SKRIPSI ANALISIS LAPORAN ARUS KAS SEBAGAI DASAR DALAM ...
Transcript of SKRIPSI ANALISIS LAPORAN ARUS KAS SEBAGAI DASAR DALAM ...
SKRIPSI
ANALISIS LAPORAN ARUS KAS SEBAGAI DASARDALAM PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PADA
PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA, TBKDIVISI REGIONAL VII WITEL SULSEL
MAKASSAR
ETI NURISLAMIYAH105720415113
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNISUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR2017
ANALISIS LAPORAN ARUS KAS SEBAGAI DASARDALAM PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PADA
PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA, TBKDIVISI REGIONAL VII WITEL SULSEL
MAKASSAR
ETI NURISLAMIYAH105720415113
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh GelarSarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNISUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR2017
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT
atas segala Rahmat dan Hidaya-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini .Sholawat dan salam kepada baginda rasul Nabi Muhammad SAW
yang selalu memberikan cahaya kebenaran dan mengiringi penulis dalam setiap
langkah kepada sang pencipta.
Skripsi ini berjudul “Analisis Laporan Arus Kas Sebagai Dasar Dalam
Penilaian Kinerja Keuangan pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk Divisi
Regional VII Witel Sulsel Makassar”.
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana
Ekonomi (S.E.) pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar. Penulis telah melakukan upaya yang
terbaik dalam penyusunan skripsi ini tetapi menyadari pula bahwa masih terdapat
kekurangan. Penulis akan menerima dengan terbuka atas segala saran dan kritik
yang ditujukan untuk penyempurnaan skripsi ini pada masa kemudian hari.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu terselesaikannya skripsi ini. Ucapan terima kasih penulis berikan
kepada:
1. Bapak Dr. H. Abd Rahman Rahim, SE, MM selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar.
2. Bapak Ismail Rasulong, S.E., M.M. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar
iii
3. Bapak Moh. Aris Pasigai, SE., MM selaku Ketua Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Bapak Drs.H. Sultan Sarda,MM selaku Dosen Pembimbing I dan Ismail
Badollahi,SE.,M.Si.Ak selaku Pembimbing II yang telah banyak
meluangkan waktunya untuk membimbing, mengarahkan, serta memberikan
saran dan dorongan dalam proses penyelesaian skripsi ini.
5. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah memberikan ilmu
yang sangat bernilai harganya, masukan, pemikiran, dan tenaga selama
proses perkuliahan yang dapat menambah wawasan bagi penulis.
6. Seluruh karyawan PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Divisi Regional VII
Witel Sulsel Makassar yang telah memberi kesempatan, arahan, dan
informasi kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.
7. Teristimewa buat kedua orang tua , H.Maming dan Hj.Ramliah, yang telah
memberikan doa restu ,motivasi,bimbingan, dan dukungan moril maupun
material kepada penulis.
8. Kepada saudara-saudaraku yang selalu memberikan dukungan.
9. Sahabat-sahabatku surfiani, mirnawati dan roslina tabran, terimakasih atas
semuanya selama ini yang selalu bersama selama masa perkuliahan.
10. Dan teman-teman Manajemen 2-2013 yang memberi dukungan , doa, dan
semangat.
iv
Skripsi ini masih jauh dari sempurna walaupun telah menerima bantuan dari
berbagai pihak. Apabila terdapat kesalahan-kesalahan dalam skripsi ini
sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis dan bukan para pemberi bantuan.
Kritik dan saran yang membangun akan lebih menyempurnakan skripsi ini.
Penulis berharap skripsi ini dapat berguna bagi para pembacanya.
Makassar, April 2017
ETI NURISLAMIYAH
vi
ABSTRAK
Eti Nurislamiyah, 2017 . Analisis Laporan Arus Kas Sebagai DasarDalam Penilaian Kinerja Keuangan pada PT Telekomunikasi Indonesia, TbkDivisi Regional VII Witel Sulsel Makassar. Dibimbing oleh Sultan Sarda danIsmail Badollahi.
Penelitian ini bertujuan Untuk Mengetahui Bagaimana Kinerja KeuanganPT Telekomunikasi Indonesia Tbk Apabila di Ukur dengan MenggunakanLaporan Arus Kas.
Dalam melakukan penelitian ini metode yang dilakukan adalah penelitianlapangan yaitu dengan melakukan observasi, wawancara serta penelitiankepustakaan dengan mempelajari literatur yang berhubungan denga masalahpenelitian. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif, yaitu analisis yangmenjelaskan rasio arus kas sebagai dasar dalam penilaian kinerja keuangan.
Dari Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara umum tingkat rasioarus kas operasi PT Telkomunikasi indonesia Tbk Divisi Regional VII WitelSulsel Makassar cukup baik di setiap rasio-rasio arus kas kecuali pada rasio aruskas terhadap total hutang yang memiliki rasio cukup rendah yang menunjukkanbahwa perusahaan mempunyai kemanpuan kurang baik dalam membayar hutangdari arus kas yang berasal dari aktivitas operasional perusahaan.
Kata Kunci: Rasio Arus Kas, Kinerja Keuangan.
vii
ABSTRACT
Eti nurislamiyah, 2017 .Cash flow statement analysis as the basis for theevaluation of financial performance at PT Telekomunikasi Indonesia, TbkDivisis Regional VII Witel Sulsel Makassar. Guided by sultan sarda and ismailBadollahi.
This study aims to find out how the financial performance of PTTelekomunikasi Indonesia, Tbk when measured using a cash flow statement.
In conducting this research the method used is field research that is by doingobservation, interview and library research by studying literature related toresearch problem. This research uses descriptive analysis, which is an analysisthat explains the ratio of cash flow as the basis in the assessment of financialperformance.
From the results of this study shows that in general the level of cash flowoperating ratios of PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk Divisis Regional VII WitelSulsel Makassar Quite well in each of the cash flow ratios except on the ratio ofcash flows to total debt that has a low enough ratio indicating that the companyhas a poorer ability to pay the debt from the cash flow derived from the company'soperational activities.
Keywords : Cash Flow Ratio, Financial Performance
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL. ......................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN. ......................................................................... ii
KATA PENGANTAR. ....................................................................................... iii
ABSTRAK. .........................................................................................................vi
ABSTRACT. .......................................................................................................vii
DAFTAR ISI. ....................................................................................................viii
DAFTAR TABEL. .............................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR. .........................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN. ................................................................................1
A. Latar Belakang. .................................................................................1
B. Rumusan Masalah. ............................................................................7
C. Tujuan Penelitian. ..............................................................................7
D. Manfaat Penelitian. ............................................................................8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ......................................................................9
A. Pengertian Laporan Keuangan. .........................................................9
B. Bentuk-Bentuk Laporan Keuangan. ..................................................11
C. Analisis Rasio. ...................................................................................14
D. Pengertian Kas dan Setara Kas. .........................................................16
E. Laporan Arus Kas. .............................................................................17
F. Analisis Laporan Arus Kas Dalam Menilai Kinerja Perusahaan. .....22
ix
G. Kerangka pikir. ..................................................................................25
H. Hipotesis. ...........................................................................................26
BAB III METODE PENELITIAN. ..................................................................27
A. Tempat dan Waktu Penelitian. ..........................................................27
B. Metode Pengumpulan Data. ..............................................................27
C. Jenis dan Sumber Data. .....................................................................28
D. Definisi Operasional Variabel. ..........................................................29
E. Metode Analisis. ................................................................................30
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. ...........................................31
A. Nama dan Identitas Telekomunikasi Indonesia, Tbk. .......................31
B. Visi dan Misi Organisasi. ..................................................................32
C. Sejarah Singkat PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. .......................33
D. Struktur Organisasi . ..........................................................................39
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. .................................40
A. Kebijakan Akutansi Perusahaan. .......................................................40
B. Penyajian Data Hasil Penelitian. .......................................................42
C. Analisis Rasio Laporan Arus Kas. ....................................................50
1. Rasio Arus Kas Operasi terhadap Kewajiban Lancar (AKO). ......56
2. Rasio Arus Kas Operasi Terhadap Bunga (BP). ..........................57
3. Rasio Arus Kas Operasi Terhadap Pengeluaran Moda (PM). ......58
4. Rasio Arus Kas Terhadap Total Hutang ( TH). ............................59
5. Rasio Arus Kas Operasi Terhadap Laba Bersih (LB). .................60
x
D. Pembahasan. ......................................................................................61
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN. ................................................................66
A. Simpulan. ...........................................................................................66
B. Saran. .................................................................................................67
DAFTAR PUSTAKA. ........................................................................................68
LAMPIRAN. .......................................................................................................70
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 5.1 Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian. ..................................... 43
Tabel 5.2 Laporan Laba Rugi Konsolidasian. ............................................... 46
Tabel 5.3 Laporan Arus Kas Konsolidasian. ................................................ 48
Tabel 5.4 Rasio Arus Kas Operasi terhadap Kewajiban Lancar. .................. 56
Tabel 5.5 Rasio Arus Kas Operasi terhadap Bunga. ..................................... 57
Tabel 5.6 Rasio Arus Kas Operasi terhadap Pengeluaran Modal. ................ 58
Tabel 5.7 Rasio Arus Kas Operasi terhadap Total Hutang. .......................... 59
Tabel 5.8 Rasio Arus Kas Operasi terhadap Laba Bersih. ............................ 60
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Pikir............................................................................ 26
Gambar 4.1 Logo Telkom Indoesia. ............................................................. 31
Gambar 4.2 Struktur Organisasi PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Divisi
Regional VII Witel Sulsel Makassar
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perkembangan teknologi yang terus meningkat dengan pesat
menyebabkan semakin di perlukannya keahlian dalam menganalisis laporan
keuangan. Untuk itu manajer dituntut memilih informasi dalam jaringan yang
luas untuk mengetahui kondisi perusahaan saat ini maupun perkiraan kondisi di
masa yang akan datang. Dengan menganalisis laporan keuangan akan
membantu pihak-pihak yang berkepentingan dalam memilih dan mengevaluasi
informasi, sehingga setiap perusahaan dituntut untuk dapat meningkatkan daya
saing masing-masing.
Bertambahnya pesaing disetiap saat, baik pesaing yang berorientasi lokal
maupun pesaing yang berorientasi international (multinational corporation),
maka setiap perusahaan harus berusaha menampilkan yang terbaik, baik dalam
segi kinerja perusahaan, juga harus ditunjang dengan strategi yang matang
dalam segala segi termasuk dalam manajemen laporan keuangan.
Manajemen laporan keuangan sangat berpengaruh terhadap
kelangsungan kegiatan dan eksistensi suatu perusahaan serta berpengaruh pula
pada setiap individu yang ada dalam perusahaan tersebut. Oleh karena itu,
seorang manajer keuangan dituntut untuk dapat menjalankan manajemen
laporan keuangan dengan baik, hal ini dilakukan agar perusahaan dapat
melaksanakan kegiatan operasional perusahaan dengan lebih efektif, sehingga
2
perusahaan dapat mengembangkan dan mempertahankan aktivitas serta
keberadaan perusahaan.
Laporan keuangan merupakan alat untuk memperoleh informasi
mengenai posisi keuangan dan hasil operasi yang telah dicapai oleh suatu
perusahaan. Informasi ini digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
pengambilan keputusan, baik oleh manajemen perusahaan maupun pihak
ekstern. Keputusan yang berdasarkan laporan keuangan dapat berupa
keputusan investasi, pemberian pinjaman, maupun manajemen dalam
pengelolaan perusahaan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas
operasinya. Keputusan yang diambil tersebut haruslah tepat karena akan
berpengaruh besar pada perusahaan itu sendiri dan lingkungan ekonomi, serta
agar tidak terjadi kesenjangan diantara keduanya. Berkaitan dengan hal di atas
maka perusahaan harus menyajikan laporan keuangan secara lengkap dan
menggambarkan keberadaan perusahaan yang sebenarnya, akan tetapi laporan
keuangan yang disusun dan disajikan harus dapat dipertanggungjawabkan
keakuratannya oleh manajemen perusahaan
Laporan keuangan terdiri dari, laporan posisi keuangan pada akhir
periode (neraca), laporan laba rugi, laporan perubahan modal, laporan arus kas,
catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi
penting dan informasi penjelasan lain, dan laporan posisi keuangan pada awal
periode komparatif yang disajikan ketika entitas menerapkan suatu kebijakan
akuntansi secara restrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos
3
laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan
keuangannya.
Laporan keuangan sangat diperlukan untuk mengukur hasil usaha dan
perkembangan perusahaan dari waktu ke waktu, untuk mengetahui sudah
sejauh mana perusahaan mencapai tujuannya dan untuk menilai kinerja
keuangan dari suatu perusahaan. Maka dari itu diperlukan analisa agar terlihat
kelemahan-kelemahan perusahaan serta hasil yang dianggap baik, kemudian
hasil analisa tersebut digunakan untuk membuat perbaikan penyusunan rencana
yang akan dilakukan untuk masa yang akan datang.
Adapun rasio yang digunakan dalam menilai kinerja keuangan
perusahaan adalah analisis rasio arus kas, manfaat bagi perusahaan setelah
dilakukannya analisis rasio laporan arus kasnya adalah perusahaan dapat
dikatakan likuid bilamana perusahaan dapat memenuhi kewajiban jangka
pendek, perusahaan dapat dikatakan pengelolaan assetnya baik bila perusahaan
mampu menggunakan asetnya dengan efisien, perusahaan dikatakan solvabel
jika perusahaan dapat memenuhi semua kewajibannya baik kewajiban jangka
pendek maupun kewajiban jangka panjang dengan baik, perusahaan dikatakan
profit apabila mampu menghasilkan keuntungan pada penjualan, aset, dan
modal saham.
PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk adalah perusahaan penyedia layanan
dan jaringan telekomunikasi terbesar di Indonesia yang melayani lebih dari
151,9 juta pelanggan yang terdiri dari seluler (Telkomsel) lebih dari 125 juta
dan pelanggan tetap 25,8 juta.Menyediakan beragam layanan komunikasi lain
4
termasuk layanan interkoneksi jaringan telepon, multimedia, data dan layanan
terkait komunikasi internet, sewa transponder satelit, sirkit langganan, televisi
berbayar dan layanan VoIP. Oleh karena itu, PT. Telekomunikasi Indonesia
Tbk dituntut untuk mampu menilai kondisi dan perkembangan perusahaan
melalui analisis rasio arus kas agar dapat mengetahui bagaimana perputaran
kas yang ada di perusahaan mempengaruhi kegiatan operasional perusahaan
dan dapat mempertahankan keberadaan perusahaan agar mampu meningkatkan
pertumbuhan perusahaan ditengah pertumbuhan ekonomi yang semakin pesat
dan persaingan usaha yang semakin ketat.
Berdasarkan penelusuran yang telah di lakukan terhadap sumber
pustakaan dan penelitian terdahulu penulis melihat bahwa arus kas sangat
penting dalam mempengaruhi kegiatan operasional perusahaan.
Fegi Syahputra, 2014 , Analisis Kinerja Keuangan dengan Menggunakan
Laporan Arus Kas Perusahan Manufaktur yang terdaftar di BEI.Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui dan menilai kinerja keuangan perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang diukur dengan
menggunakan analisis informasi arus kas dalam bentuk rasio.Desain penelitian
yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Populasi dalam penelitian ini
berjumlah 158 Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) tahun 2008-20011 dan yang menjadi sampel penelitian adalah 28
Perusahaan manufaktur yang sesuai dengan kriteria sampel yang diteliti dan
terdaftar di BEI. Metode purposive sampling digunakan dalam pemilihan
sampel. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari ICMD
5
dan situs www.idx.co.id. Metode pengumpulan data adalah studi dokumenter.
Alat analisis yang digunakan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan
adalah analisis rasio laporan arus kas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, perusahaan manufaktur yang
diteliti secara garis besar memiliki kinerja keuangan yang baik jika diteliti dari
kualitas laba dengan menggunakan rasio indeks dana operasi dan rasio
kecukupan arus kas. Kinerja keuangan mereka tidak baik jika dilihat dari rasio
reinvestasi dan investasi per rupiah sumber dana. Berdasarkan dari segi
manajemen keuangan dengan rasio persentase komponen sumber dana dan
indeks pembiayaan eksternal, perusahaan manufaktur secara garis besar
memiliki kinerja keuangan yang tidak baik. Rasio produktivitas perusahaan
manufaktur secara garis besar mengalami kinerja keuangan baik. Berdasarkan
dari arus dana mandatori dengan menggunakan alat ukur seperti indeks dana
mandatori, rasio pembayaran hutang jangka panjang dan rasio hutang jangka
pendek atau panjang secara garis besar perusahaan manufaktur memiliki
kinerja keuangan yang baik. Sementara itu, untuk alat ukur persentase
komponen sumber hutang jangka panjang, secara garis besar kinerja keuangan
perusahaan manufaktur ini tidak baik.
Musriadi (2016). Analisis Arus Kas (Cash Flow) sebagai perencanaan
dan pengendalian kas pada PT. Telkom (Persero) Tbk Makassar. Penelitian ini
menggunakan data sekunder yaitu data yang melengkapai dan menunjang hasil
penelitian yang bersumber dari perusahaan baik berupa laporan-laporan dan
dokumen-dokumen yang berhubungan dengan materi penelitian . Data arus kas
6
(cash flow) yang disusun dan selanjutnya dibandingkan dengan teori yang
relevan sehigga dapat diambil suatu kesimpulan . Hasil penelitian penulis di
batasi pada masalah pada proses penyusunan arus kas yang berhubungan denga
arus kas sebagai perencanaan dan penegndalian.
Gesita harahap, 2011. Analisis laporan arus kas sebagai alat ukur
efektivitas kinerja keuangan pada pt buana estate cabang medan. Tempat
penelitian adalah PT. Buana Estate Cabang Medan yang beralamat di jalan
S.Parman No. 24 medan. Jenis data yang digunakan adalah data primer yang
bersumber dari hasil wawancara atau keterangan-keterangan yang
dikumpulkan dari pegawai perusahaan dan data sekunder berupa dokumen
resmi perusahaan seperti sejarah beririnya perusahaan, struktur organisasi
perusahaan, dan laporan keuangan perusahaan. Prosedur pengumpulan data
teknik dokumentasi dan wawancara. Dalam menganalisis data, penulis
menggunakan metode deskriptif.
Dari hasil penelitian dalam skripsi ini, penulis menyimpulkan bahwa
tingkat likuiditas keuangan PT. Buana Estate Cabang Medan dilihat dari
analisis rsio likuiditas arus kas untuk tahun 2009 meningkat bila dibandingkan
pada tahun 2008 yaitu menjadi 2, kecuali untuk nilai rasio kecukupan arus dana
yang menurun. Sedangkan tingkat fleksibilitas keuangan PT Buana Estate
Cabang Medan dilihat dari analisis rasio flesibilitas arus kas untuk tahun 2009
meningkat secara signifikan bila dibandingkan pada tahun 2008, pada
perhitungan rasio arus kas bersih bebas meningkat dan pada perhitungan rasio
kecukupan arus kas meningkat.
7
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu terletak pada Objek
atau tempat penelitian dan tujuan penelitian dimana penelitian ini lebih
terfokus pada analisis tingkat likuiditas arus kas terhadap kinerja keuangan
perusahaan sedangkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
Musriada(2016) meneliti mengenai laporan arus kas tetapi menilai sebagai
dasar perencanaan dan pengendalian perusahaan .sedangkan penelitian lainnya
yang dilakukan oleh Fegi Syahputra (2014) membandingkan kinerja keuangan
di beberapa perusahan yang terdaftar di BEI dengan menggunakan analisis
rasio arus kas.
Berdasarkan uraian tersebut penulis memilih perusahaan PT
Telekomunikasi Indonesia Tbk sebagai objek penelitian dengan mengangkat
judul “Analisis Laporan Arus Kas Sebagai Dasar Dalam Penilaian Kinerja
Keuangan pada PT Telekomunikasi Indonesia Tbk”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka rumusan masalahnya
adalah sebagai berikut: “Bagaimana Kinerja Keuangan PT Telekomunikasi
Indonesia Tbk Apabila di Ukur dengan Menggunakan Laporan Arus Kas”.
C. Tujuan penelitian
Untuk Mengetahui Bagaimana Kinerja Keuangan PT Telekomunikasi
Indonesia Tbk Apabila di Ukur dengan Menggunakan Laporan Arus Kas.
8
D. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
Dapat menambah ilmu pengetahuan bidang ilmu manajemen keuangan, dan
melatih penulis untuk menerapkan teori-teori yang di peroleh dari
perkuliahan serta dapat menjadi bahan referensi untuk penelitian
selanjutnya.
b. Manfaat praktis
Hasil penelitian ini di harapkan sebagai bahan informasi dan masukan yang
dapat di jadikan pertimbangan dalam mengetahui apakah arus kas mengukur
secara efektivitas laporan keuangan perusahaan.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan pada dasarnya merupakan suatu informasi yang
menggambarkan kondisi keuangan suatu perusahaan, dan lebih jauh informasi
tersebut dapat dijadikan sebagai gambaran kinerja keuangan perusahaan.
Menurut Munawir (2012:21) mengatakan “Laporan keuangan merupakan
alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi segubungan dengan
posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan yang
bersangkutan.” Dengan begitu laporan keuangan diharapkan akan membantu
bagi para pengguna untuk membuat keputusan ekonomi yang bersifat finansial.
Harahap (2013:163), Laporan keuangan perusahaan disajikan oleh
manajemen dari operasi yang dikuasainya. Semua aktifitas dalam perusahaan
merupakan kontrol dan penguasaan manajemen termasuk juga mereka yang
menyusunnya. Keadaan ini dianggap bahwa manajemen dalam
menyusunlaporan keuangannya tidak berada dalam posisi independen karena
dianggap ia akan mengutamakan kepentingannya yang bias merugikan
kepentingan public. Untuk mengatasi itulah maka dalam dunia bisnis dikenal
profesi akuntan yang berfungsi sebagai pihak independen yang tidak memihak
untuk memberikan kesaksian atas kewajaran laporan keuangan yang disajikan
perusahaan.
10
Menurut siswanto sudomo (2012:21) yakni “Laporan keuangan juga
menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen, atau pertanggungjawaban
manajemen atas sumberdaya yang di percayakan kepadanya.
Menurut Husnan (2004:4) manajemen keuangan adalah menyangkut
kegiatan perencanaan, analisis dan pengendalian kegiatan keuangan. Jadi
manajemen keuangan yaitu segala aktifitas perusahaan yang berhubungan
dengan bagaimana memperoleh dana, menggunakan dana dan mengelola asset
sesuai dengan tujuan perusahaan secara menyeluruh.
Menurut Munawir (2012:23) yakni “Laporan keuangan merupakan salah
satu informasi keuangan yang bersumber dari intern perusahaan yang
bersangkutan.” Bahwa laporan keuangan utama meliputi neraca,laporan laba
rugi, laporan aliran kas serta footnotes (merupakan bagian integral dari laporan
keuangan).
Jumingan (2011:4) laporan keuangan yang disusun guna memberikan
informasi kepada berbagai pihak terdiri atas neraca, laporan laba rugi,
laporanbagian laba yang ditahan atau laporan modal sendiri, dan laporan
perubahan-perubahan posisi keuangan atau laporan sumber atau penggunaan
dana.
Menurut sutrisno (2009:9), “Laporan keuangan merupakan hasil akhir
dari proses akuntansi yang meliputi dua laporan utama yakni neraca dan
laporan laba rugi. Laporan disusun dengan maksud untukmenyediakan
informasi keuangan suatu perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan
sebagai bahan pertimbangan didalam mengambil keputusan.”
11
Menurut Riyanto (2004:327), mendefinisikan Laporan Keuangan adalah
sebagai berikut: “Laporan Finansial (Financial Statemen), memberikan ikhtisar
mengenai keadaan financialsuatu perusahaan, dimana neraca (balance sheet)
mencerminkan nilai aktiva, utang dan modal sendiri pada suatu saat tertentu,
dan laporan laba rugi (income statement) mencerminkan hasil-hasil yang
dicapai selama suatu pereode tertentu.
Kasmir (2013:11), Berikut beberapa tujuan pembuatan atau penyusunan
laporan keuangan, yaitu:
1. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang
dimiliki perusahaan pada saat ini.
2. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban serta modal
yang dimiliki perusahaan pada saat ini.
3. Informasi keuangan lainnya.
B. Bentuk-Bentuk Laporan Keuangan
Sebelum mendefinisikan dan menafsirkan suatu laporan keuangan,
seorang penganalisa harus mempunyai pengertian yang mendalam tentang
bentuk-bentuk penyusunan laporan keuangan serta masalah-masalah yang
mungkin timbul dalam laporan tersebut. Oleh karena itu ada beberapa jenis
laporan keuangan yang sering dibuat oleh perusahaan. Laporan keuangan yang
sering dibuat dan disajikan perusahaan diantaranya:
1. Neraca
Neraca merupakan laporan keuangan yang menyajikan informasi
mengenai aktiva, hutang, dan modal pada suatu waktu tertentu. Pada suatu
12
waktu tertentu tersebut dapat bulan atau bahkan setiap saat setelah
berubahnya input tertentu. Berikut ini akan dijelaskan beberapa definisi
Neraca dari beberapa ahli:
Sutrisno (2001:9) menyatakan bahwa “Neraca adalah laporan
keuangan yang menunjukkan posisi keuangan suatu perusahaan pada saat
tertentu. Sedangkan menurut Munawir (2007:13), mendefinisikan “Neraca
adalah laporan sistematis tentang aktiva, hutang serta modal dari suatu
perusahaan pada suatu saat tertentu.
Dari pengertian tersebut datas, dapat diuraikan komponen-komponen
dari neraca terdiri dari:
a. Aktiva yang dimiliki perusahaan digunakan untuk menggerakkan
penjualan (pos rugi laba),baik itu berbentuk aktiva lancar, aktiva tetap
atau yang lainnya. Secara umum komponen-komponennya terdiri dari:
1) Aktiva lancar, merupakan aktiva yang relative mudah dicairkan atau
dikonversikan kedalam kas.
2) Aktiva tetap, merupakan aktiva berwujud yang dimiliki perusahaan
dengan tujuan untuk operasiperusahaan yang biasanya mempunyai
umur ekonomis lebih satu tahun dan tidak bermaksud dijual lagi
sebagai aktivitas utama perusahaan.
3) Kewajiban atau hutang, merupakan sesuatu yang harus dilunasi
perusahaan sebagai akibar dari trangsaksiyang telah dilakukan
sebelumnya. Secara umum komponennya terdiri dari:
13
a) Hutang lancar atau utang jangka pendek (current/shortterm
liabilities) adalah kewajiban yang jangka pelunasannya biasanya
kurang dari satu tahun misalnya: hutang dagang (account payble),
hutang wesel (notes payble), hutang gaji, biasanya yang masih
harus dibayar dan lain-lainnya.
b) Hutang jangka panjang (ongtern liabilities) adalah hutang yang
mempunyai jangka waktu pelunasan lebih dari satu tahun,
misalnya: hutang obligasi (bond), hutang hipotik (mortgage)
pinjaman dari perusahaan lain, dan hutang jangka panjang lainnya.
c) Modal (ekuitas) adalah hak atas bagian yang dimiliki oleh
perusahaan yang ditujukan dalam pos modal, modal sama, surplus
dan laba yang ditahan. Dengan kata lain, modal modal adalah
kelebihan nilai aktiva yang dimilki perusahaan terhadapseluruh
utang-utangnya. Modal ini berupa saham yang meliputi saham
preferen (preferred stock) dan saham biaya (common stock).
