SKRIPSI

download SKRIPSI

of 83

Transcript of SKRIPSI

LEMBAR PERSETUJUAN UJIAN PENDALAMAN KOMPETENSI Kami selaku Pembimbing dan Co. Pembimbing telah melakukan bimbingan tugas akhir mulai tanggal 24 / 04 / 2010 dan berakhir tanggal 31 / 07 / 2010 Dengan ini menyatakan bahwa : Nama NPM : : Siti Nuraidah 022007032 Sistem Informasi Akuntansi Pemberian PT. BPRS Amanah Ummah Menyetujui bahwa nama tersebut diatas dapat disertakan mengikuti ujian pendalaman kompetensi yang dilaksanakan oleh pimpinan Program Diploma III Fakultas Ekonomi Universitas Pakuan. Menyetujui,

Judul Tugas Akhir : Pembiayaan Pada

Pembimbing

Co. Pembimbing

(Akhsanul Haq, CMA., CFE., MBA., Ak.) SE.)

(Tiara Timuriana, MM.,

Ketua Prog. Studi Akuntansi

( Hendro Sasongko, MM., Drs., Ak. ) Mengetahui, Ketua Program Diploma III

( H.M. Jamil, Mpd.I., MM., SE. ) ABSTRAKSITI NURAIDAH. NPM 022007032. Sistem Informas Akuntansi Pemberian Pembiayaan Murabahah Pada PT. BPRS Amanah Ummah. Dibawah Bimbingan Akhsanul Haq dan Tiara Timuriana. Perbankan syariah mempunya prinsip bagi hasil yang berbeda dengan prinsip perbankan konvensional, yang ternyata lebih tangguh dan terbukti mampu bertahan pada saat krisis moneter. Bahkan, system perbankan syariah saat ini lebih berkembang dan menjadi alternative menarik bagi kalangan pengusaha sebagai pelaku bisnis, akademisi sebagai penyedia sumber daya menusia dan masyarakat sebagai pengguna jasa perbankan. Seperti bank konvensional, bank syariah juga memberikan jasa-jasa pembiayaan. Jasa-jasa yang diberikan oleh bank syariah jauh lebih beragam dari pada jasa pembiayaan yang dapat diberikan oleh bank konvensional. PT. BPRS Amanah Ummah merupakan salah satu perbankan yang melaksanakan pemberian jasa pembiayaan yang salah satunya adalah pemberian pembiayaan dengan sistem murabahah. Agar pelaksanaan pemberian pembiayaan murabahah berjalan dengan baik maka BPRS Amanah Ummah perlu melakukan system informasi akuntansi pemberian pembiayaan. Dengan adanya system informasi akuntansi pemberian pembiayaan murabahah diharapkan tidak terjadinya pemberian pembiayaan yang nantinya bermasalah. Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, tujuan yang hendak dicapai oleh penulis yaitu untuk mengetahui dan memahami penerapan system informasi akuntansi pemberian pembiayaan merabahah pada PT. BPRS Amanah Ummah. Dalam melaksanakan pengumpulan data, penulis menggunakan metode pengumpulan data primer yaitu pengumpulan data yang dilakukan secara langsung terhadap masalah yang akan dibahas dengan menggunakan teknik survey meliputi wawancara dan observasi dan menggunakan teknik studi kepustakaan. Dalam menganalisa pembiayaan harus dilakukan sesuai dengan prosedur yang sudah ditetapkan seperti prinsip-prinsip pembiayaan, mencari informasi data calon nasabah. Sistem informasi akuntansi pemberian pembiayaan meliputi fungsi-fungsi yang terkait, dokumen yang digunakan, dan prosedur yang diterapkan. Fungsi-fungsi yang terkait meliputi Account Officer, Legal Officer, Komite Pembiayaan, ADMP. Adapun dokumen yang digunakan terdiri dari berupa surat permohonan pembiayaan, dokumen barang-barang yang akan dipesan, dokumen laporan keuangan yang dibuat oleh Account Officer, dokumen memorandum analisa pembiayaan dan hasil pemeriksaan lapangan, dokumen hasil analisa jaminan tanah, bangunan dan kendaraan, dokumen keputusan rapat komite pembiayaan, dasar kesepakatan berita acara perhitungan nisbah murabahah, akad wakalah, dokumen akta perjanjian penyerahan hak milik, akad murabahah, berita acara penandatangan akad, dokumen persetujuan pembiayaan, dokumen pencairan akad. Prosedur yang diterapkan yaitu dimulai dari nasabah dating ke bagian Costumer service dan berakhir pada pencairan dana pembiayaan. Kelemahan dari system informasi akuntansi pemberian pembiayaan murabahah yaitu kurang memadainya smber daya manusia bagian Account Officer dan Legal Officer dalam menangani pembiayaan, yang apabila dilihat pada keadaan saat ini bahwa semakin meningkatnya permintaan untuk pembiayaan dan juga untuk lebih dapat menekan terjadinya pembiayaan bermasalah yang dapat dilakukan dengan lebih intensif dalam memonitoring pembiayaan nasabah. Serta tidak adanya data-data usaha nasabah yang mengajukan pembiayaan yang lebih mendukung seperti catatan laporan keungan, laba-rugi usaha, karena nasabah pembiayaan murabahah kebanyakandari pasar tradisional yang

berekonomi lemah yang berada di sekitar BPRS Amanah Ummah, yang banyak mengajukan pembiayaan murabahah untuk keperluan modal usaha.

Berdasarkan pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa system informasi akuntansi pemberian pembiayaan murabahah pada PT BPRS Amanah Ummah telah dilaksanakan dengan cukup baik. Adapun saran yang dapat diberikan yaitu sebaiknya menambah sumber daya manusia di bagian Account Officer dan Legal Officer yang kompeten dalam menangani pembiayaan, guna menyeimbangkan dengan permintaan pembiayaan yang semakin meningkat. Danjuga bertujuan untuk lebih menekan lagi pembiayaan yang bermasalah serta lebih dapat memperluas pangsa pasar dan diusahakan adanya data-data yang mendukung yang digunakan untuk persyaratan pembiayaan walaupun Account Officer yang menyusun data-data tersebut dengan cara melakukan wawancara dengan nasabah tersebut, dikarenakan kurangnya pemahaman nasabah tentang pembuatan serta penyusunan laporan keuangan.

KATA PENGANTARPuji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala Rahmat dan karunia yang telah dilimpahkan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir ini. Makalah seminar ini, disusun guna memenuhi salah satu syarat dalam mendapat gelar Ahli Madya pada Fakultas Universitas Pakuan. Adapun makalah seminar ini berjudul Sistem Informasi Akuntansi Pemberian Pembiayaan Murabahah pada PT. BPRS Amanah Ummah. Dalam penyusunantugas akhir ini, penulis telah mendapatkan banyak bantuan serta dorongan dari beberapa pihak,untuk itu penulis dengan segenap keikhlasan hati mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Bapak dan Umi tercinta beserta seluruh keluarga besar yang telah memberikan dukungan moril maupun materil. 2. Bapak Prof. Dr. Eddy Mulyadi Soepardi, MM., SE., Ak. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pakuan Bogor. 3. Bapak H.M. Jamil M.Pd.I., MM., SE. selaku Ketua Program Diploma III Fakultas Ekonomi Universitas Pakuan Bogor.

4. Bapak Hendro Sasongko, MM., Drs., AK. Selaku Ketua Program Akutansi Diploma III Fakultas Ekonomi Universitas Pakuan Bogor. 5. Ibu Tiara Timuriana, MM., SE. selaku sekretaris jurusan Program Studi Akuntansi Diploma III Fakultas Ekonomi Universitas Pakuan Bogor. 6. Ibu Lia Dahlia Msi., SE. selaku Koordinator Seminar Program Diploma III Fakultas Ekonomi Universitas Pakuan Bogor.

7. Karyawan

PT.

BPRS

Amanah

Ummah,

Ibu.

Dian

Muslihah

(Personalia), Bapak. Eka Mulyadi (IA), Ibu. Rieke (AO), Bapak. Zeni (ADMP) yang telah membantu dalam penulisan makalah seminar ini. 8. Kakanda Ade Subadri, A.Md.Kom. yang telah memberikan bantuan dalam penyelesaian makalah seminar ini. 9. Wafa Fadjriah, A.Md. yang selalu memberikan bantuannya dalam penulisan makalah seminar ini. 10. Teman- teman kelas A dan B Akuntansi Diploma III Angkatan 2007 yang telah memberikan motivasi, dukungan serta bantuannya dalam penyusunan makalah ini. 11. Teman teman Kelembagaan Himpunan Mahasiswa Diploma Fakultas Ekonomi Universitas Pakuan yang telah banyak

membantu dalam penyusunan makalah seminar ini. 12. Kamaludin serta Yasin Makmur yang selalu memberikan motivasi, dukungan dan bantuannya dalam penulisan makalah seminar ini.

13. Semua pihak yang terkait yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu. Semoga Allah SWT membalas segala amal baik yang telah diberikan kepada penulis. Saran dan kritik yang membangun untuk penyempurnaan tugas akhir ini, sangat penulis harapkan. Semoga Makalah seminar ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.

Bogor, 2010

Juli

Siti Nuraidah

DAFTAR ISIHal JUDUL. LEMBAR PERSETUJUAN ABSTRAK... KATA PENGANTAR. DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I i ii iii iv v vii ix x

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang .. 1 1.2. Perumusan dan Identifikasi Masalah. 5 1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 6 1.3.1. Tujuan Penelitian 6

Kegunaan Penelitian... 6 1.4. Obyek Penelitian, Lokasi Penelitian, Waktu pelaksanaan Magang... 7 1.4.1. Obyek Penelitian. 7 1.4.2. Lokasi Penelitian. 7 1.4.3. Waktu Pelaksanaan Magang 8 1.5. Metode Pengumpulan Data. 81.3.2.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Informasi Akuntansi 10 2.1.1. Pengertian Sistem........... 10 2.1.2. Pengertian Informasi... 10 2.1.3. Pengertian Akuntansi.. 11 2.1.4. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi.. 12 2.1.5. Siklus Pemprosesan Transaksi. 13 2.1.6. Teknik-teknik Sistem.. 15 2.2. Pemberian Pembiayaan Murabahah 20 2.2.1. Jual Beli... 20 2.2.2. Pengertian Pembiayaan 20 2.2.3. Pengertian Murabahah 21 2.2.4. Ketentuan Umum Akad Murabahah... 22 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1. Sejarah Pendirian PT.BPRS Amanah Ummah 24 3.2. Struktur Organisasi PT.BPRS Amanah Ummah. 26 3.3. Kegiatan Usaha PT.BPRS Amanah Ummah.. 34 HASIL DAN EVALUASI 4.1. Hasil Magang.. 39 4.1.1. Pembiayaan Pada PT BPRS Amanah Ummah... 39 4.1.1.1. Dasar Petimbangan Pemberian Pembiayaan.. 40 4.1.1.2. Pembiayaan yang tidak dapat Dipertimbangkan (ditolak) 41 4.1.1.3. Prinsip-Prinsip Pembiayaan.. 42 4.1.1.4. Analisa Pembiayaan. 44 4.1.1.5. Tahap Penilaian Permohonan Proposal Pembiayaan.. 45 4.1.1.6. Langkah-langkah Analisa Pembiayaan 46 41.1.7. Jaminan atau Agunan Pembiayaan 47 4.1.2. Pembiayaan Bermasalah... 50 4.1.2.1. Penyebab Pembiayaan Bermasalah 50 4.1.2.2. Nilai Kolektibilitas Mutu

BAB III

BAB IV

Pembiayaan. 51 4.1.2.3. Langkah-langkah Penanganan Pembiayaan Bermasalah. 52 4.1.3. Pembiayaan Murabahah pada PT BPRS Amanah Ummah 53 4.1.3.1. Ketentuan Pembiayaan Murabahah 53 4.1.3.1.1. Ketentuan Umum Pembiayaan Murabahah... 54 4.1.3.1.2. Ketentuan Pembiayaan Murabahah Kepada Nasabah 55 4.1.3.2. Manfaat Pembiayaan Murabahah.. 56 4.1.3.3. Resiko Pembiayaan Murabahah 56 4.1.4. Sistem Informasi Akuntansi Pemberian Pembiayaan pada PT BPRS Amanah Ummah 57 4.1.4.1. Fungsi-fungsi yang Terkait 57 4.1.4.2. Dokumen-dokumen yang Digunakan. 59 4.1.4.3. Prosedur yang Digunakan. 63 4.2. Contoh Impementasi Pemberian Pembiayaan Murabahah Pada PT BPRS Amanah Ummah.. 68 4.3. Kajian Terhadap Sistem Informasi Akuntansi Pemberian Pembiayaan Murabahah pada PT BPRS Amanah Ummah... 71 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan 76 5.2. Saran.. 77

