Skrip Si

142
ANALISIS PENGARUH STRUKTUR GOVERNANCE DAN INTERNAL CONTROL TERHADAP FEE AUDIT EKSTERNAL (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2011) Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh: DEVIANA DEWI PRASTUTI NIM: 109082000148 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434 H/2013 M

description

enjoy

Transcript of Skrip Si

Page 1: Skrip Si

ANALISIS PENGARUH STRUKTUR GOVERNANCE DAN INTERNAL

CONTROL TERHADAP FEE AUDIT EKSTERNAL

(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia Tahun 2009-2011)

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

DEVIANA DEWI PRASTUTI

NIM: 109082000148

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1434 H/2013 M

Page 2: Skrip Si

ii

ANALISIS PENGARUH STRUKTUR GOVERNANCE DAN INTERNAL CONTROL

TERHADAP FEE AUDIT EKSTERNAL

(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Go Public yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia 2009-2011)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Disusun Oleh:

Deviana Dewi Prastuti

NIM: 109082000148

Dibawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. Ahmad Rodoni Rahmawati SE., MM

NIP. 19690203 200112 1 003 NIP. 19770814 420064 2 003

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1434 H/2013 M

Page 3: Skrip Si

iv

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Hari ini Kamis, 20 Juni 2013 telah dilaksanakan Ujian Skripsi atas mahasiswa:

1. Nama : Deviana Dewi Prastuti

2. NIM : 109082000148

3. Jurusan : Akuntansi/Audit

4. Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Struktur Governance dan Internal

Control Terhadap Fee Audit Eksternal (Studi Empiris Pada perusahaan

Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indoensia Tahun 2009-2011).

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang

bersangkutan selama proses ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa

tersebut di atas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 20 Juni 2013

1. Yulianti, SE.,M.Si ( )

NIP. 19820120 200912 2 004 Ketua

2. Dr. Rini, M.Si.,Ak. ( )

NIP. 19760315 200501 2 002 Sekretaris

3. Hepi Prayudiawan, SE.,MM.,Ak ( )

NIP. 19720516 200901 1 006 Penguji Ahli

4. Prof. Dr. Ahmad Rodoni ( )

NIP. 19690203 200112 1 003 Pembimbing I

5. Rahmawati, SE., MM. ( )

NIP. 19770814 200604 2 003 Pembimbing II

Page 4: Skrip Si

v

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama : Deviana Dewi Prastuti

No. Induk Mahasiswa : 109082000148

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Jurusan : Akuntansi

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penelitian skripsi ini saya:

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan

mempertanggungjawabkan

2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah orang lain

3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli

atau tanppa izin pemilik karya

4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data

5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggungjawab atas

karya ini

Jika di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan melalui

pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang ditemukan

bukti bahwa saya telah melanggar peryataan diatas, maka saya siap untuk dikenai

sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Jakarta, 10 Mei 2013

Deviana Dewi Prastuti

Page 5: Skrip Si

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama Lengkap : Deviana Dewi Prastuti

2. Tempat Tanggal Lahir : Klaten, 14 Desember 1990

3. Alamat : JL. Pondok Pinang V RT.012/002 No.164

Kebayoran Lama Jakarta Selatan

4. Telepon : 089630953294

5. Email : [email protected]

II. PENDIDIKAN

1. TK ISLAM FITRIA Jakarta Tahun 1996-1997

2. SD Negeri 03 PAGI Jakarta Tahun 1997-2003

3. SMP Negeri 87 Jakarta Tahun2003-2006

4. SMK Negeri 6 Jakarta Tahun 2006-2009

5. Strata 1 (S1) Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Ekonomi

dan Bisnis (FEB) Jurusan Akuntansi Tahun 2009-2013

III. PENDIDIKAN NON FORMAL

1. Lembaga Pendidikan Bahasa Inggris International English Center (IEC),

2001-2003

Page 6: Skrip Si

vii

IV. PENGALAMAN ORGANISASI

1. Anggota PASKIBRA SMP Negeri 87, periode 2003-2004

2. Anggota Saman UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, periode 2010-2011

3. Anggota BEM Jurusan Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

periode 2010-2011

V. SEMINAR DAN WORKSHOP

1. Talkshow oleh BEMJ Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

“Pemberantasan Korupsi bersama KPK”, 9 September 2009.

2. Diskusi Publik oleh BEMJ Farmasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

“Kosmetik yang Aman untuk Kecantikan yang Alami”, 5 Desember

2009.

3. Diskusi Publik oleh BEMJ Manajemen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

“Kemana Arah Isu Kasus Century: Polemik dan Perang Persepsi”, 23

Desember 2009.

4. Seminar Nasional oleh Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, “Peran Asuransi Dalam Era Globalisasi”, 20 Mei

2010.

VI. KEPANITIAAN

1. Company Visit oleh BEMJ Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

sebagai divisis kesekretariatan, “Visit to Bursa Efek Indonesia and

Museum Bank Indonesia”, 28 Desember 2010.

2. Accounting Fair 2011 oleh BEMJ Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta sebagai divisi acara, 4-8 April 2011.

3. Workshop Audit Perpajakan dan Pelatihan Accurate 2011 oleh BEMJ

Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai divisi acara,

“Enhance your ability and understand in presenting and detecting the

fraudulent tax and upgrade your skill”, 24 dan 26 Mei 2011.

Page 7: Skrip Si

viii

VII. PENGALAMAN KERJA

1. Praktek Kerja Lapangan (PKL) SMK Negeri 6 Jakarta di PT. Telkomsel

Area Jabodetabek dan Jabar Bulan Januari-Februari 2008.

2. Kuliah Kerja Sosial Bebas Terkendali (KKS-BT) UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta di Baitul Maal Wattamwin (BMT) Mirla Syariah,

Jakarta Timur Bulan Juli-Agustus 2012

.

VIII. LATAR BELAKANG KELUARGA

1. Ayah : Suparno

2. Tempat Tanggal Lahir :Klaten, 20 Januari 1961

3. Ibu : Indiarti

4. Tempat Tanggal Lahir : Klaten, 9 November 1968

5. Alamat : JL. Pondok Pinang V RT.012/002 No.164

Kebayoran Lama Jakarta Selatan

6. Anak Ke dari : 1 dari 3 bersaudara

Page 8: Skrip Si

ix

ABSTRACT

Analysis of Influence Structure Governance and Internal Control to

The External Audit Fee

The research purposes to analyze the influence of structure governance

(board commissioner and audit committee) and internal control to the external

audit fee. This research used secondary data from annual reports and financial

reports of manufacturing industry which listed in Indonesian Stock Exchange

(IDX) during 2009-2011 period. This study used purposive sampling method and

used multiple linear regression as the analysis instrument. Before being

conducted the regression test, it is examined by using the classical assumption

tests.

The research indicates that the independent commissioner and the size of

the board commissioner influences significantly on the external audit fees.

Internal control influences significantly on the external audit fees. The

independence of the audit committee, the size of the audit committee and the

meeting intensity of the audit committee don’t influence significantly the external

audit fees.

Keywords : fee audit, structure governance,internal control, board commissioner,

audit committee

Page 9: Skrip Si

x

ABSTRAK

Analisis Pengaruh Struktur Governancedan Internal Control terhadap

Fee Audit Eksternal

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh struktur governance

(dewan komisaris dan komite audit) dan internal control terhadap fee audit

eksternal. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang berasal dari laporan

tahunan dan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia selama periode 2009-2011. Penelitian ini menggunakan metode

purposive sampling dan menggunakan alat analisis regresi linear berganda.

Sebelum dilakukan uji regresi, data terlebih dahulu diuji menggunakan uji asumsi

klasik.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa independensi dewan komisaris,

ukuran dewan komisaris dan ukuran perusahaan mempunyai pengaruh signifikan

terhadap fee audit eksternal. Internal control mempunyai pengaruh signifikan

terhadap fee audit eksternal. Sedangkan, independensi komite audit, ukuran

komite audit dan intensitas pertemuan komite audit tidak signifikan terhadap fee

audit eksternal.

Kata kunci : fee audit, struktur governance, internal control, dewan komisaris,

komite audit

Page 10: Skrip Si

xi

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala

Rahmat dan Karunia yang telah diberikan Nya. Berkat limpahan serta rahmat dan

karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis

Pengaruh Struktur Governence dan Internal Control terhadap Fee Audit

Eksternal” berjalan dengan baik.

Adapun tujuan dari penyusunan skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat

untuk meraih gelar Sarjana Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari bahwa segala kerja

keras demi terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari dukungan, dorongan

serta bantuan berbagai pihak baik moril maupun materil. Oleh karena itu dalam

kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sedalam-

dalamnya kepada:

1. Orang Tuaku tercinta Bapak Suparno dan Mama Indiarti yang telah

memberikan kasih sayang, semangat dan doa yang tak pernah putus serta

telah rela berkorban segalanya dalam memberikan arahan, nasihat dan

kebebasan dalam menentukan jalan hidup.

2. Adikku tercinta Firman Yulianto, Indah Febrianti serta keluargaku yang telah

menyemangati dan memberikan banyak inspirasi serta do’a terbaiknya

kepada penulis dan menyelesaikan skripsi ini.

3. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni selaku Dosen Pembimbing Skripsi I yang

telah bersedia meluangkan waktu ditengah kesibukkannya untuk memberikan

bimbingan, arahan, dan memberikan banyak masukan mengenai

perkembangan skripsi ini. Terima kasih atas semua saran yang Bapak berikan

selama proses penulisan skripsi sampai terlaksananya sidang skripsi.

5. Ibu Rahmawati, SE, MM selaku Pembimbing II dan Ketua Jurusan Akuntansi

Fakultas Eonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah

Page 11: Skrip Si

xii

bersedia meluangkan waktu, memberikan bimbingan dalam penulisan skripsi

ini. Terima kasih atas segala bimbingan dan konsultasi yang telah diberikan

selama ini.

6. Ibu Yessi Fitri, SE, Ak,M.Si selaku SekretarisJurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

7. Seluruh dosen dan karyawan yang telah memberikan ilmu, bantuan, perhatian

dan pelayanan yang telah diberikan selama ini.

8. Sahabat-sahabatku tercinta Laila Arvida, Yunila Nurdiani, Ningga

Anindiarina, Asri, dan Isnaini Putri yang selalu bersama saat suka dan duka.

Terima kasih atas dukungan dan kasih sayang yang diberikan kepada penulis.

9. Sahabatku tercinta Fadlun Usman Alhabsyi dan juniorku Dwi Mutia yang

sudah memberikan dukungan, semangat dan kasih sayang kepada penulis.

10. Terima kasih kepada sahabat-sahabatku Rico Hidayatullah, Aziz Afwan dan

Candra Purbyantoro, terima kasih atas dukungan dan doa yang tercurahkan

kepada penulis.

11. Terima kasih kepada teman-teman kelas Akuntansi D angkatan 2009 yang

telah membantu penulis dari semester satu sampai saat ini telah

menyelesaikan skripsi.

12. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna

dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh

karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan

kritik yang membangun dari berbagai pihak.

Jakarta, 19 April 2013

Deviana Dewi Prastuti

Page 12: Skrip Si

xiii

DAFTAR ISI

COVER .......................................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ........................................................ ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ......................... iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI .......................................... iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .................................. v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................... vi

ABSTRACT .................................................................................................. ix

ABSTRAK .................................................................................................... x

KATA PENGANTAR ................................................................................. xi

DAFTAR ISI .............................................................................................. xiii

DAFTAR TABEL .................................................................................... xvii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xix

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1

B. Perumusan Masalah .............................................................. 12

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ............................ 12

1. Tujuan Penelitian ............................................................. 12

2. Manfaat Penelitian ........................................................... 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................... 15

A. Tinjauan Literatur ................................................................. 15

1. Teori Keagenan (Agency Theory) .................................... 15

2. Corporate Governance .................................................... 16

a. Definisi Corporate Governance.................................. 16

b. Prinsip-Prinsip Corporate Governance ...................... 18

c. Manfaat Corporate Governance ................................. 19

d. Struktur Governance ................................................... 20

1) Dewan Komisaris ................................................... 21

2) Komisaris Independen ............................................ 24

Page 13: Skrip Si

xiv

3) Komite Audit .......................................................... 26

3. Internal Control ............................................................... 31

4. Internal Audit ................................................................... 34

a. Definisi Internal Audit ................................................ 34

b. Peran Audit Internal .................................................... 35

c. Tugas dan Fungsi Internal Audit ................................. 36

5. Fee Audit ......................................................................... 37

6. Auditor Eksternal ............................................................. 41

B. Keterkaitan Antar Variabel dan Perumusan Hipotesis ......... 41

1. Independensi komisaris dengan fee audit eksternal ......... 42

2. Ukuran dewan komisaris dengan fee audit eksternal ....... 43

3. Independensi komite audit dengan fee audit eksternal .... 44

4. Ukuran komite audit dengan fee audit eksternal .............. 44

5. Intensitas pertemuan komite audit dengan fee audit

eksternal ............................................................................. 45

6. Keberadaan fungsi internal audit dengan fee audit

eksternal ........................................................................... 46

C. Hasil Penelitian Sebelumnya ................................................ 47

D. Kerangka Pemikiran ............................................................. 52

E. Hipotesis ............................................................................... 54

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................ 56

A. Ruang Lingkup Penelitian .................................................... 56

B. Metode Penentuan Sampel ................................................... 56

C. Metode Pengumpulan Data .................................................. 57

1. Penelitian Pustaka (Library Research) ............................ 57

2. Penelitian Lapangan (Field Research) ............................. 57

D. Metode Analisis Data ........................................................... 58

1. Statistik Deskriptif ........................................................... 58

2. Uji Asumsi Klasik ............................................................ 58

a. Uji Multikolonierista ................................................... 58

b. Uji Autokorelasi .......................................................... 60

Page 14: Skrip Si

xv

c. Uji Heteroskedastisitas ............................................... 60

d. Uji Normalitas ............................................................. 61

3. Uji Hipotesis .................................................................... 61

4. Uji Statsistik ..................................................................... 62

a. Koefisien Determinasi (R2) ......................................... 62

b. Uji Statistik F .............................................................. 63

c. Uji Statistik t ............................................................... 63

5. Operasionalisasi Variabel Penelitian ............................... 64

a. Variabel Dependen ...................................................... 64

b. Variabel independen ................................................... 65

c. Variabel Kontrol ......................................................... 67

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................... 70

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ......................... 70

1. Deskripsi Objek Penelitian .............................................. 70

2. Deskripsi Smpel Penelitian .............................................. 71

B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian ........................................ 73

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ........................................... 74

2. Hasil Pengujian Asumsi Klasik ....................................... 76

a. Hasil Uji Multikolonieritas ......................................... 76

b. Hasil Uji Autokorelasi ................................................ 78

c. Hasil Uji Heteroskedastisitas ...................................... 79

d. Hasil Uji Normalitas ................................................... 80

3. Hasil Pengujian Hipotesis ................................................ 82

a. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) ......................... 82

b. Hasil Uji Statistik F ..................................................... 83

c. Hasil Uji Statistik t ...................................................... 84

BAB V PENUTUP ................................................................................. 97

A. Kesimpulan ........................................................................... 97

B. Implikasi ............................................................................... 99

C. Keterbatasan ....................................................................... 101

D. Saran ................................................................................... 101

Page 15: Skrip Si

xvi

Daftar Pustaka ............................................................................................ 103

Lampiran-Lampiran ................................................................................... 107

Page 16: Skrip Si

xvii

DAFTAR TABEL

No. Keterangan Halaman

2.1 Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu ...................................................... 48

3.1 Operasionalisasi Variabel dan Pengukuran ....................................... 68

4.1 Metode Pengambilan Sampel Penelitian ........................................... 71

4.2 Sampel Penelitian .............................................................................. 72

4.3 Statistik Deskriptif ............................................................................ 74

4.4 Uji Multikolonieritas ......................................................................... 77

4.5 Uji Autokorelasi ................................................................................ 78

4.6 Uji Normalitas (One-Sample Kolmograv Ssmirvon Test) ................. 81

4.7 Uji Koefisien Determinasi (R2) ......................................................... 82

4.8 Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ...................................................... 83

4.9 Uji Statistik t ..................................................................................... 84

Page 17: Skrip Si

xviii

DAFTAR GAMBAR

No. Keterangan Halaman

2.1 Kerangka Penelitian ......................................................................... 52

4.1 Uji Heteroskedastisitas ..................................................................... 79

4.2 Uji Nomalitas Grafik P-Plot ............................................................. 80

Page 18: Skrip Si

xix

DAFTAR LAMPIRAN

No. Keterangan Halaman

1. Data Sampel .................................................................................... 107

2. Hasil Output SPSS ........................................................................... 114

Page 19: Skrip Si

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perekonomian masyarakat saat ini sudah mengalami perkembangan yang

cukup besar, komunikasi data keuangan seperti laporan keuangan dan data

ekonomi lainnya sangat diperlukan oleh organisasi badan usaha. Salah satu

tujuan organisasi badan usaha untuk memperoleh profitabilitas yang tinggi

guna bertahan hidup dan berkembang secara berkelanjutan. Maka diperlukan

tata kelola perusahaan dan pola kepemilikan yang lebih dikenal dengan

corporate governance.

Pentingnya pengungkapan corporate governance bagi perusahaan secara

efisien dan efektif guna mencapai tujuan perusahaan. Pengungkapan

corporate governance yang akurat, tepat waktu, dan transparan dapat

menambah nilai bagi para stakeholders. Jika tidak ada pengungkapan yang

memadai, para stakeholders tidak dapat menyakini bahwa kegiatan

pengelolaan perusahaan oleh manajemen dilakukan dengan cara yang

bijaksana dan hati-hati untuk kepentingan mereka (Hikmahdkk, 2011:2).

Financial Statement atau Laporan Keuangan adalah cerminan dan

kondisi perusahaan karena memuat informasi mengenai laporan kinerja

manajemen, laporan arus kas, dan laporan posisi keuangan. Laporan

keuangan juga menunjukkan kinerja dari manajemen dan merupakan sumber

dalam mengevaluasi kinerja manajemen. Dengan adanya penilaian kinerja

Page 20: Skrip Si

2

manajemen tersebut mendorong timbulnya perilaku menyimpang dari pihak

manajemen (Wibowo, dkk, 2013:2).

Salah satu bentuk perilaku menyimpang dari pihak manajemen adalah

manajemen laba. Manajemen laba merupakan tindakan manajemen untuk

memiliki kebijakan akuntansi dari suatu standar tertentu dengan tujuan untuk

memaksimalkan kesejahteraan atau nilai perusahaan. Tindakan manajemen

laba telah menimbulkan beberapa kasus skandal pelaporan akuntansi dalan

dunia bisnis, antara lain Enron, Merck, World Com dan mayoritas perusahaan

lain di Amerika Serikat. Selain itu, di Indonesia juga terjadi hal serupa,

seperti PT. Lippo Tbk dan PT. Kimia Farma Tbk juga melibatkan pelaporan

keuangan (financial reporting) yang berawal dari terdeteksi adanya

manipulasi (Boediono, 2005:172).

Salah satu kasus audit umum yang dialami oleh PT. Sinar Jaya. Kasus

berwala KAP Jojon & Priyadi mendapatkan penawaran untuk melaksanakan

audit PT. Sinar Jaya. KAP Jojon & Priyadi menunjuk salah seorang

direkturnya, Irwan K., SE, Ak CPA untuk bertanggungjawab atas audit PT.

Sinar Jaya. KAP Jojon & Priyadi mendapatkan referensi dari KAP Bambang

& Basuki untuk mengaudit PT. Sinar Jaya. Oleh karena itu, KAP Bambang &

Basuki mendapatkan sejumlah fee dari PT. Sinar Jaya & KAP jojon &

Priyadi. Selain fee referral dari KAP Jojon & Priyadi, ternyata KAP Bambang

& Basuki juga memperoleh fee dari PT. Sinar Jaya. Fee jenis ini tidak

terdapat dalam aturan etika kompartemen Akuntan Publik No. 503.

Page 21: Skrip Si

3

Dari contoh kasus di atas maka dapat ditarik pertanyaan bagaimana peran

dari keefektifan corporate governance dan internal control sebagai variabel

dalam hal memonitoring manajemen perusahaan. Selain itu, laporan

keuangan juga perlu diaudit oleh auditor eksternal untuk meningkatkan

kepercayaan bagi lingkungan perusahaan. Dalam prosestersebut maka

perusahaan perlu mengeluarkan biaya audit yang disebut fee audit. Peran

corporate governance dan internal control sebagai salah satu bentuk

keandalan pelaporan keuangan perusahaan tentunya juga akan mempengaruhi

besar kecilnya fee audit yang dibayarkan (Wibowo, dkk, 2013:2).

Kasus manipulasi akuntansi tersebut melibatkan banyak pihak dan

berdampak cukup luas. Keterlibatan CEO, komisaris, komite audit, internal

auditor, internal controlsampai kepada eksternal auditor membuktikan bahwa

kecurangan banyak dilakukan oleh orang-orang dalam. Selain dari pihak

perusahaan, eksternal auditor juga harus bertanggung jawab terhadap

merebaknya kasus-kasus manipulasi akuntansi seperti ini (Hardiningsih,

2010:62).

Akuntan publik adalah profesi yang memberikan jasa audit atas laporan

keuangan klien untuk memberikan jaminan kepada pemakai laporan

keuangan bahwa laporan keuangan tersebut telah disusun sesuai dengan

standar akuntansi keuangan. Akuntan publik dalam memberikan opininya

atas laporan keuangan yang telah diaudit, harus mempertanggungjawabkan

semua perikatan audit yang telah dilakukan (Herawaty, 2011:7).Akuntan

publik merupakan jasa profesional, oleh sebab itu merupakan kewajiban

Page 22: Skrip Si

4

perusahaan untuk memberikan fee kepada akuntan publik yang melakukan

jasa audit (auditor eksternal) terhadap laporan keuangannya. Bagi akuntan

publik, fee adalah sumber pendapatan bagi mereka.

Dalam Kode Etik Akuntan Publik tahun 2008 disebutkan bahwa seorang

akuntan publik berhak menerima honorarium untuk kemahiran pengetahuan

yang ia berikan kepada pekerjaan profesional. Dalam menetapkan honorarium

yang wajar, maka tanggung jawab yang terlibat, sifat, batasan dan pentingnya

pekerjaan yang ia lakukan patut diperhitungkan. Namun ia dilarang untuk

menerima keuntungan lain selain pembayaran honorarium yang patut

diterima. Jumlah honorarium merupakan fee audit yang diterima auditor

eksternal dari perusahaan..

