SKRIPSI - digilib.uns.ac.id fileMetode Bermain Peran Pada Siswa Kelas 3 SD Negeri 1 Manggis...
Transcript of SKRIPSI - digilib.uns.ac.id fileMetode Bermain Peran Pada Siswa Kelas 3 SD Negeri 1 Manggis...
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA
DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK MELALUI METODE BERMAIN
PERAN PADA SISWA KELAS 3 SD NEGERI 1 MANGGIS
KECAMATAN MOJOSONGO
KABUPATEN BOYOLALI
TAHUN 2010/2011
SKRIPSI
Oleh :
NAMA : NENY SUPRAPTI
NIM : X 1808039
PROGRAM PJJ S-1 PGSD
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PERSETUJUAN
Skripsi dengan Judul :
Peningkatan Kemampuan Berbicara Dalam Pembelajaran Tematik Melalui
Metode Bermain Peran Pada Siswa Kelas 3 SD Negeri 1 Manggis Kecamatan
Mojosongo Kabupaten Boyolali Tahun 2010/2011.
Oleh
Nama : Neny Suprapti
NIM : X 1808039
Telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi
Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
Pembimbing I
Dra. Rukayah, M.Hum
NIP. 19570827 198203 2 002
Surakarta, 22 Juni 2011
Pembimbing II
Taufiq Lilo Adi Sucipto, ST.MT
NIP. 19760618 200003 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
MOTTO
Kepercayaan diri modal utama mengatasi setiap kesulitan hidup. Kepercayaan
diri satu langkah sebuah keberhasilan. ( Neny Suprapti )
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
PERSEMBAHAN
Hasil penelitian ini saya persembahkan kepada :
1. Kedua orang tuaku tercinta terutama ayahku (alm) yang
menginginkan aku untuk menjadi sarjana.
2. Suamiku tersayang yang lagi berjuang untuk membahagiakan
keluarga.
3. Kedua anakku sela dan karin yang baru giat-giatnya belajar.
4. Saudara-saudaraku handai taulan yang selalu mendorongku.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat serta hidayah-Nya. Sehingga penyusunan Skripsi ini dapat terselesaikan
dengan baik. Sholawat dan salam semoga selalu terlimpahkan kepada junjungan
Nabi Muhammad SAW beserta semua pengikut-pengikutnya yang setia untuk
menegakkan risalahnya samapi akhir zaman.
Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam penyelesaian
penulisan skripsi ini, tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan-
kesulitan yang timbul dapat teratasi.Untuk itu atas segala bentuk bantuannya
disampaikan banyak terima kasih.
Dalam penyusunan Skripsi ini, penulis tidak lepas dari berbagai pihak yang
telah memberikan dorongan, bimbingan, sarana, dan prasarana sehingga dapat
diselesaikan, dan ucapan terima kasih disampaikan kepada yang terhormat :
1. Prof. Dr. H.M Furrqon Hidayatullah, M.Pd. Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. R. Indianto, M.Pd, Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta
yang telah memberikan bimbingan dan kemudahan kepada penulis untuk
memberikan ijin mengadakan penelitian ini.
3. Drs. Kartono, M.Pd. Ketua Program Studi PGSD Jurusan Ilmu
Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas
Maret Surakarta yang telah memberikan ijin, kemudahan, dorongan,
yang sangat besar dalam menyelesaikan Skripsi ini.
4. Dra. Rukayah, M.Hum, selaku Dosen pembimbing yang telah
memberikan bimbingan dengan ikhlas,penuh tanggungjawab dan
kesungguhan sehingga Skripsi ini dapat terselesaikan.
5. Endang Rahayu Mudi Hastuti S.Pd M.Pd, Penilik Sekolah TK/SD
Kecamatan Mojosongo yang selalu memberi dorongan moril dan
pengarahan hingga akhirnya terwujudlah Skripsi ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
6. Joko Widodo, S.Pd selaku pengawas TK SD Kecamatan Mojosongo
yang selalu memberikan dorongan dan memperbesar hati untuk
menyelesaikan skripsi ini.
7. Subandi, S.Pd. selaku kepala sekolah saya yang telah memberikan ijin
dan sarana prasarana untuk penelitian ini.
8. Teman –teman sejawat yang telah memberikan dorongan moril sehingga
terselesainya penelitian ini.
Semoga amal kebaikan semua pihak tersebut mendapatkan imbalan dari
Allah SWT.
Walaupun disadari dalam penelitian ini masih ada kekurangan,namun
diharapkan Skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan .
Akhir kata, besar harapan penulis semoga skripsi ini dapat memberikan
manfaat bagi siapa saja yang membutuhkan.
Surakarta,
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................... i
HALAMAN PENGAJUAN ........................................................................ ii
HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN...................................................................... iv
MOTTO ....................................................................................................... v
PERSEMBAHAN ........................................................................................ vi
KATA PENGANTAR ................................................................................. vii-viii
DAFTAR ISI ................................................................................................ ix
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xiii
ABSTRAK ................................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ....................................................... 1
B. Perumusan Masalah ............................................................. 3
C. Tujuan Penelitian ................................................................. 3
D. Manfaat Penelitian ............................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori ......................................................................... 5
B. Kerangka Berpikir ................................................................ 22
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................. 25
B. Subjek Penelitian .................................................................. 26
C. Data dan Sumber Data ......................................................... 26
D. Teknik Pengumpulan Data ................................................... 26
E. Validitas Data ....................................................................... 27
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
F. Teknik Analisis Data ............................................................ 28
G. Indikator Kinerja/Keberhasilan ............................................ 29
H. Prosedur Penelitian ............................................................... 29
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Diskripsi Data Awal ............................................................. 31
B. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................... 40
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan .......................................................................... 52
B. Implikasi ............................................................................... 52
C. Saran ..................................................................................... 53
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 56
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Jadwal Penelitian ......................................................................... 25
Tabel 2 : Data Tes Awal Siswa ................................................................... 32
Tabel 3 : Frekuensi Data Nilai Tes Awal Sebelum Tindakan ..................... 34
Tabel 4 : Data Nilai Pada Tes Akhir Siklus I .............................................. 43
Tabel 5 : Frekuensi Data Nilai Tes Akhir Siklus I ...................................... 44
Tabel 6 : Perbandingan Hasil Tes Belajar Siswa Sebelum dan Setelah
Diberikan Tindakan Siklus I ........................................................ 45
Tabel 7 : Data Nilai Pada Tes Akhir Siklus II ............................................ 46
Tabel 8 : Frekuensi Data Nilai Tes Akhir Siklus II .................................... 48
Tabel 9 : Perbandingan Hasil Tes Awal Sebelum Dilaksanakan Tindakan
Dan Tes Akhir Siklus II ............................................................... 49
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 : Bagan Kerangka Berpikir ....................................................... 23
Gambar 2 : Bagan Prosedur Penelitian...................................................... 24
Gambar 3 : Model Analisis Interaktif........................................................ 28
Gambar 4 : Grafik Data Nilai Tes Awal Sebelum Tindakan .................... 34
Gambar 5 : Grafik Data Nilai Tes Akhir Siklus I...................................... 45
Gambar 6 : Grafik Perbandingan Hasil Tes Belajar Siswa Sebelum
Dan Setelah Diberikan Tindakan Siklus I .............................. 45
Gambar 7 : Grafik Frekuensi Data Nilai Tes Akhir Siklus II ................... 48
Gambar 8 : Grafik Perbandingan Hasil Tes Awal s/d Tes Akhir Siklus II 49
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Silabus Tematik I ............................................................ 58
Lmapiran 2 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I .................. 60
Lampiran 3 : Alat Penilaian .................................................................. 68
Lampiran 4 : Lembar Tugas Kelompok................................................ 70
Lampiran 5 : Kriteria Penilaian ............................................................ 71
Lampiran 6 : Lembar Soal Siklus I Pertemuan I .................................. 73
Lampiran 8 : Pra Siklus I ...................................................................... 74
Lampiran 9 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ................. 78
Lampiran 10 : Alat Penilaian .................................................................. 86
Lampiran 11 : Lembar Tugas Kelompok................................................ 88
Lampiran 12 : Kriteria Penilaian ............................................................ 89
Lampiran 13 : Lembar Soal Akhir Siklus II Pertemuan I ....................... 90
Lampiran 14 : Pra Siklus II ..................................................................... 91
Lampiran 15 : Tabel Data Subyek Penelitian ......................................... 94
Lampiran 16 : Instrumen Lembar Penilaian Tes Awal ........................... 96
Lampiran 17 : Lembar Observasi Siswa Dalam Pembelajaran Siklus I . 97
Lampiran 18 : Lembar Observasi Siswa Kegiatan Guru Dalam
Pembelajaran Siklus I...................................................... 98
Lampiran 19 : Lembar Observasi Siswa Dalam Pembelajaran Siklus II 99
Lampiran 20 : Lembar Observasi Siswa Kegiatan Guru Dalam
Pembelajaran Siklus II .................................................... 100
Lampiran 21 : Angket Motivasi Terhadap Pelajaran Bahasa Indonesia . 101
Lampiran 22 : Pelaksanaan Kegiatan ..................................................... 102
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada hakikatnya fungsi utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi. Oleh
karena itu pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan agar siswa terampil
berkomunikasi, baik lisan maupun tulisan. Pembelajaran bahasa selain untuk
meningkatkan keterampilan berbahasa juga untuk meningkatkan kemampuan
berpikir, mengungkapkan gagasan, perasaan pendapat, persetujuan, keinginan,
penyampaian informasi tentang suatu peristiwa dan kemampuan memperluas
wawasan, Pembelajaran Bahasa Indonesia haruslah diarahkan pada hakikat
Bahasa Indnesia sebagai alat komunikasi. Sebagaimana diketahui bahwa sekarang
ini orientasi pembelajaran bahasa berubah dari penekanan pada pembelajaran
aspek benuk ke pembelajaran yang menekankan pada aspek fungsi. Proses
komunikasi pada hakikatnya adalah proses negosiasi pesan dalam suatu konteks
atau situasi (Depdiknas, 2005 : 7 )
Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan berkembang
dan meningkatnya kemampuan siswa, situasi dan kondisi lingkungan yang ada
,pengaruh informasi dan kebudayaan, serta berkembangnya ilmu pengetahuan dan
teknologi. Guru merupakan kunci dan sekaligus ujung tombak pencapaian misi
pembaharuan pendidikan, mereka berada di titik sentral untuk mengatur,
mengarahkan dan menciptakan suasana kegiatan belajar mengajar untuk mencapai
tujuan dan misi pendidikan nasional yang dimaksud. Oleh karena itu secara tidak
langsung guru dituntut untuk lebih professional inovatif.perspekif dan proaktif
dalam melaksanakan tugas pembelajaran.
Selama ini berdasarkan hasil observasi di kelas lll SDN l Manggis,
kemampuan untuk berbicara mengungkapkan pendapatnya secara lisan sangat
kurang. Karena tingkat kemampuan berbicara anak di kelas III sangat rendah,
peserta didik masih malu-malu bahkan takut atau ragu-ragu dalam
mengungkapkan ide atau gagasan. Pada kesempatan ini, peneliti membahas
tentang kemampuan berbicara dengan menggunakan metode bermain peran.. Agar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
mau berbicara kadang-kadang siswa perlu dipancing dengan media yang menarik.
Untuk itu guru perlu upaya untuk menarik siswa mengeluarkan pendapat dengan
bahasanya sendiri.
Dalam berbicara dibutuhkan suatu keberanian, dan kejelasan makna, lafal
maupun intonasi yang tepat. Keruntutan bahasa dari kata ke kalimat sehingga apa
yang diucapkan jelas maksud dan tujuannya. Pengajaran berbicara bertujuan
mengemukakan pendapatnya secara lisan dari apa yang dipelajari dengan
membaca.