JADWAL PENELITIAN DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR TABEL Tabel 1. Tabel 2. Hal : Bentuk-bentuk Simbol 19 : Analisa Taksasi Jaminan Tanah Dan Bangunan di BPRS Amanah Ummah.. 69

DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Gambar 2. Skema Pembiayaan Murabahah. Flowchat Sistem Informasi Akuntansi Pemberian Pembiayaan Hal 3 67

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Lampiran 2. Lampiran 3. Lampiran 4. Lampiran 5. Lampiran 6. Lampiran 7. Struktur Organisasi Surat Keterangan Riset Syarat Administratif Pengajuan Pembiayaan Surat Permohonan Pembiayaan Dokumen Daftar Barang-barang yang akan Dipesan Untuk Dibelikan Dokumen Laporan Keuangan Yang Dibuat Oleh Account Officer Dokumen Memorandum Analisa Pembiayaan dan Hasil Pemeriksaan Lapangan Lampiran 8. Dokumen Laporan Hasil Analisa Jaminan Tanah dan Bangunan Atau Kendaraan Lampiran 9. Dokumen Memorandum Analisa Pembiayaan Pinjaman Pegawai

Lampiran 10.Dokumen Keputusan Rapat Komite Pembiayaan Lampiran 11.Dasar Kesepakatan Berita Acara Perhitungan Nisbah Murabahah Lampiran 12.Akad Wakalah Lampiran 13.Dokumen Akta Perjanjian Penyerahan Hak Milik dengan Jalan Kepercayaan untuk Kendaraan Lampiran 14.Surat Kuasa Menjual / Memindahkan Hak untuk Rumah, Bangunan Dan Kios. Lampiran 15.Surat Persetujuan Pelaksanaan Surat Kuasa Menjual / Memindahkan Hak untuk Kios Lampiran 16.Akad Murabahah Lampiran 17.Berita Acara Penandatanganan Akad Lampiran 18.Dokumen Persetujuan Pembiayaan Lampiran 19.Biodata Penulis.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis yang melanda dunia perbankan Indonesia sejak tahun 1997 telah menyadarkan semua pihak bahwa perbankan dengan sistem konvensional bukan merupakan satu-satunya sistem yang dapat diandalkan, tetapi adaa

sistem perbankan lain yang menawarkan prinsip keadilan dan keterbukaan, yaitu sistem Perbankan Syariah. Perbankan Syariah mempunyai prinsip bagi hasil yang berbeda dengan prinsip perbankan konvensional, yang ternyata lebih tangguh dan terbukti mampu bertahan pada saat krisis moneter. Sistem perbankan saat ini lebih berkembang dan menjadi alternative menarik bagi kalangan pengusaha sebagai pelaku bisnis, akademisi sebagai penyedia sumber daya manusia dan masyarakat sebagai pengguna jasa perbankan. Perbankan syariah berfungsi sebagai suatu lembaga intermediasi, yaitu menyerap dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana-dana tersebut kepada masyarakat yang membutuhkan dalam bentuk fasilitas pembiayaan. Perbedaan antara bank syariah terhadap bank konvensional adalah dalam melekukan kegiatan usaha bank syariah tidak berdasarkan bunga tetapi berdasarkan prinsip syariah,bagi hasil prinsip ini pertama kali diatur oleh undang-undang no.7 tahun 1992 dan diperbaharui dengan undang-undang No.10 tahun 1998 yang disebut dengan tegas istilah prinsip syariah. Karena operasinya berpedoman pada ketentuan-ketentuan Syariah Islam, karenanya bank Islam disebut pula Bank Syariah. Seperti bank konvensional, bank Syariah juga memberi jasa-jasa pembiayaan. Jasa-jasa pembiayaan yang diberikan Bank Syariah jauh lebih beragam dari pada jasa-jasa pembiayaan yang dapat diberikan Bank Konvensional. Jasa pembiayaan yang dapat diberikan oleh bank syariah, bukan saja pembiayaan yang disebut dalam istilah perbankan konvensional sebagai kredit, tetapi juga memberikan jasa-jasa pembiayaan yang biasanya

diberikan oleh lembaga pembiayaan (multi finance company), dengan menggunakan piranti-piranti keuangan yang mendasarkan pada prinsipprinsip bagi-hasil, prinsip jual-beli, prinsip al wadiah, dan prinsip rahn. Jasa-jasa perbankan Islam yang terkait dengan jasa pembiayaan yang ditawarkan oleh bank syariah salah satunya adalah pembiayaan murabahah. Pembiayaan murabahah merupakan jasa pembiayaan dengan mengambil bentuk transaksi jual-beli dengan cicilan. Pola pelayanan jasa murabahah dengan memakai jenis pembelian berdasarkan pesanan. Pada perjanjian murabahah, bank membiayai pembelian barang atau asset yang di butuhkan oleh nasabahnya dengan membeli barang tersebut dari pemasok barang dan kemudian menjualnya kepada nasabah tersebut dengan menambah suatu mark-up atau tambahan biaya yang dirundingkan dan ditentukan dimuka oleh bank dan nasabah. Adapun prosedur pengajuan pembiayaan pemberian pembiayaan murabahah, nasabah dating ke Bank untuk mengetahui persyaratan dan untuk bernegosiasi dengan pihak bank dan apabila nasabah menyetujui persyaratan dan menyepakati negosiasi yang dilakukan dengan pihak bank maka akan dilakukan akad jual-beli antara nasabah dengan Bank. Pihak Bank akan memproses semua yang diperlukan dalam pemberian pembiayaan murabahah, apabila sudah disetujui pihak Komite maka dari Bank akan membeli barang dari supplier barang (penjual), penjual akan mengirim barang-barang yang diperlukan oleh nasabah ke tempat nasabah. Semua dokumen pembelian barang oleh nasabah akan di berikan kepada pihak bank sebagai bukti pembelian. Jika ada Akad Wakalah maka pihak

Bank mewakilkan pembelian barang-barang yang dibutuhkan oleh nasabah kepada nasabah tersebut dengan jalan kepercayaaan. Bukti pembelian barang-barang yang di beli harus diserahkan pula kepada pihak bank sebagai bukti, jika nasabah benar-benar membeli barang-barang sesuai dengan yang dibutuhkan oleh nasabah. Apabila barang sudah ditangan nasabah dan digunakan sesuai dengan kepentingannya, tinggal nasabah membayar cicilan atau angsuran perbulan sesuai dengan kesepakatan awal yang disepakati bersama. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 1.

Dalam pelaksanaan kegiatan pemberian pembiayaan murabahah diperlukan sebuah system informasi akuntansi yang memadai. Dengan adanya system informasi akuntansi pemberian pembiayaan murabahah diharapkan pelaksanaan kegiatan pemberian pembiayaan murabahah dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Pelaksanaan kegiatan pemberian pembiayaan pada PT. BPRS Amanah Ummah sangat beragam. Akan tetapi pada penulisan makalah ini penulis hanya meneliti system informasi akuntansi pemberian pembiayaan murabahah. Sistem informasi akuntansi pemberian pembiayaan murabahah perlu dilakukan untuk mengindari terjadinya pembiayaan bermasalah. Sistem informasi akuntansi pemberian pembiayaan murabahah sangat berpengaruh terhadap pengeluaran kas. Sistem informasi akuntansi

pengeluaran kas meliputi suatu kegiatan pencatatan dan pengolahan data transaksi baik pengeluaran kas secara tunai maupun pengeluaran kas secara piutang / kredit. Sistem informasi akuntansi pemberian pembiayaan murabahah merupakan salah satu dari rangkaian system informasi akuntansi pengeluaran kas yang ada pada PT. BPRS Amanah Ummah. Dari uraian mengenai pembiayaan murabahah di atas, system informasi akuntansi pemberian pembiayaan murabahah sangat berpengaruh penting dalam perkembangan kegiatan usaha. Untuk menghindari terjadinya pemberian pembiayaan kepada nasabah yang nantinya bermasalah dan juga dapat memudahkan system pencatatan pengeluaran kas untuk pembiayaan murabahah, sehingga modal yang digunakan untuk pembiayaan murabahah dapat terkontrol dengan baik, serta dengan adanya system informasi akuntansi ini juga dapat meningkatkan pelayanan, memudahkan proses transaksi dan pencarian data. Melihat masalah tersebut tentunya banyak sekali data yang harus

dikelola dengan baik dan benar. Berdasarkan hal tersebut, maka untuk menangani dan merealisasikannya dibutuhkan sebuah system informasi akuntansi pemberian pembiayaan murabahah untuk meningkatkan kinerja bank syariah agar terlaksanan dengan baik.

1.2. Perumusan dan Identifikasi Masalah. Sistem pemberian pembiayaan murabahah memiliki resiko yang cukup tinggi, apabila memberikan pembiayaan kepada nasabah yang bermasalah atau yang nantinya bias bermasalah. Salah satu cara untuk

meminimalisasi resiko tersebut yaitu dengan cara mengadakan system informasi akuntansi pemberian pembiayaan murabahah yang akan diterapkan oleh perusahaan. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan tersebut maka penulis dapat mengidentifikasikan masalah yang berhubungan pemberian

pembiayaan murabahah yaitu bagaimana system informasi akuntansi pemberian pembiayaan murabahah diterapkan di PT. Bank Perkreditan Rakyat Syariah Amanah Ummah?

1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.3.1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai penulis dalam melakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui, memahami dan mengaji penerapan sistem informasi akuntansi pemberian pembiayaan murabahah pada PT. BPRS Amanah Ummah. 1.3.2. Kegunaan Penelitian

Melalui penelitian yang penulis lakukan, maka penulis berharap agar penelitian ini memiliki kegunaan sebagai berikut : 1. Kegunaan Teoritis a) Bagi Penulis Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pemikiran dan pengetahuan yang lebih luas mengenai sistem informasi akuntansi khususnya sistem informasi akuntansi pemberian pembiayaan murabahah.

b) Bagi Pembaca Dengan adanya penelitian ini pembaca diharapkan dapat menambah wawasan serta pengetahuan mengenai sistem informasi akuntansi dalam pemberian pembiayaan murabahah dan informasi yag berguna untuk dijadikan referensi dalam penulis makalah yang sama. 2. Kegunaan Praktis Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan

pemikiran dan pengembangan yang dapat berguna bagi perusahaan. Dan juga apat dijadikan bahan pertimbangan untuk memecahkan masalah praktis khususnya mengenai sistem informasi akuntansi pemberian pembiayaan murabahah.

1.4. Objek Penelitian, Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Magang. 1.4.1. Objek Penelitian

Objek Penelitian yang penulis pilih yaitu sistem informasi akuntansi pemberian pembiayaan, khususnya sistem informasi akuntansi pemberian pembiayaan dengan prinsip murabahah (jualbeli). Sistem informasi akuntansi sangat jelas dibutuhkan dalam menangani semua kegiatan operasional perusahaan baik sistem penghimpunan dana,ataupun sistem penyaluran dana. Karena dengan menerapkan sistem informasi akuntansi semua kegiatan operasional

perusahaan akan terlaksana sesuai dengan prosedur dan sistem yang digunakan, serta akan lebih efektif,efisien,dan ekonomis. 1.4.2. Lokasi Pelaksanaan Magang

Tempat Penelitian : PT. Bank Perkreditan Rakyat Syariah Amanah Ummah Alamat Penelitian : Jl. Raya Leuwiliang No. 1 Leuwiliang Bogor. 1.4.3. Waktu Pelaksanaan Magang

Penulis melakukan penelitian pada PT. Bank Perkreditan Rakyat Syariah Amanah Ummah Leuwiliang Bogor dan melaksanakan praktek kerja lapangan (magang) dan penelitian yaitu sejak tanggal 03 Agustus 2009 sampai dengan tanggal 17 September 2009.