Ada empat mekanisme corporate governance yang sering dipakai dalam

berbagai penelitian mengenai corporate governance yang bertujuan untuk

mengurangi konflik keagenan, yaitu komisaris independen, komite audit,

kepemilikan institusional, dan kepemilikan manajerial. Komposisi dewan

komisaris merupakan salah satu karakteristik dewan yang berhubungan

dengan kandungan informasi laba. Melalui perannya dalam menjalankan

fungsi pengawasan, komposisi dewan dapat mempengaruhi pihak manajemen

dalam menyusun laporan keuangan sehingga dapat diperoleh suatu laporan

laba yang berkualitas (Boediono, 2005:175).

Pelaksanaan corporate governance diharapkan dapat meningkatkan

kualitas laporan keuangan yang akhirnya dapat meningkatkan daya informasi

akuntansi. Kualitas laporan keuangan dapat diukur dari reaksi pasar atas

Page 23: Skrip Si

5

pengumuman laporan keuangan. Daya informasi ini diduga dipengaruhi oleh

faktor pemegangsaham dan struktur corporate governance dalam hal ini

komposisi dewan komisaris dan komite audit (Wawo, 2010:2).

Karakteristik dewan komisaris yaitu, independensi dewan komisaris dan

ukuran dewan komisaris turut berperan penting dalam penerapan good

corporate governance. Adanya komisaris independen mampu memberikan

pengawasan dan keandalan dalam proses laporan keuangan. Maka hal

tersebut dapat mengurangi penilaian resiko auditor dan upaya audit yang

kurang dibutuhkan sehingga menyebabkan audit fee yang lebih rendah

(Yatimet, al., 2006:18). Ukuran dewan komisaris dan intensitas pertemuan

dewan komisaris juga turut berperan penting dalam penerapan good

corporate governance.

Berdasarkan penelitian Yatimet. al., (2006:9) menunjukkan bahwa

semakin besar ukuran dewan komisaris maka semakin besar pula

kemungkinan adanya kecurangan dalam penyajian laporan keuangan.

Sebaliknya semakin tinggi intensitas pertemuan dewan komisaris diharapkan

dapat memberikan kontribusi dalam efektivitas fungsi pengawasan terhadap

proses pelaporan keuangan. Dilihat dari perspektif auditor, dewan komisaris

yang independen, memiliki anggota lebih sedikit dan sering mengadakan

pertemuan diharapkan dapat mengurangi penilaian auditor terhadap risiko

pengendalian serta luasnya prosedur audit sehingga dapat mengurangi fee

audit.

Page 24: Skrip Si

6

Dewan komisaris juga harus mendelegasikan beberapa tugasnya kepada

komite-komite. Komite-komite yang pada umumnya dibentuk adalah Komite

Kompensasi/Remunerasi untuk badan eksekutif dalam perusahaan, Komite

Nominasi, dan Komite Audit. Berdasarkan surat keputusan Ketua BAPEPAM

KEP41/PM/2003, SK Dir. BEJ Nomor 315/BEJ/06-2000, Keputusan Menteri

BUMN Nomor 117/Tahun 2000, dan Undang-undang BUMN Nomor

19/2003, pembentukan komite audit merupakan suatu keharusan.

Komite audit adalah suatu badan yang dibentuk didalam perusahaan klien

yang bertugas untuk memelihara independensi akuntan pemeriksa terhadap

manajemen (Susiana dan Herawaty, 2007:8). Komite audit mempunyai peran

yang sangat penting dan strategis dalam hal memelihara kredibilitas proses

penyusunan laporan keuangan seperti halnya menjaga terciptanya sistem

pengawasan perusahaan yang memadai serta dilaksanakannya good corporate

governance.

Karakteristik komite audit yaitu, independensi komite audit, ukuran

komite audit dan intensitas pertemuan komite audit. Independensi komite

audit mengakibatkan pengawasan komite audit lebih efektif dari proses

pelaporan keuangan, sehingga mengurangi kejadian masalah pelaporan

keuangan. Independensi komite audit mampu melindungi keandalan

akuntansi dan memperkuat pengendalian internal yang mengarah pada

penurunan tingkat resiko yang melekat dan karenanya fee audit eksternal

lebih rendah (Yatim et. al., 2006:11). Selain itu, ukuran komite audit dan

intensitas pertemuan komite audit juga berperan dalam proses pelaporan

Page 25: Skrip Si

7

keuangan dan penerapan good corporate governance yang dapat

mempengaruhi besar dan kecilnya fee audit eksternal.

Dari sisi permintaan, kehadiran komite audit memiliki hubungan yang

positif dengan fee audit karena komite audit memastikan bahwa lama proses

audit tidak akan dikurangi sampai pada tingkat kualitas audit yang

diinginkan. Dari sisi penawaran, keterlibatan komite audit dalam memperkuat

pengendalian internal yang menuntun auditor eksternal mengurangi penilaian

dari risiko pengendalian, menghasilkan uji substantif yang lebih sedikit, dan

fee audit yang lebih rendah (Cadburry Committee, 1992 dalam

GoodwinStewart dan Kent, 2006:6).

Banyak sekali faktor-faktor yang dapat mempengaruhi besarnya fee

audit. Selain struktur governance, pengendalian internal dalam perusahaan

juga penting dalam menentukan besarnya fee audit. Pengendalian internal dan

corporate governance adalah dua hal yang berbeda tetapi keduanya

mempunyai hubungan yang berkaitan dalam upaya mewujudkan good

corporate governance. Selain itu pihak yang terlibat pun berbeda apabila

pengendalian intern lebih berfokus pada tugas dari auditor intern, sedangkan

penerapan good corporate governance lebih ke strategi yaitu tugas komite

audit, tetapi kedua pihak tersebut harus saling bekerjasama (Puji Astuti,

2010:5). Internal control menjadi salah satu fokus utama dalam perusahaan

dan seringkali menjadi faktor penentu dalam pengambilan keputusan.

Dalam pelaksanaannya, pengendalian internal dapat dilakukan tidak

hanya oleh anggota perusahaan dan tim komite audit saja, tetapi dapat pula

Page 26: Skrip Si

8

dilakukan oleh suatu divisi audit internal. Pihak manajemen dapat

membentuk suatu divisi audit internal yang diberikan wewenang untuk

melakukan pengawasan dan penilaian terhadap pengendalian perusahaan.

Internal audit bertugas menjamin agar pengendalian internal dalam

perusahaan dapat diterapkan, kemudian internal auditor bertanggungjawab

menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada pihak manajemen

perusahaan (Puji Astuti, 2010:6).

Internal audit sangat diperlukan bagi organisasi yang membutuhkan

informasi dari pihak yang independen mengenai berbagai aktivitas organisasi

guna pengambilan keputusan yang lebih obyektif dan accountable. Internal

audit mempertanggungjawabkan tugasnya kepada pihak manajemen

perusahaan, sedangkan struktur perusahaan di Indonesia dengan komposisi

komisaris dan pemegang saham, maka terdapat peran yang menghubungkan

kepentingan para komisaris dan pemegang saham dengan kondisi perusahan,

yaitu peran dari komite audit, karena komite audit ini

mempertanggungjawabkan tugas dan tanggung jawabnya kepeda pemegang

saham dan komisaris (Puji Astuti, 2010:8).

Hayet. al., (2008:10) terdapat dua pandangan terhadap hubungan antara

pengendalian internal, corporate governance serta audit eksternal yang pada

akhirnya akan berpengaruh terhadap fee audit. Pandangan pertama adalah apa

yang disebut sebagai kontrol pengganti (substitution control view) yang

menyatakan bahwa hubungan antara audit eksternal dan sumber-sumber

pengendalian atau control yang ada saling menggantikan. Dalam control

Page 27: Skrip Si

9

pengganti (substitution control view) penambahan dalam suatu pengendalian

akan mengurangi fungsi pengendalian yang lain, sehingga akan

mengakibatkan hubungan yang negatif antara pengendalian, corporate

governance dan audit eksternal.

Pandangan kedua adalah apa yang disebut kontrol tambahan

(complementary control view) yang menyatakan hubungan antara

pengendalian atau control, corporate governance dan auditing saling

melengkapi dan bukan saling menggantikan serta penambahan terhadap suatu

kompenen pengendalian akan menguatkan kompenen pengendalian yang lain.

Dalam pandangan ini dewan komisaris dengan kewajiban yang dimiliki akan

mengakibatkan permintaan terhadap fee audit eksternal bertambah dengan

tujuan agar reputasi mereka tetap terjaga yang akan berkonsekuensi pada

penambahan fee audit.

Dalam berbagai penelitian sebelumnya seperti yang dilakukan oleh

Hamid dan Abdullah (2012) dengan judul “Influence of Corporate

Governance on Audit and Non-Audit Fees: Malaysian Evidence”. Hasil

penelitian menemukan bahwa fee audit berhubungan positif signifikan dengan

ukuran dewan. Namun, tidak berpengaruh signifikan terkait dengan variabel

lain untuk perusahaan pemerintahan GLCs. Sehubungan dengan perusahaan

non pemerintah NGLCs menunjukkan bahwa independensi dewan

berhubungan positifsignifikan terhadap fee audit. Sedangkan variabel lain

yang ada berpngaruh negatif signifikan terhadap fee audit.

Page 28: Skrip Si

10

Penelitian yang dilakukan oleh Yatimet.al.,(2006)berjudul“Governance

Structures, Ethnicity and Audit Fees ofMalaysian Listed Firms” menguji

pengaruh antara fee audit eksternal, dewan komisaris serta karakteristik

komite audit. Hasil penelitian menemukan bahwa terdapat pengaruh

signifikan antara fee audit dan independensi dewan komisaris, komite audit

dan frekuensi pertemuan komite audit. Hasil penelitian ini juga menunjukkan

bahwa terdapat pengaruh negatif antara fee audit dan perusahaan yang

dimiliki oleh pribumi (bumiputera).

Sedangkan penelitian Goodwin-Stewart dan Kent (2006) menemukan

bahwa terdapat hubungan di antara internal audit dan audit fee. Lalu

penelitian tersebut diperluas oleh Singh dan Newby (2009) yang berjudul

“Internal audit and audit fees: further evidence” dengan menggunakan data

tahun 2005 yang terkumpul dari laporan tahunan. Dua penelitian tersebut

menemukan secara konsisten menemukan bahwa keberadaan fungsi internal

audit secara berpengaruh signifikan berkaitan dengan audit fee suatu

perusahaan.

Penelitian ini menggunakan data sekunder dengan populasi perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009-2011.

Peneliti memilih perusahaan manufaktur karena perusahaan manufaktur

merupakan industri dengan jumlah terbesar dalam Bursa Efek Indonesia dan

memiliki berbagai jenis industri sehingga dianggap dapat mewakili kondisi

keseluruhan perusahaan di Indonesia. Data yang digunakan peneliti berasal

dari laporan tahunan dan laporan keuangan perusahaan manufaktur.

Page 29: Skrip Si

11

Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian yang sudah ada

dengan menerapkannya pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia. Dengan adanya tata kelola perusahaan yang baik (good

corporate governance), maka diharapkan nilai perusahaan akan dinilai baik

oleh lingkungan perusahaan. Dengan demikian maka eksternal auditor dapat

menaksir pengendalian lingkungan sangat kuat, sehingga waktu audit lebih

sedikit dan berakibat pada rendahnya fee audit eksternal.

Penelitian ini penting bagi mereka yang mengelola perusahaan dan bagi

Kantor Akuntan Publik mengingat banyaknya perusahaan yang runtuh

sehubungan dengan masalah kualitas laporan keuangan dan praktek audit

yang tidak sesuai dengan standar yang berlaku umum. Penelitian ini

memeriksa pengaruh antara struktur governance yang berupa dewan

komisaris dan komite audit, dan internal controlterhadap fee audit eksternal

dengan ukuran perusahaan sebagai variabel kontrol.

Penelitian ini dilakukan untuk menguji konsistensi dan dirancang untuk

memperoleh bukti empiris tentang “Analisis Pengaruh Struktur

Governance dan Internal Control terhadap Fee Audit Eksternal

(StudiEmpirisPada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa

Efek Indonesia Tahun 2009-2011)".

Page 30: Skrip Si

12

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan pada bagian

sebelumnya, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini

sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh independensi dewan komisaris, ukuran dewan

komisaris, independensi komite audit, ukuran komite audit, intensitas

pertemuan komite audit dan keberadaan fungsi audit internal terhadap

fee audit eksternal?

2. Variabel independen manakah yang paling dominan mempengaruhi fee

audit eksternal?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan latar belakang dan rumusan permasalahan, maka

penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk:

a. Menganalisis pengaruh independensi dewan komisaris, ukuran

dewan komisaris, independensi komite audit, ukuran komite audit,

intensitas pertemuan komite audit dan keberadaan fungsi audit

internal terhadap fee audit eksternal.

b. Menganalisis variabel independen yang paling dominan

mempengaruhi fee audit eksternal.

Page 31: Skrip Si

13

2. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran

sebagai berikut:

a. Bagi Ilmu Pengetahuan

Penelitian ini berguna untuk memberikan wawasan dalam ilmu

pengetahuan khususnya pengetahuan dalam bidang ekonomi yaitu

mengenai pengaruh struktur governance daninternal controlterhadap

fee audit eksternal. Penelitian ini juga bermanfaat sebagai bahan

referensi penelitian sebelumnya dan pembanding untuk menambah

ilmu pengetahuan.

b. Bagi Perusahaan

Penelitian ini juga diharapkan mampu untuk memberikan tambahan

informasi bagi perusahaan mengenai pentingnya penerapan struktur

tata kelola perusahaan (corporate governance)dan internal control

dalam menentukan besarnya feeaudit eksternal.

c. Bagi Kantor Akuntan Publik (KAP)

Penelitian ini dapat memberikan tambahan pengetahuan dan

informasi mengenai besar atau kecilnya fee audit yang diterima

auditor eksternal. Sebagai suatu tinjauan yang diharapkan dapat

bermanfaat dalam rangka menyediakan informasi yang berkualitas

bagi para pemakai laporan keuangan.

Page 32: Skrip Si

14

d. Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat memberikan tambahan pengetahuan, informasi

terkait dengan struktur governance dan internal control terhadap fee

audit eksternal. Bagi peneliti berikutnya, sebagai bahan referensi

tambahan untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai struktur

governance dan internal control terhadap fee audit eksternal.

Page 33: Skrip Si

15

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Literatur

1. Teori Keagenan (Agency Theory)

Teori keagenan (agency theory) merupakan basis teori yang

mendasari praktik bisnis perusahaan yang dipakai selama ini. Teori

Agensi ini pertama kali dicetuskan oleh Jensen dan Meckling pada tahun

1976. Jensen dan Meckling (1976:17) menyatakan bahwa hubungan

keagenan adalah sebuah kontrak antara manajer (agent) dengan investor

(principal). Konflik kepentingan antara pemilik dan agen terjadi karena

kemungkinan agen tidak selalu berbuat sesuai dengan kepentingan

principal, sehingga memicu biaya keagenan (agency cost).

Teori keagenan mengasumsikan bahwa masing-masing individu

cenderung untuk mementingkan diri sendiri. Manajer sebuah perusahaan

mungkin memiliki tujuan-tujuan pribadi yang bersaing dengan tujuan

untuk memaksimalkan kekayaan pemilik pemegang saham. Hak yang

dimiliki manajer untuk mengelola aset perusahaan, menimbulkan adanya

konflik kepentingan antara dua kelompok (Hikmah dkk., 2011:5).

Perbedaan kepentingan antara principal (pemegang saham) dan

agen (manajer) dapat menimbulkan suatu informasi asymetri (kesejangan

informasi). Masing-masing pihak berusaha memperbesar keuntungan bagi

diri sendiri. Manajer dalam hal ini dapat melakukan tindakan kecurangan

Page 34: Skrip Si

16

(fraud) untuk memanipulasi laba, agar kompensasi ekonomi yang

diberikan oleh principal semakin besar. Tindakan – tindakan seperti

memanipulasi laba inilah yang menjadi pentingnya adanya pengendalian

internal dan struktur tata kelola perusahaan (governance structure)

(Wibowo, dkk, 2013:3).

2. Corporate Governance

a. Definisi Corporate Governance

United National Development Program (UNDP), mendefinisikan

governance sebagai “the exercise of political, economic, and

administrative authority to manage a national’s affair at all levels”.

Sedangkan World Bank lebih menekankan pada cara pemerintah

mengelola sumber daya sosial dan ekonomi untuk kepentingan

pembangunan masyarakat. (Organisation for Economic Co-operation

and Development (OECD) mendefinisikan corporate governance

sebagai suatu sistem dimana sebuah perusahaan atau entitas bisnis

diarahkan dan diawasi (Hikmah dkk., 2011:6).

Pengertian Corporate Governance (Keputusan Menteri Badan

Usaha Milik Negara, Nomor : KEP-117/M-MBU/2002), adalah suatu

proses dan struktur yang digunakan oleh organisasi BUMN untuk

meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan guna

mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang dengan

tetap memperhatikan kepentingan stakeholder lainnya, berlandaskan

peraturan perundangan dan nilai-nilai etika. Berdasarkan definisi

Page 35: Skrip Si

17

tersebut, dapat disimpulkan bahwa corporate governance merupakan

suatu sistem yang diterapkan oleh perusahaan untuk mengatur dan

mengelola perusahaan secara efektif.

Corporate governance merupakan konsep yang didasarkan pada

teori keagenan, diharapkan bisa berfungsi sebagai alat untuk

memberikan keyakinan kepada para investor bahwa mereka akan

menerima return atas dana yang telah mereka investasikan. Corporate

governance berkaitan dengan bagaimana para investor yakin bahwa

manajer akan memberikan keuntungan bagi mereka, yakin bahwa

manajer tidak akan mencuri/menggelapkan atau menginvestasikan ke

dalam proyek-proyek yang tidak menguntungkan berkaitan dengan

dana/kapital yang telah ditanamkan oleh investor, dan berkaitan

dengan bagaimana para investor mengontrol para manajer (Ujiyantho

dan Pramuka, 2007:6).

Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI) juga

menjelaskan, bahwa tujuan dari corporate governance adalah untuk

menciptakan nilai tambah bagi semua pihak yang berkepentingan

(stakeholders). Secara lebih rinci, terminologi corporate governance

dapat dipergunakan untuk menjelaskan peranan dan perilaku dari

dewan direksi, dewan komisaris, pengurus perusahaan, dan para

pemegang saham.

Page 36: Skrip Si

18

b. Prinsip-prinsip Corporate Governance

Penerapan good corporate governance baik di suatu negara

ataupun di perusahaan memerlukan suatu identifikasi prinsip-prinsip

dari konsep good corporate governance itu sendiri. Konsep good

corporate governance merupakan konsep yang bersifat general dan

universal, namun untuk pelaksanaannya harus disesuaikan dengan

kondisi masing-masing negara atau perusahaan yang bersangkutan.

(Organization for economic Co-operation and Development

(OECD) menguraikan empat prinsip dalam corporate governance,

yaitu:

1) Fairness (keadilan)

Fairness adalah perlakuan yang adil dengan menjamin

perlindungan hak-hak para pemegang saham termasuk hak-hak

pemegang saham minoritas dan para pemegang saham asing, serta

menjamin terlaksananya komitmen dengan para investor. Selain itu

prinsip fairness berguna untuk membuat seluruh asset perusahaan

dikelola secara baik dan hati-hati sehingga terdapat perlindungan

terhadap kepentingan pemegang saham serta fair (jujur dan adil).

2) Transparency (transparan)

Transparency yaitu dalam mengemukakan informasi harus terbuka,

tepat waktu, jelas, dan dapat dibandingkan yang menyangkut

keadaan keuangan, pengelolaan perusahaan, dan kepemilikan

perusahaan. Prinsip transparency berguna untuk membantu

Page 37: Skrip Si

19

stakeholder dalam menilai risiko yang mungkin terjadi dalam

melakukan transaksi dengan perusahaan serta meminimalisir

adanya kepentingan yang sama pada berbagai pihak dalam

manajemen.

3) Accountability (Akuntanbilitas)

Pelaksanaan dan pertanggungjawaban rapat umum pemegang

saham, komisaris atau dewan pengawas dan direksi serta pemilik

modal sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif

dan efisien. Beberapa bentuk implementasi dari prinsip

accountability adalah adanya praktek audit internal yang efektif

serta kejelasan fungsi, hak, dan kewajiban, wewenang, dan

tanggung jawab dalam anggaran dasar perusahaan dan Statement of

Corporate Intent (target pencapaian perusahaan di masa depan).

4) Responsibilty (Pertanggungjawaban)

Responsibilty memastikan bahwa peraturan serta ketentuan yang

berlaku sebagai cerminan dipatuhinya nilai-nilai sosial yang sesuai.

Penerapan prinsip ini diharapkan membuat perusahaan menyadari

bahwa dalam kegiatan operasionalnya seringkali menghasilkan

eksternalitas (dampak luar kegiatan perusahaan) negative yang

harus ditanggung masyarakat.

c. Manfaat Corporate Governance

Penerapan tata kelola perusahaan yang baik dalam suatu

perusahaan akan memberikan keuntungan atau manfaat yang dapat

Page 38: Skrip Si

20

dirasakan perusahaan secara langsung maupun tidak langsung.

Manfaat yang diperoleh dari mekanisme corporate governance adalah

sebagai berikut:

1) Mengurangi agency cost, yang merupakan biaya yang harus

ditanggung pemegang saham karena penyalahgunaan wewenang

sebagai akibat pendelegasian wewenang kepada pihak

manajemen.

2) Mengurangi biaya modal (cost of capital) sebagai dampak dari

menurunnya tingkat bunga atas dana dan sumber daya yang

dipinjam oleh perusahaan seiring dengan turunnya tingkat risiko

perusahaan.

3) Menciptakan dukungan para stakeholders dalam lingkungan

perusahaan tersebut terhadap keberadaan dan berbagai strategi dan

kebijakan yang ditempuh perusahaan.

d. Struktur Governance

Struktur governance adalah suatu kerangka di dalam organisasi

mengenai bagaimana prinsip governance bisa dibagi, dijalankan, serta

dikendalikan. Struktur governance didesain sedemikian rupa agar

mampu mendukung berjalannya aktivitas organisasi perusahaan secara

bertanggung jawab dan terkendali. Struktur dari corporate governance

menjelaskan distribusi hak-hak dan tanggung jawab dari masing-

masing pihak yang terlibat dalam sebuah bisnis, yaitu antara lain

dewan komisaris dan direksi, manajer, pemegang saham, serta pihak-

Page 39: Skrip Si

21

pihak lain yang terkait sebagai stakeholders. Struktur dari corporate

governance juga menjelaskan bagaimana aturan dan prosedur dalam

pengambilan dan pemutusan kebijakan sehingga dengan melakukan

itu semua maka tujuan perusahaan dan pemantauan kinerjanya dapat

dipertanggungjawabkan dan dilakukan dengan baik (Hikmah dkk.,

2011:6).

