SKRIPSI ANALISIS KEBIJAKAN PEMBERIAN KREDIT DAN …
Transcript of SKRIPSI ANALISIS KEBIJAKAN PEMBERIAN KREDIT DAN …
SKRIPSI
ANALISIS KEBIJAKAN PEMBERIAN KREDIT DAN
DAMPAKNYA TERHADAP KINERJA KEUANGAN
PT. BANK SULSELBAR CABANG MASAMBA
DINI HERMANTO
10573 02634 11
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2015
i
ANALISIS KEBIJAKAN PEMBERIAN KREDIT DAN DAMPAKNYA
TERHADAP KINERJA KEUANGAN PT. BANK
SULSELBAR CABANG MASAMBA
DINI HERMANTO
10573 02634 11
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah
Makassar untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar
Sarjana
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2015
ii
iii
iv
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Allahumma Shalli ‘Ala Muhammad Wa ‘Ala Ali Muhammad
Puji syukur kehadirat Allah swt. Yang telah memberikan kita berbagai
macam nikmat, sehingga aktifitas hidup yang kita jalani ini akan selalu membawa
keberkahan, baik kehidupan di alam dunia ini, maupun kehidupan akhirat kelak,
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi guna memenuhi salah satu syarat
untuk menyelesaikan Program Strata Satu pada jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
Penyusunan skripsi ini yang berjudul “Analisis Kebijakan Pemberian
Kredit Dan Dampaknya Terhadap Kinerja Keungan PT. Bank Sulselbar
Cabang Masamba. Maka dari itu, dengan segenap hati penulis ingin
menyampaikan banyak terimah kasih kepada :
1. Terkhusus, ucapan terimah kasih untuk ke dua orang tua yang tercinta,
karena atas dorongan dan doanya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
2. Ucapan terimah kasih kepada Bapak Dr. H. Irwan Akib, M.Pd., Rektor
Universitas Muhammadiyah Makassar, dan Dr. H. Mahmud Nuhung,
M.A Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis.
3. Ucapan terimah kasih kepada Bapak Ismail Badollahi, SE.M.Si.Ak
selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis.
v
4. Ucapan terimah kasih kepada Bapak Dr. H. Muhammad Rusydi
Rahman SE,M.Si dan Ibu Muchriana Muchram,SE,M.Si.AK.CA
selaku dosen pembimbing I dan II dalam penulisan tugas akhir ini
yang telah banyak meluangkan waktu dan tenaganya untuk
memberikan bimbingan serta arahan dalam menyelesaikan tugas akhir
ini.
5. Ucapan terimah kasih kepada dosen penguji yang telah memberikan
saran dan kritikan demi penyempurnaan skripsi ini.
6. Ucapan terimah kasih kepada kak Fitri yang telah banyak membantu
serta memberikan masukan dan motifasi dalam menyelesaikan tugas
akhir ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga Allah SWT. Senantiasa melimpahkan
karunia-Nya untuk membalas semua kebaikan pihak yang membantu penulis
dalam menyelesaikan skripsi dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya dan bagi pembaca umunya.
Makassar, Mei 2015
Penulis,
vi
ABSTRAK
Analisis Kebijakan Pemberian Kredit Dan Dampaknya Terhadap Kinerja
Keuangan PT. Bank Sulselbar Cabang Masamba
Bank merupakan lembaga keuangan yang beroperasi tidak ubahnya sama
seperti perusahaan laiinnya, yaitu tujuannya mencari keuntungan serta
menyalurkan kredit kepada calon nasabahnya. Dalam memberikan kebijakan
pemberian kredit kepada calon debiturnya, pihak bank terlebih dahulu memeriksa
dan menganalisis laporan keuangan calon nasabahnya untuk melihat kondisi
keuangan perusahaannya. Analisis laporan keuangan yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu, Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas dan Rasio Profitabilitas.
Tehnik analisis rasio laporan keuangan yang dipakai oleh pihak bank
digunakan untuk melihat kondisi laporan keuangan perusahaan yang ingin
mengajukan permohonan kredit. Sehingga dari hasil analisis rasio laporan
keuangan tersebut akan dinilai apakah perusahaan tersebut dapat diberikan
pinjaman kredit atau tidak.Dari hasil latar belakang tersebut, maka penulis
mengambil judul yaitu, “Analisis Kebijakan Pemberian Kredit Dan Dampaknya
Terhadap Kinerja Keuangan PT. Bank Sulselbar Cabang Masamba”.
Dalam penelitian ini laporan keuangan yang digunakan selama kurun
waktu 3 tahun (2012, 2013 dan 2014) dan metode yang digunakan yaitu metode
deskriptif dan metode kulitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi
vii
suatu perusahaan dilhat dari persentase rasio hasil analisis laporan keuangan
perusahaan tersebut.
Dari hasil penelitian ini, diharapkan mampu membantu pihak bank dalam
memberikan kebijakan permohonan pemberian kredit melalui analisis rasio atas
laporan keuangan perusahaan.
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………………. iii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... iv
ABSTRAK ………………………………………………................................... vi
DAFTAR ISI ..................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ………………………………………................................... xi
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………....……. xii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 7
D. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 8
A. Bank ............................................................................................................ 8
B. Kredit ........................................................................................................ 15
C. Laporan K…….......................................................................................... 28
D. Analisis Laporan Keuang…...................................................................... 32
E. Kerangka Pikir .......................................................................................... 36
F. Hipotesis
................................................................................................................... 39
ix
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................... 40
A. Lokasi Dan Waktu Penelitian ................................................................... 40
B. Metode Pengumpulan Data ...................................................................... 40
C. Sumber Data ............................................................................................. 40
D. Populasi Dan Sampel ................................................................................ 41
E. Metode Analisis Data ............................................................................... 42
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ............................................ 43
A. Sejarah Singkat Perusahaan ……………..........................................….... 43
B. Visi dan Misi Perusahaan ….....................................................…..…….. 46
C. Struktur Organisasi Perusahaan ……………………………….……....... 47
D. Tanggung Jawab Bagian ……........................................…….……...….. 48
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...............................… 52
A. Hasil Penelitian …………………………................................................... 52
1. Prosedur Pemberian Kredit …………………..................................... 52
a. Tahap Permohonan Kredit ……………............................................... 52
b. Tahap Analisis Kredit …………………….......................................... 55
c. Tahap Pelaksanaan dan Administrasi Kredit ....................................... 56
d. Tahap Pencairan Kredit ………………………………....................... 57
e. Tahap Pengawasan Kredit …………………………………............... 57
2. Analisis Kredit PT.Bank Sulselbar ………………………………....... 58
a. Prinsip Pemberian Kredit …………………………………................. 58
b. Penilaian Aspek-Aspek Pemberian Kredit ………………………...... 60
c. Penerapan Analisis Rasio Keuangan …………………...................... 62
x
1) Analisis Laporan Keuangan ……………………………................ 62
2) Proses Perhitungan Rasio Laporan Keuangan ................................ 63
B. PEMBAHASAN …………………………………….................................... 73
1. Analisis Laporan Keuangan yang dilaksanakan PT.Bank
Sulselbar Cab.Masamba………………………………………….……..... 73
2. Pengambilan Keputusan Pemberian Kredit yang dilaksanakan PT.Bank
Sulselbar Cab.Masamba………….............................................................. 74
3. Penerapan Analisis Laporan Keuangan Perusahaan Dalam
Menunjang Kebijakan Pemberian Kredit …………………………........... 76
BAB VI PENUTUP ........................................................................................... 78
A. Kesimpulan …………………………...………..……………….……..... 78
B. Saran ……………………..…………………..….....…………..……...... 79
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 80
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Neraca PT.Unelta ........................................................................……. 64
Table 4.2 Laporan Laba Rugi PT.Unelta ……………………………………..... 65
Table 4.3 Perbandingan Rasio PT.Unelta dengan Rasio Standar ....................… 72
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT.Bank Sulselbar Cab.Masamba ……..…… . 47
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aktifitas bisnis merupakan fenomena yang sangat kompleks karena
mencakup berbagai bidang, baik hukum, ekonomi, maupun politik. Di dalam
kehidupan masyarakat, seringkali dilihat bahwa aktivitas manusia dalam dunia
bisnis tidak terlepas dari peran bank selaku pemberi layanan perbankan bagi
masyarakat.
Bank merupakan lembaga keuangan yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk tabungan, deposito dan giro kemudian menyalurkan
kembali dalam bentuk kredit. Perkembangan dunia perbankan yang telah terlihat
semakin kompleks dengan berbagai produk dan sistem usaha dalam berbagai
keunggulan kompetitif. Keadaan yang kompleks ini telah menciptakan suatu
sistem dan pesaing baru dalam dunia perbankan, bukan hanya pesaing antar bank
tetapi juga antara bank dan lembaga keuangan.
Bank sebagai salah satu badan usaha keuangan merupakan lembaga
perantara antara pihak yang kelebihan dana (surplus unit) dan pihak yang
kekurangan dana (deficit unit). Pihak yang kelebihan dana menanamkan uangnya
pada bank dalam bentuk deposito, tabungan dan produk-produk simpanan bank
lainnya, sedangkan pihak yang kekurangan dana memperoleh bantuan keuangan
dari bank dalam bentuk pinjaman. Dari aktifitas bank tersebut tersalurlah sebagai
2
produk bank sesuai dengan kebijakan-kebijakan yang ditetapkan oleh bank yang
bersangkutan.
Salah satu fungsi bank adalah menyalurkan kredit baik kepada perorangan
maupun badan usaha. Pemerintah sangat mendorong, mendukung, dan membantu
kepada sektor Usaha Kecil Menengah (UKM) agar UKM menjadi penopang
tatanan perekonomian Indonesia. Artinya pemerintah menginginkan agar
perekonomian Indonesia berkembang terutama melalui sektor UKM. Di samping
itu Bank juga dikenal sebagai tempat untuk menukar uang, memindahkan uang
atau menerima segala macam bentuk pembayaran dan setoran seperti pembayaran
listrik, telepon, air, pajak, uang kuliah dan pembayaran lainnya.
Secara umum kredit adalah “Kepercayaan”. Dalam bahasa latin disebut
“Credere” artinya kepercayaan pihak bank (kreditor) kepada nasabah (debitur), di
mana bank percaya pada nasabah pasti akan mengembalikan pinjamannya sesuai
kesepakatan yang telah dibuat. Dan debitur memperoleh kepercayaan dari bank
untuk memperoleh dana dan menggunakan dana tersebut serta mampu untuk
mengembalikan sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati kedua belah pihak.
Kredit juga merupakan aktiva produktif yang memberikan pendapatan
utama. Semakin besar tingkat penjualan kredit dari keseluruhan penjualan, maka
semakin besar pula jumlah investasi kredit yang dimiliki oleh perusahaan. Dengan
besarnya volume penjualan kredit setiap tahunnya, berarti perusahaan tersebut
harus menyediakan investasi yang lebih besar lagi.
Adanya penjualan kredit yang dilakukan, dapat mengurangi kemungkinan
resiko. Oleh karena itu sebelum, melakukan pemberian kredit perusahaan harus
3
memperhatikan lima Unsur Kredit (The Five Of Credit) yaitu memperhatikan
pada unsur karakter debitur (Character), kemampuan dari unsur debitur
(Capacity), modal yang dimiliki debitur (Capital), barang jaminan yang akan
dijadikan jaminan oleh debitur (Collateral) dan kondisi ekonomi yang akan
berpengaruh terhadap usaha debitur (Condition).
Keberadaan sektor perbankan menjadi semakin diperhatikan, setelah
menurunnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap bank. Kegiatan perkreditan
serta berbagai jasa yang diberikan oleh Bank dapat membantu masyarakat dalam
mengatasi kekurangan modal dalam mengelola dan mengembangkan usaha
sehingga mampu meningkatkan ekonomisasi, efektifitas serta produktifitas, untuk
itu bank harus meningkatkan kualitas kepercayaan agar kepercayaan masyarakat
terhadap bank juga semakin meningkat, karena dasar beroperasinya bank adalah
dasar kepercayaan. Tanpa adanya kepercayaan dari masyarakat terhadap
perbankan dan tanpa adanya kepercayaan perbankan terhadap masyarakat maka
kegiatan perbankan tidak akan berjalan dengan baik.
Bank memberikan kredit kepada nasabahnya berdasarkan kriteria yang
telah ditetapkan oleh Bank Indonesia. Dalam memberikan kredit kepada calon
nasabah atau nasabah harus melalui prosedur dan harus memenuhi syarat yang
telah ditetapkan oleh Bank untuk mencegah timbulnya kredit yang bermasalah
dan membutuhkan waktu yang lama untuk menyelesaikannya. Oleh sebab itu
dalam memberikan kredit kepada calon nasabah atau nasabah merupakan proses
yang membutuhkan pertimbangan serta analisa-analisa yang baik dari bank untuk
4
menghindari terjadinya kerugian dan pertimbangan serta analisa yang dipengaruhi
oleh ketentuan dari Bank Indonesia.
Kredit memiliki manfaat yang cukup banyak dilihat dari berbagai pihak
yang berkepentingan. Bagi debitur, kredit memberikan manfaat agar debitur dapat
meningkatkan usahanya, yaitu dengan cara menggunakan kredit tersebut untuk
meningkatkan faktor produksi, baik berupa tambahan modal kerja (Money), mesin
(Machine), bahan baku (Material) maupun peningkatan sumber daya manusia
(Man), metode (Methode), perluasan pasar (Market), sumber daya alam dan
teknologi.
Kredit memberikan manfaat kepada bank yaitu berupa bunga yang
diterima dari masyarakat atau nasabah. Kredit juga dimanfaatkan oleh pemerintah
untuk digunakan sebagai alat untuk mendorong pertumbuhan dan perluasan
ekonomi maka akan mengurangi tingkat pengangguran dan tingkat pendapatan
masyarakat. Sumber utama yang digunakan bank dalam penyaluran kreditnya itu
antara lain berasal dana dari pihak ketiga, maka besarnya pendapatan bunga
tersebut akan diikuti pula dengan besarnya beban bunga yang harus dibayarkan
kepada nasabah.
Pemberian kredit oleh suatu bank kepada nasabah merupakan tantangan
yang menuntut keterampilan, keahlian, dan kesabaran yang tinggi. Permohonan
pemberian kredit sangat kompleks didasarkan pada kelayakan, namun demikian
jaminan fisik juga diperlukan. Analisis kebijakan pemberian kredit merupakan
penilaian kredit terhadap pemberian kredit yang tidak memperhatikan ketelitian
5
dan ketepatan, sedangkan aspek ini adalah salah satu masalah yang harus
diperhatikan.