1.5. Metode Pengumpulan Data Pengumpilan data primer yang dilakukan secara langsung terhadap masalah yang akan dibahas dan merupakan objek penelitian untuk mendapatkan informasi yang diperlukan dari perusahaan dengan tehnik : 1. Survey Penelitian ini melakukan survey serta pengumpulan data yang relevan dengan penelitian yang dilakukan. Penelitian lapangan ini meliputi : a. Wawancara Penulis mengadakan tanya jawab langsung dan denagn melalui telepon kepada Bagian Marketing dan yang menangani pembiayaan

dan bagian-bagian lain yang mempunyai kaitan langsung dengan penanganan pemberian pembiayaan. b. Observasi Dengan melakukan pengamatan fisik serta peninjauan langsung ke perusahaan untuk mengamati sistem informasi akuntansi pemberian pembiayaan murabahah yang dilaksanakan di perusahaan. 2. Studi Kepustakaan (Library Study) Penelitian ini dilakukan dengan merujuk pada referensi yang mendukung tentang pembahasan dengan membaca, mempelajari, mengkaji serta menelaah teori-teori dan literatur-literatur yang berkaitan dengan penelitian yang bertujuan untuk menghimpun data dan informasi yang relevan dengan topik studi. Studi pustaka ini dimaksudkan untuk melengkapi dan menambah data yang diperlukan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1. Pengertian Sistem Menurut Obrien (2006, 29) Sistem adalah sekompok komponen yang saling berhubungan, bekerja sama untuk mencapai

tujuan bersama dengan menerima input serta menghasilkan output dalam proses transformasi yang teratur. Sistem adalah rangkaian dari dua atau lebih komponen yang saling berhubungan, yang berinteraksi untuk mencapai tujuan. Sistem terdiri dari beberapa subsistem kecil, yang masing-masing melakukan fungsi khusus yang penting untuk dan mendukung bagi sistem yang lebih besar, tempat meraka berada. Romney dan Steinbart (2006, 2) Wing Wahyu Winarno (2006, 1.3) Sistem adalah sekumpulan komponen yang saling bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu. Sistem berfungsi menerima input (masukan), mengolah input, dan menghasilkan output (keluaran). Dari beberapa pengertian tentang sistem di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa sistem adalah jaringan kerja dari beberapa komponen yang saling berhubungan, berkumpul bersama untuk melakukan suatu kegiatan untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu. 2.1.2. Pengertian Informasi

Menurut Zaki Baridwan (2008, 4) Informasi merupakan keluaran (output) dari suatu proses pengolahan data. Output ini biasanya sudah tersusun dengan baik dan mempunyai arti bagi yang menerimanya, sehingga dapat digunakan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan oleh manajemen. Tata Sutabri (2005, 23) informas adalah data yang telah diklasifikasi atau diolah atau diinterpretasi untuk digunakan dalam proses pengambilan keputusan.

Romney dan Steinbart (2006, 11) menjelaskan bahwa informasi adalah data yang telah diatur dan diproses untuk memberikan arti, mengubah data menjadi fakta agar dapat digunakan dalam pengambilan keputusan oleh pihak manajemen. Dari ketiga pengertian mengenai informasi di atas dapat disimpulkan bahwa informasi merupakan hasil dari data yang telah mengalami pemprosesan, yang berguna bagi pihak manajemen dalam pengambilan keputusan. 2.1.3. Pengertian Akuntansi Menurut Reeve et all (2009, 9) Akuntansi (accounting) dapat diartikan sebagai system informasi yang menyediakan laporan untuk para pemangku kepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan. Definisi menurut Accounting principle Board (APB) dalam Statement No.4 disebutkan bahwa Akuntansi adalah sebuah kegiatan jasa (service activity) fungsinya adalah untuk memberikan informasi kuantitatif, terutama yang bersifat finasial, tentang entitas-entitas ekonomi yang dianggap berguna dalam pengambilan keputusan-keputusan ekonomi, dalam penentuan pilihan-pilihan logis diantara tindakantindakan alternative. WinwinYadiati (2007, 1) Menurut Warren, Reeve, Fess (2006, 8) Akuntansi

didefinisikan sebagai informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan. Dari beberapa pengertian di atas disimpulkan bahwa akuntansi adalah penyajian informasi ekonomi mengenai aktivitas ekonomi

kepada pihak yang membutuhkan informasi baik pihak internal maupun eksternal. 2.1.4. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

Romney dan Steinbart (2006, 13) system informasi akuntansi memiliki peranan penting dalam membantu organisasi untuk mempertahankan posisi strategis dan mencapai kesesuaian dengan cara menggunakan perangkat system untuk mengumpulkan data dan mengintegrasikannya sehingga menjadi informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan para manajemen. Sistem informasi akuntansi adalah sebuah system yang memproses data dan transaksi guna menghasilkan informasi yang bermanfaat untuk merencanakan, mengendalikan, dan mengoperasikan bisnis dan menghasilkan informas yang diperlukan oleh para pembuat keputusan. Krimiaji (2005, 4) Sistem informasi akuntansi adalah suatu komponen organisasi yang mengumpulkan, mengklasifikasikan, mengolah, menganalisa dan mengkomunikasikan informasi financial dan pengambilan keputusan yang relevan kepada pihak luar perusahaan (kantor pajak, investor, dan kreditor) dan pihak intern (manajemen). Zaki Baridwan (2008, 3) Berdasarkan pengertian-pengertian di atas disimpulkan bahwa system informasi akuntansi adalah suati system yang melkukan pengumpulan dan pemprosesan data untuk menghasilkan suatu informasi yang berguna bagi para pengguna. 2.1.5. Siklus Pemprosesan Transaksi Samiaji Sarosa (2009, 17) yang mengatakan secara

konvensional system informasi akuntansi dibangun untuk mewadai

siklus transaksi yang berhubungan satu sama lain yang terdiri dari empat (4)siklus, yaitu : 1. Siklus Pendapatan Siklus pendapatan terdiri dari semua aktivitas penjualan dan penerimaan kas, aktivitas yang harus dicatat adalah penerimaan order dari konsumen, penjualan dan penerimaan kas. 2. Siklus Pengeluaran Siklus ini berkaitan dengan pembelian barang dagangan, transaksi-transaksi yang harus dicatat dalam pengeluaran adalah order pembelian, penerimaan barang yang dipesan. 3. Silkus Penggajian Siklus Penggajian meliputi komponen yang diperlukan untuk menghitung gaji kotor pengawai, berbagai potongan dan gaji bersih. Siklus ini sangat dekat dengan fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM). 4. Siklus Manufaktur/Produksi Perusahaan manufaktur memiliki siklus produksi yang

menghasilkan produk yang siap dijual. Sistem informasi akuntansi pada siklus ini harus mampu mencatat penggunaan bahan baku dan tenaga kerja langsung serta mencatat alokasi biaya overhead pabrik. Rama dan Jones (2008, 3-4) proses merupakan seperangkat aktivitas yang dilakukan oleh suatu bisnis untuk memperoleh,

menghasilkan, serta menjual barang dan jasa, Proses bisnis dapat disusun menjadi 3 (tiga) siklus transaksi utama yaitu : 1. Siklus Perolehan/Pembelian (acquilisition/purchasing cycle) Siklus perolehan mengacu pada proses pembelian barang dan jasa. 2. Siklus Konversi (convension cycle) Siklus konversi mengacu pada proses mengubah sumber daya yang diperoleh menjadi barang-barang dan jasa. 3. Siklus Pendapatan (revenue cycle) Siklus pendapatan mengacu pada proses menyediakan barang dan jasa untuk para pelanggan. Romney dan Steinbart (2006, 29) menyatakan bahwa siklus transaksi terdiri dari 5 (lima) siklus transaksi, yaitu : 1. Siklus pendapatan (revenue) mencangkup kegiatan penjulan dan penerimaan dalam bentuk tunai. 2. Siklus pengeluaran (expenditure) mencangkup kegiatan

pembelian dan pembayaran dalam bentuk uang tunai. 3. Siklus penggajian sumber daya manusia (payroll) mencangkup kegiatan mengontrak dan menggaji karyawan. 4. Siklus produksi mencangkup kegiatan mengubah bahan mentah menjadi produk jadi. 5. Siklus keuangan mencangkup kegiatan untuk mendapat dana dari investor dan kreditor dan membayar mereka kembali.

Dari beberapa penggolongan mengenai siklus transaksi dapat disimpulkan bahwa siklus-siklus pemprosesan suatu organisasi terbagi menjadi 4 (empat) yaitu siklus pendapatan, siklus pengeluaran, siklus produksi dan siklus pengajian. 2.1.6. Teknik-teknik Sistem teknik sestem yang berlandasan tujuan

Pengembangan

perusahaan yang jelas merupakan salah satu kunci sekses dari pengembangan sistem informasi akuntasi. Romley dan Steinbart (2006, 183) menyatakan bahwa teknikteknik sistem terdiri dari :1. Diagram arus data (data flow diagram - DFD) sebuah diskripsi

atas sumber dan tujuan data, yang memperlihatkan arus data dalam satu organisasi, proses yang dilakukan atas data tersebut, serta bagaimana data tersebut disimpan.2. Bagan alir (flowchart) program, sebuah deskripsi grafis atas arus

dokumen

dan

informasi

antar-departemen

atau

bidang

tanggungjawab dalam sebuah organisasi.3. Bagan alir (flowchart) system, sebuah deskripsi atas hubungan

antara input, pemprosesan dan output dalam sebuah system informasi.4. Bagan alir (flowchart) program, sebuah deskripsi grafis atas

urutan pengoperasian logis (logis operation) yang dilakukan computer saat menjalankan sebuah program.

Menurut Romney dan Steinbart (2006, 191-193) bagan alir (flowchart) adalah teknik analisis yang dipergunakan secara jelas, ringkas, dan logis. Bagan alir menggunakan serangkaian symbol standar untuk mendeskripsikan melalui gambar prosedur

pemprosesan transaksi yang digunakan perusahaan, dan arus data yang melalui system. Simbol-simbol untuk membuat bagan alir dapat dibagi menjadi empat kategori berikut ini : 1. Simbol masukan/keluaran (input/output symbols) mewakili alat atau media yang memberikan input untuk mencatat output dari suatu pemprosesan.; 2. Simbol pemproses, memperlihatkan jenis alat yang

dipergunakan untuk memproses data atau menunjukan kapan proses diselesaikan secara manual. 3. Simbol penyimpanan (storage symbols) mewakili alat yang dipergunakan untuk menyimpan data yang saat ini sedang tidk dipergunakan oleh sistem. 4. Simbol arus dan lain-lain menunjukkan arus data dan barang, yang juga mewakili statu awal atau akhir bagan alir, waktu keputusan dibuat, dan waktu untuk menambah catatan penjelasan dalam bagan alir. Menurut Romney dan Steinbart (2006, 191) setiap symbol memiliki arti khusus yang dengan mudah dapat dilihat dari bentuknya. Bentuk simbol-simbol tersebut menunjukan dan

mendeskripsikan proses yang dilaksanakan dan input, output, pemprosesan, serta media penyimpanan yang dipergunakan. Bentuk simbol-simbol yang memperlihatkan bagan alir pada Tabel 1. Selain diagram arus data dan bagan alir, juga terdapat teknikteknik bsistem yang lain. Menurut Krismiaji (2005, 82-83) masih terdapat dua (2) teknik-teknik system yaitu : Tabel keputusan (decision tabel), meringkas hasil akhir dari sebuah proses pembuatan keputusan yang berjenjang dan kompleks. Bagan Manajemen proyek (project Management Tools),

merupakan alat yang digunakan untuk membantu menyelesaikan suatu proyek secara tepat waktu.

Berdasarkan

penjelasan

di

atas

mengenai

teknik-teknik

pengembangan sistem dapat diketahui bahwa pada umumnya teknik pengembangan sistem terdiri dari diagram arus data, bagan alir, table keputusan, dan bagan manajemen proyek.

2.2. Pemberian Pembiayaan Murabahah 2.2.1. Jual Beli

Menurut Abdul Ghofur Anshori (2007,100-101) menjelaskan bahwa transaksi pembiayaan di perbankan syariah sangat beragam, salah satunya adalah transaksi atau akad jual beli. Akad jual beli adalah merupakan salah satu cara yang ditempuh bank syariah dalam rangka menyalurkan dana kepada masyarakat, jual beli sebagai sebuah hukum yang mempunyai konsekuensi terjadinya peralihan hak atas sesuatu barang dari pihak penjual kepada pihak pembeli. Jual beli mempunyai landasan hokum yang dapat kita jumpai dalam Al-Quran dan Sunnah yaitu sebagai berikut :a.

Al-Quran Dasar hukum jual beli dapat kita jumpai dalam Surat Annisa ayat 29 yang artinya : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan (jual beli) yang berlaku suka sama suka di antara kamu. b. Sunnah Kegiatan jual beli merupakan kegiatan yang sangat dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW. Dimana sejak masa kecil Beliau telah ikut pamannya untuk melakukan perniagaan.

2.2.2.

