Skenario Kesehatan Lingkungan

11
Skenario Kesehatan Lingkungan Blok 20 Oleh: Prof. dr. Tan Malaka Sebuah desa terletak di pinggir jalan raya Lintas Sumatera di Ogan Ilir yakni di desa Mjt. Komunitas di sini terdiri atas sekitar 500 KK dengan populasi sekitar 2000 orang. Mata pencaharian utama di desa ini adalah pertanian dan pertukangan. Pertanian terutama padi sawah dan karet alam. Rumah penduduk beragam ada yang dari kayu dan ada yang dari semen sesuai dengan kemampuan ekonomi mereka. Dari kedua jenis itu, ada pula yang lantainya dari tanah. Anak-anak dan orang dewasa sebagian memakai alas kaki tapi lebih banyak yang telanjang kaki. Sumber air utama masyarakat untuk kebutuhan domestik adalah sungai Ogan; juga dari air rawa yaitu dari sawah di sekitar desa. Sebagian besar KK memiliki sumur sendiri, namun sumur tersebut biasanya kering di musim kemarau. Sumber energi yang digunakan penduduk untuk lampu/penerangan adalah listrik; untuk masak memasak sebagian besar masih memakai kayu bakar, sebagian kecil memakai kompor minyak tanah. Tapi sejak minyak tanah menjadi langka, penduduk kembali menggunakan kayu bakar, hanya sebagian kecil yang menggunakan gas LPG. Ada sebagian masyarakat yang menggunakan briket batubara.

Transcript of Skenario Kesehatan Lingkungan

Page 1: Skenario Kesehatan Lingkungan

Skenario Kesehatan Lingkungan

Blok 20

Oleh: Prof. dr. Tan Malaka

Sebuah desa terletak di pinggir jalan raya Lintas Sumatera di Ogan Ilir yakni di desa Mjt.

Komunitas di sini terdiri atas sekitar 500 KK dengan populasi sekitar 2000 orang. Mata

pencaharian utama di desa ini adalah pertanian dan pertukangan. Pertanian terutama padi sawah

dan karet alam.

Rumah penduduk beragam ada yang dari kayu dan ada yang dari semen sesuai dengan

kemampuan ekonomi mereka. Dari kedua jenis itu, ada pula yang lantainya dari tanah. Anak-

anak dan orang dewasa sebagian memakai alas kaki tapi lebih banyak yang telanjang kaki.

Sumber air utama masyarakat untuk kebutuhan domestik adalah sungai Ogan; juga dari

air rawa yaitu dari sawah di sekitar desa. Sebagian besar KK memiliki sumur sendiri, namun

sumur tersebut biasanya kering di musim kemarau.

Sumber energi yang digunakan penduduk untuk lampu/penerangan adalah listrik; untuk

masak memasak sebagian besar masih memakai kayu bakar, sebagian kecil memakai kompor

minyak tanah. Tapi sejak minyak tanah menjadi langka, penduduk kembali menggunakan kayu

bakar, hanya sebagian kecil yang menggunakan gas LPG. Ada sebagian masyarakat yang

menggunakan briket batubara.

Pada bulan Januari sampai Agustus, kualitas udara di desa baik sekali namun pada bulan

September sampai Desember seringkali ada serangan kabut asap yang dapat sampai berminggu-

minggu.

Pelayanan kesehatan di desa ini dilakukan oleh Pustu sedangkan Puskes ada di kota

kecamatan sekitar 15 km ke arah Palembang.

Petugas kesehatan yang ada di desa adalah ‘Mantri’ dan bidan desa. Tapi jumlah

kelahiran yang ditolong dukun masih lebih banyak dari bidan. Peran dukun masih cukup penting

sebagai ‘garis pertama’ melayani orang sakit.

Page 2: Skenario Kesehatan Lingkungan

Di desa ini pengelolaan sampah dilakukan oleh masing-masing rumah tangga, tidak ada

organisasi desa yang khusus bertugas untuk ini. Karena di sekitar desa banyak rawa, maka ini

menjadi tempat ‘ideal’ untuk buang sampah.

