SKRIPSI ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI EVALUASI KINERJA ...
Transcript of SKRIPSI ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI EVALUASI KINERJA ...
SKRIPSI
ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI EVALUASI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT
PERKEBUNAN NUSANTARA XIV (PERSERO) PABRIK GULA TAKALAR
RESKI PUSPITA SARI
10573 03912 12
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2017
ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI EVALUASI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT PERKEBUNAN NUSANTARA XIV
(PERSERO) PABRIK GULA TAKALAR
SKRIPSI
Diajukan Kepada dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UniversitasMuhammadiyah
Makassar
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar SarjanaEkonomi
RESKI PUSPITA SARI
10573 03912 12
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2017
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“Sesuatu yang belum dikerjakan, seringkali tampak mustahil kita baru yakin kalau kita telah
berhasil melakukannya dengan baik”
Dengan segala puja dan puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa dan atas dukungan dan do’a dari orang-orang tercinta, akhirnya skripsi ini dapat dirampungkan dengan baik dan tepat pada waktunya. Oleh karena itu, dengan rasa bangga dan bahagia saya khaturkan rasa syukur dan
terimakasih saya kepada:
Tuhan YME, karena hanya atas izin dan karuniaNyalah maka skripsi ini dapat dibuat dan selesai pada waktunya. Puji syukur yang tak terhingga pada Tuhan penguasa alam yang
meridhoi dan mengabulkan segala do’a.
Bapak dan Ibu saya, yang telah memberikan dukungan moril maupun materi serta do’a yang tiada henti untuk kesuksesan saya, karena tiada kata seindah lantunan do’a dan tiada do’a yang paling khusuk selain do’a yang terucap dari orang tua. Ucapan terimakasih saja takkan pernah cukup untuk membalas kebaikan orang tua, karena itu terimalah persembaha bakti dan cinta ku
untuk kalian bapak ibuku.
Bapak dan Ibu Dosen pembimbing, penguji dan pengajar, yang selama ini telah tulus dan ikhlas meluangkan waktunya untuk menuntun dan mengarahkan saya, memberikan bimbingan dan pelajaran yang tiada ternilai harganya, agar saya menjadi lebih baik. Terimakasih banyak
Bapak dan Ibu dosen, jasa kalian akan selalu terpatri di hati.
iv
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini
merupakan tugas akhir untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi (S.E.) pada
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah
Makassar.
Penelitian dengan judul“Analisis Rasio Keuangan Sebagai Evaluasi
Kinerja Keuangan Pada PT Perkebunan Nusantara XIV (Persero) Pabrik
Gula Takalar” tidak akan terlaksana tanpa bantuan dari berbagai pihak, maka
dari itu peneliti mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu terselesaikannya skripsi ini. Ucapan terimakasih peneliti haturkan
kepada:
1) Orang tuatercinta, Ayahanda Abu Bakar dan Ibunda Hamsiah yang telah
memberikan cinta, kasih sayang, doa dan semangat yang tiada hentinya.
2) Bapak Dr. H. Abd Rahman Rahim, SE., MM Selaku rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar.
3) Bapak Ismail Rasulong, SE., MM. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar
4) Bapak Ismail Badollahi, SE.,M.Si.,Ak,CA selaku Ketua Prodi Akuntansi
5) BapakDr. H. Sultan Sarda, MMdanBapak Andi Arman, SE, M.Si, Ak, CA
sebagai dosen pembimbing atas waktu yang telah diluangkan untuk
membimbing, memberi motivasi, dan memberi bantuan literatur, serta diskusi-
diskusi yang dilakukan dengan peneliti.
iv
vi
6) Seluruh Karyawan PT Perkebunan Nusantara XIV (Persero) Pabrik Gula
Takalar
7) Seluruh staf dosen akuntansi yang telah bersedia membimbing, mengarahkan
dan memberikan ilmunya.
8) Almarhum Bripka Junaedi dan Erni Irawati kedua saudara kandungku yang
selalu memberi dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.
9) Kepada Sahabatku Nurhikmah K, SE yang selalu setia membantuku
menyelesaikan skripsi ini.
10) Kepada Sahabat Terbaikku, Nur Reski Anita, Islamiah S, SP.d, dan Sahriani
Yulia Ningsi Amd, Ak yang senantiasa selalu mendukungku.
11) Seluruh sahabat seperjuanganku yang memberikan semangat, Markana,
Nikmawati J, NurulIstiqamah, NurunNiharJafar, Hairul Mar’i, dan Anugrah
Kurniawan.
12) Seluruh teman-teman AK.8-12 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan
Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
Skripsi ini masih jauh dari sempurna walaupun telah menerima bantuan
dari berbagai pihak. Apabila terdapat kesalahan-kesalahan dalam skripsi ini
sepenuhnya menjadi tanggungjawab peneliti dan bukan para pemberi bantuan.
Kritik dan saran yang membangun akan lebih menyempurnakan skripsi ini.
Makassar, 20 Januari 2017
Peneliti
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN............................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...................................................................... iv
KATA PENGANTAR ........................................................................................ v
ABSTRAK .......................................................................................................... vii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL............................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xi
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................. 5
C. Tujuan Penelitian............................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian............................................................................. 5
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Laporan Keuangan ............................................................................ 7
B. Analisis Laporan Keuangan .............................................................. 11
C. Kinerja Keuangan.............................................................................. 27
D. Hubungan Kinerja Keuangan dengan
Analisis Laporan Keuangan……………………………………… .. 33
E. Penelitian Terdahulu……………………………………………. .... 35
F. Kerangka Fikir…………………………........................................... 39
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Tempat dan waktu Penelitian ........................................................... 41
B. Metode Pengumpulan Data .............................................................. 41
C. Jenis dan Sumber Data……………………………………….. ....... 42
D. Definisi Operasional Variabel.......................................................... 43
ix
E. Metode Analisis Data……………………………………………... 45
F. Uji Keabsahan Data………………………………………….......... 47
BAB IV. GAMBARAN UMUM INSTANSI
A. Sejarah Singkat Instansi .................................................................... 51
B. Visi dan Misi ..................................................................................... 53
C. Struktur Organisasi ........................................................................... 54
BAB V. HASIL PENELITIAN
A. Analisis Rasio Keuangan PT Perkebunan Nusantara
Pabrik Gula Takalar .......................................................................... 55
B. Pembahasan Kinerja Keuangan PT Perkebunan Nusantara
Pabrik Gula Takalar .......................................................................... 62
BAB VI.PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................................... 72
B. Saran.................................................................................................. 74
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 76
LAMPIRAN........................................................................................................ 78
x
DAFTAR TABEL
Tabel 5.1 : Current Ratio ................................................................................. 55
Tabel 5.2 : Quick Ratio .................................................................................... 56
Tabel 5.3 : Total Debt to Equity Ratio ............................................................. 57
Tabel 5.4 : Total Debt to Total Assets Ratio .................................................... 58
Tabel 5.5 : Profit margin.................................................................................. 59
Tabel 5.6 : Return on Assets (ROA) ................................................................. 60
Tabel 5.7 : Return on Ekuitas (ROE) ............................................................... 60
Tabel 5.8 : Contribution Margin (CM) ............................................................ 61
Tabel 5.9 : Total Asset Turnover...................................................................... 62
Tabel 5.10 : Receivable Turnover ...................................................................... 63
Tabel 5.11 : Total Asset Turn Over.................................................................... 64
Tabel 5.12 : Analisis Laporan Keuangan PT Perkebunan Nusantara
Pabrik Gula Takalar ....................................................................... 65
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Pikir................................................................................. 40
Gambar 3.1 Operasional Variabel Penelitian...................................................... 44
Gambar 4.1 StrukturOrganisasi PTPN XIV Kab. Takalar.................................. 54
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berkembangnya dunia usaha yang ditandai dengan dibukanya pasar bebas,
membuat setiap pelaku bisnis harus semakin cermat dalam menyikapinya.
Hal ini juga mencakup proses pengambilan keputusan yang akan sangat
menentukan kelangsungan hidup perusahaan di masa yang akan datang.
Keputusan yang diambil oleh perusahaan dapat digolongkan dalam tiga
keputusan, yaitu keputusan untuk berinvestasi (invertising), keputusan untuk
pendanaan (financing), dan keputusan operasional (operating). Berbagai yang
dibuat oleh perusahaan harus mencerminkan tujuan perusahaan baik itu
tujuan jangka panjang maupun tujuan jangka pendek, yang salah satunya
adalah mendapatkan laba yang optimal. Laba bukan hanya menjadi tolak
ukur efektivitas kinerja perusahaan, tetapi laba juga menjadi faktor penting
dalam menjaga kelangsungan hidup suatu perusahaan. Maka dari itu untuk
menjaga kelangsungan hidupnya sangatlah penting bagi perusahaan untuk
mencapai tujuan tersebut.
Pencapaian tujuan tersebut tentulah tidak akan mudah bagi perusahaan, hal
ini dikarenakan banyaknya tekanan yang diterima pihak manajemen baik itu
yang berasal dari pihak intern perusahaan maupun pihak ekstern perusahaan.
Tujuan tersebut dapat dicapai jika perusahaan dikelola secara baik yang
diikuti dengan semangat membangun yang tinggi dari semua pihak yang
1
2
terlibat didalamnya. Hal ini dapat diartikan bahwa penetapan suatu kebijakan
dan pengambilan keputusan yang tepat sangatlah penting bagi perusahaan.
Dalam melaksanakan kegiatan operasional maupun kegiatan non operasional
sehari-harinya, perusahaan harus mempunyai sumber keuangan dan juga
manajemen keuangan yang dapat diandalkan.
Sumber keuangan yang baik diimplementasikan dalam bentuk fungsi-
fungsi keuangan yang meliputi fungsi perencanaan (planning), fungsi
pengorganisasian (organizing) serta fungsi pengendalian dan evaluasi
(controling and evaluation). Fungsi perencanaan, perusahaan membuat
perencanaan dana yang akan digunakan baik itu dana operasional maupun
non operasional yang di aktualisasikan dalam bentuk anggaran dana
perusahaan. Fungsi pengorganisasian (organizing), perusahaan membuat
suatu organisasi agar penggunaan dana tepat sasaran dan mencerminkan
tujuan utama perusahaan, fungsi pengendalian dan evaluasi (controling and
evaluation), perusahaan melakukan pengendalian terhadap setiap kecurangan
yang akan terjadi dan melakukan evaluasi agar perusahaan dapat belajar dari
kesalahan yang pernah terjadi sehingga perusahaan dapat berjalan dengan
lebih baik di masa yang akan datang.
Pelaksanaan manajemen keuangan secara terstruktur akan sangat
membantu kelancaran kegiatan operasional perusahaan, terutama dalam
proses pengambilan keputusan. Keputusan yang diambil, secara otomatis
akan dapat dipertanggung jawabkan oleh manajemen. Sedangkan sebaliknya,
manajemen keuangan yang buruk dan tidak terstruktur akan mengakibatkan
3
perusahaan tidak berkembang dan bahkan akan mengakbatkan perusahaan
tersingkir dari persaingan dan akhirnya mengalami kebangkrutan.Untuk
pengambilan keputusan dan penetapan kebijakan yang tepat, diperlukan
sistem informasi yang memadai dan dapat diandalkan. Informasi tersebut
teraktualisasikan dalam bentuk laporan keuangan yang akan menjadi
informasi yang dapat menggambarkan seluruh kegiatan yang terjadi dalam
perusahaan selama satu periode.
Menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK), tujuan dari laporan
keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan
suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai laporan
keuanga dalam pengambilan keputusan ekonomi. Laporan keuangan haruslah
bersifat umum sebagai acuan agar dapat memenuhi kebutuhan pemakainya.
Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang
dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau
aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan
data atau aktivitas perusahaan tersebut.
Adapun pihak-pihak yang berkepentingan terhadap posisi keuangan
maupun perkembangan suatu perusahaan secara umum, antara lain :
1. Pihak Intern (manajemen, pemilik perusahaan, karyawan)
2. Pihak Ekstern (investor, kreditur, pemasok, pelanggan, pemerintah,
masyarakat)
Laporan keuangan berguna untuk melakukan penilaian efisiensi dan
aktivitas perusahaan. Dan hasil dari penilaian kinerja digunakan untuk
4
menentukan tingkat kesehatan perusahaan. Laporan keuangan juga dapat
digunakan sebagai alat bantu pihak intern maupun pihak ekstern dalam proses
pengambilan keputusan. Bagi pihak intern laporan keuangan digunakan
sebagai alat pertanggung jawaban kepada pemilik yang secara tidak langsung
menggambarkan kinerja dari manajemen itu sendiri yaitu dapat dilihat dari
tingkat efisiensi operasi dan prestasi manajemen dalam mengelola aktivitas
perusahaan dan bisa dilihat dari berapa besar laba yang diperoleh. Sedangkan
bagi pihak ekstern laporan keuangan pada umumnya dipakai sebagai alat
bantu dalam mengambil keputusan serta sebagai dasar pertimbangan dalam
melakukan investasi maupun pemberian kredit. Bagi pemerintah laporan
keuangan dapat digunakan sebagai alat bantu dalam mengukur keberhasilan
kebijakan ekonomi.