Karena yang saya teliti adalah siswa kelas lll yang notabene adalah
menggunakan pembelajaran tematik maka disini saya jelaskan dulu pengertian
tentang pembelajaran tematik. Pembelajaran tematik merupakan suatu strategi
pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan
pengalaman yang bermakna kepada siswa. Keterpaduan dalam pembelajaran ini
dapat dilihat dari aspek proses atau waktu, aspek kurikulum dan aspek belajar
mengajar. Pembelajar tematik hanya dijajarkan pada siswa sekolah dasar kelas
rendah (kelas 1 – 3), karena pada umumnya mereka masih melihat segala sesuatu
sebagai satu keutuhan (holistik), perkembangan fisiknya tidak pernah bisa
dipisahkan dengan perkembangan mental sosial dan emosional.
Melalui penelitian ini, peneliti mencoba suatu pembaharuan untuk
meningkatkan kemampuan berbicara yaitu dengan menerapkan metode bermain
peran. Penerapan metode bermain peran ini sebagai alternative pembelajaran
berbicara sehingga diharapkan siswa akan tertarik untuk mengemukakan
pendapatnya secara lisan dengan keberanian menggunakan bahasanya sendiri
tanpa merasa ada tekanan harus sesuai dengan teks yang dibacanya. Melalui
penerapan metode bermain peran ini diharapkan dapat mendrong siswa agar
menyadari dan menggunakan pemahaman untuk mengembangkan diri dan
menyelesaikan berbagai persoalan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
Selain itu penerapan metode bermain peran diharapkan pembelajaran akan lebih
bermakna dan berkesan seumur hidup.
Metode bermain peran merupakan konsep belajar yang membantu guru
dalam mengaitkan materi kepada siswa dengan situasi dunia nyata dan mendorong
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.
Dengan metode tersebut hasil pembelajaran diharapkan bermakna bagi siswa.
Proses pembelajaran berlangsung secara alamiah dalam benuk kegiatan siswa
mengalami, dan bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Strategi
pembelajaran lebih dipentingkan daripada hasil (Depdiknas 2002 a : 1 )
Tanpa harus merasa tertekan dan terpaku di tempat duduk,guru dapat
membimbing siswa keluar kelas untuk bermain peran di alam terbuka jadi
kejenuhan di dalam kelas dapat diatasi atau bisa tetap dilaksanakan di aula
misalnya karena hari hujan jadi tidak melulu ada di dalam kelas. Dengan demikian
kemampuan berbicara siswa dapat meningkat.
Dari uraian tersebut penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tindakan
kelas yang berkaitan dengan “Peningkatan Kemampuan Berbicara Melalui
Metode Bermain Peran Pada Siswa Kelas III SDN I Manggis Kecamatan
Mojosongo Kabupaten Boyolali Tahun 2010/2011 .”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang dapat dirumuskan
masalahnya sebagai berikut :
Apakah metode bermain peran dapat meningkatkan kemampuan berbicara
pada siswa kelas 111 SDN 1 Manggis tahun 2010/2011.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Meningkatkan kemampuan berbicara melalui metode bermain peran pada
siswa kelas 3 SDN l Manggis kecamatan Mojosongo tahun 2010/2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
D. Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti mempunyai dua manfaat yaitu manfaat teoritis
dan manfaat praktis.
1. Manfaat teoritis
a. Hasil penelitian ini diharapkan mampu menghasilkan manfaat teoritis
yaitu dapat memberikan sumbangan pemikiran pada penelitian lebih
lanjut yaitu berupa alternatif yang dapat dipertimbangkan dalam usaha
memperbaiki mutu pendidikan dan mempertinggi interaksi belajar
mengajar,khususnya dalam pembelajaran berbicara,mengemukakan
pendapat dengan menggunakan bahasanya sendiri.
b. Menambah khasanah pengembangan ilmu pengetahuan mengenai
pembelajaran berbicara dengan metode bermain peran.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini dibagi
menjadi 3 yaitu :
a. Manfaat bagi siswa
Meningkatnya kemampuan siswa dalam berbicara dan meningkatnya
keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat serta kreaktifitas.
b. Manfaat bagi guru
Untuk memperkaya khasanah metode dan strategi dalam pembelajaran
berbicara untuk memperbaiki metode mengajar yang selama ini
digunakan agar dapa menciptakan kegiatan belajar mengajar yang
menarik dan tidak membosankan dan dapat mengembangkan kemampuan.
c. Manfaat bagi Sekolah
Meningkatnya kualitas pendidikan sekolah dan mampu mendorong untuk
selalu mengadakan pembaharuan dalam proses pembelajaran kearah lebih
baik kualitasnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Hakikat Kemampuan
a. Pengertian Kemampuan
Kemampuan merupakan kapasitas individu untuk melakukan
beragam tugas dalam suatu pekerjaan atau sebuah penilaian terkini atas
apa yang dapat dilakukan seseorang.
( http://Wikipedia.org//Wiki/kemampuan.)
Kemampuan adalah Kesanggupan, Kecakapan, Kekuatan, berusaha
memperdayakan diri sendiri.Kamus Besar Indonesia Edisi Ketiga.
Kemampuan dibedakan menjadi : (1) Kemampuan intellektual (2)
kemampuan fisik.
b. Kemampuan Intelekual
Adalah Kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktivias
mental, berfikir, nalar dan memecahkan masalah.
Faktor-faktor yang membentuk kemampuan intelektual adalah : (!)
kecerdasan angka (2) pemahaman verbal (3) kecepatan persepsi (4)
penalaran induktif (5) penalaran deduktif (6) visualisasi spasial (7) daya
ingat.
c. Kemampuan Fisik
Kemampuan fisik adalah kemampuan tugas-tugas yang menuntut stamina,
ketrampilan, kekuatan dan karakteristik
Dari pendapat-pendapat tentang pengertian kemampuan intelektual dapat
saya simpulkan bahwa kemampuan intelektual adalah potensi yang dimiliki
oleh individu untuk melakukan aktivitas baik secara psikis ataupun fisik
dengan memperdayakan diri sendiri yang menuntut stamina, keterampilan,
kekuatan dan karakteristik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
2. Pengertian Berbicara
Berbicara merupakan salah satu ketrampilan berbahasa yang harus
dikuasai dengan baik oleh siswa. Dengan berbicara dapat meningkatkan suatu
perasaan, ide, gagasan yang dimiliki siswa secara lisan. Berbicara merupakan
suatu alat untuk berkomunikasi dengan orang lain. Berbicara adalah
beromong, bercakap, berbahasa, mengutarakan isi pikiran, melisankan sesuau
yang dimaksudkan ( KBB ; 2005 :165 ). Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia Edisi Ketiga, Berbicara adalah berkata, bercakap, berbahasa,
melahirkan pendapat dengan perkataan aaupun tulisan.
Menurut Tarigan : Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-
bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan, serta
menyampaikan pikiran, perasaan. Berbicara adalah merupakan suatu system
tanda-tanda yang dapat didengar ( audible ) dan memanfaatkan sejumlah otot
dan jaringan otot tubuh manusia demi maksud dan tujuan gagasan utau ide
yang dikombinasikan.
Dari berbagai pendapat diatas, dapat disampaikan bahwa berbicara
adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata secara
lisan untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran,
gagasan dan perasaan untuk menyampaikan pesan secara lisan.
Berbicara seperti halnya ketrampilan berbahasa lainnya yang
merupakan suatu proses perkembangan. Ketrampilan berbicara tidak akan
datang secara otomatis melainkan harus melaui latihan dan praktek.
Menurut Tarigan ( 1972 : 104 – 105 ) berbicara adalah ketrampilan
performasi atau penampilan pancaran kepribadian yang ditunjukkan dengan
knsep sebagai berikut : (1) berbicara dan menyimak adalah suatu kegiatan
resiprokal, (2) berbicara adalah proses individu berkomunikasi, (3) Berbicara
adalah ekspresi kreaif, (4) Berbicara adalah tingkah laku, (5) Berbicara
adalah tingkah laku yang dipelajari, (6) Berbicara dipengaruhi kekayaan
alam, (7) Berbicara sarana memperluas kekayaan cakrawala, (8) Berbicara
kemampuan linguistic.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
Sehubungan dengan kompleknya kegiatan yang harus diperlukan untuk
ketrampilan berbicara.Berbicara harus dipelajari dan diperoleh melalui proses
belajar dan berlatih secara sungguh-sungguh.
Mengingat pentingnya ketrampilan berbicara tersebut dan manfaatnya
bagi hari depan untuk para siswa, apalagi pada era informasi yang serba cepat
ini, bahasa sebagai informasi lisan. Pemerintah melaui lembaga pendidikan
dasar sampai perguruan tinggi mewajibkan para peserta didik untuk memiliki
ketrampilan berbicara dengan di Sekolah Dasar ( SD ) ketrampilan berbicara
merupakan salah satu ketrampilan yang ditekankan pembinaannya. Dalam
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP ) ditegaskan bahwa siswa SD
perlu belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk meningkatkan
kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi secara baik dan benar, baik
secara lisan maupun tertulis.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan berbicara
adalah apa saja yang diekspresikan baik lewat mulut dengan mengeluarkan
bunyi-bunyian atau suara maupun lewat ekspresi wajah/mimik ataupun
tingkah laku sehingga lawan yang diajak berbicara tahu maksudnya
3. Fungsi dan Tujuan Berbicara
Kegiatan menulis mempunyai maksud dan tujuan tertentu yang ingin
disampaikan dari seorang pembicara kepada pendengar. Menurutnya (Paul
Chauchard dalam Baryadi, 2009 : 1) tujuan berbicara adalah untuk
mengekpresikan perasaan dan pikiran.Menurutnya (Rahmat, 2001 : 2) tujuan
berbicara untuk meyakinkan pendengar akan kebenaran, gagasan atau topik
yang dia pikirkan.
Menurut Arsjad (1991 : 11) tujuan berbicara adalah : (1)
Mengekspresikan sikap dan perasaannya, (2) Menyampaikan pendapat dan
ide, (3) Kemampuan mengucapkan artikulasi bunyi-bunyi secara lisan yang
produktif.
Dari berbagai pendapat bahwa yang dimaksud dengan tujuan berbicara
adalah seorang individu atau lebih yang menyampaikan idea atau gagasan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
yang disampaikan secara lisan ataupun tulisan agar apa yang menjadi idenya
tersampaikan dengan jelas dan mendapat respon dari lawan bicaranya
Tujuan berbicara mencakup hal-hal berikut : (1) Kemudahan dalam
menyampaikan pendapat, (2) Kejelasan, (3) Bertanggung jawab, (4)
Membentuk pendengaran yang kritis, (5) Membentuk kebiasaan.
4. Proses Berbicara
Dalam proses belajar berbahasa di sekolah, anak-anak
mengembangkan kemampuannya secara vertical. Artinya mereka sudah dapat
mengungkapkan pesan secara lengkap meskipun belum sempurna. Semakin
lama kemampuan tersebut menjadi sempurna dalam artian strukturnya
menjadi semakin benar, Pilihan katanya semakin tepat, kalimatnya semakin
bervariasi. Dengan kata lain perkembangan tersebut tidak secara horizontal
mulai dari fonem, kata, fase, kalimat dan wacana.
Ellis dalam Ahmad Rofi’uddin dan Darmiyati (Zuchdi, 2001 : 7)
mengemukakan adanya tiga cara untuk mengembangkan secara vertical
dalam meningkatkan kemampuan berbicara:
a) Menirukan pembicaraan orang lain (Khususnya guru)
b) Mengembangkan bentuk-bentuk ujaran yang Telah dikuasai
c. Mendekakan atau menyejajarkan dua bentu ujaran, yaitu bentuk ujaran
sendiri yang belum benar dan ujaran orang dewasa (terutama guru) yang
sudah benar.
Tompkins dan Hoskisson dalam Ahmad Rofi’uddin dan Darmiyati
Zuchdi, (2001 : 8) menyatakan bahwa proses pembelajaran berbicara dengan
berbagai jenis kegiaan, yaitu percakapan, berbicara estetik (mendongeng),
berbicara untuk menyampaikan informasi atau untuk mempengaruhi dan
kegiatan dramatik.