Laporan tahunan dari Puskesmas memperlihatkan 10 besar penyakit yang terdeteksi di

desa ini adalah:

- ISPA

- Gastrointestinal dan diare

- Kulit

- Malaria

- DHF

- Tuberkulosis

- Asma

- Gigi dan mulut

- Hipertensi

- Cidera karena kecelakaan lalu lintas

Dalam kurun waktu tahun 2010-2011, desa ini dua kali mengalami keracunan makanan

yaitu tatkala ada hajatan perkawinan yang melibatkan banyak orang.

Dari pihak kabupaten pernah melakukan pemeriksaan kualitas air minum yang bersumber

dari air sumur penduduk dan hasilnya diberikan pada lampiran. Dari pihak provinsi, pernah juga

melakukan pengukuran kualitas udara tatkala ada serangan asap, hasilnya juga diberikan di

lampiran.

Ada hal menarik yang pernah dilakukan mahasiswa Unsri di desa ini di tahun 2009 yaitu

Penelitian tentang Kualitas Udara Ruangan (Indoor Air Quality). Menurut studi itu, akibat

penggunaan bahan bakar kayu dan briket arang, sedangkan ventilasi dapur tidak baik, maka

kualitas udara di dalam rumah tidak cukup baik, khususnya kadar debu halus (PM 10) yang

tinggi.

Akhir-akhir ini sejak harga karet alam naik, desa ini “kebanjiran” motor yang

menyebabkan tingkat kecelakaan yang cukup tinggi. Menurut penuturan Kades, selain

kecelakaan akibat motor, desa ini juga mulai mengalami budaya minuman keras dan narkoba.

Page 3: Skenario Kesehatan Lingkungan

Tugas para mahasiswa adalah:

1. Menilai RISIKO kesehatan pada komunitas ini.

2. Berikan nasehat yang SPESIFIK untuk setiap risiko yang teridentifikasi.

3. Rekomendasikan langkah penting yang harus dilakukan oleh pihak Puskesmas.

4. Berikan juga nasehat untuk pertimbangan bagi Dinkes dan Pemda setempat.

5. Rekomendasikan beberapa Pelatihan Khusus untuk pemuka masyarakat dan petugas

kesehatan.

6. Dari semua masalah di atas yang telah diidentifikasi, coba lakukan inventarisasi

Peraturan Perundangan Terkait.

I. Klarifikasi Istilah

1. Kebutuhan domestik

Kebutuhan yang terbagi menjadi dua yaitu kebutuhan untuk minum dan MCK.

2. Pustu

Unit pelayanan kesehatan yang sederhana dan berfungsi menunjang dan

membantu memperluas jangkauan Puskesmas dengan melaksanakan kegiatan-

kegiatan yang dilakukan Puskesmas dalam ruang lingkup wilayah yang lebih kecil

serta jenis dan kompetensi pelayanan yang disesuaikan dengan kemampuan,

tenaga dan sarana yang tersedia.

3. Komunitas

Sebuah kelompok sosial dari beberapa organisme yang berbagi lingkungan,

umumnya memiliki ketertarikan dan habitat yang sama.

4. Briket batubara

Bahan bakar padat yang terbuat dari batu bara dengan campuran lainnya adalah

tanah liat, tepung tapioka, air dan natrium hidroksida.

5. Mantri

Seorang pembantu dokter yang biasanya laki-laki.

6. Dukun

Orang yang mengobati; menolong orang sakit; memberi jampi-jampi, mantra,

guna-guna, dsb.

7. Kualitas udara ruangan

Page 4: Skenario Kesehatan Lingkungan

Udara di dalam suatu bangunan yang dihuni atau ditempati untuk suatu periode

sekurang-kurangnya satu jam oleh orang dengan berbagai status kesehatan yang

berlainan.

8. Kualitas air minum

9. Keracunan

10. Bidan

Wanita yang mempunyai kepandaian menolong dan merawat orang melahirkan

dan bayinya.