Jika laporan keuangan digambarkan sebagai dasar suatu pengambilan
keputusan, maka diperlukan pengukuran-pengukuran dalam bentuk analisis
laporan keuangan, yang hasilnya akan menjadi dasar bagi manajemen untuk
melakukan proses pengambilan keputusan. Untuk dapat menganalisis laporan
keuangan diperlukan beberapa penguasaan terhadap hal-hal dibawah ini,
antara lain :
1. Cara penyusunan laporan keuangan
2. Konsep, sifat dan karakteristik laporan keuangan
3. Teknik analisisnya
4. Sifat bisnis itu sendiri dan lingkungan ekonomi yang
mempengaruhinya
5
Dengan adanya penerapan analisis laporan keuangan dalam perusahaan
tentu akan berimbas pada meningkatnya kinerja keuangan perusahaan. Dengan
meningkatkan kinerja keuangan, maka secara otomatis sumber daya
(resources) yang dimiliki perusahaan juga akan meningkat, dan hal ini akan
berbanding lurus dengan pencapaian laba perusahaan.(Lutfi:2013)
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dikemukakan, maka
masalah-masalah yang akan diidentifikasi adalah “Bagaimana kinerja
keuangan pada PTPN XIV (Persero) Pabrik Gula Takalar periode 2014-2015
dilihat dari analisis likuiditas, solvabilitas, aktivitas dan profitabilitas?”
C. Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran
secara mendalam mengenai “Mengetahui kondisi kinerja keuangan PTPN XIV
(Persero) Pabrik Gula Takalar ditinjau dari analisis likuiditas, solvabilitas,
aktivitas dan profitabilitas".
D. Manfaat Penelitian
Penulis berharap agar hasil penelitian yang disajikan dalam penulisan
karya ini dapat memberikan manfaat bagi :
1. Penulis
Penelitian ini bagi penulis untuk memperoleh pemahaman yang lebih
mendalam mengenai konsep, analisis rasio laporan keuangan untuk
menilai kinerja keuangan perusahaan. Selain itu juga sebagai salah satu
6
syarat dalam menempuh ujian sarjana ekonomi S1 pada fakultas Ekonomi
dan Bisnis jurusan Akuntansi Universitas Muhammadiyah Makassar.
2. Pihak Lain
Diharapakan dapat memberikan tambahan informasi dan referensi bagi
penelitian selanjutnya terutama bagi mereka yang tertarik untuk meneliti
mengenai sejauh mana manfaat yang diberikan oleh analisis rasio laporan
keuangan terhadap peningkatan kinerja keuangan perusahaan.
3. Bagi Perusahaan
Dapat memberikan tambahan informasi mengenai manfaat analisis
rasio laporan keuangan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan. Dan
dengan penelitian ini juga penulis berharap perusahaan dapat
meningkatkan kualitas kinerja keuangannya.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Laporan Keuangan
1. Pengertian Laporan Keuangan
Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai laporan
keuangan, berikut dikemukakan pengertian laporan keuangan menurut
Standar Akuntansi Keuangan (1999) yaitu:
“Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan
yang lengkap, biasanya meliputi Neraca, laporan laba-rugi, laporan posisi
keuangan (yang dapat disajikan dalam beberapa cara seperti misalnya:
laporan arus kas atau laporan arus dana), catatan, dan laporan lain serta
materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan.
Disamping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang
berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya informasi keuangan segmen
industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga.”
Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa laporan
keuangan merupakan alat untuk menginformasikan kondisi keuangan pada
periode tertentu, yang terdiri dari Neraca, Laporan laba-rugi, Laporan
perubahan Ekuitas, Laporan perubahan posisi keuangan serta catatan atas
laporan keuangan.
Di sisi lain Farid dan Siswanto (1998) mengatakan “ laporan
keuangan merupakan informasi yang diharapkan mampu memberikan
7
8
bantuan kepada pengguna untuk membuat keputusan ekonomi yang
bersifat finansial.”
Lebih lanjut Munawir (2002) mengatakan “Laporan keuangan
merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi
sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai
oleh perusahaan yang bersangkutan.” Dengan begitu laporan keuangan
diharapkan akan membantu bagi para pengguna (users) untuk membuat
keputusan ekonomi yang yang bersifat finansial.Secara lebih tegas Sofyan
Assauri (1998) mengatakan bahwa“ Laporan keuangan merupakan
laporan pertanggungjawaban manajemen sumber daya yang dipercayakan
kepadanya”. Dengan kata lain dapat dinyatakan bahwa laporan keuangan
merupakan dasar yang sangat penting bagi manajemen untuk melihat
kinerja keuangan perusahaan selama satu periode pelaporan akuntansi.
2. Tujuan laporan keuangan
Adapun tujuan dari penyusunan laporan keuangan menurut Standar
Akuntansi Keuangan (2002), adalah:
“Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta
perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi
sejumlah besar pemakai pengambilan keputusan ekonomi.”
Posisi keuangan perusahaan dipengaruhi oleh sumber daya yang
terkendali, struktur keuangan, liquiditas, dan solvabilitas serta kemampuan
beradaptasi dengan perubahan lingkungan. Informasi kinerja perusahaan
terutama profitabilitas, diperlukan untuk menilai perubahan potensial
9
sumber daya ekonomi yang mungkin dikendalikan di masa depan.
Informasi perubahan posisi keuangan bermanfaat untuk menilai aktivitas
investasi, pendanaan dan operasi selama periode pelaporan.
Informasi ini berguna bagi pemakai sebagai dasar dalam menilai
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas (dan setara kas)
sertakebutuhan perusahaan untuk memanfaatkan arus kas tersebut.
Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan atau
pertanggung jawaban manajemen, agar mereka dapat membuat keputusan
ekonomi.
3. Fungsi Laporan Keuangan
Laporan keuangan yang disusun dan disajikan kepada semua pihak
yang berkepentingan dengan eksistensi suatu perusahaan, pada hakekatnya
merupakan alat komunikasi.Artinya laporan keuangan itu adalah suatu alat
yang digunakan untuk mengkomunikasikan informasi keuangan dari suatu
perusahaan dan kegiatan-kegiatanya kepada mereka yang berkepentingan
dengan perusahaan tersebut.
Menurut Hernanto, dalam bukunya “Analisis Laporan
Keuangan”(1991),bahwa dari laporan keuangan maka manajeman dapat
memperoleh informasi yang berfungsi untuk:
a. Merumuskan, melaksanakan dan mengadakan penilaian terhadap
kebijakan-kebijakan yang dianggap perlu.
b. Mengorganisasi dan mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan atau
aktivitas dalam perusahaan.
10
c. Merencanakan dan mengendalikan kegiatan atau aktivitas sehari-hari
(dalam) perusahaan.
d. Mempelajari aspek, tahap-tahap kegiatan tertentu dalam perusahaan.
e. Menilai keadaan atau posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan.
4. Manfaat Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk
mendapatkan informasi (Balance Sheet), daftar yang telah
menggambarkan hasil-hasil yang diperoleh perusahaan pada suatu periode
tertentu (Income Statement), dengan mengetahui hal tersebut pimpinan
dapat menyusun rencana yang lebih baik, memperbaiki sistem
pengawasannya dan menentukan kebijakan yang lebih tepat. Bagi
manajemen yang paling penting adalah mencapai laba bersih atau laba
operasi yang cukup tinggi dibandingkan dengan periode sebelumnya, cara
kerja yang lebih efisien dan efektif, serta perusahaan harus mempunyai
rencana yang lebih baik dari sebelumnya, baik dibidang keuangan maupun
dibidang operasionalnya. Selain itu, laporan keuangan juga merupakan alat
pertanggung jawaban manajemen kepada pimpinan atas kepercayaan yang
telah diberikan kepadanya.Adapun manfaat laporan keuangan bagi
manajemen adalah antara lain sebagai berikut:
1. Mengukur tingkat biaya dari berbagai kegiatan perusahaan.
2. Untuk menentukan atau mengukur efisiensi tiap-tiap bagian, proses
atau produksi serta untuk menentukan derajat keuntungan yang dapat
dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan.
11
3. Untuk menilai dan mengukur hasil-hasil kerja tiap-tiap individu yang
telah diserahi wewenang dan tanggung jawab.
4. Untuk menentukan perlu tidaknya digunakan kebijaksanaan atau
prosedur yang baru untuk mencapai hasil yang lebih baik.
5. Mendapatkan modal baru bila perusahaan akan memperluas usahanya
baik berupa kredit bank maupun dari para calon investor, sehubungan
atas penilaian yang dilakukan terhadap laporan keuangan tersebut
apabila tingkat rentabilitasnya memuaskan.
B. Analisis Laporan Keuangan
1. Pengertian Analisis Laporan keuangan
Salah satu tugas penting manajemen atau investor setelah akhir tahun
adalah menganalisis laporan keuangan perusahaan.Analisis ini didasarkan
pada laporan keuangan yang sudah disusun dan sebaiknya laporan
keuangan yang diyakini kewajarannya.
Dengan melakukan Analisis laporan keuangan maka informasi yang
dibaca dari laporan keuangan akan menjadi lebih luas dan lebih
mendalam. Hubungan satu pos dengan pos lain akan dapat menjadi
indikator tentang posisi dan prestasi keuangan perusahaan serta
menunjukkan bukti kebenaran penyusunan laporan keuangan.
Analisis Laporan Keuangan terdiri dari dua kata Analisis dan Laporan
Keuangan. Untuk menjelaskan pengertian kata ini, maka penulis akan
menjelaskan arti dari masing-masing kata tersebut.
12
Menurut Sofyan Syafri Harahap dalam bukunya “Analisa Kritis atas
laporan keuangan” (2006) pengertian analisa dan laporan keuangan
adalah:“Analisa adalah memecahkan atau menggabungkan sesuatu unit
menjadi berbagai unit terkecil.”
“Laporan keuangan adalah neraca, laporan laba-rugi, dan laporan arus
kas (Dana).”
Jika kedua pengertian ini digabungkan, maka pengertian analisis
laporan keuangan menurut Sofyan Syafri Harahap (2006)
adalah:“Menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi
yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau
mempunyai makna antara yang satu dengan yang lainnya baik antara data
kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam
yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan.”
Informasi yang diperoleh dari hubungan-hubungan ini menambah visi
dari sisi lain, memperdalam informasi dari data yang terdapat dalam suatu
laporan keuangan konvensional, sehingga lebih bermanfaat bagi para
pengambil keputusan. Analisis laporan keuangan ini
memaximizeinformasi yang masih relatif sedikit menjadi informasi yang
lebih luas dan akurat. Hasil analisis laporan keuangan akan dapat
membongkar berbagai inkonsistensi dari suatu laporan.
Laporan keuangan bisa saja menyembunyikan sesuatu informasi yang
salah tetapi hasil analisis laporan keuangan tidak akan mungkin dapat
menyembunyikannya karena akuntansi memiliki disiplin ilmu tersendiri
13
yang sifatnya objektif dan ilmiah. Hasil analisis laporan keuangan bisa
menghilangkan situasi duga menduga, ketidakpastian, instuisi,
pertimbangan pribadi dan sebagainya. Hal ini akan memperkuat
keyakinan kita pada informasi yang ada sehingga keputusan yang diambil
lebih tepat.
Analisis laporan keuangan difokuskan pada hal tertentu, mulai dari
kualitas laporan, pendapat akuntan, bonafiditas auditor yang memeriksa,
praktek dan prinsip akuntansi yang digunakan, jenis dan
kelengkapanlaporan akuntansi juga dilihat tingkat perbandingannya,
updatenya, apakah dikonsolidasi dengan anak perusahaan atau afiliasi dan
sebagainya.
2. Tujuan Analisis Laporan keuangan
Analisis laporan keuangan yang dilakukan dimaksudkan untuk
menambah informasi yang ada dalam suatu laporan keuangan. Secara
lengkap penulis akan menjelaskan tujuan kegunaan analisis laporan
keuangan sebagai berikut:
1. Dapat memberikan informasi yang lebih dalam dari pada yang
terdapat dari laporan keuangan biasa.Dapat menggali informasi yang
tampak secara kasat mata (explisit) dari suatu laporan keuangan atau
yang berada di balik laporan keuangan (implisit).
2. Dapat mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan
keuangan.
14
3. Dapat membungkam hal-hal yang bersifat tidak konsisten dalam
hubungannya dengan suatu laporan keuangan baik yang dikaitkan
dengan komponen intern laporan keuangan maupun kaitannya dengan
informasi yang diperoleh dari luar perusahaan.
4. Mengetahui sifat-sifat hubungan yang akhirnya dapat melahirkan
model-model dan teori-teori yang terdapat dilapangan seperti untuk
prediksi, peningkatan (rating).
5. Dapat memberikan informasi yang diinginkan oleh pengambil
keputusan. Dengan kata lain apa yang dimaksudkan dari suatu laporan
keuangan merupakan tujuan analisis laporan keuangan juga antara
lain:
a. Dapat menilai prestasi perusahaan
b. Dapat memproyeksikan keuangan perusahaan
c. Dapat menilai kondisi keuangan masa lalu dari masa sekarang
dari aspek waktu tertentu:
Posisi keuangan (Aset, Neraca, dan Modal).
Hasil usaha perusahaaan (Hasil dan Biaya).
Likuiditas.
Solvabilitas.
Rentabilitas atau Profitabilitas.
Aktivitas
Indikator pasar modal
Menilai perkembangan dari waktu kewaktu.
15
Melihat komposisi struktur keuangan, arus dan dana.
6. Dapat menentukan peringkat (rating) perusahaan menurut kriteria
tertentu yang sudah dikenal dalam dunia bisnis.
7. Dapat membandingkan situasi perusahaan lain dengan periode
sebelumnya atau dengan standar industri normal atau standar ideal.
8. Dapat memahami situasi dan kondisi keuangan yang dialami
perusahaan, baik posisi keuangan, hasil usaha, struktur keuangan, dan
sebagainya.
9. Bisa juga memprediksi potensi apa yang akan mungkin dialami
perusahaan di masa yang akan datang.
Dengan melakukan analisis laporan keuangan maka informasi mentah
yang dibaca dari laporan keuangan akan menjadi lebih luas dan dalam.
Hubungan satu pos dengan pos lain akan menjadi indikator posisi dan
prestasi keuangan perusahaan.