Pada penelitian ini struktur governance yang akan digunakan

adalah:

1) Dewan Komisaris

Dewan komisaris adalah organ perusahaan yang bertugas dan

bertanggungjawab secara kolektif untuk melakukan pengawasan

dan memberikan nasihat kepada direksi serta memastikan bahwa

perusahaan melaksanakan good corporate governance. Dewan

komisaris tidak boleh turut serta dalam mengambil keputusan

operasional. Kedudukan masing-masing anggota dewan komisaris

termasuk komisaris utama adalah setara. Tugas komisaris utama

sebagai primus inter pares adalah mengkoordinasikan kegiatan

dewan komisaris (KNKG, 2006:13).

Berdasarkan Pedoman Good Corporate Governance (GCG)

Indonesia tahun 2006 dewan komisaris memiliki fungsi

pengawasan yang antara lain, pertama dewan komisaris tidak boleh

turut serta dalam mengambil keputusan operasional. Kedua anggota

dewan komisaris baik secara bersama-sama dan atau sendiri-sendiri

Page 40: Skrip Si

22

berhak mempunyai akses dan memperoleh informasi tentang

perusahaan secara tepat waktu dan lengkap. Ketiga menyampaikan

laporan pertanggungjawaban pengawasan atas pengelolaan

perusahaan oleh direksi (Wawo, 2010:3).

Menurut Forum For Corporate Governance In Indonesia

(FCGI, 2001:5) tugas-tugas utama dewan komisaris meliputi:

(a) Menilai dan mengarahkan strategi perusahaan, garis-garis

besar rencana kerja, kebijakan pengendalian risiko, anggaran

tahunan dan rencana usaha; menetapkan sasaran kerja;

mengawasi pelaksanaan dan kinerja perusahaan; serta

memonitor penggunaan modal perusahaan investasi dan

penjualan aset;

(b) Menilai sistem penetapan penggajian pejabat pada posisi kunci

dan penggajian anggota dewan direksi, serta menjamin suatu

proses pencalonan anggota dewan direksi yang transparan dan

adil;

(c) Memonitor dan mengatasi masalah benturan kepentingan pada

tingkat manajemen, anggota dewan direksi dan anggota dewan

komisaris, termasuk penyalahgunaan aset perusahaan dan

memanipulasi transaksi perusahaan;

(d) Memonitor pelaksanaan governance dan mengadakan

perubahan di mana perlu;

Page 41: Skrip Si

23

(e) Memantau proses keterbukaan dan efektifitas komunikasi

dalam perusahaan.

Berkaitan dengan komposisi dewan komisaris dalam suatu

perusahaan, Sudana dan Arlindania (2011:41) menyatakan bahwa

semakin besar jumlah anggota komisaris, maka akan semakin

mudah untuk mengendalikan CEO dan monitoring yang dilakukan

akan semakin efektif. Jumlah anggota komisaris yang tepat juga

bergantung pada sektor industri perusahaan tersebut, karena akan

turut menentukan jenis kompetensi yang sebaiknya dimiliki oleh

dewan komisaris secara keseluruhan. Ukuran dewan komisaris

yang besar akan dapat membuat proses mencari kesepakatan dan

proses membuat keputusan menjadi sulit, membutuhkan waktu

yang lama dan bertele-tele. Keterbatasan ini perlu diperhatikan

dalam menentukan jumlah dewan komisaris

Dewan komisaris harus mendelegasikan beberapa tugas

mereka kepada komite-komite. Adanya komite-komite ini

merupakan suatu sistem yang bermanfaat untuk dapat

melaksanakan pekerjaan dewan komisaris secara lebih rinci.

Komite-komite yang pada umumnya dibentuk adalah komite

kompensasi/remunerasi untuk badan eksekutif dalam perusahaan,

komite nominasi, dan komite audit. Berdasarkan praktek yang

umum berlaku di dunia internasional disarankan bahwa anggota

komite-komite tersebut diisi oleh anggota komisaris independen.

Page 42: Skrip Si

24

2) Komisaris Independen

Komisaris independen merupakan sebuah badan dalam

perusahaan yang biasanya beranggotakan dewan komisaris yang

independen yang berasal dari luar perusahaan yang berfungsi untuk

menilai kinerja perusahaan secara luas dan keseluruhan. Komisaris

independen bertujuan untuk menyeimbangkan dalam pengambilan

keputusan khususnya dalam rangka perlindungan terhadap

pemegang saham minoritas dan pihak – pihak lain yang terikat

(Susiana dan Herawaty, 2007:9).

Definisi komisaris independen menurut ketentuan Bapepam

No. Kep-29/PM/2004, adalah anggota komisaris yang berasal dari

luar emiten atau perusahaan publik, tidak mempunyai saham, baik

langsung maupun tidak langsung pada emiten atau perusahaan

publik, tidak mempunyai afiliasi dengan emiten atau perusahaan

publik, komisaris, direksi atau pemegang saham utama emiten atau

perusahaan publik serta tidak memiliki hubungan usaha, baik

langsung maupun tidak langsung yang berkaitan dengan kegiatan

usaha emiten atau perusahaan publik.

Keberadaan komisaris independen telah diatur Bursa Efek

Jakarta melalui peraturan BEJ tanggal 1 Juli 2000. Dikemukakan

bahwa perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia harus

mempunyai komisaris independen yang secara proporsional sama

dengan jumlah saham yang dimiliki pemegang saham yang

Page 43: Skrip Si

25

minoritas (bukan controlling shareholders). Dalam peraturan ini,

persyaratan jumlah minimal komisaris independen adalah 30% dari

seluruh anggota dewan komisaris.

Beberapa kriteria tentang komisaris independen menurut

Forum For Corporate Governance di Indonesia (2000:8) adalah

sebagai berikut:

(a) Komisaris independen bukan merupakan anggota manajemen.

(b) Komisaris independen bukan merupakan pemegang saham

mayoritas, atau seorang pejabat dari atau dengan ara lain yang

berhubungan secara langsung atau tidak langsung dengan

pemegang saham mayoritas perusahaan.

(c) Komisaris indepnden dalam kurun waktu tiga tahun terakhir

tidak dipekerjakan dalam kapasitasnya sebgaia eksekutif olehg

perusahaan atau perusahaan lainnya dalam satu kelompok

usaha dan tidak pula dipekerjakan dalam kapasitasnya sebagai

komisaris setelah tidak lagi menempati posisi seperti ini.

(d) Komisaris independen bukan merupakan penasehat profesional

perusahaan atau perusahaan lainnya yang satu kelompok

dengan perusahaan tersebut.

(e) Komisaris independen bukan merupakan seorang pemasok

atau pelanggan yang signifikan dan berpengaruh dari

perusahaan lainnya yang atau kelompok, atau dengan cara lain

Page 44: Skrip Si

26

berhubungan secara langsung atau tidak langsung dengan

pemasok atau pelanggan tersebut.

(f) Komisaris independen tidak memiliki kontrak kontraktual

dengan perusahaan atau perusahaan lainnya yang satu

kelompok selain sebagai komisaris perusahaan tersebut.

(g) Komisaris independen harus bebas dari kepentingan dan

urusan bisnis apapun atau hubungan yang dapat atau secara

wajar dapat dianggap sebagai campur tangan secara material

dengan kemampuannya sebagai seorang komisaris untuk

bertindak demi kepentingan yang menguntungkan perusahaan.

Keberadaan komisaris independensi dimaksudkan untuk

menciptakan iklim yang lebih obyektif, independen, menjaga

keterbukaan serta mampu memberikan keseimbangan antara

kepentingan pemegang saham mayoritas dan perlindungan terhadap

kepentingan pemegang saham minoritas (Sudana dan Arlindiani,

2011:42).

3) Komite Audit

Berdasarkan Surat Edaran Bursa Efek Indonesia No: SE

008/BEI/12-2001 tanggal 7 Desember 2001, BEI mewajibkan

perusahaan publik untuk memiliki komite audit. Selanjutnya,

peraturan tersebut mengatur keanggotaan komite audit, yang

antara lain adalah:

Page 45: Skrip Si

27

(a) Jumlah anggota komite audit sekurang-kurangnya 3 (tiga)

orang, termasuk ketua komite audit;

(b) Anggota komite audit yang berasal dari komisaris hanya

sebanyak 1 (satu) orang. Anggota komite audit yang berasal

dari komisaris tersebut harus seorang diantaranya merupakan

komisaris independen perusahaan tercatat yang sekaligus

merangkap sebagai ketua komite audit;

(c) Anggota lainnya dari komite audit adalah berasal dari pihak

eksternal yang independen;

(d) Salah satu anggotanya paling tidak memiliki keahlian

akuntansi dan atau keuangan.

Sesuai dengan Kep. 29/PM/2004, komite audit adalah komite

yang dibentuk oleh dewan komisaris untuk melakukan tugas

pengawasan pengelolaan perusahaan. Keberadaan komite audit

sangat penting bagi pengelolaan perusahaan. Komite audit

merupakan komponen baru dalam sistem pengendalian perusahaan.

Selain itu komite audit dianggap sebagai penghubung antara

pemegang saham dan dewan komisaris dengan pihak manajemen

dalam menangani masalah pengendalian (Nasution dan Setiawan,

2007:7).

The Institute of Internal Auditors (IIA) merekomdasikan

bahwa setiap perusahaan publik harus memiliki komite audit yang

diatur sebagai komite tetap. IIA juga menganjurkan dibentuknya

Page 46: Skrip Si

28

komite audit di dalam organisasi lainnya, termasuk lembaga-

lembaga non-profit dan pemerintahan.

Komite audit agar beranggotakan komisaris independen, dan

terlepas dari kegiatan manajemen sehari-hari dan mempunyai

tanggung jawab utama untuk membantu dewan komisaris dalam

menjalankan tanggung jawabnya terutama dengan masalah yang

berhubungan dengan kebijakan akuntansi perusahaan, pengawasan

internal, dan sistem pelaporan keuangan (FCGI, 2000:11)..

Independensi berbicara tentang suatu keleluasaan untuk

menilai sesuatu tanpa adanya benturan kepentingan yang dapat

mempengaruhi hasil penilaian. Peraturan Bapepam mewajibkan

perusahaan publik untuk membentuk suatu komite audit yang

beranggotakan paling sedikit tiga orang dan diketuai oleh komisaris

independen, dengan pihak lain yang berasal dari luar perusahaan

(eksternal). Komposisi pembentukan tersebut diatur demikian agar

terbentuk suatu sifat independensi yang sangat berpengaruh

terhadap kinerja komite audit. Adanya anggota komite audit yang

pernah menjabat, atau mungkin sedang aktif sebagai bagian dari

manajemen perusahaan, sangat mempengaruhi independensi dari

komite audit tersebut (Wardhani dan Joseph, 2010:6).

Susiana dan Herawaty (2007:8) komite audit berfungsi untuk

memberikan pandangan mengenai masalah-masalah yang

Page 47: Skrip Si

29

berhubungan dengan kebijakan keuangan, akuntansi dan

pengendalian intern. Tujuan pembentukan komite audit adalah:

(a) Memastikan laporan keuangan yang dikeluarkan tidak

menyesatkan dan sesuai dengan praktik akuntansi yang berlaku

umum;

(b) Memastikan bahwa internal kontrolnya memadai;

(c) Menindaklanjuti terhadap dugaan adanya penyimpangan yang

meterial di bidang keuangan dan implikasi hukumnya;

(d) Merekomendasikan seleksi auditor eksternal.

Menurut FCGI (2001:12), pada umumnya Komite Audit

mempunyai tanggung jawab pada tiga bidang, yaitu:

(a) Laporan keuangan (Financial Reporting)

Tanggung jawab untuk memastikan bahwa laporan keuangan

yang dibuat oleh manajemen telah memberikan gambaran yang

sebenarnya tentang kondisi keuangan hasil usahanya, serta

rencana dan komitmen jangka panjang perusahaan.

(b) Tata Kelola Perusahaan (Corporate Governance)

Tanggung jawab untuk memastikan bahwa perusahaan telah

dijalankan sesuai undang-undang dan peraturan yang berlaku,

etika bisnis serta melaksanakan pengawasan secara efektif

terhadap benturan kepentingan dan kecurangan yang dilakukan

oleh karyawan perusahaan.

(c) Pengawasan Perusahaan (Corporate Control)

Page 48: Skrip Si

30

Tanggung jawab dalam pemahaman tentang masalah serta hal-

hal yang berpotensi mengandung risiko dan sistem

pengendalian intern serta memonitor proses pengawasan yang

dilakukan oleh auditor eksternal.

Forum Corporate Governance Indonesia menjelaskan kriteria dan

catatan lainnya tentang komite audit, yaitu:

a) Paling sedikit satu anggota komite audit harus mempunyai

pengetahuan yang memadai tentang keuangan dan akuntansi.

b) Ketua komite audit harus hadir pada RUPS untuk menjawab

pertanyaan para pemegang saham.

c) Komite audit harus mengundang eksekutif yang menurut

mereka tepat (terutama pejabat di bidnag keuangan) untuk

hadir pada rapat-rapat komite, akan tetapi apabila dipandang

perlu dapat mengadakan rapat tanpa kehadiran seorangpun

eksekutif perusahaan. Di luar itu Direktur Keuangan dan

Kepala Satuan Kerja Audit Intern dan, seorang wakil dari

auditor eksternal harus hadir sebagai peserta pada rapat-rapat

komite audit.

d) Sekretaris perusahaan harus bertindak sebagai sekretaris

komite audit.

e) Wewenang komite audit harus meliputi:

1) Menyelidiki semua aktivitas dalam batas ruang lingkup

tugasnya.

Page 49: Skrip Si

31

2) Mencari informasi yang relevan dari setiap karyawan.

3) Mengusahakan saran hukum dan saran profesional lainnya

yang independen apabila dipandang perlu.

4) Mengundang kehadiran pihak luar dengan pengalaman

yang sesuai apabila dianggap perlu.

Dewan komisaris dan komite audit, sebagai struktur corporate

governance, mempunyai peran yang sangat penting dan strategis

dalam hal memelihara kredibilitas proses penyusunan laporan

keuangan seperti halnya menjaga terciptanya sistem pengawasan

perusahaan yang memadai serta dilaksanakannya good corporate

governance. Berjalannya fungsi dewan komisaris dan komite audit

secara efektif, maka kontrol terhadap perusahaan akan lebih baik

sehingga konflik keagenan yang terjadi antara pemegang saham

mayoritas dan management dengan pemegang saham minoritas dapat

diminimalisasi (Wawo, 2010:3).

3. Internal Control

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam Standar Profesional

Akuntan Publik (2001:319), pengendalian internal adalah suatu proses

yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen dan personel lain

entitas yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai. Pengertian

struktur pengendalian internal adalah kebijakan dan prosedur yang

ditetapkan untuk memperoleh keyakinan yang memadai bahwa tujuan

suatu usaha yang spesifik akan dicapai.

Page 50: Skrip Si

32

Pengendalian internal menurut The Committee of Sponsoring

Organization of The Treadway Commission (COSO) mendefinisikan

pengendalian internal sebagai suatu proses yang dipengaruhi oleh dewan

komisaris, manajemen, dan personel satuan usaha lainnya yang dirancang

untuk mendapatkan keyakinan memadai tentang pencapaian tujuan dalam

hal-hal berikut ini:

a. Keandalan pelaporan keuangan

b. Kesesuaian dengan undang-undang dan peraturan yang berlaku

c. Efektivitas dan efisiensi operasi

Berkenaan dengan komponen atau unsur pokok pengendalian

internal, laporan COSO mengidentifikasikan bahwa internal control

mempunyai 5 (lima) komponen yaitu :

a. Lingkungan pengendalian

Komponen ini meliputi sikap manajemen di semua tingkatan

terhadap operasi secara umum dan konsep kontrol secara khusus.

Hal ini mencakup: etika, kompetensi, serta integritas dan

kepentingan terhadap kesejahteraan organisasi. Juga tercakup

struktur organisasi serta kebijakan dan filosofi manajemen.

b. Penafsiran resiko

Komponen ini telah menjadi bagian dari aktivitas audit internal yang

terus berkembang. Penentuan risiko mencakup penentuan risiko di

semua aspek organisasi dan penentuan kekuatan organisasi melalui

evaluasi risiko. COSO juga menambahkan pertimbangan tujuan di

Page 51: Skrip Si

33

semua bidang operasi untuk memastikan bahwa semua bagian

organisasi bekerja secara harmonis

c. Sistem informasi dan komunikasi akuntansi

Komponen ini merupakan bagian penting dari proses manajemen.

Manajemen tidak dapat berfungsi tanpa informasi. Komunikasi

informasi tentang operasi kontrol internal memberikan substansi

yang dapat digunakan manajemen untuk mengevaluasi efektivitas

kontrol dan untuk mengelola operasinya.

d. Aktivitas pengendalian

Komponen ini mencakup aktivitas-aktivitas yang dulunya dikaitkan

dengan konsep kontrol internal. Aktivitas-aktivitas ini meliputi

persetujuan, tanggung jawab dan kewenangan, pemisahan tugas,

pendokumentasian, rekonsiliasi, karyawan yang kompeten dan jujur,

pemeriksaan internal dan audit internal. Aktivitas-aktivitas ini harus

dievaluasi risikonya untuk organisasi secara keseluruhan.

e. Pemantauan

Pengawasan merupakan evaluasi rasional yang dinamis atas

informasi yang diberikan pada komunikasi informasi untuk tujuan

manajemen kontrol.

Pengendalian internal yang terdapat dalam perusahaan tidak hanya

mencakup kegiatan akuntansi dan keuangan saja tetapi meliputi segala

aspek kegiatan perusahaan. Pengendalian internal dapat digunakan untuk:

a. Menjaga keamanan harta milik perusahaan;

Page 52: Skrip Si

34

b. Memberikan keyakinan bahwa laporan-laporan yang disampaikan

kepada pimpinan adalah benar;

c. Meningkatkan efisiensi usaha;

d. Memastikan bahwa kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan oleh

pimpinan telah dijalankan dengan baik.

Pengendalian internal merupakan suatu proses yang dijalankan oleh

dewan komisaris yang ditujukan untuk memberikan keyakinan yang

memadai tentang pencapaian tujuan pengendalian operasional yang

efektif dan efisien, keandalan laporan keuangan, dan kepatuhan terhadap

hukum dan peraturan yang berlaku.

4. Internal Audit

a. Definisi Internal Audit

Definisis internal audit menurut Sawyer (2005:10) adalah sebuah

penilaian yang sistematis dan obyektif yang dilakukan auditor internal

terhadap operasi dan kontrol yang berbeda-beda dalam organisasi

untuk menentukan apakah (i) informasi keuangan dan operasi telah

akurat dan dapat diandalkan; (2) risiko yang dihadapi perusahaan telah

diidentifikasi san diminimalisasi; (3) peraturan eksternal serta

kebijakan dan prosedur internal yang bisa diterima telah diikuti; (4)

kriteria operasi yang memuaskan telah dipenuhi; (5) sumber daya

telah digunakan secara efisien dan ekonomis; dan (6) tujuan

organisasi telah dicapai secara efektif semua dilakukan dengan tujuan

Page 53: Skrip Si

35

untuk dikonsultasikan dengan manajemen dan membantu anggota

organisasi dalam menjalankan tanggung jawabnya secara efektif.

Audit internal merupakan bagian dari kegiatan suatu perusahaan

yang integral dan berfungsi berdasarkan kebijakan yang telah

ditetapkan. Peran yang sangat besar dalam perusahaan akan memberi

kontribusi bagi pihak manajemen dan auditor ekstern. Kegiatan audit

internal meliputi pengujian dan penilaian efektivitas dan kecukupan

sistem pengendalian internal yang ada dalam perusahaan. Tanpa

fungsi audit internal, dewan direksi, manajemen puncak lainnya, dan

auditor ekstern tidak memilki sumber informasi internal yang dapat

diandalkan mengenai kinerja perusahaan.

b. Peran Audit Internal

Menurut Tugiman (2006:17), berikut ini adalah aktivitas

pemeriksaan internal dan beberapa peran dari audit internal dalam

perusahaan diantaranya:

1) Compliance

Aktivitas ini untuk menilai sejauh mana tingkat kepatuhan para

pegawai terhadap kebijaksanaan, prosedur, peraturan-peraturan,

praktek usaha yang lazim, serta undang-undang dan peraturan

pemerintah yang mempunyai aturan.

2) Verifikasi

Aktivitas ini difokuskan kepada penelitian, keandalan berbagai

data manajemen dan evaluasi apakah data tersebut relevan serta

Page 54: Skrip Si

36

memenuhi kebutuhan manajemen yang meliputi laporan

keuangan dan kekayaan fisik serta hasil operasi perusahaan.

3) Evaluasi

Aktivitas ini menilai bentuk pengendalian internal yang

ditetapkan perusahaan dan meliputi penilaian terhadap

pengendalian akuntansi dan operasi, juga menilai hasil-hasil

pelaksanaan dan petugas pelaksananya.

4) Merekomendasi

Aktivitas merupakan suatu rangkaian tindakan kepada pihak

manajemen.

c. Tugas dan Fungsi Internal Audit

Fungsi internal audit merupakan kegiatan penilaian yang bebas,

yang terdapat dalam organisasi, yang dilakukan dengan cara

memeriksa akuntansi, keuangan, dan kegiatan lain, untuk memberikan

jasa bagi manajemen dalam melaksanakan tanggung jawab mereka

(Mulyadi, 2002:211).

Fathurrachman (2008:3), tujuan perusahaan dapat tercapai dengan

melakukan kegiatan pelaksanaan internal audit yang meliputi:

1) Perencanaan pemeriksaan (program audit), internal audit harus

membuat perencanaan untuk setiap penugasan pemeriksaan yang

dilakukannya.

2) Pengujian dan pengevaluasian informasi (pelaksanaan audit),

internal audit harus mengumpulkan, menganalisis,

Page 55: Skrip Si

37

menginterprestasikan, dan membuktikan kebenaran informasi yang

mendukung hasil pemeriksaan.

3) Penyampaian hasil pemeriksaan (laporan audit), internal audit

harus membuat laporan atas hasil pemeriksaan yang disampaikan

pada pejabat yang tepat.

4) Kegiatan tindak lanjut, internal audit harus memonitor apakah atas

temuan dan rekomendasi yang diperoleh telah dilakukan tindak

lanjut yang tepat.

Manajemen harus merancang sistem pengendalian intern yang

efektif, ini dimaksudkan agar manajemen dapat mengurangi biaya

audit, jika auditor menilai sistem pengendalian baik atau sempurna

dan penetapan risiko pengendalian rendah. Karena dengan keadaan

tersebut para auditor akan mempersempit scope pemeriksaannya pada

waktu melakukan substantive test.