5. Strategi Pembelajaran Berbicara
Pembelajaran berbicara di sekolah-sekolah pada umumnya masih
mengalami banyak hambatan. Ini dikarenakan pembelajaran tersebut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
merupakan bentuk pembelajaran yang berbasis ketrampilan yang sulit
diajarkan, oleh karena itu dibutuhkan tenaga pengajar yang terampil dan
mampu mengembangkan srategi pengajaran yang tepat demi keberhasilan
pembelajaran.
Menurut Isskandarwassid dan Dadang Sunendar (2008 : 240 – 241)
strategi pembelajaran berbicara merujuk pada prinsip stimulasrespn. Selama
kedua variable ini dikuasai oleh pembicara, maka ia dapat dikatagorikan
memiliki kemampuan berbicara. Perkembangan strategi pembelajaran masih
mempertahankan pola stimulus-respons meskipun dengan memodifikasi
model yang variatif.
Rancangan program pengajaran untuk mengembangkan ketrampilan
berbicara dengan memberikan pemenuhan kebutuhan yang berbeda.Kegiatan
tersebut antara lain : 1) Aktivitas mengembangkan ketrampilan berbicara
secara umum. 2) Aktivitas mengembangkan bicara secara khusus untuk
membenuk model diksi dan ucapan, dan mengurangi penggunaan bahasa
nonstandard. 3) Aktivitas mengatasi masalah yang meminta perhatian khusus,
diantaranya a; peserta didik menggunakan bahasa ibunya sangat dominan,
peserta didik yang mengalami problema kejiwaan, pemalu dan tertutup dan
peserta didik yang menderia hambatan jasmani yang berhubungan dengan
alat-alat berbicara.
Menurut Ross dan Roe dalam Ahmad Rofi’uddin dan Darmiyati
Zuhdi, (2001 : 13), Ketrampilan berbicara lebih mudah dikembangkan
apabila murid-murid memperoleh kesempatan untuk mengkomunikasikan
sesuatu yang secara alami kepada rang lain, dalam kesempatan-kesempatan
yang informal.Selama kegiatan belajar di sekolah, guru menciptakan berbagai
lapangan pengalaman yang memungkinkan murid-murid mengembangkan
kemampuan berbicara.Kegiaan-kegiaan tersebut antara lain : menyajikan
informasi, berpartisipasi dalam diskusi, dan berbicara untuk menghibur atau
menyajikan pertunjukkan.
Sedangkan menurut Ahmad Rofi’uddin dan Darmiyati Zuhdi sendiri
( 2001 : 13 – 20 ). Kegiatan. Kegiatan yang dapat digunakan sebagai strategi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
untuk mengembangkan kemampuan berbicara adalah : bertanya kepada
teman sebelum bertanya kepada guru, menyajikan informasi, menghibur
(sandiwara boneka, bercerita atau membaca puisi secara kor dan bermain
peran), berpartisipasi dalam diskusi, curah pendapat, wawancara, dan
bercakap cakap.
6. Tujuan Pembelajaran Kemampuan Berbicara
Tujuan utama berbicara adalah untuk berkomunikasi. Agar dapat
berkmunikaif secara efektif, sebaiknya pembicara harus menguasai segala
sesuatu yang ingin dikomunikasikan.
Tujuan berbicara dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu tujuan
umum dan tujuan khusus. Tujuan umum menyangkut ujuan atau maksud
yang secara umum ingin dicapai oleh pembicara. Tujuan khusus merupakan
tujuan yang lebih jelas terbatas sebagai tujuan yang ingin dicapai selama
pembicara tampil dalam peristiwa berbicara. Tujuan khusus bersifat lebih
spesifik, bersumber pada tujuan umum.
Menurut Iskandarwassid dan Dadang Sunendar ( 2008 : 286 – 287 )
tujuan pembelajaran ketrampilan berbicara meliputi :
1) Peserta didik dapat menghafal bunyi-bunyi bahasa, menyampaikan
informasi , menyatakan setuju atau tidak setuju, menjelaskan identitas
diri, menceritakan kembali hasil simakan atau bacaan, menyatakan
ungkapan rasa hormat, dan bermain peran.
2) Pesera didik dapat menyampaikan informasi, berpartisipasi dalam
percakapan menjelaskan ientitas diri, menceritakan kembali hasil simakan
atau bacaan, berpartisipasi dalam wawancara, bermain peran, dan
menyampaikan gagasan dalam diskusi dan berpidato dan debat.
Masih menurut Isskandarwassid dan Dadang Sunendar ( 2008: 242 )
bahwa pengajaran berbicara harus mampu memberikan kesempaan kepada
setiap individu mencapai tujuan yang dicita-citakan.Tujuan ketrampilan
berbicara tersebut mencakup pencapaian hal-hal :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
a) Kemudahan berbicara
Peserta didik mendapat kesempatan yang besar untuk berlatih berbicara
sampai mereka dapat mengembangkan keterampilan tersebut secara
wajar,lancer dan menyenangkan.
b. Kejelasan
Peserta didik berbicara dengan tepat dan jelas baik artikulasi maupun
diksi kalimat-kalimatnya.
c. Bertanggungjawab
Latihan berbicara yang menekankan pembicaraan untuk
bertanggungjawab agar berbicara secara tepat dan dipikirkan dengan
sungguh – sungguh mengenai apa yang menjadi topik pembicaraan,
tujuan, siapa bagaimana situasinya serta momentumnya.
d. Membentuk pendengaran yang kritis
Latihan berbicara yang baik sekaligus mengembangkan ketrampilan
menyimak secara tepat dan kritis.
e. Membentuk kebiasaan
Kebiasaan berbicara idak dapat tercapai tanpa kebiasaan berinteraksi
dalam bahasa yang dipelajari atau bahkan dalam bahasa ibu.
7. Penilaian Kemampuan Berbicara
Tes kemampuan berbicara merupakan tes berbahasa yang difungsikan
unuk mengukur kemampuan dalam berkmunikasi menggunakan bahasa lisan.
Bentuk es kemampuan berbicara secara umum yang digunakan adalah test
subyektif yang berisi perinah melakukan kegiatan berbicara. Beberapa tes
yang digunakan unuk mengukur ketrampilan berbicara yaitu : (1) Tes
kemampuan berdasarkan gambar, (2) Wawancara (3) Bercerita (4) Diskusi
(5) Ujaran terstruktur. Ujaran terstruktur mencakup : (a) Mengatakan
kembali, (b) Membaca kutipan, (c) Mengubah kalimat, (d) Membuat kalimat
Ahmad Rofi’uddin dan Darmiyati Zuchdi ( 2001 : 171 – 172 )
menyatakan bahwa macam-macam penilaian kemampuan berbicara.Penilaian
kemampuan berbicara dapat dilakukan secara aspektual atau koprehensif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
merupakan penilaian yang difokuskan pada keseluruhan kemampuan
berbicara.
Penilaian aspectual dapat dibedakan menjadi 2 macam, Yaitu:
penilaian aspek individual dan penilaian aspek kelompok. Penilaian aspek
individual dapat dibedakan menjadi : aspek kebahasaan dan aspek non-
kebahasaan.
Aspek kebahasaan meliputi : tekanan, ucapan, nada dan irama,
persendian, kosa kata, dan struktur kalimat yang digunakan. Aspek non-
kebahasaan meliputi : kelancaran, keramahan, semangat, sikap dan perhatian.
Penilaian aspek kelompok, aspek-aspek yang dinilai adalah :
pemerasaan kesempatan berbicara, keterarahan pembicaraan, kesopanan
menarik kesimpulan, pengendali emosi, kespanan dan rasa saling mengasihi,
kejelasan bahasa yang digunakan, kebakuan bahasa yang digunakan,
keterkendalian proses pembicaraan, ketertiban berbicara, kehangatan dan
kegairahan berbicara.
Penilaian koprehensif dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan
berbicara menyeluruh. Tes ini dapat digunakan unuk menilai kemampuan
berbicara, yaitu dengan cara memitna siswa untuk berbicara atau bercerita.
Penilaian hendaknya jangan semata-mata mengukur dan memberikan angka.,
tetapi hendaknya ditujukan pada usaha perbaikan prestasi. Oleh karena itu
penilaian tidak hanya ditekankan pada kekurangan-kekurangan yang telah
diajukannya.
8. Pembelajaran Tematik di Kelas III Sekolah Dasar
a. Pengertian Tematik
Pembelajaran Tematik merupakan pembelajaran bermakna bagi
siswa. Pembelajaran tematik lebih menekankan pada penerapan konsep
belajar sambil melakukan sesuatu. Oleh karena itu, guru harus
merancang pengalaman belajar yang akan mempengaruhi kebermaknaan
belajar siswa. Pengalaman belajar menunjukkan kaitan unsur-unsur
konseptual yang menjadikan proses pembelajaran lebih efektif. Kaitan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
konseptual antar mata pelajaran yang dipelajari akan membentuk skema,
sehingga siswa memperoleh keutuhan dan kebulatan pengetahuan, selain
itu, dengan penerapan pembelajaran tematik disekolah dasar akan sangat
membantu siswa, hal ini dilihat dari tahap perkembangan siswa yang,
masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan. Pembelajaran
tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk
mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan
pengalaman yang bermakna kepada siswa, Tema adalah pokok pikiran
atau gagasan pokok yang menjadi pembicaraan. (Pembelajaran Tematik.
http://ww/d.wordpress.com/2011/3/5. diakses 3 Maret 2011) Dengan
tema diharapkan akan memberikan keuntungan, diantaranya :
a) Siswa mudah memusatkan perhatian pada suatu tema tertentu.
b) Siswa mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan
berbagai kompetensi dasar antar mata pelajaran dalam tema yang
sama.
c) Pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan
berkesan.
d) Kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan
mengaitkan mata pelajaran lain dengan pengalaman pribadi siswa.
e) Siswa mampu lebih merasakan manfaat dan maka belajar karena
materi disajikan dalam konteks tema yang jelas.
f) Siswa lebih bergairah belajar karena dapat berkomunikasi dalam
situasi nyata, untuk memgembangkan suatu kemampuan dalam satu
mata pelajaran sekaligus mempelajari mata pelajaran lain.
g) Guru dapat menghemat waktu karena mata pelajaran yang disajikan
dapat dipersiapkan sekaligus diberikan dalam dua atau tiga kali
pertemuan, sedangkan selebihnya dapat digunakan untuk kegiatan
remedial dan pengayaan.
Kelebihan dan kelemahan pembelajaran tematik Menurut Kunandar
(2007) pembelajaran tematik memiliki kelebihan yaitu :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
1. Menyenangkan karena berangkat dari minat dan kebutuhan peserta
didik.
2. Memberikan pengalaman dan kegiatan belajar mengajar yang
relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan peserta didik.
3. Hasil belajar dapat bertahan lama karena lebih berkesan dan
bermakna.
4. Mengembangkan keterampilan berfikir anak didik sesuai dengan
persoalan yang dihadapi.
5. Menumbuhkan keterampilan sosial melalui kerja sama.
6. Memiliki sikap toleransi komunikasi dan tanggap terhadap gagasan
orang lain.
7. Menyajikan kegiatan yang bersifat nyata sesuai dengan persoalan
yang dihadapi dalam lingkungan peserta didik.
Selain memiliki kelebihan pembelajaran tematik juga memilki
kelemahan, adapun kelemahan pembelajaran tematik terjadi jika
dilakukan oleh guru tunggal, Misalnya seorang guru kelas kurang
menguasai secara mendalam penjabaran tema sehingga pembelajaran
tematik akan merasa sulit untuk mengaitkan tema dengan materi pokok
setiap mata pelajaran. Dalam pelaksanaan pembelajaran tematik ada hal-
hal yang perlu dilakukan, beberapa hal yang meliputi tahap perencanaan
yang mencakup kegiatan seperti berikut :
b. Pemetaan Kompetensi Dasar
Kegiatan ini dilakukan untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh
dan utuh semua standart kompetensi, kompetensi dasar dan indikator dari
berbagai mata pelajaran yang dipadukan dalam tema yang dipilih.
