Skripsi Akuntansi

94
ANALISIS PENGARUH CURRENT RATIO, QUICK RATIO, DAN WORKING CAPITAL TO TOTAL ASSET RATIO TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN SEKTOR PROPERTI Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Sebagai Syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh Roby Rahim Habibi NIM : 104081002518 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1430 H/2010 M

description

Jurnal Ilmiah

Transcript of Skripsi Akuntansi

  • ANALISIS PENGARUH CURRENT RATIO, QUICK RATIO,

    DAN WORKING CAPITAL TO TOTAL ASSET RATIO TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN

    SEKTOR PROPERTI

    Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Sebagai Syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

    Oleh Roby Rahim Habibi

    NIM : 104081002518

    JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

    1430 H/2010 M

  • ANALISIS PENGARUH CURRENT RATIO, QUICK RATIO,

    DAN WORKING CAPITAL TO TOTAL ASSET RATIO TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN

    SEKTOR PROPERTI

    Skripsi

    Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Sebagai Syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

    Oleh Roby Rahim Habibi

    NIM : 104081002518

    Di Bawah Bimbingan

    Pembimbing I Pembimbing II

    Prof. Dr. Ahmad Rodoni Indoyama Nasarudin, SE., MAB NIP. 1969 0203 200 112 1003 NIP. 1974 1127 200 112 1002

    JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

    1430 H/2010 M

    ANALISIS PENGARUH CURRENT RATIO, QUICK RATIO,

  • DAN WORKING CAPITAL TO TOTAL ASSET RATIO TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN

    SEKTOR PROPERTI

    Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Sebagai Syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

    Oleh Roby Rahim Habibi

    NIM : 104081002518

    Di Bawah Bimbingan

    Pembimbing I Pembimbing II

    Prof. Dr. Ahmad Rodoni Indoyama Nasarudin, SE., MAB NIP. 1969 0203 200 112 1003 NIP. 1974 1127 200 112 1002

    Penguji Ahli I Penguji Ahli II

    Prof. Dr. Abdul Hamid Arief Mufraini, Lc., M.Si NIP : 1957 0617 198 503 1002 NIP: 1977 0122 200 312 1000

    JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

    1430 H/2010 M

  • Hari ini, Kamis Tanggal Dua Puluh Delapan Januari Dua Ribu Sepuluh telah dilakukan Ujian Komprehensif atas nama Roby Rahim Habibi, NIM: 104081002518, dan dengan judul skripsi Analisis Pengaruh Current Ratio, Quick Ratio, dan Working Capital To Total Asset Ratio Terhadap Kinerja Perusahaan Sektor Properti. Memperhatikan kemampuan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

    Jakarta, 28 Januari 2010

    Tim Penguji Ujian Komprehensif

    Prof. Dr. Abdul Hamid Prof. Dr. Ahmad Rodoni Penguji 1 Penguji 2

    Indoyama Nasarudin, SE. MAB. Penguji 3

  • Daftar Riwayat Hidup

    Nama : Roby Rahim Habibi

    Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 02 Agustus 1986

    Agama : Islam

    Kebangsaan : Indonesia

    E-mail : [email protected]

    Telepon : 0856 1254573 / 021 74711089

    Alamat : Jl. Kenangan, RT. 02, RW. 09, No. 9A, Rempoa, Ciputat,

    Tangerang, 15412

    Pendidikan Formal

    1. 1992-1998: SDN, Situ Gintung II Jakarta

    2. 1998-2001: SMPN 178 Jakarta

    3. 2001-2004: SMUN 86 Jakarta

    4. 2004-2009: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,

    Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, Jurusan Manajemen.

    Pendidikan Non Formal

    1. 1997 : Pertukaran Pelajar Internasional DEPDIKNAS di Fukuoka Jepang.

    2. 2007 : Seminar Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial

    Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.

  • 3. 2007 : Seminar Ekonomi Introduction to Capital Market, Fakultas

    Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif

    Hidayatullah , Jakarta.

    4. 2009 : Lulus kursus Bahasa Inggris LBA LIA tingkat Advance, Jakarta.

    5. 2009 : Lulus kursus Electric Guitar Yamaha Music tingkat Advance, Jakarta.

    Pengalaman Organisasi

    Pengurus Kepanitiaan Event Organizer Musik Indie Alternatif Jakarta 2007

    Sekarang.

    Pengalaman Kerja

    Bagian Keuangan Asuransi Syariah AJB Bumiputera 1912 Tahun 2008.

  • ABSTRACT

    This research is analyze the relation of liquidity ratio (current ratio, quick ratio, and working capital to total asset ratio) against the company performance (earning after tax) in simultaneous and partial, also to analyze independent variable which its have a dominant effect on property sector in Indonesian stock exchange. Financial report data is obtained from the publication of financial statements during four years, from the period December 2005 to December 2008. Research sample consist of 25 property companies.

    The result of research is using multiple regression analyzing, which show that current ratio, quick ratio, and working capital to total asset ratio has a significant effect in simultaneous on company performance, and partially all of independent variable (current ratio, quick ratio, and working capital to total asset ratio) has a significant effect on company performance. The most dominant variable in this research which have an effect on financial performance is working capital to total asset ratio.

    Keywords: liquidity ratio, the company performance, and earning after tax.

  • ABSTRAK

    Penelitian ini menganalisis pengaruh rasio likuiditas (current ratio, quick ratio, dan working capital to total asset ratio) terhadap kinerja perusahaan (earning after tax) baik secara simultan maupun parsial, serta menganalisis variabel independen mana yang mempunyai pengaruh paling dominan pada sektor properti di Bursa Efek Indonesia. Data laporan keuangan didapat dari publikasi laporan keuangan selama empat tahun, dari periode desember 2005 sampai desember 2008. sampel penelitian terdiri dari 25 perusahaan properti.

    Hasil dari penelitian menggunakan analisis regresi berganda, yang menunjukkan bahwa current ratio, quick ratio, dan working capital to total asset ratio mempunyai pengaruh signifikan secara simultan terhadap kinerja perusahaan, dan secara parsial seluruh variabel independen (current ratio, quick ratio, dan working capital to total asset ratio) berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja perusahaan. Variabel paling dominan dalam penelitian ini yang berpengaruh terhadap kinerja perusahaan adalah variabel working capital to total asset ratio. Kata kunci: rasio likuiditas, kinerja perusahaan, dan earning after tax.

  • KATA PENGANTAR

    Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan limpahan rahmat, nikmat sehat maupun iman kepada kita semua. Sholawat serta salam tercurahkan kepada suri tauladan kita Nabi Besar Muhammad SAW beserta keluarganya dan para

    sahabatnya.

    Alhamdulillahi Robbilalamin atas ijin Allah SWT akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul Analisis Pengaruh Current Ratio, Quick Ratio, dan Working Capital To Total Asset Ratio Terhadap Kinerja Perusahaan Sektor Properti. Penulis menyadari hasil skripsi ini masih jauh dari sempurna, mengingat terbatasnya kemampuan, pengetahuan, dan pengalaman yang penulis miliki, maka inilah hasil kerja yang dapat penulis berikan.

    Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini, juga pada pihak-pihak yang telah membantu Penulis selama menjalankan kuliah hingga selesai. Ucapan terima kasih yang tak terhingga Penulis persembahkan kepada:

    1. Ibu dan Bapak tercinta, yang selalu memberikan limpahan kasih sayang,

    perhatian, kesabaran, dan dukungan baik moral, spiritual, maupun material pada penulis. Kasih sayang mereka yang teruntai begitu indah dan tulus menjadi inspirasi dan motivasi bagi penulis. Kedua kakakku yang telah memberikan motivasi, dukungan, dan doa hingga terselesaikannya skripsi ini,

    juga Keponakan-keponakanku yang telah banyak menghibur penulis. 2. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Ilmu

    Sosial, yang telah banyak membantu penulis ketika pertama kali memasuki kampus UIN.

    3. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni selaku Pudek I Bidang Akademik Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial dan juga dosen Pembimbing I yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran bagi Penulis, serta selalu memotivasi penulis untuk selalu berjuang dan bersemangat.

    4. Bapak Indoyama Nasarudin SE. MAB., selaku Kepala Jurusan Manajemen dan juga dosen Pembimbing II terima kasih atas kesabaran dan ketulusannya

  • memberikan bimbingan, pengarahan, semangat, doa, serta dorongan agar Penulis bisa menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

    5. Seluruh dosen yang telah mendidik dan mengajarkan Penulis serta memberikan ilmu yang sangat bermanfaat selama kuliah di FEIS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

    6. Seluruh Karyawan Akademika FEIS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah banyak membantu selama pengerjaan skripsi.

    7. Malaikat-malaikat kecil yang pernah mengisi kehidupan penulis yang selalu memberikan semangat, motivasi, dan doa.

    8. Keluarga besar kelas Manajemen C angkatan 2004 atas doa, dukungan, bantuan, pembelajaran, kebersamaan dan semangatnya, semoga kita tetap bisa menjaga dan menjalin Tali sillaturrahim persahabatan kita.

    9. Kluarga besar Nikotin: Ahmad beserta keluarga dan Dennis beserta keluarga yang telah memberikan doa, semangat, bantuan, berbagi ilmu, dan dukungan serta mengisi hari-hari penulis dengan penuh warna, tawa, dan keceriaan.

    10. Kluarga besar The Northside: Yayan, Fery, Aktor, dan Adhi, yang telah memberikan doa, hiburan, pengalaman, dan semangt..

    11. Kluarga besar U-Mind: Aksan, Alam, Idho, dan Raray, yang telah memberikan semangat, menghibur, memotivasi, dan doa.

    12. Keluarga besar The Right: Helmi, Aktor, dan Mothy yang telah memberikan keceriaan, motivasi, dukungan, dan doa.

    13. Keluarga besar Komunitas Musik Alternatif Blok-M yang telah memberikan inspirasi kepada penulis untuk selalu menjadi lebih baik, semangat, dukungan, dan doa.

    14. Keluarga besar Yamaha Sincere Music: Amel, Mas Irawan, Mba Risma, Mas

    Ipan, Bapak Sarmuji, dan terutama Guru saya Ka Ito yang telah memberikan banyak inspirasi, memberikan masukan, motivasi, semangat, dan doa.

    15. Teman-teman komplek Safari: Phinda, Ririe, Lissa, dkk. Yang telah memberikan semangat, motivasi, hiburan, keceriaan, dan doa.

    16. Teman-teman facebook yang telah memberikan semangat, dukungan, doa, dan hiburan di waktu-waktu senggang selama pengerjaan skripsi.

  • Dengan kemampuan dan keterbatasan yang ada pada diri ini, Penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Dengan segala kerendahan hati Penulis menerima saran maupun kritik yang

    dapat menjadikan skripsi ini lebih baik.

