26851009 Skripsi Fakultas Ekonomi Contoh Skripsi Fakultas Ekonomi
skripsi
-
Upload
cici-damaiyanti -
Category
Documents
-
view
77 -
download
3
description
Transcript of skripsi
-
1
ANALISA TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP PENGGUNA JASA
JAMKESMAS/ JAMKESMASDA PADA PUSKESMAS PUTRI AYU TAHUN
2014
SKRIPSI
Disusun Oleh :
IRA MAYA SARI
G1A109087
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI 2014/2015
-
2
ANALISA TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP
PENGGUNA JASA JAMKESMAS/JAMKESMASDA PADA
PUSKESMAS PUTRI AYU TAHUN 2014
Disusun Oleh :
IRA MAYA SARI
NIM. G1A109087
Telah dipertahankan dan dinyatakan lulus didepan Tim Penguji Pada tanggal 22
Desember 2014
Pembimbing Substansi : drg. Irawati Sukandar. M,kes
Pembimbing Metodologi : dr.H. Maulana MKM
Penguji Utama : dr Fx. Suharto. M. Kes
Penguji anggota 1 : dr. Amelia Dwi Fitri, M.Med.Ed
-
3
PENGESAHAN SKRIPSI
ANALISA TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP PENGGUNA JASA
JAMKESMAS/ JAMKESMASDA PADA PUSKESMAS PUTRI AYU TAHUN
2014
Disusun Oleh :
IRA MAYA SARI
NIM. G1A109087
Pembimbing Substansi Pembimbing Metodologi
Drg. Irawati Sukandar, M.Kes dr. H. Maulana, MKM
NIP : 19640413199302001 NIP : 197614020120051001
Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan
untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Tanggal 22 Desember 2014
Wakil Dekan 1 Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan Universitas Jambi
Dr. H. Irawan Anasta Putra, Sp.A
NIP : 196407051989031010
-
4
PERSETUJUAN SKRIPSI
ANALISA TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP PENGGUNA JASA
JAMKESMAS/ JAMKESMASDA PADA PUSKESMAS PUTRI AYU TAHUN
2014
Disusun Oleh :
IRA MAYA SARI
NIM. G1A109087
Telah disetujui Dosen Pembimbing Skripsi
pada Tanggal 8 Desember 2014
Pembimbing Substansi Pembimbing Metodologi
Drg. Irawati Sukandar, M.Kes dr. H. Maulana, MKM
NIP : 19640413199302001 NIP : 197614020120051001
-
5
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini ;
Nama : Ira Maya Sari
NIM : G1A109087
Jurusan : Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan Universitas Jambi
Judul Skripsi : Analisa Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Inap Pengguna Jamkesmas/
Jamkesmasda Pada Puskesmas Putri Ayu Tahun 2014
Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa tugas akhir skripsi yang saya tulis ini
benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilan tulisan atau
pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri. Apabila
dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa tugas akhir skirpsi ini jiplakan maka saya
sendiri bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
Jambi, Desember 2014
Yang membuat pernyataan
Ira Maya Sari
G1A109087
-
6
Lembar Persembahan
Sungguh.... atas kehendak-Allah Saw semua ini terwujud , tiada kekuatan kecuali pertolongan Allah. Saw (Q.S. Alkahfi:39)
Alunan nada haru tak cukup kuat untuk tertahan
Getaran parau tak mampu untuk disembunyikan
Rasa bahagia membuncah dalam binar mata
Olah kata tak lagi hanya imaji....
Ejaan semu tak lagi membayangi....
Kini aku sampai pada waktu ku....
Ornamen keraguan itu terhapus sudah
Terima kasih ketulusanmu ...Ayah... ibu
Engkau telah sabar memberi kasih sayang yang tak ada batasnya untuk ku
Kenakalan, kelalaian, kesalahan telah sangat banyak aku lakukan
Namun selalu senyum tulus yang engkau berikan dan lantunan doa
Malam yang engkau panjatkan untuk ku.........
Ohhhh,,, rasa beribu maaf dari ku tak cukup untuk semua khilaf itu
Lembaran-lembaran ini bagian kecil bakti.. ku persembahkan untuk mu
Untuk kedua adik laki-laki ku (aryadi & adit) yang tak henti menjadi suntikan penyemangat atas keluh kesah hari dalam hari ku...dan
Indah nya hari tak mungkin lengkap tanpa ada nya sahabat- sahabat karib ku (Ida,ayu,tri,novia,eli,eva) dan teman-teman seperjuangan ku...
Tak luput pula seseorang yang baik dan menjadi penyemangat hari-hari ku (Ary)
Terima kasih kalian semua telah menjadi bagian dari hidup ku dan sebagai penyemangat hari-hari ku...I Love You.....
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan (QS. Alamnasyaroh :6)
-
7
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
praktik belajar riset (PBR) dengan judulANALISA TINGKAT KEPUASAN
PASIEN RAWAT INAP PENGGUNA JASA JAMKESMAS/JAMKESMASDA
DI PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN 2014. Laporan
penelitian ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana
Kedokteran Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Jambi.
Dalam menyelesaikan laporan ini, penulis banyak memperoleh bimbingan
dan bantuan dari berbagai pihak baik berupa saran, bimbingan, informasi, data serta
dukungan secara moril maupun materil, sehingga laporan ini dapat diselesaikan
dengan baik. Karena itulah, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima
kasih kepada :
1. Prof. DR. H. Aulia Tasman, M.sc, selaku Rektor Universitas Jambi.
2. dr. Yuwono M. Biomed sebagai Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan
3. dr. H. Irawan Anasta Putra Sp.A sebagai wakil dekan 1 FKIK unja.
4. dr. Ave selaku Ketua Program Studi Pendidikan Dokter Umum Universitas
Jambi.
5. drg. Irawati Sukandar. M,Kes sebagai dosen pembimbing substansi atas
segala bimbingan, saran, dan motivasi yang telah diberikan selama
penyusunan proposal penelitian sampai penulisan laporan ini.
6. dr.H.Maulana, MM,KM sebagai dosen pembimbing metodologi yang telah
banyak memberikan bimbingan, saran, serta motivasi yang telah diberikan
selama penyusunan proposal penelitian sampai penulisan laporan ini.
7. Staf Dosen dan bagian Tata Usaha Program Studi Pendidikan Dokter
Universitas Jambi yang telah banyak memberikan ilmunya kepada penulis.
-
8
8. Kedua orang tua, adik, serta keluarga yang selalu memberikan cinta, kasih,
dorongan, perhatian, ketulusan, pengertian dan semangat yang tidak akan
mungkin dapat diganti dengan apapun.
9. Teman teman seperjuangan angkatan 2009, kakak-kakak senior dan adik -
adik junior atas kerja sama yang baik dan kekompakkan selama ini.
Penulis menyadari bahwa laporan penelitian ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan masukan dari semua pihak. Semoga
tulisan ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pendidikan kedokteran dan
kesehatan.
Jambi, Nov 2014
Penulis
-
9
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.....................................................................................i
SURAT PERNYATAAN..............................................................................ii
KATA PENGHANTAR................................................................................iii
DAFTAR ISI..................................................................................................iv
DAFTAR TABEL..........................................................................................ix
DAFTAR BAGAN.........................................................................................x
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.............................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................5
1.3 Tujuan Penelitian........................................................6
a Tujuan Umum..................................................6
b Tujuan Khusus.................................................6
1.4 Manfaat Penelitian.......................................................6
a Bagi Dinas Kesehatan......................................6
b Bagi Puskesmas..............................................7
-
10
1.5 Ruang Lingkup Penelitian...........................................7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Telaah Teoritis..............................................................8
2.1.1 Puskesmas.............................................................8
a Pengertian Puskesmas........................................8
b Fungsi Puskesmas..............................................8
c Peran Puskesmas................................................8
d Program Pokok Puskesmas................................9
e Tujuan Puskesmas..............................................9
f Tugas Puskesmas...............................................10
g Satuan Penunjang...............................................10
2.1.2 Pelayanan Kesehatan.........................................11
a Pengertian Pelayanan kesehatan.........................11
b Faktor-faktor yang Mempengaruhi Mutu Pelayanan
Kesehatan............................................................12
c Prinsip Peningkatan Mutu Pelayanan
Kesehatan............................................................12
d Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Pelayanan
Kesehatan..............14
-
11
e Tingkat Pelayanan Kesehatan.............................15
f Lembaga Pelayanan Kesehatan..........................17
g Tingkat Pelayanan Kesehatan.............................18
2.1.3 Mutu Pelayanan.................................................19
a Pengertian Mutu..................................................19
b Cara Mengukur Mutu Pelayanan.........................19
c Dimensi Mutu Pelayanan Kesehatan...................20
d Dimensi Kualitas Jasa..........................................21
e Model Kualitas Jasa.............................................23
2.1.4 Tingkat Kepuasan................................................26
a Pengertian Tingkat Kepuasan..............................26
b Faktor Pendorong Kepuasan...............................26
c Pengukuran Tingkat Kepuasan Pasien................27
d Skala Likert.........................................................28
2.1.5 Jamkesmas..........................................................29
a Defenisi Jamkesmas...........................................29
b Tatalaksana Kepersertaan..................................29
c Tatalaksana Pelayanan Kesehatan.....................31
2.2 Kerangka Teori..............................................................39
-
12
2.3 Kerangka Konsep...........................................................40
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian.....................................41
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian........................................41
3.3 Subjek Penelitian...........................................................41
a Populasi..............................................................41
b Sampel..........................................................42
c Besar Sampel................................................42
d Kriteria Sampel.............................................43
e Cara Pengambilan Sampel............................43
3.4 Defenisi Operasional................................................44
3.5 Instrumen Penelitian.................................................46
3.6 Teknik Pengumpulan Data.......................................46
3.7 Pengolahan dan Analisis Data..................................46
a Pengolahan Data...........................................46
b Analisis Data................................................46
c Diagram Kartesius........................................49
3.8 Etika Penelitian........................................................51
3.9 Keterbatasan Penelitian............................................51
-
13
a Kuesioner.....................................................51