Kegiatan yang dilakukan adalah :
1) Penjabaran standart kompetensi dan kompetensi dasar kedalam
indikator
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
a) Dalam mengembangkan indikator perlu memperhatikan hal-hal
berikut :Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik
peserta didik.
b) Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik mata
pelajaran.
c) Dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur dan
dapat diamati.
2) Menentukan Tema
Dalam menentukan tema yang bermakna, kita harus memperhatikan
dan mempertimbangkan pemikiran konseptual, pengembangan
keterampilan dan sikap, sumber belajar, hasil belajar yang terukur
dan terbukti, kesinambungan tema, kebutuhan siswa, keseimbangan
pemilihan tema, serta aksi nyata, antara lain :
a) Pemikiran konseptual, tema yang baik tidak hanya memberikan
fakta-fakta kepada siswa. Tema yang baik bisa mengajak siswa
untuk menggunakan keterampilan berpikir yang lebih tinggi.
b) Pengembangan keterampilan dan sikap. apakah tema yang
sudah disepakati bisa mengembangkan keterampilan siswa.
Misalnya, keterampilan berfikir, berkomunikasi, sosial,
eksplorasi, mengorganisasi, dan pengembangan diri.
Pembentukan sikap juga harus bisa di akomodasi dalam pilihan
tema, seperti sikap menghargai, percaya diri, kerja sama,
komitmen, kreativitas, rasa ingin tahu, berempati, antusias,
mandiri, jujur, menghormati dan toleransi.
c) Kesinambungan Tema. Kath Murdock (1998) dalam bukunya
Clasroom Connection-Strategies for Integrated Learning
menjelaskan bahwa tema yang baik bisa mengakomodasi
pengetahuan awal yang dimiliki siswa sebelum belajar tentang
sesuatu yang baru. Pengetahuan awal itu tentu sudah dipelajari
siswa sebelumnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
d) Materi Belajar Utama dan Tambahan. Materi dan sumber
pembelajaran tematik biasa kita bagi menjadi dua sumber dan
materi, yaitu utama dan tambahan. Contoh sumber atau materi
belajar utama adalah para ahli atau orang-orang yang
mempunyai profesi atau kompetensi dasar dalam bidang
terentu, tempat-tempat yang bisa dipelajari, suasana belajar
didalam kelas, lingkungan, komunitas, dan kesenian.
Sedangkan musik, materi audio visual, literature, progam
computer, dan internet adalah sumber materi pembelajaran
tambahan bagi siswa. Dengan demikian, pemlihan tema harus
juga memperhatikan kesediaan kedua sumber belajar itu.
e) Terukur dan Terbukti, Guru juga perlu memperhatikan hasil
pembelajaran apa yang akan siswa capai dalam pembelajaran
tematik. Apa yang bisa siswa kerjakan dalam proses
pembelajaran tematik. Perlu juga menunujukkan bukti-bukti
itulah yang dinilai guru dan dicatat sebagai bukti bagaimana
siswa menguasai tema yang diajarkan. Yang pada akhirnya
akan dijadikan bahan evaluasi dan laporan kepada orang tua
siswa.
f) Kebutuhan Siswa, dalam memilih tema, guru perlu
memperhatikan kebutuhan siswa. Apakah tema yang kita pilih
bisa menjawab kebutuhan siswa. secara kognitif, Gardner
(2007) dalam bukunya Five Minds For The Future
menyebutkan bahwa manusia pada era informasi ini harus
dibekali lima cara berfikir, yaitu : pikiran yang terlatih,
terampil, dan disiplin, pikir mensintesis; pikiran mencipta;
pikiran merespek, dan pikiran etis. Apakah tema yang dipilih
sudah bisa membekali siswa dengan lima cara berfikir untuk
masa depan. Kebutuhan siswa yang lain bisa juga dilihat
melalui perkembangan psikologi (imajinasi), perkembangan
motorik, dan perkembangan kebahasaan siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
g) Keseimbangan Pemilihan Tema. Seperti telah dijelaskan diatas
bahwa pembelajaran yang cocok dengan pembelajaran terpadu
adalah pembelajaran tematik. Dalam satu tahun pembelajaran
biasanya siswa bisa mempelajari 5-6 tema. Para guru
hendaknya bisa memilih tema yang bisa mengakomodasi mata
pelajaran bahasa, ilmu sosial, lingkungan, kesehatan, dan sains
saja, tetapi tema-tema lain yang bervariasi.
h) Aksi Nyata. Pembelajaran tematik hendaknya tidak hanya
mengembangkan pengetahuhan dan sikap siswa, namun juga
bisa membimbing siswa untuk melakukan aksi yang
bermanfaat. Aksi yang dilakukan siswa akan memperkaya
siswa dengan pengetahuan lain serta memberikan dampak bagi
kehidupan orang lain dan lingkungan dimana siswa hidup.
3) Identifikasi dan analisis standart kompetensi, kompetensi dasar, dan
indikator. Lakukan identifikasi dan analisis untuk setiap standar
kompetensi, kompetensi dasar dan indicator yang cocok untuk setiap
tema sehingga semua kompetensi, kompetensi dasar dan indikator
terbagi habis.
c. Menetapkan Jaringan Tema
Buatlah jaringan tema yaitu menghubungkan kompetensi dasar dan
indikator dengan tema pemersatu.
d. Penyusunan Silabus
Hasil seluruh proses yang dilakukan pada tahap-tahap sebelumya
dijadikan dasar dalam penyusunan silabus.
e. Penyusunan Rencana Pembelajaran
Untuk keperluan pelaksanaan pembelajaran guru menyusun rencana
pelaksanaan pembelajaran. Setelah tahap persiapan dilakukan, maka
selanjutnya akan dipaparkan tahap pelaksanaan pembalajaran terpadu.
Adapun tahap pelaksanaan pembelajarannya meliputi :
1) Kegiatan Pendahuluan / awal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
Pada tahap ini dapat dilakukan panggilan terhadap anak tentang
tema yang disajikan. Beberapa contoh kegiatan yang dapat
dilakukan adalah, bercerita, kegiatan fisik/jasmani, dan dan
menyanyi.
2) Kegiatan inti
Kegiatan inti difokuskan pada kegiatan-kegiatan yang bertujuan
untuk pengembangan kemampuan baca, tulis hitung. Penyajian
bahan pembelajaran dialakukan dengan menggunakan strategi /
metode yang bervariasi dan dapat dilakuakn secara klaksikal,
kelompok kecil, ataupun perorangan.
3) Kegiatan penutup
Sifat dari kegiatan penutup adalah untuk menenangkan. Beberapa
contoh kegiatn penutup yang dapat dilakukan adalah menyimpulkan
atau mengungkapkan hasil pembelajaran yang telah dilakukan,
mendongeng, membacakan cerita dari buku, pantomime, pesan-
pesan moral, musik / apresiasi musik. Pengaturan jadwal pelajaran
Untuk memudahkan administrasi disekolah terutama dalam
penjadwalan. Guru bersama dengan guru mata pelajaran lain ( yang
tidak dipadukan ) perlu bersama-sama menyusun jadwal pelajaran.
f. Implikasi Pembelajaran Tematik
Dalam implementasi pembelajaran tematik disekolah dasar mempunyai
implikasi yang mencakup :
1. Implikasi bagi guru
Pembelajaran tematik memerlukan guru yang kreaktif baik dalam
menyiapkan pengalaman belajar bagi anak, juga dalam memilih
kompetensi dari berbagai mata pelajaran dan mengaturnya agar
pembelajaran menjadi lebih bermakna, menarik, menyenangkan, dan
utuh.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
2. Implikasi bagi siswa
a) Siswa harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran yang dalam
pelaksanaannya yang dimungkinkan untuk bekerja, baik secara
individual, pasangan kelompok kecil, maupun klasikal.
b) Siswa harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran yang
bervariasi dan aktif.
3. Implikasi terhadap sarana, prasarana,sumber balajar dan media.
a) Pelaksanaan pembelajaran ini memerlukan berbagai prasarana
dan prasarana belajar,
b) Pembelajaran ini perlu memanfaatkan bebagai sumber balajar,
baik yang didesain secara khusus maupun yang tersedia
dilingkungan,
c) Pembeajaran ini juga perlu mengoptimalkan penggunaan media
pembelajaran bervariasi dan
d) Pembelajaran ini masih dapat menggunakan buku ajar yang
sudah ada atau bila memungkinkan untuk menggunakan buku
suplemen khusus yang memuat bahan ajar terintegrasi.
4. Implikasi terhadap pengaturan ruangan.
a) Ruang perlu ditata sesuai tema yang dilaksanakan.
b) Susunan bangku bisa berubah-ubah.
c) Peserta didik tidak harus selalu hanya duduk dikursi, tetapi
dapat duduk ditikar atau dikarpet.
d) Kegiatan hendaknya bervariasi dan dapat dilaksanakan baik
didalam maupun diruangan.
e) Dinding kelas dapat dimanfaatkan untuk memajang hasil karya
peserta didik dan dimanfaatkan sebagai sumber balajar.
f) Alat, sarana, sumber belajar hendaknya dikelola dengan baik.
5. Implikasi terhadap pemilihan metode
Pembelajaran yang dilakukan perlu disiapkan berbagai variasi
kegiatan dengan menggunakan multi metode, misalnya percobaan,
bermain peran, tanya jawab, demonstrasi, dan bercakap-cakap.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
9. Hakikat Model Pembelajaran Bermain Peran
Istilah bermain peran mempunyai empat pengertian yaitu (l) sesuatu
yang bersifat sandiwara di mana pemain memainkan peran terentu sesuai
dengan lakon yang sudah ditulis dan memainkannya untuk tujuan hiburan, (2)
sesuatu yang bersifat sosiologis atau pola-pola perilaku yang ditentukan oleh
norma-norma sosiologis atau perilaku yang ditentukan oleh nrma-norma
social, (3) suatu perilaku berlawanan dengan apa yang sebenarnya
diharapkan, dirasakan atau diinginkan dan (4) sesuatu yang berkaitan dengan
pendidikan di mana individu memerankan situasi yang imajinatif dengan
tujuan untuk membantu tercapainya pemahaman diri sendiri meningkatkan
keterampilan ,menunjukan perilaku kepada orang lain bagaimana perilaku
seseorang atau bagaimana seseorang harus bertingkah laku. Corsini dalam
Tatiek, (2001 : 99)
10. Langkah-langkah Bermain Peran
Dalam bermain peran langkah –langkah yang harus ditempuh yaitu ada empat
langkah sebagai berikut menurut Hesti dkk,(2004) :
a. Membacakan naskah drama atau percakapan dengan intonasi jeda, lafal
dan volume suara yang sesuai. Kalimat-kalimat dalam kurung tidak perlu
dibaca, karena kalimat-kalimat tersebut merupakan petunjuk .
b. Menentukan watak tokoh dan ekspresi yang tepat untuk memerankan
tokoh dengan baik .
c. Berlatih berulang-ulang sampai betul –betul dapat memerankan tokoh
tersebut dengan baik.
d. Menggunakan perlengkapan panggung dan kostum yang sesuai agar
percakapan yang diperankan lebih hidup.
Apabila hal – hal di atas dapat dilakukan dengan baik dan sungguh-sungguh,
maka secara otomatis akan menjadikan hidupnya percakapan karena
dilakukan oleh anak-anak yang aktif dan kreaktif sesuai dengan watak tokoh
masing-masing.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
11. Metode Bermain Peran
Metode bermain peran adalah salah satu prses belajar mengajar yang
tergolong dalam metode simulasi. Menurut Dawson (1962) yang dikutip oleh
Moedjiono dan Dimyati (1992 : 80) mengemukakan bahwa simulasi
merupakan suatu istilah umumberhubungan dengan menyusun dan
mengoperasikan suatu mdel yang mereplikasikan proses – proses perilaku.
Sedangkan menurut Ali (1996 : 83) mengemukakan bahwa metode simulasi
adalah suatu cara pengajaran melakukan proses tingkah laku secara tiruan.