Ruang lingkup internal audit menilai keefektifan sistem internal

control serta pengevaluasian terhadap kelengkapan dan keefektifan

sistem internal control yang dimiliki organisasi, serta kualitas

pelaksanaan tanggung jawab yang diberikan (Asikin, 2006:795).

5. Fee Audit

Iskak (1999) dalam Suharli dan Nurlaelah (2008:137)

mendefinisikan audit fee adalah honorarium yang dibebankan oleh

akuntan publik kepada perusahaan auditee atas jasa audit yang dilakukan

Page 56: Skrip Si

38

akuntan publik terhadap laporan keuangan. Penetapan biaya audit yang

dilakukan oleh KAP berdasarkan perhitungan dari biaya pokok

pemeriksaan yang terdiri dari biaya langsung dan tidak langsung. Biaya

langsung terdiri dari biaya tenaga yaitu manager, supervisor, auditor

junior dan auditor senior. Sedangkan biaya tidak langsung seperti biaya

percetakan, biaya penyusunan komputer, gedung dan asuransi. Setelah

dilakukan perhitungan biaya pokok pemeriksaan maka akan dilakukan

tawar menawar antar klien yang bersangkutan dengan kantor akuntan

publik.

Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) menerbitkan Surat

Keputusan No. KEP.024/IAPI/VII/2008 pada tanggal 2 Juli 2008 tentang

Kebijakan Penentuan Fee Audit. Dalam bagian Lampiran 1 dijelaskan

bahwa pandauan ini dikeluarkan sebagai panduan bagi seluruh Anggota

Institut Akuntan Publik Indonesia yang menjalankan praktik sebagai

akuntan publik dalam menetapkan besaran imbalan yang wajar atas jasa

profesional yang diberikannya.

Dijelaskan dalam Surat Keputusan mengenai penetapan fee audit,

yang harus dipertimbangkan oleh akuntan publik adalah:

a. Kebutuhan klien;

b. Tugas dan tanggungjawab menurut hukum.

c. Independensi.

d. Tingkat keahlian dan tanggungjawab yang melekat pad apekerjaan

yang dilakukan, serta tingkat kompleksitas pekerjaan.

Page 57: Skrip Si

39

e. Banyaknya waktu yang diperlukan dan secara efektif digunakan oleh

akuntan publik dan sifatnya menyelesaikan pekerjaan.

f. Basis penetapan fee yang disepakati.

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi besar kecilnya audit

fee yaitu:

a. Besar kecilnya auditee

Masalah besar kecilnya audit fee menjadi krusial jika ketika kita

banyak melihat yayasan ataupun organisasi nirlaba yang

memerlukan jasa audit namun kondisi keuangannya minim.

b. Lokasi Kantor Akuntan Publik (KAP)

Biaya overhead Kantor Akuntan Publik di daerah secara umum lebih

kecil dibandingkan dengan biaya overhead di ibukota.

c. Ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP)

Ketika dikaitkan dengan besar kecilnya kantor, kantor yang

berdomisili di kota besar akan memiliki standar gaji yang jauh

berbeda jika dibandingkan dengan KAP yang terletak di kota

pinggiran.

Faktor-faktor diatas sangat berpengaruh terhadap penentuan audit fee

yang dibebankan KAP kepada kliennya. Faktor lain seperti berapa target

profit yang akan didapatkan pemilik jelas sangat besar pengaruhnya juga.

Professional fee terbagi atas dua yaitu: (1) besaran fee dan (2) fee

kontinjen (Halim, 2008:36). Penjelasannya adalah sebagai berikut:

Page 58: Skrip Si

40

a. Besaran fee

Audit fee adalah biaya yang harus ditanggung klien karena telah

mendapatkan jasa audit dari sebuah KAP. Audit fee merupakan hal

yang tidak kalah pentingnya di dalam penerimaan penugasan.

Besarnya fee dapat bervariasi tergantung antara lain risiko

penugasan, kompleksitas jasa yang diberikan, tingkat keahlian yang

diperlukan, struktur biaya KAP yang bersangkutan dan

pertimbangan profesional lainnya. Anggota KAP tidak

diperkenankan mendapatkan klien dengan cara menawarkan fee

yang dapat merusak citra profesi.

b. Fee kontijen

Fee kontijen adalah fee yang ditetapkan untuk pelaksanaan

suatu jasa profesional tanpa adanya fee yang akan dibebankan,

kecuali ada temuan atau hasil tertentu dimana jumlah fee tergantung

pada temuan atau hasil tertentu tersebut. Fee dianggap tidak

kontinjen jika ditetapkan oleh pengadilan atau badan pengatur atau

dalam hal perpajakan, jika dasar penetapan adalah hasil

penyelesaian hukum atau temuan badan pengatur. Anggota KAP

tidak diperkenankan untuk menetapkan fee kontijen apabila

penetapan tersebut dapat mengurangi independensi.

Page 59: Skrip Si

41

6. Auditor Eksternal

Auditor eksternal adalah profesi audit yang melakukan audit atas

laporan keuangan dari perusahaan, pemerintah, individu atau organisasi

lainnya sesuai dengan standar audit yang berlaku umum. Selain standar

audit, akuntan publik atau auditor independen dalam menjalankan

tugasnya harus memegang prinsip-prinsip profesi baik dengan sesama

anggota maupun dengan masyarakat umum. Prinsip-prinsip ini

mengatur tentang tanggung jawab profesi, kepentingan publik,

integritas, objektivitas, kompetensi dan kehati-hatian profesional,

kerahasiaan, perilaku profesional, dan standar teknis (Rapina, dkk.,

2010:2).

Profesi akuntan publik bertanggung jawab untuk menaikkan tingkat

keandalan laporan keuangan perusahaan-perusahaan. Peran utama

eksternal auditor adalah untuk memberikan pendapat apakah laporan

keuangan bebas dari salah saji material. Secara normal, eksternal auditor

mereview prosedur pengendalian teknologi informasi saat menilai

pengendalian internal keseluruhan (Mulyadi, 2002:12).

B. Keterkaitan Antar Variabel dan Perumusan Hipotesis

Hubungan atau keterikatan antara variabel independen dan variabel

dependen dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Page 60: Skrip Si

42

1. Pengaruh independensi dewan komisaris terhadap fee audit

eksternal.

Komisaris independen merupakan sebuah badan dalam perusahaan

yang biasanya beranggotakan dewan komisaris yang independen yang

berasal dari luar perusahaan yang berfungsi untuk menilai kinerja

perusahaan secara luas dan keseluruhan. Komisaris independen bertujuan

untuk menyeimbangkan dalam pengambilan keputusan khususnya dalam

rangka perlindungan terhadap pemegang saham minoritas dan pihak-

pihak lain yang terkait (Susiana dan Herawaty, 2007:9).

Penelitian Yin dan Hung (2011) menemukan adanya pengaruh

negatif signifikan antara dewan independen dan fee audit eksternal. Ini

menunjukkan bahwa perusahaan audit lebih mungkin menganggap

perusahaan yang memiliki proporsi independen lebih tinggi memiliki

transparansi yang lebih tinggi dan dengan demikian risiko keuangan lebih

rendah, sehingga mengurangi fee audit bagi perusahaan Hong Kong yang

terdaftar.

Sebaliknya, penelitian Yatim et. al., (2006) menemukan adanya

pengaruh positif signifikan antara fee audit dan independensi dewan

komisaris. Hasil serupa dapat ditemukan dalam penelitian Hamid dan

Abdullah (2012). Yatim et, al., (2006) menyimpulkan bahwa dengan

proporsi komisaris independen yang lebih tinggi, maka berpengaruh

terhadap fee audit yang lebih tinggi karena komisaris independen

mengambil peran aktif dalam memantau perusahaan dan meminta

Page 61: Skrip Si

43

kualitas yang lebih tinggi dari jasa audit untuk menjaga objektivitas dan

reliabilitas dari laporan keuangan.

Oleh karena itu, diharapkan bahwa proporsi komisaris independen

yang tinggi akan menghasilkan fee audit yang lebih tinggi.

H1: Independensi dewan komisaris berpengaruh positif terhadap fee audit

eksternal.

2. Pengaruh ukuran dewan komisaris terhadap fee audit eksternal.

Penelitian Hamid dan Abdullah (2012) menemukan adanya

pengaruh positif signifikan antara ukuran dewan terhadap fee audit

eksternal untuk perusahaan pemerintahan GLCs.

Beasley (1996) dalam Yatim et. al., (2006) berpendapat bahwa

ukuran dewan secara signifikan mempengaruhi kemungkinan adanya

kecurangan dalam laporan keuangan. Ukuran dewan mungkin

mempengaruhi proses pelaporan keuangan sehingga akan

mempengaruhi proses audit. Ukuran dewan yang lebih besar dianggap

kurang efektif dalam memantau pelaporan keuangan yang menyebabkan

penilaian audit lebih diperlukan sehingga waktu audit yang dibutuhkan

lebih lama yang berakibat pada tingginya fee audit eksternal.

H2: Ukuran dewan komisaris berpengaruh positif terhadap fee audit

eksternal.

3. Pengaruh independensi komite audit terhadap fee audit eksternal.

Penelitian Lifschutz et. al., (2011) menemukan adanya pengaruh

negatif antara independensi komite audit terhadap fee audit. Hasil

Page 62: Skrip Si

44

tersebut bertentangan dengan penelitian Abbot et al., (2003) dan Dillan

(2007), penelitian ini menguji hubungan antara karakteristik komite

audit dengan fee audit. Hasil penelitian mereka menemukan adanya

pengaruh positif signifikan antara independensi komite audit (komite

audit yang berasal dari luar perusahaan) terhadap fee audit eksternal.

Selama meninjau program audit dan hasilnya, independen komite

audit dapat menuntut memperluas ruang lingkup audit dalam rangka

menghindari salah saji keuangan dan mempertahankan reputasi modal.

Komite audit juga dapat menuntut tambahan prosedur audit di luar

rencana audit awal untuk daerah yang mengungkapkan lebih besar

jumlah pertentangan, ketidakpastian dan risiko. Hal ini menunjukkan

bahwa independensi komite audit menuntut tingkat yang lebih besar dari

kepastian audit dan berpotensi memberikan dukungan kuat bagi auditor

selama lingkup negosiasi dengan manajemen. Hal ini pada akhirnya

dapat mengakibatkan fee audit yang lebih tinggi (Abbot et. al., 2003).

H3: Independensi komite audit berpengaruh positif terhadap fee audit

eksternal.

4. Pengaruh ukuran komite audit terhadap fee audit eksternal.

Braoitta (2000) dalam Yatim et, al., (2006) menyatakan bahwa

rekomendasi jumlah komite audit konsisten dengan keinginan untuk

meningkatkan status organisasi komite audit. Sesuai dengan

rekomendasi dari The Blue Ribbon Company (1999), bahwa komite

audit yang lebih independen, memiliki anggota lebih banyak, dan sering

Page 63: Skrip Si

45

mengadakan rapat diharapkan akan meningkatkan pengawasan komite

audit terhadap proses pelaporan keuangan. Berdasarkan rekomendasi

dari The Blue Ribbon Company tersebut penelitian ini berpendapat

bahwa ukuran komite audit yang lebih besar akan meningkatkan

kualitas laporan keuangan yang berakibat pada rendahnya fee audit

eksternal. Hal ini dikarenakan jumlah komite audit konsisten dengan

keinginan untuk meningkatkan status organisasi komite audit.

H4: Ukuran komite audit berpengaruh negatif terhadap fee audit

eksternal.

5. Pengaruh intensitas pertemuan komite audit terhadap fee audit

eksternal.

Penelitian Yatim et. al., (2006) menemukan bahwa frekuensi

pertemuan komite audit berpengaruh positif signfikan terhadap fee audit

eksternal. Hasil ini konsisten dengan pendekatan permintaan jasa audit

dalam keahlian dan komite audit yang rajin mungkin untuk mencari

kualitas audit yang tinggi dari auditor eksternal, sehingga tingginya fee

audit.

Sedangkan menurut Abbot et, al., (2003) menemukan bahwa

perusahaan dengan komite audit yang memenuhi setidaknya empat kali

setiap tahunnya cenderung sudah menyajikan kembali laporan keuangan

yang telah diaudit oleh mereka. Konsisten dengan pendekatan berbasis

risiko atas jasa audit bahwa komite audit yang lebih sering bertemu

Page 64: Skrip Si

46

diharapkan akan mengurangi masalah pelaporan keuangan yang

mengarah kepada fee audit eksternal yang lebih rendah.

Secara keseluruhan, struktur komite audit yang sesuai dengan

rekomendasi The Blue Ribbon Committee (1999) akan memperkuat

efektivitas komite audit dalam fungsi pengawasan. Hal ini akan

mengurangi pengujian substantif yang mengarah kepada fee audit

eksternal yang lebih rendah.

H5: Intensitas pertemuan komite audit berpengaruh negatif terhadap fee

audit eksternal.

6. Pengaruh keberadaan fungsi audit internal terhadap fee audit

eksternal.

Keberadaan fungsi audit internal merupakan bagian penting dari

pengendalian internal perusahaan. Perusahaan dengan pengendalian

internal yang lebih baik dalam bentuk keberadaan fungsi internal audit

dan manajemen resiko akan mengurangi monitoring eksternal dari

auditor yang akan berpengaruh terhadap penentuan besarnya fee audit

(Yatim et. al., 2006).

Penelitian Felix et. al., (2001) menemukan hubungan negatif antara

fee audit dan kontribusi internal audit terhadap fee audit eksternal.

Perusahaan yang memiliki fungsi internal audit akan rela mengeluarkan

fee audit yang lebih besar demi menjaga integritas serta kualitas laporan

keuangan.

Page 65: Skrip Si

47

Namun, hasil tersebut bertentangan dengan penelitian Sigh dan

Newby (2009) dan Hay et. al., (2008) yang menemukan bahwa langkah-

langkah audit internal, tata kelola perusahaan, dan konsentrasi

kepemilikan semua berhubungan positif dengan fee audit, sesuai dengan

penjelasan bahwa kontrol saling melengkapi. Penelitian Goodwin

Stewart dan Kent (2006) menguatkan pandangan ini dengan

menemukan adanya pengaruh positif antara keberadaan fungsi internal

audit dan peningkatan permintaan terhadap fee audit eksternal yang

menyebabkan peningkatan terhadap audit fee.

Apabila suatu perusahaan memiliki fungsi internal audit dalam

mekanisme operasionalnya, maka perusahaan tersebut akan rela

mengeluarkan audit fee lebih besar demi kualitas laporan keuangan

yang dipercaya.

H6: Keberadaan fungsi audit internal berpengaruh positif terhadap fee

audit eksternal.

C. Hasil Penelitian Sebelumnya

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Yatim et. al., (2006) yang

berjudul “Governance Structures, Ethnicity and Audit Fees of Malaysian

Listed Firms” menguji pengaruh antara fee audit eksternal, dewan komisaris

serta karakteristik komite audit. Dengan sampel 736 perusahaan yang

terdaftar di Bursa Malaysia pada tahun 2003, peneliti menemukan bahwa

terdapat pengaruh positif signifikan antara fee audit dan independensi dewan

Page 66: Skrip Si

48

komisaris, komite audit dan frekuensi pertemuan komite audit. Hasil

penelitian ini juga menunjukkan bahwa terdapat pengaruh negatif antara fee

audit dan perusahaan yang dimiliki oleh pribumi (bumiputera).

Adapun hasil-hasil sebelumnya dari penelitian-penelitian terdahulu

mengenai topik yang berkaitan dengan penelitian ini dapat dilihat dalam tabel

2.1.

Tabel 2.1

Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu

No Peneliti

(Tahun)

Judul

Penelitian

Variabel

Penelitian Hasil Penelitian

1. Abbott,

Parker,

Peters dan

Raghunand

an (2003)

“The

Association

between

Audit

Committee

Characterist

ics and

Audit Fees”

Variabel

dependen:

Audit fee

Variabel

independen:

ACInd,

ACExpertise,

ACMeet.

Independesi dan

keahlian komite

audit

berpengaruh

positif

signifikan.

Frekuensi

pertemuan

komite audit

tidak terkait

dengan fee audit

yang lebih

tinggi.

2 Goodwin-

Stewart

dan Kent

(2006)

“The

Relation

Between

External

Audit Fees,

Audit

Committee

Characterist

ics and

Internal

Audit”.

Variabel

dependen:

Audit fee

Variabel

independen:

boardindep,

boardmeetings,

auditcommittee

Acindependenc

e, Acexpertise,

ACMeetings

dan internal

audit

Keberadaan

komite audit,

pertemuan

komite audit dan

peningkatan

fungsi internal

audit

berhubungan

positif dengan

kenaikan fee

audit.

Bersambung halaman selanjutnya

Page 67: Skrip Si

49

Tabel 2.1 (Lanjutan)

No Peneliti

(Tahun)

Judul

Penelitian

Variabel

Penelitian Hasil Penelitian

3 Chau Mat Lo

Dillian

(2007)

“How a

Company’s

level of

Corporate

Governance

affects

external

Audit Fees?”

Variabel

dependen:

Audit Fee

Variabel

independen:

Bin, BMeet,

BSize, ACIn,

ACEx, ACMeet

dan ACSize

Karakteristik

dewan komisaris

tidak

berpengaruh

signifikan

terhadap fee

audit.

Independen,

frekuensi dan

ukuran komite

audit

berpengaruh

positif signifikan

terhadap fee

audit.

4 David Hay,

W. Robert

Knechel dan

Helen Ling

(2008)

“Evidence on

the Impact of

Internal

Control and

Corporate

Governance

on Audit

Fees”

Variabel

dependen:

Audit Fees

Variabel

independen:

INAudit, Com,

Out, dan Majsh.

Menemukan

bahwa langkah-

langkah internal

audit, corporate

governance, dan

konsentrasi

kepemilikan

berpengaruh

positif terhadap

fee audit.

5 Suharli dan

Nurlaelah,

(2008)

“Konsentrasi

Auditor dan

Penetapan

Fee Audit:

Investigasi

Pada

BUMN”

Variabel

dependen:

Audit Fee

Variabel

independen:

Rasio

Konsentrasi,.

Menunjukkan

bahwa

rasio konsentrasi

dan ukuran

auditee

perusahaan

berpengaruh

signifikan

terhadap audit

fee.

Bersambung pada halaman selanjutnya

Page 68: Skrip Si

50

Tabel 2.1 (Lanjutan)

No Peneliti

(Tahun)

Judul

Penelitian

Variabel

Penelitian Hasil Penelitian

Kantor

Akuntan

Publik, Ukuran

Perusahaan dan

Anak

Perusahaan

Ukuran KAP dan

jumlah anak

perusahaan tidak

berpengaruh

signifikan

terhadap fee

audit.

6 Harjinder

Singh and

Rick Newby

(2009)

“Internal

audit and

audit fees:

further

evidence”

Variabel

dependen:

Audit Fee

Variabel

independen:

Mining,

Pernexbd,

Bodmeet,

Peracind,

Acmeet,

Peracfex, IA

Menemukan

bahwa ada

hubungan yang

positif signifikan

antara internal

audit terhadap

fee audit.

7 Netty

Herawaty

(2011)

“Pengaruh

Pengendalian

Intern dan

Lamanya

Waktu Audit

Terhadap Fee

Audit”.

Variabel

dependen:

Audit Fee

Variabel

independen:

Pengendalian

Internal dan

Lamanya

Waktu Audit

Memperlihatkan

secara simultan

pengendalian

intern dan

lamanya waktu

audit memiliki

pengaruh

terhadap fee audit

dan secara parsial

pengendalian

intern dan

lamanya waktu

audit memiliki

pengaruh positif

terhadap fee audit

8 Hamid dan

Abdullah

(2012)

“Influence of

Corporate

Governance

on Audit and

Variabel

dependen:

Audit Fee dan

Bob-audit fee

Ukuran dewan

komisaris

berpengaruh

positif signifikan

Bersambung pada halaman selanjutnya

Page 69: Skrip Si

51

Tabel 2.1 (Lanjutan)

No Peneliti

(Tahun)

Judul

Penelitian

Variabel

Penelitian Hasil Penelitian

Non-Audit

Fees:

Malaysian

Evidence”

Variabel

independen:

Board

independence,

board size, Duality

Role,

Audit Committee

Independence

terhadap fee

audit dalam

GLCs,

sedangkan

independensi

dewan komisaris

berpengaruh

positif signifikan

terhadap fee

audit dalam

NGLCs. Audit

tenur tidak

signifikan

terhadap fee

audit dalam

GLCs dan

NGLCs.

9 Reza

Wibowo

dan Abdul

Rohman

(2013)

Pengaruh

Governance

Structure dan

Fungsi

Internal

Control

terhadap Fee

Audit

Eksternal

pada

Perusahaan

Publik di

Indonesia.

Variabel

dependen:

Fee Audit

Eksternal

Variabel

independen:

BoardIndependenc

e, BoardSize,

BoardMeet, KK,

CRT,

ACIndependence,

ACSize, ACMeet,

IA.

Ukuran dewan

komisaris,

intenssitas

pertemuan

komisaris,

ukuran komite

audit,

keberadaan

konsentrasi

kepemilikan

berpengaruh

signifikan,

sedangkan

independensi

komisaris,

independensi

komite audit,

intensitas

pertemuan

komite audit dan

fungsi audit

internal tidak

berpengaruh

Sumber : Data yang diolah

Page 70: Skrip Si

52

D. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran merupakan sintesa dari serangkaian teori yang

sistematis dari kinerja teori dalam memberikan solusi atau alternative dari

serangkaian masalah yang ditetapkan. Penelitian ini akan menganalisis

pengaruh struktur governance dan internal control terhadap fee audit yang di

bayarkan terhadap auditor eksternal. Struktur governance dalam penelitian ini

mencakup dewan komisaris dan komite audit. Selain menggunakan variabel

dependen dan variabel independen juga digunakan variabel kontrol sebagai

pengontrol variabel independen untuk dapat menjelaskan keberadaan variabel

dependen.

Berdasarkan judul yang diangkat, peneliti mengkaji independensi dewan

komisaris (X1), ukuran dewan komisaris (X2), independensi komite audit

(X3), ukuran komite audit (X4), intensitas pertemuan komite audit (X5),

keberadaan fungsi internal audit (X6) terhadap fee audit eksternal (Y) dengan

ukuran perusahaan (X7) sebagai variabel kontrol.

Gambar 2.1

Kerangka Penelitian

Bersambung pada halaman selanjutnya.

