisi rumpang dan siswa diminta untuk
berdiskusi melengkapi teks puisi rumpang. Setiap siswa diperbolehkan
maju menuliskan satu baris puisi dengan syarat menyerahkan sendok
yang dimiliki. Setelah itu, siswa mendapatkan bintang penghargaan
untuk ditempel pada papan penilaian di kolom kelompok masing-
masing. Siswa menuliskan puisi ditulis di papan tulis sampai terbentuk
puisi yang utuh.
4) Setelah selesai, siswa menyunting puisi hasil diskusinya. Guru menutup
pelajaran dan melakukan refleksi dengan melibatkan siswa.
5) Pada pertemuan kedua, guru mengawali pembelajaran sama dengan saat
pertemuan pertama. Pada pertemuan kedua ini, guru memberi tugas
menulis puisi secara individu. Guru memanfaatkan media gambar untuk
memudahkan siswa mengembangkan kata-katanya. Setiap siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
mendapatkan sebuah gambar pemandangan dan menulis puisi sesuai
dengan tema pada gambar. Setelah selesai siswa menyunting puisinya.
c. Melakukan observasi/pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan siklus I.
Guru melaksanakan pembelajaran menulis puisi dengan menerapkan teknik
kancing gemerincing, sedangkan peneliti bertindak sebagai partisipan pasif
dan melakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran yang
berlangsung. Pada tahap ini, diketahui kualitas proses pembelajaran serta
kelemahan baik dari guru, siswa, maupun teknik pembelajaran.
d. Membuat refleksi atau pelaksanaan tindakan pada siklus I oleh peneliti dan
guru.
Hasil observasi dianalisis terlebih dahulu, kemudian direfleksikan
kekurangan yang masih ditemukan untuk ditangani pada siklus II.
e. Melakukan revisi atau perbaikan oleh peneliti.
Berdasarkan kelemahan-kelemahan siklus I guru dan peneliti berdiskusi
merumuskan langkah-langkah perbaikan pada siklus II.
2. Siklus Kedua (Siklus II)
a. Merencanakan tindakan pada siklus II berdasarkan hasil refleksi pada
siklus I.
Peneliti bersama guru berdiskusi merencanakan proses pembelajaran
dengan teknik kancing gemerincing. Guru dan peneliti mendiskusikan
langkah-langkah pembelajaran dengan teknik kancing gemerincing,
menyusun RPP dan indikator pencapaian tujuan, mempersiapkan topik
membuat parafrase puisi yang bertemakan pemandangan dengan topik
bunga mawar, menyusun instrumen penelitian berupa tes dan nontes,
menentukan jadwal pelaksanaan tindakan yaitu pada Kamis, 10 Maret 2011
dan Jumat 11 Maret 2011.
b. Melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana yang telah disusun dan
diperbaiki pada siklus I.
1) Permasalahan yang dihadapi siswa pada siklus I, dilakukan penanganan
pada siklus II. Guru membagikan 3 buah sendok pada masing-masing
siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2) Guru membagikan sebuah teks puisi, siswa diminta untuk mengubah
puisi menjadi prosa. Pertama, siswa mencari bahasa kias yang ada pada
puisi dan mencari makna yang sebenarnya dalam bahasa lugas. Satu per
satu siswa maju menuliskan bahasa kias beserta makna yang
sebenarnya. Saat menuliskan jawabannya, siswa harus menyerahkan
sendok es krim yang dimiliki dan mendapatkan bintang penghargaan
untuk ditempel di papan penghargaan.
3) Siswa berdiskusi menyusun prosa, perwakilan kelompok maju
membacakan prosa yang telah jadi dan siswa lainnya menanggapi. Guru
bersama siswa menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah
berlangsung, guru mengakhiri pelajaran.
4) Pada pertemuan kedua, guru memberi tugas individu menyusun puisi
dengan menggunakan media objek langsung. Objek yang dipilih adalah
bunga mawar, guru membawa bunga mawar ke dalam kelas dan siswa
menulis puisi dengan mengembangkan objek yang dibawa guru.
Pemahan siswa tentang bahasa kias saat kerja kelompok, digunakan
sebagai pengetahuan agar diterapkan saat mengerjakan tugas individu.
c. Melakukan observasi/pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan siklus II.
Guru melaksanakan pembelajaran menulis puisi dengan menerapkan teknik
kancing gemerincing, sedangkan peneliti bertindak sebagai partisipan pasif
dan melakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran yang
berlangsung. Pada tahap ini, diketahui kualitas proses pembelajaran serta
kelemahan baik dari guru, siswa, maupun teknik pembelajaran.
d. Melakukan revisi atau perbaikan oleh peneliti.
Berdasarkan kelemahan-kelemahan siklus II guru dan peneliti berdiskusi
merumuskan langkah-langkah perbaikan pada siklus III.
3. Siklus Ketiga (Siklus III)
a. Merencanakan tindakan pada siklus III berdasarkan hasil refleksi pada
siklus II.
Peneliti bersama guru berdiskusi merencanakan proses pembelajaran
dengan teknik kancing gemerincing. Guru dan peneliti mendiskusikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
langkah-langkah pembelajaran dengan teknik kancing gemerincing,
menyusun RPP dan indikator pencapaian tujuan, mempersiapkan topik
membuat puisi yang bertemakan pemandangan, menyusun instrumen
penelitian berupa tes dan nontes, menentukan jadwal pelaksanaan tindakan
yaitu pada Kamis, 17 Maret 2011 dan 31 Maret 2011.
b. Melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana yang telah disusun dan
diperbaiki pada siklus II.
1) Permasalahan pada siklus II dilakukan penanganan pada siklus III. Guru
membuka pelajaran dan melakukan apersepsi.
2) Guru membagikan teks puisi berjudul guru dan siswa diminta
berdiskusi menganalisis unsur instrinsik dan ekstrinsik. Siswa satu per
satu maju menuliskan unsur ekstrinsik dan instrinsik yang ditemukan.
Sama dengan siklus sebelumnya, sebelum berpendapat harus
menyerahkan sendok dan mendapatkan bintang penghargaan.
3) Pada pertemuan kedua, siswa diajak ke luar ruangan untuk mengamati
objek langsung dan menulis puisi secara individu. Pemahan yang
diperoleh saat diskusi kelompok menganalisis unsur instrinsik dan
ekstrinsik diterapkan saat menulis puisi secara individu.
c. Melakukan observasi/pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan siklus III.
Guru melaksanakan pembelajaran menulis puisi dengan menerapkan teknik
kancing gemerincing, sedangkan peneliti bertindak sebagai partisipan pasif
dan melakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran yang
berlangsung. Pada tahap ini, diketahui kualitas proses pembelajaran serta
kelemahan baik dari guru, siswa, maupun teknik pembelajaran.
d. Melakukan revisi atau perbaikan oleh peneliti.
Perlakuan tindakan diakhiri pada siklus III karena siswa telah mencapai
indikator yang ditentukan baik proses maupun hasil pembelajaran.
Peningkatan kualitas hasil diketahui dari jumlah siswa yang telah mencapai
batas KKM semakin meningkat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Paparan hasil penelitian dari rumusan masalah pada BAB I akan disajikan
pada BAB IV. Proses penelitian dilaksanakan dalam tiga siklus yang masing-
masing siklus terdiri atas 4 tahapan, yakni: (1) perencanaan; (2) pelaksanaan
tindakan; (3) observasi dan interpretasi; dan (4) analisis dan refleksi. Namun
sebelum hasil penelitian dipaparkan, terlebih dahulu akan diuraikan mengenai
kondisi awal (pratindakan) pembelajaran menulis puisi siswa kelas VIII B SMP
Negeri 3 Bayat. Dengan demikian, pada bab ini akan dikemukakan mengenai: (1)
kondisi awal proses pembelajaraan menulis puisi; (2) pelaksanaan tindakan dan
hasil penelitian; (3) dan pembahasan hasil penelitian.
A. Kondisi Awal
Sebelum melaksanakan proses penelitian, terlebih dahulu peneliti
melakukan kegiatan survei awal dengan tujuan untuk mengetahui keadaan nyata
yang ada di lapangan. Dalam survei ini dilakukan dengan beberapa langkah
sebagai berikut: (1) observasi lapangan; (2) membagikan angket untuk diisi siswa;
dan (3) wawancara dengan guru dan siswa. Observasi lapangan dilakukan untuk
mengetahui proses pembelajaran menulis puisi. Peneliti mengamati pembelajaran
dengan bertindak sebagai partisipan pasif dan duduk di kursi paling belakang.
Kegiatan observasi dilakukan pada Sabtu, 15 Januari 2011. Sebelum proses
observasi tersebut dilaksanakan, peneliti melakukan wawancara dengan guru.
Wawancara dengan guru dilaksanakan pada Rabu, 12 Januari 2011 di
ruang guru saat istirahat berlangsung. Menurut guru, pembelajaran menulis puisi
belum dapat berjalan lancar. Guru menjelaskan bahwa siswa kurang semangat dan
kurang antusias mengikuti pembelajaran menulis puisi. Rata-rata siswa merasa
bosan dan jenuh saat pembelajaran menulis puisi berlangsung. Hal tersebut terjadi
karena guru belum menemukan model pembelajaran yang sesuai untuk materi
pelajaran menulis puisi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Kurangnya minat siswa terhadap pembelajaran menulis puisi dipertegas
oleh hasil wawancara dengan enam siswa. Dari keenam siswa tersebut, hanya dua
siswa yang menyatakan suka dengan pembelajaran menulis puisi. Pada umumnya
siswa masih mengalami kesulitan dalam mengungkapkan ide maupun pemilihan
kata. Selain wawancara, peneliti juga menyebarkan angket pada siswa kelas VIII
B SMP Negeri 3 Bayat. Hasil dari pengisian angket siswa dapat diperoleh fakta
bahwa siswa tidak tertarik pada pembelajaran sastra, khusunya puisi. Siswa
beranggapan bahwa materi puisi merupakan materi yang membosankan dan sukar
untuk dipahami.
Berdasarkan observasi pratindakan dan diskusi dengan guru dapat
diidentifikasi empat faktor penyebab permasalahan dalam pembelajaran menulis
puisi. Keempat faktor tersebut adalah: (1) siswa kurang berminat dalam
pembelajaran puisi; (2) siswa terlihat kurang aktif ketika apersepsi maupun dalam
pembelajaran menulis puisi; (3) guru masih menggunakan metode konvensional,
sehingga siswa pasif sedangkan guru aktif; dan (4) guru tidak menguasai kelas,
hanya berdiri di depan kelas saja.
Dengan demikian, hasil kegiatan survei awal yang peneliti lakukan adalah
sebagai berikut.
1. Siswa kurang berminat dalam pembelajaran puisi
Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan pada saat survei
awal, terungkap bahwa siswa menunjukkan sikap kurang antusias/kurang
berminat terhadap pembelajaran menulis puisi. Ketika proses pembelajaran
berlangsung, banyak siswa yang kurang fokus seperti berbicara dengan teman
sebangku, menopang dagu, bahkan meletakkan kepalanya di atas meja.
Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa, diketahui bahwa siswa
bosan dengan sistem pembelajaran yang kurang variatif. Kejenuhan ini
membuat siswa tidak fokus dan kurang berminat mengikuti pembelajaran.
Kurang berminatnya mengikuti pembelajaran diperkuat dengan hasil angket
yang menunjukkan 19 % (7 siswa) menyukai puisi sedangkan 81 % (31
siswa) menyukai pembelajaran sastra yang lainnya seperti dongeng, cerpen,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
maupun novel. Ini berarti bahwa siswa kurang berminat pada pembelajaran
puisi, khusunya menulis puisi.
2. Siswa terlihat kurang aktif ketika apersepsi maupun dalam pembelajaran
menulis puisi
Selama proses pembelajaran menulis puisi pada survei awal ini
tampak bahwa siswa kurang aktif. Pada saat guru melakukan tanya jawab
sebagai aperspesi hanya beberapa siswa yang menjawab dan bukan karena
kesadaran sendiri, tapi karena ditunjuk oleh guru untuk menjawabnya. Siswa
seolah tidak peduli dengan guru yang sedang menerangkan materi. Ketika
guru menugaskan untuk menulis puisi, terlihat siswa malas atau ogah-ogahan
menulis puisi, sehingga menghasilkan karya puisi yang tidak baik. Kurang
baiknya karya puisi terbukti dengan terdapat siswa yang menuliskan lirik
lagu pada lembar pekerjaannya. Ini menunjukkan minimnya kreativitas serta
keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis puisi.
3. Guru masih menggunakan metode konvensional, sehingga siswa pasif
sedangkan guru aktif
Berdasarkan hasil observasi awal dan wawancara dengan siswa dan
guru mengenai metode pembelajaran yang biasa digunakan, dapat
disimpulkan bahwa selama ini guru menggunakan metode konvensional.
Guru menerangkan dengan metode ceramah tanpa mengombinasikan dengan
model pembelajaran lain, dan tidak melakukan tanya jawab. Hal ini
mengakibatkan siswa pasif hanya diam dan mendengarkan guru, sedangkan
guru tidak menguasai kelas. Dalam pembelajaran, guru juga kurang menjalin
interaksi dengan siswa.
Minimnya pemanfaatan media pembelajaran juga mempengaruhi
siswa sehingga sulit untuk mengungkapkan atau menggunakan bahasa kias
dalam puisi. Berdasarkan pretes yang dilakukan saat survei awal terlihat
hanya 19 siswa yang mendapatkan nilai di atas batas tuntas, sedangkan 21
siswa masih mendapatkan nilai di bawah batas ketuntasan. Dari hasil koreksi
pekerjaan siswa, siswa masih kesulitan dalam pemilihan kata yang sesuai
serta penggunaan bahasa kias dalam puisi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4. Guru tidak menguasai kelas, hanya berdiri di depan kelas saja
Setelah melakukan pengamatan kondisi awal, guru kurang menjalin
interaksi dengan siswa. Selain itu, guru juga kurang memberikan motivasi
agar siswa antusias belajar. Selama proses pembelajaran, guru tidak
menguasai kelas dan hanya berdiri di depan kelas saja. Ini mengakibatkan
siswa yang duduk jauh dari jangkauan pengamatan, terlihat gaduh sendiri dan
tidak memperhatikan guru.
Setelah melakukan pengamatan kondisi awal, guru dan peneliti
melakukan diskusi untuk mencari solusi permasalahan menulis puisi kelas
VIII B. akhirnya tercapai kesepakatan bahwa peneliti akan melakukan
penelitian bersama guru sebagai kolaborator dengan menerapkan model
pembelajaran kooperatif teknik kancing gemerincing pada pembelajaran
menulis puisi siswa kelas VIII B SMP Negeri 3 Bayat.
B. Deskripsi Hasil Penelitian
Proses penelitian ini dilakukan dalam tiga siklus yang masing-masing
terdiri dari empat tahapan, yaitu: (1) perencanaan tindakan; (2) pelaksanaan
tindakan; (3) observasi dan interpretasi; dan (4) analisis dan refleksi.
1. Siklus Pertama
a. Perencanaan Tindakan
Tahap perencanaan ini dilaksanakan pada Sabtu, 26 Februari 2011
di ruang guru SMP N 1 Bayat. Peneliti dan guru mendiskusikan rancangan
tindakan yang akan dilakukan dalam proses penelitian siklus pertama.
Adapun urutan tindakan perencanaan pembelajaran siklus pertama
adalah sebagai berikut.