2. Laporan rugi laba
Laporan rugi laba adalah laporan yang menunjukkan akumulasi dari
aktivitas yang berkaitan dengan pendapatan dan beban-beban selama
periode waktu tertentu (biasanya bulan, tahun atau setiap periode tertentu
sesuai kebutuhan) lazimnya adalah satu tahun sekali.
Laporan rugi laba terdiri dari berbagai pos yang membentuk suatu
laporan rugi laba pada periode tertentu yaitu sebagai berikut:
14
a. Pendapatan usaha, terdiri dari penjualan dan factor-faktor lain yang
memberikan penghasilan pada perusahaan.
b. Beban operasi perusahaan, mencakup pembelian beban pemeliharaan
administrasi, gaji karyawan dan beban usaha.
c. Pendapatan (beban)lain-lain, mencakup beban pendapatan dan beban
lain-lainyang tidak berasal dari usaha pokok perusahaan tetaoi sering
timbul dalam kegiatan perusahaan.
d. Laba sebelum bumga dan pajak, merupakan laba kotor operasional
setelah dipertimbangkan dengan laba atau rugi non operasional.
e. Laba bersih adalah hasil operasi operasi perusahaan setelah dikurangi
pajak penghasilan, laba bersih sepenuhnya merupakan hak perusahaan.
C. Analisis Rasio
Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari
satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan
yang relevan dan signifikan rasio keuangan sangat penting dalam melakukan
analisis terhadap kondisi keuangan perusahaan rasio keuangan ini hanya
menyederhanakan informasi yang menggambarkan hubungan dengan pos
tertentu dengan pos lainnya. Dengan penyederhanaan ini kita dapat menilai
secara cepat hubungan antara pos tadi dan dapat membandingkan dengan rasio
lain sehingga kita dapat memperoleh informasi dan memberikan penilaian.
1. Keunggulan Analisis Rasio
a. Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah
dibaca dan ditafsirkan.
15
b. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan
laporan keuangan yang sangat rinci.
c. Mengetahui posisi perusahaan ditengah industri lain.
d. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model
pengambilan keputusan dan model prediksi.
e. Menstandarisasi size perusahaan.
f. Lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain
atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau “time
series”.
g. Lebih mudah melihat tren perusahaan serta melakukan prediksi dimasa
yang akan datang.
2. Keterbatasan Analisis Rasio
a. Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat digunakan untuk
kepentingan pemakainya.
b. Keterbatasan yang dimiliki akuntansi atau laporan keuangan juga
menjadi keterbatasan teknik.
c. Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia, akan menimbulkan
kesulitan menghitung rasio.
d. Sulit jika data yang tersedia tidak singkron
e. Dua perusahaan yang dibandingkan bisa saja teknik dan standar
akuntansi yang dipakai tidak sama. Oleh karenya jika dilakukan
perbandingan bisa menimbulkan kesalahan.
16
D. Pengertian Kas dan Setara Kas
Keberadaan kas bagi perusahaan sangat penting untuk melakukan
kegiatan operasi, investasi dan pendanaan untuk mencapai tujuan perusahaan.
Kas merupakan akun (perkiraan) yang paling likuid keberadaannya jika
dibandingkan dengan akun-akun lainnya dalam neraca perusahaan. Kas
didefinisikan sebagai alat pembayaran yang siap dan bebas dipergunakan untuk
membiayai kegiatan umum perusahaan. Untuk lebih jelasnya berikut diuraikan
beberapa definisi kas dan setara kas.
Kas dan setara kas menurut PSAK No.2 (IAI, 2012:22) ”Kas terdiri dari
saldo kas (cash on hand) dan rekening giro. Setara kas (cash equivalent) adalah
investasi yang sifatnya sangat liquid, berjangka pendek dan dengan cepat dapat
dijadikan sebagai kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapai risiko
perubahan nilai yang signifikan.”
Kas merupakan komponen asset (asset) lancar yang paling likuid di
dalam neraca, karena kas sering mengalami mutasi atau perpindahan dan
hampir semua transaksi yang terjadi dalam perusahaan akan mempengaruhi
posisi kas.
Dalam Standar Akuntansi Keuangan (IAI) (2012: 1.7), aset lancar
dijelaskan bahwa suatu aset diklasifikasikan sebagai aset lancar jika aset
tersebut:
1. Diperkirakan akan direalisasikan atau dimiliki untuk dijual atau digunakan
dalam jangka waktu siklus operasi normal perusahaaan.
17
2. Dimiliki untuk diperdagangkan atau untuk tujuan jangka pendek dan
diharapkan kan direalisasikan dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan dari
tanggal neraca
3. Berupa kas atau setara kas yang penggunaannya tidak dibatasi
Dari definisi kas dan setara kas di atas dapat disimpulkan bahwa:
1. Kas dan setara kas bukan hanya yang ada di perusahaan, tetapi juga saldo
rekening giro di bank yang penggunaannya tidak dibatasi dan surat-surat
berharga yang dapat ditarik dengan segera menjadi kas sehingga risikonya
kecil akibat pengaruh terjadinya perubahan nilai dari perubahan tingkat suku
bunga.
2. Umumnya kas dan setara digunakan untuk membiayai kegiatan umum
perusahaan, sehingga kas dan setara kas secara langsung atau tidak langsung
hampir mempengaruhi semua transaksi bisnis perusahaan.
3. Perkiraan kas dan setara kas di neraca disajikan pada urutan pertama
golongan asset lancar karena merupakan asset yang paling likuid.
E. Laporan Arus Kas
Perusahaan harus menyajikan laporan arus kas sebagai bagian yang tidak
terpisah (intergal) dari laporan keuangan untuk setiap periode penyajian
laporan keuangan. Laporan arus kas melaporkan penerimaan kas dan
pengeluaran kas yang digolongkan sesuai dengan kegiatan utama entitas yaitu
operasi, investasi, dan pembelanjaan. Laporan tersebut melaporkan arus masuk
kas bersih atau keluar kas bersih dari setiap kegiatan dan untuk semua kegiatan
usaha.
18
Menurut Deanta (2016:69) mengatakan bahwa Laporan Arus Kas adalah
laporan keuangan yang menyajikan informasi megenai perubahaan kas yang
meliputi saldo awal kas, pengeluaran kas dan saldo akhir kas pada periode
tertentu. Laporan arus kas ini akan menjelaskan dampak dari aktifitas operasi ,
investasi dan pembiayaan perusahaan.
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2002:22) mengatakan bahwa, Arus
kas adalah arus masuk dan arus keluar kas atau setara kas (cash equivalent)
atau investasi yang sifatnya yang sangat likuid berjangka pendek dan yang
cepat dapat di jadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi resiko
perubahan nilai yang signifikan.
Menurut Brigham dan Houston (2001:47) mengatakan bahwa, Arus kas
adalah kas masuk operasi dengan pengeluaran yang di butuhkan untuk
mempertahankan arus kas operasi di masa mendatang
Menurut Arfan Ikhsan laporan arus kas (statement of cash flows)
(2009:210) merupakan laporan arus kas masuk dan arus kas keluar utama dari
perusahaan selama satu periode. Laporan arus kas menyediakan informasi yang
berguna mengenai kemanpuan perusahaan untuk menghasilkan kas dari
operasi, mempertahankan dan memperluas kapasitas operasinya, memenuhi
kewajiban keuangannya, dan membayar deviden.
Ada beberapa manfaat arus kas, yaitu:
1. Berguna untuk menilai kecermatan atas yang telah di buat sebelumya.
2. Laporan arus kas juga menjadi alat pertanggungjawaban arus kas masuk dan
arus kas keluarselama pelaporan.
19
3. Apabila di kaitkan dengan laporan keuangan lainnya. Laopran arus kas
memberikan informasi yang bermanfaat bagi pengguna laporan dalam
mengevaluasi perubahaan kekayaan bersih/ekuitas dana suatu entitas
pelaporan dan struktur keuangan.
Laporan arus kas (cash flow) mengandung dua macam aliran/arus kas yaitu:
1) Cash Inflow
Cash Inflow adalah arus kas yang terjadi dari kegiatan transaksi yang
melahirkan keutungan kas(penerimaan kas). Arus kas masuk (cash inflow)
terdiri dari : Hasil penjualan produk/jasa perusahaan.
1. Penagihan piutan dari penjualan kredit.
2. Penjualan aktiva tetap yang ada
3. Penerima investasi dari pemilik atau saham bila perseroang terbatas
4. Pinjaman/utang dari pihak lain.
2) Cash Outflow
Cash Outflow adalah arus kas yang terjadi dari kegiatan transaksi yang
mengakibatkan beban pengeluaran kas. Arus kas keluar (cash outflow)
terdiri dari:
1. Pengeluaran biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung
2. Pengeluaran biaya administrasi umum dan administrasi penjualan.
3. Pembelian aktiva tetap
4. Pembayaran utang-utang perusahaan
5. Pembayaran kembali investasi dari pemilik perusahaan
6. Pembayaran sewa, pajak, deviden, bungan dan pengeluaran lain-lain.
20
Menurut PSAK No.2 (Revisi 2009) Laporan Arus Kas harus melaporkan
arus kas selama periode tertentu dan mempunyai tiga klasifikasi yaitu aktivitas
operasi, investasi dan pendanaan.
1. Aktivitas operasi
Aktivitas operasi menimbulkan pendapatan dan beban dari operasi
utama suatu perusahaan. Karena itu aktifitas operasi mempengaruhi laporan
laba rugi, yang di laporan dengan dasar aktual. Sedangkan laporan arus kas
melaporkan dampaknya terhadap kas. Arus masuk kas terbesar dari operasi
bersal dari pengumpulan kas dari langganan. Arus masuk kas yang kurang
penting adalah penerimaan bunga atas pinjaman dan deviden atau investasi
saham. Arus keluar kas operasi meliputi pembayaran terhadp pemasok dan
karyawan, serta pembayaran bunga dan pajak .
2. Aktivitas Investasi
Aktivitas Investasi dan menurunkan aktiva jangka panjang yang di
gunakan perusahaan untuk melakukan kegiatannya. Pembelian atau
penjualan aktiva tetap seperti tanah, gedung, atau peralatan merupak
kegiatan investasi atau dapat pula berupa pembelian atau penjulan investasi
dalam saham atau obligasi dari perusahaan lain.
Pada laporan arus kas kegiatan investasi mencangkup lebih dari
sekedar pembelian dan penjualan aktiva yang di golongkan sebagai investasi
di neraca. Pemberian pinjaman juga merupakan suatu kegiatan investasi
karena pinjaman menciptakan piutang kepada peminjam. Pelunasan pijaman
tersebut juga di laporakn sebagai kegiatan investasi pada laporan akrus kas.
21
3. Aktivitas pendanaan
Aktivitas pendanaan meliputi kegiatan untuk memperoleh kas dari
investor dan kreditor yang di perlukan untuk menjalanhkan dan melanjutkan
kegiatan perusahaan. Kegiatan pendanaan mencangkup pengeluaran saham,
peminjaman uang denga mengeluarkan wesel bayar dan pinjaman obligas,
penjualan saham perbendaharaan, dan pembayaran terhadap peegang saham
seperti deviden dan pembelian saham peerbendaharaan. Pembayran
terhadap likuiditor hayalah mengcangkup pembayaran pokok pijaman.
Metode-metode pembuatan laporan arus kas ada 2, yaitu:
1. Direct method (Metode langsung)
Dalam metode ini pelaporan arus kas dilakukan dengan cara melaporkan
kelompok-kelompok penerimaan kas dan pengeluaran kas dari kegiatan
operasi secara lengkap (gross) dan baru dilanjutkan dengan kegiatan
investasi dan pembiayaan. Keunggulan utama dari metode langsung ini
adalah bahwa metode ini melaporkan sumber dan penggunaan kas dalam
laporan arus kas. Kelemahan utamanya adalah bahwa data yang dibutuhkan
seringkali tidak mudah di dapat dan biaya pengumpulannya umumnya
mahal. Metode Langsung menggolongkan berbagai kategori utama dari
kegiatan operasi. Metode langsung lebih mudah untuk dimengerti, dan
memberikan informasi yang lebih banyak untuk mengambil keputusan.
2. Indirect method (Metode tidak langsung)
Dalam metode ini net income disesuaikan (reconcicle) dengan
menghilangkan:
22
a. Pengaruh transaksi yang masih belum di realisasi (defferal) dari arus kas
masuk dan keluar dari transaksi yang lalu seperti perubahan jumlah
persediaan defferal income, arus kas masuk dan keluar dari transaksi
yang accured seperti piutang dan utang.
b. Pengaruh perkiraan yang terdapat dalam kelompok investasi dan
pembiayaan yang tidak mempengaruhi kas seperti : penyusutan,
amortisasi, laba rugi dari penjualan aktiva tetap dan dari operasi yang
dihentikan (yang berkaitan dengan kegiatan investasi), laba rugi
pembatalan utang (transaksi pembagian)
Keunggulan dalam metode ini adalah memusatkan pada perbedaan
antara laba bersih dan arus kas dari aktivitas operasi. Dalam hal ini,
metode tersebut menunjukan hubungan antara laporan laba rugi, neraca
dan laporan arus kas.
Karena datanya dapat tersedia dengan segera, maka metode ini
lebih murah dibandingkan dengan metode langsung. Penyusunan laporan
arus kas dengan menggunakan metode ini diawali dengan laba bersih dan
menyesuaikan laba bersih tersebut sehingga diperoleh arus kas dari
aktivitas operasi.
F. Analisis Laporan Arus Kas Dalam Menilai Kinerja Perusahaan
Analisis Laporan arus kas merupakan analisis finansial yang sangat
penting bagi seorang manajer keuangan suatu perusahaan disamping alat-alat
finansial lainnya.Dengan melakukan analisis laporan arus kas, manajer
keuangan dapat melaksanakan salah satu fungsinya yaitu fungsi perencanaan.