3. Objek Analisis laporan Keuangan
Objek analisis keuangan dibagi menjadi tiga bagian, yaitu :
a. Analisis Laba-Rugi
Analisis laba-rugi merupakan media untuk mengetahui keberhasilan
operasional perusahaan, keadaan usaha, kemampuan memperoleh
laba, efektifitas operasinya.
b. Analisis Neraca
Anlisis neraca merupakan refleksi yang diperoleh perusahaan selama
periode tertentu dan modal yang digunakan untuk melaksanakan dan
16
mencapainya. Disini di sorot mutu dan kecukupan aktiva, dan modal
serta hubungan antara ketiganya, apakah “overstated” antara satu
dengan yang lainnya.
c. Analisis Arus Kas
Analisis arus kas dapat menunjukkan pergerakan arus kas dari mana
sumber kas diperoleh dan kemana dialirkan, biasanya dalam laporan
arus kas sumber dan penggunaan kas diperoleh dari tiga sumber yaitu:
operasional, pembiayaan, dan investasi.
Kaitan antara ketiga laporan ini akan dapat melahirkan informasi
misalnya dengan mengkaitkan laporan laba-rugi dengan neraca akan
diketahui efektifitas sumber kekayaan yang digunakan untuk
menghasilkan laba, sumber mana yang menjadi efektif dan memberikan
sumbangan terhadap perusahaan.
4. Kelemahan dan Kelebihan Analisis Laporan keuangan
Kelebihan dan kekurangan analisis laporan keuangan harus
memperhatikan keterbatasan dari laporan keuangan itu sendiri. Mengenai
hal tersebut, maka penulis mengutip pendapat Sofyan Syafri
Harahapdalam bukunya “Analisa Laporan Keuangan“ (2006:2003) antara
lain:
1. Analisis laporan keuangan didasarkan pada laporan keuangan, oleh
karenanya kelemahan laporan keuangan harus selalu diingat agar
kesimpulan dari analisis itu tidak salah.
17
2. Objek analisis laporan keuangan hanya laporan keuangan. Untuk
menilai suatu laporan keuangan tidak cukup hanya dari angka-angka
laporan keuangan. Akan tetapi kita juga harus melihat aspek lainnya
seperti tujuan perusahaan dan situasi ekonomi.
3. Objek analisis adalah data historis yang menggambarkan masa lalu
dan kondisi ini bisa berbeda dengan kondisi masa depan.
4. Jika kita melakukan perbandingan dengan perusahaan lain, maka perlu
diingat beberapa perbedaan prinsip yang bisa menjadi penyebab
perbedaan angka, misalnya prinsip akuntansi.
5. Laporan keuangan hasil konsolidasi atau hasil konversi mata uang
asing perlu mendapatkan perhatian tersendiri karena perbedaan bisa
saja timbul karena masalah kurs atau konversi atau metode
konsolidasi.
Sedangkan kelebihan analisis laporan keuangan menurut Sofyan Syafri
Harahap antara lain:
1. Hasil analisis laporan keuangan dapat membuka tabir kesalahan
pembukuan, kesalahan jumlah, kesalahan perkiraan, kesalahan
posting, dan kesalahan jurnal.
2. Kesalahan lain yang disengaja, misalnya : tidak mencatat, pencatatan
harga yang tidak wajar, menghilangkan data, dan lain sebagainya.
5. Metode dan teknik Analisis Laporan Keuangan
Metode dan teknik analisis digunakan untuk menentukan dan
mengukur hubungan antara pos-pos yang ada dalam laporan keuangan
18
sehingga dapat dilihat perubahan dari masing-masing pos tersebut bila
diperbandingkan dengan alat-alat pembanding lainnya. Misalnya
diperbandingkan dengan laporan keuangan yang dibudgetkan atau laporan
keuangan perusahaan lainnya.
Tujuan dari metode dan teknik analisis adalah digunakan sebagai dasar
pengambilan keputusan bagi pihak yang membutuhkan agar data dapat
lebih dimengerti.Menurut Munawir dalam bukunya “ Analisis Laporan
Keuangan “(1995) ada dua metode analisis yang digunakan, antara lain:
a. Metode Analisis Horizontal (Metode Analisis Dinamis)
Adalah analisis dengan mengadakan perbandingan laporan keuangan
untuk beberapa periode atau beberapa saat, sehingga akan diketahui
perkembangannya.
b. Metode Analisis Vertikal (Metode Analisis Statis)
Adalah analisis terhadap laporan keuangan hanya terhadap satu
periode atau satu saat saja, yaitu dengan dengan memperbandingkan
antara pos yang satu dengan pos yang lain dalam laporan keuangan,
sehingga keadaan keuangan hanya diketahui pada saat itu juga tanpa
mengetahui perkembagannya.Teknik analisis yang biasa digunakan
dalam laporan keuangan adalah sebagai berikut:
1. Analisis perbandingan laporan keuangan, adalah metode atau
teknik analisis dengan cara memperbandingkan laporan keuangan
untuk dua periode atau lebih,
19
2. Trend atau tendensi posisi dan kemajuan keuangan perusahaan
yangdinyatakan dalam prosentase (Trend Percentage Analysis),
adalah suatu metode atau teknik analisis untuk mengetahui
tendensi daripada keadaan keuangannya, apakah menunjukkan
tendensi tetap, naik atau bahkan turun.
3. Laporan dengan prosentase perkomponen atau common size
statement, adalah suatu metode analisis untuk mengetahui
prosentase investasi pada masing-masing aktiva terhadap modal
aktivanya, juga untuk mengetahui struktur permodalannya dan
komposisi ongkosnya yang terjadi dihubungkan dengan jumlah
penjualannya.
4. Analisis sumber dan penggunaan modal kerja, adalah suatu
analisis untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan
modal kerja atau untuk mengetahi sebab-sebab berubahnya modal
kerja dalam periode tertentu.
5. Analisis sumber dan penggunaan kas (Cash Flow Statement
Analysis), adalah suatu analisis untuk mengetahui sebab-sebab
berubahnya jumlah uang kas atau untuk mengetahui sumber-
sumber serta penggunaan uang kas selama periode tertentu.
6. Analisis rasio, adalah suatu metode analisis untuk mengetahui
hubungan dari pos-pos tertentu dari neraca atau laporan laba rugi
secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut.
Adapun rasio keuangan yang populer adalah sebagai berikut :
20
a. Rasio Likuiditas
Adalah rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan
untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya. Ratio ini
terdiri dari :
Rasio Lancar (Current Ratio)
Merupakan kemampuan untuk membayar kewajiban
lancar yang segera harus dipenuhi dengan aktiva
lancar.Current ratio ini mempunyai ukuran standar
yang minimum 200%
Aktiva LancarRasio Lancar= ------------------------
Kewajiban Lancar
Rasio Cepat (Quick Ratio)
Rasio ini menunjukkan kemampuan aktiva lancar
yang paling likuid mampu menutupi utang
lancar.Semakin besar ratio ini maka semakin
baik.Ratio ini juga disebut dengan acid test ratio.
Aktiva Lancar – (persediaan+prepaid expense)Quick Ratio = ------------------------------------------
Kewajiban Lancar
Kas Rasio atas Hutang Lancar
Rasio ini menunjukkan porsi jumlah kas dibandingkan
dengan total aktiva lancar.
KasCash Ratio =-------------------
Hutang Lancar
21
Kas Rasio atas Aktiva Lancar
Rasio ini menunjukkan porsi jumlah kas dibandingkan
dengan total aktiva lancar.
KasRasio Kas atas Aktiva Lancar = ----------------
Total Aktiva
Rasio Aktiva Lancar dan Total Aktiva
Rasio ini menunjukkan porsi aktiva lancar atas total
aktiva
Aktiva lancarRasio Aktiva Lancar dan Total Aktiva =----------------
Total Aktiva
Aktiva Lancar dan Total Hutang
Rasio ini menunjukkan porsi aktiva lancar atas total
kewajiban perusahaan.
Aktiva Lancar Rasio Aktiva Lancar dan Total Hutang =----------------
Total Hutang
b. Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas menggambarkan kemampuan
perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjang
atau kewajiban-kewajibannya apabila perusahaan
dilikuidasi. Rasio solvabilitasantara lain:
Total Debt to Equity Ratio (Rasio Hutang atas Modal)
Rasio ini menggambarkan sampai sejauh mana modal
pemilik dapat menutupi hutang-hutang kepada pihak
22
luar.Semakin kecil rasio ini semakin baik.Namun bagi
pemegang saham atau manajemen rasio ini sebaiknya
besar.
Total Hutang Rasio Hutang atas Modal = ---------------------
Modal
Total Debt to Total Assets Ratio
Rasio ini menunjukkan sejauh mana hutang dapat
ditutupi oleh aktiva.Semakin besar rasionya semakin
aman.Supaya aman porsi hutang terhadap aktiva harus
lebih kecil.
Total Hutang Rasio Hutang atas Aktiva = -------------------
Total Aktiva
Debt Service Ratio
Rasio ini menunjukkan sejauh mana laba setelah
dikurangi bunga dan penyusutan serta biaya non kas
dapat menutupi bunga pinjaman.Semakin besar ratio
ini semakin besar perusahaan dapat menutupi semua
hutang-hutangnya.
Laba Bersih + Bunga + Penyusutan + Beban Non kasRumus = -----------------------------------------------------------
Total Aktiva
c. Rasio Profitabilitas
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba melalui semua kemampuan, dan
23
sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal,
jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya. Rasio
profitabilitas ini terdiri dari :
Profit margin
Rasio ini menunjukkan seberapa besar porsentase
pendapatan bersih yang diperoleh dari setiap
penjualan.Semakin besar ratio ini semakin baik,
karena dianggap kemampuan perusahaan dalam
mendapatkan laba cukup tinggi.
Pendapatan Bersih Profit Margin = --------------------------------
Penjualan
Return on Assets (ROA)
Rasio ini menggambarkan perputaran aktiva diukur
dari volume penjualan.Semakin besar besar rasio ini
maka semakin baik. Jadi ini berarti bahwa aktiva lebih
cepat berputar dan meraih laba .
Penjualan Bersih ROA = -----------------------------
Total Aktiva
Return on Equity
Ratio ini menunjukkan berapa persen diperoleh laba
bersih bila diukur dari modal pemilik. Semakin besar
maka akan semakin baik.
24
Laba Bersih ROE = --------------------------
Total Modal (Equity)
Operating Ratio
Menunjukkan biaya operasi per rupiah penjualan,
makin besar rasio ini maka makin buruk.
HPP + Total BiayaRasio Operasi = ---------------------------
Penjualan Netto
Contribution Margin
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan
melahirkan laba yang akan menutupi biaya tetap atau
biaya operasional lainnya.
Laba Kotor CM = ------------------
Penjualan
d. Rasio Aktivitas
Ratio ini menggambarkan aktivitas yang dilakukan
perusahaan dalam menjalankan operasinya baik dalam
kegiatanpenjualan, pembelian dan kegiatan lainnya.
Adapun yang termasuk rasio ini adalah
Inventory Turn Over
Rasio ini menunjukkan seberapa cepat perputaran
persediaan dalam siklus produksi normal. Semakin
besar rasio ini maka akan semakin baik, karena
dianggap bahwa kegiatan penjualan berjalan cepat.
25
Harga Pokok Penjualan Inventory turn Over = -----------------------------------
Rata-rata Persediaan Barang
Fixed Assets Turn Over
Rasio in menunjukkan berapa kali nilai aktiva
berputar bila diukur dari volume penjualan.Semakin
tinggi ratio ini maka semakin baik, artinya
kemampuan aktiva tetap menciptakan penjualan
tinggi.
Penjualan Fixed Asset turn Over = -------------------------
Aktiva Tetap Bersih
Receivable Turn Over
Rasio ini menunjukkan berapa cepat penagihan
piutang. Semakin besar semakin baik, karena
penagihan dilakukan dengan cepat
Netto Sales Receivable Turn Over = --------------------------
Average Receivable
Total Asset Turn Over
Rasio ini menunjukkan perputaran total aktiva diukur
dari volume penjualan dengan kata lain seberapa jauh
kemampuan semua aktiva menciptakan penjualan.
Semakin tinggi rasio ini maka semakin baik.
Penjualan Total Asset Turn Over = ----------------
Total Assett
26
Accounts Receivable collection period
Angka ini menunjukkan berapa lama perusahaan
melakukan penagihan piutang. Semakin pendek
periodenya semakin baik,
Penjualan Rata-rata Rumus = --------------------------
Penjualan per hari
e. Rasio Pertumbuhan
Rasio ini menggambarkan porsentase pertumbuhan pos-
pos perusahaan dari tahun ke tahun.
Penjualan thn ini - Penjualan thn lalu a) Kenaikan Penjualan = --------------------------------------
Penjualan thn ini
Laba Bersih thn ini – Laba thn lalu b) Kenaikan Laba Bersih = ------------------------------------
Laba Bersih tahun lalu
f. Analisis perubahan laba kotor (gross profit analysis).
Adalah suatu analisis untuk mengetahui sebab-sebab
perubahan laba kotor suatu perusahaan dari periode ke
periode yang lain atau perubahan laba kotor suatu periode
dengan laba yang dibudgetkan untuk periode tersebut.
g. Analisis break event adalah suatu analisis untuk menentukan
tingkat penjualan yang harus dicapai oleh perusahaan agar
perusahaan tersebut tidak menderita kerugian, tapi belum
memperoleh keuntungan, Metode dan teknik analisis
manapun yang digunakan, semuanya merupakan permulaan
27
dari proses analisis yang diperlukan untuk menganalisis
laporan keuangan, dan setiap analisis mempunyai tujuan yang
sama yaitu untuk membuat agar data dapat lebih dimengerti
sehingga dapat digunakan sebagai dasar pengambilan
keputusan bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
C. Kinerja Keuangan
1. Pengertian Kinerja Keuangan dan Penilaian Kinerja
Tingkat kesehatan merupakan alat ukur yang digunakan oleh para
pemakai laporan keuangan dalam mengukur kinerja suatu perusahaan.