1) Peneliti dan guru menyusun skenario pembelajaran menggunakan model
pembelajaran kooperatif teknik kancing gemerincing yaitu sebagai
berikut.
a) Guru memberi salam, mengondisikan kelas, dan mengecek presensi
siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
b) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, yaitu
siswa dapat menulis puisi dengan pilihan kata yang sisuai dan dapat
menyunting sendiri pilihan kata yang ditulis.
c) Guru bertanya jawab dengan siswa mengenai pengalaman siswa
dalam menulis puisi bebas, yang menyatakan bahwa sebagian siswa
tidak suka menulis puisi.
d) Siswa membentuk kelompok yang beranggotakan empat orang, lalu
guru membagikan sendok es krim sebagai pengganti kancing,
masing-masing siswa mendapat tiga buah sendok.
e) Guru membagikan naskah teks puisi rumpang yang bertemakan
lingkungan dengan topik kupu-kupu pada masing-masing kelompok.
f) Siswa diskusi kelompok melengkapi teks puisi rumpang, satu per
satu siswa maju menuliskan satu baris puisi dengan menyerahkan
sendok yang dimiliki. Siswa mendapat bintang penghargaan untuk
ditempel di kolom kelompok pada papan penilaian.
g) Guru menuliskan puisi rumpang di papan tulis dan bagi siswa yang
ingin melengkapi puisi rumpang harus menyerahkan sendok yang
dimilikinya. Guru memberikan bintang pada siswa yang telah
melengkapi puisi, sebagai penghargaan bagi siswa yang telah berani
maju menuliskan pendapatnya.
h) Guru bersama siswa menyunting puisi utuh dan apabila masih
terdapat kerancuan dalam puisi, siswa diperbolehkan melakukan
pembenaran dengan menyerahkan sisa sendok yang dimiliki dan
berhak memperoleh bintang penghargaan.
i) Guru bersama siswa melakukan refleksi dan menyimpulkan kegiatan
pembelajaran, bahwa dalam menulis puisi harus memperhatikan
koherensi serta pemilihan kata yang sesuai.
j) Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menanyakan hal-hal
yang kurang jelas, lalu menutup pelajaran dengan mengucapkan
salam.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2) Peneliti dan guru berdiskusi menyusun RPP siklus I serta menyusun
indikator pencapaian tujuan.
3) Peneliti dan guru mempersiapkan topik menulis puisi untuk memancing
keaktifan siswa yaitu “Keindahan Kupu-kupu”.
4) Peneliti dan guru menyusun instrumen penelitian berupa tes dan nontes.
Instrumen tes untuk mengetahui keberhasilan siswa dalam menulis puisi
secara tertulis yang berupa karya tulisan puisi. Instrumen nontes dinilai
berdasarkan rubrik penilaian proses pembelajaran menulis puisi yang
meliputi keaktifan selama apersepsi, keaktifan dan perhatian siswa
selama kegiatan pembelajaran, dan minat serta motivasi siswa selama
kegiatan pembelajaran berlangsung.
5) Guru dan peneliti menentukan jadwal pelaksanaan tindakan siklus I yaitu
pada Kamis, 3 Maret 2011 dan Jumat, 4 Maret 2011. Siklus I
dilaksanakan dalam dua kali pertemuan, alasannya karena kegiatan
pembelajaran menulis puisi merupakan kegiatan yang memerlukan
banyak waktu. Selain itu, siswa perlu mengasah kemampuan secara
kelompok dan individu.
Dengan demikian diperoleh kesepakatan perencanaan tindakan
siklus I secara singkat adalah sebagai berikut: (1) menyamakan persepsi
antara peneliti dan guru mengenai penelitian yang akan dilakukan; (2)
peneliti mengusulkan model pembelajaran kooperatif teknik kancing
gemerincing dalam pembelajaran siklus I serta menjelaskan penerapan serta
proses pembelajarannya; (3) peneliti bekerjasama dengan guru menyusun
indikator pencapaian tujuan; (4) peneliti dan guru berdiskusi menyusun RPP
siklus pertama; (5) peneliti dan guru berdiskusi tentang instrumen penelitian
berupa tes dan nontes; dan (6) peneliti dan guru menentukan jadwal
pelaksanaan siklus.
b. Pelaksanaan Tindakan
Tindakan siklus I ini berlangsung selama dua kali pertemuan yakni
pada Kamis, 3 Maret 2011 dan Jumat, 4 Maret 2011 di ruang kelas VIII B
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
SMP N 3 Bayat. Pertemuan pertama dan kedua dilakukan 2x40 menit.
Pembelajaran menulis puisi dilaksanakan berdasarkan skenario dan RPP yang
telah didiskusikan antara guru dan peneliti pada Sabtu 26 Februari 2011.
Peneliti duduk di bagian belakang mengamati pembelajaran yang
berlangsung menggunakan teknik kancing gemerincing dan bertindak sebagai
partisipan pasif dan sesekali ke depan untuk mengambil gambar kegiatan
pembelajaran sebagai dokumentasi.
1) Pertemuan Pertama
Pelaksanaan siklus I pertemuan pertama dilaksanakan pada kamis 3
Maret 2011 mulai pukul 11.30 - 12.50 WIB. Adapun urutan pelaksanaan
tindakan siklus I adalah sebagai berikut.
a) Guru memberi salam, mengondisikan kelas, dan mengecek
presensi siswa.
b) Guru menyampaiakan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai,
yaitu siswa dapat menulis puisi dengan pilihan kata yang sisuai dan
dapat menyunting sendiri pilihan kata yang ditulis.
c) Guru melakukan apersepsi pada siswa dengan menggali
pemahaman siswa mengenai pengertian puisi serta syarat-syarat
yang diperlukan dalam menulis puisi.
d) Siswa menuliskan pendapat-pendapat mengenai pengertian dan
pemahaman siswa.
e) Siswa berkumpul pada kelompok masing-masing, kelompok kelas
yang telah terbentuk merupakan kelompok tetap mata pelajaran
Bahasa Indonesia yang telah dibentuk sejak awal semester genap.
Masing-masing kelompok beranggotakan empat siswa.
f) Guru membagikan sendok es krim sebagai pengganti kancing,
setiap siswa memperoleh tiga buah sendok. Sendok yang dimiliki
siswa merupakan media untuk berpendapat, saat berpendapat siswa
harus menyerahkan sendok yang dimilikinya. Apabila sendok yang
dimiliki telah habis, maka siswa tidak diberi kesempatan untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
berpendapat lagi dan memberi kesempatan siswa lain yang masih
memiliki sendok.
g) Guru membagikan teks puisi rumpang dan gambar kupu-kupu pada
masing-masing kelompok. Gambar kupu-kupu berguna untuk
mempermudah siswa dalam berimajinasi.
h) Siswa berdiskusik melengkapi teks puisi rumpang menjadi menjadi
puisi utuh.
Gambar 2. Siswa Melakukan Diskusi Kelompok
i) Setelah selesai, siswa diperbolehkan menuliskan satu baris puisi
dan dilanjutkan baris berikutnya dituliskan oleh siswa yang lain.
Saat menuliskan puisinya, siswa harus menyerahkan kancing yang
dimiliki dan berhak menerima bintang penghargaan untuk
ditempelkan di kolom kelompok masing-masing pada papan
penilaian.
j) Guru berkeliling kelas untuk memantau dan membantu siswa yang
mengalami kesulitan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Gambar 3. Guru Keliling kelas Memantau Diskusi Siswa
k) Siswa bersama-sama guru mengecek puisi yang telah jadi, jika
masih terjadi kerancuan siswa diperkenankan menuliskan
pembenarannya dan menyerahkan sisa sendok yang dimiliki.
l) Guru dan siswa mengamati puisi yang telah jadi, guru
membenarkan puisi utuh di papan tulis jika masih ada kesalahan.
m) Guru bersama siswa melakukan refleksi dan menyimpulkan
kegiatan pembelajaran yang dilakukan.
n) Guru menempelkan bintang emas di papan penilaian pada
kelompok yang paling aktif.
Gambar 4. Guru Menempelkan Bintang di Papan Penilaian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
o) Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menanyakan hal-
hal yang kurang jelas.
p) Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.
2) Pertemuan Kedua
Pertemuan kedua siklus I dilakukan pada Jumat 4 Maret 2011
selama dua jam pelajaran, yaitu pukul 08.20 - 09.55 WIB, jeda istirahat pukul
09.00 – 09.15 WIB. Pada pertemuan pertama difokuskan pada proses
pembelajaran dan mengetahui kualitas puisi karya siswa yang telah
dikerjakan secara kelompok, sedangkan pertemuan kedua difokuskan pada
penilaian hasil kemampuan menulis puisi secara individu. Adapun urutan
pelaksanaan siklus I pada pertemuan kedua adalah sebagai berikut.
a) Guru memberi salam, mengondisikan kelas, dan mengecek presensi
siswa.
b) Guru mengulang sekilas materi yang telah disampaikan pada
pertemuan sebelumnya dengan melakukan tanya jawab pada siswa.
c) Guru mengingatkan siswa tentang proses pembelajaran yang telah
berlangsung pada pertemuan pertama dan menggali pemahaman
siswa mengenai pemilihan kata dan koherensi pada teks puisi
rumpang yang telah dikerjakan pada pertemuan sebelumnya.
d) Siswa menuliskan kata-kata asing yang ditemukan pada teks puisi
rumpang dan guru menjelaskan maksud kata-kata tersebut.
e) Guru membagikan gambar pemandangan pada masing-masing
siswa, gambar tersebut dimaksudkan untuk mempermudah siswa
dalam mengembangkan imajinasi selama menulis puisi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Gambar 5. Guru Membagikan Gambar Pemandangan
f) Siswa menuliskan topik-topik penting yang diperoleh dari hasil
pengamatan gambar, dan siswa mengembangkan topik-topik
tersebut menjadi puisi utuh.
g) Setelah selesai, siswa diberi kesempatan untuk menyunting puisi
yang telah dibuatnya.
h) Guru melakukan refleksi dan menyimpulkan kegiatan pembelajaran
yang telah dilakukan.
i) Guru memberikan kesempatan siswa untuk menanyakan hal-hal
yang kurang jelas.
j) Guru menutup pelajaran dengan memberi salam.
c. Observasi dan Interpretasi
Observasi tindakan I dilaksanakan pada Kamis, 3 Maret 2011
pukul 11.30 - 12.50 WIB dan Jumat 4 Maret 2011 pukul 08.20 - 09.55 WIB
di ruang kelas VIII B SMP N 3 Bayat. Pada pertemuan pertama proses
pembelajaran dengan menerapkan teknik kancing gemerincing, selain itu
untuk mengetahui kualitas puisi karya siswa yang dikerjakan secara
kelompok. Pada pertemuan kedua pembelajaran difokuskan pada hasil
kemampuan menulis puisi secara individu yang dibantu dengan media
gambar untuk mempermudah menulis puisi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Dari kedua pertemuan tersebut, observasi difokuskan untuk
mengetahui kegiatan pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas, baik
proses maupun aktivitas siswa dan guru. Dalam penelitian ini, peneliti
bertindak sebagai partisipan pasif yang berada di belakang agar dapat
mengamati proses pembelajaran. Selain itu, observasi siklus I ini bertujuan
untuk mengetahui apakah kelemahan yang terdapat pada pratindakan sudah
dapat diatasi atau belum.
Berdasarkan pengamatan peneliti, secara garis besar diperoleh
gambaran tentang proses pembelajaran pada siklus I sebagai berikut.
1) Sebelum mengajar, guru sudah membuat rencana pelaksanaan
pembelajaran yang dijadikan sebagai pedoman dalam mengajar.
Rencana pembelajaran sesuai dengan silabus mata pelajaran Bahasa
Indonesia yang ada dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP).
2) Pelaksanaan tindakan siklus I berlangsung selama 2 kali pertemuan,
pertemuan pertama dan kedua diikuti oleh siswa kelas VIII B SMP N 3
Bayat yang berjumlah 40 siswa.
3) Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran menulis puisi sesuai dengan
rancangan pembelajaran yang telah dibuat.
4) Pada awal pembelajaran, guru mengemukakan materi menulis puisi
dengan jelas. Tidak hanya menggunakan metode ceramah tapi juga
dengan metode tanya jawab. Pembelajaran berlangsung dua arah antara
guru dan siswa. Kemudian guru menjelaskan tentang model
pembelajaran kooperatif teknik kancing gemerincing.
5) Pada saat kegiatan apersepsi, guru menuliskan puisi dan siswa diminta
mencermati puisi sehingga dari pengamatan diperoleh pengertian serta
unsur-unsur yang terkandung dalam puisi. Dalam kegiatan apersepsi
tersebut guru bertanya jawab pada siswa untuk mengetahui pengetahuan
siswa tentang menulis puisi. Tahap apersepsi ini sebagian siswa
menunjukkan antusiasnya, tapi masih terlihat siswa yang pasif dan tidak
memperhatikan guru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Gambar 6. Guru Melakukan Apersepsi dengan Menulis Puisi di
Papan Tulis
6) Ketika guru menyampaikan materi, beberapa siswa masih tampak
kurang berminat dan beraktivitas sendiri. Akan tetapi, sebagian besar
siswa tampak antusias mengikuti pelajaran. Melihat suasana kelas yang
belum sepenuhnya terlihat aktif, guru melakukan intermezo
memberikan celotehan-celotehan sehingga membangkitkan semangat
siswa lagi.
Gambar 7. Siswa Antusias dengan Mengangkat Tangan
7) Setelah memberi penjelasan, guru meminta siswa duduk secara
berkelompok sesuai dengan kelompok masing-masing. Guru
membagikan kancing, masing-masing siswa memperoleh tiga buah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
sendok es krim. Setelah itu guru membagikan teks puisi beserta gambar
kupu-kupu pada masing-masing kelompok.
Gambar 8. Guru membagikan Kancing
8) Setelah terbentuk puisi utuh, guru meminta siswa menyunting puisi
hasil diskusinya.
9) Guru menuliskan puisi rumpang di papan tulis, dan satu per satu siswa
menuliskan pendapatnya melengkapi baris-baris puisi. Setiap siswa
menuliskan pendapatnya, maka ia harus menyerahkan sendok es krim
yang dimiliki. Siswa yang telah memanfaatkan sendok es krimnya,
berhak mendapatkan bintang penghargaan. Setelah terbentuk puisi yang
utuh siswa dengan bimbingan guru menyunting puisi hasil perpaduan
pendapat beberapa siswa tersebut. Jika ada puisi yang terlihat masih
rancu ataupun tidak koheren, siswa lain berhak menyampaikan
pendapat yang ia rasa benar, begitu seterusnya sampai terbentuk puisi
yang koheren dan padu. Pada kegiatan diskusi tersebut, masih terdapat
siswa yang sama sekali tidak menyumbangkan pendapatnya. Akan
tetapi, banyak kelompok yang telah mengumpulkan pundi-pundi
bintang penghargaannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Gambar 9. Siswa menempelkan bintang di papan penghargaan
10) Ketika tahap refleksi, ada tiga siswa yang menyimpulkan pembelajaran
yang telah berlangsung. Ada siswa yang menyampaikan inti dari puisi
yang telah didiskusikan, ada pula siswa yang berpendapat tentang
kegiatan diskusi kelompok pada pembelajaran menulis puisi tersebut.
11) Setelah dilakukan tindakan siklus I dilakukan wawancara dengan siswa.
Wawancara ini dimaksudkan untuk mengetahui kelemahan yang
dirasakan siswa sehingga dapat diatasi pada tindakan siklus II.
Wawancara dilakukan setelah pelajaran berakhir yaitu pada Jumat, 4
Maret 2011 di ruang kelas VIII B setelah sekolah telah usai.
Gambar 10. Peneliti melakukan wawancara tindakan siklus I
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12) Kelemahan yang ditemukan selama pelaksanaan tindakan siklus I dapat
dilihat dari beberapa aspek sebagai berikut.
a) Kelemahan yang ditemukan dari siswa, yaitu.
(1) Siswa terlihat belum sepenuhnya aktif dalam mengikuti
pembelajaran. Sebagian siswa masih melakukan aktivitas
pribadi, seperti mengganggu teman, berbicara dan bercanda
dengan teman sebangku.
(2) Masih banyak siswa yang tidak merespon stimulus atau
pertanyaan dari guru. Misalnya saja saat refleksi atau
penyampaian materi, hanya sebagian siswa yang berani
mengutarakan pendapatnya.
(3) Siswa kurang bisa mengoptimalkan waktu dengan baik, baik
saat kerja kelompok maupun individu. Saat diskusi
kelompok, masih terdapat beberapa kelompok yang belum
menyelesaikan pekerjaannya, sedangkan saat bekerja secara
individu, saat waktu yang diberikan telah habis sebagian
siswa belum selesai dalam menulis puisi.
b) Kelemahan yang ditemukan dari guru, yaitu.