    Akhir kata, Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak. Dan semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan berkah dan

    rahmat-Nya kepada kita semua. Amin

    Jakarta, 16 Februari 2010

    Roby Rahim Habibi (Penulis)

  • DAFTAR ISI

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP ......................................................................... iv ABSTRACT...................................................................................................... vi ...........................................................................................................................

    ABSTRAK ........................................................................................................ vii KATA PENGANTAR ...................................................................................... viii DAFTAR ISI..................................................................................................... xi DAFTAR TABEL............................................................................................. xiii DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xiv DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................... xv

    BAB I PENDAHULUAN...................................................................... 1

    A. Latar Belakang ...................................................................... 1

    B. Perumusan Masalah............................................................... 7

    ..............................................................................................

    C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .............................................. 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................ 10

    A. Laporan Keuangan ................................................................ 10 1. Tujuan dan Manfaat Laporan Keuangan............................. 11 2. Jenis dan Bentuk Laporan Keuangan.................................. 13

    B. Kinerja Perusahaan.................................................................... 15 C. ..........................................................................................Rasio

    Likuiditas .............................................................................. 16 1. Current Ratio..................................................................... 21

    2. Quick Ratio........................................................................ 22 3. Working Capital To Total Asset Ratio................................ 24

    D. Penelitian Sebelumnya .......................................................... 25 E. Kerangka Pemikiran .............................................................. 29 F. Rumusan Hipotesis................................................................ 31

  • BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................... 32 A Ruang Lingkup Penelitian...................................................... 32

    B. Metode Penelitian Populasi Dan Sampel ................................ 32

    C. Metode Pengumpulan Data .................................................... 33 1. Penelitian Laporan keuangan ........................................... 33 2. Metode Kepustakaan........................................................ 33

    D. Metode Analisis Data ............................................................ 34

    1. Uji Asumsi Klasik............................................................ 34 2. Uji Signifikansi................................................................ 38 3. Koefisien Determinasi (Adjusted R Square)..................... 41 4. Analisis Regresi Berganda ............................................... . 41

    E. Operasionalisasi Variabel-varibel Penelitian .......................... . 42 1. Operasionalisasi Variabel-Variabel Independen ............... 42 2. Operasionalisasi Variabel Dependen ................................ 45

    BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................. 47 A. Gambaran Umum Objek Penelitian ....................................... 47

    1. Properti............................................................................ 47

    B. Deskriptif Analisis .................................................................. 53 1. Deskripsi Data Sampel....................................................... 53 2. Deskripsi Analisis Data ..................................................... 54

    B Hasil dan Pembahasan ........................................................... 60 1. Pengujian Asumsi Klasik ................................................. 60 2. Pengujian Hipotesis ......................................................... 69 3. Koefisien Determinasi (Adjusted R Square)..................... 72 4. Analisis Regresi Berganda ............................................... 73

    C. Interpretasi ............................................................................ 75 BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI .......................................... 77

    A. Kesimpulan ........................................................................... 77 B. Keterbatasan Penelitian ......................................................... 79 C. Implikasi bagi Penelitian Berikutnya ..................................... 79

    DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 80 LAMPIRAN........................................................................................................... 84

  • DAFTAR TABEL

    No. Keterangan Hal.

    Tabel 4.1 Sampel Data Penelitian..................................................................53 Tabel 4.2 Current Ratio.................................................................................55 Tabel 4.3 Quick Ratio....................................................................................57 Tabel 4.4 Working Capital To Total Asset Ratio...........................................59 Tabel 4.5 Hasil Uji Multikolinieritas Sebelum Outlier..................................63 Tabel 4.6 Hasil Uji Multikolinieritas Setelah Outlier....................................64 Tabel 4.7 Hasil Uji Autokolerasi Sebelum Outlier........................................68 Tabel 4.8 Hasil Uji Autokorelasi Setelah Outlier..........................................68 Tabel 4.9 Hasil Uji F......................................................................................69 Tabel 4.10 Hasil Regresi..................................................................................71 Tabel 4.11 Koefisien Determinasi (Adjusted R2 ) ...........................................72

  • DAFTAR GAMBAR

    No. Keterangan. Hal.

    Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran.......................................................................30

    Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas Sebelum Outlier...........................................61

    Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas Setelah Outlier.............................................62

    Gambar 4.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas Sebelum Outlier..............................65

    Gambar 4.4 Hasil Uji Heteroskedastisitas Setelah Outlier................................66

  • DAFTAR LAMPIRAN

    No. Keterangan Hal.

    Lampiran 1 Sampel Data Penelitian....................................................................84

    Lampiran 2 Current Ratio Tahunan....................................................................85 Lampiran 3 Quick Ratio Tahunan.......................................................................86 Lampiran 4 Working Capital To Total Asset Ratio Tahunan..............................87 Lampiran 5 Earning After Tax Tahunan.............................................................88 Lampiran 6 Output SPSS Sebelum Outlier.........................................................89 Lampiran 7 Output SPSS Setelah Outlier...........................................................92 Lampiran 8 Tabel ( Casewise Diagnostics ) ......................................................94

  • BAB 1

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Seorang manajer harus memiliki perencanaan yang tepat dalam mengmabil

    keputusan. Perencanaan yang baik didasarkan pada kekuatan dan kelemahan

    sebuah perusahaan. Salah satu pertimbangan dalam membuat perencanaan dan

    mangambil keputusan keuangan yaitu dengan melakukan analisis laporan

    keuangan. Analisis laporan keuangan adalah segala sesuatu yang menyangkut

    penggunaan informasi akuntansi untuk membuat keputusan bisnis dan investasi.

    Laporan keuangan dirancang bagi pengusaha, investor, dan kreditor dimana

    mereka harus memahami bagaimana membaca, mengartikan, serta menganalisis

    laporan keuangan. Laporan keuangan melaporkan posisi keuangan perusahaan

    pada suatu waktu tertentu maupun selama beberapa periode yang lalu. (Astuti,

    2002:29).

    Kondisi suatu perusahaan akan dapat diketahui dari laporan keuangan

    perusahaan yang bersangkutan. Melalui analisis terhadap laporan keuangan, akan

    dapat diketahui posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan yang bersangkutan,

    dimana dari hasil analisis tersebut pihak-pihak yang berkepentingan dapat

    mengambil suatu keputusan, Halim (2007:156). Analisis laporan keuangan

    berguna untuk mengidentifikasi setiap kelemahan dari keadaan keuangan yang

    dapat menimbulkan masalah di masa depan, dan menentukan setiap kekuatan

    yang dapat dipergunakan.. (Muslich, 2007:44).

    . Pihak-pihak yang berkepentingan tersebut antara lain manajemen, pemilik,

    kreditor, investor, dan pemerintah, Sutrisno (2009:9). Antara pengguna laporan

    keuangan yang satu dengan yang lainnya mempunyai kepentingan yang berbeda.

  • Pemegang saham akan menilai kinerja manajemen sebagai pihak yang diberi

    tanggung jawab untuk menjalankan dana pemegang saham. Investor memerlukan

    informasi keuangan untuk membantu menentukan apakah harus membeli,

    menahan atau menjual investasinya. Karyawan berkepentingan terhadap laporan

    keuangan agar perusahaan selalu berkembang dan menghasilkan laba, disamping

    itu untuk melihat rencana pensiun di masa depan. Laporan keuangan yang

    diterbitkan oleh perusahaan merupakan salah satu sumber informasi mengenai

    posisi keuangan perusahaan, kinerja serta perubahan posisi keuangan perusahaan

    yang sangat berguna untuk mendukung pengambilan keputusan yang tepat.

    Laporan keuangan disusun untuk menyediakan informasi keuangan

    mengenai suatu perusahaan. Informasi dalam laporan keuangan ini diharapkan

    akan digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan sebagai bahan

    pertimbangan dalam pembuatan keputusan ekonomi, Harnanto (1994:9). Dari

    analisis laporan keaungan terdapat banyak faktor yang dapat menjadi bahan

    pertimbangan dalam pembuatan keputusan ekonomi dan mempengaruhi kondisi

    keuangan suatu perusahaan maupun kinerja yang telah dicapai perusahaan untuk

    suatu periode tertentu, namun yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian

    ini adalah seberapa besar rasio Likuiditas mempunyai pengaruh dan hubungan

    secara signifikan terhadap kondisi keuangan suatu perusahaan maupun kinerja

    yang telah dicapai perusahaan untuk suatu periode tertentu, khususnya perusahaan

    di sektor properti.

    Likuiditas (liquidity) secara umum dapat diartikan sebagai kemampuan

    perusahaan dalam membayar hutang-hutangnya yang telah jatuh tempo, Lancaster

    et al. (1998:28). Ukuran likuiditas perusahaan yang hingga saat ini masih sering

    digunakan adalah current ratio dan quick ratio.

  • Current ratio adalah perbandingan antara aktiva lancar (current asset)

    dengan hutang lancar (current liabilities); sedangkan quick ratio adalah

    perbandingan antara aktiva lancar dikurangi persediaan dengan hutang lancar,

    Brigham and Daves (2004:231). Aktiva lancar tersebut umumnya berupa kas,

    surat berharga, piutang dagang, dan persediaan. Sedangkan hutang lancar pada

    umumnya berupa hutang dagang, shortterm notes payable, pajak yang

    ditangguhkan, dan biaya-biaya yang ditangguhkan. (Brigham and Daves,

    2004:231).

    Masalah likuiditas merupakan salah satu masalah penting dalam suatu

    perusahaan yang relatif sulit dipecahkan, Kim et. al. (1998:335). Dipandang dari

    sisi kreditor, perusahaan yang memiliki likuiditas yang tinggi merupakan

    perusahaan yang baik, karena dana jangka pendek kreditor yang dipinjam

    perusahaan dapat dijamin oleh aktiva lancar yang jumlah relatif lebih banyak.

    Tetapi jika dipandang dari sisi manajemen, perusahaan yang memiliki likuiditas

    yang tinggi menunjukkan kinerja manajemen yang kurang baik, Helfert (1996:96),

    karena likuiditas yang tinggi menunjukkan adanya saldo kas yang menganggur,

    persediaan yang relatif berlebihan, atau karena kebijakan kredit perusahaan yang

    tidak baik sehingga mengakibatkan tingginya piutang usaha. Masalah likuiditas

    juga dapat dipandang sebagai masalah penting jika dilihat dari besarnya dana yang

    diinvestasikan dalam aktiva lancar. Sebagai contoh pada perusahaan-perusahaan

    tingkat dunia yang terdaftar di Global Value Database pada tahun 1998,

    menunjukkan investasi yang dilakukan oleh perusahaan tersebut dalam aktiva

    lancarnya hampir mencapai 9% dari nilai buku ekuitasnya, Ditmarr et. al.

    (2002:1). Selama tahun 1975-1994, investasi dalam aktiva lancar yang dilakukan

  • oleh perusahaan-perusahaan manufaktur di Amerika Serikat hampir mencapai

    8.1% dari total asetnya.