Adanya Skandal Akuntansi dan

Permasalahan

Page 71: Skrip Si

53

Gambar 2.1 (Lanjutan)

Bersambung pada halaman selanjutnya

Variabel Independen Variabel Dependen

Variabel Kontrol

Independensi dewan

komisaris (X1)

Sumber: Dillian (2007)

Jumlah dewan

komisaris (X2)

Sumber: Dillian (2007)

Independensi komite

audit (X3)

Sumber: Yatim et, al.,

(2006)

Jumlah komite audit

(X4)

Sumber: Dililan (2007)

Intensitas pertemuan

komite audit (X5)

Sumber: Dillian (2007)

Fee Audit Eksternal

(Y)

Sumber: Dillian

(2007)

Internal Audit(X6)

Sumber: Hay et. al.,

(2008)

Ukuran Perusahaan

(X7)

Sumber: Dillian

(2007)

Page 72: Skrip Si

54

Gambar 2.1 (Lanjutan)

E. Hipotesis

Hipotesis merupakan dugaan sementaraatas suatu hubungan, sebab

akibat dari kinerja variabel yang perlu dibuktikan kebenarannya. Dalam

penelitian ini diperoleh hipotesis sebagai berikut:

1. H1 = Independensi dewan komisaris berpengaruh positif terhadap fee

audit eksternal.

2. H2 = Ukuran dewan komisaris berpengaruh positif terhadap fee audit

eksternal.

Metode Analisis:

Regresi Berganda

Hasil Pengujian dan Pembahasan

Kesimpulan, Implikasi, Keterbatasan, dan Saran

Metode

Deskriptif

Uji Asumsi

Klasik

Uji

Statistik

Uji

Hipotesis

Page 73: Skrip Si

55

3. H3 = Independensi komite audit berpengaruh positif terhadap fee audit

eksternal.

4. H4 = Ukuran komite audit berpengaruh negatif terhadap fee audit

eksternal.

5. H5 = Intensitas pertemuan komite audit berpengaruh negatif terhadap fee

audit eksternal.

6. H6= Keberadaan fungsi audit internal berpengaruh positif terhadap fee

audit eksternal.

Page 74: Skrip Si

56

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh variabel

independen yaitu struktur governance (independensi dewan komisaris,

ukuran dewan komisaris, independensi komite audit, ukuran komite audit,

intensitas pertemuan komite audit), internal control terhadap variabel

dependen yaitu fee audit eksternal. Populasi yang digunakan dalam

penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI) pada tahun 2009 sampai dengan 2011.

B. Metode Penentuan Sample

Populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2009

sampai dengan 2011. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan

dengan menggunakan metode pemilihan sampel bertujuan (purposive

sampling) dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang representative

sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Adapun kriteria pemilihan sampel

pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan telah listing di BEI sejak tanggal 01 Januari 2009 sampai 31

Desember 2011 dan tidak delisting selama periode penelitian.

Page 75: Skrip Si

57

2. Perusahaan menyertakan laporan tahunan beserta laporan keuangan

yang telah diaudit oleh auditor independen.

3. Laporan keuangan yang telah diaudit menggunakan mata uang rupiah.

4. Mencantumkan professional fee dan jumlah rapat komite audit dalam

Catatan atas Laporan Keuangan.

C. Metode Pengumpulan data

Sumber data penelitian merupakan salah stau faktor penting yang

menjadi pertimbangan dalam penentuan metode pengumpulan data. Dalam

memperoleh data-data pada penelitian ini, peneliti menggunakan dua cara

yaitu penelitian pustaka dan penelitian lapangan.

1. Penelitian Pustaka (Library Research)

Peneliti memperoleh data yang berkaitan dengan masalah yang sedang

diteliti melalui buku, jurnal, skripsi, majalah, tesis, internet, dan

perangkat lain yang berkaitan dengan judul penelitian.

2. Penelitian Lapangan (Field Research)

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.

Seluruh data bersumber dari laporan tahunan dan laporan keuangan

auditan perusahaan dalam Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009

sampai dengan 2011 yang telah dipublikasikan secara lengkap. Data

dikumpulkan dengan mempelajari data-data yang diperoleh dari sumber

data sekunder, kemudian dilanjutkan dengan pencatatan dan

penghitungan. Data-data tersebut diperoleh dari Pojok Bursa UIN

Page 76: Skrip Si

58

jakarta, website Bursa Efek Indonesia www.idx.co.id, dan berbagai

macam literatur yang ada.

D. Metode Analisis Data

Metode analisis data dalam penelitian ini adalah analisis regresi

berganda yang perhitungannya dilakukan dengan menggunakan program

SPSS 19. Analisis ini menggunakan teknik statistik deksriptif, uji asumsi

klasik, uji hipotesis dan uji statistik. Adapun metode yang digunakan peneliti

yaitu:

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif didasarkan dengan memberikan gambaran atau

deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar

deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, dan range. Hal ini perlu

dilakukan untuk melihat gambaran keseluruhan dari sampel yang berhasil

dikumpulkan dan memenuhi syarat untuk dijadikan sampel penelitian

(Imam Ghozali, 2011:19).

2. Uji Asumsi Klasik

Untuk melakukan uji asumsi klasik atas data sekunder ini, maka

peneliti melakukan uji multikolonieritas, uji autokorelasi, uji

heteroskedastisitas dan uji normalitas.

a. Uji Multikolonieritas

Pengujian multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah

model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen.

Page 77: Skrip Si

59

Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem

multikolinieritas (multiko). Model regresi yang baik seharusnya tidak

terjadi korelasi di antara variabel independen (Imam Ghozali,

2011:105).

Deteksi ada atau tidaknya problem multikoloneritas, maka dapat

dilakukan dengan melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation

Factor (VIF) serta besaran korelasi antar variabel independen.

1) Besarnya korelasi antar variabel independen.

Pedoman suatu model regresi bebas multikoloneritas , memiliki

kriteria sebagai berikut:

a) Koefisien korelasi antara variabel-variabel independen harus

lemah, tidak lebih dari 90 persen atau dibawah 0,90

b) Jika korelasi kuat antara variabel-variabel independen dengan

variabel-variabel independen (umumnya diatas 0,90), maka hal

ini menunjukkan terjadinya multikoloneritas yang serius (Imam

Ghozali, 2011:105).

Selain itu, untuk menguji ada tidaknya multikolinearitas dapat

dilihat dari nilai VIF (Variance Inflation Factor). Pedoman

pengambilan keputusan:

a) Jika VIF > 10, maka variabel tersebut memiliki problem

multikolinearitas,

b) Jika VIF < 10, maka variabel tersebut tidak memiliki problem

multikolineritas.

Page 78: Skrip Si

60

b. Uji Autokorelasi

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier

ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t-1

(sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem

autokorelasi (Imam Ghozali, 2011:110). Uji autokorelasi dilakukan

dengan Run test untuk menguji apakah antar residual terdapat korelasi

yang tinggi.

c. Uji Heteroskedastisitas

Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah

model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual dari satu

pengamatan ke pengamatan lainnya. Jika varian dari residual dari satu

pengamatan ke pangamatan lainnya tetap, maka disebut

homokedastisitas, dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model

regresi yang baik bersifat homokedastisitas dan tidak

heteroskedastisitas (Imam Ghozali, 2011:139).

Heteroskedastisitas dapat dideteksi dengan melihat ada atau

tidaknya pola tertentu pada grafik, dimana sumbu X adalah Y yang

telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y

sesungguhnya) yang telah distudentized. Jika pola tertentu, seperti

titik-titik (poin-poin) yang ada membentuk suatu pola tertentu yang

teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka telah

terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-

Page 79: Skrip Si

61

titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak

terjadi heteroskedastisitas.

d. Uji Normalitas

Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi antara variabel dependen dengan variabel independen

mempunyai distribusi normal atau tidak. Proses uji normalitas data

dilakukan dengan uji statistik Kolmogorov-Smirnov (K-S) dan

memperhatikan penyebaran data (titik) pada normal p-plot of

regression standardized residual dari variabel dependen, dimana :

1) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis

diagonal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

2) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti

garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi

normalitas.

3. Uji Hipotesis

Karena variabel independen yang digunakan dalam penelitian lebih

dari satu maka pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan

analisis Regresi Berganda (Multiple Regression). Model regresi berganda

bertujuan untuk memprediksi besar variabel dependendengan

menggunakan data variabel independen yang sudah diketahui besarnya.

Analisis ini digunakan untuk menentukan hubungan antara fee audit

dengan variabel-variabel independen.

Page 80: Skrip Si

62

Persamaan regresinya adalah sebagai berikut :

Keterangan:

Y = logaritma natural dari fee audit (lnfees)

a = konstanta

X1 = prosentase total komisaris independen terhadap total dewan

komisaris (boardind)

X2 = jumlah anggota dewan komisaris (boardsize)

X3 = prosentase total komite audit diluar komisaris independen

terhadap total komite audit (acind)

X4 = jumlah anggota komite audit per tahun buku (acsize)

X5 = jumlah intensitas pertemuan komite audit (acmeet)

X6 = keberadaan fungsi internal audit (ia)

X7 = logaritma natural dari total aset perusahaan (lnassets)

e = standard error of estimation

4. Uji Statistik

a. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai

adjusted R2

adalah antara 0 (nol) dan 1 (satu). Nilai adjusted R² yang

kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam

menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang

Y = a + b1 (X1) + b2 (X2) + b3 (X3) + b4 (X4) + b5 (X5) + b6

(X6) + b7 (X7) + e

Page 81: Skrip Si

63

mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan

hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi

variabel dependen.

b. Uji statistik F

Uji statistik F ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bersama-

sama atau secara simultan variabel independen terhadap variabel

dependen. Pengujian dilakukan dengan menggunakan tingkat

signifikansi 0,05. Penolakan atau penerimaan hipotesis dilakukan

dengan kriteria sebagai berikut:

1) Jika nilai signifikansi kurang dari atau sama dengan 0,05 maka

hipotesis diterima yang berarti secara bersama-sama variabel

boardind, boardsize, acind, acsize, acmeet, ia dan lnassets

berpengaruh terhadap fee audit.

2) Jika nilai signifikansi lebih dari 0,05 maka hipotesis ditolak yang

berarti secara bersama-sama variabel boardind, boardsize, acind,

acsize, acmeet,ia dan lnassets berpengaruh terhadap fee audit.

c. Uji Statistik t

Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel

penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi

variabel dependen dan digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya

pengaruh masing-masing variabel independen secara individual

terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikansi 0,05

(Imam Ghozali, 2011:98).

Page 82: Skrip Si

64

Dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:

1) Jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05, maka H0 ditolak atau Ha

diterima, ini berarti menyatakan bahwa variabel independen atau

bebas mempunyai pengaruh secara individual terhadap variabel

dependen atau terikat.

2) Jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05, maka H0 diterima atau

Ha ditolak, ini berarti menyatakan bahwa variabel independen atau

bebas tidak mempunyai pengaruh secara individual terhadap variabel

dependen atau terikat.

E. Operasionalisasi Variabel Penelitian

Pada bagian ini akan diuraikan definisi dari masing-masing variabel

yang digunakan berikut dengan operasional dan cara pengukurannya.

1. Variabel Dependen

Penelitian ini menggunakan variabel dependen yaitu fee audit

eksternal. Data tentang fee audit akan diwakili oleh akun professional fees

atau honorarium tenaga ahli yang diperoleh dengan melihat laporan

keuangan tahunan perusahaan pada komponen beban administrasi dan

umum yang tertuang pada catatan atas laporan keuangan. Selanjutnya

variabel akan diukur dengan menggunakan logaritma natural dari

professional fees. Variabel akan disimbolkan dengan lnfees di dalam

persamaan.

Page 83: Skrip Si

65

2. Variabel Independen

Adalah tipe variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel

lain, terdiri dari:

a. Dewan Komisaris

Komisaris independen dipandang dapat melakukan pengawasan

secara signifikan terhadap kegiatan dan pengendalian dalam

perusahaan sehingga memerlukan informasi yang independen yang

berasal dari auditor eksternal (Hay et. al., 2008). Dewan komisaris

ditugaskan dan diberi tanggung jawab atas pengawasan kualitas

informasi yang terkandung dalam laporan keuangan, sehingga

memerlukan informasi yang independen yang berasal dari auditor

eksternal. Komisaris independen diukur melalui prosentase total

komisaris independen terhadap total dewan komisaris, jumlah anggota

diukur melalui jumlah total dewan komisaris yang ada pada

perusahaan selama periode akuntansi (Dillian, 2007). Untuk

selanjutnya komisaris independen akan dilambangkan dengan

boardind, jumlah anggota dilambangkan dengan boardsize.

b. Komite Audit

Komite audit bertanggung jawab untuk melakukan pengawasan

terhadap pelaporan keuangan dan pengendalian internal perusahaan

serta sebagai penengah antara auditor internal dan eksternal (Hay et.

al., 2008). Komite audit adalah komite yang dibentuk oleh dewan

komisaris untuk melakukan tugas pengawasan pengelolaan perusahaan

Page 84: Skrip Si

66

dan keberadaan komite audit sangat penting bagi pengelolaan

perusahaan. Kemudian komite audit yang independen diukur melalui

prosentase total komite audit diluar komisaris independen terhadap

total komite audit di dalam perusahaan dan dilambangkan dengan

acind (Yatim et, al., 2006). Jumlah anggota diukur melalui jumlah

total komite audit yang ada pada perusahaan dan dilambangkan dengan

acsize, dan jumlah rapat diukur melalui jumlah total rapat yang

dilakukan komite audit selama periode akuntansi dan dilambangkan

dengan acmeet (Dillian, 2007).

c. Internal Control

Pengendalian internal dapat dilakukan tidak hanya oleh anggota

perusahaan dan tim komite audit, tetapi dapat dilakukan oleh divisi

audit internal. Nurika Restuningdiah (2010:359), keberadaan internal

audit diharapkan dapat memfasilitasi keefektifan fungsi komite audit,

sesuai dengan tujuan fungsi audit adalah pemantauan terhadap

pelaporan keuangan yang merupakan tanggungjawab dari komite

audit. Felix et, al., (2001) berpendapat bahwa keberadaan fungsi

internal audit dalam perusahaan dipandang dapat membantu auditor

eksternal dalam pelaksanaan tugas audit. Variabel internal audit

menggunakan variabel dummy, yaitu angka 1 untuk mengindikasikan

adanya keberadaan fungsi internal audit yang tercantum dalam laporan

tahunana serta angka 0 untuk mengindikasikan tidak adanya fungsi

Page 85: Skrip Si

67

internal audit (Hay et, al., 2008). Variabel disimbolkan dengan

lambang ia dalam persamaan.

3. Variabel Kontrol

Penelitian ini menggunakan variabel kontrol sebagai pengontrol

variabel independen untuk dapat menjelaskan keberadaan variabel

dependen, serta untuk mengembangkan baseline model atau model dasar

bagi fee audit sebagaimana digunakan dalam penelitian-penelitian

sebelumnya. Dasar keputusan pemakaian variabel kontrol adalah untuk

menghindari adanya unsur bias hasil penelitian. Sehingga hasil penelitian

dengan menggunakan variabel kontrol akan meminimalisasi bisa

dibandingkan dengan penelitian tanpa menggunakan variabel kontrol.

Variabel kontrol yang digunakan dalam penelitian ini adalah ukuran

perusahaan. Salah satu tolak ukur yang menunjukkan besar kecilnya

perusahaan adalah total aset perusahaan. Perusahaan yang memilki total

aset besar menunjukkan arus kas perusahaan sudah positif dan dianggap

memiliki prospek yang baik dalam jangka waktu relatif lama, selain itu

juga mencerminkan bahwa perusahaan relatif lebih stabil dan lebih

mampu menghasilkan laba dibanding perusahaan dengan total aset yang

kecil.

Variabel indikator untuk mewakili faktor ukuran perusahaan adalah

total aset yang dimilki oleh perusahaan. Variabel ini akan diukur dengan

menggunkan logaritma natural dari total aset perusahaan (Dillian, 2007).

Page 86: Skrip Si

68

Selanjutnya variabel ini akan dilambangkan dengan lnassets didalam

persamaan.

Tabel 3.1

Operasional Variabel dan Pengukuran

No Variabel Jenis

Variabel

Indikator

1 Fee Audit

(Dillian, 2007)

Dependen Logaritma natural (ln) atas

professional fees

2 Independensi

Dewan

Komisaris

(Dillian, 2007)

Independen Prosentase komisaris

independen terhadap

dewan komisaris

3 Ukuran

Dewan

Komisaris

(Dillian, 2007)

Independen Jumlah anggota dewan

komisaris

4 Independensi

komite audit

(Yatim et. al.,

2006)

Independen Prosentase total komite

audit diluar komisaris

independen terhadap total

komite audit

5 Ukuran

Komite Audit

(Dillian, 2007)

Independen Jumlah anggota seluruh

komite audit

7 Intensitas

Pertemuan

Komite Audit

(Dillian, 2007)

Independen Jumlah pertemuan komite

audit selama laporan

keuangan

8 Internal

Control

(Hay et. al.,

2008)

Independen Variabel dummy, jika

mengindikasikan adanya

keberadaan fungsi internal

audit maka diberi nilai 1

dan jika tidak

mengindikasikan diberi

nilai 0

Sumber : Data diolah, 2011

Page 87: Skrip Si

69

Tabel 3.1 Lanjutan

Operasional Variabel dan Pengukuran

No Variabel Jenis

Variabel

Indikator

9 Ukuran

Perusahaan

(Dillian),

2007)

Kontrol Logaritma natural (ln) atas

total aset perusahaan.

Page 88: Skrip Si

70

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Deskripsi Objek Penelitian

Pada bab ini menjelaskan secara singkat mengenai objek penelitian

anatara lain populasi dan sampel yang digunakan. Populasi dari

penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI) mulai tahun 2009-2011. Perusahaan manufaktur tersebut

telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebelum 1 Januari 2009 dan

selama periode penelitian tersebut tidak keluar dari Bursa Efek Indonesia

atau mengalami delisting. Industri manufaktur dipilih karena memiliki

jumlah perusahaan yang listing paling banyak dibandingkan dengan

industri lain.

Menurut data, terdapat 131 perusahaan yang terbagi ke dalam 19

sektor. Sampel yang digunakan adalah perusahaan yang mencantumkan

annual report selama 3 tahun berturut-turut pada tahun 2009-2011.

Metode pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling

yang dilakukan dengan memilih sampel sesuai kriteria. Jumlah sampel

dalam penelitian yang diperoleh sebanyak 31 perusahaan, sehingga

observasi secara keseluruhan sejak tahun 2009-2011 diperoleh sebanyak

93 perusahan sampel.

Page 89: Skrip Si

71

Tabel 4.1 di bawah ini menyajikan tahapan seleksi sampel

berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan.

Tabel 4.1

Metode Pengambilan Sampel Penelitian

No Keterangan Jumlah

1 Jumlah perusahaan manufaktur yang terdaftar di

BEI selama periode 2009-2011 131

2 Perusahaan yang tidak menerbitkan laporan

tahunan selama tahun 2009-2011 (58)

3 Data laporan tahunan tidak lengkap (40)

4 Perusahan yang menggunakan mata uang selain

rupiah (2)

5 Data laporan tahunan perusahaan yang dapat

dianalisis 31

6 Jumlah perusahaan yang terpilih menjadi sampel

selama periode 2009-2011 93

Sumber data: diolah, 2011

Jumlah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI) selama periode 2009-2011 berjumlah 131 perusahaan.

Dari 131 perusahaan manufaktur tersebut terdapat 58 perusahaan yang

tidak menerbitkan annual report., 40 perusahaan yang memiliki data

laporan tahunan yang tidak lengkap dan 2 perusahan yang menggunakan

mata uang selain rupiah. Sehingga perusahaan manufaktur yang dijadikan

sampel adalah sebanyak 31 perusahan. Sedangkan total pengamatan yang

dijadikan sampel peneltian adalah sebanyak 93 perusahaan.

2. Deskripsi Sampel Penelitian

Dalam penelitian ini sampel dipilih dengan metode purposive

sampling dengan menggunakan kriteria-kriteria yang telah ditentukan.

Page 90: Skrip Si

72

Sampel dipilih bagi perusahaan yang menyajikan data yang dibutuhkan

dalam penelitian ini, seperti besarnya professional fees, komisaris

independen, ukuran dewan komisaris, independen dalam komite audit,

ukuran komite audit, intensitas pertemuan komite audit, internal control

dan ukuran perusahaan. Ringkasan sampel penelitian disajikan dalam

Tabel 4.2.

Tabel 4.2

Sampel Penelitian

No Kode Perusahaan

1 ADMG Polychem Indonesia Tbk

2 ALKA Alaskasa Industrindo Tbk

3 ARNA Arwana Citramulia Tbk

4 ASII Astra International Tbk

5 AUTO Astra Otoparts Tbk

6 BRAM Indo Kordsa Tbk

7 BTON Betonjaya Manunggal Tbk

8 CNTB Asuransi Harta Aman Pratama Tbk

9 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk

10 DLTA Delta Djakarta Tbk

11 ESTI Ever Shine Textile Industry Tbk

12 ETWA Eterindo Wahanatama Tbk

13 FASW Fajar Surya Wisesa Tbk

14 GJTL Gajah Tunggal Tbk

15 IKAI Intikeramik Alamasri Industri Tbk

16 INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk

17 IGAR Kageo Igar Jaya Tbk

18 JECC Jembo Cable Company Tbk

Bersambung pada halaman selanjutnya

Page 91: Skrip Si

73

Tabel 4.2 (Lanjutan)

No Kode Perusahaan

19 JPFA JAPFA Comfeed Indonesia Tbk

20 KBLM Kabelindo Murni Tbk

21 KLBF Kalbe Farma Tbk

22 LION Lion Metal Works Tbk

23 PRAS Prima Alloy Steel Tbk

24 SIPD Sierad Produce Tbk

25 SMCB Holcim Indonesia Tbk

26 SMGR Semen Gresik (Persero) Tbk

27 SMSM Selamat Sempurna Tbk

28 SPMA Suparma Tbk

29 SSTM Sunson Textile Manufacture Tbk

30 UNTX Unitex Tbk

31 VOKS Voksel Electric Tbk

Sumber data : diolah, 2011

B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan model regresi

berganda. Tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh

mengenai pengaruh variabel independen (independensi dewan komisaris,

ukuran dewan komisaris, independensi dalam komite audit, ukuran komite

audit dan intensitas pertemuan komite audit) terhadap variabel dependen yaitu

fee audit dengan variabel kontrol ukuran perusahaan.

Page 92: Skrip Si

74

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif dengan membandingkan nilai minimum,

nilai maksimum dan rata-rata dari sampel. Analisis deskriptif dalam

Tabel 4.3 merupakan analisis deskriptif untuk variabel bebas fee audit

dan variabel terikat.