(1) Guru masih mengalami kesulitan dalam mengkondisikan
beberapa siswa agar tidak gaduh.
(2) Guru jarang menegur siswa yang tidak fokus dan tidak aktif
selama pelajaran berlangsung.
c) Kelemahan pembelajaran menulis puisi dengan teknik kancing
gemerincing adalah sebagai berikut.
(1) Guru masih merasa asing dengan teknik kancing gemerincing
sehingga kurang memahami pelaksanaan pembelajaran menulis
puisi dengan teknik ini.
(2) Siswa terlihat masih belum memahami pembelajaran dengan
menggunakan teknik kancing gemerincing.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13) Peningkatan kualitas proses dan hasil pembelajaran menulis puisi
tampak dari indikator berikut ini.
(a) Keaktifan siswa selama apersepsi.
Siswa yang aktif selama apersepsi adalah siswa yang memenuhi
kriteris mendapat nilai 4 (baik) atau 5 (sangat baik). siswa yang
aktif selama apersepsi sebanyak 22 siswa (55 %), sedangkan siswa
masih terlihat kurang aktif selama apersepsi sebanyak 18 siswa
(47,5 %).
(b) Keaktifan dan perhatian siswa pada saat guru menyampaikan
materi.
Siswa yang aktif dan antusias mengikuti pelajaran menulis puisi
sebanyak 21 siswa (52,5 %), sedangkan siswa yang masih pasif dan
tidak memperhatikan saat pelajaran sebanyak 19 siswa (47,5 %).
(c) Minat dan motivasi siswa saat mengikuti kegiatan pembelajaran.
Siswa yang terlihat berminat dan bersungguh-sungguh saat
mengikuti pelajaran sebanyak 20 siswa (50 %), sedangkan siswa
yang masih tampak kurang sungguh-sungguh memiliki jumlah yang
seimbang yaitu 20 siswa (50 %) pula.
(d) Siswa mampu mengapresiasi puisi dengan baik (ketuntasan hasil
belajar dalam menulis puisi mendapat nilai ≥ 65.
Siswa yang sudah dapat menulis puisi dengan baik dan mencapai
batas ketuntasan belajar sebanyak 25 siswa (62,5 %), sedangakan
yang masih memperoleh nilai di bawah batas tuntas sebanyak 15
siswa (37,5 %).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel 6. Perbandingan Hasil Pembelajaran Siswa Sebelum dan Sesudah diberikan
Tindakan Siklus I
Keterangan Pratindakan Tindakan Siklus I
Nilai Terendah 37 50
Nilai Tertinggi 75 81
Rata-rata nilai 61,3 69,8
Persentase Pencapaian 47 % 62,5 %
Gambar 11. Grafik Perbandingan Hasil Pembelajaran Siswa Sebelum
dan Sesudah diberikan Tindakan Siklus I
d. Analisis dan refleksi
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti pada pelaksaan
tindakan siklus I, dapat dianalisis dan direfleksikan dengan uraian sebagai berikut.
1) Pada saat tahap apersepsi, siswa masih kurang menunjukkan gairahnya
untuk berpendapat. Saat guru melakukan tanya jawab, hanya lima siswa
yang berani mengutarakan pendapatnya.
2) Minat siswa dalam pembelajaran menulis puisi meningkat. Hal ini
terlihat dari karya siswa baik secara kelompok maupun individu lebih
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Pratindakan TindakanSiklus I
Nilai Terendah
Nilai Tertinggi
Rata-rata Nilai
Presentase Pencapaian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
terarah. Pada saat proses pembelajaran secara berkelompok, siswa
terlihat aktif. Hal ini tampak pada antusias siswa yang berebut
menuliskan baris demi baris puisi rumpang di papan tulis. Penghargaan
berupa bintang, mampu memicu semangat siswa untuk berani
mengutarakan pendapatnya. Kegiatan menulis puisi secara individupun
berjalan lancar, rangsangan berupa gambar memberikan inspirasi baru
sehingga muncul kata demi kata untuk menyusun puisi.
3) Uraian penjelasann guru belum mengarah pada penerapan konkret
kegiatan yang dilaksanakan sehingga siswa sulit menangkap maksudnya.
4) Kemampuan siswa dalam mengungkapkan ide, pemilihan kata, maupun
penggunaan bahasa kias sudah terlihat lebih baik dibandingkan saat
survai awal. Karya puisi siswa pada survei awal, masih belum bisa fokus
dalam pengungkapan ide dan penggunaan bahasa kias masih sangat
minim. Walaupun belum maksimal, tetapi hal ini sudah menunjukkan
peningkatan yang cukup baik. Hal ini terlihat pencapaian ketuntasan
belajar saat survai awal sebanyak 47 % dan mengalami peningkatan
ketuntasan belajar sebanyak 62,5 % saat pelaksanaan tindakan siklus I.
5) Kelemahan dan kekurangan yang ditemukan dari pelaksanaan tindakan
siklus I bersumber dari siswa, guru, serta teknik pembelajarannya. Guru
belum mampu menciptakan suasana yang mendukung siswa untuk lebih
memiliki minat terhadap pembelajaran menulis puisi.
Selanjutnya untuk memperbaiki kekurangan yang terdapat pada siklus I,
guru dan peneliti merumuskan langkah-langkah perbaikan sebagai
berikut.
a) Guru harus lebih memantau aktivitas siswa, guru perlu berkeliling
kelas sehingga dapat memonitor dan menegur sikap siswa yang
kurang fokus. Saat siswa mengalami kesulitan dalam menulis puisi,
guru dapat membantu siswa memecahkan masalahnya.
b) Saat melihat siswa yang gaduh, guru perlu sering menegur siswa.
Tidak hanya sekali peneguran saja, jika perlu berkali-kali sampai
siswa fokus dan tidak gaduh lagi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
c) Guru perlu membubuhi celotehan-celotehan dalam kelas, sehingga
siswa tidak tegang dan kaku dalam pembelajaran.
d) Saat akhir pembelajaran hendaknya guru memberikan umpan balik
untuk mengetahui penguasaan materi yang telah disampaikan.
Dari hasil observasi atau pengamatan peneliti, hanya diketahui
permasalahan-permasalahan yang dilihat peneliti saja. Untuk mengetahui
permasalahan yang dirasakan pula oleh siswa, maka peneliti mengadakan
wawancara setelah tindakan siklus I. Wawancara dilakukan dengan empat orang
siswa. Dari hasil wawancara tersebut diketahui bahwa sebenarnya siswa masih
malu-malu saat berpendapat. Hal ini dirasakan karena siswa merasa guru kurang
memberi semangat siswa yang masih pasif. Keluhan-keluhan yang dirasakan
tersebut berasal dari segi proses pembelajaran siswa, sedangkan saat menulis puisi
sendiri siswa juga masih mengalami beberapa kendala. Berdasarkan hasil
wawancara, siswa mengutarakan bahwa saat menulis puisi masih kesulitan untuk
pengungkapan ide serta pemilihan bahasa kias.
Melihat permasalahan-permasalahan tersebut, peneliti menyampaikan
pada guru saat diskusi perencanaan tindakan siklus II. Guru memberikan banyak
saran berkaitan dengan perlakuan tindakan. Saran dari guru untuk tindakan siklus
II adalah siswa diajarkan untuk parafrase puisi. Alasannya adalah saat proses
mengubah puisi menjadi bentuk prosa siswa perlu memahami inti atau tema puisi,
mengenali bahasa kias yang ada pada puisi dan diubah menjadi bahasa lugas
dalam bentuk prosa. Kedua aspek tersebut sudah terangkum dalam satu kegiatan
parafrase puisi. Dari pemahaman yang diperoleh siswa tersebut, guru melakukan
evaluasi untuk mengetahui pemahaman siswa. Siswa diberi tugas untuk menulis
puisi. Pada saat itu, guru menghadirkan objek bunga mawar merah ke dalam
kelas. Saat proses tersebut, siswa dilatih bekerja secara mandiri untuk mengatasi
kesulitan sebelumnya yaitu kesulitan dalam mengungkapkan ide dan pemilihan
bahasa kias.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2. Siklus kedua
a. Perencanaan Tindakan
Bertolak dari analisis dan hasil observasi tindakan siklus I, maka
pada siklus II ini peneliti bersama guru kelas selaku kolaborator
melakukan diskusi untuk mencari solusi terbaik untuk mengatasi masalah
yang ditemukan pada siklus I. Diskusi ini dilaksanakan pada hari Selasa,
8 Maret 2011 di ruang guru SMP N 3 Bayat saat guru jeda mengajar. Saat
itu, peneliti menyampaikan beberapa kelebihan dan kekurangan yang ada
pada siklus I. Berdasarkan kelemahan atau kekurangan yang telah
ditemukan dalam pelaksanaan siklus I, maka pada siklus II akan
dilakukan perbaikan dalam proses pembelajaran agar proses dan hasil
pembelajaran menulis puisi dapat menunjukkan peningkatan sesuai
dengan indikator penelitian yang telah ditetapkan.
Perencanaan tindakan siklus II telah disepakati oleh peneliti dan
guru kelas sebagai berikut.
1) Peneliti dan guru menyusun skenario pembelajaran menggunakan
model pembelajaran kooperatif teknik kancing gemerincing yaitu
sebagai berikut.
a) Guru memberi salam, mengondisikan kelas, dan mengecek
presensi siswa.
b) Guru menjelaskan tentang kompetensi dan tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai dalam pembelajaran menulis puis, yaitu
siswa dapat menulis puisi dengan pilihan kata yang sisuai dan
dapat menyunting sendiri pilihan kata yang ditulis.
c) Guru melakukan apersepsi pada siswa dengan meminta siswa
memerhatikan puisi yang dibawa oleh guru, dari puisi tersebut
guru menggali pemahaman siswa mengenai pengertian puisi
serta hal-hal yang dapat dikreasikan dari puisi.
d) Guru menjelaskan parafrase puisi dengan melibatkan siswa.
e) Siswa duduk secara berkelompok sesuai dengan kelompoknya
masing-masing.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
f) Guru membagikan naskah puisi yang bertemakan persahabatan
kepada masing-masing kelompok.
g) Guru meminta siswa mendiskusikan puisi yang telah diterima
untuk diubah menjadi bentuk prosa (parafrase puisi), setelah
selesai siswa diminta untuk menyunting hasil parafrase.
h) Siswa mencari kata kias yang terdapat pada puisi dan
menuliskan artinya di papan tulis, sebelumnya siswa harus
menyerahkan sendok es krim yang dimiliki dan mendapatkan
bintang penghargaan.
i) Guru meminta perwakilan kelompok untuk membacakan hasil
diskusi siswa, siswa yang lainnya memerhatikan pembacaan
pekerjaannya temannya.
j) Siswa yang lain diminta untuk mengomentari, serta
memerhatikan hasil parafrase puisi kelompok lain.
k) Saat menyampaikan komentarnya siswa harus menyerahkan
sendok es krim yang dimiliki, dan berhak memperoleh bintang
penghargaan.
l) Guru menempelkan bintang emas di papan penilaian sebagai
bentuk penghargaan pada kelompok yang paling banyak
memperoleh bintang.
m) Guru bersama siswa melakukan refleksi dan menyimpulkan
kegiatan pembelajaran yang dilakukan.
n) Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menanyakan
hal-hal yang kurang jelas.
o) Guru menutup pelajaran dengan mengucap salam.
2) Peneliti dan guru berdiskusi menyusun RPP siklus II serta
menyusun indikator pencapaian tujuan.
3) Peneliti dan guru mempersiapkan topik parafrase puisi untuk
pembahasan tugas kelompok, sedangkan untuk pembelajaran yang
bersifat individu, guru mempersiapkan setangkai bunga mawar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
yang akan dibawa saat pembelajaran sebagai media untuk
memancing daya imajinasi siswa.
4) Peneliti dan guru menyusun instrumen penelitian berupa tes dan
nontes. Instrumen tes untuk mengetahui keberhasilan siswa dalam
menulis puisi secara tertulis yang berupa karya tulisan puisi.
Instrumen nontes dinilai berdasarkan rubrik penilaian proses
pembelajaran menulis puisi yang meliputi keaktifan selama
apersepsi, keaktifan dan perhatian siswa selama kegiatan
pembelajaran, dan minat serta motivasi siswa selama kegiatan
pembelajaran berlangsung.
5) Guru dan peneliti menentukan jadwal pelaksanaan tindakan siklus
II yaitu pada Kamis, 10 Maret 2011 dan Jumat, 11 Maret 2011.
Siklus II dilaksanakan dalam dua kali pertemuan, pertemuan
pertama dan pertemuan kedua 2x40 menit.
Dengan demikian diperoleh kesepakatan perencanaan
tindakan siklus II secara singkat adalah sebagai berikut: (1) peneliti
dan guru berdiskusi untuk mencari solusi terbaik dalam mengatasi
masalah yang terdapat pada siklus I; (2) peneliti bekerjasama dengan
guru menyusun indikator pencapaian tujuan serta menyusun RPP
siklus kedua; (3) peneliti dan guru berdiskusi mengenai topik yang
akan digunakan dalam pembelajaran pada siklus II; (4) peneliti dan
guru berdiskusi tentang instrumen penelitian berupa tes dan nontes;
dan (5) peneliti dan guru menentukan jadwal pelaksanaan siklus II.
b. Pelaksanaan Tindakan
Tindakan siklus II ini berlangsung selama dua kali pertemuan
yakni pada Kamis, 10 Maret 2011 dan Jumat, 11 Maret 2011 di ruang kelas
VIII B SMP N 3 Bayat. Pertemuan pertama dan kedua dilakukan 2x40 menit.
Pembelajaran menulis puisi dilaksanakan berdasarkan skenario dan RPP yang
telah didiskusikan antara guru dan peneliti pada Selasa, 8 Maret 2011.
Peneliti duduk di bagian belakang mengamati pembelajaran yang
berlangsung menggunakan teknik kancing gemerincing dan bertindak sebagai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
partisipan pasif dan sesekali ke depan untuk mengambil gambar kegiatan
pembelajaran sebagai dokumentasi.
1) Pertemuan Pertama
Pelaksanaan siklus I pertemuan pertama dilaksanakan pada Kamis
10 Maret 2011 mulai pukul 08.20 - 09.55 WIB. Adapun urutan pelaksanaan
tindakan siklus I adalah sebagai berikut.
a) Guru memberi salam, mengondisikan kelas, dan mengecek presensi
siswa.
b) Guru menyampaiakan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, yaitu
siswa dapat menulis puisi dengan pilihan kata yang sisuai dan dapat
menyunting sendiri pilihan kata yang ditulis.
c) Guru bertanya jawab dengan siswa mengenai pengalaman siswa dalam
menulis puisi, yang menyatakan bahwa siswa mulai tertarik dan suka
untuk menulis puisi.
d) Guru melakukan apersepsi dengan menunjukkan sebuah puisi untuk
memancing pemahaman siswa mengenai pengubahan puisi menjadi
bentuk prosa.
e) Guru menjelaskan materi tentang parafrase serta langkah-langkah
menulis puisi dengan mengamati objek benda secara langsung dengan
melibatkan siswa.
f) Siswa duduk secara berkelompok sesuai dengan kelompok masing-
masing.
g) Guru membagikan sebuah teks puisi pada masing-masing kelompok.
h) Siswa diminta untuk berdiskusi mengubah puisi yang telah dibagikan
menjadi bentuk prosa. Setelah selesai siswa diminta mencermati dan
menyunting hasil parafrasenya.
i) Sebelum melakukan parafrase, siswa diminta mencari kata-kata kias
dalam puisi dan mencari makna sebenarnya.
j) Guru meminta perwakilan kelompok untuk membacakan hasil diskusi
di depan kelas, siswa yang lainnya memperhatikan pembacaan
pekerjaannya temnannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
a) Siswa yang lain diminta untuk mengomentari, serta memperhatikan
hasil parafrase puisi kelompok teman, apakah sudah sesaui dengan
puisi yang diparafrase atau belum. Jika belum siswa tersebut berhak
memberikan alasan serta menunjukkan parafrase yang tepat.
b) Saat mengajukan pendapatnya, siswa diminta menyerahkan sendok es
krim yang dimiliki dan berhak mendapatkan bintang penghargaan
untuk ditempel di kolom penilaian kelompoknya di papan penilaian.
k) Setelah mendapatkan evaluasi dari siswa, guru berkolaborasi dengan
siswa untuk menyunting prosa yang dibacakan menjadi bentuk prosa
yang baik dan benar.
l) Guru menempelkan bintang emas di papan penilaian sebagai bentuk
penghargaan pada kelompok yang paling banyak memperoleh bintang.
m) Guru bersama siswa melakukan refleksi dan menyimpulkan kegiatan
pembelajaran yang dilakukan.
n) Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menanyakan hal-hal
yang kurang jelas.
o) Guru menyampaikan kesimpulan dan menutup pelajaran dengan
memberi salam.