Pengertian Pembiayaan

Abdul Dhofur Anshori (2007, 98) Saat ini perbankan syariah tidak hanya melakukan kegiatan penghimpunan dana dari

masyarakat saja, melainkan memberikan pemberian pembiayaan pula kepada masyarakat dengan mengunakan prinsip-prinsip syariah. Pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang di biayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil. Kasmir (2007, 160) Abdul Ghofur Anshori (2007, 98) pembiayaan merupakan penyaluran dana kepada masyarakat atau nasabah, baik dalam bentuk uang atau dalam bentuk penyediaan barang nyata, yang dalam perbankan syariah terdapat dalam transaksi jual beli, sewa menyewa, ataupun bagi hasil. Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pembiayaan adalah penyaluran dana kepada masyarakat berdasarkan persetujuan antara bank dengan nasabah dengan syaratsyarat tertentu. 2.2.3. Pengertian Murabahah

Siti Nurhayati Wasilah (2008,160) Murabahah adalah transaksi penjualan barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli. Zainul Arifin (2009, 28) Murabahah adalah akad jual beli antara bank selaku penyedia barang (penjual) dengan nasabah yang

memesan untuk membeli barang. Bank memperoleh keuntungan jual beli yang disepakati bersama. Murabahah adalah menjual barang dengan harga jual sebesar harga perolehan ditambah keuntungan yang disepakati dan penjual harus mengungkapkan harga perolehan barang tersebut kapada pembeli. Muhammad dan Dwi Suwiknyo (2009, 42) Murabahah adalah salah satu bentuk jual beli bersifat amanah. Bentuk ini berlandaskan pada Al-Hadist dari Suhaib ar-rumi r.a bahwa Rasulullah SAW Bersabda : Tiga hal yang di dalamnya terdapat keberkahan: pertama menjual dengan pembayaran tangguh (murabahah), kedua, muqarradhah (nama lain dari mudharabah) dan ketiga, mencampuri tepung dengan gandum untuk kepentingan rumah, bukan untuk diperjualbelikan. Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa akad Murabahah adalah akad jual beli barang sebesar harga perolehan dengan ditambah keuntungan yang disepakati bersama antara bank dengan nasabah. 2.2.4. Ketentuan Umum akad Murabahah

Menurut Abdul Ghofur Anshori (2007, 102-104) Pembiayaan murabahah mendapatkan pengaturan dalam Pasal.1 angka 13 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang perbankan. Ketentuan secara teknis dapat dijumpai dalam pasal 36 huruf b PBI No.6/24/PBI/2004 tentang Bank Umum yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan Prinsip Syariah, yang intinya menyatakan bahwa bank wajib menerapkan prinsip syariah dan prinsip kehati-hatian

dalam kegiatan usahanya yang meliputi penyaluran dana melalui prinsip jual beli berdasarkan akad murabahah. Ketentuan tentang pembiayaan murabahah yang tercantum dalam Fatwa DSN No.04/DSN-MUI/IV/2000 sebagai berikut : 1. Bank dan nasabah harus melakukan akad murabahah yang bebas riba. 2. Barang yang diperjualbelikan tidak diharamkan oleh syarat Islam. 3. Bank membiayai sebagian atau seluruh harga pembelian barang yang telah disepakati kualifikasinya. 4. Bank membeli barang yang diperlukan nasabah atas nama bank sendiri, dan pembelian ini harus sah dan babas riba. 5. Bank harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian, misalnya jika pembelian dilakukan secara hutang. 6. Bank kemudian menjual barang tersebut kapada nasabah (pemesan) dengan harga beli plus keuntungannya. Dalam kaitan ini bank harus memberitahu secara jujur harga pokok barang kepada nasabah berikut biaya yang diperlukan. 7. Nasabah membayar barang yang telah disepakati tersebut pada jangka waktu yang telah disepakati. 8. Untuk mnecegah terjadinya penyalahgunaan atau kerusakan akad tersebut, pihak bank maengadakan perjanjian khusus dengan nasabah.

9. Jika bank hendak mewakilkan kepada nasabah untuk membeli

barang dari pihak ketiga, akad jual beli murabahah harus dilakukan setelah barang, secara prinsip, menjadi milik bank.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulakn bahwa pembiayaan murabahah adalah penyaluran dana dengan jalan akad jual beli barang yang ditambah keuntungan (margin) yang disepakati bersama antara bank (penyedia barang) dan nasabah (pembeli barang), dan melakukan pembayaran dengan jalan tangguh (angsuran).

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

3.1. Sejarah Pendirian PT.BPRS Amanah Ummah Bank Prekreditan Rakyat Syariah Amanah Ummah atau disingkat dengan BPR Syariah Amanah Ummah adalah salah satu Bank Perkreditan Rakyat Syariah yang tumbuh di indonesia khususnya wilayah Bogor Barat yang beroperasi berdasarkan prinsip-prinsip syariah islam yang bertujuan diantaranya menumbuhkan ekonomi masyarakat atas dasar syariah islam sebagaimana telah diatur dalam undang-undang nomor 10 tahun 1998. Sebagai bangsa yang mayoritas penduduknya beragama islam, maka kehadiran Bank Syariah di Indonesia yang diyakini prinsip-prinsip dan operasionalnya sesuai dengan syarih islamiyah adalah suatu kebutuhan sekaligus suatu keharusan. Hal ini didasarkan pada suatu keyakinan ummat yang kuat bahwa ajaran islam adalah ajaran yang tidak hanya mengatur masalah aqidah dan ahlaq juga mengatur ibadah dan muamalah dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk kehidupan sosial-ekonomi. Akan tetapi dilihat dari realitas kehidupan masyarakatnya yang serba tertinggal baik dilihat dari sisi ekonomi maupun yang lainnya tidak mencerminkan nilainilai syariah. Keadaan ini menimbulkan keprihatinan seorang ulama dan

cendekiawan muslim Bogor, yaitu Bapak KH. Soleh Iskandar (Alm), yang pada saat itu menjabat sebagai Ketua Badan Kerjasama Pondok Pesantren (BKPP) Jawa Barat, beliau mulai merintis pembentukan sebuah lembaga keuangan yang mampu menyentuh sekaligus menolong masyarakat muslim yang hidup di bawah garis kemiskinan. Dalam bebrbagai kesempatan beliau melontarkan gagasan dihadapan sejumlah ulama dan cendikiawan muslim

dan ternyata mendapatkan tanggapan dan dukungan positif. Selanjutnya pada awal januari 1991 secara resmi beliau mengundang sejumlah ulama, cendikiawan dan pengusaha muslim untuk membicarakan pendirian lembaga keuangan yang beroperasi atas dasar syariah islam. Dari pertemuan itu tercapai kesepakatan bahwa sudah saatnya dibentuk lembaga keuangan yang beroperasi atas dasar syariah islam yang nantinya dapat membantu masyarakat muslim khususnya pengusaha muslim yang berekonomi lemah. Mengingat pada saat itu dibentuk Lambaga Swadaya Masyrakat yang berupa gerakan simpan pinjam yang diberi nama Koperasi Ikhwanul Muslimi. Bersama dengan hasil evaluasi tersebut pada pertengahan Januari 1991, pemprakarsa pendapatan informasi bahwa Indonesia Khususnya Jawa Barat telah lahir BPR yang beroperasi berdasarkan syariah. Pada awal Pebruari 1991 dibentuk tim menyusun proposal pendirian Bank Syariah, pada bulan juli 1991 proposal diajukan ke Departemen Keungan Republik Indonesia. Alhamdulillah pada tanggal 16 Desember 1991 terbit izizn prinsip dari Departemen Keungan Republik Indonesia, dan pada tanggal 18 Mei 1992 bertepatan tanggal 02 Muharram 1413 H terbit izin operasional usaha bank. Akhirnya pada tanggal 11 juli 1992 diadakan soft opening sekaligus mulai melakukan operasionalnya. Sedangkan peresmiannya dilaksanakan pada tanggal 8 Agustus 1992 oleh Bapak Bupati Kepala Daerah Tingkat II Kabupaten Bogor. Dengan demikian BPR Syariah Amanah Ummah lahir dan beroperasi dengan semanagat (ghirah)

keagamaan dan keinginan yang kuat untuk memperbaiki kehidupan ekonomi ummat Islam. 3.2. Struktur Organisasi PT. BPRS Amanah Ummah Demi kelancaran dan terciptanya etos kerja yang baik dan bertanggung jawab dalam lingkungan perusahaan maka perlu adanya struktur organisasi. Struktur organisasi memberikan gambaran tugas dan tanggung jawab masing-masing karyawan sesuai dengan bidangnya. Struktur organisasi merupakan susunan yang terdiri dari fungsi-fungsi dan hubungan-hubungan yang menyatakan keeluruhan kegiatan-kagiatan untuk mencapai tujuan. 1. Dewan komisaris Dewan komisaris bertugas melakukan pengawasan umum dan atau khusus serta memberikan nasehat kepada direksi dalam menjalankan perseroan, mempertimbangkan dan memutuskan permohonan

pembiayaan yang diajukan kepada perseroan yang jumlahnya melebihi maksimum yang dapat diputuskan oleh direksi. 2. Direksi Direksi yang bertanggung jawab penuh atas pengurusan perseroan untuk kepentingan dan tujuan perseroan, memimpin usaha BPRS Amanah Ummah baik di dalam maupun diluar pengadilan sesuai dengan Anggaran Dasar. Direksi membawahi : a. Kepala Bidang Operasional Bertanggung jawab kepada Direksi, dan bertanggung jawab untuk merencanakan, maengarahkan, mengontrol serta mengevaluasi

seluruh aktivitas di bidang operasional baik yang berhubungan dengan pihak internal maupun pihak eksternal Bank. Kepala Bidang Operasional membawahi : 1.) Kepala Bagian Sistem Informasi Manajemen (Ka. Bag. SIM) Yang bertanggung jawab kepada Kepala Bagian

Operasional, yang mempunyai tugas : 1. Memelihara dan menjaga data computer beserta backupnya agar selalu dalam keadaan siap dipakai dan terintegritas dengan benar. 2. Melakukan bank cheking (SID) kepada calon nasabah pembiayaan. 3. Melakukan supervise dan pengawasan kantor ks.

Ka.Bag.SIM membawahi : a) Kepala Kantor Kas Kepala Kantor Kas bertanggung jawab kepada Kepala Bagian SIM. Yang mempunyai tugas : 1. Menjalankan operasional kantor kas dengan

pelayanan yang memuaskan kepada nasabah. 2. Menyetujui pengeluaran kas untuk penerikan dana tabungan dalam batas wewenang. 2.) Bagian Pembukuan Bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Operasional, dan mempunyai tugas dan wewenang :

1.

Membuat laporan keungan internal, laba rugi, neraca, laporan keuangan eksternal.

2.

Menyediakan data-data yang dibutuhkan untuk kebutuhan analisis Bank.

3. Membuat, mengarsipkan dan mengamankan bukti-bukti

pembukuan / transaksi keuangan bank. 3.) Head Teller Bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Operasional, yang mempunyai tugas dan wewenang : 1. Membuat laporan kas harian, menerima dan mengeluarkan transaksi tunai sesuai dengan batas wewenangnya. 2. 3. 4. Menerima setoran tabungan. Menerima penarikan tabungan dan pembiayaan. Menerima transaksi tunai dari transaksi-transaksi yang terjadi di bank. Head teller membawahi : a) Teller Bertanggung jawab kepada Head Teller dan mempunyai tugas serta wewenang : 1. Melaksanakan segala transaksi yang sifatnya tunai. 2. Menerima transaksi tunai dari transaksi-transaksi yang terjadi. 3. Memegang kas tunai sesuai dengan kebijakan Bank.