b Pengisian Kuesioner....................................51
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Puskesmas Putri Ayu.................52
4.2 Letak Geografis.......................................................52
4.3 Ketenagaan..............................................................53
a Jenis dan Jumlah Ketenagaan Kesehatan....53
b Jenis dan Jumlah Ketenagaan Non
Kesehatan........................................................54
c Organisasi Puskesmas.....................................55
d Program-program Puskesmas.........................55
4.4 Hasil Analisis Univariat.............................................56
4.4.1 Gambaran Umum Responden........................56
a Jenis Kelamin.................................................56
b Umur..............................................................56
c Tingkat Pendidikan........................................57
d Pekerjaan.......................................................58
4.4.2 Kepuasan.......................................................58
a Hasil Ukur.....................................................59
4.4.3 Analisis Diagram Kartesius..........................62
-
14
4.4.4 Pembahasan..................................................64
BAB VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan...............................................................71
6.2 Saran.........................................................................72
LAMPIRAN
-
15
DAFTAR TABEL
1. Tabel 1.1 Jumlah Kunjungan Pasien Rawat Inap..5
2. Tabel 2.1 Dimensi Dimensi Kualitas Jasa.........22
3. Tabel 2.2 Dimensi dan Atribut model Servqual...25
4. Tabel 3.1 Definisi Operasional.44
5. Tabel 4.1 Jenis dan Jumlah Ketenagaan.......................................53
6. Tabel 4.2 Jenis dan Jumlah non Kesehatan..................................54
7. Tabel 4.3 Gambaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin......56
8. Tabel 4.4 Gambaran Responden Berdasarkan Umur....................57
9. Tabel 4.5 Gambaran Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan.57
10. Tabel 4.6 Gambaran Responden Berdasarkan Pekerjaan..............58
11. Tabel 4.7 Perhitungan Penilaian Berdasarkan Dimensi.................59
12. Tabel 4.8 Perhitungan keseluruhan Tingkat Kepuasan..................61
-
16
DAFTAR BAGAN
1. Bagan 2.1 Alur Pelayanan Kesehatan....................................33
2. Bagan 2.2 Kerangka Teori.....................................................39
3. Bagan 2.3 Kerangka Konsep.................................................40
4. Bagan 3.1 Diagram Kartesius................................................49
-
17
DAFTAR GAMBAR
1 Gambar 4.1 Diagram Kartesius Tingkat Harapan dan Tingkat Kinerja Pada
Pelayanan Rawat Inap Pengguna Jamkesmas di Putri Ayu..........62
-
18
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner
Lampiran 2 Surat survey data awal dari pembimbing drg. Irawati Sukandar, M.Kes
Lampiran 3 Surat survey data awal dari Fakultas Kedokteran Ilmu Kesehatan
Universitas Jambi
Lampiran 4 Surat survey data awal dari Dinas Kesehatan Kota Jambi
Lampiran 5 Halaman Pengesahan Proposal Praktek Belajar Riset
Lampiran 6 Dokumentasi data pasien Jamkesmas di Puskesmas Putri Ayu Kota
Jambi
Lampiran 7 Undangan seminar proposal skripsi PBR
Lampiran 8 Berita Acara Seminar Proposal PBR
Lampiran 9 Halaman pengesahan setelah pebaikan laporan proposal Praktek
Belajar Riset hasil seminar proposal
Lampiran 10 Surat izin penelitian dari Kampus FK Unja
Lampiran 11 Surat Izin Penelitian dari Badan Kesatuan Bangsa Politik dan
Perlindungan Masyarakat
Lampiran 12 Surat izin penelitian dari Pemerintah Kota Jambi Dinas Kesehatan
Lampiran 13 Surat Keterangan dari Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi bahwa telah
melaksanakan penelitian
Lampiran 14 Rekaputasi Data Penelitian
-
19
Lampiran 15 Contoh kartu Jamkesmas pasien
Lampiran 16 Kartu Bimbingan PBR
Lampiran 17 Kartu Kehadiran Mengikuti Seminar Proposal
Lampiran 18 Rekaputasi Laporan Bulanan Kunjungan Rawat Inap dari Dinas
Kesehatan
-
20
ABSTRACT
Background : According to Kotler (2004), satisfaction is feeling happy or upset someone
who emerged after comparing the perception or impression of the performance or the result
of a product and expectations. Putri Ayu Jambi City Health Center is one of the health centers
number of patient visits a health inpatient service users / jamkesmasda decreased every year.
But has not been studied how the quality of service and level of patient satisfaction with
health services provided by health centers. Therefore I took the title of "analysis of the level
of patient satisfaction a health service users / jamkesmasda at Putri Ayu Jambi City Health
Center in 2014.
Methods : This study used a descriptive survey design with a quantitative approach.
Using the technique of accidental sampling in January to February 2014 in the city of Jambi
Putri Ayu. By involving 30 respondents. The data analysis was done manually, calculated as
a percentage, is presented descriptively in the form of data tabulation, distribution tables and
narrative.
Result : In this study, interpreted from a comparison of the performance and
expectations of respondents to the health services provided by the health center Putri Ayu
city of Jambi. On the dimension of reliability (reliability), average performance expectations
weights 402 and 508, gap analysis with a percentage of 79.1% 76 declared "fairly satisfied".
On the dimension of responsiveness, the average performance expectations weights 359 and
465, gap analysis with a percentage of 77.2% 106 declared "fairly satisfied". In the dimension
Assurance, average performance and expectations weight 533 599, gap analysis 66 with the
percentage of 88.9% declared "satisfied". On the dimension of empathy, the average
performance expectations weights 426 and 500, gap analysis with a percentage of 85.2% 74
declared "satisfied". On the dimension of reality, the performance of the average weight of
325 and 383 expectations, gap analysis 58 with a percentage of 84.8% declared "satisfied".
Conclusion : There are two dimensions of the gap analysis in the category inteprestasi
level of satisfaction "quite satisfied" that is; dimensions of reliability and responsiveness
dimension, and 3-dimensional gap analysis in the category intrprestasi level of satisfaction
"satisfied" that is; dimensions assurance, empathy and buktinyata. Broadly speaking, the level
of satisfaction in PHC Putri Ayu city of Jambi to the category of "satisfied". But there are
attributes that a top priority should be improved, namely; attribute "doctors provide services
according to hours of work", "nurses provide services quickly, precisely and swiftly",
"appropriate operating hours set by the government", and "the method of registration and
administration easy and practical"
Keywords : Level of satisfaction, patient expectations, service performance
-
21
ABSTRAK
Latar Belakang : Menurut Kotler (2004), kepuasan adalah perasaan senang atau
kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara persepsi atau
kesannya terhadap kinerja atau hasil suatu produk dan harapan-harapannya.
Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi adalah salah satu Puskesmas yang angka kunjungan
pasien rawat inap pengguna jasa jamkesmas/ jamkesmasda terjadi penurunan disetiap
tahunnya. Namun belum pernah diteliti bagaimana kualitas pelayanan dan tingkat
kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan oleh puskesmas. Oleh
karena itu saya mengambil judul mengenai analisa tingkat kepuasan pasien rawat inap pengguna jasa jamkesmas/jamkesmasda di Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi
tahun 2014.
Metode : Penelitian ini menggunakan rancangan survei deskriftif
dengan pendekatan kuantitatif. Menggunakan teknik Accidental sampling pada bulan
januari sampai febuari 2014 di Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi. Dengan melibatkan
30 responden. Analisa data dilakukan secara manual, dihitung dalam bentuk
persentase, disajikan secara deskriptif dalam bentuk tabulasi data, tabel distribusi dan
narasi.
Hasil : Pada penelitian ini diintepretasikan dari perbandingan kinerja
dan harapan responden terhadap pelayanan kesehatan yang di berikan oleh
Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi. Pada dimensi reliabilitas (kehandalan), kinerja
rata-rata bobot 402 dan harapan 508, gap analisisnya 76 dengan persentase 79,1%
dinyatakan cukup puas. Pada dimensi cepat tanggap, kinerja rata-rata bobot 359 dan harapan 465, gap analisisnya 106 dengan persentase 77,2% dinyatakan cukup puas. Pada dimensi Jaminan ,kinerja rata-rata bobot 533 dan harapan 599, gap analisisnya 66 dengan persentase 88,9% dinyatakan puas. Pada dimensi empati, kinerja rata-rata bobot 426 dan harapan 500, gap analisisnya 74 dengan persentase
85,2% dinyatakan puas. Pada dimensi kenyataan, kinerja rata-rata bobot 325 dan harapan 383, gap analisisnya 58 dengan persentase 84,8% dinyatakan puas.
Kesimpulan : Ada 2 dimensi yang gap analisisnya masuk kategori
inteprestasi tingkat kepuasan cukup puas yaitu ; dimensi kehandalan dan dimensi cepat tanggap, dan 3 dimensi yang gap analisisnya masuk kategori intrprestasi
tingkat kepuasan puas yaitu ; dimensi jaminan, empati dan buktinyata. Secara garis besar tingkat kepuasan di Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi dalam ketegori puas. Namun ada atribut yang menjadi prioritas utama yang harus diperbaiki yaitu; atribut
dokter memberikan pelayanan sesuai jam kerja,perawat memberi pelayanan dengan cepat, tepat dan sigap,jam operasional sesuai yang ditetapkan pemerintah, dan metode pendaftaran dan administrasi mudah dan praktis
Kata Kunci : Tingkat kepuasan, Harapan pasien, Kinerja pelayanan
-
22
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan merupakan hak azazi dan sekaligus sebagai investasi,
sehingga perlu diupayakan, diperjuangkan dan ditingkatkan oleh setiap individu
dan oleh setiap komponen bangsa, agar masyarakat dapat menikmati hidup sehat,
dan pada akhirnya dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang
optimal. Hal ini perlu dilakukan karena kesehatan bukan tanggung jawab
pemerintah saja, namun merupakan tanggung jawab bersama pemerintah dan
masyarakat, termasuk swasta.2
Kesehatan dipandang sebagai sumber daya yang memberikan
kemampuan pada individu, kelompok, dan masyarakat untuk meningkatkan
kemampuan mengelola bahkan merubah pola hidup, kebiasaan dan lingkungan.
Hal ini sesuai dengan arah pembangunan kesehatan kita yang meninggalkan
paradigm lama menuju paradigm sehat, dalam rangka menuju Indonesia Saehat
2010.9
Tujuan pelayanan kesehatan adalah tercapainya derajat kesehatan
masyarakat yang memuaskan harapan dan kebutuhan derajat masyarakat
(consumer satisfaction), melalui pelayanan yang efektif oleh pemberian
pelayanan yang memuaskan harapan dan kebutuhan pemberian pelayanan
(provider satisfaction), pada institusi pelayanan yang diselenggarakan secara
efisien (institutional satisfaction). Interaksi ketiga pilar utama pelayanan
kesehatan yang serasi, selaras, dan seimbang, merupakan panduan dari keputusan
-
23
tiga pihak, dan ini merupakan pelayanan kesehatan yang memuaskan
(saticfactory healty care).9
Upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan adalah langkah
terpenting untuk meningkatkan daya saing usaha Indonesia di sektor kesehatan.