2) Pertemuan Kedua
Pertemuan kedua siklus II dilakukan pada dan Jumat 11 Maret 2011
selama dua jam pelajaran, yaitu pukul 08.20 – 09.00 dan 09.15 – 09.55 WIB.
Pada pertemuan kedua ini, jam pelajaran Bahasa Indonesia ada jeda istirahat
yaitu pukul 09.00 – 09.15 WIB. Pada pertemuan pertama difokuskan pada
proses pembelajaran dan mengetahui pemahaman puisi yang berkaitan
dengan parafrase secara kelompok, sedangkan pertemuan kedua difokuskan
pada penilaian hasil kemampuan menulis puisi secara individu. Karena
kegiatan diskusi belum selesai pada pertemuan pertama, maka dilanjutkan
pada pertemuan kedua ini. Adapun urutan pelaksanaan siklus II pada
pertemuan kedua adalah sebagai berikut.
a) Guru memberi salam, mengondisikan kelas, dan mengecek presensi
siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
b) Guru mengulang sekilas materi yang telah disampaikan pada
pertemuan sebelumnya dengan melakukan tanya jawab pada siswa.
c) Guru mengingatkan siswa pada proses pembelajaran yang telah
berlangsung pada pertemuan pertama dan meminta siswa menjelaskan
proses parafrase serta langkah-langkah yang diperlukan saat menulis
puisi bebas.
d) Guru bertanya jawab dengan siswa mengenai langkah-langkah yang
baik dalam menulis puisi bebas.
e) Guru menjelaskan materi menulis puisi mengamati objek langsung
dengan sesekali memberi pertanyaan pada siswa terkait dengan
menulis puisi pengamatan objek langsung.
f) Guru membawa objek benda ke dalam kelas berupa setangkai bunga
mawar merah. Siswa dibebaskan mengembangkan objek setangkai
mawar tersebut menjadi sebuah puisi, bisa dikaitkan dengan
persahabatan, kasih sayang, cinta kasih atau yang lainnya.
g) Siswa diminta mengamati objek setangkai mawar merah dan
menuliskan kata-kata kunci yang diperoleh dari hasil pengamatan.
h) Siswa diminta mengembangkan kata-kata kunci yang diperoleh
menjadi sebuah puisi utuh.
i) Setelah selesai, siswa menyunting puisi yang telah ditulis. Guru
berkeliling memantau dan membantu siswa yang masih mengalami
kesulitan.
j) Siswa mengumpulkan hasil pekerjaannya, dan karya terbaik akan
dipajang di mading sekolah.
k) Guru memberikan bunga kepada 3 siswa yang telah menulis puisi
terbaik dari siklus sebelumnya. Hal ini dimaksudkan untuk memberi
motivasi siswa agar semangat menulis puisi.
l) Guru melakukan refleksi dan menyimpulkan kegiatan pembelajaran
yang telah dilakukan.
m) Guru memberikan kesempatan siswa untuk menanyakan hal-hal yang
kurang jelas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
n) Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.
c. Observasi dan Interpretasi
Observasi tindakan I dilaksanakan pada Kamis 10 Maret 2011
pukul 11.30 – 12.50 WIB dan Jumat, 11 maret 2011 pukul 08.20 – 09.00
WIB dan 09.15 – 09.55 WIB di ruang kelas VIII B SMP N 3 Bayat. Pada
pertemuan pertama pembelajaran dilakukan dengan membahas parafrase
puisi, siswa diajak untuk mengubah puisi menjadi bentuk prosa.
Pembelajaran parafrase ini dimaksudkan agar siswa memahami tahapan atau
proses menulis puisi yang baik. Melalui proses parafrase, memberi wawasan
baru untuk tidak hanya menguasai kemampuan menulis puisi bebas tetapi
kemampuan merubah puisi menjadi bentuk prosa pula. Pada pertemuan
kedua pembelajaran dilanjutkan pada kegiatan diskusi dan siswa dilatih untuk
menulis puisi secara individu dengan memperhatikan objek setangkai bunga
yang dibawa guru ke dalam kelas.
Pengamatan difokuskan pada berlangsungnya proses pelaksanaan
pembelajaran, yakni meliputi aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran
berlangsung. Selain itu, kegiatan observasi siklus II ini dimaksudkan untuk
mengetahui teratasi atau tidaknya kelemahan-kelemahan yang ditemukan
pada siklus I. Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai partisipan pasif
yang berada di belakang untuk mengamati kegiatan pembelajaran dan
sesekali berada di depan untuk mengambil gambar sebagai dokumentasi.
Berdasarkan pengamatan peneliti, secara garis besar diperoleh
gambaran tentang jalannya kegiatan belajar mengajar sebagai berikut.
1) Sebelum mengajar, guru sudah membuat rencana pelaksanaan
pembelajaran yang dijadikan sebagai pedoman dalam mengajar.
Rencana pembelajaran sesuai dengan silabus mata pelajaran Bahasa
Indonesia yang ada dalam Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan
(KTSP).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2) Pelaksanaan tindakan siklus II berlangsung selama 2 kali pertemuan,
pertemuan pertama dan kedua diikuti oleh siswa kelas VIII B SMP N 3
Bayat yang berjumlah 40 siswa.
3) Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran menulis puisi sesuai
dengan rancangan pembelajaran yang telah dibuat.
4) Pada waktu guru melakukan kegiatan awal yakni presensi, apersepsi,
dan evaluasi pembelajaran sikllus II siswa terlihat antusias untuk
mendengarkan guru. Saat apersepsi, guru memanfaatkan sebuah puisi
untuk memancing pemahaman siswa mengenai kegiatan parafrase,
siswa menunjukkan perhatiaannya dengan menjelaskan pengertian
parafrase serta memberi contoh parafrase.
5) Pada saat guru menyampaikan materi, siswa memperhatikan dengan
cermat detil demi detil penjelasan yang diutarakan guru. Sesekali siswa
mengangkat tangan dan bertanya jika belum dapat memahami
penjelasan guru. Saat penyampaian materi, guru tidak sepenuhnya
menjelaskan secara searah. Namun guru juga melibatkan siswa dengan
menunjuk siswa yang terlihat tidak konsentrasi dalam pembelajaran.
Hal ini dilakukan agar secara keseluruhan siswa dalam satu kelas dapat
memahami materi, yang dilanjutkan pada praktik parafrase secara
berkelompok.
6) Setelah siswa dapat memahami parafrase, selanjutnya guru
membagikan naskah puisi dan siswa diminta untuk bediskusi
kelompok. Sama dengan siklus I pada siklus II ini, siswa diarahkan
untuk berdiskusi dengan menggunakan teknik kancing gemerincing.
Namun pada siklus II ini bahan diskusi berbeda dengan bahan diskusi
siklus I. Ketika siklus I siswa mendiskusikan puisi rumpang untuk
disusun menjadi puisi utuh, tetapi siklus II siswa mendiskusikan
naskah puisi yang diberikan guru untuk diubah menjadi bentuk prosa
(parafrase). Pada siklus kedua, hasil parafrase salah satu kelompok
dibacakan di depan kelas dan siswa lainnya mencermati. Ketika siswa
lain merasa ada yang kurang tepat dengan hasil parafrase, maka ia
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
harus menyerahkan sendok es krim yang dimiliki untuk mengutarakan
pendapatnya dan berhak memperoleh bintang penghargaan untuk
ditempel di papan penilaian sesuai dengan kolom kelompoknya.
Dalam siklus ini materi diskusi yang berbeda dimaksudkan untuk
memberi kemampuan selain menulis puisi yaitu mengembangkan puisi
menjadi bentuk prosa. Pembelajaran secara kelompok dengan materi
parafrase tersebut dilakukan pada pertemuan pertama, sedangkan pada
pertemuan kedua siswa dijelaskan dengan proses dan tahapan-tahapan
menulis puisi dengan menghadirkan benda secara langsung ke dalam
kelas.
Gambar 12. Siswa melakukan kerja kelompok
7) Salah satu kelompok membacakan pekerjaannya, dan siswa yang
lainnya maju ke depan kelas untuk menyampaikan pendapat mengenai
bahasa kias yang terdapat pada puisi dan bahasa lugas dari bentuk
prosanya.
Gambar 13. Siswa maju menyampaikan pendapatnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8) Selain pembelajaran secara kelompok, kemampuan individu siswa
untuk menyusun puisi juga perlu diperhatikan. Pada pertemuan kedua
dalam siklus II pembelajaran menulis puisi lebih difokuskan pada
kemampuan individu siswa. Guru menuliskan tugas individu menulis
puisi bebas di papan tulis.
Gambar 14. Guru menuliskan tugas individu di papan tulis
9) Saat menulis puisi secara individu, guru menghadirkan objek langsung
berupa bunga mawar ke dalam kelas. Bunga ini dimaksudkan untuk
mempermudah siswa mengembangkan imajinasi serta kreasinya dalam
bentuk karya puisi.
Gambar 15. Guru membawa bunga ke dalam kelas sebagai media
untuk menulis puisi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10) Kemampuan menulis puisi siswa pada siklus II ini terlihat mengalami
peningkatan yang signifikan. Hal ini didasarkan pada puisi hasil karya
siswa yang lebih baik dibandingkan dengan siklus sebelumnya. Ini
terlihat dari pengungkapan ide yang semakin baik, pemilihan kata yang
indah, serta penggunaan bahasa kias yang semakin bervariasi pula.
Karena materi menulis puisi siswa kelas VIII merupakan menulis puisi
bebas, maka puisi yang ditulis siswa tidak terikat rima seperti puisi
lama.
11) Saat tahap evaluasi dan refleksi, jumlah siswa yang bersedia
memberikan penilaian atau menyumbangkan pendapatnya baik dalam
pembelajaran kelompok maupun individu semakin bertambah. Adanya
reward berupa tepuk tangan dan penghargaan berupa bintang ternyata
cukup efektif meningkatkan minat dan motivasi siswa untuk merespon
stimulus yang diberikan guru. Selain itu, bentuk motivasi guru untuk
menumbuhkan minat siswa dilakukan dengan cara memajang puisi
karya siswa yang terbaik di mading sekolah. Saat akhir pembelajaran
bunga yang sebelumnya sebagai media pembelajaran diberikan pada
tiga siswa dengan karya terbaik. Bunga tersebut sebagai bentuk
penghargaan siswa dengan karya terbaik hasil pekerjaan menulis puisi
pada siklus I.
Gambar 16. Guru memberikan bunga sebagai penghargaan siswa
yang mempunyai karya terbaik dai hasil siklus I
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12) Setelah pelajaran berakhir, dilakukan wawancara mengenai
pelaksanaan tindakan siklus II. Wawancara dilakukan dengan empat
orang siswa di ruang kelas VIII B pada Jumat, 11 Maret 2011.
Wawancara dilakukan untuk mengetahui kelemahan siswa selama
siklus II sehingga dapat dilakukan tindakan pada siklus III.
Gambar 17. Peneliti melakukan wawancara setelah tindakan
siklus II
13) Kelemahan yang ditemukan selama pelaksanaan tindakan siklus II
dapat dilihat dari beberapa aspek sebagai berikut.
a) Kelemahan yang ditemukan dari siswa, yaitu.
(1) Saat kegiatan berdiskusi berlangsung antusias siswa dalam
mengungkapkan pendapat terjadi peningkatan. Siswa tidak
malu-malu untuk mengacungkan tangan dan menyampaikan
pendapatnya meskipun kurang lancar dalam berbicara.
(2) Pada kegiatan menulis puisi secara individu, terlihat beberapa
siswa yang belum bisa fokus dengan pekerjaannya sendiri.
Beberapa siswa masih terlihat tengak tengok melihat pekerjaan
temannya.
b) Kelemahan yang ditemukan dari guru, yaitu.
(1) Guru belum maksimal dalam membimbing diskusi kelompok.
Guru hanya terfokus pada beberapa kelompok yang anggota
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
kelompoknya dianggap masih merasa kesulitan dalam
menuangkan idenya.
(2) Guru kurang berhasil mengarahkan siswa untuk lebih kreatif
dan imajinatif dalam kegiatan menulis puisi, sehingga masih
terlihat siswa yang tengak tengok ketika melakukan kegiatan
menulis puisi.
c) Kelemahan yang ditemukan dari teknik pembelajaran hampir tidak
terlihat lagi. Siswa dan guru mulai mengerti alur atau proses
pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan teknik kancing
gemerincing.
14) Keberhasilan proses pembelajaran menulis puisi dengan teknik
kancing gemerincing pada siklus II dapat dilihat darai beberapa
indikator berikut.
a) Keaktifan siswa selama apersepsi.
Keaktifan siswa selama apersepsi pada siklus II menunjukkan
peningkatan dari siklus I. Hal ini ditandai dengan adanya
peningkatan jumlah siswa yang menunjukkan keaktifannya saat
kegiatan apersepsi. Saat siklus I siswa yang aktif selama apersepsi
sebanyak 22 siswa (55 %) dan terjadi peningkatan pada siklus II
menjadi 28 siswa (70%).
b) Keaktifan dan perhatian siswa pada saat guru menyampaikan
materi.
Keaktifan siswa pada saat guru menyampaikan materi
menunjukkan peningkatan dari siklus I sebanyak 21 siswa (52,5 %)
menjadi 27 siswa (67,5%) pada siklus II. Pada siklus ini, siswa
tampak sungguh-sungguh mengikuti penjelasan yang diberikan
oleh guru baik pembelajaran yang bersifat kelompok maupun
individu.
c) Minat dan motivasi siswa saat mengikuti kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan pengamatan peneliti pada siklus II, minat dan
motivasi siswa saat mengikuti pembelajaran dibanding pada siklus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
I siswa lebih menunjukkan partisipasi dan antusiasmenya. Pada
siklus I siswa yang berminat dan memiliki motivasi dalam
pembelajaran sebanyak 20 siswa (50 %) dan mengalamai
peningkatan pada siklus II menjadi 28 siswa (70 %).
d) Siswa mampu mengapresiasi puisi dengan baik (ketuntasan hasil
belajar dalam menulis puisi mendapat nilai ≥ 65).
Pada siklus pertama, siswa yang sudah mencapai ketuntasan
belajar sebanyak 25 siswa (62,5 %) dengan rata-rata nilai kelas
69,8. Sedangkan pada siklus II terjadi peningkatan 5 siswa,
sehingga siswa yang sudah mencapai ketuntasan belajar di siklus II
sebanyak 30 siswa (75 %) dengan rata-rata nilai kelas 77,8.
Peningkatan hasil pembelajaran pada siklus I dan siklus II terlihat
perbandingan antar siklusnya. Perbandingan keberhasilan siklus I dan siklus II
terangkum pada tabel sebagai berikut.
Tabel 7. Perbandingan Hasil Pembelajaran Siswa Sebelum dan Sesudah diberikan
Tindakan Siklus I dan Siklus II
Keterangan Pratindakan Tindakan Siklus
I
Tindakan Siklus
II
Nilai Terendah 37 50 56
Nilai Tertinggi 75 81 94
Rata-rata nilai 61,3 69,8 77,8
Persentase
Pencapaian 47 % 62,5 % 75 %
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Gambar. 20 Grafik Perbandingan Hasil Pembelajaran Siswa Sebelum
dan Sesudah diberikan Tindakan Siklus I dan Siklus II
d. Analisis dan Refleksi
Berdasarkan hasil observasi, peneliti menyimpulkan bahwa kualitas
pembelajaran menulis siklus II (baik proses maupun hasil) telah menunjukkan
peningkatan dari siklus I. Hal tersebut ditunjukkan oleh.