Kredit yang akan disalurkan ke masyarakat adalah kredit yang layak, Bank
selalu melakukan analisa terhadap laporan keuangan calon debitur atau debitur
yang akan diberikan pinjaman. Salah satu bentuk yang lazim dalam menganalisis
laporan keuangan adalah analisis rasio keuangan. Dimana analisis rasio keuangan
adalah membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan
cara membagi satu angka dengan angka lainnya.
Kebijakan dan prosedur pemberian kredit kepada calon nasabah diterapkan
untuk mengarahkan pada tercapainya tujuan-tujuan suatu usaha. Setiap tahapan
proses pemberian kredit kepada calon nasabah harus dengan menerapkan prinsip
kehati-hatian. Kebijakan prinsip kehati-hatian ini tercermin dalam kebijakan
pokok pemberian kredit, tata cara penilaian kualitas kredit, serta dalam
menentukan calon nasabah yang ingin diberikan pinjaman harus dilihat dari
laporan keuangan, apakah laporan keuangannya itu memiliki reputasi yang baik
atau tidak.
Prosedur dalam perkreditan dimulai dari adanya pengajuan permohonan
kredit dari masyarakat atau nasabah, proses analisis kredit, proses pencairan kredit
sampai dengan proses umpan balik pelaksanaan kredit. Konsep prosedur dan
kebijakan dalam pemberian kredit ini mengikuti alur proses kredit itu sendiri
maka harus didukung dengan prinsip kehati-hatian (Prudential Banking) dalam
penyaluran kredit kepada masyarakat dan diharapkan tidak menimbulkan kredit
bermasalah di kemudian hari.
6
Bank Sulselbar merupakan bank yang selalu mengutamakan pelayanan
terhadap usaha kecil dan menengah untuk meningkatkan perekonomian
masyarakat dan memberikan pelayanan terhadap nasabah maupun calon nasabah.
Dengan adanya kebijakan pemberian kredit ini masyarakat dapat membuat usaha
sendiri melalui pemberian kredit tersebut.
PT.Bank Sulselbar selaku Kreditor membutuhkan laporan keuangan dari
calon nasabah yang akan diberikan pinjaman untuk mendapatkan beberapa
informasi tentang keadaan keuangan calon nasabah, antara lain laporan laba/rugi
dan neraca. Di samping itu PT. Bank Sulselbar membutuhkan data kelengkapan
berupa administrasi calon nasabah. Setelah itu apakah kredit yang akan diberikan
disetujui atau ditolak, bank dengan seluruh peraturannya wajib melakukan
pemrosesan secara objektif akan tujuan penggunaan kredit.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis melakukan penelitian
tentang “Kebijakan Pemberian Kredit ditinjau dari Laporan Keuangan
Calon Nasabah” pada PT. Bank Sulselbar Cabang Masamba.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, dan juga diketahui pentingnya pelaksanaan
dalam pemberian kredit kepada calon nasabah, maka peneliti merumuskan
masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana Kebijakan Pemberian Kredit Ditinjau dari Laporan Keuangan
Calon Nasabah Pada PT. Bank Sulselbar Cabang Masamba ?
7
2. Apakah pemberian kredit kepada calon nasabah PT. Bank Sulselbar Cabang
Masamba berpengaruh signifikan terhadap laporan keuangannya ?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan secara umum dari proses penelitian ini adalah :
1. Untuk menganalisis kebijakan pemberian kredit ditinjau dari laporan keuangan
calon nasabah pada PT. Bank Sulselbar Cabang Masamba.
2. Untuk melihat pengaruh pemberian kredit PT. Bank Sulselbar Cabang
Masamba terhadap laporan keuangan nasabah.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian yang berhubungan dengan analisis pemberian kredit
ditinjau dari laporan keuangan calon nasabah dapat memberikan manfaat sebagai
berikut :
1. Bagi penulis sendiri, untuk memenuhi salah satu syarat ujian sidang sarjana
program studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar
2. Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan pemahaman dalam
pemberian kredit kepada calon nasabah berdasarkan laporan keungan di masa
yang akan datang
3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi para pengajar,
dosen, mahasiswa serta peneliti selanjutnya yang ingin mengembangkan
penelitia
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Bank
1. Pengertian Bank
Bank merupakan lembaga keuangan yang bergerak di bidang jasa.
Lembaga keuangan bank berperan dalam sektor pembangunan ekonomi dalam
suatu Negara. Hal ini disebabkan karena lembaga keuangan bank yang
mempunyai fungsi yang sangat mendukung terhadap pembangunan ekonomi
suatu Negara.
Bank yang kita kenal sekarang telah mengalami perkembangan yang
sangat pesat, berawal dari benua Eropa dimana pada saat itu terdapat bank-bank
yang sudah terkenal yaitu Bank Venezia pada tahun 1171, kemudian menyusul
Bank of Genoa dan Bank Barcelona pada tahun 1320. Pada saat itu orang-orang
mengandalkan transaksi jual beli serta pertukaran uang yang dikelola oleh suatu
perusahaan. Perusahaan yang mengelola kegiatan penukaran uang ini disebut
“Money Changer”.
Seiring dengan perkembangan jaman, perusahaan banyak melakukan
perluasan usahanya. Kegiatan yang dilakukan bukan hanya kegitan pertukaran
uang saja melainkan sebagai tempat penitipan uang yang disebut dengan kegitan
simpan. Kemudian kegiatan Bank berkembang dengan adanya kegiatan
peminjaman uang yaitu dengan cara uang semula disimpan oleh masyarakat,
dipinjamkan kembali kepada masyarakat yang membutuhkan.
9
Secara terminologi istilah “Bank” berasal dari bahasa Italia yang artinya
“Banca” yang berarti “Bence” yaitu suatu bangku tempat duduk yang biasa
digunakan oleh para bankir di halaman pasar pada saat memberikan pinjaman-
pinjaman.
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia, dalam PSAK No. 31 bahwa bank
adalah “suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (Financial
Intermeduary) antara pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana (Surpuls Unit)
dengan pihak-pihak yang memerlukan dana (Deficit Unit), serta sebagai lembaga
yang berfungsi memperlancar lalu lintas pembayarannya.”
Menurut A. Abdurrachman (1993;80) bahwa, Bank adalah suatu jenis
lembaga keuangan yang melaksanakan berbagai macam jasa, seperti memberikan
pinjaman, mengedarkan mata uang, pengawasan terhadap mata uang, bertindak
sebagai tempat penyimpanan benda-benda berharga, membiayai usaha
perusahaan-perusahaan, dan lain-lain.
Di samping itu perbankan juga menghasilkan jasa-jasa pendukung lainnya.
Jasa-jasa ini diberikan untuk mendukung kelancaran kegiatan menghimpun dan
menyalurkan dana baik yang berhubungan langsung dengan kegiatan simpanan
dan kredit maupun tidak langsung, jasa perbankan lainnya meliputi sebagai
berikut :
1. Kiriman Uang (Transfer).
2. Inkaso (Collection).
3. Kliring (Clearing).
4. Penjualan mata uang asing.
10
5. Save deposit box.
6. Travellers Cheque.
7. Letter of credit.
8. Serta jasa bank lainnya.
Kelengkapan dan jasa yang ditawarkan sangat tergantung dari kemampuan
bank masing-masing. Dengan kata lain semakin mampu bank tersebut, maka
semakin banyak ragam produk yang ditawarkan. Kemampuan bank dapat dilihat
dari segi permodalan, manajemen serta fasilitas yang dimilikinya.
2. Fungsi-fungsi dalam perbankan antara lain :
1. Lembaga kepercayaan masyarakat dalam kaitannya sebagai lembaga
penghimpun dan penyalur dana,
2. Pelaksana kebijakan moneter,
3. Unsur pengguna sistem pembayaran yang efisien dan aman,
4. Lembaga yang ikut mendorong pertumbuhan dan pemerataan pendapatan.
Aktivitas perbankan yang pertama adalah menghimpun dana dari
masyarakat luas yang dikenal dengan istilah di dunia perbankan adalah kegiatan
funding. Pengertian menghimpun dana maksudnya adalah mengumpulkan atau
mencari dana dengan cara membeli dari masyarakat
Sedangkan fungsi-fungsi bank menurut para ahli adalah sebagi berikut :
Menurut Dahlan Siamat (1995;16), bank sebagai lembaga pemberi jasa-
jasa keuangan mempunyai fungsi-fungsi pokok sebagai berikut :
1. Menyediakan mekanisme dan alat pembayaran yang lebih efisien dalam
kegiatan ekonomi.
11
2. Menciptakan uang melalui penyaluran kredit dan investasi.
3. Menghimpun dana dan menyalurkannya kepada masyarakat.
4. Menyediakan jasa-jasa pengelolaan dana dan trust atau perwalian amanat
kepada individu dan perusahaa.
5. Menyediakan fasilitas untuk perdagangan internasional.
6. Memberikan pelayanan penyimpanan untuk barang-barang berharga.
7. Menawarkan jasa-jasa keuangan lain misalnya : credit card, traveler’s
check, transfer dana dan sebagainya.
Sedangkan menurut Y.Sri Susilo (2006;6) fungsi bank yaitu sebagai
financial intermediary institution adalah :
a. Agen Of Trust, bahwa dalam usahanya sebagai lembaga penghimpun dana
dan penyalur dana, maka harus dilandasi oleh unsur kepercayaan yang
berkaitan dengan titpan uang nasabahnya agar tidak disalahgunakan oleh
pihak bank, dikelola dengan baik dan juga percaya pada saat telah
dijanjikan masyarakat dapat menarik lagi simpanannya.
b. Agen Of Development, sektor dalam kegiatan perekonomian masyarakat
yaitu sektor moneter dan sektor riil yang tidak dapat dipisahkan. Kedua
sektor tersebut dapat berinteraksi saling mempengaruhi satu sama lain.
Sektor riil tidak akan dapat berkinerja dengan baik apabila sektor moneter
tidak bekerja dengan baik. Tugas bank sebagai penghimpun dan penyalur
dana sangat diperlukan untuk kelancaran kegiatan perekonomian sektor
riil.
12
c. Agen Of Services, dengan melalui bank masyarakat dapat memanfaatkan
jasa layanan perbankan dalam membantu mempermudah aktivitas
perekonomian. Jasa-jasa bank yang ditawarkan antara lain dapat berupa
jasa pengiriman uang, jasa penitipan barang berharga,dan jasa
penyelesaian tagihan.
Dari uraian tersebut dapat diketahui bahwa bank merupakan lembaga yang
mempunyai peranan penting dalam menggerakkan perekonomian suatu Negara
dalam menjalankan fungsinya sebagai pengalihan asset (asset transmutation) dari
unit surplus ke unit deficit, memberikan kemudahan dalam melakukan transaksi
barang dan jasa, menawarkan produk dana dengan berbagai alternatif tingkat
likuiditas serta unit efisiensi.
3. Sumber dana perbankan diperoleh dari :
a. Dana yang bersumber dari bank itu sendiri.
Sumber dana ini merupakan dana dari modal sendiri, maksudnya adalah
modal setoran dari para pemegang sahamnya.
b. Dana yang berasal dari masyarakat luas.
Sumber dana dari masyarakat luas dapat dilakukan dalam bentuk simpanan
giro, simpanan tabungan dan simpanan deposito.
c. Dana yang bersumber dari lembaga lainnya, Merupakan sumber dana
Bank jika kesulitan dalam pencairan sumber dana yang diperoleh dari
Bank itu sendiri maupun dari masyarakat luas. Perolehan dana dari sumber
ini antara lain dapat diperoleh dari :
13
1) Bantuan likuiditas dari bank Indonesia, merupakan kredit yang
diberikan Bank Indonesia kepada Bank-Bank yang mengalami
kesulitan likuiditasnya.
2) Pinjaman antar Bank (call money), biasanya pinjaman ini diberikan
kepada Bank-Bank yang mengalami kalah kliring di dalam lembaga
kliring.
3) Pinjaman dari Bank-Bank luar Negeri.
4) Surat Berharga Pasar Uang (SBPU), dalam hal ini pihak perbankan
menerbitkan Surat Berharga Pasar Uang kemudian diperjual belikan
kepada pihak yang berminat, baik perusahaan keuangan maupun non
keuangan.
4. Jenis –jenis Bank Ditinjau dari Segi Fungsi
Bank menurut jenisnya dibagi menjadi dua yaitu :
1. Bank Umum
Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
Konvensional dan juga berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam kegiatannya
memberikan jasa lalu lintas pembayaran, sedangkan usaha Bank Umum
meliputi :
a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa
giro, deposito berjangka, sertifikat deposito dan tabungan.
b. Memberikan kredit.
c. Menerbitkan surat pengakuan hutang.
14
d. Membeli, menjual atau menjamin atas resiko sendiri maupun untuk
kepentingan sendiri serta kepentingan atas perintah nasabahnya.
e. Memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk
kepentingan nasabah.
f. Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dam
melakukan perhitungan dengan atau antara pihak ketiga
g. Melakukan anjak piutang, usaha kartu kredit, dan kegiatan wali
amanat, dll.
2. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan kegiatan
usaha secara konvensional atau berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam
kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lintas pembayaran. Usaha Bank
Perkreditan Rakyat (BPR) antara lain:
a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa
deposito berjangka , tabungan, serta bentuk lainnya.
b. Memberikan kredit.
c. Menyediakan pembiayaan dan penempatan dana berdasarkan prinsip
syariah sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh Bank
Indonesia.
d. Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI),
deposito berjangka, sertifikat deposito dan tabungan pada Bank lain.
15
Sedangkan di dalam Bank Perkreditan Rakyat dilarang :
a. Menerima simpanan berupa giro serta ikut dalam lalu lintas
pembayaran
b. Melakukan kegiatan usaha valuta saing
c. Melakukan penyertaan modal
d. Melakukan usaha perasuransian
B. KREDIT
1. Pengertian Kredit
Kata kredit berasal dari bahasa Yunani yang artinya “Credere” yang
artinya kepercayaan. Pemberian kredit kepada debitur berdasarkan atas
kepercayaan. Bank percaya bahwa kredit yang telah diberikan kepada debitur
akan dapat dikembalikan di kemudian hari pada saat jatuh tempo kredit, sesuai
dengan kondisi yang tertulis dalam perjanjian-perjanjian kredit (pokok pinjaman,
bunga pinjman, jangka waktu kredit, tanggal jatuh tempo dan lain-lain). Pada
intinya perusahaan atau perorangan membutuhkan kredit apabila kondisi antara
cashflow-masuk dan cashflow-keluar berjalan tidak seimbang pada saat tertentu
atau pada kurun waktu tertentu.