4.) Deposito Bertanggung jawab kepada KABID Operasional yang mempunyai tugas : 1. Memberikan mudharabah 2. Memberikan informasi yang berkaitan dengan hak dan kewajiban kepada nasabah deposito mudharabah atau produk penghimpunan dana yang lain. 5.) Customer Service Bertanggung jawab kepada KABID Operasional, dan mempunyai tugas : 1. Memberikan informasi atau pelayanan kepada nasabah penabung, deposan, dan pembiayaan serta informasi lain yang dibutuhkan nasabah. 2. Memberikan informasi yang berkaitan dengan hak dan kewajiban nasabah. 6.) Inventaris dan personalia Bertanggung jawab kepada KABID Operasional yang mempunyai tugas utama adalah melakukan pemeliharaan dan pencatatan inventaris kantor serta pengaministrasian data dan informasi yang berkenaan dengan karyawan, dan membawahi : a) Cleaning Service Bertanggung jawab kepada bagian inventaris dan personalia yang mempunyai tugas utama memelihara pelayanan kepada nasabah deposito

dan menjaga kebersihan kanton dan lingkungan serta peralatan kerja. b) Satuan Pengaman ( Satpam ) Yang bertanggung jawab kepada bagian

inventaris dan personalia yang mempunyai tugas utama menjaga keamanan dan ketertiban bank serta

lingkungannya. 7.) Administrasi dan keuangan Yang bertanggung jawab kepada KABID Operasional yang mempunyai tugas utama adalah mengelola administrasi layanan umum dan proses pengelolaan biaya-biaya bank. 8.) Kesekretariat Bertanggung jawab kepada KABID Operasional yang mempunyai tugas utama mengelola aktivitas yang

berhubungan dengan Direksi, kesekretariatan dan berhubungan kemasyarakatan. b. Kapala Kantor Cabang Bertanggung jawab kepada kepala Direksi yang mempunyai tugas utama merencanakan, mangarahkan, mengontrol serta

mengevaluasi seluruh aktivitas di kantor cabang di bidang operasional, umum dan personalia serta marketing. c. Kepala Bidang Marketing Bertanggung jawab kepada Direksi yang mempunyai fungsi utama jabatan :

1. Merencanakan, mengarahkan serta mengevaluasi target funding dan financing serta memastikan strategi yang digunakan sudah tepat dalam upaya mencapai sasaran termasuk dalam

menyelesaikan pembiayaan yang bermasalah. 2. Membuat program kerja dan evaluasi terhadap supervisor, ADMP, Legal Officer, gadai dan remedial. Kabid Marketing membawahi : 1.) Supervisor Bertanggung jawab kepada KABID Marketing dan mempunyai tugas utama : 1. Merencanakan, mengarahkan serta mengevaluasi

kinerja Account Officer (AO) dan remedial serta memastikan strategi yang digunakan sudah tepat dalam upaya mencapai sasaran pembiayaan termasuk dalam penyelesaikan pembiayaan bermasalah. 2. Bersama kepala bidang marketing membuat program kerja dan evaluasi terhadap AO dan Remedial. Supervisor membawahi : a) Account officer Bertanggung jawab kepada supervisor dan mempunyai tugas memproses pengajuan

pembiayaan, melakukan analisis kelayakan serta memberikan rekomendasi atas pengajuan

pembiayaan sesuai dengan hasil analisis yang telah dilakukan. b) Remedial Bertanggung jawab kepada supervisor yang mempunyai tugas:1. Melakukan

penjemputan nasabah

dana

setoran dan

angsuran

pembiayaan

menyetokan kepada teller. 2. Menyelesaikan pembiayaan bermasalah

bermasalah bersama dengan supervisor dan AO. c) Administrasi Pembiayaan (ADMP) Bertanggung jawab kepada KABID

Marketing yang mempunyai tugas mengelola administrasi pembiayaan mulai dari pencairan hingga pelunasan dan membuat yang dan

mengagendakan

surat0surat

berkaitan

dengan kegiatan bidang marketing. d) Kepala Bagian Gadai Bertanggung jawab kepada KABID

Marketing yang mempunyai tugas mengawasi bagian Gadai e) Legal officer

Bertanggung

jawab

kepada

KABID

Marketing yang mempunyai tugas melakukan taksasi jaminan pembiayaan. f) Funding Officer Bertanggung jawab kepada KABID

Marketing yang mempunyai tugas menghimpun dana dari masyarakat berupa tabungan maupun deposito. d. Internal Audit Bertanggung jawab kepada Direksi dan fungsi utama jabatan pengawasan atau control pelaksanaan operasional BPRS Amanah Ummah agar sesuai dengan Standar Operasional dan Prosedur yang telah ditetapkan.

Adapun gambaran secara lengkap mengenai struktur organisasi PT. Bank Perkreditan Rakyat Syariah Amanah Ummah dapat dilihat pada Lampiran 1.

3.3. Kegiatan Usaha PT. BPRS Amanah Umma Sesuai dengan fungsi perbankan syariah sebagai lembaga intermediasi penghimpundana dan penyalur dana dan tujuan didirikannya BPR Syariah Amanah Ummah sebagai lembaga yang membantu meningkatkan ekonomi masyarakat muslim, maka produk produk yang ada di BPRS Amanah Ummah.

1. Penghimpunan Dana

Tabungan

adalah

simpanan

pihak

ketiga

pada

bank,yang

penarikannya hanya dapat di lakukan menurut syarat syarat dan cara cara tertentu. a. Tabungan Wadiah Tabungan wadiah dengan akad wadiah yadhomanah,berupa titipan nasabah kepada bank. Bank di beri wewenang untuk mengelola uang dari nasabah tersebut,bila bank mendapat keuntungan maka nasabah akan mendapatkan athoya/ bonus dari keuntungan yang langsung dibukukan pada rekening tabungan penabung setiap bulan. Adapun besarnya bonus di bagi berdasarkan keuntungan yang di dapat dan merupakan kebijakan Bank.b. Tabungan Mudharabah(TAHAROH)

Tabungan yang berfungsi untuk investasi dana bagi masyarakat yang akan melaksanakan ibadah haji dan umroh.Tabungan ini dapat di ambil pada saat nasabah hendak membayar Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH) atau sesuai kesepakatan antara Bank dengan nasabah. Nasabah akan mendapatkan bagi hasil sesuai dengan kesepakatan dengan bank.c.

Deposito Mudharabah Simpanan berupa investasi tidak terikat pihak ketiga pada bank

yang penarikannya hanya dapat di lakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian antara nasabah pemilik dana dengan bank,

jangka waktu tersebut adlah satu, tiga, enam, dan dua belas buan denan bagi hasil sesuai nisbah yang telah disepakati. 2. Penyaluran Dana a. Murabahah (MBA) Akad jual-beli barang antara bank sebagai pemilik barang dengan nasabah seharga pokok barang ditambah dengan marjin (keuntungan) yang telah disepakati.b. Istishna (IST)

Akad jual beli barang atas dasar pesanan antara nasabah dan bank dengan spesifikasi tertentu yang diminta nasabah. Bank akan meminta produsen / kontraktor untuk membuat barang pesanan sesuai permintaan nasabah dan setelah selesai nasabah akan membeli barang tersebut dari bank dengan harga yang telah disepakati bersama. c. Ijarah Akad sewa menyewa atas manfaat suatu barang dan jasa antara pemilik objek sewa (bank) dengan penyewa (nasabah) untuk mendapatkan imbalan berupa sewa atau upah bagi pemilik obyek sewa. d. Mudharabah Akad kerjasama antara Bank sebagai pemilik dana dengan nasabah sebagai pelaksana usaha dimana keuntungan dibagi sesuai nisbah yang disepakati sebelumnya, sedangkan kerugian ditanggung pemilik dana / modal. e. Musyarakah

Akad kerjasama antara bank dengan nasabah untuk usaha tertentu, dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan ketentuan bahwa keuntungan dibagi berdasarkan nisbah yang disepakati sebelumnya, sedangkan kerugian ditanggung oleh para pihak sebesar partisipasi modal yang disertakan dalam usaha. f. Rahn Akad penyerahan barang (emas) dari nasabah kepada bank sebagai jaminan untuk mendapatkan hutang. g. Qord dan Qardul Hasan (QH) Akad pinjaman dana oleh nasabah kepada bank syariah tanpa imbalan dengan kewajiban pihak nasabah mengembalikan pokok pinjaman secara sekaligus atau cicilan dalam jangka waktu tertentu. Qardhul Hasan dananya bersumber dari infaq dan shadaqah, sedangkan Qard bersumber dari modal atau laba bank.

BAB IV PEMBAHASAN

4.1. Hasil Magang 4.1.1. Pembiayaan Pada PT. BPRS Amanah Ummah

Penyaluran dana dalam istilah perbankan syariah biasa disebut dengan pembiayaan. Pembiayaan merupakan kegiatan perbankan syariah yang sangat penting dan menjadi penunjang kelangsungan hidup bank syariah, jika dikelola dengan baik. Dana yang dimiliki bank baik yang berasal dari simpanan, tabungan, deposito, maupun modal selayaknya disalurkan untuk keperluan pembiayaan yang produktif yaitu dalam bentuk pembiayaan dengan memperhatikan kaidah-kaidah aman, lancar dan menghasilkan. Dasar kepercayaan memberikan bahwa pembiayaan kepada nasabah adalah untuk

nasabah

mempunyai

kemampuan

mengembalikan pembiayaan. Bank percaya kepada nasabah, pembiayaan akan dikembalikan sesuai dengan kesepakatan yang telah di sepakati bersama. Pembiayaan dapat dipersamakan dengan penyediaan uang berdasarkan kesepakatan antara bank dengan nasabah, yang mewajibkan pihak nasabah untuk melunasi

kewajibannya setelah jangka waktu tertentu disertai dengan pembayaran sejumlah imbalan.

Bab IV pada intinya menjelaskan mengenai unsure-unsur yang harus diperhatikan dalam pembiayaan pada PT BPRS Amanah Ummah, meliputi : 1. Unsur kepercayaan, yaitu mempercayakan sejumlah dana atau uang untuk dikelola nasabah. 2. Unsur waktu, yaitu adanya jangka waktu pengembalian pembiayaan. 3. Unsur resiko, yaitu akibat yang dapat timbul karena adanya jangka waktu antara pemberian pembiayaan dengan

pelunasannya. 4. Unsur penyerahan, yaitu nilai ekonomi uang atau dana yang dikembalikan pada saat pelunasan nilai sama dengan nilai ekonomi uang pada saat pemberian pembiayaan. Pemberian pembiayaan yang dilaksanakan di BPRS Amanah Ummah yaitu berdasarkan kebijakan PT BPRS Amanah Ummah yang ditulis dalam buku pedoman pembiayaan yang dibuat oleh direksi. 4.1.1.1. Dasar Pertimbangan Pemberian Pembiayaan 1. Bank hanya melakukan hubungan usaha dengan perorangan, perusahaan ataupun kelompok usaha yang mempunyai karakter yang baik, jujur, dan memiliki rasa tanggung jawab secara moral terhadap kewajibannya. 2. Bank tidak mengorbankan kualitas pembiayaan yang semata-mata karena mengejar pangsa pasar yang besar,

margin

keuntungan

yang

tinngi,

persaudaraan,

pertemanan maupun alasan lainnya. 3. Tidak dibenarkan adanya pembiayaan yang disetujui tanpa adanya analisa pembiayaan secara menyeluruh yang dilakukan oleh pejabat pemberi pembiayaan atas dasar integritas tinggi dengan mempergunakan seluruh keahlian yang dimilikinya. 4. Pembiayaan yang telah disetujui tidak boleh dicairkan tanpa adanya suatu perjanjian pembiayaan yang lengkap serta menyatakan kewajiban-kewajiban debitur kepada bank. 5. Bank tidak akan memberikan pembiayaan kepada jenis usaha yang tidak mampu menghasilkan profit margin minimal bagi hasil yang menjadi porsi bank untuk bias menutup biaya bank dan memberikan keuntungan kepada bank dan nasabah itu sendiri.6. Bank tetap berupaya menjaga tingkat pembiayaan

diklasifikasikan (diragukan dan macet) tidak melebihi ambang batas yang telah ditentukan oleh Bank Indonesia (BI). 4.1.1.2. Pembiayaan Yang Tidak Bisa Dipertimbangkan (Ditolak) 1. Pembiayaan yang tidak sesuai dengan prinsip syariah (mengandung unsure judi, riba).

2.

Pembiayaan yang diajukan tanpa didukung dengan informasi keuangan yang memadai, kecuali untuk pembiayaan yang jumlahnya relative kecil dapat disesuaikan seperlunya.

3.

Pembiayaan kepada debitur yang bermasalah pada bank lain.

4.

Pembiayaan yang menurut analisa termasuk beresiko tinggi, yang pada waktunya dapat menjadi pembiayaan bermasalah.

4.1.1.3. Prinsip Prinsip Pembiayaan Untuk menyeleksi pemberian pembiayaan, PT BPRS Amanah Ummah menggunakan prinsip-prinsip pembiayaan sebagai berikut : 1. Prinsip 3 R 1) Return principle (prinsip pendapatan) Bank harus mempertimbangkan apakah

pembiayaan itu akan menghasilkan tambahan pendapatan memenuhi sehingga calon nasabah untuk mampu

kewajibannya

membayar

pembiayaannya.2) Repayment

Capacity

(kemampuan

membayar

kembali) Kemampuan calon nasabah untuk membayar kembali pembiayaan tepat pada waktunya.