1) Keaktifan siswa selama apersepsi mengalami peningkatan dari siklus
sebelumnya, hal ini ditunjukkan bahwa pada siklus I keaktifan siswa
sebanyak 55 % meningkat menjadi 70 %. Peningkatan keaktifan siswa
selama apersepsi ini, ditandai dengan partisipasi siswa yang antusias
mengangkat tangan untuk merespon stimulus dari guru.
2) Saat guru menyampaikan materi pembelajaran, siswa terlihat dengan
seksama memperhatikan penjelasan guru. Dalam hal ini, bukan guru saja
yang aktif memberikan penjelasan tetapi guru juga melibatkan siswa untuk
menyumbangkan pendapat mereka. Dengan cara ini, guru dapat mengukur
tingkat pemahaman yang telah dikuasai siswa. Candaan yang diberikan
guru di sela-sela pemberian materi, ternyata juga menjadi salah satu cara
menghilangkan kejenuhan siswa. Hal tersebut terbukti dengan
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Pratindakan TindakanSiklus I
TindakanSiklus II
Nilai Terendah
Nilai Tertinggi
Rata-rata Nilai
Prosentase Pencapaian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
meningkatnya keaktifan dan perhatian siswa saat guru menjelaskan materi
menunjukkan peningkatan dari siklus I ke siklus II ini. Saat siklus
pertama keaktifan dan perhatian siswa mengikuti penjelasan materi
sebanyak 52,5 % pada siklus I meningkat menjadi 67,5 % pada siklus II.
3) Pembelajaran dengan menggunakan teknik kancing gemerincing, memicu
siswa berminat dan antusias dalam mengikuti pembelajaran. Pemberian
penghargaan berupa bintang dapat memicu minat siswa untuk
mengutarakan pendapatnya. Selain itu, dengan memanfaatkan kancing
mampu membuat keaktifan siswa merata dalam kelas. Siswa yang
biasanya aktif, dapat memotivasi siswa lain untuk dapat aktif juga.
Sedangkan untuk tugas individu, guru membangkitkan motivasi siswa
dengan cara memberi bunga pada siswa dengan karya terbaik. Hal ini
memotivasi siswa untuk menciptakan puisi yang baik dan indah.
Peningkatan minat dan motivasi siswa terlihat pada siklus I sebanyak 50 %
menjadi 70 % pada siklus II.
4) Peningkatan pada siklus II ini tidak hanya terlihat pada proses
pembelajaran siswa saja, hasil menulis puisi siswa juga mengalami
peningkatan. Ini terlihat dengan bertambahnya jumlah siswa yang mampu
mendapatkan nilai di atas batas ketuntasan. Pada siklus pertama, siswa
yang sudah mencapai ketuntasan belajar sebanyak 25 siswa (62,5 %)
dengan rata-rata nilai kelas 69,8, sedangkan pada siklus II terjadi
peningkatan 5 siswa, sehingga siswa yang sudah mencapai ketuntasan
belajar di siklus II sebanyak 30 siswa (75 %) dengan rata-rata nilai kelas
77,8.
5) Meskipun pada siklus II ini telah terlihat banyak peningkatan pada
beberapa beberapa indikator, tetapi jumlah siswa yang telah mendapatkan
ketuntasan belajar mencapai indikator yang ditentukan. Pada siklus kedua
ini, siswa yang telah dinyatakan lulus atau mencapai ketuntasan belajar
sebanyak 30 siswa. Namun, hal tersebut belum menunjukkan pencapaian
target indikator. Oleh karena itu, perlu dilakukan tindakan lagi pada siklus
III. Kelemahan dan kekurangan yang telah ditemukan baik pada siswa,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
guru, maupun teknik pembelajaran perlu diberikan penanganan yang lebih.
Dengan memperbaiki kekurangan yang ditemukan diharapkan dapat
meningkatkan kualitas proses maupu hasil menulis puisi siswa. Untuk
memperbaiki beberapa kekurangan yang ada pada siklus II ini, guru dan
peneliti mengadakan langkah-langkah perbaikan sebagai berikut.
a) Guru perlu meningkatkan pemerataan pendekatan pada siswa, jadi
tidak beberapa siswa saja diberikan bimbingan serta bantuan dalam
menuangkan ide-idenya.
b) Guru harus lebih tegas mengingatkan siswa yang masih kurang fokus
pada pekerjaannya, dan masih tengak-tengok melihat pekerjaan
temannya.
c) Agar siswa lebih tertarik dan antusias dalam menulis puisi baik secara
kelompok maupun individu, maka peneliti dan guru sepakat untuk
mengajak siswa ke luar kelas mengamati objek secara langsung. Siswa
dibebaskan untuk mengamati objek yang mereka sukai, jadi siswa
tidak terikat pada objek yang ditentukan guru lagi. Hal ini
dimaksudkan agar karya siswa lebih variatif lagi.
Dari hasil analisis tersebut, diketahui beberapa kelemahan dari segi
pengamatan peneliti. Kesulitan yang dirasakan siswapun perlu diketaui untuk
diterapkan pada tindakan siklus III. Peneliti melakukan wawancara dengan empat
orang siswa terkait pembelajaran yang telah berlangsung di siklus II tersebut. Dari
hasil wawancara tersebut, diketahui hal-hal yang membuat siswa senang serta
kesulitan yang dialami siswa.
Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa, siswa mengutarakan keluh
kesah yang dirasakan saat pembelajaran. Dari kedua siklus yang telah terlaksana,
siswa sudah bosan dengan pembelajaran menulis puisi lagi. Saat diskusi
kelompok, siswa merasa senang dan tersemangati dengan adanya bintang
penghargaan. Siswa berlomba-lomba untuk mengutarakan pendapatnya agar
memperoleh bintang penghargaan. Namun, saat diberi tugas individu untuk
menulis puisi, siswa tidak semangat lagi. Melihat hal tersebut, peneliti berusaha
bertanya pada siswa untuk mengetahui letak penyebab kebosanannya. Setelah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
bertanya dengan beberapa siswa, diperoleh kesimpulan bahwa siswa merasa jenuh
karena materi atau objek untuk menulis puisi sudah ditentukan guru.
Berpedoman pada hal tersebut, peneliti menanyakan keinginan siswa agar
mudah saat menulis puisi. Siswa mengatakan bahwa lebih suka saat menulis puisi
secara individu di luar ruangan dan dibebaskan memilih objek yang mereka sukai.
Mengacu pada hal tersebut, maka peneliti mengadakan tindakan siklus III.
Sebelum diberikan tindakan peneliti dan guru berdiskusi merancang pembelajaran
yang akan diterapkan. Pada saat itu, peneliti menyampaikan hasil wawancara
dengan siswa. Peneliti menyampaikan agar menulis puisi dilakukan di luar kelas.
Saat itu guru menyetujui usulan dari peneliti, tetapi saat di luar kelas siswa
disuruh untuk ke lingkungan masjid sekolah dan mengamati objek masjid saat
menulis puisi. Namun, peneliti menyampaikan bahwa siswa lebih suka
dibebaskan untuk mengamati objek di luar kelas sesuai dengan keinginan siswa.
Berdasarkan penjelasan hasil wawancara peneliti, maka guru sepakat dengan
peneliti untuk mengamati objek di luar kelas dan siswa dibebaskan memilih objek
yang disukai.
3. Siklus Ketiga
a. Perencanaan Tindakan
Berdasarkan refleksi pada siklus II, disepakati bahwa siklus III perlu
dilaksanakan. Peneliti dan guru mengadakan diskusi pada Selasa, 15 Maret
2011 di ruang guru SMP N 3 Bayat. Peneliti menyampaikan hasil observasi
dan refleksi terhadap pembelajaran menulis puisi pada siklus II. Peneliti
juga menyampaikan kekurangan dan kelebihan proses pembelajaran
menulis puisi pada siklus II.
Guru dan peneliti sepakat bahwa tindakan siklus III dilaksanakan
dalam 2 kali pertemuan, pertemuan pertama dan kedua selama 2 jam
pelajaran. Tindakan siklus III pertemuan pertama pada Kamis, 17 Maret
2011 dan pertemuan kedua setelah ujian mid semester yaitu pada Kamis, 31
Maret 2011. Setelah mid semester, kelas VIII tetap ada pelajaran seperti
biasa. Peneliti duduk di bagian belakang mengamati pembelajaran yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
berlangsung menggunakan metode kancing gemerincing dan bertindak
sebagai partisipan pasif dan sesekali ke depan untuk mengambil gambar
kegiatan pembelajaran sebagai dokumentasi.
Peneliti mengemukakan perencanaan untuk mengatasai kekurangan
yang telah ditemukan pada siklus II sebagai berikut.
1) Guru meningkatkan keaktifan siswa mulai dari apersepsi, jadi guru
lebih banyak memberikan stimulus untuk memancing siswa agar lebih
aktif dari siklus-siklus sebelumnya. Untuk memancing semangat
siswa dalam berpendapat, guru memberikan penghargaan berupa
tepuk tangan pada siswa yang telah berani mengutarakan
pendapatnya.
2) Dalam proses pembelajaran pada siklus III, siswa diajak keluar
ruangan untuk mengamati objek tertentu dan menulis puisi secara
individu. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi rasa jenuh siswa,
karena siswa sudah beberapa kali berdiskusi dan menulis puisi secara
individu dengan topik yang telah ditentukan. Pada pertemuan pertama
selama satu jam pertama siswa diajak untuk mendiskusikan puisi
yang diberikan guru, dan siswa diajak menganalisis tema, persajakan,
rima, bahasa kias, serta amanat dalam puisi yang berjudul “Guru”.
Sedangkan satu jam berikutnya siswa diajak untuk membahas materi
sebagai persiapan menempuh ujian mid semester.
3) Guru terus memantau proses pembelajaran agar dapat melakukan
penilaian yang lebih objektif.
Adapun urutan tindakan yang direncanakan akan diterapkan dalam
siklus III adalah sebagai berikut.
1) Peneliti dan guru menyusun skenario pembelajaran menggunakan
model pembelajaran kooperatif teknik kancing gemerincing yaitu
sebagai berikut.
a) Guru memberi salam, mengondisikan kelas, dan mengecek
presensi siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
b) Guru menjelaskan tentang kompetensi dan tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai dalam pembelajaran menulis puisi, yaitu siswa
dapat menulis puisi dengan pilihan kata yang sisuai dan dapat
menyunting sendiri pilihan kata yang ditulis.
c) Guru melakukan apersepsi pada siswa dengan meminta siswa
menyampaikan pendapat-pendapatnya tentang penjelasan menulis
puisi yang telah diperolehnya.
d) Siswa berkumpul secara berkelompok sesuai dengan kelompok
masing-masing.
e) Sebagai tugas kelompok, guru membagikan teks puisi yang
berjudul “Guru” dan siswa diminta untuk mendiskusikan mencari
tema, persajakan, rima, bahasa kias, serta amanatnya. Diskusi
kelompok dengan menerapkan teknik kancing gemerincing ini,
dilakukan pada satu jam pertemuan pertama. Saat satu jam
pertemuan kedua, guru mengajak siswa membahas materi sebagai
persiapan menempuh ujian mid semester.
f) Untuk tugas individu, siswa disuruh keluar ruangan untuk
mengamati objek dan siswa dibebaskan untuk mengamati objek
yang ia sukai. Hal ini dimaksudkan untuk membebaskan siswa
menuangkan objek yang ia sukai menjadi karya puisi.
g) Siswa diminta menuliskan satu bagian hasil pekerjaannya di papan
tulis.
h) Saat menyumbangkan komentarnya siswa harus menyerahkan
sendok es krim yang dimiliki, dan berhak memperoleh bintang
penghargaan.
i) Guru menempelkan bintang emas di papan penilaian sebagai
bentuk penghargaan pada kelompok yang paling banyak
memperoleh bintang.
j) Guru bersama siswa melakukan refleksi dan menyimpulkan
kegiatan pembelajaran yang dilakukan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
k) Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menanyakan hal-
hal yang kurang jelas.
l) Guru menutup pelajaran dengan memberi salam.
2) Peneliti dan guru berdiskusi menyusun RPP siklus III serta menyusun
indikator pencapaian tujuan.
3) Peneliti dan guru menyusun instrumen penelitian berupa tes dan
nontes. Instrumen tes untuk mengetahui keberhasilan siswa dalam
menulis puisi secara tertulis yang berupa karya tulisan puisi. Instrumen
nontes dinilai berdasarkan rubrik penilaian proses pembelajaran
menulis puisi yang meliputi keaktifan selama apersepsi, keaktifan dan
perhatian siswa selama kegiatan pembelajaran, dan minat serta
motivasi siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
4) Guru dan peneliti menentukan jadwal pelaksanaan tindakan siklus III
selama dua kali pertemuan, pertemuan pertama pada Kamis, 17 Maret
2011 dan pertemuan kedua Kamis, 31 Maret 2011. Kedua pertemuan
tersebut berlangsung selama dua jam pelajaran yaitu 2x40 menit
dimulai pukul 11.30-12.50 WIB.
b. Pelaksanaan Tindakan
Tindakan siklus I ini berlangsung selama dua kali pertemuan yakni
pada Kamis 17 Maret 2011 dan 31 Maret 2011 di ruang kelas VIII B SMP
N 3 Bayat. Pertemuan pertama dilakukan 2x40 menit, dan pertemuan kedua
dilakukan 2x40 menit setelah siswa selesai ujian mid semester.
Pembelajaran menulis puisi dilaksanakan berdasarkan skenario dan RPP
yang telah didiskusikan antara guru dan peneliti pada Selasa 15 Maret
2011. Peneliti duduk di bagian belakang mengamati pembelajaran yang
berlangsung menggunakan teknik kancing gemerincing dan bertindak
sebagai partisipan pasif dan sesekali ke depan untuk mengambil gambar
kegiatan pembelajaran sebagai dokumentasi.
1) Pertemuan pertama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Pelaksanaan siklus III pertemuan pertama dilaksanakan pada
kamis 17 Maret 2011 mulai pukul 11.30-12.50 WIB. Adapun urutan
pelaksanaan tindakan siklus III adalah sebagai berikut.
a) Guru memberi salam, mengkondisikan kelas, dan mengecek
presensi siswa.
b) Guru menyampaiakan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai,
yaitu siswa dapat menulis puisi dengan pilihan kata yang sisuai
dan dapat menyunting sendiri pilihan kata yang ditulis.
c) Guru melakukan apersepsi pada siswa dengan menggali
pemahaman siswa mengenai pengertian puisi serta unsur-unsur
pembangun puisi.
d) Guru menampung pendapat-pendapat siswa untuk menyimpulkan
pengertian atau pemahaman baru. Sesuai pendapat beberapa
siswa, guru menyimpulkan devinisi dari unsur puisi.
e) Guru membagikan sebuah teks puisi berjudul “Guru” pada
masing-masing kelompok.
f) Siswa diminta berdiskusi menganalisis unsur instrinsik dan
ekstrinsik puisi. Hal ini diterapkan untuk mengetahui tingkat
pemahaman siswa dalam praktiknya, sehingga saat menulis puisi
secara individu siswa sudah memahami hal-hal yang perlu
diterapkan dalam karya puisinya.
g) Satu per satu siswa menuliskan pendapatnya dan tidak lupa
menyerahkan sendok es krim sebagai syarat mengungkapkan
pendapat.
h) Guru memberikan bintang penghargaan pada siswa yang telah
menuliskan pendapatnya.
i) Guru bersama siswa mengoreksi pendapat-pendapat siswa
tersebut, dan saat masih ditemui kesalahan siswa yang lainnya
diperbolehkan menulis pendapat yang ia punyai dengan
menyerahkan sisa kancing yang dimilikinya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
j) Guru bersama siswa menyimpulkan unsur-unsur yang terkandung
dalam puisi berjudul “guru” tersebut.
k) Guru menempelkan bintang emas pada kelompok yang paling
banyak mendapatkan penghargaan dan dinobatkan sebagai
kelompok terbaik.
l) Sisa waktu satu jam digunakan guru untuk membahas materi
sebagai persiapan ujian mid semester yang akan berlangsung
selama satu minggu.
m) Setelah penyampaian materi selesai, guru bersama siswa
melakukan refleksi dan menyimpulkan kegiatan pembelajaran
yang telah dilakukan.
n) Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menanyakan hal-
hal yang kurang jelas, dan guru menjelaskannya sampai siswa
paham.
o) Guru menyampaikan kesimpulan.
p) Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.