Pemberian kredit bank akan sangat berguna apabila kredit diberikan sesuai
dengan tujuan dan kebutuhan. Karena bagaimanapun dana hasil pencairan kredit
harus dikembalikan debitur kepada bank, sehingga dana hasil pencairan kredit
harus digunakan secara bijaksana.
16
Kredit berfungsi kooperatif antara si pemberi kredit dan si penerima kredit
atau antara kreditur dan debitur. Mereka menarik keuntungan dan saling
menanggung resiko. Singkatnya, kredit dalam arti luas didasarkan atas komponen,
kepercayaan, resiko, dan pertukaran ekonomi di masa-masa mendatang.
Menurut Hasibuan, Manajemen Perbankan (1996;46) :
bahwa kredit adalah “semua jenis pinjaman uang atau barang yang wajib
dibayar kembali bunganya oleh peminjam. Dalam hal ini, pihak bank memberi
tarif bunga atau yang disebut dengan bunga kredit dalam setiap permohonan
kredit kepada pihak peminjam”.
2. Unsur-unsur Kredit
Unsur-unsur dalam suatu kredit antara lain :
a. Kepercayaan
Kepercayaan artinya bahwa bank percaya nasabah akan mengembalikan
kredit yang diberikan. Dasar pertimbangan yang diberikan oleh bank
adalah iktikad baik nasabah, yaitu adanya kemauan untuk membayar. Bagi
nasabah dalam hal ini berarti nasabah memperoleh kepercayaan dan juga
memiliki kemampuan untuk membayar kewajibannya.
b. Kesepakatan
Di mana dituangkan dalam suatu perjanjian dan masing-masing pihak
menandatangani hak dan kewajiban masing-masing. Kemudian juga
disepakati sanksi-sanksi pihak melanggar kesepakatan yang telah dibuat.
Kesepakatan penyaluran kredit dituangkan dalam akad kredit yang di
tandatangani oleh kedua belah pihak pada saat kredit di setujui oleh bank.
17
c. Jangka Waktu
Di mana mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati.
d. Resiko (Degree Of Risk)
Faktor resiko kerugian dapat di akibatkan dua hal yaitu resiko kerugian
yang di akibatkan nasabah sengaja tidak mau membayar kreditnya padahal
mampu dan resiko kerugian yang diakibatkan karena nasabah tidak
sengaja yaitu akibat terjadinya musibah seperti bencana alam. Penyebab
tidak tertagih sebenarnya dikarenakan adanya suatu tenggang waktu
pengembalian (jangka waktu). Semakin panjang jangka waktu suatu kredit
semakin besar resikonya tidak tertagih, demikian pula sebaliknya. Resiko
ini menjadi tanggungan bank baik resiko disengaja maupun resiko tidak
disengaja.
e. Balas Jasa
Dimana dalam bentuk bunga, biaya provisi, dan komisi serta biaya
administrasi kredit ini merupakan keuntungan bank. Sedangkan bank yang
berdasarkan prinsip syariah dibalas jasanya ditentukan dengan bagi hasil.
3. Jenis- Jenis Kredit
Dalam menyalurkan kredit dunia perbankan memiliki beberapa jenis
kredit. Penentuan jenis kredit dipilih-pilih sesuai dengan kebutuhan, kegunaan,
jangka waktu, sektor dan pertimbangan lainnya. Jenis-jenis kredit yang lazim
terjadi di dunia perbankan dilihat dari berbagai segi, yaitu sebagai berikut :
18
a. Dari Segi Kegunaan
1) Kredit investasi merupakan kredit yang diberikan untuk keperluan
investasi, misalnya membangun pabrik, rumah, pembelian mesin-
mesin, tanah, dan lainnya. Kredit investasi biasanya diberikan
untuk waktu jangka panjang.
2) Kredit modal kerja merupakan kredit yang diberikan untuk
keperluan modal kerja, misalnya untuk membeli bahan baku,
pembayaran gaji, dan biaya lainnya. Kredit modal kerja diberikan
dalam waktu yang relatif pendek dan satu kali siklus operasi.
b. Dari Segi Tujuan
1) Kredit produktif merupakan kredit yang diberikan untuk
menghasilkan sesuatu (proses produksi), baik barang maupun jasa,
misalnya kredit diberikan untuk industri (pabrik), pertanian,
peternakan, pabrik, perhotelan dan lainnya.
2) Kredit konsumtif merupakan kredit yang diberikan untuk
digunakan secara pribadi atau dipakai (dikonsumsi) sendiri,
misalnya membeli rumah atau kendaraan yang akan digunakan
untuk keperluan pribadi.
3) Kredit perdagangan merupakan kredit yang diberikan kepada para
pedagang. Para pedagang membeli barang yang kemudian barang
tersebut dijual kembali.
19
c. Dari Segi Jangka waktu
1) Kredit jangka pendek merupakan kredit yang memiliki jangka
waktu maksimal satu tahun atau kurang dari satu tahun.
2) Kredit jangka menengah merupakan kredit yang memiliki jangka
waktu satu sampai tiga tahun, namun dewasa ini banyak bank yang
mengklasifikasikan menjadi kredit jangka panjang.
3) Kredit jangka panjang merupakan kredit yang memiliki jangka
waktu lebih dari satu atau tiga tahun. Artinya ada bank yang
mengklasifikasikan yang lebih dari satu tahun menjadi kredit
jangka panjang, namun ada pula yang mengklasifikasikan lebih
dari tiga tahun menjadi jangka panjang.
d. Dari Segi jaminan
1) Kredit dengan jaminan merupakan kredit yang syarat untuk
memperolehnya harus memiliki jaminan tertentu, baik harta
bergerak, tidak bergerak, atau jaminan lainnya.
2) Kredit tanpa jaminan merupakan kredit yang diberikan tanpa
jaminan apa pun secara riil, namun sebenarnya meskipun tidak ada
jaminan kemampuan membayar nasabah, misalnya pegawai tetap
yang memiliki pengahasilan tertentu.
e. Dari Segi Sektor Usaha
1) Kredit sektor pertanian merupakan kredit yang diberikan kepada
para petani, baik tanaman jangka pendek yang kurang atau
20
maksimal satu tahun maupun jangka panjang (lebih dari satu tahun
atau tiga tahun sesuai persyaratan bank).
2) Kredit sektor industri merupakan kredit yang diberikan kepada
industri, baik industri kecil, menengah, maupun besar.
3) Kredit sektor perumahan merupakan kredit yang diberikan untuk
kepemilikan rumah atau properti lainnya.
4) Kredit sektor profesi, merupakan kredit yang diberikan kepada
professional seperti dokter, pengacara,dosen, dan lainnya.
5) Kredit sektor pertambangan merupakan kredit yang diberikan
untuk pengusaha yang bergerak dalam bidang pertambangan
seperti, emas, batubara, timah, atau tambang lainnya.
6) Kredit sektor pendidikan merupakan kredit yang diberikan dunia
pendidikan,seperti kredit mahasiswa.
4. Analisis Kredit
Sebelum suatu kredit diputuskan, terlebih dahulu perlu dianalisis
kelayakan kredit tersebut. Tujuannya adalah untuk menghindari kredit yang
dibiayai nantinya tidak layak. Pemberian kredit kepada konsumen atau calon
nasabah/calon debitur harus dengan melewati prosedur pengajuan kredit dan
melalui proses analisis pemberian kredit terhadap kredit yang diajukan. Penilaian
kredit ini harus dilakukan dengan prinsip kehati-hatian.
Analisis kredit dapat dilakukan dengan berbagai alat analisis. Dalam
praktiknya terdapat beberapa alat analisis yang dapat digunakan untuk
menentukan kelayakan suatu kredit, yaitu sebagai berikut :
21
a. Dengan 5 Of C
1) Character adalah sifat atau watak nasabah. Analsis ini untuk
mengetahui sifat atau watak seorang nasabah pemohon kredit,
apakah memiliki watak atau sifat yang bertanggungjawab terhadap
kredit yang diambilnya. Watak atau sifat ini akan dapat dilihat dari
masa lalu nasabah melalui pengamatan, pengalaman, riwayat
hidup, maupun hasil wawancara dengan nasabah.
2) Capacity, yaitu analisis yang digunakan untuk melihat kemampuan
nasabah dalam membayar kredit. Kemampuan ini dilihat dari
penghasilan pribadi atau kredit konsumtif dan usaha yang dibiayai
untuk kredit perdagangan atau produktif. Untuk menilai
kemampuan nasabah dapat dinilai dari dokumen yang dimiliki,
hasil wawancara atau melalui perhitungan rasio keuangan.
3) Capital, adalah untuk menilai modal yang dimiliki oleh nasabah
untuk membiayai kredit. Hal ini penting karena bank tidak akan
membiayai kredit tersebut 100%. Artinya harus ada modal dari
nasabah. Tujuannya adalah jika nasabah juga ikut memiliki modal
yang ditanamkan pada kegiatan tersebut, nasabah juga akan merasa
memiliki sehingga termotivasi untuk bekerja sungguh-sungguh
agar usaha tersebut berhasil, dan mampu untuk membayar
kewajiban kreditnya.
22
4) Condition, yaitu kondisi umum saat ini dan yang akan datang
tentunya. Kondisi yang akan dinilai terutama kondisi ekonomi saat
ini, apakah layak untuk membiayai kredit untuk sektor tertentu.
5) Colletaral, merupakan jaminan yang diberikan nasabah kepada
bank dalam rangka pembiayaan kredit yang diajukannya. Jaminan
ini digunakan sebagai alternatif terakhir bagi bank untuk berjaga-
berjaga kalau terjadi kemacetan terhadap kredit yang dibiayai.
b. Dengan 7 Of P
1) Personality, atau kepribadian merupakan penilaian yang digunakan
untuk mengetahui kepribadian si calon nasabah. Hanya saja hal-hal
personality lebih di tekankan kepada orangnya, sedangkan dalam
character termasuk kepada keluarganya.
2) Purpose, yaitu tujuan mengambil kredit. Seperti diketahui
sebelumnya bahwa tujuan untuk mengambil kredit ada tiga yaitu,
pertama, untuk usaha yang produktif, kedua, untuk digunakan
sendiri (konsumtif), ketiga, untuk perdagangan. Penilaian ketiga ini
sedikit berbeda. Oleh karena itu jangan sampai pemberian kredit
yang dikucurkan oleh bank disalahgunakan oleh nasabah.
3) Party, artinya dalam menyalurkan kredit, bank memilah-milah
menjadi beberapa golongan. Hal ini dilakukan agar bank lebih
fokus untuk untuk menangani kredit tersebut, misalnya kredit
untuk usaha kecil, menengah, maupun besar.
23
4) Payment, adalah cara pembayaran kredit oleh nasabah. Penilaian
yang dilakukan untuk menilai cara nasabah dalam membayar
kredit, apakah dari penghasilan (gaji) atau dari sumber objek yang
di biayai. Dari penilai ini akan terlihat kemampuan nasabah dalam
membayar kredit.
5) Prospect, yaitu untuk menilai harapan ke depan terutama terhadap
objek kredit yang dibiayai.
6) Profitability, artinya kredit yang dibiayai oleh bank akan
memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak, baik bank
ataupun nasabah. Keuntungan bagi bank tentunya adalah berupa
balas jasa yang diberikan nasabah dari bunga atau bagi hasil.
Sedangkan bagi nasabah adalah berkembangnya usaha yang
dibiayai yang pada akhirnya adalah keuntungan dan adanya
tambahan modal baginya.
5. Tujuan Dan Fungsi Kredit
Pemberian suatu fasilitas mempunyai tujuan tertentu yang tidak akan lepas
dari misi bank tersebut. Tujuan utama dalam pemberian kredit antara lain :
a. Mencari Keuntungan, bertujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian
kredit tersebut. Hasil tersebut dalam bentuk bunga yang diterima oleh bank
sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredit yang dibebankan kepada
nasabah.
b. Membantu Usaha Nasabah, bertujuan untuk membantu usaha nasabah
yang memerlukan dana, baik dana investasi maupun dana untuk modal
24
kerja. Dengan dana tersebut pihak debitur akan dapat memperluas dan
mengembangkan usahanya.
c. Membantu pemerintah, bagi pemerintah semakin banyak kredit yang
disalurkan oleh pihak perbankan maka semakin baik mengingat semakin
banyak kredit berarti adanya peningkatan pembangunan di berbagai sektor.
Tujuan di atas merupakan suatu fasilitas kredit yang memiliki fungsi
antara lain:
a. Untuk meningkatkan daya guna uang, dengan adanya kredit dapat
meningkatkan daya guna uang maksudnya jika uang hanya di simpan
saja tidak akan menghasilkan sesuatu yang berguna. Dengan
diberikannya kredit uang tersebut menjadi berguna untuk
menghasilkan barang dan jasa oleh si penerima kredit.
b. Untuk meningkatkan daya guna uang, kredit yang diberikan oleh bank
akan dapat digunakan oleh debitur untuk mengolah barang yang tidak
berguna menjadi berguna atau bermanfaat.
c. Sebagai alat stabilitas ekonomi, dengan memberikan kredit dapat
dikatakan sebagai stabilitas ekonomi karena dengan adanya kredit
yang diberikan akan menambah jumlah barang yang diperlukan oleh
masyarakat.
d. Untuk meningkatkan kegairahan usaha, bagi si penerima kredit tentu
akan dapat meningkatkan kegairahan berusaha, apalagi bagi si nasabah
yang memang modal pas-pasan.
25
e. Untuk meningkatkan pemerataan pendapatan, semakin banyak kredit
yang disalurkan maka akan semakin baik, terutama dalam hal
meningkatkan pendapatan.
6. Para Pihak Dalam Kredit
Para pihak dalam kredit pada dasarnya hanya dua, yaitu pihak kreditur
(Bank) dan pihak debitur. Namun masalahnya akan menjadi lain apabila barang
jaminan diberikan oleh pihak ketiga yang turut serta menandatangani perjanjian
kredit (hutang-piutang) atau Personal Guarantee diberikan oleh pihak ketiga jadi
disini pihak ketiga bertindak sebagai penjamin. Hal itu akan berdampak luas
apabila debitur wanprestasi.