23
Laporan arus kas disusun berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan dalam
pernyataan Standar Akuntansi Keuangan terkait.
Data laporan arus kas dapat digunakan untuk menghitung rasio tertentu
yang menggambarkan kekuatan keuangan perusahaan. Analisis laporan arus
kas ini menggunakan komponen laporan arus kas dan juga komponen neraca
serta laporan laba rugi sebagai alat analisis rasio. Menurut Hery (2016:57),
Alat analisis rasio laporan arus kas yang diperlukan untuk menilai kinerja
keuangan perusahaan antara lain:
1) Rasio Arus Kas Operasi Terhadap Kewajiban Lancar (AKO)
Rasio arus kas operasi menghitung kemampuan arus kas oparasi dalam
membayar kewajiban lancar. Rasio ini diperoleh dengan membagi arus kas
operasi dengan kewajiban lancar. Perusahaan yang memiliki rasio arus kas
operasi terhadap kewajiban lancar dibawah 1 berarti bahwa perusahaan
tersebut tidak mampu melunasi kewajiban lancarnya hanya dengan
menggunakan arus kas operasi saja.
= Jumlah Arus Kas OperasiKewajiban Lancar2) Rasio Arus kas Operasi Terhadap Bunga (BP)
Rasio ini digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam
membayar bunga atas hutang yang telah ada. Rasio ini diperoleh dengan
arus kas dari operasi tambah pembayaran bunga, dan pembayaran pajak
dibagi pembayaran bunga. Rasio yang tinggi menunjukkan bahwa arus kas
operasi perusahaan memiliki kemampuan yang baik untuk menutupi biaya
24
bunga, sehingga kemungkinan perusahaan untuk tidak mampu membayar
bunga menjadi sangat kecil.
= Arus Kas Operasi + Bunga + PajakBunga3) Rasio Arus Kas Operasi Terhadap Pengeluaran Modal (PM)
Rasio ini digunakan untuk mengukur modal tersedia untuk investasi dan
pembayaran hutang yang ada. Rasio ini diperoleh dengan arus kas dari
operasi dibagi dengan pengeluaran modal. Rasio yang tinggi menunjukkan
kemampuan yang tinggi pula dari arus kas operasi perusahaan dalam
membiayai pengeluaran modal (pembelian tambahan aset tetap, melakukan
investasi, atau pun akuisisi). Rasio yang rendah menunjukkan bahwa
perusahaan harus mencari pendanaan yang eksternal (seperti melalui
pinjaman dari kreditur ataupun tambahan dana dari investor). Untuk
membiayai ekspansi atau perluasan usahanya.
= Arus Kas OperasiPengeluaran Modal4) Rasio Arus Kas Operasi Terhadap Total Hutang (TH)
Rasio ini menunjukan jangka waktu pembayaran hutang oleh perusahaan
dengan asumsi semua arus kas operasi digunakan untuk membayar hutang.
Rasio ini diperoleh dari arus kas operasi dibagi dengan total hutang. Dengan
mengetahui rasio ini, kita bisa menganalisis dalam jangka waktu beberapa
lama perusahaan akan mampu membayar hutang dengan menggunakan arus
kas yang dihasilkan dari aktivitas operasional perusahaan.
= Arus Kas OperasiTotal Hutang
25
5) Rasio Arus Kas Operasi Terhadap Laba Bersih (LB)
Rasio arus kas operasi terhadap laba bersih menunjukkan seberapa jauh
penyesuaian dan asumsi akuntansi akrual mempengaruhi perhitungan laba
bersih. Rasio arus kas terhadap operasi memiliki nilai diatas 1 karena
adanya non cash expenses (beban-beban yang tidak memerlukan
pengeluaran kas) seperti beban penyusutan, beban amortisasi dan beban
piutang tak tertagi yang sifatnya mengurangi laba bersih namun tidak
berdampak terhadap arus kas operasi. Semakin tinggi rasio ini menunjukkan
bahwa kinerja keuangan perusahaan semakin baik meskipun dengan jumlah
laba bersih yang kecil sebagai akibat besarnya beban non kas.
= Arus Kas OperasiLaba BersihG. Kerangka pikir
Laporan Arus Kas adalah laporan keuangan yang menyajikan informasi
megenai perubahaan kas yang meliputi saldo awal kas, pengeluaran kas dan
saldo akhir kas pada periode tertentu. Ada beberapa rasio yang di gunakan
untuk menilai kinerja keuangan perusahaan tapi pada kesempatan ini penulis
meneliti tentang rasio arus kas yang terdiri dari AKO, BP, PM, TH, dan LB.
Untuk lebih jelasnya karangka pikir dapat di uraikan dalam bentuk skema
berikut :
26
Gambar 2.1 Kerangka Pikir
H. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara yang perlu di uji kebenaranya
atas suatu penelitian yang di lakukan agar dapat mempermudah dalam
menganalisa. Berdasarkan tinjauan pustaka dan rumusan masalah yang telah di
kemukakan di atas, maka hipotesis penelitian ini adalah. “Diduga bahwa
kinerja keuangan pada PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk Cukup Baik Apabila
di ukur dengan Laporan Arus Kas”.
Laporan Keuangan
Penilaian Kinerja Keuangan
AKO (kewajibanlancar)
Laporan Arus Kas
Menurut Hery (2016:57)
LB(lababersih
PM(pengeluaranmodal
BP (bunga) TH (totalhutang)
PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk
27
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Untuk memperoleh data yang di butuhkan, maka penulis memilih obyek
penelitian pada Perusahaan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk dengan
menggunakan data 2 tahunan yaitu 2015-2016. Waktu penelitian yang di
butuhkan kurang lebih 2 bulan yaitu Maret sampai April 2017.
B. Metode Pengumpulan Data
Di dalam penulisan ini, penulis mengadakan penelitian dengan
menggunakan metode penelitian pustaka dan penelitian lapangan sebagai
pengumpulan data yaitu sebagai berikut:
1. Penelitian Pustaka (library research) adalah penelitian yang di lakukan
dengan cara mengadakan peninjauan pada berbagai pustaka dengan
membaca atau mempelajari buku-buku lainnya yang erat hubungannya
dengan pembahasan penelitian ini dapat mendukung pokok pembahasan.
2. Penelitian lapangan (field research) adalah penelitian yang bertujuan untuk
memperoleh data yang sehubungan dengan penulisan ini, di lakukan dengan
jalan mengadakan kunjungan secara langsung kepada obyek penelitian yang
telah di tetapkan.
Untuk mengumpulkan data lapangan yang di perlukan, di gunakan
teknik atau metode, sebagai berikut:
28
a. Observasi, yaitu mengadakan pengamatan secara langsung terhadap
obyek penelitian dengan jalan membuat suatu konsep mengenai masalah
yang berhubungan judul penelitian penulis.
b. Wawancara, yaitu tanya jawab yang di lakukan dengan beberapa staf
yang menangani masalah laporan keuangan.
C. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
a. Data kualitatif, yaitu data yang di peroleh dari perusahaan baik dalam
bentuk informasi secara kiasan maupun secara tertulis sesuai dengan
pembahasan yang di angkat penulis.
b. Data kuantitatif, yaitu data yang di peroleh dari perusahaan yang di teliti
dalam bentuk angka-angka dan dapat di gunakan untuk pembahasan lebih
lanjut.
2. Sumber Data
a. Data primer, yaitu data yang di peroleh dengan jalan mengadakan
pengamatan serta wawancara secara langsung dengan perusahaan PT.
Telekomunikasi Indonesia Tbk dan sejumlah personil sehubungan
dengan data yang di butuhkan dalam penyusunan skripsi ini.
b. Data sekunder, adalah data yang di peroleh dengan jalan mengumpulkan
dokumen-dokumen serta sumber lainnya berupa informasi terutama
mengenai laporan arus kas pada bagian Administrasi PT. Telekomunikasi
Indonesia Tbk.
29
D. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional adalah mendefinisikan variable secara operasional
berdasarkan karakteristik yang diamati yang memungkinkan peneliti untuk
melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau
fenomena.
Rasio Arus Kas Operasi terhadap Kewajiban Lancar (AKO) Rasio ini
menunjukkan kemanpuan arus kas operasi perusahaan dalam melunasi
kewajiban lancarnya. Rasio ini di hitung sebagai hasil bagi antara arus kas
operasi dengan total kewajiban lancar.
Rasio Arus Kas Operasi Terhadap Bunga (BP) Rasio ini menunjukkan
kemapuan perusahaan dalam membayar bunga pinjaman kepada kreditor, yang
di mana dananya bersumber dari arus kas operasi perusahaan. Rasio ini di
hitung sebagai hasil bagi antara arus kas operasi di tambah kas yang di
bayarkan untuk bunga dan pajak dengan kas yang di bayarkan untuk bunga.
Rasio Arus Kas Operasi terhadap Pengeluaran Modal (PM) Rasio ini di
gunakan untuk mengukur arus kas operasi yang tersedia untuk pengeluaran
investasi. Rasio ini di hitung sebagai hasil bagi antara arus kas operasi dengan
kas yang di bayarkan untuk pengeluaran modal, seperti pembelian aset tetap,
akuisis bisnis dan aktivitas investasi lainnya.
Rasio Arus Kas terhadap Total Hutang (TH) Rasio ini menunjukkan
kemanpuan arus kas operasi perusahaan dalam melunasi seluruh kewajibannya,
baik kewajiban lancar maupun kewajiban jangka panjang. Rasio ini di hitung
sebagai hasil bagi antara arus kas operasi dengan total hutang.
30
Rasio Arus Kas Operasi terhadap Laba Bersih (LB) Rasio ini
menunjukkan seberapa jauh penyusaian dan asumsi akutansi aktual
memepengaruhi perhitungan laba bersih. Rasio ini di hitung sebagai hasil bagi
antara arus kas operasi dengan laba bersih.
E. Metode Analisis
Untuk memecahkan masalah yang di hadapi dalam penulisan ini, maka
metode analisis yang di gunakan adalah metode analisis deskriptif, yaitu
metode yang menjelaskan rasio arus kas sebagai dasar dalam penilaian kinerja
keuangan. Yang terdiri dari: AKO, BP, PM, TH, LB .yaitu :
1. Rasio Arus Kas Operasi terhadap Kewajiban Lancar (AKO)
= Arus Kas OperasiKewajiban Lancar2. Rasio Arus Kas Operasi Terhadap Bunga (BP)
= Arus Kas Operasi + Bunga + PajakBunga3. Rasio Arus Kas Operasi terhadap Pengeluaran Modal (PM)
= Arus Kas OperasiPengeluaran Modal4. Rasio Arus Kas terhadap Total Hutang (TH)
= Arus Kas OperasiTotal Hutang5. Rasio Arus Kas Operasi terhadap Laba Bersih (LB)
= Arus Kas Operasi
31
BAB IV
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Nama dan Identitas Telekomunikasi Indonesia, Tbk
1. Profil Perusahaan secara umum
Nama Instansi : PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk
Divisi Regional VII Witel SUL-SEL Makassar
Alamat : Jl. Balai Kota No.2 Makassar 90111
Telepon : (0411)3628445
Website : www.telkom.co.id
Bergerak di Bidang : Penyedia Layanan dan Jaringan Telekomunikasi
2. Identitas Telkom
1. Logo
Gambar 4.1 Logo Telkom Indonesia
Logo baru Perseroan ditetapkan berdasarkan Peraturan Perusahaan
No.PD.201.03/2014 tentang New Corporate/Brand Identity tertanggal 20
Juni 2014.
2. Tagline : The World In Your Hand.
32
Bermakna “Dunia dalam Genggaman Anda” menyampaikan pesan
bahwa Telkom akan membuat segalanya menjadi lebih mudah dan lebih
menyenangkan dalam mengakses dunia.
3. Makna Logo
Mengacu pada filosofi Telkom Corporate, yaitu Always The Best –
sebuah keyakinan dasar untuk selalu memberikan yang terbaik dalam
setiap pekerjaan yang dilakukan dan senantiasa memperbaiki hal-hal
yang biasa menjadi sebuah kondisi yang lebih baik, dan pada akhirnya
akan membentuk Telkom menjadi perusahaan telekomunikasi terbaik
4. Filosofi Warna
a. Merah – Berani, Cinta, Energi, Ulet: Mencerminkan spirit perseroan
untuk selalu optimis dan berani dalam menghadapi tantangan.
b. Putih – Suci, Damai, Cahaya, Bersatu: Mencerminkan spirit perseroan
untuk memberikan yang terbaik bagi bangsa.
c. Hitam – Warna Dasar: Melambangkan kemauan keras.
d. Abu – Warna Transisi: Melambangkan teknologi.
B. Visi dan Misi Organisasi
Visi
1. Be the King of Digital in the Regiona.
Misi
2. Lead Indonesian Digital Innovation and Globalization
33
C. Sejarah Singkat PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk
Telkom merupakan Badan Usaha Milik Negara(“BUMN”) yang bergerak
di bidang layanan jasa danjaringan telekomunikasi terintegrasi di
Indonesia.Pemegang saham mayoritas Perseroan terdiri dariPemerintah
Republik Indonesia sebesar 52,55%dan 47,45% dimiliki oleh publik. Saham
Perseroandiperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengankode TLKM
dan di New York Stock Exchange (NYSE)dengan kode TLK.
Kronologi sejarah PT Telkom dijelaskan sebagai berikut:
1. 1856-1884
Pada tanggal 23 Oktober 1856,pemerintahan kolonial Belanda
melakukan pengoperasian layanan jasa telegrap elektromagnetik pertama di
Indonesia,yang menghubungkan wilayah Jakarta (Batavia) dan wilayah
Bogor.Perseroan menganggap peristiwa ini sebagai awal sejarah Telkom
dan menetapkan tanggal 23 Oktober sebagai hari jadi Telkom. Pada tahun
1884 pemerintah kolonial Belanda membentuk badan swasta “Posten
Telegraafdienst” untuk menyediakan layanan pos dan telegrap.