2) Pertemuan Kedua
Pelaksanaan siklus III pertemuan kedua dilaksanakan pada
kamis 31 Maret 2011 mulai pukul 11.30-12.50 WIB. Adapun urutan
pelaksanaan tindakan siklus III adalah sebagai berikut.
a) Guru memberi salam, mengondisikan kelas, dan mengecek
presensi siswa.
b) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai,
yaitu siswa dapat menulis puisi dengan pilihan kata yang sisuai
dan dapat menyunting sendiri pilihan kata yang ditulis.
c) Guru melakukan apersepsi pada siswa dengan menggali
pemahaman siswa mengenai pengertian puisi serta unsur-unsur
pembangun puisi.
d) Guru menampung pendapat-pendapat siswa untuk menyimpulkan
pengertian atau pemahaman baru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
e) Untuk memberikan semangat baru setelah ujian mid semester,
guru mengajak siswa keluar ruangan dan bebas mengamati objek
yang siswa sukai untuk dikembangkan menjadi puisi.
f) Siswa mengamati objek yang ia sukai dan menuliskan hal-hal
penting atau kerangka puisinya.
g) Siswa diajak masuk kelas untuk menyelesaikan puisinya.
h) Setelah selesai siswa diminta menyunting karya puisinya agar
tampak lebih menarik dan tertata.
i) Siswa memberikan kesempatan pada siswa yang berani
membacakan puisi karyanya di depan kelas.
j) Guru bersama siswa bertepuk tangan sebagai bentuk penghargaan
bagi siswa yang telah menulis puisi dengan karya terbaik.
k) Guru bersama siswa melakukan refleksi dan menyimpulkan
kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.
l) Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menanyakan hal-
hal yang kurang jelas.
m) Guru menyampaikan kesimpulan dan menutup pelajaran dengan
memberikan salam.
c. Oservasi dan Interpretasi
Observasi ini, dilakukan selama dua kali pertemuan yaitu Kamis, 17
maret 2011 dan 31 maret 2011. Pertemuan kedua dilakukan setelah ujian
mid semester berlangsung. Pada pertemuan pertama, guru memberikan
naskah puisi yang berjudul “Guru” dan meminta siswa untuk berdiskusi
mencari tema, persajakan, rima, bahasa kias, serta amanatnya. Pada satu
jam pertama siswa berdiskusi menggunakan teknik kancing gemerincing,
sedangkan pada pertemuan kedua siswa diajak untuk membahas materi
sebagai persiapan untuk menempuh ujian mid semester, sedangkan
pertemuan kedua pada siklus III dilanjutkan setelah ujian mid semester
berakhir.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Sama seperti siklus sebelumnya, observasi ini difokuskan pada
situasi pelaksanaan pembelajaran, kegiatan yang dilaksanakan guru, serta
aktivitas siswa selama pembelajaran. Pada observasi ini peneliti berperan
sebagai partisipan pasif yang bertindak untuk mengamati jalannya
pembelajaran dengan duduk di belakang, tetapi sesekali peneliti ke depan
untuk keperluan pengambilan gambar sebagai dokumentasi penelitian.
Berdasarkan pengamatan peneliti, secara garis besar diperoleh
gambaran tentang jalannya kegiatan belajar mengajar sebagai berikut.
1) Sebelum mengajar, guru mempersiapkan rencana pembelajaran yang
akan dijadikan pedoman dalam mengajar.
2) Pelaksanaan tindakan siklus III ini berlangsung selama dua kali
pertemuan, yaitu Kamis 17 maret 2011 dan 31 maret 2011. Pada
pertemuan pertama, satu jam pertama siswa diajak berdiskusi
menganalisis puisi berjudul “Guru” dan mencari unsur fisik puisi.
Sedangkan pada satu jam terakhir, guru mengajak siswa untuk
membahas materi-materi terkait persiapan menempuh ujian mid
semester. Pada pertemuan kedua dilakukan setelah ujian mid
semester Kamis, 31 Maret 2011. Pada pertemuan kedua ini guru
mengajak siswa ke luar ruangan dan mengamati objek di sekitar
sekolah untuk mempermudah siswa menyusun puisi secara individu.
Langkah ini diambil dengan alasan untuk mengurangi rasa setres
siswa setelah ujian mid semester. Selain itu, berdasarkan pengalaman
siklus-siklus sebelumnya siswa diberikan topik yang ditentukan
guru. Pembebasan pemilihan topik ini dimaksudkan untuk
memberikan keleluasaan siswa dalam menyusun puisi sesuai suasana
hati atau keinginan siswa.
3) Guru sudah melakukan apersepsi dengan bertanya jawab mengenai
persiapan ujian mid semester. Guru juga memperingatkan siswa
untuk mengatur waktu dengan sebaik-baiknya untuk mempersiapkan
ujian mid semester tersebut. Sedangkan apersepsi pada pertemuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
kedua dilakukan dengan membahas pengalaman serta kesulitan-
kesulitan yang dialamai siswa selama menempuh ujian mid semester.
Gambar 19. Kegiatan apersepsi
4) Setelah melakukan apersepsi, guru membagi siswa dalam bentuk
kelompok untuk mendiskusikan puisi berjudul “Guru”. Siswa
diminta menganalisis unsur fisik puisi. Pada diskusi kelompok ini,
siswa menerapkan teori-teori yang telah didapat dari pertemuan-
pertemuan sebelumnya. Pemahaman yang diperoleh siswa dari
diskusi kelompok ini, nantinya memberikan gambaran dan
kemudahan bagi siswa untuk menulis puisi secara individu. Saat
kegiatan diskusi berlangsung, guru selalu mengontrol siswa dengan
berkeliling kelas dan membantu siswa memecahkan masalah.
Gambar 20. Siswa bekerja kelompok dan guru memantau siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5) Diskusi kelompok dengan menerapkan teknik kancing gemerincing
dilakukan selama satu jam pelajaran. Setelah diskusi selesai, satu per
satu siswa diberikan kesempatan untuk menuliskan hasil analisisnya.
Sama dengan penerapan teknik kancing gemerincing di siklus
sebelumnya, saat menyumbangkan pendapatnya siswa harus
menyerahkan kancing yang dimilikinya.
6) Setelah terkumpul seluruh pendapat siswa, guru bersama siswa
mengecek pekerjaan temannya yang telah ditulis di papan tulis
tersebut. Jika masih terdapat kekeliruan, siswa yang lain
diperbolehkan membetulkan dan menyerahkan sisa sendok es krim
yang dimiliki.
7) Siswa yang berani mengutarakan pendapatnya mendapatkan bintang
penghargaan dan ditempel pada kolom kelompok di papan penilaian.
Pada akhir diskusi, guru bersama siswa menyimpulkan hasil diskusi
yang telah dilakukan. Setelah diperoleh kesimpulan, guru
memberikan bintang emas pada kelompok yang paling banyak
mendapatkan bintang penghargaan dan dinobatkan sebagai
kelompok terbaik.
Gambar 21. Siswa menempelkan bintang di papan penghargaan
8) Pada akhir pelajaran di pertemuan pertama, guru mengajak siswa
membahas materi sebagai persiapan untuk menempuh ujian mid
semester. Berhubung siswa harus mengikuti mid semester, maka
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
tindakan siklus III pertemuan kedua ditunda sampai ujian mid
semester berakhir.
9) Setelah ujian mid semester berakhir, tindakan siklus III dilanjutkan
pada Kamis 31 Maret 2011. Pada pertemuan kedua ini, guru
mengawali dengan berinteraksi dengan siswa terkait ujian mid
semester. Setelah itu, guru mengingatkan siswa dengan pembelajaran
menulis puisi dari pertemuan sebelumnya. Pada pertemuan kedua ini,
guru tetap menyampaikan materi menulis puisi. Tetapi untuk praktik
menulis puisi, guru memberikan variasi baru agar siswa tidak jenuh
setelah menempuh ujian mid semester. Siswa diajak keluar ruangan
untuk mengamati lingkungan sekolah. Jika siklus sebelumnya, siswa
disuguhkan dengan objek yang telah ditentukan guru. Maka pada
siklus III ini, siswa dibebaskan untuk memilih objek sendiri di
lingkungan sekolahnya tersebut. Hal ini diharapkan dapat
mengembalikan semangat siswa setelah ujian sehingga menghasilkan
karya puisi yang berkualitas.
Gambar 22. Siswa melakukan pengamatan di luar kelas
10) Saat melakukan pengamatan objek langsung, terdapat beberapa
siswa yang hanya mengamati objek di sekitar kelas saja. Melihat hal
tersebut, guru memberi penjelasan siswa untuk bebas mengamati
objek di sekitar sekolah bukan hanya di sekitar kelas saja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Gambar 23. Guru menyarankan siswa untuk tidak hanya di
sekitar kelas saja
11) Guru sudah memantau kegiatan pembelajaran siswa baik pada saat
diskusi kelompok maupun saat ke luar kelas mengamati objek
langsung dalam menulis puisi.
12) Setelah selesai melakukan pengamatan objek di sekitar sekolah,
siswa masuk ke dalam kelas untuk menyelesaikan kegiatan menulis
puisinya. Saat di dalam kelas siswa sangat serius menuangkan apa
yang telah diamati ke dalam bentuk puisi. Saat itu, guru juga keliling
kelas untuk mengecek (membaca) puisi siswa yang terlihat masih
rancu dan memberi masukan-masukan agar puisinya lebih indah.
Gambar 24. Guru mengamati hasil pekerjaan siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13) Ketika tahap refleksi, siswa tampak lebih aktif memberikan
komentar tentang pembelajaran yang telah berlangsung.
14) Setelah selesai pembelajaran, peneliti melakukan wawancara pada
siswa berkaitan dengan pembelajaran pada tindakan siklus III.
Wawancara dilakukan di ruang perpustakaan dengan melibatkan
empat orang siswa.
15) Wawancara juga dilakukan pada siswa untuk mengetahui
pelaksanaan keseluruhan tindakan dari siklus III. Dari hasil
wawancara ini, rentetan tindakan pada setiap siklusnya memberi
kesan tersendiri bagi pembelajaran menulis puisi. Wawancara
tersebut dilakukan pada hari jumat setelah menyebarkan angket
pascatindakan.
Gambar 25. Peneliti melakukan wawancara
16) Guru telah melaksanakan pembelajaran dengan baik, sesuai rencana
pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat. Beberapa kelemahan
yang masih ditemukan pada siklus III antara lain.
a) Masih terdapat beberapa karya siswa yang belum menggunakan
bahasa kias.
b) Pada saat diskusi kelompok dengan menggunakan teknik
kancing gemerincing, terdapat beberapa siswa yang masih malu-
malu untuk berpendapat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17) Peningkatan proses dan hasil pembelajaran menulis puisi tampak
dari indikator sebagai berikut.
a) Keaktifan siswa selama apersepsi.
Berdasarkan pengamatan peneliti, selama apersepsi pada siklus
III ini siswa menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan
dari siklus sebelumnya. Siswa yang aktif dan antusias saat
apersepsi sebanyak 33 siswa (82,5 %), sedangkan siswa yang
kurang aktif sebanyak 7 siswa (17,5%).
b) Keaktifan dan perhatian siswa pada saat guru menyampaikan
materi.
Saat guru menyampaikan materi pembelajaran, siswa tidak
hanya memperhatikan tetapi juga ikut berpartisipasi aktif
berpendapat mengenai materi terkait. Siswa yang aktif dan
perhatian saat guru menyampaikan materi sebanyak 32 siswa
(80 %) dan siswa yang masih melamun dan bermain sendiri
sebanyak 18 siswa (20 %).
c) Minat dan motivasi siswa saat mengikuti kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan pengamatan peneliti, saat mengikuti kegiatan
pembelajaran baik individu maupun kelompok menunjukkan
peningkatan minat dan motivasi. Salah satu hal yang memberi
semangat siswa untuk antusias adalah pemberian bintang
penghargaan untuk setiap siswa yang berani mengutarakan
pendapatnya. Siswa yang berminat dan memiliki motivasi
mengikuti kegiatan pembelajaran pada siklus III sebanyak 34
siswa (85 %) dan yang kurang aktif sebanyak 16 siswa (15%).
d) Siswa mampu mengapresiasi puisi dengan baik (ketuntasan hasil
belajar dalam menulis puisi mendapat nilai ≥ 65).
Pada siklus pertama, siswa yang mencapai ketuntasan belajar
sebanyak 25 siswa (62,5 %) dengan rata-rata nilai kelas 69,8.
Dan pada siklus II terjadi peningkatan 5 siswa, sehingga siswa
yang mencapai ketuntasan belajar di siklus II sebanyak 30 siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
(75 %) dengan rata-rata nilai kelas 77,8. Sedangkan pada siklus
III siswa yang mencapai ketuntasan belajar sebanyak 35 siswa
(87,5 %), dan yang memperoleh nilai di bawah batas tuntas
sebanyak 5 siswa (12,5 %).
Tabel 8. Perbandingan Hasil Pembelajaran Siswa Sebelum dan Sesudah diberikan
Tindakan Siklus I, Siklus II, dan Siklus III.
Keterangan Pratindakan Tindakan
Siklus I
Tindakan
Siklus II
Tindakan
Siklus III
Nilai
Terendah 37 50 56 62
Nilai
Tertinggi 75 81 94 94
Rata-rata nilai 61,3 69,8 77,8 82,3
Persentase
Pencapaian 47 % 62,5 % 75 % 87,5 %
Gambar 26. Grafik Perbandingan Hasil Pembelajaran Siswa Sebelum dan
Sesudah diberikan Tindakan Siklus I, Siklus II, dan Siklus III.
010
203040
506070
8090
100
Pratindakan TindakanSiklus I
TindakanSiklus III
TindakanSiklus III
Nilai terendah
Nilai Tertinggi
Rata-rata Nilai
Prosentase Pencapaian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
d. Analisis dan Refleksi
Berdasarkan hasil observasi pada tindakan siklus III ini, peneliti
menyimpulkan bahwa proses dan hasil pembelajaran menulis puisi telah
menunjukkan peningkatan yang signifikan dari pelaksanaan tindakan siklus II
lalu. Hal tersebut ditunjukkan oleh.
1) Selama proses apersepsi, siswa menunjukkan keaktifan dan antusiasnya
dalam kelas. Hal tersebut terlihat dengan adanya peningkatan dari siklus
sebelumnya. Pada siklus II keaktifan selama apersepsi sebanyak 70 %
dan pada siklus III sebanyak 82,5 %. Indikator pengukuran keaktifan
siswa selama proses apersepsi ini diukur dari jumlah siswa yang
perhatian dan aktif menanggapi stimulus-stimulus yang diberikan guru.
2) Saat guru menyampaikan materi, siswa menunjukkan keaktifan serta
perhatian mereka. Hal ini terlihat dari sikap siswa yang sungguh-
sungguh mengikuti penjelasan guru. Selain itu guru juga menerapkan
trik dengan memberikan stimulus-stimulus untuk memancing siswa agar
dapat memahami materi secara mendalam. Dengan mengajak siswa
untuk berperan serta secara langsung dapat mempermudah pemahaman
materi menulis puisi. Keaktifan dan perhatian siswa pada siklus II
sebanyak 67,5 % dan meningkat pada siklus III menjadi 80 %.
3) Minat dan motivasi siswa untuk mengikuti pembelajaran menulis puisi
dengan teknik kancing gemerincing ini mengalami peningkatan yang
cukup signifikan dari 70 % pada siklus II menjadi 85 % pada siklus III.