Metode pengajaran simulasi terbagi menjadi 3 kelompk seperti yang
dikemukakan oleh Ali (1996 : 83) berikut ini : (1) Sosiodrama : semacam
drama sosial berguna unuk menenanamkan kemampuan menganalisa situasi
social tertentu, (2) Psikodrama: hampir mirip dengan sosiodrama. Perbedaan
terletak pada penekannya.Sosiodrama menekankan kepada permasalahan
social, sedangkan psikodrama menekankan pada pengaruh psikolgisnya dan
(3) Role-Playing : role playing atau bermain peran bertujuan menggambarkan
suatu peristiwa masa lampau.
Adapun Moedjiono dan Dimyati (1992: 80) juga membagi metode
pengajaran simulasi menjadi 3 kelompok seperti berikut :
(1) Permainan simulasi (simulation games) yakni suatu permainan di mana
para pemainnya berperan sebagai tempat pembuat keputusan, bertindak
seperti jika mereka benar-benar terlihat sesuai dengan peran yang ditentukan
untuk mereka, (2) bermain peran (role playing) yakni memainkan peranan
dari peran-peran yang sudah pasi berdasarkan kejadian terdahulu, yang
dimaksudkan unuk menciptakan kembali situasi sejarah/peristiwa masa lalu,
menciptakan kemungkinan-kemungkinan kejadian masa yang akan datang,
menciptakan peritiwa mutakhir yang dapat diperkaya atau mengkhayal situasi
pada suatu tempat dan / atau waktu terentu, dan (3) Sosidrama (sociodrama)
yakni suatu perbuatan pemecahan masalah kelmpok yang dipusatkan pada
suatu masalah yang berhubungan dengan relasi kemanusiaan. Sosidrama
memberikan kesempatan kepada siswa untuk menentukan alternative
pemecahan masalah yang timbul dan menjadi perhatian kelompok.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
Berdasarkan kutipan tersebut, berarti metode bermain peran adalah
metode pembelajaran yang di dalamnya menampakkan adanya perilaku pura-
pura dari siswa yang terlihat dan / atau peniruan situasi dari tokoh-tokoh
sejarah sedemikian rupa.Dengan demikian metode bermain peran adalah
metode yang melibatkan siswa untuk pura-pura memainkan peran / tokoh
yang terlihat dalam proses sejarah.
B. Kerangka Berpikir
Di dalam pembelajaran sekolah dasar, khususnya dalam mata pelajaran
Bahasa Indonesia, banyak siswa yang mengalami rendahnya kemampuan
berbicara. Hal tersebut akibat dari pembelajaran yang dominan ceramah sepanjang
siswa dilihat dari berbagai hal, diantaranya siswa cenderung tidak serius dan tidak
memperhatikan guru. Untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut perlu
dipergunakan suatu model untuk membangkitkan motivasi belajar siswa dalam
berkomunikasi atau berbicara.
Tindakan peneliti untuk meningkatkan kemampuan berbicara siswa adalah
penggunaan mdel bermain peran.Model pembelajaran ini banyak membutuhkan
penyelesaian masalah sehingga akan menghasilkan pengetahuan yang
bermakna.Kelebihan dari model ini melatih siswa mendefinisikan dan
mengorganisasikan tugas belajarnya,Hal ini dapat meningkatnya kemampuan
berbicara siswa pada pembelajaran tematik tema lingkungan.
Berdasarkan hal ini tersebut maka kerangka pemikiran dapat digambarkan
secara sistematis ke dalam bagan gambar l ,berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
Gambar 1
Kerangka Berpikir
C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, hipotesis tindakan dalam
penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut : “Pembelajaran dengan metode
bermain peran dapat meningkatkan kemampuan berbicara pada siswa kelas 3
SDN l Manggis Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali .
Kondisi Awal Kemampuan berbicara siswa rendah
Tindakan I Melalui metode bermain
Hasil Tindakan I Siswa mampu berbicara dengan lancar
Tindakan II Melalui metode bermain
Hasil Tindakan II - Siswa mampu bermain peran - Siswa terampil berbicara di depan
kelas menyampaikan pendapat
Kondisi Akhir Diduga dengan menggunakan metode bermain peran kemampuan berbicara siswa meningkat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
Gambar 2
Bagan Prosedur Penelitian
Kondisi Awal Guru belum menggunakan metode bermainperan
Kemampuan berbicara siswa rendah
Tindakan Bermain peran
Kondisi akhir Diduga dengan mengguankan metode bermain peran kemampuan berbicara siswa meningkat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.Tempat dan Waktu Penelitian
l. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri l Manggis Kelas lll
Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali, dengan jumlah murid 40
siswa,tempat ini peneliti pilih dengan alasan peneliti bertugas di SD tersebut
sehingga tidak akan mengganggu jam dinas disamping itu peneliti sudah
mengenal subjek yang diteliti sehingga memudahkan dalam mencari sumber
data.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian direncanakan selama 6 bulan, yakni mulai bulan
Januari sampai bulan Juni 2011, 4 bulan yaitu bulan Januari sampai dengan
bulan April untuk penelitian kemudian bulan Mei sampai Juni untuk
penyusunan laporan.
Jadwal Penelitian
No Nama Kegiatan Bulan
Januari Februari Maret April Mei Juni
1. Penyusunan dan Pengajuan Proposal
XXXX
2. Mengurus Ijin Penelitian
X
3. Persiapan dan Perencanaan
XXX
4. Pelaksanaan Siklus 1
XXXX
5. Pelaksanaan Siklus II
XXXX
6. Analisis Data XXXX 7. Penyusunan
Laporan XXXX
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
B. Subjek Penelitian
Dalam hal ini peneliti mengambil subjek penelitian sebanyak 40 siswa,
laki-laki 20 orang, perempuan 20 orang dan guru kelas lll SDN l Manggis
Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali.Dalam pembelajaran tematik dengan
tema peristiwa.
C. Data dan Sumber Data
Data penelitian yang dikumpulkan berupa informasi Motivasi Belajar
dalam pembelajaran tematik khususnya kemampuan berbicara.
Data penelitian itu dikumpulkan dari berbagai sumber data yang meliputi :
1. Informan atau nara sumber, yaitu siswa dan guru kelas lll SDN l Manggis
2. Tempat dan peristiwa berlangsungnya aktivitas pembelajaran tematik dengan
tema peristiwa.
3. Dokumen atau arsip antara lain berupa kurikulum,Rencana pelaksanaan
pembelajaran,hasil pekerjaan siswa dan buku penelitian.
4. Hasil Angket.
5. Hasil Tes.
D.Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data di atas meliputi
pengamatan, wawancara atau diskusi, kajian dokumen dan tes.
l). Pengamatan
Peneliti mengamati proses pembelajaran dan mengumpulkan data mengenai
segala sesuatu yang terjadi pada proses pembelajaran baik yang terjadi pada,
siswa dan situasi kelas.
2). Wawancara
Wawancara dilakukan setelah hasil pengamatan di kelas maupun kajian
dokumen.Wawancara dilakukan antara peneliti dengan guru kelas lll tentang
kemampuan berbicara pada pembelajaran tematik dengan tema peristiwa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
3). Kajian Dokumen
Kajian juga dilakukan terhadap berbagai dokumen atau arsip yang ada
yaitu tes tertulis,wawancara dan hasil nilai tes.
4). Teknik Kuesioner (angket)
Teknik kuesioner dilakukan untuk mengukur motivasi atau tingkat
kesenangan siswa terhadap pembelajaran tema peristiwa pada siklus
tindakan.Penyusunan kuesioner dilakukan berdasarkan kisi-kisi kesenangan
siswa belajar tema peristiwa.
5). Tes lisan / kemampuan berbicara
Tes lisan digunakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan pembelajaran
tema peristiwa.
E. Validitas Data
Suatu informan yang akan dijadikan data penelitian perlu diperiksa
validitasnya sehingga data tersebut dapat dipertanggungjawabkan dan dapat
dijadikan sebagai dasar yang kuat dalam menarik kesimpulan. Teknik yang
digunakan untuk memeriksa validitas data, peneliti menggunakan teknik
trianggulasi.
Trianggulasi adalah teknik pemeriksaan validitas data dengan
memanfaatkan sarana di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau
pembandingan data itu (Lexy H . Moloeng.1995 : 178 ).Teknik trianggulasi yang
digunakan antara lain berupa trianggulasi sumber data dan trianggulasi metode
pengumpulan data. Trianggulasi sumber data dikumpulkan berupa informasi
motivasi belajar dalam pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya pada aspek
berbicara. Sedangkan trianggulasi metode pengumpulan data diperoleh melalui
wawancara atau diskusi, kajian dokumen serta tes.
Misalnya untuk mengetahui rendahnya kemampuan berbicara siswa dan
faktor-faktor penyebabnya, peneliti melakukan hal-hal sebagai berikut : Mengajar
siswa dengan model konvensinal (cara yang biasa digunakan guru saat mengajar
tema peristiwa) selanjutnya menganalisis sikap siswa saat mengikuti pembelajaran
untuk mengidentifikasi kemampuan berbicara siswa-siswa melakukan wawancara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
dengan guru untuk mengetahui pandangan guru tentang hambatan-hambatan yang
dialami dalam pembelajaran tema peristiwa, fasilitas yang dimiliki atau tidak di
sekolah, kegiatan pembelajaran tema peristiwa di kelas, penilaian yang dilakukan
guru dan lain sebagainya.
F. Teknik Analisa Data
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis
kualitatif dengan model interaktif Miles dan Huberman.Model analisis interaktif
mempunyai tiga buah komponen pokok,yaitu reduksi data, sajian data dan
penarikan kesimpulan (verifikasi).Aktivitas dilakukan dalam bentuk interaktif
dengan proses pengumpulan data sebagai suatu proses siklus.
Untuk lebih jelasnya proses analisi kualitatif dengan model interaktf dapat
digambarkan dengan skema gambar model analisis interaktif berikut :
Gambar Model Analisis Interaktif
Langkah – langkah analisis :
l. Melakukan analisis awal bila data yang didapat di kelas sudah cukup.
2. Mengembangkan dalam bentuk sajian data .
3. Melakukan analisis data di kelas .
Reduksi data
Pengumpulan data
Penyajian data
Kesimpulan pemantauan data
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
4. Melakukan verifikasi,pengayaan dan pemahaman data apabila dalam
persiapan. Analisis ternyata ditemukan data yang kurang lengkap atau kurang
jelas, maka perlu dilakukan pengumpulan data lagi secara terfokus.
5. Melakukan analisis antar kasus ,dikembangkan struktur sajian datanya bagi
susunan laporan .
6. Merumuskan kesimpulan akhir sebagai temuan penelitian.
7. Merumuskan implikasi sebagaian dari pengembangan saran dalam laporan
akhir penelitian.
G. Indikator Kinerja
Menurut Sarwaji Suwandi (2008 : 70) indicator kinerja merupakan rumusan
kinerja yang akan dijadikan acuan atau tolak ukur dalam menentukan keberhasilan
atau keefektifan Penelitian.
Penelitian ini akan diakhiri setelah 75% siswa telah mengalami peningkatan
kemampuan berbicara dan telah memenuhi SKM tema peristiwa 65 jika dihitung
40 X 75 % = 30,00
Sesuai penghitungan berarti paling sedikit 30 anak dari 40 siswa kelas lll
harus mengalami peningkatan kemampuan berbicara pada tema lingkungan diatas
KKM yaitu 65 .Jika batas KKM tersebut sudah tercapai berarti siklus dapat
dihentikan dan penelitian dikatakan telah memenuhi standar yang ditetapkan
peneliti.
H. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan prosedur tahap tahap
sebagai berikut :
1. Siklus l :
a. Tahap menentukan teknik dan rencana pemantauannya.
Merencanakan tindakan yang dilakukan pada siklus l dengan siswa
mengikuti pembelajara Tema lingkungan.
b. Tahap pelaksanaan hipotesis tindakan
Melaksanakan tindakan yang telah direncanakan pada siklus l yaitu
pembelajaran tema peristiwa dengan menggunakan buku ajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
c. Tahap memantau dan menganalisis terhadap pelaksanaan pembelajaran
siklus l.
d. Tahap refleksi atau tindakan pada siklus l oleh peneliti dan guru.