7. Faktor-Faktor Kebijakan Pemberian Kredit Bank
Menurut Rivai, (2006;97), faktor-faktor dalam kebijakan kredit adalah :
a. Kredit yang diberikan bank mengandung resiko, sehingga dalam
pelaksanaannya bank harus memperhatikan asas-asas perkreditan yang
sehat.
b. Salah satu upaya untuk lebih mengarahkan agar perkreditan bank telah
didasarkan pada prinsip yang sehat, yaitu melalui kebijakan
perkreditan yang jelas.
c. Kebijakan perkreditan bank berperan sebagai panduan dalam
pelaksanaan semua kegiatan perkreditan bank.
d. Untuk memastikan bahwa semua bank telah memiliki kebijakan
perkreditan yang sehat, maka perlu berpedoman pada ketentuan yang
ditetapkan Bank Indonesia.
26
e. Kebijakan perkreditan perbankan dikatakan baik apabila mencakup :
1) Prinsip kehati-hatian
2) Organisasi dan manajemen perkreditan
3) Kebijakan persetujuan perkreditan
4) Dokementasi dan administrasi
5) Pengawasan kredit
6) Penyelesaian kredit bermasalah.
8. Analisis Calon Debitur
Agar tujuan analisi kredit tercapai, bank menganalisis calon debitur secara
menyeluruh, di mana pendekatannya dibagi menjadi dua bagian analisis yaitu :
a. Analisis Kualitatif (Non Keuangan)
Analisis kualitatif merupakan analisis terhadap kondisi-kondisi non angka
yang tidak tercermin dalam laporan keuangan. Analisis kualitatif ini
meliputi analisis terhadap reputusi debitur, manajemennya,tingkat resiko,
makro ekonomi dan lain-lain.
b. Analisis Kuantitatif (Histori)
Analisis kuantitatif merupakan analisis yang sangat erat hubungannya
dengan laporan keuangan, karena seluruhnya terkait dengan data-data
kuantitatif (dengan angka atau bilangan). Berdasarkan laporan keuangan
ini kemudian dapat dianalisis dan diketahui mengenai kondisi kesehatan
perusahaan atu kondisi keuangan calon debitur.
27
9. Persetujuan Kredit
Persetujuan kredit harus mencerminkan suatu pernyataan dari hasil
analisis, hasil penelitian secara prinsip kehati-hatian bahwa debitur/calon debitur
yang disetujui pemberian kreditnya adalah debitur/calon debitur yang dianggap
layak, meliputi :
a. Usaha debitur/calon debitur yang baik.
b. Telah sesuai dengan kebijakan pemberian kredit.
c. Tidak menyimpang dari ketentuan limit kredit.
d. Mengenai keamanan kreditnya.
10. Perjanjian Kredit
Menurut Puspani (2004:33), bahwa perjanjian kredit bentuk dan formatnya
ditentukan oleh masing-masing bank dan dibuat secara tertulis. Pada proses ini
pihak bank dan debitur/calon debitur menandatangani suatu perjanjian yang di
dalamnya memuat persyaratan-persyaratan serta hal-hal penting lainnya yang
dapat mengikat kedua belah pihak dan dapat dijadikan sebagai alat pembuktian di
pengadilan, apabila di kemudian hari terdapat sengketa diantara kedua belah pihak
11. Pemantauan Kredit
Pemantauan kredit merupakan salah satu kunci utama dari keberhasilan
pemberian kredit selain ketajaman dan ketelitian yang dilakukan sewaktu
melakukan analisa kredit kepada debitur/calon debitur. Pemantauan kredit
merupakan aktifitas untuk memantau/mengikuti serta memonitor perkembangan
usaha debitur dan perkembangan kredit sejak diberikan sampai lunas. Terjadinya
kegagalan kredit terutama disebabkan kurangnya ketelitian oleh pihak bank.
28
C. Laporan Keuangan
1. Pengertian Laporan Keuangan
Di dalam laporan keuangan suatu perusahaan tidak dibuat secara
serampangan, tetapi harus dibuat dan disusun sesuai dengan aturan dan standar
yang berlaku. Hal ini dilakukan agar laporan keuangan mudah dibaca dan
dimengerti. Laporan keuangan yang disajikan perusahaan sangat penting bagi
manajemen dan pemilik perusahaan.Dalam pengertian ini laporan keuangan
adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan saat ini atau
dalam suatu periode tertentu.
Laporan keuangan yang terdapat pada suatu perusahaan itu pada
pokoknya terdiri dari laporan-laporan yang melaporkan tentang posisi keuangan
perusahaan, tentang kegiatan dan hasil dari operasi perusahaan dan tentang
perubahan-perubahan yang terjadi dalam posisi keuangan perusahaan.
Posisi keuangan perusahaan pada waktu tertentu dilaporkan dalam neraca,
operasi-operasi perusahaan selama periode tertentu dilaporkan dalam laba-rugi,
sedangkan di dalam laporan perubahan posisi keuangan menjelaskan tentang
perubahan-perubahan yang terjadi dalam modal perusahaan.
2. Tujuan Dan Manfaat Laporan Keuangan
a. Tujuan Laporan Keuangan
Seperti diketahui bahwa setiap laporan keuangan yang dibuat sudah pasti
memiliki tujuan tertentu. Dalam hal ini terdapat tujuan yang hendak dicapai,
terutama bagi pemilik usaha dan manajemen perusahaan. Di samping itu, tujuan
29
laporan keuangan disusun guna memenuhi kepentingan berbagai pihak yang
berkepentingan terhadap perusahaan.
Secara umum laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi
keuangan suatu perusahaan,baik pada saat tertentu maupun pada periode tertentu.
Berikut ini beberapa tujuan pembuatan laporan keuangan yaitu :
1) Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang
dimiliki oleh suatu perusahaan.
2) Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal
yang dimiliki suatu perusahaan.
3) Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang
diperoleh pada suatu periode tertentu.
4) Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang
dikeluarkan perusahaan dalam suatu periode tertentu.
5) Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi
terhadap aktiva,pasiva, dam modal perusahaan.
6) Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam
periode tertentu.
7) Memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan keuangan.
8) Informasi keuangan lainnya.
b. Manfaat Laporan Keuangan
Laporan keuangan yang dikeluarkan suatu perusahaan akan memberikan
manfaat kepada berbagai pihak. Masing-masing pihak mempunyai kepentingan
yang berbeda terhadap Laporan Keuangan tersebut. Adapun pihak-pihak yang
30
memiliki kepentingan terhadap Laporan Keuangan yang dikeluarkan oleh suatu
perusahaan sebagai berikut :
1) Penanam modal atau investor,
2) Karyawan,
3) Pemberi pinjaman,
4) Pemasok dan kreditur lainnya,
5) Pelanggan,
6) Pemerintah,
7) Masyarakat,
8) Manajemen.
Sedangkan manfaat yang dapat diperoleh oleh pihak yang tidak
berkepentingan langsung terhadap Laporan Keuangan adalah sebagai berikut :
1) Konsultan dan para analis keuangan
Konsultan dan para analis keuangan yang berkepentingan dalam
memberikan nasihat kepada investor dan calon investor dalam mengambil
keputusan investasi, maupun dalam menilai porspek investasi dimasa yang
akan datang.
2) Ahli hukum
Berkepentingan dalam memberi nasihat hukum mengenai pembagian
keuntungan dan dividen ataupun perjanjian-perjanjian lain.
31
3. Sifat Dan Keterbatasan Laporan Keuangan
a. Sifat Laporan Keuangan
Pencatatan yang dilakukan dalam penyusunan laporan keuangan harus
dilakukan dengan kaidah-kaidah yang berlaku. Demikian pula dalam hal
penyusunan laporan keuangan didasarkan kepada sifat laporan keuangan itu
sendiri. Dalam hal ini sifat laporan dibuat :
1) Bersifat historis
Bersifat historis artinya bahwa laporan keuangan dibuat dan disusun dari
data masa lalu atau masa yang sudah lewat dari masa sekarang. Misalnya
laporan keuangan disusun berdasarkan data satu atau dua atau beberapa
tahun kebelakang (tahun atau periode sebelumnya).
2) Bersifat menyeluruh
Bersifat menyeluruh maksudnya laporan keuangan dibuat selengkap
mungkin. Artinya laporan keuangan disusun sesuai dengan standar yang
telah ditetapkan. Pembuatan atau penyusunan yang hanya sebagian-
sebagian (tidak lengkap) tidak akan memberikan informasi yang lengkap
tentang keuangan suatu perusahaan.
b. Keterbatasan Laporan keuangan
Laporan keuangan yang dususun pasti memiliki keterbatasan tertentu.
Berikut ini beberapa keterbatasan laporan keuangan yang dimiliki perusahaan.
1) Pembuatan laporan keuangan disusun berdasarkan sejarah (historis),
dimana data-data yang diambil dari data masa lalu.
32
2) Laporan keuangan dibuat umum, artinya untuk semua orang, bukan
hanya untuk pihak tertentu saja.
3) Proses penyusunan tidak terlepas dari taksiran-taksiran dan
pertimbangan-pertimbangan tertentu.
4) Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi situasi
ketidakpastian. Misalnya dalam suatu peristiwa yang tidak
menguntungkan selalu dihitung kerugiannya.
5) Laporan keuangan selalu berpegang teguh kepada sudut pandang
ekonomi dalam memandang peristiwa-peristiwa yang terjadi bukan
kepada sifat formalnya
Keterbatasan laporan keuangan tidak akan mengurangi arti nilai keuangan
secara langsung karena hal ini memang harus dilakukan agar dapat menunjukkan
kejadian yang mendekati sebenarnya, meskipun perubahan berbagai kondisi dari
berbagai sektor terus terjadi. Artinya selama laporan keuangan disusun sesuai
dengan aturan yang telah ditetapkan, maka inilah yang dianggap telah memenuhi
syarat sebagai suatu laporan keuangan.
D. Analisis Laporan Keuangan
1. Pengertian Analisis Laporan
Suatu laporan keuangan belum dapat memberikan informasi yang berguna
apabila hanya dilihat sepintas saja. Laporan keuangan baru bisa memberikan
informasi yang berguna mengenai posisi dan kondisi keuangan suatu perusahaan
apabila dipelajari, diperbandingkan, dan dianalisis.
33
Jadi informasi ataupun data yang terdapat dalam laporan keuangan dapat
berguna apabila dianalisis karena dengan analisis tersebut akan diperoleh semua
jawaban yang berhubungan dengan masalah posisi keuangan dan hasil-hasil yang
dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan.
Laporan Keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh
informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai
oleh perusahaan yang bersangkutan. Data keuangan tersebut akan lebih berarti
bagi pihak-pihak yang berkepentingan apabila data tersebut diperbandingkan
untuk dua periode atau lebih, dan dianalisa lebih lanjut sehingga dapat diperoleh
data yang akan dapat mendukung keputusan yang akan diambil.
Menurut Sofyan Syafri Harahap dalam bukunya Analisa Kritis Atas
Laporan Keuangan (2009:190) yaitu : “Menguraikan pos-pos laporan keuangan
menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat
signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara
data kuantitatif maupun data non kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui
kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses mengahsilkan
keputusan yang tepat”.
2. Tujuan Dan Manfaat Analisis Laporan Keuangan
Ada beberapa tujuan dan manfaat bagi berbagai pihak dengan adanya
analisis laporan keuangan. Secara umum dikatakan bahwa tujuan dan manfaat
analisis laporan keuangan adalah :
34
a. Untuk mengetahui posisi keuangan dalam satu periode tertentu, baik
harta, kewajiban, modal, maupun hasil usaha yang telah dicapai untuk
beberapa periode,
b. Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan apa saja yang menjadi
kekurangan perusahaan,
c. Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang dimiliki
d. Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu
dilakukan ke depan yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan
saat ini,
e. Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen ke depan apakah perlu
penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau gagal,
f. Dapat juga digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis
tentang hasil yang mereka capai.
3. Bentuk Dan Teknik Analisis Laporan Keuangan
Untuk melakukan analisis laporan keuangan diperlukan metode dan teknik
analisis yang tepat. Tujuan penentuan metode dan teknik analisis yang tepat
adalah agar laporan keuangan tersebut dapat memberikan hasil yang maksimal.
Selain itu para pengguna hasil analisis tersebut dapat dengan mudah untuk
menginterpretasikannya.
Dalam praktinya, terdapat dua macam metode analisis laporan keuangan
yang biasa dipakai, yaitu sebagi berikut :
35
a. Analisis Vertikal (Statis)
Analisis vertikal merupakan analisis yang dilakukan terhadap hanya
satu periode laporan keuangan saja. Anlisis dilakukan antara pos-pos yang
ada, dalam satu periode. Informasi yang diperoleh hanya satu periode saja
dan tidak diketahui perkembangan dari periode ke periode tidak diketahui.
b. Analisis Horizontal (Dinamis)
Analisis Horizontal merupakan analisis yang dilakukan dengan
membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode. Dari hasil
analsis ini akan terlihat perkembangan perusahaan dari periode yang satu
ke periode yang lain.
Kemudian metode yang digunakan dalam menganalisis laporan keuangan,
terdapat beberapa jenis-jenis teknik analisis laporan keuangan yang dapat
dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Analisis perbandingan antara laporan keuangan, analisis ini dilakukan
dengan membandingkan laporan keuangan lebih dari satu periode.
b. Anlisis Trend atau Tendensi, merupakan analisis laporan keuangan
yang biasanya dinyatakan dalam persentase tertentu.
c. Analisis persentase perkomponen, merupakan analisis yang dilakukan
untuk membandingkan antara komponen yang ada dalam suatu laporan
keuangan, baik yang ada di neraca maupun laporan laba rugi.
d. Analisis sumber dan penggunaan dana, merupakan analisis yang
dlakukan untuk mengetahui sumber-sumber dana perusahaan dan
pengunaan dana dalam suatu periode.
36
e. Analisis sumber dan penggunaan kas, merupakan analisis yang
digunakan untuk mengetahui sumber-sumber kas perusahaan dan
penggunaan uang kas dalam suatu periode.
f. Analisis rasio, merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui
hubungan pos-pos yang ada dalam satu laporan keuangan atau pos-pos
antara laporan keuangan neraca dan laba rugi.
g. Analsisis kredit, merupakan analisis yang digunakan untuk menilai
layak tidaknya suatu kredit yang dikucurkan oleh lembaga keuangan
seperti bank.
h. Analisis laba kotor, merupakan analsisi yang digunakan untuk
mengetahui jumlah laba kotor dari periode ke satu periode. Kemudian
juga untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya laba kotor tersebut
antara periode.
i. Analsisi titik pulang pokok atau titik impas, tujuan analisis ini adalah
untuk mengetahui pada kondisi berapa penjualan produk dilakukan dan
perusahaan tidak mengalami kerugian. Keguanaan analisis ini adalah
untuk menentukan jumlah keuntungan pada berbagai tingkat
penjualan.