2. 1906-1965
Pada tahun 1906, Pemerintah Kolonial Belanda membentuk sebuah
lembaga pemerintah yang mengatur layanan pos dan telekomunikasi di
Indonesia, bernama Jawatan Pos, Telegrap dan Telepon (Post, Telegraph en
Telephone Dienst). Tahun 1961, status jawatan berubah menjadi Perusahaan
Negara Pos dan Telekomunikasi (“PN Postel”). Pada tahun 1965,
pemerintah memisahkan jasa pos dan telekomunikasi menjadi Perusahaan
34
Negara Pos dan Giro serta Perusahaan Negara Telekomunikasi
(“PNTelekomunikasi”).
3. 1974
PN Telekomunikasi berubah menjadi Perusahaan Umum
Telekomunikasi Indonesia (“Perumtel”), yang melayani jasa telekomunikasi
domestik dan internasional,dan selanjutnya PT Industri Telekomunikasi
Indonesia yang memproduksi perangkat telekomunikasi memisahkan diri
menjadi perusahaan independen.
4. 1991
Perumtel berubah menjadi perseroan terbatas dengan nama
Perusahaan Perseroan (Persero) PT Telekomunikasi Indonesia berdasarkan
PP No.25 Tahun 1991. Kegiatan usaha Perseroan dibagi dalam12 Wilayah
Telekomunikasi (Witel) yang kemudian pada tahun 1995 ditata ulang
menjadi tujuh Divre, yaitu Divre I Sumatera, Divre II Jakarta dan
sekitarnya, Divre III Jawa Barat, Divre IV Jawa Tengah dan DI Yogyakarta,
Divre V JawaTimur, Divre VI Kalimantan, dan Divre VII Indonesia Bagian
Timur.
5. 1995
Pada 26 Mei 1995, Perseroan bersama Indosat mendirikan Telkomsel,
Perseroan melakukan penawaran umum perdana saham pada tanggal 14
November 1995 di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya (yang
kemudian bergabung menjadi BEI). Saham Perseroan juga tercatat di NYSE
35
dan LSE dalam bentuk ADS dan secara publik ditawarkan tanpa listing di
Tokyo Stock Exchange.
6. 1999
Undang Undang Nomor 36/1999 tentang Penghapusan Monopoli
Penyelenggaraan Telekomunikasi yang berlaku efektif pada September
2000, memfasilitasi masuknya pemain baru sehingga mendorong persaingan
usaha di industri telekomunikasi.
7. 2001
Perseroan dan Indosat menghapuskan kepemilikan bersama (joint
ownership) dan lintas-kepemilikan (cross-ownership) di beberapa
perusahaan sebagai bagian dari restrukturisasi industri telekomunikasi di
Indonesia. Perseroan mengakuisisi 35,0% kepemilikan saham Indosat di
Telkomsel, meningkatkan kepemilikan saham Perseroan menjadi 77,7%.
Perseroan melepaskan (melakukan divestasi) 22,5% kepemilikan saham di
PT Satelit Palapa Indonesia, atau Satelindo, dan 37,7% kepemilikan saham
di PT Lintasarta Aplikanusa. Pada saat yang sama, Perseroan kehilangan
hak eksklusif sebagai satu-satunya operator layanan telepon tetap di
Indonesia
8. 2002
Perseroan melakukan divestasi 12,72% saham Telkomsel kepada
Singapore Telecom Pte, Ltd (“Singtel Mobile”), sehingga Telkom memiliki
65,0% saham Telkomsel. Perseroan membeli seluruh saham Pramindo
melalui tiga tahap, yaitu 30,0% saham pada tanggal 15 Agustus 2002,
36
15,0% pada tanggal 30 September 2003 dan sisanya 55,0% saham pada
tanggal 31 Desember 2004.
9. 2004
Telkom meluncurkan layanan sambungan langsung internasional
untuk telepon tidak bergerak dengan kode akses 007.
10. 2005
Satelit Telkom-2 diluncurkan untuk menggantikan seluruh layanan
transmisi satelit yang sebelumnya dilayani oleh Satelit Palapa B-4.
Peluncuran ini menjadikan jumlah satelit yang telah diluncurkan oleh
Perseroan menjadi delapan satelit, termasuk Salelit Palapa A-1.
11. 2007-2008
Telin Singapore resmi berdiri pada akhir tahun 2007 sebagai footprint
pertama Telkom di bisnis internasional. Pada tahun 2008, Telin Singapore
resmi beroperasi
12. 2009
Telkom bertransformasi dari perusahaan Infokom menjadi perusahaan
penyelenggara Telecommunication, Information, Media dan Edutainment
(“TIME”). Image baru Perseroan diperkenalkan kepada publik dengan
menampilkan logo dan tagline Perseroan yang baru “the world in your
hand”.
13. 2010
37
Perseroan menyelesaikan proyek kabel serat optik bawah laut
JaKaLaDeMa pada April 2010 yang menghubungkan Jawa,Kalimantan,
Sulawesi, Denpasar, dan Mataram.
14. 2011
Reformasi infrastruktur telekomunikasi melalui proyek Telkom
Nusantara Super Highway yang menyatukan Nusantara mulai dari Sumatera
hingga Papua, serta proyek True Broadband Access yang menyediakan
akses internet berkapasitas 20 Mbps - 100 Mbps untuk pelanggan di seluruh
Indonesia.
15. 2012
Perseroan meningkatkan penetrasi broadband melalui pembangunan
Indonesia Wi-Fi untuk merealisasikan “Indonesia Digital Network”.
Perseroan melakukan perubahan portofolio bisnis dari TIME menjadi
TIMES (Telecommunication, Information, Media, Edutainment dan
Services) untuk meningkatkan business value creation.
16. 2013
Perseroan mulai beroperasi di delapan negara termasuk Hong Kong,
Macau, Timor Leste, Australia, Myanmar, Malaysia, Taiwan, dan Amerika
Serikat.
17. 2014
Telkom melalui entitas anak, Telkomsel,adalah operator pertama di
Indonesia yang meluncurkan layanan 4G secara komersial di bulan
Desember 2014.
38
18. 2015
Perseroan meluncurkan IndiHome, yang terutama menawarkan
layanan akses internet, telepon tetap kabel (telepon rumah), dan TV
interaktif (TV kabel UseeTV).
19. 2016
Dalam rangka menuju perusahaan digital telco,telkom melakukan
transformasi organisasi dari sebelumnya berdasarkan adjacent portofolio
empat segmen usaha digital TIMES (Telecomunication, Information, Media,
Edutaiment, and Service) menuju model Customer Facing Unit dan
Functional Unit, atau disebut CFU dan FU. Tranfomasi tersebut akan
membuat organisasi Telkom menjadi lebih lean (ramping) dan agile (lincah)
dalam beradaptasi dengan perubahaan industri telekomunikasi yang
berlangsung sangat cepat. Organisasi yang baru juga diharapkan dapat
meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam menciptakan Customer
Experience yang berkualaitas.
39
D.Struktur Organisasi
Gambar 4.2 Struktur Organisasi PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk
Divisi Regional VII Witel Sulsel Makassar
40
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Kebijakan Akutansi Perusahaan
1. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi yang Signifikan
Laporan keuangan konsolidasian Grup disusun sesuai dengan Standar
Akuntansi Keuangan (“SAK”) di Indonesia yang mencakup Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan (“PSAK”) di Indonesia dan Interpretasi
Standar Akuntansi Keuangan (“ISAK”) di Indonesia yang dikeluarkan oleh
Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia dan
Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan
(Bapepam-LK) No.VIII.G.7 tentang “Penyajian dan Pengungkapan Laporan
Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik”, yang terlampir dalam surat
KEP- 347/BL/2012. Standar akuntansi dan interpretasi yang telah disahkan
oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (“DSAK”), tetapi belum berlaku
efektif untuk laporan keuangan tahun berjalan diungkapkan di Catatan 2a
Laporan Keuangan Konsolidasian.
2. Ringkasan Perbedaan yang Signifikan antara PSAK dengan International
Financial Reporting Standard (“IFRS”).
Sejak tahun 2011, Telkom mengadopsi IFRS dalam penyajian laporan
keuangannya ke bursa New York Stock Exchange (NYSE). Ringkasan
perbedaan signifikan antara PSAK dengan IFRS adalah sebagai berikut.
41
a. Hak atas Tanah
Berdasarkan PSAK, hak atas tanah dicatat sebagai bagian dari aset tetap
dan tidak diamortisasi kecuali terdapat bukti yang mengindikasikan
bahwa perpanjangan atau pembaruan hak atas tanah kemungkinan besar
atau pasti tidak diperoleh. Biaya pengurusan perpanjangan atau
pembaruan legal hak atas tanah diakui sebagai aset tak berwujud dan
diamortisasi sepanjang umur hukum hak atau umur ekonomis tanah,
mana yang lebih pendek. Berdasarkan IFRS, hak atas tanah dicatat
sebagai sewa pembiayaan dan disajikan sebagai bagian dari aset tetap.
Hak atas tanah diamortisasi selama masa sewa.
b. Transaksi dengan Pihak Berelasi
Berdasarkan Peraturan Bapepam-LK No.VIII.G.7 tentang Penyajian dan
Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik,
entitas berelasi dengan pemerintah merupakan entitas yang dikendalikan,
dikendalikan bersama atau dipengaruhi oleh suatu pemerintahan.
Pemerintah dalam hal ini adalah Menteri Keuangan atau Pemerintah
Daerah yang merupakan pemegang saham dari entitas.Berdasarkan IFRS,
entitas berelasi dengan pemerintah adalah entitas yang dikendalikan,
dikendalikan bersama atau dipengaruhi oleh suatu pemerintahan.
Pemerintah dalam hal ini mengacu pada pemerintah, instansi pemerintah
dan lembaga sejenis baik lokal, nasional maupun internasional.
Pada tahun 2016, tidak ada PSAK/ISAK baru yang berdampak
signifikan terhadap laporan keuangan Telkom.
42
B. Penyajian Data Hasil Penelitian
Analisis laporan arus kas di lakukan untuk mengetahui informasi tentang
arus kas masuk dan arus kas keluar dan setara kas suatu etentitas untuk suatu
periode tertentu. Laporan arus kas adalah alat perencanaa yang akan membantu
kita pada pengambilan keputusan yang akan datang, menentukan kapan uang
tunai di perlukan untuk membayar tagihan-tagihan, membantu menejer
membuat keputusan usaha dan membantu kita dalam mengatur segala sesuatu
aktivitas kas sebelum kas benar-benar di perlukan.
Laporan arus kas penting bagi manajemen perusahaan (pemimpin
perusahaan dan karyawan perusahaan) demikian halnya bagi pihak luar(
kreditur,investor ,pemerintah maupun masyarakat yang berkepentingan
terhadap perusahaan.
Untuk memperoleh gambaran tentang perkembangan keuangan serta
hasil-hasil yang telah dicapai oleh PT. Telkom (Persero) Tbk Makassar, maka
akan di perlihatkan tentang laporan keuangan perusahaan periode 2015-2016
sebagai berikut:
43
PERUSAHAAN PERSEROAAN (PERSERO)PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIANTanggal 31 Desember 2016
(Angka dalam tabel dinyatakan miliaran Rupiah, kecuali dinyatakan lain
28.117
ASETASET LANCARKas dan setara kas 29.767
2016 2015
pihak berelasi pihak ketigaPiutang lain-lain- setelah dikurangi provisi penurunan nilai piutangPersedian-setelah dikurangi provisi persediaan usang
aset keuangan lancar lainnya 1.471 2.818piutang usaha - setelah dikurangi provisi penurunan nilai piutang
894 1.1046.469 6.413
537 355
Jumlah Aset Lancar 47.912
584 5285.246 5.839
592 66Uang muka dan beban di bayar di mukaTagihan restitusi pajakPajak di bayar di mukaAset tersedia untuk di jual
2.138 2.6723 -
47.701
Beban manfaat pensiun di bayar di muka 199 1.331Uang muka dan aset tidak lancar lainnya 11.508 8.166
ASET TIDAK LANCARPenyertaan jangka panjang 1.847 1.807aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan 114.498 103.700
Jumlah Aset Tidak Lancar 131.910 118.261
JUMLAH ASET 179.611 166.173
Aset tak berwujud - setelah dikurangi akumulasi amortisasi 3.089 3.056Aset pajak tangguhan - bersih 769 201
Utang lain-lainUtang pajakBeban yang masih harus dibayar
1722.954
11.283
2903.273
LIABILITAS DAN EKUITASLIABILITAS JANGKA PENDEKUtang usaha Pihak berelasi Pihak ketiga
1.54711.971
Pendapatan diterima dimukaUang muka Pelanggan dan pemasokUtang bank jangka pendek
5.563840911
4.360805602
Pinjaman jangka panjang yang jatuh tempoh dalam satu tahun 4.521 3.842
Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 39.762 35.413
TABEL 5.1
8.247
2.07511.919
44
Pada 31 Desember 2016, total aset Telkom menunjukkan peningkatan
sebesar 8,1% dari Rp166.173 miliar di tahun 2015 menjadi Rp179.611 miliar
(US$13.332 juta) di tahun 2016. posisi aset lancar mencapai Rp47.701 miliar
(US$3.541 juta) dibandingkan Rp47.912 miliar pada 31 Desember 2015.Dan
posisi aset tidak lancar mencapai Rp131.910 miliar (US$9.791 juta)
dibandingkan Rp118.261 miliar pada 2015.