Tabel 4.3

Analisis Statistik Deskriptif Tahun 2009-2011

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

boardind 93 ,25000000 1,00000000 ,4306149112 ,15738089531

boardsize 93 2 11 4,68 2,158

Acind 93 ,00000000 ,80000000 ,6517921439 ,09268090076

acsize 93 2 5 3,09 ,434

acmeet 93 1 44 8,01 9,313

Ia 93 0 1 ,92 ,265

lnassets 93 24,968668 32,664860 28,02703008 1,659263779

lnfees 93 17,990143 27,894922 21,60695854 2,074360918

Valid N

(listwise)

93

Sumber data : Hasil output SPSS diolah, 2011

Tabel 4.3 menunjukkan statistik deskriptif masing-masing variabel

penelitian. Berdasarkan Tabel 4.3 hasil analisis dengan menggunakan

statistik deskriptif terhadap variabel independen boardind nilai minimum

0,25 dan nilai maksimum sebesar 1. Sementara nilai rata-rata (mean)

sebesar 0,430 dan standar deviasi (standard deviation) sebesar 0,157.

Nilai rata-rata (mean) yang lebih besar dibandingkan nilai standar deviasi

(standard deviation) menunjukkan bahwa data terdistribusi dengan baik.

Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap

variabel independen boardsize menunjukkan nilai minimum 2 dan nilai

Page 93: Skrip Si

75

maksimum sebesar 11. Sementara nilai rata-rata (mean) sebesar 4,68 dan

standar deviasi (standard deviation) sebesar 2,158. Nilai rata-rata (mean)

yang lebih besar dibandingkan nilai standar deviasi (standard deviation)

menunjukkan bahwa data terdistribusi dengan baik. Pada variabel

independen acind menunjukkan nilai minimum 0,0 dan nilai maksimum

sebesar 0,8. Sementara nilai rata-rata (mean) sebesar 0,651 dan standar

deviasi (standard deviation) sebesar 0,092. Nilai rata-rata (mean) yang

lebih besar dibandingkan nilai standar deviasi (standard deviation)

menunjukkan bahwa data terdistribusi dengan baik.

Pada variabel independen acsize menunjukkan nilai minimum

sebesar 2 dan nilai maksimum sebesar 5. Sementara nilai rata-rata (mean)

sebesar 3,09 dan standar deviasi (standard deviation) sebesar 0,434. Nilai

rata-rata (mean) yang lebih besar dibandingkan nilai standar deviasi

(standard deviation) menunjukkan bahwa data terdistribusi dengan baik.

Pada variabel independen acmeet menunjukkan nilai minimum sebesar 1

dan nilai maksimum 44. Sementara nilai rata-rata (mean) sebesar 8,01

dan standar deviasi (standard deviation) sebesar 9,313. Nilai rata-rata

(mean) yang lebih besar dibandingkan nilai standar deviasi (standard

deviation) menunjukkan bahwa data terdistribusi dengan kurang baik.

Pada variabel independen ia menunjukkan nilai minimum sebesar 0

dan nilai maksimum 1. Sementara nilai rata-rata (mean) sebesar 0,92 dan

standar deviasi (standard deviation) sebesar0,265. Nilai rata-rata (mean)

yang lebih besar dibandingkan nilai standar deviasi (standard deviation)

Page 94: Skrip Si

76

menunjukkan bahwa data terdistribusi dengan baik. Pada variabel kontrol

lnassets menunjukkan nilai minimum sebesar 24,968 dan nilai

maksimum 32,664. Sementara nilai rata-rata (mean) sebesar 28,027 dan

standar deviasi (standard deviation) sebesar 1,659. Nilai rata-rata (mean)

yang lebih besar dibandingkan nilai standar deviasi (standard deviation)

menunjukkan bahwa data terdistribusi dengan baik.

Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap

variabel dependen lnfees menunjukkan nilai minimal sebesar 17,990 dan

nilai maksimal 27,894. Sementara nilai rata-rata (mean) sebesar 21,606

dan standar deviasi (standard deviation) sebesar 2,074. Hal ini

menunjukkan bahwa kualitas data dari penelitian ini cukup baik, karena

nilai rata-rata (mean) lebih besar dari nilai standar deviasi yang

mengidentifikasikan bahwa standar erorr dari setiap variabel kecil.

2. Hasil Pengujian Asumsi Klasik

a. Hasil Uji Multikolonieritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam

persamaan regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel

independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi

di antara variabel independen. Uji multikolonieritas dilakukan dengan

menggunakan uji nilai tolerance value atau Varlance Inflation Factor

(VIF). Batas dari nilai batas tolerance value adalah 0,01 dan VIF

adalah 10. Apakah tolreancevalue dibawah 0,01 atau nilai Varlance

Page 95: Skrip Si

77

Infation Factor (VIF) di atas 10 maka terjadi multikolonieritas

(Ghozali, 2011:105). Berikut tabel 4.4 yang menjelaskan hasil uji

multikolonieritas yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.4

Hasil Uji Multikolonieritas

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -5,484 2,399

Boardind 1,544 ,654 ,117 ,787 1,271

Boardsize ,175 ,069 ,182 ,372 2,688

Acind -,798 1,057 -,036 ,868 1,151

Acsize ,206 ,266 ,043 ,625 1,599

Acmeet ,018 ,012 ,083 ,636 1,574

Ia -,885 ,373 -,113 ,850 1,176

Lnassets ,934 ,089 ,747 ,386 2,591

a. Dependent Variable: lnfees

Sumber data : Hasil output SPSS diolah, 2011

Dari Tabel 4.4 coefficients, hasil perhitungan nilai Tolerance

menunjukkan tidak ada variabel independen yang memiliki nilai

Tolerance kurang dari 0,10. Hasil Variance Inflation Factor (VIF)

juga menunjukkan hal yang sama bahwa tidak ada satu variabel

independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10.

Pada variabel boardind memiliki nilai tolerance sebesar 0,787 >

0,10 dan VIF sebesar 1,271 < 10. Variabel boardsize memiliki nilai

tolerance sebesar 0,372 > 0,10 dan VIF sebesar 2,688 < 10. Variabel

acind memiliki nilai tolerance sebesar 0,868 > 0,10 dan VIF sebesar

Page 96: Skrip Si

78

1,151 < 10. Variabel acsize memiliki nilai tolerance sebesar 0,625 >

0,10 dan VIF sebesar 1,599 < 10. Variabel acmeet memiliki nilai

tolerance sebesar 0,636 > 0,10 dan VIF sebesar 1,574 < 10. Variabel

ia memiliki nilai tolerance sebesar 0,850 > 0,10 dan VIF sebesar

1,176 < 10. Variabel lnasset memiliki nilai tolerance sebesar 0,386 >

0,10 dan VIF sebesar 2,591 < 10. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa tidak ada multikolonieritas antar variabel independen dalam

model regresi.

b. Hasil Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t

dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Uji

autokorelasi dilakukan dengan Runs Test untuk menguji apakah antar

residual terdapat korelasi yang tinggi (Ghozali, 2011:110).

Tabel 4.5

Hasil Uji Autokorelasi

Runs Test

Unstandardized

Residual

Test Valuea -,00824

Cases < Test Value 46

Cases >= Test Value 47

Total Cases 93

Number of Runs 42

Z -1,146

Asymp. Sig. (2-tailed) ,252

a. Median

Sumber data : Hasil output diolah, 2011

Page 97: Skrip Si

79

Berdasarkan Uji Autokorelasi dapat dilihat pada Tabel 4.5

menunjukkan hasil bahwa nilai tes -0,00824 dengan probablitias

0,252. Karena nilai probabilitas lebih besar dari nilai signifikansi yang

telah ditetapkan sebesar 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa pada

model regresi tersebut tidak terjadi autokorelasi antar nilai residual.

c. Hasi Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah data

dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut

homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model

regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi

heteroskedastisitas (Ghozali, 2011:138).

Gambar 4.1

Grafik Scatterplot

Sumber data : Hasil ouput SPSS diolah, 2011

Page 98: Skrip Si

80

Pada Gambar 4.1 dapat dilihat hasil uji heteroskedastisitas

menunjukkan bahwa model regresi tidak mengalami gangguan

heteroskedastisitas. Hal ini dapat terlihat dimana titik-titik tersebar

tanpa membentuk suatu pola tertentu dan tersebar baik dibawah atau

diatas angka 0 pada sumbu Y.

d. Hasil Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi, variabel pengganggu atau residual distribusi normal.

Normalitas umunya diditeksi dengan melihat tabel histogram. Namun

demikian umumnya dideteksi dengan melihat tabel histogram bisa

menyesatkan, khususnya untuk jumlah sampel yang kecil. Metode

yang lebih handal adalah dengan melihat normal probability plot yang

membandingkan distribusi kumulatif dari data sesungguhnya dengan

distribusi kumulatif dari distribusi normal.

Gambar 4.2

Hasil Uji Normalitas Menggunakan Garfik P-Plot

Sumber data : Hasil output SPSS diolah, 2011

Page 99: Skrip Si

81

Berdasarkan Gambar 4.2 dapat dilihat bahwa grafik normal

probability plot of regression standardized menunjukkan pola grafik

yang normal. Hal ini terlihat dari titik-titik yang menyear di sekitar

garis diagonal dan penyebarannya mengikuti garis diagonal. Maka

dapat disimpulkan bahwa model regresi layak dipakai karena

memenuhi asumsi normalitas. Untuk memperkuat pengujian

dilakukan pengujian normalitas dengan menggunakan uji One-Sample

Klomograv Smirnov.

Tabel 4.6

One-Sample Kolmograv Smirvon test

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 93

Normal Parametersa,b

Mean ,0000000

Std. Deviation ,84142450

Most Extreme Differences Absolute ,074

Positive ,044

Negative -,074

Kolmogorov-Smirnov Z ,718

Asymp. Sig. (2-tailed) ,681

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Sumber data : Hasil output SPSS diolah, 2011

Dari Tabel 4.6 menunjukkan bahwa besarnya nilai Kolmograv-

Smirnov Z adalah 0,718 dan variabel memiliki nilai probabilitas

0,681. Dasar pengambilan keputusan untuk pengujian One-Sample

Kolmograv-Smirnov adalah apabila nilai probabilitas untuk nilai

residual lebih besar dari 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

Page 100: Skrip Si

82

variabel dalam penelitian ini terdistribusi secara normal, mendukung

pengujian dengan menggunakan grafik plot.

3. Hasil Pengujian Hipotesis

Setelah dilakukan pengujian asumsi-asumsi klasik statistik dan telah

terbukti data terbebas dari asumsi-asumsi klasik tersebut maka data

dalam penelitian ini telah memenuhi syarat untuk melakukan uji statistik

untuk membuktikan kebenaran uji hipotesis.

a. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)

Uji koefisien determinasi digunakan untuk mengukur proporsi

variasi dalam variabel bebas yang dijelaskan oleh regresi. Hasil

koefisien determinasi dapat dilihat pada kolom Adjusted Rsquare,

yang ditampilkan pada tabel berikut:

Tabel 4.7

Uji Koefisien Determinasi (R2)

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate

1 ,914a ,835 ,822 ,875386019

a. Predictors: (Constant), lnassets, ia, acind, acmeet, boardind, acsize, boardsize

b. Dependent Variable: lnfees

Sumber data : Hasil output SPSS diolah, 2011

Berdasarkan Tabel 4.7 diatas, menunjukkan bahwa besarnya nilai

Adjusted RSquare adalah 0,822 atau 82,2 persen. Hal ini menunjukkan

bahwa 82,2 persen variabel fee audit dapat dijelaskan oleh variabel

dari ke tujuh variabel boardind, boardsize, acind, acsize, acmeet, ia,

Page 101: Skrip Si

83

lnassets. Sedangkan sisanya sebesar 17,8 persen dijelaskan oleh faktor

lain yang tidak disertakan dalam penelitian ini seperti, konsentrasi

kepemilikan, keahlian komite audit dan faktor lainnya.

b. Hasil Uji Statistik F

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel

independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai

pengaruh secara bersama-sama atau simultan terhadap variabel

dependen atau terikat. Pengujian dilakukan dengan menggunakan

tingkat signifikansi 0,05. Jika nilai signifikansi kurang dari atau sama

dengan 0,05 maka hipotesis diterima yang menyatakan bahwa variabel

independen signifikan terhadap variabel dependen. Sebaliknya, jika

nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka hipotesis ditolak yang

menyatakan bahwa variabel independen tidak signifikan terhadap

variabel dependen.

Tabel 4.8

Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

ANOVAb

Model

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

1 Regression 330,738 7 47,248 61,658 ,000a

Residual 65,136 85 ,766

Total 395,874 92

a. Predictors: (Constant), lnassets, ia, acind, acmeet, boardind, acsize, boardsize

b. Dependent Variable: lnfees

Sumber data : Hasil output SPSS diolah, 2011

Berdasarkan Uji – F diperoleh hasil bahwa nilai F hitung sebesar

61,658 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000. Karena tingkat

Page 102: Skrip Si

84

signifikansi lebih kecil (0,000 < 0,05).Hal ini berarti, dapat dikatakan

bahwa variabel independen yaitu boardind, boardsize, acind, acsize,

acmeet, ia dan lnassets sebagai variabel kontrol berpengaruh secara

bersama-sama atau secara simultan dalam mempengaruhi fee audit

eksternal.

c. Hasil Uji Statistik t

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh

satu variabel penjelas atau indepeden secara individual dalam

menerangkan variabel dependen. Untuk melihat ada tidaknya

pengaruh dari masing-masing variabel independen terhadap variabel

dependen dapat dilihat dengan membandingkan nilai probabilitas (p-

value) dari masing-masing variabel dengan tingkat signifikansi yang

digunakan sebesar 0,05..

Tabel 4.9

Hasil Uji Statistik t

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -5,484 2,399 -2,286 ,025

Boardind 1,544 ,654 ,117 2,362 ,020

Boardsize ,175 ,069 ,182 2,524 ,013

Acind -,798 1,057 -,036 -,755 ,452

Acsize ,206 ,266 ,043 ,773 ,442

Acmeet ,018 ,012 ,083 1,504 ,136

Ia -,885 ,373 -,113 -2,373 ,020

Lnassets ,934 ,089 ,747 10,544 ,000

Sumber data : Hasil output SPSS diolah, 2011

Page 103: Skrip Si

85

Berdasarkan hasil pengujian Tabel 4.9, uji statistik t dapat

disimpulkan bahwa terdapat empat variabel yang memiliki tingkat

sigifikansi dibawah 0,05. Variabel independen boardind dengan nilai

probabilitas signifikan sebesar 0,20. Variabel independen boarsize

dengan nilai probabilitas signifikan sebesar 0,013. Variabel

independen ia dengan nilai probabilitas signifikan sebesar 0,020.

Variabel kontrol lnassets dengan nilai probabilitas signifikan sebesar

0, 000.

Sedangkan, terdapat tiga variabel yang memiliki nilai signifikansi

diatas 0,05. Variabel independen acind dengan nilai probabilitas

signifikansi sebesar 0,452. Variabel independen acsize dengan nilai

probabilitas signifikan sebesar 0,442. Variabel independen acmeet

dengan nilai probabilitas signifikan sebesar 0,136. Sehingga dikatakan

bahwa ketiga variabel tersebut tidak mempunyai pengaruh terhadap

fee audit eksternal.

Berdasarkan Tabel 4.9, maka diperoleh persamaan regresi sebagai

berikut:

Keterangan :

Y = logaritma natural dari fee audit (lnfees)

a = konstanta

Y = -5,484 + 1,544X1 + 0,175X2 - 0,798X3 + 0,206X4 +

0,018X5 -0,885X6 + 0,934X7

Page 104: Skrip Si

86

X1 = prosentase total komisaris independen terhadap total

dewan komisaris (boardind)

X2 = jumlah anggota dewan komisaris (boardsize)

X3 = prosentase total komite audit diluar komisaris independen

terhadap total komite audit (acind)

X4 = jumlah anggota komite audit per tahun buku (acsize)

X5 = jumlah intensitas pertemuan komite audit (acmeet)

X6 = keberadaan fungsi internal audit (ia)

X7 = logaritma natural dari total aset perusahaan (lnassets)

Pada persamaan regresi diatas menunjukkan bahwa nilai

konstanta sebesar -5,484. Hal ini dapat diartikan bahwa variabel fee

audit eksternal tanpa dipengaruhi oleh variabel independen akan

bernilai -5,484.

Koefisien regresi boardind sebesar 1,544, menyatakan bahwa

setiap penambahan dewan komisaris yang lebih independen dalam

perusahaan, maka dapat meningkatkan jumlah fee audit eksternal yang

diterima auditor eksternal. Koefisien regresi boardsize sebesar 0,175,

menyatakan bahwa setiap penambahan anggota dewan komisaris

sehingga ukuran dewan menjadi lebih besar, maka dapat

meningkatkan fee audit eksternal yang diterima auditor eksternal.

Koefisien regresi ia sebesar -0,885, menyatakan bahwa setiap

penambahan internal audit dalam perusahaan, maka mengakibatkan

penurunan fee audit eksternal ketika audit eksternal bergantung pada

Page 105: Skrip Si

87

pekerjaan audit internal. Koefisien regresi lnassets sebesar 0,934,

menyatakan bahwa setiap penambahan aset yang dimilki perusahaan,

maka mengakibatkan fee audit eksternal yang lebih tinggi.

Berdasarkan koefisien beta regresi pada Tabel 4.9 dapat

disimpulkan bahwa variabel boardind memiliki pengaruh yang paling

besar dengan koefisien beta regresi sebesar 1,544, diikuti variabel

lnassets sebesar 0,934, variabel ia sebesar -0,885, dan variabel

boardsize dengan koefisien beta regresi sebesar 0,175.

Dari hasil Uji – t dapat dilakukan pembahasan hipotesis yang

diajukan sebagai berikut:

a. H1 = Independensi dewaan komisaris berpengaruh positif terhadap

fee audit eksternal.

Berdasarkan Uji – t diperoleh hasil bahwa variabel boardind

berpengaruh positif dengan koefisien regresi sebesar 1,544 dan

signifikan sebesar 0,020. Karena tingkat signifikansi lebih kecil

dari 0,05, maka secara parsial variabel boardind berpengaruh

positif signifikan terhadap fee audit. Dengan demikian dikatakan

bahwa hipotesis diterima.

Hasil penelitian tidak mendukung penelitian yang dilakukan

oleh Dillian (2007), yang menunjukkan bahwa komisaris

independen tidak berpengaruh signifikan terhadap fee audit

eksternal. Penelitian tersebut berhipotesis tingginya independensi

berhubungan dengan fee audit yang rendah. Namun, bertentangan

Page 106: Skrip Si

88

dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa independensi

dewan tidak berpengaruh signifikan terhadap fee audit eksternal.

Sedangkan, hasil penelitian menunjukkan bahwa independensi

komisaris berpengaruh positif signifikan terhadap fee audit. Hasil

ini mendukung penelitian sebelumnya yaitu Hamid dan Abdullah

(2012), Lifschutz et, al., (2010), Goodwin Stewart dan Kent (2006)

dan Yatim et, al., (2006). Penelitian tersebut membuktikan bahwa

dewan komisaris yang independen akan menuntut kualitas yang

lebih tinggi dari auditor eksternal, sehingga menyebabkan fee audit

yang lebih tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan dengan

struktur governance yang kuat cenderung mencari jasa audit

dengan kualitas yang lebih tinggi untuk melindungi nama baik

perusahaan dan melindungi kekayaan pemegang saham. Kualitas

audit yang tinggi menuntut fee audit yang lebih tinggi pula.

Hal tersebut sesuai dengan teori bahwa keberadaan komisaris

independensi dalam perusahaan dimaksudkan untuk menciptakan

iklim yang lebih obyektif, independen, menjaga keterbukaan serta

mampu memberikan keseimbangan antara kepentingan pemegang

saham mayoritas dan perlindungan terhadap kepentingan pemegang

saham minoritas.

Page 107: Skrip Si

89

b. Ukuran dewan komisaris berpengaruh positif terhadap fee audit

eksternal.

Berdasarkan Uji – t diperoleh hasil bahwa boardsize

berpengaruh positif dengan koefisien regresi sebesar 0,175 dengan

tingkat signifikansi 0,013. Karena tingkat signifikansi lebih kecil

dari 0,05, maka secara parsial variabel boardsize berpengaruh

positif signifikan terhadap variabel fee audit. Dengan demikian

dikatakan bahwa hipotesis diterima.

Hasil penelitian tidak mendukung penelitian sebelumnya oleh

Yatim et, al., (2006) dan Dillian (2007). Hasil penelitian

menyatakan bahwa ukuran dewan komisaris tidak berpengaruh

signifikan terhadap fee audit eksternal. Hasil penelitian ini tidak

mendukung perspektif berbasis risiko dari jasa audit, yaitu tata

kelola perusahaan mengurangi fee audit eksternal. Hasil penelitian

konsisten dengan pendekatan permintaan jasa audit, dimana

perusahaan dengan tata kelola yang baik menuntut kualitas audit

yang lebih tinggi sehingga lebih tinggi fee audit eksternal.

Namun, hasil penelitian ini mendukung penelitian Hamid dan

Abdullah (2012) yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan

positif signifikan antara ukuran dewan terhadap fee audit eksternal

untuk perusahaan pemerintahan GLCs. Beasley (1996) dalam

Hamid dan Abdullah (2012) menemukan bahwa dewan yang lebih

besar dianggap kurang efektif dalam memantau proses pelaporan

Page 108: Skrip Si

90

keuangan dan mengakibatkan auditor eksternal menilai lingkungan

pengendalian dalam perusahaan lemah, sehingga dikenakan fee

audit eksternal yang lebih tinggi.

Hal tersebut sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa

jumlah anggota komisaris yang tepat bergantung pada sektor

industri perusahaan tersebut, karena akan turut menentukan jenis

kompetensi yang sebaiknya dimiliki oleh dewan komisaris secara

keseluruhan. Ukuran dewan komisaris yang besar akan dapat

membuat proses mencari kesepakatan dan proses membuat

keputusan menjadi sulit, membutuhkan waktu yang lama dan

bertele-tele. Keterbatasan ini perlu diperhatikan dalam menentukan

jumlah dewan komisaris.

c. Independensi komite audit berpengaruh positif terhadap fee audit

eksternal.

Berdasarkan Uji – t diperoleh hasil bahwa acind berpengaruh

negatif dengan koefisien regresi -0,798 dengan tingkat signifikansi

0,452. Karena tingkat signifikansi lebih besar dari 0,05, maka

secara parsial variabel acind tidak berpengaruh signifikan. Dengan

demikian dikatakan bahwa hipotesis ditolak.