37
E. Kerangka Pikir
Analisis Kebijakan Pemberian Kredit Ditinjau Dari Laporan
Keungan Calon Nasabah pada PT.BANK SulSelBar Cabang Masamba.
Permohonan Kredit diajukan calon nasabah kepada pihak bank. Dengan
menyampaikan doukumen-dokumen, berkas-berkas seperti surat permohonan
resmi, akte pendirian rumah, laporan keuangan calon nasabah, dan informasi
lainnya seperti nomor NPWP dan keterangan tempat usaha dari calon nasabah
serta rekening-rekening yang dimiliki oleh calon nasabah di bank lain.
Berkas-berkas yang telah diberikan kepada pihak bank kemudian diteliti
kebenarannya, setalah itu dilakukan investigasi atau wawancara awal, serta
informasi bank untuk mengetahui tentang informasi calon nasabah, baik pribadi
maupun bisnis yang dimiliki oleh calon nasabah.
Setelah permohonan kredit diterima oleh pihak bank kemudian diteliti oleh
administrasi kredit mengenai berkas-berkas, investigasi awal serta informasi bank
mengenai berkas-berkas, investigasi awal serta informasi awal mengenai calon
nasabah. Kemudian diberikan kepada account officer, untuk memberikan
keterangan-keterangan tambahan yang dapat menjelaskan isi dari berkas-berkas
yang telah disampaikan kepada pihak bank.
Kredit yang telah selesai di analisis oleh bagian administrasi kredit akan
diserahkan kepada Manajer Pemasaran untuk yang memiliki wewenang untuk
memutuskan apakah calon nasabah tersebut layak untuk mendapatkan kredit dari
bank atau tidak.
38
Pencairan kredit dilakukan bank setelah proses sebelumnya dijalani dan
disetujui kemudian pencairan kredit dilakukan dengan langsung mengirimkan
uang kedalam rekening calon nasabah yang bersangkutan.
Pengawasan kredit dilakukan oleh pihak account officer PT.Bank
Sulselbar cabang Masamba. Pengawasan ini dilakukan untuk mengetahui
masalah-masalah yang dihadapi oleh nasabah mengenai usahanya. Pengawasan
kredit berupa, pengawasan terhadap laporan keuangan nasabah setelah pencairan
kredit, pengawasan dengan cara melihat kegiatan usaha yang dilakukan nasabah
dan pegawainya (on the spot).
Sumber : Hasil dari olahan data peneliti
PT.BANK
Permohonan Kredit
Analisis Kredit
Pengembalian
Berkas Akad Kredit
Pencairan
Pengawasan
39
F. Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah yang dijelaskan sebelumnya, maka penulis
mengemukakan hipotesis sebagai berikut :
1. Diduga bahwa kebijakan pemberian kredit kepada calon nasabah pada PT.
Bank Sulselbar Cabang Masamba, sudah sesuai dengan kebijakan perbankan.
2. Diduga bahwa pemberian kredit kepada calon nasabah pada PT. Bank
Sulselbar Cabang Masamba, memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
laporan keuangan calon nasabah.
40
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Dan Waktu Penelitian
Dalam penulisan proposal ini objek penelitiannya adalah Analisis
Kebijakan Pemberian Kredit Ditinjau Dari Laporan Keuangan Calon Nasabah
pada PT.Bank Sulselbar Cabang Masamba. Penelitian ini direncanakan selama
dua bulan.
B. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Penelitian Pustaka (Library Research), metode pengumpulan data dengan
cara melakukan tinjauan pustaka dari berbagai buku-buku yang berhubungan
dengan teori-teori dengan masalah yang dibahas.
2. Wawancara atau interview, merupakan metode yang dilakukan dengan cara
berdialog atau mengajukan pertanyaan secara langsung terhadap pihak-pihak
yang bersangkutan untuk mendapatkan informasi mengenai penelitian ini.
3. Observasi adalah cara pengambilan data dengan pengamatan langsung pada
obyek yang diteliti.
C. Sumber Data
41
Dalam penelitian ini sumber data yang digunakan oleh penulis yaitu :
1. Data Primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari hasil wawancara
langsung, baik dari pimpinan maupun dengan karyawan yang terkait dalam
perusahaan tersebut.
2. Data Sekunder, yaitu data yang sudah ada yang diperoleh melalui buku-buku
maupun dari internet yang berkaitan erat dengan masalah yang dibahas.
D. Populasi Dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah seluruh objek atau seluruh individu, gejala serta kejadian
dan seluruh unit yang diteliti. populasi adalah sejumlah manusia atau unit yang
mempunyai ciri-ciri atau karakteristik yang sama.
Dalam penelitian ini, populasi yang diteliti adalah terkait dengan laporan
keuangan calon nasabah pada PT. Bank Sulselbar Cabang Masamba.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Sampel adalah kelompok kecil yang secara nyata diteliti dan
ditarik kesimpulannya.
Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah metode Purposive
Sampling, yaitu penarikan sampel yang bertujuan yang dilakukan dengan cara
mengambil subyek berdasarkan pada tujuan tertentu. Teknik ini dipakai karena
alasan keterbatasan waktu, tenaga, dan biaya sehingga tidak dapat mengambil
sampel yang besar jumlahnya.
42
Dalam penelitian ini sampel yang akan diteliti oleh peneliti adalah laporan
keuangan calon nasabah dalam tiga periode (2012-2014).
E. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah :
1. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis kebijakan pemberian
kredit pada PT. Bank Sulselbar Cabang Masamba. Analisis deskriptif adalah
analisis yang mengacu pada deskriptif kondisi perusahaan, khususnya dengan
laporan keuangan dan hasil wawancara yang penulis lakukan kemudian dari
analisis yang dilakukan tersebut ditarik sebuah kesimpulan.
2. Analisis Kualitatif
Analisis kualitatif yaitu suatu tata cara penelitian yang menghasilkan data
deskriptif analitis, yaitu apa yang dinyatakan responden secara lisan dan juga
perilaku yang nyata, yang diteliti dan dipelajari sebagai sesuatu yang utuh.
43
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Singkat Perusahaan
PT. Bank Sulselbar didirikan dengan nama PT. Bank Pembangunan
Daerah Sulawesi Selatan Tenggara, berkedudukan di Makassar, berdasarkan Akte
Notaris Raden Kardiman di Jakarta Nomor 95 tanggal 23 Januari 1961, PT. Bank
Pembagunan Daerah Sulawesi Selatan Tenggara yang diubah setatusnya menjadi
Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan.
Berdasarkan Peraturan Daerah (PERDA) Tingkat 1 Sulawesi Selatan
Tenggara Nomor 2 Tahun 1964 tanggal 12 Febuari 1964, namanya diubah
menjadi Bank Pembangunan Daerah Tingkat 1 Sulawesi selatan Tenggara
berdasarkan status bank milik pemerintah daerah PERDA Nomor 2 Tahun 1964
untuk pertama kalinya diadakan perubahan dengan PERDA Nomor 2 Tahun 1976
yang mengubah nama Bank Pembangunan Daerah Tingkat Sulawesi Selatan
Tenggara menjadi Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan.
Hal ini disebabkan pemisahan Propinsi daerah Tingkat 1 Sulawesi Selatan
dengan Propinsi daerah Tingkat 1 Sulawesi Tenggara. PERDA Nomor 11 Tahun
1984 mengenai modal dasar. Berdasarkan PERDA Nomor 1 Tahun 1993 diadakan
perubahan modal dasar menjadi Rp 25,000,000,000, kemudian diadakan
perubahan modal dasar menjadi PERDA Nomor 8 Tahun 1999.
Selanjutnya dalam rangka perubahan status dari perusahaan daerah
menjadi perseroan terbatas lahirlah PERDA Nomor 13 Tahun 2003 tanggal 20
44
Agustus tentang perubahan bentuk badan hukum Bank Pembagunan Daerah
Sulawesi Selatan dari Perusahaan Daerah menjadi Perusahaan Terbatas. Bank
Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan dengan modal dasar Rp. 650,000,000,000.
Akta pendirian perseroan Terbatas berdasarkan Akta Notaris Menstarianai
Habie,SH Nomor 19 tanggal 27 mei tahun 2004 dengan nama PT. Bank
Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan telah memperoleh pengesahan dari
menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor 13 tertanggal
15 Februari 2005, tambahan Nomor 1655/2005.
Pada tahun 2011 ini pula PT. Bank Sulsel resmi mengganti nama
perseroan menjadi PT. Bank Sulselbar seiring dengan rencana masuknya
Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat dalam jajaran pemegang saham terbesar di
bank pembangunan daerah tersebut.
Dalam pengumuman yang disampaikan di media cetak, direksi perseroan
mengatakan perubahan nama dan logo mulai berlaku 26 Mei 2011. Sehubungan
dengan hal itu, setiap perjanjian atau kontrak baik dengan nasabah maupun mitra
usaha tetap berlaku dan dipergunakan sampai dengan batas waktu yang disepakati.
Cek dan bilyet simpanan berupa giro dan deposito atas nama Bank Sulselbar dan
Bank Sulsel Unit Usaha Syariah juga dinyatakan masih berlaku untuk jangka
waktu tiga tahun semenjak dikeluarkannya pengumuman tersebut. “Perubahan
penggunaan izin usaha menjadi PT. Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan
dan Sulawesi Barat disingkat PT. Bank SulSelBar telah memperoleh persetujuan
Bank Indonesia melalui Keputusan Gubernur BI Nomor 13/32/KEP.GBI/2011
tanggal 10 Mei 2011,” demikian kutipan dari pengumuman itu.
45
Perseroan juga telah menerima lampu hijau untuk aksi ini dari pihak
berwenang lainnya, yaitu Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, Dirjen Hak
Kekayaan Intelektual, serta para pemegang saham.
Pada Maret 2011, pemegang saham Bank Sulselbar berturut-turut adalah
Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan sebesar 43,80%, pemerintah
kabupaten/kota se-Sulsel 51,77%, dan pemerintah kabupaten/kota se-Sulawesi
Barat 4,43%. Adapun Pemprov Sulawesi Barat berencana menyuntikkan modal
dalam jumlah signifikan ke bank tersebut dalam waktu dekat.
Modal disetor perseroan pada periode tersebut tercatat sebesar Rp.468,06
miliar. Dalam beberapa kesempatan, sejumlah pejabat Pemprov Sulbar
menyatakan pemprov berencana menyetorkan modal baru minimal Rp.30 miliar.
Bagi Bank Sulselbar, masuknya Pemprov Sulbar sebagai pemegang saham
memiliki nilai strategis, terutama dari sisi penghimpunan dana pihak ketiga dan
pengembangan aset. Jika Pemprov Sulbar menjadi pemegang saham, Bank
SulSelBar dapat berharap pemerintah tersebut selalu menaruh anggaran tahun
berjalan di bank ini.
Saat ini, Bank SulSelBar mempunyai tiga kantor cabang utama, 34 kantor
cabang, tiga kacabang pembantu, tiga kacabang syariah, 34 kantor unit, dan enam
unit kas keliling. Jumlah ATM 43 unit. Dua kantor cabang utama perseroan
berada di wilayah Sulsel, yakni Makassar dan Bone, sedangkan satu lagi di
Mamuju, ibu kota Sulbar. Di luar Sulsel dan Sulbar, perseroan baru memiliki satu
kantor cabang, yaitu di Jakarta.
46
Dan sejak itulah di mulai lembaran baru perjalanan Bank Sulselbar yang
menampilkan wajah baru beserta logo baru berupa imajinatif layar terkembang
yang syarat makna dan dinamis dalam mengiring setiap langka Bank Sulselbar
untuk senantiasa menjadi bank kebanggaan seluruh masyarakat Indonesia maupun
masyarakat Sulawesi Selatan dan Sulawesi barat.
B. Visi Dan Misi Perusahaan
1. Visi Bank Sulselbar
1) Menjadi bank kebanggan dan pilihan utama membangun kawasan Timur
Indonesia.
2) Memiliki manajemen dan sumberdaya yang professional.
3) Memiliki nilai tambah bagi daerah (PEMDA) dan nasabah.
2. Misi Bank Sulselbar
1) Memberikan pelayanan prima yang berkualitas dan terpercaya.
2) Mitra strategis PEMDA dalam menggerakkan sektor riil.
3) Memberikan nilai tambah optimum bagi stakehold
47
C. STRUKTUR ORGANISASI PT. BANK SULSELBAR
Gambar 2. 1
Struktur organisasi PT. BANK Sulselbar Cab. Masamba
Pemimpin Cabang
H. Yulis Suandi
Pemimpin Seksi
Akuntansi&Pelaporan
Hj. Marhuma Umar
Teller Tunai/Non
Tunai
Hj.Onya Mukaddar
Hevysilvia
Harrys Hasanuddin
Costumer Service
Irawati Rosdin
Tri Sutrisno
Kantor Kas
(Penanggung Jawab Kas)
Hardi
Penanggung Jawab Pajak
Romi Sofyan
PemimpinSeksiPemasaran
Umar Syam
PemimpinSeksi SDM& UMUM
Suherman
Analis Kredit
Taufik Hidayah
ASS. Administrasi
Suwardi
Ass. Administrasi
Alaila S. Suherman (Outsourcing)
AtikaFaradiba(Outsourcing)
Driver
Hasyim
MunawirHarbi (Outsourcing)
Asrul (Outsourcing)
Security
Kaharuddin
Noor ZadikLaope (Outsourcing)
Adam (Outsourcing)
Pramubkati
AriantoSaeran
Hamsul
Abd. Azis (Outsourcing)
Abu Thalib(Outsourcing)
48
D. Tanggungjawab bagian masing-masing
Pembagian tugas pada PT. Bank Sulselbar sesuai dengan struktur
organisasi yang ada pada PT. Bank Sulselbar Cabang Masamba adalah sebagai
berikut :
1. Pemimpin Cabang bertugas :
a. Memimpin dan bertanggungjawab atas seluruh aktivitas cabang dalam
usaha memasarkan produk dan jasa Bank serta memberikan layanan
unggul kepada nasabah.
b. Menandatangani surat-surat penagihan dan peringatan kepada nasabah.
c. Pemimpin menyeimbangkan pencapaian tujuan dan prioritas.
d. Pemimpin harus mampu membuat keputusan dalam memcahkan
masalah.