Hal ini tidak ringan karena peningkatan mutu tersebut bukan hanya untuk rumah
sakit saja tetapi berlaku untuk semua tingkatan pelayanan kesehatan mulai dari
Puskesmas pembantu dan Puskesmas, baik di fasilitas pemerintahan maupun
swasta.9
Perkembangan terakhir menunjukkan bahwa masyarakat pengguna
pelayanan kesehatan pemerintah dan swasta semakin menuntut pelayanan yang
bermutu. Tak dapat dipungkiri bahwa kini pasien semakin kritis terhadap
pelayanan kesehatan dan menuntut keamanannya.12
Berbagai fakta menunjukkan adanya masalah serius dalam mutu
pelayanan kesehatan di Indonesia. Hal ini disebabkan karena belum adanya
system pengendali mutu yang terbaik yang dapat diterapkan. Pemahaman secara
lebih mendalam tentang good govermance merupakan salah satu upaya terhadap
perwujudan pelayanan kesehatan yang lebih bermutu.12
Upaya peningkatan mutu adalah aksioma yang lemah capaian
individunya, pada umumnya mencerminkan kegagalan system atau ketidak
mampuan dari suatu organisasi memandang dan mengimprovisasikan system
jaminan mutu. Gagasan peningkatan kualitas mutu merupakan tantangan di
dalam suatu organisasi pelayanan kesehatan.11
Kepuasan pelanggan akan terpenuhi bila pelayanan yang diberikan
telah sesuai dengan harapan mereka. Sebaliknya, bila suatu perusahaan
memberikan pelayanan yang belum sesuai dengan harapan pelanggan maka
pelanggan akan merasa tidak puas. Ketidakpuasan pelanggan tersebut
-
24
mengakibatkan pelanggan memilih untuk menggunakan jasa pesaing sehingga
perlu adanya perbaikan dimana perbaikan tersebut pada dasarnya tertuju pada
kualitas pelayanan karena kepuasan pelanggan erat kaitannya dengan kualitas.11
Pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) merupakan salah satu sarana
pelayanan kesehatan yang penting di Indonesia, baik perorangan maupun
masyarakat. Pemerintah mengembangkan Puskesmas dengan tujuan untuk
mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang sebagian besar masih
tinggal dipedesaan. Program kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas
merupakan program pokok yang wajib dilaksanakan oleh pemerintah untuk
melindungi penduduknya, termasuk mengembangkan program khusus untuk
penduduk miskin.2
Puskesmas berperan sebagai pusat pelayanan kesehatan, pusat
Pembina kesehatan masyarakat dan pusat pengembangan kesehatan masyarakat.
Untuk itu, kualitas pelayanan kesehatan masyarakat melalui puskesmas, baik
quality of care (pelayanan profesi) dan quality of service (pelayanan
manajemen), perlu terus diupayakan dengan meningkatkan efesiensi, efektivitas,
dan produktivitas kerjanya sehingga kebutuhan dan keputusan pengguna jasa
pelayanan puskesmas dapat dipenuhi. Menurut Undang- Undang Dasar 1945
pasal 28 H ayat 1 setiap orang berhak memperoleh pelayanan kesehatan.
Dalam rangka meningkatkan akses pelayanan kesehatan pada masyarakat maka
terus dilakukan peningkatan dan pemerataan pelayanan kesehatan yang
dikembangkan melalui primary health care dan jaringannya di semua wilayah.1
Dengan demikian perlu adanya pembiayaan kesehatan untuk
menciptakan masyarakat yang sehat. Adapun pembiayaan kesehatan adalah
pengelolaan seluruh modalitas dan sumber daya keuangan untuk penyelenggara
dan pemanfaatan upaya kesehatan dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan.
Sesuai dengan UU No. 23 dan 25 tahun 1999 sumber dana untuk pembangunan
-
25
kesehatan di daerah terdiri dari tiga, yaitu pemerintah APBN (Anggaran
Pembangunan Negara), APBD (Anggaran Pembangunan Daerah) bersumber dari
pendapatan asli daerah, dan bantuan luar negeri. Adapun sumber dari
pembiayaan puskesmas antara lain yaitu dari pemerintah (anggaran pembanguan
dan anggaran rutin), pendapatan puskesmas, dan sumber-sumber lain diantaranya
PT. Askes, Jamsostek, Jampersal (jaminan persalinan), dan Jamkesmas (jaminan
kesehatan masyarakat).1
Jamkesmas (Jaminan Kesehatan Masyarakat ) adalah program bantuan
social untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu.
Program ini diselenggarakan secara nasional agar terjadi subsidi silang dalam
rangka mewujudkan pelayanan kesehatan yang menyeluruh bagi masyarakat
miskin. Selain itu Jamkesmas memiliki dasar-dasar hokum sebagai berikut
Permenkes RI Nomor 1097/MENKES/PER/VI/2011 tentang petunjuk Teknis
Pelayanan Kesehatan Dasar Jamkesmas. Permenkes RI Nomor
903/MENKES/PER/V/2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan
Kesehatan Masyarakat. Adapun sasaran program Jamkesmas ini adalah
masyarakat miskin dan tidak mampu diseluruh Indonesia dan yang tidak
termasuk sudah mempunyai jaminan kesehatan lainya, masyarakat miskin dan
tidak mampu yang ditetapkan oleh Bupati/Walikota sesuai kuota, gelandangan,
pengemis, anak terlantar, peserta program keluarga harapan (PKH), miskin
penghuni lapas, panti social, rutan dan korban bencana alam pasca bencana.8
Pemerintah mengeluarkan bantuan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
yang akan dilaksanakan oleh BPJS kesehatan yang implementasinya dimulai 1
januari 2014. Secara operasional, pelaksanaan JKN dituangkan dalam peraturan
pemerintah dan peraturan presiden antara lain peraturan pemerintah No. 12
Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan dan Peta Jalan JKN .17
-
26
Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Jambi,
Puskesmas Putri Ayu merupakan puskesmas yang memiliki jumlah kunjungan
rawat inap paling sedikit, dan jumlah kunjungan rawat inap di Puskesmas
tersebut mengalami penurunan setiap tahunnya. Pada tahun 2010 sebanyak 109
pasien, tahun 2011 sebanyak 55 pasien, dan pada tahun 2012 sebanyak 69 pasien.
Data selengkapnya tergambar pada tabel berikut ;
Tabel 1.1
Jumlah Kunjungan Pasien Rawat Inap di Puskesmas sekota Jambi 3 tahun
Penurunan angka kunjungan pada Puskesmas Putri Ayu tersebut
sangat berkaitan erat dengan kepuasan pasien. Karena jika pelayanan yang
diberikan telah sesuai dengan harapan pasien maka pasien akan memilih untuk
terus menggunakan pelayanan kesehatan tersebut, namun jika harapan pasien
tidak sesuai dengan harapan maka pasien akan memilih untuk menggunakan
pelayanan kesehatan yang lain.
Berdasarkan hal tersebut diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti
dan menganalisis tingkat kepuasan pasien rawat inap pengguna jasa
Jamkesmas/Jamkesmasda di Puskesmas Putri Ayu kota Jambi tahun 2014.
1.2 Rumusan Masalah
Belum diketahuinya Analisa Tingkat Kepuasaan Pesien Rawat Inap Pengguna
Jasa Jamkesmas/Jamkesmasda di Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi Tahun 2014
No Puskesmas 2010 2011 2012
1 Olak Kemang 158 209 149
2 Putri Ayu 109 55 69
3 Pakuan Baru 125 108 133
-
27
1.3 Tujuan Penelitian
a. Tujuan Umum
Diperolehnya gambaran kepuasan pasien rawat inap pengguna
jamkesmas dan atribut dimensi mutu pelayanan yang menjadi prioritas
untuk diperbaiki di Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi Tahun 2014.
b. Tujuan Khusus
1) Untuk mengetahui kepuasan secara keseluruhan dari 5 demensi
terhadap pasien rawat inap pengguna Jamkesmas/jamkesmasda di
Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi Tahun 2014.
2) Untuk mengetahui kepuasan pasien berdasarkan setiap dimensi yaitu;
dimensi kehandalan, ketanggapan, jaminan, empati dan bukti nyata
terhadap pasien rawat inap pengguna Jamkesmas/Jamkesmasda di
Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi Tahun 2014.
3) Untuk mengetahui yang menjadi proritas utama yang harus diperbaiki
berdasarkan per item dari 5 demensi, terhadap pasien rawat inap
pengguna Jamkesmas/Jamkesmasda di Puskesmas Putri Ayu Kota
Jambi Tahun 2014.
1.4 Manfaat Penelitian
a) Bagi Dinas Kesehatan
Sebagai bahan masukan dalam menentukan perencanaan, pelaksanaan serta
evaluasi dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.
-
28
b) Bagi Puskesmas
Sebagai informasi mengenai bagaimana tingkat kepuasan pasien rawat inap
yang berkunjung ke Puskesmas.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Jenis penelitian ini adalah Deskriptif Kuantitatif dengan desain penelitian
Analisis Gap dan analisis diagram kartesius dilakukan untuk mengukur
tingkat kepuasan pasien rawat inap di Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi
Tahun 2014. Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien rawat inap
yang berkunjung ke Puskesmas Putri Ayu selama 2 bulan terkahir yakni 30
pasien. Pengumpulan data dilakukan dengan pengisian kuesioner dengan cara
ukur wawancara. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan awal Januari
2014. Analisis data secara Univariat.
-
29
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Telaah Teoritis
2.1.1 Puskesmas
1) Pengertian Puskesmas
Puskesmas merupakan suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang
merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina
peran serta masyarakat diwilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.14
Puskesmas merupakan suatu kesatuan organisasi fungsional yang langsung
memberikan pelayanan secara menyeluruh kepada masyarakat dalam suatu
wilayah kerja tertentu dalam bentuk usaha-usaha pokok.2
2) Fungsi Puskesmas
a Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat diwilayah kerjanya
b Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka
meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat. 14
3) Peran Puskesmas
Sebagai lembaga kesehatan yang menjangkau masyarakat diwilayah terkecil
dalam hal pengorganisasian masyarakat serta peran aktif masyarakat dalam
penyelenggaraan kesehatan secara mandiri.14
-
30
4) Program Pokok Puskesmas
1. KIA
2. KB
3. Usaha Kesehatan Gizi
4. Kesehatan Lingkungan
5. Pemberantasan dan pencegahan penyakit menular
6. Pengobatan termasuk penanganan darurat karena kecelakaan
7. Penyuluhan kesehatan masyarakat
8. Kesehatan sekolah
9. Perawatan kesehatan
10. Kesehatan kerja
11. Kesehatan Gigi dan mulut
12. dll
5) Tujuan Puskesmas
Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah
untuk mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional yakni
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi orang
yang bertempat tinggal diwilayah kerja puskesmas agar terwujud derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya dalam rangka mewujudkan Indonesia
Sehat.2
-
31
6) Tugas Puskesmas
Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis dinas (UPTD) kesehatan
kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyalenggarakan pembangunan
kesehatan disuatu wilayah. Puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan
strata pertama menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan tingkat
pertama secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan, yang meliputi
pelayanan kesehatan perorang (private goods) dan pelayanan kesehatan
masyarakat (public goods). Puskesmas melakukan kegiatan-kegiatan termasuk
upaya kesehatan masyarakat sebagai bentuk usaha pembangunan kesehatan.
Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi fungsional yang langsung
memberikan pelayanan secara menyeluruh kepada masyarakat dalam suatu
wilayah kerja tertentu dalam bentuk usaha-usaha kesehatan pokok. Jenis
pelayanan kesehatan disesuaikan dengan kemampuan puskesmas, namun
terdapat upaya kesehatan wajib yang harus dilaksanakan oleh puskesmas
ditambah dengan upaya kesehatan pengembangan yang disesuaikan dengan
permasalahan yang ada serta kemampuan puskesmas. 2
7) Satuan Penunjang
1. Puskesmas Pembantu
Pengertian puskesmas pembantu yaitu unit pelayanan kesehatan yang
sederhana dan berfungsi menunjang dan membantu melaksanakan
kegiatan-kegiatan yang dilakukan puskesmas dalam ruang lingkup
wilayah yang lebih kecil.
2. Puskesmas Keliling
Pengertian puskesmas keliling yaitu Unit pelayanan kesehatan keliling
yang dilengkapi dengan kendaraan bermotor dan peralatan kesehatan,
-
32
peralatan komunikasi serta sejumlah tenaga yang berasal dari
puskesmas . Dengan fungsi dan tugas yaitu memberi pelayanan
kesehatan daerah terpencil, melakukan penyelidikan KLB, transport
rujuk pasien, penyuluhan kesehatan dengan audiovisual.
3. Bidan Desa
Bagi desa yang belum ada fasilitas pelayanan kesehatan ditempatkan
seorang bidan yang bertempat tinggal didesa tersebut dan bertanggung
jawab kepada kepala puskesmas. Wilayah kerjanya dengan jumlah
penduduk 3000 orang.14
2.1.2 Pelayanan Kesehatan
1) Pengertian Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan adalah sub system pelayanan kesehatan yang
tujuan utamanya adalah pelayanan perventif (pencegahan) dan promotif
(peningkatan kesehatan) dengan sasaran masyarakat. Pelayanan kesehatan
adalah upaya yang diselenggarakan sendiri/secara bersama-sama dalam suatu
organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah, dan
menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga,
kelompok, atau masyarakat. Jadi pelayanan kesehatan adalah sub system
pelayanan kesehatan yang tujuan utamanya adalah promotif (memelihara dan
meningkatkan kesehatan), preventif (pencegahan), kuratif (penyembuhan),
dan rehabilitas (pemulihan) kesehatan perorangan, keluarga, kelompok atau
masyarakat, lingkungan. Yang dimaksud sub system disini adalah sub system
dalam pelayanan kesehatan adalah input, proses, output, dampak, umpan
balik. 9
Pelayanan kesehatan merupakan produk yang bersifat jasa. Saat ini,
jasa kesehatan sebagai pelayanan social telah berubah menjadi komoditas jasa
-
33
yang diperdagangkan. Dikota-kota besar, jasa kesehatan telah menjadi produk
industry yang hampir tidak berbeda dengan produk barang maupun jasa
nonkesehatan. 7
Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan secara
mandiri atau bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan, mencegah dan mengobati penyakit serta
memulihkan kesehatan perorangan , kelompok, ataupun masyarakat. 2
2) Faktor factor Yang Mempengaruhi Mutu Pelayanan Kesehatan
Menurut Moenir, terdapat beberapa factor yang mendukung berjalanya
suatu pelayanan dengan baik, yaitu ;
a) Kesadaran para pejabat dan petugas yang berkecimpung dalam pelayanan.
b) Aturan yang menjadi landasan kerja pelayanan.
c) Organisasi yang merupakan alat serta system yang memungkinkan
berjalannya mekanisme kegiatan pelayanan.
d) Keterampilan petugas.
e) Sarana dalam pelaksanaan tugas pelayanan.
3) Prinsip Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan
A. Memenuhi kebutuhan pasien
1. Memenuhi pelayanan yang diinginkan pasien
2. Memenuhi apa yang dipikirkan pasien tentang pelayanan yang anda
berikan
-
34
3. Membangun kebersamaan antara pasien dan petugas terhadap
pelayanan kesehatan yang diberikan
B. Mengukur dan menilai pelayanan yang diberikan
1. Mengukur dan menilai apa yang dilakukan
2. Mengukur pengaruh pelayanan yang diberikan terhadap kepuasan
pasien
3. Mengukur dan menilai variabel yang penting guna perbaikan
C. Memperbaiki proses pelayanan
1. Menyederhanakan memperbaiki proses terus menerus, sesuai standar
pelayanan
2. Mengurangi kesalahan dan hasil yang buruk
D. Meningkatkan mutu pemberi pelayanan
1. Integrasi tim untuk mengurangi duplikasi hasil pekerjaan dan
pemborosan sumber daya
2. Memberikan penghargaan, meningkatkan tanggung jawab, dan
kerjasama dalam pelayanan kesehatan
3. Membentuk dan memberdayakan GKM atau kelompok budaya kerja
E. Memenuhi kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana yang digunakan
untuk melakukan pelayanan kesehatan. 9
-
35
4) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Pelayanan Kesehatan
a. Reliabilitas (reliability)
Kemampuan memberikan pelayanan dengan segera, tepat, dan
memuaskan. Secara umum dimensi reliabilitas mereflesikan
konsistensi dan kehandalan (hal yang dapat dipercaya dan
dipertanggung jawabkan) dari penyedia pelayanan. Dengan kata lain,
reliabilitas bearti sejauh mana jasa mampu memberikan apa yang telah
dijanjikan kepada pelanggannya dengan memuaskan. Hal ini berkaitan
dengan apakah perusahaan / intansi memenuhi janjinya, membuat
catatan yang akurat, dan melayani secara benar.
b. Daya Tanggap (responsiveness)
Keinginan para karyawan atau staf membantu semua pelanggan serta
berkeinginan dan melaksanakan pemberian pelayanan dengan tanggap.
Dimensi ini menekankan pada sikap dari penyedia jasa yang penuh
perhatian, cepat dan tepat dalam menghadapi permintaan, pernyataan,
keluhan, dan masalah dari pelanggan. Dimensi ketanggapan ini
merefleksikan komitmen perusahaan atau instansi untuk memberikan
pelayanan yang tepat pada waktunya dan persiapan perusahaan atau
instansi sebelum memberikan pelayanan.
c. Jaminan (assurance)
Karyawan atau staf memiliki kompetensi, kesopanan dan dapat
dipercaya, bebas dari bahaya, serta bebas dari resiko dan keragu-
raguan. Dimensi ini merefleksikan kompetensi perusahaan, keramahan
(sopan dan santun) kepada pelanggan, dan keamanan operasinya,
kompetensi ini berkaitan dengan pengetahuan dan keterampilan dalam
memberikan jasa.
-
36
d. Empati (empathy)
Karyawan atau staf mampu menempatkan dirinya pada pelanggan,
dapat berupa kemudahan dalam menjalin hubungan dan komunikasi
terhadap perhatiannya terhadap para pelanggan. Dimensi ini
menunjukkan derajat perhatian yang diberikan kepada setiap
pelanggan dan mereflesikan kemampuan pekerja (karyawan) untuk
menyelami perasaan pelanggan.
e. Bukti Fisik / Nyata (tangible)
Dapat berupa ketersediaan sarana dan prasarana termasuk alat yang
siap pakai serta penampilan karyawan atau staf yang menyenangkan.4
5) Tingkat Pelayanan Kesehatan
Adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat. Menurut
Leavel dan Chark dalam memberikan pelayanan kesehatan harus
memandang pada tingkat pelayanan kesehatan yang akan diberikan, diantara
tingkat pelayanan kesehatan tersebut adalah ;
1. Health Promotion ( Promosi Kesehatan )
Bertujuan untuk meningkatkan status kesehatan agar masyarakat atau
sasarannya tidak terjadi gangguan kesehatan. Tingkat pelayanan ini
dapat meliputi, keberhasilan perseorangan, perbaikan sanitasi
lingkungan, pemeriksaan kesehatan berkala, kebiasaan hidup sehat,
peningkatan status gizi, dan lain-lain.
2. Specific Protection ( Perlindungan Khusus )
Melindungi masyarakat dari bahaya yang akan menyebabkan
penurunan status kesehatan, atau bentuk perlindungan terhadap
-
37
penyakit-penyakit tertentu/ ancaman kesehatan, misalnya pemberian
imunisasi yang digunakan untuk perlindungan pada penyakit tertentu
seperti imunisasi BCG, DPT, Hepatitis, campak dan lain-lain.
3. Early Diagnosis and Prompt Treatment (diagnosis dini dan
pengobatan segera )
Timbulnya gejala pada suatu penyakit. Tingkat pelayanan ini
dilakukan untuk mencegah meluasnya penyakit yang lebih lanjut
serta dampak dari timbulnya penyakit sehingga tidak terjadi
penyebaran. Misalnya berupa kegiatan dalam rangka survey
pencarian kasus baik secara individu maupun masyarakat/ kelompok.
4. Disability Limitation ( pembatasan cacat )
Dilakukan untuk mencegah agar pasien atau masyarakat tidak
mengalami dampak kecatatan akibat penyakit yang ditimbulkan.
Bentuk kegiatan yang dapat dilakukan misalnya perawatan untuk
menghentikan penyakit, mencegah komplikasi lebih lanjut.,
memberiakan segala fasilitas untuk mengatasi kecacatan dan
mencegah kematian.
5. Rehabilitation ( rehabilitas )
Pelayanan ini dilaksanakan setelah pasien di diagnosis sembuh.
Sering pada tahap ini dijumpai pada fase pemulihan terhadap
kecacatan sebagaimana program latihan-latihan yang diberikan
kepada pasien, kemudian memberikan fasilitas agar pasien memiliki
keyakinan kembali atau gairah hidup kembali ke masyarakat dan
masyarakat mau menerima dengan senang hati karena kesadaran
yang dimilikinya.9
-
38
6) Lembaga Pelayanan Kesehatan
Adalah tempat pemberian pelayanan kesehatan pada masyarakat dalam
rangka meningkatkan status kesehatan. Tempat pelayanan kesehatan dapat
berupa, yaitu ;
A. Rawat Jalan
Bertujuan memberikan pelayanan kesehatan pada tingkat pelaksanaan
diagnosis dan pengobatan pada penyakit yang akut dan mendadak dan
kronis yang dimungkinkan tidak terjadi rawat inap. Dapat dilakukan
pada klinik-klinik kesehatan, seperti klinik dokter spesialis, klinik
perawatan spesialis dan lain-lain.
B. Rawat Inap
Adalah proses perawatan kesehatan pasien oleh tenaga kesehatan
professional akabit penyakit tertentu, dimana pasien diinapkan disuatu
ruangan dirumah sakit.
C. Institusi
Adalah pelayanan kesehatan yang fasilitasnya cukup dalam memberikan
berbagai tingkat pelayanan kesehatan, seperti rumah sakit, pusat
rehabilitas, dan lain-lain.