    Menurut Munawir (2002:114), perusahaan-perusahaan yang menggunakan

    teknik manajemen kas yang modern akan menginvestasikan kelebihan kas yang

    bersifat sementara pada aktiva yang sangat likuid (yang dapat dijual setiap saat

    pada harga pasar yang berlaku). Investasi di dalam aktiva lancar atau aktiva likuid

    menimbulkan trade-off bagi perusahaan, di satu sisi terlalu besar aktiva lancar

    atau aktiva likuid maka holding cost yang harus ditanggung perusahaan juga

    besar, selain itu kemampuan aktiva likuid dalam menghasilkan keuntungan

    tergolong rendah, Kim et. al. (1998:335). Di sisi lain, pada kondisi di mana biaya

    dana ekternal relatif tinggi maka aktiva likuid yang besar justru menguntungkan

    perusahaan, karena perusahaan dapat menggunakan aktiva likuid tersebut untuk

    membiayai kegiatan operasi.

    Masalah likuiditas merupakan trade off yang senantiasa dihadapi oleh

    manajer. Manajer harus mampu melakukan perencanaan dan pengendalian aktiva

    lancar dan hutang lancarnya sedemikian rupa sehingga dapat meminimalkan risiko

    ketidakmampuan perusahaan dalam memenuhi hutang-hutang jangka pendeknya,

    selain harus pula menghindari investasi dalam aktiva lancar yang berlebihan,

    Eljerlly (2004:48). Ketidakseimbangan antara jumlah aktiva likuid yang dimiliki

    perusahaan dengan hutang-hutang yang harus segera dibayar merupakan penyebab

    yang umum dari timbulnya financial distress. (John, 1993).

    Berdasarkan pertimbangan tersebut maka analisa pengaruh likuiditas yang

    dapat mempengaruhi kinerja perusahaan sangatlah diperlukan, karena analisa

    fundamental ini bertolak dari anggapan bahwa investor adalah makhluk rasional

    sehingga mereka akan selalu mencoba mempelajari hubungan antara tingkat

  • hutang dengan kondisi perusahaan. Dalam menganalisa hal tersebut dapat

    digunakan analisa rasio, seperti current ratio, quick ratio dan working capital to

    total asset ratio.

    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh current ratio,

    quick ratio, current ratio, dan working capital to total asset ratio terhadap kinerja

    perusahaan dan menganalisis variabel independen manakah yang paling dominan

    berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan. Pada peneitian ini dilakukan

    pengujian baik secara simultan maupun parsial seberapa besar pengaruh faktor-

    faktor tersebut dengan tingkat earning after tax perusahaan properti di BEI pada

    tahun 2005 sampai dengan 2008. Penelitian ini menggunakan teknik analisis

    regresi berganda dan casewise dengan bantuan software SPSS.

    Penulis tertarik untuk melakukan penelitian tema tersebut dalam rangka

    memenuhi persyaratan penyelesaian studi dan memperoleh gelar SE dalam bidang

    Keuangan dan Pasar Modal, Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Ilmu

    Sosial, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, serta menulis hasil penelitian tersebut

    dalam sebuah karya ilmiah yang disebut skripsi. Dari uraian di atas peneliti

    mencoba melakukan penelitian dalam bentuk skripsi yang berjudul:

    Analisis Pengaruh Current Ratio, Quick Ratio, dan Working Capital

    To Total Asset Ratio terhadap Kinerja Perusahaan Sektor Properti .

    Variabel current Ratio, quick Ratio, dan working capital to total asset ratio

    dipilih untuk diketahui pengaruhnya terhadap perubahan kinerja perusahaan,

    karena dalam pemikiran hipotesis penulis ketiga variabel likuiditas tersebut

    merupakan variabel likuiditas yang paling efektif dalam menilai kinerja

    perusahaan.

    B. Perumusan Masalah

  • Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan, penulis akan melakukan

    penelitian yang mengkhususkan pada rasio likuiditas saja, maka dapat disusun

    perumusan masalahnya adalah:

    1. Apakah current ratio, quick ratio dan working capital to total asset ratio

    berpengaruh signifikan terhadap tingkat kinerja perusahaan (earning after tax)

    baik secara simultan maupun secara parsial?

    2. Berapa besar pengaruh dari variabel current ratio, quick ratio dan working

    capital to total asset ratio terhadap kinerja perusahaan (earning after tax)?

    3. Variabel independen manakah yang paling dominan berpengaruh signifikan

    terhadap tingkat kinerja perusahaan (earning after tax)?

    C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

    1. Tujuan Penelitian

    Tujuan utama dalam penelitian ini adalah:

    a. Untuk menganalisis pengaruh signifikan current ratio, quick ratio dan

    working capital to total asset ratio terhadap tingkat earning after tax baik

    secara simultan maupun secara parsial.

    b. Untuk menganalisis besarnya pengaruh dari variabel current ratio, quick

    ratio dan working capital to total asset ratio terhadap earning after tax.

    c. Untuk menganalisis variabel independen yang paling dominan

    berpengaruh signifikan terhadap tingkat earning after tax.

    2. Manfaat Penelitian

  • Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang

    berkepentingan sebagai berikut:

    a. Bagi Penulis

    Dapat menerapkan Ilmu Ekonomi, khususnya dalam Manajemen

    Keuangan yang telah diperoleh selama masa perkuliahan.

    b. Bagi Investor

    Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan informasi untuk mengetahui

    keadaan keuangan perusahaan sehingga dapat dimanfaatkan oleh para

    investor dalam pengambilan keputusan investasi.

    c. Bagi Akademisi

    Penelitian ini memberi bukti empiris tentang bagaimana pengaruh current

    ratio, quick ratio dan working capital to total asset ratio terhadap tingkat

    earning after tax. Selain itu juga dapat memperkaya bahan kajian atau

    referensi di bidang keuangan dan pasar modal untuk penelitian yang akan

    datang.

  • BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Laporan Keuangan

    Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang meliputi

    dua laporan utama, yaitu Neraca dan Laporan Rugi-laba. Laporan keuangan

    disusun dengan maksud untuk menyediakan informasi keuangan suatu perusahaan

    kepada pihak-pihak yang berkepentingan sebagai bahan pertimbangan dalam

    mengambil keputusan. Pihak-pihak yang berkepentingan tersebut antara lain

    manajemen, pemilik, kreditor, investor, dan pemerintah, Sutrisno (2009:9).

    Analisis laporan keuangan adalah segala sesuatu yang menyangkut

    penggunaan informasi akuntansi untuk membuat keputusan bisnis dan investasi.

    Laporan keuangan dirancang bagi pengusaha, investor, dan kreditor dimana

    mereka harus memahami bagaimana membaca, mengartikan, serta menganalisis

    laporan keuangan. Laporan keuangan melaporkan posisi keuangan perusahaan

    pada suatu waktu tertentu maupun selama beberapa periode yang lalu, Astuti

    (2002:29). Diantara laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan kepada

    pemegang saham, laporan tahunan / annual report adalah laporan yang paling

    penting. Laporan tahunan ini diterbitkan setiap tahun oleh perusahaan kepada para

    pemegang saham. (Astuti, 2002:15).

  • Pihak yang berkepentingan terhadap perkembangan suatu perusahaan perlu

    mengetahui kondisi keuangan perusahaan tersebut. Kondisi suatu perusahaan akan

    dapat diketahui dari laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan. Melalui

    analisis terhadap laporan keuangan, akan dapat diketahui posisi keuangan dan

    hasil usaha perusahaan yang bersangkutan, dimana dari hasil analisis tersebut

    pihak-pihak yang berkepentingan dapat mengambil suatu keputusan, Halim

    (2007:156).

    Laporan keuangan menggambarkan dampak keuangan dari transaksi dan

    peristiwa lain yang diklasifikasikan dalam beberapa kelompok besar menurut

    karakteristik ekonominya, kelompok besar ini merupakan unsur laporan keuangan.

    Unsur yang berkaitan langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aktiva,

    kewajiban, dan ekuitas. Sedangkan unsur yang berkaitan dengan pengukuran

    kinerja dalam laporan laba-rugi adalah penghasilan dan beban. Laporan perubahan

    posisi keuangan biasanya mencerminkan berbagai unsur laporan laba-rugi dan

    perubahan dalam berbagai unsur neraca, Harmono (2009:22). Informasi yang

    didasarkan pada analisis laporan keuangan mencakup penilaian keadaan keuangan

    perusahaan, baik yang telah lampau, saat ini, dan masa depan. (Muslich, 2007:44).

    1. Tujuan dan Manfaat Laporan Keuangan

    Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk menganalisis laporan

    keuangan perusahaan, analisis rasio merupakan hal yang sangat umum

    digunakan, yang menghubungkan dua data keuangan (neraca dan laporan rugi-

    laba), baik secara individu atau kombinasi dari keduanya dengan cara membagi

    data yang satu dengan data yang lainya. Analisis rasio dalam banyak hal

    mampu memberikan indikator dan gejala-gejala yang muncul di sekitar kondisi

    yang melingkupinya. Apabila rasio-rasio yang dihitung diinterpretasikan secara

  • tepat, maka akan mampu menunjukan pada aspek mana evaluasi dan analisis

    lebih lanjut harus dilakukan, Halim (2007:156). Analisis rasio keuangan

    dirancang untuk membantu mengevaluasi laporan keuangan dan dapat

    digunakan untuk mengidentifikasi kekurangan perusahaan dan kemudian

    melakukan tindakan untuk memperbaiki kinerja perusahaan, sehingga dapat

    memaksimalkan nilai perusahaan. Dalam penghitungan rasio keuangan

    digunakan data yang terdapat dalam neraca dan laporan laba rugi. (Astuti,

    2004:29).

    Laporan Keuangan disusun dengan maksud untuk menyediakan informasi

    keuangan suatu perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan sebagai

    bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan. Pihak-pihak yang

    berkepentingan tersebut antara lain manajemen, pemilik, kreditor, investor, dan

    pemerintah, Sutrisno (2009:9). Laporan keuangan menggambarkan dampak

    keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang diklasifikasikan dalam

    beberapa kelompok besar menurut karakteristik ekonominya, kelompok besar

    ini merupakan unsur laporan keuangan, Harmono (2009:22). Tujuan dari analisi

    laporan keuangan adalah untuk mengidentifikasi setiap kelemahan dari keadaan

    keuangan yang dapat menimbulkan masalah di masa depan, dan menentukan

    setiap kekuatan yang dapat dipergunakan. Analisis rasio keuangan merupaka

    alat utama dalam analisis keuangan, karena analisis ini dapat digunakan untuk

    menjawab berbagai pertanyaan tentang keadaan keuangan perusahaan, Muslich

    (2007:44). Analisis rasio keuangan membantu kita untuk mengidentifikasi

    beberapa kelemahan dan kekuatan keuangan perusahaan. Rasio keuangan

    memberikan dua cara bagaimana membuat perbandigan dan data keuangan

    perusahaan, yaitu kita dapat meneliti rasio antar waktu (katakanlah untuk 5

  • tahun terakhir) untuk meneliti pergerakanya dan kita dapat membandingkan

    suatu rasio perusahaan dengan dengan rasio perusahaan lainya. (Keown et. al.,

    2008:74).