2. Pemimpin Seksi Pemasaran bertugas :
Direktur pemasaran bertanggungjawab terhadap bagian manajemen
pemasaran dan koordinator manajer produk dan manajer penjualan serta
membina dan membimbing karyawan di bagian pemasaran serta membuat
laporan pemasaran kepada direksi.
3. Pemimpin Seksi Akuntansi dan Pelaporan bertugas :
Menganalisa dan mengelola data-data sehingga tersusun suatu laporan
keuangan, serta bertanggungjawab atas kegiatan keuangan dan juga mengatur
masalah yang berhubungan dengan penyediaan penggunaan dana dan
menyediakan laporan keuangan untuk internal maupun eksternal perusahaan.
49
4. Pemimpin Seksi Administrasi dan Umum bertugas :
a. Mengendalikan dan menyelanggarakan kegiatan di bidang administrasi,
kepegawaian serta kesekretariatan.
b. Mengurus pembekalan material dan peralatan teknik serta mengadakan
pembelian barang-barang yang diperlukan perusahaan.
5. Ass. Administrasi bertugas :
Membantu bagian direktur SDM dan Umum
6. Analis Kredit bertugas :
a. Bertanggungjawab atas pemberian kartu kredit kepada pelanggan
terkirim.
b. Melakukan pengumpulan informasi tentang kemampuan keuangan
calon anggota.
c. Memberi otorisasi penghapusan piutang yang sudah tidak dapat ditagih
lagi.
d. Memeriksa data kredit pelanggan yang mencakup sejarah kredit dan
batas kredit pelanggan.
7. Ass. Administrasi kredit bertugas :
a. Membantu bagian analisis kredit dalam mempersiapkan dokumen kredit
antara lain perjanjian kredit, pengikatan barang jaminan.
b. Meneliti syarat-syarat ketentuan pemberian kredit dalam surat
keputusan kredit.
c. Memeriksa bahwa seluruh dokumen kredit telah sesuai dengan
ketentuan kredit.
50
8. Teller Tunai/ Non Tunai bertugas :
a. Melakukan pembayaran non tunai/tunai kepada nasabah yang
bertransaksi non tunai/tunai di counter bank, dan melakukan update
data transaksi di sistem komputer bank.
b. Jika ada nasabah ingin setor/tarik tunai maka teller wajib menghitung
uang, mengkonfirmasikan jumlah uang kepada nasabah, melakukan
perhitungan uang di depan nasabah.
c. Jika ada nasabah maka harus bersikap ramah, memberi greeting
(selamat pagi/siang/sore, mengucapkan terima kasih jika sudah selesai),
memberi senyum di awal dan akhir pertemuan.
d. Menjaga penampilan berbusana sesuai dengan standar bank (meja kerja,
baju rapi, rambut rapi serta memakai ID Card, dsb).
9. Customer Service bertugas :
a. Memberikan pelayanan kepada nasabah yang berkaitan dengan
pembukaan rekening tabungan,pembukaan deposito, giro, serta
permohonan nasabah lainnya.
b. Menerima, melayani dan mengatasi permasalahan yang disampaikan
oleh nasabah sehubungan dengan ketidakpuasan nasabah atas pelayanan
yang diberikan oleh pihak nasabah.
c. Memberikan informasi tentang saldo dan mutasi nasabah.
d. Mengadministrasikan buku cek, bilyet giro, dan buku tabungan.
e. Memperkenalkan dan menawarkan produk dan jasa yang baru sesuai
dengan keinginan dan kebutuhan nasabah.
51
10. Kantor Kas (Penanggung Jawab Kas ) bertugas :
a. Menjalankan segala peraturan/ ketentuan dan prosedur yang telah
digariskan oleh manajemen Bank atau Bank Indonesia.
b. Mengawasi kegiatan pelayanan dan menjamin arus kerja dan arus
dokumen.
c. Meneliti dan melegalisir hasil-hasil kerja rutin kegiatan kas sebelum
diajukan ke bagian akuntansi.
d. Melakukan pencatatan dalam buku tentang hal-hal yang menyangkut
kegiatan kas seperti :
1) Pembayaran semua biaya-biaya operasional maupun non
operasional.
2) Menerima setoran tunai, house check, cek kliring.
e. Menjaga keamanan uang tunai.
11. Penanggung Jawab Pajak bertugas :
Bertanggungjawab atas pajak daerah
52
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis pada PT. Bank
Sulselbar Cabang Masamba, dapat diambil dan data yang dikumpulkan adalah
sebagai berikut :
1. Prosedur Pemberian Kredit
Prosedur dalam pemberian kredit merupakan proses awal atau langkah-
langkah yang harus ditempuh oleh bank dalam memberikan pinjaman kredit
kepada calon nasabahnya. Proses awal atau langkah-langkah yang dimaksud
adalah suatu proses yang harus dilalui oleh calon debitur untuk melakukan
permohonan kredit yang diajukan oleh calon debitur sampai disetujui dan dapat
digunakan oleh calon debitur untuk usahanya.
Prosedur pemberian kredit oleh PT. Bank Sulselbar sebagai berikut :
a. Tahap Permohonan Kredit
Debitur yang berbadan hukum melampiri foto copy sebagai berikut :
1) Proposal yang menyangkut tujuan penggunaan kredit
2) Akte pendirian perusahaan, berikut perubahannya (jika ada)
3) KTP masing-masing pengurus yang masih berlaku
4) Surat persetujuan Direksi lainnya bagi Perusahaan yang berbadan hukum
Perseroan commaditer (CV) yang ditandatangani di atas materai dan bagi
Perusahaan yang berbadan hukum PT. (Perseroan Terbatas) disesuaikan
53
dengan Undang-Undang Perseroan dan atau disesuaikan dengan akte
pendirian.
5) Laporan Keuangan beserta lampiran 3 tahun terakhir dan untuk limit
tertentu yang telah diaudit oleh akuntan public.
6) Surat Izin Tempat Usaha (SITU) yang masih berlaku
7) Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) yang masih berlaku
8) Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
9) Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
10) Perizinan lainnya yang berkaitan dengan perusahaan
11) Rencana anggaran Kredit Modal Kerja
12) Agunan tambahan serta pendukung lainnya
Untuk debitur perorangan melampiri foto copy sebagai berikut :
1) Proposal yang menyangkut tujuan penggunaan kredit
2) Surat Izin Tempat Usaha (SITU) yang masih berlaku
3) Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) yang masih berlaku
4) Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
5) Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
6) Laporan keuangan beserta lampiran 3 tahun terakhir dan untuk limit tertentu
yang telah diaudit oleh akuntan publik
7) KTP suami/isteri dan Kartu Keluarga bagi yang sudah menikah dan masih
berlaku
8) Perizinan lainnya yang berkaitan dengan usaha
9) Rencana anggaran Kredit Modal Kerja
54
10) Agunan tambahan serta pendukung lainnya.
Dokumen Agunan tambahan berupa :
1) Barang tidak bergerak :
a) Untuk agunan tidak bergerak berupa sertifikat tanah dilengkapi dengan
bukti pembayaran pajak terakhir dan foto copy KTP pemilik
b) Untuk agunan tanah diatasnya berdiri bangunan dilengkapi surat izin
mendirikan bangunan (IMB) dan surat keterangan kepemilikan rumah /
bangunan dari pemerintah setempat
2) Barang bergerak :
a) Untuk agunan bergerak berupa kendaraan dilampirkan Bukti
Kepemilikan Kendaraan Bermotor atau BPKB beserta faktur pajak, Surat
Tanda Nomor Kendaraan (STNK), dan KTP pemilik serta batas
maksimum usia pemakaian kendaraan 5 tahun.
b) Untuk agunan kendaraan tangan kedua dan seterusnya yang belum balik
nama atas nama pembeli wajib melampirkan kwitansi pembelian dan
copy KTP para pihak serta batas maksimum usia pemakaian kendaraan 5
tahun.
Atas agunan tambahan tersebut di atas melakukan penilaian agunan
memperhatikan faktor-faktor meliputi : kondisi agunan, prospek letak atau lokasi
agunan tersebut apakah strategis dan lingkungan sekitar serta factor lain yang bisa
mempengaruhi nilai agunan serta diutamakan nama perusahaan dan atau pengurus
bagi nasabah perorangan diutamakan atas nama calon debitur atau terkait dengan
garis keturunan isteri / suami.
55
b. Tahap Analisis Kredit
Dalam menganilisis permohonan kredit bagi calon debitu, factor-faktor
yang harus mendapat perhatian adalah :
1) Analisis mengumpulkan informasi yang meliputi :
a) Data pemohon
b) Hubungan dengan Bank lain
c) Hubungan dengan Bank Sulsel
d) Bidang usaha
2) Aspek umum yang meliputi :
a) Aspek Manajemen
b) Aspek Teknis
c) Aspek Pemasaran
d) Aspek Keuangan
e) Aspek Sosial Ekonomi
f) Aspek Hukum dan Agunan
3) Laporan hasil On The Spot (OTS) dilengkapi dengan dokumentasi usaha
4) Hasil penilaian jaminan dilengkapi dengan dokumentasi obyek agunan
termasuk juga situasi sekitar agunan yang dilengkapi oleh bank maupun
indepnden yang telah bekerja sama dengan PT. Bank Sulsebar.
5) Debitur pemohon tidak terdaftar sebagai kredit macet pada bank lain yang
dibuktikan dengan hasil cetakan SID (Sistem Informasi Debitur)
6) Sumber pengambilan kredit dari hasil usaha yang dibiayai berdasarkan
analisa kelayakan usaha dan sumber lainnya dengan ketentuan :
56
a) Bunga dibayar setiap bulan
b) Pokok disesuaikan dengan sektor dan kelayakan usaha yang meliputi :
1) Pokok dan bunga dibayar setiap bulan (angsuran)
2) Pokok triwulan
c. Tahap Pelaksanaan dan Administrasi Kredit
1) Kredit file berisi seluruh yang berkaitan dengan proses kredit sejak awal
pengumpulan data, analisis kredit sampai dengan persetujuannya, semua
data selama pengelolaan kredit, termasuk penetapan klasifikasi sampai
dengan pelunasan, maupun semua informasi perkembangan hubungan
antara Bank dengan nasabah (monitoring).
2) Safe keeping adalah Dokumen legal yang berisi seluruh dokumen asli yang
berkaitan dengan perjanjian atau perikatan secara hukum antara pihak Bank
dengan nasabah atau pihak ketiga, yang terdiri dari :
a) Asli Surat Permohonan Kredit yang ditandatangani oleh yang berwenang.
b) Asli analisa (termasuk lembar keputusan) beserta lampirannya.
c) Berkas asli Peranjanjian Kredit dan turunannya.
d) Berkas Asli Kepemilikan Agunan dan Pengikatan Agunan.
e) Berkas Asli polis Asuransi.
f) Tindasan SPPK yang telah ditandatangani oleh debitur di atas materai.
g) Seluruh dokumen asli.
57
d. Tahap Pencairan Kredit
Pencairan kredit dilakukan atas dasar kebutuhan debitur baik kredit
maupun sistim angsuran dilakukan dengan cara pemindahbukuan (non tunai)
jika :
1) Hasil analisa kredit dinyatakan layak untuk dibiayai.
2) Disetujui oleh komite kredit sesuain dengan batasan kewenangannya.
3) Surat Persetujuan Pemberian Kredit (SPPK) telah ditandatangani oleh
calon debitur.
4) Perjanjian kredit telah ditandatangani oleh calon debitur dan pihak-
pihak yang terkait.
5) Dokumen asli kepemilikan jaminan telah dikuasi oleh bank
6) Pengikatan jaminan telah dilaksanakan
7) Biaya-biaya yang berkaitan dengan fasilitas kredit telah dilunasi
8) Semua persyaratan administrasi yang berkaitan dengan fasilitas kredit
telah terpenuhi.
e. Tahap Pengawasan Kredit
Atas pelaksanaan penyaluran kredit Bank wajib melakukan pengawasan
(monitoring) dalam perkreditan kegiatan pengawasan tersebut merupakan
kegiatan yang memegang peranan penting. Hal ini dikarenakan pengawasan
merupakan penjagaan dan pengamanan terhadap kekayaan yang disalurkan atau
diinvestasikan dibidang perkreditan.
58
Proses pengawasan ini dilakukan oleh pihak bank untuk mengantisipasi
dan mencegah terjadinya kredit macet. Langkah-langkah yang digunakan dalam
proses pengawasan adalah sebagai berikut :
1) Analisis kredit melakukan kunjungan ke tempat usaha debitur secara
berkala untuk mengetahui perkembangan usaha debitur.
2) Mengawasi pada saat pembayaran pokok pinjaman
3) Credit filing yaitu file yang digunakan untuk menyimpan dokumen-
dokumen yang berkaitan dengan faslitas debitur. Credit file disimpan oleh
administrasi kredit dan akan menjadi tanggungjawab seksi administrasi
kredit.
2. Analisis kredit oleh PT. Bank Sulselbar
Dalam mengajukan pinjaman kredit kepada pihak bank atau lembaga
keuangan lainnya harus melalui proses analisis kredit terlebih dahulu, kemudian
ditentukan keputusan persetujuan kreditnya disetujui atau ditolak.
Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum menganalisis kredit adalah data
yang dibutuhkan harus lengkap, harus benar dan relevan karena sangat
berpengaruh dalam pengambilan keputusan kredit.
a. Prinsip pemberian kredit oleh PT. Bank Sulselbar
5C ini merupakan satu alat untuk melihat sejauh mana kelayakan
pemberian kredit yang akan diberikan kepada calon debitur dan dapat
dipertanggungjawabkan.
59
Pendekatan prinsip yang digunakan yaitu sebagai berikut :
1) Character (Karakter)
Karakter sangat menyangkut sifat debitur yang harus mempunyai itikad
baik dan komitmen tinggi untuk mengembalikkan seluruh kewajiban
sesuai dengan perjanjian yang telah ditandatangani bersama antara pihak
debitur dan kreditur.
2) Capital (modal)
Struktur modal perusahaan, modal disetor, laba ditahan, cadangan. Modal
akan turut menentukan besarnya persentase yang dibiayai oleh perusahaan
atas pembiayaan terhadap satu pekerjaan atau proyek
3) Capacity (kapasitas)
Analisis kemampuan manajemen untuk mengelola suatu perusahaan
sehingga perusahaan dapat menghasilkan laba dan dapat membayar
seluruh kewajiban di masa sekarang dan mendatang.