D. Hospice
Adalah pelayanan kesehatan yang difokuskan pada klien yang sakit
terminal agar lebih tenang dan dapat melewati masa-masa terminalnya
dengan tenang. Misalnya digunakan dalam home care.
-
39
E. Community Based Agency
Adalah pelayanan kesehatan yang dilakukan pada klien pada
keluarganya sebagaimana pelaksanaan perawatan keluarga seperti
praktek perawatan keluarga dan lain-lain. 13
7) Tingkat Pelayanan Kesehatan
a. Primary health care (pelayanan kesehatan tingkat pertama)
Dilaksanakan atau dibutuhkan pada masyarakat yang memiliki masalah
kesehatan yang ringan atau masyarakat yang sehat tetapi ingin
mendapatkan peningkatan kesehatan agar menjadi optimal dan
sejahtera. Pelaksanaan kesehatan ini dapat dilaksanakan oleh puskesmas
atau balai kesehatan masyarakat dan lain-lain.
b. Secondary health care (pelayanan kesehatan tingkat kedua)
Dibutuhkan bagi masyarakat atau klien yang membutuhkan perawatan
dirumah sakit atau rawat inap dan tidak dilaksanakan dipelayanan
kesehatan utama. Pelayanan kesehatan ini dilaksanakan dirumah sakit
yang tersedia tenaga spesialis atau sejenisnya.
c. Tertiary health services (pelayanan kesehatan tingkat ketiga)
Merupakan tingkat pelayanan yang tertinggi dimana tingkat pelayanan
ini apabila tidak lagi dibutuhkan pelayanan pada tingkat pertama dan
kedua. Biasanya pelayanan ini membutuhkan tenaga-tenaga ahli atau
subspesialis dan sebagai rujukan utama seperti rumah sakit yang tipe A
atau B. 13
-
40
2.1.3. Mutu pelayanan
1) Pengertian Mutu
Perkembangan mutu bidang kesehatan di Indonesia dilaksanakan
dengan berbagai bentuk pelayanan, antara lain melalui penjaminan mutu
(quality assurance) pelayanan kesehatan dasar dari puskesmas, gugus
kendali mutu di berbagai rumah sakit pemerintah dan swasta, pengendalian
mutu terpadu, manajemen mutu terpadu TQM (total quality management),
dan sebagainya. Menurut kamus Bahasa Indonesia mutu adalah ukuran,
derajat, atau taraf tentang baik buruknya suatu produk barang atau jasa.9
Mutu pelayanan kesehatan adalah derajat dipenuhinya kebutuhan
masyarakat atu perseorangan terhadap usuhan kesehatan yang sesuai dengan
standar profesi yang baik dengan pemanfaatan sumber daya secara wajar,
efesien dalam keterbatasan kemampuan pemerintah dan masyrakat, serta
diselenggarakan secara aman dan memuaskan pelanggan sesuai dengan
norma dan etika yang baik. 2
2) Cara Mengukur Mutu Pelayanan
a. Pengukuran Mutu Prospektif
Pengukurannya akan ditentukan terhadap struktur atau input layanan
kesehatan dengan asumsi bahwa layanan kesehatan harus memiliki
sumber daya tertentu agar dapat menghasilkan suatu layanan yang
bermutu.
b. Pengukuran Mutu Retrospektif
Pengukuran ini biasanya merupakan gabungan dari beberapa kegiatan
seperti penilaian catatan keperawatan (nursing record), wawancara,
pembuatan kuesioner, dan menyelenggarakan pertemuan.
-
41
c. Pengukuran Mutu Konkuren
Pengukuran ini dilakukan melalui pengamatan langsung kadang-
kadang perlu lengkapi dengan peninjauan pada catatan keperawatan
serta melakukan wawancara dan mengadakan pertemuan dengan klien,
keluarga atau petugas kesehatan.4
3) Dimensi Mutu Pelayanan Kesehatan
Dimensi mutu pelayanan kesehatan terdiri dari beberapa dimensi. Mutu
suatu organisasi pemberian pelayanan sangat sulit diukur dan lebih bersifat
subjektif. Aspek dan dimensi mutu pelayanan kesehatan menggunakan
beberapa dimensi/ karakteristik sebagai berikut ;
a) Communication, yaitu komunikasi atau hubungan antara penerima
dan pemberian jasa.
b) Credibility, kepercayaan pihak penerima jasa terhadap pemberi jasa.
c) Seceruty, yaitu keamanan terhadap jasa yang ditawarkan.
d) Knowing the customer, yaitu pengertian dari pihak pemberian jasa
pada penerima jasa atau pemahaman pemberi jasa tehadap
kebutuhan dengan harapan pemakai jasa.
e) Tangible, yaitu bahwa dalam memberikan pelayanan kepada
pelanggan harus diukur atau dibuat standarnya.
f) Reliability, yaitu konsistensi kerja pemberi jasa dan kemampuan
pemberi jasa.
g) Responsiveness, yaitu tanggapan pemberi jasa terhadap kebutuhan
dan harapan penerima jasa.
-
42
h) Competence, yaitu kemampuan atau keterampilan pemberi jasa
yang dibutuhkan setiap orang dalam perusahaan untuk memberikan
jasanya kepada penerima jasa.
i) Access, yaitu kemudahan pemberi jasa untuk dihubungi oleh pihak
pelanggan.
j) Courtessy, yaitu kesopanan, aspek perhatian, dan kesamaan dalam
hubungan personel.
4) Demensi Kualitas Jasa
Menurut Leonard L. Barry dan Pasuraman Marketing servis competin
through quality (New york Freeprees) yang dikutip Kotler
mengindentifikasi lima kelompok karekteristik yang digunakan oleh
pelanggan dalam mengevaluasi kualitas jasa layanan, antara lain :
1. Tangible (kenyataan), yaitu berupa penampilan fasilitas
fisik,peralatan materi komunikasi yang menarik, dan lain-lain
2. Empathy (empati), yaitu kesediaan karyawan dan pengusaha untuk
memberikan perhatian secara pribadi kepada konsumen
3. Responsiveness (cepat tanggap), yaitu kemauan dari karyawan dan
pengusaha untuk membantu pelangganan dan memberikan jasa dengan
cepat serta mendengar dan mengatasi keluhan dari konsumen
4. Realibilitas (keandalan), yaitu kemampuan untuk memberikan jasa
sesuai dengan yang dijanjikan, terpecaya dan akurat dan konsisten
5. Assurance (jaminan), yaitu berupa kemampuan karyawan untuk
menimbulkan keyakianan dan kepercayaan terhadap janji yang telah
dikemukakan kepada konsumen. 3
-
43
Tabel 2.1 Demensi-Demensi Kualitas Jasa
Peneliti Demensi Kualitas
Albrecht & Zemke (1985) Perhatian dan kepedulian, kapabilitas
pemecahan masalah, spontanitas dan
fleksibilitas, recovery.
Brady & Cronin (2001) Kualitas interaksi, kualitas lingkungan
fisik, kualitas hasil.
Caruna & Pitt (1997) Reliabilitas jasa dan manajemen
ekspektasi.
Dabholkar, et al (1996) Aspek fisik, reliabilitas, interaksi
personal, pemecahan masalah, kebijakan.
Edvardsson, Gustavsson & Riddle (1989) Kualitas teknis, kualitas integrative,
kualitas fungsional, kualitas hasil.
Garvin (1987) Reliabilitas,kinerja,fitur,konfirmasi,daya
tahan,serviceability,estetika,perceived
quality.
Gronroos (1979-1982) Kualitas teknis, kualitas fungsional, citra
Gronroos (1990-2000) Profesionalisme dan keterampilan, sikap
dan perilaku,aksebilitas dan fleksibilitas,
reliabilitas dan trustworthiness,
recovery,reputasi dan kredibilitas
serviscape
Gummesson (1991) Kualitas desain, kualitas produksi jasa,
kualitas proses, kualitas hasil.
Hedvall & Paltschik (1989) Kesediaan dan kemampuan untuk
melayani, akses fisik dan psikologis.
Johnson & Silvestro (1990) Faktor higienis, factor peningkat kualitas,
-
44
dan threshold factor.
Leblanc & Nguyen (1988) Citra korporat, organisasi internal,
dukungan fisik terhadap system penghasil
jasa, interaksi antara staf dan pelanggan,
tingkat kepuasan pelanggan.
Lehtinen (1982) Kualitas fisik, kualitas interaktif, kualitas
korporat.
Overtveit (1992) Kualitas pelanggan, kualitas professional,
kualitas manajemen.
Parasuraman , Zeithaml & Berry (1985) Bukti fisik, reliabilitas, daya tanggap,
kompetensi, kesopanan, kreadibilitas,
keamanan, akses, komunikasi,
kemampuan dan memahami pelanggan.
Parasuraman , Zeithaml & Berry
(1988)
Reliabilitas, daya tanggap, jaminan,
empati, bukti fisik
Rust & Oliver (1994) Kualitas Fungsional, kualitas teknis,
kualitas lingkungan.
Sumber ; Fandy Tjiptono. Service, Quality & Satisfaction. Edisi:3 Yogyakarta : C.V
Andi Offset,2011
5) Model Kualitas Jasa
Ada beberapa model kualitas jasa yaitu sebagai berikut;
1. Total Perceived Quality
Salah satu model kualitas jasa yang pertama kali dikembangkan oleh
Gronroos. berdasarkan model ini, kualitas suatu jasa yang
dipersepsikan pelanggan terdiri atas dua demensi utama. Demensi
pertama technical quality (outcome dimension) berkaitan dengan
-
45
kualitas output jasa yang dipersepsikan pelanggan. Demensi kedua
functional quality (process-related dimension) berkaitan dengan
kualitas cara penyampaian jasa atau menyangkut proses transfer
kualitas teknis, output atau hasil akhir jasa dari penyadia jasa kepada
pelanggan.
2. Synthesized Model Of Perceived Service Quality
Menurut model ini dikembangkan oleh Brogowicz, Delene & Lyth
adalah persepsi terhadap kualitas jasa dibedakan menjadi gap kualitas
teknis dan gap kualitas fungsional, yang kemudian menyatu menjadi
gap kualitas jasa total.
3. Gummesson 4Q Model Of Offering Quality
Model Gummesson merupakan kombinasi Total Perceived Quality
dan karakteristik kualitas pada sektor manufaktur. Model ini
mencangkup tiga variabel utama; ekspektasi, pengalaman, dan citra
(perusahaan dan merek). Mernurut model ini, persepsi pelanggan
terhadap kualitas total mempengaruhi citra perusahaan dan citra merek
dalam benak pelanggan. Sementara itu, model ini juga
mengidentifikasi empat konsep kualitas; kualitas desain, kualitas
produksi dan penyampaian produk, kualitas relasional, dan kualitas
teknis.