Kinerja keuangan dapat diartikan sebagai prestasi organisasi atau
perusahaan dinilai secara kuantitatif dalam bentuk uang yang dilihat dari
segi pengelolaannya, pergerakannya, maupun tujuannya.
Kinerja keuangan menurut Jumingan (2006), adalah sebagai berikut :
“Kinerja keuangan adalah gambaran kondisi keuangan perusahaan pada
suatu periode tertentu baik menyangkut aspek penghimpunan dana
maupun penyaluran dana, yang biasanya diukur dengan indikator
kecukupan modal, likuiditas, dan profitabilitas”.
Dari definisi kinerja ataupun kinerja keuangan yang dipaparkan, dapat
ditarik suatu kesimpulan bahwa kinerja merupakan suatu pencapaian akan
sesuatu hal yang akan selalu diukur oleh perusahaan dengan
menggunakan berbagai alat ukur dengan tujuan untuk meningkatkan
keefektifan dan keefisienan perusahaan dalam menghasilkan income bagi
kelangsungan hidup perusahaan.
28
Penilaian kinerja menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995)
menjelaskan pengertian tentang penilaian dan kinerja adalah:“Penilaian
mempunyai arti proses atau cara menilai. Dalam bahasa Inggris sering
diartikan dengan kata measurement yang berarti sistem pengukuran.”
Sementara itu menurut Hiro Tugiman dalam bukunya “Metode
Penilaian Kinerja Perusahaan” (1999) adalah:“Penilaian kinerja
(performance measurement) mengandung makna suatu proses atau sistem
pengukuran mengenai pelaksanaan kemampuan kerja suatu organisasi.”
2. Tujuan Penilaian Kinerja Keuangan
Penilaian kinerja seperti yang diungkapkan oleh Hiro Tugiman
mengandung makna suatu sistem pengukuran mengenai pelaksanaan
kemampuan kinerja keuangan. Jadi tujuan penelitian kinerja seperti yang
diungkapkan oleh Hiro Tugiman (1999) adalah “Langkah awal penilaian
kinerja adalah memilih alat ukur yang cocok, dimana alat ukur yang
cocok adalah yang dipilih sesuai dengan perhatian manajemen pada
semua aktivitas perusahaan.”
Jadi pada prinsipnya penilaian kinerja bertujuan untuk meningkatkan
kinerja keuangan melalui suatu proses yaitu cara atau tolak ukur kinerja
keuangan.
3. Alat Ukur Penilaian Kinerja Keuangan
Penilaian kinerja dikembangkan untuk memberikan beberapa petunjuk
pada para manajer dan untuk mengevaluasi kinerja.Perkembangan alat
ukur penilaian kinerja dan spesifikasi strukturpenghargaan merupakan hal
29
utama dalam organisasi atau perusahaan, karena alat ukur dan penilaian
kinerja dapat mempengaruhi perilaku para manajer.Penilaian kinerja
dapat mendukung tingkat keserasian tujuan.
Dengan kata lain, kinerja mempengaruhi dalam mewujudkan tujuan
perusahaan. Ada beberapa alat ukur kinerja keuangan. Salah satunya
menurut Hansen Mowendalam bukunya “Manajemen Biaya” (2001)
adalah:
a. Laba atas Investasi (ROI)
Merupakan alat ukur kinerja yang paling umum bagi pusat
Investasi, yaitu alat ukur kinerja yang mengaitkan laba operasi dengan
aktiva yang akan dipakai adalah menghitung laba yang dihasilkan per
rupiah investasi.
b. Laba Residual (Residual Income)
Merupakan perbedaan antara laba operasi dan minimum
pengembalian rupiah yang diperlukan aktiva operasi perusahaan.
c. Nilai Tambah Ekonomi (Economic Value Added)
Adalah laba operasi setelah pajak dikurangi total biaya modal
tahunan. Jika ekonomic value added positif, berarti perusahaan sedang
menghasilkan kekayaan. Jika negatif, maka perusahaan tidak bisa
menghasilkan kekayaan.
Adapun kelebihan dan kekurangan alat ukur kinerja keuangan yang
diungkapkan oleh Mulyadi dalam bukunya “Akuntansi Manajemen”
(2001) adalah:
30
1. Laba atas Investasi (Return o Ivestment)
Kelebihan Return on Investment
a. Mendorong para manajer untuk menaruh perhatian yang seksama
terhadap hubungan antara pendapatan penjualan, biaya dan
investasi.
b. Mendorong para manajer untuk melaksanakan efisiensi biaya.
c. Mencegah para manajer untuk melakukan investasi yang
berlebihan.
Kekurangan Return on Investment
a. Tidak mendorong manajer untuk melakukan investasi dalam
proyek yang berakibat menurunkan Return on Investment pusat
laba, meskipun proyek tersebut menaikkan
profitabilitasperusahaan secara keseluruhan.
b. Mengakibatkan manajer memastikan perhatiaannya kepada
sasaran jangka pendek dan mengorbankan jangka panjang.
2. Laba Residual (Residual Income)
Kelebihan Residual Income
a. Penggunaan Residual Income sebagai ukuran kinerja dan
menghindar kerugian yang telah dihitung dengan menggunakan
Return on Investment.
b. Dengan menggunakan Residual Income mendorong manajer
untuk memasarkan orientasinya ke tujuan-tujuan jangka pendek.
31
Kekurangan Residual Income
a. Residual Income hanya mendorong manajer untuk memusatkan
orientasinya ke tujuan-tujuan jangka pendek.
b. Residual Income sebagai pengukur kinerja pusat laba sangatlah
dipengaruhi oleh metode depresi aktiva tetap.
c. Residual Income merupakan angka absolut, yang tidak dapat
digunakan untuk membandingkan kemampuan berbagai pusat
laba dalam menghasilkan laba.
4. Teknik Penilaian Kinerja Keuangan
Alat ukur kinerja yang baik harus disesuaikan dengan tujuan
analisisnya, yaitu untuk menilai kinerja suatu perusahaan serta informasi-
informasi lain yang diperlukan.
Berikut ini penulis akan menyajikan teknik-teknik
penilaiankinerjakeuangan beserta penjelasannya menurutHansen
Mowendalam bukunya “Manajen Biaya” (2001) adalah:
1. Laba atas Investasi (Return on Investment)
Merupakan tolak ukur dari keseluruhan kinerja perusahaan.Retun on
Investment (ROI) dapat didefinisikan dengan tiga cara, yaitu
. ………….(a)
...……….(b)
………….( ………….(c ....……….(c)
ROI = Laba Operasi : Rata-rata Aktiva Operasi
ROI = (Laba Operasi : Penjualan) X
(Penjualan : Rata-rata Aktiva Operasi)
ROI = Margin Laba Operasi : Perputaran Aktiva Operasi
32
a. Laba operasi merujuk pada penghasilan sebelum pajak dan
bunga.
b. Aktiva operasi adalah semua aktiva yang diperlukan untuk
menghasilkan laba operasi untuk divisi dan laba bersih untuk
perusahaan. Untuk menghitung rata-rata aktiva operasi adalah
………………………………………………………………….(d)
c. Rumus Return on Investment awalnya terdiri dari dua
komponen yaitu margin dan perputaran, rumusnya adalah:
…………(e)
..………(f )
2. Laba Residual (Residual Income)
Laba residual merupakan perbedaan antara laba operasi untuk
divisi dan laba bersih untuk perusahaan secara keseluruhan dan
minimum pengembalian rupiah yang diperlukan aktiva operasi
perusahaan. Rumus Residual Income adalah:
….(a .......(a)
……….…(b)
Untuk menghitung pengembalian minimum menggunakan rumus:
(c)
Rata-rata Aktiva Operasi = (Nilai Buku awal + Nilai Buku Akhir) : 2
Ratio Margin = Aktiva Operasi : Penjualan
Ratio Perputaran = Penjualan : Rata-rata Aktiva Operasi
RI = Laba Operasi (Minimum rate of return x Aktiva Operasi)
RI = Laba Operasi Pengembalian Minimum
Pengembalian Minimum = Minimum Rate of Return x Aktiva Operasi
33
..…(d)
3. Nilai Tambah Ekonomi (Economic Value Added)
Merupakan laba operasi setelah pajak dikurangi total biaya modal
tahunan. Jika economic value added positif, berarti perusahaan sedang
menghasilkan kekayan, dan jika economic value added negatif berarti
perusahaan tidak menghasilkan kekayaan.
4. Perhitungan Economic Value Added adalah laba operasi setelah pajak
dikurangi biaya modal dari tiap sumber pembiayaan dan mengalikan
dengan biayanya.
..(a) ......(a)
5. Rata-rata biaya modal dihitung dengan pengambilan proporsi modal
dari tiap simber pembiayaan dan dan mengalikan dengan biayanya
.....…...(b)
Sedangkan rumus biaya modal adalah
………(c)
D. Hubungan Kinerja Keuangan dengan Analisis Laporan Keuangan
Tingkat kesehatan merupakan alat ukur yang digunakan oleh para pemakai
laporan keuangan dalam mengukur kinerja suatu laporan keuangan tersebut.
Pengembalian Residu = Laba Residu : Aktiva Operasi
EVA = Laba Operasi Setelah Pajak – (Rata-Rata
Tertimbang Modal x Total Modal yang Terpakai)
Rata-rata tertimbang = Proporsi dari setiap
sumber penghasilan x biaya modal biaya modal
Biaya modal = {pembayaran bunga (1 - tarif pajak)}
34
Dari laporan keuangan tersebut dapat diketahui keadaan Financial dari hasil-
hasil yang telah dicapai perusahaan selama periode tertentu.
Tingkat kesehatan perusahaan dapat diketahui melalui analisis atau
interpretasi terhadap laporan keuangan.Dari hasil analisis dapat diketahui
prestasi dan kelemahan yang dimiliki perusahan, sehingga dapat
menggunakannya sebagai pertimbangan dalam pengambilan
keputusan.Interpretasi atau analisis laporan keuangan suatu perusahaan
adalah sangat penting bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan
perusahaan yang bersangkutan meskipunkepentingan mereka masing-masing
berbeda.
Sebagaimana diuraikan di muka bahwa analisis laporan keuangan, dimana
analisis terhadap laporan keuangan dimana analisis yang membandingkan
elemen-elemen yang terdapat dalam neraca dan laporan laba rugi pada suatu
saat tertentu, maka dapat diperoleh gambaran mengenai kinerja perusahaan.
Melakukan analisis dan interpretasi terhadap laporan keuangan sangat
bermanfaat, dan menjadi keharusan pula bagi setiap perusahaan dalam rangka
untuk mengetahui keadaan dan perkembangan dari perusahaan yang
bersangkutan, terutama bagi pimpinan atau manajerperusahaan, sehingga
dapat diketahui kelemahan-kelemahan dan kekuatan-kekuatan perusahaan
yang terjadi selama periode tersebut. Sehubungan dengan itu maka pimpinan
perusahaan dapat mengadakan perbaikan-perbaikan, penyusunan rencana dan
kebijakan-kebijakan yang akan dilakukan pada masa yang akan datang, dan
35
juga untuk dapat mempertahankan bahkan meningkatkan atas hasil-hasil yang
telah dicapai pada periode sebelumnya.
Salah satu faktor yang sangat penting sehubungan dengan diadakannya
analisis dan interpretasi terhadap laporan keuangan yaitu dengan melakukan
analisis terhadap laporan keuangan yang berperan dalam berbagai hal seperti:
1. Menentukan laba periode yang akan datang
2. Mengambil keputusan untuk investasi
3. Dapat meningkatkan efisiensi
4. Dapat menentukan kebijakan antisipasi hutang
Disamping itu dengan menganalisis laporan keuangan dapat diketahui
kondisi keuangan dan kinerja perusahaan, dan efisiensi dari manajemen pada
suatu periode tertentu.
E. Penelitian Terdahulu
Penelitian tentang penilaian kinerja keuangan lebih banyak fokus pada
analisis dan evaluasi laporan keuangan dalam suatu perusahaan dengan
menggunakan analisa rasio, terutama penelitian terhadap kondisi perusahaan
sebelum dan sesudah keputusan bisnis perusahaan. Beberapa penelitian
tentang analisa kinerja keuangan, antara lain sebagai berikut :
1. Penelitian oleh Batubara (2010), tentang Analisis Rasio Likuiditas dan
Profitabilitas Pada PT Bumi Flora. Rasio Keuangan untuk menjawab
pertanyaan mengenai kesehatan keuangan perusahaan diantaranya
mengenai likuiditas perusahaan dan profitabilitas yang menggambarkan
kemampuan memenuhi kewajiban jangka pendeknya dan kemampuan
36
perusahaan menghasilkan laba dari penggunaan aktiva perusahaan.
Penelitian ini menggunakan sumber data primer dan data sekunder.
Sedangkan metode analisis data menggunakan pendekatan studi deskriptif
yaitu suatu metode yang dilakukan dengan mengumpulkan,
mengklasifikasikan, menganalisa serta menginterpretasikan data yang
berhubungan dengan masalah yang dihadapi dan membandingkan
pengetahuan dengan keadaan yang sebenarnya untuk kemudian
mengambil keputusan. Hasil penelitian diketahui bahwa rasio likuiditas
perusahaan sudah baik, dimana dari rasio likuiditas sudah menunjukkan
kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya
sangat besar dan rasio profitabilitasnya juga diketahui sangat baik yang
menunjukkan adanya kenaikan tingkat perusahaan untuk menghasilkan
laba.
2. Penelitian oleh Lianto (2013), tentang Penilaian Kinerja Keuangan
Perusahaan Menggunakan Analisis Du Pont. Penelitian ini adalah
penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui bagaimana kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan profitabilitas ditinjau dari analisis Du Pont dengan
membandingkan dua perusahaan rokok, PT HM Sampoerna dan PT.
