Skrining Fitokimia

4
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fitokimia atau kimia tumbuhan mempelajari aneka ragam senyawa organik yang dibentuk dan ditimbun oleh tumbuhan yaitu mengenai struktur kimianya, biosintesisnya, perubahan serta metabolismenya, penyebarannya secara alamiah serta fungsi biologinya. Tumbuhan menghasilkan berbagai macam senyawa kimia organik, senyawa kimia ini bias berupa metabolit primer maupun metabolit sekunder. Kebanyakan tumbuhan menghasilkan metabolit sekunder, metabolit sekunder juga dikenal sebagai hasil alamiah metabolisme. Hasil dari metabolit sekunder lebih kompleks dibandingkan dengan metabolit primer. Berdasarkan asal biosintetiknya, metabolit sekunder dapat dibagi ke dalam tiga kelompok besar yakni terpenoid (triterpenoid, steroid, dan saponin) alkaloid dan senyawa-senyawa fenol (flavonoid dan tanin) (Simbala, 2009). Skrining fitokimia atau penapisan kimia adalah tahapan awal untuk mengidentifikasi kandungan kimia yang terkandung dalam tumbuhan, krna pada tahap ini kita bisa mengetahui golongan senyawa kimia yang dikandung tumbuhan yang sedang kita uji/teliti. Kelompok atau golongan yang didapat dari skrining fitokimia adalah golongan alkaloid,Flavonoid,saponin, terpenoid dan lain sebagainya. Alkaloid mencakup senyawa bersifat basa yang mengandung satu atau lebih atom nitrogen, biasanya dalam gabungan sebagai bagian dari system siklik. Alkaloid sering kali

description

Fitokimia Farmasi

Transcript of Skrining Fitokimia

Page 1: Skrining Fitokimia

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Fitokimia atau kimia tumbuhan mempelajari aneka ragam senyawa organik yang

dibentuk dan ditimbun oleh tumbuhan yaitu mengenai struktur kimianya, biosintesisnya,

perubahan serta metabolismenya, penyebarannya secara alamiah serta fungsi biologinya.

Tumbuhan menghasilkan berbagai macam senyawa kimia organik, senyawa kimia ini bias

berupa metabolit primer maupun metabolit sekunder. Kebanyakan tumbuhan

menghasilkan metabolit sekunder, metabolit sekunder juga dikenal sebagai hasil alamiah

metabolisme. Hasil dari metabolit sekunder lebih kompleks dibandingkan dengan

metabolit primer. Berdasarkan asal biosintetiknya, metabolit sekunder dapat dibagi ke

dalam tiga kelompok besar yakni terpenoid (triterpenoid, steroid, dan saponin) alkaloid

dan senyawa-senyawa fenol (flavonoid dan tanin) (Simbala, 2009).

Skrining fitokimia atau penapisan kimia adalah tahapan awal untuk mengidentifikasi

kandungan kimia yang terkandung dalam tumbuhan, krna pada tahap ini kita bisa

mengetahui golongan senyawa kimia yang dikandung tumbuhan yang sedang kita

uji/teliti.

Kelompok atau golongan yang didapat dari skrining fitokimia adalah golongan

alkaloid,Flavonoid,saponin, terpenoid dan lain sebagainya.

Alkaloid mencakup senyawa bersifat basa yang mengandung satu atau lebih atom

nitrogen, biasanya dalam gabungan sebagai bagian dari system siklik. Alkaloid sering

kali beracun bagi manusia dan banyak mempunyai kegiatan fisiologis yang menonjol,

jadi digunakan secara luas dalam bidang pengobatan. Uji sederhana, tapi sama sekali

tidak sempurna untuk alkaloid dalam daun atau buah segar adalah rasa pahitnya di lidah

(Harborne, 1996).

Falvonoid sering terdapat sebagai glikosida, golongan terbesar flavonoid berciri

mempunyai cincin piran yang menghubungkan rantai tiga karbon dengan salah satu dari

cincin benzene. Efek flavonoid terhadap macam-macam organism sangat banyak

macamnya dan dapat menjelaskan mengapa tumbuhan yang mengandung flavonoid

dipakai dalam pengobatan tradisional. Flavonoid tertentu merupakan komponen aktif

tumbuhan yang digunakan secara tradisional untuk mengobati gangguan hati (Robinson,

1995).

Page 2: Skrining Fitokimia

Saponin adalah senyawa aktif permukaan yang kuat menimbulkan busa jika dikocok

dalam air dan pada konsentrasi yang rendah sering menyebabkan hemolisis sel darah

merah. Saponin digunakan sebagai bahan baku untuk sintesis hormon steroid yang

digunakan dalam bidang kesehatan. Dua jenis saponin yang sering dikenal yaitu glikosida

triterpenoid alkohol dan glikosida struktur steroid tertentu yang mempunyai rantai

samping spiroketal. Kedua jenis saponin ini larut dalam air dan etanol tetapi tidak larut

dalam eter (Robinson, 1995).

Triterpenoid adalah senyawa yang kerangka karbonnya berasal dari enam satuan

isoprene dan secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 asiklik yaitu skualena.

Triterpenoid dapat digolongkan menjadi triterpena sebenarnya, steroid, saponin dan

glikosida jantung (Harborne, 1996).

Daun ungu (Graptophyllum pictum) atau biasa disebut juga daun wungu adalah

tumbuhan obat dari Papua Nugini dan Polinesia yang kemudian menyebar ke Indonesia.

Daun ungu adalah tumbuhan perduyang tegak. Tingginya adalah 1,5-8 m.Batangnya

termasuk batang berkayu, beruas, permukaannya licin dengan warna ungu kehijauan.

Daunnya tunggal, bertangkai pendek, bentuknya bulat, pertulangannya menyirip,

permukaan atasnya mengkilap, dan tepinya rata. Bunganya majemuk, keluar di ujung

batang, dengan rangkaian tandan yang berwaran keunguan dengan panjang 3-12 cm.

Buahnya berbentuk kotak yang lonjong,berwarna ungu kecoklatan. Bijinya bulat dan putih

dan berkulit tebal. Akarnya berjenis tunggal dan berwarna coklat muda.

Untuk pemakain luar, daun ungu dapat digunakan untuk melembutkan kulit, borok,

bisul, dan bengkak karena terpukul. Sementara untuk pemakaian dalam, daun ungu dapat

mengobati batu ginjal, wasir, dan hepatitis. Selain itu, tumbuhan ini dapat menurunkan

gula darah. Spesies ini berpotensi sebagai anti-diabetes, dan lebih berkualitas lebih baik

dibandingkan dengan metformin (obat standar anti-diabetes).Namun, percobaan

menunjukkan daun ungu menyebabkan kematian hewan yang dipercobakan, yakni tikus-

albino swiss. Sehingga diperlukan studi tentang toksisitas jangka panjang.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana proses skrining fitokimia pada daun wungu?

2. Apa saja kandungan kimia yang terdapat pada daun wungu?

3. Bagaimana penggunaan daun wungu sebagai obat di masyarakat?

4. Bagaimana hasil perobaan yang didapat dibandingkan dengan literatur?

Page 3: Skrining Fitokimia

1.3 Tujuan Praktikum

Praktikum skrining fitokimia ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui apa yang dimaksut dengan skrining fitokimia

2. Mengetahui proses dari skrining fitokimia pada daun wungu

3. Mengetahui kandungan kimia pada daun wungu

4. Mengetahui berbagai manfaat daun wungu sebagai obat di masyarakat.

5. Membandingkan hasil percobaan yang dilakukan dengaan literatur.