    2. Jenis dan Bentuk Laporan Keuangan

    Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang

    meliputi dua laporan utama, yaitu Neraca dan Laporan Rugi-laba:

    a. Neraca adalah laporan yang menunjukan posisi keuangan pada saat

    tertentu. Neraca mempunyai dua sisi, sisi debit dan kredit. Pada sisi

    debit menunjukan posisi kekayaan perusahaan (aktiva), dan pada sisi

    kredit menunjukan sumber kekayaan perusahaan yang terdiri dari dua

    sumber yaitu utang dan modal, Sutrisno (2009:9). Neraca merupakan

    suatu laporan tentang posisi keuangan suatu perusahaan pada suatu

    waktu tertentu, yang meliputi aktiva, utnag, dan modal. Aktiva

    merupakan sumber daya yang dimiliki perusahaan, sedangkan utang

    dan modal menunjukan bagaimana sumber daya ini dibelanjai oleh

    perusahaan, Muslich (2007:44). Neraca adalah laporan posisi keuangan

    perusahaan pada waktu tertentu dimana pada sisi kiri neraca

    menunjukan aktiva perusahaan, sedangkan di sisi kanan neraca

    menunjukan kewajiban dan ekuitas, atau klaim terhadap aktiva

    tersebut, Astuti (2002:19).

    b. Laporan rugi-laba merupakan suatu laporan hasil operasi perusahaan

    dalam suatu periode tertentu, Muslich (2007:44). Laporan rugi-laba

    adalah laporan yang mengikhtiarkan pendapatan dan beban perusahaan

    selama periode akuntansi tertentu yang umumnya setiap kuartal atau

    setiap tahun. Jadi laporan rugi-laba melaporkan operasi perusahaan

  • periode tertentu untuk tujuan perencanaan dan pengendalian

    manajemen biasanya meramalkan laporan ini secara bulanan kemudian

    membandingkan hasil aktual dengan laporan yang dianggarkan, Astuti

    (2002:17). Laporan rugi-laba dapat digunakan sebagai indikator

    keberhasilan perusahaan dalam menjalankan usahanya selama satu

    periode tertentu. Laporan rugi-laba pada dasarnya menggambarkan dua

    macam arus yang menggambarkan rugi atau laba. Laba terjadi apabila

    penghasilan yang diperoleh dalam satu periode lebih besar

    dibandingkan biaya yang dikeluarkan, sebaliknya rugi akan timbul bila

    pendapatan lebih rendah dibanding dengan biaya yang dikeluarkan.

    (Sutrisno, 2009:10).

    B. Kinerja Perusahaan

    Kinerja perusahaan umumnya diukur berdasarkan penghasilan bersih (laba).

    Unsur yang berkaitan langsung dengan pengukuran penghasilan bersih (laba)

    adalah penghasilan dan beban. Unsur penghasilan dan beban di definisikan

    sebagai berikut:

    1. Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama satu

    periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau

    penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak

    berasal dari kontribusi penanaman modal.

    2. Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu

    periode akuntansi dalam bentuk arus keluar dan berkurangnya aktiva atau

    terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak

    menyangkut pembagian kepada penanaman modal, Harmono (2009:23)

  • Informasi dan gambaran perkembangan keuangan atau kinerja perusahaan

    dapat diperoleh dengan mengadakan interpretasi dari laporan keuangan, yaitu

    dengan menghubungkan elemen-elemen yang ada dalam laporan keuangan seperti

    elemen-elemen dari berbagai aktiva satu dengan lainya, elemen-elemen pasiva

    yang satu dengan lainya, elemen-elemen aktiva dengan pasiva, elemen-elemen

    neraca dengan elemen-elemen rugi-laba, akan dapat diperoleh banyak gambaran

    mengenai kondisi keuangan atau kinerja suatu perusahaan, Sutrisno (2009:212).

    Unsur yang berkaitan dengan pengukuran kinerja perusahaan dalam laporan rugi-

    laba adalah pendapatan dan beban. Pendapatan timbul dalam pelaksanaan aktivitas

    perusahaan yang biasa dikenal dengan sebutan berbeda, seperti penjualan,

    penghasilan jasa, bunga, dan lain-lain. Pendapatan pada hakekatnya tidak berbeda

    dengan keuntungan, yaitu mencerminkan kenaikan manfaat ekonomi. Sedangkan

    beban menkacup kerugian maupun beban yang timbul dalam pelaksanaan

    aktivitas perusahaan yang biasa meliputi beban pokok penjualan, gaji, dan

    penyusutan. (Arifin, 2007:13).

    C. Rasio Likuiditas

    Likuiditas adalah kemampuan perusahaan atau badan usaha untuk memenuhi

    kewajiban finansialnya yang harus segera dipenuhi, Riyanto (2001:25).

    Sedangkan menurut Syahyunan (2003), istilah likuiditas berasal dari kata likuid

    yang berarti cair. Suatu perusahaan dikatakan likuid apabila perusahaan itu

    sanggup membayar hutang jangka pendek tepat pada waktunya. Dengan kata lain

    rasio likuiditas adalah rasio yang mengukur kemampuan memenuhi kewajiban

    finansial yang segera harus dipenuhi.

    Likuiditas berhubungan dengan masalah kepercayaan kreditor jangka pendek

    kepada perusahaan, artinya semakin tinggi tingkat likuiditas maka semakin tinggi

  • pula kepercayaan kreditor jangka pendek, Sutrisno (2009:14). Karena peranan

    likuiditas itu dianggap begitu penting, maka sering pula dikatakan bahwa

    likuiditas memberikan kesan pertama tentang baik buruknya suatu perusahaan.

    Secara umum pengertian likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk

    membayar hutang-hutangnya yang jatuh tempo. (Lancaster, 1998:14).

    Likuiditas tidak hanya terpengaruh oleh kememadainya aktiva lancar untuk

    memenuhi kewajiban lancar pada saat jatuh tempo, tetapi juga terpengaruh oleh

    seberapa cepat piutang usaha akan ditagih dan seberapa cepat persediaan akan

    dijual, dalam hal ini periode penagihan rata-rata dan perputaran persediaan

    merupakan pertanda yang diperhatikan secara cermat, Horgen (2000:289).

    Dijelaskan oleh Helfert (1996:95), dari sudut pandang pemberi pinjaman

    terdapat anggapan bahwa semakin tinggi nilai rasio lancar, maka semakin baik

    posisi pemberi pinjaman. Hal ini juga dapat dilihat dari sudut pandang investor,

    dimana semakin tinggi nilai rasio lancar akan memberikan perlindungan terhadap

    kemungkinan kerugian drastis bila terjadi kegagalan perusahaan. Kelebihan aktiva

    lancar yang besar atas kewajiban lancar tampaknya membantu melindungi klaim,

    karena persediaan dapat dicairkan dengan pelelangan atau karena tidak terdapat

    banyak masalah dalam penagihan piutang usaha. Sehingga bisa dikatakan semakin

    tinggi tingkat likuiditas maka akan semakin besar pula kemampuan perusahaan

    untuk membayar dividen.

    Likuiditas menjelaskan kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban-

    kewajiban yang harus segera dipenuhi, dalam hali ini yaitu hutang jangka pendek,

    oleh karena itu rasio ini biasa digunakan untuk mengukur tingkat keamanan

    kreditor jangka pendek, serta mengukur apakah operasi perusahaan tidak akan

    terganggu bila kewajiban jangka pendek ini segera ditagih, Sutrisno (2009:215).

  • Likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi

    kewajiban jangka pendeknya bila jatuh tempo. Semakin tinggi rasio ini

    menunjukan semakin mampu perusahaan dalam memenuhi kewajiban yang harus

    segera dibayar. Namun, bila terlampau tinggi akan berpengaruh jelek terhadap

    kemampulabaan perusahaan, karena ada sebagian dana yang tidak produktif yang

    diinvestasikan dalam current assets, akhirnya profitabilitas perusahaan tidak

    optimal. (Halim, 2007:159),

    Mengacu pada teori yang dikemukakan oleh Keynes, Sukirno (2004:300),

    perusahaan memegang atau menahan kas karena didorong oleh motif atau tujuan:

    (1) untuk transaksi, (2) untuk berjaga-jaga, dan (3) untuk berspekulasi. Dalam

    menjalankan operasinya perusahaan perlu dana untuk membeli bahan baku

    pembuatan produk, membayar pegawai dan lain-lain, dana yang diperlukan untuk

    tujuan ini merupakan dana yang disediakan perusahaan untuk transaksi. Selain itu

    perusahaan juga perlu menyediakan dana untuk berjaga-jaga dalam menghadapi

    ketidakpastian penerimaan kas di masa depan. Jika pada suatu saat perusahaan

    menerima kas yang rendah sehingga tidak mencukupi untuk kebutuhan

    operasional, maka perusahaan mencukupi kekurangan dana tersebut dari kas yang

    disediakan untuk berjaga-jaga. Pada kondisi perusahaan memiliki kesempatan

    untuk melakukan investasi pada aktivitas-aktivitas yang dapat memberikan

    keuntungan atau peningkatan nilai perusahaan, mungkin manajer memutuskan

    untuk melakukan kegiatan investasi tersebut.

    Perusahaan yang likuid adalah perusahaan yang memiliki kekuatan besar

    untuk membayar, sehingga mampu memenuhi kewajiban finansialnya yang segera

    jatuh tempo. Meskipun perusahaan memiliki kekuatan membayar yang besar,

    namun jika pada saat harus memenuhi kewajiban yang segera jatuh tempo

  • ternyata tidak mampu memenuhinya, maka perusahaan tersebut dinyatakan tidak

    likuid. Likuiditas ditekankan pada kemampuan membayar, bukan pada kekuatan

    membayar. (Moeljadi, 2006:68).

    Perusahaan yang mempunyai cukup kemampuan untuk membayar hutang

    jangka pendek disebut perusahaan yang likuid. Sedang apabila perusahaan berada

    dalam keadaan tidak mempunyai kemampuan membayar hutang jangka pendek

    yang cukup, disebut illikuid. Kemampuan untuk membayar utang jangka pendek

    dari suatu perusahaan terletak pada atau diukur dari kemampuannya untuk

    mendapatkan kas (alat pembayaran) atau kemampuannya untuk mengkonversikan

    aktiva non kas menjadi kas. Pada umumnya aspek likuiditas tidak dipandang

    hanya pada suatu saat, tetapi dikaitkan dengan satu periode tahun buku atau

    kadang-kadang diidentifikasikan dengan siklus operasi normal perusahaan. Siklus

    operasi normal perusahaan itu sendiri adalah suatu jangka waktu yang tercakup

    dari sejak dimulainya aktivitas pembelian, produksi, penjualan hingga aktivitas

    pengumpulan piutang. Penilaian atau pengukuran aspek likuiditas suatu

    perusahaan yang diidentifikasikan dengan siklus operasi normalnya, umumnya

    digunakan pada perusahaan-perusahaan yang siklus operasinya melampaui satu

    periode tahun buku.. (Kustiadi, 2006).