11. Kadar debu halus

II. Identifikasi Masalah

1. Sebuah desa terletak di pinggir jalan raya Lintas Sumatera di Ogan Ilir yakni di

desa Mjt. Komunitas di sini terdiri atas sekitar 500 KK dengan populasi sekitar

2000 orang. Mata pencaharian utama di desa ini adalah pertanian dan

pertukangan. Pertanian terutama padi sawah dan karet alam.

2. Rumah penduduk beragam ada yang dari kayu dan ada yang dari semen sesuai

dengan kemampuan ekonomi mereka. Dari kedua jenis itu, ada pula yang

lantainya dari tanah. Anak-anak dan orang dewasa sebagian memakai alas kaki

tapi lebih banyak yang telanjang kaki.

3. Sumber air utama masyarakat untuk kebutuhan domestik adalah sungai Ogan;

juga dari air rawa yaitu dari sawah di sekitar desa. Sebagian besar KK memiliki

sumur sendiri, namun sumur tersebut biasanya kering di musim kemarau.

4. Untuk masak memasak sebagian besar masih memakai kayu bakar, sebagian kecil

memakai kompor minyak tanah. Tapi sejak minyak tanah menjadi langka,

penduduk kembali menggunakan kayu bakar, hanya sebagian kecil yang

menggunakan gas LPG. Ada sebagian masyarakat yang menggunakan briket

batubara.

5. Pada bulan Januari sampai Agustus, kualitas udara di desa baik sekali namun pada

bulan September sampai Desember seringkali ada serangan kabut asap yang dapat

sampai berminggu-minggu.

Page 5: Skenario Kesehatan Lingkungan

6. Pelayanan kesehatan di desa ini dilakukan oleh Pustu sedangkan Puskes ada di

kota kecamatan sekitar 15 km ke arah Palembang.

Petugas kesehatan yang ada di desa adalah ‘Mantri’ dan bidan desa. Tapi jumlah

kelahiran yang ditolong dukun masih lebih banyak dari bidan. Peran dukun masih

cukup penting sebagai ‘garis pertama’ melayani orang sakit.

7. Di desa ini pengelolaan sampah dilakukan oleh masing-masing rumah tangga,

tidak ada organisasi desa yang khusus bertugas untuk ini. Karena di sekitar desa

banyak rawa, maka ini menjadi tempat ‘ideal’ untuk buang sampah.

8. Laporan tahunan dari Puskesmas memperlihatkan 10 besar penyakit yang

terdeteksi di desa ini adalah:

- ISPA

- Gastrointestinal dan diare

- Kulit

- Malaria

- DHF

- Tuberkulosis

- Asma

- Gigi dan mulut

- Hipertensi

- Cidera karena kecelakaan lalu lintas

9. Dalam kurun waktu tahun 2010-2011, desa ini dua kali mengalami keracunan

makanan yaitu tatkala ada hajatan perkawinan yang melibatkan banyak orang.

10. Dari pihak kabupaten pernah melakukan pemeriksaan kualitas air minum yang

bersumber dari air sumur penduduk dan hasilnya diberikan pada lampiran. Dari

pihak provinsi, pernah juga melakukan pengukuran kualitas udara tatkala ada

serangan asap, hasilnya juga diberikan di lampiran.

11. Menurut studi itu, akibat penggunaan bahan bakar kayu dan briket arang,

sedangkan ventilasi dapur tidak baik, maka kualitas udara di dalam rumah tidak

cukup baik, khususnya kadar debu halus (PM 10) yang tinggi.

12. Desa ini tingkat kecelakaan cukup tinggi dan

Page 6: Skenario Kesehatan Lingkungan

III. Analisis Masalah

1. Menilai risiko kesehatan pada komunitas ini.

a. Apa risiko kesehatan dari desa yang terletak di pinggir jalan raya? (1,2,3)

b. Apa risiko kesehatan dari lantai rumah yang terbuat dari tanah? (4,5,6)

c. Apa risiko kesehatan dari banyak penduduk yang telanjang kaki? (7,8,9)

d. Apa risiko kesehatan dari sumber air yang berasal dari sungai Ogan, air rawa

dan sumur yang kering di musim kemarau? (10,11,1)