Kekurangan yang ditemukan pada siklus II dapat diatasi guru pada siklus
III ini. Dengan penanganan yang tepat terhadap kekurangan dari siklus
II, diperoleh bahwa terdapat peningkatan proses maupun hasil
pembelajaran. Selain itu, peningkatan hasil pembelajaran siswa tidak
lepas dari pemanfaatan media alam yang memberikan motivasi baru bagi
siswa untuk bebas berkarya sesuai keinginannnya. Pembelajaran di luar
ruangan, memberi kemudahan siswa untuk mencari inspirasi dan
mengembangkan daya imajinasinya menjadi karya tulis berupa puisi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4) Hasil pembelajaran siswa secara kelompok maupun individu pun
menunjukkan adanya peningkatan. Peningkatan pekerjaan siswa secara
kelompok terlihat dari hasil diskusi yang menunjukkan penguasaan
materi setiap individunya. Penguasaan materi ini nantinya menjadi bekal
siswa untuk menulis puisi secara individu. Perlakuan menulis puisi
secara individu berbeda ketika pembelajaran secara kelompok. Saat
menulis puisi secara individu, siswa diajak ke luar ruangan untuk
mengamati objek tertentu untuk dikembangkan menjadi puisi. Pada
siklus III ini, siswa dibebaskan mengamati objek yang ia sukai. Dari
perlakuan tersebut menunjukkan peningkatan hasil karya puisi siswa.
Hal ini terlihat dari jumlah siswa yang mencapai batas tuntas sebanyak
35 siswa atau 87,5 % dengan nilai rata-rata kelas 82,3. Dengan demikian
hanya lima siswa yang memperoleh nilai di bawah batas tuntas (< 65).
5) Pada siklus III ini terdapat kombinasi yang bagus antara siswa dan guru
sehingga menghasilkan proses serta hasil pembelajaran yang baik pula.
Dalam menjelaskan materi, guru lebih komunikatif dan memberi
kesempatan siswa aktif mengikuti pembelajaran. Hal tersebut
menunjukkan adanya interaksi antara guru dan siswa. Pada siklus III ini,
guru lebih memantau pembelajaran baik saat diskusi kelompok dengan
menggunakan teknik kancing gemerincing maupun saat siswa menulis
puisi di luar kelas (lingkungan sekolah). Beberapa siswa bertanya pada
guru ketika berkeliling memantau pembelajaran.
Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti pada siklus III
menunjukkan peningkatan proses dan hasil pembelajaran menulis puisi. Akan
tetapi masih terdapat fakta-fakta berupa kekurangan pada pembelajaran siklus III.
Kekurangan tersebut adalah: (1) 7 siswa (17,5 %) menunjukkan sikap kurang aktif
selama apersepsi; (2) 8 siswa (20 %) menunjukkan kurangnya keaktifan serta
perhatian siswa saat guru menyampaikan materi; (3) 6 siswa (15 %) menunjukkan
kurangnya minat serta motivasi siswa mengikuti pembelajaran; (4) 5 siswa (12,5
%) memperoleh nilai di bawah batas tuntas (kurang dari 65).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Kekurangan yang terdapat pada siklus III tersebut dipengaruhi oleh
beberapa hal yaitu: (1) siswa tidak memperhatikan atau belum siap mengikuti
pembelajaran saat proses apersepsi berlangsung; (2) saat guru menyampaikan
materi siswa tidak memperhatikan dan kurang konsentrasi; (3) siswa yang kurang
minat dan motivasi mengikuti pembelajaran karena cenderung mengandalkan
kemampuan teman satu kelompknya, padahal walaupun tugas kelompok tapi tetap
ada penilaian secara individu; dan (4) siswa yang belum mencapai nilai kriteria
ketuntasan karena saat proses menulis puisi tidak serius.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Sebelum melaksanakan tindakan siklus I, peneliti melakukan survei awal
untuk mengetahui kondisi nyata yang ada di lapangan. Survei awal dilakukan
dengan melakukan pengamatan terhadap jalannya pembelajaran menulis puisi di
kelas VIII B SMP N 3 Bayat. Selain itu, peneliti juga melakukan wawancara
dengan guru dan 6 siswa terkait dengan pembelajaran menulis puisi. Untuk
mengetahui masalah-masalah yang dialami siswa dalam menulis puisi, survei
awal juga dilakukan dengan penyebaran angket di kelas VIII B SMP N 3 Bayat di
akhir kegiatan pembelajaran. Sementara itu, mengenai data kemampuan menulis
puisi diperoleh dengan melakukan pretes menulis puisi yang telah dinilai oleh
guru kelas.
Dari serangkaian proses survei awal ini diketahui kondisi nyata yang
terjadi pada pembelajaran menulis puisi di kelas VIII B SMP N 3 Bayat. Dari
survai awal ini diketahui pula bahwa terdapat masalah dalam pembelajaran
menulis puisi. Dari munculnya permasalahan ini, peneliti bersama guru
mengadakan diskusi untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi. Diskusi
tersebut ditujukan untuk mengatasai masalah-masalah yang timbul dalam
pembelajaran menulis puisi.
Selain diskusi dengan guru, peneliti juga melakukan wawancara dengan
siswa. Wawancara dilakukan setelah diberikan tindakan pada setiap siklusnya.
Setiap wawancara melibatkan empat orang siswa. Dari hasil wawancara ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
diketahui keluh kesah atau hal-hal yang membuat siswa tidak semangat ketika
diberikan tindakan, sehingga pada tindakan berikutnya diberikan penanganannya.
Penjabaran peningkatan proses dan hasil yang terjadi pada pembelajaran
menulis puisi adalah sebagai beikut.
1. Peningkatan proses pembelajaran menulis puisi.
Untuk mengatasi permasalahan yang ada, guru dan peneliti berdiskusi
menyusun indikator dan RPP untuk tiga siklus. Pada siklus I, diterapkan
teknik kancing gemerincing untuk mendiskusikan teks rumpang. Kegiatan ini
ditujukan untuk melatih siswa dalam pemilihan kosa kata, penggunaan bahasa
kias, serta pengungkapan ide. Pelaksanaan siklus I masih belum sepenuhnya
mengatasi permasalahan yang ada. Berdasarkan hasil analisis dan refleksi
siklus I maka direncanakan untuk diadakan tindakan siklus II.
Pada siklus II dilakukan pembelajaran dengan menerapkan teknik
kancing gemerincing lagi. Tetapi pada siklus II ini, siswa diajak untuk
berdiskusi mengubah puisi menjadi prosa (parafrase). Kegiatan ini bertujuan
untuk mengajarkan siswa bahwa dalam puisi juga ada keterkaitan kronologi
cerita seperti layaknya prosa. Namun bedanya dalam puisi menggunakan
bahasa kias agar lebih indah, sedangkan pada prosa menggunakan bahasa
lugas. Mengubah puisi menjadi bentuk prosa juga mengajarkan siswa untuk
dapat memilih dan menerapkan bahasa kias pada karya puisi. Pelaksanaan
siklus II belum memenuhi indikator yang ditentukan, maka perlu diadakan
tindakan siklus III.
Pada siklus III siswa mendiskusikan puisi yang berjudul “Guru” untuk
menganalisis unsur-unsur pembangun puisi. Dari proses diskusi ini melatih
siswa untuk dapat mengetahui unsur-unsur pembanungun puisi, khususnya
unsur fisik puisi. Pengetahuan serta pengalaman dari kegiatan diskusi ini
nantinya diterapkan dalam kegiatan menulis puisi secara individu di luar
kelas. Pada pertemuan kedua, kegiatan menulis puisi dilakukan secara
individu di luar kelas. Siswa dibebaskan untuk memilih objek yang ia sukai di
luar kelas. Hal ini dilakukan karena, dari siklus-siklus sebelumnya saat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
menulis puisi sudah ditentukan objek yang digunakan untuk mempermudah
imajinasi serta inspirasi siswa.
Secara lebih rinci, peningkatan proses pembelajaran menulis puisi
puisi ini tercermin melalui uraian sebagai berikut.
a. Siswa aktif selama apersepsi.
Pada waktu survai awal atau pada waktu tindakan belum dilakukan, siswa
tidak aktif saat apersepsi. Guru kurang dapat memancing keaktifan siswa
agar saat apersepsi bukan hanya guru yang aktif tapi siswa juga. Setelah
dilakukan penelitian, maka diperoleh kesimpulan bahwa keaktifan siswa
selama apersepsi meningkat. Persentase peningkatan tersebut adalah
siklus I 55 %, siklus II 70 %, dan siklus III 82,5 %.
b. Keaktifan dan perhatian siswa pada saat guru menyampaikan materi.
Pada saat survei awal, banyak siswa yang mengeluh dengan penyampaian
materi guru kurang menarik dan cenderung membosankan. Hal tersebut
berpengaruh pada perhatian siswa terhadap penyampaian materi
pembelajaran. Melihat permasalahan tersebut, dilakukan tindakan yaitu
dengan mengajak siswa berperan aktif saat penyampaian materi. Guru
memberikan stimulus-stimulus yang memicu keaktifan serta perhatian
siswa. Guru juga memberikan selingan berupa celotehan-celotehan
sehingga siswa tidak mudah bosan. Tindakan dari siklus I sampai siklus
III menunjukkan peningkatan keaktifan dan perhatian siswa saat guru
menyampaikan materi. Peningkatan tersebut adalah 52,5 % pada siklus I,
67,5 % pada siklus II, dan 80 % pada siklus III.
c. Minat dan motivasi siswa saat mengikuti kegiatan pembelajaran.
Saat survei awal, banyak siswa yang mengeluh pada waktu guru
menjelaskan pembelajaran menulis puisi. Keluhan yang sering dirasakan
siswa adalah, ketika guru menyampaikan metri, ketika menyuruh siswa
untuk maju, dan ketika menyuruh siswa menulis puisi. Saat menulis puisi
guru tidak memberikan stimulus-stimulus untuk memancing daya
imajinasi siswa. Keluhan yang sering dirasakan juga berkaitan dengan
cara penjelasan guru yang kurang mengasyikkan sehingga tak jarang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ditemui siswa yang bertopang dagu, berbicara dengan teman sebangku,
bahkan ada yang sama sekali tidak memperhatikan. Setelah dilakukan
tindakan, siswa terlihat antusias dalam proses pembelajaran. Antusiasme
siswa sangat terlihat ketika menyampaikan pendapatnya. Hal ini
dirasakan oleh guru karena faktor penghargaan berupa bintang
penghargaan. Teknik kancing gemerincing bukan hanya memotivasi satu
atau dua siswa tapi hampir keseluruhan siswa dalam kelas tertarik dan
antusias mengikuti pembelajaran.
Peningkatan minat dan motivasi siswa dapat dilihat pada siklus I 50 %,
siklus II 70 %, dan 85 % pada siklus III.
2. Peningkatan hasil pembelajaran menulis puisi
Dengan dilaksanakannya kegiatan kerja kelompok dan diskusi dengan
menggunakan teknik kancing gemerincing meningkatkan antusiasme siswa
untuk mengikuti pembelajaran. Keaktifan serta pemahaman saat bekerja
secara kelompok memberi gambaran siswa untuk dapat memahami hal-hal
yang diperlukan saat menulis puisi sehingga dapat menghasilkan karya yang
berkualitas. Melalui teknik kancing gemerincing, membawa siswa lebih
mudah dalam menerapkan teknik menulis puisi. Hal ini berpengaruh pada
kemampuan menulis puisi siswa meningkat pula. Dengan penerapan media
yang dapat memancing imajinasi serta memberi inspirasi dapat memicu
semangat siswa untuk menulis puisi.
Peningkatan hasil menulis puisi dapat dinilai dari hasil belajar siswa
yang mengalami peningkatan dari siklus satu ke siklus berikutnya.
Peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran menulis puisi didasarkan
pada ketuntasan siswa dalam menulis puisi yang penilaiannya didasarkan pada
beberapa kriteria yakni.
a. Pengungkapan ide
Siswa mampu mengungkapkan ide dengan baik sesuai dengan objek yang
dilihat dan dirasakan. Pada saat pretes siswa menulis puisi berdasarkan
imajinasi masing-masing tanpa didukung dengan adanya media. Jika
hanya menulis dengan gambaran secara angan-angan tanpa diberi bantuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
berupa media nyata, mempengaruhi kualitas puisi karya siswa. Hal ini
menyebabkan hasil tulisan puisi siswa kurang baik dan kurang dapat
mengembangkan ide dengan maksimal. Sedangkan saat adanya tindakan
dari siklus I sampai siklus III, siswa diberi media pembelajaran yang
mendukung agar lebih mudah mencari inspirasi dan mengembangkan
imajinasinya. Teknik kancing gemerincing membawa siswa untuk berani
mengekspresikan diri dalam karya puisi. Pemanfaatan media pembelajarn
juga mendukung timbulnya daya imajinasi siswa. Pembedaan pemberian
media pada setiap siklusnya dapat memaksimalkan kemampuan menulis
puisi yang semakin berkembang. Pada setiap siklus, aspek ini mengalami
peningkatan yang signifikan.
b. Diksi
Sebagian besar siswa dalam menulis puisi telah mampu menerapkan
pemilihan kata pada puisi karyanya meskipun masih sederhana. Pemilihan
kata pada puisi siswa dipilih padanan kata untuk mengungkapkan suatu
objek sehingga tercipta puisi yang indah. Berbeda dengan saat pretes,
siswa kurang dapat memilih kata yang tepat. Bahasa yang biasa tersebut
menyebabkan keindahan puisi dirasa kurang dan masih seperti cerita biasa.
Tetapi setelah diberi tindakan, karya puisi siswa sudah tampil cantik
dengan adanya pilihan kata yang menarik.
c. Rima
Rima atau pengulangan bunyi pada puisi bebas sebenarnya tidak begitu
diperhatikan. Tapi untuk menambah harmonis serta keindahan puisi,
terkadang rima juga perlu diterapkan. Penerapan rima pada saat pretes
kurang begitu diperhatikan. Tetapi setelah diberi tindakan, siswa mulai
dapat mempergunakan rima dengan cukup baik sehingga menghasilkan
puisi yang semakin indah.
d. Bahasa Kias
Bahasa kias sebagai komponen penting yang perlu diterapkan pada karya
puisi. Namun pada saat pretes, diketahui dari karya siswa masih
menggunakan bahasa lugas. Penggunaan bahasa kias dalam menulis puisi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perlu dilatih tahap demi tahap. Siklus demi siklus pada penelitian ini juga
mengajarkan siswa untuk memahami bahasa kias yang diterapkan pada
puisi. Kata-kata berkonotasi pada puisi siswa mulai terlihat di setiap
karyanya meskipun masih terbatas dan sederhana. Meskipun demikian, hal
tersebut membuat puisi lebih indah dan menarik dibaca.
Dengan meningkatnya proses dan hasil pembelajaran menulis puisi ini,
dapat dikatakan bahwa teknik kancing gemerincing dapat mengatasi permasalahan
dalam menulis puisi siswa kelas VIII B SMP N 3 Bayat. Untuk mengetahui
peningkatan tersebut, dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 9. Persentase Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran
No. Aktivitas dalam Pembelajaran
Persentase
Siklus
I
Siklus
II
Siklus
III
1. Siswa aktif selama apersepsi 55 % 70 % 82,5 %
2. Siswa aktif dan perhatian saat mengikuti
pelajaran 52,5 % 67,5 % 80 %
3. Siswa berminat dan memiliki motivasi saat
kegiatan pembelajaran 50 % 70 % 85 %
4. Siswa mampu menulis puisi dengan baik
(ketuntasan hasil belajar dalam menulis puisi
mendapat nilai ≥ 65
62,5 % 75 % 87,5 %
Tabel 10. Deskripsi Hasil Penelitian
Deskripsi
Hasil
Penelitian
Siklus I Siklus II Siklus III
Perencanaan
tindakan
Guru dan peneliti
menyusun rencana
pembelajaran, indikator
ketercapaian, serta media
Guru dan peneliti
menyusun rencana
pembelajaran,
indikator
Guru dan peneliti
menyusun rencana
pembelajaran,
indikator
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
yang akan
digunakan
ketercapaian, serta
media yang akan
digunakan
ketercapaian, serta
media yang akan
digunakan
Pelaksanaan
tindakan
1. Guru melaksanakan
apersepsi untuk
mengetahui kesiapan
siswa dengan bertanya
jawab
2. Guru menjelaskan
materi dengan
melibatkan siswa
3. Guru membagikan teks
puisi rumpang beserta
gambar yang berkaitan
dengan tema untuk
mendukung
melengkapi puisi
rumpang sebagai tugas
diskusi kelompok.
