Skrip Si
-
Upload
reza-sanjaya-junior -
Category
Documents
-
view
3 -
download
0
Transcript of Skrip Si
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Konsep Otonomi daerah menurut UU No. 22 Tahun 1999 adalah otonomi
yang luas, nyata dan bertanggung jawab, dengan penerapan prinsip — prinsip
demokrasi. Konsep ini disusun melalui Tap MPR No. XV/ MPR/ 1998,
berbunyi : (Pasal 1) Penyelenggaraan otonomi daerah dengan memberikan
kewenangan yang luas, nyata dan bertanggung jawab di daerah secara
proporsional diwuj udkan dengan pengaturan, pembagian, dan pemanfaatan
sumber daya nasional yang berkeadilan, serta perimbangan keuangan pusat dan
daerah. (Pasal 2) Penyelenggaraan otonomi daerah dilaksanakan dengan
prinsip - prinsip demokrasi dan memperhatikan keanekaragaman daerah.
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dalam Undang-Undang No 22 Tahun
1999 tidak lagi ditempatkan sebagai unsur pemerintah daerah seperti dalam
konstruksi Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974, akan tetapi Pemerintah
Daerah hanya terdiri dari Kepala Daerah beserta perangkat daerah otonom yang lain
sebagai badan eksekutif daerah. Dalam hal ini, pemerintah daerah adalah
penyelenggara Pemerintahan daerah otonom dan Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah mengacu kepada azas desentralisasi.
Kedudukan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah ( DPRD ) sebagai
lembaga perwakilan rakyat di daerah merupakan wahana untuk melaksanakan
1
demokrasi berdasarkan Pancasila. Perubahan parad igma baru untuk
memberdayakan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sebagai cerminan atau penjelmaan
rakyat, diharapkan mampu melaksanakan fungsi dan haknya sesuai dengan
kewenangan yang diberikan dalam mengantisipasi dan memperjuangkan serta menyerap
informasi sesuai tuntutan masyarakat yang berkembang.
Berdasarkan Peraturan Daerah Propinsi Jawa Barat Nomor 14 Tahun 2000
tentang Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Propinsi Jawa Barat,
ditetapkan bahwa Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Propinsi Jawa
Barat mempunyai tugas pokok membantu Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dalam
menyelenggarakan tugas, fungsi, dan kewenangan DPRD sebagai Badan Legislatif
Daerah maupun sebagai Badan Perwakilan Rakyat Daerah serta memberikan layanan
administratif dan sarana teknis operasional kepada pimpinan dan anggota DPRD
dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya sesuai visi dan misi Sekretariat Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah Propinsi Jawa Barat.
Visi Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Propinsi Jawa Barat
adalah Sekretariat DPRD sebagai unit organisasi pelayanan yang prima mendukung
aktivitas Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Propinsi Jawa Barat, dengan misi
memperlancar pelaksanaan tugas dan fungsi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah,
meningkatkan sumber daya manusia dan kinerja Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah, mendukung fungsi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dalam mewujudkan
kemitraan dengan eksekutif. Untuk itu
2
diperlukan suatu organisasi yang solid dengan perencanaan yang matang, baik untuk
jangka pendek, menengah, dan maupun panjang. Hal ini dimaksudkan juga untuk
mengimbangi tugas dan wewenang Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang kini
semakin luas sejalan dengan otonomi daerah, sehingga Sekretaris Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah dan jajarannya dituntut harus dinamis serta mampu mengimbangi kinerja
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang sekarang semakin meningkat.
Seperti yang telah kita ketahui bahwa dalam sistem otonomi daerah, kabupaten
atau kota ternyata telah diberi kekuasaan untuk menerapkan sendiri peraturan
penyelenggaraan pemerintah daerah sesuai dengan karakteristik daerahnya, dan oleh
karena itu diperlukan adanya suatu restrukturisasi dalam pemerintah daerah sendiri.
Untuk menjamin adanya penyelenggaraan negara yang efektif sesuai dengan visi dan
misi Sekretariat DPRD Propinsi Jawa Barat, serta untuk menghadapi tantangan
tersebut di atas perlu adanya peningkatan kompetensi aparatur yang merupakan suatu
keharusan, karena Sumber Daya Manusia memiliki peran sangat penting dalam
sistem administrasi Republik Indonesia dan merupakan satu penentu berhasil
tidaknya proses administrasi.
Keberadaan manusia merupakan motor penggerak utama dalam organisasi,
maka jika sebuah organisasi memiliki prosedur kerja yang baik, memiliki struktur
organisasi, dan juga memiliki teknologi, tetapi di dalam organisasi tersebut tidak ada
3
manusia, maka semua komponen di atas tidak akan mempunyai arti apa - apa dalam
upaya menggerakkan organisasi. Namun
sebaliknya dalam sebuah organisasi tidak memiliki teknologi, prosedur kerja dan
struktur organisasi tetapi ada manusianya, maka organisasi tersebut masih dapat berjalan
walaupun dalam dinamika yang sangat rendah. Keberadaan manusia menjadi sangat
penting, karena manusia tidak bisa ditiru oleh orang lain, sementara teknologi,
prosedur kerja dan struktur organisasi dapat ditiru oleh orang lain, karena itulah
pemberdayaan sumber daya manusia menjadi penting.