Dengan demikian, hasil tidak mendukung penelitian yang

dilakukan oleh Abbot et, al.,(2003) dan Dillian (2007). Penelitian

mereka menemukan bahwa independensi komite audit berpengaruh

Page 109: Skrip Si

91

positif signifikan terhadap fee audit eksternal. Selama meninjau

program audit dan hasilnya, independen komite audit dapat

menuntut memperluas ruang lingkup audit dalam rangka untuk

menghindari kesalahan penyajian keuangan. Hal ini pada akhirnya

mengakibatkan fee audit yang lebih tinggi.

Namun, hasil penelitian mendukung penelitian Goodwin

Stewart dan Kent (2006), Singh-Newby (2010), dan Wibowo dan

Rohman (2013). Hasil penelitian mereka menemukan bahwa

independensi komite audit tidak berpengaruh signifikan terhadap

fee audit eksternal. Menurut Wibowo dan Rohman (2013) tidak

berpengaruh dikarenakan keseluruhan perusahaan yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia menetapkan hanya satu dewan komisaris

independensi yang berada dalam komite audit dan menjabat

sebagai ketua komite audit. Hal ini disebabkan adanya surat edaran

dari Bursa Efek Indonesia perihal keanggotaan komite audit yang

mengatur bahwa anggota komite audit yang berasal dari komisaris

maksimum hanya satu orang dan harus merupakan komisaris

independen perusahaan, sehingga tidak terdapat variasi.

Hal tersebut sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa

keberadaan komite audit dalam perusahaan telah diatur dalam

peraturan Bapepam mewajibkan perusahaan publik untuk

membentuk suatu komite audit yang beranggotakan paling sedikit

tiga orang dan diketuai oleh komisaris independen.

Page 110: Skrip Si

92

d. Ukuran komite audit berpengaruh negatif terhadap fee audit

eksternal.

Berdasarkan Uji – t diperoleh hasil bahwa variabel acsize

berpengaruh positif dengan koefisien regresi sebesar 0,206 dengan

signifikansi sebesar 0,442. Karena tingkat signifikansi lebih besar

dari 0,05, maka secara parsial variabel acsize berpengaruh positif

tidak signifikan. Dengan demikian dikatakan bahwa hipotesis

ditolak.

Sedangkan, hasil penelitian tidak mendukung penelitian Dillan

(2007) yang menemukan bahwa ukuran komite audit berpengaruh

positif signifikan terhadap fee audit eksternal. Selain itu, hasil

penelitian tidak konsisten dengan rekomendasi oleh Blue Ribbon

Committee (1999). Rekomendasi tersebut sehubungan dengan

ukuran komite audit, penelitian ini berpendapat bahwa komite audit

yang lebih besar cenderung untuk meningkatkan kualitas pelaporan

keuangan, sehingga fee audit eksternal lebih rendah.

Namun, hasil menunjukkan bahwa ukuran komite audit tidak

berpengaruh signifikan terhadap fee audit eksternal. Jumlah

anggota komite audit tidak berpengaruh signifikan dikarenakan

hampir keseluruhan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia telah mempunyai komite audit. Hal ini disebabkan

karena adanya regulasi yang dikeluarkan oleh BAPEPAM melalui

Page 111: Skrip Si

93

Surat Edaran BAPEPAM SE-03/PM/2000 tanggal 5 Mei 2000 serta

peraturan yang dikeluarkan oleh Bursa Efek Jakarta melalui

peraturan KEP-339/BEJ/07-2001 yang mengharuskan perusahaan-

perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta untuk memiliki

komite audit.

Menurut Hay et, al., (2008) sejak komite audit menjadi

persyaratan bagi perusahaan-perusahaan yang terdaftar di New

Zealand Stock Exchange, variabel penelitian komite audit tidak

berpengaruh signifikan terhadap fee audit eksternal. Hasil

penelitian ini mendukung penelitian Yatim et, al., (2006) yang

menunjukkan bahwa ukuran komite audit tidak berpengaruh

signifikan terhadap fee audit eksternal.

e. Intensitas pertemuan komite audit berpengaruh negatif terhadap fee

audit eksternal.

Berdasarkan Uji – t diperoleh hasil bahwa variabel acmeet

berpengaruh positif dengan nilai koefisien regresi sebesar 0,018

dengan tingkat signifikansi 0,136. Karena tingkat signifikansi lebih

besar dari 0,05, maka variabel acmeet tidak berpengaruh signifikan

terhadap fee audit eksternal. Dengan demikian dikatakan bahwa

hipotesis ditolak.

Hasil penelitian tidak mendukung penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh Yatim et, al., (2006), Goodwin Stewart dan Kent

Page 112: Skrip Si

94

(2006), Dillian (2007) dan Lifschutz et, al., (2010). Hasil penelitian

mereka menemukan bahwa frekuensi pertemuan komite audit

berpengaruh positif signifikan terhadap fee audit eksternal. Hal ini

konsisten dengan permintaan peningkatan kualitas audit oleh

komite audit, dimana perusahaan dengan struktur governance yang

baik memiliki permintaan kualitas audit yang lebih tinggi, sehingga

meningkatkan fee audit eksternal.

Sedangkan, hasil penelitian menunjukkan intensitas pertemuan

komite audit tidak berpengaruh terhadap fee audit eksternal

mendukung penelitian sebelumnya oleh Abbot et, al., (2003), dan

Wibowo dan Rohman (2013). Huang (2004) menyatakan bahwa

tidak ada pengaruh yang signifikan antara kualitas audit dengan

intensitas pertemuan komite audit mapun ukuran komite audit.

Kualitas audit hanya dipengaruhi oleh keahlian komite audit.

Dengan demikian maka intensitas pertemuan komite audit tidak

berpengaruh pula terhadap fee audit eksternal.

f. Keberadaan fungsi audit internal berpengaruh positif terhadap fee

audit eksternal.

Berdasarkan Uji – t diperoleh bahwa variabel ia berpengaruh

negatif dengan koefisien regresi sebesar -0,885 dengan tingkat

signifikansi sebesar 0,020. Karena tingkat signifikansi lebih kecil

dari 0,05, maka variabel ia berpengaruh negatif signifikan terhadap

Page 113: Skrip Si

95

fee audit eksternal. Dengan demikian dikatakan bahwa hipotesis

ditolak.

Hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian sebelumnya

yang dilakukan oleh Singh dan Newby (2010) dan Hay et, al.,

(2010). Hasil penelitian menemukan bahwa langkah-langkah audit

internal, tata kelola perusahaan dan konsentrasi kepemilikan semua

berpengaruh positif signifikan terhadap fee audit, sesuai dengan

penjelasan bahwa pengendalian internal saling melengkapi. Entitas

menganggap audit internal dan eksternal saling melengkapi sebagai

sebuah sarana untuk meningkatkan tingkat pengawasan.

Hasil tersebut berrtentangan dengan hasil penelitian ini, yang

menunjukkan adanya pengaruh negatif signifikan antara

keberadaan fungsi audit internal terhadap fee audit. Hasil penelitian

Felix et, al., (2001) menemukan hubungan negatif antara kontribusi

internal audit dan fee audit eksternal yang menunjukkan bahwa

audit internal dianggap sebagai pengganti untuk audit eksternal

dengan pengurangan fee audit ketika audit eksternal bergantung

pada pekerjaan audit internal. Penurunan fee mungkin karena

rendahnya penilaian risiko audit yang dihasilkan dari audit internal

sehingga auditor eksternal tidak memerlukan waktu yang cukup

lama untuk mengaudit yang berpengaruh terhadap berkurangnya

fee auditor eksteral.

Page 114: Skrip Si

96

Hal tersebut sesuai dengan teori bahwa manajemen harus

merancang pengendalian internal yang efektif, ini dimaksudkan

agar manajemen dapat mengurangi biaya audit. Jika auditor menilai

pengendalian baik atau sempurna dan penetapan risiko

pengendalian rendah, maka para auditor akan mempersempit scope

pemeriksaan audit pada waktu melakukan substantive test.

Page 115: Skrip Si

97

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh struktur governance

(jumlah komisaris independensi, ukuran dewan komisaris, independensi

komite audit, ukuran komite audit dan intensitas pertemuan komite audit) dan

internal control terhadap fee audit eksternal. Analisis dilakukan dengan

menggunakan analisis regresi berganda dengan program Stantistical Package

for Social Science (SPSS) Ver. 19. Data sampel perusahaan sebanyak 93

pengamatan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(BEI) selama tahun 2009-2011.

Hasil pengujian dan pembahasan pada bagian sebelumnya dapat

diringkas sebagai berikut:

1. Pengaruh independensi dewan komisaris, ukuran dewan komisaris,

independensi komite audit, ukuran komite audit, intensitas pertemuan

komite audit dan internal control terhadap fee audit eksternal, sebagai

berikut:

a. Berdasarkan hasil uji regresi berganda menunjukkan bahwa

independensi dewan komisaris berpengaruh signifikan terhadap fee

audit eksternal.. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang

dilakukan oleh Hamid dan Abdullah (2012), Lifschutz et. al., (2010),

Goodwin Stewart dan Kent (2006) dan Yatim et. al., (2006).

Page 116: Skrip Si

98

b. Berdasarkan hasil uji regresi berganda menunjukkan bahwa ukuran

dewan komisaris berpengaruh signifikan terhadap fee audit eksternal.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh

Hamid dan Abdullah (2012).

c. Berdasarkan hasil uji regresi berganda menunjukkan bahwa

independensi komite audit tidak berpengaruh signifikan terhadap fee

audit eksternal. Hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian yang

dilakukan oleh Goodwin Stewart dan Kent (2006), Singh dan Newby

(2010), Abbot et. al., (2003) dan Dillan (2007).

d. Berdasarkan hasil uji regresi berganda menunjukkan bahwa ukuran

komite audit tidak berpengaruh signifikan terhadap fee audit

eksternal. Hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian yang

dilakukan oleh Dillan (2007).

e. Berdasarkan hasil uji berganda menunjukkan bahwa intensitas

pertemuan komite audit tidak berpengaruh signifikan terhadap fee

audit eksternal. Penelitian ini tidak mendukung penelitian yang

dilakukan oleh Yatim et. al., (2006), Goodwin Stewart dan Kent

(2006), Dillian (2007) dan Lifschutz et. al.,(2010).

f. Berdasarkan hasil uji regresi berganda menunjukkan bahwa

keberadaan fungsi audit internal berpengaruh signifikan terhadap fee

audit eksternal. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang

dilakukan oleh Hay et. al., (2008) dan Singh dan Newby (2010).

Page 117: Skrip Si

99

2. Berdasarkan hasil uji regresi berganda juga ditemukan bahwa variabel

independen yang paling dominan mempengaruhi terhadap fee audit

eksternal adalah variabel boardind (independensi komisaris), variabel

lnassets (ukuran perusahaan), variabel ia (keberadaan fungsi internal

audit) dan variabel boardsize (ukuran dewan komisaris). Hal tersebut

ditunjukkan oleh koefisien regresi beta dalam tabel uji statistik t.

B. Implikasi

Hasil penelitian memberikan implikasi terhadap berbagai pihak. Bagi

perusahaan, mengetahui adanya pengaruh yang signifikan antara

independensi dewan komisaris dan ukuran dewan komisaris terhadap fee

audit eksternal. Jika perusahaan memiliki proporsi independen dalam dewan

komisaris yang lebih tinggi akan menjadikan peranan dewan komisaris

semakin efketif dalam melakukan fungsi pengawasan terhadap pengelolaan

perusahaan, karena dianggap semakin independen. Oleh karena itu,

diharapkan bahwa proporsi independen dalam dewan yang lebih tinggi akan

menghasilkan fee audit yang lebih tinggi untuk menjaga objektivitas dan

reliabilitas dari laporan keuangan.

Jika perusahaan memiliki ukuran dewan komisaris yang lebih besar

dianggap kurang efektif dalam memantau pelaporan keuangan. Sehingga

penilaian audit lebih diperlukan dan waktu audit yang dibutuhkan lebih lama

yang berakibat fee audit yang tinggi. Perusahaan harus tetap menjaga tata

kelola perusahaan dengan baik secara efisien dan efektif guna mencapai

Page 118: Skrip Si

100

tujuan perusahaan dan diharapkan nilai perusahaan akan dinilai dengan baik

oleh investor.

Internal control yang diukur dengan keberadaan fungsi audit internal

menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap fee audit eksternal. Dalam

pelaksanaannya, internal control dapat dilakukan oleh pihak manajemen

perusahaan dengan membentuk suatu divisi audit internal untuk melakukan

pengawasan dan pengendalian perusahaan. Jika perusahaan membentuk

struktur pengendalian internal dalam divisi audit internal akan berguna untuk

melindungi harta milik kekayaan perusahaan, menilai kecermatan dan

keandalan data akuntansi, serta ditaatinya kebijaksanaan manajemen yang

telah dibuat.

Bagi Kantor Akuntan Publik (KAP), sebagai bahan evaluasi untuk

menjalankan pekerjaan audit dengan professional dan menjaga sikap

independensinya agar menghasilkan laporan audit yang berkualitas. Sikap

independensi seorang auditor eksternal dapat terpengaruh akibat fee audit

yang diterima dari perusahaan. Auditor eksternal dilarang untuk menerima

keuntungan lain selain pembayaran honorarium yang patut diterima. KAP

harus menyadari bahwa posisinya sebagai pihak ketiga yang menjembatani

dan dipercayakan oleh investor dan pihak lainnya untuk memberikan

keyakinan akan integritas laporan keuangan yang dihasilkan oleh manajemen.

Page 119: Skrip Si

101

C. Keterbatasan

Penelitian ini memiliki keterbatasan yang mungkin dapat melemahkan

hasil penelitian. Beberapa keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Populasi penelitian hanya menggunakan perusahan manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2009-2011.

2. Kesulitan dalam mengobservasi kualitas pengendlaian internal

perusahaan, maka penelitian ini menggunakan data keberadaan fungsi

audit internal untuk memberikan nilai pada variabel IA sebagai proksi

dari pengendalian internal.

3. Karena keterbatasan data tentang fee audit, maka dalam penelitian ini

diterapkan penggunaan data professional fees untuk memberikan nilai

pada variabel fee audit.

D. Saran

Penelitian ini dimasa mendatang diharapkan dapat menyajikan hasil

penelitian yang lebih berkualitas lagi dengan adanya beberapa masukan

mengenai beberapa hal diantaranya:

1. Penelitian lebih lanjut diharapkan dapat memperpanjang periode

penelitian misalnya selama jangka waktu 4 atau 5 tahun.

2. Mengembangkan instrumen pengukuran untuk menghitung kualitas

pengendalian internal perusahaan atas perusahaan – perusahaan publik di

Indonesia, misalnya jumlah anggota audit internal.

Page 120: Skrip Si

102

3. Pengukuran terhadap variabel fee audit pada penelitian mendatang

sebaiknya menggunaka perusahan-perusahaan yang mencantumkan data

tentang fee audit daripada data mengenai professional fees dalam laporan

keuangannya sehingga lebih menggambarkan fee audit.

Page 121: Skrip Si

103

DAFTAR PUSTAKA

Asikin, Bachtiar.“Pengaruh Sikap Profesionalisme Internal Auditor terhadap

Peranan Internal Auditor dalam Pengungkapan Temuan Audit”, Jurnal

Bisnis, Manajemen dan Ekonomi, Volume 7 Nomor 3 Februari 2008.

Astuti, Dewi Saptantinah Puji. “Peran Internal Audit dan Komite Audit dalam

Mewujudkan Good Corporate Governance”. Jurnal Akuntansi dan

Sistem Teknologi Informasi Vol.8. No. 1. April 2010.

Boediono, Gideon SB. “Kualitas Laba Studi Pengaruh Mekanisme Corporate

Governance dan Dampak Manajemen Laba Dengan Menggunakan

Analisis Jalur”, Solo, Simposium Nasional Akuntansi 15-16 September.

2005.

Boynton, William.C., Raymond N. Johnson, Walter G. Kell.

“Modern Auditing:Assurance Services and The Integrity of Financial

Reporting”, (terjemahan edisi ketujuh). Erlangga: Jakarta. 2001.

Cadburry Committee. “Report on the Financial Aspects of Corporate

Governance”,Gee and Company Limited, London, 1992.

Darmawati, Deni, Khomsiyah dan Rika Gelar Rahayu. “Hubungan Corporate

Governance dan Kinerja Perusahaan”, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia 8

(Jan): 65-81, 2005.

Desender, KA, Crespi, R, Garcia-Cestona, MA dan Aguilera, RV.“Board

characteristics and audit fees: Why ownership structure matters?”,

Working paper, 2009.

Dillian, CML.“How a company’s level of corporate governance effects external

audit fees?”, Degree thesis, Hong Kong Baptist University, Hong Kong,

2007.

Fathurrachman, Tb. Aman.“Pengaruh Internal Audit terhadap Efektivitas

Pengendalian Intern Kas Pada Industri Tekstil Di Rancaekkek Kabupaten

Bandung”, Percikan Volume 91 Edisi Agustus 2008.

Felix, W. L. Jr, A.A. Gramling, dan M.J. Maletta. “The contribution of internal

audit as a determinant of external audit fees and factors influencing this

contribution”, Journal of Accounting Research 39, 513-534, 2001.

Page 122: Skrip Si

104

FCGI.“Peranan Dewan Komisaris dan Komite Audit dalam Pelaksanaan

Corporate Governance (Tata Kelola Perusahaan)”, Jilid II, FCGI, Edisi

ke-2, 2001.

Goodwin-Stewart, J. and Kent, P. (n.d.).“The relation between external audit fees,

audit committee characteristics and internal audit”, Accounting and

Finance (in press).

Ghozali Imam.“Aplikasi Analisis Multivariate dengan program IBM SPSS 19”,

Edisi 5 Cetakan V, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang,

2011.

Gusnardi.“Analisis Faktor Audit Internal dan Pengaruhnya terhadap

Pelaksanaan Good Corporate Governance”, Ekuitas Vol. 12 No.3

September 2008: Hal. 353-372, 2008.

Halim Abdul. “Auditing Dasar-Dasa Audit Laporan Keuangan”, Edisi Keempat

Cetakan Pertama, Unit Penerbit dan Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu

Manajemen YKPN, Yogyakarta, 2008.

Hamid Masdiah Abdul, Abdullah Azizah.“Influence of Corporate Governance on

Audit and Non-Audit Fees: Malaysian Evidence”. Journal Business and

Policy Research Vol.7. No.3. September 2012 Special Issue. Pp. 140-158,

2012.

Hay, David., R. Knechel dan Helen Ling.“Evidence on the Impact of Internal

Control and Corporate Governance on Audit Fees”,InternationalJournal

of Auditing, No. 12, h. 9-24. 2008.

Herawaty, Netty. “Pengaruh Pengendalian Intern Dan Lamanya Waktu Audit

terhadap Fee Audit”, Jurnal Penelitian Universitas Jambi Sari Humaniora

Volume, 13 Nomor 1, Hal. 07-12 Januari-Juni 2011.

Hikmah, Chairina dan Rahmayanti.“Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Luas

Pengungkapan Corporate Governance dalam Laporan Tahunan

Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”, Banda

Aceh. Simposium Nasional Akuntansi XIV Aceh, 2011.

Http://apauditing.blogspot.com/2009/10/tugas-2-ump-2009.html, diakses 25 Juni

2013.

Keputusan Menteri BUMN Nomor KEP-103/MBU. 2002.

(http://www.bumn.go.id/wpcontent/fbumn/0000234ekepmen_Kep_103_ta

hun_2002.pdf), diakses 20 Juni 2012.

Page 123: Skrip Si

105

Kusumastuti, Sari., Supatmi, dan Sastra, Perdana.“Pengaruh Board Diversity

terhadap Nilai Perusahaan dalam Perspektif Corporate Governance”,

Jurnal Akuntansi Dan Keuangan Vol.9, No.2 November, 2007.

Lifschutz, Shilo., Jacobi, Arie., and Feldshtein, Shlomit.“Corporate Governance

Characteristics and External Audit Fees: A Study of Large Public

Companies In Israel”, International Journal of Business and Management

Vol. 5 No. 3. 2010.

Mulyadi, Puradiredja, Kanaka. Auditing, Jilid I, Edisi keenam, Salemba Empat:

Jakarta, 2002.

Nasution, Marihot., dan Setiawan, Doddy.“Pengaruh Corporate Governance

terhadap Manajemen Laba Di Industri Perbankan Indonesia”, Makassar.

Simposium Nasional Akuntansi 26-28 Juli, 2007.

Pratolo, Suryo.“Good Corporate Governance Dan Kinerja BUMN Di Indonesia

Aspek Audit Manajemen Dan Pengendalian Intern Sebagai Variabel

Eksogen Serta Tinjauannya Pada Jenis Perusahaan”, Makassar.

Simposium Nasional Akuntansi X 26-28 Juli. 2007.

Rapina, Saragi dan Carolina.“Pengaruh Independensi Eksternal Auditor terhadap

Kualitas Pelaksanaan Audit”, Akurat Jurnal Ilmiah Akuntansi No 2 Tahun

ke-1 Mei-Agustus 2010.

Restuningdiah, Nurika. Komisaris Independen, Komite Audit, Internal Audit dan

Risk Management Committee terhadap Manajemen Laba. Jurnak

Keuangand an Perbankan, Vol.15 No.3 September, hlm 351 – 362. 2010.

Singh, Harjinder and Newby, Rick.“Internal Audit and Audit Fees: Further

Evidence”, Managerial Auditing Journal Vol. 25 No. 4, 2010.

Suharli, Michell dan Nurlaelah.“Konsentrasi Auditor dan Penetapan Fee Audit:

Investigasi pada BUMN”, Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia Vo.

12 No. 2, 2008.

Susiana dan Herawaty, Arleen.“Analisis Pengaruh Independensi, Mekanisme

Corporate Governance, dan Kualitas Audit terhadap Integritas Laporan

Keuangan”, Makassar: Simposium Nasional Akuntansi X. 2007.

Tugiman, Hiro. “Standar Profesional Auddit Internal”, Penerbit Kanisius,

Yogyakarta. 2006.

Ujiyantho, Muh. Arief., dan Pramuka, Bambang Agus.“Mekanisme Corporate

Governance, Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan”, Makassar.

Simposium Nasional Akuntansi X 26-28 Juli. 2007.

Page 124: Skrip Si

106

Wardhani, Dr. Ratna., dan Joseph, Herunata.“Karakteristik Pribadi Komite Audit

Dan Praktik Manajemen Laba”, Simposium Nasional Akuntansi XIII

Purwokerto. 2010.

Wawo, Andi. “Pengaruh Corporate Governance dan Konsentrasi Kepemilikan

terhadap Daya Informasi Akuntansi”, Simposium Nasional Akuntansi

XIII Purwokerto. 2010.