Gudang Garam. Hasil analisis menunjukkan bahwa setelah setelah
menganalisis laporan keuangan dua perusahaan rokok tersebut selama tiga
tahun, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa berdasarkan rata-rata
Return On Investment (ROI), rata-rata Profit Margin (PM), dan rata-rata
37
Total Assets Turn Over (TATO), selama tahun 2008 – 2010 menunjukkan
bahwa PT HM Sampoerna, memiliki kinerja keuangan yang lebih baik
dibandingkan dengan PT Gudang Garam.
3. Penelitian oleh Puspitasari (2012), tentang Analisa Laporan Keuangan
Guna Mengukur Kinerja Keuangan PT Astra International Tbk. Penelitian
ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan tujuan penelitian
adalah :
1. Mengetahui penerapan analisa laporan keuangan pada PT Astra
International Tbk.,
2. Menilai analisa keuangan sebagai salah satu alat untuk menilai kinerja
keuangan pada PT Astra International Tbk. Alat yang digunakan
penulis dalam penilaian kinerja keuangan adalah melalui analisa
laporan keuangan secara komparatif (trend) dan rasio keuangan, yang
terdiri dari:
a. Analisis laporan komparatif (trend) dilakukan di dalam
perusahaan sendiri secara konsolidasi.
b. Analisis laporan komparatif (trend) dengan perusahaan sejenis
untuk bidang usaha otomotif, agribisnis dan alat berat,
c. Analisis rasio keuangan hanya dilakukan di dalam perusahaan
sendiri, mengingat tidak ada perusahaan konsolidasi yang sejenis
dengan PT Astra International, Tbk. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa likuiditas perusahaan pada tahun 2007 dan
2008 cukup baik namun pada tahun 2006 terjadi beda penyajian
38
laporan keuangan yang menyebabkan analisa rasio likuiditas
perusahaan terlihat tidak baik. Solvabilitas perusahaan terlihat
cukup baik, di mana perusahaan dapat memenuhi seluruh total
kewajiban-kewajibannya apabila perusahaan mengalami likuidasi.
F. Kerangka Pikir
Setiap perusahaan memiliki tujuan, yang diwujudkan dalam akivitas –
aktivitas yang telah direncanakan, baik meliputi produksi, pemasaran sampai
hasil penjualan. semua transaksi yang dilakukan dicatat dalam laporan
keuangan. Laporan keuangan kemudian diolah dan dianalisis sehingga
memberikan informasi mengenai kondisi keuangan, baik yang sedang
berjalan maupun pengaruh keuangan dari kejadian masa lalu untuk mengukur
kinerja keuangan perusahaan.
Menurut Sawir (2001), penilaian kondisi keuangan perusahaan dapat
dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya melalui rasio atau indeks, yang
menghubungkan data keuangan yang satu dengan lainnya. Salah satu cara
yang digunakan dalam analisis rasio keuangan diperoleh melalui
perbandingan rasio sekarang dengan yang lalu dan dengan yang akan datang
untuk perusahaan yang sama. Cara lainnya dengan membuat perbandingan
rasio perusahaan dengan perusahaan lainnya yang sejenis.
39
Gambar 2.1
Kerangka Pikir
PTPN XIV (Persero) Pabrik Gula Takalar
Aktivitas Perusahaan
Laporan Keuangan tahun 2014-2015
Analisis Likuiditas
Analisis Solvabilitas
Analisis Profitabilitas
Analisis Aktivitas
Evaluasi Kinerja Keuangan
Perusahaan
40
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Adapun tempat penelitian dalam penelitian ini adalah PTPN XIV
(Persero) Pabrik Gula Takalar. Waktu penelitian yang dibutuhkan untuk
memperoleh data kurang lebih dua bulan, yang dimulai dari bulan
Oktober - Desember 2016.
B. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang dilakukan penulis, yaitu dari perusahaan
PTPN XIV (Persero) Pabrik Gula Takalar. Data yang digunakan penulis
dalam penelitian ini adalah data-data keuangan dari perusahaan
pertambangan tersebut. Teknik Pengumpulan Data Penelitian ini
dilaksanakan dengan menggunakan metode studi survei dan langkah-
langkah yang diambil dalam pengumpulan data yang berkaitan dan
menunjang penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:
a. Penelitian pustaka (library researc), yaitu penulis mengadakan
penilitan dengan peninjauan pada berbagai pustaka dengan membaca
atau mempelajari buku-buku literatur lainnya yang erat hubungannya
dengan penulisan skripsi ini dan dapat mendukung pokok pembahasan.
b. Penelitian Lapangan (field researc). Untuk hal tersebut, maka penulis
mengadakan:
40
41
1. Teknik observasi, dilakukan dengan jalan mengadakan pengamatan
secara langsung dalam proses kegiatan pengolahan data mengenai
kebijaksanaan seleksi yang diterapkan pada perusahaan.
2. Teknik interview, yaitu dilakukan dengan jalan wawancara secara
langsung dengan pimpinan perusahaan, kepala bagian personalia,
dan sejumlah personil yang berhubungan dengan penulisan skripsi
ini.
3. Dokumentasi, yaitu dokumen yang menyangkut sejarah
perusahaan, struktur organisasi, pembagian tugas, dan visi dan misi
yang ada dalam perusahaan tersebut.
C. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
Untuk menunjang kelengkapan dari penulisan proposal ini, maka
penulis mencoba memperoleh jenis data yang terdiri atas:
a. Data Kualitatif, yaitu data yang berupa keterangan-keterangan
dan tidak diberikan dalam bentuk angka-angka yang diperoleh
melalui wawancara secara langsung dengan staf personil.
b. Data Kuantitatif, yaitu data yang berupa angka-angka dan
laporan-laporan seperti perkembangan jumlah karyawan dan
jumlah tenaga kerja.
2. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penulisan proposal ini dapat
diuraikan seperti berikut:
42
a. Data Primer, yaitu data yang diperoleh dengan cara mengadakan
pengamatan langsung pada perusahaan dan wawancara secara
langsung dengan pimpinan perusahaan beserta stafnya yang ada
kaitannya dengan penulisan ini.
b. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari dokumen-dokumen
dan data lainya yang ada, khususnya dengan masalah yang akan
dibahas khususnya jumlah tenaga kerja, prosedur seleksi dan
lainnya.
D. Defnisi Operasional
Defenisi Operasional adalah suatu cara untuk mengukur konsep
dan bagaimana caranya sebuah konsep harus diukur sehingga terdapat
variabel-variabel yang saling mempengaruhi dan dipengaruhi, yaitu
variabel yang dapat menyebabkan masalah lain dan variabel yang situasi
dan kondisinya tergantung oleh variabel lain. Dalam penelitian ini analisis
rasio laporan keuangan bertindak sebagai variable Independen atau
variable berpengaruh. Variabel bebas adalah variabel yang keberadaannya
tidak dipengaruhi oleh variabel yang variabel bebas atau dependen. Suatu
variabel digolongkan dalam variabel bebas apabila dalam hubungannya
dengan variabel lain memiliki fungsi sebagai variabel yang menerangkan
variabel lainnya.
Sedangkan, yang bertindak sebagai variable dependen atau variable
tergantung yaitu kinerja keuangan perusahaan PT Perkebunan Nusantara
XIV (Persero) Pabrik Gula Takalar. Variabel ini adalah variabel yang
43
dipengaruhi oleh variable lainnya. Suatu variabel digolongkan kedalam
variabel tidak bebas jika dalam hubungannya dengan yang lain, fungsinya
diterangkan oleh sebelumnya.
Tabel 3.1
Operasinal Variabel Penelitian
No Variabel Indikator Sub Indikator Instrumen Skala1 Laporan
KeuanganNeraca 1. Aktiva Laporan
KeuanganRasio
a. Aktiva Lancarb. Aktiva Tidak
Lancar2. Passiva
a. Passiva Lancarb. Passiva tidak
Lancar3. Modal Pemilik
Laporan Laba Rugi
1. Penjualan2. EBIT3. EBT4. EAT
2 Kinerja Keuangan Perusahaan
Anaslisis Rasio Laporan Keuangan
1. Analisis Likuiditas Rasio Laporan Keuangan
Rasio
a. Current Ratiob. Quick Ratio
2. Analisis Solvabilitasa. Total Debt to
Equity Ratiob. Total Debt to
Total Assets Ratio
3. Rasio Profitabilitasa. Profit margin b. Return on
Assets (ROA) c. Return on
Equity d. Contribution
Margin4. Rasio Aktivitas
a. Fixed Assets Turn Over
44
b. Receivable Turn Over
c. Total Asset Turn Over
E. Metode Analisis Data
Dalam penelitian ini, metode analisis data yang digunakan adalah;
(Lutfi;2013)
1. Rasio Likuiditas
a. Rasio Lancar (Current Ratio)
Aktiva LancarRasio lancar =--------------------×100%
Utang Lancar
b. Rasio Cepat (Quick Ratio)
Aktiva lancar−PersediaanRasio singkat =-------------------------------- × 100%
Utang Lancar
2. Rasio Solvabilitas
a. Total Debt to Equity Ratio (Rasio Hutang atas Modal)
Total HutangRasio Hutang atas Modal = --------------------- x 100%
Modal
b. Total Debt to Total Assets Ratio
Total Hutang Rasio Hutang atas Aktiva = ------------------- x 100%
Total Aktiva
45
3. Rasio Profitabilitas
a. Profit margin
Pendapatan Bersih Profit Margin = -------------------------------- x 100%
Penjualan
b. Return on Assets (ROA)
Penjualan Bersih ROA = ----------------------------- x 100%
Total Aktiva
c. Return on Equity
Laba Bersih ROE = -------------------------- x 100%
Total Modal (Equity)
d. Contribution Margin
Laba Kotor CM = ------------------ x 100%
Penjualan
4. Rasio Aktivitas
a. Fixed Assets Turn Over
Penjualan Fixed Asset turn Over = ------------------------- x 100%
Aktiva Tetap Bersih
b. Receivable Turn Over
Netto Sales Receivable Turn Over = -------------------------- x 100%
Average Receivable
c. Total Asset Turn Over
Penjualan Total Asset Turn Over = ---------------- x 100%
Total Assett
46
F. Uji Keabsahan Data
Keabsahan data adalah kegiatan yang dilakukan agar hasil penelitian
dapat dipertanggungjawabkan dari segala sisi. Keabsahan data dalam
penelitian ini meliputi uji validitas internal dan validitas eksternal.
1. Uji validitas internal
Uji validitas internal berkaitan dengan criteria alternative penilaian
berdasarkan kredibilitas (credibility). Kriteria ini melibatkan
penetapan hasil penelitian adalah kredibel atau dapat dipercaya dari
prespektif pratisipan dalam penelitian tersebut (Emzir, 2014). Untuk
mendiskripsikan atau memahami fenomena yang menarik perhatian
dari sudut pandang partisipan. Uji validitas internal dilaksanakan
untuk memenuhi nilai kebenaran dari data dan informasi yang
dikumpulkan. Artinya, hasil penelitian harus dapat dipercaya oleh
semua pembaca secara kritis dan dari responden sebagai informan.
Kriteria ini berfungsi melakukan inquiry sedemikian rupa sehingga
kepercayaan penemuannya dapat dicapai.Adapun teknik yang
diajukan yaitu:
a. Ketekunan Pengamatan
Serangkaian kegiatan yang dibuat secara terstruktur dan
dilakukan secara serius dan berkesinambungan terhadap segala
realistis yang ada di lokasi penelitian dan untuk menemukan ciri-
ciri dan unsur-unsur di dalam situasi yang sangat relevan dengan
persoalan atau peristiwa yang sedang dicari kemudian difokuskan
47
secara terperinci dengan melakukan ketekunan pengamatan
mendalam. Maka dalam hal ini peneliti diharapkan mampu
menguraikan secara rinci berkesinambungan terhadap proses
bagaimana penemuan secara rinci tersebut dapat dilakukan.
b. Menggunakan bahan referensi
Peneliti menggunakan pendukung rekaman wawancara untuk
membuktikan data penelitian, dan refrensi-referensi yang
dikumpulkan dari berbagai sumber seperti studi pustaka, dll.
c. Diskusi teman sejawat
Diskusi teman sejawat merupakan diskusi yang dilakukan dengan
orang yang kompeten pada bidangnya yang mampu memberikan
masukan ataupun sanggahan sehingga memberikan kemantapan
terhadap hasil penelitian.Teknik ini digunakan agar peneliti dapat
mempertahankan sikap terbuka dan kejujuran serta memberikan
kesempatan awal yang baik untuk memulai menjejaki dan
mendiskusikan hasil penelitian dengan orang yang dianggap
kompeten. Oleh karena diskusi kompeten ini bersifat informal
dilakukan dengan cara memperhatikan pernyataan yang peneliti,
dengan maksud agar dapat memperoleh kritikan yang tajam untuk
membangun dan menyempurnakan kajian penelitian yang sedang
dilaksanakan.
2. Uji Validitas Eksternal
48
Uji vaiditas eksternal berkaitan dengan kriteria
transferabilitas (transferability), yang merujuk pada kemampuan
hasil penelitian dapat digeneralisasikan atau ditransfer kepada
konsteks atau seting yang lain (Emzir, 2014). Transferabilitas
adalah tanggung jawab seseorang dalam melakukan generalisasi,
peneliti dapat meningkatkannya dengan melakukan suatu pekerjaan
mendiskripsikan suatu konteks penelitian dan asumsi-asumsi yang
menjadi sentral pada penelitian tersebut. Keabsahan ekternal
mengacu pada seberapa jauh hasil penelitian dapat
digeneralisasikan pada kasus lain. Walaupun dalam penelitian
kualitatif memiliki sifat tidak ada kesimpulan yang pasti, akan
tetapi penelitian kualitatif dapat dikatakan memiliki keabsahan
ekternal terhadap kasus-kasus lain selama kasus tersebut memiliki
konteks yang sama.