3) Risk Bearing (resiko bawaan) Tingkat resiko yang dihadapi usaha yang dibiayai oleh bank. 2. Prinsip 5 C 1) Character (karakter) Kepribadian atau ahlak calon nasabah yang berkaitan dengan niat untuk membayar kembali pembiayaan (willingness to pay) 2) Capacity (kemampuan) Kemampuan calon Nasabah di dalam mengelola usahanya.3) Capital (modal)

Jumlah modal sendiri dari calon nasabah yang diharapkan dapat menanggung resiko usaha. 4) Condition (kondisi) Kondisi pemasaran. 5) Collateral (jaminan) Bentuk dan jenis jaminan disediakan nasabah seandainya nasabah ingkar. 3. Prinsip 4 P 1) Personality (kepribadian) perekonomian, terutama masalah

Kepribadian atau ahlak calon nasabah yang berkaitan dengan niat untuk membayar kembali pembiayaan (willingness to pay) 2) Purpose (tujuan) Tujuan penggunaan pembiayaan 3) Prospect (harapan) Kondisi pemasaran. 4) Payment (pembayaran) Kemampuan calon nasabah untuk membayar kembali pembiayaan tepat pada waktunya. 4.1.1.4. Analisa Pembiayaan Analisa pembiayaan diperlukan agar bank memperoleh keyakinan bahwa pembiayaan yang diberikan dapat dikembalikan oleh nasabah. Pada dasarnya ada 2 aspek yang dianalisa : 1. Analisa terhadap kemauan bayar (analisa kualitatif) Aspek yang dianalisa mencangkup karakter dan komitmen. 2. Analisa terhadap kemampuan bayar (analisa kuantitatif) Pendekatan yang digunakan adalah untuk menentukan kemampuan bayar dan perhitungan kebutuhan modal usaha nasabah adalah dengan pendekatan pendapatan perekonomian, terutama masalah

bersih. Hal-hal yang perlu dilakukan dalam analisa kuantitatif adalah : a. Analisa laba rugi masa lalu (wawancara dan data) b. Hitung semua penerimaan diluar usaha c. Hitung semua biaya diluar kegiatan usaha, seperti keluarga, pendidikan. d. Hitung pendapatan bersih(a+b)-c e. Tentukan perbandingan antara angsuran dengan pendapatan bersih (rasio angsuran)f. Besarnya angsuran maksimal adalah 50% - 70% dari

pendapatan bersihnya. g. Besarnya pembiayaan yang dapat diberikan adalah Rasio X Pendapatan Bersih X Jangka Waktu. 4.1.1.5. Tahapan Pembiayaan Proposal pembiayaan yang diajukan oleh nasabah harus dinilai oleh PT BPRS Amanah Ummah dengan tahapan-tahapan sebagai berikut : 1. Penilaian data calon nasabah Menilai calon nasabah dari identitas dan profit nasabah. 2. Tujuan pembiayaan Menayakan tujuan pembiayaan tersebut di gunakan untuk modal usaha atau untuk keperluan konsumtif, agar tidak terjadi penyalahgunaan pembiayaan. Penilaian Permohonan Proposal

3. Latar Belakang nasabah a. Identitas b. Karakter c. Kualitas manajemen nasabah d. Kegiatan Usaha 4. Penilaian keuangan a. Atas dasar realisasi pembukuan (neraca, rugi/laba, penjualan dan pembelian ). b. Atas dasar proyeksi keuangan adanya rencana peningkatan kapasitas, omset penjualan, dll.) 5. Penilaian agunan Menilai jaminan nasabah apakah dapat memback-up nilai pembiayaan, apabila nasabah cedera janji maka jaminan tersebut akan disita oleh pihak bank sesuai dengan prosedur yang ditetapkan. 6. Kesimpulan dan rekomendasi Kesimpulan dan rekomendasi yang dikeluarkan oleh para komite pembiayaan seperti persetujuan droping, dan pembinaan pembiayaan kepada nasabah. 4.1.1.6. Langkah-langkah Analisa Pembiayaan Untuk mencari informasi data calon nasabah melalui tahapan-tahapan sebagai berikut : 1. Wawancara

Mencari informasi nasabah melalui calon nasabah sendiri. 2. On the spot (kunjungan lapangan) Mencari kebenaran/pembuktian melalui kunjungan ke lapangan/obyek yang akan dibiayai, dan keberadaan nasabah. 3. Analisa Usaha dan Keuangan Meneliti dan menghitung tentang kekuatan usaha nasabah meliputi : bahan baku, pemasaran, proses produksi, persaingan, permodalan, neraca, R/L dll. 4. Checking (informasi) a. Personal Checking (informasi karakter) Informasi tentang calon nasabah melalui tokoh masyarakat atau orang-orang tertentu yang

mengetahui calon nasabah tersebut. Meliputi : karakter, hubungan dengan tetangga, utang piutang. b. Trade Checking (informasi bisnis) Informasi tentang calon nasabah melalui

pelanggan/perusahaan yang berhubungan dengan calon nasabah. Meliputi : kualitas hubungan bisnis, utang piutang, reputasi bisnis dan manajemen. c. Market Checking (Informasi pemasaran)

Informasi tentang pemasaran produk calon nasabah. Meliputi : posisi produk di pasar, volume penjualan, pangsa pasar dan pesaing. d. Bank Checking (informasi Bank) Informasi tentang calon nasabah melalui Bank umum/BPR/BPRS. Meliputi : kualitas hubungan dengan bank, fasilitas yang diperoleh dan kolebilitas.

4.1.1.7. Jaminan/Agunan Pembiayaan Jaminan diminta oleh bank dengan memperhitungkan kemungkinan kegagalan pembiayaan karena factor-faktor di luar dugaan. Jaminan itu sendiri gunanya adalah untuk menghindari resiko kerugian bagi bank atas kegagalan yang mungkin terjadi atas pembiayaan yang diberikan. Pada dasarnya jaminan terdiri dari 2 hal, yaitu : 1. Jaminan Pokok Jaminan yang proporsi nilai ekonominya lebih tinggi dari seluruh kebutuhan jaminan yang diminta oleh bank. Yang dapat diterima sebagai jaminan adalah : a. Barang tidak bergerak Yaitu berupa tanah dan bangunan dengan prioritas utama milik pemohon pembiayaan. Apabila

jaminannya bukan milik pemohon, hendaknya perlu diperhatikan :

1) Sejauh mana hubungan antara pemilik dengan pemohon pembiayaan, menyangkut hubungan

bisnis dan hubungan-hubungan lainnya. 2) Sejauh mana kemungkinan adanya penggunaan pembiayaan baik untuk sebagian maupun untuk keseluruhan oleh pemilik jaminan. b. Barang bergerak, antara lain berupa : 1) Kendaraan Bermotor Dapat diterima sebagai jaminan dengan

memperhatikan hal-hal sebagai beikut : a) Umur kendaraan b) Kondisi fisik kendaraan c) Rasionya dengan plafond pembiayaan d) Dalam hal perpanjangan pembiayaan harus diperhitungkan penyusutan kendaraan tersebut dengan jumlah pembiayaannya, dan sudah diperhitungkan pengganti. c. Logam mulia Logam mulia atau emas dapat diterima sebagai jaminan sepanjang nilainya lebih besar dari platfond pembiayaan. d. Surat berharga untuk adanya jaminan

Dapat diterima sebagai jaminan sepanjang cukup nilainya dan mudah penguasaannya dan pencairannya, seperti : saham, warkat deposito, dll. e. Tagihan Tagihan dapat diterima sebagai jaminan sepanjang : 1) Adanya kepastian pembayarannya 2) Syarat administrative dan yuridis yang menjamin kelancaran pembayaran tagihan tersebut kepada atau melalui bank dapat dipenuhi. 2. Jaminan tambahan Jaminan yang diminta oleh bank untuk menambah kekurangan nilai ekonomi jaminan pokok, seperti jaminan dalam bentuk Avalist (jaminan yang diambil alih dari individu yang siap bertanggung jawab ketika pihak yang bersangkutan wanprestasi). Pada prinsipnya bank tidak menerima jaminan perorangan (personal guarantie). Namun dalam hal-hal tertentu jenis jaminan ini dapat diterima dan hanya bersifat jaminan tambahan (supporting collateral). 4.1.2. Pembiayaan Bermasalah 4.1.2.1. Penyebab Pembiayaan Bermasalah Suatu kondisi pembiayaan di mana terdapat suatu penyimpangan utama dalam pembayaran kembali

pembiayaan yang berakibat terjadi kelambatan dalam

pengembalian, atau diperlukan tindakan yuridis dalam pemgembalian atau kemungkinan potensial loss. Kerugian akibat pembiayaan bermasalah : 1. Pendapatan bank berkurang 2. Biaya pecadangan/CPP 3. Biaya administrative/operasional 4. Personalia/moral 5. Kerugian kesempatan usaha 6. Rentabilitas dan solvebilitas 7. Reputasi 8. Biaya pengacara Penyebab pembiayaan bermasalah : 1. Faktor intern (bank) a. Petugas b. Sistem : character dan capacity : penyaluran, monitoring, dan pelunasan

c. Manajemen: komite, pengurus/pejabat dan aplikasi system. 2. Faktor Ekstern (luar bank) a. Nasabah : character (tidak mau bayar) dan usaha

(tidak mampu bayar) b. Lingkungan: Kebijakan pemerintah, bencana alam, huru-hara, musim, dll. 4.1.2.2. Nilai Kolektibilitas Mutu Pembiayaan

Dalam rangka pengendalian pembiayaan perlu diambil langkah-langkah berdasarkan untuk mengkategorikan Karena itu, pembiayaan pembiayaan-

kelancarannya.

pembiayaan yang ada harus dikumpulkan, di collect dan disusun sesuai criteria tentang masing-masing keadaannya. Pengelompokan pembiayaan berdasarkan keadaan dan kelancarannya sangat perlu dilakukan demi kalancaran tugas-tugas pengendalian pembiayaan yang diberikan kepada nasabah, sehingga sikap dan cara menghadap nasabah pun akan disesuaikan dengan kelancaran

pembiayaannya. Pengkategorian tersebut adalah sebagai berikut : 1. Pembiayaan lancar Adalah pembiayaan yang kewajiban-kewajibannya secara lancar dipenuhi oleh nasabah dan tidak terjadi tunggakan lebih dari 3 bulan. 2. Pembiayaan kurang lancer Adalah pembiayaan yang kewajiban-kewajibannya lebih dari 3 bulan tidak dibayar, tetapi tidak melampaui dari 6 bulan dan pembiayaan tersebut tidak melewati jatuh tempo. 3. Pembiayaan diragukan Adalah pembiayaan yang kewajiban-kewajibannya lebih dari 6 bulan tidak dibayar, tetapi tidak melampaui

dari 27 bulan dan pembiayaan tersebut tidak melewati jatuh tempo lebih dari 3 bulan. 4. Pembiayaan macet Adalah pembiayaan yang kewajiban-kewajibannya tidak dibayar melewati dari 27 bulan dan jatuh tempo pembiayaan lebih dari 24 bulan. Apabila memenuhi syarat kategori pembiayaan macet tersebut harus dikeluarkan dari fortofolio pembiayaan yang harus dihapusbukukan.

4.1.2.3. Langkah-langkah Penanganan Pembiayaan Bermasalah Dibagi kedalam beberapa golongan dalam

penanganan pembiayaan bermasalah, sebagai berikut : 1. Pembiayaan lancer (kol 1) a. b. c. Monitoring Pengelolaan account dan pembinaan debitur Buat surat pemberitahuan 2. Pembiayaan Kurang Lancar (kol 2) a. b. c. Buat surat teguran/peringatan Kunjungan lapangan/collecting Penyelamatan pembiayaan 3. Pembiayaan Diragukan dan Macet (kol 3 dan 4) a. b. Penyerahan account ke bagian remedial (AO) Pemanggilan debitur

c. d. e.

Surat peringatan Penyelamatan dengan membentuk STK (Satuan Tugas Khusus) Upaya penyelamatan pembiayaan 4.1.3. Ummah 4.1.3.1. Ketentuan Pembiayaan Murabahah Murabahah secara teknis perbankannya adalah akad jual-beli antara bank selaku penyedia barang dengan nasabah yang memesan untuk membeli barang. Dari transaksi tersebut bank mendapatkan keuntungan jual-beli yang disepakati bersama. Murabahah merupakan kontrak penjualan dengan basis penangguhan pembayaran (deffered payment) dan harga yang ditentukan dengan dasar fixed-up profit. Harga markup ini bukan dihubungkan dengan penundaan pembayaran, karena jika pihak yang di danai mengalami default pada saat jatuh tempo maka jumlah yang harus dibayar tetap sama. Mark-up sebagai tingkat keuntungan yang diperoleh pimilik dana berkaitan dengan jasanya dalam memperoleh barang dan resiko yang dihadapi dalam upaya perolehan tersebut. 4.1.3.1.1. Ketentuan Umum Pembiayaan Murabahah a) Barang yang diperjualbelikan tidak Pembiayaan Murabahah pada PT BPRS Amanah

diharamkan oleh syariah islam dan akad bebas dari riba

b) Bank membiayai sebagian atau seluruh harga pembelian barang yang telah disepakati

kualifikasinya. c) Bank membeli atas barang nama yang diperlukan dan

nasabah

bank

sendiri,

pembelian ini harus sah dan bebas riba. d) Bank harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian, misalnya jika pembelian dilakukan secara hutang. e) Bank kemudian menjual barang tersebut kepada nasabah (pemesan) dengan harga jual senilai harga beli plus keuntungannya. Dalam kaitan ini bank harus memberitahu secara jujur harga pokok barang kepada nasabah berikut biaya yang diperlukan.f) Nasabah membayar harga barang yang telah

disepakati tersebut pada jangka waktu tertentu yang telah disepakati. g) Jika bank hendak mewakilkan kepada nasabah untuk membeli barang dari pihak ketiga (dengan memakai surat kuasa kepada

nasabah), akad jual-beli murabahah harus dilakukan setelah barang, secara prinsip menjadi milik bank.