    Evans (2000) , menyatakan bahwa rasio likuiditas menjelaskan mengenai

    kesanggupan perusahaan untuk melunasi hutang jangka pendeknya. Dalam

    analisis likuiditas mencakup aktiva lancar dan hutang lancar, adapun yang

    dimaksud aktiva lancar mencakup kas, piutang, surat-surat berharga jangka

    pendek, persediaan dan persekot, sedangkan yang termasuk utang lancar adalah

    utang dagang, utang wesel, utang gaji, utang pajak, dan utang obligasi jangka

    panjang yang sudah jatuh tempo.

  • Harmono (2009:106), konsep likuiditas dapat diartikan sebagai kemampuan

    perusahaan dalam melunasi sejumlah hutang jangka pendek, umumnya kurang

    dari satu tahun. Dimensi konsep likuiditas mencakup Current Ratio, Quick Ratio,

    dan Working Capital To Total Asset Ratio. Dimensi konsep likuiditas tersebut

    mencerminkan ukuran-ukuran kinerja manajemen ditinjau dari sejauh mana

    manajemen mampu mengelola modal kerja yang didanai dari hutang lancar dan

    saldo kas perusahaan.

    Harmono (2009:107), menyatakan bahwa rasio likuiditas ini tidak dapat

    dianalisis secara parsial antara rasio yang satu dengan yang lainya. Hal ini

    disebabkan karena mendeteksi kondisi modal kerja berdasarkan salah satu alat

    analisis rasio misalnya current ratio saja, karena belum cukup untuk menunjukan

    tingkat likuiditas perusahaan.

    Perhitungan likuiditas dalam penelitian ini diwakili oleh beberapa faktor

    yaitu: variabel current ratio, quick ratio, dan working capital to total asset ratio.

    Dari ketiga faktor ini akan dilakukan perhitungan baik secara simultan maupun

    secara parsial terhadap earning after tax, dan dari ketiga faktor ini akan dilihat

    faktor mana yang mempunyai pengaruh paling dominan terhadap kinerja

    perusahaan. Berikut ini penjelasan dari ketiga faktor tersebut:

    1. Current Ratio

    Current ratio yaitu kemampuan perusahaan membayar hutang yang harus

    segera dipenuhi dengan aktiva lancar, contoh aktiva lancar antara lain adalah

    kas, piutang, investasi jangka pendek, persediaan, dan beban dibayar di

    muka, Riyanto, (2001:332). Current ratio adalah rasio yang membandingkan

    antara jumlah aktiva lancar yang dimiliki perusahaan dengan hutang jangka

    pendek, Sutrisno (2009:216). Rasio ini menunjukan besarnya kewajiban

  • lancar yang ditutup dengan aktiva yang diharapkan akan dikonversi menjadi

    kas dalam jangka pendek. (Astuti, 2004:31).

    Current ratio digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam

    memenuhi kewajiban jangka pendek, dengan asumsi bahwa semua aktiva

    lancar dikonversikan kedalam kas, Muslich (2007:49). Current ratio

    merupakan rasio yang paling umum digunakan untuk mengukur kesanggupan

    membayar hutang jangka pendek, karena rasio ini menunjukan besarnya

    tagihan atas utang jangka pendek oleh kreditor yang dapat ditutup oleh harta

    yang diharapkan dapat diubah menjadi uang kas dalam satu saat yang

    bersamaan dengan waktu pembayaran hutang tersebut, Weston (1993:116).

    Current ratio adalah perbandingan antara aktiva lancar (current asset)

    dengan hutang lancar (current liabilities). (Brigham and Daves, 2004: 231).

    2. Quick Ratio

    Quick ratio adalah perbandingan antara aktiva lancar dikurangi

    persediaan dengan hutang lancar, Brigham and Daves (2004:231). Angka

    perbandingan antara jumlah uang kas, bank, piutang dagang, dan sekuritas

    yang mudah dijual terhadap jumlah utang lancar. Rasio ini dipakai sebagai

    ukuran kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek

    dalam perspektif waktu yang lebih singkat. (Muslich, 2007:49)

    Riyanto (2001:104), menyatakan quick ratio adalah kemampuan untuk

    membayar hutang yang harus segera dipenuhi dengan aktiva lancar yang lebih

    likuid. Rasio ini merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi

    Aktiva Lancar Current Ratio =

    Kewajiban Lancar

  • kewajiban-kewajiban jangka pendek dengan asset yang dimiliki.. Rasio ini

    lebih tajam dari current ratio, karena hanya membandingkan aktiva yang

    sangat likuid dengan hutang lancar. Quick ratio menunjukan besarnya alat

    likuid yang paling cepat yang bisa digunakan untuk melinasi hutang lancar.

    Persediaan dianggap sebagai aktiva lancar yang paling tidak lancar, sebab itu

    untuk menjadi uang tunai (kas) memerlukan dua langkah, yaitu menjadi

    piutang terlebih dahulu sebelum kemudian menjadi kas, Sutrisno (2009:216).

    Quick ratio dihitung dengan mengurangkan persediaan dari harta lancar

    karena persediaan dianggap harta lancar perusahaan yang tingkat likuiditasnya

    rendah dan merupakan harta yang paling sering merosot nilainya bila terjadi

    likuiditas, Weston (1993:117). Menurut Astuti (2004:32) quick rasio dihitung

    dengan mengurangkan persediaan dari aktiva lancar dan kemudian membagi

    hasilnya dengan kewajiban lancar.

    3. Working capital to total asset ratio

    Working capital to total asset ratio adalah sebuah alat ukur likuiditas

    perusahaan dari keseluruhan aset yang dimiliki, Newton (2009:50). Working

    capital to total asset ratio menunjukkan likuiditas dan total aktiva dan posisi

    modal kerja netto. Dalam rasio ini diperbandingkan modal kerja netto dengan

    total aktiva, hal ini sering dijumpai dalam studi kasus permasalahan

    perusahaan, ini adalah ukuran bersih pada aktiva lancar perusahaan terhadap

    modal perusahaan, Syahyunan (2003). Modal kerja bersih adalah selisih

    antara aktiva lancar dikurangi hutang lancar karaktertistik likuiditas benar-

    Aktiva Lancar - Persediaan Quick Ratio =

    Kewajiban Lancar

  • benar ditentukan secara jelas biasanya sebuah perusahaan yang mengalami

    kerugin operasi yang terus-menerus akan menyusutkan aktiva lancar

    sehubungan dengan total aktiva. Di antara penilaian terhadap rasio likuiditas,

    rasio ini terbukti paling berharga. Rasio ini merupakan likuiditas dari total

    aktiva dan posisi modal kerja, Riyanto (2001:333).

    Working capital to total asset ratio digunakan untuk mengukur

    kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibanya dan memberikan

    indikasi distribusi dari asset perusahaan apakah likuid atau tidak likuid,

    Nelson (2008:458). Menurut Harmono (2009:108) working capital to total

    asset ratio dapat dihitung dengan rumus:

    D. Penelitian Sebelumnya

    Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dian Meriewaty dan Astuty Yuli

    Setyani (2005) yang berjudul Analisis Rasio Keuangan Terhadap Perubahan

    Kinerja pada Perusahaan di Industri Food and Beverages yang terdaftar di BEJ,

    menunjukkan hasil bahwa rasio keuangan yang berpengaruh signifikan terhadap

    operating profit adalah current ratio, yang berpengaruh positif terhadap operating

    profit pada level a = 1% dengan tingkat signifikan sebesar 4,494. Hasil uji statistik

    mengenai pengaruh rasio keuangan terhadap perubahan kinerja pada perusahaan

    di industri food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ),

    menunjukkan bahwa rasio keuangan yang berpengaruh signifikan terhadap

    perubahan kinerja (untuk operating profit) adalah Current Ratio.

    Penelitian yang dilakukan Yuni Nurmala Sari (2007) dalam penelitian yang

    berjudul Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, dan Total Asset Turn

    Over Terhadap Perubahan Laba pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek

    Aktiva Lancar Kewajiban Lancar Working Capital To Total Asset Ratio =

    Jumlah Aktiva (Total Asset)

  • Jakarta menunjukkan hasil Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil simpulan

    antara lain: Secara simultan ketiga rasio keuangan yaitu Current Ratio (CR), Debt

    to Equity Ratio (DER) dan Total Assets Turn Over (TATO) dapat berpengaruh

    terhadap perubahan laba, dengan konstribusi sebesar 52,4%. CR secara parsial

    berpengaruh positif terhadap perubahan laba pada perusahaan manufaktur di

    Bursa Efek Jakarta dengan nilai signifikasi uji variabel CR terhadap perubahan

    laba sebesar 5%. DER secara parsial berpengaruh positif terhadap perubahan laba

    pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta dengan nilai signifikasi uji

    variabel DER terhadap perubahan laba sebesar 5%. TATO secara parsial tidak

    berpengaruh terhadap perubahan laba pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek

    Jakarta dengan nilai signifikasi uji variabel TATO terhadap perubahan laba

    sebesar 5%.

    Penelitian yang di lakukan Ardi Hamzah (2006) dalam jurnal yang berjudul

    Analisis Rasio Likuiditas, Profitabilitas, Aktifitas, Solvabilitas, dan Investment

    Opportunity Set dalam Tahapan Siklus Kehidupan Perusahaan Manufaktur yang

    terdaftar di BEJ menunjukkan hasil pengujian dengan regresi berganda antara

    variabel-variabel independent berupa rasio likuiditas, profitabilitas, aktivitas, dan

    solvabilitas terhadap variabel dependen berupa investment opportunity set (IOS)

    berpengaruh secara signifikan pada tahap pendirian (start-up) dan ekspansi awal

    (initial expansion), sedangkan pada tahap ekspansi akhir (final expansion),

    kedewasaan (mature), dan decline tidak berpengaruh secara signifikan. Untuk

    pengujian regresi secara parsial pada tahap pendirian hanya rasio aktivitas dan

    solvabilitas yang berpengaruh secara signifikan pada IOS, sedangkan pada tahap

    ekspansi awal hanya rasio aktivitas yang berpengaruh secara signifikan pada IOS.

    Pada tahap ekspansi akhir, kedewasaan, dan decline tidak ada satu pun rasio

  • keuangan dalam penelitian ini yang berpengaruh secara signifikan terhadap IOS.