4) Collateral (jaminan)
Penilaian jaminan dilakukan untuk melihatsejauh mana tingkat kemudahan
diperjualbelikan objek jaminan (marketable), semakin mudah asset
tersebut diperjualbelikan, tingkat risiko bank semakin berkurang. Jaminan
hanya berfungsi dan bersifat sebagai solusi terakhir apabila debitur
bermasalah tidak dapat mengembalikan kewajiban pinjaman tersebut.
5) Condition (kondisi)
Anaisis terhadap kondisi meliputi terhadap ekonomi (mikro dan makro)
baik nasional, regional maupun internasional, politik, perundang-
60
undangan, dan lain-lain. Pengaruh terhadap bisnis debitur yang sedang
berjalan dilihat untuk masa sekarang dan mendatang.
b. Penilaian Aspek-aspek pemberian kredit oleh PT.Bank Sulselbar
Selain melakukan analisi 5C PT. Bank Sulselbar juga menggunakan
aspek-aspek yang di anggap penting dalam memberikan pinjaman kredit. Aspek-
aspek tersebut antara lain :
1) Aspek Manajemen
Aspek Manajemen ini dilihat dari :
a) Riwayat singkat perusahaan atau pengusaha dan kemampuan
Manajemen.
b) Keadaan Administrasi
c) Hubungan dengan Bank
2) Aspek Teknis
Aspek Teknins ini menekankan pada :
a) Lokasi Usaha
b) Perlengkapan dan Peralatan Usaha
3) Aspek Pemasaran
Pemasaran yang berhasil merupakan sumber penggerak utama dari proses
perkembangan perusahaan secara keseluruhan dan merupakan sumber
utama untuk pengambilan kredit. Aspek pemasaran pada PT.Bank
Sulselbar Cabang Masamba terdiri dari :
a) Mengetahui kondisi dan prospek pasar
b) Persaingan dan strategi usaha
61
c) Kinerja penjualan
d) Rencana penjualan
4) Aspek Keuangan
Dalam aspek keuangan merupakan hal yang paling penting dalam menilai
kondisi laporan keuangan perusahaan. Dalam hal ini aspek keuangan
terdiri dari neraca dan laporan laba rugi dan juga menggunakan analisis
rasio meliputi :Rasio Likuiditas, Rasio Profitabilitas, Rasio Solvabilitas.
5) Aspek Sosial Ekonomi
Dengan adanya bantuan tambahan modal kerjayang diperoleh dari bank,
diharapkan volume dan kegiatan usaha akan lebih berkembang, dengan
demikian diharapkan usaha tersebut disamping dapat membuka lapangan
kerja juga dapat memberikan konstribusi terhadap peningkatan pendapatan
asli daerah.
6) Aspek Hukum dan Agunan
Analisis aspek ini menekankan pada penelitian status yuridis badan
uasaha, yaitu mengutamakan pembahasan perusahaan calon nasabah dari
segi hukum dan agunannya, meliputi :
a) Bentuk hukum perusahaan.
b) Perizinan yang dimiliki.
c) Agunan, penjaminan kredit dan pengikatan agunan.
62
c. Penerapan Analisis Rasio Keuangan
Laporan keuangan merupakan aktivitas yang sudah dilakukan perusahaan
dalam suatu periode tertentu. Aktivitas yang sudah dilakukan dituangkan dalam
angka-angka, baik dalam bentuk mata uang rupiah maupun dalam mata uang
asing.
Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang
ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka
lainnya. Dalam hal ini data keuangan yang digunakan oleh perusahaan terdiri dari
data keuangan tiga periode terakhir yaitu laporan laba rugi dan neraca.
1) Analisis Laporan Keuangan
Setelah melakukan analisis-analisis terhadap laporan keuangan calon
debitur dan telah dipastikan kebenaran dari laporan keuangan tersebut, maka perlu
dilakukan analisis rasio keuangan untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan
calon debitur tersebut .
Dalam hal ini analisis yang digunakan oleh PT. Bank Sulselbar cabang
Masamba adalah sebagai berikut :
1) Rasio Likuiditas (liqiuidity ratio) terdiri dari :
a) Current Ratio
b) Quick Ratio
2) Rasio Solvabilitas (leverage ratio) terdiri dari :
a) Total Debt Ratio
b) Total Debt Equity Ratio
63
3) Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio) terdiri dari :
a) Gross Profit Margin
b) Net Profit Margin
c) Return On Invesment (ROI)
Setelah dilakukan analisis rasio keuangan calon nasabah tersebut, maka
analisis rasio keuangannya akan dibandingkan dengan analisis rasio standar
keuangan pada PT. Bank Sulselbar Cabang Masamba, kemudian dibuat
kesimpulannya jika analisis rasio keuangannya baik dan memenuhi standar, maka
permohonan kredit diterima, tetapi jika analisis rasio keuangannya buruk maka
permohonan kreditnya ditolak.
2) Proses Perhitungan Rasio Laporan Keuangan
Dalam penelitian ini, penulis menguraikan proses perhitungan rasio
keuangan terhadap laporan keuangan calon nasabah pada PT. Bank Sulselbar
Cabang Masamba. Data laporan keuangan calon nasabah terdiri dari Laporan
Laba-Rugi dan Neraca selama tiga periode terakhir. Dari laporan keuangan
tersebut akan dianalisis dengan menggunakan rasio yang telah dijelaskan
sebelumnya.
Sebagai sampel dapat dilihat laporan keuangan nasabah, dalam hal ini PT.
Unelta selama 3 tahun, mulai dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2014.
Tujuannya adalah untuk melihat bagaimana pengaruh pemberian kredit PT. Bank
Sulselbar Cabang Masamba kepada laporan keuangan nasabah, dalam hal ini
laporan keuangan PT. Unelta sebagai calon debitur.
64
PROSES PERHITUNGAN RASIO LAPORAN KEUANGAN PT. UNELTA
Table 4.1
PT. Unelta
Neraca
3 Tahun Terakhir
Uraian 2012 2013 2014
Aktiva
Aktiva Lancar
Kas Dan Bank 23.013.750 24.225.000 25.500.000
Piutang 55.575.000 58.500.000 65.000.000
Persediaan 115.425.000 121,500,000 135,000,000
Total Aktiva Lancar 194.013.750 204.225.000 225.500.000
Aktiva Tetap
Tanah 100.000.000 105.000.000 110.250.000
Bangunan 150.000.000 142.500.000 135.000.000
Kendaraan 50.000.000 43.750.000 37.500.000
Peralatan/Inventaris 35.000.000 30.625.000 26.250.000
Nilai Perolehan 335.000.000 321.875.000 309.000.000
Akumulasi Penyusutan (22.500.000) (22.500.000) (22.500.000)
Total Aktiva Tetap 312.500.000 299.375.000 286.500.000
Total Aktiva 506.513.750 503.600.000 512.000.000
Passiva 2012 2013 2014
Hutang Lancar
Hutang Usaha 10.000.000 7.000.000 5.000.000
Hutang Bank 12.000.000 10.000.000 4.900.000
Hutang Lain-Lain 0 0 0
Total Hutang Lancar 22.000.000 17.000.000 9.900.000
Hutang Jangka Panjang
Hutang Bank 0 0 0
Total Hutang Jangka
Panjang 0 0 0
Total Hutang 22.000.000 17.000.000 9.900.000
Modal 467.455.150 463,686,000 469.790.000
Laba Ditahan 0 0 0
Laba Tahun Berjalan 17.058.600 22.914.000 32.310.000
Total Modal 484.513.750 486.600.000 502.100.000
Total Passiva 506.513.750 503.600.000 512.000.000
Sumber : Data Perusahaan diolah kembali oleh penulis
65
Penyusutan :
Bangunan 5% 7,500,000
Kendaraan 12,5% 6,250,000
Peralatan/Inventaris 25% 8,750,000
Akumulasi Penyusutan 22,500,000
Tabel 4.2
PT.Unelta
Laporan Laba Rugi
3 Tahun Terakhir
Uraian 2012 2013 2014
Penjualan 107.100.000 119.000.000 140.000.000
Harga Pokok Penjualan (64.260.000) (71.400.000) (84.000.000)
Pendapatan Jasa 48.600.000 54.000.000 60.000.000
Laba Kotor 91.440.000 101.600.000 116.000.000
Biaya-Biaya
Biaya Tenaga Kerja 17.496.000 19.440.000 21.600.000
Biaya Pemasaran 2.166.000 2.280.000 2.400.000
Biaya Listrik,Air&Telepon 3.249.000 3.420.000 3.600.000
Biaya Tetap
Biaya Umum Lain-lain 27.075.000 28.500.000 30.000.000
Biaya Operasional 49.986.000 53.640.000 57.600.000
Biaya Penyusutan 22.500.000 22.500.000 22.500.000
Laba Operasional Sebelum
Pajak 18.954.000 25.460.000 35.900.000
Pajak 10% (1.895.400) (2.546.000) (3.590.000)
LABA BERSIH 17.058.600 22.914.000 32.310.000
Sumber : Data Perusahaan diolah kembali oleh penulis
66
Hasil perhitungan Rasio dari Laporan Keuangan PT.Unelta adalah sebagai
berikut :
a) Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)
Rasio Likuiditas yaitu mengukur kemampuan perusahaan memenuhi
kewajiban jangka pendek (Current Liabilities) dengan melikuidasi Current
Asetnya.
194.013.750
Tahun 2012 = x 100% = 882%
22.000.000
204.225.000
Tahun 2013 = x 100% = 1201%
17.000.000
225.500.000
Tahun 2014 = x 100% = 2278%
9.900.000
Dari perhitungan rasio di atas, dapat diketahui dari tahun 2012 sampai
dengan 2013 mengalami peningkatan sebesar 319% dan 2013 sampai 2014
mengalami peningkatan bahkan lebih besar dibanding tahun 2013 yaitu 1077%.
Jadi analisis rasio keuangan perusahaan Unelta memenuhi standar yang ditetapkan
oleh Bank Sulsebar yaitu di atas 100%. Hal ini berarti perusahaan mampu
membayar hutang jangka pendeknya, jadi dapat disimpulkan bahwa likuiditas
perusahaan Unelta baik.
Aktiva Lancar
a. Current Ratio = x 100%
Hutang Lancar
67
194.013.750 - 115.425.000
Tahun 2012 = x100 = 357%
22.000.000
204.225.000 - 121.500.000
Tahun 2013 = x100 = 487%
17.000.000
225.500.000 - 135.000.000
Tahun 2014 = x100% = 914%
9.900.000
Dari hasil perhitungan Quick Ratio di atas menunjukkan bahwa dari tahun
2012 sampai dengan 2013 mengalami kenaikan sebesar 130% dan pada tahun
2013 sampai dengan 2014 mengalami kenaikan bahkan lebih besar dari tahun
2013 yaitu sebesar 427%. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan membayar
kewajiban jangka pendeknya semakin besar dengan jaminan aktiva lancar yang
dimilikinya. Jadi dapat disimpulkan bahwa perusahaan Unelta mampu membayar
hutang jangka pendeknya.
b) Rasio Solvabilitas (Leverage Ratio)
Rasio Solvabilitas mengukur tingkat penggunaan pinjaman perusahaan
(total kewajiban) dibandingkan besarnya total asset dan ekuitas. Analisis
Solvabilitas antara lain :
Aktiva Lancar - Persediaan
b. Quick Ratio = x100%
Hutang Lancar
Total Hutang
a. Total Debt To Equty Ratio = x100%
Modal Sendiri
68
22.000.000
Tahun 2012 = x100% = 4,54%
484.513.750
17.000.000
Tahun 2013 = x100% = 3,49%
486.600.000
9.900.000
Tahun 2014 = x100% = 1,97%
502.100.000
Dari hasil perhitungan di atas menunjukkan bahwa dari tahun 2012 sampai
tahun 2013 terjadi penurunan sebesar 1,05% dan pada tahun 2013 sampai dengan
2014 kembali turun sebesar 1,52%, dengan kata lain terjadi peningkatan
solvabilitas perusahaan. Hal ini berarti bahwa terjadi peningkatan kemampuan
modal sendiri perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya, baik jangka
panjangnya maupun jangka pendeknya. Jadi dapat disimpulkan bahwa
solvabilitas perusahaan stabil, artinya perusahaan dalam keadaan baik.
22.000.000
Tahun 2012 = x100% = 4,34%
506.513.750
17.000.000
Tahun 2013 = x100% = 3,38%
503.600.000
9.900.000
Tahun 2104 = x100% = 1,93%
512.000.000
Total Hutang
b. Total Debt To Asset Ratio = x100%
Total Aktiva
69
Berdasarkan hasil perhitungan rasio diatas dapat dilihat dari tahun 2012
sampai dengan 2013 terjadi penurunan sebesar 0,96% dan pada tahun 2013
sampai 2014 kembali turun sebesar 1,45% dan total debt to asset ratio yang
ditetapkan oleh Bank Sulselbar yaitu <200%, hal ini berarti perusahaan
mempunyai kemampuan untuk membayar semua kewajibannya, baik jangka
panjang maupun jangka pendek, dengan aktiva atau kekayaan yang
dimilikinya. Semakin rendah total debt to asset rationya semakin baik. Jadi
dapat dikatakan bahwa solvabilitas perusahaan baik.
c) Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas yaitu menunjukkan atau mengukur besarnya nilai
kemampuan suatu perusahaan dalam mencari keuntungan (laba).
17.058.600
Tahun 2012 = x100% = 15.93%
107.100.000
22.914.000
Tahun 2013 = x100% = 19.26%
119.000.000
32.310.000
Tahun 2014 = x100% = 23,08%
140.000.000
Dari hasil perhitungan diatas, bahwa dari tahun 2012 sampai 2013 terjadi
peningkatan sebesar 3.33% dan pada tahun 2013 sampai tahun 2014 terjadi
peningkatan yang lebih besar dibandingkan tahun 2013 sebesar 3.82%. Jadi
Laba setelah pajak a. Net Profit Margin = x100%
Penjualan
70
perusahaan mampu menghasilkan laba yang terus meningkat dari
penjualannya semakin tinggi profit margin semakin baik. Jadi prifitabilitas
perusahaan Unelta dianggap baik.
17.058.600
Tahun 2012 = x100% = 3,37%
506.513.750
22.914.000
Tahun 2013 = x100% = 4,55%
503.600.000
32.310.000
Tahun 2014 = x100% = 6,31%
512.000.000
Dari hasil perhitungan diatas menunjukkan bahwa tahun 2012 sampai
2013 terjadi penigkatan 1,18% dan tahun 2013 sampai tahun 2014 kembali
meningkat sebesar 1,76%, dari peningkatan rasio tersebut bahwa kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba mengalami peningkatan. Jadi dapat
dikatakan bahwa profitabilitas perusahaan unelta baik.