4.1.3.1.2. Ketentuan Nasabah a) Nasabah

Pembiayaan

Murabahah

Kepada

mengajukan

permohonan

dan

perjanjian pembelian suatu barang atau asset kepada bank. b) Jika bank menerima permohonan tersebut, maka bank harus membeli terlebih dahulu asset yang dipesannya secara sah dengan pedagang. c) Bank kemudian menawarkan asset tersebut kepada nasabah dan nasabah harus

membelinya sesuai dengan perjanjian yang telah disepakatinya, karena secara hukum perjanjian tersebut mengikat, kedua belah pihak harus membuat kontarak jual-beli. d) Dalam jual-beli bank dibolehkan meminta nasabah untuk membayar uang muka saat menendatangani kesepakatan awal pemesanan. e) Jika nasabah kemudian menolak membeli barang tersebut, biaya riil bank harus dibayar dari uang muka tersebut. f) Jika nilai uang muka kurang dari kerugian yang harus ditanggung oleh bank, bank meminta sisa kerugiannya kepada nasabah.

4.1.3.2.

Manfaat Pembiayaan Murabahah

1. Adanya keuntungan yang muncul dari selisih harga beli dari penjual dengan harga jual kepada nasabah 2. Secara administrasi pembiayaan murabahah sangat sederhana, sehingga memudahkan penanganan

adminstrasi di bank. 4.1.3.3. Risiko Pembiayaan Murabahah PT BPRS Amanah Ummah memperhitungkan risiko yang timbul dari pembiayaan murabahah. Risikoresiko tersebut sebagai berikut : 1. Default atau kelalaian, yaitu nasabah sengaja tidak membayar angsuran. 2. Fluaktuasi harga komparatif, ini terjadi bila harga suatu barang di pasar naik setelah bank membelinya untuk nasabah, bank tidak bias mengubah harga jual beli tersebut. 3. Penolakan nasabah, harga yang dikirim ditolak oleh nasabah karena rusak atau tidak sesuai dengan spesifikasi barang yang dipesan. 4. Dijual, karena bai al-murabahah bersifat jual beli dengan hutang, maka ketika melakukan apapun terhadap asaet miliknya tersebut, termasuk untuk menjualnya. Jika terjadi demikian, risiko untuk default akan besar.

4.1.4.

Sistem

Informasi

Akuntansi

Pemberian

Pembiayaan

Murabahah pada PT. BPR Syariah Amanah Ummah 4.1.4.1. Fungsi-fungsi yang terkait

Fungsi-fungsi yang terkait dalam Sistem informasi Akuntansi Pemberian Pembiayaan murabahah, yaitu : 1. Customer service Customer memberikan pembiayaan service informasi tentang memiliki kepada tanggung calon jawab nasabah pengajuan

syarat-syarat

pembiayaan murabahah dokumen yang dihasilkan di customer service adalah identitas calon nasabah pembiayaan murabahah 2. Account Officer Account Officer memiliki tanggung jawab

memproses pengajuan pembiayaan murabahah calon nasabah, menganalisa kelayakan serta memberikan rekomendasi atas pengajuan pembiayaan sesuai dengan hasil analisis yang telah dilakukan dari wawancara, on the spot (kunjungan lapangan) dokumen yang

dihasilkan adalah profit dan persyaratan nasabah, serta jaminan yang akan digunakan nasabah. 3. Legal Officer Legal Officer memiliki tanggung jawab untuk melakukan taksasi dan penilaian jaminan dan

melakukan on the spot bersama Account Officer dokumen yang dihasilkan adalah hasil analisa taksasi jaminan. 4. Komite Awal Kepala Bidang Marketing Bertanggung jawab memberikan komentar-

komentar tentang pengajuan pembiayaan murabahah calon nasabah dan memberikan persetujuan pencairan pembiayaan dari satu juta rupiah sampai dengan empat juta rupiah. 5. Komite Direksi a. Komisaris Bertanggung jawab memberikan komentar dan pertujuan pencairan pembiayaan lebih dari dua ratus lima puluh juta rupiah. b. Direktur Utama Bertanggung jawab memberikan komentar dan persetujuan pencairan pembiayaan dari dua puluh juta rupiah sampai dengan dua ratus lima puluh juta rupiah. c. Direktur Bertanggung jawab memberikan komentar dan persetujuan pencairan pembiayaan dari empat juta rupiah sampai dengan dua puluh juta rupiah. 6. Administrasi Pembiayaan

Bertanggung

jawab

mengelola

administrasi

pembiayaan, membuat akad-akad yang diperlukan dalam pembiayaan murabahah dan mengelola

pencairan (Dropping) pembiayaan. 4.1.4.2. Dokumen-dokumen yang Digunakan

Dokumen-dokumen yang digunakan dalam system informasi akuntansi pemberian pembiayaan murabahah adalah sebagai berikut : 1. Syarat Administratif Pengajuan Pembiayaan Adalah persyaratan yang wajib dipenuhi oleh nasabah yang akan melakukan pengajuan pembiayaan murabahah. 2. Surat permohonan Pembiayaan Dokumen ini diisi oleh nasabah yang akan mengajukan pembiayaan yang berisi profit nasabah dan ditujukan kepada pimpinan PT. BPR Syariah Amanah Ummah. 3. Dokumen Daftar Barang-barang yang Akan Dipesan Untuk Dibelikan. Dokumen ini diisi oleh nasabah dan

mencantumkan nama barang-barang yang diperlukan oleh nasabah untuk keperluan usahanya yang akan dibelikan oleh pihak Bank.

4.

Dokumen Laporan Keuangan Yang Dibuat Oleh Account Officer Dokumen ini dibuat oleh Account Officer setelah melakukan on the spot ke tempat usaha nasabah dan mewawancarai nasabah, dokumen ini diperlukan dalam memperhitungkan harta bersih nasabah.

5.

Dokumen Memorandum analisa Pembiayaan dan Hasil Pemeriksaan Lapangan Dokumen ini diisi oleh Account Officer yang berisi profil nasabah dan perhitungan laba rugi usaha nasabah.

6.

Dokumen Laporan Hasil Analisa Jaminan Tanah dan Bangunan atau Kendaraan. Dokumen ini berisi data pemohon, data-data jaminan, nilai jaminan yang dibuat oleh Legal Officer dan kesimpulan apakah dapat memback-up pembiayaan atau tidak.

7.

Dokumen Memorandum Analisa Pembiayaan Pinjaman Pegawai Dokumen ini hanya digunakan untuk pegawai jika calon nasabah akan membayar angsuran pembiayaan dengan menggunakan gaji, diisi berdasarkan

wawancara yang diisi oleh Account Officer. 8. Dokumen Keputusan Rapat Komite Pembiayaan

Dokumen ini berisikan tanggapan-tanggapan dari Account Officer sebagai rekomendasi yang dihasilkan dari wawancara dan survey serta dokumen persetujuan dari para komite pembiayaan apakah disetujui atau ditolak. 9. Dasar Kesepakatan Berita Acara Perhitungan Nisbah Murabahah. Dokumen ini diisi oleh nasabah, Administrasi pembiayaan dan Account Officer yang digunakan untuk menyepakati besarnya nisbah. 10. Akad wakalah Dokumen yang digunakan untuk mewakili

pembelian barang-barang yang dipesan dari pihak bank kepada nasabah. 11. Dokumen Akta Perjanjian Penyerahan Hak Milik dengan Jalan Kepercayaan untuk Kendaraan. Dokumen yang digunakan untuk penyerahan jaminan dari nasabah kepada bank untuk persyaratan pembiayaan. kendaraan. 12. Surat Kuasa Menjual / Memindahkan Hak untuk Rumah, Bangunan dan Kios. Dokumen yang berisi perjanjian tertulis antara bank dan nasabah yang apabila nasabah tidak dapat Apabila jaminan tersebut BPKP

membayar kewajibannya (pailit) maka jaminan tersebut jadi hak milik perusahaan apabila jaminan tersebut tanah/bangunan/kios. 13. Surat Pertujuan Pelaksanaan Surat Kuasa Menjual / Memindahkan Hak untuk Kios. Dokumen yang berisi persetujuan dari nasabah apabila tidak dapat mengembalikan pembiayaan. Maka, bank berhak menjual jaminan tersebut. 14. Akad Murabahah Dokumen yang digunakan dalam pelaksanaan akad murabahah yang berisi perjanjian-perjanjian yang berbentuk ketentuan-ketentuan pembiayaan murabahah, pokok akad, biaya-biaya, dll. 15. Berita Acara Penandatangan Akad Dokumen yang digunakan untuk menyepakati dan menyetujui syarat-syarat dari akad murabahah maka dilaksanakan penandatanganan akad. 16. Dokumen Pertujuan Pembiayaan Dokumen ini berisikan besarnya nominal

pembiayaan, biaya-biaya pembiayaan, dan tandangan persetujuan pembiayaan dari para komite pembiayaan. 17. Dokumen pencairan akad Dokumen ini berupa slip pencairan pengambilan dana pembiayaan yang akan diberikan kepada nasabah

setelah penandatanganan akad dan harus dibawa pada saat pencairan yang berfungsi sebagai bukti. 3.2.1.3. Prosedur-prosedur yang Dilaksanakan

Prosedur-prosedur yang ada dalam system informasi akuntansi pemberian pembiayaan murabahah di PT. BPR Syariah Amanah Ummah.1. Nasabah dating ke bagian customer service untuk

menanyakan

persyaratan

pengajuan

pembiayaan

murabahah, customer service menunjukkan dokumen persyaratan pembiayaan dan menunjukkan kepada calon nasabah bagian Account Office yang khusus memproses pengajuan pembiayaan. 2. Bagian Account Officer langsung mengecek untuk

kelengkapan

persyaratan

yang

dibutuhkan

memproses pengajuan pembiayaan. 3. Setelah itu, bagian Account Officer dan Legal Officer melakukan survey ke tempat usaha calon nasabah dan melakukan wawancara dengan calon nasabah, serta melakukan analisa sesuai dengan ketentuan. 4. Account Officer membuat analisa kualitatif dan kuantitatif untuk melihat apakah layak atau tidak untuk diberikan pembiayaan. Usaha yang akan dibantu dengan pemberian pembiayaan minimal usaha tersebut sudah berjalan 2 tahun.

5.

Bagian Legal Officer menganalisa dan mentaksasi / menilai jaminan apakah dapat memback-up nilai pembiayaan yang diminta.

6.

Setelah

itu

bgian

account

Officer

memberikan

dokumen hasil analisa kepada para komite untuk meminta pendapat dan persetujuan untuk dropping apabila telah di setujui para dewan komite. 7. Setelah mendapat persetujuan dari para komite

dokumen langsung dimasukkan ke bagian administrasi pembiayaan untuk diproses pembuatan dokumen dan mempersiapkan pencairan. 8. Setelah dokumen-dokumen yang diperlukan untuk pencairan pembiayaan telah di siapkan, maka bank akan membuat janji dengan nasabah untuk

menandatangani akad-akad serta perjanjian yang harus disepakati. 9. Apabila semua dokumen-dokumen yang diperlukan sudah disepakati dan ditandatangani. Maka pencairan pembiayaan murabahah sudah dapat dilaksanakan 1-2 hari mendatang. Adapun flowchart untuk system informasi akuntansi pemberian pembiayaan murabahah pada PT. Bank

Perkreditan Rakyat Syariah Amanah Ummah dapat dilihat pada Gambar 2.

4.2.