4. Guru membagikan
gambar pemandangan
pada masing-masing
siswa sebagai media
untuk dibuat puisi
sebagai tugas individu.
5. Guru memberikan
evaluasi dan refleksi
atas pelaksanaan
kegiatan belajar
mengajar.
1. Guru
melaksanakan
apersepsi untuk
mengetahui
kesiapan siswa
dengan
menggunakan
naskah puisi
untuk
memancing
pemahaman
siswa
2. Guru
menjelaskan
materi dengan
melibatkan siswa
3. Guru
membagikan teks
puisi bertemakan
persahabatan
sebagai tugas
kelompok untuk
diubah menjadi
prosa (parafrase)
4. Guru membawa
objek berupa
bunga mawar
merah ke dalam
kelas dan siswa
diminta menulis
1. Guru
melaksanakan
apersepsi
dengan
menanyakan
kesulitan yang
dialami saat
ujian mid
semester
2. Guru
menjelaskan
materi dengan
melibatkan
siswa
3. Guru
membagikan
teks puisi
berjudul
“Guru” untuk
diskusi
kelompok
dianalisis unsur
fisik dari puisi
4. Guru mengajak
siswa ke luar
kelas untuk
mengamati
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
puisi secara
individu
berdasarkan
pengamatan
objek tersebut.
5. Guru
memberikan
evaluasi dan
refleksi atas
pelaksanaan
kegiatan belajar
mengajar.
objek secara
langsung.
Siswa
dibebaskan
untuk
mengamati
objek yang ia
sukai.
5. Guru
memberikan
evaluasi dan
refleksi atas
pelaksanaan
kegiatan belajar
mengajar.
Hasil 1. Siswa aktif selama
apersepsi 55 %
2. Siswa aktif dan
perhatian saat
mengikuti pelajaran
52,5 %
3. Siswa berminat dan
memiliki motivasi saat
kegiatan pembelajaran
50 %
4. Siswa mampu menulis
puisi dengan baik 62,5
%
1. Siswa aktif
selama apersepsi
70 %
2. Siswa aktif dan
perhatian saat
mengikuti
pelajaran 67,5
%
3. Siswa berminat
dan memiliki
motivasi saat
kegiatan
pembelajaran 70
%
4. Siswa mampu
menulis puisi
dengan baik 75
1. Siswa aktif
selama
apersepsi
82,5 %
2. Siswa aktif dan
perhatian saat
mengikuti
pelajaran 80 %
3. Siswa berminat
dan memiliki
motivasi saat
kegiatan
pembelajaran
85 %
4. Siswa mampu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
% menulis puisi
dengan baik
87,5 %
Kekurangan
dan
Kelemahan
1. Masih banyak siswa
yang tidak merespon
stimulus atau
pertanyaan dari guru.
2. Siswa kurang bisa
mengoptimalkan waktu
dengan baik, baik saat
kerja kelompok maupun
individu.
3. Guru masih mengalami
kesulitan dalam
mengondisikan
beberapa siswa agar
tidak gaduh.
4. Guru jarang menegur
siswa yang tidak fokus
dan tidak aktif selama
pelajaran berlangsung.
5. Guru masih merasa
asing dengan teknik
kancing gemerincing
sehingga kurang
memahami pelaksanaan
pembelajaran menulis
puisi dengan teknik ini.
1. Pada kegiatan
menulis puisi
secara individu,
terlihat beberapa
siswa yang belum
bisa fokus
dengan
pekerjaannya
sendiri.
2. Guru belum
maksimal dalam
membimbing
diskusi
kelompok.
3. Guru kurang
berhasil
mengarahkan
siswa untuk lebih
kreatif dan
imajinatif dalam
kegiatan menulis
puisi, sehingga
masih terlihat
siswa yang
tengak-tengok
ketika melakukan
kegiatan menulis
puisi.
1. Masih terdapat
beberapa karya
siswa yang
belum
menggunakan
bahasa kias.
2. Pada saat
diskusi
kelompok
dengan
menggunakan
teknik kancing
gemerincing,
terdapat
beberapa siswa
yang masih
malu-malu
untuk
berpendapat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Berdasarkan kedua tabel di atas dapat dilihat adanya peningkatan yang
signifikan pada setiap siklusnya. Selain itu, penjabaran dari masing-masing siklus
juga dideskripsikan pada tebel deskripsi hasil penelitian yang berisi perencanaan
tindakan, pelaksanaan tindakan, hasil, serta kelemahan dari tindakan masing-
masing siklus.
Selain melihat ketercapaian indikator di atas, keberhasilan penggunaan
teknik kancing gemerincing dapat dilihat dari hasil wawancara dan pengisian
angket pascatindakan oleh siswa. Wawancara dilakukan pada hari Sabtu, 2 April
2011 di ruang kelas VIII B setelah pulang sekolah. Wawancara dilakukan dengan
melibatkan enam siswa. Dari enam siswa yang diwawancarai, semua menyatakan
senang dengan teknik kancing gemerincing pada pembelajaran menulis puisi.
Mereka juga menyatakan lebih mudah menguasai aspek-aspek yang diperlukan
menulis puisi dengan teknik kancing gemerincing. Selain itu, siswa juga merasa
lebih percaya diri untuk berekspresi dalam menulis puisi maupun dalam
menyampaikan pendapat saat pembelajaran berlangsung.
Peneliti juga menyebarkan angket pascatindakan agar lebih jelas
mengetahui minta dan motivasi menulis puisi siswa. Angket berisi pernyataan-
pernyataan berkaitan dengan penerapan teknik kancing gemerincing pada
pembelajaran menulis puisi. Dalam angket pascatindakan terdapat kolom “ya” dan
“tidak”, siswa memberi centang kolom “ya” jika setuju dengan pernyataan dan
memberi tanda centang pada kolom “tidak” jika tidak setuju dengan pernyataan.
Gambar 27. Peneliti membagikan angket pascatindakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Adapun hasil yang diperoleh dari pengisian angket pascatindakan menunjukkan
keadaan sebagai berikut:
Tabel 11. Hasil Angket Pascatindakan
NO. Daftar Pertanyaan YA
1. Siswa tidak mengalami kesulitan dalam menulis
puisi. 87,5 %
2. Siswa menyatakan penjelasan materi puisi oleh ibu
guru cukup jelas. 82,5 %
3. Siswa lebih senang dan bersemangat mengikuti
pembelajaran dengan teknik kancing gemerincing. 85 %
4. Siswa merasa dengan teknik kancing gemerincing
kemampuan menulis puisi semakin meningkat 82,5 %
5. Siswa tidak mengalami kesulitan dalam
pengungkapan ide 77,5 %
6. Siswa tidak mengalami kesulitan dalam pemilihan
kata serta penggunaan bahasa kias 75 %
7. Siswa tidak mengalami kesulitan dalam penggunaan
rima puisi 77,5 %
8. Siswa menjadi senang dengan materi puisi 85 %
Berdasarkan hasil angket pascatindakan tersebut diinterpretasikan bahwa
siswa menjadi tertarik dan senang dalam menulis puisi. Kesulitan yang dialami
dalam hal pengungkapan ide, pemilihan kata, serta penggunaan bahasa kias dapat
teratasi sehingga menghasilkan karya puisi yang indah. Teknik kancing
gemerincing membuat siswa lebih senang dan semangat mengikuti pembelajaran.
Siswa menyatakan bahwa teknik kancing gemerincing merupakan teknik
pembelajaran yang menyenangkan sehingga suasana pembelajaran menjadi
menyenangkan dan tidak membosankan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan di kelas VIII B SMP
N 3 Bayat ini dilaksanakan dalam tiga siklus. Berdasarkan pemaparan hasil
penelitian dan pembahasan pada bab IV terbukti bahwa.
1. Penerapan model cooperative learning teknik kancing gemerincing dapat
meningkatkan kualitas proses pembelajaran menulis puisi siswa kelas VIII B
SMP N 3 Bayat Kabupaten Klaten tahun ajaran 2010/2011. Hal tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut.
a. Meningkatnya jumlah siswa yang aktif dan antusias selama apersepsi.
Siswa mulai berani mengutarakan pendapatnya dan bertanya jika masih
mengalami kesulitan. Hal tersebut terbukti dari penjelasan yang
mengatakan bahwa siklus I siswa yang aktif saat apersepsi sebanyak 55 %,
siklus II sebanyak 70 %, dan siklus III sebanyak 82,5 %.
b. Meningkatnya jumlah siswa yang aktif dan antusias dalam mengikuti
pembelajaran. Pada saat pembelajaran kelompok siswa berani
mengutarakan pendapatnya, sedangkan saat kegiatan menulis puisi siswa
tidak takut bertanya apabila mengalami kesulitan. Peningkatan itu terlihat
pada siklus I sebanyak 52,5 %, siklus II sebanyak 67,5 %, dan siklus III
sebanyak 80 %.
c. Meningkatnya minat dan motivasi siswa saat kegiatan pembelajaran. Pada
saat kegiatan pembelajaran berlangsung siswa termotivasi untuk
menghasilkan puisi yang indah. Selain itu, penghargaan berupa bintang
saat kerja kelompok juga terbukti menumbuhkan minat siswa saat
melakukan kegiatan menulis puisi secara individu. Peningkatan minat dan
motivasi siswa saat kegiatan pembelajaran adalah siklus I sebanyak 50 %,
siklus II sebanyak 70 %, dan siklus III sebanyak 85 %.
2. Penerapan model cooperative learning teknik kancing gemerincing dapat
meningkatkan hasil pembelajaran menulis puisi. Hal tersebut ditandai dengan
meningkatnya kemampuan siswa dalam pengungkapan ide, pemilihan kata,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
penerapan rima, serta gaya bahasa atau bahasa kias dalam karya puisi siswa.
Jumlah siswa yang telah mencapai ketuntasan belajar pun meningkat pula.
Pada siklus I sebanyak 25 siswa atau 62,5 % memperoleh nilai diatas 65. Pada
siklus II sebanyak 30 siswa atau 75 % memperoleh nilai di atas batas tuntas
(diatas 65), sedangkan pada siklus III siswa yang memperoleh nilai di atas 65
sebanyak 35 siswa atau 87,5 %.
B. Implikasi
Penelitian ini memberikan suatu gambaran yang jelas bahwa keberhasilan
proses dan hasil pembelajaran menulis puisi bergantung pada beberapa faktor.
Faktor-faktor tersebut berasal dari pihak guru dan siswa. Faktor dari pihak guru
yaitu kemampuan dalam mengembangkan materi, menyampaikan materi,
mengelola kelas, memilih teknik pembelajaran, memilih media pembelajaran,
serta teknik guru sebagai sarana untuk menyampaikan materi. Faktor dari siswa
yaitu minat dan motivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
Faktor-faktor tersebut saling mendukung sehingga harus diupayakan agar
semua faktor tersebut dapat terpenuhi. Apabila guru memiliki kemampuan yang
baik dalam menyampaikan materi dan mengelola kelas serta didukung oleh teknik
dan sarana memadai, maka pembelajaran dapat berlangsung dengan baik. Selain
faktor tersebut, pemilihan model pembelajaran yang tepat akan mengefektifkan
pembelajaran. Penyampaian materi dan penggunaan model yang tepat dapat
diterima siswa apabila siswa juga memiliki minat dan motivasi yang tinggi untuk
aktif dalam pembelajaran. Dengan demikian, pembelajaran akan berjalan lancar,
kondusif, efektif, dan efisien.
Penelitian ini membuktikan bahwa dengan menerapkan model cooperative
learning teknik kancing gemerincing dalam pembelajaran menulis puisi dapat
meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran. Oleh karena itu, penelitian
ini dapat digunakan sebagai pertimbangan bagi guru yang ingin menerapkan
teknik kancing gemerincing sebagai teknik pembelajaran menulis puisi. Bagi guru
mata pelajaran Bahasa Indonesia, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai
teknik alternatif dalam melaksanakan pembelajaran menulis puisi yang efektif dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
menarik minat siswa. Melalui teknik kancing gemerincing, rasa bosan, malas,
malu, atau grogi, dan tidak percaya diri yang ada pada diri siswa saat
pembelajaran dapat teratasi.
Penerapan teknik kancing gemerincing dalam pembelajaran menulis puisi
dapat mengembangkan kemampuan menulis puisi siswa. Guru mengelompokkan
siswa secara heterogen. Selanjutnya guru meminta siswa berdiskusi dalam
kelompok tersebut, dalam diskusi ini melatih siswa untuk bekerjasama serta
melatih siswa untuk dapat menulis puisi dengan baik. Kegiatan kerja kelompok
ditujukan untuk melatih siswa memahami penerapan dalam pengungkapan ide,
pemilihan kata, rima, serta penggunaan baha kias. Secara proses, siswa sulit
memahami jika hanya disampaikan teorinya saja. Selain penyampaian teori, perlu
diimbangi pula praktik secara langsung salah satunya dengan kerja kelompok
tersebut. Guru memberi penghargaan setiap penampilan serta pekerjaan siswa
sebagai motivasi siswa.
Pemberian tindakan pada siklus I, siklus II, dan siklus III memberikan
deskripsi bahwa terdapatnya kekurangan atau kelemahan yang terjadi selama
proses pembelajaran menulis puisi berlangsung. Akan tetapi, kekurangan tersebut
dapat teratasi pada pelaksanaan tindakan siklus berikutnya. Dari pelaksanaan
tindakan yang kemudian dilakukan refleksi terhadap proses pembelajaran, dapat
dideskripsikan terdapat peningkatan proses dan hasil pembelajaran menulis puisi.
Dari segi proses, pembelajaran menulis puisi dengan model cooperative learning
teknik kancing gemerincing dapat mengefektifkan waktu pembelajaran, memupuk
kerja sama siswa, memotivasi siswa untuk berani mengutarakan pendapat, serta
menumbuhkan minat dan ketertarikan siswa dalam menulis puisi. Adapun dari
segi hasil, terdapat peningkatan nilai unjuk kerja dari siklus I sampai siklus III.
Hasil pekerjaan menulis puisi siswa menunjukkan kualitas karya yang lebih baik
dibandingkan dengan karya siswa sebelum diberi tindakan. Hal tersebut terbukti
dari keberagaman dalam pemilihan kata, pengungkapan ide, rima, serta bahasa
kiasnya.
C. Saran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Berdasarkan simpulan dan implikasi di atas, maka peneliti mengajukan
saran sebagai berikut.
1. Bagi Siswa
a. Siswa diharapkan dapat bekerja sama selama kegiatan diskusi.
b. Siswa lebih berlatih berani mengungkapkan pendapat, serta berani
mengeksplor kosa kata baru dalam karya puisinya.
c. Siswa harus selalu aktif dan konsentrasi penuh ketika mengikuti
pembelajaran menulis puisi dengan teknik kancing gemerincing.
2. Bagi guru
a. Guru hendaknya memonitor dan membimbing siswa yang mengalami
kesulitan ketika menulis puisi.
b. Guru hendaknya memotivasi siswa untuk aktif selama proses
pembelajaran.
c. Guru mengarahkan siswa agar bekerja sama selama kegiatan diskusi.
d. Guru hendaknya berani memberikan penghargaan pada siswa yang
menghasilkan karya puisi terbaik.
3. Bagi Sekolah
a. Hendaknya pihak sekolah selalu memberi motivasi kepada guru, misalnya
dengan memberi penghargaan kepada guru yang menunjukkan kinerja
dengan baik.
b. Hendaknya sekolah berupaya untuk selalu menciptakan iklim kerja yang
kondusif melalui suasana yang harmonis dan komunikasi terbuka.
4. Bagi Peneliti
a. Teknik kancing gemerincing dapat diterapkan di kelas lain maupun di
sekolah lain, terutama di kelas dengan jumlah siswa yang banyak.
b. Bagi peneliti yang ingin menerapkan teknik kancing gemerincing dapat
bekerja sama dan berkolaborasi dengan guru yang mengalami
permasalahan dalam pembelajaran menulis puisi.