Total liabilitas Telkom sampai dengan 31 Desember 2016 mengalami
peningkatan sebesar 1,8%, dari Rp72.745 miliar pada 2015 menjadi Rp74.067
miliar (US$5.498 juta) pada tahun 2016. posisi liabilitas jangka pendek
Sumber : PT. Telkom (Persero) Tbk (2017)
61.27815.33755.120
LIABILITAS JANGKA PANJANG
Liabilitas lainnya 29 11Liabilitas destimasi penghargaan masa kerja 613 501
liabilitas pajak tangguhan- bersih 745 2.110Pendapatan diterima dimuka 425
liabilitas diestimasi manfaat pensium dan imbalan pasca kerja lainnya 6.126 4.171Pinjaman jangka panjang - setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun 26.367 30.168
JUMLAH EKUITAS
JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS
105.544
179.611
93.428
166.173
Jumlah ekuitas yang dapat distribusikan kepada: Pemilik entitas induk- bersih
Kepentingan nonpengendali
84.384
21.160
75.136
18.292
Ditentukan penggunaannyaBelum ditentukan penggunaannya
15.337
339
EKUITASModal sahamTambahan modal disetor
Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 34.305 37.332
JUMLAH LIABILITAS 74.067 72.745
(3.804)508
5.0402.935
371
Modal saham yang diperoleh kembaliKomponen ekuitas lainnyaSaldo laba
5.0404.931
(2.541)
45
mencapai Rp39.762 miliar (US$2.951 juta) dibandingkan Rp35.413 miliar
pada 31 Desember 2015 Dan posisi liabilitas jangka panjang mencapai
Rp34.305 miliar (US$2.546 juta) dibandingkan Rp37.332 miliar pada 31
Desember 2015.
Jumlah ekuitas meningkat sebesar Rp12.116 miliar atau 12,9%, dari
Rp93.428 miliar pada 31 Desember 2015 menjadi Rp105.544 miliar (US$7.834
juta) pada 31 Desember 2016.Peningkatan jumlah ekuitas terutama disebabkan
oleh: Peningkatan tambahan modal disetor dan penurunan modal saham yang
diperoleh kembali dikarenakan penjualan saham yang diperoleh kembali di
2016 sebesar Rp3.300 untuk 864 juta lembar saham pada harga
Rp3.820/lembar (nilai penuh) sedangkan harga perolehan modal saham yang
diperoleh tersebut sebesar Rp1.263 miliar.
46
Penghasilan komprehensif lain yang akan direklasifikasikan ke laba rugi pada periode berikutnya:Selisih kurs penjabaran laporan keuangan
116.333 102.470
20152016
PENDAPATAN
(46)1.500
(1.917)
(4.610)(4.132)
(52)750
(2.469)
Sumber : PT. Telkom (Persero) Tbk (2017)
(18.534)(11.874)
Beban operasi, pemeliharaan dan jasa telekomuniaksi
(3.588)(4.204)(3.275)
LABA USAHA
(28.116)
Penghasilan pendanaanBiaya pendanaanBagian laba (rugi) bersih entitas asosiasi
1.716(2.810)
88
1.407(2.481)
(2)
Beban interkoneksiBeban umum dan administrasiBeban pemasaranRugi selisih kurs - bersihPenghasilan lain-lain
Beban lain-lain
39.195 32.418
Beban penyusutan dan amortisasiBeban karyawan
(31.263)(18.532)(13.612)
(3.218)
(8.365)340
(9.017) (8.025)
LABA SEBELUM PAJAK PENGAHASILAN(BEBAN) MANFAAT PAJAK PENGHASILAN Pajak kini Pajak tangguhan
38.189 31.342
(10.738)1.721
(40) 128
Perubahaan bersih nilai wajar aset keuangan tersedia untuk di jual 0 (1)
LABA TAHUN BERJALAN 29.172 23.317PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN
Penghasilan komprehensif lain yang tidak akan direklasifikasikan kelaba rugi pada periode berikutnya:(Rugi) laba aktuaria- bersih (2.058) 506
Bagian penghasilan komprehensif lain entitas asosiasi (1) (2)
9.82015.489
7.828
Penghasilan komprehensif lain- bersih (2.099) 631JUMLAH LABA KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN 27.073 23.948
Laba bersih persaham Laba bersih per ADS (100 saham seri B per ADS)
196, 1919.619, 11
157, 7715.777, 00
27.073 23.948LABA PER SAHAM DASAR DAN DILUSIAN
Tabel 5.2
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO)PT TELEKOMUNIKASI Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
LAPORAN LABA RUGI DAN PENGAHASILAN KOMPREHENSIF LAIN KONSOLIDASIANUntuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2016
(Angka dalam tabel dinyatakan dalam miliaran Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(dalam jumlah penuh)
Pemilik entitas induk Kepentingan nonpengendali
17.3319.742
16.1307.818
29.172 23.317Jumlah laba komprehensif tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada:
Laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada: Pemilik entitas induk Kepentingan nonpengendali
19.352
47
Pada 31 Desember 2016, Jumlah pendapatan meningkat sebesar
Rp13.863 miliar atau 13,5%, dari Rp102.470 miliar pada 2015 menjadi
Rp116.333 miliar (US$8.635 juta) pada 2016. Peningkatan pendapatan di tahun
2016 terutama disebabkan oleh peningkatan pendapatan data, internet dan jasa
teknologi informatika, pendapatan seluler serta pendapatan jasa telekomunikasi
lainnya. Jumlah beban meningkat sebesar Rp6.336 miliar atau 8,9% dari
Rp71.552 miliar pada 2015 menjadi Rp77.888 miliar (US$5.781 juta) pada
2016. Laba bersih per saham meningkat sebesar Rp38, atau 24,3%, dari
Rp157,77 di tahun 2015 menjadi Rp196,19 di tahun 2016.
Laba usaha meningkat sebesar Rp6.777 miliar atau 20,9%, dari Rp32.418
miliar pada tahun 2015 menjadi Rp39.195 miliar (US$2.909 juta) pada tahun
2016. Marjin laba usaha meningkat dari 31,6% pada tahun 2015 menjadi
33,7% pada tahun 2016. laba sebelum pajak juga mengalami peningkatan
sebesar Rp6.847 miliar atau 21,8%, dari Rp31.342 miliar pada tahun 2015
menjadi Rp38.189 miliar (US$2.835 juta) pada tahun 2016. Marjin laba
sebelum pajak meningkat dari 30,6% pada tahun 2015 menjadi 32,8% pada
tahun 2016. Begitu pila dengan Beban pajak penghasilan meningkat sebesar
Rp992 miliar atau 12,4%, dari Rp8.025 miliar pada tahun 2015 menjadi
Rp9.017 miliar (US$669 juta) pada tahun 2016, mengikuti peningkatan laba
sebelum pajak. Laba bersih per saham juga meningkat sebesar Rp38, atau
24,3%, dari Rp157,77 di tahun 2015 menjadi Rp196,19 di tahun 2016.
48
Sumber : PT. Telkom (Persero) Tbk (2017)
perusahaan
183
(11.213)
5
(8.783)
Penerimaan setoran modal pada entitas anak dari pemegang saham nonpengendalianPembayaran deviden kas kepada pemegang saham
DAMPAK PERUBAHAN KURS TERHADAP KAS DAN SETARA KAS
aset keuangan tersedia untuk dijualHasil dari penjualan aset tetapHasil dari klaim asuransiPenerimaan deviden dari entitas asosiasi
733119
18(26.499)
(67)
Arus kas bersih yang di gunakan untuk kegiatan investasi (27.557) (27.421)
Pencairan utang bank dan pinjaman lainnyaPenjualan saham yang diperoleh kembali
-
ARUS KAS DARI KEGIATAN PENDANAAN7.479 20.561
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO)PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIUntuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2016
(Angka dalam tabel dinyatakan dalam miliaran Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Penerimaan kas dari: Pelanggang Operator lain
113.2882.828
98.0022.700
20152016ARUS KAS DARI KEGIATAN OPERASI
116.116 100.7021.736
(42.433)1.386
(35.922)
Jumlah penerimaan kas dari pendapatanPendapatan bunga diterimaPembayaran kas untuk beban
(10.940)(9.299)(2.623)
(210)575
43.669
Pembayaran pajak pertambahan nilai- bersihPenerimaan kas lainnya - bersih
Arus kas bersih yang di hasilkan dari kegiatan operasi
(11.207)(11.304)
(3.455)(2.696)
474
47.231
Pembayaran kas pada karyawanPembayaran pajak pengahasilan badan dan finalPembayaran beban bunga
tersedia untuk di jual
(1.098)
(983) (146)
(1.439)(1.338)
2.159 -
Pembelian aset tetap(Kenaikan) penurunan uang muka pembelian aset tetapPembelian aset takberwujudPenempatan deposito berjangka dan aset keuangan
(26.787)2360
765
ARUS KAS DARI KEGIATAN INVESTASIPencairan deposito berjangka dan
(137)(43)(40)
(114)(62)36
Pembelian kepemilikan pada entitas anak dari kepentingan nonpengendaliAkuisis bisnis setelah dikurangi kas yang di perolehPenambahan penyertaan jangka panjang(Kenaikan ) penurunan pada aset lainnya
(138)
TABEL 5.3
KAS DAN SETARA KAS PADA AWAL TAHUN
KAS DAN SETARA KAS PADA AKHIR TAHUN
(119) 604
9.841
28.117
29.767
17.672
28.117
1.769
3.259 68
Arus kas bersih yang digunakan untuk kegiatan pendanaan
KENAIKAN BERSIH KAS DAN SETARA KAS
(17.905) (6.407)
Pembayaran utang bank dan pinjaman lainnyaPembayaran deviden kas kepada pemegang saham nonpengendali entitas anak
(10.555)
(7.058)
(10.427)
(7.831)
49
Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016 dibandingkan
dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015.
Pada 31 Desember 2016, total kas dan setara kas sebesar Rp29.767
miliar, meningkat sebesar Rp1.650 miliar atau 5,9% dibandingkan tahun 2015.
Kegiatan operasi menyumbang penerimaan kas terbesar senilai Rp118.326
miliar atau 89,5%, diikuti penerimaan dari kegiatan pendanaan sebesar
Rp10.921 miliar atau 8,2% dan kegiatan investasi sebesar Rp3.007 miliar atau
2,3%. Secara keseluruhan, penerimaan kas meningkat sebesar Rp8.051 miliar
atau 6,5% dibandingkan tahun 2015.Kas yang diterima oleh perusahaan,
mayoritas digunakan untuk kegiatan operasi sebesar Rp71.095 miliar atau
54,5%,kegiatan investasi sebesar Rp30.564 miliar atau 23,4% dan kegiatan
pendanaan sebesar Rp28.826 miliar atau 22,1%.Jika dibandingkan tahun 2015,
pengeluaran kas mengalami peningkatan sebesar Rp16.123 miliar atau 14,1%.
1. Arus Kas dari Kegiatan Operasi
Pada tahun 2016 arus kas bersih yang dihasilkan dari kegiatan operasi
mencapai Rp47.231 miliar (US$3.506 juta), dibandingkan Rp43.669 miliar
pada tahun 2015.
Penerimaan kas kegiatan operasi sebesar Rp118.326 miliar,
mengalami peningkatan Rp15.663 miliar atau 15,3% dibandingkan tahun
2015. Penerimaan kas tersebut berasal berasal dari:
a. Penerimaan pendapatan dari pelanggan dan operator lain sebesar
Rp116.116 miliar;
b. Pendapatan bunga diterima sebesar Rp1.736 miliar;
50
c. Penerimaan kas lainnya-bersih, setelah dikurangi pembayaran kas
lainnya sebesar Rp474 miliar.
Pengeluaran kas kegiatan operasi sebesar Rp71.095 miliar, mengalami
peningkatan Rp12.101 miliar atau 20,5% dibandingkan tahun 2015.
Pengeluaran kas tersebut digunakan untuk kegiatan:
a. Pembayaran kas untuk beban sebesar Rp42.333 miliar;
b. Pembayaran pajak penghasilan badan dan final sebesar Rp11.304 miliar;
c. Pembayaran kas untuk karyawan sebesar Rp11.207 milia
d. Pembayaran beban bunga sebesar Rp3.455 miliar;
e. Pembayaran pajak pertambahan nilai-bersih, setelah dikurangi
penerimaan restitusi pajak pertambahan nilai sebesar Rp2.696 miliar.
2. Arus Kas untuk Kegiatan Investasi
Pada tahun 2016 arus kas bersih yang digunakan untuk kegiatan
investasi mencapai Rp27.557 miliar (US$2.045 juta), dibandingkan
Rp27.421 miliar pada tahun 2015, mengalami peningkatan sebesar Rp136
miliar atau 0,5%.
Penerimaan kas kegiatan investasi sebesar Rp3.007 miliar, mengalami
peningkatan sebesar Rp2.101 miliar atau 231,9% dibandingkan tahun 2015.
Penerimaan kas tersebut berasal berasal dari;
a. Pencairan rekening escrow sebesar Rp2.159 miliar;
b. Penjualan aset tetap sebesar Rp765 miliar;
c. Klaim atas asuransi sebesar Rp60 miliar;
d. Dividen diterima dari entitas asosiasi sebesar Rp23 miliar.
51
Pengeluaran kas kegiatan investasi sebesar Rp30.564 miliar,
mengalami peningkatan sebesar Rp2.237 miliar atau 7,9% dibandingkan
tahun 2015. Pengeluaran kas tersebut digunakan untuk kegiatan:
a. Pembelian aset tetap sebesar Rp26.787 miliar;
b. Penambahan uang muka pembelian aset tetap sebesar Rp1.338 miliar;
c. Pembelian aset tak berwujud sebesar Rp1.098 miliar;
d. Penempatan deposito dan aset keuangan tersedia untuk dijual sebesar
Rp983 miliar;
e. Pembelian kepemilikan pada entitas anak dari non pengendali sebesar
Rp138 miliar;
f. Pembelian bisnis setelah dikurangi kas yang diperoleh sebesar Rp137
miliar;
g. Penambahan penyertaan jangka panjang sebesar Rp43 miliar.
h. Kenaikan aset lainnya sebesar Rp40 miliar;
3. Arus Kas untuk Kegiatan Pendanaan
Arus kas bersih yang digunakan untuk kegiatan pendanaan pada tahun
2016 sebesar Rp17.905 miliar atau (US$1.329 juta) dibandingkan dengan
Rp6.407 miliar di tahun 2015.