4. Model Servqual
Model kualitas jasa yang paling popular dan hingga kini banyak
dijadikan acuan dalam riset manajemen dan pemasaran jasa adalah
model SERVQUAL yang dikembangkan oleh Parasuraman Zeithaml
dan Berry. Model ini dikenal pula dengan istilah Gap Analysis Model
ini berkaitan erat dengan model kepuasan pelanggan yang didasarkan
pada ancangan diskonfirmasi . Ancangan ini menegaskan bahwa bila
kinerja pada suatu atribut meningkat lebih besar daripada harapan atas
-
46
atribut bersangkutan, maka persepsi terhadap kualitas jas akan positif
dan sebaliknya. 10
Tabel 2.2 Dimensi dan Atribut Model SERVQUAL.
N
O
DIMENSI ATRIBUT
1 Reliabilitas 1. Menyediakan jasa sesuai yang dijanjikan
2. Dapat diandalkan dalam menangani masalah jasa pelanggan.
3. Menyampaikan jasa secara benar semenjak pertama kali.
4. Menyampaikan jasa sesuai dengan waktu yang dijanjikan.
5. Menyampaikan catatan/dokumen tanpa kesalahan.
2 Daya Tanggap 6. Menginformasikan pelanggan tentang kepastian waktu
penyampaian jasa.
7. Layanan yang segara/cepat bagi pelanggan.
8. kesediaan untuk membantu pelanggan
9. Kesiapan untuk merespon permintaan pelanggan
3 Jaminan 10. Karyawan yang menumbuhkan rasa percaya pada pelanggan
11. Membuat pelanggan merasa aman sewaktu melakukan
transaksi.
12. Karyawan yang secara konsisten bersikap sopan.
13. Karyawan yang mampu menjawab pertanyaan pelanggan.
4 Empati 14. Memberikan perhatian individual kepada para pelanggan.
15. Karyawan yang memperlakukan pelanggan secara penuh
perhatian.
16. Sungguh-sunggu mengutamakan kepentingan pelanggan.
17. Karyawan yang memahami kebutuhan pelanggan.
18. Waktu beroperasi (jam kerja) yang nyaman.
5 Bukti Nyata 19. Peralatan modern.
-
47
20. Fasilitas yang berdaya tarik visual.
21. Karyawan yang berpenampilan rapid an professional.
22. Materi-materi yang berkaitan dengan jasa yang berdaya tarik
visual.
Sumber ; Fandy Tjiptono. Service, Quality & Satisfaction. Edisi:3 Yogyakarta : C.V
Andi Offset,2011
2.1.4. Tingkat Kepuasan
1) Pengertian Tingkat Kepuasan
Kepuasan adalah tingkat kepuasan seseorang setelah membandingkan
kinerja atau hasil yang dirasakan dibandingkan dengan harapannya. Jadi
kepuasan atau ketidakpuasan adalah kesimpulan dari interaksi antara
harapan dan pengalaman sesudah memakai jasa atau pelayanan yang
diberikan.4
Kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul
setelah membandingkan antara persepsi atau kesannya terhadap kinerja atau
hasil suatu produk dan harapan-harapannya. 3
Kepuasan pasien adalah suatu tingkat perasaan pasien yang timbul
sebagai akibat dari kinerja layanan kesehatan yang diperolehnya setelah
pasien membandingkannya dengan apa yang diharapkannya. 15
2) Faktor Pendorong Kepuasan
Terdapat lima komponen yang dapat mendorong kepuasan pelanggan, yaitu;
a. Kualitas produk
Kualitas produk mencakup enam elemen, yaitu performance,
durability, feature, reliability, consistency, dan design. Setelah
-
48
membeli dan menggunakan suatu produk, pembeli akan merasa puas
bila ternyata kualitas produknya baik atau berkualitas.
b. Kualitas pelayanan
Salah satu konsep service quality adalah Servqual sangat tergantung
dari tiga factor, yaitu ; 1) sisem, 2) teknologi 3) manusia. Berdasarkan
konsep servqual, komponen ini mempunyai banyak dimensi, yaitu ;
reliability, responsiveness, assurance, empathy, dan tangible.
c. Faktor emosional
Kepuasan konsumen yang diperoleh pada saat menggunakan suatu
produk yang berhubungan dengan gaya hidup. Kepuasan pelanggan
didasari atas rasa bangga, rasa percaya diri, symbol sukses, dan
sebagainya.
d. Harga
Komponen harga sangat penting karena dinilai mampu memberikan
kepuasan yang relative besar dalam industry ritel. Harga yang murah
akan memberikan kepuasan bagi pelanggan yang sensitive terhadap
harga karana mereka mendapatkan value for money yang tinggi.
e. Kemudahan
Komponen ini berhubungan dengan biaya untuk memperoleh produk
atau jasa. Pelanggan akan semakin puas apabila relative mudah,
nyaman, dan efesien dalam mendapatkan produk atau pelayanan. 4
-
49
3) Pengukuran Tingkat Kepuasan Pasien
Ada dua komponen yang akan mempengaruhi tingkat kepuasan pasien
yaitu; komponen harapan pasien dan komponen kinerja layanan kesehatan.
Banyak cara pengukuran tingkat kepuasan pasien, tetapi yang akan
dijelaskan berikut adalah salah satu cara pengukuran kepuasan pasien
berdasarkan konsep harapan dan kinerja. Pengukuran harapan pasien dapat
dilakukan dengan membuat kuesioner yang berisi aspek-aspek layanan
kesehatan yang dianggap penting oleh pasien. Kemudian pasien diminta
menilai setiap aspek tadi sesuai dengan tingkat kepentingan aspek tersebut
bagi pasien yang bersangkutan. Tingkat kepentingan tersebut diukur
menggunakan Skala Likert. 15
4) Skala Likert
Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala
Likert agar data kualitatif dapat dikuantitatifkan sehingga nilai variabel yang
diukur dengan instrument tertentu dapat dinyatakan dalam bentuk angka.
Skala Likert merupakan skala yang dapat memperlihatkan tanggapan
konsumen terhadap karakteristik suatu produk (Durianto dkk,2004).
Informasi yang diperoleh dengan skala Likert berupa skala pengukuran
ordinal, oleh karenanya terhadap hasilnya hanya dapat dibuat rangking tanpa
dapat diketahui besarnya selisih antara satu tanggapan ke tanggapan lainnya.
Responden diminta untuk menjawab tingkat harapan (importance)
pada tiap atribut kualitas pelayanan dengan memberi bobot sebagai berikut ;
a. 1 untuk jawaban sangat tidak penting
b. 2 untuk jawaban tidak penting
c. 3 untuk jawaban cukup penting
-
50
d. 4 untuk jawaban penting
e. 5 untuk jawaban sangat penting
Responden ditanyakan tingkat kenyataan atau kinerja (performance)
pada atribut-atribut kualitas pelayanan yang sama dengan memberikan
bobot sebagai berikut ;
a. 1 untuk jawaban sangat tidak puas
b. 2 untuk jawaban tidak puas
c. 3 untuk jawaban cukup puas
d. 4 untuk jawaban puas
e. 5 untuk jawaban sangat puas. 4
2.1.5 Jamkesmas (Jaminan Kesehatan Masyarakat)
1 ) Defenisi Jamkesmas/ Jamkesmasda
Menurut kementrian kesehatan RI, Jamkesmas adalah bentuk belanja
bantuan social untuk pelayanan kesehatan bagi fakir miskin dan tidak mampu
serta peserta lainnya yang iurannya dibayar oleh pemerintah. Program ini
diselenggarakan secara nasional agar terjadi subsidi silang dalam rangka
mewujudkan pelayanan kesehatan yang menyeluruh bagi masyarakat miskin. 8
2) Tatalaksana Kepesertaan
Ketentuan Umum
1. Peserta jaminan kesehatan adalah setiap orang yang membayar iuran
atau iurannya dibayar oleh pemerintah.
2. Peserta program jamkesmas adalah fakir miskin dan orang yang tidak
mampu dan pesrta lainnya yang iuarannya dibayar oleh pemerintah.
-
51
3. Masyarakat miskin dan tidak mampu yang telah ditetapkan oleh Surat
Keputusan (SK) Bupati/ Walikota berdasarkan pada kuota Kabupaten/
Kota (BPS) yang dijadikan database nasional.
4. Gelandangan,pengemis, anak dan orang terlantar, masyarakat miskin
yang tidak memiliki identitas.
5. Semua Peserta Program Keluarga Harapan (PKH) yang telah memiliki
atau mempunyai kartu Jamkesmas.
6. Masyarakat miskin yang ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 1185/Menkes/SK/XII/2009 tentang Peningkatan
kepesertaan Jamkesmas bagi Panti Sosial, Penghuni Lembaga
Pemasyarakatan dan Rumah Tahanan Negara serta Korban Bencana.
Tatalaksana pelayanan diatur dengan petunjuk teknis (juknis)
tersendiri sebagaimana tertuang dalam Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor 1259/Menkes/SK/XII/2009 tentang petunjuk Teknis Pelayanan
Jamkesmas Bagi Masyarakat Miskin Akibat Bencana, Masyarakat
Miskin Penghuni Panti Sosial, dan Masyarakat Miskin Penghuni
Lembaga Pemasyarakatan serta Rumah Tahanan Negara.
7. Bila terjadi kehilangan kartu Jamkesmas, peserta melapor kepada PT.
Askes (Persero) untuk selanjutnya dilakukan pengecekan database
kepesertaannya dan PT Askes (Persero) berkewajiban menertibkan
surat keterangan yang bersangkutan sebagai peserta.
8. Bagi peserta yang telah meninggal dunia maka haknya hilang dan tidak
dapat dialihkan kepada orang lain.
9. Penyalahguanan terhadap hak kepersertaan dikenakan sanksi sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan. 8
-
52
3) Tatalaksana Pelayanan Kesehatan
A. Ketentuan Umum
1. Setiap peserta mempunyai hak mendapatkan pelayanan kesehatan dasar
meliputi ;Pelayanan kesehatan Rawat Jalan Tingkat Pertama (RJTP) dan
Rawat Inap Tingkat Pertama (RITP), pelayanan kesehatan Rawat Jalan
Tingkat Lanjutan (RJTL), Rawat Inap Tingkat Lanjutan (RITL) dan
pelayanan gawat darurat.
2. Manfaat jaminan yang diberikan kepada peserta dalam bentuk
pelayanan kesehatan yang bersifat menyeluruh (komprehensif)
berdasarkan kebutuhan medic sesuai dengan standart pelayanan medik.
3. Pelayanan kesehatan dalam program ini menerapkan pelayanan
terstruktur dan pelayanan berjenjang berdasarkan rujukan.
4. Pelayanana kesehatan dasar (RJTP dan RITP) diberikan di Puskesmas
dan jaringannya. Khusus untuk persalinan normal dapat juga dilayani
oleh tenaga kesehatan yang berkompeten (praktek dokter dan bidan
swasta) dan biayanya diklaimkan ke Puskesmas setempat sebagaimana
diatur dalam juknis pelayanan dasar.