    Dengan adanya hal itu, maka rasio-rasio keuangan dapat digunakan sebagai alat

    analisis perusahaan manufaktur yang dijadikan sample penelitian ini pada tahap

    pendirian dan ekspansi awal, tetapi tidak pada tahap ekspansi akhir, kedewasaan,

    dan decline.

    Penelitian yang dilakukan oleh Trie Mulyati (2005) Fakultas Ekonomi

    Universitas Islam Negeri Jakarta penelitian yang berjudul Analisis Pengaruh

    Rasio-rasio Operasi dan Finansial Perusahaan serta Rasio Persaingan Industri

    Terhadap Kinerja Perusahaan Dilihat Dari Perspektif Internal dan Eksternal Pada

    Sektor Industri Tekstil dan Pakaian Jadi menghasilkan analisis sebagai berikut:

    Hasil uji regresi menunjukan hasil bahwa kinerja perusahaan dipengaruhi

    secara signifikan oleh variabel Quick Ratio dan Inventory Share. Berdasarkan

    nilai koefisien determinasi dapat dikatakan bahwa proporsi sumbangan dari

    variabel tersebut terhadap variabel dependen secara bersama-sama relatif lemah,

    yaitu sebesar 20.5%. Nilai koefisien regresi variabel quick ratio berpengaruh

    positif terhadap profitabilitas.

    Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Marlina (2004) Fakultas

    Ekonomi Universitas Islam Negeri yang berjudul Analisis Pengaruh Likuiditas

    Terhadap Tingkat Penjualan Pada Sektor Industri Barang Konsumsi Yang

    Terdaftar di BEJ menghasilkan analisis, yaitu hasil uji regresi linear berganda

    antara variabel independen (likuiditas) terhadap tingkat penjualan menunjukan

    nilai adjust R. Square sebesar 35.8%, dapat diartikan bahwa perubahan tingkat

    penjualan dapat dijelaskan oleh variabel independen sebesar 35.8%. Hasil uji f

    menunjukan variabel independen (likuiditas) berpengaruh secara signifikan

    terhadap variabel dependen. Disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan

  • antara current ratio, quick ratio, & cash ratio terhadap variabel tingkat penjualan.

    Setelah dilakukan uji parsial didapatkan hasil bahwa current ratio berpengaruh

    secara positif terhadap variabel dependen, sedangkan quick ratio dan cash ratio

    berpengaruh secara negatif terhadap variabel dependen.

    Penelitian yang dilakukan oleh Hasanah (2006) yang berjudul Analisis

    Pengaruh Quick Ratio, Debt to Asset Ratio, dan Effesiensi Ratio Terhadap Harga

    Saham Perusahaan Perdagangan, Jasa, dan Investasi yang diobservasi selama 3

    tahun yaitu, quick ratio mempunyai angka signifikansi sebesar 0.094 yang berarti

    lebih besar dari nilai alpha 0.05, maka variabel quick ratio tidak berpengaruh

    secara signifikan terhadap harga saham. Penelitian yang dilakukan oleh Susanto

    (2009) Analisis Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Return On

    Investment, Working Capital, Earning Per Share, dan Price Earning Ratio

    Terhadap Harga Saham, menunjukan bahwa hasil uji t untuk variabel working

    capital mempunyai signifikansi sebesar 0.064 yang berarti lebih besar dari nilai

    alpha 0.05, maka Ha ditolak dan dapat disimpulkan bahwa variabel working

    capital tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. Berdasarkan

    penelitian yang dilakukan oleh Astuti (2004) yang berjudul Faktor-faktor yang

    mempengaruhi Profitabilitas Perusahaan Properti yang Go Publik di Bursa Efek

    Jakarta, variabel current ratio dan quick ratio mempunyai nilai uji t sebesar

    0.260 dan -1.076, sedangkan tingkat signifikansinya sebesar 0.285 dan 0.555, nilai

    tersebut jauh diatas nilai alpha sebesar 0.05. Hal ini berarti bahwa variabel current

    ratio dan quick ratio tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

    profitabilitas.

    E. Kerangka Pemikiran

  • Penelitian ini menganalisa pengaruh current ratio, quick ratio, dan working

    capital to total asset ratio terhadap earning after tax pada perusahaan properti yang

    terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dilakukan metode regresi dengan menggunakan

    analisis regresi berganda dengan uji asumsi klasik multikolinearitas, normalitas,

    heteroskedastisitas, dan autokorelasi, kemudian dilakukan uji f, uji t, dan Koefisien

    Determinasi untuk melihat pengaruh variabel independen baik secara simultan

    maupun parsial terhadap earning after tax. Software yang di gunakan adalah dalam

    penelitian ini adalah SPSS. Secara umum kerangka pemikiran dalam penelitian ini

    adalah sebagai berikut:

    Pengaruh Current Ratio, Quick Ratio, dan Working Capital to Total Asset Ratio Terhadap Kinerja

    Perusahaan Sektor Properti

    Penentuan Populasi

    Penentuan Sampel

    Dependen Variabel : Earning After Tax Independen Variabel :

    1. Curren Ratio 1. Quick Ratio 2. Working capital to total asset ratio

    Uji Asumsi klasik : 1. Uji Normalitas 2. Uji Multikolinearitas 3. Uji

    Heteroskedastisitas

    4. Uji Autokorelasi

  • Gambar. 2.1 Skema Kerangka Berfikir

    F. Rumusan Hipotesis

    1. H0 : b1, b2, b3 = 0, Variabel independen (Current Ratio, Quick Ratio, dan

    Working capital to total asset ratio) tidak berpengaruh secara

    simultan terhadap variabel dependen (Earning After Tax).

    H1 : b1, b2, b3 0, Variabel independen (Curren Ratio, Quick Ratio, dan

    Working capital to total asset ratio) berpengaruh secara simultan

    terhadap variabel dependen (Earning After Tax).

    2. H0 : bi = 0, Variabel independen (Curren Ratio, Quick Ratio, dan Working

    capital to total asset ratio) tidak berpengaruh secara parsial

    terhadap variabel dependen (Earning After Tax).

    H1 : bi 0, Variabel independen (Curren Ratio, Quick Ratio, dan Working

    capital to total asset ratio) berpengaruh secara parsial terhadap

    variabel dependen (Earning After Tax).

    Analisis Regresi Berganda

    Interpretasi

    Uji T Parsial

    Uji F Simultan Koefisien Determinasi

  • BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    A. Ruang Lingkup Penelitian

    Ruang lingkup penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan properti yang

    terdaftar di bursa efek Indonesia (BEI) selama periode Desember 2005 sampai

    dengan Desember 2008. Di pilihnya periode tersebut karena peneliti ingin

    mengetahui pengaruh rasio keuangan terhadap tingkat keuntungan saham sektor

    properti di mana pada periode tersebut perekonomian indonesia mengalami inflasi

    yang tinggi akibat naiknya harga bahan bakar minyak. Dari sumber di atas, maka

    dikumpulkan data current ratio, quick ratio dan working capital to total asset

    ratio, dan earning after tax untuk dilakukan penelitian.

    B. Metode Penelitian Populasi dan Sampel

    Penelitian ini menggunakan populasi berupa perusahaan-perusahaan di Bursa

    Efek Indonesia yang tergolong ke dalam sektor properti. Dari populasi tersebut

    selanjutnya diambil beberapa sampel. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini

    adalah perusahaan-perusahaan yang memenuhi kriteria.

    Pemilihan sampel dalam penelitian ini dimulai dari pemilihan populasi, yang

    dilanjutkan dengan memberikan kriteria-kriteria terhadap populasi tersebut,

    sehingga diperoleh sekumpulan sampel, dengan penjelasan sebagai berikut:

    a. Perusahaan tercatat di BEI tahun 2005 sampai dengan tahun 2008

    b. Data laporan keuangan tersedia berturut-turut untuk laporan tahun 2005

    sampai dengan tahun 2008.

    c. Perusahaan mempublikasikan laporan keuangan yang telah diaudit dengan

    menggunakan tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember.

    d. Perusahaan yang termasuk dalam sektor properti.

  • C. Metode Pengumpulan Data

    Untuk memperoleh hasil penelitian yang diharapkan, dibutuhkan data dan

    informasi yang mendukung penelitian ini. Data sekunder dan informasi yang

    dibutuhkan penulis diperoleh dari :

    1. Penelitian Laporan Keuangan

    Laporan keuangan (neraca dan laporan rugi-laba) 31 Desember 2005, 31

    Desember 2006, 31 Desember 2007, 31 Desember 2008.

    2. Metode Kepustakaan Penelitian ini juga dilakukan melalui studi kepustakaan seperti jurnal,

    literatur, buku, website dan lain-lain yang behubungan dengan penelitian

    ini.

    D. Metode Analisis Data

    1. Uji Asumsi Klasik

    Menurut pendapat Algifari (2003:83) mengatakan: Model regresi yang

    diperoleh dari metode kuadrat terkecil biasa (Ordinary least square)

    merupakan model regresi yang menghasilkan estimator linier yang bias yang

    terbaik (Best linear Unbias Estimator/BLUE)". Kondisi ini akan terjadi jika

    dipenuhi beberapa asumsi yang dengan asumsi klasik.

    a. Uji Normalitas

    Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi,

    variabel dependen dan independen atau keduanya terdistribusi normal atau

    tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau

  • mendekati normal. Pengujian tersebut dapat menggunakan metode grafis

    normal P-P Plot. (Purwoto, 2007:96)

    Menurut Singgih Santoso (2000:124) ada beberapa cara mendeteksi

    normalitas dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal

    dari grafik. Dasar pengambilan keputusan dalam uji normalitas adalah:

    1) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti garis

    diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

    2) Jika data menyebar dari agris diagonal dan atau tidak mengikuti arah

    garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi

    normalitas.

    b. Uji Multikolinearitas

    Multikolinearitas berarti adanya hubungan linier yang kuat antar

    variabel bebas yang satu dengan yang lain dalam model regresi. Model

    regresi yang baik adalah yang tidak memiliki korelasi linier/hubungan

    yang kuat antara variabel bebasnya. Jika dalam model regresi terdapat

    gejala multikolinearitas, maka model regresi tersebut tidak dapat menaksir

    secara tepat sehingga diperoleh kesimpulan yang salah tentang variabel

    yang diteliti.

    Pengujian gejala multikolinearitas dengan cara mengkorelasikan

    variabel bebas yang satu dengan variabel bebas yang lain dengan

    menggunakan program SPSS for Windows.

    Multikolinearitas dapat dilihat dari nilai toleransi atau VIF (Variance

    Inflation Factor) dari masing-masing variabel. Jika nilai tolerance < 0.10

    atau VIF > 10 maka terdapat Multikolinearitas, sehingga variabel tersebut

    harus dibuang (atau sebaliknya).