Contoh Impementasi Prosedur Pemberian Pembiayaan Murabahah

Pada PT. BPRS Amanah Ummah. Pak wahyu mempunyai took pakaian yang berada di gedung baru lantai 2 Lw.liang yang dikelola oleh istrinya sendiri. Pak wahyu akan mengajukan pembiayaan dengan akad murabahah ke BPRS Amanah Ummah untuk tambahan modal uasaha pakaiannya karena pak wahyu ingin memperbanyak barang dagangannya dengan menjaminkan tanah dan bangunan yang dia tempati bersama keluarganya. Pak wahyu dating ke bank dengan membawa persyaratan administatif yang diperlukan untuk pengajuan pembiayaan, apabila semua persyaratan administatifnya sudah terlampir maka bagian Account Officer menangani pengajuan pembiayaan dan akan memberikan surat permohonan

pembiayaan dan dokumen daftar barang-barang yang akan dipesan untuk dibelikan yang harus diisi oleh pak wahyu. Setelah itu, bagian account Officer akan melkukan survey ke tempat usaha untuk menganalisa sesuai dengan hasil wawancara dan

menyimpulkan sesuai dengan ketentuan prinsip-prinsip pembiayaan, Account Officer akan membuat laporan keuangan sesuai dengan wawancara. Contoh perhitungan kebutuhan modal usaha : a.perhitungan laba usaha Penjualan usaha Harga pokok barang Biaya usaha Rp.5.000.000 Rp.2.500.000 Rp.1.000.000

Laba usaha b.Perhitungan kemampuan bayar Laba usaha perbulan Pendapatan lain : -Dari istri/suami -lainnya Jumlah pendapatan c.Biaya diluar usaha Kebutuhan rumah tangga Rp.600.000 Biaya pendidikan anak Rp.200.000 Biaya lainnya Rp.200.000 d.Pendapatan Bersih e.Nilai pembiayaan yang dapat diberikan rasio angsuran x Pendapatan bersih x jangka waktu 70% X Rp.1.500.000 x 24 bulan

Rp.3.500.000 Rp.1.500.000 Rp.1.500.000 Rp. 800.000 Rp. 200.000 Rp.2.500.000

Rp.1.000.000 Rp.1.500.000 Rp25.200.000

Setelah melakukan perhitungan maka dapat disimpulkan bahwa untuk nilai pembiayaan maksimal yang dapat diberikan kepada pak wahyu adalah sebesar Rp. 25.200.000 dalam jangka waktu 2 tahun angsuran setelah itu Account Officer akan memasukkan hasil perhitungannya ke dalam dokumen memorandum analisa pembiayaan dan hasil pemeriksaan lapangan. Bagian Legal Officer akan menyiapkan dokumen hasil analisa jaminan tanah dan bangunan yang dijaminkan oleh pak wahyu. Tabel 2. Analisa Taksasi Jaminan Tanah dan Bangunan di BPRS Amanah UmmahNo . 1 2 3 Agunan Tanah Bangunan Depresiasi Total Rp. 74.250.000 Nilai Pasar 60 m2 x Rp. 750.000 = Rp. 45.000.000 45 m2 x Rp. 650.000 = Rp. 29.250.000 Rp. 4.250.000 x 60 % = Rp. 44.500.000 Rp. 4.250.000 x 80% = Rp. 59.400.000 Nilai Likuidasi (60%) Nilai Taksasi 80% Nilai NJOP 60 m2 x Rp. 614.000 = Rp. 36.840.000 45 m2 x Rp. 595.000 = Rp. 26.775.000

Rp. 63.615.000

Diketahui : Misal :

Luas tanah Luas bangunan Nilai pasar SPPT PBB

: 60 m2 : 45 m2

Lt = Rp. 750.000/m2 Lb = Rp. 650.000/m2 Lt = Rp. 614.000/m2

Lb = Rp. 595.000/m2

Setalah itu, bagian Account Officer akan meminta dokumen hasil taksasi jaminan yang dibuat Legal Officer dan semua dokumen tersebut akan disampaikan ke para komite pembiayaan untuk bahan pertimbangan pemberian pembiayaan. Account Officer juga harus membuat laporan hasil wawancara lapangan berisi : 1. 2. 3. 4. 5. Identitas nasabah Profit nasabah (yang menyangkut 5 C) Latar belakang pendidikan Pengalaman Usaha Hubungan dengan perbankan (internal dan external)

6. Sumber pengembalian

7. 8. 9.

Analisa resiko Jaminan Aspek syariah (jenis akad dan jenis peruntukannya)

10. Kesimpulan dan rekomendasi Apabila para komite telah menyetujui pengajuan pembiayaan dan tersebut maka semua dokumen tersebut akan dimasukan ke bagian ADMP (Administrasi Pembiayaan) untuk disiapkan semua dokumen-dokumen yang diperlukan dan setelah semua dokumen yang diperlukan sudah siap maka Account Officer akan menghubungi pak wahyu untuk melkukan kesepakatan serta penandatanganan kesepakatan tersebut, dalam waktu 2

atau 3 hari pembiayaan akan cair dan langsung masuk ke rekening pak wahyu. 4.3. Kajian terhadap Sistem Informasi Akuntansi Pemberian

Pembiayaan Murabahah pada PT. BPRS Amanah Ummah. Tujuan BPRS Amanah Ummah dalam pemberian pembiayaan dengan system murabahah yaitu memberikan pembiayaan kepada masyarakat muslim yang berekonomi lemah yang sangat membutuhkan tambahan modal usaha ataupun lainnya. Sesuai dengan tujuan tersebut, maka PT BPRS Amanah Ummah perlu menyusun dan melakukan system informasi akuntansi dalam memberikan pembiayaan dengan system murabahah. Sistem informasi tersebut dapat membantu memudahkan prosedur pemberian pembiayaan dengan system murabahah dan dapat menghindari terjadinya pemberian pembiayaan kepada nasabah yang bermasalah sehingga tidak menjadi pembiayaan bermasalah. Seperti telah di sebutkan system informasi akutansi pemberian pembiayaan adalah untuk membantu prosedur pemberian pembiayaan dengan sistem murabahah.Adapun prosedur pemberian pembiayaan dengan system murabahah sesuai dengan peraturan yang telah di tetapkan.Droping atau pencairan pembiayaan bisa di lakukan kurang lebih 2 minggu setelah Account Officer telah melakukan pengecekan persyaratan calon nasabah, melakukkan survey kelokasi dan wawancara dengan calaon nasabah.Setelah itu,Account Officer membuat analisa kualitatif dan kuantitatif untuk melihat layak atau tidak mendapatkan pembiayaan apabila dinyatakan layak maka

dokumen hasil analisa tersebut langsung diberikan kepada komite kabid marketing untuk di mintai pendapat apabila plafon pembiayaan itu lebih dari lima juta rupiah, maka harus diketahui oleh komite Direksi. Apabila setelah mendapatkan persetujuan dari para komite dokumen langsung dimasukan ke bagian Administrasi Pembiayaan untuk diproses pembuatan dokumen yang diperlukan untuk droping atau pencairan. Setelah dokumen siap maka tinggal melakukan kesepakatan antara bank dan nasabah serta

penandatanganan akad sesuai dengan perjanjian, setelah semua selesai 1 sampai 2 hari setelah penandatanganan akad pembiayaanpun droping atau cair. Sistem informasi akuntansi ini juga berfungsi untuk menghindari terjadinya pemberian pembiayaan kepada calon nasabah yang nantinya bermasalah juga dapat meninjau pembiayaan nasabah yang bermasalah serta memudahkan dalam mengontrol angsuran nasabah yang disetor ke rekening tabungan nasabah yang nantinya pihak bank akan memotong saldo tabungan nasabah untuk membayar angsuran pembiayaan nasabah. Sistem informasi yang dilakukan di PT BPRS Amanah Ummah telah dilaksanakan dengan cukup baik, terbukti dari adanya pembagian tugas dan wewenang yang jelas untuk setiap bagian. Pemberian pembiayaan murabahah yang ditangani BPRS Amanah Ummah tidak selalu lancer ada pula pembiayaan yang macet, pembiayaan yang macet dapat disebabkan oleh 2 faktor yaitu factor intern dan factor ekstern. Tetapi pembiayaan murabahah yang menjadi macet tersebut lebih banyak dikarnakan dari factor extern, baik dari factor nasabah, yaitu character (tidak mau bayar) dan usaha

(tidak mampu bayar), ataupun dari factor lingkungannya seperti bencana alam, huru-hara, kebijakan pemerintah. Untuk menghindari pembiayaan kurang lancer atau macet maka pihak bank atau khususnya bagian marketing seperti Account Officer selalu memonitoring usaha nasabah pembiayaan dan melakukan pembinaan debitur, dan apabila ada pembiayaan yang kurang lancer maka pihak bank akan membuat surat teguran/peringatan, kunjungan lapangan serta penyelamatan pembiayaan. Jika pembiayaan tersebut sudah masuk dalam kategori diragukan dan macet (kol 3 dan 4) maka tugas bagian Account Officer, kepala Kabid Marketing dan remedial untuk menyelesaikan pembiayaan bermasalah dan jika kegagalan pembiayaan terjadi dikarenakan seperti penurunan omset usaha nasabah, maka pihak bank akan merevitalisasi pembiayaan murabahah nasabah seperti rescheduling yaitu penjadwalan kembali, perubahan pada jadwal angsuran pembayaran nasabah, jumlah angsuran pembiayaan, jangka waktu pembiayaan. Dan jika kegagalan pembiayaan terjadi dikarnakan factor dari nasabah yaitu character (yang tida mau bayar) maka pihak akan langsung melakukan eksekusi seperti likuiditasi usaha, parate eksekusi, litigasi. Penghapusan pembiayaan atau writoff akan dilakukan apabila nasabah tersebut sudah betul-betul dalam keadaan tidak berkemampuan lagi, demikian juga dengan pihak yang ikut sebagai avalist seperti mustahik zakat, nasabah yang meninggal dunia dan nasabah yang terkena musibah. Nasabah pembiayaan yang dihapuskan tersebut jika sudah pernah terjadi

realisasi angsuran, maka angsuran tersebut akan dimasukkan kedalam pos cadangan penghapusan piutang. Hasil kajian terhadap system informasi akuntansi pemberian pembiayaan murabahah di BPRS Amanah Ummah telah dilaksanakan dengan cukup baik terbukti dengan adanya prosedur-prosedur yang dilaksanakan dalam pemberian pembiayaan khususnya dengan system murabahah dan adanya pembagian tugas serta wewenang yang jelas serta di lengkapi dengan dokumen-dokumen yang sudah sesuai dengan ketentuan perbankan syariah. Namun demikian terdapat kelemahan-kelemahan, yaitu kurang memadainya sumber daya manusia pada bagian Account Officer dan Legal Officer yang menangani pembiayaan. Apabila dilihat pada keadaan saat ini bahwa semangkin meningkatnya permintaan pembiayaan. Penambahan Account Officer dan Legal Officer juga dapat lebih menekan terjadinya pembiayaan bermasalah dengan cara lebih intensif memonitoring usaha nasabah pembiayaan, serta melakukan pembinaan kepada nasabah pembiayaan murabahah sehingga apabila terjadi masalah dengan pembiayaan murabahah nasabah dapat secepatnya dilakukan upaya penyelamatan pembiayaan yang dapat meminimalisasi pembiayaan

bermasalah. Serta kelemahan dari factor extern adalah kurangnya pemahaman nasabah tentang penyusunan laporan keuangan seperti laporan laba-rugi usaha, dikarenakan sebagian besar nasabah yang mengajukan pembiayaan adalah pedagang-pedagang di pasar tradisional yang

berekonomi lemah yang berada di sekitar BPRS Amanah Ummah, yang banyak mengajukan pembiayaan murabahah untuk keperluan modal usaha,

maka dari itu bagian Account Officer yang akan membuat laporan keuangan nasabah tersebut. Karena laporan tersebut adalah salah satu persyaratan pengajuan pembiayaan yang digunakan untuk menganalisa jumlah pembiayaan serta untuk menghitung kemampuan angsuran pembiayaan perbulannya.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1

Simpulan Berdasarkan pembahasan yang telah dikemukakan, maka penulis

dapat menarik simpulan bahwa pelaksanaan system informasi akuntansi pemberian pembiayaan murabahah pada PT BPRS Amanah Ummah telah dilaksanakan dengan baik dan memadai. Hal tersebut ditunjukan oleh : 1. Pelaksanaan system informasi akuntansi pemberian pembiayaan murabahah dilakukan dengan adanya pemisahan fungsi yang terkait, dokumen yang digunakan dan penerapan prosedur pemberian pembiayaan murabahah. 2. Fungsi-fungsi yang terkait dalam system informasi akuntansi pemberian pembiayaan murabahah pada PT BPRS Amanah Ummah meliputi bagian Kabid Marketing meliputi Account Officer, Legal Officer, administrasi Pembiayaan, Kabid Operasional seperti Kabg SIM, Teller, serta Dewan Direksi.3. Dokumen yang digunakan untuk pembiayaan murabahah pada PT

BPRS Amanah Ummah ysitu berupa surat permohonan pembiayaan,

dokumen barang-barang yang akan dipesan, dokumen laporan keuangan yang dibuat oleh Account Officer, dokumen memorandum analisa pembiayaan dan hasil pemeriksaan lapangan, dokumen hasil analisa jaminan tanah, bangunan dan kendaraan, dokumen keputusan rapat komite pembiayaan, dasar kesepakatan berita acara perhitungan nisbah murabahah, akad wakalah, dokumen akta perjanjian penyerahan hak milik, akad nurabahah, berita acara penandatanganan akad, dokumen persetujuan pembiayaan, dokumen pencairan akad. 4. Prosedur yang diterapkan dalam system informasi akuntansi pemberian pembiayaan murabahah pada PT BPRS Amanah Ummah melip