5. Pelayanan tingkat lanjut (RJTL dan RITL) diberikan di PPK lanjutan
jaringan Jamkesmas (Balkesmas,Rumah Sakit Pemerintah termasuk RS
Khusus, RS TNI/Polri dan RS Swasta) berdasarkan rujukan. Pelayanan
Balkesmas merupakan PPK untuk layanan RJTL dengan pemberian
layanan dalam gedung.
6. Pelayanan RITL diberikan di ruang rawat inap kelas III (tiga). Apabila
karena sesuatu hal seperti misalnya tidak tersedianya tempat
tidur,peserta terpaksa dirawat di kelas yang lebih tinggi dari kelas III,
biaya pelayanannya tetap diklaimkan menurut biaya kelas III.
7. Pada RS Khusus (RS Jiwa,RS Kusta,RS Paru,dll) yang juga melayani
pasien umum, klaim pelayanan kesehatan dilaksanakan secara terpisah
-
53
antara pasien khusus sesuai dengan kekhususannya dan pasien umum
dengan menggunakan software INA-DRG yang berbeda sesuai
penetapan kelasnya.
8. Pada keadaan darurat (emergency) seluruh PPK wajib memberikan
pelayanan penanganan pertama keadaan gawat darurat kepada peserta
Jamkesmas walaupun tidak sebagai PPK jaringan Jamkesmas sebagai
bagian dari fungsi social PPK. Setelah kegawatdaruratannya selesai
ditangani, selanjutnya PPK tersebut segera merujuk ke PPK Jamkesmas
untuk penanganan lebih lanjut.
9. Status kepesertaan harus ditetapkan sejak awal untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan. Peserta Jamkesmas tidak boleh dikenakan iuran
dengan alas an apapun.
10. Pemberian pelayanan kepada peserta oleh PPK lanjutan harus
dilakukan secara efesien dan efektif, dengan menerapkan prinsip kendali
biaya dan kendali mutu. Manajemen PPK lanjutan melakukan analisis
pelayanan dan memberi umpan balik secara internal kepada instalasi
pemberian pelayanan layanan. 8
-
54
Bagan 2.1
ALUR PELAYANAN KESEHATAN
peserta
Pulang
Pulang
Rujukan
Verifikasi Kepesertaan
Kasus Gawat Darurat
Sumber : Kementrian kesehatan RI. Pedoman Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Masyarakat.
Jakarta : Bakti Husada, 2011
Loket pendaftaran Puskesmas
Pelayanan
kesehatan
Data Base Kepesertaan
(Petugas PT Askes)
RS (PPATRS)
IGD
Pelayanan
Kesehatan
SKP
dikeluarkan
Askes
Pelayanan
Kesehatan
RITL
RJTL
-
55
B. Manfaat
Pada dasarnya manfaat yang disediakan bagi peserta bersifat
komprehensif sesuai kebutuhan medis, kecuali beberapa hal yang dibatasi dan
tidak dijamin. Pelayanan kesehatan komprehensif tersebut meliputi antara lain
1. Pelayanan Kesehatan di Puskesmas dan Jaringannya
a. Rawat Jalan Tingkat Pertama (RJTP), dilaksanakan pada puskesmas
dan jarinagannya meliputi pelayanan :
1) Konsultasi medis,pemeriksaan fisik dan penyuluhan kesehatan
2) Laboratorium sederhana (darah,urin, dan feses rutin)
3) Tindakan medis kecil
4) Pemeriksaan dan pengobatan gigi, termasuk cabut/tambal
5) Pemeriksaan ibu hamil/nifas/menyusui, bayi dan balita
6) Pelayanan KB dan penanganan efek samping (alat kontrasepsi
disediakan BKKBN)
7) Pemberian obat
b. Rawat Inap Tingkat Pertama (RITP), dilaksanakan pada Puskesmas
Perawatan, meliputi pelayanan :
1) Akomodasi rawat inap
2) Konsultasi medis,pemeriksaan fisik dan penyuluhan kesehatan
3) Laboratorium sederhana (darah,urin, dan feses rutin)
4) Tindakan medis kecil
5) Pemberian obat
6) Persalinan normal dan dengan penyulit (PONED)
7) Biaya pelayanan rawat inap tingkat pertama tidak diklaimkan
secara terpisah akan tetapi menjadi bagian dari kapitasi dana
pelayanan kesehatan dasar
c. Persalinan normal dilakukan di Puskesmas non-perawatan/bidan di
desa/polindes/dirumah pasien/praktek bidan swasta.
-
56
d. Pelayanan gawat darurat (emergency). Kriteria/diagnose gawat darurat
2. Pelayanan kesehatan di PPK Lanjutan :
a. Rawat Jalan Tingkat Lanjutan (RJTL) di RS dan Balkesmas meliputi :
1) Konsultasi medis, pemeriksaan fisik dan penyuluhan kesehatan
oleh dokter spesialis/umum
2) Rehabilitas medic
3) Penunjang diagnostic: laboratorium klinik, radiologi dan
elektromedik
4) Tindakan medis
5) Pemeriksaan dan pengobatan gigi tingkat lanjutan
6) Pelayanan KB, termasuk kontap efektif, kontap pasca
persalinan/keguguran, penyembuhan efek samping &
komplikasinya (kontrassepsi disediakan BKKBN)
7) Pemberian obat mengacu pada formularium
8) Pelayanan darah
9) Pemeriksaan kehamilan dengan resiko tinggi dan penyulit
b. Rawat Inap Tingkat Lanjutan (RITL), dilaksanakan pada ruang
perawatan kelas III (tiga) RS, meliputi :
1) Akomodasi rawat inap pada kelas III
2) Konsultasi medis, pemeriksaan fisik dan penyuluhan kesehatan
3) Penunjang diagnostic :patologi klinik, patologi anatomi,
laboratorium mikro patologi, patologi dan elektromedik
4) Tindakan medis
5) Operasi siding, besar dan khusus
6) Pelayanan rehabilitasi medis
7) Pelayanan intensif (ICU,ICCU,PICU,NICU,PACU)
8) Pemberian obat mengacu pada formularium
9) Pelayanan darah
-
57
10) Bahan dan alat kesehatan habis pakai
11) Persalinan dengan risiko tinggi dan penyulit
c. Pelayanan gawat darurat (emergency) kriteria gawat darurat.
d. Seluruh penderita thalassemia dijamin, termasuk bukan peserta
Jamkesmas.
3. Pelayanan yang dibatasi (Limitation)
a. Kacamata diberikan pada kasus gangguan refraksi dengan lensa
koreksi minimal +1/-1, atau lebih sama dengan +0,50 cylindris karena
kelainan cylindris (astigmat sudah menganggu penglihatan), dengan
nilai maksimal Rp.150.000 berdasarkan resep dokter.
b. Alat bantu dengar diberikan penggantian sesuai resep dari dokter THT,
pemilihan alat bantu dengar berdasarkan harga yang paling efisien
sesuai kebutuhan medis pasien dan ketersediaan alat di daerah.
c. Alat bantu gerak ( tongkat penyangga, kursi roda,dan korset) diberikan
berdasarkan resep dokter dan disetujui komite medic atau pejanat yang
ditunjuk dengan mempertimbangkan alat tersebut memang
dubutuhkan untuk mengembalikan fungsi social peserta tersebut.
Pemilihan alat bantu gerak didasarkan pada harga dan ketersediaan
alat yang paling efisien di daerah tersebut.
4. Pelayanan Yang Tidak Dijamin (Exclusion)
a. Pelayanan yang tidak sesuai prosedur dan ketentuan
b. Bahan, alat dan tindakan yang bertujuan untuk kosmetika
c. General check up
d. Prosthesis gigi tiruan
e. Pengobatan alternative (antara lain akupuntur, pengobatan tradisional)
dan pengobatan lain yang belum terbukti secara ilmiah
f. Rangkaian pemeriksaan,pengobatan dan tindakan dalam upaya
mendapat keturunan, termasuk bayi tabung dan pengobatan impotensi.
-
58
g. Pelayanan kesehatan pada masa tanggap darurat bencana alam, kecuali
memang yang bersangkutan sebagai peserta Jamkesmas
h. Pelayanan kesehatan yang diberikan pada kegiatan bakti social.
C. Sumber dan Alokasi dana
Sumber Dana berasal dari APBN sektor kesehatan dan APBD.
Pemerintah daerah melalui APBD berkontribusi dalam menunjang dan
melengkapi pembiayaan pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dan
tidak mampu di daerah masing-masing meliputi antara lain :
1) Masyarakat miskin dan tidak mampu yang tidak masuk dalam
pertanggungan kepesertaan Jaminan Kesehatan Mayarakat ( Jamkesmas)
2) Biaya transportasi rujukan dari rumah sakit yang merujuk ke pelayanan
kesehatan lanjutan serta biaya pemulangan pasien menjadi tanggung
jawab pemda asal pasien
3) Biaya transportasi petugas pendamping pasien yang dirujuk
4) Dukungan biaya operasional menajemen tim koordinasi dan tim pengelola
Jamkesmas Provinsi/Kabupaten/Kota.
5) Biaya lain-lain diluar pelayanan kesehatan, sesuai dengan spesifik daerah
dapat dilakukan oleh daerahnya.
D. Pencairan, dan Pemanfaatan Dana
A. Pencairan
1) Puskesmas membuat Plan Of Action (POA) yang telah dibahas dan
disepakati sebelumnya melalui forum lokakarya mini Puskesmas. Plan
Of Action merupakan usulan kegiatan yang akan dilakukan oleh
Puskesmas dan jaringannya terkait kebutuhan pelayanan kesehatan di
dalam dan diluar gedung disertai dengan kebutuhan dana penunjang
untuk operasional kegiatan tersebut. Pengusulan dana tersebut dapat
dilakukan perbulan, perdua bulan atau pertiga bulan, tergantung pada
-
59
kebijakan kepala Dinas Kesehatan setempat dengan memperhitungkan
geografi dan kesulitan-kesulitan Puskesmas.
2) Perencanaan seluruh kegiatan sebagaimana butir 1 diatas, diusulkan
secara resmo oleh Kepala Puskesmas kepada Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/kota untuk mendapatkan persetujuan kepada Dinas
Kesehatan atau pejabat yang ditunjuk oleh Kepala Dinas Kesehatan (
ditanda tangani Kadinkes dan Kepala Puskesmas), sekaligus sebagai
pengesahan untuk pengambilan dana di Giro Kantor Pos.