  • c. Uji Heteroskedastisitas

    Bhuono Agung Nugroho (2005:62). Heterokedastisitas menguji

    terjadinya perbedaan variance residual suatu periode pengamatan ke

    periode pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah model

    regresi yang memiliki persamaan. Dalam hal ini metode regresi yang baik

    adalah yang tidak terjadi Heterokedastisitas. Cara memprediksi ada

    tidaknya Heterokedastisitas pada suatu model dapat dilihat dari pola

    gambar scatterplot model tersebut. Analisis pada gambar scatterplot yang

    menyatakan model regresi linier berganda tidak terdapat

    Heterokedastisitas jika:

    1) Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar angka

    0

    2) Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja 3) Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola

    bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali.

    4) Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola.

    d. Uji Autokorelasi

    Istilah autokorelasi (autocorrelation) menurut Maurice G. Kendall

    dan William R. Buckland, A Dictionary of Statistical Term: Correlation

    between members of series of observations ordered in time (as in time-

    series data) or space (as cross-sectional data). Jadi autokorelasi

    merupakan korelasi antara anggota seri observasi yang disusun menurut

  • urutan waktu (seperti data time series) atau menurut urutan tempat (seperti

    data cross section) atau korelasi pada dirinya sendiri.

    Autokorelasi dapat didefinisikan pula sebagai terjadinya korelasi

    diantara data pengamatan sebelumnya, dengan kata lain bahwa munculnya

    suatu data dipengaruhi oleh data sebelumnya. Untuk mendeteksi terjadinya

    autokorelasi atau tidak dapat dilihat melalui nilai Durbin Watson (DW).

    Bila nilai DW terletak diantara dU < d < 4-dU maka dapat dikatakan tidak

    terjadi autokorelasi baik positif maupun negatif atau jika nilai d mencapai

    sekitar 2, dimana dU adalah batas atas dan dL adalah batas bawah (J.

    Supranto, 1983).

    Menurut Durbin Watson Statistics terdapat 5 (lima) kondisi

    autokorelasi:

    1) 0 < d

  • Jika ada masalah autokorelasi, maka model regresi yang seharusnya

    signifikan (dilihat angka F dan signifikannya), menjadi tidak layak untuk

    dipakai Uji F (uji secara simultan).

    2. Uji Signifikansi

    Uji signifikansi keseluruhan variabel secara serentak ditunjukkan oleh

    bilangan F (F-test), sedangkan uji signifikansi terhadap kontribusi masing-

    masing variabel terikat ditunjukkan oleh besarnya bilangan t (t-test).

    a. Uji Serempak (Uji F)

    Uji F yaitu untuk menguji keberartian regresi secara keseluruhan.

    dipergunakan hipotesis sebagai berikut:

    Ho : b1, b2, b3 = 0 variabel bebas (independent) secara simultan tidak

    berpengaruh terhadap earning after tax.

    Ha : b1, b2, b3 0 variabel bebas (independent) secara simultan

    berpengaruh terhadap earning after tax.

    Pengujian dengan uji F variansnya adalah dengan membandingkan F

    hitung (Fh) dengan F tabel (Ft) pada = 0,05

    Untuk menghitung Fhitung digunakan rumus sebagai berikut:

    Di mana:

    R2 = Koefisien Determinasi

    n = Jumlah pengamatan/sampel

    k-1 = Jumlah variabel independen

    apabila hasil perhitungannya:

    1) Fh Ft, maka Ho ditolak dan Ha diterima

    R2/2 F = (1-R2) / (n-k

    -1)

  • 22

    =n

    ese

    =

    n

    xx

    sesb

    22 )(

    Artinya variasi dari model regresi berhasil menerangkan variasi

    variabel bebas secara keseluruhan, sejauh mana pengaruhnya terhadap

    variabel terikat.

    2) Fh < Ft, maka Ho diterima dan Ha ditolak

    Artinya variasi dari model regresi tidak berhasil menerangkan variasi

    variabel bebas secara keseluruhan, sejauh mana pengaruhnya terhadap

    variabel terikat.

    b. Uji Parsial (Uji t)

    Pengujian secara parsial melalui uji t. Adapun rumus hipotesis dengan

    menggunakan uji t adalah sebagai berikut:

    Ho : bi = 0, artinya semua variabel bebas secara parsial tidak

    berpengaruh terhadap earning after tax.

    Ha : bi 0, tidak benar, artinya tidak semua variabel bebas secara

    parsial berpengaruh terhadap earning after tax.

    Untuk menghitung t hitung digunakan rumus sebagai berikut:

    Di mana:

    bi = Koefisien variable ke i sb = Kesalahan standar sb adalah standar error dari koefisien regresi dengan rumus

    matematis sebagai berikut:

    se adalah standar error sampel yang dirumuskan sebagai berikut:

    bi t hitung = sb

  • Di mana e 2 dirumuskan sebagai berikut:

    3. Koefisien Determinasi (Adjusted R Square)

    Koefisien determinasi dilakukan untuk melihat seberapa besar variabel

    independen menjelaskan variabel dependen, karena variabel independennya

    lebih dari dua.

    4. Analisis Regresi Berganda

    Karena variabel bebas yang diteliti lebih dari satu maka penelitian ini

    menggunakan model regresi linier berganda untuk membentuk hubungan antar

    variabel terikat dan variabel bebas. Regresi linier berganda ini menggunakan

    tingkat keyakinan (Signifikansi) sebesar = 5%.

    Berdasarkan permasalahan dan perumusan hipotesis yang telah disajikan,

    maka teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

    berikut:

    Y = a + 1 x1 + 2 x2 + 3 x3

    Di mana:

    a = konstanta

    13 = koefisien regresi x1 x3

    x1 = Current Ratio

    x2 = quick ratio x3 = working capital to total asset ratio

    Y = earning after tax

    Berdasarkan hasil pengolahan data akan dilakukan analisis secara

    deskriptis dan pembuktian hipotesis.

    e 2 = Y2 a Y b x Y

  • E. Operasionalisasi Variabel-variabel Penelitian

    1. Operasionalisasi Variabel-Variabel Independen Penelitian

    Variabel ini dalam bahasa Indonesia sering disebut jg dengan variabel

    bebas, yaitu variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan

    atau timbulnya variabel dependen, Sugiyono (2008:39). Untuk memudahkan

    pengertian dan menghindari kesalahan persepsi dari masing-masing variabel

    penelitian, maka perlu didefinisikan variabel-variabel independen yang

    dipergunakan dalam penelitian ini disertai cara pengukurannya. Data-data

    yang dibutuhkan adalah data: current ratio, quick ratio dan working capital to

    total asset ratio. Berikut ini dijelaskan definisi dari masing-masing variabel

    penelitian disertai cara pengukurannya :

    a. Current Ratio

    Current ratio adalah rasio yang membandingkan antara jumlah aktiva

    lancar yang dimiliki perusahaan dengan hutang jangka pendek, Sutrisno

    (2009:216). Rasio ini menunjukan besarnya kewajiban lancar yang ditutup

    dengan aktiva yang diharapkan akan dikonversi menjadi kas dalam jangka

    pendek. (Astuti, 2004:31). Current ratio digunakan untuk mengukur

    kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek, dengan

    asumsi bahwa semua aktiva lancar dikonversikan kedalam kas. (Muslich,

    2007:49).

    b. Quick Ratio

    Riyanto (2001:104), menyatakan Quick ratio adalah kemampuan

    untuk membayar hutang yang harus segera dipenuhi dengan aktiva lancar

    Aktiva Lancar Current Ratio =

    Kewajiban Lancar

  • yang lebih likuid. Rasio ini merupakan ukuran kemampuan perusahaan

    dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendek dengan asset yang

    dimiliki. Rasio ini lebih tajam dari current ratio, karena hanya

    membandingkan aktiva yang sangat likuid dengan hutang lancar. Quick

    ratio menunjukan besarnya alat likuid yang paling cepat yang bisa

    digunakan untuk melinasi hutang lancar. Persediaan dianggap sebagai

    aktiva lancar yang paling tidak lancar, sebab itu untuk menjadi uang tunai

    (kas) memerlukan dua langkah, yaitu menjadi piutang terlebih dahulu

    sebelum kemudian menjadi kas. (Sutrisno, 2009:216).

    c. Working capital to total asset ratio

    Seperti telah dikatakan di sebelumnya, working capital to total asset

    ratio menunjukkan likuiditas dan total aktiva dan posisi modal kerja netto.

    Dalam rasio ini diperbandingkan modal kerja netto dengan total aktiva, hal

    ini sering dijumpai dalam studi kasus permasalahan perusahaan, ini adalah

    ukuran bersih pada aktiva lancar perusahaan terhadap modal perusahaan,

    Syahyunan (2003). Modal kerja bersih adalah selisih antara aktiva lancar

    dikurangi hutang lancar karaktertistik likuiditas benar-benar ditentukan

    secara jelas biasanya sebuah perusahaan yang mengalami kerugin operasi

    yang terus-menerus akan menyusutkan aktiva lancar sehubungan dengan

    total aktiva. Di antara penilaian terhadap rasio likuiditas, rasio ini terbukti

    paling berharga. Rasio ini merupakan likuiditas dari total aktiva dan posisi

    modal kerja, Riyanto (2001:333).

    Aktiva Lancar - Persediaan Quick Ratio =

    Kewajiban Lancar

  • Working capital to total asset ratio digunakan untuk mengukur

    kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibanya dan memberikan

    indikasi distribusi dari asset perusahaan apakah likuid atau tidak likuid.

    (Nelson, 2008:458).

    2. Operasionalisasi Variabel Dependen Penelitian

    Variabel dipenden sering juga disebut dengan variabel output, kriteria,

    konsekuen, dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat.

    Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat,

    karena adanya variabel bebas. (Sugiyono, 2008:39).

    a. Earning After Tax

    Menurut prinsip akuntansi Indonesia penyajian laba dalam laporan rugi-

    laba adalah:

    a. Penjuala Harga Pook Penjualan = Laba Bruto

    b. Laba Bruto Beban Usaha = Laba Usaha

    c. Laba Usaha + Pendapatan Lain-lain Beban Lain-lain = Laba

    Sebelum Pos Luar Biasa

    d. Laba Sebelum Pos Luar Biasa Pos Luar Biasa dan Pengaruh

    Kumulatif dari Perubahan Prinsip Akuntansi = Laba Sebelum Pajak

    e. Laba Sebelum Pajak Pajak = Laba Setelah Pajak (earning after tax)

    Perhitungan laba-rugi perusahaan dilakukan dengan membandingkan

    antara pendapatan suatu periode tertentu dengan biaya-biaya untuk

    Aktiva Lancar Kewajiban Lancar Working Capital To Total Asset Ratio =

    Jumlah Aktiva (Total Asset)

  • memperoleh pendapatan tersebut. Selisih dari pendapatan dan biaya-biaya

    akan merupakan laba atau rugi perusahaan. Jika terjadi lebih pendapatan atas

    biaya-biaya yang terjadi berarti perusahaan mendapatkan laba, sedangkan jika

    terjadi selisih kurang pendapatan atas biaya-biaya maka perusahaan

    mengalami kerugian. (Gade, 2005:16)

    Net After-Tax Income (Laba bersih Setelah Pajak) umumnya ditampilkan

    pada bottom line, yaitu Laba operasi tersisa setelah dikurangi dengan Biaya

    bungan, Biaya tidak terduga, serta Pajak pendapatan (Income Taxes). Laba

    bersih setelah pajak (earning after tax) sangat diperlukan oleh pihak yang

    berkepentingan dengan perusahaan, karena hal ini menunjukan dana yang

    masih tersedia, apakah dana itu untuk membayarkan deviden bagi para

    pemegang saham atau ditahan dalam rangka pengembangan atau

    mempertahankan usaha dimasa datang. (Wino, 2008).

    BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

    A. Gambaran Umum Objek Penelitian

    a. Properti

    Properti atau real estate merupakan salah satu investasi yang paling

    populer di banyak negara maju. Di Indonesia sendiri sektor properti telah

    digandrungi sejak tahun 1980-an oleh seluruh kalangan, mulai dari

    konglomerat, kelas menengah, hingga rakyat biasa. Hal ini dapat dilihat

    dengan kasat mata dengan maraknya pembangunan sektor properti seperti

    kompleks-kompleks perumahan, apartemen, pusat perbelanjaan, hotel, tempat

    rekreasi, rumah-rumah petakan, dan kos-kosan. Demiian pula dengan

    berjamurnya kantor-kantor agen properti yang berlabel lokal maupun asing

  • sebagai tempat mediasi transaksi properti. Para pakar dan praktisi menyatakan

    bahwa properti menjadi pilihan berinvestasi yang menarik karena properti

    dinilai menawarkan banyak peluang bagi lebih banyak orang dibandingkan

    investasi lainnya. Dalam sektor properti siapa pun dapat berkecimpung, secara

    makro bisnis properti tidak banyak berpengaruh oleh kondisi apa pun. Pada

    saat perekonomian baik atau buruk, suku bunga tinggi atau rendah, pasar yang

    marak atau lesu, bagi properti relatif tidak ada bedanya. Perputaran uang di

    dalamnya tetap berlangsung dan selalu menarik, bahkan bagi sebagian orang

    justru dengan kondisi-kondisi tertentu merupakan peluang untuk mendapatkan

    keuntungan yang besar. Tidak sedikit pula yang ingin mendapatkan materi

    yang besar dari bisnis properti dan itu dapat diwujudkan.

    Sektor properti ada yang mengibaratkannya seperti sebuah tambang emas.

    Seseorang baru dapat menemukanya bongkahan emas hanya melalui

    penggalian yang berat dan gigih. Pendapat lain juga menganjurkan untuk

    menaati apa yang disebut piramida real estate, yakni seiring dengan

    peningkatan pendapatan (atau karier), hendaknya bergerak naik ke properti

    yang lebih besar dan bertransaksi yang lebih besar pula. Maksudnya, mulailah

    dengan investasi properti yang kecil, tambahkan nilai, bertransaksi properti

    yang lebih baik atau lebih besar, dan proses tersebut terus dilakukan hingga

    terhimpun keuntungan atau pemasukan sesuai dengan yang diharapkan.

    Pada literatur disebutkan bahwa bentuk properti terdiri dari aset berwujud

    (tangible property), aset tidak berwujud (intangible property), dan surat-surat

    berharga (marketable securities). Aset berwujud dapat berupa tanah,

    bangunan, peralatan bangunan, termasuk kendaraan dan perhiasan. Aset tidak

  • berwujud dapat berupa merek dagang, waralaba, hak cipta dan paten.

    Sedangkan surat-surat berharga diantaranya saham, obligasi, reksa dana,

    deposito, dan tabungan. (Santoso, 2008:2).

    Dilf de Ross, yang terkenal sebagai penulis buku laris Real Estate Riches

    (2005) pernah melakukan sebuah riset terhadap orang-orang kaya. Penelitian

    yang berlangsung lebih dari tujuh bulan ini guna menemukan apa yang secara

    umum mereka miliki. Dia akhirnya menemukan dua hal yang sama-sama

    dimiliki oleh orang-orang tersebut. Pertama, hampir tanpa kecuali, mereka

    mempunyai integritas. Ucapan mereka sesuai dengan perbuatan mereka,

    sehingga dipercaya oleh orang lain. Integritas itu bukan murni karena faktor

    keturunan, tetapi setiap orang harus mempelajarinya. Kedua, hampir tanpa

    kecuali orang-orang tersebut menghasilkan kekayaan atau menyimpan

    kekayaanya pada sektor properti. Gary W. Eldred, PhD, penulis buku Trump

    University Real Estate 101 (2006) berkeyakinan bahwa properti itu

    menawarkan lebih banyak peluang bagi banyak orang, karena dalam keadaan

    perekonomian hebat, perekonomian lemah, suku bunga tinggi, suku bunga

    rendah, pasar yang marak, pasar yang lesu, tidak akan berpengaruh terhadap

    bisnis properti. Eldred telah menghasilkan banyak keuntungan tanpa

    terpengaruhi oleh kondisi pasar tersebut dan terkenal sebagai investor properti

    yang sukses. (Santoso, 2008:8).

    Sementara Donald Trump dan Robert T. Kiyosaki dalam bukunya Why We

    Want You to be Rich (2006) secara tegas menyatakan bahwa properti

    menawarkan keuntungan lain. Jika properti dibeli dengan harga tepat, didanai

  • dengan baik, berada pada area yang bagus, dan dikelola dengan baik,

    setidaknya dapat menghasilkan keuntungan sebagai berikut:

    a. Arus kas akan masuk setiap bulan dan tahun.

    b. Bankir atau kreditor akan berbaris memberikan pinjaman untuk

    berinvestasi di properti.

    c. Nilai properti meningkat melaluin kreativitas, seperti memperbaiki rumah

    menjadi lebih menarik, atau mengubah apartemen menjadi kondominium.

    d. Kemampuan untuk dikembangkan, dari membeli sebuah rumah keluarga

    menjadi unit-unit yang berlipat.

    e. Dengan manajemen yang baik, nilai properti dapat ditingkatkan menjadi

    lebih baik sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan.

    f. Perkembangan populasi penduduk yang meningkat akan mengakibatkan

    permintaan naik, yang juga menyebabkan harga properti naik.

    Hempasan krisis keuangan global saat ini berdampak terhadap semua

    bisnis, tidak terkecuali bisnis properti. Namun optimisme dari para

    pengembang yakin jika hempasan tersebut tidak berpengaruh. Saat ini properti

    menjadi salah satu bisnis yang memiliki prospek yang cukup cerah, sekalipun

    telah terjadi krisis keuangan global bisnis ini tetap berjalan. Himpunan

    Pengusaha Muda Indonesia mengungkapkan optimismenya bahwa sektor

    properti di tahun 2009 akan berprospek baik, meski tidak dapat dipungkiri

    adanya perlambatan hampir di semua sektor industri. Optimisme terhadap

    prospek baik sektor properti tahun 2009 disebabkan kebutuhan perumahan

    yang masih cukup tinggi, terutama untuk rumah susun sederhana milik

    (rusunami) dan rumah sederhana sehat (RSh). Prediksinya tahun di 2009 ini

  • akan banyak proyek infrastruktur dan percepatan di bidang konstruksi.

    (Darmawan, 2009:110).

    Prospek pembangunan properti perumahan di Indonesia masih terbuka

    dibanding pasar di negara di ASEAN. Hal tersebut menjadi simpulan survei

    perumahan yang dilakukan Thai Appraisal Foundation. "Peluang properti

    sangat besar dilihat dari segi lahan yang sudah terbangun dibandingkan negara

    ASEAN seperti Malaysia dan Thailand," kata Sopon Pornchockchai, presiden

    Thai Appraisal Foundation pada Seminar Pasar Perumahan di Indonesia di

    Hotel Sultan Jakarta, Kamis, 19 Februari 2009. Menurut Pornchockchai,

    luasan pembangunan lahan di Indonesia baru terbangun 3,73 persen dari

    luasan 1,9 juta kilometer persegi. Sedangkan jumlah populasi mencapai 230

    juta jiwa dan kepadatan 77 orang, serta pertumbuhan penduduk mencapai 1,5

    persen sehingga merupakan peluang besar bagi industri perumahan. "GDP

    (pertumbuhan domestik bruto) tumbuh 5,9 persen per tahun dan jumlah

    penduduk di bawah angka kemiskinan 18 persen," ujarnya. Dia menuturkan,

    selama survei sejak akhir November 2008 hingga awal Februari 2009

    memperlihatkan kondisi perumahan di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan

    Bekasi (Jabodetabek) yang mengalami pertumbuhan perumahan sangat cepat.

    Survei tersebut memperlihatkan, sebanyak 219 proyek perumahan tersedia

    selama masa survei. Jumlah total perumahan mencapai 52.184 unit perumahan

    dengan nilai total Rp 41,12 triliun atau US$3,7 miliar. Dan dari hasil survei

    diketahui harga rata-rata per unit Rp 788 juta. Sebanyak 64 persen dari total

    unit sudah terjual, atau sekitar 18.606 unit masih tersedia di pasar. Sementara

    itu, penjualan rata-rata penjualan mencapai 6 persen atau 2.145 unit perbulan.

    "Suplai saat ini mencapai 18.606 unit akan terserap pasar dalam waktu enam

  • bulan," katanya. Namun yang perlu diperhatikan, kata Pornchockchai, dari 912

    proyek tersebut baru 20 persen yang selesai dibangun. Sisanyanya, sekitar 80

    persen unit masih dalam pembangunan yang diperkirakan selesai 2009. "Di

    sini ada resiko bagi pembeli apakah unit akan diselesaikan atau tidak,"

    katanya. Solusinya, menurut dia, harus ada kontrak yang fair untuk

    membangun kepercayaan masyarakat.

    Hasil survei itu menunjukkan di antara daerah yang disurvei, Jakarta pusat

    merupakan lokasi yang paling banyak terbangun yakni 55 persen dari

    pembangunan di Jakarta. Sebab, selama survei area central Jakarta

    membangun 14.837 unit, 28 persen di antaranya termasuk dalam survei.

    Sedangkan pendapatan dari pembangunan di area Jakarta Pusat mencapai Rp

    21,63 triliun atau US$1.967. Adapun kinerja proyek perumahan 2008, terdapat

    84 proyek baru diresmikan dengan total 16,737 unit senilai Rp 11,57 triliun

    atau US$1,052 miliar. Harga rata-rata yang ditawarkan Rp 692 juta. (Nurlaila,

    2009).

    B. Deskriptif Analisis

    1. Deskripsi Data Sampel

    Berdasarkan pengambilan sampel secara judgement Sampling maka dapat

    diperoleh sampel sebagai berikut :