17.058.600
Tahun 2012 = x100% = 3,52%
484.513.750
Laba setelah pajak
b. Return On Investment = x100%
Total Aktiva
Laba setelah pajak
c. Return On Equity = x100%
Modal sendiri
71
22.914.000
Tahun 2013 = x100% = 4,71%
486.600.000
32.310.000
Tahun 2014 = x100% = 6,43%
502.100.000
Dari hasil perhitungan ROE diatas menunjukkan bahwa dari tahun 2012
sampai 2013 terjadi peningkatan sebesar 1,19% dan tahun 2013 sampai 2014
meningkat sebesar 1,72%. Hal ini perusahaan tidak menggunakan modalnya
secara efektif untuk menghasilkan laba yang tinggi. Jadi dapat disimpulkan
bahwa profitabilitas perusahaan Unelta buruk karena kurang dari 10%.
Berikut ini adalah kesimpulan dari analisis rasio keuangan perusahaan
Unelta yang mengajukan permohonan kredit. Keadaan ini menunjukkan
bahwa perusahaan Unelta diterima kreditnya dan mempunyai potensi
keuangan yang cukup baik sehingga pihak bank yakin dengan kredit yang
diberikannya.
72
Hasil Analisis Rasio Laporan Keuangan Dan Keputusan Kredit PT. Unelta
Tabel 4.3
Perbandingan Rasio PT. Unelta Dengan Rasio Standar
Analisis Rasio Hasil Analisis Rasio Rasio
Standar Keterangan
2012 2013 2014
Likuiditas Rasio
200%
Baik
a. Current Ratio 882% 1201% 2278% Baik
b. Quick Ratio 357% 487% 914% Baik
Solvabilitas Ratio
< 200%
Baik
a. Total Debt To Equity Ratio 4,54% 3,49% 1,97% Baik
b.Total Debt To Asset Ratio 4,34% 3,38% 1,93% Baik
Profitabilitas Ratio
> 10%
a. Net Profit Margin 15,93% 19,26% 23,08% Baik
b. Return On Investment 3,37% 4,55% 6,31% Buruk
c. Return On Equity 3,52% 4,71% 6,43% Buruk
Sumber : Hasil olahan data peneliti
Berdasarkan hasil analisis rasio yang telah dilakukan oleh PT. Bank
Sulselbar Cabang Masamba memutuskan bahwa kredit tersebut diterima, karena
dilihat dari potensi keuangan perusahaan Unelta secara keseluruhan sudah baik.
Walaupun Return On Investment dan Return On Equity jauh di bawah standar
tetapi rasio-rasio lainnya berada di atas standar yang ditetapkan oleh PT. Bank
Sulselbar Cabang Masamba, hal ini memberikan keyakinan bahwa dari hasil rasio
solvabilitas, PT. Bank Sulselbar Cabang Masamba yakin bahwa perusahaan
tersebut mempunyai aktiva dan modal yang cukup untuk membayar hutang-
hutangnya jika perusahaan tersebut dilikuidasi. Dan Net Profit Margin mengalami
kemajuan dari tahun ke tahun, sedangkan Return On Investment dan Return On
73
Equity mengalami penurunan. Sehingga perusahan mengalami kesulitan dalam
memperoleh keuntungan.
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis pada PT. Bank
Sulselbar mengenai Analisis Kebijakan Pemberian Kredit Ditinjau dari Laporan
Keuangan Calon Nasabah, maka pembahasannya adalah sebagai berikut :
1. Analisis laporan keuangan yang dilaksanakan PT. Bank Sulselbar Cabang
Masamba.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis pada PT. Bank
Sulselbar Cabang Masamba telah melakukan analisis laporan keuangan
perusahaan, hal ini dilaksanakannya dengan beberapa hal antara lain :
a. Analisis 5C (Character, Capacity, Capital, Collateral, dan Condition) serta
analisis kredit yang terdiri dari aspek manajemen, aspek teknis, aspek
pemasaran, aspek keuangan, aspek social ekonomi dan aspek hukum dan
agunan.
b. Setiap permohonan kredit, calon nasabah harus menyerahkan laporan
keuangan 3(tiga) periode terakhir yang terdiri dari Neraca dan Laporan laba
rugi. Analisis laporan keuangan yang dilaksanakan oleh PT. Bank Sulselbar
Cabang Masamba yaitu dengan cara meneliti dan memeriksa kebenaran data
keuangan calon nasabah antara lain :
1) Pengecekan dengan melakukan peninjauan secara langsung ke tempat
usaha calon nasabah.
74
2) Pengecekan dengan meminta informasi dari bank lain, untuk memastikan
calon nasabah tidak tersangkut kredit macet.
c. Proses analisis rasio laporan keuangan yang memadai dengan
dilaksanakannya perhitungan terhadap Rasio Likuiditas (Current Ratio dan
Quick Ratio) Rasio Solvabilitas (Total Debt To Asset Ratio dan Total Debt To
Equity Ratio) Rasio Profitabilitas ( Net Profit Margin, Return On Investment,
dan Return On Equity).
d. Hasil dari perhitungan rasio inilah yang nantinya dijadikan sebagai bahan
pertimbangan oleh PT. Bank Sulselbar Cabang Masamba dalam memutuskan
suatu kredit. Apabila hasil analisis rasio keuangannya baik dan sesuai dengan
standar yang ditetapkan oleh bank maka permohonan kreditnya akan
diterima, dan sebaliknya jika analisis rasio keuangannya buruk dan tidak
sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh bank maka permohonan kreditnya
ditolak.
2. Pengambilan keputusan pemberian Kredit yang dilaksanakan PT. Bank
Sulselbar Cabang Masamba.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis bahwa dalam
pengambilan keputusan untuk memberikan pinjaman kredit oleh PT. Bank
Sulselbar Cabang Masamba hal ini ditandai dengan adanya prosedur pemberian
kredit antara lain :
a. Tahap Permohonan Kredit
Tahap permohonan kredit disebut juga dengan tahap persiapan kredit yang
merupakan proses awal dari aktivas pemberian kredit. Tahap permohonan kredit
75
yang dilakukan oleh PT. Bank Sulselbar Cabang Masamba dimulai dengan para
calon debitur menandatangani analisis kredit untuk mengajukan kredit, kemudian
dilakukan tes wawancara dan menjelaskan tentang tata cara pengajuan
permohonan kredit.
b. Tahap Analisis Kredit
Tahap analisis kredit yang dilakukan oleh PT. Bank Sulselbar Cabang
Masamba, meliputi analisis data keuangan. Dalam tahap ini analisis kredit terdiri
dari :
a. Analisis terhadap prinsip-prinsip pemberian kredit dari analisis 5C
(Character, Capacity,Capital, Collateral, Condition).
b. Analisis terhadap aspek-aspek pokok dalam pemberian kredit terdiri dari,
aspek manajemen, aspek teknis, aspek pemasaran, aspek keuangan, aspek
hukum dan agunan.
c. Tahap Keputusan Kredit
Tahap keputusan kredit ini dilakukan oleh Bank merupakan keputusan
yang berdasarkan hasil analisis kredit yang dilakukan oleh analisis kredit
kemudian dianalisis ulang oleh kepala Bagian Pemasaran dan kepala Bagian
Kredit. Hasil analisis ini kemudian diserahkan kepada Pimpinan Cabang,
selanjutnya dilakukan sidang komite kredit yang dihadiri oleh Kepala Bagian
Pemasaran dan Kepala Bagian Kredit untuk memperoleh keputusan, apakah
permohonan kreditnya diterima atau ditolak.
76
d. Tahap Pelaksanaan dan Administrasi Kredit
Apabila proses permohonan kredit telah disetujui maka nasabah dipanggil
untuk pengikatan perjanjian kredit dan segala persyaratan yang dibutuhkan telah
terpenuhi. Selanjutnya nasabah akan menggunakan fasilitas kredit sesuai dengan
yang telah disetujui dan tercantum dalam akte perjanjian kredit.
e. Tahap Pencairan Kredit
Hasil kredit nantinya akan diteruskan kepada bagian admin bank dan
diinput datanya agar dapat segera di lakukan pencairan dana. Dana yang telah cair
ke rekening calon nasabah akan digunakan sesuai dengan tujuan dan keperluan
usaha. Dengan pinjaman dana ini, bank mengharapkan usaha calon nasabah
bertambah maju dan hasil keuntungan digunakan sebagian untuk membayar
angsuran.
f. Tahap Pengawasan Kredit
Tahap pengawasan kredit ini dilakukan oleh pihak bank terdiri dari :
1) Analisis Kredit melakukan kunjungan ke tempat usaha debitur secara
berkala untuk mengetahui perkembangan usaha calon nasabahnya.
2) Mengawasi pelaksanaan pembayaran pokok pinjaman dan bunga.
3) Review jaminan, untuk mengetahui kondisi/keadaan fisik dan nilai transaksi
jaminan.
3. Penerapan Analisis Laporan Keuangan Perusahaan Dalam Menunjang
Kebijakan Pemberian Kredit
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis pada PT. Bank
Sulselbar Cabang Masamba, dapat diketahui bahwa analisis laporan keuangan
77
perusahaan sangat berperan dalam menunjang kebijakan pemberian kredit. Hal ini
dapat diketahui dengan dilaksanakannya beberapa hal berikut :
1) Setiap permohonan kredit harus dilengkapi dengan data laporan keuangan 3
(tiga) periode terakhir yang terdiri dari Neraca dan Laporan Laba Rugi,
dimana laporan keuangan tersebut diperiksa dan diteliti kebenarannya.
2) Terdapat proses analisis rasio laporan keuangan yang memadai, dengan
dilakukannya perhitungan terhadap Rasio Likuiditas (Current Ratio dan
Quick Ratio), Rasio Solvabilitas (Total Debt To Asset Ratio dan Total Debt
To Equity Ratio), Rasio Profitabilitas (Net Profit Margin, Return On
Investment, dan Return On Equity).
3) Hasil perhitungan rasio-rasio inilah nantinya akan dijadikan sebagai bahan
pertimbangan oleh bank dalam memutuskan suatu kredit. Apabila hasil
analisis rasio secara keselurahan menunjukkan hasil yang baik dan sesuai
standar yang telah ditetapkan oleh bank maka permohonan kreditnya
diterima dan begitupun sebaliknya. Dengan demikian, dengan adanya
analisis rasio laporan keuangan yang memadai sangat berperan dalam
menunjang kebijakan pemberian kredit.
78
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Kebijakan Pemberian Kredit Ditinjau dari Laporan Keuangan Calon Nasabah
Pada PT. Bank SulselBar Cabang Masamba dapat disimpulkan penulis bahwa
dalam memberikan kebijakan pemberian kredit kepada calon debiturnya, PT.
Bank Sulselbar telah memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh Bank
Indonesia.
Pemberian pinjaman kredit kepada calon debiturnya oleh pihak Bank
terlebih dahulu melihat dan memeriksa kondisi laporan keuangan calon
debiturnya, apakah laporan keuangannya telah sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan oleh pihak bank atau tidak.
Proses analisis rasio keuangan yang digunakan terdiri dari :
1) Rasio Likuiditas yang terdiri dari Current Ratio dan Quick Ratio,
dalam hal ini Rasio Likuiditas meningkat.
2) Rasio Solvabilitas yang terdiri dari Total Debt To Asset Ratio dan
Total Debt To Equity Ratio, dalam hal ini Rasio Solvabilitas
meningkat.
3) Rasio Profitabilitas yang terdiri dari Net Profit Margin, Return On
Investment, dan Return On Equity. Dalam hal ini Rasio Profitabilitas
seperti NPM meningkat.
79
Dalam pengambilan keputusan pemberian kredit yang dilaksanakan oleh
pihak bank terdiri dari :
1) Tahap permohonan kredit
2) Tahap analisis kredit
3) Tahap keputusan kredit
4) Tahap pelaksanaan kredit dan administrasi
5) Tahap pencairan kredit serta
6) Tahap pengawasan dalam pemberian kredit.
2. Berdasarkan analisis di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pemberian kredit
pada Bank Sulselbar kepada calon nasabah berpengaruh secara signifikan
terhadap laporan keuangannya. Hal ini disebabkan karena menjadi persyaratan
nasabah untuk memperoleh kredit di Bank Sulselbar.
B. Saran
Dari hasil penelitian dan pembahasan maka penulis akan memberikan
saran untuk dijadikan masukan dan bahan pertimbangan yang berguna bagi pihak-
pihak yang berkepentingan antara lain :
1. Penulis menyarankan agar dalam memberikan kebijakan pemberian kredit
PT.Bank Sulselbar dengan berpegang teguh kepada prinsip kehati-hatian
dalam penyaluran kredit agar terhindar dari kredit bermasalah.
2. Penulis menyadari bahwa dalam penelitian ini masih jauh dari
kesempuranaan, oleh karena itu penulis ingin memberikan saran kepada
peneliti selanjutnya untuk memperluas penelitannya.
80
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrachman, A., 1993. Ensiklopedi Ekonomi Keuangan Perdagangan,
Jakarta: Pradnya Paramita.
Darus Badruszaman, Mariam. Perjanjian Kredit Bank, Bandung: Penerbit
Alumni.
Hasibuan., 2006. Manajemen Perbankan, Jakarta: Bumi Aksara.
Kasmir., 2014. Analisis Laporan Keuangan, Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada.
_____ 2013. Bank Lembaga Keuangan Lainnya, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
_____ 2007. Manajemen Perbankan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Munawir., 2010. Analisa Laporan Keuangan, Yogyakarta: Liberty.
Pratiwi., 2012. Analisi Kebijakan Pemberian Kredit Terhadap Non
Performing Loan, Makassar: UNHAS.
Puspani., 2004. Penerapan Prosedur Dan Kebijakan Pemberian Kredit Bank
BRI. Skripsi Sarjana Tak Diterbitkan. Universitas Airlangga
Surabaya.
Rivai., 2006. Credit Manajemen Handbook, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Siamat, Dahlan., 1995. Manajemen Lembaga Keuangan, Jakarta: PT.
Gramedia.
Sri Susilo, Y., 2006. Bank Dan Lembaga Keuangan, Jakarta: Salemba Empat.
Suprianto, Maryanto., 2011. Buku Pintar Perbankan, Yogyakarta: Penerbit
Andi
Syafri Harahap, Sofyan., 2009. Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan, Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada.
Yulianto Herlianto, Andrie., 2006. Peranan Analisis Laporan Keuangan
Dalam Efektivitas Penilaian Permohonan Kredit, Bandung:
Universitas Widyatama.