2. Siklus 2
a. Tahap menentukan teknik dan rencana pemantauannya.
Merencanakan tindakan pada siklus 2 yang berdasarkan perbaikan pada
siklus l dengan Penelitian yang dilakukan siswa.
b. Tahap pelaksanaan hipotesis tindakan
Melaksanakan tindakan yang telah direncanakan pada siklus l yaitu
pembelajaran tema peristiwa,dengan pengamatan, peyelidikan dan
pelaksanaan pelatihan berbicara di depan kelas.
c. Tahap memantau dan menganalisis pelaksanaan pembelajaran.
d. Mengadakan Refleksi
Melaksanakan refleksi pada siklus 2 oleh peneliti dan guru. Apabila
belum tercapai tujuannya dapat dilanjutkan ke siklus berikutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Diskripsi Data Awal
Dalam kegiatan belajar mengajar terjadi hubungan antar interpersonal antar
siswa dengan siswa, guru dengan siswa dan penggunaan alat pembelajaran yang
tepat dan sesuai atau media yang tepat dalam proses pembelajaran.Tidak dapat
dipungkiri bahwa faktor lingkungan sangat berpengaruh dalam kegiatan belajar
siswa, khususnya lingkungan sosial dan lingkungan dimana siswa memperoleh
pemahaman materi ajarnya.Untuk mengoptimalkan kondisi sosioemosional di
kelas maka diperlukan adanya pengelolaan kelas yang dinamis dan sesuai dengan
apa yang menjadi kebutuhan siswa tanpa merasa ada keterkekangan diantara
mereka yakni guru dan siswa, jadi pembelajaran dapat dilaksanakan dengan
nyaman. Begitupun dalam pembelajaran tematik, untuk meningkatkan
kemampuan berbicara siswa khususunya dalam mengungkapkan isi hatinya
dengan bebas tanpa rasa takut adanya tekanan .
Dalam hal ini kondisi emosional di kelas perlu diperhatikan karena emosi
yang positif dapat merangsang kreatifitas otak dan bekerja secara efisien dan
efektif, sehingga dalam kondisi ini siswa dapat mengoptimalkan seluruh
kemampuannya untuk berpikir secara kritis dan terfokus mengeluar.an ide atau
gagasan yang mu.ncul dalam benak peserta didik ataupun pertanyaan –pertanyaan
yang muncul sewaktu pembelajaran berlangsung, karena kurang jelasnya materi
yang diajarkan guru, sehingga menimbulkan rasa tidak puas di hati kemudian
timbul pertanyaan dan dapat disampaikan pada guru tanpa merasa takut terbebani
akan memperleh hukuman atau menjawab pertanyaan, bekerja sama dalam
pembelajaran. Sebaliknya dalam kondisi emosi yang tidak stabil atau tertekan
dikarenakan pembelajaran yang kurang yaman, ada tekanan dari pihak lain
ketakutan berbuat salah, ketakutan mendapat sanksi atau hukuman atau tekanan
dari pihak lain temannya atau mungkin juga gurunya.stres karena merasa adanya
tekanan dari pihak lain akan menghambat kerja otak dan memperlambat proses
berpikir dan menyimpan ingatan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Ketika proses pembelajaran berlangsung,seluruh aspek kejiwaan siswa
dan guru akan terlibat bukan hanya fisik, pikiran, perasaan, pengalaman dan
bahasa tubuh emosi pun telibat. Ini menunjukkan bahwa pada setiap pembelajaran
prosesnya tidak sederhana seperti yang kita bayangkan selama ini.wajar saja bila
guru memasuki ruangan kelas untuk memulai pembelajaran sebagian besar siswa
wajahnya menunjukkan ketidak nyamanan atau kurang tertarik, kalau kondisi ini
terus berlangsung maka pembelajaran bisa dipastikan akan berlangsung dalam
suasana menegangkan dan melelahkan. Siswa tidak berani menyampaikan
npendapat yang berbeda dengan guru ataupun berpendapat yang sesuai dengan
hati nuraninya. Suasana demokratispun lenyap susana sunyi ataupun malah tidak
terkendali sama sekali. Selama proses pembelajaran berlangsung jiwa siswa
tertekan berada dalam kondisi yang tidak nyaman. Dan dapat dipastikan
pembelajaran tidak memperoleh apa –apa.
Tabel 2. Data Tes Awal Siswa.
No Nama Siswa Perolehan Nilai Tuntas (T) / Tidak
Tuntas (TT)
1 30 TT
2 30 TT
3 40 TT
4 30 TT
5 50 TT
6 40 TT
7 40 TT
8 50 TT
9 60 TT
10 50 TT
11 40 TT
12 65 T
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
13 60 TT
14 60 TT
15 60 TT
16 50 TT
17 70 T
18 55 TT
19 60 TT
20 50 TT
21 65 T
No Nama Siswa Perolehan Nilai Tuntas (T) / Tidak
Tuntas (TT)
22 50 TT
23 70 T
24 65 T
25 75 T
26 50 TT
27 70 T
28 60 TT
29 50 TT
30 55 TT
31 65 T
32 65 T
33 55 TT
34 40 TT
35 45 TT
36 40 TT
37 40 TT
38 70 T
39 65 T
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
40 40 TT
JUMLAH 2125
RATA-RATA 53,13
KETERANGAN PROSENTASE
TUNTAS 11 27.5%
TIDAK TUNTAS 29 72,5%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Tabel 3. Frekunsi Data Nilai Tes Awal Sebelum Tindakan
N0 Rentang Nilai Frekuensi Prosentase
1 21 – 30 3 7,5%
2 31 - 40 8 20%
3 41 - 50 8 20%
4 51 - 60 10 25%
5 61 - 70 10 25%
6 71 - 80 1 2,5%
7 81 - 90
8 91 - 100
JUMLAH 40 100%
Dari tabel 3 maka dapat digambarkan pada grafik 4
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
21 – 30 31 - 40 41 - 50 51 - 60 61 - 70 71 - 80 81 - 90 91 - 100
DATA NILAI
DATA NILAI
Gambar 4. Grafik Data Nilai Tes Awal Sebelum Tindakan
B. Diskripsi Data Tindakan
Diskripsi data tindakan dalam penelitian tindakan kelas ini terdiri dari
diskripsi tindakan siklus l dan siklus ll.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
1. Diskripsi Tindakan Siklus l
Diskripsi data tindakan sklus l terdiri dari paparan data perencanaan,
tindakan, data observasi dan data refleksi. Berdasarkan diskripsi data sebagai
yupaya untuk mengatasi permasalahan dalam pembelajaran tematik,tentang
kemapuan berbicara melalui bermainperan.
1) Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan dilaksanankan sebagai titik tolak pembelajaran
untuk mengkondisikan dan membuat komitmen atas, peraturan dan
konsekuensi yang akan dilaksanakan pada pembelajaran tematik tentang
kemampuan berbicara melalui, bermain peran. Adapun langkah- langkah
perencanaan persiapan guru adalah sebagai berikut :
Kegiatan perencanaan tindakan l dilaksanakan pada kamis 10
Januari 2011 di ruang SDN I Manggis Boyolali. Peneliti berdiskusi
dengan guru kelas dan guru lain mengenai segala sesuatu yang akan
dilaksanakan. Kemudian disepakati bahwa tindakan pada siklus pertama
akan dilaksanakan dalam 3 X pertemuan, dimana dalam 1 X pertemuan
menggunakan alokasi waktu 2 X 35 menit. Pelaksanaan tindakan siklus 1
berlangsung pada Rabu 23 pebruari 2011 untuk pertemuan kedua.
Dengan berpedoman dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
SD 2010 SD kelas lll, peneliti melakukan langkah-langkah perencanaan
pembelajaran materi tematik menggunakan media, gambar, buku, contoh-
contoh bermain peran.
Rencana Tindakan :
1. Pertama, peneliti bersama dengan guru merancang Rencana
Pelaksanan Pembelajaran sesuai dengan indikator yang telah
ditetapkan. Rencana tersebut akan dilaksanakan selama 3 X pertemuan
dengan waktu 3 X 35 menit untuk satu kali pertemuan.
2. Guru sebagai peneliti mempersiapkan media yang akan dipergunakan
sebagai alat bantu dalam kegiatan pembelajaran
3. Guru mempersiapkan lembar kerja siswa, lembar diskusi kelompok
serta soal – soal yang akan dipergunakan untuk latihan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
4. Guru mempersiapkan lembar observasi siswa dan lembar observasi
guru.
5. Guru mempersiapkan lembar penilaian yang akan dipergunakan.
2) Pelaksanaan Tindakan
Dalam tahap ini guru melaksanakan tindakan sesuai dengan jadwal
yang telah ditetapkan dan ssesuai dengan RPP yang dibuat. Kegiatan
pembelajaran dilaksanakan dengan mengacu penerapan model
pembelajaran bermain peran selama 3 X 35 menit untuk satu kali
pertemuan.
a) Pertemuan Pertama
Pada pertemuan ini konsep bermain dengan membaca dialog
drama sederhana dengan intinasi dan lafal yang tepat. Sebagai
kegiatan awal guru mengajak siswa untuk menyanyikan lagu aku mau
bertamasya dengan tujuan untuk menggerakkan minat siswa dalam
pembelajaran. Kegiatan ini dimaksudkan agar siswa benar – benar
dapat terfokus pada materi yang akan dipelajari.
Kegiatan ini dimulai guru memasang media alat peraga
kemudian mengajak siswa untuk memperhatikan dan meragakan
peran yang ada dalam alat peraga / gambar.Guru berusaha
menanamkan konsep pada anak, bahwa bermain peran merupakan
perwujudan dari kehidupan sehari – hari seperti yang biasa kirta
lakukan, hanya saja dalam pembelajaran ini dialognya telah
ditentukan dalam teks. Guru bisa menyuruh beberapa siswa untuk
maju ke ke depan kelas dan meragakan sesuai dengan alat peraga/
gambar.Dan kegiatan tersebut seyogyanya semua murid mendapatkan
giliran, sehingga anak disamping bisa meragakan dengan gerakan
tubuh juga bisa mengucapkan dialog ataupun monolog dengan
menggunakan bahasanya sendiri tanpa haurs membaca teks,
Meskipun ada teks itu hanya untuk menunjukkan garis besarnya
sebuah pembelajaran, sehingga anak tidak merasa bosan dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
dialog yang itu-itu saja disamping itu anak juga dapat
mengungkapkan perasaannya lewat dialog tadi. Guru membeikan
penghargaan kepada siswa yang mampu melakukan tugasnya dengan
baik. Penghargaan juga diberikan kepada anak yang kurang agar
termotivasi dan beusaha menjadi lebih baik lagi. Sebagai tindak
lanjut guru memberikan pesan-pesan agar selalu rajin belajar.
b) Pertemuan kedua
Pada pertemuan ini konsep tematik yang diajarkan dengan
menggunakan tema peristiwa dengan indikator jenis- jenis pekerjaan.
Sebagai kegiatan awal anak disuruh untuk mengamati gambar jenis –
jenis pekerjaan,kemudian guru mengadakan tanya jawab tentang jenis
–jenis pekerjaan dan dihubungkan dengan pelajaran yang lalu.
Kegiatan inti dimulai guru dengan melakukan kegiatan
tanya jawab yang mengarah pada materi, guru memberikan beberapa
soal yang berkaitan dengan bermain peran, guru kemudian bersama
siswa membahas soal yang diberikan tadi. Kemudian siswa diminta
untuk mengomentari tokoh yang sedang dibicarakan dengan
menggunakan bahasanya sendiri. Kemudian guru membagi siswa
menjadi beberapa kelompok. Guru memberikan petunjuk untuk
melakukan kerja kelompok dan membagikan lembar kerja siswa.