Sumber Daya Manusia sebagai aset yang penting bagi sebuah organisasi
yakni sebagai pelaksana tugas-tugas yang membuat organisasinya bekerja. Sedangkan
manajemen adalah ilmu dan seni yang mengatur proses pemanfaatan sumber daya
manusia dan sumber-sumber daya yang lainnya secara efektif dan efisien untuk
mencapai suatu tujuan tertentu dimana manajemen sumber daya manusia adalah
suatu bidang manajemen yang khusus mempelajari hubungan dan peranan manusia
dalam organisasi.
Fokus manajemen sumber daya manusia hanyalah masalah yang
berhubungan dengan tenaga manusia saja, dimana salah satu cakupan manajemen
sumber daya manusia adalah pemberdayaan sumber daya manusia yang intinya adalah
bagaimana mengelola sumber daya manusia agar berdaya guna.
Pemberdayaan bertujuan menghapuskan hambatan-hambatan yang mungkin
datang dari sistem dan prosedur yang tidak sejalan dengan tujuan organisasi dan dengan
4
pemberdayaan sebagai proses untuk mencapai tujuantujuan tersebut. Pemberdayaan
sumber daya manusia merupakan suatu
aktivitas atau kegiatan yang dilaksanakan agar sumber daya manusia di dalam organisasi
dapat digunakan secara efektif untuk mencapai berbagai tujuan organisasi. Jadi
pemberdayaan merupakan upaya atau usaha untuk membangun daya i tu
dengan mendorong, memotivasikan, dan membangkitkan kesadaran individu
akan potensi yang dimilikinya serta berusaha untuk mengembangkannya,
penghapusan prosedur-prosedur yang tidak sejalan dengan organisasi itu merupakan
salah satu dari sekian banyak bentuk pemberdayaan.
Pemberdayaan sumber daya manusia yang dilakukan pada Sekretariat Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah Propinsi Jawa Barat yaitu melalui program pengembangan
kualitas profesionalisme pegawai dengan berbagai kegiatan seperti Pelatihan Sosialisasi
Akip, menyelenggarakan Kursus Bahasa Inggris, menyelenggarakan Kursus Photo
Grafer, menyelenggarakan Kursus Komputer, menyelenggarakan Diklat Praktis
Jurnalistik, Apresiasi Bimbingan Teknis Kearsipan, Pelatihan Kehumasan,
Keprotokolan, Pelatihan Teknis Legal Drafter, Pelatihan Bimbingan Teknis
Kesekretariatan, Pelatihan Satuan Pengamanan (Kamdal), serta Pelatihan Operator
Jaringan Internet.
5
Keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuannya bisa dilihat dari prestasi kerja pegawai yang merupakan hasil kerja maksimal yang dicapai oleh pegawai dalam melaksanakan tugas dan pekerjaannya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu yang digunakan dalam mengabdikan kepada organisasi atau instansi tempat ia bekerja. Seorang pegawai yang berprestasi adalah seorang pegawai yang dapat
menjalankan tugas dan pekerjaannya secara professional, memiliki pengalaman
yang cukup dan juga memiliki masa pengabdian yang cukup lama terhadap organisasi
atau instansi tersebut, dan hal tersebut bisa terwujud dengan adanya pemberdayaan.
Hasil penjajagan yang peneliti lakukan pada Sekretariat DPRD Propinsi
Jawa Barat, menunjukkan bahwa tingkat prestasi kerja pegawai masih rendah, hal
ini dapat dilihat pada indikator-indikator sebagai berikut :
1. Masih rendahnya kualitas ( hasil kerja ) yang dicapai para pegawai, ini terlihat dari
Sub Bagian Humas dan Layanan Aspirasi yang belum mampu malaksanakan tugasnya
dengan baik. Contohnya mengenai rekapitulasi aspirasi yang masuk ke DPRD
Propinsi Jawa Barat dalam 3 bulan ini, yaitu dari bulan Mei 2004 s/d Juli 2004
masih terdapat kesalahan atau tidak sesuai dengan data aspirasi yang masuk.
2. Masih adanya keterlambatan waktu dalam menyelesaikan pekerjaan, hal ini terlihat
dari Sub Bagian Tata Usaha dan Urusan Pimpinan DPRD masih adanya
keterlambatan dalam menyusun berkas laporan anggaran perjalanan dinas
pimpinan dan anggota DPRD yang seharusnya selesai pada tanggal 08 Juni
2004 tetapi pada kenyataannya baru dapat diselesaikan pada tanggal 17 Juni
2004.