e. Apa risiko kesehatan dari penggunaan kayu bakar dan briket batubara sebagai

bahan bakar untuk memasak, sedangkan ventilasi dapur tidak baik? (2,3,4)

f. Apa risiko kesehatan dari serangan kabut asap yang sering terjadi sampai

berminggu-minggu? (5,6,7)

g. Apa risiko kesehatan dari persalinan yang ditolong oleh dukun? (8,9,10)

h. Apa risiko kesehatan dari pembuangan sampah di rawa? (11,1,2)

i. Apa risiko kesehatan dari budaya minuman keras dan narkoba? (3,4,5)

2. Berikan nasehat yang spesifik untuk setiap risiko yang teridentifikasi.

a. Apa nasehat spesifik untuk desa yang terletak di pinggir jalan raya? (6,7,8)

b. Apa nasehat spesifik untuk lantai rumah yang terbuat dari tanah? (9,10,11)

c. Apa nasehat spesifik untuk banyak penduduk yang telanjang kaki? (1,2,3)

d. Apa nasehat spesifik untuk sumber air yang berasal dari sungai Ogan, air rawa

dan sumur yang kering di musim kemarau? (4,5,6)

e. Apa nasehat spesifik untuk penggunaan kayu bakar dan briket batubara

sebagai bahan bakar untuk memasak, sedangkan ventilasi dapur tidak baik?

(7,8,9)

f. Apa nasehat spesifik untuk serangan kabur asap yang sering terjadi sampai

berminggu-minggu? (10,11,1)

g. Apa nasehat spesifik untuk persalinan yang ditolong oleh dukun? (2,3,4)

h. Apa nasehat spesifik untuk pembuangan sampah di rawa? (5,6,7) (termasuk

mekanisme pengelolaan sampah yang tepat)

i. Apa nasehat spesifik untuk budaya minuman keras dan narkoba? (8,9,10)

3. Rekomendasikan langkah penting yang harus dilakukan oleh pihak Puskesmas.

Page 7: Skenario Kesehatan Lingkungan

a. Apa saja pelayanan kesehatan di Pustu? Apa perbedaannya dengan

Puskesmas? (11,1,2)

b. Berapa orang cakupan pelayanan Pustu? (3,4,5)

c. Berapa radius (km) cakupan pelayanan Puskesmas yang ideal? (6,7,8)

d. Apa saja langkah-langkah penting yang harus dilakukan oleh pihak

Puskesmas? (9,10,11)

4. Berikan juga nasehat untuk pertimbangan bagi Dinkes dan Pemda setempat.

a. Apa saja nasehat yang dapat diberikan untuk Dinkes dan Pemda setempat?

(1,2,3)

5. Rekomendasikan beberapa pelatihan khusus untuk pemuka masyarakat dan

petugas kesehatan.

a. Apa saja pelatihan khusus yang dapat diberikan untuk pemuka masyarat dan

petugas kesehatan? (4,5,6)

6. Dari semua masalah di atas yang telah diidentifikasi, coba lakukan inventarisasi

Peraturan Perundangan Terkait.

a. Apa saja Peraturan Perundangan yang terkait dengan masalah-masalah pada

skenario ini? (7,8,9)

Learning Issue:

1. Sanitasi air (10,11,1)

2. Kualitas udara dan kesehatan (2,3,4)

3. Higiene sanitasi makanan (5,6,7)

4. Pengolahan sampah (8,9,10)

5. Housing and health (11,1,2)

NOTE: Analisis dan LI tlg dijawab sesuai pembagian masing-masing ya teman2 tolong

diketik rapi dan disertakan daftar pustaka. Dikirim ke email angkatan

[email protected] paling lambat hari Rabu jam 20.00. Terima kasih atas kerja

samanya

1. Ardev

2. Husin

Page 8: Skenario Kesehatan Lingkungan

3. Febri

4. Fadel

5. Enol

6. Kiki Ami

7. Hilda

8. Cindy

9. Jeni

10. Sonia

11. Arga