B. Pemanfaatan
1) Pemanfaatan dana Jamkesmas di Puskesmas dan jaringannya dapat
digunakan untuk membayar :
a. Pelayanan Rawat Jalan Tingkat Primer
b. Pelayanan Rawat Inap
c. Pertolongan persalinan
d. Pelayanan spesialistik
e. Transportasi Rujukan
2) Dana Jamkesmas di Puskesmas dan jaringannya tidak dapat
dimanfaatkan untuk operasional Pelayanan Kesehatan Luar Gedung
melainkan didanai dari dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK)
3) Biaya jasa pelayanan kesehatan di Puskesmas mengacu pada perda
tarif yang berlaku didaerah tersebut. Apabila dalam Perda tariff
tersebut tidak mengatur tenteng jasa pelayanan kesehatan dapat
dibuatkan Surat Keputusan Bupati/Walikota berdasarkan usulan
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. 8
-
60
2.2`Kerangka Teori
Berdasarkan teori dari Philip Kotler, 1994 yang telah di paparkan tersebut maka dapat
di susun kerangka teori sebagai berikut : 3
1. Realibilitas ( Kehandalan)
Petugas disetiap ruang dating dan melayani pasien tepat waktu
Ada tenaga dokter
Ada catatan atau resume pasien
jumlah petugas cukup
2. Responsiveness (Daya tanggap)
Puskesmas beroperasi sesuai dengan jam yang telah ditentukan oleh Dinas
Kesehatan setempat
Metode pendaftaran yang praktis dan tidak memakan waktu lama
Dokter melayani dengan cepat,sigap dan benar
Petugas melayani dengan cepat, sigap dan benar
3. Assurance ( Jaminan)
Dokter melayani pasien dengan ramah
Petugas setiap ruangan melayani dengan ramah
Petugas selalu bersedia menjawab pertanyaan atau keluhan pasien
Pengobatan yang diberikan dapat menyembuhkan pasien
4. Empathy ( Empati )
Petugas rapi dan sopan
Dokter memberikan perhatian kepada pasien dengan sungguh-sungguh
Dokter bersedia memberikan penjelasan mengenai penyakit kepada pasien atau
keluarga pasien
Petugas mengenal pasien kunjungan ulang
Petugas apotik menjelaskan cara pemakaian obat
5. Tangibles ( Bukti Nyata )
Puskesmas bersih dan rapi
Peralatan medis yang lengkap
Penerangan yang cukup
Ruang tunggu yang memadai
Bagan 2.2
sebelum pendapatkan
pelayanan
Kepuasan Pasien
Rawat Inap
setelah mendapatkan
pelayanan
-
61
2.3 Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan
antara konsep-konsep yang ingin diamati dan diukur penelitian-penelitian yang
akan dilakukan. Berdasarkan uraian dalam tinjauan teoritis diatas, maka peneliti
mengambil variable independen (bebas) adalah tingkat kepuasan (analisis gap)
dan variabel dependen (terikat) sebelum dan sesudah mendapatkan pelayanan
terhadap lima dimensi mutu pelayanan.
Bagan 2.3
Tingkat kepuasan pasien (gap
sebelum mendapatkan
pelayanan dan sesudah
mendapatkan pelayanan)
sesudah mendapatkan
pelayanan terhadap lima
dimensi mutu pelayanan
sebelum pendapatkan
pelayanan terhadap lima
dimensi mutu pelayanan
-
62
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif bertujuan untuk
melihat kesenjangan (gap) yang terjadi antara harapan dengan kinerja pelayanan
Puskesmas. Hasil dari analisis ini memberikan informasi mengenai seberapa besar
suatu atribut produk atau jasa yang telah memenuhi harapan pelanggan.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
a. Tempat
Tempat penelitian dilaksanakan di ruang pelayanan rawat inap Puskesmas
Putri Ayu Kota Jambi.
b. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari- Febuari tahun 2014.
3.3 Subjek Penelitian
a. Populasi
Populasi adalah Jumlah keseluruhan dari satuan-satuan atau individu-individu
dalam pengamatan yang karakteristiknya hendak diteliti.
Populasi dalam
penelitian ini adalah responden yang memenuhi kriteria inklusi yakni semua
pasien yang menggunakan jasa pelayanan kesehatan sebagai peserta
Jamkesmas/Jamkesmasda di Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi tahun 2014.
-
63
b. Sampel
Sampel adalah sebagian objek yang akan diteliti dan dianggap mewakili
populasi. Pada penelitian ini menggunakan teknik accidental sampling .
Dengan mengambil keseluruhan jumlah responden selama penelitian 2 bulan.
c. Besar Sampel
Besar sampel penelitian ini dengan menggunakan teknik accidental sampling
yaitu, responden yang ada pada saat dilakukan penelitian. Besarnya sampel
diambil seluruh jumlah total pasien rawat inap pengguna
jamkesmas/jamkesmasda pada bulan Januari- Febuari tahun 2014.
Berdasarkan rumus Lames show sampel minimal sebagai berikut;
Rumus n = Z2 PQ
d2
Keterangan :
Z2 = (1,96)
P = (0,02)
Q = 1 P = 1 0,02 = 0,98
d = (0,05)
n = 1,962 x
0,02 x 0,98
= 0,0752 = 30,11 = 30 responden
0,052
0,0025
-
64
d. Kriteria Sampel
1) Kriteria Inklusi
a. Semua pasien rawat inap yang berobat ke Puskesmas Putri Ayu Kota
Jambi sebagai peserta Jamkesmas/Jamkesmasda.
b. Pasien yang mendapatkan pelayanan rawat inap lebih kurang 2 hari
perawatan.
c. Bersedia diwawancarai dan memberikan jawaban dengan baik.
2) Kriteria Eksklusi
a. Pasien yang hanya mendapat perawatan poli umum bukan rawat inap.
b. Pasien kunjungan ulang tetapi tidak dirawat.
e. Cara Pengambilan Sampel
Teknik yang digunakan adalah accidental sampling. Sampel yang diambil
seluruh pasien yang mendapat rawat inap dengan menggunakan kartu
Jamkesmas. Peneliti menentukan waktu pengambilan data akan berlangsung
selama 2 bulan, sehingga dalam waktu tersebut semua responden dapat
dilakukan penelitian. Cara pengambilan sampel per hari dilakukan dengan
teknik accidental sampling , yakni mengambil sampel dengan memberikan
belangko kuisioner tingkat harapan pada pasien rawat inap yang
menggunakan jamkesmas, setelah beberapa hari mendapatkan pelayanan
diberikan kembali belangko kuisioner tingkat kepuasan terhadap pelayanan
yang telah didapatkan.
-
65
3.4 Defenisi Operasional
Tabel 3.1. Defenisi Operasional
Defenisi
Operasional
Cara Ukur Alat Ukur Skala
ukur
Hasil Ukur
Jenis
Kelamin
pembagian gender
manusia/responden
Observasi Observasi
langsung
nominal pria
wanita
Umur usia responden bilangan
tahun terhitung dari sejak
lahir sampai ulang tahun
terakhir
Wawancara secara
langsung
ordinal - 5-10
tahun
- 17-22
tahun
- 23-30
tahun
- 31-40
tahun
- >40
tahun
Pendidikan pendidikan formal yang
telah dilalui oleh
responden saat dilakukan
penelitian
Wawancara secara
langsung
ordinal - Tidak
Sekolah
- SD
- SMP
- SMA
-
66
Pekerjaan Profesi sehari-hari
pasien, yang digeluti saat
sekarang
Wawancara Secara
langsung
ordinal - Tidak
Sekolah
- Pelajar
- IRT
- Swasta
Kepuasan
Pasien
terhadap
pelayanan
Puskesmas
sebelum
berobat
dan
sesudah
berobat
persepsi kepuasan secara
umum pada pelayanan
sebelum pelayanan
kesehatan didapatkan
responden yang dinilai dari
Kehandalan
Cepat Tanggap
Empati
Jaminan
Penampilan
Wawancara Kuesioner ordinal Skala
Kepuasan
90%-
100% =
sangat
puas
80% -
89% =
Puas
70% -79
% =
cukup
puas
51% -
69% =
kurang
puas
< 50% =
tidak
puas
-
67
3.5 Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Teknik
pengumpulan data primer dilakukan melalui wawancara terstruktur dengan
panduan kuesioner yang meliputi karateristik responden (jenis kelamin, usia,
tingkat pendidikan, pekerjaaan) dan tingkat kepentingan/harapan pasien serta
tanggapan terhadap kinerja layanan Puskesmas. Data sekunder diperoleh melalui
studi literature hasil penelitian dan mengakses data dari Puskesmas.
3.6 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti dengan wawancara langsung dengan
panduan kuesioner kepada pasien rawat inap pengguna jasa
jamkesmas/jamkesmasda Puskesmas Putri Ayu pada saat sebelum dan sesudah
dilayani. Dari pengumpulan data maka diperoleh :
a. Data Primer, adalah data yang diperoleh melalui wawancara untuk
mendapatkan data tentang kepuasan pasien berdasatkan dimensi penampilan
(tangible), kehandalan (reliability), ketanggapan (responsiveness), jaminan
(assurance), dan empati (empaty).
b. Data Skunder, adalah data yang diperoleh dari Puskesmas Putri Ayu Kota
Jambi.
3.7 Pengolahan dan Analisis Data
1 Pengolahan Data
Data yang dikumpulkan dan diolah melalui beberapa tahap :
a. Editing
-
68
Merupakan kegiatan untuk melakukan pengecekan isian formulir atau
kuesioner apakah jawaban yang ada dikuesioner lengkap (semua pertanyaan
sudah terisi jawabannya), jelas ( jawaban pertanyaan apakah tulisannya cukup
jelas terjawab) dan konsisten (apakah antara beberapa pertanyaan yang
berkaitan dengan isi jawabannya konsisten).
b. Coding
Coding merupakan kegiatan merubah data berbentuk hutuf menjadi data
berbentuk angka/ bilangan. Kegunaan data coding adalah untuk
mempermudah pada saat analisis data dan juga mempercetap pada saat entry
data.
c. Scoring
Scoring dilakukan dengan menetapkan skor (nilai), pada setiap pertanyaan
atas pertanyaan-pertanyaan pada kuesioner dan pada saat pengkategorian
setiap variabel.
d. Processing
Setelah semua kuesioner terisi penuh dan benar, serta sudah melewati
pengkodean, maka langkah selanjutnya adalah memproses data agar data yang
sudah di entry dapat dianalisis. Pemprosesan data dilakukan dengan cara
mengentry data dari kuesioner ke paket program computer.
2 Analisi Data
Untuk mengukur mutu pelayanan/kualitas jasa digunakan lima dimensi yang
dikemukakan oleh Philip Kotler, 1994, yaitu : 3
1. Reliability (kehandalan)
2. Responsiveness (daya tanggap)
-
69
3. Assurance (jaminan)
4. Empathy (empati)
5. Tangibles (kenyataan)
Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala
Likert baik untuk mengukur harapan maupun kepuasan. Untuk mengukur
harapan/ kepentingan (Yi) digunakan skala 5 (lima) tingkat yang terdiri dari :
Sangat Penting, Penting, Cukup Penting, Kurang Pe