6
Berdasarkan pengamatan peneliti, permasalahan tersebut diduga disebabkan
karena :
1. Pimpinan Sekretariat DPRD Propinsi Jawa Barat belum sepenuhnya menilai
pegawai, kurangnya evaluasi terhadap hasil pekerjaan yang
dilakukan oleh pegawai dalam merekapitulasi aspirasi yang masuk pada DPRD
Propinsi Jawa barat. Contoh : Selama 3 bulan terakhir yaitu dari bulan Mei
2004 s/d Juli 2004 tidak ada evaluasi dari Pimpinan Sekretariat DPRD Propinsi
Jawa Barat terhadap hasil pekerjaan yang dikerjakan oleh pegawai Sekretariat
DPRD Propinsi Jawa Barat.
2. Kurangnya usaha dari Pimpinan Sekretariat DPRD Propinsi Jawa Barat dalam
menyemangati para pegawainya. Contoh : Belum adanya kesungguhan
dari Sekretariat DPRD Propinsi Jawa Barat untuk memberikan sebagian
otoritasnya kepada pihak lain, serta tidak adanya teguran dari Pimpinan
Sekretariat DPRD Propinsi Jawa Barat terhadap pegawai yang melakukan
kegiatan diluar tugasnya pada jam kantor.
Berdasarkan hal tersebut maka peneliti tertarik untuk mengadakan
penelitian lebih lanjut dalam rangka pembuatan skripsi dengan judul :
" P E M B E R D A Y A A N S U M B E R D A Y A M A N U S I A D A L A M
M E N I N G K A T K A N P R E S T A S I K E R J A P E G A W A I P A D A
SEKRETARIAT DPRD PROPINSI JAWA BARAT "
7
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut, maka peneliti mencoba
mengidentifikasikan permasalahan tersebut sebagai berikut :
1. Bagaimana pemberdayaan sumber daya manusia dalam meningkatkan
prestasi kerja pegawai pada Sekretariat DPRD Propinsi Jawa Barat.
2.Faktor-faktor apa saja yang menjadi penghambat di dalam pemberdayaan sumber
daya manusia dalam meningkatkan prestasi kerja pegawai pada Sekretariat
DPRD Propinsi Jawa Barat.
3.Usaha-Usaha apa saja yang dilakukan untuk mengatasi hambatanhambatan yang dihadapi dalam pemberdayaan sumber daya manusia dalam meningkatkan prestasi kerja pegawai pada Sekretariat DPRD Propinsi Jawa Barat.
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a.Menggambarkan dan menganalisis tentang pemberdayaan sumber daya
manusia dalarn meningkatkan prestasi kerja pegawai pada Sekretariat
DPRD Propinsi Jawa Barat.
b.Menggambarkan dan menganalisis mengenai hambatan-hambatan yang
dihadapi serta menggambarkan dan menganalisis teori yang peneliti
peroleh dari perkuliahan dalam memecahkan masalah tentang usaha-usaha
yang dilakukan untuk mengatasi hambatan-hambatan yang dihadapi
8
dalam pemberdayaan sumber daya manusia dalam meningkatkan prestasi
kerja pegawai pada Sekretariat DPRD Propinsi Jawa Barat.
c.Menggambarkan dan menganalisis data dan teori mengenai
pemberdayaan sumber daya manusia dalam meningkatkan prestasi kerja
pegawai pada Sekretariat DPRD propinsi Jawa Barat yang diarahkan
untuk menguji hipotesis.
2. Kegunaan Penelitian
a.Untuk memperoleh dan menambah pengetahuan peneliti secara praktis mengenai
Ilmu Administrasi Negara khususnya yang berhubungan dengan
Pemberdayaan Sumber Daya Manusia dan Prestasi Kerja Pegawai pada
Sekretariat DPRD Propinsi Jawa Barat.
b.Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan berupa
sumbangan pemikiran bagi Sekretariat DPRD Propinsi Jawa Barat
terhadap permasalahan yang dihadapi dalam kaitannya dengan
pemberdayaan sumber daya manusia dalam meningkatkan prestasi kerja
pegawai pada Sekretariat DPRD Propinsi Jawa Barat.
c.Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi dalam
Pemberdayaan Sumber Daya Manusia dalam meningkatkan Prestasi Kerja
Pegawai pada Sekretariat DPRD Propinsi Jawa Barat.
D. Kerangka Pemikiran
9
Sumber daya manusia sebagai aset yang penting bagi suatu organisasi yakni
sebagai pelaksana tugas-tugas yang membuat organisasinya bekerja. Berdasarkan
latar belakang penelitian, untuk membahas masalah, dan pemecahannya
diperlukan anggapan dasar yang dijadikan landasan teoritis. Lebih jelasnya
peneliti akan mengungkapkan teori-teori yang merupakan kerangka pemikiran
dan diambil dari beberapa ahli diantaranya adalah, Hadari Nawawi ( 2001 : 40 )
dalam bukunya "Manajemen Sumber Daya Manusia Bisnis Yang Kompetitif ",
mengemukakan :
10