Penerimaan kas kegiatan pendanaan sebesar Rp10.921 miliar,
mengalami penurunan sebesar Rp9.713 miliar atau 47,1% dibandingkan
tahun 2015. Penerimaan kas tersebut berasal berasal dari:
a. Pencairan utang bank dan pinjaman lainnya sebesar Rp7.479 miliar;
52
b. Hasil dari penjualan saham yang diperoleh kembali sebesar Rp3.259
miliar;
c. Penerimaan setoran modal pada entitas anak dari pemegang saham non
pengendali sebesar Rp183 miliar
Pengeluaran kas kegiatan pendanaan sebesar Rp28.826 miliar,
mengalami peningkatan sebesar Rp1.785 miliar atau 6,6% dibandingkan
tahun 2015. Pengeluaran kas tersebut digunakan untuk kegiatan:
a. Pembayaran dividen kas kepada pemegang saham perusahaan dan
pemegang saham non pengendali masing-masing Rp11.213 miliar dan
Rp7.058 miliar;
b. Pembayaran utang bank dan pinjaman lainnya sebesar Rp10.555 miliar.
Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 dibandingkan
dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014
Pada 31 Desember 2015, total kas dan setara kas sebesar Rp28.117
miliar, meningkat sebesar Rp10.445 miliar atau 59,1% dibandingkan tahun
2014. Pada tahun 2015, kegiatan operasi menyumbang penerimaan kas terbesar
senilai Rp102.663 miliar atau 82,7%, diikuti penerimaan dari kegiatan
pendanaan sebesar Rp20.634 miliar atau 16,6% dan kegiatan investasi sebesar
Rp906 miliar atau 0,7%. Secara keseluruhan, penerimaan kas meningkat
sebesar Rp13.859 miliar atau 12,6 % dibandingkan tahun 2014. Pengeluaran
kas mayoritas digunakan untuk kegiatan operasi sebesar Rp58.994 miliar atau
51,6%, pengeluaran untuk kegiatan investasi sebesar Rp28.327 miliar atau
53
24,8% dan kegiatan pendanaan sebesar Rp27.041 miliar atau 23,6%. Jika
dibandingkan tahun 2014, pengeluaran kas mengalami peningkatan sebesar
Rp6.923 miliar atau 6,4 %.
1. Arus Kas dari Kegiatan Operasi
Pada tahun 2015 arus kas bersih yang dihasilkan dari kegiatan operasi
mencapai Rp43.669 miliar, dibandingkan Rp37.736 miliar pada tahun 2014.
Penerimaan kas dari kegiatan operasi sebesar Rp102.663 miliar, meningkat
Rp12.300 miliar atau 13,6% dibandingkan tahun 2014. Penerimaan kas
tersebut berasal berasal dari:
a. Penerimaan pendapatan dari pelanggan dan operator lain sebesar
Rp100.702 miliar;
b. Penerimaan penghasilan bunga sebesar Rp1.386 miliar;
c. Penerimaan kas lainnya setelah dikurangi pembayaran kas lainnya
sebesar Rp575 miliar.
Pengeluaran kas dari kegiatan operasi sebesar Rp58.994 miliar,
meningkat Rp6.367 miliar atau 12,1% dibandingkan tahun 2014.
Pengeluaran kas tersebut digunakan untuk kegiatan:
a. Pembayaran kas untuk beban sebesar Rp35.922 miliar;
b. Pembayaran kas untuk karyawan sebesar Rp10.940 miliar;
c. Pembayaran pajak penghasilan badan dan final sebesar Rp9.299 miliar;
d. Pembayaran beban bunga sebesar Rp2.623 miliar;
e. Pembayaran pajak pertambahan nilai, setelah dikurangi penerimaan
restitusi pajak pertambahan nilai sebesar Rp210 miliar.
54
2. Arus Kas untuk Kegiatan Investasi
Pada tahun 2015 arus kas bersih yang digunakan untuk kegiatan
investasi mencapai Rp27.421 miliar, dibandingkan Rp24.748 miliar pada
tahun 2014.
Penerimaan kas kegiatan investasi sebesar Rp906 miliar, turun sebesar
Rp6.006 miliar atau 86,9% dibandingkan tahun 2014. Penerimaan kas
tersebut berasal berasal dari:
a. Penjualan aset tetap sebesar Rp733 miliar;
b. Klaim atas asuransi sebesar Rp119 miliar.
c. Penurunan aset lainnya sebesar Rp36 miliar;
d. Penerimaan dividen dari entitas asosiasi sebesar Rp18 miliar
Pengeluaran kas kegiatan investasi sebesar Rp28.327 miliar, turun
Rp3.333 miliar atau 10,5% dibandingkan tahun 2014. Pengeluaran kas
tersebut digunakan untuk kegiatan.
a. Pembelian aset tetap sebesar Rp26.499 miliar;
b. Pembelian aset tak berwujud sebesar Rp1.439 miliar;
c. Penempatan deposito berjangka dan aset keuangan tersedia untuk dijual
sebesar Rp146 miliar;
d. Pembayaran akuisisi bisnis setelah dikurangi kas yang diperoleh sebesar
Rp 114 miliar;
e. Pembayaran uang muka pembelian aset tetap sebesar Rp 67 miliar;
f. Pembayaran setoran modal ke entitas asosiasi sebesar Rp 52 miliar.
55
3. Arus Kas untuk Kegiatan Pendanaan
Arus kas bersih yang digunakan untuk kegiatan pendanaan pada tahun
2015 menurun menjadi sebesar Rp6.407 miliar dibandingkan dengan
Rp10.083 miliar di tahun 2014.
Penerimaan kas kegiatan pendanaan sebesar Rp20.634 miliar,
meningkat Rp7.565 miliar atau 57,9% dibandingkan tahun 2014.
Penerimaan kas tersebut berasal dari:
a. Pencairan utang bank jangka panjang sebesar Rp10.698 miliar;
b. Pencairan utang bank jangka pendek sebesar Rp2.558 miliar;
c. Hasil penerbitan obligasi berkelanjutan I Telkom tahap I tahun 2015
sebesar Rp6.985 miliar
d. Hasil penjualan saham yang diperoleh kembali saham tahap III sebesar
Rp68 miliar.
e. Setoran modal di entitas anak untuk kepentingan non pengendali sebesar
Rp5 miliar.
Pengeluaran kas kegiatan pendanaan sebesar Rp27.041 miliar,
meningkat Rp3.889 miliar atau 16,8% dibandingkan tahun 2014.
Pengeluaran kas tersebut digunakan untuk kegiatan.
a. Pembayaran dividen kas kepada pemegang saham perusahaan dan
pemegang saham non pengendali entitas masing-masing sebesar Rp8.783
miliar dan Rp7.831 miliar;
b. Pembayaran pinjaman penerusan dan utang-utang two step loan sebesar
Rp4.749 miliar;
56
c. Pembayaran utang bank jangka pendek sebesar Rp3.987 miliar;
d. Pelunasan obligasi tahun 2010 sebesar Rp1.005 miliar.
C. ANALISIS RASIO LAPORAN ARUS KAS
1. Rasio Arus Kas Operasi terhadap Kewajiban Lancar (AKO)
= Arus Kas OperasiKewajiban Lancar2015 = .. = 1,23
2016 = .. = 1,19
Dari tabel 5.4 di atas terlihat bahwa arus kas operasi untuk tahun 2015
sebesar 1,23 perputaran yang berarti untuk setiap seratus rupiah kewajiban lancar
dijamin dengan Rp.1,23 arus kas operasi . Sedangkan untuk tahun 2016 , rasio
arus kas operasi sebesar 1,19 perputaran yang berarti bahwa untuk setiap seratus
rupiah kewajiban lancar dijamin dengan Rp.1,19 arus kas operasi. Dari tahun
2015-2016 rasio arus kas operasi sudah diatas angka 1 yang berarti perusahaan
manpu membayar kewajiban lancar, tanpa menggunakan arus kas dari aktivitas
lain.
Tahun Jumlah Arus Kas Operasi Kewajiban Lancar Perputaran2015 43.669 35.413 1,232016 47.231 39.762 1,19
TABEL 5.4PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk
Tahun 2015-2016( Disajikan dalam satuan Rupiah)
Sumber data diolah, 2017
57
2. Rasio Arus Kas Operasi Terhadap Bunga (BP)
= Arus Kas Operasi + Bunga + PajakBunga2015 = . .. =17,73
2016 = . . .. =29,121
Dari hasil perhitungan tabel 5.5 diatas terlihat bahwa rasio arus kas
operasi terhadap bunga untuk tahun 2015 sebesar 21,19 perputaran yang berarti
bahwa arus kas operasi dalam menutupi biaya bunga adalah 21,19 kali.
Sedangkan pada tahun 2016 kemanpuan perusahaan dalam menutupi biaya
bunga mengalami penurunan yaitu sebesar 17,94 kali di bandingkan tahun
2015. Dengan rasio ini menunjukkn bahwa rasio arus kas operasi mempunyai
kemanpuan menutupi biaya bunga walaupun mengalami penurunan perputaran
dalam membayar bunga perusahaan, ini diakibatkan karna bertambahnya pula
kegiatan operasi perusahaan pada tahun 2016.
Tahun Arus Kas Operasi Pembayaran Bunga Pajak Perputaran2015 43.669 2.623 9.299 21,192016 47.231 3.455 11.304 17,94
Sumber data diolah, 2017
TABEL 5.5PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk
Tahun 2015-2016(Disajikan dalam satuan Rupiah)
58
3. Rasio Arus Kas Operasi Terhadap Pengeluaran Moda (PM)
= Arus Kas OperasiPengeluaran Modal2015 = .. = 1,593
2016 = .. = 1,714
Dari hasil perhitungan tabel 5.6 diatas terlihat bahwa rasio pengeluaran
modal untuk tahun 2015 adalah 1,59 perputaran yang berarti kemanpuan arus
kas operasi PT Telkom dalam membiaya pengeluaran modal sebesar 1,59 kali .
sedangkan untuk tahun 2016 terlihat peningkatan dari PT Telkom dalam
menghasilkan arus kas operasi untuk membiayai pengeluaran modal yaitu
sebesar 1,74 perputaran yang berarti kemanpuan arus kas operasi PT Telkom
dalam membiayai pengeluaran modal sebesar 1,74 kali.
Tahun Arus Kas Operasi Pengeluaran Modal Perputaran2015 43.669 27.421 1,592016 47.231 27.557 1,74
Sumber data diolah, 2017
TABEL 5.6PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk
Tahun 2015-2016( Disajikan dalam satuan Rupiah)
59
4. Rasio Arus Kas Terhadap Total Hutang ( TH)
= Arus Kas OperasiTotal Hutang2015 = .. =0,60
2016 = .. =0,64
Dari tabel 5.7 diatas terlihat bahwa rasio total hutang untuk tahun 2015
adalah 0,60 yang berarti total hutang perusahaan yang dijamin oleh arus kas
operasi bersih sebesar 0,60 kali. Sedangkan untuk tahun 2016 analisis rasio
total hutang PT Telkom mengalami peningkatan adalah 0,64 yang berarti total
hutang perusahaan yang dijamin oleh arus kas operasi bersih sebesar 0,64 kali.
Berdasarkan hasil diatas bahwa rasio total hutang cukup rendah ini
menunjukkan bahwa perusahaan mempunyai kemanpuan kurang baik dalam
membayar hutang dari arus kas yang berasal dari aktivitas operasional
perusahaan.
Tahun Arus Kas Operasi Total Hutang Perputaran2015 43.669 72.745 0,602016 47.231 74.067 0,64
TABEL 5.7PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk
Tahun 2015-2016( Disajikan dalam satuan Rupiah)
Sumber data diolah, 2017
60
5. Rasio Arus Kas Operasi Terhadap Laba Bersih (LB)
= Arus Kas OperasiLaba Bersih2015 = .. = 1,34
2016 = .. =1,20
Dari tabel 5.8 diatas terlihat bahwa rasio arus kas operasi terhadap
pengaruh perhitungan laba bersih untuk tahun 2015 sebesar 1,82 kali
perputaran , sedangkan untuk tahun 2016 hanya mengalami perputaran sebesar
1,74 kali terhadap pengaruh perhitungan laba bersih. Namun tetap mengalami
peningkatan laba bersih sebesar Rp. 3.125 miliar dari Rp. 23.948 miliar pada
tahun 2015 menjadi Rp.27.073 miliar pada tahun 2016. Ini menunjukkan
bahwa kinerja keuangan perusahaan cukup baik .
Tahun Arus Kas Operasi Laba Bersih Perputaran2015 43.669 23.948 1,822016 47.231 27.073 1,74
PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA TbkTahun 2015-2016
( Disajikan dalam satuan Rupiah)
Sumber data diolah, 2017
TABEL 5.8
61
D. PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil analisis rasio arus kas dari laporan keuangan bahwa
AKO, BP, PM, TH dan LB tahun 2015-2016 sebagai berikut:
1. Arus kas dari kegiatan operasi
a. Arus kas operasi terhadap kewajiban lancar (AKO)
Arus kas operasi untuk tahun 2015 sebesar 1,23 perputaran yang berarti
untuk setiap seratus rupiah kewajiban lancar dijamin dengan Rp.1,23 arus
kas operasi . Sedangkan untuk tahun 2016 , rasio arus kas operasi sebesar
1,19 perputaran yang berarti bahwa untuk setiap seratus rupiah
kewajiban lancar dijamin dengan Rp.1,19 arus kas operasi. Dari tahun
2015-2016 rasio arus kas operasi sudah diatas angka 1 yang berarti
perusahaan manpu membayar kewajiban lancar, tanpa menggunakan arus
kas dari aktivitas lain.
b. Arus Kas Operasi Terhadap Bunga (BP)
Rasio arus kas operasi terhadap bunga untuk tahun 2015 sebesar 21,19
perputaran yang berarti bahwa arus kas operasi dalam menutupi biaya
bunga adalah 21,19 kali. Sedangkan pada tahun 2016 kemanpuan
perusahaan dalam menutupi biaya bunga mengalami penurunan yaitu
sebesar 17,94 kali di bandingkan tahun 2015. Dengan rasio ini
menunjukkn bahwa rasio arus kas operasi mempunyai kemanpuan
menutupi biaya bunga walaupun mengalami penurunan perputaran
dalam membayar bunga perusahaan, ini diakibatkan karna bertambahnya
pula kegiatan operasi perusahaan pada tahun 2016.