Agar orang lain dapat memahami hasil penelitian ini dan
untuk selanjutnya dapat diterapkan, maka pembuatan laporan ini
akan dibuat secara rinci, jelas, sistematis, dan dapat dipercaya.
Sehingga ada kemungkinan untuk menerapkan hasil penelitian
tersebut, maka peneliti dalam membuat laporannya mengambil
keempat prinsip tersebut. Dengan demikian, maka pembaca akan
memperoleh pemahaman yang lebih jelas atas hasil penelitian
tersebut, sehingga dapat memutuskan bisa atau tidaknya hasil
penelitian ini diaplikasikan di tempat lain. Bila pembaca
49
memperoleh gambaran yang sedemikian jelasnya, salah satunya
jika hasil penelitiannya dapat diberlakukan (transferability), maka
laporan tersebut memenuhi standar transferability.
50
BAB IV
GAMBARAN UMUM INSTANSI
A. Sejarah Singkat Perusahaan
Dibentuk berdasarkan PP No. 19/1996, PT Perkebunan Nusantara XIV
adalah satu dari sekian Badan Usaha Milik Negara yang bergerak dibidang
agribisnis. PTPN XIV merupakan penggabungan kebun-kebun proyek
pengembangan PTP Sulawesi. Maluku dan NTT yaitu eks PTPVII, PTP
XXVIII, PTP XXXII dan PT Bina Mulia Ternak. PTPN XIV memiliki 18
unit perkebunan dan 25 unit pabrik pengolahan dengan komoditi kelapa
sawit, kelapa hiprida, kelapa nias, kopi, gula, dan pala, pada area konsesi
seluas 55.425,25 ha. Komoditi unggulan yang dikelola adalah: pemanis alami
berupa gula tebu, minyak nabati dari kelapa sawit, dan protein hewan ternak
sapi. Khusus komoditi gula PTPN XIV kini mengelola tiga pabrik gula yaitu
PG Camming, PG Araso masing-masing dikabupaten Bone dan PG Takalar
di kabupaten Takalar dengan total area seluas 14.312 ha. Dalam setahun
ketiga pabrik ini memproduksi 36.000 ton atau memasok 1,33% komsumsi
gula nasional yang mencapai 2,7 juta ton pertahun.
Pabrik Gula (PG) Takalar PTPN XIV beroperasi di Polongbangkeng sejak
tahun 1982. Sebelumnya beroperasi dengan nama PTP XXIV-XXV. PG
Takalar PTPN XIV adalah peralihan dari PT Madu baru, yaitu sebuah
perusahaan Hamengkubuwono yang sebelumnya telah berdiri dan
membebaskan sebagian tanah petani sejak tahun 1978. Namun pada tahun
50
51
1980 PT Madu Baru mundur dari rencana pengolahan perkebunan tebu
setelah terjerat kasus penyelewengan dana pembebasan tanah, sehingga
digantikan oleh PTPN XIV berdasarkan SK Bupati Takalar tahun 1980.
Pabrik Gula Takalar terletak di Desa Pa’rappunganta, Kecamatan
Polombangkeng Utara, Kabupaten Takalar, Propinsi Sulawesi Selatan. Pabrik
Gula Takalar didirikan dalam rangka melaksanakan kebijaksanaan
pemerintah untuk swasembada gula nasional berdasarkan Surat Keputusan
Menteri Pertanian R.I Nomor 668/Kpts/Org/8/1981 tanggal 11 Agustus 1981.
Studi kelayakan disusun oleh PT. Agriconsult Internasional pada tahun
1975, dilanjutkan oleh PT. Tanindo pada tahun 1981 dengan menggunakan
fasilitas kredit ekspor dari Taiwan. Pelaksanaan pembangunan diserahkan
pada Tashing Co. (Ptc) Ltd. Agency of Taiwan Machinery Manufacturing Co.
(TMCC) sebagai Main Contractor dengan partner dalam negeri yakni PT.
Sarang Tehnik, PT Multi Mas Corp, PT. Barata Indonesia. Pembangunan
Pabrik Gula Takalar menghabiskan dana sebesar Rp. 63,5 milyar dan selesai
dibangun pada tanggal 27 Nopember 1984. Performance test dilaksanakan
pada tanggal 5 sampai dengan 11 Agustus 1985 dengan hasil baik. Pabrik
Gula Takalar dibangun dengan kapasitas giling 3.000 ton tebu per hari
(TTH), yang dengan mudah dikembangkan menjadi 4.000 TTH. Pabrik Gula
Takalar giling perdana tahun 1984, dan diresmikan oleh Presiden Republik
Indonesia pada tanggal 23 Desember 1987.
Sebagai proyek pemerintah perusahaan ini tidak semata-mata mencari
keuntungan untuk Negara, tetapi juga mencipatakan kesejahteraan
52
masyarakat di sekitarnya. Sesudah tahun 1975 Pabrik Gula Takalar berhasil
melibatkan petani pemilik tanah sebagai petani tebu dengan memperkenalkan
dan mengembangkan system usaha Tebu Rakyat Intensivikasi (TRI), petani
yang menggarap tanah dan menanam tebu di tanah sendiri. Meskipun sangat
lamban tetapi pada akhirnya pada tahun 1991 Pabrik Gula Takalar berhasil
memperoleh keuntungan Rp1.145.211.164. Pada tahun berikutnya meningkat
hingga 28 persen, dan menjadi salah satu unggulan pendapatan Pemeritah
Daerah.
B. Visi dan Misi
1. Visi
PT Perkebunan Nusantara XIV (Persero) memainkan peran
strategis dalam pengembangan Kawasan Timur Indonesia. Peran ini
dijewantahkan dalam visi perusahaan, yakni: “Mewujudkan
agribisnis/agroindustri di Kawasan Timur Indonesia yang kompetitif,
mandiri dan berkelanjutan yang sekaligus mampu memberdayakan
ekonomi rakyat sesuai dengan era ekonomi terbuka serta tujuan
Pembangunan Nasional.”.
2. Misi
Dalam proses pencapaian Visi tersebut, perusahaan diarahkan agar
mampu mengemban misinya dalam:
a. Motor penggerak pengembangan Agribisnis/ Agroindustri di Kawasan
Timur Indonesia
53
b. Meningkatkan laba, menghimpun dana untuk mengembangkan
perusahaan dan memberikan deviden bagi pemegang
saham/pemerintah
c. Mengembangkan kualitas SDM membuka, kesempatan kerja dan
kesempatan berusaha.
d. Mengelola sumber daya yang dimiliki dan sumber daya sekelilingnya
agar lestari (Pembangunan Berwawasan Lingkungan).
C. Struktur Organisasi
Berikut struktur organisasi PT Perkebunan Nusantara XIV Kabupaten
Takalar (PG Takalar)
Gambar 4.1
Struktur Organisasi PTPN XIV Kab. Takalar
54
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Rasio Keuangan PT Perkebunan Nusantara XIV Kab. Takalar
Berdasarkan laporan keuangan tahunan PT Perkebunan Nusantara XIV
Kab. Takalar yang selanjutnya disebut PG Takalar, maka terdapat beberapa
analisis rasio yang digunakan yakni: likuiditas, solvabilitas, profitabilitas dan
aktivitas.
1. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
Rasio ini mengukur pada kemampuan likuiditas jangka pendek perusahaan
dengan menilai asset lancar perusahaan relatif terhadap utang lancarnya.
Dalam kasus PG Takalar, analisis rasio yang digunakan terdiri atas dua,
yaitu current ratio dan quick ratio.
Aktiva LancarRasio Lancar = ------------------------
Kewajiban Lancar
2014 =1.542.640.830.476
= 141.81.087.810.398.990
2015 =1.823.007.651.848
= 131.71.383.937.049.560
54
55
Tabel 5.1
Current Ratio
PT Perkebunan Nusantara Pabrik Gula Takalar
Tahun Current Asset(Rp)
Current Liabilities(Rp)
%
2014 1.542.640.830.476 1.087.810.398.990 141.8
2015 1.823.007.651.848 1.383.937.049.560 131.7
3.365.648.482.324 2.471.747.448.550
Sumber : Data diolah kembali berdasarkan laporan keuangan PT Perkebunan Nusantara Pabrik Gula Takalar pada tahun 2014 dan 2015.
Tahun 2014 current ratio PT Perkebunan Nusantara XIV Kab.
Takalar adalah 141,8%, yang artinya perusahaan mampu menjamin
utang lancarnya. Akan tetapi pada tahun 2015, current ratio
mengalami penurunan sebanyak 10,1% sehingga mnjadi 131,7%. Hal
ini terjadi karena peningkatan pada nilai asset lancar dan utang lancer
perusahaan.
Aktiva Lancar – PersediaanQuick Ratio = ----------------------------
Kewajiban Lancar
2014 =1.542.640.830.476- 329.756.962.606
= 111.51.087.810.398.990
2015 =1.823.007.651.848 - 461.266.113.801
= 98.41.383.937.049.560
56
Tabel 5.2
Quick Ratio
PT Perkebunan Nusantara Parbrik Gula Takalar
Tahun Current Asset(Rp)
Inventorry(Rp)
Current Liabilities(Rp)
%
2014 1.542.640.830.476 329.756.962.606 1.087.810.398.990 111.5
2015 1.823.007.651.848 461.266.113.801 1.383.937.049.560 98.4
3.365.648.482.324 791.023.076.407 2.471.747.448.550
Sumber : Data diolah kembali berdasarkan laporan keuangan PT Perkebunan Nusantara Pabrik Gula Takalar pada tahun 2014 dan 2015.
Quick ratio pada PT Perkebunan Nusantara XIV Kabupaten
Takalar sebesar 111,5%. Ditahun selanjutnya yaitu 2015, quick ratio
perusahaan mengalami penurunan sebanyak 13,1%, sehingga menjadi
98,4%. Hal tersebut terjadi karena nilai asset lancar, persediaan dan
utang lancer masing-masing mengalami peningkatan pada tahun
bersangkutan.
2. Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam
membayar kewajiban jangka panjang atau kewajiban-kewajibannya
apabila perusahaan dilikuidasi. Rasio solvabilitas antara lain: Total Debt to
Equity Ratio, Total Debt to Total Assets Ratio.
Total Hutang Rasio Hutang atas Modal = ---------------------
Modal
2014 =2.316.762.557.723
= 157.41.471.438.264.398
57
2015 =2.946.161.772.462
= 256.11.150.531.532.640
Tabel 5.3
Total Debt to Equity Ratio
PT Perkebunan Nusantara Parbrik Gula Takalar
Tahun Total Debt(Rp)
Modal(Rp)
%
2014 2.316.762.557.723 1.471.438.264.398 157.4
2015 2.946.161.772.462 1.150.531.532.640 256.1
5.262.924.330.185 2.621.969.797.058
Sumber: Data diolah kembali berdasarkan laporan keuangan PT Perkebunan Nusantara Pabrik Gula Takalar pada tahun 2014 dan 2015.
Pada tahun 2014 untuk Total Debt to Equity Ratio pada PT
Perkebunan Nusantara XIV Kab. Takalar adalah 157,4%. Kemudian
untuk tahun 2015 mengalami peningkatan menjadi 256,1%, hal ini
dikarenakan total utang mengalami peningkatan jumlah dari tahun
sebelumnya, yaitu sebanyak 98,7%.
Total Hutang Rasio Hutang atas Aktiva = -------------------
Total Aktiva
2014 =2.316.762.557.723
= 613.788.200.822.121
2015 =2.946.161.772.462
= 724.096.693.305.402
58
Tabel 5.4
Total Debt to Total Assets Ratio
PT Perkebunan Nusantara Pabrik Gula Takalar
Tahun Total Debt(Rp)
Total Asset(Rp)
%
2014 2.316.762.557.723 3.788.200.822.121 61
2015 2.946.161.772.462 4.096.693.305.402 72
5.262.924.330.185 7.884.894.127.523
Sumber: Data diolah kembali berdasarkan laporan keuangan PT Perkebunan Nusantara Pabrik Gula Takalar pada tahun 2014 dan 2015.
Total Debt to Total Asset Ratio perusahaan untuk tahun 2014
sebesar 61%. Lalu untuk tahun selanjutnya terjadi peningkatan sebesar
11%, sehingga Total Debt to Total Asset Ratio untuk tahun 2015
menjadi 72%. Peningkatan ini terjadi karena nilai untuk total utang
mengalami peningkatan sedangkan nilai untuk total asset mengalami
penurunan.
3. Rasio Profitabilitas
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
laba melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada seperti kegiatan
penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya.
Rasio profitabilitas ini terdiri dari: Profit margin, Return on Assets (ROA),
Return on Equity, Operating Ratio, Contribution Margin.
Pendapatan Bersih Profit Margin = --------------------------------
Penjualan
2014 =111.761.944.365
= 16.7666.891.119.190
59
2015 =117.292.510.032
= 31377.083.457.595
Tabel 5.5
Profit margin
PT Perkebunan Nusantara Pabrik Gula Takalar
Tahun Penjualan Bersih(Rp)
Penjualan(Rp)
%
2014 111.761.944.365 666.891.119.190 16,7
2015 117.292.510.032 377.083.457.595 31
229.054.454.397 1.043.974.576.785
Sumber: Data diolah kembali berdasarkan laporan keuangan PT Perkebunan Nusantara Pabrik Gula Takalar pada tahun 2014 dan 2015.
Tahun 2014 profit margin yang dihasilkan perusahaan sebesar
16.7%, dan terjadi peningkatan pada tahun 2015 menjadi 31%. Hal ini
terjadi dikarenakan perusahaan mengalami peningkatan nilai pada sisi
penjualan bersih dan penurunan nilai disisi penjualan kotor.