Wei Huang, Hua, dan Thiruvadi, Sheela. “Audit Committee Characteristics and

Corporate Fraud”, International Journal of Public Information Systems.

2004.

Wibowo, Reza dan Rohman, Abdul. “Pengaruh Governance Structure dan

Fungsi Internal Control terhadap Fee Audit Eksternal pada Perusahaan

Publik Di Indonesia”, Vol. 2 No. 1. 2013.

Yatim, Puan., Pamela Kent dan Peter Clarkson.“Governance Structures,

Ethnicity, and Audit Fees of Malaysian Listed Firms”, 2006.

Page 125: Skrip Si

107

LAMPIRAN 1

DATA

SAMPEL

Page 126: Skrip Si

108

Daftar Nama Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Tahun 2009-2011

No Kode Perusahaan Tahun

2009 2010 2011

1 SMCB Holcim Indonesia Tbk

2 INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk

3 SMGR Semen Gresik (Persero) Tbk

4 ARNA Arwana Citramulia Tbk

5 AMFG Asahimas Flat Glass Tbk

6 IKAI Intikeramik Alamasri Industri Tbk

7 KIAS Keramika Indonesia Assosiasi Tbk

8 MLIA Mulia Industrindo Tbk

9 TOTO Surya Toto Indonesia Tbk

10 ALKA Alaskasa Industrindo Tbk

11 ALMI Alumindo Light Metal Industry Tbk

12 BTON Betonjaya Manunggal Tbk

13 CTBN Citra Tubindo Tbk

14 GDST Gunawan Dianjaya Steel Tbk

15 INAI Indal Aluminium Industry Tbk

16 ITMA Itamaraya Gold Industri Tbk

17 JKSW Jakarta Kyoei Steel Works Tbk

18 JPRS Jaya Pari Steel Tbk

19 KRAS Krakatau Steel Tbk

20 LION Lion Metal Works Tbk

21 LMSH Lionmesh Prima Tbk

22 MYRX Hanson International Tbk

23 NIKL Pelat Timah Nusantara Tbk

24 PICO Pelangi Indah Canindo Tbk

25 TBMS Tembaga Mulia Semanan Tbk

26 BUDI Budi Acid Jaya Tbk

27 BRPT Barito Pasific Tbk

28 DPNS Duta Pertiwi Nusantara Tbk

29 EKAD Ekadharma International Tbk

30 ETWA Eterindo Wahanatama Tbk

31 SRSN Indo Acidatama Tbk

32 INCI Intanwijaya Internasional Tbk

33 SOBI Sorini Agro Asia Corporindo Tbk

34 TPIA Chandra Asri Petrochemical

35 UNIC Unggul Indah Cahaya Tbk

36 AKKU Alam Karya Unggul Tbk

37 AKPI Argha Karya Prima Ind Tbk

38 APLI Asiaplast Industries Tbk

Lampiran Lampiran 1 Pada Halaman Berikutnya

Page 127: Skrip Si

109

Lampiran 1 (Lanjutan)

No Kode Perusahaan Tahun

2009 2010 2011

39 BRNA Berlina Tbk

40 FPNI Titan Kimia Nusantara Tbk

41 IPOL Indopoly Swakarsa Industry Tbk

42 IGAR Kageo Igar Jaya Tbk

43 SIAP Sekawan Intipratama Tbk

44 SIMA Siwani Makmur Tbk

45 TRST Trias Sentosa Tbk

46 YPAS Yanaprima Hastapersada Tbk

47 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk

48 JPFA JAPFA Comfeed Indonesia Tbk

49 MAIN Malindo Feedmill Tbk

50 SIPD Sierad Produce Tbk

51 SULI Sumalindo Lestari Jaya Tbk

52 TIRT Tirta Mahakam Resources Tbk

53 ALDO Alkindo Naratama Tbk

54 FASW Fajar Surya Wisesa Tbk

55 INKP Indah Kiat Pulp & Paper Tbk

56 KBRI Kertas Basuki Rachmat Ind Tbk

57 SPMA Suparma Tbk

58 SAIP Surabaya Agung Industry Pulp Tbk

59 TKIM Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk

60 INRU Toba Pulp Lestari Tbk

61 ASII Astra International Tbk

62 AUTO Astra Otoparts Tbk

63 GJTL Gajah Tunggal Tbk

64 GDYR Goodyear Indonesia Tbk

65 BRAM Indo Kordsa Tbk

66 IMAS Indomobil Sukses Internasional Tbk

67 INDS Indospring Tbk

68 LPIN Multi Prima Sejahtera Tbk

69 MASA Multistrada Arah Sarana Tbk

70 NIPS Nipress Tbk

71 PRAS Prima Alloy Steel Tbk

72 SMSM Selamat Sempurna Tbk

73 ADMG Polychem Indonesia Tbk

74 ARGO Argo Pantes Tbk

75 CNTX Centex (Preferred Stock) Tbk

Lanjutan Lampiran 1 Pada Halaman Berikutnya

Page 128: Skrip Si

110

Lampiran 1 (Lanjutan)

No Kode Perusahaan Tahun

2009 2010 2011

76 CNTB Asuransi Harta Aman Pratama Tbk

77 ERTX Eratex Djaja Tbk

78 ESTI Ever Shine Textile Industry Tbk

79 INDR Indorama Synthetics Tbk

80 KARW Karwell Indonesia Tbk

81 UNIT Nusantara Inti Corpora Tbk

82 PBRX Pan Brothers Tex Tbk

90 BIMA Primarindo Asia Infrastructur Tbk

91 SIMM Surya Intrindo Makmur Tbk

92 KBLI KMI Wire and Cable Tbk

93 JECC Jembo Cable Company Tbk

94 KBLM Kabelindo Murni Tbk

95 SCCO

Supreme Cble Manufacturing and

Commerce Tbk

96 IKBI Sumi Indo Kabel Tbk

97 VOKS Voksel Electric Tbk

98 PTSN Sat Nusapersada Tbk

99 ADES Ades Waters Indonesia Tbk

100 CEKA Cahaya Kalbar Tbk

101 DAVO Davomas Abadi Tbk

102 DLTA Delta Djakarta Tbk

103 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk

104 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk

105 MYOR Mayora Indah Tbk

106 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk

107 PSDN Prasidha Aneka Niaga Tbk

108 ROTI Nippon Indosari Corporindo Tbk

109 SKLT Sekar Laut Tbk

110 STTP Siantar Top Tbk

111 AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk

112 ULTJ Ultra Jaya Milk Tbk

113 RMBA Bentoel International Investama Tbk

114 GGRM Gudang Garam Tbk

115 HMSP HM Sampoerna Tbk

Lanjutan Lampiran 1 Pada Halaman Berikutnya

Page 129: Skrip Si

111

Lampiran 1 (Lanjutan)

No Kode Perusahaan Tahun

2009 2010 2011

116 DVLA Darya-Varia Laboratoria Tbk

117 INAF Indofarma Tbk

118 KLBF Kalbe Farma Tbk

119 KAEF Kimia Farma Tbk

120 MERK Merck Tbk

121 PYFA Pyridam Farma Tbk

122 SCPI Schering Plough Indonesia Tbk

123 TSPC Tempo Scan Pacific Tbk

124 SQBB Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk

125 TCID Mandom Indonesia Tbk

126 MBTO Martina Berto Tbk

127 MRAT Mustika Ratu Tbk

128 UNVR Unilever Indonesia Tbk

129 KICI Kedaung Indah Can Tbk

130 KDSI Kedawung Setia Industrial Tbk

131 LMPI Langgeng Makmur Industri Tbk

Sumber: www.idx.co.id

Page 130: Skrip Si

112

Daftar Nama Sampel Penelitian

No Kode Nama Perusahaan

1 ADMG Polychem Indonesia Tbk

2 ALKA Alaskasa Industrindo Tbk

3 ARNA Arwana Citramulia Tbk

4 ASII Astra International Tbk

5 AUTO Astra Otoparts Tbk

6 BRAM Indo Kordsa Tbk

7 BTON Betonjaya Manunggal Tbk

8 CNTB Asuransi Harta Aman Pratama Tbk

9 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk

10 DLTA Delta Djakarta Tbk

11 ESTI Ever Shine Textile Industry Tbk

12 ETWA Eterindo Wahanatama Tbk

13 FASW Fajar Surya Wisesa Tbk

14 GJTL Gajah Tunggal Tbk

15 IKAI Intikeramik Alamasri Industri Tbk

16 INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk

17 IGAR Kageo Igar Jaya Tbk

18 JECC Jembo Cable Company Tbk

19 JPFA JAPFA Comfeed Indonesia Tbk

20 KBLM Kabelindo Murni Tbk

21 KLBF Kalbe Farma Tbk

22 LION Lion Metal Works Tbk

23 PRAS Prima Alloy Steel Tbk

24 SIPD Sierad Produce Tbk

25 SMCB Holcim Indonesia Tbk

26 SMGR Semen Gresik (Persero) Tbk

27 SMSM Selamat Sempurna Tbk

28 SPMA Suparma Tbk

29 SSTM Sunson Textile Manufacture Tbk

30 UNTX Unitex Tbk

31 VOKS Voksel Electric Tbk

Sumber data : diolah, 2011

Page 131: Skrip Si

113

Tahapan Seleksi Sampel dengan Kriteria

No Keterangan Jumlah

1 Jumlah perusahaan manufaktur yang listing di BEI

selama periode 2009-2011 131

2 Perusahaan yang tidak menerbitkan laporan tahunan

selama tahun 2009-2011 (58)

3 Data laporan tahunan tidak lengkap (40)

4 Perusahan yang menggunakan mata uang selain

rupiah (2)

5 Perusahaan yang delisting selama periode 2009-2011 (0)

6 Data laporan tahunan perusahaan yang dapat

dianalisis 31

7 Jumlah perusahaan yang terpilih menjadi sampel

selama periode 2009-2011 93

Page 132: Skrip Si

114

LAMPIRAN II

HASIL

OUTPUT SPSS

Page 133: Skrip Si

115

HASIL STATISTIK DESKRIPTIF

Variables Entered/Removedb

Model

Variables

Entered

Variables

Removed Method

1 lnassets, ia,

acind, acmeet,

boardind,

acsize,

boardsize

. Enter

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: lnfees

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

boardind 93 ,25000000 1,00000000 ,4306149112 ,15738089531

boardsize 93 2 11 4,68 2,158

acind 93 ,00000000 ,80000000 ,6517921439 ,09268090076

acsize 93 2 5 3,09 ,434

acmeet 93 1 44 8,01 9,313

ia 93 0 1 ,92 ,265

lnassets 93 24,968668 32,664860 28,02703008 1,659263779

lnfees 93 17,990143 27,894922 21,60695854 2,074360918

Valid N (listwise) 93

Page 134: Skrip Si

116

HASIL UJI ASUMSI KLASIK

1. Hasil Uji Multikolonieritas

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -5,484 2,399 -2,286 ,025

boardind 1,544 ,654 ,117 2,362 ,020 ,787 1,271

boardsize ,175 ,069 ,182 2,524 ,013 ,372 2,688

acind -,798 1,057 -,036 -,755 ,452 ,868 1,151

acsize ,206 ,266 ,043 ,773 ,442 ,625 1,599

acmeet ,018 ,012 ,083 1,504 ,136 ,636 1,574

Ia -,885 ,373 -,113 -2,373 ,020 ,850 1,176

lnassets ,934 ,089 ,747 10,544 ,000 ,386 2,591

a. Dependent Variable: lnfees

Collinearity Diagnosticsa

Mod

el

Dimensi

on

Eigenval

ue

Condition

Index

Variance Proportions

(Const

ant)

boardi

nd

boards

ize acind acsize acmeet Ia

lnasse

ts

1 1 7,143 1,000 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00

2 ,536 3,649 ,00 ,00 ,01 ,00 ,00 ,59 ,00 ,00

3 ,166 6,566 ,00 ,16 ,24 ,00 ,00 ,10 ,00 ,00

4 ,076 9,668 ,00 ,45 ,09 ,05 ,01 ,00 ,09 ,00

5 ,057 11,197 ,00 ,31 ,06 ,00 ,00 ,01 ,83 ,00

6 ,012 24,385 ,01 ,05 ,10 ,87 ,20 ,03 ,00 ,01

7 ,009 28,489 ,04 ,02 ,01 ,02 ,78 ,19 ,01 ,03

8 ,001 99,996 ,95 ,00 ,49 ,06 ,01 ,06 ,07 ,96

a. Dependent Variable: lnfees

Page 135: Skrip Si

117

2. Hasil Uji Autokorelasi

Runs Test

Unstandardized

Residual

Test Valuea -,00824

Cases < Test Value 46

Cases >= Test Value 47

Total Cases 93

Number of Runs 42

Z -1,146

Asymp. Sig. (2-tailed) ,252

a. Median

3. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Page 136: Skrip Si

118

4. Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 93

Normal Parametersa,b

Mean ,0000000

Std. Deviation ,84142450

Most Extreme Differences Absolute ,074

Positive ,044

Negative -,074

Kolmogorov-Smirnov Z ,718

Asymp. Sig. (2-tailed) ,681

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Page 137: Skrip Si

119

HASIL UJI STATISTIK

1. Hasil Uji Koefisien Determinas (R2)

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate

1 ,914a ,835 ,822 ,875386019

a. Predictors: (Constant), lnassets, ia, acind, acmeet, boardind, acsize, boardsize

b. Dependent Variable: lnfees

2. Hasil Uji Statistik F (Simultan)

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 330,738 7 47,248 61,658 ,000a

Residual 65,136 85 ,766

Total 395,874 92

a. Predictors: (Constant), lnassets, ia, acind, acmeet, boardind, acsize, boardsize

b. Dependent Variable: lnfees

Page 138: Skrip Si

120

3. Hasil Uji Statistik t (Parsial)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -5,484 2,399 -2,286 ,025

boardind 1,544 ,654 ,117 2,362 ,020

boardsize ,175 ,069 ,182 2,524 ,013

acind -,798 1,057 -,036 -,755 ,452

acsize ,206 ,266 ,043 ,773 ,442

acmeet ,018 ,012 ,083 1,504 ,136

ia -,885 ,373 -,113 -2,373 ,020

lnassets ,934 ,089 ,747 10,544 ,000

a. Dependent Variable: lnfees

Page 139: Skrip Si

121

tahun kode boardind boardsize acind acsize acmeet ia lnassets lnfees

2009 ADMG 0,4 5 0,666666667 3 4 1 28,94471041 22,35401876

2009 ALKA 0,25 4 0,666666667 3 4 1 25,62621106 19,84412878

2009 ARNA 1 2 0,666666667 3 12 1 27,4358411 21,01814283

2009 ASII 0,5 10 0,75 4 7 1 32,11896061 26,34003693

2009 AUTO 0,333333333 9 0,666666667 3 8 1 29,16679936 24,68119867

2009 BRAM 0,285714286 7 0,666666667 3 5 1 27,93085229 21,83799193

2009 BTON 0,5 2 0,666666667 3 12 1 24,96866884 18,85900051

2009 CNTB 0,5 4 0,666666667 3 4 1 25,33610435 17,99014255

2009 CPIN 0,333333333 6 0,5 4 32 1 29,30800085 23,07549787

2009 DLTA 0,4 5 0,666666667 3 2 1 27,35714415 21,86614665

2009 ESTI 0,75 4 0,5 2 4 1 26,97489485 20,74800836

2009 ETWA 0,333333333 3 0,666666667 3 5 1 27,0070204 20,31636245

2009 FASW 0,333333333 3 0,666666667 3 12 1 28,93154921 21,68945987

2009 GJTL 0,428571429 7 0,666666667 3 4 1 29,81450122 22,52415021

2009 IGAR 0,333333333 3 0,666666667 3 4 0 26,48471547 19,96009574

2009 IKAI 0,5 2 0,666666667 3 4 1 27,36301489 20,24899713

2009 INTP 0,428571429 7 0,666666667 3 5 1 30,21699936 22,69812641

2009 JECC 0,666666667 3 0,666666667 3 43 1 27,09893915 20,67375096

2009 JPFA 0,333333333 3 0,666666667 3 8 0 29,43440229 24,14791929

2009 KBLM 0,5 4 0,666666667 3 4 1 26,59476618 19,75104416

2009 KLBF 0,333333333 6 0,666666667 3 4 1 29,50011913 23,9790696

2009 LION 0,333333333 3 0,666666667 3 2 0 26,32673567 19,40975343

2009 PRAS 0,333333333 3 0,666666667 3 4 1 26,76521991 19,12494769

Page 140: Skrip Si

122

tahun kode boardind boardsize acind acsize acmeet ia lnassets lnfees

2009 SIPD 0,4 5 0,666666667 3 6 1 28,12650677 21,65708347

2009 SMCB 0,428571429 7 0,666666667 3 5 1 29,61413979 23,79136528

2009 SMGR 0,5 6 0,6 5 20 1 30,19221792 25,01938902

2009 SSTM 0,333333333 6 0,666666667 3 4 1 27,50003664 18,53846378

2009 UNTX 0,5 2 0,666666667 3 7 1 25,69074964 20,18623515

2009 VOKS 0,5 4 0,666666667 3 4 1 27,84448411 21,14279845

2010 ADMG 0,285714286 7 0,666666667 3 4 1 28,95707041 23,07290244

2010 ALKA 0,25 4 0,666666667 3 4 1 25,79340266 19,91851872

2010 ARNA 1 3 0,666666667 3 12 1 27,49537788 22,82062124

2010 ASII 0,454545455 11 0,75 4 9 1 32,35714265 27,57233212

2010 AUTO 0,3 10 0,666666667 3 4 1 29,35125809 24,71568841

2010 BRAM 0,428571429 7 0,666666667 3 3 1 28,03162617 21,47519312

2010 BTON 0,5 2 0,666666667 3 11 1 25,2211182 18,94062695

2010 CNTB 0,5 4 0,666666667 3 4 1 25,56390123 18,44724478

2010 CPIN 0,666666667 3 0,8 5 44 1 29,50563104 23,33531896

2010 DLTA 0,4 5 0,666666667 3 1 1 27,28653407 22,00457656

2010 ESTI 0,666666667 3 0,666666667 3 4 1 27,0918868 20,72493901

2010 ETWA 0,333333333 3 0,666666667 3 4 1 27,00250061 20,69887235

2010 FASW 0,333333333 3 0,666666667 3 13 1 29,13399177 21,6004805

2010 GJTL 0,375 8 0,666666667 3 4 1 29,97008924 22,47887986

2010 IGAR 0,333333333 3 0,666666667 3 4 0 26,57395299 20,4497453

2010 IKAI 0,5 2 0,666666667 3 4 1 27,19063531 19,59683415

2010 INTP 0,285714286 7 0,666666667 3 4 1 30,36188546 23,13758317

Page 141: Skrip Si

123

tahun kode boardind boardsize acind acsize acmeet ia lnassets lnfees

2010 JECC 0,666666667 3 0,666666667 3 41 1 27,05476536 21,39061099

2010 JPFA 0,25 4 0,666666667 3 8 0 29,57403593 23,8971443

2010 KBLM 0,5 4 0,666666667 3 4 1 26,72268545 19,50267614

2010 KLBF 0,333333333 6 0,666666667 3 4 1 29,5815629 23,81765767

2010 SMCB 0,571428571 7 0,333333333 3 5 1 29,97640216 23,81052843

2010 SMGR 0,4 5 0,666666667 3 33 1 30,37591735 24,04020336

2010 SMSM 0,333333333 3 0,666666667 3 4 1 27,69596885 20,6067978

2010 SPMA 0,4 5 0,666666667 3 7 1 28,0298199 20,65638431

2010 SSTM 0,333333333 6 0,666666667 3 4 1 27,49458118 18,46469763

2010 UNTX 0,25 4 0,666666667 3 6 1 25,75958009 20,05512307

2010 VOKS 0,5 4 0,666666667 3 4 1 27,75011951 21,20504657

2011 ADMG 0,4 5 0,666666667 3 4 1 29,28871644 22,57432324

2011 ALKA 0,25 4 0,666666667 3 4 1 26,27809877 19,39304174

2011 ARNA 1 3 0,75 4 12 1 27,44650627 22,41558855

2011 ASII 0,454545455 11 0,666666667 3 8 1 32,66485848 27,89492266

2011 AUTO 0,3 10 0,666666667 3 4 1 29,57180773 24,60515948

2011 BRAM 0,428571429 7 0,5 2 4 1 28,13791044 22,18202248

2011 BTON 0,5 2 0,666666667 3 5 1 25,4999962 19,19371364

2011 CNTB 0,5 4 0,666666667 3 4 1 25,69980597 18,47800581

2011 CPIN 0,4 5 0,8 5 37 1 29,28929586 23,46384776

2011 DLTA 0,4 5 0,666666667 3 1 1 27,26885495 22,02627831

2011 ESTI 0,666666667 3 0,666666667 3 2 1 27,17992634 20,53796219

2011 ETWA 0,25 4 0,666666667 3 4 1 27,15412894 21,19242654

Page 142: Skrip Si

124

tahun kode boardind boardsize acind acsize acmeet ia lnassets lnfees

2011 FASW 0,333333333 3 0,666666667 3 14 1 29,22759539 22,47622876

2011 GJTL 0,375 8 0,666666667 3 4 1 30,07806519 22,07703701

2011 IKAI 0,5 2 0,666666667 3 4 1 27,03098167 20,12932016

2011 INTP 0,428571429 7 0,666666667 3 4 1 30,52976501 23,56823336

2011 JECC 0,666666667 3 0,666666667 3 38 1 27,16427288 22,235152

2011 JPFA 0,25 4 0,666666667 3 8 0 29,74322228 24,10075096

2011 KBLM 0,333333333 3 0,666666667 3 4 1 27,18934021 20,92430107

2011 KLBF 0,333333333 6 0,666666667 3 3 1 29,74420615 23,47220032

2011 LION 0,333333333 3 0,666666667 3 2 1 26,62539563 19,60014341

2011 PRAS 0,333333333 3 0,666666667 3 4 1 26,90102674 20,18654217

2011 SIPD 0,666666667 3 0,666666667 3 6 1 28,60240702 22,37694865

2011 SMCB 0,571428571 7 0 3 5 1 30,02440632 24,42582628

2011 SMGR 0,333333333 6 0,333333333 3 13 1 30,60968875 24,85323739

2011 SMSM 0,333333333 3 0,666666667 3 4 1 27,75928938 20,69018458

2011 SPMA 0,4 5 0,666666667 3 7 1 28,0704221 20,94233735

2011 SSTM 0,333333333 6 0,666666667 3 4 1 27,46076665 18,25226209

2011 UNTX 0,25 4 0,666666667 3 6 1 25,80243077 20,05851141

2011 VOKS 0,4 5 0,666666667 3 6 1 28,08403064 21,25638211