Kelompok-kelompok tersebut memilih salah satu gambar dari lembar
kerja kelompok kemudian memerankan sesuai dengan gambar yang
dipilihnya. Dengan arahan guru siswa kemudian diskusi bersama
kelompoknya. Setelah itu siswa menampilkan bermain peran dengan
maju ke depan bersama kelompoknya. Begitu seterusnya sampai
semua kelompok maju, karena banyak pilihan gambar yang disajikan
dan masing-masing kelompok tidak boleh sama otomatis
pembelajaran untuk bermain peran tidak membosankan karena
berbeda –beda karakter yang dimainikan untuk tiap kelompok.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
c) Pertemuan ketiga
Pada pertemuan ini guru mempelajari materi yang berbeda
dengan indikator bermain drama hal ini sesuai dengan pembelajaran
yang menekankan pada kemampuan berbicara anak dalam
mengungkapkan perasaannya tanpa rasa takut lagi,
Kegiatan akhir guru melakukan tanya jawab tentang materi yang
telah dipelajari, sambil menjelaskan hal – hal yang belum dimengerti oleh
siswa. Kemudian guru membagikan lembar soal kepada siswa untuk
dikerjakan secara individu. Guru memberikan penghargaan kepada siswa
yang berhasil mengerjakan tugas dengan baik berupa nilai yang bagus dan
pujian, bagi yang kurang baik guru memberi motivasi tetapi tetap tidak
menjatuhkan anak sehingga anak tetap optimis bisa mengerjakan materi
yang sedang dipelajarinya.Pada pertemuan ini sudah terlihat hasil yang
diharapkan dengan adanya peningkatan dalam mengerjakan tes dan siswa
lebih komunikatif dalam segala hal dengan kata lain kalau ada hal – hal
yang belum jelas anak sudah berani mengungkapkan pendapatnya tanpa
rasa takut lagi.Disamping itu guru juga bertambah pengetahuan dalam
pembelajaran dan bisa digunakan dalam pembelajaran yang lain meskipun
berbeda mata pelajarannya.
2. Hasil Observasi Siswa
Dari data observasi pada siklus II diperoleh, data hasil belajar siswa
pada lampiran 13 sebagai berikut :
a) Siswa memperhatikan pelajaran dengan sungguh – sungguh.
b) Siswa aktif bertanya dan mengemukakan pendapatnya.
c) Perhatian, minat dan motivasi terhadap penjelasan guru meningkat.
d) Siswa sudah lebih aktif dalam kegiatan pembelajarn.
e) Siswa dapat mengendalikan diri dalam mengikuti kegiatan pembelajaran
dengan baik.
f) Kerjasama dalam kelompok meningkat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
g) Seluruh siswa mengerjakan tugas baik tugas individu atau tugas setiap
kelompok berdasarkan dari gambar jenis-jenis pekerjaan sesuai dengan
gambar yang didapatnya dari guru dengan mengerjakannya bermain peran
dengan menggunakan bahasanya sendiri.Setiap kelompok meragakan atau
bermain peran di depan kelas atau aula sekolah anak – anak yang lain
duduk bersila memperhatikan.
Kegiatan diakhiri dengan guru memberi evaluasi dengan Membagi
lembar soal evaluasi.Sebagai tindak lanjut guru menyampaikan pesan kepada
siswa agar lebih rajin belajar kemudian guru menutup pelajaran.
Observasi
Setelah melaksanakan tindakan, peneliti mengadakan observasi terhadap
pelaksanaan pembelajaran siswa melalui pendekatan model bermain peran
pada siklus II. Seperti pada siklus I peneliti menggunakan model bermain
peran dengan alat peraga yang bermacam –macam disertai dengan metode
demonstrasi dan diskusi kelompok kecil dalam observasi ini ditujukkan pada
kegiatan siswa dalam melaksanakan pembelajaran, aktivitas atau partisipasi
serta untuk mengetahui hasil belajar siswa. Keseluruhan data yang diperoleh
dalam kegiatan ini termasuk hasil lembar kerja siswa baik kelompok maupun
individu. Sebagai bahan atau masukan untuk menganalisi perkembangan hasil
belajar siswa melalui metode bermain peran.Selain itu peneliti juga melakukan
observasi terhadap sikap, perilaku siswa selama proses pembelajaran serta
keterampilan guru dalam mengajar dengan model PBL. Pada materi pantun
meningkatkan kemampuan berbicara pada pelajaran Bahasa Indonesia.
1) Hasil observasi guru
Dari hasil observasi dapat dilihat aktivitas guru pada lampiran 15
adalah sebagai berikut :
Dari data observasi pada siklus II diperoleh data hasil belajar psikomotorik
siswa sebagai berikut :
a) Tidak ada siswa yang terlambat masuk sekolah
b) Menyiapkan kebutuhan belajar tanpa disuruh.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
c) Mau mencatat dan merangkum bahan pelajaran dengan baik dan
sistematis.
d) Banyak siswa yang mengangkat tangan mengajukan pertanyaan
maupun pendapat.
e) Komunikasi antara siswa dengan guru terjalin.
Analisis data Refleksi
Setelah pelaksanaan siklus II selesai dilakukan,hasil analisis data
terhadap pelaksanaan pembelajaran pantun untuk meningkatkan kemampuan
berbicara melalui model PBL pada siklus II secara umum telah menunjukkan
perubahan yang signifikan, di mana guru dalam melaksanakan pembelajaran
semakin luwes dan sbar.Presentasi aktifitas atau partisipasi siswa dalam
pembelajaran meningkat.Mereka lebih banyak memperhatikan dan menja2wab
pertanyaan guru, lebih berinisiatif dan kreatif. Kemampuan dan keterampilan
berbicara dengan dengan bermain peran dalam setiap pembelajaran dalam
setiap mata pelajaran yang tentunya berpengaruh terhadap kemampuan
berbicara pada pembelajarn tematik.
Dari analisis hasil tes pada siklus II diketahui bahwa dari penelitian ini
pembelajaran dikatakan berhasil apabila partisipasi dalam pembelajaran
meningkat.Selain itu hasil yang dicapai siswa melalui tes akhir pembelajarn
mencapai nilai rata-rata kelas di atas 60 dan prosentase siswa yang
memperoleh nilai lebih dari KKM mencapai kurang dari 85%.. keatas dengan
demikian melihat hasil yang diperoleh pada masing-masing pertemuan,maka
pembelajaran melalui metode bermain peran dirasa cukup pada siklus II.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil pelaksanaan pada siklus I dan II dapat
dinyatakan bahwa pelajaran tematik menggunakan metode bermain peran dapat
meningkatkan kemampuan berbicara siswa kelas III SDN I Manggis .Setelah
dilaksanakan Penelitian Tindakan Kelas menggunakan metode pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
bermain peran, dalam pembelajaran tematik pada siswa kelas III SDN I Manggis
Mojosongo Boyolali dapat dideskripsikan sebagai berikut :
1. Data Nilai Pelajaran tematik (Bahasa Indonesia, IPS, PKn, Matematika)
siswa kelas 3 SDN I Manggis, Mojosongo, Boyolali Sebelum Tindakan.
Analisis data hasil evaluasi dari tes awal sebelum dilakukan tindakan
diperoleh rata –rata nilai siswa 53,13 dimana hasil tersebut masih dibawah
nilai rata – rata KKM yang telah ditetapkan oleh Guru, Kepala Sekolah dan
Peneliti, yaitu sebesar 65. Sedangkan besarnya prosentase siswa yang
mencapai ketuntasan sebesar 27.5 % dan sisanya sebesar 72,5 % sebelum
mencapai kreteria ketuntasan yang diinginkan. Hasil tersebut belum dapat
memenuhi target yang ingin dicapai yaitu siswa dapat mencapai ketuntasan
sebesar 75%.Dari hasil analisis tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa
untuk meningkatkan kemampuan berbicara pembelajaran tematik perlu
diadakan tindakan lebih lanjut.
2. Data Nilai Tematik siswa kelas 3 SDN I Manggis pada siklus I.
Pada siklus I setelah diadakan tes kemampuan awal dilanjutkan
dengan siswa mau menerima materi dengan menggunakan metode bermain
peran mengacu pada :
- Kemampuan Dasar :
- Indikator:
- Tujuan Pembelajaran :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Tabel 5. Data Nilai Pada Tes Akhir Siklus I
No Nama Siswa Perolehan Nilai Tuntas (T) / Tidak
Tuntas (TT)
1 55 TT
2 60 TT
3 65 T
4 65 T
5 65 T
6 70 T
7 70 T
8 75 T
9 65 T
10 65 T
11 50 TT
12 70 T
13 65 T
14 60 TT
15 60 TT
16 60 TT
17 75 T
18 65 T
19 65 T
20 50 TT
21 70 T
22 50 TT
23 75 T
24 75 T
25 80 T
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
No Nama Siswa Perolehan Nilai Tuntas (T) / Tidak
Tuntas (TT)
26 70 T
27 75 T
28 70 T
29 60 TT
30 60 TT
31 70 T
32 65 T
33 65 T
34 50 TT
35 65 T
36 60 TT
37 65 T
38 75 T
39 70 T
40 65 T
JUMLAH 2610
RATA-RATA 65,25
KETERANGAN PROSENTASE
TUNTAS 28 70%
TIDAK TUNTAS 12 30%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Tabel 6. Frekunsi Data Nilai Tes Akhir Siklus I
N0 Rentang Nilai Frekuensi Prosentase
1 21 – 30
2 31 - 40
3 41 - 50 4 10%
4 51 - 60 8 20%
5 61 - 70 21 52,5%
6 71 - 80 7 17,5%
7 81 - 90
8 91 - 100
JUMLAH 40 100%
Dari tabel 6 maka dapat digambarkan pada grafik 5
0
5
10
15
20
25
21 – 30 31 - 40 41 - 50 51 - 60 61 - 70 71 - 80 81 - 90 91 - 100
DATA NILAI
DATA NILAI
Gambar 5 Grafik Data Nilai Tes Akhir Siklus I
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Tabel 7 . Perbandingan Hasil Tes Belajar Siswa sebelum dan setelah diberikan
Tindakan Siklus I
Keterangan Tes Awal Tes Siklus I
Nilai terendah 30 50
Nilai tertinggi 75 80
Rata-rata nilai 53,13 65,25
Siswa belajar tuntas 11 28
Dari tabel 7 dapat dilihat pada gambar grafik 6
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Tes Awal Tes Siklus I
Nilai TerendahNilai TertinggiRata-rata NilaiSiswa belajar tuntas
Grafik 6 Grafik Perbandingan Hasil Tes Belajar Siswa sebelum dan setelah
Diberikan Tindakan siklus I
Dari hasil analisa data perkembangan prestasi belajar siswa pada siklus I
tabel 7 dapat disimpulkan bahwa persentase hasil tes siswa yang tuntas naik pada
siklus I yaitu sebesar 27,5% menjadi 70 % dari tes awal yang diperoleh siswa
pada saat tes awal sebesar 11 dan pada siklus I menjadi 28 Untuk nilai tertinggi
terdapat kenaikan dari 50 naik menjadi 80 dan nilai rata – rata kelas yang pada tes
awal sebesar 53,13 naik ada tes siklus I menjadi 65,25 nilai tersebut sudah
mencapai rata-rata minimum batas ketuntasan siswa yaitu 65.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
3. Data Nilai Tematik siswa kelas 3 SDN I Manggis kecamatan Mojosongo,
Boyolali
Siklus II merupakan lanjutan dari siklus sebelumnya untuk
memantapkan dan mencapai tujuan penelitian.Pembelajaran yang
disampaikan tentang metode bermain peran dengan ….. Kegiatan belajar
disampaikan dengan strategi terencana sebagaimana siklus I dan kegiatan
pembelajaran dilaksnankan lebih optimal.