Penjualan Bersih ROA = -----------------------------
Total Aktiva
2014 =111.761.944.365
= 2.93.788.200.822.121
2015 =117.292.510.032
= 2.84.096.693.305.402
60
Tabel 5.6
Return on Assets (ROA)
PT Perkebunan Nusantara Pabrik Gula Takalar
Tahun Penjualan Bersih(Rp)
Total Aktiva(Rp)
%
2014 111.761.944.365 3.788.200.822.121 2,9
2015 117.292.510.032 4.096.693.305.402 2,8
229.054.454.397 7.884.894.127.523
Sumber: Data diolah kembali berdasarkan laporan keuangan PT Perkebunan Nusantara Pabrik Gula Takalar pada tahun 2014 dan 2015.
ROA untuk tahun 2014 adalah 2.9%, kemudian terjadi penurunan
sebesar 0.1% untuk tahun selanjutnya yaitu 2015 menjadi 2.8%.
Penurunan tersebut disebabkan oleh peningkatan nilai jumlah asset
yang dibarengi dengan peningkatan nilai penjualan bersih perusahaan.
Laba Bersih ROE = --------------------------
Total Modal (Equity)
2014 =1.721.032.196
= 0.111.471.438.264.398
2015 =300.731.434.060
= 261.150.531.532.640
Tabel 5.7
Return on Ekuitas (ROE)
PT Perkebunan Nusantara Pabrik Gula Takalar
Tahun Laba Bersih(Rp)
Total Equity(Rp)
%
2014 1.721.032.196 1.471.438.264.398 0,11
2015 300.731.434.060 1.150.531.532.640 26
302.452.466.356 2.621.969.797.038
61
Sumber: Data diolah kembali berdasarkan laporan keuangan PT Perkebunan Nusantara Pabrik Gula Takalar pada tahun 2014 dan 2015.
ROE yang dicapai perusahaan pada tahun 2014 sebesar 0.11%.
Kemudian untuk tahun 2015 mengalami peningkatan yang sangat
drastis menjadi 26%. Peningkatan sebanyak 25,89% atau dapat
dikatakan peningkatan yang tajam ini terjadi disebabkan oleh,
peningkatan nilai laba bersih perusahaan secara tajam yang dibarengi
dengan penurunan nilai ekuitas untuk tahun tersebut.
Laba Kotor CM = ------------------
Penjualan
2014 =25.332.939.205
= 3.8666.891.119.190
2015 =236.578.319.824
= 62.7377.083.457.595
Tabel 5.8
Contribution Margin (CM)
PT Perkebunan Nusantara Pabrik Gula Takalar
Tahun Laba Kotor(Rp)
Penjualan(Rp)
%
2014 25.332.939.205 666.891.119.190 3,8
2015 236.578.319.824 377.083.457.595 62,7
261.578.319.824 1.043.974.576.785
Sumber: Data diolah kembali berdasarkan laporan keuangan PT Perkebunan Nusantara Pabrik Gula Takalar pada tahun 2014 dan 2015.
Hal ini juga terjadi untuk Contribution Margin perusahaan yang
mengalami peningkatan drastis, yakni dari 3.8% untuk tahun 2014
62
menjadi 62.7% untuk tahun 2015 (kenaikan sebesar 58,9%). Hal ini
terjadi dikarenakan nilai laba kotor perusahaan mengalami
peningkatan, sedangkan nilai penjualannya mengalami penurunan dari
tahun sebelumnya.
4. Rasio Aktivitas
Ratio ini menggambarkan aktivitas yang dilakukan perusahaan
dalam menjalankan operasinya baik dalam kegiatan penjualan, pembelian
dan kegiatan lainnya. Adapun yang termasuk rasio ini adalah ; Total Asset
Turnover, Receivable Turnover, Total Asset Turn Over.
Harga Pokok Penjualan Inventory turn Over = -----------------------------------
Rata-rata Persediaan Barang
2014 =666.891.119.190
= 29.72.245.559.991.645
2015 =377.083.457.595
= 16.62.273.685.653.554
Tabel 5.9
Total Asset Turnover
PT Perkebunan Nusantara Pabrik Gula Takalar
Tahun Penjualan(Rp)
Aktiva Tetap(Rp)
%
2014 666.891.119.190 2.245.559.991.645 29,7
2015 377.083.457.595 2.273.685.653.554 16,6
1.043.974.576.785 4.519.245.645.199
Sumber: Data diolah kembali berdasarkan laporan keuangan PT Perkebunan Nusantara Pabrik Gula Takalar pada tahun 2014 dan 2015.
63
Pada tahun 2014 Fixed Asset Turn Over perusahaan adalah 29.7%.
Akan tetapi mengalami penurunan yang cukup tajam untuk tahun 2015
yakni sebesar 13,1% sehingga menjadi 16.6%. Hal ini disebabkan oleh
penurunan nilai penjualan dan nilai asset tetap secara bersamaan.
Netto Sales Receivable Turn Over = --------------------------
Average Receivable
2014 =111.761.944.365
= 44.9248.931.692.108
2015 =117.292.510.032
= 38308.555.146.957
Tabel 5.10
Receivable Turnover
PT Perkebunan Nusantara Pabrik Gula Takalar
Tahun Penjualan Bersih(Rp)
Rata-Rata Piutang(Rp)
%
2014 111.761.944.365 248.931.692.108 44,9
2015 117.292.510.032 308.555.146.957 38
229.054.454.397 557.468.839.065
Sumber: Data diolah kembali berdasarkan laporan keuangan PT Perkebunan Nusantara Pabrik Gula Takalar pada tahun 2014 dan 2015.
Receivable Turn Over perusahaan tahun 2014 adalah 44.9%,
kemudian mengalami penurunan untuk tahun 2015 sebesar 6,9%
sehingga menjadi 38%. Penurunan tersebut terjadi karena nilai
penjualan bersih dan nilai rata-rata piutang mengalami peningkatan
yang signifikan untuk tahun tersebut.
64
Penjualan Total Asset Turn Over = ----------------
Total Assett
2014 =666.891.119.190
= 17.63.788.200.822.121
2015 =377.083.457.595
= 9.24.096.693.305.402
Tabel 5.11
Total Asset Turn Over
PT Perkebunan Nusantara Pabrik Gula Takalar
Tahun Penjualan(Rp)
Total Asset(Rp)
%
2014 666.891.119.190 3.788.200.822.121 17,6
2015 377.083.457.595 4.096.693.305.402 9,2
1.043.974.576.785 7.884.894.127.523
Sumber: Data diolah kembali berdasarkan laporan keuangan PT Perkebunan Nusantara Pabrik Gula Takalar pada tahun 2014 dan 2015.
Tidak jauh beda dengan analisis sebelumnya, jika Total Asset Turn
Over perusahaan untuk tahun 2014 adalah 17.6%, maka untuk tahun
selanjutnya yaitu 2015 mengalami penurunan yang cukup tajam yakni
menjadi 9,2% (penurunan sebesar 8,4%). Hal ini dikarenakan oleh
peningkatan nilai jumlah asset dan penurunan nilai jumlah penjualan
untuk tahun yang bersangkutan.
65
B. Pembahasan Kinerja Keuangan PT Perkebunan Nusantara XIV Kab.
Takalar
Dalam menilai kinerja keuangan perusahaan, maka perlu diadakan analisis
laporan keuangan. Analisis laporan keuangan tersebut, meliputi: analisis rasio
likuiditas, solvafibilitas, profitabilitas dan aktivitas. Berikut adalah gambaran
tabel untuk keempat analisis tersebut:
Tabel 5.12
Analisis Laporan Keuangan PT Perkebunan Nusantara Pabrik Gula Takalar
2014 2015Rata –
Industrirata
% % 2014 2015
a. Rasio LikuiditasCurrent Ratio 141.8 131.7 1.42 kali 1.31 kali
Quick Ratio 111.5 98.4 1.11 kali 0.99 kali
b. Rasio Solvabilitas
Total Debt to Equity Ratio 157.4 256.1 1.57 kali 2.56 kaliTotal Debt to Total Asset Ratio 61 72 0.61% 0.71%
c. Rasio Profitabilitas
Profit Margin 16.7 31 0.16% 0.31%
Return On Asset (ROA) 2.9 2.80.029% 0.02%
Return on Equity (ROE) 0.11 26 0.0011% 0.26%Contribution Margin 3.8 62.7 0.37% 0.62%
d. Rasio AktivitasFixed Asset Turn Over 29.7 16.6 0.29 kali 0.16 kali
Receivable Turn Over 44.9 38 0.44 kali 0.38 kali
Total Asset Turn Over 17.6 9.2 0.17 kali 0.092 kali
a. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas perusahaan selama kurung waktu 2 tahun yaitu
2014 dan 2015 mengalami penurunan.Baik dari segi current ratio maupun
quick ratio sama-sama mengalami peningkatan yang signifikan.Hal ini
terlihat dari persentase untuk setiap rasio, yakni untuk current ratio
66
penurunannya sebesar 10,1% sedangkan quick ratio sebesar 13,1%.
Dengan demikian dapat ditafsirkan bahwa perusahaan mampu memenuhi
kewajiban jangka pendeknya selama satu periode.
Untuk rasio rata-rata industri untuk current ratio perusahaan pada
tahun 2014 dan 2015 tidak mengalami perbedaan yang signifikan. Untuk
tahun 2014 sebanyak 1,42 kali yang dapat dibulatkan menjadi 1,4 kali,
yang artinya jumlah aktiva lancar sebanyak 1,4 kali utang lancar, atau
setiap 1 rupiah utang lancar dijamin oleh 1,4 rupiah harta lancar atau 1,4 :
1 antara aktiva lancar dengan utang lancar. Sedangkan untuk tahun 2015
sebanyak 1,31 kali yang dibulatkan menjadi 1,3 kali, artinya jumlah aktiva
lancar sebanyak 1,3 kali utang lancar, atau setiap 1 rupiah utang lancar
dijamin oleh 1,3 rupiah harta lancar atau 1,3 : 1 antara aktiva lancar
dengan utang lancar. Jika rata-rata industri untuk current ratio adalah 2
kali, maka keadaan perusahaan untuk tahun 2014, dalam kondisi kurang
baik mengingat rasionya di bawah rata-rata industri.Terlebih untuk tahun
2015, karena rasionya mengalami penurunan dari tahun sebelumnya.
Jika rata-rata industri untuk quick ratio adalah 1,5 kali, maka
keadaan perusahaan kurang baik dibandingkan dari perusahaan lain.
Kondisi ini menunjukkan bahwa perusahaan harus menjual persediaan bila
hendak melunasi utang lancar, selain dapat menjual surat berharga atau
penagihan piutang. Padahal menjual persediaan untuk harga yang normal
relatif sulit, kecuali perusahaan menjual di bawah harga pasar, yang
tentunya bagi perusahaan jelas menambah kerugian. Demikian pula
67
sebaliknya, jika rasio perusahaan di atas rata-rata industri, maka keadaan
perusahaan lebih baik dari perusahaan lain. Hal ini menyebabkan
perusahaan tidak harus menjual persediaannya untuk melunasi utang
lancar, tetapi dapat menjual surat berharga atau penagihan piutang.
b. Rasio Solvabilitas
Berbanding terbalik dengan rasio likuiditas, untuk dua tahun
bersangkutan rasio solvabilitas mengalami peningkatan, baik dilihat dari
total debt equity rationya yang mengalami kenaikan sebesar 98,7%
maupun total debt to total asset ratio sebesar 11%. Peningkatan yang
terjadi dari tahun 2014 ke tahun 2015 ini secara langsung menggambarkan
bahwa perusahaan mampu untuk membayar kewajiban-kewajiban jangka
panjangnya apabila perusahaan dilikuidasi.
Terkait untuk rata-rata industri Total Debt to Equity Ratio, rasio ini
menunjukkan bahwa kreditor menyediakan Rp. 111,- tahun 2014 untuk
setiap Rp. 100,- yang disediakan pemegang saham. Untuk tahun 2015
sebesar Rp. 99,- untuk setiap Rp. 100,- yang disediakan pemegang saham
turun jauh dari 2014 dan ini menunjukkan lebih baik dari tahun
sebelumnya atau ada peningkatan dalam penyediaan dana. Untuk rasio
rata-rata industri Total Debt to Total Asset Ratio tahun 2014, menunjukkan
bahwa 61% pendanaan perusahaan dibiayai dengan utang untuk tahun
2013. Artinya bahwa setiap Rp. 100,- pendanaan perusahaan, maka Rp.
61,- dibiayai dengan utang dan Rp. 26,- disediakan oleh pemegang saham.
Untuk tahun 2015 rasio ini menunjukkan bahwa sekitar 71% pendanaan
68
perusahaan dibiayai dengan utang untuk tahun 2014. Artinya bahwa setiap
Rp. 100,- pendanaan perusahaan maka Rp. 71,- dibiayai dengan utang dan
Rp. 29,- disediakan oleh pemegang saham.
Jika rata-rata industri 35%, maka debt to assets ratio perusahaan di
atas rata-rata industri sehingga mempermudah perusahaan untuk
memperoleh pinjaman. Sebaliknya jika kondisinya di bawah rata-rata
industri, akan sulit bagi perusahaan untuk memperoleh pinjaman. Kondisi
tersebut juga menunjukkan perusahaan dibiayai hampir separuhnya
utang.Jika perusahaan bermaksud menambah utang, maka perusahaan
perlu menambah dahulu ekuitasnya.Secara teoritis apabila perusahaan
dilikuidasi masih mampu menutupi utangnya dengan aktiva yang dimiliki.
c. Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas perusahaanpun mengalami hal demikian
(peningkatan rasio). Dari empat indikator rasio yang digunakan, yakni
profit margin sebesar 15,7%, ROA 0,1%, ROE 25,89% dan contribution
margin 58,9% yang semuanya mengalami peningkatan yang signifikan
dari tahun 2014 ke tahun 2015. Hal tersebut dapat dikatakan bahwa
perusahaan mampu untuk menghasilkan laba dengan menggunakan semua
kemampuan dan memaksimalkan sumber yang ada, baik dari kegiatan
penjualan, kas, modal, dan lain sebagainya.