62
c. Arus Kas Operasi Terhadap Pengeluaran Moda (PM)
Rasio pengeluaran modal untuk tahun 2015 adalah 1,59 perputaran yang
berarti kemanpuan arus kas operasi PT Telkom dalam membiaya
pengeluaran modal sebesar 1,59 kali . sedangkan untuk tahun 2016
terlihat peningkatan dari PT Telkom dalam menghasilkan arus kas
operasi untuk membiayai pengeluaran modal yaitu sebesar 1,74
perputaran yang berarti kemanpuan arus kas operasi PT Telkom dalam
membiayai pengeluaran modal sebesar 1,74 kali.
d. Rasio Arus Kas Terhadap Total Hutang ( TH)
Rasio total hutang untuk tahun 2015 adalah 0,60 yang berarti total hutang
perusahaan yang dijamin oleh arus kas operasi bersih sebesar 0,60 kali.
Sedangkan untuk tahun 2016 analisis rasio total hutang PT Telkom
mengalami peningkatan adalah 0,64 yang berarti total hutang perusahaan
yang dijamin oleh arus kas operasi bersih sebesar 0,64 kali. Berdasarkan
hasil diatas bahwa rasio total hutang cukup rendah ini menunjukkan
bahwa perusahaan mempunyai kemanpuan kurang baik dalam membayar
hutang dari arus kas yang berasal dari aktivitas operasional perusahaan.
e. Arus Kas Operasi Terhadap Laba Bersih (LB)
Rasio arus kas operasi terhadap pengaruh perhitungan laba bersih untuk
tahun 2015 sebesar 1,82 kali perputaran , sedangkan untuk tahun 2016
hanya mengalami perputaran sebesar 1,74 kali terhadap pengaruh
perhitungan laba bersih. Namun tetap mengalami peningkatan laba bersih
sebesar Rp. 3.125 miliar dari Rp. 23.948 miliar pada tahun 2015 menjadi
63
Rp.27.073 miliar pada tahun 2016. Ini menunjukkan bahwa kinerja
keuangan perusahaan cukup baik .
2. Arus Kas untuk Kegiatan Investasi
Pada tahun 2016 arus kas bersih yang digunakan untuk kegiatan
investasi mencapai Rp27.557 miliar (US$2.045 juta), dibandingkan
Rp27.421 miliar pada tahun 2015, mengalami peningkatan sebesar Rp136
miliar atau 0,5%.
Penerimaan kas kegiatan investasi sebesar Rp3.007 miliar, mengalami
peningkatan sebesar Rp2.101 miliar atau 231,9% dibandingkan tahun 2015.
Penerimaan kas tersebut berasal berasal dari; Pencairan rekening escrow
sebesar Rp2.159 miliar; Penjualan aset tetap sebesar Rp765 miliar; Klaim
atas asuransi sebesar Rp60 miliar; Dividen diterima dari entitas asosiasi
sebesar Rp23 miliar.
Pengeluaran kas kegiatan investasi sebesar Rp30.564 miliar,
mengalami peningkatan sebesar Rp2.237 miliar atau 7,9% dibandingkan
tahun 2015. Pengeluaran kas tersebut digunakan untuk kegiatan: Pembelian
aset tetap sebesar Rp26.787 miliar; Penambahan uang muka pembelian aset
tetap sebesar Rp1.338 miliar; Pembelian aset tak berwujud sebesar Rp1.098
miliar; Penempatan deposito dan aset keuangan tersedia untuk dijual sebesar
Rp983 miliar; Pembelian kepemilikan pada entitas anak dari non pengendali
sebesar Rp138 miliar; Pembelian bisnis setelah dikurangi kas yang
diperoleh sebesar Rp137 miliar; Penambahan penyertaan jangka panjang
sebesar Rp43 miliar;Kenaikan aset lainnya sebesar Rp40 miliar;
64
Di lihat dari data diatas terjadi tidak kesinambungan antara
penerimaan kas kegiatan investasi dan pengeluaran kas kegiatan investasi.
Yang diakibatkan karena terjadinya pengeluaran kas yang berlebihan
sehingga menyebabkan kas menjadi berkurang padahal dilihat dari
penerimaan kas kegiatan investasi hanya sebesar Rp3.007 miliar sedangkan
untuk pengeluaran kas kegiatan investasi jauh lebih besar dibanding
penerimaan kas kegiatan investasi yaitu sebesar Rp30.564 miliar. Kegiatan
investasi memang berdampak positif terhadap perusahaan dimasa yang akan
datang ,akan tetapi pengeluaran untuk investasi yang berlebihan dapat
menyebabkan kas perusahaan tidak likuid .
3. Arus Kas untuk Kegiatan Pendanaan
Arus kas bersih yang digunakan untuk kegiatan pendanaan pada tahun
2016 sebesar Rp17.905 miliar atau (US$1.329 juta) dibandingkan dengan
Rp6.407 miliar di tahun 2015.
Penerimaan kas kegiatan pendanaan sebesar Rp10.921 miliar,
mengalami penurunan sebesar Rp9.713 miliar atau 47,1% dibandingkan
tahun 2015. Penerimaan kas tersebut berasal berasal dari: Pencairan utang
bank dan pinjaman lainnya sebesar Rp7.479 miliar; Hasil dari penjualan
saham yang diperoleh kembali sebesar Rp3.259 miliar; Penerimaan setoran
modal pada entitas anak dari pemegang saham non pengendali sebesar
Rp183 miliar
Pengeluaran kas kegiatan pendanaan sebesar Rp28.826 miliar,
mengalami peningkatan sebesar Rp1.785 miliar atau 6,6% dibandingkan
65
tahun 2015. Pengeluaran kas tersebut digunakan untuk kegiatan:
Pembayaran dividen kas kepada pemegang saham perusahaan dan
pemegang saham non pengendali masing-masing Rp11.213 miliar dan
Rp7.058 miliar; Pembayaran utang bank dan pinjaman lainnya sebesar
Rp10.555 miliar.
Dari data diatas dapat dilihat bahwa pengeluaran kas kegiatan
pendanaan lebih besar yaitu sebesar Rp28.826 miliar, dari penerimaan kas
kegiatan pendanaan yaitu sebesar Rp10.921 miliar. itu diakibatkan karena
PT.Telkom melakukan pinjaman yang besar terhadap bank dan melakukan
pinjaman lainnya. Hal ini dapat mengakibatkan PT Telkom tidak bisa
melakukan Pembayaran dividen kas kepada pemegang saham perusahaan
dan Pembayaran utang bank dan pinjaman lainnya dari aktivitas normal
kegiatan kas pendanaan tetapi harus menggunakan pembayaran dari
aktivitas lain.
66
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan data dan pembahasan hasil penelitian yang telah dikemukakan,
maka hasil penelitian ini dapat di simpulkan sebagai berikut :
1. Setelah dilakukan analisis laporan arus kas yang terdiri dari aktivitas
operasi, investasi, dan pendanaan, dapat diketahui penggunaan aliran kas
perusahaan selama periode tersebut. Arus kas PT Telkom selama kurun
waktu 2 tahun yaitu dari tahun 2015-2016 mengalami peningkatan. Hal ini
dapat dilihat dimana kas bersih yang diterima dari aktivitas operasi,
investasi dan pendanaan sama-sama mengalami peningkatan dari tahun
2015 ke tahun 2016.
2. Secara umum tingkat rasio arus kas operasi PT Telkom cukup baik di setiap
rasio-rasio arus kas kecuali pada rasio arus kas terhadap total hutang yang
memiliki rasio cukup rendah ini menunjukkan bahwa perusahaan
mempunyai kemanpuan kurang baik dalam membayar hutang dari arus kas
yang berasal dari aktivitas operasional perusahaan.
3. Dari tahun 2015-2016 aktivitas investasi dan pendanaan bernilai negatif ini
berarti PT Telkom selama melakukan investasi dan pendanaan belum
mendapatkan hasil yang maksimal dan melakukan investasi dan pendanaan
secara besar-besaran tanpa melihat penerimaan kas yang diperoleh dari
aktivitas investasi dan pendanaan sehingga harus melakukan pembayaran
dengan menggunakan arus kas dari aktivitas lain.
67
B. Saran
1. PT Telkom seharusnya tidak usah melakukan aktivitas investasi dan
pendanaan secara berlebihan terbukti dari tahun 2015-2016 aktivitas
tersebut bernilai negatif .
2. Untuk meningkatkan efektivitas kinerja arus kas PT Telekomunikasi
Indonesia Tbk perlu melakukan upaya-upaya dalam meningkatkan arus kas
operasinya agar perusahaan tetap mampu memenuhi kewajiban dan
komitmen-komitmennya dan tetap bisa menjalankan usaha serta
aktivitasnya sesuai dengan visi dan misi serta tujuan perusahaan yang telah
ditetapkan dan direncanakan. Penyajian laporan arus kas dan perhitungan
analisis rasio arus kas setiap periode sangat diperlukan untuk menilai
efektivitas kinerja keuangan perusahaan dari tingkat likuiditas, selain itu
perusahaan masih perlu melakukan pengembangan-pengembangan untuk
mengantisipasi kondisi perekonomian secara global. Pengelolaan dan
manajemen kas perlu ditingkatkan lagi, mengingat kas adalah aset yang
paling likuid, perusahaan harus mengetahui pentingnya menjaga arus kas
guna meningkatkan konsistensi dan menciptakan pola bisnis yang dapat di
prediksi, sehingga lebih mudah untuk merencanakan dan membangun
pertumbuhan di masa yang akan datang.
3. Bagi peneliti selanjutnya, disarankan untuk meneliti lebih lanjut masalah
rasio arus kas perusahaan dengan menggunakan rasio likuiditas dan rasio
fleksibilitas, mengingat dalam penelitian saat ini masih banyak kekurangan.
68
DAFTAR PUSTAKA
Brigham, Eugene dan Joel F Houston, 2001. Manajemen Keuangan II. Jakarta:Salemba Empat.
Deanta. 2016. Memahami Pos-Pos dan Angka-Angka dalam Laporan Keuanganuntuk Orang Awam. Yogyakarta: Gava Media.
Fahmi, Irham. 2012. Analisis Kinerja Keuangan. Bandung: Alpabeta
Harahap, Gesita. 2011. Analisis Laporan Arus Kas Sebagai Alat Ukur EfektivitasKinerja Keuangan pada PT Buana Estate Cabang Medan. Medan.Universitas Sumatera Utara Medan.
Harahap. 2013. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Hery. 2016. Financial Ratio For Business. Jakarta : PT Grasind, anggota Ikapi
Husnan. 2004. Pengantar Manajemen Keuangan. Bandung: Alpabeta.
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). 2002. Standar Akutansi Keuangan. Jakarta:Salemba Empat
Ikatan Akutansi Indonesia (IAI). 2009. ED PSAK No. 01 (Revisi 2009). Jakarta:Salemba Empat
Ikatan Akuntan Indonesia. 2012. Standar Akuntansi Keuangan. Penerbit SalembaEmpat. Jakarta.
Ikhsan, Arfan. 2009. Akutansi Manajemen Perusahaan Jasa (Edisi 1).Yogyakarta: Graha Ilmu.
Jumingan. 2011. Analisis Laporan Keuanga. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Kasmir. 2013. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawalis Pers.
Munawir. 2007. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty.
. .. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty.
Munawir. 2002. Analisa Laporan Keuangan. BPFE. Yogyakarta.
69
Musriadi . 2016. Analisis Arus Kas (cash flow) Sebagai Perencanaan danPengendalian Kas pada PT . Telkom (persero) Tbk Makassar . Makassar .Universitas Muhammadiyah Makassar.
Riyanto. 2004. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT.Bumi Aksara.
. 2008. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Pers.
Riyanto, Bambang. 2001. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. BPFE.
Yogyakarta.
Sutrisno. 2001. Manajemen Keuangan. Yogyakarta: Ekonisia.
. 2009. Manajemen Keuangan. Yogyakarta: Ekonisia
Siswanto. 2012. Memahami Laporan Keuangan. Yogyakarta: Gava Media
Syahputra, Fegi. 2014. Analisis kinerja Keuangan dengan Menggunakan LaporanArus Kas Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI. Padang.Universitas Negeri Padang.
69
L
A
M
P
I
R
A
N
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Identitas Diri
Nama : Eti Nurislamiyah
Tempat/ Tanggal Lahir : Bulukumba, 13 Juni 1995
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jln. Karunrung Raya
Kompleks Harmoni No.6
Telepon : 085352101401
Email : [email protected]
Riwayat Pendidikan
2001 - 2007 SD Negeri 43 Mattirowalie, Bulukumba
2007 - 2010 SMP Negeri 8, Bulukumba
2010 - 2013 SMA Negeri 7, Bulukumba
2013 - 2017 Sarjana Ekonomi (S,E), Jurusan Manajemen
Universitas Muhammadiyah Makassar, Makassar
Nama Orang Tua
Ayah
Nama : H. Maming
Pekerjaan : Petani
Alamat : Sopa Desa Mattirowalie Kec.Kindang
Ibu
Nama : Hj. Ramliah
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Sopa Desa Mattirowalie Kec.Kindang