Tabel 8. Data Nilai Pada Tes Akhir Siklus II
No Nama Siswa Perolehan Nilai Tuntas (T) / Tidak
Tuntas (TT)
1 65 T
2 65 T
3 70 T
4 70 T
5 70 T
6 80 T
7 80 T
8 90 T
9 80 T
10 85 T
11 85 T
12 85 T
13 70 T
14 80 T
15 65 T
16 80 T
17 80 T
18 90 T
19 70 T
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
No Nama Siswa Perolehan Nilai Tuntas (T) / Tidak
Tuntas (TT)
20 65 T
21 80 T
22 65 T
23 70 T
24 70 T
25 80 T
26 80 T
27 90 T
28 80 T
29 65 T
30 65 T
31 80 T
32 80 T
33 80 T
34 65 T
35 65 T
36 80 T
37 70 T
38 80 T
39 80 T
40 75 T
JUMLAH 3025
RATA-RATA 75.63
KETERANGAN PROSENTASE
TUNTAS 40 100%
TIDAK TUNTAS 0 0%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
Tabel 9. Frekuensi Data Nilai Tes Akhir Siklus II
No Rentang Nilai Frekuensi Prosentase
1 21 – 30
2 31 - 40
3 41 – 50
4 51 – 60
5 61 – 70 17 42,5%
6 71 – 80 17 42,5%
7 81 – 90 6 15%
8 91 – 100
JUMLAH 40 100%
Dari Tabel 9 maka dapat digambarkan pada grafik 7
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
21 – 30 31 - 40 41 – 50 51 – 60 61 – 70 71 – 80 81 – 90 91 – 100
Data Nilai Siklus II
Data Nilai Siklus II
Gambar 7 grafik Frekuensi Data Nilai Tes Akhir Siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Tabel 10 Perbandingan Hasil Tes Awal Sebelum dilaksnakan tindakan dan Tes
Akhir Siklus II
keterangan Tes awal Tes diklus I Tes siklus II
Nilai terendah 30 50 65
Nilai tertinggi 75 80 90
Rata-rata nilai 53,13 65,25 75,63
Siswa belajar tuntas 11 29 40
Dari tabel dapat dilihat pada gambar grafik 8
0102030405060708090
Tes Awal Tes SiklusI
Tes SiklusII
Nilai Terendah
Nilai Tertinggi
Rata-rata nilai
Siswa belajartuntas
Grafik 8. Grafik perbandingan hasil tes awal s/d tes akhir siklus II
1) Nilai terendah yang diperoleh siswa pada awal tes 30, pada tes siklus pertama
50, kemudian meningkat pada siklus II menjadi 65.
2) Nilai tertinggi yang diperoleh siswa pada tes awal sebesar 75, kemudian
mejadi 90 pada tes siklus kedua.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
3) Milai rata –rata kelas juga terjadi peningkatan yaitu pada tes awal sebesar
53,13 tes siklus pertama 65,25 dan pada tes siklus kedua 75,63
4) Untuk siswa tuntas belajar (nilai ketuntasan di atas 60) pada tes awal 27,5%
tes siklus pertama 70,5% dan siklus kedua menjadi 100%
Dari analisis data dan diskusi terhadap pelaksnaan pembelajaran pada siklus
II secara umum telah menunjukkan perubahan yang signifikan. Guru dalam
melaksnakan pembelajaran semakin sabar dan mumpuni dengan kekurangan-
kekurangan yang kurang begitu berarti.
Prosentase kemampuan berbicara pada pembelajaran tematik semakin
meningkat. Hal ini terbukti adanya peningkatan pendapat, mengeluarkan
pendapat tanpa rasa takut berinteraksi dengan guru, mampu
mendemonstrasikan, kerja sama kelompok meningkat dan menyelesaikan
soal soal latihan. Dengan partisipasi siswa aktif sehingga kelas pun menjadi
lebih hidup dan menyenangkan.Pada akhirnya kemampuan berbicara pada
pembelajaran tematik pada siswa kelas III SDN I Manggis Kec. Mojosongo
Kabupaten Boyolali meningkat. Berdasarkan peningkatan kemampuan yang
telah dicapai siswa, maka pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
dianggap cukup meningkap dan diakhiri pada siklus ini.
Hasil temuan pada pelaksnaan tindakan dalam penelitian yang
menerapkan model pembelajaran bermain peran adalah :
1. Pada tahap orientasi dengan indikator guru menjelaskan pembelajaran
ditemukan siswa lebih memperhatikan dan mengerti arah tujuan
pembelajaran.
2. Pada tahap mengorganisasikan siswa untuk belajar dengan indikator
guru membantu mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan
dengan tema atau permasalahan ditemukan bahwa prestasi belajar siswa
meningkat dibanding sebelumnya.
3. Pada tahap membimbing penyelidikan individual maupun kelompok
dengan indikator guru mendorong siswa untuk mengumpulkan
informasi sebanyak –banyaknya untuk mendapatkanpemecahan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
masalah, ditemukan siswa lebih aktif,kreaktif dan semangat dalam
mengikuti pelajaran.
4. Pada tahap mengembangkan dan menyajikan hasil karya pada materi
pembelajaran tematik ditemukan kemampuan berbicara anak
meningkat.
5. Pada tahap menganalisis dan mengevaluasi ditemukan bahwa terjadi
peningkatan kemampuan kognitif,afektit dan psikomotor.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan yang telah dilaksanakan dalam II
siklus dengan dengan menerapkan penggunaan model pembelajaran pada siswa
kelas III SDN I Manggis Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali tahun
2010/2011 dalam kegiatan pembelajaran kemampuan berbicara dengan materi
pokok pembelajaran tematik dapat diambil kesimpulan sebagai berikut
1. Melalui model pembelajaran bermain peran terbukti dapat meningkatkan
kemapuan berbicara siswa kelas III SDN I Manggis Kecamatan Mojosongo
Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2010/2011. Hal ini dapat terlihat dengan
adanya peningkatan nilai rata – rata kelas pada tes awal dilakukan sebesar
53,13 siklus I sebesar 65,25 dan pada siklus II meningkat menjadi 75,63.
Sedangkan untuk ketuntasan belajar siswa menurut standar KKM yaitu 65
pada tes awal yang baru mencapai 27,5 % dapat meningkat pada siklus I
menjadi 75,63% siklus II mencapai 100 %
B. Implikasi
Penerapan pembelajaran dan prosedur dalam penelitian ini didasarkan pada
pembelajaran dengan menerapkan metode bermain peran dalam pembelajaran
tematik. Model yang dipakai dalam penelitian ini adalah model siklus. Prosedur
penelitiannya terdiri dari 2 siklus setiap siklus dengan tiga pertemuan. Siklus I
dilaksanakan pada hari Senin
Berdasarkan penelitian ini dapat dikemukakan implikasi teoritis dan implikasi
praktis hasil penelitian sebagai berikut :
1. Implikasi Teoritis
Implikasi teoritis dari penelitian ini adalah bahwa peningkatan
kemampuan berbicara pada pembelajaran tematik melalui metode bermain
peran dapat dipertimbangkan untuk menambah model pembelajaran bagi guru
dalam memberikan materi pelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
Hasil penelitian ini memperkuat teori yang menyatakan bahwa melalui
metode bermain peran dapat menjadi salah satu metode pembelajaran tematik ,
karena metode ini melibatkan unteraksi antara siswa dan guru dan juga
lingkungan. Hal ini mengiidikasikan kedalaman dan keleluasaan dari
pemahaman siswa terhadap materi tertentu sebagai hasil dari proses belajar.
2. Implikasi Praktis
Penelitian telah membuktikan bahwa pembelajaran tematik melalui
metode bermain peran dapat meningkatkan kemampuan berbicara anak .
Hasil penelitian membuktikan bahwa pembelajaran tematik melalui
metode bermain peran dapat digunakan sebagai masukan bagi guru dan calon
guru untuk meningkatkan keefektifan strategi guru dalam mengajar dan
meningkatkan kualitas proses belajar mengajar sehubungan dengan
keterampilan,prestasi dan hasil siswa yang akan dicapai.Hasil belajar siswa
dapat ditingkatkan dengan memerankan metode pembelajaran yang pas bagi
siswa.
Berdasarkan kriteria temuan dan pembahasan hasil penelitian seperti yang
diuraikan pada Bab IV, maka penelitian ini dapat digunakan peneliti untuk
membantu dalam menghadapi permasalahan yang sejenis. Disamping itu perlu
penelitian lanjut tentang upaya guru untuk mempertahankan atau menjaga dan
meningkatkan hasil belajar maupun keterampilan siswa .Pembelajaran dengan
menggunakan metode bermain peran pada hakikatnya dapat digunakan dan
dikembangkan oleh guru yang menghadapi permaslahan yang sejenis,
terutama mengatasi masalah kemampuan berbicara dan prestasi belajar siswa,
yang umumnya sebagian besar dimiliki oleh siswa. Adapun kendala yang
dihadapi dalam pelaksanaan penelitian ini harus diatasi semaksimal mungkin.
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian mengenai metode bermain peran pada anak
kelas III SDN I Manggis tahun ajaran 2010/2011, maka sran-saran yang diberikan
sebagai sumbangan pemikiran untuk meningkatkan mutu pendidikan pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
umumnya dan meningkatkan kompentensi peserta didik SDN I Manggis
Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali pada khususnya sebagai berikut :
1. Bagi Sekolah
Memberikan andil ide dalam pembelajran tematik dengan
menggunakan metode bermain peran untuk meningkatkan kemampuan
berbicara anak dalam belajar.
2. Bagi guru
a. Untuk meningkatkan kemampuan berbicara pada pelajaran tematik
dengan menggunakan model bermain peran.
b. Untuk meningkatkan keaktifan, kreaktifitas siswa dan keefektifan
pembelajaran tematik dengan metode bermain peran.
c. Untuk memperoleh jawaban yang tepat, sesuai dengan tujuan penelitian
disarankan untuk menerima pendapat atau tanggapan siswa dalam
pembelajaran tematik dengan menggunakan meted bermain peran
d. Adanya tindak lanjut terhadap penggunaan metode bermain peran dalam
pembelajaran.
3. Bagi siswa
a. peserta didik hendakna dapat berperan aktif dengan menyampaikan ide
atau pemikiran pada proses pembelajaran, sehingga proses pembelajaran
dapat berjalan dengan l.ancar dan memperoleh hasil yang optimal..
b. siswa dapat mengaplikasikan hasil belajarna ke dalam kehidupan sehari
hari.
Berdasarkan hasil penelitian awal melalu.i observasi dan tes awal
gambaran pembelajaran tematik pada kelas III SDN I Manggis tentang
kemampuan berbicara pada. Pembelajaran tematik adalah sebagai berikut :
1. Guru masih menggunakan pembelajaran konvensional atau dominan ceramah
dalam proses pembelajaran.
2. Guru tiak menggunakan media yang sesuai dalam proses pembelajaran.
3. Pembelajaran yang dilaksanakan guru belum membuat siswa turut serta aktif
dalam kegiatan belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
4. Guru kurang sigap ketika mengatasi siswa tidak serius dalam menerima
pelajaran .
5. Guru tidak memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya atau mencoba
menyimpulkan materi pelajaran.
Sedang permasalahan yang ditemui pada diri siswa yaitu :
1. Siswa kurang aktif pada kegiatan pembelajaran tematik dengan indicator
menyebutkan kekayaan alam,menjelaskan orang harus bekerja, melakukan
percakapan dengan teman dari penggalan teks drama yang dibacakan teman,
membaca bilangan pecahan seperempat.
2. Siswa cenderung tidak serius dan tidak memperhatikan saat guru sedang
memaparkan materi pelajaran.
3. Siswa tidak berani tampil di depan kelas.
4. Siswa menunjukkan sikap jenuh dan bosan pada pelajaran yang diterapkan
guru, dilihat dari sikap siswa yang asyik bermain sendiri bersenda gurau
dengan teman bahkan ada yang mengantuk.
Rendahnya hasil belajar siswa yang ditunjukkan dari tes awal tentang
kemampuan berbicara dengan materi menyyebutkan kekayaan alam, menjelaskan
orang harus bekerja, melakukan percakapan dengan teman dan membaca bilangan
seperempat dari 40 siswa yang mendapat nilai dalam batas kkm hanya 10 siswa
sedangkan lainnya masih di bawah batas KKM.