Jika rata-rata industri untuk profit margin adalah 30%, berarti
margin laba perusahaan tahun 2014 dan tahun 2015 baik, karena berada di
atas rata-rata industri. Akan tetapi untuk tahun 2014 margin laba
69
perusahaan terlihat tidak baik karena dibawah standar rata-rata industri
yaitu hanya 16%. Dengan perhitungan ROA tahun 2014, menunjukkan
bahwa tingkat pengembalian investasi yang diperolehnya sebesar 2,9%.
Kemudian tahun 2015 turun menjadi hanya sebesar 2,8%. Artinya, hasil
pengembalian investasi bertambah sebesar 0,1% dan ini menunjukkan
ketidakmampuan manajemen untuk memperoleh ROA. Jika rata-rata
industri untuk return on investment adalah 30%, berarti margin laba
perusahaan untuk tahun 2014 dan 2015 kurang baik.
Dengan perhitungan ROE tahun 2014, menunjukkan bahwa tingkat
pengembalian investasi yang diperolehnya sebesar 0,11%. Kemudian
tahun 2015 naik menjadi sebesar 2,6%. Artinya hasil pengembalian
investasi bertambah sebesar 2,49% dan ini menunjukkan kemampuan
manajemen untuk memperoleh ROE seiring dengan menurunnya ROI.
Namun jika rata-rata industri untuk return on equity (ROE) adalah 40%,
berarti kondisi perusahaan tidak dalam keadaan cukup baik karena
keduanya berada di bawah rata-rata industri.
d. Rasio Aktivitas
Dilihat dari rasio aktivitas, perusahaan mengalami penurunan dari
tahun 2014 ke tahun 2015.Tiga indikator dalam rasio aktivitas ini masing-
masing mengalami penurunan yang cukup tajam.Indikator-indikator rasio
tersebut adalah fixed asset turn over 13,1%, receivable turn over 6,9% dan
total asset turn over sebesar 8,4%. Dengan demikian dapat dikatan bahwa,
aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam menjalankan operasinya baik
70
dalam kegiatan penjualan, pembelian dan kegiatan lainnya, mengalami
penurunan untuk tahun 2015 dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Rasio rata-rata industri untuk Receivable Turn Over pada tahun
2014 adalah 0,5 kali dibandingkan penjualan dan perputaran piutang untuk
tahun 2015 adalah 0,4 kali dibandingkan penjualan. Jika rata-rata industri
untuk perputaran piutang adalah 10 kali, maka untuk tahun 2014 dan 2015
dapat dikatakan penagihan piutang yang dilakukan manajemen dapat
dianggap tidak berhasil, karena di bawah rata-rata industri.
Fixed asset turnover untuk tahun 2014 sebanyak 0,3 kali, artinya
setiap Rp. 1,- aktiva tetap dapat menghasilkan Rp. 0,3,- penjualan.
Perputaran aktiva tetap tahun 2015 sebanyak 0,2 kali, artinya setiap Rp. 1,-
aktiva tetap dapat menghasilkan Rp. 0,2,- penjualan. Kondisi perusahaan
sangat tidak menggembirakan, karena terjadi penurunan rasio dari tahun
2014 ke tahun 2015. Lebih-lebih lagi jika dibandingkan dengan rata-rata
industri untuk fixed assets turnover adalah 5 kali, berarti perusahaan
belum mampu memaksimalkan kapasitas aktiva tetap yang dimiliki jika
dibandingkan dengan perusahaan lain yang sejenis.
Perputaran total aktiva tahun 2014 sebanyak 0,17 kali, artinya
setiap Rp. 1,- aktiva tetap dapat menghasilkan Rp. 0,17,- penjualan.
Perputaran total aktiva tahun 2015 sebanyak 0,01 kali, artinya asetiap Rp.
1,- aktiva tetap dapat menghasilkan Rp. 0,01,- penjualan. Kondisi
perusahaan sangat tidak menggembirakan, karena terjadi penurunan rasio
dari tahun 2014 ke tahun 2015. Kemudian jika dibandingkan dengan rata-
rata industri untuk total assets turnover adalah 2 kali, berarti perusahaan
71
belum mampu memaksimalkan aktiva yang dimiliki, perusahaan
diharapkan untuk meningkatkan lagi penjualannya atau sebagian aktiva
yang kurang produktif dikurangi.
72
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Analisis Rasio Likuiditas
Kinerja keuangan PT Perkebunan Nusantara XIV Kab. Takalar
tahun 2014 dan 2015 dilihat dari rasio likuiditas dengan
menggunakan Current Ratio ternyata hasilnya di bawah dari rata-
rata industri. Sehingga dapat dikatakan keadaan perusahaan
kurang baik karena kemampuan kewajiban jangka pendek
perusahaan tidak dapat terpenuhi. Begitupun halnya untuk quick
ratio perusahaan yang juga berada dibawah dari rata-rata industri,
sehingga dapat dinyatakan bahwa keadaan perusahaan kurang baik
jika dibandingkan dengan perushaan lain, karena ketika perusahaan
ingin melunasi utang lancar, maka perusahaan harus menjual
persediaan, surat berharga atau menagih piutangnya.
2. Analisis Rasio Solvabilitas
Kinerja keuangan dilihat dari rasio solvabilitas untuk tahun
2014 sampaidengan 2015 di tinjau dari Debt to Equity Ratio
perusahaan di bawah rata-rata industri, sedangkan Debt to Asset
Ratio perusahaan berada di atas rata-rata industri, sehingga
mempermudah perusahaan untuk memperoleh pinjaman. Meski
demikian, jika kembali melihat Debt to Equity Ratio perusahaan
yang berada dibawah rata-rata industri selama tahun 2014 sampai
72
73
2015, hal ini bukanlah menjadi suatu kerugian. Angka yang
ditunjukkan oleh Debt to Equity Ratio perusahaan memberikan
gambaran bahwa kinerja keuangan perusahaan sudah baik,
dikarenakan kemampuan perusahaan untuk membayarsemua
hutangnya, baik hutang jangka panjang maupun hutang jangka
pendek lebih optimal bila dibanding rata-rata industri sejenis.
3. Analisis Rasio Profitabilitas
Kinerja keuangan dilihat dari rasio profitabilitas tahun 2014
sampai dengan 2015, Profit Margin berada di atas rata-rata
industri. Return on Investment dan Return on Equity perusahaan
tahun 2014 sampai dengan 2015 berada di bawah rata-rata industri.
Ditinjau dari rasio profitabilitas selama periode 2014 sampai 2015,
perusahaan dalam mempergunakan aset, penjualan dan modalnya
berkaitan dengan laba yang diperoleh perusahaan belum secara
efisien.
4. Analisis Rasio Aktivitas
Untuk tahun 2014 sampai 2015 Inventory Turnover perusahaan
berada di bawah rata-rata industri. Dilihat dari Fixed Asset
Turnover selama tahun 2014 sampai dengan 2015 juga belum
berada di atas rata-rata industri. Kinerja keuangan dari rasio
aktivitas secara keseluruhan selama periode 2014 sampai dengan
2015 dikatakan kurang baik karena selama dua tahun rasio
perusahaan selalu berada di bawah rasio rata-rata industri, hal ini
74
dapat dinyatakan bahwa kemampuan perusahaan dalam
memanfaatkan sumber dananya belum secara optimal.
Jika dibandingkan dengan penelitian terdahulu yang rata-rata
menggunakan lebih dari satu objek, penelitian ini lebih terfokus pada satu
objek saja dengan mengambil data laporan keuangan selama dua tahun
terakhir. Metode yang digunakan juga berbeda dengan penelitian-
penelitain sebelumnya, yakni jika penelitian-penelitian terdahulu banyak
yang bersifat kuantatif dengan data sekunder maka penelitian ini lebih
bersifat kualitatif dengan data sekunder. Meskipun demikian, selain data
sekunder yang berupa laporan keuangan, peneliti juga memasukkan
beberapa data selain laporan keuangan, seperti data dari hasil wawancara
baik secara formal dan informal, dan observasi secara langsung ke tempat
penelitian. Meskipun hasil dari penelitian ini tidak jauh berbeda dengan
penelitian sebelumnya, tapi metode yang dipergunakan dalam penelitian
jelas berbeda dengan penelitian-penelitian terdahulu.
B. Saran
Hal yang diajukan oleh peneliti adalah berupa saran-saran dan
keterbatasan yang ada, demi untuk perbaikan dimasa yang akan datang.
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan data
sekunder, maka terdapat beberapa keterbatasan didalamnya. Pertama, hasil
penelitian ini hanya berfokus pada satu perusahaan saja dan waktu
penelitian yang terbatas. Kedua, perusahaan hanya memberikan data
laporan keuangan berupa laporan laba rugi perusahaan untuk dua tahun
75
(2014-2015). Meskipun demikian, hal-hal tersebut seharusnya bukan
menjadi suatu masalah, karena paradigmapun yang digunakan oleh
peneliti, tidak ada yang bebas dari bias subjektivitas.
Oleh karena itu, berdasarkan keterbatasan-keterbatasan tersebut,
maka penelitian yang akan dating diharapkan dapat melibatkan lebih
banyak perusahaan (objek), dan mengunakan data sekunder maupun
primer, serta waktu yang digunakan lebih panjang. Untuk perusahaan
sendiri, agar kiranya bisa menyediakan data dan memberikan keleluasaan
bagi peneliti untuk melakukan penelitian.
76
DAFTAR PUSTAKA
Agnes Sawir, 2001, Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan KeuanganPerusahaan, Cetakan Kelima, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Batubara, Abdul Hasyim, 2010. Analisis Rasio Likuiditas dan Profitabilitas Pada
PT. Bumi Flora. Unpab Medan.
Brigham, Eugene F. dan Joel F. Houston. 2014. Dasar-dasar Manajemen
Keuangan: Essential Of Financial Management, Edisi 11 Buku 1. Salemba
Empat: Jakarta
Emzir.2014. Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data. Rajawali Pers: Jakarta
Farid Harianto, Siswanto, 1998. Perangkat dan Teknik Analisis Investasi di Pasar Modal (Jakarta: PT. Bursa Efek Jakarta)
Hansen & Mowen, 2001, Manajemen Biaya, Buku II, Terjemahan Benyamin Molan, Penerbit Salemba Empat, Jakarta, hal 633.
Harnanto, 1991, Analisis Laporan Keuangan, Edisi Pertama, Yogyakarta: YKPN
Harahap,Sofyan Syafri, 2006, Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan, Edisi 1-5, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Harahap, Sofyan Syafri, 1998. Analisis Kritis Atas laporan Keuangan (Jakarta: PT. Raja Grafind Persada)
Ikatan Akuntansi Indonesia, 1999. Standar Akuntansi Keuangan (Jakarta: Salemba Empat)
IAI, 2002, Standar Akuntansi Keuangan, Jakarta: Salemba Empat
Jumingan, 2006, Analisis Laporan Keuangan, Cetakan Pertama, Jakarta: Bumi Aksara
Kasmir. 2010. Pengantar Manajemen Keuangan, Edisi Kedua. Prenadamedia Group: Jakarta
76
77
Lianto, 2013. Aktualisasi Teori Hierarki Kebutuhan Abraham H. Maslow Bagi Peningkatan Kinerja Individu Dalam Organisasi. Jurnal Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Widya Dharma Pontianak.
Lutfi, Dery Alfian, 2013. Manfaat Analisis Rasio Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan pada Kelompok Industri Logam Lainnya (Survey pada Perusahaan Logam Mineral Lainnya yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada Tahun 2009-2011). Skripsi Program Sarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Widyatama.
Munawir, 2002. Analisis Laporan Keuangan, (Yogyakarta: UPP-AMP YKPN)
Munawir, 1995, Analisis Laporan Keuangan, Edisi Keempat Cetakan Kelima,
LibertyJgya, Yogyakarta.
Puspitasari, Dewi, 2012. Analisa Laporan Keuangan. Familia. Yogyakarta.
Sugiyono, Prof Dr, 2004, Metode Penelitian Bisnis, Cetakan Keenam, Bandung:
Soehardi Sigit, Prof Dr, 2001, Metodologi Penelitian Sosial-Bisnis-Manajemen, Cetakan Kedua, Yogyakarta: Pena Persada Offset
Tim Redaksi Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002, Kamus Besar BahasaIndonesia, Jakarta: Balai Pustaka
78
L
A
M
P
I
R
A
N
RESKI PUSPITA SARI, Lahir di Gentungang, 16 Juli 1994.
Lahir sebagai anak ketiga dari tiga bersaudara, buah hati dari
pasangan Abu Bakar Dg Bombong dan Hamsiah Dg Tommi.
Penulis memulai pendidikan formal dari sekolah dasar SDN
1 Gentungang Kec. Bajeng Barat Kab. Gowa pada tahun
2000 dan tamat pada tahun 2006. Kemudian penulis
melanjutkan pendidikan SMP di MTS Muhammadiyah
Takwa Bontonompo Kab. Gowa pada tahun 2006-2009. Kemudian melanjutkan
ketingkat SMA di SMKN 1 Limbung Kab. Gowa pada tahun 2009-2012. Penulis
diterima sebagai mahasiswa pada jurusan akuntansi program studi strata satu (S1)
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. Pengalaman
organisasi bergabung dengan Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) pada tahun 2008.
Dan menjabat sebagai Ketua Bidang Perkaderan pada tahun 2010 sampai sekarang.